rancang bangun ala t aduk logam cor -...
TRANSCRIPT
ISSN 0852-4777 REKAYASA
RANCANG BANGUN ALA T ADUK LOGAM COR
Hadijaya Dahlan
Abstrak
Pada pengecoran logam paduan Aluminium, penambahan unsur-unsur pemadu seperti Mn
(Mangan), Mg (Magnesium) maupun unsur-unsur pengotor seperti Fe (Besi), Cu (Tembaga) dan
lainnya, dilakukan setelah skrap logam AIMg2 dilebur menggunakan melting furnace. Pada saat
skrap logam mencair, diperlukan proses pengadukan guna meningkatkan homogenitas unsur-unsur
paduan pada logam produk cor. Da/am rangka meningkatkan homogenitas unsur-unsur paduan
tersebut, telah dibuat 1 (satu) unit Blat aduk logam cor yang dapat berputar dengan kapasitas antara
50 -150 Rpm. Unit Blat aduk terdiri dari sebuah dinamo 40 Watt yang bagian ujung porosnya
terdapat pemegang tangkai aduk dengan konstruksi vertikal terhadap krusibel. Dudukan Blat aduk
sekaligus berfungsi sebagai tutup krusibel sehingga proses pengadukan logam cor dapat dilakukan
lebih aman. Uji fungsi pengadukan logam cor dari skrap AIMg2 dengan penambahan unsur Mg
serbuk menunjukkan bahwa unit Blat aduk logam cor yang dioperasikan selama 2 menit dapat
menghasilkan tingkat homogenitas sebesar 71%. Tingkat homogenitas masih dapat dinaikkan
dengan memperpanjang waktu aduk.
mengambang di alas cairan aluminium. Oi
samping itu, terjadi perbedaan fasa pad a saat
pencampuran dilakukan (Mg dalam fasa padat
sedangkan AI dalam fasa cair). Akan tetapi,
casting dengan perlakuan tertentu memung-
kinkan pencampuran tersebut terjadi dengan
sempurna mengingat bahwa titik leleh Mg
(650°C) lebih rendah dari pad a titik leleh AI
(660°C). Untuk memperoleh produk tuang
dalam pencampuran unsur yang sempurnasalah satu cara perlakuannya adalah melalui
metode mixed casting (peleburan disertai
pengadukan).
PENDAHULUAN
Pada proses pembuatan logam paduandengan metode casting (peleburan dan
penuangan), antara unsur utama dan unsur
tambahan mengalami pencampuran.Pencampuran akan sempurna atau terjadi
homogenitas yang baik pad a produk tuang
apabila unsur tambahan dapat terdistribusi
secara merata sehingga semua unsur yang
ada termasuk juga unsur pengotor memiliki
ikatan intermetalik yang baik. Pencampuran
unsur-unsur secara kimiawi dalam suatu
komposisi paduan akan memberikan pengaruh
tertentu terhadap perilaku fisis dan mekanis
dari produk tuang seperti kekuatan, keuletan
dan kekerasan.
Sehubungan dengan masalah tersebut
telah dibuat satu unit pengaduk logam cor
yang digunakan sebagai sarana dukung pad a
proses pembuatan logam paduan khususnyalogam paduan Aluminium (AIMg2 atau Alrv1gSi)
dengan cara casting. Tujuan rancang-bangunalat aduk logam cor ini adalah untuk mening-
katkan homogenitas pad a penambahan unsur
paduan dengan unsur utama dari logam pro-
duk tuang dengan cara pengadukan.
Dalam kondisi di mana unsur tambahan
(dalam hal ini digunakan serbuk Mg) akan
ditambahkan kedalam cairan logam (AIMg2)
pad a suhu di atas 700°C, beberapa kendala
yang kemungkinan besar dapat terjadi adalah
serbuk Mg tidak segera larut dalam logam cair
aluminium karena ada perbedaan masa jenis.
Masa jenis Mg (1.74 g/m) lebih kecil dari pada
masa jenis AI (2.78 g/m) sehingga serbuk Mg
HADIJA Y A DAHLAN Rancang Bangun A/at Aduk Logam Cor
pengelasan. Casing harus disanggah oleh
sebuah stager agar dapat berdiri tegak lurus
ke alas. Stager terdiri alas sebatang pipa 55
yang salah satu ujungnya disambungkan ke
selembar plat 55 sebagai dudukan dengan
cara dilas. Casing dicat warna krem
sedangkan stager dari bahan 55 cukup
dipolish hingga berkilau. Pekerjaan elektrikal
dimulai dengan memasang terminal kabel,
memasang kabel power yang berhubungan
dengan lampu indikator maupun dinamo,
menempatkan lampu indikator, menempatkantombol-tombol ON-OFF dan tombol pengatur
kecepatan aduk dan yang terakhir adalah
menempatkan dinamo serta memasang
pemegang tangkai aduk.
TAT A KERJA
Bahan:
1. Plat besi ukuran 100 cm x 100 cm,
sebanyak 1 lembar
2. Plat 55 ukuran 50 cm x 50 cm, sebanyak
1 lembar
3. Pipa 55 ukuran 100 cm, diameter 4 cm,
sebanyak 1 batang..
