proses produksi cat tembok

21
PROSES PRODUKSI PEMBUATAN CAT TEMBOK I. TUJUAN 1. Mempelajari dan mempraktekan proses produksi pembuatan cat tembok. 2. Mampu menghitung kelayakan ekonomi pembuatan cat HPP, biaya produksi operasional, keuntungan, BEP, PBP. 3. Mampu merancang proses produksi pembuatan cat semi komersial. II. PRINSIP 1. Resin Resin bertidak sebagai bahan pengikat yang berfungsi agar cat dapat membentuk lapisan film tipis dan merekat pada benda yang dilapisi. 2. Zat Pewarna Atau Pigmen Zat Pewarna atau pigmen biasanya berupa partikel padat yang mudah terdispersi dalam cat dan memberikan karakteristik tertentu berupa memberikan warna, daya tahan, daya tutup dan sebagai pelindung pada cat tersebut. 3. Pelarut Pelarut berfungsi untuk melarutkan zat pengikat dan mengencerkan cat sehingga kekentalan cat dapat

Upload: 10111989

Post on 23-Jun-2015

4.005 views

Category:

Documents


56 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proses Produksi Cat Tembok

PROSES PRODUKSI PEMBUATAN CAT TEMBOK

I. TUJUAN

1. Mempelajari dan mempraktekan proses produksi pembuatan cat tembok.

2. Mampu menghitung kelayakan ekonomi pembuatan cat HPP, biaya

produksi operasional, keuntungan, BEP, PBP.

3. Mampu merancang proses produksi pembuatan cat semi komersial.

II. PRINSIP

1. Resin

Resin bertidak sebagai bahan pengikat yang berfungsi agar cat dapat

membentuk lapisan film tipis dan merekat pada benda yang dilapisi.

2. Zat Pewarna Atau Pigmen

Zat Pewarna atau pigmen biasanya berupa partikel padat yang mudah

terdispersi dalam cat dan memberikan karakteristik tertentu berupa

memberikan warna, daya tahan, daya tutup dan sebagai pelindung pada cat

tersebut.

3. Pelarut

Pelarut berfungsi untuk melarutkan zat pengikat dan mengencerkan cat

sehingga kekentalan cat dapat diatur sesuai dengan standar.Pelarut cat

tembok biasanya digunakan air.

4. Zat Aditif

Zat Aditif berfungsi untuk meningkatkan performansi, dan biasanya

digunakan dalam jumlah yang sangat kecil.

5.

III. TEORI

Cat adalah istilah umum yang digunakan untuk keluarga produk yang

digunakan untuk melindungi dan memberikan wama pada suatu objek atau

permukaan dengan melapisinya dengan lapisan berpigmen. Cat dapat digunakan

Page 2: Proses Produksi Cat Tembok

pada hampir semua jenis objek, antara lain untuk menghasi/kan karya sent (oteh

pelukis untuk membuat lukisan), salutan industri (industrial coating), bantuan

pengemudi (marka jalan), atau pengawet (untuk mencegah korosi atau kerusakan

oleh air).

Cat adalah bahan pelapis permukaan yang berfungsi untuk melindungi

benda seperti besi, seng, kayu, dan tembok dengan membentuk lapisan tipis.

Selain itu, cat juga memiliki fungsi lain yaitu sebagai yang memberikan

keindahan pada permukaan yang dilapisi.

Untuk mendapatkan kualitas cat seperti yang diharapkan oleh pelanggan,

berbagai usaha harus diarahkan untuk mendapatkan kualitas hasil akhir dari setiap

proses seoptimal mungkin. Setiap proses dimulai dari pembelian bahan baku,

penyimpanan bahan baku, pemrosesan bahan baku menjadi bahan setengah jadi

maupun bahan jadi, penyimpanan bahan jadi dan pengiriman bahan jadi ke

pelanggan harus dikontrol dengan jadwal, pengujian dan pelayanan yang

memadat.

