rancangan tata letak fasilitas produksi …€¦ · yang bergerak dibidang pembuatan kayu...

14
eJournal Administrasi Bisnis, 2019, 7 (2): 769-782 ISSN 2355-5408 , ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2019 RANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE PENYEIMBANGAN LINI UNTUK MENCIPTAKAN EFISIENSI PRODUKSI PADA PT. SEGARA TIMBER DI SAMARINDA Nizar Zulmy Kurniawan 1 Abstrak PT Segara Timber merupakan Perusahaaan pengelolaan kayu bulat yang setiap harinya melakukan kegiatan produksi, dalam kegiatan tersebut ternyata perusahaan belum mampu mendapatkan hasil yang maksimal untuk itulah Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis guna menciptakan efisiensi waktu produksi dengan menggunakan metode penyeimbangan lini pada tata letak fasilitas produksi PT. Segara Timber di Samarinda. Penelitian ini berjenis penelitian dekriftif kuantitatif. Teknik pengumpulan datanya dilakukan dengan menggunakan data primer berupa penelitian lapangan, Pengamatan, wawancara dan dokumentasi serta data sekunder yang merupakan data yang diperoleh dari pihak lain secara tidak langsung. Teknik analisis datanya adalah dengan menganalisis ulang tata letak fasilitas yang saat ini digunakan oleh PT. Segara Timber serta menggunakan metode yang tepat yaitu metode penyeimbangan lini. Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan adanya perencanaan ulang tata letak fasilitas produksi menggunakan metode penyeimbangan lini mampu menciptakan efisiensi waktu produksi dengan pembagian kegiatan produksi kedalam 4 stasiun kerja serta menciptakan tingkat efisiensi waktu sebesar 92% yaitu 7,36 jam dan tingkst waktu menganggur sebesar 8% yaitu 38,4 menit dari total waktu produksi 8 jam/shift. Peneliti memberikan saran yaitu: 1) perusahaan menggunakan kembali mesin produksi yang sebelumnya tidak digunakan; 2) perusahaan menggunakan metode penyeimbangan lini dalam penyusunan tata letak fasilitas produksi; 3) perusahaan perlu melakukan kajian mendalam tentang faktor atau variabel lain yang ikut mempengaruhi kelancaran suatu proses produksi seperti perawatan mesin dan SDM. Kata Kunci: Tata Letak, Penyeimbangan Lini, Efisiensi Waktu Produksi, PT. Segara Timber. Pendahuluan Dalam perusahaan yang menghasilkan barang, hal-hal yang memperngaruhi perolehan laba ialah kuantitas dan kualitas dari barang tersebut. Kuantitas produk bisa didapatkan jika suatu kegiatan produksi mampu menciptakan efektivitas dan juga efisiensi. Dalam bidang operasional, upaya tersebut dapat dilakukan dengan 1 Mahasiswa Program S1 Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email: [email protected]

Upload: others

Post on 25-May-2020

36 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: RANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI …€¦ · yang bergerak dibidang pembuatan kayu lapis/plwood. Berdasarkan pra penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa usaha yang

eJournal Administrasi Bisnis, 2019, 7 (2): 769-782 ISSN 2355-5408 , ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2019

RANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI

MENGGUNAKAN METODE PENYEIMBANGAN LINI

UNTUK MENCIPTAKAN EFISIENSI PRODUKSI

PADA PT. SEGARA TIMBER DI SAMARINDA

Nizar Zulmy Kurniawan1

Abstrak

PT Segara Timber merupakan Perusahaaan pengelolaan kayu bulat yang

setiap harinya melakukan kegiatan produksi, dalam kegiatan tersebut ternyata

perusahaan belum mampu mendapatkan hasil yang maksimal untuk itulah

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis guna menciptakan

efisiensi waktu produksi dengan menggunakan metode penyeimbangan lini pada

tata letak fasilitas produksi PT. Segara Timber di Samarinda. Penelitian ini

berjenis penelitian dekriftif kuantitatif. Teknik pengumpulan datanya dilakukan

dengan menggunakan data primer berupa penelitian lapangan, Pengamatan,

wawancara dan dokumentasi serta data sekunder yang merupakan data yang

diperoleh dari pihak lain secara tidak langsung. Teknik analisis datanya adalah

dengan menganalisis ulang tata letak fasilitas yang saat ini digunakan oleh PT.

