ptpm sektor kesehatan selangkah lagi, herbalis lutim raih ... · artikel singkat seputar kegiatan...

16
Pegiat herbal mengikuti simulasi ujian kompetensi. Jika lulus ujian, mereka akan mendapatkan sertifikat Penyehat Tradisional (Hattra) Pratama atau biasa disebut asisten penyehat. Peluang menyehatkan masyarakat secara mandiri semakin terbuka, demikian juga dengan peluang berwirausaha. PTPM Sektor Kesehatan Selangkah Lagi, Herbalis Lutim Raih Sertifikat Penyehat Tradisional Laporan Utama > Hal 11 Program Pertanian Sehat Ramah Lingkungan Berkelanjutan Buangin, Desa Organik ke-9 di Wilayah Pemberdayaan Laporan Utama > Hal 7 PTPM Sektor Pendidikan Mengejar Target Akreditasi PAUD 100% di 2019 Laporan Utama > Hal 3 PTPM Sektor Ekonomi Berkat Kemitraan, UKM Tembus Pasar Ritel Informasi, Interaksi, Inspirasi EVENT > HAL 11 Kabupaten Sehat 2017 LAPORAN UTAMA > HAL 6 Melihat Pelaksanaan Bank Sampah INSPIRASI> HAL 12 Kreativitas BUMDes Sejahterakan Warga Desa TabloidVerbeek @TabloidVerbeek EDISI 33 I NOVEMBER 2017 I 16 HALAMAN Dipublikasikan oleh Divisi Komunikasi PT Vale Indonesia Tbk - Tidak Diperjualbelikan - SCAN ME!

Upload: vuongdan

Post on 22-Aug-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Pegiat herbal mengikuti simulasi ujian kompetensi. Jika lulus ujian, mereka akan mendapatkan sertifikat Penyehat Tradisional (Hattra) Pratama atau biasa disebut asisten penyehat. Peluang menyehatkan masyarakat secara mandiri semakin terbuka, demikian juga dengan peluang berwirausaha.

PTPM Sektor Kesehatan

Selangkah Lagi, Herbalis Lutim Raih Sertifikat Penyehat Tradisional

Laporan Utama > Hal 11Program Pertanian Sehat Ramah Lingkungan BerkelanjutanBuangin, Desa Organik ke-9 di Wilayah Pemberdayaan

Laporan Utama > Hal 7PTPM Sektor Pendidikan

Mengejar Target Akreditasi PAUD 100% di 2019

Laporan Utama > Hal 3PTPM Sektor EkonomiBerkat Kemitraan, UKM Tembus Pasar Ritel

I n f o r m a s i , I n t e r a k s i , I n s p i r a s iEVENT > HAL 11

Kabupaten Sehat 2017LAPORAN UTAMA > HAL 6

Melihat Pelaksanaan Bank Sampah

INSPIRASI> HAL 12

Kreativitas BUMDes Sejahterakan Warga Desa

TabloidVerbeek @TabloidVerbeek

E D I S I 3 3 I N O V E M B E R 2 0 1 7 I 1 6 H A L A M A N

D i p u b l i k a s i k a n o l e h D i v i s i K o m u n i k a s i P T V a l e I n d o n e s i a T b k- T i d a k D i p e r j u a l b e l i k a n -

SCAN ME!

VERBEEK EDISI 33 | 20172 EDITORIAL

Tabloid ini diterbitkan sebagai upaya mengampanyekan transparansi dari pelaksanaan Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM) PT Vale. Juga sebagai media alternatif masyarakat dalam memperoleh informasi dan wawasan. Kirimkan kritik dan saran Anda untuk tabloid Verbeek melalui email atau surat ke alamat redaksi.

Pelindung: Dewan Direksi PT Vale | Penasihat: Gunawardana Vinyaman (Direktur Komunikasi & Hubungan Luar), Busman Dahlan Shirat (Senior Manajer Program Pengembangan Sosial) | Penanggung Jawab: Bayu Aji Suparam (Senior Manajer Komunikasi) | Redaktur Pelaksana: Ann Sjamsu | Editor:La Ode M. Ichman, Aswaddin, Asriani Aminuddin, Iskandar Ismail, Baso Haris, Misdar | Redaksi: Rohman Hidayat Yuliawan, Nala Dipa Alamsyah, Nuki Adiati, Maman Ashari, Wahyudi, Dimas Marendra | Fotografer: Harris Gunawan | Desain & Tata Letak: Luki Ahmadi Hari Wardoyo | Alamat Redaksi: Kantor Departemen Komunikasi & Urusan Luar, Jl. Ternate No. 44 Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan - 92984.

Tabloid Verbeek@TabloidVerbeekTabloidVerbeekTabloid Verbeek08114056715 570946F9

Pembaca yang budiman,Luwu Timur punya potensi ekonomi yang

besar, terutama di sektor pertanian dan per-kebunan. Ketersediaan lahan yang belum tergarap ditambah keterampilan bercocok--tanam yang didapat secara turun-temurun membuka peluang besar bagi kemajuan ag-roindustri. Tinggal bagaimana masyarakat bisa memberi nilai tambah pada produk pertanian unggulan supaya produk bisa di-terima lebih luas, makin banyak tenaga kerja yang bisa diserap, memajukan ekonomi se-kaligus mengharumkan nama daerah, dan berujung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Satu tonggak penting telah dicapai di tri-wulan terakhir 2017. Salah satu UKM binaan PTPM PT Vale yaitu Sari Raos, melakukan pengiriman perdana produk keripik pisang tanduk Mamali ke Makassar. Camilan sehat itu segera bisa dijumpai di gerai ritel besar. Tentu bukan perjuangan singkat dan ringan. Pemilik UKM Sari Raos Bertin Butuallo per-lu waktu 10 tahun merintis usaha sebelum akhirnya akhirnya produk Mamali Sari Raos bisa masuk jaringan supermarket besar. Konsistensi dan inovasi menjadi kunci ke-majuan UKM jika ingin melebarkan sayap.

PT Vale dan Pemkab Luwu Timur terus mendorong geliat UKM melalui skema Ke-mitraan Strategis PTPM. Pembangunan Ga-leri UKM di BP3K-Model ditujukan untuk mendukung visi Kecamatan Nuha sebagai destinasi wisata. Galeri UKM di Kecamatan Nuha akan menjadi proyek percontohan dan diharapkan bisa direplikasi di seluruh kecamatan di Luwu Timur.

Dua pencapaian penting itu menjadi topik Laporan Utama di Verbeek edisi 33 ini. Sela-in itu, kami juga menyajikan cerita penting dan menarik seputar kegiatan pelatihan her-bal. Saat ini, para pegiat herbal di Kecamat-an Nuha dan Wasuponda sedang menyiap-kan diri untuk mengikuti ujian kompetensi.

Ada juga tulisan tentang tanam perdana padi organik di Desa Buangin, Kecamatan Towuti. Juga event penilaian Kabupaten Se-hat serta pelatihan para pendidik.

Selamat membaca.

BERGABUNG DENGAN VERBEEKAssalamualaikum. Saya melihat dan mem-

baca beberapa informasi seputar PT Vale dan beberapa berita lainnya yang dibagikan di Fa-cebook Tabloid Verbeek. Saya tertarik untuk dapat bergabung dengan Verbeek. Apakah ada peluang untuk bisa bergabung dan bagaimana caranya? Terima kasih.

Desi Indra Mala Sari, via Facebook Tablo-id Verbeek

Walaikumsalam. Terima kasih telah menjadi pembaca setia berita-berita Verbeek melalui Fa-cebook. Desi bisa menjadi bagian dari Verbeek de-ngan menjadi kontributor. Kirimkan foto beserta artikel singkat seputar kegiatan PTPM/PMDM di desa, lalu kirimkan ke email tabloid Verbeek.

TRANSPARANSI ANGGARAN PMDMHalo Verbeek. Sudah lama saya membaca

Verbeek dan isinya memang seputar kegiatan PTPM, khususnya PMDM. Saya usul, bagaima-na kalau Verbeek memuat laporan pengguna-an anggaran per desa. Jadi bisa ketahuan desa mana yang semua anggarannya sudah terpakai, desa mana yang terlambat, dan bisa kelihatan juga kalau ada penyimpangan.

Nasaruddin, Towuti

Terima kasih atas usulan Anda. Laporan ang-garan PMDM per desa bisa didapat dalam Mu-syawarah Desa Pertanggung Jawaban (MDPJ) yang diadakan dua kali dalam tiap siklus tahun anggaran. Anda bisa hadir dalam MDPJ, meng-kritisi penyerapan anggaran, dan menyumbang-kan ide-ide perbaikan.

SURAT PEMBACA

ALUR PMDMPertanyaan untuk tabloid Verbeek,Sampai sekarang saya masih belum tahu bagaima-

na caranya kita sebagai masyarakat bisa mengajukan bantuan ke PT Vale? Katanya sudah tidak bisa lagi le-wat proposal, jadi sekarang jalurnya bagaimana? Saya baca di Verbeek, banyak masyarakat yang dibantu dan kata mereka itu bantuan lewat Desa dan Komite. Ba-gaimana caranya sebenarnya? Terima kasih.

Mutmainnah, Towuti

Betul sekali, bantuan program sosial PT Vale sudah tidak bisa lagi diakses melalui proposal individu sejak diluncurkannya Program Mitra Desa Mandiri (PMDM) pada 2013. Penetapan usulan kegiatan yang akan men-dapat bantuan PMDM dilakukan melalui musyawarah desa. Masyarakat umum bisa datang ke musyawarah dan mengajukan usulan kegiatan. Untuk jadwal musya-warah, Anda bisa mencari informasi di Kantor Kepala Desa atau ke Komite Desa. Usulan-usulan yang masuk selanjutnya akan diverifikasi oleh tim Forum Lintas Pe-laku (FLP). Jika lolos verifikasi, maka bantuan PMDM akan diberikan.

VERBEEK EDISI 33 | 2017

LAPORAN UTAMA 3

PTPM Sektor Ekonomi

Berkat Kemitraan, UKM Tembus Pasar Ritel

K erap kita dengar berita yang menye-but pemerintah kerap kewalahan menghadapi musim panen sejum-

lah produk pertanian. Yang terjadi tiap kali musim panen, harga komoditas an-jlok di tingkat petani. Namun di luar mu-sim panen, pemerintah seringkali harus melakukan impor demi memenuhi kebu-tuhan konsumsi nasional.

Untuk menstabilkan harga, memenu-hi kebutuhan konsumsi setiap saat, ser-ta memberikan nilai tambah pada ko-moditas, hilirisasi produk pertanian dan perkebunan unggulan penting dilakukan. Pembangunan gudang penyimpanan, in-frastruktur yang baik untuk memperlan-car distribusi, dan pengembangan industri pengolahan menjadi solusi yang mengun-tungkan bagi semua pihak.

Hilirisasi sedang diupayakan oleh Pe-merintah Kabupaten Luwu Timur, PT Vale melalui Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM), serta Asosiasi UKM Mutiara Timur Cabang Luwu Timur. Hi-lirisasi juga perlu diimbangi dengan ke-tersediaan pasar yang merupakan faktor kunci untuk menghidupkan usaha kecil menengah (UKM). Membuka akses pa-sar tentu akan lebih mudah ketika pelaku usaha bermitra dengan berbagai pihak. Kemitraan tiga pihak antara Pemda, PT Vale, dan Asoasiasi memberi kesempat-an bagi pelaku usaha untuk memperluas jaringan pasar.

Tonggak penting dicapai pada 6 Okto-ber 2017. Salah satu UKM binaan PTPM yaitu Sari Raos, melakukan pengiriman perdana produk keripik pisang tanduk Mamali ke Makassar sebanyak 3 ton. Ca-milan sehat itu akan bisa dijumpai di gerai ritel besar—seperti Indomaret, Alfamart, Lotte, dan Carrefour—dalam waktu dekat.

