referat baby blues

15
BAB I PENDAHULUAN Kehamilan dan periode setelah melahirkan merupakan transisi besar dalam hidup dengan perubahan dan tantangan pada seorang wanita. Perbedaan antara respons alami terhadap transisi ini dan pengobatan gangguan yang membutuhkan bisa sulit untuk dideteksi, baik untuk ibu baru dan untuk orang-orang di sekelilingnya. Bagi banyak wanita, pada periode ini terjadi peningkatan kerentanan psikologis dan kesusahan, yang terdeteksi di seluruh spektrum baik bagi kesejahteraan wanita itu, ikatan antara ibu dan anak, dan untuk seluruh keluarga. 1 Seorang wanita akan mengalami perubahan hormon dalam tubuhnya, rutinitas sehari-hari dan tidur pola. Tidaklah mengherankan bahwa banyak wanita merasa sedih, kewalahan dan menangis pada periode ini. 2 Literatur umumnya menggambarkan tiga jenis distress: postnatal blues/baby blues, depresi pasca melahirkan, dan psikosis pasca kelahiran. Baby blues (ketidakstabilan mood dan depresi ringan) adalah reaksi yang relatif normal dalam kehidupan yang dapat dianggap sebagai pelepas ketegangan setelah kelahiran. Ketidakstabilan emosional selama hari-hari pertama setelah lahir dialami oleh 50-80% dari semua wanita. Masalah tidur, gangguan konsentrasi, mudah menangis dan nafsu makan berkurang adalah tanda-tanda umum baby blues 1

Upload: pretty-puspitasari

Post on 27-May-2017

263 views

Category:

Documents


33 download

TRANSCRIPT

Page 1: Referat Baby Blues

BAB I

PENDAHULUAN

Kehamilan dan periode setelah melahirkan merupakan transisi besar dalam

hidup dengan perubahan dan tantangan pada seorang wanita. Perbedaan antara

respons alami terhadap transisi ini dan pengobatan gangguan yang membutuhkan

bisa sulit untuk dideteksi, baik untuk ibu baru dan untuk orang-orang di

sekelilingnya. Bagi banyak wanita, pada periode ini terjadi peningkatan

kerentanan psikologis dan kesusahan, yang terdeteksi di seluruh spektrum baik

bagi kesejahteraan wanita itu, ikatan antara ibu dan anak, dan untuk seluruh

keluarga.1

Seorang wanita akan mengalami perubahan hormon dalam tubuhnya,

rutinitas sehari-hari dan tidur pola. Tidaklah mengherankan bahwa banyak wanita

merasa sedih, kewalahan dan menangis pada periode ini.2

Literatur umumnya menggambarkan tiga jenis distress: postnatal blues/baby

blues, depresi pasca melahirkan, dan psikosis pasca kelahiran. Baby blues

(ketidakstabilan mood dan depresi ringan) adalah reaksi yang relatif normal dalam

kehidupan yang dapat dianggap sebagai pelepas ketegangan setelah kelahiran.

Ketidakstabilan emosional selama hari-hari pertama setelah lahir dialami oleh 50-

