informasi hilal rabiul awal 1432h -...

9
1 INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 3 FEBRUARI 2011 PENENTU AWAL BULAN RABI’UL AWAL 1432 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari memungkinkan manusia untuk mengetahui penentuan waktu. Salah satunya adalah penentuan awal bulan qomariah, yang didasarkan pada peredaran Bulan mengelilingi Bumi. Penentuan awal bulan qomariah ini sangat penting bagi umat Islam, misalnya dalam penentuan awal tahun baru Hijriah, awal dan akhir shaum Ramadhan, hari raya Idul Fitri dan hari raya Idul Adha. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebagai institusi pemerintah yang salah satu tupoksinya dalam penentuan tanda waktu sangat berkepentingan dalam penentuan awal bulan qomariah ini. Untuk itu, BMKG menyampaikan Informasi Hilal saat Matahari Terbenam Tanggal 3 Februari 2010: Penentu Awal Bulan Rabi’ul Awal 1432 H sebagai berikut. 1. Waktu Konjungsi (Ijtima’) dan Terbenam Matahari Konjungsi geosentrik atau konjungsi atau ijtima’ adalah peristiwa ketika bujur ekliptika Bulan sama dengan bujur ekliptika Matahari dengan pengamat diandaikan berada di pusat Bumi. Kejadian ini akan kembali terjadi pada Kamis, 3 Februari 2011, pukul 2 : 31 UT atau 9 : 31 WIB atau 10 : 31 WITA atau 11 : 31 WIT, yaitu ketika nilai bujur Ekliptika Matahari dan Bulan tepat sama 313,899 o . Pada saat konjungsi, jarak sudut Matahari dan Bulan (elongasi) adalah 3,430 o . Elongasi ini lebih besar daripada jumlah semi diameter Bulan dan Matahari pada saat tersebut, yaitu 0,519 o sehingga pada saat konjungsi tidak akan terjadi Gerhana Matahari. Dengan demikian, peristiwa konjungsi ini tidak akan teramati secara visual. Periode sinodis Bulan sendiri terhitung sejak konjungsi sebelumnya hingga konjungsi yang akan datang ini adalah 29 hari 17 jam 28 menit. Waktu terbenam Matahari dinyatakan ketika bagian atas piringan Matahari tepat di horizon teramati. Hal ini bergantung pada berbagai hal, yang di antaranya adalah semi diameter Matahari, efek hamburan/refraksi atmosfer Bumi dan elevasi lokasi pengamat di atas permukaan laut (dpl). Dalam perhitungan standar 1) , semi diameter Matahari dianggap 16’, efek refraksi dianggap 34’ dan elevasi pengamat dianggap 0 meter dpl. Berdasarkan hal ini Matahari terbenam di wilayah Indonesia pada tanggal 3 Februari 2011 paling awal terjadi pada pukul 17 : 58 WIT di Jayapura dan paling akhir pada pukul 18 : 49 WIB di Sabang. Dengan memperhatikan waktu konjungsi dan Matahari terbenam, dapat dikatakan bahwa konjungsi terjadi sebelum Matahari terbenam tanggal 3 Februari 2011 di wilayah Indonesia. Dengan demikian, secara astronomis waktu pelaksanaan rukyat Hilal di wilayah Indonesia bagi yang menerapkan rukyat dalam penentuan awal bulan qomariah adalah setelah Matahari terbenam tanggal 3 Februari 2011. Sementara itu bagi yang menerapkan hisab dalam penentuan awal bulan qomariah, perlu diperhitungkan kriteria-kriteria hisab saat Matahari terbenam tanggal 3 Februari 2011 tersebut.

Upload: nguyendiep

Post on 10-Jun-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Informasi Hilal Rabiul Awal 1432H - data.bmkg.go.iddata.bmkg.go.id/share/Dokumen/informasi_hilal_rabiul_awal_1432h.pdfsebagai ketinggian titik di piringan Bulan yang jarak sudutnya

1

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 3 FEBRUARI 2011

PENENTU AWAL BULAN RABI’UL AWAL 1432 H

Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam

mengelilingi Matahari memungkinkan manusia untuk mengetahui penentuan waktu. Salah satunya

adalah penentuan awal bulan qomariah, yang didasarkan pada peredaran Bulan mengelilingi Bumi.

Penentuan awal bulan qomariah ini sangat penting bagi umat Islam, misalnya dalam penentuan awal

tahun baru Hijriah, awal dan akhir shaum Ramadhan, hari raya Idul Fitri dan hari raya Idul Adha.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebagai institusi pemerintah yang

salah satu tupoksinya dalam penentuan tanda waktu sangat berkepentingan dalam penentuan awal

bulan qomariah ini. Untuk itu, BMKG menyampaikan Informasi Hilal saat Matahari Terbenam

Tanggal 3 Februari 2010: Penentu Awal Bulan Rabi’ul Awal 1432 H sebagai berikut.

