referat dementia vaskuler

16
I. PENDAHULUAN Demensia merupakan salah satu penyakit yang paling sering terja lanjut usia. Di negara- negara barat, demensia vaskular (DVa) menduduki uruta kedua terbanyak setelah penyakit Alzheimer. Tetapi karena DVa merupak demensia yang terbanyak pada beberapa negara Asia dengan populasi penduduk ya besar maka kemungkinan DVa ini merupakan tipe demensia yang terbanyak di dun Demensia vaskuler juga merupakan bentuk demensia yang dapat diegah sehingga mempunyai peranan yang besar dalam menurunkan angka kejadian demensia dan perbaikan kualitas hidup usia lanjut. II.EPIDEMIOLOGI !revalensi demensia vaskular akan semakin meningkatseiring dengan meningkatnya usia seseorang, dan lebih sering dijumpai pada laki-laki "anita.!revalensinya berkisar dari satu sampai empat persen pada orang di ata #$ dan lebih tinggi di %ina dan &epang daripada di 'ropa dan Amerika tara. menunjukkan bah"a terjadinya VAD seara eksponensial meningkat dengan usia #$ *$. III.DEFINISI DAN KLASIFIKASI Demensia adalahsuatusindromapenurunan+ungsi kognisi yang dapat bermani+estasi sebagai gangguan memori, disertai dua atau lebih gangguan mod kogniti+ lainnya (orientasi, atensi, +ungsibahasa,+ungsivisuospasial, +ungsi eksekuti+, ontrol motorik, praksis) yang ukup beratsehingga menyebabkan gangguan aktivitas harianyang dibuktikan dengan pemeriksaan klinik dan neuropsikologi. Demensia vaskular adalahpenyakit yang ditandai dengan berkurangnya derajat +ungsi kogniti+ yang etiologinya diakibatkan oleh penyakit ser dengan iskemik edera daerah otak yang penting untuk memori, kognisi dan peri

Upload: ayinun-rachmi-ar

Post on 05-Nov-2015

13 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

referat

TRANSCRIPT

I. PENDAHULUAN

Demensia merupakan salah satu penyakit yang paling sering terjadi pada lanjut usia. Di negara- negara barat, demensia vaskular (DVa) menduduki urutan kedua terbanyak setelah penyakit Alzheimer. Tetapi karena DVa merupakan tipe demensia yang terbanyak pada beberapa negara Asia dengan populasi penduduk yang besar maka kemungkinan DVa ini merupakan tipe demensia yang terbanyak di dunia. Demensia vaskuler juga merupakan bentuk demensia yang dapat dicegah sehingga mempunyai peranan yang besar dalam menurunkan angka kejadian demensia dan perbaikan kualitas hidup usia lanjut.1()

II.EPIDEMIOLOGI

Prevalensi demensia vaskular akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya usia seseorang, dan lebih sering dijumpai pada laki-laki dari pada wanita.Prevalensinya berkisar dari satu sampai empat persen pada orang di atas usia 65 dan lebih tinggi di Cina dan Jepang daripada di Eropa dan Amerika Utara. Studi menunjukkan bahwa terjadinya VAD secara eksponensial meningkat dengan usia 65-85.2(, 3)

III.DEFINISI DAN KLASIFIKASI Demensia adalah suatu sindroma penurunan fungsi kognisi yang dapat bermanifestasi sebagai gangguan memori, disertai dua atau lebih gangguan modalitas kognitif lainnya (orientasi, atensi, fungsi bahasa, fungsi visuospasial, fungsi eksekutif, control motorik, praksis) yang cukup berat sehingga menyebabkan gangguan aktivitas harian yang dibuktikan dengan pemeriksaan klinik dan neuropsikologi.4()

Demensia vaskular adalah penyakit yang ditandai dengan berkurangnya derajat fungsi kognitif yang etiologinya diakibatkan oleh penyakit serebrovaskular dengan iskemik cedera daerah otak yang penting untuk memori, kognisi dan perilaku. Mekanisme utama cedera vaskular meliputi: (1) iskemia, (2) perdarahan, dan (3) hipoperfusi (iskemia hypoksia).5()

