putusan nomor: 44/pts/kip-su/xii/2016 komisi informasi...
TRANSCRIPT
1
PUTUSAN
Nomor: 44/PTS/KIP-SU/XII/2016
KOMISI INFORMASI PROVINSI SUMATERA UTARA
1. IDENTITAS
[1.1] Komisi Informasi Provinsi Sumatera Utara yang menerima, memeriksa, memutus,
dan menjatuhkan putusan dalam Sengketa Informasi Publik Registrasi Nomor:
35/KIP-SU/S/IV/2016 yang diajukan oleh:
Nama : Andi Khoirul Harahap
Alamat : Lingkungan Perdamean Kelurahan Perdamean Desa Pardamean
Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhanbatu
Nama : Ahmad Tarmizi Alamat : Gg. Sepakat Lingkungan Perdamean Desa Perdamean Kecamatan
Rantau Selatan Kabupaten Labuhanbatu
Selanjutnya disebut sebagai Para Pemohon
Terhadap
Nama : Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Provinsi
Sumatera Utara
Alamat : Jl. Putri Hijau No. 4 Medan
Yang diwakili oleh:
Nama : Mohamad Yunus Affan, SH, MH
Jabatan : Kepala Divisi Pelayanan Hukum dan HAM
Nama : Juraini Sulaiman, SH, M.Hum
Jabatan : Kepala Bidang Pelayanan Hukum
Nama : Jawasmer, SH, M.Kn
Jabatan : Kepala Sub Bidang Pelayanan AHU dan HKI
Nama : Dartimnov M. T. Harahap, SH
Jabatan : Kepala Sub Bidang Penyuluhan Hukum dan Bantuan Hukum
Berdasarkan surat kuasa substitusi tertanggal 26 April 2016 untuk mewakili Ajub
Suratman, Bc.IP, S.Pd, M.Si (Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM
Provinsi Sumatera Utara) sebagai Pemberi Kuasa dalam Sengketa Informasi Publik
Registrasi Nomor: 35/KIP-SU/S/IV/2016 terhadap Andi Khoirul Harahap dan Ahmad
Tarmizi pada sidang ajudikasi nonlitigasi di Komisi Informasi Provinsi Sumatera Utara.
Selanjutnya disebut sebagai Termohon
2
[1.2] Telah membaca surat permohonan Para Pemohon;
Telah mendengar keterangan Para Pemohon;
Telah memeriksa bukti-bukti dari Para Pemohon;
Telah mendengar keterangan Termohon;
Telah memeriksa bukti-bukti dari Termohon.
2. DUDUK PERKARA
A. Pendahuluan
[2.1] Menimbang bahwa Para Pemohon telah menyampaikan permohonan
penyelesaian sengketa informasi publik kepada Komisi Informasi Provinsi
Sumatera Utara pada tanggal 12 April 2016, dengan registrasi sengketa nomor:
35/KIP-SU/S/IV/2016.
Kronologi
[2.2] Para Pemohon menyampaikan permohonan informasi tanggal 29 Februari 2016
yang dikirim melalui PT. Pos Indonesia tertanggal 29 Februari, kepada Kepala
Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Sumatera Utara u.p
Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Utara. Adapun permohonan informasi
yang dimohonkan kepada Termohon adalah:
1. Rekapitulasi daftar Perusahaan Pembiayaan yang terdaftar di Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Utara, beserta alamat lengkap
berdasarkan data yang ada di Kementerian Hukum dan HAM.
2. Daftar alamat dan nama Kantor yang diberikan izin untuk menerima
pendaftaran jaminan Fidusia, untuk wilayah Kabupaten Labuhanbatu dari
Tahun 2013 s/d Tahun 2016.
3. Rekapitulasi jaminan Fidusia beserta benda yang menjadi objek jaminan
Fidusia dan alamat lengkap yang dimohonkan, pendaftaran jaminan
Fidusianya yang terdaftar di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM
dari Tahun 2013 s/d Tahun 2016, disesuaikan dengan Perusahaan
Pembiayaan.
4. Rekapitulasi daftar pembayaran biaya pendaftaran jaminan Fidusia untuk
setiap permohonan pendaftaran jaminan Fidusia dari Tahun 2013 s/d Tahun
2016, disesuaikan berdasarkan Perusahaan Pembiayaan yang mengajukan
permohonan, yang terdaftar di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan
HAM.
5. Rekapitulasi daftar Sertifikat jaminan Fidusia yang sudah diterbitkan yang
terdaftar di Kantor Kementerian Hukum dan HAM, dari Tahun 2013 s/d Tahun
2016 disesuaikan berdasarkan Perusahaan Pembiayaan.
6. Rekapitulasi harga atau nilai benda yang dimohonkan Pendaftaran jaminan
Fidusianya disesuaikan dengan nama Perusahaan Pembiayaan, yang
terdaftar di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM dari Tahun 2013
s/d Tahun 2016.
[2.3] Bahwa terhadap surat permohonan informasi yang diajukan Para Pemohon
mengenai sengketa informasi a quo sebagaimana yang dimaksud dalam
paragraf [2.2], Termohon tidak memberikan jawaban/tanggapan, maka Para
Pemohon mengajukan keberatan tanggal 17 Maret 2016 yang dikirim melalui PT.
Pos Indonesia, tertanggal 17 maret 2016 kepada Kepala Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Sumatera Utara.
3
[2.4] Bahwa terhadap surat keberatan yang diajukan Para Pemohon mengenai
sengketa informasi a quo sebagaimana yang dimaksud dalam paragraf [2.2],
Termohon telah memberikan jawaban/tanggapan melalui surat Nomor:
W2.UM.01.01-4197 tertanggal 30 Maret 2016.