1. Waktu Konjungsi (Ijtima’) dan Terbenam Matahari

Konjungsi geosentrik atau konjungsi atau ijtima’ adalah peristiwa ketika bujur ekliptika Bulan sama

dengan bujur ekliptika Matahari dengan pengamat diandaikan berada di pusat Bumi. Kejadian ini akan

kembali terjadi pada Kamis, 3 Februari 2011, pukul 2 : 31 UT atau 9 : 31 WIB atau 10 : 31 WITA atau

11 : 31 WIT, yaitu ketika nilai bujur Ekliptika Matahari dan Bulan tepat sama 313,899o. Pada saat

konjungsi, jarak sudut Matahari dan Bulan (elongasi) adalah 3,430o. Elongasi ini lebih besar daripada

jumlah semi diameter Bulan dan Matahari pada saat tersebut, yaitu 0,519o sehingga pada saat konjungsi

tidak akan terjadi Gerhana Matahari. Dengan demikian, peristiwa konjungsi ini tidak akan teramati

secara visual. Periode sinodis Bulan sendiri terhitung sejak konjungsi sebelumnya hingga konjungsi

yang akan datang ini adalah 29 hari 17 jam 28 menit.

Waktu terbenam Matahari dinyatakan ketika bagian atas piringan Matahari tepat di horizon

teramati. Hal ini bergantung pada berbagai hal, yang di antaranya adalah semi diameter Matahari, efek

hamburan/refraksi atmosfer Bumi dan elevasi lokasi pengamat di atas permukaan laut (dpl). Dalam

perhitungan standar1), semi diameter Matahari dianggap 16’, efek refraksi dianggap 34’ dan elevasi

pengamat dianggap 0 meter dpl. Berdasarkan hal ini Matahari terbenam di wilayah Indonesia pada

tanggal 3 Februari 2011 paling awal terjadi pada pukul 17 : 58 WIT di Jayapura dan paling akhir pada

pukul 18 : 49 WIB di Sabang.

Dengan memperhatikan waktu konjungsi dan Matahari terbenam, dapat dikatakan bahwa konjungsi

terjadi sebelum Matahari terbenam tanggal 3 Februari 2011 di wilayah Indonesia. Dengan demikian,

secara astronomis waktu pelaksanaan rukyat Hilal di wilayah Indonesia bagi yang menerapkan rukyat

dalam penentuan awal bulan qomariah adalah setelah Matahari terbenam tanggal 3 Februari 2011.

Sementara itu bagi yang menerapkan hisab dalam penentuan awal bulan qomariah, perlu

diperhitungkan kriteria-kriteria hisab saat Matahari terbenam tanggal 3 Februari 2011 tersebut.

Page 2: Informasi Hilal Rabiul Awal 1432H - data.bmkg.go.iddata.bmkg.go.id/share/Dokumen/informasi_hilal_rabiul_awal_1432h.pdfsebagai ketinggian titik di piringan Bulan yang jarak sudutnya

2

2. Data Astronomis Hilal dan Matahari untuk Beberapa Kota di Indonesia

Pada Lampiran tentang “Data Astronomis Hilal dan Matahari saat Matahari Terbenam, Penentu

Awal Bulan Rabi’ul Awal 1432 H, Kamis, 3 Februari 2011 M” ditampilkan informasi astronomis Hilal

dan Matahari untuk beberapa kota di Indonesia saat Matahari terbenam tanggal 3 Februari 2011.

Informasi ini adalah informasi dasar penentu awal bulan Rabi’ul Awal 1432 H. Pada tabel tersebut,

ketinggian Hilal dinyatakan sebagai ketinggian pusat piringan Bulan dari horizon dengan ketinggian

pengamat dianggap 0 meter dpl dan efek refraksi atmosfer Bumi belum diikutsertakan dalam

perhitungan.

Dalam kenyataannya, efek refraksi atmosfer Bumi, tinggi lokasi pengamat di atas permukaan laut

dan semi diameter Bulan akan berpengaruh terhadap tinggi Hilal. Nantinya, tinggi Hilal dinyatakan

sebagai ketinggian titik di piringan Bulan yang jarak sudutnya paling dekat dengan pusat Matahari dari

horizon teramati. Untuk menghitung tinggi Hilal dari horizon teramati, dapat digunakan persamaan (1)

berikut, yaitu

dRsaa ++−= 0 , (1)

dengan a adalah tinggi Hilal dari horizon teramati dan ao adalah tinggi Hilal dari horizon. Adapun s

dinyatakan oleh

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛=

DaDAz

SDs arctancos , (2)

dengan SD adalah semi diameter Bulan dalam satuan derajat, |DAz| adalah nilai mutlak selisih Azimuth

Bulan dengan Matahari dan Da adalah selisih tinggi antara Bulan dan Matahari. Rata-rata, tinggi

Matahari dan semi diameter Bulan saat Matahari terbenam di wilayah Indonesia pada tanggal 3

Februari 2011 masing-masing adalah –50’ 11,45” dan 14’ 53,77”.

