ptk ulfa

Upload: imam-zifa-turmudi

Post on 03-Apr-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/28/2019 PTK ULFA

    1/34

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang.

    Pendidikan memegang peranan penting yang menyangkut kemajuan dan

    masa depan bangsa, tanpa pendidikan yang baik mustahil suatu bangsa akan maju.

    Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional BAB II Pasal 4

    menyebutkan bahwa: Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan

    kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusi Indonesia

    dalam rangka upaya mewujudkan tujuan Nasional.

    Berhasil atau tidak suatu pendidikan dalam suatu negara salah satunya

    adalah karena guru. Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam

    perkembangan dan kemajuan anak didiknya. Dari sinilah guru dituntut untuk

    dapat menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya. Untuk dapat mencapai tujuan

    pengajaran yang diharapkan guru harus pandai memilih metode yang tepat dan

    sesuai dengan kebutuhan anak didik. Supaya anak didik merasa senang dalam

    proses belajar mengajar berlangsung.

    Salah satu tujuan pendidikan adalah upaya untuk mengembangkan bakat

    dan kemampuan individual, sehingga potensi kejiwaan anak dapat

    diaktualisasikan secara sempurna.

    Proses pendidikan mencakup berbagai dimensi, diantaranya badan,

    perasaan, kehendak dan seluruh unsur kejiwaan manusia serta bakat dan

    kemampuannya.Berkaitan dengan cakupan pendidikan yang begitu luas maka

    1

  • 7/28/2019 PTK ULFA

    2/34

    diperlukan beberapa metode yang diharapka dapat menjadi indikator tercapainya

    sebuah kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Selain

    itu metode merupakan unsur yang sangat penting dan tidak dapat dihilangkan

    dalam pendidikan untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan.

    Dalam proses belajar mengajar keberadaan guru atau pendidik menjadi hal

    yang sangat penting. Keberadaan guru disini mempunyai fungsi utama dalam

    tercapainya sebuah proses belajar mengajar, sebagaimana tertera dalam tujuan

    pendidikan yaitu membentuk anak yang sedang tumbuh untuk belajar berfikir

    secara logis dan membimbing proses pemikiran secara bijak. Allyn dan Bacon,

    1996, mengatakan ada 4 tujuan pengajaran aktif, yaitu:

    1. membangun team, yang artinya semangat kerja sama

    2. penguasaan, yang artinya mempelajari sikap, pengalaman,

    pengetahuan peserta didik.

    3. ketertiban belajar secara seketika dan menciptakan perhatian minat

    awal siswa dalam mata pelajaran.

    Dari pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa untuk menerima

    dan menguasai pelajaran dengan baik dan terlibat dalam proses belajar mengajar

    atau katif maka siswa harus dalam kondisi siap baik jasmani atau rohani, dan siap

    pada setiap materi yang akan disampaikan. Dan disini peran seorang guru untuk

    membantu proses berfikir anak didik, sehingga anak didik dapat menerima dan

    memahami tentang apa yang sedang dipelajari, agar proses belajar mengajar

    sesuai dengan apa yang diharapkan. Maka dari itu diperlukan suatu metode yang

    efektif dan efesien.

    2

  • 7/28/2019 PTK ULFA

    3/34

    Disaat sekarang ini sering kita jumpai para siswa yang tidak punya

    kesiapan dalam menghadapi kegiatan belajar mengajar, terutama dalam hal materi

    pelajaran yang akan disampaikan, bahkan kadang lupa sama sekali, sehingga

    ketika di dalam kelas siswa tidak tahu materi apa yang dibahas, apalagi mengenai

    isinya dan sering dari mereka itu melupakannya. Selain itu dalam proses belajar

    mengajar sering kita jumpai bebagai permasalahan yang salah satunya adalah

    masalah alokasi waktu yang tidak mencukupi, sehingga menyebabkan interaksi

    belajar mengajar menjadi tidak efektif dan efesien serta tidak sesuai dengan

    tuntutan yang diharapkan oleh kurikulum.

    Maka untuk mengatasi hal tersebut diperlukan suatu cara agar pelaksanaan

    belajar mengajar dapat terlakasana secara efektif, yang mana salah satunya yaitu

    dengan menerapkan atau menggunakan metode resitasi atau tugas, sebagai

    selingan dan variasai tekhnik penyajian pembelajaran mata pelajaran Pendidikan

    Agama Islam, baik itu tugas individual atau kelompok, rumah / sekolah,

    merupakan salah satu metode dari sekian banyak metode yang ada, sebagai

    langkah alternatif dalam rangka mengefesiensikan proses pembelajaran.

    Sebuah tujuan pendidikan tidak akan tercapai tanpa adanya sikap

    partisipasi dari siswa, diantaranya dapat berupa mendengarkan, memahami, dan

    menjelaskan, serta menulis. Akan tetapi lebih jauh dari sikap partisipasi tersebut

    adalah bagaimana siswa dapat giat menerima pelajaran dan ikut berpartisipasi

    baik pemahaman atau perbuatan.

    Seorang guru tidak hanya menjadi penyaji akan tetapi bagaimana mampu

    mengajak siswa sehingga siswa larut dan membaur menjadi satu dalam permainan

    yang disajikan, serta mampu memberikan sumbangsih dalam permainan tersebut,

    3

  • 7/28/2019 PTK ULFA

    4/34

    baik secara kejiwaan, perasaan atau tanggapan. Ahmad Rohani dan Abu Ahmad

    (1991) mengatakan bahwa untuk memperoleh hasil yang optimal dalam proses

    belajar mengajar secara aktif siswa hendaknya mendengarkan, mengamati,

    menyelidiki dan menguraikan ketentuan satu dengan yang lainnya. Dan semua itu

    membutuhkan kesiapan (agar dapat menggunakan materi dengan baik).

    Resitasi atau penugasan diharapkan daapt mengatasi persoalan yang

    timbul dan proses belajar mengajar sehingga dapat mencapai tujuan yang

    diinginkan.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang diatas, maka ada dua permasalahan yang akan

    diajukan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

    1. Bagaiamana penerapan metode resitasi atau tugas di kelas XI IPS 2

    SMA Negeri 1 Batu?

    2. Apakah metode resitasi (tugas) dapat efektif dalam meningkatkan

    kesiapan siswa dalam menerima pelajaran mata pelajaran Pendidikan

    Agama Islam sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa?

