flanel membuat duta sanitasi provinsi boneka jari gym ... · kejadian kecelakaan lalu-lintas, saya...

16
Safety > Hal 11 Fungsi Lampu Hazard KREASI > HAL 8 Flanel MEMBUAT BONEKA JARI SOSOK > HAL 5 Brigita Olivia DUTA SANITASI PROVINSI SULAWESI SELATAN 2013 EDISI 9, JULI 2014 I 16 HALAMAN Dipublikasikan oleh Divisi Komunikasi PT Vale Indonesia Tbk - Tidak Diperjualbelikan - Kepala Dinas Koperindag Luwu Timur, Ir. Zakaria, M.Si saat verifikasi dan peninjauan lapangan. KOMUNITAS > HAL 15 MATANO PLAYER GYM MENINGKATKAN KAPASITAS, MENGUATKAN LEMBAGA Laporan Utama > Hal 3 Mencari Lembaga Keuangan yang Pas Wawasan > Hal 7 Mengenal Raptor Oleh: Weldi Purwanto Karyamu > Hal 9 Cerpen: Sahabatku, Pencerahku Pemda Menyapa > Hal 12 Empat Tahun Berturut-turut Kota Malili Raih Adipura

Upload: doanquynh

Post on 22-Aug-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Flanel MEMBUAT DUTA SANITASI PROVINSI BONEKA JARI GYM ... · kejadian kecelakaan lalu-lintas, saya berharap tabloid Verbeek juga menu-liskan kiat mencegah kecelakaan. Tu-lisan seperti

S afety > Hal 11Fungsi Lampu Hazard

KREASI > HAL 8Flanel

MEMBUAT BONEKA JARI

SOSOK > HAL 5Brigita Olivia

DUTA SANITASI PROVINSI SULAWESI SELATAN 2013

E D I S I 9 , J U L I 2 0 1 4 I 1 6 H A L A M A ND i p u b l i k a s i k a n o l e h D i v i s i K o m u n i k a s i P T Va l e I n d o n e s i a T b k

- T i d a k D i p e r j u a l b e l i k a n -

Kepala Dinas Koperindag Luwu Timur, Ir. Zakaria, M.Si saat verifikasi dan peninjauan lapangan.

KOMUNITAS> HAL 15MATANO PLAYER GYM

MENINGKATKAN KAPASITAS, MENGUATKAN LEMBAGA

Laporan Utama > Hal 3 Mencari Lembaga Keuangan yang PasWawasan > Hal 7Mengenal RaptorOleh: Weldi Purwanto

Karyamu > Hal 9Cerpen: Sahabatku,

Pencerahku Pemda Menyapa > Hal 12

Empat Tahun Berturut-turut Kota Malili Raih Adipura

Page 2: Flanel MEMBUAT DUTA SANITASI PROVINSI BONEKA JARI GYM ... · kejadian kecelakaan lalu-lintas, saya berharap tabloid Verbeek juga menu-liskan kiat mencegah kecelakaan. Tu-lisan seperti

EDITORIAL V E R B E E K I E D I S I 9 , J U L I 2 0 1 4

Redaksi

Kirimkan kritik dan saran Anda untuk tabloid Verbeek melalui email ke:[email protected] atau kirimkan surat ke alamat redaksi.

@tabloidverbeekTabloid Verbeek

Pembaca yang budiman.

Beberapa waktu ini, Tim Koordi-nasi PTPM (Program Terpadu Pe-ngembangan Masyarakat) sedang serius melakukan studi bagi terben-tuknya lembaga keuangan yang pas buat masyarakat rentan di pedesa-an. Lembaga ini diharapkan mampu menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat, dan ditargetkan sudah terbentuk tahun ini.

Bicara tentang lembaga keuangan di pedesaan, Verbeek teringat Grame-en Bank di Bangladesh yang digagas Muhammad Yunus. Grameen dalam bahasa Bangla berarti “desa” atau “pedesaan”.

Dari semula melayani sejumlah kelompok masyarakat, Grameen Bank kini punya 2.226 kantor ca-bang dan beroperasi di lebih dari 71.000 desa di Bangladesh. Jumlah peminjam kreditnya mencapai 6,6 juta orang, 97% di antaranya adalah perempuan.

Berkat prestasinya itu, Muham-mad Yunus dan Grameen Bank di-anugerahi Nobel Perdamaian. Ha-diah itu diberikan, kata The Nobel Foundation, “Untuk pembangunan sosial dan ekonomi yang dilakukan dari bawah.”

Kredit Grameen Bank diberikan tanpa agunan dan hanya boleh di-gunakan untuk aktivitas produktif (income generating). Penerima kredit diawasi dan dibimbing secara ketat oleh pihak bank.

Tiap kelompok penerima kredit terdiri atas lima orang. Mereka saling bantu dan mengawasi proses income generating tersebut. Hanya dua orang dari mereka yang diperkenankan me-minta kredit, dan peminta tidak ber-masalah dalam pengembalian kredit. Dua anggota lainnya dalam kelompok boleh ikut meminjam dana kredit tersebut. Jika income generating suk-ses, anggota kelima bisa mengajukan kredit kepada bank.

Grameen Bank membuktikan bah-wa kaum miskin memiliki kemampu-an mengelola ekonomi bila diarahkan dengan benar. Baik itu dalam wadah perbankan atau koperasi. Verbeek kali ini menyuguhkan laporan uta-ma tentang kemungkinan berdirinya lembaga keuangan bagi masyarakat rentan di Luwu Timur.

Pembaca, sudah sembilan edisi Verbeek hadir di hadapan Anda. Dari semua edisi tersebut, redaksi senan-tiasa berusaha menyajikan yang ter-baik untuk Anda. Satu pekerjaan ru-mah yang masih belum selesai adalah Verbeek terbit tepat waktu. Apalagi tabloid ini sudah ditargetkan terbit bulanan. Semoga target ini memacu kami untuk segera menyelesaikan pekerjaan rumah tersebut.

Selamat membaca.

Redaksi

Kontribusi FotoHalo Verbeek,Sebagai Fasilitator Kabupaten yang terlibat dalam PTPM, saya memiliki do-

kumentasi kegiatan PTPM dalam jumlah yang cukup banyak. Apakah saya bisa mengirimkan foto-foto dokumentasi tersebut untuk dimuat di tabloid Verbeek? Kemana saya harus mengirimnya? Bisa diberikan info detail karena mungkin ada juga pembaca Verbeek yang ingin memberikan kontribusi berita atau foto.

Andi Narwis, Malili

Halo Pak Andi Narwis,Redaksi Verbeek menerima kontribusi berupa berita, tulisan feature, ma-

upun foto. Untuk siswa sekolah, kami juga menerima kontribusi berupa puisi atau cerita pendek. Silakan kirim melalui email ke alamat [email protected]. Terima kasih.

Kilas Peristiwa dan Info Sekolah

Ketika membaca sebuah koran atau tabloid, saya mencari berita peristiwa yang terjadi di sekitar kita. Misalnya kebakaran, gempa, pencurian, atau berita-berita lain yang penting untuk diketahui. Tidak hanya beritanya tapi juga pelajaran apa yang bisa ambil dari peristiwa tersebut. Ketika ada kejadian kecelakaan lalu-lintas, saya berharap tabloid Verbeek juga menu-liskan kiat mencegah kecelakaan. Tu-lisan seperti itu pasti berguna bagi pembaca. Selain itu, sebagai ibu yang punya anak usia sekolah, saya ingin mendapat informasi seputar sekolah-sekolah di Luwu Timur. Misalnya ada SD di Sorowako yang mendapat juara nasional dalam bidang tertentu atau sekolah di Malili yang punya kegiatan menarik bagi siswanya. Sekolah lain yang belum berprestasi jadi terpacu untuk mendapat prestasi.

Suhaenah, Sorowako.

Terima kasih telah memberi masuk-an kepada tabloid Verbeek. Kami se-cara rutin memuat informasi seputar keselamatan–termasuk kiat mengha-dapi bencana alam dan kiat berkendara aman–dalam rubrik “Safety”. Saran Ibu Suhaenah yang menarik sekali seputar info sekolah akan menjadi pertimbang-an kami.

Topik OlahragaSaya baru dua kali membaca Ver-

beek. Isinya cukup baik menurut saya. Anak dan istri saya juga senang mem-bacanya karena ada tulisan yang sesu-ai dengan kebutuhan mereka. Namun saya saran agar Verbeek ke depan da-pat mengulas topik-topik olahraga. Misalnya sepakbola, tenis, atau ber-sepeda yang merupakan olahraga fa-vorit masyarakat Sorowako dan Luwu Timur. Isinya bisa apa saja, misalnya profil klub atau pemain sepak bola, se-peda-sepeda terbaru, dan sebagainya.

Djarot, Sorowako

Terima kasih idenya. Usulan Anda cukup menarik. Ke depan, mungkin bisa kami pertimbangkan dan sesu-aikan dengan skala prioritas pem-beritaan dan bujet halaman kami saat ini.

Inspirasi PendidikanSalam,Saya sudah beberapa kali membaca tabloid Verbeek dan menurut saya tab-

loid ini perlu menambahkan tulisan seputar ide-ide pembelajaran yang bisa dipakai guru maupun orangtua di rumah. Saat ini metode belajar sudah begitu berkembang sehingga banyak ide pembelajaran mandiri yang bisa diterapkan untuk melengkapi materi ajar yang didapat di sekolah. Selain itu, bisa juga Verbeek memuat profil guru di sekolah tertentu yang punya dedikasi tinggi sebagai inspirasi bagi tenaga pengajar yang lain. Ketika menghadirkan konten yang menarik, tulisan-tulisan di Verbeek tidak hanya dibaca satu kali tapi akan dijadikan kliping oleh pembacanya.

Faishol Husni, Sorowako

Terima kasih atas saran Pak Husni kepada Verbeek. Usulan menarik tentang metode belajar mandiri dan profil tenaga pengajar akan kami pertimbangkan karena siswa sekolah, guru, dan orangtua murid merupakan salah satu target pembaca utama Verbeek.

Informasi Oleh-olehSebelumnya saya ucapkan terimakasih atas kerja keras redaksi untuk se-

lalu menghadirkan berita dan info seputar Sorowako. Sebagai kota dengan penduduk majemuk yang datang silih berganti mungkin bisa memuat berita tentang oleh-oleh khas sorowako yang bisa menjadi alternatif para pendatang saat mudik. Beberapa teman kesulitan mendapat informasi untuk memper-oleh oleh-oleh. Bisa juga diulas dan dikemas jadi tulisan mulai dari produksi hingga hasil akhirnya.

Semoga tabloid Verbeek bisa rutin terbit dan selalu memberi kontribusi positif bagi para pembacanya.

Yuni Fitriyani Natsir, Sorowako

Terima kasih atas saran dan doa dari Ibu Yuni kepada Verbeek. Usulan ibu mengenai oleh-oleh pernah kami turunkan dalam liputan mengenai usaha ke-ripik pisang di Sorowako dan terasi kering di Malili. Kami akan melaporkan usaha-usaha serupa pada edisi-edisi mendatang.

Pelindung: Dewan Direksi PT Vale I Penasihat: Basrie Kamba (Director of Communications & External Affairs)Penanggungjawab: Teuku Mufizar Mahmud (GM Communications) I Redaktur Pelaksana: Sihanto B. Bela I Editor: Busman Dahlan Shirat, Sohra, La Ode M. Ichman, Miftahuddin Hadilang, Andi Zulkarnain, Baso Haris I Redaksi: Rohman Hidayat Yuliawan, Nala Dipa Alamsyah, Nuki Adiati Fotografer: Doni Setiadi I Desain & Layout: Maman Ashari Hasan Tjokke Alamat Redaksi: Kantor Departemen Communications & External Affairs, Jl. Ternate No. 44 Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan - 92984.

2

Page 3: Flanel MEMBUAT DUTA SANITASI PROVINSI BONEKA JARI GYM ... · kejadian kecelakaan lalu-lintas, saya berharap tabloid Verbeek juga menu-liskan kiat mencegah kecelakaan. Tu-lisan seperti

E D I S I 9 , J U L I 2 0 1 4 I V E R B E E K LAPORAN UTAMA

Usaha bersama dan keberpihakan pada masyarakat miskin menjadi kata kun-cinya.

Mencapai kemandirian ekonomi menjadi target Program Terpa-du Pengembangan Masyarakat

(PTPM) melalui Program Mitra Desa Mandiri (PMDM). Salah satu upaya yang kini dikedepankan adalah penguatan lembaga keuangan berbasis masyarakat, seperti koperasi.

Untuk itu, Tim Koordinasi PTPM me-lakukan serangkaian kegiatan yang mu-aranya adalah rekomendasi terkait lem-baga keuangan yang dinilai paling cocok dengan kebutuhan masyarakat Luwu Timur. Khususnya di empat wilayah ter-dampak operasi PT Vale.

Data Luwu Timur dalam Angka 2013, jumlah koperasi di 11 kecamatan men-capai 245 unit, terdiri atas koperasi unit desa (KUD) dan koperasi non-KUD. Mo-dal seluruh koperasi dalam bentuk sim-panan, cadangan, dan sisa hasil usaha (SHU) mencapai Rp29,64 miliar. Data ini menunjukkan, masyarakat menaruh kepercayaan besar terhadap lembaga keuangan non-bank.

Menggali informasiTahap pertama yang dilakukan Tim

Koordinasi PTPM adalah menggali in-formasi. Pertengahan Juni lalu, Tim bertemu dengan Badan Pemberdaya-an Masyarakat dan Pembangunan Desa (BPMPD), diwakili oleh Kepala Bidang Kelembagaan, Partisipasi Masyarakat, dan Usaha Ekonomi, Shine Desmety. Tim menggali informasi seputar perilaku ma-syarakat dalam mengelola permodalan.

an yang dianut masyarakat desa. Dengan demikian, rekomendasi lembaga keu-angan yang dikeluarkan sesuai dengan karakter masyarakat.

