draf rancangan rencana pembangunan ...labpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/draf...c....
TRANSCRIPT
DRAF RANCANGAN
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG
KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2010 – 2025
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2010
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kota Tangerang Selatan Tahun 2010 - 2025
adalah dokumen perencanaan yang substansinya memuat visi, misi dan arah pembangunan daerah
yang merupakan satu kesatuan dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
Penyusunannya dilakukan secara terencana, bertahap dan sistimatis yang didasarkan pada kondisi,
potensi, proyeksi sesuai kebutuhan kota dalam kurun waktu 15 tahun yang akan datang.
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kota Tangerang Selatan memiliki karakteristik
sebagai berikut : pertama lebih memfokuskan pada identifikasi dan penanganan isu-isu strategik
dengan sasaran yang dinamis; kedua mengikuti kecenderungan baru; ketiga lebih berorientasi pada
tindakan antisipatif.
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kota Tangerang Selatan dimaksudkan untuk
mengakomodasi kepentingan masyarakat. Penyusunannya dengan memperhatikan dinamika
perubahan masyarakat melalui pendekatan : Teknokratik, Politik, Partisipatif, Atas Bawah (Top-
Down), dan Bawah Atas (Bottom-Up). Dengan demikian perencanaan yang disusun merupakan
kesepakatan bersama, menjadi acuan pelaksanakan pembangunan secara berkesinambungan.
B. Tujuan
Tujuan disusunnya RPJP Kota Tangerang Selatan merupakan dokumen perencanaan
yang bersifat makro, sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan daerah guna mewujudkan visi,
misi dan arah pembangunan jangka panjang sesuai kewenangan Kota. RPJP juga digunakan
sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah dan penyusunan
pembangunan tahunan Kota Tangerang Selatan.
C. Landasan Penyusunan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kota Tangerang Selatan 2010 – 2025 disusun
berdasarkan :
1. Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
2. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
3. Undang Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan
Daerah.
4. Undang Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
5. Undang Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pertanggungjawaban Keuangan Negara;
6. Undang Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
7. Undang-undang No. 51 Tahun 2009 tentang Pembentukan Kota Tengrang Selatan;
8. Undang Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
9. Kep. Mendagri No. 29 Tahun 2002 tentang Pedoman Pertanggungjawaban dan Pengawasan
Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan APBD, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan
Daerah dan Penyusunan Perhitungan APBD.
D. Sistematika Penyusunan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kota Tangerang Selatan Tahun 2010 –
2025 disusun dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN : berisi Latar Belakang, Tujuan, Landasan dan Sistematika Penyusunan
BAB II KONDISI UMUM
BAB III POTENSI PEMBANGUNAN DAN FAKTOR STRATEGIS : berisi 1) Kualitas Sumber
Daya Manusia, 2) Daya Saing Ekonomi Daerah, 3) Kondisi Kawasan dan Lingkungan,
4) Pemerintahan dan Pelayanan Publik dan 5) Ketertiban dan Keamanan.
BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2010 – 2025
BAB V ARAH PEMBANGUNAN : berisi 1) Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang efisien,
produktif dan merata, 2) Pengembangan tata kepemerintahan yang baik, 3) Mewujudkan
pembangunan wilayah dan infrastruktur yang berkelanjutan dan 4) Mewujudkan pembangunan
masyarakat yang berkualitas
BAB VI PENUTUP
BAB II
Gambaran Umum Wilayah dan Pemerintahan
Letak Geografis dan Luas Wilayah
Kota Tangerang Selatan terletak di bagian timur Provinsi Banten yaitu pada titik koordinat 106˚38’ -
106˚47’ Bujur Timur dan 06˚13’30” - 06˚22’30” Lintang Selatan dan secara administratif terdiri dari 7
(tujuh) kecamatan, 49 (empat puluh sembilan) kelurahan dan 5 (lima) desa dengan luas wilayah 147,19
Km2 atau 14.719 Ha.
Batas wilayah Kota Tangerang Selatan adalah sebagai berikut:
- Sebelah utara berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta & Kota Tangerang
- Sebelah timur berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta & Kota Depok
- Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bogor & Kota Depok
- Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Tangerang
Wilayah Kota Tangerang Selatan dilintasi oleh Kali Angke, Kali Pasanggrahan dan Sungai Cisadane
sebagai batas administrasi kota di sebelah barat. Letak geografis Kota Tangerang Selatan yang
berbatasan dengan provinsi DKI Jakarta pada sebelah utara dan timur memberikan peluang pada Kota
Tangerang Selatan sebagai salah satu daerah penyangga provinsi DKI Jakarata, selain itu juga sebagai
daerah yang menghubungkan Provinsi Banten dengan Provinsi DKI Jakarta. Selain itu, Kota Tangerang
Selatan juga menjadi salah satu daerah yang menghubungkan Provinsi Banten dengan Provinsi Jawa
Barat.
No Keterangan
1 Letak geografis Di sebelah timur Propinsi Banten
2 Luas Wilayah 147,19 Km2 atau 14.719 Ha
3 Batas-batas
- Sebelah Utara Kota Tangerang
- Sebelah Timur Provinsi DKI Jakarta
- Sebelah Selatan Kota Depok dan Kabupaten Bogor
- Sebelah Barat Kabupaten Tangerang
4 Wilayah Pemerintahan
- Kecamatan 7 Kecamatan
- Kelurahan 49 Kelurahan
- Desa 5 Desa
Sumber:
- Undang-undang Nomor 51 Tahun 2008
Tabel 2.1Potensi Fisik Dasar
Kota Tangerang Selatan
Potensi Fisik Dasar
- Hasil Olah Potensi Desa Tahun 2006 dalam Kompilasi Data untuk Penyusunan
RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)
Luas wilayah masing-masing kecamatan tertera dalam Tabel 2.2. Kecamatan dengan wilayah
paling besar adalah Pondok Aren dengan luas 2.988 Ha atau 20,30% dari luas keseluruhan Kota
Tangerang Selatan, sedangkan kecamatan dengan luas paling kecil adalah Setu dengan luas 1.480 Ha
atau 10,06%.
Luas wilayah masing-masing kelurahan/desa tertera dalam Tabel 2.3. Kelurahan/desa dengan
wilayah di atas empat ratus hektar terletak di Kecamatan Pamulang, yaitu Pondok Cabe Udik dan
Pamulang Barat, dan di Kecamatan Serpong Utara, yaitu Paku Jaya. Kelurahan/desa dengan wilayah di
bawah seratus lima puluh hektar terletak di Kecamatan Serpong, yaitu Cilenggang dan Serpong, dan di
Kecamatan Serpong Utara, yaitu Jelupang. Kelurahan/desa dengan luas wilayah paling besar adalah
Pondok Cabe Udik dengan luas 483 Ha sedangkan kelurahan/desa dengan luas wilayah paling kecil
adalah Jelupang dengan luas 126 Ha.
Gambar 2.1 Wilayah Kota Tangerang Selatan (Sumber : Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan, 2008)
No Kecamatan Luas Wilayah (Ha)Persentase terhadap
luas kota (%)
1 Serpong 2.404 16,33%
2 Serpong Utara 1.784 12,12%
3 Ciputat 1.838 12,49%
4 Ciputat Timur 1.543 10,48%
5 Pamulang 2.682 18,22%
6 Pondok Aren 2.988 20,30%
7 Setu 1.480 10,06%
Kota Tangerang Selatan 14.719 100,00%
Tabel 2.2Luas Wilayah Menurut Kecamatan
Kota Tangerang Selatan
Sumber : Hasil Olah Potensi Desa Tahun 2006 dalam Kompilasi Data untuk Penyusunan
RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)
No Kecamatan Luas Wilayah (Ha)
1 Serpong 1 Buaran 334
2 Ciater 376
3 Rawa Mekar Jaya 235
4 Rawa Buntu 328
5 Serpong 139
6 Cilenggang 143
7 Lengkong Gudang 361
8 Lengkong Gudang Timur 262
9 Lengkong Wetan 226
2 Serpong Utara 1 Lengkong Karya 210
2 Jelupang 126
3 Pondok Jagung 209
4 Pondok Jagung Timur 225
5 Pakulonan 279
6 Paku Alam 281
7 Paku Jaya 454
3 Ciputat 1 Sarua 368
2 Jombang 345
3 Sawah Baru 274
4 Sarua Indah 193
5 Sawah 249
6 Ciputat 172
7 Cipayung 237
4 Ciputat Timur 1 Pisangan 391
2 Cireundeu 308
3 Cempaka Putih 227
4 Pondok Ranji 246
5 Rengas 165
6 Rempoa 206
Tabel 2.3Luas Wilayah Kelurahan/Desa
Kota Tangerang Selatan
Kelurahan/Desa
No Kecamatan Luas Wilayah (Ha)
5 Pamulang 1 Pondok Benda 386
2 Pamulang Barat 416
3 Pamulang Timur 259
4 Pondok Cabe Udik 483
5 Pondok Cabe Ilir 396
6 Kedaung 256
7 Bambu Apus 220
8 Benda Baru 266
6 Pondok Aren 1 Perigi Baru 310
2 Pondok Kacang Barat 252
3 Pondok Kacang Timur 252
4 Perigi Lama 389
5 Pondok Pucung 362
6 Pondok Jaya 233
7 Pondok Aren 217
8 Jurang Mangu Barat 253
9 Jurang Mangu Timur 258
10 Pondok Karya 271
11 Pondok Betung 191
7 Setu 1 Kranggan 205
2 Muncul 361
3 Setu 364
4 Babakan 170
5 Bakti Jaya 174
6 Kademangan 206
Jumlah 14.719
Tabel 2.3(Lanjutan)
Kelurahan/Desa
Sumber : Hasil Olah Potensi Desa Tahun 2006 dalam Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota
Tangerang Selatan (2008)
Topografi (Ketinggian dan Kemiringan)
Sebagian besar wilayah Kota Tangerang Selatan merupakan dataran rendah, dimana sebagian
besar wilayah Kota Tangerang Selatan memiliki topografi yang relatif datar dengan kemiringan tanah
rata-rata 0 – 3% sedangkan ketinggian wilayah antara 0 – 25 m dpl.
Untuk kemiringan garis besar terbagi dari 2 (dua) bagian, yaitu :
1. Kemiringan antara 0 – 3% meliputi Kecamatan Ciputat, kecamatan Ciputat Timur, Kecamatan
Pamulang, Kecamatan Serpong dan Kecamatan Serpong Utara.
2. Kemiringan antara 3 – 8% meliputi Kecamatan Pondok Aren dan Kecamatan Setu.
Geologi dan Jenis Tanah
Kota Tangerang Selatan merupakan daerah yang relatif datar. Beberapa kecamatan memiliki
lahan yang bergelombang seperti di perbatasan antara Kecamatan Setu dan Kecamatan Pamulang serta
sebagian di Kecamatan Ciputat Timur. Kondisi geologi Kota Tangerang Selatan umumnya adalah batuan
alluvium, yang terdiri dari batuan lempung, lanau, pasir, kerikil, kerakal dan bongkah. Jenis batuan ini
mempunyai kemudahan dikerjakan atau workability yang baik sampai sedang, unsur ketahanan terhadap
erosi cukup baik oleh karena itu wilayah Kota Tangerang Selatan masih cukup layak untuk kegiatan
perkotaan.
Dilihat dari sebaran jenis tanahnya, pada umumnya di Kota Tangerang Selatan berupa asosiasi
latosol merah dan latosol coklat kemerahan yang secara umum cocok untuk pertanian/perkebunan.
Meskipun demikian, dalam kenyataannya makin banyak yang berubah penggunaannya untuk kegiatan
lainnya yang bersifat non-pertanian. Untuk sebagian wilayah seperti Kecamatan Serpong dan Kecamatan
Setu, jenis tanah ada yang mengandung pasir khususnya untuk wilayah yang dekat dengan Sungai
Cisadane.
Keadaan Iklim
Keadaan iklim didasarkan pada penelitian di Stasiun Geofisika Klas I Tangerang, yaitu berupa data
temperatur (suhu) udara, kelembaban udara dan intensitas matahari, curah hujan dan rata-rata
kecepatan angin. Temperatur udara rata-rata berkisar antara 23,7 - 32,3 °C, temperatur maksimum
tertinggi pada bulan September dan Oktober yaitu 33,6 °C dan temperatur minimum terendah pada bulan
Juli yaitu 22,7 °C. Rata-rata kelembaban udara dan intensitas matahari sekitar 80,3 % dan 51,8 %.
Keadaan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Februari, yaitu 664mm, sedangkan rata-rata curah
hujan dalam setahun adalah 145,3mm. Hari hujan tertinggi pada bulan Februari dengan hari hujan
sebanyak 28 hari. Rata-rata kecepatan angin dalam setahun adalah 4,6 m/detik dan kecepatan
maksimum rata-rata 31,5 m/detik.
Maksimum Minimum Rata-rata1 Januari 31,9 24,0 27,2 2 Februari 29,6 23,0 25,9 3 Maret 31,7 23,7 26,6 4 April 32,1 23,5 27,2 5 Mei 32,7 23,6 27,6 6 Juni 32,3 23,5 27,3 7 Juli 32,9 22,7 27,1 8 Agustus 32,7 23,6 27,3 9 September 33,6 24,0 28,1
10 Oktober 33,6 23,9 28,3 11 Nopember 32,3 24,3 27,8 12 Desember 31,7 24,3 27,3
Rata-rata 32,3 23,7 27,3
Sumber : BMG, Stasiun Geofisika Klas I Tangerang dalam Kabupaten Tangerang
Dalam Angka 2008/2009
Tabel 2.4Temperatur Udara Maksimum dan Minimum
di Stasiun Geofisika Klas I Tangerang2008
BulanTemperatur (°C)
Kelembaban Udara (%) Intensitas Matahari (%)1 Januari 80 622 Februari 88 103 Maret 84 504 April 83 475 Mei 78 666 Juni 80 627 Juli 75 778 Agustus 77 619 September 76 59
10 Oktober 78 5511 Nopember 82 3712 Desember 83 36
Rata-rata 80,3 51,8
Tabel 2.5Kelembaban Udara dan Intensitas Matahari
di Stasiun Geofisika Klas I Tangerang2008
Bulan
Sumber : BMG, Stasiun Geofisika Klas I Tangerang dalam Kabupaten Tangerang
Dalam Angka 2008/2009
Curah Hujan (mm) Hari Hujan (Hari)
1 Januari 138 13
2 Februari 664 28
3 Maret 98 12
4 April 198 14
5 Mei 55 7
6 Juni 141 8
7 Juli 1 1
8 Agustus 48 8
9 September 2 2
10 Oktober 81 11
11 Nopember 174 13
12 Desember 144 20
Rata-rata 145,3 11,4
Tabel 2.6Banyaknya Curah Hujan dan Hari Hujan
di Stasiun Geofisika Klas I Tangerang2008
Bulan
Sumber : BMG, Stasiun Geofisika Klas I Tangerang dalam Kabupaten
Tangerang Dalam Angka 2008/2009
Kecepatan Rata-
rata (M/detik)Arah
Kecepatan Maksimum
(M/detik)Arah
1 Januari 7 W 35 W2 Februari 5 W 40 W3 Maret 4 W 30 W4 April 3 N 25 NW5 Mei 3 N 25 E6 Juni 4 N 25 N7 Juli 4 N 30 E8 Agustus 5 N 40 E9 September 4 N 30 NE
10 Oktober 5 N 30 NE11 Nopember 5 W 38 W12 Desember 6 W 30 W
Rata-rata 4.6 31.5
Sumber : BMG, Stasiun Geofisika Klas I Tangerang dalam Kabupaten Tangerang Dalam Angka
2008/2009
Tabel 2.7Rata-rata Kecepatan Angin
di Stasiun Geofisika Klas I Tangerang2008
BulanKecepatan Angin
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, Kota Tangerang Selatan mempunyai perangkat
daerah antara lain kecamatan yang terdiri dari beberapa desa/kelurahan. Kota Tangerang Selatan terdiri
dari 7 (tujuh kecamatan) dengan kelurahan sebanyak 49 (empat puluh sembilan) dan desa sebanyak 5
(lima). Rukun warga (RW) sebanyak 572 dan Rukun Tetangga sebanyak 2.996. Kecamatan dengan RW
dan RT terkecil adalah Setu 29 RW dan 144 RT, sedangkan kecamatan dengan RW dan RT terbanyak
adalah Pamulang dengan 129 RW dan 690 RT.
No KecamatanJumlah
KelurahanJumlah Desa
Jumlah Rukun
Warga (RW)
Jumlah Rukun
Tetangga (RT)
1 Serpong 9 - 69 337
2 Serpong Utara 7 - 65 272
3 Ciputat 7 - 92 460
4 Ciputat Timur 6 - 75 416
5 Pamulang 8 - 129 690
6 Pondok Aren 11 - 113 677
7 Setu 1 5 29 144
49 5 572 2.996
Tabel 2.8
Jumlah Kelurahan dan Desa per Kecamatan
Kota Tangerang Selatan
Jumlah
Sumber : Hasil Olah Potensi Desa Tahun 2006 dalam Kompilasi Data untuk Penyusunan RT/RW
Kota Tangerang Selatan (2008)
Organisasi Perangkat Daerah
Sejak dibentuknya Pemerintah Kota Tangerang Selatan, susunan organisasi pemerintahan daerah
sudah mengalami dua kali perubahan. Berdasarkan Peraturan Walikota Nomor 7 Tahun 2009 tentang
Organisasi Perangkat Daerah, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Kota Tangerang
Selatan terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat Dewan, Inspektorat Daerah, Satuan Polisi Pamong
Praja, 6 badan, 11 Dinas, 7 kecamatan, dan 49 kelurahan.
No. SKPD
1 Dinas Pendidikan
2 Dinas Kesehatan
3 Dinas Pekerjaan umum
4 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
5 Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
6 Badan Pelayanan Perizinan Terpadu
7 Badan Lingkungan Hidup
8 Dinas Kebersihan dan Pertamanan
9 Dinas Kependudukan, Catatan Sipil, Sosial, Ketenaga Kerjaan dan Transmigrasi
10 Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah
11 Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata
12 Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat
13 Satuan Polisi Pamong Praja
14 Sekretariat Daerah
15 Sekretariat DPRD
16 Inspektorat
17 Kecamatan Ciputat
18 Kecamatan Ciputat Timur
19 Kecamatan Pamulang
20 Kecamatan Serpong
21 Kecamatan Serpong Utara
22 Kecamatan Pondok Aren
23 Kecamatan Setu
24 Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
25 Badan Kepegawaian Daerah
26 Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga
27 Dinas Pertanian dan Perikanan
28 Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Tabel 2.9Nomenklatur Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
Pemerintah Kota Tangerang SelatanTahun 2009
Sumber: Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 07 tahun 2009 tentang Perubahan
atas Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 01 tahun 2009 tentang Organisasi
Perangkat Daerah Kota Tangerang Selatan
Kependudukan
Jumlah penduduk merupakan aset bagi suatu daerah yang mempunyai peran cukup besar dalam
penentuan percepatan pembangunan daerah apabila didukung dengan kualitas yang baik. Penduduk
mempunyai dua peranan dalam bidang ekonomi yaitu sebagai produsen dan konsumen. Perkembangan
penduduk suatu daerah ditentukan oleh tingkat kelahiran, kematian, dan migrasi penduduk.