    4

  • 7/28/2019 PTK ULFA

    5/34

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka penulis akan

    merumuskan penelitian ini dengan tujuan sebagai berikut :

    1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan metode resitasi atau tugas

    di Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Batu

    2. untuk mengetahui apakah metode resitasi dapat efektif dalam

    meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Batu.

    D. Hipotesis Penelitian

    Dengan penerapan metode resitasi dapat meningkatkan kesiapan siswa

    dalam menerima pelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar.

    E. Manfaat Penelitian

    Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi dalam

    upaya meningkatkan pembelajaran di SMA Negeri 1 Batu, khususnya pada

    kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam, diantaranya adalah untuk:

    1. Bagi lembaga

    Penerapan metode resitasi dapat dijadikan bahan pertimbangan atau pijakan

    bagi lembaga sekaligus sebagai kerangka acuan dalam mengembangkan hal-

    hal yang berkaitan dengan pengajaran dalam pembelajran mata pelajaran

    Pendidikan Agama Islam yang lebih baik.

    2. Bagi Guru

    Penerapan metode rsesitasi diharapkan akan lebih mempermudah para guru

    dalam mengajarkan atau menyampaikan mata pelajaran dan mengarahkan

    5

  • 7/28/2019 PTK ULFA

    6/34

    siswa khususnya terhadap siswa yang sering tidak serius dalam kegiatan

    belajar mengajar.

    3. Bagi Siswa

    Dengan metode resitasi (tugas) yang diterapkan oleh guru diharapkan siswa

    lebih siap dalam menerima pelajaran dan mengikuti proses belajar mengajar

    dengan baik, khususnya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sehingga

    siswa daapt mengembangkan berfikirnya dan menerima materi dengan baik.

    4. Bagi peneliti

    Penggunaan metode resitasi (tugas) akan mempermudah meneliti dalam

    mengetahui sejauh mana kemampuan siswa terhadap materi mata pelajaran

    Pendidikan Agama Islam yang telah diberikan serta tanggung jawab siswa

    terhadap tugas mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan menambah

    wawasan bagi calon guru.

    6

  • 7/28/2019 PTK ULFA

    7/34

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Pengertian Metode

    Mengajar adalah salah satu tugas utama guru, yang disebut dengan fungsi

    instruksional. Dalam menggunakan fungsi instruksional itu, penggunaan dan

    penerapan metode pengajaran merupakan salah satu faktor yang penting yang ikut

    andil dalam kegiatan belajar mengajar .

    Metode (method), secara harfiah berarti cara. Selain itu metode atau

    metodik berasal dari bahasa Greeka, metha, (melalui atau melewati), dan hodos

    (jalan atau cara), jadi metode bisa berarti jalan atau cara yang harus di lalui untuk

    mencapai tujuan tertentu.

    Secara umum atau luas metode atau metodik berarti ilmu tentang jalan

    yang dilalui untuk mengajar kepada anak didik supaya dapat tercapai tujuan

    belajar dan mengajar. Prof. Dr.Winarno Surachmad (1961), mengatakan bahwa

    metode mengajar adalah cara-cara pelaksanaan dari pada murid-murid di sekolah.

    Pasaribu dan simanjutak (1982), mengatakan bahwa metode adalah cara

    sistematik yang digunakan untuk mencapai tujuan. Jadi metode pelajaran adalah

    suatu cara yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan.

    Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru tidak harus terpaku dalam

    menggunakan berbagai metode (variasi metode) agar proses belajar mengajar atau

    pengajaran berjalan tidak membosankan, tetapi bagaimana memikat perhatian

    anak didik. Namun di sisi lain penggunaan berbagai metode akan sulit membawa

    keberuntungan atau manfaat dalam kegiatan belajar mengajar, bila

    7

  • 7/28/2019 PTK ULFA

    8/34

    penggunaannya tidak sesuai dengan situasi dan kondisi yang mendukungnya, serta

    kondisi psikologi anak didik. Maka dari itu disini guru di tuntut untuk pandai-

    pandai dalam memilih metode yang tepat, (Syaiful Bahri, D. 2002).

    Berkaitan dengan metode yang tepat, dalam hal ini pasiburi dan

    simanjutak, mengatakan bahwa dalam nenentukan metode mana yang akan di

    ikuti oleh guru dalam penggunaan metode guru harus memperhatikan berbagai

    macam faktor, diantaranya yaitu:

    1. Metode dan tujuan sekolah

    2. Metode dan bahan pengajaran

    3. Metode dan tangga-tangga belajar

    4. Metode dan tingkat perkembangan

    5. Metode dan keadaan perseorangan

    6. Dasar tertinggi dari metode

    Selain itu Prof Dr. Winarno S, mengatakan ada 5 macam yang

    mempengaruhi penggunaan metode mengajar antara lain: tujuan berbagai jenis

    dan fungsinya, anak didik yang berbagai tingkat kematangannya, situasi yang

    berbagai macam keadaan, fasilitas yang berbagai kualitasnya, pribadi guru seta

    kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda

    B. Metode Resitasi

    a. Pengertian

    Yang dimaksud dengan metode resitasi atau penugasan adalah metode

    penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan

    kegiatan belajar, yang mana kegiatan itu dapat dilakukan di dalam kelas, di

    8

  • 7/28/2019 PTK ULFA

    9/34

    halaman sekolah, di laboratorium, di perpustakaan, dirumah ataupun dimana saj

    asal tugas itu dapat di selesaikan.

    Menurut Roestiyah dikatakan bahwa resitasi adalah suatu metode dengan

    cara menyusun laporan sebagai hasil dari apa yang di pelajari. Resitasi

    (penugasan) dapat berupa perintah kemudian siswa mempelajari bersama teman

    atau sendiri dan menyusun laporan atau resume kemudian diesok harinya hasil

    laporan didiskusikan dengan seluruh siswa di kelas.

    Metode resitasi biasanya diberikan atau digunakan oleh guru dengan

    tujuan agar siswa itu memiliki hasil belajar yang lebih mantab, dan untuk

    menumbuhkan motivasi belajar siswa. Resitasi di berikan untuk memperoleh

    pengetahuan dengan cara melaksanakan tugas dan juga dapat memperluas dan

    meperkaya pengetahuan serta ketrampilan siswa disekolah melalui kegiatan luar

    sekolah.

    Dalam percakapan sehari-hari metode ini dikenal dengan sebutan

    pekerjaan rumah, tetapi sebenarnya metode ini terdiri dari tiga fase, antara lain (1)

    pendidik memberi tugas. (2) anak didik melaksanakan tugas (belajar). (4) Siswa

    mempertanggung jawabkan apa yang telah dipelajari (resitasi).

