ptk ulfa
TRANSCRIPT
-
7/28/2019 PTK ULFA
1/34
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Pendidikan memegang peranan penting yang menyangkut kemajuan dan
masa depan bangsa, tanpa pendidikan yang baik mustahil suatu bangsa akan maju.
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional BAB II Pasal 4
menyebutkan bahwa: Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan
kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusi Indonesia
dalam rangka upaya mewujudkan tujuan Nasional.
Berhasil atau tidak suatu pendidikan dalam suatu negara salah satunya
adalah karena guru. Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam
perkembangan dan kemajuan anak didiknya. Dari sinilah guru dituntut untuk
dapat menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya. Untuk dapat mencapai tujuan
pengajaran yang diharapkan guru harus pandai memilih metode yang tepat dan
sesuai dengan kebutuhan anak didik. Supaya anak didik merasa senang dalam
proses belajar mengajar berlangsung.
Salah satu tujuan pendidikan adalah upaya untuk mengembangkan bakat
dan kemampuan individual, sehingga potensi kejiwaan anak dapat
diaktualisasikan secara sempurna.
Proses pendidikan mencakup berbagai dimensi, diantaranya badan,
perasaan, kehendak dan seluruh unsur kejiwaan manusia serta bakat dan
kemampuannya.Berkaitan dengan cakupan pendidikan yang begitu luas maka
1
-
7/28/2019 PTK ULFA
2/34
diperlukan beberapa metode yang diharapka dapat menjadi indikator tercapainya
sebuah kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Selain
itu metode merupakan unsur yang sangat penting dan tidak dapat dihilangkan
dalam pendidikan untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan.
Dalam proses belajar mengajar keberadaan guru atau pendidik menjadi hal
yang sangat penting. Keberadaan guru disini mempunyai fungsi utama dalam
tercapainya sebuah proses belajar mengajar, sebagaimana tertera dalam tujuan
pendidikan yaitu membentuk anak yang sedang tumbuh untuk belajar berfikir
secara logis dan membimbing proses pemikiran secara bijak. Allyn dan Bacon,
1996, mengatakan ada 4 tujuan pengajaran aktif, yaitu:
1. membangun team, yang artinya semangat kerja sama
2. penguasaan, yang artinya mempelajari sikap, pengalaman,
pengetahuan peserta didik.
3. ketertiban belajar secara seketika dan menciptakan perhatian minat
awal siswa dalam mata pelajaran.
Dari pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa untuk menerima
dan menguasai pelajaran dengan baik dan terlibat dalam proses belajar mengajar
atau katif maka siswa harus dalam kondisi siap baik jasmani atau rohani, dan siap
pada setiap materi yang akan disampaikan. Dan disini peran seorang guru untuk
membantu proses berfikir anak didik, sehingga anak didik dapat menerima dan
memahami tentang apa yang sedang dipelajari, agar proses belajar mengajar
sesuai dengan apa yang diharapkan. Maka dari itu diperlukan suatu metode yang
efektif dan efesien.
2
-
7/28/2019 PTK ULFA
3/34
Disaat sekarang ini sering kita jumpai para siswa yang tidak punya
kesiapan dalam menghadapi kegiatan belajar mengajar, terutama dalam hal materi
pelajaran yang akan disampaikan, bahkan kadang lupa sama sekali, sehingga
ketika di dalam kelas siswa tidak tahu materi apa yang dibahas, apalagi mengenai
isinya dan sering dari mereka itu melupakannya. Selain itu dalam proses belajar
mengajar sering kita jumpai bebagai permasalahan yang salah satunya adalah
masalah alokasi waktu yang tidak mencukupi, sehingga menyebabkan interaksi
belajar mengajar menjadi tidak efektif dan efesien serta tidak sesuai dengan
tuntutan yang diharapkan oleh kurikulum.
Maka untuk mengatasi hal tersebut diperlukan suatu cara agar pelaksanaan
belajar mengajar dapat terlakasana secara efektif, yang mana salah satunya yaitu
dengan menerapkan atau menggunakan metode resitasi atau tugas, sebagai
selingan dan variasai tekhnik penyajian pembelajaran mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam, baik itu tugas individual atau kelompok, rumah / sekolah,
merupakan salah satu metode dari sekian banyak metode yang ada, sebagai
langkah alternatif dalam rangka mengefesiensikan proses pembelajaran.
Sebuah tujuan pendidikan tidak akan tercapai tanpa adanya sikap
partisipasi dari siswa, diantaranya dapat berupa mendengarkan, memahami, dan
menjelaskan, serta menulis. Akan tetapi lebih jauh dari sikap partisipasi tersebut
adalah bagaimana siswa dapat giat menerima pelajaran dan ikut berpartisipasi
baik pemahaman atau perbuatan.
Seorang guru tidak hanya menjadi penyaji akan tetapi bagaimana mampu
mengajak siswa sehingga siswa larut dan membaur menjadi satu dalam permainan
yang disajikan, serta mampu memberikan sumbangsih dalam permainan tersebut,
3
-
7/28/2019 PTK ULFA
4/34
baik secara kejiwaan, perasaan atau tanggapan. Ahmad Rohani dan Abu Ahmad
(1991) mengatakan bahwa untuk memperoleh hasil yang optimal dalam proses
belajar mengajar secara aktif siswa hendaknya mendengarkan, mengamati,
menyelidiki dan menguraikan ketentuan satu dengan yang lainnya. Dan semua itu
membutuhkan kesiapan (agar dapat menggunakan materi dengan baik).
Resitasi atau penugasan diharapkan daapt mengatasi persoalan yang
timbul dan proses belajar mengajar sehingga dapat mencapai tujuan yang
diinginkan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka ada dua permasalahan yang akan
diajukan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
1. Bagaiamana penerapan metode resitasi atau tugas di kelas XI IPS 2
SMA Negeri 1 Batu?
2. Apakah metode resitasi (tugas) dapat efektif dalam meningkatkan
kesiapan siswa dalam menerima pelajaran mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa?
4
-
7/28/2019 PTK ULFA
5/34
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka penulis akan
merumuskan penelitian ini dengan tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan metode resitasi atau tugas
di Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Batu
2. untuk mengetahui apakah metode resitasi dapat efektif dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Batu.
