pmdm sektor ekonomi dukungan bagi perempuan penggerak … · verbeek edisi 24 2016 2 editorial...

16
PMDM Sektor Ekonomi Dukungan bagi Perempuan Penggerak UMKM Laporan Utama > Hal 5 Motivasi bagi Pemuda Angkatan Kerja Wawasan > Hal 9 Kemasan Tepat, Produk Pertanian Aman Jendela > Hal 10 Melestarikan Tradisi Ma'sure' Scan code versi online Tahang, warga Desa Tabarano, Kecamatan Wasuponda, merupakan salah seorang penerima manfaat PMDM. Tahang yang telah menjual makanan kecil selama 8 tahun, belum pernah tersentuh bantuan dari pihak manapun. Pada akhir 2015, PMDM memberi bantuan berupa peralatan untuk mendukung usaha pembuatan makanan kecil yang dia geluti seorang diri. Informasi, Interaksi, Inspirasi SAFETY > HAL 12 Stop Bullying di Sekolah! WAWASAN > HAL 9 Membuat MOL Keong Berkarya untuk dunia dengan nilai-nilai baru. SOSOK > HAL 7 Murniarti, KPMD Matompi: “Mencari Ilmu dan Silahturahmi Lewat PMDM” EDISI 24 I 2016 I 16 HALAMAN Dipublikasikan oleh Divisi Komunikasi PT Vale Indonesia Tbk - Tidak Diperjualbelikan - TabloidVerbeek @TabloidVerbeek

Upload: buidung

Post on 19-Aug-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PMDM Sektor EkonomiDukungan bagi Perempuan

Penggerak UMKM

Laporan Utama > Hal 5

Motivasi bagi Pemuda Angkatan

Kerja

Wawasan > Ha l 9Kemasan Tepat , Produk

Per tan ian Aman

Jendela > Hal 10Melestarikan Tradisi Ma'sure'

Scan code versi online

Tahang, warga Desa Tabarano, Kecamatan Wasuponda, merupakan salah seorang penerima manfaat PMDM. Tahang yang telah menjual makanan kecil selama 8 tahun, belum pernah tersentuh bantuan dari pihak manapun. Pada akhir 2015, PMDM memberi bantuan berupa peralatan untuk mendukung usaha pembuatan makanan kecil yang dia geluti seorang diri.

I n f o r m a s i , I n t e r a k s i , I n s p i r a s i

SAFETY > HAL 12

Stop Bullying di Sekolah!

WAWASAN > HAL 9

Membuat MOL Keong

Berkarya untuk dunia dengan nilai-nilai baru.

SOSOK > HAL 7

Murniarti, KPMD Matompi:“Mencari Ilmu dan Silahturahmi Lewat PMDM”

E D I S I 2 4 I 2 0 1 6 I 1 6 H A L A M A N

D i p u b l i k a s i k a n o l e h D i v i s i K o m u n i k a s i P T V a l e I n d o n e s i a T b k- T i d a k D i p e r j u a l b e l i k a n -

TabloidVerbeek @TabloidVerbeek

Verbeek edisi 24 | 20162 EDITORIAL

Tabloid ini diterbitkan sebagai upaya mengampanyekan transparansi dari pelaksanaan Program Terpadu Pe-ngembangan Masyarakat (PTPM) PT Vale. Juga sebagai media alternatif masyarakat dalam memperoleh informa-si dan wawasan. Kirimkan kritik dan saran Anda untuk tabloid Verbeek melalui email atau surat ke alamat redaksi.

Tabloid Verbeek@TabloidVerbeekTabloidVerbeekTabloid Verbeek08114056715 570946F9

Pelindung: Dewan Direksi PT Vale | Penasihat: Basrie Kamba (Direktur Komunikasi & Hubungan Luar), Busman Dahlan Shirat (Senior Manajer Program Pengembangan Sosial) | Penanggung Jawab dan Redaktur Pelaksana: Sihanto B. Bela | Editor: Bayu Aji Suparam (Senior Manajer Perencanaan Strategis), La Ode M. Ichman, Aswaddin, Iskandar Ismail, Andi Zulkarnain, Baso Haris, Misdar | Redaksi: Rohman Hidayat Yuliawan, Nala Dipa Alamsyah, Nuki Adiati, Maman Ashari, Wahyudi | Fotografer: Doni Setiadi | Desain & Tata Letak: M.Dwi Setiawan, Azwar Marzuki | Alamat Redaksi: Kantor Departemen Komunikasi & Urusan Luar, Jl. Ternate No. 44 Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan - 92984.

LIPUTAN KEGIATANBanyak kegiatan di desa yang ti-

dak masuk tulisan dan foto di tabloid Verbeek. Bagaimana caranya supaya suatu kegiatan bisa diliput oleh Verbeek? Bisakah Komite Desa atau KPMD mem-berikan informasi kepada redaksi jika ada kegiatan?Sunarto, Kader Pemberdayaan

Masyarakat Desa (KPMD) Kalosi, Kecamatan Towuti

Pak Sunarto bisa menginformasikan kegiatan di desa melalui SMS ke nomor telepon redaksi 0811-4056-715 atau melalui BlackBerry Messenger (BBM) di 570946F9. Pelaku PMDM dan masyarakat juga bisa mengirimkan tulisan maupun foto-foto kegiatan PMDM ke alamat email [email protected].

LIPUTAN KEGIATANBanyak kegiatan di desa yang ti-

dak masuk tulisan dan foto di tabloid Verbeek. Bagaimana caranya supaya suatu kegiatan bisa diliput oleh Verbeek? Bisakah Komite Desa atau KPMD mem-berikan informasi kepada redaksi jika ada kegiatan?

Sunarto, Kader Pemberdayaan Ma-syarakat Desa (KPMD) Kalosi, Keca-matan Towuti

Pak Sunarto bisa menginformasikan kegiatan di desa. Pelaku PMDM dan ma-syarakat juga bisa mengirimkan tulisan maupun foto-foto kegiatan PMDM.

PERTANIAN BERKELANJUTANSaya sempat membaca Verbeek bebe-

rapa edisi yang menulis tentang kegiatan pertanian ramah lingkungan. Mulai dari penerapan SRI Organik sampai budidaya lada dan kakao yang berkelanjutan.

Bisakah tabloid Verbeek memuat tulisan lengkap tentang cara bertani yang ramah lingkungan? Mungkin bisa dibuat serial tulisannya atau edisi khu-sus. Tulisan itu nantinya bisa disimpan oleh petani untuk dipraktikkan. Menurut saya akan menarik sekali.

Nursih Hariani, Kepala Badan Pe-laksana Penyuluh, Pertanian, Peri-kanan dan Kehutanan (BP4K) Luwu Timur

Halo Ibu Nursih. Kami senang sekali mendapat masukan dari salah seorang tokoh penting dalam perjalanan kemitra-an antara PT Vale dan Pemerintah Dae-rah. Tim Komunikasi sedang merancang buku saku sederhana bertema pertanian ramah lingkungan. Semoga dalam waktu dekat buku saku tersebut bisa diterbit-kan.

SURAT PEMBACASoekarno dalam bukunya Sarinah mengatakan, “Soal wanita adalah soal masyarakat. Kita tidak dapat menyusun negara dan menyusun masyarakat jika kita tidak mengerti soal wanita.” Soekar-no sadar betul peran perempuan bagi terbangunnya masyarakat dan negara yang kuat.

Sejalan dengan pemikiran Soekarno, Program Mitra Desa Mandiri (PMDM) juga menempatkan perempuan sama tinggi dengan kaum laki-laki dalam mendapatkan manfaat program. Berbagai pelatihan keterampilan yang bermaafat untuk mengisi waktu luang kaum perem-puan diadakan.

Salah seorang nominator PMDM Award pun seorang perempuan. Murniati, nama perempuan muda itu, ingin berkontribusi maksimal untuk desanya, Matompi, di Kecamatan Towuti. Dia terlibat langsung di PMDM selama dua tahun anggaran.

Di desa Murniati, sebanyak 100 anggo-ta PKK mengikuti pelatihan pembuatan nugget dan sosis berbahan ikan nila. Di desa itu juga diadakan pelatihan menjahit serta pelatihan komputer yang diikuti masyarakat berbagai profesi.

Dalam pada itu, untuk menambah ka-pasitas angkatan kerja muda siap mema-suki dunia kerja, di Wasuponda diadakan pelatihan welding. Peserta pelatihan tergabung dalam Forum Komunikasi Pemuda Wasuponda (FKPW).

Mereka melihat peluang industri yang cukup besar. Perusahaan kontraktor besar kerap membuka lowongan peker-jaan untuk welder. Forum ini sudah lima kali mencetak lulusan pelatihan, dan seluruhnya mendapat surat rekomendasi kompetensi dari perusahaan kontraktor. Lulusan pelatihan FKPW tidak hanya bekerja di Luwu Timur, tetapi juga di ber-bagai daerah pertambangan di Sulawesi, Kalimantan, dan Sumatera.

Pembaca, Verbeek kali ini menyorot kegiatan pelatihan yang terkait dengan perempuan dan pemuda sebagai laporan utama. Kami laporkan pula Program Per-tanian Berkelanjutan, yang mendorong budidaya lada ramah lingkungan. Salah satunya diskusi tentang penggunaan tajar hidup. Selama ini, kebanyakan petani me-nanam lada dengan tiang panjat dari kayu mati yang diambil dari hutan.

Seperti edisi-edisi sebelumnya, Anda bisa menyimak rubrik-rubrik lain yang bermanfaat. Simak pula rubrik “Jendela” yang menampilkan pa’sure’, atau pemba-ca sureq La Galigo.

Selamat membaca.

Verbeek edisi 24 | 2016

LAPORAN UTAMA 3

Aula PKK di samping Kantor Kepala Desa Ledu-ledu, Kecamatan Wa-suponda, dipenuhi sampah plas-

tik bekas kemasan produk rumah tang-ga. Sampah-sampah itu memenuhi lantai dan meja di sudut ruang. Tapi sampah itu bukan hendak dibawa ke tempat pembu-angan akhir atau dijual kiloan melainkan didaur ulang menjadi aneka produk yang semakin mempercantik penampilan.

Itulah tujuan dari pelatihan kerajin-an tangan yang memanfaatkan sampah anorganik yang diadakan selama empat hari, 17-20 November 2015. Pelatihan yang diikuti sepuluh orang anggota Tim Penggerak (TP) PKK Desa Ledu-ledu dan lima utusan dari tiap dusun itu merupa-kan salah satu kegiatan Program Mitra Desa Mandiri (PMDM) bidang peningkat-an kapasitas. Seluruh pesertanya adalah perempuan. “Semoga ibu-ibu bisa mengi-si waktu luang dengan sesuatu yang ber-manfaat, mengasah kreativitas dan ke-terampilan, bahkan mungkin bisa me-nambah pendapatan keluarga,” kata Fa-silitator PMDM Kecamatan Wasuponda Adolfina Sambo.

