pungsi dan irigasi sinus

30
  1 BAB I PENDAHULUAN Masyarakat saat ini sangat kritis terhadap pelayanan kesehatan, karena pengetahuan masyarakat tentang dunia kesehatan semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena arus informasi media cetak, elektronik dan internet menimbulkan tingginya harapan pasien akan kepuasan pelayanan rumah sakit. Selain dari itu dengan banyaknya pertumbuhan rumah sakit pasien memiliki banyak pilihan dalam menentukan rumah sakit. Rumah sakit harus mampu bersaing agar pasien dan keluarganya merasa aman nyaman dan puas terhadap pelayanan yang diterimanya. Salah satu strategi yang paling tepat untuk mengimbangi hal tersebut adalah melalui pendekatan mutu pelayanan yang harus dilaksanakan secara terpadu, berkelanjutan dan menyeluruh sehingga  stake holder  maupun masyarakat yang membutuhkan mendapatkan kepuasan dan memenuhi harapannya. Agar upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit Hermina Palembang dapat seperti yang diharapkan maka perlu disusun Pedoman Upaya Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit Hermina Palembang. Buku panduan tersebut merupakan konsep dan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien Rumah Sakit Hermina Palembang yang disusun sebagai acuan bagi pengelola Rumah Sakit Hermina Palembang dalam melaksanakan upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien Rumah Sakit. Dalam buku panduan ini diuraikan tentang prinsip upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien, langkah-langkah pelaksanaannya dan dilengkapi dengan indikator mutu.

Upload: pptrejeki

Post on 01-Mar-2016

62 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

rumah sakit

TRANSCRIPT

Page 1: Pungsi dan Irigasi Sinus

7/18/2019 Pungsi dan Irigasi Sinus

http://slidepdf.com/reader/full/pungsi-dan-irigasi-sinus-56d4a7240099d 1/30

 

1

BAB I

PENDAHULUAN

Masyarakat saat ini sangat kritis terhadap pelayanan kesehatan, karena pengetahuan

masyarakat tentang dunia kesehatan semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena arus

informasi media cetak, elektronik dan internet menimbulkan tingginya harapan pasien

akan kepuasan pelayanan rumah sakit. Selain dari itu dengan banyaknya pertumbuhan

rumah sakit pasien memiliki banyak pilihan dalam menentukan rumah sakit.

Rumah sakit harus mampu bersaing agar pasien dan keluarganya merasa aman

nyaman dan puas terhadap pelayanan yang diterimanya. Salah satu strategi yang paling

tepat untuk mengimbangi hal tersebut adalah melalui pendekatan mutu pelayanan yangharus dilaksanakan secara terpadu, berkelanjutan dan menyeluruh sehingga  stake holder  

maupun masyarakat yang membutuhkan mendapatkan kepuasan dan memenuhi

harapannya.

Agar upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit Hermina Palembang dapat

seperti yang diharapkan maka perlu disusun Pedoman Upaya Peningkatan Mutu dan

Keselamatan Pasien Rumah Sakit Hermina Palembang. Buku panduan tersebut

merupakan konsep dan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien Rumah Sakit

Hermina Palembang yang disusun sebagai acuan bagi pengelola Rumah Sakit Hermina

Palembang dalam melaksanakan upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien Rumah

Sakit. Dalam buku panduan ini diuraikan tentang prinsip upaya peningkatan mutu dan

keselamatan pasien, langkah-langkah pelaksanaannya dan dilengkapi dengan indikator

mutu.

Page 2: Pungsi dan Irigasi Sinus

7/18/2019 Pungsi dan Irigasi Sinus

http://slidepdf.com/reader/full/pungsi-dan-irigasi-sinus-56d4a7240099d 2/30

 

2

BAB II

LATAR BELAKANG

Di lingkungan Rumah Sakit Hermina Palembang upaya peningkatan mutu pelayanan

telah dilaksanakan sejak tahun 2003 dengan berbagai cara, baik mengikuti akreditasi

rumah sakit dari Depkes RI maupun Program Pengendalian Mutu Pelayanan yang lalu

dikembangkan menjadi Program Standar Mutu Pelayanan yang mengikuti Standar

Kemenkes maupun WHO serta standar lainnya.

Dengan dilaksanakannya upaya dalam peningkatan mutu dan keselamatan pasien ini,

diharapkan mutu dapat terus dikontrol (quality control ) dan dikendalikan yang sangat

diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pasien rumah sakit. Untuk menyamakan persepsi

terhadap mutu pelayanan dan agar upaya peningkatan mutu dapat dilaksanakan sesuai

PDCA ( Plan-Do-Check-Action),

Sebagai dasar hukum/kebijakan/peraturan yang mewajibkan RS melaksanakan upaya

Peningkatan mutu dan keselamatan pasien adalah:

  Permenkes 1045/Menkes/Per/XI/2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit di

Lingkungan Departemen Kesehatan

 Permenkes No 1438 tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran

  Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit, Depkes, 1994

  Pedoman Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP), KKP-RS, 2007

  Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit ( Patient Safety), Depkes 2006

  Petunjuk Pelaksanaan Indikator Mutu Pelayanan Rumah Sakit, WHO-Depkes, 2001

  Indikator Kinerja Rumah Sakit, Depkes, 2005

  Standar Pelayanan Rumah Sakit, Depkes, 1999

 Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit tahun 2008 

Page 3: Pungsi dan Irigasi Sinus

7/18/2019 Pungsi dan Irigasi Sinus

http://slidepdf.com/reader/full/pungsi-dan-irigasi-sinus-56d4a7240099d 3/30

 

3

BAB III

TUJUAN

1. TUJUAN UMUM 

Meningkatkan pelayanan kesehatan melalui upaya peningkatan mutu pelayanan

rumah sakit secara efektif dan efisien agar tercapai derajat kesehatan yang optimal

Tercapainya kepuasan, harapan dan kebutuhan pasien terhadap pelayanan rumah

sakit

2.  TUJUAN KHUSUS 

a. 

Terselenggaranya upaya peningkatan mutu yang menunjang keselamatan pasien

 b.  Terselenggaranya pelayanan sesuai dengan standar profesi

c.  Tercapaianya profesionalisme dalam mutu pelayanan

d.  Tercapainya indikator mutu

e.  Terselenggararanya survei yang berkaitan dengan mutu

Page 4: Pungsi dan Irigasi Sinus

7/18/2019 Pungsi dan Irigasi Sinus

http://slidepdf.com/reader/full/pungsi-dan-irigasi-sinus-56d4a7240099d 4/30

 

4

BAB IV

PENGERTIAN

• 

Mutu: Mutu bersifat persepsi dan dipahami berbeda oleh orang yang berbeda namun

 berimplikasi pada superioritas sesuatu hal. Penilaian indikator dapat digunakan untuk

menilai mutu berbagai kondisi 

•  Peningkatan mutu: Pendekatan terhadap proses pembelajaran dan proses perbaikan

yang terus menerus dari proses penyediaan pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan

 pasien dan pihak2 yang berkepentingan lainnya.  Perbaikan kualitas secara terus

menerus, perbaikan yang terus menerus, perbaikan kinerja di tingkat RS dan

manajemen mutu total  

•  Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana RS membuat asuhan pasien lebih

aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang

 berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar

dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan

timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan melaksanakan

suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil

• 

Insiden keselamatan pasien setiap kejadian yg tidak disengaja & kondisi ygmengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yg dapat dicegah pada

 pasien,terdiri dari Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris Cedera

(KNC), Kejadian Tidak Cedera (KTC) dan Kejadian Potensial Cedera (KPC). 

