laporan pkl lukman

Upload: bang-jhon-gunawan-sumpena

Post on 15-Oct-2015

497 views

Category:

Documents


23 download

TRANSCRIPT

IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakngHoltikultura merupakan salah satu komoditas pertanian yang mempunyai potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia. Permintaan komoditas pertanian selalu mengalami peningkatan srtiap tahunnya. Peningkatan tersebut dikarenakan pertambhan jumlah penduduk dan meningkatnya kesadran akan kebutuhan gizi (Irwan, 2008).Menurut Prihmantoro dan Indriani (1995) salah satu komoditas hortikultura yang menjadi kebutuhan penduduk adalah sayuran. Sayuran menjadi penting dalam kebutuhan penduduk karena menjadi salah satu penyedia gizi berupa serat, vitamin, protein dan lain-lainya yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Seiring dengan meningkatnya gizi masyarakat, kebutuhan sayuran terus meningkat dan jenis sayuran pun semakin bervariasi.Cahyono, 2003 mengatakan bahwa salah satu tanaman holtikultura yang baru dikenal di Indonesia adalah Paprika (Capsucum annum var grossum). Buahnya besar dan gendut seperti buah kesemek, rasanya tidak pedas tapi sedikit manis. Penggunaan paprika umumnya digunakan sebagai bumbu penyedap atau bahan utama dalam suatu makanan.Paprika memiliki raa kurang pedas dibandingkan cabai karena pada parika tidak mengandung zat capsaisin (C2H12O2) seperti cabai. Oleh karena rasanya yang manis, cabai paprika lebih disukai orang asing (Prihmantoro dan Indriani, 1995).Paprika (Capsicum annum var. grossum) mengandung zat gizi yang cukup lengkap antara lain kalori, protein, karbohidrat, mineral kalsium, fosfor, dan besi), vitamin, abu, dan serat kasar. Selain itu terdapat juga zat-zat lain yang berkhasiat untuk obat, misalnya oloreosin, capsaicin, bioflavonoid, minyak atsiri, flavonoid, antioksidan, karateoid (capsantin, capsorubin, carotene, dan lautein), dan mineral silicon (Cahyono, 2003). Kandungan gizi (komposisi kimia) buah cabai lengkap paprika secara lengkap ditunjukan dalam Table 1.Table 1. kandungan gizi buah paprika segar dalam setiap 100 g bahan yang dapat dimakan

No Jenis Zat Kadar

1 Kalori -2 Protein 0,09 g3 Lemak 0,30 g4 Karbohidrat 4,40 mg5 Kalsium 7 ,00 mg6 Fosfor 22,00 mg7 Zat Besi 0,40 mg8 Vitamin A 22,00 IU9 Vitamin B-1 540,00 mg10 Vitamin B-2 0,02 mg11 Vitamin C 160,00 mg12 Niasin 0,40 mg13 Air -

Sumber : Table of Representative value of food Commonly Used in Tropical Contries (1982) dalam Imam Harjono, 1994. Dikutip oleh Cahyono 2003.Paprika merupakan salah satu sayuran yang memiliki prospek yang cerah. Peluang pasar luar dan dalam negeri masih terbuka lebar karena pasokan lebih kecil dibandingkan permintaan. Prodksi dalam negeri masih terbatas karena paprika merupakan tanaman yang memrlukan kondisi agroklimat yang terbatatas pada daerah dataran tinggi.Penanaman paprika terus dikembangkan karena adanya permintaan pasar yang terus meningkat walaupun permintaannya lebih kecil dari jenis cabai yang lain, permintaan paprika juga tidak dapat dibilang sedikit. Hal ini dirasakan oleh petani paprika di daerah-daerah penanaman tersebut. Mereka merasa belum dapat memnuhi seluruh permintaan pasar. Pasokan ke hotel berbintang, rat-rat dibutuhkan sekitar 15 kg per hari. Junlah pasokan ke pasar swalayan sekitar 5 kg per hari (UMKMBI, 2012).Secara umum paprika di Indonesia dibudidayakan pada wilayah dengan ketingian > 1000,mdpl. Budidaya paprika secara konvensional di Indonesia banyak kendala yang dijumpai antara lain tingginya curah hujan sehingga mengurangi keefektifan penggunaan pupuk kimia di lapangan karena pencucian hara tanah, sehingga menyebabkan pemborosan dan mengakibatkan tingkat kesuburan tanah yang rendah dengan produksi yang rendah. Suhu dan kelembaban tinggi sepanjang tahun cenderung menguntungkan perkembangan gulma, hama, dan penyakit. Di dataran tinggi, maslah erosi tanah dan persistensi organism pengganggu tanaman (OPT) merupakan factor pembatas produktifvitas tanaman petani (Rosliani dan Sumarni, 2005).Selain hal-hal tersebut, meningkatnya jumlah penduduk menyebabkan ketersediaan lahan pertanian semakin sempit karena digunakan untuk perumahan dan perluasan perkotaan. Hal ini mempersulit pencaaian peningkatan produksi syuran karena keterbatasan lahan pertanian.Upaya untuk meningkatkan produksi paprika adalah melalui itensifikasi dan teknologi penanaman, salah satunya adalah teknik budidaya seacara hidroponik. Teknologi ini merupakan salah satu alternative guna meningkatkan produksi pada kondisi lahan yang semakin sempit sebagai akibat dari konversi lahan pertanian untuk kawasan industry dan pemukiman.Menuru Del Rosario dan Santos (1990) dikitif oleh Rosliani dan Sumarni (2005) keuntungan yang dapat diperoleh dari teknik budidaya hidroponik antara lain adalah :1. Penggunaan lahan lebih efisien2. Tanaman berproduksi tanpa menggunakan tanah3. Tidak ada resiko penananman terus-menerus sepanjang tahun,4. Kuantitas dan kualitas produksi lebih tinggi dan lebih bersih,5. Penggunaan pupuk dan air lebih efisien, dan6. Pengendalian hama dan penyakit lebih mudah.Kelemahan dari teknik budidaya hidroponik antara lain :1. Investasi awal mahal2. Memerlukan keterampilan khusus untuk menimbang dan meramu bahan kimia, serta3. Ketersediaan dan pemeliharaan perangkat hidroponik agak sulit.

