refleksikasus
TRANSCRIPT
7/30/2019 refleksikasus
http://slidepdf.com/reader/full/refleksikasus 1/7
FORM REFLEKSI KASUS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
_____________________________________________________________________________________
________
Nama Dokter Muda: Ninda Devita NIM: 08711236
Stase : Ilmu Saraf
Identitas Pasien
Nama / Inisial : Tn.S No RM :
513497
Umur : 67 tahun Jenis kelamin : Laki-
laki
Diagnosis/ kasus : Stroke Infark Serebri
Pengambilan kasus pada minggu ke: 3
Jenis Refleksi: lingkari yang sesuai (minimal pilih 2 aspek, untuk aspek ke-Islaman
sifatnya wajib)
a. Ke-Islaman*
b. Etika/ moral
c. Medikolegal
d. Sosial Ekonomi
e. Aspek lain
Form uraian
1. Resume kasus yang diambil (yang menceritakan kondisi lengkap pasien/
kasus yang diambil ).
Pasien datang dengan keluhan utama sejak 48 jam SMRS saat bangun
tidur tiba-tiba merasakan kelemahan anggota gerak kanan. Anggota gerak
kanan juga terasa kesemutan (+), tebal (+), nyeri (-). Pasien juga merasakan
nyari kepala (+), mual (+), muntah (-), kejang (-), pingsan (-). 36 jam SMRS
pasien tidak dapat berbicara dan mengerti pembicaraan orang lain. Riwayat
hipertensi (+).
Pada pemeriksaan fisik ditemukan:
Keadaan Umum: lemah, Kesadaran E4 Vx M6 (Afasia Global)
Page 1
7/30/2019 refleksikasus
http://slidepdf.com/reader/full/refleksikasus 2/7
T: 160/100 mmHg N: 88 x/mnt, RR: 20 x/mnt
Px nervus cranialis: TVD
Gerak: Kekuatan: TVD Tonus:
Trofi:
R.Fisiologis:
R
Patologis:
Klonus: -/-
Sensibilitas: TVD
Vegetatif: TVD
Hasil CT Scan menunjukkan Infark Serebri luas. Setelah 4 hari
perawatan, keluarga pasien meminta untuk pulang. Hal ini dikarenakan
tidak ada keluarga yang bisa menunggui pasien terus menerus. Selama ini
pasien ditunggu oleh keponakannya, Anak pasien hanya satu yang tinggal di
Purbalingga dan bekerja di pabrik sehingga tidak bisa ijin Selain itu, pasien
tidak mempunyai biaya yang cukup untuk menunggu pasien. Pasien
memang mempunyai Jamkesmas, namun untuk transportasi dan biaya hidup
penunggu juga tidak sedikit.
2. Latar belakang /alasan ketertarikan pemilihan kasus
.
Prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan riset kesehatan dasar
(Riskesdas) 2007 sekitar delapan per seribu penduduk. Dari jumlah total
penderita stroke tersebut, sekitar 2,5% meninggal dunia dan sisanya cacat
Page 2
B
T
B
B
T
B
N N
N N
E E
E E
N N
N
N - -
- +
(Babin
ski)
7/30/2019 refleksikasus
http://slidepdf.com/reader/full/refleksikasus 3/7
ataupun meninggal. Hal ini sesuai yang saya temui sehari-hari di klinik.
Pasien didominasi penderita stroke.
Stroke adalah penyakit otak yang paling destruktif dengan konsekuensi
berat. Stroke menimbulkan dampak yang sangat besar dari segi ekonomi
dan sosial karena biaya pengobatan dan perawatan sangat tinggi. Stroke
juga menimbulkan dampak sosial akibat dari gejala sisa sehingga penderita
tidak dapat lagi bekerja kembali seperti sediakala dan sosialisasinya dapat
juga terhambat. Penderita pasca stroke dengan gejala sisa permanen dapat
menjadi beban ekonomi dan sosial bagi keluarganya. Perlu biaya yang tidak
sedikit dan kesabaran yang luar biasa dari pasien maupun keluarga. Bahkan
terkadang dari pasien ataupun keluarga akhirnya menyerah di tengah
proses pengobatan.
Pada kasus ini juga terjadi hal serupa. Stroke memberikan efek yang
hebat pada keluarga pasien. Keluarga merasa pasien tidak terdapat
perubahan, keuangan keluarga yang pas-pasan, kesibukan angggota
keluarga yang lain menyebabkan akhirnya keluarga memilih menghentikan
proses pengobatan.
3. Refleksi dari aspek etika moral /medikolegal/ sosial ekonomi beserta
penjelasan evidence / referensi yang sesuai *
*pilihan minimal satuPenyakit degeneratif semakain banyak ditemui termasuk stroke. Pasien
dengan penyakit degeneratif menimbulkan masalah finansial yang tidak
sedikit. Pengobatan yang cukup lama bahkan terkadang seumur hidup
menjadi masalah tersendiri yang mengakibatkan pasien tidak melanjutkan
pengobatan. Untuk menjamin akses penduduk miskin terhadap pelayanan
kesehatan, sejak Tahun 2008 Pemerintah telah menyelenggarakan program
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).
Pada kasus ini, pasien mempunyai Jamkesmas. Seluruh biaya pengobatanpasien telah ditanggung oleh Jamkesmas. Namun, pasien tetap kesulitan
biaya untuk menunggu pasien di rumah sakit dan akhirnya memilih
mengakhiri pengobatan. Lalu apa yang salah?
Setiap peserta Jamkesmas mempunyai hak mendapat pelayanan
kesehatan dasar meliputi pelayanan kesehatan rawat jalan dan rawat inap,
Page 3
7/30/2019 refleksikasus
http://slidepdf.com/reader/full/refleksikasus 4/7
serta pelayanan kesehatan rujukan rawat jalan tingkat lanjutan, rawat inap
tingkat lanjutan dan pelayanan gawat darurat. Pelayanan rawat jalan tingkat
pertama diberikan di Puskesmas dan jaringannya. Pelayanan rawat jalan
lanjutan diberikan di Rumah Sakit. Tetapi banyak hal-hal kecil lain yang tidak
tercakup dalam Jamkesmas. Seperti pada pasien ini biaya untuk penunggu
pasien. Memang tidak mungkin seluruh biaya sampai hal sekecil itu
ditanggung oleh pemerintah.
Masyarakat Indonesia belum terbiasa dengan kebiasaan menyimpan atau
menabung untuk kebutuhan yang tidak terduga. Kebanyakan masyarakat
Indonesia menghabiskan sebagian besar penghasilannya untuk memenuhi
kebutuhan primer. Bahkan beberapa kelompok masyarakat lebih
mementingkan belanja rokok daripada menyisihkan uang untuk disimpan.
Dan akhirnya ketika musibah datang, mereka bingung untuk mencari
penyelesaian.
Saya sendiri sangat tertarik dengan metode dana sehat. Dana sehat
merupakan suatu upaya pemeliharaan kesehatan dari, oleh dan untuk
masyarakat yang diselenggarakan berdasarkan atas azas usaha bersama
dan kekeluargaan dengan pembiayaan secara pra-upaya dan bertujuan
untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat. Dana sehat merupakan
salah satu bentuk peran serta dan kemandirian masyarakat dalam bidang
kesehatan. Penyelenggaraan melalui kelompok masyarakat terorganisir
seperti RT/RW, pengajian, koperasi, dan lain-lain.
Sebuah konsep yang bagus dan mudah diaplikasikan. Berbeda dengan
asuransi yang membutuhkan proses yang rumit untuk menjadi anggota,
dana sehat prosesnya tidak terlalu prosedural sangat cocok diaplikasikan
pada masyarakat menengah ke bawah. Besaran dana yang ingin
dikumpulkan pun dapat diatur sesuai dengan kemampuan anggotanya, tidak
perlu terlalu besar.
Dengan adanya dana sehat, masyarakat menengah ke bawah tidak perlu
pusing memikirkan masalah biaya. Biaya pengobatan telah ditanggung
Jamkesmas, sedangkan biaya yang lain diambil dari dana sehat. Karena itu,
jangkauan Jamkesmas harus diperluas dan pemerintah harus mendukung
tumbuhnya metode pembiayaan informal lain seperti dana sehat.
Masyarakat yang sehat merupakan modal untuk pembangunan ekonomi.
Negara yang maju adalah negara yang mampu menjamin kesehatan
Page 4
7/30/2019 refleksikasus
http://slidepdf.com/reader/full/refleksikasus 5/7
rakyatnya.
4. Refleksi ke-Islaman beserta penjelasan evidence / referensi yang sesuai
Sakit merupakan salah satu obat untuk memperbaharui dan menyegarkan
jiwa. Sakit merupakan salah satu cara Allah SWT untuk menguji hambanya.
Dengan sakit, banyak hal yang dapat diuji seperti kesabaran, kepasrahan,
keimanan baik untuk pasien maupun yang merawat. Keluarga pasien harus
ikut bersabar akan sakitnya pasien. Berbeda dengan kesabaran pasien
karena ditimpa cobaan, kesabaran keluarga merupakan kesabaran untuk
berbuat baik dengan merawat dan mengusahakan kesembuhan pasien. Lalu
siapa yang wajib merawat jika terdapat manusia yang sakit?
Tentunya adalah anak. Allah SWT mewajibkan berbuat baik kepada kedua
orang tua setelah mentauhidkan Allah. Hak orang tua berada setelah hak
Allah. Perjuangan orangtua tidaklah ringan saat membesarkan anaknya
dengan penuh kasih sayang. Dan saat orangtua sedang sakit merupakan
waktunya anak membaktikan diri kepada orang tua. Firman Allah SWT:
"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah
selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan
sebaik-baiknya ..." (Al-lsra': 23)
"Dan Kami perintahkan manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-
bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah lemah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah
kepada-Ku dan kepada dua orang ibu-bapakmu, hanya kepada-Kulah
kembalimu." (Luqman: 14)
"... Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai ke
umur lanjut dalam pemeliharaanmu maka sekali-kali janganlah kamu
mengatakan kepada keduanya perkataan 'ah' dan janganlah kamu
membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh
kesayangan dan ucapkanlah: 'Wahai Tuhanku, kasihanilah mereka
keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.'"
(Al-Isra': 23-24)
Namun, seberapa pun besar pengorbanan sang anak dalam merawat
Page 5
7/30/2019 refleksikasus
http://slidepdf.com/reader/full/refleksikasus 6/7
orang tuanya yang sakit, tak kan sebanding dengan pengorbanan orang tua
yang bertahun-tahun merawat dan mendidiknya sejak kecil. Nah, apalagi jika
anak ogah-ogahan dalam merawat orang tuanya yang sakit. Sungguh
keterlaluan sang anak terhadap orang tua. Ada sebuah cerita dari sahabat di
jaman khalifah Umar bin Khattab:
Sahabat: “ Ya Amirul Mukminin, hari ini orang tuaku sudah tua lanjut
usia, hari-harinya ia selalu bersamaku, aku papah ia, akulah
sandarannya, akulah kendaraannya, aku bersihkan kotorannya, aku
antarkan kemanapun ia pergi. Apakah dengan demikian aku telah
membalas jasa orang tuaku?”
Umar: “Belum!”
Sahabat: “Kenapa Ya Amirul Mukminin?”
Umar: “ Karena semua itu engkau lakukan dengan hati yang berat,penuh keterpaksaan dan apa lagi telah kau doakan kematian yang
cepat baginya. Sedangkan ketika ia mendidikmu, membesarkanmu
dangan susah payah, tiada ia pernah menjadikanmu beban, bahkan
selalu berdoa,, Ya, Allah, panjangkanlah umur anakku.”
Maka dari itu seorang anak seharusnya melayani orang tuanya dengan
baik. Melayani orang tua dengan baik merupakan ladang pahala yang tidak
terkira nilanya.
Umpan balik dari pembimbing
…………………………….,
…………………...
TTD Dokter Pembimbing TTD Dokter Muda
----------------------------------- --------------------------------
Page 6
7/30/2019 refleksikasus
http://slidepdf.com/reader/full/refleksikasus 7/7
.
Page 7