referat tulang (repaired) print

97
7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 1/97 REFERAT FRACTURE AND DISLOCATION PENULIS : ATIKA PRISILIA 030.07.038 PEMBIMBING : Dr. Subagyo, Sp. B, Sp.OT Dr. T. J. Nurrobi, Sp.OT KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT BEDAH RUMAH SAKIT ANGKATAN LAUT Dr. MINTOHARDJO PERIODE 18 JUNI – 25 AGUSTUS 2012 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI JAKARTA 2012

Upload: intan-soraya

Post on 29-Oct-2015

145 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

sdgsgshf

TRANSCRIPT

Page 1: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 1/97

REFERAT

FRACTURE AND DISLOCATION

PENULIS :

ATIKA PRISILIA

030.07.038

PEMBIMBING :

Dr. Subagyo, Sp. B, Sp.OT

Dr. T. J. Nurrobi, Sp.OT

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT BEDAH

RUMAH SAKIT ANGKATAN LAUT Dr. MINTOHARDJO

PERIODE 18 JUNI – 25 AGUSTUS 2012

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA

2012

Page 2: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 2/97

2Fracture and Dislocation

LEMBAR PENGESAHAN

 Nama Mahasiswa : Atika Prisilia

 NIM : 030.07.038

Bagian : Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Bedah

FK Universitas Trisakti

Judul Referat : Fracture and Dislocation

Pembimbing : dr. Subagyo, Sp.B, Sp.OT

dr. T. J. Nurrobi, Sp.OT

Jakarta, Juli 2012

Pembimbing I Pembimbing II

dr. Subagyo, Sp.B, Sp.OT dr. T. J. Nurrobi, Sp.OT

2 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 3: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 3/97

3Fracture and Dislocation

KATA PENGANTAR 

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat

dan izin-Nya penyusun dapat menyelesaikan referrat ini tepat pada waktunya.

Referat ini disusun guna memenuhi tugas kepaniteraan klinik Ilmu Bedah di

RSAL dr. Mintohardjo Jakarta.

Penyusun mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada dr.Subagyo, Sp.B, Sp.OT dan dr. T. J. Nurrobi, Sp.OT yang telah membimbing

 penyusun dalam mengerjakan referat ini, serta kepada seluruh dokter yang telah

membimbing penyusun selama di kepaniteraan klinik Ilmu Bedah di RSAL DR.

Mintohardjo Jakarta. Dan juga ucapan terima kasih kepada teman-teman

seperjuangan di kepaniteraan ini, serta kepada semua pihak yang telah memberi

dukungan dan bantuan kepada penyusun.

Dengan penuh kesadaran dari penyusun, meskipun telah berupaya

semaksimal mungkin untuk menyelesaikan referat ini, namun masih terdapat

kelemahan dan kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun

sangat penyusun harapkan. Akhir kata, penyusun mengharapkan semoga referat

ini dapat berguna dan memberikan manfaat bagi kita semua.

Jakarta, Juli 2012

Atika Prisilia

3 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 4: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 4/97

4Fracture and Dislocation

BAB I

PENDAHULUAN

Saat ini, penyakit muskuloskeletal telah menjadi masalah yang banyak 

dijumpai di pusat-pusat pelayanan kesehatan di seluruh dunia. Bahkan WHO

telah menetapkan dekade ini (2000-2010) menjadi Dekade Tulang dan

Persendian. Penyebab fracture terbanyak adalah karena kecelakaan lalu lintas.Kecelakaan lalu lintas ini, selain menyebabkan fracture, menurut WHO, juga

menyebabkan kematian 1,25 juta orang setiap tahunnya, dimana sebagian besar 

korbannya adalah remaja atau dewasa muda.

Trauma langsung akibat benturan akan menimbulkan garis fracture

transversal dan kerusakan jaringan lunak. Benturan yang lebih keras disertai

dengan penghimpitan tulang akan mengakibatkan garis fracture comminutiva

diikuti dengan kerusakan jaringan lunak yang lebih luas. Trauma tidak langsung

mengakibatkan fracture terletak jauh dari titik trauma dan jaringan sekitar 

fracture tidak mengalami kerusakan berat. Pada olahragawan, penari dan

tentara dapat pula terjadi fracture pada tibia, fibula atau metatarsal yang

disebabkan oleh karena trauma yang berulang. Selain trauma, adanya proses

 patologi pada tulang seperti tumor atau pada penyakit Paget dengan energi yangminimal saja akan mengakibatkan fracture. Sedang pada orang normal hal

tersebut belum tentu menimbulkan fracture.

Fracture yang terjadi dapat mengenai orang dewasa maupun anak-anak,

Fracture yang mengenai lengan bawah pada anak sekitar 82% pada daerah

metaphysis os radius distal, dan ulna distal sedangkan fracture pada daerah

diaphysis yang terjadi sering sebagai fracture type green-stick. Daerah

4 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 5: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 5/97

5Fracture and Dislocation

metaphysis pada anak relatif masih lemah sehingga fracture banyak terjadi pada

daerah ini, selebihnya dapat mengenai supracondylair humeri (transcondylair 

humeri) diaphysis femur dan clavicula, sedangkan yang lainnya jarang.

Fracture pada anak mempunyai keistimewaan dibanding dengan dewasa,

 proses penyembuhannya dapat berlangsung lebih singkat dengan remodeling

yang sangat baik, hal ini disebabkan karena adanya perbedaan anatomi,

 biomekanik serta fisiologi tulang anak yang berbeda dengan tulang orang

dewasa. Selain itu proses penyembuhan ini juga dipengaruhi oleh faktor 

mekanis dan faktor biologis.

Dislocasi juga sangat penting dikuasai oleh tenaga medis terutama para

 profesional yang berkecimpung dalam dunia kedokteran. Dislocasi terjadi saat

ligamen memberikan jalan sedemikian rupa sehingga tulang berpindah dari

 posisinya yang normal di dalam sendi. Dislocasi dapat disebabkan oleh faktor 

 penyakit atau trauma karena dapatan (acquired) atau karena sejak lahir 

(congenital). Dalam kehidupan sehari-hari, persendian dapat mengalamigangguan. Gangguan sendi ini dapat berupa proses keradangan karena infeksi,

imunologis, proses degenerasi, maupun trauma.

5 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 6: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 6/97

6Fracture and Dislocation

BAB II

ANATOMI DAN FISIOLOGI

II.1 ANATOMI

Sistem muskuloskeletal terdiri dari tulang, sendi, otot, dan struktur 

 pendukung lainnya (tendon, ligamen, fasia, dan bursae). Pertumbuhan dan

 perkembangan struktur ini terjadi selama masa kanak-kanak dan remaja.

1) TULANG

Struktur tulang dan jaringan ikat menyusun kurang lebih 25% berat

 badan dan otot menyusun kurang lebih 50%. Struktur tulang memberi

 perlindungan terhadap organ vital, termasuk otak, jantung, dan paru.

Kerangka tulang merupakan kerangka yang kuat untuk menyangga

struktur tubuh. Otot yang melekat ke tulang memungkinkan tubuh

 bergerak.

Pembagian skeletal, yaitu:

a) Axial skeleton terdiri dari kerangka os cranium dan cervical, skeletal,columna vertebrae, os costae, os hyoid dan sternum.

 b) Apendicular skeleton terdiri dari:

− Kerangka tulang lengan dan kaki

− Extremitas atas (os scapula, os clavikula, os humerus, os ulna,

os radius) dan tangan (carpal, metacarpal, phalanx)

6 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 7: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 7/97

7Fracture and Dislocation

− Extremitas bawah (os pelvic, os femur, os patella, os tibia, os

fibula) dan kaki (tarsal, metatarsal, phalanx).

1.1 JENIS TULANG

Ada empat jenis tulang, yaitu tulang panjang, tulang pendek, tulang

 pipih, dan tulang tidak beraturan.

a. Tulang Panjang

Tulang panjang (misal; os femur, os humerus) bentuknya silindris

dan berukuran panjang seperti batang (diaphysis) tersusun atas tulang

kompakta, dengan kedua ujungnya berbentuk bulat (epiphysis)

tersusun atas tulang canselous. Tulang diaphysis memiliki lapisan luar 

 berupa tulang kompakta yang mengelilingi sebuah rongga tengah

yang disebut canal medula yang mengandung sumsum kuning (terdiri

dari lemak dan pembuluh darah). Tulang epiphysis terdiri dari tulang

spongiosa yang mengandung sumsum merah dan dibungkus oleh

selapis tipis tulang kompakta. Bagian luar tulang panjang dilapisi

fibrosa kuat yang disebut periosteum. Lapisan ini kaya dengan

 pembuluh darah yang menembus tulang.

7 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 8: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 8/97

8Fracture and Dislocation

Gambar. Anatomi Tulang Panjang

Ada tiga pembuluh darah yang menyuplai tulang panjang, terdiri dari:

−Sejumlah arteri kecil menembus tulang kompakta untuk menyuplai

canal dan system Harvers.

− Banyak arteri lebih besar menembus tulang kompakta untuk 

menyuplai tulang spongiosa dan sumsum merah.

− Satu atau dua arteri besar menyuplai canal medulla. Arteri ini dikenal

sebagai arteri nutrient yang kemudian masuk melalui lubang besar  pada tulang yang disebut foramen nutrient.

Periosteum memberi nutrisi tulang di bawahnya melalui pembuluh

 pembuluh darah. Jika periosteum robek, tulang di bawahnya akan

mati. Periosteum berperan untuk pertambahan ketebalan tulang

melalui kerja osteoblastt. Periosteum berfungsi protektif dan

merupakan tempat perlekatan tendon. Periosteum tidak ditemukan

8 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 9: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 9/97

9Fracture and Dislocation

 pada permukaan sendi. Di sini, periosteum digantikan oleh tulang

rawan hialin (tulang rawan sendi).

b. Tulang Pendek 

Tulang pendek (mis; phalanx carpal) bentuknya hampir sama

dengan tulang panjang, tetapi bagian distal lebih kecil daripada

 bagian proximal, serta berukuran pendek dan kecil.

Gambar. Anatomi Tulang Pendek 

c. Tulang Pipih

Tulang pipih (mis; os sternum, os cranium, os scapula & panggul)

 bentuknya gepeng, berisi sel-sel pembentuk darah, dan melindungi

organ vital dan lunak di bawahnya. Tulang pipih terdiri atas dua

lapisan tulang kompakta dan di bagian tengahnya terdapat lapisan

spongiosa. Tulang ini juga dilapisi oleh periosteum yang dilewati

oleh dua kelompok pembuluh darah menembus tulang untuk 

menyuplai tulang kompakta dan tulang spongiosa.

9 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 10: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 10/97

10Fracture and Dislocation

Gambar. Anatomi Tulang Pipih

d. Tulang Tidak Beraturan

Tulang tidak beraturan (mis., vertebra, telinga tengah) mempunyai

 bentuk yang unik sesuai fungsinya. Tulang tidak beraturan terdiri

dari tulang spongiosa yang dibungkus oleh selapis tipis tulang

kompakta. Tulang ini diselubungi periosteum kecuali pada

 permukaan sendinya seperti tulang pipih. Periosteum ini memberi

dua kelompok pembuluh darah untuk menyuplai tulang kompakta

dan spongiosa.

10 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 11: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 11/97

11Fracture and Dislocation

Gambar. Anatomi Tulang Maksila (tulang tidak beraturan)

e. Tulang Sesamoid

Tulang sesamoid (mis., os patella) merupakan tulang kecil yang

terletak di sekitar tulang yang berdekatan dengan persendian,

 berkembang bersama tendon dan jaringan fasia.

2) CRANIUM

Cranium dibentuk oleh gabungan beberapa tulang. Masing-masing

tulang (kecuali mandibula) disatukan pada sutura. Sutura dibentuk oleh

selapis tipis jaringan fibrosa yang mengunci tepi tulang yang bergerigi.

Pada atap cranium, permukaan dalam dan luar dibentuk oleh tulang padat

dengan lapisan spongiosa yang disebut diploe terletak di antaranya.

Terdapat variasi yang cukup besar pada ketebalan tulang cranium antar-

individu. Cranium paling tebal pada tempat yang tidak dilindungi oleh

otot.

11 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 12: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 12/97

12Fracture and Dislocation

Cranium dilihat dari atas menunjukkan:

− Os frontale di depan,

− Os parietale kiri dan kanan, os occipital di belakang.

  Cranium dilihat dari belakang menunjukkan:

− Os perietale kiri dan kanan,

12 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 13: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 13/97

13Fracture and Dislocation

− Os occipital di belakang,

− Processus mastoideus os temporal.

Cranium dilihat dari samping menunjukkan:

− Kubah-dibentuk oleh Os frontale, temporal, dan occipital,

− Wajah –dibentuk oleh Os frontale, nasale, zygomaticum, maxilla, dan

mandibula.

13 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 14: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 14/97

14Fracture and Dislocation

Cranium dilihat dari bawah (dengan menyingkirkan mandibula)

menunjukkan:

• Gigi rahang atas, cekungan palatum durum yang dibentuk oleh

 processus palatinus maxilla di bagian depan dan sebagai os

 palatinus di bagian belakang,

• Arcus zygomaticus, dibentuk terutama oleh os zygomaticus dengan

 penonjolan maxilla di bagian depan dan os temporal di bagian yang

lain di belakang.

• Fossa infratemporalis, ruang diantara arcus zygomaticus dan kubah

cranium,

• Bagian dari os sphenoidale,

• Bagian os temporale,

• Os occipital

14 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 15: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 15/97

15Fracture and Dislocation

• Foramen magnum

• Condylus occipitalis

3) TULANG BELAKANG

15 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 16: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 16/97

16Fracture and Dislocation

Tulang belakang (columna vertebralis) adalah pilar yang kuat,

melengkung, dan dapat bergerak yang menopang cranium, dinding dada

dan extremitas atas, menyalurkan berat badan ke extremitas bawah, dan

melindungi medulla spinalis.

