rancangan rpjmdlabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/draf... · 2013-05-22 · tahun 2008...

38
RANCANGAN RPJMD

Upload: phamque

Post on 16-Jul-2018

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RANCANGAN RPJMDlabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/DRAF... · 2013-05-22 · Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Propinsi Banten. ... - Sebelah selatan

RANCANGAN RPJMD

Page 2: RANCANGAN RPJMDlabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/DRAF... · 2013-05-22 · Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Propinsi Banten. ... - Sebelah selatan

BAB I

PENDAHULUAN

Page 3: RANCANGAN RPJMDlabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/DRAF... · 2013-05-22 · Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Propinsi Banten. ... - Sebelah selatan

BAB II

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

II.1 Geografi

II.1.1 Kondisi Geografis

Kota Tangerang Selatan terletak di bagian timur Provinsi Banten dan secara administratif terdiri dari

7 (tujuh) kecamatan, 49 (empat puluh sembilan) kelurahan dan 5 (lima) desa dengan luas wilayah 147,19

Km2.

Menurut Kabupaten Tangerang Dalam Angka Tahun 2007/2008, luas wilayah kecamatan-kecamatan

yang berada di Kota Tangerang Selatan (yang kemudian diambil sebagai luas wilayah kota Tangerang

Selatan) adalah sebesar 150,78 Km2 sedangkan menurut Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota

Tangerang Selatan adalah sebesar 147,19 Km2 dengan rincian luas kecamatan masing-masing yang

berbeda pula. Angka yang digunakan adalah 147,19 Km2 karena sesuai dengan Undang-undang Nomor 51

Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Propinsi Banten.

Batas wilayah Kota Tangerang Selatan adalah sebagai berikut:

- Sebelah utara berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta & Kota Tangerang

- Sebelah timur berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta & Kota Depok

- Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bogor & Kota Depok

- Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Tangerang

No Keterangan

1 Letak geografis Di sebelah timur Propinsi Banten

2 Luas Wilayah 147,19 Km2 atau 14.719 Ha

3 Batas-batas

- Sebelah Utara Kota Tangerang

- Sebelah Timur Provinsi DKI Jakarta

- Sebelah Selatan Kota Depok dan Kabupaten Bogor

- Sebelah Barat Kabupaten Tangerang

4 Wilayah Pemerintahan

- Kecamatan 7 Kecamatan

- Kelurahan 49 Kelurahan

- Desa 5 Desa

Sumber:

- Undang-undang Nomor 51 Tahun 2008

Tabel 1.1Potensi Fisik Dasar

Kota Tangerang Selatan

Potensi Fisik Dasar

- Hasil Olah Potensi Desa Tahun 2006 dalam Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota

Tangerang Selatan (2008)

Luas wilayah masing-masing kecamatan tertera dalam Tabel 1.2. Kecamatan dengan wilayah paling

besar adalah Pondok Aren dengan luas 2.988 Ha atau 20,30% dari luas keseluruhan Kota Tangerang

Selatan, sedangkan kecamatan dengan luas paling kecil adalah Setu dengan luas 1.480 Ha atau 10,06%.

Page 4: RANCANGAN RPJMDlabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/DRAF... · 2013-05-22 · Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Propinsi Banten. ... - Sebelah selatan

No Kecamatan Luas Wilayah (Ha) Persentase terhadap luas kota (%)

1 Serpong 2.404 16.33%

2 Serpong Utara 1.784 12.12%

3 Ciputat 1.838 12.49%

4 Ciputat Timur 1.543 10.48%

5 Pamulang 2.682 18.22%

6 Pondok Aren 2.988 20.30%

7 Setu 1.480 10.06%

Kota Tangerang Selatan 14.719 100.00%

Tabel 1.2Luas Wilayah Menurut Kecamatan

Kota Tangerang Selatan

Sumber : Hasil Olah Potensi Desa Tahun 2006 dalam Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota

Tangerang Selatan (2008)

Luas wilayah masing-masing kelurahan/desa tertera dalam Tabel 1.3. Kelurahan/desa dengan

wilayah di atas empat ratus hektar terletak di Kecamatan Pamulang, yaitu Pondok Cabe Udik dan Pamulang

Barat, dan di Kecamatan Serpong Utara, yaitu Paku Jaya. Kelurahan/desa dengan wilayah di bawah seratus

lima puluh hektar terletak di Kecamatan Serpong, yaitu Cilenggang dan Serpong, dan di Kecamatan Serpong

Utara, yaitu Jelupang. Kelurahan/desa dengan luas wilayah paling besar adalah Pondok Cabe Udik dengan

luas 483 Ha sedangkan kelurahan/desa dengan luas wilayah paling kecil adalah Jelupang dengan luas 126

Ha.

II.1.2 Keadaan Iklim

Keadaan iklim didasarkan pada penelitian di Stasiun Geofisika Klas I Tangerang, yaitu berupa data

temperatur (suhu) udara, kelembaban udara dan intensitas matahari, curah hujan dan rata-rata kecepatan

angin. Temperatur udara rata-rata berkisar antara 23,5 - 32,6 °C, temperatur maksimum tertinggi pada

bulan Oktober yaitu 33,9 °C dan temperatur minimum terendah pada bulan Agustus dan September yaitu

22,8 °C. Rata-rata kelembaban udara dan intensitas matahari sekitar 78,3 % dan 59,3 %. Keadaan curah

hujan tertinggi terjadi pada bulan Februari, yaitu 486mm, sedangkan rata-rata curah hujan dalam setahun

adalah 177,3mm. Hari hujan tertinggi pada bulan Desember dengan hari hujan sebanyak 21 hari. Rata-rata

kecepatan angin dalam setahun adalah 3,8 m/detik dan kecepatan maksimum 12,6 m/detik.

Page 5: RANCANGAN RPJMDlabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/DRAF... · 2013-05-22 · Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Propinsi Banten. ... - Sebelah selatan

No Kecamatan Luas Wilayah (Ha)

1 Serpong 1 Buaran 334

2 Ciater 376

3 Rawa Mekar Jaya 235

4 Rawa Buntu 328

5 Serpong 139

6 Cilenggang 143

7 Lengkong Gudang 361

8 Lengkong Gudang Timur 262

9 Lengkong Wetan 226

2 Serpong Utara 1 Lengkong Karya 210

2 Jelupang 126

3 Pondok Jagung 209

4 Pondok Jagung Timur 225

5 Pakulonan 279

6 Paku Alam 281

7 Paku Jaya 454

3 Ciputat 1 Sarua 368

2 Jombang 345

3 Sawah Baru 274

4 Sarua Indah 193

5 Sawah 249

6 Ciputat 172

7 Cipayung 237

4 Ciputat Timur 1 Pisangan 391

2 Cireundeu 308

3 Cempaka Putih 227

4 Pondok Ranji 246

5 Rengas 165

6 Rempoa 206

5 Pamulang 1 Pondok Benda 386

2 Pamulang Barat 416

3 Pamulang Timur 259

4 Pondok Cabe Udik 483

5 Pondok Cabe Ilir 396

6 Kedaung 256

7 Bambu Apus 220

8 Benda Baru 266

6 Pondok Aren 1 Perigi Baru 310

2 Pondok Kacang Barat 252

3 Pondok Kacang Timur 252

4 Perigi Lama 389

5 Pondok Pucung 362

6 Pondok Jaya 233

7 Pondok Aren 217

8 Jurang Mangu Barat 253

9 Jurang Mangu Timur 258

10 Pondok Karya 271

11 Pondok Betung 191

7 Setu 1 Kranggan 205

2 Muncul 361

3 Setu 364

4 Babakan 170

5 Bakti Jaya 174

6 Kademangan 206

Jumlah 14.719

Tabel 1.3Luas Wilayah Kelurahan/Desa

Kota Tangerang SelatanKelurahan/Desa

Sumber : Hasil Olah Potensi Desa Tahun 2006 dalam Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang

Selatan (2008)

Page 6: RANCANGAN RPJMDlabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/DRAF... · 2013-05-22 · Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Propinsi Banten. ... - Sebelah selatan

II.1.3 Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan Kota Tangerang Selatan sebagian besar adalah untuk perumahan dan

permukiman yaitu seluas 9.941,41 Ha atau 67,54% dari 14.719 Ha. Sawah ladang dan kebun menempati

posisi kedua terluas dengan 2.794,41 Ha atau 18,99%. Penggunaan lahan paling kecil adalah untuk pasir

dan galian yaitu seluas 15,27 Ha atau 0,1%.

No Jenis Penggunaan Lahan Luas (Ha)Persentase Luas

(%)

1 Perumahan dan permukiman 9.941.41 67.54%

2 Industri / Kawasan Industri 167.61 1.14%

3 Perdagangan dan jasa 487.08 3.31%

4 Sawah, ladang, dan kebun 2.794.41 18.99%

5 Semak belukar dan rerumputan 366.48 2.49%

6 Pasir dan galian 15.27 0.10%

7 Situ dan danau / tambak / kolam 137.43 0.93%

8 Tanah kosong 809.31 5.50%

14.719 100.00%

Tabel 1.3Luas Penggunaan Lahan di Kota Tangerang Selatan

Tahun 2008

Jumlah

Sumber : Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)

II.1.4 Penduduk

Penduduk Kota Tangerang Selatan berjumlah 1.051.374 jiwa pada tahun 2007, dengan komposisi

jumlah penduduk laki-laki sebesar 532.670 jiwa sedangkan perempuan 518.704 jiwa. Rasio jenis kelamin

adalah sebesar 102,69, yang menunjukkan bahwa jumlah laki-laki sedikit lebih banyak dibandingkan jumlah

perempuan (Tabel 3.1.1.).

Dengan luas wilayah 147,19 Km2, kepadatan penduduk Kota mencapai 7.143 orang/Km2. Kepadatan

tertinggi terdapat di Kecamatan Ciputat Timur yaitu 10.396 orang/Km2 sedangkan kepadatan terendah di

Kecamatan Setu yaitu 3.812 orang/Km2.

Komposisi penduduk berdasarkan kelompok umur pada tahun 2008 menunjukkan bahwa kelompok

umur dengan jumlah penduduk terbesar adalah 0 – 4 tahun, yaitu sebesar 9,69% sedangkan kelompok

umur dengan jumlah penduduk terkecil adalah ≥ 60, yaitu sebesar 3,47%.

II.2 Ekonomi

II.2.1 Perkembangan PDRB

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan besaran nilai tambah bruto yang dihasilkan

dalam memproduksi barang dan jasa oleh sektor produktif dalam perekonomian suatu daerah (region)

tanpa melihat pelaku ekonominya. Pelaku ekonomi bisa berasal dari daerah tersebut dan atau dari luar

daerah tersebut.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku Kota Tangerang Selatan pada tahun

2007 adalah sebesar Rp.5.256.882,05 Juta atau tumbuh sebesar 11,18% dibandingkan dari tahun 2006 yang

nilainya Rp 4.752.381,60 Juta. Dengan jumlah penduduk pertengahan tahun 2007 mencapai 1.042.682

orang. Perkembangan PDRB Kota Tangerang Selatan cenderung menunjukkan peningkatan dari tahun ke

tahun demikian juga dengan PDRB per kapita. Pada tahun 2007, laju pertumbuhan ekonomi (LPE) adalah

sebesar 6,51%.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku Kota Tangerang Selatan jika

dibandingkan dengan PDRB atas dasar harga berlaku Provinsi Banten sejak tahun 2007 mempunyai nilai

sebesar Rp 112.190,11 Trilyun. Artinya, Kota Tangerang Selatan mempunyai kontribusi sebesar 4,68%

terhadap Provinsi Banten.

