pws

29

Click here to load reader

Upload: dinar-kartika-hapsari

Post on 11-Aug-2015

46 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Attachment Skenario IKM

TRANSCRIPT

Page 1: PWS

I. SKENARIO C BLOK 20 (PUBLIC HEALTH ADMINISTRATION)

Wilayah kerja Puskesmas Makmur, sedang terjadi kejadian luar

biasa Demam Berdarah Dengue (KLB-DBD). Setelah dilakukan

pengamatan oleh petugas surveilens, ditemukan Angka Bebas Jentik (ABJ)

sekitar 50 % diakhir bulan ini (Desember). Petugas surveilens juga

menemukan masih banyaknya penduduk yang menggunakan bak-bak

penampungan air terbuka.

Dokter Agung selaku pimpinan Puskesmas dalam menghadapi

KLB ini belum menerapkan prinsip administrasi kesehatan terutama dalam

hal menggerakkan petugas Puskesmas dan memberdayakan sarana

pendidikan di wilayah kerja Puskesmasnya.

II. KLARIFIKASI ISTILAH

1. Wilayah kerja : wilayah Puskesmas yaang meliputi satu

kecamatan atau sebagian dari kecamatan yang

ditentukan berdasarkan kepadatan penduduk,luas

daerah, keadaan geografik dan keadaan

infrastruktur.

2. Kejadian luar biasa : kejadian kasus melebihi dari yang diketahui di

tempat dan waktu pada populasi yang diteliti.

3. Puskesmas : unit pelaksaana teknis dinas kesehatan kota atau

kabupaten yang bertanggung jawab

menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar di

wilayaha kerja administrasi.

4. Surveilens : rangkaian sistematis dan berkesinambungan

dalam pengumpulan analisis interpretasi data dan

penyampaian informasi bdalam upaya

menguraikan dan memantau suatu peristiwa

kesehatan.

5. Angka bebas jentik : jumlahrumah tanpa jentik

jumlahrumah yangdiperiksa x 100 %, dengan

target 95 %.

1

Page 2: PWS

6. Administrasi kesehatan : proses yang menyangkut perencanaan,

pengorganisasian, pengwasan, pengarahan,

pengkoordinasiaan, dan penilaian terhadapa

sumber, tata cara, dan kesanggupan yang tersedia

untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan terhadap

kesehatan.

7. Sarana pendidikan : segala fasilitas yang diperlukan dalam proses

belajar mengajar baik yang bergerak maupun tidak

bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat

berjalan dengan lancer, teratur, dan efisien.

III. IDENTIFIKASI MASALAH

1. Wilayah kerja Puskesmas Makmur, terjadi KLB Demam Berdarah Dengue

(KLB-DBD)

2. Hasil pengamatan petugas surveilens ditemukan ABJ 50 %.

3. Masih banyak penduduk yang menggunakan bak-bak penampungan air

terbuka.

4. Pimpinan Puskesmas menghadapi KLB belum menerapkan prinsip

administrasi kesehatan terutama menggerakan petugas puskesmas dan

memperdayakan sarana pendidikan.

IV. ANALISIS MASALAH

1. Apa itu KLB?

Definisi KLB menurut peraturan menteri kesehatan no 949 Tahun 2004 :

KLB adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau

kematian yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah tertentu dan

waktu tertentu. KLB bukan ditentukan berdasarkan ABJ tetapi

berdasarkan angka kesakitan dan kematiannya yang meningkat. Seharusnya

kita mengetahui angka kesakitan dan kematian DBD pada wilayah kerja

puskesmas makmur agar dapat memastikan KLB DBD daerah tersebut.

Penentuan KLB akan bermakna apabila terjadi kenaikan angka kesakitan atau

kematian sekitar 1%. Namun angka kesakitan dan kematian tidak ada patokan

2

Page 3: PWS

pasti mengenai KLB dari Pemerintah dan hanya pihak puskesmas makmur

lah yang dapat menentukan angka kesakitan dan kematian akibat DBD yang

bisa dikatakan KLB.

