rangkuman modul pengelasan

22
Kata Pengantar Puji syukur kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah mencurahkan rahmat-Nya kepada kita semua,sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah Rangkuman Modul Teknik Pengelasan ini. Saya tahu dalam era modern sekarang diperlukan SDM yang pintar dalam prakteknya juga sangat menguasai teorinya,karena dengan hal itu seseorang dalam melaksanakan pengerjaan sudah mengetahui teorinya.Dengan hal itu juga pembangunan Negara menjadi lebih baik dan dapat disegani oleh Negara lainnya. Karena kami tahu teori tanpa praktek itu adalah tidak akan bisa, dan praktek tanpa teori itu hal ceroboh. Dalam proses pembuatan makalah ini kami sangat berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami,yang tak bisa kami ucapkan satu-persatu. Dan pada kesempatan ini juga saya memohon maaf apabila dalam makalah ini ada sebuah kesalahan ataupun hal yang menyinggung, saya memohon maaf yang sebesar- besarnya karena kesalahan itu tidak kami rencanakan Makalh ini juga kami harapkan dapat membantu proses belajar – mengajar para insane yang berkecimpung di dunia pendidikan. Bila ada saran dalam makalah ini bisa menghubungi kami.Sekian,terima kasih. Cimahi, 20 November 2013 Penyusun Teknik Pengelasan Page 1

Upload: aesep-dadang-maulana

Post on 23-Oct-2015

70 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Engineering

TRANSCRIPT

Page 1: Rangkuman Modul Pengelasan

Kata PengantarPuji syukur kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah mencurahkan rahmat-Nya

kepada kita semua,sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah

Rangkuman Modul Teknik Pengelasan ini.

Saya tahu dalam era modern sekarang diperlukan SDM yang pintar dalam prakteknya juga

sangat menguasai teorinya,karena dengan hal itu seseorang dalam melaksanakan

pengerjaan sudah mengetahui teorinya.Dengan hal itu juga pembangunan Negara menjadi

lebih baik dan dapat disegani oleh Negara lainnya. Karena kami tahu teori tanpa praktek itu

adalah tidak akan bisa, dan praktek tanpa teori itu hal ceroboh.

Dalam proses pembuatan makalah ini kami sangat berterima kasih kepada pihak-pihak yang

telah membantu kami,yang tak bisa kami ucapkan satu-persatu. Dan pada kesempatan ini

juga saya memohon maaf apabila dalam makalah ini ada sebuah kesalahan ataupun hal

yang menyinggung, saya memohon maaf yang sebesar-besarnya karena kesalahan itu tidak

kami rencanakan

Makalh ini juga kami harapkan dapat membantu proses belajar –mengajar para insane yang

berkecimpung di dunia pendidikan. Bila ada saran dalam makalah ini bisa menghubungi

kami.Sekian,terima kasih.

Cimahi, 20 November 2013Penyusun

Asep Dadang MaulanaTM 121013

Teknik Pengelasan Page 1

Page 2: Rangkuman Modul Pengelasan

Daftar isi..........................................................................................Hal

Kata Pengantar.........................................................................................1

BAB IPENDAHULUAN...............................................................................3

A. Latar Belakang Masalah..................................................................................3

B. Rumusan Masalah..........................................................................................3

C. Tujuan Masalah..............................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................5

A.Las Gas dan Pengelasan Oxsi-asetilen................................................................4

B. Zat Asam............................................................................................................6

C. Proses pembuatan Asetilen..............................................................................7

D.Las Listrik dan dasar-dasarnya...........................................................................9

E. Elektroda............................................................................................................9

F. Posisi Pengelasan dan gerakan elektroda........................................................10

G.Arus Listrik Las.................................................................................................14

