ptba.ar2010_010411d

314
Memacu Daya, Meningkatkan Hasil PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT Enhancing Capacity for Higher Output

Upload: kadek-angga-yudhi-aditya

Post on 10-Aug-2015

319 views

Category:

Documents


28 download

TRANSCRIPT

Page 1: PTBA.AR2010_010411D

1PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Memacu Daya, Meningkatkan Hasil

PT BUKIT ASAM (PERSERO) TbkLAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT

Enhancing Capacity for Higher Output

Page 2: PTBA.AR2010_010411D

2 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Mewujudkan VisiMenjadi Perusahaan Tambang Batu BaraUtama

Realizing a Major Coal Mining Company

Page 3: PTBA.AR2010_010411D

1PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

ebagai salah satu perusahaan tambang utama di Indonesia, PTBA kini mewujudkan rencana optimalisasi potensinya dengan membangun infrastruktur untuk menunjang kegiatan produksi maupun transportasi, meningkatkan kapasitas produksi dan mengintegrasikan sistem pengelolaan hasil produksi dengan pemasokan batubara ke konsumen. Pelaksanaan program di tahun 2010 tersebut merupakan bagian dari rencana pengembangan Perseroan di masa mendatang yang kini mulai menunjukkan hasilnya.

S

eing one of Indonesia’s major coal mining companies, PTBA optimizes its potentials by constructing infrastructure to support production and transportation, stepping up production capacity, and integrating production management system with coal supply to consumers. The 2010 program was part of the Company’s expansion plan that has come to fruition.

B

Page 4: PTBA.AR2010_010411D

2 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Biaya Produksi 5,6%Biaya produksi batubara swakelola Perseroan di mulut tambang per ton adalah salah satu yang terendah di Indonesia untuk perusahaan sejenis. Namun demikian Perseroan tetap melakukan berbagai langkah efisiensi operasional, sehingga ditengah kecenderungan peningkatan biaya bahan bakar dan tenaga kerja, berhasil meningkatkan volume produksi dengan biaya per out-put produk yang semakin rendah.

Dengan upaya tersebut Perseroan dapat menurunkan biaya produksi per ton batubara swakelola di mulut tambang sebesar 5,6% dari biaya tahun 2009.

OperasionalYang Semakin Efisien

Production Cost

More Efficient Operations

The Company’s cost of self-managed production per ton at mine mouth is the lowest among similar companies. And yet the Company maintains its operating efficiency drive that has enabled production to increase at reduced output cost, although fuel and labor costs continue escalating.

Hence, the Company successfully cut production cost per ton at mine mouth by 5.6% from the preceding year.

Page 5: PTBA.AR2010_010411D

3PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Total Produksi

Total Penjualan

7,4%

3,7%

Revitalisasi dan optimasi peralatan produksi membuat Perseroan mampu meningkatkan produksi hingga sebesar 7,4%, diiringi dengan keberhasilan perluasan pasar dan kerjasama dengan PTKA dalam upaya meningkatkan kapasitas angkut kereta api, sehingga volume penjualan batubara meningkat 3,0%.

Volume Produksi dan Penjualan Yang Meningkat

Production Total

SalesTotal

Revitalizing and optimizing production equipment boosted production by 7.4% and expanded market through joint operation with PTKA to improve railway loading capacity and resulted in coal sales increase of 3%.

Higher Production and Sales

Page 6: PTBA.AR2010_010411D

4 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Realisasi pengembangan usaha secara terintegrasi kini telah semakin mewujud, yakni; pembangunan PLTU skala kecil dengan bobot pekerjaan telah mencapai 85%, pasar batubara kalori rendah dengan cadangan berlimpah yang semakin terbuka, pengembangan potensi ekonomis dari Coal Bed Methane (CBM) yang telah memasuki tahap persiapan pemboran eksplorasi dan pembangunan jalur KA khusus batubara ke Lampung yang telah sampai pada penanda-tanganan kontrak EPC.

PengembanganUsaha Yang Terintegrasi dan Dinamis

PembangunanPLTU

Power plantconstruction

The result of integrated business development is getting more obvious: the construction of small-scale TPP was 85% completed, wider market for low-calorie coal with abundant reserves was ready, Coal Bed Methane (CBM) project was nearing exploration drilling phase, and EPC contract for constructing coal transporting railway to Lampung was signed.

Integrated and Dynamic Business Development

Page 7: PTBA.AR2010_010411D

5PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Sebagai wujud kepedulian pada upaya pelestarian lingkungan, Perseroan melanjutkan pembangunan TAHURA Tanjung Enim seluas 5.394 HA yang terbagi atas 12 zona. Atas upaya pengelolaan lingkungan tambangnya, PTBA berhasil mempertahankan PROPER HIJAU tingkat Nasional di tahun 2010.

Standar BaruDalam Pengembangan Lingkungan

PROPERHIJAU

Green PROPER

As evidence of its concern for environmental conservation, the Company continued the development of Tanjung Enim Grand Forest Park (TAHURA) measuring 5,394 hectares divided into 12 zones. For its effort to manage the surrounding environment, PTBA retained its National GREEN PROPER award in 2010.

New Standards of Environmental Development

Page 8: PTBA.AR2010_010411D

6 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Sasaran Pengembangan Perusahaan

DIVERSIFIKASI PENDAPATANDiversification of Earnings

PENGEMBANGAN OPERASIONALOperational Development MENINGKATKAN TATA

KELOLACorporate Governance

Development

MENINGKATKAN SUMBER DAYA MANUSIA

Human Resources Development

MENINGKATKAN PENGEMBANGAN

LINGKUNGANEnvironmental DevelopmentBATUBARA KALORI

RENDAHLow Calorie Coal

PEMBANGKIT LISTRIKTENAGA UAP

Thermal Power Plant

COAL BED METHANE (CBM)

TEKNOLOGI INFORMASIInformation Technology

PERALATAN PRODUKSIProduction Equipment

INFRASTRUKTURInfrastructure

Pemanfaatan sebagai bahan bakar PLTU milik sendiri maupun milik IPP lain/PLN.

Menjual listrik kepada PLN.•Memenuhi keperluan daya listrik sendiri.•

Sebagai Bahan •Bakar PLTU.Dijual sebagai BBG• .

Evaluasi dan •penggantian sistem operasional secara berkala.Upgrade• peralatan hardware.

Optimalisasi 5 unit •BWE sistem.Penggantian dan •penambahan armada truk & shovel dengan kapasitas yang lebih besar.

Peningkatan kapasitas bongkar •muat pelabuhan dan stockpile.Bekerja sama dengan KA untuk •meningkatkan kapasitas angkut jaringan yang sudah ada.Membangun jaringan KA khusus •batubara.

Melengkapi seluruh pranata •organisasi.Meningkatkan • best practises penerapan GCG dan evaluasi berkala.

Meningkatkan kompetensi SDM melalui pelatihan dan evaluasi secara berkala.

Pelaksanaan program CSR dan •pengembangan masyarakat. Pelaksanaan revegetasi dan •pembangunan Taman Hutan Raya, secara bertahap di lokasi rencana Zona Penerima.

Menandatangani kontrak penjualan batubara peringkat rendah jangka panjang untuk PLTU milik PLN.

Pembangunan PLTU Unit Tanjung Enim 3 x 10 •MW mencapai 85 %.Penunjukan Kontraktor EPC untuk PLTU •Tarahan 2 x 8 MW. Tahap lelang EPC dan negosiasi tarif listrik •untuk PLTU mulut tambang 2 x 10 MW Peranap. Penunjukkan kontraktor EPC dan renegosiasi •tarif listrik untuk PLTU Banjarsari 2 x 100 MW. Pembebasan Lahan 100% dan transmisi 88%. Ikut serta dalam proses tender IPP PLTU •Mulut Tambang 2 x 300 MW dan 2 x 600 MW di Tanjung Enim, PLTU Mulut Tambang 2x300 MW di Peranap Riau.

Memperoleh proyek •UKL dan UPL.Persiapan •pemboran eksplorasi di Tanjung Enim.

Integrasi sistem •penanganan produk.

Upgrade• perangkat keras.

Merekondisi dan •memindahkan 2 unit BWE dari lokasi TAL ke MTBU.Perawatan rutin 3 •unit BWE lainnya.Memulai program •penambahan APU, terutama truk dan shovel.

Pengembangan • coal handling facility di Tanjung Enim dan di pelabuhan Tarahan.Refurbishment• dermaga di Kertapati.Persiapan fasilitas produksi di •MTBU mencapai 65%.Panandatanganan kontrak •EPC dan presentasi KA khusus Kertapati - Tarahan.HOA pembangunan jalur KA •khusus ke Tanjung Api-api (Sumsel) dengan Adani (India).

Pengesahan • Soft Structure GCG (GCG Code, COC dan Board Manual).Pernyataan kepatuhan seluruh •pegawai dalam penerapan COC GCG.Sosialisasi GCG pada pegawai.•Tahap pembentukan SPP (unit •whistleblower policy).Asesmen oleh pihak independen.•

Melakukan pelatihan SDM yang diikuti •3.439 peserta.Melakukan asesmen terhadap 334 •karyawan dan mempromosikan 45 karyawan. Memperbarui kesepakatan dalam •Kontrak Kerja Bersama dengan wakil SPBA.

Melaksanakan program PKBL.•Melaksanakan program Bina •Wilayah.Memantau lingkungan di tiga lokasi •utama sesuai standar BML.Meningkatkan pemanfaatan sumber •daya air.Revegetasi lahan pascatambang •secara bertahap dan berkelanjutan.

Memanfaatkan nilai ekonomi batubara kalori peringkat rendah sebesar lebih kurang 34% dari cadangan batubara yang selama ini belum dieksploitasi.

Meninigkatkan manfaat nilai ekonomi dari batubara kalori periingkat rendah sebesar kurang lebih 34% dari cadangan batubara yang selama ini belum diproduksi.

Membangun PLTU kecil untuk kebutuhan •sendiri di tiga lokasi.Membangun PLTU ukuran sedang dan besar •untuk dijual ke PLN.

Mengembangkan potensi ekonomi CBM di wilayah konsesi PTBA (Tanjung Enim, Ombilin dan Peranap).

Menjadikan TI sebagai tulang punggung operasional Perseroan.

Meningkatkan produksi swakelola dengan porsi di atas 40%.

Menunjang volume penjualan hingga 82 juta ton/tahun.

Menjadi Good Corporate Citizen. SDM yang memiliki kualitas internasional.

Peningkatan kesejahteraan •masyarakat sekitar.Terpeliharanya lingkungan alam •yang lebih asri..

Company Development Goal

TUJU

AN

OB

JEC

TIVE

PR

OG

RA

M 2

010

2010

PR

OG

RAM

JAN

GK

A P

AN

JAN

GLO

NG

TER

M

Page 9: PTBA.AR2010_010411D

7PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

DIVERSIFIKASI PENDAPATANDiversification of Earnings

PENGEMBANGAN OPERASIONALOperational Development MENINGKATKAN TATA

KELOLACorporate Governance

Development

MENINGKATKAN SUMBER DAYA MANUSIA

Human Resources Development

MENINGKATKAN PENGEMBANGAN

LINGKUNGANEnvironmental DevelopmentBATUBARA KALORI

RENDAHLow Calorie Coal

PEMBANGKIT LISTRIKTENAGA UAP

Thermal Power Plant

COAL BED METHANE (CBM)

TEKNOLOGI INFORMASIInformation Technology

PERALATAN PRODUKSIProduction Equipment

INFRASTRUKTURInfrastructure

Pemanfaatan sebagai bahan bakar PLTU milik sendiri maupun milik IPP lain/PLN.

Menjual listrik kepada PLN.•Memenuhi keperluan daya listrik sendiri.•

Sebagai Bahan •Bakar PLTU.Dijual sebagai BBG• .

Evaluasi dan •penggantian sistem operasional secara berkala.Upgrade• peralatan hardware.

Optimalisasi 5 unit •BWE sistem.Penggantian dan •penambahan armada truk & shovel dengan kapasitas yang lebih besar.

Peningkatan kapasitas bongkar •muat pelabuhan dan stockpile.Bekerja sama dengan KA untuk •meningkatkan kapasitas angkut jaringan yang sudah ada.Membangun jaringan KA khusus •batubara.

Melengkapi seluruh pranata •organisasi.Meningkatkan • best practises penerapan GCG dan evaluasi berkala.

Meningkatkan kompetensi SDM melalui pelatihan dan evaluasi secara berkala.

Pelaksanaan program CSR dan •pengembangan masyarakat. Pelaksanaan revegetasi dan •pembangunan Taman Hutan Raya, secara bertahap di lokasi rencana Zona Penerima.

Menandatangani kontrak penjualan batubara peringkat rendah jangka panjang untuk PLTU milik PLN.

Pembangunan PLTU Unit Tanjung Enim 3 x 10 •MW mencapai 85 %.Penunjukan Kontraktor EPC untuk PLTU •Tarahan 2 x 8 MW. Tahap lelang EPC dan negosiasi tarif listrik •untuk PLTU mulut tambang 2 x 10 MW Peranap. Penunjukkan kontraktor EPC dan renegosiasi •tarif listrik untuk PLTU Banjarsari 2 x 100 MW. Pembebasan Lahan 100% dan transmisi 88%. Ikut serta dalam proses tender IPP PLTU •Mulut Tambang 2 x 300 MW dan 2 x 600 MW di Tanjung Enim, PLTU Mulut Tambang 2x300 MW di Peranap Riau.

Memperoleh proyek •UKL dan UPL.Persiapan •pemboran eksplorasi di Tanjung Enim.

Integrasi sistem •penanganan produk.

Upgrade• perangkat keras.

Merekondisi dan •memindahkan 2 unit BWE dari lokasi TAL ke MTBU.Perawatan rutin 3 •unit BWE lainnya.Memulai program •penambahan APU, terutama truk dan shovel.

Pengembangan • coal handling facility di Tanjung Enim dan di pelabuhan Tarahan.Refurbishment• dermaga di Kertapati.Persiapan fasilitas produksi di •MTBU mencapai 65%.Panandatanganan kontrak •EPC dan presentasi KA khusus Kertapati - Tarahan.HOA pembangunan jalur KA •khusus ke Tanjung Api-api (Sumsel) dengan Adani (India).

Pengesahan • Soft Structure GCG (GCG Code, COC dan Board Manual).Pernyataan kepatuhan seluruh •pegawai dalam penerapan COC GCG.Sosialisasi GCG pada pegawai.•Tahap pembentukan SPP (unit •whistleblower policy).Asesmen oleh pihak independen.•

Melakukan pelatihan SDM yang diikuti •3.439 peserta.Melakukan asesmen terhadap 334 •karyawan dan mempromosikan 45 karyawan. Memperbarui kesepakatan dalam •Kontrak Kerja Bersama dengan wakil SPBA.

Melaksanakan program PKBL.•Melaksanakan program Bina •Wilayah.Memantau lingkungan di tiga lokasi •utama sesuai standar BML.Meningkatkan pemanfaatan sumber •daya air.Revegetasi lahan pascatambang •secara bertahap dan berkelanjutan.

Memanfaatkan nilai ekonomi batubara kalori peringkat rendah sebesar lebih kurang 34% dari cadangan batubara yang selama ini belum dieksploitasi.

Meninigkatkan manfaat nilai ekonomi dari batubara kalori periingkat rendah sebesar kurang lebih 34% dari cadangan batubara yang selama ini belum diproduksi.

Membangun PLTU kecil untuk kebutuhan •sendiri di tiga lokasi.Membangun PLTU ukuran sedang dan besar •untuk dijual ke PLN.

Mengembangkan potensi ekonomi CBM di wilayah konsesi PTBA (Tanjung Enim, Ombilin dan Peranap).

Menjadikan TI sebagai tulang punggung operasional Perseroan.

Meningkatkan produksi swakelola dengan porsi di atas 40%.

Menunjang volume penjualan hingga 82 juta ton/tahun.

Menjadi Good Corporate Citizen. SDM yang memiliki kualitas internasional.

Peningkatan kesejahteraan •masyarakat sekitar.Terpeliharanya lingkungan alam •yang lebih asri..

Page 10: PTBA.AR2010_010411D

8 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Ikhtisar KeuanganFinancial Highlights

IKHTISAR UTAMAMain Highlights

NERACA (Dalam juta Rp) 2010 2009 2008 2007* 2006 BALANCE SHEET (In million Rp)

ASET ASSETSKas dan setara kas 5.054.075 4.709.104 3.041.720 2.222.819 1.295.035 Cash and cash equivalents Piutang usaha (bersih) 997.178 1.505.459 1.376.624 560.508 774.159 Trade receivables, net Persediaan (bersih) 423.678 409.901 420.04 271.482 261.249 Inventories, net Aset lancar lainnya (bersih) 171.022 158.927 111.133 25.541 17.318 Other current assets, net Aset lancar 6.645.953 6.783.391 4.949.517 3.080.350 2.347.761 Current Assets Taksiran Klaim atas Kelebihan Pembayaran Pajak - - - - 1.519 Estimated claims for tax refundInvestasi pada perusahaan asosiasi 266.979 122.62 125.972 83.019 1.519 Investments in associated Properti pertambangan (bersih) 187.542 199.063 199.063 - 1.025 Mining properties, net Aset tetap (bersih) 921.005 446.754 383.932 360.571 403.254 Fixed assets, net Aset tidak lancar lainnya (bersih) 701.220 526.750 447.908 455.241 355.2 Other non-current assets, net Aset tidak lancar 2.076.746 1.295.187 1.156.875 898.831 759.973 Non Current Assets Jumlah aset 8.722.699 8.078.578 6.106.392 3.979.181 3.107.734 Total Assets KEWAJIBAN DAN EKUITAS LIABILITIES AND EQUITY Hutang usaha 73.156 58.097 69.19 99.137 16.545 Trade payables Biaya yang masih harus dibayar 748.235 789.369 644.152 293.352 310.539 Accrued Expenses Hutang pajak 198.836 431.23 562.661 188.055 64.998 Taxes Payable Kewajiban lancar lainnya 128.501 102.212 76.987 163.87 39.451 Othar Cerrets Liabilities Kewajiban lancar 1.147.728 1.380.908 1.352.990 744.414 431.533 Total Currets Liabilities Penyisihan manfaat pensiun dan kesejahteraan karyawan 959.072 759.792 553.779 447.347 292.95 Provision for retirement and employee benefits Penyisihan beban pengelolaan lingkungan hidup setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun

174.343 151.266 120.848 99.765 75.127 Provision for environmental protection reclamation and mine closure

Kewajiban jangka panjang lainnya 308 774 1.116 - 483 Other long term liabilities Kewajiban tidak lancar 1.133.723 911.832 675.743 547.112 368.56 Total Non Currets Liabilities Jumlah kewajiban 2.281.451 2.292.740 2.028.733 1.291.526 800.093 Total Liabilities Hak minoritas 74.512 84.466 79.527 12.154 12.181 Minority Interest Jumlah ekuitas 6.366.736 5.701.372 3.998.132 2.675.501 2.295.460 Total Jumlah kewajiban dan ekuitas 8.722.699 8.078.578 6.106.392 3.979.181 3.107.734 Total Liabilities And Equity Modal kerja bersih 5.498.225 5.402.483 3.596.527 2.335.936 1.916.228 Net - Working Capital

PERHITUNGAN LABA RUGI (Dalam juta Rp, kecuali laba bersih per saham)

INCOME STATEMENTS(In million Rp, except earnings per share)

Penjualan 7.909.154 8.947.854 7.216.228 4.123.855 3.533.480 Sales Harga pokok penjualan (4.258.988) (4.104.301) (3.686.136) (2.501.030) (2.198.407) Cost of sales Laba kotor 3.650.166 4.843.553 3.530.092 1.622.825 1.335.073 Gross profit Beban usaha (1.346.008) (1.295.238) (1.036.150) (725.841) (678.297) Operating expenses Laba usaha 2.304.158 3.548.315 2.493.942 896.984 656.776 Operating income Pendapatan lain-lain (bersih) 301.057 217.039 56.687 114.514 12.174 Other income (net) Bagian (rugi)/laba bersih dari perusahaan asosiasi (5.565) (3.352) 1.043 (1.936) - Share in net (loss)/income of associateLaba sebelum pajak penghasilan 2.599.650 3.762.002 2.551.672 1.009.562 668.95 Profit before income tax Pajak penghasilan (600.713) (1.032.675) (837.055) (282.75) (180.771) Income tax expense Hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan 9.954 (1.593) (6.846) (601) (2.509) Minority interest in net income of subsidiaries Laba bersih 2.008.891 2.727.734 1.707.771 726.211 485.67 Net income

Jumlah saham beredar (juta lembar) 2.304 2.304 2.304 2.304 2.304 Number of share (in million share) Laba bersih per saham 872 1.184 741 315 211 Earning per share Harga pasar saham terhadap laba bersih per saham 26 15 9 38 17 Price earning ratio EBITDA 2.669.063 3.844.559 2.622.156 1.082.001 738.451 EBITDAPengeluaran usaha** ??? 5.315.389 4.644.957 3.153.831 2.803.970 Operating expenditures**

RASIO-RASIO (Dalam %) RATIOS (In percentage)

RASIO PERTUMBUHAN GROWTH RATIOPenjualan (11,6) 24,0 75,0 16,7 17,8 Sales Laba kotor (24,6) 37,2 117,5 21,6 15,2 Gross profit Laba usaha (35,1) 42,3 178,0 36,6 17,1 Operating income Laba bersih (26,4) 59,7 135,2 49,5 4,0 Net income Laba bersih per saham (26,4) 59,8 135,3 49,3 0,5 Earning per share RASIO USAHA OPERATIONAL RATIO Laba kotor terhadap penjualan 46,2 54,1 48,9 39,4 37,8 Gross profit to sales Laba usaha terhadap penjualan 29,1 39,7 34,6 21,8 18,6 Operating income to sales Laba bersih terhadap penjualan 25,4 30,5 23,7 17,6 13,7 Net income to sales Laba kotor terhadap jumlah ekuitas 57,3 85,0 88,3 60,7 58,2 Gross profit to equity Laba usaha terhadap jumlah ekuitas 36,2 62,2 62,4 33,5 28,6 Operating income to equity Laba bersih terhadap jumlah ekuitas 31,6 47,8 42,7 27,1 21,2 Net income to equity Laba kotor terhadap jumlah aset 41,8 60,0 57,8 40,8 43,0 Gross profit to total assets Laba usaha terhadap jumlah aset 26,4 43,9 40,8 22,5 21,1 Operating income to total assets Laba bersih terhadap jumlah aset 23,0 33,8 28,0 18,3 15,6 Net income to total assets RASIO KEUANGAN FINANCIAL RATIO Aset lancar terhadap kewajiban lancar 616,1 491,2 365,7 413,8 544,1 Current assets to currents liabilities Jumlah kewajiban terhadap jumlah aset 26,2 28,4 33,2 32,5 25,7 Total liabilities to total assets Jumlah kewajiban terhadap jumlah ekuitas 35,9 40,2 50,8 48,3 34,9 Total liabilities to total equity

PENGELUARAN MODAL (Dalam juta Rp) CAPITAL EXPENDITURES (In million Rp)

Rutin 62.133 46.925 48.584 24.341 26.838 RoutinePengembangan 548.423 81.385 362.918 170.59 71.019 Development Jumlah pengeluaran modal 610.556 128.310 411.502 194.931 97.857 Total capital expenditures

* Disajikan kembali** Harga Pokok Penjualan + Beban Usaha - Depresiasi dan Amortisasi

* As restated** Cost of Sales + Operating Expenses - Depreciation and Amortization

Page 11: PTBA.AR2010_010411D

9PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

NERACA (Dalam juta Rp) 2010 2009 2008 2007* 2006 BALANCE SHEET (In million Rp)

ASET ASSETSKas dan setara kas 5.054.075 4.709.104 3.041.720 2.222.819 1.295.035 Cash and cash equivalents Piutang usaha (bersih) 997.178 1.505.459 1.376.624 560.508 774.159 Trade receivables, net Persediaan (bersih) 423.678 409.901 420.04 271.482 261.249 Inventories, net Aset lancar lainnya (bersih) 171.022 158.927 111.133 25.541 17.318 Other current assets, net Aset lancar 6.645.953 6.783.391 4.949.517 3.080.350 2.347.761 Current Assets Taksiran Klaim atas Kelebihan Pembayaran Pajak - - - - 1.519 Estimated claims for tax refundInvestasi pada perusahaan asosiasi 266.979 122.62 125.972 83.019 1.519 Investments in associated Properti pertambangan (bersih) 187.542 199.063 199.063 - 1.025 Mining properties, net Aset tetap (bersih) 921.005 446.754 383.932 360.571 403.254 Fixed assets, net Aset tidak lancar lainnya (bersih) 701.220 526.750 447.908 455.241 355.2 Other non-current assets, net Aset tidak lancar 2.076.746 1.295.187 1.156.875 898.831 759.973 Non Current Assets Jumlah aset 8.722.699 8.078.578 6.106.392 3.979.181 3.107.734 Total Assets KEWAJIBAN DAN EKUITAS LIABILITIES AND EQUITY Hutang usaha 73.156 58.097 69.19 99.137 16.545 Trade payables Biaya yang masih harus dibayar 748.235 789.369 644.152 293.352 310.539 Accrued Expenses Hutang pajak 198.836 431.23 562.661 188.055 64.998 Taxes Payable Kewajiban lancar lainnya 128.501 102.212 76.987 163.87 39.451 Othar Cerrets Liabilities Kewajiban lancar 1.147.728 1.380.908 1.352.990 744.414 431.533 Total Currets Liabilities Penyisihan manfaat pensiun dan kesejahteraan karyawan 959.072 759.792 553.779 447.347 292.95 Provision for retirement and employee benefits Penyisihan beban pengelolaan lingkungan hidup setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun

174.343 151.266 120.848 99.765 75.127 Provision for environmental protection reclamation and mine closure

Kewajiban jangka panjang lainnya 308 774 1.116 - 483 Other long term liabilities Kewajiban tidak lancar 1.133.723 911.832 675.743 547.112 368.56 Total Non Currets Liabilities Jumlah kewajiban 2.281.451 2.292.740 2.028.733 1.291.526 800.093 Total Liabilities Hak minoritas 74.512 84.466 79.527 12.154 12.181 Minority Interest Jumlah ekuitas 6.366.736 5.701.372 3.998.132 2.675.501 2.295.460 Total Jumlah kewajiban dan ekuitas 8.722.699 8.078.578 6.106.392 3.979.181 3.107.734 Total Liabilities And Equity Modal kerja bersih 5.498.225 5.402.483 3.596.527 2.335.936 1.916.228 Net - Working Capital

PERHITUNGAN LABA RUGI (Dalam juta Rp, kecuali laba bersih per saham)

INCOME STATEMENTS(In million Rp, except earnings per share)

Penjualan 7.909.154 8.947.854 7.216.228 4.123.855 3.533.480 Sales Harga pokok penjualan (4.258.988) (4.104.301) (3.686.136) (2.501.030) (2.198.407) Cost of sales Laba kotor 3.650.166 4.843.553 3.530.092 1.622.825 1.335.073 Gross profit Beban usaha (1.346.008) (1.295.238) (1.036.150) (725.841) (678.297) Operating expenses Laba usaha 2.304.158 3.548.315 2.493.942 896.984 656.776 Operating income Pendapatan lain-lain (bersih) 301.057 217.039 56.687 114.514 12.174 Other income (net) Bagian (rugi)/laba bersih dari perusahaan asosiasi (5.565) (3.352) 1.043 (1.936) - Share in net (loss)/income of associateLaba sebelum pajak penghasilan 2.599.650 3.762.002 2.551.672 1.009.562 668.95 Profit before income tax Pajak penghasilan (600.713) (1.032.675) (837.055) (282.75) (180.771) Income tax expense Hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan 9.954 (1.593) (6.846) (601) (2.509) Minority interest in net income of subsidiaries Laba bersih 2.008.891 2.727.734 1.707.771 726.211 485.67 Net income

Jumlah saham beredar (juta lembar) 2.304 2.304 2.304 2.304 2.304 Number of share (in million share) Laba bersih per saham 872 1.184 741 315 211 Earning per share Harga pasar saham terhadap laba bersih per saham 26 15 9 38 17 Price earning ratio EBITDA 2.669.063 3.844.559 2.622.156 1.082.001 738.451 EBITDAPengeluaran usaha** ??? 5.315.389 4.644.957 3.153.831 2.803.970 Operating expenditures**

RASIO-RASIO (Dalam %) RATIOS (In percentage)

RASIO PERTUMBUHAN GROWTH RATIOPenjualan (11,6) 24,0 75,0 16,7 17,8 Sales Laba kotor (24,6) 37,2 117,5 21,6 15,2 Gross profit Laba usaha (35,1) 42,3 178,0 36,6 17,1 Operating income Laba bersih (26,4) 59,7 135,2 49,5 4,0 Net income Laba bersih per saham (26,4) 59,8 135,3 49,3 0,5 Earning per share RASIO USAHA OPERATIONAL RATIO Laba kotor terhadap penjualan 46,2 54,1 48,9 39,4 37,8 Gross profit to sales Laba usaha terhadap penjualan 29,1 39,7 34,6 21,8 18,6 Operating income to sales Laba bersih terhadap penjualan 25,4 30,5 23,7 17,6 13,7 Net income to sales Laba kotor terhadap jumlah ekuitas 57,3 85,0 88,3 60,7 58,2 Gross profit to equity Laba usaha terhadap jumlah ekuitas 36,2 62,2 62,4 33,5 28,6 Operating income to equity Laba bersih terhadap jumlah ekuitas 31,6 47,8 42,7 27,1 21,2 Net income to equity Laba kotor terhadap jumlah aset 41,8 60,0 57,8 40,8 43,0 Gross profit to total assets Laba usaha terhadap jumlah aset 26,4 43,9 40,8 22,5 21,1 Operating income to total assets Laba bersih terhadap jumlah aset 23,0 33,8 28,0 18,3 15,6 Net income to total assets RASIO KEUANGAN FINANCIAL RATIO Aset lancar terhadap kewajiban lancar 616,1 491,2 365,7 413,8 544,1 Current assets to currents liabilities Jumlah kewajiban terhadap jumlah aset 26,2 28,4 33,2 32,5 25,7 Total liabilities to total assets Jumlah kewajiban terhadap jumlah ekuitas 35,9 40,2 50,8 48,3 34,9 Total liabilities to total equity

PENGELUARAN MODAL (Dalam juta Rp) CAPITAL EXPENDITURES (In million Rp)

Rutin 62.133 46.925 48.584 24.341 26.838 RoutinePengembangan 548.423 81.385 362.918 170.59 71.019 Development Jumlah pengeluaran modal 610.556 128.310 411.502 194.931 97.857 Total capital expenditures

* Disajikan kembali** Harga Pokok Penjualan + Beban Usaha - Depresiasi dan Amortisasi

* As restated** Cost of Sales + Operating Expenses - Depreciation and Amortization

Page 12: PTBA.AR2010_010411D

10 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

8.078,6

6.106,8

3.979,23.107,7

8.722,7 8.947,9

7.216,2

4.123,93.533,5

7.909,2

3.548,3

2.493,9

897,0656,8

2.304,2

Aset (Rp miliar) Penjualan (Rp miliar) Laba Usaha (Rp miliar)Operating Income (Billion Rp)

06 07 08 09 10 06 07 08 09 1006 07 08 09 10

2.727,7

1.707,8

726,2485,7

2.008,9

Laba Bersih (Rp miliar)

06 07 08 09 10

3.844,0

2.622.0

1.082,0738,0

2.669,1

EBITDA (Rp miliar)

06 07 08 09 10

1.184

741

315211

872

Laba Bersih per Saham (Rp)

06 07 08 09 10

371

165105101

533

Dividen per Saham (Rp)

06 07 08 09 10

Meningkatkan efisiensi seraya fokus pada pengembangan usaha untuk memberi nilai yang lebih tinggi.