Informasi juga didapat melalui kope-rasi yang terbilang sukses. Salah satunya Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Berkat di Malili. Koperasi ini berdiri 2006 dan kini punya 300 anggota lebih. Meskipun memiliki anggota banyak, KSP Berkat belum dapat menjaring kalangan peta-ni dan pedagang kecil secara maksimal. Mereka kebanyakan keberatan dengan besaran simpanan wajib sebesar Rp3 juta dan simpanan pokok Rp400.000.

Tim Koordinasi juga menemukan fak-ta, masyarakat berkoperasi semata-mata hanya untuk mengajukan pinjaman. Ke-

tika mereka tak lagi memerlukan dana, mereka menarik diri dari keanggotaan. Padahal manfaat koperasi sangat besar. Temuan-temuan tersebut menjadi bahan untuk merumuskan sistem pengelolaan keuangan nantinya.

Beroperasi 2014Tim Koordinasi juga melakukan sur-

vei ke pasar-pasar tradisional. Mereka mewawancarai pedagang dan pengelola pasar untuk mendengar seberapa besar kebutuhan mereka terhadap lembaga keuangan selain bank. Sebagian dari mereka menyatakan tak segan menga-jukan pinjaman ke bank, dan sebagian lagi ragu-ragu. Alasan kelompok yang ragu-ragu adalah rumitnya prosedur pengajuan kredit dan lamanya proses pencairan dana.

Karena itulah, masyarakat cenderung mengajukan kredit ke perusahaan-per-usahaan leasing dengan agunan. Per-syaratan yang ringan menjadi alasan utama, meski bunga pinjamannya ter-bilang besar. Hal ini mengindikasikan masyarakat sebenarnya memerlukan bantuan modal.

Tim Koordinasi juga akan mengada-kan diskusi kelompok dengan melibat-kan pemerintah daerah, para fasilita-tor PTPM, dan tokoh-tokoh masyarakat. Diskusi kelompok tersebut diharapkan dapat menghasilkan prototipe lembaga keuangan yang sesuai dengan karakter dan kebutuhan masyarakat di Luwu Ti-mur. Fase berikutnya adalah pengurusan perizinan dan persiapan teknis hingga lembaga keuangan tersebut beropera-si. Tim menargetkan tahun ini lembaga keuangan tersebut sudah terbentuk. [ ]

Mencari Lembaga Keuangan yang Pas

Pada 2009, BPMPD menggelontor-kan dana bergulir atau dana stimulan dalam Program Pemberdayaan Masya-rakat Pedesaan (P2MP). Sebanyak 99 desa di Luwu Timur masing-masing mendapatkan dana Rp350 juta. “Dana tersebut merupakan pinjaman modal usaha bagi kelompok masyarakat mis-kin. Tapi dalam praktik, pengembalian dana tersebut umumnya macet. Teruta-ma karena memang tidak ada kesadaran dalam benak masyarakat bahwa dana tersebut adalah dana pinjaman. Mereka menganggap uang dari pemerintah itu sudah pasti hibah,” kata Desmety.

Sebagai bagian dari proses assess-ment, Tim menggali informasi seputar motif, perilaku, dan kebiasaan-kebiasa-

Salah satu penerima dana stimulan pada Program Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan (P2PM) di Kantor Desa Kerto Raharjo, Tomoni Timur (kiri). Tim Koordinasi Kabupaten melakukan kunjungan ke Kantor Desa Kerto Raharjo - Tomoni Timur dan Kantor Desa Puncak Indah-Malili (kanan).

Asesmen Lembaga Keuangan.

Tim Koordinasi Kabupaten terdiri Shine Desmety (kiri), Ruri Febrianto, Faizol Husni dan Agus Suheri(kanan) melakukan diskusi tentang perilaku, motif, dan kebiasaan yang dianut masyarakat desa.

Tim Koordinasi Kabupaten

3

Page 4: Flanel MEMBUAT DUTA SANITASI PROVINSI BONEKA JARI GYM ... · kejadian kecelakaan lalu-lintas, saya berharap tabloid Verbeek juga menu-liskan kiat mencegah kecelakaan. Tu-lisan seperti

an seputar aturan main koperasi belum dipahami para pengurus dan anggota.

Misalnya, ketika koperasi mensyarat-kan jumlah anggota minimal sebanyak 20 orang, masih ada koperasi yang ber-anggotakan kurang dari jumlah tersebut. Proses pembentukan koperasi pun tidak sepenuhnya dilalui secara benar. Anta-ra lain karena tidak dilandasi kesamaan kepentingan dan kebutuhan anggota-nya. Pilihan jenis usaha juga tanpa studi kelayakan.

Pemahaman tentang Rapat Anggota Tahunan (RAT) sebagai forum tertinggi dirasa lemah. Terbukti, hanya dua kope-rasi yang sudah melaksanakan RAT. Ope-

Pengembangan koperasi memerlukan ker-ja sama antara pegiat koperasi, pemerin-tah dan badan usaha.

Koperasi merupakan lembaga ke-uangan non-bank terbanyak di Luwu Timur. Namun perannya

dalam mendorong roda perekonomian masih terasa lambat, bahkan cenderung stagnan. Kurangnya pemahaman seputar visi dan misi koperasi, lemahnya mana-jemen pengelolaan koperasi, serta ku-rangnya pengurus dan anggota dalam memahami sistem dan mekanisme per-koperasian menjadi penyebabnya.

Untuk itu, akhir Februari 2014 lalu di-adakan pelatihan perkoperasian. Pengu-rus dari 16 koperasi di Nuha, Towuti, Wasuponda dan Malili menjadi peserta kegiatan empat hari tersebut. Fasilitator mendorong sesama peserta melakukan curah pendapat, diskusi, dan simulasi.

Pelatihan dimaksudkan untuk mening-katkan kapasitas lembaga dan pengurus koperasi. Juga untuk menajamkan visi dan misi lembaga, tata kelola adminis-trasi, manajemen keuangan, manajemen SDM, pengembangan usaha dan permo-dalan, serta mengubah pola pikir pelaku perkoperasian.

Hadir dalam acara Kepala Dinas Ko-perasi, Perindustrian dan Perdagangan (Koperindag) Lutim dan staf Lembaga Pendidikan Koperasi (Lapenkop), sebu-ah lembaga di bawah Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin). “Untuk mengem-bangkan lembaga koperasi yang andal harus melalui proses dan kerja keras yang memerlukan keseriusan. Mengikuti pelatihan dan menerapkan pembelajaran yang sudah didapat merupakan bagian dari proses tersebut,” kata Ir. Zakaria, M.Si, Kepala Dinas Koperindag Lutim.

Peninjauan LapanganSebagai kelanjutan dari kegiatan pe-

latihan, Tim Fasilitator Perkoperasian dari konsultan A+ CSR Indonesia meng-adakan peninjauan lapangan terhadap kinerja koperasi sepanjang Mei lalu. Ko-perasi yang ditinjau diambil secara acak, dengan prioritas koperasi-koperasi di wilayah terdampak operasi PT Vale dan telah mengikuti pelatihan perkoperasian.

Delapan koperasi yang ditinjau ma-suk dalam kategori koperasi produsen dengan usaha pembuatan pupuk kom-pos, koperasi jasa di bidang perdagangan bahan bakar minyak, dan koperasi sim-pan pinjam. Dilihat sepintas, pemaham-

LAPORAN UTAMA

rasional bisnis juga perlu banyak perba-ikan. Koperasi-koperasi produsen masih terlalu mengandalkan operasional bisnis pada permintaan perusahaan untuk me-masok produk dengan kuota produksi dan rentang waktu yang sangat terbatas.

Koperasi jasa menggantungkan keber-lanjutan operasionalnya pada nelayan dan pengecer yang bukan anggota dalam penyediaan BBM. Koperasi-koperasi sim-pan pinjam melakukan operasional bisnis secara rutin, namun dengan perputaran modal yang kecil. Kemampuan kopera-si memberikan pinjaman yang minim dan rendahnya kesadaran anggota untuk menyimpan dan mengangsur pinjaman, masih menjadi kendala koperasi untuk menggerakkan roda bisnis.

Untuk bisa maju dan berkembang, sia-papun atau apapun perlu memiliki daya saing. Tak terkecuali koperasi. Hasil pe-mantauan lapangan menunjukkan, pro-duk koperasi produsen ternyata memiliki produk pengganti yang dihasilkan badan usaha lain.

Dengan kondisi tersebut, koperasi tidak punya nilai tawar yang tinggi atas produk maupun jasa yang dihasilkannya. Apalagi koperasi-koperasi produsen ti-dak memiliki keunikan layanan produk atau jasa.

Meskipun sudah sesuai dengan kei-nginan konsumen, produk dan jasa yang dihasilkan masih terkonsentrasi pada

Meningkatkan Kapasitas, Menguatkan Lembaga

satu atau dua jenis saja. Sementara ko-perasi simpan pinjam masih terbatas pada produk simpan pinjam yang kon-vensional.

Berbenah Hasil peninjauan lapangan Tim Fasi-

litator Perkoperasian tersebut mejadi bahan berharga untuk perbaikan. Pem-benahan dalam lingkup internal koperasi harus dilakukan, mulai dari administrasi, kelembagaan, hingga skema bisnis dan peningkatan daya saing.

Peninjauan lapangan juga memberi masukan kepada pemerintah daerah dan pihak-pihak lain dalam memajukan kope-rasi. Pemerintah desa dapat melakukan kegiatan sosialisasi terkait mekanisme pendirian dan strategi pengembangan koperasi. Juga melakukan verifikasi atau pemeringkatan koperasi untuk meman-tau tingkat kesehatan koperasi.

Strategi intervensi, seperti pelatihan dan asistensi, perlu dilakukan secara ber-kala. Selain itu, peran dunia usaha dipan-dang krusial. Perusahaan dapat bermitra dengan koperasi melalui kerja sama pe-nyediaan barang dan jasa melalui tender secara transparan dan kredibel.

Semakin maju dan berkembang sua-tu koperasi, semakin berkembang pula ekonomi masyarakat. Kemampuan eko-nomi yang membaik, tentu berujung pada kemandirian. [ ]

Pelatihan dan Verifikasi koperasi di wilayah terdampak.Kepala Dinas Koperindag Luwu timur, Ir Zakaria Msi memberikan materi dalam pelatihan perkoperasian, bertempat di Otuno room (27/02/2014) (atas). Tim Fasilitator perkoperasian dari konsultan A+ melakukan verifikasi dan peninjauan lapangan (bawah).

"Untuk mengembangkan lembaga koperasi yang andal harus melalui pro-ses dan kerja keras yang memerlukan keseriusan,” I r. Z a k a r i a , M . S i ( Ke p a l a D i n a s Ko p e r i n d a g Lu t i m )

V E R B E E K I E D I S I 9 , J U L I 2 0 1 44

Page 5: Flanel MEMBUAT DUTA SANITASI PROVINSI BONEKA JARI GYM ... · kejadian kecelakaan lalu-lintas, saya berharap tabloid Verbeek juga menu-liskan kiat mencegah kecelakaan. Tu-lisan seperti

Bagaimana awal keikutsertaan Gita dalam pemi-lihan Duta Sanitasi?

Tahun lalu, pihak sekolah mengumumkan kita akan ikut seleksi Duta Sanitasi yang diadakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum. Siapapun yang tertarik boleh me-ngumpulkan berkas-berkas dan sertifikat prestasi untuk diseleksi oleh Dinas Peker-jaan Umum.

Dari YPS terpilih dua orang, saya salah satunya. Lalu saya mengikuti karantina di Makassar selama satu bulan sebagai persi-apan sebelum berangkat ke Jakarta. Saya bisa ikut karantina dan berangkat ke Ja-karta bersama enam teman lain se-Provinsi Sulawesi Selatan berkat poster yang saya buat. Judulnya “Tidak Ada Air, Tidak Bagus”.

Peserta seleksi yang tidak menjadi Duta Sanitasi Nasional, otomatis menjadi Duta Sanitasi Provinsi. Meskipun akhirnya saya cukup menjadi Duta Sanitasi Provinsi, se-lama karantina di Makassar dan sepanjang perlombaan di Jakarta, banyak pengalaman baru yang saya dapatkan.

Apa saja pengalaman baru itu?Di Makassar, kami diajar menari tradi-

sional Mappadendang untuk ditampilkan sebagai pertunjukan dari daerah masing-masing. Saya, yang awalnya sama sekali tidak bisa menari, jadi bisa. Kami juga dibekali keterampilan public speaking, karena sebagai duta tugas utama kami adalah mem-beri edukasi. Kami juga diajari cara membuat video pendek, membatik, mendapat ide-ide mendaur ulang sampah, dan melakukan praktik kerja lapangan. Bagi saya, mengikuti seleksi Duta Sanitasi bukan untuk mencari kemenangan, tapi mencari keterampilan.

Ada praktik kerja lapangan juga?Iya, kami secara berkelompok terjun ke sebuah

kampung di Jakarta. Di sana, kami bertemu langsung dengan masyarakat dan memberi penyuluhan seputar sanitasi. Seru sekali. Apalagi kelompok saya berhasil masuk peringkat lima besar dalam penilaian PKL.

Sekembalinya ke Sorowako, pelajaran apa yang Gita terapkan dalam keseharian?

Saya belajar untuk menunjukkan kepedulian le-wat aksi nyata. Setiap kali saya melihat sampah, saya pasti langsung pungut dan buang ke tempat sampah. Ternyata banyak juga teman-teman mengikuti aksi saya. Hal-hal yang kelihatan kecil seperti itu punya dampak besar kalau kita lakukan bersama secara terus-menerus.