Beberapa pengujian harus dilakukan untuk meyakinkan bahwa:

a. Resin, pigment, extender, solvent dan additive yang dibeli dan kemudian

disimpan di dalam gudang sesuai spesifikasi, tidak terjadi salah barang,

penyimpangan dan perubahan kualitasnya

b. Proses pembuatan pasta menghasilkan pasta yang stabil, tidak gampang

mengulit, mengeras dan dengan dengan derajad kehalusan sesuai

kebutuhan

c. Proses pembuatan cat menghasilkan cat dan film dengan kualitas seperti

yang diharapkan.

Komponen pembuat cat adalah terdiri dari zat pengikat, zat pewama, zat

pengisi, pelarut, dan zat aditif. Zat pengikat dan zat pewama merupakan bahan

yang memberikan pengaruh paling besar dalam proses produksi cat. Zat aditif

adalah zat yang ditambahkan ke dalam cat dengan kadar relattf rendah tetapi dapat

mempengaruhi sifat-sifat dari cat, sebagai contoh yaitu drying agent, anti foam,

slip agents, biockfes, pigmen, dispersing agent, dan fain-lain.

Page 3: Proses Produksi Cat Tembok

Tahapan pembuetan ca* sangat dipengaruhi oleh seberapa canggih teknologi

yang dipakai untuk menunjang pembuatan cat tersebut, makin canggih tinggi

teknologi yang dipakai maka makin singkat dan mudah proses pembuatan catnya

Dalam pembuatan cat, pemilihan bahan-bahan di atas harus memiliki sifat-

sifat yang sesuai dengan aplikasinya. Sebagai contoh zat pengikat, harus memiliki

sifat pengeringan, daya perekat terhadap benda yang dilapisinya dan mudah dalam

penggunaannya. Untuk zat pewama diutamakan memiliki sifat daya tutup dan

sifat kilapnya cocok dengan benda yang dilapisi, tidak mudah pudar, dan harganya

murah. Untuk pelarut harus memiliki sifat mudah melarutkan, mudah

penggunaanya, serta mudah dan cepat mengering.

Proses produksi cat dibagi menurut jenis cat yang akan dibuat:

a. Cat Tanpa Pigment, Extender atau Filler

Pembuatannya hanya melibatkan proses penuangan, mixing dan stiring saja,

yaitu menuang bahan-bahan dengan urutan dan cara sesuai dengan jenis cat yang

akan dibuat ke dalam sebuah tangki dengan ukuran pas. Kemudian mencampur

bahan-bahan dengan putaran mixer relatif pelan, hingga diperoleh suatu campuran

yang benar-benar merata di semua titik. Waktu stiring dan kecepatan mixer

disesuikan dengan jumlah dan kekentalan campuran.

Perlakuan seperti ini juga dipakai untuk membuat thinner, hardener, wood

stain (solvent + dyestuff) atau campuran bahan lain yang tidak mengandung

pigment atau extender asli (padatan). Namun jika pigment atau extender-nya

sudah diproses menjadi bahan setengah jadi (pasta) terlebih dulu, maka bahan atau

campuran ini bisa diproses seperti tersebut di atas.

b. Cat Dengan Pigment dan/atau Extender.

Proses pembuatan cat jenis ini juga dibagi berdasarkan pada seberapa halus

padatan (pigment atau extender) terdispersi di dalam campuran. Jika diinginkan

padatan terdispersi secara kasar (dengan kehalusan antara 20-50 mikron), maka

proses yang dibutuhkan adalah cukup dengan proses dispersi saja; namun jika

dikehendaki padatan terdispersi secara halus (5 - 20 micron) maka diperlukan

proses penggilingan partikel padat dalam mesin giling. Contoh jenis cat yang

Page 4: Proses Produksi Cat Tembok

dibuat cukup dengan proses dispersi saja adalah: dempul atau filler, cat primer,

undercoat, intermediate atau tembok dimana kehalusan partikel bukan merupakan

sifat yang harus dicapai.