IKHTISAR UTAMAMain Highlights

Page 13: PTBA.AR2010_010411D

11PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Ikhtisar OperasiOperational Highlights

PRODUKSI (dalam ton) 2010 2009 2008 2007 2006 PRODUCTION (in tons)

Unit Pertambangan Tanjung Enim (UPT) Tanjung Enim Mining Unit (UPT)

• Air Laya 6.131.218 5.280.781 5.180.968 4.487.258 4.147.840 • Air Laya

• Muara Tiga Besar Utara 3.144.728 2.630.150 2.478.649 1.637.588 1.300.161 • Muara Tiga Besar Utara

• Muara Tiga Besar Selatan - - - 508.501 784.472 • Muara Tiga Besar Selatan

• Banko Barat 2.595.850 2.846.546 2.426.892 1.920.429 2.165.511 • Banko Barat

Jumlah Produksi UPT 11.871.796 10.757.477 10.086.509 8.553.776 8.397.984 UPT Total Production

Unit Pertambangan Ombilin (UPO) 5.620 1.770 5.109 1.251 1.683 Ombilin Mining Unit (UPO)

PT Batubara Bukit Kendi 76.971 783.243 712.199 722.586 840.843 PT Batubara Bukit Kendi

PT Internasional Prima Coal 507.558 57.912 - - - PT Internasional Prima Coal

Jumlah Produksi 12.461.945 11.600.402 10.803.817 9.277.613 9.240.510 Total Production

PEMBELIAN (dalam ton) PURCHASES (in tons)

• PT Bukit Asam Prima 511.792 574.783 1.169.708 391.209 - • PT Bukit Asam Prima

• PT Bukit Asam (Persero) Tbk 8.049 - 366.294 880.013 400.114 • PT Bukit Asam (Persero) Tbk

Jumlah Pembelian 560.388 574.783 1.536.002 1.271.522 400.114 Total Purchase

Jumlah Produksi & Pembelian 13.022.333 12.175.185 12.339.819 10.548.835 9.240.510 Total Production & Purchase

ANGKUTAN KERETA API (dalam ton) RAILWAY TRANSPORTATION (in tons)

Tanjung Enim Ke Tarahan 8.712.100 8.498.150 8.388.400 6.310.400 6.606.450 Tanjung Enim to Tarahan

Tanjung Enim ke Kertapati 2.050.940 1.956.430 1.900.030 1.695.690 1.665.870 Tanjung Enim to Kertapati

Jumlah Angkutan 10.763.640 10.454.580 10.288.430 8.006.090 8.272.320 Total Transportation

PENJUALAN (dalam ton) SALES (in tons)

Domestik 8.228.014 8.068.424 8.321.310 6.897.657 6.750.884 Domestic

Ekspor 4.722.552 4.416.312 4.476.612 3.955.077 3.165.012 Export

Jumlah Penjualan 12.950.566 12.484.736 12.797.922 10.852.734 9.915.896 Total Sales

Page 14: PTBA.AR2010_010411D

12 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Penghargaan dan SertifikasiAward and Certifications

Januari November

Desember

Mei

Juli

Agustus

September

January November

December

May

July

August

September

IKHTISAR UTAMAMain Highlights

The Best Company Of The Year dalam International Good Company Award. The Best Company of the Year in International Good Company Award presentation.

PROPER HIJAU tingkat Nasional dari Kementrian Lingkungan Hidup.National GREEN PROPER Award from Ministry of Environment.

Predikat Terpercaya dalam GCG Award yang diselenggarakan oleh The Indonesian Institute for Corporate Governance & Majalah Swa.The Most Trusted Company in GCG Award organized by The Indonesian Institute for Corporate Governance & SWA Magazine.

Peringkat 2 dengan Kategori Perusahaan Pertambangan, dalam acara Investor Award.2nd Rank in Mining Companies category in Investor Award presentation.

The Best Role of Stakeholder dalam IICD Award Corporate Governance Award 2010 dari Majalah Investor.The Best Role of Stakeholder in IICD Corporate Governance Award 2010 from Investor Magazine.

Peringkat ke 1 Finance Performance; Peringkat ke 3 Operation Management; dan Peringkat ke 3 GCG Implemention dalam Acara Business Review Award.1st Rank Finance Performance, 3rd Rank Operations Management; and 3rd Rank GCG Implementation in Business Review Award presentation.

Rangking 3 Annual Report Award 2009 kategori Non Keuangan Listed Company.3rd Rank 2009 Annual Report Award (non-financial listed company).

Predikat Aditama untuk Lingkungan dari Kementrian ESDM.Aditama Predicate for Environment from EMR Ministry.

The Best Performing Listed Company 2010 dari Majalah Investor.The Best Performing Listed Company 2010 by Investor Magazine version.

The Best Public Companies based on WAI dari Indonesia’s Best Wealth creators 2010 (Wealth added Index) Method Indonesia. Stern Steward & co and Swa.The Best Public Company from Indonesia’s Best Wealth Creators 2010 (Wealth Added Index) Method Indonesia, Stern Steward & Co. and SWA Magazine

3rd Best Website dalam acara BUMN Award.3rd Best Website in BUMN Award presentation.

Page 15: PTBA.AR2010_010411D

13PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Piagam dan Trofi PenghargaanSertificate and Trophy Awards

BUSINESS REVIEW AWARD

3rd BEST WEBSITE BUMN AWARD

2nd BEST SUSTAINABILITY REPORTING CORPORATE GOVERNANCE AWARD SWA 100 : BEST WELATH CREATORS

AEI & BEI CHARITY GOLF TOURNAMENT

ADITAMA ANNUAL REPORT AWARD

Page 16: PTBA.AR2010_010411D

14 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

10

Juni June

Peristiwa Penting 20102010 Significant Event

23

23

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara PTBA dan PT Pupuk Sriwidjaja (Persero) tentang Pengembangan Gasifikasi Batubara dan Pemanfaatan Gas Hasilnya sebagai Bahan Baku dan Bahan Bakar di Pabrik PT Pupuk Sriwidjaja (Persero).

Penandatanganan Engineering Procurement Construction (EPC) dan Operation & Maintenance (O&M) antara PT Bukit Asam Transpacific Railway (anak perusahaan PTBA) dan China Railway Group Limited di Beijing untuk Proyek Pembangunan Angkutan Kereta Api dan Pelabuhan Batubara dengan panjang jalur sekitar 307 KM dan kapasitas angkut 27 juta ton per tahun.

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Tahun Buku 2010, dengan salah satu keputusan Utama Perubahan Anggaran Dasar Perseroan.

Penandatanganan Nota Kesepahaman/MOU antara PTBA dan PLN tentang pasokan batubara kalori peringkat rendah ke PLTU milik PLN.

Februari

Maret

April

February

March

April

IKHTISAR UTAMAMain Highlights

21

Signing Engineering Procurement Construction (EPC) and Operation & Maintenance (O&M) Agreements between PT Bukit Asam Transpacific Railway (subsidiary of PTBA) and China Railway Group Limited in Beijing for Railway and Coal Port Development Project, length 307 Km and capacity 27 million tons per annum.

Annual General Meeting of Shareholders, one of the resolutions was to amend the Articles of Association.

Signing Memorandum of Understanding between PTBA and PT PLN to supply low-calorie coal to PLN TPP.

Signing Memorandum of Understanding between PTBA and PT Pupuk Sriwidjaja (Persero) on Coal Gasification and Resultant Gas Usage as Raw Material and Fuel in PT Pupuk Sriwidjaja (Persero) factory.

Page 17: PTBA.AR2010_010411D

15PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

1

3

Desember December

25

15

Penandatanganan Head of Agreement (HOA) antara PTBA, PT Adani Global dan Pemprop Sumatera Selatan tentang Angkutan Batubara.

Mempertahankan peringkat PROPER HIJAU tingkat Nasional.

PTBA membagikan Dividen Interim Tahun Buku 2010.

Penandatanganan Amandemen Kontrak EPC PLTU mulut tambang Banjarsari 2 x 100 MW.

Agustus

November

August

November

Retaining National GREEN PROPER Award.

Signing Head of Agreement (HOA) among PTBA, PT Adani Global and South Sumatera Provincial Administration regarding coal transportation.

Paying interim dividend for accounting year 2010.

Signing Amendment to EPC Contract for Banjarsari mine mouth 2x100MW TPP.

Page 18: PTBA.AR2010_010411D

16 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Daftar IsiTable of Contents

2 SEKILAS KINERJA PTBAPTBA Performance Highlights

5 IKHTISAR UTAMAMain Highlihts

6 Ikhtisar KeuanganFinancial Highlights

6 Ikhtisar OperasiOperational Highlights

9 Penghargaan Dan SertifikasiAward And Sertification

10 Peristiwa Penting 20102010 Significant Event

12 DAFTAR ISITable of Contents

13 INFORMASI PERSEROANCorporate Information

45 Visi dan MisiVisi and Mission

46 Riwayat SingkatBrief History

47 Kegiatan UsahaBusiness Activity

47 Lokasi Operasi PerseroanOperational Location

49 Sumber Daya dan Cadangan BatubaraCoal Resources and Resources

50 Produk BatubaraCoal Products

54 Alamat KantorOffice Address

55 Anak Perusahaan dan Perusahaan AsosiasiSubsidiaries and Associated Companies

60 Struktur OrganisasiOrganization Structure

64 INFORMASI BAGI INVESTORInvestors Information

64 Kondisi Pasar ModalCapital Market Condition

64 Kronologis Pencatatan Saham PTBACorporate Share ...

67 Kinerja Saham PtbaFinancial Highlights

23 Daftar Pemegang SahamShareholders

23 Kebijakan DividenDividend Policy

46 NeracaLorem

47 Perhitungan Laba RugiLorem ipsum

47 Arus Kasorem ipsum

49 Rasio-rasio KeuanganLorem ipsum

50 Kebijakan Permodalan dan Modal Kerja BersihLorem ipsum dolor

54 Realisasi Belanja ModalLorem ipsum

55 Strategi Bisnis di Tahun 20112011 Business Strategy

60 Informasi-informasi MaterialMaterial Information

64 Perjanjian-perjanjian PentingLorem ipsum

45 LAPORAN MANAJEMENManagement Report

56 Laporan Komisaris utamaReport from The President Commissioner

45 Laporan Direktur UtamaReport from the President Director

69 LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONALOperational Management Report

45 Rencana StrategisStrategic Plan

45 Pengembangan UsahaBusiness Development

45 Risiko dan Manajemen RisikoRisk and Risk Management

78

Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Perlindungan Lingkungan (K3LL)Health and Work Safety and Environmental Conservation

89

Laporan Pelaksanaan Reklamasi dan RehabilitasiImplementation Report of Reclamation and Rehabilitation

123 Pengembangan Teknologi InformasiInformation Technology Development

233 Pengembangan Sumber Daya ManusiaHuman Resource Development

157 PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMENManagement Discussion and Analysis

122 Kondisi Umum dan Prospek UsahaGeneral Condition and Business Prospects

122 Kondisi umum perekonomian global dan IndonesiaLorem ipsum dolor sit amet

122 Prospek permintaan batubaraCoal Demand Prospects

133 Laporan Kinerja UsahaBusiness Performance Report

119 Segmen BatubaraLorem ipsum

111 Segmen BriketLorem ispum

111 Tinjauan Kinerja KeuanganFinancial Review

16

Page 19: PTBA.AR2010_010411D

17PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

64 Transaksi Benturan KepentinganLorem ipsum

67 Transaksi MaterialLorem ipsum

23 Program Penjualan Kembali Saham PerseroanLorem ipsum dolor

23 Akuisisilorem ipsm

25 Pendirian Anak PerusahaanLorem ipsum

35 Transaksi dengan pihak yang memiliki hubungan istimewaLorem ipsum dolor sit amet

34 Reklasifikasi AkunLorem ipsum

122Kejadian Luar Biasa dan Informasi Setelah Tanggal NeracaSignificant and Subsequent Events

122Perubahan perundang-undangan dan peraturan pemerintahLorem ipsum dolor sit amet

123 Perubahan Kebijakan AkuntansiLorem ipsum

111 Kejadian setelah tanggal neracaLorem ipsum dolor sit

157 LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAANCorporate Governance Report

122 Laporan Pelaksanaan Tata KelolaImplementation of Corporate Governance

123 Tujuan PenerapanLorem ipsum

123 Assesment Praktek GCGLorem ipsum

123 Panduan dan Struktur Tata KelolaLorem ipsum

6 RUPSLorem ipsum

45Hubungan serta Koordinasi Dewan Komisaris dan DireksiLorem ipsum

55 Dewan KomisarisBoard of Commissioner

60 DireksiBoard of Director

122 Komite-komite dan Laporan KomiteCommittee and Committee Report

122 Sekretaris PerusahaanCorporate Secretary

122 Sistem Pengawasan dan Pengendalian InternalInternal Audit and Control System

122 Kode Etika BerperilakuCode of Conduct

122 Pelaksanaan Prinsip-prinsip Dasar GCGImplementation of GCG Basic Principles

122 Perkara Hukum dan Lain-lainLorem ipsum

69LAPORAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAANCorporate Social Resposibilities

45 PengantarStrategic Plan

45 Program Kemitraan dan Bina LIngkunganBusiness Development

45 Pengelolaan Pelestarian LingkunganRisk and Risk Management

78

Pemenuhan Hak-hak Karyawan dan Penghargaan terhadap Hak Azasi ManusiaHealth and Work Safety and Environmental Conservation

89

Kesehatan dan Keselamatan Kerja serta LingkunganImplementation Report of Reclamation and Rehabilitation

123Komitmen terhadap Kualitas Produk dan Perlindungan PelangganInformation Technology Development

233

Hubungan Harmonis dengan Masyarakat berlandaskan Prinsip-prinsip Tata Kelola yang BaikHarmonious Relationship with The Community Based on Good Corporate Governance Principles

157 DATA PERSEROANCorporate Data

123 Profil Dewan KomisarisInformation Technology Development

123 Profil DireksiInformation Technology Development

123 Profil Komite-komiteInformation Technology Development

123 Profil Sekretaris PerusahaanInformation Technology Development

123 Profil Kepala Audit InternalInformation Technology Development

123 Surat Pernyataan Dewan Komisaris dan DireksiInformation Technology Development

290Referensi Silang Daftar Isi Dengan Peraturan Bapepam LK.Information Technology Development

300 LAPORAN KEUANGAN AUDITANFinancial Statements

17

Page 20: PTBA.AR2010_010411D

18 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Page 21: PTBA.AR2010_010411D

19PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Corporate Information

Informasi Perseroan

90.702

7,3

2,0

hektar

miliar ton

miliar ton

Luas seluruh wilayah kuasa pertambangan Perseroan

Total Sumber Daya batubara perseroan

Total cadangan tertambang perseroan

Total Company’s Mining concession area

Total coal resources

Total mineable resources

hectares

billion tons

billion tons

19PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Page 22: PTBA.AR2010_010411D

20 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

VISI VISION

STRATEGY

MISSION

STRATEGI

MISI

Menjadi Perusahaan energi berbasis batubara yang ramah lingkungan

Perusahaan energi berbasis batubara yang ramah lingkungan dan terkemuka di Indonesia yang menerapkan Enam Langkah Strategis:

Fokus pada pertumbuhan produksi/penjualan 1. batubaraFokus pada proyek-proyek dengan skala kesiapan 12. Restrukturisasi korporasi3. Meningkatkan kompetensi dan regenerasi SDM 4. serta meningkatkan budaya korporasi yang mengutamakan kinerjaMeningkatkan sistem remunerasi yang berdasarkan 5. kinerja (performance based reward)Meningkatkan peringkat kinerja penataan 6. pengelolaan lingkungan

Indonesia’s leading environmentally friendly coal-based energy company that adopts Six Strategic Steps:

Focus on the growth of coal production/sales 1. Focus on projects with readiness scale 12. Corporate restructuring 3. Boost human resource competence and regeneration 4. as well as promote a performance-based corporate culture Improve remuneration system based on performance-5. based rewardPromote performance rating in environmental 6. management

Fokus kepada core competency dan pertumbuhan • yang berkesinambunganMemberikan tingkat pengembalian yang optimal • kepada pemegang sahamMeningkatkan budaya korporasi yang • mengutamakan kinerjaMemberikan kontribusi pengembangan ekonomi • nasionalMemberikan kontribusi yang maksimal dalam • meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan.

Focus on core competency and sustainable • growth Optimize shareholders’ return • Promote a performance-based corporate culture • Contribute to national economic development • Contribute to the improvement of community • welfare and the preservation of environment

To become an environmentally friendly coal-based energy company

20INFORMASI PERUSAHAANCorporate Information20

Page 23: PTBA.AR2010_010411D

21PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

RIWAYAT SINGKATSejarah pertambangan batubara di Tanjung Enim dimulai sejak zaman kolonial Belanda tahun 1919 dengan menggunakan metode penambangan terbuka (open pit mining) di wilayah operasi pertama, yaitu di Tambang Air Laya.

Selanjutnya mulai 1923 beroperasi dengan metode penambangan bawah tanah (underground mining) hingga 1940, sedangkan produksi untuk kepentingan komersial dimulai pada 1938.

Seiring dengan berakhirnya kekuasaan kolonial Belanda di tanah air, para karyawan Indonesia kemudian berjuang menuntut perubahan status tambang menjadi pertambangan nasional. Pada 1950, Pemerintah RI kemudian mengesahkan pembentukan Perusahaan Negara Tambang Arang Bukit Asam (PN TABA).

Pada 1981, PN TABA kemudian berubah status menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero), yang selanjutnya disebut Perseroan. Dalam rangka meningkatkan pengembangan industri batubara di Indonesia, pada 1990 Pemerintah menetapkan penggabungan Perum Tambang Batubara dengan Perseroan.

Sesuai dengan program pengembangan ketahanan energi nasional, pada 1993 Pemerintah menugaskan Perseroan untuk mengembangkan usaha briket batubara.

Pada 23 Desember 2002, Perseroan mencatatkan diri sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia dengan kode “PTBA”.

KEGIATAN USAHASesuai Anggaran Dasar Perseroan Pasal 3, maksud dan tujuan Perseroan ialah berusaha dalam bidang pengembangan bahan-bahan galian, terutama pertambangan batubara sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.

Perseroan melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut:

Mengusahakan pertambangan yang meliputi penyelidikan • umum, eksplorasi, eksploitasi, pengolaham, pemurnian, pengangkutan dan perdagangan bahan-bahan galian terutama batubara.Mengusahakan pengolahan lebih lanjut atas hasil •

BRIEF HISTORYThe coal mining in Tanjung Enim was initiated by the Dutch Colonial Government in 1919 by operating the first coal mine using open pit mining method in Air Laya.

Using underground mining method, initial operation commenced in 1923 and lasted until 1940, while commercial production began in 1938.

When the Dutch Colonial period ended in Indonesia, the mining workers fought for the nationalization of the mines. In 1950, the Indonesian Government approved the establishment of State-Owned Bukit Asam Coal Mine or Perusahaan Negara Tambang Arang Bukit Asam (PN TABA).

In1981, PN TABA converted its status to a limited liability company under the name of PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk, further called the Company. To develop coal industry in Indonesia, in 1990 the Government merged Perum Tambang Batubara with the Company.

In line with the national energy security development program, in 1993 the Company was assigned by the Government to develop coal briquette business.

On December 23, 2002 the Company became a publicly listed company on the Indonesian Stock Exchange under the code of “PTBA”.

BUSINESS ACTIVITYPursuant to Article 3 of the Company’s Articles of Association, the objective of the Company is to develop mining operation, particularly coal mining, in accordance with the prevailing laws and regulations under the limited liability principles.

The Company business activities are as follows:

Mining operation covering general research, exploration, • exploitation, processing, purifying, transporting and trading of mining products particularly coal.Further processing of mining products particularly coal.•

21

Page 24: PTBA.AR2010_010411D

22 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

produksi bahan-bahan galian terutama batubara.Memperdagangkan hasil produksi sehubungan dengan • usaha di atas, baik hasil sendiri maupun hasil produksi pihak lain, baik di dalam maupun luar negeri.Mengusahakan dan mengoperasikan pelabuhan dan • dermaga khusus batubara, baik untuk keperluan sendiri maupun keperluan pihak lain.Mengusahakan dan mengoperasikan pembangkit tenaga • listrik uap, baik untuk keperluan sendiri maupun untuk keperluan pihak lain.Memberikan jasa-jasa konsultasi dan rekayasa dalam • bidang yang terkait dengan pertambangan batubara beserta hasil-hasil olahannya.

INFORMASI PERUSAHAANCorporate Information

1.

2.

3.

1.

1.

2.

3.

1.

2.

3.

PRANAP CERENTI

Kuasa Pertambangan Mining Concession

Sumberdaya Resources : 0,80 miliar ton billion tons

Cad tertambang Coal Resources : 0,27 miliar ton billion tons

OMBILIN

Unit Pertambangan Mining Unit

Sumberdaya Resources : 0,10 miliar ton billion tons

Cad tertambang Coal Resources : 0,02 miliar ton billion tons

TANJUNG ENIM

Pertambangan Mining Unit

Sumberdaya Resources : 6,35 miliar ton billion tons

Cad tertambang Coal Resources : 1,59 miliar ton billion tons

TANJUNG ENIM

Pertambangan Mining Unit

Sumberdaya Resources : 6,35 miliar ton billion tons

Cad tertambang Coal Resources : 1,59 miliar ton billion tons

JAKARTA

Kantor Perwakilan Representative Office

LOKASI OPERASI PERSEROAN OPERATIONAL LOCATION

Pelabuhan Port TELUK BAYUR

Stockpile Stockpile : 90.000 ton billion tons

Kapasitas Capacity : 2,5 juta ton/tahun billion tons/year

Kapal Ship : Max 40.000 DWT

Dermaga Pier KERTAPATI

Stockpile Stockpile : 50.000 ton billion tons

Kapasitas Capacity : 2,5 juta ton/tahun billion tons/year

Kapal Ship : Max 8.000 DWT

Pelabuhan Port TARAHAN

Stockpile Stockpile : 560.000 ton billion tons

Kapasitas Capacity : 12 juta ton/tahun billion tons/year

Kapal Ship : Max 80.000 DWT

Pabrik Briket Briquette Factory TANJUNG ENIM

Kap. 12.000 ton/tahun tons/year

Pabrik Briket Briquette Factory LAMPUNG

Kap. 8.000 ton/tahun tons/year

Pabrik Briket Briquette Factory GRESIK

Kap. 95.000 ton/tahun tons/year

PADANG

PEKANBARU

LAMPUNG

SURABAYA

BALIKPAPAN

SAMARINDA

SOUTH CHINA SEA

JAVA SEA

INDIAN OCEAN

12

3

1

2

3

4

1

2

3

Trading products of the foregoing business activity, either • own or other parties’ production, at home and abroad.Managing and operating ports and piers specifically • designated for coal, either for own use or for others.Managing and operating thermal power plant, for own • purpose or for others.Providing consultancy services and engineering in coal-• mining-related fields and processed mining output.

Page 25: PTBA.AR2010_010411D

23PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

COAL RESOURCES AND RESERVES

The Company holds Mining Consession in the following areas:

Tanjung Enim coal mine of 66,414 hectares covering Muara Enim Regency and Lahat Regency, South Sumatera, consisting of:

Air Laya (751/KPTS/Dispertamben/2010, 29 Okt 2010): • 7.621 HaMuara Tiga Besar(304/KPTS/Distamben/2010, 30 Apr • 2010): 3.300 HaBanko Barat (390/KPTS/Tamben/2010, 13 Apr 2010): • 4.500 HaBanko-Tengah Blok Barat (391/KPTS/Tamben/2010, 13 • Apr 2010): 2.423 HaBanko-Tengah Blok Timur (389/KPTS/Tamben/1010, 13 • Apr 2010): 22.937 HaBanjarsari, Kungkilan, Bunian, Arahan Utara, Arahan • Selatan (461/KPTS/HK-KS/Pertamben/2003): 24.751 Ha• Bukit Kendi (305/KPTS/Distamben/2010, 30 Apr 2010): • 882 Ha.

