refarat 2 tiroid
DESCRIPTION
tiroidTRANSCRIPT
ANATOMI KELENJAR TIROID
Kelenjar tiroid adalah kelenjar kecil yang berbentuk seperti kupu-kupu,
terletak pada bagian depan leher tepat dibawah kedua sisi laring dan terletak di
sebelah anterior trakea. Kelenjar ini mensekresi dua hormon tiroid yaitu tiroksin
atau T4 dan triilodotironin atau T3, dan hormon-hormon itu khusus dibuat di
dalam kelenjar tiroid. produksi T3 dan T4 merupakan proses yang kompleks dan
dapat dikatakan unik untuk kelenjar tiroid.7 Iodium merupakan unsur utama yang
diperlukan untuk membuat hormon tiroid. iodium adalah zat gizi mikro yang
diperoleh tubuh kita dari makanan termasuk garam beriodium. jadi iodium
merupakan unsur penting di dalam nutrisi.1
Tiroid adalah sebuah kelenjar kecil yang lunak terletak di bawah kulitdan
otot-otot di bagian depan leher, warnanya merah kecoklatan, denganmembagi dua
kiri dan kanan (disebut lobus) yang terlihat seperti sayap seekorkupu-kupu ini
ringan dan biasanya berat kurang dari satu ons.2
HISTOLOGI KELENJAR TYROID
Sel padA kebanyakan organ endokrin menimbun produk sekresinya di
dalam sitoplasmanya. Kelenjar tiroid adalah organ endokrin unik karena sel-
selnya tersusun membentuk struktur bulat yang disebut folikel, bukan berupa
kelompok atau deretan seperti biasanya. Sel-sel yang mengelilingi folikel, yaitu
sel folikel, menyekresi dan menimbun produknya di luar sel, di dalam lumen
folikel sebagai substansi mirip gelatin yang disebut koloid. Koloid terdiri atas
tiroglobulin, yaitu suatu glikoprotein yang mengandung sejumlah asam amino
teriodinasi. Hormon kelenjar tiroid disimpan di dalam folikel sebagai koloid
terikat pada tiroglobulin. Oleh karena itu, folikel adalah satuan struktural dan
fungsional kelenjar tiroid. Selain sel folikel, sel-sel parafolikel yang lebih besar
juga terdapat di kelenjar tiroid. Sel-sel ini terdapat di dalam epitel folikel atau
dicelah anatar folikel. Adanya banyak pembuluh darah di sekitar folikel
memudahkan pencurahan hormon ke dalam aliran darah.2
FISIOLOGI KELENJAR TIROID
Fungsinya sangat penting dalam kehidupan manusia yaitu
mengontrolmetabolisme tubuh. Metabolisme tubuh itu sendiri merupakan suatu
proseskimia maupun fisika yang terjadi dalam sel yang bertujuan
untuk menghasilkan energi, selama kita hidup proses metabolisme ini
terusberlangsung dan tiroid itulah yang mengatur proses tersebut secara normal
tidak terlalu cepat maupun lambat.3
METABOLISME HORMON TIROID
Bahan dasar untuk sintesis hormon tiroid adalah tirosin dan iodium, yang
keduanya harus diserap dari darah oleh sel-sel folikel. Tirosin, suatu asam amino,
disintesis dalam jumlah memadai oleh tubuh, sehingga bukan merupakan
kebutuhan esensial dalam mekanan. Dipihak lain, iodium diperlukan untuk
sintesis hormon tiroid, harus diperoleh dari makanan. Pembentukan, penyimpanan
dan sekresi hormon tiroid terdiri dari langkah-langkah berikut :2
1. Semua langkah sintesis hormon tiroid berlangsung di molekul tiroglobulin
di dalam koloid. Tiroglobulin itu sendiri dihasilkan oleh kompleks
Golgi/retikulum endoplasma sel folikel tiroid. Tirosin menyatu ke dalam
molekul tiroglobulin sewaktu molekul besar ini diproduksi. Setelah
diproduksi, tiroglobulin yang mengandung tirosin dikeluarkan dari sel
folikel ke dalam koloid melalui eksositosis (langkah 1)
2. Tiroid menangkap iodium dari darah dan memindahkannya ke dalam
koloid melalui suatu pompa iodium yang sangat aktif atau iodine-trapping
mechanism, suatu protein pembawa yang sangat kuat dan memerlukan
energi yang terletak di membran luar sel folikel (langkah 2). Hampir
semua iodium di tubuh dipindahkan melawan gradien konsentrasinya ke
kelenjar tiroid untuk mensisntesis hormon tiroid. Selain untuk sintesis
hormon tiroid, iodium tidak memiliki manfaat lain di tubuh.
