ratna puspita dn - rpjmd ngawi

12
Tugas Mata Kuliah Kebijakan Publik Nama : Ratna Puspita Dwipa Nugrahhani Nim : 21856 Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Ngawi Tahun 2006-2010 Kebijakan sebagai sebuah sistem dan proses, memiliki kompleksitas yang luar biasa. Dalam setiap tahap-tahapnya, kebijakan berusaha untuk menyerap dan mengakomodasi kepentingan seluruh masyarakat. Kebijakan tersebut mengatur kepentingan orang banyak yang tentu saja berbeda satu sama lain. Dalam rangka penyederhanaan kompleksitas dalam pembuatan kebijakan itulah diperlukan adanya prosedur-prosedur baku. Prosedur tersebut biasanya terimplementasi dalam bentuk rancangan kebijakan yang dibuat berdasarkan aturan-aturan tertentu. Suatu rencana kebijakan pada umumnya dibagi berdasarkan jangka waktunya, yaitu rencana jangka panjang, menengah dan jangka pendek. Rencana pembangunan jangka menengah daerah yang sedikit akan diringkas di sini akan menunjukkan bagaimana sebuah kebijakan dibuat dengan prosedur yang rigid dan jelas. Selain itu, akan terlihat pula adanya penjabaran visi dan misi dalam bentuk kebijakan yang akan diimplementasikan daerah untuk mengatur dan mengakomodasi kepentingan masyarakatnya. Untuk melihat proses penjabaran tersebut secara jelas, maka kebijakan yang dibahas akan difokuskan pada permasalahan pemerintahan yang dilihat dari segi perencanaan dan pengembagan demokrasi politik. A. Kondisi Umum Daerah Bidang Pemerintahan Umum Kabupaten Ngawi telah banyak melakukan perencanaan dan pengendalian pembangunan melalui beberapa program penelitian dan pengembangan. Program ini telah diimplementasikan dengan adanya program Litbang SDM dan SDA yang sudah dilaksanakan mulai tahun 2001. Program-program tersebut juga melibatkan beberapa instansi atau lembaga yang memiliki kompetensi penelitian dan pengembangan secara

Upload: danielle-martin

Post on 16-Sep-2015

220 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

LAW

TRANSCRIPT

  • Tugas Mata Kuliah Kebijakan Publik

    Nama : Ratna Puspita Dwipa Nugrahhani

    Nim : 21856

    Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah

    (RPJMD)

    Kabupaten Ngawi Tahun 2006-2010

    Kebijakan sebagai sebuah sistem dan proses, memiliki kompleksitas yang luar

    biasa. Dalam setiap tahap-tahapnya, kebijakan berusaha untuk menyerap dan

    mengakomodasi kepentingan seluruh masyarakat. Kebijakan tersebut mengatur

    kepentingan orang banyak yang tentu saja berbeda satu sama lain. Dalam rangka

    penyederhanaan kompleksitas dalam pembuatan kebijakan itulah diperlukan adanya

    prosedur-prosedur baku. Prosedur tersebut biasanya terimplementasi dalam bentuk

    rancangan kebijakan yang dibuat berdasarkan aturan-aturan tertentu. Suatu rencana

    kebijakan pada umumnya dibagi berdasarkan jangka waktunya, yaitu rencana jangka

    panjang, menengah dan jangka pendek.

    Rencana pembangunan jangka menengah daerah yang sedikit akan diringkas di

    sini akan menunjukkan bagaimana sebuah kebijakan dibuat dengan prosedur yang rigid

    dan jelas. Selain itu, akan terlihat pula adanya penjabaran visi dan misi dalam bentuk

    kebijakan yang akan diimplementasikan daerah untuk mengatur dan mengakomodasi

    kepentingan masyarakatnya. Untuk melihat proses penjabaran tersebut secara jelas, maka

    kebijakan yang dibahas akan difokuskan pada permasalahan pemerintahan yang dilihat

    dari segi perencanaan dan pengembagan demokrasi politik.

    A. Kondisi Umum Daerah Bidang Pemerintahan Umum

    Kabupaten Ngawi telah banyak melakukan perencanaan dan pengendalian

    pembangunan melalui beberapa program penelitian dan pengembangan. Program ini telah

    diimplementasikan dengan adanya program Litbang SDM dan SDA yang sudah

    dilaksanakan mulai tahun 2001. Program-program tersebut juga melibatkan beberapa

    instansi atau lembaga yang memiliki kompetensi penelitian dan pengembangan secara

  • profesional, seperti: UGM, Unibraw, UNS, UNAIR, UPN Surabaya dan Litbang Propinsi

    Jawa Timur.