Instruktur pelatihan adalah Yeni Bela dari Kelompok Usaha Momoiko yang pu-nya pengalaman sejak 2010 dalam kegi-atan daur ulang sampah. Momoiko me-rupakan kelompok binaan PT Vale yang mendapat dukungan melalui program Community Development 2012. Yeni me-

nularkan “virus” daur ulang kepada pe-serta pelatihan yang tampak antuasias menyelesaikan proyek pertama mereka: buku agenda. Hari-hari selanjutnya, me-reka meneruskan karya berikutnya yaitu tas, wadah bekal, dan dompet.

Selain pengadaan keperluan pelatihan, anggaran PMDM sebesar Rp17 juta di-manfaatkan untuk membeli 2 unit mesin jahit listrik yang akan menjadi aset desa. “Setelah pelatihan selesai, ibu-ibu ma-sih bisa terus belajar dengan mesin jahit yang disimpan di Aula PKK. Atau kalau mau mengajari temannya untuk menda-ur ulang sampah plastik juga bisa. Intinya kami bisa belajar kapan pun,” kata Yeni.

Antusiasme ibu-ibu PKKPelatihan daur ulang sampah juga di-

lakukan di Desa Tabarano, Kecamatan Wasuponda. Kali ini yang dimanfaatkan adalah botol bekas air mineral dan kan-tong plastik. Dua puluh ibu-ibu anggota TP PKK Desa Tabarano mengikuti pela-tihan yang digelar selama tiga hari pada akhir November 2015. Mereka membuat bros, bunga plastik untuk pajangan, hing-ga boneka panda. PMDM memberikan bantuan peralatan dan bahan kerajinan senilai Rp12 juta.

Instruktur pelatihan, Ruth Panjei, me-rasa senang dengan antusiasme ibu-ibu Desa Tabarano sepanjang pelatihan. “Se-mangat sekali teman-teman di sini. Mulai

dari membuat bros yang sendiri-sendiri sampai membuat boneka secara berke-lompok mereka selalu semangat,” kata Ruth yang mendapat keahlian mendaur ulang sampah dari sang kakak yang me-mang penghobi kerajinan tangan. “Saya mau belajar membuat kerajinan dari bo-tol dan plastik bekas sampai benar-benar bisa, rapi, dan bagus hasilnya. Kalau su-dah bagus ya pastinya sih kepengin ju-alan, siapa tahu bisa tambah penghasil-an,” kata Salmawati, Bendahara TP PKK Desa Tabarano yang juga salah satu pe-serta pelatihan.

Usai pelatihan, bantuan peralatan membuat kerajinan tangan boleh diba-wa pulang oleh peserta. Dengan harap-an, mereka bisa mengasah keterampilan dengan terus berlatih di rumah. “Kalau sudah layak jual, rencananya akan kami kumpulkan di Warung PKK untuk diju-al. Itu tindak lanjut dari pelatihan ini,” kata Syarifuddin, Ketua Komite Desa Ta-barano.

Memanfaatkan potensi lokalPelatihan yang menyasar kaum perem-

puan juga dilakukan di Desa Matompi, Kecamatan Towuti. Di akhir 2015, seba-nyak 100 anggota TP PKK Desa mengikuti pelatihan pembuatan nugget dan sosis berbahan ikan nila. Dalam pelatihan itu, mereka memanfaatkan ikan yang men-diami Danau Towuti dan bahan-bahan

yang ekonomis untuk menghasilkan kre-asi kuliner khas. Program peningkatan kapasitas yang mendapat bantuan dana PMDM senilai Rp5 juta tersebut bertuju-an menambah keterampilan bagi ibu-ibu warga Desa Matompi.

Pelatihan yang memanfaatkan poten-si lokal bukan kali pertama diadakan di Desa Matompi. Satu tahun sebelumnya, PMDM mendukung pelatihan pembuat-an amplang ikan butini dan keripik ikan pangkilang. Dua jenis ikan tersebut bisa ditemukan dengan mudah oleh warga Desa Matompi yang sebagian besar be-kerja sebagai nelayan di Danau Towuti. “Saya berharap ibu-ibu di desa ini sema-kin pintar dan bertambah keahliannya. Dan siapa tahu nanti hasil olahan ikan nila ini bisa dijual di Pujasera atau di wa-rung-warung sekitar sini,” kata Murniati, Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) Matompi.

Dana PMDM di Desa Matompi juga di-manfaatkan untuk menggelar pelatihan menjahit bagi ibu-ibu dan remaja putri. Selain itu, ada pelatihan komputer yang diikuti oleh masyarakat dari berbagai profesi, seperti guru honorer di TK dan kelompok perempuan perwakilan dari tiap RT. Dana yang digunakan untuk dua pelatihan itu masing-masing Rp13 juta dan Rp33 juta. []

PMDM Sektor Peningkatan Kapasitas Masyarakat Mengisi Waktu Luang, Menambah KeterampilanAnggota PKK dari berbagai desa memelajari keterampilan baru yang bisa dijadikan sumber penghasilan alternatif bagi keluarga.

Pelat ihan daur u lang sampah anorgan ik men jad i kera j inan tangan , Desa Ledu-Ledu , Kecamatan Wasuponda , November 2015 . PMDM member ikan bantuan pera latan sen i la i Rp17 ju ta .

PMDM mendukung pe lat ihan kera j inan tangan dengan memanfaatkan sampah p las t ik , Desa Tabarano , Kecamatan Wasuponda , November 2015 .

Pelatihan pembuatan makanan ringan berbahan ikan nila, Desa Matompi, Kecamatan Towuti, Desember 2015. PMDM mendukung terciptanya lapangan kerja berbasis potensi lokal.

Verbeek edisi 24 | 2016

LAPORAN UTAMA4

Tahang, seorang nenek berusia 70 tahun, tinggal di rumah seorang diri. Dinding dan lantai rumah-nya yang terletak di Desa Tabarano, Kecamatan

Wasuponda, terbuat dari kayu dengan jendela kawat di bagian depan. Begitu memasuki rumah, tampak kan-tong-kantong plastik berisi kacang tanah dan gula me-rah. Dia hidup dari hasil berjualan makanan ringan yang dia jajakan di depan rumah. Camilan berbahan kacang dan gula, yang biasa disebut teng-teng, merupakan ju-alan andalannya. Beberapa kendaraan yang melintas di jalan poros Sorowako-Malili singgah sejenak untuk membeli teng-teng.

Selama delapan tahun berjualan teng-teng, Tahang harus menggiling kacang secara manual. Setelah jadi, jajanan itu lalu dimasukkan ke dalam toples dan, bersa-ma barang dagangannya yang lain seperti mi instan dan minyak goreng, dia simpan di lemari kayu terbuka. “Se-ring sekali tikus datang dan rusak plastik minyak. Rugi saya kalau sudah begitu,” kata Tahang. Dia juga berce-rita sulitnya menumbuk dan menggiling kacang karena usianya yang sudah tidak lagi muda.

Melalui Program Mitra Desa Mandiri (PMDM) tahun anggaran 2014, Tahang mendapat bantuan peralatan senilai Rp5,5 juta untuk memajukan usahanya. “Yang memasukkan usulan Ketua RT-nya karena melihat kon-disinya yang memang layak untuk dibantu. Dia tinggal sendiri, tidak ada keluarganya,” kata Dian Hastuti, Benda-hara Komite Desa Tabarano. Setelah mendapat bantuan blender, Tahang tidak lagi menggiling kacang secara ma-nual. Kompor dan aneka wadah juga bermanfaat untuk kelangsungan usahanya. Etalase kaca yang bisa dibuka-tutup menghindarkan dagangannya dari tikus sekaligus mempercantik tampilan “kios” sederhananya. Tak lupa, dana PMDM dimanfaatkan untuk membuat papan nama di pinggir jalan untuk menarik pembeli.

Dengan modal 6kg kacang dan 2kg gula, Tahang bisa membuat dan menjual sekitar 300 teng-teng dengan harga satuan Rp1.000. “Baru kali ini saya terima ban-tuan dari PT Vale atau dari manapun. Kalau dari peme-rintah saya memang terima raskin, tapi tidak ada yang buat modal usaha. Bantuan ini bermanfaat sekali untuk saya,” kata ibu satu anak itu.

Meningkatkan taraf hidupDukungan bagi pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah

(UMKM) yang digerakkan perempuan juga dilakukan di Desa Ledu-Ledu, Kecamatan Wasuponda. Bantuan peralatan senilai masing-masing Rp2 juta diberikan kepada sembilan pedagang makanan yang menjaja-kan dagangannya di warung-warung kecil ataupun di beranda rumah.

Maryam, misalnya, mendapatkan bantuan berupa kompor gas, blender, alat penggiling adonan, dan oven. “Ini usaha turun-temurun sejak 30 tahun lalu. Dulu orangtua saya yang berjualan kue dan sayur matang, sekarang diteruskan oleh saya dan adik-adik,” kata Maryam yang menjual aneka kue hingga nasi kuning dan sokko di depan pintu rumahnya. Hasil berjualan dia gunakan untuk menghidupi lima anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah.

Di Desa Nikkel, Kecamatan Nuha, dana PMDM sektor ekonomi diberikan untuk 31 orang penerima manfaat yang menjalankan usaha skala rumah tangga. Di antara 31 orang tersebut, sebanyak 28 penerima manfaat ada-lah ibu-ibu yang menjual kue di pasar Sorowako dan di pinggir jalan. Bantuan peralatan bagi UMKM mendapat alokasi anggaran total Rp44.441.500.

Sementara di Desa Wasuponda, Kelompok Usaha Mekar mendapatkan bantuan berupa oven roti dan mixer untuk mendukung produksi roti rumahan. Ke-

lompok tersebut beranggotakan 5 orang perempuan yang memproduksi 60 roti setiap tiga hari, dengan harga jual Rp5.000 per buah. “Sebenarnya kami bisa produksi banyak. Setiap hari bikin roti juga bisa. Tapi warung-warung dan toko sulit terima karena sudah banyak pro-dusen roti dari luar Wasuponda yang lebih dulu masuk,” kata Carolina Samuda, ketua Kelompok Usaha Mekar.

Meskipun menghadapi kendala distribusi, kelompok tersebut tetap memproduksi roti rumahan karena itu-lah keahlian yang mereka miliki. “Selain bikin roti, saya juga terima order masakan di acara-acara pesta. Me-mang keahlian saya itu, dan juga hobi, jadi ya itu yang saya manfaatkan,” kata Carolina. Kelompok UMKM ter-sebut mendapat bantuan peralatan senilai Rp25 juta. Berawal dari hobi dan kapasitas individu, kelompok perempuan yang usia anggotanya sudah lebih dari 50 tahun itu berupaya meningkatkan taraf hidup melalui usaha kecil rumahan.[]

PMDM Sektor EkonomiDukungan bagi Perempuan Penggerak UMKMPMDM menyalurkan bantuan peralatan untuk menunjang keber lanjutan usaha kec i l .

Kelompok Usaha Mekar dar i Desa Wasuponda mendapat bantuan PMDM berupa a lat untuk menun jang produks i ro t i ska la rumah tangga .

Atas usu lan Ketua RT , Tahang , warga Desa Tabarano , Kecamatan Wasuponda , d imasukkan ke da lam daf tar pener ima manfaat PMDM. Ha l i tu se laras dengan pr ins ip PMDM yang berp ihak kepada ke lompok misk in dan kaum perempuan .