2. Mengapa kejadian DBD dalam kasus ini dikatakan KLB?

7 (tujuh) Kriteria Kejadian Luar Biasa (KLB) Menurut Permenkes 1501

Tahun 2010 adalah :

Timbulnya suatu penyakit menular tertentu yang sebelumnya tidak ada

atau tidak dikenal pada suatu daerah

Peningkatan kejadian kesakitan terus-menerus selama 3 (tiga) kurun

waktu dalam jam, hari atau minggu berturut-turut menurut jenis

penyakitnya

Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan

dengan periode sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari, atau minggu

menurut jenis penyakitnya

Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan

menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan angka

rata-rata jumlah per bulan dalam tahun sebelumnya

Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 (satu) tahun

menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan rata-

rata jumlah kejadian kesakitan per bulan pada tahun sebelumnya

Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate) dalam 1 (satu)

kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% (lima puluh persen) atau

lebih dibandingkan dengan angka kematian kasus suatu penyakit periode

sebelumnya dalam kurun waktu yang sama

Angka proporsi penyakit (Proportional Rate) penderita baru pada satu

periode menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibanding satu periode

sebelumnya dalam kurun waktu yang sama

Pada kasus ini KLB-DBD ditentukan oleh pihak puskesmas berdasarkan data

yang tersedia dan kriteria Menurut Permenkes 1501 Tahun 2010, namun

kemungkinan terjadi peningkatan kejadian DBD dalam kurun waktu tertentu.

3

Page 4: PWS

3. Bagaimana cara menentukan angka bebas jentik?

Cara menentukan ABJ yaitu dengan menggunakan rumus:

jumlahrumah tanpa jentikjumlahrumah yangdiperiksa

x 100 %.

Contoh: di puskesmas makmur ada 1000 rumah. Sedangkan rumah yang

tanpa jentik diperiksa hanya 500 rumah. Maka ABJ = 500/1000 x 100% =

50% (rumah yang bebas jentik nyamuk). Jadi, rumah yang belum bebas jentik

nyamuk adalah 500 rumah yaitu 50% dari perhitungan populasi. Targetan

ABJ adalah 95% sehingga puskesmas harus meningkatkan ABJ diwilayah

kerjanya sehingga mencapai angka tersebut.

4. Bagaimana interpretasi ABJ 50 % pada kasus?

Interpretasi : ABJ 50 % berarti angka bebas jentik di wilayah kerja puskesmas

makmur masih rendah (di bawah target yaitu sebesar 95%).

Misal pada wilayah tersebut ada 1000 rumah berarti baru 500 rumah yang

bebas jentik.

5. Apa saja faktor yang menyebabkan ABJ pada kasus ini rendah?

1. Musim hujan

2. Demografis wilayah (kepadatan, mobilitas, perilaku, adat istiadat, sosial

ekonomi penduduk)

3. Pada kasus yaitu penggunaan bak-bak penampungan air terbuka

4. Pengetahuan masyarakat mengenai jentik nyamuk masih rendah

5. Perilaku masyarakat mengenai kebersihan tempat hidupnya jentik nyamuk

masih kurang. Hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya bak-bak yang

terbuka yang menjadi sarang pertumbuhan nyamuk aedes aegypti.

6. Perilaku petugas kesehatan yang jarang turun ke masyarakat memberikan

penyuluhan bagaimana pemberantasan jentik nyamuk dengan baik.

6. Apa saja prinsip-prinsip administrasi Puskesmas? (sintesis)

4

Page 5: PWS

7. Apa tugas dan tanggung jawab seorang pimpinan puskesmas? (sintesis)

8. Bagaimana langkah-langkah yang dilakukan : (sintesis)

Identifikasi masalah

Menentukan prioritas masalah

Rumusan masalah

Mencari akar penyebab

Cara penyelesaian masalah (lintas program dan lintas sektoral)

9. Apa saja peranan masyarakat untuk meningkatkan ABJ?

a. Menyokong perbaikan perumahan, air bersih, sanitasi, sarana pelayanan,

kesehatan, transportasi, sekolah dan sarana publik lainnya.