[2.5] Karena Para Pemohon merasa tidak puas atas surat jawaban/tanggapan secara
tertulis terhadap surat keberatan yang diberikan Termohon, maka melalui surat
tertanggal 12 April 2016, Para Pemohon menyampaikan permohonan
penyelesaian sengketa informasi publik kepada Komisi Informasi Provinsi
Sumatera Utara.
[2.6] Bahwa sengketa informasi a quo, telah disidangkan pada:
a. Persidangan Pertama tanggal 28 April 2016, Para Pemohon dan Termohon
Hadir.
b. Persidangan Kedua tanggal 23 Juni 2016, Para Pemohon dan Termohon
Hadir.
c. Persidangan Ketiga tanggal 9 Agustus 2016, Hanya Pemohon atas nama Andi
Khoirul Harahap hadir, Pemohon atas nama Ahmad Tarmizi Tidak Hadir serta
Termohon Tidak Hadir. ,
Alasan Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi Publik
[2.7] Para Pemohon mengajukan permohonan penyelesaian sengketa informasi
Publik kepada Komisi Informasi Provinsi Sumatera Utara, karena tidak puas
terhadap tanggapan/jawaban atas surat keberatan yang diberikan oleh
Termohon.
Tujuan permohonan informasi Publik
[2.8] Para Pemohon menyampaikan tujuan permohonan informasi publik antara lain:
1. Untuk disimpan, dimiliki dan dipelajari.
2. Untuk mengetahui jumlah Perusahaan Pembiayaan yang terdaftar dan jumlah
jaminan Fidusia yang terdaftar, beserta jumlah Sertifikat Jaminan Fidusia yang
terdaftar di wilayah Kabupaten Labuhanbatu dari Tahun 2013 s/d Tahun 2016.
3. Untuk mengetahui jumlah seluruh jumlah pendaftaran jaminan Fidusia dan
besaran nilai penjaminannya dalam pembuatan Akta Jaminan Fidusia.
4. Untuk mengetahui tempat pendaftaran yang menerima pendaftaran jaminan
Fidusia untuk wilayah Kabupaten Labuhanbatu.
5. Untuk mengetahui jumlah Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) pelayanan
jasa hukum pendaftaran Jaminan Fidusia dari daerah Labuhanbatu.
6. Dipergunakan untuk menyampaikan saran dan pendapat kepada penegak
hukum, apabila setelah informasi dipelajari berindikasi adanya perbuatan
melanggar hukum.
Petitum
[2.9] Adapun petitum Para Pemohon adalah :
1. Menyatakan informasi yang dimohon bersifat terbuka sehingga wajib dibuka dan
diberikan kepada Pemohon.
2. Menyatakan Termohon telah salah karena tidak menanggapi permohonan
informasi sebagaimana yang dimohon, sehingga Termohon wajib menanggapi
permohonan informasi sesuai permohonan.
4
3. Menyatakan Termohon telah salah karena tidak memenuhi permohonan
informasi, sehingga Termohon wajib memenuhi permohonan informasi oleh
Pemohon sebagaimana yang dimohonkan.
B. Alat Bukti
Keterangan Para Pemohon
[2.10] Menimbang bahwa pada persidangan pada tanggal 28 April 2016, 23 Juni 2016
dan 9 Agustus 2016, Para Pemohon menyampaikan keterangan:
1. Bahwa Para Pemohon sudah menerima surat jawaban secara tertulis atas
surat Keberatan dari Termohon. Surat jawaban tersebut, menyatakan bahwa
sejak Bulan Maret Tahun 2013 sampai sekarang ini pendaftaran jaminan
fidusia tidak lagi dilaksanakan di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM
Provinsi Sumatera Utara. Oleh karena itu, Termohon tidak bisa memberikan
informasi yang dimohonkan oleh Para Pemohon sebagaimana yang dimaksud
dalam paragraf [2.2] point 1 dan 2.
2. Bahwa sesuai dengan data yang diperoleh oleh Para Pemohon, masih ada
beberapa data mengenai pendaftaran jaminan fidusia yang diterbitkan oleh
Termohon pada tahun 2013, karena Termohon melalui jawabannya telah
memberikan data yang sifatnya global (terlampir) pada surat jawaban tertulis
atas surat keberatan yang diberikan oleh Termohon.
3. Bahwa menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 130/PMK.010/2012
tentang Pendaftaran Jaminan Fidusia bagi perusahaan pembiayaan yang
melakukan pembiayaan konsumen untuk kendaraan bermotor dengan
pembebanan jaminan fidusia, menyatakan bahwa Perusahaan Pembiayaan
wajib mendaftarkan jaminan fidusia pada Kantor Pendaftaran Fidusia paling
lama 30 (tiga puluh) hari kalender, terhitung sejak tanggal perjanjian
pembiayaan konsumen. Maka seharusnya ada kewajiban dari perusahaan
pembiayaan untuk melakukan pendaftaran jaminan fidusia. Menurut
pemahaman Para Pemohon, karena apabila dalam salah satu contoh
perusahaan pembiayaan (leasing) sepeda motor yang sudah melakukan
pendaftaran jaminan fidusia, maka perusahaan pembiayaan diberikan
kebebasan dalam hal melakukan penarikan sepeda motor apabila terjadi
wanprestasi, karena sudah ada perjanjian pengikatan diantara kedua belah
pihak.
4. Bahwa Para Pemohon sudah mengirimkan surat permohonan informasi dan
surat keberatan kepada Termohon. Para Pemohon juga sudah menerima
jawaban secara tertulis atas surat keberatan yang dikirimkan oleh Termohon
melalui surat secara tertulis Nomor: W2. UM.01.01-4197 tertanggal 30 Maret
2016.