Mengapa Gita begitu peduli terhadap lingkungan?Sanitasi itu kaitannya dengan kebersihan dan men-

jaga sumber air bersih. Menjaga kebersihan artinya menjaga kesehatan. Menjaga air artinya menjaga masa depan. Ketika kita menjaga kebersihan dan sumber air, artinya kita memastikan masa depan yang sehat. Itu sangat penting.

Bagaimana menanamkan kebiasaan bersih?Pendidikan dan kebiasaan. Kalau seorang anak

sejak kecil dididik dan dibiasakan untuk menjaga ke-bersihan, sampai dewasa akan terbawa dan dia akan mengajarkan hal yang sama kepada anaknya. Begitu seterusnya. Karena itu, Duta Sanitasi dipilih dari anak-anak supaya kebiasaan bersih itu masih bisa ditanamkan dan generasi penerus akan menjadi generasi yang peduli sanitasi.

Menjadi seorang duta merupakan kebanggaan. Na-mun sekaligus tanggung jawab yang disandang se-umur hidup.

S iang itu, selepas jam sekolah, hujan turun cukup deras. Lewat pengeras suara, Brigita memanggil teman-temannya yang tergabung dalam Rela-

wan Peduli Lingkungan (RPL) untuk berkumpul dan mengerjakan aktivitas mereka seperti biasa, yaitu memungut sampah yang tercecer di koridor sekolah.

Hujan tidak menjadi halangan untuk berhenti pe-duli. Begitulah sebagian kecil keseharian Gita, sapa-an akrab si Duta Sanitasi Provinsi Sulawesi Selatan 2013. Kepeduliannya terhadap kebersihan lingkungan dan pentingnya menjaga sumber air telah membuat dia punya banyak teman dari seluruh Indonesia. Dia juga punya banyak gagasan positif untuk dibagikan kepada sesama.

Sanitasi, bagi penghobi menulis dan menggam-bar ini, merupakan salah satu hal terpenting dalam hidup. Ada lelucon begini: Ketika seseorang sudah terlalu banyak bepergian ke luar negeri hingga sulit membedakan satu negara dengan negara lain, ba-gaimana cara mudah mengetahui kita sudah sampai di Indonesia? Mudah saja. Masuklah ke toilet umum. Jika toilet tersebut kotor dan tidak nyaman, itu arti-nya kita sedang berada di Indonesia.

Brigita angkat bicara tentang lelucon tersebut dan berbagai hal lain yang menarik perhatiannya. Berikut petikan wawancara dengan Verbeek.

Gita pernah mendengar lelucon tentang toilet di Indonesia itu?

Iya, saya pernah mendengarnya. Rasanya negara kita ini dipandang rendah sekali. Tapi mungkin me-mang seperti itu kenyataannya. Kesadaran untuk menjaga kebersihan masih sangat kurang. Ambil contoh toilet umum di SPBU yang kebanyakan kotor dan bau. Kalau setiap orang mau peduli, rasanya ti-dak sulit menjaga kebersihan toilet umum dan tem-pat-tempat lain.

Apa tugas Gita sebagai Duta Sanitasi?Kami para Duta Sanitasi diharapkan menjadi role

model atau panutan bagi teman-teman dan masyara-kat untuk selalu menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan. Duta Sanitasi juga harus punya program kerja dan menjadi penyuluh muda yang aktif.

Apa program kerja Gita?Saya dibantu guru pembimbing mengumpulkan

sukarelawan lalu membuat komunitas Relawan Pe-duli Lingkungan atau disingkat RPL. Bersama teman-teman, kami melakukan aksi bersih-bersih di sekolah dan lingkungan sekitar. Kegiatan itu kami lakukan hampir setiap hari, di jam istirahat atau pulang seko-lah. Kami juga membantu petugas kebersihan mem-buang sampah. Karena tidak mungkin saya bekerja sendiri, saya sangat terbantu oleh teman-teman RPL.

Peduli Lingkungan, Peduli Masa Depan

Sehari-hari, kamu pribadi seperti apa sebenar-nya?

Saya ini sebenarnya pendiam. Awalnya sulit juga harus menjadi seorang duta karena harus banyak bicara di depan umum. Tapi saya pikir-pikir ada untungnya juga saya pendiam karena saya terbiasa langsung bertindak, tidak banyak bicara. Kalau mau pungut sampah ya pungut saja, enggak perlu ngo-mong-ngomong.

Menjadi Duta Sanitasi pasti bangga. Adakah hal yang memberatkan?

Bangga sudah pasti. Tapi tanggung jawab saya besar sekali, mungkin itu yang agak memberatkan. Kadang saya suka iseng pura-pura lempar kertas ke lantai. Kalau anak-anak lain mungkin enggak masa-lah, tapi saya langsung dimarahi banyak orang karena buang sampah sembarangan… hahahaha.

Apa harapan Gita terhadap perilaku hidup ber-sih di Indonesia?

Yang jelas saya berharap sekali orang Indonesia bisa taat peraturan dan enggak malu-maluin. Semoga lelucon tentang toilet di Indonesia suatu saat tidak akan ada lagi. [ ]

SOSOK

Brigita Olivia:

BIODATANama Lengkap : Brigita Maria Olivia Putri SuciadiTanggal Lahir : 18 Oktober 1999Pendidikan : Kelas VIII SMP YPS Singkole, Sorowako Ayah : Abraham SutjiadiIbu : Wenda AzikinSaudara : Angelina Wiyani (24), Vincent Aditya (20), Fransiscus Ivandi (12), Catherine Benita (8)

E D I S I 9 , J U L I 2 0 1 4 I V E R B E E K

Brigita Olivia berkumpul bersama teman-teman Relawan Peduli Lingkungan sebelum mereka melakukan pemungutan sampah.

5

Page 6: Flanel MEMBUAT DUTA SANITASI PROVINSI BONEKA JARI GYM ... · kejadian kecelakaan lalu-lintas, saya berharap tabloid Verbeek juga menu-liskan kiat mencegah kecelakaan. Tu-lisan seperti

Dari ruang anatomi STOVIA, Soetomo dan kawan-kawannya membuat lang-kah bersejarah. Kelak dikenang sebagai pelopor pergerakan nasional.

Setiap tanggal 20 Mei, kita mem-peringati Hari Kebangkitan Na-sional. Inilah hari yang merujuk

pada berdirinya suatu organisasi yang dimotori para mahasiswa STOVIA (Sc-hool tot Opleiding van Indische Artsen) atau Sekolah Pendidikan Dokter Hindia pada 1908. Sekolah ini di masa Hindia-Belanda amat prestisius, termasuk bagi Soetomo, salah seorang pendiri Boedi Oetomo. Bagaimana kehidupan mu-rid-murid STOVIA yang “keren” itu di asrama? Verbeek coba mengupasnya.

Soetomo masuk STOVIA ketika beru-sia 15 tahun, tepatnya pada 10 Januari 1903. Teman angkatannya berjumlah 13 orang, di antaranya akan menjadi rekan-rekan pendiri Boedi Oetomo. Dua tahun pertama di sekolah ini ditandai Soetomo dengan semangat belajar yang buruk dan kesukaannya berkelahi. Un-tung saja dia cepat sadar bahwa sang ayah menaruh harapan besar kepada dirinya.

Asrama STOVIA Ketika Soetomo masuk STOVIA—

sebelumnya bernama Sekolah Dokter Djawa— sudah tersedia asrama bagi para murid. Sebelumnya, asrama Seko-lah Dokter Djawa bersebelahan dengan tempat belajar di Rumah Sakit Militer Weltevreden (dekat Jatinegara, Jakar-ta). Ketika namanya berubah menjadi STOVIA, asrama pindah ke Hospitaal-weg (Jalan Rumah Sakit), resmi dibuka pada 1 Maret 1902.

Asrama STOVIA terdiri atas empat ruangan besar, dilengkapi kamar mandi dan WC yang dapat menampung 180 orang murid. Semua pintu dan jende-la terbuka ke halaman. Di pekarangan berdiri tiga bangunan, satu bangun-an untuk praktikum fisika dan kimia, satu bangunan untuk senam, dan satu lagi yang terbesar digunakan untuk tempat rekreasi. Di kiri dan kanannya terdapat 20 kamar tidur bagi murid-murid yang satu atau dua tahun lagi lulus jadi dokter.

Sejak tahun 1913 STOVIA menye-lenggarakan pendidikan untuk men-capai gelar Indische Arts selama 10 ta-hun, di mana 3 tahun sebagai bagian

WAWASANV E R B E E K

Cerita dari Asrama STOVIApersiapan atau voorbereidende afdeling (VA), dan 7 tahun untuk bagian kedok-teran atau geneeskundige afdeling (GA). Murid-murid yang disebut ẻlẻve (para murid menyebutnya klepek), dari tiap kelas dikumpulkan dalam satu kelom-pok dan ditempatkan pada ruang tidur tertentu. Pembagiannya sebagai beri-kut: Ruang A diperuntukkan bagi kelas 1 dan 2 voorbereidende afdeling, sedang Ruang B untuk kelas 3 voorbereidende afdeling dan kelas 1 geneeskundige af-deling dan seterusnya. Murid yang naik kelas berpindah ruang tidurnya, mu-lai dari ruangan A, kemudian B, C, dan D, sampai akhirnya menikmati kamar sendiri. Seorang pengawas (suppoost) biasanya menerima murid baru dan menempatkannya di ujung selatan ru-ang A.

Seorang murid yang telah masuk asrama diberi satu tempat tidur yang sudah ditempeli nama siswa bersang-kutan. Tempat tidur itu namanya “krib”, dibuat dari kerangka besi, di mana di tengahnya terdapat kain terpal yang diikatkan ke bingkai besi. Ini untuk memudahkan krib dijemur seminggu sekali tiap hari Sabtu. Selain itu, krib dilengkapi sebuah bantal dan sehelai selimut prajurit bergaris-garis. Tiap murid juga diberi fasilitas sebuah kursi dan setengah lemari bertingkat.

Selama tinggal di asrama, murid-murid akan mendapatkan nomor yang melekat pada dirinya. Mereka yang baru datang di asrama karena masih dianggap hijau (groentjes), belum tahu apa-apa, akan diinisiasi oleh seniornya (oudjes). Maksudnya adalah mengajari yang muda berkenalan dan menyesuai-kan diri dengan kehidupan dan rumah tangga asrama. Setelah acara perplon-coan selesai, hubungan yang akrab ter-jadi antara senior dan junior, seperti membantu kesulitan dalam pelajar-an, ikut serta dalam kegiatan seni dan olahraga, dan diajarkan menggunakan waktu dan uang sebaik-baiknya.

Tata tertib dan disiplin di sekolah dan asrama dijaga dengan baik. Waktu sekolah dimulai jam 7.00-12.30, dengan lima mata pelajaran, di mana tiap pel-ajaran berlangsung 50 menit diselingi waktu istirahat 10 menit.

Pengaturan waktu dilakukan dengan baik. Sehabis makan siang klepek ber-istirahat, sore hari digunakan olahra-ga atau jalan-jalan. Malam hari pukul 19.30 siswa harus kembali ke kelas, un-tuk belajar individu sampai jam 22.00, kecuali untuk kelas yang lebih tinggi lebih lama lagi. Ketika lampu gas dima-tikan (kemudian diganti lampu listrik), semua murid diwajibkan tidur. Biasa-nya supoost akan memeriksa keadaan ruang tidur.

Biarpun ada tata tertib, tetap saja ada upaya untuk melanggarnya, mi-salnya keluar asrama waktu malam untuk mengisi perut yang lapar atau hanya sekadar memenuhi keinginan melanggar disiplin.

Setiap murid STOVIA mendapatkan uang saku sebesar fl15, dan setiap tiga tahun ditambah fl2,50 sampai maksi-mum uang saku jadi fl20. Pada masa Dr E.A. Koch menjadi Direktur STOVIA (1917-1918), uang tunjangan murid per bulan dinaikkan menjadi fl30 untuk VA, fl32,50 untuk kelas 1 sampai kelas 4 GA, dan fl35 untuk kelas yang lebih tinggi. Dr Koch juga sangat perhatian pada murid-muridnya. Misalnya, dia menemui murid-murid luar Jawa yang tidak bisa pulang kampung waktu li-buran karena masalah biaya. Melihat kenyataan demikian, Dr Koch berini-siatif kepada Direktur Jawatan Pendi-dikan agar siswa STOVIA bisa pulang setahun sekali naik KPM (Koninklijke Paketvaart Maatschappij) atau Peru-sahaan Pelayaran Kerajaan atas biaya pemerintah, disamakan kedudukannya dengan pegawai negeri.

Dengan uang saku di tangan, para murid dapat membeli stelan baju baru pada penjahit “Kong Boen” di Pasar Senen, membeli perlengkapan man-di, semir sepatu. Dengan makin ber-tambahnya uang saku, dalil “pakaian untuk menjadi lelaki sejati” berlaku untuk para klepek, antara lain dengan mengoleksi kemeja, dasi, dan kaos kaki.

Dengan uang saku yang lumayan dan kiriman dari orangtua, beberapa murid STOVIA in de kost di rumah-rumah pen-duduk sekitar sekolah seperti di Kwini, Senen, Kampung Ketapang, Kampung Besar, Kepuh, dan lain-lain. Dicerita-kan, dengan membayar fl10 per bulan, para murid in de kost di rumah Mas Guno, Pak Wongso, Abang Alie, atau Ema Gemmoek.

Di asrama sendiri terdapat ruang rekreasi yang cukup luas, untuk meng-obrol dengan teman sambil minum dan mengudap makanan kecil yang disedi-akan di buffet. Selain itu terdapat fasi-litas main catur, biliar, baca di tempat koran atau majalah. Di asrama terdapat beberapa perkumpulan sebagai sarana hiburan dan olahraga para murid se-perti perkumpulan senam dan anggar, sepakbola, musik, pencak Sumatera, tenis, atau musik Hawaii.

