fisik prasarana wilayah -...

13
FISIK PRASARANA WILAYAH

Upload: doancong

Post on 06-Feb-2018

230 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: FISIK PRASARANA WILAYAH - labpm2.ipdn.ac.idlabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJMD-infrastrukturt... · kemudahan dikerjakan atau workability yang baik sampai sedang,

FISIK PRASARANA WILAYAH

Page 2: FISIK PRASARANA WILAYAH - labpm2.ipdn.ac.idlabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJMD-infrastrukturt... · kemudahan dikerjakan atau workability yang baik sampai sedang,

GAMBAR…. Peta Wilayah Administrasi Kota Tangerang Selatan

Page 3: FISIK PRASARANA WILAYAH - labpm2.ipdn.ac.idlabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJMD-infrastrukturt... · kemudahan dikerjakan atau workability yang baik sampai sedang,

A. FISIK DASAR DAN PEMANFAATAN LAHAN

Wilayah Kota Tangerang Selatan dilintasi oleh Kali Angke, Kali

Pasanggrahan dan Sungai Cisadane sebagai batas administrasi kota di

sebelah barat. Posisi Kota Tangerang Selatan yang berbatasan dengan DKI

Jakarta karena pada awalnya memang dijadikan sebagai kota satelit bagi

DKI Jakarta maka penduduknya lebih banyak yang bekerja di Jakarta tapi

tinggal di Kota Tangerang Selatan. Hal ini terlihat dari banyaknya

perumahan-perumahan yang tumbuh dan berkembang di Kota Tangerang

Selatan. Laju pertumbuhan penduduk terus meningkat, sebagian besar

bersifat non-alamiah, seiring dengan tumbuhnya kawasan-kawasan

perumahan, mulai dari yang berskala kecil-menengah hingga berskala

besar, seperti: Bumi Serpong Damai (BSD) seluas 6.000 ha, Bintaro Jaya

seluas 1.500 ha, dan Perumahan Alam Sutera. Akhirnya mengakibatkan

sektor perdagangan dan jasa menjadi berkembang sesuai kebutuhan

disertai juga dukungan sektor transportasi yang cukup memadai karena

banyak akses menuju DKI Jakarta baik melalui jalan tol Serpong – Pondok

Indah atau jalan regional yang sudah tersebar dan tersambung langsung.

Topografi (Ketinggian dan Kemiringan)

Sebagian besar wilayah Kota Tangerang Selatan merupakan dataran rendah,

dimana sebagian besar wilayah Kota Tangerang Selatan memiliki topografi yang

relatif datar dengan kemiringan tanah rata-rata 0 – 3% sedangkan ketinggian

wilayah antara 0 – 25 m dpl.

Untuk kemiringan garis besar terbagi dari 2 (dua) bagian, yaitu :

1. Kemiringan antara 0 – 3% meliputi Kecamatan Ciputat, kecamatan Ciputat

Timur, Kecamatan Pamulang, Kecamatan Serpong dan Kecamatan Serpong

Utara.

2. Kemiringan antara 3 – 8% meliputi Kecamatan Pondok Aren dan Kecamatan

Setu.

Klimatologi

Kota Tangerang Selatan merupakan wilayah dengan suhu yang relatif panas

dengan kelembaban tinggi. Temperatur udara berdasarkan penelitian di stasiun

Geofisika klas I di Tangerang rata-rata berkisar antara 21,2-33,7˚C, suhu

maksimum tertinggi rata-rata terjadi pada bulan Oktober yaitu 36,6˚C dan suhu

minimum terendah pada bulan Juni yaitu 19,2 ˚C . Rata-rata kelembaban udara

78,0 % dan rata-rata intensitas matahari 56,8 %. Keadaan curah hujan tertinggi

Page 4: FISIK PRASARANA WILAYAH - labpm2.ipdn.ac.idlabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJMD-infrastrukturt... · kemudahan dikerjakan atau workability yang baik sampai sedang,

terjadi pada bulan Januari dan pada bulan September hanya satu kali hujan,

sedangkan rata-rata curah hujan dalam setahun adalah 108,4 mm. Hari hujan

tertinggi pada bulan Januari dengan hari hujan sebanyak 26 hari. Keadaan ini

terjadi pada hampir seluruh wilayah Kota Tangerang Selatan.

