public goods - evaluasi erp

31
EVALUASI RENCANA PENERAPAN ELECTRONIC ROAD PRICING (ERP) DI JAKARTA Kelompok 1 Seminar Keuangan Publik Ade Robbani Setiawan Agus Tubels Nainggolan Ari Widyastuti Rayendra Saputra

Upload: agus-tubels

Post on 05-Nov-2015

38 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Seminar Keuangan Publik

TRANSCRIPT

Evaluasi Rencana Penerapan Electronic Road Pricing (ERP) di Jakarta

Evaluasi Rencana Penerapan Electronic Road Pricing (ERP)di JakartaKelompok 1Seminar Keuangan Publik

Ade Robbani SetiawanAgus Tubels NainggolanAri WidyastutiRayendra SaputraTaksonomi BarangRIVALNON-RIVALEXCUDABLEPrivateGoodsCollective / Club Goods NON-EXCUDABLECommon GoodsPublicGoods

Jalan RayaMerupakan salah satu contoh barang publik murni dengan asumsi ceteris paribus. Penggunaan jalan raya oleh seseorang tidak menghilangkan kesempatan orang lain untuk menggunakannya juga. Tidak ada persaingan untuk dapat menggunakan jalan raya, dan seseorang tidak dapat menghalangi orang lain untuk melewati jalan raya.Pada kenyataannya, ketika asumsi ceteris paribus tidak digunakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang dapat tidak secara maksimal menikmati fasilitas jalan raya, sehingga mengurangi kepuasan dalam mengkonsumsi barang publik murni ini, atau dalam kata lain, kemurnian barang public murni ini berkurangMisalnya, seseorang yang memiliki rumah di pinggir jalan dan tidak memiliki halaman luas, kadang mengadakan acara yang mengharuskan jalan di depan rumahnya ditutup. Akibatnya, orang-orang pun tidak bisa melewati jalan itu dengan leluasa meskipun hanya sehari atau beberapa hari. Ekslusivitas atas jalan tersebut terjadi meskipun hanya sementara.

Kemacetan??Contoh yang lebih signifikan adalah kemacetan. Kemacetan banyak terjadi di kota-kota besar di Indonesia. Fokus pembahasan akan diarahkan ke kemacetan di Provinsi Jakarta. Ketika kemacetan di jalan raya terjadi, muncul persaingan atau rivalry antar pengguna jalan raya. Jalan raya yang biasanya dapat dilewati dengan nyaman dengan kecepatan normal menjadi tidak nyaman waktu tempuh pun semakin lama karena kendaraan harus berdesak-desakan terlebih dahulu.

Jalan raya sebagai barang publik seharusnya bebas dari sifat rival dan excludable. Pada kenyataannya sifat rival tidak dapat dihindari ketika terjadi kemacetan di jalan rayaHal ini terjadi karena berdasarkan data Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, pertambahan ruas jalan tidak sebanding dengan pertambahan jumlah kendaraan baik secara pribadi dan umum dari tahun ke tahun

Direktorat Lalu Lintas Poda Metro JayaData Perkembangann Jalan dan Penambahan KendaraanLangkah yang telah dilakukan PemProv DKI Jakarta al:Langkah terbaru yang sedang dalam proses mulai dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta adalah pengaplikasian Electronic Road Pricing (ERP). ERP sendiri telah digunakan di kota-kota besar di beberapa negara guna mengatasi masalah di jalan raya.

Menurut Eliasson dan Lundberg dalam Road Pricing in Urban Areas (2002) tujuan utama ERP adalah untuk pendanaan atau mengatur lalu lintas dan diperluas lagi menjadi:Road pricing dapat digunakan untuk pembiayaan keuangan;Dapat untuk meningkatkan kualitas lingkungan;Dapat meningkatkan aksesibilitas.