b. menggerakkan warga untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk

(PSN) tiap hari minggu di lingkungan masing-masing membasmi jentik

nyamuk Aedes aegypti melalui peran aktif masyarakat melaksanakan 3M

yaitu menguras tempat penampungan air sedikitnya satu minggu sekali,

menutup rapat tempat penampungan air dan mengubur barang-barang

bekas yang dapat menjadi tempat perkembangbiakan jentik nyamuk Aedes

aegypti. Cara yang paling efektif untuk membasmi jentik nyamuk Aedes

aegypti adalah dengan melaksanakan 3M Plus, yakni salah satu dari

kegiatan plusnya adalah abatisasi

c. fogging setiap 2 minggu sekali.

V. HIPOTESIS

Terjadi KLB-DBD di wilayah kerja Puskesmas Makmur karena masih banyaknya

jentik (ABJ 50%) pada bak-bak penampungan air terbuka.

5

Page 6: PWS

VI. KERANGKA KONSEP

VII. SINTESIS

1. ADMINISTRASI KESEHATAN

Administrasi kesehatan masyarakat yaitu kegiatan yang dilakukan secara

bersama-sama untuk mencapai tujuan pelayanan kesehatan sebaik-baiknya

sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Manfaat :

Dapat dikelola sumber, tata cara dan kesanggupan secara efektif dan efisien

Dapat dipenuhi kebutuhan dan tuntutan secara tepat dan sesuai

Dapat disediakan dan diselenggarakan upaya kesehatan sebaik-baiknya

Unsur Pokok Administrasi Kesehatan meliputi:

1. Input

Input meliputi 3 komponen yaitu:

a. Sumber.

6

Puskesmas dan sarana pendidikan

Masyarakat

Kurang sosialisasi dampak

penggunaan bak terbuka

Kurangnya sosialisasi : identifikasi

jentik

Kurangnya identifikasi kasus DBD

Kurangnya prinsip administrasi

Bak dan air terbuka

ABJ 50 %

KLB-DBD

Page 7: PWS

Sumber terdiri dari sumber tenaga (tenaga ahli, dokter,bidan dan perawat)

dan sumber modal (bergerak (uang) dan tidak bergerak (bangunan, sarana

kesehatan).

b. Tata cara

c. Kesanggupan

Kapasitas, keadaan fisik, mental dan biologis tenaga pelaksana.

2. Proses

Proses meliputi perencanaan, pengorganisasian dan penilaian/evaluasi.

3. Output

Pelayanan kesehatan yang akan dimanfaatkan oleh masyarakat meliputi

pelayanan kedokteran dan pelayanan kesehatan masyarakat.

Prinsip Administrasi Kesehatan

1. Pengorganisasian

Untuk dapat terlaksananya rencana kegiatan puskesmas perlu dilakukan

pengorganisasian. Ada dua macam pengorganisasian yang harus dilakukan.

Pertama, pengorganisasian berupa penentuan para penanggung jawab dan para

pelaksana untuk setiap kegiatan serta untuk setiap satuan wilayah

kerja. Dengan perkataan lain, dilakukan pembagian habis seluruh

program kerja dan seluruh wilayah kerja kepada seluruh petugas

puskesmas dengan mempertimbangkan kemampuan yang dimilikinya.

Kedua, pengorganisasian berupa penggalangan kerjasama tim secara lintas

sektoral. Ada dua bentuk penggalangan kerjasama yang dapat

dilakukan:

a. Penggalangan kerjasama bentuk dua pihak

b. Penggalangan kerjasama bentuk banyak pihak

2. Penyelenggaraan

Setelah pengorganisasian selesai dilakukan, kegiatan selanjutnya adalah

menyelenggarakan rencana kegiatan puskesmas, dalam arti para

penanggungjawab dan para pelaksana yang telah ditetapkan pada

pengorganisasian, ditugaskan menyelenggarakan kegiatan puskesmas sesuai

7

Page 8: PWS

dengan rencana yang telah ditetapkan. Untuk dapat terselenggaranya rencana

tersebut perlu dilakukan kegiatan sebagai berikut:

a. Mengkaji ulang rencana pelaksanaan yang telah disusun terutama

yang menyangkut jadwal pelaksanaan, target pencapaian, lokasi

wilayah kerja dan rincian tugas para penanggungjawab dan

pelaksana

b. Menyusun jadwal kegiatan bulanan untuk tiap petugas sesuai

dengan rencana pelaksanaan yang telah disusun.