80% dari semua wanita. Masalah tidur, gangguan konsentrasi, mudah menangis

dan nafsu makan berkurang adalah tanda-tanda umum baby blues setelah

melahirkan. Jika kondisi ini tidak hilang dalam waktu singkat, baby blues

mungkin merupakan tanda munculnya depresi postnatal. Praktisi kesehatan dalam

perawatan primer memainkan peran penting dalam mengenali reaksi baby blues

mungkin parah dan berkepanjangan.1

1

Page 2: Referat Baby Blues

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

1. Definisi

Baby blues/postnatal blues/ maternity blues adalah fenomena ringan dan

sementara ditandai terutama oleh perasaan menangis, lelah, cemas, pelupa, kacau,

overemotional, perubahan suasana hati dan tidak bersemangat yang terjadi selama

hari-hari pertama masa nifas.3,4 Umumnya terjadi antar 7-10 hari pertama setelah

melahirkan.5

2. Epidemiologi

Gangguan suasana hati ini dialami oleh sekitar 50% wanita dalam 3-6 hari

setelah melahirkan.6 prevalensi baby blues telah dilaporkan setinggi 83% dalam

studi dari Tanzania dan 8 % pada wanita di Japan. Angka kejadian yang rendah di

Japan dikaitkan dengan isu perbedaan budaya dan terutama pengaruh budaya

dalam mendukung keluarga selama masa nifas.4

3. Etiologi

Etiologi dari baby blues tidak dipahami dengan baik, banyak penelitian telah

meneliti perubahan biologis yang dramatis terjadi selama persalinan, persalinan,

dan periode postpartum langsung serta faktor-faktor psikososial dan kepribadian.

Umumnya diyakini memiliki dasar biologis karena penurunan mendadak hormon

ovarium setelah melahirkan yaitu estradiol dan progesteron tertentu.5,7 Harris

(1994) juga mengatakan kemurungan (blues) ini dipicu oleh turunnya

progesteron.6

Studi yang dilakukan oleh Condon dan Watson (1987) pada 89 wanita

tentang penyebab dan prediktor baby blues menemukan bahwa prediktor yang

paling umum adalah rasa pesimisme pada akhir kehamilan mengenai persalinan

dan periode segera setelah persalinan.7

Penelitian lain yang dilakukan oleh O 'Hara dkk (1991) pada 182 wanita

kaitan faktor biologi dan faktor psikososial dengan baby blues. Riwayat depresi

sebelumnya dan pada keluarga, penyesuaian sosial yang buruk, peristiwa

2

Page 3: Referat Baby Blues

kehidupan yang penuh stres, depresi pramenstruasi, dan tingkat estriol bebas dan

total yang asosiasi antara blues.7

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Setyowati dan Uke (2006)

menjelaskan bahwa kemungkinan baby blues disebabkan oleh: pengalaman tidak

menyenangkan pada periode kehamilan dan persalinan sebanyak 38,71%, faktor

psikososial (dukungan sosial) sebanyak 19,35% dan kondisi bayi baru lahir

sebanyak 16,13% serta faktor spiritual sebanyak 9,78%.8

Individu yang berisiko mengalami baby blues antara lain:

1. Mempunyai riwayat premenstrual syndrome atau depresi sebelum hamil.

Perempuan dengan riwayat ini mempuyai risiko lebih tinggi untuk

terjadinya baby blues. Bloch (2005) mengidentifikasi faktor risiko yang

menyebabkan gangguan mood ibu postpartum adalah gangguan mood pada

trimester tiga.

2. Stressor psikososial selama kehamilan atau persalinan

3. Keadaan atau kualitas bayi

Kondisi kesehatan bayi akan menjadi tambahan stessor bagi ibu, bayi

menjadi lebih membutuhkan perhatian, perawatan khusus dan lebih banyak

membutuhkn biaya. Hal ini banyak dialami oleh ibu yang melahirkan bayi

dengan berat badan lahir rendah.

4. Melahirkan dibawah usia 20 tahun

Hal ini dikaitkan dengan kesiapan remaja dalam perubahan perannya

sebagai ibu, antara lain kesiapan fisik, mental, finansial dan sosial.

5. Kehamilan yang tidak direncanakan

6. Dukungan sosial (terutama dari suami dan keluarga)

Buruknya hubungan perkawinan dan tidak adekuatnya dukungan sosial akan

mempengaruhi kondisi psikologis ibu.

7. Status sosial ekonomi

Hal ini dikaitkan dengan pemenuhan kebutuhn dan perawatan pada bayi.