Bupati Luwu Timur Thoriq Husler ha-dir dalam seremoni gunting pita yang menandai pengiriman perdana produk

Mamali Sari Raos. “Saya bangga atas ha-sil kerja keras kita semua. Semoga produk ini bisa jadi kebanggaan Luwu Timur dan menjadi momentum pertumbuhan UKM di daerah kita,” kata Husler. Seremoni yang berlangsung di UKM Mart Angkona ter-sebut juga dihadiri Wakil Bupati Lutim Irwan Bahri Syam, Anggota DPRD Lutim, manajemen PT Vale, Camat Angkona, Di-rektur BUMD, pengelola BUMDes, kepa-la desa, dan para pelaku UKM se-Luwu Timur. Husler meminta agar BUMD dan BUMDes bisa menangkap peluang seba-gai mitra industri UKM.

Konsistensi berbisnisDalam peluncuran tersebut, pemilik

UKM Sari Raos Bertin Butuallo mengung-kapkan terima kasihnya kepada PT Vale, Asosiasi UKM Mutiara Timur, dan Pemkab Lutim yang telah membukakan jalan bagi usahanya hingga menembus ritel modern di kota besar. Usaha keripik pisang ber-bahan baku pisang tanduk mulai dirintis Bertin sejak 2006. Sebelum mendapat pendampingan dari Asosiasi, produknya hanya dipasarkan di Sorowako dan se-kitarnya dan menyasar toko-toko kecil.

“Setelah lebih dari 10 tahun saya me-rintis usaha ini, akhirnya produk Mamali Sari Raos bisa juga masuk jaringan su-permarket besar. Saya berterima kasih sekali. Juga kepada Pemkab yang telah mengikutkan produk keripik pisang ini ke pameran-pameran,” kata Bertin. Saat ini Sari Raos mempekerjakan 12 orang. Me-reka berlatar belakang ibu rumah tang-ga, janda, hingga pemuda putus sekolah.

Senior Coordinator PTPM Livelihood La Ode Muh. Ichman mengatakan bahwa 10 tahun lalu, Bertin mendatangi PT Vale untuk membahas pengolahan bahan men-tah demi mendapatkan nilai tambah. PT Vale merespons dengan bantuan modal usaha melalui program Comdev saat itu.

“Banyak pelaku UKM yang memasukkan proposal ke PT Vale untuk mendapat ban-tuan. Setelah itu, lebih banyak yang gu-lung tikar. Tapi Ibu Bertin ini konsisten. Dia terus berproduksi dan berinovasi se-hingga hasilnya bisa kita lihat sekarang, Sari Raos semakin melebarkan sayap,” kata Ichman.

Mamali, dalam Bahasa Toraja, artinya kerinduan. Nama itu dipilih dengan ha-rapan siapapun yang menyantap keripik pisang tanduk Mamali akan merasakan suasana kampung halaman serta rindu untuk kembali mengonsumsi keripik pi-sang yang renyah dan kaya rasa itu.

Penguatan petani hingga pengembangan industri

Ketua Asosiasi UKM Mutiara Timur Hasidah S. Lipoeng mengatakan bahwa komoditas pisang tanduk paling potensial di Luwu Timur. Dalam tiga bulan pertama, Mamali Sari Raos menargetkan pengirim-an produk sebanyak 3 ton per bulan. Di bulan keempat, target naik menjadi 10 ton dan pengiriman keripik pisang tan-duk dilakukan hingga ke Kalimantan dan Papua. Kenaikan volume produksi akan diimbangi dengan penyiapan lahan untuk perkebunan pisang tanduk.

Pengiriman perdana keripik pisang tanduk Mamali Sari Raos ditandai dengan seremoni pengguntingan pita oleh Bupati Luwu Timur sekaligus melepas armada pengangkut 3 ton keripik pisang ke Makassar.

Camilan berbahan dasar pisang tanduk diproyeksikan menjadi produk UKM unggulan Luwu Timur.

Keripik pisang Mamali Sari Raos kini bisa dijumpai di supermarket besar di Makassar.

Untuk memenuhi volume produksi ke-ripik pisang sebesar 3 ton, diperlukan ba-han baku pisang tanduk sebanyak 6 ton per bulan. Ketika produksi mencapai 10 ton, maka bahan baku mutlak tersedia se-banyak 20 ton. Saat ini, bahan baku Sari Raos dipasok oleh 38 petani yang menjual hasil panennya langsung ke pabrik keripik pisang di Desa Tampinna, Angkona. Harga yang dipatok oleh Sari Raos lebih tinggi dibanding harga jual ke pasar. Di pabrik, satu tandan pisang dihargai Rp20.000 se-mentara di pasar hanya Rp12.000.

Asosiasi UKM Mutiara Timur menyiap-kan lahan sebesar 240 hektar untuk per-kebunan pisang tanduk di daerah Maliwo-wo dan Berau untuk mencukupi kebutuh-an pasokan 20 ton pisang tanduk empat bulan mendatang. Rencana jangka mene-ngah adalah menaikkan produksi menja-di 50 ton pada pertengahan 2018. “Kalau sudah 50 ton harus sudah ada aturan di desa dan kecamatan yang mengharuskan tanam pisang di pekarangan rumah. Kalau mau memajukan industri rumahan yang menjadi ikon daerah memang diperlu-kan kerja bersama. Mulai dari produsen hasil olahan, petani, pemasok, pemerin-tah, asosiasi, swasta, sampai masyarakat,” kata Hasidah.[]

VERBEEK EDISI 33 | 2017

LAPORAN UTAMA4

PTPM Sektor Ekonomi

Galeri UKM, Cikal-Bakal Kebangkitan UKM Luwu Timur

K reativitas, gairah dalam berbisnis, serta pengetahuan seputar usaha merupakan faktor penting dalam

merintis Usaha Kecil Menengah (UKM). Ditambah potensi alam Luwu Timur yang menjanjikan, bisnis skala rumah tangga sangat mungkin dikembangkan dan men-jadi sektor unggulan yang menopang eko-nomi daerah. UKM akan menyerap angkat-an kerja yang tidak terserap oleh industri skala besar dan telah terbukti menjadi pi-lar perekonomian yang tangguh.

Luwu Timur bercita-cita mencetak satu produk unggulan di tiap desa alias One Village One Product (OVOP). PT Vale me-lalui Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM) mendukung perwu-judan OVOP di Kabupaten Luwu Timur, khususnya di empat kecamatan terdam-pak operasi Perusahaan, karena selaras dengan misi PTPM yaitu mewujudkan kemandirian berkelanjutan. Sepanjang 2016-2017, PT Vale bersama Pemkab Lutim telah melakukan berbagai upaya demi mendorong tumbuh-kembang pro-duk unggulan, seperti mengadakan Work-shop Pengembangan UKM Olahan Komo-diti, pelatihan perencanaan bisnis, serta melakukan assessment dan pendataan terpadu terhadap pelaku UKM.

Dukungan PT Vale dan sinergi tiga pilar (Pemkab, Perusahaan, dan masyarakat) dalam memajukan UKM di Luwu Timur juga diwujudkan dengan pembangunan Galeri UKM di Balai Penyuluhan Perta-nian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Model, Kecamatan Nuha. Peletakan batu

Selain menjadi etalase produk, Galeri UKM juga berfungsi sebagai klinik konsultasi seputar bisnis rumahan.

Peletakan batu pertama yang menandai pembangunan Galeri UKM di BP3K-Model. Selain mewujudkan One Village One Product (OVOP), Galeri ini juga menunjang visi Kota Wisata yang dicanangkan di Kecamatan Nuha.

Seremoni peletakan batu pertama diikuti dengan Rakor Pelaku UKM. Pelaku usaha dan pemerintah membahas solusi atas permasalahan yang kerap ditemui dalam menjalankan usaha kecil.

pertama dilakukan pada 12 September 2017 dihadiri oleh Wakil Bupati Luwu Ti-mur Irwan Bachri Syam, Senior Manajer Program Pengembangan Sosial PT Vale Busman Dahlan Shirat, Kapolsek Nuha Kompol Samurai Anata, Ketua Forum Lin-tas Pelaku (FLP) Kecamatan Nuha Pdt. Jon Daud, dan para pelaku UKM di empat wi-layah terdampak operasi PT Vale.

Menopang Visi Kota WisataMemiliki alam yang cantik dengan Da-

nau Matano sebagai ikon, Pemkab Luwu Timur memproyeksikan Sorowako seba-gai Kota Wisata. Sejumlah infrastruktur sebagai penunjang predikat Kota Wisata akan dirancang dan dibangun di Keca-matan Nuha. Galeri UKM menjadi salah satu penopang visi tersebut.

“UKM kita yang ada saat ini bisa di-bilang stagnan. Pembangunan Galeri UKM ini diharapkan menjadi cikal-bakal kebangkitan UKM di Luwu Timur, khu-susnya di Kecamatan Nuha. Gagasan ini sejalan dengan rencana pengembangan Sorowako sebagai Kota Wisata. Bicara Kota Wisata, identik dengan pusat oleh--oleh. Di Galeri UKM inilah nantinya oleh-oleh khas Sorowako bisa dibawa pulang oleh wisatawan,” kata Irwan da-lam pidato sambutannya.

Sementara Busman mengapresiasi kemitraan yang sudah berjalan antara Pemerintah Daerah, Perusahaan, dan masyarakat. Galeri UKM yang kelak ber-fungsi sebagai etalase produk dan klinik konsultasi bagi pelaku UKM itu berdiri

atas pendanaan dari PT Vale PTPM dan Pemerintah Kabupaten. Pembangunan gedung didanai oleh PTPM Kemitraan Strategis senilai Rp500 juta, pengadaan mobiler senilai Rp56.930.000 dialoka-sikan dari Program Mitra Desa Mandiri (PMDM) Kecamatan Nuha, sementara Pemkab mendanai pengadaan payung tenda lengkap dengan meja dan kursi.

Menurut rencana, Galeri UKM mulai dimanfaatkan oleh pegiat Usaha Kecil dan Menengah pada Desember 2017. Pelaku UKM bisa memasarkan produk-nya di Galeri. Para pebisnis rumahan juga bisa berkonsultasi seputar produk mereka. Pendampingan dilakukan oleh Asosiasi UKM Mutiara Timur yang telah memiliki cabang di Luwu Timur. Galeri UKM di Kecamatan Nuha akan menja-

di proyek percontohan dan diharapkan bisa direplikasi di seluruh kecamatan di Luwu Timur.

Seremoni peletakan batu pertama diikuti dengan kegiatan Rapat Koordi-nasi Pelaku UKM yang diadakan di Ru-mah Kemitraan BP3K Model-Kecamatan Nuha. Dalam Rakor, para pelaku UKM menyampaikan harapan mereka kepada Pemkab. Wakil Bupati, yang “dinobat-kan” sebagai Bapak UKM Luwu Timur, menyebutkan bahwa dukungan kepada pelaku UKM akan terus dilakukan oleh Pemkab, antara lain rencana pemberian modal usaha yang bisa berbentuk ba-rang produksi maupun bantuan operasi-onal. Pendistribusian modal usaha akan merujuk pada hasil assessment yang di-lakukan Asosiasi UKM Mutiara Timur.[]

VERBEEK EDISI 33 | 2017

LAPORAN UTAMA 5

PTPM Sektor Kesehatan

Selangkah Lagi, Herbalis Lutim Raih Sertifikat Penyehat Tradisional

Empat meja disediakan, lengkap de-ngan toples-toples berisi sediaan ke-ring tanaman obat, peralatan meramu,

kertas-kertas untuk menuliskan resep, dan formulir yang harus diisi oleh klien. Namun semuanya dalam kondisi beran-takan. Kemudian seorang Penyehat Tra-disional (Hattra) Ramuan Pratama masuk ke dalam ruangan. Dia merapikan meja beserta isinya sebelum memanggil klien dan menjadi asisten bagi Hattra Madya.