Ombilin coal mine of 3,950 hectares, consisting of:Lembah Segar dan Talawi (05.87.Perindagkop, 30 Apr • 2010): 2.950 Ha

SUMBER DAYA DAN CADANGAN BATUBARAPerseroan memegang hak Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi sebagai berikut:

Tambang batubara Tanjung Enim seluas 66.414 hektar yang meliputi Kabupaten Muara Enim dan Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, yang terdiri atas:

Air Laya (751/KPTS/Dispertamben/2010, 29 Okt 2010): • 7.621 HaMuara Tiga Besar(304/KPTS/Distamben/2010, 30 Apr • 2010): 3.300 HaBanko Barat (390/KPTS/Tamben/2010, 13 Apr 2010): • 4.500 HaBanko-Tengah Blok Barat (391/KPTS/Tamben/2010, 13 • Apr 2010): 2.423 HaBanko-Tengah Blok Timur (389/KPTS/Tamben/1010, 13 • Apr 2010): 22.937 HaBanjarsari, Kungkilan, Bunian, Arahan Utara, Arahan • Selatan (461/KPTS/HK-KS/Pertamben/2003): 24.751 Ha• Bukit Kendi (305/KPTS/Distamben/2010, 30 Apr 2010): • 882 Ha.

Tambang batubara Ombilin seluas 2.950 hektar, yakni:Lembah Segar dan Talawi (05.87.Perindagkop, 30 Apr • 2010): 2.950 Ha

Sumberdaya Coal Resources :

7,29 miliar ton billion tons

Cadangan Tertambang Coal Resserve :

1,99 miliar ton billion tons

1

111

87

sumberdaya

Samarinda

Ombilin

Cerenti

Tanjung Enim

1

1

18

80

cadangan tertambang

Samarinda

Ombilin

Cerenti

Tanjung Enim

Page 26: PTBA.AR2010_010411D

24 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010INFORMASI PERUSAHAANCorporate Information

Selain IUP Operasi Produksi tersebut, Perseroan juga memegang hak IUP Operasi Produksi dilokasi Peranap, Indragiri Hulu Riau (09/IUP/545-02/IV/2010, 27 Apr 2010) seluas 17.100 Ha dan di lokasi kecamatan Palaran, kota madya Samarinda (melalui anak perusahaan PT Internasional Prima Coal) dengan no keputusan (454/375/HK-KS/VII/2010, 19 Jul 2010) seluas 3.238 Ha.

Merujuk pada hasil penilaian sumber daya (resources) dan cadangan (reserve) oleh pihak independen yaitu “International Mining Consultant (IMC)” pada Desember 2008, total sumber daya batubara (resources) Perseroan mencapai 7,3 miliar ton yang tersebar di seluruh KP tersebut di atas. Sedangkan jumlah cadangan tertambang mencapai 1,8 miliar ton, belum termasuk cadangan tertambang pada KP yang berlokasi di kabupaten Lahat yang berstatus sedang dalam tahap penyelesaian dengan Pemda setempat. Apabila cadangan tertambang pada KP di Kabupaten Lahat diperhitungkan, maka jumlah cadangan tertambang menjadi 2.0 miliar ton.

PRODUK BATUBARAPerseroan memiliki beragam jenis produk batubara sesuai dengan kadar kualitas yang terkandung di dalamnya.

66.414 Ha Luas Tambang Batubara Tanjung Enim

Coal Brand CV(Kcal/kg,adb)

TM(%,ar)

IM(%,adb)

Ash(%,adb)

VM(%,adb)

FC(%,adb)

TS(%,adb)

IPC 53 5.300 34 15 8 39 40 0,5

BA 55 5.500 30 14,7 7,3 39,0 39,0 0,6

BA 59 5.900 28 13,1 6.0 40,4 40,5 0.6

BA 63 6.300 21 11.3 5.0 41,2 42.5 0.6

BA 67 6.700 18 7,8 5.0 41,5 45.7 0.6

BA 70 7.000 14 6,1 5.0 41,9 47.0 0.7

In addition to these Mining Concessions, the Company also holds Mining Concession in Peranap Indragiri Hulu Riau (KW.96PPO289) measuring 17,100 Ha, and in Palaran District, Samarinda (through subsidiary PT Internasional Prima Coal measuring 3,238 Ha.

With reference to the assessment of resources and reserves by an independent consultant, “International Mining Consultant (IMC)” of December 2008, the Company has total coal resources of 7.3 billion tons throughout this Mining Concession area. While total mineable reserves reached 1.8 billion tons, excluding mineable reserves in the Mining Concession location at Lahat Regency which is in dispute with the local Administration. If the mineable reserves at Lahat Regency are included, the Company has total mineable reserves of 2.0 billion tons.

COAL PRODUCTSThe Company produces a variety of coal products with differing quality of content.

Page 27: PTBA.AR2010_010411D

25PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Area tambang Air Laya, Tanjung Enim

Page 28: PTBA.AR2010_010411D

26 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

KANTOR PERWAKILAN JAKARTAJakarta Representative Office

Menara Kadin Indonesia 15th FloorJl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 2-3Jakarta 12950P. +62-21-525 4014F. +62-21-525 4002

Unit Pertambangan Tanjung Enim (UPT) Tanjung Enim Mining UnitJl. Parigi No.1 Tanjung Enim 31716 P. +62-734-451 096, 452 352 F. +62-734-451 095, 452 993

Unit Pengadaan BriketBriquette Business UnitJl. Falatehan Raya No. 1ABlok M, Kebayoran BaruJakarta 12160P. +62-21-727 96115, 727 96241F. +62-21-727 96176

Unit Usaha SemarangSemarang Business UnitKawasan Industri Terboyo Blok O No.1Semarang, Jawa TengahP. +62-24-6585 185F. +62-24-6595 186

Unit Usaha Lampung Lampung Business UnitJl. Raya Natar Km. 16Natar, Lampung SelatanP. +62-721-783 558 F. +62-721-774 266

Unit Usaha GresikGresik Business Unit Jl. Raya Manyar Km. 6 ManyarGresik 61151, Jawa TimurP. +62-31-395 0288F. +62-31-395 0601

Unit Usaha SerangSerang Business UnitJl. Raya Bojonegara Km.7Serang, BantenP. +62-254-700 1236

Unit Usaha Tanjung Enim Tanjung Enim Business Unit Jl. Parigi No.1, Tanjung EnimSumatera Selatan 31716P. +62-734-451 096, 452 352F. +62-734-451 095, 452 993

Unit Pertambangan Ombilin (UPO)Ombilin Mining UnitSawahluntoSumatera BaratP. +62-754-61 021F. +62-754-61 402

Pelabuhan Tarahan Tarahan Port Jl. Soekarno Hatta Km. 15 Tarahan, Bandar Lampung P.+62-721-31 545, 31 686 F. +62-721-31 577

Pelabuhan Teluk BayurTeluk Bayur PortJl. Tanjung Periuk No.1Teluk Bayur, Sumatera BaratP. +62-751-62 522, 63 522, 31 996F. _62-751-63 533

Dermaga KertapatiKertapati PierJl. Stasiun Kereta ApiPalembang, Sumatera SelatanP. +62-711-512 617F. +62-711 511 388

26INFORMASI PERUSAHAANCorporate Information26

KANTOR PUSATHead Office

Jl. Parigi No. 1 Tanjung Enim 31716Sumatera Selatan, IndonesiaP. +62 734 096 452 352

F. +62 734 893 434 343

Page 29: PTBA.AR2010_010411D

27PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

ANAK PERUSAHAAN DAN PERUSAHAAN ASOSIASISejalan dengan visi Perseroan untuk menjadi perusahaan energi berbasis batubara yang berdaya-saing dan memberikan nilai optimal bagi para pemangku kepentingan, maka Perseroan membentuk beberapa anak perusahaan yang bergerak sebagai sektor pendukung pencapaian target produksi dan penjualan Perseroan, maupun untuk pengembangan berbagai produk derivatif batubara.

AKSES INFORMASIInformasi untuk pemegang saham, berita terbaru dan informasi umum tentang Perseroan dapat diperoleh melalui :

INVESTOR RELATIONMenara Kadin Indonesia 15th FloorJl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 2-3Jakarta 12950P. +62-21-525 4014F. +62-21-525 4002

AKSES INFORMASIInformasi untuk pemegang saham, berita terbaru dan informasi umum tentang Perseroan dapat diperoleh melalui :

INVESTOR RELATIONMenara Kadin Indonesia 15th FloorJl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 2-3Jakarta 12950P. +62-21-525 4014F. +62-21-525 4002

Unit Usaha Tanjung Enim Tanjung Enim Business Unit Jl. Parigi No.1, Tanjung EnimSumatera Selatan 31716P. +62-734-451 096, 452 352F. +62-734-451 095, 452 993

SUBSIDIARIES AND ASSOCIATED COMPANIESIn line with the corporate vision to become a competitive coal-based energy company and to give optimum value to its stakeholders, the Company sets up several subsidiaries to support the Company in reaching its production and sales target, as well as in developing various coal derivative products.

NAMANAME

TAHUN PENDIRIAN

ESTABLISHMENTBIDANG USAHACORE BUSINESS STATUS

KEPEMILIKANOWNERSHIP

(%)

PT Batubara Bukit Kendi 1996 Penambangan batubaraCoal mining

Sudah operasiOperational 75

PT Bukit Pembangkit Innovative 2005 Pembangkit listrik tenaga uapThermal power plant

Tahap pengembanganDevelopmental stage 41

PT Bukit Asam Prima 2007 Perdagangan batubaraCoal trading

Sudah operasiOperational 99,99

PT Bukit Asam Metana Ombilin 2007 Penambangan gas metanaMethane gas mining

Belum operasiNon-operational 99,99

PT Bukit Asam Metana Enim 2007 Penambangan gas metanaMethane gas mining

Belum operasiNon-operational 99,99

PT Bukit Asam Metana Peranap 2007 Penambangan gas metanaMethane gas mining

Belum operasiNon-operational 99,99

PT Bukit Asam Banko 2008 Penambangan batubaraCoal mining

Belum operasiNon-operational 65

PT Bukit Asam Transpacific Railway 2008 Angkutan batubara

Coal transportingBelum operasiNon-operational 10

PT Internasional Prima Coal 2005 Penambangan batubaraCoal mining

Sudah operasiOperational 51

27

www.ptba.co.id

Page 30: PTBA.AR2010_010411D

28 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010INFORMASI PERUSAHAANCorporate Information

Organization Structure

LEMBAGA PENUNJANG PASAR MODAL

Kantor Akuntan PublikHaryanto Sahari & Rekan PriceWaterHouseCoopers (PwC) Plaza 89 Jl. H.R. Rasuna Said Kav. X-7 No.6 Jakarta 12940, Indonesia P. +62 21 521 2901 F. +62 21 5290 5555 / 5290 5050

CAPITAL MARKET SUPPORTING INSTITUTIONS

NotarisFathiah HelmiGraha Irama Lt.6Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-1Kav. 1 & 2Kuningan, Jakarta Selatan 12920P. +62 21 5290 7304-6

Biro Administrasi EfekPT Datindo EntrycomPuri DatindoWisma Sudirman Jl. Jenderal Sudirman Kav.34 Jakarta 10220 P. +62 21 570 9009 F. +62 21 570 9026

Page 31: PTBA.AR2010_010411D

29PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

SUKRISNODIREKTUR UTAMAPresident Director

TIENDAS MANGEKADIREKTUR NIAGACommerce Director

HERI SUPRIYANTODIREKTUR

PENGEMBANGAN USAHABusiness Development

Director

MAHBUB ISKANDARDIREKTUR SDM & UMUM

HR & General AffairsDirector

MILAWARMADIREKTUR OPERASI/

PRODUKSIOperations/Production

Director

DONO BOESTAMIDIREKTUR KEUANGAN

Finance Director

MAIZAL GAZALISM. SUMBER DAYA MANUSIA

Human Resources

SONNY H.A. HARSONOKA. RUMAH SAKIT BUKIT ASAM

Bukit Asam Hospital

AKHMAD ABBASMGR. KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN

Partnership andCommunity Development

ZULFAHMIMGR. UMUM DAN HUBUNGAN EKSTERNAL

General Affairs andExternal Relations

EDY PURWANTOSM. PEMASARAN BATUBARA

Marketing

M. JAMILSM. LOGISTIK

Logistics

ISKANDAR MALIKISM. PERENCANAAN KORPORAT

Corporate Planning

DADAN RUSWANDANASM. PENGEMBANGAN KORPORAT

Corporate Development

M. BAGIRSM. HUKUM DAN ADMINISTRASI KORPORAT

Legal and CorporateAdministration

SURYO EKO HADIANTOSM. ANALISIS, EVALUASI DAN OPTIMASI PRODUKSI

Analysis, Evaluation, and Production Optimization

WIRYAWANSM. PENANGANAN DAN ANGKUTAN BATUBARA

Coal Handlling and Transportation

ENDANG PURNOMOMGR. TEKNOLOGI INFORMASI

Information Technology

ERDAWATIMGR. PROGRAM KESEHATAN

Health Program

ACHMAD SUDARTOSEKRETARIS PERUSAHAAN

Corporate Secretary

BAMBANG SUTRISNOSM. SATUAN PENGAWASAN INTERN

Internal Auditor

FLIDELIN KATILISM. SISTEM MANAJEMEN PERUSAHAAN

Corporate Management System

SUHERMANSM. AKUNTANSI DAN ANGGARAN

Accounting and Budgeting

HANANTO BUDI LAKSONOSM. PERBENDAHARAAN DAN PENDANAAN

Treasury and Funding

MUNANDAR SAI SOHARGM. UNIT PERTAMBANGAN

TANJUNG ENIMTanjung EnimMining Unit

OCTAVINAPGS GM. UNIT

PENGUSAHAAN BRIKETBriquette Business

Unit

HARUN AL RASYIDGM. UNIT

PERTAMBANGANOMBILIN

Ombilin Mining Unit

ANSYORI AKHMADGM. UNIT

PELABUHAN TARAHANTarahan Port Unit

MUZANI WAHABGM. UNIT

DERMAGA KERTAPATIKertapati Pier Unit

KORPORAT

UNIT OPERASIONAL

GM: General ManagerSM: Senior Manager

Mgr: ManagerKa: Kepala Head

Pgs: Pengganti Sementara Temporary Replacement

Corporate

Operational Unit

Perseroan menerapkan struktur organisasi yang dinamis, efisien dan efektif sesudai dengan perkembangan industri serta dalam rangka mencapai pertumbuhan kinerja yang optimal.

With reference to the assessment of resources and reserves by an independent consultant, “International Mining Consultant (IMC)” of December 2008, the Company has total coal resources.

STRUKTUR ORGANISASI ORGANIZATION STRUCTURE

Page 32: PTBA.AR2010_010411D

30 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Page 33: PTBA.AR2010_010411D

31PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Investors Information

InformasiBagi Investor

46,13%

33%

IHSG

Harga Saham

Kenaikan IHSG di tahun 2010

Harga Saham PTBA naik di tahun 2010

CPI surged in 2010

Increase of PTBA share price in 2010

COMPOSITE PRICE INDEX (CPI)

Share Price

31PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Page 34: PTBA.AR2010_010411D

32 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

KONDISI PASAR MODALSeiring dengan perbaikan kondisi makroekonomi, kegiatan transaksi di Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang tahun 2010 berlangsung dinamis dengan kecenderungan menguat hingga akhir tahun. Hal tersebut tercermin dari pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), frekuensi transaksi dan nilai perdagangan atau kapitalisasi pasar. Titik terendah posisi penutupan IHSG terjadi pada tanggal 8 Februari 2010, yakni pada level 2.475, lebih rendah dari posisi penutupan tahun 2009, diangka 2.564,35. Selanjutnya, angka IHSG tidak pernah lebih rendah dari angka penutupan tahun 2009 sepanjang perdagangan bursa di tahun 2010.

Seiring dengan sentimen positif sinyal perbaikan kondisi perekonomian global maupun nasional, kegiatan transaksi pasar modal di BEI terus meningkat, sehingga pada akhir tahun 2010, IHSG ditutup pada level 3.703,51 atau mengalami kenaikan sebesar 46,13% dibandingkan dengan penutupan akhir tahun 2009 di level 2.564,35. Tingkat kenaikan tersebut merupakan kenaikan indeks yang terbaik di Asia Pasifik.

Nilai kapitalisasi pasar saham di BEI pada di tahun 2010 mencapai angka Rp3.247,09 triliun, naik 60,79% dibandingkan nilai kapitalisasi pasar tahun 2009 yang sebesar Rp2.019,38 triliun. Sepanjang 2010, total rata-rata nilai transaksi harian mencapai Rp5,12 triliun, naik 26,4% dibandingkan rata-rata nilai transaksi harian tahun 2009, sebesar Rp 4,05 triliun.

Pemodal asing turut berperan mempengaruhi pergerakan IHSG tersebut. Kebijakan stimulus ekonomi melalui ekspansi moneter di Amerika dan guncangan pasar uang di Eropa, membuat kelebihan likuiditas pasar modal dikwasan tersebut cenderung bergerak ke emerging market, termasuk Indonesia. Selama tahun 2010, lalu BEI membukukan nilai pembelian bersih (net buy) asing senilai Rp26,74 triliun atau melonjak 94,1 % dari posisi sebesar Rp13,78 triliun di tahun 2009.

Seiring dengan peningkatan kegiatan transaksi dan level IHSG tersebut, banyak saham-saham emiten di bursa mencatat tingkat kenaikan yang cukup tinggi. Hampir seluruh saham-saham blue-chips yang tercatat di bursa dan tergabung dalam kelompok LQ45 mencatat kenaikan harga.

KINERJA SAHAM PTBASaham Perseroan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode perdagangan PTBA sejak Initial Public Offering (IPO) Desember tahun 2002. Selain tercatat di papan utama, saham PTBA tercatat sebagai anggota dari Jakarta

INFORMASI BAGI INVESTORInvestors Information32

Page 35: PTBA.AR2010_010411D

33PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Mining Index, LQ45 (45 saham terlikuid si BEI), Jakarta Islamic Index, Indeks Bisnis-27 dan Indeks Kompas 100.

Sepanjang tahun 2010 saham PTBA mengalami perkembangan harga dan volume transaksi yang dinamis. Setelah ditutup pada posisi Rp17.250 per saham di akhir Desember 2009, harga saham PTBA sempat mengalami peningkatan harga hingga berada di level Rp18.300 per saham pada kuartal pertama 2010. Namun demikian harga saham PTBA juga sempat mengalami koreksi dengan harga terendah terjadi pada posisi Rp15.400 persaham sebelum akhirnya ditutup pada harga lebih tinggi dari posisi harga penutupan akhir tahun 2009, yakni pada harga Rp17.400 per saham.

Sejalan dengan peningkatan aktivitas perdagangan di Bursa karena adanya sentimen positif perbaikan harga jual komoditas energi, saham PTBA lebih aktif diperdagangkan, dan mencatat kenaikan harga hingga menjadi Rp19.000 per saham. Pada kuartal II ini harga saham PTBA sempat kembali terkoreksi mencapai harga terendah Rp15.700. Kemudian harga saham PTBA pada akhir kuartal II ditutup pada level Rp17.250 per saham. Volume saham yang diperdagangkan selama kuartal ke II ini meningkat, 33% dari volume perdagangan di kuartal I, yakni menjadi sebesar 288.290.000 lembar saham.

33

Pelabuhan Tarahan

Page 36: PTBA.AR2010_010411D

34 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Kinerja Saham Perseroan di Bursa Efek Indonesia, Tahun 2010Stock Performance in Indonesia Stock Exchange, Year of 2010

Kinerja Saham Perseroan di Bursa Efek Indonesia, Tahun 2009Stock Performance in Indonesia Stock Exchange, Year of 2009

Pola pergerakan saham PTBA selama dua kuartal selanjutnya berulang, yakni mencapai titik tertinggi pada awal kuartal III, namun ditutup pada level yang lebih rendah di akhir kuartal. Demikian pula pada kuartal ke IV. Di akhir penutupan bursa BEI, tanggal 30 Desember 2009, harga saham PTBA berada pada posisi Rp22.950 per lembar. Posisi penutupan ini menunjukkan harga PTBA meningkat sebesar 33% dari posisi penutupan tahun 2008, yaitu sebesar Rp17.250 per saham. Volume saham yang diperdagangkan pada kuartal III dan IV semakin berkurang dengan semakin naiknya harga saham PTBA. Pola pergerakan saham PTBA dapat dilihat pada grafik ikhtisar saham dan tabel berikut.

INFORMASI BAGI INVESTORInvestors Information

Volume PerdaganganTrading Volume

Harga SahamShare Price

Volume PerdaganganTrading Volume

Harga SahamShare Price

Page 37: PTBA.AR2010_010411D

35PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Harga dan Volume Transaksi Saham per Kuartal di Bursa Efek Indonesia (Rupiah)Quarterly Stock Price and Transaction Volume at the Jakarta Stock Exchange (Rupiah)

2010

PERIODE TERTINGGIHIGHEST

TERENDAHLOWEST

PENUTUPANCLOSING

VOLUME (JUMLAH SAHAM)VOLUME (NO OF SHARES) PERIOD

Kuartal Pertama 18,300 15,400 17,400 216,763,000 First Quarter

Kuartal Kedua 19,000 15,700 17,250 288,290,000 Second Quarter

Kuartal Ketiga 20,250 16,100 19,450 224,532,500 Third Quarter

Kuartal Keempat 22,950 18,700 22,950 159,664,000 Fourth Quarter

2009

PERIODE TERTINGGIHIGHEST

TERENDAHLOWEST

PENUTUPANCLOSING

VOLUME (JUMLAH SAHAM)VOLUME (NO OF SHARES) PERIOD

Kuartal Pertama 8,200 6,450 6,750 372,221,500 First Quarter

Kuartal Kedua 14,050 6,750 11,600 610,794,500 Second Quarter

Kuartal Ketiga 15,100 10,500 14,100 370,199,000 Third Quarter

Kuartal Keempat 18,100 13,700 17,250 248,892,500 Fourth Quarter

Pengangkutan tanah dari tambang Banko Barat

Page 38: PTBA.AR2010_010411D

36 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Lorem Ipsum dolor sit ametEdipiscing lorem ipsum dolor

Lorem Ipsum dolor sit ametEdipiscing lorem ipsum dolor

1. 2.

2

1

Page 39: PTBA.AR2010_010411D

37PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

TANGGAL SAHAMDATE

TINDAKAN KORPORASICORPORATE

KOMPOSISI KEPEMILIKANOWNERSHIP COMPOSITION

Pra IPOPre IPO

Negara:State:

100%

23 Desember 2002 Initial Public Offering Negara:State:Publik:Public:

83,74%

16,26%23 December 2002 Privatisasi dengan menawarkan 346,5 juta saham Seri B milik

Pemerintah dan 31,5 juta saham baru milik Perseroan.Privatization by offering 346.5 million series B shares oowned by the Government and 31.5 million new shares owned by the Company.

Pada IPO ini, Perseroan juga menerbitkan waran Seri I sebanyak 173,25 juta yang diberikan kepada pemegang saham, kecuali Negara Republik Indonesia, yang dapat dilaksanakan hingga 22 Desember 2005.ang diberikan kepada pemegang saham, kecuali Negara Republik Indonesia, yang dapat dilaksanakan hingga 22 Desember 2005.

25 Juni 200425 June 2004

Divestasi LanjutanPemerintah menawarkan sahamnya sejumlah 286,9 juta tanpa adanya penerbitan saham baru.Further DivestmentThe Government offered its 286.9 million without any issuance of new shares.

Negara:State:Publik:Public:

70,28%

29,72%

31 Desember 200431 December 2004

Negara:State:Publik:Public:Hasil konversi Waran Seri I:Result of Series I Warant:

70,19%

29,68%

0,13%

22 Desember 200522 December 2005

Masa Konversi Waran Seri I BerakhirSeries I Warrant expire date

Negara:State:Publik:Public:Hasil konversi Waran Seri I:Result of Series I Warant:

65,02%

27,49%

7,49%

31 Desember 2005-31 Desember 201031 December 2005-31 December 2010

Negara:State:Publik:Public:

65,02%

34,98%

KRONOLOGI PENCATATAN SAHAM PTBA SHARE LISTING CHRONOLOGY

Page 40: PTBA.AR2010_010411D

38 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010INFORMASI BAGI INVESTOR

Investors InformationPT Bukit Asam Tbk. Laporan Tahunan 2010

Operasional BWE di Tambang Air Laya, Tanjung Enim

INFORMASI BAGI INVESTORInvestors Information

Page 41: PTBA.AR2010_010411D

39PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

PEMEGANG SAHAMModal Dasar Perseroan terdiri atas 1 (satu) lembar saham Seri A Dwi Warna dengan nilai nominal Rp500 dan 7.999.999.999 lembar saham Seri B (saham biasa) dengan nilai nominal Rp3.999.999.999.500 sehingga total modal dasar Perseroan adalah senilai Rp4.000.000.000.000 (empat triliun Rupiah).

Komposisi Pemegang Saham Perseroan pada Akhir tahun 2010 & 2009Composition of the Company’s Shareholders at End of the year 2010 & 2009

KEPEMILIKAN JUMLAH SAHAM TOTAL SHARE % OWNERSHIP

2010 2009 2010 2009

Pemodal Nasional Pemodal Nasional

Negara Republik Indonesia 1.498.087.500 1.498.087.500 65,02 65,02 Negara Republik Indonesia

Investor Domestik Investor Domestik

- Perorangan Indonesia 29.884.153 32.094.500 1,297 1,393 - Perorangan Indonesia

- Pemerintah Daerah 28.261.000 28.261.000 1,227 1,227 - Pemerintah Daerah

- Karyawan 26.000 3.835.000 0,001 0,166 - Karywan

- Koperasi 12.500 70.000 0,001 0,003 - Koperasi

- Yayasan 2.406.000 2.372.500 0,104 0,103 - Yayasan

- Dana Pensiun 29.983.500 33.578.500 1,301 1,457 - Dana Pensiun

- Asuransi 51.276.000 55.657.500 2,225 2,416 - Asuransi

- Bank 10.000 96.500 0,000 0,004 - Bank

- Perseroan Terbatas 85.000.549 93.729.549 3,689 4,068 - Perseroan Terbatas

- Lembaga Keuangan 0 - - - Lembaga Keuangan

- Reksadana 77.474.500 107.036.500 3,362 4,645 - Reksadana

Subtotal 1.802.421.702 1.854.819.049 78,23 80,50 Subtotal

Pemodal Asing Pemodal Asing

- Perorangan Asing 459.900 2.322.900 0,020 0,101 - Perorangan Asing

- Badan Usaha Asing 501.250.248 446.989.901 21,754 19,399 - Badan Usaha Asing

Subtotal 501.710.148 449.312.801 21,77 19,50 Subtotal

Total 2.304.131.850 2.304.131.850 100,00 100,00 Total

Page 42: PTBA.AR2010_010411D

40 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010INFORMASI BAGI INVESTORInvestors Information

KEBIJAKAN DIVIDENPerseroan menetapkan kebijakan penggunaan laba bersih hasil operasional selama satu tahun buku dan membayar dividen secara tunai atas laba bersih setelah memperhatikan tingkat laba yang diperoleh, jumlah cadangan yang harus disisihkan dan rencana pengembangan usaha. Hal ini dilakukan sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan. Besaran dividen yang dibagikan kepada seluruh pemegang saham diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Perseroan.

Kebijakan ini merupakan bagian dari komitmen Perseroan untuk menciptakan manfaat terbaik bagi para pemegang saham. Sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan, manajemen akan membayarkan dividen minimal 30% dari laba bersih, kecuali ditentukan lain oleh Rapat Umum Pemegang Saham.

Komposisi Pemegang Saham yang Memiliki Saham <5%Share Ownership by the Directors

URAIAN 2010 % 2009 % DESCRIPTION

Lokasi Location

Domestik 304.334.202 38 356.731.549 44 Domestic

Asing 501.710.148 62 449.312.801 56 Foreign

Total 806.044.350 100 806.044.350 100 Total

Jenis Investor Type of Investor

Ritel 30.370.053 4 35.929.500 4 Retail

Institusi 775.674.297 96 770.114.850 96 Institution

Total 806.044.350 100 806.044.350 100 Total

Status Kepemilikan Saham Oleh DireksiShare Ownership by the Directors

NAMANAME

2010 2009

LEMBAR SAHAMNUMBER OF

SHARE

% JUMLAH SAHAM

% TOTAL SHARE

LEMBAR SAHAMNUMBER OF

SHARE

% JUMLAH SAHAM

% TOTAL SHARE

Ir. Sukrisno 200.000 0,00868 200.000 0,00868Ir. Drs. Mahbub Iskandar 138.000 0,00490 138.000 0,00599Ir. Milawarma, M.Eng 60.000 0,00260 60.000 0,00260

373.000 0,01619 398.000 0,01727

Page 43: PTBA.AR2010_010411D

41PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

TAHUN BUKUACCOUNTING YEAR

LABA BERSIHNET INCOME

DIVIDEN YANG DIBAGIKANDIVIDEND PAID

DIVIDEN PER SAHAMDIVIDEND PER SHARE

RASIO PEMBAYARANDIVIDEND PAYOUT RATIO

(Juta Rp)(Million Rp)

(Juta Rp)(Million Rp)

(Rp)(Million Rp)

2005 467.060 233.530 101,35 50 %

2006 485.670 242.835 105,39 50 %

2007 760.207 380.104 164,97 50 %

2008 1.707.770 853.885 371,05 50 %

2009 2.727.734 1.227.480 532,73 45 %

Tahun 2010, PTBA kembali membagikan dividen interim tahun buku 2010, sebesar Rp66,75 persaham yang sudah dilaksanakan pada tanggal 29 Desember 2010. Dividen interim terakhir dibagikan dan dilaksanakan pada tahun 2009.