    Penerapan metode resitasi (tugas), diberikan dengan harapan agar siswa

    memiliki hasil belajar yang lebih mantap, karena siswa melaksakan latihan-latihan

    selama melaksanakan tugas, sehingga pengalaman siswa dalam mempelajari

    sesuatu dapat lebih terintegrasi. Dan dengan metode ini diharapkan siswa dapat

    belajar bebas tapi bertanggung jawab, dan murid-murid akan berpengalaman, dan

    bisa mengetahui berbagai kesulitan. Dengan metode ini siswa mendapatkan

    kesempatan untuk saling membandingkan dengan hasil sisa yang lain, menarik

    9

  • 7/28/2019 PTK ULFA

    10/34

    anak didik agar belajar lebih baik, punya tanggung jawab dan berdiri sendiri.

    (Roesriyah N. K, 1989).

    Metode resitasi ini digunakan atau di berikan untuk merangsang anak agar

    tekun, rajin, dan giat belajar, sehingga pada pada saat kegiatan belajar mengajar

    mereka sudah siap. Selain itu metode ini diberikan karena dirasa bahan pelajaran

    terlalu banyak sementara waktu sedikit, dalam artian bahan banyak tapi waktu

    kurang seimbang. Agar bahan yang diberikan dapat sesui dengan waktu yang ada

    maka metode ini bisa diberikan. Metode resitasi (tugas) dapat berupa antara lain:

    1. Menyusun karya tulis

    2. Menyusun laporan mengenai bahan bacaan atau menyusun berita.

    3. Menjawab pertanyaan yang ada dalam buku

    4. tugas lain yang dapat menujang keberhasilan siswa, dll

    Pemberian tugas atau resitasi dapat diberikan diawal pelajaran ataupun

    diakhir pelajaran, baik itu secara individu atau secara kelompok, didalam kelas

    atau di lar kelas. Dalam pemberian tugas atau resitasi ini agar dapat berhasil

    dalam pelaksanaannya, maka seoang guru harus memperhatikan syarat-syarat

    sebagai berikut:

    1. Tugas itu harus jelas dan tegas

    2. Suatu tugas harus disertai dengan penjelasan tentang yang akan

    dihadapi.

    3. Tugas harus berhubungan dengan yang anak pelajari

    4. Tugas harus berhubungan atau di sesuaikan dengan minat siswa

    5. Tugas harus disesuaikan dengan waktu yang dimiliki siswa

    6. Dan sebagainya

    10

  • 7/28/2019 PTK ULFA

    11/34

    Selain beberapa poin diatas yang harus diperhatikan oleh guru yaitu setiap

    pemberian tugas diharapkan agar mengecek tugas yang diberikan, sudah

    dikerjakan atau belum, kemudian dievaluasikan untuk memotivasi siswa dan

    untuk mengetahui hasil kerja siswa. Dengan demikian dapat bertanggung jawab

    terhadap tugasnya, selai itu siswa dapat lebih termotivasi untuk mempelajari

    materi yang akan disampaikan, khususnya pada materi Pendidikan Agama Islam,

    sehingga ketika menerima pelajaran sudah siap, dan kegiatan belajar mengajar

    dapat berjalan dan sesuai dengan apa yang diinginkan.

    b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Resitasi

    Dalam penggunaan suatu metode itu pasti akan luput dari suatu kelebihan

    dan kekurangan, begitu pula dengan metode ini.

    a. Kelebihan Metode Resitasi

    1. Pengetahuan siswa akan lebih luas dan sifat verbalismenya akan

    semakin berkurang.

    2. Siswa lebih mendalami dan menglami sediri pengetahuan yang di

    carinya, sehingga pengetahuan itu akan tinggal lama dalam ingatan

    jiwanya.

    3. Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktifitas belajar individu

    atau kelompok.

    4. Dapat mengembangkan kemandirian siswa diluar pengawasan guru.

    5. Dapat menumbuhkan kreatifitas, usaha, tanggung jawab, dan sikap

    mandiri siswa, serta memperkaya pengetahuan dan pengalaman

    siswa.

    11

  • 7/28/2019 PTK ULFA

    12/34

    b. Kelemahan Metode Resitasi (tugas), antara lain:

    1. Siswa sulit dikontrol, apakah benar ia mengerjakan tugas atau orang

    lain yang mengerjakan.

    2. Sulit memerikan tugas yang sesuai dengan masing-masing individu.

    3. Khusus untuk tugas kelompok tidak jarang yang aktif mengerjkan

    dan menjelasakan hanyalah anggota tertentu saja, sedangkan anggota

    yang lain tidak ikut berpartisipasi dengan baik.

    4. Sering memberikan tugas yang monoton, dan menimbulkan

    kebosanan.

    5. Penggunaan metode resitasi (tugas) dalam meningkatkan kesiapan

    dan hasil mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

    C. Penggunaan Metode Resitasi Dalam Menigkatkan Kesiapan Belajar dan

    prestasi Belajar Siswa.

    Dalam penggunaan metode resitasi di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Batu,

    ada beberapa langkah yang telah dilakukan oleh pengajar, antara lain:

    a. Fase Memberikan Tugas.

    Yaitu guru memberikan tugas pada siswa baik itu secara

    petseorangan atau kelompok. Dan hasil yang diperoleh dapat sesuai

    dengan yang diinginkan, hendaknya tugas yang diberikan pada siswa

    memperhatikan:

    1. Tujuan yang akan dicapai.

    2. Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang

    ditugaskan tersebut

    12

  • 7/28/2019 PTK ULFA

    13/34

    3. Sesuai dengan kemampuan siswa.

    4. Ada petunjuk atau sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa.

    5. Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut.

    b. Langkah pelaksanaan.

    1. Diberikan bimbingan atau pengawasan.

    2. Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja.

    3. Diusahakan dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang

    lain.

    4. Diajurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh dan

    sistematis.

    c. Fase mempertanggung jawabkan Tugas

    Hal yang harus dikerjkan siswa pada fase ini, antara lain:

    1. Laporan siswa baik lisan atau tertulis dari apa yang telah

    dikerjakannya.

    2. Ada tanya jawab atau diskusi kelompok.

    3. Penelitian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun non tes

    atau cara lainnya.

    Dengan fase mempertanggunag jawabkan inilah yang disebut dengan

    resitasi. (Drs. Syaiful Bahri D: 2002).

