rakornis 3 oktober 2019 bina bangda kemendagri
TRANSCRIPT
UMUM Terdapat 128 dari 160 (80%) kab/kota prioritas yang meng-unggah hasil aksi konvergensi melalui web monitoring.
Di luar kab/kota prioritas, terdapat 13 kab/kota yang telah mengunggah hasil aksi konvergensi.
128 kab/kota tersebut tersebar di 30 provinsi. Jumlah kab/kota yang telah unggah hasil untuk setiap aksi adalah sbb:
Dari 30 provinsi tsb, terdapat 6 provinsi yang kab/kota prioritasnya belum memperoleh Ban-Tek Ditjen Bina
Bangda: Provinsi Aceh, DI Yogyakarta, Banten, Bali, Maluku, Maluku Utara
4 provinsi yang kab/kota prioritasnya belum mengunggah hasil aksi 1 sd 4 adalah Provinsi DKI Jakarta, Provinsi
Sulawesi Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara, Provinsi Papua Barat
Provinsi telah menggunakan data/informasi hasil aksi 1 sd 4 tsb sebagai salah satu informasi pendukung proses
penilaian kinerja Tahun 2019.
Terdapat 26 provinsi yang telah melaksanakan Penilaian Kinerja selama Agustus 2019 dengan total 131 kab/kota
peserta penilaian dimana 11 di antaranya kab/kota non prioritas (Kal-Sel) (http://aksi.bangda.kemendagri.go.id/)
Hasil Aksi 1 Hasil Aksi 2 Hasil Aksi 3 Hasil Aksi 4
128 kab/kota 115 kab/kota 109 kab/kota 113 kab/kota
HASIL AKSI 1
Kesimpulan utama hasil pengamatan: melalui analisis situasi, kab/kota telah menghasilkan rekomendasidesa fokus dan intervensi yang perlu diprioritaskan berdasarkan data/informasi sebaran stunting dalamwilayah kabupaten dan data cakupan intervensi. Namun rekomendasi tindakan perbaikan konvergensiintervensi gizi belum mempertimbangkan situasi ketersediaan program dan hasil review praktik manajemenlayanan saat ini.
1. DAFTAR LOKASI PRIORITAS (FOKUS PENANGANAN)
2. DAFTAR INTERVENSI YANG MEMERLUKAN PRIORITAS
PENANGANAN
3. PEMETAAN PROGRAM TAHUN BERJALAN YANG RELEVAN
(SESUAI) UNTUK MENGURANGI KESENJANGAN LAYANAN
(INTERVENSI YANG CAKUPANNYA RENDAH)
4. HASIL IDENTIFIKASI KENDALA DALAM MANAJEMEN
LAYANAN UNTUK MENYASAR RUMAH TANGGA 1000 HPK
5. REKOMENDASI HASIL ANALISIS SITUASI (untuk pe rbaikan
manajemen alokas i anggaran atau pe rbaikan targ e t lokas i
inte rv ens i, pe rbaikan manajemen layanan, pe rbaikan
koordinas i, pe rbaikan manajemen data)
Daftar Lokas i Prioritas
A. Kab/kota yang memperoleh Ban-Tek, menggunakan traffic lig ht too l untuk mengidentifikasi desa fokus.
❑ Penentuan desa fokus lebih mempertimbangkan data sebaran stunting dan tidak selalu
mempertimbangkan data cakupan intervensi. Sehingga desa-desa yang mayoritas cakupan intervensi
gizi-nya tergolong rendah/sangat rendah tidak selalu diprioritaskan ketika prevalensi atau jumlah
kasus stuntingnya tergolong rendah
❑ Hasil identifikasi desa fokus digunakan untuk target lokasi kegiatan Tahun 2020. Desa fokus sebagai
target lokasi 2019 masih dimungkinkan ketika anggaran masih tersedia setelah memenuhi
kebutuhan 10 desa prioritas nasional.
B. Kabupaten yang belum memperoleh Ban-Tek, mengevaluasi kesesuaian 10 desa prioritas nasional
dengan menggunakan data sebaran stunting hasil Bulan Penimbangan Balita (contoh Lebak (Banten)).
❑ Penilaian kinerja menjadi wadah klarifikasi oleh panelis bahwa desa fokus ditentukan oleh kab/kota
❑ Pasca penilaian kinerja, kabupaten siap melakukan analisis lanjutan menentukan desa fokus 2020
Daftar Intervens i yang Memerlukan Prioritas
Penanganan
A. Kab/kota yang memperoleh Ban-Tek, belum seluruhnya menentukan intervensi yang memerlukan
prioritas penanganan.