D. Hipotesis Penelitian
Dengan penerapan metode resitasi dapat meningkatkan kesiapan siswa
dalam menerima pelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar.
E. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi dalam
upaya meningkatkan pembelajaran di SMA Negeri 1 Batu, khususnya pada
kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam, diantaranya adalah untuk:
1. Bagi lembaga
Penerapan metode resitasi dapat dijadikan bahan pertimbangan atau pijakan
bagi lembaga sekaligus sebagai kerangka acuan dalam mengembangkan hal-
hal yang berkaitan dengan pengajaran dalam pembelajran mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam yang lebih baik.
2. Bagi Guru
Penerapan metode rsesitasi diharapkan akan lebih mempermudah para guru
dalam mengajarkan atau menyampaikan mata pelajaran dan mengarahkan
5
-
7/28/2019 PTK ULFA
6/34
siswa khususnya terhadap siswa yang sering tidak serius dalam kegiatan
belajar mengajar.
3. Bagi Siswa
Dengan metode resitasi (tugas) yang diterapkan oleh guru diharapkan siswa
lebih siap dalam menerima pelajaran dan mengikuti proses belajar mengajar
dengan baik, khususnya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sehingga
siswa daapt mengembangkan berfikirnya dan menerima materi dengan baik.
4. Bagi peneliti
Penggunaan metode resitasi (tugas) akan mempermudah meneliti dalam
mengetahui sejauh mana kemampuan siswa terhadap materi mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam yang telah diberikan serta tanggung jawab siswa
terhadap tugas mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan menambah
wawasan bagi calon guru.
6
-
7/28/2019 PTK ULFA
7/34
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Metode
Mengajar adalah salah satu tugas utama guru, yang disebut dengan fungsi
instruksional. Dalam menggunakan fungsi instruksional itu, penggunaan dan
penerapan metode pengajaran merupakan salah satu faktor yang penting yang ikut
andil dalam kegiatan belajar mengajar .
Metode (method), secara harfiah berarti cara. Selain itu metode atau
metodik berasal dari bahasa Greeka, metha, (melalui atau melewati), dan hodos
(jalan atau cara), jadi metode bisa berarti jalan atau cara yang harus di lalui untuk
mencapai tujuan tertentu.
Secara umum atau luas metode atau metodik berarti ilmu tentang jalan
yang dilalui untuk mengajar kepada anak didik supaya dapat tercapai tujuan
belajar dan mengajar. Prof. Dr.Winarno Surachmad (1961), mengatakan bahwa
metode mengajar adalah cara-cara pelaksanaan dari pada murid-murid di sekolah.
Pasaribu dan simanjutak (1982), mengatakan bahwa metode adalah cara
sistematik yang digunakan untuk mencapai tujuan. Jadi metode pelajaran adalah
suatu cara yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan.
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru tidak harus terpaku dalam
menggunakan berbagai metode (variasi metode) agar proses belajar mengajar atau
pengajaran berjalan tidak membosankan, tetapi bagaimana memikat perhatian
anak didik. Namun di sisi lain penggunaan berbagai metode akan sulit membawa
keberuntungan atau manfaat dalam kegiatan belajar mengajar, bila
7
-
7/28/2019 PTK ULFA
8/34
penggunaannya tidak sesuai dengan situasi dan kondisi yang mendukungnya, serta
kondisi psikologi anak didik. Maka dari itu disini guru di tuntut untuk pandai-
pandai dalam memilih metode yang tepat, (Syaiful Bahri, D. 2002).
Berkaitan dengan metode yang tepat, dalam hal ini pasiburi dan
simanjutak, mengatakan bahwa dalam nenentukan metode mana yang akan di
ikuti oleh guru dalam penggunaan metode guru harus memperhatikan berbagai
macam faktor, diantaranya yaitu:
1. Metode dan tujuan sekolah
2. Metode dan bahan pengajaran
3. Metode dan tangga-tangga belajar
4. Metode dan tingkat perkembangan
5. Metode dan keadaan perseorangan
6. Dasar tertinggi dari metode
Selain itu Prof Dr. Winarno S, mengatakan ada 5 macam yang
mempengaruhi penggunaan metode mengajar antara lain: tujuan berbagai jenis
dan fungsinya, anak didik yang berbagai tingkat kematangannya, situasi yang
berbagai macam keadaan, fasilitas yang berbagai kualitasnya, pribadi guru seta
kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda
B. Metode Resitasi
a. Pengertian
Yang dimaksud dengan metode resitasi atau penugasan adalah metode
penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan
kegiatan belajar, yang mana kegiatan itu dapat dilakukan di dalam kelas, di
8
-
7/28/2019 PTK ULFA
9/34
halaman sekolah, di laboratorium, di perpustakaan, dirumah ataupun dimana saj
asal tugas itu dapat di selesaikan.
Menurut Roestiyah dikatakan bahwa resitasi adalah suatu metode dengan
cara menyusun laporan sebagai hasil dari apa yang di pelajari. Resitasi
(penugasan) dapat berupa perintah kemudian siswa mempelajari bersama teman
atau sendiri dan menyusun laporan atau resume kemudian diesok harinya hasil
laporan didiskusikan dengan seluruh siswa di kelas.
Metode resitasi biasanya diberikan atau digunakan oleh guru dengan
tujuan agar siswa itu memiliki hasil belajar yang lebih mantab, dan untuk
menumbuhkan motivasi belajar siswa. Resitasi di berikan untuk memperoleh
pengetahuan dengan cara melaksanakan tugas dan juga dapat memperluas dan
meperkaya pengetahuan serta ketrampilan siswa disekolah melalui kegiatan luar
sekolah.
Dalam percakapan sehari-hari metode ini dikenal dengan sebutan
pekerjaan rumah, tetapi sebenarnya metode ini terdiri dari tiga fase, antara lain (1)
pendidik memberi tugas. (2) anak didik melaksanakan tugas (belajar). (4) Siswa
mempertanggung jawabkan apa yang telah dipelajari (resitasi).
