pterygium bst fix

17
PTERIGIUM Definisi Pterigium adalah lipatan berbentuk sayap pada konjungtiva dan jaringan fibrovaskular yang telah menginvasi kornea superficial. 3 Kebanyakan pterigium ditemukan di bagian nasal dan bilateral. 2 Epidemiologi Pterigium banyak terdapat pada orang dewasa, tetapi dijumpai pula pada anak-anak, baik laki-laki maupun perempuan. 2 Di Amerika serikat, pasien pterigium lebih kurang 2% , diatas umur 40 tahun dan meningkat pada kalangan dengan eksposur sinar ultraviolet yang tinggi. Laki-laki dua kali lebih banyak terkena dibandingkan perempuan. 5 Etiologi Merupakan fenomena iritatif akibat sinar ultraviolet, pengeringan, dan lingkungan dengan angin banyak, penuh sinar matahari, debu, atau berpasir. 1 [1]

Upload: aghniajolanda

Post on 14-Dec-2015

67 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

eyfiky

TRANSCRIPT

Page 1: Pterygium Bst Fix

PTERIGIUM

Definisi

Pterigium adalah lipatan berbentuk sayap pada konjungtiva dan jaringan

fibrovaskular yang telah menginvasi kornea superficial. 3 Kebanyakan pterigium

ditemukan di bagian nasal dan bilateral. 2

Epidemiologi

Pterigium banyak terdapat pada orang dewasa, tetapi dijumpai pula pada anak-

anak, baik laki-laki maupun perempuan. 2 Di Amerika serikat, pasien pterigium lebih

kurang 2% , diatas umur 40 tahun dan meningkat pada kalangan dengan eksposur sinar

ultraviolet yang tinggi. Laki-laki dua kali lebih banyak terkena dibandingkan

perempuan.5

Etiologi

Merupakan fenomena iritatif akibat sinar ultraviolet, pengeringan, dan lingkungan

dengan angin banyak, penuh sinar matahari, debu, atau berpasir. 1

Faktor resiko

Faktor resiko pterigium adalah sebagai berikut

1. Peningkatan paparan cahaya termasuk tinggal di daerah subtropik dan tropis

2. Pada pekerjaan dengan aktifitas di luar ruangan

3. Predisposisi genetik untuk berkembangnya pterigium tampaknya muncul pada

beberapa keluarga5

[1]

Page 2: Pterygium Bst Fix

Patogenesis

Kejadian pterygium sangat berkorelasi erat dengan paparan ultraviolet. Walaupun

kekeringan, inflamasi, dan paparan angin dan debu atau iritan lain dapat juga menjadi

faktor-faktor penyebab lain. Ultraviolet B adalah mutagenik untuk gen supresor tumor

P53 pada stem sel basal limbus. Overekspresi sitokin seperti transforming growth factor

B (TGF-B) dan vascular endothelial growth factor (VEGF) menyebabkan regulasi

kolagenase, migrasi seluler, dan angiogenesis. Perubahan patologi yang terjadi terdiri dari

degenerasi elastoid kolagen, dan munculnya jaringan fibrovaskular sub epitelial. Kornea

menunjukkan kerusakan pada lapisan bowman, biasanya dengan perubahan inflamasi

yang ringan. Epitelium dapat saja normal, tebal, atau tipis dan biasanya menunjukkan

displasia. 3

Diagnosis

Anamnesa:

1. Pasien dengan pterigia muncul dengan berbagai keluhan berkisar dari tidak ada

gejala sampai kemerahan yang tampak jelas, pembengkakan, gatal, iritasi dan

kekaburan pandangan. 5

2. Penderita dengan pterygium biasanya datang untuk pemeriksaan mata lainnya,

seperti kaca mata dan tidak mengeluhkan adanya pterygium; tetapi ada pula yang

datang dengan mengemukakan adanya sesuatu yang tumbuh di atas korneanya.

Keluhan yang dikemukakan tersebut didasarkan rasa khawatir akan adanya

keganasan atau alasan kosmetik. 2

[2]

Page 3: Pterygium Bst Fix

Pemeriksaan fisik:

1. Menunjukkan penebalan, berupa lipatan berbentuk segitiga yang tumbuh menjalar

ke dalam kornea dengan puncak segitiganya di kornea, kaya akan pembuluh darah

yang menuju ke arah puncak pterygium. 2 Umumnya di sisi nasal, secara bilateral.

