draf asni ayu

58
1 DRAF SKRIPSI Nama : Asni NIM : 068.01.01.2009 Judul : Pola Pembinaan Anak dan Pengaruhnya Terhadap Pembentukan Akhlakul Karimah Di SDN Nomor 231 Inpres Kapungrengan Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar. A. Latar Belakang Masalah Orang tua merupakan pendidik utama dan utama bagi anak-anak mereka, maka dari orang tua sehingga anak menerima pelajaran (tuntunan). Orang tua atau ibu dan ayah sangat memegang peranan yang paling penting dan amat berpengaruh bagi pembentukan akhlak anak mulai dari sejak lahir, remaja dan hingga ia beranjak dewasa. Islam memerintahkan bagi kepada orang tua betindak sebagai kepala rumah tangga dan pemimpin bagi keluarganya kewajiban untuk memelihara keluarganya

Upload: ayu55

Post on 12-Aug-2015

90 views

Category:

Business


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Draf asni ayu

1

DRAF SKRIPSI

Nama : Asni

NIM : 068.01.01.2009

Judul : Pola Pembinaan Anak dan Pengaruhnya Terhadap Pembentukan

Akhlakul Karimah Di SDN Nomor 231 Inpres Kapungrengan

Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar.

A. Latar Belakang Masalah

Orang tua merupakan pendidik utama dan utama bagi anak-anak mereka,

maka dari orang tua sehingga anak menerima pelajaran (tuntunan). Orang tua atau

ibu dan ayah sangat memegang peranan yang paling penting dan amat

berpengaruh bagi pembentukan akhlak anak mulai dari sejak lahir, remaja dan

hingga ia beranjak dewasa. Islam memerintahkan bagi kepada orang tua betindak

sebagai kepala rumah tangga dan pemimpin bagi keluarganya kewajiban untuk

memelihara keluarganya berkewajiban untuk memelihara keluarganya dari api

neraka. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. At-Tahrim: 6.

Terjemahnya:

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah

Page 2: Draf asni ayu

2

manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.1

Oleh karena itu, orang tua harus menanamkan akhlak yang baik kepada

anak-anaknya sebagai pondasi dalam pembentukan kepribadian berhasil

tidaknyaorang tua mendidik anaknya tergantung dari upaya pembinaan akhlak

yang diterapkan dari usia hingga remaja.

Berkaitan dengan pembahasan di atas, Drs. H.M. Arifin mengatakan:

“ keluarga tidak hanya sebagai persekutua hidup antara orang tua dan anak, tetapi juga menjadi arena dimana anak mendapatkan pendidikan pertama bagi rohani maupun jasmani. Pendidikan pertama ini sangat mempengaruhi jalan anak dimasa depannya.”2

Pembinaan akhlak adalah sangat mutlak dibutuhkan bagi manusia pada

umumnya dan anak remaja pada khususnya, agar mampu dan berperan positif

bagi dirinya, keluarganya dan masyarakat yang ada di sekililingnya serta bangsa

dan agamanya. Akhlak memang memegang peranan penting bagi kekuatan,

kesejahteraan hidup dan kehidupan manusia, begitu juga dengan pengaruh mental

itu sangat besar pengaruhnya dalam menentukan berbagai segi kehidupan. Oleh

sebab itu keterangan jiwa adalah modal utama yang harus dipenuhi oleh setiap

orang yang merindukan kebahagiaan hidup dan terlepas dari gejala-gejala dan

kelainan-kelainan yang disebut penyakit jiwa.

1Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Bandung: Diponegoro, 2010), h. 560

2M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan Sekolah dan Keluarga (Cet. III; Jakarta: Bulan Bintang, 1997), h. 85.

Page 3: Draf asni ayu

3

Islam memberikan perhatian yang sangat serius terhadap keluarga. Sejak

fase pra nikah, islam telah memberikan pengarahan bagaimana seseorang harus

memilih pasangan hidupnya serta apa yang boleh dan tidak boleh di lakikan.

Islam juga mengatur bagaimana seseorang melangsungkan pernikahan hingga

bagaimana menjalani kehidupan berkeluarga. Semua itu sangat penting agar

tumbuh mawaddah wa rahma,3 atau dengan kata lain agar muncul keluarga

keluarga yang baik dan sukses dan dapat dipahami pula bahwa orang yang sehat

mentalnya dapat melakukan adaptasi dengan lingkungannya, dengan mudah dapat

menempatkan diri pada perubahan sosial dan dapat merasakan kepuasan karena

telah terpenuhi kebutuhannya.

Salah satu faktor yang paling utama yang mendasari keberhasilan dan

kegagalan masyarakat bangsa dan negara, kemenangan dan kekalahannya adalah

faktor moral, yang demikian nyata dan mencolok perannya sehingga tak seorang

pun dapat menyangkalnya. Sebagaimana kata seorang penyair mesir Syauki Bik

mengatakan “ Suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas akhlaknya jika

akhlak rusak, hancurlah bangsa tersebut”.4

B. Rumusan masalah

3Isham bin Muhammad Asy-Syarif, Keluarga Sehat Tampa Maksiat (Cet. I; Surakarta-Jawa tengah, 2008), h. 5.

4http://blog.re.or.id/krisis-akhlak-ummat-islam.htm , diakses tgl 12 Desember 2012.

Page 4: Draf asni ayu

4

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, penulis sangat tertarik untuk

bisa mengetahui tentang Pola Pembinaan Anak dan Pengaruhnya Terhadap

Pembentukan Akhlakul karimah di SDN 231 Inpres Kapunrengan Kecamatan

Mangarabombang Kabupaten Takalar. Oleh karena itu, penulis mengemukakan

beberapa rumusan masalah yang menjadi topik pembahasan dalam proposal ini

yaitu antara lain:

1. Bagaimana pembinaan Anak di SDN 231 Inpres Kapunrengan Kecamatan

Mangarabombang Kabupaten Takalar?

2. Bagaimana Akhlak Anak di SDN 231 Inpres Kapunrengan Kecamatan

Mangarabombang Kabupaten Takalar?

3. Bagaimana pengaruh Pola Pembinaan Anak Terhadap Pembentukan Akhlakul

karimah di SDN 231 Inpres Kapunrengan Kecamatan Mangarabombang

Kabupaten Takalar?

C. Hipotesis

Sesuai dengan latar belakang di atas, hipotesis atau dugaan sementara yang

diajukan dalam mengemukakan jawaban sementara terhadap permasalahan-

permasalahan yang telah dikemukakan, maka bagian ini penulis memberikan

jawaban sementara sebagai berikut :

1. Diduga bahwa kurangnya pembinaan Anak di SDN 231 Inpres Kapunrengan

Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar.