Pelaksanaan ERP di Berbagai NegaraDi tahun 1975, Singapura telah menerapkan suatu jenis sistem berbasis wilayah, yang dianggap merupakan sistem road pricing modern pertama di dunia. Pada tahun 1998, sistem tersebut mulai digunakan secara otomatis yang kemudian disebut sebagai ERP system. Latar belakang penerapan road pricing adalah karena tingginya pengeksploitasian tanah dan standar hidup yang cukup tinggi sehingga membutuhkan pembatasan lalu lintas.SingaporeERP di SingapuraDasar penarikan ongkosnya adalah untuk mencapai target-speed yang mampu meningkatkan aksesibilitas. Jika kecepatan rata-rata turun, maka ongkos akan naik, begitu pula sebaliknyaPendapatan dari ERP tersebut masuk ke dalam akun nasional dan tidak dibedakan dari pendapatan negara lainnya. Penerapan ERP di Singapura tergolong berhasil karena masyarakatnya tertib menggunakan transportasi public dari pada transportasi pribadi sehingga jarang ditemui kondisi macet di jalanan raya Singapura.Oslo dan Bergen NorwegiaElectronic road toll system diperkenalkan pertama di Oslo pada tahun 1990. Latar belakang alasannya adalah meningkatnya kemacetan selama tahun delapan puluhan. Tujuan sistem tol adalah untuk membiayai investasi baru, karena kalau tidak akan butuh waktu yang sangat lama untuk pembiayaan tersebut. Parlemen Norwegia pun turut serta membiayai sebagaian pembiayaan tersebut. Pembiayaan tersebut utamanya untuk konstruksi jalan baru sehingga diharapkan dapat mentransfer lalu lintas.Pada tahun 2007, ongkos tol diubah yang kemudian dialokasikan untuk investasi dalam transportasi umum. Ini berarti sistem tol akan berlangsung lebih lama. Dalam suatu disekusi disebutkan bahwa salah satu alasan ditambah lamanya penggunaan sistem tol ini karena dana untuk menyelesaikan proyek yang lama tidak mencukupi sehingga pendanaan baru pun dibutuhkan.Penerapan ERP tergolong berhasil di Oslo dan Bergen- Norwegia. mendukung pembangunan pengembangan jaringan transportasi sehingga tingkat kemacetan yang lebih tinggi dapat dicegah.

London InggrisRencana kota London untuk melaksanakan road pricing system dimulai pada Februari 2003. Latar belakangnya adalah, moyor Ken Livingstone menganggap bahwa situasi lalu lintas kota London merupakan masalah utama dalam masa pemilihan.Tidak ada gerbang tol, sehingga teknik yang digunakan adalah pemotretan seluruh kendaraan yang melewati daerah tersebut. Nomor pelat kendaraan kemudian akan dibandingkan dengan daftar kendaraan yang sudah membayar di muka. Penerapan ERP tergolong berhasil di London- Inggris karena berhasil menertibkan kendaraan di jalanan raya Kota London.

Negara gagal menerapkan ERPPercobaan pertama Hong Kong dalam mengenalkan sistem otomatis dengan electronic charge demi mengontrol lalu lintas dimulai pada tahun delapan puluhan. Eksperimen menggunakan 2500 kendaraan dimulai tahun 1983, dengan melaksanakan sistem 3 daerah dengan ongkos berbeda 5 kali per hari. Idenya, sistem tersebut akan dilaksanakan secara penuh, namun ada ketakutan bahwa identitas pribadi seseorang akan terungkap ke umum sehingga pada akhirnya dicabut. Alasan lainnya adalah pendapat negatif bahwa teknologi saat itu belum maju yang dikhawatirkan akhirnya tidak dapat berfungsi. Di tahun 2001 proposal terkait hal yang sama sudah disampaikan kembali, namun masih belum dapat dilaksanakan terkait isu yang sama dengan sebelumnya.

Negara Gagal Menerapkan ERPBelanda telah memiliki rencana untuk menerapkan distance-based road charges untuk mengatur lalu lintas. Idenya adalah tarif berbasis kilometer, menggantikan pajak kendaraan mulai tahun 2004 dan seterusnya.

Namun pemilu Juli 2002 memenangkan pihak dengan pandangan politik yang berpendapat bahwa kebijakan road charges tersebut tidak dapat dilaksanakan sebelum kemudahan akses jalan dan transportasi umum ditingkatkan. Akhirnya rencana kebijakan atas sistem road charges tersebut pun belum dapat dilaksanakan.

ERP Versi DKI JakartaERP di Provinsi Jakarta sudah dimulai uji cobanya pada bulan Juli 2014 lalu di Jalan Jenderal Sudirman. Uji coba dilaksanakan dengan sinkronisasi gerbang elektronik terhadap alat on board unit (OBU) yang dipasang di dua unit mobil milik Dinas Perhubungan DKI yang dijadikan sampel.Nantinya ERP diterapkan berbarengan dengan sistem pendataan kendaraan bermotor yang berbasis elektronik, yaitu electronic registration dan identification (ERI). Penegakan hukum lalu lintas yang akan dipakai juga berbasis elektronik, yaitu electronic law enforcement (ELE) sehingga tidak perlu ada penilangan di tempat.Jalan berbayar atau electronic road pricing rencananya diberlakukan mulai Januari 2015.Yang pertama dengan OBU, yang masih dalam masa uji coba. Dengan cara OBU ini, sudah ada kredit pembayaran atau saldo awal seseorang di bank sebesar kemampuan pengguna, yang nantinya ketika mobil dengan chip BOU milik seseorang tersebut melewati gerbang ERP, maka akan otomatis kena potong Rp30.000,00.