BAB IIIPENUTUP................................................................................16

A. Kesimpulan....................................................................................................16

B. Saran dan Kritik.............................................................................................16

Teknik Pengelasan Page 2

Page 3: Rangkuman Modul Pengelasan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses pengelasan dibagi dalam dua katagori utama, yaitu pengelasan lebur dan pengelasan

padat. Pengelasan lebur menggunakan panas untuk melebur permukaan yang akan

disambung, beberapa operasi menggunakan logam pengisi dan yang lain tanpa logam

pengisi. Pengelasan padat proses penyambungannya menggunakan panas dan/atau

tekanan, tetapi tidak terjadi peleburan pada logam dasar dan tanpa penambahan logam

pengisi.Pengelasan lebur dapat dikelompokkan sebagai berikut :

Pengelasan busur (arc welding, AW)

Pengelasan resistansi listrik (resistance welding, RW)

Pengelasan gas (oxyfuel gas welding, OFW)

Proses pengelasan lebur yang lain.

B. Rumusan Masalah

Las Gas dan Pengelasan Oxsi-asetilen? Zat Asam? Proses pembuatan Asetilen? Las Listrik dan dasar-dasarnya? Elektroda? Posisi Pengelasan dan gerakan elektroda? Arus Listrik Las?

C. Tujuan

Mengetahui apa itu Las Gas dan pengelasan Oxsi-asetilen Mengetahui apa itu Zat Asam Mengetahui proses pembuatan Asetilen Mengetahui Las Listrik Dan Dasar-Dasarnya Mengenal Elektroda? Posisi Pengelasan dan gerakan elektroda? Arus Listrik Las?

BAB II

Teknik Pengelasan Page 3

Page 4: Rangkuman Modul Pengelasan

PEMBAHASAN

A. LAS GAS

Dalam proses pengelasan gas, panas diperoleh dari hasil pembakaran gas dengan oksigen

sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu yang dapat mencairkan logam dasar dan

logam pengisi. Pengelasan gas juga sering digunakan untuk proses pemotongan logam.

Gas yang lazim digunakan adalah gas alam, asetilen, dan hidrogen. Di antara ketiga gas ini

yang paling sering dipakai adalah gas asetilen, sehingga pengelasan gas pada umumnya

diartikan sebagai pengelasan oksi-asetilen (oxyasetylene welding, OAW).

Pengelasan oksi-asetilen merupakan proses pengelasan lebur dengan menggunakan nyala

api temperatur tinggi yang diperoleh dari hasil pembakaran gas asetilen dengan oksigen.

Nyala api diarahkan oleh ujung pembakar (welding torch tip). Pengelasan dapat dilakukan

dengan atau tanpa logam pengisi, dan tekanan kadang-kadang digunakan untuk

menyatukan kedua permukaan benda kerja yang akan disambung.

Bila digunakan logam pengisi, maka komposisi logam pengisi harus sama dengan komposisi

logam dasar. Logam pengisi sering dilapisi dengan fluks, untuk membantu membersihkan

permukaan dan melindungi las-an agar tidak terjadi oksidasi.

Nyala api dalam pengelasan oksi-asetilen dihasilkan oleh reaksi kimia asetilen (C2H2) dan

oksigen (O2) dalam dua tahapan.

Tahapan pertama ditentukan oleh reaksi :

_ C2H2 + O2 2CO + H2 + panas

Hasil reaksi tersebut mudah terbakar, sehingga menyebabkan reaksi yang tahapan kedua :

_ 2CO + H2 + 1,5O2 2CO2 + H2O + panas

Dua tahapan pembakaran dapat dilihat dalam emisi nyala api oksi-asetilen yang keluar dari

ujung pembakar. Bila campuran oksigen dan asetilen 1 : 1, seperti yang dijelaskan pada

formula reaksi kimia di atas, nyala api yang dihasilkan dikenal sebagai nyala netral.