Page 5: Draf asni ayu

5

2. Diduga Akhlak Anak di SDN 231 Inpres Kapunrengan Kecamatan

Mangarabombang Kabupaten Takalar masih perlu dibina.

3. Diduga bahwa ada pengaruh Pola Pembinaan Anak Terhadap Pembentukan

Akhlakul karimah di SDN 231 Inpres Kapunrengan Kecamatan

Mangarabombang Kabupaten Takalar.

D. Tujuan dan manfaat penelitian

Setiap kegiatan penelitian mutlak terdapat tujuan dan kegunaan yang ingin

dicapai, baik oleh diri peneliti sendiri mauapun terhadap pihak-pihak lain dengan

motivasi tertentu pula secara ilmiah maupun secara pralitis. Adapun tujuan dan

kegunaan penelitian dapat dicermati satu persatu sebagai berikut :

1. Tujuan penelitian

a. Untuk mengetahui Bagaimana pembinaan Anak di SDN 231 Inpres

Kapunrengan Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar.

b. Untuk mengetahui keadaan Akhlak Anak di SDN 231 Inpres

Kapunrengan Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar.

c. Untuk mengetahui pengaruh Pola Pembinaan Anak Terhadap

Pembentukan Akhlakul karimah di SDN 231 Inpres Kapunrengan

Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar.

2. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan ilmiah : sebagai wujud simbangsih penulis terhadap upaya

peningkatan perbendaraan karya-karya ilmiah dalam spesipikasi bidang

pengembangan intelektual dan spiritual, sehingga konsep-konsep yang

Page 6: Draf asni ayu

6

telah ada akan lebih detail dan komprehensip dengan adanya karya tulis

ini, baik eksitensinya sebagai pembanding, pelengkap, maupun

penambah kerangka berpikir pendidik dalam upaya pembentukan

kepribadian santri yang disosialisasikan oleh para pembaca. Khususnya

para pendidik dimasa yang akan datang.

b. Kegunaan praktis, dengan tercapainya tujuan penelitian ini, diharapkan

dapat bermanfaat terhadap peningkatan mutu pendidikan utamanya

pemanfaatan perpustakaan untuk meningkatkan proses pembelajaran

E. Definisi operasional

Judul Skripsi ini adalah “Pola Pembinaan Anak dan Pengaruhnya Terhadap

Pembentukan Akhlakul karimah di SDN 231 Inpres Kapunrengan Kecamatan

Mangarabombang Kabupaten Takalar”

Untuk menghindari terjadinya penafsiran yang keliru dari pembaca dalam

memahami maksud yang terkadung di dalam proposal skripsi ini, maka penulis

lebih dahulu menjelaskan istilah yang tercakup di dalamnya atau judul tersebut.

1. Mental anak

Mental anak diartikan semua unsur jiwa termasuk pikiran, emosi, sikap dan

perasaan yang dalam keseluruhan dan kebutuhannya akan menentukan corak

Page 7: Draf asni ayu

7

laku dalam menghdapi suatu hal yang mengenakkan perasaan, mengecewakan

atau menggemberikan atau sebaliknya.5

2. Akhlakul karimah

Akhlakul karimah secara bahasa dari kata bahasa Arab ‘khuluqun’ yang

berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat dan hbungannya dengan

kata khalik yang artinya pencipta.6 Adapun akhlakul karimah artinya mulia.

Menurut Muhammad bin ‘Illaan Ash-Shadieqi Akhlak adalah suatu

pembawaan dalam diri manusia, yang dapat menimbulkan perbuatan baik

dengan cara mudah (tampa dorongan dari orang lain).7

Menurut Ibrahim Anis Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang

dengannya lahirlah macam-macam perbuatan, baik dan buruk tampa

membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.8 Jadi yang penulis maksud

dengan pembentukan akhlakul karimah adalah pembentukan akhlak atau sifat

yang baik dan mulia pada jiwa seorang anak yang timbul di setiap kali

bertindak sesuai dengan tingkat pertumbuhannya.

F. Garis besar isi Skripsi

Untuk memperoleh gambaran, umum dari skripsi ini, penulis akan

mengemukakan secara ringkas tentang garis besar isi skripsi sebagai berikut:

5Zakariah Daradjat, Pendidikan Agama dalam Pembinaan Agama dalam Pembinaan Mental (Cet. IV; Jakarta: Bulan Bintang, 1982), h. 39

6A. Mustafa, Akhlak Tasawuf (Cet. I; Bandung: Pustaka Setia, 1997)7http://www.bloger.com/post-create.g?blogID diakses 12 Desember 20128A. Mustafa, lot.cit.

Page 8: Draf asni ayu

8

Bab I, yaitu penedahuluan, dalam bab ini diuaraikan yang melatar

belakangi maslah yang akan dibahas, merumuskan masalah yang menjadi bahan

penelitian, Pengertian Judul dan Definisi Operasional, kemudian menetapkan

tujuan dan kegunaan penelitian, serta menyusun garis besar isi skripsi.

Bab II yaitu membahas mengenai tinjauan pustaka, dalam bab ini di

uraikan mengenai sekolah yang menguraikan tentang pengertian, funsi, peranan

sekolah terhadap pembinaan akhlak anak serta rumah tangga sebagai penunjang

pembentukan akhlakul karimah

Bab III, yaitu metodologi Penelitian, dalam bab ini di uraikan mengenai

populasi, presedur pengumpulan data, instrumen penelitian, pengolahan dan

analisis data.

G. Tinjauan Pustaka

A. Pembinaan Mental Anak

1. Pengertian pembinaan mental Anak

Pembinaan berasal dari kata “bina” yang mendapat awalan ke- dan

akhiran-an yang berarti bangun/ bangunan. Dalam kamus besar bahasa

indonesia, pembinaan diartikan sebuah proses, perbuatan, cara membina,

pembaharuan, penyempurnaan usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan

secara berdaya guna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih

baik.9 Dalam artian secara praktis, pembinaan adalah suatu usaha dan upaya

9DEPDIKBUD, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), h. 117.

Page 9: Draf asni ayu

9

yang dilakukan secara sadar terhadap nilai-nilai yang dilaksanakan oleh orang

tua. Seorang pendidik, atau tokoh masyarakat dengan metode tertentu baik

secara personal (perseorangan) maupun secara lembaga yang merasa punya

tanggung jawab terhadap perkembangan pendidikan anak didik atau generasi

penerus bangsa dalam rangka menanamkan nilai-nilai dan dasar kepribadian

dan pengetahuan yang bersumber pada ajaran agama islam untuk dapat

diarahkan pada sasaran dan tujuan yang ingin dicapai.

