panel 1.1 - kemendagri (prof.dr.h.djohermansyah)

25
IMPLEMENTASI REGULASI DAN KEBIJAKAN REFORMASI BIROKRASI NASIONAL YANG EFFEKTIF UNTUK MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YANG BERKEADILAN DIREKTUR URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH 1 DIREKTORAT JENDERAL OTONOMI DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI RI Jakarta, 09 September 2014

Upload: kurniawan-saputra

Post on 26-Jun-2015

437 views

Category:

Presentations & Public Speaking


0 download

DESCRIPTION

Panel 1.1 - Kemendagri (Prof.Dr.H.Djohermansyah)

TRANSCRIPT

Page 1: Panel 1.1 - Kemendagri (Prof.Dr.H.Djohermansyah)

IMPLEMENTASI REGULASI DAN KEBIJAKAN

REFORMASI BIROKRASI NASIONAL YANG

EFFEKTIF UNTUK MEWUJUDKAN

PEMERINTAHAN YANG BERKEADILAN

DIREKTUR URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH 1 DIREKTORAT JENDERAL OTONOMI DAERAH

KEMENTERIAN DALAM NEGERI RI

Jakarta, 09 September 2014

Page 2: Panel 1.1 - Kemendagri (Prof.Dr.H.Djohermansyah)

Assalamu’alaikum Warahkmatullahi Wabarokhatuh; Selamat SIANG dan Salam Sejahtera bagi kita semua

Page 3: Panel 1.1 - Kemendagri (Prof.Dr.H.Djohermansyah)

3 TOPIK BAHASAN

IMPLEMENTASI REGULASI

REFORMASI BIROKRASI

PEMERINTAHAN YANG

BERKEADILAN

3

Page 4: Panel 1.1 - Kemendagri (Prof.Dr.H.Djohermansyah)

3. KEADILAN (ARISTOTELES)

Distributief” Dan “Commutatief”.

Keadilan distributief ialah keadilan yang

memberikan kepada tiap orang porsi

menurut pretasinya.

Keadilan commutatief memberikan sama

banyaknya kepada setiap orang tanpa

membeda-bedakan prestasinya 4

Page 5: Panel 1.1 - Kemendagri (Prof.Dr.H.Djohermansyah)

HANS KELSEN

General Theory Of Law And State, hukum sebagai

tatanan sosial yang dapat dinyatakan adil apabila dapat

mengatur perbuatan manusia dengan cara yang

memuaskan sehingga dapat menemukan kebahagian

didalamnya.

Pengertian “Keadilan” bermaknakan legalitas. Suatu

peraturan umum adalah “adil” jika ia bena-benar

diterapkan, sementara itu suatu peraturan umum

adalah “tidak adil” jika diterapkan pada suatu kasus

dan tidak diterapkan pada kasus lain yang serupa.

5

Page 6: Panel 1.1 - Kemendagri (Prof.Dr.H.Djohermansyah)

John Rawls

keadilan yang berdimensi kerakyatan haruslah

memperhatikan dua prinsip keadilan, yaitu:

Pertama, memberi hak dan kesempatan yang sama atas

kebebasan dasar yang paling luas seluas kebebasan yang

sama bagi setiap orang.

Kedua, mampu mengatur kembali kesenjangan sosial

ekonomi yang terjadi sehingga dapat memberi

keuntungan yang bersifat timbal balik (reciprocal

benefits) bagi setiap orang, baik mereka yang berasal dari

kelompok beruntung maupun tidak beruntung.

John Rawl terhadap konsep “posisi asasli” terdapat

prinsip-prinsip keadilan yang utama, diantaranya prinsip

persamaan, yakni setiap orang sama atas kebebasan yang

bersifat universal, hakiki dan kompitabel dan

ketidaksamaan atas kebutuhan sosial, ekonomi pada diri

masing-masing individu.

6

Page 7: Panel 1.1 - Kemendagri (Prof.Dr.H.Djohermansyah)

Pancasila (keadilan bersumber

pada dasar Negara atau falsafah

Negara)

Pancasila, sila kelima:

“Keadilan sosial bagi

seluruh rakyat Indonesia”.

7

Page 8: Panel 1.1 - Kemendagri (Prof.Dr.H.Djohermansyah)

KESIMPULAN UTK PEMERINTAH

YANG BERKEADILAN

Keadilan didalam perspektif hukum

nasional ini adalah keadilan yang

menselaraskan keadilan-keadilan yang

bersifat umum diantara sebagian dari

keadilan-keadilan individu. Keadilan ini

lebih menitikberatkan keseimbangan

antara hak dan kewajiban dengan

tujuan mewujudkan masyarakat

Indonesia yang sejahtera.

