referat hva print sherly
DESCRIPTION
referat hepatitis ATRANSCRIPT
HEPATITIS VIRUS AKUT
Pendahuluan
Hepatitis virus akut merupakan urutan pertama dari berbagai penyakit hati di seluruh dunia.
Penyakit tersebut ataupun gejala sisanya bertanggung jawab atas 1-2 juta kematian setiap
tahunnya. Di Indonesia berdasarkan data yang berasal dari rumah sakit, hepatitis A masih
merupakan bagian terbesar dari kasus-kasus hepatitis akut yang dirawat yaitu berkisar dari
39,8-68,3%. Peningkatan prevalensi anti HAV yang berhubungan dengan usia mulai terjadi
dan lebih nyata di daerah dengan kondisi kesehatan di bawah standar. Lebih dari 75% anak
dari berbagai benua Asia, Afrika, India, menunjukkan sudah memiliki antibodi anti-HAV
pada usia 5 tahun. Sebagian besar infeksi HAV didapatkan pada awal kehidupan, kebanyakan
asimtomatik atau sekurangnya anikterik.
Tingkat prevalensi hepatitis B di Indonesia sangat bervariasi berkisar dari 2,5% di
Banjarmasin sampai 25,61% di Kupang, sehingga termasuk pada kelompok negara dengan
endemisitas sednag sampai tinggi. Di negara Asia diperkirakan bahwa penyebaran perinatal
dari ibu pengidap hepatitis merupakan jawaban atas prevalensi infeksi virus hepatitis B yang
tinggi. Hampir semua bayi yang dilahirkan dari ibu dengan HbsAg positif akan terkena
infeksi pada bulan kedua dan ketiga kehidupannya. Adanya HBeAg pada ibu sangat berperan
penting untuk penularan.
Prevalensi anti-HCV pada donor darah di beberapa tempat di Indonesia menunjukkan
angka di antaranya 0,5-3,37%. Sedangkan prevalensi anti HCV pada hepatitis virus akut
menunjukkan bahwa hepatitis C (15,5-46,4%) menempati urutan kedua setelah hepatitis A
akut (39,8-68,3%) sedangkan urutan ketiga ditempati oleh hepatitis B (6,4-25,9%). Untuk
hepatitis D, walaupun hepatitis ini erat hubungannya dengan hepatitis B, di Asia Tenggara
dan Cina infeksi hepatitis D tidak biasa dijumpai pada daerah prevalensi HbsAg yang sangat
tinggi.
Hepatitis E di Indonesia pertama kali dilaporkan terjadi di Sintang Kalimantan Barat
yang diduga terjadi akibat sanitasi yang kurang optimal seperti pencemaran sungai yang
digunakan untuk aktivitas sehari-hari.1
1
Definisi
Hepatitis virus akut adalah infeksi sistemik yang menyerang hati. Virus yang menjadi
penyebab adalah hepatitis virus A (HAV), hepatitis virus B (HBV), hepatitis virus C (HVC),
hepatitis virus D (HDV), dan hepatitis virus E (HEV). Semua virus hepatitis yang menyerang
manusia merupakan virus RNA, kecuali HBV yaitu virus DNA. Semua jenis virus ini dapat
memperlihatkan kesamaan dalam perjalanan penyakitnya.1
Epidemiologi
Hepatitis A
HAV berdistribusi di seluruh dunia dan endemisitas tinggi di negara yang berkembang.