Segara Timber serta menggunakan metode yang tepat yaitu metode

penyeimbangan lini. Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan adanya

perencanaan ulang tata letak fasilitas produksi menggunakan metode

penyeimbangan lini mampu menciptakan efisiensi waktu produksi dengan

pembagian kegiatan produksi kedalam 4 stasiun kerja serta menciptakan tingkat

efisiensi waktu sebesar 92% yaitu 7,36 jam dan tingkst waktu menganggur

sebesar 8% yaitu 38,4 menit dari total waktu produksi 8 jam/shift. Peneliti

memberikan saran yaitu: 1) perusahaan menggunakan kembali mesin produksi

yang sebelumnya tidak digunakan; 2) perusahaan menggunakan metode

penyeimbangan lini dalam penyusunan tata letak fasilitas produksi; 3)

perusahaan perlu melakukan kajian mendalam tentang faktor atau variabel lain

yang ikut mempengaruhi kelancaran suatu proses produksi seperti perawatan

mesin dan SDM.

Kata Kunci: Tata Letak, Penyeimbangan Lini, Efisiensi Waktu Produksi, PT.

Segara Timber.

Pendahuluan

Dalam perusahaan yang menghasilkan barang, hal-hal yang memperngaruhi

perolehan laba ialah kuantitas dan kualitas dari barang tersebut. Kuantitas produk

bisa didapatkan jika suatu kegiatan produksi mampu menciptakan efektivitas dan

juga efisiensi. Dalam bidang operasional, upaya tersebut dapat dilakukan dengan

1 Mahasiswa Program S1 Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Mulawarman. Email: [email protected]

Page 2: RANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI …€¦ · yang bergerak dibidang pembuatan kayu lapis/plwood. Berdasarkan pra penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa usaha yang

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 7, Nomor 2, 2019: 769-782

770

menerapkan metode terbaik dalam setiap kegiatan yang bersifat teknis. Metode-

metode tersebut dapat berupa penentuan jalur transportasi, penentuan jumlah

persediaan yang optimal, maupun penentuan urutan langkah pekerjaan suatu

kegiatan atau proyek. Terdapat banyak keputusan yang memiliki pengaruh

terhadapat proses produksi ini. Di antaranya yaitu keputusan mengenai sumber

daya manusia dan sistem kerja, persediaan bahan baku dan perencaan untuk hal

tersebut, desain produk yang dihasilkan, lokasi produksi, desain tata letak dan

tentu saja keseimbangan lintasan dari fasilitas produksi, dimana semua keputusan

mengenai hal ini akan berpengaruh terhadap proses produksi (Assauri, 2008:39).

Tata letak memiliki banyak dampak strategis karena tata letak menentukan

daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibilitas, dan biaya, serta

kualitas lingkungan kerja, kontak pelanggan, dan citra perusahaan. Tata letak

yang efektif dapat membantu organisasi mencapai sebuah strategi yang

menunjang diferensiasi, biaya rendah, atau respon cepat. Keputusan mengenai

tata letak meliputi keputusan penempatan mesin-mesin ataupun fasilitas produksi,

jumlah dan penempatan prosisi karyawan pabrik, urutan pekerjaaan, dan banyak

keputusan lainnya. Dalam penerapan tata letka fasilitas produksi dibutuhkan

sebuah metode yang tepat guna menunjang kelancaran produksi dengan penrapan

tata letak yang diterapkan oleh perusahaan, metode tersebut ialah metode

penyeimbangan lini. Penyeimbangan lini (line balancing) merupakan konsep

memilah atau mengelompokkan tugas produksi ke dalam beberapa stasiun kerja,

agar tercipta suatu arus produksi yang lancar (Purnomo, 2004:217). Konsep

penyeimbangan lini pada suatu sistem produksi perusahaan diharapkan dapat

meningkatkan efisiensi produksi dari perusahaan tersebut. Kombinasi stasiun

kerja yang baik adalah kombinasi dengan waktu nganggur (idle time) yang paling

minimal (Heizer dan Render, 2006:475).

PT. Segara Timber salah satu perusahaan di Samarinda, Kalimantan timur

yang bergerak dibidang pembuatan kayu lapis/plwood. Berdasarkan pra penelitian

yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa usaha yang sudah dilakukan selama ini

oleh perusahaan ternyata masih kurang optimal dikarenakan kurang seimbangnya

tugas pembagian antar stasiun kerja dengan layout yang ada sehingga

menciptakan waktu menganggur dibeberapa stasiun kerja dikarenakan tugas dari

stasiun kerja sebelumnya yang belum selesai.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti tertarik melakukan

penelitian dengan judul “Rancangan Tata Letak Fasilitas Produksi Menggunakan

Metode Penyeimbangan Lini Untuk Menciptakan Efisiensi Waktu produksi Pada

PT. Segara Timber di Samarinda”

Kerangka Dasar Teori

Manajemen Operasional

Menurut Assauri (2016:1) manajemen produksi atau operasi adalah

manajemen dari bagian suatu organisasi yang bertanggung jawab untuk kegiatan

produksi barang barang dan jasa. Merupakan suatu kewajiban bagi perusahaan

Page 3: RANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI …€¦ · yang bergerak dibidang pembuatan kayu lapis/plwood. Berdasarkan pra penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa usaha yang

Rancangan Tata Letak Fasilitas Produksi Metode Penyeimbangn lini (Kurniawan)

771

yang melakukan kegiatan produksi untuk memiliki manajemen operasional guna

bertanggung jawab penuh bagi kelancaran suatu perusahaan.

