rancang bangun sistem monitoring kualitas udara …repository.ub.ac.id/3276/1/lukman gumelar.pdf ·...
TRANSCRIPT
RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING KUALITAS UDARA
BERBASIS KOMUNIKASI NIRKABEL
SKRIPSI
TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA
Ditujukan untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar sarjana teknik
LUKMAN GUMELAR
NIM.13506030111081
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
MALANG
2017
LEMBAR PENGESAHAN
RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING KUALITAS UDARA
BERBASIS KOMUNIKASI NIRKABEL
SKRIPSI
TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA
Ditujukan untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar sarjana teknik
LUKMAN GUMELAR
NIM. 135060301111081
Skripsi ini telah direvisi dan disetujui oleh dosen pembimbing
Pada tanggal 10 Agustus 2017
Dosen Pembimbing I
Raden Arief Setyawan, S.T., M.T
NIP. 19750819 199903 1 001
Dosen Pembimbing II
Dr.Eng. Panca Mudjirahardjo, S.T., M.T
NIP. 19700329 200012 1 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Elektro
M. Aziz Muslim, S.T., M.T., Ph.D
NIP. 19741203 200012 1 001
JUDUL SKRIPSI :
RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING KUALITAS UDARA BERBASIS
KOMUNIKASI NIRKABEL.
Nama Mahasiswa : Lukman Gumelar
NIM : 135060301111081
Program Studi : Teknik Elektro
Konsentrasi : Teknik Elektronika
KOMISI PEMBIMBING :
Ketua : Raden Arief Setyawan, S.T.,M.T ………………………
Anggota : Dr.Eng. Panca Mudjirahardjo, S.T.,M.T ……………………….
TIM DOSES PENGUJI :
Dosen Penguji 1 : Dr. Ir. Ponco Siswindarto, M.Eng,Sc. ………………………..
Dosen Penguji 2 : Dr.Ir. M. Aswin, M.T ………………………..
Dosen Penguji 3 : Eka Maulana, S.T.,M.T., M.Eng ………………………..
Tanggal Ujian :02 Agustus 2017
SK Penguji :No. 980/UN10.F07/SK/2017
Teriring Ucapan Terima Kasih kepada: Ayahanda dan Ibunda tercinta
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya dan
berdasarkan hasil penulusuran berbagai karya ilmiah, gagasan dan masalah ilmiah yang
diteliti dan diulas didalam Naskah Skripsi adalah asli dari pemikiran saya, tidak terdapat
karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik
disuatu perguruan tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan
dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.
Apabila ternyata di dalam naskah Skripsi ini dibuktikan terdapat unsur-unsur jiplakan,
saya bersedia Skripsi dibatalkan, serta diproses sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku (UU No.20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70).
Mahasiswa,
Lukman Gumelar
NIM. 135060301111081
Materai 6000
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Curriculum Vitae
I. Data Pribadi
1. Nama : Lukman Gumelar
2. Tempat dan Tanggal Lahi : Nganjuk, 20 April 1995
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Agama : Islam
5. Status Pernikahan : Belum Menikah
6. Warga Negara : Indonesia
7. Alamat KTP : Pondok Wage Indah 1 Blok B-7, Taman,
Sidoarjo
8. Alamat Sekarang : Jl MT Haryono Gg Brawijaya 5
9. Nomor Telepon / HP :081217693227
10. e-mail :[email protected]
11. Kode Pos :61257
II. Pendidikan Formal :
Periode
(Tahun)
Sekolah / Institusi /
Universitas
Jurusan Jenjang
Pendidikan
IPK /
UAN/
RAPOR 2001 - 2007 SDN Wage II - SD - 2007 - 2010 SMPN 1 Taman - SMP - 2010 - 2013 SMAS Al-Falah
Ketintang Surabaya
IPA SMA -
2013 - 2017 Universitas
brawijaya
Teknik elektro S1 3.39
Demikian CV ini saya buat dengan sebenarnya.
Malang 15 Agustus 2017
Lukman Gumelar
135060301111081
RINGKASAN
Lukman Gumelar, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Juli
2017, Rancang Bangun Sistem Monitoring Kualitas Udara Berbasis Komunikasi Nirkabel,
Dosen Pembimbing : Raden Arief Setyawan dan Panca Mudjirahardjo
Polusi udara ditimbulkan dari hasil pembakaran yang tidak sempurna, yang mana
proses pembakaran tersebut menghasilkan gas-gas berbahaya diantaranya yang paling
banyak kita sering temukan adalah gas CO (karbon monoksida) dan gas NOx (Nitrogen
monoksida, Nitrogen dioksida, dan lain-lain. Dampak yang ditimbulkan pencemaran udara
ternyata sangat merugikan manusia sebagai makhluk omnivora yang sangat tergantung
pada jalur makanan tetapi berada pula dalam daur pencemaran tersebut. Berbagai jenis
penyakit yang dapat ditimbulkan pada manusia dari pencemar udara di atas seperti; infeksi
saluran pernafasan atas, paru-paru jadi rusak, hipertensi, jantung, kanker dan lain
sebagainya. Maka perlu adanya sebuah alat yang dapat memantau kondisi kualitas udara
yang meliputi gas karbon monoksida, gas nitrogen dioksida, gas sulfur dioksida, gas ozon,
dan partikul debu(PM10) yang sesuai dengan ISPU(Indeks Standart Pencemaran Udara).
Alat ini menggunakan sensor gas CO, gas NO2, gas O3, gas SO2, dan partikel debu yang
data dari pembacaan masing-masing sensor akan dikirimkan ke node sink melalui
komunikasi nirkabel yang nantinya akan dipantau melalui layanan web thingspeak.com
dari hanphone, PC, dan lain-lain secara langsung. Komunikasi nirkabel antara node sensor
dan node sink paling baik adalah sejauh 150 meter karena tidak ada data error yang
diterima oleh node sink saat menerima data dari node sensor. Alat ini akan mengalami
mode tidur selama 5 menit secara periodik agar menghemat daya pengunaan baterai.
Kata Kunci : Pencemaran Udara, Monitoring, Komunikasi Nirkabel.
SUMMARY
Lukman Gumelar, Department of Electrical Engineering, Faculty of Engineering
Brawijaya University, July 2017, Design of Air Quality Monitoring System Based on
Wireless Communication, Academic Supervisor: Raden Arief Setyawan and Panca
Mudjirahardjo.
Air pollution is caused by incomplete combustion, which the combustion process
produces harmful gases among which we often find are CO (carbon monoxide) and NOx
(Nitrogen monoxide, Nitrogen dioxide, etc.) Impact Caused by air pollution is very harmful
to humans as omnivorous creatures that are very dependent on the path of food but are
also in the pollution cycle. A variety of diseases that can be inflicted on humans from the
above air pollutants such as upper respiratory tract infections, the lungs become damaged,
Hypertension, heart, cancer, etc. It is necessary to have a device that can monitor the air
quality conditions including carbon monoxide gas, nitrogen dioxide gas, sulfur dioxide
gas, ozone gas and dust particles (PM10) in accordance with ISPU (Index Standard Air
Pollution) This appliance uses gas sensor CO, NO2 gas, O3 gas, SO2 gas, and part Dust
particles that data from the readings of each sensor will be sent to the sink node through
wireless communication which will be monitored via web thingspeak.com form phone, PC,
and others directly. The wireless communication between the sensor node and the receiver
node is at best 150 meters as there is no error data received by the receiver node when
receiving data from the sensor node. This tool will experience sleep mode for 5 minutes
periodically in order to save the power usage battery.
Key words- air polutan, monitoring, wireless communication
PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya dan perkenan-Nya
penulis dapat meyelesaikan penulisan skripsi ini.
Karya ini tidak mungkin selesai tanpa restu dan dukungan dari berbagai pihak.
Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya yang tidak terhingga
kepada :
1. Kedua orang tua penulis, Bapak Sunarto dan Ibu Hindun Supartiyah atas
pengorbanan, motivasi dan doa restunya sehingga penulis dapat menuntut ilmu
sampai jenjang sarjana. Serta, kakak penulis Lintang Nur Ramadhani atas segala
doa, semangat, dukungan, dan motivasi dalam mengayomi penulis hingga saat ini.
2. Bapak M. Aziz Muslim, S.T., M.T., Ph.D selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro
Universtias Brawijaya.
3. Bapak Hadi Suyono, S.T., M.T., Ph.D selaku Sekretaris Jurusan Teknik Elektro
Universtias Brawijaya.
4. Bapak Ali Mustofa, S.T., M.T., selaku ketua Program Studi Sarjana Teknik
Elektro Universtias Brawijaya.
5. Ibu Ir. Nurussa’adah, M.T. selaku Ketua Kelompok Dosen Keahlian Elektronika
Jurusan Teknik Elektro Universitas Brawijaya yang selalu memberi semangat dan
motivasi untuk cepat menyelesaikan skripsi.
6. Bapak Raden Arief Setyawan, S.T., M.T. dan Bapak Dr.Eng. Panca Mudjirahardjo,
S.T., M.T., sebagai pembimbing pertama dan sebagai pembimbing kedua, ditengah
kesibukan beliau berdua selalu memberikan waktu untuk diskusi dengan tulus,
sabar memberikan masukan yang sungguh berharga.
7. Ibu Dr. Rini Nur Hassanah, S.T., M.Sc. sebagai dosen penasihat akademik yang
telah memberikan pengarahan perihal akademik selama masa studi.
8. Para Dosen Pengajar Program Studi Teknik Elektro Universitas Brawijaya, yang
tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah memberikan bekal ilmu pada
penulis dalam menyelesaikan studi.
9. Teman-teman seperjuangan dalam pengerjaan skripsi Asrori, Arsyil, Fatah dan Ari
atas segala dukungan dan bantuan dalam pengerjaan skripsi.
10. Teman-teman Al-Hadid 2013 yang telah memberikan doa, semangat, dan motivasi
untuk segera menyelesaikan skripsi.
11. Saudara dan teman-teman FORSITEK yang telah banyak memberikan ilmu agama
dan ilmu berorganisasi.
12. Seluruh Saudara Unitas Akademik RKIM yang telah banyak memberikan
pengalaman berorganisasi dan ilmu tentang membuat karya tulis yang baik.
13. Teman-teman Pesantren Mahasiswa Al-Ghifari yang berjasa dalam memberikan
pergaulan yang baik dan benar sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
14. Teman-teman konsentrasi Elektronika 2013 dan elektro angkatan 2013
“SPECTRUM” atas segala dukungan dalam pembuatan skripsi.
.
Sekiranya Allah SWT membalas kebaikan semua pihak yang turut embantu skripsi ini
terselesaikan. Akhirnya, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna,
namun semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Amin, Terima kasih.