Geologi

Kota Tangerang Selatan merupakan daerah yang relatif datar. Adapun

beberapa Kecamatan ada yang lahannya bergelombang seperti di perbatasan antara

Kecamatan Setu dan kecamatan Pamulang serta sebagian di kecamatan Ciputat

Timur. Kondisi geologi Kota Tangerang Selatan umumnya adalah batuan alluvium,

yang terdiri dari batuan lempung, lanau, pasir, kerikil, kerakal dan bongkah.

Berdasarkan klasifikasi dari United Soil Classification System, batuan ini mempunyai

kemudahan dikerjakan atau workability yang baik sampai sedang, unsur ketahanan

terhadap erosi cukup baik oleh karena itu wilayah Kota Tangerang Selatan masih

cukup layak untuk kegiatan perkotaan.

Hidrologi

Sistem hidrologi di Kota Tangerang Selatan terdiri atas :

Air permukaan yaitu diartikan sebagai air yang mengalir atau muncul di

permukaan. Aliran air permukaan yang terdapat di wilayah ini berupa aliran sungai

Cisadane, Sungai Angke dan sebagian wilayah dilewati sungai Pesanggrahan. Ada

juga saluran-saluran alam yang dialiri air sepanjang tahun sebagai penampung

drainase lokal. Saluran semacam ini cenderung meluap pada musim hujan.

Kedua Air Tanah, air tanah di wilayah Kota Tangerang Selatan secara kualitas

dalam kondisi baik, hal ini menyebabkan banyak penduduk yang masih

menggunakannya sebagai air bersih. Potensi air tanah Kota Tangerang Selatan,

Berdasarkan laporan studi potensi dan pengembangan sumberdaya air tersebar di

Kabupaten Tangerang, Dinas PU kabupaten Tangerang tahun 2002 diketahui bahwa

potensi air sungai dan situ/rawa merupakan potensi air permukaan di Kota

Tangerang Selatan berdasarkan Satuan Wilayah Sungai (SWS) menunjukkan

potensi sebagai berikut :

Debit terkecil rata-rata bulanan SWS Cisadane – Ciliwung, sebesar 2,551 m³/dt

diwakili oleh pengukuran Sungai Cidurian, stasiun Parigi dalam tahun 1995,

sedang debit terbesar rata-rata bulanan sebesar 115,315 m³/dt, diukur di

Sungai Cisadane, stasiun Batu Beulah dalam periode 1991 sampai 1998.

Mata air jumlahnya ada 3 yang semuanya berlokasi di Kecamatan Ciputat

dengan total debit 210 liter/detik.

Page 5: FISIK PRASARANA WILAYAH - labpm2.ipdn.ac.idlabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJMD-infrastrukturt... · kemudahan dikerjakan atau workability yang baik sampai sedang,

Air hujan yang setelah dianalisis dengan perhitungan neraca air menunjukkan

bahwa Kabupaten Tangerang termasuk juga Kota Tangerang Selatan mengalami

defisit air pada bulan Maret sampai bulan November (8 bulan) sementara surplus

air hanya terjadi pada bulan Desember, Januari dan Februari (3 Bulan).

Air tanah dangkal, debit air tanah di Kabupaten Tangerang termasuk juga Kota

Tangerang Selatan berkisar antara 3 – 10 liter/detik/km². Air tanah ini

cenderung diambil secara berlebihan di sepanjang jalan-jalan utama terutama

oleh industri/pabrik.

Untuk di permukiman warga rata-rata kedalaman air tanah mencapai 5 – 10

meter. Terdapat juga penggunaan air tanah dalam, melalui pompa deepwell pada

kawasan-kawasan perumahan baru yang dikelola pengembang swasta.

Mengenai gambaran kualitas air sungai dan air tanah di Kota Tangerang

Selatan bila mengacu kepada gambaran kualitas air sungai Cisadane sebagai sungai

yang terbesar maka didapatkan pencemaran yang cukup bervariasi yang

ditunjukkan oleh beberapa parameter.

