rabu 30 desember 2020 23 industries, trade ......kepada para pelaku sektor pariwisata untuk...

1
Wisatawan domestik akan menjadi tumpuan kebangkitan pariwisata ta- hun depan. Sementara itu, Kementerian Pari- wisata dan Ekonomi Kreatif (Kemen- parekraf) sedang menyiapkan rencana untuk penyelamatan sektor pariwisata dalam jangka pendek dan menengah, antara lain usulan perpanjangan dana hibah pariwisata dan kredit murah un- tuk para pelaku usaha pariwisata dari level usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) tahun depan “Vaksin Covid-19 akan hadir di kuar- tal I-2021, dan ini menjadi secercah harapan kita. Tahun 2021 harus menja- di tahun pemulihan sektor pariwisata,” kata Sandiaga dalam acara jumpa pers akhir tahun Kemenparekraf di Jakarta, Selasa (29/12). Dia mencatat, kunjungan wisata- wan mancanegara (wisman) 2020 diproyeksikan sebesar 4 juta orang, dengan devisa senilai US$ 3,54 miliar. Angka itu menurun 74,7% dari 2019 sebanyak 16,1 juta dan devisa US$ 16, 9 miliar. Adapun pergerakan wisata- wan nusantara (wisnus) mencapai 198 juta, menurun 29,7% dari 2019 yang sebesar 282 juta. Kontribusi pariwisata terhadap PDB diprediksi 4%, nilai tambah ekonomi kreatif (ekraf) Rp 1.050 triliun, dan ekspor ekraf US$ 15 miliar. Jumlah tenaga kerja pariwisata 13,97 juta orang, sedangkan ekraf 18,76 juta orang. Se- banyak 1,42 juta tenaga kerja pariwisata dan ekraf terdampak pandemi Covid. Menurut Sandiaga, pandemi Cov- id-19 sangat dirasakan dampaknya oleh sektor pariwisata. Kunjungan wisatawan turun drastis, dan hotel- hotel mengalami penurunan tingkat hunian (occupancy rate) hingga men- jadi 0%. “Sebanyak 1,4 juta lapangan kerja di sektor ini terdampak pandemi. Tahun 2020 mengharuskan kita untuk bertahan dan berbenah untuk meng- hadapi 2021,” ujar dia. Sandiaga mengungkapkan, pemer- intah telah memberikan bantuan kepada para pelaku sektor pariwisata untuk menghadapi dampak dari pan- demi Covid-19. Pemerintah telah men- ganggarkan Rp 3,8 triliun, yang terdiri atas Rp 3,3 triliun dalam bentuk hibah pariwisata kepada 101 kabupaten/kota di seluruh Indonesia, Rp 70 miliar anggaran khusus Kemenparekraf untuk membangun kepercayaan pasar melalui program sertifikasi CHSE, dan Rp 430 miliar berupa insentif untuk maskapai penerbangan (airlines). “Kami sudah sepakat agar program bantuan pariwisata diperluas dan ditambah jumlahnya. Pemberian bantuan selama ini masih terbatas di sektor perhotelan dan restoran. Kita akan tambah ke penyelenggara paket wisata maupun pekerja informal lain- nya,” ujar dia. Sementara itu, Sandiaga Uno usai bertemu dengan pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin) men- yatakan, tumpuan pada wisatawan domestik sejalan dengan kebijakan pemerintah menutup pintu untuk warga negara asing ke Tanah Air pada 1-14 Januari 2021. Sandi juga meminta kepada Ketua Umum Kadin Rosan Roeslani yang juga merupakan salah satu pimpinan dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk memasukkan pariwisata dan ekonomi kreatif dalam daftar penerima stimulus sektor koorporasi. Rosan Roeslani menuturkan, pihaknya sudah mengusulkan ke- pada pemerintah agar dana PEN dapat digunakan untuk memfasilitasi kredit murah bagi pelaku usaha skala kecil dan menengah yang bergerak di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif. Rencananya, pelaku usaha akan diberi- kan modal kerja antara Rp 10-75 miliar dengan jangka waktu antara 3-5 tahun. Pandemi Covid-19 menghajar sektor manufaktur tanpa ampun. Pandemi ini membuat pasokan dan permintaan produk industri turun tajam, terutama pada kuartal II tahun ini. Ada dua pemicunya. Pertama, pelemahan ekonomi nasional dan berlakunya pembatasan sosial ber- skala besar (PSBB) untuk menekan penyebaran Covid-19. Pelemahan ekonomi jelas menggerus per- mintaan produk industri lantaran daya beli masyarakat melemah. Adapun PSBB sempat mengganggu produksi manufaktur, lantaran be- berapa pabrik terpaksa tutup. Seiring dengan itu, kinerja man- ufaktur menyentuh titik nadir pada kuartal II-2020, sehingga pemutusan hubungan kerja mas- sal tak dapat dihindari. Namun, memasuki semester II tahun ini, kinerja manufaktur membaik, terlihat pada kenaikan indeks manajer pembelian (purchasing manager index/PMI) dan kenaikan penjualan sektor unggulan, seperti otomotif, semen, serta makanan dan minuman olahan. Hingga akhir 2020, sektor manu- faktur diprediksi terkontraksi 2,2%, dibandingkan tahun lalu 4,34%. Tahun depan, manufaktur ditarget- kan bangkit dengan pertumbuhan 3,95%, didorong vaksinasi Covid-19, pertumbuhan investasi, dan perbai- kan ekonomi. Kasus Covid-19 kali pertama muncul di Indonesia awal Maret 2020. Selepas dari sini, manufaktur mulai terguncang, terlihat pada PMI yang ambles ke level 45,3, dibandingkan Februari 51,9. PMI di atas 50 menandakan manufaktur tengah ekspansif, sedangkan di bawah 50 menandakan kontraksi. Sebulan kemudian, pemerintah mengizinkan beberapa daerah men- jalankan PSBB ketat. Saat inilah awan gelap menyelimuti sektor manufaktur nasional. April 2020, PMI Indonesia ambles hingga 27,5, sebelum naik tipis menjadi 28,6 pada Mei. Juni, PMI naik ke level 39,1, seiring adanya relaksasi PSBB. Tak ayal lagi, kuartal II tahun ini, manufaktur ambles 5,74%, diband- ingkan kuartal sebelumnya tum- buh 2,58%. Kala itu, merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), tiga sektor yang paling terdampak pan- demi Covid-19 adalah akomodasi, makanan dan minuman (mamin) hingga 92,47%. Lalu sektor jasa lainnya hingga 90,9%, dan sektor transportasi dan pergudangan terdampak hingga 90,34%. Seiring dengan itu, banyak pe- rusahaan yang terpaksa melaku- kan PHK. Ketua Kamar Dagang Industri (Kadin) Indonesia Rosan Roeslani pada Juni 2020 menye- butkan, angka pekerja industri atau perusahaan yang dirumahkan dan terkena PHK mencapai 6,4 juta orang. Perinciannya, PHK di sektor transportasi angkutan darat men- capai 1,4 juta orang, pekerja tekstil 2,1 juta orang dan 430 ribu pekerja hotel dirumahkan dan di-PHK. Sementara itu, kata dia, jumlah pekerja di industri alas kaki dan elek- tronik yang di PHK dan dirumahkan masing-masing 500 ribu orang. Jum- lah ini bisa saja terus bertambah bila pandemi masih belum pamit. Rosan juga menyatakan mayoritas perusahaan mengurangi jam kerja karyawan di masa pandemi agar dapat bertahan. Sebanyak 32,06% perusahaan mengurangi jam kerja dan 17,06% merumahkan karyawan- nya tanpa dibayar. Artinya, karyawan tidak mendapatkan penghasilan selama dirumahkan. Kemudian, 12,08% perusahaan memberhen- tikan pekerja dalam waktu sing- kat. Imbasnya, jumlah pemutusan hubungan kerja (PHK) melonjak di masa pandemi. “Lalu, 6,46% perusa- haan merumahkan tapi hanya diba- yar sebagian dan 3,69% perusahaan merumahkan karyawan tapi tetap dibayar