    Sedangkan menurut Zakiah Darajat: 2001, pemberian tugas dapat

    dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:

    1. Siswa diberi tugas mempelajari bagian dari suatu buku atau teks,

    baik secara kelompok atau individu, diberi waktu tertentu untuk

    13

  • 7/28/2019 PTK ULFA

    14/34

    mengerjakanya, kemudian murid yang bersangkutan

    mempertanggung jawabkanya.

    2. Siswa diberi tugas untuk melaksanakan sesuatu yang tujunnya

    melatih mereka dalam hal yang bersifat kecakapan mental dan

    motorik.

    3. Siswa diberi tugas untuk mengatasi masalah tertentu denan cara

    mencobah untuk memecahkannya, dengan tujuan agar siswa biasa

    berfikir ilmiah dalam memecahkan suatu masalah.

    4. Siswa diberi tugas untuk mengerejakan suatu proyek, dengan tujuan

    agar siswa terbiasa untuk bertanggung jawab terhadap penyalesaian

    suatu masalah yang telah disediakan dan bagaimana mengelola

    selanjutnya.

    Dalam pemberian metode tugas atau resitasi ini supaya bisa sesuai dengan

    yang diinginkan maka ada beberapa syarat yang harus diketahui oleh pendidik dan

    siswa yang diberi tugas, yaitu:

    1. Tugas yang diberikan harus berkaitan dengan pelajaran yang telah

    mereka pelajari, sehingga murid disamping sanggup mengerjakan

    juga sanggup menghubungkan dengan pelajaran-pelajaran tertentu.

    2. Guru harus dapat mengukur dan memperkirakan bahwa tugas yang

    diberikan kepada siswa akan dapat dilaksanakannya karena sesuai

    dengan kesanggupan dan kecerdasan yang dimilikinya.

    3. Guru harus mananamkan keadaan murid bahwa tugas yang diberikan

    pada siswa akan dikerjakan atas kesadaran sendiri yang timbul dari

    hati sanubarinya.

    14

  • 7/28/2019 PTK ULFA

    15/34

    4. Jenis tugas yang diberikan harus dimengerti benar-benar sehingga

    murid tidak ada keraguan dalam melaksanakanya.

    15

  • 7/28/2019 PTK ULFA

    16/34

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Setting Penelitian

    Penelitian ini di laksanakan di SMA Negeri I Batu yang terletak di Jln.

    K.H. Agus Salim No. 57 Kota Batu di bawah naungan Departemen Pendidikan

    Nasional.

    Penelitian ini akan difokuskan pada siswa kelas XI-IPS 2 SMA Negeri I

    Batu yang berjumlah 27 (dari 32 siswa). Penelitian dilakukan pada pembelajaran

    baca Al-Qur'an (Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam) yang waktu

    pembelajarannya selama 2 Jam pelajaran dalam 1 Minggu.

    Penelitian ini dilaksanakan selama 4 kali pertemuan dengan menerapkan

    metode yang telah direncanakan.

    A. Rencana Tindakan.

    1. Perencanaan Tindakan

    Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini akan dipakai model siklus yang

    dilakukan secara berulang-ulang dan berkelanjutan, sehingga diharapkan semakin

    lama akan semakin menunjang hasil yang ingin dicapai.

    Langkah-langkah kegiatan yang harus dipersiapkan dalam Penelitian

    Tindakan Kelas ini adalah :

    a. Observasi

    b. Konsultasi dengan Guru Pamong.

    c. Identifikasi permasalahan dalam kegiatan belajar mengajar.

    d. Merumuskan Metode atau Strategi yang sesuai dengan Pembelajaran.

    16

  • 7/28/2019 PTK ULFA

    17/34

    e. Melakukan pemilihan metode atau strategi yang sesuai.

    f. Melaksanakan Tindakan Kelas.

    Penelitian dilaksanakan selama 4 kali pertemuan pada satu kelas, yaitu

    Kelas XI-IPS 2 SMA Negeri I Batu yang dimulai pada Hari Senin tanggal 1

    Agustus 2005 sampai Hari Senin tanggal 5 September 2005.

    2. Implementasi Tindakan

    Adapun kegiatan atau Tindakan yang dilaksanakan di kelas selama

    pertemuan sebagai berikut :

    a. Menyampaikan tujuan pembelajaran.

    b. Mengelompokkan siswa menjadi 6 kelompok.

    c. Menyampaikan materi secara garis besar.

    d. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Metode Resitasi.

    3. Observasi dan Interpretasi

    Dalam kegiatan pembelajaran, Peneliti melakukan pengamatan dengan

    pengambilan data hasil belajar dan kinerja siswa. Hal tersebut antara lain :

    a. Kegiatan siswa selama belajar.

    b. Kreativitas siswa baik individu maupun kelompok.

    4. Analisis dan Refleksi

    Data yang diperoleh dari tindakan kelas yang telah dilaksanakan akan di

    Analisis untuk memastikan bahwa dengan menggunakan metode Resitasi dapat

    meningkatkan pemahaman Siswa Siswi kelas XI-IPS 2 SMA Negeri I Batu.

    Dalam menganalisis data akan digunakan prosedur dan teknik-teknik yang

    sesuai dengan dengan tujuan yang akan dicapai, yakni memberikan kesempatan

    kepada masing-masing siswa untuk menemukan pengetahuan-pengetahuan baru

    17

  • 7/28/2019 PTK ULFA

    18/34

    dalam upaya meningkatkan pemahaman Siswa Kelas XI-IPS 2 SMA Negeri I

    Batu.

    C. Siklus Penelitian

    Siklus Penelitian Tindakan Kelas ini dipersiapkan untuk 4 kali

    pertemuan yang semuanya dibentuk dalam scenario pembelajaran untuk dua

    pokok bahasan. Tindakan kelas ini dimulai pada Hari pada Hari Senin tanggal 1

    Agustus 2005 sampai Hari Senin tanggal 5 September 2005.

    D. Pembuatan Instrumen

    Pada penelitian ini Peneliti menjadi instrument kunci, dimana peneliti

    menjadi pengumpul data pada Penelitian Tindakan Kelas. Peneliti juga menjadi

    perencana dan pelaksana tindakan kelas yang nantinya akan terlibat langsung

    dengan siswa dalam proses penelitian.

    Instrumen pendukung lain yang dapat digunakan untuk memperoleh data

    ialah Lembar Observasi dan Skala Penilaian terhadap siswa. E. Pengumpulan

    Data

    Teknik pengumpulan data yang digunakan Peneliti dalam Penelitian

    Tindakan Kelas adalah :

    1. Metode Observasi

    Menurut Kartini Kartono, Observasi adalah studi sistematis yang di

    sengaja tentang fenomena-fenomena social dan gejala-gejala psikis dengan

    pengamatan. Oleh karena itu Peneliti harus terlibat secara langsung dalam

    Penelitian Tindakan Kelas.