Page 7: RANCANGAN RPJMDlabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/DRAF... · 2013-05-22 · Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Propinsi Banten. ... - Sebelah selatan

II.2.2 Distribusi PDRB

Berdasarkan data PDRB tahun 2007, struktur ekonomi Kota Tangerang Selatan didominasi oleh

sektor lapangan usaha pengangkutan dan komunikasi (30,29%) dan perdagangan hotel dan restoran

(26,81%). Sektor lain yang juga memberikan kontribusi cukup besar adalah jasa-jasa (17,39%) dan bank,

persewaan dan jasa perusahaan (15,40%). Lima sektor lain masing-masing memberikan kontribusi di bawah

10%.

Struktur ekonomi tersebut menunjukkan bahwa perekonomian Tangerang Selatan didominasi oleh

sektor tersier, yaitu pengangkutan dan komunikasi; perdagangan hotel dan restoran; jasa-jasa; dan bank,

persewaan dan jasa perusahaan, yang memberikan kontribusi hampir 90%. Sektor sekunder (industri

pengolahan; listrik, gas dan air bersih; dan konstruksi) memberikan kontribusi 8,76%, dan sektor primer

(pertanian; pertambangan dan penggalian) hanya memberikan kontribusi kurang dari 2%.

Jika dilihat kecenderungan sejak tahun 2004 hingga tahun 2007, sektor primer dan sekunder

mengecil kontribusinya secara signifikan sedangkan sektor tersier meningkat kontribusinya.

Kecamatan PertanianPertambangan &

Penggalian

Industri

Pengolahan

Listrik, Gas &

Air Bersih

Bagunan /

Konstruksi

Perdagangan,

Hotel &

Restoran

Pengangkutan &

Komunikasi

Bank,

persewaan &

jasa

perusahaan

Jasa-jasa Jumlah

Serpong 0,13% 0,01% 0,14% 1,52% 0,07% 2,94% 3,99% 12,54% 0,57% 21,91%

Serpong Utara 0,00% 0,00% 0,25% 1,05% 1,18% 3,70% 2,75% 0,09% 0,58% 9,59%

Setu 0,03% 0,03% 0,01% 0,09% 0,00% 0,38% 0,69% 0,01% 0,11% 1,35%

Pamulang 0,43% 0,00% 0,20% 0,95% 0,02% 3,29% 5,18% 0,20% 1,21% 11,48%

Ciputat 0,33% 0,00% 0,07% 0,45% 0,02% 4,09% 1,75% 0,03% 3,00% 9,75%

Ciputat Timur 0,01% 0,00% 0,17% 0,69% 0,03% 8,33% 9,93% 2,15% 10,63% 31,93%

Pondok Aren 0,37% 0,00% 0,22% 1,32% 0,31% 4,08% 6,00% 0,40% 1,30% 14,00%

Kota Tangerang Selatan 1,32% 0,03% 1,07% 6,05% 1,63% 26,81% 30,29% 15,40% 17,39% 100,00%

Sumber: PDRB Kabupaten Tangerang Tahun 2007

Distribusi Produk Domestik Regional BrutoA.D.H. Berlaku Menurut Kecamatan Dan Lapangan Usaha

Tahun 2007 (Juta Rupiah)

Kecamatan yang memberikan kontribusi paling besar adalah Ciputat Timur yaitu sebesar

Rp.1.678.739,29 Trilyun atau 31,93persen dari total PDRB sedangkan yang terkecil adalah Setu dengan

Rp.71.045,74 Trilyun atau 1,35 persen.

Bagunan /

Konstruksi

1,63%

Listrik, Gas dan Air

Bersih

6,05%

Pertambangan dan

Penggalian

0,03%

Industri

Pengolahan

1,07%Pertanian

1,32%

Jasa-jasa

17,39%

Bank, persewaan &

jasa perusahaan

15,40%Perdagangan,

Hotel dan Restoran

26,81%

Pengangkutan &

Komunikasi

30,29%

Page 8: RANCANGAN RPJMDlabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/DRAF... · 2013-05-22 · Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Propinsi Banten. ... - Sebelah selatan

Kecamatan PertanianPertambangan &

Penggalian

Industri

Pengolahan

Listrik, Gas &

Air Bersih

Bagunan /

Konstruksi

Perdagangan,

Hotel &

Restoran

Pengangkutan &

Komunikasi

Bank,

persewaan &

jasa

perusahaan

Jasa-jasa Jumlah

Serpong 6.659,97 274,58 7.407,20 79.760,51 3.517,02 154.795,05 209.811,20 659.223,42 30.147,51 1.151.596,46

Serpong Utara 137,99 - 13.324,22 54.938,95 62.286,31 194.321,90 144.301,93 4.509,32 30.331,55 504.152,17

Setu 1.805,90 1.429,24 623,41 4.751,97 113,11 20.208,66 36.278,95 288,74 5.545,76 71.045,74

Pamulang 22.831,25 - 10.628,32 49.715,02 1.061,42 172.877,24 272.274,51 10.267,64 63.609,31 603.264,71

Ciputat 17.496,49 30,29 3.907,60 23.393,60 1.018,25 215.245,20 92.184,77 1.452,74 157.568,54 512.297,48

Ciputat Timur 713,35 - 8.995,89 36.317,67 1.618,12 437.823,58 521.756,56 112.909,27 558.604,85 1.678.739,29

Pondok Aren 19.565,40 16,48 11.350,14 69.231,00 16.298,92 214.291,65 315.468,09 21.124,42 68.440,10 735.786,20

Kota Tangerang Selatan 69.210,35 1.750,59 56.236,78 318.108,72 85.913,15 1.409.563,28 1.592.076,01 809.775,55 914.247,62 5.256.882,05

Sumber: PDRB Kabupaten Tangerang Tahun 2007

Produk Domestik Regional BrutoA.D.H. Berlaku Menurut Kecamatan Dan Lapangan Usaha

Tahun 2007 (Juta Rupiah)

2004 2005 2006 2007

Serpong 264.181,58 787.551,15 1.039.550,85 1.151.596,46

Serpong Utara 413.737,45 491.506,96 561.546,84 504.152,17

Setu 31.693,49 38.888,39 65.657,49 71.045,74

Pamulang 283.324,39 338.581,94 546.091,35 603.264,71

Ciputat 310.012,46 372.293,53 476.991,14 512.297,48

Ciputat Timur 795.038,10 851.537,68 1.379.223,31 1.678.739,29

Pondok Aren 393.322,90 454.282,72 683.320,62 735.786,20

Kota Tangerang Selatan 2.491.310,37 3.334.642,37 4.752.381,60 5.256.882,05

Sumber: PDRB Kabupaten Tangerang Tahun 2007

Kecamatan

Perkembangan Produk Domestik Regional BrutoA.D.H. Berlaku Menurut Kecamatan

Tahun 2004 - 2007 (Juta Rupiah)

II.2.2 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per Kapita

PDRB per kapita digunakan sebagai pendekatan data pendapatan per kapita. Karena, sampai saat ini

sangat sulit untuk mendapatkan data pendukung untuk menghitung pendapatan per kapita. Angka

pendapatan per kapita diperoleh dengan cara membagi PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan

tahun.

PDRB per kapita masih dijadikan sebagai indikator dalam mengukur tingkat kesejahteraan

masyarakat secara makro yang dapat dijadikan cermin kesejahteraan masyarakat. Semakin tinggi PDRB per

kapita yang diterima oleh penduduk berarti semakin tinggi tingkat kesejahteraannya. Sebaliknya,

penurunan PDRB per kapita pada suatu daerah menggambarkan penurunan tingkat kesejahteraan. Perlu

diingat pula, bahwa kesejahteraan penduduk akan meningkat jika peningkatan PDRB per kapita melebihi

inflasi yang terjadi. Akan tetapi, nilai PDRB per kapita tidak dapat dijadikan acuan untuk melihat

pemerataan kemakmuran.

PDRB per kapita Kota Tangerang Selatan tahun 2007 sebesar Rp 5.041,69 Ribu. Sedangkan PDRB per

kapita Propinsi Banten tahun 2007 sebesar Rp 11.400,59 Ribu.

Page 9: RANCANGAN RPJMDlabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/DRAF... · 2013-05-22 · Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Propinsi Banten. ... - Sebelah selatan

Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto per Kapita

A.D.H. Berlaku Menurut Kecamatan

Tahun 2005 - 2007 (Juta Rupiah)

Kota Tangerang Selatan

Kota/Kabupaten PDRB Total

2005 2006 2007

Serpong 7.243.076 10.742.132 11.570.891

Serpong Utara 5.861.079 7.523.751 6.567.979

Setu 808.209 1.211.940 1.269.750

Pamulang 1.479.922 2.283.817 2.450.811

Ciputat 2.732.698 3.055.867 3.194.094

Ciputat Timur 6.559.194 8.908.884 10.552.942

Pondok Aren 1.938.083 2.871.281 3.005.307

Tangerang Selatan 3.437.949 4.688.672 5.041.693

PDRB 3.334.642 4.752.382 5.256.882

Jumlah Penduduk 969.951 1.013.588 1.042.682

Sumber: PDRB Kabupaten Tangerang Tahun 2007

Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto per Kapita

Provinsi Banten

Tahun 2005 - 2007 (Ribu Rupiah)

Kota/Kabupaten PDRB Total

2005 2006 2007

Kota Cilegon 39.97,92 43.715,48 47.447,94

Kota Tangerang 20.630,14 23.705,99 26.090,04

Kab. Tangerang 7.483,25 8.329,95 8.896,15

Kab. Serang 6.344,25 7.056,02 7.590,35

Kab. Pandeglang 4.635,37 5.241,65 5.660,47

Kab. Lebak 4.209,28 4.595,99 4.982,35

PROVINSI BANTEN 9.372,52 10.610,24 11.400,59

Sumber: PDRB Kabupaten Tangerang Tahun 2007

II.2.3 Industri, Perdagangan dan Koperasi

Industri

Ada lima jenis industri kerajinan yang terdapat di Kota Tangerang Selatan, yaitu kerajinan kayu

berjumlah 165 unit, anyaman 28 unit, gerabah 1 unit, kain 293 unit dan makanan 164 unit. Selain itu

industri kerajian tersebut, juga terdapat 7 unit pabrik yang di dalamnya terdapat 1 kawasan industri.

Perdagangan dan Jasa

Fasilitas perdagangan dan jasa yang tersedia berupa pasar, baik modern maupun tradisional, bank,

BPR, KUD/koperasi, kompleks ruko dan minimart. Pasar tradisional yang terdapat di tanah milik pemerintah

daerah adalah sebanyak 6 unit, yaitu Pasar Ciputat, Pasar Ciputat Permai, Pasar Jombang, Pasar Bintaro

Sektor 2, Pasar Serpong, dan Pasar Gedung Hijau. Seluruhnya berfungsi kecuali Pasar Gedung Hijau. Secara

total, luas lahan yang ditempati oleh pasar-pasar tersebut adalah 25.721 m2 dengan 1.966 kios, 865 los dan

1.795 pedagang kaki lima.