5. Bahwa walaupun Termohon menyatakan sejak Bulan Maret Tahun 2013, tidak
ada lagi pendaftaran jaminan fidusia di Kantor Wilayah Kementerian Hukum
dan HAM Provinsi Sumatera Utara, namun Para Pemohon memiliki data bahwa
pendaftaran jaminan fidusia masih dilakukan di Kantor Kementerian Hukum
dan HAM Provinsi Sumatera Utara.
5
Surat-surat Para Pemohon
[2.11] Menimbang bahwa untuk menguatkan dalil-dalilnya, Para Pemohon mengajukan
bukti surat-surat tertulis sebagai berikut:
Bukti P-1 Fotokopi KTP Para Pemohon.
Bukti P-2 Salinan surat permohonan informasi publik yang ditujukan kepada
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Provinsi
Sumatera Utara u.p Pejabat Pengelola Informasi dan
Dokumentasi (PPID) Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan
HAM Sumatera Utara tertanggal 29 Februari 2016.
Bukti P-3 Salinan surat keberatan yang ditujukan kepada Kepala Kantor
Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Sumatera Utara
tertanggal 17 Maret 2016.
Bukti P-4 Surat permohonan penyelesaian sengketa informasi kepada
Komisi Informasi Provinsi Sumatera Utara tertanggal 12 April
2016.
Bukti P-5 Salinan surat nomor: W2.UM.01.01-4197 tertanggal 30 Maret
2016 dari Termohon yang ditujukan kepada Para Pemohon,
beserta lampirannya.
Bukti P-6 Surat Nomor: W2. U13 2862 HT. 04.10./IV/2016 tertanggal 20
April 2016 Perihal: Permohonan Bantuan Informasi terkait
Eksekusi Objek Fidusia dari Pengadilan Negeri Rantau Prapat
kepada Tim Investigasi Aliansi Penyelamat Indonesia (API).
Bukti P-7 Surat Nomor: B/2831/IV/2016 tertanggal 5 April 2016 Perihal:
Mengirimkan data Permohonan Pengamanan Eksekusi Jaminan
fidusia beserta Objek Jaminan Fidusia ke Polres Labuhanbatu dari
Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Sumatera Utara
Resor Labuhanbatu kepada Andi Khoirul Harahap.
Bukti P-8 Surat Perihal: Tanggapan atas keterangan dan penjelasan Kepala
Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Sumatera
Utara dalam Sidang Sengketa Informasi Terkait Fidusia Nomor
Sengketa: 35/KIP-SU/S/IV/2016, tertanggal 11 Juli 2016 beserta
lampirannya.
Bukti P-9 Fotokopi sertifikat jaminan fidusia Nomor: W2.00159903.AH.05.01
Tahun 2014.
Bukti P-10 Fotokopi sertifikat jaminan fidusia Nomor: W2.074297.AH.05.01
Tahun 2013.
Bukti P-11 Fotokopi sertifikat jaminan fidusia Nomor: W2.00220353.AH.05.01
Tahun 2013.
Bukti P-12 Fotokopi sertifikat jaminan fidusia Nomor: W2.189220.AH.05.01
Tahun 2013.
Bukti P-13 Fotokopi sertifikat jaminan fidusia Nomor: W2.188892.AH.05.01
Tahun 2013.
6
Bukti P-14 Fotokopi sertifikat jaminan fidusia Nomor: W2.038350.AH.05.01
Tahun 2013.
Bukti P-15 Fotokopi sertifikat jaminan fidusia Nomor: W2.085568.AH.05.01
Tahun 2013.
Bukti P-16 Fotokopi sertifikat jaminan fidusia Nomor: W2.00306723.AH.05.01
Tahun 2014.
Bukti P-17 Fotokopi sertifikat jaminan fidusia Nomor: W2.00014718.AH.05.01
Tahun 2015.
Bukti P-18 Fotokopi sertifikat jaminan fidusia Nomor: W2.090444.AH.05.01
Tahun 2013.
Bukti P-19 Fotokopi sertifikat jaminan fidusia Nomor: W2.035064.AH.05.01
Tahun 2013.
Bukti P-20 Fotokopi sertifikat jaminan fidusia Nomor: W2.00292343.AH.05.01
Tahun 2014.
Keterangan Termohon
[2.12] Menimbang bahwa pada persidangan pada tanggal 28 April 2016, Kuasa
Termohon menyampaikan keterangan:
1. Bahwa Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Sumatera Utara
merupakan bagian dari Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum (AHU)
Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia, yang memiliki tugas dalam hal
pelantikan notaris, kegitan-kegiatan yang dilakukan oleh Notaris, misalnya
tindakan dalam hal pendaftaran Perseroan Terbatas, Yayasan, Perkumpulan,
Koperasi dan masalah lain yang berkaitan dengan pendaftaran jaminan fidusia.
2. Bahwa Undang-Undang Nomor: 42 Tahun 1992 tentang Jaminan Fidusia
menyatakan bahwa pendaftaran fidusia dilaksanakan di tempat dimana objek
fidusia itu berada.
3. Bahwa mengenai tanda tangan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan
HAM Provinsi Sumatera Utara, yang terdapat pada sertifikat jaminan fidusia,
tanda tangan tersebut memang merupakan spesimen tanda tangan elektronik
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Sumatera Utara,
yang terdapat di Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum (AHU)
Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia. Jadi begitu notaris selaku
Kuasa orang perorangan atau Badan Hukum melakukan pendaftaran jaminan
fidusia, maka secara otomatis notaris melakukan print-out dokumen-dokumen
secara sendiri yang berkaitan dengan pendaftaran jaminan fidusia. Tanda tangan
elektronik yang terdapat di dalam sertifikat jaminan fidusia itu memang benar
merupakan tanda tangan yang sah dari Kepala Kantor Wilayah Kementerian
Hukum dan HAM Provinsi Sumatera Utara, dengan ketentuan bahwa pendaftaran
jaminan fidusia harus dilaksanakan di tempat dimana objek fidusia itu berada,
sesuai dengan Undang-Undang Nomor: 42 Tahun 1992 tentang Jaminan Fidusia.
