ratna puspita dn - rpjmd ngawi
DESCRIPTION
LAWTRANSCRIPT
-
Tugas Mata Kuliah Kebijakan Publik
Nama : Ratna Puspita Dwipa Nugrahhani
Nim : 21856
Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD)
Kabupaten Ngawi Tahun 2006-2010
Kebijakan sebagai sebuah sistem dan proses, memiliki kompleksitas yang luar
biasa. Dalam setiap tahap-tahapnya, kebijakan berusaha untuk menyerap dan
mengakomodasi kepentingan seluruh masyarakat. Kebijakan tersebut mengatur
kepentingan orang banyak yang tentu saja berbeda satu sama lain. Dalam rangka
penyederhanaan kompleksitas dalam pembuatan kebijakan itulah diperlukan adanya
prosedur-prosedur baku. Prosedur tersebut biasanya terimplementasi dalam bentuk
rancangan kebijakan yang dibuat berdasarkan aturan-aturan tertentu. Suatu rencana
kebijakan pada umumnya dibagi berdasarkan jangka waktunya, yaitu rencana jangka
panjang, menengah dan jangka pendek.
Rencana pembangunan jangka menengah daerah yang sedikit akan diringkas di
sini akan menunjukkan bagaimana sebuah kebijakan dibuat dengan prosedur yang rigid
dan jelas. Selain itu, akan terlihat pula adanya penjabaran visi dan misi dalam bentuk
kebijakan yang akan diimplementasikan daerah untuk mengatur dan mengakomodasi
kepentingan masyarakatnya. Untuk melihat proses penjabaran tersebut secara jelas, maka
kebijakan yang dibahas akan difokuskan pada permasalahan pemerintahan yang dilihat
dari segi perencanaan dan pengembagan demokrasi politik.
A. Kondisi Umum Daerah Bidang Pemerintahan Umum
Kabupaten Ngawi telah banyak melakukan perencanaan dan pengendalian
pembangunan melalui beberapa program penelitian dan pengembangan. Program ini telah
diimplementasikan dengan adanya program Litbang SDM dan SDA yang sudah
dilaksanakan mulai tahun 2001. Program-program tersebut juga melibatkan beberapa
instansi atau lembaga yang memiliki kompetensi penelitian dan pengembangan secara
-
profesional, seperti: UGM, Unibraw, UNS, UNAIR, UPN Surabaya dan Litbang Propinsi
Jawa Timur.
Perencanaan pembangunan disusun dalam bentuk RPJPD, RPJMD, dan RKPD.
Selain itu, SKPD juga telah menyususn dokumen perencanaan pembangunan dalam
bentuk Renstra SKPD dan Renja SKPD. Proses penyususnan pembangunan tahunan
daerah untuk tahun 2006 dilakukan melalui beberapa tahap seperti, Musrenbang desa,
kecamatan, kabupaten, dan melakukan evaluasi untuk penyempurnaan program dan
kegiatan melalui laporan tertulis dari SKPD maupun pengamatan secara langsung di
tempat kegiatan.
Dalam bidang pengembangan demokrasi politik dijabarkan tentang pelaksanaan
pemilu pada tahun 2004 yang dilakukan sebanyak dua kali secara berturut-turut, yaitu
pemilihan umum untuk anggota legislatif dari Tingkat Pusat sampai Tingkat Kabupaten /
Kota, dan pemilihan untuk Presiden dan Wakil Presiden. Untuk pemilihan umum abggota
Legislatif, dari jumlah pemilih sebanyak 629.031 orang, yang menggunakan hak
suaranya adalah sebanyak 480.641. Adapun hasil pemilihan umum untuk anggota
legislatif Kabupaten Ngawi adalah: PDIP memperoleh 13 kursi, Golkar mendapat 10
kursi, PKB mendapat 7 kursi, dan seterusnya.