Menurut BPS Kabupaten Tangerang, jumlah penduduk Kota Tangerang Selatan adalah 1.076.302
pada tahun 2008 atau meningkat sebesar 2,37% dari jumlah pada tahun 2007. Penduduk berjenis
kelamin laki-laki sebesar 543.671 jiwa sedangkan perempuan 532.631 jiwa. Rasio jenis kelamin adalah
sebesar 102,69, yang menunjukkan bahwa jumlah laki-laki sedikit lebih banyak dibandingkan jumlah
perempuan (Tabel 3.1.1.).
No Kecamatan Laki-laki PerempuanJumlah
Penduduk
Rasio Jenis
Kelamin1 Serpong 51.657 51.076 102.733 101,14
2 Serpong Utara 39.058 40.176 79.234 97,22
3 Setu 29.426 28.332 57.758 103,86
4 Pamulang 128.652 125.433 254.085 102,57
5 Ciputat 84.634 80.925 165.559 104,58
6 Ciputat Timur 81.938 82.269 164.207 99,60
7 Pondok Aren 128.306 124.420 252.726 103,12
543.671 532.631 1.076.302 102,07
532.670 518.704 1.051.374 102,69
Sumber:
- Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2007/2008
- Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2008/2009
2007
Tabel 2.10Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut Kecamatan
Kota Tangerang Selatan2008
Jumlah
Dengan luas wilayah 147,19 Km2, kepadatan penduduk Kota mencapai 7.312 orang/Km2.
Kepadatan tertinggi terdapat di Kecamatan Ciputat Timur yaitu 10.642 orang/Km2 sedangkan kepadatan
terendah di Kecamatan Setu yaitu 3.903 orang/Km2.
Kepadatan penduduk yang tinggi disebabkan kecenderungan peningkatan jumlah penduduk dari
waktu ke waktu, yang bukan hanya disebabkan oleh pertambahan secara alamiah, tetapi juga tidak
terlepas dari kecenderungan masuknya para migran yang disebabkan oleh daya tarik Kota Tangerang
Selatan seperti banyaknya perumahan-perumahan baru yang dibangun sebagai daerah yang berbatasan
langsung dengan Kota Jakarta dan menjadi limpahan penduduk dari Kota Jakarta. Hal tersebut akan
menyebabkan dibutuhkannya ruang yang memadai dengan lapangan kerja baru untuk mengimbangi
pertambahan tenaga kerja.
No KecamatanJumlah
Penduduk *)
Luas Wilayah **)
(Km2)
Kepadatan
(Org/Km2)1 Serpong 102.733 24,04 4.273
2 Serpong Utara 79.234 17,84 4.441
3 Setu 57.758 14,80 3.903
4 Pamulang 254.085 26,82 9.474
5 Ciputat 165.559 18,38 9.008
6 Ciputat Timur 164.207 15,43 10.642
7 Pondok Aren 252.726 29,88 8.458 1.076.302 147,19 7.312 1.051.374 147,19 7.143
Sumber:*) Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2008/2009
**) Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)***) Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2007/2008
2007***)
Tabel 2.11Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan
Kota Tangerang Selatan2008
Jumlah
Komposisi penduduk berdasarkan kelompok umur pada tahun 2008 menunjukkan bahwa
kelompok umur dengan jumlah penduduk terbesar adalah 0 – 4 tahun, yaitu sebesar 9,69% sedangkan
kelompok umur dengan jumlah penduduk terkecil adalah ≥ 60, yaitu sebesar 3,47%.
Komposisi penduduk berdasarkan kelompok umur diolah dari Kompilasi Data untuk Penyusunan
RTRW Kota Tangerang Selatan. Karena ada ketidakcocokan antara jumlah total penduduk yang ada
dalam Kabupaten Tangerang Dalam Angka Tahun 2007/2008 yang digunakan sebagai acuan, angka
yang digunakan adalah angka persentase dan bukan angka absolut dengan asumsi bias tersebar ke
dalam semua kelompok data.
No Kelompok Umur Laki-laki PerempuanJumlah
Penduduk
1 0 - 4 4,89% 4,79% 9,69%
2 5 - 9 4,71% 4,61% 9,32%
3 10 - 14 4,51% 4,42% 8,93%
4 15 - 19 4,81% 4,71% 9,52%
5 20 - 24 4,73% 4,64% 9,37%
6 25 - 29 4,39% 4,30% 8,70%
7 30 - 34 4,60% 4,50% 9,10%
8 35 - 39 3,67% 3,60% 7,27%
9 40 - 44 2,53% 2,48% 5,00%
10 45 - 49 3,42% 3,35% 6,77%
11 50 - 54 3,22% 3,15% 6,37%
12 55 - 59 3,28% 3,22% 6,50%
13 ≥ 60 1,75% 1,72% 3,47%
50,51% 49,49% 100,00%
Tabel 2.12Komposisi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Kota Tangerang SelatanHingga Agustus 2008
Jumlah
Sumber : Hasil Olah Potensi Desa Tahun 2006 dan data bulanan Kecamatan 2008 dalam
Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)
Gambar 2.3. Piramida penduduk berdasarkan kelompok umur tahun 2008
Bab 3
Sosial Budaya
Indikator makro pembangunan di antaranya adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang
menjadi ukuran pembangunan dalam pemenuhan tiga unsur, yaitu peluang berumur panjang dan sehat,
pengetahuan dan ketrampilan yang memadai dan peluang untuk merealisasikan pengetahuan yang
dimiliki dalam kegiatan produktif. IPM Kota Tangerang Selatan, berdasarkan perhitungan sementara
BPS Kabupaten Tangerang, adalah sebesar 75,1. Angka tersebut merupakan angka tertinggi
kabupaten/kota di Provinsi Banten dan termasuk ke dalam kategori “menengah atas”.
Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu sektor yang penting dalam hal peningkatan kualitas manusia.
Indikator pendidikan yaitu angka melek huruf (AMH) dan rata-rata lama sekolah (RLS) digunakan sebagai
variabel dalam menghitung indeks pembangunan manusia (IPM) selain indikator kesehatan dan indikator
ekonomi. AMH Kota Tangerang Selatan berdasarkan perhitungan sementara BPS adalah sebesar 98,9%
sedangkan RLS sebesar 10,0 tahun. Kedua angka ini merupakan angka AMH dan RLS tertinggi di
Provinsi Banten.
Komposisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan tahun 2008 menunjukkan bahwa penduduk
dengan tingkat pendidikan SLTA berjumlah paling besar yaitu 29,22%. Penduduk dengan tingkat
pendidikan perguruan tinggi (sarjana muda dan sarjana) juga cukup tinggi, yaitu 29,05%. Profil penduduk
berdasarkan tingkat pendidikan cenderung mirip antar kecamatan, kecuali Setu. Pada kecamatan lain,
tidak tercatat penduduk yang tidak lulus SD atau penduduk buta huruf (belum melek aksara) namun di
Setu masih ada dengan angka sebesar 0,52%. Penduduk dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi di
kecamatan lain melebihi angka 29% namun di Setu hanya sebesar 15,10%.
Dilihat dari sisi prasarana, masih banyak hal yang perlu ditingkatkan. Jumlah total unit sekolah
adalah sebesar 667 unit dengan rincian 236 sekolah negeri, 5 madrasah negeri, 292 sekolah swasta dan
134 madrasah swasta. Ruang kelas rusak SD negeri mencapai 213 ruang dari total ruang kelas SD
negeri sebanyak 1.169 ruang atau 18,22%. Ruang kelas rusak SMP negeri mencapai 27 ruang dari total
ruang kelas SMP negeri sebanyak 486 ruang atau 5,56%, sedangkan SMA negeri mencapai 17 ruang
dari total 312 ruang atau 5,45%. Pada tahun 2009 dilakukan rehabilitasi terhadap 9 unit SD dan 9 unit
SMP yang rusak dengan rincian ruang kelas SD sebanyak 48 lokal sedangkan ruang kelas SMP
sebanyak 29 lokal.
Kualitas pelayanan pendidikan juga masih harus ditingkatkan. Dari sisi kompetensi pendidik, masih
banyak guru yang belum tersertifikasi sedangkan dari sisi sarana belajar, masih banyak sekolah yang
belum memiliki perpustakaan dan laboratorium. Karena itu peningkatan kompetensi guru baik tingkat
dasar maupun tingkat menengah serta penyediaan sarana belajar masih harus diprioritaskan.
SerpongSerpong
UtaraCiputat
Ciputat
TimurPamulang
Pondok
ArenSetu
1 Sarjana 8,71% 8,71% 8,71% 8,71% 8,71% 8,69% 7,05% 8,63%
2 Sarjana Muda 21,02% 21,02% 21,02% 21,02% 21,02% 20,97% 8,05% 20,42%
3 SLTA 29,03% 29,03% 29,03% 29,03% 29,03% 29,08% 32,85% 29,22%
4 SLTP 25,03% 25,03% 25,02% 25,03% 25,02% 25,43% 14,42% 24,64%
5 SD 5,20% 5,20% 5,21% 5,20% 5,21% 5,23% 23,08% 6,02%
6 TK 11,01% 11,01% 11,01% 11,01% 11,01% 10,59% 3,06% 10,55%
7 Drop Out SD 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 8,35% 0,38%
8 Buta Huruf 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 3,13% 0,14%
100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%
Sumber: Hasil Olah Data dari Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)
Jumlah
Tabel 3.1Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Menurut Kecamatan
Kota Tangerang Selatan2008
No Pendidikan
Kecamatan Kota
Tangerang
Selatan
Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta
1 Jumlah SD 207 109 25 17 17 12 40 27
Total ruang kelas SD 1.169 1.198 144 136 122 144 249 308
Ruang kelas rusak SD 213 26 12 - 19 - 49 10
2 Jumlah MI 2 76 - 15 - 3 - 16
Total ruang kelas MI 12 158 - 28 - 8 - 34
Ruang kelas rusak MI NA NA NA NA NA NA NA NA
3 Jumlah SMP 17 104 3 18 2 7 3 24
Total ruang kelas SMP 486 1.191 90 216 40 70 95 240
Ruang kelas rusak SMP 27 - 9 - - - 3 -
4 Jumlah MTs 1 43 - 8 - 3 1 7
Total ruang kelas MTs NA NA NA NA NA NA NA NA
Ruang kelas rusak MTs NA NA NA NA NA NA NA NA
5 Jumlah SMA 11 33 - 8 1 3 2 5
Total ruang kelas SMA 312 255 - - 24 32 60 56
Ruang kelas rusak SMA 17 19 - - - - - 3
6 Jumlah MA 2 15 - 3 - - - 3
Total ruang kelas MA NA NA NA NA NA NA NA NA
Ruang kelas rusak MA NA NA NA NA NA NA NA NA
7 Jumlah SMK 1 46 1 8 - 3 - 7
Total ruang kelas SMK 6 624 6 103 - 39 - 179
Tabel 3.2Jumlah Sekolah, Ruang Kelas dan Ruang Kelas Rusak
Kota Tangerang SelatanTahun 2008
Uraian *)
Kota Tangerang
SelatanSerpong Serpong Utara Pamulang
Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta
1 Jumlah SD 40 18 26 6 47 28 12 1
Total ruang kelas SD 176 270 128 42 282 290 68 8
Ruang kelas rusak SD 36 6 58 5 39 5 - -
2 Jumlah MI 2 8 - 9 - 21 - 4
Total ruang kelas MI 12 14 - 29 - 32 - 13
Ruang kelas rusak MI NA NA NA NA NA NA NA NA
3 Jumlah SMP 1 15 4 9 3 26 1 5
Total ruang kelas SMP 30 150 115 150 86 350 30 15
Ruang kelas rusak SMP 3 - 6 - 6 - - -
4 Jumlah MTs - 9 - 4 - 11 - 1
Total ruang kelas MTs NA NA NA NA NA NA NA NA
Ruang kelas rusak MTs NA NA NA NA NA NA NA NA
5 Jumlah SMA 3 3 3 6 1 8 1 -
Total ruang kelas SMA 82 32 76 65 30 70 40 -
Ruang kelas rusak SMA 3 6 6 6 5 4 3 -
6 Jumlah MA - 4 - 1 - 4 2 -
Total ruang kelas MA NA NA NA NA NA NA NA NA
Ruang kelas rusak MA NA NA NA NA NA NA NA NA
7 Jumlah SMK - 8 - 11 - 8 - 1
Total ruang kelas SMK - 75 - 120 - 99 - 9
Ruang kelas rusak SMK - - - - - - - -
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan, Tahun 2009
Ciputat Ciputat Timur Pondok Aren Setu
Tabel 3.2(Lanjutan)
Uraian *)
Berdasarkan data Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang, Angka Partisipasi Kasar (APK) dan
Angka Partisipasi Murni (APM) kecamatan-kecamatan Kota Tangerang Selatan masih rendah terutama
pada pendidikan tingkat menengah yang ditunjukkan dengan APK dan APM SMA / SMK yang masih di
bawah 70%. Namun, rendahnya APK dan APM, selain karena tingkat partisipasi, diduga juga disebabkan
banyaknya penduduk usia sekolah yang tidak bersekolah di wilayah Kota Tangerang Selatan melainkan
bersekolah di daerah seperti Kota Tangerang dan DKI Jakarta.
Dilihat dari sisi pendidikan tinggi, di Kota Tangerang Selatan terdapat 14 unit perguruan
tinggi/akademi di antaranya Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Sekolah Tinggi Akutansi
Negara (STAN), Institut Teknologi Indonesia (ITI), Swiss Germany University (SGU) dan Universitas
Muhammadiyah Jakarta (UMJ).
APK APM APK APM APK APM
1 Serpong 118,40 98,59 120,83 83,62 80,01 61,79
2 Pamulang 80,17 66,92 58,96 36,46 62,40 50,14
3 Ciputat 109,45 91,21 109,42 82,47 79,75 54,01
4 Pondok Aren 71,62 59,17 52,72 36,41 31,25 22,21
5 Serpong Utara 88,51 71,09 80,31 70,17 60,56 49,91
6 Ciputat Timur 58,44 49,01 60,69 58,84 79,65 61,90
7 Setu 85,85 71,13 60,17 59,05 54,00 41,07
87,49 72,45 77,59 61,00 63,95 48,72
Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang, 2009
Jumlah Rata-rata
SMA/SMK
Tabel 3.3Angka Partisipasi Kasar (APK) Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Kecamatan
Kota Tangerang Selatan2008
No Kecamatan SD SMP
Kesehatan
Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan dapat tercermin dari tingkat kesehatan
masyarakat yang merupakan salah satu indikator pembangunan manusia. Salah satu indikator kesehatan
adalah Angka Harapan Hidup (AHH) yang menunjukkan perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan
asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut umur. Indikator ini dalam perhitungannya
didapatkan dari Angka Lahir Hidup (ALH) dan Angka Masih Hidup (AMH). Kedua angka ini sangat
dipengaruhi oleh kondisi kesehatan balita dan kesehatan reproduksi ibu. Pelayanan kesehatan dan
sarana prasarana kesehatan terkait hal tersebut merupakan hal yang penting.
Berdasarkan perhitungan sementara BPS Kabupaten tangerang, AHH Kota Tangerang Selatan
adalah sebesar 68,8 dengan indeks AHH sebesar 73, hal ini mengindikasikan bahwa penduduk Kota
Tangerang Selatan rata-rata bisa mencapai usia 68,8 tahun.
Selain indikator makro tesebut, kondisi kesehatan masyarakat juga di antaranya dapat dilihat dari
keadaan gizi balita, kondisi kesehatan ibu, kesehatan keluarga miskin, dan kesehatan orang lanjut usia.
Dilihat dari keadaan gizi balita, masih ada balita dengan status gizi buruk yang tentunya harus mendapat
perhatian khusus dari Pemerintah Daerah. Dari 63.439 orang balita yang ditimbang, sebesar 91,54%
dalam keadaan gizi baik, 0,51% gizi buruk, 5,75% gizi kurang dan 2,21% gizi lebih.
Baik Buruk Kurang Lebih Baik Buruk Kurang Lebih
1 Serpong 8.245 7.839 27 329 50 100,00% 95,08% 0,33% 3,99% 0,61%
2 Serpong Utara 6.300 5.616 46 394 244 100,00% 89,14% 0,73% 6,25% 3,87%
3 Setu 3.390 3.134 19 207 30 100,00% 92,45% 0,56% 6,11% 0,88%
4 Pamulang 10.523 9.353 69 806 295 100,00% 88,88% 0,66% 7,66% 2,80%
5 Ciputat 9.616 8.868 45 579 124 100,00% 92,22% 0,47% 6,02% 1,29%
6 Ciputat Timur 7.183 6.459 61 546 117 100,00% 89,92% 0,85% 7,60% 1,63%
7 Pondok Aren 18.182 16.801 56 786 539 100,00% 92,40% 0,31% 4,32% 2,96%
Kota Tangerang Selatan 63.439 58.070 323 3.647 1.399 100,00% 91,54% 0,51% 5,75% 2,21%
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, 2009
Tabel 3.4
Jumlah dan Persentase Keadaan Gizi Balita Yang Ditimbang Menurut Kecamatan
di Kota Tangerang Selatan
No. KecamatanJumlah Balita
Ditimbang
Keadaan Gizi (Orang) Jumlah Balita
(Orang)
Keadaan Gizi (%)
Berdasarkan data Dinas Kota Tangerang Selatan yang didasarkan dari data seluruh Puskesmas,
jumlah ibu hamil adalah sebesar 25.643 orang, ibu bersalin/dalam masa nifas sebesar 24.476 orang dan
ibu menyusui sebesar 24.476 orang. Terdapat cukup banyak rumah sakit bersalin dan praktek bidan
swasta serta sudah ada pelayanan Pelatihan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) di
Puskesmas Ciputat, namun belum ada pusat pelayanan kesehatan ibu ataupun unit pelayanan
kesehatan ibu di Puskesmas yang lengkap dengan cakupan yang besar yang dibutuhkan terutama untuk
melayani ibu hamil dari kalangan masyarakat miskin. Hal ini menjadi penting karena kesehatan ibu
merupakan salah satu unsur penentu angka harapan hidup.
Masih cukup banyak keluarga miskin yang membutuhkan bantuan dari segi kesehatan. Menurut
catatan Dinas kesehatan, masih ada 59.833 rumah tangga miskin dengan 2.931 orang anak Balita dan
ibu hamil. Lansia yang memerlukan bantuan pelayanan kesehatan berjumlah 167.876 orang. Pelayanan
kesehatan bagi kaum marjinal tersebut perlu mendapatkan perhatian lebih.