Berdasarkan tanda daftar perusahaan (TDP), terdapat perseroan terbatas (PT), comanditer

venotschaap / perseroan komanditer (CV), perusahaan perorangan (PO), koperasi, firma, dan bentuk usaha

lain yang keseluruhannya berjumlah 5.146 unit. Yang paling banyak adalah adalah PT yaitu berjumlah 2.467

unit sedangkan yang paling sedikit adalah firma yang hanya berjumlah 2 unit.

Page 10: RANCANGAN RPJMDlabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/DRAF... · 2013-05-22 · Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Propinsi Banten. ... - Sebelah selatan

Koperasi

Koperasi seluruhnya berjumlah 330 unit yang terdiri dari koperasi karyawan (Kopkar), koperasi

simpan pinjam (KSP), koperasi serba usaha (KSU), dan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI). Namun,

koperasi yang terdaftar pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tangerang baru sejumlah 81

unit. Secara keseluruhan, jumlah anggota mencapai 24.553 orang.

Kerajinan

Kayu

Kerajinan

Anyaman

Kerajinan

Gerabah

Kerajinan

Kain

Industri

MakananPabrik

1 Serpong 8 5 0 0 12 0

2 Serpong Utara 7 0 0 0 13 5

3 Ciputat 35 1 0 6 18 0

4 Ciputat Timur 64 0 0 4 10 0

5 Pamulang 33 4 0 2 39 1

6 Pondok Aren 5 3 1 281 3 0

7 Setu 13 15 0 0 69 1 (kawasan industri)

165 28 1 293 164 7

Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)

Kota Tangerang Selatan

Tabel 7.1.1

Sebaran Industri Kecil, Menengah / Besar

di Kota Tangerang Selatan

No Kecamatan

Sebaran

Pasar

Modern

Pasar

TradisionalBank BPR

KUD /

Koperasi

Kompleks

RukoMinimart

1 Serpong 2 1 21 0 0 10 8

2 Serpong Utara 1 0 4 1 0 5 3

3 Ciputat 1 0 5 2 0 4 13

4 Ciputat Timur 1 1 9 0 0 15 13

5 Pamulang 1 2 9 0 1 20 23

6 Pondok Aren 1 2 12 0 0 6 4

7 Setu 1 2 1 1 0 0 7

8 8 61 4 1 60 71

Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)

Kota Tangerang Selatan

Tabel 7.2.1

Sebaran Fasilitas Perdagangan dan Jasa

di Kota Tangerang Selatan

No Kecamatan

Sebaran

No Nama Pasar Lokasi Kondisi Komoditi Yg DijualJumlah

Kios

Jumlah

Los

Pedagang

Kaki Lima

Luas Areal

(M2)

Status

TanahKet.

1 Pasar Ciputat Kec. Ciputat Cukup

Baik

Sembako, sandang,

perhiasan

1.136 386 608 5.670 Milik

Pemkab

3 Lantai

2 Pasar Ciputat Permai Kec. Ciputat Kurang

Baik

Sembako 12 40 366 1.000 Milik

Pemkab

2 Lantai

3 Pasar Jombang Kec. Ciputat Kurang

Baik

Sembako, sandang,

perhiasan

195 21 188 6.095 Milik

Pemkab

2 Lantai

4 Pasar Bintaro Sektor 2 Kec. Ciputat

Timur

Kurang

Baik

Sembako, sandang 23 95 8 830 Milik

Pemkab

Sedang

dibangun

5 Pasar Serpong Kec. Serpong Baik Sembako, sandang,

perhiasan

600 323 625 8.730 Milik

Pemkab

Dibangun

2007

6 Pasar Gedung Hijau Kec. Serpong

Utara

Cukup

Baik

-- -- -- -- 3.396 Milik

Pemkab

Tidak

digunakan

JUMLAH 1.966 865 1.795 25.721

Sumber: PD Pasar Niaga Kerta Raharja Kabupaten Tangerang 2009

Tabel 7.2.2Pasar Tradisional Di Tanah Milik Pemerintah

Di Kota Tangerang SelatanTahun 2009

Page 11: RANCANGAN RPJMDlabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/DRAF... · 2013-05-22 · Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Propinsi Banten. ... - Sebelah selatan

No Kecamatan Jumlah Koperasi Jumlah Anggota Keterangan

1 Ciputat Kopkar, KSP,

2 Ciputat Timur KSU, KPRI

3 Serpong Kopkar, KSP,

4 Serpong Utara KSU, KPRI

5 Setu 26 650 Kopkar, KSP,

6 Pamulang 69 1.518 KSU, KPRI

7 Pondok Aren 46 1.380 Kopkar, KSP, KSU, KPRI

JUMLAH 330 24.553

Sumber : Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Tangerang, 2009

Tabel 7.3.1Koperasi Kota Tangerang Selatan

Tahun 2009

113 9.605

76 11.400

PT CV PO Koperasi Firma BUL

1 Ciputat 509 413 241 25 - 5 1.193

Ciputat Timur

2 Serpong 1.261 575 418 26 1 5 2.286

Serpong Utara

Setu

3 Pamulang 271 292 177 15 1 2 758

4 Pondok Aren 426 299 167 15 - 2 909

2.467 1.579 1.003 81 2 14 5.146

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tangerang 2009

PT : Perseroan Terbatas

CV : Comanditer Venotschaap / Perseroan Komanditer.

PO : Perusahaan Perorangan

BUL : Bentuk Usaha Lain

Jumlah

Tabel 7.2.3Perusahaan Perdagangan Berdasarkan Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

Kota Tangerang SelatanTahun 2009

No KecamatanBentuk Badan Hukum Jumlah

(Unit)

II.2.4 Ketenagakerjaan

Berdasarkan tingkat pendidikan pencari kerja yang tercatat pada Dinas Tenaga Kerja Kabupaten

Tangerang pada tahun 2007, pencari kerja dengan tingkat pendidikan SLTA merupakan kelompok pencari

kerja terbesar dengan jumlah 9.690 orang dari total 16.426 orang atau sebesar 58,99%. Pencari kerja

dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi (DI-DII, DIII dan Sarjana) juga tercatat cukup besar yaitu

berjumlah 3.297 orang atau 20,07%. Pencari kerja tak tamat SD hanya sebanyak 16 orang atau 0,1%.

Page 12: RANCANGAN RPJMDlabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/DRAF... · 2013-05-22 · Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Propinsi Banten. ... - Sebelah selatan

SerpongSerpong

UtaraSetu Pamulang Ciputat

Ciputat

Timur

Pondok

Aren

Laki-laki - - - 1 - - 3 4

Perempuan - - - - - 2 10 12

Jumlah - - - 1 - 2 13 16

Laki-laki 39 55 1 6 7 5 7 120

Perempuan 54 71 4 5 8 10 8 160

Jumlah 93 126 5 11 15 15 15 280

Laki-laki 235 286 120 207 215 86 311 1.460

Perempuan 224 212 232 229 309 177 300 1.683

Jumlah 459 498 352 436 524 263 611 3.143

Laki-laki 1.618 324 956 927 425 106 258 4.614

Perempuan 1.634 254 1.334 1.123 349 120 262 5.076

Jumlah 3.252 578 2.290 2.050 774 226 520 9.690

Tingkat

PendidikanJenis Kelamin

KecamatanKota Tangerang

Selatan

Tabel 3.2.1

Jumlah Pencari Kerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin Menurut Kecamatan

Kota Tangerang Selatan

Tahun 2007

Tak Tamat SD

SD

SLTP

SLTA

SerpongSerpong

UtaraSetu Pamulang Ciputat

Ciputat

Timur

Pondok

Aren

Laki-laki 57 46 24 30 43 22 32 254

Perempuan 56 59 18 42 28 20 31 254

Jumlah 113 105 42 72 71 42 63 508

Laki-laki 21 34 6 104 129 51 15 360

Perempuan 29 25 6 115 143 80 21 419

Jumlah 50 59 12 219 272 131 36 779

Laki-laki 124 24 6 256 194 71 292 967

Perempuan 133 28 4 287 137 79 375 1.043

Jumlah 257 52 10 543 331 150 667 2.010

Laki-laki 2.094 769 1.113 1.531 1.013 341 918 7.779

Perempuan 2.130 649 1.598 1.801 974 488 1.007 8.647

Jumlah 4.224 1.418 2.711 3.332 1.987 829 1.925 16.426

Sarjana

Total

Sumber: Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2007/2008

DI-DII

DIII

Tabel 3.2.1

(Lanjutan)

Tingkat

PendidikanJenis Kelamin

KecamatanKota Tangerang

Selatan

II.3 Sosial dan Budaya

Page 13: RANCANGAN RPJMDlabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/DRAF... · 2013-05-22 · Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Propinsi Banten. ... - Sebelah selatan

II.4 Infrastruktur, Tata Ruang, dan Lingkungan Hidup

II.4.1 Fisik Dasar dan Pemanfaatan Lahan

Wilayah Kota Tangerang Selatan dilintasi oleh Kali Angke, Kali Pasanggrahan dan Sungai Cisadane

sebagai batas administrasi kota di sebelah barat. Posisi Kota Tangerang Selatan yang berbatasan dengan

DKI Jakarta karena pada awalnya memang dijadikan sebagai kota satelit bagi DKI Jakarta maka

penduduknya lebih banyak yang bekerja di Jakarta tapi tinggal di Kota Tangerang Selatan. Hal ini terlihat

dari banyaknya perumahan-perumahan yang tumbuh dan berkembang di Kota Tangerang Selatan. Laju

pertumbuhan penduduk terus meningkat, sebagian besar bersifat non-alamiah, seiring dengan tumbuhnya

kawasan-kawasan perumahan, mulai dari yang berskala kecil-menengah hingga berskala besar, seperti:

Bumi Serpong Damai (BSD) seluas 6.000 ha, Bintaro Jaya seluas 1.500 ha, dan Perumahan Alam Sutera.

Akhirnya mengakibatkan sektor perdagangan dan jasa menjadi berkembang sesuai kebutuhan disertai juga

dukungan sektor transportasi yang cukup memadai karena banyak akses menuju DKI Jakarta baik melalui

jalan tol Serpong – Pondok Indah atau jalan regional yang sudah tersebar dan tersambung langsung.

Page 14: RANCANGAN RPJMDlabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/DRAF... · 2013-05-22 · Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Propinsi Banten. ... - Sebelah selatan

Gambar : Peta Wilayah Kota Tangerang Selatan

Page 15: RANCANGAN RPJMDlabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/DRAF... · 2013-05-22 · Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Propinsi Banten. ... - Sebelah selatan

Topografi (Ketinggian dan Kemiringan)

Sebagian besar wilayah Kota Tangerang Selatan merupakan dataran rendah, dimana sebagian besar

wilayah Kota Tangerang Selatan memiliki topografi yang relatif datar dengan kemiringan tanah rata-rata 0 –

3% sedangkan ketinggian wilayah antara 0 – 25 m dpl.