Tulang belakang terdiri dari sejumlah vertebra yang dihubungkan

oleh discus intervertebralis dan beberapa ligamentum. Setiap vertebra

terdiri dari tulang spongiosa yang terisi dengan sumsum tulang merah dan

dilapisi oleh selapis tipis tulang padat.

Tulang columna vertebralis terdiri dari 7 vertebra cervicales, 12vertebra thoracicae, 5 vertebra lumbales, sacrum, dan vertebra coccygeae.

16 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 17: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 17/97

17Fracture and Dislocation

Gambar. Columna Vertebralis Dilihat dari Samping

17 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 18: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 18/97

18Fracture and Dislocation

4) STRUKTUR TULANG

Gambar. Tulang Rangka Manusia

18 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 19: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 19/97

19Fracture and Dislocation

Tulang tersusun oleh jaringan tulang kompakta (cortical) dan

canselous (trabekular atau spongiosa). Tulang kompakta secara

makroskopis terlihat padat. Akan tetapi jika diperiksa dengan mikroskop

terdiri dari system Havers. Sistem Havers terdiri dari canal Havers.

Sebuah canal Havers mengandung pembuluh darah, saraf, dan pembuluh

limfe, lamela ( lempengan tulang yang mengelilingi canal sentral), lacuna

(ruang diantara lamela yang mengandung sel-sel tulang atau osteocyt dan

saluran limfe), dan canaliculi (saluran kecil yang menghubungkan lakuna

dan canal sentral). Saluran ini mengandung pembuluh limfe yang

membawa nutrient dan oksigen ke osteocyt.

Tipe-tipe tulang berdasarkan jaringan penyusun dan sifat-sifat fisiknya:

1) Tulang Rawan ( Cartilago )

Tulang rawan adalah tulang yang tidak mengandung pembuluh

darah dan saraf kecuali lapisan luarnya (perichondrium). Tulang rawan

memiliki sifat lentur karena tulang rawan tersusun atas zat interseluler 

yang berbentuk jelly yaitu condroithin sulfat yang di dalamnya terdapat

serabut colagen elastin. Maka dari itu, tulang rawan bersifat lentur dan

lebih kuat dibandingkan dengan jaringan ikat biasa.

Pada zat interseluler tersebut juga terdapat rongga-rongga yang disebut

lakuna yang berisi sel tulang rawan yaitu chondrocyt.

Tulang rawan terdiri dari tiga tipe, yaitu :

a) Tulang rawan hyaline

19 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 20: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 20/97

20Fracture and Dislocation

Yaitu tulang yang berwarna putih sedikit kebiru-biruan,

mengandung serat-serat colagen dan chondrocyt. Tulang rawan

hyaline dapat kita temukan pada laring, trakea, bronkus, ujung-

ujung tulang panjang, tulang rusuk bagian depan, cuping hidung,

dan rangka janin.

 b) Tulang rawan elastic

Yaitu tulang yang mengandung serabut-serabut elastis.

Tulang rawan elastis dapat kita temukan pada daun telinga, tuba

eustachi (pada telinga) dan laring.

c) Tulang rawan fibrosa

Yaitu tulang yang mengandung banyak sekali bundle-bundle

serat colagen sehingga tulang rawan fibrosa sangat kuat dan lebih

kaku. Tulang ini dapat kita temukan pada discus diantara tulang

vertebrae dan pada symphisis pubis diantara dua tulang pubis.

Pada orang dewasa tulang rawan jumlahnya sangat sedikit

dibandingkan dengan anak-anak. Pada orang dewasa tulang rawan hanya

ditemukan di beberapa tempat, yaitu cuping hidung, cuping telinga, antar 

tulang rusuk (costal cartilage) dan tulang dada, sendi-sendi tulang, antar 

ruas tulang belakang dan pada epiphyseal plate.

2) Tulang Keras ( Osteon )

Tulang keras atau yang sering kita sebut sebagai tulang yang

sebenarnya berfungsi untuk menyusun berbagai sistem rangka. Tulang

20 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 21: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 21/97

21Fracture and Dislocation

tersusun atas sel, matriks protein, dan deposit mineral. Sel-selnya terdiri

atas tiga jenis dasar, yaitu osteoblast, osteocyt, dan osteoclast.

a) Osteoblast

Merupakan sel pembentuk tulang yang memproduksi

colagen tipe I dan berespon terhadap perubahan PTH. Tulang baru

dibentuk oleh osteoblast yang membentuk osteoid dan mineral

 pada matriks tulang. Bila proses ini selesai osteoblast menjadi

osteocyt dan terperangkap dalam matriks tulang yang mengandung

mineral

 b) Osteocyt

Berfungsi memelihara kontent mineral dan elemen organik 

tulang. Osteocyt ini merupakan sel-sel tulang dewasa.

c) Osteoclast

Osteoclast mengikis dan menyerap tulang yang sudah

terbentuk di sekitarnya dengan mengeluarkan asam yang

melarutkan kristal calsium fosfat dan enzim yang menguraikan

matriks organik. Sel ini berinti banyak, dapat bergerak, serta

melekat di tulang melalui integrin di tonjolan membran yang

disebut sealing zone.

21 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 22: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 22/97

22Fracture and Dislocation

Gambar. Jaringan tulang, A. penampilan makroskopik tulang panjang, B. system haversian

tulang kompak 

5) SENDI

Pergerakan tidak mungkin terjadi jika kelenturan dalam rangka

tulang tidak ada. Kelenturan dimungkinkan oleh adanya persendian. Sendi

adalah suatu ruangan, tempat satu atau dua tulang berada saling

 berdekatan. Fungsi utama sendi adalah member pergerakan danflexibilitas dalam tubuh. Bentuk persendian ditetapkan berdasarkan

 jumlah dan tipe pergerakkannya, sedangkan klasifikasi sendi berdasarkan

 pada jumlah pergerakan yang dilakukan.

Gambar. Anatomi Tulang Sendi

22 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 23: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 23/97

23Fracture and Dislocation

Menurut klasifikasinya, sendi terdiri dari:

a) Sendi Synarthrosis (sendi tidak bergerak sama sekali). Contohnya :

sutura tulang cranium.

b) Sendi Amphiarthrosis (sendi bergerak terbatas). Contohnya: pelvic,

simphysis, dan tibia.

c) Sendi Diarthrosis/Sinovial (sendi bergerak bebas). Contohnya: siku,

lutut, dan pergelangan tangan. Sendi sinovial dapat membuat berbagai

macam gerakan, yaitu:

1. Abduksi, yaitu menggerakkan tungkai menjauhi bagian

tubuh.

2. Adduksi, yaitu menggerakkan tungkai mendekati tubuh.

3. Extensi, yaitu meluruskan tungkai pada persendian.

4. Flexi, yaitu membengkokkan tungkai pada sendi.

23 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 24: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 24/97

24Fracture and Dislocation

5. Dorso-flexi, yaitu membengkokkan pergelangan agar kaki ke

atas.

6. Plantar-flexi, yaitu meluruskan pergelangan kearah bawah.

7. Pronasi, yaitu memutar lengan atas sehingga telapak tangan

 berada di bawah.

8. Supinasi, yaitu memutar lengan atas sehingga telapak tangan

 berada di atas.

9. Eversi, yaitu memutar keluar.

10.Inversi, yaitu memutar ke dalam.

11.Circumducsi, yaitu bergerak dalam lingkaran

12.Endorotasi, yaitu bergerak ke luar pada sumbu pusat.

13.Exorotasi, yaitu bergerak ke luar pada sumbu pusat.

Beberapa komponen penunjang sendi:

• Capsula sendi adalah lapisan berserabut yang melapisi sendi. Di bagian

dalamnya terdapat rongga.

Ligamen (ligamentum) adalah jaringan pengikat yang mengikat luar ujung tulang yang saling membentuk persendian. Ligamentum juga

 berfungsi mencegah dislocasi.

• Tulang rawan hialin (cartilago hialin) adalah jaringan tulang rawan yang

menutupi kedua ujung tulang. Berguna untuk menjaga benturan.

• Cairan sinovial adalah cairan pelumas pada capsula sendi.

24 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 25: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 25/97

25Fracture and Dislocation

Berdasarkan strukturnya, sendi dibedakan atas:

• Fibrosa, sendi ini tidak memiliki lapisan tulang rawan dan tulang yang

satu dengan yang lainnya dihubungkan oleh jaringan penyambung

fibrosa. Contohnya sutura pada tulang cranium perlekatan tulang tibia dan

fibula bagian distal.

• Cartilago, yaitu sendi yang ujung-ujung tulangnya terbungkus oleh

tulang rawan hialin, disokong oleh ligament dan hanya dapat sedikit

 bergerak. Sendi ini terbagi menjadi dua, yaitu:

Synchondrosis, yaitu sendi-sendi yang seluruh persendiannya

diliputi oleh tulang rawan hialin. Contohnya sendi-sendi

costocondral.

Symphisis, yaitu sendi yang tulang-tulangnya memiliki suatu

hubungan fibrocartilago dan selaput tipis tulang rawan hialin yang

menyelimuti permukaan sendi. Contohnya symphisis pubis dan

sendi tulang punggung.

• Sendi Sinovial, yaitu sendi tubuh yang dapat digerakkan, serta memiliki

rongga sendi dan permukaan sendi yang dilapisi tulang rawan hialin.

Sendi ini adalah sendi yang paling umum dalam tubuh dan berasal dari

kata sinovium yang merupakan membrane yang menyekresi cairan

synovial untuk lumbrikasi dan absorpsi syok. Sendi synovial mempunyai

struktur anatomi, yaitu:

Ball and socket joint (bahu dan pinggul) membuat pergerakan ke

segala arah.

Hinge joints (siku) membuat pergerakan flexi dan extensi.

25 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 26: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 26/97

26Fracture and Dislocation

Pergerakan yang luwes dan lembut di pergelangan tangan dikenal

sebagai biaxial joints.

Pivot joint hanya berotasi di daerah radio-ulnar.

6) OTOT

Otot skeletal secara volunter dikendalikan oleh system saraf pusat

dan perifer. Penghubung antara saraf motorik perifer dan sel-sel otot

dikenal sebagai motor end-plate. Otot dibagi dalam tiga kelompok denganfungsi utama untuk kontraksi dan menghasilkan pergerakan sebagian atau

seluruh tubuh.

Kelompok otot terdiri dari:

a) Otot rangka (lurik) diliputi oleh capsul jaringan ikat. Lapisan jaringan

ikat (serat-serat colagen) yang membungkus otot disebut fasia otot

atau episium. Otot ini terdiri dari berkas-berkas sel otot kecil

(fansikulus) yang dibungkus lapisan jaringan ikat yang disebut

 perimisium. Sel otot ini dilapisi jaringan ikat yang disebut

endomisium. Otot rangka merupakan otot yang mempunyai variasi

ukuran dan bentuk dari panjang, tipis, sampai lebar dan datar.

 b) Otot visceral (polos) terdapat pada saluran pencernaan, saluran perkemihan, dan pembuluh darah. Otot ini dipersarafi oleh system

saraf otonom dan kontraksinya tidak di bawah control keinginan.

c) Otot jantung ditemukan hanya pada jantung dan kontraksinya diluar 

control atau diluar keinginan (pengendalian). Otot berkontraksi jika

ada rangsangan dari adenosine trifosfat (ATP) dan calsium.

26 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 27: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 27/97

27Fracture and Dislocation

Gambar. Susunan otot pada tubuh manusia

7) STRUKTUR LAIN DALAM SISTEM MUSKULOSKELETAL

Ligamen

Ligamen adalah sekumpulan jaringan fibrosa yang tebal yang

merupakan akhir dari suatu otot dan berfungsi mengikat suatu tulang.

Tendon

Tendon adalah suatu perpanjangan dari pembungkus fibrosa yang

membungkus setiap otot dan berkaitan dengan periosteum jaringan

 penyambung yang mengelilingi tendon, khususnya pada pergelangan

tangan dan tumit. Pembungkus ini dibatasi oleh membrane sinovial

yang memberi lubrikasi untuk memudahkan pergerakan tendon.

27 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 28: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 28/97

28Fracture and Dislocation

Fasia

Fasia adalah suatu permukaan jaringan penyambung longgar yang

didapatkan langsung di bawah kulit sebagai fasia superfisial (sebagai

 pembungkus tebal) jaringan penyambung fibrosa yang membungkus

otot, saraf, dan pembuluh darah.

Bursae

Bursae adalah suatu kantong kecil dari jaringan penyambung, yangdigunakan di atas bagian yang bergerak (mis., antara kulit dan tulang,

antara tendon dan tulang/otot). Bursae bertindak sebagai penampang

antara bagian yang bergerak (mis; bursae olekranon yang terletak di

antara prosesus dan kulit.)

II.2 FISIOLOGI

Tulang adalah bentuk khusus jaringan ikat dengan kerangka colagen yang

mengandung garam Ca2+ dan PO43-, terutama hidroksiapatit. Sistem skelet

(tulang) dibentuk oleh sebuah matriks dari serabut-serabut dan protein yang

diperkeras dengan calsium, magnesium fosfat, dan karbonat. Bahan-bahan

tersebut berasal dari embrio hyaline tulang rawan melalui osteogenesis

kemudian menjadi tulang. Proses ini dilakukan oleh sel-sel yang disebut

osteoblastt.

Matriks organik ini terdiri dari serat-serat colagen dan medium gelatin

homogen yang disebut substansi dasar. Substansi dasar ini terdiri atas cairan

ekstraseluler ditambah proteoglikan, khususnya chondroitinsulfat dan asam

hialuronat yang membantu mengatur pengendapan calsium. Garam-garam

28 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 29: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 29/97

29Fracture and Dislocation

tulang terutama terdiri dari calsium dan fosfat. Rumus garam utamanya

dikenal sebagai hidroksiapatit.

Tahap awal pembentukan tulang adalah sekresi colagen (colagen

monomer) dan substansi dasar oleh osteoblast. Colagen monomer dengan

cepat membentuk serat-serat colagen dan jaringan akhir yang terbentuk 

adalah osteoid, yang akan menjadi tempat di mana calsium mengendap.

