referat copd edited
TRANSCRIPT
![Page 1: Referat COPD Edited](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022020805/5571fd1f4979599169987c2d/html5/thumbnails/1.jpg)
5/10/2018 Referat COPD Edited - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/referat-copd-edited 1/15
1
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit Paru Obstruksi Kronik yang biasa disebut sebagai PPOK merupakan
penyakit kronik yang ditandai dengan keterbatasan aliran udara didalam saluran napas
yang tidak sepenuhnya reversibel. Gangguan yang bersifat progresif ini disebabkan
karena terjadinya inflamasi kronik akibat pajanan partikel atau gas beracun yang
terjadi dalam kurun waktu yang cukup lama dengan gejala utama sesak nafas, batuk
dan produksi sputum.1
Akhir-akhir ini penyakit ini semakin menarik untuk dibicarakan oleh karena
prevalensi dan angka mortalitasnya yang terus meningkat.2
Meningkatnya usia hidup manusia dan dapat diatasinya penyakit degeneratif
lainnya COPD sangat mengganggu kualitas hidup diusia lanjut. Bidang industri yang
tidak dapat dipisahkan dengan polusi udara dan lingkungan serta kebiasaan merokok
merupakan penyebab utama.
![Page 2: Referat COPD Edited](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022020805/5571fd1f4979599169987c2d/html5/thumbnails/2.jpg)
5/10/2018 Referat COPD Edited - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/referat-copd-edited 2/15
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi
COPD atau Penyakit Paru Obstruksi Kronis merupakan penyakit yang dapat
dicegah dan dirawat dengan beberapa gejala ekstrapulmonari yang signifikan, yang
dapat mengakibatkan tingkat keparahan yang berbeda pada tiap individual. Penyakit
paru kronik ini ditandai dengan keterbatasan aliran udara di dalam saluran napas yang
tidak sepenuhnya reversibel, bersifat progresif, biasanya disebabkan oleh proses
inflamasi paru yang disebabkan oleh pajanan gas berbahaya yang dapat memberikan
gambaran gangguan sistemik. Gangguan ini dapat dicegah dan dapat diobati.
Penyebab utama PPOK adalah rokok, asap polusi dari pembakaran, dan partikel gas
berbahaya.3
2.2. Prevalensi
Di Amerika, kasus kunjungan pasien PPOK di instalasi gawat darurat
mencapai angka 1,5 juta, 726.000 memerlukan perawatan di rumah sakit dan 119.000
meninggal selama tahun 2000. Sebagai penyebab kematian, PPOK menduduki
peringkat ke empat setelah penyakit jantung, kanker dan penyakti serebro vascular.
Biaya yang dikeluarkan untuk penyakit ini mencapai $24 milyar per tahunnya. WHO
memperkirakan bahwa menjelang tahun 2020 prevalensi PPOK akan meningkat.
Akibat sebagai penyebab penyakit tersering peringkatnya akan meningkat dari ke
duabelas menjadi ke lima dan sebagai penyebab kematian akan meningkat dari ke
enam menjadi ke tiga. Berdasarkan survey kesehatan rumah tangga Dep. Kes. RI
tahun 1992, PPOK bersama asma bronchial menduduki peringkat ke enam. Merok merupakan farktor risiko terpenting penyebab PPOK di samping faktor risiko lainnya
seperti polusi udara, faktor genetik dan lain-lainnya.2
2.3. Etiologi
Setiap orang dapat terpapar dengan berbagai macam jenis yang berbeda dari
partikel yang terinhalasi selama hidupnya, oleh karena itu lebih bijaksana jika kita
mengambil kesimpulan bahwa penyakit ini disebabkan oleh iritasi yang berlebihan
dari partikel-partikel yang bersifat mengiritasi saluran pernapasan. Setiap partikel,
![Page 3: Referat COPD Edited](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022020805/5571fd1f4979599169987c2d/html5/thumbnails/3.jpg)
5/10/2018 Referat COPD Edited - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/referat-copd-edited 3/15
3
bergantung pada ukuran dan komposisinya dapat memberikan kontribusi yang berbeda,
dan dengan hasil akhirnya tergantung kepada jumlah dari partikel yang terinhalasi oleh
individu tersebut.1
Asap rokok merupakan satu-satunya penyebab terpenting, jauh lebih penting
dari faktor penyebab lainnya. Faktor resiko genetik yang paling sering dijumpai adalah
defisiensi alfa-1 antitripsin, yang merupakan inhibitor sirkulasi utama dari protease
serin.3
Faktor resiko COPD bergantung pada jumlah keseluruhan dari partikel-partikel iritatif
yang terinhalasi oleh seseorang selama hidupnya 4 :
Asap rokok
Perokok aktif memiliki prevalensi lebih tinggi untuk mengalami gejala respiratorik,
abnormalitas fungsi paru, dan mortalitas yang lebih tinggi dari pada orang yang
tidak merokok. Resiko untuk menderita COPD bergantung pada “dosis
merokok”nya, seperti umur orang tersebut mulai merokok, jumlah rokok yang
dihisap per hari dan berapa lama orang tersebut merokok.