Pada persamaan (1) di atas, R adalah efek refraksi atmosfer dalam satuan derajat. Untuk

kepentingan praktis, Nilai R ini dapat dinyatakan oleh1)

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛+−

+−+

=

4,46,8tan

0047,0273

00 sa

saT

PR , (3)

dengan P adalah tekanan barometrik dalam satuan milibars dan T adalah temperatur lokasi pengamatan

dalam satuan oC. Sedangkan d pada persamaan (1) di atas adalah kerendahan horizon (dip) yang, dalam

satuan menit busur, dinyatakan oleh1,2)

hd 75,1= , (4)

dengan h adalah tinggi lokasi pengamat di atas permukaan laut dalam satuan meter.

Sebagai contoh untuk perhitungan di atas adalah ketinggian Hilal pada 3 Februari 2011 untuk

pengamat di Pelabuhan Ratu dengan tinggi 50 meter dpl dan kondisi refraksi atmosfer standar1,2)

(temperatur lokasi pengamatan 10o C dan tekanan barometrik 1010 milibars). Berdasarkan persamaan

(2) di atas, nilai s adalah 0,0606o. Berdasarkan persamaan (3) di atas, nilai R adalah 0,4385o.

Berdasarkan persamaan (4) di atas, nilai d adalah 0,2062o. Setelah hasil-hasil ini diterapkan pada

persamaan (1) di atas, diperoleh

Page 3: Informasi Hilal Rabiul Awal 1432H - data.bmkg.go.iddata.bmkg.go.id/share/Dokumen/informasi_hilal_rabiul_awal_1432h.pdfsebagai ketinggian titik di piringan Bulan yang jarak sudutnya

3

o

ooooa0277,1

20262,04385,00606,04436,0=

++−=. (5)

Dengan demikian, tinggi Hilal di Pelabuhan Ratu dari horizon teramati saat Matahari terbenam tanggal

3 Februari 2011 adalah 1o 1,66’. Prosedur yang sama dapat dilakukan untuk lokasi lainnya.

3. Peta Ketinggian Hilal

Pada Gambar 1 ditampilkan peta ketinggian Hilal di seluruh dunia saat Matahari terbenam di

masing-masing lokasi pengamat antara 60o LU sampai dengan 60o LS di permukaan Bumi pada tanggal

3 Februari 2011. Pada Gambar 1 tersebut ditampilkan pula ketinggian Hilal untuk pengamat yang

berada di Indonesia. Hal ini lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 2, saat Matahari terbenam tanggal 3

Februari 2011 di Indonesia. Pada kedua gambar tersebut, ketinggian Hilal dinyatakan sebagai

ketinggian pusat piringan Bulan dari horizon dengan ketinggian pengamat dianggap 0 meter dpl dan

efek refraksi atmosfer Bumi belum diikutsertakan dalam perhitungan.

Gambar 1. Peta ketinggian Hilal tanggal 3 Februari 2011 untuk pengamat antara 60o LU s.d. 60o LS.

Sebagaimana terlihat pada Gambar 1, ketinggian Hilal 0o melewati daerah Samudra Pasifik,

Indonesia, Samudra Hindia, Afrika bagian Selatan, Samudra Atlantik bagian Selatan, Amerika Selatan,

dan Samudra Pasifik bagian Selatan. Secara sederhana, garis ketinggian Hilal 0o dapat dianggap

sebagai garis batas tanggal qomariah. Daerah yang berada di sebelah Barat Laut garis ketinggian Hilal

0o dimungkinkan untuk memulai awal Rabi’ul Awal 1432 H pada tanggal 4 Februari 2011 mengingat

Hilal masih berada di atas Horizon saat Matahari terbenam tanggal 3 Februari 2011. Adapun daerah di

sebelah Tenggaranya belum akan memulai awal Rabi’ul Awal 1432 H pada tanggal 4 Februari 2011.

Ini karena saat Matahari terbenam tanggal 3 Februari 2011, Hilal sudah di bawah Horizon. Namun

demikian, dalam praktiknya penentuan awal Rabi’ul Awal 1432 H bergantung kepada kebijakan

masing-masing negara.