Selain dua bidang di atas, kondisi umum yang dijabarkan dalam RPJMD ini juga
meliputi pelayanan administrasi umum pemerintahan, yang dijabarkan dalam: sumber
daya manusia aparatur, sarana dan prasarana aparatur, kelembagaan dan ketatalaksanaan,
pengawasan daerah, pemerintahan daerah, pemerintahan desa, hukum, informasi dan
komunikasi, pelayanan perijinan, dan perpustakaan dan arsip daerah yang pada umunya
masih banyak terjadi permasalahan.
B. Permasalahan Utama Dalam Bidang Pemerintahan Umum
Reformasi birokrasi belum berjalan sesuai dengan tuntutan masayarakat sehingga
pelayanan masyarakat kurang optimal antara lain ditandai masih adanya pelanggaran
disiplin, penyalahgunaan wewenang dan penyimpangan, belum optimalnya kinerja
sumber daya aparatur, belum memadainya sistem kelembagaan (organisasi), dan
ketatalaksanaan (manajemen) pemerintahan serta banyaknya peraturan yang sudah tidak
sesuai dengan perkembangan keadaan dan tuntutan pembangunan.
-
Belum optimalnya kelembagaan politik, kelembagaan pemerintah daerah dan
lembaga kemasyarakatan dalam mengembangkan nilai-nilai denmokratis dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, antara lain masih dijumpai adanya ancaman
terhadap persatuan dan kesatuan bangsa, rendahnya partisipasi masyarakat dalam
menyampaikan aspirasi politiknya pada pelaksanaan pemilihan umum.
C. Prioritas Pembangunan
Peningkatan sistem dan kualitas penyelenggaraan pemerintahan, guna
mewujudkan penyelenggaraan pemerintah daerah yang transparan, akuntabel, dan
partisipatif melalui peningkatan profesionalisme birokrasi dalam pelayanan publik.
Dengan semakin meningkatnya tuntutan partisipasi masyarakat, penerapan
prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik, merupakan suatu keharusan guna
meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan kinerja melalui
perbaikan sistem dan kualitas penyelenggaran pemerintahan akan memberi ruang yang
luas bagi masyarakat untuk berperan aktif di dalam pembangunan serta terwujudnya
pelayanan prima.
D. Kebijakan Umum Pembangunan
Kebijakan Fungsi atau Bidang
Meningkatkan kemampuan keuangan daerah, kualitas sumber daya manusia
aparatur, kelembagaan, sarana aparatur, ketentuan-ketentuan daerah, sistem
dan prosedur serta budaya kerja menuju kinerja aparatur daerah yang
kompeten dan profesional.
Meningkatkan hubungan dua arah yang bersifat dialogis antara pemerintah
daerah dengan masyarakat, baik secara langsung maupun melalui media,
untuk mendukung kebijakan pemerintah daerah, menyerap aspirasi
masyarakat dan meningkatkan paartisipasi masyarakat dalam pembangunan.
Mengembangkan iklim politik demokratis yang berdasarkan Pancasila,
mencegah dan menaggulangi terjadinya gangguan ketentraman dan ketertiban
guna mewujudkan kondisi daerah yang aman, tenteram dan dinamis, sehingga
tercipta iklim yang kondusif di daerah.
-
E. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pembangunan Daerah
Visi: Terwujudnya Kabupaten Ngawi yang unggul di bidang agraris unutk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam suasana agamis.
Misi:
Mewujudkan sistem penyelenggaraan pemerintahan daerah yang lebih
transparan, partisipatif dan akuntabel demi terjamin dan tegaknya supremasi
hukum dan hak azasi rakyat.
Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan daerah dengan
memberikan pelayanan sesuai standar pelayanan minimal untuk mencapai
kesejahteraan masyarakat.
Memberdayakan dan memanfaatkan ketersedian sumber daya alam dan
manusia yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.
Meningkatkan hubungan antara warga masyarakat yang harmonis untuk
mendukung pelaksanaan pembangunan.
Tujuan Pembangunan:
Berdasarkan visi dan misi tersebut di atas ditetapkan 4 (empat) tujuan
pembangunan daerah yaitu:
Tata pemerintahan daerah yang baik.