•  Clinical pathway konsep perencanaan pelayanan terpadu yang merangkum setiap

langkah yang diberikan kepada pasien berdasarkan standar pelayanan, standar asuhan

keperawatan dan standar pelayanan tenaga kesehatan lainnya, yang berbasis bukti

dengan hasil yang dapat diukur dan dalam jangka waktu tertentu selama di rumah sakit

•  Indikator adalah suatu cara untuk menilai penampilan kerja suatu kegiatan dengan

menggunakan instrumen. Indikator merupakan variabel yang digunakan untuk

memulai suatu perubahan

•  Kejadian Sentinel (sentinel event  ) 

Suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius, biasanya dipakai

untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima seperti : operasi

 pada bagian tubuh yang salah. Pemilihan kata “sentinel” terkait dengan keseriusan

cedera yang terjadi (contoh : Amputasi pada kaki yang salah, dsb) sehingga pencarian

Page 5: Pungsi dan Irigasi Sinus

7/18/2019 Pungsi dan Irigasi Sinus

http://slidepdf.com/reader/full/pungsi-dan-irigasi-sinus-56d4a7240099d 5/30

 

5

fakta terhadap kejadian ini mengungkapkan adanya masalah yang serius pada

kebijakan dan prosedur yang berlaku.

Kejadian sentinel meliputi :

a) Kematian yang tidak diduga dan tidak terkait dengan perjalanan penyakit

 pasien atau kondisi yang mendasari penyakitnya. Contoh : bunuh diri.

 b) Kehilangan fungsi yang tidak terkait dengan perjalanan penyakit pasien atau

kondisi yang mendasari penyakitnya

c) Salah tempat, salah prosedur, salah pasien bedah

d) Bayi yang diculik atau bayi yang diserahkan kepada orang yang bukan orang

tuanya.

•  Kejadian tidak diharapkan (KTD) ( Adverse Event  ): 

Suatu kejadian yang tidak diharapkan yang mengakibatkan cedera pasien akibat

melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya

diambil, dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cedera dapat

diakibatkan oleh kesalahan medis atau bukan kesalahan medis karena tidak dapat

dicegah. Analisis dilakukan terhadap hal - hal berikut :

a). Semua reaksi transfusi yang terjadi di rumah sakit

 b). Semua Kejadian kesalahan obat, jika terjadi sesuai definisi yang ditetapkan

rumah sakit

c). Semua kesalahan obat (medication error) yang signifikan jika terjadi sesuai

dengan definisi rumah sakit

d). Kejadian tidak diharapkan (KTD) atau pola kejadian yang tidak diharapkan

dalam keadaan sedasi atau selama dilakukan anastesi

e). Kejadian lain, seperti ledakan infeksi mendadak (infection outbreak)

f). Semua ketidakcocokan antara diagnosis pra dan pasca operasi dianalisis

• 

Kejadian Nyaris Cedera (KNC) (Near miss ): 

Terjadinya insiden yang belum sampai terpapar/ tidak mengenai ke pasien. Contoh :

unit transfusi darah sudah siap dipasang pada pasien yang salah, tetapi kesalahan

diketahui namun kesalahan tersebut diketahui sebelum transfusi dimulai.

•  Kejadian Tidak Cedera, Insiden yang sudah terpapar ke pasien, tetapi pasien tidak

timbul cedera 

•  Kondisi Potensial Cedera: k o n d i s i / situasi yang sangat berpotensi untuk

menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi Insiden

Page 6: Pungsi dan Irigasi Sinus

7/18/2019 Pungsi dan Irigasi Sinus

http://slidepdf.com/reader/full/pungsi-dan-irigasi-sinus-56d4a7240099d 6/30

 

6

•  RCA adalah alat kerja yang sangat berguna untuk mencari akar masalah dari sebuah

insiden yang telah terjadi (reaktif)

•  Risk Manajemen adalah sebuah pendekatan metodologi yang terstruktur dalam

mengelola (manage) sesuatu yang berkaitan dengan sebuah ancaman karena ketidak

 pastian. Ancaman yang dimaksud di sini adalah akibat dari aktivitas individu/manusia

termasuk: yang terdapat/berperan di dalamnya. Aktivitas ini meliputi penilaian risiko

yang mengancam, pengembangan strategi untuk menanggulangi risiko dengan

 pengelolaan sumberdaya yang ada.

•  FMEA suatu sistem yang berfungsi untuk mengidentifikasi potensi terjadinya

masalah/error dalam proses pelayanan kesehatan dan penanganan pasien

Page 7: Pungsi dan Irigasi Sinus

7/18/2019 Pungsi dan Irigasi Sinus

http://slidepdf.com/reader/full/pungsi-dan-irigasi-sinus-56d4a7240099d 7/30

 

7

BAB V

KEBIJAKAN

Di rumah sakit hermina Palembang program peningkatan mutu dan keselamatan

 pasien dimulai dari kebijakan perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan pelaporan upaya

PMKP, dimana Direktur RS terlibat/berperan serta. Direktur rumah sakit bersama dengan

 pemilik rumah sakit merencanakan serta monitoring, evaluasi dan mengawasi semua program

 peningkatan mutu dan keselamatan di rumah sakit, direktur rumah sakit beserta staf

melaksanakan serta melaporkan hasil-hasil pencapaian mutu ke pemilik rumah sakit secara

reguler. Setiap akhir tahun laporan kegiatan mutu rumah sakit akan dilakukan evaluasi dan

direview tentang kegiatan prioritas mutu dan keselamatan pasien tahun berikutnya.Ruang lingkup pedoman peningkatan mutu pelayanan yang disusun meliputi

 pengertian dasar mutu pelayanan, definisi dan terminologi, pengorganisasian di rumah sakit,

kebijakan, program dan SPO, pelaksanaan upaya peningkatan mutu pelayanan, pencatatan

dan pelaporan, selain daripada itu ditambah dengan tata cara melaksanakan survei.

Prinsip peningkatan mutu dan alat ukur dari program diterapkan pada rancangan proses

 baru atau yang dimodifikasi yang harus memenuhi kriteria:

a.  konsisten dengan misi dan rencana rumah sakit;

 b.  memenuhi kebutuhan pasien, keluarga, staf dan lainnya;

c.  menggunakan ped. praktek terkini, standar yan klinis, kepustakaan ilmiah & berbagai

informasi berbasis bukti yg relevan dlm hal rancangan praktek klinis;

d.  sesuai dengan praktek business yang sehat;

e.  mempertimbangkan informasi dari manajemen risiko yang relevan;

f.  dibangun pengetahuan dan keterampilan yang ada di rumah sakit;

g.  dibangun praktek klinis yang baik/lebih baik/sangat baik dari RS lain;

h.  menggunakan informasi dari kegiatan peningkatan terkait;

i.  mengintegrasikan dan menggabungkan berbagai proses dengan sistem.