Tata Letak

Wignjosoebroto (2009:67) mengemukakan bahwa tata letak pabrik dapat

didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik guna

menunjang kelancaran proses produksi dan dalam tata letak pabrik ada dua hal

yang di atur letaknya, yaitu pengaturan mesin (machine layout) dan pengaturan

departemen (departement layout) yang ada di pabrik. kegunaan dari pengaturan

tata letak pabrik adalah memanfaatkan luas area (space) untuk penempatan mesin

atau fasilitas penunjang produksi lainnya, kelancaran gerakan perpindahan

material, penyimpanan material (storage) baik yang bersifat temporer maupun

permanen, personal pekerja dan sebagainya.

Ciri-ciri Layout Pabrik yang Baik

Ada beberapa ciri-ciri dari tata letak pabrik yang baik Menurut Hadiguna

dkk (2008:15-19), yaitu :

a. Keterkaitan kegiatan terencana.

b. Pola aliran bahan terencana.

c. Langkah balik (backtrack) minimum.

d. Jalur aliran tambahan.

e. Pemindahan antar-operasi minimum.

f. Metode pemindahan yang terencana.

g. Jarak pemindahan minimum.

h. Tata letak fleksibel.

i. Pemakainan seluruh lantai pabrik maksimum.

j. Ruang penyimpanan yang cukup.

k. Penyediaan ruang yang cukup antar peralatan.

l. Waktu pemerosesan bagi waktu produksi total maksimum.

m. Sedikit mungkin pemindahan bahan.

n. Pemindahan ulang minimum.

o. Pemisah tidak mengganggur aliran barang.

Penyeimbangan Lini

Ginting (2007:205) mengemukakan bahwa line balancing adalah

serangkaian stasiun kerja (mesin dan perlatan) yang dipergunakan untuk membuat

produk. Line balancing biasanya terdiri dari sejumlah area kerja yang dinamakan

stasiun kerja yang ditangani oleh seorang atau lebih operator dan ada

kemungkinan ditangani dengan menggunakan bermacam-macam alat. Tujuan

pokok dari penyeimbangan lintasan adalah meminimumkan waktu menganggur

pada lintasan yang ditentutkan oleh operasi yang paling lambat. (Baroto,

2002:192-193)

Efisiensi

Menurut Mulyadi (2007:63), efisinesi adalah ketepatan cara dalam

menjalankan sesuatu dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga dan biaya.

Efisiensi juga berarti rasio antara input dan output.

Page 4: RANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI …€¦ · yang bergerak dibidang pembuatan kayu lapis/plwood. Berdasarkan pra penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa usaha yang

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 7, Nomor 2, 2019: 769-782

772

Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Merupakan Penelitian Deskriptif Kuantitatif dengan menggunakan metode

penyeimbangan lini. Penelitian deskriptif bertujuan untuk menguguji data yang

telah ada dan melakukan analisis tentang kondisi yang sebenarnya. Sedangkan

dalam penelitian ini menggunakan pendekatan analisis kuantitatif untuk

mendapatkan hasil perbandingan data dengan banyak variabel input dan output.

Penelitian deskriptif kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan untuk

mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat

perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain.

Definisi Operasional

Adapun definisi operasional dari variabel yang digunakan oleh peneliti

adalah:

Definisi Operasional

Sumber : Data Diolah (2018)

Page 5: RANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI …€¦ · yang bergerak dibidang pembuatan kayu lapis/plwood. Berdasarkan pra penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa usaha yang

Rancangan Tata Letak Fasilitas Produksi Metode Penyeimbangn lini (Kurniawan)

773

Sumber Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua jenis data sebagai bahan

penelitian yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Menurut Sugiyono (2017:137), mendefinisikan data primer adalah sumber data

yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.

a. Penelitian Lapangan, Yaitu mencari dan memperoleh data langsung objek

penelitian.

b. Pengamatan (Observasi), yaitu suatu cara memperoleh data melalui

pengamatan dan pencatatan secara langsung terhadap objek penelitian

(dalam penelitian ini, lokasi pabrik, tata letak, proses produksi, dan lain-

lain).

c. Wawancara (Interview), ialah mengumpulkan data dengan melakukan

wawancara langsung dengan manajer produksi guna memperoleh bahan

masukan yang menunjang dalam penulisan skripsi ini.

d. Dokumentasi, melakukan pengumpulan data dengan mempelajari dan

mengamati berbagai sumber dokumen dan data yang dimiliki oleh PT.