penuh,” ucap dia. Untuk menjaga keberlangsun- gan produksi industri mnufaktur tanpa mengindahkan pandemi Cov- id-19, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menge- luarkan Surat Edaran Nomor 8 Tahun 2020 tentang Kewajiban Pe- laporan Bagi Perusahaan Industri dan Kawasan Industri terkait Izin Operasional dan Mobilitas Industri (IOMKI) pada April 2020. “Kebijakan itu memungkinkan industri untuk dapat beroperasi dalam masa kedaruratan dengan tetap mengutamakan protokol kesehatan yang dikontrol mela- lui kewajiban pelaporan aktivitas industri bagi perusahaan yang memperoleh IOMKI,” papar Agus. Dalam pelaksanaannya, Kemen- terian Perindustrian (Kemenperin) telah mengeluarkan sebanyak 18.433 IOMKI, yang diperkirakan dapat melindungi sekitar 5,1 juta pekerja di sektor industri. Kemu- dian, Juni 2020, pemerintah mere- alisasikan penurunan harga gas bumi untuk tujuh sektor industri. Berdasarkan Permenperin No. 18 Tahun 2020, sektor yang mendapat fasilitas tersebut adalah industri pu- puk, industri petrokimia, industri oleokimia, industri baja, industri keramik, industri kaca, serta in- dustri sarung tangan karet. Kebijakan itu berhasil mendong- krak kinerja industri. Kuartal III- 2020 manufaktur turun 4,02%, lebih rendah dari kuartal sebelumnya dan diharapkan perbaikan terus berlanjut pada kuartal IV-2020. Se- lain itu, PMI perlahan naik ke level 46,9 pada Juli dan akhirnya kem- bali menembus level 50, tepatnya 50,8 pada Agustus 2020. PMI sempet turun pada Septem- ber ke level 47,2 dan naik tipis ke level 47,8 pada Oktober. Ini dipicu PSBB ketat Jakarta untuk mene- kan penyebaran Covid-19. Namun, memasuki akhir 2020, tepatnya No- vember, PMI sudah bertengger 50,6. Memasuki 2021 yang tinggal menghitung hari, terlihat ada op- timisme baik dari pemerintah dan dunia usaha. Menperin optimis tahun depan pertumbuhan industri manufaktur akan lebih baik dengan tumbuh 3,95%. Perbaikan kinerja tersebut dengan asumsi pandemi Covid-19 dapat dikendalikan dan sudah ada vaksin sehingga aktivi- tas ekonomi mulai pulih. “Tren perbaikan kinerja industri pengolahan nonmigas diharapkan terus berlanjut pada kuartal IV- 2020,” ungkap Agus. Setidaknya ada tiga subsek- tor yang diramalkan mencetak pertumbuhan pada 2021, yakni industri makanan, minuman, serta kertas dan barang dari kertas. Adapun investasi dibidik Rp 323 triliun, naik 22% dari estimasi 2020. Optimisme ini juga dirasakan kalangan pengusaha. Di sektor oto- motif, pengusaha mobil dan sepeda motor sepakat, pasar akan membaik tahun depan. Pada 2021, penjualan mobil diprediksi mencapai 750 ribu unit, naik 43% dari estimasi 2020 sebanyak 525 ribu unit, sedangkan sepeda motor tumbuh 6-19% men- jadi 4-4,3 juta unit dari estimasi 2020 sebanyak 3,6-3,7 juta unit. Sementara itu, penjualan semen diprediksi tum- buh 5-6% dan mamin naik 5-7%. Rosan Roeslani mengungkapkan, ada lima hal penting yang diharap- kan pengusaha terjadi tahun depan. Pertama, percepatan vaksinasi Cov- id-19. Kedua, realisasi stimulus terus digenjot dan tidak terlalu kaku dalam penyaluran demi meningkatkan permintaan di masyarakat. Ketiga, pinjaman modal kerja untuk UMKM dan korporasi dengan bunga rendah diharapkan sampai pandemi bera- khir. Keempat, percepatan ekonomi digital untuk mendongkrak penjua- lan, terutama UMKM dan pelaku ekonomi di perdesaan yang selama ini belum memanfaatkan digital. Kelima, percepatan implementasi Undang-Undang (UU) Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. (leonard al cahyoputra) JAKARTA – Indonesia menghadapi 37 ini- siasi trade remedies  sepanjang 2020, melonjak hingga dua kali lipat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Trade remedies  merupakan instru- men yang digunakan secara sah untuk melind- ungi industri dalam negeri suatu negara dari kerugian akibat praktik perdagangan tidak se- hat, di antaranya berupa bea masuk antidump- ing (BMAD), bea masuk tindak pengamanan sementara (BMTP) atau safeguard. “Sebelum pandemi Covid-19, rata-rata kami menangani 14 kasus inisiasi trade rem- edies per tahun, paling banyak 20 kasus. Sekarang melonjak 100% di masa pandemi. Total kasus yang kami tangani mencapai 47 inisiasi trade remedies, termasuk yang carry over dari tahun lalu. Jadi bisa disimpulkan bahwa masa pandemi tidak menghalangi berbagai negara menginisiasi trade reme- dies,” kata Direktur Pengamanan Perdagan- gan Kemendag Pradnyawati dalam webinar Trade Remedy: Evaluasi 2020 dan Outlook 2021,” Selasa (29/12). Menurut Pradnyawati, negara-negara anggota Asean menjadi yang paling banyak menginisiasi trade remedies untuk produk asal Indonesia. Selain itu juga India yang menginisasi trade remedies bagi 6 produk asal Indonesia sepanjang 2020, disusul Fil- ipina 5 inisiasi, Amerika Serikat 4 inisiasi, dan Malaysia 3 inisiasi. Pradnya mengatakan meski berbagai perjanjian dagang membuat tarif masuk produk menurun hingga 0%, hambatan nontarif makin marak digunakan. Apalagi di tengah pandemi, setiap negara berupaya memenuhi kebutuhan masyarakatnya den- gan produksi dalam negeri, sehingga semakin banyak inisiasi untuk mempro- teksi, baik berupa trade remedies maupun Hambatan Teknis Perdagangan (HTP). Apabila inisiasi penyelidikan tersebut terbukti benar, misalnya ekspor produk Indonesia terbukti disubsidi pemerintah, produk tersebut dapat dikenakan tarif masuk antisubsidi atau safeguards. “Sementara itu, tidak terpenuhinya persyara- tan mengenai keamanan pangan, mutu barang, dan standarisasi yang dibuat oleh negara tujuan ekspor masih menjadi penyebab utama HTP terhadap produk ekspor Indonesia yang men- galami penolakan,” imbuh Pradnya. Menurut Pradnya, selama pandemi terdapat sejumlah produk ekspor yang ber- hasil diselamatkan dari hambatan trade rem- edies  dan hambatan teknis perdagangan. Nilai ekspor yang berhasil dijaga dari hambatan itu mencapai US$ 336,2 juta atau Rp 4,7 triliun. Salah satu cara yg ditempuh adalah den- gan meminta eksportir untuk berkomunikasi dengan pelaku usaha di negara tujuan yang selama ini menjadi konsumen mereka. (sny) RABU 30 DESEMBER 2020 23 INDUSTRIES, TRADE & SERVICES Istimewa Oleh Eva Fitriani dan Leonard Al Cahyoputra JAKARTA – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno meyakini, tahun 2021 akan menjadi awal kebangkitan industri pariwisata Indonesia setelah terdampak berat pandemi Covid-19, seiring dimulainya pemberian vaksin dan penerapan protokol cleanliness, health, safety & environment sustainability (CHSE) di berbagai destinasi wisata akan menimbulkan kepercayaan masyarakat untuk kembali berwisata di tahun depan. Perkuat Ketersediaan Pupuk Sejumlah buruh melakukan aktivitas bongkar muat pupuk di Gudang KP Pupk Kaltim, di Semarang, Jawa Tengah, Selasa (29/12/2020). Pupuk Indonesia (Persero) sebagai