reaksi antigen-antibodi dan kaitannya dengan prinsip dasar imunisasi

26
Oleh : Rini Rinelly, 1306377940 (B8A) REAKSI ANTIGEN-ANTIBODI DAN KAITANNYA DENGAN PRINSIP DASAR IMUNISASI

Upload: rini-rinelly

Post on 23-Oct-2015

799 views

Category:

Documents


29 download

DESCRIPTION

Sistem Imun

TRANSCRIPT

Page 1: Reaksi Antigen-Antibodi Dan Kaitannya Dengan Prinsip Dasar Imunisasi

Oleh : Rini Rinelly, 1306377940 (B8A)

REAKSI ANTIGEN-ANTIBODI DAN KAITANNYA DENGAN

PRINSIP DASAR IMUNISASI

Page 2: Reaksi Antigen-Antibodi Dan Kaitannya Dengan Prinsip Dasar Imunisasi

Pada sel B dan T terdapat reseptor di permukaannya yang berguna untuk mengikat satu dari beragam jenis kemungkinan antigen.

Gambar 1. Reseptor sel B 1 Gambar 2. Reseptor sel T 1

REAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI

Page 3: Reaksi Antigen-Antibodi Dan Kaitannya Dengan Prinsip Dasar Imunisasi

Limfosit tidak serta merta merespons antigen baru secara langsung. Pada

awalnya, antigen harus diproses terlebih dahulu dan disajikan kepada limfosit oleh antigen presenting cells .

Page 4: Reaksi Antigen-Antibodi Dan Kaitannya Dengan Prinsip Dasar Imunisasi

BAGAIMANA JALANNYA REAKSI ANTIGEN-ANTIBODI?

Page 5: Reaksi Antigen-Antibodi Dan Kaitannya Dengan Prinsip Dasar Imunisasi

AKTIVASI SEL B

Sel B dirangsang

oleh antigen

Sebagian besar sel B

berdiferensiasi menjadi

sel plasma. 6

Sebagian lainnya

menjadi sel memori yang

dorman

Sel plasma menghasilkan

antibodi

Kemudian antibodi disekresikan ke

dalam darah atau limfe

Page 6: Reaksi Antigen-Antibodi Dan Kaitannya Dengan Prinsip Dasar Imunisasi

GAMBAR 3. AKTIVASI SEL B 1

Page 7: Reaksi Antigen-Antibodi Dan Kaitannya Dengan Prinsip Dasar Imunisasi

Limfosit ini diaktifkan oleh kelenjar timus yang memproduksi hormon tirosin yang berfungsi untuk meningkatkan proses pembentukan limosit T.

Limfosit T yang merupakan "sistem imun yang diperantarai sel", hanya bisa mengenali satu jenis antigen saja.7

LIMFOSIT T

Page 8: Reaksi Antigen-Antibodi Dan Kaitannya Dengan Prinsip Dasar Imunisasi

PROSES RESPON IMUN PADA LIMFOSIT T7

Limfosit T diaktifkan

Limfosit T dilepaskan ke

sirkulasi

Pencernaan antigen

oleh makrofag

Makrofag membawa

sebagian besar sisa antigen dan menampilkannya pada permukaan.

Makrofag terpapar

dengan limfosit T yang bekerja spesifik pada

antigen tertentu.

Page 9: Reaksi Antigen-Antibodi Dan Kaitannya Dengan Prinsip Dasar Imunisasi

Ada empat jenis limfosit T khusus yaitu:Sel T memoriBerumur panjang dan memberikan imunitas terhadap antigen.Sel T sitotoksikSecara langsung berikatan dengan antigen untuk menonaktifkannya. Sel T helperMelepaskan sitokin untuk menunjang limfosit T dan bekerja sama dengan limfosit B untuk menghasilkan antibody.Sel T supresorMenghentikan respon imun setelah antigen nonaktif atau dihancurkan.

JENIS LIMFOSIT T KHUSUS7

Page 10: Reaksi Antigen-Antibodi Dan Kaitannya Dengan Prinsip Dasar Imunisasi

FUNGSI PROTEKTIF YANG DIJALANKAN ANTIBODI

Fungsi Protektif yang Dijalankan

Antibodi. 6

secara fisik menghambat

antigen

memperkuat respons imun bawaan

Netralisasi dan Aglutinasi

Mengaktifkan Sistem Komplemen

Meningkatkan fagositosis

Merangsang Sel Pemusnah

Page 11: Reaksi Antigen-Antibodi Dan Kaitannya Dengan Prinsip Dasar Imunisasi

Netralisasi Aglutinasi

PENGHAMBATAN ANTIGEN

Gambar 4. Netralisasi 3

antibodi mencegah toksin bakteri untuk berinteraksi dengan sel yang rentan, dengan berikatan dengan toksin bakteri.6

Gambar 5. Aglutinasi 2

Aglutinasi : proses dimana sel-sel asing bergabung membentuk gumpalan.