Untuk kemiringan garis besar terbagi dari 2 (dua) bagian, yaitu :

1. Kemiringan antara 0 – 3% meliputi Kecamatan Ciputat, kecamatan Ciputat Timur, Kecamatan

Pamulang, Kecamatan Serpong dan Kecamatan Serpong Utara.

2. Kemiringan antara 3 – 8% meliputi Kecamatan Pondok Aren dan Kecamatan Setu.

Klimatologi

Kota Tangerang Selatan merupakan wilayah dengan suhu yang relatif panas dengan kelembaban

tinggi. Temperatur udara berdasarkan penelitian di stasiun Geofisika klas I di Tangerang rata-rata berkisar

antara 21,2-33,7˚C, suhu maksimum tertinggi rata-rata terjadi pada bulan Oktober yaitu 36,6˚C dan suhu

minimum terendah pada bulan Juni yaitu 19,2 ˚C . Rata-rata kelembaban udara 78,0 % dan rata-rata

intensitas matahari 56,8 %. Keadaan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari dan pada bulan

September hanya satu kali hujan, sedangkan rata-rata curah hujan dalam setahun adalah 108,4 mm. Hari

hujan tertinggi pada bulan Januari dengan hari hujan sebanyak 26 hari. Keadaan ini terjadi pada hampir

seluruh wilayah Kota Tangerang Selatan.

Geologi

Kota Tangerang Selatan merupakan daerah yang relatif datar. Adapun beberapa Kecamatan ada

yang lahannya bergelombang seperti di perbatasan antara Kecamatan Setu dan kecamatan Pamulang serta

sebagian di kecamatan Ciputat Timur. Kondisi geologi Kota Tangerang Selatan umumnya adalah batuan

alluvium, yang terdiri dari batuan lempung, lanau, pasir, kerikil, kerakal dan bongkah. Berdasarkan

klasifikasi dari United Soil Classification System, batuan ini mempunyai kemudahan dikerjakan atau

workability yang baik sampai sedang, unsur ketahanan terhadap erosi cukup baik oleh karena itu wilayah

Kota Tangerang Selatan masih cukup layak untuk kegiatan perkotaan.

Hidrologi

Sistem hidrologi di Kota Tangerang Selatan terdiri atas :

Air permukaan yaitu diartikan sebagai air yang mengalir atau muncul di permukaan. Aliran air

permukaan yang terdapat di wilayah ini berupa aliran sungai Cisadane, Sungai Angke dan sebagian

wilayah dilewati sungai Pesanggrahan. Ada juga saluran-saluran alam yang dialiri air sepanjang tahun

sebagai penampung drainase lokal. Saluran semacam ini cenderung meluap pada musim hujan.

Kedua Air Tanah, air tanah di wilayah Kota Tangerang Selatan secara kualitas dalam kondisi baik, hal ini

menyebabkan banyak penduduk yang masih menggunakannya sebagai air bersih. Potensi air tanah Kota

Tangerang Selatan, Berdasarkan laporan studi potensi dan pengembangan sumberdaya air tersebar di

Kabupaten Tangerang, Dinas PU kabupaten Tangerang tahun 2002 diketahui bahwa potensi air sungai

dan situ/rawa merupakan potensi air permukaan di Kota Tangerang Selatan berdasarkan Satuan

Wilayah Sungai (SWS) menunjukkan potensi sebagai berikut :

Page 16: RANCANGAN RPJMDlabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/DRAF... · 2013-05-22 · Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Propinsi Banten. ... - Sebelah selatan

Debit terkecil rata-rata bulanan SWS Cisadane – Ciliwung, sebesar 2,551 m³/dt diwakili oleh

pengukuran Sungai Cidurian, stasiun Parigi dalam tahun 1995, sedang debit terbesar rata-rata

bulanan sebesar 115,315 m³/dt, diukur di Sungai Cisadane, stasiun Batu Beulah dalam periode 1991

sampai 1998.

Mata air jumlahnya ada 3 yang semuanya berlokasi di Kecamatan Ciputat dengan total debit 210

liter/detik.

Air hujan yang setelah dianalisis dengan perhitungan neraca air menunjukkan bahwa Kabupaten

Tangerang termasuk juga Kota Tangerang Selatan mengalami defisit air pada bulan Maret sampai

bulan November (8 bulan) sementara surplus air hanya terjadi pada bulan Desember, Januari dan

Februari (3 Bulan).

Air tanah dangkal, debit air tanah di Kabupaten Tangerang termasuk juga Kota Tangerang Selatan

berkisar antara 3 – 10 liter/detik/km². Air tanah ini cenderung diambil secara berlebihan di sepanjang

jalan-jalan utama terutama oleh industri/pabrik.

Untuk di permukiman warga rata-rata kedalaman air tanah mencapai 5 – 10 meter. Terdapat juga

penggunaan air tanah dalam, melalui pompa deepwell pada kawasan-kawasan perumahan baru yang

dikelola pengembang swasta.

Mengenai gambaran kualitas air sungai dan air tanah di Kota Tangerang Selatan bila mengacu

kepada gambaran kualitas air sungai Cisadane sebagai sungai yang terbesar maka didapatkan pencemaran

yang cukup bervariasi yang ditunjukkan oleh beberapa parameter.

Tabel ……

Gambaran Kualitas Air Sungai Cisadane

Jenis Tanah

Dilihat dari data jenis tanah berdasarkan keadaan geologi, di wilayah Kota Tangerang Selatan

sebagian besar terdiri dari batuan endapan hasil gunung api muda dengan jenis batuan kipas aluvium dan

aluvium/alivial. Sedangkan dilihat dari sebaran jenis tanahnya, pada umumnya di Kota Tangerang Selatan

berupa asosiasi latosol merah dan latosol coklat kemerahan. Oleh karena itu secara umum lahan cocok

untuk pertanian/ perkebunan. Jenis tanah yang sangat sesuai dengan kegiatan pertanian tersebut makin

lama makin berubah penggunaannya untuk kegiatan lainnya yang bersifat non-pertanian. Sedangkan untuk

sebagian wilayah seperti di Kecamatan Serpong dan Kecamatan Setu jenis tanahnya ada yang mengandung

pasir khususnya untuk daerah yang dekat dengan Sungai Cisadane.

Page 17: RANCANGAN RPJMDlabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/DRAF... · 2013-05-22 · Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Propinsi Banten. ... - Sebelah selatan

II.4.2 Penggunaan Lahan

Perkembangan penduduk yang cepat yang dilihat dari semakin menjamurnya permukiman di

wilayah Tangerang Selatan mengakibatkan banyak terjadinya perubahan fungsi guna lahan.

Kecenderungan yang terjadi adalah beralihnya lahan pertanian atau bahkan kawasan lindung menjadi

kawasan perumahan ataupun untuk kegiatan perdagangan dan jasa, sehingga hal ini perlu mendapat

perhatian khusus antara lain mengenai keseimbangan fungsi kawasan tak terbangun dan kawasan

terbangun.

Karakter perkembangan kawasan terbangun (perumahan, industri, perdagangan dan jasa) pada

Kota Tangerang Selatan tidak lepas dari keberadaan perlintasan pergerakan antar wilayah serta adanya

jaringan jalan regional yang menghubungkan kota-kota utama seperti DKI Jakarta, Kota Tangerang dan

Kabupaten Tangerang. Sehingga konsekuensinya perkembangan kawasan terbangun mengikuti pola

jaringan jalan utama.

Page 18: RANCANGAN RPJMDlabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/DRAF... · 2013-05-22 · Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Propinsi Banten. ... - Sebelah selatan

Gambar : Peta Penggunaan Lahan Wilayah Kota Tangerang Selatan

Page 19: RANCANGAN RPJMDlabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/DRAF... · 2013-05-22 · Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Propinsi Banten. ... - Sebelah selatan

Pola pengembangan fisik / tata guna lahan saat ini berupa pola ekstensifikasi dan

intensifikasi. Pola ekstensifikasi banyak dijumpai di daerah pinggiran, sedangkan intensifikasi banyak

dijumpai di daerah yang menjadi pusat kegiatan. Bila dilihat berkembangnya perumahan baik skala

besar ataupun skala kecil mengakibatkan bertambahnya jumlah penduduk ataupun aktifitas

penduduk di Kota Tangerang Selatan ini sendiri. Bila peningkatan jumlah ataupun aktifitas penduduk

tidak dibarengi dengan peningkatan sarana dan prasarana yang memadai akan menimbulkan

berbagai permasalahan yang berkaitan satu dengan yang lainnya.

Perumahan dan Permukiman

Kawasan perumahan dan permukiman berfungsi sebagai hunian bagi masyarakat Kota

Tangerang Selatan. Berdasarkan penghitungan pada peta diketahui luas penggunaan lahan untuk

perumahan dan permukiman sebesar 9.941,41 Ha dari keseluruhan Kota Tangerang Selatan. Untuk

Kota Tangerang Selatan terdapat tiga pengembang perumahan skala besar yaitu BSD, Bintaro dan

Alam Sutera. Selain itu ketiga kawasan ini didukung dengan adanya prasarana transportasi seperti

kereta api dan jalan tol. Saat ini pengembangan perumahan di Kota Tangerang Selatan banyak

menggunakan pola cluster dengan tipe rumah beragam (tipe kecil hingga tipe besar). Banyak lahan

perkampungan yang sudah berubah fungsi dan kepemilikannya biasanya mayoritas pemilik lahan

perkampungan adalah para pendatang.

Industri / Kawasan Industri dan Pergudangan

Luas lahan industri dan kawasan industri yaitu sebesar 167,61 Ha.

Kegiatan perdagangan dan jasa

Luas lahan untuk kegiatan perdagangan dan jasa ini sebenarnya tersebar hampir di seluruh

wilayah Kota Tangerang Selatan. Namun yang lebih banyak menonjol adalah kegiatan perdagangan

dan jasa yang terjadi saat ini dapat diidentifikasi berada disepanjang koridor jalan-jalan utama seperti

Jalan Raya Serpong, Jalan Raya Ceger, Jalan Raya Bintaro Utama – Jalan kesehatan, Jalan Raya

Pondok Betung - Jalan Raya WR Supratman, Jalan Raya Pamulang – Ciputat Jalan Raya Pamulang –

Pondok Cabe dan Jalan Raya Ir. H. Juanda (Ciputat Raya). Luas kegiatan perdagangan dan jasa ini

adalah sebesar 487,08 Ha.

Sawah ladang dan kebun

Luas penggunaan lahan sawah dan ladang oleh petani pengarap hanya 2.794,41 Ha.

Semak belukar dan rerumputan

Semak belukar yang dimaksud disini adalah tanah kosong yang tidak dikelola/diurus oleh

pemiliknya namun bukan berarti tidak ada pemiliknya adapun luasnya hanya 366,48 Ha.

Page 20: RANCANGAN RPJMDlabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/DRAF... · 2013-05-22 · Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Propinsi Banten. ... - Sebelah selatan

Pasir dan galian

Mempunyai luas yang sangat kecil karena bukan penggunaan yang dominan dan hanya ada di

Kecamatan Setu yaitu dengan luas 15,27 Ha.