Dalam beberapa tahun terakhir, besaran dividen yang dibagikan selalu di atas batasan minimal tersebut. Tahun 2010, seiring pelaksanaan pengembangan usaha, dividend Pay Out Ratio ditetapkan sebesar 45% dari laba tahun buku 2009. Hal tersebut ditunjukkan pada tabel berikut.

Belt Conveyor dengan latar belakang Spreader, Tanjung Enim

Page 44: PTBA.AR2010_010411D

42 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Laporan Komisaris UtamaReport From The President Commissioner

Peningkatan sikap profesional dalam mengembangkan usaha untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang guna mencapai tujuan jangka panjang Perseroan.Professional attitude in developing business and facing challenges to seize opportunities and attain the Company’s long-term objective.

Para Pemegang Saham yang Terhormat,

Mewakili Dewan Komisaris, pertama-tama saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk menyampaikan ungkapan syukur kehadiratNya atas keberhasilan Perseroan dalam melalui tahun 2010 dengan cukup baik.

Perekonomian Indonesia di tahun 2010 tumbuh cukup baik, mengikuti kondusifnya perekonomian dunia yang mulai lepas dari pengaruh krisis finansial global di awal tahun 2009. Bersama dengan beberapa negara di kawasan Asia, yang dimotori oleh China dan India sebagai penggerak perekonomian kawasan, GDP Indonesia tumbuh sebesar 6,1%, lebih tinggi dari peningkatan GDP tahun 2009 yang sebesar 4,5%.

To our distinguished shareholders,

On behalf of the Board of Commissioners I would like to take this opportunity to thank God for the Company’s success in passing the year 2010 successfully.

In 2010 Indonesia’s economy was moving on the upward trend after the world economy recovered from global financial turmoil in early 2009. Along with a few other Asian countries, with China and India as the driving forces, Indonesia’s GDP grew 6.1%, higher than 2009 growth which was recorded at 4.5%.

42 PT Bukit Asam Tbk. Laporan Tahunan 2010

Page 45: PTBA.AR2010_010411D

43PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Dr. Supriyadi Komisaris UtamaPresident Commissioner

Page 46: PTBA.AR2010_010411D

44 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 201044

Meningkatnya konsumsi domestik serta kenaikan harga berbagai komoditas utama seperti hasil tambang, termasuk batubara dan produk perkebunan adalah beberapa faktor pendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi Indonesia. Stabilitas politik dan keamanan yang terjaga dan tingkat likuiditas perekonomian yang terpelihara membuat peringkat utang luar negeri membaik menjadi Ba1 (Moody’s) dan BB+ dengan oulook positif (Standard & Poors). Banyak ekonom meyakini perekonomian Indonesia berada pada kondisi yang stabil dan siap berkembang lebih lanjut di masa mendatang.

KONDISI UMUM PERSEROANDi tengah atmosfir perekonomian yang kondusif tersebut, Perseroan mampu mencatat kinerja operasional yang baik. Produksi berhasil ditingkatkan 7,4% menjadi sebesar 12,46 juta ton. Volume penjualan batubara naik 3,7% menjadi 12,95 juta ton. Namun demikian, rata-rata harga jual batubara Perseroan yang turun hingga sebesar 14,5%, membuat kinerja keuangan Perseroan tidak sebaik tahun 2009.

Perseroan telah mengantisipasi kondisi ini dan berhasil melakukan berbagai inovasi dalam operasional Perseroan sehingga mampu menurunkan biaya produksi batubara swakelola dimulut tambang sebesar 5,6% dari biaya tahun sebelumnya. Namun demikian, effisiensi tersebut tidak cukup menutupi penurunan pendapatan akibat turunnya harga jual. Sehingga, laba bersih Perseroan di tahun 2010 turun menjadi Rp2,01 triliun. Laba bersih per saham berubah menjadi sebesar Rp872.

Dengan perkiraan membaiknya permintaan dan harga komoditas tambang di masa-masa mendatang, pada tahun pelaporan ini, Dewan Komisaris dan Direksi telah merumuskan dan menetapkan serangkaian program dan strategi pengembangan usaha yang dituangkan dalam Rencana Jangka Panjang Perseroan.

Keberhasilan upaya effisiensi operasional dan upaya merealisasikan era PTBA Emas yang mulai menampakkan wujudnya, senantiasa dikomunikasikan kepada seluruh pemangku kepentingan, sehingga citra Perseroan tetap terjaga positif. Hal ini tampak dari pergerakan harga saham PTBA yang ditutup menguat 33% menjadi sebesar Rp 22.950,- per saham di akhir tahun 2010.

PENGAWASAN DAN PENILAIAN ATAS KINERJA MANAJEMEN Sepanjang tahun pelaporan, Dewan Komisaris melakukan tugas pengawasan terhadap kebijakan manajemen,

LAPORAN KOMISARIS UTAMAReport from The President Commissioner44

Stronger domestic consumer demand and higher prices of prime commodities such as coal and plantation produce were instrumental in Indonesia’s economic development. Overall political stability and security as well as well-maintained financial liquidity improved the country’s foreign debt rating to Ba1 (Moody’s) and BB+ with positive outlook (Standard & Poors). Many economists are convinced that Indonesia’s economy is stable and all set for further growth.

GENERAL CONDITION OF THE COMPANYIn this favorable economic climate, the Company performed very well. Production increased by 7.4% to 12.46 million tons. Coal sales volume rose 3.7% to 12.95 million tons. However, average coal selling price dropped 14.5% and consequently operating results were below 2009 performance.

The Company had anticipated this circumstance and made various innovative efforts that managed to cut self-managed coal production cost at mine mouth by 5.6% down from the preceding year. However, such efficiency was insufficient to cover the declining income caused by lower selling price. Consequently, net profit decreased to Rp2.01 trillion and net earning per share dropped to Rp872.

In anticipation of improving demand and price of mining products in the near future, the Board of Commissioners and Board of Directors devised and established a series of program and strategy for business development which were incorporated in Corporate Long Term Plan.

The success of operating efficiency drive and initiatives towards PTBA Golden Era were begining to take shape and always communicated to all stakeholders to preserve the Company’s good image. The result was reflected in PTBA shares positive trend that closed 33% higher to Rp22,950 per share at the end of 2010.

SUPERVISION AND EVALUATION OF MANAGEMENT PERFORMANCE Throughout the year under review the Board of Commissioners fulfilled its oversight responsibility towards the management

Page 47: PTBA.AR2010_010411D

45PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

policy, management mechanism and operations of the Company, and gave counsel to the Board of Directors in performing its duty. In the discharge of its duty, the Board of Commissioners is assisted by Audit Committee, Nomination, Remuneration and HRD Committee, GCG Committee, and Insurance, Business Risk and Post-Mining Committee, who hold routine consultative and coordination meetings with the management.

Based on the evaluation of the current year operating results, the Board of Commissioners asked the Board of Directors to continually make operational innovations so that the Company may operate more efficiently amid fluctuating coal price and considering its varied coal quality.

Kami meminta Direksi untuk senantiasa melakukan inovasi-inovasi operasional sehingga Perseroan dapat beroperasi dengan lebih efisien.We request the Board of Directors to continually make operational innovations to allow higher operating efficiency.

mekanisme kepengurusan dan operasional Perseroan yang dijalankan oleh Direksi serta memberikan arahan dan nasihat kepada Direksi. Dalam melaksanakan tugas pengawasan dan memberikan nasihat, Dewan Komisaris dibantu oleh Komite Audit, Komite Nominasi, Remunerasi & PSDM, Komite GCG, serta Komite Asuransi, Risiko Usaha & Pasca Tambang, yang secara rutin melakukan rapat-rapat konsultatif dengan pihak manajemen Perseroan.

Berdasarkan evaluasi atas kinerja operasional di tahun pelaporan, Dewan Komisaris meminta Direksi untuk senantiasa melakukan inovasi-inovasi operasional sehingga Perseroan dapat beroperasi dengan lebih efisien, mengingat harga jual batubara yang fluktuatif serta variasi kualitas batubara yang dimiliki oleh Perseroan.

Direksi diminta untuk meningkatkan kerjasama strategis dengan PT KAI guna menjamin peningkatan daya angkut batubara dari areal tambang ke pelabuhan sehingga volume penjualan dapat senantiasa ditingkatkan di masa mendatang.

Selain itu, Direksi juga diminta untuk memberi perhatian lebih pada kelancaran realisasi proyek-proyek pengembangan yang memiliki nilai sinergis dengan upaya peningkatan efisiensi operasional dan masih dalam kaitan pengembangan “core competency”, seperti pembangunan PLTU mulut tambang untuk penggunaan sendiri. Dewan Komisaris juga memberi nasihat kepada Direksi agar melakukan upaya-upaya lebih tegas untuk mengamankan wilayah konsesi Perseroan demi menjaga aset Perseroan.

Untuk lebih meningkatkan peran pengawasan dan praktik tata kelola yang baik, Dewan Komisaris telah merealisasikan pembentukan Komite GCG. Selain itu, Dewan Komisaris telah

45

We also expected the Board of Directors to foster a strategic collaboration with PT KAI to ensure higher railway loading capacity from the mines to the ports so as to increase our future sales volume.

The Board of Directors was also urged to pay more attention to our development projects to create synergy with operating efficiency drive to develop core competency, such as the construction of mine mouth TPP for our own purpose. The Board of Commissioners also called on the Board of Directors to be more resolute in safeguarding the Company’s concession areas to protect our assets.

To enhance supervision and good corporate governance practice, GCG Committee was set up. In addition, the Board of Commissioners reinforced its oversight and direction

Page 48: PTBA.AR2010_010411D

46 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

memperkuat fungsi pengawasan dan pengarahan dibidang pengembangan sumber daya manusia dengan menambah tugas Konarba sehingga komite ini menjadi Komite Nominasi, Remunerasi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, disingkat Konarba dan PSDM.

Dewan Komisaris dengan didukung oleh Komite-Komite telah meminta Direksi agar meningkatkan praktik GCG dengan semakin mengintensifkan upaya sosialisasi dan internalisasi Manual GCG terbaru yang terdiri dari Board Manual, Code of Conduct, dan GCG Code. Dalam kaitan ini, Dewan Komisaris telah menegaskan agar Direksi dapat menindaklanjuti dan meningkatkan praktik GCG mengacu pada best practices demi meningkatkan kinerja Perseroan yang berkelanjutan.

PELAKSANAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAANDengan pengawasan Dewan Komisaris, Direksi telah merencanakan secara intensif dan melaksanakan program tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility) yang berkelanjutan sebagai salah satu bentuk penerapan prinsip GCG.

Pengecekan kadar asam dalam air

LAPORAN KOMISARIS UTAMAReport from The President Commissioner

responsibilities in human resource development by enlarging Nomination and Remuneration Committee to become Nomination, Remuneration and Human Resource Development Committee, shortened to NR & HRD Committee.

With the support of related Committees, the Board of Commissioners has requested the Board of Directors to enhance GCG practice by intensifying socialization and internalization of the latest GCG Manual consisting of Board Manual, Code of Conduct and GCG Code. In this context, the Board of Directrs has been advised to follow up the implementation of GCG best practices for the sake of the Company’s sustainable business growth.

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PERFORMANCEThe Board of Directors, under the supervision of Board of Commissioners, has intensively carried out the corporate social responsibility program being one of GCG principles.

Page 49: PTBA.AR2010_010411D

47PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Perseroan telah menunjukkan komitmen dan inisiatif tanggung jawab sosial dan lingkungan melalui pelaksanaan serangkaian program yang meliputi PKBL, Bina Wilayah, pengelolaan dan pemantauan lingkungan, serta program-program yang berhubungan dengan pemenuhan hak-hak karyawan yang memberikan dampak ganda bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar dan pegawai.

Berbagai program tersebut dilaksanakan secara terintegrasi dan melibatkan berbagai unsur masyarakat, lingkungan dan internal Perseroan. Cakupan program yang menyeluruh ini juga berhasil menciptakan keseimbangan antara operasional bisnis dan CSR Perseroan di mana setiap pihak tidak hanya cukup menjadi penerima manfaat semata, namun juga turut memegang andil dalam penerapan program-program CSR secara berkelanjutan.

Dalam bidang lingkungan, Perseroan menerapkan sistem akreditasi ISO 9001:2000 dan ISO 14001:2004 demi menjamin terlaksananya aplikasi sistem kerja yang berkualitas dan ramah lingkungan, sehingga berhasil terus mempertahankan peringkat PROPER Hijau, dari Kementerian Lingkungan Hidup.

PENINGKATAN KOMPETENSI SDMDewan Komisaris dan Direksi telah menyelesaikan penyusunan RKAP tahun 2011 yang berisi serangkaian target dan program kerja dengan sasaran yang lebih tinggi, selaras dengan sasaran yang hendak dicapai dalam RJPP. Dengan latar belakang perekonomian yang semakin kondusif seperti tergambar di atas, Dewan Komisaris meyakini Direksi akan sanggup memenuhi seluruh target yang ditetapkan.

Dewan Komisaris mengapresiasi kemajuan-kemajuan berarti yang telah dicapai Direksi dalam mengelola dan meningkatkan kompetensi sumber daya manusia. Untuk menjaga kesinambungan bisnis di masa mendatang, Direksi diminta memberi perhatian lebih pada pengembangan kompetensi sumber daya manusia dengan menempatkan karyawan sebagai strategic partner Perseroan.

Berbagai capaian kinerja Perseroan dan implementasi rencana maupun strategi operasional tidak akan berhasil tanpa didukung oleh human capital yang kompeten. Oleh karena itu, Dewan Komisaris meminta Direksi agar terus meningkatkan implementasi kebijakan remunerasi berlandaskan kompetensi

The Company proves its commitment to the local community through Partnership, Community Development and Area Development Programs, environmental management and other programs directed towards the growth and development of the local community and employee well-being.

These programs are integrated and carried out jointly with the surrounding community and other relevant parties. An equilibrium between business operations and CSR aspects is reached where all parties involved act not only as receivers but also as givers in carrying out CSR programs.

The Company applies ISO 9001:2000 and ISO 14001:2004 for the application of high quality and environmentally friendly work system. For its commitment to good environmental management, the Company retained the Green PROPER rating from the Department of Environment

HUMAN RESOURCE COMPETENCE DEVELOPMENTApproaching the year 2011 the Board of Commissioners and Board of Directors have prepared Annual Budget and Work Program, outlining work program with higher targets that is commensurate with the objective of Corporate Long Term Plan. Against a backdrop of improving economic condition as described previously, the Board of Commissioners is confident the Board of Directors has the ability to reach all the established targets.

We appreciate the sifnificant success made by the Board of Directors in managing and developing our human resource. To ensure sustainable business growth, we advise the Board of Directors to be more focused on developing our employees as the strategic partners of the Company.

The Company’s achievements and business strategy realizations will not be possible without the support of competent human capital. Therefore, the Board of Commissioners advises the Board of Directors to continue implementing competence-performance-based remuneration

Page 50: PTBA.AR2010_010411D

48 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

dan kinerja sehingga tercipta sistem kerja produktif yang lebih mendukung pengembangan Perseroan.

STRATEGI BISNIS DI MASA DEPANDewan Komisaris memberi arahan agar Direksi semakin mengoptimalkan potensi strategis Perseroan. Selain potensi sumber daya batubara yang belum ditambang secara optimal, Direksi juga diminta untuk mengembangkan potensi lainnya dalam rangka meningkatkan pendapatan.

Pengembangan potensi lain di atas antara lain pengembangan potensi CBM dan pembangunan PLTU, baik di mulut tambang maupun non mulut tambang. Dalam hal ini, Dewan Komisaris meminta Direksi agar senantiasa mencermati tahapan perkembangan pelaksanaannya, terutama dampak lingkungan dan dampak terhadap mayarakat sekitar serta mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi.

UCAPAN TERIMA KASIHDewan Komisaris optimis bahwa Perseroan akan mampu meningkatkan kinerja yang positif dengan terus bekerja keras dan menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) dan tata kelola penambangan yang baik (good mining practice). Dewan Komisaris meminta seluruh jajaran manajemen dan karyawan agar bekerjasama secara sinergis, serta bersikap profesional dalam menjalankan

Kami meminta Direksi agar terus meningkatkan implementasi kebijakan remunerasi berlandaskan kompetensi sehingga tercipta sistem kerja produktif.We advise the Board of Directors to continue implementing competence-based remuneration system to create a productive working condition.

LAPORAN KOMISARIS UTAMAReport from The President Commissioner

system to improve productivity to support the Company’s business continuity.

FUTURE BUSINESS STRATEGYThe Board of Commissioners advises the Board of Directors to optimize other strategic potentials. Besides coal resources that are not optimally excavated, other potentials should also be developed to augment income.

Developing other potentials includes developing CBM potentials and constructing mine mouth and non-mine mouth TPPs. In this context, we ask the Board of Directors to observe the progress made, particularly its impact on the surrounding environment and community and anticipate any obstacle that may arise.

A NOTE OF THANKS The Board of Commissioners is optimistic that the Company will thrive with good results by working hard, implementing good corporate governance principle and good mining practice. The Board of Commissioners expects the management together with the rank and file to work synergically and professionally to develop the Company.

Page 51: PTBA.AR2010_010411D

49PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Dr. SupriyadiKomisaris UtamaPresident Commissioner

Atas nama Dewan Komisaris,On behalf of the Board of Commissioners,

tugas dan amanat untuk mengembangkan Perseroan.Mewakili Dewan Komisaris, saya menyampaikan penghargaan kepada seluruh jajaran Direksi dan seluruh pegawai Perseroan atas kerjasama, loyalitas dan jerih payahnya dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang-peluang yang akan semakin terbuka di masa-masa mendatang sebagai bekal yang sangat bermanfaat bagi terwujudnya cita-cita pengembangan Perseroan di masa mendatang. Akhir kata, saya juga menyampaikan penghargaan kepada para pemangku kepentingan atas dukungan dan kepercayaannya kepada PT Bukit Asam (Persero) Tbk selama ini.

Pengangkutan Batubara melalui transportasi Kereta

On behalf of the Board of Commissioners, I wish to express our highest regard to all members of the management and personnel of the Company for their cooperation, loyalty and concerted effort in facing challenges and using every opportunity to attain the objective of the Company. In closing I would like to convey my appreciation to the stakeholders for their continued support and trust in PT Bukit Asam (Persero) Tbk all these years.

Page 52: PTBA.AR2010_010411D

50 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Laporan Direktur UtamaReport From The President Director

Fokus pada efisiensi operasional dan pengembangan usaha menuju perusahaan tambang batubara terintegrasi yang terbesar di Indonesia.

Para Pemegang Saham Perseroan Yang Terhormat,

Dengan mengucap syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas nama Direksi, saya menyampaikan bahwa Perseroan telah berhasil melewati tahun 2010 dengan mempertahankan catatan kinerja yang lebih menjanjikan untuk tahun-tahun mendatang. Perseroan menghadapi tantangan eksternal berupa peningkatan persaingan usaha di pasar domestik, kecenderungan meningkatnya penggunaan batubara kalori lebih rendah dengan harga jual yang lebih rendah dan naiknya harga BBM dan tarif listrik. Peluang yang muncul dari membaiknya perekonomian global dan nasional adalah semakin meningkatnya penggunaan sumber energi alternatif termasuk batubara di kawasan Asia Pasifik maupun di pasar domestik.

50 PT Bukit Asam Tbk. Laporan Tahunan 2010

Page 53: PTBA.AR2010_010411D

51PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Ir. sukrisno DirekturUtamaPresident Director

Page 54: PTBA.AR2010_010411D

52 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010LAPORAN DIREKTUR UTAMAReport from the President Director

Perseroan telah merespon dengan tepat kecenderungan peningkatan permintaan batubara tersebut dengan berhasil meningkatkan produksinya menjadi sebesar 12,46 juta ton, naik 7,4% dari tingkat produksi 11,60 juta ton di tahun sebelumnya. Demikian juga volume penjualan berhasil ditingkatkan 3,7% dari angka 12,48 juta ton menjadi 12,95 juta ton. Kenaikan penjualan ini selaras dengan keberhasilan kerjasama dengan PTKA sehingga meningkatkan kapasitas angkut KA batubara sebesar 3,0% di tahun 2010.

Namun demikian, Perseroan harus menghadapi kenyataan berupa penurunan rata-rata harga jual produksinya di pasar. Hal ini membuat nilai penjualan total turun 11,6% menjadi Rp7,91 triliun dari angka sebesar Rp8,95 triliun di tahun sebelumnya. EBITDA mengalami penurunan sebesar 30,6% menjadi Rp2,66 triliun. Laba bersih Perseroan juga mengalami penurunan sebesar 26,4%, bertahan pada angka sebesar Rp2,01 triliun, sehingga laba bersih per saham berubah menjadi sebesar Rp872 dari angka sebesar Rp1.184 per saham di tahun sebelumnya.

Perseroan telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan dengan mencanangkan program efisiensi operasional sebagai upaya menekan seluruh biaya operasional dibawah kendalinya, sekaligus mengantisipasi munculnya peluang usaha di masa mendatang.

Berbagai upaya tersebut secara konisten dikomunikasikan kepada seluruh pemangku kepentingan, sehingga citra Perseroan tetap terjaga positif. Hal ini tercermin dari reaksi para investor di pasar modal yang tetap memberikan apresiasinya, sehingga harga saham PTBA ditutup menguat 33% menjadi sebesar Rp22.950,- per saham di akhir tahun 2010, dengan intensitas perdagangan yang tetap likuid.

MEWUJUDKAN PELUANG PERTUMBUHAN MELALUI PENINGKATAN EFISIENSI OPERASIONAL DAN REALISASI RENCANA PENGEMBANGAN Menghadapi tantangan dan peluang di tahun 2010, Perseroan menjalankan dua strategi utama, yakni fokus pada peningkatan efisiensi operasional dan merealisasikan rencana pengembangan usaha yang berkaitan dengan upaya peningkatan produksi dalam waktu dekat.

Upaya efisiensi dilakukan melalui tiga cara yakni: menekan biaya produksi, meningkatkan effisiensi operasional serta meningkatkan kapasitas produksi batubara swakelola.

52

Page 55: PTBA.AR2010_010411D

53PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Perseroan melaksanakan beberapa program untuk menekan biaya produksi, mencakup: penghematan konsumsi BBM, suku cadang dan material serta konsumsi energi listrik, memaksimalkan produksi batubara secara swakelola dengan mengoptimalkan penggunaan BWE system dan mengembangkan sistem penambangan shovel & truck, serta optimalisasi inside dump.

Untuk meningkatkan efisiensi operasional, Perseroan melaksanakan upaya perbaikan sistem kerja, perbaikan sarana dan prasarana, serta perbaikan maupun penggantian alat penambangan. Perbaikan sistem kerja dilakukan diantaranya melalui penerapan sistem operasional terintegrasi, dengan dukungan Teknologi Informasi. Termasuk dalam hal ini adalah pelaksanaan perawatan peralatan secara terencana dan perbaikan manajemen stockpile.

Perbaikan sarana dan prasarana dilakukan melalui antara lain: optimasi areal stockpile dan perbaikan komponen conveyor belt; perbaikan dan relokasi 2 unit BWE dan 1 unit spreader dari areal TAL ke areal MTBU.

Untuk meningkatkan kapasitas produksi tambang swakelola dilakukan dengan penambahan jumlah unit produksi serta peningkatan kapasitas alat produksi dari kapasitas dibawah 30 ton menjadi diatas 50 ton. Pelaksanaan seluruh program tersebut mampu meningkatkan produksi batubara Perseroan menjadi sebesar 12,95 juta ton, tanpa membuka areal pit baru. Biaya produksi per ton batubara swakelola di mulut tambang juga berhasil ditekan hingga sebesar 5,6% dari biaya di tahun 2009.

Perseroan mulai merealisasikan berbagai rencana pengembangan usaha yang sebelumnya dirangkum kedalam lima strategi pengembangan. Pada tahun 2010,

Pelaksanaan program efisiensi operasional berhasil menurunkan biaya produksi batubara di mulut tambang sebesar 5,6% dari tahun 2009.

53

Page 56: PTBA.AR2010_010411D

54 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 201054LAPORAN DIREKTUR UTAMAReport from the President Director

salah satu rencana strategis tersebut semakin mendekati penyelesaiannya, yakni pembangunan unit PLTU mulut tambang 3 x 10 MW milik sendiri di Tanjung Enim. Akhir tahun 2010, prestasi pembangunan telah mencapai 85%, PLTU ini diharapkan siap beroperasi pada tahun 2011.

Penyelesaian proyek ini akan sangat mendukung program efisiensi melalui pengalihan pemakaian energi berbasis BBM, yang harga produknya di luar kontrol Perseroan, menjadi berbasis listrik produksi sendiri. Sesuai rencana, Perseroan akan segera mengoperasikan 2 sistem BWE dan 1 spreader yang baru dipindahkan dari lokasi TAL dan dalam operasinya menggunakan energi listrik. Perseroan meyakini biaya produksi per ton akan semakin rendah dengan beroperasinya PLTU ini, mengingat bahan bakarnya menggunakan batubara kalori rendah yang selama ini menjadi by-product.

Perseroan juga percaya akan berhasil menyelesaikan proyek PLTU untuk pemakaian sendiri berkapasitas kecil lainnya. Sedangkan realisasi pembangunan PLTU berkapasitas sedang maupun besar yakni diantaranya PLTU Mulut Tambang Banjarsari (2 x100 MW), PLTU Mulut Tambang Banko Tengah (4 x 600 MW) maupun IPP lainnya, dilaksanakan dengan hati-hati dan seksama. Untuk PLTU Banjarsari, pada tahun 2010 telah dicapai kesepakatan harga jual-beli listrik baru yang akan dituangkan dalam Amandemen PPA antara Perseroan

Proses pemindahan BWE ke MTB

Page 57: PTBA.AR2010_010411D

55PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Penyelesaian pembangunan PLTU untuk pemakaian sendiri akan membuat kinerja operasional semakin efisien dan realisasi proyek CBM akan menambah sumber pendapatan Perseroan.

dengan PLN dan pembebasan lahan PLTU dan jaringan transmisi telah diselesaikan. Tarif baru tersebut sampai sekarang masih menunggu persetujuan Menteri ESDM. Diharapkan pada tahun 2011 PPA telah ditanda tangani.

Program pengembangan lain yang dapat direalisasikan adalah pemanfaatan kandungan CBM untuk mendapatkan sumber pendapatan baru. Studi Upaya Kelola Lingkungan(UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) untuk proyek ini telah diselesaikan dan diperoleh, sehingga pada akhir tahun 2010 proyek ini telah memasuki tahapan persiapan pemboran ekplorasi dan civil works di Wilayah Kerja Tanjung Enim. Pemboran eksplorasi CBM pertama (core hole) akan dilakukan pada awal tahun 2011. Perseroan optimis proyek ini akan dapat terealisir lebih cepat, mengingat para mitra Perseroan sudah berpengalaman dalam pengembangan gas CBM.

Perseroan terus bergiat merealisasikan rencana strategis lain, yakni peningkatan kapasitas angkut batubara, melalui tiga rencana strategis. Rencana pertama, dilakukan melalui peningkatan kapasitas angkut pada jalur eksisting bekerja sama dengan PTKA, melalui penanda tanganan kontrak angkutan jangka panjang (CTA), dengan daya angkut menjadi 20 juta ton pertahun ke Tarahan (Lampung) dan 2,7 juta ton ke Kertapati (naik bertahap).