Reaksi kimia tahap pertama terlihat sebagai kerucut dalam nyala api (berwarna putih

bersinar), sedang reaksi tahap kedua terlihat sebagai kerucut luar yang membungkus

kerucut dalam (hampir tanpa warna tetapi sedikit warna antara biru dan jingga). Suhu

tertinggi dicapai pada nyala api ujung kerucut dalam, dan suhu tahap kedua suhunya di

bawah ujung dalam tersebut. Selama pengelasan berlangsung, kerucut luar menyebar dan

menutup permukaan benda kerja yang akan disambung, dan melindungi las-an dari

pengaruh atmosfer sekelilingnya.

Teknik Pengelasan Page 4

Page 5: Rangkuman Modul Pengelasan

Panas total yang dilepaskan selama dua tahapan pembakaran asetilen adalah 1470 Btu/ft3

(55 x 106 J/m3). Tetapi karena suhu yang terdistribusi dalam nyala api, maka nyala api akan

menyebar di atas permukaan benda kerja, dan hilang di udara, densitas daya dan efisiensi

dalam pengelasan oksi-asetilen relatif rendah : f1 = 0,10 hingga 0,30

PEMBAGIAN MACAM GAS UNTUK PENGELASAN

Acetylen (C2 H2)

Propan (C3 H8 )

Gas Bumi

GAS BAKAR

Adalah gas yang mana bila gas tersebut bercampur dengan Oxigen (O2) akan mudah

terbakar dan menghasilkan energi panas misalnya pada las gas, las potong dll.

ZAT ASAM OXIGEN

Adalah gas yang mana gas tersebut harus ada (syarat uatama) pada setiap proses

pembakaran.

Spesifikasi yang harus ada pada LAS GAS

Botol Oxigen dengan regulator

Botol Asetylen dengan regulatro

Slang Oxigen

Slang Asetylen

Pembakar

Bahan tambah

Ujung pembakar

Benda kerja

Teknik Pengelasan Page 5

GAS LAS

GAS BAKAR

ZAT ASAM OXIGEN

Page 6: Rangkuman Modul Pengelasan

Nyala api

B. ZAT ASAM

Untuk Zat Asam di tandai dengan warna BIRU, pada nyal las diperlukan zat asam yang harus

bersih (kebersihan 98% atau lebih). Zat asam didapat dengan memproses udara biasa

didinginkan hingga -200° C (minimaln -140° C).

Diudara bebas terdapat sebagian besar zat lemas dan zat asam denagn cara pendinginan,

udara tersebut mengalami perubahan. Sehingga zat lemes lebih dulu menguap, dan zat

asamnya mengendap. Dengan tekanan 150-200 atm. Zat asam ini diisikan kedalam botol

baja. Pada umumnya botol mempunyai volume 40 liter dan diisi dengan tekanan 150 atm.

Juga ada botol dengan volume 50 liter dan diisi dengan tekanan 200 atm.

Perhitungan isi zat asam : ISI = tekanan x volume = P x V

= 150 x 40 = 6000 liter

Jumlah pemakain gas dapat hitung; tek. Awal – tek, akhir x volume.

Misal tek awal = 150 atm, dan tek akhir = 100 atm

Pemakaian = (150-100) x 40 = 2000 liter.

Pelayanan / perawatan

Botol harus dilengkapi dengan tutp pengaman

Jauhkan botol dari panas, sinar matahari dan jangan dibanting

Pada pemakaian botol harus tegak, jangan diletakan datar, agar keran terhindar dari

karat. (sebab zat asam tersebut kering benar).

Keran ( Ventil) jangan sampai terkena minyak Olie.

ASETYLEN

Tanda pengenal yang dipaki warna kuning

Asetylen didapat dari bahan karbid (campuran Calcium dengan zat arang) = Cac2 dengan air.

Cac2 + 2 H2O ---- C2H2 + Ca (OH) 2 + panas.

Kalsiumkarbid1kg

+ air0.56kg

˙−−−−¿ Asetylen

0.406kg+ panas400kkal

¿

1m3astylen beratnya = 1,17 kg.

Berat asetylen lebih rendah dari pada udara.