Penerapan metode resitasi (tugas), diberikan dengan harapan agar siswa
memiliki hasil belajar yang lebih mantap, karena siswa melaksakan latihan-latihan
selama melaksanakan tugas, sehingga pengalaman siswa dalam mempelajari
sesuatu dapat lebih terintegrasi. Dan dengan metode ini diharapkan siswa dapat
belajar bebas tapi bertanggung jawab, dan murid-murid akan berpengalaman, dan
bisa mengetahui berbagai kesulitan. Dengan metode ini siswa mendapatkan
kesempatan untuk saling membandingkan dengan hasil sisa yang lain, menarik
9
-
7/28/2019 PTK ULFA
10/34
anak didik agar belajar lebih baik, punya tanggung jawab dan berdiri sendiri.
(Roesriyah N. K, 1989).
Metode resitasi ini digunakan atau di berikan untuk merangsang anak agar
tekun, rajin, dan giat belajar, sehingga pada pada saat kegiatan belajar mengajar
mereka sudah siap. Selain itu metode ini diberikan karena dirasa bahan pelajaran
terlalu banyak sementara waktu sedikit, dalam artian bahan banyak tapi waktu
kurang seimbang. Agar bahan yang diberikan dapat sesui dengan waktu yang ada
maka metode ini bisa diberikan. Metode resitasi (tugas) dapat berupa antara lain:
1. Menyusun karya tulis
2. Menyusun laporan mengenai bahan bacaan atau menyusun berita.
3. Menjawab pertanyaan yang ada dalam buku
4. tugas lain yang dapat menujang keberhasilan siswa, dll
Pemberian tugas atau resitasi dapat diberikan diawal pelajaran ataupun
diakhir pelajaran, baik itu secara individu atau secara kelompok, didalam kelas
atau di lar kelas. Dalam pemberian tugas atau resitasi ini agar dapat berhasil
dalam pelaksanaannya, maka seoang guru harus memperhatikan syarat-syarat
sebagai berikut:
1. Tugas itu harus jelas dan tegas
2. Suatu tugas harus disertai dengan penjelasan tentang yang akan
dihadapi.
3. Tugas harus berhubungan dengan yang anak pelajari
4. Tugas harus berhubungan atau di sesuaikan dengan minat siswa
5. Tugas harus disesuaikan dengan waktu yang dimiliki siswa
6. Dan sebagainya
10
-
7/28/2019 PTK ULFA
11/34
Selain beberapa poin diatas yang harus diperhatikan oleh guru yaitu setiap
pemberian tugas diharapkan agar mengecek tugas yang diberikan, sudah
dikerjakan atau belum, kemudian dievaluasikan untuk memotivasi siswa dan
untuk mengetahui hasil kerja siswa. Dengan demikian dapat bertanggung jawab
terhadap tugasnya, selai itu siswa dapat lebih termotivasi untuk mempelajari
materi yang akan disampaikan, khususnya pada materi Pendidikan Agama Islam,
sehingga ketika menerima pelajaran sudah siap, dan kegiatan belajar mengajar
dapat berjalan dan sesuai dengan apa yang diinginkan.
b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Resitasi
Dalam penggunaan suatu metode itu pasti akan luput dari suatu kelebihan
dan kekurangan, begitu pula dengan metode ini.
a. Kelebihan Metode Resitasi
1. Pengetahuan siswa akan lebih luas dan sifat verbalismenya akan
semakin berkurang.
2. Siswa lebih mendalami dan menglami sediri pengetahuan yang di
carinya, sehingga pengetahuan itu akan tinggal lama dalam ingatan
jiwanya.
3. Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktifitas belajar individu
atau kelompok.
4. Dapat mengembangkan kemandirian siswa diluar pengawasan guru.
5. Dapat menumbuhkan kreatifitas, usaha, tanggung jawab, dan sikap
mandiri siswa, serta memperkaya pengetahuan dan pengalaman
siswa.
11
-
7/28/2019 PTK ULFA
12/34
b. Kelemahan Metode Resitasi (tugas), antara lain:
1. Siswa sulit dikontrol, apakah benar ia mengerjakan tugas atau orang
lain yang mengerjakan.
2. Sulit memerikan tugas yang sesuai dengan masing-masing individu.
3. Khusus untuk tugas kelompok tidak jarang yang aktif mengerjkan
dan menjelasakan hanyalah anggota tertentu saja, sedangkan anggota
yang lain tidak ikut berpartisipasi dengan baik.
4. Sering memberikan tugas yang monoton, dan menimbulkan
kebosanan.
5. Penggunaan metode resitasi (tugas) dalam meningkatkan kesiapan
dan hasil mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
C. Penggunaan Metode Resitasi Dalam Menigkatkan Kesiapan Belajar dan
prestasi Belajar Siswa.
Dalam penggunaan metode resitasi di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Batu,
ada beberapa langkah yang telah dilakukan oleh pengajar, antara lain:
a. Fase Memberikan Tugas.
Yaitu guru memberikan tugas pada siswa baik itu secara
petseorangan atau kelompok. Dan hasil yang diperoleh dapat sesuai
dengan yang diinginkan, hendaknya tugas yang diberikan pada siswa
memperhatikan:
1. Tujuan yang akan dicapai.
2. Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang
ditugaskan tersebut
12
-
7/28/2019 PTK ULFA
13/34
3. Sesuai dengan kemampuan siswa.
4. Ada petunjuk atau sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa.
5. Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut.
b. Langkah pelaksanaan.
1. Diberikan bimbingan atau pengawasan.
2. Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja.
3. Diusahakan dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang
lain.
4. Diajurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh dan
sistematis.
c. Fase mempertanggung jawabkan Tugas
Hal yang harus dikerjkan siswa pada fase ini, antara lain:
1. Laporan siswa baik lisan atau tertulis dari apa yang telah
dikerjakannya.
2. Ada tanya jawab atau diskusi kelompok.
3. Penelitian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun non tes
atau cara lainnya.
Dengan fase mempertanggunag jawabkan inilah yang disebut dengan
resitasi. (Drs. Syaiful Bahri D: 2002).
Sedangkan menurut Zakiah Darajat: 2001, pemberian tugas dapat
dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
1. Siswa diberi tugas mempelajari bagian dari suatu buku atau teks,
baik secara kelompok atau individu, diberi waktu tertentu untuk
13
-
7/28/2019 PTK ULFA
14/34
mengerjakanya, kemudian murid yang bersangkutan
mempertanggung jawabkanya.