8

Page 9: Panel 1.1 - Kemendagri (Prof.Dr.H.Djohermansyah)

REFORMASI BIROKRASI

Dalam Grand Design disebutkan bahwa

reformasi birokrasi bertujuan untuk

menciptakan birokrasi pemerintah yang

profesional dengan karakteristik adaptif,

berintegritas, berkinerja tinggi, bersih

dan bebas KKN, mampu melayani publik,

netral, sejahtera, berdedikasi, dan

memegang teguh nilai-nilai dasar dan

kode etik aparatur negara.

9

Page 10: Panel 1.1 - Kemendagri (Prof.Dr.H.Djohermansyah)

2. REFORMASI BIROKRASI UU No 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional 2005-2025

Reformasi birokrasi diarahkan untuk mendorong pembaharuan paradigma

dan tata kelola pemerintahan yang selama ini dipandang masih menyisakan banyak persoalan sehingga perlu ditata kembali dengan sejumlah inovasi pelayanan baik dengan mengoptimalkan pemanfaatan tehnologi.

Komitmen Reformasi Birokrasi juga dituangkan setidaknya dalam 3 Undang-Undang

Ketiga UU tersebut adalah UU No. 39/2008 tentang Kementerian Negara,

UU No. 25/2009 tentang Pelayanan Publik dan yang baru disahkan adalah UU No.5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.

Sementara dua lainnya masih berbentuk RUU tentang Administrasi Pemerintahan dan RUU tentang Sistem Pengawasan Intern Pemerintah yang segera diundangkan setelah mendapat persetujuan legislatif. Kelima UU ini menjadi pilar penopang pelaksanaan Reformasi Birokrasi yang diharapkan dapat mendorong proses transformasi birokrasi yang berkualitas dan inovatif hingga tahun 2025 sesuai arah RPJP 2005-2025.

10

Page 11: Panel 1.1 - Kemendagri (Prof.Dr.H.Djohermansyah)

TEMA RKP 2015

"Melanjutkan Reformasi bagi Percepatan Pembangunan Ekonomi yang Berkeadilan".

• Pertama, reformasi yang sedang berjalan perlu terus dilanjutkan di segala bidang, yaitu bidang Polhukhankam, Ekonomi, dan Kesejahteraan Rakyat.

• Kedua, percepatan pembangunan ekonomi secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pada pencapaian daya saing kompetitif perekonomian.

• Ketiga, pembangunan yang inklusif dan peningkatan rasa keadilan.

Slide - 4

Page 12: Panel 1.1 - Kemendagri (Prof.Dr.H.Djohermansyah)

3

1 2

3 4 5 6 7 8

• PENYELESAIAN PENYUSUNAN/PENETAPAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DAN RENCANA SKPD • EVALUASI KEBIJAKAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PROVINSI THN 2013

• PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) • PENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (PTSP) • PENEGASAN BATAS ANTAR DAERAH • PNPM MANDIRI PERDESAAN • PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH • PENANGANAN STABILITAS POLITIK DALAM NEGERI

Page 13: Panel 1.1 - Kemendagri (Prof.Dr.H.Djohermansyah)

13

1. Implementasi Kebijakan

Dalam Perspektif Otda

Page 14: Panel 1.1 - Kemendagri (Prof.Dr.H.Djohermansyah)

D E F I N I S I K E B I J A K A N

P U B L I K

Thomas R. Dye :

Public policy is whatever the Government chooses to

do or not to do.

(What Governments Do, Why they do it, and What

difference it Makes)

Kebijakan publik bukan hanya kebijakan yang secara

sengaja dibuat, tetapi juga yg sengaja tak dibuat oleh

pemerintah karena sudah dapat diatur oleh masyarakat

itu sendiri.

14

Page 15: Panel 1.1 - Kemendagri (Prof.Dr.H.Djohermansyah)

D E F I N I S I K E B I J A K A N

P U B L I K

JAMES E. ANDERSON : Public Policy are those policies developed by Governmental Bodies and Officials.

DAVID EASTON : Public Policy is the Authoritative allocation of values for the whole society.

GEORGE C. EDWARDS : Public Policy is what government say and do, or do not do it is the goals or purposes of government programs.

15

Page 16: Panel 1.1 - Kemendagri (Prof.Dr.H.Djohermansyah)

PENGERTIAN

KEBIJAKAN PUBLIK (Mustopadidjaja AR)

16

Suatu keputusan yang dimaksudkan

untuk mengatasi permasalahan tertentu,

untuk melakukan kegiatan tertentu , atau

untuk mencapai tujuan tertentu yang

dilakukan oleh instansi yang

berkewenangan dalam rangka

penyelenggaraan Negara dan

Pembangunan.

Page 17: Panel 1.1 - Kemendagri (Prof.Dr.H.Djohermansyah)

TUJUAN OTONOMI DAERAH:

Administrasi : Mendekatkan dan meningkatkan pelayanan

kepada masyarakat.

Politik : Menjadikan pemda sebagai instrumen pendidikan

politik di tingkat lokal melalui Pemilukada.