Tabel ……

Gambaran Kualitas Air Sungai Cisadane

Jenis Tanah

Dilihat dari data jenis tanah berdasarkan keadaan geologi, di wilayah Kota

Tangerang Selatan sebagian besar terdiri dari batuan endapan hasil gunung api muda

dengan jenis batuan kipas aluvium dan aluvium/alivial. Sedangkan dilihat dari

sebaran jenis tanahnya, pada umumnya di Kota Tangerang Selatan berupa asosiasi

latosol merah dan latosol coklat kemerahan. Oleh karena itu secara umum lahan

cocok untuk pertanian/ perkebunan. Jenis tanah yang sangat sesuai dengan kegiatan

pertanian tersebut makin lama makin berubah penggunaannya untuk kegiatan lainnya

yang bersifat non-pertanian. Sedangkan untuk sebagian wilayah seperti di Kecamatan

Serpong dan Kecamatan Setu jenis tanahnya ada yang mengandung pasir khususnya

untuk daerah yang dekat dengan Sungai Cisadane.

Page 6: FISIK PRASARANA WILAYAH - labpm2.ipdn.ac.idlabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJMD-infrastrukturt... · kemudahan dikerjakan atau workability yang baik sampai sedang,

B. Penggunaan Lahan

Perkembangan penduduk yang cepat yang dilihat dari semakin menjamurnya

permukiman di wilayah Tangerang Selatan mengakibatkan banyak terjadinya

perubahan fungsi guna lahan. Kecenderungan yang terjadi adalah beralihnya lahan

pertanian atau bahkan kawasan lindung menjadi kawasan perumahan ataupun untuk

kegiatan perdagangan dan jasa, sehingga hal ini perlu mendapat perhatian khusus

antara lain mengenai keseimbangan fungsi kawasan tak terbangun dan kawasan

terbangun.

Karakter perkembangan kawasan terbangun (perumahan, industri,

perdagangan dan jasa) pada Kota Tangerang Selatan tidak lepas dari keberadaan

perlintasan pergerakan antar wilayah serta adanya jaringan jalan regional yang

menghubungkan kota-kota utama seperti DKI Jakarta, Kota Tangerang dan

Kabupaten Tangerang. Sehingga konsekuensinya perkembangan kawasan terbangun

mengikuti pola jaringan jalan utama.

Page 7: FISIK PRASARANA WILAYAH - labpm2.ipdn.ac.idlabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJMD-infrastrukturt... · kemudahan dikerjakan atau workability yang baik sampai sedang,
Page 8: FISIK PRASARANA WILAYAH - labpm2.ipdn.ac.idlabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJMD-infrastrukturt... · kemudahan dikerjakan atau workability yang baik sampai sedang,

Pola pengembangan fisik / tata guna lahan saat ini berupa pola ekstensifikasi

dan intensifikasi. Pola ekstensifikasi banyak dijumpai di daerah pinggiran,

sedangkan intensifikasi banyak dijumpai di daerah yang menjadi pusat kegiatan.

Bila dilihat berkembangnya perumahan baik skala besar ataupun skala kecil

mengakibatkan bertambahnya jumlah penduduk ataupun aktifitas penduduk di Kota

Tangerang Selatan ini sendiri. Bila peningkatan jumlah ataupun aktifitas penduduk

tidak dibarengi dengan peningkatan sarana dan prasarana yang memadai akan

menimbulkan berbagai permasalahan yang berkaitan satu dengan yang lainnya.

Perumahan dan Permukiman

Kawasan perumahan dan permukiman berfungsi sebagai hunian bagi

masyarakat Kota Tangerang Selatan. Berdasarkan penghitungan pada peta

diketahui luas penggunaan lahan untuk perumahan dan permukiman sebesar

9.941,41 Ha dari keseluruhan Kota Tangerang Selatan. Untuk Kota Tangerang

Selatan terdapat tiga pengembang perumahan skala besar yaitu BSD, Bintaro dan

Alam Sutera. Selain itu ketiga kawasan ini didukung dengan adanya prasarana

transportasi seperti kereta api dan jalan tol. Saat ini pengembangan perumahan di

Kota Tangerang Selatan banyak menggunakan pola cluster dengan tipe rumah

beragam (tipe kecil hingga tipe besar). Banyak lahan perkampungan yang sudah

berubah fungsi dan kepemilikannya biasanya mayoritas pemilik lahan

perkampungan adalah para pendatang.