Hamil Bersalin Nifas Meneteki TerlatihTidak
Terlatih
1 Serpong 2.465 2.353 2.353 2.353 2.310 43.001 21.180 16 -
2 Serpong Utara 1.901 1.814 1.814 1.814 1.781 28.117 15.851 6 -
3 Setu 1.207 1.152 1.152 1.152 1.132 10.010 8.241 11 -
4 Pamulang 6.096 5.819 5.819 5.819 5.713 78.023 44.953 15 -
5 Ciputat 3.972 3.790 3.790 3.790 3.722 49.551 28.375 12 -
6 Ciputat Timur 3.939 3.760 3.760 3.760 3.692 81.075 32.784 - -
7 Pondok Aren 6.063 5.788 5.788 5.788 5.682 78.459 38.267 7 -
Kota Tangerang Selatan 25.643 24.476 24.476 24.476 24.032 368.236 189.651 67 -
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, 2009
Neonatus
0 - 28 hari
Sasaran
WUS
(Wanita
Usia Subur)
Sasaran PUS
(Pasangan
Usia Subur)
Dukun Bayi
No Puskesmas
Tabel 3.5Data Terkait Kesehatan Ibu menurut Kecamatan
Kota Tangerang SelatanTahun 2008
Ibu
No Puskesmas
Rumah Tangga
Rawan Gakin
(RT)
Jiwa Peserta
Jamkesmas
(Orang)
Anak Umur 0-11
Bulan Gakin
(Orang)
Anak Umur 11- 59
Bulan Gakin
(Orang)
Bumil
Gakin
(Orang)
1 Serpong 4.711 14.562 38 158 34
2 Serpong Utara 5.707 17.831 52 333 41
3 Setu 6.605 20.773 20 105 48
4 Pamulang 13.195 45.954 25 325 107
5 Ciputat 7.079 25.933 78 125 60
6 Ciputat Timur 4.538 16.666 33 364 39
7 Pondok Aren 17.998 57.392 76 1.199 133
Kota Tangerang Selatan 59.833 199.111 322 2.609 462
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, 2009
Tabel 3.6Data Terkait Kesehatan Keluarga Miskin menurut Kecamatan
Kota Tangerang Selatan
45 - 59 Thn ≥ 60 Thn Jumlah1 Serpong 11.432 5.167 16.599
2 Serpong Utara 8.817 3.985 12.802
3 Setu 5.600 2.531 8.131
4 Pamulang 28.273 12.779 41.052
5 Ciputat 15.102 6.826 21.928
6 Ciputat Timur 18.272 8.259 26.531
7 Pondok Aren 28.122 12.711 40.833
Kota Tangerang Selatan 115.618 52.258 167.876
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, 2009
No PuskesmasSasaran Lansia di Wilayah Puskesmas & Panti
Tabel 3.7Jumlah Lansia Sasaran di Wilayah Puskesmas dan Panti menurut Kecamatan
Kota Tangerang Selatan
Keberadaan fasilitas kesehatan sangatlah diperlukan dalam rangka pelayanan kesehatan kepada
masyarakat. Fasilitas kesehatan yang terdapat di Kota Tangerang Selatan di antaranya Rumah Sakit,
Puskesmas, Balai Pengobatan dan Posyandu. Jumlah total Posyandu berjumlah 737 unit yang terdiri dari
Posyandu Pratama, Madya, Purnama dan Mandiri dengan 3.950 orang kader aktif. Selain itu juga
terdapat 100 Posbindu dengan 484 orang kader aktif.
Jumlah rumah sakit yang berada di Kota Tangerang Selatan ada 14 unit yang seluruhnya milik
swasta karena Kota belum memiliki Rumah Sakit Umum Daerah. Di Kecamatan Setu bahkan belum
terdapat rumah sakit. Rumah sakit di Kota Tangerang Selatan ada yang bertaraf internasional seperti
Rumah Sakit Internasional Bintaro, Omni Hospital di Serpong Utara dan Eka Hospital. Keberadaan rumah
sakit swasta memang mengikuti “urban core” yang ada dan berkembang dan umumnya untuk melayani
warga perumahan yang termasuk golongan menengah ke atas. Rumah Sakit Umum yang dapat melayani
masyarakat golongan menengah ke bawah belum ada hingga saat ini. Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas) biasa berjumlah 10 unit, Puskesmas Dengan Tempat Perawatan (DTP) 1 unit dengan 14
tempat tidur, Puskesmas Pembantu 11 unit dan Puskesmas Keliling 10 unit. Selain itu juga terdapat Balai
Pengobatan, Praktek Dokter dan Rumah Bersalin.
SerpongSerpong
UtaraPamulang Ciputat
Ciputat
Timur
Pondok
ArenSetu
1 Rumah Sakit 3 2 1 2 3 3 - 14
2 Puskesmas 1 1 1 3 1 2 1 10
3 Puskesmas Pembantu 2 1 1 2 1 2 2 11
4 Tempat tidur Puskesmas Perawatan - - 14 - - - - 14
5 Balai Pengobatan Swasta 30 22 44 14 31 24 11 176
6 Praktek Dokter Umum Swasta 113 131 167 71 93 65 20 660
7 Praktek Dokter Gigi Swasta 42 46 81 28 36 28 6 267
8 Praktek Dokter Spesialis 6 26 31 11 30 8 - 112
9 Praktek Bidan Swasta 40 29 80 48 41 22 16 276
10 Laboratorium Klinik Swasta 1 3 7 7 5 6 1 30
11 Optik 2 - 9 5 15 9 2 42
12 Apotik 6 5 10 9 25 18 2 75
13 Toko Obat Berijin 2 - - 2 1 - 1 6
14 Industri Kecil Obat Tradisional 8 - 17 16 - 7 - 48
15 Rumah Bersalin Swasta 2 1 4 6 9 10 1 33
16 Pengobatan Tradisional 4 8 4 5 2 7 1 31
17 Puskesmas Keliling 1 1 1 3 1 2 1 10
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, 2009
Tabel 3.8Jumlah Prasarana Kesehatan Menurut Kecamatan
di Kota Tangerang SelatanTahun 2009
Kecamatan Kota
Tangerang
Selatan
JenisNo.
Dokter
Umum
Dokter
Gigi Bidan Perawat
Ahli
Gizi
Ahli
Sanitasi
Ahli
Kesehatan
Masyarakat
Jumlah
1 Serpong 3 1 13 1 1 1 0 20
2 Pondok Jagung 2 3 10 7 1 1 0 24
3 Pamulang 3 4 9 6 1 1 0 24
4 Ciputat 2 3 4 4 1 0 0 14
5 Kampung Sawah 2 3 7 5 1 1 0 19
6 Jombang 2 2 8 5 1 0 0 18
7 Ciputat Timur 1 1 9 3 1 0 0 15
8 Pondok Aren 2 2 9 7 1 1 0 22
9 Jurang Mangu Timur 2 2 6 2 0 1 0 13
10 Setu 3 2 12 5 0 0 1 23
Kota Tangerang Selatan 22 23 87 45 8 6 1 192
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, 2009
Tabel 3.9Jumlah Tenaga Kesehatan pada 10 (Sepuluh) Puskesmas
Kota Tangerang SelatanTahun 2009
No Puskesmas
Tenaga Kesehatan
Total Aktif Total Aktif
1 Serpong 1 20 41 13 75 16 367 367 1.217 70 70
2 Serpong Utara 19 28 20 3 70 9 329 329 202 25 25
3 Setu - 5 30 3 38 3 161 161 24 25 25
4 Pamulang 33 53 28 13 127 25 668 668 1.030 82 82
5 Ciputat 9 63 44 13 129 19 733 733 551 95 95
6 Ciputat Timur 18 49 40 12 119 12 716 716 600 72 72
7 Pondok Aren 18 138 14 9 179 16 976 976 85 115 115
Kota Tangerang Selatan 98 356 217 66 737 100 3.950 3.950 3.709 484 484
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, 2009
Puskesmas PosbinduPratama Madya Purnama Mandiri Jumlah
Tabel 3.10Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu)
Menurut Kecamatan Kota Tangerang SelatanTahun 2009
Posyandu KaderNo Posyandu
DasawismaPosbindu
Sarana kesehatan merupakan sarana sosial yang sangat penting dalam pembangunan manusia
yang sehat. Oleh karena itu pembangunan dalam bidang kesehatan antara lain dilakukan pada
pemenuhan sarana dan prasarana kesehatan serta pelayanan kesehatan pada masyarakat. Pelayanan
kesehatan kepada masyarakat diantaranya dilakukan dengan program Jaminan Kesehatan Masyarakat
(Jamkesmas) bagi keluarga miskin dan pelayanan kesehatan bagi balita melalui Pos Pelayanan Terpadu
(Posyandu). Selain itu Pemerintah Kota Tangerang Selatan merencanakan pembangunan Rumah Sakit
Daerah (RSUD) yang rencana pembangunannya akan dimulai pada tahun 2010, serta penambahan
Puskesmas Baru, Pustu, Poskesdes dan penambahan mobil ambulans.
Penyakit menular masih menjadi permasalahan yang harus mendapatkan perhatian serius.
Penyakit menular yang tercatat oleh Dinas Kesehatan di antaranya demam berdarah, filariasis,
tuberculosis, HIV/AIDS, Pneumonia, infeksi menular seksual (IMS), diare, kusta, difteri dan campak.
Penyakit dengan angka kejadian tertinggi adalah diare dengan 10.533 kejadian disusul pneumonia
dengan 2.473 kejadian. Penyakit menular lain dengan angka kejadian yang besar adalah tuberculosis
(625 kejadian) dan demam berdarah (154 kejadian). Kejadian HIV/AIDS yang tercatat di Puskesmas
adalah sebanyak 3 kejadian, yaitu di Ciputat dan Ciputat Timur, namun angka yang sesungguhnya
diduga jauh lebih besar karena banyak pasien yang diduga berobat di RSUD Kabupaten Tangerang atau
rumah sakit lain di Jakarta serta fenomena gunung es yang biasanya terjadi pada penyakit ini.
No.Nama
PenyakitSerpong
Serpong
UtaraCiputat
Ciputat
TimurPamulang
Pondok
ArenSetu Jumlah
1 DHF 23 16 40 26 19 26 4 154
2 Filariasis - - 2 - - 7 - 9
3 TB 101 136 129 80 115 59 5 625
4 HIV Aids - - 1 2 - - - 3
5 Pneumonia 688 697 228 676 184 - 2.473
6 IMS 27 - 120 4 - - - 151
7 Diare 1.093 1.507 4.165 1.130 1.025 1.288 325 10.533
8 Kusta 6 1 11 1 - 18 - 37
9 Difteri - - 1 - - - - 1
10 Campak 4 - 19 49 - 13 - 85
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, 2009
Di Kota Tangerang Selatan
Tabel 3.11Angka Kejadian Penyakit
Keluarga Berencana dan Kesejahteraan Keluarga
Dalam rangka menekan pertambahan jumlah penduduk, pemerintah mencanangkan program
Keluarga Berencana (KB) bagi para Pasangan Usia Subur (PUS). Jumlah peserta KB aktif adalah
114.433 orang dari 189.433 orang yang termasuk kelompok PUS sedangkan peserta KB baru adalah
18.522 orang. Petugas Keluarga Berencana berjumlah petugas KB sebanyak 54 orang yang terdiri dari 6
orang PLKB/PKB, 24 orang dokter dan 24 orang bidan.
No. Kecamatan PLKB/PKB Dokter Bidan Jumlah
1 Serpong 1 3 3 7
2 Serpong Utara 1 4 4 9
3 Setu 1 2 2 5
4 Pamulang - 5 5 10
5 Ciputat 1 3 3 7
6 Ciputat Timur 1 1 1 3
7 Pondok Aren 1 6 6 13
Kota Tangerang Selatan 6 24 24 54
Keterangan:
PLKB/PKB
Tabel 3.12Jumlah Petugas Keluarga Berencana Menurut Kecamatan
di Kota Tangerang SelatanTahun 2008
Sumber: Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Tangerang dalam
Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2008/2009
: Petugas Lapangan Keluarga Berencana / Penyuluh Keluarga Berencana
No. Kecamatan PPKBDSub
PPKBD
Kelompok
Akseptor
Kelompok
BKB
Kelompok
UPPKS
Kelompok
BKR
Kelompok
BKL1 Serpong 9 84 2 22 2 4 3
2 Serpong Utara 7 36 2 17 2 2 2
3 Setu 6 33 2 6 2 1 1
4 Pamulang 8 121 5 34 5 5 4
5 Ciputat 7 92 10 41 10 8 8
6 Ciputat Timur 6 73 2 32 2 5 4
7 Pondok Aren 11 108 10 31 10 6 5
Kota Tangerang Selatan 54 547 33 183 33 31 27
Keterangan:
PPKBD : Petugas Pembina Keluarga Berencana Desa
BKB : Bina Keluarga Balita
UPPKS : Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera
BKR : Bina Keluarga Remaja
BKL : Bina Keluarga Lansia
Tabel 3.13Jumlah Institusi Masyarakat dalam Kegiatan Keluarga Berencana menurut Kecamatan
Kota Tangerang SelatanTahun 2008
Sumber: Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Tangerang dalam
Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2008/2009
SerpongSerpong
UtaraSetu Pamulang Ciputat
Ciputat
Timur
Pondok
ArenPPM MKJP 209 172 79 395 246 272 296 1.669 3.727
MKJP
IUD 55 35 42 190 202 67 51 642 1.098
MOP - 3 1 4 8 4 6 26 18
MOW 21 5 14 30 21 4 15 110 142
IMP 47 64 92 7 31 41 34 316 176
Jumlah 123 107 149 231 262 116 106 1.094 1.434 Pencapaian 58,85% 62,21% 188,61% 58,48% 106,50% 42,65% 35,81% 65,55% 38,48%
PPM Non MKJP 2.765 2.287 799 4.046 2.744 2.735 2.751 18.127 14.889
Non MKJP
Suntik 3.089 1.061 750 2.962 2.647 2.010 829 13.348 6.447
Pil 723 299 478 906 587 337 496 3.826 2.308
Kondom 265 22 57 6 10 11 108 479 333
Ovag - - - - - - - - -
Jumlah 4.077 1.382 1.285 3.874 3.244 2.358 1.433 17.653 9.088 Pencapaian 147,45% 60,43% 160,83% 95,75% 118,22% 86,22% 52,09% 97,39% 61,04%
Total PPM 2.974 2.459 878 4.441 2.990 3.007 3.047 19.796 18.616
4.200 1.489 1.434 4.105 3.506 2.474 1.539 18.747 10.522
Total Pencapaian 141,22% 60,55% 163,33% 92,43% 117,26% 82,27% 50,51% 94,70% 56,52%
Keterangan:
PPM : Perkiraan Permintaan Masyarakat
MKJP : Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
IUD : Intra Uterine Device
MOP : Metode Operasi Pria
MOW : Metode Operasi Wanita
2007
Total Peserta KB Baru
Sumber: Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten Tangerang
Dalam Angka 2008/2009
MetodeKecamatan Kota
Tangerang
Selatan
Tabel 3.14Jumlah Peserta KB Baru Berdasarkan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)
dan Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non MKJP) Menurut KecamatanKota Tangerang Selatan
Tahun 2008
SerpongSerpong
UtaraSetu Pamulang Ciputat
Ciputat
Timur
Pondok
Aren
MKJP
IUD 2.822 2.824 388 10.775 6.160 6.873 7.742 37.584 37.460
MOP 238 238 96 488 309 312 319 2.000 1.976
MOW 303 303 71 620 761 409 615 3.082 3.026
IMP 439 439 267 570 283 355 477 2.830 2.669
Jumlah 3.802 3.804 822 12.453 7.513 7.949 9.153 45.496 45.131
Non MKJP
Suntik 7.272 3.959 2.732 6.683 5.493 8.823 8.156 43.118 47.409
Pil 1.624 1.624 1.101 7.802 3.960 3.752 5.398 25.261 27.131
Kondom 21 21 24 71 68 81 272 558 410
Ovag 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 8.917 5.604 3.857 14.556 9.521 12.656 13.826 68.937 74.950
Total Peserta KB Aktif 12.719 9.408 4.679 27.009 17.034 20.605 22.979 114.433 120.081
21.160 15.651 8.241 44.955 28.375 32.784 38.267 189.433 189.503
Persentase 60,11% 60,11% 56,78% 60,08% 60,03% 62,85% 60,05% 60,41% 63,37%
Keterangan:
MKJP : Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
IUD : Intra Uterine Device
MOP : Metode Operasi Pria
MOW : Metode Operasi Wanita
2007
Total Pasangan Usia
Subur
Sumber: Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten
Tangerang Dalam Angka 2008/2009
Tabel 3.15Jumlah Peserta KB Aktif Berdasarkan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)
dan Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non MKJP) Menurut KecamatanKota Tangerang Selatan
Tahun 2008
Metode
KecamatanKota
Tangerang
Selatan
Panti sosial yang terdapat di Kota Tangerang Selatan adalah panti asuhan anak sejumlah 14 panti
dan tresna werdha sejumlah 5 panti dan bina grahita sejumlah 1 panti. Potensi dan sumber daya
kesejahteraan sosial di antaranya adalah tenaga kesejahteraan masyarakat, organisasi masyarakat,
karang taruna dan panti sosial.
Penyandang masalah kesejahteraan sosial masih banyak dan beragam jenis permasalahannya.
Dari dua puluh empat jenis permasalahan, penyandang yang paling banyak adalah anak jalanan, wanita
rawan sosial, lansia berumur lebih dari 60 tahun yang terlantar, korban bencana alam setahun lalu,
penduduk di daerah rawan bencana alam, keluarga fakir miskin, dan penduduk yang tinggal di rumah
tidak layak huni. Ada yang memang permasalahan khas daerah perkotaan seperti anak jalanan dan
pengemis namun ada juga yang bukan. Untuk orang terinfeksi HIV/AIDS dinyatakan tidak ada. Hal ini
kemungkinan besar disebabkan belum ada data terpisah per kecamatan yang disebabkan oleh sifat
kerahasiaan berkaitan dengan domisili individu-individu tersebut. Namun diperkirakan angkanya cukup
besar yang di antaranya disebabkan oleh lokasi yang berbatasan dengan DKI Jakarta sehingga
memudahkan penyebaran HIV dari Ibukota.
