referat tulang (repaired) print
DESCRIPTION
sdgsgshfTRANSCRIPT
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 1/97
REFERAT
FRACTURE AND DISLOCATION
PENULIS :
ATIKA PRISILIA
030.07.038
PEMBIMBING :
Dr. Subagyo, Sp. B, Sp.OT
Dr. T. J. Nurrobi, Sp.OT
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT BEDAH
RUMAH SAKIT ANGKATAN LAUT Dr. MINTOHARDJO
PERIODE 18 JUNI – 25 AGUSTUS 2012
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2012
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 2/97
2Fracture and Dislocation
LEMBAR PENGESAHAN
Nama Mahasiswa : Atika Prisilia
NIM : 030.07.038
Bagian : Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Bedah
FK Universitas Trisakti
Judul Referat : Fracture and Dislocation
Pembimbing : dr. Subagyo, Sp.B, Sp.OT
dr. T. J. Nurrobi, Sp.OT
Jakarta, Juli 2012
Pembimbing I Pembimbing II
dr. Subagyo, Sp.B, Sp.OT dr. T. J. Nurrobi, Sp.OT
2 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 3/97
3Fracture and Dislocation
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat
dan izin-Nya penyusun dapat menyelesaikan referrat ini tepat pada waktunya.
Referat ini disusun guna memenuhi tugas kepaniteraan klinik Ilmu Bedah di
RSAL dr. Mintohardjo Jakarta.
Penyusun mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada dr.Subagyo, Sp.B, Sp.OT dan dr. T. J. Nurrobi, Sp.OT yang telah membimbing
penyusun dalam mengerjakan referat ini, serta kepada seluruh dokter yang telah
membimbing penyusun selama di kepaniteraan klinik Ilmu Bedah di RSAL DR.
Mintohardjo Jakarta. Dan juga ucapan terima kasih kepada teman-teman
seperjuangan di kepaniteraan ini, serta kepada semua pihak yang telah memberi
dukungan dan bantuan kepada penyusun.
Dengan penuh kesadaran dari penyusun, meskipun telah berupaya
semaksimal mungkin untuk menyelesaikan referat ini, namun masih terdapat
kelemahan dan kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun
sangat penyusun harapkan. Akhir kata, penyusun mengharapkan semoga referat
ini dapat berguna dan memberikan manfaat bagi kita semua.
Jakarta, Juli 2012
Atika Prisilia
3 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 4/97
4Fracture and Dislocation
BAB I
PENDAHULUAN
Saat ini, penyakit muskuloskeletal telah menjadi masalah yang banyak
dijumpai di pusat-pusat pelayanan kesehatan di seluruh dunia. Bahkan WHO
telah menetapkan dekade ini (2000-2010) menjadi Dekade Tulang dan
Persendian. Penyebab fracture terbanyak adalah karena kecelakaan lalu lintas.Kecelakaan lalu lintas ini, selain menyebabkan fracture, menurut WHO, juga
menyebabkan kematian 1,25 juta orang setiap tahunnya, dimana sebagian besar
korbannya adalah remaja atau dewasa muda.
Trauma langsung akibat benturan akan menimbulkan garis fracture
transversal dan kerusakan jaringan lunak. Benturan yang lebih keras disertai
dengan penghimpitan tulang akan mengakibatkan garis fracture comminutiva
diikuti dengan kerusakan jaringan lunak yang lebih luas. Trauma tidak langsung
mengakibatkan fracture terletak jauh dari titik trauma dan jaringan sekitar
fracture tidak mengalami kerusakan berat. Pada olahragawan, penari dan
tentara dapat pula terjadi fracture pada tibia, fibula atau metatarsal yang
disebabkan oleh karena trauma yang berulang. Selain trauma, adanya proses
patologi pada tulang seperti tumor atau pada penyakit Paget dengan energi yangminimal saja akan mengakibatkan fracture. Sedang pada orang normal hal
tersebut belum tentu menimbulkan fracture.
Fracture yang terjadi dapat mengenai orang dewasa maupun anak-anak,
Fracture yang mengenai lengan bawah pada anak sekitar 82% pada daerah
metaphysis os radius distal, dan ulna distal sedangkan fracture pada daerah
diaphysis yang terjadi sering sebagai fracture type green-stick. Daerah
4 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 5/97
5Fracture and Dislocation
metaphysis pada anak relatif masih lemah sehingga fracture banyak terjadi pada
daerah ini, selebihnya dapat mengenai supracondylair humeri (transcondylair
humeri) diaphysis femur dan clavicula, sedangkan yang lainnya jarang.
Fracture pada anak mempunyai keistimewaan dibanding dengan dewasa,
proses penyembuhannya dapat berlangsung lebih singkat dengan remodeling
yang sangat baik, hal ini disebabkan karena adanya perbedaan anatomi,
biomekanik serta fisiologi tulang anak yang berbeda dengan tulang orang
dewasa. Selain itu proses penyembuhan ini juga dipengaruhi oleh faktor
mekanis dan faktor biologis.
Dislocasi juga sangat penting dikuasai oleh tenaga medis terutama para
profesional yang berkecimpung dalam dunia kedokteran. Dislocasi terjadi saat
ligamen memberikan jalan sedemikian rupa sehingga tulang berpindah dari
posisinya yang normal di dalam sendi. Dislocasi dapat disebabkan oleh faktor
penyakit atau trauma karena dapatan (acquired) atau karena sejak lahir
(congenital). Dalam kehidupan sehari-hari, persendian dapat mengalamigangguan. Gangguan sendi ini dapat berupa proses keradangan karena infeksi,
imunologis, proses degenerasi, maupun trauma.
5 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 6/97
6Fracture and Dislocation
BAB II
ANATOMI DAN FISIOLOGI
II.1 ANATOMI
Sistem muskuloskeletal terdiri dari tulang, sendi, otot, dan struktur
pendukung lainnya (tendon, ligamen, fasia, dan bursae). Pertumbuhan dan
perkembangan struktur ini terjadi selama masa kanak-kanak dan remaja.
1) TULANG
Struktur tulang dan jaringan ikat menyusun kurang lebih 25% berat
badan dan otot menyusun kurang lebih 50%. Struktur tulang memberi
perlindungan terhadap organ vital, termasuk otak, jantung, dan paru.
Kerangka tulang merupakan kerangka yang kuat untuk menyangga
struktur tubuh. Otot yang melekat ke tulang memungkinkan tubuh
bergerak.
Pembagian skeletal, yaitu:
a) Axial skeleton terdiri dari kerangka os cranium dan cervical, skeletal,columna vertebrae, os costae, os hyoid dan sternum.
b) Apendicular skeleton terdiri dari:
− Kerangka tulang lengan dan kaki
− Extremitas atas (os scapula, os clavikula, os humerus, os ulna,
os radius) dan tangan (carpal, metacarpal, phalanx)
6 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 7/97
7Fracture and Dislocation
− Extremitas bawah (os pelvic, os femur, os patella, os tibia, os
fibula) dan kaki (tarsal, metatarsal, phalanx).
1.1 JENIS TULANG
Ada empat jenis tulang, yaitu tulang panjang, tulang pendek, tulang
pipih, dan tulang tidak beraturan.
a. Tulang Panjang
Tulang panjang (misal; os femur, os humerus) bentuknya silindris
dan berukuran panjang seperti batang (diaphysis) tersusun atas tulang
kompakta, dengan kedua ujungnya berbentuk bulat (epiphysis)
tersusun atas tulang canselous. Tulang diaphysis memiliki lapisan luar
berupa tulang kompakta yang mengelilingi sebuah rongga tengah
yang disebut canal medula yang mengandung sumsum kuning (terdiri
dari lemak dan pembuluh darah). Tulang epiphysis terdiri dari tulang
spongiosa yang mengandung sumsum merah dan dibungkus oleh
selapis tipis tulang kompakta. Bagian luar tulang panjang dilapisi
fibrosa kuat yang disebut periosteum. Lapisan ini kaya dengan
pembuluh darah yang menembus tulang.
7 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 8/97
8Fracture and Dislocation
Gambar. Anatomi Tulang Panjang
Ada tiga pembuluh darah yang menyuplai tulang panjang, terdiri dari:
−Sejumlah arteri kecil menembus tulang kompakta untuk menyuplai
canal dan system Harvers.
− Banyak arteri lebih besar menembus tulang kompakta untuk
menyuplai tulang spongiosa dan sumsum merah.
− Satu atau dua arteri besar menyuplai canal medulla. Arteri ini dikenal
sebagai arteri nutrient yang kemudian masuk melalui lubang besar pada tulang yang disebut foramen nutrient.
Periosteum memberi nutrisi tulang di bawahnya melalui pembuluh
pembuluh darah. Jika periosteum robek, tulang di bawahnya akan
mati. Periosteum berperan untuk pertambahan ketebalan tulang
melalui kerja osteoblastt. Periosteum berfungsi protektif dan
merupakan tempat perlekatan tendon. Periosteum tidak ditemukan
8 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 9/97
9Fracture and Dislocation
pada permukaan sendi. Di sini, periosteum digantikan oleh tulang
rawan hialin (tulang rawan sendi).
b. Tulang Pendek
Tulang pendek (mis; phalanx carpal) bentuknya hampir sama
dengan tulang panjang, tetapi bagian distal lebih kecil daripada
bagian proximal, serta berukuran pendek dan kecil.
Gambar. Anatomi Tulang Pendek
c. Tulang Pipih
Tulang pipih (mis; os sternum, os cranium, os scapula & panggul)
bentuknya gepeng, berisi sel-sel pembentuk darah, dan melindungi
organ vital dan lunak di bawahnya. Tulang pipih terdiri atas dua
lapisan tulang kompakta dan di bagian tengahnya terdapat lapisan
spongiosa. Tulang ini juga dilapisi oleh periosteum yang dilewati
oleh dua kelompok pembuluh darah menembus tulang untuk
menyuplai tulang kompakta dan tulang spongiosa.
9 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 10/97
10Fracture and Dislocation
Gambar. Anatomi Tulang Pipih
d. Tulang Tidak Beraturan
Tulang tidak beraturan (mis., vertebra, telinga tengah) mempunyai
bentuk yang unik sesuai fungsinya. Tulang tidak beraturan terdiri
dari tulang spongiosa yang dibungkus oleh selapis tipis tulang
kompakta. Tulang ini diselubungi periosteum kecuali pada
permukaan sendinya seperti tulang pipih. Periosteum ini memberi
dua kelompok pembuluh darah untuk menyuplai tulang kompakta
dan spongiosa.
10 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 11/97
11Fracture and Dislocation
Gambar. Anatomi Tulang Maksila (tulang tidak beraturan)
e. Tulang Sesamoid
Tulang sesamoid (mis., os patella) merupakan tulang kecil yang
terletak di sekitar tulang yang berdekatan dengan persendian,
berkembang bersama tendon dan jaringan fasia.
2) CRANIUM
Cranium dibentuk oleh gabungan beberapa tulang. Masing-masing
tulang (kecuali mandibula) disatukan pada sutura. Sutura dibentuk oleh
selapis tipis jaringan fibrosa yang mengunci tepi tulang yang bergerigi.
Pada atap cranium, permukaan dalam dan luar dibentuk oleh tulang padat
dengan lapisan spongiosa yang disebut diploe terletak di antaranya.
Terdapat variasi yang cukup besar pada ketebalan tulang cranium antar-
individu. Cranium paling tebal pada tempat yang tidak dilindungi oleh
otot.
11 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 12/97
12Fracture and Dislocation
Cranium dilihat dari atas menunjukkan:
− Os frontale di depan,
− Os parietale kiri dan kanan, os occipital di belakang.
Cranium dilihat dari belakang menunjukkan:
− Os perietale kiri dan kanan,
12 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 13/97
13Fracture and Dislocation
− Os occipital di belakang,
− Processus mastoideus os temporal.
Cranium dilihat dari samping menunjukkan:
− Kubah-dibentuk oleh Os frontale, temporal, dan occipital,
− Wajah –dibentuk oleh Os frontale, nasale, zygomaticum, maxilla, dan
mandibula.
13 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 14/97
14Fracture and Dislocation
Cranium dilihat dari bawah (dengan menyingkirkan mandibula)
menunjukkan:
• Gigi rahang atas, cekungan palatum durum yang dibentuk oleh
processus palatinus maxilla di bagian depan dan sebagai os
palatinus di bagian belakang,
• Arcus zygomaticus, dibentuk terutama oleh os zygomaticus dengan
penonjolan maxilla di bagian depan dan os temporal di bagian yang
lain di belakang.
• Fossa infratemporalis, ruang diantara arcus zygomaticus dan kubah
cranium,
• Bagian dari os sphenoidale,
• Bagian os temporale,
• Os occipital
14 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 15/97
15Fracture and Dislocation
• Foramen magnum
• Condylus occipitalis
3) TULANG BELAKANG
15 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 16/97
16Fracture and Dislocation
Tulang belakang (columna vertebralis) adalah pilar yang kuat,
melengkung, dan dapat bergerak yang menopang cranium, dinding dada
dan extremitas atas, menyalurkan berat badan ke extremitas bawah, dan
melindungi medulla spinalis.
Tulang belakang terdiri dari sejumlah vertebra yang dihubungkan
oleh discus intervertebralis dan beberapa ligamentum. Setiap vertebra
terdiri dari tulang spongiosa yang terisi dengan sumsum tulang merah dan
dilapisi oleh selapis tipis tulang padat.
Tulang columna vertebralis terdiri dari 7 vertebra cervicales, 12vertebra thoracicae, 5 vertebra lumbales, sacrum, dan vertebra coccygeae.