Malang, Juli 2017
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... i
DAFTAR TABEL ................................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah ........................................................................................................................ 3
1.4 Tujuan ........................................................................................................................................ 3
1.5 Manfaat ...................................................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................... 5
2.1 Komunikasi Nirkabel ................................................................................................................ 5
2.2 Sensor MQ-07 ........................................................................................................................... 6
2.3 Sensor MQ-135 ......................................................................................................................... 7
2.4 Sensor MQ-131 ......................................................................................................................... 8
2.5 Sensor MQ-136 ......................................................................................................................... 9
2.6 Sensor Dush Sharp GP2Y101AUF ......................................................................................... 10
2.7 Mikrokontroller ....................................................................................................................... 11
2.7.1 Mikrokontroller Arduino Nano ......................................................................................... 12
2.7.2 Arduino UNO ................................................................................................................... 12
2.8 RTC DS3231 .......................................................................................................................... 14
2.9 I2C (Integrated Integrated Circuit) ......................................................................................... 15
2.10 nRF 24l01+ ............................................................................................................................ 17
2.11 SPI (Serial Peripheral Interface) .......................................................................................... 18
2.12 ESP 8266 ............................................................................................................................... 19
2.13 Layanan Web Thingspeak .................................................................................................... 20
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................................... 23
3.1 Spesifikasi Alat ....................................................................................................................... 23
3.2 Perancangan Alat ..................................................................................................................... 23
3.2.1 Diagram Blok Perancangan Alat ...................................................................................... 24
3.2.2 Prinsip Kerja Sistem ......................................................................................................... 24
3.2.3.Perancangan Perangkat Keras ........................................................................................... 26
3.2.3.1 Perancangan Perangkat Keras node sensor ................................................................ 26
1. Sensor MQ-07 ................................................................................................................ 27
2. Sensor MQ-135 .............................................................................................................. 27
3. Sensor MQ-131 .............................................................................................................. 27
4.Sensor MQ-136 ............................................................................................................... 27
5. Sensor Dush Sharp GP2Y101AUF................................................................................. 27
6. Arduino Nano ................................................................................................................. 28
7. RTC(Real Time Clock) DS3231 ..................................................................................... 28
8. nRF 24l01+ ..................................................................................................................... 28
3.2.3.2 Perancangan Perangkat Keras Node Sink ................................................................... 28
1. Arduino uno .................................................................................................................... 29
2. RTC(Real Time Clock) DS3231 .................................................................................... 29
3. nRF 24l01+ ..................................................................................................................... 29
4. ESP-8266 ........................................................................................................................ 29
3.2.4 Perancangan Perangkat Lunak ......................................................................................... 30
3.3 Pengujian Sistem ..................................................................................................................... 32
1. Pengujian Sensor ............................................................................................................ 32
2. Pengujian nRF 24L01+................................................................................................... 32
3. Pengujian RTC ............................................................................................................... 32
4. Pengujian ESP-8266 ....................................................................................................... 32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 35
4.1 Pengujian Sensor ..................................................................................................................... 35
4.1.1 Tujuan ............................................................................................................................... 35
4.1.2 Alat Yang Digunakan ....................................................................................................... 35
4.1.3 Prosedur Pengujian ........................................................................................................... 36
4.1.4 Hasil Pengujian dan Analisa ............................................................................................. 36
4.2 Pengujian nRF24l01+ .............................................................................................................. 40
4.2.1 Tujuan ............................................................................................................................... 40
4.2.2 Alat Yang Digunakan ....................................................................................................... 41
4.2.3 Prosedur Pengujian ........................................................................................................... 41
4.2.4 Hasil Pengujian dan Analisa ............................................................................................. 42
4.3 Pengujian RTC ........................................................................................................................ 46
4.3.1 Tujuan ............................................................................................................................... 46
4.3.2 Alat yang Digunakan ........................................................................................................ 46
4.3.3 prosedur Pengujian .......................................................................................................... 46
4.3.4 Hasil Pengujian dan Analisa ............................................................................................. 47
4.4 Pengujian ESP 8266 ................................................................................................................ 48
4.4.1 Tujuan ............................................................................................................................... 48
4.4.2 Alat yang Digunakan ........................................................................................................ 48
4.4.3 Prosedur Pengujian ........................................................................................................... 48
4.4.4 Hasil Pengujian dan Analisa ............................................................................................. 49
4.5 Pengujian Keseluruhan ............................................................................................................ 51
4.5.1 Tujuan ............................................................................................................................... 51
4.5.2 Alat yang Digunakan ........................................................................................................ 51
4.5.3 Prosedur Percobaan .......................................................................................................... 51
4.5.4 Hasil Pengujian ................................................................................................................. 52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................................. 57
5.1 Kesimpulan .............................................................................................................................. 57
5.2 Saran ........................................................................................................................................ 57
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 59
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman
Tabel 2.1 Karakteristik Arduino Nano................................................................................. 12
Tabel 4.1 Hasil Uji Sensor Saat Udara Tanpa Polutan ........................................................ 37
Tabel 4.2 Hasil Uji Sensor Saat Udara Berpolutan .............................................................. 37
Tabel 4.3 Hasil Uji Daya Tangkap Sensor MQ-07 .............................................................. 38
Tabel 4.4 Hasil Uji Daya Tangkap Sensor MQ-135 ............................................................ 39
Tabel 4.5 Hasil Uji Daya Tangkap Sensor MQ-136 ............................................................ 40
Tabel 4.6 Hasil uji jarak nRF24l01+ ................................................................................... 45
Tabel 4.7 Hasil Uji RTC ...................................................................................................... 47
Tabel 4.8 Hasil Uji Daya Saat Mode tidur ........................................................................... 47
Tabel 4.9 Hasil Uji Daya Saat Mode Bangun ...................................................................... 48
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Halaman
Gambar 2.1 Bentuk Fisik dan konfigurasi pin Sensor MQ-07 .............................................. 6
Gambar 2.2 Karakteristik sensitifitas sensor MQ -07 ............................................................ 6
Gambar 2.3 Konfigurasi sensor Gas MQ-135 ....................................................................... 7
Gambar 2.4 Grafik resistansi sensor ...................................................................................... 7
Gambar 2.5 Struktur dan konfigurasi MQ-131 ...................................................................... 8
Gambar 2.6 Nilai resistansi sensor MQ-131 ......................................................................... 9
Gambar 2.7 Konfigurasi sensor MQ-136............................................................................... 9
Gambar 2.8 Karakteristik sensitivitas sensor MQ-136 ........................................................ 10
Gambar 2.9 Gambar fisik sensor Dush Sharp GP2Y101AU0F ........................................... 11
Gambar 2.10 Grafik tegangan keluaran terhadap kerapatan debu. ...................................... 11
Gambar 2.11 Arduino Nano board ...................................................................................... 12
Gambar 2.12 Arduino UNO ................................................................................................. 13
Gambar 2.13 RTC DS 3231 ................................................................................................. 15
Gambar 2.14 Kondisi sinyal start stop ................................................................................. 16
Gambar 2.15 Kondisi sinyal ACK dan NACK .................................................................... 16
Gambar 2.16 Kondisi data pada I2C bus ............................................................................. 17
Gambar 2.17 Modul nRF 24l01+ ......................................................................................... 18
Gambar 2.18 Diagram blok antarmuka SPI master slave .................................................... 18
Gambar 2.19 Bentuk fisis modul wi-fi ESP-8266 ............................................................... 20
Gambar 2.20 Pemetaan pin ESP8266 ................................................................................. 20
Gambar 2.21 Tampilan layanan web Thingspeak.com ........................................................ 21
Gambar 3.1 Diagram blok sistem ........................................................................................ 24
Gambar 3.2 Diagram alir node sensor ................................................................................. 25
Gambar 3.3 Diagram alir node sink ..................................................................................... 25
Gambar 3.4 Gambar skematik node sensor ......................................................................... 26
Gambar 3.5 Gambar board node sensor. ............................................................................. 27
Gambar 3.6 Gambar skematik node sink. ............................................................................ 28
Gambar 3.7 Gambar board node sink .................................................................................. 29
Gambar 3.8 Diagram alir perancangan perangkat lunak ................................................... 30
Gambar 4.1 Diagram blok pengujian sensor........................................................................ 36
Gambar 4.2 Nilai ADC sensor MQ-07 ................................................................................ 38
Gambar 4.3 Nilai ADC MQ-135 ......................................................................................... 39
Gambar 4.4 Nilai ADC MQ-136 ........................................................................................ 40
Gambar 4.5 Diagram blok pengujian nRF24l0+ ................................................................ 41
Gambar 4.6 Hasil uji nRF24l01+ jarak 100 meter .............................................................. 43
Gambar 4.7 Hasil uji nRF24l01+ jarak 150 meter ............................................................... 43
Gambar 4.8 Hasil uji nRF24l01+ jarak 200 Meter .............................................................. 44
Gambar 4.9 Hasil uji nRF24l01+ jarak 250 Meter ............................................................. 44
Gambar 4.10 Hasil uji nRF24l01+ jarak 300 Meter ........................................................... 45
Gambar 4.11 Diagram blok pengujian RTC ........................................................................ 46
Gambar 4.12 Diagram blok pengujian perintah AT-command ........................................... 49
Gambar 4.13 Diagram blok pengujian pengiriman data ke layanan web Thingspeak.com 49
Gambar 4.14 Uji Perintah AT command ............................................................................. 50
Gambar 4.15 Uji ESP-8266 untuk menampilkan data di layanan web Thingspeak.com .... 50
Gambar 4.16 Diagram blok pengujian keseluruhan sistem ................................................. 52
Gambar 4.17 Tampilan konsentrasi gas CO pada layanan web Thingspeak.com ............... 52
Gambar 4.18 Tampilan konsentrasi gas NO2 pada layanan web Thingspeak.com ............. 53
Gambar 4.19 Tampilan konsentrasi gas O3 pada layanan web Thingspeak.com ................ 53
Gambar 4.20 Tampilan konsentrasi gas SO2 pada layanan web Thingspeak.com .............. 54
Gambar 4.21 Tampilan partikel debu(PM10) pada layanan web Thingspeak.com ............ 54
Gambar 4.22 Tampilan pada layanan web Thingspeak.com saat node sink tidak menerima
data dari node sensor. ........................................................................................................... 55
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Polusi udara ditimbulkan dari hasil pembakaran yang tidak sempurna, yang mana
proses pembakaran tersebut menghasilkan gas-gas berbahaya diantaranya yang paling
banyak kita sering temukan adalah gas CO (karbon monoksida) dan gas NOx (Nitrogen
monoksida, Nitrogen dioksida, dan lain-lain). Sangat sulit memang untuk menekan tingkat
produksi kedua jenis gas tersebut. Hal ini dikarenakan karena kedua jenis gas ini dihasilkan
dari bahan bakar yang saat ini pemakaiannya mencakup sangat luas. Polusi udara akhir-
akhir ini merupakan masalah yang banyak meresahkan masyarakat. Dampak dari polusi
udara ini sangat berbahaya bagi kesehatan. Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk
menanggulangi masalah ini. (Azhary, 2013)
Aktivitas transportasi khususnya kendaraan bermotor merupakan sumber utama
pencemaran udara di daerah perkotaan. Transportasi darat memberikan kontribusi yang
signifikan terhadap setengah dari total emisi SPM10, untuk sebagian besar timbal, CO,
HC, dan NOx di daerah perkotaan, dengan konsentrasi utama terdapat di daerah lalu lintas
yang padat, dimana tingkat pencemaran udara sudah dan/atau hampir melampaui standar
kualitas udara ambient. Sejalan dengan itu pertumbuhan pada sektor transportasi,yang
diproyeksikan sekitar 6-8% per tahun, pada kenyataannya tahun 1999 pertumbuhan jumlah
kendaraan di kota besar hampir mencapai 15 % per tahun. Pada tahun 2020 setengah dari
jumlah penduduk Indonesia akan menghadapi permasalahan pencemaran udara perkotaan,
yang didominasi oleh emisi dari kendaraan bermotor.
Hasil uji emisi gas buang kendaraan bermotor tahun 2001 yang dilakukan di kota
Bandung oleh Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) dari jumlah
kendaraan sebanyak 1468 buah yang berbahan bakar bensin dan solar, adalah sebagai
berikut :
• Yang berbahan bakar bensin sekitar 56% melampaui Baku Mutu yang ditetapkan
2
• Yang berbahan bakar solar sekitar 90% tidak memenuhi Baku Mutu yang ditetapkan
Perkiraan hasil studi Bank Dunia tahun 1994 ( Indonesia Environment and
Development) menunjukkan bahwa kendaraan di Jakarta (diperkirakan kondisi yang sama
terjadi pada kota-kota besar lainnya) memberikan kontribusi timbal 100%, SPM10 42%,
hidrokarbon 89%, nitrogen oksida 64% dan hampir seluruh karbon monoksida.
