draf rancangan rencana pembangunan ...labpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/draf...c....

65
DRAF RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2010 2025 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2010 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kota Tangerang Selatan Tahun 2010 - 2025 adalah dokumen perencanaan yang substansinya memuat visi, misi dan arah pembangunan daerah yang merupakan satu kesatuan dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Penyusunannya dilakukan secara terencana, bertahap dan sistimatis yang didasarkan pada kondisi, potensi, proyeksi sesuai kebutuhan kota dalam kurun waktu 15 tahun yang akan datang. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kota Tangerang Selatan memiliki karakteristik sebagai berikut : pertama lebih memfokuskan pada identifikasi dan penanganan isu-isu strategik dengan sasaran yang dinamis; kedua mengikuti kecenderungan baru; ketiga lebih berorientasi pada tindakan antisipatif. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kota Tangerang Selatan dimaksudkan untuk mengakomodasi kepentingan masyarakat. Penyusunannya dengan memperhatikan dinamika perubahan masyarakat melalui pendekatan : Teknokratik, Politik, Partisipatif, Atas Bawah (Top- Down), dan Bawah Atas (Bottom-Up). Dengan demikian perencanaan yang disusun merupakan kesepakatan bersama, menjadi acuan pelaksanakan pembangunan secara berkesinambungan. B. Tujuan Tujuan disusunnya RPJP Kota Tangerang Selatan merupakan dokumen perencanaan yang bersifat makro, sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan daerah guna mewujudkan visi, misi dan arah pembangunan jangka panjang sesuai kewenangan Kota. RPJP juga digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah dan penyusunan pembangunan tahunan Kota Tangerang Selatan.

Upload: trananh

Post on 07-May-2018

247 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

DRAF RANCANGAN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG

KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2010 – 2025

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2010

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kota Tangerang Selatan Tahun 2010 - 2025

adalah dokumen perencanaan yang substansinya memuat visi, misi dan arah pembangunan daerah

yang merupakan satu kesatuan dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

Penyusunannya dilakukan secara terencana, bertahap dan sistimatis yang didasarkan pada kondisi,

potensi, proyeksi sesuai kebutuhan kota dalam kurun waktu 15 tahun yang akan datang.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kota Tangerang Selatan memiliki karakteristik

sebagai berikut : pertama lebih memfokuskan pada identifikasi dan penanganan isu-isu strategik

dengan sasaran yang dinamis; kedua mengikuti kecenderungan baru; ketiga lebih berorientasi pada

tindakan antisipatif.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kota Tangerang Selatan dimaksudkan untuk

mengakomodasi kepentingan masyarakat. Penyusunannya dengan memperhatikan dinamika

perubahan masyarakat melalui pendekatan : Teknokratik, Politik, Partisipatif, Atas Bawah (Top-

Down), dan Bawah Atas (Bottom-Up). Dengan demikian perencanaan yang disusun merupakan

kesepakatan bersama, menjadi acuan pelaksanakan pembangunan secara berkesinambungan.

B. Tujuan

Tujuan disusunnya RPJP Kota Tangerang Selatan merupakan dokumen perencanaan

yang bersifat makro, sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan daerah guna mewujudkan visi,

misi dan arah pembangunan jangka panjang sesuai kewenangan Kota. RPJP juga digunakan

sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah dan penyusunan

pembangunan tahunan Kota Tangerang Selatan.

C. Landasan Penyusunan

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kota Tangerang Selatan 2010 – 2025 disusun

berdasarkan :

1. Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

2. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

3. Undang Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan

Daerah.

4. Undang Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

5. Undang Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pertanggungjawaban Keuangan Negara;

6. Undang Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

7. Undang-undang No. 51 Tahun 2009 tentang Pembentukan Kota Tengrang Selatan;

8. Undang Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

9. Kep. Mendagri No. 29 Tahun 2002 tentang Pedoman Pertanggungjawaban dan Pengawasan

Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan APBD, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan

Daerah dan Penyusunan Perhitungan APBD.

D. Sistematika Penyusunan

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kota Tangerang Selatan Tahun 2010 –

2025 disusun dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN : berisi Latar Belakang, Tujuan, Landasan dan Sistematika Penyusunan

BAB II KONDISI UMUM

BAB III POTENSI PEMBANGUNAN DAN FAKTOR STRATEGIS : berisi 1) Kualitas Sumber

Daya Manusia, 2) Daya Saing Ekonomi Daerah, 3) Kondisi Kawasan dan Lingkungan,

4) Pemerintahan dan Pelayanan Publik dan 5) Ketertiban dan Keamanan.

BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2010 – 2025

BAB V ARAH PEMBANGUNAN : berisi 1) Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang efisien,

produktif dan merata, 2) Pengembangan tata kepemerintahan yang baik, 3) Mewujudkan

pembangunan wilayah dan infrastruktur yang berkelanjutan dan 4) Mewujudkan pembangunan

masyarakat yang berkualitas

BAB VI PENUTUP

BAB II

Gambaran Umum Wilayah dan Pemerintahan

Letak Geografis dan Luas Wilayah

Kota Tangerang Selatan terletak di bagian timur Provinsi Banten yaitu pada titik koordinat 106˚38’ -

106˚47’ Bujur Timur dan 06˚13’30” - 06˚22’30” Lintang Selatan dan secara administratif terdiri dari 7

(tujuh) kecamatan, 49 (empat puluh sembilan) kelurahan dan 5 (lima) desa dengan luas wilayah 147,19

Km2 atau 14.719 Ha.

Batas wilayah Kota Tangerang Selatan adalah sebagai berikut:

- Sebelah utara berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta & Kota Tangerang

- Sebelah timur berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta & Kota Depok

- Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bogor & Kota Depok

- Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Tangerang

Wilayah Kota Tangerang Selatan dilintasi oleh Kali Angke, Kali Pasanggrahan dan Sungai Cisadane

sebagai batas administrasi kota di sebelah barat. Letak geografis Kota Tangerang Selatan yang

berbatasan dengan provinsi DKI Jakarta pada sebelah utara dan timur memberikan peluang pada Kota

Tangerang Selatan sebagai salah satu daerah penyangga provinsi DKI Jakarata, selain itu juga sebagai

daerah yang menghubungkan Provinsi Banten dengan Provinsi DKI Jakarta. Selain itu, Kota Tangerang

Selatan juga menjadi salah satu daerah yang menghubungkan Provinsi Banten dengan Provinsi Jawa

Barat.

No Keterangan

1 Letak geografis Di sebelah timur Propinsi Banten

2 Luas Wilayah 147,19 Km2 atau 14.719 Ha

3 Batas-batas

- Sebelah Utara Kota Tangerang

- Sebelah Timur Provinsi DKI Jakarta

- Sebelah Selatan Kota Depok dan Kabupaten Bogor

- Sebelah Barat Kabupaten Tangerang

4 Wilayah Pemerintahan

- Kecamatan 7 Kecamatan

- Kelurahan 49 Kelurahan

- Desa 5 Desa

Sumber:

- Undang-undang Nomor 51 Tahun 2008

Tabel 2.1Potensi Fisik Dasar

Kota Tangerang Selatan

Potensi Fisik Dasar

- Hasil Olah Potensi Desa Tahun 2006 dalam Kompilasi Data untuk Penyusunan

RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)

Luas wilayah masing-masing kecamatan tertera dalam Tabel 2.2. Kecamatan dengan wilayah

paling besar adalah Pondok Aren dengan luas 2.988 Ha atau 20,30% dari luas keseluruhan Kota

Tangerang Selatan, sedangkan kecamatan dengan luas paling kecil adalah Setu dengan luas 1.480 Ha

atau 10,06%.

Luas wilayah masing-masing kelurahan/desa tertera dalam Tabel 2.3. Kelurahan/desa dengan

wilayah di atas empat ratus hektar terletak di Kecamatan Pamulang, yaitu Pondok Cabe Udik dan

Pamulang Barat, dan di Kecamatan Serpong Utara, yaitu Paku Jaya. Kelurahan/desa dengan wilayah di

bawah seratus lima puluh hektar terletak di Kecamatan Serpong, yaitu Cilenggang dan Serpong, dan di

Kecamatan Serpong Utara, yaitu Jelupang. Kelurahan/desa dengan luas wilayah paling besar adalah

Pondok Cabe Udik dengan luas 483 Ha sedangkan kelurahan/desa dengan luas wilayah paling kecil

adalah Jelupang dengan luas 126 Ha.

Gambar 2.1 Wilayah Kota Tangerang Selatan (Sumber : Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan, 2008)

No Kecamatan Luas Wilayah (Ha)Persentase terhadap

luas kota (%)

1 Serpong 2.404 16,33%

2 Serpong Utara 1.784 12,12%

3 Ciputat 1.838 12,49%

4 Ciputat Timur 1.543 10,48%

5 Pamulang 2.682 18,22%

6 Pondok Aren 2.988 20,30%

7 Setu 1.480 10,06%

Kota Tangerang Selatan 14.719 100,00%

Tabel 2.2Luas Wilayah Menurut Kecamatan

Kota Tangerang Selatan

Sumber : Hasil Olah Potensi Desa Tahun 2006 dalam Kompilasi Data untuk Penyusunan

RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)

No Kecamatan Luas Wilayah (Ha)

1 Serpong 1 Buaran 334

2 Ciater 376

3 Rawa Mekar Jaya 235

4 Rawa Buntu 328

5 Serpong 139

6 Cilenggang 143

7 Lengkong Gudang 361

8 Lengkong Gudang Timur 262

9 Lengkong Wetan 226

2 Serpong Utara 1 Lengkong Karya 210

2 Jelupang 126

3 Pondok Jagung 209

4 Pondok Jagung Timur 225

5 Pakulonan 279

6 Paku Alam 281

7 Paku Jaya 454

3 Ciputat 1 Sarua 368

2 Jombang 345

3 Sawah Baru 274

4 Sarua Indah 193

5 Sawah 249

6 Ciputat 172

7 Cipayung 237

4 Ciputat Timur 1 Pisangan 391

2 Cireundeu 308

3 Cempaka Putih 227

4 Pondok Ranji 246

5 Rengas 165

6 Rempoa 206

Tabel 2.3Luas Wilayah Kelurahan/Desa

Kota Tangerang Selatan

Kelurahan/Desa

No Kecamatan Luas Wilayah (Ha)

5 Pamulang 1 Pondok Benda 386

2 Pamulang Barat 416

3 Pamulang Timur 259

4 Pondok Cabe Udik 483

5 Pondok Cabe Ilir 396

6 Kedaung 256

7 Bambu Apus 220

8 Benda Baru 266

6 Pondok Aren 1 Perigi Baru 310

2 Pondok Kacang Barat 252

3 Pondok Kacang Timur 252

4 Perigi Lama 389

5 Pondok Pucung 362

6 Pondok Jaya 233

7 Pondok Aren 217

8 Jurang Mangu Barat 253

9 Jurang Mangu Timur 258

10 Pondok Karya 271

11 Pondok Betung 191

7 Setu 1 Kranggan 205

2 Muncul 361

3 Setu 364

4 Babakan 170

5 Bakti Jaya 174

6 Kademangan 206

Jumlah 14.719

Tabel 2.3(Lanjutan)

Kelurahan/Desa

Sumber : Hasil Olah Potensi Desa Tahun 2006 dalam Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota

Tangerang Selatan (2008)

Topografi (Ketinggian dan Kemiringan)

Sebagian besar wilayah Kota Tangerang Selatan merupakan dataran rendah, dimana sebagian

besar wilayah Kota Tangerang Selatan memiliki topografi yang relatif datar dengan kemiringan tanah

rata-rata 0 – 3% sedangkan ketinggian wilayah antara 0 – 25 m dpl.

Untuk kemiringan garis besar terbagi dari 2 (dua) bagian, yaitu :

1. Kemiringan antara 0 – 3% meliputi Kecamatan Ciputat, kecamatan Ciputat Timur, Kecamatan

Pamulang, Kecamatan Serpong dan Kecamatan Serpong Utara.

2. Kemiringan antara 3 – 8% meliputi Kecamatan Pondok Aren dan Kecamatan Setu.

Geologi dan Jenis Tanah

Kota Tangerang Selatan merupakan daerah yang relatif datar. Beberapa kecamatan memiliki

lahan yang bergelombang seperti di perbatasan antara Kecamatan Setu dan Kecamatan Pamulang serta

sebagian di Kecamatan Ciputat Timur. Kondisi geologi Kota Tangerang Selatan umumnya adalah batuan

alluvium, yang terdiri dari batuan lempung, lanau, pasir, kerikil, kerakal dan bongkah. Jenis batuan ini

mempunyai kemudahan dikerjakan atau workability yang baik sampai sedang, unsur ketahanan terhadap

erosi cukup baik oleh karena itu wilayah Kota Tangerang Selatan masih cukup layak untuk kegiatan

perkotaan.

Dilihat dari sebaran jenis tanahnya, pada umumnya di Kota Tangerang Selatan berupa asosiasi

latosol merah dan latosol coklat kemerahan yang secara umum cocok untuk pertanian/perkebunan.

Meskipun demikian, dalam kenyataannya makin banyak yang berubah penggunaannya untuk kegiatan

lainnya yang bersifat non-pertanian. Untuk sebagian wilayah seperti Kecamatan Serpong dan Kecamatan

Setu, jenis tanah ada yang mengandung pasir khususnya untuk wilayah yang dekat dengan Sungai

Cisadane.

Keadaan Iklim

Keadaan iklim didasarkan pada penelitian di Stasiun Geofisika Klas I Tangerang, yaitu berupa data

temperatur (suhu) udara, kelembaban udara dan intensitas matahari, curah hujan dan rata-rata

kecepatan angin. Temperatur udara rata-rata berkisar antara 23,7 - 32,3 °C, temperatur maksimum

tertinggi pada bulan September dan Oktober yaitu 33,6 °C dan temperatur minimum terendah pada bulan

Juli yaitu 22,7 °C. Rata-rata kelembaban udara dan intensitas matahari sekitar 80,3 % dan 51,8 %.

Keadaan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Februari, yaitu 664mm, sedangkan rata-rata curah

hujan dalam setahun adalah 145,3mm. Hari hujan tertinggi pada bulan Februari dengan hari hujan

sebanyak 28 hari. Rata-rata kecepatan angin dalam setahun adalah 4,6 m/detik dan kecepatan

maksimum rata-rata 31,5 m/detik.

Maksimum Minimum Rata-rata1 Januari 31,9 24,0 27,2 2 Februari 29,6 23,0 25,9 3 Maret 31,7 23,7 26,6 4 April 32,1 23,5 27,2 5 Mei 32,7 23,6 27,6 6 Juni 32,3 23,5 27,3 7 Juli 32,9 22,7 27,1 8 Agustus 32,7 23,6 27,3 9 September 33,6 24,0 28,1

10 Oktober 33,6 23,9 28,3 11 Nopember 32,3 24,3 27,8 12 Desember 31,7 24,3 27,3

Rata-rata 32,3 23,7 27,3

Sumber : BMG, Stasiun Geofisika Klas I Tangerang dalam Kabupaten Tangerang

Dalam Angka 2008/2009

Tabel 2.4Temperatur Udara Maksimum dan Minimum

di Stasiun Geofisika Klas I Tangerang2008

BulanTemperatur (°C)

Kelembaban Udara (%) Intensitas Matahari (%)1 Januari 80 622 Februari 88 103 Maret 84 504 April 83 475 Mei 78 666 Juni 80 627 Juli 75 778 Agustus 77 619 September 76 59

10 Oktober 78 5511 Nopember 82 3712 Desember 83 36

Rata-rata 80,3 51,8

Tabel 2.5Kelembaban Udara dan Intensitas Matahari

di Stasiun Geofisika Klas I Tangerang2008

Bulan

Sumber : BMG, Stasiun Geofisika Klas I Tangerang dalam Kabupaten Tangerang

Dalam Angka 2008/2009

Curah Hujan (mm) Hari Hujan (Hari)

1 Januari 138 13

2 Februari 664 28

3 Maret 98 12

4 April 198 14

5 Mei 55 7

6 Juni 141 8

7 Juli 1 1

8 Agustus 48 8

9 September 2 2

10 Oktober 81 11

11 Nopember 174 13

12 Desember 144 20

Rata-rata 145,3 11,4

Tabel 2.6Banyaknya Curah Hujan dan Hari Hujan

di Stasiun Geofisika Klas I Tangerang2008

Bulan

Sumber : BMG, Stasiun Geofisika Klas I Tangerang dalam Kabupaten

Tangerang Dalam Angka 2008/2009

Kecepatan Rata-

rata (M/detik)Arah

Kecepatan Maksimum

(M/detik)Arah

1 Januari 7 W 35 W2 Februari 5 W 40 W3 Maret 4 W 30 W4 April 3 N 25 NW5 Mei 3 N 25 E6 Juni 4 N 25 N7 Juli 4 N 30 E8 Agustus 5 N 40 E9 September 4 N 30 NE

10 Oktober 5 N 30 NE11 Nopember 5 W 38 W12 Desember 6 W 30 W

Rata-rata 4.6 31.5

Sumber : BMG, Stasiun Geofisika Klas I Tangerang dalam Kabupaten Tangerang Dalam Angka

2008/2009

Tabel 2.7Rata-rata Kecepatan Angin

di Stasiun Geofisika Klas I Tangerang2008

BulanKecepatan Angin

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, Kota Tangerang Selatan mempunyai perangkat

daerah antara lain kecamatan yang terdiri dari beberapa desa/kelurahan. Kota Tangerang Selatan terdiri

dari 7 (tujuh kecamatan) dengan kelurahan sebanyak 49 (empat puluh sembilan) dan desa sebanyak 5

(lima). Rukun warga (RW) sebanyak 572 dan Rukun Tetangga sebanyak 2.996. Kecamatan dengan RW

dan RT terkecil adalah Setu 29 RW dan 144 RT, sedangkan kecamatan dengan RW dan RT terbanyak

adalah Pamulang dengan 129 RW dan 690 RT.

No KecamatanJumlah

KelurahanJumlah Desa

Jumlah Rukun

Warga (RW)

Jumlah Rukun

Tetangga (RT)

1 Serpong 9 - 69 337

2 Serpong Utara 7 - 65 272

3 Ciputat 7 - 92 460

4 Ciputat Timur 6 - 75 416

5 Pamulang 8 - 129 690

6 Pondok Aren 11 - 113 677

7 Setu 1 5 29 144

49 5 572 2.996

Tabel 2.8

Jumlah Kelurahan dan Desa per Kecamatan

Kota Tangerang Selatan

Jumlah

Sumber : Hasil Olah Potensi Desa Tahun 2006 dalam Kompilasi Data untuk Penyusunan RT/RW

Kota Tangerang Selatan (2008)

Organisasi Perangkat Daerah

Sejak dibentuknya Pemerintah Kota Tangerang Selatan, susunan organisasi pemerintahan daerah

sudah mengalami dua kali perubahan. Berdasarkan Peraturan Walikota Nomor 7 Tahun 2009 tentang

Organisasi Perangkat Daerah, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Kota Tangerang

Selatan terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat Dewan, Inspektorat Daerah, Satuan Polisi Pamong

Praja, 6 badan, 11 Dinas, 7 kecamatan, dan 49 kelurahan.

