rabu, 22 desember 2010 | media indonesia konsumen …akibat tidak efektifnya fungsi pengawasan dan...

1
18 | Ekonomi Nasional RABU, 22 DESEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA L AYANAN pesan sing- kat ( short message service/SMS) konten banyak dikeluhkan pengguna telepon seluler di Tanah Air. Keluhan itu mun- cul karena konsumen merasa menderita kerugian terutama akibat tidak efektifnya fungsi pengawasan dan penindakan oleh regulator, penyelesaian kasus pelanggaran yang kerap terkatung-katung, serta minim- nya akses pengaduan. Hal itu mengemuka dalam focus group discussion bertajuk Bisnis Penguras Pulsa Rugi- kan Konsumen yang diadakan Yayasan Perlindungan Kon- sumen Indonesia (YLKI) di Jakarta, kemarin. Diskusi itu menghadirkan perwakilan dari konsumen, Badan Regulasi Telekomunika- si Indonesia (BRTI), asosiasi operator telepon, dan pelaku di bidang content provider (perusa- haan penyedia SMS konten). Ketua Pengurus Harian YLKI Sudaryatmo mengungkapkan jumlah pengaduan konsumen pengguna jasa telekomunikasi yang masuk ke YLKI terus me- ningkat. Jika pada 2008 jumlah- nya 33 aduan, pada 2009 naik menjadi 48 aduan. Tahun ini, hingga November, jumlahnya sudah mencapai 93 aduan. Dari jumlah itu, total jumlah pengaduan konsumen telepon 2010 sebesar 193. Dari angka itu, SMS konten menduduki peringkat pertama jenis aduan, dengan 86 kasus, atau 44,6%. Ia merinci permasalahan pada SMS konten itu beragam. Di antaranya adalah pulsa pene- rima SMS konten langsung ter- potong, tidak registrasi tetapi terus dikirim SMS dan pulsa terus terpotong, ringtone diper- panjang otomatis sepihak, dan sulitnya melakukan unregister. Salah satu perwakilan kon- sumen, Aman, mengatakan ia terpaksa mengadukan ke YLKI karena mekanisme aduan dan penyelesaian SMS konten ti- dak jelas. Ia merasa dirugikan karena dalam delapan bulan terakhir, setiap mengisi pulsa selama delapan bulan terakhir, selalu tersedot oleh layanan SMS konten bernomor 3433. Padahal, imbuhnya, ia tidak pernah meregistrasi layanan. “Ini sama saja saya dirampok. Jangankan daftar, namanya saja saya belum pernah dengar,” ujar Aman. Masih diminati Sementara itu, perwakilan dari Asosiasi Telepon Seluler Indonesia Dhoya Satyabima Sugadra mengakui penyeraga- man sistem lterisasi content provider tidak bisa dilakukan serta-merta. Filterisasi internal dilakukan operator masing- masing karena adanya perbe- daan kepentingan. Pembagian keuntungan pun beragam, bergantung pada ting- kat kompleksitas layanan. Secara umum, porsi pembagian prot 50:50 atau 40:60 dengan bagian terbesar untuk content provider. “Pendapatan kami tahun ini untuk layanan SMS konten Rp2 triliun, naik 30% dibandingkan tahun lalu. Itu menunjukkan layanan ini masih diminati kon- sumen dan pengaduan harus dilihat sebagai case per case dan harus diselesaikan cepat.” Di kesempatan sama, Ketua Indonesia Mobile and Online Content Provider Association Tjandra Tedja berkilah pihaknya telah memiliki kode etik bagai para anggota. Seperti standar pariwara dan mekanisme re- gister dan unregister yang trans- paran. Jika ada anggota yang terbukti melanggar, asosiasi me- miliki mekanisme persidangan Ombudsman. (E-4) anindityo@ mediaindonesia.com Permasalahan pada SMS konten, di antaranya, pulsa penerima langsung terpotong dan sulit melakukan unregister. Anindityo Wicaksono Konsumen Keluhkan SMS Konten PEMERINTAH telah menge- luarkan jaminan untuk proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berkapasitas 2 x 1.000 Mw di Jawa Tengah (Jateng). Proyek senilai US$3 miliar yang akan digarap dengan skema kerja sama pemerintah swasta (public private partner- ship/ PPP) itu akan ditenderkan pada awal 2011. “Penjaminan sudah keluar, tinggal memberikan nomor (peraturan menteri keuangan). Jadi kita sudah sesuai dengan rencana sehingga bisa segera menyampaikan kepada tujuh