Situ dan danau/tambak/kolam

Dari hasil interpretasi peta udara diketahui banyak danau /situ yang sudah tidak ada lagi di

peta oleh karena itu luas penggunaannya untuk situ/danau/kolam/tambak ini hanya sebesar 137,43

Ha.

Tanah Kosong

Tanah kosong disini termasuk juga lapangan olahraga seperti lapangan bola dan halaman

rumah adapun luasnya hanya 809,31 Ha.

II.4.3 Prasarana Transportasi

Jalan merupakan salah satu infrastruktur terpenting sebagai salah satu faktor daya tarik

investasi di suatu daerah. Jalan kota Tangerang Selatan berdasarkan Kompilasi Data untuk

Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008) memiliki total panjang 115,81 Km dengan 70,36%

dari panjang total tersebut dalam kondisi baik, 18,37% dalam kondisi sedang dan 11,28% dalam

kondisi rusak. Data ini berbeda dengan data Dinas Pekerjaan Umum Kota Tangerang Selatan yang

menyatakan bahwa total panjang jalan kota adalah 137,773 Km dan diperkirakan 5% rusak ringan, 5%

rusak sedang dan 20% rusak berat.

Titik rawan kemacetan utamanya terdapat pada 12 titik yang umumnya terdapat pada sekitar

persimpangan jalan atau pasar. Stasiun kereta rel listrik (KRL) berjumlah 5 buah dan tersebar di tiga

kecamatan yaitu Serpong, Ciputat dan Ciputat Timur. Titik rawan kemacetan dan titik lokasi stasiun

KRL didapatkan dari Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)

sedangkan nama lokasi, desa dan kecamatan diperoleh berdasarkan informasi dari Jakarta Jabotabek

Street Atlas and Index CD-ROM 2005/2006 karya Gunther W. Holtorf.

Page 21: RANCANGAN RPJMDlabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/DRAF... · 2013-05-22 · Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Propinsi Banten. ... - Sebelah selatan

No. Titik Rawan Kemacetan

1 Jalan Serpong Raya sekitar PT Pratama Abadi Industri hingga Gading Serpong

2 Jalan Serpong Raya sekitar Rumah Sakit Ashshobirin

3 Jalan Pahlawan Seribu di sekitar Pasar Serpong (lintasan Kereta Rel Listrik)

4 Perempatan Jalan Pahlawan Seribu menuju Kampus ITI

5 Perempatan Puspiptek Pasar Jengkol

6 Pasar Jombang sekitar Jalan Tol

7 Pertigaan Jalan Pondok Betung Raya sekitar Kantor Kelurahan Pondok Betung

8 Perempatan Bintaro - Jalan Pondok Betung Raya

9 Perempatan Jalan Ir. H. Juanda - Jalan Pahlawan, Rempoa

10 Pertigaan Jalan WR Supratman - Jalan Ir. H. Juanda, Ciputat

11 Pertigaan Pasar Ciputat

12 Perempatan Pondok Cabe Jalan Setiabudi - Jalan RE Martadinata

Sumber:

- Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)

- Jakarta Jabotabek Street Atlas and Index CD-ROM 2005/2006, Gunther W. Holtorf

Tabel …

Titik Rawan Kemacetan Kota Tangerang Selatan

Tahun 2009

No. Nama Stasiun Kereta Rel Listrik Kelurahan/Desa Kecamatan

1 Stasiun Serpong Serpong Serpong

2 Stasiun Rawabuntu Rawabuntu Serpong

3 Stasiun Sudimara Jombang Ciputat

4 Stasiun Tegal Rotan Sawah Ciputat

5 Stasiun Pondok Ranji Pondok Ranji Ciputat Timur

Sumber:

- Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)

- Jakarta Jabotabek Street Atlas and Index CD-ROM 2005/2006, Gunther W. Holtorf

Tabel …

Stasiun Kereta Rel Listrik di Kota Tangerang Selatan

Tahun 2009

II.4.4 Prasarana Telekomunikasi dan Energi

Selain prasarana transportasi, prasarana dan sarana terkait energi dan telekomunikasi juga

sangat penting. Di Kota Tangerang Selatan terdapat tiga kantor PLN, yaitu di Serpong, Ciputat dan

Pamulang. Gardu listrik berjumlah 71 unit dengan 195.352 sambungan listrik. Di setiap kecamatan

terdapat lebih dari 15.000 sambungan listrik kecuali di Setu yang hanya berjumlah 9.686 sambungan.

Kantor Telkom berjumlah 5 buah dan tersebar di 5 kecamatan. Tower GSM/BTS berjumlah 83

unit sedangkan sambungan telepon berjumlah 108.529 sambungan. Sambungan telepon paling

banyak terdapat di Pamulang dengan 26.447 sambungan sedangkan paling sedikit terdapat di Setu

dengan 5.381 sambungan.

Page 22: RANCANGAN RPJMDlabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/DRAF... · 2013-05-22 · Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Propinsi Banten. ... - Sebelah selatan

Gardu

Listrik

Kantor

PLN

Sambungan

ListrikSPBU

Tower

GSM/BTS

Kantor Telkom

/ STO

Sambungan

Telepon

1 Serpong 14 1 18.508 12 12 - 10.282

2 Serpong Utara 4 - 15.165 6 10 1 8.425

3 Ciputat 10 1 28.375 7 9 1 15.764

4 Ciputat Timur 11 - 28.944 9 8 - 16.080

5 Pamulang 20 1 47.604 13 24 1 26.447

6 Pondok Aren 8 - 47.070 3 8 1 26.150

7 Setu 4 - 9.686 2 12 1 5.381

71 3 195.352 52 83 5 108.529

Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)

Kota Tangerang Selatan

Tabel …

Sebaran Gardu Listrik, Kantor PLN

Menara Telekomunikasi/BTS dan Kantor Telkom/STO

di Kota Tangerang Selatan

No Kecamatan

Energi Telekomunikasi

II.4.5 Utilitas

Terkait dengan pengelolaan limbah baik limbah padat (sampah) maupun limbah cair, terdapat

21 tempat pembuangan sementara (TPS) yang sebagian besarnya menurut Dinas Kebersihan dan

Pertamanan adalah TPS liar. Selain itu juga terdapat 5 unit water treatment plant (WTP) yang

tersebar di Serpong, Serpong Utara dan Pondok Aren.

Ada dua makam pahlawan yang terdapat di Pondok Aren dan Setu, sedangkan tempat

pemakaman umum (TPU) berjumlah 26 unit dengan jumlah terbanyak terdapat di Ciputat yaitu

sebanyak 6 unit. Di Serpong Utara dan Pondok Aren masing-masing hanya terdapat 2 unit TPU.

TPS WTP

1 Serpong 1 3

2 Serpong Utara 3 1

3 Ciputat 3 0

4 Ciputat Timur 1 0

5 Pamulang 3 0

6 Pondok Aren 3 1

7 Setu 7 0

21 5

Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)

Kota Tangerang Selatan

Tabel …Sebaran Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dan Water Treatment Plant (WTP)

di Kota Tangerang Selatan

No NoSebaran

Page 23: RANCANGAN RPJMDlabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/DRAF... · 2013-05-22 · Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Propinsi Banten. ... - Sebelah selatan

Jumlah Luas

1 Serpong 0 5 5,6

2 Serpong Utara 0 2 2,5

3 Ciputat 0 6 10,6

4 Ciputat Timur 0 3 4,5

5 Pamulang 0 5 5,0

6 Pondok Aren 1 2 4,0

7 Setu 1 3 3,5

Kota Tangerang Selatan 2 26 35,7

Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)

Tabel ….Makam Pahlawan dan Tempat Pemakaman Umum (TPU)

di Kota Tangerang SelatanTahun 2008

No Kecamatan Makam PahlawanTPU

II.4.6 Rawan Bencana

Bencana banjir merupakan masalah yang harus dihadapi oleh penduduk yang bahkan di lokasi

tertentu harus dihadapi secara rutin. Lokasi rawan banjir terdapat di sepanjang beberapa sungai yang

mengalir di Kota Tangerang Selatan, di antaranya Kali Angke, Kali Serua, Kali Pasanggrahan, Kali

Ciputat dan Kali Kedaung. Titik-titik lokasi rawan banjir tersebut dapat dilihat pada Tabel 6.4.1.

Di Kota Tangerang Selatan terdapat 9 situ, yang tersebar di 5 kecamatan. Situ-situ tersebut

adalah Situ Pondok Jagung / Rawa Kutup, Situ Parigi, Situ Bungur, Situ Antak, Situ Rompang, Situ

Gintung, Situ Legoso, Situ Pamulang / Pondok Benda, dan Situ Ciledug / Kedaung. Namun, ada 4 situ

yang sudah tidak tertera pada peta, yaitu Situ Bungur, Situ Antak, Situ Rompang, dan Situ Legoso.

No Nama Situ Kecamatan Luas Situ (Ha)

1 Situ Pondok Jagung / Rawa Kutup Serpong Utara 8,2

2 Situ Parigi Pondok Aren 5,1

3 Situ Bungur Ciputat -

4 Situ Antak Ciputat -

5 Situ Rompang Ciputat Timur -

6 Situ Gintung Ciputat Timur 29,3

7 Situ Legoso Ciputat -

8 Situ Pamulang / Pondok Benda Pamulang 27,0

9 Situ Ciledug / Kedaung Pamulang 9,7

Kota Tangerang Selatan 79,3

Tabel ….

Situ di Kota Tangerang Selatan

Tahun 2008

Page 24: RANCANGAN RPJMDlabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/DRAF... · 2013-05-22 · Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Propinsi Banten. ... - Sebelah selatan

No Lokasi Sungai Kecamatan

1 Kompleks Sekretariat Negara Kali Angke Pondok Aren

2 Perumahan Maharta Kali Serua Pondok Aren

3 Taman Mangu Kali Pasanggrahan Pondok Aren

4 Graha Permai, Bintaro Kali Ciputat Ciputat

5 Perumahan Bintaro Sektor 9, Bintaro Kali Serua Pondok Aren

6 Kompleks Inhutani Kali Pasanggrahan Ciputat

7 Perumahan Pondok Hijau Kali Ciputat Ciputat

8 Perumahan Graha Hijau Kali Pasanggrahan Ciputat

9 Perumahan Reni Jaya Kali Angke Pamulang

10 Perumahan Bukit Pamulang Indah Kali Kedaung Pamulang

Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)

Tabel….Lokasi Rawan Banjir

di Kota Tangerang Selatan

II.5 Pemerintahan

II.5.1 Kelembagaan dan Ketatalaksanaan Pemerintahan

Selama periode 2002-2008 berbagai tuntutan terhadap pembentukan daerah otonom baru

(pemekaran wilayah) berkembang di lingkungan masyarakat. Wacana serta tuntutan pembentukan

daerah otonom baru hendaknya tidak sekedar mempertimbangkan aspek politis dan kemauan

sebagian kecil elite daerah tapi merupakan aspirasi dan harapan yang perlu direspon untuk dinilai

terhadap ketepatan dan kelayakannya secara normatif maupun teknis. Pembentukan Kota Tangerang

Selatan yang merupakan pemekaran dari wilayah induknya yaitu Kabupaten Tangerang telah

memenuhi kaidah peraturan perundangan maupun teknis pada tahun 2008 dapat direalisasikan,

yang dituangkan dalam Undand-undang Nomor 51 tahun 2008 tentang Pembentukan Kota

Tangerang Selatan.