No. SKPD

1 Dinas Pendidikan

2 Dinas Kesehatan

3 Dinas Pekerjaan umum

4 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

5 Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika

6 Badan Pelayanan Perizinan Terpadu

7 Badan Lingkungan Hidup

8 Dinas Kebersihan dan Pertamanan

9 Dinas Kependudukan, Catatan Sipil, Sosial, Ketenaga Kerjaan dan Transmigrasi

10 Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah

11 Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata

12 Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat

13 Satuan Polisi Pamong Praja

14 Sekretariat Daerah

15 Sekretariat DPRD

16 Inspektorat

17 Kecamatan Ciputat

18 Kecamatan Ciputat Timur

19 Kecamatan Pamulang

20 Kecamatan Serpong

21 Kecamatan Serpong Utara

22 Kecamatan Pondok Aren

23 Kecamatan Setu

24 Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

25 Badan Kepegawaian Daerah

26 Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga

27 Dinas Pertanian dan Perikanan

28 Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Tabel 2.9Nomenklatur Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

Pemerintah Kota Tangerang SelatanTahun 2009

Sumber: Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 07 tahun 2009 tentang Perubahan

atas Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 01 tahun 2009 tentang Organisasi

Perangkat Daerah Kota Tangerang Selatan

Kependudukan

Jumlah penduduk merupakan aset bagi suatu daerah yang mempunyai peran cukup besar dalam

penentuan percepatan pembangunan daerah apabila didukung dengan kualitas yang baik. Penduduk

mempunyai dua peranan dalam bidang ekonomi yaitu sebagai produsen dan konsumen. Perkembangan

penduduk suatu daerah ditentukan oleh tingkat kelahiran, kematian, dan migrasi penduduk.

Menurut BPS Kabupaten Tangerang, jumlah penduduk Kota Tangerang Selatan adalah 1.076.302

pada tahun 2008 atau meningkat sebesar 2,37% dari jumlah pada tahun 2007. Penduduk berjenis

kelamin laki-laki sebesar 543.671 jiwa sedangkan perempuan 532.631 jiwa. Rasio jenis kelamin adalah

sebesar 102,69, yang menunjukkan bahwa jumlah laki-laki sedikit lebih banyak dibandingkan jumlah

perempuan (Tabel 3.1.1.).

No Kecamatan Laki-laki PerempuanJumlah

Penduduk

Rasio Jenis

Kelamin1 Serpong 51.657 51.076 102.733 101,14

2 Serpong Utara 39.058 40.176 79.234 97,22

3 Setu 29.426 28.332 57.758 103,86

4 Pamulang 128.652 125.433 254.085 102,57

5 Ciputat 84.634 80.925 165.559 104,58

6 Ciputat Timur 81.938 82.269 164.207 99,60

7 Pondok Aren 128.306 124.420 252.726 103,12

543.671 532.631 1.076.302 102,07

532.670 518.704 1.051.374 102,69

Sumber:

- Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2007/2008

- Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2008/2009

2007

Tabel 2.10Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut Kecamatan

Kota Tangerang Selatan2008

Jumlah

Dengan luas wilayah 147,19 Km2, kepadatan penduduk Kota mencapai 7.312 orang/Km2.

Kepadatan tertinggi terdapat di Kecamatan Ciputat Timur yaitu 10.642 orang/Km2 sedangkan kepadatan

terendah di Kecamatan Setu yaitu 3.903 orang/Km2.

Kepadatan penduduk yang tinggi disebabkan kecenderungan peningkatan jumlah penduduk dari

waktu ke waktu, yang bukan hanya disebabkan oleh pertambahan secara alamiah, tetapi juga tidak

terlepas dari kecenderungan masuknya para migran yang disebabkan oleh daya tarik Kota Tangerang

Selatan seperti banyaknya perumahan-perumahan baru yang dibangun sebagai daerah yang berbatasan

langsung dengan Kota Jakarta dan menjadi limpahan penduduk dari Kota Jakarta. Hal tersebut akan

menyebabkan dibutuhkannya ruang yang memadai dengan lapangan kerja baru untuk mengimbangi

pertambahan tenaga kerja.

No KecamatanJumlah

Penduduk *)

Luas Wilayah **)

(Km2)

Kepadatan

(Org/Km2)1 Serpong 102.733 24,04 4.273

2 Serpong Utara 79.234 17,84 4.441

3 Setu 57.758 14,80 3.903

4 Pamulang 254.085 26,82 9.474

5 Ciputat 165.559 18,38 9.008

6 Ciputat Timur 164.207 15,43 10.642

7 Pondok Aren 252.726 29,88 8.458 1.076.302 147,19 7.312 1.051.374 147,19 7.143

Sumber:*) Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2008/2009

**) Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)***) Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2007/2008

2007***)

Tabel 2.11Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan

Kota Tangerang Selatan2008

Jumlah

Komposisi penduduk berdasarkan kelompok umur pada tahun 2008 menunjukkan bahwa

kelompok umur dengan jumlah penduduk terbesar adalah 0 – 4 tahun, yaitu sebesar 9,69% sedangkan

kelompok umur dengan jumlah penduduk terkecil adalah ≥ 60, yaitu sebesar 3,47%.

Komposisi penduduk berdasarkan kelompok umur diolah dari Kompilasi Data untuk Penyusunan

RTRW Kota Tangerang Selatan. Karena ada ketidakcocokan antara jumlah total penduduk yang ada

dalam Kabupaten Tangerang Dalam Angka Tahun 2007/2008 yang digunakan sebagai acuan, angka

yang digunakan adalah angka persentase dan bukan angka absolut dengan asumsi bias tersebar ke

dalam semua kelompok data.

No Kelompok Umur Laki-laki PerempuanJumlah

Penduduk

1 0 - 4 4,89% 4,79% 9,69%

2 5 - 9 4,71% 4,61% 9,32%

3 10 - 14 4,51% 4,42% 8,93%

4 15 - 19 4,81% 4,71% 9,52%

5 20 - 24 4,73% 4,64% 9,37%

6 25 - 29 4,39% 4,30% 8,70%

7 30 - 34 4,60% 4,50% 9,10%

8 35 - 39 3,67% 3,60% 7,27%

9 40 - 44 2,53% 2,48% 5,00%

10 45 - 49 3,42% 3,35% 6,77%

11 50 - 54 3,22% 3,15% 6,37%

12 55 - 59 3,28% 3,22% 6,50%

13 ≥ 60 1,75% 1,72% 3,47%

50,51% 49,49% 100,00%

Tabel 2.12Komposisi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

Kota Tangerang SelatanHingga Agustus 2008

Jumlah

Sumber : Hasil Olah Potensi Desa Tahun 2006 dan data bulanan Kecamatan 2008 dalam

Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)

Gambar 2.3. Piramida penduduk berdasarkan kelompok umur tahun 2008

Bab 3

Sosial Budaya

Indikator makro pembangunan di antaranya adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang

menjadi ukuran pembangunan dalam pemenuhan tiga unsur, yaitu peluang berumur panjang dan sehat,

pengetahuan dan ketrampilan yang memadai dan peluang untuk merealisasikan pengetahuan yang

dimiliki dalam kegiatan produktif. IPM Kota Tangerang Selatan, berdasarkan perhitungan sementara

BPS Kabupaten Tangerang, adalah sebesar 75,1. Angka tersebut merupakan angka tertinggi

kabupaten/kota di Provinsi Banten dan termasuk ke dalam kategori “menengah atas”.

Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu sektor yang penting dalam hal peningkatan kualitas manusia.

Indikator pendidikan yaitu angka melek huruf (AMH) dan rata-rata lama sekolah (RLS) digunakan sebagai

variabel dalam menghitung indeks pembangunan manusia (IPM) selain indikator kesehatan dan indikator

ekonomi. AMH Kota Tangerang Selatan berdasarkan perhitungan sementara BPS adalah sebesar 98,9%

sedangkan RLS sebesar 10,0 tahun. Kedua angka ini merupakan angka AMH dan RLS tertinggi di

Provinsi Banten.

Komposisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan tahun 2008 menunjukkan bahwa penduduk

dengan tingkat pendidikan SLTA berjumlah paling besar yaitu 29,22%. Penduduk dengan tingkat

pendidikan perguruan tinggi (sarjana muda dan sarjana) juga cukup tinggi, yaitu 29,05%. Profil penduduk

berdasarkan tingkat pendidikan cenderung mirip antar kecamatan, kecuali Setu. Pada kecamatan lain,

tidak tercatat penduduk yang tidak lulus SD atau penduduk buta huruf (belum melek aksara) namun di

Setu masih ada dengan angka sebesar 0,52%. Penduduk dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi di

kecamatan lain melebihi angka 29% namun di Setu hanya sebesar 15,10%.

Dilihat dari sisi prasarana, masih banyak hal yang perlu ditingkatkan. Jumlah total unit sekolah

adalah sebesar 667 unit dengan rincian 236 sekolah negeri, 5 madrasah negeri, 292 sekolah swasta dan

134 madrasah swasta. Ruang kelas rusak SD negeri mencapai 213 ruang dari total ruang kelas SD

negeri sebanyak 1.169 ruang atau 18,22%. Ruang kelas rusak SMP negeri mencapai 27 ruang dari total

ruang kelas SMP negeri sebanyak 486 ruang atau 5,56%, sedangkan SMA negeri mencapai 17 ruang

dari total 312 ruang atau 5,45%. Pada tahun 2009 dilakukan rehabilitasi terhadap 9 unit SD dan 9 unit

SMP yang rusak dengan rincian ruang kelas SD sebanyak 48 lokal sedangkan ruang kelas SMP

sebanyak 29 lokal.

Kualitas pelayanan pendidikan juga masih harus ditingkatkan. Dari sisi kompetensi pendidik, masih

banyak guru yang belum tersertifikasi sedangkan dari sisi sarana belajar, masih banyak sekolah yang

belum memiliki perpustakaan dan laboratorium. Karena itu peningkatan kompetensi guru baik tingkat

dasar maupun tingkat menengah serta penyediaan sarana belajar masih harus diprioritaskan.

SerpongSerpong

UtaraCiputat

Ciputat

TimurPamulang

Pondok

ArenSetu

1 Sarjana 8,71% 8,71% 8,71% 8,71% 8,71% 8,69% 7,05% 8,63%

2 Sarjana Muda 21,02% 21,02% 21,02% 21,02% 21,02% 20,97% 8,05% 20,42%

3 SLTA 29,03% 29,03% 29,03% 29,03% 29,03% 29,08% 32,85% 29,22%

4 SLTP 25,03% 25,03% 25,02% 25,03% 25,02% 25,43% 14,42% 24,64%

5 SD 5,20% 5,20% 5,21% 5,20% 5,21% 5,23% 23,08% 6,02%

6 TK 11,01% 11,01% 11,01% 11,01% 11,01% 10,59% 3,06% 10,55%

7 Drop Out SD 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 8,35% 0,38%

8 Buta Huruf 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 3,13% 0,14%

100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%

Sumber: Hasil Olah Data dari Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)

Jumlah

Tabel 3.1Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Menurut Kecamatan

Kota Tangerang Selatan2008

No Pendidikan

Kecamatan Kota

Tangerang

Selatan

Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta

1 Jumlah SD 207 109 25 17 17 12 40 27

Total ruang kelas SD 1.169 1.198 144 136 122 144 249 308

Ruang kelas rusak SD 213 26 12 - 19 - 49 10

2 Jumlah MI 2 76 - 15 - 3 - 16

Total ruang kelas MI 12 158 - 28 - 8 - 34

Ruang kelas rusak MI NA NA NA NA NA NA NA NA

3 Jumlah SMP 17 104 3 18 2 7 3 24

Total ruang kelas SMP 486 1.191 90 216 40 70 95 240

Ruang kelas rusak SMP 27 - 9 - - - 3 -

4 Jumlah MTs 1 43 - 8 - 3 1 7

Total ruang kelas MTs NA NA NA NA NA NA NA NA

Ruang kelas rusak MTs NA NA NA NA NA NA NA NA

5 Jumlah SMA 11 33 - 8 1 3 2 5

Total ruang kelas SMA 312 255 - - 24 32 60 56

Ruang kelas rusak SMA 17 19 - - - - - 3

6 Jumlah MA 2 15 - 3 - - - 3

Total ruang kelas MA NA NA NA NA NA NA NA NA

Ruang kelas rusak MA NA NA NA NA NA NA NA NA

7 Jumlah SMK 1 46 1 8 - 3 - 7

Total ruang kelas SMK 6 624 6 103 - 39 - 179

Tabel 3.2Jumlah Sekolah, Ruang Kelas dan Ruang Kelas Rusak

Kota Tangerang SelatanTahun 2008

Uraian *)

Kota Tangerang

SelatanSerpong Serpong Utara Pamulang

Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta

1 Jumlah SD 40 18 26 6 47 28 12 1

Total ruang kelas SD 176 270 128 42 282 290 68 8

Ruang kelas rusak SD 36 6 58 5 39 5 - -

2 Jumlah MI 2 8 - 9 - 21 - 4

Total ruang kelas MI 12 14 - 29 - 32 - 13

Ruang kelas rusak MI NA NA NA NA NA NA NA NA

3 Jumlah SMP 1 15 4 9 3 26 1 5

Total ruang kelas SMP 30 150 115 150 86 350 30 15

Ruang kelas rusak SMP 3 - 6 - 6 - - -

4 Jumlah MTs - 9 - 4 - 11 - 1

Total ruang kelas MTs NA NA NA NA NA NA NA NA

Ruang kelas rusak MTs NA NA NA NA NA NA NA NA

5 Jumlah SMA 3 3 3 6 1 8 1 -

Total ruang kelas SMA 82 32 76 65 30 70 40 -

Ruang kelas rusak SMA 3 6 6 6 5 4 3 -

6 Jumlah MA - 4 - 1 - 4 2 -

Total ruang kelas MA NA NA NA NA NA NA NA NA

Ruang kelas rusak MA NA NA NA NA NA NA NA NA

7 Jumlah SMK - 8 - 11 - 8 - 1

Total ruang kelas SMK - 75 - 120 - 99 - 9

Ruang kelas rusak SMK - - - - - - - -

Sumber: Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan, Tahun 2009

Ciputat Ciputat Timur Pondok Aren Setu

Tabel 3.2(Lanjutan)

Uraian *)

Berdasarkan data Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang, Angka Partisipasi Kasar (APK) dan

Angka Partisipasi Murni (APM) kecamatan-kecamatan Kota Tangerang Selatan masih rendah terutama

pada pendidikan tingkat menengah yang ditunjukkan dengan APK dan APM SMA / SMK yang masih di

bawah 70%. Namun, rendahnya APK dan APM, selain karena tingkat partisipasi, diduga juga disebabkan

banyaknya penduduk usia sekolah yang tidak bersekolah di wilayah Kota Tangerang Selatan melainkan

bersekolah di daerah seperti Kota Tangerang dan DKI Jakarta.

Dilihat dari sisi pendidikan tinggi, di Kota Tangerang Selatan terdapat 14 unit perguruan

tinggi/akademi di antaranya Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Sekolah Tinggi Akutansi

Negara (STAN), Institut Teknologi Indonesia (ITI), Swiss Germany University (SGU) dan Universitas

Muhammadiyah Jakarta (UMJ).

APK APM APK APM APK APM

1 Serpong 118,40 98,59 120,83 83,62 80,01 61,79

2 Pamulang 80,17 66,92 58,96 36,46 62,40 50,14

3 Ciputat 109,45 91,21 109,42 82,47 79,75 54,01

4 Pondok Aren 71,62 59,17 52,72 36,41 31,25 22,21

5 Serpong Utara 88,51 71,09 80,31 70,17 60,56 49,91

6 Ciputat Timur 58,44 49,01 60,69 58,84 79,65 61,90

7 Setu 85,85 71,13 60,17 59,05 54,00 41,07

87,49 72,45 77,59 61,00 63,95 48,72

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang, 2009

Jumlah Rata-rata

SMA/SMK

Tabel 3.3Angka Partisipasi Kasar (APK) Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Kecamatan

Kota Tangerang Selatan2008

No Kecamatan SD SMP

Kesehatan

Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan dapat tercermin dari tingkat kesehatan

masyarakat yang merupakan salah satu indikator pembangunan manusia. Salah satu indikator kesehatan

adalah Angka Harapan Hidup (AHH) yang menunjukkan perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan

asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut umur. Indikator ini dalam perhitungannya

didapatkan dari Angka Lahir Hidup (ALH) dan Angka Masih Hidup (AMH). Kedua angka ini sangat

dipengaruhi oleh kondisi kesehatan balita dan kesehatan reproduksi ibu. Pelayanan kesehatan dan

sarana prasarana kesehatan terkait hal tersebut merupakan hal yang penting.

Berdasarkan perhitungan sementara BPS Kabupaten tangerang, AHH Kota Tangerang Selatan

adalah sebesar 68,8 dengan indeks AHH sebesar 73, hal ini mengindikasikan bahwa penduduk Kota

Tangerang Selatan rata-rata bisa mencapai usia 68,8 tahun.

Selain indikator makro tesebut, kondisi kesehatan masyarakat juga di antaranya dapat dilihat dari

keadaan gizi balita, kondisi kesehatan ibu, kesehatan keluarga miskin, dan kesehatan orang lanjut usia.

Dilihat dari keadaan gizi balita, masih ada balita dengan status gizi buruk yang tentunya harus mendapat

perhatian khusus dari Pemerintah Daerah. Dari 63.439 orang balita yang ditimbang, sebesar 91,54%

dalam keadaan gizi baik, 0,51% gizi buruk, 5,75% gizi kurang dan 2,21% gizi lebih.

Baik Buruk Kurang Lebih Baik Buruk Kurang Lebih

1 Serpong 8.245 7.839 27 329 50 100,00% 95,08% 0,33% 3,99% 0,61%

2 Serpong Utara 6.300 5.616 46 394 244 100,00% 89,14% 0,73% 6,25% 3,87%

3 Setu 3.390 3.134 19 207 30 100,00% 92,45% 0,56% 6,11% 0,88%

4 Pamulang 10.523 9.353 69 806 295 100,00% 88,88% 0,66% 7,66% 2,80%

5 Ciputat 9.616 8.868 45 579 124 100,00% 92,22% 0,47% 6,02% 1,29%

6 Ciputat Timur 7.183 6.459 61 546 117 100,00% 89,92% 0,85% 7,60% 1,63%

7 Pondok Aren 18.182 16.801 56 786 539 100,00% 92,40% 0,31% 4,32% 2,96%

Kota Tangerang Selatan 63.439 58.070 323 3.647 1.399 100,00% 91,54% 0,51% 5,75% 2,21%

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, 2009

Tabel 3.4

Jumlah dan Persentase Keadaan Gizi Balita Yang Ditimbang Menurut Kecamatan

di Kota Tangerang Selatan

No. KecamatanJumlah Balita

Ditimbang

Keadaan Gizi (Orang) Jumlah Balita

(Orang)

Keadaan Gizi (%)

Berdasarkan data Dinas Kota Tangerang Selatan yang didasarkan dari data seluruh Puskesmas,

jumlah ibu hamil adalah sebesar 25.643 orang, ibu bersalin/dalam masa nifas sebesar 24.476 orang dan

ibu menyusui sebesar 24.476 orang. Terdapat cukup banyak rumah sakit bersalin dan praktek bidan

swasta serta sudah ada pelayanan Pelatihan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) di

Puskesmas Ciputat, namun belum ada pusat pelayanan kesehatan ibu ataupun unit pelayanan

kesehatan ibu di Puskesmas yang lengkap dengan cakupan yang besar yang dibutuhkan terutama untuk

melayani ibu hamil dari kalangan masyarakat miskin. Hal ini menjadi penting karena kesehatan ibu

merupakan salah satu unsur penentu angka harapan hidup.

Masih cukup banyak keluarga miskin yang membutuhkan bantuan dari segi kesehatan. Menurut

catatan Dinas kesehatan, masih ada 59.833 rumah tangga miskin dengan 2.931 orang anak Balita dan

ibu hamil. Lansia yang memerlukan bantuan pelayanan kesehatan berjumlah 167.876 orang. Pelayanan

kesehatan bagi kaum marjinal tersebut perlu mendapatkan perhatian lebih.

