referat atelektasis

12
ATELEKTASIS Definisi Atelektasis merupakan suatu keadaan pada paru atau sebagian paru yang mengalami hambatan pengembangan secara sempurna sehingga aerasi paru berkurang atau sama sekali tidak berisi udara. Biasanya atelektasi disebabakan oleh akibat suatu kelaianan paru, seperti obstruktif bronkus, perubahan tekanan ekstrapulmoner, paralisis atau paresis gerak pernafasan, hambatan gerak nafas akibat kelainan pleura ataupun trauma toraks. Gambaran radiologi khas pada atelektasis adalah pengurangan volume bagian paru baik lobaris, segmental, atau seluruh paru. Akibat kurangnya aerasi akan memberi gambaran densitas tinggi dengan penarikan atelektasis ke arah atelektasi, sedangkan diafragma tertarik keatas dan sela iga menyempit. Adanya atelektasis pada salah satu bagian paru menyebabkan herniasi hemitoraks pada bagian yang mengalami atelektasis. Macam-macam Atelektasis 1. Berdasarkan faktor yang menimbulkan a. Atelektasis Neonatorum Banyak terjadi pada bayi prematur, di mana pusat pernapasan dalam otak tidak matur dan gerakan pernapasan masih terbatas.Faktor pencetus termasuk komplikasi persalinan yang menyebabkan hipoksia intrauter. Pada autopsy, paru tampak kolaps, berwarna merah kebiruan, non crepitant, lembek dan alastis.Yang khas paru ini tidak mampu mengembang di dalam air.Secara histologis, alveoli mempunyai paru bayi, dengan ruang alveoli kecil yang seragam, dilapisi dindingin septa yang

Upload: ogiesilaen

Post on 07-May-2017

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Referat ATELEKTASIS

ATELEKTASIS

Definisi

Atelektasis merupakan suatu keadaan pada paru atau sebagian paru yang mengalami hambatan pengembangan secara sempurna sehingga aerasi paru berkurang atau sama sekali tidak berisi udara. Biasanya atelektasi disebabakan oleh akibat suatu kelaianan paru, seperti obstruktif bronkus, perubahan tekanan ekstrapulmoner, paralisis atau paresis gerak pernafasan, hambatan gerak nafas akibat kelainan pleura ataupun trauma toraks. Gambaran radiologi khas pada atelektasis adalah pengurangan volume bagian paru baik lobaris, segmental, atau seluruh paru. Akibat kurangnya aerasi akan memberi gambaran densitas tinggi dengan penarikan atelektasis ke arah atelektasi, sedangkan diafragma tertarik keatas dan sela iga menyempit. Adanya atelektasis pada salah satu bagian paru menyebabkan herniasi hemitoraks pada bagian yang mengalami atelektasis.

Macam-macam Atelektasis

1. Berdasarkan faktor yang menimbulkan

a. Atelektasis NeonatorumBanyak terjadi pada bayi prematur, di mana pusat pernapasan dalam otak tidak matur dan gerakan pernapasan masih terbatas.Faktor pencetus termasuk komplikasi persalinan yang menyebabkan hipoksia intrauter.Pada autopsy, paru tampak kolaps, berwarna merah kebiruan, non crepitant, lembek dan alastis.Yang khas paru ini tidak mampu mengembang di dalam air.Secara histologis, alveoli mempunyai paru bayi, dengan ruang alveoli kecil yang seragam, dilapisi dindingin septa yang tebal yang tampak kisut.Epitel kubis yang prominem melaposi rongga alveoli dan sering terdapat edapan protein granular bercampur dengan debris amnion dan rongga udara.Atelektasi neonatorum pada sistem, gawat napas, telah di bahas disebelumnya.

b. Atelektasis Acquired atau DidapatAtelektasis pada dewasa, termasuk gangguan intratoraks yang menyebabkan kolaps dari ruang udara, yang sebelumnya telah berkembang.Jadi terbagi atas atelektasis absorpsi, kompresi, kontraksi dan bercak.Istilah ini banya menyangkut mechanisme dasar yang menyebabkan paru kolaps atau pada distribusi dari perubahan tersebut.