1.2 TujuanAdapun tujuan dari budidaya paprika hidroponik ini adalah :1. Memperluas pengusahaan agribisnis khususnya di bidang hortikultura.2. Tercukupinya kebutuhan paprika untuk konsumsi setiap saat dengan harga yang relatif stabil.3. Dihasilkannya produksi paprika bermutu dan aman dikonsumsi.4. Meningkatkan perberdayaan kelembagaan petani untuk memperoleh keterampilan dan penguasaan teknologi5. Mendorong terwujudnya sistem produksi untuk pengembangan agribisnis paprika guna pembangunan ekonomi pedesaan6. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani melalui pembinaan sistem usaha agribisnis yang berdaya saing dengan adopsi teknologi yang tepat, efisien, ekonomis serta ramah lingkungan.7. Meningkatkan peran hortikultura khususnya paprika dalam mendorong kesempatan berusaha dan kesempatan kerja di wilayah pedesaan.1.3 KegunaanKegunaannya antara lain :1. Sebagai salah satu usaha agribisnis dan agroindustri.2. Sebagai media pengembangan pertanian pedesaan.3. Sebagai salah satu usaha unggulan yang menghasilkan produksi yang berkualitas.

IIGAMBARAN UMUM LOKASI PKL

2.1 Sejarah Organisasi / Kelompok Tani Tottal cantigi Farm (TCF) merupakan bagian dari kelompok tani Cantigi, dan berada dalam lingkup Gapoktan Bina Taruna Tani Mandiri, dimana usaha tani yang dijalankan oleh Kelompok Tani Cantigi merupakan usdaha tani sayuran eklusif. Kelompok Tani Cantigi terbentuk sejak tahun 1998, dengan ketua Kelompok Ir. Iyep Risa Winaya. Kelompok Tani Cantigi selama kurun waktu 1998 sampai saat ini banyak bergelut pada Budidaya tanaman lahan luar diantaranya Tomat, Cabe, Kentang, Kubis, Selada, dan Wortel. Sementara usaha budidaya tanaman sayuran pada lahan dalam menggunakan (screen house) sudah dimulai sejak tahun 1997, dimana komuditi yang diandalkan selama ini adalah Paprika Kegiatan lain yang dilakukan Kelompok Tani Cantigi adalah tempat penelitian beberapa Intansi Pemerintah terkait Dinas Pertanian Kabupaten Garut, BPTP, BSBI, dan BBI. Selain itu, setiap tahun Kelompok Tani Cantigi menjadi lokasi Praktek Kerja Lapangan, Studi Banding, dan Magang beberapa Intansi Pendidikan antara lain: SPMA Tanjung Sari, SPMA Garut, Mahasiswa APT, UNPAD, UNWIM, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, dan UNIGA.Selama menjalankan usaha budidaya tanaman sayuran lahn luar dan lahan dalam, TCF menjalin mitra kerja sama dengan beberapa supplier diantaranya adalah PT. Saung Mirwan (Bogor), PT. Alamanda, Amazing, dan lain-lain. Dengan semakin meningkatnya permintaan pasokan sayuran dari mitra-mitra tersebut TCF berusaha meningkatkan skala guna memenuhui permintaan. Saat ini TCF memiliki tanam pada lahan luar kurang lebih 2,5 Hektar dengan status hak milik pribadi dan sewa. Selebihnya merupakan usaha kemit;raan dengan petani-petani binaan. Sementara untuk lahan dalam TCF memeiliki 10 buah screen house dengan luas 10.000 m. adapun usaha yang menjadi fokus dari program TCF adalah Budidaya Tanaman Paprika paqda lahan dalam (menggunakan screen house), karena berdasarkan pengalaman dari tahun 1997 sampai saat ini usaha budidaya pada lahan dalam relative sangat stabil dan menguntungkan. Didslsm Team TCF terdiri dari SDM-SDM yang berkualitas dan berpengalaman baik dalam budidaya tanaman sayuran, pengendalian hama dan penyakit, analisis usaha, hingga manajemen investasi yang dapat diandalkan dengan tujuan profi table dan sustai table.

