rabu, 25 agustus 2010 | media indonesia polisi sita ... fileterus berlanjut di antaranya dengan...

1
KOLAM penampungan sem- buran lumpur Lapindo di Ka- bupaten Sidoarjo, Jawa Timur, mengalami kesulitan mendis- tribusikan lumpur ke Kali Porong. Hal seperti ini biasa diala- mi Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) pada musim kemarau seperti yang berlangsung sekarang. Kesulitan BPLS semakin ber- tambah setelah tiga kapal ke- ruknya tidak bisa dioperasikan akibat terkena longsoran bukit lumpur di dua titik. Lebih parah lagi, kapal keruk milik BPLS hanya bisa diope- rasikan 10 jam seharinya. Jam pengoperasian tersebut jauh lebih pendek jika dibanding- kan dengan saat musim hujan yang bisa dioperasikan selama 18 jam. BPLS tidak bisa memaksakan mengoperasikan kapal keruk melebihi 10 jam saat musim ke- marau karena kondisi lumpur yang pekat bisa cepat merusak mesin kapal. Empat kapal keruk milik BPLS tersebut masing-masing diletakkan di titik 25 dan 42. Baik di titik 25 maupun titik 42 sempat terkena longsoran bukit lumpur sehingga menyebabkan kapal keruk karam. ‘’Kami memperkirakan kapal keruk tersebut baru bisa diope- rasikan kembali dua minggu mendatang,’’ kata Kepala Hu- mas Pelaksana BPLS Ahmad Zulkarnaen. Padahal kondisi kolam pe- nampungan lumpur saat ini sudah semakin overload. Keting- gian puncak tanggul di kolam penampungan seluas 640 hek- tare saat ini rata-rata mencapai 11 meter. Bila semburan lumpur tidak bisa didistribusikan ke Kali Porong, kolam penampungan akan penuh. Atau kolam tidak mampu menampung semburan lumpur baru. Namun, Ahmad menyatakan kolam penampungan yang ada masih mampu menam- pung luberan lumpur yang ada hingga beberapa bulan ke depan. ‘’Bahkan masih ada kolam lumpur dengan luas 30 hektare di Desa Besuki, yang masih kosong,’’ tambahnya. (HS/N-1) Nusantara | 7 RABU, 25 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA T IM gabungan Polres Sleman, Satpol PP Sle- man, dan Badan POM Yogyakarta, kemarin, menggelar razia di sejumlah pasar tradisional di Daerah Is- timewa Yogyakarta. Salah satu- nya digelar di Pasar Cebongan, Mlati, Sleman. Dalam razia di Pasar Cebong- an, tim menemukan puluhan kaleng makanan olahan dalam kemasan yang sudah rusak dan tidak layak konsumsi. Bahkan sebagian besar kaleng yang digunakan sebagai kemasan juga sudah berkarat. Selain itu, polisi juga menemukan susu sachet kedaluwarsa. Walaupun membuat kesalah- an, para pedagang yang tidak mengindahkan keamanan dan perlindungan konsumen hanya diberikan peringatan. Ketua Tim Gabungan AK Tri Wahyuni mengatakan polisi masih memberikan toleransi dengan tidak melakukan tin- dakan hukum. ‘’Hanya diberi peringatan,’’ ujarnya. Kabid Kesehatan Hewan Pemkab Bantul, DIY, Sri Bu- doyo mengutarakan hasil pe- mantauan secara umum kua- litas daging yang dijual di Pasar Piyungan maupun di Pasar Wage, Kabupaten Bantul, termasuk baik. Karena daging yang mereka jual cukup segar. Untuk daging sapi, kata dia, kebanyakan diperoleh dari pe- motongan di daerah Segoroyoso, sedangkan ayam diperoleh dari pemotongan ayam di daerah Piyungan sendiri. ‘’Yang harus ditingkatkan adalah soal keber- sihannya,’’ ujarnya. Kemasan rusak Sidak juga dilakukan tim gabungan di Surabaya, Jawa Ti mur. Tim itu mendatangi Pasar Tambahrejo, gerai parsel di Jl Wali Kota Mustajab, dan pusat perbelanjaan Giant di Jl A Yani, Surabaya. ‘’Ini rutin, tiap hari juga kita sidak. Namun, kali ini tim lin- tas sektoral, ada tim lain, ke- sehatan, dan Badan POM,’’ kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Surabaya Endang Tjaturrahma- wati, kemarin. Dalam sidak itu, tim gabung- an menemukan makanan de- ngan kemasan rusak. Selain itu, ada barang yang tidak memiliki register dari Balai POM atau Depkes. Tim ini juga menemu- kan produk makanan dengan kemasan cacat. ‘’Barang yang kita temukan jelas cacat akan kita sita,’’ kata Endang. Tim gabungan yang terdiri dari aparat kepolisian Polsek Purwokerto Timur, Dinas Kese- hatan (Dinkes) serta Dinas Per- industrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Ba- nyumas, Jawa Tengah (Jateng), juga melakukan razia makanan kedaluwarsa, kemarin. Dalam razia tersebut, tim ga- bungan menemukan roti dalam kemasan yang tidak diberi label kedaluwarsa. Razia yang dipimpin Kapol- sek Purwokerto Timur AK Isfa Indarto menemukan roti dalam kemasan yang tidak mencan- tumkan kode produksi indus- tri rumah tangga (PIRT), tapi hanya menuliskan kode surat penyuluhan (SP). ‘’Kami bertindak persuasif dulu, yakni dengan memberi- kan peringatan kepada produ- sen. Kalau nantinya mereka belum mencantumkan sesuai dengan aturan, akan diberikan sanksi tegas,’’ ujar Isfa. Tim gabungan juga menemu- kan minuman dalam kemasan botol plastik yang mengguna- kan pewarna buatan. ‘’Kami membawanya untuk dites di laboratorium. Hasilnya baru akan keluar beberapa hari men- datang,’’ tambahnya. (FL/LD/ TS/N-1) agus_utantoro @mediaindonesia.com Agus Utantoro Banyak pedagang masih memasarkan makanan atau minuman kemasan yang tidak layak konsumsi serta sudah kedaluwarsa. Polisi Sita Makanan Kedaluwarsa Perampok Cirebon Diburu PROSES penyelidikan terhadap perampokan dengan meng- gunakan senjata api masih di- lakukan jajaran Polres Cirebon Kota. Namun, sejauh ini belum ditemukan adanya keterlibatan orang dalam. “Proses penyelidikan masih terus berlanjut di antaranya dengan memeriksa sejumlah saksi,” kata Kasatreskrim Pol- res Cirebon Kota, AK Hendri Lestiawan. Sudah ada lima saksi yang diperiksa, satu di antaranya pemilik SPBU yang menyuruh karyawannya untuk menye- torkan uang ke Bank Mandiri Cabang Cangkol. Sekalipun sudah memeriksa sejumlah saksi, Hendri men- jelaskan pihaknya belum bisa menyimpulkan adanya dugaan keterlibatan orang dalam untuk kasus perampokan itu. Bahkan Hendri pun belum memastikan adanya keterlibatan aparat. “Jika dilihat dari dua selong- song peluru yang ada memang berjenis FN,” katanya. Namun menurut Hendri tidak tertutup kemungkinan senjata api yang digunakan merupakan senjata api rakitan. Perampokan dengan meng- gunakan senjata api terjadi di ruas Jalan Pengampon, Kota Cirebon, Senin (23/8). Peram- pok berjumlah dua orang de- ngan menggunakan satu sepe- da motor. Seorang perampok berambut cepak, sedangkan yang di- bonceng berambut gondrong. Setelah melepaskan dua kali tembakan di