reaksi kusta dr sh
TRANSCRIPT
-
7/31/2019 Reaksi Kusta Dr Sh
1/2
REAKSI KUSTA
Reaksi kusta adalah interupsi dengan epidose akut pada perjalanan penyakit yang sebenarnya
sangat kronik. Adapun patofisiologinya belum jelas betul, terminologinya dan klasifikasinya
masih bermacam-macam, namun yang paling banyak dianut yaitu :
Reaksi reversal atau reaksi upgrading (reaksi tipe I) ENL, Eritema Nodusum Leprosum (reakti tipe II)
Patofisiologi reaksi tipe I : merupakan hipersensitivitas tipe lambat oleh karena peningkatanmendadak SIS yang faktor pencetusnya belum diketahui pasti.
Patofisiologi reaksi tipe II : karena pengobatan, banyaknya basil leprae yang mati dan hancur,
berarti banyak antigen yang dilepaskan dan bereaksi dengan antibodi serta mengaktifkan sistem
komplemen. Kompleks imun tersebut beredar didalam darah dan akhirnya dapat melibatkan
banyak organ. Secara imunopatologis ENL termasuk respon imun humoral.
Gejala Reaksi tipe I Reaksi tipe II
Keadaan umum Umumnya baik, demam
ringan (subfebril) atau tanpademam
Ringan sampai dengan berat
disertai kelemahan umum dandemam tinggi
Peradangan kulit Bercak kulit lama menjadi
lebih meradang, dapat timbul
bercak baru
Timbul nodul baru kemerahan
lunak dan nyeri tekan, nodul
dapat pecah. Biasanya pada
lengan dan tungkai.
Saraf Sering terjadi, umumnya
berupa nyeri tekan saraf
dan/atau gangguan fungsisaraf
Jarang terjadi
Peradangan pada organ lain Hampir tidak pernah ada Terjadi pada mata, kelenjar
getah bening, sendi, ginjal,
testis dll
Waktu timbulnya Biasanya segera setelah
pengobatan.
Biasanya setelah mendapat
pengobatan yang lama,umumnya lebih dari 6 bulan.
Tipe kusta Dapat terjadi pada kusta tipePB maupun MB
Hanya pada kusta tipe MB
Faktor pencetus - Melahirkan
-Obat-obatan yang
meningkatkan kekebalantubuh.
- Emosi
- Kelelahan dan stress fisik
lainya
- Kehamilan
Prinsip tatalaksana kusta
-
7/31/2019 Reaksi Kusta Dr Sh
2/2
Istirahat / imobilisasi Beri : analgesik, sedatif Obat anti reaksi prednison 30 mg/hr MDT diteruskan
Pengobatan ENL
Obat yang paling sering dipakai adalah tablet kortikosteroid, antara lain prednisone. Dosisnya
bergantung pada berat ringannya reaksi, biasanya 15-30 mg/hari dan dosisnya diturunkanbertahap.
Klofazimin juga dapat dipakai sebagai anti ENL, tetapi dengan dosis yang lebih tinggi. Dosisnyaantara 200-300mg/hari. Khasiatnya lebih lambat daripada kortikosteroid dan dapat dipakai untuk
melepaskan ketergantungan kortikosteroid.
Pengobatan reaksi reversal
Bila reaksi ini tidak disertai neuritis akut, maka tidak perlu diberi obat tambahan. Bila ada
neuritis akut, obat pilihan pertama adalah kortikosteroid yang dosisnya disesuaikan dengan berat
ringannya neuritis. Biasanya diberikan prednisone 40-60 mg/hari yang dosisnya diturunkan
secara bertahap. Anggota gerak yang terkena neuritis akut harus diistirahatkan. Analgesik dansedatif kalau diperlukan dapat diberikan.