Pelayanan publik yang prima
Pertumbuhan ekonomi daerah, peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan
penyediaan sarana dan prasarana wilayah yang memadai.
Stabilitas daerah yang dinamis.
F. Sasaran Pembangunan
Sasaran Fungsi atau Bidang Pemerintahan Umum.
Terwujudnya penelitian yang kredibel dan akuntabel.
Meningkatkan kualitas proses, produk, data base dan aparatur perencanaan
pembangunan.
Meningkatkan kualitas pengendalian pembangunan.
Terwujudnya situasi dan kondisi daerah yang aman, tertib dan kondusif.
-
Meningkatnya pendapatan daerah dan kualitas pengelolaan administrasi
keuangan daerah.
Meningkatnya kualitas SDM aparatur dan kesejahteraan aparatur.
Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana aparatur.
Meningkatnya efektivitas dan efisiensi kelembagaan dan ketatalaksanaan,
ekuntabilitas kinerja SKPD dan berkembangnya teknologi informasi.
Meningkatnya kualitas hasil pengawasan.
Meningkatnya kualitas penyelenggaraan pemerintahan daerah secara
transparan, akuntabel dan partisipatif.
Meningkatnya kualitas penyelenggaraan pemerintahan desa. Meningkatnya
kualitas produk hukum daerah dan kesadaran hukum masyarakat.
Meningkaynya kualitas dan kuantitas arus informasi dan komunikasi.
Meningkatnya kualitas pelayanan perijinan.
Meningkatnya kualitas pelayanan perpustakaan dan penataan arsip daerah.
Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam politik.
G. Strategi Pembangunan Daerah
Dalam bidang pemerintahan strategi pokok yang akan dijalankan pemerintah
daerah diantaranya adalah: strategi peningkatan pelayanan publik agar murah, efisien,
efektif dan ekonomis untuk menciptakan dunia usaha yang kondusif; strategi peningkatan
peran masyarakat dalam pembangunan daerah yang transparan, akuntabel dan partisipatif
secara proposional. Untuk memudahkan proses penyusunan perencanaan dan
penganggaran, maka dibuat suatu bentuk fungsi dan sub fungsi sebagai berikut:
Aspek Pemerintahan Umum
1. Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan.
Penelitian dan Pengembangang.
Perencanaan Pembangunan.
Pengendalian Pembangunan.
2. Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat.
3. Pelayanan Administrasi Umum Pemerintahan
Keuangan Daerah.
-
Sumber Daya Manusia Aparatur.
Sarana dan Prasarana Aparatur.
Kelembagaan dan Ketatalaksanaan.
Pengawasan daerah.
Pemerintahan Daerah.
Pemerintahab Desa.
Hukum.
Informasi dan Komunikasi.
Pelayanan Perijinan.
Perpustakaan dan Arsip Daerah.
4. Pengembangan Demokrasi Politik.
Sesuai dengan prioritas pembangunan dan berdasarkan urusan kewenangan atau
fungsi Pemerintahan Kabupaten sebagaimana yang telah diuraikan di muka, maka
kebijakan dann program pembangunan masing-masing fungsi dan sub fungsi diuraikan
sebagai berikut:
H. Program Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
Dalam Aspek Pemerintahan Umum terdapat perencanaan yang didasarkan pada
fungsi dan sub fungsi. Di sini hanya akan diuraikan dua contoh yaitu fungsi perencanaan
pembangunan dan pengembangan demokrasi politik yang dijabarkan dalam program
SKPD.
1.Perencanaan Pembangunan.
Permasalahan
Dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 membawa
dampak terhadap perubahan dalam sistem perencanaan pembangunan, terutama dalam
proses dan produk perencanaan pembangunan yang harus dihasilkan. Tuntutan akan
keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan daerah semakin
meningkat utamanya dari kalangan-kalangan non-government, yang disertai dengan daya
nalar dan daya tanggap yang semakin meningkat pula.