induk holding BUMN industri pupuk meminta seluruh anak perusahaannya untuk tetap fokus memperkuat ketersediaan stok pupuk serta kelancaran distribusi di penghujung tahun 2020, guna dapat memenuhi kebutuhan para petani sekaligus mendukung ketahanan pangan nasional. PEMANGGILAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA PT UNILEVER INDONESIA Tbk (“Perseroan”) Untuk memenuhi ketentuan Pasal 17 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 15/POJK.04/2020 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka (”POJK 15/2020”) dan Pasal 13 Anggaran Dasar Perseroan, Direksi Perseroan dengan ini melakukan pemanggilan kepada pemegang saham Perseroan untuk menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (“Rapat”), yang akan diselenggarakan secara elektronik pada: Hari/Tanggal : Kamis, 28 Januari 2021 Tempat : Kantor Pusat Perseroan Grha Unilever Green Office Park Kav 3 Jalan BSD Boulevard Barat, BSD City Tangerang Waktu : Pukul 09:30 Waktu Indonesia Barat s/d selesai. Mata Acara Rapat: Permohonan persetujuan atas rencana perubahan susunan Direksi Perseroan. Penjelasan Mata acara Rapat akan membahas mengenai rencana perubahan susunan Direksi sehubungan dengan pengunduran diri Bapak Jochanan Senf dan Ibu Sri Widowati dari jabatannya masing-masing selaku Direktur Perseroan, serta usulan pengangkatan Direktur Perseroan yang baru. Penjelasan lebih lanjut dan rinci atas mata acara Rapat dapat diakses melalui situs web Perseroan: https://www.unilever.co.id/ dan atau informasi yang tercantum di dalam situs eASY.KSEI (electronic general meeting system). Catatan untuk diperhatikan: 1. Perseroan akan menerapkan Protokol Kesehatan Bagi Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum Dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) (“Protokol Kesehatan Covid-19”), termasuk mensyaratkan Pemegang Saham yang hadir secara fisik untuk melakukan RT-PCR/Swab nasofaring test negatif Covid-19 sebagaimana diatur lebih lanjut pada butir 6 di bawah ini. Untuk itu, Perseroan menghimbau para pemegang saham untuk mentaati arahan dari Pemerintah tentang protokol kesehatan yang harus dijalankan dan juga menghimbau para pemegang saham untuk mewakilkan kehadirannya dalam Rapat dengan pemberian kuasa kepada penerima kuasa sebagaimana dijelaskan pada butir 5 di bawah ini. 2. Sehubungan dengan Rapat tersebut, Perseroan tidak mengirimkan undangan tersendiri kepada Pemegang Saham Perseroan, sehingga iklan pemanggilan ini merupakan undangan resmi bagi semua Pemegang Saham Perseroan. 3. Pemegang saham Perseroan yang berhak hadir dalam Rapat tersebut adalah para pemegang saham Perseroan yang namanya tercatat dengan sah dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 29 Desember 2020 pukul 16.00 WIB (“Pemegang Saham Yang Berhak”) atau kuasa mereka yang sah. 4. Materi mata acara Rapat, yakni resume calon anggota Direksi yang akan diusulkan pengangkatannya dalam Rapat, serta dokumen lain yang terkait dengan pelaksanaan Rapat telah tersedia dan dapat diakses dan diunduh melalui situs web Perseroan: https://www.unilever.co.id/ sejak tanggal panggilan ini sampai dengan penyelenggaraan Rapat. Perseroan tidak menyediakan materi dalam bentuk hardcopy pada saat Rapat. 5. Pemberian Kuasa Pemberian kuasa oleh Pemegang Saham Yang Berhak dilakukan dengan cara sebagai berikut: (a) Yang memiliki saham tanpa warkat (scriptless), yakni yang sahamnya telah dimasukkan dalam penitipan kolektif KSEI, pemberian kuasa dilakukan untuk menghadiri dan memberikan suara dalam Rapat kepada Biro Administrasi Efek Perseroan, yakni PT Sharestar Indonesia (“BAE”) melalui Aplikasi Penyelenggaraan RUPS Secara Elektronik atau eASY.KSEI yang dapat diakses melalui tautan https://akses.ksei.co.id/ yang disediakan oleh KSEI sebagai mekanisme pemberian kuasa secara elektronik (e-Proxy) dalam penyelenggaraan Rapat. E-Proxy dapat dilakukan sejak tanggal pemanggilan ini sampai dengan tanggal 27 Januari 2021 pukul 12.00 WIB. Pemberian kuasa juga dapat dilakukan tanpa menggunakan e-Proxy dan untuk itu bisa mengikuti ketentuan yang sama dengan pemegang saham dengan warkat pada butir (b) di bawah ini. (b) Yang memiliki saham dengan warkat (scrip), pemberian kuasa dilakukan untuk menghadiri dan memberikan suara dalam Rapat kepada: (i) salah seorang perwakilan BAE sebagai pihak independen (silakan menghubungi BAE atau mengakses format surat kuasa yang kami sediakan di situs web Perseroan https://www.unilever.co.id/ ; atau (ii) pihak lain yang dikehendakinya, dengan ketentuan pihak lain tersebut bukan anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris atau karyawan Perseroan. Penerima kuasa diminta agar membawa Surat Kuasa yang sah dengan melampirkan fotokopi identitas diri pemberi kuasa dan penerima kuasa. Sesuai dengan Pasal 48 POJK 15/2020, dalam pemungutan suara, suara yang dikeluarkan berlaku untuk seluruh saham yang dimilikinya dan karenanya pemberian kuasa tidak dilakukan kepada lebih dari seorang penerima kuasa untuk sebagian jumlah sahamnya dengan suara yang berbeda. - Format surat kuasa dapat diunduh di situs web Perseroan: https://www.unilever.co.id/ Jika surat kuasa pemegang saham ditandatangani di luar Indonesia, surat kuasa tersebut harus dilegalisasi oleh Kedutaan Besar Indonesia atau konsuler yang terdekat dengan tempat dimana surat kuasa tersebut ditandatangani. - Surat Kuasa asli, dilengkapi dengan fotokopi KTP atau tanda pengenal lain pemberi kuasa dikirimkan kepada BAE, di alamat kantornya: Berita Satu Plaza, 7th Floor, Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 35-36, Jakarta 12950, Indonesia, Tel. +6221 5277966, Fax. +6221 527 7967 (”Kantor BAE”), paling lambat 3 (tiga) hari kerja sebelum Rapat diselenggarakan, yaitu tanggal 25 Januari 2021 selambatnya pukul 16.00 WIB. - Penerima kuasa hanya akan diijinkan menghadiri Rapat setelah dinyatakan sah sebagai penerima kuasa dari pemegang saham yang tercatat sebagai Pemegang Saham Yang Berhak. 