4. Pipa pejal 55 ukuran 75 cm, diameter 0,5
cm, sebanyak 2 batang
5. Kabel power, sebanyak 1 roll (150 cm)
6. Kabel serabut halus, sebanyak 1 roll (200
cm)7. Kawat lag 1 dug (isi 100 batang)
8. 50ket kecil1 buah
9. Terminal kabel1 buah
10. Dinamo 40 Watt, 50 -150 rpm sebanyak
1 buah11. Lampu indikator warna kuning 1 buah
12. Mur/baut 1 box isi 25, masing-masing
terdiri dari 0,3", 0,7" dan 1,2"
13. Cat meni dan cat pilox masing-masing 1
kaleng.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penentuan model
Dalam menentukan model atau bentuk
alat aduk (Gambar 1). perancang menye-
suaikan dengan keadaan melting furnace di
mana unit alat aduk akan ditempatkan.
Melting furnace memiliki sebuah krusibel grafit
atau cawan lebur yang kedudukannya
vertikal. Krusibel grafit adalah tempat bahan
logam yang akan dilelehkan. Bagian bibir
krusibel merupakan area mendatar terdiri atas
susunan batu tahan api yang memungkinkan
alat aduk dapat berdiri tegak (Gambar 2 dan
4). Sesuai keadaan melting furnace tersebut
maka alat aduk harus dirancang dengan arah
vertikal terhadap krusibel. Faktor lain yang
harus disesuaikan dengan keadaan melting
furnace adalah pengaruh uap panas terhadap
keselamatan dinamo yang terdapat. di dalam
casing (rumahan) alat aduk. Pad a proses
peleburan bahan logam paduan AIMg2
diperlukan setting suhu melting furnace antara
700-800°C. Jarak alat aduk terhadap krusibel
perlu disesuaikan agar dinamo tidak lekas
rusak karena serangan uap panas. Alternatif
yang dilakukan adalah dengan cara
memasang stager atau tiang penopang
casing. Tiang dari bahan SS tersebut berdiri
pad a plat SS di mana plat SS juga berfungsi
Alat12
3.4.5.
6.
Mesin potong platGergaji besiMesin lasGerindaMesin tekuk platMesin bar
Tahapan pekerjaan :
Rancang bangun alat aduk logam cor
dilakukan secara bertahap yang dimulai dari
pembuatan gambar disain dan inventarisasi
bahan dan peralatan yang diperlukan.
Pekerjaan pembuatan alat aduk ini dapat
dibagi menjadi 2 (dua) tahap yaitu pekerjaan
mekanik yang merupakan pekerjaan awal dan
pekerjaan instalasi elektrikal. Pekerjaan awal
yang dilakukan adalah memotong plat besi
dan membuat lubang-lubang untuk casing
dengan ukuran sesuai gambar disain.
Selanjutnya plat ditekuk untuk memberi
bentuk bagian muka casing lalu dilakukan
penyambungan bagian potongan plat dengan
HADIJA Y A DAHLAN Rancang Bangun A/at Aduk Logam Cor
sebagai tutup krusibel. Bagian tengah plat SS
diberi lubang kecil untuk pelintasan tangkai
aduk.
Dimensi casing ditentukan dengan
mempertimbangkan volume dinamo yang
berbentuk silinder dengan ukuran diameter 9
cm dan tingginya 12 cm. Dinamo akan
ditempatkan dibagian tengah ruang casing,untuk itu ruang casing harus cukup longgar
sehingga memudahkan pemasangan terminal
kabel yang menghubungkan power supply
dengan dinamo serta lampu indikator.
Dimensi casing yang ideal diperkirakan antara
60-70% lebih besar dari dimensi dinamo.
Bentuk bangun dan dimensi casing sangat
tergantung pad a susunan benda-benda di
dalamnya dan dapat divariasi sesuai imajinasi
perancang. Untuk diameter dinamo 9 cm,
maka lebar ideal casing diperkirakan
14,4-15,3 cm. Sementara, tinggi ideal casing
diperkirakan 19,2-20,4 cm. Bagian dasar
casing harus diberi lubang yang proporsional
berdiameter 7 cm untuk melewatkan as/poros
pada dinamo yang akan dihubungkan dengan
sudu aduk. Pada persilangan diagonallubang
as (bagian dasar casing) juga diberi empat
lubang untuk mur/baut agar dudukan dinamo
lebih kokoh. Pelubangan lainnya pada casing
yang cukup penting di antaranya untuk
lintasan kabel power supply 1 cm, pelubangan
untuk bagian-bagian tombol dalam bentuk
lubang persegi empat berukuran 7 cm x 2,5
cm, lubang untuk lampu indikator
berdiameter 1 cm serta lubang untuk ventilasi
berdiameter 7 cm.
skrap logam paduan AIMg2 mencair atau
meleleh. Tingkat homogenitas produk tyang
dari uji fungsi yang dilakukan dikaji setelah
produk tuang dianalisis komposisinya dengan
metoda MS. Pada percobaan peleburan
log am paduan AIMg2 yang pernah dilakukan
sebelumnya dipelajari bahwa prosespeleburan pad a suhu di atas 700 DC dapat
mengakibatkan terjadinya penurunan unsur
Mg logam produk tuang sebagai pengaruhoksidasi. Komposisi unsur Mg pad a skrap
AIMg2 yang belum dilebur mencapai 2,4%,
tetapi setelah dilakukan peleburan dalam
waktu 2 jam, unsur Mg hanya tersisa 0,8%.