    Perencanaan pembangunan disusun dalam bentuk RPJPD, RPJMD, dan RKPD.

    Selain itu, SKPD juga telah menyususn dokumen perencanaan pembangunan dalam

    bentuk Renstra SKPD dan Renja SKPD. Proses penyususnan pembangunan tahunan

    daerah untuk tahun 2006 dilakukan melalui beberapa tahap seperti, Musrenbang desa,

    kecamatan, kabupaten, dan melakukan evaluasi untuk penyempurnaan program dan

    kegiatan melalui laporan tertulis dari SKPD maupun pengamatan secara langsung di

    tempat kegiatan.

    Dalam bidang pengembangan demokrasi politik dijabarkan tentang pelaksanaan

    pemilu pada tahun 2004 yang dilakukan sebanyak dua kali secara berturut-turut, yaitu

    pemilihan umum untuk anggota legislatif dari Tingkat Pusat sampai Tingkat Kabupaten /

    Kota, dan pemilihan untuk Presiden dan Wakil Presiden. Untuk pemilihan umum abggota

    Legislatif, dari jumlah pemilih sebanyak 629.031 orang, yang menggunakan hak

    suaranya adalah sebanyak 480.641. Adapun hasil pemilihan umum untuk anggota

    legislatif Kabupaten Ngawi adalah: PDIP memperoleh 13 kursi, Golkar mendapat 10

    kursi, PKB mendapat 7 kursi, dan seterusnya.

    Selain dua bidang di atas, kondisi umum yang dijabarkan dalam RPJMD ini juga

    meliputi pelayanan administrasi umum pemerintahan, yang dijabarkan dalam: sumber

    daya manusia aparatur, sarana dan prasarana aparatur, kelembagaan dan ketatalaksanaan,

    pengawasan daerah, pemerintahan daerah, pemerintahan desa, hukum, informasi dan

    komunikasi, pelayanan perijinan, dan perpustakaan dan arsip daerah yang pada umunya

    masih banyak terjadi permasalahan.

    B. Permasalahan Utama Dalam Bidang Pemerintahan Umum

    Reformasi birokrasi belum berjalan sesuai dengan tuntutan masayarakat sehingga

    pelayanan masyarakat kurang optimal antara lain ditandai masih adanya pelanggaran

    disiplin, penyalahgunaan wewenang dan penyimpangan, belum optimalnya kinerja

    sumber daya aparatur, belum memadainya sistem kelembagaan (organisasi), dan

    ketatalaksanaan (manajemen) pemerintahan serta banyaknya peraturan yang sudah tidak

    sesuai dengan perkembangan keadaan dan tuntutan pembangunan.

  • Belum optimalnya kelembagaan politik, kelembagaan pemerintah daerah dan

    lembaga kemasyarakatan dalam mengembangkan nilai-nilai denmokratis dalam

    kehidupan berbangsa dan bernegara, antara lain masih dijumpai adanya ancaman

    terhadap persatuan dan kesatuan bangsa, rendahnya partisipasi masyarakat dalam

    menyampaikan aspirasi politiknya pada pelaksanaan pemilihan umum.

    C. Prioritas Pembangunan

    Peningkatan sistem dan kualitas penyelenggaraan pemerintahan, guna

    mewujudkan penyelenggaraan pemerintah daerah yang transparan, akuntabel, dan

    partisipatif melalui peningkatan profesionalisme birokrasi dalam pelayanan publik.

    Dengan semakin meningkatnya tuntutan partisipasi masyarakat, penerapan

    prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik, merupakan suatu keharusan guna

    meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan kinerja melalui

    perbaikan sistem dan kualitas penyelenggaran pemerintahan akan memberi ruang yang

    luas bagi masyarakat untuk berperan aktif di dalam pembangunan serta terwujudnya

    pelayanan prima.

    D. Kebijakan Umum Pembangunan

    Kebijakan Fungsi atau Bidang

    Meningkatkan kemampuan keuangan daerah, kualitas sumber daya manusia

    aparatur, kelembagaan, sarana aparatur, ketentuan-ketentuan daerah, sistem

    dan prosedur serta budaya kerja menuju kinerja aparatur daerah yang

    kompeten dan profesional.

    Meningkatkan hubungan dua arah yang bersifat dialogis antara pemerintah

    daerah dengan masyarakat, baik secara langsung maupun melalui media,

    untuk mendukung kebijakan pemerintah daerah, menyerap aspirasi

    masyarakat dan meningkatkan paartisipasi masyarakat dalam pembangunan.