6. Protokol Kesehatan Covid-19 yang akan diterapkan untuk pemegang saham atau kuasanya yang akan hadir secara fisik pada Rapat adalah sebagai berikut: (a) Dengan mengacu pada ketentuan ayat (4) Pasal 8 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 16/POJK.04/2020 tentang Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka Secara Elektronik (“POJK 16/2020”) dan dalam rangka menerapkan Protokol Kesehatan Covid-19, Perseroan menetapkan jumlah pemegang saham dan kuasa pemegang saham yang telah memenuhi persyaratan untuk menghadiri Rapat, maksimal sebanyak 30 (tiga puluh) orang, terdiri atas 25 (dua puluh lima) pemegang saham tanpa warkat (scripless) atau kuasanya dan 5 ( lima ) pemegang saham dengan warkat (scrip) atau kuasanya. (b) Wajib memberikan konfirmasi akan hadir secara fisik selambatnya 1 (satu) hari sebelum acara dengan memberitahukan kepada BAE, dan penetapan pemegang saham atau kuasa pemegang saham yang akan diijinkan hadir secara fisik pada Rapat dilakukan dengan prinsip “yang menyatakan akan hadir secara fisik lebih dulu akan diutamakan” (first confirm first served) sampai dengan jumlah 30 (tiga puluh) orang tercapai. (c) Pada saat kehadiran atau pendaftaran kehadiran, pemegang saham atau kuasanya disyaratkan: (i) Demi kenyamanan dan kesehatan seluruh Pihak, dengan biayanya sendiri, untuk memiliki dan menunjukan hasil pemeriksaan RT-PCR/ swab nasofaring test negatif Covid-19 pada periode maksimum 7 (tujuh) hari sebelum Rapat yang mana pengambilan sampel untuk RT-PCR/swab nasofaring test tersebut paling cepat dilakukan tanggal 21 Januari 2021. Hasil Rapid Test tidak dapat diterima; (ii) tidak memiliki suhu tubuh 37,3 0C atau lebih; (iii) tidak sedang sakit (demam, batuk, flu atau pilek) dan wajib menyerahkan formulir deklarasi kesehatan (dapat diunduh di situs web Perseroan: https://www.unilever.co.id/, yang memuat informasi kesehatan; (iv) untuk pemegang saham perorangan, menyerahkan fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau kartu identitas lainnya; (v) untuk penerima kuasa dari pemegang kuasa perorangan di luar mekanisme e-Proxy, menyerahkan Surat Kuasa Asli beserta fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) pemberi kuasa dan penerima kuasa atau kartu identitas lainnya; (vi) pemegang saham yang sahamnya berada dalam penitipan kolektif KSEI diminta untuk memperlihatkan Konfirmasi Tertulis Untuk Rapat (“KTUR”) yang dapat diperoleh di perusahaan efek atau bank kustodian dimana pemegang saham membuka rekening efeknya. (d) Selama berada di area sekitar ruangan rapat dan di dalam ruangan rapat selama penyelenggaraan Rapat, wajib menggunakan masker. (e) Pada saat pendaftaran atau memasuki gedung Rapat, wajib untuk menyerahkan formulir deklarasi kesehatan yang memuat informasi kesehatan yang dapat diunduh pada situs web Perseroan. (f) Mengikuti arahan panitia Rapat dalam menerapkan kebijakan physical distancing di tempat Rapat baik sebelum Rapat dimulai, pada saat Rapat, maupun setelah Rapat selesai. (g) Apabila di tempat Rapat terlihat Pemegang Saham atau Kuasa Pemegang Saham yang memiliki atau terlihat bergejala (seperti batuk, demam, flu) maka akan diminta untuk meninggalkan ruang Rapat. (h) Wajib mengikuti dan mentaati arahan dan keputusan panitia penyelenggaraan Rapat. Perseroan berhak untuk melarang pemegang saham atau kuasanya untuk memasuki gedung/menghadiri Rapat secara fisik jika pemegang saham atau kuasanya tidak memenuhi syarat protokol kesehatan dan keselamatan yang ditetapkan oleh Perseroan, dan atau jika terdapat kondisi tertentu yang menurut pertimbangan Perseroan perlu untuk dilakukan sebagai bentuk pelaksanaan protokol kesehatan dan ketertiban. (i) Bagi pemegang saham yang termasuk dalam golongan resiko tinggi Covid-19, antara lain: berusia 60 tahun keatas; memiliki penyakit komorbid (penyakit penyerta) seperti diabetes melitus, hipertensi, kanker, asma dan Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) dan lain- lain serta ibu hamil sangat tidak disarankan untuk mengikuti Rapat secara fisik dan agar memberikan kuasa kepada pihak yang telah disediakan oleh Perseroan dengan menggunakan mekanisme e Proxy. 7. Pemegang Saham Yang Berhak yang berstatus badan hukum (“Pemegang Saham Badan Hukum”) dapat diwakili dalam Rapat oleh seorang atau beberapa orang yang mempunyai kewenangan untuk mewakili dan bertindak untuk dan atas nama Pemegang Saham Badan Hukum tersebut sesuai dengan Anggaran Dasar Pemegang Saham Badan Hukum tersebut. Dimohon agar: (a) fotokopi Anggaran Dasar Pemegang Saham Badan Hukum yang berlaku pada saat Rapat diselenggarakan, dan (b) salinan Risalah Rapat Umum Pemegang Saham atau dokumen lain yang berkenaan dengan pengangkatan para anggota Direksi atau manajemen Pemegang Saham Badan Hukum yang menjabat pada saat Rapat diselenggarakan, beserta bukti pemberitahuan dan pendaftaran pengangkatan mereka kepada instansi yang berwenang, dikirimkan ke Kantor BAE di alamat tercantum pada butir 5.(b).(ii) di atas, selambatnya 3 (tiga) hari kerja sebelum Rapat diselenggarakan, yakni tanggal 25 Januari 2021. 8. Pemegang Saham Yang Berhak yang hadir dan atau memberikan kuasa kepada BAE berhak menyampaikan pertanyaan yang relevan dengan mata acara Rapat kepada BAE melalui email ke [email protected] atau secara tertulis melalui surat, dikirimkan ke Kantor BAE, dengan Subjek “Pertanyaan RUPSLB Unilever 2021” dan dilengkapi dengan identitas dan jumlah suara, dikirimkan paling lambat 3 (tiga) hari kerja sebelum Rapat diadakan, yaitu tanggal 25 Januari 2021. Pertanyaan tersebut sepanjang relevan akan disampaikan dan dibahas dalam Rapat dan dicatat dalam Risalah Rapat yang disusun oleh Notaris dan diumumkan dalam situs web Perseroan serta PT Bursa Efek Indonesia. 9. Dengan memperhatikan protokol keamanan dan kesehatan serta untuk memudahkan registrasi kehadiran para pemegang saham, Pemegang Saham Yang Berhak atau kuasa mereka yang sah diminta dengan hormat agar berada di tempat Rapat pada pukul 08.00 WIB. Untuk memastikan jalannya Rapat yang sederhana, ringkas dan cepat, Rapat akan dimulai tepat waktu dan meja pendaftaran akan ditutup pada pukul 09.00 WIB atau waktu lainnya jika berdasarkan kondisi perlu untuk ditetapkan lain oleh Panitia Rapat. Pemegang Saham Yang Berhak atau kuasanya yang sah yang hadir setelah pukul 09.00 WIB tidak diperkenankan untuk hadir dalam Rapat. 10. Pemegang Saham Yang Berhak atau kuasanya yang sah disarankan untuk mempelajari materi yang berkenaan dengan penjelasan mata acara Rapat dan Tata Tertib Rapat yang telah tersedia di situs web Perseroan. Surat Kuasa dan dokumen pendukung lainnya dapat diunduh melalui situs web Perseroan www.unilever.co.id. dan tersedia selama jam dan hari kerja di Kantor BAE. Perseroan tidak menyediakan materi Rapat dalam bentuk hardcopy maupun softcopy dalam bentuk flash disk. 11. Demi alasan kesehatan dan dalam rangka pengendalian dan pencegahan penyebaran COVID-19, Perseroan tidak menyediakan makanan dan minuman, goody bag produk/souvenir, dan tidak menyediakan materi Rapat dalam bentuk fisik kepada pemegang saham dan kuasa pemegang saham yang hadir dalam Rapat. Dengan mempertimbangkan kondisi dan situasi penyebaran Covid-19, Perseroan dapat melakukan perubahan dan/atau penambahan informasi terkait dengan tata cara pelaksanaan Rapat yang akan diumumkan lebih lanjut. Pertanyaan atau permintaan informasi lain terkait Rapat dapat diajukan/diminta ke Email Perseroan: [email protected] dan atau Email BAE : [email protected]. Tangerang, 30 Desember 2020 Direksi Perseroan