Hal ini tentu saja akan berdampak pad a
menurunnya mechanical properties logam
tuang. Pad a percobaan ini, setelah dilakukan
analisis komposisi dengan metode MS
ternyata unsur Mg yang terdapat di dalam
logam produk tuang AIMg2 menjadi 2,0%.Apabila pencampuran tersebut berlangsung
sempurna, setidaknya unsur Mg pad a logam
tuang menjadi 2,8% bukan 2,0% Namun
demikian, proses pemulihan unsur Mg pada
logam produk tuang dapat dikatakan masih
memenuhi jangkauan komposisi yang
ditargetkan, karena berdasarkan standar DIN
1725 part 1 edition 1967 kandungan Mg pad a
logam paduan AIMg2 berkisar antara 1,7%
sampai 2,4%. Pada uji fungsi penggunaan
alat aduk hasil rancang-bangun selama 2
menit tingkat homogenitas produk tuang
AIMg2 mencapai 71,43% dan dengan waktu
aduk 10 menit diperoleh tingkat homogenitasmencapai 85,35% (Iihat Tabel 1). Hal ini
menunjukkan bahwa lama waktu aduk
berpengaruh terhadap kenaikan tingkat
homogenitas logam cor (Gambar 3) sehingga
pengadukan yang lebih lama akan memberi-
kpn kesempatan serbuk Mg terdistribusi
secara lebih merata.
Uji fungsi alat aduk
Pada pelaksanaan uji fungsi alat aduk
yang selesai dibuat kemudian dipasang atau
ditempatkan di atas bilik pemanas tungku
(Gambar 4) sehingga sudu-sudu pengadukberada di dalam krusibel tungku (cawan
lebur). Cawan lebur diisi skrap AIMg2 (unsur
utama) sebanyak 1000 gram dan serbuk Mg
sebagai unsur tambahan sebanyak 20 gram.
Tungku dioperasikan pada suhu 750 °C dan
alat aduk dijalankan selama 2 menit setelah
KESIMPULAN
Alat aduk logam cor dapat beroperasi
dengan baik dan cukup membantu
meningkatkan homogenitas logam paduan
khususnya bagi percobaan pembuatan logam
HADIJA Y A DAHLAN Rancang Bangun Alat Aduk Logam Cor
paduan aluminium (AIMg2 atau AIMgSi).
Tingkat homogenitas sebesar 71 % untuk
waktu aduk 2 menit dapat terus dinaikkan
dengan memperpanjang waktu aduk. Unsur
Mg sebanyak 20 gram (untuk mengkompen-
sasi kehilangan akibat oksidasi) yang ditam"-
bahkan pada 1000 gram skrap AIMg2,
menghasilkan produk tuang AIMg2 dengankandungan Mg 2% memenuhi standar DIN
1725. Akan tetapi, masih perlu penelitian lebih
jauh lagi mengenai keberadaan kandungan
Mg pad a logam produk tuang apakah dalam
fasa padat atau fasa cair, karena hal itu
berpengaruh padakeuletannya.
Daftar Pustaka
1.2.
3.
ANONIM, Susunan Berkala Unsur-unsur
ANONIM, Standard DIN 1725 part-1
edition, 1967
HADIJAYA Do, "Kajian Modifikasi Tungku
Lebur K2/H Nabertherm Dengan
Penambahan Pengaduk Logam Cor",
Presentasi Ilmiah Jabfung Non
Fungsional Peneliti, P2TBDU-BATAN,15-16 Desember1999o
Penulis adalahPejabat Fungsional Litkayasa dan
Stat Bidang Teknologi Bahan BakarReaktor Riset, P2TBDU, BAT AN
(C)A) (8)
Gambar - 1. Gambar Rancangan Unit Pengaduk Logam Cor (A=pandangan
samping; B=pandangan depan; C=pandangan belakang).
HADIJAYADAHLAN Rancang Bangun A/at Aduk Logam Cor
Gambar-2. Unit Pengaduk ditempatkan pada Tungku K2/H Nabertherm
Tabel-1. Data Pengaruh Waktu Aduk terhadap Tingkat Homogenitas Logam Cor
AIMg2
29URANIA No.23-24/Thn VI/Juli-Oktober 2000
HADIJA Y A DAHLAN Rancang Bangun A/at Aduk Logam Cor
Gambar-3. Grafik Pengaruh Pengadukan Terhadap Homogenitas Logam Cor
AIMg2
Gambar -4. Tungku Peleburan Logam K2/H Naberthenn (A=tanpa unit aduk logam cair;B=setelah dilengkapi unit aduk logam cair).
30 URANIA No.23-24/Thn VI/Juli-Oktober 2000