-
Masih cukup besarnya gap antara jumlah dan nilai usulan kegiatan pembangunan
hasil Musrenbang di semua tingkatan, dengan jumlah dan nilai kegiatan yang
diprogramkan dalam APBD, sebagaimana dijelaskan pada BAB II, menunjukkan bahwa,
proses perencanaan pembangunan belum dapat dimanfaatkan secara optimal oleh semua
stakeholders.
Hal ini bisa terjadi karena, disamping kemampuan anggaran pembangunan yang
ada masih relatif kecil, yang terutama dari segi perencanaan pembanguna adalah, karena
aparatur yang menangani perencanaan pembangunan disemua tingkatan belum memiliki
benar arti pentingnya suatu perencanaan pembangunan, dan belum memahami benar
kebutuhan yang harus diprioritaskan dalam pembangunan menurut urusan kewenangan
atau fungsi yang harus dilaksanakan dalam pembangunan, dan data pendukung untuk
keperluan perencanaan pembangunan kurang akurat, lengkap dan up to date.
Sehingga dalam hal usulan kegiatan pembangunan, yang nampak adalah lebih
banyak daftar usulan keinginan, bukan daftar usulan kebutuhan yang bersifat prioritas.
Maka yang terjadi kemudian adalah, dokumen perencanaan pembangunan yang
dihasilkan kurang mempunyai bobot yang tinggi untuk kepentingan perencanaan dan
penganggaran.
Sasaran
Meningkatnya kualitas proses, produk, data base dan aparatur perencanaan
pembangunan.
Indikator dan Target:
1. Terlaksananya Musrenbangkab Jangka Panjang Tahun 2007-2027.
2. Tersusunnya Dokumen RPJPD tahun 2007-2027, target tahun 2006 selesai.
3. Terlaksananya Musrenbangdes/kel, target selesai bulan Januari tiap tahun.
4. Terlaksananya Musrenbangcam, target selesai bulan Maret tiap tahun.
5. Terlaksananya Musrenbangkab tahunan, target selesai bulan Maret tiap tahun.
6. Tingkat kehadiran / keterlibatan masayarakat dalam proses musrenbang
mencapai 90%
7. Tersusunnya RKPD, target selesai ulan Mei tiap tahun.
8. Gap antara jumlah dan nilai kegiatan hasil musrenbang dengan jumlah dan
nilai kegiatan di APBD menurun, target sampai tahun 2010 menurun 75%.
-
9. Tersusunnya Renja SKPD, target selesai bulan Mei tiap tahun.
10. Tersusunnya hasil monitoring kegiatan pembangunan, target tiap bulan sekali.
11. Tersusunnya hasil evaluasi kegiatan pembangunan , target satu tahun sekali.
12. Meningkatnya kemampuan aparatur perencana yang berada di level kabupaten
dengan kualifikasi diklat perencanaan tingkat dasar, target 12 orang selesai
tahun 2010.
13. Meningkatnya kemampuan aparatur perencana di Satuan-satuan Kerja
Perangkat Daerah Workshop, target 2007 selesai.
Kebijakan:
Meningkatkan kualitas proses dan produk perencanaan, yang didukung dengan
data base yang akurat, lengkap dan up to date, dan kemampuan aparatur perencana
pembangunan yang memadai.
Program: Pengembangan sistem perencanaan pembangunan partisipatif.
Indikasi kegiatan:
1. Penyusunan perencanaan pembangunan jangka panjang (20 tahun).
2. Penyusunan perencanaan pembangunan jangka menengah (5 tahun).
3. Penyusunan perencanaan pembangunan jangka pendek (1 tahun).
4. Penyusunan perencanaan tata ruang wilayah.
5. Peningkatan kemampuan aparatur perencana di semua tingkatan.
6. Peningkatan kualitas SDM aparatur di bidang teknis fungsional perencanaan.
7. Penyusunan analisa potensi wilayah.
8. Penyusunan data base perencanaan pembangunan yang lengkap, akurat, dan
up to date.