Rencana kedua, dilakukan dengan membangun jalur KA baru, melalui pembentukan perusahaan baru. Jalur baru sepanjang 307 km ini akan menghubungkan Tanjung Enim – Lampung, dengan perkiraan daya angkut sebesar 25 juta ton per tahun. Selain membangun jalur kereta api, perusahaan patungan ini juga akan membangun pelabuhan khusus batubara di Lampung, dengan kemampuan sandar hingga kapal jenis Capesize yang berdaya angkut 150.000 ton.

Page 58: PTBA.AR2010_010411D

56 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010LAPORAN DIREKTUR UTAMAReport from the President Director

Transportasi kereta api Batubara di TLS Tanjung Enim

Proyek ini telah mendapatkan ijin prinsip dari Gubernur Lampung, Gubernur Sumsel dan ijin prinsip pembangunan jalur Perkeretaapian Khusus dari Menteri Perhubungan RI di tahun 2009. Pada bulan Maret 2010 proyek ini mencatat kemajuan lain berupa Penandatanganan Kontrak EPC (Engineering, Procurement and Construction) senilai US$1,3 miliar dan O&M (Operator and Maintenance) selama periode 20 tahun dengan nilai US$3,5 miliar antara BATR (anak perusahaan PTBA) dengan China Railway Group Limited untuk merealisasikan proyek tersebut. Perseroan, melalui BATR kini telah menindak lanjuti perkembangan tersebut dengan penyusunan AMDAL Kereta Api dan AMDAL Stockpile dan Pelabuhan serta telah memproses ijin pembangunan pelabuhan.

Rencana ketiga, Perseroan merintis kerjasama pengembangan angkutan KA batubara dengan perusahaan asal India, Adani Group. Angkutan KA ini menempuh jalur dari lokasi Tannjung enim ke pelabuhan Tanjung-Api-api (Sumatera Selatan), berjarak 270 km dengan kapasitas angkut 35 juta ton per tahun.

Dengan ketiga skenario angkutan batubara tersebut, Perseroan optimis akan mampu menjual batubara melalui angkutan kereta api hingga sebesar 82 juta ton per tahun.Realisasi dua rencana strategis lainnya, yakni akuisisi atau kerjasama dengan pengelola tambang batubara untuk memperluas area kelolaan dan meningkatkan cadangan

Page 59: PTBA.AR2010_010411D

57PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Realisasi tiga rencana peningkatan daya angkut kereta akan membuat Perseroan mampu memasok batubara dari Tanjung Enim ke pasar domestik maupun global hingga sebesar 82 juta ton/tahun.

serta rencana pengembangan angkutan laut batubara tetap dipertimbangkan dan dijalankan secara prudent. Dengan cara demikian, dalam jangka waktu beberapa tahun mendatang, target Perseroan untuk menjadi perusahaan tambang batubara terbesar di Indonesia dapat terealisir.

BERSAMA MITRA MEWUJUDKAN PENINGKATAN KINERJAKerjasama strategis dengan PTKA selama tahun 2010 menghasilkan peningkatan daya angkut kereta api menjadi 10,8 juta ton atau tumbuh 3% dari angka tahun 2009. Peningkatan volume angkut batubara ini merupakan hasil dari penambahan gerbong pengangkut dan perbaikan sistem manajemen angkutan, peningkatan intensitas keberangkatan dan penambahan rangkaian gerbong, serta adanya kordinasi intensif dengan PT KA.

Di masa mendatang, Perseroan optimis bahwa volume angkut melalui jalur KA eksisting ini akan dapat ditingkatkan sesuai dengan implementasi CTA yang mulai dijalankan sejak tahun 2010. Dalam kaitan CTA ini, Perseroan melakukan kerjasama strategis dengan KA, berupa pengadaan gerbong dan loko baru untuk meningkatkan daya angkut. Program ini diharapkan akan mampu meningkatkan daya angkut batubara secara signifikan.

Perseroan telah mempersiapkan seluruh jajarannya untuk memanfaatkan momen peningkatan permintaan batubara dan peningkatan daya angkut kereta di tahun-tahun mendatang dengan meningkatkan kapasitas produksi. Hal ini telah dibuktikan dengan naiknya produksi total menjadi 12,5 juta ton dari produksi 11,6 juta ton di tahun sebelumnya. Produksi swakelola juga telah meningkat 18,5% menjadi sebesar 3,2 juta ton dari 2,7 juta ton di tahun 2009.

Page 60: PTBA.AR2010_010411D

58 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010LAPORAN DIREKTUR UTAMAReport from the President Director

Pada tahun-tahun mendatang, seiring dengan telah selesainya persiapan produksi di MTBU dan program rekondisi 2 unit BWE dan 1 unit spreader, produksi batubara swakelola akan semakin meningkat, seiring dengan peningkatan total produksi batubara.

Demikian juga dengan komposisi penjualan. Tahun 2010, dari total volume penjualan sebesar 12,95 juta ton, penjualan domestik adalah sebanyak 8,23 juta ton (63,5%) dan ekspor sebanyak 4,72 juta ton (36,5%). Pada tahun-tahun mendatang, komposisi penjualan ini akan lebih berimbang, mengingat kerjasama peningkatan daya angkut yang dilakukan, sekaligus mencakup jaminan pembelian dari potential buyer mitra kerjasama luar negeri dalam jangka panjang.

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIAPerseroan menerapkan program peningkatan kompetensi secara berkesinambungan sekaligus melaksanakan pengembangan karir berbasis kompetensi. Perseroan telah mengimplementasikan Key Performance Indicators (KPI) dan Balanced Scorecard sebagai tools untuk mengukur kompetensi kinerja individual dan satuan kerja.

Perseroan telah mempersiapkan SDM untuk merealisasikan rencana besar di masa mendatang dengan menyiapkan serangkaian program pelatihan terpadu dan program rekrutmen yang terencana. Pelatihan tidak hanya ditujukan pada peningkatan kompetensi semata, tapi juga pada peningkatan kualitas mental dan spiritual guna menumbuhkan tri-logi kecerdasan, yaitu spiritual, emosi dan intelektual. Untuk maksud tersebut dan dalam rangka meningkatkan kualitas penerapan tata kelola yang baik, Perseroan menyelenggarakan pelatihan khusus mengenai implementasi code of conduct yang berisi uraian butir-butir etika dan moral yang harus dipegang teguh oleh segenap jajaran SDM dalam berkarya di perusahaan.

Kami memaknai peran penting SDM bagi Perseroan dengan memberikan program peningkatan kompetensi secara berkesinambungan.

58

Page 61: PTBA.AR2010_010411D

59PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

PENINGKATAN IMPLEMENTASI TATA KELOLAPerseroan meyakini bahwa seluruh raihan kinerja operasional tersebut akan dapat ditingkatkan secara berkesinambungan apabila Perseroan mampu secara konsisten meningkatkan kaidah-kaidah tata kelola yang baik. Sebagai wujud komitmen peningkatan penerapan praktek GCG tersebut, pada tahun 2010 Perseroan melakukan sosialisasi dan mengimplementasikan Pedoman GCG maupun Code of Conduct yang telah selesai dikaji dan disusun ulang.

Sosialisasi dilakukan melalui penyelenggaraan pelatihan intensif kepada pegawai akan pentingnya peningkatan penerapan praktek GCG. Selain itu dilakukan penanda-tanganan pernyataan kepatuhan untuk melaksanakan aturan-aturan yang terkandung dalam Code of Conduct dan Pedoman GCG. Perseroan telah merintis sosialisasi dan pelaksanaan COC dan Pedoman GCG tersebut kepada seluruh pemangku kepentingan, didahului dengan penerapan butir-butir menyangkut ketentuan pengadaan barang dan jasa terhadap para pemasok dan mitra kerja. Perseroan akan terus meningkatkan kualitas penerapan GCG ini dan melakukan evaluasi serta assessmen secara berkala.

KEPEDULIAN MASYARAKAT, WUJUD TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN Perseroan merancang pelaksanaan program tanggung jawab sosial perusahaan dengan sasaran meningkatkan keikutsertaan masyarakat agar berkembang bersama Perseroan. Dengan partisipasi tersebut, kesejahteraan masyarakat ikut meningkat seiring dengan perkembangan usaha Perseroan. Dalam melaksanakan CSR ini, Perseroan telah menetapkan komitmen jangka panjang, terdiri atas enam fokus kegiatan meliputi (i) kegiatan ekonomi, (ii) lingkungan, (iii) hak asasi manusia, (iv) praktek ketenaga kerjaan dan kelaikan kerja, (v) tanggung jawab produk dan (vi) kemasyarakatan.

Di bidang ekonomi, program yang dilaksanakan meliputi pengembangan pola kemitraan usaha kecil dan koperasi, dilakukan dengan memberikan pelatihan manajemen dan kewirausahaan serta bantuan dana bergulir bagi usaha kecil dan koperasi yang tersebar di wilayah operasional Perseroan. Pengembangan tersebut diharapkan akan menjadi fasilitator dan akselerator bagi pertumbuhan usaha kecil yang membawa dampak berganda (multiplier effect) terhadap kemandirian dan kesejahteraan masyarakat di sekitar lingkungan Perseroan. Total dana yang digulirkan oleh Perseroan melalui PKBL

59

Page 62: PTBA.AR2010_010411D

60 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

pada tahun 2010 mencapai total Rp93,9 miliar, naik 237% dari Rp27,9 miliar di tahun 2009.

Perseroan meyakini dengan pelaksanaan program yang tepat sasaran akan memberikan dampak peningkatan kesejahtaraan masyarakat sekitar agar lebih berdaya dan mandiri serta terpeliharanya hubungan yang harmonis dan berkesinambungan antara perusahaan dengan masyarakat.

MEWUJUDKAN KOMITMEN PELESTARIAN LINGKUNGANPerseroan secara komprehensif menerapkan berbagai program untuk mewujudkan salah satu misi “memberikan kontribusi yang maksimal dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan”. Perseroan menerapkan serangkaian program rehabilitasi lingkungan purna tambang yang dirancang bersama konsultan independen serta menggunakan sistem terakreditasi ISO 14001:2004. Perseroan bahkan telah melangkah lebih jauh dan menjadi pelopor dalam hal pelestarian lingkungan dan rehabilitasi pascatambang dengan telah merancang dan merealisasikan rencana pengembangan daerah pascatambang seluas 5.934 ha menjadi Taman Hutan Raya.

Semua upaya tersebut merupakan jawaban terhadap meningkatnya tuntutan masyarakat dunia akan terciptanya lingkungan hidup yang lebih baik untuk kehidupan mendatang. Hasil nyata di tahun 2010 adalah keberhasilan mempertahankan peringkat Proper Hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup. Perseroan bertekad untuk meraih Proper Emas pada tahun-tahun mendatang.

PANDANGAN KE DEPAN Semakin kondusifnya perekonomian global maupun nasional seperti diprediksikan oleh para ekonom diperkirakan membuka peluang dan tantangan bagi Perseroan. Peluangnya adalah semakin meningkatnya permintaan batubara dunia maupun nasional, sedangkan tantangannya adalah memproduksi batubara dengan biaya yang lebih efisien untuk menjaga tingkat profitabiltas.

Dengan memperhatikan kondisi eksternal tersebut, Direksi berpendapat bahwa peluang bagi pengembangan, perluasan dan peningkatan volume penjualan batubara Perseroan akan semakin terbuka. Dari sisi permintaan domestik, penyelesaian proyek PLTU tenaga batubara 10.000 MW tahap I akan ikut mendukung roda perekonomian nasional dan meningkatnya

LAPORAN DIREKTUR UTAMAReport from the President Director

Page 63: PTBA.AR2010_010411D

61PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

permintaan batubara. Realisasi PLTU 10.000 MW tahap kedua akan semakin meningkatkan kebutuhan batubara di tanah air.

Untuk pasar ekspor, perbaikan kondisi perekonomian global terutama di kawasan Asia Pasifik diprediksi membuka peluang pasar di negara-negara seperti India, China, Vietnam maupun Malaysia seiring dengan pesatnya pertumbuhan perekonomian di negara tersebut.

Sebagai perusahaan yang berwawasan untuk menjadi perusahaan tambang batubara terintegrasi yang terbesar di Indonesia, Perseroan berada dalam posisi yang lebih baik untuk meraih peluang dalam memenuhi kebutuhan yang meningkat tersebut, mengingat besarnya cadangan sumber daya yang dimiliki. Dengan menerapkan strategi pengembangan terintegrasi, didukung oleh SDM yang kompeten serta dilaksanakan dengan kualitas implementasi GCG yang meningkat akan membuat Perseroan mampu meraih peluang yang terbentang.

PENUTUP Dalam kesempatan ini, kami ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada Dewan Komisaris atas pengarahannya kepada Direksi. Penghargaan yang sama juga disampaikan kepada pemegang saham, pelanggan dan mitra usaha atas dukungan, kepercayaan dan kerjasamanya. Begitu pula kepada seluruh karyawan yang telah dengan penuh dedikasi menjadikan kerja sebagai ibadah, yang memungkinkan Perseroan mampu mempertahankan kinerja usaha dan menyiapkan landasan yang baik bagi pertumbuhan usaha di masa mendatang.

Ucapan terima kasih tak lupa kami sampaikan kepada seluruh pemangku kepentingan PT Bukit Asam (Persero) Tbk lainnya yang senantiasa memberikan kerjasama terbaik bagi kiprah dan pertumbuhan kinerja Perseroan secara berkelanjutan.

Ir. SukrisnoDirektur UtamaPresident Director

Atas nama DireksiOn Behalf of the board of Directors

Page 64: PTBA.AR2010_010411D

62 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Page 65: PTBA.AR2010_010411D

63PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Operational Management Report

Laporan Pengelolaan Operasional

Perseroan melaksanakan pengembangan usaha secara bijkasana, memantau dan memitigasi seluruh risiko potensial, mempersiapkan dan meningkatkan kompetensi SDM serta mengaplikasikan “green mining” untuk menjaga kelestarian alam.

63PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Page 66: PTBA.AR2010_010411D

64 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

RENCANA STRATEGIS PERSEROANSejalan dengan perkembangan perekonomian Indonesia maupun Global beberapa tahun terakhir dan mengantisipasi peluang peningkatan kebutuhan sumber energi, terutama batubara yang semakin terbuka, Perseroan telah menuntaskan penyusunan Rencana Strategis Perseroan. Rencana tersebut disusun berdasarkan lanskap kondisi perekonomian global dan makro ekonomi Indonesia pada kurun waktu 2009-2013.

(Lihat uraian MD&A: Prospek Usaha).

Rencana Strategis Perseroan terdiri dari enam strategi operasional utama, merupakan penjabaran dari Visi dan Misi Perseroan yang akan dicapai pada kurun waktu 2009-2013 untuk menjamin pencapaian target-target yang ditetapkan, yakni:

Fokus pada pertumbuhan produksi dan penjualan • batubara.Strategi operasional ini dimaksudkan untuk mengatasi • hambatan transportasi, yakni keterbatasan daya angkut kereta-api sebagai satu-satunya sarana angkut paling ekonomis. Program yang dilakukan adalah melalui peningkatan daya angkut dari jaringan yang sudah ada dan peningkatan kapasitas pelabuhan. Sedang peningkatan produksi dan penjualan dilakukan melalui optimasi kinerja unit bersangkutan.Fokus pada proyek-proyek pengembangan• Perseroan fokus pada pembangunan jaringan angkutan • kereta api baru dan pelabuhan, pengoperasian dan pengembangan tambang Internasional Prima Coal (IPC), pengembangan tambang Peranap, pengembangan tambang-tambang lainnya, pembangunan PLTU milik sendiri, pengembangan angkutan laut batubara serta akuisisi tambang berpotensi.Restrukturisasi Korporasi• Dilakukan melalui pendirian anak-anak perusahaan • yang menangani bisnis non-core. Meningkatkan kompetensi dan regenerasi SDM dan • menciptakan budaya korporasi yang mengutamakan kinerjaMeningkatkan sistem remunerasi yang berdasarkan • kinerja (performance based reward)Meningkatkan peringkat kinerja penataan pengelolaan • lingkungan dari hijau menjadi emas.

LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONALOperational Management Report64

CORPORATE STRATEGIC PLAN To respond to the world and national economic development and the increasing demand for energy resources particularly coal in the last few years, the Company has formulated its Corporate Strategic Plan. The Plan is based on global and Indonesian macro-economic forecast over a period between 2009 and 2013.

(See MD&A “Business Prospect”)

Six main operating strategies of the Strategic Plan are the elaboration of the Company’s Vision and Mission to be accomplished in 2009-2013, which are:

Focus on the growh of coal production and sales • This is to overcome transporation problem that lies in • the limited loading capacity of train being the only low-cost means of transport. This would mean increasing the loading capacity of existing railway system and the port handling capacity. Stepping up production and sales is carried out by optimizing the work of related units. Focus on development projects • The Company concentrates in constructing new railway • tracks and ports, developing Indonesia Prima Coal (IPC), Peranap and other mines, installing own thermal power station, developing coal sea transport and acquiring potential mines. Corporate resctructuring • This is done through setting up subsidiaries that handle • non-core business. Boost the competency and regeneration of human • resource as well as promote a performance-based corporate culture Promote a performance-based reward system• Improve performance rating in environmental • management from green to gold

Page 67: PTBA.AR2010_010411D

65PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

PENGEMBANGAN USAHASesuai dengan visi menjadi perusahaan energi berbasis batubara yang berdaya saing dan memberikan nilai optimal kepada para stakeholder, Perseroan merealisasikan rencana pengembangan usahanya secara prudent dan berkesinambungan. Target jangka panjang Perseroan adalah mencapai era PTBA Emas. Untuk mewujudkan target tersebut, Perseroan melakukan berbagai langkah pengembangan usaha dengan sasaran meningkatkan produksi, meningkatkan penjualan, memperluas pemasaran produk batubara serta memanfaatkan secara optimal potensi cadangan sumber dayanya yang berlimpah.

Berbagai langkah aksi korporasi telah dilaksanakan untuk meningkatkan produksi dan mengatasi kendala-kendala yang selama ini membatasi kemampuan Perseroan untuk meningkatkan volume penjualan maupun produksi batubara. Berbagai aksi korporasi yang dilakukan sepanjang tahun 2009 dan upaya pengembangan usaha yang telah dirintis tahun sebelumnya adalah sebagai berikut.

Pengembangan Usaha terintegrasi menjamin peningkatan kinerja yang berkelanjutan.

A prudent and integrated business development to ensure sustainable performance.

AKUISISI KUASA PERTAMBANGAN (KP)

Salah satu strategi yang dilakukan untuk meningkatkan produksi batu-bara adalah melalui akuisisi perusahaan tambang, sebagai sumber alternatif produksi batubara, di luar areal tambang di Tanjung Enim dan Ombilin. Akuisisi pertama KP dilakukan pada bulan September 2008, melalui kepemilikan sebesar 51% saham PT Internasional Prima Coal (IPC) yang berlokasi di Kalimantan Timur dengan nilai transaksi sebesar USD17,85 juta. Menurut taksiran Perseroan, kawasan ini memiliki sumber daya batubara sebesar 45 juta ton. IPC telah berproduksi sejak tahun 2009.

65

BUSINESS DEVELOPMENT In keeping with the corporate vision of becoming a highly competitive coal-based energy company and maximizing stakeholders’ return, the Company seeks to develop its business prudently and continuously. The long-term target is to arrive at an era of Golden PTBA. The Company takes business development measures aiming to step up production and sales, expand coal product marketing area, and capitalizing on its abundant coal reserves and resources.

Various corporate actions have been taken to boost production and overcome the long standing obstacles that have limited the Company’s ability to increase production and sales. The year 2009 witnessed the following corporate actions and business development efforts that had actually started the preceding year:

ACQUISITION OF MINING CONCESSION

A strategy implemented to increase coal production is the acquisition of new mines as alternative coal sources outside the mining area of Tanjung Enim and Ombilin. The first acquisition of Mining Concession was accomplished in September 2008 through taking over a 51 percent ownership of PT International Prima Coal (IPC) located in East Kalimantan at a transaction value of US$ 17.85 million. The Company estimates this area has coal reserves of 45 million tons. IPC commenced operations in 2009.

Page 68: PTBA.AR2010_010411D

66 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Di tahun 2010, tidak ada realisasi akusisi yang dilakukan. Penyebabnya adalah belum adanya tambang yang layak secara komersial, teknis maupun legal, dengan pertimbangan utama antara lain: cadangan yang minim dan tidak ekonomis, cadangan cukup besar namun kaulitas rendah dan jarak angkut cukup jauh, harga dan skema bisnis yang tidak sesuai dengan pihak Penjual. Namun demikian, Perseroan saat ini sedang mencari dan menjajagi beberapa potensi tambang potensial untuk diakuisi.

PENINGKATAN VOLUME ANGKUTAN BATUBARA

Lokasi areal penambangan batubara Perseroan yang relatif jauh dari pelabuhan, membuat kereta api menjadi sarana angkutan utama batubara yang paling ekonomis. Sebagai konsekuensi, peningkatan produksi dan penjualan batubara Perseroan harus selalu dikaitkan dengan kemampuan angkut produk melalui jalur kereta api ini, yang mendorong Perseroan melaksanakan berbagai upaya untuk meningkatkan kapasitas angkutan kereta api.

Dimulai tahun 2008 lalu, Perseroan menjalankan dua skenario utama peningkatan volume angkutan batubara. Pertama, melakukan optimasi dan peningkatan daya angkut melalui jalur kereta-api yang telah ada. Kedua, merintis pembangunan jalur kereta-api baru dari areal tambang ke pelabuhan muat yang memungkinkan penjualan produk batubara secara efisien, ekonomis dan memberikan hasil maksimal bagi Perseroan. Upaya pertama, meningkatkan secara bertahap kapasitas angkut kereta api eksisting dari Tanjung Enim ke Pelabuhan Tarahan menjadi 20 juta ton dan dari Tanjung Enim ke Kertapati menjadi 2,7 juta ton, sehingga total kapasitas angkut menjadi

66LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONALOperational Management Report

Meningkatkan kapasitas angkut batubara melalui jalur yang sudah ada secara bertahap menjadi sebesar 22,7 juta ton per tahun.

In 2010, there was no acquisition made by the Company because there was no commercial potential mine, technicaly as well as legally. The main obstacles included small and uneconomical reserves, big but low-quality reserves and long transporting distance, as well as unfavorable price and business scheme.

INCREASE OF COAL TRANSPORT VOLUME

The Company’s coal mines are located relatively far from the ports, making trains the most economical means of transport. Consequently, increasing coal production and sales is always related to the loading capacity of the railway facility, prompting the Company to take several measures to improve the train loading capacity.

In 2008, the Company made two major scenarios to increase coal transport volume. First, maximizing the loading capacity of the existing railway tracks. Second, pioneering the construction of new railway tracks from the mining area to the loading port that will facilitate efficient, economical coal sales and bring maximum return to the Company.

First effort, gradually increasing the existing railway loading capacity from Tanjung Enim to Tarahan Port to reach 20 million tons and from Tanjung Enim to Kertapati to reach 2.7 million tons, making total loading capacity of 22.7 million

Page 69: PTBA.AR2010_010411D

67PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

22,7 juta ton per tahun. Salah satu alternatif yang dilakukan adalah pembentukan perusahaan patungan antara PTBA dengan PT Kereta Api Indonesia (PTKA), setelah mendapat persetujuan RUPSLB tertanggal 28 Mei 2008.

Untuk menjamin peningkatan volume angkutan kereta api, Perseroan melakukan Perjanjian Angkutan Batubara Jangka Panjang (Coal Transport Agreement /CTA) yang berlaku mulai 1 Januari 2010 sampai dengan 31 Desember 2029 dengan pihak PTKA di bulan Oktober 2009.

Dalam perjanjian tersebut, mulai tahun 2010, PTKA menyanggupi untuk meningkatkan kapasitas angkut batubara melalui jalur yang sudah ada, Tanjung Enim-Tarahan dan Tanjung Enim-Kertapati, secara bertahap menjadi sebesar 22,7 juta ton pada akhir tahun 2014. Perjanjian tersebut juga mengatur dan menyepakati formula tarif tertentu dan memberlakukan sistem “Take or Pay”.

Sebagai tindak lanjut perjanjian tersebut, Perseroan menunjuk Konsultan Independen Mott Macdonald untuk merumuskan formula tarif dan formula take or pay angkutan kereta api batubara jangka panjang. Penyelesaian formula tarif tersebut penting untuk memastikan terlaksananya peningkatan angkutan batubara sesuai Perjanjian dan lebih memastikan perhitungan biaya angkutan yang menyertai peningkatan produksi batubara Perseroan.

Upaya kedua, dilakukan melalui pembentukan perusahaan baru, setelah mendapat persetujuan RUPSLB tanggal 28 Mei 2008, yakni PT Bukit Asam Transpacific Railway (BATR), melibatkan PTBA (10%), PT. Transpacific Railway Infrastructure/TRI (80%) dan China Railway Engineering (10%), yang akan membangun jalur KA baru. Jalur baru sepanjang 307 km ini akan menghubungkan Tanjung Enim – Srengsem (Lampung), dengan perkiraan daya angkut sebesar 25 juta ton per tahun.

Pendirian perusahaan angkutan baru ini juga dimaksudkan untuk mendukung peningkatan produksi batubara Perseroan. Selain membangun jalur kereta api, perusahaan patungan ini juga akan membangun pelabuhan khusus batubara di Srengsem, Lampung. Skema pembiayaan 30% modal sendiri, sedang 70% lainnya dari pinjaman.

Proyek ini telah mendapatkan Ijin Prinsip dari Gubernur Lampung pada 22 September 2008 dan ijin prinsip dari

tons per year. One alternative taken was forming a joint venture company between PTBA and PT Kereta Api Indonesia (PTKA), with the approval of Extraordinary General Meeting of Sharesholders (EGMS) dated 28 May 2008.

To guarantee increased railway loading volume, in October 2009 the Company entered into Coal Transport Agreement (CTA) with PTKA to cover the period from 1 January 2010 to 31 December 2029.

Under the agreement, starting 2010, PTKA will increase the coal loading capacity through the existing tracks, Tanjung Enim-Tarahan and Tanjung Enim-Kertapati, gradually to reach 22.7 million tons by yearend 2014. The agreement also fixes and agrees upon a certain tariff formula and enforce “Take or Pay” system.

Further, the Company appointed an independent consultant Mott MacDonald to formulate tariff and ‘take or pay’ scheme for long-term railway coal transport. This scheme is essential to ensure capacity upgrade is in accordance with the agreement and transport cost is commensurate with coal production increase.

Second effort, setting up a new company, with the approval of EGMS dated 28 May 2008, which are PT Bukit Asam Transpacific Railway, involving PTBA (10%), PT Transpacific Railway Infrastructure/TRI (80%) and China Railway Engineering (10%), which will build a new railway track. The new 307-km track will connect Tanjung Enim and Srengsem (Lampung), at an estimated loading capacity of 25 million tons per year.

The establishment of this new transport company is directed towards supporting the Company’s coal production increase. Besides building railway tracks, the joint venture company will build a coal port in Srengsem, Lampung. Total financing is 30% own funds and 70% borrowing.

This project was granted in-principle approval (approval in principle) by the Governor of Lampung on 22 September

Page 70: PTBA.AR2010_010411D

68 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Gubernur Sumsel tanggal 13 Oktober 2008 dan pada Oktober 2009, proyek ini juga telah memperoleh ijin prinsip pembangunan jalur Perkeretaapian Khusus dari Menteri Perhubungan RI.

Perkembangan selanjutnya, pada bulan Maret 2010 telah dilakukan Penandatanganan Kontrak EPC (Engineering, Procurement and Construction) senilai US$1,3 miliar dan O&M (Operator and Maintenance) selama periode 20 tahun dengan nilai US$3,5 miliar antara BATR (anak perusahaan PTBA) dengan China Railway Group Limited untuk merealisasikan proyek tersebut.

Sebagai tindak lanjut dari perjanjian tersebut, dilakukan presentasi dihadapan Gubernur Lampung dan Gubernur SumSel beserta Dinas terkait mengenai Rencana Pembebasan Lahan. Langkah lain yang dilaksanakan adalah melakukan survey untuk alignment kereta api dan menetapkan trekking jalur KA. BATR (Anak Perusahaan) dalam proses melakukan penyusunan AMDAL Kereta Api dan AMDAL Stockpile dan Pelabuhan serta telah memproses ijin pembangunan pelabuhan. Selanjutnya akan memasuki tahap persiapan land acquisition.