c. Menyelenggarakan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah

ditetapkan. Pada waktu menyelenggarakan kegiatan puskesmas

harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Azas penyelenggaraan puskesmas

Azas keterpaduan

Azas pemberdayaan masyarakat

Azas pertanggungjawaban wilayah

Azas rujukan

2. Berbagai standar dan pedoman pelayanan puskesmas yaitu:

- Standar dan pedoman bangunan puskesmas

- Standar dan pedoman peralatan puskesmas

- Standar manajemen peralatan puskesmas

- Standar dan pedoman ketenagaan puskesmas

- Pedoman pengobatan rasional puskesmas

- Standar manajemen obat puskesmas

- Standar dan pedoman teknis pelayanan berbagai upaya

kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat

yang diselenggarakan oleh puskesmas

- Pedoman sistem informasi manajemen puskesmas

- Pedoman perhitungan satuan biaya pelayanan puskesmas.

3. Kendali Mutu

4. Kendali Biaya

8

Page 9: PWS

3. Pemantauan

Penyelenggaraan kegiatan harus diikuti dengan kegiatan pemantauan yang

dilakukan secara berkala. Kegiatan pemantauan mencakup hal-hal sebagai

berikut:

a. Melakukan telaahan penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang

dicapai yang dibedakan atas:

- Telaahan internal yakni telaahan bulanan terhadap

penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai oleh

puskesmas, dibandingkan dengan rencana dan standar

pelayanan. Kesimpulan dirumuskan dalam dua bentuk

pertama kinerja puskesmas yang terdiri dari cakupan, mutu,

dan biaya kegiatan puskesmas. Kedua masalah dan

hambatan yang ditemukan pada waktu penyelenggaraan

kegiatan puskesmas.

- Telaahan eksternal yakni telaahan triwulan terhadap hasil

yang dicapai oleh sarana pelayanan kesehatan tingkat

pertama lainnya sektor lain terkait yang ada diwilayah kerja

puskesmas. Telaahan triwulan ini dilakukan dalam

lokakarya mini triwulan puskesmas secara lintas sektor.

4. Penilaian

Kegiatan penilaian dilakukan pada akhir tahun anggaran. Kegiatan yang

dilakukan mencakup hal-hal sebagai berikut:

a. Melakukan penilaian terhadap penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang

dicapai, dibandingkan dengan rencana tahunan dan standar pelayanan.

Sumber data yang digunakan pada penilaian adalah data primer dan data

sekunder

b. Menyusun saran peningkatan penyelenggaraan kegiatan sesuai dengan

pencapaian serta masalah dan hambatan yang ditemukan untuk rencana

tahunan berikutnya.

9

Page 10: PWS

2. PUSKESMAS

Puskesmas adalah unit pelaksaana teknis dinas kesehatan kota atau

kabupaten yang bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah

kerjanya. Puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan

berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga, dan masyarakat serta pusat

pelayanan kesehatan strata pertama. Wilayah kerja puskesmas meliputi satu

kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas

daerah, keadaan geografi dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan

pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas. Sasaran penduduk

yang dilayani oleh sebuah puskesmas rata-rata 30.000. penduduk.

Kedudukan Puskesmas

Sistem Kesehatan Nasional sebagai sarana pelayanan kesehatan

(perorangan dan masyarakat) strata pertama

Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota unit pelaksana teknis dinas yang

bertanggung jawab menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan

kesehatan kabupaten/kota

Sistem Pemerintah Daerah unit pelaksana teknis dinas kesehatan

kab/kota yang merupakan unit struktural pemda kab/kota

Antar sarana pelayanan kesehatan strata pertama

- Sebagai mitrayankes swasta strata pertama

Sebagai pembina pelayanan kesehatan bersumber daya masyarakat

Struktur organisasi Puskesmas

Kebijakan dasar Puskesmas (Keputusan Menteri Kesehatan RI No.128/

Menkes/SK/II/2004), menetapkan pola struktur organisasi Puskesmas sebagai

berikut:

a. Kepala Puskesmas,

b. Unit Tata Usaha yang bertanggung jawab membantu Kepala Puskesmas dalam

mengelola:

• Data dan Informasi,

• Perencanaan dan Penilaian,

10

Page 11: PWS

• Keuangan,

• Umum dan Kepegawaian,

c. Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas:

• Upaya kesehatan Masyarakat, termasuk pembinaan terhadap UKBM (Upaya

Kesehatan Bersumber daya Masyarakat),

• Upaya Kesehatan Perorangan.

d. Jaringan pelayanan Puskesmas

• Unit Puskesmas Pembantu,

• Unit Puskesmas Keliling,

• Unit Bidan di Desa/Bidan Komunitas.

Syarat kepala puskesmas

Kompetensi Pejabat Struktural Puskesmas Pasal 22 Keputusan Menteri Kesehatan

RI Nomor 128/Menkes/ SK/II/2004 :

a. Kepala Puskesmas berlatar belakang pendidikan paling sedikit tenaga

medis atau sarjana kesehatan lainnya.

b. Kepala Puskesmas telah mengikuti pelatihan Manajemen Puskesmas, dan

Pelatihan Fasilitator Pusat Kesehatan Desa.

c. Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dipenuhi sebelum

atau paling lama 1 (satu) tahun pertama setelah menduduki jabatan

struktural.

KepMenKes No. 128 tahun 2004:

Kriteria Personalia yang mengisi struktur organisasi Puskesmas disesuaikan

dengan tugas dan tanggungjawab masing-masing unit Puskesmas. Khusus untuk

Kepala Puskesmas kriteria tersebut dipersyaratkan harus seorang sarjana di bidang

kesehatan yang kurikulum pendidikannya mencakup kesehatan masyarakat.

Tugas Pimpinan Puskesmas

a.  Mengkoordinir penyusunan perencanaan tingkat UPT Puskesmas

berdasarkan data program Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

11

Page 12: PWS

b. Merumuskan kebijaksanaan operasional dalam bidang pelayanan kesehatan

masyarakat berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. Memberikan tugas kepada bawahan dan unit-unit serta puskesmas pembantu

sesuai dengan bidang tugas masing-masing.

d. Memimpin urusan tata usaha, unit-unit pelayanan, puskesmas

pembantu/bidan desa dan para bawahan dalam menyelenggarakan pelayanan

kesehatan masyarakat agar pelaksanaan tugas berjalan sesuai dengan rencana

kerja yang telah ditetapkan.

e. Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis kepada bawahan agar

pelaksanaan  tugas berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

f. Menilai prestasi kerja para bawahan sebagai bahan pertimbangan dalam

peningkatan karier.

g. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan Puskesmas berdasarkan realisasi program

kerja dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku sebagai bahan dalam

menyusun program kerja berikutnya.

h. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan sebagai bahan informasi dan

pertanggungjawaban kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

i. Melaksanakan tugas lain yang di berikan atasan.

j. Kepala UPT Puskesmas dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan

bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota     

Kegiatan Pokok Puskesmas

Kegiatan pokok puskesmas yang seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut;

1. KIA

2. Keluarga Berencana

3. Usaha Peningkatan Gizi

4. Kesehatan Lingkungan

5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit menular

6. Pengobatan Termasuk Pelayanan darurat karena kecelakaan

7. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat

8. Kesehatan Sekolah

12

Page 13: PWS

9. Kesehatan Olah Raga

10. Perawatan Kesehatan Masyarakat

11. Kesehatan kerja

12. Kesehatan Gigi dan Mulut

13. Kesehatan Jiwa

14. Kesehatan Mata

15. Laboratorium Sederhana

16. Pencatatan dan Pelaporan dalam Rangka system informasi kesehatan

17. Kesehatan usia lanjut

18. Pembinaan pengobatan tradisional

Penyelenggaraan Manajemen Puskesmas

Untuk dapat terselenggaranya pelayanan kesehatan di Puskesmas secara optimal,

tepat sasaran, efisien, dan efektif perlu dilaksanakan manajemen Puskesmas yang

mencakup:

1. Perencanaan Tingkat Puskesmas

Perencanaan tingkat Puskesmas diartikan sebagai proses penyusunan rencana

kegiatan puskesmas pada tahun yang kaan datang yang dilakukan secara

sistematis untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.