No Jenis SerpongSerpong
UtaraSetu Pamulang Ciputat
Ciputat
Timur
Pondok
Aren
Kota
Tangerang
Selatan1 Petirahan Anak - - - - - - - -
2 Taman Penitipan Anak - - - - - - - -
3 Panti Asuhan Anak 1 - 1 4 3 - 5 14
4 Bina Remaja - - - - - - - -
5 Tresna Werdha - - 1 2 1 - 1 5
6 Bina Daksa - - - - - - - -
7 Bina Netra - - - - - - - -
8 Bina Rungu - - - - - - - -
9 Bina Grahita - - - - - - 1 1
10 Bina Laras - - - - - - - -
11 Bina Pasca Laras Kronis - - - - - - - -
12 Marsudi Putra - - - - - - - -
13 Pamardi Putra - - - - - - - -
14 Karya Wanita - - - - - - - -
15 Bina Karya - - - - - - - -
1 - 2 6 4 - 7 20
Sumber: Dinas Sosial Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2008/2009
Tabel 3.16Jumlah Panti Sosial Menurut Jenis dan Kecamatan
di Kota Tangerang SelatanTahun 2008
Jumlah
No Jenis SerpongSerpong
UtaraSetu Pamulang Ciputat
Ciputat
Timur
Pondok
Aren
Kota
Tangerang
Selatan1 Balita Terlantar 684 14 7 12 9 9 - 735
2 Anak Terlantar 115 - 410 - - - - 525
3 Anak Nakal 37 8 101 85 99 72 31 433
4 Anak Jalanan 24 2 35 68 559 516 2 1.206
5 Anak 5-21 th Korban Kekerasan 8 - 8 12 - - - 28
6 Wanita 22-59 th Korban Kekerasan 7 - - - - - - 7
7 Wanita Rawan Sosial 247 161 965 1 - - 5 1.379
8 Lansia >60 th Terlantar 97 4 1.162 - 13 12 6 1.294
9 Lansia >60 th Korban Kekerasan 8 - - - - - - 8
10 Anak Cacar Usia 5-21 th 119 36 - 55 63 - 48 321
11 Penyandang Cacat 79 30 111 81 64 57 63 485
12 Penyandang Cacat Eks TBC 1 - 3 38 - 10 39 91
13 Penyandang Cacat Eks Kusta - - 3 20 - 16 - 39
14 Mantan Napi 66 4 26 466 18 60 11 651
15 Pekerja Seks Komersial 14 10 75 38 - - - 137
16 Waria 13 - - - - - 1 14
17 Pengemis 15 7 27 27 109 92 - 277
18 Pemulung - - - 164 - - 70 234
19 Gelandangan 2 - 13 - 17 12 1 45
20 Eks Korban NAPZA 49 7 16 16 6 6 22 122
21 Pengidap HIV/AIDS - - - - - - - -
22 Korban Bencana Sosial/Pengungsi - - - - - - - -
23 Korban Bencana Alam setahun Lalu 5 2.638 1.755 8 21 86 3 4.516
24 Penduduk di daerah Rawan Bencana
Alam
284 9 1.873 81 7 558 6.250 9.062
25 Keluarga Fakir Miskin 2.182 2.140 3.431 107 122 130 5.698 13.810
26 Yang Tinggal di Rumah Tidak Layak Huni 315 61 1.122 6 8 7 130 1.649
27 Keluarga Bermasalah Sosial Psikologi - - - - - - - -
28 Keluarga Rentan Sosial Ekonomi - - - - - - - -
Sumber: Dinas Sosial Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2008/2009
Tabel 3.17Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Menurut Kecamatan
di Kota Tangerang SelatanTahun 2008
Tenaga
Kesejahteraan
Masyarakat
Organisasi
Sosial
Masyarakat
Karang
TarunaPanti Sosial LSM
LSM
Perempuan
1 Serpong 131 192 11 8 340 -
2 Serpong Utara 42 14 6 4 - 4
3 Setu 66 8 9 3 28 -
4 Pamulang 22 172 9 28 81 10
5 Ciputat 7 90 27 20 16 8
6 Ciputat Timur 7 90 27 20 16 8
7 Pondok Aren - 29 21 11 19 24
275 595 110 94 500 54
Sumber: Dinas Sosial Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2008/2009
Kota Tangerang Selatan
Tabel 3.18Jumlah Potensi dan Sumberdaya Kesejahteraan Sosial Menurut Kecamatan
di Kota Tangerang SelatanTahun 2008
No Kecamatan
Potensi dan Sumberdaya Kesejahteraan Sosial
Berdasarkan validasi data Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang dilakukan oleh BPS pada tahun
2008, jumlah rumah tangga penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) di Kota Tangerang Selatan adalah
sebanyak 19.104 RT. Jumlah penerima paling banyak di Pamulang yaitu sebanyak 5.963 rumah tangga,
sedangkan paling sedikit di Ciputat Timur yaitu sebanyak 1.685 rumah tangga.
Menurut hasil Pendataan Program Perlindungan Sosial (2008) yang memverifikasi hasil sensus
BLT tahun 2005, terjadi penurunan jumlah RTS menjadi 16.303 RT dengan jumlah kepala dan anggota
rumah tangga 58.093 orang atau 4,89% jika dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun 2008.
Persentase tersebut lebih kecil jika dibandingkan dengan persentase di Kabupaten Tangerang (dengan
36 kecamatan) yang sebesar 19,18% (687.797 orang jumlah kepala dan anggota RTS dari 3.585.269
orang penduduk) dengan jumlah rumah tangga sasaran sebanyak 189.236 RTS.
Di Provinsi Banten, Kota Tangerang Selatan menempati posisi kedua setelah Kota Cilegon dalam
hal persentase penduduk miskin (RTS) yang paling sedikit.
Jika dilihat per kecamatan, persentase jumlah kepala dan anggota rumah tangga RTS tertinggi
adalah di Setu dengan 10,93% dan yang terendah adalah di Ciputat Timur dengan 2,44%.
No KecamatanRumah Tangga
Penerima BLT
Rumah Tangga
Sasaran PPLS
'08
Kepala &
Anggota
RTS PPLS
'08
Jumlah
Penduduk
Persentase RTS
Terhadap Jumlah
Penduduk
1 Serpong 2.463 2.420 5.317 102.733 5,18%
2 Serpong Utara 1.742 1.590 5.453 79.234 6,88%
3 Setu 1.993 1.817 6.313 57.758 10,93%
4 Pamulang 5.963 5.299 18.119 254.085 7,13%
5 Ciputat 2.438 1.848 6.086 165.559 3,68%
6 Ciputat Timur 1.685 918 4.003 164.207 2,44%
7 Pondok Aren 2.820 2.411 7.353 252.726 2,91%
19.104 16.303 52.644 1.076.302 4,89%
Sumber:
- Bappeda Kabupaten Tangerang (2008)
- Pendataan Program Perlindungan Sosial 2008, BPS Kabupaten Tangerang
Kota Tangerang SelatanTahun 2008
Kota Tangerang Selatan
Tabel 3.19Jumlah Rumah Tangga
Hasil Pendataan Program Perlindungan Sosial 2008 Menurut Kecamatan
No KecamatanRumah Tangga
Sasaran PPLS '08
Kepala & Anggota
RTS PPLS '08
1 Serpong 2.420 5.317
1 Buaran 365 887
2 Ciater 335 674
3 Rawa Mekar Jaya 257 549
4 Rawa Buntu 205 414
5 Serpong 402 949
6 Cilenggang 290 660
7 Lengkong Gudang 123 249
8 Lengkong Gudang Timur 215 457
9 Lengkong Wetan 228 478
2 Serpong Utara 1.590 5.453
1 Lengkong Karya 140 500
2 Jelupang 236 694
3 Pondok Jagung 170 605
4 Pondok Jagung Timur 208 690
5 Pakulonan 276 991
6 Paku Alam 232 869
7 Paku Jaya 328 1.104
3 Ciputat 1.848 6.086
1 Sarua 418 1.178
2 Jombang 305 1.032
3 Sawah Baru 323 1.063
4 Sarua Indah 170 460
5 Sawah 257 875
6 Ciputat 83 165
7 Cipayung 292 1.313
4 Ciputat Timur 918 4.003
1 Pisangan 99 345
2 Cireundeu 85 441
3 Cempaka Putih 203 958
4 Rempoa 256 1.248
5 Rengas 119 472
6 Pondok Ranji 156 539
Kota Tangerang SelatanTahun 2008
Kelurahan/Desa
Tabel 3.20Jumlah Rumah Tangga
Hasil Pendataan Program Perlindungan Sosial 2008Menurut Kelurahan / Desa
No KecamatanRumah Tangga
Sasaran PPLS '08
Kepala & Anggota
RTS PPLS '085 Pamulang 5.299 18.119
1 Pondok Benda 495 1.812
2 Pamulang Barat 430 1.429
3 Pamulang Timur 383 1.118
4 Pondok Cabe Udik 303 1.039
5 Pondok Cabe Ilir 848 2.801
6 Kedaung 1.726 5.822
7 Bambu Apus 460 1.267
8 Benda Baru 654 2.831
6 Pondok Aren 2.411 7.353
1 Perigi Baru 295 908
2 Pondok Kacang Barat 203 687
3 Pondok Kacang Timur 208 824
4 Perigi 361 993
5 Pondok Pucung 135 413
6 Pondok Jaya 122 437
7 Pondok Aren 203 586
8 Jurang Mangu Barat 365 993
9 Jurang Mangu Timur 203 554
10 Pondok Karya 143 482
11 Pondok Betung 173 476
7 Setu 1.817 6.313
1 Kranggan 406 1.536
2 Muncul 259 839
3 Kademangan 381 1.329
4 Setu 204 684
5 Babakan 225 787
6 Bakti Jaya 342 1.138
16.303 52.644
Sumber:
- Bappeda Kabupaten Tangerang (2008)
- Pendataan Program Perlindungan Sosial 2008, BPS Kabupaten Tangerang
Kelurahan/Desa
Jumlah
Tabel 3.20(Lanjutan)
Agama
Berdasarkan komposisi penduduk menurut agama yang dipeluk, sebagian besar penduduk
memeluk agama Islam yaitu sebanyak 90,98%. Penduduk selebihnya memeluk agama Protestan
(4,07%), Kristen (3,14%), Budha (1,21%) dan Hindu (0,60%). Komposisi penduduk berdasarkan agama
yang dipeluk diolah dari Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan.
Sarana peribadatan yang tersedia untuk para pemeluk agama adalah mesjid sebanyak 436 buah,
langgar/mushola 968 buah, gereja 42 buah, vihara/kuil 7 buah.
SerpongSerpong
UtaraCiputat
Ciputat
TimurPamulang
Pondok
ArenSetu
1 Islam 89,38% 81,57% 94,00% 88,80% 94,87% 90,97% 90,94% 90,98%
2 Kristen 4,20% 7,14% 2,00% 3,65% 2,17% 2,79% 1,90% 3,14%
3 Protestan 2,97% 7,72% 2,00% 5,59% 2,19% 5,16% 4,47% 4,07%
4 Hindu 0,40% 0,31% 1,00% 0,81% 0,48% 0,42% 0,93% 0,60%
5 Budha 3,05% 3,27% 1,00% 1,15% 0,30% 0,67% 1,76% 1,21%
100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%
Sumber: Hasil Olah Data dari Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)
Jumlah
Tabel 3.21Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama Yang Dipeluk Menurut Kecamatan
Kota Tangerang Selatan2008
No Agama
Kecamatan Kota
Tangerang
Selatan
No Kecamatan MesjidLanggar /
MusholaGereja Vihara / Kuil
1 Serpong 41 130 6 2
2 Serpong Utara 40 112 3 0
3 Setu 26 65 0 0
4 Pamulang 108 156 26 3
5 Ciputat 71 150 1 2
6 Ciputat Timur 62 149 0 0
7 Pondok Aren 88 206 6 0
Kota Tangerang Selatan 436 968 42 7
Tabel 3.22Jumlah Fasilitas Peribadatan Menurut Jenis dan Kecamatan
di Kota Tangerang SelatanTahun 2008
Sumber: Departemen Agama Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten Tangerang Dalam
Angka 2008/2009
Cagar Budaya
Bangunan cagar budaya dan mempunyai nilai sejarah di antaranya adalah bangunan peristiwa
lengkong di BSD, tugu pernyataan rakyat Serpong di Perempatan Cisauk dan rumah tua peninggalan
Belanda di Cilenggang. Bangunan lain yang mempunyai nilai budaya adalah rumah-rumah adat
perpaduan budaya Cina dan Betawi seperti di daerah Maruga Ciputat dan rumah adat betawi yang
banyak dijumpai di daerah Parigi dan Jombang.
Pariwisata
Fasilitas olah raga dan rekreasi yang terbanyak adalah berupa lapangan bulutangkis sebanyak 43
buah dan lapangan sepakbola sebanyak 41 buah. Selain itu juga terdapat 11 mal dan 125 rumah makan.
Sepak
Bola
Bulu-
tangkisVoli Tenis
1 Serpong 1 3 4 2 1 4 - 2 1
2 Serpong Utara 3 5 5 - - - - 2 -
3 Ciputat 5 5 3 - - 1 - 2 2
4 Ciputat Timur 3 6 4 2 - 1 - 1 1
5 Pamulang 10 4 6 5 - 5 1 2 2
6 Pondok Aren 4 - 2 2 1 1 - 2 2
7 Setu 15 20 2 1 - - - - 1
Kota Tangerang Selatan 41 43 26 12 2 12 1 11 9
Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)
Tabel 3.23Jumlah Fasilitas Olahraga dan Rekreasi Per Kecamatan
di Kota Tangerang SelatanTahun 2008
No Kecamatan
Lapangan
Lapangan
Golf
Kolam
Renang
Pacuan
KudaMal
GOR
/ GSG
No KecamatanJumlah Rumah
MakanJumlah Meja Jumlah Kursi
Jumlah
Counter
1 Serpong 40 150 600 20
2 Serpong Utara 35 50 400 20
3 Ciputat 1 - - -
4 Ciputat Timur 4 40 200 -
5 Pamulang 11 60 300 -
6 Pondok Aren 3 50 250 -
7 Setu 31 100 500 -
Kota Tangerang Selatan 125 450 2.250 40
Tabel 3.24Jumlah Rumah Makan dan Counter Menurut Kecamatan
di Kota Tangerang SelatanTahun 2007
Sumber: Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pariwisata Kabupaten Tangerang
dalam Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2007/2008
Bab 4
Infrastruktur dan Permukiman
Transportasi
Jalan merupakan salah satu infrastruktur terpenting sebagai salah satu faktor daya tarik investasi
di suatu daerah. Pada awal tahun 2009, jalan kota Tangerang Selatan menurut Dinas Pekerjaan Umum
Kota Tangerang Selatan memiliki total panjang jalan kota adalah 137,773 Km dan diperkirakan 5% rusak
ringan, 5% rusak sedang dan 20% rusak berat. Setelah dilakukan peningkatan dan pemeliharaan pada
tahun 2009, tingkat kerusakan telah banyak berkurang.
Jumlah terminal yang ada di Kota Tangerang Selatan yang resmi baru satu buah yaitu di Pondok
Cabe namun saat ini tidak dimanfaatkan dan dalam kondisi tidak terurus. Terminal di BSD juga belum
dimanfaatkan secara optimal. Kendaraaan angkutan umum lebih banyak parkir di pinggir jalan untuk
menunggu atau menaikturunkan penumpang yang biasanya berlokasi di sekitar pasar, stasiun, kompleks
perumahan dan persimpangan jalan. Kondisi ini menimbulkan kemacetan di banyak ruas jalan. Titik
rawan kemacetan utamanya terdapat pada 12 titik yang umumnya terdapat pada sekitar persimpangan
jalan atau pasar.
1 Jl. Raya Serpong - Pahlawan Seribu Arteri Sekunder
2 Jl. Letnan Sutopo (BSD) - Ciater Kolektor Sekunder
3 Jl. Kapten Subianto (BSD) - Rawa Buntu Arteri Sekunder
4 Jl. Ciater Raya - Bukit Indah Kolektor Sekunder
5 Jl. Astek - Jombang Kolektor Sekunder
6 Jl. Jombang Raya - Aria Putra Kolektor Sekunder
7 Jl. Aria Putra - Pasar Ciputat Kolektor Sekunder
8 Jl. Otista - Dewi Sartika - Pasar Ciputat Arteri Sekunder
9 Jl. Pamulang Raya - Pajajaran Arteri Sekunder
10 Jl. Setiabudi - Cabe Raya Kolektor Sekunder
11 Jl. Cabe Raya - Cireundeu Kolektor Sekunder
12 Jl. Ir. H. Juanda - Pasar Jum'at Arteri Sekunder
13 Jl. Tegal Rotan - Cenderawasih - Ki Hajar Dewantara - Pasar Ciputat Kolektor Sekunder
14 Jl. Rempoa - Gintung Kolektor Sekunder
15 Jl. Menteng Raya (Bintaro) - Bintaro Utama Kolektor Sekunder
16 Jl. Pondok Betung Raya - WR. Supratman (IAIN Ciputat) Kolektor Sekunder
17 Jl. Ceger Raya - Pondok Betung Kolektor Sekunder
18 Jl. Pondok Kacang - Parigi Kolektor Sekunder
19 Jl. Elang (Bintaro) - Menteng Raya (Bintaro) Kolektor Sekunder
20 Jl. Graha Bunga - Parigi Kolektor Sekunder
21 Jl. Bhayangkara - Mas Mansyur Kolektor Sekunder
22 Jl. Sutera Utama (Alam Sutera) Kolektor Sekunder
23 Jl. Raya Puspitek - Pamulang Arteri Sekunder
24 Jl. Tol Serpong - Bintaro Arteri Primer
25 Jl. German Center - Muncul Arteri Sekunder
26 Jl. Rawa Buntu - Viktor Arteri Sekunder
27 Jl. Lingkar Selatan Arteri Sekunder
28 Parakan - Ciater Raya Kolektor Sekunder
Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)
Tabel 4.1Ruas Jalan Kota Tangerang Selatan
Tahun 2008
No. Nama Jalan / Ruas Jalan Status Jalan
No. Titik Rawan Kemacetan
1 Jalan Serpong Raya sekitar PT Pratama Abadi Industri hingga Gading Serpong
2 Jalan Serpong Raya sekitar Rumah Sakit Ashshobirin
3 Jalan Pahlawan Seribu di sekitar Pasar Serpong (lintasan Kereta Rel Listrik)
4 Perempatan Jalan Pahlawan Seribu menuju Kampus ITI
5 Perempatan Puspiptek Pasar Jengkol
6 Pasar Jombang sekitar Jalan Tol
7 Pertigaan Jalan Pondok Betung Raya sekitar Kantor Kelurahan Pondok Betung
8 Perempatan Bintaro - Jalan Pondok Betung Raya
9 Perempatan Jalan Ir. H. Juanda - Jalan Pahlawan, Rempoa
10 Pertigaan Jalan WR Supratman - Jalan Ir. H. Juanda, Ciputat
11 Pertigaan Pasar Ciputat
12 Perempatan Pondok Cabe Jalan Setiabudi - Jalan RE Martadinata
Sumber:
- Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)
- Jakarta Jabotabek Street Atlas and Index CD-ROM 2005/2006, Gunther W. Holtorf
Tabel 4.2Titik Rawan Kemacetan Kota Tangerang Selatan
Stasiun kereta rel listrik (KRL) berjumlah 5 buah dan tersebar di tiga kecamatan yaitu Serpong,
Ciputat dan Ciputat Timur. Wilayah Kota Tangerang Selatan yang dilalui oleh lintasan rel KRL antara lain
wilayah Serpong (Stasiun Pasar Serpong), Stasiun Rawa Buntu (BSD), Stasiun Tegal Rotan (Pondok
Aren), Ciputat (Stasiun Jombang) dan Ciputat Timur (Stasiun Pondok Ranji). Kereta rel listrik yang
melintas adalah KRL penumpang dan kereta api barang.
Moda angkutan KRL ini banyak dipilih warga Kota Tangerang Selatan yang beraktivitas di Jakarta
karena berbagai pertimbangan lebih cepat, murah atau memang lokasi stasiunnya yang berdekatan
dengan kantor / tempat kerja mereka. Jumlah penglaju yang cukup besar membutuhkan sarana / moda
transportasi massal yang cepat, nyaman dan murah yang dapat menarik para penglaju untuk
menggunakannya sehingga mereka tidak menggunakan kendaraan, terutama mobil, pribadi yang
kemudian diharapkan dapat mengurangi kemacetan dan tingkat polusi udara. Kereta rel listrik merupakan
salah satu alternatif yang dapat digunakan mengingat jaringan rel listrik tepat berada di tengah Kota
Tangerang Selatan.
Jika dilihat dari pilihan moda angkutan, kereta api baru mencapai 5% sebagai moda transportasi
yang dipilih masyarakat. Perencanaan jaringan rel KRL sudah harus mulai dirancang dengan
memperhatikan titik-titik lokasi perumahan dalam penentuan lokasi stasiun-stasiunnya dan perencanaan
sistem transportasi secara keseluruhan yang menggabungkan berbagai model transportasi sehingga
menjadi moda yang semakin banyak dipilih masyarakat.