4. Bahwa tidak ada suatu kewajiban dari perusahaan pembiayaan untuk
mendaftarkan diri selaku perusahaan penerimaan pembayaran, kepada Kepala
Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Sumatera. Menurut Kuasa
Termohon, yang didaftarkan pada Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM
7
Provinsi Sumatera Utara pada Bidang Pelayanan AHU diantaranya adalah
Perseroan Terbatas (PT), Koperasi, Yayasan dan Perkumpulan untuk
mendapatkan status sebagai sebuah Badan Hukum.
5. Bahwa sebelum tahun 2013, pendaftaran jaminan fidusia dilakukan masih secara
manual, namun dengan adanya upaya percepatan Kepala Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Sumatera Utara, dalam hal meningkatkan
pelayanan terhadap publik dalam akses memberikan penyelesaian pembuatan
sertifikat jaminan fidusia, maka pelaksanaan pendaftaran jaminan fidusia
dilakukan secara elektonik langsung kepada Direktorat Jenderal Administrasi
Hukum Umum (AHU) Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia.
Pendaftaran jaminan fidusia tidak lagi dilaksanakan pada Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Sumatera Utara. Hal ini dibenarkan sesuai
dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor: 8 Tahun 2013 tentang
Pendelegasian Penandatanganan Sertifikat Jaminan Fidusia Secara Elektronik.
Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor: 9 Tahun 2013 tentang Pemberlakuan
Pendaftaran Jaminan Fidusia Secara Elektronik dan Peraturan Pemerintah
Nomor: 21 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pendaftaran Jaminan Fidusia Dan
Biaya Pembuatan Akta Jaminan Fidusia.
6. Bahwa untuk permohonan informasi sebagaimana yang dimaksud dalam paragraf
[2.2] point 1 dan 2, informasi tersebut tidak bisa diberikan Termohon, karena
informasi tersebut bukan lagi menjadi kewenangan Kepala Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Sumatera Utara sejak tahun 2013. Sesuai
dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM nomor: 09 Tahun 2013 tentang
Pemberlakuan Pendaftaran Jaminan Fidusia Secara Elektronik, bahwa
pendaftaran jaminan fidusia sejak tahun 2013 sudah dilakukan secara elektronik
langsung kepada Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum (AHU)
Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia dan bukan lagi kepada Kantor
Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Sumatera Utara. Kepala Kantor
Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Sumatera Utara sejak tahun 2013
pun sudah tidak bisa lagi mengakses informasi tentang masalah pendaftaran
jaminan fidusia.
7. Bahwa yang bisa melakukan permohonan secara langsung untuk melakukan
pendaftaran jaminan fidusia adalah setiap orang ataupun Badan Hukum, dengan
syarat harus ada suatu akta notaris yang dibuat oleh Notaris sebagai Kuasa dari
orang perorangan atau Badan Hukum tersebut.
8. Bahwa Termohon sudah memberikan jawaban secara tertulis atas surat keberatan
Para Pemohon dengan mengirimkan surat Nomor: W2. UM.01.01-4197 tertanggal
30 Maret 2016 yang diberikan kepada Para Pemohon.
9. Bahwa menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 130/PMK.010/2012 tentang
Pendaftaran Jaminan Fidusia Bagi Perusahaan Pembiayaan Yang Melakukan
Pembiayaan Konsumen Untuk Kendaraan Bermotor Dengan Pembebanan
Jaminan Fidusia menyatakan bahwa, Perusahaan Pembiayaan wajib
mendaftarkan jaminan fidusia pada Kantor Pendaftaran Fidusia paling lama 30
(tiga puluh) hari kalender terhitung sejak tanggal perjanjian pembiayaan
konsumen.
10. Bahwa sekarang ini, tidak ada peraturan apapun yang menyatakan bahwa
perusahaan pembiayaan itu harus melakukan pendaftaran diri selaku perusahaan
penerimaan pembiayaan di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM
Provinsi Sumatera Utara.
8
11. Bahwa apabila Para Pemohon ingin mengetahui secara jelas tentang keseluruhan
informasi yang dimohonkan maka dapat menghubungi Direktorat Jenderal
Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia
Jalan HR. Rasuna Said Kav. X-6/8 Jakarta Selatan.
12. Bahwa Kuasa Termohon ingin menanyakan secara jelas apa sebenarnya tujuan
Para Pemohon dalam memohonkan informasi kepada Termohon, agar apabila
informasi sudah diberikan kepada Para pemohon, informasi tersebut tidak
disalahgunakan untuk kepentingan di luar tujuan yang diatur di dalam Undang-
Undang Nomor: 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
13. Bahwa pengikatan jaminan fidusia antara orang perorangan dengan perusahaan
pembiayaan dilaksanakan atas dasar kepercayaan. Jadi penerima jaminan fidusia
adalah orang perorangan. Kemudian pengikatan jaminan fidusia antara dua pihak
dilakukan dihadapan notaris. Sehingga itu adalah kepentingan pribadi orang-
perorangan tersebut. Jadi mengenai sengketa informasi a quo ini, Kuasa
Termohon juga tidak bisa memberikan data secara serta merta kepada Para
Pemohon mengenai pendaftaran jaminan fidusia dari orang perorangan. Hal ini
dikarenakan sertifikat jaminan fidusia dibuat dalam bentuk akta notaris. Hal itu
juga harus dirahasiakan karena merupakan pembiayaan/hutang seseorang,
kecuali timbul sengketa terhadap penjaminan itu mungkin Termohon akan
melakukan upaya-upaya untuk penyelesaian atas hal itu.
14. Bahwa untuk permohonan informasi sebagaimana yang dimaksud dalam paragraf
[2.2] sebagaimana yang telah diberikan kepada Para Pemohon point 3, 4, 5 dan
6, Termohon hanya dapat memberikan data secara global (terlampir) kepada Para
Pemohon.