Sewaktu osteoid terbentuk, beberapa osteoblast terperangkap dalam osteoid

dan selanjutnya disebut osteocyt.

Osteoblast dapat dijumpai di permukaan luar tulang dan dalam ronggatulang. Lawan dari osteoblast yang membentuk tulang adalah osteoclast

yang menyerap tulang dan mengikisnya.

Pada pertumbuhan tulang normal, kecepatan pengendapan dan absorpsi

tulang sama satu dengan lainnya, sehingga massa total dari tulang tetap

konstan. Biasanya, osteoclast terdapat dalam massa yang sedikit tetapi pekat,

dan sekali massa osteoclast mulai terbentuk, maka osteoclast akan memakan

tulang dalam waktu 3 minggu dan membentuk terowongan. Pada akhir 

waktu ini, osteoclast akan menghilang dan terowongan itu akan ditempati

osteoblast. Selanjutnya, mulai dibentuk tulang baru. Pengendapan tulang ini

kemudian terus berlangsung selama beberapa bulan, dan tulang yang baru itu

diletakkan pada lapisan berikutnya dari lingkaran konsentris (lamella) pada

 permukaan dalam rongga tersebut sampai pada akhirnya terowongan itu

terisi semua. Pengendapan ini berhenti setelah ada pembuluh darah yang

mendarahi daerah tersebut. Canal yang dilewati pembuluh darah ini disebut

canal harvers. Setiap daerah tempat terjadinya tulang baru dengan cara

seperti ini disebut osteon.

Apabila mendapat beban yang berat, tulang akan menebal. Selain itu,

tulang akan terus melakukan regenerasi jika sudah mulai perlu diganti.

29 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 30: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 30/97

30Fracture and Dislocation

Kemampuan tulang melakukan regenerasi akibat adanya absorpsi-

 pengendapan tulang. Kecepatan absorpsi-pengendapan tulang yang

 berlangsung cepat, misalnya pada anak-anak, cenderung membuat tulang

rapuh dibandingkan dengan absorpsi-pengendapan tulang yang lambat. Jadi,

 pada anak-anak akan terjadi regenerasi yang cepat apabila ada kerusakan.

Terdapat 206 tulang di tubuh yang diklasifikasikan menurut panjang,

 pendek, datar, dan tak beraturan, sesuai dengan bentuknya. Secara umum

tulang mempunyai fungsi sebagai berikut(3):

1. Tulang berperan dalam homoestasis Ca2+ dan PO43- secarakeseluruhan.

2. Tulang berfungsi untuk melindungi organ vital.

3. Menahan jaringan tubuh dan memberi bentuk kepada kerangka tubuh

4. Melindungi organ ±organ tubuh (contoh cranium melindungi otak).

5. Untuk pergerakan (otak melekat kepada tulang untuk berkontraksi dan

 bergerak)

6. Merupakan tempat penyimpanan mineral, seperti calsium.

7. Hematopoiesis (tempat pembuatan sel darah merah dalam sumsum

tulang).

30 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 31: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 31/97

31Fracture and Dislocation

BAB III

FRACTURE

III.1 DEFINISI

Fracture atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang

dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa. Fracture

adalah terputusnya kontinuitas struktur jaringan tulang atau tulang rawan

yang umumnya disebabkan trauma, baik trauma langsung maupun tidak 

langsung. Akibat dari suatu trauma pada tulang dapat bervariasi tergantung

 pada jenis, kekuatan dan arahnya trauma ( Apley & Solomon, 1993; Rasjad,

1998; Armis, 2002). Trauma yang menyebabkan tulang patah dapat berupa

trauma langsung, misalnya benturan pada lengan bawah yang menyebabkan

 patah tulang radius dan ulna, dan dapat berupa trauma tidak langsung,

misalnya jatuh bertumpu pada tangan yang menyebabkan tulang clavicula

atau radius distal patah.

Akibat trauma pada tulang bergantung pada jenis trauma, kekuatan dan

arahnya. Trauma tajam yang langsung atau trauma tumpul yang kuat dapat

31 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 32: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 32/97

32Fracture and Dislocation

menyebabkan tulang patah dengan luka terbuka sampai ke tulang yang

disebut patah tulang terbuka. Patah tulang di dekat sendi atau mengenai

sendi dapat menyebabkan patah tulang disertai luxatio sendi yang disebut

fracture dislocasi.

III.2 KLASIFIKASI

Fracture menurut ada tidaknya hubungan antara patahan tulang dengan

dunia luar dibagi menjadi dua, yaitu fracture tertutup dan fracture terbuka.

Fracture tertutup jika kulit diatas tulang yang fracture masih utuh, tetapi

apabila kulit diatasnya tertembus maka disebut fracture terbuka. Patah tulang

terbuka dibagi menjadi tiga derajat yang ditentukan oleh berat ringannya

luka dan berta ringannya patah tulang.

Derajat Luka Fracture

I Laserasi <1 cm Sederhana, dislocasi fragmen

minimal

II Laserasi >1 cm, kontusi

otot disekitarnya

Dislocasi fragmen jelas

III Luka lebar, rusak hebat,

atau hilangnya jaringan di

sekitarnya

Kominutif, segmental,

fragmen tulang ada yang

hilang

Klasifikasi Fracture terbuka menurut Gustillo dan Anderson ( 1976 )

32 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 33: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 33/97

33Fracture and Dislocation

Tipe Batasan

I Luka bersih dengan panjang luka < 1 cm

II Panjang luka > 1 cm tanpa kerusakan jaringan lunak yang berat

III Kerusakan jaringan lunak yang berat dan luas, fracture segmental

terbuka, trauma amputasi, luka tembak dengan kecepatan tinggi,

fracture terbuka di pertanian, fracture yang perlu repair vaskuler 

dan fracture yang lebih dari 8 jam setelah kejadian.

Klasifikasi lanjut fracture terbuka tipe III (Gustillo dan Anderson,

1976) oleh Gustillo, Mendoza dan Williams (1984):

Tipe Batasan

IIIA Tulang yang mengalami fracture mungkin dapat ditutupi secara

memadai oleh jaringan lunak 

IIIB Kehilangan jaringan lunak yang luas, kontaminasi berat, periosteal striping atau terjadi bone expose

IIIC Disertai kerusakan nervus yang memerlukan repair tanpa melihat

tingkat kerusakan jaringan lunak.

33 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 34: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 34/97

34Fracture and Dislocation

Klasifikasi shalter-harris untuk patah tulang yang mengenai epiphyseal plate

distal tibia dibagi menjadi 5 tipe :

• Tipe 1 : Epiphysis dan epiphyseal plate lepas dari metaphysis tetapi

 periosteumnya masih utuh.

• Tipe 2 : Periost robek di satu sisi sehingga epiphysis dan epiphyseal plate

lepas sama sekali dari metaphysis.

• Tipe 3 : Patah tulang epiphyseal plate yang melalui sendi.

• Tipe 4 : Terdapat fragmen patah tulang yang garis patahnya tegak lurus

epiphyseal plate.

• Tipe 5 : Terdapat compressi pada sebagian epiphyseal plate yang

menyebabkan kematian dari sebagian epiphyseal plate tersebut.

Menurut Penyebab terjadinya :

• Fracture Traumatik : direct atau indirect

• Fracture Fatique atau Stress

34 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 35: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 35/97

35Fracture and Dislocation

• Trauma berulang, kronis, misal: fr. Fibula pd olahragawan

• Fracture patologis : biasanya terjadi secara spontan

Menurut hubungan dengan jaringan ikat sekitarnya :

• Fracture Simple : fracture tertutup

• Fracture Terbuka : bone expose

• Fracture Komplikasi : kerusakan pembuluh darah, saraf, organ visera

Menurut Mansjoer (2000 : 346-347) dan menurut Appley Solomon

(1995 : 238-239) fracture diklasifikasikan menjadi :

I. Berdasarkan garis patah tulang

a) Greenstick, yaitu fracture dimana satu sisi tulang retak dan sisi lainnya

 bengkok.

 b) Transversal, yaitu fracture yang memotong lurus pada tulang.

c) Spiral, yaitu fracture yang mengelilingi tungkai/lengan tulang.

d) Obliq, yaitu fracture yang garis patahnya miring membentuk sudut

melintasi tulang.

e) Compressi, terjadi bila tulang cancelous mengalami penekanan

f) Comminutiva, yaitu garis fracture yang lebih dari 2 fragment tapi

saling berhubungan

g) Segmental, yaitu garis fracture lebih dari satu tapi tidak berhubungan

35 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 36: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 36/97

36Fracture and Dislocation

II. Berdasarkan bentuk patah tulang :

a) Complete, yaitu garis fracture menyilang atau memotong seluruh

tulang dan fragmen tulang biasanya tergeser.

 b) Incomplete, meliputi hanya sebagian retakan pada sebelah sisi tulang.

c) Fracture compressi, yaitu fracture dimana tulang terdorong ke arah

 permukaan tulang lain.

d) Avulsi, yaitu fragmen tulang tertarik oleh ligamen.

e) Communited (Segmental), fracture dimana tulang terpecah menjadi

 beberapa bagian.

f) Simple, fracture dimana tulang patah dan kulit utuh.

g) Fracture dengan perubahan posisi, yaitu ujung tulang yang patah

 berjauhan dari tempat yang patah.

h) Fracture tanpa perubahan posisi, yaitu tulang patah, posisi pada

tempatnya yang normal.

36 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 37: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 37/97

37Fracture and Dislocation

i) Fracture Complicata, yaitu tulang yang patah menusuk kulit dan

tulang terlihat.

Gambar. Tipe fraktur menurut garis frakturnya

III.3 ETIOLOGI

Fracture terjadi bila ada suatu trauma yang mengenai tulang,

dimana trauma tersebut kekuatannya melebihi kekuatan tulang. 2 faktor 

mempengaruhi terjadinya fracture :

• Extrinsic meliputi kecepatan dan durasi trauma yang mengenai

tulang, arah dan kekuatan trauma.

• Intrinsic meliputi kapasitas tulang mengasorbsi energi trauma,

kelenturan, kekuatan, dan densitas tulang.

37 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 38: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 38/97

38Fracture and Dislocation

Trauma langsung akibat benturan akan menimbulkan garis fracture

transversal dan kerusakan jaringan lunak. Benturan yang lebih keras

disertai dengan penghimpitan tulang akan mengakibatkan garis fracture

comminutiva diikuti dengan kerusakan jaringan lunak yang lebih luas.

Trauma tidak langsung mengakibatkan fracture terletak jauh dari

titik trauma dan jaringan sekitar fracture tidak mengalami kerusakan

 berat. Pada olahragawan, penari dan tentara dapat pula terjadi fracture

 pada tibia, fibula atau metatarsal yang disebabkan oleh karena trauma

yang berulang ( stress fracture).

Selain trauma, adanya proses patologi pada tulang seperti. tumor 

atau pada penyakit Paget dengan energi yang minimal saja akan

mengakibatkan fracture. Sedang pada orang normal hal tersebut belum

tentu menimbulkan fracture.

III.4 PATOFISIOLOGI

Fracture terjadi ketika tulang mendapatkan energi kinetik yang

lebih besar dari yang dapat tulang serap. Fracture itu sendiri dapat muncul

sebagai akibat dari berbagai peristiwa diantaranya pukulan langsung,

 penekanan yang sangat kuat, puntiran, kontraksi otot yang keras atau

karena berbagai penyakit lain yang dapat melemahkan otot. Padadasarnya ada dua tipe dasar yang dapat menyebabkan terjadinya fracture,

kedua mekanisme tersebut adalah:

1. Mekanisme direct force, dimana energi kinetik akan menekan

langsung pada atau daerah dekat fracture.

2. Mekanisme indirect force, dimana energi kinetik akan disalurkan

dari tempat terjadinya tubrukan ke tempat dimana tulang

38 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 39: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 39/97

39Fracture and Dislocation

mengalami kelemahan. Fracture tersebut akan terjadi pada titik 

atau tempat yang mengalami kelemahan.

Pada saat terjadi fracture periosteum, pembuluh darah, sumsum

tulang dan daerah sekitar jaringan lunak akan mengalami

gangguan.Sementara itu perdarahan akan terjadi pada bagian ujung dari

tulang yang patah serta dari jaringan lunak (otot) terdekat. Hematoma

akan terbentuk pada medulary canal antara ujung fracture dengan bagian

dalam dari periosteum. Jaringan tulang akan segera berubah menjadi

tulang yang mati. Kemudian jaringan nekrotik ini akan secara intensif 

menstimulasi terjadinya peradangan yang dikarakteristikkan dengan

terjadinya vasodilatasi, edema, nyeri, hilangnya fungsi, eksudasi dari

 plasma dan leukosit serta infiltrasi dari sel darah putih lainnya. Proses ini

akan berlanjut ke proses pemulihan tulang yang fracture tersebut.

III.5 MANIFESTASI KLINIS

Menurut Blach (1989) manifestasi klinik fracture adalah :

1. Nyeri

 Nyeri continue/ terus-menerus dan meningkat semakin berat

sampai fragmen tulang tidak bisa digerakkan.

2. Gangguan fungsi

Setelah terjadi fracture ada bagian yang tidak dapat

digunakan dan cenderung menunjukkan pergerakan abnormal,

extremitas tidak berfungsi secara teratur karena fungsi normal otot

tergantung pada integritas tulang yang mana tulang tersebut saling

 berdekatan.

39 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 40: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 40/97

40Fracture and Dislocation

3. Deformitas/kelainan bentuk 

Perubahan tulang pada fragmen disebabkan oleh deformitas

tulang yang diketahui ketika dibandingkan dengan daerah yang

tidak luka.

4. Pemendekan ( shortening )

Pada fracture tulang panjang terjadi pemendekan yang nyata

 pada extremitas yang disebabkan oleh kontraksi otot yang

 berdempet di atas dan di bawah lokasi fracture.