PMDM memberikan bantuan peralatan senilai Rp5,5 juta kepada Tahang untuk

memajukan usaha mikronya. “Yang memasukkan usulan Ketua RT-nya karena

melihat kondisinya yang memang layak untuk dibantu. Dia tinggal sendiri, tidak ada keluarganya,” kata Dian Hastuti, Bendahara

Komite Desa Tabarano.

Verbeek edisi 24 | 2016

LAPORAN UTAMA 5

Siang itu, di pertengahan November 2015, ada 17 pemuda yang mengikuti pelatihan pengelasan yang diadakan di Desa Ledu-Ledu, Kecamatan Wasu-

ponda. Mereka mengenakan APD lengkap yaitu pelin-dung wajah, jaket tahan api, sarung tangan, dan sepa-tu safety. Peserta pelatihan merupakan angkatan kerja yang tergabung dalam Forum Komunikasi Pemuda Wa-suponda (FKPW) dan belum memiliki pekerjaan. Keti-ka Verbeek berkunjung ke lokasi pelatihan di bengkel milik FKPW, mereka telah menjalani pelatihan selama dua minggu. Keseluruhan pelatihan dilakukan selama 47 hari, mulai awal November 2015, dengan dukungan pendanaan sebesar Rp25 juta dari Program Mitra Desa Mandiri (PMDM).

Gagasan untuk mengadakan pelatihan pengelasan atau welding tidak dilakukan tanpa alasan yang jelas. “Kami melihat peluang industri yang cukup besar. Per-usahaan kontraktor besar kerap membuka lowongan pekerjaan untuk welder. Setelah mengikuti pelatihan, saya harap pemuda Desa Ledu-Ledu bisa diterima be-kerja di perusahaan kontraktor,” kata Markus Mangita, Ketua FKPW sekaligus anggota Komite Desa Ledu-Ledu.

Bukan pertama kali FKPW mengadakan pelatihan welding. Sudah ada lima kali penamatan peserta yang seluruhnya mendapat surat rekomendasi kompetensi dari perusahaan kontraktor. Dengan standar nasional yang diberlakukan dalam teori dan praktik, lulusan pelatihan FKPW tidak hanya bekerja di Luwu Timur, melainkan terserap di berbagai lokasi pertambangan di Sulawesi, Kalimantan, dan Sumatera.

Keinginan untuk bekerja di perusahaan diungkapkan oleh para peserta. “Saya mau tambah ilmu dan keahlian. Kalau sudah banyak ilmu, cari pekerjaan lebih mudah,” kata Jamis Lenda, pemuda 20 tahun lulusan SMK Budi Utomo jurusan alat berat.

Menghidupkan usaha kecilKegiatan PMDM bagi pemuda tidak melulu bergerak

di bidang industri. Kegiatan yang diadakan di Desa Nik-kel, Kecamatan Nuha, mendorong pertumbuhan usa-ha kecil yang dulu sempat ada di desa tersebut. Ketika Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan masuk ke Desa Nikkel pada 2010, sekelompok pemuda mengikuti pelatihan budidaya ja-mur tiram yang mendatangkan instruktur dari Yogya-

karta. Dua tahun berselang, PT Vale melalui program Community Development (Comdev) memberi bantuan dana yang dimanfaatkan untuk pengadaan alat berupa oven dan mesin press bagi petani jamur tiram. Namun kegiatan tersebut tidak bertahan lama.

Melalui musyawarah desa, Kelompok Usaha Foliko memasukkan usulan kegiatan budidaya jamur tiram agar mendapat dukungan dari PMDM tahun anggar-an 2014. Usulan tersebut diterima dan lolos verifikasi. Maka mulai Oktober 2015, delapan pemuda Desa Nik-kel menghidupkan kembali usaha budidaya jamur tiram dengan memanfaatkan potensi yang mereka miliki. Se-buah bangunan di Jl. Monginsidi, Sorowako, dijadikan rumah jamur atau kumbung. Bangunan tersebut meru-pakan milik salah seorang anggota sehingga mereka ti-dak perlu mengeluarkan biaya sewa. Perlengkapan yang didapat dari dana Comdev kini bisa difungsikan kembali.

Bantuan PMDM senilai Rp5 juta digunakan untuk membeli bibit dan membuat rak-rak kayu sebagai tem-pat menyusun media pembiakan jamur berbentuk botol plastik (baglog). “Budidaya jamur tidak sulit. Kita tidak perlu berpanas-panas di kebun. Rumah jamur justru ha-rus tertutup dan bersih jadinya nyaman,” kata Nurhida-yati Selvia, salah satu anggota Kelompok Usaha Foliko.

Budidaya jamur tiram berawal dari memilih bibit yang berkualitas. Pemuda Desa Nikkel membeli bibit jamur dari petani jamur di Yogyakarta yang telah memi-liki sertifikasi. Satu botol bibit seharga Rp50.000 cukup untuk mengisi 50 baglog. Tahapan budidaya jamur ber-mula dari memilih bibit, menyiapkan media tanam, ste-rilisasi baglog, dan inokulasi (memindahkan jamur dari tempat asalnya ke medium baru). Setelah itu, budidaya jamur tiram memasuki tahapan inkubasi atau pemeram-an agar bibit yang telah diinokulasi segera ditumbuhi miselium. Bila miselium telah memenuhi baglog maka media tanam itu siap dipindahkan ke kumbung untuk dibudidayakan sampai masa panen 45 hari kemudian.

Dari jamur tiram, banyak olahan makanan yang di-minati oleh berbagai kelompok usia. Selain dijadikan menu masakan, jamur tiram juga diolah menjadi ma-kanan ringan. Jika Anda jalan-jalan ke berbagai kota, mungkin sesekali pernah melihat jajanan jamur cris-py aneka rasa yang dijual di rumah makan atau super-market. Bahkan tak jarang jamur tiram diolah menjadi nugget, sosis, dan isian martabak.

Itulah cita-cita Kelompok Usaha Foliko yang menjual jamur tiram seharga Rp5.000 per ons. “Selama ini ja-mur tiram baru sebatas ditumis atau dimasak sebagai pelengkap mi instan. Untuk mendapatkannya juga su-lit. Dengan adanya jamur tiram produksi petani lokal, kami berharap masyarakat Sorowako dan sekitarnya bisa mencoba resep makanan baru berbahan jamur ti-ram dan akhirnya mereka jadi suka makan jamur. Ini makanan bergizi loh,” kata Nurhidayati.

Selain mengenalkan sumber pangan lokal yang ber-gizi, Kelompok Usaha Foliko juga memberdayakan ang-katan kerja, khususnya perempuan. Kebanyakan anggo-ta kelompok tersebut berprofesi sebagai asisten rumah tangga, pelayan rumah makan maupun pelayan di wa-rung kecil. “Jamur tiram tidak terlalu butuh perawat-an. Hanya saat membuat baglog saja, setelah itu bisa ditinggal dan ditunggu sampai panen. Teman-teman yang punya pekerjaan lain masih bisa jadi petani ja-mur. Hitung-hitung menambah penghasilan mereka,” kata Nurhidayati yang sesekali juga bekerja untuk per-usahaan kontraktor.[]

Motivasi bagi Pemuda Angkatan kerjaKegiatan di tingkat desa yang meningkatkan kapasitas dan memberi dukungan bagi UMKM.

PMDM Sektor Ekonomi

Kelompok Usaha Fo l iko mengh idupkan kembal i p roduks i j amur t i ram yang lama absen dar i Desa N ikke l , Kecamatan Nuha . PMDM member i bantuan berupa b ib i t dan per lengkapan bud idaya .

Be lasan pemuda yang tergabung da lam FKPW mendapat pe lat ihan penge lasan se lama 47 har i . Pe lat ihan yang d idukung PMDM i tu d iharap b i sa memperta jam kemampuan para pemuda demi menangkap pe luang ker ja .

Verbeek edisi 24 | 2016

LAPORAN UTAMA6

Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM) Program Pertanian Berkelanjutan men-dorong budidaya lada ramah lingkungan yang

menguntungkan petani sekaligus menjaga kelestari-an lingkungan. PTPM menggelar Sekolah Lapang (SL) bagi para petani lada pada awal Oktober 2015 di Ba-lai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Model Kecamatan Nuha. Petani dari Kecamatan Towuti, Wasuponda, dan Malili kemudian menerapkan wawasan yang mereka dapatkan selama SL dan mu-lai mempraktikkan budidaya lada ramah lingkungan.

Selang dua bulan, tepatnya pada awal Desember 2015, tim dari konsultan pengembangan masyarakat A+ CSR Indonesia yang menjadi instruktur SL melaku-kan monitoring ke kebun petani dan kembali berdisku-si. Lokasi monitoring pertama adalah kebun milik pe-tani yang tergabung dalam Kelompok Tani (KT) Lada Berkarya, Desa Ledu-Ledu, Kecamatan Wasuponda. Begitu datang ke baruga tani, tim monitoring disambut oleh 25 anggota KT Lada Berkarya dan lebih dari 20 orang petani lain yang belum memiliki kelompok. Ba-nyaknya petani yang mengikuti diskusi menunjukkan antusiasme besar mereka untuk menambah wawasan.

Hal serupa terjadi di KT Mekar, Desa Puncak Indah, Kecamatan Malili, dan KT Uwa-Uwa dari Desa Matompi, Kecamatan Towuti. Diskusi yang berlangsung di baru-ga tani dan kebun lada itu membahas tentang proses budidaya hingga teknik pemasaran komoditas.

Praktik pertanian yang baikDari hasil diskusi dan monitoring tampak bahwa ada

banyak permasalahan yang menjangkit tanaman lada, antara lain busuk akar, busuk pangkal batang, hama se-rangga putih, gugur buah, tangkai buah ompong, dan daun berkerut. Petani juga masih menyangsikan peng-gunaan tajar hidup sebagai tiang panjat tanaman lada. “Tanaman lada dan tiangnya berebut makanan seperti-nya. Kami takut ladanya nanti jadi kurang nutrisi,” te-riak beberapa petani saat fasilitator SL Lada, Surapati M. Senin, bertanya seputar penggunaan tajar hidup.

Penggunaan tajar hidup merupakan bagian penting dari budidaya lada ramah lingkungan. Selama ini, keba-nyakan petani menanam lada dengan tiang panjat dari kayu mati yang diambil dari hutan lindung. Pengem-bangan area perkebunan lada yang dilakukan secara besar-besaran dengan pola lahan berpindah akan ber-potensi mengancam kawasan hutan.

Padahal distributor dan konsumen produk perta-nian semakin peduli terhadap good agricultural prac-tices (GAP) atau praktik-praktik pertanian yang baik. Penerapan GAP merupakan penanda sebuah komoditas memiliki mutu yang tinggi, aman, dan ramah lingkung-an. “Lada Luwu Timur itu lebih disukai oleh konsumen karena rasanya tajam dan aromanya harum. Tapi soal harga masih kalah jauh dibandingkan lada Bangka Be-litung dan Lampung karena petani di sana sudah sa-dar dengan GAP,” kata Surapati. Lada di dua provinsi tersebut nyaris seluruhnya memakai tajar hidup dan minim penggunaan pupuk maupun pestisida kimia.