16 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 17/97
17Fracture and Dislocation
Gambar. Columna Vertebralis Dilihat dari Samping
17 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 18/97
18Fracture and Dislocation
4) STRUKTUR TULANG
Gambar. Tulang Rangka Manusia
18 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 19/97
19Fracture and Dislocation
Tulang tersusun oleh jaringan tulang kompakta (cortical) dan
canselous (trabekular atau spongiosa). Tulang kompakta secara
makroskopis terlihat padat. Akan tetapi jika diperiksa dengan mikroskop
terdiri dari system Havers. Sistem Havers terdiri dari canal Havers.
Sebuah canal Havers mengandung pembuluh darah, saraf, dan pembuluh
limfe, lamela ( lempengan tulang yang mengelilingi canal sentral), lacuna
(ruang diantara lamela yang mengandung sel-sel tulang atau osteocyt dan
saluran limfe), dan canaliculi (saluran kecil yang menghubungkan lakuna
dan canal sentral). Saluran ini mengandung pembuluh limfe yang
membawa nutrient dan oksigen ke osteocyt.
Tipe-tipe tulang berdasarkan jaringan penyusun dan sifat-sifat fisiknya:
1) Tulang Rawan ( Cartilago )
Tulang rawan adalah tulang yang tidak mengandung pembuluh
darah dan saraf kecuali lapisan luarnya (perichondrium). Tulang rawan
memiliki sifat lentur karena tulang rawan tersusun atas zat interseluler
yang berbentuk jelly yaitu condroithin sulfat yang di dalamnya terdapat
serabut colagen elastin. Maka dari itu, tulang rawan bersifat lentur dan
lebih kuat dibandingkan dengan jaringan ikat biasa.
Pada zat interseluler tersebut juga terdapat rongga-rongga yang disebut
lakuna yang berisi sel tulang rawan yaitu chondrocyt.
Tulang rawan terdiri dari tiga tipe, yaitu :
a) Tulang rawan hyaline
19 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 20/97
20Fracture and Dislocation
Yaitu tulang yang berwarna putih sedikit kebiru-biruan,
mengandung serat-serat colagen dan chondrocyt. Tulang rawan
hyaline dapat kita temukan pada laring, trakea, bronkus, ujung-
ujung tulang panjang, tulang rusuk bagian depan, cuping hidung,
dan rangka janin.
b) Tulang rawan elastic
Yaitu tulang yang mengandung serabut-serabut elastis.
Tulang rawan elastis dapat kita temukan pada daun telinga, tuba
eustachi (pada telinga) dan laring.
c) Tulang rawan fibrosa
Yaitu tulang yang mengandung banyak sekali bundle-bundle
serat colagen sehingga tulang rawan fibrosa sangat kuat dan lebih
kaku. Tulang ini dapat kita temukan pada discus diantara tulang
vertebrae dan pada symphisis pubis diantara dua tulang pubis.
Pada orang dewasa tulang rawan jumlahnya sangat sedikit
dibandingkan dengan anak-anak. Pada orang dewasa tulang rawan hanya
ditemukan di beberapa tempat, yaitu cuping hidung, cuping telinga, antar
tulang rusuk (costal cartilage) dan tulang dada, sendi-sendi tulang, antar
ruas tulang belakang dan pada epiphyseal plate.
2) Tulang Keras ( Osteon )
Tulang keras atau yang sering kita sebut sebagai tulang yang
sebenarnya berfungsi untuk menyusun berbagai sistem rangka. Tulang
20 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 21/97
21Fracture and Dislocation
tersusun atas sel, matriks protein, dan deposit mineral. Sel-selnya terdiri
atas tiga jenis dasar, yaitu osteoblast, osteocyt, dan osteoclast.
a) Osteoblast
Merupakan sel pembentuk tulang yang memproduksi
colagen tipe I dan berespon terhadap perubahan PTH. Tulang baru
dibentuk oleh osteoblast yang membentuk osteoid dan mineral
pada matriks tulang. Bila proses ini selesai osteoblast menjadi
osteocyt dan terperangkap dalam matriks tulang yang mengandung
mineral
b) Osteocyt
Berfungsi memelihara kontent mineral dan elemen organik
tulang. Osteocyt ini merupakan sel-sel tulang dewasa.
c) Osteoclast
Osteoclast mengikis dan menyerap tulang yang sudah
terbentuk di sekitarnya dengan mengeluarkan asam yang
melarutkan kristal calsium fosfat dan enzim yang menguraikan
matriks organik. Sel ini berinti banyak, dapat bergerak, serta
melekat di tulang melalui integrin di tonjolan membran yang
disebut sealing zone.
21 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 22/97
22Fracture and Dislocation
Gambar. Jaringan tulang, A. penampilan makroskopik tulang panjang, B. system haversian
tulang kompak
5) SENDI
Pergerakan tidak mungkin terjadi jika kelenturan dalam rangka
tulang tidak ada. Kelenturan dimungkinkan oleh adanya persendian. Sendi
adalah suatu ruangan, tempat satu atau dua tulang berada saling
berdekatan. Fungsi utama sendi adalah member pergerakan danflexibilitas dalam tubuh. Bentuk persendian ditetapkan berdasarkan
jumlah dan tipe pergerakkannya, sedangkan klasifikasi sendi berdasarkan
pada jumlah pergerakan yang dilakukan.
Gambar. Anatomi Tulang Sendi
22 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 23/97
23Fracture and Dislocation
Menurut klasifikasinya, sendi terdiri dari:
a) Sendi Synarthrosis (sendi tidak bergerak sama sekali). Contohnya :
sutura tulang cranium.
b) Sendi Amphiarthrosis (sendi bergerak terbatas). Contohnya: pelvic,
simphysis, dan tibia.
c) Sendi Diarthrosis/Sinovial (sendi bergerak bebas). Contohnya: siku,
lutut, dan pergelangan tangan. Sendi sinovial dapat membuat berbagai
macam gerakan, yaitu:
1. Abduksi, yaitu menggerakkan tungkai menjauhi bagian
tubuh.
2. Adduksi, yaitu menggerakkan tungkai mendekati tubuh.
3. Extensi, yaitu meluruskan tungkai pada persendian.
4. Flexi, yaitu membengkokkan tungkai pada sendi.
23 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 24/97
24Fracture and Dislocation
5. Dorso-flexi, yaitu membengkokkan pergelangan agar kaki ke
atas.
6. Plantar-flexi, yaitu meluruskan pergelangan kearah bawah.
7. Pronasi, yaitu memutar lengan atas sehingga telapak tangan
berada di bawah.
8. Supinasi, yaitu memutar lengan atas sehingga telapak tangan
berada di atas.
9. Eversi, yaitu memutar keluar.
10.Inversi, yaitu memutar ke dalam.
11.Circumducsi, yaitu bergerak dalam lingkaran
12.Endorotasi, yaitu bergerak ke luar pada sumbu pusat.
13.Exorotasi, yaitu bergerak ke luar pada sumbu pusat.
Beberapa komponen penunjang sendi:
• Capsula sendi adalah lapisan berserabut yang melapisi sendi. Di bagian
dalamnya terdapat rongga.
•
Ligamen (ligamentum) adalah jaringan pengikat yang mengikat luar ujung tulang yang saling membentuk persendian. Ligamentum juga
berfungsi mencegah dislocasi.
• Tulang rawan hialin (cartilago hialin) adalah jaringan tulang rawan yang
menutupi kedua ujung tulang. Berguna untuk menjaga benturan.
• Cairan sinovial adalah cairan pelumas pada capsula sendi.
24 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 25/97
25Fracture and Dislocation
Berdasarkan strukturnya, sendi dibedakan atas:
• Fibrosa, sendi ini tidak memiliki lapisan tulang rawan dan tulang yang
satu dengan yang lainnya dihubungkan oleh jaringan penyambung
fibrosa. Contohnya sutura pada tulang cranium perlekatan tulang tibia dan
fibula bagian distal.
• Cartilago, yaitu sendi yang ujung-ujung tulangnya terbungkus oleh
tulang rawan hialin, disokong oleh ligament dan hanya dapat sedikit
bergerak. Sendi ini terbagi menjadi dua, yaitu:
Synchondrosis, yaitu sendi-sendi yang seluruh persendiannya
diliputi oleh tulang rawan hialin. Contohnya sendi-sendi
costocondral.
Symphisis, yaitu sendi yang tulang-tulangnya memiliki suatu
hubungan fibrocartilago dan selaput tipis tulang rawan hialin yang
menyelimuti permukaan sendi. Contohnya symphisis pubis dan
sendi tulang punggung.
• Sendi Sinovial, yaitu sendi tubuh yang dapat digerakkan, serta memiliki
rongga sendi dan permukaan sendi yang dilapisi tulang rawan hialin.
Sendi ini adalah sendi yang paling umum dalam tubuh dan berasal dari
kata sinovium yang merupakan membrane yang menyekresi cairan
synovial untuk lumbrikasi dan absorpsi syok. Sendi synovial mempunyai
struktur anatomi, yaitu:
Ball and socket joint (bahu dan pinggul) membuat pergerakan ke
segala arah.
Hinge joints (siku) membuat pergerakan flexi dan extensi.
25 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 26/97
26Fracture and Dislocation
Pergerakan yang luwes dan lembut di pergelangan tangan dikenal
sebagai biaxial joints.
Pivot joint hanya berotasi di daerah radio-ulnar.
6) OTOT
Otot skeletal secara volunter dikendalikan oleh system saraf pusat
dan perifer. Penghubung antara saraf motorik perifer dan sel-sel otot
dikenal sebagai motor end-plate. Otot dibagi dalam tiga kelompok denganfungsi utama untuk kontraksi dan menghasilkan pergerakan sebagian atau
seluruh tubuh.
Kelompok otot terdiri dari:
a) Otot rangka (lurik) diliputi oleh capsul jaringan ikat. Lapisan jaringan
ikat (serat-serat colagen) yang membungkus otot disebut fasia otot
atau episium. Otot ini terdiri dari berkas-berkas sel otot kecil
(fansikulus) yang dibungkus lapisan jaringan ikat yang disebut
perimisium. Sel otot ini dilapisi jaringan ikat yang disebut
endomisium. Otot rangka merupakan otot yang mempunyai variasi
ukuran dan bentuk dari panjang, tipis, sampai lebar dan datar.
b) Otot visceral (polos) terdapat pada saluran pencernaan, saluran perkemihan, dan pembuluh darah. Otot ini dipersarafi oleh system
saraf otonom dan kontraksinya tidak di bawah control keinginan.
c) Otot jantung ditemukan hanya pada jantung dan kontraksinya diluar
control atau diluar keinginan (pengendalian). Otot berkontraksi jika
ada rangsangan dari adenosine trifosfat (ATP) dan calsium.
26 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 27/97
27Fracture and Dislocation
Gambar. Susunan otot pada tubuh manusia
7) STRUKTUR LAIN DALAM SISTEM MUSKULOSKELETAL
Ligamen
Ligamen adalah sekumpulan jaringan fibrosa yang tebal yang
merupakan akhir dari suatu otot dan berfungsi mengikat suatu tulang.
Tendon
Tendon adalah suatu perpanjangan dari pembungkus fibrosa yang
membungkus setiap otot dan berkaitan dengan periosteum jaringan
penyambung yang mengelilingi tendon, khususnya pada pergelangan
tangan dan tumit. Pembungkus ini dibatasi oleh membrane sinovial
yang memberi lubrikasi untuk memudahkan pergerakan tendon.
27 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 28/97
28Fracture and Dislocation
Fasia
Fasia adalah suatu permukaan jaringan penyambung longgar yang
didapatkan langsung di bawah kulit sebagai fasia superfisial (sebagai
pembungkus tebal) jaringan penyambung fibrosa yang membungkus
otot, saraf, dan pembuluh darah.
Bursae
Bursae adalah suatu kantong kecil dari jaringan penyambung, yangdigunakan di atas bagian yang bergerak (mis., antara kulit dan tulang,
antara tendon dan tulang/otot). Bursae bertindak sebagai penampang
antara bagian yang bergerak (mis; bursae olekranon yang terletak di
antara prosesus dan kulit.)
II.2 FISIOLOGI
Tulang adalah bentuk khusus jaringan ikat dengan kerangka colagen yang
mengandung garam Ca2+ dan PO43-, terutama hidroksiapatit. Sistem skelet
(tulang) dibentuk oleh sebuah matriks dari serabut-serabut dan protein yang
diperkeras dengan calsium, magnesium fosfat, dan karbonat. Bahan-bahan
tersebut berasal dari embrio hyaline tulang rawan melalui osteogenesis
kemudian menjadi tulang. Proses ini dilakukan oleh sel-sel yang disebut
osteoblastt.
Matriks organik ini terdiri dari serat-serat colagen dan medium gelatin
homogen yang disebut substansi dasar. Substansi dasar ini terdiri atas cairan
ekstraseluler ditambah proteoglikan, khususnya chondroitinsulfat dan asam
hialuronat yang membantu mengatur pengendapan calsium. Garam-garam
28 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 29/97
29Fracture and Dislocation
tulang terutama terdiri dari calsium dan fosfat. Rumus garam utamanya
dikenal sebagai hidroksiapatit.
Tahap awal pembentukan tulang adalah sekresi colagen (colagen
monomer) dan substansi dasar oleh osteoblast. Colagen monomer dengan
cepat membentuk serat-serat colagen dan jaringan akhir yang terbentuk
adalah osteoid, yang akan menjadi tempat di mana calsium mengendap.
Sewaktu osteoid terbentuk, beberapa osteoblast terperangkap dalam osteoid
dan selanjutnya disebut osteocyt.