Begitulah sekelumit gambaran simula-si uji kompetensi yang dipraktikkan para pegiat herbal dari Kecamatan Nuha dan Wasuponda yang digelar di Rumah Ke-mitraan BP3K Model-Kecamatan Nuha, 12-15 September 2017. Simulasi bertu-juan menyiapkan mereka untuk mengi-kuti ujian yang sebenarnya. Di mana para penguji dari Lembaga Sertifikasi Kompe-tensi (LSK) Pengobat Tradisional Ramu-an akan menentukan siapa yang layak mendapatkan sertifikat Hattra Ramuan Tingkat Pratama. Selain Hattra Ramuan, pegiat herbal di Luwu Timur juga dipro-yeksikan mengikuti uji kompetensi pe-mijat refleksi.

Pembekalan uji kompetensi dilaku-kan setelah para pegiat herbal mengikuti rangkaian pelatihan dan pendampingan yang dimulai pada Maret 2016. “Dari seki-an banyak warga yang mengikuti pelatih-an, ada sekitar 40 orang yang konsisten. Mereka ikut sejak awal dan masih berta-han sampai sekarang. Peserta terselek-si dengan sendirinya. Dan mereka yang konsisten inilah yang akan kami ikutkan dalam uji kompetensi,” kata dr. Rianti Ma-

harani, dokter herbal medik dari Yayasan Aliksa Organik SRI yang telah memberi-kan pelatihan seputar khasiat dan cara meramu tanaman obat tradisional kepa-da warga Nuha dan Wasuponda selama hampir dua tahun.

Pelatihan dan pendampingan untuk pe-giat tanaman obat tradisional merupakan bagian dari Program Terpadu Pengem-bangan Masyarakat (PTPM) Kemitraan Strategis. Dalam mengembangkan upaya kesehatan berkesinambungan sekaligus meningkatkan derajat kesehatan masya-rakat, PT Vale bermitra dengan Pemerin-tah Kabupaten Luwu Timur.

Asah komunikasiDalam pembekalan uji kompetensi,

peserta diberi wawasan seputar keahlian yang harus dimiliki seorang Hattra Prata-ma yang akan dites oleh penguji LSK. Hat-tra Ramuan Pratama atau bisa juga dise-but asisten penyehat memiliki sejumlah kompetensi yang harus dipenuhi, antara lain memahami ilmu pengobatan tradisi-onal ramuan Indonesia; memahami ilmu higiene, sanitasi, dan K3; mampu membe-rikan pelayanan pengobatan tradisional sesuai Peraturan Kompetensi dan Kode Etik Profesi; menyiapkan bahan ramuan sesuai dengan instruksi Penyehat Madya atau Utama; dan melaksanakan komuni-kasi yang efektif dengan klien.

Beberapa poin, diakui oleh peserta pembekalan, cukup menantang. Misal-nya saja, calon peserta uji kompetensi harus hafal nama latin dari tiap tanaman obat yang mereka ketahui. “Bisa keriting

lidah kalau menghafal nama latin,” kata Mimi Rosmini, salah seorang pegiat herbal dari Kelurahan Magani, Kecamatan Nuha, yang antusias mengikuti uji kompetensi. “Tapi tidak apa-apa,” lanjut Mimi, “Saya tetap akan belajar dan Insya Allah bisa lulus ujian. Sudah saya niatkan memang untuk jadi penyehat tradisional sekaligus punya usaha herbal kecil-kecilan.”

Ujian kompetensi meliputi teori dan praktik. Dalam ujian praktik, kemampu-an berkomunikasi dengan klien menjadi poin penting penilaian. “Ini yang masih harus diasah oleh ibu-ibu di Nuha dan Wasuponda. Komunikasi dengan klien itu sangat penting karena mereka harus menjelaskan tata cara mengonsumsi obat tradisional, memberi kiat-kiat umum se-putar menjaga kesehatan,” kata Erna Se-tiyawati Sucipto, praktisi obat tradisio-nal ramuan dan herbalis di Griya Sehat Alami Daun Mas.

Dalam simulasi uji kompetensi, meja pertama digunakan untuk pendaftaran pasien, meja kedua untuk diagnosis ke-luhan kesehatan yang dilakukan Hattra Madya, meja ketika sebagai tempat me-ramu obat tradisional, dan meja terakhir digunakan untuk konsultasi. Di meja tera-khir itulah Hattra Pratama menyerahkan racikan herbal sesuai resep, menjelaskan segala hal terkait tata cara konsumsi her-bal, sekaligus menjawab pertanyaan yang muncul dari klien.

Para peserta pembekalan mengakui bah-wa mereka masih gugup menghadapi uji kompetensi. Namun optimisme tetap dija-ga. “Saya harus siap karena kita, kan, sudah

dibekali banyak ilmu oleh Bu Dokter (dr. Rianti, red), Bu Erna, dan Teh Iis (Iis Sumi-ati Kini, konsultan Rumah Totok di seluruh Indonesia dan konsultan di Griya Sehat Ho-listik Palembang). Masih ada waktu untuk belajar sebelum ikut ujian. Dan saya akan belajar keras,” kata Alsri Kenda, Ketua Ke-lompok Wanita Tani (KWT) Mandiri, Desa Tabarano, Kecamatan Wasuponda.

Sertifikasi dan pengurusan izinWarga Nuha dan Wasuponda berang-

kat dari keinginan untuk hidup lebih se-hat secara alami. Mereka mulai dengan mengobati keluhan kesehatan ringan yang dirasakan diri sendiri dan anggota keluar-ga kecil. Seiring waktu, mereka melebar-kan sayap dan mulai punya harapan yang lebih besar. Terutama setelah mendapat pelatihan kewirausahaan dan pelatihan terapi penyehatan.

“Kita gali minat dan potensi mereka dan kami akan bantu mereka meraih ha-rapannya, apakah itu menjadi pengusaha jamu atau menjadi penyehat tradisional bersertifikat,” kata dr. Rianti. Dan dari 40 pegiat herbal, nyaris seluruhnya ingin menjalankan dua profesi tersebut.

Untuk menjadi pelaku usaha skala mikro-kecil-menengah, izin mutlak di-perlukan. Minimal izin P-IRT (Pangan In-dustri Rumah Tangga). Dengan mengan-tongi izin, pelaku usaha akan mendapat-kan kepercayaan dari konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Izin P-IRT dapat diajukan ke Dinas Kesehatan Kabupaten, prosesnya hanya perlu 2 minggu, dan tan-pa dipungut biaya.[]

[Kiri] Suasana simulasi ujian praktik. Tata letak ruangan dibuat menyerupai saat ujian, dengan toples-toples berisi tanaman obat tanpa label dan berbagai perangkat pengecoh. [Kanan] Herbalis terus mengasah kemampuan teori untuk menghadapi ujian kompetensi.

Selain mengikuti uji kompetensi Penyehat Tradisional Pratama, pegiat herbal Luwu Timur juga punya kans menjadi pemijat refleksi bersertifikat.

VERBEEK EDISI 33 | 2017

LAPORAN UTAMA6

Studi Banding PTPM

Melihat Pelaksanaan Bank Sampah Tim PTPM dan Dinas Lingkungan Hidup studi banding pelaksanaan Program Bank Sampah di Kota Makassar.

P engelolaan sampah masih menjadi persoalan pelik pemerintah. Terma-suk di Sorowako dan sekitarnya. Da-

lam catatan PT Vale di Kecamatan Nuha (Desa Magani, Nikkel dan Sorowako) pro-duksi sampah harian mencapai lebih dari 1.600 kilogram. Di Sorowako, pengelolaan sampah masih ditangani oleh PT Vale. Se-dangkan di kecamatan Malili dan Wasu-ponda dikelola oleh Pemkab Luwu Timur. Untuk menjawab persoalan ini, PT Vale dalam hal ini diwakili Tim Program Ter-padu Pemberdayaan Masyarakat (PTPM) bersama Dinas Lingkungan Hidup Ka-bupaten Luwu Timur melakukan studi banding pengelolaan sampah dan pelak-sanaan program Bank Sampah di Kantor Dinas Lingkungan Hidup Kota Makassar. Kegiatan ini berlangsung pada 4 – 6 Sep-tember 2017.

Studi banding ini merupakan lanjutan dari pelatihan pengelolaan sampah do-mestik non B3 yang sempat digelar PT Vale terhadap komunitas internal perusa-haan dan pemerintah daerah. Kegiatan ini difokuskan pada pengenalan mekanisme pengelolaan Bank Sampah. Hal tersebut karena Dinas LH Kota Makassar memiliki program serupa dan dinilai sukses dalam pelaksanaannya. Keberhasilan itu yang kemudian menjadi salah satu pendukung Kota Makassar memperoleh Piala Adipu-ra sebanyak 3 kali berturut-turut. Bahkan keberhasilan dalam menjalankan program tersebut mengantarkan Makassar mem-peroleh penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup pada tahun 2016.

Studi banding diikuti 7 orang yang ber-asal dari personel GFS dan Communicati-ons & External Affairs PT Vale dan petu-gas Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Luwu Timur. Kunjungan diawali dengan pertemuan dan presentasi oleh Sekreta-ris Direktur Dinas LH Kota Makassar Andi Iskandar yang memaparkan tentang awal dan pelaksanaan Bank Sampah.

“Kami melaksanakan Bank Sampah di-dasari UU Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Dari sana, Peme-rintah Kota Makassar kemudian mem-bentuk Unit Pelaksanaan Teknis Daerah untuk mengelola Bank Sampah pada ta-hun 2015,” ujar Andi Iskandar. Makassar memulai program ini dengan anggaran Rp500 juta untuk membeli bahan baku berupa sampah dari masyarakat.

Hanya dalam tempo satu tahun (2016) pelaksanakan anggaran Bank Sampah di-tingkatkan menjadi Rp5,6 miliar. Hal ter-sebut didorong tingginya animo masyara-kat dalam berdonasi sampah. “Hingga saat ada 800 unit Bank Sampah yang dibentuk masyarakat yang tersebar di seluruh ke-camatan di Kota Makassar,” tambah Andi Iskandar. Produksi sampah Kota Makassar saat ini mencapai 2.000 ton setiap hari-nya. Jumlah ini mengalami kecenderung-an naik sering meningkatnya pembentuk-an BSU di setiap pelosok kota Makassar.

Bank Sampah Bank sampah merupakan program pe-

ngelolaan sampah kering non B3 secara kolektif yang mendorong peran aktif ma-

syarakat. Program ini berjalan dengan cara menampung, memilah, dan menya-lurkan sampah yang masih memiliki ni-lai ekonomi sehingga dapat dimanfaat-kan oleh kelompok-kelompok kreatif di masyarakat untuk mendapat keuntung-an ekonomi. Tahun 2017, PT Vale mulai mengimplementasikan program ini secara berkelanjutan untuk mendukung Program Gerakan Membangun Bank Sampah yang dimotori Pemda Luwu Timur.

Tujuan Bank Sampah adalah mengu-bah perilaku masyarakat dalam mengelo-la sampah di lingkungannya. “Kesadaran masyarakat terhadap sampah dan penge-lolaannya akan meningkat bila terdapat nilai ekonomis yang timbul. Sedangkan kebersihan dan kelestarian lingkungan merupakan efek ikutan.

MekanismeLalu, seperti apa Program Bank Sam-

pah berjalan? Mekanisme ini dimulai de-ngan mengantar sampah yang telah dipi-lah masyarakat (nasabah) ke Bank Sam-pah Unit (BSU) yang terdapat di masing--masing RT/RW/desa setempat. Setiap sampah yang disetor kemudian dicatat-kan dalam Buku Transaksi.