Page 4: Informasi Hilal Rabiul Awal 1432H - data.bmkg.go.iddata.bmkg.go.id/share/Dokumen/informasi_hilal_rabiul_awal_1432h.pdfsebagai ketinggian titik di piringan Bulan yang jarak sudutnya

4

Gambar 2. Peta ketinggian Hilal tanggal 3 Februari 2011 untuk pengamat di Indonesia

Pada Gambar 2 terlihat ketinggian Hilal di Indonesia saat Matahari terbenam pada 3 Februari 2011

berkisar antara -0,72o sampai dengan 1,81o. Ketinggian Hilal yang negatif berarti Hilal sudah berada di

bawah horizon saat Matahari terbenam di suatu lokasi. Sementara ketinggian Hilal yang positif berarti

Hilal masih berada di atas horizon saat Matahari terbenam di suatu lokasi.

Setelah efek refraksi standar1,2) dan semi diameter Bulan diikutsertakan dalam perhitungan, akan

diperoleh peta ketinggian Hilal sebagaimana ditampilkan Gambar 3. Pada kedua gambar tersebut,

ketinggian Hilal dinyatakan sebagai ketinggian titik di piringan Bulan yang jarak sudutnya paling dekat

dengan pusat Matahari dari horizon teramati dengan elevasi pengamat dianggap 0 meter dpl.

Gambar 3. Peta ketinggian Hilal dari horizon teramati tanggal 3 Februari 2011 di Indonesia

Page 5: Informasi Hilal Rabiul Awal 1432H - data.bmkg.go.iddata.bmkg.go.id/share/Dokumen/informasi_hilal_rabiul_awal_1432h.pdfsebagai ketinggian titik di piringan Bulan yang jarak sudutnya

5

Sebagaimana terlihat pada Gambar 3, ketinggian Hilal dari horizon teramati di Indonesia saat Matahari

terbenam pada 3 Februari 2011 antara -0,07o sampai dengan 1,98o. Dari hasil ini terlihat, di sebagian

besar wilayah Indonesia ketinggian Hilal sudah positif.

4. Peta Elongasi

Gambar 4. Peta Elongasi tanggal 3 Februari 2011 untuk pengamat di Indonesia

Elongasi adalah jarak sudut antara pusat piringan Bulan dan pusat piringan Matahari untuk

pengamat di permukaan Bumi. Pada Gambar 4 ditampilkan peta elongasi untuk pengamat di Indonesia

saat matahari terbenam 3 Februari 2011. Elevasi pengamat dianggap 0 meter dpl dan efek refraksi

atmosfer tidak diikutseratakan dalam perhitungan. Sebagaimana terlihat pada Gambar 4, elongasi saat

Matahari terbenam tanggal 3 Februari 2011 di Indonesia berkisar antara 4,60o sampai dengan 5,21o.

Perlu dicatat di sini, nilai elongasi akan selalu positif meskipun ketinggian Hilalnya negatif,

sebagaimana terlihat pada Gambar 4.

5. Peta Umur Bulan

Gambar 5. Peta Umur Bulan tanggal 3 Februari 2011 untuk pengamat di Indonesia

Page 6: Informasi Hilal Rabiul Awal 1432H - data.bmkg.go.iddata.bmkg.go.id/share/Dokumen/informasi_hilal_rabiul_awal_1432h.pdfsebagai ketinggian titik di piringan Bulan yang jarak sudutnya

6

Umur Bulan didefinisikan sebagai selisih waktu antara terbenam Matahari dengan waktu terjadinya

konjungsi dan ketinggian pengamat dianggap 0 meter dpl. Pada Gambar 5 ditampilkan peta umur

Bulan saat Matahari terbenam tanggal 3 Februari 2011. Sebagaimana terlihat pada Gambar 5, umur

Bulan di Indonesia pada tanggal 3 Februari 2011 berkisar antara 6,41 jam sampai dengan 9,24 jam.

6. Peta Lag

Lag adalah selisih waktu terbenam Bulan dengan Matahari. Waktu terbenam Bulan dinyatakan saat

bagian atas piringan Bulan tepat di horizon. Dalam perhitungan standar1), efek refraksi dianggap 34’

dan elevasi pengamat 0 meter dpl. Pada Gambar 6 ditampilkan peta Lag untuk pengamat di Indonesia

pada tanggal 3 Februari 2011. Sebagaimana terlihat pada gambar tersebut, selisih waktu terbenam

Bulan dengan Matahari di Indonesia pada tanggal 3 Februari 2011 berkisar antara 1,11 menit sampai

dengan 11,15 menit. Perlu dicatat di sini, meskipun tinggi Bulan negatif, lag bisa bernilai positif karena

tinggi Bulan dinyatakan untuk pusat piringan Bulan, sementara lag untuk bagian atas piringan Bulan.