3. Di dalam koloid, iodium dengan cepat melekat ke sebuah tirosin di dalam
molekul tiroglobulin. Perlekatan sebuah iodium ke tirosin menghasilkan
monoiodotirosin (MIT) (langkah 3a). Perlekatan dua iodium ke tirosin
menghasilkan diiodotirosin (DIT) (langkah 3b).
4. Kemudian, terjadi proses penggaabungan antara molekul-molekul tirosin
beriodium untuk membentuk hormon tiroid. Penggabungan dua DIT
(masing-masing mengandung dua atom iodiumir) menghasilkan
tetraiodotironin (T4 atau tiroksin), yaitu bentuk hormon tiroid dengan
empat iodium (langkah 4a). Penggabungan satu MIT (dengan satu iodium)
dan sati DIT (dengan dua iodium) menghasilkan triiodotironin atau T3
(dengan tiga iodium) (langkah 4b). Penggabungan tidak terjadi antara dua
molekul MIT.
KELAINAN KELENJAR TIROID.
A. HIPERTIROID
DEFINISI
Hipertiroid adalah meningkatnya kadar T4 dan T3 dalam sirkulasi yang terjadi
akibat kelenjar tiroid terlalu aktif atau pengeluaran hormon-hormon tiroid
secara berlebihan. Penyakit ini lebih sering terjdi pada wanita dibandingkan
pria.
ETIOLOGI
Beberapa penyebab terjadinya hipertiroid adalah :2
1. Penyakit Grave
Pada penyakit grave sistem imun membuat antibodi yang disebut thyroid
stimulating immunoglobulin (TSI), dimana memiliki struktur yang hampir
sama dengan TSH dan menyebabkan peningkatan hormon tiroid yang
lebih banyak dalam tubuh.
2. Nodul Tiroid
Nodul tiroid yang dikenal juga sebagai adenoma adalah benjolan yang
terdapat pada tiroid. Nodul tiroid umumnya bukan suatu keganasan. 3 -7%
populasi memiliki resiko terjadinya nodul tiroid. Nodul dapat menjadi
hipereaktif dan menghasilkan banyak hormon tiroid. Suatu nodul yang
hiperaktif disebut adenoma toksik dan apabila melibatkan banyak nodul
yang mengalami hiperaktif disebut sebagai goiter multinodular toksik.
Meskipun jarang ditemukan pada orang dewasa goiter multinodular toksik
dapat memproduksi lebih banyak hormon tiroid.
3. Tiroiditis
Beberapa jenis tiroiditis dapat menyebabkan hipertiroidisme. Tiroiditis
tidak menyebabkan tiroid untuk menghasilkan hormon berlebihan.
Sebaliknya, hal itu menyebabkan hormon tiroid yang disimpan, bocor
keluar dari kelenjar yang meradang dan meningkatkan kadar hormon
dalam darah.
a. Tiroiditis subakut
Kondisi ini berkembang akibat adanya inflamasi pada kelenjar tiroid
yang dapat diakibatkan dari infeksi virus atau bakteri.
b. Tiroiditis postpartum
Tiroiditis post partum diyakini kondisi autoimun dan menyebabkan
hipertiroidisme yang biasanya berlangsung selama 1 sampai2 bulan.