Murid-murid dari Sumatera mendi-rikan perkumpulan semacam koperasi bernama “Sumatraansch Commensa-lenhuis Stovia” (SCS) pada Januari 1918. Koperasi ini mengusahan ber-bagai barang keperluan mulai dari pa-kaian, buku, atau sepeda dengan cara dicicil. murid-murid asal Jawa mendi-rikan “Langen Siswo”, perkumpulan seni tari Jawa.

“Di asrama ini, tepatnya di Ruang Anatomi, pemuda R. Soetomo dan ka-wan-kawannya sesama murid STOVIA berhasil membuat langkah bersejarah membentuk organisasi Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908. Organisasi ini kelak akan dikenang sebagai pelopor perge-rakan nasional yang berjuang untuk kemajuan tanah airnya,” ujar sejara-wan Wasmi Alhazari kepada Verbeek di Jakarta.

Lebih jauh Wasmi mengatakan, “Se-jak bulan Juli 1920 sekolah pindah ke gedung STOVIA baru di Jalan Salemba No. 6. Ternyata perpindahan ini mem-bawa pengaruh pada situasi asrama. Disiplin dalam asrama dan kehidupan sehari-hari tidak lagi diawasi dengan ketat, dan demikian pula dengan ke-wajiban belajar sendiri di malam hari. Ada kebebasan keluar-masuk asrama, juga menonton bioskop tidak terbatas hanya hari Sabtu atau libur lagi.” [ ]

*Tulisan mengenai suasana asrama STOVIA terutama bersumber pada artikel A. de Wa-art, “Vijf-en-zeventig Jaren Medisch Onder-wijs te Weltevreden, 1851-1926”, dalam On-twikkeling van het Geneeskundige Onderwijs te Weltevreden, Batavia: G.Kolff & Co, 1926.

J U L I 2 0 1 4EDISI 9

Murid STOVIA berpraktek di masyarakat

Murid STOVIA dan para dosennya.

wikim

edia.org

iwan

suwan

dy.files.w

ordp

ress.com

Suasana rumah sakit di masa Hindia-Belanda.

wikim

edia.org

6

Page 7: Flanel MEMBUAT DUTA SANITASI PROVINSI BONEKA JARI GYM ... · kejadian kecelakaan lalu-lintas, saya berharap tabloid Verbeek juga menu-liskan kiat mencegah kecelakaan. Tu-lisan seperti

WAWASAN

EDISI 9J U L I 2 0 1 4

V E R B E E K

Mengenal Raptor

Dari sisi fungsi ekologisnya, elang sebagai top predator punya fungsi utama penyeimbang rantai kehidup-an. Contoh kecil, banyaknya populasi hama, ular, dan tikus di satu wilayah merupakan indikator sudah tidak ada atau hilangnya elang di kawasan ter-sebut.

Elang juga bisa dijadikan bio indi-cator. Suatu wilayah sudah terkonta-minasi zat kimia atau belum, bahkan kebersihan air, dapat ditilik dari ke-beradaan elang di wilayah tersebut. Jika suatu wilayah sudah terkontami-nasi zat kimia, elang akan pergi dari wilayah tersebut.

Raptor di Indonesia saat ini, menu-rut Asman Adi Purwanto dari RAIN (Raptor Indonesia), terdapat 70-80 spesies. Di Sorowako dengan Danau Matano-nya, teramati 12 jenis raptor, tersebar dengan fungsi dan area masing masing. Satu di antaranya elang-alap kawah/Falco peregrinus/Peregrine Falcon. Menurut Francesco Gemi dari Wildlife Conservation Society (WCS) In-donesia, elang ini adalah raptor migrasi musiman dari Siberia.

Hal ini menunjukkan kondisi alam Sorowako dan Danau Matano masih menjadi tempat yang aman dan nya-man buat para raptor. Mari kita jaga lingkungan agar para raptor ini tetap menjaga langit Sorowako dan kejer-nihan Danau Matano. [ ]

Raptor bisa dijadikan bio indi-cator. Suatu wilayah terkontami-nasi zat kimia atau tidak, dapat ditilik dari keberadaan raptor di wilayah itu.

Raptor adalah sebutan untuk jenis burung pemangsa yang menja-dikan hewan lain seperti reptil,

unggas, bahkan mamalia sebagai ma-kanan utamanya. Raptor ada yang ber-buru di siang hari, ada yang berburu di gelap malam; ada yang menjadi pembu-ru di hutan yang rapat, ada pula yang memiliki kemampuan jelajah sangat tinggi. Dilihat dari jenis makanannya, raptor merupakan top predator dalam suatu rantai makanan.

Raptor memiliki ciri khusus sebagai burung predator. Pada umumnya rap-tor memiliki cakar panjang, kokoh, dan tajam, berfungsi untuk mencengkeram hewan buruannya. Paruhnya pun demi-kian, sangat kokoh. Ujungnya meleng-kung dan tajam, berfungsi sebagai alat cabik hewan buruan sebelum dimakan.

Yang paling terkenal dari raptor adalah matanya. Dengan design sa-ngat unik, mata raptor mampu meli-hat hewan buruan dari jarak sangat jauh. Inilah modal utama raptor dalam mengintai buruannya, selain kemam-puan menyerang dengan sangat cepat dan tanpa suara kepak sayap.

Dengan penampilan sangat gagah dan tenang, raptor merupakan hewan yang paling banyak dipakai sebagai lambang, baik lambang organisasi, ke-satuan angkatan bersenjata, bahkan negara, termasuk Indonesia. Burung Garuda merupakan bentuk imajinatif elang jawa, salah satu elang endemik Indonesia dan kini terancam punah akibat hilangnya hutan habitat mereka. Data Raptor Indonesia (RAIN) 2005-2011, jumlah elang jawa tinggal sekitar 325 pasang.

*Penulis adalah karyawan PT Vale, penulis buku "Pesona Burung Danau Matano".

Elang alap ekor totol (Accipiter trinotatus)

Oleh Weldi Pur wanto*

Elang ular Sulawesi (Spilornis rufipectus).

Elang Sulawesi (Spizaetus lanceolatus).

Nama Burung Nama Latin Nama Inggris Status

Elang ular Sulawesi Spilornis rufipectusSulawesi Serpent-Eagle

Endemik

Elang bondol Haliasture indus Brahminy Kite

Alap-alap sapi Falco moluccensis Spotted Kestrel

Elang tiram Pandion haliaetus Osprey

Elang laut perut putih Haliaeetus leucogasterWhite-bellied Sea-eagle

Elang hitam Ictinaetus malayensis Black Eagle

Elang Sulawesi Spizaetus lanceolatusSulawesi Hawk-Eagle

Endemik

Elang alap kawah Falco peregrinus Peregrine Falcon

Elang tikus Elanus caeruleus Black-winged Kite

Elang alap ekor totol Accipiter trinotatusSpot-tailed Goshawk

Endemik

Elang-alap kepala-kelabu Accipiter griseiceps Sulawesi Goshawk Endemik

Elang ikan kecil Ichthyophaga humilis Lesser Fish-eagle

Burung Raptor di sekitar Matano

Weld

i Purwanto

Weld

i Purwanto

Weld

i Purwanto

7

Page 8: Flanel MEMBUAT DUTA SANITASI PROVINSI BONEKA JARI GYM ... · kejadian kecelakaan lalu-lintas, saya berharap tabloid Verbeek juga menu-liskan kiat mencegah kecelakaan. Tu-lisan seperti

KREASIV E R B E E K

J U L I 2 0 1 4EDISI 9

Ikuti langkah mudah berikut ini dan bersiaplah untuk bermain bersama si kecil.

Boneka jari yang mungil dan menggemaskan pu-nya banyak manfaat saat dimainkan oleh anak usia prasekolah dan TK. Boneka-boneka kecil

itu membantu anak mengembangkan kemampuan bahasa dan berkomunikasi, keahlian mendengarkan, mengekspresikan gagasan, dan mengasah imajinasi.

Di luar semua itu, bermain adalah hal yang menye-nangkan bagi anak. Keceriaan akan bertambah ketika Anda dan si kecil membuat sendiri tokoh-tokoh bo-neka yang ingin dimainkan. Anda tidak terlalu mahir menjahit? Jangan khawatir. Boneka jari sederhana ini bisa dibuat dengan mudah oleh penjahit pemu-la. Bahkan anak juga bisa ikut berkreasi sepanjang Anda tetap mengawasi proses pembuatannya yang melibatkan gunting serta jarum jahit.

Alat dan Bahan:1. Kain flanel oranye ukuran 9 x 10 cm.2. Kain flanel putih ukuran 2 x 5 cm.3. Kain flanel hitam ukuran 2 x 2 cm.4. Jarum sulam.5. Benang sulam oranye, putih, hitam.6. Gunting.

Alat dan Bahan:1. Kain flanel abu-abu ukuran 9 x 10 cm.2. Kain flanel abu-abu muda ukur-

an 4 x 4 cm.3. Jarum sulam.4. Benang sulam abu-abu, abu-abu muda, hitam.5. Gunting.

Alat dan Bahan:1. Kain flanel coklat ukuran 9 x 10 cm.2. Kain flanel oranye ukuran 3 x 7 cm.3. Kain flanel putih ukuran 2 x 4 cm.4. Jarum sulam.5. Benang sulam hitam, coklat, oranye.6. Gunting.

Cara Membuat:

1. Gunting kain flanel menjadi bentuk-bentuk seperti pada foto di atas.

2. Mulai jahit bagian wajah. Gunakan benang putih untuk menjahit pipi rubah, benang hitam untuk hidung, mulut, dan mata. Pada lembaran kain fla-nel kedua, jahit bagian ekor rubah.

3. Jahit jadi satu bagian pinggir flanel pertama dan kedua menggunakan benang oranye. Boneka jari berbentuk rubah siap dimainkan!

B o n e k a R u b a h

B o n e k a L a n d a k

Cara Membuat:

1. Gunting kain flanel menjadi bentuk-bentuk seperti pada foto di atas.

2. Mulai jahit bagian wajah, lalu kreasikan mata dan hidung dengan benang sulam. Jahit telinga di flanel kedua seperti pada foto di bawah.

3. Satukan bagian depan dan belakang dengan jahit-an berjarak 0,5 cm dari pinggir.

4. Kreasikan “duri” landak di pinggiran flanel.

B o n e k a B u r u n g H a n t u

Cara Membuat:

1. Gunting kain flanel menjadi bentuk-bentuk seperti pada foto di atas.

2. Kreasikan bagian mata, paruh, sayap, dan cakar burung seperti pada foto di bawah.

3. Jahit jadi satu bagian pinggir flanel pertama dan kedua mengguna-kan benang hitam.

Selamat bermain dengan si kecil! [ ]

Disadur dari:handmadecharlotte[dot]com

Membuat Boneka Jar i

8

Page 9: Flanel MEMBUAT DUTA SANITASI PROVINSI BONEKA JARI GYM ... · kejadian kecelakaan lalu-lintas, saya berharap tabloid Verbeek juga menu-liskan kiat mencegah kecelakaan. Tu-lisan seperti

KARYAMUV E R B E E K

EDISI 9J U L I 2 0 1 4

D i bawah sebatang pohon di depan kelasku, aku duduk memikirkan nilai-nilai tryout-ku yang rendah. Dengan nilai-nilai seperti itu,

aku mungkin tidak bakal lulus ujian.Bel tanda masuk kelas berdentang. Aku tersadar

dari lamunanku. Segera aku berjalan menuju kelas. Dari jendela kelas kulihat sahabatku Rina sedang menekuni buku-bukunya. Aku menghampiri dia dan menanyakan nilai tryout-nya. Ternyata nilai tryout Rina juga rendah. Namun berbeda dengan aku, dia justru semakin tekun belajar. Dia ulangi terus pela-jaran dan soal-soal latihan yang diberikan guru.

Tiba-tiba Rina memijat-mijat kepalanya dan wa-jahnya menjadi sangat pucat. Dia tutup semua buku yang ada di depannya.

“Ya ampun, wajahmu pucat sekali, Rin. Kamu sakit?“Nggak apa-apa kok.”“Muka pucat begitu kamu bilang nggak apa-apa?!”“Ah, cuma sakit kepala biasa, nanti juga sembuh.”“Kalau kamu sakit bilang dong, nanti aku temani

kamu minta izin agar bisa pulang duluan. Mungkin kamu butuh istirahat di rumah.”

“Iya, mungkin ini pengaruh aku tidak minum obat sebelum ke sekolah, Mir.”

“Memangnya kamu sakit apa, Rin?”Dengan bibir yang pucat, Rina menceritakan ten-

tang apa yang dia alami selama ini. Baru aku tahu Rina sahabatku itu menderita penyakit yang parah, namun dia tidak tahu apa nama penyakitnya. Yang jelas, pe-nyakit yang dideritanya menyerang bagian kepala.

Sebelum aku tahu Rina sakit, dia sering menanya-kan bagaimana cara mencegah kerontokan rambut. Ternyata itu gejala penyakit yang di kepalanya.

Rina anaknya baik, sabar, dan rajin. Dia tidak per-nah mengeluh tentang penyakitnya. Dia selalu beru-saha agar orang melihat dirinya sehat-sehat saja. Dia tak ingin orang lain iba karena penyakitnya.

“Mirda, kok Bu Susila belum masuk juga, ya?”

Rupanya dari tadi Rina menunggu Bu Susila, salah seorang guru matematika kelas XII.

Tak terasa satu jam telah berla-lu, tapi Bu Susila belum juga datang. Ter-nyata Bu Susila sedang sakit sehingga ti-dak bisa hadir ke sekolah.

