teknik pengelasan

24
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian pengelasan menurut DIN (Deutsche Industrie Normen) adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Dengan kata lain, las adalah sambungan setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan energi panas. Dalam proses penyambungan ini adakalanya disertai dengan tekanan dan material tambahan (filler material) Teknik pengelasan secara sederhana telah diketemukan dalam rentang waktu antara 4000 sampai 3000 SM. Setelah energi listrik dipergunakan dengan mudah, teknologi pengelasan maju dengan pesatnya sehingga menjadi sesuatu teknik penyambungan yang mutakhir. Hingga saat ini telah dipergunakan lebih dari 40 jenis pengelasan. Pada tahap-tahap permulaan dari pengembangan teknologi las, biasanya pengelasan hanya digunakan pada sambungan-sambungan dari reparasi yang kurang penting. Tapi setelah melalui pengalaman dan praktek yang banyak dan waktu yang lama, maka sekarang penggunaan proses- proses pengelasan dan penggunaan konstruksi-konsturksi las merupakan hal yang umum di semua negara di dunia. 1

Upload: amin-uddin

Post on 24-Apr-2015

132 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: Teknik Pengelasan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengertian pengelasan menurut DIN (Deutsche Industrie Normen) adalah ikatan

metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan dalam

keadaan lumer atau cair. Dengan kata lain, las adalah sambungan setempat dari

beberapa batang logam dengan menggunakan energi panas. Dalam proses

penyambungan ini adakalanya disertai dengan tekanan dan material tambahan (filler

material)

Teknik pengelasan secara sederhana telah diketemukan dalam rentang waktu

antara 4000 sampai 3000 SM. Setelah energi listrik dipergunakan dengan mudah,

teknologi pengelasan maju dengan pesatnya sehingga menjadi sesuatu teknik

penyambungan yang mutakhir. Hingga saat ini telah dipergunakan lebih dari 40 jenis

pengelasan.

Pada tahap-tahap permulaan dari pengembangan teknologi las, biasanya

pengelasan hanya digunakan pada sambungan-sambungan dari reparasi yang kurang

penting. Tapi setelah melalui pengalaman dan praktek yang banyak dan waktu yang

lama, maka sekarang penggunaan proses-proses pengelasan dan penggunaan

konstruksi-konsturksi las merupakan hal yang umum di semua negara di dunia.

Terwujudnya standar-standar teknik pengelasan akan membantu memperluas

ruang lingkup pemakaian sambungan las dan memperbesar ukuran bangunan

konstruksi yang dapat dilas. Dengan kemajuan yang dicapai sampai saat ini, teknologi

las memegang peranan penting dalam masyarakat industri modern.

1

Page 2: Teknik Pengelasan

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Las?

2. Apa pengertian pematrian?

3. Bagaimana teknik pengelasan?

4. alat-alat pengelasan?

1.3 Tujuan

Penulisan Makalah ini bertujuan untuk menambah pengetahuan bagi para

pembaca pada umumnya dan sebagai bahan pembelajaran serta pengajaran bagi

penulis pada khusunya  yang  berkaitan dengan Teknik Pengelasan.

1.4 Sistematika Penulisan

Kata pengantar, Daftar isi, Bab I terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan

dan juga sistematika penulisan yang terdapat pada makalah ini.Bab II terdiri dari isi yang

membahas mengenai permasalahan yang ada pada rumusan masalah, yaitu mengenai teknik

pengelasan.Bab III merupakan bab penutup dimana terdapat kesimpulan dan saran dari apa

yang dibahas pada makalah ini, dan daftar pustaka

2

Page 3: Teknik Pengelasan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Las

Pengertian las adalah suatu proses penyambungan plat atau logam menjadi satu

akibat panas dengan atau tanpa tekanan. Yaitu dengan cara logam yang akan

disambung dipanaskan terlebih dahulu hinga meleleh, kemudian baru disambung

dengan bantuan perekat ( filler ). Selain itu las juga bisa didefinisikan sebagai ikatan

metalurgi yang timbul akibat adanya gaya tarik antara atom.Bedasarkan

pelaksanaannya las dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :

2.1.1 Pengelasan Cair

Dimana logam induk dan bahan tambahan dipanaskan hingga mencair,

kemudian membiarkan keduanya membeku sehingga membentuk sambungan.