Kondisi ini akan terulang kembali dengan kehamilan berikutnya.
c. Tiroiditis “silent”
Jenis tiroiditis disebut "silent" karena tidak menimbulkan rasa sakit,
seperti tiroiditis post partum, meskipun tiroid dapat membesar. Seperti
tiroiditis post partum, tiroiditis “silent” mungkin suatukondisi
autoimun.
4. Penggunaan Yodium
Kelenjar tiroid menggunakan yodium untuk membuat hormon tiroid,
sehingga jumlah yodium yang dikonsumsi berpengaruh pada jumlah
hormon tiroid yang dihasilkan. Pada beberapa orang, mengkonsumsi
sejumlah besar yodium dapat menyebabkan tiroid untuk membuat hormon
tiroid berlebihan. Kadang-kadang jumlah yodiumyang berlebihan
terkandung dalam obat - seperti amiodarone, yang digunakan untuk
mengobati masalah jantung. Beberapa obat batuk juga mengandung
banyak yodium.
5. Medikasi berlebihan dengan hormon tiroid
Beberapa orang yang menderita hipotiroid akan mengkonsumsi hormon
tiroid lebih banyak, yang terkadang akan menyebabkan kelebihan hormon
tiroid dalam tubuh. Selain itu, beberapa obat juga dapat meningkatkan
sekresi hormon tiroid. Oleh sebab itu, penggunaan obat-obat haruslah
dengan konsultasi pada tenaga kesehatan.
GEJALA KLINIS4
Gejala Serta Tanda Hipertiroidisme Umumnya dan pada Penyakit Graves
Sistem Gejala dan Tanda
Umum Tak tahan hawa panas, hiperkinesis, capek, BB turun, tumbuh cepat, toleransi obat, youth fullness
Gastrointestinal Hiferdefekasi, lapar, makan banyak, haus, muntah, disfagia, splenomegali
Muskular Rasa lemah
Genitourinaria Oligomenorea, amenorea, libido turun, infertil, ginekomastia
Kulit Rambut rontok, berkeringat, kulit basah, silky hair dan onikolisis
Psikis dan saraf Labil. Iritabel, tremor, psikosis, nervositas, paralisis periodik dispneu
Jantung hipertensi, aritmia, palpitasi, gagal jantung
Darah dan limfatik Limfositosis, anemia, splenomegali, leher membesar
Skelet Osteoporosis, epifisis cepat menutup dan nyeri tulang
DIAGNOSIS
Diagnosis suatu penyakit hampir pasti diawali oleh kecurigaan klinis.
Untuk ini telah dikenal indeks klinis Wayne dan New Castle yang didasarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik teliti. Kemudian diteruskan dengen
pemeriksaan penunjang untuk konfirmasi diagnosis anatomis, status tiroid
dan etiologi.2
PEMERIKSAAN PENUNJANG2
- Laboratorium : TSHs, T4 atau fT4, T3 atau fT3, TSH Rab, kadar leukosit
(bila timbul infeksi pada awal pemakaian obat antitiroid)
- Sidik Tiroid/thyroid scan : terutama membedakan penyakit Plummer dari
penyakit Graves dengan komponen nodosa
- EKG
- Foto torak
Kelainan laboratorium pada keadaan hipertiroidisme dapat dilihat pada skema
dibawah ini :
B. HIPOTIROID
Definisi
Hipotiroid adalah suatu kondisi yang dikarakteristikan oleh
produksi hormon tiroid yang abnormal rendahnya atau suatu penyakit yang
disebabkan oleh gangguan pada salah satu tingkat dari aksis hipotalamus-
hipofisis-tiroid dan organ, dengan akibat terjadinya defisiensi hormon
tiroid, serta gangguan respon jaringan terhadap hormon tiroid.4
Hipotiroid bawaan atau kongenital merupakan penyakit pada bayi
sejak lahir yang disebabkan kekurangan hormon tiroid yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan anak-anak.
Kekurangan hormon tiroid pada bayi jika tidak cepat didiagnosi dan
diobati dapat menyebabkan keterbelakangan mental dan kretinisme
(terhambatnya pertumbuhan fisik dan mental).5
Epidemiologi
Sejak pembentukan program berskala nasional skrining neonatus
untuk hipotiroidisme kongenital, berjuta-juta neonatus telah di skrining.