Enviromental tobacco smoke (ETS) atau perokok pasif juga dapat mengalami
gejala-gejala respiratorik dan COPD dikarenakan oleh partikel-partikel iritatif
tersebut terinhalasi sehingga mengakibatkan paru- paru “terbakar”.
Merokok selama masa kehamilan juga dapat mewariskan faktor resiko kepada
janin, mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan paru-paru dan
perkembangan janin dalam kandungan, bahkan mungkin juga dapat mengganggu
sistem imun dari janin tersebut.
Polusi tempat kerja (bahan kimia, zat iritan, gas beracun)
Indoor Air Pollution atau polusi di dalam ruangan
Hampir 3 milyar orang di seluruh dunia menggunakan batubara, arang, kayu bakar
ataupun bahan bakar biomass lainnya sebagai penghasil energi untuk memasak,
pemanas dan untuk kebutuhan rumah tangga lainnya. Sehingga IAP memiliki
tanggung jawab besar jika dibandingkan dengan polusi di luar ruangan seperti gas
buang kendaraan bermotor. IAP diperkirakan membunuh 2 juta wanita dan anak-
anak setiap tahunnya.
Polusi di luar ruangan, seperti gas buang kendaraan bermotor dan debu jalanan.
Infeksi saluran nafas berulang
![Page 4: Referat COPD Edited](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022020805/5571fd1f4979599169987c2d/html5/thumbnails/4.jpg)
5/10/2018 Referat COPD Edited - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/referat-copd-edited 4/15
4
Jenis kelamin
Dahulu, COPD lebih sering dijumpai pada laki-laki dibanding wanita. Karena
dahulu, lebih banyak perokok laki-laki dibanding wanita. Tapi dewasa ini
prevalensi pada laki-laki dan wanita seimbang. Hal ini dikarenakan oleh perubahan
pola dari merokok itu sendiri. Beberapa penelitian mengatakan bahwa perokok
wanita lebih rentan untuk terkena COPD dibandingkan perokok pria.
Status sosio ekonomi dan status nutrisi
Asma
Usia
Onset usia dari COPD ini adalah pertengahan
2.4. Patogenesis
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, bahwa faktor resiko utama dari COPD ini
adalah merokok. Komponen-komponen asap rokok ini merangsang perubahan-
perubahan pada sel-sel penghasil mukus bronkus dan silia. Selain itu, silia yang
melapisi bronkus mengalami kelumpuhan atau disfungsional serta metaplasia.
