rabiul awwal 2

2

Click here to load reader

Upload: firmahn-firmahn

Post on 24-Jul-2015

567 views

Category:

Spiritual


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Rabiul awwal 2

Berbuat baik kepada kedua orang tuahukumnya adalah wajib, baik di waktu kitamasih kecil, remaja atau sudah menikah dansudah mempunyai anak bahkan saat kitasudah mempunyai cucu. Ketika kedua orangtua kita masih muda atau sudah lanjut usianyabahkan pikun sekalipun kita tetap wajibberbakti kepada keduanya. Bahkan lebihditekankan lagi apabila kedua orang tua sudahtua dan lemah. Sebagaimana firman AllahSubhanahu wa Ta’ala dalam surat Al-Isra’ ayat23 dan 24 yang artinya:

“Dan robmu telah memerintahkan agarkamu jangan menyembah selain dia danhendaklah berbuat baik pada ibu bapak. Jikasalah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalampemeliharaanmu, maka janganlah sekali- kaliengkau mengatakan kepada keduanyaperkataan “ah” dan janganlah engkaumembentak keduanya, dan ucapkanlahkepada keduanya perkataan yang baik.”

“ Dan rendahkanlah dirimu terhadapkeduanya dengan penuh kasih saying dan

Kepada Kedua Orang Tuamu…….!!!

Jangan Di Baca Ketika Adzan Dikumandangkan Atau Khatib Sedang Berkhutbah

1

ucapkanlah,” wahai Robku! Sayangilahkeduanya sebagaimana mereka berdua telahmendidik aku waktu kecil.”

Di dalam ayat ini Allah Subhanahu wa Ta’alaberfirman bahwa Rabb (Allah) telahmemerintahkan kepada manusia agar tidakberibadah melainkan hanya kepada Allahsaja. Kemudian hendaklah manusia berbuatsebaik-baiknya kepada kedua orang tuanya.Jika salah seorang atau kedua-duanya adadi sisinya dalam usia lanjut maka jangankatakan kepada keduanya perkataan ‘uh’serta tidak boleh membentak keduanya,memukulkan tangan, menghentakkan kakikarena hal itu termasuk durhaka kepadakedua orang tua. Dan katakanlah kepadakeduanya dengan perkataan yang mulia.

Pada ayat ini Allah mengatakan ‘kibara’,kibar atau kibarussin artinya berusia lanjut,sedangkan ‘indaka’ berarti pemeliharaan yaitusuatu kalimat yang menggambarkan maknatempat berlindung dan berteduh pada saatmasa tua, lemah dan tidak berdaya. ImamAl-Qurthubi dalam tafsirnya menjelaskan4444444444

Diterbitkan Oleh: Yayasan Ar- Risalah Jl. Medan Tj. Morawa Km 13 Gg. Darmo Desa Bangun Sari

Thn. VIII No.5/ 22- 2- 1432 Hkaum Muslimin bahwa orang yang dalamkondisi berhadats kecil ataupun besar tidakboleh menyentuh Mushaf kecuali ditutupdengan pelapis, seperti mushaf tersebutberada di dalam kotak atau kantong, atau diamenyentuhnya dilapisi baju atau lengan baju.Rujukan:

Kumpulan Fatwa-Fatwa Syaikh Shalih al-Fauzan, Dalam Kitab Tadabbur al-Qur’an,hal. 44.

Disalin dari buku Fatwa-Fatwa Terkini Jilid:1, penerbit Darul Haq.

DIBUTUHKAN SEGERA!!!Staff IT Yayasan Ar Risalah Al Khairiyah Tg.

Morawa yang akan ditugaskan sebagaipengelola website Yayasan Ar Risalah Alkhairiah

Tg.Morawa & Ma’had Aly As- Sunnah.Bagi anda yang berminat, kirimkan lamaran anda

ke kantor Yayasan Ar Risalah di Alamat Jl.Medan- Tanjung Morawa KM 13,5 Desa BangunSari Gang Darmo Kec. Tanjung Morawa. Setiap

hari pada jam kerja pukul 08.00- 16.00 WIB.Untuk informasi lebih lanjut hubungi

0813 7088 9932 (Ust. Muslim Maslan).

ANDA KESULITAN MENDAPATKAN AIRBERSIH ?

Kami dari Yayasan Ar Risalah Al Khairiyahsiap membantu untuk mewujudkannya,dengan syarat sbb:1. Surat keterangan dari kepala dusun/desa, yang menyatakan bahwa daerahtersebut membutuhkan air bersih.2. Menyiapkan lokasi sumur bor yangdekat dengan masyarakat.3. Masyarakat bersedia berkumpul untukpengambilan dokumentasi denganmembawa tempat air setelah bantuansumur selesai.4. Semua biaya ditanggung Yayasan.