Industri / Kawasan Industri dan Pergudangan

Luas lahan industri dan kawasan industri yaitu sebesar 167,61 Ha.

Kegiatan perdagangan dan jasa

Luas lahan untuk kegiatan perdagangan dan jasa ini sebenarnya tersebar

hampir di seluruh wilayah Kota Tangerang Selatan. Namun yang lebih banyak

menonjol adalah kegiatan perdagangan dan jasa yang terjadi saat ini dapat

diidentifikasi berada disepanjang koridor jalan-jalan utama seperti Jalan Raya

Serpong, Jalan Raya Ceger, Jalan Raya Bintaro Utama – Jalan kesehatan, Jalan

Raya Pondok Betung - Jalan Raya WR Supratman, Jalan Raya Pamulang – Ciputat

Jalan Raya Pamulang – Pondok Cabe dan Jalan Raya Ir. H. Juanda (Ciputat Raya).

Luas kegiatan perdagangan dan jasa ini adalah sebesar 487,08 Ha.

Page 9: FISIK PRASARANA WILAYAH - labpm2.ipdn.ac.idlabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJMD-infrastrukturt... · kemudahan dikerjakan atau workability yang baik sampai sedang,

Sawah ladang dan kebun

Luas penggunaan lahan sawah dan ladang oleh petani pengarap hanya

2.794,41 Ha.

Semak belukar dan rerumputan

Semak belukar yang dimaksud disini adalah tanah kosong yang tidak

dikelola/diurus oleh pemiliknya namun bukan berarti tidak ada pemiliknya adapun

luasnya hanya 366,48 Ha.

Pasir dan galian

Mempunyai luas yang sangat kecil karena bukan penggunaan yang dominan

dan hanya ada di Kecamatan Setu yaitu dengan luas 15,27 Ha.

Situ dan danau/tambak/kolam

Dari hasil interpretasi peta udara diketahui banyak danau /situ yang sudah

tidak ada lagi di peta oleh karena itu luas penggunaannya untuk

situ/danau/kolam/tambak ini hanya sebesar 137,43 Ha.

Tanah Kosong

Tanah kosong disini termasuk juga lapangan olahraga seperti lapangan bola

dan halaman rumah adapun luasnya hanya 809,31 Ha.

D Prasarana Transportasi

Jalan merupakan salah satu infrastruktur terpenting sebagai salah satu faktor

daya tarik investasi di suatu daerah. Jalan kota Tangerang Selatan berdasarkan

Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008) memiliki

total panjang 115,81 Km dengan 70,36% dari panjang total tersebut dalam kondisi

baik, 18,37% dalam kondisi sedang dan 11,28% dalam kondisi rusak. Data ini

berbeda dengan data Dinas Pekerjaan Umum Kota Tangerang Selatan yang

menyatakan bahwa total panjang jalan kota adalah 137,773 Km dan diperkirakan

5% rusak ringan, 5% rusak sedang dan 20% rusak berat.

Page 10: FISIK PRASARANA WILAYAH - labpm2.ipdn.ac.idlabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJMD-infrastrukturt... · kemudahan dikerjakan atau workability yang baik sampai sedang,

Titik rawan kemacetan utamanya terdapat pada 12 titik yang umumnya

terdapat pada sekitar persimpangan jalan atau pasar. Stasiun kereta rel listrik

(KRL) berjumlah 5 buah dan tersebar di tiga kecamatan yaitu Serpong, Ciputat dan

Ciputat Timur. Titik rawan kemacetan dan titik lokasi stasiun KRL didapatkan dari

Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)

sedangkan nama lokasi, desa dan kecamatan diperoleh berdasarkan informasi dari

Jakarta Jabotabek Street Atlas and Index CD-ROM 2005/2006 karya Gunther W.

Holtorf.