Untuk itu dibutuhkanlah indikator untuk mengevaluasi apakah pelaksanaan rancangan

 proses baru atau rancangan ulang proses telah berjalan baik. Menurut WHO indikator yang

ideal mempunyai 4 kriteria yaitu:

a.  Sahih (Valid ), yaitu benar-benar dapat dipakai untuk mengukur aspek yang

akan dinilai

Page 8: Pungsi dan Irigasi Sinus

7/18/2019 Pungsi dan Irigasi Sinus

http://slidepdf.com/reader/full/pungsi-dan-irigasi-sinus-56d4a7240099d 8/30

 

8

 b.  Dapat dipercaya ( Realible), yaitu mampu menunjukkan hasil yang benar pada

 penilaian yang dilakukan secara berulang kali, artinya komponen indikatornya

tetap

c.  Sensitif, yaitu peka untuk digunakan sebagai bahan pengukuran

d.  Spesifik, yaitu mampu memberikan gambaran perubahan ukuran yang jelas

 pada suatu jenis kegiatan tertentu.

Dalam menyusun dan menetapkan indikator kinerja rumah sakit hermina Palembang

ditempuh dengan cara menginventarisasi data apa saja yang tersedia di rumah sakit yang

dapat dimanfaatkan untuk diolah menjadi indikator mutu. Indikator untuk mengukur kinerja

rumah sakit juga mengadop indikator mutu pelayanan rumah sakit. Kemudian disusun

definisi operasional dari setiap indikator, setiap indikator dibicarakan dengan

 bidang/bagian/unit kerja.

Pimpinan menetapkan prioritas yang di evaluasi Indikator mutu Rumah Sakit

Hermina Palembang meliputi indikator area klinis, indikator area manajerial, indikator

sasaran keselamatan pasien dan indikator mutu ILM (International Library Measure) masing-

masing bagian yang berorientasi pada waktu dan berdasarkan pada efektifitas ( effectivenes),

efisiensi (efficiency), keselamatan ( safety) dan kelayakan (appropriateness). Terdapat

indikator peningkatan mutu yang dipantau oleh rumah sakit, dan indikator ILM (International

Library Measure). Selaintersebut diatas rumah sakit hermina memiliki program ABRT-RL

(Aman, Bersih, Rapi, Tampak Baru dan Ramah Lingkungan) Sebagai suatu program aman,

 bersih, rapi tampak baru dan ramah lingkungan yang berhubungan dengan fasilitas di Rumah

Sakit Hermina Palembang, program tersebut mendukung program lain di rumah sakit antara

lain keselamatan pasien, hospital safety  dan. Program ABRT-RL wajib dilaksanakan oleh

semua rumah sakit secara kontinyu dan dilaporkan secara periodik

Pimpinan rumah sakit juga memahami teknologi serta menyediakan bantuan

teknologi ke bagian mutu. Dalam mengelola program mutu dan keselamatan pasien di RS

Hermina Palembang. bagian mutu menggunakan teknologi dengan menyediakan komputer

serta dilengkapi dengan koneksi jaringan intra net dengan bagian/bidang terkait di rumah

sakit.

Seluruh unit kerja di RS melaksanakan program PMKP,  indikator mutu rumah sakit

dilaksanakan secara swa-nilai ( self assesment ). Penilaian dilaksanakan setiap hari yang

dikompilasi secara bulanan. Hasil penilaian ini di analisa per tiga bulan dan dijadikan sebagai

 bahan rapat bulanan peningkatan mutu oleh Direksi rumah sakit. Bagi kalangan medis,

Page 9: Pungsi dan Irigasi Sinus

7/18/2019 Pungsi dan Irigasi Sinus

http://slidepdf.com/reader/full/pungsi-dan-irigasi-sinus-56d4a7240099d 9/30

 

9

hasilnya dapat digunakan untuk menilai pelaksanaan tindakan medik di beberapa

 bagian/instalasi/departemen. Setiap analisis yang dilakukan dapat digunakan untuk menjawab

 pertanyaan apakah kebutuhan dari bagian/instalasi/departemen ruangan/pelayanan telah

dipenuhi sehingga mutu pelayanan dapat terjamin.

Sumber informasi dalam upaya peningkatan mutu, digerakkan oleh data. Pengolahan

data dilaksanakan secara efektif dengan data-data dari area klinis dan area manajemen yang

 berbasis pada bukti (evidence base)

Metodologi penelitian yang digunakan pada survey ini adalah Metoda Deskriptif

Analitik, penelitian Deskriptif Analitik ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran

tentang mutu pelayanan Rumah Sakit Hermina Palembang..

Proses pengambilan data yang digunakan melalui observasi dan kuesioner, untuk

kuesioner pertanyaan tertulis dajukan kepada responden. Jawaban diisi oleh responden sesuai

dengan daftar isian yang diterima. 

Materi penelitian, materi penelitian terdiri dari:

a. Populasi, populasi penelitian adalah seluruh pasien yang datang berkunjung ke

Poliklinik dan atau yang dirawat di Rumah Sakit Hermina Palembang. dalam

kurun waktu yang ditentukan.

 b. Sample, pengambilan sample dilakukan secara acak pada pasien-pasien yangsedang atau telah mendapatkan pelayanan di Rumah Sakit Hermina Palembang,

 pasien yang telah atau sedang dirawat di Rumah Sakit Hermina Palembang. dan

hal ini dilakukan sampai dengan jumlah sample mencukupi untuk penelitian,

 jumlah sample diambil dari jumlah proporsi pasien dengan rumus: 

Rumus menurut Taro Yamane:

n= jumlah sampel

 N= jumlah populasi yang diketahui

d= presisi yang ditetapkan

N

n = ---------------

1 + N (d) ²

Page 10: Pungsi dan Irigasi Sinus

7/18/2019 Pungsi dan Irigasi Sinus

http://slidepdf.com/reader/full/pungsi-dan-irigasi-sinus-56d4a7240099d 10/30

 

10

Contoh:

Diketahui jumlah pasien rawat inap ada 109 orang dengan tingkat presisi

ditetapkan sebesar 10% , maka jumlah sampel yang akan diteliti adalah:

= 52,15311

Maka jumlah sampel yang diteliti adalah 53 orang

Menurut Surakhmad apabila populasi hanya mencapai 100 orang maka

sedikitnya diperlukan 50% dari populasi yang dijadikan sampel.

Untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan rumah sakit maka disusunlah strategi

sebagai berikut :

a. 

Setiap petugas harus memahami dan menghayati konsep dasar dan prinsip mutu

 pelayanan rumah sakit sehingga dapat menerapkan langkah-langkah upaya

 peningkatan mutu di masing-masing unit kerjanya.

 b.  Memberi prioritas kepada peningkatan kompetensi sumber daya manusia di

rumah sakit, serta upaya meningkatkan kesejahteraan karyawan.

Menciptakan budaya mutu di rumah sakit, termasuk di dalamnya menyusun program

mutu rumah sakit dengan pendekatan PDCA cycle. 