4. Gambaran klinis

Kebanyakan wanita akan mengalami perubahan suasana hati dalam minggu-

minggu setelah kelahiran anak. Kondisi ini biasanya ringan dan sementara,

3

Page 4: Referat Baby Blues

perubahan emosi pada hari puncak yaitu hari ke 4 atau ke 5 dan kembali normal

pada hari ke 10 serta tidak disertai oleh keinginan bunuh diri.3,9 Baby blues perlu

dibedakan dengan postpartum depression, dimana pada postpartum depression

gejalanya lebih berat dan sering serta onsetnya lebih dari 2 minggu.10

Beberapa gejala baby blues syndrome:10

1. Dipenuhi oleh perasaan kesedihan dan depresi disertai dengan menangis

tanpa sebab

2. Mudah kesal, mudah tersinggung dan tidak sabar

3. Tidak memiliki atau kurang bertenaga

4. Cemas, merasa bersalah dan tidak berharga

5. Menjadi tidak tertarik dengan bayi atau menjadi terlalu memperhatikan

dan kuatir terhadap bayinya

6. Tidak percaya diri

7. Sulit beristirahat dengan tenang atau tidur lebih lama

8. Peningkatan berat badan yang disertai dengan makan berlebihan

9. Penurunan berat badan yang disertai tidak mau makan

10. Perasaan takut untuk menyakiti diri sendiri atau bayinya

Keadaan ini akan terjadi beberapa hari saja setelah melahirkan dan biasanya

akan berangsur-angsur menghilang dalam beberapa hari dan masih dianggap

sebagai suatu kondisi yang normal terkait dengan adaptasi psikologis postpartum.

Apabila memiliki faktor predisposisi dan pemicu lainnya maka dapat berlanjut

menjadi depresi postpartum.8

Tabel 2.1 perbandingan antara baby blues dengan depresi postpartum10

Karakteristik Baby Blues Syndrome Postpartum Depression

Insidens30-75% dari wanita yang

melahirkan

10-15% dari wanita yang

melahirkan

Onset3 – 5 hari setelah

melahirkan

Dalam waktu 3-6 bulan

setelah melahirkan

Durasi Hari sampai mingguBulan sampai tahun jika

tidak diobati

Stressor terkait Tidak adaAda, terutama kurang

dukungan

4

Page 5: Referat Baby Blues

Pengaruh sosial dan

budaya

Tidak ada; ada dalam

semua budaya dan kelas

sosioekonomi

Ada hubungan yang kuat

Riwayat gangguan

moodTidak ada hubungan Ada hubungan yang kuat

Riwayat gangguan

mood dalam keluargaTidak ada hubungan Ada hubungan

Rasa sedih Ada Ada

Mood labil Ada

Sering pada awalnya

kemudian depresi secara

bertahap

Anhedonia Ada Sering

Gangguan tidur Kadang-kadang Hampir selalu

Keinginan untuk

bunuh diriTidak ada Kadang-kadang

Keinginan untuk

menyakiti bayiJarang Sering

Rasa bersalah,

ketidakmampuan

Tidak ada, jika ada

biasanya ringanSering dan biasanya berat

5. Patofisiologi

Persalinan dilihat dari perspektif fisiologi akan menimbulkan perubahan

sirkulasi hormonal secara dramatis. Perubahan hormonal ini secara biologis akan

mempengaruhi kondisi emosional seorang wanita. Perubahan hormon tersebut

antara lain adanya penurunan kadar hormon estrogen, progesteron dan endorphin

setelah kelahiran plasenta serta tingginya kadar hormon prolaktin dan hormon

glukokortikoid. Penurunan kadar estrogen dan progesteron pada periode lepasnya

plasenta dapat menyebabkan disforia.8

Penelitian yang dilakukan oleh O’Keane (2011) dengan mengukur

konsentrasi darah dari Corticotropin Releasing Hormone (CRH),

Adrenocorticotropic Hormone (ACTH), kortisol, progesteron dan estriol pada 70

wanita sehat selama trimester ketiga kehamilan, dan pada hari-hari 1-6 pasca

5

Page 6: Referat Baby Blues

persalinan. Blues skor meningkat puncaknya pada hari ke 5 dan berhubungan

dengan ACTH dan berhubungan terbalik dengan kadar estriol selama hari pasca

persalinan serta dengan penurunan dari kadar CRH. Hal ini membuktikan bahwa

reaktivasi dari ACTH merupakan etiologi dari Blues.9

Hubungan antara hipersekresi kortisol dan depresi merupakan salahsatu

penelitian terlama dibidang psikologis biologis. Sekitar 50% pasien yang

mengalami depresi memiliki tingkat kortisol yang meningkat. Neuron didalam

nukleus paraventrikular melepaskan CRH yang merangsang pelepasan ACTH dari

hipofisis anterior. ACTH dilepaskan bersama dengan β-endorfin dan β-

lipoprotein, yaitu dua peptida yang disintesis dari protein sintesi asal prekursor