Pada kab/kota yang telah menentukan intervensi yang perlu diprioritaskan:
❑ Penentuan intervensi lebih mempertimbangkan data cakupan intervensi dan belum dikaitkan
dengan data outcome intervensi (untuk menunjukkan urgency atau kualitas intervensi).
❑ Menyusun daftar intervensi untuk Tahun 2019 dan Tahun 2020. Untuk Tahun 2019 berdasarkan data
cakupan intervensi pada 10 desa prioritas nasional, sedangkan untuk Tahun 2020 berdasarkan data
cakupan intervensi di seluruh desa (sesuai ketersediaan data yang dirinci pada tingkat desa).
B. Kabupaten yang belum memperoleh Ban-Tek, menentukan intervensi yang perlu diprioritaskan
berdasarkan data cakupan pada 10 desa prioritas nasional.
❑ Penilaian kinerja menjadi wadah klarifikasi oleh panelis: data/informasi yang perlu dianalisis, yaitu
data cakupan, data outcome intervensi, dan data program tahun berjalan
❑ Pasca penilaian kinerja, kabupaten siap melakukan analisis lanjutan untuk menentukan intervensi
yang perlu diprioritaskan pada 2020
Pemetaan Program Tahun Berjalan Yang Relevan
(Sesuai) Untuk Mengurangi Kesenjangan Layanan
(Intervensi Yang Cakupannya Rendah)
Kab/kota, baik yang telah memperoleh Ban-Tek ataupun yang belum, baru melakukan
kompilasi program OPD tahun berjalan yang di’claim’ terkait dengan upaya
pencegahan/penurunan prev. stunting. Kab/kota belum secara khusus memetakan
program/kegiatan dari berbagai sumber pendanaan yang relevan (dapat dimanfaatkan)
untuk menambah cakupan layanan (intervensi)
Hasil Identifikas i Kendala dalam Manajemen Layanan
untuk Menyasar Rumah Tangga 1000 HPK
A. Kab/kota yang memperoleh Ban-Tek, umumnya belum secara memadai melakukan analisis kesenjangan
cakupan layanan dan analisis kendala manajemen layanan. Hasil identifikasi masih general, belum spesifik
menandai kendala yang dihadapi, sehingga belum bisa memberi indikasi tindakan/cara berbeda yang
diperlukan.
B. Kabupaten yang belum memperoleh Ban-Tek, meskipun baru melakukan analisis kesenjangan cakupan
layanan pada 10 desa prioritas nasional, menunjukkan:
❑ Tingginya kebutuhan untuk memahami penyebab cakupan layanan yang rendah
❑ Memadainya pemahaman atas sumber masalah mengapa cakupan suatu layanan masih rendah;
pemahaman ini didapatkan dari proses diskusi antara Bappeda, OPD, dan tenaga pelaksana
intervensi
❑ Penilaian kinerja menjadi wadah klarifikasi oleh panelis bahwa analisis kendala manajemen layanan
perlu dilakukan untuk memastikan intervensi yang akan diperbaiki sampai pada Rumah Tangga 1000
HPK
Rekomendas i Hasil Analis is Situas i
A. Kab/kota yang memperoleh Ban-Tek, umumnya telah merekomendasikan daftar desa fokus dan daftar
intervensi yang perlu diprioritaskan untuk menjadi target lokasi dan alokasi anggaran Tahun 2020.
Karena belum memadainya identifikasi penyebab kesenjangan layanan dan kendala manajemen layanan
untuk menargetkan RT 1000 HPK, maka baru sedikit kab/kota yang telah merekomendasikan tindakan
konkrit untuk perbaikan manajemen layanan, koordinasi, dan perbaikan manajemen data (contoh Kab.
Nias Utara)
B. Kabupaten yang belum memperoleh Ban-Tek, menunjukkan rekomendasi yang disampaikan konsisten
dengan hasil identifikasi masalah.
❑ Melalui proses diskusi/klarifikasi dengan Panelis, kabupaten sepakat untuk melakukan analisis
lanjutan untuk meninjau kembali daftar desa dan intervensi yang perlu diprioritaskan pada Tahun
2020, dan analisis kendala layanan sebagai dasar perumusan kegiatan perbaikan yang perlu
dilakukan.