Pembentukan pondasi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah diawali

dengan ditunjuknya Penjabat Walikota Tangerang Selatan oleh Gubernur Banten. Selanjutnya

Penjabat Walikota menyusun formasi perangkat daerah, guna membantu dalam menyelenggarakan

pemerintahan dan pembangunan. Ditetapkan perangkat daerah yang terdiri dari Sekretariat Daerah

(3 Asisten Daerah, 9 Bagian), Sekretariat DPRD, Inspektorat, 6 Badan, 11 Dinas dan 1 Satuan, dimana

legalitas atas kedudukan serta tugas pokok dan fungsinya diatur dalam peraturan Walikota

Tangerang Selatan Nomor 7 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Walikota Tangerang

Selatan Nomor 01 Tahun 2009 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Tangerang Selatan.

Dalam implementasinya, beberapa permasalahan yang dihadapi dalam penyelenggaraan tugas

dan fungsi seluruh perangkat daerah antara lain seperti belum efektifnya penetapan struktur

kelembagaan perangkat daerah, masih dirasakannya tumpang tindih tugas pokok dan fungsi antar

perangkat daerah, belum optimalnya penetapan dan pemilahan tugas pokok dan fungsi perangkat

daerah berdasarkan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, serta belum

Page 25: RANCANGAN RPJMDlabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/DRAF... · 2013-05-22 · Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Propinsi Banten. ... - Sebelah selatan

optimalnya hubungan kerja antar lembaga, termasuk antara pemerintah daerah, Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah, masyarakat, dan organisasi non pemerintah.

Pada awal penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah, belum didukung dengan

produk hukum daerah (perda, dll), jadi sementara masih menggunakan regulasi wilayah induk.

Sehingga permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan kewenangan daerah masih banyak yang

belum maksimal. Hal ini mengakibatkan berbagai kendala antara lain dalam hal pelaksanaan

kewenangan, pengelolaan APBD, pengelolaan suatu kawasan atau pelayanan tertentu, serta

pengaturan pembagian hasil sumberdaya alam dan pajak, dan lainnya.

II.5.1 Prasarana dan Sarana Pemerintah Daerah

Sebagian besar pelaksanaan tugas dan fungsi perangkat daerah juga masih diselenggarakan

pada bangunan-bangunan yang berstatus sewa, dengan kapasitas ruang yang tidak memadai dengan

keberadaan pegawai, sehingga mengurangi efektifitas dan kenyamanan kerja. Sementara itu,

berdasarkan informasi dari berbagai perangkat daerah, dukungan sarana dalam menunjang

pelaksanaan operasional kantor maupun operasional lapangan belum sepenuhnya terpenuhi.

II.5.2 Penyelenggaraan Koordinasi

Koordinasi dalam bidang pemerintahan hakikatnya merupakan upaya yang dilaksanakan oleh

Kepala Daerah guna mencapai keselarasan dan keterpaduan baik perencanaan maupun pelaksanaan

tugas semua instansi baik antar dinas. lembaga teknis daerah, pemerintah kecamatan, desa dan

kelurahan, maupun dengan instansi vertikal agar tercapai hasil yang optimal. Hal ini telah diatur

dalam Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di

Daerah serta Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 1989 tentang Petunjuk Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988.

II.5.2.1 Penyelenggaraan Koordinasi Horisontal dengan Unsur Muspida

Kualitas penyelenggaraan forum kemuspidaan yang prinsip dan penting yang dilakukan, mengikuti

pola aturan :

Terhadap permasalahan yang bersifat mendesak dan memerlukan waktu yang segera, forum

diselenggarakan secara insedentil di luar ketentuan vang ada;

Terhadap permasalahan yang telah disepak-ati oleh Forum Muspida ditindaklanjuti oleh

perangkat masing-masing instansi dan bila dipandang perlu dilakukan secara Tim Terpadu yang

dilaksanakan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kebijakan yang telah digariskan.

Page 26: RANCANGAN RPJMDlabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/DRAF... · 2013-05-22 · Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Propinsi Banten. ... - Sebelah selatan

II.5.2.2 Penyelenggaraan Koordinasi Vertikal dengan Instansi/Dinas Daerah

Penyelenggaraan koordinasi vertikal antara instansi/dinas daerah dilaksanakan secara

komprehensif, terpadu dan berkelanjutan meliputi pelaksanaan pelaporan, pengawasan, dan

koordinasi pembinaan.

1) Koordinasi Perencanaan

Walikota akan meminta program/rencana kegiatan dari masing-masing komponen/instansi

vertikal serta membahasnya di daerah;

2) Koordinasi Pelaksanaan

Walikota selaku Kepala Daerah meminta laporan pelaksaan tugas dari masing-masing instansi

vertikal mengenai hambatan dan permasalahan yang dihadapi dalam melaksanakan

kegiatannya. Apabila terdapat hambatan dan permasalahan, maka Walikota memberikan

petunjuk alternatif pemecahannya;

3) Koordinasi Pelaporan

Masing-masing Kepala Dinas/Komponen dan Instansi Vertikal wajib menyampaikan laporan

kegiatan bulanan secara periodik mengenai hal-hal yang berkaitan dengan perkembangan

pelaksanaan tugasnya, laporan tahunan setiap akhir tahun anggaran serta laporan insidentil

terhadap hal-hal yang perlu segera mendapat penyelesaian.

4) Koordinasi Pengawasan

Hasil pelaksanaan pengawasan yang dilakukan oleh aparat pengawasan Departemen dan

Lembaga Pemerintahan Non Departemen di bawah koordinasi Kepala BPKP disampaikan ke

Menteri/Kepala Departemen yang bersangkutan dan ditembuskan kepada Walikota sebagai

informasi kepada Menteri/Kepala Departemen yang bersangkutan.

5) Koordinasi Pembinaan

Walikota memberikan pertimbangan terhadap pengangkatan /pemindahan serta pelantikan dan

pengambilan sumpah Kepala Instansi Vertikal dalam wilayah Kota Tangerang Selatan. Selain

koordinasi secara formal seperti tersebut di atas, juga dilakukan koordinasi secara informal

seperti pada setiap kesempatan pertemuan, olah raga maupun kegiatan lainnya.

Page 27: RANCANGAN RPJMDlabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/DRAF... · 2013-05-22 · Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Propinsi Banten. ... - Sebelah selatan

II.5.2.3 Hubungan Pemerintah Kota dengan DPRD

Hubungan antara Pemerintah Kota Tangerang Selatan dan DPRD dilaksanakan melalui forum-

forum pertemuan, sidang, hearing, kunjungan kerja bersama serta pembahasan terhadap suatu

Rancangan Peraturan Daerah dan produk kebijakan daerah. Keharmonisan hubungan dibangun

melalui mekanisme pelaksanaan tugas masing-masing yang menempatkan pihak eksekutif dan

legislatif sebagai mitra kerja yang saling mengisi dan saling mendukung.

1. Kelembagaan Daerah

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat

Daerah Tugas penyusunan dan pengaturan di bidang kelembagaan ini dilaksanakan oleh Bagian

Hukum dan Organisasi pada Sekretariat Daerah.

Susunan kelembagaan daerah tersebut adalah sebagai berikut :

a. Sekretariat Daerah terdiri dari 1 orang Sekretaris Daerah, 3 orang Asisten Sekretaris

Daerah dan 9 Bagian, yaitu:

1. Asisten Tata Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat;

2. Asisten Perekonomian dan Pembangunan;

3. Asisten Administrasi Umum;

4. Bagian Pemerintahan;

5. Bagian Kesejahteraan Sosial;

6. Bagian Pertanahan;

7. Bagian Perekonomian;

8. Bagian Pembangunan;

9. Bagian Pengelolaan Teknologi Informasi;

10. Bagian Hukum dan Organisasi;

11. Bagian Umum dan Perlengkapan;

12. Bagian Humas dan Protokol.

b. Sekretariat DPRD terdiri dari 1 orang Sekretaris DPRD dan 3 orang Kepala Bagian,

sebagai berikut :

1. Sekretaris DPRD

2. Bagian Perlengkapan

3. Bagian Humas dan Hukum

4. Bagian Persidangan dan Risalah

5. Bagian Tata Usaha

Page 28: RANCANGAN RPJMDlabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/DRAF... · 2013-05-22 · Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Propinsi Banten. ... - Sebelah selatan

c. Lembaga Teknis Daerah terdiri dari 1 Inspektorat, 1 Satuan dan 6 Badan, sebagai

berikut:

1. Inspektorat;

2. Satuan Polisi pamong Praja;

3. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;

4. Badan Kepegawaian Daerah;

5. Badan Pelayanan Perizinan Terpadu;

6. Badan Lingkungan Hidup Daerah;

7. Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat;

8. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga

Berencana.

d. Dinas Daerah terdiri dari 11 Dinas, sebagai berikut :

1. Dinas Pendidikan;

2. Dinas Kesehatan;

3. Dinas Pekerjaan Umum;

4. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika;

5. Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman;

6. Dinas Kependudukan, Catatan Sipil, Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi;

7. Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah;

8. Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata;

9. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah;

10. Dinas Pertanian dan Perikanan;

11. Dinas Perindustrian dan Perdagangan.

2. Penyelenggaraan Pemerintahan Kecamatan

Implementasi kebijakan otonomi daerah telah mendorong dan memacu terjadinya

perubahan baik secara struktural, fungsional maupun kultural dalam tatanan

penyelenggaraan pemerintahan daerah. Salah satu perubahan yang mendasar adalah

menyangkut kedudukan, tugas pokok dan fungsi kecamatan yang sebelumnya merupakan

perangkat wilayah dalam kerangka asas dekonsentrasi. Berdasarkan Undang-undang

Nomor 22 Tahun 1999 berubah statusnya menjadi perangkat daerah dalam kerangka asas

desentralisasi. Sebagai perangkat daerah yang diangkat oleh kepala daerah kabupaten/kota,

maka Camat dalam menjalankan tugasnya mendapat pelimpahan kewenangan dari dan

bertanggung jawab kepada kepala daerah. Hal ini mengandung pengertian bahwa tanpa

pelimpahan sebagian kewenangan dari kepala daerah maka tugas seorang camat menjadi

tidak jelas sehingga dapat berpengaruh pada pelaksanaan tugas dan fungsinya di lapangan.

Sehubungan dengan hal tersebut dan dalam rangka upaya pemberdayaan kecamatan guna

percepatan otonomi daerah, maka dengan merujuk pada Undang-undang Nomor 22 Tahun

Page 29: RANCANGAN RPJMDlabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/DRAF... · 2013-05-22 · Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Propinsi Banten. ... - Sebelah selatan

1999, Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 dan Keputusan Menteri Dalam Negeri

Nomor 158 Tahun 2004 tentang Pedoman Organisasi Kecamatan. Pemerintah Kota

Tangerang Selatan mencoba memformulasikan suatu kebijakan tentang pengaturan

organisasi kecamatan di daerah ini. Langkah ini diawali dengan upaya melimpahkan

sebagian kewenangan yang dimiliki oleh pemerintah daerah kepada Camat dalam rangka

efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan pemerintahan.