Infeksi tertinggi di Afrika, Asia, dan Amerika Selatan. Kematian disebabkan hepatitis
fulminan meningkat seiring peningkatan usia tetapi prevalensi infeksi menurun sesuai
peningkatan usia.2
Hepatitis B
Di Amerika Serikat terdapat kasus baru yaitu 200.000 per tahunnya dan sebanyak 1-1,25 juta
untuk carrier. Prevalensi carrier HBV di seluruh dunia bervariasi yaitu yaitu 1-20%. Variasi
ini berkolerasi dengan perbedaan cara transmisi virus dan usia awitan. Indonesia memiliki
prevalensi 10-20%. Dari sumber lain, prevalensi di USA sebanyak <1% dan di Asia 5-15%
dengan golongan dewasa 1-5%, 90% neonatus dan 50% bayi.2 Infeksi lebih sering terjadi
pada individu berkulit hitam dibanding kulit putih atau Hispanic dan lebih sering terjadi pada
laki-laki.3
Hepatitis C
Prevalensi infeksi di USA 1,8%, Italia dan Jepang 20%.2 Di USA infeksi baru HCV tercatat
kurang lebih 30.000 kasus dan 8.000-10.000 kematian setiap tahun. Dari jumlah ini 60%
adalah IVDU, <20% disebabkan oleh paparan seksual dan 10% disebabkan oleh penyebab
lain. Di seluruh dunia, lebih dari 170 juta individu terinfeksi HCV. Prevalensi pada pendonor
darah sehat di Inggris dan Eropa Utara adalah 0,01-0,02%. Di USA, usia berkisar pada 30-49
tahun sebanyak 63%.4
Hepatitis D
Endemis di daerah Mediterania, semenanjung Balkan dan bagian Eropa bekas Rusia.2 dr Di
USA, infeksi HDV ditemui paling banyak pada IVDU. Kurang lebih 15 juta individu
terinfeksi HDV di seluruh dunia. Infeksi ini banyak terkena pada dewasa.4
2
Hepatitis E
Tersebar di seluruh dunia, banyak di negara berkembang, dengan prevalensi di USA <2%.
Epidemi sering terjadi pada musim hujan, banjir, dan muatan penduduk yang berlebihan.
HEV predominan menginfeksi individu berusia 15-40 tahun.3
Etiologi
Secara umum agen penyebab hepatitis virus dapat diklasifikasikan ke dalam dua grup yaitu
hepatitis dengan transmisi secara enterik dan transmisi melalui darah. Virus hepatitis yang
memiliki transmisi secara enterik yaitu HAV dan HEV, sedangkan yang bertransmisi melalui
darah yakni HBV, HCV, dan HDV.
1. Hepatitis A
Hepatitis virus A (HAV) merupakan nonenveloped virus yang berasal dari famili
Picornavirus, terdiri dari satu serotipe, tiga atau lebih genotipe, bereplikasi di
sitoplasma hepatosit yang terinfeksi. Hepatitis A ditransmisikan melalui fekal-oral
dimana sangat berhubungan dengan kebersihan lingkungan dan kepadatan penduduk.
Faktor risiko infeksi dari virus ini adalah di pusat perawatan seharian untuk anak
kecil, bepergian ke negara berkembang, perilaku oral-anal sex, dan jarang sekali
ditularkan melalui jalur transfusi.1
2. Hepatitis B
Hepatitis virus B (HBV) diklasifikasikan sebagai Hepadnavirus tipe 1, yang
mempunyai 6 genotipe (A-H), inti nukleokapsid dan selubung luar lipoprotein dengan
ketebalan 7nm. Inti HBV mengandung dsDNA dan protein polimerase DNA untuk
aktivitas reverse transcriptase. Selain itu, terdapat antigen hepatitis B core (HBcAg)
yang merupakan protein struktural dan antigen hepatitis Be (HBeAg) yang merupakan
protein non struktural, berkorelasi secara tidak sempurna dengan replikasi aktif HBV.
Pada selubung lipoprotei HBV terdapat antigen permukaan (HBsAg).5
HBV ditransmisikan melalui darah, misalnya pemakaian alat suntik atau produk darah
yang terkontaminasi. HBV juga ditularkan melalui hubungan seksual, pemakaian
bersama alat-alat seperti alat cukur, sikat gigi, atau melalui kontak dari mulut ke
mulut. Sumber penularan lain adalah dari carrier asimptomatik dan penderita hepatitis
B di rumah sakit. Tenaga kerja laboratorium dan unit medikal lain memiliki risiko
tinggi untuk mendapatkan penyakit ini.6
3. Hepatitis C
3
Hepatitis virus C (HCV) dulu disebut virus non-A non-B, dimana genomnya sama
dengan flavivirus dan pestivirus. HCV adalah satu-satunya virus dalam genus
Hapcivirus di dalam famili Flaviridae.5 HCV ditransmisikan melewati darah
(predominan) terutama pada IVDU, penetrasi jaringan dan penerima produk darah.