Perubahan-perubahan pada sel-sel penghasil mukus dan sel-sel silia ini mengganggu
sistem eskalator mukosiliaris dan menyebabkan penumpukan mukus kental dalam
jumlah besar dan sulit dikeluarkan dari saluran nafas. Mukus berfungsi sebagai tempat
persemaian mikroorganisme penyebab infeksi dan menjadi sangat purulen. Timbul
peradangan yang menyebabkan edema dan pembengkakan jaringan. Ventilasi,
terutama ekspirasi terhambat. Timbul hiperkapnia akibat dari ekspirasi yang
memanjang dan sulit dilakukan akibat mukus yang kental dan adanya peradangan. 4
Komponen-komponen asap rokok tersebut juga merangsang terjadinya peradangan
kronik pada paru. Mediator-mediator peradangan secara progresif merusak struktur-
struktur penunjang di paru. Akibat hilangnya elastisitas saluran udara dan kolapsnya
alveolus, maka ventilasi berkurang. Saluran udara kolaps terutama pada ekspirasi
karena ekspirasi normal terjadi akibat pengempisan (recoil) paru secara pasif setelah
inspirasi. Dengan demikian, apabila tidak terjadi recoil pasif, maka udara akan
terperangkap di dalam paru dan saluran udara kolaps.4
Ada beberapa karakteristik inflamasi yang terjadi pada pasien COPD, yakni :
peningkatan jumlah neutrofil (didalam lumen saluran nafas), makrofag (lumen saluran
nafas, dinding saluran nafas, dan parenkim), limfosit CD 8+ (dinding saluran nafas
![Page 5: Referat COPD Edited](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022020805/5571fd1f4979599169987c2d/html5/thumbnails/5.jpg)
5/10/2018 Referat COPD Edited - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/referat-copd-edited 5/15
5
dan parenkim). Yang mana hal ini dapat dibedakan dengan inflamasi yang terjadi pada
penderita asma.5
2.5. Klasifikasi
Berdasarkan Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD)
2007, dibagi atas 4 derajat :4
1. Derajat I: COPD ringan
Dengan atau tanpa gejala klinis (batuk produksi sputum). Keterbatasan aliran
udara ringan (VEP1 / KVP < 70%; VEP1 > 80% Prediksi). Pada derajat ini, orang
tersebut mungkin tidak menyadari bahwa fungsi parunya abnormal.
2. Derajat II: COPD sedang
Semakin memburuknya hambatan aliran udara (VEP1 / KVP < 70%; 50% < VEP1
< 80%), disertai dengan adanya pemendekan dalam bernafas. Dalam tingkat ini
pasien biasanya mulai mencari pengobatan oleh karena sesak nafas yang
dialaminya.
3. Derajat III: COPD berat
Ditandai dengan keterbatasan / hambatan aliran udara yang semakin memburuk
(VEP1 / KVP < 70%; 30% VEP1 < 50% prediksi). Terjadi sesak nafas yang
semakin memberat, penurunan kapasitas latihan dan eksaserbasi yang berulang
yang berdampak pada kualitas hidup pasien.
4. Derajat IV: COPD sangat berat
Keterbatasan / hambatan aliran udara yang berat (VEP1 / KVP < 70%; VEP1 <
30% prediksi) atau VEP1 < 50% prediksi ditambah dengan adanya gagal nafas
kronik dan gagal jantung kanan.
2.6. Diagnosa
Penderita COPD akan datang ke dokter dan mengeluhkan sesak nafas, batuk-
batuk kronis, sputum yang produktif, faktor resiko (+). Sedangkan COPD ringan dapat
tanpa keluhan atau gejala. Dapat ditegakkan dengan cara :1
1. Anamnesis
Anamnesis riwayat paparan dengan faktor resiko, riwayat penyakit sebelumnya,
riwayat keluarga PPOK, riwayat eksaserbasi dan perawatan di RS sebelumnya,
komorbiditas, dampak penyakit terhadap aktivitas, dll.