Upload: others

Post on 28-Jan-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Wisatawan domestik akan menjadi tumpuan kebangkitan pariwisata ta-hun depan.

    Sementara itu, Kementerian Pari-wisata dan Ekonomi Kreatif (Kemen-parekraf) sedang menyiapkan rencana untuk penyelamatan sektor pariwisata dalam jangka pendek dan menengah, antara lain usulan perpanjangan dana

    hibah pariwisata dan kredit murah un-tuk para pelaku usaha pariwisata dari level usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) tahun depan

    “Vaksin Covid-19 akan hadir di kuar-tal I-2021, dan ini menjadi secercah harapan kita. Tahun 2021 harus menja-di tahun pemulihan sektor pariwisata,” kata Sandiaga dalam acara jumpa pers

    akhir tahun Kemenparekraf di Jakarta, Selasa (29/12).

    Dia mencatat, kunjungan wisata-wan mancanegara (wisman) 2020 diproyeksikan sebesar 4 juta orang, dengan devisa senilai US$ 3,54 miliar. Angka itu menurun 74,7% dari 2019 sebanyak 16,1 juta dan devisa US$ 16, 9 miliar. Adapun pergerakan wisata-wan nusantara (wisnus) mencapai 198 juta, menurun 29,7% dari 2019 yang sebesar 282 juta.

    Kontribusi pariwisata terhadap PDB diprediksi 4%, nilai tambah ekonomi kreatif (ekraf) Rp 1.050 triliun, dan ekspor ekraf US$ 15 miliar. Jumlah tenaga kerja pariwisata 13,97 juta orang, sedangkan ekraf 18,76 juta orang. Se-banyak 1,42 juta tenaga kerja pariwisata dan ekraf terdampak pandemi Covid.

    Menurut Sandiaga, pandemi Cov-id-19 sangat dirasakan dampaknya oleh sektor pariwisata. Kunjungan wisatawan turun drastis, dan hotel-hotel mengalami penurunan tingkat hunian (occupancy rate) hingga men-jadi 0%. “Sebanyak 1,4 juta lapangan kerja di sektor ini terdampak pandemi. Tahun 2020 mengharuskan kita untuk bertahan dan berbenah untuk meng-

    hadapi 2021,” ujar dia.Sandiaga mengungkapkan, pemer-

    intah telah memberikan bantuan kepada para pelaku sektor pariwisata untuk menghadapi dampak dari pan-demi Covid-19. Pemerintah telah men-ganggarkan Rp 3,8 triliun, yang terdiri atas Rp 3,3 triliun dalam bentuk hibah pariwisata kepada 101 kabupaten/kota di seluruh Indonesia, Rp 70 miliar anggaran khusus Kemenparekraf untuk membangun kepercayaan pasar melalui program sertifikasi CHSE, dan Rp 430 miliar berupa insentif untuk maskapai penerbangan (airlines).

    “Kami sudah sepakat agar program

    bantuan pariwisata diperluas dan ditambah jumlahnya. Pemberian bantuan selama ini masih terbatas di sektor perhotelan dan restoran. Kita akan tambah ke penyelenggara paket wisata maupun pekerja informal lain-nya,” ujar dia.

    Sementara itu, Sandiaga Uno usai bertemu dengan pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin) men-yatakan, tumpuan pada wisatawan domestik sejalan dengan kebijakan pemerintah menutup pintu untuk warga negara asing ke Tanah Air pada 1-14 Januari 2021. Sandi juga meminta kepada Ketua Umum Kadin

    Rosan Roeslani yang juga merupakan salah satu pimpinan dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk memasukkan pariwisata dan ekonomi kreatif dalam daftar penerima stimulus sektor koorporasi.

    Rosan Roeslani menuturkan, pihaknya sudah mengusulkan ke-pada pemerintah agar dana PEN dapat digunakan untuk memfasilitasi kredit murah bagi pelaku usaha skala kecil dan menengah yang bergerak di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif. Rencananya, pelaku usaha akan diberi-kan modal kerja antara Rp 10-75 miliar dengan jangka waktu antara 3-5 tahun.

    Pandemi Covid-19 menghajar sektor manufaktur tanpa ampun. Pandemi ini membuat pasokan dan permintaan produk industri turun tajam, terutama pada kuartal II tahun ini.

    Ada dua pemicunya. Pertama, pelemahan ekonomi nasional dan berlakunya pembatasan sosial ber-skala besar (PSBB) untuk menekan penyebaran Covid-19. Pelemahan ekonomi jelas menggerus per-mintaan produk industri lantaran daya beli masyarakat melemah. Adapun PSBB sempat mengganggu produksi manufaktur, lantaran be-berapa pabrik terpaksa tutup.

    Seiring dengan itu, kinerja man-ufaktur menyentuh titik nadir pada kuartal II-2020, sehingga pemutusan hubungan kerja mas-sal tak dapat dihindari. Namun, memasuki semester II tahun ini, kinerja manufaktur membaik, terlihat pada kenaikan indeks manajer pembelian (purchasing manager index/PMI) dan kenaikan penjualan sektor unggulan, seperti otomotif, semen, serta makanan dan minuman olahan.

    Hingga akhir 2020, sektor manu-faktur diprediksi terkontraksi 2,2%, dibandingkan tahun lalu 4,34%. Tahun depan, manufaktur ditarget-kan bangkit dengan pertumbuhan 3,95%, didorong vaksinasi Covid-19, pertumbuhan investasi, dan perbai-kan ekonomi.

    Kasus Covid-19 kali pertama muncul di Indonesia awal Maret 2020. Selepas dari sini, manufaktur mulai terguncang, terlihat pada PMI yang ambles ke level 45,3, dibandingkan Februari 51,9. PMI di atas 50 menandakan manufaktur tengah ekspansif, sedangkan di bawah 50 menandakan kontraksi.

    Sebulan kemudian, pemerintah mengizinkan beberapa daerah men-jalankan PSBB ketat. Saat inilah awan gelap menyelimuti sektor manufaktur nasional. April 2020, PMI Indonesia ambles hingga 27,5,

    sebelum naik tipis menjadi 28,6 pada Mei. Juni, PMI naik ke level 39,1, seiring adanya relaksasi PSBB.

    Tak ayal lagi, kuartal II tahun ini, manufaktur ambles 5,74%, diband-ingkan kuartal sebelumnya tum-buh 2,58%. Kala itu, merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), tiga sektor yang paling terdampak pan-demi Covid-19 adalah akomodasi, makanan dan minuman (mamin) hingga 92,47%. Lalu sektor jasa lainnya hingga 90,9%, dan sektor transpor tasi dan pergudangan terdampak hingga 90,34%.

    Seiring dengan itu, banyak pe-rusahaan yang terpaksa melaku-kan PHK. Ketua Kamar Dagang Industri (Kadin) Indonesia Rosan Roeslani pada Juni 2020 menye-butkan, angka pekerja industri atau perusahaan yang dirumahkan dan terkena PHK mencapai 6,4 juta orang. Perinciannya, PHK di sektor transportasi angkutan darat men-capai 1,4 juta orang, pekerja tekstil 2,1 juta orang dan 430 ribu pekerja hotel dirumahkan dan di-PHK.

    Sementara itu, kata dia, jumlah pekerja di industri alas kaki dan elek-tronik yang di PHK dan dirumahkan masing-masing 500 ribu orang. Jum-lah ini bisa saja terus bertambah bila pandemi masih belum pamit.

    Rosan juga menyatakan mayoritas perusahaan mengurangi jam kerja karyawan di masa pandemi agar dapat bertahan. Sebanyak 32,06% perusahaan mengurangi jam kerja dan 17,06% merumahkan karyawan-nya tanpa dibayar. Artinya, karyawan tidak mendapatkan penghasilan selama dirumahkan. Kemudian, 12,08% perusahaan memberhen-tikan pekerja dalam waktu sing-kat. Imbasnya, jumlah pemutusan hubungan kerja (PHK) melonjak di masa pandemi. “Lalu, 6,46% perusa-haan merumahkan tapi hanya diba-yar sebagian dan 3,69% perusahaan merumahkan karyawan tapi tetap dibayar penuh,” ucap dia.