Prevalensi hipotiroidisme Kongenital telah ditemukan adalah 1 dalam
4.000 bayi diseluruh dunia, lebih rendah dari Negro Amerika ( 1 dalam
20.000 ) dan lebih tinggi pada keturunan Spanyol (hispanik) dan Amerika
asli (1 dalam 2.000). Defek perkembangan (disgenesis tiroid) merupakan
90% dari bayi yang terdeteksi hipotiroidisme. Pada sekitar sepertiga
bahkan sken radionulkid sensitif tidak dapat menemukan sisa jaringan
tiroid (aplasia). Pada duapertiga bayi yang lain, jaringan tiroid tidak
sempurna ditemukan pada lokasi ektopik, dari dasar lidah (tiroid lidah)
sampai posisi normal dileher. Kadar T4 serum yang ini dan secara
bersamaan kadar hormon perangsang tiroid (TSH) meningkat,
memungkinkan skrining dan mendeteksi kebanyakan neonatus hipotiroid.1
Sedikit yang diketahui mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
migrasi normal dan perkembangan kelenjar tiroid. Disgenesis tiroid terjadi
secara sporadis, tetapi kasus keluarga kadang-kadang di laporkan. Wanita
yang terkena dua kali lebih sering dari pada laki-laki. penemuan disgenesis
tiroid yang sering terbatas hanya pada salah satu pasang kembar
monozigot menyarankan bekerjanya faktor yang merugikan selama
kehidupan intrauterin. 1
Etiologi
1. Hipotiroid Kongenital
Selama bertahun-tahun, telah di usulkan bahwa antibodi antitiroid
ibu dapat merupakan faktor tersebut terutama karena antibodi pada
penderita dengan penyakit tiroid autoimun terutama termaksuk pada kelas
IgG dan dapat melintasi plasenta. Meskipun antibodi antimikrosom tiroid
telah di deteksi pada beberapa pasangan ibu- bayi, dan sedikit bukti
patogenesitasnya. Peragaan penyekat pertumbuhan tiroid dan antibodi
sitotoksik pada beberapa bayi dengan disgenesis tiroid dan pada ibunya
menunjukkan mekanisme patogenetik yang lebih mungkin. Telah di yakini
bahwa anti bodi pengikat TSH ibu sebagai penyebab hipotiroidisme
kongenital sementara dan penyakit Graves neonatus. Jaringan tiroid
ektopik (lidah, bawah lidah, subhiod) dapat memberikan jumlah hormon
tiroid yang cukup selama bertahun-tahun atau dapat gagal pada masa anak.
Anak yang terkena datang ke poliklinik karena tumbuh massa pada dasar
lidah atau pada linea mediana leher, biasanya pada setinggi hyoid.
Kadang-kadang ektopia disertai dengan kista dengan kista duktus
tiroglossus. Ektopia ini dapat terjadi pada saudara-saudara kandung.
Pengambilan secara bedah jaringan tiroid ektopik dari individu eutiroid
biasanya mengakibatkan hipotiroidisme, karena kebanyakan penderita
demikian tidak memiliki jaringan tiroid lain. Program skrining bayi baru
dapat mendeteksi penderita ini dan memperjelas diagnosis yang terlambat.1
Ada beberapa penyebab penyakit hipotiroid kongenital. Tergantung
dari penyebabnya hipotiroid kongenital dapat bersifat permanen (pada
sebagian besar kasus, > 90%), dapat pula bersifat sementara atau transient
(pada sebagian kecil kasus, <20%).
Penyebab Hipotiroid bawaan permanen:
1. Disgenesis tiroid (80-85%): Perkembangan tiroid yang terganggu (33%)
dan pertumbuhan kelenjar tiroid pada tempat salah (66%)
2. Gangguan pada proses pembuatan hormon tiroid, walaupun pembentukan
kelenjar tiroid normal (10%)
3. Gangguan pada otak yang mengatur produksi hormon tiroid (<5%)4
Penyebab Hipotiroid bawaan sementara:
1. Ibu menggunakan obat-obatan yang menekan produksi hormon tiroid
(khususnya ibu yang menderita hipertiroid) pada saat hamil.