    Mengembangkan iklim politik demokratis yang berdasarkan Pancasila,

    mencegah dan menaggulangi terjadinya gangguan ketentraman dan ketertiban

    guna mewujudkan kondisi daerah yang aman, tenteram dan dinamis, sehingga

    tercipta iklim yang kondusif di daerah.

  • E. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pembangunan Daerah

    Visi: Terwujudnya Kabupaten Ngawi yang unggul di bidang agraris unutk

    meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam suasana agamis.

    Misi:

    Mewujudkan sistem penyelenggaraan pemerintahan daerah yang lebih

    transparan, partisipatif dan akuntabel demi terjamin dan tegaknya supremasi

    hukum dan hak azasi rakyat.

    Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan daerah dengan

    memberikan pelayanan sesuai standar pelayanan minimal untuk mencapai

    kesejahteraan masyarakat.

    Memberdayakan dan memanfaatkan ketersedian sumber daya alam dan

    manusia yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.

    Meningkatkan hubungan antara warga masyarakat yang harmonis untuk

    mendukung pelaksanaan pembangunan.

    Tujuan Pembangunan:

    Berdasarkan visi dan misi tersebut di atas ditetapkan 4 (empat) tujuan

    pembangunan daerah yaitu:

    Tata pemerintahan daerah yang baik.

    Pelayanan publik yang prima

    Pertumbuhan ekonomi daerah, peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan

    penyediaan sarana dan prasarana wilayah yang memadai.

    Stabilitas daerah yang dinamis.

    F. Sasaran Pembangunan

    Sasaran Fungsi atau Bidang Pemerintahan Umum.

    Terwujudnya penelitian yang kredibel dan akuntabel.

    Meningkatkan kualitas proses, produk, data base dan aparatur perencanaan

    pembangunan.

    Meningkatkan kualitas pengendalian pembangunan.

    Terwujudnya situasi dan kondisi daerah yang aman, tertib dan kondusif.

  • Meningkatnya pendapatan daerah dan kualitas pengelolaan administrasi

    keuangan daerah.

    Meningkatnya kualitas SDM aparatur dan kesejahteraan aparatur.

    Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana aparatur.

    Meningkatnya efektivitas dan efisiensi kelembagaan dan ketatalaksanaan,

    ekuntabilitas kinerja SKPD dan berkembangnya teknologi informasi.

    Meningkatnya kualitas hasil pengawasan.

    Meningkatnya kualitas penyelenggaraan pemerintahan daerah secara

    transparan, akuntabel dan partisipatif.

    Meningkatnya kualitas penyelenggaraan pemerintahan desa. Meningkatnya

    kualitas produk hukum daerah dan kesadaran hukum masyarakat.

    Meningkaynya kualitas dan kuantitas arus informasi dan komunikasi.

    Meningkatnya kualitas pelayanan perijinan.

    Meningkatnya kualitas pelayanan perpustakaan dan penataan arsip daerah.

    Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam politik.

    G. Strategi Pembangunan Daerah

    Dalam bidang pemerintahan strategi pokok yang akan dijalankan pemerintah

    daerah diantaranya adalah: strategi peningkatan pelayanan publik agar murah, efisien,

    efektif dan ekonomis untuk menciptakan dunia usaha yang kondusif; strategi peningkatan

    peran masyarakat dalam pembangunan daerah yang transparan, akuntabel dan partisipatif

    secara proposional. Untuk memudahkan proses penyusunan perencanaan dan

    penganggaran, maka dibuat suatu bentuk fungsi dan sub fungsi sebagai berikut:

    Aspek Pemerintahan Umum

    1. Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan.

    Penelitian dan Pengembangang.

    Perencanaan Pembangunan.

    Pengendalian Pembangunan.

    2. Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat.

    3. Pelayanan Administrasi Umum Pemerintahan

    Keuangan Daerah.

  • Sumber Daya Manusia Aparatur.

    Sarana dan Prasarana Aparatur.

    Kelembagaan dan Ketatalaksanaan.

    Pengawasan daerah.

    Pemerintahan Daerah.

    Pemerintahab Desa.

    Hukum.

    Informasi dan Komunikasi.

    Pelayanan Perijinan.

    Perpustakaan dan Arsip Daerah.