No. Titik Rawan Kemacetan

1 Jalan Serpong Raya sekitar PT Pratama Abadi Industri hingga Gading Serpong

2 Jalan Serpong Raya sekitar Rumah Sakit Ashshobirin

3 Jalan Pahlawan Seribu di sekitar Pasar Serpong (lintasan Kereta Rel Listrik)

4 Perempatan Jalan Pahlawan Seribu menuju Kampus ITI

5 Perempatan Puspiptek Pasar Jengkol

6 Pasar Jombang sekitar Jalan Tol

7 Pertigaan Jalan Pondok Betung Raya sekitar Kantor Kelurahan Pondok Betung

8 Perempatan Bintaro - Jalan Pondok Betung Raya

9 Perempatan Jalan Ir. H. Juanda - Jalan Pahlawan, Rempoa

10 Pertigaan Jalan WR Supratman - Jalan Ir. H. Juanda, Ciputat

11 Pertigaan Pasar Ciputat

12 Perempatan Pondok Cabe Jalan Setiabudi - Jalan RE Martadinata

Sumber:

- Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)

- Jakarta Jabotabek Street Atlas and Index CD-ROM 2005/2006, Gunther W. Holtorf

Tabel …

Titik Rawan Kemacetan Kota Tangerang Selatan

Tahun 2009

No. Nama Stasiun Kereta Rel Listrik Kelurahan/Desa Kecamatan

1 Stasiun Serpong Serpong Serpong

2 Stasiun Rawabuntu Rawabuntu Serpong

3 Stasiun Sudimara Jombang Ciputat

4 Stasiun Tegal Rotan Sawah Ciputat

5 Stasiun Pondok Ranji Pondok Ranji Ciputat Timur

Sumber:

- Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)

- Jakarta Jabotabek Street Atlas and Index CD-ROM 2005/2006, Gunther W. Holtorf

Tabel …

Stasiun Kereta Rel Listrik di Kota Tangerang Selatan

Tahun 2009

Page 11: FISIK PRASARANA WILAYAH - labpm2.ipdn.ac.idlabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJMD-infrastrukturt... · kemudahan dikerjakan atau workability yang baik sampai sedang,

E Prasarana Telekomunikasi dan Energi

Selain prasarana transportasi, prasarana dan sarana terkait energi dan

telekomunikasi juga sangat penting. Di Kota Tangerang Selatan terdapat tiga

kantor PLN, yaitu di Serpong, Ciputat dan Pamulang. Gardu listrik berjumlah 71

unit dengan 195.352 sambungan listrik. Di setiap kecamatan terdapat lebih dari

15.000 sambungan listrik kecuali di Setu yang hanya berjumlah 9.686 sambungan.

Kantor Telkom berjumlah 5 buah dan tersebar di 5 kecamatan. Tower

GSM/BTS berjumlah 83 unit sedangkan sambungan telepon berjumlah 108.529

sambungan. Sambungan telepon paling banyak terdapat di Pamulang dengan

26.447 sambungan sedangkan paling sedikit terdapat di Setu dengan 5.381

sambungan.

Gardu

Listrik

Kantor

PLN

Sambungan

ListrikSPBU

Tower

GSM/BTS

Kantor Telkom

/ STO

Sambungan

Telepon

1 Serpong 14 1 18.508 12 12 - 10.282

2 Serpong Utara 4 - 15.165 6 10 1 8.425

3 Ciputat 10 1 28.375 7 9 1 15.764

4 Ciputat Timur 11 - 28.944 9 8 - 16.080

5 Pamulang 20 1 47.604 13 24 1 26.447

6 Pondok Aren 8 - 47.070 3 8 1 26.150

7 Setu 4 - 9.686 2 12 1 5.381

71 3 195.352 52 83 5 108.529

Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)

Kota Tangerang Selatan

Tabel …

Sebaran Gardu Listrik, Kantor PLN

Menara Telekomunikasi/BTS dan Kantor Telkom/STO

di Kota Tangerang Selatan

No Kecamatan

Energi Telekomunikasi

F Utilitas

Terkait dengan pengelolaan limbah baik limbah padat (sampah) maupun

limbah cair, terdapat 21 tempat pembuangan sementara (TPS) yang sebagian

besarnya menurut Dinas Kebersihan dan Pertamanan adalah TPS liar. Selain itu

juga terdapat 5 unit water treatment plant (WTP) yang tersebar di Serpong,

Serpong Utara dan Pondok Aren.

Ada dua makam pahlawan yang terdapat di Pondok Aren dan Setu, sedangkan

tempat pemakaman umum (TPU) berjumlah 26 unit dengan jumlah terbanyak

terdapat di Ciputat yaitu sebanyak 6 unit. Di Serpong Utara dan Pondok Aren

masing-masing hanya terdapat 2 unit TPU.