Di BSU kemudian dilakukan pemilahan sampah berdasarkan kategori. Setelah itu

sampah dikirimkan ke Bank Sampah Pu-sat (BSP) untuk mengirimkan dan ber-transaksi dengan vendor pembeli sam-pah. “Dalam proses transaksi, BSP tidak selalu menukar sampah dengan uang tu-nai. Kadang kami tukar dengan tabung gas (Pulau Lae-lae), pulsa, atau tabungan pendidikan bagi anak sekolah,” tambah Andi Iskandar.

Menurut Iskandar Parani, Social Program Officer PT Vale, permasalahan sampah me-rupakan salah satu isu penting yang harus ditangani PT Vale dan Pemerintah Luwu Timur, maka itu, perusahaan dipandang perlu berkontribusi mendorong pengelo-laan sampah secara komprehensif agar dapat memberikan manfaat ekonomi, ke-sehatan dan kelestarian lingkungan hidup di wilayah pemberdayaannya.

“Kebijakan ini juga selaras dengan nilai perusahaan tentang kehidupan dan peles-tarian lingkungan,” ungkap dia.

Setelah melakukan studi banding, Tim merekomendasikan mengadopsi teknolo-gi dan mekanisme Bank Sampah untuk diterapkan di Luwu Timur khususnya di wilayah pemberdayaan PT Vale. “Program Bank Sampah ini merupakan solusi per-masalahan sampah domestik dan mengu-rangi volume sampah secara signifikan ke tempat pembuangan akhir,” ujar dia.[]

Sampah dipilah di Bank Sampah Unit (BSU) berdasarkan kategori. Setelah itu sampah dikirimkan ke Bank Sampah Pu sat (BSP) untuk dijual.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Luwu Timur, Andi Tabacina Akhmad dan PTPM Health Officer Iskandar Parani menjadi perwakilan Pemkab Lutim dan PT Vale dalam studi banding program Bank Sampah di Kantor DLH Kota Makassar.

Di Makassar, pengangkutan sampah dilakukan oleh mobil boks yang diberi nama Tangkasaki (Truk Angkutan Sampah Kita). Dalam bahasa Makassar, Tangkasaki berarti bersihkan. Saat ini, ada 157 truk Tangkasaki dioperasikan.

VERBEEK EDISI 33 | 2017

LAPORAN UTAMA 7

PTPM Sektor Pendidikan

Mengejar Target Akreditasi PAUD 100% di 2019

K ementerian Pendidikan dan Kebu-dayaan menetapkan bahwa seluruh lembaga Pendidikan Anak Usia Dini

(PAUD) di Indonesia harus terakreditasi pada 2020. Tidak terkecuali di Kabupaten Luwu Timur. Bahkan Dinas Pendidikan Lu-tim menargetkan akreditasi PAUD 100% tercapai di 2019. Serangkaian kegiatan dilakukan oleh Dinas Pendidikan, Ikatan Guru TK Indonesia (IGTKI) Luwu Timur, dan PT Vale melalui Program Terpadu Pe-ngembangan Masyarakat (PTPM).

Dimulai dengan kegiatan monitoring--evaluasi (Monev) pemetaan mutu PAUD pada April 2017. Sebagai tindak lanjut Mo-nev, diadakan Lokakarya Penguatan Lem-baga PAUD di Gedung Serbaguna Matano Player, Sorowako, 10-13 Oktober 2017. Lokakarya diikuti oleh 235 guru, kepa-la sekolah, dan penyelenggara dari 135 PAUD se-Luwu Timur. Sebanyak 86 peser-ta berasal dari 61 PAUD di empat wilayah terdampak operasi PT Vale.

Kabid PAUD dan Pendidikan Non-For-mal (PNF) Dinas Pendidikan Luwu Timur Guntur Hafid saat membuka Lokakar-ya mengatakan, “Akreditasi penting un-tuk menilai kelayakan sebuah lembaga PAUD dalam menjalankan kegiatan bela-jar-mengajar.” Guntur mengapresiasi kon-tribusi PT Vale dalam meningkatkan mutu lembaga PAUD di Luwu Timur.

Sementara Senior Coordinator PTPM Livelihood La Ode Muh. Ichman berharap Lokakarya Penguatan PAUD dapat meru-muskan rekomendasi peningkatan mutu layanan yang tidak melulu berkutat pada pembangunan atau pengembangan infra-struktur. “Sejak digulirkan Program Mitra Desa Mandiri di 2013, saat ini desa-desa di empat wilayah terdampak operasi PT

Penyelenggara PAUD diperkenalkan dengan instrumen akreditasi. Dengan demikian, segala kegiatan pengembangan atau peningkatan mutu PAUD bisa diarahkan ke pencapaian akreditasi.

Dalam Lokakarya Penguatan Lembaga PAUD, BP PAUD Sulsel menyosialisasikan mekanisme dan prosedur akreditasi serta penyusun an dokumen akreditasi kepada para penyelenggara PAUD se-Luwu Timur. Lokakarya menghadirkan pemateri dari Balai Pengembangan PAUD & Pendidikan masyarakat Sulawesi Selatan.

sekaligus pencipta aplikasi Penilaian Ki-nerja Guru (PKG) PAUD yang digunakan secara nasional.

Selama empat hari, peserta mendalami delapan standar nasional sebagai pra-syarat akreditasi, belajar menyusun do-kumen akreditasi, mengenal instrument PKG, dan memelajari cara menyusun la-poran PKG PAUD. Pendanaan Lokakarya bagi peserta dari wilayah terdampak ope-rasi PT Vale didapat dari alokasi anggaran PTPM-Kemitraan Strategis sektor pendi-dikan. Sementara untuk tujuh kecamatan lain pendanaan dialokasikan oleh IGTKI Luwu Timur.[]

Persyaratan Umum Pengajuan Akreditasi PAUD1. Mengajukan permohonan

akreditasi kepada BAN PAUD PNF Provinsi.

2. Memiliki Izin Penyelenggaraan/Izin Operasional Pendidikan Non-formal (PAUD-LKP-PKBM) dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, UPT Perijinan, atau lembaga pemerintah lainnya yang ber wenang.

3. Akte Pendirian dari Notaris atau SK Pimpinan Instansi/Lembaga/Institusi yang berwenang.

4. Program yang diajukan akreditasinya telah beroperasi minimal 2 tahun.

5. Diprioritaskan bagi Lembaga yang memiliki NPSN (Nomor Pokok Satuan Pendidikan Nasional)

6. Menggunakan prasarana yang didukung dengan dokumen yang sah (Sertifikat Kepemilikan Tanah dan Bangunan, Surat Perjanjian Sewa, Surat Perjanjian Pemanfaatan Prasarana).

Persyaratan Khusus Pengajuan Akreditasi PAUD1. Jumlah peserta didik minimal 20

anak pada tahun ajaran terakhir.2. Memiliki pendidik minimal

berijazah S1 (untuk TK/RA/BA) dan SLTA (untuk KB, TPA, SPS).

3. Memiliki minimal 1 (satu) pendidik yang bersertifikat Diklat Dasar PAUD atau berijasah D-IV atau S1 dalam bidang PAUD dan Kependidikan lain atau Psikologi.

Vale sudah seluruhnya memiliki PAUD. Ini sebuah capaian positif meskipun menu-rut hasil Monev masih banyak yang perlu dibenahi,” kata Ichman.

Mendalami 8 Standar Nasional Pendidikan

Penyusunan dokumen akreditasi mengacu pada instrumen akreditasi dari Badan Akreditasi Nasional (BAN) PAUD dan PNF. Instrumen tersebut bertujuan membina satuan pendidikan agar meme-nuhi delapan Standar Nasional Pendidik-an (SNP). Ketika SNP sudah terpenuhi, barulah lembaga PAUD bisa mengajukan akreditasi ke BAN PAUD dan PNF. Dela-pan Standar Nasional Pendidikan meliputi standar isi, standar proses, kompetensi lulusan, pendidik dan tenaga kependi-dikan, sarana dan prasarana, pengelola-an, pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.

Dari hasil Monev pemetaan mutu yang dilakukan di 65 PAUD di Kecamatan Nuha, Towuti, Wasuponda, dan Malili, didapat-kan data bahwa baru 20% PAUD terakre-ditasi. “Tapi saya yakin Luwu Timur bisa menjadi “bayi ajaib” yang menyalip per-sentase akreditasi karena saya lihat po-tensi yang besar di Kabupaten ini. Ada kemitraan antara Pemerintah Daerah, IGTKI, dan PT Vale selaku pihak swasta untuk mengejar akreditasi PAUD,” kata Sainal Abidin, SH, MH, Sekretaris Balai Pe-ngembangan (BP) PAUD dan Pendidikan Masyarakat (Dikmas) Sulawesi Selatan.

Salah satu dokumen penting dalam pengajuan akreditasi adalah izin ope-rasional dan akta pendirian bangunan. “Pengurusan izin operasional tidak akan dipersulit. Ketika dokumen sudah leng-

kap, tidak sam-pai satu minggu izin bisa dikelu-arkan oleh Di-nas Pendidikan,” kata Guntur Ha-fid. Dari Monev pemetaan mutu PAUD disimpul-kan bahwa 41% PAUD di empat kecamatan ti-dak memiliki izin operasional. Se-mentara untuk akta pendiri-an, tidak mutlak penyelenggara PAUD harus me-miliki sertifikat kepemilikan ba-ngunan dan la-

han atau surat hibah. Akta bisa berupa bukti sewa, surat peminjaman lahan dan bangunan, atau dokumen pemanfaatan lahan yang disahkan oleh instansi terkait.

Lokakarya berjalan interaktif dan me-libatkan banyak simulasi. Di setiap ke-sempatan, pemateri membuka sesi tanya--jawab yang dimanfaatkan dengan baik oleh peserta. Peserta mengajukan berba-gai pertanyaan, mulai dari kunjungan ase-sor untuk menilai lembaga PAUD hingga teknis penyusunan dokumen akreditasi. Para asesor menggarisbawahi bahwa ak-reditasi menyasar dua hal sebagai tolok ukur penilaian: tertib administrasi dalam pemenuhan delapan standar nasional dan implementasi standar tersebut dalam ke-giatan belajar-mengajar.

Kemitraan sebagai kekuatan besar

Sainal menyosialisasikan mekanisme dan prosedur akreditasi serta penyusun-an dokumen akreditasi. Sainal mengakui bahwa pelaksanaan akreditasi menemui sejumlah kendala, antara lain masih ada penyelenggara PAUD yang menganggap pengajuan akreditasi berbelit dan me-merlukan banyak biaya, tidak paham cara pengurusan akreditasi, tidak ada yang memberi bimbingan dan pendamping-an, serta masih menyepelekan penting-nya akreditasi.

Lokakarya menghadirkan berbagai na-rasumber, mulai dari BP PAUD dan Dik-mas Sulsel, DR. Hj. Herlina, MPd, asesor dari Badan Akreditasi PAUD PNF; Mareta Wahyuni, MPd dari Direktorat Pembina-an Anak Usia Dini Kementerian Pendidik-an dan Kebudayaan; serta Karjono, MPd dari Dinasi Pendidikan Provinsi Lampung

VERBEEK EDISI 33 | 2017

LAPORAN UTAMA8

Meskipun perkenalan petani Desa Buangin dengan pola SRI Organik masih terbilang baru, desa ini memegang rekor penanaman lahan padi organik terluas dibandingkan desa-desa lain di Luwu Timur. Tanam perdana dilakukan pada Agustus 2017 di lahan seluas 29,1 hektar.

Program Pertanian Sehat Ramah Lingkungan Berkelanjutan

Buangin, Desa SRI Organik ke Sembilan di Wilayah Pemberdayaan PT Vale Terinspirasi kesuksesan Desa Libukan Mandiri yang lebih dulu membudidayakan SRI organik.