Demensia vaskuler (DVa) meliputi semua kasus demensia yang disebabkan gangguan serebrovaskuler dengan kognisi mulai dari yang ringan sampai paling berat (tidak harus prominen gangguan memori), dapat/tidak disertai gangguan perilaku sehingga menimbulkan gangguan aktifitas harian yang tidak disebabkan oleh gangguan fisik karena stroke. 4

Klasifikasi demensia vaskuler 4Sub tipe demensia vaskulerMekanisme

DVa pasca stroke

Demensia multi infark(tromboemboli makrovaskulerTromboemboli arteri ukuran besar dan medium

Stroke single strategicSatu lesi iskemik

Demensia Hemoragik Hipertensi maligna

Demensia Subkortikal

Stoke lakuner, multiple subkortikalAteriolosklerosis arteriol penetran dalam

Penyakit binswanger Ateriolosklerosis arteriol penetran dalam

Cempuran tipe 1,2,3,4 terutama lakuner-Binswarger

Demensia pasca iskemikTekanan darah turun dan perfusi serebral turun dibawah ambang kritis

Gangguan vaskuler geneticCADASIL ( Cerebral Autosomal Dominant Aerteriopathy with Subcortical Infarcts and Leukoencephalopathy), penyakit Fabry dll.

Vaskulitis dan penyebab lainnyaMekanisme dan lokasi yang variatif

Demensia Vaskuler dan AlzheimerKombinasi penyakit serebrovaskuler dan gambaran neuropatologi kearah penyakit Alzheimer.

IV.FAKTOR RISIKO

Faktor risiko yang menyebabkan demensia vaskuler meliputi riwayat stroke, , sindrom metabolic, dislipidemia, penyakit jantung koroner, hipertensi, diabetes melitus, artherosklerosis. Selain itu usia, merokok, konsumsi alcohol , kurangnya edukasi, diet tinggi lemak jenuh dan kolesterol dapat merukan factor risiko dari demensia. ApolipoproteinE4 (APOE4) juga merupakan faktor risiko yang diketahui untuk aterosklerosis. APOE4 dapat meningkatkan risiko penurunan kognitif setelah stroke. Selain itu faktor genetik untuk stroke dan demensia vaskuler yang belum diteliti secara luas.6()

V.PATOGENESIS

Demensia vaskular, atau gangguan kognitif vaskular, adalah hasil akhir dari kerusakan otak yang disebabkan oleh penyakit serebrovaskular. Adanya infark multiple, infark lakunar, infark tunggal di daerah tertentu pada otak, sindrom Binswanger, angiopati amiloid serebral, hipoperfusi, perdarahan, dan berbagai mekanisme lain menjadi patogenesis timbulnya demensia vaskular.11. Infark Multiple

Demensia multiinfark merupakan akibat dari infark multipel dan bilateral. Terdapat riwayat stroke berturut-turut satu atau beberapa kali serangan stroke dengan gejalafokal seperti hemiparesis/hemiplegi, afasia, hemianopsia dan dapat menyebabkan deficit kognitif. Pseudobulbar palsy sering disertai disartria, gangguan berjalan (small step gait),forced laughing/crying, refleks Babinski dan inkontinensia. Computed tomography imaging (CT scan) otak menunjukkan hipodensitas bilateral disertai atrofi kortikal, kadang-kadang disertai dilatasi ventrikel.12. Infark LakunarLakunar adalah infark kecil, diameter 2-15mm, disebabkan kelainan pada small penetratingarteries di daerah diencephalon, batang otak dan sub kortikal akibat dari hipertensi.terbukti berhubungan dengan penurunan kognitif Pada sepertiga kasus, infark lakunar bersifat asimptomatik.Apabila menimbulkan gejala, dapat terjadigangguan sensorik, transient ischaemic attack hemiparesis atau ataksia. Bila jumlah lakunarbertambah maka akan timbul sindrom demensia,sering disertai pseudobulbar palsy. Pada derajatyang berat terjadi lacunar state. CT scan otak menunjukkan hipodensitas multipel dengan ukurankecil, dapat juga tidak tampak pada CT scan otak karena ukurannya yang kecil atau terletak di daerahbatang otak. Magnetic resonance imaging (MRI) otak merupakan pemeriksaan penunjang yang lebih akurat untuk menunjukkan adanya lakunar terutamadi daerah batang otak (pons).13. Infark Tunggal di Daerah Strategis