Segara Timber.

2. Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2017:137) data sekunder merupakan data yang diperoleh

dari pihak lain secara tidak langsung, memiliki hubungan dengan penelitian

yang dilakukan berupa sejarah perusahaan, ruang lingkup perusahaan, struktur

organisasi, buku, literatur, artikel, serta situs di internet.

Teknik Analisis Data

Analisa Tata Letak dan Sistem Produksi Perusahaan

Langkah pertama yang dilakukan oleh peneliti adalah melakukan analisa

terhadap sistem produksi dan tata letak yang dimiliki oleh PT. Segara Timber.

1. Analisa Model Tata Letak Pabrik

Analisa pertama yang dilakukan adalah melakukan analisa tata letak fasilitas

pabrik digunakan oleh PT. Segara Timber. Peneliti berusaha mendefinisikan

model yang digunakan oleh perushaan pada luas ruangan pabrik, susunan

antar mesin, jumlah mesin (fasilitas) dalam pabrik, dan jarak antar fasilitas

tersebut.

2. Melakukan analisa terhadap proses produksi plywood di perusahaan. Dalam

analisa proses produksi peneliti berupaya untuk mendefinisikan hal tersebut:

a. Jumlah output (produksi pembuatan kayu lapis/plywood) yang

dihasilkansetiap hari , yang dinyatakan dalam satuan unit.

b. Input sumber daya yang terdiri dari:

1) bahan baku kayu lapis/plywood adalah pohon yang berasaldari pohon

hasil pemanfaatan hutan produksi.

2) Waktu kerja/jam kerja yang tersedia bagi proses produksi (dalam satuan

jam)

Page 6: RANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI …€¦ · yang bergerak dibidang pembuatan kayu lapis/plwood. Berdasarkan pra penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa usaha yang

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 7, Nomor 2, 2019: 769-782

774

3) Jumlah tugas produksi yang ada dan aturan presedensi (urutan tugas

pendahulu dan pengikut) dari tugas-tugas tersebut.

4) Waktu yang dibutuhkan oleh setiap tugas produksi untuk menyelesaikan

tugasnya, yang dinyatakan dalam satuan waktu (detik/menit/jam).

Melakukan Perencanaan Line Balancing Pada Sistem Produksi

Untuk mencoba menerapkan konsep penyeimbangan lini ,peneliti perlu

melakukan beberapa langkah. Langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti

antara lain:

1. Mengetahui target output produksi per hari, dan waktu operasi tersedia untuk

setiap harinya.

2. Mendefinisikan tugas-tugas produksi, jumlah, dan waktu pengerjaan dari

masing-masing tugas produksi tersebut.

3. Menentukan aturan presendensi dari seluruh tugas produksi.

4. Pusat kerja membutuhkan waktu penyelesaian terpanjang atau yang

mempunyai daya kerja terkecil itu disebut Bettleneck operation, dan jangka

waktu antara selesainya satuan barang yang pertama dengan satuan barang

yang pertama dengan barang berikutnya disebut waktu siklus (cycles time)

rangkaian tersebut. Dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Sumber: Pardede (2005:178

5. Menentukan jumlah sekurang-kurangnya pusat kerja yang dibutuhkan. Jumlah

sekurang-kurangnya pusat kerja yang dibutuhkan dapat dihitung dengan

menggunakan rumus:

Sumber: Pardede (2005:184)

6. Setelah jumlah stasiun kerja minimal telah diketahui, maka tugas-tugas

produksi dibagi-bagi kedalam masing-masing stasiun kerja. Proses pembagian

ini perlu diatur sedemikian rupa agar keseimbangan dapat tercapai. Dalam

langkah ini, peneliti menggunakan salah satu metode “heuristic” untuk

membagi tugas tersebut ke dalam stasiun kerja.