yang sama dengan ACTH. Selanjutnya ACTH merangsang pelepasan kortisol dari

korteks adrenal.10

Sumbu Hipotalamic Pituitary Adrenal (HPA) abnormal sering terjadi pada

depresi. Hal ini dipengaruhi dengan adanya peningkatan dari CRH dan atau

arginine vasopressin (AVP) yang memberikan feed back negative pada

glukokortikoid. Keadaan seperti ini dapat mengubah mood seseorang.9

CRH dihasilkan oleh plasenta selama kehamilan dan merupakan hal utama

dalam plasenta-pituitari-adrenal sirkuit. Kelenjar adrenal menjadi hipertrofi

selama kehamilan dan kadar kortisol secara bertahap menurun setelah lahir.

Sumbu HPA masih relatif hyporesponsive keseluruhan selama periode

postpartum: mungkin sebagai akibat dari hipertrofi adrenal ini dan faktor-faktor

penghambat otak lainnya, seperti oksitosin atau prolaktin.9

CRH dapat meningkatkan aktivitas lokomotor, menurunkan nafsu makan,

menurunkan keinginan untuk tidur, meningkatkan kewaspadaan dan menurunkan

keinginan seksual: perilaku sejalan dengan keadaan emosi yang sangat meningkat

pada masa nifas.9

6

Page 7: Referat Baby Blues

6. Kriteria diagnostik

Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental disorders (DSM) IV,

baby blues dikategorikan dalam Major Depression.

Terdapat gejala berupa kesedihan, disfori, sering menangis dan

ketergantungan untuk “lengket”. Kondisi ini berlangsung beberapa hari,

perubahan emosi pada hari puncak yaitu hari ke 4 atau ke 5 dan kembali normal

pada hari ke 10.3,10

Skrining untuk mendeteksi gangguan mood/depresi sudah merupakan acuan

pelayanan pasca salin yang rutin dilakukan. Untuk skrining ini dapat

dipergunakan beberapa kuesioner dengan alat bantu. Edinburgh Postnatal

Depression Scale (EPDS) merupakan kuesioner dengan validasi yang teruji yang

dapat mengukur intensitas perubahan perasaan depresi selama 7 hari pasca salin.

Pertanyaan-pertanyaan berhubungan dengan labilitas perasaan, kecemasan,

perasaan bersalah serta mencakup hal-hal lain yang terdapat pada postpartum

blues. Kuesiner ini terdiri dari 10 pertanyaan, dimana setiap pertanyaan memiliki

4 pilihan jawaban yang mempunyai nilai skor dan harus dipilih satu sesuai dengan

gradasi perasaan yang dirasakan ibu pasca salin saat itu. Pertanyaan harus dijawab