Page 2: Referat ATELEKTASIS

b.1 Altelektasis absorpsi Terjadi jika saluran pernapasan sama sekali tersumbat sehingga udara tidak dapat memasuki bagian distal parenkim. Udara yang telah tersedia secara lambat laun memasuki aliran darah, disertai dengan kolapsnya alveoli. Tergantung dari tingkat obstruksi saluran udara, seluruh paru, merupakan lobus yang lengkap, atau bercak segmen dapat terlibat. Penyebab tersering dari kolaps absorbsi adalah abstruksi bronchus oleh suatu sumbatan mucus. Hal ini sering terjadi pasca operasi. Asma bronchial, bronkiektasis dan bronchitis akut serta kronis, dapat pula menyebabkan obstruksi akut serta kronis. Dapat pula menyebabkan obstruksi akut serta kronis, dapat pula menyebabkan obstruksi karena sumbatan bahan mukopurulen. Kadang-kadang obstruksi disebabkan oleh aspirasi benda asing atau bekuan darah, terutama pada anak atau selama operasi rongga mulut atau anestesi. Saluran udara dapat juga ter sumbat oleh tumor, terutama karsinoma bronkogenik dengan pembesaran kelenjar getah bening (seperti pada tuberculosis, contohnya) dan oleh aneurisma pembuluh darah.

b.2 Atelektasis kompresi Paling sering dihubungkan dengan penimbunan cairan darah atau udara dalam kavum pleura, yang secara mekanis menyebabkan kolaps paru di sebelahnya. Ini adalah kejadian yang sering pada efusi pleura dari penyebab apa pun, namun mungkin yang paling sering dihubungkan dengan hidrotoraks pada payah jantung kongesti. Pneumotoraks dapat juga menyebabkan atelektasis kompresi pada penderita dengan tirah baring dan penderita denan asites, atelaktasis basal menyebabkan posisi diafragma yang lebih tinggi.

b.3 Atelektasis kontraksi Terjadi bila perubahan fibrosis pada paru dan pleura yang menghambat ekspensi dan meningkatkan daya pegas pada ekspirasi.

b.4 Atelektasis bercak Bearti adanya daeah kecil-kecil dari kolaps paru, sepeti terjadi pada obstruksi bronkioli yang multiple karena sekresi atau eksudat pada kedua sindrom gawat napas orang dewasa dan bayi.  Pada sebagian kecil kasus, atelektasis terjadi karena patogenesis tertentu yang menyertai jelas pada dinding dada.

Atelektasis didapat (acquired) dapat akut atau kronis. Biasanya timbul karena sumbatan mucus yang relatif akut, yang menjadi manifest karena mendadak timbul sesak napas. Memang peristiwa sesak napas akut dalam 48 jam setelah satu prosedur pembedahan, hampir selalu didiagnosis sebagai atelektasis. Yang penting adalah atelektasis dapat didiagnosis dini dan terjadi reekspensi yang tepat dari paru yang terkena, karena perenkim yang kolaps amit peka terhadap infeksi yang

Page 3: Referat ATELEKTASIS

menunggagi.Atelektasis persisten segmen paru mungkin merupakan bagian penting untuk terjadinya karsinoma bronkogenik yang diam-diam.

2. Berdasrakan luasnya atelektasis

a. Massive atelectase, mengenai satu parub. Satu lobus, percabangan main bronchusGambaran khas yaitu inverted S sign  →  tumor ganas bronkus dengan atelectase lobus superior paru.1) Satu segmen  → segmental atelectase2) Platelike atelectase, berbentuk garisMisal : Fleischner line  →  oleh tumor paruBisa juga terjadi pada basal paru  →  post operatif

3. Berdasarkan lokasi atelektasis

a. Atelektasis lobaris bawah: bila terjadi dilobaris bawah paru kiri, maka akan tersembunyi dibelakang bayangan jantung dan pada foto thorak PA hamya memperlihatkan diafragma letak tinggi.

b. Atelektasis lobaris tengah kanan (right middle lobe). Sering disebabkan peradangan atau penekanan bronkus oleh kelenjar getah bening yang membesar.

c. Atelektasis lobaris atas (upper lobe): memberikan bayangan densitas tinggi dengan tanda penarikan fissure interlobaris ke atas dan trakea ke arah atelektasis.

d. Atelektasis segmental: kadang-kadang sulit dikenal pada foto thoraj PA, maka perlu pemotretan dengan posisi lain seperti lateral, miring (obligue), yang memperlihatkan bagian uang terselubung dengan penarikan fissure interlobularis.

e. Atelektasis lobularis (plate like/atelektasis local). Bila penyumbatan terjadi pada bronkus kecil untuk sebagian segmen paru, maka akan terjadi bayangan horizontal tipis, biasanya dilapangan paru bawah yang sering sulit dibedakan dengan proses fibrosis. Karena hanya sebagian kecil paru terkena, maka biasanya tidak ada keluhan.

f. Atelektasis pada lobus atas paru kanan. Kolaps pada bagian ini meliputi bagian anterior, superior dan medial. Pada foto thorak PA tergambarkan dengan fisura minor bagian superior dan mendial yang mengalami pergeseran. Pada foto lateral, fisura mayor bergerak ke depan, sedangkan fisura minor dapat juga mengalamai pergeseran ke arah superior.