![Page 6: Referat COPD Edited](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022020805/5571fd1f4979599169987c2d/html5/thumbnails/6.jpg)
5/10/2018 Referat COPD Edited - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/referat-copd-edited 6/15
6
2. Pemeriksaan Fisik, dijumpai adanya :
Pernafasan pursed lips
Takipnea
Dada emfisematous atu barrel chest Tampilan fisik pink puffer atau blue bloater
Pelebaran sela iga
Hipertropi otot bantu nafas
Bunyi nafas vesikuler melemah
Ekspirasi memanjang
Ronki kering atau wheezing
Bunyi jantung jauh3. Pemeriksaan Foto Toraks, curiga PPOK bila dijumpai kelainan:
Hiperinflasi
Hiperlusen
Diafragma mendatar
Corakan bronkovaskuler meningkat
Bulla
Jantung pendulum
4. Uji Spirometri, yang merupakan diagnosis pasti, dijumpai :
VEP1 < KVP < 70%
Uji bronkodilator (saat diagnosis ditegakkan) : VEP1 paska bronkodilator <
80% prediksi
5. Uji Coba kortikosteroid
6. Analisis gas darah
Semua pasien dengan VEP1 < 40% prediksi
Secara klinis diperkirakan gagal nafas atau payah jantung kanan
2.7. Diagnosa Banding
COPD didiagnosa banding dengan :1
1. Asma Bronkial
2. Gagal jantung kongestif
3. Bronkiektasis
4. Tuberkulosis
![Page 7: Referat COPD Edited](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022020805/5571fd1f4979599169987c2d/html5/thumbnails/7.jpg)
5/10/2018 Referat COPD Edited - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/referat-copd-edited 7/15
7
2.8. Penatalaksanaan
Adapun tujuan dari penatalaksanaan COPD ini adalah :1
Mencegah progesifitas penyakit
Mengurangi gejala Meningkatkan toleransi latihan
Mencegah dan mengobati komplikasi
Mencegah dan mengobati eksaserbasi berulang
Mencegah atau meminimalkan efek samping obat
Memperbaiki dan mencegah penurunan faal paru
Meningkatkan kualitas hidup penderita
Menurunkan angka kematian
Program berhenti merokok sebaiknya dimasukkan sebagai salah satu tujuan selama
tatalaksana COPD.5
Tujuan tersebut dapat dicapai melalui 4 komponen program tatalaksana, yaitu : 1
1. Evaluasi dan monitor penyakit
PPOK merupakan penyakit yang progresif, artinya fungsi paru akan menurun
seiring berjalannya waktu. Oleh karena itu, monitor merupakan hal yang sangat
penting dalam penatalaksanaan penyakit ini. Monitor penting yang harus
dilakukan adalah gejala klinis dan fungsi paru.
Riwayat penyakit yang rinci pada pasien yang dicurigai PPOK atau pasien yang
telah di diagnosis PPOK digunakan untuk evaluasi dan monitoring penyakit :
Pajanan faktor resiko, jenis zat dan lamanya terpajan
Riwayat timbulnya gejala atau penyakit
Riwayat keluarga PPOK atau penyakit paru lain, misalnya asma, tb paru
Riwayat eksaserbasi atau perawatan di rumah sakit akibat penyakit paru kronik
lainnya
Penyakit komorbid yang ada, misal penyakit jantung, rematik, atau penyakit-
penyakit yang menyebabkan keterbattasan aktifitas
Rencanakan pengobatan terkini yang sesuai dengan derajat PPOK
Pengaruh penyakit terhadap kehidupan pasien seperti keterbatasan aktifitas,
kehilangan waktu kerja dan pengaruh ekonomi, perasaan depresi / cemas
![Page 8: Referat COPD Edited](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022020805/5571fd1f4979599169987c2d/html5/thumbnails/8.jpg)
5/10/2018 Referat COPD Edited - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/referat-copd-edited 8/15
8
Kemungkinan untuk mengurangi faktor resiko terutama berhenti merokok
Dukungan dari keluarga
2.
Menurunkan faktor resikoBerhenti merokok merupakan satu-satunya intervensi yang paling efektif dalam
mengurangi resiko berkembangnya PPOK dan memperlambat progresifitas
penyakit.