2. Ibu memproduksi antibodi tiroid selama hamil yang memblokir produksi
hormon tiroid pada janin.
3. Kadar yodium yang berlebihan selama masa kehamilan atau menyusui
akibat penggunaan obat-obatan yang mengandung yodium pada ibu yang
tidak menderita kekurangan yodium.4
2. Hipotiroid Didapat
Tiroiditis limfositik menahun.
Bahan-bahan goitrogen (yodium, tiourasil, dsb).
Tiroidektomi.
Penyakit infiltratif (sistinosis, histiositosis-X).
Defisiensi yodium (gondok endemik).
Euthyroid sick syndrome
Hipopituitarisme 4
Penyebab yang paling lazim hipotiroidisme didapat adalah tiroiditis
limfositik. Meskipun secara khas ditemukan pada remaja, keadaan ini
terjadi seawal pada usia 2 tahun. Beberapa penderita dengan disgenesis
tiroid kongenital atau defek genetic parsial pada sintesis hormon tiroid
tidak dapat menimbulkan manifestasi klinis sampai masa anak dan nampak
seperti menderita hipotiroidisme di dapat; kebanyakan penderita dengan
keadaan ini kini terdeteksi pada program skrining bayi baru lahir.
Tiroidektomi subtotal pada tirotoksikosis atau kanker dapat menyebabkan
hipotiroidisme, seperti halnya pengambilan jaringan tiroid ektopik.
Misalnya, tiroid lidah, tiroid subhioid media, atau jaringan tiroid pada kista
duktus tiroglossus merupakan satu-satunya sumber hormon tiroid, dan
pemotongan menyebabkan hipotiroidisme. Karena kelenjar subhioid
biasanya menyerupai kista duktus tiroglossus, sken radionuklid sebelum
pembedahan terindikasi pada penderita ini.
Penyebab lain hipotiroidisme. Hipotiroidisme kongenital dapat
akibat dari pajanan janin terhadap yodium atau obat antitiroid yang
berlebihan. Keadaan ini bersifat sementara dan tidak boleh dikelirukan
dengan bentuk-bentuk hipotiroidisme lain yang diuraikan. Pada neonatus,
penggunaan antiseptic mengandung yodium topical pada kamar perawatan
anak dan oleh ahli bedah juga dapat menyebabkan hipotiroidisme kongetal
sementara, terutama pada bayi dengan berat lahir rendah, dan dapat
menimbulkan hasil abnormal pada uji krining neonatus. Pada anak yang
lebih tua, sumber yodium biasanya adalah sediaan paten yang digunakan
untuk mengobati dengan kandungan yodium yang tinggi.1
Patofisiologi
Hipotiroid dapat disebabkan oleh gangguan sintesis hormon tiroid
atau gangguan pada respon jaringan terhadap hormon tiroid.
Sintesis hormon tiroid diatur sebagai berikut :
Hipotalamus membuat thyrotropin releasing hormone (TRH) yang
merangsang hipofisis anterior.
Hipofisis anterior mensintesis thyrotropin (thyroid stimulating hormone =
TSH) yang merangsang kelenjar tiroid.
Kelenjar tiroid mensintesis hormone tiroid (triiodothyronin = T3 dan
tetraiodothyronin = T4 = thyroxin) yang merangsang metabolisme jaringan
yang meliputi: konsumsi oksigen, produksi panas tubuh, fungsi syaraf,
metabolisme protrein, karbohidrat, lemak, dan vitamin-vitamin, serta kerja
dari pada hormon-hormon lain.5
Gejala klinis
Riwayat dan gejala pada neonatus dan bayi :
Fontanella mayor yang lebar dan fontanella posterior yang terbuka.
Suhu rektal < 35,5˚C dalam 0-45 jam pasca lahir.
Berat badan lahir > 3500 gram; masa kehamilan > 40 minggu.
Suara besar dan parau.