Page 11: Pungsi dan Irigasi Sinus

7/18/2019 Pungsi dan Irigasi Sinus

http://slidepdf.com/reader/full/pungsi-dan-irigasi-sinus-56d4a7240099d 11/30

 

11

BAB VI

PENGORGANISASIAN

A.  Struktur Organisasi

Di lingkungan rumah sakit unit kerja mutu pelayanan berada langsung dibawah

 pengendalian direktur rumah sakit. Seorang manajer, bertanggung jawab terhadap

 pengelolaan seluruh mutu pelayanan dan resiko yang dilaksanakan di rumah sakit yang

 juga mencakup Akreditasi rumah sakit dan mutu rumah sakit. Dalam melaksanakan tugas

analisa mutu, Manajer Mutu dibantu oleh staf mutu dan resiko klinis dan staf mutu dan

risiko manajerial, yang akan bekerja sama dengan semua unit kerja di rumah sakit.Dalam pelaksanaan kegiatan mutu bagian dan atau bidang, Manajer mutu mendapatkan

laporan dari Tim Mutu yang dipimpin oleh seseorang yang ditunjuk oleh Manajemen

rumah sakit.

STRUKTUR ORGANISASI

RS HERMINA PALEMBANG

DIREKTUR

MANAJER

MUTU DAN RISIKO

URUSANRISIKO

URUSANMUTU

Page 12: Pungsi dan Irigasi Sinus

7/18/2019 Pungsi dan Irigasi Sinus

http://slidepdf.com/reader/full/pungsi-dan-irigasi-sinus-56d4a7240099d 12/30

 

12

B.  Tata hubungan kerja

Hubungan Koordinasi Bagian Mutu dan Risiko dengan bagian/bidang lain

Keterangan :

1.  Komite Medik : Bagian mutu dan Risiko bekerjasama dengan komite medik

menyusun mutu clinical pathway agar dapat dievaluasi dan mutu

yang dicapai dapat baik.

2.  Tim PPI : Bagian mutu dan Risiko bekerjasama dengan PPI untuk menyusun

mutu yang berhubungan dengan dengan infeksi diantaranya

 persentase infeksi jsrum infus, dower kateter, kepatuhan cuci tangan

dan evaluasi cuci tangan.

3.  TIM KPRS :Tim mutu dan Risiko bekerjasama dengan tim KPRS untuk

menyusun mutu tentang insiden - insiden keselamatan pasien yang

terjadi.

4.  Bidang lainnya : Tim mutu bekerjasama dengan bagian personalia, marketing,

keuangan, rumah tangga, bidang penunjang medis, pelayanan medis

serta keperawatan untuk menyusun mutu yang terjadi pada bagian

atau bidang tersebut

Bagian Mutu

dan Risiko 

Komite Medik 

Bidang Kerja

lainnya 

Tim PPI 

Page 13: Pungsi dan Irigasi Sinus

7/18/2019 Pungsi dan Irigasi Sinus

http://slidepdf.com/reader/full/pungsi-dan-irigasi-sinus-56d4a7240099d 13/30

 

13

BAB VII

KEGIATAN

Kegiatan yang harus dilakukan berkaitan dengan peningkatan mutu dan keselamatan pasien

adalah:

1.  Clinical Pathway. Clinical Pathway adalah konsep perencanaan pelayanan terpadu

yang merangkum setiap langkah yang diberikan kepada pasien berdasarkan standar

 pelayanan medis dan asuhan keperawatan yang berbasis bukti dengan hasil yang terukur

dan dalam jangka waktu tertentu di rumah sakit. Rumah Sakit Hermina Palembang.

Page 14: Pungsi dan Irigasi Sinus

7/18/2019 Pungsi dan Irigasi Sinus

http://slidepdf.com/reader/full/pungsi-dan-irigasi-sinus-56d4a7240099d 14/30

 

14

membuat Clinical Pathway minimal setiap tahun dengan proses penentuannya adalah

 berdasarkan kasus terbanyak.

Tujuan Clinical Pathway adalah

a) Untuk standarisasi proses perawatan klinis,

 b) Mengurangi risiko yang muncul dalam proses perawatan khususnya

 berhubungan dengan langkah-langkah keputusan kritis,

a)  Menyediakan perawatan klinis secara tepat waktu dan efektif dengan

sumber daya yang ada secara efisien,

 b)  Secara konsisten menyediakan perawatan bernutu tinggi dengan

menggunakan praktek-praktek yang sudah terbukti.

Clinical Pathway dibuat oleh masing-masing KSM dikoordinir oleh Manajer Yanmed.

Evaluasi Clinical Pathway dilakukan oleh komite medik dengan cara perbandingan

sebelum dan sesudah dilaksanakan Clinical Pathway. Hasil penerapan Clinical Pathway

dilaporkan kepada Tim Mutu Rumah Sakit.

2.  Indikator Mutu 

Pada proses pemilihan indikator, pimpinan memberikan prioritas pada proses-proses

utama yang kritikal, risiko tinggi dan cenderung bermasalah yang langsung terkait dengan

mutu asuhan dan keamanan lingkungan.

Pimpinan juga memasukkan Sasaran Keselamatan Pasien, Selain ini sebuah indikator

haruslah:

a.  Lebih diutamakan untuk menilai output daripada input dan proses

b.  Bersifat umum, yaitu indikator untuk situasi dan kelompok bukan untuk

 perorangan.

c.  Dapat digunakan untuk membandingkan dengan Rumah Sakit lain, baik di

dalam maupun luar negeri.

d. 

Dapat mendorong intervensi sejak tahap awal pada aspek yang dipilih untuk

dimonitor

e.  Didasarkan pada data yang ada (evidance based )

Kriteria Yang Digunakan 

Kriteria yang digunakan harus dapat diukur dan dihitung untuk dapat menilai indikator,

sehingga dapat sebagai batas yang memisahkan antara mutu baik dan mutu tidak baik.

Standar Yang Digunakan 

Standar yang digunakan ditetapkan berdasarkan :

Page 15: Pungsi dan Irigasi Sinus

7/18/2019 Pungsi dan Irigasi Sinus

http://slidepdf.com/reader/full/pungsi-dan-irigasi-sinus-56d4a7240099d 15/30

 

15

a.  Acuan dari berbagai sumber

 b.  Benchmarking dengan Rumah Sakit yang setara

c.  Berdasarkan trend yang menuju kebaikan

Indikator kinerja rumah sakit yang berhubungan dengan mutu (standar akreditasi rumah

sakit, kemkes- kars 2011)

Indikator dengan area klinis: 

1.  Assesment pasien

2.  Pelayanan radiologi dan pencitraan diagnostik

3.  Pelayanan laboratorium

4.  Prosedur operasi

5.  Penggunaan antibiotika dan obat lainnya

6.  Kesalahan obat dan nyaris cedera

7.  Penggunaan anestesi dan sedasi

8.  Penggunaan darah dan produk darah

9.  Ketersediaan,isi dan penggunaan catatan tentang pasien

10. 

Pencegahan dan pengendalian, pengawasan serta pelaporan infeksi

Indikator dengan area manajemen: 

1.  Pengadaan suplai serta obat penting yang dibutuhkan secara rutin

2.  Pelaporan kegiatan seperti yang diatur Undang-undang dan peraturan

3.  Manajemen resiko

4.  Manajemen penggunaan sumber daya

5.  Harapan dan kepuasan pasien atau keluarga pasien

6. Harapan dan kepuasan staf

7.  Demografi dan diagnosis klinis pasien

8.  Manajemen keuangan

9.  Pencegahan dan pengendalian peristiwa yang membahayakan keselamatan

 pasien, keluarga pasien dan staf.