Selain kerjasama dengan perusahaan asal China, Perseroan juga merintis kerjasama pengembangan angkutan KA batubara dengan perusahaan asal India, Adani Group. Rencana angkutan KA ini menempuh jalur dari lokasi Tannjung enim ke pelabuhan Tanjung-Api-api (Sumatera Selatan). Panjang jalur ini adalah 270 km dengan kapasitas angkut 35 juta ton per tahun.

Dengan demikian jika ketiga skenario angkutan batubara tersebut dapat berjalan sesuai rencana, Perseroan akan mampu menjual batubara melalui angkutan kereta api hingga sebesar 82 juta ton per tahun.

PEMBANGUNAN PLTU MULUT TAMBANG

Untuk meningkatkan pemanfaatan batubara berkalori rendah dan mendapatkan manfaat ekonomis yang berujung pada peningkatan imbal hasil kepada pemegang saham, Perseroan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) mulut tambang. Pengembangan proyek ini selain bertujuan mendukung pemenuhan kebutuhan listrik nasional juga untuk memenuhi kebutuhan operasional Perseroan. Berdasarkan besaran nilai investasi yang dibutuhkan dan proses internal yang harus dilakukan, proyek-proyek pembangunan PLTU mulut tambang ini terbagi atas beberapa kelompok, yakni:

LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONALOperational Management Report

2008 and by the Governor of South Sumatera on 13 October 2008. In addition, an in-principle approval was also issued for the construction of Special Railway Track by the Minister of Transportation in October 2009.

In March 2010 EPC (Engineering, Procurement and Construction) contract worth US$1.3 billion and O&M (Operator and Maintenance) 20-year contract worth US$3.5 billion were signed by BATR (PTBA subsidiary) and China Railway Group Limited to develop the project.

As a follow up, the Company made a presentation to the Governors of Lampung and South Sumatera regarding land clearance plan. Additionally, a survey was conducted for railway alignment and railway track designation. Writing up AMDAL (environmental impact assessment) for railway, stockpile and port was under way and port construction permit was issued. Land acquisition would be soon initiated.

Besides collaborating with China, the Company also had a joint project with Adani Group, India, to develop a 270-km railway track from Tanjung Enim to Tanjung Api-api (South Sumatera) to transport coal at an annual capacity of 35 million tons.

If the three scenarios of coal transport can proceed as planned, in due time the Company will be in a position to sell its coal products by railway transport up to 82 million tons per year.

CONSTRUCTION OF MINE MOUTH THERMAL POWER PLANT

To optimize the use of low-calorie coal for economic benefit that will in turn maximize shareholders’ return, the Company constructed Thermal Power Plant (TPP). This project is expected to meet the electricity needs of the nation and the Company’s operations. Categorized according to the investment cost and the internal process, the mine mouth TPP projects are divided into several groups:

Page 71: PTBA.AR2010_010411D

69PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Aktifitas Penambangan di Tambang Air Laya, Tanjung Enim

Page 72: PTBA.AR2010_010411D

70 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Proyek yang telah mendapat persetujuan melalui •RUPSPembangunan PLTU Mulut Tambang Banjarsari berkapasitas 2x100 MW di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan telah memperoleh persetujuan RUPSLB 10 Mei 2006, yang diproyeksikan untuk memenuhi kebutuhan listrik di Sumatera. Pelaksanaan proyek dilakukan oleh anak perusahaan, yaitu PT Bukit Pembangkit Innovative (BPI), yang dibentuk tahun 2007, dengan konsorsium PTBA, PT Navigate Innovative Indonesia (NII) dan Pembangkit Jawa Bali (PJB).

Sebagian besar (70%) keperluan pendanaan pembangunan proyek dibiayai melalui pinjaman, sisanya (30%) melalui modal sendiri. Pembangunan proyek ini sempat terkendala oleh pelaksanaan tender ulang kontraktor Engineering, Procurement, Construction (EPC) PLTU akibat adanya permintaan perubahan nilai kontrak EPC sebagai dampak krisis keuangan global yang membuat nilai kurs Dollar Amerika terhadap Rupiah dan Yuan berubah, serta adanya kenaikan harga baja.

Melalui tender ulang tersebut diperoleh kontraktor baru, yaitu China National Electric Equipment Corporation, menggantikan kontraktor sebelumnya yaitu Jiangxi Electric Power Overseas Engineering Co.Ltd. Selain kenaikan biaya EPC, munculnya cost overrun dan revisi harga batubara sebagai bahan bakar PLTU, membuat manajemen PT BPI mengajukan permintaan kenaikan harga jual listrik kepada PT PLN (Persero) yang akan dituangkan dalam Amandemen Power Purchase Agreement (PPA).

LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONALOperational Management Report

Penyelesaian proyek peningkatan daya angkut KA akan membuat Perseroan menjadi salah satu pemasok batubara terbesar di Indonesia.

Increased railway loading capacity will turn the Company into one of the largest coal suppliers in Indonesia.

70

Projects approved by GMS •

The construction of Banjarsari Mine Mouth TPP with a capacity of 2x100 MW in Lahat Regency, South Sumatera was approved by EGMS on 10 May 2006, projected to meet the needs for electricity in Sumatera. The project was built by a subsidiary that was set up in 2007, PT Bukit Pembangkit Innovative (BPI), a consortium of PTBA, PT Navigate Innovative Indonesia (NII) and Pembangkit Jawa Bali (PJB).

The major part or 70% of financing was borrowed and the remaining 30% was self-funded. The construction of this project was delayed due to a re-tender process for Engineering, Procurement, Construction (EPC) contractor. The re-tender was caused by a request for change in EPC contract value following global financial crisis that affected the exchange rate of American Dollar against Rupiah and Yuan, and the increased price of steel.

From the re-tender a new contractor, China National Electric Equipment Corporation, was appointed replacing Jiangxi Electric Power Overseas Engineering Co.Ltd. Besides increased EPC costs, cost overrun and adjusted price of coal as TPP fuel prompted the management of PT BPI to propose an increase in electricity selling tariff to PT PLN (Persero) which would be incorporated in Amendment to Power Purchase Agreement (PPA).

Page 73: PTBA.AR2010_010411D

71PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Bulan Agustus 2010 telah dicapai kesepakatan harga jual-beli listrik baru yang akan dituangkan dalam Amandemen PPA antara Perseroan dengan PLN. Tarif baru tersebut sampai sekarang masih menunggu persetujuan Menteri ESDM.

Draft PPA telah dibahas dan disiapkan. Amandemen PPA akan ditandatangani setelah ada persetujuan Menteri ESDM mengenai Tarif Jual Beli Listrik yang baru. Diharapkan persetujuan Menteri ESDM segera diperoleh, sehingga Amandemen PPA dapat ditandatangani di tahun 2011.

Selain perkembangan menyangkut PPA tersebut, proyek ini mencatat perkembangan lain dengan telah ditanda tanganinya Amandemen Kontrak EPC PLTU pada tanggal 3 Desember 2010. Perkembangan lainnya, lahan untuk pembangunan PLTU ini telah 100% dibebaskan dan disertifikasi atas nama BPI, sedang lahan untuk transmisi telah 88% dibebaskan.

Total kebutuhan batubara kalori rendah yang akan dipasok PTBA untuk keperluan proyek ini adalah sekitar 1 juta ton per tahun.

PLTU, Tanjung Enim

71

In August 2010, new electricity tariff was agreed and would be included in the Amendment to PPA between the Company and PLN. EMR Minister approval for the new tariff is still pending.

Draft amended PPA has been discussed and drawn up and will be signed soon after EMR Minister approves the new electricity tariff. The ministerial approval is expected any time soon and PPA Amendment can be signed in 2011.

An Amendment to EPC contract for this project was signed on 3 December 2010. Land for this TPP was 100% acquired and certificated in the name of BPI, while transmission land was 88% cleared.

Total low-calorie coal to be supplied by PTBA for this project is estimated at 1 million tons per annum.

Page 74: PTBA.AR2010_010411D

72 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONALOperational Management Report

Proyek yang belum Mendapat Persetujuan RUPS.•PLTU Mulut Tambang Banko Tengah dengan kapasitas 4x600 MW di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan dirancang untuk memenuhi kebutuhan listrik di kawasan Sumatera dan Jawa. Pengaliran listrik dari areal proyek ke Pulau Jawa rencananya akan dilakukan melalui jaluran transmisi listrik Sumatera-Jawa, sebagian akan melalui kabel bawah laut. Proyek PLTU ini belum mendapatkan persetujuan RUPS PTBA.

Pada proyek ini Perseroan menggandeng mitra strategis dari Cina (China Huadian Corporation) dan beberapa mitra nasional (PLN, PT Truba Alam Manunggal Engineering Tbk dan Pemerintah Kabupaten Muara Enim), melalui perjanjian usaha patungan pembangunan, operasi dan pemeliharaan PLTU yang ditandatangani pada 2006. Proposal penawaran penjualan listrik dari PLTU ini telah diajukan kepada PLN pada 2007.

Perseroan kemudian menindak-lanjuti langkah ini dengan melaksanakan tahapan persiapan pembebasan lahan, mempersiapkan wilayah khusus Kuasa Pertambangan untuk pasokan batubara ke PLTU, dengan perkiraan kebutuhan sebesar 10 – 12 juta ton per tahun. Perseroan bersama-sama mitra strategis juga melakukan serangkaian proses negosiasi tarif listrik (Purchase Power Agreement / PPA) dengan pihak PLN dan pembahasan skema pembiayaan proyek dengan potential lenders maupun potential insurer yang masih berlangsung hingga akhir 2009.

Pada tahun 2010, PLN masih perlu memprioritaskan pelaksanaan program-program pemenuhan tambahan pasokan listrik bagi sistem interkoneksi Sumatera sendiri, sehingga terjadi penundaan negosiasi PLTU Banko Tengah yang produksi listriknya sebagian besar dipasok ke Pulau Jawa. Berdasarkan RUPTL PLN 2010-2019, Perseroan memperkirakan proyek yang menghubungkan interkoneksi sistem kelistrikan Sumatera-Jawa ini harus selesai pada tahun 2016.

Proyek yang tidak memerlukan Persetujuan RUPS.•

PLTU Mulut Tambang Tanjung Enim kapasitas 3x10 MW di Tanjung Enim.Pembangunan PLTU ini ditujukan untuk pemakaian sendiri di Unit Pertambangan Tanjung Enim (UPT). Pada bulan Maret 2009 Perseroan menandatangani perjanjian kontrak EPC PLTU dengan Konsorsium China Overseas

Projects Yet to be Approved by GMS •Mine Mouth TPP Banko Tengah of 4x600 MW in Muara Enim Regency, South Sumatera was designed to meet electricity demand in Sumatera and Java areas. Electricity distribution from the project site to Java Island is to be carried out through electric transmission line Sumatera-Java, partly through undersea cables. This TPP project has not been approved by PTBA GMS.

In this project the Company works with a strategic partner from China (China Huadian Corporation) and a few national partners (PLN, PT Truba Alam Manunggal Engineering Tbk and Regental Administration of Muara Enim), under a joint venture agreement to build, operate and maintain TPP signed in 2006. For selling electricity from this TPP a proposal was submitted to PLN in 2007.

As a follow-up the Company began preparing for land clearance, preparing Mining Concession area for supplying coal to TPP at an estimated volume of 10 – 12 million tons per year. Together with its strategic partners the Company made a series of negotiations for electricity tariff (Purchase Power Agreement / PPA) with PLN and discussed the project payment scheme with potential lenders and potential insurers continuing towards the end of 2009.

In 2010, PLN was still concentrating on increasing electricity supply to Sumatera inter-connection system, so negotiation on Banko Tengah TPP, which supplied most of its electricity to Java, was suspended. Based on PLN 2010-2019 program, the Company estimates that the Sumatera-Java electricity inter-connection has to be finalized in 2016.

Projects not Requiring GMS Approval •

Tanjung Enim Mine Mouth 3x10MW TPP This TPP is constructed with the purpose of meeting the needs of Tanjung Enim Mining Unit. In March 2009 the Company entered into a TPP EPC contract with a consortium China Overseas Engineering Holding Limited – Zheajiang Xizi United Engineering Co Ltd

Page 75: PTBA.AR2010_010411D

73PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Engineering Holding Limited – Zheajiang Xizi United Engineering Co Ltd – Jiangxi Jiusheng International Electro-Mechanical Equipment Co.Ltd di Huangzhou, China. Selain itu diputuskan Black and Veatch International sebagai Konsultan Supervisi Pekerjaan EPC.

Hingga akhir 2010, kemajuan pembangunan PLTU Tanjung Enim telah mencapai + 85,65%. Adapun rincian pekerjaan yang telah dilaksanakan mencakup: detail desain, pondasi peralatan utama, shipment peralatan utama, chimney, konstruksi dan erection i boiler dan ESP No.#3. Sedangkan pekerjaan yang sedang berlangsung antara lain mencakup : penyelesaian pekerjaan Cooling Tower, Dry Coal Shed, DM Water, pondasi lainnya, konstruksi dan erection boiler dan ESP No.#2 dan Main Power House (MPH) dan pengawasan kegiatan EPC Kontraktor.

Penyelesaian proyek ini akan sangat mendukung program efisiensi kegiatan penambangan batubara melalui pengalihan pemakaian energi berbasis BBM, yang harga produknya di luar kontrol Perseroan, menjadi berbasis listrik. PLTU ini menggunakan bahan bakar batubara limbah yang selama ini belum termanfa’atkan.

PLTU Paket untuk Pelabuhan Tarahan. Pembangunan PLTU berkapasitas 2 x 8 MW ini juga ditujukan untuk keperluan sendiri, terutama mendukung kebutuhan operasional Perseroan di pelabuhan Tarahan. Setelah pada 2008 menunjuk Konsultan Teknis dan mendapatkan persetujuan Dewan Komisaris pada Agustus 2009, Perseroan telah menindak lanjuti rencana ini dengan melakukan proses tender kontraktor EPC.

Penyelesaian seluruh proyek PLTU akan menjamin pemasaran 14 juta ton/tahun batubara kalori rendah dari areal sekitar Tanjung Enim dan Peranap.

The completion of all TPP projects will secure annual sales of 14 million tons low-calorie coal from Tanjung Enim and Peranap areas.

– Jiangxi Jiusheng International Electro-Mechanical Equipment Co.Ltd in Huangzhou, China. Black and Veatch International was assigned as Consultant for supervising the EPC work.

Until end of 2010, the construction was +85.65% was completed. Breakdown of work accomplished included detailed design, major equipment base, major equipment shipment, chimney, construction ad erection of boiler and ESP No. 3. Work in progress included cooling tower, dry coal shed, DM water, other foundation work, construction and erection of boiler and ESP No. 2 and main power house (MPH) as well as overseeing EPC contractor work.

When completed this project will support coal mining efficiency program by shifting fuel-based to electricity-based energy consumption as fuel price is beyond the Company’s control. This TPP is fueled by waste coal which has never been utilized.

Packet TPP for Tarahan Port This 2x8MW TPP is also designed to meet the Company’s own needs, particularly to support the Company’s operations in Tarahan port. After appointing Technical Consultant in 2008 and obtaining the Commissioners’ approval in August 2009, the Company invited tenders for EPC contractor.

Page 76: PTBA.AR2010_010411D

74 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Hingga akhir 2010, Kontraktor EPC Pembangunan PLTU Pelabuhan Tarahan telah ditunjuk dan dilanjutkan dengan proses CDA (Contract Discussion Agreement) dan pembahasan kontrak. Sedangkan Konsultan Pengawas (Supervisi) telah dilakukan pelelangan dan sedang dalam proses penunjukan pemenang.

PLTU Mulut Tambang Peranap kapasitas 2x10 MW di Kabupaten Indragiri Hulu RiauGagasan pembangunan proyek ini telah dimulai sejak 2008 dengan pelaksanaan studi pembangunan PLTU dan studi pengembangan tambang wilayah Kuasa Pertambangan Peranap. Melalui pembangunan PLTU berkapasitas 2x10 MW ini, diharapkan Perseroan dapat memanfaatkan batubara kalori rendah untuk mewujudkan komitmen pemenuhan kebutuhan listrik masyarakat setempat. Pembangunan PLTU akan dilakukan secara paralel dengan pengembangan tambang Peranap

Sampai akhir 2009, Perseroan masih dalam proses pembahasan jual beli listrik dengan Pemerintah Daerah Tk II Kabupaten Indragiri Hulu.

Hingga akhir 2010, Proses Pelelangan Kontraktor EPC Pembangunan PLTU Peranap mengalami batal tender karena tidak memenuhi syarat jumlah peserta yang hanya diikuti oleh 2 peserta. Proses pembahasan jual beli listrik baik dengan PLN WRKR maupun dengan Pemerintah Daerah Tk II Kabupaten Indragiri Hulu yang diwakili oleh Perusda Inhu juga masih berlangsung.

PENGEMBANGAN COAL BED METHANE (CBM)

Selain berbagai upaya peningkatan produksi dan efisiensi proses penambangan, Perseroan juga melakukan pengembangan usaha yang bertujuan untuk memperkuat fondasi bisnis perusahaan. Strategi yang diterapkan adalah dengan melakukan diversifikasi usaha guna meningkatkan nilai tambah.

Salah satu alternatif diversifikasi usaha dalam memanfaatkan sumber daya Perseroan yang berlimpah adalah pengembangan Coal Bed Methane (CBM) di wilayah Tanjung Enim, bekerjasama dengan PT Pertamina Hulu Energi (melalui PT PHE Metra Enim) dan Arrow Energy Indonesia (melalui Arrow Energy Tanjung Enim PTE Ltd), dengan struktur kepemilikan PTBA, 27,5 % (melalui anak perusahaan Perseroan, PT Bukit Asam Metana Enim), PT PHE Metra Enim, 27,5% dan Arrow Energy Tanjung Enim PTE Ltd 45%.

LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONALOperational Management Report

At the end of 2010, an EPC contractor was appointed and Contract Discussion Agreement (CDA) was discussed. A bid for Contractor Overseer was opened and the winner had yet to be decided.

Peranap Mine Mouth 2x10MW TPP in Indragiri Hulu Riau The idea of building this project started in 2008 after conducting studies in TPP construction and mine development in Peranap Mining Concession area. The construction of TPP of this capacity should enable the Company to make use of low-calorie coal to meet the electricity needs of local community. Construction will be parallel to the development of Peranap mine.

Until end of 2009, the Company was still negotiating electricity selling tariff with the Local Administration of Indragiri Hulu Regency.

At the end of 2010, the tender for EPC Contractor of Peranap TPP Construction failed as the number of participants (only two) was below requirement. Negotiation on electricity selling price with PLN and Indragiri Hulu Regental Administration, represented by Indragiri Hulu Regental Company, was still in progress.

DEVELOPMENT OF COAL BED METHANE (CBM)

Besides various efforts to boost production and improve mining efficiency, the Company also made business expansion to strengthen its foundation. The strategy adopted was business diversification to improve added value.

One alternative of business diversification in taking advantage of the abundant reserves was developing Coal Bed Methane (CBM) in Tanjung Enim, in collaboration with PT Pertamina Hulu Energi (through PT PHE Metra Enim) and Arrow Energy Indonesia (through Arrow Energy Tanjung Enim Pte Ltd). Ownership composition is PTBA 27.5 % (through subsidiary, PT Bukit Asam Metana Enim), PT PHE Metra Enim 27.5% and Arrow Energy Tanjung Enim Pte Ltd 45%.

Page 77: PTBA.AR2010_010411D

75PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Mulai Juli 2008 tahap eksplorasi telah dilaksanakan melalui penentuan lokasi bor bagi pengambilan sample gas CBM Tanjung Enim. Indikasi awal dari proses eksplorasi tersebut menunjukkan kandungan CBM antara 0,8-2,6 trilliun cubic feet (TCF). Dengan perkiraan produksi sebesar 50 juta kaki kubik gas per hari (50 MMSCF/day) maka kandungan CBM di areal ini akan habis minimal dalam waktu 40 tahun.

Penandatanganan PSC untuk proyek ini telah dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus 2009 antara para pihak dengan BPMigas dengan komposisi para pihak 45% dan BPMigas 55% dan berlaku selama 30 tahun. Work Program & Budget dan Rencana Penempatan Tenaga Kerja (RPTK) telah disetujui oleh BPMIGAS. Saat ini sedang dalam proses negosiasi Joint Operation Agreement antara para pihak. Upaya Kelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) telah diperoleh dan sampai dengan akhir tahun 2010 telah memasuki tahapan persiapan pemboran ekplorasi di Wilayah Kerja Tanjung Enim.

Perseroan optimis proyek ini akan dapat terealisir lebih cepat dari perkiraan awal, mengingat PTBA sudah memiliki data geologi batubara yang lengkap, PT Pertamina EP memiliki data bor dan seismik yang lengkap sementara Arrow Energy (Tanjung Enim) Pte Ltd sudah berpengalaman dalam pengembangan gas CBM di Australia.

PENGEMBANGAN ANGKUTAN LAUT BATUBARA

Dengan mempertimbangkan semakin meningkatnya permintaan batubara domestik maupun global, Perseroan kemudian melaksanakan studi kelayakan yang lebih komprehensif pengembangan angkutan laut batubara. Hasilnya menunjukkan bahwa pengembangan angkutan laut tersebut akan dapat menunjang kinerja Perseroan

0,8 - 2,6Kandungan CBM di Tanjung Enim berjumlah antara 0,8 – 2,6 trillion cubic feet (TCF)

CBM content in Tanjung Enim is 0.8-2.6 trillion cubic feet (TCF)

trillion cubic feet (TCF)

In July 2008 exploration was commenced by designating drilling site to extract CBM gas sample in Tanjung Enim. The exploration indicated a CBM content of 0.8-2.6 trillion cubic feet (TCF). At an estimated production of 50 million cubic feet of gas per day (50 MMSCF/day), CBM content in this area will be exhausted within minimum 40 years.

The Production Sharing Contract (PSC) for this project was entered into on 4 August 2009 between the parties and BPMigas with a composition of the parties 45% and BPMigas 55%, valid for 30 years. Work Program & Budget and Manpower Placement Plan was approved by BPMIGAS. Currently negotiation for Joint Operation Agreement is under way among the parties. Environmental Management Action (UKL) and Environmental Monitoring Action (UPL) permits were obtained and at end 2010 preparation for exploration drilling in Tanjung Enim was in progress.

The Company is optimistic that this project can be accomplished sooner than originally planned, considering PTBA has full coal geology data, PT Pertamina EP has full drilling and seismic data while Arrow Energy (Tanjung Enim) Pte Ltd is experienced in CBM gas development in Australia.

DEVELOPMENT OF COAL SEA TRANSPORT

To respond to the increasing coal demand in domestic and overseas market, the Company made a more comprehensive feasibility study of coal sea transport development. The study showed that sea transport development would support the Company’s performance as it could reduce dependence on

Page 78: PTBA.AR2010_010411D

76 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

karena mampu mengurangi ketergantungan angkutan pada perusahaan lain, meningkatkan posisi tawar dan mempermudah pendistribusian batubara.

Bulan Juli 2009, Perseroan mendapatkan persetujuan Komisaris untuk mengembangkan angkutan laut batubara yang ditindak-lanjuti dengan langkah-langkah persiapan bagi pendirian anak perusahaan angkutan laut batubara dan penyusunan Rencana Strategis Pendirian anak perusahaan di tahun 2010.

LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONALOperational Management Report

Pelabuhan Tarahan

other companies’ transport, improve bargaining position and facilitate coal distribution.

In July 2009, the Company obtained the Commissioners’ approval to develop coal sea transport to be followed up by preparatory measures to establish subsidiary company in coal sea transport, and to write up the strategic plan in 2010.

Page 79: PTBA.AR2010_010411D

77PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Coal Bed Methane (CBM) merupakan gas metana (CH4) •yang terbentuk secara alami bersama dengan sejumlah kecil kandungan gas hidrokarbon dan non-hidrokarbon lainnya (85-99% metana), yang terkandung di dalam lapisan batubara sebagai hasil dari proses kimia dan fisika.Dalam penambangan batubara di Indonesia, yang •umumnya dilakukan secara open pit, pengupasan over burden yang dilakukan membuat kandungan CBM ini terbuang ke atmosfir dengan percuma dan menjadi salah satu unsur gas perusak lapisan ozon.Pada proses tambang dalam, seperti banyak dilakukan di •China, saluran ventilasi yang kurang baik akan membuat gas ini ”terperangkap” pada areal penambangan dibawah tanah. Pada konsentrasi tertentu, gas ini akan terbakar, dengan menimbulkan ledakan. Eksplorasi CBM dilakukan melalui teknik pemboran core •hole & gas sampling dan proses Geologi & Geofisika.CBM umumnya diproduksi melalui lubang bor (exploitation •hole), dimana air akan dipompa keluar dari lapisan batubara melalui proses pemompaan (dewatering), sehingga tekanan hidrostatik akan menurun, selanjutnya gas dapat keluar dari batubara melalui cleat dan rekahan untuk dialirkan ke permukaan.Pemanfaatan gas CBM umumnya digunakan sebagai •pembangkit listrik tenaga gas, untuk gas perumahan serta sebagai bahan baku pembuatan pupuk urea.Di Indonesia pemanfaatan CBM sebagai PLTU tenaga gas •telah diaplikasikan di Kalimantan, daerah penambangan batubara Sangatta.

Manfaat Bagi PTBAMemberikan nilai tambah bagi Perseroan berupa sumber •pendapatan baru. Meningkatkan keamanan proses penambangan apabila •Perseroan merealisasikan rencana tambang dalam. Berpartisipasi pada upaya penurunan emisi gas •penyumbang kerusakan lapisan ozon.Eksploitasi CBM tidak berdampak pada proses produksi •batubara saat ini.

Cara Produksi CBM

Coal Bed Methane (CBM) is methane gas (CH4) that •is naturally formed together with traces of other hydrocarbon and non-hydrocarbon gases (85%-99% methane), found in coal layer resulting from chemical and physical processes.

In Indonesia’s mostly open pit coal mining, overburden •scraping wastes CBM content to the atmosphere to become a destroyer of ozone layer.

In deep mining, as mostly done in China, poor ventilation •shaft will trap this gas in mining area below.

 

Apa itu CBM?What is CBM?

 

Page 80: PTBA.AR2010_010411D

78 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

RISIKO DAN MANAJEMEN RISIKOPerseroan mengoptimalkan peranan Manajemen Risiko untuk melakukan identifikasi dan mitigasi atas berbagai risiko yang dihadapi dan berpotensi menghambat pencapaian target Perseroan. Hasil identifikasi kemudian dimitigasi dan ditindak lanjuti dengan langkah-langkah antisipatif terhadap berbagai perkembangan kondisi lingkungan usaha yang bisa berdampak negatif.

Proses Manajemen Risiko Perseroan merupakan suatu proses terstruktur, sistematis serta berulang untuk meningkatkan kinerja pengelolaan risiko perusahaan yang berkelanjutan (continous improvement). Proses ini mengacu pada pedoman manajemen risiko AS/NZ 4360 seperti digambarkan pada bagan berikut.

MEMBUAT KONTEKSEstablish the Context

IDENTIFIKASI RISIKOIdentify Risks

ANALISIS RISIKOAnalyse Risks

EVALUASI RISIKOEvaluate Risks

MEMPERLAKUKAN RISIKOTreat Risks

PE

MA

NTA

UA

N &

PE

NG

KA

JIA

NM

onito

r &

Rev

iew

KO

MU

NIK

AS

I & K

ON

SU

LTA

SI

Com

mun

icat

ion

& C

onsu

ltatio

n

Peni

laia

n R

isik

oR

isk

Asse

ssm

ent

LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONALOperational Management Report78

RISK DAN RISK MANAGEMENTThe Company steps up the function of Risk Management to identify and mitigate various risks with potentials to constrain the Company from reaching its target. Risks identified are then mitigated and followed-up with anticipatory measures to address detrimental business condition.

Management Risk process in the Company is a structured, systematical and recurring process for continuous improvement of the Company’s performance. This process is based on AS/NZ 4360 risk management guide as depicted in the following chart.