Sedangkan pengertian mental dalam kamus bahasa indoensia

diartikan dengan hal-hal yang menyangkut batin dan watak manusia yang

bukan sifat, badan atau tenaga.10 Dalam ilmi psikitari atau psikoterapi, kata

mental sering digunakan sebagai ganti dari kata personality (kepribadian)

yang berarti bahwa mental adalah semua unsur-unsur jiwa termasuk pikiran,

emosi, sikap (antitude) dan perasaan yang dalam keseluruhan dan

kebulatannya akan menentukan perasaan mengecewakan atau

menggembirakan, menyenangkan dan sebagainya.

Dalam hal ini John M. Echols dan Hasan Shadily dalam kamus

inggris indonesia menjelaskan pengertian kat mental sebagai “ sesuatu yang

berhubungan dengan jiwa baik kesehatan jiwa maupun penyakit jiwa.11

Mental merupakan suatu kesatuan yang utuh psikomatis, kesatuanjiwa dan

raga atau kesatuan jasmani dan rohani secara utuh, sehingga untuk terbentuk

10Ibid, h. 57911John M. Echols an Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia (Jakarta: Gramedia, 1982),

h. 38-39.

Page 10: Draf asni ayu

10

kepribadian yang utuh secara terintegrasi dan menunjukkan adanya suatu

susunan yang hierarkis yang teratur dan kerja sama yang harmonis antara

fungsi-fungsi kejiwaan atau aspek-aspek rohani. Dalam kata lain mental juga

disebut sebagai roh yaitu kekuatan yang tidak terlihat dan tidak diketahui

materi dan cara kerjanya, ia adalah alat untuk mengadakan kontak dengan

Allah.

Jadi definisi pembinaan mental adalah suatu usaha sadar yang

dilakukan secara sadar oleh orang-orang atau lembaga yang mempunyai

tujuan terhadap perkembangan seseorang untuk diarahkan pada sasaran yang

dituju, yang berhubungan dengan semua unsur jiwa atau emosi, fikiran, sikap

dan perasaan yang semuanya itu akan berpengaruh terhadap tingkah laku,

menurut perhitungan ahli jiwa, fase pertumbuhan yang dilalui oleh seseorang,

merupakan bagian dari pembinaan pribadinya.

Pembinaan mental harus diulang-ulang karena pengalaman-

pengalaman yang sedang dilalui dapat mempengaruhi dan merusak mental

yang telah terbina itu. Seandainya pembinaan mental yang ada pada seseorang

tidak terjadi pada umur pertumbuhan yang dilaluinya dan dia dewasa tampa

mengenal agama dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya, maka ia akan

menjadi dewasa tampa kecenderungan mengenal nilai-nilai agama, bahkan ia

akan merasa kesukaran merasakan pentingnya agama dalam hidupnya. Ia akan

menjadi acuh tak acuh terhadap agama yang dianutnya. Orang-orang seperti

Page 11: Draf asni ayu

11

inilah, yang seringkali memandang agama dari segi-segi negatif dan

disangkanya menjadi penghalang kemajuan serta berat bagi pelaksanaannya.

Karena itu, maka pembinaan mental, bukanlah suatu proses yang

dapat terjadi dengan cepat dan dipaksakan, tetapi haruslah secara berangsur-

angsur wajar, sehat dan sesuai dengan pertumbuhan, kemampuan dan

keistemewaan umur yang sedang dilalui. Dalam surah al-Baqarah ayat 256,

Allah berfirman:

Terjemahnya:

Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya Telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia Telah berpegang kepada buhul tali yang amat Kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.12

Para ahli dalam bidang perawatan jiwa, dalam masalah mental

telah membagi manusia kepada 2 (dua) golongan besar, yaitu (1) golongan

yang sehat mentalnya dan (2) golongan yang tidak sehat mentalnya.

a. Golongan yang sehat mentalnya

Kartini kartono mengemukakan bahwa orang yang memiliki

mental yang sehat adalah yang memiliki sifat-sifat yang khas antara lain: 12 Departemen Agama RI, op.cit, h. 42.

Page 12: Draf asni ayu

12

mempunyai kemampuan untuk bertindak secara efisien, memilliki tujuan

hidup yang jelas, memiliki konsep diri yang sehat, memiliki koordinasi

antara segenap potensi degan usaha-usahanya, memiliki regulasi diri dan

integrasi kepribadian dan memiliki batin yang tenang. Di samping itu,

beliau juga mengatakan bahwa kesehatan mental tidak hanya terhindarnya

diri dari gangguan batin saja, tetapi juga posisi pribadinya seimbang dan

baik, selaras dengan dunia luar, dengan dirinya sendiri dan dengan

lingkungannya.

Menurut cendekiawan muslim lainnya bahwa: “kesehatan mental

merupakan suatu kondisi batin yang lsenantiasa berada dalam keadaan

tenang, aman dan tentram, dan upaya untuk menemukan ketenangan batin

dapat dilakukan setiap saat.

b. Golongan yang kurang sehat mentalnya

Golongan yang kurang sehat adalah orang yang merasa terganggu

ketentraman hatinya. Adanya abnormalitas mental ini biasanya disebabkan

karena ketidak mampuan individu dalam menghadapi kenyataan hidup,

sehingga muncul konflikmental pada dirinya. Gejala-gejala umum yang

kurang sehat mentalnya, yang dapat dilihat dalam beberapa segi, antara

lain:

1) Perasaan

Page 13: Draf asni ayu

13

Orang yang kurang sehat mentalnya akan selalu merasa gelisah

karena kurang mampu menyelesaikan masalah-masalah yang

dihadapinya.

2) Pikiran

Orang yang kurang sehat mentalnya akan mempengaruhi

pikirannya, sehingga ia merasa kurang mampu melanjutkan sesuatu

yang telah direncanakan sebelumnya, seperti tidak dapat

berkonsentrasi dalam melakukan sesuatu pekerjaan, pemalas, pelupa,

apatis dan sebagainya.

3) Kelakuan

Pada umumnya orang yang kurang sehat mentalnya akan tampak

pada kelakuan-kelakuannya yang tidak baik, seperti keras kepala, suka

berdusta, mencuri, menyeleweng, menyiksa orang lain, dan segala

yang bersifat negatif.

Dari penjelasan tersebut di atas, maka dalam hal ini tentunya

pembinaan yang dimaksud adalah pembinaan kepribadian secara keseluruhan.