No. Nama Stasiun Kereta Rel Listrik Kelurahan/Desa Kecamatan
1 Stasiun Serpong Serpong Serpong
2 Stasiun Rawabuntu Rawabuntu Serpong
3 Stasiun Sudimara Jombang Ciputat
4 Stasiun Tegal Rotan Sawah Ciputat
5 Stasiun Pondok Ranji Pondok Ranji Ciputat TimurSumber:
- Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)
- Jakarta Jabotabek Street Atlas and Index CD-ROM 2005/2006, Gunther W. Holtorf
Tabel 4.3
Stasiun Kereta Rel Listrik di Kota Tangerang Selatan
No. Nama Stasiun Kereta Rel Listrik Kelurahan/Desa Kecamatan
1 Stasiun Serpong Serpong Serpong
2 Stasiun Rawabuntu Rawabuntu Serpong
3 Stasiun Sudimara Jombang Ciputat
4 Stasiun Tegal Rotan Sawah Ciputat
5 Stasiun Pondok Ranji Pondok Ranji Ciputat TimurSumber:
- Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)
- Jakarta Jabotabek Street Atlas and Index CD-ROM 2005/2006, Gunther W. Holtorf
Tabel 4.3
Stasiun Kereta Rel Listrik di Kota Tangerang Selatan
Tabel 4.4 Perjalanan Orang
Menurut Moda Angkutan Tahun 2006
No. Moda Angkutan
Perjalanan Orang per Hari
Komposisi Pilihan
1 Bus 29% 20%
2 Mobil/Sepeda Motor 32% 40%
3 Angkutan Kota 37% 35%
4 Kereta Api 2% 5%
Jumlah 100% 100%
Sumber: Studi Sistem Transportasi Commuter Tahun 2006 dalam Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)
Gambar 4.1. Rel kereta dan titik-titik
lokasi stasiun kereta di Kota Tangerang Selatan pada tahun 2008 (Sumber : Kompilasi Data untuk Penyusunan
RTRW Kota Tangerang Selatan, 2008)
Energi dan Telekomunikasi
Selain prasarana transportasi, prasarana dan sarana terkait energi dan telekomunikasi juga sangat
penting. Di Kota Tangerang Selatan terdapat tiga kantor pelayanan PLN, yaitu di Serpong, Ciputat dan
Pamulang. Gardu listrik berjumlah 61 unit dengan 195.352 sambungan listrik. Di setiap kecamatan
terdapat lebih dari 15.000 sambungan listrik kecuali di Setu yang hanya berjumlah 9.686 sambungan.
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) banyak dijumpai di kawasan pusat keramaian dan
jalan-jalan utama. Di Kota Tangerang Selatan terdapat 52 SPBU yang tersebar di seluruh kecamatan.
Serpong dan Pamulang adalah kecamatan dengan jumlah SPBU terbanyak yaitu 12 dan 13 unit SPBU.
Sedangkan Setu dan Pondok Aren hanya memiliki masing-masing 2 dan 3 unit saja.
Kantor Telkom berjumlah 5 buah dan tersebar di 5 kecamatan. Tower GSM/BTS berjumlah 83 unit
sedangkan sambungan telepon berjumlah 108.529 sambungan. Sambungan telepon paling banyak
terdapat di Pamulang dengan 26.447 sambungan sedangkan paling sedikit terdapat di Setu dengan
5.381 sambungan.
Gardu
Listrik
Kantor
PLN
Sambungan
ListrikSPBU
Tower
GSM/BTS
Kantor
Telkom/STO
Sambungan
Telepon
1 Serpong 14 1 18.508 12 12 - 10.282
2 Serpong Utara 4 - 15.165 6 10 1 8.425
3 Ciputat 10 1 28.375 7 9 1 15.764
4 Ciputat Timur 11 - 28.944 9 8 - 16.080
5 Pamulang 10 1 47.604 13 24 1 26.447
6 Pondok Aren 8 - 47.070 3 8 1 26.150
7 Setu 4 - 9.686 2 12 1 5.381
61 3 195.352 52 83 5 108.529
Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)
Kota Tangerang Selatan
Tabel 4.5Sebaran Gardu Listrik, Kantor PLN
Menara Telekomunikasi/BTS dan Kantor Telkom/STOdi Kota Tangerang Selatan
No Kecamatan
Energi Telekomunikasi
Utilitas
Terkait dengan pengelolaan limbah baik limbah padat (sampah) maupun limbah cair, terdapat 5
unit water treatment plant (WTP) yang tersebar di Serpong, Serpong Utara dan Pondok Aren. Selain itu
juga terdapat 21 tempat pembuangan sementara (TPS) yang sebagian besarnya menurut Dinas
Kebersihan dan Pertamanan adalah TPS liar. Jumlah tersebut belum mencukupi untuk memenuhi
kebutuhan seluruh penduduk. Dengan standar kota metropolitan, tingkat timbulan sampah diasumsikan
sebanyak 0,0035 m3 /orang/hari, maka timbulan sampah pada tahun 2008 dengan jumlah penduduk
1.076.302 jiwa mencapai ±3.767,06 m3 sampah/hari.
Di masa mendatang perlu dikembangkan pengelolaan sampah berbasis masyarakat (PSBM).
Paradigma pengolahan sampah yang telah berubah dari “mengumpulkan, mengangkut dan membuang”
menjadi “mengurangi, menggunakan kembali, mendaur ulang, memulihkan” atau “reduce, reuse, recycle,
recover” menuntuk keterlibatan masyarakat yang lebih besar dalam pengelolaan sampah.
Dalam hal pelayanan air bersih, PDAM Kabupaten Tangerang berperan dalam pelayanan bagi
pabrik/industri. Wilayah pelayanan PDAM belum mencakup seluruh wilayah kota. Di bagian selatan kota
belum ada jaringan perpipaan. Di daerah perumahan, pelayanan air bersih diberikan oleh pihak
pengembang melalui pompa deepwell, yang berarti masih menggunakan air tanah. Demikian juga
masyarakat yang tinggal di kawasan bukan perumahan yang menggunakan pompa air untuk
mendapatkan air bersih dengan sumber dari air tanah. Tingkat kedalaman air semakin berubah menjadi
semakin dalam untuk mendapatkan air bersih melalui pemasangan pompa yang menunjukkan turunnya
permukaan air tanah.
Ada dua makam pahlawan yang terdapat di Pondok Aren dan Setu, yaitu Taman Makam Pahlawan
Seribu di dekat kawasan industri Taman Tekno di Kecamatan Setu dan Taman Makam Bahagia di Parigi
Kecamatan Pondok Aren. Tempat pemakaman umum (TPU) berjumlah 26 unit dengan jumlah terbanyak
terdapat di Ciputat yaitu sebanyak 6 unit. Di Serpong Utara dan Pondok Aren masing-masing hanya
terdapat 2 unit TPU.
TPS WTP
1 Serpong 1 3
2 Serpong Utara 3 1
3 Ciputat 3 0
4 Ciputat Timur 1 0
5 Pamulang 3 0
6 Pondok Aren 3 1
7 Setu 7 0
21 5
Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)
Kota Tangerang Selatan
Tabel 4.6Sebaran Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dan Water Treatment Plant (WTP)
di Kota Tangerang Selatan
No NoSebaran
Catatan: Sebagian besar tempat pembuangan sementara (TPS) merupakan TPS liar (Dinas Kebersihan dan
Pertamanan Kota Tangerang Selatan)
Gambar 4.2. Wilayah pelayanan air bersih perpipaan di Kota Tangerang Selatan pada tahun 2008 (Sumber : Kompilasi Data untuk Penyusunan
RTRW Kota Tangerang Selatan, 2008)
Jumlah Luas
1 Serpong - 5 5,6
2 Serpong Utara - 2 2,5
3 Ciputat - 6 10,6
4 Ciputat Timur - 3 4,5
5 Pamulang - 5 5,0
6 Pondok Aren 1 2 4,0
7 Setu 1 3 3,5
Kota Tangerang Selatan 2 26 35,7
Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)
Tabel 4.7Makam Pahlawan dan Tempat Pemakaman Umum (TPU)
di Kota Tangerang SelatanTahun 2008
No KecamatanMakam
Pahlawan
TPU
Lainnya
Bencana banjir merupakan masalah yang harus dihadapi oleh penduduk yang bahkan di lokasi
tertentu harus dihadapi secara rutin. Lokasi rawan banjir terdapat di sepanjang beberapa sungai yang
mengalir di Kota Tangerang Selatan, di antaranya Kali Angke, Kali Serua, Kali Pasanggrahan, Kali
Ciputat dan Kali Kedaung. Titik-titik lokasi rawan banjir tersebut dapat dilihat pada tabel dan gambar.
No Lokasi Sungai Kecamatan
1 Kompleks Sekretariat Negara Kali Angke Pondok Aren
2 Perumahan Maharta Kali Serua Pondok Aren
3 Taman Mangu Kali Pasanggrahan Pondok Aren
4 Graha Permai, Bintaro Kali Ciputat Ciputat
5 Perumahan Bintaro Sektor 9, Bintaro Kali Serua Pondok Aren
6 Kompleks Inhutani Kali Pasanggrahan Ciputat
7 Perumahan Pondok Hijau Kali Ciputat Ciputat
8 Perumahan Graha Hijau Kali Pasanggrahan Ciputat
9 Perumahan Reni Jaya Kali Angke Pamulang
10 Perumahan Bukit Pamulang Indah Kali Kedaung Pamulang
Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)
Tabel 4.8Lokasi Rawan Banjir
di Kota Tangerang Selatan
Gambar 4.4. Sebaran lokasi rawan banjir di Kota Tangerang Selatan pada tahun 2008 (Sumber : Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan, 2008)
Bab 5
Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan Kota Tangerang Selatan sebagian besar adalah untuk perumahan dan
permukiman yaitu seluas 9.941,41 Ha atau 67,54% dari 14.719 Ha. Sawah ladang dan kebun menempati
posisi kedua terluas dengan 2.794,41 Ha atau 18,99%. Penggunaan lahan paling kecil adalah untuk pasir
dan galian yaitu seluas 15,27 Ha atau 0,1% yang terdapat di Setu.
Di Kota Tangerang Selatan terdapat tiga pengembang perumahan skala besar yaitu Bumi Serpong
Damai (BSD), Bintaro dan Alam Sutera. Hingga tahun 2008, terdapat 128 kawasan perumahan baik yang
berdiri sendiri atau berupa cluster dari lingkup kawasan perumahan skala besar. Jumlah kawasan
perumahan di tiap kecamatan adalah sebagai berikut: Ciputat 45 kawasan, Pamulang 40 kawasan,
Ciputat Timur 32 kawasan, Pondok Aren 25 kawasan, Serpong 18 kawasan, Serpong Utara 14 kawasan
dan Setu dengan 9 kawasan.
Luas daerah irigasi situ potensial, berdasarkan data Dinas Pekerjaan Umum (2009) adalah
sebesar 97,7 Ha yang tersebar di sekitar 7 situ.
Gambar 5.1. Penggunaan Lahan di Kota Tangerang Selatan pada tahun 2008 (Sumber : Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan, 2008)
No Jenis Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase Luas (%)
1 Perumahan dan permukiman 9.941,41 67,54%
2 Industri / Kawasan Industri 167,61 1,14%
3 Perdagangan dan jasa 487,08 3,31%
4 Sawah, ladang, dan kebun 2.794,41 18,99%
5 Semak belukar dan rerumputan 366,48 2,49%
6 Pasir dan galian 15,27 0,10%
7 Situ dan danau / tambak / kolam 137,43 0,93%
8 Tanah kosong 809,31 5,50%
14.719 100,00%
Tabel 5.1Luas Penggunaan Lahan di Kota Tangerang Selatan
Tahun 2008
Jumlah
Sumber : Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)
No Data Dasar Volume (Ha)
1 Daerah Irigasi Pamulang 25
2 Daerah Irigasi Cibarengkok 15
3 Daerah Irigasi Ciledug 22
4 Daerah Irigasi Engram/Gintung 21
5 Daerah Irigasi Pondok Jagung 8
6 Daerah Irigasi Legoso 2
7 Daerah Irigasi Bungur 3
8 Daerah Irigasi Kayu Antap 1,7
Luas Total 97,7
Tabel 5.2
Luas Daerah Irigasi Situ Potensial
Di Kota Tangerang Selatan
Tahun 2009
Sumber: Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kota Tangerang Selatan, 2009
Komoditas Pertanian
Jenis komoditas pertanian yang diproduksi antara lain adalah padi sawah, jagung, ubi kayu, ubi
jalar, kacang tanah, kacang panjang, mentimun, bayam, terung, kangkung, dan petsai/sawi. Komoditas
dengan luas panen terbesar adalah padi sawah yaitu sebesar 168 Ha dengan produksi 1038 Ton GKP,
sedangkan komoditas dengan luas panen terkecil adalah terung yaitu sebesar 30 Ha dengan produksi
187 ton.
Komoditas Peternakan
Berbagai jenis ternak terdapat di Kota Tangerang Selatan dengan populasi yang beraneka ragam.
Berdasarkan Survei Rumah Tangga Peternakan Nasional 2008, ada beberapa jenis ternak yang
dipelihara di masyarakat. Ternak besar terdiri dari sapi dan kerbau dengan didominasi oleh kerbau
dengan populasi 174 ekor yang ada di Serpong dan Pondok Aren. Ternak kecil yang dipelihara adalah
kambing dengan populasi sebesar 4.169 ekor yang ada di Serpong dan Pondok Aren. Unggas yang
besar populasinya adalah ayam ras pedaging dengan 765.743 ekor dan ayam ras petelur dengan 56.618
ekor. Unggas-unggas lain adalah ayam buras (2.457 ekor), itik manila (1.348 ekor) dan itik (261ekor).
Rumah tangga yang memelihara ternak didominasi oleh ayam ras petelur dengan 10.576 rumah
tangga demikian juga dengan rumah tangga yang mengusahakan ternak (198 rumah tangga).
No Kecamatan Luas Panen (Ha)Produktivitas
(Kut/Ha)
Produksi (Ton
GKP)1 Serpong 48 61,19 294
2 Serpong Utara 11 59,25 65
3 Setu 26 62,45 162
4 Pamulang - - -
5 Ciputat 59 62,23 367
6 Ciputat Timur - - -
7 Pondok Aren 24 62,35 150
Kota Tangerang Selatan 168 307,47 1.038
Tabel 5.3Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi Sawah Menurut Kecamatan
Kota Tangerang SelatanTahun 2008
Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten
Tangerang Dalam Angka 2008/2009
No Kecamatan Luas Panen (Ha)Produktivitas
(Kut/Ha)Produksi (Ton)
1 Serpong 2 28,53 6
2 Serpong Utara 3 28,86 9
3 Setu 19 28,76 55
4 Pamulang 15 29,57 44
5 Ciputat 28 29,31 82
6 Ciputat Timur 14 28,55 40
7 Pondok Aren 14 29,49 41
Kota Tangerang Selatan 95 203,07 277
Tabel 5.4Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Jagung Menurut Kecamatan
Kota Tangerang SelatanTahun 2008
Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten Tangerang
Dalam Angka 2008/2009
No Kecamatan Luas Panen (Ha)Produktivitas
(Kut/Ha)Produksi (Ton)
1 Serpong 14 125,40 176
2 Serpong Utara 8 125,00 100
3 Setu 1 126,00 13
4 Pamulang - - -
5 Ciputat 12 126,00 151
6 Ciputat Timur 16 125,28 200
7 Pondok Aren 27 125,50 339
Kota Tangerang Selatan 78 753,18 979
Tabel 5.5Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Ubi Kayu Menurut Kecamatan
Kota Tangerang SelatanTahun 2008
Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten
Tangerang Dalam Angka 2008/2009
No Kecamatan Luas Panen (Ha)Produktivitas
(Kut/Ha)Produksi (Ton)
1 Serpong 2 96,50 19
2 Serpong Utara 7 95,00 67
3 Setu 17 90,59 154
4 Pamulang 14 95,50 134
5 Ciputat 16 96,00 154
6 Ciputat Timur 4 95,50 38
7 Pondok Aren 2 96,00 19
Kota Tangerang Selatan 62 665,09 585
Tabel 5.6Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Ubi Jalar Menurut Kecamatan
Kota Tangerang SelatanTahun 2008
Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten Tangerang
Dalam Angka 2008/2009
No Kecamatan Luas Panen (Ha)Produktivitas
(Kut/Ha)Produksi (Ton)
1 Serpong 5 16,12 8
2 Serpong Utara 9 17,57 16
3 Setu 15 17,14 26
4 Pamulang 9 16,29 15
5 Ciputat 19 17,01 32
6 Ciputat Timur 3 16,99 5
7 Pondok Aren 15 16,99 25
Kota Tangerang Selatan 75 118,11 127
Tabel 5.7Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kacang Tanah Menurut Kecamatan
Kota Tangerang SelatanTahun 2008
Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten Tangerang
Dalam Angka 2008/2009
No Kecamatan Luas Panen (Ha)Produktivitas
(Kut/Ha)Produksi (Ton)
1 Serpong 1 63,45 6
2 Serpong Utara - - -
3 Setu 10 63,40 63
4 Pamulang - - -
5 Ciputat 24 63,14 152
6 Ciputat Timur 16 63,56 102
7 Pondok Aren - - -
Kota Tangerang Selatan 51 253,55 323
Tabel 5.8Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kacang Panjang Menurut Kecamatan
Kota Tangerang SelatanTahun 2008
Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten
Tangerang Dalam Angka 2008/2009
No Kecamatan Luas Panen (Ha)Produktivitas
(Kut/Ha)Produksi (Ton)
1 Serpong - - -
2 Serpong Utara - - -
3 Setu 11 80,46 89
4 Pamulang - - -
5 Ciputat 26 81,96 213
6 Ciputat Timur 14 80,13 112
7 Pondok Aren 8 83,31 67
Kota Tangerang Selatan 59 325,86 480
Tabel 5.9Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Mentimun Menurut Kecamatan
Kota Tangerang SelatanTahun 2008
Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten
Tangerang Dalam Angka 2008/2009
No Kecamatan Luas Panen (Ha)Produktivitas
(Kut/Ha)Produksi (Ton)
1 Serpong - - -
2 Serpong Utara - - -
3 Setu - - -
4 Pamulang 3 26,96 8
5 Ciputat 31 26,22 81
6 Ciputat Timur 21 26,01 55
7 Pondok Aren 42 26,25 110
Kota Tangerang Selatan 97 105,44 254
Tabel 5.10Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Bayam Menurut Kecamatan
Kota Tangerang SelatanTahun 2008
Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten
Tangerang Dalam Angka 2008/2009
No Kecamatan Luas Panen (Ha)Produktivitas
(Kut/Ha)Produksi (Ton)
1 Serpong - - -
2 Serpong Utara - - -
3 Setu - - -
4 Pamulang - - -
5 Ciputat 22 62,23 137
6 Ciputat Timur 8 63,12 50
7 Pondok Aren - - -
Kota Tangerang Selatan 30 125,35 187
Tabel 5.11Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Terung Menurut Kecamatan
Kota Tangerang SelatanTahun 2008
Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten
Tangerang Dalam Angka 2008/2009
No Kecamatan Luas Panen (Ha)Produktivitas
(Kut/Ha)Produksi (Ton)
1 Serpong - - -
2 Serpong Utara 3 69,46 21
3 Setu - - -
4 Pamulang - - -
5 Ciputat 25 68,32 171
6 Ciputat Timur 17 66,31 113
7 Pondok Aren 44 68,22 300
Kota Tangerang Selatan 89 272,31 605
Tabel 5.12Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kangkung Menurut Kecamatan
Kota Tangerang SelatanTahun 2008
Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten
Tangerang Dalam Angka 2008/2009
No Kecamatan Luas Panen (Ha)Produktivitas
(Kut/Ha)Produksi (Ton)
1 Serpong - - -
2 Serpong Utara - - -
3 Setu - - -
4 Pamulang 4 72,33 29
5 Ciputat 31 72,89 226
6 Ciputat Timur - - -
7 Pondok Aren 35 72,46 254
Kota Tangerang Selatan 70 217,68 509
Tabel 5.13Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Petsai / Sawi Menurut Kecamatan
Kota Tangerang SelatanTahun 2008
Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten
Tangerang Dalam Angka 2008/2009
No Jenis SerpongSerpong
UtaraSetu Pamulang Ciputat
Ciputat
Timur
Pondok
Aren
Kota
Tangerang
Selatan1 Kerbau 75 - - - - - 99 174
2 Kuda - - - - - - - -
3 Sapi - - - - - - 79 79
4 Babi - - - - - - - -
5 Domba - - - - - - - -
6 Kambing 1.867 - - - - - 2.302 4.169
7 Ayam Buras 1.216 - - - - - 1.241 2.457
8 Ayam Ras Pedaging - - - - - - 765.743 765.743
9 Ayam Ras Petelur - - - - - - 56.618 56.618
10 Itik 261 - - - - - - 261
11 Itik Manila 707 - - - - - 641 1.348
Tabel 5.14Populasi Ternak Menurut Kecamatan
di Kota Tangerang SelatanTahun 2008
Sumber: Survei Rumah Tangga Peternakan Nasional 2008, Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang
No Jenis SerpongSerpong
UtaraSetu Pamulang Ciputat
Ciputat
Timur
Pondok
Aren
Kota
Tangerang
Selatan1 Kerbau 46 - - - - - 80 126
2 Kuda - - - - - - - -
3 Sapi - - - - - - 35 35
4 Babi - - - - - - - -
5 Domba - - - - - - - -
6 Kambing 538 - - - - - 605 1.143
7 Ayam Buras 300 - - - - - 261 561
8 Ayam Ras Pedaging - - - - - - 205 205
9 Ayam Ras Petelur - - - - - - 10.576 10.576
10 Itik 55 - - - - - - 55
11 Itik Manila 73 - - - - - 44 117
Tabel 5.15Jumlah Rumah Tangga Yang Memelihara Ternak Menurut Kecamatan
di Kota Tangerang SelatanTahun 2008
Sumber: Survei Rumah Tangga Peternakan Nasional 2008, Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang
No Jenis SerpongSerpong
UtaraSetu Pamulang Ciputat
Ciputat
Timur
Pondok
Aren
Kota
Tangerang
Selatan1 Kerbau 12 - - - - - 12 24
2 Kuda - - - - - - - -
3 Sapi - - - - - - 34 34
4 Babi - - - - - - - -
5 Domba - - - - - - - -
6 Kambing 48 - - - - - 96 144
7 Ayam Buras - - - - - - - -
8 Ayam Ras Pedaging - - - - - - 198 198
9 Ayam Ras Petelur - - - - - - 16 16
10 Itik - - - - - - - -
11 Itik Manila 26 - - - - - 26 52
Tabel 5.16Jumlah Rumah Tangga Yang Mengusahakan Ternak Utama Menurut Kecamatan
di Kota Tangerang SelatanTahun 2008
Sumber: Survei Rumah Tangga Peternakan Nasional 2008, Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang
Di Kota Tangerang Selatan terdapat 9 situ, yang tersebar di 5 kecamatan. Situ-situ tersebut adalah
Situ Pondok Jagung / Rawa Kutup, Situ Parigi, Situ Bungur, Situ Kayu Antap, Situ Rompong, Situ
Gintung, Situ Legoso, Situ Pamulang / Pondok Benda, dan Situ Ciledug / Kedaung. Namun, ada 4 situ
yang sudah tidak tertera pada peta, yaitu Situ Bungur, Situ Antak, Situ Rompong, dan Situ Legoso.