9. Peningkatan kualitas monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembangunan.
2. Pengembangan Demokrasi Politik
Permasalahan:
Perubahan sistem politik yang lebih transparan, membawa dampak terhadap
semakin terbukanya masyarakat dalam menyalurkan aspirasi politiknya. Hal ini terjadi
dengan dilaksanakannya pemilihan legislatif, pemilihan presiden, pemilihan bupati secara
langsung yang dilaksanakan oleh lembaga independen yaitu KPUD.
-
Keterbukaan sistem politik perlu juga disadari bahwa peluang unutk terjadinya
konflik horisontal maupun vertikal sangat tinggi, untuk itu diperlukan kesadaran
masyarakat yang memadai untuk dapat menerima kemenangan maupun kekalahan dari
para calon yang didukungnya.
Kurangnya pemahaman dan kesadaran masyarakat untuk memilih calon
pamimpin yang dibutuhkan, mengakibatkan masih banyaknya terjadi praktek-praktek
politik uang, politik janji, banyaknya pemilih yang tidak menggunakan hak suara dan
kecurangan dalam proses pemilihan.
Sasaran: Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam politik
Indikator:
1. Meningkatnya pemilih yang menggunakan hak suaranya dalam pemilu baik
Pilpres, Pileg, maupun Pilbub, target mencapai 85%.
2. Pemilu berjalan tertib, lancar, aman dan sukses, target mencapai 100%
3. Tartanganinya rasa tidak puas dari pihak yang kalah, baik dalam bentuk
pengaduan maupun unjuk rasa, target tertangani 100%.
Kebijakan: Mengambangkan iklim politik yang demokratis.
Program: Peningkatan Kesadaran Politik Masyarakat
Indikasi kegiatan:
1. Pendidikan politik masyarakat
2. Pembinaan kesatuan bangsa
3. Pemberdayaan organisasi politik dan organisasi masyarakat
4. penyelenggaraan pemilihan umum
H. Arah Kebijakan Keuangan Daerah
Kondisi keuangan daerah sangat menentukan dinamika roda penyelenggaraan
pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan, dalam arti semakin tinggi kemampuan
keuangan daerah semakin tinggi pula dinamika roda penyelenggaraan pemerintahan dan
pelaksanaan pembangunan, karena keuangan daerah merupakan jantung daripada
kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan. Pada jangka
waktu 2006-2010 dipastikan akan terjadi dinamika pendapatan dan pembiayaan daerah.
Dalam jangka waktu tersebut akan terjadi penurunan dan kenaikan pembiayaan daerah.
-
Permasalaha-permasalahan yang timbul diantaranya adalah, kemampuan
keuangan daerah yang relatif masih kecil, menyebabkan ruang gerak untuk melaksanakan
kegiatan penyelanggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan menjadi terbatas.
Pendapatan Asli Daerah yang relaif kecil mengakibatkan sikap ketergantungan terhadap
pemerintah pusat menjadi tinggi. Selain itu, sistem dan prosedur anggaran belum
dipahami secara optimal dan menyeluruh oleh satuan kerja perangkat daerah
mengakibatkan gerak laju proses penyususnan, pelaksanaan, pengawasan, dan
pengendalian anggaran masih berjalan kurang lancar. Disamping itu, masih terdapat
permsalahan lain yang menyangkut transparansi, akuntabilitas dan partisipasi dalam
anggaran serta permasalahan pengembangan perusahaan daerah yang dimilki.
Arah Pengelolaan Pendapatan Daerah
Pendapatan daerah diarahkan untuk meningkatkan lemampuan keuangan daerah,
baik yang bersumber dari PAD, Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan yang Sah.
Untuk pengelolaan pendapatan tersebut maka dilakukan usaha-usaha seperti
ekstensifikasi dan intensifikasi baik terhadap pajak maupun retribusi daerah. Pemerintah
Daerah juga akan melakukan pendekatan secara intensif dan proaktif dengan melakukan
akses ke pemerintah pusat dan pemerintah propinsi dalam upaya meningkatkan
pendapatan daerah.