HASIL AKSI 2
1. RENCANA KEGIATAN UNTUK MENINDAKLANJUTI
REKOMENDASI HASIL ANALISIS SITUASI
2. MATRIKS RENCANA KEGIATAN KAB/KOTA TAHUN
BERJALAN
3. MATRIKS RENCANA KEGIATAN KAB/KOTA TAHUN
RENCANA
Kesimpulan utama hasil pengamatan: melalui penyusunan rencana kegiatan, kab/kota telah memasukkan
daftar desa fokus dan intervensi yang perlu diprioritaskan sebagai target alokasi kegiatan Tahun 2020, namun
rencana kegiatan yang disusun belum menunjukkan pilihan kegiatan atas penyebab kesenjangan layanan dan
kendala manajemen untuk menargetkan layanan kepada RT 1000 HPK.
Rencana Kegiatan untuk Menindaklanjuti
Rekomendas i Hasil Analis is Situas i
A. Kab/kota yang memperoleh Ban-Tek, umumnya telah memasukkan daftar desa fokus sebagai target
lokasi kegiatan Tahun 2020. Namun belum cukup terlihat korelasi antara berbagai kegiatan 2020 tsb
dengan:
❑ Intervensi yang diperlukan di desa-desa fokus
❑ Tindakan perbaikan masalah cakupan layanan atau kendala manajemen layanan, khususnya untuk
mengatasi masalah/kendala di desa-desa fokus tsb
❑ Rekomendasi hasil analisis situasi yang memasukkan kegiatan koordinasi dan manajemen data
Sehingga untuk melihat kegiatan yang dialokasikan pada desa-desa fokus, perlu matriks rencana
kegiatan per desa fokus , baik untuk tahun berjalan maupun untuk tahun rencana
B. Kabupaten yang belum memperoleh Ban-Tek, umumnya telah menyusun rencana kegiatan Tahun 2020
berdasarkan analisis situasi pada 10 desa prioritas nasional
❑ Penyusunan rencana kegiatan berdasarkan sumber masalah rendahnya cakupan suatu layanan,
belum mempertimbangkan kendala manajemen layanan
❑ Rencana kegiatan 2020 akan direview apakah masih relevan dengan hasil analisis lanjutan pasca PK
Matriks Rencana Kegiatan Kab/Kota
Tahun Berjalan
Kab/kota, baik yang telah memperoleh Ban-Tek ataupun yang belum, umumnya
memasukkan hasil kompilasi kegiatan OPD tahun berjalan dalam pencegahan/penurunan
stunting sebagai Matriks Rencana Kegiatan Tahun Berjalan dan tidak selalu dikaitkan
dengan hasil analisis situasi.
Matriks Rencana Kegiatan Kab/Kota
Tahun Rencana
A. Kab/kota yang memperoleh Ban-Tek, umumnya telah memasukkan daftar desa fokus dan daftar
intervensi yang perlu diprioritaskan untuk mendapat alokasi anggaran Tahun 2020. Namun belum
cukup terlihat korelasi antara berbagai kegiatan 2020 tsb dengan:
❑ Intervensi yang diprioritaskan pada skala kab/kota dan pada desa-desa fokus
❑ Tindakan perbaikan masalah cakupan layanan atau kendala manajemen layanan pada skala kab/kota
dan pada desa-desa fokus
❑ Rekomendasi hasil analisis situasi yang memasukkan kegiatan koordinasi dan manajemen data untuk
meningkatkan cakupan dan kualitas intervensi/layanan tsb
B. Kabupaten yang belum memperoleh Ban-Tek, umumnya telah menyusun rencana kegiatan Tahun 2020
berdasarkan analisis situasi pada 10 desa prioritas nasional
❑ Penyusunan rencana kegiatan berdasarkan sumber masalah rendahnya cakupan suatu layanan masih
rendah, belum mempertimbangkan kendala manajemen layanan
❑ Rencana kegiatan 2020 akan direview apakah masih relevan dengan hasil analisis lanjutan pasca PK
HASIL AKSI 3
1. DEKLARASI/KOMITMEN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
DALAM PENURUNAN STUNTING
2. KOMITMEN PUBLIK DALAM PENURUNAN STUNTING