Strategic single infarct dementia merupakanakibat lesi iskemik pada daerah kortikal atau subkortikal yang mempunyai fungsi penting. Infarkgirus angularis menimbulkan gejala afasia sensorik,aleksia, agrafia, gangguan memori, disorientasi spasial dan gangguan konstruksi. Infark daerah distribusi arteri serebri posterior menimbulkan gejala amnesia disertai agitasi, halusinasi visual,gangguan visual dan kebingungan. Infark daerah distribusi arteri serebri anterior menimbulkan afasia motorik dan apraksia. Infark lobus parietalis menimbulkan gangguan kognitif dan tingkah laku yang disebabkan gangguan persepsi spasial. Infark pada daerah distribusi arteri paramedian thalamus menghasilkan thalamicdementia.14. Sindrom Binswanger

Sindrom Binswanger menunjukkan demensia progresif dengan riwayat stroke, hipertensi dan kadang-kadang diabetes melitus. Sering disertai gejala pseudobulbar palsy,kelainan piramidal, gangguan berjalan (gait) dan inkontinensia. Terdapat atrofi white matter,pembesaran ventrikel dengan korteks serebral yangnormal. Faktor risikonya adalah small artery diseases (hipertensi, angiopati amiloid), kegagalan autoregulasi aliran darah di otak pada usia lanjut, hipoperfusi periventrikel karena kegagalan jantung,aritmia dan hipotensi.15. Angiopati Amiloid SerebralTerdapat akumulasi peptid amiloid pada tunika media dan adventisia arteriola serebra yang dapat menyebabkan pendarahan otak.Insidensinya meningkat dengan bertambahnya usia.Kadang-kadang terjadi demensia dengan onset mendadak.1,7()

6. HipoperfusiDemensia dapat terjadi akibat iskemia otakglobal karena henti jantung, hipotensi berat,hipoperfusi dengan/tanpa gejala oklusi karotis, kegagalan autoregulasi arteri serebral, kegagalan fungsi pernafasan. Kondisi-kondisi tersebutmenyebabkan lesi vaskular di otak yang multipelterutama di daerah white matter.17. PerdarahanDemensia dapat terjadi karena lesi perdarahanseperti hematoma subdural kronik, gejala sisa dari perdarahan sub arachnoid dan hematoma serebral.Hematoma multipel berhubungan dengan angiopati amiloid serebral idiopatik atau herediter.1VI. MANIFESTASI KLINIKSerangan demensia vaskular terjadi secara mendadak, dengan didahului oleh Transient Ischemic Attack (TIA) atau stroke, risiko terjadinya demensia vaskular 9 kali pada tahun pertama setelah serangan dan semakin menurun menjadi 2 kali selama 25 tahun kemudian.Adanya riwayat dari faktor risiko penyakit sebero vaskular harus disadari tentang kemungkinan terjadinya demensia vaskular.1Keluhan utama utama pada pasien dengan VAD memori. Meskipun keluhan mirip untuk AD, kesulitan memori di VAD mungkin lebih mudah diatasi. Gejala sering termasuk.Selain itu, mungkin ada perubahan mood atau perilaku seperti depresi, lekas marah, atau apatis. Dalam beberapa kasus pasien VAD mungkin mengalami halusinasi atau delusi yang dapat cukup.1Gambaran klinik penderita demensia vaskular menunjukkan kombinasi dari gejala fokal neurologik, kelainan neuropsikologik dan gejala neuropsikiatrik. Gejala fokal neurologik dapat berupa gangguan motorik, gangguan sensorik, dan hemianopsia. Kelainan neuropsikologik berupa gangguan memori disertai dua atau lebih kelainan kognitif lain seperti atensi, bahasa, visuospasial dan fungsi eksekutif misalnya kesulitan dengan berkonsentrasi dan memecahkan masalah kompleks, melambat berpikir, dan kesulitan mengambil kata-kata dari ingatannya.1Gejala neuropsikiatrik sering terjadi pada demensia vaskular, dapat berupa perubahan kepribadian (paling sering), depresi, mood labil, delusion, apati, abulia, tidak adanya spontanitas. Depresi berat terjadi pada 25-50% pasien dan lebih dari 60% mengalami sindrom depresi dengan gejala paling sering yaitu kesedihan, ansietas, retardasi psikomotor atau keluhan somatik. Psikosis dengan ide-ide seperti waham terjadi pada 50%, termasuk pikiran curiga, sindrom Capgras. Waham paling sering terjadi pada lesi yang melibatkan struktur temporoparietal.1VII KRITERIA DIAGNOSIS DEMENSIAVASKULER