Gambar 6. Peta Lag tanggal 3 Februari 2011 untuk pengamat di Indonesia

7. Peta Fraksi Illuminasi Bulan

Gambar 7. Peta Fraksi Illuminasi Bulan tanggal 3 Februari 2011 untuk pengamat di Indonesia

Page 7: Informasi Hilal Rabiul Awal 1432H - data.bmkg.go.iddata.bmkg.go.id/share/Dokumen/informasi_hilal_rabiul_awal_1432h.pdfsebagai ketinggian titik di piringan Bulan yang jarak sudutnya

7

Fraksi Illuminasi adalah persentase perbandingan antara luas piringan Bulan yang tercahayai oleh

Matahari dan menghadap ke pengamat di permukaan Bumi dengan luas seluruh piringan Bulan. Pada

Gambar 7 ditampilkan peta Fraksi Illuminasi untuk pengamat di Indonesia pada tanggal 3 Februari

2011. Sebagaimana terlihat pada Gambar 7, Fraksi Illuminasi Bulan pada tanggal 3 Februari 2011

berkisar antara 0,154% sampai dengan 0,214%.

8. Objek Astronomis Lainnya yang Berpotensi Mengacaukan Rukyat Hilal

Dalam perencanaan rukyat Hilal, perlu diperhitungkan juga objek-objek astronomis selain Hilal dan

Matahari yang posisinya berdekatan dengan Bulan dan kecerlangannya tidak berbeda jauh dengan Hilal

atau lebih lebih cerlang daripada Hilal. Objek astronomis ini bisa berupa planet, misalnya Venus atau

Merkurius, atau berupa bintang yang cerlang, seperti Sirius. Adanya objek astronomis lainnya ini

berpotensi menjadikan pengamat untuk menganggapnya sebagai Hilal.

Pada tanggal 3 Februari 2011, sejak Matahari terbenam hingga Bulan terbenam tidak ada objek

astronomis lainnya yang jarak sudutnya kurang dari 5o dari Bulan.

Referensi 1) Seidelmann P.K. (Ed.) (1992), Explanatory Supplement to the Astronomical Almanac,

University Science Books, Mill Valley, CA. 2) Badan Hisab & Rukyat Departemen Agama (1981), Almanak Hisab Rukyat, Proyek Pembinaan

Badan Peradilan Agama Islam, Jakarta.

Page 8: Informasi Hilal Rabiul Awal 1432H - data.bmkg.go.iddata.bmkg.go.id/share/Dokumen/informasi_hilal_rabiul_awal_1432h.pdfsebagai ketinggian titik di piringan Bulan yang jarak sudutnya