Perencanaan tingkat puskesmas disusun melalui 4 tahap, yaitu :

1. Tahap Persiapan

Tahap ini mempersiapkan staf Puskesmas yang terlibat dalam proses

penyusunan perencanaan tingkat puskesmas agar memperoleh kesamaan

pandangan dan pengetahuan untuk melaksanakan tahap-tahap

perencanaan.

2. Tahap Analisa Situasi

Tahap ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai keadaan

dan permaslahan yang dihadapi puskesmas melalui proses analisis data

yang dikumpulkan.

Data Umum

a. Peta wilayah kerja puskesmas serta fasilitas pelayanan.

13

Page 14: PWS

Data wilayah mencakup luas wilayah, jumlah desa/dusun/RW/RT,

jarak desa dengan puskesmas.

b. Data sumber daya

Data sumber daya puskesmas (termasuk puskesmas pembantu dan

bidan di Desa) mencakup :

Ketenagaan, obat dan bahan habis pakai, peralatan, sumber

pembiayaan, sarana dan prasarana.

c. Data peran serta masyarakat

Data ini mencakup jumlah posyandu, kader, dukun bayi, dan tokoh

masyarakat.

d. Data penduduk dan sasaran program

Data ini mencakup jumlah penduduk, sosio-ekonomi, pekerjaan,

pendidikan, keluarga miskin.

e. Data sekolah

f. Data kesehatan lingkungan

Data ini mencakup rumah sehat, tempat pembuangan sampah, sarana

air bersih, dan jamban.

Data Khusus

a. Status kesehatan

Data kematian, kunjungan kesakitan, dan pola penyakit yaitu 10 besar

penyakit yang ditemukan.

b. KLB

KLB pada kasus DBD

c. Cakupan program pelayanan kesehatan

d. Hasil survey

3. Tahap Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan

a. Analisa Masalah

1) Identifikasi Masalah

Ada 4 masalaah pada kasus:

1. KLB-DBD

14

Page 15: PWS

2. ABJ 50 %

3. Kuranya pengetahuan penduduk

4. Prinsip administrasi kesehatan belum diterapkan

2) Prioritas Masalah

Masalah

Kriteria

KLB-

DBD

ABJ 50

%

Pengetahuan

kurang

Prinsip

administrasi

belum

diterapkan

Urgensi (U) 5 3 3 4

Keseriusan (S) 4 3 3 3

Perkembangan

(G)

3 5 3 3

UXSXG 60 45 27 36

Jadi prioritas masalah pada kasus ini adalah KLB DBD

3) Rumusan Masalah

Penduduk di wilayah kerja puskesmas Makmur KLB-DBD pada

bulan Desember karena ABJ 50 % dan penggunaan bak-bak air

terbuka.

15

Page 16: PWS

4) Akar Penyebab Masalah

Manusia Metode

prinsip administrasi

Pengetahuan belum diterapkan

Kurang

KLB-DBD

Kurang pemberdayaan anggaran ABJ 50 %

sarana pendidikan kader bak penampungan

air terbuka

Sarana Dana Lingkungan

5) Cara Pemecahan Masalah

Prioritas masalah

Penyebab masalah Alternatif solusi Pemecahan masalah

KLB-DBD Manusia:Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pemberantasan sarang nyamuk (masih banyaknya penduduk yang menggunakan bak-bak penampungan air terbuka)Metode:Pelaksanaan kerja puskesmas kurang baik dalam fungsi pelayanan kesehatan, promosi kesehatan, pencegahan.Sarana:

Lintas programMembentuk tim petugas kesehatan (kaderisasi) yang bertujuan:

- Melakukan pengobatan pada penderita DBD

- Melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang pemberantasan sarang nyamuk dengan prinsip 3M+ dan mengajarkan cara melakukan pemeriksaan jentik di rumah masing-masing.