(Kusminingrum &Gunawan 2013)
Dampak yang ditimbulkan pencemaran udara ternyata sangat merugikan manusia
sebagai makhluk omnivora yang sangat tergantung pada jalur makanan tetapi berada pula
dalam daur pencemaran tersebut. Berbagai jenis penyakit yang dapat ditimbulkan pada
manusia dari pencemar udara di atas seperti; infeksi saluran pernafasan atas, paru-paru jadi
rusak, hipertensi, jantung, kanker dan lain sebagainya.(Sugiarti, 2016).
Pengamatan terhadap kualitas udara dapat diukur berdasarkan Indeks Standar
Pencemaran Udara (ISPU), apakah konsentrasinya lebih tinggi atau lebih rendah dari
ISPU. Terdapat lima parameter pencemaran udara yang digunakan untuk pengamatan
berdasarkan ISPU, yaitu karbon monoksida (CO), ozon permukaan (O3), partikel debu
PM10, nitrogen dioksida (NO2), dan sulfur dioksida (SO2).(Santi&Nurjani 2012).
Untuk mengetahui apakah layak atau tidak udara yang tersebut untuk dihirup oleh
manusia, maka dibutuhkan sebuah alat yang dapat memantau tingkat kualitas udara,
dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, sistem monitoring kualitas udara ini dapat
dipantau melalui PC, HandPhone dan lain-lain yang terhubung dengan jaringan internet.
Alat ini menggunakan mikrokontroller Arduino Nano sebagai unit pusat kendali pada node
sensor, Arduino Uno sebagai unit pusat kendali pada node sink, sensor MQ-7 digunakan
sebagai detektor gas CO (karbon monoksida), sensor MQ-135 sebagai detektor nitrogen
dioksida, MQ-131 sebagai detektor ozon, MQ-136 sebagai detector gas sulfur dioksida,
sensor debu sharp GP2Y101AUF sebagai detector partikulat debu(PM10), dan modul NRF
24l01+ yang digunakan untuk komunikasi antara node sensor dengan node sink tanpa
menggunakan kabel, serta layanan web thingspeak.com yang digunakan untuk memantau
keadaan kualitas udara di lingkungan tersebut dalam bentuk grafik.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan dapat disusun rumusan masalah
sbagai berikut :
1. Bagaimana merancang dan membuat sistem untuk monitoring kualitas udara berbasis
Kominikasi nirkabel ?
3
2.Bagaimana pembacaan sensor MQ-07, MQ-135, MQ-136, MQ-131, dan Sharp
GP2Y101AUF terhapap gas CO, NO2, SO2, O3, dan PM10?
3. Bagaimana jarak komunikasi nirkabel antar node sensor dan node sink?
1.3 Batasan Masalah
Dengan mengacu pada permasalahan yang telah dirumuskan, maka hal-hal yang
berkaitan dengan sistem akan diberikan batasan sebagai berikut
1. Deteksi kualitas udara meliputi gas karbon monoksida, nitrogen dioksida, Ozon,
sulfur dioksida dan partikulat debu.
2. Catu daya menggunakan powerbank dengan tegangan keluaran sebesar 5V dan arus
keluaran sebesar 2A untuk node sensor sedangkan untuk node sink tegangan
keluaran sebesar 5V dan arus keluaran sebesar 1A.
3. Jumlah node sensor yang digunakan hanya satu node.
4. Mikrokontroller yang digunakan adalah arduino nano untuk node sensor dan
arduino uno untuk node sink.
5. Modul wireless yang digunakan adalah nRF 24l01+.
6. Modul RTC yang digunakan adalah RTC DS3231
7. Modul Wi-Fi yang digunakan adalah ESP-8266.
8. Web yang digunakan adalah layanan web Thingspeak.com
1.4 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah merancang bangun sistem monitoring kualitas udara
berbasis komunikasi nirkabel yang dapat memonitoring kualitas udara secara realtime
melalui perangkat mobile, PC, dan lain-lain.
1.5 Manfaat
Pemecahan masalah pada skripsi ini akan memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Untuk kepentingan ilmiah, skripsi ini diharapkan dapat menjadi bahan hasil
penelitian bagi mahasiswa dalam menggunakan nRF 24l01+ untuk melakukan
komunikasi secara wireless.
2. Untuk kepentingan terapan, skripsi ini dapat berguna bagi pengguna jalan untuk
waspada saat melintasi jalan yang memiliki kualitas udara kurang baik
4
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam rencana penelitian rancang bangun sistem monitoring kualitas udara
berbasis komunikasi nirkabel dibutuhkan teori penunjang mengenai berbagai hal yang
mendukung penelitian ini. Teori penunjang dalam penelitian diperlukan untuk
mempermudah pemahaman tentang prinsip kerja dari kompenen atau peralatan elektronik
yang digunakan serta memberikan pemahaman mengenai teori pendukung lainnya.
Pemahaman ini akan bermanfaat dalam penelitian dan pengambilan data penelitian. Teori
penunjang yang mendukung penelitian ini meliputi : Pengertian komunikasi nirkabel,
sensor MQ-07, sensor MQ-135, sensor MQ-131, sensor MQ-136, Sensor Dush Sharp
GP2Y101AUF, mikrokontroler, RTC DS3231, Komunikasi SPI, modul nRF 24l01+,
komunikasi I2C, modul wi-fi ESP-8266, dan layanan web Thingspeak.
2.1 Komunikasi Nirkabel
komunikasi nirkabel adalah transfer informasi antara dua atau lebih titik yang tidak
terhubung oleh penghantar listrik. Jarak transmisi bisa pendek, seperti beberapa meter
untuk remote control televisi, atau sejauh ribuan atau bahan jutaan kilometer untuk ruang
dalam komunikasi radio. Contohnya mobile, dan portabel radio dua arah, telepon seluler,
personal digital assistant (PDA), dan jaringan nirkabel. Contoh lain dari teknologi nirkabel
termasuk GPS unit, pembuka pintu garasi, wireless mouse komputer, keyboard dan headset
(audio), handphone, penerima radio, televesi satelit, siaran televisi tanpa kabel dan telepon.
Penggunaan komunikasi nirkabel yang kuang umum mencakup teknologi elektromagnetik
seperti cahaya, medan magnet, listrik atau penggunaan suara.
Kelebihan utama dari komunikasi ini adalah tidak menggunakan kabel dalam
komunikasinya, akan tetapi menggunakan gelombang radio. Kuntungannya adalah sifat
mobilitasnya yang tingi dan tidak tergantung kepada kabel dan koneksi tetap sehingga
dapat berkomunikasi dengan jarak yang jauh. Kelebihan lainnya dari komunikasi
nirkabel adalah memungkinkan pengguna untuk mengakses informasi secara real time
selama masih dalam jangkauan komunikasi ini, sehingga meningkatkan kualitas layanan
dan produktivitasnya. (Phogat&Anand, 2012)
6
2.2 Sensor MQ-07
Sensor MQ-7 adalah sensor yang dapat mendeteksi gas monoksida (CO) dengan
sensitivitas yang tinggi. Bentuk fisiknya dapat dilihat pada Gambar 2.1. Sensor MQ-7
merupakan sensor gas karbon monoksida (CO) yang berfungsi untuk mengetahui
konsentrasi gas karbon monoksida (CO), sensor ini salah satunya dipakai dalam memantau
gas karbon monoksida (CO). Sensor ini mempunyai sensitivitas yang tinggi dan respon
yang cepat. Keluaran yang dihasilkan oleh sensor ini adalah berupa sinyal analog, sensor
ini juga membutuhkan tegangan direct current (DC) sebesar 5V. Pada sensor ini terdapat
nilai resistansi sensor (Rs) yang dapat berubah bila terkena gas dan juga sebuah pemanas
yang digunakan sebagai pembersihan ruangan sensor dari kontaminasi udara luar.(Everth
& Jnny 2014)
Gambar 2.1 Bentuk fisik dan konfigurasi pin Sensor MQ-07
(Sumber :Everth & jnny 2014)
Gambar 2.2 Karakteristik sensitifitas sensor MQ -07
(Sumber :Everth & jnny2014
7
2.3 Sensor MQ-135
Sensor asap MQ-135 adalah sensor gas yang memiliki konduksifitas rendah jika
berada di udara bersih. Konduktivitas sensor akan naik seiring dengan kenaikan
konsentrasi gas
Gambar 2.3 Konfigurasi sensor gas MQ-135
(Sumber: Indahwati & Nurhayati,2010)
Untuk mengonversi terhadap kepekatan gas, sensor ini memerlukan suatu sirkuit listrik
tambahan. Kelebihan dari sensor ini adalah: memiliki kepekaan yang baik terhadap gas
berbahaya (Amonia, Sulfida, Benzena) dalam berbagai konsentrasi, Masa aktif yang lama,
dan membutuhkan biaya yang lebih rendah . Dengan memanfaatkan prinsip kerja dari
sensor MQ-135 ini, kandungan gas-gas tersebut dapat diukur. Gambar 2.4 adalah grafik
tingkat sensitifitas sensor MQ-135 terhadap kedua gas tersebut (Indahwati&Nurhayati
2010).
Gambar 2.4 Grafik resistansi sensor
(Sumber: Indahwati & Nurhayati2010)
Dari grafik pada Gambar 2.4 dapat dilihat bahwa dengan mengukur perbandingan
antara resistansi sensor pada saat terdapat gas dan resistansi sensor pada udara bersih atau
tidak mengandung gas tersebut (Rgas/Rair), dapat diketahui kadar gas tersebut. Sensor ini
termasuk jenis sensor TGS (Taguchi Gas Sensor). Karakteristik dari jenis sensor ini adalah
jika dalam posisi bekerja mendeteksi suatu gas, maka tegangan sensor akan turun (Sebagai
8
contoh jika resistansi sensor (RS) pada saat terdapat gas Hydrogen adalah 1KW dan
resistansi sensor (RS) pada saat udara bersih adalah 10KΩ maka:
……………………………………………………………...(2.1)
Dari perhitungan diatas serta menurut grafik pada gambar A, jika Rgas/Rair=0.1 maka
konsentrasi gas Hydrogen pada udara adalah sekitar 100ppm. Untuk mengetahui besarnya
resistansi sensor (RS) saat udara bersih dapat dihitung menggunakan rumus (Indahwati &
Nurhayati,2010).
……………………………………………………………..........(2.2)
2.4 Sensor MQ-131
Sensor MQ-131 adalah sensor untuk mendeteksi kadar ozon di udara yang memiliki
range pengukuran antara 10 ppb-2 ppm. Material dari sensor gas MQ-131 adalah Tin-
Oxide (SnO2), material tersebut dilindungi oleh plastik dan heater coil yang terbuat dari
stainless steel. Heater coil sebagai masukan supply tegangan yang dibutuhkan sensor.
Sensor ini memiliki 6 pin, 4 pin digunakan untuk mengambil sinyal, dan 2 lainnya
digunakan untuk masukan supply sensor. Sensor gas MQ-131 memiliki sensitifitas tinggi
terhadap ozon. Struktur dan konfigurasi dari sensor gas MQ-131 ditunjukan Gambar 2.5
Sedangkan Gambar 2.6 menunjukan perbedaan nilai resistansi sensor MQ-131 pada
berbagai jenis dan konsentrasi gas.
Gambar 2.5 Struktur dan konfigurasi MQ-131
(Sumber : Kurniawan & Rivai, 2012)
9
Gambar 2.6 Nilai resistansi sensor MQ-131
(Sumber : Kurniawan & Rivai,2012)
Bila menggunakan sensor ini, penyesuaian sensitivitas sangat diperlukan. Disarankan
untuk kalibrasi sensor adalah pada 50 ppb O3
di udara dan menggunakan nilai resistansi
beban (RL) sekitar 100 KΩ. Untuk akurasi pengukuran, titik pengukuran sensor gas harus
ditentukan secara tepat. Gambar 3. menunjukkan karakteristik sensitivitas sensor MQ-131,
sumbu Y adalah rasio resistensi dari sensor (Ro/Rs), sumbu X adalah konsentrasi gas. Rs
berarti nilai resistansi pada gas yang berbeda, Ro berarti resistansi sensor pada 50 ppm.