KONJUNGSI GEOSENTRIK KAMIS, 3 FEBRUARI 2011 M, PUKUL 2 : 31 UT

o ' o ' j m j m o ' o ' o ' o ' %1 SABANG 95 21.00 BT 5 54.00 LU 18 : 49 WIB 18 : 60 WIB 253 27.38 257 56.86 1 47.22 5 12.09 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.212 BANDA ACEH 95 45.00 BT 5 31.00 LU 18 : 48 WIB 18 : 59 WIB 253 27.70 257 58.51 1 44.83 5 12.04 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.213 MEULABOH 96 7.00 BT 4 11.00 LU 18 : 48 WIB 18 : 58 WIB 253 28.50 258 4.32 1 38.25 5 13.23 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.214 GUNUNG SITOLI 97 42.30 BT 1 10.00 LU 18 : 45 WIB 18 : 54 WIB 253 28.23 258 14.31 1 21.61 5 14.99 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.215 MEDAN 98 40.60 BT 3 33.70 LU 18 : 38 WIB 18 : 48 WIB 253 28.57 258 5.33 1 30.92 5 10.66 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.216 SIBOLGA 98 53.70 BT 1 33.10 LU 18 : 40 WIB 18 : 49 WIB 253 28.35 258 12.31 1 21.33 5 12.94 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.217 PADANG 100 21.30 BT 0 53.00 LS 18 : 37 WIB 18 : 45 WIB 253 26.35 258 17.74 1 7.31 5 14.19 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.218 PEKANBARU 101 26.70 BT 0 27.70 LU 18 : 31 WIB 18 : 39 WIB 253 27.59 258 13.71 1 11.80 5 11.04 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.219 JAMBI 103 38.30 BT 1 38.10 LS 18 : 25 WIB 18 : 32 WIB 253 25.22 258 16.72 0 58.08 5 10.96 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.2110 BENGKULU 102 20.30 BT 3 51.80 LS 18 : 33 WIB 18 : 39 WIB 253 21.37 258 20.78 0 49.43 5 15.55 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.2111 PALEMBANG 104 42.10 BT 2 54.20 LS 18 : 22 WIB 18 : 29 WIB 253 23.13 258 17.78 0 50.15 5 11.27 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.2112 BANDAR LAMPUNG 105 14.40 BT 5 14.40 LS 18 : 23 WIB 18 : 29 WIB 253 18.02 258 19.12 0 37.76 5 13.68 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.2113 BATAM 104 6.80 BT 1 7.10 LU 18 : 19 WIB 18 : 28 WIB 253 27.89 258 10.06 1 10.22 5 6.79 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.2014 TANJUNG PINANG 104 31.80 BT 0 55.00 LU 18 : 18 WIB 18 : 26 WIB 253 27.75 258 10.33 1 8.56 5 6.52 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.2015 RANAI 108 27.00 BT 3 50.00 LU 17 : 59 WIB 18 : 8 WIB 253 28.02 257 58.39 1 14.82 4 57.87 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.1916 PANGKAL PINANG 106 8.40 BT 2 8.70 LS 18 : 15 WIB 18 : 22 WIB 253 24.34 258 15.60 0 51.37 5 8.46 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.2017 TANJUNG PANDAN 107 45.20 BT 2 45.10 LS 18 : 10 WIB 18 : 16 WIB 253 23.25 258 15.13 0 45.72 5 7.23 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.2018 MERAK 106 0.00 BT 5 56.00 LS 18 : 20 WIB 18 : 26 WIB 253 16.14 258 18.54 0 33.04 5 13.64 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.2119 PANDEGLANG 106 6.00 BT 6 18.00 LS 18 : 20 WIB 18 : 26 WIB 253 15.10 258 18.42 0 31.04 5 14.01 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.2120 SERANG 106 9.00 BT 6 6.00 LS 18 : 20 WIB 18 : 26 WIB 253 15.67 258 18.39 0 31.96 5 13.68 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.2121 RANGKAS BITUNG 106 14.00 BT 6 22.00 LS 18 : 20 WIB 18 : 26 WIB 253 14.90 258 18.28 0 30.48 5 13.93 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.2123 JAKARTA 106 50.47 BT 6 9.31 LS 18 : 17 WIB 18 : 23 WIB 253 15.48 258 17.76 0 30.55 5 12.88 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.2124 PELABUHAN RATU 106 33.46 BT 7 1.74 LS 18 : 19 WIB 18 : 25 WIB 253 12.88 258 17.76 0 26.61 5 14.41 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.2125 BANDUNG 107 35.00 BT 6 54.00 LS 18 : 15 WIB 18 : 20 WIB 253 13.23 258 16.86 0 25.59 5 12.95 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.2126 LEMBANG 107 36.96 BT 6 49.55 LS 18 : 15 WIB 18 : 20 WIB 253 13.46 258 16.86 0 25.90 5 12.80 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.2127 SEMARANG 110 22.80 BT 6 59.00 LS 18 : 4 WIB 18 : 9 WIB 253 12.83 258 14.21 0 20.61 5 9.58 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.2028 YOGYAKARTA 110 26.00 BT 7 47.00 LS 18 : 5 WIB 18 : 10 WIB 253 10.23 258 13.58 0 16.52 5 10.59 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.2129 PANGGUNG REJO 112 13.00 BT 8 20.00 LS 17 : 58 WIB 18 : 3 WIB 253 8.24 258 11.28 0 10.88 5 9.14 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.2030 TANJUNG KODOK 112 21.00 BT 6 52.00 LS 17 : 56 WIB 18 : 1 WIB 253 13.10 258 12.44 0 17.98 5 7.00 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.2031 NGLIYEP 112 26.00 BT 8 21.00 LS 17 : 58 WIB 18 : 2 WIB 253 8.17 258 11.05 0 10.44 5 8.89 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.2032 PRAPAT,BAWEAN 112 35.00 BT 5 48.00 LS 17 : 54 WIB 17 : 59 WIB 253 16.18 258 12.61 0 22.85 5 5.30 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.2033 SURABAYA 112 47.10 BT 7 23.00 LS 17 : 55 WIB 17 : 60 WIB 253 11.44 258 11.67 0 14.71 5 7.16 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.2034 PASIBAN 113 20.00 BT 8 20.00 LS 17 : 54 WIB 17 : 58 WIB 253 8.18 258 10.19 0 9.08 5 7.77 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.2035 AMBAT,PAMEKASAN 113 25.00 BT 7 13.00 LS 17 : 52 WIB 17 : 57 WIB 253 11.95 258 11.21 0 14.51 5 6.17 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.2036 TERANGULASI 114 22.00 BT 8 40.00 LS 17 : 50 WIB 17 : 54 WIB 253 6.93 258 8.75 0 5.75 5 6.97 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.2037 PONTIANAK 109 24.50 BT 0 8.60 LS 17 : 60 WIB 18 : 7 WIB 253 26.69 258 9.46 0 55.19 5 1.77 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.1938 SINTANG 111 28.60 BT 0 3.90 LS 17 : 51 WIB 17 : 59 WIB 253 26.66 258 7.80 0 51.98 4 59.13 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.19