    4. Pengembangan Demokrasi Politik.

    Sesuai dengan prioritas pembangunan dan berdasarkan urusan kewenangan atau

    fungsi Pemerintahan Kabupaten sebagaimana yang telah diuraikan di muka, maka

    kebijakan dann program pembangunan masing-masing fungsi dan sub fungsi diuraikan

    sebagai berikut:

    H. Program Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

    Dalam Aspek Pemerintahan Umum terdapat perencanaan yang didasarkan pada

    fungsi dan sub fungsi. Di sini hanya akan diuraikan dua contoh yaitu fungsi perencanaan

    pembangunan dan pengembangan demokrasi politik yang dijabarkan dalam program

    SKPD.

    1.Perencanaan Pembangunan.

    Permasalahan

    Dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 membawa

    dampak terhadap perubahan dalam sistem perencanaan pembangunan, terutama dalam

    proses dan produk perencanaan pembangunan yang harus dihasilkan. Tuntutan akan

    keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan daerah semakin

    meningkat utamanya dari kalangan-kalangan non-government, yang disertai dengan daya

    nalar dan daya tanggap yang semakin meningkat pula.

  • Masih cukup besarnya gap antara jumlah dan nilai usulan kegiatan pembangunan

    hasil Musrenbang di semua tingkatan, dengan jumlah dan nilai kegiatan yang

    diprogramkan dalam APBD, sebagaimana dijelaskan pada BAB II, menunjukkan bahwa,

    proses perencanaan pembangunan belum dapat dimanfaatkan secara optimal oleh semua

    stakeholders.

    Hal ini bisa terjadi karena, disamping kemampuan anggaran pembangunan yang

    ada masih relatif kecil, yang terutama dari segi perencanaan pembanguna adalah, karena

    aparatur yang menangani perencanaan pembangunan disemua tingkatan belum memiliki

    benar arti pentingnya suatu perencanaan pembangunan, dan belum memahami benar

    kebutuhan yang harus diprioritaskan dalam pembangunan menurut urusan kewenangan

    atau fungsi yang harus dilaksanakan dalam pembangunan, dan data pendukung untuk

    keperluan perencanaan pembangunan kurang akurat, lengkap dan up to date.

    Sehingga dalam hal usulan kegiatan pembangunan, yang nampak adalah lebih

    banyak daftar usulan keinginan, bukan daftar usulan kebutuhan yang bersifat prioritas.

    Maka yang terjadi kemudian adalah, dokumen perencanaan pembangunan yang

    dihasilkan kurang mempunyai bobot yang tinggi untuk kepentingan perencanaan dan

    penganggaran.

    Sasaran

    Meningkatnya kualitas proses, produk, data base dan aparatur perencanaan

    pembangunan.

    Indikator dan Target:

    1. Terlaksananya Musrenbangkab Jangka Panjang Tahun 2007-2027.

    2. Tersusunnya Dokumen RPJPD tahun 2007-2027, target tahun 2006 selesai.

    3. Terlaksananya Musrenbangdes/kel, target selesai bulan Januari tiap tahun.

    4. Terlaksananya Musrenbangcam, target selesai bulan Maret tiap tahun.

    5. Terlaksananya Musrenbangkab tahunan, target selesai bulan Maret tiap tahun.

    6. Tingkat kehadiran / keterlibatan masayarakat dalam proses musrenbang

    mencapai 90%

    7. Tersusunnya RKPD, target selesai ulan Mei tiap tahun.

    8. Gap antara jumlah dan nilai kegiatan hasil musrenbang dengan jumlah dan

    nilai kegiatan di APBD menurun, target sampai tahun 2010 menurun 75%.

  • 9. Tersusunnya Renja SKPD, target selesai bulan Mei tiap tahun.

    10. Tersusunnya hasil monitoring kegiatan pembangunan, target tiap bulan sekali.

    11. Tersusunnya hasil evaluasi kegiatan pembangunan , target satu tahun sekali.

    12. Meningkatnya kemampuan aparatur perencana yang berada di level kabupaten

    dengan kualifikasi diklat perencanaan tingkat dasar, target 12 orang selesai

    tahun 2010.

    13. Meningkatnya kemampuan aparatur perencana di Satuan-satuan Kerja

    Perangkat Daerah Workshop, target 2007 selesai.

    Kebijakan:

    Meningkatkan kualitas proses dan produk perencanaan, yang didukung dengan

    data base yang akurat, lengkap dan up to date, dan kemampuan aparatur perencana

    pembangunan yang memadai.

    Program: Pengembangan sistem perencanaan pembangunan partisipatif.