Pembinaan mental secara efektif dilakukan dengan memperhatikan faktor

kejiwaan sasaran yang akan dibina. Pembinaan yang dilakukan meliputi

pembinaan moral, pembentukan sikap dan mental yang pada umumnya

dilakukan sejak anak masih kecil. Pembinaan mental merupakan salah satu

cara untuk membentuk akhlak manusia agar memilikipribadi yang bermoral,

Page 14: Draf asni ayu

14

berbudi pekerti yang luhur dan bersusila, sehingga seseorang dapat terhindar

dari sifat tercela sebagai langkah penanggulangan terhadap timbilnya

kenakalan remaja.

Pembentukan sikap, pembinaan moral dan pribadi pada umumnya

terjadi melalui pengalaman sejak kecil. Agar anak mempunyai kepribadian

yang kuat dan sikap mental yang sehat serta akhlak yang terpuji, semuanya

dapat diusahakan melaui penglihatan, pendengaran, maupun perlakuan yang

diterimanya akan ikut menentukan pembinaan pribadinya. Pembinaan mental/

jiwa merupakan tumpuan perhatian pertama dalam misi islam. Untuk

menciptakan manusia yang berakhlak mulia, Islam telah mengajarkan bahwa

pembinaan jiwa harus lebih diutamakan dari pada pembinaan fisik atau

pembinaan pada aspek-aspek lain, karena dari jiwa yang baik inilah akan lahir

perbuatan-perbuatan yang baik yang pada gilirannya akan menghasilkan

kebaikan dan kebahagiaan pada seluruh aspek kehidupan manusia lahir dan

batin.

Manusia yang dibina adalah makhluk yang mempunyai unsur-

unsur jasmani (mental) dan akal dan jiwa (immaterial).13 Pembinaan akalnya

menghasilkan keterampilan dan yang paling penting adalah pembinaan

jiwanya yang menghasilkan kesucian dan akhlak. Dengan demikian,

terciptalah manusia multidimensi dalam suatu keseimbangan.

13www.masbied.com/2009/12/24/pengertian-pembinaan-mental /diakses tanggal 12 desember 2012

Page 15: Draf asni ayu

15

Dengan demikian, pembinaan mental adalah usaha untuk

memperbaiki dan memperbaharui suatu tindakan atau tingkah laku seseorang

melalui bimbingan mental/ jiwanya sehingga memiliki kepribadian yang

sehat, akhlak yang terpuji dan bertanggungjawab dalam menjalani

kehidupannya.

Pembinaan mental sebagaimana disinggung di atas adalah semua

upaya yang dilakukan dengan sadar, berencana, teratur, terarah dan tujuannya

yang jelas pembinaan mental tersebut dilakukan dengan memberikan

pengarahan pengawasan kontrol.

Secara ringkas dapat dikatakan bahwa proses pembinaan mental

itu terjadi melalui dua kemungkinan:

a. Melalui proses pendidikan

1) Pendidikan dirumah tangga

a) Pendidikan rumah tangga hendaknya menananm jiwa taqwa,

harus dimulai sejak anak lahir.

b) Orang tua hendaknya dapatenjadi contoh yang baik dalam segala

aspek kehidupan bagi si anak

c) Orang tua harus memperhatikan pendidikan anak-anaknya,

karena pendidikan yang diterima dari orang tualah yang akan

menjadi dasar dari pembinaan kepribadian anak.

Page 16: Draf asni ayu

16

d) Harus disadari bahwa pendidikan yang diterima oleh si anak

seharusnya sejalan antara rumah dan sekolah.

e) Cara menanamkan jiwa taqwa dan iman yang akan menjadi

pengendali dalam kehidupan si anak di kemudian hari, hendaklah

sesuai dengan perkembangan dan cita-cita khas usia anak.

2) Pendidikan sekolah

a) Hendaklah segala sesuatu yang berhubungan dengan pendidikan

dan pengajaran dapat membawa anak-anak didik kepada

pembinaan mental yang sehat, moral yang tinggi dan

pengembangan bakat.

b) Pergaulan anak didik, hendak mendapat perhatian dan bimbingan

dari guru-guru supaya pendidikan itu betul-betul merupakan

pembinaan yang sehat bagi anak-anak.

3) Pendidikan dalam masyarakat

Supaya dihindarkan segala kemungkinan terjadinya tindakan-

tindakan atau perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan ajaran

agama dan pergaulan anak-anak.

b. Melalui proses pembinaan kembali

Yang dimaksud dengan proses pembinaan kembali adalah

memperbaiki mental yang telah rusak, atau pembinaan mental kembali

dengan cara yang berbeda dari pada yang pernah dilaluinya dulu.

2. Tujuan Pembinaan Mental

Page 17: Draf asni ayu

17

Jiwa atau mental manusia perlu dididik atau dibina guna

menanamkan nilai-nilai agama pada dirinya. Dan ketika Allah Swt.

menciptakan manusia, 44 bersamanya Dia ciptakan kekuatan persiapan untuk

melakukan kebaikan atau keburukan. Dia juga menjadikan manusia mampu

untuk menggunakan anggota tubuh yang dikaruniakan-Nya, tampa ketentuan

arah jalan tertentu. Manusia diberi jalan yang dikehendaki-Nya Allah

berfirman dalam surat Asy Syams ayat 7-8:

Terjemahnya:

Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), Maka Allah

mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.14

Melihat banyaknya permasalahan yang timbul, maka usaha

pembinaan mental melaui pendidikan adalah suatu cara yan efektif dalam

membentuk kepribadian remaja yang sesuai dengan ajaran islam, sehingga

terwujud prilaku yang baik.

Tujuan yang ingin dicapai adalah menguatkan dan mengontrol

kemauan, membina stabilitas emosional. Mengembangkan penalaran, sifat-

sifat dan sikap serta motivasinya. Tujuan tersebut sama dengan tujuan mental

yang tarining. Untuk mencapai tujuan tersebut tidak mudah, tidak dapat

14 Departemen Agama RI, op.cit, h. 595

Page 18: Draf asni ayu

18

dicapai dalam waktu singkat, harus dilaksanakan secara sistematis dalam

waktu yang cukup lama.

Mengingat sangat majemuknya tujuan yang akan dicapai, maka

perlu prosedur yang baik untuk pelaksanaanya. Adapun prosedur yang perlu

ditempuh yaitu:

Memahami keadaan dan perkembangan jiwa anak didik, untuk itu

menggunakan daftar pribadi yang dihimpung dalam bank data sejak anak

masuk lingkungan pembinaan.

Ciptakan kesediaan menerima pengaruh dari pendidik dan

pembina,karena proses pembinaan bukan sekedar transfer pengetahuan dan

keterampilan, tetapi meliputi juga pembinaan sikap dan kepribadian.