C. PROSES PEMBUATAN ASETILEN

Teknik Pengelasan Page 6

Page 7: Rangkuman Modul Pengelasan

Untuk pembuatan asetilen, peralatan harus mempunyai syarat sbb:

Tidak boleh terjadi percampuran antara asetilen dengan udara luar

Tekanan gas asetilen tidak boleh lebih dari 1,5 atm

Tidak ada panas disekitar alat pembuat asetilen

KESELAMATAN KERJA

Agara jangan terjadi ledakan yang besar jarak alat pembuat asetilen yang satu dengan

yang lain minimal 6 meter

Panjang selang gas minimal 5 meter

jarak ketempat pengelasan 3 meter

BOTOL ASETILEN

warna pengenal botol ini menggunakan warna kuning pada pemakaian posisi botol harus

tegak. Sebab kalau mendatar aseton dalam botol akan tersedot keluar. Akibat

tersedotnya aseton akan menjadikan selang kotor dan hasil las tidak baik. Botol

mempunyai vol 40 liter dan bertekanan 15 1tm.

CARA PEMASANGAN REGULATOR

sebelum dipasang buka lebih dulu kran botol oxsigen agar bersih dari kotoran

dengan kunci pas yang cocok,pasang regulator dengan cukup kuat (baut penyetel tek.

Pada regulator harus bebas

buka keran botol dan periksa kerapatannya dengan air sabun jangan menggunakan

minyak

putar baut menyetel (kekanan). Sampai mencapai tek. Kerja yang diinginkan.

SELANG

untuk mengalirkan gas pada pengelasan di pergunakan selang

Oxsigen mempergunakan warna BIRU

Asetilen mempergunakan warna MERAH

Pada pembuatannya selang biasanya ditest dengan tekanan ± 400 psi ( 27kg/cm2)

CARA MEMASANG

sebelum di pasang bersihkan dulu dengan kompresor

Harap diperhatikan nipple untuk asetilen berulir kiri, untuk oxsigen berulir kanan.

Tiap sambungan selang periksa kerapatannya/kebocorannya dengan air sabun.

MENYALAKAN PEMBAKARNYA

Periksa semua dalam keadaan baik

Teknik Pengelasan Page 7

Page 8: Rangkuman Modul Pengelasan

Buka kran oxsigen ± 1/8 putaran

Buka sedikit kran asetilen dan nyaalakan dengan korek api las

Tambahkan asetilen secukupnya

Tambah oxsigen sesuaikan sampai kita dapatkan nyala api yang netral

Catatan

Tek. Kerja untuk oxsigen = 2,5 atm

Tek. Kerja untuk asetilen = 0,25 atm

Menyetel tek. Kerja dilakukan dengan keadaan kran terbukan sesuaikan tek. Kerja yang

diinginkan dengan jalan memutar baut penyetel pada regulator.

D. LAS LISTRIK

A. Dasar-dasar teknik pengelasan las listrik

Prinsip las listrik

Teknik Pengelasan Page 8

Page 9: Rangkuman Modul Pengelasan

Penyambungan dua buah logam atau lebih menjadi satu dengan jalan pelelehan atau

pencarian dengan busur nyala listrik sebagai smber panasnya.penggunaan tenaga listrik

sebagai sumber nyalanya dibagi menjadi dua yaitu

1. Las tahanan listrik

2. Las busur nyala listrik

Las tahanan listrik adalah proses pengelasan yang di lakukan dengan cara mengalirkan arus

listrik melalui bidang-bidang atau permukaan benda kerja yang akan di sambung atau di

las.tahanan yang di timbul akan oleh arus listrik pada bidang-bidang sentuh akan

menimbulkan panas dan berguna mencairkan permukaan sambung. Jadi,tekanan yang

diberikan antara kedua bahan kerja akan menimbulkan paduan antara dua buah yang

disambung. Sedangkan las busur nyala listrik merupakan pengelasan yang di lakukan dengan

jalan mengubah arus listrik menjadi panas untuk melelehkan atau mencairkan permukaan

benda yang akan disambung dan membangkitkan busur nyala listrik melalui elektroda.