Kriteria NINDS-AIREN (National Institute of NeurologicalDisorders and Stroke, and LAssociation Internationale pour la Recherche et LEnseignement en Neurosciences).4Probable VaDDiagnosa klinis probable Vascular Disease meliputis emua item dibawahini:

1. Demensia

2. Bukti penyakit serebrovaskuler (CVD) yang ditandaidenganadanya deficit neurologi fokal yang konsisten dengan stroke (bias dengan atau tanpa riwayat stroke), dan kejadiannya mempunyai relevansi dengan pencitraan otak (CT scan atau MRI)

3. Terdapat hubungan antara kedua gangguan diatas dengan satu atau lebih keadaan dibawah ini:

a. Awitan demensia berada dalam kurun waktu 3 bulan pasca stroke

b. Deteriorasi fungsikognitif yang mendadak atau berfluktuasi, deficit kognisi yang progresif dan bersifat stepwise

Gambaran klinis yang konsisten dengan probable Demensia Vaskuler meliputi:

1. Gangguan berjalan (langkah kecil-kecil atau marche a petits-pas, magnetic, apraxic-ataxic or parkinsonian gait)

2. Riwayat tidak stabil saat berdiri dan sering jatuh tanpa sebab

3. Gangguan berkemih dini, urgensi dan keluhan berkemih yang tidak disebabkan oleh penyakit urologi

4. Perubahan kepribadian dan suaana hati, abulia, depresi, inkontinensia emosi, dan gejala deficit subkortikal lainnya seperti retardasi psikomotor dan gangguan fugsi eksekutif.

Possible VaD1. Demensiadisertai deficit neurologifokal, tanpakonfirmasipencitraanotak

2. Atautidakadanyahubunganwaktu yang jelasantarademensiadan stroke

3. Atauawitanpenyakittidakjelasdenganperjalananklinis yang bervariasisepertiplateau atauperbaikandaridefisitkognitif

Definite VaD1. KriteriaklinikprobableDemensiaVaskuler

2. Konfirmasipemeriksaanhistopatologipenyakitserebrovaskuler3. Adanya neurofibrillary tangles danneuritic plaques sesuaiumur4. Tidakditemukanadanyagangguanklinikpatologiklainnya yang dapatmenyebabkandemensiaGambaran Klinis yang tidak menyokong diagnose Demensia Vaskuler meliputi:1. Defisit memori pada tahapdini, perburukan fungsi memori dan gangguan kognisi lain seperti bahasa (afasia tanskortikal sensorik), ketrampilan motorik (apraksia) danpersepsi (agnosia) tanpaadanyalesi yang relevanpadapencitraanotak

2. Tidakditemukannya deficit neurologic fokalsealingangguankognisi

VII. IDENTIFIKASI DEMENSIA VASKULAR

Mengidentifikasi demensia vaskular tidak selalu mudah. Looi et al.mendapatkan bahwa pasien demensia vaskular relatif memiliki memori verbal jangkapanjang yang lebih baik tetapi fungsi eksekutiflobus frontal lebih buruk dibandingkan pasiendengan demensia Alzheimer. Dapat pula digunakansistem skor misalnya skor iskemik Hachinski danskor demensia oleh Loeb dan Gondolfo. Diakui bahwa sistem skor ini belum memadai, kemungkinan terjadinya kesalahan masih ada dan cara ini tidak dapatmenentukan adanya demensia campuran (vaskulardan Alzheimer).1Skor Iskemik HachinskiSkor