Tabel Luas Wilayah Menurut Kecamatan

Kota Tangerang Selatan

No Kecamatan Luas Wilayah (Ha) Persentase Terhadap

Luas Kota (%)

1 Serpong 2,404 16.33%

2 Serpong Utara 1,784 12.12%

3 Ciputat 1,838 12.49%

4 Ciputat Timur 1,543 10.48%

5 Pamulang 2,682 18.22%

6 Pondok Aren 2,988 20.30%

7 Setu 1,480 10.06%

Kota Tangerang Selatan 14,719 100.00%

Tabel Jumlah Kelurahan dan Desa per Kecamatan

Kota Tangerang Selatan Tahun 2009

No Kecamatan Jumlah

Kelurahan Jumlah

Desa Jumlah

Rukun Warga (RW)

Jumlah Rukun Tetangga

(RT)

1 Serpong 9 - 69 337

2 Serpong Utara 7 - 65 272

3 Ciputat 7 - 92 460

4 Ciputat Timur 6 - 75 416

5 Pamulang 8 - 129 690

6 Pondok Aren 11 - 113 677

7 Setu 1 5 29 144

Jumlah 49 5 572 2,996

Page 30: RANCANGAN RPJMDlabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/DRAF... · 2013-05-22 · Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Propinsi Banten. ... - Sebelah selatan

Tabel Luas Wilayah Kelurahan/Desa

Kota Tangerang Selatan

No Kecamatan Kelurahan/Desa Luas Wilayah (Ha)

1 Serpong 1 Buaran 334

2 Ciater 376

3 Rawa Mekar Jaya 235

4 Rawa Buntu 328

5 Serpong 139

6 Cilenggang 143

7 Lengkong Gudang 361

8 Lengkong Gudang Timur 262

9 Lengkong Wetan 226

2 Serpong Utara 1 Lengkong Karya 210

2 Jelupang 126

3 Pondok Jagung 209

4 Pondok Jagung Timur 225

5 Pakulonan 279

6 Paku Alam 281

7 Paku Jaya 454

3 Ciputat 1 Sarua 368

2 Jombang 345

3 Sawah Baru 274

4 Sarua Indah 193

5 Sawah 249

6 Ciputat 172

7 Cipayung 237

4 Ciputat Timur 1 Pisangan 391

2 Cireundeu 308

3 Cempaka Putih 227

4 Pondok Ranji 246

5 Rengas 165

6 Rempoa 206

5 Pamulang 1 Pondok Benda 386

2 Pamulang Barat 416

3 Pamulang Timur 259

4 Pondok Cabe Udik 483

5 Pondok Cabe Ilir 396

6 Kedaung 256

7 Bambu Apus 220

8 Benda Baru 266

6 Pondok Aren 1 Perigi Baru 310

2 Pondok Kacang Barat 252

3 Pondok Kacang Timur 252

4 Perigi Lama 389

5 Pondok Pucung 362

6 Pondok Jaya 233

7 Pondok Aren 217

8 Jurang Mangu Barat 253

9 Jurang Mangu Timur 258

10 Pondok Karya 271

11 Pondok Betung 191

7 Setu 1 Kranggan 205

2 Muncul 361

3 Setu 364

Page 31: RANCANGAN RPJMDlabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/DRAF... · 2013-05-22 · Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Propinsi Banten. ... - Sebelah selatan

4 Babakan 170

5 Bakti Jaya 174

6 Kademangan 206

II.5.2.4 Hukum, Politik serta Ketenteraman dan Ketertiban Umum

Disamping itu munculnya berbagai bentuk asosiasi masyarakat sipil baik dalam bentuk

organisasi kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat maupun forum-forum lainnya, merupakan

bentuk pencapaian dalam mewujudkan proses demokratisasi.

Munculnya berbagai aspirasi dan respon masyarakat terhadap kebijakan pembangunan yang

dikeluarkan oleh Pemerintah, baik yang bersifat mendukung ataupun memberikan kritik

membangun, disampaikan langsung ataupun melalui lembaga perwakilan (legislatif), merupakan

cerminan terjadinya peningkatan kesadaran masyarakat akan politik dan nilai-nilai demokrasi.

Kondisi keamanan ketentraman dan ketertiban dalam kehidupan kemasyarakatan di wilayah

Kota Tangerang Selatan dalam kurun waktu 2003-2008 secara umum masih dalam kondisi yang stabil

dan terkendali. Upaya pembinaan dan penanganan ketentraman dan ketertiban wilayah

dilaksanakan secara terpadu, terintegrasi dan proporsional sesuai tugas dan fungsi masing-masing

instansi.

Ruang lingkup kerjasama dalam rangka Pembinaan Ketentraman dan Ketertiban umum serta

Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat ini meliputi :

a. Penyelenggaraan/pemeliharaan ketentraman dan ketertiban umum serta keamanan dan

ketertiban masyarakat di Kota Tangerang Selatan;

b. Penegakan Peraturan Daerah (Perda) dan penegakan hukum sesuai peraturan perundang-

undangan yang berlaku;

c. Pemberian perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat di Kota

Tangerang Selatan;

d. Pengembangan sumber daya manusia dan sarana prasarana untuk mendukung

penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum serta keamanan dan ketertiban

masyarakat di Kota Tangerang Selatan.

e. Penilaian eskalasi gangguan ketentraman dan ketertiban umum serta keamanan dan

ketertiban masyarakat di Kota Tangerang Selatan untuk menentukan langkah-langkah yang

dipandang perlu, baik yang bersifat pencegahan maupun penanggulangan.

Selain itu pembinaan keamanan dan ketertiban diarahkan untuk menciptakan kondisi

tenteram, serasi dan teratur serta mantapnya stabilitas keamanan di Kota Tangerang Selatan. Upaya

Page 32: RANCANGAN RPJMDlabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/DRAF... · 2013-05-22 · Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Propinsi Banten. ... - Sebelah selatan

yang dilakukan untuk mendukung keberhasilan kegiatan tersebut adalah melalui kegiatan koordinasi

antara instansi terkait secara terpadu.

Di bidang keamanan yang berkaitan dengan tindak pidana umum dilaksanakan melalui

upaya represif dan preventif oleh pihak Kepolisian untuk membantu menciptakan rasa tenteram dan

tertib di masyarakat, antara lain dengan meningkatkan partisipasi masyarakat di bidang pengamanan

swakarsa dengan menggiatkan siskamling.

Berbagai kerentanan dan kerawanan sosial merupakan sumber-sumber permasalahan

masyarakat yang masih dihadapi yang dapat berdampak pada terjadinya gangguan ketenteraman

dan ketertiban umum. Banyaknya keluarga penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) hingga

tahun 2007 sebesar 48.889 jiwa, yang didominasi oleh keluarga fakir miskin berjumlah 37.538 jiwa

(76,78%) dan anak terlantar sebanyak 1.141 jiwa (2,33%). Keberadaan PMKS tersebut merupakan

potensi terhadap bertumbuhkembangnya ketunaan sosial dan penyimpangan perilaku masyarakat.

Kasus gelandangan dan pengemis serta pekerja seks komersial (PSK) semalin merebak

terutama pada pusat-pusat kota, pasar, terminal serta daerah hiburan merupakan salah satu potensi

permasalahan yang dapat menganggu ketentraman dan ketertiban umum di wilayah Kota Tangerang

Selatan. Berbagai upaya pencegahan terhadap berkembangnya gelandangan, pengemis dan PSK ini

tengah dipersiapkan dan akan dilaksanakan oleh Pemerintah Kota tanerang Selatan.

Demikian halnya dengan penyalahgunaan NARKOBA/NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan

Zat Adiktif) yang semakin berkembang dikalangan remaja, bahkan telah memasuki kawasan-kawasan

pendidikan (sekolah).

Kejadian luar biasa (KLB) merupakan suatu kondisi tak terduga yang dapat mengganggu

ketenteraman dan ketertiban umum. Berbagai kasus bencana banjir dan kekeringan sampai dengan

tahun 2008 diketahui masih terjadi. Sedangkan kasus wabah penyakit yang terjadi di wilayah Kota

Tangerang Selatan akhir-akhir ini meliputi : Muntaber, DBD, Polio dan Flu Burung. Kasus flu burung

merupakan wabah penyakit yang melanda wilayah nasional yang penanganannya belum tuntas

hingga saat ini. Di tahun 2009 terjadi bencana alam dengan jebolnya tanggul Situ Gintung yang

merupakan bencana nasional, dimana kejadian ini dikenal dengan tragedi Situ Gintung.

II.5.2.5 Kerjasama Pembangunan

Kerjasama Wilayah Perbatasan

Sesuai dengan amanat dalam Pasal 195 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah, bahwa dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, daerah dapat

mengadakan kerjasama dengan daerah lain yang didasarkan pada efisiensi dan efektifitas pelayanan

publik.

Page 33: RANCANGAN RPJMDlabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/DRAF... · 2013-05-22 · Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Propinsi Banten. ... - Sebelah selatan

Belum terintegrasinya rencana-rencana pembangunan, keterbatasan dan lemahnya kapasitas

pengelolaan sumber daya di kawasan perbatasan, seperti diantaranya dalam penataan ruang dan

pembangunan prasarana wilayah serta perencanaan pembangunan lainnya, telah disadari sebagai

suatu permasalahan yang dapat menyebabkan terjadinya ketidakserasian dan ketimpangan

pembangunan di wilayah perbatasan.

Oleh karenanya kerjasama pembangunan antar daerah yang didasarkan pada pertimbangan efisiensi

dan efektifitas dalam pelayanan publik yang saling menguntungkan, merupakan hal yang perlu

mendapatkan perhatian bersama.

Sejalan dengan kepentingan tersebut, Pemerintah Provinsi Banten telah melaksanakan kesepakatan

dengan Pemerintah Provinsi lain yang berbatasan dalam rangka kerjasama pembangunan di wilayah

perbatasan seperti dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebagaimana hal ini telah

ditandatanganinya Surat Keputusan Bersama Gubernur Jawa Barat dan Gubernur Banten Nomor 69

Tahun 2002 dan Nomor 35 Tahun 2002 tanggal 4 Desember 2002, tentang Kerjasama Pembangunan

Wilayah Perbatasan. Sebagai implementasi tindak lanjut kerjasama pembangunan perbatasan yang

telah disepakati bersama, diselenggarakan forum koordinasi kerjasama pembangunan antar kedua

daerah yang dilaksanakan melalui ”Musyawarah Perencanaan Pembangunan Perbatasan

(MUSRENBANGTAS) Banten-Jawa Barat” yang diselenggarakan secara periodik setiap dua tahun

sekali.

Pemerintah Kota Tangerang Selatan akan menjadikan surat Keputusan Bersama tersebut sebagai

dasar dalam pelaksanaan kerjasama antar daerah dan kemungkinan untuk menuangkannya ke dalam

regulasi daerah.