Hernia umbilikalis.
Riwayat ikterus lebih dari 3 hari.
Miksedema.
Makroglosi
Riwayat BAB pertama > 20 jam setelah lahir dan sembelit (< 1
kali/hari) Kulit kering, dingin, dan motling (berbercak-bercak).
Letargi.
Sukar minum.
Bradikardia (< 100/menit).5
Diagnosis dan pengobatan dini penting untuk mencegah mental yang
permanen pada penderita.
Klinisi semakin menjadi tergantung pada uji skrining neonatus untuk
diagnosis hipotiroidisme congenital. Namun, kesalahan laboraturium terjadi,
dan menyadari tanda-tanda dan gejala-gejala awal harus dipertahankan.
Hipotiroidisme congenital dua kali lebih banyak pada anak perempuan dari
pada anak laki-laki. Sebelum program skrining neonatus, hipotiroidisme
congenital jarang dikenali pada bayi baru lahir karena tanda-tanda dan gejala-
gejalanya biasanya tidak cukup berkembang. Hipotiroidisme ini dapat
dicurigai dan diagnosis ditegakkan selama umur minggu-minggu awal jika
terdapat manifestasi awal tetapi kurang khas dikenali. Berat badan dan
panjang lahir adalah normal, tetapi ukuran kepala dapat sedikit meningkat
karena miksedema otak. Ikterius fisiologis yang berkepanjangan, yang
disebabkan oleh maturasi konyugasi glukuronid yang terlambat, mungkan
merupakan tanda paling awal. Kesulitan memberi makan, terutama
kelambanan, kurang minat, mengantuk, dan serangan tersedak selama
menyusui, sering muncul selama umur bulan pertama. Kesulitan pernapasan,
sebagian karena lidah yang besar, termasuk episode apnea, pernapasan berisik,
dan hidung tersumbat. Sindrom distress pernapasan khas juga dapat terjadi.
Bayi yang terkena sedikit biasanya tidak berespons terhadap pengobatan.
Perut besar, dan hernia umbilikalis biasanya ada. Suhu badan subnormal,
sering dibawah 350C(950F), dan kulit, terutama tungkai, mungkin dingin dan
burik (mottled). Edema genital dan tungkai mungkin ada. Nadi lambat;bising
jantung, kardiomegali, dan efusi pericardium tidak bergejala adalah biasa.
Anemia sering ada dan refrater terhadap pengobatan dengan hematinik.
Karena gejala-gejala muncul secara bertahap, diagnosis sering kali terlambat. 5
Manifestasi ini berkembang; retardasi perkembangan fisik dan mental
menjadi lebih besar selama bulan-bulan berikutnya, dan pada usia 3-6 bulan,
gembaran klinis berkembang sepenuhnya. Bila hanya ada defisiensi hormone
tiroid parsial, gejalanya dapat lebih ringan, sindromnya tidak penuh, dan
mulainya terlambat. Meskipun air susu ibu mengandung sejumlah hormone
tiroid, terutama T3,hormone ini tidak cukup melindungi bayi yang menyusui
dengan hipotiroidisme congenital, dan tidak mempunyai pengruh pada uji
skrining tiroid neonatus.
Pertumbuhan anak tersendat, tungkai pendek, dan ukuran kepala
normal atau bahkan meningkat. Fontanella anterior dan posterior terbuka
lebar; pengamatan tanda ini pada saat lahir dapat berperan sebagai pedoman
awal untuk mengenali awal hipotiroidisme congenital. Hanya 30% bayi baru
lahir normal memiliki fontanella posterior yang lebih besar dari 0,5 cm.
Matanya Nampak terpisah lebar, dan jembatan hidung yang lebar adalah
cekung. Fissure pabpebra sempit dan kelopak mata membengkak. Mulut
terbuka, dan lidah yang tebal serta lebar terjulur keluar. Tumbuh gigi
terlambat. Leher pendek dan tebal, dan dapat ada endapan lemak di atas
klavikula dan di antara leher dan bahu. Tangan lebar dan jari pendek. Kulit
kering dan bersisik,dan sedikit keringat. Miksedema Nampak, terutama pada
kulit kelopak mata, punggung tangan, dan genitalia eksterna. Karotenemia
dapat menyebabkan perubahan warna kulit kuning, tetapi skleranya tetap
putih. Kulit kepala tebal dan rambut kasar,mudah patah, dan sedikit. Garis
rambut menurun jauh ke bagian bawah dahi, yang biasanya tampak mengerut,
terutama ketika bayi menangis.