2.2 Kegiatan Organisasi / Kelompok TaniKegiatan yang dilakukan oleh Kelompok Tani paprika Tottal Cantigi Farm Garut, terdiri dari kegiatan kebun untuk budidaya paprika di dalam rumah kasa screen house yang yang semuanya berada di Desa Cikandang, kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut Provinisi Jawa Barat serta kegiatan pemasaran untuk hasil panen komoditas paprika, kegiatan administrasi yang meliputi keuangan, akuntansi dan kegiatan pengelolaan logistik yang terkoordinasi dan tertata rapi.

2.3 Struktur Organisasi / Kelompok TaniStruktur organisasi Kelompok Tani paprika hidroponik Tottal Cantigi Farm ini terdiri atas pemegang sumber dana yaitu para investor yang menanamkan modal dan para pemilik screen house kemudian beberapa penanggung jawab (mandor) untuk satu bagian blok yang terdiri atas 1 sampai 5 screen house dan beberapa orang karyawan, setiap kepala blok dihubungkan dengan garis koordinasi dengan kepala line/mandor besar. Kepala line langsung bertanggungjawab kepada pimpinan Kelompok Tani (Ir, Iyep Risa Winaya) Kepengurusan selanjutnya yaitu beberapa orang yang memegang kegiatan dan bertanggung jawab sebagai pengelola, baik itu pengelola pada bagian kebun, pengelola pada bagian pemasaran, pengelola pada bagian keuangan, pengelola pada bagian akuntansi, serta pengelola pada bagian logistik.Struktur organisasi Kelompok Tani Cantigi dapat dilihat pada gambar 1, dan tugas, wewenang dan manajemen usaha kelompok dapat dilihat pada gambar 1.

Teknik dan Manajemen Budidaya Tanaman

Administrasi dan KeuanganPerencanaan Strategis dan Pelaporan

Kemitraan dan HumasPengembangan dan Analisa UsahaPascapanen dan Pemasaran

Gambar 1. Struktur organisasi kelompok tani Cantigi.

Manajemen usaha

InvestorPengembangan dan Analisa Usaha

Administrasi dan Keuangan

Kemitraan dan HumasPasca panen dan PemasaranPerencanaan Strategis dan Pelaporan

Teknik dan Manajemen Lapangan

Gambar 2. Tugas, wewenang, dan Manajemen Usahaa) Teknik dan manajemen lapangan mempunyai tugas membuat perencanaan usaha, mengkontrol budidaya, serta menentukan keputusan.b) Perencanaan strategis dan pelaporan mempunyai tugas membuat perencanaan program dalam satu periode tanam ( awal tanam-pasca panen-pasar ) dan membuat pelaporan rutin kondisi usaha .c) Pasca panen dan pemasaran mempunyai tugas mencari peluang pasar dan business deal, packaging dan transportasi .d) Kemitraan dan humas bertugas menjalin mitra usaha dan menterjemahkan program kepada mitra dan menjalin kerjasama dan hubungan baik dengan mitra serta masyarakat sekitar .e) Pengembangan dan analisa usaha bertugas memonitring dan mengevaluasi usaha serta mencapai peluang usaha strategis serta akses permodalan .f) Administrasi dan keuangan melakukan sistem administrasi dan manajemen keuangan . 4. Bidang UsahaBidang usaha yang dijalankan Kelompok Tani Cantigi adalah bidang usaha budidaya sayuran. Komuditi yang diandalkan Kelompok Tani Cantigi adalah Paprika dan Tomat. Usaha budidaya tanaman lainnya yaitu: Cabai, Kentang, Kubis, Saladah, Wortel dan lain-lain.6. Jumalah Tenaga Kerja Jumalah tenaga kerja inti di Tottal Cantigi Farm (TCF) sebanyak 13 orang pegawai dan beberapa tenaga harian.a. Teknik dan Manajemen lapang : 1 orangb. Perencanaan Strategi dan Pelaporan: 1 orangc. Pasca Panen dan Permasaran : 1 orangd. Kemitraan dan Humas : 1 orange. Pengembangan dan Analisis: 1 orangf. Administrasi Keuangan: 1 orangg. Tenaga pemelihara: 7 orang