2.1.2 Pengelasan Tekan

yaitu dimana kedua logam yang disambung, dipanaskan hingga meleleh,lalu

keduanya ditekan hingga menyambung Adapun pengelasan tekan itu sendiri dibagi

menjadi :

a. Pengelasan tempa Merupakan proses pengelasan yang diawali dengan proses

pemanasan pada logm yang diteruskan dengan penempaan (tekan)sehingga

terjadi penyambungan logam. Jenis logam yang cocok pada proses ini adalah

baja karbon rendah dan besi, karena memiliki daerah suhu pengelasan yang

besar.

b. Pengelasan tahananProses ini meliputi :

Las proyeksi

Merupakan proses pengelasan yang hasil pengelasannya sangat

dipengaruhi oleh distribusi arus dan tekanan yang tepat. Prosesnya

yaitu pelat yang akan disambung dijepit dengan elektroda dari

paduan tembaga, kemudian dialiri arus yang besar.

Las titik 

3

Page 4: Teknik Pengelasan

prosesnya hampir sama dengan las proyeksi, yaitu pelat yang akan

disambung dijepit dahulu dengan elektroda dari paduan tembaga,

kemudian dialiri arus listrik yang besar,dan waktunya dapat diatur

sesuai dengan ketebalan pelat yang akan dilas.

Las Kampuh

Merupakan proses pengelasan yang menghasilkan sambungan las

yang kontinyu pada dua lembr logam yang tertumpuh. Ada tiga

jenis las kampuh, yaitu las kampuh sudut, las kampuh tumpang

sederhana dan las kampuh penyelesaian.

2.2 Pematrian

Pematrian adalah seperti pengelasan cair, akan tetapi bedanya adalah penggunaan

bahan tambahan/ filler yang mempunyai titik leleh dibawah titik leleh logam induk.

Pengelasan fusion dapat dibedakan menjadi :

a. Pengelasan Laser

Merupakan pengelasan yang lambat dan hanya diterapkan pada lasyang kecil,

khususnya dalam industri elektronika.

b. Pengelasan Listrik berkas elektron

Pengelasan jenis ini digunakan untuk pengelasan pada logam biasa,logam tahan

api, logam yang mudah teroksidasi dan beberapa jenispaduan super yang tak mungkin

dilas.

c. Pengelasan thermit

Merupakan satu-satunya pengelasan yang menggunakan reaksi kimia eksotermis

sebagai sumber panas. Thermit merupakan campuran serbuk Al dan Oksida besi

dengan perbandingan 1 : 3

Las cair dan pematrian termasuk ke dalam las fusion. Salah satu las fusion adalah

las termik. Pada las termik ini, panas yang dihasilkan berasal dari reaksi eksotermis.

Las termik adalah satu-satunya las yang menggunakan reaksi kimia sebagai berikut :

4

Page 5: Teknik Pengelasan

8 Al + 3 Fe3 O4 →9Fe + 4 AL2 O3

Pada reaksi ini besi yang dihasilkan mencapai suhu /temperatur 2500 0C,hingga

ujung benda kerja yang dituangi besi itu akan meleleh dan membentuk sambungan.

Pada las tekan, benda kerja dipanaskan hingga meleleh/ membara.Kemudian ditempa

hingga membentuk sambungan. Hal ini sering dilakukan oleh pandai besi. Sedangkan

pada praktikum kami menggunakan las gas ( oksiasitelin )dan las busur listrik.

Sedangkan pada pengelssan tangkai kayuh, kami menggunakan las busur listrik

dalam praktikum pembuatan alat pemarut kelapa.

2.3 Las Listrik

Pada pengelasan dengan las listrik, panas yang dihasikan berasal dari busur listrik

yang timbul dari menempelnya benda kerja dengan elektroda. Elekttroda pengisian

dipanaskan mencapai titik cair dan diendapkan pada sambungan, hingga terbentuk

sambungan las. Panas yang dihasilkan oleh busur listrik mencapai 5500 0C.Pada saat

pengelasan menggunakan las listrik, dilepaskan energi dalam jumlah yang sangat

besar dalam bentuk panas dan cahaya ultraviolet. Agar mata kita terlindungi dari sinar

ultra violet ini, kita harus menggunakan kacamata pelindung yang mampu,

menangkal cahaya tersebut demi keselamatan kerja. Las listrik dapat digolongkan

menjadi :

a. Las listrik dengan elektroda logam, misalnya :

Las listrik submarged

Las listrik dengan elektroda berselaput

Las listrik TIG (Tungsten Inert Gas) atau MIG

b. Las listrik dengan elektroda karbon, misalnya :

Las listrik derngan elektroda karbon tunggal

Las listri dengan elektroda karbon ganda.Penjelasan :

Las listrik dengn elektroda berselaput.