Yang kedua dengan menggunakan rekening khusus, yang dibuat hanya untuk pembayaran ERP. Pemilik kendaraan akan mendapatkan identitas atau ID tersendiri dalam otodebit. Apabila saldo di rekening khusus tersebut habis, pemilik kendaraan dapat melakukan transfer langsung dari rekening lain ke rekening khusus ERP.

EvaluasiBelum ada sanksi hukum yang jelas mengenai konsekuensi bagi pemilik kendaraan yang melintas di gate entry tanpa memiliki OBU. Kemungkinan alat pendeteksi akan merekam dan petugas langsung menelusuri pemilik kendaraan. Alamat pengendara dapat dicari melalui database yang dimiliki kepolisian dan dishub. Pemilik kendaraan kemudian akan dikirimkan surat denda, yang apabila diabaikan, maka Dishub bekerja sama dengan dinas pajak akan memblokir STNK mobil.

Rencana pelaksanaan ERP oleh Pemerintah Provinsi Jakarta secara umum sudah baik. Hal ini didukung dengan komitmen yang tinggi dari segala pihak dan didukung pula dengan sudah dilaksanakannya PMT secara terpadu. Meskipun begitu, masih terdapat celah yang dapat menghambat pelaksanaan ERP nantinya.

Dewan Transportasi Kota Jakarta, standar pelayanan minimum (SPM) TransJakarta sampai saat ini belum terpenuhi. Padahal salah satu syarat ERP dapat dijalankan adalah angkutan umum harus dengan kondisi baik dan memenuhi SPM moda angkutan darat, salah satunya adalah TransJakartaMasih terkait TransJakarta, jalur busway harus benar-benar steril. Selama ini masih terdapat kendaraan baik pribadi maupun umum yang masuk ke jalur busway meskipun sudah ada kebijakan denda/tilang. Apabila hal ini masih terjadi maka akan mengurangi kenyamanan maksimal yang ditawarkan ERP ketika menggunakan kendaraan umum.Penerapan ERP dari Jalan Sudirman hingga Thamrin, dan dari Mampang hingga Kuningan tidak akan efektif apabila tidak dibarengi dengan pemberlakuan hal yang sama di Jalan Gatot Subroto. Hal ini disebabkan saat ini Jalan Gatot Subroto merupakan salah satu titik kemacetan yang ada di Jakarta. Meskipun demikian, Pemerintah Provinsi DKI tidak punya wewenang menerapkan ERP di Jalan Gatot Subroto karena status jalan tersebut bukan merupakan jalan provinsi, melainkan jalan nasional yang berada di bawah wewenang Pemerintah Pusat. Karena itu diharapkan ada kebijakan khusus terhadap jalan tersebut.

KesimpulanJalan raya sebagai barang publik seharusnya bebas dari sifat rival dan excludable. Pada kenyataannya sifat rival tidak dapat dihindari ketika terjadi kemacetan di jalan raya.Tingkat kemacetan Jakarta semakin tahun semakin bertambah karena peningkatan kendaraan jauh lebih pesat daripada peningkatan ruas jalan.Langkah terbaru yang sedang dalam proses mulai dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Jakarta adalah pengaplikasian ERP.

ERP merupakan bagian dari Pola Transportasi Makro (PMT) yang terintegrasi di Jakarta. Tujuan akhirnya yaitu membuat sebuah sistem lalu-lintas dan transportasi yang bisa memberikan kenyamanan kepada masyarakat dengan tingkat efektivitas dan efisiensi yang tinggi. Negara berhasil ERP:SingapuraNorwegiaInggris

Negara gagal ERP:HongkongBelandaPenerapan ERP di Jakarta mirip dengan penerapan ERP di London- Inggris karena menggunakan alat pendeteksi akan merekam dan petugas langsung menelusuri pemilik kendaraan. Alamat pengendara dapat dicari melalui database yang dimiliki kepolisian dan dishub.Rencana pelaksanaan ERP oleh Pemerintah Provinsi Jakarta secara umum sudah baik. Hal ini didukung dengan komitmen yang tinggi dari segala pihak dan didukung pula dengan sudah dilaksanakannya PMT secara terpadu.Celah yang dapat menghambat pelaksanaan ERP di Jakarta adalah:Standar Pelayanan Minimum (SPM) TransJakarta masih belum terpenuhi.Jalur busway TransJakarta masih belum belum steril dari kendaraan pribadi.Penerapan ERP di Jalan Sudirman hingga Thamrin, dan dari Mampang hingga Kuningan tidak akan efektif bila tidak dibarengi penerapan ERP di Jalan Gatot Subroto mengingat Jalan Gatot Subroto merupakan salah satu titik kemacetan juga di Jakarta.