Info lebih lanjut, hubungi: Ust. DoriCandra (0852 6215 4136 ) atau ( 08139608 1931).

PENGUMUMANDiberitahukan kepada seluruh pembaca

setia buletin dakwah as- sunnah, bahwakami dari tim redaksi membuka kesempatanbagi anda yang memiliki permasalahan ataupertanyaan seputar islam, maka silahkanlayangkan sms pertanyaan anda dengancara : ketik nama spasi alamat spasipertanyaan anda kirim ke nomor 0813 63899734

Pertanyaan yang masuk insya Allah akankami jawab melalui buletin da’wah as-sunnah pada edisi berikutnya atau melaluisms jika memungkinkan, pertanyaan yangakan kami jawab adalah pertanyaan yangkami anggap memang dibutuhkan untukdiketahui oleh masyarakat.

Bagi anda yang mengirimkan pertanyaanyang belum sempat kami jawab, maka insyaAllah akan kami jawab

pada edisi- edisi berikutnya.

PENGUMUMAN

Pemenang Kuis Buletin Da’wah As-Sunnah:

1.Ridwansyah. Jln. Belat Gg. Amal.2.Mahfuzi Irawan, Jl. Wiliam Iskandar.3.Syarif, IAIN Sutomo Ujung.

Diberitahukan kepada seluruhpemenang bahwa hadiah bisa diambillangsung ke kantor redaksi buletinda’wah As- Sunnah.

alamat: jl. Medan- Tj. Morawa KM 13Gg. Darmo Desa Bangun Sari TanjungMorawa Deli Serdang.

Tunjukkan Baktimu

Page 2: Rabiul awwal 2

32

[Hadits Riwayat Muslim 2551, Ahmad 2:254,346]

Kemudian hadits berikut ini :“Artinya : Nabi naik ke atas mimbar kemudian

berkata, “Amin, amin, amin”. Para sahabatbertanya. “Kenapa engkau berkata ‘Amin, amin,amin, Ya Rasulullah?” Nabi bersabda, “Telahdatang malaikat Jibril dan ia berkata : ‘HaiMuhammad celaka seseorang yang jika disebutnama engkau namun dia tidak bershalawatkepadamu dan katakanlah amin!’ makakukatakan, ‘Amin’, kemudian Jibril berkata lagi,‘Celaka seseorang yang masuk bulanRamadhan tetapi keluar dari bulan Ramadhantidak diampuni dosanya oleh Allah dankatakanlah amin!’, maka aku berkata : ‘Amin’.Kemudian jibril berkata lagi. ‘Celaka seseorangyang mendapatkan kedua orang tuanya atausalah seorang dari keduanya masih hidup tetapijustru tidak memasukkan dia ke surga dankatakanlah amin!’ maka kukatakan, ‘Amin”.[Hadits Riwayat Bazzar dalama Majma’uzZawaid 10/1675-166, Hakim 4/153dishahihkannya dan disetujui oleh Imam Adz-Dzahabi dari Ka’ab bin Ujrah, diriwayatkan jugaoleh Imam Bukhari dalam Adabul Mufrad no. 644[Shahih Al-Adabul Mufrad No. 500 dari Jabir binAbdillah]

Pada umumnya seorang anak merasa beratdan malas memberi nafkah dan mengurusi keduaorang tuanya yang masih berusia lanjut. NamunRasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallammenjelaskan bahwa keberadaan kedua orang tuayang berusia lanjut itu adalah kesempatan palingbaik untuk mendapatkan pahala dari Allah,dimudahkan rizki dan jembatan emas menujusurga. Karena itu sungguh rugi jika seorang anakmenyia-nyiakan kesempatan yang paling

Konsultasi AgamaKonsultasi AgamaKonsultasi AgamaKonsultasi AgamaKonsultasi AgamaKonsultasi AgamaKonsultasi AgamaKonsultasi AgamaKonsultasi AgamaKonsultasi Agama Konsultasi Agama Konsultasi Agama Konsultasi Agama Konsultasi Agama Konsultasi Agama Konsultasi Agama Konsultasi Agama Konsultasi Agama Konsultasi Agama Konsultasi Agamatentang lebih ditekankannya berbuat baikkepada kedua orang tua pada usia lanjutkarena:Pertama

Keadaaan usia lanjut adalah keadaandimana keduanya membutuhkan perlakuanyang lebih baik karena keadaannya pada saatitu sangat lemah.Kedua

Semakin tua usia orang tua berarti semakinlama orang tua bersama anak. Hal ini dapatmenyebabkan ‘Si Anak’ merasa beratsehingga dikhawatirkan akan berkurangberbuat baiknya, karena segala sesuatunyadiurusi oleh anak dan keluarlah perkataan ‘ah’atau membentak atau dengan ucapan, “Orangtua ini menyusahkan”, atau yang lainnya dariperkataan- perkataan yang tidak pantassebenarnya terucap dari lidah seorang anak.Apalagi apabila orang tuanya sudah pikun,akan membuat anak mudah marah atau bencikepadanya. Oleh karena itu Allah Subhanahuwa Ta’ala berwasiat agar manusia selalu ingatuntuk berbakti kepada kedua orang tua.