5. Krepitasi

Suara detik tulang yang dapat didengar atau dirasakan ketika

fracture digerakkan.

6. Bengkak dan perubahan warna

Hal ini disebabkan oleh trauma dan perdarahan yang

mengikuti fracture.

III.6 DIAGNOSIS

Riwayat Penyakit

Anamnesis dilakukan untuk menggali riwayat mekanisme cedera

(posisi kejadian) dan kejadian-kejadian yang berhubungan dengan cedera

tersebut. riwayat cedera atau fracture sebelumnya, riwayat sosial

ekonomi, pekerjaan, obat-obatan yang dia konsumsi, merokok, riwayat

alergi dan riwayat osteoporosis serta penyakit lain.

40 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 41: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 41/97

41Fracture and Dislocation

Pemeriksaan Fisik 

a. Inspeksi / Look  

Deformitas : angulasi, rotasi, pemendekan, pemanjangan,

 bengkak 

Pada fracture terbuka : klasifikasi Gustilo

 b. Palpasi / Feel ( nyeri tekan (tenderness), Krepitasi )

Status neurologis dan vaskuler di bagian distalnya perlu diperiksa.

Lakukan palpasi pada daerah extremitas tempat fracture tersebut,

meliputi persendian diatas dan dibawah cedera, daerah yang

mengalami nyeri, efusi, dan krepitasi.

 Neurovaskularisasi bagian distal fracture meliputi : pulsasi arteri,

warna kulit, pengembalian cairan kapler (Capillary refill test)

sensasi

c. Gerakan / Moving

Dinilai apakah adanya keterbatasan pada pergerakan sendi yang

 berdekatan dengan lokasi fracture.

d. Pemeriksaan trauma di tempat lain : kepala, thorax, abdomen,

 pelvis

Sedangkan pada pasien dengan politrauma, pemeriksaan awal

dilakukan menurut protokol ATLS. Langkah pertama adalah menilai

airway, breathing, dan circulation. Perlindungan pada vertebra dilakukan

sampai cedera vertebra dapat disingkirkan dengan pemeriksaan klinis dan

radiologis. Saat pasien stabil, maka dilakukan secondary survey.

41 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 42: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 42/97

42Fracture and Dislocation

Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium : darah rutin, faktor pembekuan darah, golongan darah,

cross-test, dan urinalisa.

Radiologis untuk lokasi fracture harus menurut rule of two, terdiri dari :

• 2 gambaran, anteroposterior (AP) dan lateral

• Memuat dua sendi di proksimal dan distal fracture

• Memuat gambaran foto dua extremitas, yaitu extremitas yang

cedera dan yang tidak terkena cedera (pada anak)

• Dan dua kali, yaitu sebelum tindakan dan sesudah tindakan.

Pergeseran fragmen Tulang ada 4 :

1. Alignment : perubahan arah axis longitudinal, bisa membentuk 

sudut

2. Panjang : dapat terjadi pemendekan (shortening)

3. Aposisi : hububgan ujung fragmen satu dengan lainnya

4. Rotasi : terjadi perputaran terhadap fragmen proksimal

III.7 PENATALAKSANAAN

42 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 43: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 43/97

43Fracture and Dislocation

Prinsip penatalaksanaan fracture terdiri dari 4R yaitu recognition berupa

diagnosis dan penilaian fracture, reduction, retention dengan imobilisasi, dan

rehabilitation yaitu mengembalikan aktifitas fungsional semaksimal

mungkin.

Penatalaksanaan awal fracture meliputi reposisi dan imobilisasi fracture

dengan splint. Status neurologis dan vaskuler di bagian distal harus diperiksa

 baik sebelum maupun sesudah reposisi dan imobilisasi. Pada pasien dengan

multiple trauma, sebaiknya dilakukan stabilisasi awal fracture tulang panjang

setelah hemodinamis pasien stabil. Sedangkan penatalaksanaan definitif 

fracture adalah dengan menggunakan gips atau dilakukan operasi dengan

ORIF maupun OREF.

Tujuan pengobatan fracture :

a. REPOSISI dengan tujuan mengembalikan fragmen ke posisi anatomi.

Tehnik reposisi terdiri dari reposisi tertutup dan terbuka. Reposisi tertutup

dapat dilakukan dengan fixasi externa atau traksi kulit dan skeletal. Cara

lain yaitu dengan reposisi terbuka yang dilakukan pada pasien yang telah

mengalami gagal reposisi tertutup, fragmen bergeser, mobilisasi dini,

fracture multiple, dan fracture patologis.

b. IMOBILISASI / FIXASI dengan tujuan mempertahankan posisi fragmen post reposisi sampai Union. Indikasi dilakukannya fixasi yaitu pada

 pemendekan ( shortening ), fracture unstabel serta kerusakan hebat pada

kulit dan jaringan sekitar 

Jenis Fixasi :

 Ekternal / OREF (Open Reduction External Fixation)

43 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 44: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 44/97

44Fracture and Dislocation

• Gips ( plester cast)

• Traksi

Jenis traksi :

Traksi Gravitasi : U- Slab pada fracture humerus

Skin traksi

Tujuan menarik otot dari jaringan sekitar fracture sehingga

fragmen akan kembali ke posisi semula. Beban maksimal 4-5 kg

karena bila kelebihan kulit akan lepas.

Skeletal traksi : K-wire, Steinmann pin atau Denham pin.

Traksi ini dipasang pada distal tuberositas tibia (trauma

sendi coxae, femur, lutut), pada tibia atau calcaneus ( fracture

cruris). Adapun komplikasi yang dapat terjadi pada pemasangan

traksi yaitu gangguan sirkulasi darah pada beban > 12 kg, trauma

saraf peroneus (cruris) , syndroma compartement, infeksi tempat

masuknya pin ( pin tract infection).

44 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 45: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 45/97

45Fracture and Dislocation

Indikasi OREF :

− Fracture terbuka derajat III

− Fracture dengan kerusakan jaringan lunak yang luas

− Fracture dengan gangguan neurovaskuler 

− Fracture Kominutif 

− Fracture Pelvis

− Fracture infeksi yang kontraindikasi dengan ORIF

−  Non Union

− Trauma multiple

 Internal / ORIF (Open Reduction Internal Fixation)

45 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 46: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 46/97

46Fracture and Dislocation

ORIF ini dapat menggunakan K-wire, plating, screw, K-nail.

Keuntungan cara ini adalah reposisi anatomis dan mobilisasi dini

tanpa fixasi luar.

Indikasi ORIF :

− Fracture yang tak bisa sembuh atau bahaya avasculair nekrosis tinggi,

misalnya fracture talus dan fracture collum femur.

− Fracture yang tidak bisa direposisi tertutup. Misalnya fracture avulse

dan fracture dislocasi.

− Fracture yang dapat direposisi tetapi sulit dipertahankan. Misalnya

fracture Monteggia, fracture Galeazzi, fracture antebrachii, dan

fracture pergelangan kaki.

− Fracture yang berdasarkan pengalaman memberi hasil yang lebih baik 

dengan operasi, misalnya : fracture femur.

c. UNION

d. REHABILITASI

46 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 47: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 47/97

47Fracture and Dislocation

Gambar. Plate & screw pada open reduction internal fixation

III.8 PENYEMBUHAN FRACTURE

Proses penyembuhan fracture pada tulang cortical terdiri atas lima fase,

yaitu :

1. Fase Hematoma

Apabila terjadi fracture pada tulang panjang, maka

 pembuluh darah kecil yang melewati canalikuli dalam sistem

Haversian mengalami robekan pada daerah fracture dan akan

membentuk hematoma diantara kedua sisi fracture. Hematoma

yang besar diliputi oleh periosteum. Periosteum akan terdorong dan

dapat mengalami robekan akibat tekanan hematoma yang terjadi

sehingga dapat terjadi ekstravasasi darah ke dalam jaringan lunak.

Osteocyt dengan lakunanya yang terletak beberapa milimeter 

dari daerah fracture akan kehilangan darah dan mati, yang akan

47 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 48: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 48/97

48Fracture and Dislocation

menimbulkan suatu daerah cincin avaskuler tulang yang mati pada

sisi-sisi fracture segera setelah trauma.

2. Fase Proliferasi Seluler Subperiosteal dan Endosteal

Pada fase ini terjadi reaksi jaringan lunak sekitar fracture

sebagai suatu reaksi penyembuhan. Penyembuhan fracture terjadi

karena adanya sel-sel osteogenik yang berproliferasi dari

 periosteum untuk membentuk callus externa serta pada daerah

endosteum membentuk callus interna sebagai aktifitas seluler 

dalam canalis medularis. Apabila terjadi robekan yang hebat pada

 periosteum, maka penyembuhan sel berasal dari diferensiasi sel-sel

mesenchimal yang tidak berdiferensiasi ke dalam jaringan lunak.

Pada tahap awal dari penyembuhan fracture ini terjadi

 pertambahan jumlah dari sel-sel osteogenik yang memberi

 pertumbuhan yang cepat pada jaringan osteogenik yang sifatnya

lebih cepat dari tumor ganas. Pembentukan jaringan seluler tidak 

terbentuk dari organisasi pembekuan hematoma suatu daerah

fracture. Setelah beberapa minggu, callus dari fracture akan

membentuk suatu massa yang meliputi jaringan osteogenik. Pada

 pemeriksaan radiologis callus belum mengandung tulang sehingga

merupakan suatu daerah radiolusen.

3. Fase Pembentukan Callus (fase union secara klinis)

Setelah pembentukan jaringan seluler yang bertumbuh dari

setiap fragmen sel dasar yang berasal dari osteoblast dan kemudian

 pada chondroblast membentuk tulang rawan. Tempat osteoblastt

diduduki oleh matriks interseluler colagen dan perlengketan

48 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 49: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 49/97

49Fracture and Dislocation

 polisakarida oleh garam-garam calsium membentuk suatu tulang

yang imatur. Bentuk tulang ini disebut sebagai woven bone. Pada

 pemeriksaan radiologi callus atau woven bone sudah terlihat dan

merupakan indikasi radiologik pertama terjadinya penyembuhan

fracture.

4. Fase Konsolidasi (fase union secara radiologik)

Woven bone akan membentuk callus primer dan secara

 perlahan-lahan diubah menjadi tulang yang lebih matang oleh

aktivitas osteoblast yang menjadi struktur lamelar dan kelebihancallus akan diresorpsi secara bertahap.

5. Fase Remodelling

Bilamana union telah lengkap, maka tulang yang baru

membentuk bagian yang menyerupai bulbus yang meliputi tulang

tetapi tanpa canalis medularis. Pada fase remodeling ini, perlahan-

lahan terjadi resorpsi secara osteoclastic dan tetap terjadi proses

osteoblastic pada tulang dan callus externa secara perlahan-lahan

menghilang. Callus intermediate berubah menjadi tulang yang

kompak dan berisi sistem Haversian dan callus bagian dalam akan

mengalami peronggaan untuk membentuk ruang sumsum.

 

III.9 KOMPLIKASI FRACTURE

Komplikasi fracture dapat diakibatkan oleh trauma itu sendiri atau akibat

 penanganan fracture yang disebut komplikasi iatrogenik.

a. Komplikasi umum

49 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 50: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 50/97

50Fracture and Dislocation

Syok karena perdarahan ataupun oleh karena nyeri, koagulopati

difus dan gangguan fungsi pernafasan.

Ketiga macam komplikasi tersebut diatas dapat terjadi dalam 24

 jam pertama pasca trauma dan setelah beberapa hari atau minggu

akan terjadi gangguan metabolisme, berupa peningkatan katabolisme.

Komplikasi umum lain dapat berupa emboli lemak, trombosis vena

dalam (DVT), tetanus atau gas gangrene.

 b. Komplikasi Lokal

 Komplikasi dini

Komplikasi dini adalah kejadian komplikasi dalam satu

minggu pasca trauma, sedangkan apabila kejadiannya sesudah satu

minggu pasca trauma disebut komplikasi lanjut.

Pada Tulang

1. Infeksi, terutama pada fracture terbuka.

2. Osteomyelitis dapat diakibatkan oleh fracture terbuka atau

tindakan operasi pada fracture tertutup. Keadaan ini dapat

menimbulkan delayed union atau bahkan non union.

Komplikasi sendi dan tulang dapat berupa arthritis supuratif yang

sering terjadi pada fracture terbuka atau pasca operasi yang

melibatkan sendi sehingga terjadi kerusakan cartilago sendi dan

 berakhir dengan degenerasi.

Pada Jaringan lunak 

50 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 51: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 51/97

51Fracture and Dislocation

1. Lepuh, Kulit yang melepuh adalah akibat dari elevasi kulit

superfisial karena edema. Terapinya adalah dengan menutup

kasa steril kering dan melakukan pemasangan elastik.

2. Decubitus, terjadi akibat penekanan jaringan lunak tulang

oleh gips. Oleh karena itu perlu diberikan bantalan yang

tebal pada daerah-daerah yang menonjol.

Pada Otot

Terputusnya serabut otot yang mengakibatkan gerakan aktif 

otot tersebut terganggu. Hal ini terjadi karena serabut otot yang

robek melekat pada serabut yang utuh, capsul sendi dan tulang.

Kehancuran otot akibat trauma dan terjepit dalam waktu cukup

lama akan menimbulkan syndroma crush atau trombus ( Apley &

Solomon,1993).

Pada pembuluh darah

Pada robekan arteri incomplete akan terjadi perdarahan terus

menerus. Sedangkan pada robekan yang complete ujung

 pembuluh darah mengalami retraksi dan perdarahan berhenti

spontan.

Pada jaringan distal dari lesi akan mengalami ischemia

 bahkan nekrosis. Trauma atau manipulasi sewaktu melakukan

reposisi dapat menimbulkan tarikan mendadak pada pembuluh

darah sehingga dapat menimbulkan spasme. Lapisan intima

 pembuluh darah tersebut terlepas dan terjadi trombus. Pada

compressi arteri yang lama seperti pemasangan torniquet dapat

terjadi sindrome crush. Pembuluh vena yang putus perlu

51 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 52: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 52/97

52Fracture and Dislocation

dilakukan repair untuk mencegah kongesti bagian distal lesi

(Apley & Solomon, 1993).