Bahan Pengikat berfungsi agar cat dapat membentuk lapisan film tipis dan

merekat pada benda yang dilapisi. Bahan-bahnini biasanya adalah alkyd resin,

epoxy resin, amino resin, silicon resin, dan latex Untuk cat kayu dan besi biasanya

digunakan alkyd resin. Sedangkan untuk cat tembok biasanya digunakan lateks,

PVAc atau nitro cellulose.

Zat pewarna atau pigmen biasanya berupa partikel padat yang mudah

terdispersi di dalam cat dan memberikan karakteristik tetentu pada cat tersebut.

Karakteristk tersebut antara lain dapat memberikan wama, daya tahan, daya tutup,

dan melindungi seperti melindungi besi dan korosi. Pigmen terdiri dan berbagai

wama, antara lain pigmen putih (Titanium oksida), pigmen kuning (Zinc

chromate), pigmen hijau (Chromium oxide), pigmen biru (Prussian blue), pigmen

merah (Red iron oxide), dan pigmen hitam (Carbon black).

Pelarut ditambahkan ke dalam cat berfungsi untuk melarutkan zat pengikat

dan mengencerkan cat sehingga kekentalan cat dapat diatur sesuai dengan standar.

Pelarut cat tembok biasanya digunakan air, sedangkan cat besi/ kayu biasanya

digunakan pelarut organik seperti white spirit, etil alcohol atau etil asetat, butyl

asetat, MEK, MBIK dan lain-lain.

Zat pengisi biasanya digunakan untuk menambahkan volume dari cat sehingga

dapat menurunkan harga prduksi cat Zat pengisi yang biasanya digunakan adalah

barium sutfat, kaolin, mika, talk, dan pans white.

Zat aditif yang digunakan dalam proses pembuatan cat biasanya dimaksudkan

untuk meningkatkan performansi cat, dan biasanya digunakan dalam jumlah yang

sangat kesil. Zat yang biasanya digunakan antara lain:

a. Bioaktifaditif

Bahan ini untuk mencegah timbulnya mikroorganisme seperti jamur.

Bahan-bahan yang biasa digunakan adalah barium meteborat, dikloro fluamide

dan lain-lain.

b. Viskositas modifier

Page 5: Proses Produksi Cat Tembok

Formulasi cat biasanya dalam bentuk larutan yang encer, sedangkan dalam

bentuk konsentrat biasanya harus ditambahkan bahan pengental agar dapat

mempertahankan kekentalan cat sesuai dengan yang diinginkan. Bahan-bahan

yang biasanya digunakan adalah CMCNa, AllginatNa, PVA dan lain-lain. Bahan

ini biasanya untuk mempertahankan bahan pengisi da pewama tetap terdispersi.

c. Dispersing agent

d. Antifoam

Untuk menghilangkan busa selama produksi cat.

e. Slip agent

Untuk melicinkan permukaan film sehingga lapisan cat mengkilap.

Biasanya digunakan Sodium silikat.

Dalam pembuatan cat terdapat beberapa karakteristik yang harus dipenuhi

misalnya:

Tahan terhadapa cuaca

Daya tutup yang tinggi

Daya kering yang tinggi

Mampu menahan korosi

Tahan lama.

Ada beberapa hal yang mempengaruhi keberhasilan pengecafan dinding

tembok (bata), yang paling berpengaruh adalah kualitas atau mutu dinding itu

sendiri (terlepas dari kualitas cat yang dipakai). Masalah yang sering timbul akibat

dari kualitas dinding yang jelek biasanya adalah belang-belang seperti basah (bila

kadar air dalam dinding terlalu tinggi), lapisan cat yang menggelembung, dll.

Sedangkan bila yang dipakai cat dinding dengan kualitas rendah maka masalah

yang sering terjadi adalah pengapuran, wamanya luntur, dll.