Permulaan mendadak2

Progresifnya bertahap1

Perjalanan berfluktuasi2

Malam hari bengong atau kacau1

Kepribadian terpelihara1

Depresi1

Keluhan somatic1

Inkontinesia emosional1

Riwayat hipertensi1

Riwayat stroke2

Ada bukti aterosklerosis1

Keluhan neurologik fokal2

Tanda neurologik fokal2

Penderita dengan DVa atau demensia multi infark mempunyai skor lebih dari 7, sedang yang skornya kurang dari 4 mungkin menderita Alzheimer.1,3Skor Demensia oleh Loeb dan GondolfoSkor

Mulanya mendadak2

Permulaannya dengan riwayat stroke1

Gejala fokal neurologic2

Keluhan fokal2

CT scan terdapat:- Daerah hipodens tunggal- Daerah hipodens multiple2

3

Bila skornya 0 2, kemungkinan menderita demensia karena penyakit Alzheimer, bila skornya 5 10 maka kemungkinan menderita demensia vaskular.1C. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk mendapatkan data yang dapat memberi nilai tambah dalam menunjang diagnosis.11.Pencitraan

Dengan adanya fasilitas pemeriksaan CT scan kepala atau MRI dapat dipastikan adanya perdarahan atau infark (tunggal atau multipel) yang besar serta lokasinya. Salah satu tes yang paling berguna dalam evaluasi demensia vaskuler adalah magnetic resonance imaging (MRI). MRI sangat sensitif terhadap perubahan otak yang disebabkan oleh stroke. Temuan utama dalam VAD adalah infark lakunar (kecil, stroke bola di bagian dalam otak) dan temuan abnormal pada materi putih otak. Ini adalah daerah di mana perjalanan akson (bagian panjang dari sel saraf) . Hal ini disebut "materi putih" karena isolasi lemak pada akson membuatnya tampak putih dalam kehidupan nyata.1a. Computed Tomography (CT Scan) Demensia vaskuler pasca stroke4 Infark (kortikal dan/atau subkortikal)

PerdarahanIntraserebral

Perdarahan subarachnoid

Demensia vaskuler subkortikal4 Lesi periventrikuler dan substansia alba luas

Tidak ditemukan adanya: infark di kortikal dan kortiko-subkortikal dan infark watershed; perdarahan pembuluh darah besar; hidrosefalus tekanan normal (NPH) dan penyebab spesifik substansia alba (multiple sklerosis, sarkoidosis, radiasi otak).

b. Magnetic Resonance Imaging demensia vaskuler subkortikal4 Lesi luas periventrikuler dan substansia alba atau multiple lakuner ((5) di substansia gresia dalam dan paling sedikit ditemukan lesi substansia alba moderat

Tidak ditemukan infark di teritori non lakuner, kortiko subkortikal dan infark watershed, perdarahan, tanda-tanda hidrosefalus tekanan normal dan penyebab spesifik lesi substansia alba (mis. multiple sklerosis, sarkoidosis, radiasiotak).4

2.Laboratorium

Digunakan untuk menentukan penyebab atau faktor resiko yang mengakibatkan timbulnya stroke dan demensia. Selain itu, pengujian laboratorium juga dilakukan untuk menyingkirkan diagnosis selain demensia. Pemeriksaan darah tepi, laju endap darah (LED), kadar glukosa, glycosylated Hb, tes serologi untuk sifilis, HIV, kolesterol, trigliserida, fungsi tiroid, profil koagulasi, kadar asam urat, lupus antikoagulan, antibodi antikardiolipin dan pemeriksaan lain yang dianggap perlu.13. Pemeriksaan Lainnya

Pemeriksaan yang dapat digunakan untuk melakukan evaluasi untuk kasus demensia vaskular adalah echocardiography, pemeriksaan Doppler, potensial cetusan, arteriografi, dan EEG.1IX. PENATALAKSANAAN

Terapi untuk demensia vaskular ditujukan kepada penyebabnya, mengendalikan faktor risiko (pencegahan sekunder) serta terapi untuk gejala neuropsikiatrik dengan memperhatikan interaksi obat. Selain itu diperlukan terapi multimodalitas sesuai gangguan kognitif dan gejala perilakunya.1Farmakologi

Terapi medikamentosa terhadap faktor resiko vaskuler

Terapi simptomatik terhadap gangguan kognisi simptomatik : 4 PenyekatAsetilkolinesterase:

Pemberian acetylcholine esretarse inhibitoR seperti donepezil, rivastigmine and galantiamin mampu meperbaiki fungsi kognitif penderita.i. Donepezil Hcl tablet 5mg, 1x1 tablet/hari

ii. Rivastigmin tablet, interval titrasi 1 bulan, mulai dari 2x1,5 mg sampai maksimal 2x 6 mg

iii. Galantamin tablet, interval titrasi 1 bulan mulai dari 2x 4mg sampai maksimal 2x16 mg

Obat-obat tersebut menurunkan inaktivasi dari neurotransmitter asetilkolin sehingga meningkatkan potensi neurotransmitter kolinergik yang pada gilirannya menimbulkan perbaikan memori. Obat-obatan tersebut sangat bermanfaat untuk seseorang dengan kehilangan memori ringan hingga sedang yang memiliki neuron kolinergik basal yang masih baik melalui penguatan neurotransmisi kolinergik.8()

ObatDosisEfek samping

DonepezilDosis awal 5mg/hariMual,muntah,diare,insomnia

RivastigminDosis awal 2x1,5 mg/hr setiap bulan dinaikkan2x1,5 mg/hr hingga maksimal 2x6 mg/hrPusing, nyeri kepala

GalantaminDosis awal 8 mg/hrMual,muntah,diare,anoreksia

Gangguan perilaku:

Depresi:

Antidepresan golongan SSRI (pilihan utama): Sertraline tablet 1x 50mg , Flouxetine tablet 1x 20mg

GolonganMonoamine Oxidase (MAO) Inhibitors:Reversible MAO-A inhibitor (RIMA): Moclobemide Delusi/halusinasi/agitasi

Neuroleptikatipikal

Risperidon tablet 1x 0,5 mg 2 mg / hari

Olanzapin

Quetiapin tablet: 2x25mg-100mg

Neuroleptiktipikal

Haloperidol tablet: 1x 0,5mg -2mg/hari Non farmakologis

Untuk mempertahankan fungsi kognisi

Program adaptif dan restoratif yang dirancang individual:

Orientasirealitas

Stimulasikognisi: memory enhancement program

Reminiscence Olah raga GerakLatihOtak

Edukasipengasuh

Training dan konseling

Intervensi lingkungan

Keamanan dan keselamatanlingkunganrumah

Fasilitasiaktivitas

Terapicahaya

Terapimusik

Pet therapyBAGAN PENATALAKSANAAN DEMENSIA VASKULER4

X. PENCEGAHAN

Pencegahan primer pada demensia vaskular dilakukan sebelum stroke atau VCI terjadi dengan menyelamatkan otak, mengobati faktor risiko vaskular.5 Penderita hipertensi, diabetes melitus, hiperlipidemia harus diberikan pengobatan secara optimal dan dianjurkan untuk berhenti merokok serta membatasi asupan alkhohol. Mereka juga dianjurkan mengubah pola hidupnya menjadi gaya hidup yang sehat.1

Pencegahan demensia vaskular, pada prinsipnya, tergantung pada pencegahan stroke melalui modifikasi faktor risiko. Hasil positif sejauh ini telah ditunjukkan dengan penggunaan Calcium Channel Blocker nitrendipin, inhibitor ACE, dan diuretik. Hal ini masih belum jelas apakah semua obat antihipertensi memiliki efek yang sama. Angiotensin Receptor II Blocker mungkin sangat efektif karena berefeknya secara langsung pada otak. Hipertensi darah dianggap menjadi kardiovaskular pentingrisiko. Namun, Berbeda dari sebelumnya diyakini, menurunkan tekanan darah pada orang tua mungkin memiliki efek merusak pada kognisi tersebut, dengan menyebabkan kerusakan iskemik pada otak ini, biasanya dipengaruhi oleh gangguan autoregulasi cerebral. Di sisi lain, data epidemiologis menunjukkan manfaat dalam mengendalikan faktor risiko vaskular, termasuk hipertensi di usia paruh baya.6

Pencegahan sekunder dengan manajemen awal stroke akut, mencegah stroke kekambuhan dan mengurangi perkembangan perubahan-vaskular di otak. Sebuah penelitian besar dilakukan untuk pencegahan dengan memperhatian bahwa masalah kardiovaskular dan pembuluh darah merupakan penyebab utama dari demensia vaskuler dengan menggunakan aspirin dosis rendah. 5