L angit Desa Buangin, Mahalona Raya, Kecamatan Towuti tampak cerah hari itu (awal Agustus 2017). Tampaknya

alam pun menyambut gembira keputusan petani desa tersebut untuk memanfaat-kan alam dengan cara yang lebih terpu-ji. Ya, hari itu mereka melakukan tanam perdana padi dengan metode SRI Orga-nik untuk pertama kalinya. “Mulai hari ini kami akan bertani dengan cara organik. Tidak lagi menggunakan pupuk kimia,” ujar Aep Saepuddin, salah satu petani.

Petani Desa Buangin sudah menanam padi sejak 12 tahun lalu ketika mereka pertama kali menetap di desa tersebut. Mereka adalah para keluarga petani yang berasal dari beberapa daerah di Jawa Ba-rat yang kemudian mengikuti program transmigrasi ke Kabupaten Luwu Timur. Sejak pertama kali “nyawah” mereka me-lakukannya dengan mengandalkan pupuk kimia. Namun pasokan pupuk tersebut mulai surut dan sulit dicari hampir se-tahun terakhir. Alhasil, hampir setahun terakhir tersebut, mereka tidak punya pendapatan ataupun sumber makanan (beras) karena tidak bisa bercocok tanam.

Namun mereka sadar, situasi tersebut tidak bisa mereka biarkan begitu saja. Akhirnya warga petani pun mencari al-ternatif. Mereka penasaran dengan per-tanian SRI organik yang berada di desa

sebelah, yakni Desa Libukan Mandiri yang telah membudidayakan SRI sejak dua ta-hun lalu. “Kami lihat mereka sudah lama memulai dan berhasil. Panennya juga te-rus meningkat. Kami jadi terinspirasi pe-ngen nyoba,” tambah Saepuddin mengi-sahkan awalnya.

Cerita punya cerita, akhirnya keingin-an mereka untuk mencoba SRI itu pun difasilitasi PT Vale. Dalam hal ini dibantu fasilitator SRI organik Yayasan Aliksa Or-ganik. “Pada Januari 2017, petani mengi-kuti persiapan budidaya dan pelatihan,” ujar Kariman, fasilitator SRI dari Aliksa. Ada 51 petani yang ikut pelatihan. Mereka berasal dari dua kelompok tani yakni Ca-haya Organik dan Sumber Mukti. Selama dua bulan (Januari-Februari 2017), peta-ni belajar mengobservasi lahan hingga pembuatan kompos dan MOL.

Menurut Kariman, tidak sulit mengajak petani Desa Buangin belajar SRI. Pasalnya, mereka sudah punya contoh dan inspirasi di desa sebelah. Cerita-cerita sukses dan cara budidaya SRI – meski masih berupa wawasan umum – telah petani Buangin dengar. Hal itu pula yang membuat jadwal tanam perdana mereka tidak keluar dari prediksi, yakni Agustus 2017. Acara ta-nam perdana tersebut dilakukan dengan acara kecil-kecilan. Sebagai rasa syukur, warga petani mengundang perwakilan

PT Vale, penyuluh pertanian dan Dinas Pertanian Luwu Timur ketika itu.

Areal terluasTanam perdana SRI organik Desa Bua-

ngin ini berada di lahan seluas 29,1 hek-tar. “Sebagai desa yang melakukan tanam perdana, Desa Buangin yang pegang rekor lahan terluas. Ini luar biasa. Namun jus-tru hal ini yang menjadi tantangan mere-ka juga besar. Karena harus bisa mema-nennya di areal yang paling luas diban-ding desa lainnya,” ujar Manager Social Development Program PT Vale Busman Dahlan Sirat ketika acara. Dalam kalen-der kegiatan ditargetkan petani akan me-nuai hasil pertamanya pada minggu ke-4 Desember 2017. Pada tanam perdana ini, petani juga telah memproduksi 203 ton kompos dan 3.480 liter MOL.

Catatan hingga Agustus 2017 terda-pat 13 area di 8 kecamatan di Kabupaten Luwu Timur atau desa ke-9 area pember-dayaan PT Vale yang telah membudida-yakan padi dengan metode SRI organik. Dengan total luasan mencapai 82,4 hektar dan melibatkan 190 petani (lihat tabel).

Introduksi pertanian SRI Organik per-tama kali dilakukan PT Vale pada Februari 2015 melalui Program Pertanian Ramah Sehat Lingkungan Berkelanjutan (PRSLB) yang merupakan bagian dari program so-

sial PT Vale atau yang lebih dikenal de-ngan Program Terpadu Pemberdayaan Masyarakat (PTPM).[]

Inventarisasi Luasan SRI Organik hingga Agustus 2017

No Kecamatan/Desa

Luasan (Ha)

Jumlah Petani

1 Tomoni 1 12 Tomoni Timur 0,1 13 Mangkutana 3,2 94 Kalena 9,5 265 Malili 0,75 16 Malili Tarabi 3,75 147 Malili

Manurung4,25 12

8 Parumpanai 0,8 59 Wasuponda 10,35 2410 Lioka 2,22 911 Sorowako 0,7 712 Buangin –

Mahalona29,1 60

13 Libukan Mandiri

16,75 21

Total 82,4 190

VERBEEK EDISI 33 | 20179LAPORAN UTAMA

Aspek sosial-budaya masyarakat dibangkitkan kembali melalui SRI Organik. Mereka yang dulu bercocok-tanam masing-masing, kini harus ker ja bersama untuk membuat kompos dan MOL, juga untuk menimba ilmu seputar pertanian ramah lingkungan.

Program Pertanian Sehat Ramah Lingkungan Berkelanjutan

SRI Memicu Gotong-royong Warga Kembali KuatMeski banyak tantangan, petani Buangin optimis berhasil menjalankan SRI organik.

R ahmat, Kepala Desa Buangin tampak bangga dengan kerja warga petani-nya yang memutuskan untuk me-

nerapkan budidaya padi dengan metode SRI organik di desanya. Pasalnya dengan melakukan hal tersebut, mereka menda-pat begitu banyak manfaat dan bisa me-nyelesaikan berbagai masalah. Pertama, tentu aspek ekonomi. Setelah hampir satu musim tidak bisa menanam padi, kini ak-tivitas tersebut kembali bergulir. Kedua, dengan metode SRI organik tentu kese-imbangan alam dan kualitas persawahan mereka jauh lebih baik dibanding ketika menjalani pertanian konvensional yang mengandalkan pupuk kimia. Ketiga, ini yang menurut Kepala Desa lebih luar bia-sa, yakni semangat gotong-royong warga jadi kembali menguat. “Dulu kami beker-ja masing-masing, termasuk untuk me-nanam padi. Sekarang semuanya kerja bersama karena petani perlu membuat kompos dan MOL secara bersama. Me-reka juga belajar SRI bersama-sama. SRI membuat gotong-royong warga kembali kuat,” ujar Rahmat bangga.

Hal itu pun dibenarkan para petani yang terlibat dalam budidaya SRI orga-nik. Bersama-sama, mereka melakukan berbagai persiapan untuk budidaya padi organik. “Termasuk rumah kompos, kami punya bersama,” papar Muhidin, Benda-hara Kelompok Tani Cahaya Organik, sa-lah satu kelompok selain Kelompok Tani Sumber Mukti yang merupakan peserta tanam padi organik di desa ini.

Di sisi lain, dengan penerapan SRI or-ganik, petani belajar pertanian manual. “Kami mencari bahan-bahan yang ada di alam untuk membuat kompos dan MOL. Kalau dulu kan serba sudah siap. Pupuk ada tinggal tebar,” tambah Muhidin. Dia juga mengaku SRI organik membuat pe-

tani bertani efesien dan efektif karena budidaya hanya memerlukan bibit tung-gal ketika tanam dan debit air di sawah yang tidak banyak. “Awalnya kami mera-sa kesulitan karena semuanya dikerjakan manual. Tapi karena ada pendampingan jadi proses berjalan lebih baik dan ber-jalan lancar,” ujar Aep semangat.

Mereka mengakui tantangan SRI orga-nik bisa dibilang banyak. Karena mereka mulai hal baru yang menuntut disiplin tinggi dan serba manual tadi. Menurut Sekretaris Kelompok Tani Sumber Mukti Aep Saepuddin, tantangan petani adalah masih kurangnya pasokan kotoran hewan dan alat penghancur gabah untuk mem-buat kompos. “Kami juga masih memer-lukan hand tractor lagi. Karena selama kami hanya punya satu unit dan peng-gunaannya bergantian sehingga kurang efisien,” papar Aep. Ke depan, kelompok tani berencana membuat rumah kompos yang memiliki daya tampung lebih besar.

Meski tantangan besar, para petani Desa Buangin optimistis upaya mereka membudidayakan SRI organik akan ber-hasil. “Semuanya sudah disediakan alam. Semuanya lebih efisien. Tinggal petani saja menyiapkan waktu dan tenaga untuk mau mengolah bahan-bahan tersebut un-tuk kebutuhan tanam,” ungkap Muhidin.

Setelah tanam perdana pada Agustus 2017, panen perdana di Buangin dipre-diksi akan dilakukan pada akhir Desem-ber 2017. Sebelumnya, sebanyak 51 pe-tani mengikuti pelatihan dan persiapan budidaya SRI organik sejak Januari 2017.

Mereka memulai pelatihan dengan ob-servasi lokasi sepanjang Januari-Februari 2017. Kemudian memasuki agenda pem-belajaran ekologi tanah pada 20 – 24 Ma-ret. Persiapan budidaya berupa persiap-an kompos yang akhirnya menghasilkan sebanyak 203 ton dan MOL 3.480 liter. Terakhir berupa pelaksanaan budidaya pada Juli – Agustus 2017.[]

VERBEEK EDISI 33 | 2017

LAPORAN UTAMA10

PTPM Sektor Pendidikan

Agar Pengajar Sinergi dengan TeknologiPGRI Luwu Timur dan PT Vale gelar pelatihan peningkatan kompetensi guru.

Kemajuan teknologi yang punya dampak positif perlu diadaptasi. Termasuk di dunia pendidikan. PGRI Lutim mengadakan workshop multimedia yang diikuti 100 guru se-Luwu Timur, akhir Oktober 2017.

Kegiatan peningkatan kapasitas guru menjadi fokus program PGRI Lutim demi meningkatkan mutu pendidikan. Berikutnya, PGRI berencana mengadakan pelatihan penyusunan karya ilmiah.

R uang pertemuan YPS Lawewu tam-pak penuh sore itu. Sekitar 100 guru SD hingga SMU se-Luwu Timur ber-

kumpul selama dua hari 27 – 28 Oktober 2017 mengikuti workshop “Pembuatan Media Pembelajaran Berbasis Multime-dia”. Pelatihan ini merupakan inisiatif Per-satuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Cabang Luwu Timur yang didukung PT Vale melalui Kemitraan Strategis Program Terpadu Pengembangan Masyarakat.

Pelatihan ini bertujuan meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan dan menggunakan media berbasis daring (dalam jaringan) sebagai alat pembela-jaran. “Sistem belajar zaman sekarang mengedepankan kolaborasi antara kema-puan guru dalam pedagogi, teknologi dan informasi sehingga pendidik dapat meng-akomodasi kebutuhan peserta didik me-ngembangkan diri dan meningkatkan ka-pasitasnya,” ungkap Ketua Pengurus Per-satuan Guru Indonesia Kabupaten Luwu Timur Nur Salam S.Pd. M.Si menjelaskan latar belakang kegiatan ini.

Seratus peserta tersebut berasal dari tiap kecamatan di wilayah pemberdaya-an sebanyak 12 orang perwakilan guru. Sedangkan 7 kecamatan lainnya di luar wilayah pemberdayaan mengirimkan ma-sing-masing 6 orang.