Page 81: PTBA.AR2010_010411D

79PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Sosialisasi dan implementasi aturan “Pedoman Manajemen Risiko Korporat Terintegrasi”, yang mengacu pada standard terakreditasi AS/NZ 4360 untuk meningkatkan pengelolaan risiko perusahaan secara berkelanjutan.

Socialization and implementation of “Integrated Corporate Risk Management Guide” under accredited AS/NZ 4360 standard to improve the Company’s ongoing risk management.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Proses Pembubutan di Area Workshop

Page 82: PTBA.AR2010_010411D

80 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Selama tahun 2010, fokus kerja sistem manajemen risiko adalah semakin meningkatkan intensitas dan kualitas pengelolaan risiko untuk menjamin peningkatan kinerja Perseroan. Strategi umum yang diterapkan dalam pengelolaan risiko ini adalah:

Mengintegrasikan seluruh proses bisnis ke dalam proses • manajemen risiko.

Intensifikasi risk awareness process pada seluruh • komponen Perseroan.

Pembaruan Risk Register secara konsisten melalui • pemantauan risiko secara terus menerus

Peningkatan kompetensi dan pengetahuan personil • yang bertanggngung jawab dalam pengelolaan Risk Management baik melalui seminar maupun pelatihan

Pengembangan Business Continuity Management yang • didukung oleh Business Continuity Plan

Berdasarkan hasil identifikasi risiko yang dilakukan secara berkesinambungan sejak 2006, Perseroan telah merumuskan daftar 37 risiko yang harus dipantau secara rutin dan berkesinambungan untuk kemudian dilakukan langkah mitigasinya, yakni:

LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONALOperational Management Report

1RISIKO MUTUQuality

9RISIKO PERSAINGANCompetition

17RISIKO EKSPLORASIExploration

25RISIKO KOMODITASCommodity

33RISIKO DEMURRAGEDemurrage

2RISIKO ANGKUTAN KA Railway

10RISIKO SDMManpower

18RISIKO INVESTASIInvestment

26RISIKO TRANSAKSI STRATEGISStrategic transaction

34RISIKO PROYEKProject

3RISIKO HUKUMLegal issue

11RISIKO BBMFuel

19RISIKO NILAI TUKARExchange rate

27RISIKO PENGADAANProcurement

35RISIKO PASARMarket

4RISIKO ASETAsset

12RISIKO ALATEquipment

20RISIKO KENAIKAN BIAYA OPERASIOperating cost

28RISIKO SOSIALSocial issue

36RISIKO STRIPPING RATIOStripping ratio

5RISIKO LAHANLand

13RISIKO CHFCHF

21RISIKO DOKUMENDocument

29RISIKO KREDIT (KBL)Loan/credit

37FRAUD & CORRUPTIONFraud and corruption

6RISIKO POMPAPump

14RISIKO SAFETYSafety

22RISIKO PAJAKTax

30RISIKO STAKEHOLDERStakeholders

7RISIKO KONTRAKTORContractor

15RISIKO LINGKUNGANEnvironment

23RISIKO HUBUNGAN INVESTORInvestor relations

31RISIKO KOLEKTIBILITASReceivables turnover

8RISIKO SISI

16RISIKO ANGKUTAN TONGKANGBarge transportation

24RISIKO TDLQuality Risk

32RISIKO FLUKTUASICash movement

80

In 2010, the work of risk management system was focused on intensifying the performance and improving the quality of risk management to support the Company in its performance. General strategy adopted in risk management includes:

Integrating the whole business process into risk • management process.Intensifying risk awareness process in all components of • the Company.Consistently updating Risk Register by continuous risk • monitoring.Upgrading the competence and knowledge of personnel • responsible for Risk Management through seminars and training classes. Developing Business Continuity Management backed by • Business Continuity Plan.

Based on the result of continued risk identification process since 2006, the Company has compiled a list comprising 37 risks that should be routinely monitored to be followed by mitigating steps as follows.

Page 83: PTBA.AR2010_010411D

81PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Secara garis besar tiga puluh tujuh risiko tersebut dapat dibagi menjadi lima kelompok, yaitu:

Risiko Eksternalitas,• yaitu risiko yang diakibatkan oleh faktor-faktor eksternal. Risiko yang masuk ke dalam kelompok ini adalah risiko hukum, risiko hubungan investor, risiko lingkungan, risiko stakeholder, risiko sosial dan risiko dokumen.

Risiko Operasional,• yaitu risiko yang disebabkan oleh ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia dan kegagalan sistem. Risiko yang masuk ke dalam kelompok ini antara lain risiko mutu produksi, risiko SDM, risiko pompa, risiko kontraktor dan risiko fraud and corruption.

Risiko Pasar,• yaitu risiko terjadinya kerugian akibat pergerakan variabel pasar produk Perseroan. Risiko yang masuk ke dalam kelompok ini adalah risiko pasar, risiko nilai tukar dan risiko harga komoditas.

Risiko Keuangan,• yaitu risiko yang ditimbulkan oleh fluktuasi target keuangan atau ukuran moneter perusahaan, yang diakibatkan karena gejolak beberapa variabel makro. Risiko yang masuk ke dalam kelompok ini adalah risiko pajak, risiko kolektibilitas piutang, risiko fluktuasi kas dan risiko kredit.

Risiko Strategis,• yaitu risiko yang antara lain disebabkan oleh adanya penetapan dan pelaksanaan strategi yang tidak tepat, serta pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat. Risiko yang masuk ke dalam kelompok ini adalah risiko proyek, risiko transaksi strategis dan risiko investasi.

Perseroan kemudian membagi lagi risiko tersebut kedalam beberapa kategori sebagai acuan dalam pengendalian risiko, sesuai dengan dampak yang ditimbulkannya. Kategori tersebut adalah: Berisiko Sangat Tinggi (Extreme Risk), Berisiko Tinggi (High Risk), Berisiko Sedang (Medium Risk) dan Berisiko Rendah (Low Risk).

Dari 37 jenis risiko tersebut ada beberapa risiko yang sangat diperhatikan karena level risikonya yang tinggi (high) dan sangat tinggi (extreme) yaitu: Risiko Hukum , Risiko Kecelakaan Fatal, Risiko Komoditas , Risiko Kontraktor, Risiko Lahan, Risiko Pasar, Risiko Sistem Informasi, Risiko Mutu, Risiko Pengadaan, Risiko Investasi, Risiko Fluktuasi Kas, Risiko Nilai Tukar, Risiko Project dan Risiko CHF.

81

The 37 risks are classified into five groups:

External Risks, • caused by external factors. Included in this category are legal, investor relations, environment, stakeholder, social and document risks.

Operational Risks,• caused by inadequacy or dysfunction of internal process, human error and system failure. This category includes the risks of product quality, manpower, pump, contractor and fraud & corruption.

Market Risks,• caused by market variable movement of the Company’s product. Included in this category are market, exchange rate and commodity price risks.

Financial Risks• , caused by fluctuations of the Company’s financial target or monetary measures due to macro variable changes. This category includes tax, receivables turnover, cash movement and credit risks.

Strategic Risks, • caused by unsound strategy and business decision making. Included in this category are project, strategic transaction and investment risks.

The Company spreads the risks into several categories as guidance in risk management according to the effect they impose. These categories are Extreme Risk, High Risk, Medium Risk and Low Risk.

Some of the 37 risks are high and extreme risks that need to be closely watched. They are legal, fatal accident, commodity, contractor, land, market, information system, quality, procurement, investment, cash movement, exchange rate, project and CHF risks.

Page 84: PTBA.AR2010_010411D

82 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Pada tahun 2010, selain mulai mengidentifikasi dan menyusun langkah-langkah mitigasi risiko fraud and corruption, Perseroan menindak lanjuti hasil mitigasi atas jenis risiko tinggi yang diidentifikasi. Risiko yang telah ditindak lanjuti adalah risiko hukum, terkait pemberlakuan Peraturan Pelaksanaan dari UU no 4 tentang Minerba tahun 2009, yakni perubahan KP menjadi IUP. Perseroan telah menyelesaikan masalah perizinan ini, dan merubah izin pengelolaan wilayah konsesinya menjadi IUP.

LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONALOperational Management Report

Identifikasi dan mitigasi kelompok risiko kategori extreme risk dan high risk sebagai prioritas penanganan dan penanggulangan risiko.

Identification and mitigation of extreme and high risks are the priority of risk management.

Perseroan juga terus melaksanakan sosialisasi dan menerapkan aturan “Pedoman Manajemen Risiko Korporat Terintegrasi”, yang mengacu pada standard As/NZS 4360:2004 keseluruh unit fungsional terkait. Pedoman tersebut mencakup informasi mengenai mekanisme pengukuran, pemetaan, penanggulangan dan pelaporan risiko.

Melalui penerapan atas pedoman pengenalan dan langkah mitigasi risiko tersebut, diharapkan seluruh satuan kerja dapat memahami pengelolaan risiko yang ada di unit-unit kerja serta menganggapnya sebagai early warning system dalam meminimalisir kemungkinan terjadinya risiko dan dampaknya terhadap jalannya usaha Perseroan.

Sepenjang tahun 2010 Perseroan telah melakukan pengkajian dan melakukan mitigasi atas seluruh risiko-risiko yang akan atau kemungkinan besar memberi dampak negatif terhadap operasional. Mitigasi atas risiko langsung dilakukan terhadap risiko-risiko yang tergolong extreme dan high risk, sehingga terjadi perubahan status dari risiko-risiko dimaksud.

In 2010, besides identifying fraud and corruption risks and devising mitigation measures, the Company took care of the high risks identified. The risk mitigated was legal risk associated with the implementation of Mineral and Coal Law No. 4/2009, on the subject of conversion from MC to MBL. The Company finalized this permit issue and converted its concession to MBL (Mining Business Licence).

The “Integrated Corporate Risk Management Guide” under AS/NZ 4360:2004 standard was disseminated to all functional units for implementation. The Guide contains information on the mechanism of measuring, mapping, handling and reporting risks.

By using the guide to take risk mitigation measures, all work units are expected to understand the risk management as an early warning system to minimize risks and their effect on the overall performance.

During 2010, the Company evaluated and mitigated all risks with detrimental potentials. Extreme and high risks were mitigated, and their risk level was lowered.

Page 85: PTBA.AR2010_010411D

83PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

JENIS RISIKOTYPE OF RISK

DAMPAKIMPACT

LANGKAH MITIGASI MITIGATION MEASURES

STATUS RISIKORISK LEVEL

Risiko Kontraktor

Contractor

Mutu produk menurun /berkurang

Mutu produk menurun /berkurang

Penilaian kinerja rutin• Pemeriksaan peralatan• Pengawasan dengan efektif•

Routine performance evaluation• Equipment control• Effective supervision•

Membaik, dari risiko tinggi menjadi risiko menengah

Improved from high to medium risk

Risiko kenaikan biaya operasi

Higher operating costs

Profit margin turun

Lower profit margin

Monitoring biaya• Pelaksanaan program efisiensi•

Cost control• Efficiency drive•

Membaik, dari risiko tinggi menjadi risiko menengah

Improved from high to medium risk

Risiko kolektibilitasReceivables turnover

Meningkatnya stripping rasio

Lower cash position, lower loan repayment

Penagihan piutang secara intensif• Implementasi sangsi denda dalam kontrak•

Intensive collection of receivables• Imposing penalty sanction•

Membaik, dari risiko tinggi menjadi risiko menengah

Improved from high to medium risk

Risiko stripping rasioStripping ratio

Meningkatnya biaya produksi per ton

Higher stripping ratio, higher production cost per ton

Sinkronisasi produksi batubara dengan kap angkut.• Penggalian sesuai sekuen penambangan.• Penjualan berbasis product driven•

Sinkronisasi produksi batubara dengan kap angkut.• Penggalian sesuai sekuen penambangan.• Penjualan berbasis product driven•

Meningkat, dari risiko rendah menjadi risiko menengah

Worsened from low to medium risk

Risiko komoditas

Commodity

Rendahnya harga jual batubara perseroan

Low coal selling price

Pencantuman harga jual internasional pada kontrak.• Harga jual ekspor sesuai index harga internasional.• Seleksi ketat calon pembeli•

Pencantuman harga jual internasional pada kontrak.• Harga jual ekspor sesuai index harga internasional.• Seleksi ketat calon pembeli•

Risiko berhasil diturunkan kembali dari jenis risiko ekstrem, menjadi risiko menengah

Improved from extreme to medium risk

Risiko Angkutan Tongkang

Barge transportation

Biaya angkut tongkang meningkat, keterlambatan pengiriman, penurunan reputasi

Higher barge charges, late delivery, low reputation

Kerjasama erat dengan pelabuhan tujuan agar angkutan • tongkang dapat sandar tepat waktu.Penetapan kontrak penjualan dan pengiriman disesuaikan • dengan kemampuan sandar dan bongkar muat jetty pihak penerima.

Close cooperation with port of destination so barge can • moor on timeSales and delivery term in contract to suit mooring and • unloading capacity of receiving jetty

Risiko masih berada pada level medium, dari sebelumnya berada pada level rendah

Worsened from low to medium risk

Perubahan dan mitigasi atas beberapa risiko dimaksud, termasuk upaya mitigasi yang dilakukan, disajikan dalam tabel berikut.

The following table describes the mitigation measures and risk level changes.

Page 86: PTBA.AR2010_010411D

84 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat melalui pelatihan setiap unit kerja agar sadar risiko kecelakaan kerja dan penyediaan peralatan keselamatan kerja yang memadai sebagai wujud pertanggung-jawaban Perseroan terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar.

Creating a safe and healthy working environment, training each work unit to be occupational risk conscious and providing adequate work safety appliances are the Company’s responsibility to the surrounding environment and community.

PT Bukit Asam Tbk. Laporan Tahunan 2010

Unit Pemadam Kebakaran PT Bukit Asam

Page 87: PTBA.AR2010_010411D

85PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SERTA PERLINDUNGAN LINGKUNGAN (K3LL)

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Perseroan telah menetapkan kebijakan mendasar mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja, yakni “Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah tanggung jawab semua pihak, oleh sebab itu Perseroan bersama pihak terkait bertekad menciptakan lingkungan kerja yang sehat, bebas cidera dan melakukan kegiatan operasional sesuai kaidah yang berlaku”.

Untuk mendapatkan standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang maksimum, Perseroan sejak 2007 menerapkan perluasan Standar Manajemen K3 (SMK3) dari Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI dan pada tahun 2008 juga menerapkan sistem standar K3 dari OHSAS 18001:2007. Sejak Juli 2010, Perseroan telah mengintegrasikan semua sistem operasional ini kedalam Bukit Asam Management System (BAMS).

Pemberlakuan ketentuan tersebut kemudian diikuti dengan pelaksanaan contractory safety management system (CSMS) yang ditujukan untuk mengetahui kinerja satuan kerja di lingkungan Perseroan dan mitra kerja atau kontraktor pihak ke tiga, dalam menerapkan SMK3.

Sesuai dengan standar penerapan K3 yang disyaratkan, Perseroan secara rutin melaksanakan pertemuan safety committee baik dengan unit-unit kerja terkait maupun dengan mitra kerja/kontraktor penambangan. Pertemuan rutin bertujuan mengingatkan semua pihak agar tetap melaksanakan segala ketentuan yang berkaitan dengan K3.

Di tahun 2010, untuk menjamin kualitas pelaksanaan K3 diwilayah operasionalnya, Perseroan melaksanakan 3 langkah strategis terkait dengan K3, yakni:

Peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia berbasis • K3; dengan standarisasi atau sertifikasi pegawai tambang, dengan tujuan memotivasi pegawai dalam semua jenjang manajerial (dimulai dari lini manajemen) untuk menumbuhkan perhatian dan perilaku yang mendahulukan aspek keselamatan dan kesehatan kerja. Hasil yang dicapai sebanyak 264 orang telah tersertifikasi, terdiri dari:

85

WORK SAFETY, HEALTH AND ENVIRONMENTAL CONSERVATION

WORK SAFETY AND HEALTH

The Company sets a basic work safety and health (WSH) rule: “Work safety and health are the responsibility of all people. The Company and related parties are determined to create a healthy, injury-free working environment and operates by nomal operating standards”

In a bid to meet maximum work safety and health standard, in 2007 the Company implemented Work Safety and Health Management Standard laid down by the Department of Manpower and Transmigration, and in 2008 adopted WSH standard OHSAS 18001:2007. In July 2010, the Company integrated all operating systems into Bukit Asam Management System (BAMS).

The implementation of such standard was followed by the adoption of Contractory Safety Management System (CSMS) designed to monitor the performance of the Company’s work units and its working partners or third party contractors in implementing WSH Management Standard.

According to the required implementation of WSH standard, the Company has routinely held safety committee meetings with work units and working partners or mining contractors. Routine meetings are meant to remind all parties to adhere to all WSH regulations.

In 2010, to guarantee the quality of WSH practice in its operating areas, the Company took three strategic steps in relation to WSH:

WSH-based human resource development for mining • employee certification aimed at motivating employees of all managerial levels (from line management), to encourage awareness of WSH aspect. The outcome of the program was 264 people were certificated, as follows:

Page 88: PTBA.AR2010_010411D

86 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Peningkatan Kelaikan Peralatan Produksi dan • Penunjang tambang, dengan standarisasi atau sertifikasi peralatan/unit, dengan tujuan peralatan/unit dijamin aman dipergunakan sesuai kaidah keselamatan dan kesehatan kerja. Hasil yang dicapai sebanyak 28 unit telah tersertifikasi; terdiri dari pesawat angkat angkut (21 unit), bejana tekan (4 unit), instalasi listrik (3 unit); dan sebanyak ± 956 unit (Dump truck & alat berat) telah diberi tanda ijin operasi oleh KTT.

Memasukan aspek keselamatan dan kesehatan kerja • dalam perencanaan prakualifikasi calon kontraktor penambangan pada penerapan program Contractor Safety Management System (CSMS) dengan tujuan mengetahui kinerja kontraktor/mitra kerja pada perseroan dalam penerapan SMK3.

Untuk memastikan bahwa semua pihak terkait benar-benar melaksanakan segala ketentuan terkait dengan SMK3, Pada tahun 2010 Perseroan juga melakukan audit eksternal Surveilance OHSAS 18001:2007 di Unit Pertambangan Tanjung Enim dalam menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja oleh Badan Sertifikasi independent TUV NORD Indonesia. Selain itu melakukan Audit Eksternal Sertifikasi SMK3 berbasis Permenaker 05/Men/1996 di Unit Pertambangan Tanjung Enim dalam menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja oleh Badan Sertifikasi independent PT. Sucofindo. Dari kedua audit tersebut didapatkan hasil “tidak ada temuan Mayor”.

LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONALOperational Management Report

JENIS SERTIFIKASI 2009 2010 TOTAL CERTIFICATION

Pengawas Operasional Utama 5 1 6 Chief Operations Supervisor

Pengawas Operasional Madya 33 33 66 Middle Operations Supervisor

Pengawas Operasional Pertama 68 74 142 First Operations Supervisor

Ahli K3 Umum 1 1 2 General WSH Expert

Manajemen Perawatan Tambang 0 4 4 Mine Maintenance Management

Perencanaan Tambang Terbuka 0 2 2 Open Mine Planning

Operasi Penambangan 0 2 2 Mining Operation

Inspeksi K3 0 2 2 WSH Inspection

Operator Pesawat Angkat Angkut 19 14 33 Loader Operator

Juru ledak kls II 0 4 4 Explosives Expert Class II

Proteksi Radiasi 0 1 1 Radiation Protection

86

Improving worthiness of production equipment and mine • auxiliaries for equipment certification to guarantee that equipment are safe to use according to WSH standard. The result was 28 units were certificated (21 loaders, 4 pressure vessels, 3 electrical installations) and +956 units (dump truck and heavy equipment) were labeled operating permit by KTT.

Inserting WSH aspect in pre-qualification process • of mining contractor candidates in implementing Contractor Safety Management System (CSMS) to discover partners’ performance in observing WSH Management System.

To ensure all parties concerned really observe WSH Management Standard, in 2010 the Company conducted external surveillance audit at Tanjung Enim Mining Unit in cooperation with an independent certification institution, TUV NORD Indonesia, according to OHSAS 180001:2007 certification. Another WSH Management Standard external audit based on Manpower Minister Regulation No. 05/Men/1996 was conducted at Tanjung Enim Mining Unit by an independent certification institution, PT Sucofindo. The findings revealed that there were no major threats.

Page 89: PTBA.AR2010_010411D

87PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Manajemen K3 yang secara konsisten diterapkan oleh Perseroan dan segenap insan perusahaan membuat tahun 2010 berhasil dilalui dengan hanya mencatat 1 kecelakaan yang termasuk kategori fatal. Total kecelakaan tambang yang terjadi pada tahun 2010 berjumlah 22 orang, terdiri dari kecelakaan yang mengakibatkan kehilangan hari kerja / injury sebanyak 5 orang ( 1 orang kategori Fatal, 2 orang kategori kecelakaan berat & 2 orang kategori kecelakaan ringan) dan kecelakaan yang tidak mengakibatkan kehilangan hari kerja / non injury sebanyak 17 orang.

Mengatasi terjadinya risiko Kecelakaan Kerja, Perseroan telah membentuk Tim Penanggulangan Kecelakaan dan Kebakaran yang berada di bawah koordinasi Satuan Kerja Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) Unit Pertambangan Tanjung Enim yang bertugas untuk mengorganisasikan dan mengendalikan kegiatan Penanggulangan Kecelakaan dan Kebakaran. Sekalipun pada dasarnya bertugas di lokasi tambang yang merupakan kegiatan internal perusahaan, Tim ini juga dimungkinkan bertugas di luar lokasi tambang Perseroan sebagai wujud kepedulian dan tanggung jawab sosial perusahaan.

Sebagai wujud kepedulian terhadap komunitas sekitar, sepanjang tahun 2009, Tim Penanggulangan Kecelakaan dan Kebakaran telah melakukan kegiatan antara lain :

Evakuasi korban gempa bumi di Mentawai.• Evakuasi korban gunung Merapi di Jogjakarta.• Penanggulangan kebakaran pemukiman penduduk.•

Komitmen Perseroan dalam melaksanakan K3 ditunjukkan dengan keberhasilan audit pelaksanaan K3 berdasarkan sertifikasi OHSAS 180001: 2007 dan berdasarkan Permenaker 05/Men/1996.

Ut sed dapibus nibh. Curabitur neque risus, faucibus eget congue ac, porta non est. Nunc accumsan consequat urna vitae sagittis. Suspendisse vel elementum nisi. Maecenas congue, ante non molestie congue, massa.

87

WSH management that was consistently implemented by the Company and all personnel successfully brought the year 2010 to an end with only one fatal occupational hazard. Mining accidents that occurred in 2010 involved 22 persons, consisting of accidents resulting in lost workdays or causing injury to five persons (one fatality, two serious injury and two minor injury) and accidents that caused no lost workdays or no injury 17 persons.

To control work accident risks, the Company forms Fire and Accident Control Team under the coordination of Work Safety & Health and Environment Work Force of Tanjung Enim Mining Unit, tasked to organize and control fire and accident handling activities. Although mainly responsible for the Company’s internal purposes, this Team is also available to help people outside the mining compound as corporate social responsibility duty.

As a reflection of its concern for the local community, in 2010 the Fire and Accident Control Team provided assistance in the following areas:

Evacuating earthquake victims in Mentawai.• Evacuating v ict ims of Mt. Merapi erupt ion in • Jogjakarta.Controlling fire in local residential areas.•

Page 90: PTBA.AR2010_010411D

88 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Selain Keselamatan Kerja, Perseroan juga memperhatikan kesehatan para pegawai maupun keluarga mereka, seperti diamanatkan peraturan perundangan yang berlaku. Selain pemeriksaan berkala, untuk menjaga kesehatan para pegawai, Perseroan melakukan kegiatan peningkatan kesadaran akan kesehatan kerja. Kegiatan ini dilakukan dengan memberikan pendidikan, pelatihan, konseling, pencegahan dan pengontrolan terhadap risiko terjangkitnya PAK, PAHK, serta penyakit serius lainnya.

Sesuai dengan peraturan (UU no.1 th 1970), Perseraon melakukan pemeriksaan kesehatan berkala terhadap karyawannya minimal 1 tahun sekali, di PTBA pengelolaan pemeriksaan kesehatan berkala karyawan dilakukan oleh RS. Bukit Asam. Selain itu RS. Bukit Asam juga melayani pemeriksaan kesehatan lainnya & pengobatan kepada karyawan & keluarga karyawan atas tanggungan perusahaan dan melayani pemeriksaan dan pengobatan masyarakat sekitar dengan biaya yang disubsidi oleh perusahaan.

Atas usaha-usaha/ kinerja dalam pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan maka pada tahun 2010, unit pertambangan Tanjung Enim menerima penghargaan :

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan • dengan Katagori “Pratama” yaitu perusahaan yang baik dalam pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja dilingkungan perusahaan pertambangan yang mempunyai pegawai diatas 1.000 orang. Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan • Kesehatan Kerja berbasis Permenaker 05/Men/1996 dengan predikat ”Bendera Emas” dengan pencapaian 91% dari pemenuhan 166 kriteria audit.

(Uraian lebih lengkap Mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja ada pada Laporan Keberlanjutan PTBA 2010, dengan judul bab sama).

LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONALOperational Management Report

In addition to work safety, the health of employees and their family also gets the Company’s attention as ruled by the law. Periodic medical check-ups are provided and health consciousness is enhanced. The Company provides health-related education, training and counselling, as well as prevention and control of PAK, PAHK and other serious diseases.

In accordance with Law No. 1/1970, the Company provides yearly medical check-ups for employees conducted by Bukit Asam Hospital. The hospital also extends company-paid healthcare to employees and their family, as well as subsidized medical care to the local community.

For its effort in managing work safety and health, in 2010 the Company through Tanjung Enim Mining Unit was awarded with:

Pratama Award for Mining Work Safety and Health, • signifying successful WSH management in a mining company employing more than 1,000 people.Golden Flag Award for WSH Management Standard • implementation under Manpower Minister Regulation No. 05/Men/1996, fulfilling 91% of 166 audit criteria.

(Further discussion on WSH is provided in PTBA 2010 Sustainability Report under the same title).

Page 91: PTBA.AR2010_010411D

89PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Penanganan korban di Rumah Sakit Tanjung Enim

Petugas Rescue PT Bukit Asam Fasilitas operasi mata katarak di Rumah Sakit Tanjung Enim

2.1. 3.

2

31

Page 92: PTBA.AR2010_010411D

90 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONALOperational Management Report

PERLINDUNGAN LINGKUNGAN

Perseroan menjalankan operasionalnya dengan kepatuhan penuh terhadap standar-standar manajemen pengelolaan lingkungan yang berlaku secara universal. Perseroan menjalankan amanah peraturan sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Lingkungan No.32 tahun 2009 mengenai perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Oleh karena itu setiap langkah operasional di lapangan senantiasa dilaksanakan dengan memperhatikan butir-butir sebagai mana tercantum dalam dokumen AMDAL, UKL dan UPL yang merupakan prasyarat sekaligus parameter yang disepakati bersama sebelum adanya kegiatan operasional.

Komitmen Perseroan terhadap perlindungan lingkungan, dituangkan dalam Kebijakan Lingkungan yakni: ”Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan senantiasa peduli terhadap lingkungan baik secara fisik maupun sosial sehingga menjadi bagian integral dari lingkungan global dalam melakukan pencegahan, pemulihan, pelestarian dan perlindungan lingkungan, aktif dalam penaatan peraturan perundangan lingkungan dan persyaratan lainnya, serta menerapkan sistem manajemen lingkungan secara konsisten, terpadu, terdokumentasikan, terpelihara dan selalu melaksanakan perbaikan secara berkelanjutan untuk memperoleh hasil yang maksimal”.

SERTIFIKASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN

Perseroan menjalankan sistem terakreditasi ISO 14001:2004 untuk meningkatkan efektifitas kegiatan pengelolaan lingkungan yang mencakup sistem manajemen lingkungan, audit lingkungan, evaluasi kinerja lingkungan dan kajian daur hidup pokok.