1,2,4 Pada kornea penjalaran pterygium mengakibatkan kerusakan epitel kornea dan

membran bowman. Pada bentuk dini, perygium sukar dibedakan dengan

pinguecula. Pada bagian puncak pterygium dini terlihat bercak-bercak kelabu

yang dikenal sebagai pulau-pulau Fuchs.2 Garis Stocker (garis yang terpigmentasi

oleh zat besi) dapat terlihat pada pterygium lanjut di kornea. 3

2. Astigmatisma biasanya terjadi pada pterygium lanjut. 3

Pemeriksaan Histopatologik

Pemeriksaan histopatologik menunjukkan kerusakan epitel kornea dan membran

bowman. Terdapat gambaran epitel yang ireguler dan degenerasi hialin dalam

stromanya.2 Kornea menunjukkan kerusakan pada lapisan bowman, biasanya dengan

perubahan inflamasi yang ringan. Lapis bowman kornea diganti oleh jaringan hialin dan

elastis.1 Epitelium dapat saja normal, tebal, atau tipis dan biasanya menunjukkan

displasia. Perubahan patologi yang terjadi terdiri dari degenerasi elastoid kolagen, dan

munculnya jaringan fibrovaskular sub epitelial. 3

Pengobatan

[3]

Page 4: Pterygium Bst Fix

Pengobatan pterygium tergantung keadaan pterygiumnya sendiri. Pada keadaan

dini tidak perlu dilakukan pengobatan. Pada keadaan inflamasi diberikan pengobatan

untuk menekan peradangannya, umumnya dipakai steroid topikal.

Jika pterygium membesar dan meluas sampai ke daerah pupil, lesi harus diangkat

secara bedah bersama sebagian kecil kornea superficial.1 Apabila keadaan pterygium

sudah lanjut, sehingga mulai menganggu, maka dilakukan pembedahan. Pterygium

dikatakan mengganggu dengan alasan kosmetik atau menimbulkan keluhan-keluhan baik

refraktif maupun sering merah.2 Eksisi diindikasikan jika visual aksis terancam atau pada

kasus yang dapat menimbulkan iritasi. 3

Setelah pembedahan ada kemungkinan residif, yaitu pterygium tumbuh lagi. 1,4

Untuk mencegah residif dapat dilakukan penyinaran dengan Strontium yang

mengeluarkan sinar beta.2 Untuk mencegah perkambuhan, khususnya pada orang yang

bekerja di luar, yang bersangkutan harus memakai kacamata pelindung. 1

Eksisi Pterigium 3

Indikasi eksisi pterigium termasuk:

1. Ketidaknyamanan yang persisten

2. Distorsi visual

3. Pertumbuhan tumor yang progresif (lebih dari 3-4 mm) ke sentral kornea atau

visual aksis.

4. Berkurangnya pergerakan bola mata

Teknik-teknik pembedahan: 3

[4]

Page 5: Pterygium Bst Fix

1. Bare Sclera excision

2. Excision with conjunctival closure

3. Exicion with amniotic adjunctive therapies

4. Ocular surface transplantation techniques

Eksisi sederhana menunjukkan rekurensi sekitar 50-80%. Sementara eksisi

dengan autograft limbal/konjungtival atau dengan transplantasi membran amnion akan

mengurang angka rekurensi sekitar 5-15%. 5

Komplikasi 5

1. Mata merah atau iritasi

2. Distorsi atau reduksi pandangan sentral

3. Scarring kronik pada konjungtiva dan kornea

4. Pterigium yang meluas yang mengenai otot ekstra okuler dapat menghambat

pergerakan bola mata dan menyebabkan diplopia.

Komplikasi post-operatif 5

Komplikasi yang paling sering muncul dari pembedahan pterigium adalah

rekurensi post operatif. Eksisi sederhana memiliki rekurensi sekitar 50-80%. Angka

kekambuhan dapat dikurangi sampai 5-15% dengan penggunaan konjungtival atau limbal

autograft atau transplantasi membran amnion saat eksisi.

Komplikasi lain yang dapat muncul post-operatif adalah:

1. Infeksi

[5]

Page 6: Pterygium Bst Fix

2. Reaksi pada bahan jahitan

3. Scarring pada kornea

4. Diplopia

5. Komplikasi yang jarang seperti perforasi bola mata, perdarahan vitreus atau

ablasio retina

Prognosis 5

1. Prognosis kosmetik dan visual setelah eksisi pterigia adalah baik.

2. Pada pasien dengan rekurensi pterigium dapat diterapi dengan pembedahan

dengan eksisi ulang dan grafting dengan autograph konjungtiva dan limbal atau

transplantasi membran amnion.

Diagnosa Banding

1. Pseudopterygium

2. Pinguecula

3. Konjungtiva Squamous Cell Carsinoma2

ILUSTRASI KASUS

Identitas Pasien

[6]

Page 7: Pterygium Bst Fix

Nama : A

Umur : 41 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Negeri Asal : Kerinci

Seorang pasien perempuan umur 41 tahun datang ke poliklinik mata RS. Dr. M.