Kerjasama Antar Daerah

Kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah telah memberikan kewenangan yang lebih

besar kepada Pemerintah Daerah untuk melaksanakan dan mengelolah pembangunan di daerah

berdasarkan kondisi dan kebutuhannya masing-masing. Namun demikian dalam pelaksanaan dan

pengelolaan pembangunan di daerah seringkali dihadapkan kepada permasalahan yang tidak dapat

diatasi sendiri, tetapi memerlukan kerjasama antar daerah yang memiliki kepentingan bersama.

Sejalan dengan semangat yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, perlu disikapi secara komprehensif dan langkah strategis

untuk melakukan kerjasama antar daerah yang sinergis dengan perencanaan pembangunan guna

mewujudkan keselarasan, keserasian dan keterpaduan perencanaan pembangunan antar wilayah

dan antar sektor.

Page 34: RANCANGAN RPJMDlabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/DRAF... · 2013-05-22 · Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Propinsi Banten. ... - Sebelah selatan

Sementara itu, di lain pihak bahwa tekanan pertumbuhan penduduk dan perekonomian yang

terkonsentrasi di Ibukota negara Jakarta dan wilayah sekitarnya dalam wilayah Jabotabek maupun

secara umum pada wilayah Pulau Jawa dan Bali telah menyebabkan tingginya tuntutan dalam

peningkatan pelayanan dan pembangunan yang dirasakan semakin kompleks. Sehingga dapat

dipahami apabila di wilayah Jabotabek serta wilayah Jawa-Bali perlu mendapatkan perhatian secara

lebih intensif untuk melakukan koordinasi dalam rangka penanganan bersama terhadap

permasalahan pembangunan dan persoalan lainnya yang bersifat lintas wilayah dan lintas sektor.

Dalam rangka mengkoordinasikan kegiatan pembangunan sesuai Instruksi Presiden Nomor

13 Tahun 1976 tentang Pengembangan Wilayah Jabotabek telah dilakukan kerjasama wilayah

Jabotabek yang telah ditetapkan dengan Peraturan Bersama Pemerintah Provinsi Daerah tingkat I

Jawa Barat dan DKI Jakarta Nomor 1/DP/040/PD/1976 dan Nomor 3 Tahun 1976 tentang Kerjasama

Dalam Rangka Pembangunan Jabotabek yang selanjutnya dibentuk Badan Kerjasama Pembangunan

(BKSP) Jabodetabek berdasarkan Keputusan Bersama Pemerintah Provinsi Daerah tingkat I Jawa

Barat dan DKI Jakarta Nomor D.IV-8201/d/II/1976 dan Nomor 197/Pem.121/sk/1976.

Kerjasama tersebut telah ditindaklanjuti dan ditingkatkan dengan terbentuknya Kota Depok,

Provinsi Banten dan keikutsertaan Kabupaten Cianjur yang diwujudkan dalam Kesepakatan Bersama

Gubernur DKI Jakarta, Gubernur Jawa Barat, Gubernur Banten Bupati Bogor, Walikota Bogor,

Walikota Depok, Bupati Tangerang, Walikota Tangerang, Bupati Bekasi, Walikota Bekasi dan Bupati

Cianjur tanggal 16 Juni 2005.

Memperhatikan kompleksitas permasalahan pembangunan regional yang terjadi saat ini di

wilayah Jawa-Bali dan sejalan dengan makna yang termaktub dalam Undang-Undang Nomor 32

Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2005, maka merupakan langkah yang sangat

strategis diselengarakannya forum “Musyawarah Perencanaan Pembangunan Regional

(MUSRENBANGREG) Se Jawa-Bali”, yang hal ini merupakan kesepakatan bersama yang telah

direkomendasikan agar keberadaannya semakin dapat diperkokoh dan dikembangkan eksistensinya

dalam rangka mendukung perencanaan pembangunan nasional.

Dilatarbelakangi berbagi pengalaman memecahkan permasalahan antar daerah secara legal

formal, membangun silaturahmi dan membangun satu persepsi dan pemahaman, pada tahun 1988,

Provinsi DKI Jakarta dan Provinsi Jawa Barat mempelopori terbentuknya forum kerjasama antar

daerah Dwi Praja sebagai cikal bakal forum Mitra Praja Utama (MPU) yang sekarang anggotanya

terdiri dari 10 Provinsi yaitu Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi

DI. Yogyakarta, Provinsi Jawa Timur, Provinsi Bali, Provinsi Lampung, Provinsi Nusa Tenggara Barat,

Provinsi Banten dan Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Prinsip kerjasama dalam forum MPU dibangun dalam semangat kebersamaan, kemitraan,

saling menguntungkan, berbagi tanggungjawab dan berkelanjutan dalam upaya berpadu daya

mengatasi permasalahan kesejahteraan antar daerah secara bersama-sama.

Page 35: RANCANGAN RPJMDlabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/DRAF... · 2013-05-22 · Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Propinsi Banten. ... - Sebelah selatan

Dalam setiap tahunnya diadakan Rapat Kerja Gubernur yang menyepakati usulan

program/kegiatan kerjasama untuk dilaksanakan pada tahun berikutnya, terdiri dari bidang

Pemerintahan, bidang Ekonomi, bidang Kesos dan Tenaga Kerja, serta bidang Lingkungan dan

Pariwisata

Pembentukan forum Koordinasi Kerjasama pembangunan wilayah perbatasan ini sangat

penting untuk memperkuat koordinasi antar Pemerintah Daerah dalam mengatasi persoalan

ketidakintegrasian dalam berbagai kepentingan pembangunan dan pemerintahan antar daerah, agar

rencana-rencana pembangunan yang akan dilaksanakan antar daerah khususnya di wilayah

perbatasan dapat terselenggara dengan sinergi dan terintegrasi dalam rangka mewujudkan

kesejahteraan masyarakat di wilayah perbatasan.

Page 36: RANCANGAN RPJMDlabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/DRAF... · 2013-05-22 · Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Propinsi Banten. ... - Sebelah selatan

BAB III

GAMBARAN UMUM KEUANGAN DAERAH

Kota Tangerang Selatan baru terbentuk pada akhir tahun 2008, karena itu belum ada

pengukuran indikator ekonomi makro kota tersebut secara khusus. Namun demikian, gambaran

perekonomian Kota Tangerang Selatan, dapat diwakili oleh gambaran agregat 7 kecamatan (Serpong,

Serpong Utara, Setu, Pamulang, Ciputat, Ciputat Timur, dan Pondok Aren) yang tadinya masih

menjadi bagian dari Kabupaten Tangerang. Data yang disajikan berikut ini diperoleh dari hasil

pengolahan data PDRB Kabupaten Tangerang Tahun 2007 (BPS, 2008).

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku Kota Tangerang Selatan

pada tahun 2007 adalah sebesar Rp.5.256.882,05 Juta Rupiah, sedangkan PDRB atas dasar harga

konstan adalah sebesar Rp.2.768.787,17 Juta Rupiah (Gambar 2.1). Angka tersebut jauh di bawah

angka PDRB Kabupaten Tangerang dengan 29 kecamatan yang melebihi angka Rp.25 Trilyun untuk

PDRB adh Berlaku dan melebihi angka Rp.16 Trilyun untuk PDRB adh Konstan tahun 2000.

Gambar 2.1 Perbandingan PDRB Kota Tangerang Selatan (7 kecamatan) dengan Kabupaten

Tangerang awal dengan 36 kecamatan dan Kabupaten Tangerang dengan 29

kecamatan pada Tahun 2007 (Hasil pengolahan data PDRB Tahun 2007, BPS 2008).

Dengan jumlah penduduk pertengahan tahun 2007 mencapai 1.042.682 orang, PDRB per

kapita adalah sebesar Rp.5.041.692,53. Angka tersebut di bawah PDRB per kapita Kabupaten

Tangerang dengan 29 kecamatan, yang dengan jumlah penduduk pertengahan tahun sebesar

2.430.589 orang, mencapai Rp. 10.549.652,21.

0 5.000.000

10.000.000 15.000.000

20.000.000 25.000.000 30.000.000 35.000.000

6,20% 6,30% 6,40% 6,50% 6,60% 6,70% 6,80% 6,90% 7,00% 7,10%

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Jutaan rupiah)

30.898.750,66 5.256.882,05 25.641.869

PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun Dasar 2000 (Jutaan rupiah)

18.789.457,30 2.768.787,17 16.020.670

Laju Pertumbuhan Ekonomi / LPE (%)

6,90% 6,51% 6,97%

Kab. Tangerang 36 Kecamatan

Kota Tangsel 7 Kecamatan

Kab. Tangerang 29 Kecamatan

Page 37: RANCANGAN RPJMDlabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/DRAF... · 2013-05-22 · Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Propinsi Banten. ... - Sebelah selatan

Gambar 2.2 Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Kota Tangerang Selatan

2004 - 2007 (Hasil pengolahan data PDRB Tahun 2007, BPS 2008).

Perkembangan PDRB Kota Tangerang Selatan menunjukkan kecenderungan meningkat dari

tahun ke tahun (Gambar 2.2). Pada tahun 2007, Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) mencapai angka

6,51%, masih lebih rendah dibandingkan LPE Kabupaten Tangerang yang mencapai 6,97%.

Berdasarkan data PDRB tahun 2007, struktur ekonomi Kota Tangerang Selatan didominasi

oleh sektor lapangan usaha pengangkutan dan komunikasi (30,29%) dan perdagangan hotel dan

restoran (26,81%). Sektor lain yang juga memberikan kontribusi cukup besar adalah jasa-jasa

(17,39%) dan bank, persewaan dan jasa perusahaan (15,40%). Lima sektor lain masing-masing

memberikan kontribusi di bawah 10%. (Gambar 2.3)

Struktur ekonomi tersebut menunjukkan bahwa perekonomian Tangerang selatan

didominasi oleh sektor tersier, yaitu pengangkutan dan komunikasi; perdagangan hotel dan

restoran; jasa-jasa; dan bank, persewaan dan jasa perusahaan, yang memberikan kontribusi hampir

90%. Sektor tersier (industri pengolahan; listrik, gas dan air bersih; dan konstruksi) memberikan

kontribusi 8,76%, dan sektor primer (pertanian; pertambangan dan penggalian) hanya memberikan

kontribusi kurang dari 2%. Struktur ekonomi tersebut berbeda dengan struktur ekonomi Kabupaten

Tangerang yang didominasi oleh sektor sekunder yang berasal dari sektor industri pengolahan yang

memberikan kontribusi sangat besar.

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

2004 2005 2006 2007

PDRB (Milyar Rupiah)

PDRB Konstan 2000

Page 38: RANCANGAN RPJMDlabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/DRAF... · 2013-05-22 · Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Propinsi Banten. ... - Sebelah selatan

Gambar 2.3 Struktur Ekonomi Berdasarkan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2007 (Hasil

pengolahan data PDRB Tahun 2007, BPS 2008).

Pertanian1,32%

Pertambangan dan Penggalian

0,03%

Industri Pengolahan

1,07% Listrik, Gas dan Air Bersih

6,05%

Bagunan / Konstruksi

1,63%

Perdagangan, Hotel dan Restoran

26,81%

Pengangkutan & Komunikasi

30,29%

Bank, persewaan & jasa perusahaan

15,40%

Jasa-jasa17,39%