HCV juga ditransmisi lewat jalur seksual, maternal-neonatal tetapi dalam frekuensi
rendah. Belum ada bukti transmisi fekal-oral.1
4. Hepatitis D
Hepatitis virus D (HDV) merupakan virus RNA yang tidak lengkap, bereplikasi pada
sel hepatosit dan memerlukan bantua HBV untuk proses replikasi dan ekspresi.1 HDV
hanya memiliki satu serotipe dari tiga genotipe. Infeksi HDV terjadi pada individu
dengan risiko HBV (superinfeksi atau koinfeksi) pada IVDU, pelaku seksual
homoseksual atau biseksual, penerima donor darah, dan pasangan seksual. HDV
ditularkan melalui jalur darah, transmisi seksual, maternal-neonatal.1
5. Hepatitis E
Hepatitis virus E (HEV) ditransmisikan terutama di India, Asia, Afrika dan
pertengahan Amerika, yang menyerupai hepatitis A pada penularan fase awal (enteric
mode of spread).5 Pada manusia hanya terdapat satu serotipe dan empat hingga lima
genotipe utama.1 Penularan melalui infeksi sekunder individu ke individu yang
memiliki kontak personal yang dekat,5 juga merupakan penyakit epidemik melalui
sumber air yang terinfeksi tinja penderita 4, dan zoonosis dari babi dan binatang lain.1
Patofisiologi
Masa inkubasi masing-masing virus berbeda. HAV sekitar 15-50 hari (rata-rata 30 hari).
HBV sekitar 15-180 hari (rata-rata 60-90 hari). HCV sekitar 15-160 hari dengan puncak pada
hari ke 50. HDV sekitar 4-7 minggu. HEV rata-rata 40 hari. Pada tubuh terdapat sistem imun
yang bekerja untuk terjadinya kerusakan hati yaitu keterlibatan respon CD8 dan CD4 sel T
serta produksi sitokin oleh hati dan sistemik.1 Studi menunjukkan tidak satupun virus hepatitis
yang berefek sitopatik langsung ke hepatosit. Bukti menunjukkan manifestasi klinis muncul
dari proses kerusakan hati akut yang diaktifkan oleh respon imunologik dari host.5
Gejala Klinis
Manifestasi penyakit bervariasi luar dari asimtomatik hingga gagal hati akut. Terdapat gejala
prodromal tidak spesifik seperti flu-like symtomps disertai gejala gastrointestinal seperti
anoreksia, mual, muntah dan malaise. Gejala prodromal akan hilang pada saat ikterus
4
muncul, tetapi anoreksia, malaise dan mialgia akan menetap. Terjadinya ikterus akan
didahului oleh urin yang berwarna gelap dan pruritus.1
Gejala dan perjalanan klinis hepatitis virus akut secara umum dapat dibedakan dalam
4 stadium yaitu masa tunas, fase pra-ikterik, fase ikterik, dan fase penyembuhan.
1. Masa tunas
Lamanya viremia terjadi pada hepatitis A 2-4 minggu.
2. Fase pra-ikterik
Keluhan tidak spesifik dapat berlangsung 2-7 hari seperti kuning, urin berwarna
gelap, lelah/lemas, hilang nafsu makan, nyeri dan rasa tidak enak di perut, tinja
berwarna pucat, mual dan muntah, demam kadang-kadang menggigil, sakit kepala,
nyeri pada sendi (arthralgia), pegal-pegal pada otot (myalgia), diare, dan rasa tidak
enak di tenggorokan.
3. Fase ikterik
Fase ini awalnya disadari oleh penderita, biasanya setelah dema3m3 turun penderi3ta
men3yadari bahwa urinnya menjadi berwarna kuning pekat seperti air teh, orang lain
yang melihat sklera mata dan kulitnya berwarna kekuning-kuningan. Pada fase ini
kuningnya akan meningkat, menetap dan kemudian menurun secara perlahan-lahan,
dapat berlangsung sekitar 10-14 hari. pada stadium ini gejala klinis sudah mulai
berkurang dan pasien merasa lebih baik.
4. Fase penyembuhan
Fase penyembuhan dimulai dengan menghilangkan sisa gejala tersebut di atas, yakni
ikterus sudah mulai menghilang, penderita merasa segar kembali walau mungkin
masih terasa cepat lelah. Umumnya penyembuhan sempura secara klinis dan biokimia
memerlukan waktu sekitar 6 bulan.
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan hepatomegali dan nyeri tekan pada hati.