Menemukan cara berpikir positif (phosive thingking). Karena itu

akan menciptakan hal-hal yang sangat menguntungkan perkembangan pribadi,

dan menghindarkan dampak negatif yang dapat menjerumus terjadinya

internal konflik dalam diri anak didik yang bersangkutan.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembinaan mental Anak

Manusia di ciptakan oleh Allah sebagai makhluk yang paling

sempurna, sebagaimana firman Allah dalam surat At-Tin ayat 4:

Terjemahnya:

Page 19: Draf asni ayu

19

Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang

sebaik-baiknya.15

Dalam kesempurnaan manusia tersebut, tidak lupuk juga

mengalami perubahan baik itu jasmani maupun rohani, lebih-lebih saat remaja

sudah terpengaruh oleh berbagai hal baik itu positif maupun negatif.

Sehubungan dengan ini Zakiah Daradjat menyatakan statemennya, yaitu:

“ kalau ingin membawa moral anak-anak sesuai dengan hakekat agama,

maka ke tiga pendidikan (keluarga, sekolah, masyarakat) harus bekerja

sama dan berjalan seirama, tidak bertentangan satu sama lain.16

Dengan demikian dapat dipahami bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi pembinaan mental anak adalah:

a. Faktor Intern

Faktor interen merupakanfaktor yang terdapat dalam diri sendiri,

seperti ketidaksempurnaan jasmaniyah, sifat, watak, dan bakat yang

dimiikinya. Ketidaksempurnaan yang dimilii dapat menimbulkan

hambatan dan pergaulan seorang anak, misalnya saja seperti rendah diri,

iri hati dan kompensasi. Ketiga hal tersebut memerlukan perhatian dan

bimbingan, seperti kompensasi yang diarahkan dapat berubah positif

karena kekurangan pada dirinya dan dapat diimbangi dengan prestasi di

bidang lain. Akan tetapi jika tidak tersalur, rendah diripun dapat

15 Departemen Agama RI, op.cit, h. 59716 Zakiah Daradjat, op.cit, h. 62

Page 20: Draf asni ayu

20

menimbulkan ketakutan untuk bergaul dan iri hati dapat menimbulkan

dendam sedangkan kompensasi berupa pamer kekayaan dan

kesombongan.

b. Faktor Ekstren

Faktor ekstren merupakan faktor yang disebabkan oleh pengaruh

lingkungan dimana seorang anak tumbuh dan dibesarkan. Yang termasuk

faktor ekstren ini adalah lingkungan keluarga, sekolah, teman bergaul,

norma masyarakat dan lain-lain.

Sebenarnya ada faktor eksten ini merupakan inti atas berhasil

tidaknya pertumbuhan seorang anak, karena faktor ekstren ini hampir

semua problema dapat diatas. Dalam masalah pengaruh dari luar, agama

islam juga memberi petunjuk bahwa perkembangan seorang anakpun

dipengaruhi oleh lingkungan yang ada disekililingnya. Jadi walaupun anak

lahir dalam keadaan baik, bila tampa pengaruh yang baik pula

kemungkinan besar akan menjadi kurang baik. Dalam proses memilih

kawanpun oleh seorang anak dianjurkan memilih kawan yang baik dan

sholeh juga menjauhi orang-orang yang selalu berbuat dosa.

4. Urgensi Pembinaan Mental Anak

Pembinaan mental yang baik terdapat dalam agama terutama

agama Islam, karena agama islam telah mengantarkan pemeluknya kepada

kehidupan yang tenang, tentram dan bahagia baik lahir maupun batin.

Agama Islam sebagai agama rahmatan lil’alamin telah memberikan

Page 21: Draf asni ayu

21

bimbingan, tuntunan yang menyeluruh sebagai landasan hidup manusia

sepanjang zaman. Agama mempunyai peranan yang penting dalam

kehidupan manusia sebab agama merupakan motivasi hidup dan

kehidupan serta merupakan alat pengembangan dan pengendalian diri

yang sangat penting. Oleh karena itu perlu diketahui, dipahami dan

diamalkanoleh manusia agar dapat menjadi dasar kepribadian sehingga ia

dapat menjadi manusia yang utuh. Agama mengatur hubungan manusia

dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia dan hubungan manusia

dengan alam.

Oleh karena agama sebagai dasar dan tata nilai merupakan penentu

dalam perkembangan dan pembinaan rasa keagamaan. Salah satu cara

yang baik dan efektif adalah dengan memulai pendidikan agama karena

pendidikan agama merupakan bagian yang sangat penting, berkenaan

dengan aspek-aspek dan sikap serta nilai, antara lain akhlak dan

keagamaan. Dan untuk mengetahui bahwa ajaran Islam itu juga

mengandung pembinaan mental, maka dapat diketahui dari fungsi agama

dalam kehidupan manusia, adalah sebagai berikut:

a. Agama memberikan bimbingan hidup

Agama yang ditanamkan sejak kecil kepada anak-anak dengan

baik dapat menjadikan agama sebagai bagian dari unsur-unsur

kepribadiannya, maka akan cepat bertindak menjadi pengendali dalam

menghadapi segala-keinginan-keinginan dan dorongan-dorongan yang

Page 22: Draf asni ayu

22

timbul. Karena keyakinan terhadap agama yang menjadi bagian dari

kepribadian itu, akan mengatur sikap dan tingkah laku seseorang

secara otomatis dan mendalam. Tidak bisa kita pungkiri bahwa pada

masa anak menginjak usia remaja, banyak anak yang kurang bisa

membawa diri karena dalam pertumbuhannya terbentuk kepribadian

yang kurang baik, maka tidak menutup kemungkinan dalam

menghadapi dorongan-dorongan yang bersifar rohani maupun sosial

akan kurang wajar, penuh gejolak dan terkadang akan melanggar

peraturan dimana dia hidup. Dari itulah agama dapat memberikan

bimbingan hidup dari yang terkecil sampai pada yang sebesar-

besarnya, mulai dari hidup pribadi, keluarga, masyarakat dan dengan

Allah, bahkan dengan alam semesta dan makhluk hidup yang lain. Jika

bimbingan-bimbingan tersebut dilaksanakan dengan betul-betul, mka

akan terjaminlah kebahagiaan dan ketentraman batin dalam hidup ini.

b. Agama menolong dalam menghadapi kesukaran

Kesukaran yang paling sering dihadapi orang adalah kekecewaan.