Semua pengujian dilakukan pada kondisi lingkungan standart. (Kurniawan & Rivai 2012)
2.5 Sensor MQ-136
Sensor MQ-136 adalah suatu komponen semikonduktor yang berfungsi sebagai
pengindera bau gas tin oksida (SnO2). Sensor MQ-136 sangat peka terhadap SO2. Berikut
ini adalah grafik karakteristik sesnsitivitas sensor MQ-136.
Gambar 2.7 Konfigurasi sensor MQ-136
Sumber: Datasheet MQ-136.
10
Gambar 2.8 Karakteristik sensitivitas sensor MQ-136
Sumber: Datasheet MQ-136
Berdasarkan grafik diatas dapat diambil kesimpulan bahwa nilai rasio resistansi
sensor (Rs/Ro) adalah berbanding terbalik terhadap konsentrasi gas SO2 sehingga dapat
ditulis persamaan sebagai berikut.
=
………………………………………………...............(2.3)
Konsentrasi gas (ppm)=
…………………………………………………… ...(2.4)
Persamaan resistansi sensor (Rs) adalah :
Rs= (Vc/VRL-1) x RL…………………………………………………………..(2.5)
Keterangan:
Vc = Tegangan uji sensor
VRL = Tegangan keluaran
Rs = Resistansi sensor
Ro = Resistansi sensor pada saat 50 ppm SO2. (Treska, 2013)
2.6 Sensor Dush Sharp GP2Y101AUF
Sensor Dush Sharp GP2Y101AU0F berfungsi sebagai input pembaca konsentrasi
partikel PM10 dan mengolahnya menjadi sinyal analog yang dapat diolah oleh MCU
sebagai salah satu variable pencemaran uadara. Gambar 2.9 dan Gambar 2.10 akan
menunjukan gambar fisik sensor dush sharp GP2Y101AUF dan grafik tegangan keluaran
terhadap kerapatan debu.
11
Gambar 2.9 Gambar fisik sensor Dush Sharp GP2Y101AU0F
Sumber:http://www.arduino.org/learning/tutorials/boards-tutorials/sharp-dust-sensor
gp2y1010au
Gambar 2.10 Grafik tegangan keluaran terhadap kerapatan debu.
Sumber: Datasheet sensor Dush Sharp GP2Y101AU0F
Dari gambar 2.10 dapat dilihat bahwa tegangan keluaran sensor akan naik secara
linier sampai kerapatan debu sebesar 0.5 mg/m3 setelah itu tegangan keluaran akan
menjadi konstan.
2.7 Mikrokontroller
Dalam sistem ini penulis menggunakan dua mikrokontroler yaitu mikrokontroller
arduino nano yang digunakan dalam pengendalian node sensor dan mikrokontroler arduino
uno digunakan dalam pengendalian node sink.
12
2.7.1 Mikrokontroller Arduino Nano
Arduino nano adalah mikrokontoller berukuran 43mm X 18 mm,( Gambar 2.11).
Bekerja kompatibel dengan 8 bit atmel terpadu ATmega328p, karakteistik utama arduino
nano dapat dilihat pada Tabel 2.1. Perangkat lunak yang digunakan adalah Arduino-IDE
dikembangkan berbasis software processing yang berjalan di atas Java Platform. Bahasa
yang digunakan untuk memprogram arduino adalah menggunakan bahasa C.
Pada perancangan ini fungsi utama arduino nano adalah sebagai pembaca sensor atau
sebagai node sensor.(Leone et al,2015)
Gambar 2.11 Arduino Nano Board
(Sumber : Leone et al, 2015)
Tabel 2.1 Karakteristik Arduino Nano
Mikrokontroller Atmega328P
Voltage Input 7 to 12
Digital I/O 14
Analog Input 8
Output Current 40mA
FLASH 32kB
Xsram 2Kb
Serial Output SPI,I2C,UART
Dimensions 43mm X 18mm
Operation Frequency 16 Mhz
(Sumber : Leone et al, 2015)
2.7.2 Arduino UNO
Arduino Uno (Gambar 2.12) adalah sebuah board mikrokontroler yang didasarkan
pada ATmega328. Arduino uno mempunyai 14 pin digital input/output (6 di antaranya
dapat digunakan sebagai output PWM). 6 input analog, sebuah osilator Kristal 16 MHz,
sebuah koneksi USB, sebuah power jack, sebuah ICSP header, dan sebuah tombol reset.
13
Arduino UNO membuat sema yang dibutuhkan untuk menunjang mikrokontroller, mudah
menghubungkannya ke sebuah computer dengan sebuah kabel USB atau mensuplainya
dengan sebuah adaptor AC ke DC atau menggunakan batterai untuk mensuplainya.
(saputra et al,2013)
Gambar 2.12 Arduino UNO
(Sumber : Saputra et al,2013)
Pada perancangan ini Arduino UNO digunakan sebagaii pengendali untuk
mengirimkan data dari node sensor menuju server atau sebgai node sink. Adapun
karekteristik arduino uno yang akan ditunjukan pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Karakteristik arduino uno
Mikrokkontroler ATmega 328
Tegangan Pengoprasian 5V
Teangan input disarankan 7-12 V
Batas Tegangan Input 6-20V
Jumlah pin I/O digital 14 pin digital (6 diantranya keluaran PWM)
Jumlah pin analog input 6 pin
Arus DC tiap pin I/O 40 mA
Arus DC untuk pin 3.3 V 20 mA
Memori flash 32 KB(ATmega 328) sekitar 0.5 KB
digunakan oleh bootloader
SRAM 2 KB (ATmega 328)
EPROM 1 KB(ATmega 328)
Clock speed 16 Mhz
(Sumber : Saputra et al,2013)
14
2.8 RTC DS3231
RTC (Real time clock) DS3231 (Gambar 2.13) adalah jam elektronik berupa chip
yang dapat menghitung waktu (mulai detik hingga tahun) dengan akurat dan
menjaga/menyimpan data waktu tersebut secara real time. DS3231 adalah RTC (real time
clock) dengan kompensasi suhu kristal osilator yang terintegrasi (TCX0). TCX0
menyediakan sebuah clock referensi. yang stabil dan akurat, dan memelihara akurasi RTC
sekitar +2 menit per tahun. Keluaran frekuensi tersedia pada pin 32 kHz. (Permadi et al,
2016)
Spesifikasi RTC DS3231 adalah antara lain :
RTC yang Sangat Akurat Mengelola Semua Fungsi Pengatur Waktu
Jam Real Time Menghitung Detik, Menit, Jam, Tanggal Bulan, Bulan, Hari dalam
Seminggu, dan tahun, dengan Kompensasi Tahun Lawan Berlaku Hingga 2100
Akurasi ± 2ppm dari 0 ° C sampai +40 ° C
Akurasi ± 3.5ppm dari -40 ° C sampai +85 ° C
Digital Temp Sensor Output: ± 3 ° C Akurasi
Mendaftar untuk Aging Trim
Active-Low RST Output / Pushbutton Reset Debounce Input
Two Time-of-Day Alarms
Output Programmable Square-Wave Output
Antarmuka Serial Sederhana Menghubungkan ke Kebanyakan Microcontrollers
Kecepatan data transfer I2C Interface (400kHz)
Masukan Cadangan Baterai untuk Pencatatan Waktu Terus-menerus
Low Power Operation Memperpanjang Waktu Jalankan Baterai-Cadangan
Rentang Suhu Operasional: Komersial (0° C sampai + 70° C) dan Industri (-40° C
sampai +85° C)
Tegangan operasi: 3,3-5,55 V
Chip jam: chip clock presisi tinggi DS3231
Ketepatan Jam: Kisaran 0-40, akurasi 2ppm, kesalahannya sekitar 1 menit
Output gelombang persegi yang dapat diprogram
Sensor suhu chip hadir dengan akurasi 3
Chip memori: AT24C32 (kapasitas penyimpanan 32K)
Antarmuka bus IIC, kecepatan transmisi maksimal 400KHz (tegangan kerja 5V)
15
Dapat mengalir dengan perangkat IIC lainnya, alamat 24C32 dapat disingkat A0 /
A1 / A2 memodifikasi alamat defaultnya adalah 0x57
Dengan baterai isi ulang CR2032, untuk memastikan sistem setelah power
Ukuran: 38mm (panjang) * 22mm (W) * 14mm (tinggi)
Berat: 8g
Gambar 2.13 RTC DS 3231
Sumber :(Permadi et al, 2014)
2.9 I2C (Integrated Integrated Circuit)
Integrated Integrated Circuit atau sering disebut I2C adalah standar komunikasi
serial dua arah menggunakan dua saluran yang didisain khusus untuk pengontrolan IC.
Sistem I2C terdiri dari saluran SCL (Serial Clock) dan SDA (Serial Data) yang membawa
informasi data antara I2C dengan pengontrolnya. Master adalah piranti yang memulai
pengiriman data pada I2C Bus dengan membentuk sinyal Start, mengakhiri pengiriman
data dengan membentuk sinyal Stop, dan membangkitkan sinyal clock. Slave adalah piranti
yang dialamati master. Sinyal Start merupakan sinyal untuk memulai semua perintah,
didefinisikan sebagai perubahan tegangan SDA dari satu menjadi nol pada saat SCL satu.
Sinyal Stop merupakan sinyal untuk mengakhiri semua perintah, didefinisikan sebagai
perubahan tegangan SDA dari nol menjadi satu pada saat SCL satu. Kondisi sinyal Start
dan sinyal Stop seperti tampak pada Gambar 2.
16
Gambar 2.14 Kondisi sinyal start stop
Sumber: (Anwar et al, 2009)
Sinyal dasar yang lain dalam I2C Bus adalah sinyal acknowledge yang disimbolkan
dengan ACK. Setelah transfer data oleh master berhasil diterima slave, slave akan
menjawabnya dengan mengirim sinyal acknowledge, yaitu dengan membuat SDA menjadi
nol selama siklus clock kesembilan. Ini menunjukkan bahwa Slave telah menerima 8 bit
data dari Master. Kondisi sinyal acknowledge seperti tampak pada Gambar 3
Gambar 2.15 Kondisi sinyal ACK dan NACK
Sumber: (Anwar et al, 2009).
Dalam transfer data I2C Bus, harus mengikuti tata cara yang ditetapkan yaitu:
a. Transfer data hanya dapat dilakukan dengan ketikan Bus tidak dalam keadaan sibuk.
b. Selama proses transfer data, keadaan data pada SDA harus stabil selama SCL dalam
keadan tinggi. Keadaan perubahan satu atau nol pada SDA hanya dapat dilakukan
selama SCL dalam keadaan rendah. Jika terjadi perubahan keadaan SDA pada saat SCL
dalam keadaan tinggi, maka perubahan itu dianggap sebagai sinyal Start atau sinyal
Stop. Kondisi data pada I2C bus ditunjukkan pada Gambar 4.
17
Gambar 2.16 Kondisi data pada I2C bus
Sumber: (Anwar et al, 2009).
2.10 nRF 24l01+
nRF24L01+(Gambar 2.17) merupakan sebuah modul komunikasi yang dapat dan
menerima data secara half duplex. Frekuensi yang digunakan modul ini adalah 2.4GHz.
Untuk dapat mengirim dan menerima data, modul ini harus diberikan sebuah alamat
(address) untuk dirinya dan tujuan. Transceiver ini sangat powerfull karena bisa menerima
data dari banyak node yang alamat tujuannya sama. Menurut datasheet, jarak yang bisa
ditempuh untuk komunikasi antar nRF24L01+ sebesar 500 feet atau jika dikonversi ke
meter menjadi 152 meter.