Spelnomegali ringan dan limfadenopati dapat ditemui kira-kira 15-20% pasien.1 Eritem
palmar dan spider nevi bisa ditemukan pada ifeksi HBV tetapi jarang.3 Pada infeksi HEV bisa
ditemukan juga nyeri tekan kuadran kanan atas dan transient spider angiomata.7
Pemeriksaan Laboratorium
Pada hepatitis virus akut enzim hati SGOT dan SGPT meningkat dengan konsentrasi puncak
mencapai 500-5000 u/L (bervariasi). Kadar bilirubin serum jarang melebihi 10 mg/dL dan
5
kadar alkali fosfatase serum akan normal atau hanya meningkat sedikit. Pemeriksaan masa
protrombin normal atau meningkat antara 1-3 detik dan kadar albumin serum bisa normal
atau sedikit rendah. Pada morfologi darah tepi ditemukan gambaran normal atau leukopenia
ringan atau tanpa limfositosis ringan.1,8
Secara serologis ditemukan:
a. HAV
IgM anti HAV pada fase akut dan 3-6 bulan setelahnya. Infeksi sebelumnya bisa
diketahui dengan adanya anti HAV positif tanpa IgM anti HAV.1 Keberadaan anti
HAV yang persisten menunjukkan pasien dengan hepatitis autoimun.
b. HBV
HbsAg mendahului IgM anti HBc, dimana keduanya terdeteksi pada saat gejala
muncul. HbsAg menghilang dalam waktu minggu sampai bulan (3-6 bulan)9 sebelum
hilangnya IgM anti HBc. HBeAg akan muncul setelah adanya HbsAg. HBV DNA dan
HBeAg akan hilang setelah beberapa minggu-bulan pada infeksi yang sembuh sendiri.
Seterusnya akan muncul anti HBs dan anti Hbe yang menetap. IgG anti HBc akan
menggantikan IgM anti HBc pada infeksi yang sebuh. Pada individu yang divaksin
HBc tidak akan terdeteksi. Anti HBs merupakan petanda imunologi yang terakhir
muncul, mengidentifikasikan kesembuhan penderita dan dapat dimunculkan oleh
vaksinasi HBV.1
c. HCV
Pada infeksi akut, anti HCV dan HCV RNA digunakan untuk menegakkan diagnosis.5
Anti HCV meningkat hingga 90% setelah 3 bulan.9 <5% penderita yang terinfeksi
tidak muncul anti HCV. HCV RNA merupakan petanda awal (mendahului anti HCV),
terdeteksi dalam waktu 1-3 minggu setelah infeksi, namun tidak rutin diperiksa karena
mahal harganya.1
d. HDV
Selalu menyertai infeksi HBV yaitu penderita dengan HbsAg positif disertai anti
HDV dan atau HDV RNA sirkulasi. Pada koinfeksi dengan HBV/HDV ditemukan
HbsAg positif. IgM anti HBc positif dan anti HDV dan atau HDV RNA juga positif.1,9
Pada superinfeksi HDV ditemukan HbsAg positif, IgG anti HbC positif dan anti HDV
dan atau HDV RNA.1
e. HEV
6
Dari FDA, belum ada pemeriksaan serologi komersial untuk infeksi HEV. IgM anti
HEV bertahan selama 6 minggu setelah puncak penyakit dan IgG anti HEV bisa
bertahan sampai 20 bulan.1
Tatalaksana
Pengobatan umum penderita hepatitis virus akut adalah penderita perlu dirawat jika terdapat
mual, anoreksia berat yang bisa mengakibatkan dehidrasi. Diet dengan asupan kalori dan
cairan yang adekuat. Hindari alkohol selama fase akut, aktivitas fisik yang berlebihan dan
banyak istirahat.1 Terapi infeksi HAV adalah konservatif dan suportif. Tidak ada terapi
spesifik.
Pada infeksi HBV, penyembuhan spontan terjadi pada 95-99% individu yang
sebelumnya sehat. Terapi antivirus tidak meningkatkan angka kesembuhan, namun pada
hepatitis B akut yang berat atau pasien imunokompromais seperti gagal ginjal kronis, terapi
antivirus lamivudin 1 x 100 mg dapat digunakan.5,9
Angka keberhasilan terapi hepatitis C pada fase akut lebih tinggi. Mulainya terapi
interferon (INF) dapat ditunda 8-16 minggu untuk menunggu kemungkinan sembuh spontan.