Strategi untuk membantu pasien berhenti merokok – 5 A :
1). Ask (Tanyakan)
Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi semua perokok pada setiap kunjungan
2). Advise (Nasehati)
Memberikan dorongan kuat untuk semua perokok untuk berhenti merokok
3). Assess (Nilai)
Memberikan penilaian untuk usaha berhenti merokok
4). Assist (Bantu)
Membantu pasien dengan rencana berhenti merokok, menyediakan konseling
praktis, merekomendasikan penggunaan farmakoterapi
5). Arrange (Atur)
Jadwal kontak lebih lanjut
3. Tatalaksana PPOK stabil
Terapi Farmakologis
a. Bronkodilator
Secara inhalasi (MDI), kecuali preparat tak tersedia / tak terjangkau
Rutin (bila gejala menetap) atau hanya bila diperlukan (gejala
intermitten)
3 golongan :
o Agonis -2: fenopterol, salbutamol, albuterol, terbutalin, formoterol,
salmeterol
o Antikolinergik: ipratropium bromid, oksitroprium bromid
o Metilxantin: teofilin lepas lambat, bila kombinasi -2 dan steroid
belum memuaskan
Dianjurkan bronkodilator kombinasi daripada meningkatkan dosis
bronkodilator monoterapi
![Page 9: Referat COPD Edited](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022020805/5571fd1f4979599169987c2d/html5/thumbnails/9.jpg)
5/10/2018 Referat COPD Edited - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/referat-copd-edited 9/15
9
b. Steroid
- PPOK yang menunjukkan respon pada uji steroid
- PPOK dengan VEP1 < 50% prediksi (derajat III dan IV)
- Eksaserbasi akut
c. Obat-obat tambahan lain
Mukolitik (mukokinetik, mukoregulator) : ambroksol, karbosistein,
gliserol iodida
Antioksidan : N-Asetil-sistein
Imunoregulator (imunostimulator, imunomodulator): tidak rutin
Antitusif : tidak rutin
Vaksinasi : influenza, pneumokokus
Terapi Non-Farmakologis
a. Rehabilitasi : latihan fisik, latihan endurance, latihan pernapasan,
rehabilitasi psikososial
b. Terapi oksigen jangka panjang (>15 jam sehari):
pada PPOK derajat IV dengan
PaO2 < 55 mmHg, atau SO2 < 88% dengan atau tanpa hiperkapnia
PaO2 55-60 mmHg, atau SaO2 < 88% disertai hipertensi pulmonal,
edema perifer karena gagal jantung, polisitemia
Pada pasien PPOK, harus di ingat, bahwa pemberian oksigen harus
dipantau secara ketat. Oleh karena, pada pasien PPOK terjadi hiperkapnia
kronik yang menyebabkan adaptasi kemoreseptor-kemoreseptor central
yang dalam keadaan normal berespons terhadap karbon dioksida. Maka
yang menyebabkan pasien terus bernapas adalah rendahnya konsentrasi
oksigen di dalam darah arteri yang terus merangsang kemoreseptor-
kemoreseptor perifer yang relatif kurang peka. Kemoreseptor perifer ini
hanya aktif melepaskan muatan apabila PO2 lebih dari 50 mmHg, maka
dorongan untuk bernapas yang tersisa ini akan hilang. Pengidap PPOK
biasanya memiliki kadar oksigen yang sangat rendah dan tidak dapat diberi
terapi dengan oksigen tinggi. Hal ini sangat mempengaruhi koalitas hidup.
Ventimask adalah cara paling efektif untuk memberikan oksigen pada
pasien PPOK.
![Page 10: Referat COPD Edited](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022020805/5571fd1f4979599169987c2d/html5/thumbnails/10.jpg)
5/10/2018 Referat COPD Edited - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/referat-copd-edited 10/15
10
c. Nutrisi
d. Pembedahan: pada PPOK berat, (bila dapat memperbaiki fungís paru atau
gerakan mekanik paru)
Penatalaksanaan menurut derajat PPOK1
DERAJAT KARAKTERISTIK REKOMENDASI PENGOBATAN
Semua
derajat
Hindari faktor pencetus
Vaksinasi influenza
Derajat I
(PPOK
Ringan)
VEP1 / KVP < 70 %
VEP1 80% Prediksi
a. Bronkodilator kerja singkat (SABA,
antikolinergik kerja pendek) bila perlu
b. Pemberian antikolinergik kerja lama sebagai
terapi pemeliharaan
Derajat II
(PPOK
sedang)
VEP1 / KVP < 70 %
50% VEP1 80%
Prediksi dengan atau
tanpa gejala
1. Pengobatan reguler
dengan bronkodilator:
a. Antikolinergik kerja
lama sebagai terapi
pemeliharaan
b. LABA
c. Simptomatik
2. Rehabilitasi
Kortikosteroid inhalasi
bila uji steroid positif
Derajat III
(PPOK
Berat)
VEP1 / KVP < 70%;
30% VEP1 50%
prediksi
Dengan atau tanpa
gejala
1. Pengobatan reguler
dengan 1 atau lebih
bronkodilator:
a. Antikolinergik kerja
lama sebagai terapi
pemeliharaan
b. LABA
c. Simptomatik
2. Rehabilitasi
Kortikosteroid inhalasi
bila uji steroid positif
atau eksaserbasi
berulang
Derajat IV
(PPOK
sangat berat)
VEP1 / KVP < 70%;
VEP1 < 30% prediksi
atau gagal nafas atau
gagal jantung kanan
1. Pengobatan reguler dengan 1 atau lebih
bronkodilator:
a. Antikolinergik kerja lama sebagai terapi
pemeliharaan
![Page 11: Referat COPD Edited](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022020805/5571fd1f4979599169987c2d/html5/thumbnails/11.jpg)
5/10/2018 Referat COPD Edited - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/referat-copd-edited 11/15
11
b. LABA
c. Pengobatan komplikasi
d. Kortikosteroid inhalasi bila memberikan
respons klinis atau eksaserbasi berulang
2. Rehabilitasi
3. Terapi oksigen jangka panjang bila gagal nafas
ertimbangkan terapi bedah
4. Tatalaksana PPOK eksaserbasi
Penatalaksanaan PPOK eksaserbasi akut di rujmah : bronkodilator seperti pada
PPOK stabil, dosis 4-6 kali 2-4 hirup sehari. Steroid oral dapat diberikan selama
10-14 ahri. Bila infeksi: diberikan antibiotika spektrum luas (termasuk
S.pneumonie, H influenzae, M catarrhalis).