Yang harus di lakukan untuk memulai proses pengecetan adalah menyiapkan

penmukaan yang akan dicat. Pastikan permukaan dinding bersih dan kering untuk

mencegah terjadinya pengelupasan. Kerjakan pengecatan pada siang hari. Mulai

dari dekat jendela. menuju ke ruang dalam. Bila mengecat seluruh ruangan,

kerjakanlah muiai dari langit-langit yang diteruskan ke dinding dekat kusen

jendela, pintu-pintu, dan kemudian ke bagian bawah. Lakukanlah pembuangan

Page 6: Proses Produksi Cat Tembok

sisa saat melakukan pengecatan karena kita harus bertanggung jawab terhadap

lingkungan dengan menghindarkan membuang limbah/sisa cat ke dalam saluran

pembuangan. Terakhir adalah membiarkan sisa cat mengering di wadahnya

sebeium dibuang ke tempat sampah.

Permukaan dinding yang hendak dicat harus sudah dalam keadaan kering

sempuma, yang artinya Kapur (CaO) dalam semen telah bereaksi sempurna

dengan CO2 dan air membentuk CaCOS -garam yang netral. Secara teoritis

proses pengeringan ini terjadi dalam 28 hari, tetapi dengan adanya faktor lain,

seperti panas matahari atau ventilasi yang baik maka bisa terjadi lebih cepat.

Dinding yang plesterannya sudah kering dan mengeras juga bisa mempunyai

kadar air yang berlebihan jika misalnya pondasi yang tidak baik sehingga air dari

tanah terhisap karena adanya daya kapiler, kondisi dinding yang selalu terkena air/

basah, ataupun kebocoran pipa talang dsb.

Kualitas dinding juga dipengaruhi oleh faktor material (kualitas pasir),

komposisi adukan, cara pembuatan adukan-pengerjaan, kondisi lapangan, serta

cuaca. Masalah yang sering terjadi adalah Permukaan Belang Seperti Basah, hal

ini disebabkan karena pekerjaan p/esteran atau acian semen belum kertng dengan

sempuma, sehingga kadar alkali maupun dalam dinding masih tinggi.

Perbaikannya adalah dengan cara menggosok permukaan lapisan cat dengan

amplas agar lebih porous, sehingga air dapat dengan mudah menguap keluar. Bila

jamur telah tumbuh, maka cucilah dengan larutan kaporit. Setelah kering

sempuma lakukanlah pengecatan ufang.

Seperti sudah dijelaskan pada bagian di atas bahwa proses pembuatan cat

dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu proses yang melibatkan dispersi dan/atau

penggilingan dan proses yang hanya melibatkan proses mixing saja. Tahap akhir

dari kedua proses ini juga berbeda, pada proses yang melibatkan dispersi dan/atau

penggilingan pigment, maka mengukur derajad kehalusan dari partikel-

partikelnya adalah tahap yang penting guna mengakhiri proses tersebut.

Sedang proses lain, yang hanya melibatkan proses mixing, maka untuk

melihat seberapa jauh campuran sudah tercampur sempuma dan sesuai komposisi

yang ditentukan, cukup mengukur kekentalan atau viskositas campuran tersebut.

Page 7: Proses Produksi Cat Tembok

Namun bila campuran tersebut mengandung beberapa jenis pasta, maka

menyamakan warna (colour matching) campuran cat secara kasar perlu dilakukan,

agar campuran tidak terlalu jauh berbeda dengan warna standardnya. Kedua

tahapan ini biasanya disebut uji kualitas pendahuluan, yaitu tahapan antara

sebelum cat diuji secara seksama pada tahap paling akhir dari proses pembuatan

cat, yaitu tahap pengujian kualitas cat.

IV. ALAT DAN BAHAN

4.1 Alat

1. Wadah atau tangki

2. Pengaduk atau mixer

3. Pemanas listrik

4.2 Bahan

Formulas! Umum (Basis 5 kg)

1. Air bersih : 1520ml

2. HE Cellulose (naetrosol) : 25 g

3. Kalsium karbonat, CaC03 : 2600 g

4. Polymer Acrylic 500g

5. Pine oil 50g

6. Titanium Dioxide 250 g

V. PROSEDUR

HE Cellulose dilarutkan dalam air panas jika perlu, karena kelarutannya

lambat dalam air dingin. Kemudian setelah farut sempuma kalsium karbonat

ditambahkan sedikit demi sedikit dan diaduk sampai merata. Acrylic ditambahkan

dan diaduk sampai rata. Setelah itu, pine oil ditambahkan dan diaduk hingga rata

pula. Titanium oxide ditambahkan dan diaduk kembali.