Lintas sektoral- Mengajukan kepada

dinas kesehatan untuk pengadaan obat DBD dan peningkatkan

Pengobatan penderita DBD dan penyuluhan tentang pemberantasan sarang nyamuk kepada masyarakat dan berbagai sarana pendidikan.

16

Page 17: PWS

Sarana pendidikan (sekolah-sekolah) sebagai sasaran objek penyuluhan kesehatan belum diberdayakan.Dana:Anggaran kader penyuluhLingkungan:Angka Bebas Jentik (ABJ) rendah= 50%Bak penampungan air terbuka

kaderisasi untuk penanganan KLB-DBD.

- Puskesmas mengaktifkan UKS untuk melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk dengan prinsip 3M+ di sekolah (sarana pendidikan) dan melatih siswa sekolah untuk pengawasan jentik berkala sehingga mereka bisa menjadi pemantau jentik di rumahnya sendiri.

- Bekerja sama dengan petugas surveilens untuk merencanakan fogging

- Melakukan kerja sama dengan puskesmas di wilayah kerja yang sama untuk meningkatkan pelayanan kesehatan

- Melakukan kerja sama dengan tokoh masyarakat setempat untuk promosi kesehatan

Bentuk kegiatan program pencegahan dan pemberantasan DBD

17

Page 18: PWS

b. RUK

Penyusunan RUK meliputi :

a) Kegiatan tahun yang akan datang

b) Kebutuhan sumber daya

c) Rekapitulasi rencana usulan kegiatan dan sumber daya yang

dibutuhkan ke dalam bentuk matriks dengan memperhatikan

kebijakan yang berlaku.

4. Tahap Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan

Langkah-Langkah penyusunan RPK adalah :

- Mempelajari alokasi kegiatan dan biaya yang sudah disetujui

- Membandingkan alokasi kegiatan yang disetujui dengan Rencana

Usulan Kegiatan (RUK) yang diusulkan dan situasi pada saat

penyusunan RPK

- Menyusun rancangan awal, rincian dan volume kegiatan yang

akan dilaksanakan serta sumber daya pendukung menurut bulan

dan lokasi pelaksanaan.

- Mengadakan Lokakarya Mini Tahunan untuk membahas RPK

18

Page 19: PWS

- Membuat RPK yang telah disusun dalam bentuk matriks

2. Lokakarya Mini Puskesmas

Lokakarya Mini Puskesmas merupakan proses penyusunan rencana kegiatan yang

telah direncanakan selama satu tahun menjadi kegiatan bulanan yang disepakati

untuk dilaksanakan.

3. Evaluasi

Penilaian pencapaian program dan kegiatan Puskesmas dalam kurun waktu satu

tahun dari yang direncanakan tersebut di atas.

3. PERAN KESEHATAN DI BIDANG PENDIDIKAN

Tenaga jesehatan ( terlatih ) guru UKS atau dokter kecil melakukan pemeriksaan

penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat yang sesuai dengan pedoman

diwilayah kerja tertentu dalam kurun waktu tertentu yang dilakukan oleh tenaga

kesehatan / tenaga terlatih ( guru UKS ) atau dokter kecil.

Peranan pendidikan :

Melakukan promosi kesehatan untuk meningkatkan kemampuan orang

dalam mengendalikan serta perilaku hidup bersih sehat dan untuk

meningkatkan Angka Bebas Jentik. 

Mempromosikan 3 M + ( mengubur, menutup, menguras, + abate/iwak

tempalo)

DAFTAR PUSTAKA

19

Page 20: PWS

Bina Kesehatan Masyarakat. 2007. Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas,

Buku seri-1. Departemen Kesehatan.

Bina Kesehatan Masyarakat. 2007. Pedoman Lokakarya Mini Puskesmas, Buku

seri-2. Departemen Kesehatan.

Bina Kesehatan Masyarakat. 2007. Pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas, Buku

seri-3. Departemen Kesehatan.

20