3. KESEPAKATAN RENCANA KEGIATAN
4. KESEPAKATAN PERAN DESA DAN KECAMATAN UNTUK
MENINGKATKAN INTEGRASI INTERVENSI DI TINGKAT DESA
Kesimpulan utama hasil pengamatan: Rembuk stunting telah menjadi wadah para pimpinan dan
stakeholder kab/kota ‘menggaungkan’ isu stunting untuk menjadi prioritas bersama lintas sektor, kecamatan,
dan desa. Namun, rembuk tidak selalu memberi ruang bagi kecamatan dan desa untuk meninjau kembali hasil
analisis situasi dan rencana kegiatan sebagai bahan penyepakatan apa peran desa dan apa peran kecamatan
dalam upaya pencegahan/penurunan prev. stunting
Rembuk Stunting Kab/Kota
A. Kab/kota yang memperoleh Ban-Tek
❑Menggunakan pedoman dan juknis aksi konvergensi sebagai acuan
❑ Mencapai kesepakatan komitmen percepatan pencegahan/penurunan stunting
❑ Diikuti oleh pimpinan tertinggi di daerah termasuk DPRD
B. Kabupaten yang belum memperoleh Ban-Tek
❑Menggunakan pedoman dan juknis aksi konvergensi sebagai acuan
❑ Mencapai kesepakatan komitmen percepatan pencegahan/penurunan stunting
❑ Diikuti pimpinan tertinggi di daerah termasuk DPRD
❑ Menyediakan sesi diskusi kelompok Pilar 3 dan Pilar 5 Stranas dan penyepakatan
rencana kegiatan per kelompok Kades dan Kader, Ormas dan LSM, Puskesmas,
dan Kecamatan
HASIL AKSI 4
1. TERSEDIA PERBUP/PERWALI UNTUK MENGOPTIMALKAN
PERAN DESA DAN MASYARAKAT DALAM PENURUNAN
STUNTING
2. DESA MEMPEROLEH SOSIALISASI PERBUP/PERWALI TSB
Kesimpulan utama hasil pengamatan: Mayoritas menggunakan perbup kewenangan desa, perbup prioritas
penggunaan dana desa. Muatan yang diharapkan diatur dalam perbup tersebut, tidak selalu tersedia lengkap
pada satu perbup tertentu, melainkan pada beberapa perbup/regulasi daerah (contoh, dukungan untuk
kampanye publik dan komunikasi perubahan perilaku di tingkat desa ada pada perbup tentang strategi
komunikasi perubahan perilaku). Sosialisasi perbup/perwali dilakukan, terutama kepada desa-desa fokus.
HASIL PENGAMATAN
PELAKSANAAN
PENILAIAN
KINERJA
TAHUN 2019
Kesimpulan utama hasil pengamatan: sebagai pelaksanaan tahun pertama, Penilaian Kinerja Tahun 2019
dapat dikatakan sangat memadai. Penilaian kinerja tahun pertama ini mampu ‘menggerakkan’ provinsi untuk
mulai menjalankan peran ‘binwas’-nya dan mampu memberikan alternative bentuk ‘insentif ’ bagi
kabupaten/kota yang telah melaksanakan aksi konvergensi.
1. PENGARUH PENILAIAN KINERJA
2. KESIAPAN PROVINSI
MENYELENGGARAKAN
3. KAPASITAS TIM PANELIS (SUBSTANSI &
FASILITASI)
4. PROSES PELAKSANAAN
5. JUMLAH KAB/KOTA PESERTA PENILAIAN &
PENINJAU
PENGARUH PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA
Bagi Kabupaten/kota peserta penilaian
1. Menjadi ajang prestisius; menarik/mengundang partisipasi aktif pimpinan daerah dan
OPD. Pemaparan hasil aksi dilakukan oleh Bupati, Sekda, Asisten Setda, Kepala Bappeda
dan dilengkapi dengan pimpinan OPD lainnya
2. Mendorong antusiasme kab/kota menyampaikan progress hasil pelaksanaan aksi-nya dan
berbagai kegiatan yang diusung sebagai inovasi
3. Memotivasi untuk melakukan analisis lanjutan untuk Aksi 1 dan Aksi 2 agar hasilnya
dapat mempertajam fokus kegiatan 2019 dan rencana kegiatan 2020.
4. Menjadi wadah advokasi/sharing pembelajaran antar pimpinan daerah dalam
memperbaiki konvergensi intervensi gizi.