Osteoblast dapat dijumpai di permukaan luar tulang dan dalam ronggatulang. Lawan dari osteoblast yang membentuk tulang adalah osteoclast
yang menyerap tulang dan mengikisnya.
Pada pertumbuhan tulang normal, kecepatan pengendapan dan absorpsi
tulang sama satu dengan lainnya, sehingga massa total dari tulang tetap
konstan. Biasanya, osteoclast terdapat dalam massa yang sedikit tetapi pekat,
dan sekali massa osteoclast mulai terbentuk, maka osteoclast akan memakan
tulang dalam waktu 3 minggu dan membentuk terowongan. Pada akhir
waktu ini, osteoclast akan menghilang dan terowongan itu akan ditempati
osteoblast. Selanjutnya, mulai dibentuk tulang baru. Pengendapan tulang ini
kemudian terus berlangsung selama beberapa bulan, dan tulang yang baru itu
diletakkan pada lapisan berikutnya dari lingkaran konsentris (lamella) pada
permukaan dalam rongga tersebut sampai pada akhirnya terowongan itu
terisi semua. Pengendapan ini berhenti setelah ada pembuluh darah yang
mendarahi daerah tersebut. Canal yang dilewati pembuluh darah ini disebut
canal harvers. Setiap daerah tempat terjadinya tulang baru dengan cara
seperti ini disebut osteon.
Apabila mendapat beban yang berat, tulang akan menebal. Selain itu,
tulang akan terus melakukan regenerasi jika sudah mulai perlu diganti.
29 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 30/97
30Fracture and Dislocation
Kemampuan tulang melakukan regenerasi akibat adanya absorpsi-
pengendapan tulang. Kecepatan absorpsi-pengendapan tulang yang
berlangsung cepat, misalnya pada anak-anak, cenderung membuat tulang
rapuh dibandingkan dengan absorpsi-pengendapan tulang yang lambat. Jadi,
pada anak-anak akan terjadi regenerasi yang cepat apabila ada kerusakan.
Terdapat 206 tulang di tubuh yang diklasifikasikan menurut panjang,
pendek, datar, dan tak beraturan, sesuai dengan bentuknya. Secara umum
tulang mempunyai fungsi sebagai berikut(3):
1. Tulang berperan dalam homoestasis Ca2+ dan PO43- secarakeseluruhan.
2. Tulang berfungsi untuk melindungi organ vital.
3. Menahan jaringan tubuh dan memberi bentuk kepada kerangka tubuh
4. Melindungi organ ±organ tubuh (contoh cranium melindungi otak).
5. Untuk pergerakan (otak melekat kepada tulang untuk berkontraksi dan
bergerak)
6. Merupakan tempat penyimpanan mineral, seperti calsium.
7. Hematopoiesis (tempat pembuatan sel darah merah dalam sumsum
tulang).
30 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 31/97
31Fracture and Dislocation
BAB III
FRACTURE
III.1 DEFINISI
Fracture atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang
dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa. Fracture
adalah terputusnya kontinuitas struktur jaringan tulang atau tulang rawan
yang umumnya disebabkan trauma, baik trauma langsung maupun tidak
langsung. Akibat dari suatu trauma pada tulang dapat bervariasi tergantung
pada jenis, kekuatan dan arahnya trauma ( Apley & Solomon, 1993; Rasjad,
1998; Armis, 2002). Trauma yang menyebabkan tulang patah dapat berupa
trauma langsung, misalnya benturan pada lengan bawah yang menyebabkan
patah tulang radius dan ulna, dan dapat berupa trauma tidak langsung,
misalnya jatuh bertumpu pada tangan yang menyebabkan tulang clavicula
atau radius distal patah.
Akibat trauma pada tulang bergantung pada jenis trauma, kekuatan dan
arahnya. Trauma tajam yang langsung atau trauma tumpul yang kuat dapat
31 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 32/97
32Fracture and Dislocation
menyebabkan tulang patah dengan luka terbuka sampai ke tulang yang
disebut patah tulang terbuka. Patah tulang di dekat sendi atau mengenai
sendi dapat menyebabkan patah tulang disertai luxatio sendi yang disebut
fracture dislocasi.
III.2 KLASIFIKASI
Fracture menurut ada tidaknya hubungan antara patahan tulang dengan
dunia luar dibagi menjadi dua, yaitu fracture tertutup dan fracture terbuka.
Fracture tertutup jika kulit diatas tulang yang fracture masih utuh, tetapi
apabila kulit diatasnya tertembus maka disebut fracture terbuka. Patah tulang
terbuka dibagi menjadi tiga derajat yang ditentukan oleh berat ringannya
luka dan berta ringannya patah tulang.
Derajat Luka Fracture
I Laserasi <1 cm Sederhana, dislocasi fragmen
minimal
II Laserasi >1 cm, kontusi
otot disekitarnya
Dislocasi fragmen jelas
III Luka lebar, rusak hebat,
atau hilangnya jaringan di
sekitarnya
Kominutif, segmental,
fragmen tulang ada yang
hilang
Klasifikasi Fracture terbuka menurut Gustillo dan Anderson ( 1976 )
32 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 33/97
33Fracture and Dislocation
Tipe Batasan
I Luka bersih dengan panjang luka < 1 cm
II Panjang luka > 1 cm tanpa kerusakan jaringan lunak yang berat
III Kerusakan jaringan lunak yang berat dan luas, fracture segmental
terbuka, trauma amputasi, luka tembak dengan kecepatan tinggi,
fracture terbuka di pertanian, fracture yang perlu repair vaskuler
dan fracture yang lebih dari 8 jam setelah kejadian.
Klasifikasi lanjut fracture terbuka tipe III (Gustillo dan Anderson,
1976) oleh Gustillo, Mendoza dan Williams (1984):
Tipe Batasan
IIIA Tulang yang mengalami fracture mungkin dapat ditutupi secara
memadai oleh jaringan lunak
IIIB Kehilangan jaringan lunak yang luas, kontaminasi berat, periosteal striping atau terjadi bone expose
IIIC Disertai kerusakan nervus yang memerlukan repair tanpa melihat
tingkat kerusakan jaringan lunak.
33 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 34/97
34Fracture and Dislocation
Klasifikasi shalter-harris untuk patah tulang yang mengenai epiphyseal plate
distal tibia dibagi menjadi 5 tipe :
• Tipe 1 : Epiphysis dan epiphyseal plate lepas dari metaphysis tetapi
periosteumnya masih utuh.
• Tipe 2 : Periost robek di satu sisi sehingga epiphysis dan epiphyseal plate
lepas sama sekali dari metaphysis.
• Tipe 3 : Patah tulang epiphyseal plate yang melalui sendi.
• Tipe 4 : Terdapat fragmen patah tulang yang garis patahnya tegak lurus
epiphyseal plate.
• Tipe 5 : Terdapat compressi pada sebagian epiphyseal plate yang
menyebabkan kematian dari sebagian epiphyseal plate tersebut.
Menurut Penyebab terjadinya :
• Fracture Traumatik : direct atau indirect
• Fracture Fatique atau Stress
34 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 35/97
35Fracture and Dislocation
• Trauma berulang, kronis, misal: fr. Fibula pd olahragawan
• Fracture patologis : biasanya terjadi secara spontan
Menurut hubungan dengan jaringan ikat sekitarnya :
• Fracture Simple : fracture tertutup
• Fracture Terbuka : bone expose
• Fracture Komplikasi : kerusakan pembuluh darah, saraf, organ visera
Menurut Mansjoer (2000 : 346-347) dan menurut Appley Solomon
(1995 : 238-239) fracture diklasifikasikan menjadi :
I. Berdasarkan garis patah tulang
a) Greenstick, yaitu fracture dimana satu sisi tulang retak dan sisi lainnya
bengkok.
b) Transversal, yaitu fracture yang memotong lurus pada tulang.
c) Spiral, yaitu fracture yang mengelilingi tungkai/lengan tulang.
d) Obliq, yaitu fracture yang garis patahnya miring membentuk sudut
melintasi tulang.
e) Compressi, terjadi bila tulang cancelous mengalami penekanan
f) Comminutiva, yaitu garis fracture yang lebih dari 2 fragment tapi
saling berhubungan
g) Segmental, yaitu garis fracture lebih dari satu tapi tidak berhubungan
35 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 36/97
36Fracture and Dislocation
II. Berdasarkan bentuk patah tulang :
a) Complete, yaitu garis fracture menyilang atau memotong seluruh
tulang dan fragmen tulang biasanya tergeser.
b) Incomplete, meliputi hanya sebagian retakan pada sebelah sisi tulang.
c) Fracture compressi, yaitu fracture dimana tulang terdorong ke arah
permukaan tulang lain.
d) Avulsi, yaitu fragmen tulang tertarik oleh ligamen.
e) Communited (Segmental), fracture dimana tulang terpecah menjadi
beberapa bagian.
f) Simple, fracture dimana tulang patah dan kulit utuh.
g) Fracture dengan perubahan posisi, yaitu ujung tulang yang patah
berjauhan dari tempat yang patah.
h) Fracture tanpa perubahan posisi, yaitu tulang patah, posisi pada
tempatnya yang normal.
36 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 37/97
37Fracture and Dislocation
i) Fracture Complicata, yaitu tulang yang patah menusuk kulit dan
tulang terlihat.
Gambar. Tipe fraktur menurut garis frakturnya
III.3 ETIOLOGI
Fracture terjadi bila ada suatu trauma yang mengenai tulang,
dimana trauma tersebut kekuatannya melebihi kekuatan tulang. 2 faktor
mempengaruhi terjadinya fracture :
• Extrinsic meliputi kecepatan dan durasi trauma yang mengenai
tulang, arah dan kekuatan trauma.
• Intrinsic meliputi kapasitas tulang mengasorbsi energi trauma,
kelenturan, kekuatan, dan densitas tulang.
37 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 38/97
38Fracture and Dislocation
Trauma langsung akibat benturan akan menimbulkan garis fracture
transversal dan kerusakan jaringan lunak. Benturan yang lebih keras
disertai dengan penghimpitan tulang akan mengakibatkan garis fracture
comminutiva diikuti dengan kerusakan jaringan lunak yang lebih luas.
Trauma tidak langsung mengakibatkan fracture terletak jauh dari
titik trauma dan jaringan sekitar fracture tidak mengalami kerusakan
berat. Pada olahragawan, penari dan tentara dapat pula terjadi fracture
pada tibia, fibula atau metatarsal yang disebabkan oleh karena trauma
yang berulang ( stress fracture).
Selain trauma, adanya proses patologi pada tulang seperti. tumor
atau pada penyakit Paget dengan energi yang minimal saja akan
mengakibatkan fracture. Sedang pada orang normal hal tersebut belum
tentu menimbulkan fracture.
III.4 PATOFISIOLOGI
Fracture terjadi ketika tulang mendapatkan energi kinetik yang
lebih besar dari yang dapat tulang serap. Fracture itu sendiri dapat muncul
sebagai akibat dari berbagai peristiwa diantaranya pukulan langsung,
penekanan yang sangat kuat, puntiran, kontraksi otot yang keras atau
karena berbagai penyakit lain yang dapat melemahkan otot. Padadasarnya ada dua tipe dasar yang dapat menyebabkan terjadinya fracture,
kedua mekanisme tersebut adalah:
1. Mekanisme direct force, dimana energi kinetik akan menekan
langsung pada atau daerah dekat fracture.
2. Mekanisme indirect force, dimana energi kinetik akan disalurkan
dari tempat terjadinya tubrukan ke tempat dimana tulang
38 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 39/97
39Fracture and Dislocation
mengalami kelemahan. Fracture tersebut akan terjadi pada titik
atau tempat yang mengalami kelemahan.
Pada saat terjadi fracture periosteum, pembuluh darah, sumsum
tulang dan daerah sekitar jaringan lunak akan mengalami
gangguan.Sementara itu perdarahan akan terjadi pada bagian ujung dari
tulang yang patah serta dari jaringan lunak (otot) terdekat. Hematoma
akan terbentuk pada medulary canal antara ujung fracture dengan bagian
dalam dari periosteum. Jaringan tulang akan segera berubah menjadi
tulang yang mati. Kemudian jaringan nekrotik ini akan secara intensif
menstimulasi terjadinya peradangan yang dikarakteristikkan dengan
terjadinya vasodilatasi, edema, nyeri, hilangnya fungsi, eksudasi dari
plasma dan leukosit serta infiltrasi dari sel darah putih lainnya. Proses ini
akan berlanjut ke proses pemulihan tulang yang fracture tersebut.
III.5 MANIFESTASI KLINIS
Menurut Blach (1989) manifestasi klinik fracture adalah :
1. Nyeri
Nyeri continue/ terus-menerus dan meningkat semakin berat
sampai fragmen tulang tidak bisa digerakkan.
2. Gangguan fungsi
Setelah terjadi fracture ada bagian yang tidak dapat
digunakan dan cenderung menunjukkan pergerakan abnormal,
extremitas tidak berfungsi secara teratur karena fungsi normal otot
tergantung pada integritas tulang yang mana tulang tersebut saling
berdekatan.
39 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 40/97
40Fracture and Dislocation
3. Deformitas/kelainan bentuk
Perubahan tulang pada fragmen disebabkan oleh deformitas
tulang yang diketahui ketika dibandingkan dengan daerah yang
tidak luka.
4. Pemendekan ( shortening )
Pada fracture tulang panjang terjadi pemendekan yang nyata
pada extremitas yang disebabkan oleh kontraksi otot yang
berdempet di atas dan di bawah lokasi fracture.
5. Krepitasi
Suara detik tulang yang dapat didengar atau dirasakan ketika
fracture digerakkan.