Tak lama ke-mudian bel tan-da pulang ber-bunyi, dan semua sis-wa kelas

XII pun berhamburan keluar kelas. Dalam perjalanan pulang, terbayang Rina sahabatku yang menderita penyakit berat namun masih rajin belajar. “Kok aku yang sehat begini malas belajar?” tanyaku dalam hati.

***

Pertanyaanku itu setika mendatangkan pencerahan di benakku. Rasanya aku ingin cepat-cepat sampai di rumah untuk menyelesaikan semua pekerjaan rumah seperti biasa aku lakukan—menyapu, memasak, dan mencuci piring—dan kemudian tenggelam dalam buku pelajaran.

Aku meyakinkan diriku bahwa aku pasti lulus ujian kalau aku rajin belajar. “Barang siapa mau berjalan pasti akan sampai ke tujuan”. Aku ingat kata-kata bijak itu.

Ibu tentu heran atas perubahan sikapku bebera-pa hari ini.

Tak terasa hari berlalu, tiba saatnya pelaksana-an ujian.

Hari pertama ujian aku jantungku berdetak keras ketika pengawas mulai membagikan soal, namun ke-tika aku mulai mengerjakan soal-soalnya, aku mulai tenang karena aku dapat mengerjakannya dengan baik. Begitu pula di hari kedua dan ketiga.

Setelah ujian selesai, kekhawatiran kembali meng-hinggapiku mendengar pengumuman kelulusan. Al-hamdulillah…. semua siswa kelas XII IPS Madrasah Aliyah Darunnajah Timampu dinyatakan Lulus.

Aku terharu mendengarkan pengumuman itu, apalagi aku lulus dengan nilai memuaskan. Hari itu aku bisa tersenyum bahagia berkat sahabatku, Rina.

Rin, kamulah pencerah kesuksesanku.

* Penulis adalah murid kelas XII IPS Madrasah Aliyah Da-runnajah Timampu.

Oleh Reskiana Yasin*

Sahabatku, Pencerahku

9

Page 10: Flanel MEMBUAT DUTA SANITASI PROVINSI BONEKA JARI GYM ... · kejadian kecelakaan lalu-lintas, saya berharap tabloid Verbeek juga menu-liskan kiat mencegah kecelakaan. Tu-lisan seperti

Kebudayaan Nusantara kaya ajaran bagi calon pemimpin. Banyak yang ma-sih relevan hingga sekarang.

Bulan Oktober nanti, Presiden dan Wakil Presiden Indonesia terpi-lih akan mulai memegang masa

kepemiminan hingga lima tahun men-datang. Rakyat Indonesia mengingin-kan negara kita semakin baik, sejajar dengan negara-negara lain, mengingat tantangan di depan semakin besar.

Selain demokrasi yang sekarang kita anut dalam sistem politik bernegara, Nusantara kaya dengan ajaran menge-nai kepemimpinan. Jika diperhatikan, banyak ajaran yang masih relevan de-ngan keadaan sekarang. Misalnya ten-tang kejujuran dan penegakan hukum. Jika ajaran-ajaran itu dipraktikkan, tak diragukan lagi, akan terbangun negara kesejahteraan seperti diidam-idamkan oleh para bapak bangsa.

Pada edisi ini Verbeek menyajikan ajaran hidup dan bernegara dari Mac-caé ri Luwu, cerdik-cendekia dari Luwu. Pada edisi depan, disajikan lebih detail mengenai syarat-syarat ideal bagi pe-mimpin dan aparat negara. Sumber tu-lisan, kutipan, dan pembahasan diambil dari tulisan Anwar Ibrahim “Negara Ke-sejahteraan dalam Pemikiran Maccaé ri Luwu”, seperti dimuat dalam buku Iwan Sumantri (ed), Kedatuan Luwu.

Petuah Maccaé ri Luwu Dikisahkan, seorang calon Datu Sop-

peng, La Baso To Akkarangeng sebe-lum dilantik menjadi Datu Soppeng, berkunjung ke kediaman Maccaé ri Luwu guna memperoleh pengajaran mengenai berbagai aspek kehidupan, terutama dalam mengatur masyara-kat dan kerajaan. Pemikiran Maccaé ri Luwu ini dipelajari, dihayati, dan dipraktikkan terutama oleh raja dan kaum bangsawan Luwu dan Soppeng.

Ajaran-ajaran Maccaé ri Luwu itu disampaikan lewat dialog dirinya de-ngan La Baso To Akkarangeng. Jika di-cermati, ajaran Maccaé ri Luwu banyak bersumber pada Sureq I La Galigo dan pappéjeppu, ilmu makrifat Bugis yang dipengaruhi ajaran mistik Islam.

Menurut Anwar Ibrahim, Maccaé ri Luwu juga mempelajari pemikiran to acca (orang terpelajar) lain sebelum dia. Misalnya pemikiran La Méllong Kajaolaliddo (1508-1583) dari Bone, yang berkembang sekitar 50 tahun se-belum Maccaé ri Luwu lahir, dan Puang ri Maggalatung dari Wajo.

Ati Macinnong Menurut Maccaé Ri Luwu, kehi-

dupan manusia dan kekuasaan akan mendatangkan manfaat jika bersum-ber pada hati nurani (ati macinnong). Nurani merupakan sumber utama jiwa manusia yang mendorong perbuatan dan perilaku baik. Ati macinnong me-rupakan hakikat seorang manusia, se-

mentara panca-indera hanyalah tamu dalam tubuh kita.

Ati macinnong yang telah menjadi-kan panca-indera bekerja. Karena itu, mata semestinya tidak digunakan un-tuk sembarang melihat, telinga tidak untuk sembarang mendengar, lidah ti-dak untuk sembarang bicara, membaui tidak sembarang membaui, dan berge-rak tidak sembarang bergerak—Mak-kita tekkémata-mata, maréngkalinga tekkéculing-culing, makkeda tekkéles-suk-lessuk, marémmau tekké-émmau-émmau, kédo teccakédo-kédo.

Diajarkan, “Sebelum manusia (La Ugi) lahir melihat cahaya dunia, telah ada cahaya yang dibawa serta, barulah dia lahir bersama kembarannya yang bernama I Campugi (plasenta)—Ri wet-tu tellessukna La Ugi mita tajang, engka mémeng tona tajang natiwi, nainappani lessuk silessureng sibawa selessurenna ri asenngé I Campugi.” Tajang, cahaya, yang diletakkan dalam hati nurani ma-nusia itu dianggap bagian dari cahaya Sang Pencipta, tajanna pawinruk-é, ber-fungsi sebagai penjaga dan pemelihara hati nurani manusia. Ini yang membu-at ati macinnong tetap cemerlang dan suci. Ati macinnong tidak akan pernah bisa berdusta dan tersesat.

Hati nurani yang diterangi tajanna pawinruk-é dapat menerima firman, sadda, Sang Pencipta. Sementara pi-kiran manusia bisa tersesat. Diung-kapkan secara puitis: “Menyuruk aku ke hutan belantara, akal pikiran terse-sat, hati nurani menemukan jalan ke-benaran—Sellukkak ri alek kabo, pusa nawa-nawa, ati mallolongang.” Sadda dari Sang Pencipta itulah pedoman hi-dup manusia di dunia.

Manusia yang memiliki jiwa baik, madécéng kalawing ati, akan meme-lihara diri, perkataan, dan perbuatan-nya. Manusia demikian memiliki mai-ngek, kesadaran. Seluruh perbuatannya dilakukan dengan pertimbangan hati nurani, pétannga mappong ri ati ma-cinnonngé.

Kesadaran, maingek, ini diperlukan agar manusia dapat menjaga dan me-nerapkan lima pegangan hidup, lima akkatenningeng, yaitu: ada tongeng (kata-kata yang benar), lempuk (keju-juran), getteng (keteguhan atau kon-sistensi), sipakatau (saling menghar-gai sesama manusia), dan mappésona ri déwata seuwaé (berserah diri pada Sang Pencipta).

Manusia sadar adalah manusia yang senantiasa melakukan dialog dengan hati-nuraninya. Pada hati nuranilah dapat ditemukan cahaya Sang Pencipta, sumber segala kebenaran. Namun, ca-haya dalam hati nurani manusia dapat terlumuri noda akibat menuruti nafsu-nafsi, cinna.

Cinna yang tidak terkendali akan membawa manusia kehilangan haki-kat kemanusiaannya, berubah menjadi boneka berwajah manusia, rapang-ra-

pang tau, atau turun martabat menjadi sekedar binatang, olokolok. Manusia yang terlalu mengikuti keinginan dan kepentingannya, tau turuk cinnaé, tidak bakal menemukan kebenaran sejati. Persis di sini sumber segala angkara murka yang merusak tatanan kehidup-an manusia beradab.

KejujuranMengenai apa yang disebut kejujur-

an, lempuk, Maccaé ri Luwu menyata-kan sebagai menempatkan segala se-suatu pada tempat yang seharusnya, sitinaja. Dikatakan, “Diataskannya yang di atas, dibawahkannya yang di bawah, didepankannya yang di depan, dikiri-kannya yang di kiri, dikanankannya yang di kanan, dibelakangkannya yang di belakang, diluarkannya yang di luar, dan didalamkannya yang di dalam—Napariwawoi ri wawoé, napariawai ri awaé, naparioloi ri oloé, napariabeoi ri abéoé, napariataui ri ataué, napari-munriwi ri munrié, naparisaliwenngi ri saliwenngé, naparilalenngi ri lalenngé.” Sekalipun kata-kata adil tidak pernah eksplisit disebutkan Maccaé ri Luwu, hakikat keadilan dapat ditemukan pada keseluruhan pandangannya.

Ditegaskan pula ada lima sifat yang akan mencegah timbulnya penyesal-an dalam kehidupan, yaitu: (1) Berpi-kir panjang (nawa-nawa malampék) sebelum melakukan suatu perbuatan atau mengucapkan suatu perkataan. (2) Menggunakan pertimbangan ma-tang (tanngak). (3) Menggunakan akal dan kemampuan menentukan pilihan (pangilé). (4) Selalu memelihara mar-tabat dan harga diri (sirik-é). (5) Selalu berhati-hati (tikek-é).

Menurut Maccaé ri Luwu, perilaku benar dan kata-kata benar, tempat-nya pada orang yang berpikir panjang. Perbuatan yang patut dan tepat, tem-patnya pada orang yang mengguna-kan pertimbangan matang. Perkataan baik dan tidak serampangan, tempat-nya pada orang pintar. Perilaku jelek dan perkataan buruk tempatnya pada orang yang sesat. Dan, perilaku salah serta perkataan salah, tempatnya pada orang dungu.

Mengurus NegaraSetelah mendedahkan perihal haki-

kat dan prinsip-prinsip hidup manusia di dunia, Maccaé ri Luwu menguraikan bagaimana seharusnya negara dikelola. Dia menyatakan, penciptaan kesejah-

teraan rakyat sangat terkait dengan perilaku masyarakat, perilaku raja, pe-jabat, dan aparat negara.

Kesejahteraan rakyat dan negara terjadi bila raja (pemimpin) menga-yomi dan memayungi rakyatnya, se-hingga: (1) Rakyat dapat memperluas jaringan kekerabatan, merimbunkan pepohonan (palorong wélareng, pak-daung raung kaju). (2) Rakyat memi-liki harapan hidup (usia) lebih panjang (malampék sungek). (3) Rakyat dapat beranak-pinak dan mengembangbi-akkan hewan-hewan berkembangbi-ak (pasawé tau, pabbija olokolok). (4) Rakyat dapat mempersubur tanaman buah-buahan dan meningkatkan hasil panen (pasawé bua-bua ajukkajung, mapato laopolé sangiaserri). (5) Ada-nya persatuan jiwa dan semangat se-luruh rakyat.

Bagi seorang pemimpin, Maccaé ri Luwu mengemukakan perlunya ber-hati-hati terhadap empat jenis manu-sia, sehingga kepada mereka perlu “di-bentangkan tali pelurus yang tegas”, ripagettengi beccik. Mereka adalah (1) orang yang memiliki kekuatan dan ke-kuasaan, to mawatanngé; (2) orang culas, to majékkoé; (3) orang pintar, to maccaé; dan (4) orang dungu, to ben-ngoé. Keempat jenis manusia ini dapat mempengaruhi penegakan hukum.

Orang yang memiliki kekuasaan da-pat menggunakan kekuasaannya pada penegak hukum, pabbicara; orang cu-las dapat memutarbalikkan fakta dan kesaksian dengan keculasannya; orang pintar dapat menyusun argumentasi dan pembenaran atas perbuatan-per-buatannya yang salah; sedang orang dungu dapat menimbulkan rasa kasih-an, sehingga ditinggalkanlah prinsip asitinajang, kewajaran.

Pemikiran Maccaé ri Luwu yang mo-ralistik religius menempatkan kese-jahteraan rakyat sebagai tujuan kehi-dupan bernegara dan bermasyarakat. Karena itu, segenap perilaku manusia, terutama perilaku pemimpin dan pe-jabat negara haruslah sejalan dengan penegakan panngadereng, norma-nor-ma dan hukum yang berlaku. Pannga-dereng merupakan perwujudan tajang (cahaya) dan sadda (firman) Pawinruk-é, Sang Pencipta. [ ]

* Disarikan dari tulisan Anwar Ibrahim “Ne-gara Kesejahteraan dalam Pemikiran Mac-caé Ri Luwu”, dalam buku Kedatuan Luwu, Iwan Sumantri (ed), tt.