Banyak manfaat yang didapat dari penggunaan ta-jar hidup yaitu bisa berfungsi sebagai tanaman pene-duh, daun-daun hasil pemangkasan tajar bisa diguna-kan kembali sebagai bahan baku pupuk hingga pakan ternak. “Saya sudah lihat sendiri kalau tiang hidup itu tetap segar meskipun kemarau panjang. Kalau pakai tiang mati tanaman jadi kurus. Tiang mati mahal lagi. Sudah begitu banyak rayap,” kata Anthon, Ketua KT

PTPM Pertanian Berkelanjutan Lada Ramah Lingkungan Semakin DiminatiPeta ni be la jar penerapan prakt ik pertanian yang baik dan cara baru budidaya lada .

Lada Berkarya, yang sudah mempraktikkan penggu-naan tajar hidup untuk sekitar 100 pohon lada di ke-bun seluas 1 hektar miliknya. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) juga menyarankan peng-gunaan tajar hidup karena lebih tahan lama, hemat, dan ramah lingkungan.

Teknik budidaya baruDiskusi dan pengawasan di kebun lada memberi

banyak manfaat bagi petani. “Terutama saat memba-has tentang fungsi dan dosis pupuk. Selama ini petani maunya kasih pupuk banyak-banyak supaya tanaman cepat besar, ternyata yang seperti itu justru membu-nuh tanaman dan merusak lahan. Dan kami tidak begi-tu paham fungsi masing-masing pupuk. Kami tahunya cuma pakai saja. Satu petani pakai, yang lain ikut pakai padahal kebutuhan pupuk di tiap lahan berbeda,” kata Masron, ketua KT Uwa-Uwa. Selain membahayakan ta-naman, pemakaian bahan kimia juga mengancam ke-lestarian ekosistem. Tanah perlu waktu 16 tahun untuk

kembali subur setelah menerima pupuk dan pestisida kimia secara masif.

Dalam kesempatan itu, petani lada belajar teknik budidaya lada yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya. Mereka mempelajari cara bertanam lada dengan memanfaatkan pekarangan rumah. Petani di tiga kecamatan yang dikunjungi oleh tim monitoring mendapat wawasan seputar teknik budidaya baru yang diterapkan di negara penghasil lada terbesar di du-nia dengan produksi 100.000 ton per tahun: Vietnam.

Di Vietnam, petani menggunakan pipa paralon ber-diameter besar sebagai tiang panjat lada. Pipa tersebut diisi dengan sabut kelapa dan kompos untuk media tanam, lalu diberi lubang sebagai tempat tumbuhnya akar-akar tanaman. Dengan adanya alternatif budida-ya yang efektif, pembukaan lahan-lahan baru untuk kebun lada bisa sangat ditekan. Petani menyambut baik inovasi tersebut. Dalam pertemuan selanjutnya, petani akan dipandu oleh fasilitator Sekolah Lapang untuk menjajal budidaya lada di tiang-tiang paralon.[]

Keg iatan d i skus i dan mon i tor ing d i kebun anggota Ke lompok Tan i Lada Berkarya , Desa Ledu-Ledu , Kecamatan Wasuponda , pada akh i r 2015 . Keg iatan tersebut merupakan bag ian dar i PTPM Program Per tan ian Berke lan jutan .

Prakt ik per tan ian yang ba ik men jad i fokus d i skus i petan i dan fas i l i tator . Da lam d iskus i te rsebut , petan i d iber i tambahan wawasan seputar bud idaya lada ramah l ingkungan .

Verbeek edisi 24 | 20167SOSOK

Wanita ini sangat eksis di media sosial. Dia kerap merespons posting Tabloid Verbeek di Facebook dengan komentar-komentar

yang menyenangkan dan memberi semangat. Mungkin karena usia yang masih muda sehingga semangat be-kerjanya terpancar jelas. Di usianya saat ini, Murniati ingin berkontribusi maksimal untuk desanya tercinta, Desa Matompi di Kecamatan Towuti. Dia terlibat lang-sung di Program Mitra Desa Mandiri (PMDM) selama dua tahun anggaran.

Karena semangat dan dedikasinya, Murni, begitu dia biasa disapa, menjadi nominator PMDM Award yang penjuriannya dilakukan pada Juli 2015. Meskipun ti-dak terpilih sebagai penerima Award, Murni menda-pat banyak pengalaman dari tugasnya sebagai KPMD. “Memang sudah niat saya untuk mengabdikan diri ke-pada masyarakat. Saya ini bagian dari masyarakat se-hingga tidak ada alasan untuk tidak mengabdi,” kata Murni. Lewat pembicaraan singkat, Verbeek bisa me-nangkap niat tulusnya untuk membangun desa. Inilah isi wawancara kami.

Apa yang membuat Anda tertarik untuk ambil peran di pemberdayaan masyarakat?

Sebelum PMDM, saya bergabung di PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat, red) Mandiri Per-desaan dari tahun 2006 sampai 2008. Di situ awalnya saya belajar tentang konsep dan mekanisme pember-dayaan. Sejak itu, saya jadi semakin tertarik karena bisa bertemu dengan banyak orang dan saya jadi bel-ajar mendengarkan.

Menurut Anda, apa perbedaan PNPM dan PMDM?

Kalau PNPM itu lebih fokus ke pembangunan fisik dan kelembagaan UMKM. Kalau PMDM lebih luas dan komplet. Dulu PNPM ada dana bergulir, nah, dana itu agak sulit dijangkau masyarakat. Kalau PMDM ini kan tidak ada dana bergulir, dia langsung menyentuh indi-vidu dan kelompok masyarakat melalui bantuan alat, pelatihan, dan sebagainya. Jadi bantuannya lebih luas dan terasa.

Apa contohnya bantuan PMDM yang dam-paknya langsung terlihat di masyarakat?

Saya kasih contoh bantuan pupuk dan hand tractor bagi petani. Itu mereka bilang kalau dampaknya lang-sung kelihatan. Ada yang petak sawahnya langsung bertambah karena sudah punya traktor sendiri. Ada yang tanamannya tumbuh cepat karena diberi bantu-an pupuk di saat yang tepat. Saya senang mendengar cerita-cerita masyarakat yang berhasil seperti itu. Lalu ada lagi bantuan pembangunan jamban di rumah-rumah warga, terutama warga yang kurang mampu. Itu bermanfaat sekali.

Kalau di sektor pendidikan bagaimana? Apa sudah kelihatan dampaknya?

Karena pendidikan baru masuk di tahun anggar-an baru ini, saya belum bisa mengatakan dampaknya. PMDM memberi bantuan ke dua PAUD di Desa Matom-pi, salah satunya berlokasi di atas gunung. Saya yakin pasti banyak manfaatnya karena PAUD itu terpencil dan muridnya banyak yang masuk kategori RTM (rumah tangga miskin, red). Bantuan PMDM yang memang di-prioritaskan untuk RTM menjadi sangat tepat sasaran.

Murniati, KPMD Matompi, Kecamatan Towuti

Sepertinya pengalaman Anda di bidang pemberdayaan sudah banyak jadi tidak ka-get lagi ya ketika mengelola PMDM?

Sama sekali tidak. Saya justru termotivasi karena PMDM ini kan sesuatu yang baru di masyarakat. Itu ar-tinya perlu pendekatan yang baru dan berbeda. Meka-nismenya juga berbeda. Saya termotivasi untuk terus belajar. Meskipun saya sehari-hari hanya petani dan ibu rumah tangga biasa tapi saya tidak mau ketinggal-an sama orang-orang yang ilmunya banyak.

Bicara tentang ibu rumah tangga, menu-rut Anda, adakah kelebihan seorang KPMD perempuan?

Perempuan itu empatinya besar dan lebih sabar se-hingga pasti lebih mendengar keluhan dan saran ma-syarakat. Pendekatan kita ke masyarakat juga berbe-da. Kita lebih suka bicarakan suatu masalah baik-baik, kita dengarkan pendapat orang lain. Pelaku program

berharga. Saya dapat teman untuk bertanya, diskusi, sampai bercanda. Hidup kan harus banyak bercanda ya supaya tidak cepat tua…hahaha.

Anda tidak terpilih sebagai penerima PMDM Award 2015, apa Anda kecewa?

Ah, tidak. Waktu penjurian saya ditanya begini sama Ibu Andi Tabacina (Kepala Badan Pemberdayaan Ma-syarakat dan Pemerintahan Desa sekaligus Sekretaris Tim Koordinasi PTPM, red), “Kalau menang bagaima-na? Mau diapakan kemenangan itu?” Saya bilang ka-lau memang saya menang, saya mau mencari inspirasi dari study tour yang diadakan untuk penerima Award. Lalu saya akan ceritakan kepada teman-teman di desa apa saja yang saya pelajari di sana. Jadi bagi saya yang penting adalah mencari inspirasi. Dan inspirasi itu tidak hanya didapat dari study tour atau dari PMDM Award saja. Dengan bertemu sesama pelaku program, kita bisa bertukar cerita tentang terobosan yang mereka lakukan di daerah masing-masing. Itu sudah inspira-si. Menjadi nominator juga sudah menjadi kebanggaan tersendiri bagi saya, dan memotivasi saya untuk terus mencari ilmu dan inspirasi.[]

Nama : Tempat , tangga l l ah i r : A lamat : Pend id ikan : Peker jaan :

Murn iat iT imampu , 27 Desember 1978J l . Poros MatompiD1 I lmu Komputer IKMI Wiyata Dharma , Makassar Petan i (2011-sekarang)Uni t Pengelo la Keg iatan (UPK) PNPM Mandir i Perdesaan 2006-2008Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) Matompi , PMDM 2013-sekarang

DATA D IRI

harus berimbang, ada laki-laki dan perempuan. Kalau berimbang, usulan dan pelaksanaan kegiatan di desa jadi lebih berkualitas. Ada kegiatan pembangunan fisik yang biasanya diusulkan oleh laki-laki dan ada bantu-an untuk UMKM dan peningkatan kapasitas yang bia-sanya diusulkan oleh perempuan.

Mana yang lebih menyenangkan, menjadi petani lada atau KPMD?

Dua-duanya sangat menyenangkan. Kalau jadi KPMD saya banyak ketemu warga dan punya banyak teman. Jadi petani juga asik. Kalau saya sedang pusing atau stres, saya biasanya pergi ke kebun. Begitu di kebun, semua beban langsung hilang. Saya senang melihat ta-naman hijau dan tumbuh subur. Rasanya semua jerih payah tidak sia-sia, jadi fresh lagi.

Apa keuntungan terbesar yang didapat se-orang KPMD?

Ada dua: ilmu dan silaturahmi. Ilmu yang saya dapat banyak sekali dan bermanfaat sampai kapanpun. Dan teman-teman saya jadi tambah banyak. Sampai ke pe-losok-pelosok juga ada teman saya. Itu bagi saya sangat

"Mencari Ilmu dan

Silaturahmi Lewat PMDM"

Verbeek edisi 24 | 20168 WAWASAN

Selama ini, keong mas menjadi musuh alami yang ditakuti petani. Dinamakan ke-ong mas karena warna cangkangnya yang kuning keemasan. Keong ini juga sering disebut keong murbey karena telurnya bergerombol merah seperti buah murbey.

