rabu edisi khusus markplus investasi terminal · pdf filekemas domestik, internasional, dan...

Download RABU EDISI KHUSUS MARKPLUS Investasi Terminal · PDF filekemas domestik, internasional, dan kapal curah kering. Dijadwalkan pada Mei 2014, terminal itu sudah bisa beroperasi. Investasi

If you can't read please download the document

Upload: dinhnhu

Post on 06-Feb-2018

225 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

  • layouter: edy subagyardjo

    RABU 14 MEI 2014 HALAMAN 6 EDISI KHUSUS MARKPLUS

    TERMINAL Teluk Lamong memangberbeda dengan semua terminal yang adadi Indonesia. Sebab, terminal itu dibangun jauh dari hunian masyarakat.Jarak antara pintu masuk Jalan RayaOsowilangun dengan dermaga sekitar 4kilometer.

    Ukuran dermaganya lebar, yakni,500x 80 meter. Kedalaman kolam 14meter. Jembatan menggunakan empatlajur, masing-masing 1024 x 18,2 meter.Luas lapangan peti kemasnya mencapai15,86 hektare. Lapangan barang curahkeringnya seluas 10 hektare. Panjangjalan lintasan mencapai 1.330 x 30 meter.Jembatan menggunakan tiga lajur,masing-masing 800 x 12,5 meter. Terminalini terlihat gagah.

    Kapasitas untuk peti kemas domestiksebesar 342 ribu TEUs. Kapasitasdermaga internasional sebesar 435 ribuTEUs. Kecepatan bongkar mencapai 20boks/jam/crane untuk peti kemas

    Menjadi Green PortPertama di Indonesia

    domestik dan 30 boks/jam/crane untuktiga crane.

    Terminal Teluk Lamong akan tampakmakin megah dan modern, setelahdibangun flyover dan monorel pada tahapselanjutnya. Infrastruktur tersebut makinmempercepat jalur distribusi logistiknasional.

    Terminal semi otomatis ini meng-gunakan lampu penerangan umum (PJU)dengan solar cell dan wind turbine. Sistempembayaran uang jasa menggunakansistem elektrik. Selain itu, PT TerminalTeluk Lamong bekerja sama dengansejumlah bank. Di antaranya adalah BankMandiri, Bank Jatim, Bank CIMB Niaga,Bank Permata, dan Bank HSBC.

    Direktur Komersial dan PengembanganUsaha PT Pelabuhan III Husein Latiefmengaku bahwa dirinya bangga denganpembangunan Terminal Teluk Lamong.Terminal baru dengan konsep baru danmodern itu dikerjakan anak-anak mudaIndonesia.

    Terminal Teluk Lamong terlihat megah.Terminal baru itu dibangun menggunakankonsep baru dan modern. Terminal inimenjadi terminal pertama ramah lingku-ngan dan tidak berpolusi. Yang lebihmembanggakan adalah yang terlibatsemuanya anak-anak muda Indonesia,jelas Husein Latief, ketika menyaksikan

    kedatangan ship to shore(STS) crane, Sabtu (10/5).(fail/c2/iku)

    Investasi TerminalTeluk LamongRp 3,4 TriliunSTAKEHOLDER PT Pelabuhan III (Pelindo

    III) akhirnya benar-benar mewujudkan impianmereka untuk membangun terminal modernTeluk Lamong di Surabaya. Terminal dengankonsep Gree Port ini melayani kapal petikemas domestik, internasional, dan kapalcurah kering. Dijadwalkan pada Mei 2014,terminal itu sudah bisa beroperasi.

    Investasi untuk pembangunan Termi-nal Teluk Lamong mencapai Rp 3,4 tri-liun. Jika dibandingkan dengan keselu-ruhan dana belanja modal yang disiap-kan perseoran sekitar Rp 5 triliun, biayapenyelesai tahap I Teluk Lamongmencapai 68 persen.