6. Bengkak dan perubahan warna
Hal ini disebabkan oleh trauma dan perdarahan yang
mengikuti fracture.
III.6 DIAGNOSIS
Riwayat Penyakit
Anamnesis dilakukan untuk menggali riwayat mekanisme cedera
(posisi kejadian) dan kejadian-kejadian yang berhubungan dengan cedera
tersebut. riwayat cedera atau fracture sebelumnya, riwayat sosial
ekonomi, pekerjaan, obat-obatan yang dia konsumsi, merokok, riwayat
alergi dan riwayat osteoporosis serta penyakit lain.
40 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 41/97
41Fracture and Dislocation
Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi / Look
Deformitas : angulasi, rotasi, pemendekan, pemanjangan,
bengkak
Pada fracture terbuka : klasifikasi Gustilo
b. Palpasi / Feel ( nyeri tekan (tenderness), Krepitasi )
Status neurologis dan vaskuler di bagian distalnya perlu diperiksa.
Lakukan palpasi pada daerah extremitas tempat fracture tersebut,
meliputi persendian diatas dan dibawah cedera, daerah yang
mengalami nyeri, efusi, dan krepitasi.
Neurovaskularisasi bagian distal fracture meliputi : pulsasi arteri,
warna kulit, pengembalian cairan kapler (Capillary refill test)
sensasi
c. Gerakan / Moving
Dinilai apakah adanya keterbatasan pada pergerakan sendi yang
berdekatan dengan lokasi fracture.
d. Pemeriksaan trauma di tempat lain : kepala, thorax, abdomen,
pelvis
Sedangkan pada pasien dengan politrauma, pemeriksaan awal
dilakukan menurut protokol ATLS. Langkah pertama adalah menilai
airway, breathing, dan circulation. Perlindungan pada vertebra dilakukan
sampai cedera vertebra dapat disingkirkan dengan pemeriksaan klinis dan
radiologis. Saat pasien stabil, maka dilakukan secondary survey.
41 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 42/97
42Fracture and Dislocation
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : darah rutin, faktor pembekuan darah, golongan darah,
cross-test, dan urinalisa.
Radiologis untuk lokasi fracture harus menurut rule of two, terdiri dari :
• 2 gambaran, anteroposterior (AP) dan lateral
• Memuat dua sendi di proksimal dan distal fracture
• Memuat gambaran foto dua extremitas, yaitu extremitas yang
cedera dan yang tidak terkena cedera (pada anak)
• Dan dua kali, yaitu sebelum tindakan dan sesudah tindakan.
Pergeseran fragmen Tulang ada 4 :
1. Alignment : perubahan arah axis longitudinal, bisa membentuk
sudut
2. Panjang : dapat terjadi pemendekan (shortening)
3. Aposisi : hububgan ujung fragmen satu dengan lainnya
4. Rotasi : terjadi perputaran terhadap fragmen proksimal
III.7 PENATALAKSANAAN
42 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 43/97
43Fracture and Dislocation
Prinsip penatalaksanaan fracture terdiri dari 4R yaitu recognition berupa
diagnosis dan penilaian fracture, reduction, retention dengan imobilisasi, dan
rehabilitation yaitu mengembalikan aktifitas fungsional semaksimal
mungkin.
Penatalaksanaan awal fracture meliputi reposisi dan imobilisasi fracture
dengan splint. Status neurologis dan vaskuler di bagian distal harus diperiksa
baik sebelum maupun sesudah reposisi dan imobilisasi. Pada pasien dengan
multiple trauma, sebaiknya dilakukan stabilisasi awal fracture tulang panjang
setelah hemodinamis pasien stabil. Sedangkan penatalaksanaan definitif
fracture adalah dengan menggunakan gips atau dilakukan operasi dengan
ORIF maupun OREF.
Tujuan pengobatan fracture :
a. REPOSISI dengan tujuan mengembalikan fragmen ke posisi anatomi.
Tehnik reposisi terdiri dari reposisi tertutup dan terbuka. Reposisi tertutup
dapat dilakukan dengan fixasi externa atau traksi kulit dan skeletal. Cara
lain yaitu dengan reposisi terbuka yang dilakukan pada pasien yang telah
mengalami gagal reposisi tertutup, fragmen bergeser, mobilisasi dini,
fracture multiple, dan fracture patologis.
b. IMOBILISASI / FIXASI dengan tujuan mempertahankan posisi fragmen post reposisi sampai Union. Indikasi dilakukannya fixasi yaitu pada
pemendekan ( shortening ), fracture unstabel serta kerusakan hebat pada
kulit dan jaringan sekitar
Jenis Fixasi :
Ekternal / OREF (Open Reduction External Fixation)
43 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 44/97
44Fracture and Dislocation
• Gips ( plester cast)
• Traksi
Jenis traksi :
Traksi Gravitasi : U- Slab pada fracture humerus
Skin traksi
Tujuan menarik otot dari jaringan sekitar fracture sehingga
fragmen akan kembali ke posisi semula. Beban maksimal 4-5 kg
karena bila kelebihan kulit akan lepas.
Skeletal traksi : K-wire, Steinmann pin atau Denham pin.
Traksi ini dipasang pada distal tuberositas tibia (trauma
sendi coxae, femur, lutut), pada tibia atau calcaneus ( fracture
cruris). Adapun komplikasi yang dapat terjadi pada pemasangan
traksi yaitu gangguan sirkulasi darah pada beban > 12 kg, trauma
saraf peroneus (cruris) , syndroma compartement, infeksi tempat
masuknya pin ( pin tract infection).
44 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 45/97
45Fracture and Dislocation
Indikasi OREF :
− Fracture terbuka derajat III
− Fracture dengan kerusakan jaringan lunak yang luas
− Fracture dengan gangguan neurovaskuler
− Fracture Kominutif
− Fracture Pelvis
− Fracture infeksi yang kontraindikasi dengan ORIF
− Non Union
− Trauma multiple
Internal / ORIF (Open Reduction Internal Fixation)
45 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 46/97
46Fracture and Dislocation
ORIF ini dapat menggunakan K-wire, plating, screw, K-nail.
Keuntungan cara ini adalah reposisi anatomis dan mobilisasi dini
tanpa fixasi luar.
Indikasi ORIF :
− Fracture yang tak bisa sembuh atau bahaya avasculair nekrosis tinggi,
misalnya fracture talus dan fracture collum femur.
− Fracture yang tidak bisa direposisi tertutup. Misalnya fracture avulse
dan fracture dislocasi.
− Fracture yang dapat direposisi tetapi sulit dipertahankan. Misalnya
fracture Monteggia, fracture Galeazzi, fracture antebrachii, dan
fracture pergelangan kaki.
− Fracture yang berdasarkan pengalaman memberi hasil yang lebih baik
dengan operasi, misalnya : fracture femur.
c. UNION
d. REHABILITASI
46 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 47/97
47Fracture and Dislocation
Gambar. Plate & screw pada open reduction internal fixation
III.8 PENYEMBUHAN FRACTURE
Proses penyembuhan fracture pada tulang cortical terdiri atas lima fase,
yaitu :
1. Fase Hematoma
Apabila terjadi fracture pada tulang panjang, maka
pembuluh darah kecil yang melewati canalikuli dalam sistem
Haversian mengalami robekan pada daerah fracture dan akan
membentuk hematoma diantara kedua sisi fracture. Hematoma
yang besar diliputi oleh periosteum. Periosteum akan terdorong dan
dapat mengalami robekan akibat tekanan hematoma yang terjadi
sehingga dapat terjadi ekstravasasi darah ke dalam jaringan lunak.
Osteocyt dengan lakunanya yang terletak beberapa milimeter
dari daerah fracture akan kehilangan darah dan mati, yang akan
47 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 48/97
48Fracture and Dislocation
menimbulkan suatu daerah cincin avaskuler tulang yang mati pada
sisi-sisi fracture segera setelah trauma.
2. Fase Proliferasi Seluler Subperiosteal dan Endosteal
Pada fase ini terjadi reaksi jaringan lunak sekitar fracture
sebagai suatu reaksi penyembuhan. Penyembuhan fracture terjadi
karena adanya sel-sel osteogenik yang berproliferasi dari
periosteum untuk membentuk callus externa serta pada daerah
endosteum membentuk callus interna sebagai aktifitas seluler
dalam canalis medularis. Apabila terjadi robekan yang hebat pada
periosteum, maka penyembuhan sel berasal dari diferensiasi sel-sel
mesenchimal yang tidak berdiferensiasi ke dalam jaringan lunak.
Pada tahap awal dari penyembuhan fracture ini terjadi
pertambahan jumlah dari sel-sel osteogenik yang memberi
pertumbuhan yang cepat pada jaringan osteogenik yang sifatnya
lebih cepat dari tumor ganas. Pembentukan jaringan seluler tidak
terbentuk dari organisasi pembekuan hematoma suatu daerah
fracture. Setelah beberapa minggu, callus dari fracture akan
membentuk suatu massa yang meliputi jaringan osteogenik. Pada
pemeriksaan radiologis callus belum mengandung tulang sehingga
merupakan suatu daerah radiolusen.
3. Fase Pembentukan Callus (fase union secara klinis)
Setelah pembentukan jaringan seluler yang bertumbuh dari
setiap fragmen sel dasar yang berasal dari osteoblast dan kemudian
pada chondroblast membentuk tulang rawan. Tempat osteoblastt
diduduki oleh matriks interseluler colagen dan perlengketan
48 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 49/97
49Fracture and Dislocation
polisakarida oleh garam-garam calsium membentuk suatu tulang
yang imatur. Bentuk tulang ini disebut sebagai woven bone. Pada
pemeriksaan radiologi callus atau woven bone sudah terlihat dan
merupakan indikasi radiologik pertama terjadinya penyembuhan
fracture.
4. Fase Konsolidasi (fase union secara radiologik)
Woven bone akan membentuk callus primer dan secara
perlahan-lahan diubah menjadi tulang yang lebih matang oleh
aktivitas osteoblast yang menjadi struktur lamelar dan kelebihancallus akan diresorpsi secara bertahap.
5. Fase Remodelling
Bilamana union telah lengkap, maka tulang yang baru
membentuk bagian yang menyerupai bulbus yang meliputi tulang
tetapi tanpa canalis medularis. Pada fase remodeling ini, perlahan-
lahan terjadi resorpsi secara osteoclastic dan tetap terjadi proses
osteoblastic pada tulang dan callus externa secara perlahan-lahan
menghilang. Callus intermediate berubah menjadi tulang yang
kompak dan berisi sistem Haversian dan callus bagian dalam akan
mengalami peronggaan untuk membentuk ruang sumsum.
III.9 KOMPLIKASI FRACTURE
Komplikasi fracture dapat diakibatkan oleh trauma itu sendiri atau akibat
penanganan fracture yang disebut komplikasi iatrogenik.
a. Komplikasi umum
49 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 50/97
50Fracture and Dislocation
Syok karena perdarahan ataupun oleh karena nyeri, koagulopati
difus dan gangguan fungsi pernafasan.
Ketiga macam komplikasi tersebut diatas dapat terjadi dalam 24
jam pertama pasca trauma dan setelah beberapa hari atau minggu
akan terjadi gangguan metabolisme, berupa peningkatan katabolisme.
Komplikasi umum lain dapat berupa emboli lemak, trombosis vena
dalam (DVT), tetanus atau gas gangrene.
b. Komplikasi Lokal
Komplikasi dini
Komplikasi dini adalah kejadian komplikasi dalam satu
minggu pasca trauma, sedangkan apabila kejadiannya sesudah satu
minggu pasca trauma disebut komplikasi lanjut.
Pada Tulang
1. Infeksi, terutama pada fracture terbuka.
2. Osteomyelitis dapat diakibatkan oleh fracture terbuka atau
tindakan operasi pada fracture tertutup. Keadaan ini dapat
menimbulkan delayed union atau bahkan non union.
Komplikasi sendi dan tulang dapat berupa arthritis supuratif yang
sering terjadi pada fracture terbuka atau pasca operasi yang
melibatkan sendi sehingga terjadi kerusakan cartilago sendi dan
berakhir dengan degenerasi.
Pada Jaringan lunak
50 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 51/97
51Fracture and Dislocation
1. Lepuh, Kulit yang melepuh adalah akibat dari elevasi kulit
superfisial karena edema. Terapinya adalah dengan menutup
kasa steril kering dan melakukan pemasangan elastik.
2. Decubitus, terjadi akibat penekanan jaringan lunak tulang
oleh gips. Oleh karena itu perlu diberikan bantalan yang
tebal pada daerah-daerah yang menonjol.
Pada Otot
Terputusnya serabut otot yang mengakibatkan gerakan aktif
otot tersebut terganggu. Hal ini terjadi karena serabut otot yang
robek melekat pada serabut yang utuh, capsul sendi dan tulang.
Kehancuran otot akibat trauma dan terjepit dalam waktu cukup
lama akan menimbulkan syndroma crush atau trombus ( Apley &
Solomon,1993).
Pada pembuluh darah
Pada robekan arteri incomplete akan terjadi perdarahan terus
menerus. Sedangkan pada robekan yang complete ujung
pembuluh darah mengalami retraksi dan perdarahan berhenti
spontan.
Pada jaringan distal dari lesi akan mengalami ischemia
bahkan nekrosis. Trauma atau manipulasi sewaktu melakukan
reposisi dapat menimbulkan tarikan mendadak pada pembuluh
darah sehingga dapat menimbulkan spasme. Lapisan intima
pembuluh darah tersebut terlepas dan terjadi trombus. Pada
compressi arteri yang lama seperti pemasangan torniquet dapat
terjadi sindrome crush. Pembuluh vena yang putus perlu
51 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 52/97
52Fracture and Dislocation
dilakukan repair untuk mencegah kongesti bagian distal lesi
(Apley & Solomon, 1993).