Mereka yang mengalami TIA atau stroke non-hemoragik dapat diberikan anti platelet untuk menurunkan risiko. Dosis aspirin yang dianjurkan berkisar antara 75 mg sampai 325 mg. Namun warfarin sangat bermanfaat untuk menurunkan risiko pada penderita stroke dengan atrium fibrilasi dibandingkan pemberian aspirin. Mereka yang tidak berhasil dengan pemberian aspirin dapat diberikan obat antiplatelet lainnya seperti ticlopidine.1

XI.KESIMPULAN

Demensia vaskuler merupakan tipe demensia yang banyak terjadi dan dapat dicegah.. Di antara beberapa kriteria klinis, kriteria NINDS-AIREN yang paling banyak digunakan dalam uji klinis karena mereka adalah yang paling spesifik. Pencegahan primer dan sekunder terutama melibatkan obat antihipertensi, antiplatelet dan lipidlowering agen. Dari hasil penelitian obat antihipertensi sangat dapat mencegah demensia karena pengurangan stroke dan mekanisme lainnya dapat memperlambat neurodegeneration atau kematian sel. . Dengan mengendalian faktor risiko dan penatalaksanaan stroke yang baik akan menurunkan insidens demensia sehingga memperbaiki kualitas hidup lanjut usia.1,5Demensia vaskular (VAD) adalah penyebab paling umum kedua demensia setelah penyakit alzheimer dalam populasi yang menua. yang dapat menyebabkan berbagai jenis cerebral lesi jaringan seperti perdarahan, infark, hippocampal sclerosis, Demensia vaskuler merupakan tipe demensia yang banyak terjadi dan dapat dicegah. Hipertensi, riwayat diabetes, sindrom metabolik, hiperlipidemia, miokard infark / dekomposisi jantung, perokok berat, obesitas dan riwayat stroke merupakan faktor risiko untuk demensia vaskuler .Dengan pengendalian faktor risiko dan penatalaksanaan stroke yang baik akan menurunkan insidens demensia sehingga memperbaiki kualitas hidup lanjut usia.1,2DAFTAR PUSTAKA1.Indiyarti R. Diagnosis dan pengobatan terkini demensia vaskular. J Kedokteran Trisakti. 2004;23:28.

2.Demet Ozbabalik DA, Nese Tuncer Elmact. The Epidemiology of vascular dementia. 2010;3:41.

3.Jeremy Brown MR. Vascular and other dementias. 2011:73-85.

4.Indonesia PDSS. Demensia 2008.

5.Federic Assal JB. Vascular Demensia. In: Duyckaerts C LI, editor. Handbook of Clinical Neurology. 89: Elsevier; 2008. p. 659-66.

6.Amous D Korczyn VV, Lea T Grinberg. Vascular Dementia. Journal Of The Neurological Sciences. 2012;322:2-10.

7.Knopman DS. Alzheimer Disease and other dementias. Goldman's Cecil Medicine. 2011;409:2274-82.

8.Milap A N, Vani Rao. Epidemiology, Assesment, Treatment Of Dementia. Psychiatr Clin N Am 2011;34:275-94.

Keluhan yang mengarah pada demensia (trigger)

Gangguan dalam : 1. Belajar dan menyimpan informasi baru, 2. Menangani tugas komplek, 3. Pemecahan masalah, 4. Kemampuan spasial/orientasi, 5. Fungsi berbahas, 6. Tingkah laku

Esesmen klinik

Anamnesis: Pasien / Caregiver

PD umum dan neurologi

Esesmen Kognitif : SMM

Esesmen Fungsional : ADL/IADL

Penurunan fungsi kognisi dan kemampuan fungsional

Bukan Demensia

Delirium / depresi

Ragu

Mungkin demensia

Rujuk spesialis terkait

Rujuk ke Spesialis Saraf untuk evaluasi lanjut

Neuroimaging

Skor Iskemik Hachinski

Pemeriksaan Laboratorium rutin

Kriteria Diagnosa Probable DVa NINCDS-AIREN

Demensia Vaskuler

Tatalaksana / follow up

Demensia Alzheimer

Tatalaksana / follow up

Demensia degenerasi lain, dll

Tatalaksana / follow up