5

Page 6: Teknik Pengelasan

Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda dan bahan dasar(plat)akan

mencairkan ujung elektroda dan sebagian dasar selaput elektroda yang turut terbakar

akan mencair dan menghasilkan gas yang melindungi ujung elektroda kawat las, dan

daerah las disekitar busur listrik terhadap daerah udara luar.

2.3.1 Las listrik TIG

Pada las TIG ini menggunakan elektroda wolfram. Busur yang terjadi antara

elektroda dan bahan dasar merupakan sumber panas bentuk pengelasan. Untuk

melindungi hasil pengelasan digunakan gas pelindung, seperti argon, helium atau

campuran gas tersebut.

Gambar. Proses las TIG

2.3.2 Las Listrik MIG

Menggunakan elektroda gulungan kawat yang berbentuk rol yang gerakannya

diatur oleh sepasang roda gigi yang digerakan oleh motor listrik.

Gambar. Las listrik MIG

6

Page 7: Teknik Pengelasan

2.3.3 Las listrik Submerged

Busur elektroda (listrik) diantara ujung elektroda dan bahan dasar berada

didalm timbunan fluksi serbuk yang digunakan sebagai pelindung dari pengaruh luar

(udara bebas) sehingga tidak terjadi sinar las keluar seperti pada las listrik lainnya.

Las ini umumnya otomatis atau semi otomatis. Las busur listrik mempunyai 2 jenis

yaitu :

a. Las listrik AC ( menggunakan arus searah sebagai sumber listrik )

b. Las listrik DC ( menggunakan arus listrik bolak-balik sebagai sumberlistrik )

2.4 Berikut macam-macam peralatan las listrik

a. Pembangkit arus listrik 

Sebagi alat yang memasok atau yang mengatur arus yang bekerja.

Gambar. Pembangkit Arus listrik 

b. Holder/Pemegang elektroda

Berfungsi untuk pemegang elektroda pada saat proses pengelasan.

Gambar Holder / Pemegang elektroda

c. Klem Massa

Dipasang pada meja kerja las pada saat proses pengelasan.

7

Page 8: Teknik Pengelasan

Gambar Klem masa

d. Meja kerja las

Digunakan untuk menaruh benda kerja pada saat proses pengelasan.

Gambar Meja kerja las

e. Elektroda

Elektroda Sebagai perekat atau bahan tambah pada proses pengelasan yang dipasang

atau dijepit pada holder / pemegang elektroda.

Gambar Elektroda

f. Tang penjepit.

Berfungsi untuk menjepit atau memegang benda kerja yang telah dilas,karena panas

maka tidak dimungkinkan untuk dipegang dengan tangan terbuka.

Gambar. Tang Penjepit

8

Page 9: Teknik Pengelasan

g. Palu las

Untuk membersihkan kotoran atau kerak pada hasil las-lasan pada sambungan.

Gambar. Palu las

h. Sikat baja

Untuk membersihkan benda kerja dari kotoran pada hasil las-lasan

Gambar. Sikat baja

i. Sarung Tangan

Untuk melindungi kita dari panas yang dihasilkan dari pengelasan danpercikan api

pada waktu pengelasan

Gambar. Sarung tangan

j. Topeng las

Untuk melindungi mata kita dari cahaya las yang sangat menyilaukan mata.

Gambar. Topeng las

9

Page 10: Teknik Pengelasan

k. Kipas Blower

Berfungsi sebagai penyedot asap pada saat proses pengelasan agar asapdari

pengelasan tidak terhirup ke kita.

Gambar Kipas Blower

l. Baju kerja

Dipakai pada saat proses pengelasan agar terlindungi dari percikan api las.

Gambar Baju kerja

 Beberapa bentuk dan teknik dalam pengelasannya :

a. Posisi bawah tangan Benda kerja terletak diatas bidang datar dan possisinya

dibawah tangan dengan arah tangan dari kiri ke arah kanan.

b. Posisi mendatar Benda tegak berdiri dan arah pengelasan berjalan mendatar

dari kiri ke arah kanan sejajar dengan bahu pengelas.

c. Posisi tegak Posisi benda kerja tegak dan arah pengelasan berjalan bisa naik

dan bisa juga turun.

d. Posisi atas kepalaPengelasan dari bawah dan benda kerja berada diatas

operator.

Beberapa bentuk pengelasan/ gerakan elektroda :

-Melingkar -Zig-zag -Tarpesium

10

Page 11: Teknik Pengelasan

2.5 Cacat Las

Dalam setiap proses pengelasan sering kali terjadi cacat pada benda kerja.