Syndroma compartement terjadi akibat tekanan intra
compartement otot pada tungkai atas maupun tungkai bawah
sehingga terjadi penekanan neurovaskuler sekitarnya. Fenomena
ini disebut Ischemia Volkmann. Ini dapat terjadi pada
pemasangan gips yang terlalu ketat sehingga dapat mengganggu
aliran darah dan terjadi edema dalam otot.
Apabila ischemia dalam 6 jam pertama tidak mendapattindakan dapat menimbulkan kematian/nekrosis otot yang
nantinya akan diganti dengan jaringan fibrus yang secara
periahan-lahan menjadi pendek dan disebut dengan contracture
volkmann. Gejala klinisnya adalah 5 P yaitu Pain (nyeri),
Parestesia, Pallor (pucat), Pulseness (denyut nadi hilang) dan
Paralisis
Pada syaraf
Berupa compressi, neuropraksi, neurometsis (saraf putus),
exonametsis (kerusakan akson). Setiap trauma terbuka
dilakukan eksplorasi dan identifikasi nervus (Apley &
Solomon,1993).
Komplikasi lanjut
Pada tulang dapat berupa malunion, delayed union atau non union.
52 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 53/97
53Fracture and Dislocation
Pada pemeriksaan terlihat deformitas berupa angulasi, rotasi,
perpendekan atau perpanjangan.
− Delayed union
Proses penyembuhan lambat dari waktu yang dibutuhkan
secara normal. Pada pemeriksaan radiografi, tidak akan terlihat
bayangan sclerosis pada ujung-ujung fracture.
Terapi konservatif selama 6 bulan bila gagal dilakukan
Osteotomi. Bila lebih 20 minggu dilakukan cancellus grafting
(12-16 minggu)
− Non union
Dimana secara klinis dan radiologis tidak terjadi
penyambungan.
o Tipe I (hypertrophic non union)
Tidak akan terjadi proses penyembuhan fracture dan
diantara fragmen fracture tumbuh jaringan fibrus yang masih
mempunyai potensi untuk union dengan melakukan koreksi
fixasi dan bone grafting.
o Tipe II (atrophic non union)
Disebut juga sendi palsu (pseudoartrosis) terdapat
jaringan sinovial sebagai capsul sendi beserta rongga
sinovial yang berisi cairan, proses union tidak akan dicapai
walaupun dilakukan imobilisasi lama.
Beberapa faktor yang menimbulkan non union seperti
disrupsi periosteum yang luas, hilangnya vaskularisasi
53 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 54/97
54Fracture and Dislocation
fragmen-fragmen fracture, waktu imobilisasi yang tidak
memadai, implant atau gips yang tidak memadai, distraksi
interposisi, infeksi dan penyakit tulang (fracture patologis)
− Mal union
Penyambungan fracture tidak normal sehingga menimbukan
deformitas. Tindakan refracture atau osteotomi koreksi.
− Osteomyelitis
Osteomyelitis kronis dapat terjadi pada fracture terbuka atau
tindakan operasi pada fracture tertutup sehingga dapat
menimbulkan delayed union sampai non union (infected non
union). Imobilisasi anggota gerak yang mengalami osteomyelitis
mengakibatkan terjadinya atrofi tulang berupa osteoporosis dan
atrofi otot.
− Kekakuan sendi
Kekakuan sendi baik sementara atau menetap dapat
diakibatkan imobilisasi lama, sehingga terjadi perlengketan peri
artikuler, perlengketan intraartikuler, perlengketan antara otot dan
tendon. Pencegahannya berupa memperpendek waktu imobilisasi
dan melakukan latihan aktif dan pasif pada sendi. Pembebasan
perlengketan secara pembedahan hanya dilakukan pada penderita
dengan kekakuan sendi menetap ( Apley & Solomon,1993).
54 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 55/97
55Fracture and Dislocation
BAB IV
DISLOCASI
IV.1 DEFINISI
Dislocasi adalah keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi
tidak lagi berhubungan secara anatomis (tulang lepas dari sendi). Atau
dislocasi adalah suatu keadaan keluarnya (bercerainya) caput sendi dari
mangkuknya. Dislocasi merupakan suatu kedaruratan yang membutuhkan pertolongan segera. Bila terjadi patah tulang di dekat sendi atau mengenai
sendi disertai luxatio sendi yang disebut fracture dislocasi. Dislocasi adalah
terlepasnya compressi jaringan tulang dari kesatuan sendi. Dislocasi ini dapat
hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh
komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi).2
Gambar. Dislocasi Pinggul
55 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 56/97
56Fracture and Dislocation
Dislocasi sendi adalah suatu keadaan dimana permukaan sendi tulang
yang membentuk sendi tidak lagi dalam posisi anatomis. Secara kasar adalah
tulang terlepas dari persendian. Subluxatio adalah dislocasi parsial permukaan
persendian. Kadang luxatio disertai dengan fracture luxatio / dislocasi,
misalnya fracture panggul dengan fracture tepi acetabulum.
Dislocasi disertai dengan kerusakan simpai sendi atau ligament sendi.
Bila kerusakan tersebut tidak sembuh dengan baik, luxatio mudah terulang
kembali seperti sendi bahu. Pada sendi panggul perdarahan dicaput femur
mungkin terganggu karena kerusakan pada trauma luxatio sehingga terjadi
nekrosis avasculer.
IV.2 ETIOLOGI DAN KLASIFIKASI
Dislocasi disebabkan oleh :
Dislocasi Traumatik
Dislocasi traumatik adalah suatu kedaruratan ortopedi, yang
memerlukan pertolongan segera, karena struktur sendi yang terlibat
pasokan darah dan saraf rusak susunannya dan mengalami stres. Bila tidak
ditangani segera dapat terjadi nekrosis avasculer ( kematian jaringan akibatanoksia dan hilangnya pasokan darah) dan paralylisis saraf. Jika disertai
fracture, keadaan ini disebut fracture dislocasi.
Trauma sendi dapat berupa :
−Kontusio sendi biasa terjadi oleh benturan
56 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 57/97
57Fracture and Dislocation
− Joint strain oleh trauma kecil yang berulang (otot tertarik akibat
penggunaan yang berlebihan, peregangan berlebihan dan atau stress
yang berlebihan)
− Joint sprain / keseleo ada robekan mikroskopis dari ligament atau
capsul sendi yang tidak mengganggu stabilitas akibat gerakan
memutar
− Ruptur ligament
− Dislocasi
Dislocasi Congenital
Terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan yang paling
sering terjadi pada panggul. Dislocasi panggul congenital merupakan suatu
keadaan dimana caput femoris posisinya dalam acetabulum tidak normal
sejak lahir. Caput femoris biasanya kecil dan sering kali terletak diluar
superior dan lateral acetabulum. Perkembangan panggul normal yang
harmonis membutuhkan hubungan antara caput femoris dan acetabulum.
Dislocasi jangka panjang dapat menyebabkan perkembangan yang tak
memadai baik caput femoris maupun acetabulum sehingga akhirnya
menyebabkan cacat.
Dislocasi congenital ini dapat bilateral (dua sisi). Adanyakecurigaan yang paling kecil pun terhadap kelainan congenital ini
mengeluarkan pemeriksaan klinik yang cermat dan sianak diperiksa
dengan sinar X, karena tindakan dini memberikan hasil yang sangat baik.
Tindakan dengan reposisi dan pemasangan bidai selama beberapa bulan,
jika kelainan ini tidak ditemukan secara dini, tindakannya akan jauh sulit
dan diperlukan pembedahan.
57 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 58/97
58Fracture and Dislocation
Dislocasi spontan atau patologik
Terjadi akibat penyakit struktur sendi dan jaringan sekitar sendi.
Akibatnya destruksi tulang, misalnya tuberkulosis tulang belakang.
Dimana patologis: terjadinya tear ligament dan capsul articuler yang
merupakan komponen vital penghubung tulang.2,5
Berdasarkan tipe kliniknya dibagi :
1. Dislocasi Acute : Umumnya terjadi pada shoulder, elbow, dan hip.
Disertai nyeri acute dan pembengkakan di sekitar sendi.
2. Dislocasi Chronic
3. Dislocasi Berulang : Jika suatu trauma dislocasi pada sendi diikuti
oleh frekuensi dislocasi yang berlanjut dengan trauma yang minimal,
maka disebut dislocasi berulang (habitual dislocation). Umumnya
terjadi pada shoulder joint dan patello femoral joint.2,3
IV.3 DIAGNOSIS
a. Anamnesis
Pada anamnesis kita dapat menanyakan adanya nyeri, riwayat
trauma, mekanisme trauma yang sesuai, misalnya trauma extensi dan
exorotasi pada dislocasi anterior sendi bahu, ada rasa sendi yang
keluar, bila trauma minimal hal dan kejadian berulang ini dapat terjadi
pada dislocasi rekurens atau habitual.6,7
58 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 59/97
59Fracture and Dislocation
b. Pemeriksaan klinis
• Deformitas : hilangnya tonjolan tulang normal, misalnya deltoid
yang rata pada dislocasi bahu, perubahan panjang extremitas,
kedudukan yang khas pada dislocasi tertentu, misalnya dislocasi
posterior sendi panggul kedudukan sendi panggul endorotasi,
flexi dan adduksi.
• Bengkak
• Nyeri
• Functiolaesa : terbatasnya gerakan atau gerakan yang abnormal.
Dislocasi Traumatik
Semua lingkup gerak dicatat, mulai dari posisi nol atau netral. Posisi
netral bukan merupakan posisi faali atau posisi istirahat yang penting bila
dilakukan immobilisasi. Posisi netral disebut juga posisi Zero atau posisi 0,
adalah posisi yang menjadi dasar nol atau mencatat gerakan flexi, extensi,
abduksi, adduksi dan rotasi. Posisi netral untuk sendi bahu dan paha adalah
posisi bahu atau paha searah dengan sumbu tubuh dan untuk sendi siku, lutut
dan pergelangan tangan adalah sendi lurus. Untuk sendi pergelangan kaki
posisi netral adalah kaki tegak lurus atas tungkai bawah.
Congenital Hip Dislocation
Semua anak yang baru lahir sebaiknya diperiksa kemungkinan ada
dislocasi panggul congenital beberapa hari setelah kelahiran. Bayi ditidurkan
dengan kedua kaki diflexikan dengan menekan secara lembut pada lutut kearah
59 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 60/97
60Fracture and Dislocation
meja periksa, sedangkan lutut dan pahanya diabduksikan secara manual pada
saat yang bersamaan bagian proksimal paha ditekan keatas dan medial.
Tekanan pada lutut yang arahnya kebawah pada pada awal tindakan ini, dapat
menyebabkan dislocasi total pada panggul yang mengalami gangguan. Pada
waktu paha diabduksikan seperti tersebut diatas panggul terasa tereduksi
secara spontan disertai bunyi “KLIK“ kemudian dengan adduksi panggul
dapat dirasakan dislocasinya. Ketidak stabilan panggul yang dapat diperagakan
dengan tes provokasi ini disebut “tanda ortolani positif”.
Gambar. Ortolani Maneuver
c. Pemeriksaan radiologis
Untuk memastikan arah dislocasi dan apakah disertai fracture pada
dislocasi lama, pemeriksaan radiologis dengan cara pemeriksaan
sinar-X (X-Rays) lebih penting oleh karena nyeri dan spasme otot
telah menghilang.
60 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 61/97
61Fracture and Dislocation
Gambar. Radiologi pada dislocasi sendi bahu
IV.4 KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat menyertai dislocasi antara lain :
Komplikasi Dini
1. Cedera saraf : n. axillaris dapat cedera ; pasien tidak dapat mengkerutkan
otot deltoid dan mungkin terdapat daerah kecil yang mati rasa pada otot
tesebut
2. Cedera pembuluh darah : a. axillaris dapat rusak
3. Fracture dislocasi
Komplikasi Lanjut
1. Kekakuan sendi bahu ( frozen shoulder ): Immobilisasi yang lama dapat
mengakibatkan kekakuan sendi bahu, terutama pada pasien yang berumur
40 tahun. Terjadinya kehilangan rotasi lateral, yang secara otomatis
membatasi abduksi
2. Dislocasi yang berulang: terjadi kalau labrum glenoid robek atau capsul
terlepas dari bagian depan leher glenoid
61 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 62/97
62Fracture and Dislocation
3. Kelemahan otot.2,8
IV.5 PENATALAKSANAAN
Sendi yang terkena harus diimobilisasi saat pasien dipindahkan. Tindakan
reposisi :
1. Lakukan reposisi segera.
2. Dislocasi sendi kecil dapat direposisi ditempat kejadian tanpa anesthesi,
misalnya dislocasi siku, dislocasi bahu dan dislocasi jari.
3. Dislocasi bahu, siku atau jari dapat direposisi dengan anasthesi lokal dan
obat – obat penenang misalnya Valium. Jangan dipilih cara reposisi yang
traumatis yang bila dilakukan tanpa relaksasi maksimal dapat
menimbulkan fracture.
4. Dislocasi sendi besar misalnya dislocasi sendi panggul memerlukan
anesthesi umum.
5. Dislocasi reduksi, dikembalikan ketempat semula dengan menggunakan
anastesi jika dislocasi berat.
6. Caput tulang yang mengalami dislocasi dimanipulasi dan dikembalikan
ke rongga sendi.
7. Kemudian sendi diimobilisasi dengan pembalut, spalk, gips atau traksi
dan dijaga agar tetap dalam posisi stabil, beberapa hari beberapa minggu
setelah reduksi gerakan aktif lembut 3-4x sehari dapat mengembalikan
kisaran sendi, sendi tetap disangga saat latihan.