7. Setelah tugas-tugas telah terbagi, maka efisiensi produksi dapat dicari. Rumus

efisiensi dapat dihitung dengan rumus:

Sumber: Heizer dan Render (2006:477)

Jumlah terbesar barang yang dapat dibuat setiap satuan waktu jumlah waktu yagn tersedia

Jumlah sekurang-kurangnya pusat kerja yang dibutuhkan

Efisiensi =

Page 7: RANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI …€¦ · yang bergerak dibidang pembuatan kayu lapis/plwood. Berdasarkan pra penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa usaha yang

Rancangan Tata Letak Fasilitas Produksi Metode Penyeimbangn lini (Kurniawan)

775

Dimana :

t = Total waktu untuk menyelesaikan sebuah unit

N = TM = Jumlah work station

c = Waktu siklus

8. Setelah itu, maka waktu nganggur (idle time) dapat dicari dengan rumus:

Atau

Sumber : Heizer dan Render (2006:477)

Dimana:

n = Jumlah stasiun lini

c = Waktu siklus

ti = waktu tugas

Analisis dan Pembahasan

Analisis

Analisis dalam penelitian ini akan dilakukan dalam dua tahap. Tahap

pertama yaitu, melakukan analisis terhadap sistem produksi dan tata letak yang

dimiliki oleh perusahaan, yang merupakan analisis mendasar terhadap konsidi

perusahaan. Setelah itu, tahap kedua peneliti akan melakukan penyeimbangan lini

pada tata letak dan sistem produksi PT. Segara Timber, dan kemudian melakukan

penilaian dari hasil penerapan konsep penyeimbangan lini tersebut.

Analisis Sistem Produksi dan Tata Letak (Layout)

1. Sistem Produksi dan Waktu Kerja

PT. Segara Timber melakukan produksi setiap hari kecuali hari besar.

Aktivitas produksi ini terbagi dalam 3 shift. Shift pertama dari jam 07.00

sampai jam 15.00, shift kedua dari jam 15.00 sampai 23.00, dan shift ketiga

dari jam 23.00 hingga jam 07.00. PT. Segara Timber memiliki 10 stasiun kerja

langsung dalam memproduksi kayu. Target produksi memenuhi permintaan

dari bagian distribusi, target yang diberikan sudah dapat dipenuhi oleh bagian

produksi karena diantisipasi dengan kenaikan tingkat prduksi sebesar 10% dari

target produksi, Jadi apabila ada permintaan mendadak maka produksi sudah

siap.

2. Proses Produksi

Dalam penelitian ini, penulis lebih memfokuskan pada proses produksi kayu

lapis pada PT. Segara Timber, yang dimana dalam prosesnya mampu

Idle Time = 1 - Efisiensi

Page 8: RANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI …€¦ · yang bergerak dibidang pembuatan kayu lapis/plwood. Berdasarkan pra penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa usaha yang

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 7, Nomor 2, 2019: 769-782

776

menghasilkan plywood dalam jumlah besar karena perusahaan memiliki target

produksi tiap harinya dan dalam prosesnya perusahaan telah menciptakan

proses produksi yang bisa encapai target produksi yang ada. Namun, tidak bisa

untuk selalu konsisten dalam mencapai target produksi tersebut, hal inilah

yang tentunya menjadi point penting bagi perusahaan dalam menjalankan

proses produksinya

3. Tata Letak PT. Segara Timber

Sumber : Data Internal Perusahaan (2018)

Keterangan:

1) Pemotongan kayu bulat (1 Unit).

2) Pengupasan kayu menjadi potongan veneer (3 Unit).

3) Mengeringkan potongan veneer baru (3 Unit).

4) Penjahitan veneer yang terputus (1 Unit).

5) Membuat bagian inti dari plywood (7 Unit).

6) Merekatkan veneer untuk menjadi plywood (3 Unit).

7) Mendinginkan perekat pada plywood (7 Unit).

8) Memanaskan perekat pada plywood (3 Unit).

9) Merapikan veneer yang telah menjadi plywood (1 Unit).

10) Menghaluskan plywood (2 Unit).

11) Menyusun tumpukan plywood (1 Unit).

Penerapan Konsep Penyeimbangan Lini (Line Balancing)

Langkah penerapan konsep penyeimbangan lini (line balancing) pada

sistem produksi PT. Segara Timber diawali dengan mendefinisikan daftar tugas

produksi, waktu pengerjaan masing-masing tugas produksi, urutan presendensi

Page 9: RANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI …€¦ · yang bergerak dibidang pembuatan kayu lapis/plwood. Berdasarkan pra penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa usaha yang

Rancangan Tata Letak Fasilitas Produksi Metode Penyeimbangn lini (Kurniawan)

777

dari tugas tersebut, dan juga target output produksi setiap hari serta waktu kerja

yang tersedia untuk memenuhi target output tersebut, hal ersebut dilakukan guna

mendapatkan data yang dibutuhkan.