Menimbang bahwa pada persidangan pada tanggal 23 Juni 2016, Kuasa
Termohon menyampaikan keterangan:
1. Bahwa untuk permohonan informasi sebagaimana yang dimaksud dalam paragraf
[2.2] point 1 dan 2 bukan kewenangan dari Kantor Wilayah Kementerian Hukum
dan HAM Provinsi Sumatera Utara.
2. Bahwa untuk permohonan informasi sebagaimana yang dimaksud dalam paragraf
[2.2] point 3, 4, 5 dan 6, Kuasa Termohon hanya bisa memberikan data secara
global dan Para Pemohon pun bisa melakukan pengaksesan mengenai data
tersebut dalam website resmi Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum
(AHU) Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia pada bagian Bidang
Pelayanan AHU.
3. Bahwa pendaftaran perusahaan pembiayaan bukan merupakan kewenangan
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Sumatera Utara.
4. Bahwa pendaftaran jaminan fidusia tidak lagi didaftarkan pada Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Sumatera Utara, karena merupakan
tanggung jawab dari Notaris untuk melakukan pendaftaran jaminan fidusia secara
online, kepada Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum (AHU) Kementerian
Hukum dan HAM Republik Indonesia.
5. Bahwa apabila Para Pemohon menginginkan sertifikat jaminan fidusia, maka
dapat dimintakan kepada Notaris yang melakukan pendaftaran secara online
kepada Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum (AHU) Kementerian
Hukum dan HAM Republik Indonesia.
6. Bahwa fidusia adalah suatu jaminan atas dasar kepercayaan dimana barang yang
dijaminkan tetap dikuasi oleh si Pemilik barang. Jadi hanya bukti kepemilikan
barang saja diberikan kepada Kreditur. Tujuan fidusia adalah untuk membantu
9
perekonomian khususnya untuk membantu tingkat perekonomian bagi Usaha
Kecil Menengah.
7. Bahwa sampai saat ini sertifikat jaminan fidusia masih ditandatangani secara
elektronik oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Provinsi
Sumatera Utara.
8. Bahwa Sejak Bulan Maret Tahun 2013 sampai dengan saat sekarang,
pendaftaran jaminan fidusia tidak lagi didaftarkan pada kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Sumatera Utara.
Surat-surat Termohon
[2.13] Menimbang bahwa untuk menguatkan dalil-dalilnya, Termohon mengajukan bukti
tertulis sebagai berikut:
Bukti T-1 Surat jawaban atas surat keberatan dengan Nomor: W2.
UM.01.01-4197 tertanggal 30 Maret 2016 dari Termohon yang
diberikan kepada Para Pemohon.
Bukti T-2 Surat Perintah Nomor: W2.UM.01.01-4866 tertanggal 25 April
2016 dari Edi Lauder Lbn. Gaol sebagai Plh. Kepala Kantor
Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Sumatera Utara
kepada Juraini Sulaiman, SH., M.Hum., Jawasmer, SH., M.Kn.,
Dartimnov M.T Harahap, SH., dan Irfan Syahputra Nasution untuk
membentuk tim yang akan melakukan telaahan, penghimpunan
/penyajian data dan pendampingan sehubungan dengan adanya
Laporan Sengketa Informasi Publik yang diajukan oleh Andi
Khoirul Harahap dan Ahmad Tarmizi dalam sengketa informasi
publik Register Nomor : 35/KIP-SU/S/IV/2016.
Bukti T-3 Surat Kuasa Substitusi tertanggal 26 April 2016 dari Ajub
Suratman, Bc.IP.,S.Pd.,M.Si., sebagai Kepala Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Sumatera Utara yang
selanjutnya disebut sebagai Pemberi Kuasa kepada Mohamad
Yunus Affan, SH., MH (Kepala Divisi Pelayanan Hukum dan
HAM), Juraini Sulaiman, SH., M.Hum., (Kepala Bidang Pelayanan
Hukum), Jawasmer, SH., M.Kn., (Kepala Sub Bidang Pelayanan
AHU dan HKI) dan Dartimnov M.T Harahap, SH., (Kepala Sub
Bidang Penyuluhan Hukum dan Bantuan Hukum) yang
selanjutnya disebut sebagai Penerima Kuasa untuk mewakili
Pemberi Kuasa sebagai Termohon dalam Sengketa Informasi
Publik dengan nomor register sengketa: 35/KIP-SU/S/IV/2016
yang diajukan oleh Andi Khoirul Harahap dan Ahmad Tarmizi.
3. KESIMPULAN PARA PIHAK
Kesimpulan Para Pemohon
[3.1] Menimbang bahwa pada persidangan pada tanggal 28 April 2016, 23 Juni 2016
dan dan 9 Agustus 2016 Para Pemohon belum menyampaikan kesimpulan
apapun.
Kesimpulan Termohon
[3.2] Menimbang bahwa pada persidangan tanggal 28 April 2016 dan 23 Juni 2016,
Termohon menyampaikan kesimpulan:
10
1. Bahwa pendaftaran perusahaan pembiayaan tidak merupakan kewenangan
Kementerian Hukum dan HAM RI oleh karena itu data tersebut tidak ada.
2. Bahwa setiap orang atau badan hukum dapat mendaftarkan Jaminan
fidusia tanpa harus diberikan ijin oleh Kementerian Hukum dan HAM RI.
Oleh karena itu, Termohon tidak dapat mendata siapa saja dan badan
hukum mana saja yang telah mendaftarkan jaminan fidusia.
3. Untuk permohonan informasi poin 3, 4, 5 dan 6, Termohon hanya dapat
memberikan data secara global.