Bagi Kabupaten peninjau (bukan peserta penilaian)
1. Mendorong keingin-tahuan dalam hal penerapan menerapkan aksi konvergensi
2. Menjadi wadah klarifikasi/advokasi/sosialisasi aksi konvergensi
PENGARUH PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA
Bagi Provinsi
1. Memicu provinsi untuk lebih mempelajari/memahami aksi konvergensi
2. Mendorong provinsi untuk mempelajari kemajuan hasil aksi konvergensi di
wilayahnya
3. Memberi kesempatan bagi provinsi memberikan klarifikasi/advokasi kepada
pimpinan daerah dan OPD terkait pelaksanaan dan pemanfaatan aksi
konvergensi, juga terkait program lintas OPD
Kesiapan Provinsi MenyelenggarakanDitinjau dari langkah kunci persiapan, perbandingan kesiapan provinsi menyelenggaran penilaian kinerja (PK) adalah sbb:
No Perihal Cluster-1 Cluster-2 Cluster-3
1 Persiapan Tim Provinsi
• Menunjuk panelis tim
penilai kinerja
• Briefing dan pelatihan
proses penilaian kinerja
• Review data-data
penunjang dan data-data
lainnya yang dibutuhkan
panelis
Baik;
Pasca pelatihan di Bali,
setidaknya ada 4 kali rapat tim
panelis untuk meningkatkan
pemahaman tentang tujuan dan
tata cara melaksanakan PK,
termasuk untuk meningkatkan
kekompakan tim panelis dalam
proses diskusi dengan kab/kota
Sangat Baik;
Melakukan Pra Penilaian
Kinerja untuk mendapatkan
gambaran awal kinerja
kabupaten/kota
berdasarkan data-data yang
tersedia pada web
monitoring
Baik;
Tim panelis melakukan
beberapa kali pertemuan untuk
mempersiapkan diri sebagai
panelis, termasuk mereview
data yang tersedia pada web
monitoring
2 Pengumuman Pelaksanaan
(Mempersiapkan TOR dan
mengirim undangan)
Sangat baik;
Kegiatan terselenggara pada12
Agustus
Sangat baik;
Kegiatan terselenggara pada
19 Agustus
Sangat Kurang;
Dukungan Bappeda sangat
rendah sehingga kegiatan
tertunda mendekati akhir
Agustus. Bappeda masih
menganggap stunting adalah
urusan Dinas Kesehatan.
Kapasitas Tim PanelisDitinjau dari proses diskusi/tanya jawab dengan kab/kota, perbandingan kapasitas tim panelis adalah sbb:
No Perihal Cluster-1 Cluster-2 Cluster-3
1 Keterampilan
fasilitasi
Sangat baik;
Setting the tone—bahwa penilaian kinerja ini adalah
ajang untuk saling belajar dalam upaya konvergensi
intervensi gizi— berhasil dilakukan dengan sangat baik
oleh Tim Panelis. Sehingga Kab yang semula enggan
datang karena tidak siap dinilai akhirnya hadir dan
sharing progress mereka dengan lugas dan terbuka
Sangat baik;
Suasana PK gembira,
keterampilan fasilitasi kegiatan
merata di antara panelis, pasca
PK kab/kota peninjau
menyampaikan keinginan untuk
memperoleh pendampingan.
Baik;
Suasana PK menyenangkan, keterampilan
fasilitasi masih pada 3 dari 7 panelis.
2 Keterampilan
probing untuk
mengkonfirmasi
kinerja
Baik;
Dalam proses konfirmasi/ klarifikasi kinerja, pada
awalnya Tim Panelis banyak berkutat pada klarifikasi
program/kegiatan sektoral di Kab, tetapi Tim Panelis
merespon dengan baik masukan dari tim Bangda untuk
memperbanyak diskusi tentang hasil-hasil pelaksanaan
aksi dalam perbaikan manajemen intervensi gizi
Baik;
Probing dilakukan pada saat tim
panelis berkunjung ke pameran
kabupaten peserta penilaian.
Baik;
Seperti halnya Banten, Tim Panelis di tahap
awal lebih banyak menanyakan substansi
program sesuai sektor/dinas-nya. Panelis dari
Bappeda, Dinas Kesehatan, dan Dinas PPA
berperan sangat baik untuk mengembalikan
fokus pertanyaan terkait
manajemen/konvergensi
3 Menilai kinerja Sangat Baik (mengikuti juknis) Baik
(mengikuti juknis namun tetap
ada pertimbangan untuk menjaga
motivasi kab peserta penilaian)
Sangat Baik (mengikuti juknis)
Proses PelaksanaanDitinjau dari tahapan dan alur pelaksanaan, perbandingan proses pelaksanaan adalah sbb:
No Perihal Cluster-1 Cluster-2 Cluster-3
1 Susunan agenda Baik (merefer pada juknis dan
pelatihan)
Baik Baik
2 Media ekspose
dan pembelajaran
Baik (melalui
paparan/presentasi)
Sangat baik (melalui
paparan dan pameran)
Sangat baik (melalui paparan
dan pameran)
3 Pengumuman hasil Peringkat kab dan kategori
paling inspiratif, replikatif, dan
inovatif diumumkan pada akhir
hari H
Peringkat kab dan
kategori paling
inspiratif, replikatif, dan
inovatif diumumkan
pada akhir hari H
Peringkat kab dan kategori
paling inspiratif, replikatif, dan
inovatif tidak diumumkan
kepada peserta