Daftar Tugas Produksi dan Aturan Presedensi

Diagram presedensi menunjukkan aturan urutan pengerjaan dari

keseluruhan tugas produksi. Berdasarkan data dari tugas pada bagian sebelumnya,

maka kita dapat membuat diagram presedensi sebagai berikut:

Daftar Tugas Waktu Produksi

Tugas (Operasi) Waktu Performansi (Detik)

1. Pemotongan kayu bulat

2. Pengupasan menjadi potongan veneer

3. Mengeringkan potongan veneer baru

4. Penjahitan veneer yang terputus

5. membuat bagian inti dari plywood

6. Merekatkan lembaran veneer untuk

menjadi plywood

7. Mendinginkan perekat pada plywood

8. Memanaskan perekat pada plywood

9. Merapikan veneer yang telah menjadi

plywood

10. Menghaluskan plywood

11. Menyusun tumpukan Plywood

240

310

320

80

80

60

540

240

80

90

70

Total 2.110

Sumber : Data Diolah (2019)

Urutan tugas dalam proses pembuatan plywood, serta urutan tugas yang

mengikuti, dan waktu preformasi masing-masing tugas dengan waktu total 2.110

detik.

Diagram Presedensi

Sumber : Data Diolah (2019)

Perhitungan jumlah terbesar barang yang dapat dibuat setiap satuan waktu

untuk menentukan jumlah sekurang-kurangnya pusat kerja yang dibutuhkan.

Data yang diperoleh adalah data target output produksi setiap hari, data

waktu produksi yang tersedia untuk memenuhi target produksi setiap hari , data

Page 10: RANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI …€¦ · yang bergerak dibidang pembuatan kayu lapis/plwood. Berdasarkan pra penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa usaha yang

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 7, Nomor 2, 2019: 769-782

778

waktu produksi yang tersedia untuk memenuhi target produksi tersebut dan total

dari waktu pengerjaan tugas produksi.

1. Perhitungan jumlah terbesar barang yang dapat dibuat setiap satuan waktu.

Waktu siklus =

=

= 576 detik.

Kebutuhan produksi setiap hari PT. Segara Timber memproduksi rata-rata

2500 buah plywood setiap harinya dengan waktu siklus 576 detik. Waktu yang

tersedia untuk produksi plywood adalah 8 jam, maka:

Jadi jumlah plywood yang dapat dibuat setiap harinya adalah 50 pack, yang

dimana dalam 1 pack berisi 50 lembar plywood, 50 x 50 = 2.500 lembar

plywood.

2. Menentukan jumlah sekurang-kurangnya pusat kerja yang dibutuhkan besar

jumlah minimum stasiun kerja yang harus disusun pada proses produksi

plywood PT. Segara Timber, adalah:

Jadi, jumlah minimum stasiun kerja yang seharusnya disusun pada proses

produksi plywood adalah 4 stasiun kerja dari total stasiun kerja sebelumnya

yaitu 11 stasiun kerja.

Penyusunan Tugas Produksi kedalam stasiun kerja

Untuk penetapan tugas-tugas yang mengisi stasiun kerja pembuatan matras

harus diupayakan agar waktu total dari tugas-tugas yang diberikan pada setiap

stasiun kerja sama dengan atau mendekati cyle time, dalam hal ini adalah 576

detik.

Stasiun Kerja

Sumber : Data Diolah (2019)

Page 11: RANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI …€¦ · yang bergerak dibidang pembuatan kayu lapis/plwood. Berdasarkan pra penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa usaha yang

Rancangan Tata Letak Fasilitas Produksi Metode Penyeimbangn lini (Kurniawan)

779

Dari 4 stasiun kerja yang terbentuk, terdapat beberapa stasiun kerja yang

memiliki jumlah fasilitas yang banyak seperti WS-2 dan WS-4, hal itu

dikarenakan waktu produksi tiap fasilitas memiliki kecedrungan yang kecil oleh

sebab itu pengelompokan kedua stasiun kerja tersebut memiliki jumlah fasilitas

yang banyak guna tercipta waktu yang seimbang antar setiap stasiun kerja. WS-1

menggunakan waktu untuk proses pengolahan sebesar 550 detik, dengan idle tie

yang tercipta yaitu 26 detik. WS-2 menggunakan waktu untuk proses pengolahan

sebesar 540 detik dengan idle time yang tercipta yaitu 36 detik. WS-3

menggunakan waktu untuk proses pengolahan sebesar 540 detik dengan idle time

yang tercipta yaitu 36 detik dan WS-4 menggunakan waktu untuk proses

penngolahan sebesar 480 detik dengan idle time yang tercipta yaitu 96 detik. Total

seluruh waktu untuk proses produksi dari 4 stasiun kerja adalah 2.110, sedangkan

total idle time yang tercipta dari 4 stasiun kerja adalah 194.