Page 4: Referat ATELEKTASIS

Etiologi

Etiologi terbanyak dari atelektasis adalah terbagi dua yaitu intrinsik dan ekstrinsik :

1. Etiologi intrinsik atelektasis adalah sebagai berikut :

         Bronkus yang tersumbat, penyumbatan bias berasal di dalam bronkus seperti tumor bronkus, benda asing, cairan sekresi yang massif. Dan penyumbatan bronkus akibat panekanan dari luar bronkus seperti tumor sekitar bronkus, kelenjar yang membesar.         Peradangan intraluminar airway menyebabkan penumpukan sekret yang berupa mukus.         Tekanan ekstra pulmonary, biasanya diakibatkan oleh pneumothorah, cairanpleura, peninggian diafragma, herniasi alat perut ke dalam rongga thorak, tumor thorak seperti tumor mediastinum.         Paralisis atau paresis gerakan pernapasan, akan menyebabkan perkembangan paru yang tidak sempurna, misalkan pada kasus poliomyelitis dan kelainan neurologis lainnya. Gerak napas yang terganggu akan mempengaruhi lelancaran pengeluaran sekret bronkus dan ini akan menyebabkan penyumbatan bronkus yang berakhir dengan memperberat keadaan atelektasis.         Hambatan gerak pernapasan oleh kelainan pleura atau trauma thorak yang menahan rasa sakit, keadaan ini juga akan menghambat pengeluaran sekret bronkus yang dapat memperberat terjadinya atelektasis

2. Etiologi ekstrinsik atelektasis :

         Pneumothoraks         Tumor         Pembesaran kelenjar getah bening.         Pembiusan (anestesia)/pembedahan         Tirah baring jangka panjang tanpa perubahan posisi         Pernafasan dangkal         Penyakit paru-paru(Rasad, 2009)

Page 5: Referat ATELEKTASIS

Manifestasi klinis

Atelektasi dapat terjadi secara perlahan dan hanya menyebabkan sesak nafas yang ringan. Penderita sindroma lobus medialis mungkin tidak mengalami gejala sama sekali, walaupun banyak yang menderita batuk-batuk pendek.

Jika disertai infeksi, bisa terjadi demam dan peningkatan denyut jantung, kadang-kadang sampai syok. Gejala klinis sangat bervariasi, tergantung pada sebab luasnya atelektasis. Pada umumnya atelektasis yang terjadi pada pentakit tuberculosis, limfoma, neoplasma, asma dan penyakit yang disebabkan infeksi misalnya bronchitis, bronkopneumonia, dan lain-lain jarang menimbulkan gejala klinis yang jelas, kecuali jika ada obstruksi pada bronkus utama. Jika daerah atelektasis itu luas dan cepat terjadi akan terjadi dipsneu dengan pola pernapasan yang cepat dan dangkal, takikardi, dan sering sianosis, temperatur tinggi , dan jika berlanjut akan menyebabkan penurunan kesadaran atau syok. Pada perkusi redup dan mungkin pula normal bila terjadi emfisema kompensasi . Pada atelektasis yang luas, atelektasis yang melibatkan lebih dari satu lobus bising nafas akan melemah atau sama sekali tidak terdengar, biasanya didapatkan adanya perbedaan gerak dinding thorak, gerak sela iga dan diafragma. Pada perkusi mungkin bats jantung dan mediastinum akan bergeser, letak diafragma mungkin meninggi (Harrison, 2009).