Modul ini menggunakan antarmuka SPI(serial peripheral interface). Akselerator
protocol berupa enhanced shockburst yang mendukung antarmuka SPI kecepatan tinggi
untuk kontroler aplikasi. Modul ini memiliki solusi terkait daya berupa daya ultra rendah
yang memungkinkan daya tahan baterai berbulan-bulan, Modul nirkabel ini memiliki 8
buah pin dintaranya : VCC (3.3V DC), GND, CE, CSN, MOSI, MISO, SCK dan IRQ.
(Dzukifli et al, 2016).
18
Gambar 2.17 Modul nRF 24l01+
Sumber : http://arduino-info.wikispaces.com
2.11 SPI (Serial Peripheral Interface)
Serial Peripheral Interface Bus atau SPI bus adalah standar komunikasi sinkron
data serial yang dikenalkan oleh Motorola yang bekerja pada mode full duplex. SPI
merupakan high-speed synchronous serial input/output (I/O) port yang memungkinkan
untuk pengaturan lebar data yang akan digeser masuk atau keluar dari device dan juga
memungkinkan pengaturan pada kecepatan transfer data. Device yang dikomunikasikan
menggunakanSPI dibedakan dalam master dan slave mode.
Gambar 2.18 Diagram blok antarmuka SPI master slave
Sumber:(Sunardi et al, 2009)
Keterangan:
1. SCK / CLK — Serial Clock (output dari master)
2. SDI / DI / SI — Serial Data In
3. SDO / DO / SO — Serial Data Out
19
4. nCS / CS / nSS / STE — Chip Select, Slave Transmit Enable (active low; output dari
master).(Sunardi et al, 2009)
2.12 ESP 8266
Modul Wi-Fi ESP8266 (Gambar 2.19) merupakan modul low-cost Wi-Fi dengan
dukungan penuh untuk penggunaan TCP/IP. Modul ini di produksi oleh Espressif Chinese
manufacturer. Pada tahun 2014, AI-Thinkermanufaktur pihak ketiga dari modul ini
mengeluarkan modul ESP-01, modul ini menggunakan AT-Command untuk
konfigurasinya. Harga yang murah,penggunaan daya yang rendah dan dimensi modul yang
kecil menarik banyak developer untuk ikut mengembangkan modul ini lebih jauh. Pada
Oktober 2014, Espressif mengeluarkan software development kit (SDK) yang
memungkinkan lebih banyak developer untuk mengembangkan modul ini. Modul ESP-
8266 memiliki form factor 2x4 DIL dengan dimensi 14,3 x 24,8 mm. Catu daya yang
dibutuhkan adalah 3,3 volt. (Yuliansyah, 2016). Spesifikasi ESP 8266 meliputi:
802.11 b/g/n protocol
Wi-Fi Direct (P2P), soft-AP
Integrated TCP/IP protocol stack
Integrated TR switch, balun, LNA, power amplifier and matching network
Integrated PLL, regulators, and power management units
+19.5dBm output power in 802.11b mode
Integrated temperature sensor
Supports antenna diversity.
Power down leakage current of < 10uA.
Integrated low power 32-bit CPU could be used as application processor.
SDIO 2.0, SPI, UART.
STBC, 1×1 MIMO, 2×1 MIMO.
A-MPDU & A-MSDU aggregation & 0.4s guard interval.
Wake up and transmit packets in < 2ms.
Standby power consumption of < 1.0mW (DTIM3).
Adapun tampilan perangkat keras dari modul Wi-Fi ESP8266 dan pemetaan pin
ditunjukkan pada Gambar 2.19 dan Gambar 2.20.
20
21
Gambar 2.21 Tampilan layanan web Thingspeak.com
Sumber: Thingspeak.com
Pada layanan web Thingspeak, pengguna dapat langsung melihat grafik dari data yang
dikirim oleh devais. Tampilan dari website yang sederhana memudahkan pengguna untuk
melihat dari komputer maupun smartphone. Data yang dikirim ke layanan web tersimpan
dengan baik pada server minimal setiap 15 detik. (Akbar,2016).
22
23
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan pada skripsi ini adalah metode studi literatur. Studi
literatur dilakukan sebagai penunjang yang berupa data-data literatur dari masing-masing
komponen, informasi dari internet dan konsep-konsep teoritis dari buku-buku penunjang.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk merealisasikan alat yang dirancang adalah
penentuan spesifikasi, perancangan, metode pengujian dan pengujian sistem.
3.1 Spesifikasi Alat
Spesifikasi alat pada penelitian ini ditentukan terlebih dahulu sebagai acuan untuk
mendapatkan hasil yang sesuai dengan keinginan dan dapat bekerja dengan efektif dan
efisien. Spesifikasi alat ini terdiri dari:
1. Catu daya menggunakan powerbank, untuk node sensor berkapasitas tegangan keluaran
5V dan arus 2A, sedangkan node sink sebesar 5V dan1A.
2. Sensor yang digunakan pada penelitian ini adalah sensor MQ-07, MQ-135 dan
MQ-131, MQ-136 dan Dush Sharp GP2Y101AUF.
3. Mikrokontroler yang digunakan adalah arduino nano untuk node sensor dan
arduino uno untuk node sink.
4. Modul nRF 24l01+ sebagai perangkat komunikasi wireless antara node sensor dan
sink node.
5. RTC DS 3231 digunakan sebagai pemberi lama waktu mode tidur sampai mode
bangun dan membangunkan sistem saat mode tidur.
6. ESP-8266 digunakan sebagai mengirim data dari node sink menuju layanan web
Thingspeak.com dengan menggunakan jaringan internet.
3.2 Perancangan Alat
Perancangan Rancang Bangun Sistem Monitoring Kualitas Udara Berbasis Komunikasi
Nirkabel dilakukan dengan beberapa tahapan. Adapun perencanaan untuk sistem ini dibagi
menjadi beberapa tahap:
1. Diagram blok perancangan sistem
2. Perancangan perangkat keras
3. Perancangan perangkat lunak
24
3.2.1 Diagram Blok Perancangan Alat
Pembuatan diagram blok rancang bangun sistem monitoring kualitas udara berbasis
nirkabel adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1 Diagram blok sistem
Diagram blok pada gambar 3.1 memaparkan keseluruhan sistem yang ada dalam
penelitian ini :
1. Node sensor yang berfungsi sebagai pendeteksi kualitas udara yang kemudian data
pembacaan sensor akan dikirimkan menuju node sink.
2. Node sink bertugas sebagai penerima(receiver) hasil pembacaan data-data sensor dari
node sensor yang kemudian data akan dikirimkan kepada layanan web
Thingspeak.com
3. Layanan web Thingspeak.com digunakan untuk monitoring kualitas udara secara
real time melalui jaringan internet.
3.2.2 Prinsip Kerja Sistem
Dari diagram blok Gambar 3.1 prinsip kerja sistem ini adalah menggunakan node
sensor yang bertugas untuk membaca atau mendeteksi gas karbon monoksida, gas nitrogen
dioksida, gas ozone, gas sulfur dioksida dan partikel debu (PM10) yang kemudian data-data
hasil pembacaan sensor akan dikirimkan ke node sink menggunakan module wireless nRF
24l01+. Setelah data diterima oleh node sink, maka node sink akan mengirimkan data
tersebut ke layanan web Thingspeak.com untuk bisa dimonitoring secara real time dengan
smarthphone, PC, dan lain-lain yang terkoneksi dengan jaringan internet. Sistem ini akan
mengalami mode tidur secara periodik selama 5 menit untuk menghemat penggunaan daya.
25
Gambar 3.2 Diagram alir node sensor
Gambar 3.2 menunjukan diagram alir dari node sensor dimana sensor akan membaca
keadaan kualitas udara dengan menggunakan beberapa sensor, hasil pembacaan tersebut
akan diproses oleh mikrokontroller arduino nano. Setelah itu data-data tersebut akan
dikirim ke node sink dengan menggunakan nRF 24l01+ dan proses akan kembali lagi ke
proses pembacaan sensor. Sistem tidak akan berhenti sampai catu daya dilepas atau tidak
berfungsi kembali.
Gambar 3.3 Diagram alir node sink
Gambar 3.3 menunjukan diagram alir dari node sink dimana nRF24l01+ sebagai
receiver (penerima) dari data hasil pembacaan node sensor. Setelah arduino uno telah
menerima hasil pembacaan dari node sensor, arduino akan mengirimkan data hasil
26
pembacaan menuju layanan web Thingspeak.com menggunakan modul Wi-Fi esp-8266
yang terkoneksi dengan jaringan internet.
3.2.3.Perancangan Perangkat Keras
Perancangan perangkat keras meliputi dua perancangan yaitu perancangan
perangkat keras node sensor dan perancangan perangkat keras node sink.
3.2.3.1 Perancangan Perangkat Keras node sensor
Perancangan ini meliputi sensor MQ-07, MQ-131, MQ-135, MQ-136, SHARP
GP2Y101AUF, nRF 24l01+, RTC DS 3231 yang pin-pinnya akan disambungkan dengan
pin mikrokontroller arduino nano. Perancangan dilakukan dengan menggunakan perangkat
lunak eagle yang akan ditampilkan dalam bentuk skematik dan board. Gambar 3.4 dan
Gambar 3.5 akan menunjukan gambar skematik dan board perancagan perangkat keras
node sensor.
Gambar 3.4 Gambar skematik node sensor
27
Gambar 3.5 Gambar board node sensor.
1. Sensor MQ-07
Sensor MQ-07 digunakan untuk dapat mendeteksi gas karbon monoksida keadaan di
udara
2. Sensor MQ-135
Sensor MQ-135 digunakan untuk dapat mendeteksi nitrogen dioksida di udara
3. Sensor MQ-131
Sensor MQ-135 digunakan untuk dapat mendeteksi gas ozone di udara
4.Sensor MQ-136
Sensor MQ-136 digunakan untuk dapat mendeteksi gas sulfur dioksida di udara.
5. Sensor Dush Sharp GP2Y101AUF
Sensor dush sharp GP2Y101AUF digunakan untuk dapat mendeteksi partikel
debu(PM10) di udara.
28
6. Arduino Nano
Mikrokontroller arduino nano merupakan perangkat pengendali utama system pada
node sensor.
7. RTC(Real Time Clock) DS3231
RTC digunakan sebagai pemberi alarm kepada system agar ketika sitem dalam
keadaan tidur sitem dapat aktif kembali .
8. nRF 24l01+
nRF 24l01+ merupakan module wireless yang digunakan untuk komunikasi tanpa
menggunakan kabel antara node sensor dan node sink
3.2.3.2 Perancangan Perangkat Keras Node Sink
Perancangan ini meliputi modul nRF 24l01+, RTC DS 3231 dan ESP 8266 yang pin-
pinnya akan disambungkan dengan pin mikrokontroller arduino uno. Perancangan
dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak eagle yang akan ditampilkan dalam
bentuk skematik dan board. Gambar 3.2.3.1 akan menunjukan gambar skematik dan board
perancagan perangkat keras node sink.
Gambar 3.6 Gambar skematik node sink.
29
Gambar 3.7 Gambar board node sink
1. Arduino uno
Mikrokontroller arduino merupakan perangkat pengendali utama dari sitem.
2. RTC(Real Time Clock) DS3231
RTC digunakan sebagai pemberi alarm kepada system agar ketika sitem dalam
keadaan tidur sitem dapat aktif kembali .
3. nRF 24l01+
nRF 24l01+ merupakan module wireless yang digunakan untuk komunikasi tanpa
kabel antara node sensor dan node sink
4. ESP-8266
ESP-8266 adalah modul Wi-Fi yang digunakan untuk mengirimkan data dari node sink
ke layanan web Thingspeak.com untuk dimonitoring.