2.4 Visi, Misi, dan tujuan Organisasi / Kelompok TaniKelompok Tani paprika hidroponik Tottal Cantigi Farm sebagai Kelompok Tani yang hadir ditengah tengah masyarakat pedesaan dan menjadi bagian dari kemajuan wilayah sekitarnya mempunyai Visi : Pemanfaatan teknologi, sumber daya alam & sumber daya manusia dalam budidaya Tomat, Kubis Seladah, Wortel dan cabai paprika secara hidroponik .Hadirnya Kelompok Tani ini satu dasawarsa yang lalu telah mampu meningkatkan taraf hidup karyawannya dan secara umum mampu mendukung kemajuan Desa Cikandang itu sendiri . hal ini sesuai dengan misi Kelompok Tani yaitu : Meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha budidaya Tomat, Kubis Seladah, Wortel dan hidroponik paprika, baik pemilik, pemodal, pengelola dan pekerja.Kelompok Tani Tottal Cantigi Farm Dibawah manajemen Ir, Iyep Risa Winaya ini mempunyai tujuan antaralain ; meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan budidaya Tomat, Kubis Seladah, Wortel Paprika hidroponik, menghasilkan buah paprika yang bermutu dan berdaya saing dan mendukung program pemerintah dalam pengembangan kawasan sayuran.

IIIPELAKSANAAN PKL 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan3.1.1 Waktu Pelaksanaan Praktek kerja LapanganPelaksanaan praktik kerja lapangan akan dilaksanankan selama 40 hari pada bulan Maret sampai April 2014. Bertempat di Tottal Cantigi Farm Desa Cikandang Kecamatan Cikajang Kabupaten Garut Provinsi jawa Barat.3.1.2 Tempat Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan Lokasi Total Cantigi Farm yang terletak di Desa Cikandang Kecamatan Cikajang Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat. Kecamatan Cikajang terletak sebelah selatan ibu kota Kabupaten Garut, terletak diantara kaki Gunung Cikuray dan Papandayan. Jarak dari Ibu Kota Kabupaten Garut adalah 25 Km, dan 85 Km jarak dari Ibu Kota Provinsi Jawa Barat yaitu Bandung, dan dari Ibu Kota Jakarta berjarak 220 Km. Menurut Suryana dalam Sobari (2010), Kecamatan Cikajang memiliki keunggulan dan kondidi iklim yang menunjang untuk perkembangan Peratanian dan Peternakan, karena wilayah ini merupakan dataran tinggi diantara Gunung Papandayan dan Gunung Cikuray. Ketinggian tempat wilayah Kecamatan Cikajang berkiasar antara 900-1.300 m DPL dan memiliki Suhu dengan kisaran 15C-27C untuk suhu siang dan 5C-18C untuk sushu malam. Topografi kemiringan lereng 15%-60% memiliki topografi datar.Kondidi tanah di Kecamatan Cikajang relatif subur karena merupakan bentukan dari pasir dan material vulkanik muntahan Gunung berapi. Jenis tanah sebagian besar tanah Andosol. Kecamatan Cikajang memiliki keuntungan lain yaitu merupakan daerah akumulasi bentukan hujan, karena terletak pada dua lembanh kaki gunung, sehingga intensitas hujan relative tinggi. Berdasarkan klasifikasi Schmidt & Ferguson Kecamatan Cikajang termasuk kedalam wilayah tipe B yaitu tipe basah. Rata-rata penyinaran 8-9 jam per hari, kondisi ini sangat baik untuk pertumbuhan tanaman karena memperoleh suplay air dan sinar matahari yang cukup.

3.2 Materi Praktik Kerja LapanganMateri atau Objek yang akan dikaji selama pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan yang bertempat di Tottal Cantigi Farm Desa Cikandang Kecamatan Cikajang Kabupaten Garut Provinsi jawa Barat adalah teknik budidaya paprika secara hidroponik dengan rincian sebagai berikut :1. Data kondisi umum dan structural kelembagaan Tottal Cantigi Farm Desa Cikandang Kecamatan Cikajang Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat2. Data yang berhubungan dengan teknik budidaya paprika secara hidroponik Desa Cikandang Kecamatan Cikajang Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat yang di peroleh di lapangan maupun arsip, buku atau pustaka.3. Kegiatan praktik teknik budidaya tanaman paprika secara hidrponik dilapang

3.3 Metode Pelaksanaan Praktik Kerja LapangMetode paraktik yang dilakukan dalam praktik kerja lapangan ini antara lain :1. PraktikBerperan aktif dalam pelaksanaan kegiatan budidaya tanaman paprika secara hidroponik di Tottal Cantigi Farm Desa Cikandang Kecamatan Cikajang Kabupaten Garut Provinsi jawa Barat2. Survei lapangan Melakukan pengamatan secara visual terhadap kegiatan yang ada dan hasil-hasil yang telah dicapai di Tottal Cantigi Farm Desa Cikandang Kecamatan Cikajang Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat.3. WawancaraWawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada staf, karyawan atau petugas yang terkait.