Keong mas terkenal sangat gemar mengkonsumsi tanaman padi muda yang banyak mengandung auksin, hormon yang mempercepat pertumbuhan akar dan batang. Mes-kipun keong bertubuh lunak dan berjalan dengan sangat pelan, hewan itu rakus dan bisa menghabiskan padi dengan mudah dalam hitungan hari. Karena serangan keong mas yang dahsyat dan perkembangan populasinya begitu pesat, tidak heran jika se-bagian petani menempuh cara-cara instan untuk membasmi keong tanpa memper-timbangan kelestarian lingkungan.

Padahal keong punya banyak manfaat. Hewan tersebut dapat membersihklan lu-mut-lumut di kolam ikan yang biasanya tumbuh mengambang di atas air. Di beberapa daerah di Indonesia, keong diolah menjadi makanan ringan. Bisa digoreng, ditumis, atau dibuat semacam pepes.

Keong juga bermanfaat sebagai makanan ternak. Penggunaan keong mas untuk pakan itik mampu menaikkan hasil telur. Pemberian pakan sekitar 4,5% tepung ke-ong mas pada ternak sapi potong juga memberikan hasil pertumbuhan yang cukup baik. Sebagai pakan ikan, penggantian tepung ikan menjadi tepung keong sebanyak 25-75% memberikan pengaruh cukup baik terhadap laju pertumbuhan harian, efisi-ensi pakan, serta penyerapan protein dan lemak.

Keong mas juga bisa memberi manfaat bagi petani. Dengan kandungan protein yang tinggi, keong mas bisa dijadikan bahan pembuat Mikro Organisme Lokal (MOL) untuk keperluan pemupukan tanaman di fase vegetatif. MOL keong berguna sebagai dekomposer atau mikroorganisme pengurai dalam pembuatan kompos. Hal itu bisa menghemat biaya produksi karena petani tidak perlu lagi membeli starter pabrikan yang cukup mahal. Selain itu, MOL keong juga bisa digunakan sebagai pupuk organik cair karena mempunyai kandungan nitrogen yang tinggi.

Pengendalian keong dengan cara yang ramah lingkungan memberi keuntungan ganda bagi petani. Selain padi aman dari gangguan hama, keong mas juga membantu pertumbuhan tanaman. []

Bahan:1. 1 kg keong mas2. 1/4 kg gula jawa atau 1 buah maja3. 2 liter air kelapa

Cara pembuatan:1. Tumbuk keong mas sampai halus.2. Tambahkan gula jawa yang sudah diiris tipis atau buah maja yang sudah dihaluskan, campur rata.3. Masukkan ke dalam ember, tambahkan air kelapa, aduk rata.4. Tutup rapat ember.5. Untuk aerasi, gunakan selang plastik. Ujung luar selang dicelupkan ke air di dalam botol air mineral yang telah diisi air.6. Diamkan larutan selama 15 hari, sambil membuka penutup ember selama 5 menit seti-ap pagi untuk membuang gas yang terbentuk agar tidak meledak. Pemakaian:- Untuk penyemprotan, gunakan ½ liter MOL untuk setiap tangki kapasitas 14 liter. Sem-protkan ke seluruh bagian tanaman dan tanah di sekitar perakaran pada pagi atau sore hari. Penyemprotan perlu diulang setiap 2 minggu sekali. - Untuk pembuatan kompos, 1 liter MOL dilarutkan ke dalam 4 liter air dan tambahkan 1 ons gula merah. Aduk rata, kemudian siramkan ke bahan organik yang akan dibuat kompos.- Untuk semakin menyuburkan tanaman, MOL keong juga boleh dicampur dengan MOL rebung.

Membuat MOL KeongMenguba h hama menjadi bahan organik yang menyuburkan tanaman.

Alat:1. Ember berpenutup2. Selang3. Botol air mineral

1 2 3

1 2 3

Verbeek edisi 24 | 20169WAWASAN

Kemasan Tepat, Produk Pertanian AmanKebutuhan pangan terus ada set iap har i . Karena i tu , kegiatan d is tr ibus i dan penyimpanan t idak b isa lepas dar i kegiata n pasca-panen produk pertanian .

Mungkin selama ini petani masih berorientasi sebagai petani produsen yang melulu terpa-ku pada masa tanam. Secara bertahap, petani

perlu membangun sikap dan perilaku sebagai petani pemasok yang menempatkan pasar sebagai titik tolak sehingga selain memikirkan kenaikan jumlah produksi, petani juga sangat memedulikan peningkatan kualitas, daya saing, dan nilai tambah hasil produksi pertanian.

Produk pertanian memiliki karakteristik yang ber-beda dengan produk hasil industri non-pertanian. Pertama, produk pertanian mudah busuk dan rusak. Penanganan pasca-panen yang baik dapat meminimal-kan kerusakan serta mempertahankan kualitas pro-duk pertanian. Selain itu, hasil pertanian lebih sulit dipindahkan karena berat, kaku, atau membutuhkan ruang yang besar karena tidak boleh dimampatkan.

Dapat disimpulkan bahwa setiap produk pertani-an–baik berupa bahan mentah, setengah jadi, maupun bahan pangan–mempunyai daya tahan yang terbatas sebelum mengalami proses pembusukan. Untuk itu ada berbagai cara yang dapat dilakukan untuk mem-pertahankan usia produk pertanian sehingga dapat sampai ke tangan konsumen dalam keadaan masih segar atau layak dikonsumsi. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah melalui proses pengemasan. Kemasan juga menjadi salah satu cara untuk mening-katkan kualitas dan nilai tambah.

Syarat kemasanPengemasan merupakan sistem yang terkoordinasi

untuk menyiapkan barang yang hendak ditranspor-

tasikan, didistribusikan, disimpan, dijual, dan dipa-kai. Kemasan akan melindungi produk dari pengaruh lingkungan, baik lingkungan biotik (hama, cendawan, bakteri) maupun abiotik (kelembaban, cahaya), serta meminimalkan kerusakan karena penanganan yang kurang baik.

Wadah atau pembungkus dapat mencegah atau mengurangi gangguan fisik, seperti gesekan, ben-turan, dan getaran. Di samping itu, pengemasan juga berfungsi untuk memudahkan penyimpanan, peng-angkutan, dan distribusi. Dari segi promosi, wadah atau pembungkus berfungsi untuk menarik pembeli.

Bahan kemasan harus bersifat non-toksik (bebas racun) dan tidak menimbulkan reaksi kimia yang da-pat menyebabkan perubahan warna, rasa, dan peru-bahan lainnya. Selain itu, kemasan produk pertanian harus kedap air, kuat dan tidak mudah bocor, tahan terhadap panas, serta mudah dikerjakan secara mas-sal dan harganya relatif murah.

Beda produk, beda kemasanSetiap produk pertanian juga memiliki karakteristik

yang berbeda, baik dari segi fisik maupun kandungan nutrisi. Produk biji-bijian memiliki karakteristik yang berbeda dengan produk buah-buahan dan sayuran. Produk biji-bijian umumnya memiliki tekstur yang keras, memiliki kandungan pati atau protein yang tinggi dan kadar air yang rendah. Sedangkan produk sayuran dan buah memiliki tekstur yang lebih lem-but, kandungan air yang tinggi, banyak mengandung vitamin dan mineral.

Produk biji-bijian meski masih mengalami respirasi atau penyerapan oksigen setelah dipanen, tapi laju-nya rendah. Berbeda dengan produk buah dan sayur-an, yang laju respirasinya lebih tinggi. Laju respirasi berkaitan dengan laju kerusakan produk. Semakin tinggi laju respirasi, semakin cepat produk pertanian mengalami kerusakan.

Karakteristik produk yang berbeda memerlukan penanganan yang berbeda, termasuk dalam hal pe-ngemasan dan penyimpanan. Biji-bijian lebih bisa bertahan dari kerusakan. Kerusakan biji-bijian umum-nya terjadi karena serangga hama serta kelembaban yang tinggi pada ruang penyimpan. Karena itu, peng-gunaan kemasan yang kedap udara disarankan untuk mengemas biji-bijian, agar uap air yang berasal dari lingkungan tidak masuk ke dalam kemasan, sehingga kadar air biji-bijian dapat dipertahankan.

Sedangkan pada buah-buahan dan sayuran, penge-masan dilakukan untuk menekan hilangnya air dari produk ke lingkungan. Penggunaan kemasan plastik dengan daya serap yang sesuai, dapat mempertahan-kan kualitas buah dan sayuran yang disimpan. Peng-gunaan kemasan yang sesuai untuk memodifikasi kondisi udara dalam kemasan dikenal dengan istilah modified atmosphere package (kemasan atmosfer termodifikasi). Bila buah akan dikirim keluar kota, penggunaan peti kayu lebih aman dibandingkan ke-ranjang bambu atau karung karena dua jenis kemasan yang disebut terakhit tidak dapat meredam goncang-an selama penggangkutan.[]

Verbeek edisi 24 | 201610 JENDELA

Sureq Galigo, atau La Galigo, adalah sebuah naskah yang menceritakan awal mula kerajaan Bumi dan almanak untuk segala peristiwa kehidupan, mulai

dari pernikahan, bercocok-tanam, hingga pelayaran dan kisah cinta. Ditulis dalam huruf Lontara dengan ben-tuk puisi bahasa Bugis kuno, Sureq Galigo memberikan gambaran kepada sejarawan mengenai kebudayaan Bugis sebelum abad ke-14. Ada dugaan bahwa sureq tersebut lebih tua dibandingkan epos Mahabharata dari India. Belum ada versi La Galigo yang lengkap, namun bagian-bagian yang telah diawetkan berjumlah 6.000 halaman atau 300.000 baris teks, membuatnya men-jadi karya sastra terbesar dunia.

Upaya pelestarian telah dilakukan oleh sejumlah sejarawan dan budayawan dunia. Sureq Galigo diper-kenalkan ke khalayak internasional setelah diadaptasi dalam pertunjukan teater I La Galigo oleh Robert Wil-son, sutradara asal Amerika Serikat, dan mulai diper-tunjukkan secara internasional sejak tahun 2004. La Galigo juga telah disahkan serta diakui UNESCO seba-gai Memory of the World.

Di kalangan masyarakat sendiri, sureq, atau sure’, tersebut berkembang sebagian besar melalui tradi-si lisan dan masih dinyanyikan pada acara tradisio-nal penting. Dalam upacara jamuan untuk tamu-tamu penting, kalangan bangsawan Bugis kerap mengada-kan acara pembacaan naskah Galigo secara berirama yang disebut dengan ma’sure’.

Seorang diri melestarikan tradisiMa’sure’ merupakan tradisi kuno yang telah ada

dalam sejarah Kerajaan Luwu. Ma’sure’ biasanya di-pentaskan di depan umum yang dibacakan oleh para pa’sure’. Masyarakat Luwu meyakini bahwa We Ten-riabeng, saudari kembar Sawerigading, merupakan pa’sure’ pertama di muka Bumi. Hingga hari ini, ma’sure’ masih berlanjut dan di Luwu ada seorang pa’sure’ yang menjaga tradisi kuno tersebut.