2. Siswa diberi tugas untuk melaksanakan sesuatu yang tujunnya
melatih mereka dalam hal yang bersifat kecakapan mental dan
motorik.
3. Siswa diberi tugas untuk mengatasi masalah tertentu denan cara
mencobah untuk memecahkannya, dengan tujuan agar siswa biasa
berfikir ilmiah dalam memecahkan suatu masalah.
4. Siswa diberi tugas untuk mengerejakan suatu proyek, dengan tujuan
agar siswa terbiasa untuk bertanggung jawab terhadap penyalesaian
suatu masalah yang telah disediakan dan bagaimana mengelola
selanjutnya.
Dalam pemberian metode tugas atau resitasi ini supaya bisa sesuai dengan
yang diinginkan maka ada beberapa syarat yang harus diketahui oleh pendidik dan
siswa yang diberi tugas, yaitu:
1. Tugas yang diberikan harus berkaitan dengan pelajaran yang telah
mereka pelajari, sehingga murid disamping sanggup mengerjakan
juga sanggup menghubungkan dengan pelajaran-pelajaran tertentu.
2. Guru harus dapat mengukur dan memperkirakan bahwa tugas yang
diberikan kepada siswa akan dapat dilaksanakannya karena sesuai
dengan kesanggupan dan kecerdasan yang dimilikinya.
3. Guru harus mananamkan keadaan murid bahwa tugas yang diberikan
pada siswa akan dikerjakan atas kesadaran sendiri yang timbul dari
hati sanubarinya.
14
-
7/28/2019 PTK ULFA
15/34
4. Jenis tugas yang diberikan harus dimengerti benar-benar sehingga
murid tidak ada keraguan dalam melaksanakanya.
15
-
7/28/2019 PTK ULFA
16/34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Penelitian ini di laksanakan di SMA Negeri I Batu yang terletak di Jln.
K.H. Agus Salim No. 57 Kota Batu di bawah naungan Departemen Pendidikan
Nasional.
Penelitian ini akan difokuskan pada siswa kelas XI-IPS 2 SMA Negeri I
Batu yang berjumlah 27 (dari 32 siswa). Penelitian dilakukan pada pembelajaran
baca Al-Qur'an (Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam) yang waktu
pembelajarannya selama 2 Jam pelajaran dalam 1 Minggu.
Penelitian ini dilaksanakan selama 4 kali pertemuan dengan menerapkan
metode yang telah direncanakan.
A. Rencana Tindakan.
1. Perencanaan Tindakan
Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini akan dipakai model siklus yang
dilakukan secara berulang-ulang dan berkelanjutan, sehingga diharapkan semakin
lama akan semakin menunjang hasil yang ingin dicapai.
Langkah-langkah kegiatan yang harus dipersiapkan dalam Penelitian
Tindakan Kelas ini adalah :
a. Observasi
b. Konsultasi dengan Guru Pamong.
c. Identifikasi permasalahan dalam kegiatan belajar mengajar.
d. Merumuskan Metode atau Strategi yang sesuai dengan Pembelajaran.
16
-
7/28/2019 PTK ULFA
17/34
e. Melakukan pemilihan metode atau strategi yang sesuai.
f. Melaksanakan Tindakan Kelas.
Penelitian dilaksanakan selama 4 kali pertemuan pada satu kelas, yaitu
Kelas XI-IPS 2 SMA Negeri I Batu yang dimulai pada Hari Senin tanggal 1
Agustus 2005 sampai Hari Senin tanggal 5 September 2005.
2. Implementasi Tindakan
Adapun kegiatan atau Tindakan yang dilaksanakan di kelas selama
pertemuan sebagai berikut :
a. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Mengelompokkan siswa menjadi 6 kelompok.
c. Menyampaikan materi secara garis besar.
d. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Metode Resitasi.
3. Observasi dan Interpretasi
Dalam kegiatan pembelajaran, Peneliti melakukan pengamatan dengan
pengambilan data hasil belajar dan kinerja siswa. Hal tersebut antara lain :
a. Kegiatan siswa selama belajar.
b. Kreativitas siswa baik individu maupun kelompok.
4. Analisis dan Refleksi
Data yang diperoleh dari tindakan kelas yang telah dilaksanakan akan di
Analisis untuk memastikan bahwa dengan menggunakan metode Resitasi dapat
meningkatkan pemahaman Siswa Siswi kelas XI-IPS 2 SMA Negeri I Batu.
Dalam menganalisis data akan digunakan prosedur dan teknik-teknik yang
sesuai dengan dengan tujuan yang akan dicapai, yakni memberikan kesempatan
kepada masing-masing siswa untuk menemukan pengetahuan-pengetahuan baru
17
-
7/28/2019 PTK ULFA
18/34
dalam upaya meningkatkan pemahaman Siswa Kelas XI-IPS 2 SMA Negeri I
Batu.
C. Siklus Penelitian
Siklus Penelitian Tindakan Kelas ini dipersiapkan untuk 4 kali
pertemuan yang semuanya dibentuk dalam scenario pembelajaran untuk dua
pokok bahasan. Tindakan kelas ini dimulai pada Hari pada Hari Senin tanggal 1
Agustus 2005 sampai Hari Senin tanggal 5 September 2005.
D. Pembuatan Instrumen
Pada penelitian ini Peneliti menjadi instrument kunci, dimana peneliti
menjadi pengumpul data pada Penelitian Tindakan Kelas. Peneliti juga menjadi
perencana dan pelaksana tindakan kelas yang nantinya akan terlibat langsung
dengan siswa dalam proses penelitian.
Instrumen pendukung lain yang dapat digunakan untuk memperoleh data
ialah Lembar Observasi dan Skala Penilaian terhadap siswa. E. Pengumpulan
Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan Peneliti dalam Penelitian
Tindakan Kelas adalah :
1. Metode Observasi
Menurut Kartini Kartono, Observasi adalah studi sistematis yang di
sengaja tentang fenomena-fenomena social dan gejala-gejala psikis dengan
pengamatan. Oleh karena itu Peneliti harus terlibat secara langsung dalam
Penelitian Tindakan Kelas.