4. PERTIMBANGAN HUKUM
[4.1] Menimbang bahwa maksud dan tujuan permohonan sesungguhnya adalah
mengenai permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi Publik sebagaimana
diatur dalam Pasal 1 angka 5, Pasal 35 ayat (1) huruf c, dan Pasal 37 ayat (2)
Undang-Undang Nomor: 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
(UU KIP) juncto Pasal 5 huruf a dan b, Pasal 13 huruf a dan b Peraturan Komisi
Informasi Nomor: 1 Tahun 2013 tentang Prosedur Penyelesaian Sengketa
Informasi Publik (Perki PPSIP).
[4.2] Menimbang bahwa sebelum memasuki pokok permohonan, berdasarkan Pasal
36 ayat (1) Perki PPSIP bahwa Majelis Komisioner akan mempertimbangkan
terlebih dahulu hal-hal sebagai berikut:
1. Kewenangan Komisi Informasi Sumatera Utara untuk menerima, memeriksa, dan
memutus permohonan a quo;
2. Kedudukan hukum (Legal Standing) Para Pemohon untuk mengajukan
permohonan penyelesaian sengketa informasi;
3. Kedudukan hukum (Legal Standing) Termohon sebagai Badan Publik di dalam
sengketa informasi;
4. Batas waktu pengajuan permohonan penyelesaian sengketa informasi.
Terhadap keempat hal tersebut di atas, Majelis berpendapat sebagai berikut:
1. Kewenangan Komisi Informasi Provinsi Sumatera Utara.
[4.3] Menimbang bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 5 UU KIP, Pasal 26 ayat (1) huruf
a dan ayat (3) UU KIP, Pasal 27 ayat (1) huruf a, b, c, dan d UU KIP, Pasal 35
ayat (1) huruf c UU KIP juncto Pasal 5 huruf a dan b, Pasal 6 ayat (2) dan ayat
(4), Peraturan Komisi Informasi Nomor: 1 Tahun 2013 tentang Prosedur
Penyelesaian Sengketa Informasi Publik (Perki PPSIP) yang pada pokoknya
mengatur Komisi Informasi Provinsi Sumatera Utara berwenang menyelesaikan
Sengketa Informasi Publik melalui sidang ajudikasi nonlitigasi di Komisi Informasi
Provinsi Sumatera Utara;
[4.4] Menimbang bahwa Komisi Informasi Provinsi Sumatera Utara bertugas
menerima, memeriksa, dan memutus Sengketa Informasi Publik melalui Mediasi
dan/atau ajudikasi nonlitigasi yang meliputi kewenangan penyelesaian Sengketa
Informasi menyangkut Badan Publik tingkat Provinsi yang bersangkutan sesuai
dengan UU KIP, Perki PPSIP dan Perki SLIP. Oleh karena itu, Komisi Informasi
mempunyai kewenangan dalam penyelesaian sengketa informasi a quo antara
Andi Khoirul Harahap dan Ahmad Tarmizi sebagai Para Pemohon terhadap
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Sumatera Utara
sebagai Termohon;
11
[4.5] Menimbang bahwa Pemohon telah menempuh proses permohonan informasi
kepada Termohon dan memohon penyelesaian sengketa informasi publik
kepada Komisi Informasi Provinsi Sumatera Utara sebagaimana yang telah
diuraikan pada paragraf [2.2] sampai dengan paragraf [2.6];
[4.6] Menimbang bahwa permohonan a quo merupakan permohonan penyelesaian
sengketa informasi publik dengan alasan bahwa Para Pemohon merasa tidak
puas atas jawaban/tanggapan Termohon secara tertulis atas surat keberatan;
[4.7] Menimbang bahwa Pemohon telah mengajukan permohonan penyelesaian
sengketa informasi publik yang diterima dan terdaftar di Kepaniteraan Komisi
Informasi Provinsi Sumatera Utara tertanggal 12 April 2016 dengan Register
Nomor: 35/KIP-SU/S/IV/2016;
[4.8] Menimbang bahwa berdasarkan uraian pada paragraf [4.3] sampai dengan
paragraf [4.7] Majelis berpendapat bahwa Komisi Informasi Provinsi Sumatera
Utara berwenang menerima, memeriksa dan memutus permohonan a quo.
2. Kedudukan Hukum (Legal Standing) Para Pemohon.,,,,,, ,,, ,,,,
[4.9] Menimbang bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 12, Pasal 35 ayat (1) huruf c,
Pasal 36 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 37 ayat (1) dan ayat (2) UU KIP juncto
Pasal 1 angka 8, Pasal 30 ayat (1) huruf c, Pasal 30 ayat (2), Pasal 35 ayat (1)
Peraturan Komisi Informasi Nomor: 1 Tahun 2010 tentang Standar Layanan
Informasi Publik (Perki SLIP) juncto Pasal 1 angka 6 dan angka 7, Pasal 9 ayat
(2), Pasal 11 ayat (1) dan ayat (2), dan Pasal 13 huruf a dan huruf b Perki
PPSIP, yang pada pokoknya Pemohon merupakan Pemohon Informasi Publik
yang telah mengajukan Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi Publik
kepada Komisi Informasi Provinsi Sumatera Utara setelah terlebih dahulu
menempuh upaya keberatan kepada Termohon;
[4.10] Menimbang bahwa Berdasarkan Pasal 11 ayat (1) huruf a angka 1 Peraturan
Komisi Informasi Nomor: 1 Tahun 2013 tentang Prosedur Penyelesaian
Sengketa Informasi Publik (Perki PPSIP) menyebutkan:
(1) Pemohon wajib menyertakan dokumen kelengkapan Permohonan sebagai
berikut:
a. Identitas Pemohon yang sah, yaitu:
1. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk, Paspor, atau identitas lain yang sah yang
dapat membuktikan Pemohon adalah Warga Negara Indonesia.