    Untuk menjaga keberlangsun-

    gan produksi industri mnufaktur tanpa mengindahkan pandemi Cov-id-19, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menge-luarkan Surat Edaran Nomor 8 Tahun 2020 tentang Kewajiban Pe-laporan Bagi Perusahaan Industri dan Kawasan Industri terkait Izin Operasional dan Mobilitas Industri (IOMKI) pada April 2020.

    “Kebijakan itu memungkinkan industri untuk dapat beroperasi dalam masa kedaruratan dengan tetap mengutamakan protokol kesehatan yang dikontrol mela-lui kewajiban pelaporan aktivitas industri bagi perusahaan yang memperoleh IOMKI,” papar Agus.

    Dalam pelaksanaannya, Kemen-terian Perindustrian (Kemenperin) telah mengeluarkan sebanyak 18.433 IOMKI, yang diperkirakan dapat melindungi sekitar 5,1 juta pekerja di sektor industri. Kemu-dian, Juni 2020, pemerintah mere-alisasikan penurunan harga gas bumi untuk tujuh sektor industri. Berdasarkan Permenperin No. 18 Tahun 2020, sektor yang mendapat fasilitas tersebut adalah industri pu-puk, industri petrokimia, industri oleokimia, industri baja, industri keramik, industri kaca, serta in-dustri sarung tangan karet.

    Kebijakan itu berhasil mendong-krak kinerja industri. Kuartal III-2020 manufaktur turun 4,02%, lebih rendah dari kuartal sebelumnya dan diharapkan perbaikan terus berlanjut pada kuartal IV-2020. Se-lain itu, PMI perlahan naik ke level 46,9 pada Juli dan akhirnya kem-bali menembus level 50, tepatnya 50,8 pada Agustus 2020.

    PMI sempet turun pada Septem-ber ke level 47,2 dan naik tipis ke level 47,8 pada Oktober. Ini dipicu PSBB ketat Jakarta untuk mene-kan penyebaran Covid-19. Namun, memasuki akhir 2020, tepatnya No-vember, PMI sudah bertengger 50,6.

    Memasuki 2021 yang tinggal menghitung hari, terlihat ada op-

    timisme baik dari pemerintah dan dunia usaha. Menperin optimis tahun depan pertumbuhan industri manufaktur akan lebih baik dengan tumbuh 3,95%. Perbaikan kinerja tersebut dengan asumsi pandemi Covid-19 dapat dikendalikan dan sudah ada vaksin sehingga aktivi-tas ekonomi mulai pulih.

    “Tren perbaikan kinerja industri pengolahan nonmigas diharapkan terus berlanjut pada kuartal IV-2020,” ungkap Agus.

    Setidaknya ada tiga subsek-tor yang diramalkan mencetak pertumbuhan pada 2021, yakni industri makanan, minuman, serta kertas dan barang dari kertas. Adapun investasi dibidik Rp 323 triliun, naik 22% dari estimasi 2020.

    Optimisme ini juga dirasakan kalangan pengusaha. Di sektor oto-motif, pengusaha mobil dan sepeda motor sepakat, pasar akan membaik tahun depan. Pada 2021, penjualan mobil diprediksi mencapai 750 ribu unit, naik 43% dari estimasi 2020 sebanyak 525 ribu unit, sedangkan sepeda motor tumbuh 6-19% men-jadi 4-4,3 juta unit dari estimasi 2020 sebanyak 3,6-3,7 juta unit. Sementara itu, penjualan semen diprediksi tum-buh 5-6% dan mamin naik 5-7%.

    Rosan Roeslani mengungkapkan, ada lima hal penting yang diharap-kan pengusaha terjadi tahun depan. Pertama, percepatan vaksinasi Cov-id-19. Kedua, realisasi stimulus terus digenjot dan tidak terlalu kaku dalam penyaluran demi meningkatkan permintaan di masyarakat. Ketiga, pinjaman modal kerja untuk UMKM dan korporasi dengan bunga rendah diharapkan sampai pandemi bera-khir. Keempat, percepatan ekonomi digital untuk mendongkrak penjua-lan, terutama UMKM dan pelaku ekonomi di perdesaan yang selama ini belum memanfaatkan digital. Kelima, percepatan implementasi Undang-Undang (UU) Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. (leonard al cahyoputra)

    JAKARTA – Indonesia menghadapi 37 ini-siasi trade remedies sepanjang 2020, melonjak hingga dua kali lipat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Trade remedies merupakan instru-men yang digunakan secara sah untuk melind-ungi industri dalam negeri suatu negara dari kerugian akibat praktik perdagangan tidak se-hat, di antaranya berupa bea masuk antidump-ing (BMAD), bea masuk tindak pengamanan sementara (BMTP) atau safeguard.

    “Sebelum pandemi  Covid-19,  rata-rata kami menangani 14 kasus inisiasi trade rem-edies  per tahun, paling banyak 20 kasus. Sekarang melonjak 100% di masa pandemi. Total kasus yang kami tangani mencapai 47 inisiasi trade remedies, termasuk yang carry over dari tahun lalu. Jadi bisa disimpulkan bahwa masa pandemi tidak menghalangi berbagai negara menginisiasi  trade reme-dies,” kata Direktur Pengamanan Perdagan-gan Kemendag Pradnyawati dalam webinar Trade Remedy: Evaluasi 2020 dan Outlook 2021,” Selasa (29/12).

    Menurut Pradnyawati, negara-negara anggota Asean menjadi yang paling banyak menginisiasi trade remedies untuk produk asal Indonesia. Selain itu juga India yang menginisasi trade remedies bagi 6 produk asal Indonesia sepanjang 2020, disusul Fil-ipina 5 inisiasi, Amerika Serikat 4 inisiasi, dan Malaysia 3 inisiasi.

    Pradnya mengatakan meski berbagai perjanjian dagang membuat tarif masuk produk menurun hingga 0%, hambatan nontarif makin marak digunakan. Apalagi di tengah pandemi, setiap negara berupaya memenuhi kebutuhan masyarakatnya den-gan produksi dalam negeri,  sehingga semakin banyak inisiasi untuk mempro-teksi, baik berupa trade remedies maupun Hambatan Teknis Perdagangan (HTP). Apabila inisiasi penyelidikan tersebut terbukti benar, misalnya ekspor produk Indonesia terbukti disubsidi pemerintah, produk tersebut dapat dikenakan tarif  masuk antisubsidi atau safeguards.

    “Sementara itu, tidak terpenuhinya persyara-tan mengenai keamanan pangan, mutu barang, dan standarisasi yang dibuat oleh negara tujuan ekspor masih menjadi penyebab utama HTP terhadap produk ekspor Indonesia yang men-galami penolakan,” imbuh Pradnya.

    Menurut Pradnya, selama pandemi terdapat sejumlah produk ekspor yang ber-hasil diselamatkan dari hambatan trade rem-edies dan hambatan teknis perdagangan. Nilai ekspor yang berhasil dijaga dari hambatan itu mencapai US$ 336,2 juta atau Rp 4,7 triliun. Salah satu cara yg ditempuh adalah den-gan meminta eksportir untuk berkomunikasi dengan pelaku usaha di negara tujuan yang selama ini menjadi konsumen mereka. (sny)

    RABU 30 DESEMBER 2020

    23 INDUSTRIES, TRADE & SERVICESIstimewa

    Oleh Eva Fitriani dan Leonard Al Cahyoputra

    JAKARTA – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno meyakini, tahun 2021 akan menjadi awal kebangkitan industri pariwisata Indonesia setelah terdampak berat pandemi Covid-19, seiring dimulainya pemberian vaksin dan penerapan protokol cleanliness, health, safety & environment sustainability (CHSE) di berbagai destinasi wisata akan menimbulkan kepercayaan masyarakat untuk kembali berwisata di tahun depan.