Lamanya terapi INF adalah 24 minggu untuk genotipe 1 dan 12 minggu untuk genotipe 2 dan
3. Penambahan ribavirin tidak meningkatkan respon terapi pada hepatitis C akut. Tujuan
terapi antiviral pada fase akut adalah untuk mencegah berlanjut ke hepatitis kronis.
Pada infeksi HDV juga tidak ada terapi spesifik. Namun dalam riset pernah dicoba terapi
viral DNA polymerase inhibitor foscarnet 10 dan peg-interferon alfa-2a dengan atau tanpa
adefovir 8. Sedangkan terapi hepatitis E akut hanya suportif.9
Pencegahan
1. HAV
Imunisasi pasif dengan Human Normal Serum Imunoglobulin (HSIg) dosis 0,02
ml/kgBB, diberikan dalam waktu tidak lebih dari 1 minggu setelah kontak.
Perlindungan dari HSIg hanya untuk 2 bulan.8 Imunisasi aktif diberikan dengan
vaksin yang dibuat dari virus hidup yang telah dilemahkan. Vaksin untuk dewasa
dapat diberikan dengan dosis 1440u 2 dosis dengan interval 6-12 bulan. Antibodi
protektif (anti HAV total) terbentuk dalam 15 hari. vaksin dapat memproteksi hingga
20 tahun. Vaksinasi untuk profilaksis pasca paparan harus diebri secepatnya.9
2. HBV
7
Ada 2 tipe vaksinasi HBV yaitu (1) recombinant atau genetically engineed vaccines
yang menggunakan HbsAg disintesis pada yeast (Saccharomyces cerevysiae) atau sel
mamalia dimana keduanya memiliki suspensi antigen permukaan HBV, (2) human
plasma derrived vaccines (PDVs) yang dihasilkan dari HbsAg yang dimurnikan dari
plasma individu dengan infeksi HBV kronik. Vaksin HBV akan menghasilkan
antibodi HbsAg dalam kadar proteksi (>10 IU/L) pada anak-anak (95%) dan 90%
pada dewasa. Revaksinasi menunjukkan keefektifan sebanyak 80% pada individu
yang tidak responsif pada vaksinasi pertama.
3. HCV
Pencegahan HCV dengan immunoglobulin tidak efektif. Minimalisasi paparan pada
kondisi yang berisiko tinggi adalah pencegahan utama dari terinfeksinya HCV.9
4. HDV
Vaksinasi spesifik untuk infeksi HDV tidak ada. Koinfeksi HBV-HDV dicegah
dengan vaksinasi anti HBV.9
5. HEV
Imunoprofilaksis untuk infeksi hepatitis E belum ada. Cara terbaik adalah mencegah
penggunaan air minum yang tidak higienis.10 Keberhasilan vaksin hepatitis E
rekombinan masih diteliti.10
Komplikasi
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi adalah gagal hati akut, hepatitis kolestasis, dan
hepatitis relaps.
Pada kondisi gagal hati akut, dapat ditemukan keadaan-keadaan antara lain tanda-
tanda ensefalopati, edema serebral tanpa edema papil, koagulopati dengan pemanjangan masa
protrombin, asites (bisa anasarka), multiple organ failure seperti acute respiratory distress
syndrome (ARDS), aritmia jantung, asidosis metabolik, sepsis, hipotensi, pendarahan GIT
dan sindrom hepatorenal. Gagal hati akut lebih banyak terjadi pada wanita hamil trimester
tiga dengan infeksi hepatitis E (10-20%).1
Hepatitis kolestasis paling sering disebabkan oleh infeksi HAV. Gejala yang terjadi
dapat ikterus disertai pruritus, anoreksia dan diare persisten dengan prognosis yang baik.1
Pada sebagian kecil penderita hepatitis A akan mengalami hepatitis relaps dalam
hitungan minggu-bulan setelah sembuh.5
Prognosis
8
Infeksi HAV akan sembuh komplit tanpa sekuele. Pasien usia lanjut dengan penyakit dasar
yang serius dapat mengalami komplikasi lanjut dari infeksi ini seperti hepatitis berat dengan
manifestasi klinis asites, edema, dan jika terjadi ensefalopati hepatik, maka prognosisnya
akan buruk. Jika ditemukan pemanjangan masa protrombin, hipoalbuminemia, hipoglikemia
dan hiperbilirubinemia, maka berarti infeksi menjadi kronik. Mortalitas hepatitis aku A dan B
rendah yaitu 0,1% tetapi akan meningkat menjadi 1% jika disertai penyakit yang mendasar
dan pada usia lanjut.