30
3.2.4 Perancangan Perangkat Lunak
Peancangan dan pembuatan perangkat lunak digunakan untuk mengendalikan dan
mengatur kerja sistem. Untuk memprogram arduino nano dan arduino uno menggunakan
software proscessing arduino IDE dengan menggunakan pemrogaman bahasa C. Berikut
ini adalah diagram alir dari perancangan perangkat lunak:
Gambar 3.8 Diagram alir perancangan perangkat lunak
Gambar 3.8 menunjukan diagram alir perancangan perangkat lunak . perancangan
dimulai dari menginialisasi sensor-sensor yang akan digunakan, kemudian membaca nilai
konsentrasi gas-gas yang akan dideteksi dengan keluaran yang masih berupa nilai ADC
yang kemudian diolah menjadi nilai sesungguhnya dari masing-masing sensor. Setelah
data diolah lalu data dikirim ke node sink yang selanjutnya data akan dikirim ke layanan
web thingspeak.com yang akan dimonitoring secara real time. Semua perancangan
perangkat lunak menngukan perangkat lunak arduino IDE.
1). Metode Pembacaan dan kalibrasi Sensor
Pembacaan nilai sensor-sensor diawali dengan menginisisalisasi sensor MQ 07,
MQ 135, MQ 131, MQ 136 dan sharp GP2Y101AUF, Kemudian setiap pin analog pada
sensor disambungkan pada pin analog arduino nano yang hasil dari pembacaannya adalah
berupa nilai ADC. Rumus mencari nilai ADC adalah sebagai berikut :
31
Nilai ADC=
* (2
n-1)……………………………………………………………….(3-1)
Keteerangan :
Vin = tegangan masukan (Volt)
Vreef = tegangan referensi (Volt)
n =jumlah bit ADC mikrokontroler
Setelah setiap sensor diketahui nilai ADC nya, nilai ADC akan diolah menjadi nilai
sebenarnya dengan menggunakan metode kalibrasi perbandingan dengan alat ukur
sebenarnya yaitu pada sensor MQ-07, MQ135 ,MQ-131, dan MQ-136 atau melalui
datasheet yaitu pada sensor sharp GP2Y101AUF. Metode pengkalibrasian menggunakan
persamaan regresi linier yang persamaanya adalah sebagai berikut :
Y=a+bX………………………………………………………………………………... (3-2)
Keterangan :
Y= Variabel response atau variable akibat (dependent)
X =Variabel predictor atau variable vaktor penyebab (independent)
a= Konstanta
b= koefesien regresi(kemiringan) besaran respone yang ditimbulkan oleh predictor.
2). Transmisi Data Antara Node Sensor Ke Node Sink
Komunikasi antara node sensor dengan node sink menggunakan modul wireless
nRF24l01+ yang bekerja pada frekuensi 2.4 GHz. Kecepatan transmisi data dari
nRF24l01+ adalah sebesar 1Mbps. Rumus untuk mencari lama waktu pengiriman antar
nRF24l01+ transmitter dan nRF24l01+ receiver adalah sebagai berikut :
Waktu=Jumlah file data/kecepatan……………………………………………………. (3-3)
Pengiriman data dilakukan dalam bentuk paket data yang nantinya akan diterima
oleh nRF24l01+ receiver juga dalam bentuk paket data. Maksimal data yang dapat dikrim
oleh nRF24l01+ adalah 32 byte data. Dalam perancangan ini data yang dikirim ke
nRF24l01+ receiver adalah sebesar 24 byte data.
3.) Pengiriman Data ke Layanan Web Thingspeak.com
Pengiriman data menuju layanan web Thingspeak.com menggunakan tipe data
char. Dalam perancangan ini data dari sensor berupa tipe data float, maka dari itu tipe data
float harus dirubah terlebih dahulu ke tipe data char menggunakan fungsi dtostrf()
32
. Dalam perancangan ini hanya meggunakan satu chanel id untuk menampilkan
lima data dari pembacaan sensor-sensor dengan menggunakan field-field yang tesedia pada
halaman web Thingspeak. Com. Field 1 menampilkan data pembacaan sensor MQ-07
berupa gas CO, field 2 menampilkan data pembacaan sensor MQ-135 berupa gas NO2,
field 3 menampilkan data pembacaan sensor MQ-131 berupa gas O3, field 4 menampilkan
data pembacaan sensor MQ-136 berupa gas SO2, field 5 menampilkan data pembacaan
sensor sharp GP2Y101AUF berupa partikel debu(PM10).
3.3 Pengujian Sistem
Untuk menganalisis kinerja sistem terdapat beberapa pengujian yang dilakukan di
antara lain.
1. Pengujian Sensor
Pengujian dilakukan dengan cara menghubungkan sensor dengan pin analog aduino
nano. Untuk pengkalibrasian sensor gas CO, NO2, SO2, O3 dan PM10 dilakukan dengan
membandingakan dengan alat ukur sebenarnya dan menggunakan datasheet sensor.
Pengujian selanjutnya adalah uji daya tangkap sensor untuk mengetahui seberapa jauh
sensor tersebut dapat mendeteksi gas CO, NO2, SO2.
2. Pengujian nRF 24L01+
Pengujian bertujuan untuk mengukur sebeapa jauh nRF24l01+ bisa mentransmisikan
data ke nRF24l01+ receiver. Pengujian dilakukan dengan mingirimkan data dari
mikrokontroller pengirim ke mikrokontroller penerima kemudian melihat data yang
diterima oleh mikrokontroler penerima melalui serial monitor yang terdapat pada arduino
IDE.
3. Pengujian RTC
Pengujian RTC dilakukan untuk mengetahui lama waktu mode tidur dan mode bangun
sitem untuk menghemat daya dari sistem.
4. Pengujian ESP-8266
Pengujian ESP dilakukan untuk mengetahui apakah data yang dibaca oleh sensor sama
dengan yang ada pada server dan memberikan perintah AT-COMMAND pada modul serta
memasukan data pada arduino dan kemudian dikirim ke layanan web Thingspeak.com.
33
5. Pengujian Keseluruhan Sistem
Pengujian keseluruhan sistem ini dengan menyambungkan semua perangkat keras
yang dibuat berdasarkan blok diagram dan memasukkan program berupa perangkat lunak
yang bekerja untuk mengendalikan perangkat keras yang telah dibuat. Sistem bekerja
dengan baik jika dapat berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan.
34
35
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dan pembahasan dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah
seluruh sistem bekerja sesuai dengan perancangan. Pengujian dilakukan pada masing-
masing blok dalam perancangan perangkat keras serta pengujian keseluruhan untuk
mengetahui perangat lunak dapat bekerja dengan baik atau tidak. Pengujian yang dilakukan
adalah sebagai berikut:
1. Pengujian sensor
2. Pengujian RTC
3. Pengujian nRF 24l01+
4. Pengujian ESP 8266
5. Pengujian keseluruhan sistem
4.1 Pengujian Sensor
4.1.1 Tujuan
Tujuan pengujian sensor ini adalah untuk membuktikan apakah sensor-sensor
sensitive terhadap gas-gas yang akan dideteksi dan mengetahui seberapa jauh sensor MQ-
07,MQ 135, dan MQ 136 dapat mendeteksi gas-gas yang dideteksi.
4.1.2 Alat Yang Digunakan
Alat yang digunakan dalam pengujian sensor meliputi:
1. Sensor MQ-07
2. Sensor MQ-131
3. Sensor MQ-135
4. Sensor MQ-136
5. Sensor Dush Sharp GP2Y101AUF
6. Laptop
7. Mikrokontroler Arduino nano
8. Serial Monitor
9. Knalpot sepeda motor
36
4.1.3 Prosedur Pengujian
Prosedur pengujian sensor ini terdapat 2 metode yaitu membandingkan nilai
keluaran sensor-sensor pada udara bebas tanpa polusi dan berpolusi Serta menghitung daya
tangkap sensor MQ-07, MQ 135, dan MQ 136 terhadap gas-gas yang dideteksi. Diagram
blok pengujian sensor.
Gambar 4.1 Diagram blok pengujian sensor
Prosedur pengujian sensor dengan mikrokontroler adalah sebagai berikut :
1. Rangkai rangkaian pengujian sensor seperti blok diagram seperti Gambar 4.1.
2. Letakan rangkaian pengujian sensor di udara bebas tanpa polutan selama satu jam.
3. Baca nilai keluaran sensor melalui serial monitor yang ada pada software arduino
IDE.
4. Letakan rangkaian pengujian sensor di udara bebas yang diberi polutan dari asap
knalpot kendaraan bermotor selama satu jam.
5. Baca nilai keluaran sensor melalui serial monitor yang ada pada software arduino
IDE.
6. Bandingkan nilai keluaran sensor saat udara bebas tanpa polutan dan udara bebas
yang berpolutan dengan poultan dari asap knalpot kendaran bermotor.
7. Ukur jarak yang bisa dideteksi sensor MQ-07, MQ-135, MQ-136 terhadap gas-gas
yang dideteksi menggunakan sumber asap knalpot kendaraan bermotor.
4.1.4 Hasil Pengujian dan Analisa
Pengujian ini dilakukan dua metode yaitu untuk mengetahui pembacaan sensor
terhadap gas-gas yang dideteksi dan daya tangkap sensor MQ-07, MQ-135,dan MQ 136
terhadap gas-gas yang dideteksi. Pengujian dilakukan dengan melakukan perbandingan
pembacaan masing-masing sensor pada kondisi udara bebas tanpa polutan dan kondisi
udara bebas berpolutan yang polutannya berasal dari asap knalpot kendaraan bermotor
37
serta menghitung jarak daya tangkap sensor MQ-07, MQ-135, dan MQ-136. Hasil
pengujian akan ditampilkan pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2.
Tabel 4.1 Hasil Uji Sensor Saat Udara Tanpa Polutan
Gas Konsentrasi
CO 0 ppm
NO2 0 ppm
O3 0.0012 ppm
S02 0 ppm
PM10 0 mg/m3
Tabel 4.2 Hasil Uji Sensor Saat Udara Berpolutan
Gas Konsentrasi
CO 114,5 ppm
NO2 0,0065 ppm
O3 0,0025 ppm
S02 0,0156 ppm
PM10 0,077 mg/m3
Dari Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa saat sensor diletakan di udara
tanpa polutan selama satu jam dengan nilai konsentrasi gas CO sebesar 0 ppm, gas NO2
sebesar 0 ppm, gas O3 sebesar 0.0012 ppm, gas SO2 sebesar 0 ppm dan PM10 sebesar 0
mg/m3, sedangkan saat diletakan pada udara berpolutan yang dihasilkan oleh asap knalpot
kendaraan bermotor selama satu jam nilai konsentrasi gas meningkat,yaitu gas CO sebesar
114,5 ppm, gas NO2 sebesar 0.0065 ppm, gas O3 sebesar 0,0025 ppm, gas SO2 sebesar
0,0156 ppm dan PM10 sebesar 0,77 mg/m3, menunjukan bahwa sensor-sensor dapat dengan
baik mendeteksi gas-gas yang dideteksi.
38
Gambar 4.2 Nilai ADC sensor MQ-07
Tabel 4.3 Hasil Uji Daya Tangkap Sensor MQ-07
Jarak Keterangan
30 cm Terdeteksi
60 cm Terdeteksi
120 cm Tidak Terdeteksi
Gambar 4.2 dan Tabel 4.3 menunjukan bahwa sensor MQ-07 dapat mendeteksi gas
kaSrbon monoksida pada jarak kurang dari 120 cm karena pada jarak tersebut nilai ADC
akan mengalami penurunan, sedangkan pada jarak 30 cm dan 60 cm nilai ADC akan
mengalami kenaikan.