Hamil Bersalin Nifas Meneteki TerlatihTidak

Terlatih

1 Serpong 2.465 2.353 2.353 2.353 2.310 43.001 21.180 16 -

2 Serpong Utara 1.901 1.814 1.814 1.814 1.781 28.117 15.851 6 -

3 Setu 1.207 1.152 1.152 1.152 1.132 10.010 8.241 11 -

4 Pamulang 6.096 5.819 5.819 5.819 5.713 78.023 44.953 15 -

5 Ciputat 3.972 3.790 3.790 3.790 3.722 49.551 28.375 12 -

6 Ciputat Timur 3.939 3.760 3.760 3.760 3.692 81.075 32.784 - -

7 Pondok Aren 6.063 5.788 5.788 5.788 5.682 78.459 38.267 7 -

Kota Tangerang Selatan 25.643 24.476 24.476 24.476 24.032 368.236 189.651 67 -

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, 2009

Neonatus

0 - 28 hari

Sasaran

WUS

(Wanita

Usia Subur)

Sasaran PUS

(Pasangan

Usia Subur)

Dukun Bayi

No Puskesmas

Tabel 3.5Data Terkait Kesehatan Ibu menurut Kecamatan

Kota Tangerang SelatanTahun 2008

Ibu

No Puskesmas

Rumah Tangga

Rawan Gakin

(RT)

Jiwa Peserta

Jamkesmas

(Orang)

Anak Umur 0-11

Bulan Gakin

(Orang)

Anak Umur 11- 59

Bulan Gakin

(Orang)

Bumil

Gakin

(Orang)

1 Serpong 4.711 14.562 38 158 34

2 Serpong Utara 5.707 17.831 52 333 41

3 Setu 6.605 20.773 20 105 48

4 Pamulang 13.195 45.954 25 325 107

5 Ciputat 7.079 25.933 78 125 60

6 Ciputat Timur 4.538 16.666 33 364 39

7 Pondok Aren 17.998 57.392 76 1.199 133

Kota Tangerang Selatan 59.833 199.111 322 2.609 462

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, 2009

Tabel 3.6Data Terkait Kesehatan Keluarga Miskin menurut Kecamatan

Kota Tangerang Selatan

45 - 59 Thn ≥ 60 Thn Jumlah1 Serpong 11.432 5.167 16.599

2 Serpong Utara 8.817 3.985 12.802

3 Setu 5.600 2.531 8.131

4 Pamulang 28.273 12.779 41.052

5 Ciputat 15.102 6.826 21.928

6 Ciputat Timur 18.272 8.259 26.531

7 Pondok Aren 28.122 12.711 40.833

Kota Tangerang Selatan 115.618 52.258 167.876

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, 2009

No PuskesmasSasaran Lansia di Wilayah Puskesmas & Panti

Tabel 3.7Jumlah Lansia Sasaran di Wilayah Puskesmas dan Panti menurut Kecamatan

Kota Tangerang Selatan

Keberadaan fasilitas kesehatan sangatlah diperlukan dalam rangka pelayanan kesehatan kepada

masyarakat. Fasilitas kesehatan yang terdapat di Kota Tangerang Selatan di antaranya Rumah Sakit,

Puskesmas, Balai Pengobatan dan Posyandu. Jumlah total Posyandu berjumlah 737 unit yang terdiri dari

Posyandu Pratama, Madya, Purnama dan Mandiri dengan 3.950 orang kader aktif. Selain itu juga

terdapat 100 Posbindu dengan 484 orang kader aktif.

Jumlah rumah sakit yang berada di Kota Tangerang Selatan ada 14 unit yang seluruhnya milik

swasta karena Kota belum memiliki Rumah Sakit Umum Daerah. Di Kecamatan Setu bahkan belum

terdapat rumah sakit. Rumah sakit di Kota Tangerang Selatan ada yang bertaraf internasional seperti

Rumah Sakit Internasional Bintaro, Omni Hospital di Serpong Utara dan Eka Hospital. Keberadaan rumah

sakit swasta memang mengikuti “urban core” yang ada dan berkembang dan umumnya untuk melayani

warga perumahan yang termasuk golongan menengah ke atas. Rumah Sakit Umum yang dapat melayani

masyarakat golongan menengah ke bawah belum ada hingga saat ini. Pusat Kesehatan Masyarakat

(Puskesmas) biasa berjumlah 10 unit, Puskesmas Dengan Tempat Perawatan (DTP) 1 unit dengan 14

tempat tidur, Puskesmas Pembantu 11 unit dan Puskesmas Keliling 10 unit. Selain itu juga terdapat Balai

Pengobatan, Praktek Dokter dan Rumah Bersalin.

SerpongSerpong

UtaraPamulang Ciputat

Ciputat

Timur

Pondok

ArenSetu

1 Rumah Sakit 3 2 1 2 3 3 - 14

2 Puskesmas 1 1 1 3 1 2 1 10

3 Puskesmas Pembantu 2 1 1 2 1 2 2 11

4 Tempat tidur Puskesmas Perawatan - - 14 - - - - 14

5 Balai Pengobatan Swasta 30 22 44 14 31 24 11 176

6 Praktek Dokter Umum Swasta 113 131 167 71 93 65 20 660

7 Praktek Dokter Gigi Swasta 42 46 81 28 36 28 6 267

8 Praktek Dokter Spesialis 6 26 31 11 30 8 - 112

9 Praktek Bidan Swasta 40 29 80 48 41 22 16 276

10 Laboratorium Klinik Swasta 1 3 7 7 5 6 1 30

11 Optik 2 - 9 5 15 9 2 42

12 Apotik 6 5 10 9 25 18 2 75

13 Toko Obat Berijin 2 - - 2 1 - 1 6

14 Industri Kecil Obat Tradisional 8 - 17 16 - 7 - 48

15 Rumah Bersalin Swasta 2 1 4 6 9 10 1 33

16 Pengobatan Tradisional 4 8 4 5 2 7 1 31

17 Puskesmas Keliling 1 1 1 3 1 2 1 10

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, 2009

Tabel 3.8Jumlah Prasarana Kesehatan Menurut Kecamatan

di Kota Tangerang SelatanTahun 2009

Kecamatan Kota

Tangerang

Selatan

JenisNo.

Dokter

Umum

Dokter

Gigi Bidan Perawat

Ahli

Gizi

Ahli

Sanitasi

Ahli

Kesehatan

Masyarakat

Jumlah

1 Serpong 3 1 13 1 1 1 0 20

2 Pondok Jagung 2 3 10 7 1 1 0 24

3 Pamulang 3 4 9 6 1 1 0 24

4 Ciputat 2 3 4 4 1 0 0 14

5 Kampung Sawah 2 3 7 5 1 1 0 19

6 Jombang 2 2 8 5 1 0 0 18

7 Ciputat Timur 1 1 9 3 1 0 0 15

8 Pondok Aren 2 2 9 7 1 1 0 22

9 Jurang Mangu Timur 2 2 6 2 0 1 0 13

10 Setu 3 2 12 5 0 0 1 23

Kota Tangerang Selatan 22 23 87 45 8 6 1 192

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, 2009

Tabel 3.9Jumlah Tenaga Kesehatan pada 10 (Sepuluh) Puskesmas

Kota Tangerang SelatanTahun 2009

No Puskesmas

Tenaga Kesehatan

Total Aktif Total Aktif

1 Serpong 1 20 41 13 75 16 367 367 1.217 70 70

2 Serpong Utara 19 28 20 3 70 9 329 329 202 25 25

3 Setu - 5 30 3 38 3 161 161 24 25 25

4 Pamulang 33 53 28 13 127 25 668 668 1.030 82 82

5 Ciputat 9 63 44 13 129 19 733 733 551 95 95

6 Ciputat Timur 18 49 40 12 119 12 716 716 600 72 72

7 Pondok Aren 18 138 14 9 179 16 976 976 85 115 115

Kota Tangerang Selatan 98 356 217 66 737 100 3.950 3.950 3.709 484 484

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, 2009

Puskesmas PosbinduPratama Madya Purnama Mandiri Jumlah

Tabel 3.10Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu)

Menurut Kecamatan Kota Tangerang SelatanTahun 2009

Posyandu KaderNo Posyandu

DasawismaPosbindu

Sarana kesehatan merupakan sarana sosial yang sangat penting dalam pembangunan manusia

yang sehat. Oleh karena itu pembangunan dalam bidang kesehatan antara lain dilakukan pada

pemenuhan sarana dan prasarana kesehatan serta pelayanan kesehatan pada masyarakat. Pelayanan

kesehatan kepada masyarakat diantaranya dilakukan dengan program Jaminan Kesehatan Masyarakat

(Jamkesmas) bagi keluarga miskin dan pelayanan kesehatan bagi balita melalui Pos Pelayanan Terpadu

(Posyandu). Selain itu Pemerintah Kota Tangerang Selatan merencanakan pembangunan Rumah Sakit

Daerah (RSUD) yang rencana pembangunannya akan dimulai pada tahun 2010, serta penambahan

Puskesmas Baru, Pustu, Poskesdes dan penambahan mobil ambulans.

Penyakit menular masih menjadi permasalahan yang harus mendapatkan perhatian serius.

Penyakit menular yang tercatat oleh Dinas Kesehatan di antaranya demam berdarah, filariasis,

tuberculosis, HIV/AIDS, Pneumonia, infeksi menular seksual (IMS), diare, kusta, difteri dan campak.

Penyakit dengan angka kejadian tertinggi adalah diare dengan 10.533 kejadian disusul pneumonia

dengan 2.473 kejadian. Penyakit menular lain dengan angka kejadian yang besar adalah tuberculosis

(625 kejadian) dan demam berdarah (154 kejadian). Kejadian HIV/AIDS yang tercatat di Puskesmas

adalah sebanyak 3 kejadian, yaitu di Ciputat dan Ciputat Timur, namun angka yang sesungguhnya

diduga jauh lebih besar karena banyak pasien yang diduga berobat di RSUD Kabupaten Tangerang atau

rumah sakit lain di Jakarta serta fenomena gunung es yang biasanya terjadi pada penyakit ini.

No.Nama

PenyakitSerpong

Serpong

UtaraCiputat

Ciputat

TimurPamulang

Pondok

ArenSetu Jumlah

1 DHF 23 16 40 26 19 26 4 154

2 Filariasis - - 2 - - 7 - 9

3 TB 101 136 129 80 115 59 5 625

4 HIV Aids - - 1 2 - - - 3

5 Pneumonia 688 697 228 676 184 - 2.473

6 IMS 27 - 120 4 - - - 151

7 Diare 1.093 1.507 4.165 1.130 1.025 1.288 325 10.533

8 Kusta 6 1 11 1 - 18 - 37

9 Difteri - - 1 - - - - 1

10 Campak 4 - 19 49 - 13 - 85

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, 2009

Di Kota Tangerang Selatan

Tabel 3.11Angka Kejadian Penyakit

Keluarga Berencana dan Kesejahteraan Keluarga

Dalam rangka menekan pertambahan jumlah penduduk, pemerintah mencanangkan program

Keluarga Berencana (KB) bagi para Pasangan Usia Subur (PUS). Jumlah peserta KB aktif adalah

114.433 orang dari 189.433 orang yang termasuk kelompok PUS sedangkan peserta KB baru adalah

18.522 orang. Petugas Keluarga Berencana berjumlah petugas KB sebanyak 54 orang yang terdiri dari 6

orang PLKB/PKB, 24 orang dokter dan 24 orang bidan.

No. Kecamatan PLKB/PKB Dokter Bidan Jumlah

1 Serpong 1 3 3 7

2 Serpong Utara 1 4 4 9

3 Setu 1 2 2 5

4 Pamulang - 5 5 10

5 Ciputat 1 3 3 7

6 Ciputat Timur 1 1 1 3

7 Pondok Aren 1 6 6 13

Kota Tangerang Selatan 6 24 24 54

Keterangan:

PLKB/PKB

Tabel 3.12Jumlah Petugas Keluarga Berencana Menurut Kecamatan

di Kota Tangerang SelatanTahun 2008

Sumber: Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Tangerang dalam

Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2008/2009

: Petugas Lapangan Keluarga Berencana / Penyuluh Keluarga Berencana

No. Kecamatan PPKBDSub

PPKBD

Kelompok

Akseptor

Kelompok

BKB

Kelompok

UPPKS

Kelompok

BKR

Kelompok

BKL1 Serpong 9 84 2 22 2 4 3

2 Serpong Utara 7 36 2 17 2 2 2

3 Setu 6 33 2 6 2 1 1

4 Pamulang 8 121 5 34 5 5 4

5 Ciputat 7 92 10 41 10 8 8

6 Ciputat Timur 6 73 2 32 2 5 4

7 Pondok Aren 11 108 10 31 10 6 5

Kota Tangerang Selatan 54 547 33 183 33 31 27

Keterangan:

PPKBD : Petugas Pembina Keluarga Berencana Desa

BKB : Bina Keluarga Balita

UPPKS : Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera

BKR : Bina Keluarga Remaja

BKL : Bina Keluarga Lansia

Tabel 3.13Jumlah Institusi Masyarakat dalam Kegiatan Keluarga Berencana menurut Kecamatan

Kota Tangerang SelatanTahun 2008

Sumber: Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Tangerang dalam

Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2008/2009

SerpongSerpong

UtaraSetu Pamulang Ciputat

Ciputat

Timur

Pondok

ArenPPM MKJP 209 172 79 395 246 272 296 1.669 3.727

MKJP

IUD 55 35 42 190 202 67 51 642 1.098

MOP - 3 1 4 8 4 6 26 18

MOW 21 5 14 30 21 4 15 110 142

IMP 47 64 92 7 31 41 34 316 176

Jumlah 123 107 149 231 262 116 106 1.094 1.434 Pencapaian 58,85% 62,21% 188,61% 58,48% 106,50% 42,65% 35,81% 65,55% 38,48%

PPM Non MKJP 2.765 2.287 799 4.046 2.744 2.735 2.751 18.127 14.889

Non MKJP

Suntik 3.089 1.061 750 2.962 2.647 2.010 829 13.348 6.447

Pil 723 299 478 906 587 337 496 3.826 2.308

Kondom 265 22 57 6 10 11 108 479 333

Ovag - - - - - - - - -

Jumlah 4.077 1.382 1.285 3.874 3.244 2.358 1.433 17.653 9.088 Pencapaian 147,45% 60,43% 160,83% 95,75% 118,22% 86,22% 52,09% 97,39% 61,04%

Total PPM 2.974 2.459 878 4.441 2.990 3.007 3.047 19.796 18.616

4.200 1.489 1.434 4.105 3.506 2.474 1.539 18.747 10.522

Total Pencapaian 141,22% 60,55% 163,33% 92,43% 117,26% 82,27% 50,51% 94,70% 56,52%

Keterangan:

PPM : Perkiraan Permintaan Masyarakat

MKJP : Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

IUD : Intra Uterine Device

MOP : Metode Operasi Pria

MOW : Metode Operasi Wanita

2007

Total Peserta KB Baru

Sumber: Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten Tangerang

Dalam Angka 2008/2009

MetodeKecamatan Kota

Tangerang

Selatan

Tabel 3.14Jumlah Peserta KB Baru Berdasarkan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)

dan Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non MKJP) Menurut KecamatanKota Tangerang Selatan

Tahun 2008

SerpongSerpong

UtaraSetu Pamulang Ciputat

Ciputat

Timur

Pondok

Aren

MKJP

IUD 2.822 2.824 388 10.775 6.160 6.873 7.742 37.584 37.460

MOP 238 238 96 488 309 312 319 2.000 1.976

MOW 303 303 71 620 761 409 615 3.082 3.026

IMP 439 439 267 570 283 355 477 2.830 2.669

Jumlah 3.802 3.804 822 12.453 7.513 7.949 9.153 45.496 45.131

Non MKJP

Suntik 7.272 3.959 2.732 6.683 5.493 8.823 8.156 43.118 47.409

Pil 1.624 1.624 1.101 7.802 3.960 3.752 5.398 25.261 27.131

Kondom 21 21 24 71 68 81 272 558 410

Ovag 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Jumlah 8.917 5.604 3.857 14.556 9.521 12.656 13.826 68.937 74.950

Total Peserta KB Aktif 12.719 9.408 4.679 27.009 17.034 20.605 22.979 114.433 120.081

21.160 15.651 8.241 44.955 28.375 32.784 38.267 189.433 189.503

Persentase 60,11% 60,11% 56,78% 60,08% 60,03% 62,85% 60,05% 60,41% 63,37%

Keterangan:

MKJP : Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

IUD : Intra Uterine Device

MOP : Metode Operasi Pria

MOW : Metode Operasi Wanita

2007

Total Pasangan Usia

Subur

Sumber: Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten

Tangerang Dalam Angka 2008/2009

Tabel 3.15Jumlah Peserta KB Aktif Berdasarkan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)

dan Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non MKJP) Menurut KecamatanKota Tangerang Selatan

Tahun 2008

Metode

KecamatanKota

Tangerang

Selatan

Panti sosial yang terdapat di Kota Tangerang Selatan adalah panti asuhan anak sejumlah 14 panti

dan tresna werdha sejumlah 5 panti dan bina grahita sejumlah 1 panti. Potensi dan sumber daya

kesejahteraan sosial di antaranya adalah tenaga kesejahteraan masyarakat, organisasi masyarakat,

karang taruna dan panti sosial.

Penyandang masalah kesejahteraan sosial masih banyak dan beragam jenis permasalahannya.

Dari dua puluh empat jenis permasalahan, penyandang yang paling banyak adalah anak jalanan, wanita

rawan sosial, lansia berumur lebih dari 60 tahun yang terlantar, korban bencana alam setahun lalu,

penduduk di daerah rawan bencana alam, keluarga fakir miskin, dan penduduk yang tinggal di rumah

tidak layak huni. Ada yang memang permasalahan khas daerah perkotaan seperti anak jalanan dan

pengemis namun ada juga yang bukan. Untuk orang terinfeksi HIV/AIDS dinyatakan tidak ada. Hal ini

kemungkinan besar disebabkan belum ada data terpisah per kecamatan yang disebabkan oleh sifat

kerahasiaan berkaitan dengan domisili individu-individu tersebut. Namun diperkirakan angkanya cukup

besar yang di antaranya disebabkan oleh lokasi yang berbatasan dengan DKI Jakarta sehingga

memudahkan penyebaran HIV dari Ibukota.

