referat rotavirus

22
Referat Diare e.c Rotavirus Oleh Frank Athur 0661050111 Pembimbing Dr. Mas Wishnuwardhana W, Sp A Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Umum Daerah Bekasi i

Upload: agnes-cecilia

Post on 21-Nov-2015

32 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

case

TRANSCRIPT

Referat

Diare e.c Rotavirus

OlehFrank Athur0661050111

PembimbingDr. Mas Wishnuwardhana W, Sp A

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan AnakRumah Sakit Umum Daerah BekasiUniversitas Kristen IndonesiaJakarta2013

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAKRUMAH SAKIT UMUM DAERAH BEKASIFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIAPERIODE 3 DESEMBER 2012 2 FEBRUARI 2013

PENGESAHAN

Dengan hormat,

Presentasi Referat pada Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSUD Bekasi periode 3 Desember 2012 2 Februari 2013 dengan judul Diare e.c Rotavirus yang disusun oleh :

Nama: Frank AthurNIM: 0661050111

Telah disetujui dan diterima hasil penyusunannya oleh :

Pembimbing,

Dr. Mas Wishnuwardhana W, SpA

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................... iLEMBAR PENGESAHAN......................................................................................iiDAFTAR ISI.....................................................................................iiiBAB I PENDAHULUANI.1 Latar Belakang......................................................................................1BAB II PEMBAHASANII.1 Definisi......................................................................................2II.2 Epidemiologi......................................................................................2II.3 Etiologi......................................................................................2II.4 Patogenesis......................................................................................3II.5 Faktor Resiko......................................................................................3II.6 Gejala Klinis......................................................................................4II.7 Diagnosis......................................................................................4II.8 Pemeriksaan Laboratorium ..............................................................................5II.9 Diagnosis Banding......................................................................................5II.10 Penatalaksanaan......................................................................................6II.11 Pencegahan....................................................................................11II.12 Prognosis....................................................................................11DAFTAR PUSTAKA....................................................................................12

BAB IPENDAHULUAN

I.1 Latar BelakangRotavirus adalah salah satu virus yang menyebabkan penyakit diare, terutama pada bayi. Rotavirus memiliki diameter tubuh 50-60 nm. Rotavirus menginfeksi sel-sel dalam vili usus halus dan berkembang biak dalam sitoplasma enterosit dan merusak mekanisme transportnya. Sel yang rusak dapat masuk ke dalam lumen usus dan melepaskan sejumlah besar virus, yang kemudian terdapat dalam tinja. Infeksi Rotavirus biasanya selama musim dingin, masa inkubasinya selama 1-4 hari. Penularannya melalui feses yang mengering dan disebarkan lewat udara. Gejala yang timbul jika terserang rotavirus antara lain diare, demam, nyeri perut, dan muntah-muntah, sehingga terjadi dehidrasi. Karena penularannya melalui feses maka penanganan yang paling baik adalah menjaga kebersihan lingkungan, dan penanganan bagi yang sudah terjangkit virus ini adalah dengan mengganti cairan yang hilang dengan meminumkan oralit, atau cairan pengganti oralit yang lain. Sedangkan untuk pencegahannya dapat dilakukan adalah merawat secara terpisah anak yang terinfeksi rotavirus dengan anak yang sehat, dan juga dilakukan vaksinasi.

BAB IIPEMBAHASAN

II.1 DefinisiBuang air besar encer lebih dari 3 kali per hari selama kurang dari 7 hari yang disebabkan oleh inflamasi pada lapisan membran gastrointestinal disebabkan oleh infeksi rotavirus.5

II.2 EpidemiologiBaik di negara berkembang maupun negara maju, rotavirus sebagai penyebab 1/3 kasus rawat inap diare pada bayi dan anak-anak dibawah usia 5 tahun. Di daerah iklim sedang, diare yang disebabkan oleh rotavirus mencapai puncak selama musim dingin, sedangkan di daerah tropis kasus ditemuka sepanjang tahun.6Di Jakarta dan Surabaya sekitar 21-42 persen balita meninggal akibat diare dari rotavirus. Presentase yang lebih tinggi ditemui di tingkat Asia. Rata-rata dengan angka di atas 50 persen. Di Korea bahkan kasus diare akibat rotavirus 73 persen. Untuk tingkat dunia, 440 ribu kematian anak setiap tahun meninggal akibat rotavirus. Di Indonesia kematiananak mencapai 240.000 orang per tahun. Kematian anak karena diare 50.400 orang. Dari jumlah itu 10.088 anak di antaranya aibat rotavirus. Rotavirus menyebabkan diare berat. Jad jika pasien tidak dirawat di sarana kesehatan yang memadai, kemungkinan besar ia meninggal.4Hasil penelitian yang dilakukan Eko Raharjo dkk di RS Karantina Jakarta pada tahun 1989 melaporkan bahwa balita dan anak-anak dibawah umur lima tahun cenderung terinfeksi rotavirus, selain itu juga dilaporkan bahwa infeksi rotavirus lebih sering terjadi pada musim kemarau.4