investor yang berminat pada 13 Januari 2011. Mereka berasal dari tiga negara,” ujar Menteri Keuangan Agus Martowardojo seusai rapat mengenai proyek di Istana Wakil Presiden, Ja- karta, kemarin. Menurut Agus, jaminan se- mentara itu baru untuk PLTU Jateng, karena proyeknya pa- ling siap. Jaminan meliputi per- izinan, pelaksanaan konstruksi, operasional, pembebasan la- han, pasokan bahan baku batu bara, hingga pembelian listrik. Penjaminan dilakukan peme- rintah bersama PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII). Agus menjelaskan, model penjaminan untuk proyek pem- bangkit ini lebih luas daripada jaminan proyek pembangkit listrik 10 ribu Mw tahap I. Perubahan penjaminan, menurut Agus, karena penja- minan yang lalu definisinya tidak terlalu jelas, seperti tidak ada jatuh tempo, cara pemba- yaran dan sanksi jika terjadi wanprestasi. Adapun mengenai empat proyek PPP lainnya, juru bicara Wapres Boediono, Yopie Hi- dayat, mengatakan itu juga su- dah berjalan. Ia mencontohkan proyek air minum Umbulan senilai US$200 juta diharap- kan bisa tender kuartal I 2011. Kemudian dilanjutkan proyek akses kereta api Manggarai- Bandara Soekarno-Hatta pada kuartal II 2011, senilai US$735 juta. Sementara itu, Pemkot Tangerang Selatan melalui Dinas Perhubungannya meng- usulkan kepada Pemerintah Provinsi Banten agar mem- bangun monorel dari Stasiun Rawa Buntu, Serpong, hingga ke Bandara Soekarno-Hatta. Pembangunannya diharap- kan didukung pusat dan meli- batkan swasta. Investasi yang dibutuhkan diperkirakan Rp2,5 triliun-3 triliun. (Tup/ SM/E-1) REALISASI penerimaan bea ke- luar (BK) hingga 15 Desember 2010 mencapai Rp6,84 triliun atau 125,43% dari target APB- NP 2010 sebesar Rp5,45 triliun. Peningkatan penerimaan bea keluar dalam beberapa bulan terakhir ini didorong kenaikan harga minyak sawit (CPO) dunia. Hal ini diungkapkan Di- rektur Jenderal Bea dan Cu- kai Kementerian Keuangan Thomas Sugijata dalam kon- ferensi pers seusai peresmian Kantor Pengawasan dan Pela- yanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Pabean Marunda di Tanjung Priok, Jakarta, kemarin. Ia menyebutkan, harga CPO dunia menunjukkan kenaikan sejak September 2010 hingga mencapai sekitar US$600 per ton dan saat ini sudah menca- pai di atas US$1.000 per ton. CPO merupakan salah satu komoditas yang dikenakan bea keluar jika harga di pasar dunia mencapai tingkat tertentu. Pemberlakuan bea keluar dilakukan guna menjamin ke- tersediaan bahan baku tersebut untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri, misalnya untuk pembuatan minyak goreng. “Dalam hal ini Bea dan Cu- kai hanya sebagai pelaksana sementara pengambil kepu- tusannya ada di instansi lain (Departemen Perdagangan),” kata Thomas. Sementara itu, realisasi pe- nerimaan bea masuk hingga 15 Desember 2010 mencapai Rp18,86 triliun atau 110,25% dari target APBNP 2010 sebesar Rp17,10 triliun. Sementara real- isasi penerimaan cukai menca- pai Rp62,14 triliun atau 104,86% dari target APBNP 2010 sebesar Rp59,26 triliun. Dalam kesempatan yang sama, Kepala KPPBC Tipe Madya Pabean Marunda, Da- niel Hutabarat menyebutkan realisasi penerimaan bea masuk di KPPBC Marunda hingga 15 Desember 2010 mencapai Rp53,52 miliar atau 75,45% dari target. “Sementara realisasi peneri- maan cukai mencapai Rp11,49 miliar dan total realisasi men- capai 161,25% dari target,” tambahnya. (Mad/M-3) Pemerintah Jamin PLTU Jateng Harga CPO Dongkrak Penerimaan Bea Keluar ANTARA/PRASETYO UTOMO POTENSI PASAR MODAL: Direktur Utama BNI Gatot M Suwondo (tengah) berbincang dengan Ketua Bapepam-LK Fuad Rahmany (kanan) dan Direktur Bursa Efek Indonesia Ito Warsito saat seminar peluang sumber pembiayaan perusahaan dari pasar modal di Jakarta, kemarin. Seminar itu bertujuan memberikan pemahaman kepada nasabah tentang bagaimana menggali potensi pasar modal untuk mendukung pendanaan usaha.