No Jenis SerpongSerpong

UtaraSetu Pamulang Ciputat

Ciputat

Timur

Pondok

Aren

Kota

Tangerang

Selatan1 Petirahan Anak - - - - - - - -

2 Taman Penitipan Anak - - - - - - - -

3 Panti Asuhan Anak 1 - 1 4 3 - 5 14

4 Bina Remaja - - - - - - - -

5 Tresna Werdha - - 1 2 1 - 1 5

6 Bina Daksa - - - - - - - -

7 Bina Netra - - - - - - - -

8 Bina Rungu - - - - - - - -

9 Bina Grahita - - - - - - 1 1

10 Bina Laras - - - - - - - -

11 Bina Pasca Laras Kronis - - - - - - - -

12 Marsudi Putra - - - - - - - -

13 Pamardi Putra - - - - - - - -

14 Karya Wanita - - - - - - - -

15 Bina Karya - - - - - - - -

1 - 2 6 4 - 7 20

Sumber: Dinas Sosial Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2008/2009

Tabel 3.16Jumlah Panti Sosial Menurut Jenis dan Kecamatan

di Kota Tangerang SelatanTahun 2008

Jumlah

No Jenis SerpongSerpong

UtaraSetu Pamulang Ciputat

Ciputat

Timur

Pondok

Aren

Kota

Tangerang

Selatan1 Balita Terlantar 684 14 7 12 9 9 - 735

2 Anak Terlantar 115 - 410 - - - - 525

3 Anak Nakal 37 8 101 85 99 72 31 433

4 Anak Jalanan 24 2 35 68 559 516 2 1.206

5 Anak 5-21 th Korban Kekerasan 8 - 8 12 - - - 28

6 Wanita 22-59 th Korban Kekerasan 7 - - - - - - 7

7 Wanita Rawan Sosial 247 161 965 1 - - 5 1.379

8 Lansia >60 th Terlantar 97 4 1.162 - 13 12 6 1.294

9 Lansia >60 th Korban Kekerasan 8 - - - - - - 8

10 Anak Cacar Usia 5-21 th 119 36 - 55 63 - 48 321

11 Penyandang Cacat 79 30 111 81 64 57 63 485

12 Penyandang Cacat Eks TBC 1 - 3 38 - 10 39 91

13 Penyandang Cacat Eks Kusta - - 3 20 - 16 - 39

14 Mantan Napi 66 4 26 466 18 60 11 651

15 Pekerja Seks Komersial 14 10 75 38 - - - 137

16 Waria 13 - - - - - 1 14

17 Pengemis 15 7 27 27 109 92 - 277

18 Pemulung - - - 164 - - 70 234

19 Gelandangan 2 - 13 - 17 12 1 45

20 Eks Korban NAPZA 49 7 16 16 6 6 22 122

21 Pengidap HIV/AIDS - - - - - - - -

22 Korban Bencana Sosial/Pengungsi - - - - - - - -

23 Korban Bencana Alam setahun Lalu 5 2.638 1.755 8 21 86 3 4.516

24 Penduduk di daerah Rawan Bencana

Alam

284 9 1.873 81 7 558 6.250 9.062

25 Keluarga Fakir Miskin 2.182 2.140 3.431 107 122 130 5.698 13.810

26 Yang Tinggal di Rumah Tidak Layak Huni 315 61 1.122 6 8 7 130 1.649

27 Keluarga Bermasalah Sosial Psikologi - - - - - - - -

28 Keluarga Rentan Sosial Ekonomi - - - - - - - -

Sumber: Dinas Sosial Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2008/2009

Tabel 3.17Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Menurut Kecamatan

di Kota Tangerang SelatanTahun 2008

Tenaga

Kesejahteraan

Masyarakat

Organisasi

Sosial

Masyarakat

Karang

TarunaPanti Sosial LSM

LSM

Perempuan

1 Serpong 131 192 11 8 340 -

2 Serpong Utara 42 14 6 4 - 4

3 Setu 66 8 9 3 28 -

4 Pamulang 22 172 9 28 81 10

5 Ciputat 7 90 27 20 16 8

6 Ciputat Timur 7 90 27 20 16 8

7 Pondok Aren - 29 21 11 19 24

275 595 110 94 500 54

Sumber: Dinas Sosial Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2008/2009

Kota Tangerang Selatan

Tabel 3.18Jumlah Potensi dan Sumberdaya Kesejahteraan Sosial Menurut Kecamatan

di Kota Tangerang SelatanTahun 2008

No Kecamatan

Potensi dan Sumberdaya Kesejahteraan Sosial

Berdasarkan validasi data Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang dilakukan oleh BPS pada tahun

2008, jumlah rumah tangga penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) di Kota Tangerang Selatan adalah

sebanyak 19.104 RT. Jumlah penerima paling banyak di Pamulang yaitu sebanyak 5.963 rumah tangga,

sedangkan paling sedikit di Ciputat Timur yaitu sebanyak 1.685 rumah tangga.

Menurut hasil Pendataan Program Perlindungan Sosial (2008) yang memverifikasi hasil sensus

BLT tahun 2005, terjadi penurunan jumlah RTS menjadi 16.303 RT dengan jumlah kepala dan anggota

rumah tangga 58.093 orang atau 4,89% jika dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun 2008.

Persentase tersebut lebih kecil jika dibandingkan dengan persentase di Kabupaten Tangerang (dengan

36 kecamatan) yang sebesar 19,18% (687.797 orang jumlah kepala dan anggota RTS dari 3.585.269

orang penduduk) dengan jumlah rumah tangga sasaran sebanyak 189.236 RTS.

Di Provinsi Banten, Kota Tangerang Selatan menempati posisi kedua setelah Kota Cilegon dalam

hal persentase penduduk miskin (RTS) yang paling sedikit.

Jika dilihat per kecamatan, persentase jumlah kepala dan anggota rumah tangga RTS tertinggi

adalah di Setu dengan 10,93% dan yang terendah adalah di Ciputat Timur dengan 2,44%.

No KecamatanRumah Tangga

Penerima BLT

Rumah Tangga

Sasaran PPLS

'08

Kepala &

Anggota

RTS PPLS

'08

Jumlah

Penduduk

Persentase RTS

Terhadap Jumlah

Penduduk

1 Serpong 2.463 2.420 5.317 102.733 5,18%

2 Serpong Utara 1.742 1.590 5.453 79.234 6,88%

3 Setu 1.993 1.817 6.313 57.758 10,93%

4 Pamulang 5.963 5.299 18.119 254.085 7,13%

5 Ciputat 2.438 1.848 6.086 165.559 3,68%

6 Ciputat Timur 1.685 918 4.003 164.207 2,44%

7 Pondok Aren 2.820 2.411 7.353 252.726 2,91%

19.104 16.303 52.644 1.076.302 4,89%

Sumber:

- Bappeda Kabupaten Tangerang (2008)

- Pendataan Program Perlindungan Sosial 2008, BPS Kabupaten Tangerang

Kota Tangerang SelatanTahun 2008

Kota Tangerang Selatan

Tabel 3.19Jumlah Rumah Tangga

Hasil Pendataan Program Perlindungan Sosial 2008 Menurut Kecamatan

No KecamatanRumah Tangga

Sasaran PPLS '08

Kepala & Anggota

RTS PPLS '08

1 Serpong 2.420 5.317

1 Buaran 365 887

2 Ciater 335 674

3 Rawa Mekar Jaya 257 549

4 Rawa Buntu 205 414

5 Serpong 402 949

6 Cilenggang 290 660

7 Lengkong Gudang 123 249

8 Lengkong Gudang Timur 215 457

9 Lengkong Wetan 228 478

2 Serpong Utara 1.590 5.453

1 Lengkong Karya 140 500

2 Jelupang 236 694

3 Pondok Jagung 170 605

4 Pondok Jagung Timur 208 690

5 Pakulonan 276 991

6 Paku Alam 232 869

7 Paku Jaya 328 1.104

3 Ciputat 1.848 6.086

1 Sarua 418 1.178

2 Jombang 305 1.032

3 Sawah Baru 323 1.063

4 Sarua Indah 170 460

5 Sawah 257 875

6 Ciputat 83 165

7 Cipayung 292 1.313

4 Ciputat Timur 918 4.003

1 Pisangan 99 345

2 Cireundeu 85 441

3 Cempaka Putih 203 958

4 Rempoa 256 1.248

5 Rengas 119 472

6 Pondok Ranji 156 539

Kota Tangerang SelatanTahun 2008

Kelurahan/Desa

Tabel 3.20Jumlah Rumah Tangga

Hasil Pendataan Program Perlindungan Sosial 2008Menurut Kelurahan / Desa

No KecamatanRumah Tangga

Sasaran PPLS '08

Kepala & Anggota

RTS PPLS '085 Pamulang 5.299 18.119

1 Pondok Benda 495 1.812

2 Pamulang Barat 430 1.429

3 Pamulang Timur 383 1.118

4 Pondok Cabe Udik 303 1.039

5 Pondok Cabe Ilir 848 2.801

6 Kedaung 1.726 5.822

7 Bambu Apus 460 1.267

8 Benda Baru 654 2.831

6 Pondok Aren 2.411 7.353

1 Perigi Baru 295 908

2 Pondok Kacang Barat 203 687

3 Pondok Kacang Timur 208 824

4 Perigi 361 993

5 Pondok Pucung 135 413

6 Pondok Jaya 122 437

7 Pondok Aren 203 586

8 Jurang Mangu Barat 365 993

9 Jurang Mangu Timur 203 554

10 Pondok Karya 143 482

11 Pondok Betung 173 476

7 Setu 1.817 6.313

1 Kranggan 406 1.536

2 Muncul 259 839

3 Kademangan 381 1.329

4 Setu 204 684

5 Babakan 225 787

6 Bakti Jaya 342 1.138

16.303 52.644

Sumber:

- Bappeda Kabupaten Tangerang (2008)

- Pendataan Program Perlindungan Sosial 2008, BPS Kabupaten Tangerang

Kelurahan/Desa

Jumlah

Tabel 3.20(Lanjutan)

Agama

Berdasarkan komposisi penduduk menurut agama yang dipeluk, sebagian besar penduduk

memeluk agama Islam yaitu sebanyak 90,98%. Penduduk selebihnya memeluk agama Protestan

(4,07%), Kristen (3,14%), Budha (1,21%) dan Hindu (0,60%). Komposisi penduduk berdasarkan agama

yang dipeluk diolah dari Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan.

Sarana peribadatan yang tersedia untuk para pemeluk agama adalah mesjid sebanyak 436 buah,

langgar/mushola 968 buah, gereja 42 buah, vihara/kuil 7 buah.

SerpongSerpong

UtaraCiputat

Ciputat

TimurPamulang

Pondok

ArenSetu

1 Islam 89,38% 81,57% 94,00% 88,80% 94,87% 90,97% 90,94% 90,98%

2 Kristen 4,20% 7,14% 2,00% 3,65% 2,17% 2,79% 1,90% 3,14%

3 Protestan 2,97% 7,72% 2,00% 5,59% 2,19% 5,16% 4,47% 4,07%

4 Hindu 0,40% 0,31% 1,00% 0,81% 0,48% 0,42% 0,93% 0,60%

5 Budha 3,05% 3,27% 1,00% 1,15% 0,30% 0,67% 1,76% 1,21%

100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%

Sumber: Hasil Olah Data dari Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)

Jumlah

Tabel 3.21Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama Yang Dipeluk Menurut Kecamatan

Kota Tangerang Selatan2008

No Agama

Kecamatan Kota

Tangerang

Selatan

No Kecamatan MesjidLanggar /

MusholaGereja Vihara / Kuil

1 Serpong 41 130 6 2

2 Serpong Utara 40 112 3 0

3 Setu 26 65 0 0

4 Pamulang 108 156 26 3

5 Ciputat 71 150 1 2

6 Ciputat Timur 62 149 0 0

7 Pondok Aren 88 206 6 0

Kota Tangerang Selatan 436 968 42 7

Tabel 3.22Jumlah Fasilitas Peribadatan Menurut Jenis dan Kecamatan

di Kota Tangerang SelatanTahun 2008

Sumber: Departemen Agama Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten Tangerang Dalam

Angka 2008/2009

Cagar Budaya

Bangunan cagar budaya dan mempunyai nilai sejarah di antaranya adalah bangunan peristiwa

lengkong di BSD, tugu pernyataan rakyat Serpong di Perempatan Cisauk dan rumah tua peninggalan

Belanda di Cilenggang. Bangunan lain yang mempunyai nilai budaya adalah rumah-rumah adat

perpaduan budaya Cina dan Betawi seperti di daerah Maruga Ciputat dan rumah adat betawi yang

banyak dijumpai di daerah Parigi dan Jombang.

Pariwisata

Fasilitas olah raga dan rekreasi yang terbanyak adalah berupa lapangan bulutangkis sebanyak 43

buah dan lapangan sepakbola sebanyak 41 buah. Selain itu juga terdapat 11 mal dan 125 rumah makan.

Sepak

Bola

Bulu-

tangkisVoli Tenis

1 Serpong 1 3 4 2 1 4 - 2 1

2 Serpong Utara 3 5 5 - - - - 2 -

3 Ciputat 5 5 3 - - 1 - 2 2

4 Ciputat Timur 3 6 4 2 - 1 - 1 1

5 Pamulang 10 4 6 5 - 5 1 2 2

6 Pondok Aren 4 - 2 2 1 1 - 2 2

7 Setu 15 20 2 1 - - - - 1

Kota Tangerang Selatan 41 43 26 12 2 12 1 11 9

Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)

Tabel 3.23Jumlah Fasilitas Olahraga dan Rekreasi Per Kecamatan

di Kota Tangerang SelatanTahun 2008

No Kecamatan

Lapangan

Lapangan

Golf

Kolam

Renang

Pacuan

KudaMal

GOR

/ GSG

No KecamatanJumlah Rumah

MakanJumlah Meja Jumlah Kursi

Jumlah

Counter

1 Serpong 40 150 600 20

2 Serpong Utara 35 50 400 20

3 Ciputat 1 - - -

4 Ciputat Timur 4 40 200 -

5 Pamulang 11 60 300 -

6 Pondok Aren 3 50 250 -

7 Setu 31 100 500 -

Kota Tangerang Selatan 125 450 2.250 40

Tabel 3.24Jumlah Rumah Makan dan Counter Menurut Kecamatan

di Kota Tangerang SelatanTahun 2007

Sumber: Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pariwisata Kabupaten Tangerang

dalam Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2007/2008

Bab 4

Infrastruktur dan Permukiman

Transportasi

Jalan merupakan salah satu infrastruktur terpenting sebagai salah satu faktor daya tarik investasi

di suatu daerah. Pada awal tahun 2009, jalan kota Tangerang Selatan menurut Dinas Pekerjaan Umum

Kota Tangerang Selatan memiliki total panjang jalan kota adalah 137,773 Km dan diperkirakan 5% rusak

ringan, 5% rusak sedang dan 20% rusak berat. Setelah dilakukan peningkatan dan pemeliharaan pada

tahun 2009, tingkat kerusakan telah banyak berkurang.

Jumlah terminal yang ada di Kota Tangerang Selatan yang resmi baru satu buah yaitu di Pondok

Cabe namun saat ini tidak dimanfaatkan dan dalam kondisi tidak terurus. Terminal di BSD juga belum

dimanfaatkan secara optimal. Kendaraaan angkutan umum lebih banyak parkir di pinggir jalan untuk

menunggu atau menaikturunkan penumpang yang biasanya berlokasi di sekitar pasar, stasiun, kompleks

perumahan dan persimpangan jalan. Kondisi ini menimbulkan kemacetan di banyak ruas jalan. Titik

rawan kemacetan utamanya terdapat pada 12 titik yang umumnya terdapat pada sekitar persimpangan

jalan atau pasar.

1 Jl. Raya Serpong - Pahlawan Seribu Arteri Sekunder

2 Jl. Letnan Sutopo (BSD) - Ciater Kolektor Sekunder

3 Jl. Kapten Subianto (BSD) - Rawa Buntu Arteri Sekunder

4 Jl. Ciater Raya - Bukit Indah Kolektor Sekunder

5 Jl. Astek - Jombang Kolektor Sekunder

6 Jl. Jombang Raya - Aria Putra Kolektor Sekunder

7 Jl. Aria Putra - Pasar Ciputat Kolektor Sekunder

8 Jl. Otista - Dewi Sartika - Pasar Ciputat Arteri Sekunder

9 Jl. Pamulang Raya - Pajajaran Arteri Sekunder

10 Jl. Setiabudi - Cabe Raya Kolektor Sekunder

11 Jl. Cabe Raya - Cireundeu Kolektor Sekunder

12 Jl. Ir. H. Juanda - Pasar Jum'at Arteri Sekunder

13 Jl. Tegal Rotan - Cenderawasih - Ki Hajar Dewantara - Pasar Ciputat Kolektor Sekunder

14 Jl. Rempoa - Gintung Kolektor Sekunder

15 Jl. Menteng Raya (Bintaro) - Bintaro Utama Kolektor Sekunder

16 Jl. Pondok Betung Raya - WR. Supratman (IAIN Ciputat) Kolektor Sekunder

17 Jl. Ceger Raya - Pondok Betung Kolektor Sekunder

18 Jl. Pondok Kacang - Parigi Kolektor Sekunder

19 Jl. Elang (Bintaro) - Menteng Raya (Bintaro) Kolektor Sekunder

20 Jl. Graha Bunga - Parigi Kolektor Sekunder

21 Jl. Bhayangkara - Mas Mansyur Kolektor Sekunder

22 Jl. Sutera Utama (Alam Sutera) Kolektor Sekunder

23 Jl. Raya Puspitek - Pamulang Arteri Sekunder

24 Jl. Tol Serpong - Bintaro Arteri Primer

25 Jl. German Center - Muncul Arteri Sekunder

26 Jl. Rawa Buntu - Viktor Arteri Sekunder

27 Jl. Lingkar Selatan Arteri Sekunder

28 Parakan - Ciater Raya Kolektor Sekunder

Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)

Tabel 4.1Ruas Jalan Kota Tangerang Selatan

Tahun 2008

No. Nama Jalan / Ruas Jalan Status Jalan

No. Titik Rawan Kemacetan

1 Jalan Serpong Raya sekitar PT Pratama Abadi Industri hingga Gading Serpong

2 Jalan Serpong Raya sekitar Rumah Sakit Ashshobirin

3 Jalan Pahlawan Seribu di sekitar Pasar Serpong (lintasan Kereta Rel Listrik)

4 Perempatan Jalan Pahlawan Seribu menuju Kampus ITI

5 Perempatan Puspiptek Pasar Jengkol

6 Pasar Jombang sekitar Jalan Tol

7 Pertigaan Jalan Pondok Betung Raya sekitar Kantor Kelurahan Pondok Betung

8 Perempatan Bintaro - Jalan Pondok Betung Raya

9 Perempatan Jalan Ir. H. Juanda - Jalan Pahlawan, Rempoa

10 Pertigaan Jalan WR Supratman - Jalan Ir. H. Juanda, Ciputat

11 Pertigaan Pasar Ciputat

12 Perempatan Pondok Cabe Jalan Setiabudi - Jalan RE Martadinata

Sumber:

- Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)

- Jakarta Jabotabek Street Atlas and Index CD-ROM 2005/2006, Gunther W. Holtorf

Tabel 4.2Titik Rawan Kemacetan Kota Tangerang Selatan

Stasiun kereta rel listrik (KRL) berjumlah 5 buah dan tersebar di tiga kecamatan yaitu Serpong,

Ciputat dan Ciputat Timur. Wilayah Kota Tangerang Selatan yang dilalui oleh lintasan rel KRL antara lain

wilayah Serpong (Stasiun Pasar Serpong), Stasiun Rawa Buntu (BSD), Stasiun Tegal Rotan (Pondok

Aren), Ciputat (Stasiun Jombang) dan Ciputat Timur (Stasiun Pondok Ranji). Kereta rel listrik yang

melintas adalah KRL penumpang dan kereta api barang.

Moda angkutan KRL ini banyak dipilih warga Kota Tangerang Selatan yang beraktivitas di Jakarta

karena berbagai pertimbangan lebih cepat, murah atau memang lokasi stasiunnya yang berdekatan

dengan kantor / tempat kerja mereka. Jumlah penglaju yang cukup besar membutuhkan sarana / moda

transportasi massal yang cepat, nyaman dan murah yang dapat menarik para penglaju untuk

menggunakannya sehingga mereka tidak menggunakan kendaraan, terutama mobil, pribadi yang

kemudian diharapkan dapat mengurangi kemacetan dan tingkat polusi udara. Kereta rel listrik merupakan

salah satu alternatif yang dapat digunakan mengingat jaringan rel listrik tepat berada di tengah Kota

Tangerang Selatan.