II.3 EtiologiNama virus rota didasarkan pada gambaran mikroskop electron dari pinggir luar kapsid sebagai pinggiran suatu roda yang mengelilingi jari-jari yang memancar dari inti yang menyerupai pusat. Partikel-partikel mempunyai kapsid berkulit ganda dan garis tengah berkisar antara 60-75 nm. Partikel-partikel virus berkulit tunggal yang tidak mempunyai kapsid luar menunjukkan pinggir-pinggir luar yang kasar dan bergaris tengah 50-60 nm. Inti dalam dari parikel bergaris tengah 33-40 nm. Partikel virus mengandung 11 segmen ARN beruntai ganda ( BM total 10 x 106 ).Rotavirus adalah virus dengan ukuran 100 nanometer yang berbentuk roda yang termasuk dalam family Reoviridae. Virus ini terdiri dari grup A, B, C, D, E dan F. grup A sering menyerang bayi dan grup B jarang menyerang bayi. Terdapat empat serotipe major dan paling sedikit 10 serotipe minor dari rotavirus grup A pada manusia. Pembagian serotipe ini didasarkan pada perbedaan antigen pada protein virus 7 (VP7). Virus ini terdiri dari tiga lapisan yaitu kapsid luar, kapsid dalam dan inti. Rota virus terdiri dari 11 segmen, setiap segmen mengandung RNA rantai ganda, yang mana setiap kode untuk enam protein struktur ( VP1, VP2, VP3, VP4, VP6, VP7 ) dan lima protein nonstruktur (NSP1, NSP2, NSP3, NSP4, NSP 5). Dua struktur protein yaitu VP7 yang terdiri dari protein G dan glikoprotein dan VP4 yang terdiri dari protein P dan protease pembelahan protein, merupakan protein yang melapisi bagian luar dari virus dan merupakan pertimbangan yang penting untuk membuat vaksin dari rotavirus. Protein pembuat kapsid bagian dalam paling banyak adalah VP6, dan sangat mudah ditemukan dalam pemeriksaan antigen, sedangkan protein nonstruktur kapsid bagian dalam adalah NSP4 yang merupakan sebagai faktor virulensi dari rotavirus, meskipun protein lain juga terlibat dalam mempengaruhi virulensi dari rotavirus.1,5,9

II.4 PatogenesisRotavirus menyerang dan memasuki sel enterosit yang matang pada ujung vili usus kecil. Virus ini menyebabkan perubahan pada struktur dari mukosa usus kecil, berupa pemendekan villi dan terdapatnya infiltrat sel-sel radang mononuklear pada lamina propria. Kelainan morfologis ini dapat minimal, dan hasil penelitian baru menunjukan bahwa infeksi rotavirus tanpa kerusakan sel epitel dari usus halus. Rotavirus menempel dan masuk dalam sel epitel tanpa kematian sel yang dapat menimbulkan diare. Sel epitel yang dimasuki oleh virus mensintesis dan mensekresi sitokin dan kemokin, yang mana langsung menimbulkan respon imun dari penderita dalam bentuk perubahan morfologi dan fungsi sel epitel. Peneletian baru juga mengatakan diare terjadi pada infeksi rotavirus karena adanya protein nonstruktural dari virus yang mirip dengan enterotoksin yang menyebabkan sekresi aktif dari klorida melalui peningkatan kosentrasi kalsium intra sel.Rotavirus adalah virus yang sulit dibiakkan. Rotavirus menginfeksi sel-sel dalam vili usus halus. Virus-virus itu berkembang biak dalam sitoplasma enterosit dan merusak mekanisme transportnya. Sel yang rusak dapat masuk ke dalam lumen usus dan melepaskan sejumlah besar virus, yang kemudian terdapat dalam tinja. Diare yang disebabkan oleh rotavirus mungkin akibat gangguan penyerapan natrium dan absorpsi glukosa karena sel yang rusak pada vili digantikan oleh sel kriptus belum matang yang tidak meyerap. Dibutuhkan waktu 3-8 minggu untuk perbaikan fungsi normal.Rotavirus adalah satu-satunya penyebab Gastroenteritis yang terpenting diseluruh dunia pada anak-anak. Gastroenteritis adalah masalah radang perut dan usus. Perkiraan berkisar antara 500 juta sampai 1 milyar selama episode tahunan diare, pada anak-anak dibawah 5 tahun di Afrika, Asia, dan Amerika Latin, mengakibatkan 5 juta kematian.7