Secara umum, situ-situ tersebut mengalami penyusutan air dan pendangkalan pada bagian tepi
yang terutama disebabkan oleh sedimentasi. Situ Gintung saat ini tidak berfungsi akibat jebolnya tanggul
pada akhir Maret 2009.
No Nama Situ Kecamatan Luas Situ (Ha)
1 Situ Pondok Jagung / Rawa Kutup Serpong Utara 8,2
2 Situ Parigi Pondok Aren 5,1
3 Situ Bungur Ciputat -
4 Situ Kayu Antap Ciputat -
5 Situ Rompong Ciputat Timur -
6 Situ Gintung Ciputat Timur 29,3
7 Situ Legoso Ciputat -
8 Situ Pamulang / Pondok Benda Pamulang 27,0
9 Situ Ciledug / Kedaung Pamulang 9,7
Kota Tangerang Selatan 79,3
Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)
Keterangan:
- : sudah tidak ada di peta
Tabel 5.17
Situ di Kota Tangerang Selatan
Tahun 2008
Bab 6
Industri, Perdagangan dan Koperasi
Industri
Industri bukan merupakan sektor utama yang menggerakkan perekonomian Kota Tangerang
Selatan. Namun demikian, perannya masih lebih besar dibandingkan dengan sektor primer seperti sektor
pertanian. Ada lima jenis industri kerajinan yang terdapat di Kota Tangerang Selatan, yaitu kerajinan kayu
berjumlah 165 unit, anyaman 28 unit, gerabah 1 unit, kain 293 unit dan makanan 164 unit. Selain itu
industri kerajian tersebut, juga terdapat 7 unit pabrik yang di dalamnya terdapat 1 kawasan industri.
Perdagangan dan Jasa
Perekonomian Kota Tangerang Selatan, sebagian besar digerakkan oleh sektor perdagangan dan
jasa. Berdasarkan Sensus Ekonomi 2006, jumlah perusahaan menengah dan besar di Kota Tangerang
Selatan berjumlah 65 unit dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 11.162 orang pekerja.
Kegiatan perdagangan dan jasa tersebar hampir di seluruh wilayah Kota Tangerang Selatan.
Namun, yang paling menonjol adalah kegiatan perdagangan dan jasa di sepanjang koridor jalan-jalan
utama seperti Jalan Raya Serpong, Jalan Raya Ceger, Jalan Raya Bintaro Utama – Jalan kesehatan,
Jalan Raya Pondok Betung - Jalan Raya WR Supratman, Jalan Raya Pamulang – Ciputat, Jalan Raya
Pamulang – Pondok Cabe dan Jalan Raya Ir. H. Juanda (Ciputat Raya).
Fasilitas perdagangan dan jasa yang tersedia berupa pasar, baik modern maupun tradisional,
bank, BPR, KUD/koperasi, kompleks ruko dan minimart. Pasar tradisional yang terdapat di tanah milik
pemerintah daerah adalah sebanyak 6 unit, yaitu Pasar Ciputat, Pasar Ciputat Permai, Pasar Jombang,
Pasar Bintaro Sektor 2, Pasar Serpong, dan Pasar Gedung Hijau. Seluruhnya berfungsi kecuali Pasar
Gedung Hijau. Secara total, luas lahan yang ditempati oleh pasar-pasar tersebut adalah 25.721 m2
dengan 1.966 kios, 865 los dan 1.795 pedagang kaki lima.
Berdasarkan tanda daftar perusahaan (TDP), terdapat perseroan terbatas (PT), comanditer
venotschaap / perseroan komanditer (CV), perusahaan perorangan (PO), koperasi, firma, dan bentuk
usaha lain yang keseluruhannya berjumlah 5.146 unit. Yang paling banyak adalah adalah PT yaitu
berjumlah 2.467 unit sedangkan yang paling sedikit adalah firma yang hanya berjumlah 2 unit.
Koperasi
Koperasi seluruhnya berjumlah 330 unit yang terdiri dari koperasi karyawan (Kopkar), koperasi
simpan pinjam (KSP), koperasi serba usaha (KSU), dan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI).
Namun, koperasi yang terdaftar pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tangerang baru
sejumlah 81 unit. Secara keseluruhan, jumlah anggota mencapai 24.553 orang.
PMDN PMANon
FasLk Pr Lk Pr
1 Serpong - - - - - - - - -
2 Serpong Utara - - - - - - - - -
3 Setu - - - - - - - - -
4 Pamulang 6 - 11 17 963 2.613 213 234 4.023
5 Ciputat 4 2 22 28 3.095 2.436 641 413 6.585
6 Ciputat Timur - - - - - - - - -
7 Pondok Aren 2 - 18 20 303 189 42 40 574
12 2 51 65 4.361 5.238 896 687 11.182
Sumber: Sensus Ekonomi 2006, Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang
Tabel 6.1Jumlah Perusahaan Menengah dan Besar Menurut Status Penanaman Modal
dan Jumlah Tenaga Kerja Menurut Kecamatandi Kota Tangerang Selatan
No Kecamatan
Status Penanaman
ModalJumlah
Pekerja
ProduksiPekerja Lainnya
Jumlah
Kota Tangerang Selatan
Kerajinan
Kayu
Kerajinan
Anyaman
Kerajinan
Gerabah
Kerajinan
Kain
Industri
MakananPabrik
1 Serpong 8 5 0 0 12 0
2 Serpong Utara 7 0 0 0 13 5
3 Ciputat 35 1 0 6 18 0
4 Ciputat Timur 64 0 0 4 10 0
5 Pamulang 33 4 0 2 39 1
6 Pondok Aren 5 3 1 281 3 0
7 Setu 13 15 0 0 69 1 (kawasan
industri)
165 28 1 293 164 7
Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)
Kota Tangerang Selatan
Tabel 6.2Sebaran Industri Kecil, Menengah / Besar
di Kota Tangerang Selatan
No Kecamatan
Sebaran
Pasar
Modern
Pasar
TradisionalBank BPR
KUD /
Koperasi
Kompleks
RukoMinimart
1 Serpong 2 1 21 0 0 10 8
2 Serpong Utara 1 0 4 1 0 5 3
3 Ciputat 1 0 5 2 0 4 13
4 Ciputat Timur 1 1 9 0 0 15 13
5 Pamulang 1 2 9 0 1 20 23
6 Pondok Aren 1 2 12 0 0 6 4
7 Setu 1 2 1 1 0 0 7
8 8 61 4 1 60 71
Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)
Kota Tangerang Selatan
Tabel 6.3Sebaran Fasilitas Perdagangan dan Jasa
di Kota Tangerang Selatan
No Kecamatan
Sebaran
No Nama Pasar Lokasi Kondisi Komoditi Yg DijualJumlah
Kios
Jumlah
Los
Pedagang
Kaki Lima
Luas Areal
(M2)
Status
TanahKet.
1 Pasar Ciputat Ciputat Cukup
Baik
Sembako, sandang,
perhiasan
1.136 386 608 5.670 Milik
Pemkab
3 Lantai
2 Pasar Ciputat
Permai
Ciputat Kurang
Baik
Sembako 12 40 366 1.000 Milik
Pemkab
2 Lantai
3 Pasar Jombang Ciputat Kurang
Baik
Sembako, sandang,
perhiasan
195 21 188 6.095 Milik
Pemkab
2 Lantai
4 Pasar Bintaro
Sektor 2
Ciputat
Timur
Kurang
Baik
Sembako, sandang 23 95 8 830 Milik
Pemkab
Sedang
dibangun
5 Pasar Serpong Serpong Baik Sembako, sandang,
perhiasan
600 323 625 8.730 Milik
Pemkab
Dibangun
2007
6 Pasar Gedung
Hijau
Serpong
Utara
Cukup
Baik
-- -- -- -- 3.396 Milik
Pemkab
Tidak
digunakan
JUMLAH 1.966 865 1.795 25.721
Sumber: PD Pasar Niaga Kerta Raharja Kabupaten Tangerang 2009
Tabel 6.4Pasar Tradisional Di Tanah Milik Pemerintah
Di Kota Tangerang SelatanTahun 2009
PT CV PO Koperasi Firma BUL
1 Ciputat 509 413 241 25 - 5 1.193
Ciputat Timur
2 Serpong 1.261 575 418 26 1 5 2.286
Serpong Utara
Setu
3 Pamulang 271 292 177 15 1 2 758
4 Pondok Aren 426 299 167 15 - 2 909
2.467 1.579 1.003 81 2 14 5.146
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tangerang 2009
PT : Perseroan Terbatas
CV : Comanditer Venotschaap / Perseroan Komanditer.
PO : Perusahaan Perorangan
BUL : Bentuk Usaha Lain
Jumlah
Tabel 6.5Perusahaan Perdagangan Berdasarkan Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
Kota Tangerang SelatanTahun 2009
No KecamatanBentuk Badan Hukum Jumlah
(Unit)
No Kecamatan Jumlah Koperasi Jumlah Anggota Keterangan
1 Ciputat Kopkar, KSP,
2 Ciputat Timur KSU, KPRI
3 Serpong Kopkar, KSP,
4 Serpong Utara KSU, KPRI
5 Setu 26 650 Kopkar, KSP,
6 Pamulang 69 1.518 KSU, KPRI
7 Pondok Aren 46 1.380 Kopkar, KSP, KSU,
KPRI
JUMLAH 330 24.553
Sumber : Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Tangerang, 2009
Tabel 6.6Koperasi Kota Tangerang Selatan
Tahun 2009
113 9.605
76 11.400
Bab 7
Ekonomi dan Keuangan
Perkembangan PDRB
Pada tahun 2008, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga (adh) berlaku Kota
Tangerang Selatan adalah sebesar Rp.9.088.663,66 Juta sedangkan PDRB adh konstan adalah sebesar
Rp.4.709.756,14 Juta. Angka-angka tersebut meningkat dari total PDRB adh berlaku pada tahun 2007
yang sebesar Rp.7.712.527,15 Juta –yang merupakan angka perbaikan dari angka sementara yang
sebesar Rp.5.256.882,05 Juta – dan PDRB adh konstan yang sebesar Rp.4.391.990,06 Juta – yang
merupakan angka perbaikan dari angka sementara yaitu Rp.2.768.787,17 Juta.
Menurut BPS Kabupaten Tangerang, perbedaan angka perbaikan yang cukup signifikan pada
tahun 2007 dari angka sementaranya disebabkan beberapa hal. Angka sementara diperoleh dari
agregasi langsug dari nilai PDRB Kabupaten Tangerang berdasarkan tujuh kecamatan pembentuk Kota
Tangerang Selatan yang menggunakan asumsi bahwa komponen ekspor neto antar wilayah kecamatan
(regional trading) adalah nol; menggunakan rata-rata konsumsi rumah tangga di Kabupaten Tangerang;
dan menggunakan indeks harga penyesuaian dari Kota Tangerang. Angka perbaikan diperoleh dengan
asumsi-asumsi yang berbeda, yaitu telah memperhitungkan regional trading; menggunakan rata-rata
konsumsi rumah tangga di Kota Tangerang yang disesuaikan; serta menggunakan indeks harga Kota
Tangerang tanpa penyesuaian.
Perkembangan PDRB Kota Tangerang Selatan cenderung menunjukkan peningkatan dari tahun
ke tahun demikian juga dengan PDRB per kapita. Pada tahun 2008, berdasarkan PDRB adh konstan, laju
pertumbuhan ekonomi (LPE) adalah sebesar 7,24%. Percepatan pertumbuhan ekonomi Kota Tangerang
Selatan pada tahun 2008 terutama didukung oleh percepatan pada sektor perdagangan, hotel, restoran
dan sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan yang tumbuh sangat signifikan. Secara
keseluruhan, semua sektor ekonomi di Kota Tangerang Selatan menunjukkan pertumbuhan positif
kecuali sektor pertanian yang menunjukkan pertumbuhan negatif.
Dengan jumlah penduduk pertengahan tahun 2008 mencapai 1.069.872 orang, PDRB per kapita
adh berlaku adalah sebesar Rp.8,495 Juta sedangkan PDRB per kapita adh konstan adalah Rp.
4.402.165,45 Juta, meningkat dari angka pada tahun 2007 yang sebesar Rp. 4.212.206,10 Juta.
Jika dilihat per kecamatan, total PDRB adh berlaku terbesar adalah di Ciputat Timur, yaitu
sebesar Rp.2.687.576,66 juta dan yang terkecil adalah di Setu dengan nilai Rp.318.982,46 juta. Namun,
jika dilihat dari PDRB per kapita yang paling besar ternyata Serpong utara dengan Rp.19.347.523,69 dan
yang terkecil adalah Pamulang dengan Rp.3.944.099,14.
No. Uraian 2007*) 2008**) Pertumbuhan
1 PDRB atas dasar harga berlaku
(Juta Rp)
7.712.527 9.088.664
2 PDRB atas dasar harga konstan
2000
4.391.990 4.709.756 7,24%
3 Jumlah penduduk
pertengahan tahun
1.042.682 1.069.873 2,61%
4 PDRB per kapita adh berlaku
(Rupiah)
7.396.819 8.495.090
5 PDRB per kapita adh konstan
(Rupiah)
4.212.206 4.402.165 4,51%
*) Angka Perbaikan
**) Angka Sementara
Tabel 7.1
Angka Agregat PDRB, Jumlah Penduduk dan PDRB Per Kapita
Kota Tangerang Selatan
(Juta Rupiah) Distribusi (%) (Juta Rupiah) Distribusi (%)
1 Pertanian 69.210,35 0,90% 71.323,84 0,78%
2 Pertambangan & Penggalian 1.750,59 0,02% 1.835,51 0,02%
3 Industri Pengolahan 1.376.481,67 17,85% 1.401.131,41 15,42%
4 Listrik, Gas & Air Bersih 318.108,45 4,12% 375.056,88 4,13%
5 Bangunan / Konstruksi 508.303,55 6,59% 610.817,72 6,72%
6 Perdagangan, Hotel & Restoran 2.052.573,35 26,61% 2.589.278,12 28,49%
7 Pengangkutan & Komunikasi 1.592.076,01 20,64% 1.893.779,02 20,84%
8 Bank, persewaan & jasa perusahaan 849.775,55 11,02% 1.014.567,11 11,16%
9 Jasa-jasa 944.247,63 12,24% 1.130.874,05 12,44%
7.712.527,15 100,00% 9.088.663,66 100,00%
*) Angka Perbaikan
**) Angka Sementara
Sumber: BPS Kabupaten Tangerang, 2009
2008**)
Jumlah
Tabel 7.2Produk Domestik Regional Bruto
A.D.H. Berlaku Menurut Lapangan UsahaKota Tangerang Selatan
No. Lapangan Usaha
2007*)
Jumlah Penduduk
Pertengahan Tahun 2008
(Orang)
PDRB per kapita
(Rupiah)
Juta Rupiah Persen
Setu 318.982,46 3,51% 55.969 5.699.296,31
Serpong 1.792.125,04 19,72% 102.428 17.496.441,14
Pamulang 992.784,99 10,92% 251.714 3.944.099,14
Ciputat 725.909,44 7,99% 165.069 4.397.618,38
Ciputat Timur 2.687.576,66 29,57% 163.713 16.416.350,57
Pondok Aren 1.042.770,27 11,47% 251.977 4.138.362,07
Serpong Utara 1.528.514,80 16,82% 79.003 19.347.523,69
Jumlah 9.088.663,66 100,00% 1.069.873 8.495.089,77
Sumber: BPS Kabupaten Tangerang, 2008
Tabel 7.3Produk Domestik Regional Bruto
A.D.H. Berlaku Menurut KecamatanTahun 2008
KecamatanJumlah
LIST RIK , GAS DAN AIR BERSIH
4,13%
INDUST RI PENGOLAHAN
15,42%
PERT AM BANGAN DAN PENGGALIAN; 0,02%
PERT ANIAN
0.78%
JASA-JASA
12,44%
BANGUNAN
6,72%
PENGANGKUT AN DAN KOM UNIKASI 20,84%
KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA
PERUSAHAAN 11,16%
PERDAGANGAN, HOT EL DAN REST ORAN
28,49%
Struktur Ekonomi
Berdasarkan data PDRB tahun 2008, struktur ekonomi Kota Tangerang Selatan didominasi oleh sektor
sektor tersier, yaitu pengangkutan dan komunikasi; perdagangan hotel dan restoran; jasa-jasa; dan bank,
persewaan dan jasa perusahaan, yang memberikan kontribusi hampir 72,93%. Sektor sekunder (industri
pengolahan; listrik, gas dan air bersih; dan konstruksi) memberikan kontribusi 26,26%, dan sektor primer
(pertanian, pertambangan dan penggalian) hanya memberikan kontribusi kurang dari 1%. Jika dilihat
kecenderungan tahun 2007 dan tahun 2008, sektor primer dan sekunder mengecil kontribusinya sedangkan sektor
tersier meningkat kontribusinya.