18
-
7/28/2019 PTK ULFA
19/34
2. Skala Penilaian
Penilaian disini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa.
E. Indikator Kinerja
Penelitian yang dilaksanakan 4 kali pertemuan sudah cukup digunakan
untuk penelitian tindakan kelas. Penelitian ini mengambil topik tentang
Penerapan Metode Resitasi Sebagai Upaya Meningkatkan Kesiapan Belajar dan
Prestasi Belajar Siswa Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan kesiapan belajar dan
prestasi belajar siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Batu maksudnya adalah
dengan menggunakan metode resitasi dalam proses belajar mengajar siswa akan
lebih giat dalam menyiapkan belajarnya baik belajar di sekolah ataupun belajar di
rumah. Serta bersemangat dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh
guru atau sebaliknya, siswa akan malas dan tidak bersemangat. Di sini indikator
yang ditentukan selama penelitian menerapkan metode ceramah dan tanya jawab
ini adalah bahwa sebagian besar siswa memperhatikan dengan sungguh-sungguh
karena mereka ingin menjawab pertanyaan yang akan peneliti ajukan. Setelah
penjelasan materi selesai dan mereka juga belajar di rumah itu terlihat ketika
peneliti memberikan pertanyaan tentang materi yang telah disampaikan pada
pertemuan sebelumnya.
19
-
7/28/2019 PTK ULFA
20/34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Siklus Pertama
a. Perencanaan
Guru bersama peneliti mendiskusikan tindakan apa yang dapat
dilaksanakan untuk mengembangkan metode pembelajaran siswa kelas agar
mendukung proses pembelajaran di kelas. Kemudian bersama mengamati kondisi
siswa di kelas.
b. Pelaksanaan
Pada tahap ini guru Pendidikan Agama Islam sudah menyiapkan
sebelumnya semua perangkat pembelajaran di dalam kelas, antara lain: Pertama,
Rencana Pembelajaran yang diberikan kepada guru pamong yang nantinya guru
pamong ini akan melihat secara nyata di belakang kelas guna merekam semua
kejadian di kelas selama kelas itu di berikan tindakan yang sesuai dengan tujuan
penelitian. Kedua, Rencana Pengajaran (RP) yang juga diberikan kepada guru
pamong. Ketiga, skenario yang akan diperagakan oleh guru selama penelitian
tindakan kelas ini. Naskah skenario ini merupakan naskah dialog yang kaan
diguanakan sebagai garis besar dalam menerangkan materi yang akan
disampaikan oleh guru praktikan dengan menggunakan metode pengajaran
ceramah dan tanya jawab. Selain itu, semua yang diberikan kepada guru pamong
digunakan sebagai rambu-rambu pengawasan pengamat ke guru yang melakukan
aksi di dalam kelas.
20
-
7/28/2019 PTK ULFA
21/34
Keadaan siswa pada tanggal 1 Agustus 2005 itu kelihatan belum siap
sehingga terkesan mendadak, Sehingga siswa belum siap menerima pelajaran.
Ketika guru melakukan apersepsi banyak siswa yang belum memberikan
tanggapan yang positif yang mengingatkan akan materi sebelumnya, sehingga
materi untuk siklus pertama ini bisa dilaksanakan sesuai dengan rencana semula.
c. Pengamatan
Pada siklus yang pertama ini peneliti hanya memberi tugas pada siswa-siswi
Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Batu dan hasilnya adalah sebagian besar siswa-
siswinya sudah maksimal mengerjakan tugas.
d. Refleksi
Dari hasil pengamatan peneliti ternyata siswa XI IPS 2 sudah maksimal
dalam mengerjakan tugas /LKS
2. Siklus Kedua.
a. Perencanaan
Guru bersama peneliti mendiskusikan tindakan apa yang dapat dilaksanakan
untuk mengembangkan metode pembelajaran siswa kelas agar mendukung proses
pembelajaran di kelas. Kemudian bersama mengamati kondisi siswa di kelas.
b. Pelaksanaan
Pada tahap ini guru Pendidikan Agama Islam sudah menyiapkan
sebelumnya semua perangkat pembelajaran di dalam kelas, antara lain: Pertama,
Rencana Pembelajaran yang diberikan kepada guru pamong yang nantinya guru
pamong ini akan melihat secara nyata di belakang kelas guna merekam semua
kejadian di kelas selama kelas itu di berikan tindakan yang sesuai dengan tujuan
penelitian. Kedua, Rencana Pengajaran (RP) yang juga diberikan kepada guru
21
-
7/28/2019 PTK ULFA
22/34
pamong. Ketiga, skenario yang akan diperagakan oleh guru selama penelitian
tindakan kelas ini. Naskah skenario ini merupakan naskah dialog yang kaan
diguanakan sebagai garis besar dalam menerangkan materi yang akan
disampaikan oleh guru praktikan dengan menggunakan metode pengajaran
ceramah dan tanya jawab. Selain itu, semua yang diberikan kepada guru pamong
digunakan sebagai rambu-rambu pengawasan pengamat ke guru yang melakukan
aksi di dalam kelas.
Keadaan siswa pada tanggal 8 Agustus 2005 itu kelihatan lebih siap jika
dibandingkan dengan pertemuan pertama yang terkesan mendadak, tetapi kali ini
siswa siswa siap menerima pelajaran. Ketika guru melakukan apersepsi banyak
siswa yang langsung memberikan tanggapan yang positif yang mengingatkan
akan materi sebelumnya, sehingga materi untuk siklus pertama ini bisa
dilaksanakan sesuai dengan rencana semula.
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dilaksanakan dengan menerapkan
beberapa metode (ceramah, tanya jawab dan tugas). Yang mana dalam hal ini
lebih ditekankan pada metode resitasi atau tugas. Dari hasil monitoring selama
tindakan proses belajar mengajar berlangsung adalah dapat meningkatkan
kesiapan siswa dan prestasi belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Batu.
Kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar sudah lebih baik. Siswa
sudah bersemangat dalam belajar walaupun masih relatif rendah. Hambatan yang
diperoleh untuk awal minggu yaitu siswa ada yang tidak mengumpulkan tugas,
dan hanya mencotek hasil kerja temannya.