II.5 Faktor ResikoInfeksi rotavirus paling umum terdapat pada anak usia 4 sampai 24 bulan, khususnya mereka yang menghabiskan waktu di tempat penampungan anak atau kelompok bermain. Pada orang dewasa dan orang dewasa yang merawat anak-anak, maka akan memiliki peningkatan risiko terinfeksi sama besarnya.

II.6 Gejala KlinisInfeksi rotavirus khas mulai sesudah masa inkubasi kurang dari 48 jam dengan demam ringan sampai sedang dan muntah yang disertai dengan mulainya tinja cair yang sering. Muntah dan demam khas mereda selama hari kedua sakit, tapi diare sering berlanjut selama 5-7 hari. Tinja tanpa sel darah merah atau darah putih yang nyata. Dehidrasi mungkin terjadi dan memburuk dengan cepat, terutama pada bayi. Walaupun kebanyakan neonatus yang terinfeksi dengan rotavirus tidak bergejala.Infeksi Rotavirus biasanya banyak terdapat selama musim dingin, dengan masa inkubasi selama 1-4 hari. Rotavirus ada dimana-mana. Penularan Virus ini biasa melalui feses yang mengering dan disebarkan lewat udara.Gejala yang timbul antara lain diare, demam, nyeri perut, dan muntah-muntah, sehingga terjadi dehidrasi. Pada bayi dan anak-anak, kehilangan banyak elektrolit dan cairan dapat mematikan kecuali kalau diobati.Untuk mempermudah penanganan, sebaiknya kita tahu gejala dehidrasi yaitu anak rewel, kehausan, minta minum terus, sehingga makin muntah karena kebanyakan, mata cekung, kulit pada daerah perut dan dahi tidak kenyal.(jika dicubit tidak kembali lagi).Dalam pandangan klinis infeksi rotavirus terus berkembang dari diare ringan sampai diare berat yang mengakibatkan dehidrasi, kekurangan elektrolit, shock dan kematian pada bayi dan anak-anak. Pada anak berumur diatas tiga bulan akan menimbulkan gastroenteritis, ketika terjadi reinfeksi akan gejalanya tidak muncul (asimptomatik). Masa inkubasi dari rotavirus adalah 1-3 hari. Dengan serangan tiba-tiba dan memberikan gejala demam, muntah dan diare berair (watery diarrhoea). Gejala gastrointestinal akan hilang setelah 3-7 hari, tetapi penyembuhan infeksi rotavirus mungkin bisa sampai 2-3 minggu.9

II.7 DiagnosisAnamnesis sangat penting untuk menegakkan diagnosis dari diare oleh karena infeksi virus khususnya rotavirus. Dari anamnesis dapat diketahui onset, frekuensi dari diare, durasi, volume, apakah diare berair (watery diarrhea), diare berdarah atau berlemak. Dalam melakukan anamnesis pada pasien diare harus lebih fokus pada beratnya diare dan dehidrasi. Intake sangat perlu ditanyakan, jumlah buang air kecil, kehilangan berat badan. riwayat makanan.7Pada kasus-kasus diare, hal yang paling penting dalam diagnosisnya adalah penentuan ada atau tidaknya dehidrasi dikarenakan dehidrasi merupakan penyebab utama terjadi kematian pada diare.8 Tanda-tanda adanya dehidrasi haruslah segera dideteksi dini agar dapat segera ditangani. Pada pemeriksaan fisik harus diperhatikan tanda utama dehidrasi, yaitu kesadaran, rasa haus, dan turgor kulit abdomen. Perhatikan juga tanda tambahan, yaitu ubun-ubun besar cekung, mata cekung, air mata ada/tidak, kering/tidak mukosa mulut, bibir atau lidah, dan jangan lupa menimbang berat badan. Tanda dan derajar dehidrasi dapat dilihat sebagai berikut:10,11Tabel 1. Klasifikasi dehidrasi menurut WHOKlasifikasiGejala dan tanda