    Beberapa tahapan pekerjaan sudahdiselesaikan. Sebagian lainnya masuktahapan finishing. Antara lain, pemba-ngunan dermaga internasional dan do-mestik, pengadaan alat, pembangunan la-pangan penumpukan peti kemas, pem-bangunan lapangan penumpukan untuk curahkering, dan pembangunan jembatan peng-hubung kawasan perkantoran.

    Untuk mendukung pekerjaan besar terse-but, Pelindo III mendapatkan pinjaman asingsebesar USD 121.241.870 (sekitar Rp 1,2triliun) dari credit suisse dan Deutsche BankCabang London, Inggris.

    Direktur Utama PT Pelabuhan III DjarwoSurjanto mengatakan, untuk mendapatkandana pinjaman tersebut, pihaknya harus me-lalui jalan berliku. Pihaknya harus menda-patkan izin dari Kementerian BUMN, BadanPenyelenggara Pembangunan Nasional(Bappenas), Kementerian Perhubungan(Kemenhub), Kementerian Keuangan (Ke-menkeu), Bank Indonesia (BI), dan Kemen-terian Koordinator Bidang Perekonomian(Kemenko Perekonomian). Setelah menda-patkan izin dari semuanya, baru kami mela-kukan negosiasi pinjaman, kata Djarwo Sur-janto.

    Menurut Djarwo, Pelindo III memilih pinja-man dengan bunga kredit terendah. Pinjamanitu dilakukan dengan skema export creditagency melalui lembaga asuransi Finnveraasal Finlandia. Pembayaran pinjaman barudimulai pada Agustus 2015 dan dilakukansetiap enam bulan sekali. Nilainya mencapaiUSD 17,5 juta.

    Dana pinjaman tersebut digunakan untukpengadaan sepuluh unit ship to shore crane(STS) dan 20 unit automated stacking crane(ASC). Dua alat itu dibuat oleh Konecrane,perusahaan alat berat asal Finlandia.

    Pengadaan peralatan yang ditandatanganipada 1 Maret 2013 tersebut sebagian besarsudah datang di lokasi Terminal Teluk Lamong

    pada awal Mei2014. Satu di an-taranya adalaha u t o m a t i cstacking crane(ASC) sebanyaktiga unit dalambentuk urai, be-lum rakitan. Se-mentara, tujuhunit lainnya akan

    segera menyusul. Selain itu, terdapat pulaship to shore (STS) crane buatan Konecranesebanyak dua unit dalam bentuk sudah jadidan siap untuk dioperasikan. Pelaksanapembongkaran dilakukan PBM nasional PT

    Prima Utama

    Maritim. Pengiriman STS selan-jutnya akan dilaksanakan pada Juli 2014sebanyak tiga unit dan pada tahun 2016sebanyak lima unit.

    Terminal Teluk Lamong yang dibangundi perbatasan dua kota besar Surabaya-Gresik ini benar-benar modern. Semuaperalatan bongkar muat tidak meng-gunakan mesin penggerak dieselsebagaimana di terminal lain.

    Alat ASC dan STS semuanya dige-rakkan menggunakan listrik. Sehingga,

    tidak akan terjadi kebisingan dan gangguanpolusi bagi lingkungan. Alat-alat lain di luardermaga juga menggunakan listrik. Bahkan,angkutan darat trailer menggunakan bahanbakar gas (BBG).

    Terminal Teluk Lamong membutuhkanangkutan darat khusus BBG sebanyak seribuunit. Pada tahap pertama akan dioperasikanseratus unit. Pengadaan transportasi ramahlingkungan tersebut dilakukan Pelindo III bekerja

    sama dengan Organda TanjungPerak. (fail/c2/iku)

    BERDATANGAN: Alat-alat modern Terminal Teluk Lamong terus berdatangan. Satu di antaranya, dua unit ship to shore (STS) crane yang tiba pada Sabtu (10/5).