Ajaran Maccaé ri Luwu tentang Hidup dan Pemimpin (Bagian 1)

JENDELA

Sureq I La Galigo, salah sumber ajaran Maccaé ri Luwu.

http://id

.wikip

edia.org

/wiki/Sureq

_Galig

o V E R B E E K I E D I S I 9 , J U L I 2 0 1 410

Page 11: Flanel MEMBUAT DUTA SANITASI PROVINSI BONEKA JARI GYM ... · kejadian kecelakaan lalu-lintas, saya berharap tabloid Verbeek juga menu-liskan kiat mencegah kecelakaan. Tu-lisan seperti

Kenali dan Waspadai MERSMeski kasus MERS belum ditemukan di Indonesia, kita tetap perlu waspada. Pa-salnya, banyak warga Indonesia pergi ke Arab Saudi untuk beribadah maupun bekerja di negara Timur Tengah.

MERS-CoV (Middle East Respira-tory Syndrome-Corona Virus) atau Sindroma Pernapasan Ti-

mur Tengah akibat Virus Corona telah dilaporkan di beberapa negara. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hingga 8 Mei 2014 di seluruh dunia tercatat lebih dari 536 kasus. Sebanyak 145 penderita di antaranya mening-gal dunia. Penularan dari manusia ke manusia terjadi di rumah sakit, rumah tangga, maupun di tempat kerja. Sa-yangnya, informasi mengenai cara pe-nularan yang bersifat sporadis ini ma-sih sangat terbatas.

WHO terus bekerja untuk mene-tapkan dampak kesehatan masyara-kat akibat virus baru ini. Lembaga ini menganjurkan pengetesan terhadap infeksi virus MERS pada setiap pasien penderita radang paru yang tidak jelas penyebabnya, dan memiliki riwayat bepergian ke Semenanjung Arab atau negara-negara Timur Tengah lainnya dalam 14 hari terakhir sebelum jatuh sakit.

Apa Itu MERS CoV?Pada manusia, virus corona menim-

bulkan penyakit pernapasan mulai dari yang ringan seperti pilek-selesma sam-pai SARS (Sindroma Pernapasan Akut). Virus ini menyebar dari manusia ke manusia lain melalui percikan cairan saluran napas saat si penderita batuk, bersin, atau berbicara. Penularan juga

Oleh dr. Kristiawan Basuki (Occupational Health Specialist RS Inco)

DOKTER MENJAWAB

SAFETY

bisa akibat percikan semacam itu dan menempel pada benda-benda yang ke-mudian dipegang atau disentuh orang lain.

MERS CoV sebelumnya dikenal se-bagai “virus corona jenis baru”, perta-ma kali diidentifikasi pada tubuh ma-nusia tahun 2012. Virus MERS telah menimbulkan penyakit terhadap lebih dari 500 orang, dengan angka kemati-an sekitar 30%. Sebagian besar kasus bersumber dari Timur Tengah.

Bagaimana Cara Penyebarannya?Bagaimana persisnya penyebaran

MERS-CoV belum diketahui hingga kini, namun virus ini menular dari manu-sia ke manusia. Diduga pula kemung-kinan adanya hewan penjamu (host), semisal kelelawar atau unta. Manusia berpotensi terinfeksi virus ini melalui kontak langsung dengan hewan atau lingkungan yang tercemar.

Apa Gejala Terinfeksi MERS-CoV?Gejala mulai muncul 10 hari setelah

seseorang terpapar virus. Pasien yang mengalami gejala pernapasan berat perlu dirawat di rumah sakit. Beberapa penderita menunjukkan gejala terkait sistem pencernaan, seperti diare dan nyeri perut.

Sejumlah kondisi serius seper-ti gangguan pembekuan darah, gagal ginjal, dan peradangan selaput jantung (perikarditis) juga diduga disebabkan oleh virus baru ini. Umumnya orang yang terinfeksi virus ini telah mengi-dap masalah kesehatan lain. Hampir sepertiga kasus yang terdeteksi bera-khir dengan kematian.

Bagaimana Diagnosis dan Pengo-batannya?

MERS-CoV didiagnosis dengan mela-kukan tes sampel saluran pernapasan. Belum ada pengobatan spesifik untuk penyakit ini.

Bisakah Penyakit Ini Dicegah? Belum ada vaksin untuk melindungi

manusia dari infeksi MERS-CoV. Jaga kebersihan untuk menekan risiko ter-tular atau menularkan:* Cuci tangan secara teratur.* Hindari meraba wajah.* Jaga jarak dari orang yang batuk,

bersin, atau terlihat sakit.* Kenakan masker atau tutup mulut

dan hidung saat batuk/bersin.* Hindari kontak langsung yang tak

perlu dengan hewan hidup.

Perlu Waspada Saat Bepergian?MERS-CoV sejauh ini baru ditemu-

kan di kawasan Timur Tengah, walau-pun beberapa negara di kawasan lain (Afrika, Asia, Eropa, dan Amerika Uta-ra) mulai melaporkan kasus penularan pada orang-orang yang sebelumnya mengunjungi Timur Tengah.

Pastikan untuk selalu memantau ke-sehatan Anda jika berkunjung ke Se-menanjung Arab atau negara-negara tetangganya. Bila Anda merasakan de-mam dan gejala pernapasan (misalnya batuk-batuk) dalam jangka 10 hari se-telah meninggalkan Timur Tengah, se-geralah memeriksakan diri ke dokter. Pastikan untuk memberitahu dokter Anda mengenai riwayat lawatan Anda, khususnya jika sebelumnya berkunjung ke Timur Tengah. [ ]

Lampu hazard atau lampu tanda daru-rat adalah mode pada kendaraan

bermotor yang dapat diaktifkan untuk membuat lampu sein kiri dan kanan berkedip secara bersamaan. Lampu ha-zard dapat diaktifkan dengan menekan tombol hazard yang umumnya bergam-bar segitiga merah. Fungsi utamanya adalah penanda keadaan darurat yang dialami oleh pengemudi.

Pada keadaan darurat apa saja pe-ngemudi boleh menyalakan lampu ha-zard? Antara lain: (1) ketika kendaraan mengalami malfungsi yang menyebab-kan kendaraan berjalan lebih lambat ketimbang arus lalu lintas normal atau bahkan berhenti, (2) ketika terjadi si-tuasi darurat di dalam mobil yang me-nyebabkan mobil harus segera menepi atau berhenti,(3) untuk memberi si-nyal kendaraan di belakangnya ketika ada gangguan pada jalan di arah depan (misalnya kecelakaan, tanah longsor, dll), dan (4) ketika kendaraan terpak-

sa melintas di luar jalan yang se-harusnya.

Selain itu lampu hazard juga akan menyala secara otomatis, disertai bu-nyi klakson yang berulang-ulang, ketika mobil dibuka secara paksa. Demikian juga, lampu hazard akan menyala ke-tika pintu mobil dibuka (menyala dua kali) atau terkunci (menyala sekali).

Pada beberapa model mobil, lampu hazard akan menyala secara otomatis saat pintu mobil terbuka, namun kedi-pannya lebih lambat jika dibandingkan saat lampu diaktifkan dengan mene-kan tombol. Fungsi ini sebetulnya ber-potensi bentrok dengan fungsi lampu hazard yang seharusnya.

Para pengguna jalan di Luwu Timur tentu kerap mendapati lampu hazard yang dinyalakan terus-menerus oleh pengemudi angkutan umum atau rom-bongan bermobil. Juga saat cuaca hu-jan atau berkabut. Banyak pengemudi

yang mengira praktik ini benar. Padahal merujuk per-undang-undangan, langkah ini salah kaprah. Divisi Humas Mabes Polri telah merilis informasi tentang penggunaan lampu darurat ini, termasuk aturan perundang-undangan, fungsi, dan wak-tu yang tepat untuk mengaktifkannya.

Dalam UU No. 22 Tahun 2009 ten-tang LLAJ Pasal 121 Ayat 1 dinyatakan, “Setiap pengemudi kendaraan bermo-tor wajib memasang segitiga penga-man, lampu isyarat peringatan bahaya, atau isyarat lain pada saat berhenti atau parkir dalam keadaan darurat di jalan.”

Yang dimaksud dengan “isyarat lain” adalah lampu darurat dan senter. “Ke-adaan darurat” diartikan sebagai ken-daraan dalam keadaan mogok, menga-lami kecelakaan lalu lintas, atau sedang mengganti ban.

Polri juga menggarisbawahi peng-gunaan lampu hazard yang tidak pada tempatnya alias salah kaprah. Yang per-tama, penggunaan lampu hazard saat hujan yang malahan akan membuat bingung pengemudi kendaraan lain di belakang lantaran saat lampu hazard menyala maka lampu sein tidak ber-fungsi. Dalam kondisi ini, seharusnya pengemudi cukup menyalakan lampu utama dan lebih berhati-hati dalam me-ngemudi. Begitu juga saat cuaca berka-but, pengemudi cukup menyalakan lam-pu kabut (fog lamp) atau lampu utama.

Salah kaprah kedua adalah peng-gunaan lampu hazard untuk memberi isyarat melaju lurus saat di persim-pangan. Ini tidak perlu, karena tanpa menghidupkan lampu sein berarti pe-ngemudi sudah mengisyaratkan akan bergerak lurus.

Ketiga, saat memasuki lorong atau terowongan yang gelap. Alih-alih me-nyalakan lampu hazard, nyalakan saja lampu senja atau lampu utama sehingga lampu merah di bagian belakang akan menyala dan menjadi isyarat ada mo-bil di depan.

Dengan mengetahui hal-hal tersebut di atas, diharapkan para pengguna jalan dapat lebih cerdas dalam mengemudi. Tidak mengikuti kebiasaan yang lum-rah namun salah.. [ ]

*Dari berbagai sumber

Fungsi Lampu Hazard

ww

w.d

nab

erita.com

E D I S I 9 , J U L I 2 0 1 4 I V E R B E E K 11

Page 12: Flanel MEMBUAT DUTA SANITASI PROVINSI BONEKA JARI GYM ... · kejadian kecelakaan lalu-lintas, saya berharap tabloid Verbeek juga menu-liskan kiat mencegah kecelakaan. Tu-lisan seperti

Lutim Kurangi Rumah Tidak Layak Huni

Tahun ini Kota Malili mencatatkan diri lagi sebagai salah satu kota terbersih dan peduli lingkungan

se-Indonesia, seiring diterimanya Piala Adipura untuk ke empat kalinya.

Piala Adipura diterima oleh Bupati Luwu Timur H Andi Hatta Marakarma dari Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, H Agus Arifin Nu'mang pada Upacara Peringatan Hari Lingkungan Hidup di area Kantor Gubernur Provinsi Sula-wesi Selatan, Senin (09/06) di Makas-sar. Selain Luwu Timur, penghargaan Adipura juga diterima enam daerah lainnya di Sulawesi Selatan, yakni Ka-bupaten Maros, Pangkep, Bantaeng, Selayar, Sidrap dan Pinrang.

Dalam acara penerimaan Adipura tersebut, Bupati Luwu Timur didam-pingi Ketua DPRD, Sukman Sadike dan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) Luwu Timur, Rosmiyati Alwi.

"Terima kasih atas partisipasi pe-merintah dan seluruh komponen ma-syarakat, utamanya masyarakat Malili atas keberhasilannya mempertahankan Adipura ke-4," ungkap Hatta. Menurut Hatta, penghargaan ini tidak mungkin diraih tanpa adanya semangat keber-samaan, kegotongroyongan, dan rasa kepedulian terhadap lingkungan.

Setelah diterima Bupati, Piala Adi-pura diarak dari Kota Palopo menuju Kabupaten Luwu Timur pada hari Rabu, 11 Juni lalu. Tiba di wilayah Luwu Ti-

mur, piala Adipura diarak mengitari beberapa wilayah kecamatan mulai dari Burau, Wotu, Angkona dan berakhir di Kota Malili.

Sebelumnya, pada Kamis (05/06), piala Adipura tersebut diserahkan oleh Wakil Presiden RI Boediono kepada

Empat Tahun Berturut-turut Kota Malili Raih Adipura

sumber-sumber daya dapat difokuskan dalam sasaran prioritas sehingga pen-capaian menjadi lebih efektif.

Data tahun 2013, sebanyak 619 rumah di 11 kecamatan telah berha-

sil dibedah dengan dana APBD. Pro-gram ini menghabiskan anggaran Rp3.095.000.000, dengan rincian 5 ru-mah setiap desa dan alokasi berjumlah Rp5.000.000 per penerima bantuan.

Tahun 2014, program kembali di-lanjutkan dengan jumlah penerima manfaat 615 KK dengan alokasi dana Rp4.612.500.000. Dana bantuan diting-katkan senilai Rp7.500.000 per pene-rima bantuan.

Program BSBR bagi MBR merupa-kan wujud kepedulian sosial dan di-laksanakan langsung oleh masyarakat sendiri. Dengan program ini, budaya gotong royong dan kearifan lokal serta kepedulian sosial yang mulai terkikis kembali dihidupkan.

Bupati Luwu Timur A. Hatta Mara-karma menghimbau, program bedah rumah tidak layak huni hendaknya me-libatkan unsur tetangga, pemerintah desa, Babinsa (bintara pembina desa), dan Babinkamtibmas (badan pembi-naan keamanan dan ketertiban ma-syarakat).

Bantuan stimulan ini diharapkan mampu mendorong MBR membangun dan meningkatkan kualitas rumah de-ngan memiliki rumah layak huni yang memenuhi persyaratan kecukupan luas, kualitas, dan kesehatan. Kini jum-lah rumah tidak layak huni di Kabupa-ten Luwu Timur tahun 2014 turun men-jadi 8.540 unit. [Humas Pemda Luwu Timur]

Wakil Bupati Luwu Timur Thoriq Hus-ler saat peringatan Hari Lingkungan Hidup (KLH) se-dunia tahun 2014 yang berlangsung di Istana Wakil Presiden Republik Indonesia di Jakarta.