    Indikasi kegiatan:

    1. Penyusunan perencanaan pembangunan jangka panjang (20 tahun).

    2. Penyusunan perencanaan pembangunan jangka menengah (5 tahun).

    3. Penyusunan perencanaan pembangunan jangka pendek (1 tahun).

    4. Penyusunan perencanaan tata ruang wilayah.

    5. Peningkatan kemampuan aparatur perencana di semua tingkatan.

    6. Peningkatan kualitas SDM aparatur di bidang teknis fungsional perencanaan.

    7. Penyusunan analisa potensi wilayah.

    8. Penyusunan data base perencanaan pembangunan yang lengkap, akurat, dan

    up to date.

    9. Peningkatan kualitas monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembangunan.

    2. Pengembangan Demokrasi Politik

    Permasalahan:

    Perubahan sistem politik yang lebih transparan, membawa dampak terhadap

    semakin terbukanya masyarakat dalam menyalurkan aspirasi politiknya. Hal ini terjadi

    dengan dilaksanakannya pemilihan legislatif, pemilihan presiden, pemilihan bupati secara

    langsung yang dilaksanakan oleh lembaga independen yaitu KPUD.

  • Keterbukaan sistem politik perlu juga disadari bahwa peluang unutk terjadinya

    konflik horisontal maupun vertikal sangat tinggi, untuk itu diperlukan kesadaran

    masyarakat yang memadai untuk dapat menerima kemenangan maupun kekalahan dari

    para calon yang didukungnya.

    Kurangnya pemahaman dan kesadaran masyarakat untuk memilih calon

    pamimpin yang dibutuhkan, mengakibatkan masih banyaknya terjadi praktek-praktek

    politik uang, politik janji, banyaknya pemilih yang tidak menggunakan hak suara dan

    kecurangan dalam proses pemilihan.

    Sasaran: Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam politik

    Indikator:

    1. Meningkatnya pemilih yang menggunakan hak suaranya dalam pemilu baik

    Pilpres, Pileg, maupun Pilbub, target mencapai 85%.

    2. Pemilu berjalan tertib, lancar, aman dan sukses, target mencapai 100%

    3. Tartanganinya rasa tidak puas dari pihak yang kalah, baik dalam bentuk

    pengaduan maupun unjuk rasa, target tertangani 100%.

    Kebijakan: Mengambangkan iklim politik yang demokratis.

    Program: Peningkatan Kesadaran Politik Masyarakat

    Indikasi kegiatan:

    1. Pendidikan politik masyarakat

    2. Pembinaan kesatuan bangsa

    3. Pemberdayaan organisasi politik dan organisasi masyarakat

    4. penyelenggaraan pemilihan umum

    H. Arah Kebijakan Keuangan Daerah

    Kondisi keuangan daerah sangat menentukan dinamika roda penyelenggaraan

    pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan, dalam arti semakin tinggi kemampuan

    keuangan daerah semakin tinggi pula dinamika roda penyelenggaraan pemerintahan dan

    pelaksanaan pembangunan, karena keuangan daerah merupakan jantung daripada

    kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan. Pada jangka

    waktu 2006-2010 dipastikan akan terjadi dinamika pendapatan dan pembiayaan daerah.

    Dalam jangka waktu tersebut akan terjadi penurunan dan kenaikan pembiayaan daerah.

  • Permasalaha-permasalahan yang timbul diantaranya adalah, kemampuan

    keuangan daerah yang relatif masih kecil, menyebabkan ruang gerak untuk melaksanakan

    kegiatan penyelanggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan menjadi terbatas.

    Pendapatan Asli Daerah yang relaif kecil mengakibatkan sikap ketergantungan terhadap

    pemerintah pusat menjadi tinggi. Selain itu, sistem dan prosedur anggaran belum

    dipahami secara optimal dan menyeluruh oleh satuan kerja perangkat daerah

    mengakibatkan gerak laju proses penyususnan, pelaksanaan, pengawasan, dan

    pengendalian anggaran masih berjalan kurang lancar. Disamping itu, masih terdapat

    permsalahan lain yang menyangkut transparansi, akuntabilitas dan partisipasi dalam

    anggaran serta permasalahan pengembangan perusahaan daerah yang dimilki.

    Arah Pengelolaan Pendapatan Daerah

    Pendapatan daerah diarahkan untuk meningkatkan lemampuan keuangan daerah,

    baik yang bersumber dari PAD, Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan yang Sah.