Gambar 7.1. Grafik persentase peranan sektoral terhadap pembentukan PDRB Kota Tangerang Selatan
adh Berlaku Tahun 2008
(Juta Rupiah)Distribusi
(%)(Juta Rupiah)
Distribusi
(%)
1 Primer 70.960,94 0,92% 73.159,35 0,80%
2 Sekunder 2.202.893,67 28,56% 2.387.006,01 26,26%
3 Tersier 5.438.672,54 70,52% 6.628.498,29 72,93%
7.712.527,15 100,00% 9.088.663,66 100,00%
1 Primer 45.070,92 1,03% 44.968,80 0,95% -0,23%
2 Sekunder 1.437.654,83 32,73% 1.456.012,74 30,91% 1,28%
3 Tersier 2.909.264,31 66,24% 3.208.774,60 68,13% 10,30%
4.391.990,06 100,00% 4.709.756,14 100,00%
*) Angka Perbaikan
**) Angka Sementara
Sumber: BPS Kabupaten Tangerang, 2009
Total
Total
Atas Dasar Harga Berlaku
Atas Dasar Harga Konstan
Tabel 7.4
Produk Domestik Regional Bruto
Menurut Kelompok Sektor
Kota Tangerang Selatan
No. Kelompok Sektor
2007*) 2008**)Pertumbuhan
(%)
Keuangan Daerah
Pada tahun 2009, Pemerintah Kota Tangerang Selatan telah menyusun Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah yang berisi rencana pendapatan, belanja serta pembiayaan daerah.
Pendapatan
Dalam APBD Tahun Anggaran 2009, pendapatan daerah hanya berasal dari lain-lain pendapatan
daerah yang sah, yaitu dari pendapatan hibah, bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah daerah
lainnya, dan bantuan keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya. Hal tersebut disebabkan
pendapatan asli daerah, baik pajak maupun retribusi, masih masuk ke dalam pendapatan daerah
Pemerintah Kabupaten Tangerang. Kota Tangerang Selatan juga belum mendapatkan dana
perimbangan baik berupa bagi hasil pajak / bagi hasil bukan pajak, dana alokasi umum maupun dana
alokasi khusus, karena peraturan mengenai dana perimbangan ditetapkan sebelum ditetapkannya
Undang-undang Nomor 51 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Propinsi
Banten. Dalam perkembangannya, pendapatan asli daerah sudah dapat diterima langsung oleh
Pemerintah Kota Tangerang Selatan, tidak lagi seperti asumsi awal yang harus masuk ke dalam kas
Pemerintah Kabupaten Tangerang.
Dalam Perubahan APBD Tahun Anggaran 2009, total pendapatan daerah Kota Tangerang
Selatan direncanakan sebesar Rp.191.699.005.762,00 yang berasal dari pendapatan asli daerah (PAD)
dan lain-lain pendapatan daerah yang sah.
Pendapatan Asli Daerah. PAD berasal dari pajak, retribusi daerah dan lain-lain pendapatan asli
daerah yang sah. Besar target PAD adalah sebesar Rp.25.367.150.025,00 yang berasal dari pajak
sebesar Rp.15.397.425.025,00, retribusi Rp.9.219.725.000,00 dan lain-lain PAD yang sah
Rp.750.000.000,00.
Dana Perimbangan. Kota Tangerang Selatan juga belum mendapatkan dana perimbangan baik
berupa bagi hasil pajak / bagi hasil bukan pajak, dana alokasi umum maupun dana alokasi khusus, oleh
karenanya target capaian untuk dana perimbangan adalah nol.
Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah. Lain-lain pendapatan daerah yang sah berasal dari
pendapatan hibah, bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya, dan bantuan keuangan
dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya. Pendapatan hibah sebesar Rp.15.000.000.000,00, bagi
hasil pajak dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya sebesar Rp.131.331.855.737,00 dan bantuan
keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya sebesar Rp.20.000.000.000,00.
Pendapatan hibah seluruhnya berasal dari Pemerintah Kabupaten Tangerang, sedangkan
bantuan keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya adalah bantuan dana dari Pemerintah
Propinsi Banten sebesar Rp.5.000.000.000,00. Besar hibah dan bantuan keuangan tersebut sesuai
dengan yang ditetapkan dalam UU No. 51 Tahun 2008. Selain itu, Pemerintah Propinsi Banten juga
memberikan bantuan khusus pendidikan (specific grant) sebesar Rp. Rp.15.000.000.000,00.
Belanja
Besar alokasi belanja Tahun Anggaran 2009 adalah sebesar Rp.191.698.355.762,00 yang
dialokasikan untuk belanja seluruh SKPD Kota Tangerang Selatan.
Belanja Langsung. Belanja langsung dialokasikan sebesar Rp.137.997.533.096,00 dengan
rincian belanja pegawai sebesar 25.439.759.820,00, belanja barang dan jasa Rp.67.035.480.416,00 dan
belanja modal Rp.45.522.292.860,00.
Belanja Tidak Langsung. Tahun 2009, belanja tidak langsung dialokasikan sebesar
Rp.53.700.822.666,00. Dari jumlah tersebut, sebesar Rp.37.999.149.862,20 merupakan belanja pegawai;
Rp.9.783.787.000,00 merupakan belanja hibah yang diperuntukkan bagi Bantuan Operasional
Pendidikan Daerah dan untuk badan / lembaga / organisasi kemasyarakatan; Rp.4.917.885.803,80
merupakan belanja bantuan sosial yang dialokasikan untuk bantuan sosial organisasi kemasyarakatan;
dan Rp.1.000.000.000,00 merupakan belanja tidak terduga. Tidak ada rencana alokasi untuk belanja
bunga, belanja subsidi, belanja bagi hasil dan belanja bantuan keuangan.
Pembiayaan
Dari segi pembiayaan, tidak ada kebijakan untuk mendapatkan penerimaan maupun melakukan
pengeluaran pembiayaan. Belum ada sisa lebih perhitungan anggaran daerah tahun 2008, pencairan
dana cadangan, serta penerimaan piutang daerah karena Perubahan APBD Tahun Anggaran 2009
merupakan perubahan dari rencana penganggaran pertama yang disusun Pemerintah Kota Tangerang
Selatan yaitu APBD Tahun Anggaran 2009. Selain itu, juga belum ada rencana penerimaan pembiayaan
dari penerimaan pinjaman daerah dan obligasi daerah. Tidak ada rencana pengeluaran daerah, baik dari
pembentukan dana cadangan, penyertaan modal (investasi), pembayaran pokok utang dan pemberian
pinjaman daerah.
Ringkasan pendapatan, belanja dan pembiayaan selengkapnya tertera pada Tabel 7.5.
Rp %
PENDAPATAN 162.832.859.180,00 191.699.005.762,00 28.866.146.582,00 17,73
PENDAPATAN ASLI DAERAH 0,00 25.367.150.025,00 25.367.150.025,00 100,00
HASIL PAJAK DAERAH 0,00 15.397.425.025,00 15.397.425.025,00 100,00
HASIL RETRIBUSI DAERAH 0,00 9.219.725.000,00 9.219.725.000,00 100,00
LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI
DAERAH YANG SAH
0,00 750.000.000,00 750.000.000,00 100,00
LAIN-LAIN PENDAPATAN
DAERAH YANG SAH
162.832.859.180,00 166.331.855.737,00 3.498.996.557,00 2,15
PENDAPATAN HIBAH 15.000.000.000,00 15.000.000.000,00 0,00 0,00
DANA BAGI HASIL PAJAK DARI
PROVINSI DAN PEMERINTAH
DAERAH LAINNYA
127.832.859.180,00 131.331.855.737,00 3.498.996.557,00 2,74
BANTUAN KEUANGAN DARI
PROVINSI ATAU PEMERINTAH
DAERAH LAINNYA
20.000.000.000,00 20.000.000.000,00 0,00 0,00
Jumlah Pendapatan 162.832.859.180,00 191.699.005.762,00 28.866.146.582,00 17,73
BELANJA 162.832.859.180,00 191.698.355.762,00 28.865.496.582,00 17,73
BELANJA TIDAK LANGSUNG 59.083.451.280,00 53.700.822.666,00 (5.382.628.614,00) (9,11)
BELANJA PEGAWAI 43.159.187.441,20 37.999.149.862,20 (5.160.037.579,00) (11,96)
BELANJA HIBAH 8.853.787.000,00 9.783.787.000,00 930.000.000,00 10,50
BELANJA BANTUAN SOSIAL 6.070.476.838,80 4.917.885.803,80 (1.152.591.035,00) (18,99)
BELANJA TIDAK TERDUGA 1.000.000.000,00 1.000.000.000,00 0,00 0,00
BELANJA LANGSUNG 103.749.407.900,00 137.997.533.096,00 34.248.125.196,00 33,01
BELANJA PEGAWAI 19.516.960.620,00 25.439.759.820,00 5.922.799.200,00 30,35
BELANJA BARANG DAN JASA 54.015.653.457,00 67.035.480.416,00 13.019.826.959,00 24,10
BELANJA MODAL 30.216.793.823,00 45.522.292.860,00 15.305.499.037,00 50,65
Jumlah Belanja 162.832.859.180,00 191.698.355.762,00 28.865.496.582,00 17,73
Surplus / (Defisit) (0,00) 650.000,00 650.000,00
PEMBIAYAAN
PENERIMAAN PEMBIAYAAN
DAERAH
0,00 0,00 0,00 0,00
Jumlah Penerimaan Pembiayaan 0,00 0,00 0,00 0,00
PENGELUARAN PEMBIAYAAN
DAERAH
0,00 0,00 0,00 0,00
Jumlah Pengeluaran Pembiayaan 0,00 0,00 0,00 0,00
Pembiayaan Netto 0,00 0,00 0,00 0,00
SISA LEBIH PERHITUNGAN
ANGGARAN (SiLPA) TAHUN
BERKENAAN
(0,00) 650.000,00 (650.000,00)
UraianSebelum
Perubahan
Setelah
Perubahan
Bertambah /(Berkurang)
Tabel 7.5
Tahun 2009Ringkasan Perubahan APBD Kota Tangerang Selatan
Ketenagakerjaan
Letak Kota Tangerang Selatan yang berdekatan dengan ibu kota negara menyebabkan
perekonomian berjalan dengan cepat dan oleh karenanya banyak tersedia lapangan kerja yang
merupakan daya tarik bagi para penduduk daerah lain untuk bermigrasi ke Kota Tangerang Selatan.
Berdasarkan perhitungan sementara BPS Kabupaten Tangerang, angkatan kerja adalah sebesar
62,61% dari keseluruhan penduduk usia 15 tahun ke atas dengan penduduk yang bekerja sebesar
55,81% sedangkan pengangguran sebesar 6,8%. Berdasarkan sebaran penyerapan tenaga kerja pada
sektor lapangan usaha, sebagian besar tenaga kerja diserap oleh sektor perdagangan, hotel dan
restoran yaitu sebesar 45,46%, sektor industri 18,50%, sektor jasa-jasa 12,74% dan sektor pengangkutan
& komunikasi 11,22%. Sektor-sektor lain dengan penyerapan tenaga kerja kurang dari 10% adalah
sektor pertanian 1,40%, bangunan dan konstruksi sebesar 9,55%, sektor bank, persewaan & jasa
perusahaan 0,74% , sektor listrik, gas & air bersih 0,26% dan sektor pertambangan & penggalian 0,13%.
Berdasarkan tingkat pendidikan pencari kerja yang tercatat pada Dinas Tenaga Kerja Kabupaten
Tangerang pada tahun 2008, pencari kerja dengan tingkat pendidikan SLTA merupakan kelompok
pencari kerja terbesar dengan jumlah 5.490 orang dari total 8.874 orang atau sebesar 61,87%. Pencari
kerja dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi (DI-DII, DIII dan Sarjana) juga tercatat cukup besar
yaitu berjumlah 3.297 orang atau 18,91%. Pencari kerja tak tamat SD hanya sebanyak 1 orang atau
0,01%.
Jumlah Tenaga Kerja
(Orang)Distribusi (%)
1 Pertanian 7.995,00 1,40%
2 Pertambangan & Penggalian 733,00 0,13%
3 Industri Pengolahan 105.443,00 18,50%
4 Listrik, Gas & Air Bersih 1.486,00 0,26%
5 Bangunan / Konstruksi 54.423,00 9,55%
6 Perdagangan, Hotel & Restoran 259.034,00 45,46%
7 Pengangkutan & Komunikasi 63.934,00 11,22%
8 Bank, persewaan & jasa perusahaan 4.191,00 0,74%
9 Jasa-jasa 72.595,00 12,74%
569.834,00 100,00%
*) Angka Perbaikan
**) Angka Sementara
Sumber: BPS Kabupaten Tangerang, 2009
Jumlah
Tabel 7.6
Komposisi Penyerapan Tenaga Kerja Kecil, Menengah dan Besar
Menurut Sektor Ekonomi Tahun 2007 dan 2008
Kota Tangerang Selatan
No. Lapangan Usaha
2008**)
SerpongSerpong
UtaraSetu Pamulang Ciputat
Ciputat
Timur
Pondok
Aren
Laki-laki 1 - - - - - - 1
Perempuan - - - - - - - -
Jumlah 1 - - - - - - 1
Laki-laki 58 55 1 - - 5 - 119
Perempuan 106 71 4 - - 10 8 199
Jumlah 164 126 5 - - 15 8 318
Laki-laki 106 286 120 14 8 86 2 622
Perempuan 131 212 232 4 4 177 5 765
Jumlah 237 498 352 18 12 263 7 1.387
Laki-laki 919 324 956 323 114 106 47 2.789
Perempuan 672 254 1.334 236 54 120 31 2.701
Jumlah 1.591 578 2.290 559 168 226 78 5.490
Laki-laki 9 46 24 31 - 22 - 132
Perempuan 40 59 18 46 6 20 - 189
Jumlah 49 105 42 77 6 42 - 321
Laki-laki 40 34 6 23 9 51 - 163
Perempuan 59 25 6 48 14 80 2 234
Jumlah 99 59 12 71 23 131 2 397
Laki-laki 122 24 6 103 36 71 6 368
Perempuan 146 28 4 281 41 79 13 592
Jumlah 268 52 10 384 77 150 19 960
Laki-laki 1.255 769 1.113 494 167 341 55 4.194
Perempuan 1.154 649 1.598 615 119 486 59 4.680
Jumlah 2.409 1.418 2.711 1.109 286 827 114 8.874
Sumber: Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2008/2009
Sarjana
Total
Tak Tamat
SD
SD
SLTP
SLTA
DI-DII
DIII
Tingkat
Pendidikan
Jenis
Kelamin
Kecamatan Kota
Tangerang
Selatan
Tabel 7.7Jumlah Pencari Kerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin Menurut Kecamatan
Kota Tangerang SelatanTahun 2008
BAB VIII
VISI DAN MISI PEMBANGUNAN KOTA TANGERANG SELATAN
TAHUN 2010 – 2025
Dengan memperhatikan sejarah perkembangan kota Tangerang Selatan sebagai kota niaga
dan didukung oleh analisis potensi, faktor-faktor strategis serta perspektif kedepan, maka visi pemerintah
kota Tangerang Selatan tahun 2010 – 2025 dirumuskan sebagai berikut :
A. Visi :
“ Terwujudnya Kota yang Berkeadilan, Sejahtera, dan Nyaman (BERKESAN) ”
Alternatif
1. “Terwujudnya Kota Jasa termaju/terdepan di INDONESIA”
2. “Terwujudnya Kota yang Aman, Nyaman, dan Berkeadilan
menuju Masyarakat Makmur dan Sejahtera”
3. “Terwujudnya Kota Jasa yang Modern dan Religius”
B. Misi :
1. Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas
2. Meningkatkan Kapasitas “Kota Pendidikan yang Modern dan Religius”
3. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan dan Pendidikan
4. Meningkatkan Ekonomi Lokal melalui Pemberdayaan Masyarakat
5. Menyediakan prasarana, sarana dan utilitas dengan menerapkan prinsip
pembangunan berkelanjutan
6. Mengurangi disparitas antar wilayah dan antar golongan pendapatan
masyarakat
7. Menyelenggarakan pemerintahan yang amanah dengan prinsip
demokratisasi dan good governance
Visi tersebut mengandung pengertian bahwa 15 tahun mendatang kota Tangerang Selatan
diharapkan menjadi kota perdagangan dan jasa sebagai bentuk aktivitas ekonomi utama yang mampu
menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Perwujudan kondisi tersebut didukung oleh sumber daya manusia yang memiliki/menguasai
kecakapan/keahlian yang tinggi, kelembagaan yang efektif dan lingkungan yang berkelanjutan.
BAB IX
ARAH PEMBANGUNAN
Terwujudnya Tangerang Selatan sebagai kota perdagangan dan jasa mensyaratkan kondisi
masyarakat yang menguasai ilmu, pengetahuan, ketrampilan dan moralitas yang didukung oleh
tersedianya sarana prasarana berbasis pada perdagangan dan jasa. Oleh karena itu Rencana
pembangunan jangka panjang disusun untuk mencapai tujuan pembangunan implementasinya mengacu
pada arah pembangunan dengan dilandasi strategi pemerataan, pertumbuhan, keserasian dan
kesimbangan, interkoneksitas serta dinamis. Berdasarkan atas fungsi yang menjadi kewenangan
pemerintah kota maka pencapaian misi dilakukan melalui penetapan arah Arah Pembangunan sebagai
berikut :
A. Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang efisien, produktif dan merata.
Kota Tangerang Selatan sebagai kota perdagangan dan jasa tercermin dari peningkatan
pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, efisien , produktif dan merata sehingga mampu
berdampak positif bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Apabila diakumulasikan 15 tahun
yang akan datang mencapai ................... %. Sedangkan pendapatan perkapita penduduk Kota
Tangerang Selatan (berdasarkan harga konstan tahun 2009) pada tahun 2025 diproyeksikan
mencapai Rp............................ atau mengalami kenaikan rata-rata sebesar ............. % per tahun.