Syndroma compartement terjadi akibat tekanan intra

compartement otot pada tungkai atas maupun tungkai bawah

sehingga terjadi penekanan neurovaskuler sekitarnya. Fenomena

ini disebut Ischemia Volkmann. Ini dapat terjadi pada

 pemasangan gips yang terlalu ketat sehingga dapat mengganggu

aliran darah dan terjadi edema dalam otot.

Apabila ischemia dalam 6 jam pertama tidak mendapattindakan dapat menimbulkan kematian/nekrosis otot yang

nantinya akan diganti dengan jaringan fibrus yang secara

 periahan-lahan menjadi pendek dan disebut dengan contracture

volkmann. Gejala klinisnya adalah 5 P yaitu Pain (nyeri),

Parestesia, Pallor (pucat), Pulseness (denyut nadi hilang) dan

Paralisis

Pada syaraf 

Berupa compressi, neuropraksi, neurometsis (saraf putus),

exonametsis (kerusakan akson). Setiap trauma terbuka

dilakukan eksplorasi dan identifikasi nervus (Apley &

Solomon,1993).

 Komplikasi lanjut 

Pada tulang dapat berupa malunion, delayed union atau non union.

52 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 53: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 53/97

53Fracture and Dislocation

Pada pemeriksaan terlihat deformitas berupa angulasi, rotasi,

 perpendekan atau perpanjangan.

− Delayed union

Proses penyembuhan lambat dari waktu yang dibutuhkan

secara normal. Pada pemeriksaan radiografi, tidak akan terlihat

 bayangan sclerosis pada ujung-ujung fracture.

Terapi konservatif selama 6 bulan bila gagal dilakukan

Osteotomi. Bila lebih 20 minggu dilakukan cancellus grafting

(12-16 minggu)

− Non union

Dimana secara klinis dan radiologis tidak terjadi

 penyambungan.

o Tipe I (hypertrophic non union)

Tidak akan terjadi proses penyembuhan fracture dan

diantara fragmen fracture tumbuh jaringan fibrus yang masih

mempunyai potensi untuk union dengan melakukan koreksi

fixasi dan bone grafting.

o Tipe II (atrophic non union)

Disebut juga sendi palsu (pseudoartrosis) terdapat

 jaringan sinovial sebagai capsul sendi beserta rongga

sinovial yang berisi cairan, proses union tidak akan dicapai

walaupun dilakukan imobilisasi lama.

Beberapa faktor yang menimbulkan non union seperti

disrupsi periosteum yang luas, hilangnya vaskularisasi

53 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 54: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 54/97

54Fracture and Dislocation

fragmen-fragmen fracture, waktu imobilisasi yang tidak 

memadai, implant atau gips yang tidak memadai, distraksi

interposisi, infeksi dan penyakit tulang (fracture patologis)

− Mal union

Penyambungan fracture tidak normal sehingga menimbukan

deformitas. Tindakan refracture atau osteotomi koreksi.

− Osteomyelitis

Osteomyelitis kronis dapat terjadi pada fracture terbuka atau

tindakan operasi pada fracture tertutup sehingga dapat

menimbulkan delayed union sampai non union (infected non

union). Imobilisasi anggota gerak yang mengalami osteomyelitis

mengakibatkan terjadinya atrofi tulang berupa osteoporosis dan

atrofi otot.

− Kekakuan sendi

Kekakuan sendi baik sementara atau menetap dapat

diakibatkan imobilisasi lama, sehingga terjadi perlengketan peri

artikuler, perlengketan intraartikuler, perlengketan antara otot dan

tendon. Pencegahannya berupa memperpendek waktu imobilisasi

dan melakukan latihan aktif dan pasif pada sendi. Pembebasan

 perlengketan secara pembedahan hanya dilakukan pada penderita

dengan kekakuan sendi menetap ( Apley & Solomon,1993).

54 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 55: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 55/97

55Fracture and Dislocation

BAB IV

DISLOCASI

IV.1 DEFINISI

Dislocasi adalah keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi

tidak lagi berhubungan secara anatomis (tulang lepas dari sendi). Atau

dislocasi adalah suatu keadaan keluarnya (bercerainya) caput sendi dari

mangkuknya. Dislocasi merupakan suatu kedaruratan yang membutuhkan pertolongan segera. Bila terjadi patah tulang di dekat sendi atau mengenai

sendi disertai luxatio sendi yang disebut fracture dislocasi. Dislocasi adalah

terlepasnya compressi jaringan tulang dari kesatuan sendi. Dislocasi ini dapat

hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh

komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi).2

Gambar. Dislocasi Pinggul

55 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 56: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 56/97

56Fracture and Dislocation

Dislocasi sendi adalah suatu keadaan dimana permukaan sendi tulang

yang membentuk sendi tidak lagi dalam posisi anatomis. Secara kasar adalah

tulang terlepas dari persendian. Subluxatio adalah dislocasi parsial permukaan

 persendian. Kadang luxatio disertai dengan fracture luxatio / dislocasi,

misalnya fracture panggul dengan fracture tepi acetabulum.

Dislocasi disertai dengan kerusakan simpai sendi atau ligament sendi.

Bila kerusakan tersebut tidak sembuh dengan baik, luxatio mudah terulang

kembali seperti sendi bahu. Pada sendi panggul perdarahan dicaput femur 

mungkin terganggu karena kerusakan pada trauma luxatio sehingga terjadi

nekrosis avasculer.

IV.2 ETIOLOGI DAN KLASIFIKASI

Dislocasi disebabkan oleh :

 Dislocasi Traumatik 

Dislocasi traumatik adalah suatu kedaruratan ortopedi, yang

memerlukan pertolongan segera, karena struktur sendi yang terlibat

 pasokan darah dan saraf rusak susunannya dan mengalami stres. Bila tidak 

ditangani segera dapat terjadi nekrosis avasculer ( kematian jaringan akibatanoksia dan hilangnya pasokan darah) dan paralylisis saraf. Jika disertai

fracture, keadaan ini disebut fracture dislocasi.

Trauma sendi dapat berupa :

−Kontusio sendi biasa terjadi oleh benturan

56 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 57: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 57/97

57Fracture and Dislocation

− Joint strain oleh trauma kecil yang berulang (otot tertarik akibat

 penggunaan yang berlebihan, peregangan berlebihan dan atau stress

yang berlebihan)

− Joint sprain / keseleo ada robekan mikroskopis dari ligament atau

capsul sendi yang tidak mengganggu stabilitas akibat gerakan

memutar 

− Ruptur ligament

− Dislocasi

 Dislocasi Congenital 

Terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan yang paling

sering terjadi pada panggul. Dislocasi panggul congenital merupakan suatu

keadaan dimana caput femoris posisinya dalam acetabulum tidak normal

sejak lahir. Caput femoris biasanya kecil dan sering kali terletak diluar 

superior dan lateral acetabulum. Perkembangan panggul normal yang

harmonis membutuhkan hubungan antara caput femoris dan acetabulum.

Dislocasi jangka panjang dapat menyebabkan perkembangan yang tak 

memadai baik caput femoris maupun acetabulum sehingga akhirnya

menyebabkan cacat.

Dislocasi congenital ini dapat bilateral (dua sisi). Adanyakecurigaan yang paling kecil pun terhadap kelainan congenital ini

mengeluarkan pemeriksaan klinik yang cermat dan sianak diperiksa

dengan sinar X, karena tindakan dini memberikan hasil yang sangat baik.

Tindakan dengan reposisi dan pemasangan bidai selama beberapa bulan,

 jika kelainan ini tidak ditemukan secara dini, tindakannya akan jauh sulit

dan diperlukan pembedahan.

57 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 58: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 58/97

58Fracture and Dislocation

 Dislocasi spontan atau patologik 

Terjadi akibat penyakit struktur sendi dan jaringan sekitar sendi.

Akibatnya destruksi tulang, misalnya tuberkulosis tulang belakang.

Dimana patologis: terjadinya tear ligament  dan capsul articuler yang

merupakan komponen vital penghubung tulang.2,5

Berdasarkan tipe kliniknya dibagi :

1. Dislocasi Acute : Umumnya terjadi pada shoulder, elbow, dan hip.

Disertai nyeri acute dan pembengkakan di sekitar sendi.

2. Dislocasi Chronic

3. Dislocasi Berulang : Jika suatu trauma dislocasi pada sendi diikuti

oleh frekuensi dislocasi yang berlanjut dengan trauma yang minimal,

maka disebut dislocasi berulang (habitual dislocation). Umumnya

terjadi pada shoulder joint dan patello femoral joint.2,3

IV.3 DIAGNOSIS

a. Anamnesis

Pada anamnesis kita dapat menanyakan adanya nyeri, riwayat

trauma, mekanisme trauma yang sesuai, misalnya trauma extensi dan

exorotasi pada dislocasi anterior sendi bahu, ada rasa sendi yang

keluar, bila trauma minimal hal dan kejadian berulang ini dapat terjadi

 pada dislocasi rekurens atau habitual.6,7

58 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 59: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 59/97

59Fracture and Dislocation

b. Pemeriksaan klinis

• Deformitas : hilangnya tonjolan tulang normal, misalnya deltoid

yang rata pada  dislocasi bahu, perubahan panjang extremitas,

kedudukan yang khas pada dislocasi tertentu, misalnya dislocasi

 posterior sendi panggul kedudukan sendi panggul endorotasi,

flexi dan adduksi.

• Bengkak 

•  Nyeri

• Functiolaesa : terbatasnya gerakan atau gerakan yang abnormal.

 Dislocasi Traumatik 

Semua lingkup gerak dicatat, mulai dari posisi nol atau netral. Posisi

netral bukan merupakan posisi faali atau posisi istirahat yang penting bila

dilakukan immobilisasi. Posisi netral disebut juga posisi Zero atau posisi 0,

adalah posisi yang menjadi dasar nol atau mencatat gerakan flexi, extensi,

abduksi, adduksi dan rotasi. Posisi netral untuk sendi bahu dan paha adalah

 posisi bahu atau paha searah dengan sumbu tubuh dan untuk sendi siku, lutut

dan pergelangan tangan adalah sendi lurus. Untuk sendi pergelangan kaki

 posisi netral adalah kaki tegak lurus atas tungkai bawah.

Congenital Hip Dislocation

Semua anak yang baru lahir sebaiknya diperiksa kemungkinan ada

dislocasi panggul congenital beberapa hari setelah kelahiran. Bayi ditidurkan

dengan kedua kaki diflexikan dengan menekan secara lembut pada lutut kearah

59 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 60: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 60/97

60Fracture and Dislocation

meja periksa, sedangkan lutut dan pahanya diabduksikan secara manual pada

saat yang bersamaan bagian proksimal paha ditekan keatas dan medial.

Tekanan pada lutut yang arahnya kebawah pada pada awal tindakan ini, dapat

menyebabkan dislocasi total pada panggul yang mengalami gangguan. Pada

waktu paha diabduksikan seperti tersebut diatas panggul terasa tereduksi

secara spontan disertai bunyi “KLIK“ kemudian dengan adduksi panggul

dapat dirasakan dislocasinya. Ketidak stabilan panggul yang dapat diperagakan

dengan tes provokasi ini disebut “tanda ortolani positif”.

Gambar. Ortolani Maneuver 

c. Pemeriksaan radiologis

Untuk memastikan arah dislocasi dan apakah disertai fracture pada

dislocasi lama, pemeriksaan radiologis dengan cara pemeriksaan

sinar-X (X-Rays) lebih penting oleh karena nyeri dan spasme otot

telah menghilang.

60 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 61: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 61/97

61Fracture and Dislocation

Gambar. Radiologi pada dislocasi sendi bahu

IV.4 KOMPLIKASI

Komplikasi yang dapat menyertai dislocasi antara lain :

 Komplikasi Dini

1. Cedera saraf : n. axillaris dapat cedera ; pasien tidak dapat mengkerutkan

otot deltoid dan mungkin terdapat daerah kecil yang mati rasa pada otot

tesebut

2. Cedera pembuluh darah : a. axillaris dapat rusak 

3. Fracture dislocasi

 Komplikasi Lanjut 

1. Kekakuan sendi bahu ( frozen shoulder ): Immobilisasi yang lama dapat

mengakibatkan kekakuan sendi bahu, terutama pada pasien yang berumur 

40 tahun. Terjadinya kehilangan rotasi lateral, yang secara otomatis

membatasi abduksi

2. Dislocasi yang berulang: terjadi kalau labrum glenoid robek atau capsul

terlepas dari bagian depan leher glenoid

61 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 62: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 62/97

62Fracture and Dislocation

3. Kelemahan otot.2,8

IV.5 PENATALAKSANAAN

Sendi yang terkena harus diimobilisasi saat pasien dipindahkan. Tindakan

reposisi :

1. Lakukan reposisi segera.

2. Dislocasi sendi kecil dapat direposisi ditempat kejadian tanpa anesthesi,

misalnya dislocasi siku, dislocasi bahu dan dislocasi jari.

3. Dislocasi bahu, siku atau jari dapat direposisi dengan anasthesi lokal dan

obat – obat penenang misalnya Valium. Jangan dipilih cara reposisi yang

traumatis yang bila dilakukan tanpa relaksasi maksimal dapat

menimbulkan fracture.

4. Dislocasi sendi besar misalnya dislocasi sendi panggul memerlukan

anesthesi umum.

5. Dislocasi reduksi, dikembalikan ketempat semula dengan menggunakan

anastesi jika dislocasi berat.

6. Caput tulang yang mengalami dislocasi dimanipulasi dan dikembalikan

ke rongga sendi.

7. Kemudian sendi diimobilisasi dengan pembalut, spalk, gips atau traksi

dan dijaga agar tetap dalam posisi stabil, beberapa hari beberapa minggu

setelah reduksi gerakan aktif lembut 3-4x sehari dapat mengembalikan

kisaran sendi, sendi tetap disangga saat latihan.