sendiri oleh ibu dan rata rata dapat diselesaikan dalam waktu 5 menit, nilai

scoring lebih besar 12 memiliki sensitifitas 86% dan nilai prediksi positif 73%

untuk mendiagnosis postpartum blues. EPDS dapat dipergunakan dalam minggu

pertama pasca salin dan bila hasilnya meragukan dapat diulangi pengisiannya 2

minggu kemudian.11

7. Penatalaksanaan

Tidak ada perawatan khusus untuk baby blues jika tidak ada gejala yang

signifikan. Empati dan sukungan keluarga serta staf kesehatan diperlukan. Jika

gejala tetap ada lebih 2 minggu diperlukan bantuan profesional.12

Konsultasi kejiwaan umumnya tidak diperlukan. Namun, pasien harus

diinstruksikan untuk menghubungi dokter kandungan atau primary care

providernya jika gejala menetap lebih dari dua minggu untuk menidentifikasi dini

gangguan afektif yang lebih parah. Wanita dengan riwayat penyakit jiwa,

7

Page 8: Referat Baby Blues

terutama depresi postpartum harus dipantau lebih dekat karena mereka berisiko

lebih tinggi untuk terkena penyakit nifas yang signifikan.11

BAB III

KESIMPULAN

8

Page 9: Referat Baby Blues

Baby blues/postnatal blues/ maternity blues adalah fenomena ringan dan

sementara ditandai terutama oleh perasaan menangis, lelah, cemas, pelupa, kacau,

overemotional, perubahan suasana hati dan tidak bersemangat yang terjadi selama

hari-hari pertama masa nifas.

Baby blues perlu dibedakan dengan postpartum depression, dimana pada

postpartum depression gejalanya lebih berat dan sering serta onsetnya lebih dari 2

minggu.

Etiologi dari baby blues tidak dipahami dengan baik, banyak penelitian telah

meneliti perubahan biologis yang dramatis terjadi selama persalinan, persalinan,

dan periode postpartum langsung serta faktor-faktor psikososial dan kepribadian.

Tidak ada perawatan khusus untuk baby blues jika tidak ada gejala yang

signifikan. Empati dan sukungan keluarga serta staf kesehatan diperlukan. Jika

gejala tetap ada lebih 2 minggu diperlukan bantuan profesional.

9

Page 10: Referat Baby Blues

DAFTAR PUSTAKA

1. Glavin, Kari. 2011. Screening and prevention of postnatal depression dalam perinatal depression oleh maria graciela.. Rijeka: Croatia. Intech.

2. Highet, Nicole dan Carol Purtell. 2011. Beyond the baby blues: Latest developments in perinatal mental health for maternal child and family health nurses working with women and their families in the perinatal period. Australian Journal of Child and Family Health Nursing. 8 (3). p 10-2.

3. DelRosario, Genevieve A., Postpartum depression: Symptoms, diagnosis, and treatment approaches. JAAPA • FEBRUARY 2013 • 26(2) . p 50-4.

4. Gonidaki, Fragiskos.2011. Postpartum Depression and Maternity Blues in Immigrants. dalam perinatal depression oleh maria graciela. Rijeka: Croatia. Intech.

5. Buttner, Melissa M., Michael W. O'Hara and David Watson. 2012. The Structure of Women's Mood in the Early Postpartum. Assessment 2012 19: 247.

6. Cunningham, F Gary., et al, 2006, Obstetri Williams, Edisi 21, EGC, Jakarta.

7. Lewis, Freda. 2002. Psychiatric ilness in women: emerging treatments and research. Washington DC. American Psychiatrix Publishing.

8. Machmudah. 2010. Pengaruh persalinan dengan komplikasi terhadap kemungkinan terjadinya postpartum blues di Kota Semarang. Tesis. Universitas Indonesia. Jakarta.

9. V. O’Keane. 2011. Changes in the Maternal Hypothalamic-Pituitary-Adrenal Axis During the Early Puerperium may be Related to the Postpartum ‘Blues’. Journal of Neuroendocrinology 23, 1149–1155.

10. Sadock BJ, Sadock VA. 2010. Kaplan & Sadock’s Buku Ajar Psikiatri Klinis. Edisi 2. Jakarta. EGC.

11. Cox, J.L., Holden, J.M., and Sagovsky, R. 1987. Detection of postnatal depression: Development of the 10-item Edinburgh Postnatal

10

Page 11: Referat Baby Blues

Depression Scale. [Online].. http://www.fremantlemedicarelocal.com.au/wp-content/uploads/2012/05/Postnatal-Depression-Scale-guide-for-health-professionals.pdf. [diakses pada tangga 08 Februari 2014].

12. Bahiyatun. 2009. Buku ajar asuhan kebidanan nifas normal. Jakata . EGC.

11