kaca bagian depan akhirnya mereka merampas uang sebesar Rp365 juta. Sementara itu, jajaran Polres Brebes, Jawa Tengah, mem- perketat pengamanan terha- dap kantor-kantor perbankan. Langkah tersebut dilakukan terkait dengan maraknya pe- rampokan di berbagai daerah belakangan ini. Polisi menempatkan sedikit- nya lima personel untuk setiap bank. Hal yang sama juga dilaku- kan di Tuban, Jawa Timur. Sebanyak 300 personel polres setempat berjaga di sejumlah bank dan pusat perdagang- an serta toko emas. (UL/JI/ YK/N-2) Kami bertindak persuasif dulu, yakni dengan membe- rikan peringatan kepada produsen.” RIBUAN nelayan di Kelurahan Oesapa, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang turut terkena dampak pence- maran Laut Timor, hingga ke ma rin belum didata oleh Tim Nasional Penanggulangan Pencemaran di Laut Timor. Padahal, hari ini rencananya pemerintah akan menyerahkan data kerugian akibat tumpahan minyak yang disebabkan ledak- an kilang minyak Montara. Para nelayan tersebut berha- rap pemerintah memasukkan data-data kerugian mereka ke dalam berkas tuntutan ganti rugi sebelum diserahkan ke- pada PTTEP Australasia, peru- sahaan patungan Australia dan Thailand yang mengoperasikan ladang minyak Montara di Laut Timor. Ladang minyak itu meledak pada 21 Agustus 2009. Akibat- nya, ratusan ribu liter minyak mentah tumpah ke laut dan mencemari perairan. Tumpah- an minyak itu mencapai pesisir Pulau Timor, Rote, dan Sabu sekitar Oktober 2009. Akibat- nya ikan di perairan itu mati dan petani rumput laut gagal panen. Nelayan Kelurahan Oesapa yang juga merasakan dampak pencemaran itu, mengaku be- lum didata oleh pihak mana pun. “Padahal kami yang per- tama melaporkan pencemaran karena menemukan gumpalan minyak mentah sekitar 20 mil dari bagian timur Pulau Timor dan banyak ikan mati,” tutur Haji Mustafa, nelayan asal Oesapa. Dia mengatakan, sejak laut tercemar, hasil tangkapan seki- tar 4.000 nelayan di wilayah itu berkurang sampai 80%. “Sela- ma ini petugas itu tidak pernah menemui kami,” katanya. Selain itu, sekitar 100 petani rumput laut di Desa Tablolong, Kecamatan Kupang Barat, Ka- bupaten Kupang, yang gagal panen karena pencemaran, juga belum pernah didata. Padahal, sejak peristiwa ter- cemarnya Laut Timor mereka tidak pernah lagi panen rum- put laut. Ketua Yayasan Peduli Timor Barat Ferdi Tanoni masih mera gukan hasil penelitian tim nasional penanggulangan pencemaran laut tersebut. Dia mengatakan hasil peneli- tian pencemaran laut yang akan disodorkan kepada PTTEP Aus- tralasia berkemungkinan ditolak karena data-data yang diperoleh tidak valid. (PO/N-1) MI/HERI SUSETYO MENGERING: Alat berat mengeruk endapan lumpur Lapindo yang mulai mengering di dekat pusat semburan lumpur di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, pekan lalu. Lumpur Sulit Dibuang ke Kali Korban Pencemaran belum Terdata ANTARA/IDHAR ZAKARIA PETANI CABAI MERUGI: Seorang petani terpaksa memanen cabai merah besar yang masih hijau dan belum membusuk di Desa Kebanggan, Sumbang, Banyumas, Jawa Tengah, kemarin. Para petani merugi akibat harga cabai turun menjadi Rp5.000/kg dari dua minggu lalu yang masih Rp25 ribu/kg.

Upload: vuanh

Post on 12-May-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RABU, 25 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA Polisi Sita ... fileterus berlanjut di antaranya dengan memeriksa sejumlah saksi,” kata Kasatreskrim Pol-res Cirebon Kota, AK Hendri Lestiawan

KOLAM penampungan sem-buran lumpur Lapindo di Ka-bupaten Sidoarjo, Jawa Timur, mengalami kesulitan mendis-tribusikan lumpur ke Kali Po rong.

Hal seperti ini biasa diala-mi Badan Penanggulangan Lum pur Sidoarjo (BPLS) pada mu sim kemarau seperti yang ber langsung sekarang.

Kesulitan BPLS semakin ber-tambah setelah tiga kapal ke-ruknya tidak bisa dioperasikan akibat terkena longsoran bukit

lumpur di dua titik.Lebih parah lagi, kapal keruk

milik BPLS hanya bisa diope-rasikan 10 jam seharinya. Jam pengoperasian tersebut jauh le bih pendek jika dibanding-kan dengan saat musim hujan yang bisa dioperasikan selama 18 jam.

BPLS tidak bisa memaksakan mengoperasikan kapal keruk me lebihi 10 jam saat musim ke-marau karena kondisi lumpur yang pekat bisa cepat merusak mesin kapal.

Empat kapal keruk milik BPLS tersebut masing-masing di letakkan di titik 25 dan 42. Baik di titik 25 maupun titik 42 sempat terkena longsoran bukit lumpur sehingga menyebabkan kapal keruk karam.

‘’Kami memperkirakan kapal keruk tersebut baru bisa diope-rasikan kembali dua minggu men datang,’’ kata Kepala Hu-mas Pelaksana BPLS Ahmad Zulkarnaen.

Padahal kondisi kolam pe-nampungan lumpur saat ini su dah semakin overload. Keting-gian puncak tanggul di kolam pe nampungan seluas 640 hek-tare saat ini rata-rata mencapai 11 meter.

Bila semburan lumpur tidak bisa didistribusikan ke Kali Po rong, kolam penampungan akan penuh. Atau kolam tidak mampu menampung semburan lumpur baru.

Namun, Ahmad menyatakan kolam penampungan yang ada masih mampu menam-pung luberan lumpur yang ada hingga beberapa bulan ke depan. ‘’Bahkan masih ada kolam lumpur dengan luas 30 hektare di Desa Besuki, yang ma sih kosong,’’ tambahnya. (HS/N-1)

Nusantara | 7RABU, 25 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA

TIM gabungan Polres Sleman, Satpol PP Sle-man, dan Badan POM Yogyakarta, kemarin,

menggelar razia di sejumlah pa sar tradisional di Daerah Is-timewa Yogyakarta. Salah satu-nya digelar di Pasar Cebongan, Mlati, Sleman.

Dalam razia di Pasar Cebong-an, tim menemukan puluhan kaleng makanan olahan dalam kemasan yang sudah rusak dan tidak layak konsumsi. Bahkan sebagian besar kaleng yang di gunakan sebagai kemasan ju ga sudah berkarat. Selain itu, polisi juga menemukan susu sachet kedaluwarsa.

Walaupun membuat kesalah-an, para pedagang yang tidak mengindahkan keamanan dan perlindungan konsumen hanya diberikan peringatan.

Ketua Tim Gabungan AK Tri Wahyuni mengatakan polisi ma sih memberikan toleransi de ngan tidak melakukan tin-dakan hukum. ‘’Hanya diberi per ingatan,’’ ujarnya.

Kabid Kesehatan Hewan Pemkab Ban tul, DIY, Sri Bu-doyo mengutarakan hasil pe-mantauan secara umum kua-litas daging yang dijual di Pasar Piyungan maupun di Pasar Wa ge, Kabupaten Bantul, termasuk baik. Karena daging

yang mereka jual cukup segar.Untuk daging sapi, kata dia,

kebanyakan diperoleh da ri pe-motongan di daerah Se goroyoso, sedangkan ayam di peroleh dari pemotongan ayam di daerah Piyungan sendi ri. ‘’Yang harus ditingkatkan ada lah soal keber-sihannya,’’ ujarnya.

Kemasan rusakSidak juga dilakukan tim

ga bungan di Surabaya, Jawa

Ti mur. Tim itu mendatangi Pa sar Tambahrejo, gerai parsel di Jl Wali Kota Mustajab, dan pu sat perbelanjaan Giant di Jl A Yani, Surabaya.

‘’Ini rutin, tiap hari juga kita si dak. Namun, kali ini tim lin-tas sektoral, ada tim lain, ke-sehatan, dan Badan POM,’’ ka ta Kepala Dinas Perindustri an dan Perdagangan (Disper indag) Surabaya Endang Tjaturrahma-wati, kemarin.

Dalam sidak itu, tim gabung-

an menemukan makanan de-ngan kemasan rusak. Selain itu, ada barang yang tidak memiliki register dari Balai POM atau Depkes. Tim ini juga menemu-kan pro duk makanan dengan kemasan cacat. ‘’Barang yang kita temukan jelas cacat akan kita sita,’’ kata Endang.

Tim gabungan yang terdiri da ri aparat kepolisian Polsek Purwokerto Timur, Dinas Kese-hatan (Dinkes) serta Dinas Per-industrian Perdagangan dan Ko perasi (Disperindagkop) Ba-nyumas, Jawa Tengah (Jateng), juga melakukan razia makanan kedaluwarsa, kema rin.

Dalam razia tersebut, tim ga-bungan menemukan roti dalam kemasan yang tidak diberi label kedaluwarsa.

Razia yang dipimpin Kapol-sek Purwokerto Timur AK Isfa Indarto menemukan roti dalam kemasan yang tidak mencan-tum kan kode produksi indus-tri rumah tangga (PIRT), tapi ha nya menuliskan kode surat penyuluhan (SP).

‘’Kami bertindak persuasif dulu, yakni dengan membe ri-kan peringatan kepada produ-sen. Kalau nantinya mereka be lum mencantumkan sesuai de ngan aturan, akan diberikan sanksi tegas,’’ ujar Isfa.

Tim gabungan juga menemu-kan minuman dalam kemasan botol plastik yang mengguna-kan pewarna buatan. ‘’Kami membawanya untuk dites di la boratorium. Hasilnya baru akan keluar beberapa hari men-datang,’’ tambahnya. (FL/LD/TS/N-1)

[email protected]

Agus Utantoro

Banyak pedagang masih memasarkan makanan atau minuman kemasan yang tidak layak konsumsi serta sudah kedaluwarsa.

Polisi Sita Makanan Kedaluwarsa

Perampok Cirebon DiburuPROSES penyelidikan terhadap perampokan dengan meng-gunakan senjata api masih di-lakukan jajaran Polres Cirebon Kota. Namun, sejauh ini belum ditemukan adanya keterlibatan orang dalam.

“Proses penyelidikan masih terus berlanjut di antaranya dengan memeriksa sejumlah saksi,” kata Kasatreskrim Pol-res Cirebon Kota, AK Hendri Lestiawan.

Sudah ada lima saksi yang diperiksa, satu di antaranya pemilik SPBU yang menyuruh karyawannya untuk menye-torkan uang ke Bank Man diri Ca bang Cangkol.

Sekalipun sudah memeriksa sejumlah saksi, Hendri men-jelaskan pihaknya belum bisa

menyimpulkan adanya dugaan keterlibatan orang dalam untuk kasus perampokan itu. Bahkan Hendri pun belum memastikan adanya keterlibatan aparat.

“Jika dilihat dari dua selong-song peluru yang ada memang berjenis FN,” katanya. Namun menurut Hendri tidak tertutup kemungkinan senjata api yang digunakan merupakan senjata api rakitan.

Perampokan dengan meng-gunakan senjata api terjadi di ruas Jalan Pengampon, Kota Cirebon, Senin (23/8). Peram-pok berjumlah dua orang de-ngan menggunakan satu sepe-da motor.

Seorang perampok berambut cepak, sedangkan yang di-bonceng berambut gondrong.

Setelah melepaskan dua kali tembakan di kaca bagian depan akhirnya mereka merampas uang sebesar Rp365 juta.

Sementara itu, jajaran Polres Brebes, Jawa Tengah, mem-perketat pengamanan terha-dap kantor-kantor perbankan. Langkah tersebut dilakukan terkait dengan maraknya pe-rampokan di berbagai daerah belakangan ini.

Polisi menempatkan sedikit-nya lima personel untuk setiap bank.

Hal yang sama juga dilaku-kan di Tuban, Jawa Timur. Se banyak 300 personel polres setempat berjaga di sejumlah bank dan pusat perdagang-an serta toko emas. (UL/JI/YK/N-2)

Kami bertindak persuasif dulu, yakni dengan membe-ri kan peringatan kepada produ sen.”

RIBUAN nelayan di Kelurahan Oesapa, Kota Kupang, Nusa Teng gara Timur (NTT), yang tu rut terkena dampak pence-maran Laut Timor, hingga ke ma rin belum didata oleh Tim Nasional Penanggulangan Pencemaran di Laut Timor.

Padahal, hari ini rencananya pemerintah akan menyerahkan data kerugian akibat tumpahan minyak yang disebabkan ledak-an kilang minyak Montara.

Para nelayan tersebut berha-rap pemerintah memasukkan data-data kerugian mereka ke dalam berkas tuntutan ganti rugi sebelum diserahkan ke-

pada PTTEP Australasia, peru-sahaan patungan Australia dan Thailand yang mengoperasikan ladang minyak Montara di Laut Timor.

Ladang minyak itu meledak pada 21 Agustus 2009. Akibat-nya, ratusan ribu liter minyak me ntah tumpah ke laut dan men cemari perairan. Tumpah-an minyak itu mencapai pesisir Pulau Timor, Rote, dan Sabu se kitar Oktober 2009. Akibat-nya ikan di perairan itu mati dan petani rumput laut gagal panen.

Nelayan Kelurahan Oesapa yang juga merasakan dampak

pencemaran itu, mengaku be-lum didata oleh pihak mana pun. “Padahal kami yang per-tama melaporkan pencemaran karena menemukan gumpalan minyak mentah sekitar 20 mil dari bagian timur Pulau Timor dan banyak ikan mati,” tutur Haji Mustafa, nelayan asal Oesapa.

Dia mengatakan, sejak laut tercemar, hasil tangkapan seki-tar 4.000 nelayan di wilayah itu berkurang sampai 80%. “Sela-ma ini petugas itu tidak pernah menemui kami,” katanya.

Selain itu, sekitar 100 petani rumput laut di Desa Tablolong,

Kecamatan Kupang Barat, Ka-bupaten Kupang, yang gagal panen karena pencemaran, juga belum pernah didata.

Padahal, sejak peristiwa ter-cemarnya Laut Timor mereka tidak pernah lagi panen rum-put laut. Ketua Yayasan Peduli Timor Barat Ferdi Tanoni masih mera gukan hasil penelitian tim nasional penanggulangan pencemaran laut tersebut.

Dia mengatakan hasil peneli-tian pencemaran laut yang akan disodorkan kepada PTTEP Aus-tralasia berkemungkinan ditolak karena data-data yang di peroleh tidak valid. (PO/N-1)

MI/HERI SUSETYO

MENGERING: Alat berat mengeruk endapan lumpur Lapindo yang mulai mengering di dekat pusat semburan lumpur di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, pekan lalu.

Lumpur Sulit Dibuang ke Kali

Korban Pencemaran belum Terdata

ANTARA/IDHAR ZAKARIA

PETANI CABAI MERUGI: Seorang petani terpaksa memanen cabai merah besar yang masih hijau dan belum membusuk di Desa Kebanggan, Sumbang, Banyumas, Jawa Tengah, kemarin. Para petani merugi akibat harga cabai turun menjadi Rp5.000/kg dari dua minggu lalu yang masih Rp25 ribu/kg.