Macam-macam cacat yang timbul pada proses pengelasan yaitu :

a. Terak yang tertimbun

Cacat seperti ini dicegah dengan cara :- Tiap-tiap lapisan harus

benar-benar dibersihkan- Ayunan elektroda jangan lebar-

Kecepatan pengelasan harus kontinyu

b. Porositas (gelembung gas)

Cacat ini dapat dicegah dengan cara :- Elektroda gas harus

dikeringkan- Gunakan panjang busur yang tepat dan tetap-

Kurangi kecepatan pengelasan- Gunakan tipe elektroda yang lain

c. Undercut

Dapat dicegah dengan :- Mengurangi kuat arus pengelasan- Posisi

elektroda arah longitudinal dan transversal harus tepat- Ayunan

elektroda jangan terlalu cepat- Usahakan benda kerja agak dingin

pada tiap lapisan

d. Hot Cracking

Yaitu retakan yang biasanya timbul pada saat cairan las

mulaimembeku karena luas penampang yang terlalu kecil

dibanding kandengan besar benda kerja yang akan dilas, sehingga

terjadi pendinginan. Cara mengatasi dengan menggunakan

elektroda las low hidrogen yang mempunyai sifat tegang yang

relatif tinggi.

e. Cold Cracking

Cara mengatasinya dengan menggunakan elektroda las low

hidrogen, disamping pemanasan awal yang akan banyak

membantu.

f. Underbread Cracking

11

Page 12: Teknik Pengelasan

Terjadi karena adanya hidrogen atau pun karena kuatnya

konstruksi penguat sampingan. Dapat ditanggulangi dengan

menggunakan elektroda las low hidrogen atau pemanasan awal

benda kerja sampai suhu 120 C.

g. Lack of Fussion

Lack of Fussion adalah cacat yang antara bahan dasar dengan

logam las tidak terjadi ditanggulangi dengan menambah kuat arus,

ayunan las dapat ditambah.

h. Lack of Penetratic

Cara penanggulangannya yaitu dengan memilih dan mengganti

elektroda dengan diameter yang cocok serta menambah kuat arus

pengelasan.

i. Wearnig foult

Wearnig foult adalah timbunan las yang berlebihan diatasi dengan

menjaga kontinuitas kecepatan pengelasan.

j. Qeld Spotter

Qeld Spotter adalah percikan las yang terlalu banyak.

2.6 Langkah-langkah Proses Pengelasan

a. Pastikan peralatan dan perlengkapan pengelasan sudah siap semua.

b. Nyalakan generator las, dan atur amperenya sesuai dengan bahan yangakan di

las.

c. Taruh benda yang akan di las di atas meja kerja las.

d. Posisikan badan yang benar untuk siap melakukan pengelasan, dilanjutkan

dengan pengelasan titik terlebih dahulu untuk mengikat awal agar tidak terjadi

deformasi pada saat proses pengelasan berlangsung.

e. Setelah di las titik, benda kerja dibersihkan terlebih dahulu dari kerak agar

saat proses pengelasan nanti tidak terjadi cacat.

f. Kalau benda kerja sudah dipastikan bersih dari kerak, maka selanjutnya

lakukan proses pengelasan sampai selesai.

12

Page 13: Teknik Pengelasan

g. Kemudian celupkan benda kerja yang habis di las tersebut ke dalam airagar

mempercepat proses pendinginan.

h. Bersihkan kerak yang menempel pada hasil pengelasan tersebut dengan palu

las.

i. Agar hasil pengelasan lebih kelihatan bersih, maka bersihkan dengan sikat

baja.

j. Proses pengelasan selesai, tinggal melihat hasilnya.

k. Serta jangan lupa, bersihkan peralatan dan tata rapi lagi perlengkapan

pengelasan agar penggunaan berikutnya mudah.

2.7 Proses Kerja Las Gasa.

 2.7.1 Langkah Lersiapan

a. Mengecek kelengkapan dan kondisi peralatan, baik peralatan utama maupun

peralatan keamanan. Bila perlu dibersihkan dari debu dan kerak.

Peralatan Utama :

o Tabung oksigen

o Tabung bahan baker (Gas LPG)

o Regulator

o Mixer

o Selang las

o Bangku kerja

o Meja kerja

o Korek api

o Tang 

Peralatan Keamanan :

o Sarung tangan

o Google

o Sepatu

13

Page 14: Teknik Pengelasan

o Tabung pemadam

b. Saat peralatan telah siap semua letakkan tabung bahan bakar agak jauh dari

tempat kita mengelas, kemudian buka kran tabung oksigen sampai terbuka

penuh.

c. Periksa tekanan kerja gas oksigen padaregulator tekanan kerja. Atur

tekanankerja gas oksigen dengan memutar kranregulator pengatur tekanan

kerja,pengaturan ini dilakukan denganmemutar keran pada mixer sampai

gasoksigen keluar. Tekanan kerja gasoksigen antara 40 bar - 60 bar,

biasanyadigunakan nilai tengah 50 bar.

d. Membuka kran gas bahan bakar

e. Mempersiapkan benda kerja dan filler

f. Memakai peralatan keselamatan seperti google dan sarung tangan

g. Cek apakah kondisi slang aman ataukah terlipat atau tertekan.