    Perkuat Ketersediaan PupukSejumlah buruh melakukan aktivitas bongkar muat pupuk di Gudang KP Pupk Kaltim, di Semarang, Jawa Tengah, Selasa (29/12/2020). Pupuk Indonesia (Persero) sebagai induk holding BUMN industri pupuk meminta seluruh anak perusahaannya untuk tetap fokus memperkuat ketersediaan stok pupuk serta kelancaran distribusi di penghujung tahun 2020, guna dapat memenuhi kebutuhan para petani sekaligus mendukung ketahanan pangan nasional.

    Investor Daily_3 Kol x 350 mmTerbit 30 Desember 2020Revisi 1

    PEMANGGILANRAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA

    PT UNILEVER INDONESIA Tbk(“Perseroan”)

    Untuk memenuhi ketentuan Pasal 17 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 15/POJK.04/2020 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka (”POJK 15/2020”) dan Pasal 13 Anggaran Dasar Perseroan, Direksi Perseroan dengan ini melakukan pemanggilan kepada pemegang saham Perseroan untuk menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (“Rapat”), yang akan diselenggarakan secara elektronik pada: Hari/Tanggal : Kamis, 28 Januari 2021 Tempat : Kantor Pusat Perseroan Grha Unilever GreenOfficeParkKav3 JalanBSDBoulevardBarat,BSDCity Tangerang Waktu : Pukul 09:30 Waktu Indonesia Barat s/d selesai. Mata Acara Rapat:Permohonan persetujuan atas rencana perubahan susunan Direksi Perseroan. Penjelasan Mata acara Rapat akan membahas mengenai rencana perubahan susunan Direksi sehubungan dengan pengunduran diri Bapak Jochanan Senf dan Ibu

    Sri Widowati dari jabatannya masing-masing selaku Direktur Perseroan, serta usulan pengangkatan Direktur Perseroan yang baru. Penjelasan lebih lanjut dan rinci atas mata acara Rapat dapat diakses melalui situs web Perseroan: https://www.unilever.co.id/ dan atau informasi yang tercantum di dalam situs eASY.KSEI (electronic general meeting system). Catatan untuk diperhatikan: 1. Perseroan akan menerapkan Protokol Kesehatan Bagi Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum Dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian

    Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) (“Protokol Kesehatan Covid-19”), termasuk mensyaratkan Pemegang Saham yang hadir secara fisik untuk melakukan RT-PCR/Swab nasofaring test negatif Covid-19 sebagaimana diatur lebih lanjut pada butir 6 di bawah ini. Untuk itu, Perseroan menghimbau para pemegang saham untuk mentaati arahan dari Pemerintah tentang protokol kesehatan yang harus dijalankan dan juga menghimbau para pemegang saham untuk mewakilkan kehadirannya dalam Rapat dengan pemberian kuasa kepada penerima kuasa sebagaimana dijelaskan pada butir 5 di bawah ini.

    2. Sehubungan dengan Rapat tersebut, Perseroan tidak mengirimkan undangan tersendiri kepada Pemegang Saham Perseroan, sehingga iklan pemanggilan ini merupakan undangan resmi bagi semua Pemegang Saham Perseroan.

    3. Pemegang saham Perseroan yang berhak hadir dalam Rapat tersebut adalah para pemegang saham Perseroan yang namanya tercatat dengan sah dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 29 Desember 2020 pukul 16.00 WIB (“Pemegang Saham Yang Berhak”) atau kuasa mereka yang sah.

    4. Materi mata acara Rapat, yakni resume calon anggota Direksi yang akan diusulkan pengangkatannya dalam Rapat, serta dokumen lain yang terkait dengan pelaksanaan Rapat telah tersedia dan dapat diakses dan diunduh melalui situs web Perseroan: https://www.unilever.co.id/ sejak tanggal panggilan ini sampai dengan penyelenggaraan Rapat. Perseroan tidak menyediakan materi dalam bentuk hardcopy pada saat Rapat.

    5. Pemberian Kuasa Pemberian kuasa oleh Pemegang Saham Yang Berhak dilakukan dengan cara sebagai berikut: (a) Yang memiliki saham tanpa warkat (scriptless), yakni yang sahamnya telah dimasukkan dalam penitipan kolektif KSEI, pemberian kuasa dilakukan

    untuk menghadiri dan memberikan suara dalam Rapat kepada Biro Administrasi Efek Perseroan, yakni PT Sharestar Indonesia (“BAE”) melalui Aplikasi Penyelenggaraan RUPS Secara Elektronik atau eASY.KSEI yang dapat diakses melalui tautan https://akses.ksei.co.id/ yang disediakan oleh KSEI sebagai mekanisme pemberian kuasa secara elektronik (e-Proxy) dalam penyelenggaraan Rapat. E-Proxy dapat dilakukan sejak tanggal pemanggilan ini sampai dengan tanggal 27 Januari 2021 pukul 12.00 WIB. Pemberian kuasa juga dapat dilakukan tanpa menggunakan e-Proxy dan untuk itu bisa mengikuti ketentuan yang sama dengan pemegang saham dengan warkat pada butir (b) di bawah ini.

    (b) Yang memiliki saham dengan warkat (scrip), pemberian kuasa dilakukan untuk menghadiri dan memberikan suara dalam Rapat kepada: (i) salah seorang perwakilan BAE sebagai pihak independen (silakan menghubungi BAE atau mengakses format surat kuasa yang kami sediakan di

    situs web Perseroan https://www.unilever.co.id/ ; atau (ii) pihak lain yang dikehendakinya, dengan ketentuan pihak lain tersebut bukan anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris atau karyawan

    Perseroan. Penerima kuasa diminta agar membawa Surat Kuasa yang sah dengan melampirkan fotokopi identitas diri pemberi kuasa dan penerima kuasa. Sesuai dengan Pasal 48 POJK 15/2020, dalam pemungutan suara, suara yang dikeluarkan berlaku untuk seluruh saham yang dimilikinya dan karenanya pemberian kuasa tidak dilakukan kepada lebih dari seorang penerima kuasa untuk sebagian jumlah sahamnya dengan suara yang berbeda.

    - Format surat kuasa dapat diunduh di situs web Perseroan: https://www.unilever.co.id/ Jika surat kuasa pemegang saham ditandatangani di luar Indonesia, surat kuasa tersebut harus dilegalisasi oleh Kedutaan Besar Indonesia atau konsuler yang terdekat dengan tempat dimana surat kuasa tersebut ditandatangani.

    - Surat Kuasa asli, dilengkapi dengan fotokopi KTP atau tanda pengenal lain pemberi kuasa dikirimkan kepada BAE, di alamat kantornya: Berita SatuPlaza,7thFloor,Jl.Jend.GatotSubrotoKav.35-36,Jakarta12950,Indonesia,Tel.+62215277966,Fax.+62215277967(”Kantor BAE”), paling lambat 3 (tiga) hari kerja sebelum Rapat diselenggarakan, yaitu tanggal 25 Januari 2021 selambatnya pukul 16.00 WIB.

    - Penerima kuasa hanya akan diijinkan menghadiri Rapat setelah dinyatakan sah sebagai penerima kuasa dari pemegang saham yang tercatat sebagai Pemegang Saham Yang Berhak.

    6. ProtokolKesehatanCovid-19yangakanditerapkanuntukpemegangsahamataukuasanyayangakanhadirsecarafisikpadaRapatadalahsebagaiberikut:

    (a) Dengan mengacu pada ketentuan ayat (4) Pasal 8 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 16/POJK.04/2020 tentang Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka Secara Elektronik (“POJK 16/2020”) dan dalam rangka menerapkan Protokol Kesehatan Covid-19,Perseroan menetapkan jumlah pemegang saham dan kuasa pemegang saham yang telah memenuhi persyaratan untuk menghadiri Rapat, maksimal sebanyak 30 (tiga puluh) orang, terdiri atas 25 (dua puluh lima) pemegang saham tanpa warkat (scripless) atau kuasanya dan 5 ( lima ) pemegang saham dengan warkat (scrip) atau kuasanya.