Andi Nilaferawati, Sekretaris Istana Kedatuan Luwu, belajar ma’sure’ sejak tiga tahun lalu dari salah seorang

Melestarikan Tradisi Ma’sure’Sebuah tradisi kuno yang hanya bisa dijalankan oleh satu orang saja.

Dewan Adat Kedatuan. “Suatu hari, tiba-tiba saya me-rasakan panggilan. Saya berpikir mengapa tidak ada pa’sure’ di Luwu yang kelak akan meneruskan keah-lian guru saya? Di tempat lain, seperti di Bone dan Wajo, masing-masing ada satu pa’sure’ yang sering tampil melantunkan sure’ Galigo,” kata Nila, saat dite-mui tabloid Verbeek di Istana Kedatuan Luwu, Palopo, belum lama ini.

Untuk mulai belajar ma’sure’, Nila harus melewati sejumlah ritual. Mulai dari meminta izin kepada pusa-ka keramat (arajang) dengan membawa berbagai jenis sesajen, ritual mandi untuk menyucikan diri, belajar ma’sure’ di tengah malam, dan ritual lain yang menu-rut dia tidak mudah dilakukan. Dan setiap kali hendak pentas dalam suatu acara, Nila harus berpuasa sehari sebelumnya. Dia bercerita bahwa banyak orang yang mau belajar ma’sure’ tapi mereka tidak “mendapat izin”. “Ada yang sudah belajar lama sekali tapi tidak bisa-bisa. Macam-macam bentuk kegagalannya,” kata Nila. Rupanya hanya orang terpilih yang bisa meneruskan tradisi kuno tersebut.

Menurut tradisi, di setiap daerah, seperti di Luwu, hanya boleh ada seorang pa’sure’ saja. “Saya baru bisa mewariskan ilmu yang saya miliki setelah guru saya wafat,” kata Nila yang melantunkan lima sure’ Galigo selama 45 menit di pameran seni rupa Makassar Bi-ennale 2015, Oktober silam.

Filosofi dan tantanganJika dalam tradisi asli ma’sure’ diiringi oleh seruling

dan keso-keso (alat musik gesek sejenis rebab), kini Nila mementaskan ma’sure’ dalam panggung modern dengan iringan musik kontemporer. Meskipun dike-mas secara lebih modern, isi ma’sure’ masih sama sejak berabad-abad lalu: baris sajak lima matra yang mence-ritakan asal-usul manusia, kisah-kisah masa lampau, dan petuah hidup sehari-hari.

Melantunkan sure’ Galigo telah membawa Nila ke masa lalu, ke ruang dan waktu di mana dia meresapi identitas, filosofi, dan nilai moral yang diajarkan para

leluhur. “Saya sering menangis kalau sedang ma’sure’. Selain karena kisah-kisahnya yang menyentuh, saya me-rasa dekat sekali dengan leluhur yang membuat saya ada seperti sekarang ini.”

Tantangan berat juga dirasakan oleh para pa’sure’. Sa-lah satu ujian terbesar adalah menguasai bahasa Bugis kuno yang menurut artikel di New York Times, 2005, A Sacred Epic and Its Gods, kini hanya dipahami oleh kurang dari 100 orang saja. Sejauh ini Galigo hanya dapat diba-ca dalam versi bahasa Bugis aslinya, dengan gaya baha-sa sastra tinggi. Hanya sebagian saja dari naskah Galigo yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Tantangan lain, tentu saja, mempraktikkan ajaran moral yang terkandung dalam sure’. Menjaga keiman-an terhadap Sang Pencipta, tidak boleh berprasangka buruk, senantiasa berbuat kebaikan, menghormati adat, dan masih banyak lagi. “Meskipun berat, kepuasan ba-tin yang saya rasakan luar biasa. Tidak ada tandingan-nya. Karena itu, saya mau terus belajar,” pungkas Nila.[]

Andi N i la ferawat i ( tengah berbusana warna kun ing ) , satu-satunya pa ’ sure ’ dar i Luwu . N i la kerap d iundang d i berbaga i perhe latan budaya untuk tampi l ma ’sure d i hadapan penonton .

Dun ia in ternas iona l l eb ih dekat dengan La Ga l igo sete lah d iadaptas i ke da lam sen i pentas o leh sut radara Rober t Wi l son . Pentas La Ga l igo te lah d i lakukan se jak 2004 d i As ia , E ropa , Aust ra l ia , dan Amer ika Ser ikat . D i ka langan masyarakat , sureq tersebut berkembang mela lu i t rad is i l i san , sa lah satunya mela lu i l antunan pa ’ sure ’ .

Foto

: rob

ertw

ilson

.com

Verbeek edisi 24 | 201611DOKTER MENJAWAB

30 Menit per Hari untuk Jantung Sehat

Penyakit jantung dan pembuluh darah merupa-kan penyebab kematian utama di dunia yang merenggut 17 juta nyawa per tahun. Angka ter-

sebut merupakan tiga kali lipat jumlah penduduk Si-ngapura. Jumlah kematian masih akan melonjak menja-di 23,6 juta pada tahun 2030. Sementara di Indonesia, berdasarkan catatan Yayasan Jantung Indonesia, jum-lah pasien penyakit jantung sebesar 7-12% per tahun. Artinya, minimal ada 17,5 juta penduduk mengidap penyakit jantung dari 250 juta penduduk Indonesia.

Jantung tersusun atas kumpulan otot yang akan se-makin kuat dan sehat ketika Anda menerapkan gaya hidup aktif. Tidak ada kata terlambat untuk berolah-raga dan Anda tidak perlu alih profesi menjadi atlet. Bahkan berjalan santai selama 30 menit per hari akan membawa perbedaan besar. Seseorang yang jarang be-rolahraga dua kali lipat berisiko terserang penyakit jan-tung dibandingkan dengan mereka yang aktif bergerak.

Olahraga rutin dapat membantu membakar kalori, menurunkan tekanan darah, mengurangi “kolesterol jahat” atau LDL, dan meningkatkan kadar “kolesterol baik” atau HDL.

Mulai hari iniKetika Anda hendak mulai berolahraga, pilih jenis

olahraga yang Anda sukai. Misalnya Anda suka olah-raga lari, maka mulailah dengan berjalan kaki lalu per-lahan masukkan aktivitas jogging di sela-sela jadwal lari. Secara bertahap, berlarilah dengan durasi lebih panjang dibandingkan durasi Anda berjalan. Jangan lupa untuk berkonsultasi dengan dokter ketika Anda mulai intens berolahraga.

Aktivitas olahraga Anda perlu melibatkan tiga jenis latihan. Pertama adalah olahraga kardio atau aerobic seperti berlari, jogging, dan bersepeda. Jenis aktivitas tersebutmembuat Anda bergerak cepat sehingga de-tak jantung dan frekuensi napas meningkat tapi Anda masih punya kesempatan untuk mengobrol dengan orang lain sembari berolahraga sehingga suasana ri-leks tetap terasa. Jika Anda punya masalah persendi-an, pilih aktivitas ringan seperti renang atau mendaki bukit yang tidak terlalu tinggi.

Yang kedua adalah peregangan (stretching). Tubuh Anda akan lebih fleksibel ketika melakukan latihan peregangan dua kali seminggu. Lakukan kegiatan ter-sebut setelah Anda menyelesaikan olahraga kardio. Lakukan dengan perlahan agar tidak nyeri. Aktivitas ketiga adalah latihan kekuatan. Anda bisa mengguna-kan beban atau berat tubuh sendiri (misalnya dalam gerakan yoga). Lakukan 2-3 kali seminggu agar otot punya waktu untuk memulihkan diri.

Seberapa lama dan sering seseorang perlu berolah-raga? Para pakar dan Organisasi Kesehatan Dunia me-nyepakati angka minimal 150 menit per minggu untuk berolahraga. Agar mudah membagi dan mengingatnya, catat: 30 menit sehari, 5 kali seminggu. Olahraga yang bisa Anda lakukan adalah aktivitas dengan intensitas sedang, seperti jalan cepat 8 km per jam. Jika Anda baru memulai, lakukan secara bertahap.

Lalu bagaimana jika Anda tidak bisa menyelesaikan target? Sesuatu selalu lebih baik daripada tidak sama sekali. Jika Anda tidak bisa menyesaikan jogging 30 me-

Gaya hidup aktif yang menyehatkan jantung.

nit hari ini, pasang target yang sesuai untuk kondisi tubuh Anda. Masih ada waktu untuk menuntaskan 150 menit per minggu seiring dengan bertambah-nya stamina Anda. Meskipun Anda sudah memprak-tikkan gaya hidup pasif selama bertahun-tahun, ini hari yang tepat untuk melakukan perubahan yang menyehatkan.

Kenali tubuh “Dengarkan” tubuh Anda ketika berolahraga. Ber-

henti dan segera cari pertolongan jika Anda merasa nyeri atau sesak di bagian dada atau tubuh bagian atas. Lakukan hal serupa jika Anda tubuh Anda me-ngeluarkan keringat dingin, sulit bernapas, detak jantung terlalu cepat atau tidak beraturan, geme-tar, lemas, atau sangat lelah.

Namun jangan sampai kekhawatiran membuat Anda enggan berolahraga. Pada 2014, sebuah tim yang dipimpin peneliti dari Texas’s Institute for Exer-cise and Environmental Medicine meneliti fungsi tu-buh 101 orang dewasa berusia lebih dari 60 tahun dengan aktivitas fisik yang bervariasi. Mereka yang berolahraga kurang dari dua kali seminggu selama puluhan tahun memiliki kondisi fisik yang lebih le-mah dibanding kelompok lain yang berolahraga le-bih sering. Yang paling mengejutkan, kelompok pria dan wanita yang konsisten berolahraga 4-5 kali per minggu memiliki skor yang nyaris sama dengan at-let profesional yang hamper setiap hari berlatih dan terlibat dalam kompetisi rutin.

Jika otot-otot terasa sakit selama satu atau dua hari setelah berolahraga, itu normal. Terutama jika Anda baru saja mulai aktif bergerak. Tak lama lagi, Anda akan merasakan betapa nikmatnya menyele-saikan sebuah target latihan fisik. Salam olahraga![]

Verbeek edisi 24 | 201612 SAFETY

Istilah bullying, atau perundungan/peng-gencetan dalam bahasa Indonesia, su-dah sering sekali kita dengar, lihat, mau-

pun baca melalui media. Namun sudahkah Anda tahu separah apa bullying terjadi di sekolah-sekolah? Faktanya mengkhawa-tirkan. Hasil kajian Konsorsium Nasional Pengembangan Sekolah Karakter menun-jukkan hampir setiap sekolah di Indonesia ada kejadian penggencetan. Berdasarkan kajian tersebut, Indonesia sudah masuk kategori darurat bullying di sekolah.