2.7.2 Langkah Penyalaan Las Gas

a. Letakkan benda kerja diatas meja kerja.

b. Kita posisikan diri dengan duduk pada bangku kerja menghadap meja kerja.

c. Arahkan ujung mixer ke bawah.

d. Buka sedikit kran gas bahan bakar

e. Nyalakan korek api dan bakar ujung nosel hingga gas terbakar

f. Buka sedikit demi sedikit kran gas oksigen hingga nyala api menjadi bagus

g. Atur komposisi nyala api sesuai yang dikehendaki

o Nyala api karburasi

o Nyala api normal

o Nyala api oksidasi

h. Proses pengelasan siap dilakukan

2.7.3 Proses Pengelasan

a. Atur posisi duduk kita, kedua kaki rapat dan melindungi kemaluan kita.

14

Page 15: Teknik Pengelasan

b. Posisikan sudut api untuk pengelasan adalah 60o terhadap garis horisontal,

dan untuk filler adalah 30o terhadap garis horisontal, pegang filler dengan

tangan kiri seperti pada gambar.

c. Dekatkan ujung nosel ke benda kerja dengan ketinggian sekitar 5 mm dari

benda kerja hingga benda kerja meleleh dan membentuk lelehan kawah.

d. Dekatkan filler hingga ikut memanas dan mencair bersama benda kerja.

e. Lakukan proses pengelasan untuk berbagai macam keperluan.

2.7.4 Proses Mematikan

a. Ketika kita telah selesai melakukan proses pengelasan maka jauhkan ujung

nosel dari benda kerja

b. Tutup kran gas oksigen perlahan-lahan namun jangan sampai tertutup penuh.

15

Page 16: Teknik Pengelasan

c. Setelah api menyala kuning tutup perlahan kran gas bahan bakar

namun jangan sampai tertutup penuh

d. Tutup kran gas oksigen hingga tertutup penuh

e. Tutup kran gas bahan bakar hingga tertutup penuh.

f. Tiup api kecil yang masih menyala di ujung nosel.

g. Biarkan benda kerja dan ujung nosel hingga dingin

h. Setelah dingin tutup kembali kran gas bahan bakar dan kran gas oksigen

i. Gulung kembali selang

j. Bersihkan sisa-sisa pengelasan

BAB III

PENUTUP

16

Page 17: Teknik Pengelasan

3.1 Kesimpulan

Setelah penulis membaca dari semua referensi yang di dapatkan dan dari

penyusunan makalah ini maka penulis dapat menyimpulkan bahwa :

Penulis akhirnya dapat mengetahui pengertian las , perlengkapan yang digunakan

pada praktik las gas, alat-alat pengelasan, serta posisi pengelasan.

3.2 Saran

Bagi pembaca setelah membaca makalah ini semoga dapat berguna , karena

suatu saat nanti kita kan mempraktikannya sehingga kita harus mempelajari seluk

beluk pengelasan, dan ketika kita praktik kan mengurangi sedikit kecelakaan

DAFTAR PUSTAKA

17

Page 18: Teknik Pengelasan

Harsono Wiryosumarto , Prof.Dr. Ir,dan Toshie Okumura,Prof.Dr. Teknologi

Pengelasan Logam, Jakarta 2000.

Senji Ohyabu dan Yoshikazu Kubokawa, Politeknik Pusat Chiba, Welding Textbook ,

Lembaga Pelatihan Luar Negeri (OVTA ), Chiba 261-0021 Jepang 1990.

Katsuhiko Yasuda, Lembaga Pelatihan Kejuruan, Instruction Manual Welding

Techniques ,1-1 Hibino, Chiba 260 Jepang 1985.

Takuo Araki, Pusat Pelatihan Kejuruan Lanjut Narita, Workshop Manual Welding,

1-1, Hibino, Chiba 260 Jepang 1985.

A.C. Suhardi, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Bahan dan Barang

Teknik, Las Busur Listrik Terendam, Surabaya 1990.

Trisno, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Bahan dan Barang

Teknik, Pedoman untuk Inspektur Las, Surabaya 1990.

18