Pemateri pelatihan adalah dua orang praktisi multimedia pembelajaran yang berasal dari Universitas Negeri Makas-sar yakni Hartoto, S.Pd, M.Si dan Rusli,

M.Si. Beberapa materi yang disampai-kan selama pelatihan seperti Multime-dia Pembelajaran, Software Media Pem-belajaran, Aplikasi Software Multimedia, Perakitan Multimedia, Bimbingan Pera-kitan Multi Media Pembelajaran, dan di-tutup dengan presentasi hasil perakitan multimedia pembelajaran. “Harapannya ilmu dan wawasan yang didapat peserta di pelatihan ini dapat mereka bagi kepa-da rekan guru lainnya di sekolah mereka,” tambah Nur Salam.

Hesti Wulandari Andi Djiwa, guru SD YPS Lawewu, salah satu peserta menga-takan pelatihan ini memberikan dia wa-wasan baru bahwa belajar efektif dan menyenangkan dapat dengan memanfa-atkan multimedia. “Saya jadi bisa meman-faatkan lectora sebagai salah satu media pembelajaran di kelas sesuai kebutuhan. Yang pembuatannya tidak terlalu rumit te-tapi hasilnya menarik untuk anak-anak,” ungkap dia.

Pelatihan ini merupakan satu dari dua seri pelatihan yang disiapkan PGRI Luwu Timur. Pada 8 – 9 Desember 2017 akan di-gelar Pelatihan Pembuatan Karya Ilmiah.

Fokus pada pelatihanPelatihan merupakan salah satu fo-

kus program PGRI Luwu Timur untuk meningkatkan kompetensi dan kualitas guru. “Kegiatan seperti ini masih jarang dilakukan khususnya di Sulawesi Selatan. Kita di Luwu Timur harusnya bersyukur

dan bangga bahwa acara ini bisa diimple-mentasikan di sini karena berkat PT Vale juga,” tambah Nur Salam.

Hal serupa juga disampaikan Asriani Aminuddin mewakili PT Vale. “Vale se-lalu berdisikusi dengan PGRI dan Pem-kab Luwu Timur untuk mengetahui kebu-tuhan dukungan guna perbaikan kualitas pendidikan dan kompetensi guru di wila-yah pemberdayaannya dan hal pelatihan merupakan fokus utama aktivitas yang

kami dukung untuk sektor pendidikan,” papar Asriani.

Sementara, Kepala Dinas Pendidikan Luwu Timur La Besse mengapresiasi ini-siatif PGRI Luwu Timur dan dukungan PT Vale merealisasikan pelatihan ini. “Guru harus belajar terus dan mengikuti per-kembangan zaman dalam menerapkan ilmu pendidikannya. Dengan adanya pe-latihan ini maka salah satu kebutuhan ter-sebut telah terakomodasi,” papar dia. []

VERBEEK EDISI 33 | 201711EVENT

Tim Verifikasi KKS dari Kementerian Kesehatan mengunjungi RS Inco, nursery PT Vale, area reklamasi dan rehabilitasi tambang, dan melihat aktivitas di kebun herbal Desa Nikkel dan Desa Tabarano.

Tim Verifikasi KKS dan Bupati Luwu Timur mengunjungi stand olahan herbal yang diproduksi oleh pegiat herbal Nuha dan Wasuponda. Kegiatan tersebut dinilai positif untuk menyehatkan masyarakat secara mandiri.

K abupaten Luwu Timur sukses me-raih penghargaan Swasti Saba Wi-werdha Kabupaten Sehat Tingkat

Nasional. Penghargaan diberikan oleh Menteri Dalam Negeri RI pada akhir No-vember 2017.

Dari kriteria penilaian yang diajukan, meliputi kawasan permukiman, sarana dan prasarana umum, kawasan pertambangan sehat, kehidupan masyarakat sehat yang mandiri, hutan sehat, serta ketahanan pa-ngan dan gizi, Luwu Timur mendapat nilai baik sehingga diganjar penghargaan.

Sebelumnya, penilaian Kabupaten/Kota Sehat 2017 (KKS) dilakukan Tim Verifika-si Kementerian Kesehatan RI. Selama dua hari, (26 – 27 Oktober 2017), Tim Verifikasi mengunjungi Luwu Timur untuk melaku-kan penilaian terhadap kinerja KKS di Ka-bupaten Luwu Timur. KKS merupakan pe-nilaian dan akreditasi fasilitas dan sarana kesehatan, penilaian program kesehatan serta dan kualitas kesehatan masyarakat yang dilakukan Kementerian Kesehatan di tingkat kabupaten/kota di Indonesia.

Pada KKS 2017 ini, penilaian juga terma-suk aspek “Pertambangan Sehat” untuk wi-layah yang memiliki aktivitas pertambang-an seperti di Kabupaten Luwu Timur. KKS 2017, Pemda Luwu Timur menargetkan untuk memperbaiki pemeringkatan. Se-belumnya, pada tahun 2013, Luwu Timur mendapatkan penghargaan Swasti Saba Padapa 2013 dengan tiga tatanan peniai-an meliputi kawasan permukiman sarana dan prasarana umum, kawasan pertam-bangan sehat, dan kehidupan masyarakat sehat yang mandiri.

Untuk mendukung target dan program Pemda Luwu Timur dalam memperbaiki

peringkat KKS 2017, PT Vale melakukan sejumlah persiapan guna mendukung pe-nilaian. Beberapa aktivitas yang disiapkan untuk penilaian adalah fasilitas publik yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan maupun aktivitas masyarakat yang dikelo-la PT Vale. Termasuk sejumlah fasilitas dan aktivitas yang berhubungan dengan operasi PT Vale sebagai perusahaan tambang dan pengolahan nikel.

Beberapa fasilitas yang dikelola PT Vale yang menjadi titik verifikasi Tim KSS di an-taranya RS Inco, pusat persemaian bibit ta-naman (nursery), aktivitas reklamasi dan rehabilitasi tambang di Blok Sorowako, dan simpul-simpul aktivitas program pengem-bangan masyarakat sektor kesehatan seper-ti kebun herbal kelompok PKK Desa Nikkel, Kelompok Petani Wanita Desa Tabarano dan arena permainan umum untuk anak di 4 wilayah pemberdayaan dan pengecekan sejumlah prasarana publik lainnya.

“PT Vale mendukung upaya pelestarian lingkungan baik di wilayah operasi maupun wilayah pemberdayaan perusahaan sesuai regulasi pemerintah. Kami secara rutin ber-kala juga melaporkan rencana dan realisa-si pengelolaan lingkungan dan area opera-sinya kepada pemerintah,” ungkap Senior Coordinator Environment Site Supports PT Vale Arief Wicaksono pada presentasinya di hadapan Tim Verifikasi KKS 2017 yang berlangsung di Meeting Hall Taman Antar Bangsa, Sorowako (26/10).

Pada acara presentasi tersebut juga ber-samaan dengan acara makan malam bersa-ma Tim Verifikasi KKS 2017 yang dihadiri Bupati Luwu Timur Muhammad Thoriq Hussler bersama beberapa SKPD, tokoh masyarakat, kader kesehatan, kader PKK

di wilayah pemberdayaan perusahaan dan perwakilan manajemen PT Vale. Acara ma-kan malam tersebut dihibur oleh penampil-an unik Kelompok Musik Bambu Sorowako yang membawakan dua lagu.

36 program Sebelumnya, Kepala Dinas Tenaga Kerja

Transmigrasi Kabupaten Luwu Timur Fir-nandus Ali juga melaporkan 36 aktivitas Pemda Luwu Timur untuk memperbaiki pemeringkatan KKS 2017. Program ter-sebut sejalan dengan target pemerintah “Luwu Timur Terkemuka 2021” berupa perbaikan aspek pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

“Beberapa program dan aktivitas yang telah berhasil direalisasikan Pemda Luwu Timur seperti pemberntukan Tim Pembina

KKS, Program Penanaman Satu Miliar Po-hon, aktivasi kawasan bebas asap rokok di fasilitas publik khususnya fasilitas kesehat-an, mengeluarkan Peraturan Bupati untuk penetapan area bebas rokok, menambah akses air bersih warga, melaksanakan Pro-gram Bank Sampah, melakukan Program Kali Bersih dengan melibatkan masyara-kat,” papar Firnandus.

Selain aspek kualitas kesehatan, Pemda Luwu Timur juga menyeimbangkan KKS dengan perbaikan di program pendidikan dan kesejahteraan. “Dengan pencapaian PDRB (Produk Domestik Regional Bruto, red) Luwu Timur kedua terbesar di Sula-wesi Selatan setelah Makassar, upaya Pem-da Lutim untuk memperbaiki taraf hidup masyarakatnya akan lebih lancar.

Lutim Raih Penghargaan Kabupaten Sehat Tingkat NasionalKabupaten/Kota Sehat

PT Vale dukung Pemda Lutim dalam penilian indikator Kabupaten/Kota Sehat.

VERBEEK EDISI 33 | 201712 INSPIRASI

Seorang pengunjung melakukan sesi foto bawah air di Umbul Ponggok. Obyek wisata yang dikelola BUMDes Tirta Mandiri itu telah meraup omzet belasan miliar per tahun.

Tandan Buah Segar (TBS) sawit yang dipanen petani di Desa Amin Jaya, Kalteng, dijual langsung ke pabrik. BUMDes mem buat kontrak kerja sama dengan pabrik di sekitar desa sehingga petani bebas dari tengkulak. Berkat inovasi BUMDes Karya Jaya Abadi, esejahteraan petani sawit meningkat.

BUMDes Inspiratif (bagian 1)

Kreativitas BUMDes Sejahterakan Warga DesaB adan Usaha Milik Desa (BUMDes) punya peran

besar dalam meningkatkan perekonomian dan membangun desa. Keberhasilan BUMDes terkait

erat dengan kesejahteraan masyarakat desa. Sejak di-gulirkannya Dana Desa, jumlah BUMDes menanjak dari 1.022 unit pada 2015 menjadi 12.848 unit tahun 2016. Sekitar 40 di antaranya bahkan mampu meraih omzet antara Rp300 juta hingga Rp10 miliar per tahun.

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Terting-gal dan Transmigrasi (PDTT) memberikan penghar-gaan kepada 14 BUMDes terbaik tingkat Nasional dari berbagai kategori, pada 2016. Verbeek mengumpulkan kisah beberapa BUMDes terbaik yang layak kita apresi-asi dari sisi kreativitas, semangat juang, dan keinginan kuat untuk menyejahterakan masyarakat. Mereka layak menjadi inspirasi.

Inspirasi pertama datang dari BUMDes Tirta Mandi-ri Ponggok, Jawa Tengah, yang mendapat penghargaan kategori BUMDes Trendi dari Kementerian PDTT. Jika Anda berencana berkunjung ke Jogja dalam waktu de-kat, sempatkanlah untuk mengunjungi obyek wisata air Umbul Ponggok di Klaten, Jawa Tengah, yang sedang hits di media sosial itu. Putra Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep, hingga pesepakbola asli Surabaya yang kini merumput di Liga Malaysia, Andik Virmansyah, sudah pernah mengunggah pengalaman mereka berfoto ba-wah air di Umbul Ponggok.

Ternyata obyek wisata yang dikelola secara profesi-onal itu dioperasikan oleh BUMDes Tirta Mandiri. Pada 2015, pendapatan BUMDes Tirta Mandiri sebesar Rp6,1 miliar. Tahun 2016, naik menjadi Rp10,3 miliar dan ta-hun ini BUMDes Tirta Mandiri memasang target penda-patan Rp12 miliar. Angka yang fantastis! Siapa sangka bahwa Ponggok sempat menyandang peringkat desa tertinggal pada 2001.

Kepala Desa lantas menggali potensi desa dan me-nuangkannya dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes). Letak geografis di dataran rendah lereng Merapi membuat Ponggok kaya dengan sumber mata air. Potensi itulah yang dikemudian dimak-simalkan demi mengangkat ekonomi warga. Desa mulai membangun kolam dan merintis lokasi wisata. Semua dikelola oleh BUMDes.