Perkembangan biasanya terlambat. Bayi hipotiroid tampak lesu dan
lamban dalam belajar duduk dan sendiri. Suaranya serak dan bayi ini tidak
belajar berbicara. Tingkat retardasi fisik dan mental meningkat sejalan dengan
usianya. Maturasi seksual dapat terlambat atau tidak terjadi sama sekali.
Otot biasanya hipotonik, tetapi pada keadaan yang jarang, terjadi
hipertrofi otot menyeluruh (sindrom Kocher-Debre-Semelaigne sindrom).
Anak yang terkena dapat memiliki penampakan atletis karena
pseudohipertropi, terutama pada otot betis. Patogenesisnya belum diketahui;
perubahan ultrastruktural dan histokimia yang tidak spesifik nampak pada
biopsi otot yang kembali normal dengan pengobatan. Pada anak laki-laki lebih
cenderung berkembang sindrom, yang telah diamati pada saudara kandung
yang lahir dari perkawinan sedarah. Penderita yang terkena menderita
hipotiroidisme yang lebih lama dan lebih berat.1
Gejala pada anak besar :
Dengan goiter maupun tanpa goiter.
Gangguan pertumbuhan (kerdil).
Gangguan perkembangan motorik, mental, gigi, tulang, dan pubertas.
Ganguan perkembangan mental permanen terutama bila onset terjadi
sebelum umur 3 tahun.
Aktivitas berkurang, lambat.
Kulit kering.
Miksedema.5
Perlambatan pertumbuhan biasa nya merupakan manifestasi klinis
pertama, tetapi tanda ini sering lewat tanpa diketahui. Perubahan
miksedematosa kulit, konstipasi, intoleransi dingin, energi menurun,
bertambahnya kebutuhan untuk tidur berkembang secara diam-diam. Yang
menarik, tugas sekolah dan nilai biasanya tidak terpengaruh, bahkan pada
anak yang menderita hipotiroid berat sekalipun. Maturasi tulang terlambat,
sering secara mencolok, yang merupakan petunjuk lamanya hipotiroidisme.
Beberapa anak datang dengan nyeri kepala, masalah penglihatan,
pubertas prekoks, atau galaktorrea. Anak-anak ini biasanya mengalami
pembesaran hiperplastik kelenjar pituitaria, seringkali dengan perluasan
suprasella, setelah hipotiroidisme yang lama; keadaan ini dapat terkelirukan
dengan tumor kelenjar pituitaria.
Semua perubahan ini kembali menjadi normal dengan pergantian T4
yang cukup, tetapi pada anak dengan hipotiroidisme yang berlangsung lama,
pertumbuhan susulan mungkin tidak sempurna. Selama 18 bulan pertama
pengobatan, maturasi skeleton sering melebihi pertumbuhan linier yang
diharapkan, yang menyebabkan hilangnya sekitar 7 cm ketinggian dewasa
yang diharapkan. Penyebab hal ini belum diketahui.
Pemeriksaan diagnostik dan pengobatan adalah sama seperti yang
diuraikan pada hipotiroidisme kongenital. Pengukuran antibodi
antitiroglobulin dan antiperoksidase (dahulu anti kromosom) dapat mengarah
pada tiroiditis autoimun sebagai penyebab. Selama tahun pertama
pengobatan, penjelekkan tugas sekolah, kebiasaan tidur yang buruk,
kegelisahan, waktu perhatian yang pendek, dan masalah-masalah perilaku
dapat terjadi, tetapi hal ini terjadi sementara; mengingatkan keluarga tentang
manifestasi ini meningkatkan manajemen yang tepat.