FI BULANMATAHARI BULAN

AZIMUTH TINGGI

DATA HILAL DAN MATAHARI PADA SAAT MATAHARI TERBENAMPENENTU AWAL BULAN RABI'UL AWAL 1432 H

KAMIS, 3 FEBRUARI 2011 M

POSISI BULAN RELATIFTERHADAP MATAHARI (ELONGASI)BUJUR LINTANG MATAHARI BULANBULANNO NAMA LOKASI

POSISI LOKASI WAKTU TERBENAM

BMKG

Page 9: Informasi Hilal Rabiul Awal 1432H - data.bmkg.go.iddata.bmkg.go.id/share/Dokumen/informasi_hilal_rabiul_awal_1432h.pdfsebagai ketinggian titik di piringan Bulan yang jarak sudutnya

39 PANGKALAN BUN 111 43.00 BT 2 41.00 LS 17 : 54 WIB 17 : 60 WIB 253 23.18 258 11.85 0 39.33 5 2.24 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.1940 PALANGKA RAYA 113 56.60 BT 2 13.60 LS 17 : 44 WIB 17 : 50 WIB 253 23.83 258 9.55 0 37.70 4 58.94 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.1941 MUARATEWE 114 42.00 BT 0 39.00 LS 17 : 39 WIB 17 : 46 WIB 253 25.91 258 6.59 0 43.73 4 55.97 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.1942 BANJARMASIN 114 45.20 BT 3 26.30 LS 18 : 42 WITA 18 : 48 WITA 253 21.63 258 10.07 0 30.62 4 59.54 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.1943 TENGGARONG 116 59.92 BT 0 26.59 LS 18 : 30 WITA 18 : 36 WITA 253 26.02 258 4.51 0 40.71 4 52.96 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.1844 SAMARINDA 117 8.00 BT 0 26.00 LS 18 : 29 WITA 18 : 36 WITA 253 26.02 258 4.40 0 40.52 4 52.78 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.1845 TANJUNG REDEP 117 32.00 BT 2 15.00 LU 18 : 24 WITA 18 : 32 WITA 253 27.65 257 57.90 0 51.83 4 48.86 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.1846 TARAKAN 117 34.10 BT 3 19.70 LU 18 : 23 WITA 18 : 30 WITA 253 27.68 257 54.60 0 56.47 4 47.45 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.1847 JEMBRANA 114 35.00 BT 8 23.00 LS 18 : 49 WITA 18 : 53 WITA 253 7.94 258 8.91 0 6.82 5 6.32 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.2048 TABANAN 115 2.00 BT 8 29.00 LS 18 : 47 WITA 18 : 51 WITA 253 7.56 258 8.34 0 5.60 5 5.91 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.2049 BULELENG 115 5.00 BT 8 8.00 LS 18 : 47 WITA 18 : 51 WITA 253 8.80 258 8.73 0 7.26 5 5.38 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.2050 DENPASAR 115 10.20 BT 8 40.70 LS 18 : 47 WITA 18 : 51 WITA 253 6.84 258 7.94 0 4.41 5 6.01 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.2051 BADUNG 115 13.00 BT 8 37.00 LS 18 : 47 WITA 18 : 51 WITA 253 7.07 258 7.98 0 4.64 5 5.87 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.2052 GIANYAR 115 20.00 BT 8 31.00 LS 18 : 46 WITA 18 : 50 WITA 253 7.42 258 8.01 0 4.95 5 5.60 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.2053 BANGLI 115 22.00 BT 8 27.00 LS 18 : 46 WITA 18 : 50 WITA 253 7.66 258 8.06 0 5.23 5 5.47 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.2054 KLUNGKUNG 115 25.00 BT 8 32.00 LS 18 : 46 WITA 18 : 50 WITA 253 7.36 258 7.90 0 4.73 5 5.52 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.2055 KARANGASEM 115 31.00 BT 8 26.00 LS 18 : 45 WITA 18 : 49 WITA 253 7.72 258 7.94 0 5.07 5 5.26 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.2056 MATARAM 116 6.10 BT 8 33.70 LS 18 : 43 WITA 18 : 47 WITA 253 7.22 258 7.19 0 3.49 5 4.73 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.2057 SUMBAWA BESAR 117 25.00 BT 8 26.00 LS 18 : 38 WITA 18 : 41 WITA 253 7.62 258 6.08 0 2.02 5 2.99 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.2058 BIMA 118 41.50 BT 8 32.60 LS 18 : 33 WITA 18 : 36 WITA 253 7.16 258 4.68 0 -0.57 5 1.62 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.1959 WAINGAPU 120 18.10 BT 9 40.20 LS 18 : 28 WITA 18 : 31 WITA 253 2.77 258 1.15 0 -8.70 5 1.24 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.1960 KUPANG 123 39.80 BT 10 10.60 LS 18 : 15 WITA 18 : 