Indikator rumah sakit yang berhubungan dengan keselamatan pasien (standar akreditasi

rumah sakit, kemkes- kars 2011)

Indikator Sasaran Keselamatan Pasien :

Page 16: Pungsi dan Irigasi Sinus

7/18/2019 Pungsi dan Irigasi Sinus

http://slidepdf.com/reader/full/pungsi-dan-irigasi-sinus-56d4a7240099d 16/30

 

16

1.  Pemantauan ketepatan identifikasi pasien

2.  Pemantauan peningkatan komunikasi yang efektif

3.  Pemantauan keamanan obat yang perlu diwaspadai

4.  Pemantauan menghindari salah sisi, salah pasiendan salah prosedur pembedahan

5.  Pemantauan pencegahan infeksi nosokomial

6.  Pemantauan pencegahan pasien jatuh

ILM (International Library Measure)

adalah suatu katalog yang berisikan 36 langkah - langkah dalam membantu perawatan

kesehatan secara spesifik berdasarkan kebutuhan populasi mereka.

1.  Perawatan perinatal / Perinatal Care (PC - 01) 

Elektif delivery ( persalinan Normal )

2.  Perawatan perinatal / Perinatal Care (PC - 02) 

Cesarean Section ( SC )

3.  Pemberian Aspirin / Acute Myocardial Infark (I-AMI - 2) 

Pemberian aspirin pada pasien AMI pada saat pulang dari rumah sakit

4.  Perawatan beresiko / Nursing-Sensitive Care (NSC - ) 

Kejadian decubitus di ruang perawtan

5. 

Perawatan perinatal / Perinatal Care (PC –  05 ) 

Exclusive Breast Milk Feeding (ASI Eksklusif pada bayi baru lahir)

3.  Keselamatan Pasien (IKP, Risk Manajemen, FMEA)

Insiden Keselamatan Pasien (IKP) 

Insiden Keselamatan Pasien (IKP) adalah setiap kejadian yang tidak disengaja

dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang

dapat dicegah pada pasien. Insiden terdiri dari Kejadian Tidak Diharapkan,Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak Cedera, dan Kejadian Potensial Cedera

serta Sentinel.

Standar Keselamatan Pasien di Rumah Sakit Hermina Palembang. terdiri dari 7

Standar, 7 Langkah menuju keselamatan pasien rumah sakit dan 6 Sararan

keselamatan pasien. Setiap unit mencatat semua kejadian terkait dengan

keselamatan pasien pada formulir yang sudah disediakan rumah sakit maksimal

2x24 jam kepada sekretaris KPRS dan dilaporkan di Morning Meeting. Tim

KPRS menganalisis akar penyebab masalah semua kejadian yang dilaporkan unit

Page 17: Pungsi dan Irigasi Sinus

7/18/2019 Pungsi dan Irigasi Sinus

http://slidepdf.com/reader/full/pungsi-dan-irigasi-sinus-56d4a7240099d 17/30

 

17

kerja dan berdasarkan hasil akar masalah, Tim KPRS merekomendasikan solusi

 pemecahan masalah dan hasil solusi pemecahan masalah kepada pimpinan rumah

sakit.Setiap bulan dilaporkan ke Ketua KPRS. Pimpinan rumah sakit melaporkan

insiden dan hasil solusi ke masalah ke Tim KPRS Rumah Sakit Hermina

Palembang. kemudian dilaporkan kepada Komite Nasional Keselamatan Pasien

setiap 3 bulan.Pimpinan rumah sakit melaksanakan monitoring dan evaluasi pada

unit-unit kerja di rumah sakit terkait tentang pelaksanaan keselamatan pasien di

unit kerja.

Alur Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien

  FMEA (Failure Mode and Effect Analysis)

FMEA akan meningkatkan kemampuanrumah sakit untuk mencegah

terjadinya kesalahan dalam penanganan pasien. FMEA (Failue Mode and

Effect Analysis) adalah salah satu tool dalam metode Lean yang berfungsi

mengidentifikasi potensi terjadinya masalah atau error dalam proses. FMEA di

rumah sakit memiliki fungsi yang sama, hanya saja fokusnya adalah

 pencegahan kesalahan dalam proses pelayanan kesehatan dan penanganan

 pasien.

  MANAJEMEN RISIKO

Page 18: Pungsi dan Irigasi Sinus

7/18/2019 Pungsi dan Irigasi Sinus

http://slidepdf.com/reader/full/pungsi-dan-irigasi-sinus-56d4a7240099d 18/30

 

18

Manajemen risiko adalah suatu proses mengidentifikasi, mengukur

risiko, serta membentuk strategi untuk mengelolanya melalui sumber daya

yang tersedia di rumah sakit.

Ruang lingkup manajemen risiko meliputi :

- Urusan risiko klinis (Pasien dan Tenaga Kesehatan),

- Risiko manajemen (Karyawan, Properti RS, Keuangan, Hukum).

Rumah sakit Hermina Palembang. mengatur tata laksana manajemen risiko

melalui tahapan atau proses sebagai berikut:

a). Identifikasi Risiko,

 b).Analisis Risiko,

c).Evaluasi Risiko,

d).Pengelolaan Risiko,

e)  Pengawasan dan Tinjauan

4.  Penilaian kinerja dan Evaluasi kontrak

  Penilaian kinerja terdiri dari

a.  Penilaian Kinerja individu

 b.  Penilaian Kinerja Unit

Penilaian kompetensi adalah suatu proses atau cara untuk melakukan pemberian nilai

atau angka terhadap suatu kewenangan untuk menentukan suatu ketrampilan, pengetahuan dan perilaku karyawan yang dapat diamati dan diterapkan. Tujuan

 penilaian kinerja adalah memberikan panduan kepada para pejabat dan karyawan

dalam tata cara memberikan penilaian kompetensi.Standar kompetensi terdiri dari

kompetensi dasar, kompetensi teknis, kompetensi manajerial, kompetensi leadership,

dan kompetensi enterpreunuership.Kriteria penilaian kompetensi karyawan dibedakan

menjadi 2 yaitu jajaran struktural dan jajaran fungsional.Periode penilaian kompetensi

dilakukan 2 kali periode dalam setahun (setiap 6 bulan sekali).Tahapan penilaian

dilakukan secara bertahap.

  EVALUASI KONTRAK  

Sebagaimana tertuang dalam pasal 1338 (1) KUHP yaitu: “Semua  persetujuan

yang dibuat secara sah berlaku sebagai Undang-Undang bagi mereka yang

membuatnya”. Kebebasan berkontrak pada intinya mengandung pengertian bahwa

 para pihak bebas memperjanjikan apa saja asalkan tidak bertentangan dengan

Undang-Undang, ketertiban umum dan kesusilaan. Lebih jauh lagi para pihak

yang membuat kontrak mempunyai posisi yang setara dalam memperjuangkan hak

dan kewajibannya, sehingga menjadi seimbang hak dan kewajiban diantara mereka.

Mengenai sebab dari suatu perjanjian haruslah halal, hal ini diatur dalam Pasal

Page 19: Pungsi dan Irigasi Sinus

7/18/2019 Pungsi dan Irigasi Sinus

http://slidepdf.com/reader/full/pungsi-dan-irigasi-sinus-56d4a7240099d 19/30

 

19

1337 yang menyatakan: “Suatu  sebab adalah terlarang, apabila dilarang oleh

Undang-Undang atau apabila berlawanan dengan kesusilaan atau ketertiban umum”.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia evaluasi diartikan sebagai upaya penilaian

secara teknis untuk memperoleh gambaran umum suatu masalah.