Page 8: Proses Produksi Cat Tembok

VI. KELAYAKAN EKONOMI

Basis 1000 kg/hari

1. Perhrtungan Biaya Investasi

Modal Tetap:

a. Timbangan : Rp 525.000,00

b. Reaktor (drum bekas 100 L) : Rp 200.000,00

c. Motor pengaduk : Rp 2.318.000,00

d. Wadah-wadah : Rp. 375.000,00

e. Perlengkapan lainnya : Rp. 250.000,00

TOTAL : Rp 3.468.000,00

Modal Kerja:

a. Persediaan bahan baku & kemasan : Rp 5.000.000,00

b. Persediaan bahan jadi : Rp 300.000,00

TOTAL : Rp 5.300.000,00

2. Total Investasi

Total modal = modal tetap + modal kerja

Total modal = Rp 3.468.000,00 + Rp 5.300.000,00= Rp 8.768.200,00

3. Biaya Operasional

a. Biaya (bahan baku dan kemasan) : Rp. 25.000,00

b. Penyusutan peralatan(disperse alat) 5 tahun : Rp. 1.000.000,00

c. Biaya Operasional penjualan : Rp 800.000,00

d. Biaya pegawai : Rp 3.600.000,00

e. Biaya energy : Rp 575.000,00

Total Biaya Operasional : Rp 5.980.000,00

4. Perhitungan HPP

a. Air bersih (1520 g (%) x Rp3000,00/kg) : Rp. 4.560,00

Page 9: Proses Produksi Cat Tembok

b. HE Cellulose (25 g (%) x Rp52.000,00 /kg) : Rp. 1.300,00

c. Kalsium karbonat (2600 g (%) x Rp 2000,00 /kg) : Rp. 5.200,00

d. Polymer Acrylic (500 g (%) x Rp 20.000,00 /kg) : Rp 7.500,00

e. Pine oil (50 g (%) x Rp 25.000,00/kg) : Rp 1.250,00

f. Titanium oxide (250 g (%) x Rp 5000,00 /kg) : Rp. 1.250,00

g. Pewama (5 ml (%) x Rp40.000,00/kg) : Rp 200,00

HPP/ 5 kg produk :Rp 21.260,00

HPP /kg produk : Rp 4.252,00

5. Keuntungan

Keuntungan/ liter = HPP /kg -harga penjualan /kg

= Rp 5000,00-Rp 4252,00 = Rp 748,00

Keuntungan/ bin = keuntungn/ kg x kapasitas produksi/ bin

=Rp 748,00 x Rp. 3125,00 =Rp.2.337.500,00

6. BEP (Break Event Point)

BEP jumlah minimal produk (kg) per hari yang harus dijual agar tidak rugi.

BEP = Biaya operasional/ bulan : Harga jual = 5.980.000:5000 = 1196 kg

BEP per hari = BEP : 25 hari = 1196 kg: 25 hari = 47,84 kg/ hari

7. Perhrtungan Pay Back Period (PBP)

PBP = [(total investasi) : ((target penjualan/hari BEP/hari) x

(keuntungan/kg x hari kerja/bln)]

= [5.980.000 : (( 92,25 - 47,84) x (748 x 30)] = 6 bulan

VII. PEMBAHASAN

Percobaan kali ini bertujuan untuk mempelajari dan mempraktekan proses

produksi pembuatan cat tembok, menghitung kelayakan ekonomi pembuatan cat

HPP, biaya produksi, operasional, keuntungan, BEP, PBP, serta merancang proses

produksi pembuatan cat semi komersial.