Jika dilihat dari pilihan moda angkutan, kereta api baru mencapai 5% sebagai moda transportasi

yang dipilih masyarakat. Perencanaan jaringan rel KRL sudah harus mulai dirancang dengan

memperhatikan titik-titik lokasi perumahan dalam penentuan lokasi stasiun-stasiunnya dan perencanaan

sistem transportasi secara keseluruhan yang menggabungkan berbagai model transportasi sehingga

menjadi moda yang semakin banyak dipilih masyarakat.

No. Nama Stasiun Kereta Rel Listrik Kelurahan/Desa Kecamatan

1 Stasiun Serpong Serpong Serpong

2 Stasiun Rawabuntu Rawabuntu Serpong

3 Stasiun Sudimara Jombang Ciputat

4 Stasiun Tegal Rotan Sawah Ciputat

5 Stasiun Pondok Ranji Pondok Ranji Ciputat TimurSumber:

- Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)

- Jakarta Jabotabek Street Atlas and Index CD-ROM 2005/2006, Gunther W. Holtorf

Tabel 4.3

Stasiun Kereta Rel Listrik di Kota Tangerang Selatan

No. Nama Stasiun Kereta Rel Listrik Kelurahan/Desa Kecamatan

1 Stasiun Serpong Serpong Serpong

2 Stasiun Rawabuntu Rawabuntu Serpong

3 Stasiun Sudimara Jombang Ciputat

4 Stasiun Tegal Rotan Sawah Ciputat

5 Stasiun Pondok Ranji Pondok Ranji Ciputat TimurSumber:

- Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)

- Jakarta Jabotabek Street Atlas and Index CD-ROM 2005/2006, Gunther W. Holtorf

Tabel 4.3

Stasiun Kereta Rel Listrik di Kota Tangerang Selatan

Tabel 4.4 Perjalanan Orang

Menurut Moda Angkutan Tahun 2006

No. Moda Angkutan

Perjalanan Orang per Hari

Komposisi Pilihan

1 Bus 29% 20%

2 Mobil/Sepeda Motor 32% 40%

3 Angkutan Kota 37% 35%

4 Kereta Api 2% 5%

Jumlah 100% 100%

Sumber: Studi Sistem Transportasi Commuter Tahun 2006 dalam Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)

Gambar 4.1. Rel kereta dan titik-titik

lokasi stasiun kereta di Kota Tangerang Selatan pada tahun 2008 (Sumber : Kompilasi Data untuk Penyusunan

RTRW Kota Tangerang Selatan, 2008)

Energi dan Telekomunikasi

Selain prasarana transportasi, prasarana dan sarana terkait energi dan telekomunikasi juga sangat

penting. Di Kota Tangerang Selatan terdapat tiga kantor pelayanan PLN, yaitu di Serpong, Ciputat dan

Pamulang. Gardu listrik berjumlah 61 unit dengan 195.352 sambungan listrik. Di setiap kecamatan

terdapat lebih dari 15.000 sambungan listrik kecuali di Setu yang hanya berjumlah 9.686 sambungan.

Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) banyak dijumpai di kawasan pusat keramaian dan

jalan-jalan utama. Di Kota Tangerang Selatan terdapat 52 SPBU yang tersebar di seluruh kecamatan.

Serpong dan Pamulang adalah kecamatan dengan jumlah SPBU terbanyak yaitu 12 dan 13 unit SPBU.

Sedangkan Setu dan Pondok Aren hanya memiliki masing-masing 2 dan 3 unit saja.

Kantor Telkom berjumlah 5 buah dan tersebar di 5 kecamatan. Tower GSM/BTS berjumlah 83 unit

sedangkan sambungan telepon berjumlah 108.529 sambungan. Sambungan telepon paling banyak

terdapat di Pamulang dengan 26.447 sambungan sedangkan paling sedikit terdapat di Setu dengan

5.381 sambungan.

Gardu

Listrik

Kantor

PLN

Sambungan

ListrikSPBU

Tower

GSM/BTS

Kantor

Telkom/STO

Sambungan

Telepon

1 Serpong 14 1 18.508 12 12 - 10.282

2 Serpong Utara 4 - 15.165 6 10 1 8.425

3 Ciputat 10 1 28.375 7 9 1 15.764

4 Ciputat Timur 11 - 28.944 9 8 - 16.080

5 Pamulang 10 1 47.604 13 24 1 26.447

6 Pondok Aren 8 - 47.070 3 8 1 26.150

7 Setu 4 - 9.686 2 12 1 5.381

61 3 195.352 52 83 5 108.529

Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)

Kota Tangerang Selatan

Tabel 4.5Sebaran Gardu Listrik, Kantor PLN

Menara Telekomunikasi/BTS dan Kantor Telkom/STOdi Kota Tangerang Selatan

No Kecamatan

Energi Telekomunikasi

Utilitas

Terkait dengan pengelolaan limbah baik limbah padat (sampah) maupun limbah cair, terdapat 5

unit water treatment plant (WTP) yang tersebar di Serpong, Serpong Utara dan Pondok Aren. Selain itu

juga terdapat 21 tempat pembuangan sementara (TPS) yang sebagian besarnya menurut Dinas

Kebersihan dan Pertamanan adalah TPS liar. Jumlah tersebut belum mencukupi untuk memenuhi

kebutuhan seluruh penduduk. Dengan standar kota metropolitan, tingkat timbulan sampah diasumsikan

sebanyak 0,0035 m3 /orang/hari, maka timbulan sampah pada tahun 2008 dengan jumlah penduduk

1.076.302 jiwa mencapai ±3.767,06 m3 sampah/hari.

Di masa mendatang perlu dikembangkan pengelolaan sampah berbasis masyarakat (PSBM).

Paradigma pengolahan sampah yang telah berubah dari “mengumpulkan, mengangkut dan membuang”

menjadi “mengurangi, menggunakan kembali, mendaur ulang, memulihkan” atau “reduce, reuse, recycle,

recover” menuntuk keterlibatan masyarakat yang lebih besar dalam pengelolaan sampah.

Dalam hal pelayanan air bersih, PDAM Kabupaten Tangerang berperan dalam pelayanan bagi

pabrik/industri. Wilayah pelayanan PDAM belum mencakup seluruh wilayah kota. Di bagian selatan kota

belum ada jaringan perpipaan. Di daerah perumahan, pelayanan air bersih diberikan oleh pihak

pengembang melalui pompa deepwell, yang berarti masih menggunakan air tanah. Demikian juga

masyarakat yang tinggal di kawasan bukan perumahan yang menggunakan pompa air untuk

mendapatkan air bersih dengan sumber dari air tanah. Tingkat kedalaman air semakin berubah menjadi

semakin dalam untuk mendapatkan air bersih melalui pemasangan pompa yang menunjukkan turunnya

permukaan air tanah.

Ada dua makam pahlawan yang terdapat di Pondok Aren dan Setu, yaitu Taman Makam Pahlawan

Seribu di dekat kawasan industri Taman Tekno di Kecamatan Setu dan Taman Makam Bahagia di Parigi

Kecamatan Pondok Aren. Tempat pemakaman umum (TPU) berjumlah 26 unit dengan jumlah terbanyak

terdapat di Ciputat yaitu sebanyak 6 unit. Di Serpong Utara dan Pondok Aren masing-masing hanya

terdapat 2 unit TPU.

TPS WTP

1 Serpong 1 3

2 Serpong Utara 3 1

3 Ciputat 3 0

4 Ciputat Timur 1 0

5 Pamulang 3 0

6 Pondok Aren 3 1

7 Setu 7 0

21 5

Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)

Kota Tangerang Selatan

Tabel 4.6Sebaran Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dan Water Treatment Plant (WTP)

di Kota Tangerang Selatan

No NoSebaran

Catatan: Sebagian besar tempat pembuangan sementara (TPS) merupakan TPS liar (Dinas Kebersihan dan

Pertamanan Kota Tangerang Selatan)

Gambar 4.2. Wilayah pelayanan air bersih perpipaan di Kota Tangerang Selatan pada tahun 2008 (Sumber : Kompilasi Data untuk Penyusunan

RTRW Kota Tangerang Selatan, 2008)

Jumlah Luas

1 Serpong - 5 5,6

2 Serpong Utara - 2 2,5

3 Ciputat - 6 10,6

4 Ciputat Timur - 3 4,5

5 Pamulang - 5 5,0

6 Pondok Aren 1 2 4,0

7 Setu 1 3 3,5

Kota Tangerang Selatan 2 26 35,7

Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)

Tabel 4.7Makam Pahlawan dan Tempat Pemakaman Umum (TPU)

di Kota Tangerang SelatanTahun 2008

No KecamatanMakam

Pahlawan

TPU

Lainnya

Bencana banjir merupakan masalah yang harus dihadapi oleh penduduk yang bahkan di lokasi

tertentu harus dihadapi secara rutin. Lokasi rawan banjir terdapat di sepanjang beberapa sungai yang

mengalir di Kota Tangerang Selatan, di antaranya Kali Angke, Kali Serua, Kali Pasanggrahan, Kali

Ciputat dan Kali Kedaung. Titik-titik lokasi rawan banjir tersebut dapat dilihat pada tabel dan gambar.

No Lokasi Sungai Kecamatan

1 Kompleks Sekretariat Negara Kali Angke Pondok Aren

2 Perumahan Maharta Kali Serua Pondok Aren

3 Taman Mangu Kali Pasanggrahan Pondok Aren

4 Graha Permai, Bintaro Kali Ciputat Ciputat

5 Perumahan Bintaro Sektor 9, Bintaro Kali Serua Pondok Aren

6 Kompleks Inhutani Kali Pasanggrahan Ciputat

7 Perumahan Pondok Hijau Kali Ciputat Ciputat

8 Perumahan Graha Hijau Kali Pasanggrahan Ciputat

9 Perumahan Reni Jaya Kali Angke Pamulang

10 Perumahan Bukit Pamulang Indah Kali Kedaung Pamulang

Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)

Tabel 4.8Lokasi Rawan Banjir

di Kota Tangerang Selatan

Gambar 4.4. Sebaran lokasi rawan banjir di Kota Tangerang Selatan pada tahun 2008 (Sumber : Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan, 2008)

Bab 5

Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan Kota Tangerang Selatan sebagian besar adalah untuk perumahan dan

permukiman yaitu seluas 9.941,41 Ha atau 67,54% dari 14.719 Ha. Sawah ladang dan kebun menempati

posisi kedua terluas dengan 2.794,41 Ha atau 18,99%. Penggunaan lahan paling kecil adalah untuk pasir

dan galian yaitu seluas 15,27 Ha atau 0,1% yang terdapat di Setu.

Di Kota Tangerang Selatan terdapat tiga pengembang perumahan skala besar yaitu Bumi Serpong

Damai (BSD), Bintaro dan Alam Sutera. Hingga tahun 2008, terdapat 128 kawasan perumahan baik yang

berdiri sendiri atau berupa cluster dari lingkup kawasan perumahan skala besar. Jumlah kawasan

perumahan di tiap kecamatan adalah sebagai berikut: Ciputat 45 kawasan, Pamulang 40 kawasan,

Ciputat Timur 32 kawasan, Pondok Aren 25 kawasan, Serpong 18 kawasan, Serpong Utara 14 kawasan

dan Setu dengan 9 kawasan.

Luas daerah irigasi situ potensial, berdasarkan data Dinas Pekerjaan Umum (2009) adalah

sebesar 97,7 Ha yang tersebar di sekitar 7 situ.

Gambar 5.1. Penggunaan Lahan di Kota Tangerang Selatan pada tahun 2008 (Sumber : Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan, 2008)

No Jenis Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase Luas (%)

1 Perumahan dan permukiman 9.941,41 67,54%

2 Industri / Kawasan Industri 167,61 1,14%

3 Perdagangan dan jasa 487,08 3,31%

4 Sawah, ladang, dan kebun 2.794,41 18,99%

5 Semak belukar dan rerumputan 366,48 2,49%

6 Pasir dan galian 15,27 0,10%

7 Situ dan danau / tambak / kolam 137,43 0,93%

8 Tanah kosong 809,31 5,50%

14.719 100,00%

Tabel 5.1Luas Penggunaan Lahan di Kota Tangerang Selatan

Tahun 2008

Jumlah

Sumber : Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)

No Data Dasar Volume (Ha)

1 Daerah Irigasi Pamulang 25

2 Daerah Irigasi Cibarengkok 15

3 Daerah Irigasi Ciledug 22

4 Daerah Irigasi Engram/Gintung 21

5 Daerah Irigasi Pondok Jagung 8

6 Daerah Irigasi Legoso 2

7 Daerah Irigasi Bungur 3

8 Daerah Irigasi Kayu Antap 1,7

Luas Total 97,7

Tabel 5.2

Luas Daerah Irigasi Situ Potensial

Di Kota Tangerang Selatan

Tahun 2009

Sumber: Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kota Tangerang Selatan, 2009

Komoditas Pertanian

Jenis komoditas pertanian yang diproduksi antara lain adalah padi sawah, jagung, ubi kayu, ubi

jalar, kacang tanah, kacang panjang, mentimun, bayam, terung, kangkung, dan petsai/sawi. Komoditas

dengan luas panen terbesar adalah padi sawah yaitu sebesar 168 Ha dengan produksi 1038 Ton GKP,

sedangkan komoditas dengan luas panen terkecil adalah terung yaitu sebesar 30 Ha dengan produksi

187 ton.

Komoditas Peternakan

Berbagai jenis ternak terdapat di Kota Tangerang Selatan dengan populasi yang beraneka ragam.

Berdasarkan Survei Rumah Tangga Peternakan Nasional 2008, ada beberapa jenis ternak yang

dipelihara di masyarakat. Ternak besar terdiri dari sapi dan kerbau dengan didominasi oleh kerbau

dengan populasi 174 ekor yang ada di Serpong dan Pondok Aren. Ternak kecil yang dipelihara adalah

kambing dengan populasi sebesar 4.169 ekor yang ada di Serpong dan Pondok Aren. Unggas yang

besar populasinya adalah ayam ras pedaging dengan 765.743 ekor dan ayam ras petelur dengan 56.618

ekor. Unggas-unggas lain adalah ayam buras (2.457 ekor), itik manila (1.348 ekor) dan itik (261ekor).

Rumah tangga yang memelihara ternak didominasi oleh ayam ras petelur dengan 10.576 rumah

tangga demikian juga dengan rumah tangga yang mengusahakan ternak (198 rumah tangga).

No Kecamatan Luas Panen (Ha)Produktivitas

(Kut/Ha)

Produksi (Ton

GKP)1 Serpong 48 61,19 294

2 Serpong Utara 11 59,25 65

3 Setu 26 62,45 162

4 Pamulang - - -

5 Ciputat 59 62,23 367

6 Ciputat Timur - - -

7 Pondok Aren 24 62,35 150

Kota Tangerang Selatan 168 307,47 1.038

Tabel 5.3Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi Sawah Menurut Kecamatan

Kota Tangerang SelatanTahun 2008

Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten

Tangerang Dalam Angka 2008/2009

No Kecamatan Luas Panen (Ha)Produktivitas

(Kut/Ha)Produksi (Ton)

1 Serpong 2 28,53 6

2 Serpong Utara 3 28,86 9

3 Setu 19 28,76 55

4 Pamulang 15 29,57 44

5 Ciputat 28 29,31 82

6 Ciputat Timur 14 28,55 40

7 Pondok Aren 14 29,49 41

Kota Tangerang Selatan 95 203,07 277

Tabel 5.4Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Jagung Menurut Kecamatan

Kota Tangerang SelatanTahun 2008

Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten Tangerang

Dalam Angka 2008/2009

No Kecamatan Luas Panen (Ha)Produktivitas

(Kut/Ha)Produksi (Ton)

1 Serpong 14 125,40 176

2 Serpong Utara 8 125,00 100

3 Setu 1 126,00 13

4 Pamulang - - -

5 Ciputat 12 126,00 151

6 Ciputat Timur 16 125,28 200

7 Pondok Aren 27 125,50 339

Kota Tangerang Selatan 78 753,18 979

Tabel 5.5Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Ubi Kayu Menurut Kecamatan

Kota Tangerang SelatanTahun 2008

Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten

Tangerang Dalam Angka 2008/2009

No Kecamatan Luas Panen (Ha)Produktivitas

(Kut/Ha)Produksi (Ton)

1 Serpong 2 96,50 19

2 Serpong Utara 7 95,00 67

3 Setu 17 90,59 154

4 Pamulang 14 95,50 134

5 Ciputat 16 96,00 154

6 Ciputat Timur 4 95,50 38

7 Pondok Aren 2 96,00 19

Kota Tangerang Selatan 62 665,09 585

Tabel 5.6Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Ubi Jalar Menurut Kecamatan

Kota Tangerang SelatanTahun 2008

Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten Tangerang

Dalam Angka 2008/2009

No Kecamatan Luas Panen (Ha)Produktivitas

(Kut/Ha)Produksi (Ton)

1 Serpong 5 16,12 8

2 Serpong Utara 9 17,57 16

3 Setu 15 17,14 26

4 Pamulang 9 16,29 15

5 Ciputat 19 17,01 32

6 Ciputat Timur 3 16,99 5

7 Pondok Aren 15 16,99 25

Kota Tangerang Selatan 75 118,11 127

Tabel 5.7Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kacang Tanah Menurut Kecamatan

Kota Tangerang SelatanTahun 2008

Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten Tangerang

Dalam Angka 2008/2009

No Kecamatan Luas Panen (Ha)Produktivitas

(Kut/Ha)Produksi (Ton)

1 Serpong 1 63,45 6

2 Serpong Utara - - -

3 Setu 10 63,40 63

4 Pamulang - - -

5 Ciputat 24 63,14 152

6 Ciputat Timur 16 63,56 102

7 Pondok Aren - - -

Kota Tangerang Selatan 51 253,55 323

Tabel 5.8Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kacang Panjang Menurut Kecamatan

Kota Tangerang SelatanTahun 2008

Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten

Tangerang Dalam Angka 2008/2009

No Kecamatan Luas Panen (Ha)Produktivitas

(Kut/Ha)Produksi (Ton)

1 Serpong - - -

2 Serpong Utara - - -

3 Setu 11 80,46 89

4 Pamulang - - -

5 Ciputat 26 81,96 213

6 Ciputat Timur 14 80,13 112

7 Pondok Aren 8 83,31 67

Kota Tangerang Selatan 59 325,86 480

Tabel 5.9Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Mentimun Menurut Kecamatan

Kota Tangerang SelatanTahun 2008

Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten

Tangerang Dalam Angka 2008/2009

No Kecamatan Luas Panen (Ha)Produktivitas

(Kut/Ha)Produksi (Ton)

1 Serpong - - -

2 Serpong Utara - - -

3 Setu - - -

4 Pamulang 3 26,96 8

5 Ciputat 31 26,22 81

6 Ciputat Timur 21 26,01 55

7 Pondok Aren 42 26,25 110

Kota Tangerang Selatan 97 105,44 254

Tabel 5.10Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Bayam Menurut Kecamatan

Kota Tangerang SelatanTahun 2008

Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten

Tangerang Dalam Angka 2008/2009

No Kecamatan Luas Panen (Ha)Produktivitas

(Kut/Ha)Produksi (Ton)

1 Serpong - - -

2 Serpong Utara - - -

3 Setu - - -

4 Pamulang - - -

5 Ciputat 22 62,23 137

6 Ciputat Timur 8 63,12 50

7 Pondok Aren - - -

Kota Tangerang Selatan 30 125,35 187

Tabel 5.11Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Terung Menurut Kecamatan

Kota Tangerang SelatanTahun 2008

Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten

Tangerang Dalam Angka 2008/2009

No Kecamatan Luas Panen (Ha)Produktivitas

(Kut/Ha)Produksi (Ton)

1 Serpong - - -

2 Serpong Utara 3 69,46 21

3 Setu - - -

4 Pamulang - - -

5 Ciputat 25 68,32 171

6 Ciputat Timur 17 66,31 113

7 Pondok Aren 44 68,22 300

Kota Tangerang Selatan 89 272,31 605

Tabel 5.12Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kangkung Menurut Kecamatan