Berdasarkan ketentuan Pasal tersebut di atas, maka Para Pemohon sebagai
orang perorangan memohon penyelesaian sengketa informasi kepada Komisi
Informasi Provinsi Sumatera Utara dengan bukti identitas fotokopi Kartu
Tanda Penduduk dengan NIK: 1210021902780009 atas nama Andi Khoirul
Harahap dan NIK: 1222042303720004 atas nama Ahmad Tarmizi;
[4.11] Menimbang bahwa berdasarkan fakta persidangan diketahui:
1. Para Pemohon adalah Warga Negara Republik Indonesia. (Bukti P-1)
2. Para Pemohon telah mengajukan Permohonan Informasi Publik kepada
Termohon. (Bukti P-2)
3. Para Pemohon telah mengajukan keberatan kepada Termohon. (Bukti P-3)
12
4. Para Pemohon telah mengajukan Permohonan Penyelesaian Sengketa
Informasi Publik kepada Komisi Informasi Provinsi Sumatera Utara. (Bukti P-
4).
[4.12] Menimbang bahwa berdasarkan uraian pada paragraf [4.9] sampai dengan
paragraf [4.11], Majelis berpendapat bahwa Pemohon memenuhi syarat
kedudukan hukum (Legal Standing) sebagai Pemohon dalam sengketa informasi
a quo.
3. Kedudukan Hukum (Legal Standing) Termohon
[4.13] Menimbang bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 3, Pasal 7 ayat (1) dan Pasal 16
UU KIP juncto Pasal 1 angka 3, Pasal 3 ayat (1) huruf a sampai dengan g
Peraturan Komisi Informasi Nomor: 1 Tahun 2010 tentang Standar Layanan
Informasi Publik (Perki SLIP) juncto Pasal 1 angka 2 dan Pasal 1 angka 8 Perki
PPSIP yang pada pokoknya Termohon adalah Badan Publik yang menjadi pihak
dalam Sengketa Informasi ini;
[4.14] Menimbang bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor: 14
Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik menyebutkan: Badan Publik
adalah lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif dan badan lain yang fungsi dan
tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan Negara, yang sebagian atau
seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, atau Organisasi
nonpemerintah sepanjang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah, sumbangan masyarakat, dan/atau luar negeri”;
[4.15] Menimbang bahwa Termohon merupakan Badan Publik atas nama Kepala
Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Sumatera Utara;
[4.16] Menimbang bahwa berdasarkan uraian pada paragraf [4.13] sampai dengan
paragraf [4.15], Majelis berpendapat bahwa Termohon memenuhi syarat
kedudukan hukum (Legal Standing) sebagai Termohon sebagai Badan Publik di
dalam sengketa informasi a quo.
,
4. Batas Waktu Pengajuan Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi.
[4.17] Menimbang bahwa batas waktu pengajuan permohonan penyelesaian sengketa
informasi termasuk proses permohonan informasi dan keberatan Para Pemohon
kepada Termohon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1) sampai
dengan (7), Pasal 35 ayat (1) huruf a sampai dengan g, Pasal 36 ayat (2) dan
Pasal 37 ayat (2) UU KIP juncto Pasal 23, Pasal 30 ayat 1 huruf a sampai
dengan g dan Pasal 34 ayat (1) Perki Nomor: 1 Tahun 2010 juncto Pasal 5 huruf
a dan b, dan Pasal 13 huruf a dan b Perki Nomor: 1 Tahun 2013;
[4.18] Menimbang berdasarkan pemeriksaan awal Majelis Komisioner diketahui bahwa:
1. Para Pemohon telah mengajukan surat permohonan informasi publik kepada
Termohon tertanggal 29 Februari 2016.
2. Para Pemohon mengirim surat keberatan kepada Termohon tertanggal 17
Maret 2016.
13
3. Para Pemohon menyampaikan permohonan penyelesaian sengketa informasi
publik kepada Komisi Informasi Provinsi Sumatera Utara tertanggal 12 April
2016.
[4.19] Menimbang bahwa berdasarkan uraian pada paragraf [4.17] sampai dengan
paragraf [4.18] Majelis berpendapat bahwa Permohonan informasi publik Para
Pemohon sesuai batas waktu pengajuan permohonan penyelesaian sengketa
informasi sebagaimana yang diatur di dalam Undang-Undang Nomor: 14 Tahun
2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Peraturan Komisi Informasi
Nomor: 1 Tahun 2013 tentang Prosedur Penyelesaian Sengketa Informasi Publik
(Perki PPSIP) dan Peraturan Komisi Informasi Nomor: 1 Tahun 2010 tentang
Standar Layanan Informasi Publik (Perki SLIP).
5. FAKTA PERSIDANGAN
[5.1] Berdasarkan fakta persidangan diketahui, setelah mendengar keterangan Para
Pemohon dan Termohon serta telah memeriksa alat bukti dari Para Pemohon
dan Termohon, maka untuk permohonan informasi sebagaimana yang dimaksud
dalam paragraf [2.2], point 1 dan 2, diakui bukan merupakan kewenangan
Termohon dan/atau tidak dalam penguasaan Termohon.
Berdasarkan fakta persidangan diketahui, bahwa sejak Bulan Maret Tahun 2013
sampai dengan saat ini, pendaftaran jaminan fidusia tidak lagi didaftarkan pada
Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Sumatera Utara, untuk
pendaftaran jaminan fidusia telah diubah menjadi sistem pendaftaran jaminan
fidusia secara online, yang dimohonkan oleh Notaris kepada Direktorat Jenderal
Administrasi Hukum Umum (AHU) Kementerian Hukum dan HAM Republik
Indonesia. Dikarenakan pendaftaran perusahaan pembiayaan tidak merupakan
kewenangan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Provinsi
Sumatera Utara kecuali hanya objek jaminan fidusia saja. Hal ini dibenarkan
sesuai dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor: 8 Tahun 2013
tentang Pendelegasian Penandatanganan Sertifikat Jaminan Fidusia secara
Elektronik, Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor: 9 Tahun 2013 tentang
Pemberlakuan Pendaftaran Jaminan Fidusia secara Elektronik dan Peraturan
Pemerintah Nomor: 21 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pendaftaran Jaminan
Fidusia dan Biaya Pembuatan Akta Jaminan Fidusia.