Dehidrasi beratTerdapat dua atau lebih dari tanda-tanda sebagai berikut ini:1. Letargis atau tidak sadar2. Mata cekung3. Tidak bisa minum atau malas minum4. Cubitan kulit perut kembalinya sangat lambat

Dehidrasi ringan sedangTerdapat dua atau lebih dari tanda-tanda berikt ini:1. Gelisah, rewel/ mudah marah2. Mata cekung3. Haus/ minum dengan lahap4. Cubitan kulit perut kembalinya lambat

Tanpa dehidrasiTidak cukup tanda-tanda untuk diklasifikasikan sebagai dehidrasi berat atau ringan/sedang

Untuk menentukan berat ringannya kodisi pasien akibat diare dapat juga ditunjukkan dari tekanan darah, nadi, pernapasan. Pemeriksaan fisik juga dapat menentukan etiologi dari diare akut, dimana pada diare akibat infeksi bakteri biasanya ditandai oleh demam yang sangat tinggi.7

II.8 Pemeriksaan LaboratoriumPemeriksaan laboratorium pada infeksi rotavirus tidak ada indikasi. Pemeriksaan laboratorium dilakukan apabila curiga kepada infeksi bakteri atau parasit. Pemeriksaan feses dilakukan bertujuan untuk menilai apakah ada sel darah pada feses, mikroskopik dari protozoa atau kultur bakteri.7Untuk menegakkan diagnosis dari diare akut karena infeksi rotavirus diperlukan pemeriksaan feses dengan metode rapid antigen tests, salah satunya dengan enzyme immunoassay (EIA) dengan sensitivitas dan spesifik lebih dari 98 % atau latex agglutination test yang kurang sensitif dibanding EIA. Antibodi anti rotavirus yaitu imunoglobulin A dan M diekresikan difeses setelah hari pertama terinfeksi rotavirus. Tes antibodi masih positif sampai 10 hari setelah infeksi pertama dan dapat lebih lama lagi jika terjadi infeksi berulang. Oleh karena itu pemeriksaan tes antibodi dapat digunakan untuk mendiagnosa rotavirus.7

II.9 Diagnosis BandingDiagnosis banding meliputi penyebab infeksius lain seperti bakteri dan protozoa. Kadang-kadang keadaan bedah seperti apendisitis, obstruksi usus, intususepsi pada mulanya menyerupai diare yang disebabkan virus.8

II. 10 PenatalaksanaanAnak yang terinfeksi rotavirus biasanya mendapatkan terapi suportif untuk menghilangkan gejala dan komplikasi. Contoh, terjadinya dehidrasi yang merupakan komplikasi paling potensial dari infeksi rotavirus, keadaan ini sering ditangani dengan terapi rehidrasi oral. Pada kasus-kasus berat yang diikuti oleh adanya muntah, terapi oral sulit dilakukan dan ini memberikan indikasi untuk dilakukan pemberian cairan intravena serta perawatan di rumah sakit.12 Tujuan utama terapi adalah mencegah dehidrasi, mengkoreksi kekurangan airan elektrolit secara cepat dan mencegah gangguan nutrisi.10Terapi rencana ATerapi rencana A ditujukan untuk diare tanpa rehidrasi. Terapi dapat dilaksanakan di rumah, sehingga orang tua diajarkan beberapa hal terlebih dahulu agar dapat mencegah dehidasi pada anaknya, yaitu:1. Berikan cairan lebih banyak dibanding biasanya untuk mencegah dehidrasi. Larutan oralit dapat diberikan sebanyak 5 10 ml/kgBB setiap buang air besar cair samapai diare berhenti.2. Berikan makanan sesuai umurnya yang cukup untuk mencegah kurang gizi3. Anak harus dibawa ke petugas kesehatan secepatnya bila diare tidak membaik dalam 3 hari atau bila ditemukan beberapa keadaan di bawah ini:a. Diare makin sering dan tinja semakin cairb. Muntah makin sering, sehingga masukan makanan menjadi terbatasc. Anak sangat haus sekalid. Demam tinggi, tinja berdarahTabel 3 Komposisi larutan glukosa elektrolit ( Oral Rehydration Salt) menurut WHO dalam mmol/liter10,11NoLarutan Elektrolit GlukosaMmol/Liter