Kota Tangerang SelatanTahun 2008

Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten

Tangerang Dalam Angka 2008/2009

No Kecamatan Luas Panen (Ha)Produktivitas

(Kut/Ha)Produksi (Ton)

1 Serpong - - -

2 Serpong Utara - - -

3 Setu - - -

4 Pamulang 4 72,33 29

5 Ciputat 31 72,89 226

6 Ciputat Timur - - -

7 Pondok Aren 35 72,46 254

Kota Tangerang Selatan 70 217,68 509

Tabel 5.13Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Petsai / Sawi Menurut Kecamatan

Kota Tangerang SelatanTahun 2008

Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten

Tangerang Dalam Angka 2008/2009

No Jenis SerpongSerpong

UtaraSetu Pamulang Ciputat

Ciputat

Timur

Pondok

Aren

Kota

Tangerang

Selatan1 Kerbau 75 - - - - - 99 174

2 Kuda - - - - - - - -

3 Sapi - - - - - - 79 79

4 Babi - - - - - - - -

5 Domba - - - - - - - -

6 Kambing 1.867 - - - - - 2.302 4.169

7 Ayam Buras 1.216 - - - - - 1.241 2.457

8 Ayam Ras Pedaging - - - - - - 765.743 765.743

9 Ayam Ras Petelur - - - - - - 56.618 56.618

10 Itik 261 - - - - - - 261

11 Itik Manila 707 - - - - - 641 1.348

Tabel 5.14Populasi Ternak Menurut Kecamatan

di Kota Tangerang SelatanTahun 2008

Sumber: Survei Rumah Tangga Peternakan Nasional 2008, Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang

No Jenis SerpongSerpong

UtaraSetu Pamulang Ciputat

Ciputat

Timur

Pondok

Aren

Kota

Tangerang

Selatan1 Kerbau 46 - - - - - 80 126

2 Kuda - - - - - - - -

3 Sapi - - - - - - 35 35

4 Babi - - - - - - - -

5 Domba - - - - - - - -

6 Kambing 538 - - - - - 605 1.143

7 Ayam Buras 300 - - - - - 261 561

8 Ayam Ras Pedaging - - - - - - 205 205

9 Ayam Ras Petelur - - - - - - 10.576 10.576

10 Itik 55 - - - - - - 55

11 Itik Manila 73 - - - - - 44 117

Tabel 5.15Jumlah Rumah Tangga Yang Memelihara Ternak Menurut Kecamatan

di Kota Tangerang SelatanTahun 2008

Sumber: Survei Rumah Tangga Peternakan Nasional 2008, Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang

No Jenis SerpongSerpong

UtaraSetu Pamulang Ciputat

Ciputat

Timur

Pondok

Aren

Kota

Tangerang

Selatan1 Kerbau 12 - - - - - 12 24

2 Kuda - - - - - - - -

3 Sapi - - - - - - 34 34

4 Babi - - - - - - - -

5 Domba - - - - - - - -

6 Kambing 48 - - - - - 96 144

7 Ayam Buras - - - - - - - -

8 Ayam Ras Pedaging - - - - - - 198 198

9 Ayam Ras Petelur - - - - - - 16 16

10 Itik - - - - - - - -

11 Itik Manila 26 - - - - - 26 52

Tabel 5.16Jumlah Rumah Tangga Yang Mengusahakan Ternak Utama Menurut Kecamatan

di Kota Tangerang SelatanTahun 2008

Sumber: Survei Rumah Tangga Peternakan Nasional 2008, Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang

Di Kota Tangerang Selatan terdapat 9 situ, yang tersebar di 5 kecamatan. Situ-situ tersebut adalah

Situ Pondok Jagung / Rawa Kutup, Situ Parigi, Situ Bungur, Situ Kayu Antap, Situ Rompong, Situ

Gintung, Situ Legoso, Situ Pamulang / Pondok Benda, dan Situ Ciledug / Kedaung. Namun, ada 4 situ

yang sudah tidak tertera pada peta, yaitu Situ Bungur, Situ Antak, Situ Rompong, dan Situ Legoso.

Secara umum, situ-situ tersebut mengalami penyusutan air dan pendangkalan pada bagian tepi

yang terutama disebabkan oleh sedimentasi. Situ Gintung saat ini tidak berfungsi akibat jebolnya tanggul

pada akhir Maret 2009.

No Nama Situ Kecamatan Luas Situ (Ha)

1 Situ Pondok Jagung / Rawa Kutup Serpong Utara 8,2

2 Situ Parigi Pondok Aren 5,1

3 Situ Bungur Ciputat -

4 Situ Kayu Antap Ciputat -

5 Situ Rompong Ciputat Timur -

6 Situ Gintung Ciputat Timur 29,3

7 Situ Legoso Ciputat -

8 Situ Pamulang / Pondok Benda Pamulang 27,0

9 Situ Ciledug / Kedaung Pamulang 9,7

Kota Tangerang Selatan 79,3

Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)

Keterangan:

- : sudah tidak ada di peta

Tabel 5.17

Situ di Kota Tangerang Selatan

Tahun 2008

Bab 6

Industri, Perdagangan dan Koperasi

Industri

Industri bukan merupakan sektor utama yang menggerakkan perekonomian Kota Tangerang

Selatan. Namun demikian, perannya masih lebih besar dibandingkan dengan sektor primer seperti sektor

pertanian. Ada lima jenis industri kerajinan yang terdapat di Kota Tangerang Selatan, yaitu kerajinan kayu

berjumlah 165 unit, anyaman 28 unit, gerabah 1 unit, kain 293 unit dan makanan 164 unit. Selain itu

industri kerajian tersebut, juga terdapat 7 unit pabrik yang di dalamnya terdapat 1 kawasan industri.

Perdagangan dan Jasa

Perekonomian Kota Tangerang Selatan, sebagian besar digerakkan oleh sektor perdagangan dan

jasa. Berdasarkan Sensus Ekonomi 2006, jumlah perusahaan menengah dan besar di Kota Tangerang

Selatan berjumlah 65 unit dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 11.162 orang pekerja.

Kegiatan perdagangan dan jasa tersebar hampir di seluruh wilayah Kota Tangerang Selatan.

Namun, yang paling menonjol adalah kegiatan perdagangan dan jasa di sepanjang koridor jalan-jalan

utama seperti Jalan Raya Serpong, Jalan Raya Ceger, Jalan Raya Bintaro Utama – Jalan kesehatan,

Jalan Raya Pondok Betung - Jalan Raya WR Supratman, Jalan Raya Pamulang – Ciputat, Jalan Raya

Pamulang – Pondok Cabe dan Jalan Raya Ir. H. Juanda (Ciputat Raya).

Fasilitas perdagangan dan jasa yang tersedia berupa pasar, baik modern maupun tradisional,

bank, BPR, KUD/koperasi, kompleks ruko dan minimart. Pasar tradisional yang terdapat di tanah milik

pemerintah daerah adalah sebanyak 6 unit, yaitu Pasar Ciputat, Pasar Ciputat Permai, Pasar Jombang,

Pasar Bintaro Sektor 2, Pasar Serpong, dan Pasar Gedung Hijau. Seluruhnya berfungsi kecuali Pasar

Gedung Hijau. Secara total, luas lahan yang ditempati oleh pasar-pasar tersebut adalah 25.721 m2

dengan 1.966 kios, 865 los dan 1.795 pedagang kaki lima.

Berdasarkan tanda daftar perusahaan (TDP), terdapat perseroan terbatas (PT), comanditer

venotschaap / perseroan komanditer (CV), perusahaan perorangan (PO), koperasi, firma, dan bentuk

usaha lain yang keseluruhannya berjumlah 5.146 unit. Yang paling banyak adalah adalah PT yaitu

berjumlah 2.467 unit sedangkan yang paling sedikit adalah firma yang hanya berjumlah 2 unit.

Koperasi

Koperasi seluruhnya berjumlah 330 unit yang terdiri dari koperasi karyawan (Kopkar), koperasi

simpan pinjam (KSP), koperasi serba usaha (KSU), dan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI).

Namun, koperasi yang terdaftar pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tangerang baru

sejumlah 81 unit. Secara keseluruhan, jumlah anggota mencapai 24.553 orang.

PMDN PMANon

FasLk Pr Lk Pr

1 Serpong - - - - - - - - -

2 Serpong Utara - - - - - - - - -

3 Setu - - - - - - - - -

4 Pamulang 6 - 11 17 963 2.613 213 234 4.023

5 Ciputat 4 2 22 28 3.095 2.436 641 413 6.585

6 Ciputat Timur - - - - - - - - -

7 Pondok Aren 2 - 18 20 303 189 42 40 574

12 2 51 65 4.361 5.238 896 687 11.182

Sumber: Sensus Ekonomi 2006, Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang

Tabel 6.1Jumlah Perusahaan Menengah dan Besar Menurut Status Penanaman Modal

dan Jumlah Tenaga Kerja Menurut Kecamatandi Kota Tangerang Selatan

No Kecamatan

Status Penanaman

ModalJumlah

Pekerja

ProduksiPekerja Lainnya

Jumlah

Kota Tangerang Selatan

Kerajinan

Kayu

Kerajinan

Anyaman

Kerajinan

Gerabah

Kerajinan

Kain

Industri

MakananPabrik

1 Serpong 8 5 0 0 12 0

2 Serpong Utara 7 0 0 0 13 5

3 Ciputat 35 1 0 6 18 0

4 Ciputat Timur 64 0 0 4 10 0

5 Pamulang 33 4 0 2 39 1

6 Pondok Aren 5 3 1 281 3 0

7 Setu 13 15 0 0 69 1 (kawasan

industri)

165 28 1 293 164 7

Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)

Kota Tangerang Selatan

Tabel 6.2Sebaran Industri Kecil, Menengah / Besar

di Kota Tangerang Selatan

No Kecamatan

Sebaran

Pasar

Modern

Pasar

TradisionalBank BPR

KUD /

Koperasi

Kompleks

RukoMinimart

1 Serpong 2 1 21 0 0 10 8

2 Serpong Utara 1 0 4 1 0 5 3

3 Ciputat 1 0 5 2 0 4 13

4 Ciputat Timur 1 1 9 0 0 15 13

5 Pamulang 1 2 9 0 1 20 23

6 Pondok Aren 1 2 12 0 0 6 4

7 Setu 1 2 1 1 0 0 7

8 8 61 4 1 60 71

Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)

Kota Tangerang Selatan

Tabel 6.3Sebaran Fasilitas Perdagangan dan Jasa

di Kota Tangerang Selatan

No Kecamatan

Sebaran

No Nama Pasar Lokasi Kondisi Komoditi Yg DijualJumlah

Kios

Jumlah

Los

Pedagang

Kaki Lima

Luas Areal

(M2)

Status

TanahKet.

1 Pasar Ciputat Ciputat Cukup

Baik

Sembako, sandang,

perhiasan

1.136 386 608 5.670 Milik

Pemkab

3 Lantai

2 Pasar Ciputat

Permai

Ciputat Kurang

Baik

Sembako 12 40 366 1.000 Milik

Pemkab

2 Lantai

3 Pasar Jombang Ciputat Kurang

Baik

Sembako, sandang,

perhiasan

195 21 188 6.095 Milik

Pemkab

2 Lantai

4 Pasar Bintaro

Sektor 2

Ciputat

Timur

Kurang

Baik

Sembako, sandang 23 95 8 830 Milik

Pemkab

Sedang

dibangun

5 Pasar Serpong Serpong Baik Sembako, sandang,

perhiasan

600 323 625 8.730 Milik

Pemkab

Dibangun

2007

6 Pasar Gedung

Hijau

Serpong

Utara

Cukup

Baik

-- -- -- -- 3.396 Milik

Pemkab

Tidak

digunakan

JUMLAH 1.966 865 1.795 25.721

Sumber: PD Pasar Niaga Kerta Raharja Kabupaten Tangerang 2009

Tabel 6.4Pasar Tradisional Di Tanah Milik Pemerintah

Di Kota Tangerang SelatanTahun 2009

PT CV PO Koperasi Firma BUL

1 Ciputat 509 413 241 25 - 5 1.193

Ciputat Timur

2 Serpong 1.261 575 418 26 1 5 2.286

Serpong Utara

Setu

3 Pamulang 271 292 177 15 1 2 758

4 Pondok Aren 426 299 167 15 - 2 909

2.467 1.579 1.003 81 2 14 5.146

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tangerang 2009

PT : Perseroan Terbatas

CV : Comanditer Venotschaap / Perseroan Komanditer.

PO : Perusahaan Perorangan

BUL : Bentuk Usaha Lain

Jumlah

Tabel 6.5Perusahaan Perdagangan Berdasarkan Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

Kota Tangerang SelatanTahun 2009

No KecamatanBentuk Badan Hukum Jumlah

(Unit)

No Kecamatan Jumlah Koperasi Jumlah Anggota Keterangan

1 Ciputat Kopkar, KSP,

2 Ciputat Timur KSU, KPRI

3 Serpong Kopkar, KSP,

4 Serpong Utara KSU, KPRI

5 Setu 26 650 Kopkar, KSP,

6 Pamulang 69 1.518 KSU, KPRI

7 Pondok Aren 46 1.380 Kopkar, KSP, KSU,

KPRI

JUMLAH 330 24.553

Sumber : Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Tangerang, 2009

Tabel 6.6Koperasi Kota Tangerang Selatan

Tahun 2009

113 9.605

76 11.400

Bab 7

Ekonomi dan Keuangan

Perkembangan PDRB

Pada tahun 2008, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga (adh) berlaku Kota

Tangerang Selatan adalah sebesar Rp.9.088.663,66 Juta sedangkan PDRB adh konstan adalah sebesar

Rp.4.709.756,14 Juta. Angka-angka tersebut meningkat dari total PDRB adh berlaku pada tahun 2007

yang sebesar Rp.7.712.527,15 Juta –yang merupakan angka perbaikan dari angka sementara yang

sebesar Rp.5.256.882,05 Juta – dan PDRB adh konstan yang sebesar Rp.4.391.990,06 Juta – yang

merupakan angka perbaikan dari angka sementara yaitu Rp.2.768.787,17 Juta.

Menurut BPS Kabupaten Tangerang, perbedaan angka perbaikan yang cukup signifikan pada

tahun 2007 dari angka sementaranya disebabkan beberapa hal. Angka sementara diperoleh dari

agregasi langsug dari nilai PDRB Kabupaten Tangerang berdasarkan tujuh kecamatan pembentuk Kota

Tangerang Selatan yang menggunakan asumsi bahwa komponen ekspor neto antar wilayah kecamatan

(regional trading) adalah nol; menggunakan rata-rata konsumsi rumah tangga di Kabupaten Tangerang;

dan menggunakan indeks harga penyesuaian dari Kota Tangerang. Angka perbaikan diperoleh dengan

asumsi-asumsi yang berbeda, yaitu telah memperhitungkan regional trading; menggunakan rata-rata

konsumsi rumah tangga di Kota Tangerang yang disesuaikan; serta menggunakan indeks harga Kota

Tangerang tanpa penyesuaian.

Perkembangan PDRB Kota Tangerang Selatan cenderung menunjukkan peningkatan dari tahun

ke tahun demikian juga dengan PDRB per kapita. Pada tahun 2008, berdasarkan PDRB adh konstan, laju

pertumbuhan ekonomi (LPE) adalah sebesar 7,24%. Percepatan pertumbuhan ekonomi Kota Tangerang

Selatan pada tahun 2008 terutama didukung oleh percepatan pada sektor perdagangan, hotel, restoran

dan sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan yang tumbuh sangat signifikan. Secara

keseluruhan, semua sektor ekonomi di Kota Tangerang Selatan menunjukkan pertumbuhan positif

kecuali sektor pertanian yang menunjukkan pertumbuhan negatif.

Dengan jumlah penduduk pertengahan tahun 2008 mencapai 1.069.872 orang, PDRB per kapita

adh berlaku adalah sebesar Rp.8,495 Juta sedangkan PDRB per kapita adh konstan adalah Rp.

4.402.165,45 Juta, meningkat dari angka pada tahun 2007 yang sebesar Rp. 4.212.206,10 Juta.

Jika dilihat per kecamatan, total PDRB adh berlaku terbesar adalah di Ciputat Timur, yaitu

sebesar Rp.2.687.576,66 juta dan yang terkecil adalah di Setu dengan nilai Rp.318.982,46 juta. Namun,

jika dilihat dari PDRB per kapita yang paling besar ternyata Serpong utara dengan Rp.19.347.523,69 dan

yang terkecil adalah Pamulang dengan Rp.3.944.099,14.

No. Uraian 2007*) 2008**) Pertumbuhan

1 PDRB atas dasar harga berlaku

(Juta Rp)

7.712.527 9.088.664

2 PDRB atas dasar harga konstan

2000

4.391.990 4.709.756 7,24%

3 Jumlah penduduk

pertengahan tahun

1.042.682 1.069.873 2,61%

4 PDRB per kapita adh berlaku

(Rupiah)

7.396.819 8.495.090

5 PDRB per kapita adh konstan

(Rupiah)

4.212.206 4.402.165 4,51%

*) Angka Perbaikan

**) Angka Sementara

Tabel 7.1

Angka Agregat PDRB, Jumlah Penduduk dan PDRB Per Kapita

Kota Tangerang Selatan

(Juta Rupiah) Distribusi (%) (Juta Rupiah) Distribusi (%)

1 Pertanian 69.210,35 0,90% 71.323,84 0,78%

2 Pertambangan & Penggalian 1.750,59 0,02% 1.835,51 0,02%

3 Industri Pengolahan 1.376.481,67 17,85% 1.401.131,41 15,42%

4 Listrik, Gas & Air Bersih 318.108,45 4,12% 375.056,88 4,13%

5 Bangunan / Konstruksi 508.303,55 6,59% 610.817,72 6,72%

6 Perdagangan, Hotel & Restoran 2.052.573,35 26,61% 2.589.278,12 28,49%

7 Pengangkutan & Komunikasi 1.592.076,01 20,64% 1.893.779,02 20,84%

8 Bank, persewaan & jasa perusahaan 849.775,55 11,02% 1.014.567,11 11,16%

9 Jasa-jasa 944.247,63 12,24% 1.130.874,05 12,44%

7.712.527,15 100,00% 9.088.663,66 100,00%

*) Angka Perbaikan

**) Angka Sementara

Sumber: BPS Kabupaten Tangerang, 2009

2008**)

Jumlah

Tabel 7.2Produk Domestik Regional Bruto

A.D.H. Berlaku Menurut Lapangan UsahaKota Tangerang Selatan

No. Lapangan Usaha

2007*)

Jumlah Penduduk

Pertengahan Tahun 2008

(Orang)

PDRB per kapita

(Rupiah)

Juta Rupiah Persen

Setu 318.982,46 3,51% 55.969 5.699.296,31

Serpong 1.792.125,04 19,72% 102.428 17.496.441,14

Pamulang 992.784,99 10,92% 251.714 3.944.099,14

Ciputat 725.909,44 7,99% 165.069 4.397.618,38

Ciputat Timur 2.687.576,66 29,57% 163.713 16.416.350,57

Pondok Aren 1.042.770,27 11,47% 251.977 4.138.362,07

Serpong Utara 1.528.514,80 16,82% 79.003 19.347.523,69

Jumlah 9.088.663,66 100,00% 1.069.873 8.495.089,77

Sumber: BPS Kabupaten Tangerang, 2008

Tabel 7.3Produk Domestik Regional Bruto

A.D.H. Berlaku Menurut KecamatanTahun 2008

KecamatanJumlah

LIST RIK , GAS DAN AIR BERSIH

4,13%

INDUST RI PENGOLAHAN

15,42%

PERT AM BANGAN DAN PENGGALIAN; 0,02%

PERT ANIAN

0.78%

JASA-JASA

12,44%

BANGUNAN

6,72%

PENGANGKUT AN DAN KOM UNIKASI 20,84%

KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA

PERUSAHAAN 11,16%

PERDAGANGAN, HOT EL DAN REST ORAN

28,49%

Struktur Ekonomi

Berdasarkan data PDRB tahun 2008, struktur ekonomi Kota Tangerang Selatan didominasi oleh sektor

sektor tersier, yaitu pengangkutan dan komunikasi; perdagangan hotel dan restoran; jasa-jasa; dan bank,

persewaan dan jasa perusahaan, yang memberikan kontribusi hampir 72,93%. Sektor sekunder (industri

pengolahan; listrik, gas dan air bersih; dan konstruksi) memberikan kontribusi 26,26%, dan sektor primer

(pertanian, pertambangan dan penggalian) hanya memberikan kontribusi kurang dari 1%. Jika dilihat

kecenderungan tahun 2007 dan tahun 2008, sektor primer dan sekunder mengecil kontribusinya sedangkan sektor

tersier meningkat kontribusinya.