Perhitungan Tingkat Efisiensi dan Waktu Nganggur (idle time)

= 28.800 x 92% = 26.496 detik

= 441,6 menit

= 7,36 jam

Dengan demikian sebesar 92%, maka tingkat idle time pada keseluruhan lini

adalah:

atau

= 8% = 2.304 detik

= 28.800 detik x 8% = 2.304detik

=38,4 menit

Jadi, tingkat efisiensi pada proses produksi plywood dengan solusi 4 stasiun

kerja (work station) sebesar 92% dan tingkat waktu nganggur (idle time) pada

keseluruhan lini adalah sebesar 8%.

Dari penerapan konsep penyeimbangan lini (line balancing) yang dilakukan

pada proses plywood diatas, maka didapat rancangan tata letak (layout) PT.

Segara Timber menggunakan konsep penyeimbangan lini yang dapat dilihat

dibawah ini:

Page 12: RANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI …€¦ · yang bergerak dibidang pembuatan kayu lapis/plwood. Berdasarkan pra penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa usaha yang

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 7, Nomor 2, 2019: 769-782

780

Rancangan Tata Letak Fasilitas Menggunakan Metode

Penyeimbangan Lini

Sumber : Data diolah (2019)

Pembahasan

Tata letak Fasilitas Produksi dengan Metode penyeimbangan Lini Mampu

menciptakan Efisinsi Waktu Produksi

Dari hasil analisis pada penelitian ini didapat gambaran penyusunan ulang

tata letak(layout) fasilitas produksi yang dimana pada mulanya tata letak(layout)

fasilitas produksi yang dimiliki oleh PT. Segara Timber memiliki 11 stasiun kerja,

namun setelah penggunaan metode penyeimbangan lini stasiun kerja dari tata

letak(layout) fasilitas produksi PT. Segara Timber jadi 4 stasiun kerja. Pengaturan

ulang tata letak menggunakan metode penyeimbangan lini menciptakan 4 stasiun

kerja yang dimana setiap stiap waktu nganggur yang lebih minimal, hal tersebut

bisa dilihat dari jarak antar waktu tiap masing-masing stasiun kerja terhadap

waktu siklus dari proses proses produksi plywood PT. Segara Timber yaitu 576

detik, seperti WS-1 memiliki waktu menganggur 26 detik, WS-2 memiliki waktu

menganggur 36 detik, WS-3 memiliki waktu menganggur 36 detik, dan WS-4

memiliki waktu mengangur 96 detik.

Dari hasil penyusunan ulang tata letak(layout) fasilitas produksi yang

dimiliki PT. Segara Timber didapat tingkat efisiensi produksi berupa waktu

produksi yang efisien yaitu 7,36 jam dari total waktu produksi 8 jam/shift dan

waktu nganggur sebesar 38,4 menit dari total waktu produksi 8 jam/shift setelah

menggunakan metode penyeimbangan lini. Hasil ini sejalan dengan teori yang

dikemukakan Heizer dan Render (2006:475) bahwa keseimbangan lini yang

efisien adalah yang dapat melengkapi perakitan yang dibutuhkan , mengikuti

urutan yang telah ditentukan, dan menjaga waktu kosong pada setiap stasiun kerja

menjadi minimal. Selain itu hasil penelitian ini juga sejalan dengan teori yang

dikemukakan oleh Mulyadi (2007:63) bahwa efisiensi adalah ketepatan cara

Page 13: RANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI …€¦ · yang bergerak dibidang pembuatan kayu lapis/plwood. Berdasarkan pra penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa usaha yang

Rancangan Tata Letak Fasilitas Produksi Metode Penyeimbangn lini (Kurniawan)

781

dalam menjalankan sesuatu dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga dan

biaya.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Pratama (2015)

yang menyatakan bahwa dengan penerapan metode penyeimbangan lini proses

produksi yang dilakukan oleh PT. Arka Footwear Indonesia mampu berjalan

dengan baik, karena mampu menciptakan produksi yang efektif, efisien, dan

tujuan yang diinginkan oleh perusahaan dapat tercapai.

Temuan-temuan dalam penelitian

Dari hasil penelitian ini didapat tingkat efisiensi waktu produksi, namun

walaupun mampu menciptakan efisensi waktu produksi peneliti tetap

memperhatikan temuan-temuan dalam penelitian ini yang dimana berupa fakta

bahwa jika untuk menciptakan efisiensi waktu produksi tidak sepenuhnya bisa

diwujudkan dengan sempurna, hal ini dikarenakan ada faktor atau variabel yang

juga mempengaruhi tingkat efisensi waktu produksi menurut pengamatan yang

dilakukan oleh peneliti, yaitu tingkat disiplin kerja karyawan dan perawatan

mesin produksi. Hal tersebut ditunjang dengan fakta bahwa perusahaan

melakukan produksi satu hari penuh selama 5 hari dalam seminggu, dan juga

tidak adanya pengawas bagian produksi yang terus-terusan mengawasi pada saat

proses produksi atau semacam mekanisme untuk melakukan pengawasan pada

saat proses produksi, serta kurang konsistensinya hasil produksi PT. Segara

Timber.