Yang dimaksud evaluasi perjanjian rumah sakit dengan pihak ketiga adalah penilaianterhadap perjanjian pada suatu Instansi rumah sakit dengan pihak ketiga untuk

mendapatkan gambaran umum mengenai:

  Ketaatan terhadap peraturan per Undang-Undangan (compliance);

   Nilai tambah ekonomi bagi rumah saki t ( Economic Value Added );

  Pertimbangan manajemen ( Management Discretions).

Evaluasi kontrak termasuk juga dengan calon karyawan. Calon karyawan kontrak

yang direkrut harus memenuhi kualifikasi dan kompetensi sesuai dengan persyaratan

 pekerjaan yang telah ditentukan. Setiap periode kontrak bulan ke-6 dan ke-9

dilakukan evaluasi menggunakan tools kompetensi 

5.  Diklat PMKP

Program pelatihan tentang mutu diberikan dalam 3 kelompok yaitu, kelompok Direksi

dan Manajerial rumah sakit, Penanggung Jawab mutu unit dan seluruh karyawan

dalam diklat orientasi karyawan yang dalam pekerjaan rutinnya berhubungan dengan

mutu. 

  Pelatihan untuk seluruh karyawan rumah sakit bertujuan untuk memperkenalkan

konsep-konsep mutu rumah sakit serta program mutu rumah sakit dan unit yang

umum kepada seluruh staf.

  Pelatihan untuk penanggung jawab mutu unit yang dalam pekerjaan rutinnya

 berhubungan dengan mutu disesuaikan dengan kebutuhan tim berupa analisa data

dengan metode stastistik sederhana. Pelatihan diberikan ke pada tim oleh tenaga

 profesioanal dari luar Rumah Sakit yang mempunyai pengetahuan luas terhadap

mutu rumah sakit.

  Pelatihan untuk Direksi dan Manajerial disesuaikan dengan kebutuhan berupa

analisa data dan pemberian rekomendasi terhadap data yang tidak sesuai standar.

BAB VIII

METODE 

Pengendalian kualitas pelayanan pada dasarnya adalah pengendalian kualitas

kerja dan proses kegiatan untuk menciptakan kepuasan pelanggan yang dilakukan oleh

setiap orang dari setiap bagian di Rumah Sakit Hermina Palembang..

Page 20: Pungsi dan Irigasi Sinus

7/18/2019 Pungsi dan Irigasi Sinus

http://slidepdf.com/reader/full/pungsi-dan-irigasi-sinus-56d4a7240099d 20/30

 

20

Pengertian pengendalian kualitas pelayanan di atas mengacu pada siklus

 pengendalian (control cycle) dengan memutar siklus “ Plan-Do-Check-Action” (P-D-C-

A). Pola P-D-C-A ini dikenal sebagai “siklus Shewart ”, karena pertama kali

dikemukakan oleh Walter Shewhart , yang perkembangannya, metodologi analisis P-D-

C-A lebih sering disebuit “siklus  Deming ”. Konsep ini melakukan perbaikan secara

terus menerus (continous improvement ) tanpa berhenti. 

Konsep P-D-C-A tersebut merupakan panduan bagi setiap manajer untuk proses

 perbaikan kualitas (quality improvement) secara rerus menerus tanpa berhenti tetapi

meningkat ke keadaaan yang lebih baik dan dijalankan di seluruh bagian organisasi.

Ada 6 langkah dalam PDCA.

Dalam gambar 8.1 tersebut, pengidentifikasian masalah yang akan dipecahkan

dan pencarian sebab-sebabnya serta penetuan tindakan koreksinya, harus selalu

didasarkan pada fakta. Hal ini dimaksudkan untuk menghindarkan adanya unsur

subyektivitas dan pengambilan keputusan yang terlalu cepat serta keputusan yang

 bersifat emosional. Selain itu, untuk memudahkan identifikasi masalah yang akan

dipecahkan dan sebagai patokan perbaikan selanjutnya perusahaan harus menetapkan

standar pelayanan.

Hubungan pengendalian kualitas pelayanan dengan peningkatan perbaikan

 berdasarkan siklus P-D-C-A ( Relationship between Control and Improvement under P-

 D-C-A Cycle) diperlihatkan dalam gambar 8.2 

Gambar 8. 1. Siklus dan Proses Peningkatan PDCA

Pemecahan masalah

dan peningkatan

P

C

Standar

Pemecahan masalah

dan peningkatan

A P

C D

Standar

D

Peningkatan

A

Page 21: Pungsi dan Irigasi Sinus

7/18/2019 Pungsi dan Irigasi Sinus

http://slidepdf.com/reader/full/pungsi-dan-irigasi-sinus-56d4a7240099d 21/30

 

21

Pengendalian kualitas berdasarkan siklus P-D-C-A hanya dapat berfungsi jika sistem

informasi berjalan dengan baik dan siklus tersebut dapat dijabarkan dalam enam

langkah seperti diperlihatkan dalam Gambar 7.3. 

Keenam langkah P-D-C-A yang terdapat dalam gambar 8.3. di atas dapat

dijelaskan sebagai berikut : 

(1)

Menentukan

Tujuan dan sasaran

(2)Menetapkan

Metode untuk

Mencapai tujuan

Menyelenggarakan

Pendidikan dan

latihan(3)

(4)

Melaksanakanpekerjaan

(5)

Memeriksa akibat

pelaksanaan

(6)

Mengambil

tindakan

yang tepat

 Action

Check

Plan

Do

Gambar 8. 3. Siklus PDCA 

Gambar 8.2 Relationship Between Control and Improvement Under P-D-C-A Cycle 

Check Action

Follow-up

Improvement

Corrective

Action

DoPlan

Page 22: Pungsi dan Irigasi Sinus

7/18/2019 Pungsi dan Irigasi Sinus

http://slidepdf.com/reader/full/pungsi-dan-irigasi-sinus-56d4a7240099d 22/30

 

22

a.   Langkah 1. Menentukan tujuan dan sasaran → Plan 

Tujuan dan sasaran yang akan dicapai didasarkan pada kebijakan yang ditetapkan.

Penetapan sasaran tersebut ditentukan oleh Direktur Rumah Sakit. Penetapan

sasaran didasarkan pada data pendukung dan analisis informasi.

Sasaran ditetapkan secara konkret dalam bentuk angka, harus pula diungkapkan

dengan maksud tertentu dan disebarkan kepada semua karyawan. Semakin rendah

tingkat karyawan yang hendak dicapai oleh penyebaran kebijakan dan tujuan,

semakin rinci informasi. 

 b.   Langkah 2. Menentukan metode untuk mencapai tujuan → Plan 

Penetapan tujuan dan sasaran dengan tepat belum tentu akan berhasil dicapai tanpa

disertai metode yang tepat untuk mencapainya. Metode yang ditetapkan harus

rasional, berlaku untuk semua karyawan dan tidak menyulitkan karyawan untuk

menggunakannya. Oleh karena itu dalam menetapkan metode yang akan digunakan

 perlu pula diikuti dengan penetapan standar kerja yang dapat diterima dan

dimengerti oleh semua karyawan. 

c.   Langkah 3. Menyelenggarakan pendidikan dan latihan → Do 

Metode untuk mencapai tujuan yang dibuat dalam bentuk standar kerja. Agar dapat

dipahami oleh petugas terkait, dilakukan program pelatihan para karyawan untuk

memahami standar kerja dan program yang ditetapkan. 

d.   Langkah 4. Melaksanakan pekerjaan → Do 

Dalam pelaksanaan pekerjaan, selalu terkait dengan kondisi yang dihadapi dan

standar kerja mungkin tidak dapat mengikuti kondisi yang selalu dapat berubah.