Proses terjadinya arus listrik ini diakibatka perbedaan tegangan listrik antara kedua kutub

yaitu kerja dan elektroda.perbedaan tegangan inin disebut tegangan nyala busur. Besar

tengangan ini antara 20 volt dan 40 volt.

B. ElektrodaElektroda merupakn bagian terpenting dalam las busur listrik.selama pengelasan elektroda

akan habis pada saat berlansungnya pengelasan.jenis elektroda akan mempengaruhi

pengelasan, maka itu pemilihan dan jenis elekroda haruslah tepat.berdasrkan selaput

pelindungnya dibedakan menjadi 2 macam yaitu elektroda polos dan elektroda berselaput.

Elektroda berselaput ini terdiri dari bangian inti dan pelindung atau fluks.pelapisan fluks

dapt dilakukakn dngan cara di semprot,celup atau destrusi.tujuan di buatnya fluks ini agar

pada saat elektroda terbkar akan menghasilkan gas co2 dengan tujuan melindungi cairan

las,busur listrik dari oksigen yang dapat mengalami bahan las mengalami oksidasi sehingga

akan mempengaruhi sifat mekanisme dari logam las. Jadi selaput elektroda mempunyai

fungsi-fungsi antara lain :

1. Mencegah terbentuknya oksida-oksida dan nitrad logam sewaktu proses pengelasan

berlansung.

2. Membuat torak pelindung sehingga dapat mengurangi kecepatan pendingin ,dengan

tujuan agar benda kerja yang dilas tidak mengalami getas atau rapuh.

Teknik Pengelasan Page 9

Page 10: Rangkuman Modul Pengelasan

3. Memberikan sifat2 khusus terhadap hasil las-lasan dengan cara menambah zat-zat

tertentu yang terkandung dalam selaput.

4. Menstabilkan terjadinya busur api dan mengarahkan nyala busur api sehingga mudah di control.Oleh karena pemilihan jenis elektroda haruslah tepat dengan memperhatikan sebagai berikut.• Jenis logam yang akan di las • Tebal bahan yang akan di las• Kekuatan mekanis yang di harapkan dari hasil pengelasan • Posisi pengelasan dan • Bentuk kampuh benda kerja

Guna salutan elektroda Membuat busur menjadi stabil Melindungi cairan hasil las dari udara luar Pengatur penggunaan Sumber unsur paduan

Penggolongan Elektroda Elektroda karbon rendah Elektroda karbon tinggi Elektroda karbon paduan Elektroda karbon tuang Elektroda karbon non fero

Memilih Elektroda sesuaikan dgn: Bahan yang mau dilas Posisi pengelasan Jenis listrik polaritas yang digunakan

Pemeliharaan elektroda Jangan membuang elektroda yang masih panjang bisa digunakan Simpan elektroda pada tempat yang kering agar salutan tidak lembab atatu ruksak Salutan jangan ruksak pada saat disimpan .

C.Posisi Pengelasan las listrik dan gerakan elektrodaPosisi Di Bawah Tangan

Kemiringan elektroda 10 derajat – 20 derajat terhadap garis vertical kearah jalan elektroda dan 70

derajat-80 derajat terhadap benda kerja.

Posisi Tegak (vertical)

Teknik Pengelasan Page 10

Page 11: Rangkuman Modul Pengelasan

Mengelas posisi tegak adalah apabila dilakukan arah pengelasannya keatas atau ke bawah. Dengan

kemiringan elektroda sekitar 10 derajat-15 derajat terhadapvertikal dan 70 derajat-85 derajat

terhadap benda kerja.

Posisi Datar (horizontal)

Mengelas dengan horizontal biasa disebut juga mengelas merata dimana kedudukan benda kerja

dibuat tegak dan arah elektroda mengikuti horizontal. Sewaktu mengelas elektroda dibuat miring

sekitar 5 derajat – 10 derajat terhadap garis vertical dan 70 derajat – 80 derajat kearah benda kerja.