Tahun 2014 ini, program Adipura melakukan evaluasi terhadap kinerja

kebersihan dan keteduhan lingkungan perkotaan terhadap 373 kabupaten/kota. jumlah penerima penghargaan Adipura Kencana 15 kota, Adipura 86 kota, Piagam Adipura 32 kota dan Pla-kat Adipura untuk sarana dan prasara-na terbaik 32 kota. [Humas Pemda Luwu Timur]

PEMDA MENYAPA

Pada 2014 pemda membenahi 615 ru-mah tidak layak huni.

Kemiskinan di Luwu Timur me-rupakan permasalahan yang mendesak dan memerlukan pe-

nanganan yang sistematik, terpadu, dan menyeluruh. Data backlog rumah dan rumah tidak layak huni Kabupa-ten Luwu Timur tahun 2012, terdapat 55.734 unit rumah dan 9.399 unit tidak layak huni.

Untuk mengurangi beban masya-rakat, Pemerintah Kabupaten Luwu Timur melalui Dinas Tata Ruang dan Permukiman meluncurkan Program Bantuan Sosial Bedah Rumah (BSBR). Program ini berbasis pemberdayaan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang terdata di setiap desa.

Pelaksanaan program mengacu pa-da Peraturan Bupati Luwu Timur No. 13 Tahun 2013 tentang Pedoman Pe-laksanaan Bantuan Stimulan Bedah Ru-mah Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah. Alokasi anggaran ditetapkan berdasarkan Peraturan Bupati Luwu Timur No. 27 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penganggaran, Pelaksanaan dan Penatausahaan, Pertanggungjawaban dan Pelaporan serta Monitoring dan Evaluasi Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

Dalam pelaksanaan program, dila-

kukan penajaman pada beberapa as-pek: penetapan sasaran, perancangan dan keterpaduan program, pengawasan dan evaluasi, serta efektivitas anggaran. Ini dimaksudkan agar perhatian dan

Pemerintah Luwu Timur melalui Dinas Tata Ruang dan Permukiman meluncurkan Program Bantuan Sosial Bedah Rumah (BSBR) tampak Andi Habil Unru, SE., Camat Malili, dan Kepala Desa Manurung berfoto bersama di Desa Ma-nurung, Kecamatan Malili.

Wakil Bupati saat Menerima Adipura ke-4 dari Wapres RI Boediono di Istana Wapres Jakarta (kiri). Piala Adipura yang ke-4 untuk Malili (kanan).

Dok. H

um

as Pemd

a Luw

u Tim

ur

V E R B E E K I E D I S I 9 , J U L I 2 0 1 412

Page 13: Flanel MEMBUAT DUTA SANITASI PROVINSI BONEKA JARI GYM ... · kejadian kecelakaan lalu-lintas, saya berharap tabloid Verbeek juga menu-liskan kiat mencegah kecelakaan. Tu-lisan seperti

Tim Pemberantasan Penyakit Menular Puskesmas Wawondula melakukan pe-nyuluhan dan inspeksi lingkungan tem-pat tinggal warga untuk menanggulangi penyakit demam berdarah dengue.

Penyakit demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi ancaman warga di lima desa di Kecamat-

an Towuti, yakni di Desa Wawondula, Baruga, Langkea Raya, Lioka, dan Asuli. Penyakit endemis dan musiman ini, ta-hun lalu telah menyebabkan 51 warga positif DBD.

Hingga semester pertama 2014, terdapat 15 kasus. Melihat situasi ini, Puskesmas Wawondula pada 9-13 Juni 2014 kembali menggelar program pem-basmian dan pencegahan DBD.

Program ini, menurut Nasrah dari Tim Pemberantasan Penyakit Menular-Demam Berdarah Dengue (P2M-DBD) Puskesmas Wawondula, dilakukan de-ngan fokus pencegahan dengan dua metode. Pertama, penyuluhan warga, dilanjutkan dengan pemberantasan sa-rang nyamuk. Kedua, penyelidikan epi-demiologi dengan mengadakan survei ke lokasi guna mendeteksi risiko per-kembangan nyamuk DBD.

Dalam kegiatan ini, tim P2M-DBD Puskesmas Wawondula bekerja sama dengan aparat desa dan kader Posyan-

du. Tim mengingatkan pentingnya melakukan “Gerakan 3M”—menutup-menguras bak mandi-menimbun wadah kosong berisi air.

Empat Kali SetahunProgram pemberantasan DBD di-

lakukan empat kali setahun. Namun, frekuensi program itu masih sulit membendung serangan penyakit DBD di lima desa di Towuti. Pasalnya, kata

Nasrah, kesadaran warga terhadap ke-bersihan lingkungan masih minim. "Ka-lau program ada, warga baru kembali ingat pentingnya menjaga kebersihan,” ungkap Nasrah.

Ke depan, Puskesmas Wawondula berencana menerapkan program pro-mosi dan preventif pencegahan DBD yang lebih efektif. “Misalnya dengan mengimbau agar masyarakat lebih sering melaksanakan gotong-royong

membersihkan lingkungan,” ujar Nas-rah.

Selama ini, warga penderita DBD yang membutuhkan pengobatan di Pus-kesmas Wawondula tidak dikenakan biaya. “Gratis berobat memang meru-pakan pelayanan kami. Namun bila pe-nyakit itu karena minimnya kesadaran sanitasi yang bersih di warga, pengo-batan tersebut tidak efisien,” tambah Nasrah. [ ]

Kecamatan Towuti: Puskesmas Wawondula Basmi Sarang Nyamuk

Kecamatan Nuha menggelar pelatihan manajerial untuk meningkatkan kom-petensi aparatur desa/kelurahannya.

“Dengan pelatihan ini saya semakin paham cara menyusun dan meran-cang laporan pertanggungjawaban

alokasi dana desa,” ujar Jusniah, Sekre-taris Desa Nikkel. Jusniah adalah satu dari 20 peserta Pelatihan Manajerial Aparatur Desa/Kelurahan se-Kecamat-an Nuha yang digelar Kantor Camat Nuha pada 3-4 Juni 2014 silam. Kegiat-

Kecamatan Nuha:Membangun Pemerintahan Desa Semakin Baik

an dihadiri para sekretaris dan benda-hara desa di lingkup Kecamatan Nuha.

Sebelum mengikuti pelatihan, Jusni-ah mengaku merasa kurang sistematis ketika menyusun laporan Alokasi Dana Desa (ADD). Padahal laporan ADD me-rupakan salah satu dokumen penting administrasi desa yang perlu dilapor-kan secara berkala kepada kantor ke-camatan sebagai bentuk pertanggung-jawaban penggunaan dana desa.

Pelatihan dengan tema “Start dari Persepsi yang Sama” ini diisi dengan

membentuk pemerintahan desa yang profesional, efisien, terbuka, serta ber-tanggung jawab.

“Pelatihan ini sangat mendukung peningkatan kompetensi aparatur desa agar roda pemerintahan ke depan ber-jalan lebih efisien dan efektif. Apalagi munculnya UU Desa menuntut apara-tur desa memiliki tanggung jawab dan peran yang lebih besar,” ujar Tabacina.

Sesuai UU Desa, setiap desa/kelurah-an akan menerima menerima bantuan melalui Anggaran Pendapatan dan Be-lanja Negara senilai Rp400 juta-Rp1,5 miliar.

Kecamatan Nuha menjadi kecamatan pertama di Luwu Timur yang menga-dakan pelatihan manajerial bagi jajar-annya. Rencananya, pelatihan serupa digelar di kecamatan-kecamatan lain. “Di Luwu Timur ada sebanyak 127 desa dan kelurahan, tentu membutuhkan pelatihan seperti ini,” ujar Camat Nuha Kamal Rasyid.

Kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi PMDM (Program Mitra Desa Mandiri) PT Vale, dan Kecamatan Nuha sebagai salah satu daerah pem-berdayaannya. “Saya berharap pela-tihan manajerial aparat desa semakin sering dilakukan. Kalau bisa tidak ha-nya Sekdes dan bendahara desa yang menjadi peserta, tapi seluruh staf kan-tor desa,” ujar Jusniah. [ ]

materi-materi praktis keadministrasi-an dan pengelolaan organisasi aparat desa. Selain teknik pengelolaan ADD dan Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Desa, diberikan materi teknik penyu-sunan Anggaran Penerimaan dan Be-lanja Desa (APBDes) dan materi pe-ngelolaan administrasi umum seperti surat-menyurat, pola koordinasi, dan pelaporan. Narasumber berasal dari Kepala Badan Pemberdayaan Masyara-kat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) beserta kepala bidangnya.

Selain materi keadministrasian, pe-serta dibekali materi anti-korupsi dan gratifikasi yang disampaikan oleh Ke-jaksaan Negeri Kabupaten Luwu Timur. Camat Nuha, Kamal Rasyid, membawa-kan materi budaya kerja dengan pre-sentasi berjudul “Etos Kerja”.

UU DesaMenurut Andi Tabacina, Kepala BP-

MPD, pelatihan merupakan persiap-an Kecamatan Nuha beserta lembaga-lembaga pemerintahan di bawahnya, khususnya desa-desa/kelurahan, me-nyambut UU Desa atau UU No. 6 Tahun 2014 yang akan diberlakukan 2015 mendatang.

UU Desa mendorong partisipasi aktif aparatur dan masyarakat desa untuk mengembangkan potensi dan aset desa guna kesejahteraan bersama. Sekaligus

PEMDA MENYAPA

Tim Pemberantasan Penyakit Menular, Puskesmas Wawondula, melakukan inspeksi lingkungan tempat tinggal warga.

Andi Tabacina Kepala BP-MPD, memberikan pengarahan kepada peserta pada acara Pelatihan Manajemen Pemerin-tahan Bagi Aparatur Desa/Kelurahan Se-kecamatan, bertempat di Aula kantor Camat Nuha (3-4Juni2014).

Dok. Pu

skesmas W

awon

du

la

Dok. Kecam

atan N

ha

E D I S I 9 , J U L I 2 0 1 4 I V E R B E E K 13

Page 14: Flanel MEMBUAT DUTA SANITASI PROVINSI BONEKA JARI GYM ... · kejadian kecelakaan lalu-lintas, saya berharap tabloid Verbeek juga menu-liskan kiat mencegah kecelakaan. Tu-lisan seperti

Menjaga tradisi, melestarikan kearifan lokal.

Alkisah, di Negeri Luwu tinggallah seorang ibu dan anak perempuan. Awalnya mereka hidup rukun. Na-

mun ketika si anak beranjak dewasa, sang ibu jadi kerap marah kepada si anak dan bahkan tega mengusirnya.

Tak tahan dengan perlakuan ibu, si anak lari dan menangis terisak di sebuah batu besar di tepi sungai. Tiba-tiba batu itu terbuka dan meminta si anak gadis un-tuk masuk ke dalamnya agar aman. Maka masuklah anak itu ke dalam batu. Hanya ujung rambut panjangnya saja yang ma-sih menjuntai keluar. Sang ibu menyesali perbuatannya. Dia hanya bisa meratapi kepergian si anak sambil memeluk batu dan menciumi rambut si anak.

Begitulah inti cerita “Batu Tikumba-kumba”, cerita rakyat asal Luwu. Selain kisah itu, banyak kisah lain yang diceri-takan turun-temurun.

Pertanyaan: benarkah generasi seka-rang mengenal baik cerita-cerita rakyat yang merupakan kekayaan Nusantara? Jangan-jangan mereka hanya paham ki-sah kepahlawanan Manusia Laba-laba atau lebih terkesima canggihnya robot-robot animasi dalam film produksi Hol-lywood.

Melestarikan cerita rakyat perlu men-dapat dukungan. Salah satu upaya pe-

lestariannya adalah menuangkan kisah-kisah lisan dalam bentuk tulisan. PT Vale bersama Pemerintah Kabupaten Luwu Timur meluncurkan dua buku cerita rak-yat berjudul Batu Tikumba-kumba dan Kisah-kisah Lain dari Tana Luwu—disu-sun oleh Tim Komunikasi PT Vale—dan Pelayaran Cinta Sawerigading dan Cerita Rakyat Tana Luwu Lainnya yang disusun Musly Anwar dkk. Acara peluncuran ber-langsung di gedung Simpurusiang, Malili, 20 Mei lalu.

Menggali Kearifan LokalPembuatan buku cerita rakyat Luwu

merupakan bagian dari kegiatan Pro-gram Terpadu Pengembangan Masya-rakat (PTPM) PT Vale. GM Community Relations PT Vale, Busman Dahlan Shirat, mengatakan, “Kenyataan bahwa masih banyak budaya lokal yang belum tertu-ang ke dalam bacaan menjadi kegelisah-an Tim PTPM. Mengangkat budaya tutur ke dalam bentuk tulis merupakan upaya untuk menggali kearifan lokal.”

Penerbitan kedua buku cerita rakyat tersebut bukan pertama kali dilakukan oleh PT Vale. Pada 2008, perusahaan me-luncurkan buku semacam dengan judul Putri Loeha dan Payung Saktinya.

Asisten I Pemkab Luwu Timur, Syahi-din Halun, membacakan sambutan Bupati Luwu Timur, menyatakan, peluncuran buku ini merupakan upaya strategis un-

tuk menjaga adat, nilai budaya, moral, etika, dan kebiasaan masyarakat Luwu. “Buku ini merupakan bukti komitmen untuk menjaga kebudayaan agar tidak tergerus zaman.”

Kedua buku cerita rakyat tersebut di-luncurkan oleh Datu Luwu ke-40, Andi Maradang Mackulau. “Budaya Luwu sa-ngat tinggi, sangat mulia. Tidak berhenti pada cerita rakyat tapi tampak dalam si-kap kemanusiaannya,” kata Datu Luwu.

Untuk cerita rakyat, kata Datu Luwu, ada sudut pandang lain yang dilihat oleh orang Luwu. “Kisah Batu Tikumba-kum-ba, misalnya, kalau kita cermati itu adalah kebalikan dari kisah Malin Kundang. Ada logika lain yang bisa kita petik.”