Kekecewaan sering dihadapi oleh kalangan anak yang menginjak usia

remaja akibat kegagalan yang mereka alami sehingga akan membawa

mereka kepada perasaan rendah diri, pesimis dan apatis dalam

hidupnya. Kekecewaan-kekecewaan yang dialaminya akan sangan

menggelisakan batinnya. Bagi remaja yang benar-benar telah

menjalankan agamanya, setiap kekecewaan yang menimpanya tidak

Page 23: Draf asni ayu

23

akan memikul jiwanya. Ia tidak akan putus asa, tetapi ia akan

menghadapinya dengan tenang. Dengan ketenangan itu, ia akan cepat

mengingat Allah, dan menerima kekecewaan itu dengan sabar dan

tenang.

Dari hal itu mereka mengambil hikmah, dan percaya bahwa dibalik

kesukaran yang dialaminya pasti ada kemudahan bagi dirinya.

c. Agama dapat menentramkan batin

Salah satu fungsi agama adalah dapat memberikan kepada

penganutnya kesan-kesan yang nyaman. Memang benar agama dapat

dijadikan sebagai obat kejiwaan dan ketentraman batin dan dapat juga

dijadikan sebagai pengendali sikap dan perbuatan. Bagi jiwa yang

sangat gelisah, agam akan memberi jalan dan siraman penenang hati.

Tidak sedikit kita mendengarkan orang yang kebingunan dalam

hidupnya.

Selama ia belum beragama dan setelah ia mulai mengenal dan

menjalankan agama, maka ketenangan jiwa akan datang. Kalau kita

berbicara tentang agama bagi remaja, sebenarnya akan lebih tampak

betapa gelisahnya mereka yang tidak perneh menerima didikan agama.

Karena pada usia ini merupakan usia dimana jiwa mengalami gejolak,

penuh dengan kegelisahan dan pertentangan batin. Maka agama bagi

remaja mempunyai fungsi penentraman dan penenang jiwa, di

samping itu juga sebagai pengendali moral. Apakah mereka

Page 24: Draf asni ayu

24

menjalankan agama dengan sungguh-sungguh, gejolak tersebut akan

berubah menjadi ketentraman yang sebelumnya belum mereka

dapatkan.

B. Akhlakul Karimah

1. Pengertian Akhlakul Karimah

Akhlak adalah intisari yang bersemayam dalam hati dan tmpat

munculnya tindakan-tindakan sukarela, tindakan yang brnar atau salah.

Menurut tabiatnya, intisari tersebut siap menerima pengaruh pembinaan yang

baik atau salah kepadanya. Jika intisari tersebut dibina untuk memilih

keutamaan, kebenaran, cinta kebaikan, cinta keindahan, dan benci keburukan

maka,muncullah perbuatan-perbuatan yang baik dengan mudah, itulah akhlak

yang baik misalnya akhlak lemah lembut, sabar, dermawan, berani, adil,

akhlak berbuat baik, sabar dan lain-lain.

Sebaliknya, jika intisari tersebut disia-siakan, tidak dibina dengan

dengan pembinaan yang propesional, bibit di dalamnya tidak dikembangkan,

dan dibinia dengan pembinaan yang buruk sehingga keburukan menjadi

sesuatu yang dicintainya, kebaikan menjadi sesuatu yang dibenci, dan

perkataan buruk keluar dari mulutnya deengan mudah, maka dikatakan akhlak

buruk, misalnya berkhianat, bohong, keluh kesah, rakus, jorok dan

sebagainya.17

17Abu Bakar Jabir Al-Jazari, Ensiklopedi Muslim Minhajul Muslim (Cet. I; Jakarta: Darul Falah, 2000), h. 217

Page 25: Draf asni ayu

25

Ada dua pendekatan untuk mendefinisikan akhlak, yaitu

pendekatan linguistik (kebahasaan) dan pendekatan terminologi (peristilahan).

Akhlak berasal dari bahasa arab yakni khuluqun yang artinya budi pekerti,

perangai, tingkah laku atau tabiat. Kalimat tersebut mengandung segi-segi

persesuaian dengan perkataan khlaqun yang berarti kejadian, serta erat

hubungannya dengan sang pencipta.

Sedangkan definisi akhlak menurut istilah para ahli diantaranya:

Prof. Dr. Ahmad Amin menyatakan: “Akhlak adalah segala

sesuatu kehendak yang terbiasa dilakukan.”18

Adapun menurut Muhammad bin Ali Asy-Syarif Al-Jurjani,

akhlak adalah istilah bagi suatu sifat yang tertanam kuat dalam diri, yang

darinya terlahir perbuatan-perbuatan dengan mudah dan ringan, tampa perlu

berpikir dan merenung.19

Berdasarkan pendapat di atas maka penulis menyimpulkan bahwa

akhlakul karimah adalah sifat yang melekat pada diri seseorang yang

membawa nilai-nilai kepribadian yang baik dan mendatangkan manfaat bagi

orang-orang yang berinteraksi dengannya berupa rasa cinta, sayang dan

harmonis.

2. Urgensi Akhlakul Karimah

a. Mendapat ridho Allah

18Thoyib Sahputra dan Wahyudin, Pendidikan Agama Islam Aqidah Akhlak Kelas X (Semarang: PT. Toha Putra, 2008), h. 54

19Ibid, h. 54

Page 26: Draf asni ayu

26

Orang yang mengharapkan segala perbuatan karena mengharapkan

ridho Allah berarti ia telah ikhlas atas segala amal perbuatannya. Ridho

Allah ini adalah yang melandasi ibadah seseorang. Allah berfirman dalam

Q.S. Al-Araf: 29

Terjemahnya:

Katakanlah: "Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan". dan (katakanlah): "Luruskanlah muka (diri) mu di setiap sembahyang dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatanmu kepada-Nya. sebagaimana dia Telah menciptakan kamu pada permulaan (demikian pulalah kamu akan kembali kepadaNya)".20

b. Bentuk kepribadian muslim

Maksudnya ialah segala prilaku baik ucapan, perbuatan, pikiran

dan hatinya mencrminkan sikap ajaran Islam. Allah berfirman dalam Q.S.