Posisi Di Atas Kepala (Overhead)

Mengelas dengan posisi ini benda kerja terletak pada bagian atas juru las dan kedudukan elektroda

sekitar 5 derajat – 20 derajat terhadap garis vertical dan 75 derajat-85 derajat terhadap benda kerja.

Posisi Datar (1G)

Pada posisi ini sebaiknya menggunakan metode weaving yaitu zigzag dan setengah bulan Untuk jenis

sambungan ini dapat dilakukan penetrasi pada kedua sisi, tetapi dapat juga dilakukan penetrasi pada

satu sisi saja. Type posisi datar (1G) didalam pelaksanaannya sangat mudah. Dapat diapplikasikan

pada material pipa dengan jalan pipa diputar.

Posisi Horizontal (2G)

Pengelasan pipa 2G adalah pengelasan posisi horizontal, yaitu pipa pada posisi tegak dan pengelasan

dilakukan secara horizontal mengelilingi pipa. posisi sudut electroda pengelasan pipa 2G yaitu 90º

Panjang gerakan elektrode antara 1-2 kali diameter elektroda. Bila terlalu panjang dapat

mengakibatkan kurang baiknya mutu las. Panjang busur diusahakan sependek mungkin yaitu ½ kali

diameter elektrode las. Untuk pengelasan pengisian dilakukan dengan gerakan melingkar dan

diusahakan dapat membakar dengan baik pada kedua sisi kampuh agar tidak terjadi cacat. Gerakan

seperti ini diulangi untuk pengisian berikutnya.

Posisi vertikal (3G)

Pengelasan posisi 3G dilakukan pada material plate. Posisi 3G ini dilaksanakan pada plate dan

elektrode vertikal.

Posisi Horizontal Pipa (5G)

Pada pengelasan posisi 5G dibagi menjadi 2, yaitu :

-Pengelasan naikBiasanya dilakukan pada pipa yang mempunyai dinding teal karena membutuhkan

panas yang tinggi. Pengelasan arah naik kecepatannya lebih rendah dibandingkan pengelasan

dengan arah turun, sehingga panas masukan tiap satuan luas lebih tinggi dibanding dengan

pengelasan turun.Posisi pengelasan 5G pipa diletakkan pada posisi horizontal tetap dan pengelasan

dilakukan mengelilingi pipa tersebut. Supaya hasil pengelasan baik, maka diperlukan las kancing

(tack weld) pada posisi jam 5-8-11 dan 2. Mulai pengelasan pada jam 5.30 ke jam 12.00 melalui jam

6 dan kemudian dilanjutkan dengan posisi jam 5.30 ke jam 12.00 melalui jam 3. Gerakan elektrode

Teknik Pengelasan Page 11

Page 12: Rangkuman Modul Pengelasan

untuk posisi root pass (las akar) adalah berbentuk segitiga teratur dengan jarak busur ½ kali

diameter elektrode.

-Pengelasan turunBiasanya dilakukan pada pipa yang tipis dan pipa saluran minyak serta gas bumi.

Alasan penggunaan las turun lebih menguntungkan dikarenakan lebih cepat dan lebih ekonomis.

1. Pembentukan Busur Listrik

Pada pembentukan busur listrik elektroda keluar dari kutub negatif (katoda) dan mengalir

dengan kecepatan tinggi ke kutub positif (anoda). Dari kutub positif mengalir partikel positif

(ion positif) ke kutub negatif. Melalui proses ini ruang udara diantara anoda dan katoda

(benda kerja dan elektroda) dibuat untuk menghantar arus listrik (diionisasikan) dan

dimungkinkan pembentukan busur listrik. Sebagai arah arus berlaku arah gerakan ion-ion

positif. Jika elektroda misalnya dihubungkan dengan kutub negatif sumber arus searah,

maka arah arusnya dari benda kerja ke elektroda. Setelah arus elektroda didekatkan pada

lokasi jalur sambungan disentuhkan dan diangkat kembali pada jarak yang pendek (garis

tengahelektroda).