ORS- WHOOsmolaritas rendahORS- WHOStandar

1Na+7590

2Glukosa Anhindros75111

3Cl-6580

4K+2020

5Sitrat1010

Osmolaritas245311

Terapi Rencana BTerapi rencana B ditujukan untuk diare dehidrasi ringan-sedang. Pada keadaan ini anak harus mendapat larutan oralit dan dipantau di pojok Upaya Rehidrasi Oral (pojok URO) atau ruang rawat sehari (one day care). Larutan oralit diberikan sebanyak 75 ml/kgBB yang diberikan selama 3 jam dengan mememantau kemajuan hidrasi. Orangtua harus diajarkan tentang cara menyiapkan dan memberikan larutan oralit. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian larutan oralit pada anak dengan dehidrasi ringan-sedang:10 Anak sebaiknya dipantau di Ruang Rawat Sehari yang seharusnya ada di setiap sarana kesehatan sampai tidak terdapat tanda dehidrasi. Larutan oralit diberikan secara sedikit demi sedikit. Bila anak muntah, tunggu beberapa menit, selanjutnya teruskan pemberian larutan oralit dengan cara lebih lambat. Bila kelopak mata bengkak, hentikan pemberian larutan oralit, dan berikanair matang atau ASI/susu formula. Setelah bengkak menghilang, berikan oralit sesuai terapi rencana A. Bila secara klinis terlihat intoleransi laktosa, ASI dapat diteruskan berselang-seling dengan air putih, sedangkan bayi yang mendapat susu formula dapat diberikan susu rendah laktosa. Terapi Rencana CTerapi rencana C ditujukan untuk diare dehidrasi berat. Pada keadaan ini, anak harus dirawat di rumah sakit dan mendapat cairan rehidrasi parenteral yang diberikan sebanyak 100 cc/kgBB selama 6 jam pada bayi berumur di atas 12 bulan. Ringer laktat adalah cairan rehidrasi parenteral yang telah dipakai secara luas, namun bila dilihat komposisi elektrolit yang terkandung dalam Kaen 3B lebih mendekati komposisi elektrolit tinja diare non kolera dibanding komposisi elektrolit di dalam ringer laktat. Berdasarkan hal tersebut, Divisi Gastroenterologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSUPNCM menggunakan cairan Kaen 3B sebagai cairan rehidrasi parenteral diare non-kolera. Larutan oralit dapat diberikan begitu anak dapat minum tanpa ada penyulit yang biasanya tercapai setelah 2-3 jam pemberian rehidrasi parenteral.10Tabel 4. Komposisi ionik cairan infus intravenaLarutanKation (mmol/L)Anion (mmol/L)

Na+K+Cl-LaktatGlukosa

Dianjurkan:-Ringer Laktat-Ringer Laktat dengan dekstrose 5%1301304410910928280278

Dapat diterima: Normal Saline (NaCl 0,9%)154015400

Tdk dapat diterima: Larutan glukosa (dextrose)0000278

Laktat diubah oleh hati menjadi bikarbonat, yang mana dibutuhkan untuk koreksi dasar asidosis

Pada diare dehidrasi berat, bila tidak mendapat ASI dapat diberikan susu formula bebas laktosa. Susu formula bebas laktosa memperlihatkan kegagalan terapi lebih rendah secara bermakna dibanding susu formula normal dan rendah laktosa.Secara dapat dilihat pada diagram:10