Pada Tataran Implementasinya dengan memperhatikan prinsip:

Demokrasi, Pemerataan, Keadilan, Keistimewaan dan Kekhususan

serta potensi dan keanekaragaman daerah dalam sistem Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

Page 18: Panel 1.1 - Kemendagri (Prof.Dr.H.Djohermansyah)

JENIS DESENTRALISASI

SIMETRIS/OTDA (devolusi, co-administration/

medebewind/tugas pembantuan,

delegasi, privatisasi, dan

dekonsentrasi/field-administration);

ASIMETRIS/OTSUS (special territory, special autonomy,

special local government)

Page 19: Panel 1.1 - Kemendagri (Prof.Dr.H.Djohermansyah)

KONSEP OTONOMI DAERAH

PELIMPAHAN KEWENANGAN/Transfer of power (luas, besar dan banyak, extra ordinary) dibidang politik, ekonomi, sosial, fiskal dan administrasi

1

DIBERIKAN PEMERINTAH PUSAT KEPADA PEMERINTAH DAERAH ATAU DAERAH2 TERTENTU

2

BERTUJUAN UNTUK EFISIENSI PELAYANAN PUBLIK, EFEKTIVITAS PEMERINTAHAN, PENGEMBANGAN DEMOKRASI, DAN UNTUK MERANGKUL DAERAH YANG BERGEJOLAK/KONFLIK

3

A tool for regional development and better economics

4

Page 20: Panel 1.1 - Kemendagri (Prof.Dr.H.Djohermansyah)

MENGAPA OTONOMI DAERAH

ASPEK FISIK KEWILAYAHAN

ASPEK PENDUDUK

WILAYAH NKRI SANGAT LUAS (1,9 Juta km2)

WILAYAH NKRI BENTUK KEPULAUAN

(13.487 BUAH)

MEMILIKI REMOTE AREA/DAERAH

TERISOLIR (Papua, Maluku, Kalimantan,

dll)

JUMLAH PENDUDUK SEKITAR 251 JUTA

PENDUDUK MULTIETNIS (1.128 Etnis)

Page 21: Panel 1.1 - Kemendagri (Prof.Dr.H.Djohermansyah)

ASPEK LEGAL KONSTITUSIONAL

Konstitusi UUD 1945 Sebelum Amandemen, mengamanahkan harus adanya otonomi daerah

(Pasal 18), Founding Fathers

Konstitusi UUD 1945 Sesudah Amandemen,

mengamanahkan kehadiran otonomi daerah

dan otonomi khusus (Pasal 18,18A,18B),

era reformasi

Page 22: Panel 1.1 - Kemendagri (Prof.Dr.H.Djohermansyah)

PEMDA LEBIH EFISIEN, EFEKTIF,

TRANSPARAN, AKUNTABEL & PARTISIPATIF

1

PEMDA LEBIH BAIK MEMBERIKAN

“PUBLIC SERVICES”

3 PEMDA LEBIH DEMOKRATIS,

KREATIF & INOVATIF

2 PEMDA LEBIH

BAIK MEWUJUDKAN

“KESRA”, & MENGURANGI KEMISKINAN

4

ASPEK GOOD GOVERNANCE

BEBAN TUGAS PEMERINTAH PUSAT BISA “BERKURANG”

Page 23: Panel 1.1 - Kemendagri (Prof.Dr.H.Djohermansyah)

KESIMPULAN

1. IMPLEMENTASI KEBIJAKAN DI ERA OTONOMI DAERAH DIKAWAL MELALUI DITETAPKANNYA : UU No. 39/2008 tentang Kementerian Negara, UU 32 Thn 2004 ttg Pemda ; UU No. 25/2009 tentang Pelayanan Publik ;UU No.5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dan UU No.6 Thn 2014 ttg Desa.

Reformasi Birokrasi bertujuan utuk mewujudkan demokratisasi dalam dimensi politik local dan terbentuknya clean and good governance yaitu tumbuhnya pemerintahan yang rasional, melakukan transparansi dalam berbagai urusan publik, memiliki sikap kompetisi antar departemen dalam memberikan pelayanan, mendorong tegaknya hukum dan bersedia memberikan pertanggungjawaban terhadap publik (public accountibility) secara teratur.

23

Page 24: Panel 1.1 - Kemendagri (Prof.Dr.H.Djohermansyah)

lanjutan

3. Revisi Kebijakan terhadap Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dalam rangka penguatan: a. Penataan Daerah; b. Penataan Urusan; c. Pengaturan KDH/Wkl; d. Peran Gubernur Sbg Wakil Pemerintah Pusat; e. Forum Komunikasi Pimpinan Daerah; f. Kecamatan; g. Perangkat Daerah; h. Peraturan Daerah (Perda); i. Keuangan Daerah; j. Pelayanan Publik; k. Inovasi Daerah;

l.

24

Page 25: Panel 1.1 - Kemendagri (Prof.Dr.H.Djohermansyah)

SEKIAN DAN TERIMA KASIH