kawat inti

selubung elektroda

busur listrik

pemindahan logam

gas pelindung

terak

kampuh las

Dengan penyentuhan singkat elektroda logam pada bagian benda kerja yang akan

dilas,berlangsung hubungan singkat didalam rangkaian arus pengelasan, suatu arus listrik

yang kekuatannya tinggi mengalir, yang setelah pengangkatan elektroda itu dari benda kerja

menembus celah udara, membentuk busur cahaya diantara elektroda dengan benda kerja,

dan dengan demikian tetap mengalir.Suhu busur cahaya yang demikian tinggi akan segera

melelehkan ujung elektroda dan lokasi pengelasan. Didalam rentetan yang cepat partikel

elektroda menetes, mengisi penuh celah sambungan las dan membentuk kepompong las.

Proses pengelasan itu sendiri terdiri atas hubungan singkat yang terjadi sangat cepat akibat

pelelehan elektroda yang terus menerus menetes.

2. Proses penyulutan

Teknik Pengelasan Page 12

Page 13: Rangkuman Modul Pengelasan

Setelah arus dijalankan, elekteroda didekatkan pada lokasi jalur sambungan disentuhkan

sebentar dan diangkat kembali pada jarak yang pendek (garis tengah elektroda).

3. MenyalaKan busur listrik

Penyalaan busur listrik dapat di lakukan dengan menghubungkan singkat ujung elektroda

dengan logam induk (yang akan dilas) dan segera memisahkan lagi pada jarak yang pendek,

hal tersebut dapat dilakukan dengan 2 cara seperti pada gambar di bawah ini :

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan :

Jika busur nyala terjadi, tahan sehingga jarak ujung elektroda ke logam induk besarnya sama

dengan diameter dari penampang elektroda dan geser posisinya ke sisi logam induk.

Perbesar jarak tersebut(perpanjang nyala busur) menjadi dua kalinya untuk memanaskan

logam induk.Ø

Kalau logam induk telah sebagian mencair, jarak elektroda dibuat sama dengan garis tengah

penampang tadi.Ø

4. Memadamkan busur listrik

Cara pemadaman busur listrik mempunyai pengaruh terhadap mutu penyambungan

maniklas. Untuk mendapatkan sambungan maniklas yang baik sebelum elektroda dijauhkan

dari logam induk sebaiknya panjang busur dikurangi lebih dahulu dan baru kemudian

elektroda dijauhkan dengan arah agak miring. Pemadaman busur sebaiknya tidak dilakukan

ditengah-tengah kawah las tetapi agak berputar sedikit.

Gerakan Elektroda.

Macam-macam gerakan elektroda :

1. Gerakan arah turun sepanjang sumbu elektroda. Gerakan ini dilakukan untuk mengatur

jarak busur listrik agar tetap.

2. Gerakan ayunan elektroda. Gerakan ini diperlukan untuk mengatur lebar jalur las yang

dikehendaki.

Ayunan keatas menghasilkan alur las yang kecil, sedangkan ayunan kebawah menghasilkan

jalur las yang lebar. Penembusan las pada ayunan keatas lebih dangkal daripada ayunan

kehawah.

Ayunan segitiga dipakai pada jenis elektroda Hydrogen rendah untuk mendapatkan

penembusan las yang baik diantara dua celah pelat.

Teknik Pengelasan Page 13

Page 14: Rangkuman Modul Pengelasan

Beberapa bentuk-bentuk ayunan diperlihatkan pada gambar dibawah ini. Titik-titik pada

ujung ayunan menyatakan agar gerakan las berhenti sejenak pada tempat tersebut untuk

memberi kesempatan pada cairan las untuk mengisi celah sambungan.