Gambar 7.1. Grafik persentase peranan sektoral terhadap pembentukan PDRB Kota Tangerang Selatan

adh Berlaku Tahun 2008

(Juta Rupiah)Distribusi

(%)(Juta Rupiah)

Distribusi

(%)

1 Primer 70.960,94 0,92% 73.159,35 0,80%

2 Sekunder 2.202.893,67 28,56% 2.387.006,01 26,26%

3 Tersier 5.438.672,54 70,52% 6.628.498,29 72,93%

7.712.527,15 100,00% 9.088.663,66 100,00%

1 Primer 45.070,92 1,03% 44.968,80 0,95% -0,23%

2 Sekunder 1.437.654,83 32,73% 1.456.012,74 30,91% 1,28%

3 Tersier 2.909.264,31 66,24% 3.208.774,60 68,13% 10,30%

4.391.990,06 100,00% 4.709.756,14 100,00%

*) Angka Perbaikan

**) Angka Sementara

Sumber: BPS Kabupaten Tangerang, 2009

Total

Total

Atas Dasar Harga Berlaku

Atas Dasar Harga Konstan

Tabel 7.4

Produk Domestik Regional Bruto

Menurut Kelompok Sektor

Kota Tangerang Selatan

No. Kelompok Sektor

2007*) 2008**)Pertumbuhan

(%)

Keuangan Daerah

Pada tahun 2009, Pemerintah Kota Tangerang Selatan telah menyusun Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah yang berisi rencana pendapatan, belanja serta pembiayaan daerah.

Pendapatan

Dalam APBD Tahun Anggaran 2009, pendapatan daerah hanya berasal dari lain-lain pendapatan

daerah yang sah, yaitu dari pendapatan hibah, bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah daerah

lainnya, dan bantuan keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya. Hal tersebut disebabkan

pendapatan asli daerah, baik pajak maupun retribusi, masih masuk ke dalam pendapatan daerah

Pemerintah Kabupaten Tangerang. Kota Tangerang Selatan juga belum mendapatkan dana

perimbangan baik berupa bagi hasil pajak / bagi hasil bukan pajak, dana alokasi umum maupun dana

alokasi khusus, karena peraturan mengenai dana perimbangan ditetapkan sebelum ditetapkannya

Undang-undang Nomor 51 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Propinsi

Banten. Dalam perkembangannya, pendapatan asli daerah sudah dapat diterima langsung oleh

Pemerintah Kota Tangerang Selatan, tidak lagi seperti asumsi awal yang harus masuk ke dalam kas

Pemerintah Kabupaten Tangerang.

Dalam Perubahan APBD Tahun Anggaran 2009, total pendapatan daerah Kota Tangerang

Selatan direncanakan sebesar Rp.191.699.005.762,00 yang berasal dari pendapatan asli daerah (PAD)

dan lain-lain pendapatan daerah yang sah.

Pendapatan Asli Daerah. PAD berasal dari pajak, retribusi daerah dan lain-lain pendapatan asli

daerah yang sah. Besar target PAD adalah sebesar Rp.25.367.150.025,00 yang berasal dari pajak

sebesar Rp.15.397.425.025,00, retribusi Rp.9.219.725.000,00 dan lain-lain PAD yang sah

Rp.750.000.000,00.

Dana Perimbangan. Kota Tangerang Selatan juga belum mendapatkan dana perimbangan baik

berupa bagi hasil pajak / bagi hasil bukan pajak, dana alokasi umum maupun dana alokasi khusus, oleh

karenanya target capaian untuk dana perimbangan adalah nol.

Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah. Lain-lain pendapatan daerah yang sah berasal dari

pendapatan hibah, bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya, dan bantuan keuangan

dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya. Pendapatan hibah sebesar Rp.15.000.000.000,00, bagi

hasil pajak dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya sebesar Rp.131.331.855.737,00 dan bantuan

keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya sebesar Rp.20.000.000.000,00.

Pendapatan hibah seluruhnya berasal dari Pemerintah Kabupaten Tangerang, sedangkan

bantuan keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya adalah bantuan dana dari Pemerintah

Propinsi Banten sebesar Rp.5.000.000.000,00. Besar hibah dan bantuan keuangan tersebut sesuai

dengan yang ditetapkan dalam UU No. 51 Tahun 2008. Selain itu, Pemerintah Propinsi Banten juga

memberikan bantuan khusus pendidikan (specific grant) sebesar Rp. Rp.15.000.000.000,00.

Belanja

Besar alokasi belanja Tahun Anggaran 2009 adalah sebesar Rp.191.698.355.762,00 yang

dialokasikan untuk belanja seluruh SKPD Kota Tangerang Selatan.

Belanja Langsung. Belanja langsung dialokasikan sebesar Rp.137.997.533.096,00 dengan

rincian belanja pegawai sebesar 25.439.759.820,00, belanja barang dan jasa Rp.67.035.480.416,00 dan

belanja modal Rp.45.522.292.860,00.

Belanja Tidak Langsung. Tahun 2009, belanja tidak langsung dialokasikan sebesar

Rp.53.700.822.666,00. Dari jumlah tersebut, sebesar Rp.37.999.149.862,20 merupakan belanja pegawai;

Rp.9.783.787.000,00 merupakan belanja hibah yang diperuntukkan bagi Bantuan Operasional

Pendidikan Daerah dan untuk badan / lembaga / organisasi kemasyarakatan; Rp.4.917.885.803,80

merupakan belanja bantuan sosial yang dialokasikan untuk bantuan sosial organisasi kemasyarakatan;

dan Rp.1.000.000.000,00 merupakan belanja tidak terduga. Tidak ada rencana alokasi untuk belanja

bunga, belanja subsidi, belanja bagi hasil dan belanja bantuan keuangan.

Pembiayaan

Dari segi pembiayaan, tidak ada kebijakan untuk mendapatkan penerimaan maupun melakukan

pengeluaran pembiayaan. Belum ada sisa lebih perhitungan anggaran daerah tahun 2008, pencairan

dana cadangan, serta penerimaan piutang daerah karena Perubahan APBD Tahun Anggaran 2009

merupakan perubahan dari rencana penganggaran pertama yang disusun Pemerintah Kota Tangerang

Selatan yaitu APBD Tahun Anggaran 2009. Selain itu, juga belum ada rencana penerimaan pembiayaan

dari penerimaan pinjaman daerah dan obligasi daerah. Tidak ada rencana pengeluaran daerah, baik dari

pembentukan dana cadangan, penyertaan modal (investasi), pembayaran pokok utang dan pemberian

pinjaman daerah.

Ringkasan pendapatan, belanja dan pembiayaan selengkapnya tertera pada Tabel 7.5.

Rp %

PENDAPATAN 162.832.859.180,00 191.699.005.762,00 28.866.146.582,00 17,73

PENDAPATAN ASLI DAERAH 0,00 25.367.150.025,00 25.367.150.025,00 100,00

HASIL PAJAK DAERAH 0,00 15.397.425.025,00 15.397.425.025,00 100,00

HASIL RETRIBUSI DAERAH 0,00 9.219.725.000,00 9.219.725.000,00 100,00

LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI

DAERAH YANG SAH

0,00 750.000.000,00 750.000.000,00 100,00

LAIN-LAIN PENDAPATAN

DAERAH YANG SAH

162.832.859.180,00 166.331.855.737,00 3.498.996.557,00 2,15

PENDAPATAN HIBAH 15.000.000.000,00 15.000.000.000,00 0,00 0,00

DANA BAGI HASIL PAJAK DARI

PROVINSI DAN PEMERINTAH

DAERAH LAINNYA

127.832.859.180,00 131.331.855.737,00 3.498.996.557,00 2,74

BANTUAN KEUANGAN DARI

PROVINSI ATAU PEMERINTAH

DAERAH LAINNYA

20.000.000.000,00 20.000.000.000,00 0,00 0,00

Jumlah Pendapatan 162.832.859.180,00 191.699.005.762,00 28.866.146.582,00 17,73

BELANJA 162.832.859.180,00 191.698.355.762,00 28.865.496.582,00 17,73

BELANJA TIDAK LANGSUNG 59.083.451.280,00 53.700.822.666,00 (5.382.628.614,00) (9,11)

BELANJA PEGAWAI 43.159.187.441,20 37.999.149.862,20 (5.160.037.579,00) (11,96)

BELANJA HIBAH 8.853.787.000,00 9.783.787.000,00 930.000.000,00 10,50

BELANJA BANTUAN SOSIAL 6.070.476.838,80 4.917.885.803,80 (1.152.591.035,00) (18,99)

BELANJA TIDAK TERDUGA 1.000.000.000,00 1.000.000.000,00 0,00 0,00

BELANJA LANGSUNG 103.749.407.900,00 137.997.533.096,00 34.248.125.196,00 33,01

BELANJA PEGAWAI 19.516.960.620,00 25.439.759.820,00 5.922.799.200,00 30,35

BELANJA BARANG DAN JASA 54.015.653.457,00 67.035.480.416,00 13.019.826.959,00 24,10

BELANJA MODAL 30.216.793.823,00 45.522.292.860,00 15.305.499.037,00 50,65

Jumlah Belanja 162.832.859.180,00 191.698.355.762,00 28.865.496.582,00 17,73

Surplus / (Defisit) (0,00) 650.000,00 650.000,00

PEMBIAYAAN

PENERIMAAN PEMBIAYAAN

DAERAH

0,00 0,00 0,00 0,00

Jumlah Penerimaan Pembiayaan 0,00 0,00 0,00 0,00

PENGELUARAN PEMBIAYAAN

DAERAH

0,00 0,00 0,00 0,00

Jumlah Pengeluaran Pembiayaan 0,00 0,00 0,00 0,00

Pembiayaan Netto 0,00 0,00 0,00 0,00

SISA LEBIH PERHITUNGAN

ANGGARAN (SiLPA) TAHUN

BERKENAAN

(0,00) 650.000,00 (650.000,00)

UraianSebelum

Perubahan

Setelah

Perubahan

Bertambah /(Berkurang)

Tabel 7.5

Tahun 2009Ringkasan Perubahan APBD Kota Tangerang Selatan

Ketenagakerjaan

Letak Kota Tangerang Selatan yang berdekatan dengan ibu kota negara menyebabkan

perekonomian berjalan dengan cepat dan oleh karenanya banyak tersedia lapangan kerja yang

merupakan daya tarik bagi para penduduk daerah lain untuk bermigrasi ke Kota Tangerang Selatan.

Berdasarkan perhitungan sementara BPS Kabupaten Tangerang, angkatan kerja adalah sebesar

62,61% dari keseluruhan penduduk usia 15 tahun ke atas dengan penduduk yang bekerja sebesar

55,81% sedangkan pengangguran sebesar 6,8%. Berdasarkan sebaran penyerapan tenaga kerja pada

sektor lapangan usaha, sebagian besar tenaga kerja diserap oleh sektor perdagangan, hotel dan

restoran yaitu sebesar 45,46%, sektor industri 18,50%, sektor jasa-jasa 12,74% dan sektor pengangkutan

& komunikasi 11,22%. Sektor-sektor lain dengan penyerapan tenaga kerja kurang dari 10% adalah

sektor pertanian 1,40%, bangunan dan konstruksi sebesar 9,55%, sektor bank, persewaan & jasa

perusahaan 0,74% , sektor listrik, gas & air bersih 0,26% dan sektor pertambangan & penggalian 0,13%.

Berdasarkan tingkat pendidikan pencari kerja yang tercatat pada Dinas Tenaga Kerja Kabupaten

Tangerang pada tahun 2008, pencari kerja dengan tingkat pendidikan SLTA merupakan kelompok

pencari kerja terbesar dengan jumlah 5.490 orang dari total 8.874 orang atau sebesar 61,87%. Pencari

kerja dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi (DI-DII, DIII dan Sarjana) juga tercatat cukup besar

yaitu berjumlah 3.297 orang atau 18,91%. Pencari kerja tak tamat SD hanya sebanyak 1 orang atau

0,01%.

Jumlah Tenaga Kerja

(Orang)Distribusi (%)

1 Pertanian 7.995,00 1,40%

2 Pertambangan & Penggalian 733,00 0,13%

3 Industri Pengolahan 105.443,00 18,50%

4 Listrik, Gas & Air Bersih 1.486,00 0,26%

5 Bangunan / Konstruksi 54.423,00 9,55%

6 Perdagangan, Hotel & Restoran 259.034,00 45,46%

7 Pengangkutan & Komunikasi 63.934,00 11,22%

8 Bank, persewaan & jasa perusahaan 4.191,00 0,74%

9 Jasa-jasa 72.595,00 12,74%

569.834,00 100,00%

*) Angka Perbaikan

**) Angka Sementara

Sumber: BPS Kabupaten Tangerang, 2009

Jumlah

Tabel 7.6

Komposisi Penyerapan Tenaga Kerja Kecil, Menengah dan Besar

Menurut Sektor Ekonomi Tahun 2007 dan 2008

Kota Tangerang Selatan

No. Lapangan Usaha

2008**)

SerpongSerpong

UtaraSetu Pamulang Ciputat

Ciputat

Timur

Pondok

Aren

Laki-laki 1 - - - - - - 1

Perempuan - - - - - - - -

Jumlah 1 - - - - - - 1

Laki-laki 58 55 1 - - 5 - 119

Perempuan 106 71 4 - - 10 8 199

Jumlah 164 126 5 - - 15 8 318

Laki-laki 106 286 120 14 8 86 2 622

Perempuan 131 212 232 4 4 177 5 765

Jumlah 237 498 352 18 12 263 7 1.387

Laki-laki 919 324 956 323 114 106 47 2.789

Perempuan 672 254 1.334 236 54 120 31 2.701

Jumlah 1.591 578 2.290 559 168 226 78 5.490

Laki-laki 9 46 24 31 - 22 - 132

Perempuan 40 59 18 46 6 20 - 189

Jumlah 49 105 42 77 6 42 - 321

Laki-laki 40 34 6 23 9 51 - 163

Perempuan 59 25 6 48 14 80 2 234

Jumlah 99 59 12 71 23 131 2 397

Laki-laki 122 24 6 103 36 71 6 368

Perempuan 146 28 4 281 41 79 13 592

Jumlah 268 52 10 384 77 150 19 960

Laki-laki 1.255 769 1.113 494 167 341 55 4.194

Perempuan 1.154 649 1.598 615 119 486 59 4.680

Jumlah 2.409 1.418 2.711 1.109 286 827 114 8.874

Sumber: Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2008/2009

Sarjana

Total

Tak Tamat

SD

SD

SLTP

SLTA

DI-DII

DIII

Tingkat

Pendidikan

Jenis

Kelamin

Kecamatan Kota

Tangerang

Selatan

Tabel 7.7Jumlah Pencari Kerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin Menurut Kecamatan

Kota Tangerang SelatanTahun 2008

BAB VIII

VISI DAN MISI PEMBANGUNAN KOTA TANGERANG SELATAN

TAHUN 2010 – 2025

Dengan memperhatikan sejarah perkembangan kota Tangerang Selatan sebagai kota niaga

dan didukung oleh analisis potensi, faktor-faktor strategis serta perspektif kedepan, maka visi pemerintah

kota Tangerang Selatan tahun 2010 – 2025 dirumuskan sebagai berikut :

A. Visi :

“ Terwujudnya Kota yang Berkeadilan, Sejahtera, dan Nyaman (BERKESAN) ”

Alternatif

1. “Terwujudnya Kota Jasa termaju/terdepan di INDONESIA”

2. “Terwujudnya Kota yang Aman, Nyaman, dan Berkeadilan

menuju Masyarakat Makmur dan Sejahtera”

3. “Terwujudnya Kota Jasa yang Modern dan Religius”

B. Misi :

1. Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas

2. Meningkatkan Kapasitas “Kota Pendidikan yang Modern dan Religius”

3. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan dan Pendidikan

4. Meningkatkan Ekonomi Lokal melalui Pemberdayaan Masyarakat

5. Menyediakan prasarana, sarana dan utilitas dengan menerapkan prinsip

pembangunan berkelanjutan

6. Mengurangi disparitas antar wilayah dan antar golongan pendapatan

masyarakat

7. Menyelenggarakan pemerintahan yang amanah dengan prinsip

demokratisasi dan good governance

Visi tersebut mengandung pengertian bahwa 15 tahun mendatang kota Tangerang Selatan

diharapkan menjadi kota perdagangan dan jasa sebagai bentuk aktivitas ekonomi utama yang mampu

menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Perwujudan kondisi tersebut didukung oleh sumber daya manusia yang memiliki/menguasai

kecakapan/keahlian yang tinggi, kelembagaan yang efektif dan lingkungan yang berkelanjutan.

BAB IX

ARAH PEMBANGUNAN

Terwujudnya Tangerang Selatan sebagai kota perdagangan dan jasa mensyaratkan kondisi

masyarakat yang menguasai ilmu, pengetahuan, ketrampilan dan moralitas yang didukung oleh

tersedianya sarana prasarana berbasis pada perdagangan dan jasa. Oleh karena itu Rencana

pembangunan jangka panjang disusun untuk mencapai tujuan pembangunan implementasinya mengacu

pada arah pembangunan dengan dilandasi strategi pemerataan, pertumbuhan, keserasian dan

kesimbangan, interkoneksitas serta dinamis. Berdasarkan atas fungsi yang menjadi kewenangan

pemerintah kota maka pencapaian misi dilakukan melalui penetapan arah Arah Pembangunan sebagai

berikut :

A. Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang efisien, produktif dan merata.

Kota Tangerang Selatan sebagai kota perdagangan dan jasa tercermin dari peningkatan

pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, efisien , produktif dan merata sehingga mampu

berdampak positif bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Apabila diakumulasikan 15 tahun

yang akan datang mencapai ................... %. Sedangkan pendapatan perkapita penduduk Kota

Tangerang Selatan (berdasarkan harga konstan tahun 2009) pada tahun 2025 diproyeksikan

mencapai Rp............................ atau mengalami kenaikan rata-rata sebesar ............. % per tahun.