8. Memberikan kenyamanan dan melindungi sendi selama masa
penyembuhan.9,10
62 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 63/97
63Fracture and Dislocation
Gambar. Macam-macam jenis joint immobilization
Tanda-tanda dislocasi beserta penatalaksanaannya:
Dislocasi sendi rahang
Terjadi karena menguap atau tertawa terlalu lebar, terkena pukulan
keras ketika rahang sedang terbuka.
Penatalakasanaan :
63 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 64/97
64Fracture and Dislocation
− Rahang ditekan kebawah dengan mempergunakan ibu jari yang
sudah dilindungi balutan
−
Ibu jari tersebut diletakkan pada geraham paling belakang
− Tekanan tersebut harus mantap tetapi pelan-pelan bersamaan
dengan penekanan jari-jari yang lain mengangkat dagu
penderita keatas
− Tindakan dikatakan berhasil bila rahang tersebut menutup
dengan cepat dan keras
− Untuk beberapa saat penderita tidak boleh membuka mulut
lebar
Gambar. Teknik reposisi pada dislocasi sendi rahang
Dislocasi sendi bahu
Tanda-tanda korban yang mengalami Dislocasi sendi bahu yaitu:
− Sendi bahu tidak dapat digerakakkan
64 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 65/97
65Fracture and Dislocation
− Korban mengendong tangan yang sakit dengan yang lain
− Korban tidak bisa memegang bahu yang berlawanan
− Kontur bahu hilang, bongkol sendi tidak teraba pada tempatnya
Penatalaksanaan:
Teknik Hennepin
Secara perlahan dielevasikan sehingga bongkol sendi
masuk kedalam mangkok sendi. Pasien duduk atau tidur
dengan posisi 45o, siku pasien ditahan oleh tangan kanan
penolong dan tangan kiri penolong melakukan rotasi arah
keluar (externa) sampai 90o dengan lembut dan perlahan, jika
korban merasa nyeri, rotasi externa sementara dihentikan
sampai terjadi relaksasi otot, kemudian dilanjutkan. Sesudah
relaksasi externa mencapai 90o maka reposisi akan terjadi.
Gambar. Hennepin Technique
Teknik Stimson
65 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 66/97
66Fracture and Dislocation
Pasien tidur tengkurap, kemudian tangan yang
dislocasi digantung tempat tidur diberi beban 10-15 pound
selama 30 menit biasanya akan terjadi reposisi jika tidak
berhasil dapat ditolong dengan pergerakan rotasi dan kemudian
interna.
Gambar. Stimson Technique
Dislocasi sendi panggul
Tanda-tanda klinis terjadinya dislocasi panggul:
− Kaki pendek dibandingkan dengan kaki yang tidak mengalami
dislocasi
− Kaput femur dapat diraba pada tanggul
− Setiap usaha menggerakkan pinggul akan mendatangkan rasa nyeri
66 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 67/97
67Fracture and Dislocation
Gambar. Dislocasi hip joint
BAB V
FRACTURE PADA ANAK
Dengan mobilitas yang tinggi disektor lalu lintas dan faktor kelalaian
manusia sebagai salah satu penyebab paling sering terjadinya kecelakaan yang
dapat menyebabkan fracture. Penyebab yang lain dapat karena kecelakaan
kerja, olah raga dan rumah tangga.(7)
Fracture yang terjadi dapat mengenai orang dewasa maupun anak-anak,
Fracture yang mengenai lengan bawah pada anak sekitar 82% pada daerah
metaphysis tulang radius distal, dan ulna distal sedangkan fracture pada daerah
diaphysis yang terjadi sering sebagai fracture tipe greenstick. Daerah
metaphysis pada anak relatif masih lemah sehingga fracture banyak terjadi
pada daerah ini, selebihnya dapat mengenai supracondylair humeri
67 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 68/97
68Fracture and Dislocation
(transcondylair humeri) diaphysis femur dan clavicula, sedangkan yang
lainnya jarang.(4,5)
Fracture pada anak mempunyai keistimewaan dibanding dengan dewasa.
Hal ini sangat penting diketahui bahwa keberhasilan diagnostik dan terapi
penyakit ortopedik pada kelompok usia ini berbeda, karena sistem skeletal
pada anak-anak baik secara anatomis, biomekanis, dan fisiologi berbeda
dengan dewasa. Adanya growth plate (epiphyseal plate) pada tulang anak-anak
merupakan satu perbedaan yang besar. Growth plate tersusun atas cartilago. Ia
bisa menjadi bagian terlemah pada tulang anak-anak terhadap suatu trauma.
Cedera pada growth plate dapat menyebabkan deformitas. Akan tetapi adanya
growth plate juga membantu remodeling yang lebih baik dari suatu fracture
yang bukan pada growth plate tersebut. Selain itu proses penyembuhan ini juga
dipengaruhi oleh faktor mekanis dan faktor biologis.(6)
V.1 ANATOMI DAN FISIOLOGI
Ada perbedaan yang mendasar antara fracture pada anak dengan fracture
pada orang dewasa, perbedaan tersebut pada anatomi, biomekanik, dan
fisiologi tulang. Pada anak-anak antara epiphysis dan metaphysis terdapat
epiphyseal plate sebagai daerah pertumbuhan congenital. Epiphyseal plate iniakan menghilang pada dewasa, sehingga epiphysis dan metaphysis ini akan
menyatu pada saat itulah pertumbuhan memanjang tulang akan berhenti.
Tulang panjang terdiri dari : epiphysis, metaphysis dan diaphysis.
Epiphysis merupakan bagian paling atas dari tulang panjang, metaphysis
merupakan bagian yang lebih lebar dari ujung tulang panjang, yang berdekatan
68 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 69/97
69Fracture and Dislocation
dengan discus epiphysialis, sedangkan diaphysis merupakan bagian tulang
panjang yang dibentuk dari pusat osifikasi primer.
Seluruh tulang diliputi oleh lapisan fibrosa yang disebut periosteum, yang
mengandung sel-sel yang dapat berproliferasi dan berperan dalam proses
pertumbuhan transversal tulang panjang. Kebanyakan tulang panjang
mempunyai arteria nutrisi. Lokasi dan keutuhan dari pembuluh darah inilah
yang menentukan berhasil atau tidaknya proses penyembuhan suatu tulang
yang patah.
Pada anak, terdapat epiphyseal plate yang merupakan tulang rawan pertumbuhan. Periosteum sangat tebal dan kuat dimana pada proses bone
healing akan menghasilkan callus yang cepat dan lebih besar daripada orang
dewasa.
Perbedaan di atas menjelaskan perbedaan biomekanik tulang anak-anak
dibandingkan orang dewasa, yaitu :
• Biomekanik tulang
Tulang anak-anak sangat porous, cortex berlubang-lubang dan
sangat mudah dipotong oleh karena canalis Haversian menduduki
sebagian besar tulang. Faktor ini menyebabkan tulang anak-anak dapat
menerima toleransi yang besar terhadap deformasi tulang dibandingkan
orang dewasa. Tulang orang dewasa sangat kompak dan mudah
mengalami tegangan dan tekanan sehingga tidak dapat menahan
compressi.
• Biomekanik epiphyseal plate
69 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 70/97
70Fracture and Dislocation
Epiphyseal plate merupakan tulang rawan yang melekat pada
epiphysis yang bagian luarnya diliputi oleh periosteum sedang bagian
dalamnya oleh procesus mamilaris. Untuk memisahkan metaphysis dan
epiphysis diperlukan kekuatan yang besar. Tulang rawan epiphyseal
plate mempunyai konsistensi seperti karet yang besar.
• Biomekanik periosteum
Periosteum pada anak-anak sangat kuat dan tebal dan tidak mudah
mengalami robekan dibandingkan orang dewasa.
Pada anak-anak, pertumbuhan merupakan dasar terjadinya remodelling
yang lebih besar dibandingkan pada orang dewasa, sehingga tulang pada anak-
anak mempunyai perbedaan fisiologi, yaitu :
o Pertumbuhan berlebihan (over growth)
Pertumbuhan diaphysis tulang panjang akan memberikan stimulasi
pada pertumbuhan panjang, karena tulang rawan epiphyseal plate
mengalami hiperemi pada waktu penyambungan.
o Deformitas yang progresif
Kerusakan permanen pada epiphyseal plate akan terjadi
pemendekan atau angulasi.
o Fracture total
Pada anak-anak fracture total jarang bersifat komunitif karena
tulangnya sangat flexibel dibandingkan orang dewasa.
Di bawah ini adalah beberapa karakteristik struktur dan fungsi tulang anak
yang membuatnya berbeda :
70 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 71/97
71Fracture and Dislocation
Remodelling
Tulang immatur dapat melakukan remodelisasi jauh lebih baik daripada
dewasa. Karena adanya aktivitas dari populasi sel yang banyak, kerusakan
pada tulang dapat diperbaiki lebih baik dari pada kerusakan yang terjadi
pada dewasa.
Struktur anatomis tulang anak-anak juga mempunyai flexibilitas yang
tinggi sehingga ia mempunyai kemampuan seperti “biological plasticity”.
Hal ini menyebabkan tulang anak-anak dapat membengkok tanpa patah
atau hancur; sehingga dapat terjadi gambaran fracture yang unik pada anak
yang tidak dijumpai pada dewasa, seperti pada fracture buckle (torus) dan
greenstick.
Ligamen
Seperti jaringan, ligamen adalah satu jaringan yang “age-resistant” dalam
tubuh manusia. Tensile strength (kekuatan tegangan) pada ligamen anak-
anak dan dewasa secara umum sama. Meskipun kekuatan tulang, cartilago,
dan otot cenderung berubah, struktur ligamen tetap tidak berubah seiring
pertumbuhan dan perkembangan.
Periosteum
Bagian terluar yang menutupi tulang adalah lapisan fibrosa dense, yang
pada anak-anak secara signifikan lebih tebal daripada dewasa. Periosteum
anak-anak sebenarnya mempunyai sebuah lapisan fibrosa luar dan cambium
atau lapisan osteogenic. Menurut Hence, periosteum anak-anak mampu
71 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 72/97
72Fracture and Dislocation
memberikan kekuatan mekanis terhadap trauma. Karena periosteum yang
tebal, fracture tidak cenderung untuk mengalami displace seperti pada
dewasa, dan periosteum yang intak dapat berguna sebagai bantuan dalam
reduksi fracture dan maintenance. Sebagai tambahan, fracture akan sembuh
lebih cepat secara signifikan daripada dewasa.
Growth Plate
Growth plate atau epiphyseal plate adalah lempeng cartilago yang terletak
di antar epiphysis (pusat penulangan sekunder) dan metaphysis. Ini penting
bagi pertumbuhan tulang panjang agar terjadi. Bagian ini juga menjadi satu
titik kelemahan dari semua struktur tulang terhadap trauma mekanik.
Epiphyseal plate, secara histologik terdiri dari 4 lapisan, yaitu :
1. Resting zone: Lapisan teratas yang terdiri dari sel-sel germinal yang
datar dan merupakan tempat penyimpanan bahan-bahan metabolik yang
akan digunakan nantinya.
2. Proliferating zone: Sel-sel di area ini secara aktif bereplikasi dan
tumbuh menjadi lempeng. Sel-sel tersebut disebut seperi tumpukan
lempeng. Pada area ini, sel-selnya menggunakan bahan metabolik yang
sebelumnya disimpan untuk perjalanan mereka ke metaphysis.
3. Hypertrophic zone: Sel-sel di area ini cenderung membengkak dan
berubah menjadi lebih katabolik. Sel mempersiapkan matriks untuk
mengalami kalsifikasi dan berubah menjadi tulang. Area ini menjadi
letak terlemah secara mekanis.
4. Calcified zone: Secara metabolik, matriks menyebar untuk deposisi
garam calsium, dan membentuk osteoid. Di daerah yang dekat
72 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 73/97
73Fracture and Dislocation
metaphysis, cabang-cabang pembuluh darah kecil menjalar ke lapisan
basal dari epiphyseal plate.
Gambar. Bagian-bagian dari tulang immatur
V.2 ETIOLOGI
Fracture dapat disebabkan karena oleh :
Trauma
Non Trauma
Stress
Trauma
73 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 74/97
74Fracture and Dislocation
Trauma dapat dibagi menjadi trauma langsung dan trauma tidak
langsung. Trauma langsung berarti benturan pada tulang dan mengakibatkan
fracture di tempat itu, sedangkan trauma tidak langsung bilamana titik
tumpuan benturan dengan terjadinya fracture bergantian.
Non Trauma
Fracture terjadi karena kelemahan tulang akibat kelainan patologis
didalam tulang, non trauma ini bisa karena kelainan metabolik atau infeksi.
Stress Fracture
Stress fracture terjadi karena trauma yang terus-menerus pada suatu
tempat tertentu.
V.3 KLASIFIKASI
Klasifikasi fracture pada anak dapat dikelompokkan berdasarkan radiologis,
anatomis, klinis dan fracture yang khusus pada anak.
a. Klasifikasi Radiologi
− Fracture Buckle atau torus
− Tulang melengkung
− Fracture green-stick
− Fracture total
74 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 75/97
75Fracture and Dislocation
b. Klasifikasi Anatomis
− Fracture epiphysis
− Fracture epiphyseal plate
− Fracture metaphysis
− Fracture diaphysis
c. Klasifikasi Klinis
− Traumatik
− Patologik
− Stress
d. Fracture khusus pada anak
− Fracture akibat trauma kelahiran. Fracture yang terjadi pada saat proses
kelahiran sering terjadi pada saat melahirkan bahu bayi, (pada
persalinan sungsang). Fracture yang terjadi biasanya disebabkan karena
tarikan yang terlalu kuat yang tidak disadari oleh penolong.