22
-
7/28/2019 PTK ULFA
23/34
c. Pengamatan
Pada siklus yang pertama ini peneliti hanya memberi tugas / LKS pada
siswa-siswi Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Batu dan hasilnya adalah sebagian
besar siswa-siswinya sudah maksimal mengerjakan tugas
d. Evaluasi
Pererapan metode resitasi dengan menetapkan dan memberikan tugas yang
sesuai dengan materi dan disertai dengan LKS serta penilaian sebagai motivasi,
Hasil penilaian dapat dilihat pada tabel 1 berikut:
NILAI KOMPETENSI DASAR : I
KELAS : XI-IPS 2
No Nama Baca
Quran
Taj
Wid
Presen
tasi
Keak
tifan
UH LK
S
01 Ahmad Nuritu 75 75 80 75 98 86
02 Aris Mahayudha 75 75 75 75 88 89
03 Asri Hemawati 80 80 80 80 100 88
04 Ayu Widayanti - - - - - -
05 Bagus Arga. M 80 80 80 80 92 89
06 Dedy Ari Nirbhaya 80 80 75 75 96 90
07 Deni Aristyo. H 75 75 80 80 90 80
08 Dessy Arisanti 75 75 75 75 96 -
09 Dian Respati. S. U 75 75 80 75 90 90
10 Dimas Rizka. A 80 80 80 75 100 8811 Dwy Nur Diansyah 75 75 75 75 88 86
12 Eko Wahyudi 75 75 80 80 92 89
13 Hanik Fauziah 80 80 75 75 100 89
14 Hardyo Wijanto - - - - - -
15 Harjo Widodo 75 75 75 75 89 87
16 Henrikus Rizky PA. - - - - - -
17 Intan Hapsari Putri - - - - - -
18 Lailatul Fitria. N 80 80 90 90 100 89
19 Maulana Purba 80 80 75 75 98 90
23
-
7/28/2019 PTK ULFA
24/34
20 Mifta Nurdiana 80 80 80 80 96 89
21 Mochammad Efendi 80 80 80 80 85 85
22 Puput Iswandyah. R 80 80 90 90 94 79
23 Rani Fitria 75 75 80 80 94 89
24 Ratih Krisnawati 75 75 80 80 94 8925 Retha Melindasari 75 75 75 75 100 88
26 Retno Sariningtyas 75 75 75 75 100 89
27 Reymond Surya. H 80 75 75 75 95 89
28 Septi Tri Mahargiani 80 80 80 80 100 82
29 Virky Ariska F. - - - - - -
30 Wahyu Ikhsan F. 80 75 75 75 100 89
31 Willion Wahyu Z. A. 75 75 75 75 96 90
32 Yulia Febriani 80 80 80 80 92 78
3. Siklus Ketiga
a. Perencanaan
Guru bersama peneliti mendiskusikan tindakan apa yang dapat dilaksanakan
untuk mengembangkan metode pembelajaran siswa kelas agar mendukung proses
pembelajaran di kelas. Kemudian bersama mengamati kondisi siswa di kelas.
Permasalahan-permasalahan pada siklus 1 tadi dirundingkan bersama sehingga
meminimalisir tingkat-tingkat kesalahan dalam menuju tujuan yang diinginkan
yaitu mengembangkan kemampuan siswa dalam bertanya dengan menggunakan
metode ceramah dan metode tanya jawab.
b. Pelaksanaan
Pada tahap ini Pendidikan Agama Islam sudah menyiapkan sebelumnya
semua perangkat pembelajaran di dalam kelas, antara lain: Pertama,Rencana
Pembelajaran (RP) yang diberikan kepada guru pamong yang nantinya guru
pamong ini akan melihat secara nyata di belakang kelas guna merekam semua
kejadian di kelas selama kelas itu di berikan tindakan yang sesuai dengan tujuan
penelitian. Kedua, Rencana Pengajaran (RP) yang juga diberikan kepada guru
pamong. Ketiga, skenario yang akan diperagakan oleh guru selama penelitian
24
-
7/28/2019 PTK ULFA
25/34
tindakan kelas ini. Naskah skenario ini merupakan naskah dialog yang kaan
diguanakan sebagai garis besar dalam menerangkan materi yang akan
disampaikan oleh guru praktikan dengan menggunakan metode pengajaran
ceramah dan tanya jawab. Selain itu, semua yang diberikan kepada guru pamong
digunakan sebagai rambu-rambu pengawasan pengamat ke guru yang melakukan
aksi di dalam kelas.
Keadaan siswa pada tanggal 15 Agustus 2005 itu kelihatan lebih siap dari
pada pertemuan sebelumnya, ketika guru memberikan apersepsi banyak siswa
yang langsung memberikan tanggapan yang positif yang mengingatkan materi
sebelumnya, sehingga materi untuk siklus kedua ini bisa dilaksanakan sesuai
dengan rencana semula.
Pada akhirnya pertemuan terakhir ini adalah merupakan pertemuan yang
relative kondusif dalam pembelajaran antara guru dan murid, begitu juga dengan
tugas, pemahaman dan motivasi siswa, sehingga dari waktu awal pembukaan
pertemuan itu, kemudian dilanjutkan dengan dialog tanya jawab, dan yang
terakhir pada saat penutup juga menunjukkan dengan saat-saat guru dan siswa
dapat mempelajari materi pembelajaran.
c. Pengamatan
Pada siklus yang pertama ini peneliti hanya memberi tugas / LKS pada
siswa-siswi Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Batu dan hasilnya adalah sebagian
besar siswa-siswinya sudah maksimal mengerjakan tugas.
d. Refleksi
pada sub bab ini diungkap tentang keadaan siswa yang menunjukkan
perkembangan kesiapan siswa dalam prsoses belajar mengajar, hal ini dapat
25
-
7/28/2019 PTK ULFA
26/34
dilihat dari tabel yang menunjukkan frekuensi siswa dalam hal kesiapan siswa
dalam proses belajar mengajar yang dicatat pada tanggal 15 Agustus 2005 jam ke
7 8.