Banyak sekali hadits-hadits yangmenyebutkan tentang ruginya seseorangyang tidak berbakti kepada kedua orang tuapada waktu orang tua masih berada di sisikita. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda dalam hadits yang diriwayatkan olehbeberapa sahabat yaitu :

“Artinya : Dari Abu Hurairah, dari NabiShallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda,“Celaka, sekali lagi celaka, dan sekali lagicelaka orang yang mendapatkan kedua orangtuanya berusia lanjut, salah satunya ataukeduanya, tetapi (dengan itu) dia tidakmembuat dia masuk kedalam syurga”

berharga ini dengan mengabaikan hak-hak orangtuanya dan dengan sebab itu dia tidak masuksurga.

Jika kita mencoba membandingkan antaraberbakti kepada kedua orang tua dengan jalanmengurusi kedua orang tua yang sudah lanjutusia atau bahkan sudah pikun yang berada disisi kita dengan ketika kedua orang tua kitamengurusi dan mebesarkan serta mendidik kitasewaktu masih kecil, maka berbakti kepadakeduanya masih terbilang labih ringan. Mungkinkita mengurusnya hanya beberapa tahun saja.Sedangkan mereka mengurus kitamembutuhkan waktu lebih dari 10 tahun. Darimulai hamil, hingga dilahirkan kemudiandisekolahkan. Kedua orang tua kita memberikansegala yang kita minta mungkin lebih dari 10tahun bahkan sampai 25 tahun.

Ketika orang tua mengurusi kita, diamendo’akan agar si anak hidup dengan baik danmenjadi anak yang shalih, tetapi ketika orangtua ada di sisi kita, di do’akan supaya cepatmeninggal. Bahkan ada di antara mereka yangmenyerahkan keduanya ke panti jompo. Iniadalah perbuatan dari anak-anak yang durhakakepada kedua orang tuanya.

Bagaimanapun keadaannya, kedudukanmereka tetaplah sebagai orang tua kita,walaupun mereka bodoh, kasar atau bahkanjahat kepada kita. Dialah yang melahirkan danmengurusi kita, bukan orang lain. Maka kita wajibberbakti kepada keduanya bagaimanapunkeadaannya. Seandainya dia berbuat syirik ataubid’ah, kita wajib mendakwahkan kepadanyadengan baik supaya dia kembali, kita do’akansupaya mendapatkan hidayah dari AllahSubhanahu wa Ta’ala, bukan diperlakukandengan tidak baik, berbuat kasar atau pun yang

lainnya.

Hukum Membaca al-Qur’an Tanpa WudhuPertanyaan:Assalamu’alaikum ust, saya mau Tanya nich,

apa boleh membaca Al- quran tanpa wudhu?Soalnya saya lihat banyak yang membaca Al-qur’an tanpa air wudhu’, apakah hukumnya?(Royhan Rangkuti, Islamic Center)

Jawaban:Seseorang boleh membaca al-Qur’an tanpa

wudhu bila bacaan-nya secara hafalan sebabtidak ada yang mencegah Rasulullah –shollallaahu’alaihi wasallam- membaca al-Qur’an selain kondisi junub. Beliau pernahmembaca al-Qur’an dalam kondisi berwudhudan tidak berwudhu.

Sedangkan terkait dengan Mushaf, makatidak boleh bagi orang yang dalam kondisiberhadats untuk menyentuhnya, baik hadatskecil maupun hadats besar. Allah –subhanahuwata’ala- berfirman,

“Tidak menyentuhnya kecuali orang-orangyang disucikan.” (Al-Wa-qi’ah: 79). Yakni orang-orang yang suci dari semua hadats, najis dansyirik.

Di dalam hadits Nabi –shollallaahu’alaihiwasallam- yang dimuat di dalam surat beliaukepada pegawainya yang bernama Amru binHizam, beliau menyebutkan,

“Tidak boleh menyentuh al-Qur’an kecualiorang yang dalam kondisi suci.”

(Muwaththa’ Imam Malik, kitab al-Qur’an, Hal.199; Sunan ad-Darimi, kitab ath-Thalaq (2183)).

Hal ini merupakan kesepakatan para Imam

KONSULTASI AGAMA