Kasus bullying di sekolah menduduki peringkat teratas pengaduan masyarakat ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) di sektor pendidikan. Dari 2011 sampai Agustus 2014, KPAI mencatat 369 pengaduan terkait masalah tersebut. Jum-lah itu sekitar 25% dari total pengaduan di bidang pendidikan yang mencapai 1.480 kasus. Jumlah kasis bullying mengalahkan tawuran pelajar, diskriminasi pendidikan, ataupun aduan pungutan liar.

Di Amerika Serikat (AS), angkanya le-bih parah. Satu dari empat anak sekolah di AS merupakan korban penggencetan. Hasil penelitian menunjukan bahwa bu-nuh diri adalah penyebab kematian terbe-sar ketiga di Amerika Serikat, yaitu 4.400 kasus per tahun dan penyebab terbesar-nya adalah depresi akibat bullying. Bukan hanya di AS, sebuah penelitian di Inggris pun memperlihatkan separuh kasus bu-nuh diri pada remaja disebabkan karena bullying dan kebanyakan menimpa remaja usia 10-15 tahun.

Orangtua, guru, atau siapapun tentu tidak ingin anak mereka menjadi perun-dung maupun korban. Dan bullying bukan hal yang mustahil untuk dicegah atau di-hapuskan. Pertama, kita perlu paham dan memberi pemahaman kepada anak apa itu

Stop Bullying di Sekolah!Pemahaman menjadi langkah pertama untuk memutus l i ngkar an penggencetan .

bullying. Kedua, melakukan tindakan un-tuk menghapus perilaku tersebut.

IdentifikasiMungkin tanpa sadar seorang anak te-

lah melakukan penggencetan terhadap teman satu sekolahnya. Juga tanpa sadar, orangtua dan guru melakukan pembiar-an. Praktik tersebut mungkin terjadi ka-rena ketidaktahuan. Bullying adalah pe-rilaku agresif dan tidak menyenangkan yang melibatkan kesenjangan kuasa. Pe-rilaku itu dilakukan secara berulang, atau berpotensi untuk terulang. Jadi bullying melibatkan dua komponen: kesenjangan kekuatan (misalnya perbedaan kekuatan fisik atau popularitas di kalangan teman-teman) dan kejadian berulang.

Bullying diklasifikasi ke dalam 4 jenis, yaitu bullying verbal, fisik, sosial, dan cyber. Penggencetan verbal melibatkan bahasa li-san atau tulisan yang bertujuan menyakiti hati seseorang, seperti mengejek, memberi nama julukan yang tidak pantas, memfit-nah, pernyataan seksual yang meleceh-kan, atau meneror. Kasus bullying verbal termasuk jenis penggencetan yang sering terjadi dalam keseharian namun seringkali tidak disadari. Bullying fisik paling mudah diidentifikasi karena melibatkan kontak fi-sik antara pelaku dan korban, antara lain memukul, menendang, meludahi, mendo-rong, mencekik, melukai, menjambak, me-rusak benda milik korban, dan lain-lain.

Sementara bullying relasi sosial bertuju-an menolak dan memutus hubungan sosial korban dengan orang lain, meliputi penga-baian, pengucilan, atau penghindaran. Con-toh bullying sosial antara lain menyebar-kan rumor, mempermalukan seseorang di depan umum, menghasut untuk menjauhi seseorang, menertawakan, menghancur-

kan reputasi seseorang, atau mengguna-kan bahasa tubuh yang merendahkan. Se-dangkan cyber bullying dilakukan melalui media elektronik seperti komputer, han-dphone, internet, website, chatting room, email, SMS, dan lain-lain. Perilaku yang ter-masuk antara lain menggunakan tulisan, gambar, dan video untuk mengintimidasi, menakuti, dan menyakiti korban.

Bullying bisa terjadi saat atau setelah jam sekolah. Kasus paling banyak dite-mukan di dalam gedung sekolah, tapi ti-dak menutup kemungkinan penggencetan juga terjadi di taman bermain atau bus se-kolah. Sementara cyber bullying umumnya terjadi saat anak mengakses internet atau HP di rumah.

Dampak bagi pelaku, korban, dan saksiPenggencetan adalah persoalan serius

dan membahayakan, tidak hanya terha-dap korban tetapi juga untuk pelaku dan saksi. Victorian Department of Education and Early Childhood Development me-nyebutkan bahwa perundung di usia SD akan tumbuh menjadi sosok yang cende-rung berperilaku agresif, terlibat dalam komplotan penjahat, dan rentan terlibat kasus kriminal saat menginjak usia remaja.

Sementara korban bullying berpotensi memiliki masalah emosi, akademik, peri-laku jangka panjang, cenderung memiliki harga diri yang rendah, merasa tertekan, suka menyendiri, cemas, dan merasa tidak aman. Bullying menimbulkan berbagai ma-salah yang berhubungan dengan kegiatan belajar seperti seperti tidak suka terha-dap sekolah, membolos, hingga drop out.

Penggencetan juga punya dampak bagi anak-anak yang menyaksikan tindak ke-kerasan. Saksi mengalami perasaan yang tidak menyenangkan dan mengalami te-kanan psikologis yang berat, merasa ter-ancam dan ketakutan akan menjadi kor-ban selanjutnya, dapat mengalami presta-si yang rendah di kelas karena perhatian masih terfokus pada cara menghindari bullying sehingga mengesampingkan tu-gas-tugas akademik.

Bantu anak untuk memahami arti bull-ying dan cara menghadapinya. Anak yang paham akan bisa mengambil sikap ketika dirinya masuk ke dalam lingkaran peng-gencetan atau saat menjadi saksi mata. Lalu apa tanda-tanda anak menjadi se-orang perundung, korban, atau menjadi saksi penggencetan yang dilakukan ber-ulang-ulang? Dan bagaimana kiat mele-paskan diri dari lingkaran bullying? Baca di Verbeek edisi berikutnya.[]

Bermain bersama d i har i l ibur atau se lepas jam seko lah merupakan sa lah satu keg iatan pos i t i f yang dapat membangun hubungan per tamanan d i antara anak . Per temanan yang ba ik akan meng ik is per i laku bu l l y ing d i seko lah maupun da lam keh idupan sehar i -har i .

Verbeek edisi 24 | 201613GALERI FOTO

Kond is i awa l TK A l -Mu ’minun d i Desa Pas i -Pas i Kecamatan Mal i l i ,

sebe lum d i lakukan pengecatan dan pembuatan luk isan .Keg iatan pengecatan dan pembuatan luk isan d i TK A l -Mu ’minun

mendapat dukungan dana dar i PMDM sen i la i Rp5 .574 .000 . ( Foto :

Asbar )

Pembangunan pagar TK Mand i r i Desa Ba lambano dengan dana PMDM sebesar Rp56 .600 .000 . ( Foto : Syams inar )

Sebanyak 75 guru dar i 8 Seko lah Dasar d i Kecamatan Nuha meng ikut i Pe lat ihan Penyerapan Kur iku lum 2013 (K-13) d i SD 252 N ikke l , akh i r Januar i 2016 . Pe lat ihan yang mendapat dukungan dana dar i PMDM sen i la i Rp30 .095 .000 i tu ber tu juan untuk meny iapkan guru menghadap i K-13 yang mula i d i te rapkan pada Ju l i 2017 .

Pe lat ihan menjah i t po la dasar d i Desa Sorowako , Kecamatan

Nuha , d i ikut i o leh anggota T im Penggerak PKK Desa .

Pe lat ihan yang ber langsung pada akh i r September 2016

i tu mendapat dukungan pendanaan sebesar Rp7 ju ta

sebaga i bag ian dar i PMDM b idang pen ingkatan kapas i tas

masyarakat . ( Foto : Nen i Arh ing )

D i rektur Operas iona l PT Va le Lovro Pau l ic bersama D i rektur

Komunikas i dan Hubungan Luar Basr ie Kamba ser ta Sen ior

Mana jer Program Pengembangan Sos ia l Busman Dah lan

Sh i rat mengun jung i a rea persawahan d i Desa L ibukan

Mand i r i , Kecamatan Towut i . Desa tersebut merupakan

sa lah satu lokas i penerapan po la tanam SRI Organ ik yang

d i in i s ias i o leh PTPM-Kemit raan St rateg is antara PT Va le

dan Pemer intah Daerah .

Galeri FotoMomen yang tertangkap kamera sepanjang pelaksanaan Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM). Jika Anda memiliki foto-foto yang terkait dengan pelaksanaan PTPM, silakan kirim ke Redaksi Tabloid Verbeek melalui email [email protected] (ukuran foto minimal 500KB). Foto yang dimuat akan mendapatkan suvenir menarik.

Verbeek edisi 24 | 201614 EVENT

Workshop UMKM di Kecamatan Towuti

Pengusaha skala rumah tangga atau pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Me-nengah (UMKM) tidak lagi asing

bagi kita. Bahkan mungkin di antara Anda, atau kerabat maupun tetangga dekat, ada yang menjalankan usaha toko kelontong, menjual kue di pasar, atau membuka ru-mah jahit. Meskipun sudah “biasa”, bukan

berarti pengusaha kecil bisa menjalankan bisnis dengan mudah dan tidak perlu me-nambah wawasan.

Sebanyak 50 orang pemilik UMKM di Kecamatan Towuti mengikuti workshop bertajuk “Memaksimalkan Potensi Pelaku UMKM Menuju Kemandirian Desa” pada akhir Desember 2015 dengan harapan

mendapatkan motivasi dan meningkat-kan kapasitas. Workshop tersebut men-dapat bantuan pendanaan dari Program Mitra Desa Mandiri (PMDM) Kecamatan Towuti sebesar Rp44 juta yang sebagi-an besar dimanfaatkan untuk pengada-an kelengkapan

Workshop yang digelar di Gedung Ban-tea itu mendatangkan pembicara dari Dinas Koperindag Luwu Timur, DPRD Luwu Timur, Pegadaian, konsultan pem-berdayaan masyarakat A+ CSR Indonesia, dan pelaku UMKM yang kini telah meraih sukses. Staf Dinas Koperindag memberi materi seputar kebijakan, cara mengurus perizinan, dan kesiapan pelaku UMKM menghadapi Masyarakat Ekonomi ASE-AN (MEA) yang telah diberlakukan mu-lai 1 Januari 2016. Dari 50 pelaku UMKM yang menjadi peserta workshop satu hari itu, baru dua orang yang memiliki izin Produksi Pangan Industri Rumah Tang-ga (PIRT). Itu artinya kesadaran pelaku UMKM terhadap sertifikasi produknya masih rendah yang akan berdampak pada daya saing dan nilai jual.

Anggota DPRD Lutim Harisa Suarjo menekankan pentingnya pengarus uta-maan gender, sementara pihak Pegadai-an memaparkan mekanisme pinjaman

bagi pelaku UMKM. Agus Suheri dari A+ CSR Indonesia memberi simulasi cara menghitung ongkos produksi sementa-ra pengusaha keripik pisang Sari Raos, Bertin Bu’tu Allo, memberikan motiva-si kepada para pelaku usaha rumahan.