Arah Pengelolaan Belanja Daerah
Karena terbatasnya kemampuan daerah, maka arah pengelolaan belanja daerah
adalah sebagai berikut:
1. Penyusunan perencanaan anggaran belanja dilakukan secara matang dengan
mempertimbangkan sisi kebutuhan yang penting dan mendesak sesuai dengan
kemampuan keuangan daerah.
2. Penggunaan anggaran belanja semaksimal mungkin memperhatikan azas-azas
efisiensi, efektifitas, dan manfaat khususnya adalah belanja pelayanan publik,
agar dengan demikian sistem target oriented yang mulai diaplikasikan dalam
pelaksanaan pembangunan pada periode 2006-2010 dapat terlaksana dengan baik,
-
sehingga pada akhirnya pengukuran terhadap kinerja dari masing-masing satuan
kerja dapat dilakukan secara jelas.
3. Fasilitas kerja aparatur perlu untuk distandarisasikan agar dengan demikian iklim
kerja dapat terwujud dengan baik.
Arah Pengelolaan Pembiayaan
Arah yang ditempuh dalam pengelolaan anggaran pembiayaan adalah sebagai
berikut:
1. Sejauh mungkin menghindari defisit anggaran yang mengakibatkan pemerintah
daerha harus melakukan pinjaman / hutang.
2. Sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu sejauh mungkin diusahakan tidak
terlalu besar.
3. Meningkatkan penyertaan modal / investasi khususnya pada perusahaan daerah,
agar dengan demikian perusahaan daerah mempu mengembangkan usahanya yang
lebih besar.
4. Meningkatkan bantuan modal investasi bagi masyarakat dalam bentuk dana
bergulir (revolving), agar dengan demikian kehidupan ekonomi masyarakat dapat
lebih meningkat.
Kebijakan Umum Anggaran
Kebijakan umum anggaran yang harus diperhatikan oleh berbagai pihak yang
berkaitan dengan anggaran adalah:
1. Transparansi, akuntabilitas dan partisipatif
2. Disiplin anggaran. (disusun berdasarkan pada kebutuhan masyarakat tanpa
meninggalkan keseimbangan antara kemampuan keuangan daerah dengan
kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan).
3. Keadilan anggaran. (mengalokasikan anggaran secara proposional agar dapat
dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat).
4. Efisiensi dan efektifitas anggaran.
-
Dari penjabaran di atas, terlihat adanya fase-fase dalam perencanaan
pembangunan daerah yang masing-masing disusun sedemikian rupa untuk dijadikan
semacam panduan dalam pelaksaan pembangunan. Dari adanya perencaan tersebut, maka
pembangunan bisa lebih terarah dan tepat sasaran dengan indikator dan implementasi
yang jelas.
Dengan adanya arah yang telah ditentukan oleh pemerintah daerah, setidaknya
kebijakan yang akan diimplementasikan nanti merupakan akumulasi dari kepentingan
masyarakat yang dijaring dalam mekanisme musrenbangdes sampai musrenbangkab.
Dari RPJMD tersebut, terlihat adanya suatu alur yang dimulai dari deskripsi tentang
kondisi umum yang terjadi. Dari kondisi umum tersebut, pemerintah daerah bisa
merumuskan permasalahan apa saja yang muncul unutk ditindak lanjuti dalam penetapan
visi dan misi serta tujuan dan sasaran pembangunan. Tujuan dan sasaran pembangunan
yang telah sejalan dengan visi misi tersebut kemudian dijabarkan dalam strategi
pembangunan daerah. Pada tahap akhir, pemerintah daerha merancang arah kebijakan
keuangan daerah yang tentu saja telah disesuaikan dengan program dan arah
pembangunan. Kebijakan keuangan akan sangat menentukan bagaimana sebuah
rancangan pembangunan bisa diimplementsikan dan didistribusikan untuk kepentingan
masyarakat.
Sumber:
Pemerintah Kabupaten Ngawi, 2005. Draft Rancangan Akhir Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Ngawi Tahun 2006-2010.