Jumlah angkatan kerja pada tahun 2025 diproyeksikan kurang dari ........... % dari jumlah penduduk,

dimana Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada tahun 2025 sebesar .......... %. Hal tersebut

menunjukkan bahwa perlunya peningkatan lapangan pekerjaan yang cukup guna menampung

banyaknya penduduk usia kerja yang tiap tahun semakin meningkat. Kondisi sistem perdagangan

kedepan akan semakin berkembangnya pusat-pusat perdagangan modern yang menawarkan

kenyamanan, keamanan, kebersihan, kepastian akan berdampak terhadap keberadaan pasar-pasar

tradisonal. Hal ini perlu dirumuskan kebijaksanaan sistem kegiatan perdagangan agar dalam secara

optimal memberikan nilai tambah bagi ekonomi kota. Pembangunan ekonomi diarahkan pada

pertumbuhan ekonomi yang tinggi, merata dan berkelanjutan, serta berdaya saing melalui arah

pembangunan sebagai berikut :

1. Struktur Ekonomi Kota

Terbangunnya struktur perekonomian kota yang kokoh dimana perdagangan dan jasa menjadi

basis aktivitas perekonomian yang didukung oleh aktivitas perekonomian lainnya. Di samping

itu, pengembangan struktur ekonomi kota juga di arahkan untuk mewujudkan peningkatan

PDRB kota sebagai agregat pendapatan masyarakat melalui pengembangan produk unggulan,

pengembangan kemitraan swasta dengan pemerintah serta pengembangan kelancaran jalur

distribusi perdagangan barang dan jasa antar daerah, antar pulau maupun antar negara.

2. Ekonomi Lokal

Arah pembangunan penguatan ekonomi lokal diarahkan bagi peningkatan berusaha,

optimalisasi potensi lokal, pemerataan pembangunan serta pengembangan keadilan

kesempatan berusaha dalam iklim berusaha yang kondusif.

3. Pertanian

Pengembangan kegiatan pertanian dalam arti luas diarahkan pada peningkatan nilai tambah

(value added) serta usaha peningkatan produktifitas, efisiensi, serta dilakukan dalam usaha

intensifikasi.

4. Ketenagakerjaan

Pembangunan ketenagakerjaan diarahkan pada peningkatan kualitas tenaga kerja dan

kemandirian tenaga kerja yang mampu bersaing di era global.

5. UKM dan koperasi

Arah Pembanguan Arah Pembangunan pengembangan koperasi dan UKM diarahkan untuk

mewujudkan sistem ekonomi yang effisien, produktif dan berdaya saing, mampu menembus

pasar global dengan mengembangkan kerjasama strategis dan sinergis antar pelaku usaha.

6. Investasi

Arah Pembangunan pengembangan investasi diarahkan untuk mendorong tumbuhnya

investasi dengan mengembangkan iklim investasi yang kondusif, pemenuhan sarana

prasarana ekonomi dan menjamin kepastian berusaha.

7. Perdagangan dan jasa

Arah pembangunan pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa di arahkan pada

peningkatan potensi sumber daya perdagangan secara terpadu, agar Kota Tangerang Selatan

menjadi pusat aglomerasi kegiatan ekonomi regional maupun nasional. Serta mengoptimalkan

kegiatan ekonomi lokal (local economic) dan peningkatan sistim informasi dan komunikasi yang

handal dalam menghadapi perdagangan bebas.

8. Industri

Arah pembangunan pengembangan kegiatan industri diarahkan bagi optimalisasi kawasan

industri yang ada dengan konsentrasi pengembangan jenis industri yang bersifat ramah

lingkungan (green industri) dan industri yang bersifat padat teknologi dengan tetap medorong

eksistensi industri kecil / home industri sebagai penggerak kegiatan ekonomi lokal.

9. Insfrastruktur ekonomi kota

Arah Pembangunan pengembangan insfrastruktur ekonomi kota diarahkan pada tercukupinya

kebutuhan sarana prasarana ekonomi dalam kerangka peningkatan investasi, pertumbuhan

ekonomi, perluasan jaringan pasar yang berbasis pada pemanfaatan e-commerce dan

mendukung pengembangan perdagangan dan jasa.

B. Pengembangan Tata Kepemerintahan yang baik.

Mewujudkan visi Kota Tangerang Selatan sebagai Kota Perdagangan dan Jasa dengan

mengembangkan tata kepemerintahan yang baik melalui peningkatan kinerja pelayanan prima

diberbagai sektor publik yang didukung perangkat daerah yang efektif dan efisien, aparatur yang

profesional, infrastruktur yang memadai, dalam suasana politik, hukum dan kamtibmas yang

kondusif.

1. Pelayanan Umum

pelayanan umum diarahkan untuk peningkatan peran dan fungsi pemerintah agar mampu

memberikan pelayanan secara prima kepada masyarakat dengan menerapkan sistem

pelayanan yang berorientasi kepada kepuasan pelanggan . Upaya tersebut ditempuh melalui :

Meningkatkan kinerja pelayanan publik yang berorientasi pada kepuasan masyarakat,

dengan penerapan dan pengembangan Standar Pelayanan Minimal (SPM) disesuaikan

standar ISO, serta semakin mendekatkan penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat

Mengembangkan kualitas birokrasi pelayanan yang semakin efektif dan efisien, dengan

aparatur pemerintah yang semakin profesional dan berkarakter, disertai dengan budaya

penilaian kinerja organisasi publik yang semakin konsisten dan transparan.

Meningkatkan kapasitas dan kemandirian kemampuan keuangan daerah disertai dengan

intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan/pembiayaan pembangunan

yang potensial serta dikelola dengan mengembangkan prinsip-prinsip akuntabel,

transparan, efisien dan efektif (value for money) yang ditujukan bagi peningkatan kinerja

pelayanan sektor publik.

Mengembangkan infrastruktur pelayanan pemerintahan yang semakin baik, dengan

menerapkan sistem informasi manajemen daerah melalui infrastruktur teknologi dan

informasi yang handal serta peningkatan kemampuan sumber daya manusia

2. Sumber Daya Aparatur

Arah Pembangunan peningkatan kualitas SDM Aparatur diarahkan untuk mewujudkan sosok

dan kinerja aparatur pemerintah yang profesional dan berkarakter . Oleh karena ke depan

perlu dirumuskan adanya Arah Pembangunan yang mengarah pada penataan terhadap pola

pengembangan karir, profesionalitas, dan kompetensi aparatur. Disamping itu secara bertahap

juga dilakukan perubahan terhadap mental dan budaya birokrasi yang cenderung lambat dalam

merespon tuntutan, kebutuhan, dan perkembangan kuantitas dan kualitas pelayanan publik.

3. Kapasitas Keuangan Pemerintah Daerah

Arah Pembangunan pengembangan keuangan daerah diarahkan pada kemandirian keuangan

daerah melalui penyesuaian secara terarah dan sistematis untuk menggali sumber-sumber

pembiayaan pembangunan serta dikelola dengan mengembangkan prinsip-prinsip akuntabel,

transparan, efisien dan efektif (value for money)

4. Infrastruktur Pemerintahan

Arah Pembangunan pembangunan infrastruktur pemerintahan diarahkan pada penciptaan

system informasi manajemen daerah (SIMDA) yang dapat meningkatkan pelayanan kepada

publik dengan mewujudkan infrastruktur teknologi informasi yang handal dan kemampuan SDM

di bidang teknologi informasi.

5. Ketertiban dan Keamanan

Arah Pembangunan pembangunan keamanan dan ketertiban dititik beratkan pada penciptaan

lingkungan yang aman dan tertib serta antisipatif terhadap munculnya kerawanan-kerawanan

sosial, politik dan ekonomi, serta bencana yang dapat meresahkan masyarakat

6. Hukum

Arah pembangunan hukum diarahkan untuk mewujudkan menciptakan sistem hukum yang

mampu memberikan jaminan kepastian, rasa keadilan, dan perlindungan hukum bagi

masyarakat, peningkatan integritas dan profesionalisme aparat penegak hukum, yang pada

akhirnya akan meningkatkan kesadaran hukum pada masyarakat dalam rangka membentuk

budaya hukum dan penghargaan terhadap hak asasi manusia serta memperkuat perwujudan

sistem hukum nasional, mendorong partisipasi masyarakat dalam penegakkan dan ketaatan

terhadap hukum.

7. Politik lokal

Arah Pembangunan yang dirumuskan perlu diarahkan untuk menjaga momentum

demokratisasi, melakukan penguatan pola seleksi dan pergantian kepemimpinan politik

nasional dan lokal secara regulatif, serta kemampuan daerah dalam pelayanan dasar

masyarakat, efisiensi, efektifitas penyelenggaraan otonomi daerah, meningkatkan keserasian

hubungan antar pemerintahan daerah, dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

8. Komunikasi

Arah Pembangunan komunikasi diarahkan pada terwujudnya fungsi komunikasi dan media

massa secara optimal dan terwujudnya masyarakat yang responsif terhadap informasi

pembangunan melalui media massa dan pengembangan komunikasi antar pelaku

pembangunan agar tercapai kesamaan persepsi yang dapat menumbuhkan motivasi

membangun secara kebersamaan.

C. Mewujudkan pembangunan wilayah dan infrastruktur yang berkelanjutan

Mewujudkan visi Kota Tangerang Selatan sebagai Kota Perdagangan dan Jasa dengan

mewujudkan tata ruang yang efektif, efisien dan hirarki, dan pembangunan SDA, Drainase,

Perumahan dan permukiman, fasum dan transportasi serta penanganan limbah dan Polusi.

Permasalahan transportasi diperkirakan akan mengalami peningkatan kebutuhan baik untuk

kebutuhan transportasi/pergerakan barang maupun pergerakan penumpang/orang. Hal ini

merupakan dampak dari meningkatnya ekonomi dan aktivitas perkotaan. Sistem jaringan jalan yang

saat ini berfungsi diperkirakan sudah tidak seimbang dengan pertumbuhan arus transportasi. Pada

sisi lain, terjadinya percampuran antara pergerakan moda regional/nasional dengan pergerakan

moda internal kota akan lebih bertambah parah dikemudian hari. Perkembangan Kota yang

diperkirakan akan semakin menyebar berpengaruh terhadap penambahan intensitas transportasi

pada wilayah-wilayah pinggiran,

Untuk menunjang kelancaran transportasi perkotaan yang berdampak pada peningkatan kinerja

perkotaan perlu diantisipasi dengan kebijaksanaan sistem dan manajemen transportasi yang efektif

dan efisien. Jumlah kebutuhan rumah di Kota Tangerang Selatan pada tahun 2025 diprediksi

sebanyak ........................ buah rumah. Kebutuhan rumah ini menuntut juga pemenuhan sarana

perumahan dan permukiman seperti fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas sosial budaya,

ruang publik dan fasilitas olah raga, serta pemenuhan kenyamanan lingkungan. Kondisi

persampahan diperkirakan akan menghadapi permasalahan dengan bertambahnya jumlah

penduduk dan aktivitas perkotaan lainnya. Hal tersebut berdampak pada meningkatnya volume

sampah yang dihasilkan. Keberadaan kapasitas pengelolaan sampah di TPA ............. diperkirakan

tidak mampu menampung jumlah produksi sampah pada tahun 2025. Hal ini perlu dirumuskan

kebijaksanaan sistem pengelolaan sampah yang lebih efektif agar tercipta kenyamanan dan

kesehatan lingkungan perkotaan. Dalam rangka mempercantik wajah kota,

Arah Pembangunan pembangunan wilayah yang berkelanjutan dalam 20 tahun kedepan diarahkan

pada hal sebagai berikut :

1. Tata ruang

Arah Pembangunan penataan ruang diarahkan bagi terwujudnya keserasian, kelestarian dan

optimalisasi pemanfaatan ruang sesuai dengan potensi dan daya dukung wilayah dengan

mengembangkan struktur dan pola tata ruang yang efektif dan efisien sesuai dengan hirarki

dan masing-masing fungsi pengembangan.

2. Sumber daya air

Arah Pembangunan sumber daya air diarahkan untuk menjamin daya dukung sumber daya air

bagi penyediaan air yang berkelanjutan.

3. Drainase

Arah Pembangunan sistem drainase perkotaan diarahkan bagi terwujudnya keterpaduan

pengelolaan kawasan hulu dan hilir dalam suatu daerah tangkapan air (cathment area) yang

berfungsi dalam penanganan banjir .

4. Limbah

Arah Pembangunan pengelolaan limbah perkotaan, baik limbah domestik maupun limbah non

domestik diarahkan bagi penanganan yang terintregrasi dalam sistem penanganan limbah.

5. Polusi

Arah Pembangunan Penanggulangan polusi perkotaan diarahkan dengan penggunaan

teknologi perkotaan yang ramah lingkungan serta pengembangan sistem ruang terbuka hijau

perkotaan.

6. Perumahan dan Permukiman

Arah Pembangunan perumahan dan pemukiman diarahkan bagi terpenuhinya kebutuhan

rumah serta terrbentuknya lingkungan yang sehat dan terpenuhi kebutuhan sarana prasarana

permukiman serta tercapai pengelolaan kawasan yang berbasis masyarakat.

7. Fasilitas Umum

Arah Pembangunan Pengembangan Fasilitas Umum diarahkan bagi terpenuhinya kebutuhan

masyarakat perkotaan serta pemenuhan kebutuhan fasilitas Kota Semarang sebagai kota

metropolitan

8. Transportasi

Arah Pembangunan sistem jaringan transportasi diarahkan bagi terwujudnya sistem jaringan

jalan yang efektif dan efisien sesuai dengan hirarki dan fungsi jalan serta terwujudnya sistem

jaringan transportasi yang terintegrasi antara moda transportasi darat (jalan raya dan rel kereta

api), Pengembangan sistem transportasi diarahkan bagi tersedianya moda transportasi cepat

dan masal (mass rapid transport).

D. Mewujudkan pembangunan masyarakat yang berkualitas

Mewujudkan visi Kota Tangerang Selatan sebagai Kota Perdagangan dan Jasa dengan

mewujudkan pembangunan masyarakat yang berkualitas melalui peningkatan derajat kesehatan,

pendidikan, pelayanan sosial, pariwisata dan budaya. Penduduk miskin tahun terakhir mengalami

peningkatan/penurunan rata-rata sebesar .......... % per tahun, maka jumlah penduduk miskin pada

tahun 2025 diperkirakan mencapai .......................... KK atau .............Jiwa. Walaupun proyeksi

jumlah penduduk miskin ini relatif lebih kecil dibandingkan proyeksi pertumbuhan penduduk, namun

perlu dilakukan langkah-langkah untuk menuntaskan masalah penduduk miskin. Tingkat pendidikan

Kota Tangerang Selatan tahun 2025 diproyeksikan penduduk Kota Tangerang Selatan telah mampu

menyelesaikan tingkat pendidikan menengah. Kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan pada

tahun 2025 diprediksikan akan mencapai ................. sekolah pada tingkat pendidikan dasar,

................ sebanyak ....... dan SLTA sebanyak ........ unit. Target Angka Partisipasi Kasar (APK)

dan Angka Partisipasi Murni (APM) pada tahun 2025 masing-masing jenjang pendidikan. APK

untuk SD/MI sebesar ........ %, SMP/MTs sebesar .......... % dan SMA/SMK/MA sebesar ..............

%. APM untuk SD/MI sebesar ..........%, SMP/MTs sebesar ....... % dan SMA/SMK/MA sebesar

....... %. Berdasarkan proyeksi, derajat Kesehatan masyarakat dilihat dari indikator kesehatan yaitu

Angka Harapan Hidup, Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Ibu, ditargetkan Angka Harapan

Hidup pada tahun 2025 akan mencapai ......... tahun, Angka Kematian Bayi mencapai ........../1000

kelahiran dan Angka Kematian Ibu mencapai ........../100.000 melahirkan. Guna memberikan

pelayanan kesehatan di wilayah Kota Tangerang Selatan, diproyeksikan cakupan pelayanan

kesehatan mencapai .......... % dari jumlah penduduk pada tahun 2025.

1. Kesehatan

Sasaran pokok bidang kesehatan adalah peningkatan derajat Kesehatan masyarakat dilihat

dari indikator kesehatan yaitu Angka Harapan Hidup, Angka Kematian Bayi dan Angka

Kematian Ibu melahirkan, ditargetkan Angka Harapan Hidup pada tahun 2025 diharapkan

mencapai ........ tahun, Angka Kematian Bayi mencapai ........../1000 kelahiran dan Angka

Kematian Ibu mencapai ........./100.000 melahirkan. Oleh karena itu pembangunan kesehatan

diarahkan pada terwujudnya peningkatan derajat kesehatan melalui kegiatan-kegiatan promotif,

preventif dan kuratif serta mewujudkan perilaku sehat dan lingkungan yang sehat yang di

dukung oleh profesionalisme aparatur dan sarana prasarana kesehatan yang memadahi .

2. Pariwisata dan Budaya

a) Pengembangan Pariwisata

Kebijaksanaan pengembangan pariwisata diarahkan bagi pemenuhan kebutuhan

berwisata masyarakat dan sebagai daya tarik kota dengan mengembangkan wisata

danau/situ, wisata belanja, wisata budaya dan wisata lainnya serta wisata alam berikut

sarana prasarana pendukung sehingga membawa dampak bagi peningkatan

perekonomian kota.

b) Budaya

Arah Pembangunan Pembangunan Budaya diarahkan untuk memperkuat,

mengembangkan dan melestarikan potensi Kesenian dan kebudayaan lokal dalam rangka

membentuk karakteristik masyarakat kota. Mencegah masuknya budaya lain yang negatif

atau yang tidak sesuai dengan budaya lokal.

3. Pendidikan

Pembangunan pendidikan diarahkan pada upaya perluasan dan pemeratan kesempatan

memperoleh pendidikan pada tingkat menengah yang bermutu bagi seluruh masyarakat,

peningkatan kualitas lembaga pendidikan dan mutu pendidikan, peningkatan kemampuan

akademik dan profesionalisme tenaga pendidikan serta kesejahteraan tenaga pendidik.

4. Perlindungan Sosial

a) Pembangunan Kesejahteraan Sosial

Arah Pembangunan Pembangunan Kesejahteraan Sosial diarahkan untuk mencegah,

menanggulangi, dan mengurangi masalah-masalah sosial dengan meningkatkan

pemberdayaan masyarakat penyandang masalah sosial seperti fakir miskin, tuna susila,

gelandangan, pengemis, penjudi, korban napza, wanita rawan sosial, lanjut usia, anak

terlantar, anak jalanan, serta keluarga penyandang masalah sosial/ psikologis

b) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Pemberdayaan perempuan diarahkan pada terwujudnya kesetaraan dan keadilan gender

dalam pembangunan sedangkan perlindungan anak diarahkan untuk mewujudkan suatu

kondisi yang menjamin hak dan tumbuh-kembang anak.

c) Kependudukan dan keluarga sejahtera

Arah Pembangunan kependudukan dan keluarga sejahtera diarahkan pada pengendalian

laju pertumbuhan dan persebaran penduduk serta mewujudkan keluarga sejahtera.

d) Pengembangan kelembagaan masyarakat

Arah Pembangunan pengembangan kelembagaan masyarakat diarahkan pada penguatan

pranata sosial dan masyarakat sehingga mampu mewujudkan peran serta aktif dalam

setiap proses pembangunan.

BAB IX

P E N U T U P Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Tangerang Selatan Tahun

2010 – 2025 merupakan dokumen perencanaan, sebagai landasan bagi pelaksanaan pembangunan

Kota Tangerang Selatan 15 tahun ke depan. Implementasi RPJPD dalam pembangunan daerah

dilaksanakan melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) secara

berkesinambungan. Keberhasilan pelaksanaan pembangunan akan sangat tergantung pada komitmen

dan peran serta aktif stakeholders pembangunan Kota Tangerang Selatan guna menjamin terwujudnya

visi dan misi Kota Tangerang Selatan yang telah ditetapkan sesuai kesepakatan bersama. Hasil-hasil

pembangunan yang dilaksanakan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN

DRAFT

RANCANGAN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD)

TAHUN 2010 - 2025

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN