refleksi kasus mg 3

10
REFLEKSI KASUS SCABIES Pengampu: dr. Riwi Disusun oleh: Cindy Prayogo 07120090073 KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PUSKESMAS SURADITA PERIODE 20 JANUARI – 15 MARET 2014 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PELITA HARAPAN

Upload: cindy-prayogo

Post on 25-Nov-2015

29 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

refleksi KASUS

scabies

Pengampu: dr. Riwi

Disusun oleh:Cindy Prayogo 07120090073

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKATPUSKESMAS SURADITAPERIODE 20 JANUARI 15 MARET 2014FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PELITA HARAPAN

BAB ILAPORAN KASUS

I. Identitas PasienNama Lengkap: Tn. IJenis Kelamin: Laki-lakiNo Register: 17463Usia: 40 tahunStatus Perkawinan: Sudah menikahPekerjaan: Supir truk Agama: IslamAlamat: CibadakTanggal Masuk Puskesmas: Senin, 3 Februari 2014Tanggal Pemeriksaan: Senin, 3 Februari 2014Pemeriksa: Cindy Prayogo

II. Anamnesis (Autoanamnesa dengan pasien pada tanggal Senin, 3 Februari 2014)a. Keluhan UtamaNyeri berkemih sejak 1 minggu sebelum datang ke Puskesmas Suradita

b. Keluhan TambahanPeningkatan frekuensi berkemihPerasaan panas ketika berkemih Nyeri perut bawah dan punggung bawahDemamNafsu makan menurun

c. Riwayat Penyakit SekarangPasien laki-laki datang ke Puskesmas Suradita dengan keluhan nyeri ketika berkemih. Nyeri ketika berkemih dirasakan kira-kira 1 minggu sebelum berobat ke Puskesmas. Keluhan nyeri ketika berkemih ini turut disertai dengan peningkatan frekuensi berkemih. Dalam satu jam pasien dapat berkemih satu hingga dua kali. Selain itu, pasien juga mengeluhkan perasaan buang air kecil yang tidak tuntas dan sedikit tersendat. Posisi pasien juga tidak mempengaruhi lancarnya aliran air seni saat buang air kecil. Pasien juga mengaku merasa panas di akhir buang air kecil.Menurut pasien, warna air seni pasien kuning muda, dan tidak tampak darah yang menetes ataupun warna air seni yang seperti teh. Pasien juga mengaku mampu menahan buang air kecilnya. Pasien menyangkal adanya masalah dengan aliran air seninya. Pasien mengaku perut bagian bawah dan punggung bagian bawahnya merasa nyeri. Nyeri dirasakan seperti ditusuk dan tidak menjalar. Pasien juga mengeluhkan demam., dan nafsu makan pasien menurun. Demam dan nafsu makan yang menurun dirasa berlangsung sejak 1 minggu yang lalu. Demam berlangsung terus-menerus dan tidak membaik dengan pemberian paracetamol. Keluhan lain seperti pusing, batuk, pilek, mual, muntah, sesak nafas tidak dirasakan, Buang air besar pasien juga normal. Saat ini pasien belum pernah berobat untuk keluhannya ini, dan hanya mengkonsumsi paracetamol. Pasien mengaku tidak mengalami perbaikan keadaan.Pasien mengaku sering minum air putih kurang lebih 2 sampai 3 botol air mineral 1,5 Liter setiap harinya. Pasien menyangkal adanya riwayat kencing batu sebelumnya.

d. Riwayat Penyakit Dahulu Pasien pernah mengalami gejala seperti ini satu bulan yang lalu. Ia sudah berobat ke dokter dan membaik. Pasien tidak mempunyai riwayat asma atau alergi obat Pasien tidak memiliki riwayat kencing batu Pasien tidak memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus

e. Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada anggota keluarga yang mempunyai keluhan yang sama.III. Pemeriksaan Fisika. Tanda-tanda Vital Keadaan Umum: Pasien tampak sehat Kesadaran: Compos Mentis GCS: 15 E4M6V5 Suhu : 37,80C Keadaan Gizi: Sedang

b. Status GeneralisKepalaNormosefal, tidak ada tanda trauma atau benjolan, tidak ada deformitas

MataTidak terdapat strabismus, konjungtiva anemis, dan sklera ikterik pada kedua mata. Pupil bulat, ukuran 3 mm/3 mm, isokor, letak di tengah

HidungBentuk normal, tidak ada deviasi atau pembengkakan.