Terapi eksaserbasi akut di rumah sakit:
Terapi oksigen terkontrol, melalui kanul nasal atau venturi mask
Bronkodilator: inhalasi agonis 2 (dosis & frekwensi ditingkatkan) +
antikolinergik. Pada eksaserbasi akut berat: + aminofilin (0,5 mg/kgBB/jam)
Steroid: prednisolon 30-40 mg PO selama 10-14 hari.
Steroid intravena: pada keadaan berat
Antibiotika terhadap S pneumonie, H influenza, M catarrhalis.
Ventilasi mekanik pada: gagal akut atau kronik
Indikasi rawat inap :
Eksaserbasi sedang dan berat
Terdapat komplikasi
Infeksi saluran napas berat
Gagal napas akut pada gagal napas kronik
Gagal jantung kanan
Indikasi rawat ICU :
Sesak berat setelah penanganan adekuat di ruang gawat darurat atau ruang rawat.
Kesadaran menurun, letargi, atau kelemahan otot-otot respirasi
![Page 12: Referat COPD Edited](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022020805/5571fd1f4979599169987c2d/html5/thumbnails/12.jpg)
5/10/2018 Referat COPD Edited - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/referat-copd-edited 12/15
12
Setelah pemberian oksigen tetapi terjadi hipoksemia atau perburukan PaO2 > 50
mmHg memerlukan ventilasi mekanik (invasif atau non invasif)
2.9. Prognosis
Dubia, tergantung dari stage / derajat, penyakit paru komorbid, penyakit komorbid
lain.6
Dalam menentukan prognosis PPOK ini, dapat digunakan BODE index untuk
menentukan kemungkinan mortalitas dan morbiditas pasien. BODE ini adalah
singkatan dari: 7
Body mass index
Obstruction [FEV1]
Dyspnea [modified Medical Research Council dyspnea scale]
Exercise capacity
Penghitungannya melalui perhitungan skor 4 faktor berikut ini:
Body Mass Index
o Lebih dari 21 = 0 poin
o Kurang dari 21 = 1 poin
Obstruction ; dilihat dari nilai FEV1
o >65% = 0 poin
o 50-64% = 1 poin
o 36-49% = 2 poin
o <35% = 3 poin
Dyspnea scale [MMRC]
o MMRC 0= Sesak dalam latihan berat = 0 poin
o MMRC 1 = Sesak dalam berjalan sedikit menanjak = 0 poin
o MMRC 2 = sesak ketika berjalan dan harus berhenti karena
kehabisan napas = 1 poin
o MMRC 3 = sesak ketika berjalan 100 m atau beberapa menit = 2
poin
o MMRC 4 = tidak bisa keluar rumah; sesak napas terus menerus
dalam pekerjaan sehari-hari = 3 poin
Exercise
Dihitung dari jarak tempuh pasien dalam berjalan selama 6 menit
o > 350 meter = 0 poin
![Page 13: Referat COPD Edited](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022020805/5571fd1f4979599169987c2d/html5/thumbnails/13.jpg)
5/10/2018 Referat COPD Edited - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/referat-copd-edited 13/15
13
o 250 – 349 meter = 1 poin
o 150-249 meter = 2 poin
o < 149 meter = 3 poin
Berdasarkan skor diatas, angka harapan hidup dalam 4 tahun pasien sebagai berikut:
0-2 points = 80%
3-4 points = 67%
5-6 points = 57%
7-10 points = 18%
2.10 Komplikasi
Gagal Napas Kronik
Ditandai dengan hasil analisis gas darah PO2 <60 mmHg dan PCO2 >60 mmHg dan
pH normal
Gagal Napas akut pada Gagal Napas Kronik, ditandai oleh:
o Sesak napas dengan atau tanpa adanya sianosis
o Sputum bertambah dan purulen
o Demam
o Kesadaran menurun
Infeksi Berulang
Pada pasien PPOK produksi sputum berlebihan menyebabkan terbentuk koloni kuman,
hal ini memudahkan terjadinya infeksi berulang, pada kondisi kronik ini imunitas
menjadi kebih rendah, ditandai dengan menurunnya kadar limfosit darah.