Agar pelaku UMKM bisa memajukan usahanya, mereka perlu berkelompok dan aktif dalam Musrenbang. Dengan berpe-ran dalam Musrenbang, pengusaha kecil bisa memasukkan kegiatannya ke da-lam Rencana Pembangunan Jangka Me-nengah Desa (RPJMDes) yang kemudian bisa diusulkan untuk mendapat bantuan pendanaan, pengadaan alat, maupun pe-latihan. Dinas Koperindag bahkan telah menyatakan kesiapan untuk membantu pelaku UMKM di Luwu Timur, mulai dari pengemasan produk hingga promosi. []

Pelatihan Pertanian Berkelanjutan di Desa Baruga

Tren pertanian semakin mengarah ke prinsip-prinsip berkelanjutan. Minimalisasi penggunaan bahan

kimia, menjaga kelestarian alam, hingga penguatan kelompok tani menjadi fo-kusnya. Program Mitra Desa Mandiri (PMDM) memberi dukungan bagi kegiat-an pelatihan pertanian berkelanjutan di Desa Baruga, Kecamatan Towuti. Pelatih-an yang diadakan pada Oktober 2015 itu diikuti oleh 60 petani sawah dan tanaman perkebunan. Dukungan pendanaan sebe-sar Rp12 juta dari PMDM digunakan un-tuk membiayai kelengkapan pelatihan.

Kepala Badan Pelaksana Penyuluh, Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K) Nursih Hariani menjadi salah se-orang pemateri. Selain itu, Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Model-Kecamat-an Nuha Burhanuddin dan Koordinator BP3K Towuti Kesmar, juga memberikan materi seputar pembuatan pupuk alami dan perawatan tanaman berbasis ramah lingkungan.

Dari 60 peserta, ada lima orang peta-ni perempuan dan perwakilan dari PKK yang diharapkan bisa mempraktikkan prinsip ramah lingkungan saat mena-nam sayur dan aneka bunga di pekarang-

an. Peserta belajar cara membuat pupuk kocor dengan memanfaatkan kotoran he-wan dan hijauan. Prinsip bertanam padi dengan pola SRI Organik juga dijelaskan secara singkat oleh para pemateri. Dari pelatihan satu hari tersebut, dipilih ke-bun dan pekarangan untuk dijadikan la-han percontohan. (Laporan dan foto: Ida-wati Syamsir) []

Workshop UMKM bertujuan memberi motivasi dan meningkatkan

kapasitas para pelaku usaha kecil.

Peserta pelatihan mendapat materi seputar pembuatan pupuk alami dan perawatan tanaman berbasis ramah

lingkungan.

Verbeek edisi 24 | 201615EVENT

Sosialisasi Kesehatan di Desa ParumpanaiDusun Dandawasu, Desa Parumpanai, Kecamat-

an Wasuponda, dapat ditempuh dalam 1,5 jam perjalanan menggunakan perahu katinting. Per-

jalanan yang cukup menegangkan karena harus mela-lui sungai kecil dalam posisi tubuh merunduk karena banyaknya batang pohon yang melintang di atas su-ngai. Namun mengasyikkan karena dapat menikmati suasana alam yang begitu sejuk dan belum tercemar polusi udara dan polusi air.

Masyarakat di pelosok seperti warga Dandawasu minim terpapar edukasi kesehatan. Karena itu, sosi-alisasi kesehatan yang didanai oleh PMDM pada 15 Februari 2016 merupakan sebuah kegiatan penting yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Sosialisasi kesehatan itu diperuntukkan bagi masyarakat Dusun Dandawasu dan Rende-rende.

Pemateri mendapat sambutan hangat dari masya-rakat di dua dusun yang sudah menunggu sejak pu-kul 8 pagi. Sambutan itu menghilangkan rasa lelah perjalanan menyelusuri sungai. Antusias mereka luar biasa. Hal itu dapat dilihat dari kehadiran 120 orang warga dusun.

Sosialisasi kesehatan dilakukan di SD Dandawasu, dengan pemateri Kepala PKM Kecamatan Wasuponda Yetriani Bosa, S.KM, M.Kes dan Fasilitator Program Pe-nyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pansimas) Kabupaten Luwu Timur Rahmad. Yetria-ni membawakan materi pentingnya Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio bagi anak-anak dan edukasi se-putar penyakit malaria. Sementara Rahmad memba-wakan materi sanitasi dan pentingnya setiap keluarga memiliki jamban. Materi-materi tersebut sangat pen-ting mengingat masih rendahnya pengetahuan masya-

rakat tentang sanitasi dan kesehatan keluarga. Di desa tersebut, kesadaran masyarakat untuk memiliki jamban masih kurang. Masyarakat kebanyakan masih menggu-nakan sungai sebagai tempat buang air besar.

Pada kesempatan yang sama juga dilakukan penye-rahan 2 buah hand tractor dan 1 dross padi pada kepa-da Kelompok Tani Dandawasu dan Kelompok Mustika Tani. Selain itu juga diserahkan makanan tambahan be-rupa susu kepada Balita kurang gizi. Pertemuan ini juga dihadiri oleh Kepala Desa Parumpanai dan anggota ko-mite desa. (Laporan: Adolfina Sambo-FK Wasuponda)[]

Sektor Kesehatan Raih Sejumlah Prestasi Terbaik Tahun 2015, sejumlah prestasi di sektor kesehatan kembali diraih oleh Peme-

rintah Kabupaten Luwu Timur. Penyerahan penghargaan dilakukan di sela upacara Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-51, pada 17 November 2015.

“Momentum peringatan ini menjadi refleksi untuk merenungkan kembali upaya-upaya terbaik yang dapat dilakukan untuk mewujudkan derajat kesehatan masyara-kat yang setinggi-tingginya sebagaimana tujuan Pembangunan Kesehatan yang kita harapkan” kata Sekretaris Daerah Bahri Suli saat membacakan sambutan seragam Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Djuwita F. Moeloek, SpM (K).

Prestasi yang dicapai antara lain Juara II Nasional Lomba Sekolah Sehat yang di-raih TK Sorowako, Kabupaten Sehat kategori Swasta Saba Wewerda, Juara Harap-an I Puskesmas Berprestasi Tingkat Nasional yang diraih Puskesmas Mangkutana,

Juara II Nasional Puskesmas Berprestasi kategori Perkotaan dan Kategori Terpencil yang dicapai Puskesmas Malili dan Mahalona.

Selanjutnya Juara I, II, dan III Lomba Desa Siaga Tingkat Kabupaten yakni Desa Li-oka Kecamatan Towuti, Desa Lambara Kecamatan Burau, dan Desa Lakawali Pantai Kecamatan Malili. Kemudian penghargaan di tingkat Provinsi Sulsel antara lain Ju-ara II Tenaga Kesmas: Elia Mulia Sari, Juara III Tenaga Medis Teladan: dr. Wita Tan-do, Juara III Tenaga Gizi Teladan: Nurmawati, Juara Keperawatan Teladan: Farniati Kamaluddin, dan Juara II Lomba Posyandu Usila yang diraih Posyandu Mosia Oleo Desa Nikkel Kecamatan Nuha. (Humas Lutim)[]

T im Pen i la i dar i Pemer intah Prov ins i Su lse l mendatang i Posyandu Us i la Mos ia O leo , Desa N ikke l , Kecamatan Nuha . Sete lah mela lu i se leks i ketat , Posyandu tersebut mendapat Per ingkat I I da lam Lomba Posyandu Us i la .

TK Sorowako , Kecamatan Nuha , mendapat Juara I I da lam Lomba Seko lah Sehat T ingkat Nas iona l pada 2015 .

Sos ia l i sas i kesehatan d i Dusun Dandawasu dan Rende-Rende , Februar i 2016 , d i ikut i o leh ratusan warga . Edukas i kesehatan d i daerah terpenc i l mas ih sangat d ibutuhkan demi men ingkatkan dera jat kesehatan warga .

Verbeek edisi 24 | 201616 EVENT

Pelatihan Dokter Kecil di Mahalona

Kirimkan jawaban melalui email [email protected] atau melalui surat ke alamat Redaksi Tabloid Verbeek; Kantor Communications & External Affairs PT Vale, Jl. Ternate No. 44, Pontada, Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur, 92984. Nama-nama pemenang diumumkan melalui Facebook Tabloid Verbeek. Hadiah dapat diambil di Redaksi Tabloid Verbeek pada hari dan jam kerja.

Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam mencipta-kan masyarakat mandiri. Dengan

tingkat kesehatan yang tinggi, masyara-kat bisa lebih produktif. Kepedulian ter-hadap lingkungan yang sehat sebaiknya ditanamkan sejak dini, salah satunya me-lalui kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang digerakkan oleh para dok-ter kecil. Program Mitra Desa Mandiri (PMDM) Desa Tole, Kecamatan Towuti, memberi dukungan bagi pelatihan dokter kecil SDN 278 Mahalona yang masuk da-lam wilayah kerja Puskesmas Mahalona.

Pelatihan yang diadakan pada perte-ngahan Januari 2016 itu diikuti oleh 20 siswa kelas IV dan V dan belum pernah mendapatkan pelatihan kader UKS dan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS).

Pemateri merupakan staf Puskesmas Mahalona, yaitu drg. Nining Asriana, SKG, dr. Lisanuddin Azhar Lubis, Rosdiana R Bungin, SKM, Ibnu Hajar Mas’ud, AMK, Andriyani, AMK, Yusriana, AMK, Rahmi-wati Bakri, AMKG, dan Suhartini Sainud-din, Amd. Kep. Dana PMDM sebesar Rp7,6 juta dimanfaatkan untuk pengadaan ke-perluan pelatihan dan pendukungnya.

Setelah mengikuti pelatihan terse-

but, diharapkan siswa-siswi dapat men-jalankan tugasnya sebagai kader UKS dan UKGS yang antara lain melakukan pengamatan kebersihan dan kesehatan pribadi, mengukur tinggi badan dan berat badan, dan melakukan penyuluhan kese-hatan. Dokter kecil juga bertugas mem-bantu petugas kesehatan melaksanakan pelayanan kesehatan di sekolah, seperti distribusi obat cacing dan vitamin, mela-kukan pertolongan pertama pada kece-lakaan (P3K), pertolongan pertama pada penyakit, dan mengamati kebersihan tiap ruang sekolah. (Laporan: Kepala Puskes-mas Mahalona Muliati, SKM) []

Pelat ihan Dokter Kec i l dar i SDN 278 Maha lona d i Puskesmas Maha lona , Januar i 2016 .

Dokter kec i l punya fungs i pent ing da lam edukas i kesehatan d i l ingkungan seko lah .

Hubungkan dua kata yang memi l ik i kore las i d i ko lom k i r i dan kanan ( seper t i pada

contoh) . Sepu luh (10) peng i r im yang beruntung dan b isa menjawab dengan benar akan men-

dapat suven i r menar ik dar i PT Va le .

Wortel DanauNikel Bahan bakarPalapa MamaliaRupiah Pesawat Mikro Organisme Lokal Vitamin A Premium Logam dasar Tortilla Cokelat Boeing Jagung Karbondioksida Bali Puskesmas Zat kimiaKakao Pupuk cair Matano Mata uang Kelelawar Satelit Tari Kecak Fasilitas kesehatan dasar