Fushhilat: 33

Terjemahnya:

Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang

menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata:

"Sesungguhnya Aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?"21

c. Mewujudkan perbuatan yang mulia dan menghindari perbuatan yang

tercela20Departemen Agama RI, op.cit, h. 22521Ibid, h. 480

Page 27: Draf asni ayu

27

Dengan bimbingan hati yang diridhoi Allah dan keikhlasan, maka

akan terwujud perbuatan-perbuatan yang terpuji, yang seimbang antara

kepentingan dunia dan akhirat serta terhindar dari perbuatan tercela.22

3. Kalsifikasi Akhlakul Karimah

Ada beberapa akhlak dalam Islam yang hendaknya mendapat

perhatian agar seseorang dalam hidupnya merasakan keharmonisan,

kenyamanan dan kebahagiaan tampa batas di dunia dan di akhirat, akhlak

tersebut adalah:

a. Akhlak kepada Allah Swt

Titik tolak akhlak kepada Allah adalah pengakuan dan kesadaran

bahwa tiada sesembahan yang berhak di sembah selain Allah. Pengakuan

dan kesadaran ini akan mengantarkan manusia untuk tunduk dan patuh

terhadap perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya sehingga

seluruh hidupnya dipersembahkan kepada Allah dalam berbagai bentuk

ibadah dan pengabdian kepada-Nya.

b. Akhlak kepada orang lain

Titik tolak akhlak kepada Allah adalah bahwa manusia hidup

dalam sebuah masyarakat yang terdiri atas berbagai macam suku bangsa

dan berbeda-beda bahasa dan budayanya, termasuk karakter dan sifatnya.

Keadaan ini akan membentuk atau membuatnya agar bersikap toleransi

22A. Zaenuddin, Muhammad Jamhari, Al-Islam 2 Muamalah dan Akhlak (Cet. I; bandung: CV Pustaka Setia, 1420 H/ Mei 1999 M), h. 76.

Page 28: Draf asni ayu

28

dan akhlak mulia seperti ini diharapkan menciptakan kondisi masyarakat

yang rukun dan adamai antara orang yang satu dengan yang lain.

c. Akhlak terhadap diri sendiri

Selain akhlak kepada Allah dan orang lain, manusia harus

berakhlak kepada diri sendiri. Akhlak kepada diri sendiri dapat diartikan

sebagai sikap menghormati, menghargai, menyayangi, dan menjaga diri

sendiridengan sebaik-baiknya, karena sadar bahwa dirinya adalah ciptaan

dan amanah dari Allah yang harus dipertanggungjawabkan dengan sebaik-

baiknya. Berakhlak kepada diri sendiri merupakan bentuk ibadah yang

paling mudah karena dilakukan oleh diri sendiri dan manfaatnya dapat

secara langsung dirasakan oleh diri sendiri.23

H. Metodologi Penelitian

1. Metode Pelaksanaan Penelitian

Metode pelaksanaan penelitian menggunakan studi lapangan (field

research) dalam mengumpulkan, mengelola, menganalisis data dari tempat

penelitian yang ada untuk kemudian ditarik sebagai sebuah kesimpulan.

Dalam hal ini penelitian objek biasa disebut dengan istilah populasi.

Hal tersebut merupakan sesuatu yang penting karena berhubungan dengan

penentuan sumber data yang akan diteliti melalui sample yang merupakan

23Tato Edidarmo, Mulyadi, Aqidah Akhlak Madrasah Aliyah kelas XI (Cet. I; Semarang: PT. Toha Putra), h. 57.

Page 29: Draf asni ayu

29

bagian dari populasi dan hal tersebut mempunyai kedudukan yang sama

pentingnya dengan populasi.

Adapun yang menyangkut populasi dalam sample yaitu sebagai

berikut :

c. Populasi

Setiap penelitian pada dasarnya selalu berhadapan dengan

masalah sumber data yang sering disebut dengan populasi dan sampel

penelitian. Penentuan sumber data tersebut, tergantung pada masalah

yang diteliti, serta hipotesa yang akan diuji keberadaannya. Populasi yang

akan dihadapi mungkin pula tidak tergantung pada perumusan

penyelidikan.

Untuk memperjelas mengenai pengertian polpulasi, maka penulis

akan mengutip beberapa pendapat para ahli yaitu sebagai berikut :

“Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari

manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai test, atau peristiwa

sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu

penelitian”24.

Menurut suharsimi Arikunto dijelaskan bahwa populasi adalah

keseluruhan objek penelitian.25 Apabila seseorang ingin melihat semua

24Herman Warsito, Pengantar Metodologi Penelitian, (cet.I; Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1992 ), h. 49

25Suharsimi Ari Kunto, Op.Cit, h. 102

Page 30: Draf asni ayu

30

elemen yang ada dalam wilayah penelitian maka penelitian yang

dilakukan adalah penelitian data. Pengertian populasi menurut Sutrisno

Hadi dijelaskan bahwa populasi adalah semua individu dan semua

kenyataan-kenyataan yang diperoleh lewat sampel26.

d. Sampel

Setelah penulis menentukan yang menjadi populasi dalam

penelitian ini, selanjutnya penulis menetapkan apakah mungkin dapat

meneliti seluruh elemen populasi ataukah hanya sebagian saja dari

populasi yang disebut sampel. Dalam suatu penelitian tidak selamanya

perlu meneliti elemen dalam populasi, karena disamping membutuhkan

biaya yang besar, waktu yang lama dan keterbatasan lainnya.dengan

demikian yang menjadi objek dalam penelitian adalah sampel yang

diambil sebagai wakil dari populasi yang dapat mewakili populasi

kekevalitan datanya. Olehnya itu seorang peneliti perlu barhati-hati

dalam penentuan sampel.

Dalam kaitannya dalam masalah diatas, maka berikut ini penulis

akan mengemukakan pengertian sampel menurut para ahli :

Menurut Suharsimi Arikunto yang dinamakan penelitian sampel

apabila kesimpulannya diangkat dari sampel dari yang berlaku untuk

populasi27. Selain itu, Hermawan Wasito juga memberikan pengertian 26Sutrisno Hadi, Metodoligi Research, jilid I (Cet. XXII, Yogyakarta : Andi Offset, 1990 ),

h.7027 Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 103

Page 31: Draf asni ayu

31

sampel yaitu sampel adalah sebahagian dari populasi yang menjadi

sumber data yang sebenarnya dalam penelitian artinya sampel adalah

sebagian dari populasi yang karakteristiknya dapat diselidiki28.

2. Lokasi Penelitian

Penulis melakukan penelitian di SDN 231 Inpres Kapunrengan

Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar.

3. Metode Penelitian

Penggunaan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini lebih

disesuaikan dengan analisis keuangan dan kemempuan penelitian sendiri

tanpa maksud mengurangi prosedur yang berlaku. Metode yang digunakan

pada teknik pengumpulan data ini adalah sebagai berikut :

a. Penelitian Kepustakaan (libiraye search) yaitu teknik pengumpulan data

dengan jalan menekan buku-buku literature, artikel dan karya-karya ilmiah

lainnya yang dianggap memilki relevansi dengan pembahasan skripsi ini,

dengan cara :

1) Kutipan langsung yaitu mengutip suatu pendapat sesuai dengan

kalimat aslinya langsung dari buku sumber tanpa ada perubahan

sedikit pun didalamnya (redaksi) maupun maknanya.

28 Sutrisno Hadi, op.cit.,h.71

Page 32: Draf asni ayu

32

2) Kutipan tidak langsung yaitu penulis menggunakan ide dari suatu

pendapat kemudian penulis menuangkan dalam redaksi lain tanpa

mengurangi maknanya.

b. Penelitian lapangan (field research)

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara terjung langsung

kelapangan (lokasi) penelitian, dimana penulis langsung melakukan

penelitian pada objek yang akan diteliti.

Dalam penelitian lapangan penulis menggunakan beberapa teknik

pengumpulan data antara lain :

c. Observasi, yaitu mengamati objek yang akan diteliti yakni pada SDN 231

Inpres Kapunrengan Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar.

1) Interview, adalah mengadakan proses Tanya jawab atau wawancara

dengan informasi yang dianggap perlu diambil keterangan mengenai

masalah-masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini.

2) Dokumentasi adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara

membuka dokumen-dokumen atau catatan-catatan yang dianggap

perlu.

3) Angket, ialah daftar pertanyaan yang dikirimkan koresponden baik

secara langsung atau tidak langsung (melalui wawancara)29.

29Dr.Sugisno,Metode Penelitian Administrasi (Cet.VII;Bandung:CV.Alfabeta 2000), h. 60

Page 33: Draf asni ayu

33

Metode ini dibuat dengan pertimbangan bahwa metode tersebut cocok

dan memudahkan untuk dilaksanakan dalam penelitian, serta tidak memakan

waktu dan tenaga yang terlalu banyak

4. Teknik pengumpulan Data

Dalam prosedur pengumpulan data ditempuh melalui tahap

pengelolaan data yaitu :

a. Tahap persiapan

Tahap persiapan dilakukan dengan beberapa kegiatan yaitu studi

pustaka yang ada hubungannya dengan pembahasan judul nantinya yang

akan diteliti. Disamping itu penulis juga melakukan penjajakan dilokasi

yang hendak ditempati untuk mengumpulkan data lapangan

b. Tahap pengumpulan

Dalam tahap pengumpulan ada 2 cara yang dilakukan yaitu:

1) Metode library research

Yaitu metode pengumpulan data dengan jalanmembaca buku-buku,

majalah dan karangan lainnya yang ada hubungannya dengan masalah

yang akan dibahas dalam penelitian yang akan dilaksanakan.

2) Metode field research

Metode yang digunakan penulis dalam pengumpulan data dengan jalan

dengan mengadakan penelitian lokasi yang telah ditentukan, dalam hal

Page 34: Draf asni ayu

34

ini peneliti menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi dan

angket.

5. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variable, dan

jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variable dan seluruh

responden, menyajikan data tiap variable yang diteliti, melakukan perhitungan

untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan un tuk

menguji hipotesis yang telah diujikan30.

Untuk mengelola data menjadi susunan pembahasan, amka penulis

menganalisis data dengan menggunakan teknik deskriptif kuantitatif, dengan

menggunakan tabel presentase dengan rumus sebagai berikut :

P = F/N X 100 %

Keterangan :

P : Hasil atau skor yang diperoleh

F : Frekwensi dan jenis jawaban yang diberikan oleh

responden

N : Jumlah siswa

100 % : Angka pembulat.31.

30Sugiono, Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi dengan Metode R & D, (Cet-XV; Bandung: Alfabeta,2007), h. 90

Page 35: Draf asni ayu

35

Data yang dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

a. Redaksi data yaitu penulis merangkum beberapa data dan keterangan

yang dianggap penting untuk dianalisa, kemudian dimasukkan kedalam

pembahasan.

b. Penyajian data yaitu penulis memperoleh data dan keterangan dari

objek yang bersangkutan, kemudian disajikan untuk dibahas guna

menemukan kebenaran-kebenaran yang hakiki.

c. Verifikasi data yaitu penulis membuktikan kebenaran data yang

diperoleh dengan tujuan menghindari adanya unsure subjektifitas yang

dapat mengurangi bobot kualitas penelitian, artinya data dan keterangan

yang diperoleh dapat diukur melalui responden yang benar-benar

sebagai pelaku atau sekurang-kurangnya memahami terhadap masalah

yang diajukan.

31Anas Sudjono, pengantar statistic pendidikan (Cet.X; Jakarta, Raja Grafindo Persada,2000), h. 40.

Page 36: Draf asni ayu

36

DAFTAR PUSTAKA

Arifin. M, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan Sekolah dan Keluarga (Cet. III; Jakarta: Bulan Bintang, 1997).

Daradjat Zakariah, Pendidikan Agama dalam Pembinaan Agama dalam Pembinaan Mental (Cet. IV; Jakarta: Bulan Bintang, 1982).

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Bandung: Diponegoro, 2010).DEPDIKBUD, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1990).

Echols an Hassan Shadily John M., Kamus Inggris-Indonesia (Jakarta: Gramedia, 1982).

Edidarmo Tato, Mulyadi, Aqidah Akhlak Madrasah Aliyah kelas XI (Cet. I; Semarang: PT. Toha Putra).

Hadi Sutrisno, Metodoligi Research, jilid I (Cet. XXII, Yogyakarta : Andi Offset, 1990 ).

http://blog.re.or.id/krisis-akhlak-ummat-islam.htm,

http://www.bloger.com/post-create.g?blogID

Jabir Al-Jazari Abu Bakar, Ensiklopedi Muslim Minhajul Muslim (Cet. I; Jakarta: Darul Falah, 2000)

Page 37: Draf asni ayu

37

Muhammad Asy-Syarif Isham, Keluarga Sehat Tampa Maksiat (Cet. I; Surakarta-Jawa tengah, 2008).

Mustafa. A, Akhlak Tasawuf (Cet. I; Bandung: Pustaka Setia, 1997)

Sahputra Thoyib dan Wahyudin, Pendidikan Agama Islam Aqidah Akhlak Kelas X (Semarang: PT. Toha Putra, 2008)

Sudjono Anas, pengantar statistic pendidikan (Cet.X; Jakarta, Raja Grafindo Persada,2000).

Sugiono, Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi dengan Metode R & D, (Cet-XV; Bandung: Alfabeta,2007).

Sugisno, Metode Penelitian Administrasi (Cet.VII;Bandung:CV.Alfabeta 2000)

Warsito Herman, Pengantar Metodologi Penelitian, (cet.I; Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1992 ).

www.masbied.com/2009/12/24/pengertian-pembinaan-mental

Zaenuddin. A, Muhammad Jamhari, Al-Islam 2 Muamalah dan Akhlak (Cet. I; bandung: CV Pustaka Setia, 1420 H/ Mei 1999 M)