− Fracture Shalter-Harris
Klasifikasi Shalter Harris untuk patah tulang yang mengenai epiphyseal platedistal tibia dibagi menjadi lima tipe :
Tipe 1 : Epiphysis dan epiphyseal plate lepas dari metaphysis tetapi
periosteumnya masih utuh.
Tipe 2 : Garis fracture melalui sepanjang epiphyseal plate dan
membelok ke metaphysis dan akan membentuk suatu fragmen
75 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 76/97
76Fracture and Dislocation
metaphysis yang berbentuk segitiga disebut tanda Thurston-
Holland
Tipe 3: Garis fracture mulai permukaan sendi melewati epiphyseal plate
kemudian sepanjang garis epiphyseal plate
Tipe 4 : Merupakan fracture intra-intraartikuler yang melalui permukaan
sendi memotong epiphysis serta seluruh lapisan epiphyseal plate
dan berlanjut pada sebagian metaphysis
Tipe 5 : Terdapat compressi pada sebagian epiphyseal plate yang
menyebabkan kematian dari sebagian epiphyseal plate tersebut.
Gambar. Fracture Shalter-Harris
Beberapa jenis fracture khusus pada anak
Ada 2 jenis fracture khusus pada anak yaitu di daerah epiphysis dan di
epiphyseal plate. Fracture epiphysis jarang terjadi tanpa disertai dengan
fracture epiphyseal plate, yang dibagi dalam :
1. Fracture avulsi akibat tarikan ligamen
2. Fracture compressi yang bersifat komunitif
3. Fracture osteokondral
76 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 77/97
77Fracture and Dislocation
Fracture pada epiphyseal plate merupakan 1/3 dari seluruh fracture pada
anak-anak. Epiphyseal plate berupa diskus tulang rawan yang terletak diantara
epiphysis dan metaphysis.
Banyak klasifikasi fracture epiphyseal plate, yaitu menurut Poland,
Salter-Harris, Aitken, Weber, Rang dan Ogend. Tapi yang paling sering
digunakan adalah menurut Salter-Harris karena paling mudah, praktis dan
memenuhi syarat untuk terapi dan prognosis.
V.4 DIAGNOSA
Diagnosis fracture ditegakkan atas dasar anamnesis, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang yaitu radiologis. Pada anak biasanya diperoleh
dengan alloanamnesis dimana ditemukan adanya riwayat trauma dan gejala-
gejala seperti nyeri, pembengkakan, perubahan bentuk dan gangguan gerak.
Pada pasien dengan riwayat trauma yang perlu ditanyakan adalah waktu
terjadinya, cara terjadinya, posisi penderita dan lokasi trauma. Bila tidak ada
riwayat trauma berarti merupakan fracture patologis.
Pada pemeriksaan fisik dilakukan :
• Look (Inspeksi)
− Deformitas : angulasi ( medial, lateral, posterior atau anterior),
diskrepensi (rotasi, perpendekan atau perpanjangan).
− Bengkak atau kebiruan.
− Functiolaesa (hilangnya fungsi gerak)
77 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 78/97
78Fracture and Dislocation
• Feel (Palpasi)
− Tenderness (nyeri tekan) pada derah fracture.
− Krepitasi.
− Nyeri sumbu.
• Move (Gerakan)
− Nyeri bila digerakan, baik gerakan aktif maupun pasif.
− Gerakan yang tidak normal yaitu gerakan yang terjadi tidak pada
sendinya.
• Pemeriksan trauma di tempat lain seperti kepala, thorak, abdomen,
tractus urinarius dan pelvis.
• Pemeriksaan komplikasi fracture seperti neurovaskular bagian distal
fracture yang berupa pulsus arteri, warna kulit, temperatur kulit,
pengembalian darah ke kapiler (Capillary refill test), sensasi motorik
dan sensorik.
Sebagai penunjang, pemeriksaan yang penting adalah pemeriksan
Radiologi. Untuk melengkapi deskripsi fracture dan dasar untuk tindakan
selanjutnya. Foto rontgen minimal harus dua proyeksi yaitu AP dan lateral.
V.5 PENYEMBUHAN FRACTURE PADA ANAK 2,6,7,8
78 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 79/97
79Fracture and Dislocation
Proses penyembuhan fracture adalah suatu proses biologis alami yang
akan terjadi pada setiap fracture. Setiap tulang yang mengalami fracture dapat
sembuh tanpa jaringan parut.
Proses penyembuhan mulai terjadi segera setelah tulang mengalami
kerusakan bila lingkungannya memadai maka bisa sampai terjadi konsolidasi.
Faktor mekanis seperti imobilisasi sangat penting untuk penyembuhan, selain
itu faktor biologis juga sangat esensial dalam penyembuhan fracture.
Proses penyembuhan fracture berbeda-beda pada tulang cortical (pada
tulang panjang), tulang canselous (pada metaphysis tulang panjang dan tulang-tulang pendek) dan pada tulang rawan persendian.
Penyembuhan fracture pada tulang cortical : 2,6,7
Proses penyembuhan fracture pada tulang cortical terdiri atas lima fase, yaitu :
1. Fase hematoma
Apabila terjadi fracture pada tulang panjang, maka pembuluh darah
kecil yang melewati canalikuli dalam sistem Haversian mengalami
robekan pada daerah fracture dan akan membentuk hematoma diantara
kedua sisi fracture. Hematoma yang besar diliputi oleh periosteum.
Periosteum akan terdorong dan dapat mengalami robekan akibat tekanan
hematoma yang terjadi sehingga dapat terjadi ekstravasasi darah ke
dalam jaringan lunak.
Osteocyt dengan lakunanya yang terletak beberapa milimeter dari
daerah fracture akan kehilangan darah dan mati, yang akan
menimbulkan suatu daerah cincin avaskuler tulang yang mati pada sisi-
sisi fracture segera setelah trauma.
2. Fase proliferasi seluler subperiosteal dan endosteal
79 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 80/97
80Fracture and Dislocation
Pada fase ini terjadi reaksi jaringan lunak sekitar fracture sebagai
suatu reaksi penyembuhan. Penyembuhan fracture terjadi karena adanya
sel-sel osteogenik yang berproliferasi dari periosteum untuk membentuk
callus externa serta pada daerah endosteum membentuk callus interna
sebagai aktifitas seluler dalam canalis medularis. Apabila terjadi
robekan yang hebat pada periosteum, maka penyembuhan sel berasal
dari diferensiasi sel-sel mesenkimal yang tidak berdiferensiasi ke dalam
jaringan lunak.
Pada tahap awal dari penyembuhan fracture ini terjadi pertambahan
jumlah dari sel-sel osteogenik yang memberi pertumbuhan yang cepat
pada jaringan osteogenik yang sifatnya lebih cepat dari tumor ganas.
Pembentukan jaringan seluler tidak terbentuk dari organisasi pembekuan
hematoma suatu daerah fracture. Setelah beberapa minggu, callus dari
fracture akan membentuk suatu massa yang meliputi jaringan
osteogenik. Pada pemeriksaan radiologis callus belum mengandung
tulang sehingga merupakan suatu daerah radiolusen.
3. Fase pembentukan callus (fase union secara klinis)
Setelah pembentukan jaringan seluler yang bertumbuh dari setiap
fragmen sel dasar yang berasal dari osteoblast dan kemudian pada
chondroblast membentuk tulang rawan. Tempat osteoblast diduduki
oleh matriks interseluler colagen dan perlengketan polisakarida oleh
garam-garam calsium membentuk suatu tulang yang imatur. Bentuk
tulang ini disebut sebagai woven bone. Pada pemeriksaan radiologi
callus atau woven bone sudah terlihat dan merupakan indikasi
radiologik pertama terjadinya penyembuhan fracture.
4. Fase konsolidasi (fase union secara radiologik)
80 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 81/97
81Fracture and Dislocation
Woven bone akan membentuk callus primer dan secara perlahan-
lahan diubah menjadi tulang yang lebih matang oleh aktivitas osteoblast
yang menjadi struktur lamelar dan kelebihan callus akan diresorpsi
secara bertahap.
5. Fase remodeling
Bilamana union telah lengkap, maka tulang yang baru membentuk
bagian yang menyerupai bulbus yang meliputi tulang tetapi tanpa
canalis medularis. Pada fase remodeling ini, perlahan-lahan terjadi
resorpsi secara osteoclastic dan tetap terjadi proses osteoblastic padatulang dan callus externa secara perlahan-lahan menghilang. Callus
intermediate berubah menjadi tulang yang kompak dan berisi sistem
Haversian dan callus bagian dalam akan mengalami peronggaan untuk
membentuk ruang sumsum.
Penyembuhan fracture pada tulang cancelous3
Penyembuhan fracture pada tulang kanselosa terjadi secara cepat karena
beberapa faktor, yaitu :
Vaskularisasi yang cukup
Terdapat permukaan yang lebih luas
Kontak yang baik memberikan kemudahan vaskularisasi yang cepat
Hematoma memegang peranan dalam penyembuhan fracture.
81 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 82/97
82Fracture and Dislocation
Tulang kanselosa yang berlokalisasi pada metaphysis pada tulang
panjang, tulang pendek serta tulang pipih diliputi oleh cortex yang tipis.
Penyembuhan fracture pada daerah tulang kanselosa melalui proses
pembentukan callus interna dan endosteal. Pada anak-anak proses
penyembuhan pada daerah cortex juga memegang peranan penting. Proses
osteogenik penyembuhan sel dari bagian endosteal yang menutupi trabekula,
berproliferasi untuk membentuk woven bone primer didalam daerah fracture
yang disertai hematoma. Pembentukan callus interna mengisi ruangan pada
daerah fracture. Penyembuhan fracture pada tulang kanselosa terjadi pada
daerah dimana terjadi kontak langsung diantara kedua permukaan fracture
yang berarti satu callus endosteal. Apabila terjadi kontak dari kedua fracture
maka terjadi union secara klinis. Selanjutnya woven bone diganti oleh tulang
lamelar dan tulang mengalami konsolidasi.
Penyembuhan fracture pada tulang rawan persendian.
8
Tulang rawan hialin permukaan sendi sangat terbatas kemampuannya
untuk regenerasi. Pada fracture intraartikuler penyembuhan tidak terjadi
melalui tulang rawan hialin, tetapi terbentuk melalui fibrocartilago.
Waktu penyembuhan fracture2
Waktu penyembuhan tulang pada anak-anak jauh lebih cepat daripada
orang dewasa. Hal ini terutama disebabkan karena aktifitas proses osteogenesis
pada periosteum dan endosteum dan juga berhubungan dengan proses
remodelling tulang pada anak sangat aktif dan makin berkurang apabila umur
bertambah. Selain itu fragmen tulang pada anak mempunyai vaskularisasi yang
82 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 83/97
83Fracture and Dislocation
baik dan penyembuhan biasanya tanpa komplikasi. Waktu penyembuhan anak
secara kasar adalah setengah kali waktu penyembuhan pada orang dewasa.
V.6 PENATALAKSANAAN FRACTURE2,3,7
Pilihan adalah terapi konservatif atau operatif. Pilihan harus mengingat
tujuan pengobatan fracture, yaitu : mengembalikan fungsi tulang yang patah
dalam jangka waktu sesingkat mungkin.
Terapi Konservatif
a. Proteksi saja
Misalnya mitella untuk fracture collum chirurgicum humeri
dengan kedudukan baik.
b. Immobilisasi saja tanpa reposisi
Misalnya pemasangan gips atau bidai pada fracture incomplete dan
fracture dengan kedudukan baik.
c. Reposisi tertutup dan fixasi dengan gips
Misalnya fracture supracondylair, fracture colles, fracture smith.
Reposisi dapat dengan anestesi umum atau anestesi lokal dengan
menyuntikkan obat anestesi dalam hematoma fracture. Fragmen distal
dikembalikan pada kedudukan semula terhadap fragmen proksimal dan
dipertahankan dalam kedudukan yang stabil dalam gips. Misalnya
fracture distal radius, immobilisasi dalam pronasi penuh dan flexi
pergelangan.
d. Traksi
83 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 84/97
84Fracture and Dislocation
Traksi dapat untuk reposisi secara perlahan dan fixasi hingga
sembuh atau dipasang gips setelah tidak sakit lagi. Pada anak-anak
dipakai traksi kulit (traksi Hamilton Russel/traksi Bryant).
Gambar. Bryant Traction
Traksi kulit terbatas untuk 4 minggu dan beban < 5 kg, untuk anak-
anak waktu dan beban tersebut mencukupi untuk dipakai sebagai traksi
definitif, bilamana tidak maka diteruskan dengan immobilisasi gips.
Untuk orang dewasa traksi definitif harus traksi skeletal berupa
balanced traction.
84 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 85/97
85Fracture and Dislocation
Gambar. Balanced Traction
Gambar. Traksi kulit pada tungkai
Beberapa penatalaksanaan fracture pada anak
Fracture clavicula
Clavicula adalah daerah tulang tersering yang mengalami fracture.
Letak tersering adalah di antara 1/3 tengah dan lateral. Fracture
clavicula dapat sebagai akibat dari cedera lahir pada neonatus.
Diagnosis dengan mudah dibuat dengan evaluasi fisik dan radiologis.
Pasien akan menderita nyeri pada pergerakan bahu dan leher.