SuportifProbiotik (Lactic acid bacteria) merupakan bakteri hidup yang mempunyai efek yang menguntungkan pada host dengan cara meningkatkan kolonisasi bakteri probiotik di dalam lumen saluran cerna sehingga seluruh epitel mukosa usus telah diduduki oleh bakteri probiotik melalui reseptor dalam sel epitel usus, sehingga tidak terdapat tempat lagi untuk bakteri patogen untuk melekatkan diri pada sel epitel usus sehingga kolonisasi bakteri patogen tidak terjadi. Bakteri baik yang termasuk ke dalam kelompok ini seperti Bifidobacterium, Eubacterium, dan Lactobacillus. Dengan mencermati fenomena tersebut bakteri probiotik dapat dipakai sebagai cara untuk pencegahan dan pengobatan diare baik yang disebabkan oleh Rotavirus maupun mikroorganisme lain, pseudomembran colitis maupun diare yang disebabkan oleh karena pemakaian antibiotika yang tidak rasional (antibiotic associated diarrhea).14,15Mikroekologi yang rusak oleh karena pemakaian antibiotika dapat dinormalisir kembali dengan pemberian bakteri probiotik. Mekanisme kerja bakteri probiotik dalam meregulasi kekacauan atau gangguan keseimbangan mikrobiota komensal melalui 2 model kerja rekolonisasi bakteri probiotik dan peningkatan respon imun dari sistem imun mukosa untuk menjamin terutama sistem imun humoral lokal mukosa yang adekuat yang dapat menetralisasi bakteri patogen yang beada dalam lumen usus yang fungsi ini dilakukan oleh secretory Ig A (SigA).13

Terdapat banyak laporan tentang penggunaan tatalaksana diare akut pada anak. Isolauri dan kawankawan meneliti 71 anak yang dirawat dengan diare akut. Pasien secara aacak diberikan probiotik (Lactobacillus GG), atau lactobacillus GG diberikan sebagai bubuk kering, atau diberikan yogurt yang telah dipasteurisasu sebagai plasebo. Lama diare berkurang 2,4 pada kelompok plasebo menjadi 1,4 haru pada kelompok yang disuplementasi. Pada penelitian ini ditemukan juga bahwa 82% diare disebabkan oleh rotavirus, ternyata reduksi lamanya diare lebih nyata bila yang dianalisis hanya kasus diare yang disebabkan oleh rotavirus.16Lactobacillus GG juga digunakan oleh Raza dan kawan-kawan pada uji klinik di Pakistan. 40 anak dengan diare akut secara acak diberikan Lactobacillus GG atau plasebo 2 kali per hari selama 2 hari. Diare menetap pada 48 jam pada 31% kelompok yang diobati dibandingkan 75% pada kelompok plasebo. Guarino dan kawan-kawan memberikan Lactobacillus GG dengan dosis 3 kali 109 cfu atau plasebo pada 100 anak dengan diare akut. Lama diare berkurang dari 6 hari pada kelompok plasebo 3 hari pada kelompok yang diberikan probiotik. Sornikova dan kawan-kawan meneliti 40 anak berusia 6-36 bulan yang dirawat di rumah sakit karena diare akut yang secara acak diberikan Lactobacillus reuteri dosis 1010 per hari atau plasebo selama 5 hari. Setelah 48 jam terapi hanya 26% kelompok probiotik yang masih menderita diare dibanding 81% pada kelompok plasebo. Kemungkinan mekanisme efek probiotik dalam pengobatan tertera dalam tabel ini:16Tabel 5. Mekanisme efek probiotik pada diare1. Perubahan lingkungan mikro lumen usus (Ph, Oksigen)2. Produksi bahan antimikroba terhadap beberapa patogen3. Komposisi nutrien4. Mencegah ahesi patogen pada enterosit5. Modifikasi toksin atau reseptor toksin6. Efek tropik terhadap mukosa usus melalui penyediaan nutrien7. ImunomodulasiDi samping itu suplemen zinc seagai rencana terapi A sesegera mungkin setelah anak dapat makan setelah melewati 4 jam pertama periode rehidrasi. Sedangkan untuk makanan seharusnya tidak diberikan selama 4 jam pertama periode rehidrasi kecuali ASI. Bagaimanapun, apabila rencana terapi B yang dilakukan pada anak lebih lama dari 4 jam maka makanan harus diberikan dengan selang waktu 3-4 jam sepeti yang tertera pada terapi rencana A. Semua anak dengan usia > 6 bulan harus diberikan makanan sebelum dipulangkan, ini membantu memberikan empati pada ibu betapa pentingnya memberikan selama diare.10