Upload: others

Post on 23-Feb-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RABU, 22 DESEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA Konsumen …akibat tidak efektifnya fungsi pengawasan dan penindakan oleh regulator, penyelesaian kasus pelanggaran yang kerap terkatung-katung,

18 | Ekonomi Nasional RABU, 22 DESEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA

LAYANAN pesan sing-kat (short message service/SMS) konten banyak dikeluhkan

pengguna telepon seluler di Tanah Air. Keluhan itu mun-cul karena konsumen merasa menderita kerugian terutama akibat tidak efektifnya fungsi pengawasan dan penindakan oleh regulator, penyelesaian kasus pelanggaran yang kerap terkatung-katung, serta minim-nya akses pengaduan.

Hal itu mengemuka dalam focus group discussion bertajuk Bisnis Penguras Pulsa Rugi-kan Konsumen yang diadakan Yayasan Perlindungan Kon-sumen Indonesia (YLKI) di Jakarta, kemarin.

Diskusi itu menghadirkan perwakilan dari konsumen,

Badan Regulasi Telekomunika-si Indonesia (BRTI), asosiasi operator telepon, dan pelaku di bidang content provider (perusa-haan penyedia SMS konten).

Ketua Pengurus Harian YLKI Sudaryatmo mengungkapkan jumlah pengaduan konsumen pengguna jasa telekomunikasi yang masuk ke YLKI terus me-ningkat. Jika pada 2008 jumlah-nya 33 aduan, pada 2009 naik menjadi 48 aduan. Tahun ini, hingga November, jumlahnya sudah mencapai 93 aduan.

Dari jumlah itu, total jumlah pengaduan konsumen telepon 2010 sebesar 193. Dari angka itu, SMS konten menduduki peringkat pertama jenis aduan, dengan 86 kasus, atau 44,6%. Ia merinci permasalahan pada SMS konten itu beragam. Di antaranya adalah pulsa pene-rima SMS konten langsung ter-potong, tidak registrasi tetapi

terus dikirim SMS dan pulsa terus terpotong, ringtone diper-panjang otomatis sepihak, dan sulitnya melakukan unregister.

Salah satu perwakilan kon-sumen, Aman, mengatakan ia terpaksa mengadukan ke YLKI karena mekanisme aduan dan penyelesaian SMS konten ti-dak jelas. Ia merasa dirugikan karena dalam delapan bulan terakhir, setiap mengisi pulsa selama delapan bulan terakhir, selalu tersedot oleh layanan SMS konten bernomor 3433. Padahal, imbuhnya, ia tidak pernah meregistrasi layanan.

“Ini sama saja saya dirampok. Jangankan daftar, namanya saja saya belum pernah dengar,” ujar Aman.

Masih diminatiSementara itu, perwakilan

dari Asosiasi Telepon Seluler Indonesia Dhoya Satyabima Sugadra mengakui penyeraga-man sistem fi lterisasi content provider tidak bisa dilakukan serta-merta. Filterisasi internal dilakukan operator masing-

masing karena adanya perbe-daan kepentingan.

Pembagian keuntungan pun beragam, bergantung pada ting-kat kompleksitas layanan. Secara umum, porsi pembagian profi t 50:50 atau 40:60 dengan bagian terbesar untuk content provider.

“Pendapatan kami tahun ini untuk layanan SMS konten Rp2 triliun, naik 30% dibandingkan tahun lalu. Itu menunjukkan layanan ini masih diminati kon-sumen dan pengaduan harus dilihat sebagai case per case dan harus diselesaikan cepat.”

Di kesempatan sama, Ketua Indonesia Mobile and Online Content Provider Association Tjandra Tedja berkilah pihaknya telah memiliki kode etik bagai para anggota. Seperti standar pariwara dan mekanisme re-gister dan unregister yang trans-paran. Jika ada anggota yang terbukti melanggar, asosiasi me-miliki mekanisme persidangan Ombudsman. (E-4)

[email protected]

Permasalahan pada SMS konten, di antaranya, pulsa penerima langsung terpotong dan sulit melakukan unregister.

Anindityo Wicaksono

Konsumen Keluhkan SMS Konten

PEMERINTAH telah menge-luarkan jaminan untuk proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berkapasitas 2 x 1.000 Mw di Jawa Tengah (Jateng).

Proyek senilai US$3 miliar yang akan digarap dengan skema kerja sama pemerintah swasta (public private partner-ship/ PPP) itu akan ditenderkan pada awal 2011.

“Penjaminan sudah keluar, tinggal memberikan nomor (peraturan menteri keuangan). Jadi kita sudah sesuai dengan rencana sehingga bisa segera menyampaikan kepada tujuh investor yang berminat pada 13 Januari 2011. Mereka berasal dari tiga negara,” ujar Menteri Keuangan Agus Martowardojo seusai rapat mengenai proyek di Istana Wakil Presiden, Ja-karta, kemarin.

Menurut Agus, jaminan se-mentara itu baru untuk PLTU Jateng, karena proyeknya pa-ling siap. Jaminan meliputi per-izinan, pelaksanaan konstruksi, operasional, pembebasan la-han, pasokan bahan baku batu bara, hingga pembelian listrik. Penjaminan dilakukan peme-rintah bersama PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII).

Agus menjelaskan, model penjaminan untuk proyek pem-bangkit ini lebih luas daripada jaminan proyek pembangkit listrik 10 ribu Mw tahap I.

Perubahan penjaminan, menurut Agus, karena penja-minan yang lalu definisinya tidak terlalu jelas, seperti tidak ada jatuh tempo, cara pemba-yaran dan sanksi jika terjadi wanprestasi.

Adapun mengenai empat proyek PPP lainnya, juru bicara Wapres Boediono, Yopie Hi-dayat, mengatakan itu juga su-dah berjalan. Ia mencontohkan proyek air minum Umbulan senilai US$200 juta diharap-kan bisa tender kuartal I 2011. Kemudian dilanjutkan proyek akses kereta api Manggarai-Bandara Soekarno-Hatta pada kuartal II 2011, senilai US$735 juta.

Sementara i tu, Pemkot Tangerang Selatan melalui Dinas Perhubungannya meng-usulkan kepada Pemerintah Provinsi Banten agar mem-bangun monorel dari Stasiun Rawa Buntu, Serpong, hingga ke Bandara Soekarno-Hatta.

Pembangunannya diharap-kan didukung pusat dan meli-batkan swasta. Investasi yang dibutuhkan diperkirakan Rp2,5 triliun-3 triliun. (Tup/SM/E-1)

REALISASI penerimaan bea ke-luar (BK) hingga 15 Desember 2010 mencapai Rp6,84 triliun atau 125,43% dari target APB-NP 2010 sebesar Rp5,45 triliun. Peningkatan penerimaan bea keluar dalam beberapa bulan terakhir ini didorong kenaikan harga minyak sawit (CPO) dunia.

Hal ini diungkapkan Di-

rektur Jenderal Bea dan Cu-kai Kementerian Keuangan Thomas Sugijata dalam kon-ferensi pers seusai peresmian Kantor Pengawasan dan Pela-yanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Pabean Marunda di Tanjung Priok, Jakarta, kemarin.

Ia menyebutkan, harga CPO dunia menunjukkan kenaikan

sejak September 2010 hingga mencapai sekitar US$600 per ton dan saat ini sudah menca-pai di atas US$1.000 per ton.

CPO merupakan salah satu komoditas yang dikenakan bea keluar jika harga di pasar dunia mencapai tingkat tertentu.

Pemberlakuan bea keluar dilakukan guna menjamin ke-tersediaan bahan baku tersebut

untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri, misalnya untuk pembuatan minyak goreng.

“Dalam hal ini Bea dan Cu-kai hanya sebagai pelaksana sementara pengambil kepu-tusannya ada di instansi lain (Departemen Perdagangan),” kata Thomas.

Sementara itu, realisasi pe-nerimaan bea masuk hingga

15 Desember 2010 mencapai Rp18,86 triliun atau 110,25% dari target APBNP 2010 sebesar Rp17,10 triliun. Sementara real-isasi penerimaan cukai menca-pai Rp62,14 triliun atau 104,86% dari target APBNP 2010 sebesar Rp59,26 triliun.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala KPPBC Tipe Madya Pabean Marunda, Da-

niel Hutabarat menyebutkan realisasi penerimaan bea masuk di KPPBC Marunda hingga 15 Desember 2010 mencapai Rp53,52 miliar atau 75,45% dari target.

“Sementara realisasi peneri-maan cukai mencapai Rp11,49 miliar dan total realisasi men-capai 161,25% dari target,” tambahnya. (Mad/M-3)

Pemerintah JaminPLTU Jateng

Harga CPO Dongkrak Penerimaan Bea Keluar

ANTARA/PRASETYO UTOMO

POTENSI PASAR MODAL: Direktur Utama BNI Gatot M Suwondo (tengah) berbincang dengan Ketua Bapepam-LK Fuad Rahmany (kanan) dan Direktur Bursa Efek Indonesia Ito Warsito saat seminar peluang sumber pembiayaan perusahaan dari pasar modal di Jakarta, kemarin. Seminar itu bertujuan memberikan pemahaman kepada nasabah tentang bagaimana menggali potensi pasar modal untuk mendukung pendanaan usaha.