Pada hepatitis C fase akut, perjalanan penyakit tidak seberat Hepatitis B dan kasus
kematian jarang ditemukan. Hepatitis C akut yang asimtomatik umumnya berkembang
menjadi kronik, sedangkan yang simtomatik 50% akan sembuh sendiri. Kemungkinan
sembuh spontan lebih tinggi pada gender wanita, genotipe non 1, dan apabila infeksi terjadi
sebelum minggu ke-12.
Pada koinfeksi Hepatitis B dan Hepatitis D, mortalitas tidak lebih tinggi jika
dibandingkan dengan infeksi Hepatitis B sendiri. Tapi pada koinfeksi HBV dan HDV pada
IVDU, mortalitas akan menjadi 5%. Sedangkan superinfeksi HDV-HBV kronik akan
meningkatkan risiko hepatitis fulminan dan kematian.1
Kesimpulan
Hepatitis virus akut adalah infeksi sistemik yang menyerang hati. Virus yang menjadi
penyebab adalah hepatitis virus A (HAV), hepatitis virus B (HBV), hepatitis virus C (HVC),
hepatitis virus D (HDV), dan hepatitis virus E (HEV). Hampir semua kasus disebabkan oleh
virus ini yaitu HAV, HBV, dan HCV.
Secara umum agen penyebab hepatitis virus dapat diklasifikasikan ke dalam dua grup
yaitu hepatitis dengan transmisi secara enterik dan transmisi melalui darah. Virus hepatitis
yang memiliki transmisi secara enterik yaitu HAV dan HEV, sedangkan yang bertransmisi
melalui darah yakni HBV, HCV, dan HDV.
Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesa gejala klinis, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan laboratorium berupa serologi. Virus hepatitis akut bersifat self-limited dan
tidak ada antivirus yang spesifik untuk virus ini. Pengobatan hanya bersifat simtomatis,
memperbaiki diet dan keadaan umum.
Daftar Pustaka
9
1. Sanitiyoso A. Hepatitis virus akut. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I,
Simadibrata M, Setiati S, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Edisi V.
Jakarta: Interna Publishing; 2010.h.644-52.
2. Gilroy RK. Hepatitis A. Medscape reference. 2011. Diunduh dari
http://emedicine.medscape.com/article/177484-overview#a0156, 20 Januari 2015.
3. Pyrsoupoulos NT. Hepatitis B. Medscape reference. 2011. Diunduh dari
http://emedicine.medscape.com/article/177632-overview, 20 Januari 2015.
4. Mukherjee S. Hepatitis C. Medscape reference. 2011. Diunduh dari
http://emedicine.medscapecom/article/177792-overview#a0199, 20 Januari 2015.
5. Dienstag JL, Isselbacher KJ. Acute viral hepatitis. Dalam: Kasper DL, Fauci AS,
Longo DL, Braunwald E, Hauser SL, Jameson JL, editor. Harrison’s Principle of
Internal Medicine. Edisi 16. United States: McGraw-Hill; 2005.h.1822-38.
6. Nurman A. Hepatitis virus akut. Diunduh dari
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/11_Hepatitisvirusakut.pdf/11_Hepatitisvirusaku
t.pdf, 18 Januari 2015.
7. Lacey SR. Hepatitis D. Medscape reference. 2011. Diunduh dari
http://emedicine.medscape.com/article/178038overview#a0156, 20 Januari 2014.
8. Noer HMS, Sundoro J. Hepatitis A. Dalam: Sulaiman HA, Akbar HN, Lesmana LA.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Hati. Jakarta: Jayabadi; 2007.h.193-200.
9. Heathcote J, Elewaut A, Fedail S, Gangl A, Hamid S, Shah M et al. Management of
acute viral hepatitis. World Gastroenterology Organisation, 2007.h.1-23. Diunduh
dari http://www.worldgastroenterology.org/assets/downloads/en/pdf/guidelines/
02_acute_hepatitis.pdf, 18 Januari 2015.
10