Page 10: Proses Produksi Cat Tembok

Dalam pembuatan cat terdapat beberapa karakteristik yang harus dipenuhi

misalnya:

a. Tahan terhadap cuaca

b. Daya tahan yang tinggi

c. Daya kering yang tinggi

d. Mampu menahan korosi

e. Tahan lama

Pada tahap persiapan ini, dimulai dengan mempersiapkan bahan-bahan

baku sesuai dengan formula atau resep cat yang akan dibuat. Bahan-bahan diambil

dari gudang yang sudah teruji kualitasnya, tidak kedaluwarsa dan tidak pula cacat

atau rusak baik fisik maupun kimia (yang ditandai dengan adanya perubahan bau,

wama, bentuk, atau kekentalan pada bahan tersebut).

Mengukur bahan yang akan diproses, bisa dilakukan dengan cara

ditimbang beratnya atau diukur volumenya, tergantung dengan basis apa yang

digunakan dalam formula atau resepnya. Ketelitian dan keakuratan penimbangan

merupakan faktor penting terhadap hasil akhir pembuatan cat, terutama pada

penimbangan additive atau pigment.

Pertama-tama HE Cellulose atau yang lebih dikenal dengan naetrosol

ditimbang dengan menggunakan neraca analrtis sebanyak 25 g. HE Cellulose atau

naetrosol berfungsi sebagai zat perekat yang akan membuat cat dapat menempel

pada tembok. Setelah itu, HE Cellulose dilarutkan dalam air panas sebanyak 1520

kg. Air berfungsi sebagai pelarut Pelarut ini drtambahkan ke dalam cat untuk

melarutkan zat pengikat dan mengencerkan cat sehingga kekentalan cat dapat

diatur sesuai dengan standar. Pelarut yang digunakan pada cat tembok berbeda

dengan cat besi atau kayu. Jika cat tembok menggunakan air sebagai pelarut,

maka cat besi atau kayu biasanya menggunakan pelarut organik seperti white

s/writ, etil alcohol, etil asetat, butyl asetat, MEK, MBIK dan lain-lain.

Air yang digunakan adalah air dingin. Karena itulah, untuk memperbesar

kelarutan HE Cellulosa dilakukan pengadukan menggunakan mixer. Hal ini

bertujuan untuk memperbesar tumbukan antar molekul-molekul HE Cellulose

dengan molekul air, sehinggga proses pelarutan menjadi lebih cepat.Setelah larut

Page 11: Proses Produksi Cat Tembok

sempurna, kalsium karbonat, CaCO3 ditambahkan sedikit demi sedikit sebanyak

2600 g sambil diaduk hingga merata. Pengadukan berfungsi untuk mempercepat

pelarutan. Pada proses pengadukan ini menggunakan alat bantu mixer yang

memiliki kecepatan yang dapat diatur. Proses pengadukan ini dapat pula

menggunakan pengaduk biasa, akan tetapi kurang efektif karena membutuhkan

waktu yang lama dan membutuhkan tenaga atau energi yang cukup besar untuk

mencampurkan larutan HE Cellulose dan kalsium karbonat. Kalsium karbonat

yang ditambahkan digunakan sebagai bahan pengisi. Kalsium karbonat ini dapat

digunakan untuk menambahkan volume cat, sehingga dapat menurunkan harga

produksi cat. Zat pengisi lainnya yang biasanya digunakan adalah barium sulfat,

kaolin, mika, talk, dan pans white.

Setelah terbentuk larutan berwama putih, polymer acrylic ditambahkan

sebanyak 500 g dan diaduk hingga merata dengan menggunakan mixer agar

proses pencampuran berlangsung cepat. Polymer acrylic ini dapat membentuk

lapisan film tipis dan merekat pada benda yang dilapisi serta akan membuat

lapisan cat yang telas dioleskan pada dinding atau tembok telihat rata dan halus.

Bahan-bahan yang biasa digunakan adalah alkyd resin, epoxy resin, amino resin,

silicon resin, dan latex Sedangkan untuk cat kayu dan besi biasanya digunakan

alkyd resin. Sedangkan untuk cat tembok biasanya digunakan lateks, PVAc

atau nitro cellulose.