3.4 Macam dan Sumber Data Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, yaitu pengumpulan data secara primer dan data sekunder. 1. Data primer data primer yaitu data yang diperoleh langsung, baik yang melalui partisipasi aktif, survai sederhana dan wawancara dengan petugas lapangan di Tottal Cantigi Farm Desa Cikandang Kecamatan Cikajang Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat.2. Data Skunder yaitu data yang diperoleh dengan mempelajari cacatan, dokumen atau literature yang berkaitan dengan kegiatan baik di lapangan maupun di Tottal Cantigi Farm Desa Cikandang Kecamatan Cikajang Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat.

3.5 Hama dan Penyakit Pada Tanaman Paprika 3.5.1 Hama Pada Tanaman Paprika1. Trips (Thrips parvispinus)Trips adalah hama utama pada tanaman paprika. Serangan terjadi sepanjang tahun dan serangan terberat pada musim kemarau.kerusakan tanaman akibat serangan nya dapat mencapai 55% (Prabaningrum 2005). Trips muda (nimpa) berwarna kuning, sedangkan yang dewasa (imago) berwarna coklat kehitaman, panjang tubuhnya sekitar 1 mm.Nimfa dan imago menggaruk epidermis dan menghisap cairan daun. Serangga aktif makan pada senja dan malam hari. Daur hidupnya di dataran tinggi (di atas 900 mdpl.) sekitar 20 hari. Sedangkan dataran rendah 9 hari.Gejala serangan pada daun bagian bawah daun berwarna keperakan, kriput, mengeriting, dan melengkung ke atas. Pada buah timbul bercak-bercak kecoklatan pada pangkal buah, sehingga kualitas buah sangat menurun.Penyemprotan dengan isektisidauntuk pengendalian trips pada tanaman paprika merupakan upaya terakhir. Insektisida yang di anjurkan adalah yang berbahan aktif Spinosad (Tracer 120 EC) dan Abametin (Agrimec 18 EC). Penggunaan insektisida hanya dilakukan jika populasi hama tersebut telah mencapai ambang pengendalian.2. Ulat Grayak (Spodoptera litura)Ulat memiliki warna yang bervariasi, tergantung pada jenis makanannya,pada ruas keempat tubuhnya terdapat bercak hitam menyerupai kalung, pada punggung sisi samping terdapat garis kuning, ngegat berukuran panjang 22 mm.mempunyai sayap depan yang berwarna coklat keperakan, seekor ngengat dapat bertelur sebanyak 2000-3000 butir. Telur berwarna putih, diletakan berkelompok dan di tutupi bulu-bulu halus satu kelompok telur berisi 350 butir.Ulat aktif makan pada malam hari, daun yang terserang berlubang-lubang, Serangan berat mengakibatkan tanaman menjadi gundul. Tanaman inang : paprika, cabai, tomat, mentimun, semangka, kacang panjang, terung,dll.Jika serangan ulat grayak sudah mencapai ambang pengendalian, yaitu kerusakan sudah 5% baru digunakan insektisida yang dianjurkan yaitu Amamektin (Proclaim 5 EG) atau Spinosad (Tracer 120 EC)3. Tungau Ada dua jenis tungau yang menyerang, yaitu tungau tehh kuning (poliphagotarsonemus latus) dan tungau merah (Tetranychus sp.) tungau tehh kuning betina berukuran 0,25 mm,sedangkan tungau merah betina 0,45 mm.mimpa dan imago menusuk dan menghisap cairan daun, tungau aktif sepanjang hari.Gejala serangan : bagian bawah daun berwarna tembaga, tapi daun mengeriting, kaku, dan melengkung kebawah. Tanaman inang : Cabai, tomat, tehh karet,dll.Jika intensitas serangan tungau sudah mencapai ambang pengendalian, yaitu kerusakan tanaman sebesar 15% maka tanaman paprika harus disemprot dengan akarisida, yang efektif seperti propargit (Omite 570 EC) dan Dikopol (Kelthane 200 EC).4. Kutu Daun Persik (Myzus persicae)Kut daun persik disebut pula kutu daun tembakau kutu daun muda maupun yang dewasa menyerang daun-daun muda, dengan cara menusuk dan menghisap cairan daun. Ukuran tubuh sekitar 1-2 mm, serangga aktif sepanjang hari, daur hidup kutu daun sekitar 10-20 hari.Gejala serangan daun keriput, terpelintir dan berwarna kekuningan,pertumbuhan tanaman terhambat atau kerdil, daun menjadi layu dan akhirnya mati, Di samping itu, kutu daun merupakan vector penyakit virus PLRV dan PVY. Tanman inang : paprika, cabai, kentang, tembakau, semangka, tomat,dll. Jika intensitas serangan kutu persik sudah mencapai ambang pengendalian, maka pertanaman disemprot dengan insektisida Fipronil (Regent 50 EC) atau Alfametrin (Fastac 15 EC) atau Hehsakonazol (Anvil 50 SC)