Pembengkakan local dan krepitus dapat tampak. Cedera neurovaskuler
jarang terjadi. Radiografi clavicula AP biasanya cukup untuk
diagnosis. Fracture clavicula pada neonatus biasanya tidak memerlukan
terapi lebih lanjut. Callus yang teraba dapat dideteksi beberapa minggu
kemudian. Pada anak-anak yang lebih tua, imobilisasi bahu (dengan
balutan seperti kain gendongan atau yang mampu
menyandang/memfixasi bagian lengan bawah dalam posisi horizontal
melawan batang tubuh) sebaiknya digunakan untuk mengangkat
85 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 86/97
86Fracture and Dislocation
extremitas atas untuk mengurangi tarikan ke bawah pada clavicula
distal. Callus yang dapat dipalpasi dapat dideteksi beberapa minggu
yang kemudian akan remodel dalam 6-12 bulan. Fracture clavicula
biasanya sembuh dengan cepat dalam 3-6 minggu.
Fracture proximal humerus
Biasanya akibat jatuh ke belakang dalam lengan yang extensi.
Cedera neurovaskular jarang. Akan tetapi, kerusakan n. axillaris harus
dicurigai jika pasien merasakan fungsi deltoid yang tidak normal dan
parestesia atau anesthesia sepanjang aspek bahu lateral. Penatalaksanaan
dengan immobilisasi lengan dengan “sling-and swathe” (balutan papan
elastis yang memfixasi humerus melawan tubuh) selama 3-4 minggu.
Karena potensi remodelling yang signifikan pada daerah ini, deformitas
dalam derajat tertentu masih dapat diterima. Fracture dengan angulasi
yang ekstrim (lebih dari 90o) dapat memerlukan reduksi dengan operasi.
Fracture supracondylair humerus
Fracture supracondylair (metaphysis humerus distal daerah
proksimal dari siku) adalah fracture siku yang paling sering pada anak-
anak. Terjadi sering pada usia antara 3 -10 tahun. Pasien akan menahan
lengan dalam pronasi dan menolak untuk flexi karena nyerinya. Cedera
neurovascular sering terjadi pada displacement yang berat. Karena
mengalir a.brachialis maka cedera sebaiknya ditangani sebagai
emergensi acute. Pembengkakan, jika berat, dapat menghambat aliran
arteri atau vena. Pemeriksaan neurovascular yang cermat diperlukan.
Compartment syndrome pada lengan bawah volar dapat terjadi dalam
86 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 87/97
87Fracture and Dislocation
12-24 jam. Volkmann’s ischemia contracture karena ischemia
intracompartement dapat mengikuti. Pin sering digunakan untuk
memfixasi fracture setelah reduksi terbuka atau tertutup. Fracture
supracondylair yang umumnya tanpa gangguan neurovaskular dapat
dibidai dengan posisi siku flexi 90o, dan lengan bawah dibidai dalam
pronasi atau posisi netral.
Fracture condylus lateral
Fracture condylus lateral adalah akibat jatuh dimana caput radialis
pindah ke capitellium humerus. Fracture oblik permukaan sendi lateral
sering terjadi. Biasanya disertai pembengkakan yang berat meskipun
fracture tampak kecil pada X-ray. Resiko tinggi malunion dan nonunion
pada fracture ini tinggi. Karena growth plate dan permukaan sendi
displaced, reduksi terbuka dan fixasi dengan pin perkutaneus mungkin
diperlukan. Gips tanpa pinning mungkin cukup memuaskan untuk
fracture non-displaced.
Fracture caput radialis
Fracture caput radialis sering didiagnosis secara klinis karena
biasanya sulit untuk terlihat dengan X-ray. Pasien mengalami nyeri yang
berat tersering dengan supinasi atau pronasi sedangkan nyeri yang
ringan biasanya dengan flexi atau extensi siku. Collum radius dapat
mengalami angulasi hingga 70o-80o. Angulasi 45o atau kurang biasanya
akan remodel secara spontan. Manipulasi tertutup diperlukan pada
angulasi yang lebih besar.
87 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 88/97
88Fracture and Dislocation
Fracture buckle atau torus
Fracture ini pada metaphysis radius distal adalah sering. Biasanya
akibat jatuh dengan bersandar dengan pergelangan tangan dalam
dorsoflexi. Fracture adalah impaksi dan terdapat pembengkakan
jaringan lunak yang ringan atau perdarahan. Biasanya terdapat fracture
ulna distal yang berhubungan dengan fracture distal radius ini.
Penatalaksanaan dengan short-arm cast (gips lengan pendek). Fracture
biasanya sembuh dalam 3-4 minggu.
Gambar. Fracture Buckle (Torus)
Fracture Monteggia dan Galeazzi
Adalah fracture pada pertengahan atau proximal ulna dengan
dislocasi kaput radius. Ketika fracture proksimal atau pertengahan ulna
dicurigai atau ditemukan termasuk fracture olekranon, inspeksi teliti
alignment kaput radialis dengan capitellium harus dilakukan. Reduksi
tertutup pada dislocasi kaput radialis diperlukan dengan reduksi ulna
dan gips fracture ulna.
Sedangkan fracture Galeazzi meliputi fracture radius yang lebih
distal dengan dislocasi distal radioulnar joint. Fracture radius ini
88 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 89/97
89Fracture and Dislocation
ditangani dengan reduksi terbuka dan fixasi interna dengan plate dan
screw. Dislocasi ulna biasanya memerlukan posisi lengan bawah dalam
supinasi untuk mencapai reduksi.
Gambar. Variasi Fracture Monteggia
89 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 90/97
90Fracture and Dislocation
Gambar. Rontgen Fracture Galeazzi
Fracture panggul, collum femur, dan shaft femur
Fracture panggul biasanya akibat kecelakaan kendaraan bermotor,
kecelakaan saat bersepeda, atau jatuh dari ketinggian. Pasien tampak
nyeri dengan pergerakan panggul yang pelan. Terdapat risiko tinggi
pada anak-anak untuk mengalami nekrosis vascular dan gangguan
pertumbuhan karena deformitas akibat gangguan vascular yang ada pada
epiphyseal plate. Fracture collum femur merupakan fracture yang tidak
stabil dan juga memiliki risiko tinggi seperti di atas karena kaya akan
pembuluh darah yang mensuplai epiphyseal plate. Penatalaksanaan
sebagai emergensi dengan ORIF dengan screw untuk menstabilisasi.
90 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 91/97
91Fracture and Dislocation
Fracture shaft femur merupakan hasil dari trauma dengan gaya
yang tinggi. Meskipun kebanyakan fracture femur tertutup, perdarahan
ke dalam jaringan lunak di paha mungkin mengakibatkan kehilangan
darah yang signifikan. Fracture shaft femur dapat menimbulkan
pemendekan dan angulasi ke longitudinal akibat tarikan otot dan
spasme. Restorasi panjang dan alignment dicapai dengan traksi
longitudinal. Overgrowth kira-kira 1-2,5 cm sering terjadi pada fracture
femur pada anak-anak antara 2-10 tahun. Gips digunakan pada
kelompok usia ini untuk pemendekan beberapa sentimeter. Reduksi
sempurna tidak diperlukan karena remodeling begitu cepat.
Penyambungan solid (union) biasanya tercapai dalam 6 minggu.
II. Terapi Operatif
a. Terapi operatif dengan reposisi secara tertutup dengan bimbingan
radiologis (image intensifier, C-arm) :
1. Reposisi tertutup-Fixasi externa
Setelah reposisi baik berdasarkan kontrol radiologis
intraoperatif maka dipasang alat fixasi externa.
2. Reposisi tertutup dengan kontrol radiologis diikuti fixasi interna
Misalnya : reposisi fracture tertutup supracondylair pada
anak diikuti dengan pemasangan paralel pins. Reposisi tertutup
fracture collum pada anak diikuti pinning dan immobilisasi gips.
91 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 92/97
92Fracture and Dislocation
Cara ini sekarang terus dikembangkan menjadi “close
nailing ” pada fracture femur dan tibia, yaitu pemasangan fixasi
interna intra meduller (pen) tanpa membuka fracturenya.
b. Terapi operatif dengan membuka fracturenya :
1. Reposisi terbuka dan fixasi interna
ORIF (Open Reduction and Internal Fixation)
Keuntungan cara ini adalah :
− Reposisi anatomis.
− Mobilisasi dini tanpa fixasi luar.
Indikasi ORIF :
a. Fracture yang tak bisa sembuh atau bahaya avasculair nekrosis
tinggi, misalnya :
− Fracture talus.
− Fracture collum femur.
b. Fracture yang tidak bisa direposisi tertutup. Misalnya :
− Fracture avulsi.
− Fracture dislocasi.
c. Fracture yang dapat direposisi tetapi sulit dipertahankan. Misal :
− Fracture Monteggia.
− Fracture Galeazzi.
92 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 93/97
93Fracture and Dislocation
− Fracture antebrachii.
− Fracture pergelangan kaki.
d. Fracture yang berdasarkan pengalaman memberi hasil yang lebih
baik dengan operasi, misalnya : fracture femur.
2. Excisional Arthroplasty
Membuang fragmen yang patah yang membentuk sendi, misalnya :
− Fracture caput radii pada orang dewasa.
− Fracture collum femur yang dilakukan operasi Girdlestone.
3. Excisi fragmen dan pemasangan endoprosthesis
Dilakukan excisi caput femur dan pemasangan endoprosthesis
Moore atau yang lainnya.
Sesuai tujuan pengobatan fracture yaitu untuk mengembalikan
fungsi maka sejak awal sudah harus diperhatikan latihan-latihan untuk
mencegah disuse atropi otot dan kekakuan sendi, disertai mobilisasi
dini. Pada anak jarang dilakukan operasi karena proses
penyembuhannya yang cepat dan nyaris tanpa komplikasi yang berarti.
III. Pengobatan Fracture Terbuka
Fracture terbuka adalah suatu keadaan darurat yang memerlukan
penanganan segera.
Tindakan sudah harus dimulai dari fase pra-rumah sakit :
93 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 94/97
94Fracture and Dislocation
− Pembidaian
− Menghentikan perdarahan dengan perban tekan
− Menghentikan perdarahan besar dengan klem
Tiba di UGD rumah sakit harus segera diperiksa menyeluruh oleh
karena 40% dari fracture terbuka merupakan polytrauma.
Tindakan life-saving harus selalu didahulukan dalam kerangka kerja
terpadu (team work).
BAB VI
KESIMPULAN
Fracture atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang
dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa. Fracture
menurut ada tidaknya hubungan antara patahan tulang dengan dunia luar
dibagi menjadi dua, yaitu fracture tertutup dan fracture terbuka. Menurut
Mansjoer (2000 : 346-347) dan menurut Appley Solomon (1995 : 238-239)
fracture diklasifikasikan Berdasarkan garis patah tulang yaitu greenstick,
transversal, spiral, dan obliq. Berdasarkan bentuk patah tulang yaitu complet,
incomplet, avulsi, comminuted, simple, dan complikata. Penyebab fracture ini
dapat berupa trauma langsung, tak langsung, maupun penyakit yang menyertai.
Untuk mendiagnosis suatu fracture, harus dilakukan anamnesis trauma,
pemeriksaan fisik yang terdiri dari look, feel dan move, serta pemeriksaan
penunjang X-ray. Penatalaksaan dari fracture yaitu dengan reposisi, fixasi,
union dan rehabilitasi. Terdapat berbagai komplikasi yagn didapatkan bila
penanganan fracture ini tidak adekuat diantaranya yaitu malunion, delayed
union maupun nonunion.
94 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 95/97
95Fracture and Dislocation
Dislocasi adalah keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi
tidak lagi berhubungan secara anatomis. Diagnosa dislocasi dapat ditegakkan
melalui anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan radiologis. Dalam
menghadapi kasus dislocasi, kita harus mengetahui macam dislocasi,
komplikasi, dan penanganannya. Ada beberapa macam terapi untuk menangani
kasus dislocasi, hal ini disesuaikan dengan indikasi dari terapinya.
Fracture pada anak mempunyai keistimewaan dibanding dengan dewasa,
proses penyembuhannya dapat berlangsung lebih singkat dengan remodeling
yang sangat baik, hal ini disebabkan karena adanya perbedaan anatomi,
biomekanik serta fisiologi tulang anak yang berbeda dengan tulang orang
dewasa. Selain itu proses penyembuhan ini juga dipengaruhi oleh faktor
mekanis dan faktor biologis.
95 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 96/97
96Fracture and Dislocation
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA
1. Apley, A.Graham. Buku Ajar Ortopedi dan Fracture Sistem APLEY . Ed.7. Jakarta :
Widya Medika.1995
2. Bagian Bedah Staf Pengajar Fakultas kedokteran Universitas Indonesia. Kumpulan
Kuliah Ilmu Bedah. Jakarta : Binarupa Aksara.1995.
3. Cole, Warren H and Zollinger Robert M. Textbook of Surgery, Ninth Edition. New
York: Meredith Corporation.
4. Salter Robert bruce. 1999. Textbook of Disorder and Injuries of the Musculoskeletal
System, 3rd-ed. Baltimore: Williams & Wilkins.
5. Rasjad, Chairuddin. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Jakarta : PT. Yarsif Watampone.
2007
6. Reksoprodjo, S, Pemeriksaan Orthopaedi dalam Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah FKUI ,
Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta, 1995, hal : 453-471.
7. Sjamsuhidajat R, De Jong Wim. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-2. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC.2004.
96 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print
http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 97/97
97Fracture and Dislocation
8. Schwartz, Shires, Spencer . Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah, Edisi 6 . Jakarta :
EGC.2000.
9. Sabiston, David C. Buku Ajar Bedah bagian 2. Jakarta: EGC 1994.
10. http://orthoinfo.aaos.org
11. www.bedahugm.com
12. www.emedicine.com