    18

  • 7/28/2019 PTK ULFA

    19/34

    2. Skala Penilaian

    Penilaian disini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa.

    E. Indikator Kinerja

    Penelitian yang dilaksanakan 4 kali pertemuan sudah cukup digunakan

    untuk penelitian tindakan kelas. Penelitian ini mengambil topik tentang

    Penerapan Metode Resitasi Sebagai Upaya Meningkatkan Kesiapan Belajar dan

    Prestasi Belajar Siswa Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan kesiapan belajar dan

    prestasi belajar siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Batu maksudnya adalah

    dengan menggunakan metode resitasi dalam proses belajar mengajar siswa akan

    lebih giat dalam menyiapkan belajarnya baik belajar di sekolah ataupun belajar di

    rumah. Serta bersemangat dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh

    guru atau sebaliknya, siswa akan malas dan tidak bersemangat. Di sini indikator

    yang ditentukan selama penelitian menerapkan metode ceramah dan tanya jawab

    ini adalah bahwa sebagian besar siswa memperhatikan dengan sungguh-sungguh

    karena mereka ingin menjawab pertanyaan yang akan peneliti ajukan. Setelah

    penjelasan materi selesai dan mereka juga belajar di rumah itu terlihat ketika

    peneliti memberikan pertanyaan tentang materi yang telah disampaikan pada

    pertemuan sebelumnya.

    19

  • 7/28/2019 PTK ULFA

    20/34

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian

    1. Siklus Pertama

    a. Perencanaan

    Guru bersama peneliti mendiskusikan tindakan apa yang dapat

    dilaksanakan untuk mengembangkan metode pembelajaran siswa kelas agar

    mendukung proses pembelajaran di kelas. Kemudian bersama mengamati kondisi

    siswa di kelas.

    b. Pelaksanaan

    Pada tahap ini guru Pendidikan Agama Islam sudah menyiapkan

    sebelumnya semua perangkat pembelajaran di dalam kelas, antara lain: Pertama,

    Rencana Pembelajaran yang diberikan kepada guru pamong yang nantinya guru

    pamong ini akan melihat secara nyata di belakang kelas guna merekam semua

    kejadian di kelas selama kelas itu di berikan tindakan yang sesuai dengan tujuan

    penelitian. Kedua, Rencana Pengajaran (RP) yang juga diberikan kepada guru

    pamong. Ketiga, skenario yang akan diperagakan oleh guru selama penelitian

    tindakan kelas ini. Naskah skenario ini merupakan naskah dialog yang kaan

    diguanakan sebagai garis besar dalam menerangkan materi yang akan

    disampaikan oleh guru praktikan dengan menggunakan metode pengajaran

    ceramah dan tanya jawab. Selain itu, semua yang diberikan kepada guru pamong

    digunakan sebagai rambu-rambu pengawasan pengamat ke guru yang melakukan

    aksi di dalam kelas.

    20

  • 7/28/2019 PTK ULFA

    21/34

    Keadaan siswa pada tanggal 1 Agustus 2005 itu kelihatan belum siap

    sehingga terkesan mendadak, Sehingga siswa belum siap menerima pelajaran.

    Ketika guru melakukan apersepsi banyak siswa yang belum memberikan

    tanggapan yang positif yang mengingatkan akan materi sebelumnya, sehingga

    materi untuk siklus pertama ini bisa dilaksanakan sesuai dengan rencana semula.

    c. Pengamatan

    Pada siklus yang pertama ini peneliti hanya memberi tugas pada siswa-siswi

    Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Batu dan hasilnya adalah sebagian besar siswa-

    siswinya sudah maksimal mengerjakan tugas.

    d. Refleksi

    Dari hasil pengamatan peneliti ternyata siswa XI IPS 2 sudah maksimal

    dalam mengerjakan tugas /LKS

    2. Siklus Kedua.

    a. Perencanaan

    Guru bersama peneliti mendiskusikan tindakan apa yang dapat dilaksanakan

    untuk mengembangkan metode pembelajaran siswa kelas agar mendukung proses

    pembelajaran di kelas. Kemudian bersama mengamati kondisi siswa di kelas.

    b. Pelaksanaan

    Pada tahap ini guru Pendidikan Agama Islam sudah menyiapkan

    sebelumnya semua perangkat pembelajaran di dalam kelas, antara lain: Pertama,

    Rencana Pembelajaran yang diberikan kepada guru pamong yang nantinya guru

    pamong ini akan melihat secara nyata di belakang kelas guna merekam semua

    kejadian di kelas selama kelas itu di berikan tindakan yang sesuai dengan tujuan

    penelitian. Kedua, Rencana Pengajaran (RP) yang juga diberikan kepada guru

    21

  • 7/28/2019 PTK ULFA

    22/34

    pamong. Ketiga, skenario yang akan diperagakan oleh guru selama penelitian

    tindakan kelas ini. Naskah skenario ini merupakan naskah dialog yang kaan

    diguanakan sebagai garis besar dalam menerangkan materi yang akan

    disampaikan oleh guru praktikan dengan menggunakan metode pengajaran

    ceramah dan tanya jawab. Selain itu, semua yang diberikan kepada guru pamong

    digunakan sebagai rambu-rambu pengawasan pengamat ke guru yang melakukan

    aksi di dalam kelas.

    Keadaan siswa pada tanggal 8 Agustus 2005 itu kelihatan lebih siap jika

    dibandingkan dengan pertemuan pertama yang terkesan mendadak, tetapi kali ini

    siswa siswa siap menerima pelajaran. Ketika guru melakukan apersepsi banyak

    siswa yang langsung memberikan tanggapan yang positif yang mengingatkan

    akan materi sebelumnya, sehingga materi untuk siklus pertama ini bisa

    dilaksanakan sesuai dengan rencana semula.

    Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dilaksanakan dengan menerapkan

    beberapa metode (ceramah, tanya jawab dan tugas). Yang mana dalam hal ini

    lebih ditekankan pada metode resitasi atau tugas. Dari hasil monitoring selama

    tindakan proses belajar mengajar berlangsung adalah dapat meningkatkan

    kesiapan siswa dan prestasi belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar mata

    pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Batu.

    Kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar sudah lebih baik. Siswa

    sudah bersemangat dalam belajar walaupun masih relatif rendah. Hambatan yang

    diperoleh untuk awal minggu yaitu siswa ada yang tidak mengumpulkan tugas,

    dan hanya mencotek hasil kerja temannya.

    22

  • 7/28/2019 PTK ULFA

    23/34

    c. Pengamatan

    Pada siklus yang pertama ini peneliti hanya memberi tugas / LKS pada

    siswa-siswi Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Batu dan hasilnya adalah sebagian

    besar siswa-siswinya sudah maksimal mengerjakan tugas

    d. Evaluasi

    Pererapan metode resitasi dengan menetapkan dan memberikan tugas yang

    sesuai dengan materi dan disertai dengan LKS serta penilaian sebagai motivasi,

    Hasil penilaian dapat dilihat pada tabel 1 berikut:

    NILAI KOMPETENSI DASAR : I

    KELAS : XI-IPS 2

    No Nama Baca

    Quran

    Taj

    Wid

    Presen

    tasi

    Keak

    tifan

    UH LK

    S

    01 Ahmad Nuritu 75 75 80 75 98 86

    02 Aris Mahayudha 75 75 75 75 88 89

    03 Asri Hemawati 80 80 80 80 100 88

    04 Ayu Widayanti - - - - - -

    05 Bagus Arga. M 80 80 80 80 92 89

    06 Dedy Ari Nirbhaya 80 80 75 75 96 90

    07 Deni Aristyo. H 75 75 80 80 90 80

    08 Dessy Arisanti 75 75 75 75 96 -

    09 Dian Respati. S. U 75 75 80 75 90 90

    10 Dimas Rizka. A 80 80 80 75 100 8811 Dwy Nur Diansyah 75 75 75 75 88 86

    12 Eko Wahyudi 75 75 80 80 92 89

    13 Hanik Fauziah 80 80 75 75 100 89

    14 Hardyo Wijanto - - - - - -

    15 Harjo Widodo 75 75 75 75 89 87

    16 Henrikus Rizky PA. - - - - - -

    17 Intan Hapsari Putri - - - - - -

    18 Lailatul Fitria. N 80 80 90 90 100 89

    19 Maulana Purba 80 80 75 75 98 90

    23

  • 7/28/2019 PTK ULFA

    24/34

    20 Mifta Nurdiana 80 80 80 80 96 89

    21 Mochammad Efendi 80 80 80 80 85 85

    22 Puput Iswandyah. R 80 80 90 90 94 79

    23 Rani Fitria 75 75 80 80 94 89

    24 Ratih Krisnawati 75 75 80 80 94 8925 Retha Melindasari 75 75 75 75 100 88

    26 Retno Sariningtyas 75 75 75 75 100 89

    27 Reymond Surya. H 80 75 75 75 95 89

    28 Septi Tri Mahargiani 80 80 80 80 100 82

    29 Virky Ariska F. - - - - - -

    30 Wahyu Ikhsan F. 80 75 75 75 100 89

    31 Willion Wahyu Z. A. 75 75 75 75 96 90

    32 Yulia Febriani 80 80 80 80 92 78

    3. Siklus Ketiga

    a. Perencanaan

    Guru bersama peneliti mendiskusikan tindakan apa yang dapat dilaksanakan

    untuk mengembangkan metode pembelajaran siswa kelas agar mendukung proses

    pembelajaran di kelas. Kemudian bersama mengamati kondisi siswa di kelas.

    Permasalahan-permasalahan pada siklus 1 tadi dirundingkan bersama sehingga

    meminimalisir tingkat-tingkat kesalahan dalam menuju tujuan yang diinginkan

    yaitu mengembangkan kemampuan siswa dalam bertanya dengan menggunakan

    metode ceramah dan metode tanya jawab.

    b. Pelaksanaan

    Pada tahap ini Pendidikan Agama Islam sudah menyiapkan sebelumnya

    semua perangkat pembelajaran di dalam kelas, antara lain: Pertama,Rencana

    Pembelajaran (RP) yang diberikan kepada guru pamong yang nantinya guru

    pamong ini akan melihat secara nyata di belakang kelas guna merekam semua

    kejadian di kelas selama kelas itu di berikan tindakan yang sesuai dengan tujuan

    penelitian. Kedua, Rencana Pengajaran (RP) yang juga diberikan kepada guru

    pamong. Ketiga, skenario yang akan diperagakan oleh guru selama penelitian

    24

  • 7/28/2019 PTK ULFA

    25/34

    tindakan kelas ini. Naskah skenario ini merupakan naskah dialog yang kaan

    diguanakan sebagai garis besar dalam menerangkan materi yang akan

    disampaikan oleh guru praktikan dengan menggunakan metode pengajaran

    ceramah dan tanya jawab. Selain itu, semua yang diberikan kepada guru pamong

    digunakan sebagai rambu-rambu pengawasan pengamat ke guru yang melakukan

    aksi di dalam kelas.

    Keadaan siswa pada tanggal 15 Agustus 2005 itu kelihatan lebih siap dari

    pada pertemuan sebelumnya, ketika guru memberikan apersepsi banyak siswa

    yang langsung memberikan tanggapan yang positif yang mengingatkan materi

    sebelumnya, sehingga materi untuk siklus kedua ini bisa dilaksanakan sesuai

    dengan rencana semula.

    Pada akhirnya pertemuan terakhir ini adalah merupakan pertemuan yang

    relative kondusif dalam pembelajaran antara guru dan murid, begitu juga dengan

    tugas, pemahaman dan motivasi siswa, sehingga dari waktu awal pembukaan

    pertemuan itu, kemudian dilanjutkan dengan dialog tanya jawab, dan yang

    terakhir pada saat penutup juga menunjukkan dengan saat-saat guru dan siswa

    dapat mempelajari materi pembelajaran.

    c. Pengamatan

    Pada siklus yang pertama ini peneliti hanya memberi tugas / LKS pada

    siswa-siswi Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Batu dan hasilnya adalah sebagian

    besar siswa-siswinya sudah maksimal mengerjakan tugas.

    d. Refleksi

    pada sub bab ini diungkap tentang keadaan siswa yang menunjukkan

    perkembangan kesiapan siswa dalam prsoses belajar mengajar, hal ini dapat

    25

  • 7/28/2019 PTK ULFA

    26/34

    dilihat dari tabel yang menunjukkan frekuensi siswa dalam hal kesiapan siswa

    dalam proses belajar mengajar yang dicatat pada tanggal 15 Agustus 2005 jam ke

    7 8.