Dikelola warga, dinikmati wargaBUMDes yang dirintis pada 2009 itu awalnya hanya

mengelola air bersih untuk warga desa. Seiring perja-lanan waktu, keberadaan BUMDES Tirta Mandiri se-

makin menggurita dengan berbagai bidang usaha, dari mengelola destinasi wisata, perikanan, pembinaan PKL, penyediaan air bersih, jasa kontruksi, kios kuliner, sim-pan pinjam, pajak online, hingga pengadaan barang dan jasa. Umbul Ponggok mampu mendatangkan wisatawan sebanyak 500-600 orang per hari dan di akhir pekan angka kunjungan mencapai 2.000-3.000 wisatawan.

Pengelolaan dan modal usaha berasal dari sumber daya lokal tanpa melibatkan pihak luar. Saat ini sudah ada sekitar 200 KK bergabung di BUMDes, dari total 700 KK di Desa Ponggok, Kabupaten Klaten. Rata-rata setiap KK berinvestasi Rp5 juta untuk modal pengembangan BUMDes. Belum termasuk investasi dari lembaga semisal RT, RW, PKK, dan BPD yang bisa menyuntikkan modal Rp100 juta per lembaga. Ponggok kini menjadi percon-tohan nasional dalam pengelolaan BUMDes.

Rencananya BUMDes Tirta Mandiri akan makin me-lebarkan sayap bisnisnya dengan membangun pabrik air minum dalam kemasan (AMDK) dan revitalisasi ka-wasan wisata terpadu Banyumili. Tenaga kerja sema-kin terserap. Untuk mengelola Umbul Ponggok saja su-dah menyerap 35 orang pegawai, manajemen BUMDes 67 karyawan, dan ketika pabrik AMDK dan Banyumili sudah berdiri ada sekitar 200 warga desa yang punya sumber penghasilan baru.

Kontribusi dari objek wisata Umbul Ponggok bagi Pendapatan Asli Desa (PADesa) mencapai Rp810 juta pada 2015. PADesa yang bersumber dari pendapatan BUMDes dimanfaatkan untuk membantu kebutuhan dasar masyarakat, seperti jaminan kesehatan, sosial, dan pendidikan. Bantuan pendidikan berupa uang saku Rp300.000 per bulan diberikan bagi mahasiswa asal Ponggok. Saat ini sudah ada 60 mahasiswa menerima bantuan yang masuk dalam program Satu Rumah Satu Mahasiswa itu. Sementara jaminan sosial bagi masyara-kat miskin, jompo, dan yatim piatu berupa “uang lauk--pauk” sebesar Rp300.000 per bulan.

Memotong jalur tengkulak, mengumpulkan receh

BUMDes Karya Jaya Abadi di Desa Amin Jaya, Kabu-paten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, kini me-

nyandang predikat BUMDes Kreatif Tingkat Nasional. Ada dua alasan yang melatarinya.

Pertama, BUMDes yang sempat terpuruk pada awal 2015 karena minimnya kegiatan usaha dan permodal-an itu bisa bangkit dan membebaskan warga desa dari tengkulak kelapa sawit. Sebagian Dana Desa yang dialo-kasikan bagi BUMDes digunakan untuk membentuk unit usaha jual beli Tandan Buah Segar (TBS) sawit. Dengan dukungan dana dari Pemerintah Desa, BUMDes mem-buat kontrak kerja sama dengan pabrik di sekitar desa. Petani menjual hasil kebun langsung ke pabrik. Pab-rik akan membayar ke BUMDes setiap dua atau empat minggu sekali sementara pembayaran ke petani dilaku-kan oleh BUMDes. Berbeda dengan kondisi sebelumnya ketika petani menjual sawit ke tengkulak dengan harga yang dipermainkan. Kesejahteraan petani sawit di Desa Amin Jaya meningkat.

Selain unit usaha TBS, BUMDes Karya Jaya Abadi juga memiliki unit usaha paving block juga terbilang suk-ses. Paving buatan BUMDes terbuat dari abu batu yang mampu menahan bebas 10-15 ton, berdasarkan hasil uji laboratorium yang telah dilakukan Dinas PU. Ber-beda dengan paving block pada umumnya yang terbu-at dari pasir murni dengan kekuatan 2-3 ton. BUMDes merangkul para pemuda yang belum punya pekerjaan untuk memproduksi paving block.

Alasan kedua yang membuat BUMDes ini layak di-beri gelar BUMDes Kreatif adalah terobosannya dalam mengumpulkan modal. Apakah Anda sering menyepe-lekan bahkan membuang uang koin? Sebaiknya kebia-saan itu dihentikan dan petik pelajaran dari BUMDesa Karya Jaya Abadi yang mendirikan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) berbasis uang receh. BUMDes mengum-pulkan uang recehan pecahan Rp500 dan Rp1.000 dari masyarakat desa. Uang koin dari warga disimpan dalam jangka waktu tertentu dan digunakan sebagai modal ca-dangan yang bisa digunakan setiap kali BUMDes Karya Jaya Abadi memerlukan dana untuk operasional atau-pun untuk pengembangan usaha. Sedikit demi sedikit, lama-lama jadi bukit. Sesuatu yang mungkin sepele tapi dampaknya begitu besar jika warga kompak dan kon-sisten menjalankannya.[]

VERBEEK EDISI 33 | 201713INSPIRASI

Posyandu Terbaik

Terobosan Posyandu Sehatkan Warga DesaP osyandu merupakan salah satu ben-

tuk Upaya Kesehatan Bersumberda-ya Masyarakat (UKBM) yang dikelo-

la dari, oleh, untuk, dan bersama masya-rakat. Tujuannya adalah memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan dalam mengakses layanan kesehatan da-sar. Peran aktif masyarakat menjadi kunci keberhasilan pelaksanaan Posyandu. Sa-lah satu wujud kontribusi warga adalah melakukan inovasi yang membuat warga tertarik datang ke Posyandu, mengem-bangkan layanan, serta meningkatkan kualitas Posyandu.

Inspirasi seputar terobosan Posyan-du datang dari berbagai daerah di Indo-nesia. Di Desa Tasik Semenai Kabupaten Siak, Riau, ada Posyandu yang program unik untuk penambahan gizi ibu dan Ba-lita. Pada saat pemberian makanan tam-bahan (PMT), kader Posyandu menyedi-akan menu pecel herbal bagi ibu hamil dan menyusui, serta puding ikan untuk anak-anak Balita.

Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan pecel herbal diambil dari ko-leksi tanaman obat keluarga (Toga) milik Pemerintah Desa. Pecel herbal itu mema-kai daun kenikir, bunga turi, daun blun-tas, dan tanaman lain yang bisa dikon-sumsi setelah direbus. Kader Posyandu juga menyertakan aneka tanaman yang baik dikonsumsi ibu hamil dan menyusui,

seperti bunga papaya, bayam, dan paria.Sementara pemberian puding ikan bagi

Balita merupakan bagian dari program kegiatan Forum Peningkatan Konsum-si Ikan Nasional (FORIKAN). Bahan da-sar puding adalah sayur, beras merah, dan santan. Bedanya, di Posyandu Mela-ti para kader menyisipkan ikan lele atau ikan nila yang mudah didapatkan warga desa. Daging ikan air tawar tersebut dio-lah menjadi puding warna-warni. Warna yang muncul di puding ikan tidak meng-gunakan zat pewarna, melainkan berasal dari sayuran atau buah-buahan. Selain puding, bubur bayi juga diberi tambahan ikan. Para kader juga membimbing warga desa untuk membuat sendiri PMT Balita yang mengandung ikan.

Terbaik se-IndonesiaPosyandu Wijayakusumah di Kelurah-

an Sekeloa, Kota Bandung, didaulat seba-gai pemenang Posyandu Terbaik Tingkat Nasional 2017. Wijayakusumah merupa-kan Posyandu berbasis inovasi. Inovasi yang menonjol salah satunya adalah Ka-SaBa (Kader Sayang Balita), sebuah pro-gram inovatif yang melayani pijat bayi sekaligus memberikan pelatihan kepada orangtua untuk memijat bayinya sendiri. Dalam program tersebut, Posyandu Wija-yakusumah bekerjasama dengan Rumah Sakit Borromeus.

Posyandu Melati Desa Tasik Semenai sediakan menu pecel herbal bagi ibu hamil. (Foto:detik.com)

Nama yang unik, Candu Asmara, dan fungsinya yang menarik membuat alat transportasi ciptaan kader Posyandu Dahlia III di Kota Banjar, Jabar, ini disukai warga. Alhasil, tingkat kunjungan ke Posyandu meningkat dan masyarakat makin sehat. (Foto: jpip.or.id)

Ada pula layanan online Kasaba, di mana para kader bisa dipanggil untuk melakukan pijat bayi di rumah. Pada saat memberikan pelayanan, kader juga mem-berikan penyuluhan dan konsultansi se-putar kesehatan dasar bagi ibu dan anak. Sejalan dengan konsep smart city yang di-usung Pemerintah Kota Bandung, Posyan-du Wijayakusumah terkoneksi dengan e-Posyandu. Program ini merupakan por-tal database kesehatan bayi dan balita se--Kota Bandung yang langsung terhubung ke Dinas Kesehatan untuk memantau ku-alitas gizi bayi dan Balita.

Inovasi lain yang dilakukan Posyandu Wijayakusumah adalah program Dana Sehat, asuransi kesehatan bagi warga. Dengan premi sebesar Rp500 per jiwa, Posyandu tersebut berhasil menghimpun dana kesehatan sebesar Rp15.250.000, dengan anggota 80% dari jumlah pen-duduk sekitar.

Becak PosyanduInovasi yang tak kalah unik datang dari

Kelurahan Mekarsari, Kota Banjar, Jawa

Barat. Kader Posyandu Dahlia III mencip-takan alat transportasi yang mereka beri nama Candu Asmara, singkatan dari Becak Posyandu Angkutan Swadaya Masyara-kat. Candu Asmara pernah masuk dalam jajaran Top Inovasi Pelayanan Publik di Indonesia pada 2016.

Posyandu Dahlia III memiliki 4 unit becak yang beroperasi di tiga RT binaan. Becak tersebut didesain layaknya ambu-lans, lengkap dengan sirine. Satu hari sebelum pelaksanaan kegiatan Posyan-du, becak tersebut berkeliling kampung untuk memberikan informasi dan peng-umuman kepada warga. Di saat pela-yanan Posyandu berlangsung, Candu Asmara bertugas mengantar dan men-jemput masyarakat yang akan datang ke Posyandu.

Pada hari biasa, becak-becak tersebut disewakan kepada warga dengan har-ga sewa Rp2.000. Becak menjadi solu-si transportasi di kawasan tersebut ka-rena Kelurahan Mekarsari merupakan kawasan gang sempit yang sulit diakses kendaraan roda empat.[]

[Foto: Tribunnews.com]

VERBEEK EDISI 33 | 201714 KESEHATAN

Pencegahan Kanker Payudara

Sadari pentingnya SADARI Suasana seminar Deteksi Dini Kanker Payudara bagi karyawati PT Vale, akhir Oktober 2017.

D ikutip dari situs Yayasan Kanker Payudara Indonesia bahwa 70% penderita kanker payudara ber-

kunjung ke dokter atau rumah sakit pada keadaan stadium lanjut. Ketika hal itu terjadi, peluang untuk sembuh menjadi sangat kecil bahkan tak jarang dokter akan merekomendasikan jenis pengo-batan paliatif—yaitu layanan kepada pa-sien yang penyakitnya tidak dapat di-sembuhkan—bukan lagi layanan kuratif atau pegobatan.