Page 12: Reaksi Antigen-Antibodi Dan Kaitannya Dengan Prinsip Dasar Imunisasi

AMPLIFIKASI RESPONS IMUN BAWAAN6

Gambar 6. Pengaktifan Sistem Komplemen 4

Page 13: Reaksi Antigen-Antibodi Dan Kaitannya Dengan Prinsip Dasar Imunisasi

di saat yang bersamaan

1. MENGAKTIFKAN SISTEM KOMPLEMEN

Antigen berikatan dengan antibodi

Reseptor di bagian ekor

antibodi berikatan

dengan dan mengaktifka

n C1. 6

Jenjang reaksi terpicu, dan mengakibatkan pembentukan membrane attack complex

Pada akhirnya, membran sel penginvasi mengalami serangan biokimiawi, tahap inilah yang merupakan mekanisme terpenting antibodi dalam menjalankan fungsi protektifnya.

Page 14: Reaksi Antigen-Antibodi Dan Kaitannya Dengan Prinsip Dasar Imunisasi

Terdapat antibodi yang bekerja sebagai opsonin, yakni IgG. Bagian ekor antibodi ini, berikatan dengan antigen dan akan berikatan pula dengan reseptor di permukaan fagosit; kemudian fagositosis antigen yang terikat ke antibodi tersebut meningkat.

2. MENINGKATKAN FAGOSITOSIS

Page 15: Reaksi Antigen-Antibodi Dan Kaitannya Dengan Prinsip Dasar Imunisasi

Antigen yang terikat dengan antibodi juga memicu adanya penyerangan sel pemusnah (sel K) ke sel yang mengandung antigen tersebut. Dalam mekanisme pemusnahannya, sel K mensyaratkan antibodi harus melapisi sel target sebelum sel tersebut dapat membuat sel target hancur dengan melisiskan mebran plasmanya.

 

3. MERANGSANG SEL PEMUSNAH

Page 16: Reaksi Antigen-Antibodi Dan Kaitannya Dengan Prinsip Dasar Imunisasi

SELEKSI KLONAL MENETUKAN SPESIFISITAS PRODUKSI ANTIBODI

Gambar 7. Clone selection of B cell 1

Page 17: Reaksi Antigen-Antibodi Dan Kaitannya Dengan Prinsip Dasar Imunisasi

Teori seleksi klonal : “berbagai limfosit B dibentuk pada masa janin, dimana masing-masing sel tersebut memiliki kemampuan untuk membentuk antibodi terhadap antigen tertentu bahkan sebelum bertemu atau berinteraksi dengannya.”

Dalam bukunya yang berjudul “Fisiologi manusia: dari sel ke sistem”, Lauralee Sherwood6 memaparkan ketika tubuh berhasil dihinggapi oleh antigen, klon sel B tertentu yang mempunyai reseptor permukaan yang spesifik terhadap antigen tersebut, diaktifkan oleh pengikatan antigen dengan reseptornya sehingga muncul nama teori seleksi klonal.

SELEKSI KLONAL MENETUKAN SPESIFISITAS PRODUKSI ANTIBODI

Page 18: Reaksi Antigen-Antibodi Dan Kaitannya Dengan Prinsip Dasar Imunisasi

Antigen yang telah terikat menyebabkan klon sel B aktif berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi dua jenis sel-sel plasma dan sel memori.

Sebagian besar hasil dari diferensiasi ini adalah sel plasma yang merupakan produsen antibodi yang di dalamnya terkandung tempat pengikatan antigen yang sama dengan yang terdapat di reseptor permukaan.

KLON TERPILIH BERDIFERENSIASI MENJADI SEL PLASMA AKTIF DAN SEL

MEMORI DORMAN6

Page 19: Reaksi Antigen-Antibodi Dan Kaitannya Dengan Prinsip Dasar Imunisasi

Karakteristik :6

Tidak turut serta dalam keberlangsungan serangan imun terhadap antigen

Tetap dormanTanggap dan pekaMemiliki usia lebih panjang

SEL MEMORI

Page 20: Reaksi Antigen-Antibodi Dan Kaitannya Dengan Prinsip Dasar Imunisasi

Dalam bukunya yang berjudul “Fisiologi manusia: dari sel ke sistem”, Lauralee Sherwood6 memaparkan :

Respons Primer Respon antibodi yang baru terjadi setelah sel plasma terbentuk dan belum mencapai puncaknya dalam dua minggu.