Dalam seremoni peluncuran, Musly Anwar menyerahkan buku secara simbo-lis kepada Datu Luwu. Selanjutnya Bupati Lutim menyerahkan buku kepada Kepala Dinas Pendidikan Luwu Timur agar buku dapat terdistribusikan ke seluruh seko-lah di Luwu Timur dari SD hingga SMA.

Warisan DuniaSeremoni pagi itu dilanjutkan dengan

bincang budaya yang menghadirkan Prof. Dr Andi Ima Kesuma, Guru Besar Ilmu Sejarah dan Kepariwisataan Universitas Negeri Makassar. “Bicara tentang Luwu tidak bisa lepas dari kitab I La Galigo, kitab epik terpanjang di dunia,” kata Prof. Ima. Keindahan tema dan susun-

an bahasa dalam naskah tersebut bisa disejajarkan dengan karya agung dunia lainnya. Hal ini menggambarkan orang Luwu, jauh sebelum kedatangan Islam, Luwu telah memiliki budaya menulis dan membaca.

Kekayaan kultural Tana Luwu dibuk-tikan, salah satunya, dengan banyaknya cerita rakyat yang berkembang di ma-syarakat dan diyakini sebagai suatu pe-ristiwa yang pernah terjadi. Baik mela-lui cerita lisan dari masyarakat maupun secara tertulis seperti kitab I La Galigo.

Didasari pemikiran tingginya budaya Tana Luwu, Prof. Ima menyampaikan ga-gasan sudah saatnya Luwu, khususnya Malili, didaftarkan ke dalam situs World Heritage (Warisan Dunia). Untuk dapat dimasukkan ke dalam daftar Warisan Dunia, sebuah situs harus memiliki ni-lai yang luar biasa secara mendunia dan memenuhi setidaknya satu dari sepuluh kriteria seleksi.

Salah satu kriteria yang disyaratkan adalah situs harus nyata terkait dengan peristiwa atau tradisi hidup, terkait de-ngan ide-ide atau dengan keyakinan, dan terkait dengan karya seni dan sastra yang signifikan secara universal. Namun sebe-lum dunia memberi penghargaan terting-gi terhadap Luwu dan kekayaan budaya-nya, alangkah baiknya jika kita terlebih dulu melestarikan budaya tempat kita berpijak. [ ]

Dua Buku Cerita Rakyat Diluncurkan

Peluncuruan Buku Cerita Rakyat, bertempat di Gedung Simpurusiang, Malili (20/05/2014) - searah jarum jam: Siswi SMP-SMA pada acara peluncuran Buku cerita rakyat. Datu Luwu ke-40, Andi Maradang Mackulau memberikan sambutan Peluncuran Buku cerita rak-yat, Peluncuran Buku di lanjutkan dengan bincang budaya menghadirkan nara sumber Prof. Dr Andi Ima Kesuma Guru Besar Ilmu Sejarah dan Kepariwisataan, UNM dan Musly Anwar Tim Penyusun Cerita rakyat Cinta Sawerigading dan cerita rakyat tana luwu lain-nya,.Datu Luwu ke-40, Andi Maradang Mackulau sesaaat menerima secara simbolis dari penyusun buku cerita rakyat, Musly Anwar didampingi GM Community Relations PT Vale Indonesia Tbk Busman Dahlan Shirat dan Asisten 1 Pemkab Luwu Timur Syahidin Halun.Penutupan acara peluncuran di tandai dengan foto bersama .

KEMITRAAN V E R B E E K I E D I S I 9 , J U L I 2 0 1 414

Page 15: Flanel MEMBUAT DUTA SANITASI PROVINSI BONEKA JARI GYM ... · kejadian kecelakaan lalu-lintas, saya berharap tabloid Verbeek juga menu-liskan kiat mencegah kecelakaan. Tu-lisan seperti

Menjadi sehat dengan cara menyenang-kan.

Dentuman musik pop-disko ter-dengar riuh. Sesekali ditingkahi sorakan atau tawa ceria. Hampir

30 wanita memadati “studio senam” dadakan itu tiga kali dalam sepekan. Mereka menggoyangkan tubuh dari kepala hingga kaki, mengikuti gerakan instruktur yang tampak tak kenal lelah.

Selama 1,5 jam mereka melakukan gerakan-gerakan yang menguras ke-ringat. Sebagian orang mungkin ber-gumam, “Melihatnya saja saya capek!” tapi ternyata yang melakoni justru ri-ang gembira.

Begitulah pemandangan ketika ang-gota Matano Player (MP) Gym sedang beraksi. Setiap Senin, Rabu, dan Jum-at—bahkan terkadang di hari Ming-gu—mereka mempraktikkan senam aerobik, body language, hingga zumba.

Keberadaan komunitas MP Gym berawal dari inisiatif Suryani, seorang dokter gigi yang pernah berpraktik di Puskesmas Nuha. Ketika menjadi maha-siswa Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Suryani ber-gabung dengan sanggar senam aerobik dan menemukan kecintaan terhadap olahraga senam berirama cepat itu. Dia mempraktikkan gerakan-gerakan aerobik dan kemudian menciptakan koreografi sendiri.

Sekembali ke Sorowako, tempat ke-lahirannya, Suryani dipercaya meng-ampu program Kesehatan Olahraga di Puskesmas Nuha. Dia lantas memben-tuk kelompok kecil beranggotakan pe-gawai Puskesmas dan teman-teman dekat untuk berlatih senam aerobik. “Awalnya kami latihan di Puskesmas. Lalu semakin banyak orang yang ter-tarik dan meminta saya untuk mencari tempat yang lebih besar,” kenang Dok-ter Cuya, begitu dia disapa.

Meski belum bisa dibilang ideal, Sur-yani menemukan tempat latihan de-ngan kapasitas 35 orang akhir 2012, tiga tahun setelah kelompok senamnya berdiri. “Studio” yang mereka tempati itu bernama Matano Player. Karena itulah komunitasnya disebut Matano Player Gym.

Karena tempat latihan Matano Pla-yer Gym dipergunakan juga sebagai sasana taekwondo, maka mereka ha-rus menyesuaikan jadwal kegiatan de-ngan jadwal latihan atlet taekwondo Sorowako.

Mengatasi gangguan kesehatanAnggota MP Gym wanita berusia 25-

40 tahun; hampir semuanya ibu rumah tangga. Berkegiatan di luar rumah 3 kali seminggu mulai pukul 4 sore menjadi sarana rekreasi bagi para ibu tersebut. Namun mereka juga merasakan man-faat kesehatan.

“Sebelum menikah, saya sudah ikut kelompok senam ini, lalu saya istira-hat selama hamil. Sekarang anak saya sudah agak besar, saya bergabung lagi. Sebagai ibu-ibu yang perlu stamina be-sar mengurus anak dan rumah, saya merasakan betul manfaat senam. Saya

merasa badan saya selalu segar dan ba-gus, juga untuk menjaga berat badan karena olahraga itu membakar kalori,” kata Ira Pallawarukka, ibu satu anak berusia 2 tahun.

Masalah berat badan memang kerap menjadi keluhan, terutama bagi wanita. “Tapi saya selalu berpesan kepada ibu-ibu di sini agar tidak berolahraga kare-na mau langsing. Olahraga itu tujuannya supaya badan sehat. Kalau memang bisa langsing, itu bonus,” kata Suryani yang juga instruktur senam jantung sehat di Lapangan Camp Site, Sorowako, setiap Minggu pagi.

Hastianti, seorang staf laboratorium sudah lebih dari satu tahun menjadi anggota MP Gym. “Dulu berat badan saya tidak pernah lebih dari 46 kg, pa-dahal sudah punya anak satu. Saya ke-pingin sekali agak gemuk supaya keli-hatan segar. Lalu saya ikut senam. Satu tahun terakhir, berat badan saya naik jadi 50 kg, karena senam ini membuat nafsu makan saya bertambah.”

Selain menjaga stamina dan berat badan, Suryani mengatakan, beberapa anggotanya merasakan berkurangnya

keluhan sakit kepala, susah ti-dur, bahkan menurunkan gejala penyakit asma. “Mungkin itu ter-kait dengan salah satu manfaat olahraga yang memang sudah terbukti bisa mengurangi stres.

Kalau pikiran dan hati senang, kan, ba-dan otomatis jadi lebih sehat,” ujarnya.

Karena begitu banyak manfaat yang dipetik dari senam, Suryani mengingin-kan semakin banyak wanita yang ber-gabung dalam komunitas MP Gym.

Menyesuaikan usiaSetelah 30 menit melakukan gerakan

senam aerobik yang cepat mengikuti irama musik disko, para ibu beristi-ahat sejenak sebelum masuk ke sesi berikutnya, yaitu senam body language atau biasa disebut BL. Body Langua-ge mengutamakan gerakan-gerakan untuk kelenturan dan pembentukan otot tubuh. BL juga mengajarkan cara pernapasan yang baik.

Karena rentang usia anggota MP Gym terbilang besar, Suryani menye-suaikan gerakan senam dengan usia anggotanya. “Untuk aerobik dan BL relatif aman, karena pada dasarnya kedua jenis senam itu bisa dilakukan oleh semua kalangan. Saya hanya perlu melihat kapan ibu-ibu ini cocok diberi gerakan high impact dan kapan saya ha-rus mencontohkan gerakan low impact.

Matano Player Gym

Tidak mungkin mereka yang berusia di atas 35 tahun diberi gerakan cepat alias high impact terus,” kata Dokter Cuya.

Sementara senam zumba yang ter-golong dance fitness atau latihan kom-binasi antara senam dan tari, tidak bisa senantiasa dilakukan. Pertimbangan-nya, zumba melibatkan banyak gerak-an rumit dan cepat seperti melompat dan berputar.

Bagi mereka yang berusia 40 ta-hun atau kondisi tubuh sedang tidak fit, agak sulit mengikuti gerakan zum-ba. “Karena itu, zumba hanya sesekali saja kami lakukan. Dalam satu minggu mungkin hanya satu kali atau justru ti-dak sama sekali. Itu sesuai permintaan atau jika memang sudah agak lama ti-dak kami lakukan. Zumba menjadi va-riasi supaya tidak bosan,” kata Suryani, yang mempelajari koreografi senam secara otodidak dari tayangan olahra-ga di televisi, website kesehatan, atau menonton video di Youtube.

Dentuman musik masih terdengar dari “studio” Matano Player. Sebagian tampak sangat fasih mengolah tubuh-nya: Menggerakkan kaki maju-mundur, mengayunkan tangan, menggoyangkan kepala dan pinggul. Sebagian lain ter-lihat canggung dan kerap terlambat berganti gerakan. Namun wajah me-reka semua memancarkan semangat dan keceriaan. [ ]

KOMUNITASE D I S I 9 , J U L I 2 0 1 4 I V E R B E E K 15

Page 16: Flanel MEMBUAT DUTA SANITASI PROVINSI BONEKA JARI GYM ... · kejadian kecelakaan lalu-lintas, saya berharap tabloid Verbeek juga menu-liskan kiat mencegah kecelakaan. Tu-lisan seperti

EVENTV E R B E E K

J U L I 2 0 1 4EDISI 9

PT Vale mengadakan pelatihan perse-maian untuk pengelolaan nursery Malili.

Serombongan orang tampak berdis-kusi di nursery Malili, Sabtu siang di bulan Mei silam. Rombongan itu

adalah peserta Nursery Basic Training. Mereka berasal dari entitas pemerin-tahan Kabupaten Luwu Timur, seperti staf Dinas Kehutanan, Kesatuan Penge-lolaan Hutan Lindung (KPHL) Larona-Malili, Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BP4K), Bapedalda, dan Dinas Tata Ru-ang & Wilayah, ditambah peserta dari SMK Pertambangan Malili dan staf nur-sery PT Vale.

Pusat persemaian seluas 0,39 hektar itu dibangun PT Vale untuk mendukung program penghijauan lingkungan Ka-bupaten Luwu Timur. Beberapa bulan ke depan, pengelolaan nursery Malili akan diserahkan kepada Pemkab Luwu Timur. Karena itu, untuk membekali pengelolaan dan pengoperasian nur-sery yang berlokasi di Puncak Indah, kompleks perkantoran pemerintahan Kabupaten Luwu Timur tersebut, PT Vale mengadakan pelatihan.

Nursery Malili mulai dibangun Juli 2013 dan rampung April 2014. Sebe-lumnya, awal 2013, Pemerintah Ka-

bupaten Luwu Timur melalui Dinas Kehutanan menerima bantuan bibit melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) dari Kementerian Kehutanan sebanyak 50 ribu bibit untuk program penghijau-an lingkungan. Atas dasar tersebut, PT Vale membantu membangun fasilitas persemaian permanen ini.

Selama dua hari pelatihan, peserta diberikan materi mencakup media tum-buh, tanaman, teknik perbanyakan ta-naman, pembentukan dan pemeliha-raan kebun pangkas untuk produksi bibit tanaman, teknik pemupukan dan penyiraman, prosedur dan pengopera-sian fasilitas nursery, dan pemeliharaan fasilitas. Pemateri pelatihan berasal dari konsultan pengelolaan pusat per-semaian, PT Mitra Atedaselaras.

Pelatihan dibuka oleh Kepala Dinas Kehutanan Luwu Timur, Zainuddin. “Dukungan PT Vale mengantarkan Luwu Timur sebagai kabupaten per-tama di Indonesia yang memiliki dan mengelola nursery permanen dengan fasilitas standar,” ujar Zainuddin.

Manager of Mine Rehabilitation PT Vale, Aris Prio Ambodo, menyampaikan harapannya agar nursery Malili mem-berikan manfaat maksimal kepada Pe-merintah Kabupaten Luwu Timur dan masyarakat. [ ]

Berbagi Wawasan, Mengelola Pusat Persemaian

16