Di dunia, kanker merupakan penye-bab kematian nomor dua setelah pe-nyakit jantung dan pembuluh darah. Je-nis kanker tertinggi pada perempuan di dunia adalah kanker payudara (38 per 100.000 perempuan) dan kanker leher rahim (16 per 100.000 perempuan). Di Indonesia, estimasi insiden kanker pa-yudara sebesar 40 per 100.000 perem-puan. Angka tersebut meningkat dari tahun 2002, dengan insiden kanker pa-yudara 26 per 100.000 perempuan. Dan menurut WHO, prevalensi kanker payu-dara berpotensi semakin meningkat se-iring perubahan pola hidup, serta jika tidak dilakukan tindakan pencegahan dan deteksi dini.

Berdasarkan hasil studi ACTION (ASE-AN Cost In Oncology), yaitu studi yang dilakukan oleh George Institute for Glo-bal Health untuk menganalisis beban biaya yang disebabkan penyakit kanker di delapan negara di Asia Tenggara, se-jumlah faktor seperti fasilitas terbatas,

pengetahuan yang rendah, dan diagno-sis yang terlambat dapat menyebabkan tingginya kemungkinan kematian aki-bat kanker payudara dan beban ekono-mi yang besar.

Pentingnya SADARIOktober merupakan Bulan Peduli

Kanker Payudara (Breast Cancer Awar-eness Month) yang diperingati di selu-ruh dunia. Di bulan sepuluh, perempuan diingatkan kembali akan bahaya kanker payudara serta pentingnya melakukan deteksi dini. Edukasi juga dilakukan bagi karyawati PT Vale melalui seminar “De-teksi Dini Kanker Payudara” pada 27 Ok-tober 2017. Seminar dengan narasum-ber spesialis bedah RS Inco Dr. Herlina L. Dinge, SpB, MKes itu diikuti oleh sekitar 80 karyawati dari berbagai departemen.

Hingga saat ini, penyebab pasti kan-ker payudara belum diketahui. Yang di-ketahui adalah faktor-faktor risiko yang dapat meningkatkan terjadinya kanker payudara, yaitu merokok atau terpapar asap rokok (perokok pasif); pola makan yang buruk (tinggi lemak, rendah serat, mengandung zat pengawet atau pewar-na); mendapat haid pertama di usia ku-rang dari 12 tahun, menopause setelah usia 55 tahun; melahirkan anak perta-ma setelah umur 35 tahun; tidak pernah memberi ASI; pernah mengalami operasi pada payudara yang disebabkan kelain-an tumor; memiliki keluarga dengan ri-wayat kanker payudara.

CERDIK Cegah Kanker

C ek kesehatan secara rutin

E nyahkan asap rokok

R ajin beraktivitas fisik

D iet seimbang

I stirahat cukup

K elola stres

WASPADA Gejala Kanker1. Waktu buang air kecil terganggu

atau ada perubahaan kebiasaan2. Alat cerna terganggu atau sukar

menelan3. Suara serak atau batuk yang tak

kunjung sembuh4. Payudara atau bagian lain mem-

perlihatkan benjolan5. Andeng-andeng (tahi lalat) yang

makin besar atau gatal6. Darah atau lender yang tidak nor-

mal keluar dari tubuh7. Adanya luka yang tak mau sembuh

Selain menekan faktor risiko, upaya yang bisa dilakukan para perempuan adalah melakukan SADARI atau periksa payudara sendiri. Lini pertama deteksi dini itu penting dilakukan oleh setiap perempuan sebulan sekali—idealnya 3 hari setelah bersih dari haid—sejak pe-rempuan mulai mendapat haid pertama. “Jika kanker dapat ditemukan dengan ukuran tumor masih kurang dari 1 cm dan ditangani dengan cepat dan tepat, harapan untuk sembuh hampir 100%. Sekecil apapun benjolan yang ditemu-kan saat SADARI, segera konsultasikan ke dokter,” kata Dr. Herlina.

Gejala kanker payudara antara lain muncul benjolan, permukaan payudara seperti tertarik, ada permukaan yang ce-kung, perubahan warna kulit, permuka-an payudara memerah, dan keluar cairan dari payudara.

Selain SADARI, langkah deteksi lain yang bisa dilakukan adalah pemeriksaan payuda-ra klinis (SADANIS) dan mammografi. SA-DANIS adalah pemeriksaan payudara yang dilakukan petugas kesehatan, sementara mammografi adalah pemeriksaan foto de-ngan menggunakan dosis rendah sinar-X yang dapat mendeteksi kanker payudara walaupun belum teraba benjolan. Mam-mografi biasanya dianjurkan bagi perem-puan berusia 35 tahun ke atas atau bagi mereka yang mengalami keluhan tertentu, seperti rasa nyeri pada payudara, terjadi perubahan bentuk atau warna kulit, atau keluar cairan tidak normal dari puting.[]

VERBEEK EDISI 33 | 201715EVENT

Seminar dan Tudang Sipulung Mokole Nuha-Matano

Seminar dan tudang sipulung diwarnai dengan pameran kriya dan pertunjukan budaya. Hal itu dilakukan demi mengenalkan kekayaan budaya yang dimiliki 11 anak suku di wilayah Kemokolean Nuha-Matano.

Simulasi Uji Kompetensi Pemijat RefleksiP elatihan pemanfaatan tanaman her-

bal di Luwu Timur memasuki tahap penting. Saat ini, para pegiat herbal

sedang menyiapkan diri untuk mengikuti uji kompetensi Hattra Ramuan Tingkat Pratama dan uji kompetensi pemijat re-fleksi. Pada 19 Oktober 2017, sekitar 40 pegiat herbal melakukan simulasi ujian pijat refleksi di Rumah Kemitraan BP3K Model-Kecamatan Nuha.

“Pengobatan tradisional kini tidak lagi dipandang sebagai sarana penyehat saja, melainkan sudah dilihat sebagai lahan wirausaha. Semakin banyak orang yang memahami manfaat pijat refleksi,” kata Iis Sumati dari Lembaga Sertifikasi Kom-

petensi Pijat Refleksi Indonesia (LSK-PRI) yang menjadi instruktur dalam simulasi uji kompetensi. Dia menambahkan, pe-mijat refleksi bersertifikat punya peluang membuka jasa di berbagai daerah di In-donesia, bahkan hingga ke Jepang, Arab, dan Belanda. Selain itu, beberapa sekolah menengah atas kini mulai menerapkan pijat refleksi sebagai ekstrakulikuler se-hingga pemijat profesional juga bisa men-jadi pengajar di sekolah.

Ujian akan dilakukan dalam bentuk te-ori, praktik, dan wawancara. Para calon peserta uji kompetensi menilai, kendala terbesar adalah menghafal seluruh titik refleksi. “Sebenarnya tidak perlu diha-fal, hanya perlu dipahami. Dan yang pen-ting adalah konsistensi mempraktikkan pemijatan. Kalau tidak konsisten, pasti mudah lupa dan akan sulit lulus ujian te-ori,” kata Iis.

Pelatihan dan pendampingan untuk pegiat pengobatan tradisional merupakan bagian dari Program Terpadu Pengem-bangan Masyarakat (PTPM) Kemitraan Strategis. Dalam menjalankan program tersebut, PT Vale bermitra dengan Peme-rintah Kabupaten Luwu Timur.[]

L embaga Adat Mokole Nuha-Matano menggelar kegiatan seminar dan tudang sipulung di Bantea Lengko

Olaro Tapoundau Sorowako, 7 Oktober 2017. Acara tersebut mengambil tema “Melalui Tudang Sipulung Kita Kemba-likan Semangat Persaudaraan sebagai Warisan Leluhur dan Personifikasi Kema-nunggalan (Massedi Siri) bagi Masyarakat Adat Kemokolean Nuha-Matano”. Mokole Nuha-Matano H. Andi Baso A.M Opu To La Mattulia mengatakan bahwa seminar dan tudang sipulung bertujuan mengenalkan nilai-nilai adat 11 anak suku di wilayah Kemokolean Nuha-Matano kepada gene-rasi muda. “Tudang sipulung dimaksud-kan untuk mengenalkan sejarah, namun bisa juga diarahkan untuk mengatasi ber-bagai masalah sosial yang terjadi di ma-syarakat,” tambah Andi Baso.

Acara tersebut dihadiri Andi Masita yang mewakili Datu Luwu Andi Maradang Mackulau Opu To Bau, Dewan Adat dari 12 Kedatuan Luwu, Bupati Luwu Timur HM Thorig Husler, Wakil Bupati Irwan Bachri Syam, Ketua DPRD Amran Syam, Anggo-ta DPRD Usman Sadik, Vice President PT Vale Bernardus Irmanto, pimpinan SKPD Luwu Timur, dan masyarakat adat Kemo-kolean Nuha-Matano.

Bupati Luwu Timur saat membuka se-minar mengatakan bahwa adat-istiadat merupakan bagian dari pengembangan

nilai-nilai dan kultur dasar yang turut memperkokoh landasan berdirinya NKRI. Untuk itu, upaya pelestarian adat perlu terus dikembangkan. “Seminar ini bukan untuk mendebatkan sejarah namun me-nemukan komitmen bersama, menggali nilai-nilai karasteristik dan kearifan lokal yang menjadi identitas bersama,” kata Husler. Dia menambahkan bahwa Lemba-ga Adat perlu menjadi partner pemerintah dan mengambil peran di berbagai dimen-si kehidupan, termasuk menyelesaikan konflik sosial yang timbul di masyarakat.

Dalam seminar dan tudang sipulung, hadir pakar budaya sebagai narasumber, seperti Guru Besar Ilmu Sejarah dan Ke-pariwisataan Prof. Dr. Andi Ima Kesuma, sejarawan Luwu Anthon Andi Pangerang, dan Deputi Bidang Pengembangan Kelem-bagaan Kepariwisataan Kementerian Pa-riwisata RI Prof. Dr. HM. Ahman Sya. Se-lain seminar dan tudang sipulung, acara sehari penuh itu juga diisi dengan tari--tarian adat, penampilan pemusik bam-bu, pameran kerajinan anyaman Nuha, gerabah Measa Aroa, dan pameran pu-saka besi Matano oleh komunitas Pom-pessi Luwu. Ajang tersebut juga sejalan dengan visi Nuha yang diproyeksikan se-bagai destinasi wisata.

Tudang sipulung secara harfiah dapat diartikan duduk bersama. Dalam pelaksa-naannya, acara tersebut dimaknai seba-

gai ruang bagi publik untuk menyuarakan kepentingannya dalam rangka mencari solusi atas permasalahan yang mereka

hadapi. Tudang sipulung adalah ruang yang mediasi antara publik dengan peme-rintah yang berjalan secara demokratis.[]

VERBEEK EDISI 33 | 201716 GALERI FOTO

Galeri FotoMomen yang tertangkap kamera sepanjang pelaksanaan Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM). Jika Anda memiliki foto-foto yang terkait dengan pelaksanaan PTPM, silakan kirim ke Redaksi Tabloid Verbeek melalui email [email protected] (ukuran foto minimal 500KB). Foto yang dimuat akan mendapatkan suvenir menarik.Tanam perdana padi SRI Organik di sawah milik Hamzah anggota Kelompok Tani Lioka Mekar, Desa Lioka,

Kecamatan Towuti, seluas 0,65 hektar pada awal Oktober 2017 (Foto: Azzam Maher)

Warga Kelurahan Magani menggunakan fasilitas jalur refleksi yang pembangunannya didanai oleh

Program Mitra Desa Mandiri (PMDM) PT Vale.

Petani Desa Buangin membuat caplakan di lahan siap tanam. Jarak tanam 30x30cm akan meningkatkan

jumlah anakan produktif karena persaingan hara makin berkurang.

Kelompok Usaha Rey Tailor di Desa Tabarano Kecamatan Wasuponda mendapat bantuan lima unit mesin jahit dari PMDM 2016. (Foto: Adolfina Sambo)

Bantuan sepeda dan boks bagi penjual jamu di Desa Ledu-ledu Kecamatan

Wasuponda. (Foto:Adolfina Sambo)