5. Lalat Penggorok Daun (Liriomyza sp.)Serangga dewasa berupa lalat berukuran sekitar 2 mm, larva (belatung) menggorok jaringan daun, lalat menghisap cairan daun,daur hidupnya sekitar 17-28 hari.Gejala serangan : timbul bercak-bercak putih dan alur kotoran pada daun, Tanaman inang : Cabai, tomat, kacang panjang, tembakau, dll.3.5.2 Penyakit Pada Tanaman Paprika1. Penyakit tepungPenyakit tepung di sebabkan oleh jamur Oidiopsis capsici,gejala serangan ditandai dengan adanya lapisan tepungberwarna putih terutama pada bawah daun, daun yang terserang menjadi pucat dan cepat rontok. Meselium jamur berkembang di dalam jaringan daun, bersekat, bercabang-cabang, dengan garis tengah.Jika serangan penyakit tepung telah mencapai rata-rata 5% dari luas daun, maka pertanaman paprika disemprot dengan fungisida Fenarimol (Rubigan 120 EC) atau Heksakonazol (Anvil 50 SC).2. Penyakit Layu PusariumPenyakit Layu Pusarium disebabkan oleh cendawan Fusarium sp. Gejala serangan ditandai dengan layunya tanaman yang dimulai dari bagian bawah. Anak tulang daun menguning dan apabila infeksiterus berkembang dalam dua sampai tiga hari setelah infeksi tanaman akan menjadi layu. Warna jaringan akar dan batang menjadi coklat. Tempat luka tertutup hifayang berwarna putih seperti kapas, penyebaran penyakit ini melalui angin dan air. Penyakit ini jarang terjadi pada lahan yang pengairannya baik. Inang lain penyakit tersebut adalah kacang panjang, kentang, kubis,cabai, tomat, dll.Jika di jumpai tanaman paprika yang diserang penyakit layu pusarium segera di lakukan eradikasi selektif, Dengan mencabut tanaman yang sakit dan memusnahkan nya. Fungisida yang efektifdan di anjurkan adalah Benomil (Benlate) atau Klorolalonil (Daconil 75 WP). Larutan fungisida dengan konsentrasi yang dianjurkandisiramkan keperakaran paprika dengan dosis 100 ml/ polybag.3. Penyakit Layu BakteriPenyakit layu bakteri disebabkan oleh bakteri Ralstonia solanacearum, Infeksi terjadi melalui lenti sel, dan laju infesi akan lebih cepat bila ada luka mekanis, Gejala awal serangan penyakit ini ditandai dengan pucuk tanaman menjadi layu, kemudian gejala layu akan menyebar ke bagian bawahtanamanGejala serangan penyakit layu bakteri pada buah di mulai dengan perubahan warna kuning, selanjutnya buah menjadi busuk. Selain paprika ianang lain penyakit layu bakteri adalah cabai, kebtang, tomat, kacang panjang, dan mentimun.Pengendalian layu bakteri pada tanaman paprika dapat dilakukan sebagai berikut :a) Perlakuan air siramanUntuk mencegah serangan layu bakteri,kedalam ai siraman di tambahkan kaporit sebanyak 1ppm ( 1g kaporit/ 1.000 liter air).b) Penggunaan musuh alamiMusuh alami yang yang potensial untuk mengendalikan penyakit layu bakteri adalah akteri antagonispseudomonas fluorescens. Larutan bakteri P. fluorescens dengan konsentrasi 2 ml/ L sebanyak 50 ml/Poiybag disiramkan ke media tanam mulai satu minggu setelah tanam di ulangi tiap minggu.c) Eradikasi slektifJika di temui tanaman paprika yang terserang penyakit layu bakteri di lakukan eradikasi slektif, yaitu dengan cara di cabut dan memusnahkan tanaman sakit tersebut.d) Penggunaan bakterisidaBakterisida yang paling efektif untuk mengendalikan penyakit layu bakteri adalah Bactocine L. dengan konsentrasi formulasi 1 ml/L. bakterisida tersebut secara bergantian disemprotkan pada tanaman atau disiramkan kedalam media tanam, 50 ml/ polybag dengan frekuensi tiap seminggu sekali.4. Penyakit bercak daun SerkosporaPenyakit bercak daun serkospora atau sering pula disebut penyakit mata katak atau tolol disebabkan oleh cendawan Cercospora sp. Gejala serangan nya adalah terdapat bercak-bercak kecil berbentuk bulat pada daun. Bercak-bercak ini akan meluas sampai garis tengahnya mencapai 0,5 cm. pusat bercak berwarna pucat sampai putih, tepinya berwarna kecoklatan. Pada srangan berat, daun-daun akan gugur selain menyerang daun, bercak juga sering ditemukan pada batang dan tangkai buah. Serangan pada tanglai buah dapat meluas kebagian buah dan akan mengakibatkan buah gugur. Pada musim kemarau, pada lahan yang drainasenya kurang baik, penyakit ini dapat berkembang dengan cepat. Penyakit ini dapat pula menyerang bibit paprika di persemain. Tanaman inangnya cukup banyak antara lain adlah cabai, tomat, kacang panjang, mentimun, dll.Jika serangan penyakit bercak serkospora telah mencapai 5% luas daun, maka tanaman paprika disemprot dengan fungisida. Fungisida di anjurkan untuk cendawan golongan Oomycetesadalah fungisida kontak Klorotalonil (Daconil 70 WP) dengan interval 4-7 hari dan fungisida sistemik Metalaxyl (Ridomil Goid MZ) atau Difenakonazol (score 250 EC) dengan interval 7-10 hari. Penggunaan pungisida kontak dan sistemik dilakukan secara bergiliran untuk menghindari timbulnya resistensi cendawan tersebut tehadap fungisida tersebut terhadap fungisida pola pergiliran adalah 3-4 kali aplikasi fungisida kontak dan satu kali aplikasi fungisida sistemik, kemdian diulang kembali dengan pola yang sama. 5. Penyakit Mosaik (Virus kompleks)Penyakin mosaic disebabkan oleh satu jenis virus atau gabungan beberapa jenis virus, seperti virus CMV (Cucumber Mosaic Virus), virus CVMV (Chilli Veinal Mottle Virus ), PVY (Potato Virus Y), dan TMV (Tobacco Mosaik Virus).Gejala serangan penyakit mosaic ditandai dengan pertumbuhan tanaman terhambat (kerdil), ukuran daun rrelatif lebih kecil, pada