Respon Sekunder Respon dari sel memori dalam melindungi tubuh dari infeksi yang disebabkan antigen yang sama

Respon sekunder berlangsung lebih cepat, kuat, dan lama dibandingkan dengan respon primer.

RESPONS PRIMER DAN RESPONS SEKUNDER

Page 21: Reaksi Antigen-Antibodi Dan Kaitannya Dengan Prinsip Dasar Imunisasi

Saat antigen pertama kali masuk ke dalam tubuh, respon atau reaksi yang diberikan tubuh belum terlalu kuat untuk membentuk antibodi sebagai perlawanan terhadap antigen tersebut, hal ini disebabkan tubuh belum mempunyai “pengalaman” untuk mengatasinya. 5

Namun pada reaksi kedua, ketiga, dan seterusnya, tubuh sudah sigap dalam membuat zat anti yang cukup tinggi.

HUBUNGAN REAKSI ANTIGEN-ANTIBODI DENGAN IMUNISASI

Page 22: Reaksi Antigen-Antibodi Dan Kaitannya Dengan Prinsip Dasar Imunisasi

Melalui reaksi antigen-antibodi, tubuh dengan kekuatan zat antinya dapat membuat antigen menjadi hancur ; dan sel-sel memori akan berperan dalam melindungi tubuh dari infeksi antigen yang sama.

Akan tetapi, setelah beberapa bulan/tahun, jumlah zat anti yang berperan dalam reaksi antigen-antibodi akan berkurang akibat diubah oleh tubuh, sehingga berdampak pada menurunnya imunitas tubuh. Maka dari itu, dibutuhkan perangsangan kembali oleh antigen agar tubuh tetap kebal, yakni berupa suntikan atau imunisasi ulang.

Page 23: Reaksi Antigen-Antibodi Dan Kaitannya Dengan Prinsip Dasar Imunisasi

Pada dasarnya, imunisasi terbagi menjadi dua jenis, yakni : imunisasi aktif dan pasif.

Perbedaan antara dua jenis imunisasi ini adalah: 5

1. Untuk mendapatkan kekebalan yang cukup, jumlah zat anti dalam tubuh harus meningkat; pada imunisasi aktif waktu yang dibutuhkan agak lebih lama untuk membuat zat anti tersebut dibandingkan dengan imunisasi pasif.

2. Kekebalan yang terdapat pada imunisasi aktif lebih lama bertahan sementara pada imunisasi pasif hanya bertahan untuk satu hingga dua bulan

3. Imunisasi aktif : zat anti diproduksi sendiri oleh tubuh Imunisasi Pasif : zat anti didapat dari luar tubuh dengan penyuntikan serum yang di dalamnya terkandung zat anti.

Page 24: Reaksi Antigen-Antibodi Dan Kaitannya Dengan Prinsip Dasar Imunisasi

Imunisasi tidak menjamin 100% tertundanya anjak dari suatu penyakit, namun seorang anak yang mengalami suatu penyakit, setelah diimunisasi, memungkinkan dirinya untuk terhindar dari bahaya penyakitnya.5

Page 25: Reaksi Antigen-Antibodi Dan Kaitannya Dengan Prinsip Dasar Imunisasi

1. Campbell, Neil A, Reece, Jane B. Biology. San Fransisco: Pearson Education Inc; 2008

2. http://classes.midlandstech.com/carterp/Courses/bio225/chap18/ss3.htm 

3. https://www.google.com/search?q=neutralization+in+antibody&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=PvGRUqGKCJGsrAeJxICwCw&ved=0CAcQ_AUoAQ&biw=1366&bih=666#facrc=_&imgdii=_&imgrc=_cf6nhWjloiFcM%3A%3BpP9apIiy6ceeLM%3Bhttp%253A%252F%252Fwww.virology.ws%252Fwp-content%252Fuploads%252F2010%252F11%252Fviral_neutralization.jpg%3Bhttp%253A%252F%252Fwww.virology.ws%252F2010%252F11%252F11%252Fantibodies-neutralize-viral-infectivity-inside-cells%252F%3B1092%3B1158

4. http://www.nature.com/nrmicro/journal/v6/n2/fi g_tab/nrmicro1824_F1.html

DAFTAR PUSTAKA

Page 26: Reaksi Antigen-Antibodi Dan Kaitannya Dengan Prinsip Dasar Imunisasi

5. http://www.slideshare.net/fi tpram/makalah-imunisasi- pramudito-hutomo-6135101764

6. Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia: dari sel ke sistem. Jakarta: Penerbit Buku kedokteran

EGC ; 20117. Waugh, A. & Allison, G. Dasar-Dasar Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: Penerbit Salemba Medika ; 2011.