Page 12: FISIK PRASARANA WILAYAH - labpm2.ipdn.ac.idlabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJMD-infrastrukturt... · kemudahan dikerjakan atau workability yang baik sampai sedang,

TPS WTP

1 Serpong 1 3

2 Serpong Utara 3 1

3 Ciputat 3 0

4 Ciputat Timur 1 0

5 Pamulang 3 0

6 Pondok Aren 3 1

7 Setu 7 0

21 5

Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)

Kota Tangerang Selatan

Tabel …Sebaran Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dan Water Treatment Plant (WTP)

di Kota Tangerang Selatan

No NoSebaran

Jumlah Luas

1 Serpong 0 5 5,6

2 Serpong Utara 0 2 2,5

3 Ciputat 0 6 10,6

4 Ciputat Timur 0 3 4,5

5 Pamulang 0 5 5,0

6 Pondok Aren 1 2 4,0

7 Setu 1 3 3,5

Kota Tangerang Selatan 2 26 35,7

Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)

Tabel ….Makam Pahlawan dan Tempat Pemakaman Umum (TPU)

di Kota Tangerang SelatanTahun 2008

No Kecamatan Makam PahlawanTPU

G Rawan Bencana

Bencana banjir merupakan masalah yang harus dihadapi oleh penduduk yang

bahkan di lokasi tertentu harus dihadapi secara rutin. Lokasi rawan banjir terdapat

di sepanjang beberapa sungai yang mengalir di Kota Tangerang Selatan, di

antaranya Kali Angke, Kali Serua, Kali Pasanggrahan, Kali Ciputat dan Kali

Kedaung. Titik-titik lokasi rawan banjir tersebut dapat dilihat pada Tabel 6.4.1.

Page 13: FISIK PRASARANA WILAYAH - labpm2.ipdn.ac.idlabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJMD-infrastrukturt... · kemudahan dikerjakan atau workability yang baik sampai sedang,

Di Kota Tangerang Selatan terdapat 9 situ, yang tersebar di 5 kecamatan.

Situ-situ tersebut adalah Situ Pondok Jagung / Rawa Kutup, Situ Parigi, Situ

Bungur, Situ Antak, Situ Rompang, Situ Gintung, Situ Legoso, Situ Pamulang /

Pondok Benda, dan Situ Ciledug / Kedaung. Namun, ada 4 situ yang sudah tidak

tertera pada peta, yaitu Situ Bungur, Situ Antak, Situ Rompang, dan Situ Legoso.

Situ Gintung saat ini tidak berfungsi akibat jebolnya tanggul pada akhir Ma

No Nama Situ Kecamatan Luas Situ (Ha)

1 Situ Pondok Jagung / Rawa Kutup Serpong Utara 8,2

2 Situ Parigi Pondok Aren 5,1

3 Situ Bungur Ciputat -

4 Situ Antak Ciputat -

5 Situ Rompang Ciputat Timur -

6 Situ Gintung Ciputat Timur 29,3

7 Situ Legoso Ciputat -

8 Situ Pamulang / Pondok Benda Pamulang 27,0

9 Situ Ciledug / Kedaung Pamulang 9,7

Kota Tangerang Selatan 79,3

Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)

Tabel ….

Situ di Kota Tangerang Selatan

Tahun 2008

No Lokasi Sungai Kecamatan

1 Kompleks Sekretariat Negara Kali Angke Pondok Aren

2 Perumahan Maharta Kali Serua Pondok Aren

3 Taman Mangu Kali Pasanggrahan Pondok Aren

4 Graha Permai, Bintaro Kali Ciputat Ciputat

5 Perumahan Bintaro Sektor 9, Bintaro Kali Serua Pondok Aren

6 Kompleks Inhutani Kali Pasanggrahan Ciputat

7 Perumahan Pondok Hijau Kali Ciputat Ciputat

8 Perumahan Graha Hijau Kali Pasanggrahan Ciputat

9 Perumahan Reni Jaya Kali Angke Pamulang

10 Perumahan Bukit Pamulang Indah Kali Kedaung Pamulang

Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)

Tabel….Lokasi Rawan Banjir

di Kota Tangerang Selatan