39
Gambar 4.3 Nilai ADC MQ-135
Tabel 4.4 Hasil Uji Daya Tangkap Sensor MQ-135
Jarak Keterangan
30 cm Terdeteksi
60 cm Terdeteksi
120 cm Tidak Terdeteksi
Gambar 4.3 dan Tabel 4.4 menunjukan bahwa sensor MQ-135 dapat mendeteksi
gas nitrogen dioksida pada jarak kurang dari 120 cm karena pada jarak tersebut nilai ADC
akan mengalami penurunan, sedangkan pada jarak 30 cm dan 60 cm nilai ADC akan
mengalami kenaikan.
40
.
Gambar 4.4 Nilai ADC MQ-136
Tabel 4.5 Hasil Uji Daya Tangkap Sensor MQ-136
Jarak Keterangan
30 cm Terdeteksi
60 cm Terdeteksi
120 cm Tidak Terdeteksi
Gambar 4.4 dan Tabel 4.5 menunjukan bahwa sensor MQ-136 dapat mendeteksi
gas sulfur dioksida pada jarak kurang dari 120 cm karena pada jarak tersebut nilai ADC
akan mengalami penurunan, sedangkan pada jarak 30 cm dan 60 cm nilai ADC akan
mengalami kenaikan.
4.2 Pengujian nRF24l01+
4.2.1 Tujuan
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui berapa jauh nRF24l01+
transmitter mentransmisikan data ke nRF24l01+ receiver.
41
4.2.2 Alat Yang Digunakan
Alat yang digunakan dalam pengujian sensor meliputi:
1. Power bank
2. Modul nRF24l01+
3. Laptop
4. Mikrokontroler arduino uno
5. Mikrokontroler Arduino nano
6. Serial Monitor
7. Meteran
4.2.3 Prosedur Pengujian
Prosedur pengujian nRF 24l01+ adalah dengan cara mengirimkan data dari nRF
24l01+ transmitter ke nRF 24l01+ receiver lalu dihitung seberapa jauh modul nRF 24l01+
dapat mentransmisikan data. Diagram blok pengujian nRF24l01+ ditunjukan pada Gambar
4.5.
Gambar 4.5 Diagram blok pengujian nRF24l0+
Prosedur pengujian nRF24l01+ dengan mikrokontroler adalah sebagai berikut :
1. Rangkailah rangkaian pengujian nRF24l01+ sesuai dengan Gambar 4.5.
2. Masukan data secara acak ke mikrokontroler arduino nano melalui software
arduino IDE.
3. Masukan program transmisi jarak ke mikrokontroler arduino melalui software
arduino IDE.
4. Kirimkan data dari nRF24l01+ transmitter ke nRF24l01+ receiver.
5. Letakkan jarak antara nRF24l01+ transmitter ke nRF24l01+ receiver secara
bervariasi yaitu, 100 meter, 150 meter, 200 meter, 250 meter, dan 300 meter
6. Lihat data yang diterima oleh arduino uno melalui serial monitor yang ada pada
software arduino IDE.
42
7. Ukur jarak transmisi data maksimal dari nRF24l01+ menggunakan meteran.
Berikut cupilkan program nRF24l01+ Tx :
void loop()
myRadio.write( &dataTransmitted, sizeof(dataTransmitted) ); // Transmit the data
Serial.print(F("Data Transmitted = "));
Serial.print(dataTransmitted);
dataTransmitted = dataTransmitted + 1; // Send different data next time
delay(1000);
Berikut cupilkan program nRF24l01+ Rx
void loop()
if ( myRadio.available()) // Check for incoming data from transmitter
while (myRadio.available()) // While there is data ready
myRadio.read( &dataReceived, sizeof(dataReceived) );
Serial.print("Data received = ");
Serial.println(dataReceived);
4.2.4 Hasil Pengujian dan Analisa
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh nRF24l01+ dapat
mengirimkan data ke nRF24l01+ receiver. Pengujian dilakukan dengan variasi jarak 100
meter, 150 meter, 200 meter, 250 meter, dan 300 meter. Hasil pengujian dapat dilihat pada
Gambar 4.6, Gambar 4.7, Gambar 4.8, Gambar 4.9, Gambar 4.10 dan Tabel 4.7
43
Gambar 4.6 Hasil uji nRF24l01+ jarak 100 meter
44
Gambar 4.7 Hasil uji nRF24l01+ jarak 150 meter
Gambar 4.8 Hasil uji nRF24l01+ jarak 200 Meter
Gambar 4.9 Hasil uji nRF24l01+ jarak 250 Meter
45
Gambar 4.10 Hasil uji nRF24l01+ jarak 300 Meter
Tabel 4.6 Hasil uji jarak nRF24l01+
Jarak Keterangan
100 meter Terjangkau
150 meter Terjangkau
200 meter Terjangkau ada error
250 meter Terjangkau ada error
300 meter Tidak terjangkau
Dari Tabel 4.6 menunjukan bahwa nRF24l01+ dapat menstransmisikan data
sampai jarak 250 meter, namun masih terjadi error saat data diterima pada nRF24l01+ Rx
sama dengan pada jarak 200 meter yang ditunjukan pada Gambar 4.8 dan Gambar 4.9,
sedangkan pada jarak 100 meter dan 150 meter nRF 24l01+ dapat dengan baik dalam
menstransmisikan data karena tidak ada eror saat data ditrima oleh nRF24l01+ Rx yang
ditunjukan Gambar 4.5 dan Gambar 4.6. Pada jarak 300 meter nRF 24l01+ tidak dapat
mentransmisikan data ke nrf24l01+ rx karena tidak ada data yang diterima oleh
nRF24l01+Rx yang ditunjukan pada Gambar 4.10.
46
4.3 Pengujian RTC
4.3.1 Tujuan
Tujuan pengujian ini adalah untuk melihat kesesuaian waktu tidur sampai mode
bangun/ aktif sistem dan menghitung daya pemakaian power supply untuk mengetahui
daya yang dibutuhkan saat mode tidur dan mode bangun/ aktif.
4.3.2 Alat yang Digunakan
Alat yang Digunakan pada pengujian RTC adalah
1. Modul RTC DS3231
2. Laptop
3. Batterai 9V
4. Mikrokontroler arduino uno
5. Serial monitor
6. Stopwatch
7. Multimeter
4.3.3 prosedur Pengujian
Prosedur pengujian pada pengujian RTC ada dua metode yaitu dengan
mencocokan seberapa waktu lama tidur sampai waktu bangun/aktif dengan stopwatch dan
menghitung daya saat mode tidur dan mode bangun. Diagram blok pengujian RTC
ditunjukan pada Gambar 4.11.
Gambar 4.11 Diagram blok pengujian RTC
Prosedur pengujian RTC dengan mikrokontroler adalah sebagai berikut
1. Rangkai rangkaian pengujian RTC sesuai dengan Gambar 4.11.
2. Masukan program mode tidur pada mikrokontroler melalui perangkat lunak arduino
IDE.
3. Jalankan program.
47
4. Cocokan waktu mode tidur dengan stopwatch
5. Hitung daya saat mode tidur dan saat pada mode bangun
6. Pengukuran daya dapat dilihat pada multimeter .Rumus untuk pengujian
perhitungan daya adalah sebagai berikut :
P : V I ……………………………………............................................(4 - 1)
Keterangan :
V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Ampere)
P =Daya (Watt)
4.3.4 Hasil Pengujian dan Analisa
Pengujian dilakukan untuk mengetahui lama mode tidur sampai mode bangun/aktif
pada sistem agar menghemat penggunaan daya. Pengujian dilakukan dengan cara
mencocokan waktu mode sleep dengan stopwatch dengan variasi waktu tidur 1 menit,
2menit, 3 menit, 4 menit, dan 5 menit serta menghitung nilai daya ketika sistem diberikan
mode tidur dan ketika sistem berada pada mode bangun. Hasil dari pengujian RTC dapat
dilihat pada Tabel 4.7
Tabel 4.7 Hasil Uji RTC
Waktu Keterangan
1 menit Sesuai
2 menit Sesuai
3 menit Sesuai
4 menit Sesuai
5 menit Sesuai
Dari tabel 4.7 menunjukan bahwa RTC DS3231 dengan akurat dapat memberikan
lama waktu saat mode sleep kepada sistem karena waktu sesuai dengan waktu yang
sebenarnya.
Tabel 4.8 Hasil Uji Daya Saat Mode tidur
Parameter Nilai
Tegangan 6.67 Volt
Arus 35.7 mA
Daya 238.119 mW
48
Tabel 4.9 Hasil Uji Daya Saat Mode Bangun
Parameter Nilai
Tegangan 6.39 Volt
Arus 50.3 mA
Daya 320.718 mW
Dari Tabel 4.8 menunjukan nilai tegangan sebesar 6.39 Volt, arus sebesar 50.3
miliAmpere dan daya sebesar 320.718 miliWatt saat kondisi mode tidur. Dari Tabel 4.9
menunjukan nilai tegangan sebesar 6.39 Volt arus sebesar 50.3 miliAmper dan daya
sebesar 320.718 miliWatt saat kondisi mode bangun/aktif. Dari hasil tersebut menunjukan
bahwa mode tidur pada sistem sangat berguna untuk menghemat daya dalam penggunaan
perancangan ini.
4.4 Pengujian ESP 8266
4.4.1 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah mengirimkan perintah AT- COMMAND pada
modul dan menampilkan data ke layanan web thingspeak.com.
4.4.2 Alat yang Digunakan
Alat yang digunakan pada pengujian ESP 8266 adalah
1. Mikrokontroler arduino uno
2. Acsses point
3. ESP-8266
4. Laptop
5. Serial monitor
4.4.3 Prosedur Pengujian
Pengujian dilakukan dengan cara mengirimkan perintah AT command ke modul
Wi-Fi yang bertindak sebagai client, kemudian dilihat responnya melalui serial monitor.
Pengujian berikutnya adalah memberikan data pada mikrokontroler lalu dilihat datanya di
layanan web thingspeak.com. Diagram blok pengujian perintah AT-command ditunjukan
Gambar 4.12, sedangkan diagram blok pengujian Thingspeak ditunjukan Gambar 4.13
49
Gambar 4.12 Diagram blok pengujian perintah AT-command
Gambar 4.13 Diagram blok pengujian pengiriman data ke layanan web Thingspeak.com
Prosedur pengujian ESP-8266 adalah sebagai berikut :
1. Rangkai rangkaian pengujian Wi-Fi sesuai Gambar 4.12.
2. Program mikrokontroler menguji modul Wi-Fi dengan mengirimkan AT Command.
3. Pastikan access point bekerja dengan baik dan terhubung ke internet
4. Lihat respon dari modul Wi-Fi menggunakan serial monitor pada arduino
Prosedur pengujian pengiriman data ke layanan web Thingspeak.com adalah sebagai
berikut :
1. Rangkai rangkaian pengujian pengiriman data ke layanan web Thingspeak.com
sesuai Gambar 4.13.
2. Program mikrokontroler untuk menguji modul Wi-Fi agar dapat menampilkan data
ke layanan web Thingspeak.com
3. Lihat hasil data yang dikirim mikrokontroler di layanan web Thingspeak.com
4.4.4 Hasil Pengujian dan Analisa
Hasil Pengujian ESP-8266 ada 2 metode pengujian yaitu mengirimkan perintah AT-
command dan mengirimkan data ke layanan web Thingspeak.com dapat dilihat pada
Gambar 4.14 dan Gambar 4.15.
50
Gambar 4.14 Uji Perintah AT command
51
Gambar 4.15 Uji ESP-8266 untuk menampilkan data di layanan web Thingspeak.com
Dari Gambar 4.14 menunjukan bahwa perintah AT-command telah berhasil di
respon oleh ESP-8266 dan accses point sudah terhubung dengan modul wifi ESP-8266.