sepanjang ulam daun terapat jaringan yang menguning atau hijau gelap, tulang daun menonjol dan berkelok-kelok dengan pinggiran daun yang bergelombang. Virus masuk kedalam jaringan tanaman melalui luka yang disebabkan oleh gigitan serangga atau melaluui persinggungan dengan tanaman yang terserang, kecuali virus TMV (ditulakan melalui biji, bukan oleh serangga Vekor) selanjutnya virus memperbanyak diri pada jaringan tanaman dan menyebar ke seluruh jaringan tanaman secara sistemik. Selain paprika, tanaman inang penyakit mosaic cabai, tomat, kentang, mentimun, dan tembakau. Pengendalian penyakit mosaic pada tanaman paprika dapat dilakukan sebagai berikut :a) Inpeksi virus mosaic oleh vektornya (kutu daun) dari luar rumah kasa dapat dicegah dengan membuat persemaian benih paprika didalam rumah beratap pelastik yang dindingnya terbuat dari kasa.b) Menjaga kebersihan tangan pekerja dan peralatan yang digunakan untuk pemeliharaan tanaman, dapat mencegah penyebaran penyakit ini.c) Pada saat melakukan pewiwilan, tangan pekerja dilumuri lebih dahulu dengan larutan susu skim atau desinfektan. d) Dilakukan eradikasi selektif jika ada tanaman yang menunjukan gejala terserang penyakit mosaic, yaittu dengan cara mencabut dan memusnahkan tanaman tersebut dengan cara dibakar.3.6 Penggunaan pestisida berdasarkan Konsepsi PHTkonsep PHT berusaha untuk mendorong dan memadukan beberapa factor pengendalian untuk menekan populasi OPT sehingga memperkecil kerusakan tanaman dan dan menyelamatkan hasil panen.secara prinsip konsepsi PHT berbeda dengan konsep pengendalian OPT konvensional yang sangat tergantung pada penggunaan pestisida. Apabila memang benar-benar sangat diperlukan, pestisida yang selektif dan aman dapat digunakan ketika populasi OPT sudah mencapai ambang pengendaliannya dan sepanjang tidak mengganggu factor pengendalian lain atau interaksinya. Dengan kata lain, dalam konsep PHT pestisida masih di perlukan tetapi sangat selektif.3.6.1 Tepat sasaranPestisida yang digunakan harus pada jenis OPT yang menyerang pada tanaman tersebut, misalnya :a. Isektisida digunakan untuk mengendalikan serangga hamab. Akarisida digunakan untuk mengendalikan tungauc. Fungisida digunakan untuk mengendalikan penyakit yang disebabkan oleh jamurd. Nematisida digunakan untuk mengendalikan nematodee. Rodentisida digunakan untuk mengendalikan tikusf. Herbisida digunakan untuk mengendalikan gulma dan tanaman pengganggu laing. Bakterisida digunakan untuk mengendalikan bakteri.3.6.2 Tepat mutuPestisida yang digunakan harus bermutu bahan aktifnya. Oleh karena itu dipilih pestisida yang terdaftar yang diijinkan oleh komisi pestisida. Pestisida yang tidak terdaftar, sudah kadaluarsa, rusak atau diduga palsu tidak boleh digunakan karena efikasinya diragukan dan bahkan dan dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.3.6.3 Tepat jenis pestisdapestisida yang digunakan harus diketahui efektif terhadap hama dan penyakit sasaran tetapi tidak mengganggu perkembangan dan peranan organisme berguna. Informasi ini dapat diperoleh dari buku panduan penggunaan pestisida yang dikeluarkan oleh komisi pestisida atau berdasarkan hasil-hasil penelitian terbaru.3.6.4 Tepat waktu penggunaanKeberhasilan penyemprotan pestisida pada tanaman paprika didalam rumah kasa sangat sipengaruhi oleh suhu dan kelembaban udara. Pada pagi hari karena udara banyak mengandung uap air, maka kelembaban udara di rumah kasa masih tinggi(> 80%). Jika pada kondisi tersebut dilakukan penyemprotan pestisida, maka konsentrasi formulasi pestisida tersebut maka akan menurun. Selain itu, banyaknya uap air di udara akan di hambat laju butiran semprot untuk mencapai sasaran.Pada siang hari, suhu di dalam rumah kasa cukup tinggi (>30C) sehingga terjadi pergerakan udara dari permukaan tanah ke atas (turbulensi). Jika pada kondisi tersebut dilakukan penyemprotan pestisida, maka butiran semprot sebagian akan kebawa ke atas sehingga tidak semua mengenai tanaman. Selain itu, pada siang hari terjadi penguapan yang sangat cepat, yang menyebabkan residu pestisida tanaman relative pendek. Oleh karena, itu waktu yang tepat untuk melakukan penyemprotanadalah pada sore hari ( pukul 17.00). ketika suhu udara < 30C dan kelembaban udara berkisar antara 50-80%.Penggunaan pestisida berdasarkan konsepsi PHT harus dilakukan berdasarkan hasil pemantauan atau pengamatan rutin. Yaitu jika populasi OPT atau kerusakan yang ditimbulkannya telah mencapai ambang pengendalian. Hal ini disebabkan keberadaan OPT pada tingkat populasi tertentu secara ekonomi belum tentu merugikan.3.6.5 Tepat dodis atau konsentrasiDaya racun pestisida terhadap jasad sasran ditentukan oleh dosis atau konsentrasi pormulasi pestisida yang digunakan. Dosis atau konsentrasi formulasi pestisida yang lebih rendah atau lebih tinggi dari yang dianjurkan akan memacu timbulnya generasi OPT yang akan kebal terhadap pestisida yang digunakan. Dengan demikianpenggunaan pestisida harus mengikuti dosis atau konsentrasi formulasi yang direkomendasikan pada label kemasannya. 3.6.6 Tepat cara penggunaancara aplikasi pestisida yang umum digunakan pada tanaman paprika adlah disemprotkan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyemprotan pestisida, yaitu pencampuran pestisida, pembuatan larutan semprot pemilihan nozel (spuyer), tekanan alat semprot, dan keamanan petugas penyemprotan.