Oleh karena itu, ketrampilan dan pengalaman para karyawan dapat dijadikan modal

dasar untuk mengatasi masalah yang timbul dalam pelaksanaan pekerjaan karena

ketidaksempurnaan standar kerja yang telah ditetapkan. 

e.   Langkah 5: Memeriksa akibat pelaksanaan → Check  

Manajer atau atasan perlu memeriksa apakah pekerjaan dilaksanakan dengan baik

atau tidak. Jika segala sesuatu telah sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dan

mengikuti standar kerja, tidak berarti pemeriksaan dapat diabaikan. Hal yang harus

disampaikan kepada karyawan adalah atas dasar apa pemeriksaan itu dilakukan.

Page 23: Pungsi dan Irigasi Sinus

7/18/2019 Pungsi dan Irigasi Sinus

http://slidepdf.com/reader/full/pungsi-dan-irigasi-sinus-56d4a7240099d 23/30

 

23

Agar dapat dibedakan manakah penyimpangan dan manakah yang bukan

 penyimpangan, maka kebijakan dasar, tujuan, metode (standar kerja) dan

 pendidikan harus dipahami dengan jelas baik oleh karyawan maupun oleh manajer.

Untuk mengetahui penyimpangan, dapat dilihat dari akibat yang timbul dari

 pelaksanaan pekerjaan dan setelah itu dapat dilihat dari penyebabnya. 

f.   Langkah 6 : Mengambil tindakan yang tepat → Action 

Pemeriksaan melalui akibat yang ditimbulkan bertujuan untuk menemukan

 penyimpangan. Jika penyimpangan telah ditemukan, maka penyebab timbulnya

 penyimpangan harus ditemukan untuk mengambil tindakan yang tepat agar tidak

terulang lagi penyimpangan. Menyingkirkan faktor-faktor penyebab yang telah

mengakibatkan penyimpangan merupakan konsepsi yang penting dalam

 pengendalian kualitas pelayanan.

Konsep PDCA dengan keenam langkah tersebut merupakan sistem yang efektif

untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Untuk mencapai kualitas pelayanan yang

akan dicapai diperlukan partisipasi semua karyawan, semua bagian dan semua

 proses. Partisipasi semua karyawan dalam pengendalian kualitas pelayanan

diperlukan kesungguhan ( sincerety), yaitu sikap yang menolak adanya tujuan yang

semata-mata hanya berguna bagi diri sendiri atau menolak cara berfikir dan berbuat

yang semata-mata bersifat pragmatis. Dalam sikap kesungguhan tersebut yang

dipentingkan bukan hanya sasaran yang akan dicapai, melainkan juga cara

 bertindak seseorang untuk mencapai sasaran tersebut.

Partisipasi semua pihak dalam pengendalian kualitas pelayanan mencakup

semua jenis kelompok karyawan yang secara bersama-sama merasa bertanggung

 jawab atas kualitas pelayanan dalam kelompoknya. Partisipasi semua proses dalam

 pengendalian kualitas pelayanan dimaksudkan adalah pengendalian tidak hanya

terhadap output , tetapi terhadap hasil setiap proses. Proses pelayanan akan

menghasilkan suatu pelayanan berkualitas tinggi, hanya mungkin dapat dicapai jika

terdapat pengendalian kualitas dalam setiap tahapan dari proses. Dimana dalam

setiap tahapan proses dapat dijamin adanya keterpaduan, kerjasama yang baik antara

kelompok karyawan dengan manajemen, sebagai tanggung jawab bersama untuk

menghasilkan kualitas hasil kerja dari kelompok, sebagai mata rantai dari suatu

 proses.

Page 24: Pungsi dan Irigasi Sinus

7/18/2019 Pungsi dan Irigasi Sinus

http://slidepdf.com/reader/full/pungsi-dan-irigasi-sinus-56d4a7240099d 24/30

Page 25: Pungsi dan Irigasi Sinus

7/18/2019 Pungsi dan Irigasi Sinus

http://slidepdf.com/reader/full/pungsi-dan-irigasi-sinus-56d4a7240099d 25/30

 

25

BAB IX

PENCATATAN DAN PELAPORAN

A. 

Mekanisme Kerja pencatatan dan pelaporan dimulai dari:  

a. Penanggung Jawab

Penanggung jawab mutu RS Hermina Palembang adalah direktur

 b. Indikator Mutu

- Direktur bersama manajer mutu menentukan Indikator Mutu

- Setiap tahun mutu akan dievaluasi, bila belum mencapai standar akan

diteruskan, dan bila telah mencapai standar akan digantikan dengan indikator

yang lain.

c. Pengumpulan Data :

Pengumpulan data dilakukan oleh masing-masing unit atau bagian sesuai

dengan kebutuhan. Sedangkan frekuensi pengumpulan data tergantung kepada

kegiatan atau bidang yang diukur dengan mempertimbangkan jumlah data.

d. Verifikasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Verifikasi adalah pemeriksaan

tentang kebenaran laporan, pernyataan, perhitungan uang, dan sebagainya. Di

dalam Standar Akreditasi Rumah Sakit oleh Kementerian Republik

Indonesia, pemeriksaan kebenaran seperti asesmen, siapa pelaksana

 pelayanan kesehatan/kedokteran, rencana asuhan, rencana pra dan pasca

 bedah, pesanan obat, dan kredensial/bukti  –   bukti keahlian/kelulusan harus

dilakukan verifikasi.

e. Validasi Data

Validasi adalah alat penting untuk memahami mutu dari data dan

untuk menetapkan tingkat kepercayaan (confidence level ) para pengambil

keputusan terhadap data itu sendiri, dan salah satu langkah dalam proses

menetapkan prioritas penilaian, memilih apa yang harus dinilai, memilih

dan mengetes indikator, mengumpulkan data, dan menggunakan data

Page 26: Pungsi dan Irigasi Sinus

7/18/2019 Pungsi dan Irigasi Sinus

http://slidepdf.com/reader/full/pungsi-dan-irigasi-sinus-56d4a7240099d 26/30

 

26

untuk peningkatan.

Validasi data menjadi sangat penting:

  Menerapkan indikator baru khususnya, indikator klinis yang dimaksudkan

untuk membantu rumah sakit melakukan evaluasi dan meningkatkan proses atau hasil klinis yang penting.

  Agar diketahui publik, data dimuat di web site rumah sakit atau dengan

cara lain.

  Perubahan terhadap indikator yang ada, seperti cara pengumpulan

data diubah atau diproses abstraksi data, atau abstraktor diganti,

  Data yang berasal dari indikator yang ada telah diubah tanpa ada penjelasan.

  Sumber data telah diubah, seperti kalau sebagian dari rekam medis

 pasien digantikan dengan format elektronik sehingga sumber data

sekarang berupa kertas maupun elektronik.