Majelis Komisioner berpendapat bahwa untuk permohonan informasi
sebagaimana yang dimaksud dalam paragraf [2.2] point 1 dan 2 tidak dimiliki dan
tidak dalam penguasaan Termohon, maka tidak ada kewajiban dari Termohon
untuk memberikan informasi a quo kepada Para Pemohon.
Pasal 6 Ayat (1) dan ayat (3) huruf e Undang-Undang Nomor: 14 Tahun 2008
tentang Keterbukaan Informasi Publik menyebutkan:
(1) Badan Publik berhak menolak memberikan informasi yang dikecualikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
(3) Informasi Publik yang tidak dapat diberikan oleh Badan Publik, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:
e. Informasi Publik yang diminta belum dikuasai atau didokumentasikan.
14
[5.2] Berdasarkan fakta persidangan diketahui setelah mendengar keterangan Para
Pemohon dan Termohon serta telah memeriksa alat bukti dari Para Pemohon
dan Termohon, maka untuk permohonan informasi sebagaimana yang dimaksud
dalam paragraf [2.2], sebagaimana yang telah diberikan kepada Para Pemohon
point 3, 4, 5 dan 6, Termohon dapat memberikan data secara global. Para
Pemohon juga dapat melakukan pengaksesan informasi tersebut dalam website
resmi Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum (AHU) Kementerian Hukum
dan dan HAM Republik Indonesia.
Pasal 7 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor: 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik menyebutkan bahwa:
(1) Badan Publik wajib menyediakan, memberikan dan/atau menerbitkan
Informasi Publik yang berada di bawah kewenangannya kepada Pemohon
Informasi Publik, selain informasi yang dikecualikan sesuai dengan
ketentuan.
(2) Badan Publik wajib menyediakan Informasi Publik yang akurat, benar dan
tidak menyesatkan.
[5.3] Berdasarkan fakta persidangan sebagaimana yang dimaksud dalam paragraf
[5.1] sampai dengan [5.2], diketahui bahwa informasi a quo yang dimohonkan
Para Pemohon dimiliki dan dikuasai sebagian oleh Termohon.
6. KESIMPULAN
Berdasarkan seluruh uraian dan fakta hukum di atas, Majelis Komisioner
berkesimpulan:
[6.1] Komisi Informasi Provinsi Sumatera Utara berwenang untuk menerima,
memeriksa dan memutus sengketa informasi a quo.
[6.2] Para Pemohon memiliki kedudukan hukum (Legal Standing) untuk mengajukan
permohonan penyelesaian sengketa informasi a quo.
[6.3] Termohon memiliki kedudukan hukum (Legal Standing) sebagai Badan Publik di
dalam sengketa informasi a quo.
[6.4] Permohonan Para Pemohon sesuai batas waktu pengajuan permohonan
penyelesaian sengketa informasi a quo.
[6.5] Berdasarkan fakta persidangan diketahui bahwa informasi a quo yang
dimohonkan Para Pemohon dimiliki dan dikuasai sebagian oleh Termohon
sebagaimana yang dimaksud dalam paragraf [2.2] hanya terbatas untuk point 3,
4, 5 dan 6.
7. AMAR PUTUSAN
Memutuskan
[7.1] Mengabulkan Permohonan Para Pemohon untuk sebagian.
[7.2] Memerintahkan kepada Termohon untuk memberikan informasi yang
dimohonkan Para Pemohon, sebagaimana yang dimaksud dalam paragraf [2.2]
hanya untuk point 3, 4, 5 dan 6 secara global dalam tenggang waktu empat
belas (14) hari kerja sejak salinan putusan diterima oleh Termohon.
,,,,
15
Demikian diputuskan dalam Rapat Permusyawaratan Majelis Komisioner yaitu
Ramdeswati Pohan, M.SP selaku Ketua merangkap Anggota, H. M. Zaki Abdullah, Drs.
Mayjen Simanungkalit, Drs. Robinson Simbolon dan H.M. Syahyan, S.Ag, M.IKom
masing-masing sebagai Anggota, pada hari Jumat tanggal 02 Desember 2016 dan
diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari Selasa tanggal 06 Desember
2016 oleh Majelis Komisioner yang nama-namanya tersebut di atas, dengan didampingi
oleh Emmy Ribuana Sinaga, S.H.,M.Si sebagai Panitera, dihadiri oleh Para Pemohon
dan Termohon.
Ketua Majelis
(Ramdeswati Pohan, M.SP)
Anggota Majelis Anggota Majelis
(H. M. Zaki Abdullah) (Drs. Mayjen Simanungkalit)
Anggota Majelis Anggota Majelis
(Drs. Robinson Simbolon) (H.M. Syahyan, S.Ag, M.IKom)
Panitera
(Emmy Ribuana Sinaga, SH, M.Si)
Untuk Salinan Putusan ini sah dan sesuai dengan aslinya diumumkan kepada
masyarakat berdasarkan Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik dan Pasal 59 ayat (4) dan ayat (5) Peraturan Komisi Informasi Nomor :
1 Tahun 2013 tentang Prosedur Penyelesaian Sengketa Informasi Publik.
Medan, 06 Desember 2016
Petugas Kepaniteraan
Emmy Ribuana Sinaga, SH, M.Si
Pembina/IV-a
NIP. 19620309 198102 2 001