    Proyek Tol Bawah Laut Dimulaisama dilakukan oleh Kepala Kantor OtoritasPelabuhan Utama Tanjung Perak SurabayaSahat Simatupang dengan Direktur UtamaPT Pelabuhan III Djarwo Surjanto di kantorKemenhub, Kamis (8/5). Turut menyaksikanpenandatanganan itu, Menteri Perhubung-an EE Mangindaan dan Dirjen PerhubunganLaut Kemenhub Bobby R Mamahit.

    APBS merupakan pintu masuk menujupelabuhan Tanjung Perak dan sekitarnya.Saat ini, kondisinya kurang layak. Sebab,aksesnya hanya memiliki lebar 100 meterdengan kedalaman minus 8,5 meter low waterspring (LWS). Keterbatasan ini menyebabkanAPBS tidak mampu untuk dilewati kapal-kapaldengan bobot dan draf yang lebih besar.

    Ruang lingkup yang telah disepakati dalamperjanjian kerja sama tersebut meliputikegiatan penyediaan dan pelayanan jasaAPBS untuk membiayai, merencanakan ataumerancang, membangun, mengoperasikan,dan memelihara APBS. Termasuk pema-sangan sarana bantu navigasi pelayaran(SBNP) dan melaksanakan pemungutan jasaalur kepada kapal yang menggunakan APBS.

    Jangka waktu yang diberikan pemerintahkepada Pelindo III adalah 25 tahun. Rinciannya,satu tahun masa prakonstruksi, satu tahun masakonstruksi, dan 23 tahun masa operasi.

    Untuk meningkatkan kapasitas APBS

    akan dilakukan beberapa tindakan. Antaralain, pengerukan alur, pemasangan SBNP,dan pemasangan vessel traffic mana-gement system (VTMS).

    Menhub mengatakan bahwa pembangu-nan dan pengelolaan APBS merupakan satudi antara program strategis terkait dengankelancaran operasional di PelabuhanTanjung Perak, Pelabuhan Gresik, danTerminal Teluk Lamong yang didesain untukmelayani kapal dengan draf 14 meter.

    Pembangunan alur ini tepat guna untukmengantisipasi pertumbuhan ekonomi glo-bal dan pertumbuhan arus peti kemas yangtinggi. Karena itu, perlu dilakukan langkah-langkah untuk meningkatkan kapasitasterminal peti kemas. Tujuannya menga-komodasi arus peti kemas pada masa yangakan datang, kata Mangindaan.

    Saat ini, APBS hanya mampu untukdilewati kapal curah kering bermuatan 40ribu ton, kapal tanker 40 ribu ton, kapalLNG 20 ribu ton, dan kapal peti kemas 20ribu dead weight tons (DWT).

    Setelah pengerukan, kapasitas APBSmenjadi lebih besar. APBS mampu untukdilewati kapal curah kering bermuatan 90ribu ton, kapal tanker 65 ribu DWT, kapalLNG bermuatan 60 ribu ton, dan kapal petikemas berbobot 50 ribu DWT. (fail/c2/iku)

    PT PELABUHAN III (Pelindo III) segeramerealisasikan pembangunan Alur Pela-yaran Barat Surabaya (APBS) atau biasadisebut proyek jalan tol bawah laut. PelindoIII akan memperlebar alur dari 100 metermenjadi 150 meter. Dan memperdalam alurdari 8,5 meter menjadi 13-14 meter. Proyek

    yang menelan anggaran sebesar USD 67juta itu dikerjakan selama satu tahun sejakMei 2014 hingga 2015.

    Kepastian Pelindo III melakukan pengerukanAPBS, setelah BUMN tersebut melakukanpenandatanganan bersama Surat PerjanjianPemborongan Pekerjaan Pengerukan APBS

    dengan Van Oord Dredging and MarineContractor BV (Van Oord) asal Belanda.

    Selain itu, Pelindo III juga melakukan pe-nandatanganan perjanjian kerja samapenyediaan dan pelayanan jasa penggu-naan APBS dengan Kementerian Perhubu-ngan (Kemenhub). Penandatangan kerja