II.11 Pencegahan1. Untuk mencegah diare akibat rotavirus, bisa diberikan vaksin rotavirus peroral yaitu Tetravalent-Rhesus based rotavirus vaccine (RRV-TV) telah diizinkan digunakan untuk bayi di Amerika Serikat. Vaksin ini sebaiknya diberikan pada usia 6 minggu 1 tahun. Jadwal yang disarankan adalah 3 dosis berurutan pada usia 2,4, dan 6 bulan. Pemberian imunisasi rutin dengan vaksin tersebut akan menurunkan jumlah pasien diare yang dirawat akibat rotavirus secara bermakna. Imunisasi ini di Amerika Serikat dan Filipina telah diwajibkan.2. Perilaku hidup bersih dan sehat mencegah penularan penyakit melalui fekal-oral tidak efektif dalam mencegah penularan virus ini, oleh karena virus dapat hidup untuk jangka lama pada permukaan keras, pada air terkontaminasi dan di tangan. Rotavirus relatif kebal terhadap disinfektan yang umum digunakan tetapi dapat diiaktivasi dengan klorin3. Di tempat-tempat penitipan anak, mengenakan baju yang dapat menutup seluuh bagian tubuh bayi termasuk menutup popok bayi, diketahui dapat menurunkan angka penularan infeksi.4. Mencegah terjadinya pemajanan dari bayi dan anak kecil dengan orang yang menderita diare akut di dalam lingkungan keluarga dan intitusi.6

II.12 PrognosisInfeksi Rotavirus bersifat self-limited diasease yang terjadi setelah 3-9 hari gejala muncul. Namun pada kasus ini dapat terjadi dehidrasi berat yang pada akhirnya dapat menyebabkan kematian. Dengan rehidrasi yang tepat akan mencegah komplikasi yang serius.15

DAFTAR PUSTAKA1. WHO.Weekly Epidemiological Record.Available from: http://www.who.wer. Last update: 10 August 2007.2. Virdayati. Perbandingan Manifestasi Klinis dan Pola Epidemiologi Infeksi Rotavirus dan Non Rotavirus pada penderita Diare akut. Available from: http://www.digilib.litbang.Depkes.go.id. Last Update: May 26th 20053. Alimsardjono, Lindawati. Frekuensi Rotavirus dan Bakteri Enteropatogen Penyerta pada Tinja Anak dengan Diare Akut. http://admin[at]lib.unair.ac.id4. Rahardjo A. Rotavirus Pada penderita Diare Anak-Anak. Cermin Dunia Kedokteran. No 62.1990.5. Cahyadi. Gastroenteritis. http://www.pediatrik.com6. Departemen Kesehatan Indonesia. Enteritis Rotavirus. Available from: http://www.ppl.depkes.go.id7. Stefano Guandalini, MD. Gastroenteritis viral. Available from: http://emedicine.com8. Bass Dorsey M. Rotavirus dan Agen-Agen Virus Gastroenteritis. Ilmu kesehatan anak Nelson. Vol 2. Ed 15th. Richard E behrman, Robert M, Ann M Arvin(editors). Jakarta: EGC.1999.9. World Health Organization (WHO).Generic protocols for hospital-based surveillance to estimate the burden of rotavirus gastroenteritis in children and a community-based survey on utilization of health care services for gastroenteritis in children. Available from: www.who.int/vaccines-documents/ 10. Bennish M, Bhan MK, Golden MHN, et-al. World Health Organization (WHO) Oral Rehydation Solution in US Pediatric Practice. American Medical Asosiation.2000.11. Ladinsky M, Duggan A, Santosham M, et-al. World Health Organization (WHO) Oral Rehydration Solution in US Pediatric Practice. American Medical Asisiation. 2000.12. Parashar UD, Gibson CJ, Bresee JS, et-al. Rotavirus and severe Childhood Diarhhea. Available from: http://www.cdc.gov/eid 13. Fardah A, Ranuh RG, Sudarno SM. Diare. Available from: http://www.Pediatrik.com 14. Gsianturi. Probiotik dan Prebiotik untuk kesehatan.http://www.gizi.net/cgi-bin.15. Stoppler Mellisa Conrad, MD. Rotavirus Infection.http://www.medicinenet.com16. Firmansyah A. Probiotik dan Prebiotik: Aplikasi Klinis pada Anak. JGAI(Jurnal Gastrohepatologi Anak Indonesia. Vol I no. 1 September 2006. Jakarta: Badan Koordinasi Gastrohepatologi Anak Indonesia. 2006;6-9

i