    (b) Wajibmemberikankonfirmasiakanhadirsecarafisikselambatnya1(satu)harisebelumacaradenganmemberitahukankepadaBAE,danpenetapanpemegangsahamataukuasapemegangsahamyangakandiijinkanhadirsecarafisikpadaRapatdilakukandenganprinsip“yangmenyatakanakanhadirsecarafisiklebihduluakandiutamakan”(first confirm first served) sampai dengan jumlah 30 (tiga puluh) orang tercapai.

    (c) Pada saat kehadiran atau pendaftaran kehadiran, pemegang saham atau kuasanya disyaratkan: (i) Demi kenyamanan dan kesehatan seluruh Pihak, dengan biayanya sendiri, untuk memiliki dan menunjukan hasil pemeriksaan RT-PCR/

    swab nasofaring test negatif Covid-19 pada periode maksimum 7 (tujuh) hari sebelum Rapat yang mana pengambilan sampel untuk RT-PCR/swab nasofaring test tersebut paling cepat dilakukan tanggal 21 Januari 2021. Hasil Rapid Test tidak dapat diterima;

    (ii) tidakmemilikisuhutubuh37,30Cataulebih; (iii) tidaksedangsakit(demam,batuk,fluataupilek)danwajibmenyerahkanformulirdeklarasikesehatan(dapatdiunduhdisituswebPerseroan:

    https://www.unilever.co.id/, yang memuat informasi kesehatan; (iv) untukpemegangsahamperorangan,menyerahkanfotokopiKartuTandaPenduduk(KTP)ataukartuidentitaslainnya; (v) untukpenerimakuasadaripemegangkuasaperorangandiluarmekanismee-Proxy, menyerahkan Surat Kuasa Asli beserta fotokopi Kartu Tanda

    Penduduk (KTP) pemberi kuasa dan penerima kuasa atau kartu identitas lainnya; (vi) pemegangsahamyangsahamnyaberadadalampenitipankolektifKSEIdimintauntukmemperlihatkanKonfirmasiTertulisUntukRapat(“KTUR”)

    yang dapat diperoleh di perusahaan efek atau bank kustodian dimana pemegang saham membuka rekening efeknya. (d) Selama berada di area sekitar ruangan rapat dan di dalam ruangan rapat selama penyelenggaraan Rapat, wajib menggunakan masker. (e) Pada saat pendaftaran atau memasuki gedung Rapat, wajib untuk menyerahkan formulir deklarasi kesehatan yang memuat informasi kesehatan yang

    dapat diunduh pada situs web Perseroan. (f) Mengikuti arahan panitia Rapat dalam menerapkan kebijakan physical distancing di tempat Rapat baik sebelum Rapat dimulai, pada saat Rapat,

    maupun setelah Rapat selesai. (g)ApabiladitempatRapatterlihatPemegangSahamatauKuasaPemegangSahamyangmemilikiatauterlihatbergejala(sepertibatuk,demam,flu)

    maka akan diminta untuk meninggalkan ruang Rapat. (h) Wajib mengikuti dan mentaati arahan dan keputusan panitia penyelenggaraan Rapat. Perseroan berhak untuk melarang pemegang saham atau

    kuasanyauntukmemasukigedung/menghadiriRapatsecarafisikjikapemegangsahamataukuasanyatidakmemenuhisyaratprotokolkesehatandan keselamatan yang ditetapkan oleh Perseroan, dan atau jika terdapat kondisi tertentu yang menurut pertimbangan Perseroan perlu untuk dilakukan sebagai bentuk pelaksanaan protokol kesehatan dan ketertiban.

    (i) Bagipemegangsahamyang termasukdalamgolongan resiko tinggiCovid-19,antara lain:berusia60 tahunkeatas;memiliki penyakit komorbid(penyakit penyerta) seperti diabetes melitus, hipertensi, kanker, asma dan Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) dan lain- lain serta ibu hamil sangattidakdisarankanuntukmengikutiRapatsecarafisikdanagarmemberikankuasakepadapihakyangtelahdisediakanolehPerseroandenganmenggunakan mekanisme e Proxy.

    7. Pemegang Saham Yang Berhak yang berstatus badan hukum (“Pemegang Saham Badan Hukum”) dapat diwakili dalam Rapat oleh seorang atau beberapa orang yang mempunyai kewenangan untuk mewakili dan bertindak untuk dan atas nama Pemegang Saham Badan Hukum tersebut sesuai dengan Anggaran Dasar Pemegang Saham Badan Hukum tersebut.

    Dimohon agar: (a) fotokopi Anggaran Dasar Pemegang Saham Badan Hukum yang berlaku pada saat Rapat diselenggarakan, dan (b) salinan Risalah Rapat Umum Pemegang Saham atau dokumen lain yang berkenaan dengan pengangkatan para anggota Direksi atau manajemen

    Pemegang Saham Badan Hukum yang menjabat pada saat Rapat diselenggarakan, beserta bukti pemberitahuan dan pendaftaran pengangkatan mereka kepada instansi yang berwenang,

    dikirimkan ke Kantor BAE di alamat tercantum pada butir 5.(b).(ii) di atas, selambatnya 3 (tiga) hari kerja sebelum Rapat diselenggarakan, yakni tanggal 25 Januari 2021.8. PemegangSahamYangBerhakyanghadirdanataumemberikankuasakepadaBAEberhakmenyampaikanpertanyaanyangrelevandenganmata

    acara Rapat kepada BAE melalui email ke [email protected] atau secara tertulis melalui surat, dikirimkan ke Kantor BAE, dengan Subjek “PertanyaanRUPSLBUnilever 2021” dandilengkapi dengan identitas dan jumlah suara, dikirimkanpaling lambat 3 (tiga) hari kerja sebelumRapatdiadakan,yaitutanggal25Januari2021.PertanyaantersebutsepanjangrelevanakandisampaikandandibahasdalamRapatdandicatatdalamRisalahRapat yang disusun oleh Notaris dan diumumkan dalam situs web Perseroan serta PT Bursa Efek Indonesia.

    9. Dengan memperhatikan protokol keamanan dan kesehatan serta untuk memudahkan registrasi kehadiran para pemegang saham, Pemegang Saham Yang Berhak atau kuasa mereka yang sah diminta dengan hormat agar berada di tempat Rapat pada pukul 08.00 WIB. Untuk memastikan jalannya Rapat yang sederhana, ringkas dan cepat, Rapat akan dimulai tepat waktu dan meja pendaftaran akan ditutup pada pukul 09.00 WIB atau waktu lainnya jika berdasarkan kondisi perlu untuk ditetapkan lain oleh Panitia Rapat. Pemegang Saham Yang Berhak atau kuasanya yang sah yang hadir setelah pukul 09.00 WIB tidak diperkenankan untuk hadir dalam Rapat.

    10. Pemegang Saham Yang Berhak atau kuasanya yang sah disarankan untuk mempelajari materi yang berkenaan dengan penjelasan mata acara Rapat dan Tata Tertib Rapat yang telah tersedia di situs web Perseroan. Surat Kuasa dan dokumen pendukung lainnya dapat diunduh melalui situs web Perseroan www.unilever.co.id. dan tersedia selama jam dan hari kerja di Kantor BAE. Perseroan tidak menyediakan materi Rapat dalam bentuk hardcopy maupun softcopy dalam bentuk flashdisk.

    11. Demi alasan kesehatan dan dalam rangka pengendalian dan pencegahan penyebaran COVID-19, Perseroan tidak menyediakan makanan dan minuman, goody bag produk/souvenir, dan tidak menyediakan materi Rapat dalam bentuk fisik kepada pemegang saham dan kuasa pemegang saham yang hadir dalam Rapat.

    Dengan mempertimbangkan kondisi dan situasi penyebaran Covid-19, Perseroan dapat melakukan perubahan dan/atau penambahan informasi terkaitdengan tata cara pelaksanaan Rapat yang akan diumumkan lebih lanjut. Pertanyaan atau permintaan informasi lain terkait Rapat dapat diajukan/diminta ke Email Perseroan: [email protected] dan atau Email BAE : [email protected].

    Tangerang, 30 Desember 2020Direksi Perseroan