Pemeriksaan Diagnostik

Diagnosis biasanya ditegakkan berdasarkan klinis dan gambaran radiologis yang jelas dari berkurangnya ukuran paru-paru. Digambarkan dengan adanya penarikan tulang iga, peninggian diafragma, penyimpangan dari trakea, jantung dan mediastinum dan sela lobus kehilangan udara, di celah interlobus menjadi bergeser atau tidak pada tempatnya, dan densitas pada lobus menjadi lebih opak, seperti pada bronkus, pembuluh darah kelenjar limfe menjadi tidak beraturan. Dan pemeriksaan khusus misalnya dengan bronkoskopi dan bronkografi, dapat degan tepat menetukan cabang bronkus yang tersumbat

Sebagai dasar gambaran radiologik pada atelektasis adalah pengurangan volume bagian paru baik lobaris, segmental, atau seluruh paru, dengan akibat kurangnya aerasi sehingga memberi bayangan lebih suram (densitas tinggi) dengan penarikan mediastinum ke arah atelektasis, sedangkan diafragma tertarik ke atas dengan sela iga menyempit.

Dengan adanya atelektasis, maka bagian paru sekitarnya mengalami suatu emfisema kompensasi yang kadang-kadang begitu hebatnya sehingga terjadi herniasi hemitoraks yang sehat ke arah hemitoraks yang atelektasis.

Page 6: Referat ATELEKTASIS

Penatalaksanaan

Tujuan pengobatan adalah mengeluarkan dahak dari paru-paru dan kembali mengembangkan jaringan paru yang terkena.

Tindakan yang biasa dilakukan :1. Berbaring pada sisi paru-paru yang sehat sehingga paru-paru yang terkena kembali bisa

mengembang2. Menghilangkan penyumbatan, baik melalui bronkoskopi maupun prosedur lainnya3. Latihan menarik nafas dalam ( spirometri insentif )4. Perkusi (menepuk-nepuk) dada untuk mengencerkan dahak5. Postural drainase6. Antibiotik diberikan untuk semua infeksi7. Pengobatan tumor atau keadaan lainnya8. Pada kasus tertentu, jika infeksinya bersifat menetap atau berulang, menyulitkan atau

menyebabkan perdarahan, maka biasanya bagian paru-paru yang terkena mungkin perlu diangkat

Setelah penyumbatan dihilangkan, secara bertahap biasanya paru-paru yang mengempis akan kembali mengembang, dengan atau tanpa pembentukan jaringan parut ataupun kerusakan lainnya (Mayo, 2010).

Pencegahan

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya atelektasis :a. Setelah menjalani pembedahan, penderita harus didorong untuk bernafas dalam, batuk

teratur dan kembali melakukan aktivitas secepat mungkin.b.  Meskipun perokok memiliki resiko lebih besar, tetapi resiko ini bisa diturunkan

dengan berhenti merokok dalam 6-8 minggu sebelum pembedahan.c. Seseorang dengan kelainan dada atau keadaan neurologis yang menyebabkan

pernafasan dangkal dalam jangka lama, mungkin akan lebih baik bila menggunakan alat bantu mekanis untuk membantu pernafasannya. Mesin ini akan menghasilkan tekanan terus-menerus ke paru-paru, sehingga meskipun pada akhir dari suatu pernafasan, saluran pernafasan tidak dapat menciut.

Komplikasi

Atelektasis yang berkepanjangan dapat menyebabkan penggantian jaringan paru yang terserang dengan jaringan fibrosis dan juga atelektasis dapat menyebabkan pirau (jalan penglihatan intrapulmonal (perfusi ventilasi) dan bisa meluas, dapat menyebabkan hipoksemia.

Page 7: Referat ATELEKTASIS

Gambar 1. Atelektasis lobus atas paru kanan, dengan perubahan densitas paru kanan (aerasi berkurang), Hilus kanan tertarik ke atas dan pergeseran fisura transverse.

Gambar 2. Atelektasis lobaris bawah

Page 8: Referat ATELEKTASIS

Gambar 3. Atelektasis lobaris tengah kanan

Gambar 4. Atelektasis lobaris atas

Page 9: Referat ATELEKTASIS

DAFTAR PUSTAKA

Djojodibroto, Darmanto., 2009. Respirologi (Respiratory Medicine). Jakarta :Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Harrison., 2008. Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Yogyakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC Lukas., 2010. Atelektasis. Kesehatan Milik Semua : Pusat Informasi Penyakit dan Kesehatan . Penyakit Paru dan Saluran Pernafasan.www.infopenyakit.com

Mayo., 2010. Dasar-dasar Atelektasis. Mayo Foundation untuk Pendidikan dan Penelitian Medis.www.mayo.com

Price A. Sylvia & Lorraine M. Wilson. 2006. Patofisologi edisi 6,vol.2. Penerbit buku kedokteran.EGC.Jakarta.

Rasad Sjahriar., 2009. Radiologi Diagnostik . Jakarta: balai penerbit FKUI