Penutup

Proses produksi plywood pada PT. Segara Timber dibagi kedalam 11

stasiun kerja, yaitu pemotongan, pengupasan, pengeringan veneer, penambalan

veneer, penyatuan beberapa veneer, pengeleman, pendinginan, pemanasan,

pemotongan untuk meratakan bentuk plywood, pengamplasan,dan pemeriksaan

terakhir. Sedangkan untuk tata letak proses produksi plywood yang diterakan pada

PT. Segara Timber adalah tata letak produksi berulang atau tata letak yang

berorientasi pada produk. Tata letak ini merupakan tata letak yang cocok untuk

diterapkan bagi sistem produksi yang berulang dan terus - menerus.

Dengan rancangan penggunaan metode penyeimbangan lini pada jalur

produksi plywood pada PT. Segara timber terbentuk 4 solusi stasiun kerja, yaitu

stasiun kerja 1 terdiri dari mesin pemotongan dan pengupasan, stasiun kerja 2

terdiri dari mesin pengeringan veneer, penambalan veneer, penyatuan beberapa

veneer dan pengeleman, stasiun kerja 3 hanya terdiri dari mesin pendinginan dan

stasiun kerja 4 terdiri dari mesin pemanasan, pemotongan untuk meratakan bentuk

plywood, pengamplasan,dan pemeriksaan terakhir.

Rancangan tata letak (layout) proses produksi plywood pada PT. Segara

Timber jika menggunakan konsep penyeimbangan lini, dapat dilihat tingkat

efisiensi dan tingkat waktu nganggur (idle time). tingkat efisiensi sebesar 92%

yaitu 7,36 jam dari total waktu produksi 8 jam dan waktu menganggur (idle time)

sebesar 8% yaitu 38,4 menit dari total waktu produksi 8 jam.

Page 14: RANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI …€¦ · yang bergerak dibidang pembuatan kayu lapis/plwood. Berdasarkan pra penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa usaha yang

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 7, Nomor 2, 2019: 769-782

782

Perusahaan menggunakan kembali mesin produksi yang sebelumnya tidak

digunakan, Perusahaan juga perlu menggunakan metode penyeimbangan lini

dalam penyusunan taat letak fasilitas produksi dan Perusahaan perlu melakukan

kajian mendalam tentang faktor tau variabel lain yang ikut mempengaruhi

kelancaran suatu proses produksi seperti perawatan mesin dan SDM

Daftar Pustaka

Assauri, Sofjan. 2008. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Revisi, Jakarta :

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Ekonomi.

Fahmi, Irham. 2014. Manajemen Produksi dan Operasi, Bandung : Alfa Beta.

Ginting, Rosnani. 2007. Sistem Produksi, Edisi Pertama, Cetakan Pertama,

Yogyakarta : Graha Ilmu.

Hadiguna, Rika Ampuh dan Heri Setiawan. 2008. Tata Letak Pabrik, Edisi

Kesatu, Yogyakarta : ANDI.

Heizer, Jay & Barry, Render. 2006. Manajemen Operasi, Buku 2, Edisi Ketujuh.

Terjemahan: Dwianograhwati Setyoningasing dan Indra Almahdi. Jakarta:

Salemba Empat.

Herjanto, Eddy. 2007. Manajemen Operasi, Edisi ketiga. Jakarta: Geasindo

Pardede, Pontas M. 2005. Manajemen Operasi dan Produksi, Edisi Satu.

Yogyakarta: ANDI

Purnomo, Hari. 2004. Pengantar Teknik Industri. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendkatan Kuantitatif, Kualitatif

dan R & D. Bandung : Alfa Beta.

Wingjosoebroto, Sritomo. 2009. Tata Letak Pabrikn dan pemindahan Bahan.

Edisi Ketiga. Surabaya: Guna Widya.

Septiani, Dewi. 2017 Analisis Tata Letak (layout) Proses Produki Air Minum

Dalam Kemasan ( AMDK) Pada PT. Difusi Golden Utama Di Balikpapan.

Skripsi Universitas Mulawarman

Sari, NK. 2016. Analisis Plant Layout Pada PT. Teodore Pan Garmindo Garment

Manufaktur Dalam Usaha Meningkatkan Efisiensi Produksi. Skripsi

Universitas Widyatama

Setiawan, Hayyan. 2016. “Jenis-jenis Kayu Olahan Di Indonesia”.

(ilmuhutan.com/produk-kayu-olahan-di-indonesia/, diakses 5 November

2018)