referat kulit

Upload: rifnityas

Post on 14-Jan-2016

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kesehatan

TRANSCRIPT

ABSTRAKVitamin D mempunyai keutamaan efek immunomodulator pada kedua sistem imun baik bawaan maupun adaptif, yang dapat menjelaskan perkembangan bukti yang menghubungkan vitamin D dengan penyakit alergi. Sebuah penelitian menjelaskan tentang keuntungan dari vitamin D pada prevalensi dan keparahan dermatitis atopi dapat diketahui. Namun, observasi yang menghubungkan kadar viamin D yang tinggi dengan peningkatan resiko perkembangan dermatitis atopi juga telah dipublikasikan, yang secara efektif menimbulkan kontroversi. Pada tulisan ini, kami meninjau literature yang ada pada hubungan antara dermatitis atopi dengan kadar vitamin D, dengan fokus pada anak-anak. Sampai saat ini, peran vitamin D pada dermatitis atopi masih kurang jelas; studi tambahan sangat diperlukan untuk mengkonfirmasi peran terapu yang menjanjikan dari suplemen vitamin D pada anak-anak yang menderita dermatitis atopi.

PENDAHULUANDermatits atopi merupakan kondisi inflamasi kronik umum yang secara klinik ditandai dengan gatal, lesi eksem dan barier epidermis yang rusak. Dermatitis atopi terutama mempengaruhi anak-anak, tapi juga dapat terjadi pada orang dewasa. Pada pasien ini kedua fungsi sawar kulit terganggu dan kerusakan kekebalan kulit bawaan. Dermatitis atopi sering dihubungkan dengan riwayat pribadi atau riwayat alergi pada keluarga (rhinitis alegi dan asma) dan berkembang dari interaksi yang kompleks antara lingkungan, genetik, dan faktor imunologi. Pengobatan saat penyakit parah merupakan tantangan karena profil keamanan pengobatan sistemik yng tersedia membatasi penggunaannya.

PENUTUPEpidemiologi dan bukti klinis menunjukkan peran vitamin D yang menguntungkan pada dermatitis atopi. Observasi ini didukung oleh penelitian dasar yang menunjukkan bahwa vitamin D berpengaruh pada banyak fungsi sel imun yang berbeda. Namun, bagaimana sistem yang kompleks tersebut dapat diterjemahkan ke dalam pedoman gizi dan saran suplemen untuk masyarakat umum belum dipahami. Demikian pula merancang strategi untuk menggunakan vitamin D dalam terapi dermatitis atopi tampaknya saat ini menjadi tidak layak untuk alasan yang berbeda; banyak pengganggu dan variabel tidak dikenal muncul dalam penelitian yang da, dan mereka sering dibatasi oleh kecilnya sampel, jangka waktu pendek, dan penggunaan dari dosis tetap tanpa mengoptimalkan tingkat serum yang memadai. Oleh karena itu, suplementasi vitamin D yang sistematik pada anak-anak dermatitis atopi saat ini tidak dapat direkomendasikan kecuali untuk kasus yang tidak biasa yang terbukti refrakter terhadap plihan terapi tradisional. Penelitian tambahan dengn ukuran sampel yang memdai, dosis yang disesuaikan berdasarkan tingkat target serum vitamin D, durasi pengobatan yang lebih panjang, standardisasi penilaian keparahan dermatitis atopi, dan koreksi yang memadai untuk faktor pengacau seperti paparan sinar matahari/UVB dan asupan makanan, saat ini banyak diperlukan.