V. KESIMPULAN SARAN

1.1 Kesimpulan a. Tottal Cantigi Farm Garut merupakan pertanian percontohan bagi Gapoktan yang menghasilkan hortikultura yang berkualitas baik.b. Kegiatan budidaya paprika secara hidroponik di Tottal Cantigi Farm Garut meliputi persiapan umum, persemaian, penanaman, pemeliharaan, panen dan pasca panen.

1.2 Saran a. Perlu adanya pengamatan yang lebih intensif di lapangan sehingga dapat menekan perkembangan hama dan penyakit agar tidak menyebabkan kerugian yang besar.b. Memberikan perlakukan pupuk organik dan pestisida nabati untuk mengurangi kerusakan lingkungan akibat penggunaan pupuk dan pestisida kimia.c. Perlu adanya peningkatan sumber daya manusia dan tenaga kerja ahli dalam bidang pertanian untuk mengatasi berbagai masalah dalam budidaya tanaman di Tottal Cantigi Farm Garut.

DAFTAR PUSTAKA

Affandi, Emilda D. 2009. Mangosteen Thrips: Collection, Indentification and Control. J Fruith and Ornamental Plant Research. 17(2) 219-233.Aminudien, Y, 2003. Macam Media Penggunnaan Berbagai Pada Budidaya Paprika (Capsicum anum var. Grossum) secara Hidroponik., Skripsi. Jurusan Pertanian, IPB Bogor.Cahyono, Bambang. 2003. Cabai Paprika. Teknik Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.Gubawan O. Setiani 2005. Uji efektifitas biopestisida sebagai pengendalian biologi terhadap penyakit antraknosa (C.Gloeoporioides) pada cabai merah. J. hort. 15(4):297-302.Harjono, I. 1996. Budidaya Paprika, Cabai Manis Bernilai Komersial. Aneka, Solo.Harjadi, I. 1989. Dasar Dasar Hortikultura. Departemen Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian. Insitut Pertanian Bogor IPB.Bogor.506 hal. Hartus, T. 2002. Berkebun Hidroponik Secara Murah. Penebar Swadaya, Jakarta.Hocmuth, g.j 1992. Fertilizer management for drip-irrigated vegetables in Florida. Hort Technology 2:27-32. Krisantini, S. A Aziz, dan Yudiwanti. 1993. Mempelajari beberapa pupuk dan media untuk budidaya hidroponik sedrhana pada tanaman hotikultura. Laporan Penelitian. Fakultas Pertanian Bogor. IPB. 32 hal.