Jumlah angkatan kerja pada tahun 2025 diproyeksikan kurang dari ........... % dari jumlah penduduk,
dimana Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada tahun 2025 sebesar .......... %. Hal tersebut
menunjukkan bahwa perlunya peningkatan lapangan pekerjaan yang cukup guna menampung
banyaknya penduduk usia kerja yang tiap tahun semakin meningkat. Kondisi sistem perdagangan
kedepan akan semakin berkembangnya pusat-pusat perdagangan modern yang menawarkan
kenyamanan, keamanan, kebersihan, kepastian akan berdampak terhadap keberadaan pasar-pasar
tradisonal. Hal ini perlu dirumuskan kebijaksanaan sistem kegiatan perdagangan agar dalam secara
optimal memberikan nilai tambah bagi ekonomi kota. Pembangunan ekonomi diarahkan pada
pertumbuhan ekonomi yang tinggi, merata dan berkelanjutan, serta berdaya saing melalui arah
pembangunan sebagai berikut :
1. Struktur Ekonomi Kota
Terbangunnya struktur perekonomian kota yang kokoh dimana perdagangan dan jasa menjadi
basis aktivitas perekonomian yang didukung oleh aktivitas perekonomian lainnya. Di samping
itu, pengembangan struktur ekonomi kota juga di arahkan untuk mewujudkan peningkatan
PDRB kota sebagai agregat pendapatan masyarakat melalui pengembangan produk unggulan,
pengembangan kemitraan swasta dengan pemerintah serta pengembangan kelancaran jalur
distribusi perdagangan barang dan jasa antar daerah, antar pulau maupun antar negara.
2. Ekonomi Lokal
Arah pembangunan penguatan ekonomi lokal diarahkan bagi peningkatan berusaha,
optimalisasi potensi lokal, pemerataan pembangunan serta pengembangan keadilan
kesempatan berusaha dalam iklim berusaha yang kondusif.
3. Pertanian
Pengembangan kegiatan pertanian dalam arti luas diarahkan pada peningkatan nilai tambah
(value added) serta usaha peningkatan produktifitas, efisiensi, serta dilakukan dalam usaha
intensifikasi.
4. Ketenagakerjaan
Pembangunan ketenagakerjaan diarahkan pada peningkatan kualitas tenaga kerja dan
kemandirian tenaga kerja yang mampu bersaing di era global.
5. UKM dan koperasi
Arah Pembanguan Arah Pembangunan pengembangan koperasi dan UKM diarahkan untuk
mewujudkan sistem ekonomi yang effisien, produktif dan berdaya saing, mampu menembus
pasar global dengan mengembangkan kerjasama strategis dan sinergis antar pelaku usaha.
6. Investasi
Arah Pembangunan pengembangan investasi diarahkan untuk mendorong tumbuhnya
investasi dengan mengembangkan iklim investasi yang kondusif, pemenuhan sarana
prasarana ekonomi dan menjamin kepastian berusaha.
7. Perdagangan dan jasa
Arah pembangunan pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa di arahkan pada
peningkatan potensi sumber daya perdagangan secara terpadu, agar Kota Tangerang Selatan
menjadi pusat aglomerasi kegiatan ekonomi regional maupun nasional. Serta mengoptimalkan
kegiatan ekonomi lokal (local economic) dan peningkatan sistim informasi dan komunikasi yang
handal dalam menghadapi perdagangan bebas.
8. Industri
Arah pembangunan pengembangan kegiatan industri diarahkan bagi optimalisasi kawasan
industri yang ada dengan konsentrasi pengembangan jenis industri yang bersifat ramah
lingkungan (green industri) dan industri yang bersifat padat teknologi dengan tetap medorong
eksistensi industri kecil / home industri sebagai penggerak kegiatan ekonomi lokal.
9. Insfrastruktur ekonomi kota
Arah Pembangunan pengembangan insfrastruktur ekonomi kota diarahkan pada tercukupinya
kebutuhan sarana prasarana ekonomi dalam kerangka peningkatan investasi, pertumbuhan
ekonomi, perluasan jaringan pasar yang berbasis pada pemanfaatan e-commerce dan
mendukung pengembangan perdagangan dan jasa.
B. Pengembangan Tata Kepemerintahan yang baik.
Mewujudkan visi Kota Tangerang Selatan sebagai Kota Perdagangan dan Jasa dengan
mengembangkan tata kepemerintahan yang baik melalui peningkatan kinerja pelayanan prima
diberbagai sektor publik yang didukung perangkat daerah yang efektif dan efisien, aparatur yang
profesional, infrastruktur yang memadai, dalam suasana politik, hukum dan kamtibmas yang
kondusif.
1. Pelayanan Umum
pelayanan umum diarahkan untuk peningkatan peran dan fungsi pemerintah agar mampu
memberikan pelayanan secara prima kepada masyarakat dengan menerapkan sistem
pelayanan yang berorientasi kepada kepuasan pelanggan . Upaya tersebut ditempuh melalui :
Meningkatkan kinerja pelayanan publik yang berorientasi pada kepuasan masyarakat,
dengan penerapan dan pengembangan Standar Pelayanan Minimal (SPM) disesuaikan
standar ISO, serta semakin mendekatkan penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat
Mengembangkan kualitas birokrasi pelayanan yang semakin efektif dan efisien, dengan
aparatur pemerintah yang semakin profesional dan berkarakter, disertai dengan budaya
penilaian kinerja organisasi publik yang semakin konsisten dan transparan.
Meningkatkan kapasitas dan kemandirian kemampuan keuangan daerah disertai dengan
intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan/pembiayaan pembangunan
yang potensial serta dikelola dengan mengembangkan prinsip-prinsip akuntabel,
transparan, efisien dan efektif (value for money) yang ditujukan bagi peningkatan kinerja
pelayanan sektor publik.
Mengembangkan infrastruktur pelayanan pemerintahan yang semakin baik, dengan
menerapkan sistem informasi manajemen daerah melalui infrastruktur teknologi dan
informasi yang handal serta peningkatan kemampuan sumber daya manusia
2. Sumber Daya Aparatur
Arah Pembangunan peningkatan kualitas SDM Aparatur diarahkan untuk mewujudkan sosok
dan kinerja aparatur pemerintah yang profesional dan berkarakter . Oleh karena ke depan
perlu dirumuskan adanya Arah Pembangunan yang mengarah pada penataan terhadap pola
pengembangan karir, profesionalitas, dan kompetensi aparatur. Disamping itu secara bertahap
juga dilakukan perubahan terhadap mental dan budaya birokrasi yang cenderung lambat dalam
merespon tuntutan, kebutuhan, dan perkembangan kuantitas dan kualitas pelayanan publik.
3. Kapasitas Keuangan Pemerintah Daerah
Arah Pembangunan pengembangan keuangan daerah diarahkan pada kemandirian keuangan
daerah melalui penyesuaian secara terarah dan sistematis untuk menggali sumber-sumber
pembiayaan pembangunan serta dikelola dengan mengembangkan prinsip-prinsip akuntabel,
transparan, efisien dan efektif (value for money)
4. Infrastruktur Pemerintahan
Arah Pembangunan pembangunan infrastruktur pemerintahan diarahkan pada penciptaan
system informasi manajemen daerah (SIMDA) yang dapat meningkatkan pelayanan kepada
publik dengan mewujudkan infrastruktur teknologi informasi yang handal dan kemampuan SDM
di bidang teknologi informasi.
5. Ketertiban dan Keamanan
Arah Pembangunan pembangunan keamanan dan ketertiban dititik beratkan pada penciptaan
lingkungan yang aman dan tertib serta antisipatif terhadap munculnya kerawanan-kerawanan
sosial, politik dan ekonomi, serta bencana yang dapat meresahkan masyarakat
6. Hukum
Arah pembangunan hukum diarahkan untuk mewujudkan menciptakan sistem hukum yang
mampu memberikan jaminan kepastian, rasa keadilan, dan perlindungan hukum bagi
masyarakat, peningkatan integritas dan profesionalisme aparat penegak hukum, yang pada
akhirnya akan meningkatkan kesadaran hukum pada masyarakat dalam rangka membentuk
budaya hukum dan penghargaan terhadap hak asasi manusia serta memperkuat perwujudan
sistem hukum nasional, mendorong partisipasi masyarakat dalam penegakkan dan ketaatan
terhadap hukum.
7. Politik lokal
Arah Pembangunan yang dirumuskan perlu diarahkan untuk menjaga momentum
demokratisasi, melakukan penguatan pola seleksi dan pergantian kepemimpinan politik
nasional dan lokal secara regulatif, serta kemampuan daerah dalam pelayanan dasar
masyarakat, efisiensi, efektifitas penyelenggaraan otonomi daerah, meningkatkan keserasian
hubungan antar pemerintahan daerah, dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
8. Komunikasi
Arah Pembangunan komunikasi diarahkan pada terwujudnya fungsi komunikasi dan media
massa secara optimal dan terwujudnya masyarakat yang responsif terhadap informasi
pembangunan melalui media massa dan pengembangan komunikasi antar pelaku
pembangunan agar tercapai kesamaan persepsi yang dapat menumbuhkan motivasi
membangun secara kebersamaan.
C. Mewujudkan pembangunan wilayah dan infrastruktur yang berkelanjutan
Mewujudkan visi Kota Tangerang Selatan sebagai Kota Perdagangan dan Jasa dengan
mewujudkan tata ruang yang efektif, efisien dan hirarki, dan pembangunan SDA, Drainase,
Perumahan dan permukiman, fasum dan transportasi serta penanganan limbah dan Polusi.
Permasalahan transportasi diperkirakan akan mengalami peningkatan kebutuhan baik untuk
kebutuhan transportasi/pergerakan barang maupun pergerakan penumpang/orang. Hal ini
merupakan dampak dari meningkatnya ekonomi dan aktivitas perkotaan. Sistem jaringan jalan yang
saat ini berfungsi diperkirakan sudah tidak seimbang dengan pertumbuhan arus transportasi. Pada
sisi lain, terjadinya percampuran antara pergerakan moda regional/nasional dengan pergerakan
moda internal kota akan lebih bertambah parah dikemudian hari. Perkembangan Kota yang
diperkirakan akan semakin menyebar berpengaruh terhadap penambahan intensitas transportasi
pada wilayah-wilayah pinggiran,
Untuk menunjang kelancaran transportasi perkotaan yang berdampak pada peningkatan kinerja
perkotaan perlu diantisipasi dengan kebijaksanaan sistem dan manajemen transportasi yang efektif
dan efisien. Jumlah kebutuhan rumah di Kota Tangerang Selatan pada tahun 2025 diprediksi
sebanyak ........................ buah rumah. Kebutuhan rumah ini menuntut juga pemenuhan sarana
perumahan dan permukiman seperti fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas sosial budaya,
ruang publik dan fasilitas olah raga, serta pemenuhan kenyamanan lingkungan. Kondisi
persampahan diperkirakan akan menghadapi permasalahan dengan bertambahnya jumlah
penduduk dan aktivitas perkotaan lainnya. Hal tersebut berdampak pada meningkatnya volume
sampah yang dihasilkan. Keberadaan kapasitas pengelolaan sampah di TPA ............. diperkirakan
tidak mampu menampung jumlah produksi sampah pada tahun 2025. Hal ini perlu dirumuskan
kebijaksanaan sistem pengelolaan sampah yang lebih efektif agar tercipta kenyamanan dan
kesehatan lingkungan perkotaan. Dalam rangka mempercantik wajah kota,
Arah Pembangunan pembangunan wilayah yang berkelanjutan dalam 20 tahun kedepan diarahkan
pada hal sebagai berikut :
1. Tata ruang
Arah Pembangunan penataan ruang diarahkan bagi terwujudnya keserasian, kelestarian dan
optimalisasi pemanfaatan ruang sesuai dengan potensi dan daya dukung wilayah dengan
mengembangkan struktur dan pola tata ruang yang efektif dan efisien sesuai dengan hirarki
dan masing-masing fungsi pengembangan.
2. Sumber daya air
Arah Pembangunan sumber daya air diarahkan untuk menjamin daya dukung sumber daya air
bagi penyediaan air yang berkelanjutan.
3. Drainase
Arah Pembangunan sistem drainase perkotaan diarahkan bagi terwujudnya keterpaduan
pengelolaan kawasan hulu dan hilir dalam suatu daerah tangkapan air (cathment area) yang
berfungsi dalam penanganan banjir .
4. Limbah
Arah Pembangunan pengelolaan limbah perkotaan, baik limbah domestik maupun limbah non
domestik diarahkan bagi penanganan yang terintregrasi dalam sistem penanganan limbah.
5. Polusi
Arah Pembangunan Penanggulangan polusi perkotaan diarahkan dengan penggunaan
teknologi perkotaan yang ramah lingkungan serta pengembangan sistem ruang terbuka hijau
perkotaan.
6. Perumahan dan Permukiman
Arah Pembangunan perumahan dan pemukiman diarahkan bagi terpenuhinya kebutuhan
rumah serta terrbentuknya lingkungan yang sehat dan terpenuhi kebutuhan sarana prasarana
permukiman serta tercapai pengelolaan kawasan yang berbasis masyarakat.
7. Fasilitas Umum
Arah Pembangunan Pengembangan Fasilitas Umum diarahkan bagi terpenuhinya kebutuhan
masyarakat perkotaan serta pemenuhan kebutuhan fasilitas Kota Semarang sebagai kota
metropolitan
8. Transportasi
Arah Pembangunan sistem jaringan transportasi diarahkan bagi terwujudnya sistem jaringan
jalan yang efektif dan efisien sesuai dengan hirarki dan fungsi jalan serta terwujudnya sistem
jaringan transportasi yang terintegrasi antara moda transportasi darat (jalan raya dan rel kereta
api), Pengembangan sistem transportasi diarahkan bagi tersedianya moda transportasi cepat
dan masal (mass rapid transport).
D. Mewujudkan pembangunan masyarakat yang berkualitas
Mewujudkan visi Kota Tangerang Selatan sebagai Kota Perdagangan dan Jasa dengan
mewujudkan pembangunan masyarakat yang berkualitas melalui peningkatan derajat kesehatan,
pendidikan, pelayanan sosial, pariwisata dan budaya. Penduduk miskin tahun terakhir mengalami
peningkatan/penurunan rata-rata sebesar .......... % per tahun, maka jumlah penduduk miskin pada
tahun 2025 diperkirakan mencapai .......................... KK atau .............Jiwa. Walaupun proyeksi
jumlah penduduk miskin ini relatif lebih kecil dibandingkan proyeksi pertumbuhan penduduk, namun
perlu dilakukan langkah-langkah untuk menuntaskan masalah penduduk miskin. Tingkat pendidikan
Kota Tangerang Selatan tahun 2025 diproyeksikan penduduk Kota Tangerang Selatan telah mampu
menyelesaikan tingkat pendidikan menengah. Kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan pada
tahun 2025 diprediksikan akan mencapai ................. sekolah pada tingkat pendidikan dasar,
................ sebanyak ....... dan SLTA sebanyak ........ unit. Target Angka Partisipasi Kasar (APK)
dan Angka Partisipasi Murni (APM) pada tahun 2025 masing-masing jenjang pendidikan. APK
untuk SD/MI sebesar ........ %, SMP/MTs sebesar .......... % dan SMA/SMK/MA sebesar ..............
%. APM untuk SD/MI sebesar ..........%, SMP/MTs sebesar ....... % dan SMA/SMK/MA sebesar
....... %. Berdasarkan proyeksi, derajat Kesehatan masyarakat dilihat dari indikator kesehatan yaitu
Angka Harapan Hidup, Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Ibu, ditargetkan Angka Harapan
Hidup pada tahun 2025 akan mencapai ......... tahun, Angka Kematian Bayi mencapai ........../1000
kelahiran dan Angka Kematian Ibu mencapai ........../100.000 melahirkan. Guna memberikan
pelayanan kesehatan di wilayah Kota Tangerang Selatan, diproyeksikan cakupan pelayanan
kesehatan mencapai .......... % dari jumlah penduduk pada tahun 2025.
1. Kesehatan
Sasaran pokok bidang kesehatan adalah peningkatan derajat Kesehatan masyarakat dilihat
dari indikator kesehatan yaitu Angka Harapan Hidup, Angka Kematian Bayi dan Angka
Kematian Ibu melahirkan, ditargetkan Angka Harapan Hidup pada tahun 2025 diharapkan
mencapai ........ tahun, Angka Kematian Bayi mencapai ........../1000 kelahiran dan Angka
Kematian Ibu mencapai ........./100.000 melahirkan. Oleh karena itu pembangunan kesehatan
diarahkan pada terwujudnya peningkatan derajat kesehatan melalui kegiatan-kegiatan promotif,
preventif dan kuratif serta mewujudkan perilaku sehat dan lingkungan yang sehat yang di
dukung oleh profesionalisme aparatur dan sarana prasarana kesehatan yang memadahi .
2. Pariwisata dan Budaya
a) Pengembangan Pariwisata
Kebijaksanaan pengembangan pariwisata diarahkan bagi pemenuhan kebutuhan
berwisata masyarakat dan sebagai daya tarik kota dengan mengembangkan wisata
danau/situ, wisata belanja, wisata budaya dan wisata lainnya serta wisata alam berikut
sarana prasarana pendukung sehingga membawa dampak bagi peningkatan
perekonomian kota.
b) Budaya
Arah Pembangunan Pembangunan Budaya diarahkan untuk memperkuat,
mengembangkan dan melestarikan potensi Kesenian dan kebudayaan lokal dalam rangka
membentuk karakteristik masyarakat kota. Mencegah masuknya budaya lain yang negatif
atau yang tidak sesuai dengan budaya lokal.
3. Pendidikan
Pembangunan pendidikan diarahkan pada upaya perluasan dan pemeratan kesempatan
memperoleh pendidikan pada tingkat menengah yang bermutu bagi seluruh masyarakat,
peningkatan kualitas lembaga pendidikan dan mutu pendidikan, peningkatan kemampuan
akademik dan profesionalisme tenaga pendidikan serta kesejahteraan tenaga pendidik.
4. Perlindungan Sosial
a) Pembangunan Kesejahteraan Sosial
Arah Pembangunan Pembangunan Kesejahteraan Sosial diarahkan untuk mencegah,
menanggulangi, dan mengurangi masalah-masalah sosial dengan meningkatkan
pemberdayaan masyarakat penyandang masalah sosial seperti fakir miskin, tuna susila,
gelandangan, pengemis, penjudi, korban napza, wanita rawan sosial, lanjut usia, anak
terlantar, anak jalanan, serta keluarga penyandang masalah sosial/ psikologis
b) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Pemberdayaan perempuan diarahkan pada terwujudnya kesetaraan dan keadilan gender
dalam pembangunan sedangkan perlindungan anak diarahkan untuk mewujudkan suatu
kondisi yang menjamin hak dan tumbuh-kembang anak.
c) Kependudukan dan keluarga sejahtera
Arah Pembangunan kependudukan dan keluarga sejahtera diarahkan pada pengendalian
laju pertumbuhan dan persebaran penduduk serta mewujudkan keluarga sejahtera.
d) Pengembangan kelembagaan masyarakat
Arah Pembangunan pengembangan kelembagaan masyarakat diarahkan pada penguatan
pranata sosial dan masyarakat sehingga mampu mewujudkan peran serta aktif dalam
setiap proses pembangunan.
BAB IX
P E N U T U P Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Tangerang Selatan Tahun
2010 – 2025 merupakan dokumen perencanaan, sebagai landasan bagi pelaksanaan pembangunan
Kota Tangerang Selatan 15 tahun ke depan. Implementasi RPJPD dalam pembangunan daerah
dilaksanakan melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) secara
berkesinambungan. Keberhasilan pelaksanaan pembangunan akan sangat tergantung pada komitmen
dan peran serta aktif stakeholders pembangunan Kota Tangerang Selatan guna menjamin terwujudnya
visi dan misi Kota Tangerang Selatan yang telah ditetapkan sesuai kesepakatan bersama. Hasil-hasil
pembangunan yang dilaksanakan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.