8. Memberikan kenyamanan dan melindungi sendi selama masa

 penyembuhan.9,10

62 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 63: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 63/97

63Fracture and Dislocation

Gambar. Macam-macam jenis joint immobilization

Tanda-tanda dislocasi beserta penatalaksanaannya:

Dislocasi sendi rahang

Terjadi karena menguap atau tertawa terlalu lebar, terkena pukulan

keras ketika rahang sedang terbuka.

Penatalakasanaan :

63 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 64: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 64/97

64Fracture and Dislocation

− Rahang ditekan kebawah dengan mempergunakan ibu jari yang

sudah dilindungi balutan

Ibu jari tersebut diletakkan pada geraham paling belakang

− Tekanan tersebut harus mantap tetapi pelan-pelan bersamaan

dengan penekanan jari-jari yang lain mengangkat dagu

 penderita keatas

− Tindakan dikatakan berhasil bila rahang tersebut menutup

dengan cepat dan keras

− Untuk beberapa saat penderita tidak boleh membuka mulut

lebar 

Gambar. Teknik reposisi pada dislocasi sendi rahang

Dislocasi sendi bahu

Tanda-tanda korban yang mengalami Dislocasi sendi bahu yaitu:

− Sendi bahu tidak dapat digerakakkan

64 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 65: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 65/97

65Fracture and Dislocation

− Korban mengendong tangan yang sakit dengan yang lain

− Korban tidak bisa memegang bahu yang berlawanan

− Kontur bahu hilang, bongkol sendi tidak teraba pada tempatnya

Penatalaksanaan:

Teknik Hennepin

Secara perlahan dielevasikan sehingga bongkol sendi

masuk kedalam mangkok sendi. Pasien duduk atau tidur 

dengan posisi 45o, siku pasien ditahan oleh tangan kanan

 penolong dan tangan kiri penolong melakukan rotasi arah

keluar (externa) sampai 90o dengan lembut dan perlahan, jika

korban merasa nyeri, rotasi externa sementara dihentikan

sampai terjadi relaksasi otot, kemudian dilanjutkan. Sesudah

relaksasi externa mencapai 90o maka reposisi akan terjadi.

Gambar. Hennepin Technique

Teknik Stimson

65 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 66: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 66/97

66Fracture and Dislocation

Pasien tidur tengkurap, kemudian tangan yang

dislocasi digantung tempat tidur diberi beban 10-15 pound

selama 30 menit biasanya akan terjadi reposisi jika tidak 

 berhasil dapat ditolong dengan pergerakan rotasi dan kemudian

interna.

Gambar. Stimson Technique

Dislocasi sendi panggul

Tanda-tanda klinis terjadinya dislocasi panggul:

− Kaki pendek dibandingkan dengan kaki yang tidak mengalami

dislocasi

− Kaput femur dapat diraba pada tanggul

− Setiap usaha menggerakkan pinggul akan mendatangkan rasa nyeri

66 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 67: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 67/97

67Fracture and Dislocation

Gambar. Dislocasi hip joint

BAB V

FRACTURE PADA ANAK 

Dengan mobilitas yang tinggi disektor lalu lintas dan faktor kelalaian

manusia sebagai salah satu penyebab paling sering terjadinya kecelakaan yang

dapat menyebabkan fracture. Penyebab yang lain dapat karena kecelakaan

kerja, olah raga dan rumah tangga.(7)

Fracture yang terjadi dapat mengenai orang dewasa maupun anak-anak,

Fracture yang mengenai lengan bawah pada anak sekitar 82% pada daerah

metaphysis tulang radius distal, dan ulna distal sedangkan fracture pada daerah

diaphysis yang terjadi sering sebagai fracture tipe greenstick. Daerah

metaphysis pada anak relatif masih lemah sehingga fracture banyak terjadi

 pada daerah ini, selebihnya dapat mengenai supracondylair humeri

67 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 68: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 68/97

68Fracture and Dislocation

(transcondylair humeri) diaphysis femur dan clavicula, sedangkan yang

lainnya jarang.(4,5)

Fracture pada anak mempunyai keistimewaan dibanding dengan dewasa.

Hal ini sangat penting diketahui bahwa keberhasilan diagnostik dan terapi

 penyakit ortopedik pada kelompok usia ini berbeda, karena sistem skeletal

 pada anak-anak baik secara anatomis, biomekanis, dan fisiologi berbeda

dengan dewasa. Adanya growth plate (epiphyseal plate) pada tulang anak-anak 

merupakan satu perbedaan yang besar. Growth plate tersusun atas cartilago. Ia

 bisa menjadi bagian terlemah pada tulang anak-anak terhadap suatu trauma.

Cedera pada growth plate dapat menyebabkan deformitas. Akan tetapi adanya

growth plate juga membantu remodeling yang lebih baik dari suatu fracture

yang bukan pada growth plate tersebut. Selain itu proses penyembuhan ini juga

dipengaruhi oleh faktor mekanis dan faktor biologis.(6)

V.1 ANATOMI DAN FISIOLOGI

Ada perbedaan yang mendasar antara fracture pada anak dengan fracture

 pada orang dewasa, perbedaan tersebut pada anatomi, biomekanik, dan

fisiologi tulang. Pada anak-anak antara epiphysis dan metaphysis terdapat

epiphyseal plate sebagai daerah pertumbuhan congenital. Epiphyseal plate iniakan menghilang pada dewasa, sehingga epiphysis dan metaphysis ini akan

menyatu pada saat itulah pertumbuhan memanjang tulang akan berhenti.

Tulang panjang terdiri dari : epiphysis, metaphysis dan diaphysis.

Epiphysis merupakan bagian paling atas dari tulang panjang, metaphysis

merupakan bagian yang lebih lebar dari ujung tulang panjang, yang berdekatan

68 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 69: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 69/97

69Fracture and Dislocation

dengan discus epiphysialis, sedangkan diaphysis merupakan bagian tulang

 panjang yang dibentuk dari pusat osifikasi primer.

Seluruh tulang diliputi oleh lapisan fibrosa yang disebut periosteum, yang

mengandung sel-sel yang dapat berproliferasi dan berperan dalam proses

 pertumbuhan transversal tulang panjang. Kebanyakan tulang panjang

mempunyai arteria nutrisi. Lokasi dan keutuhan dari pembuluh darah inilah

yang menentukan berhasil atau tidaknya proses penyembuhan suatu tulang

yang patah.

Pada anak, terdapat epiphyseal plate yang merupakan tulang rawan pertumbuhan. Periosteum sangat tebal dan kuat dimana pada proses bone

healing akan menghasilkan callus yang cepat dan lebih besar daripada orang

dewasa.

Perbedaan di atas menjelaskan perbedaan biomekanik tulang anak-anak 

dibandingkan orang dewasa, yaitu :

• Biomekanik tulang

Tulang anak-anak sangat porous, cortex berlubang-lubang dan

sangat mudah dipotong oleh karena canalis Haversian menduduki

sebagian besar tulang. Faktor ini menyebabkan tulang anak-anak dapat

menerima toleransi yang besar terhadap deformasi tulang dibandingkan

orang dewasa. Tulang orang dewasa sangat kompak dan mudah

mengalami tegangan dan tekanan sehingga tidak dapat menahan

compressi.

• Biomekanik epiphyseal plate

69 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 70: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 70/97

70Fracture and Dislocation

Epiphyseal plate merupakan tulang rawan yang melekat pada

epiphysis yang bagian luarnya diliputi oleh periosteum sedang bagian

dalamnya oleh procesus mamilaris. Untuk memisahkan metaphysis dan

epiphysis diperlukan kekuatan yang besar. Tulang rawan epiphyseal

 plate mempunyai konsistensi seperti karet yang besar.

• Biomekanik periosteum

Periosteum pada anak-anak sangat kuat dan tebal dan tidak mudah

mengalami robekan dibandingkan orang dewasa.

Pada anak-anak, pertumbuhan merupakan dasar terjadinya remodelling

yang lebih besar dibandingkan pada orang dewasa, sehingga tulang pada anak-

anak mempunyai perbedaan fisiologi, yaitu :

o Pertumbuhan berlebihan (over growth)

Pertumbuhan diaphysis tulang panjang akan memberikan stimulasi

 pada pertumbuhan panjang, karena tulang rawan epiphyseal plate

mengalami hiperemi pada waktu penyambungan.

o Deformitas yang progresif 

Kerusakan permanen pada epiphyseal plate akan terjadi

 pemendekan atau angulasi.

o Fracture total

Pada anak-anak fracture total jarang bersifat komunitif karena

tulangnya sangat flexibel dibandingkan orang dewasa.

Di bawah ini adalah beberapa karakteristik struktur dan fungsi tulang anak 

yang membuatnya berbeda :

70 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 71: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 71/97

71Fracture and Dislocation

Remodelling

Tulang immatur dapat melakukan remodelisasi jauh lebih baik daripada

dewasa. Karena adanya aktivitas dari populasi sel yang banyak, kerusakan

 pada tulang dapat diperbaiki lebih baik dari pada kerusakan yang terjadi

 pada dewasa.

Struktur anatomis tulang anak-anak juga mempunyai flexibilitas yang

tinggi sehingga ia mempunyai kemampuan seperti “biological plasticity”.

Hal ini menyebabkan tulang anak-anak dapat membengkok tanpa patah

atau hancur; sehingga dapat terjadi gambaran fracture yang unik pada anak 

yang tidak dijumpai pada dewasa, seperti pada fracture buckle (torus) dan

greenstick.

Ligamen

Seperti jaringan, ligamen adalah satu jaringan yang “age-resistant” dalam

tubuh manusia. Tensile strength (kekuatan tegangan) pada ligamen anak-

anak dan dewasa secara umum sama. Meskipun kekuatan tulang, cartilago,

dan otot cenderung berubah, struktur ligamen tetap tidak berubah seiring

 pertumbuhan dan perkembangan.

Periosteum

Bagian terluar yang menutupi tulang adalah lapisan fibrosa dense, yang

 pada anak-anak secara signifikan lebih tebal daripada dewasa. Periosteum

anak-anak sebenarnya mempunyai sebuah lapisan fibrosa luar dan cambium

atau lapisan osteogenic. Menurut Hence, periosteum anak-anak mampu

71 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 72: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 72/97

72Fracture and Dislocation

memberikan kekuatan mekanis terhadap trauma. Karena periosteum yang

tebal, fracture tidak cenderung untuk mengalami displace seperti pada

dewasa, dan periosteum yang intak dapat berguna sebagai bantuan dalam

reduksi fracture dan maintenance. Sebagai tambahan, fracture akan sembuh

lebih cepat secara signifikan daripada dewasa.

Growth Plate

Growth plate atau epiphyseal plate adalah lempeng cartilago yang terletak 

di antar epiphysis (pusat penulangan sekunder) dan metaphysis. Ini penting

 bagi pertumbuhan tulang panjang agar terjadi. Bagian ini juga menjadi satu

titik kelemahan dari semua struktur tulang terhadap trauma mekanik.

Epiphyseal plate, secara histologik terdiri dari 4 lapisan, yaitu :

1.  Resting zone: Lapisan teratas yang terdiri dari sel-sel germinal yang

datar dan merupakan tempat penyimpanan bahan-bahan metabolik yang

akan digunakan nantinya.

2.  Proliferating zone: Sel-sel di area ini secara aktif bereplikasi dan

tumbuh menjadi lempeng. Sel-sel tersebut disebut seperi tumpukan

lempeng. Pada area ini, sel-selnya menggunakan bahan metabolik yang

sebelumnya disimpan untuk perjalanan mereka ke metaphysis.

3.  Hypertrophic zone: Sel-sel di area ini cenderung membengkak dan

 berubah menjadi lebih katabolik. Sel mempersiapkan matriks untuk 

mengalami kalsifikasi dan berubah menjadi tulang. Area ini menjadi

letak terlemah secara mekanis.

4. Calcified zone: Secara metabolik, matriks menyebar untuk deposisi

garam calsium, dan membentuk osteoid. Di daerah yang dekat

72 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 73: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 73/97

73Fracture and Dislocation

metaphysis, cabang-cabang pembuluh darah kecil menjalar ke lapisan

 basal dari epiphyseal plate.

Gambar. Bagian-bagian dari tulang immatur 

V.2 ETIOLOGI

Fracture dapat disebabkan karena oleh :

Trauma

 Non Trauma

Stress

 

Trauma

73 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 74: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 74/97

74Fracture and Dislocation

Trauma dapat dibagi menjadi trauma langsung dan trauma tidak 

langsung. Trauma langsung berarti benturan pada tulang dan mengakibatkan

fracture di tempat itu, sedangkan trauma tidak langsung bilamana titik 

tumpuan benturan dengan terjadinya fracture bergantian.

Non Trauma

Fracture terjadi karena kelemahan tulang akibat kelainan patologis

didalam tulang, non trauma ini bisa karena kelainan metabolik atau infeksi.

Stress Fracture

Stress fracture terjadi karena trauma yang terus-menerus pada suatu

tempat tertentu.

V.3 KLASIFIKASI

Klasifikasi fracture pada anak dapat dikelompokkan berdasarkan radiologis,

anatomis, klinis dan fracture yang khusus pada anak.

a. Klasifikasi Radiologi

− Fracture Buckle atau torus

− Tulang melengkung

− Fracture green-stick 

− Fracture total

74 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 75: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 75/97

75Fracture and Dislocation

 b. Klasifikasi Anatomis

− Fracture epiphysis

− Fracture epiphyseal plate

− Fracture metaphysis

− Fracture diaphysis

c. Klasifikasi Klinis

− Traumatik 

− Patologik 

− Stress

d. Fracture khusus pada anak 

− Fracture akibat trauma kelahiran. Fracture yang terjadi pada saat proses

kelahiran sering terjadi pada saat melahirkan bahu bayi, (pada

 persalinan sungsang). Fracture yang terjadi biasanya disebabkan karena

tarikan yang terlalu kuat yang tidak disadari oleh penolong.