Kor Pulmonale
Ditandai oleh P pulmonal pada EKG, hematokrit >50%, dapat disertai gagal jantung
kanan.
![Page 14: Referat COPD Edited](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022020805/5571fd1f4979599169987c2d/html5/thumbnails/14.jpg)
5/10/2018 Referat COPD Edited - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/referat-copd-edited 14/15
14
BAB III
KESIMPULAN
COPD atau Penyakit Paru Obstruksi Kronis merupakan penyakit yang dapat dicegah
dan dirawat dengan beberapa gejala ekstrapulmonari yang signifikan, yang dapat
mengakibatkan tingkat keparahan yang berbeda pada tiap individual.
Asap rokok merupakan satu-satunya penyebab terpenting, jauh lebih penting dari
faktor penyebab lainnya. Faktor resiko genetik yang paling sering dijumpai adalah defisiensi
alfa-1 antitripsin, yang merupakan inhibitor sirkulasi utama dari protease serin.
Berdasarkan Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD) 2007,
dibagi atas 4 derajat, yaitu : derajat 1 (COPD ringan), derajat 2 (COPD sedang), derajat 3
(COPD berat), derajat 4 (COPD sangat berat).
Penderita COPD akan datang ke dokter dan mengeluhkan sesak nafas, batuk-batuk
kronis, sputum yang produktif, faktor resiko (+). Sedangkan COPD ringan dapat tanpa
keluhan atau gejala. Dan baku emas untuk menegakkan COPD adalah uji spirometri.
Prognosa COPD tergantung dari stage / derajat, penyakit paru komorbid, penyakit komorbid
lain.
![Page 15: Referat COPD Edited](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022020805/5571fd1f4979599169987c2d/html5/thumbnails/15.jpg)
5/10/2018 Referat COPD Edited - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/referat-copd-edited 15/15
15
DAFTAR PUSTAKA
1. PDPI. PPOK Pedoman Praktis Diagnosis & Penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta:
2011. p. 1-68.
2. Riyanto BS, Hisyam B. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 4. Obstruksi Saluran
Pernafasan Akut. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen IPD FKUI, 2006. p. 984-5.
3. GOLD. Pocket Guide to COPD Diagnosis, Management and Prevention. USA: 2007.
p. 6. [serial online] 2007. [Cited] 20 Juni 2008. Didapat dari :
http://www.goldcopd.com/Guidelineitem.asp?l1=2&l2=1&intId=989
4. GOLD. Global Strategy for the Diagnosis, Management, and Prevention of Chronic
Obstructive Pulmonary Disease. USA: 2007. p. 16-19. [serial online] 2007. [Cited] 20Juni 2008. Didapat dari :
http://www.goldcopd.com/Guidelineitem.asp?l1=2&l2=1&intId=1116
5. Corwin EJ. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC, 2001. p. 437-8.
6. PB PAPDI. Panduan Pelayanan Medik. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen IPD
FKUI, 2006. p. 105-8
7. Mosenifar Z. Chronic Obstructive Pulmonary Disease. Didapat dari :http://emedicine.medscape.com/article/297664-overview#showall