Setelah itu, pine oil ditambahkan sebanyak 50 g dan diaduk hingga rata

menggunakan mixer. Pada proses pencampurannya dilakukan pada suhu kamar,

karena pemanasan tidak memberi pengaruh yang cukup berarti pada proses ini.

Pine oil digunakan sebagai pewangi yang dapat memberikan bau khas cemara

pada cat. Selain itu, pine oil juga berfungsi untuk menambah kelarutan CaCO3.

Titanium oxida ditambahkan sebanyak 250 g ke dalam campuran dan

diaduk kembali menggunakan mixer. Titanium oksida ini membuat campuran

berwama putih. Campuran atau pasta yang dihasilkan memiliki kekentalan atau

viskositas yang cukup tinggi. Kekentalan sendiri menunjukkan kualitas dari cat itu

sendiri.

Page 12: Proses Produksi Cat Tembok

Cat tembok yang dihasilkan dapat saja ditambahkan dengan pewama

untuk menghasilkan wama yang diinginkan sesuai dengan selera pembuat. Zat

pewama atau pigmen yang biasanya digunakan dapat berupa partikel padat yang

mudah terdispersi di dalam cat dan dapat memberikan karakteristik tertentu pada

cat tersebut. Karakteristk tersebut antara lain dapat memberikan wama, daya

tahan, daya tutup, dan melindungi seperti melindungi besi dan korosi. Pigmen

terdiri dari berbagai wama, antara lain pigmen putih (Titanium oksida), pigmen

kuning (Zinc chromate), pigmen hijau (Chromium oxide), pigmen biru (Prussian

blue), pigmen merah (Red iron oxide), dan pigmen hrtam (Carbon black).

Kadang-kadang pada proses pembuatan cat ini digunakan antifoam yang

berguna untuk menghilangkan busa selama produksi cat. Selain itu, kadang-

kadang digunakan anti jamur untuk mencegah tumbuhnya jamur pada cat.

Kemudian terkadang pula digunakan dispersing agent untu k mendispersikan

campuran cat. Tahapan dispersi meliputi:

a. Proses pembasahan permukaan partikel-partikel pigment dan/ atau

extender oleh bahan-bahan cair (millbase).

b. Proses pemecahan secara mekanis temadap kelompok-kolompok partikel

pigment dan extender menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil atau

partikef-partikel pnmernya sesuai dengan derajad kehalusan yang

dikehendaki. Mempertahan agar supaya kelompok-kelompok partikel

yang lebih kecil atau partikel-partikel primer ini tetap terpisah satu sama

lain, tidak bersatu kembali.

Dalam percobaan ini, cat yang dihasilkan kurang homogen. Hal ini

disebabkan karena tidak digunakan antifoam sehingga selama proses pembuatan

cat timbul busa dalam jumlah banyak akibatnya bahan-bahan cat kutang

tercampur.

VIII. KESIMPULAN

1. Proses produksi pembuatan cat tembok dapat dipelajari dan dipraktekan.

2. Kelayakan ekonomi pembuatan cat tembok antara lain:

Page 13: Proses Produksi Cat Tembok

HPP : Rp 4.252,00 /kg

Biaya produksi : Rp 21.250,00 /5kg

Operasional : Rp 5.980.000,00

Keuntungan : Rp 748,00

BEP : 47,84 kg/ hari

PBP : 6 bulan

3. Proses produksi pembuatan cat semi komersial dapat dirancang.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2005. Pengecatan dan Permasalahannya. www. proyeksi.com.

Anonim. 2007. Cat. http://www.ibiblio.org/ecolandtech

/rural-skills/homemade/cat.

Anonim. 2007 Kontrol Kualitas Produksi Cat.

http://www.gardco.com/navigation .html.

Anonim. 2007. Pembuatan Cat. http://www.geocities.com/heri_sus

yanto/ApakahCat.htm.

Praktikum Kimta Industri