NILAI KOMPETENSI DASAR : II
KELAS : XI-IPS 2
No Nama Baca
Quran
Taj
wid
Presen
tasi
Keak
tifan
UH LK
S
01 Ahmad Nuritu 75 75 80 75 95 100
02 Aris Mahayudha 75 75 75 75 100 95
03 Asri Hemawati 80 80 80 80 100 100
04 Ayu Widayanti - - - - - -05 Bagus Arga. M 80 80 80 80 100 95
06 Dedy Ari Nirbhaya 80 80 75 75 100 100
07 Deni Aristyo. H 75 75 80 80 100 95
08 Dessy Arisanti 75 75 75 75 100 100
09 Dian Respati. S. U 75 75 80 75 100 100
10 Dimas Rizka. A 80 80 80 75 100 100
11 Dwy Nur Diansyah 75 75 75 75 100 100
12 Eko Wahyudi 75 75 80 80 100 98
13 Hanik Fauziah 80 80 75 75 95 100
14 Hardyo Wijanto - - - - - -
15 Harjo Widodo 75 75 75 75 95 100
16 Henrikus Rizky PA. - - - - - -
17 Intan Hapsari Putri - - - - - -
18 Lailatul Fitria. N 80 80 90 90 100 100
19 Maulana Purba 80 80 75 75 100 100
20 Mifta Nurdiana 80 80 80 80 100 100
21 Mochammad Efendi 80 80 80 80 100 95
22 Puput Iswandyah. R 80 80 90 90 100 99
23 Rani Fitria 75 75 80 80 100 100
26
-
7/28/2019 PTK ULFA
27/34
24 Ratih Krisnawati 75 75 80 80 100 100
25 Retha Melindasari 75 75 75 75 95 100
26 Retno Sariningtyas 75 75 75 75 100 100
27 Reymond Surya. H 80 75 75 75 100 100
28 Septi Tri Mahargiani 80 80 80 80 95 10029 Virky Ariska F. - - - - - -
30 Wahyu Ikhsan F. 80 75 75 75 100 -
31 Willion Wahyu Z. A. 75 75 75 75 100 -
32 Yulia Febriani 80 80 80 80 100 100
Pada pertemuan ini proeses belajar mengajar menggunakan teknik sebagai
berikut :
1. Siswa diberi kesempatan selama 10 sampai 15 menit untuk
membaca.
2. Kemudian siswa itu harus menyimpulkan dan menjelaskan di muka
kelas mengenai surat Al-Isra: 26-27 tentang Anjuran membantu
kaum dhuafa dan Al-Baqarah: 177 tentang anjuran menolong orang
yang membutuhkan .
3. Peneliti bertanya pada siswa satu persatu / sebagian siswa.
4. Peneliti menjelaskan yang belum dipahami siswa dan memberi
kesempatan untuk bertanya.
Dari hasil pertemuan kali ini menunjukkan perkembangan sebagai
berikut :
1. Siswa dapat bersemangat dalam menghadapi atau mengerjakan tugas
baik individu maupun kelompok.
2. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan.
3. Siswa memahami materi yang disampaikan
27
-
7/28/2019 PTK ULFA
28/34
Pada pertemuan terakhir ini peneliti mengadakan kuis atau ulangan, yang
mencakup materi yang sudah diajarkan, dan hasil yang diperoleh sudah
mengalami kemajuan dibandingkan latihan-latihan yang lalu.
Sampai pada pertemuan terakhir ini masih terdapat hambatan, yaitu
terdapat beberapa siswa yang tidak mengerjakan tugas, dan juga ada yang kurang
serius dalam mengerjakan, dalam artian mereka tidak mengerjakan tugas yang
diberikan selama ini dengan hasil kerja mereka sendiri tapi mencontek milik
temannya.
Namun meskipun demikian siswa sudah punya motivasi untuk belajar dan
paling tidak kesiapan untuk menerima pelajaran dan pahan akan materi yang akan
disampaikan, serta memperoleh hasil dari latihan atau ulangan bisa lebih baik dari
sebelumnya.
4. Siklus Keempat
a. Perencanaan
Guru bersama peneliti mendiskusikan tindakan apa yang dapat dilaksanakan
untuk mengembangkan metode pembelajaran siswa kelas agar mendukung proses
pembelajaran di kelas. Kemudian bersama mengamati kondisi siswa di kelas.
b. Pelaksanaan
Pada tahap ini guru Pendidikan Agama Islam sudah menyiapkan
sebelumnya semua perangkat pembelajaran di dalam kelas, antara lain: Pertama,
Rencana Pembelajaran yang diberikan kepada guru pamong yang nantinya guru
pamong ini akan melihat secara nyata di belakang kelas guna merekam semua
kejadian di kelas selama kelas itu di berikan tindakan yang sesuai dengan tujuan
28
-
7/28/2019 PTK ULFA
29/34
penelitian. Kedua, Rencana Pengajaran (RP) yang juga diberikan kepada guru
pamong. Ketiga, skenario yang akan diperagakan oleh guru selama penelitian
tindakan kelas ini. Naskah skenario ini merupakan naskah dialog yang kaan
diguanakan sebagai garis besar dalam menerangkan materi yang akan
disampaikan oleh guru praktikan dengan menggunakan metode pengajaran
ceramah dan tanya jawab. Selain itu, semua yang diberikan kepada guru pamong
digunakan sebagai rambu-rambu pengawasan pengamat ke guru yang melakukan
aksi di dalam kelas.
Keadaan siswa pada tanggal 5 September 2005 itu kelihatan lebih siap jika
dibandingkan dengan pertemuan pertama yang terkesan mendadak, tetapi kali ini
siswa siswa siap menerima pelajaran. Ketika guru melakukan apersepsi banyak
siswa yang langsung memberikan tanggapan yang positif yang mengingatkan
akan materi sebelumnya, sehingga materi untuk siklus pertama ini bisa
dilaksanakan sesuai dengan rencana semula.
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dilaksanakan dengan menerapkan
beberapa metode (ceramah, tanya jawab dan tugas). Yang mana dalam hal ini
lebih ditekankan pada metode resitasi atau tugas. Dari hasil monitoring selama
tindakan proses belajar mengajar berlangsung adalah dapat meningkatkan
kesiapan siswa dan prestasi belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Batu.
Kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar sudah lebih baik. Siswa
sudah bersemangat dalam belajar walaupun masih relatif rendah. Hambatan yang
diperoleh untuk awal minggu yaitu siswa ada yang tidak mengumpulkan tugas,
dan hanya mencotek hasil kerja temannya.
29
-
7/28/2019 PTK ULFA
30/34
c. Pengamatan
Pada siklus yang pertama ini peneliti hanya memberi tugas / LKS pada
siswa-siswi Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Batu dan hasilnya adalah sebagian
besar siswa-siswinya sudah maksimal mengerjakan tugas.
d. Refleksi
Metode resitasi dapat meningkatkan kesiapan siswa dalam menerima
pelajaran PAI sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
B. Pembahasan
Masalah pokok yang dihadapi guru baik pemula maupun yang sudah
berpengalaman adalah pengelolaan kelas (Suryanto dalam Kurnia Triyuli, 1997).
Pengeloaan kelas merupakan maslah tingkah laku yang kompleks dan guru
menggunakannya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas
sedemikian rupa sehingga siswa dapat mencapai tujuan pengajaran secara efisien
dan memungkinkan mereka dapat belajar. Dengan demikian pengelolaan kelas
yang efektif adalah syarat bagi pengajaran yang efektif.
Tugas utama yang paling sulit bagi seorang guru adalah pengelolaan kelas,
lebih-lebih tidak ada satupun pendekatan yang dikatakan paling baik, semuanya
berada pada tangan guru pada saat dia berperan sebagai actor pendidikan di depan
kelas. Guru juga berperan sebagai sutradara yang bertanggung jawab terhadap
berhasil atau tidaknya skenario yang sedang dimainkan. Lokasi penelitian dan
pelaksanaan tindakan.
Dari permasalahan yang ada ternyata metode resitasi dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa.
30
-
7/28/2019 PTK ULFA
31/34
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitan di atas, maka dapat diketahui bahwa :
1. Efektifitas penggunaan metode resitasi dapat meningkatkan kesiapan
belajar, menumbuhkan motivasi belajar dan meningkatkan prestasi belajar
siswa di kelas XI-IPS 2 SMA Negeri 1 Batu. Hal ini dapat diketahui dari
peningkatan terhadap kreativitas siswa dalam meningkatkan hasil
belajarnya.
2. Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas XI-IPS 2 SMA
Negeri 1 Batu sangat dibutuhkan metode resitasi.
31
-
7/28/2019 PTK ULFA
32/34
3. Penerapan metode resitasi (tugas) efektif dapat meningkatkan kesiapan
belajar dan prestasi belajar dalam proses belajar mengajar, apabila
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Guru mengenal siswa pada saat proses belajar mengajar mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam berlangsung
b. Dalam pembuatan atau pemberian tugas harus jelas dan mudah
dipahami serta sesuai dengan waktu, materi dan kemampuan siswa.
c. Setiap kegiatan belajar mengajar siswa mendapat tugas dan guru
harus mengecek hasilnya.
d. Tugas yang diberikan harus bisa memperluas pengetahuan dan
membantu proses berfikir siswa.
4. Metode resitasi melatih siswa untuk mandiri dan lebih bertanggung jawab.
5. Kendala dalam penelitian ini adalah waktu yang terbatas, kemudian
kondisi siswa yang mempunyai latar belakang yang berbeda, kondisi fisik
siswa yang payah, serta kurang serius dalam melaksanakannya.
Hambatan yang paling bararti dalam pelaksanaan resitasi ini adalah,masih
terdapatnya beberapa siswa yang tidak mengerjakan tugas, dan juga ada
yang kurang serius dalam mengerjakan, dalam artian mereka tidak
mengerjakan tugas yang diberikan selama ini dengan hasil kerja mereka
sendiri tapi mencontek milik temannya
B. Saran
1. Guru harus bisa mengembangkan dan memakai berbagai macam metode,
yang sesuai dengan tingkat pengetahuan siswa sehingga siswa tidak bosan
dan menerima pelajaran sebagai mestinya.
32
-
7/28/2019 PTK ULFA
33/34
2. Dalam pemberian tugas guru haruslah pandai-pandai mencari variasi dalam
memberikan tugas kepada siswa, sehingga diharapkan siswa dalam
mengerjakan tugasnya bias bersemangat dan dapat memahami maksud dan
tujuan dari tugas tersebut.
3. Materi yang digunakan untuk metode tanya jawab ini haruslah materi yang
bersifat umum.
4. Sebelum proses belajar mengajar berlangsung, guru haruslah pandai-pandai
membaca kondisi siswa, sehingga metode yang akan digunakan akan sesuai
dengan kondisi siswa pada saat itu.
5. Kesiapan siswa yang mengkondisikan bahwa siswa memang siap diajar
oleh guru dengan memakai metode ceramah dan tanya jawab.
33
-
7/28/2019 PTK ULFA
34/34
DAFTAR PUSTAKA
Allyn dan Bacon, 1992,Active LearningMel Siberman, Tokyo,.
Darajat Zakyah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaktif Edukatif, PT. Rieneka
Cipta, Jakarta,2000
Djamarah Syaiful Bahri, 2000, Strategi Belajar Mengajar, PT. Rieneka Cipta,
Jakarta
Roestyah,1989, Strategi Belajar Mengajar, Bina Aksara, Jakarta.
Surachmad Winarno,1994, Pengantar Ilmu Interaksi Belajar Mengajar, Tarsito,
Bandung.
Syaiful Bachri D. ,2000, Guru Dan Anak Didik Guru Dan Anak Didik Dalam
Berinteraksi Edukatif, PT. Rieneka Cipta, Jakarta.
Simandjutak,1986,Ditaktik Dan Melodik, Tarsito, Bandung.
Suharsimi Rikunto,1997,Prosedur Penelitian, PT. Rieneka Cipta, Jakarta.
Muhaimin,2002,Paradigma Pendidikan Agama Islam, PT. Rosda Karya.
Usman Uzer & Setiawati Lilis,1994, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar
MengajarRemaja Rosda Karya Bandung.
Suryo Subroto,2002, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, PT. Rieneka Cipta,
Jakarta