Tembusan las yang dihasilkan dengan gerekan ayun tidak sebaik dengan gerakan lurus

elektroda. Waktu yang diperlukan untuk gerakan ayun lebih lama, sehingga dapat

menimbulkan pemuaian atau perubahan bentuk dari bahan dasar. Dengan alasan ini maka

penggunaan gerakan ayun harus memperhatikan tebal bahan dasar.

D. Arus Listrik Las

Gaya penggerak pada arus listrik adalah adanya tegangan dari sumber arus. Tahana

utama pada arus las terletak pada busur nyala listrik. Sedangkan tahanan tahanan yang

lainnya (yang lebih kecil) terletak pada kabel-kabel penghantar, adapun jenis arus listrik

seperti:

Arus Searah DC adalah suatu arus listrik yang selalu dalam arah yang sama dan

umumnya mengalir dengan kuat arus yang sama.

Arus Bolak Balik AC adalah suatu arus listrik yang arah dan kuat arusnya selalu

berganti, dalam satu detik arahnya 100 kali ganti yaitu 50 priode tiap detik atau

disebut 50 Hz (Hertz).

Arus Tiga Fase pada jenis ini digunakan tiga arus AC dengan 50 Hz, dengan pergeseran

waktu tertentu antara satu dengan lainnya. Arus tiga fase ini digunakan terutama pada

alat-alat yang memerlukan arus listrik yang besar dan biasanya mempunyai tegangan

380 Volt.

Untuk pengelasan digunakan suatu mesin las ini menghasilkan arus listrik dari PLN, kita

tidak bisa mengelas, kita harus mengunakan transformator, mesin las searah atau

pengubah mengunakan arus DC sedangkan transformator menghasilkan arus AC.

Transformator arus AC

Mesin las arus searah arus DC

Mesin las pengubah arus DC

PORALITAS adalah bentuk / instalasi sambungan arus listrik dari mesin las ke elektroda

dan benda kerja.

Tuntutan yang harus ada

Teknik Pengelasan Page 14

Page 15: Rangkuman Modul Pengelasan

Tegangan listrik rendah ( 15-100 volt )

Arus listrik tinggi ( 15-400 Ampere )

Tingginya arus listrik bisa distel

perubahan arus selama pengelasan kecil

NO KEUNTUNGAN MESIN AC KERUGIAN MESIN AC1 Harga murah Tidak selalu elektroda bisa

digunakan2 Pemeliharaan muda dan murah Harga mahal

NO KEUNTUNGAN MESIN DC1 Semua jenis elektroda bisa dipakai Lebih mahal

Pemeliharaan mahal & rumit

BAB IIIPENUTUP

Teknik Pengelasan Page 15

Page 16: Rangkuman Modul Pengelasan

A. Kesimpulan

Ilmu teknik pengelasan ini sangat penting buat pengetahuan didunia kerja nyata, apalagi kita

sebagai calon lulusan Ahli Madya, di tuntut untuk menguasai berbagai teknik termasuk teknik

pengelasan ini Modul ini penting buat bekal pengetahuan didunia kerjan yata, sebagai

calon sarjana Teknik Mesin Produksi kita harus bias menguasai materi yang di jelaskan di

atas, dengan pengetahuan itu kita dapat menciptakan kenyamanan bagi

penggunanyadan yang pasti dapat melancarkan prosedur-prosedur unit produksi dengan

lancer dan selamat.

B. Saran

Saran yang penulis sampaikan adalah sebagai berikut:

Sebaiknyapelajaridankuasaisepenuhnyailmumanajemenbengkelini, sebagai modal

awalbuatterjun di duniakerja

Ikutilahprosedur-prosedur yang yangtelah di jelaskandiatas agar terciptanya unit

produksi yang nyamandanepektif

Perhitungkansemunyadenganmaksimalsesuaiprosedur-prosedur yang telah di bahas

agar bisatertujupadasatutitikpuncak yang adainginkan.

Teknik Pengelasan Page 16