    Untuk pengelolaan pendapatan tersebut maka dilakukan usaha-usaha seperti

    ekstensifikasi dan intensifikasi baik terhadap pajak maupun retribusi daerah. Pemerintah

    Daerah juga akan melakukan pendekatan secara intensif dan proaktif dengan melakukan

    akses ke pemerintah pusat dan pemerintah propinsi dalam upaya meningkatkan

    pendapatan daerah.

    Arah Pengelolaan Belanja Daerah

    Karena terbatasnya kemampuan daerah, maka arah pengelolaan belanja daerah

    adalah sebagai berikut:

    1. Penyusunan perencanaan anggaran belanja dilakukan secara matang dengan

    mempertimbangkan sisi kebutuhan yang penting dan mendesak sesuai dengan

    kemampuan keuangan daerah.

    2. Penggunaan anggaran belanja semaksimal mungkin memperhatikan azas-azas

    efisiensi, efektifitas, dan manfaat khususnya adalah belanja pelayanan publik,

    agar dengan demikian sistem target oriented yang mulai diaplikasikan dalam

    pelaksanaan pembangunan pada periode 2006-2010 dapat terlaksana dengan baik,

  • sehingga pada akhirnya pengukuran terhadap kinerja dari masing-masing satuan

    kerja dapat dilakukan secara jelas.

    3. Fasilitas kerja aparatur perlu untuk distandarisasikan agar dengan demikian iklim

    kerja dapat terwujud dengan baik.

    Arah Pengelolaan Pembiayaan

    Arah yang ditempuh dalam pengelolaan anggaran pembiayaan adalah sebagai

    berikut:

    1. Sejauh mungkin menghindari defisit anggaran yang mengakibatkan pemerintah

    daerha harus melakukan pinjaman / hutang.

    2. Sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu sejauh mungkin diusahakan tidak

    terlalu besar.

    3. Meningkatkan penyertaan modal / investasi khususnya pada perusahaan daerah,

    agar dengan demikian perusahaan daerah mempu mengembangkan usahanya yang

    lebih besar.

    4. Meningkatkan bantuan modal investasi bagi masyarakat dalam bentuk dana

    bergulir (revolving), agar dengan demikian kehidupan ekonomi masyarakat dapat

    lebih meningkat.

    Kebijakan Umum Anggaran

    Kebijakan umum anggaran yang harus diperhatikan oleh berbagai pihak yang

    berkaitan dengan anggaran adalah:

    1. Transparansi, akuntabilitas dan partisipatif

    2. Disiplin anggaran. (disusun berdasarkan pada kebutuhan masyarakat tanpa

    meninggalkan keseimbangan antara kemampuan keuangan daerah dengan

    kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan).

    3. Keadilan anggaran. (mengalokasikan anggaran secara proposional agar dapat

    dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat).

    4. Efisiensi dan efektifitas anggaran.

  • Dari penjabaran di atas, terlihat adanya fase-fase dalam perencanaan

    pembangunan daerah yang masing-masing disusun sedemikian rupa untuk dijadikan

    semacam panduan dalam pelaksaan pembangunan. Dari adanya perencaan tersebut, maka

    pembangunan bisa lebih terarah dan tepat sasaran dengan indikator dan implementasi

    yang jelas.

    Dengan adanya arah yang telah ditentukan oleh pemerintah daerah, setidaknya

    kebijakan yang akan diimplementasikan nanti merupakan akumulasi dari kepentingan

    masyarakat yang dijaring dalam mekanisme musrenbangdes sampai musrenbangkab.

    Dari RPJMD tersebut, terlihat adanya suatu alur yang dimulai dari deskripsi tentang

    kondisi umum yang terjadi. Dari kondisi umum tersebut, pemerintah daerah bisa

    merumuskan permasalahan apa saja yang muncul unutk ditindak lanjuti dalam penetapan

    visi dan misi serta tujuan dan sasaran pembangunan. Tujuan dan sasaran pembangunan

    yang telah sejalan dengan visi misi tersebut kemudian dijabarkan dalam strategi

    pembangunan daerah. Pada tahap akhir, pemerintah daerha merancang arah kebijakan

    keuangan daerah yang tentu saja telah disesuaikan dengan program dan arah

    pembangunan. Kebijakan keuangan akan sangat menentukan bagaimana sebuah

    rancangan pembangunan bisa diimplementsikan dan didistribusikan untuk kepentingan

    masyarakat.

    Sumber:

    Pemerintah Kabupaten Ngawi, 2005. Draft Rancangan Akhir Rencana

    Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Ngawi Tahun 2006-2010.