− Fracture Shalter-Harris

Klasifikasi Shalter Harris untuk patah tulang yang mengenai epiphyseal platedistal tibia dibagi menjadi lima tipe :

Tipe 1 : Epiphysis dan epiphyseal plate lepas dari metaphysis tetapi

 periosteumnya masih utuh.

Tipe 2 : Garis fracture melalui sepanjang epiphyseal plate dan

membelok ke metaphysis dan akan membentuk suatu fragmen

75 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 76: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 76/97

76Fracture and Dislocation

metaphysis yang berbentuk segitiga disebut tanda Thurston-

Holland

Tipe 3: Garis fracture mulai permukaan sendi melewati epiphyseal plate

kemudian sepanjang garis epiphyseal plate

Tipe 4 : Merupakan fracture intra-intraartikuler yang melalui permukaan

sendi memotong epiphysis serta seluruh lapisan epiphyseal plate

dan berlanjut pada sebagian metaphysis

Tipe 5 : Terdapat compressi pada sebagian epiphyseal plate yang

menyebabkan kematian dari sebagian epiphyseal plate tersebut.

Gambar. Fracture Shalter-Harris

Beberapa jenis fracture khusus pada anak 

Ada 2 jenis fracture khusus pada anak yaitu di daerah epiphysis dan di

epiphyseal plate. Fracture epiphysis jarang terjadi tanpa disertai dengan

fracture epiphyseal plate, yang dibagi dalam :

1. Fracture avulsi akibat tarikan ligamen

2. Fracture compressi yang bersifat komunitif 

3. Fracture osteokondral

76 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 77: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 77/97

77Fracture and Dislocation

Fracture pada epiphyseal plate merupakan 1/3 dari seluruh fracture pada

anak-anak. Epiphyseal plate berupa diskus tulang rawan yang terletak diantara

epiphysis dan metaphysis.

Banyak klasifikasi fracture epiphyseal plate, yaitu menurut Poland,

Salter-Harris, Aitken, Weber, Rang dan Ogend. Tapi yang paling sering

digunakan adalah menurut Salter-Harris karena paling mudah, praktis dan

memenuhi syarat untuk terapi dan prognosis.

V.4 DIAGNOSA

Diagnosis fracture ditegakkan atas dasar anamnesis, pemeriksaan fisik 

dan pemeriksaan penunjang yaitu radiologis. Pada anak biasanya diperoleh

dengan alloanamnesis dimana ditemukan adanya riwayat trauma dan gejala-

gejala seperti nyeri, pembengkakan, perubahan bentuk dan gangguan gerak.

Pada pasien dengan riwayat trauma yang perlu ditanyakan adalah waktu

terjadinya, cara terjadinya, posisi penderita dan lokasi trauma. Bila tidak ada

riwayat trauma berarti merupakan fracture patologis.

Pada pemeriksaan fisik dilakukan :

• Look (Inspeksi)

− Deformitas : angulasi ( medial, lateral, posterior atau anterior),

diskrepensi (rotasi, perpendekan atau perpanjangan).

− Bengkak atau kebiruan.

− Functiolaesa (hilangnya fungsi gerak)

77 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 78: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 78/97

78Fracture and Dislocation

• Feel (Palpasi)

− Tenderness (nyeri tekan) pada derah fracture.

− Krepitasi.

−  Nyeri sumbu.

• Move (Gerakan)

−  Nyeri bila digerakan, baik gerakan aktif maupun pasif.

− Gerakan yang tidak normal yaitu gerakan yang terjadi tidak pada

sendinya.

• Pemeriksan trauma di tempat lain seperti kepala, thorak, abdomen,

tractus urinarius dan pelvis.

• Pemeriksaan komplikasi fracture seperti neurovaskular bagian distal

fracture yang berupa pulsus arteri, warna kulit, temperatur kulit,

 pengembalian darah ke kapiler (Capillary refill test), sensasi motorik 

dan sensorik.

Sebagai penunjang, pemeriksaan yang penting adalah pemeriksan

Radiologi. Untuk melengkapi deskripsi fracture dan dasar untuk tindakan

selanjutnya. Foto rontgen minimal harus dua proyeksi yaitu AP dan lateral.

V.5 PENYEMBUHAN FRACTURE PADA ANAK 2,6,7,8

78 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 79: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 79/97

79Fracture and Dislocation

Proses penyembuhan fracture adalah suatu proses biologis alami yang

akan terjadi pada setiap fracture. Setiap tulang yang mengalami fracture dapat

sembuh tanpa jaringan parut.

Proses penyembuhan mulai terjadi segera setelah tulang mengalami

kerusakan bila lingkungannya memadai maka bisa sampai terjadi konsolidasi.

Faktor mekanis seperti imobilisasi sangat penting untuk penyembuhan, selain

itu faktor biologis juga sangat esensial dalam penyembuhan fracture.

Proses penyembuhan fracture berbeda-beda pada tulang cortical (pada

tulang panjang), tulang canselous (pada metaphysis tulang panjang dan tulang-tulang pendek) dan pada tulang rawan persendian.

Penyembuhan fracture pada tulang cortical : 2,6,7

Proses penyembuhan fracture pada tulang cortical terdiri atas lima fase, yaitu :

1. Fase hematoma

Apabila terjadi fracture pada tulang panjang, maka pembuluh darah

kecil yang melewati canalikuli dalam sistem Haversian mengalami

robekan pada daerah fracture dan akan membentuk hematoma diantara

kedua sisi fracture. Hematoma yang besar diliputi oleh periosteum.

Periosteum akan terdorong dan dapat mengalami robekan akibat tekanan

hematoma yang terjadi sehingga dapat terjadi ekstravasasi darah ke

dalam jaringan lunak.

Osteocyt dengan lakunanya yang terletak beberapa milimeter dari

daerah fracture akan kehilangan darah dan mati, yang akan

menimbulkan suatu daerah cincin avaskuler tulang yang mati pada sisi-

sisi fracture segera setelah trauma.

2. Fase proliferasi seluler subperiosteal dan endosteal

79 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 80: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 80/97

80Fracture and Dislocation

Pada fase ini terjadi reaksi jaringan lunak sekitar fracture sebagai

suatu reaksi penyembuhan. Penyembuhan fracture terjadi karena adanya

sel-sel osteogenik yang berproliferasi dari periosteum untuk membentuk 

callus externa serta pada daerah endosteum membentuk callus interna

sebagai aktifitas seluler dalam canalis medularis. Apabila terjadi

robekan yang hebat pada periosteum, maka penyembuhan sel berasal

dari diferensiasi sel-sel mesenkimal yang tidak berdiferensiasi ke dalam

 jaringan lunak.

Pada tahap awal dari penyembuhan fracture ini terjadi pertambahan

 jumlah dari sel-sel osteogenik yang memberi pertumbuhan yang cepat

 pada jaringan osteogenik yang sifatnya lebih cepat dari tumor ganas.

Pembentukan jaringan seluler tidak terbentuk dari organisasi pembekuan

hematoma suatu daerah fracture. Setelah beberapa minggu, callus dari

fracture akan membentuk suatu massa yang meliputi jaringan

osteogenik. Pada pemeriksaan radiologis callus belum mengandung

tulang sehingga merupakan suatu daerah radiolusen.

3. Fase pembentukan callus (fase union secara klinis)

Setelah pembentukan jaringan seluler yang bertumbuh dari setiap

fragmen sel dasar yang berasal dari osteoblast dan kemudian pada

chondroblast membentuk tulang rawan. Tempat osteoblast diduduki

oleh matriks interseluler colagen dan perlengketan polisakarida oleh

garam-garam calsium membentuk suatu tulang yang imatur. Bentuk 

tulang ini disebut sebagai woven bone. Pada pemeriksaan radiologi

callus atau woven bone sudah terlihat dan merupakan indikasi

radiologik pertama terjadinya penyembuhan fracture.

4. Fase konsolidasi (fase union secara radiologik)

80 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 81: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 81/97

81Fracture and Dislocation

Woven bone akan membentuk callus primer dan secara perlahan-

lahan diubah menjadi tulang yang lebih matang oleh aktivitas osteoblast

yang menjadi struktur lamelar dan kelebihan callus akan diresorpsi

secara bertahap.

5. Fase remodeling

Bilamana union telah lengkap, maka tulang yang baru membentuk 

 bagian yang menyerupai bulbus yang meliputi tulang tetapi tanpa

canalis medularis. Pada fase remodeling ini, perlahan-lahan terjadi

resorpsi secara osteoclastic dan tetap terjadi proses osteoblastic padatulang dan callus externa secara perlahan-lahan menghilang. Callus

intermediate berubah menjadi tulang yang kompak dan berisi sistem

Haversian dan callus bagian dalam akan mengalami peronggaan untuk 

membentuk ruang sumsum.

Penyembuhan fracture pada tulang cancelous3

Penyembuhan fracture pada tulang kanselosa terjadi secara cepat karena

 beberapa faktor, yaitu :

Vaskularisasi yang cukup

Terdapat permukaan yang lebih luas

Kontak yang baik memberikan kemudahan vaskularisasi yang cepat

Hematoma memegang peranan dalam penyembuhan fracture.

81 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 82: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 82/97

82Fracture and Dislocation

Tulang kanselosa yang berlokalisasi pada metaphysis pada tulang

 panjang, tulang pendek serta tulang pipih diliputi oleh cortex yang tipis.

Penyembuhan fracture pada daerah tulang kanselosa melalui proses

 pembentukan callus interna dan endosteal. Pada anak-anak proses

 penyembuhan pada daerah cortex juga memegang peranan penting. Proses

osteogenik penyembuhan sel dari bagian endosteal yang menutupi trabekula,

 berproliferasi untuk membentuk woven bone primer didalam daerah fracture

yang disertai hematoma. Pembentukan callus interna mengisi ruangan pada

daerah fracture. Penyembuhan fracture pada tulang kanselosa terjadi pada

daerah dimana terjadi kontak langsung diantara kedua permukaan fracture

yang berarti satu callus endosteal. Apabila terjadi kontak dari kedua fracture

maka terjadi union secara klinis. Selanjutnya woven bone diganti oleh tulang

lamelar dan tulang mengalami konsolidasi.

Penyembuhan fracture pada tulang rawan persendian.

8

Tulang rawan hialin permukaan sendi sangat terbatas kemampuannya

untuk regenerasi. Pada fracture intraartikuler penyembuhan tidak terjadi

melalui tulang rawan hialin, tetapi terbentuk melalui fibrocartilago.

Waktu penyembuhan fracture2

Waktu penyembuhan tulang pada anak-anak jauh lebih cepat daripada

orang dewasa. Hal ini terutama disebabkan karena aktifitas proses osteogenesis

 pada periosteum dan endosteum dan juga berhubungan dengan proses

remodelling tulang pada anak sangat aktif dan makin berkurang apabila umur 

 bertambah. Selain itu fragmen tulang pada anak mempunyai vaskularisasi yang

82 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 83: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 83/97

83Fracture and Dislocation

 baik dan penyembuhan biasanya tanpa komplikasi. Waktu penyembuhan anak 

secara kasar adalah setengah kali waktu penyembuhan pada orang dewasa.

V.6 PENATALAKSANAAN FRACTURE2,3,7

Pilihan adalah terapi konservatif atau operatif. Pilihan harus mengingat

tujuan pengobatan fracture, yaitu : mengembalikan fungsi tulang yang patah

dalam jangka waktu sesingkat mungkin.

Terapi Konservatif 

a. Proteksi saja

Misalnya mitella untuk fracture collum chirurgicum humeri

dengan kedudukan baik.

 b. Immobilisasi saja tanpa reposisi

Misalnya pemasangan gips atau bidai pada fracture incomplete dan

fracture dengan kedudukan baik.

c. Reposisi tertutup dan fixasi dengan gips

Misalnya fracture supracondylair, fracture colles, fracture smith.

Reposisi dapat dengan anestesi umum atau anestesi lokal dengan

menyuntikkan obat anestesi dalam hematoma fracture. Fragmen distal

dikembalikan pada kedudukan semula terhadap fragmen proksimal dan

dipertahankan dalam kedudukan yang stabil dalam gips. Misalnya

fracture distal radius, immobilisasi dalam pronasi penuh dan flexi

 pergelangan.

d. Traksi

83 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 84: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 84/97

84Fracture and Dislocation

Traksi dapat untuk reposisi secara perlahan dan fixasi hingga

sembuh atau dipasang gips setelah tidak sakit lagi. Pada anak-anak 

dipakai traksi kulit (traksi Hamilton Russel/traksi Bryant).

Gambar. Bryant Traction

Traksi kulit terbatas untuk 4 minggu dan beban < 5 kg, untuk anak-

anak waktu dan beban tersebut mencukupi untuk dipakai sebagai traksi

definitif, bilamana tidak maka diteruskan dengan immobilisasi gips.

Untuk orang dewasa traksi definitif harus traksi skeletal berupa

 balanced traction.

84 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 85: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 85/97

85Fracture and Dislocation

Gambar. Balanced Traction

Gambar. Traksi kulit pada tungkai

Beberapa penatalaksanaan fracture pada anak 

Fracture clavicula

Clavicula adalah daerah tulang tersering yang mengalami fracture.

Letak tersering adalah di antara 1/3 tengah dan lateral. Fracture

clavicula dapat sebagai akibat dari cedera lahir pada neonatus.

Diagnosis dengan mudah dibuat dengan evaluasi fisik dan radiologis.

Pasien akan menderita nyeri pada pergerakan bahu dan leher.

Pembengkakan local dan krepitus dapat tampak. Cedera neurovaskuler 

 jarang terjadi. Radiografi clavicula AP biasanya cukup untuk 

diagnosis. Fracture clavicula pada neonatus biasanya tidak memerlukan

terapi lebih lanjut. Callus yang teraba dapat dideteksi beberapa minggu

kemudian. Pada anak-anak yang lebih tua, imobilisasi bahu (dengan

 balutan seperti kain gendongan atau yang mampu

menyandang/memfixasi bagian lengan bawah dalam posisi horizontal

melawan batang tubuh) sebaiknya digunakan untuk mengangkat

85 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 86: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 86/97

86Fracture and Dislocation

extremitas atas untuk mengurangi tarikan ke bawah pada clavicula

distal. Callus yang dapat dipalpasi dapat dideteksi beberapa minggu

yang kemudian akan remodel dalam 6-12 bulan. Fracture clavicula

 biasanya sembuh dengan cepat dalam 3-6 minggu.

Fracture proximal humerus

Biasanya akibat jatuh ke belakang dalam lengan yang extensi.

Cedera neurovaskular jarang. Akan tetapi, kerusakan n. axillaris harus

dicurigai jika pasien merasakan fungsi deltoid yang tidak normal dan

 parestesia atau anesthesia sepanjang aspek bahu lateral. Penatalaksanaan

dengan immobilisasi lengan dengan “sling-and swathe” (balutan papan

elastis yang memfixasi humerus melawan tubuh) selama 3-4 minggu.

Karena potensi remodelling yang signifikan pada daerah ini, deformitas

dalam derajat tertentu masih dapat diterima. Fracture dengan angulasi

yang ekstrim (lebih dari 90o) dapat memerlukan reduksi dengan operasi.

Fracture supracondylair humerus

Fracture supracondylair (metaphysis humerus distal daerah

 proksimal dari siku) adalah fracture siku yang paling sering pada anak-

anak. Terjadi sering pada usia antara 3 -10 tahun. Pasien akan menahan

lengan dalam pronasi dan menolak untuk flexi karena nyerinya. Cedera

neurovascular sering terjadi pada displacement yang berat. Karena

mengalir a.brachialis maka cedera sebaiknya ditangani sebagai

emergensi acute. Pembengkakan, jika berat, dapat menghambat aliran

arteri atau vena. Pemeriksaan neurovascular yang cermat diperlukan.

Compartment syndrome pada lengan bawah volar dapat terjadi dalam

86 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 87: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 87/97

87Fracture and Dislocation

12-24 jam. Volkmann’s ischemia contracture karena ischemia

intracompartement dapat mengikuti. Pin sering digunakan untuk 

memfixasi fracture setelah reduksi terbuka atau tertutup. Fracture

supracondylair yang umumnya tanpa gangguan neurovaskular dapat

dibidai dengan posisi siku flexi 90o, dan lengan bawah dibidai dalam

 pronasi atau posisi netral.

Fracture condylus lateral

Fracture condylus lateral adalah akibat jatuh dimana caput radialis

 pindah ke capitellium humerus. Fracture oblik permukaan sendi lateral

sering terjadi. Biasanya disertai pembengkakan yang berat meskipun

fracture tampak kecil pada X-ray. Resiko tinggi malunion dan nonunion

 pada fracture ini tinggi. Karena growth plate dan permukaan sendi

displaced, reduksi terbuka dan fixasi dengan pin perkutaneus mungkin

diperlukan. Gips tanpa pinning mungkin cukup memuaskan untuk 

fracture non-displaced.

Fracture caput radialis

Fracture caput radialis sering didiagnosis secara klinis karena

 biasanya sulit untuk terlihat dengan X-ray. Pasien mengalami nyeri yang

 berat tersering dengan supinasi atau pronasi sedangkan nyeri yang

ringan biasanya dengan flexi atau extensi siku. Collum radius dapat

mengalami angulasi hingga 70o-80o. Angulasi 45o atau kurang biasanya

akan remodel secara spontan. Manipulasi tertutup diperlukan pada

angulasi yang lebih besar.

87 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 88: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 88/97

88Fracture and Dislocation

Fracture buckle atau torus

Fracture ini pada metaphysis radius distal adalah sering. Biasanya

akibat jatuh dengan bersandar dengan pergelangan tangan dalam

dorsoflexi. Fracture adalah impaksi dan terdapat pembengkakan

 jaringan lunak yang ringan atau perdarahan. Biasanya terdapat fracture

ulna distal yang berhubungan dengan fracture distal radius ini.

Penatalaksanaan dengan short-arm cast (gips lengan pendek). Fracture

 biasanya sembuh dalam 3-4 minggu.

Gambar. Fracture Buckle (Torus)

Fracture Monteggia dan Galeazzi

Adalah fracture pada pertengahan atau proximal ulna dengan

dislocasi kaput radius. Ketika fracture proksimal atau pertengahan ulna

dicurigai atau ditemukan termasuk fracture olekranon, inspeksi teliti

alignment kaput radialis dengan capitellium harus dilakukan. Reduksi

tertutup pada dislocasi kaput radialis diperlukan dengan reduksi ulna

dan gips fracture ulna.

Sedangkan fracture Galeazzi meliputi fracture radius yang lebih

distal dengan dislocasi distal radioulnar joint. Fracture radius ini

88 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 89: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 89/97

89Fracture and Dislocation

ditangani dengan reduksi terbuka dan fixasi interna dengan plate dan

screw. Dislocasi ulna biasanya memerlukan posisi lengan bawah dalam

supinasi untuk mencapai reduksi.

Gambar. Variasi Fracture Monteggia

89 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 90: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 90/97

90Fracture and Dislocation

Gambar. Rontgen Fracture Galeazzi

Fracture panggul, collum femur, dan shaft femur

Fracture panggul biasanya akibat kecelakaan kendaraan bermotor,

kecelakaan saat bersepeda, atau jatuh dari ketinggian. Pasien tampak 

nyeri dengan pergerakan panggul yang pelan. Terdapat risiko tinggi

 pada anak-anak untuk mengalami nekrosis vascular dan gangguan

 pertumbuhan karena deformitas akibat gangguan vascular yang ada pada

epiphyseal plate. Fracture collum femur merupakan fracture yang tidak 

stabil dan juga memiliki risiko tinggi seperti di atas karena kaya akan

 pembuluh darah yang mensuplai epiphyseal plate. Penatalaksanaan

sebagai emergensi dengan ORIF dengan screw untuk menstabilisasi.

90 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 91: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 91/97

91Fracture and Dislocation

Fracture shaft femur merupakan hasil dari trauma dengan gaya

yang tinggi. Meskipun kebanyakan fracture femur tertutup, perdarahan

ke dalam jaringan lunak di paha mungkin mengakibatkan kehilangan

darah yang signifikan. Fracture shaft femur dapat menimbulkan

 pemendekan dan angulasi ke longitudinal akibat tarikan otot dan

spasme. Restorasi panjang dan alignment dicapai dengan traksi

longitudinal. Overgrowth kira-kira 1-2,5 cm sering terjadi pada fracture

femur pada anak-anak antara 2-10 tahun. Gips digunakan pada

kelompok usia ini untuk pemendekan beberapa sentimeter. Reduksi

sempurna tidak diperlukan karena remodeling begitu cepat.

Penyambungan solid (union) biasanya tercapai dalam 6 minggu.

II. Terapi Operatif 

a. Terapi operatif dengan reposisi secara tertutup dengan bimbingan

radiologis (image intensifier, C-arm) :

1. Reposisi tertutup-Fixasi externa

Setelah reposisi baik berdasarkan kontrol radiologis

intraoperatif maka dipasang alat fixasi externa.

2. Reposisi tertutup dengan kontrol radiologis diikuti fixasi interna

 Misalnya : reposisi fracture tertutup supracondylair pada

anak diikuti dengan pemasangan paralel pins. Reposisi tertutup

fracture collum pada anak diikuti pinning dan immobilisasi gips.

91 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 92: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 92/97

92Fracture and Dislocation

Cara ini sekarang terus dikembangkan menjadi “close

nailing ” pada fracture femur dan tibia, yaitu pemasangan fixasi

interna intra meduller (pen) tanpa membuka fracturenya.

 b. Terapi operatif dengan membuka fracturenya :

1. Reposisi terbuka dan fixasi interna

ORIF (Open Reduction and Internal Fixation)

Keuntungan cara ini adalah :

− Reposisi anatomis.

− Mobilisasi dini tanpa fixasi luar.

Indikasi ORIF :

a. Fracture yang tak bisa sembuh atau bahaya avasculair nekrosis

tinggi, misalnya :

− Fracture talus.

− Fracture collum femur.

 b. Fracture yang tidak bisa direposisi tertutup. Misalnya :

− Fracture avulsi.

− Fracture dislocasi.

c. Fracture yang dapat direposisi tetapi sulit dipertahankan. Misal :

− Fracture Monteggia.

− Fracture Galeazzi.

92 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 93: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 93/97

93Fracture and Dislocation

− Fracture antebrachii.

− Fracture pergelangan kaki.

d. Fracture yang berdasarkan pengalaman memberi hasil yang lebih

 baik dengan operasi, misalnya : fracture femur.

2. Excisional Arthroplasty

Membuang fragmen yang patah yang membentuk sendi, misalnya :

− Fracture caput radii pada orang dewasa.

− Fracture collum femur yang dilakukan operasi Girdlestone.

3. Excisi fragmen dan pemasangan endoprosthesis

Dilakukan excisi caput femur dan pemasangan endoprosthesis

Moore atau yang lainnya.

Sesuai tujuan pengobatan fracture yaitu untuk mengembalikan

fungsi maka sejak awal sudah harus diperhatikan latihan-latihan untuk 

mencegah disuse atropi otot dan kekakuan sendi, disertai mobilisasi

dini. Pada anak jarang dilakukan operasi karena proses

 penyembuhannya yang cepat dan nyaris tanpa komplikasi yang berarti.

III. Pengobatan Fracture Terbuka

Fracture terbuka adalah suatu keadaan darurat yang memerlukan

 penanganan segera.

Tindakan sudah harus dimulai dari fase pra-rumah sakit :

93 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 94: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 94/97

94Fracture and Dislocation

− Pembidaian

− Menghentikan perdarahan dengan perban tekan

− Menghentikan perdarahan besar dengan klem

Tiba di UGD rumah sakit harus segera diperiksa menyeluruh oleh

karena 40% dari fracture terbuka merupakan polytrauma.

Tindakan life-saving harus selalu didahulukan dalam kerangka kerja

terpadu (team work).

BAB VI

KESIMPULAN

Fracture atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang

dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa. Fracture

menurut ada tidaknya hubungan antara patahan tulang dengan dunia luar 

dibagi menjadi dua, yaitu fracture tertutup dan fracture terbuka. Menurut

Mansjoer (2000 : 346-347) dan menurut Appley Solomon (1995 : 238-239)

fracture diklasifikasikan Berdasarkan garis patah tulang yaitu greenstick,

transversal, spiral, dan obliq. Berdasarkan bentuk patah tulang yaitu complet,

incomplet, avulsi, comminuted, simple, dan complikata. Penyebab fracture ini

dapat berupa trauma langsung, tak langsung, maupun penyakit yang menyertai.

Untuk mendiagnosis suatu fracture, harus dilakukan anamnesis trauma,

 pemeriksaan fisik yang terdiri dari look, feel dan move, serta pemeriksaan

 penunjang X-ray. Penatalaksaan dari fracture yaitu dengan reposisi, fixasi,

union dan rehabilitasi. Terdapat berbagai komplikasi yagn didapatkan bila

 penanganan fracture ini tidak adekuat diantaranya yaitu malunion, delayed

union maupun nonunion.

94 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 95: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 95/97

95Fracture and Dislocation

Dislocasi adalah keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi

tidak lagi berhubungan secara anatomis. Diagnosa dislocasi dapat ditegakkan

melalui anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan radiologis. Dalam

menghadapi kasus dislocasi, kita harus mengetahui macam dislocasi,

komplikasi, dan penanganannya. Ada beberapa macam terapi untuk menangani

kasus dislocasi, hal ini disesuaikan dengan indikasi dari terapinya.

Fracture pada anak mempunyai keistimewaan dibanding dengan dewasa,

 proses penyembuhannya dapat berlangsung lebih singkat dengan remodeling

yang sangat baik, hal ini disebabkan karena adanya perbedaan anatomi,

 biomekanik serta fisiologi tulang anak yang berbeda dengan tulang orang

dewasa. Selain itu proses penyembuhan ini juga dipengaruhi oleh faktor 

mekanis dan faktor biologis.

95 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 96: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 96/97

96Fracture and Dislocation

BAB VII

DAFTAR PUSTAKA

1. Apley, A.Graham.  Buku Ajar Ortopedi dan Fracture Sistem APLEY . Ed.7. Jakarta :

Widya Medika.1995

2. Bagian Bedah Staf Pengajar Fakultas kedokteran Universitas Indonesia.  Kumpulan

 Kuliah Ilmu Bedah. Jakarta : Binarupa Aksara.1995.

3. Cole, Warren H and Zollinger Robert M. Textbook of Surgery, Ninth Edition. New

York: Meredith Corporation.

4. Salter Robert bruce. 1999. Textbook of Disorder and Injuries of the Musculoskeletal

System, 3rd-ed. Baltimore: Williams & Wilkins.

5. Rasjad, Chairuddin. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Jakarta : PT. Yarsif Watampone.

2007

6. Reksoprodjo, S, Pemeriksaan Orthopaedi dalam Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah FKUI ,

Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta, 1995, hal : 453-471.

7. Sjamsuhidajat R, De Jong Wim.  Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-2. Jakarta : Penerbit

Buku Kedokteran EGC.2004.

96 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. MintohardjoFK UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 97: Referat Tulang (Repaired) Print

7/14/2019 Referat Tulang (Repaired) Print

http://slidepdf.com/reader/full/referat-tulang-repaired-print 97/97

97Fracture and Dislocation

8. Schwartz, Shires, Spencer . Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah, Edisi 6 . Jakarta :

EGC.2000.

9. Sabiston, David C. Buku Ajar Bedah bagian 2. Jakarta: EGC 1994.

10. http://orthoinfo.aaos.org

11. www.bedahugm.com

12. www.emedicine.com