Gambar 4.15 menunjukan bahwa ESP 8266 sudah bisa mengirimkan data ke layanan web
Thingspeak.com dengan baik.
4.5 Pengujian Keseluruhan
4.5.1 Tujuan
Tujuan pengujian keseluruhan adalah untuk mengetahui apakah sistem yang telah
dibuat dapat bekerja sesuai dengan perancangan. Parameter dalam pengujian keseluruhan
adalah sistem mampu menampilkan gas karbon monoksida, nitrogen dioksida, ozon, sulfur
dioksida dan partikel debu berupa grafik secara realtime pada layanan web
‘Thingspeak.com’.
4.5.2 Alat yang Digunakan
Alat yang digunakan pada pengujian keseluruhan sistem adalah
1. Mikrokontroler arduino uno
2. Mikrokontroler arduino nano
3. Sensor MQ-07
4. Sensor MQ-131
5. Sensor MQ-135
6. Sensor MQ-136
7. Sensor Dush Sharp GP2Y101AUF
8. nRF 24l01+
9. RTC DS3231
10. Acsses point
11. ESP-8266
12. Power supply
13. Layanan web Thingspeak.com
4.5.3 Prosedur Percobaan
Pengujian dilakukan dengan menjalankan perangkat keras dan perangkat lunak yang
sudah diuji kemudian dilalukan pemantauan di layanan web ‘Thingspeak.com’. Informasi
52
yang dikirim ke layanan web harus tersimpan di server dan mampu ditunjukkan pada
laman layanan web ‘Thingspeak.com’.
Gambar 4.16 Diagram blok pengujian keseluruhan sistem
Prosedur pengujian keseluruhan sistem adalah sebagai berikut :
1. Rangkai rangkaian pengujian keseluruhan sistem sesuai Gambar 4.16.
2. Letakkan rangkaian node sensor di udara bebas berpolutan.
3. Letakan rangkaian node sink di tempat yang terjangkau dengan accses point.
4. Lihat hasil pembacaan sensor melalui layanan web Thingspeak.com.
4.5.4 Hasil Pengujian
Pengujian keseluruhan memberikan hasil yang baik. Sistem mampu menampilkan
informasi y ang telah dikirim ke layanan web ‘Thingspeak.com’ meliputi pembacaan gas
CO, NO2,O3,SO2, partikel debu/PM10 dan ketika node sink tidak dapat menerima data dari
node sensor . Adapun informasi hasill pengujian keseluruhan sisten ditunjukkan dalam
Gambar 4.17, Gambar 4.18, Gambar 4.19, Gambar 4.20, Gambar 4.21 dan Gambar 4.22.
Gambar 4.17 Tampilan konsentrasi gas CO pada layanan web Thingspeak.com
53
Dari Gambar 4.17 menunjujakn bahwa data berupa grafik yang ditampilkan oleh
layanan web Thingspeak.com sesuai dengan data pada serial monitor untuk konsentrasi
gas karbon monoksida.
Gambar 4.18 Tampilan konsentrasi gas NO2 pada layanan web Thingspeak.com
Dari Gambar 4.18 menunjujakn bahwa data berupa grafik yang ditampilkan oleh
layanan web Thingspeak.com sesuai dengan data pada serial monitor untuk konsentrasi
gas nitrogen dioksida.
Gambar 4.19 Tampilan konsentrasi gas O3 pada layanan web Thingspeak.com
Dari Gambar 4.19 menunjujakn bahwa data berupa grafik yang ditampilkan oleh
layanan web Thingspeak.com sesuai dengan data pada serial monitor untuk konsentrasi
gas Ozone.
54
Gambar 4.20 Tampilan konsentrasi gas SO2 pada layanan web Thingspeak.com
Dari Gambar 4.20 menunjujakn bahwa data berupa grafik yang ditampilkan oleh
layanan web Thingspeak.com sesuai dengan data pada serial monitor untuk konsentrasi
gas sulfur dioksida.
Gambar 4.21 Tampilan partikel debu(PM10) pada layanan web Thingspeak.com
Dari Gambar 4.21 menunjujakn bahwa data berupa grafik yang ditampilkan oleh
layanan web Thingspeak.com sesuai dengan data pada serial monitor untuk konsentrasi
partikulat debu(PM10).
55
Gambar 4.22 Tampilan pada layanan web Thingspeak.com saat node sink tidak menerima
data dari node sensor.
Dari Gambar 4.22 dapat dilihat nilai dari gas karbon monoksida sebesar 0 ppm, gas
nitrogen dioksida sebesar 0 ppm, gas ozone sebesar 0ppm, gas sulfur dioksida sebesar 0
ppm, dan partikel debu sebesar 0 mg/m3. Keluaran nilai dari seleuruh sensor sebesar 0
disebabkan data dari node sensor tidak diterima oleh node sink.
56
57
57
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengujian dan analisis dari penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Perancangan system montitoring kualitas udara berbasis komunikasi nirkabel terdiri
dari dua node. Data dari pembacaan sensor dari node sensor ditransmisikan ke node
sink menggunakan modul nRF24l01+ kemudian dari node sink akan dikirimkan ke
layanan web Thingspeak.com untuk diolah dan ditampilkan pada grafik secara real
time.
2. Pembacaan sensor pada udara yang berpolutan adalah MQ-07 terhadap gas karbon
monoksida sebesar 114.5 ppm, sensor MQ-135 terhadap gas nitrogen dioksida
sebesar 0.0065 ppm, sensor MQ-131 terhadap gas ozon sebesar 0.0025 ppm, sensor
MQ-136 terhadap gas sulfur dioksida sebesar 0.0156 ppm, dan sensor Sharp
GP2Y101AUF terhadap Partikel debu sebesar 0.077 mg/m3, namun kalibrasi sensor
dari nilai ADC ke nilai sebenarnya masih belum akurat dikarenakan metode
pengkalibrasian tidak sesuai dengan standrat yang ditetapkan.
3. Komunikasi node sensor ke node sink berjarak paling baik adalah sekitar 150
meter karena pada jarak tersebut data yang diterima oleh node sink dari node sensor
tidak ada error, sedangkan pada jarak 200 meter dan 250 meter data yang diterima
oleh node sink masih ada error meskipun data masih bisa diterima oleh node sink.
Pada jarak 300 meter data yang dikirim node sensor tidak bisa diterima oleh node
sink.
5.2 Saran
Saran yang diberikan untuk perbaikan skripsi ini antara lain
1. Untuk mendapatkan nilai pembacaan sensor yang akurat sebaiknya
menggunakan metode kalibrasi dengan menggunakan konsentrasi gas yang
sebenarnya.
2. Menambahkan jumlah node sensor agar menambah ruang lingkup udara yang
akan dimonitoring.
58
3. Menggunakan catu daya eksternal untuk mencatu nRF24l01+ agar dapat
menstansmisikan data lebih jauh.
4. Menggunakan web dengan kecepatan update data yang lebih cepat.
59
DAFTAR PUSTAKA
Ardyanto, D., Christyono, Y., Zahra, A, A. 2013. Perancangan Perangkat Tranfer Data
File Komputer Terenkripsi Secara Hardware Menggunakan Media Wreless Dan
Mikrokontroler Avr Atmega162. Semarang : Universitas Diponogoro.
Adriansyah, A., Hidyatam,O. 2013. Rancang Bangun Prototipe Elevator Menggunakan
Mikrokontroler Arduino AtMega 328p.Jurnal Teknik Elektro Universitas Mercubuana.
ISSN :2086-9479
Akbar, I, M. 2016. Sistem Pemantauan Dan Jual Beli Listrik Pada Micro Smart Grid
Berbasis Layanan Web. Skripsi. Tidak Diplubikasikan. Malang: Universitas Brawijaya.
Azhary, K. 2013. Perancangan Sistem Monitoring Kualitas Udara Dalam Ruangan
Dengan Komunikasi Tcp/Ip Berbasis Mikrokontroler Atmega16. Bandung: Program
Studi Teknik Informatika STMIK LPKIA
ArduinoTutorial.Online.http://www.arduino.org/learning/tutorials/boards-tutorials/sharp-
dust-sensor-gp2y1010au diakses tanggal 25 Mei 2017.
Budiyanto, A., Muhyidin, M., Sukarman. 2009 . Monitoring Dan Kontrol Suhu
Menggunakan Modul Jaringan Nm7010a-Lf. Seminar Nasional V Sdm Teknologi Nuklir
Yogyakarta. Issn 1978-0176.
Dzukifli, M.,Rivai, M., Siswanto. 2016. Rancang Bangun Sistem Irigasi Tanaman
Otomatis Menggunakan Wireless Sensor Network. JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No.
2, (2016) ISSN: 2337-3539
Everth, D., Jnny. 2014. Rancang Bangun Alat Pengukur Gas Berbahaya Co Dan Co2 Di
Lingkungan Industri. E-Journal Teknik Elektro dan Komputer. ISSN : 2301-8402.
Indahwati, E., Nurhayati. 2015. Rancang Bangun Alat Pengukur Konsentrasi Gas Karbon
Monoksida(CO) Menggunakan Sensor Gas MQ-135 Berbasis Mikrokontroller Dengan
Komunikasi Serial USART. Surabaya: Universitas Negri Surabaya.
Kusminingrum, N., Gunawan. 2008. Polusi Udara Akibat Aktivitas Kendaraanbermotor Di
Jalan Perkotaan Pulau Jawa Dan Bali. Bandung : Pusat Litbang Jalan dan Jembatan
Leone, A., Rescio, G.,Siciliano, P. 2015. An Open Nfc-Based Platform For Vital Signs
Monitoring. Lece: XVIII AISEM Annual Conference.
Permadi,A,D., Hardhienata, I, S., Chairunnas, A. 2016. Model Sistem Penyiraman Dan
Penerangan Taman Menggunakan Soil Moisture Sensor Dan RTC( Real Time Clock)
Berbasis Arduino Uno. Bogor: Program Studi Ilmu Komputer - FMIPA Universitas
Pakuan
Phogat, M., Anand, A. 2014. An Introduction to Wireless Communication. International
Journal of engineering Trends and Technology (IJETT) Vol.12, NO.1,ISSN:2231-53
60
Saputra, D, H., Nabilah, N., Islam, H, I. 2016. Pembuatan Model Pendeteksi Api Berbasis
Arduino Uno Dengan Keluaran SMS GATEWAY. Seminar Nasional Fisika 2016 Prodi
Pendidikan Fisika dan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Jakarta
Santi, P, A,.Nurjani, E. 2012. Analisis Kualitas Udara Stasiun Global AtmosphereWatch
(Gaw) Bukit Kototabang Kabupaten Agam Sumatera Barat. Yogyakarta: Fakultas
Geografi Universitas Gadjah Mada.
Sugiarti. 2016. Gas Pencemar Udara Dan Pengaruhnya Bagi Kesehatan Manusia.
Jurnal Chemica Vol. 10 Nomor 1 Juni 2009, 50-58.
Sunardi, J., Sutanto., Prihantono, S, E. 2009. Rancang Bangun Antarmuka Mikrokontroler
Atmega32 Dengan Multimedia Card. Seminar Nasional V Sdm Teknologi Nuklir Issn 1978-
0176.
Treska, F. 2013. Rancang Bangun Warning Sistem dan Monitoring Gas Sulfur Dioksida
(SO2) Gunung Tangkuban Perahu VIA SMS Gateway Berbasis Mikrokontroler
Menggunakan Sensor MQ-136. Telekontran, Vol.1, NO.2.
Yuliansyah, H. 2016. Uji Kinerja Pengiriman Data Secara Wireless Menggunakan Modul
Esp8266 Berbasis Rest Architecture ELECTRICIAN – Jurnal Rekayasa dan Teknologi
Elektro Volume 10, No. 2.