Djamil Padang tanggal 8 Januari 2009, dengan:

Keluhan utama : Kedua mata terasa perih sejak 6 bulan yang lalu

Riwayat Penyakit Sekarang :

1. Kedua mata terasa perih, berair dan merah yang bertambah parah sejak 6 bulan

yang lalu terutama jika terkena angin

2. Penglihatan tampak seperti berkabut sejak 1 tahun yang lalu, dan pasien

merasakan adanya sensasi benda asing di kedua mata

3. Pasien bekerja sebagai petani yang sering terpapar sinar matahari.

Riwayat penyakit dahulu :

Pasien pernah memakai kaca mata rabun jauh namun, 3 tahun terakhir tidak

pernah dipakai lagi.

Tidak pernah menderita trauma pada kedua mata sebelumnya

Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada keluarga yang menderita kelainan seperti

ini.

Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : Sedang

[7]

Page 8: Pterygium Bst Fix

Kesadaran : Compos Mentis Cooperatif

Tekanan Darah : 120/80 mmHg

Pernafasan : 18 x/menit

Nadi : 87 x/menit

Suhu : afebris

Mata : Status Ophtalmikus

Thorax : Dalam batas normal

Abdomen : Dalam batas normal

Ekstremitas : Dalam batas normal  

Status Oftalmologi

Status Ophtalmikus OD OS

Visus tanpa koreksi 5/60 5/30

Visus dengan koreksi 5/5, S -1,25 5/5, S -1

Refleks fundus (+) (+)

Silia/supersilia Madarosis(-), trikiasis(-) Madarosis(-), trikiasis(-)

Palpebra superior

Palpebra inferior

Udem -, hiperemis –

Udem -, hiperemis -

Udem -, hiperemis –

Udem -, hiperemis -

Aparat lakrimalis Lakrimasi normal Lakrimasi normal

Konjungtiva tarsalis

Konjungtiva fornik

Konjungtiva bulbi

Hiperemis (+), papil (-), folikel (-)

Hiperemis (+), papil (-), folikel (-)

Hiperemis (+), papil (-), folikel (-)

Hiperemis (+), papil (-), folikel (-)

Hiperemis (+), papil (-), folikel (-)

Hiperemis (+), papil (-), folikel (-)

[8]

Page 9: Pterygium Bst Fix

Terdapat massa putih di bagian nasal, meluas ke kornea

berbentuk kerucut dengan puncak di kornea, ukuran 1mm

dari limbus

Terdapat massa putih di bagian nasal, meluas ke kornea

berbentuk kerucut dengan puncak di kornea, ukuran 2mm

dari limbus

Sclera Putih Putih

Kornea Bening, bagian nasal tertutup massa putih, ukuran 1mm dari

limbus

Bening, bagian nasal tertutup massa putih, ukuran 2mm dari

limbus

Kamera okuli anterior Cukup dalam Cukup dalam

Iris Coklat, rugae(+) Coklat, rugae(+)

Pupil Bulat,rf (+/+) Bulat, rf (+/+)

Lensa Terdapat kekeruhan di bagian posterior

Terdapat kekeruhan di bagian posterior

Fundus: - media - papil - pembuluh darah - retina - macula

Dalam Batas Normal Dalam Batas Normal

Tekanan bulbus okuli N(palpasi) N(Palpasi)

Posisi bulbus okuli Orto Orto

Gerakan bulbus okuli Bebas Bebas

Pterigium OD Pterigium OS

[9]

Page 10: Pterygium Bst Fix

Diagnosa kerja : Pterigium ODS

Katarak Sinilis stadium insipien

Anjuran terapi :

Cendo Xytrol 1 tetes 4 kali perhari ODS selama 7 hari

Cendo Lyteers 1 tetes 6 kali perhari ODS selama 7 hari

Nasihat : Hindari pajanan matahari langsung dengan memakai topi atau kacamata.

DAFTAR PUSTAKA

1. Vaughan DG, Asbury T, Eva PR. 2000. Konjungtiva. Dalam Oftamologi umum.

Edisi 14. Jakarta : Widya Medika. Hal 123.

2. Ilyas,Sidharta. 2005. Konjungtiva dan Sklera. Dalam Penuntun Ilmu Penyakit

Mata. 3rd edisi. Jakarta : Balai Penerbit FKUI, hlm : 107-108.

[10]

Page 11: Pterygium Bst Fix

3. American Academy of Ophthalmology. 2008. Clinical Approach to Depositions

and Degenerations of the Conjunctiva, Cornea, and Sclera Chapter 17. In External

Disease and Cornea. Singapore: Lifelong Education Ophthalmologist. pp 366.

4. James, Bruce, Chris Chew, Anthony Brun. 2006. Konjungtiva, Kornea, Sklera.

Dalam Lecture Notes: Oftalmologi. Edisi 9. Jakarta: Erlangga Medical Science.

Hal 66-67.

5. P. Fisher, Jerome, William Trattler. 2008. Pterygium. Diambil dari

http://www.emedicine.com

[11]

Page 12: Pterygium Bst Fix

[12]

Page 13: Pterygium Bst Fix

[13]