Rumah sakit mengintegrasikan kegiatan validasi data kedalam proses

manajemen mutu dan proses peningkatan. Maksud dan tujuan dari proses

validasi data secara internal harus memasukkan elemen –  elemen penting yang

terpercaya mencakup sebagai berikut :

a) Mengumpulkan ulang data oleh orang kedua yang tidak terlibat dalam

 pengumpulan data sebelumnya

 b) Menggunakan sample statistik sahih dari catatan, kasus dan data lain.

Sample 100 % dibutuhkan hanya jika jumlah pencatatan, kasus atau data

lainnya sangat kecil jumlahnya.

c) Membandingkan data asli dengan data yang dikumpulkan ulang

d) Kalkulasi akurasi dengan membagi jumlah elemen data yang ditemukan

dengan total jumlah data elemen dikalikan dengan 100. Tingkat akurasi

90 % adalah patokan yang baik.

e) Jika elemen data yang diketemukan ternyata tidak sama, dengan

catatan alasannya (misalnya data tidak jelas definisinya) dan dilakukan

tindakan koreksi.

f) Koleksi sample baru setelah semua tindakan koreksi dilakukan untuk

memastikan tindakan menghasilkan tingkat akurasi yang diharapkan.

Page 27: Pungsi dan Irigasi Sinus

7/18/2019 Pungsi dan Irigasi Sinus

http://slidepdf.com/reader/full/pungsi-dan-irigasi-sinus-56d4a7240099d 27/30

 

27

f. Analisa Data :

Analisa data dapat dilakukan 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan atau 1 tahun tergantung

kepada kegiatan atau bidang yang diukur.

Proses analisis data dilakukan dengan perbandingan internal antara satu

 periode ke periode selanjutnya, perbandingan antara Rumah Sakit, atau

dengan standar –  standar ilmiah yang ada.

Tujuan analisis data adalah untuk membantu RS hermina Palembang.

memahami perubahan dan penyebab perubahan yang tidak diinginkan dan

membantu memfokuskan upaya perbaikan.

g. Laporan

Untuk laporan terdiri atas :

1). Laporan Indikator area klinis

a)  Disusun oleh staf standar mutu dan Risiko klinis dan disampaikan ke

manajer mutu dan Risiko untuk dikoreksi serta dibuatkan analisa dan

saran untuk perbaikan

 b)  Manajer mutu dan Risiko menyampaikan laporan yang telah dikoreksi

tersebut ke Wakil Direktur Medis untuk diketahui dan mendapat

 persetujuan selanjutnya diserahkan kepada Direktur rumah sakit.

2.)  Laporan Indikator area manajerial

a)  Disusun oleh staf standar mutu dan Risiko dan disampaikan ke manager

mutu dan Risiko untuk dikoreksi serta dibuatkan analisa dan saran untuk

 perbaikan

 b)  Manajer mutu dan Risiko menyampaikan laporan yang telah dikoreksi

tersebut ke Wakil Direktur Umum untuk diketahui dan mendapat

 persetujuan selanjutnya diserahkan kepada Direktur rumah sakit.

- Laporan tersebut disusun dalam format laporan Mutu yang telah ditentukan

- Direktur rumah sakit beserta manajer/staf memimpin rapat mutu setiap bulan

dan membahas hasil evaluasi dan penilaian indikator mutu serta menentukan

 prioritas indikator mutu yang akan diperbaiki.

- Hasil tersebut di atas akan akan disampaikan kembali ke masing-masing

 bagian untuk ditindak lanjuti melalui PDCA, usul saran perbaikan.

Page 28: Pungsi dan Irigasi Sinus

7/18/2019 Pungsi dan Irigasi Sinus

http://slidepdf.com/reader/full/pungsi-dan-irigasi-sinus-56d4a7240099d 28/30

 

28

- Usulan perbaikan di implementasikan di lapangan dan apabila masalah sudah

dapat diselesaikan, disusun indikator mutu lainnya.

- Sistem pelaporan Standar Mutu dilaksanakan setiap triwulan

Gambar 3 Mekanisme Kerja Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 

INFORMASI PERBAIKAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN 

Perbaikan mutu yang telah dilakukan diinformasikan kepada staf dan doktermelalui :

- Rapat staf.

- Rapat komite medik.

- Surat menyurat berupa hardcopy dan softcopy yang mudah dibaca karyawan

dan staf medis yang diberikan per tiga bulan.

Informasi yang diberikan kepada staf dan staf medis berisikan program

 perbaikan mutu yang baru, sasaran keselamatan pasien, maupun pencapaian program perbaikan mutu di RS Hermina Palembang..

ALUR PENGUMPULAN DAN PELAPORAN DATA INDIKATOR MUTU RS

Page 29: Pungsi dan Irigasi Sinus

7/18/2019 Pungsi dan Irigasi Sinus

http://slidepdf.com/reader/full/pungsi-dan-irigasi-sinus-56d4a7240099d 29/30

 

29

BAB X

EVALUASI DAN TINDAK LANJUT 

Memantau pelaksanaan peningkatan mutu dan keselamatan pasien di

 bagian/bidang terkait dilakukan oleh petugas survey yang ditunjuk dengan cara  cross

audit . Peningkatan mutu dan keselamatan pasien yang dievaluasi adalah peningkatan mutu

dan keselamatan pasien yang telah disusun dan ditetapkan minimal 2 (dua) tahun

sebelum pelaksanaan evaluasi dan telah dilaksanakan 1 (satu) tahun sebelum di evaluasi.

Rekomendasi digunakan sebagai bahan masukan untuk peningkatan kinerja masing-

masing bagian/ bidang dalam mengimplementasikan peningkatan mutu dan keselamatan

 pasien.

Evaluasi laporan Program PMKP dibahas dalam rapat mutu yang dipimpin oleh direktur

setiap triwulan yaitu mengenai evaluasi pelaksanaan kegiatan, hambatan serta analisa dan

saran perbaikan untuk mencapai sasaran.

Setelah dilakukan analisa setiap 3 bulan melalui metode statistik sederhana dengan

membandingkan dengan diri sendiri dalam waktu tertentu, seperti dari bulan ke bulan atau

satu tahun ke tahun berikutnya, dengan rumah sakit lain, membandingkan dengan standar,

seperti standar ditetapkan oleh badan akreditasi, ikatan profesional atau menggunakanketentuan yang ditetapkan dalam undang-undang atau peraturan dan membandingkan

dengan praktek-praktek yang baik oleh Manajer Mutu dan Risiko menjadi informasi maka

informasi tersebut dibuat laporan tentang informasi peningkatan mutu dan keselamatan

 pasien disertai dengan usul dan saran ke Direktur rumah sakit untuk mendapatkan

 persetujuan.

Laporan yang telah disetujui oleh Direktur rumah sakit diajukan ke Pemilik rumah

sakit, Setiap akhir tahun Direktur bersama manajer mutu dan risiko akanmengevaluasi apakah program dimasing- masing bidang/bagian masih harus dilakukan

 pemantauan, peningkatan mutu atau dijadikan kegiatan rutin Bagian/Bidang, sehingga

mutu pelayanan di RS Hermina Palembang dapat terus berkembang sesuai dengan

 pengembangan pelayanan di Rumah sakit.

Page 30: Pungsi dan Irigasi Sinus

7/18/2019 Pungsi dan Irigasi Sinus

http://slidepdf.com/reader/full/pungsi-dan-irigasi-sinus-56d4a7240099d 30/30