    NILAI KOMPETENSI DASAR : II

    KELAS : XI-IPS 2

    No Nama Baca

    Quran

    Taj

    wid

    Presen

    tasi

    Keak

    tifan

    UH LK

    S

    01 Ahmad Nuritu 75 75 80 75 95 100

    02 Aris Mahayudha 75 75 75 75 100 95

    03 Asri Hemawati 80 80 80 80 100 100

    04 Ayu Widayanti - - - - - -05 Bagus Arga. M 80 80 80 80 100 95

    06 Dedy Ari Nirbhaya 80 80 75 75 100 100

    07 Deni Aristyo. H 75 75 80 80 100 95

    08 Dessy Arisanti 75 75 75 75 100 100

    09 Dian Respati. S. U 75 75 80 75 100 100

    10 Dimas Rizka. A 80 80 80 75 100 100

    11 Dwy Nur Diansyah 75 75 75 75 100 100

    12 Eko Wahyudi 75 75 80 80 100 98

    13 Hanik Fauziah 80 80 75 75 95 100

    14 Hardyo Wijanto - - - - - -

    15 Harjo Widodo 75 75 75 75 95 100

    16 Henrikus Rizky PA. - - - - - -

    17 Intan Hapsari Putri - - - - - -

    18 Lailatul Fitria. N 80 80 90 90 100 100

    19 Maulana Purba 80 80 75 75 100 100

    20 Mifta Nurdiana 80 80 80 80 100 100

    21 Mochammad Efendi 80 80 80 80 100 95

    22 Puput Iswandyah. R 80 80 90 90 100 99

    23 Rani Fitria 75 75 80 80 100 100

    26

  • 7/28/2019 PTK ULFA

    27/34

    24 Ratih Krisnawati 75 75 80 80 100 100

    25 Retha Melindasari 75 75 75 75 95 100

    26 Retno Sariningtyas 75 75 75 75 100 100

    27 Reymond Surya. H 80 75 75 75 100 100

    28 Septi Tri Mahargiani 80 80 80 80 95 10029 Virky Ariska F. - - - - - -

    30 Wahyu Ikhsan F. 80 75 75 75 100 -

    31 Willion Wahyu Z. A. 75 75 75 75 100 -

    32 Yulia Febriani 80 80 80 80 100 100

    Pada pertemuan ini proeses belajar mengajar menggunakan teknik sebagai

    berikut :

    1. Siswa diberi kesempatan selama 10 sampai 15 menit untuk

    membaca.

    2. Kemudian siswa itu harus menyimpulkan dan menjelaskan di muka

    kelas mengenai surat Al-Isra: 26-27 tentang Anjuran membantu

    kaum dhuafa dan Al-Baqarah: 177 tentang anjuran menolong orang

    yang membutuhkan .

    3. Peneliti bertanya pada siswa satu persatu / sebagian siswa.

    4. Peneliti menjelaskan yang belum dipahami siswa dan memberi

    kesempatan untuk bertanya.

    Dari hasil pertemuan kali ini menunjukkan perkembangan sebagai

    berikut :

    1. Siswa dapat bersemangat dalam menghadapi atau mengerjakan tugas

    baik individu maupun kelompok.

    2. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan.

    3. Siswa memahami materi yang disampaikan

    27

  • 7/28/2019 PTK ULFA

    28/34

    Pada pertemuan terakhir ini peneliti mengadakan kuis atau ulangan, yang

    mencakup materi yang sudah diajarkan, dan hasil yang diperoleh sudah

    mengalami kemajuan dibandingkan latihan-latihan yang lalu.

    Sampai pada pertemuan terakhir ini masih terdapat hambatan, yaitu

    terdapat beberapa siswa yang tidak mengerjakan tugas, dan juga ada yang kurang

    serius dalam mengerjakan, dalam artian mereka tidak mengerjakan tugas yang

    diberikan selama ini dengan hasil kerja mereka sendiri tapi mencontek milik

    temannya.

    Namun meskipun demikian siswa sudah punya motivasi untuk belajar dan

    paling tidak kesiapan untuk menerima pelajaran dan pahan akan materi yang akan

    disampaikan, serta memperoleh hasil dari latihan atau ulangan bisa lebih baik dari

    sebelumnya.

    4. Siklus Keempat

    a. Perencanaan

    Guru bersama peneliti mendiskusikan tindakan apa yang dapat dilaksanakan

    untuk mengembangkan metode pembelajaran siswa kelas agar mendukung proses

    pembelajaran di kelas. Kemudian bersama mengamati kondisi siswa di kelas.

    b. Pelaksanaan

    Pada tahap ini guru Pendidikan Agama Islam sudah menyiapkan

    sebelumnya semua perangkat pembelajaran di dalam kelas, antara lain: Pertama,

    Rencana Pembelajaran yang diberikan kepada guru pamong yang nantinya guru

    pamong ini akan melihat secara nyata di belakang kelas guna merekam semua

    kejadian di kelas selama kelas itu di berikan tindakan yang sesuai dengan tujuan

    28

  • 7/28/2019 PTK ULFA

    29/34

    penelitian. Kedua, Rencana Pengajaran (RP) yang juga diberikan kepada guru

    pamong. Ketiga, skenario yang akan diperagakan oleh guru selama penelitian

    tindakan kelas ini. Naskah skenario ini merupakan naskah dialog yang kaan

    diguanakan sebagai garis besar dalam menerangkan materi yang akan

    disampaikan oleh guru praktikan dengan menggunakan metode pengajaran

    ceramah dan tanya jawab. Selain itu, semua yang diberikan kepada guru pamong

    digunakan sebagai rambu-rambu pengawasan pengamat ke guru yang melakukan

    aksi di dalam kelas.

    Keadaan siswa pada tanggal 5 September 2005 itu kelihatan lebih siap jika

    dibandingkan dengan pertemuan pertama yang terkesan mendadak, tetapi kali ini

    siswa siswa siap menerima pelajaran. Ketika guru melakukan apersepsi banyak

    siswa yang langsung memberikan tanggapan yang positif yang mengingatkan

    akan materi sebelumnya, sehingga materi untuk siklus pertama ini bisa

    dilaksanakan sesuai dengan rencana semula.

    Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dilaksanakan dengan menerapkan

    beberapa metode (ceramah, tanya jawab dan tugas). Yang mana dalam hal ini

    lebih ditekankan pada metode resitasi atau tugas. Dari hasil monitoring selama

    tindakan proses belajar mengajar berlangsung adalah dapat meningkatkan

    kesiapan siswa dan prestasi belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar mata

    pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Batu.

    Kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar sudah lebih baik. Siswa

    sudah bersemangat dalam belajar walaupun masih relatif rendah. Hambatan yang

    diperoleh untuk awal minggu yaitu siswa ada yang tidak mengumpulkan tugas,

    dan hanya mencotek hasil kerja temannya.

    29

  • 7/28/2019 PTK ULFA

    30/34

    c. Pengamatan

    Pada siklus yang pertama ini peneliti hanya memberi tugas / LKS pada

    siswa-siswi Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Batu dan hasilnya adalah sebagian

    besar siswa-siswinya sudah maksimal mengerjakan tugas.

    d. Refleksi

    Metode resitasi dapat meningkatkan kesiapan siswa dalam menerima

    pelajaran PAI sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

    B. Pembahasan

    Masalah pokok yang dihadapi guru baik pemula maupun yang sudah

    berpengalaman adalah pengelolaan kelas (Suryanto dalam Kurnia Triyuli, 1997).

    Pengeloaan kelas merupakan maslah tingkah laku yang kompleks dan guru

    menggunakannya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas

    sedemikian rupa sehingga siswa dapat mencapai tujuan pengajaran secara efisien

    dan memungkinkan mereka dapat belajar. Dengan demikian pengelolaan kelas

    yang efektif adalah syarat bagi pengajaran yang efektif.

    Tugas utama yang paling sulit bagi seorang guru adalah pengelolaan kelas,

    lebih-lebih tidak ada satupun pendekatan yang dikatakan paling baik, semuanya

    berada pada tangan guru pada saat dia berperan sebagai actor pendidikan di depan

    kelas. Guru juga berperan sebagai sutradara yang bertanggung jawab terhadap

    berhasil atau tidaknya skenario yang sedang dimainkan. Lokasi penelitian dan

    pelaksanaan tindakan.

    Dari permasalahan yang ada ternyata metode resitasi dapat meningkatkan

    prestasi belajar siswa.

    30

  • 7/28/2019 PTK ULFA

    31/34

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitan di atas, maka dapat diketahui bahwa :

    1. Efektifitas penggunaan metode resitasi dapat meningkatkan kesiapan

    belajar, menumbuhkan motivasi belajar dan meningkatkan prestasi belajar

    siswa di kelas XI-IPS 2 SMA Negeri 1 Batu. Hal ini dapat diketahui dari

    peningkatan terhadap kreativitas siswa dalam meningkatkan hasil

    belajarnya.

    2. Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas XI-IPS 2 SMA

    Negeri 1 Batu sangat dibutuhkan metode resitasi.

    31

  • 7/28/2019 PTK ULFA

    32/34

    3. Penerapan metode resitasi (tugas) efektif dapat meningkatkan kesiapan

    belajar dan prestasi belajar dalam proses belajar mengajar, apabila

    memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

    a. Guru mengenal siswa pada saat proses belajar mengajar mata

    pelajaran Pendidikan Agama Islam berlangsung

    b. Dalam pembuatan atau pemberian tugas harus jelas dan mudah

    dipahami serta sesuai dengan waktu, materi dan kemampuan siswa.

    c. Setiap kegiatan belajar mengajar siswa mendapat tugas dan guru

    harus mengecek hasilnya.

    d. Tugas yang diberikan harus bisa memperluas pengetahuan dan

    membantu proses berfikir siswa.

    4. Metode resitasi melatih siswa untuk mandiri dan lebih bertanggung jawab.

    5. Kendala dalam penelitian ini adalah waktu yang terbatas, kemudian

    kondisi siswa yang mempunyai latar belakang yang berbeda, kondisi fisik

    siswa yang payah, serta kurang serius dalam melaksanakannya.

    Hambatan yang paling bararti dalam pelaksanaan resitasi ini adalah,masih

    terdapatnya beberapa siswa yang tidak mengerjakan tugas, dan juga ada

    yang kurang serius dalam mengerjakan, dalam artian mereka tidak

    mengerjakan tugas yang diberikan selama ini dengan hasil kerja mereka

    sendiri tapi mencontek milik temannya

    B. Saran

    1. Guru harus bisa mengembangkan dan memakai berbagai macam metode,

    yang sesuai dengan tingkat pengetahuan siswa sehingga siswa tidak bosan

    dan menerima pelajaran sebagai mestinya.

    32

  • 7/28/2019 PTK ULFA

    33/34

    2. Dalam pemberian tugas guru haruslah pandai-pandai mencari variasi dalam

    memberikan tugas kepada siswa, sehingga diharapkan siswa dalam

    mengerjakan tugasnya bias bersemangat dan dapat memahami maksud dan

    tujuan dari tugas tersebut.

    3. Materi yang digunakan untuk metode tanya jawab ini haruslah materi yang

    bersifat umum.

    4. Sebelum proses belajar mengajar berlangsung, guru haruslah pandai-pandai

    membaca kondisi siswa, sehingga metode yang akan digunakan akan sesuai

    dengan kondisi siswa pada saat itu.

    5. Kesiapan siswa yang mengkondisikan bahwa siswa memang siap diajar

    oleh guru dengan memakai metode ceramah dan tanya jawab.

    33

  • 7/28/2019 PTK ULFA

    34/34

    DAFTAR PUSTAKA

    Allyn dan Bacon, 1992,Active LearningMel Siberman, Tokyo,.

    Darajat Zakyah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaktif Edukatif, PT. Rieneka

    Cipta, Jakarta,2000

    Djamarah Syaiful Bahri, 2000, Strategi Belajar Mengajar, PT. Rieneka Cipta,

    Jakarta

    Roestyah,1989, Strategi Belajar Mengajar, Bina Aksara, Jakarta.

    Surachmad Winarno,1994, Pengantar Ilmu Interaksi Belajar Mengajar, Tarsito,

    Bandung.

    Syaiful Bachri D. ,2000, Guru Dan Anak Didik Guru Dan Anak Didik Dalam

    Berinteraksi Edukatif, PT. Rieneka Cipta, Jakarta.

    Simandjutak,1986,Ditaktik Dan Melodik, Tarsito, Bandung.

    Suharsimi Rikunto,1997,Prosedur Penelitian, PT. Rieneka Cipta, Jakarta.

    Muhaimin,2002,Paradigma Pendidikan Agama Islam, PT. Rosda Karya.

    Usman Uzer & Setiawati Lilis,1994, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar

    MengajarRemaja Rosda Karya Bandung.

    Suryo Subroto,2002, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, PT. Rieneka Cipta,

    Jakarta