17 WITA 253 0.53 257 56.64 0 -16.52 4 58.02 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.1961 KOTAMOBAGU 124 22.00 BT 0 45.00 LU 17 : 59 WITA 18 : 5 WITA 253 26.67 257 56.94 0 33.29 4 42.87 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.1762 MANADO 124 55.50 BT 1 32.80 LU 17 : 56 WITA 18 : 2 WITA 253 27.07 257 54.82 0 35.80 4 41.22 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.1763 TONDANO 124 56.00 BT 1 18.00 LU 17 : 56 WITA 18 : 2 WITA 253 26.96 257 55.38 0 34.71 4 41.52 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.1764 BITUNG 125 13.00 BT 1 26.00 LU 17 : 55 WITA 18 : 1 WITA 253 27.01 257 54.88 0 34.79 4 41.03 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.1765 TAHUNA 125 32.00 BT 3 10.00 LU 17 : 51 WITA 17 : 58 WITA 253 27.31 257 50.18 0 41.70 4 38.47 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.1666 MIANGAS 125 35.00 BT 5 33.00 LU 17 : 48 WITA 17 : 55 WITA 253 26.20 257 42.11 0 51.60 4 35.41 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.1667 KENDARI 122 24.80 BT 4 5.10 LS 18 : 12 WITA 18 : 17 WITA 253 19.91 258 3.96 0 14.70 4 51.37 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.1868 LUWUK 122 46.20 BT 1 2.40 LS 18 : 7 WITA 18 : 13 WITA 253 25.06 258 1.18 0 28.07 4 46.99 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.1869 PALU 119 54.50 BT 0 54.90 LS 18 : 19 WITA 18 : 25 WITA 253 25.35 258 3.15 0 33.55 4 50.14 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.1870 TOLI-TOLI 120 47.60 BT 1 7.40 LU 18 : 13 WITA 18 : 19 WITA 253 27.07 257 58.60 0 41.16 4 46.48 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.1771 MAJENE 119 0.00 BT 2 30.00 LS 18 : 24 WITA 18 : 30 WITA 253 23.13 258 5.83 0 27.83 4 53.26 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.1872 MAKASSAR 119 32.90 BT 5 3.50 LS 18 : 25 WITA 18 : 30 WITA 253 17.77 258 6.51 0 14.90 4 55.98 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.1973 GORONTALO 122 51.10 BT 0 38.20 LU 18 : 5 WITA 18 : 11 WITA 253 26.67 257 58.23 0 35.42 4 44.74 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.1774 TERNATE 127 22.90 BT 0 49.80 LU 18 : 47 WIT 18 : 52 WIT 253 26.58 257 54.68 0 28.39 4 39.38 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.1775 AMBON 128 5.00 BT 3 42.00 LS 18 : 49 WIT 18 : 53 WIT 253 20.44 257 59.10 0 6.96 4 44.46 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.1776 SAUMLAKI 131 18.00 BT 7 59.00 LS 18 : 42 WIT 18 : 44 WIT 253 8.52 257 53.27 0 -18.19 4 46.54 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.1777 TUAL 132 44.00 BT 5 40.00 LS 18 : 33 WIT 18 : 36 WIT 253 15.55 257 54.59 0 -9.79 4 41.95 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.1778 SORONG 131 17.00 BT 0 54.00 LS 18 : 33 WIT 18 : 38 WIT 253 24.81 257 54.60 0 14.06 4 37.33 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.1679 FAK FAK 132 14.00 BT 2 56.00 LS 18 : 32 WIT 18 : 36 WIT 253 21.73 257 55.46 0 3.42 4 38.93 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.1780 MANOKWARI 134 3.00 BT 0 53.00 LS 18 : 22 WIT 18 : 26 WIT 253 24.70 257 52.51 0 9.37 4 34.36 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.1681 BIAK 136 6.20 BT 1 11.00 LS 18 : 14 WIT 18 : 18 WIT 253 24.23 257 51.27 0 4.54 4 32.59 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.1682 TIMIKA 136 53.00 BT 4 32.00 LS 18 : 15 WIT 18 : 18 WIT 253 18.19 257 51.57 0 -11.56 4 36.10 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.1683 MERAUKE 140 25.00 BT 8 31.00 LS 18 : 6 WIT 18 : 7 WIT 253 6.18 257 43.43 0 -35.34 4 37.65 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.1684 JAYAPURA 140 31.00 BT 2 34.00 LS 17 : 58 WIT 18 : 1 WIT 253 21.96 257 48.66 0 -9.01 4 29.86 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0.15