TelingaBentuk telinga dan daun telinga normal. Tidak ada serumen, cairan, luka maupun perdarahan.

Gigi dan MulutBeberapa gigi tanggal, bibir dan mukosa mulut merah, tidak sianosis dan tidak ada deviasi.

TenggorokanTidak terdapat faring hiperemis. Tonsil T1/T1, tidak terdapat pembesaran tonsil.

LeherTidak teraba adanya pembesaran kelenjar getah bening.

JantungS1-S2, reg;er, murmur (-), gallop (-)

ParuVesikuler +/+. Rhonki -/-. Wheezing -/-

AbsomenNyeri tekan regio suprapubic

Ekstremitas atasAkral hangat, pulsasi arteri radialis terba kuat, penuh, simetris, dan teratur, capillary refill time < 2 detik

Ekstremitas bawahAkral hangat, pulsasi arteri dorsalis pedis terba kuat, penuh, simetris, dan teratur, capillary refill time < 2 detik

IV. Pemeriksaan PenunjangTidak dilakukan pemeriksaan penunjang

V. ResumeLaki-laki, 40 tahun, datang dengan keluhan nyeri berkemih sejak 1 minggu sebelum ke Puskesmas. Keluhan nyeri ketika berkemih disertai dengan peningkatan frekuensi berkemih, rasa buang air kecil yang tidak tuntas, perasaan panas ketika diakhir berkemih, nyeri pada daerah suprapubik dan punggung bawah. Pasien juga mengeluhkan demam. lemas, dan nafsu makan pasien menurun.

VI. Diagnosa Infeksi Saluran Kemih Bawah Diagnosis Banding: Batu saluran kemih Hiperplasia prostat jinak

VII. Saran Pemeriksaana. Pemeriksaan Laboratorium1. Analisa Urin (urinalisis)Pemeriksaan urinalisis meliputi: Leukosuria (ditemukannya leukosit dalam urin)Dinyatakan positif jika terdapat 5 atau lebih leukosit (sel darah putih) per lapangan pandang dalam sedimen urin. Hematuria (ditemukannya eritrosit dalam urin).Merupakan petunjuk adanya infeksi saluran kemih jika ditemukan eritrosit (sel darah merah) 5-10 per lapangan pandang sedimen urin. Hematuria bisa juga karena adanya kelainan atau penyakit lain, misalnya batu ginjal dan penyakit ginjal lainnya.2. Pemeriksaan bakteri (bakteriologis)Pemeriksaan bakteriologis meliputi: MikroskopisBahan: urin segar (tanpa diputar, tanpa pewarnaan).Positif jika ditemukan 1 bakteri per lapangan pandang. Biakan bakteriUntuk memastikan diagnosa infeksi saluran kemih.3. Pemeriksaan kimiaTes ini dimaksudkan sebagai penyaring adanya bakteri dalam urin. Contoh: tes reduksi griess nitrate, untuk mendeteksi bakteri gram negatif. Batasan: ditemukan lebih 100.000 bakteri. Tingkat kepekaannya mencapai 90 % dengan spesifisitas 99%. b. Pemeriksaan penunjang lainMeliputi : radiologis (rontgen), IVP (pielografi intra vena), USG dan Scanning. Pemeriksaan penunjang ini dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya batu atau kelainan lainnya.c. Pemeriksaan penunjang dari infeksi saluran kemih terkomplikasi:1. Bakteriologi / biakan urinTahap ini dilakukan untuk pasien dengan indikasi: Penderita dengan gejala dan tanda infeksi saluran kemih (simtomatik). Untuk pemantauan penatalaksanaan infeksi saluran kemih. Pasca instrumentasi saluran kemih dalam waktu lama, terutama pasca keteterisasi urin.

VIII. Tatalaksana Nonmedikamentosa: Sering minum air putih Medikamentosa: Ciprofloxacin 2x500mg Paracetamol 3x500mg Multivitamin 1x1

IX. Prognosis Ad Fungsionam: ad bonam Ad Sanationam: dubia ad bonam Ad Vitam: ad bonam