Berdasarkan sistem tersebut Perseroan kemudian mendesain dan melaksanakan berbagai program terkait dengan lingkungan yang tebagi atas 2 program utama, yakni Pengelolaan Lingkungan dan Pemantauan Lingkungan. Keberhasilan pelaksanaan program-program tersebut diukur melalui pemenuhan terhadap serangkaian parameter Baku Mutu Lingkungan (BML) yang ditetapkan sesuai dengan peraturan daerah setempat/pemerintah pusat atau standar akreditasi yang digunakan dan pengukurannya dilaksanakan oleh pihak-pihak independen yang kompeten.

Perseroan telah menyelesaikan dokumen rencana penutupan tambang (RPT) dan rencana reklamasi lima tahunan (Jamrek) sebagai suatu dokumen utama pelaksanaan reklamasi yang kelak akan dijabarkan dalam rencana kegiatan

90

ENVIRONMENTAL CONSERVATION

The Company operates in full compliance with the universally applied environmental management standards. The Company also observes the provisions of Law No. 32/2009 regarding environmental protection and management. Therefore, every step in the field is taken with due respect to the provisions in AMDAL, UKL and UPL documents which are the pre-requisites and parameter established in the pre-operating period.

The Company’s commitment to protect the environment is elaborated in its Environmental Policy: ”The Company takes care of the physical and social environment in which it operates by preventing, restoring, conserving and protecting the environment. The Company complies with environmental regulations and implements a consistent, integrated, documented, and continued environmental management system, and continuously improves its system to reach a maximum result.”

ENVIRONMENTAL MANAGEMENT CERTIFICATION

The Company adopts accredited ISO 14001:2004 system to ensure an effective environmental management covering management system, audit, performance evaluation of the environment and study of basic living cycle.

Based on the system, the Company designed and executed various programs associated with environment, grouped into two major programs: Environmental Management and Environmental Monitoring. The success of these programs implementation is measured by meeting a series of Environment Quality Standard parameters adjusted to the central/local government regulations or accreditation standards applied. The measuring process was conducted by competent independent parties.

The Company has finalized mining closure plan and five-year reclamation plan as the principal reclamation documents to be included in the Company’s annual work program. The preparation of this document is to comply with Energy and

Page 93: PTBA.AR2010_010411D

91PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Misi Perseroan salah satunya memberikan kontribusi yang maksimal dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan diwujudkan dengan penerapan Green Mining yang mencakup pelaksanaan program-program pengelolaan, pemantauan, pengembangan dan rehabilitasi lingkungan secara berkelanjutan.

The Corporate Mission to contribute to public welfare and environment conservation is realized through Green Mining practice by continuously managing, monitoring, developing and rehabilitating the surrounding environment.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Kawasan Hutan Jadi, Banko Barat

Page 94: PTBA.AR2010_010411D

92 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

tahunan. Penyelesaian penyusunan dokumen tersebut sebagai implementasi atas Permen no 18 tahun 2008 dan PP no 10 tahun 2010 dari ESDM. Gambaran umum program perlindungan lingkungan yang dilakukan oleh Perseroan adalah sebagai berikut.

PENGELOLAAN LINGKUNGAN

Perseroan melakukan kegiatan pengelolaan lingkungan secara berkelanjutan untuk mengurangi dampak kegiatan pertambangan bagi lingkungan dan masyarakat, sesuai dengan salah satu misi perusahaan, yakni “Memberikan kontribusi yang maksimal dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan”. Untuk mengukur efektivitas pengelolaan lingkungan, setiap tahun Perseroan menetapkan parameter indikator sasaran lingkungan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Indikator tersebut mengacu ketentuan Pemda setempat (Pergub Sumsel no.17 dan no18 tahun 2005) mengenai pemenuhan baku mutu lingkungan untuk pemeriksaan beberapa indikator baku mutu lingkungan (BML).

Setiap program pelaksanaan pengelolaan lingkungan yang dijalankan kemudian dipantau dan dievaluasi dengan menggunakan parameter yang telah mempertimbangkan penilaian terhadap dampak utama yang muncul akibat kegiatan penambangan. Evaluasi terhadap indikator sasaran lingkungan tersebut kemudian dibahas secara rutin setiap tahun pada forum manajemen lingkungan, sesuai syarat ISO 14001: 2004, sebagai bagian upaya perbaikan terus menerus untuk mencapai tingkat kepatuhan yang maksimal, sehingga dampak lingkungan dari operasional kegiatan tambang dapat dikendalikan.

Hasil pengukuran kualitas lingkungan pertambangan berada jauh dibawah ambang batas menunjukkan bukti komitmen Perseroan terhadap pengelolaan lingkungan.

The Company’s mining environmental quality, which is far below the acceptable threshold, is an evidence of its commitment to environmental management.

LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONALOperational Management Report

Mineral Resources (EMR) Minister Regulation No. 18/2008 and Government Regulation No. 10/2010. The environmental protection program launched by the Company includes:

ENVIRONMENTAL MANAGEMENT

The Company consistently manages the environment to reduce the impact of mining activity to the community and environment which is line with the Company’s mission, that is ”To give the utmost contribution to community welfare and environmental conservation”. To measure the effectiveness of environmental management, the Company sets a parameter of environment target indicators on a yearly basis in accordance with the law. The indicators are set based on South Sumatera Governor Regulation No. 17 and No. 18/2005 regarding environmental quality standard (BML).

The implementation of every environmental management program is monitored and evaluated by using the parameter taking into account the major effects arising from mining activities. In accordance with ISO 14001:2004 standards evaluation of the environment target indicators is discussed annually on a routine basis in environmental management forum. This is an effort to reach full compliance with the requirements so as to control the environmental impact of mining operations.

Page 95: PTBA.AR2010_010411D

93PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Dalam rangka pengelolaan lingkungan tersebut Perseroan melakukan pengukuran dan pemantauan indikator utama pada areal lokasi kegiatan operasional di Tambang Air Laya, Muara Tiga Besar dan Banko Barat. Hasil pengukuran atas indikator cemaran utama pada tabel berikut menunjukkan, seluruh areal menunjukkan indikator berada dibawah BML yang dipersyaratkan.

Hasil pengukuran pemantauan lingkungan atas parameter indikator BML untuk tahun 2010The following is the result of environmental monitoring on BML indicator parameter in 2010

NO.PARAMETERPARAMETER

SATUANUNITS

MAKSMAX LEVEL

AKTUALACTUAL

I Menjamin Keluaran Air dari tambang memenuhi Baku Mutu Lingkungan (BML) sesuai Per Gub Sumsel No. 18 Th

2005.

Ensuring released water from the mines meets standards of environmental quality in compliance with the Governor of

South Sumatra Regulation no.18 of 2005.

1 pH - 6-9 6 - 8,7

2 Residu tersuspensi mg/l < 300 0,4 – 139

3 Besi (Fe) total mg/l < 7 0,0001- 3,01

4 Mangan (Mn) total mg/l < 4 0,001 - 3,59

II Menjamin Kualitas Udara Ambien dan Emisi Udara di Area Tambang dan Sekitarnya memenuhi Baku Mutu Lingkungan

(BML) sesuai Per Gub Sumsel No. 17 Th 2005.

Ensuring the quality of air ambience & air emission within the area and its surrounding fulfills standard of environment

quality in compliance with the Governor of South Sumatra Regulation no.17 of 2005.

SO2 Ug < 900 22 - 775

CO Ug < 30.000 217 -8.000

NO2 Ug < 400 2,87 - 321

O3 Ug < 235 0,31 - 94

Debu Ug < 230 22 – 178

III Pemenuhan Provisi Lingkungan Rp/ton

Fulfillment for Rp/tonnes environmental provision

RencanaPlan

ActualActual

Rp 4.082/ton Rp 4.100/ton

Perseroan menjalankan program-program pengelolaan lingkungan diantaranya melalui:

Pemantauan luas lahan terubah• Pembukaan Lahan dan Reklamasi Lahan Bekas Tambang • seusai peraturan yang berlaku.Pemeliharaan tanaman•

The Company measured and monitored major indicators in Tanjung Air Laya, Muara Tiga Besar and Banko Barat mines. The findings of measuring major pollutant indicators showed that all areas’ indicators were below BML.

The Company runs the following environmental management programs:

Monitoring converted land area• Land clearance and reclamation of used mining sites• Plants maintenance •

Page 96: PTBA.AR2010_010411D

94 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Pengurasan lumpur di kolam pengendap• Pembuatan kolam pengendap lumpur• Pembibitan dan penanaman• Pengelolaan tanah pucuk• Penanggulangan air asam tambang (AAT)• Penanggulangan erosi• Penelitian dan pengembangan• Penanganan limbah b3, Emisi dan Effulent• Program kemitraan dan bina lingkungan•

Perseroan menggunakan standar parameter yang telah ditetapkan dalam Peraturan Gubernur Sumatera Selatan No. 15 tanggal 15 Mei 2005 mengenai Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak (STB) untuk mengelola emisi, effluent dan limbah.

Pengelolaan kualitas udara dilakukan melalui diantaranya:

Pemeliharaan dan penyiraman jalan tambang dengan • truk tangki air.Penanaman pohon di lokasi buffer zone dan lokasi yang • final tambang. Melakukan penyemprotan debu (dust suppression • system) di lokasi stockpile secara reguler dan pemantauan emisi genset serta incenerator.

LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONALOperational Management Report

Incenerator, Pengolahan Limbah B3

Draining mud out of sedimentation pool• Making sedimentation pool• Cultivating and planting seedlings • Management of top soil• Management of mine acid water• Management of erosion• Reserach and development• Emissions, effluent and waste control• Partnership and community development program•

The management of emissions, effluent and waste is based on the standardized parameters as prescribed in the Governor of South Sumatera Regulation No. 15 of 15 May 2005 concerning Emissions from Non-Moving Sources.

Air quality control is carried out in a number of ways which are:

Maintaining and spraying mine roads with water tanks.• Planting trees in buffer zone locations and final mining • locations. Regularly spraying dust using dust suppression system • in stockpile locations and monitoring emissions from gensets and incinerators.

Page 97: PTBA.AR2010_010411D

95PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Selain evaluasi emisi, Perseroan secara berkelanjutan mengelola limbah B3 secara hati-hati sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

The Company consistently evaluates and controls hazardous and toxic wastes in concert with the prevailing laws and regulations.

Selain emisi udara, Perseroan mengelola limbah umum dan limbah bahan berbahaya dan beracun.

Adapun langkah pengelolan selengkapnya adalah sebagai berikut:

Limbah umum, yang berasal dari area perumahan dan • area penambangan Perseroan, dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Desa Darmo. Untuk limbah yang bersifat organik, pengelolaannya melibatkan masyarakat sekitar, yakni dijadikan pupuk Bokashi yang kemudian dibeli oleh Perseroan untuk digunakan saat revegetasi lahan.Limbah B3, yang berasal dari unit kerja (bengkel), antara • lain seperti oli bekas, batere bekas dan filter oli bekas, pengelolaannya dilakukan sesuai PP No. 18 jo No.85 Tahun 1999 tentang pengelolaan limbah B3. Selain melakukan daur ulang limbah B3 bekerjasama dengan mitra yang telah mempunyai izin KLH, Perseroan melakukan pembakaran limbah B3 dengan incenerator dan melaksanaan proses bioremediasi untuk material yang tercemar hydrokarbon.

PEMANTAUAN LINGKUNGAN

Perseroan melakukan pemantauan secara rutin terhadap kondisi lingkungan di sekitar area penambangan dengan tujuan meminimalisir kerusakan lingkungan yang mungkin terjadi, sekaligus sebagai bagian dari upaya mitigasi risiko lingkungan. Kegiatan pemantauan lingkungan yang dilakukan meliputi antara lain pemantauan kualitas air, kualitas udara, kualitas tanah, pencemaran tanah, erosi hingga satwa liar dan biota air yang hidup di sekitar area pertambangan.

The Company also controls regular general waste, hazardous and toxic waste In addition to air emissions.

Waste control is carried out in the following ways:

General waste originating from residential and mining • areas is discharged into Desa Darmo dumping area. By involving local community, organic waste is processed by turning it into Bokashi fertilizer which is subsequently bought by the Company for land revegetation.Hazardous waste, originating from work units • (workshops), such as used oil, used batteries and used oil filters, is processed in accordance with Government Regulation No. 18 jo No.85/1999 regarding management of hazardous waste. Waste management efforts carried out by the Company jointly with licensed partners include recycling hazardous waste, burning hazardous waste using incinerators and using bioremediation process for hydocarbon-contaminated materials.

ENVIRONMENTAL MONITORING

The Company routinely monitors the environmental condition of the surrounding mining area to minimize environmental damage, and at the same time to mitigate risks to the environment. Environmental monitoring activities included monitoring water quality, air quality, soil quality, land pollution, erosion as well as wildlife and aquatic organisms living around the mining area.

Page 98: PTBA.AR2010_010411D

96 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Pada tahun 2010, Perseroan melakukan aktifitas pemantauan rutin sebagai berikut:

LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONALOperational Management Report

JENIS PEMANTAUANOBJECT OF MONITORING

JUMLAH TITIK PANTAU

MONITORING POINTS

FREKWENSI PEMANTAUAN DILAKUKAN PIHAK INDEPENDEN

MONITORING FREQUENCY BY INDEPENDENT PARTIES

1 Kualitas AirWater quality

38 Dua kali sebulan (oleh Pihak 3 dan Lab PTBA),Untuk pH dan debit air dilakukan setiap hari *)Twice a month (by third party and PTBA Lab),Daily for pH water debit *)

2 Kualitas Udara AmbientAmbient air quality

10 Sekali sebulanOnce a month

3 Emisi Udara (sumber tidak bergerak)Air emissions (non-moving sources)

7 Setiap TriwulanEvery quarter

4 KebisinganNoise

10 Setiap TriwulanEvery quarter

5 Kualitas TanahSoil quality

9 Dua kali setahunTwice a year

6 RevegetasiRevegetation

10 Dua kali setahunTwice a year

7 Lingkungan kerjaWorking environment

19 Sekali sebulan*)Once a month *)

8 Tanah PucukTop soil

11 Sekali sebulan*)Once a month *)

9 Swa bakarSpontaneous combustion

10 Kontinyu*)Continuous *)

10 ErosiErosion

9 Sekali sebulan*)Once a month *)

11 Infeksi Saluran Pernafasan Akhir (ISPA)Upper Respiratory Tract Infection

3 Dua kali setahunTwice a year

12 Satwa LiarWildlife

10 Dua kali setahunTwice a year

13 Biota AirWater biota

7 Dua kali setahunTwice a year

14 Sosial, Ekonomi dan BudayaSocial, Economy and Culture

10 Sekali setahunOnce a year

*Dilakukan oleh PTBA Done by PTBA

96

Routine monitoring activit ies In 2010 included the following:

Page 99: PTBA.AR2010_010411D

97PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN LINGKUNGAN

Untuk menjaga lingkungan di areal kegiatannya, Perseroan melakukan sejumlah kajian dan penelitian yang sekaligus merupakan bagian proses evaluasi kondisi lingkungan area pertambangan dan sekitarnya, serta pengembangan potensi lingkungan di masa mendatang. Beberapa kegatan penelitian yang dilaksanakan pada tahun 2010 dalah :

Implementasi & pengembangan Mikoriza untuk • medukung revegetasi lahan bekas tambang. Melakukan konservasi tanaman lokal • Melakukan revegetasi dengan tanaman sawit dan uji • coba revegetasi secara direct.Kajian dan pemanfaatan oli bekas untuk peledakan • (pencampuran ANFO).Melakukan pelatihan pengelolaan sampah terhadap • masyarakat sekitar perusahaanMengembangkan pembibitan dengan metode kultur • jaringan

Selain melaksanakan langkah-langkah Perlindungan tersebut, Perseroan mengimplementasikan pola Green Mining dengan melakukan penanaman pohon-pohon di luar areal tambang dan penebaran ikan di badan sungai bersama masyarakat. Perseroan juga melakukan sosialisasi lingkungan melalui pelatihan lingkungan, spanduk, baliho, study banding (bench marking), buku dan majalah lingkungan, poster, dan presentasi lingkungan. Sebagai wujud komitmen manajemen terhadap lingkungan dan pascatambang, sesuai standar akutansi keuangan (PSAK 33), Perseroan menyusun dokumen provisi lingkungan.

97

ENVIRONMENTAL RESEARCH AND DEVELOPMENT

To preserve the surrounding environment, the Company conducted various studies and researches to evaluate the condition of mining area and its surrounding, and to develop environment potentials in the future. Several research activities conducted in 2010 were:

Implementation & development of Mikoriza to support • revegetation of used mining areas. Conservation of local plants.• Revegetation with oil palms and direct trial-and-run • revegetation.Study and use of used oil for explosives (ANFO • compound).Training local community in waste management.• Cultivating seedlings by tissue culture method.•

The Company implemented Green Mining pattern by planting trees outside the mining area and releasing fish in the rivers together with the community members. To socialize with the local community the Company organized training programs, put up banners, posters and billboards, used bench marking, distributed books and magazines, and gave presentation on the subject of environment. As a reflection of its commitment to environmental and post-mining management and in accordance with financial accounting standards, the Company prepared an environmental commission document.

Page 100: PTBA.AR2010_010411D

98 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Keseluruhan hasil pemantauan dan hasil evaluasi yang kemudian dilakukan sesuai dengan standar yang ditetapkan menunjukan bahwa semua parameter lingkungan telah memenuhi BML.

BIAYA DAN PENGHARGAAN UNTUK PENGELOLAAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN

Sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, Perseroan telah menyisihkan dana untuk kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang jumlahnya ditetapkan sebagai provisi atas tiap satuan berat batubara yang diproduksi. Seiring dengan peningkatan, produksi dan komitmen Perseroan terhadap kelestarian lingkungan, pada tahun 2010, jumlah provisi yang disisihkan untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp4.100/ton, atau total sejumlah Rp197 miliar. Jumlah dana tersebut meningkat 13,2% dari tahun lalu, yakni total sebesar Rp174 miliar.

Jumlah dana yang telah dikeluarkan untuk pengelolaan dan pemantauan lingkungan pada tahun 2010 adalah sebesar Rp29,12 miliar. Biaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan tersebut meningkat 19,6% dari tahun lalu, yakni sebesar Rp24,2 miliar.

Atas berbagai upaya-upaya perlindungan lingkungan tersebut Perseroan kemudian meraih beberapa penghargaan dalam pengelolaan lingkungan, yaitu:

Peringkat Hijau• untuk PROPER Pusat maupun Provinsi SumselPeringkat Aditama• untuk kategori Enviro Award dari Kementrian ESDM

(Uraian lebih lengkap mengenai Perlindungan Lingkungan ada pada Laporan Keberlanjutan PTBA 2010, dengan judul bab sama)

Perseroan mengimplementasikan pola Green Mining secara terpadu dalam kegiatan penambangan.

The Company implemented Green Mining pattern in its mining operations.

LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONALOperational Management Report

The overall result of monitoring and evaluation performed in accordance with established standards showed that all environmental parameters met Environment Quality Standard.

COST AND COMMENDATION FOR ENVIRONMENTAL MANAGEMENT AND CONSERVATION

In compliance with the law, the Company allocated funds for environmental management and conservation program at an amount to be based on the weight of coal produced. With increased production and the Company’s commitment to environmental conservation, in 2010 the funds allocated for this activity was increased 13.2% from Rp174 billion in 2009 to Rp4,100/ton, or a total of Rp197 billion.

Total funds disbursed for environmental management and conservation in 2010 totalled Rp29.12 billion, or went up 19.6% from Rp24.2 billion the preceding year.

For its continued efforts in environmental conservation the Company received several environmental management awards:

Green PROPER Rating• from Environment Ministry and South Sumatera GovernorAditama Rating• in Enviro Award from EMR Ministry

(Further elaboration on Environmental Conservation is provided in PTBA Sustainability Report 2010, under the same title)

Page 101: PTBA.AR2010_010411D

99PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Pengembangan Tahura Tanjung Enim sebagai wujud komitmen Perseroan terhadap pelestarian lingkungan.

Tanjung Enim Grand Forest Park (TAHURA) development reflects the Company’s commitment to environmental conservation.

Perawatan tanaman buah di area pembibitan, Tanjung Enim

Page 102: PTBA.AR2010_010411D

100 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN PELAKSANAAN REKLAMASI DAN REHABILITASIPembukaan lahan dan proses reklamasi areal tambang Perseroan telah dilaksanakan sesuai dengan butir-butir ketentuan pada UU No. 4 Tahun 2009 dan Permen No 18 tahun 2008 mengenai Reklamasi dan penutupan Tambang yang menegaskan bahwa: i. Pembukaan lahan dilakukan bertahap; ii. Ada proses pembentukan Slope & Back Slope; iii. Membuat saluran, check dam, Rip Rap; iv. Melakukan penanaman Cover Crop; v. Menggunakan Incenerator untuk limbah; vi Melaksanaan Bioremidiasi, pengapuran, wetland untuk limbah cair dan vii Mebuat kolam pengendap. Seluruh ketentuan tersebut telah dipenuhi oleh Perseroan seperti diuraikan pada bagian “Perlindungan Lingkungan” diatas.

Perseroan kemudian melangkah lebih jauh dan menjadi pelopor dalam hal pelestarian lingkungan dan rehabilitasi pasca tambang dengan menetapkan serta merancang daerah pascatambang seluas 1.400 ha menjadi Taman Hutan Raya (TAHURA). Pelaksanaan program reklamasi dan rehabilitasi lahan pascatambang mengacu pada Rencana Induk Wilayah Pertambangan (RIWP) yang telah dibuat sejak tahun 1994 serta Master Plan pemanfaatan lahan bekas tambang batubara sebagai Tahura Enim. Rencana ini kemudian dikukuhkan untuk dilaksanakan melalui program jangka panjang, secara bertahap dan berkelanjutan, dalam bentuk Perda.

Perseroan kemudian melaksanakan program pembangunan Tahura Enim sesuai dengan Perda Kabupaten Muara Enim No. 4 tahun 2004 tentang Pemanfaatan Lahan Bekas Tambang Batubara PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk di Kabupaten Muara Enim, dengan membagi area pascatambang menjadi beberapa zona, yaitu :

Zona Penerima/Rekreasi 1. Zona Sarana Prasarana 2. Zona Hutan Tanaman 3. Zona Kebun Koleksi 4. Zona Kebun Buah 5. Zona Peternakan 6. Zona Wisata Air7. Zona Penelitian Produktif 8. Zona Pertanian/Agroforestry 9. Zona Perikanan 10. Zona Bumi Perkemahan 11. Zona Satwa12.

Pada tahun, program reklamasi lahan pascatambang sebagai Tahura Enim yang telah dilaksanakan adalah:

LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONALOperational Management Report

PROGRESS REPORT OF RECLAMATION AND REHABILITATION PROGRAM Land clearance and mining area reclamation have been carried out pursuant to the provision of Law No. 4/2009 and Government Regulation No. 18/2008 concerning Reclamation and Mine Closing which required the following: i. Gradual land clearance; ii. Slope & back slope; iii. Canal, check dam, rip rap; iv. Planting cover crop; v. Incinerator for waste; vi Bioremediation, calcification, wetland for liquid waste and vii sedimentation pool. All the requirements were met by the Cpmpany as described in the preceding section of “Environmental Conservation”.

The Company took a step further and pioneered in environmental conservation and post-mining rehabilitation by designating and designing a post-mining area of 1,400 ha to serve as Grand Forest Park. The implementation of post-mining reclamation and rehabilitation program was in keeping with Mining Area Master Plan devised in 1994 and master plan for utilizing post-coal-mining area as Tanjung Enim Grand Forest Park (TAHURA). A regional government regulation confirmed this plan to be a long-term, gradual and ongoing program.

The Company continued with the construction of Tahura Enim in accordance with Muara Enim Regency Regional Government Regulation No. 4/2004 concerning Utilization of Used Coal Mining Area of PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk in Muara Enim Regency, dividing the post-mining area into several zones:

Receiving/Recreational Zone 1. Utility Zone 2. Plantation Forest Zone 3. Collection Garden Zone 4. Fruit Garden Zone 5. Cattle Breeding Zone 6. Water Recreation Zone 7. Productive Research Zone 8. Agro-forestry Zone 9. Fishery Zone 10. Camping Zone 11. Animal Zone 12.

In 2010, post-mining reclamation program for Tahura Enim included the completion of:

Page 103: PTBA.AR2010_010411D

101PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Pada Zona Penerima:• Pembuatan labiratorium Kultur Jaringan untuk -mengembangkan jenis-jenis bibit yang unggul seperti: katet, sawit, dan lain-lainProses pelaksanaan relokasi penduduk dan TPU -untuk dijadikan buffer zone Tahura (jalur hijau). Perseroan juga menyiapkan lahan TPU yang baru.Melanjutkan pembuatan Gedung olah raga, sarana -olah raga Bowling, jogging track dan Futsal.

Pada Zona Sarana dan Prasaran• Melanjutkan rencana pembuatan kantor terpadu -untuk Satker K31 dan BWE Sistem.

Pada Zona Penelitian Produktif.• Melakukan kerjasama penelitian lapangan lokal -dengan Universitas Bengkulu.Melakukan kerjasama penelitian jenis-jenis tanaman -jarak dengan UNSRI di IUP Banko Barat.

Wetland dan Borashi di Banko Barat

In Receiving Zone• Setting up tissue culture laboratory to cultivate prime -seedlings such as rubber, oil palm, etc.Relocating community membes and TPP to convert -the area to TAHURA buffer zone, and preparing new TPP site.Continuing the construction of sportshall, bowling -alley, jogging track and futsal court.

In Utility Zone• Setting up an integrated office of WSH work unit and -BWE system

In Productive Research Zone• Conducting local field survey jointly with Bengkulu -University Conducting reserach on intercrop plants jointly with -UNSRI at Banko Barat

Page 104: PTBA.AR2010_010411D

102 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Supply Chain Management System meningkatkan efisiensi operasional Perseroan.

Supply Chain Management System to support operating efficiency.

PT Bukit Asam Tbk. Laporan Tahunan 2010

Pusat Kontrol Alat-alat Operasional

Page 105: PTBA.AR2010_010411D

103PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Pada zona Hutan Tanaman, Perseroan melakukan • pengkayaan tanama dengan jenis tanaman lokal yang bernilai ekonomis tinggi, baik di Airlaya maupun di Banko Barat. Perseroan mengganti tanaman pioneer (Akasia) dengan Jati, Sengon, Puspa, tanaman durian dan lain-lain.Melakukan review master plan TAHURA ENIM.•

Dalam review ini Perseroan melakukan sinkronisasi -lokasi rencana TAHURA dengan kawasan hutan produksi dengan kewajiban izin pakai kawasan hutan produksi.

103

In Plantation Forest Zone, plant enrichment with local • plants having high economic value in Air Laya and Banko Barat. Replacing pioneer plants (acasia) with teak, sengon, puspa, durian, etc.Reviewing TAHURA Enim master plan •

Synchronizing TAHURA location with productive -forest zone under permit to use productive forest zone.

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASIPerseroan mengembangkan Teknologi Informasi untuk memberikan dukungan dalam pencapaian visi menjadi perusahaan energi berbasis batubara yang berdaya saing tinggi dan strategi pertumbuhan Perseroan. Pengembangan teknologi informasi selama ini terbukti dapat mendukung peningkatan efisiensi, efektivitas kinerja dan sekaligus merefleksikan kesiapan Perseroan dalam memberikan pelayanan terbaik sesuai kebutuhan dan permintaan pasar.

Perseroan melakukan investasi berkesinambungan dalam bidang aplikasi maupun infrastruktur teknologi sebagai bagian dari upaya mewujudkan visi tersebut. Target yang dituju adalah:

Menerapkan prinsip-prinsip IT Governance, yakni • Strategic Alignment, Value Delivery, Risk Management, Resource Management dan Performance Measurement.Menyempurnakan model bisnis menuju solusi • terintegrasi.Meningkatkan kemampuan pengelolaan, proses dan • sumberdaya IT.

Saat ini Perseroan menggunakan sistem Ellipse Enterprise Resource Planning (ERP) yang telah mengintegrasikan modul-modul operasional utama yakni modul Operation & Maintenance, Financial, Human Resources dan Materials. Perseroan kemudian merealisasikan program pengembangan TI guna mendukung peningkatan kinerja Perseroan, yaitu:

Memasang instalasi infrastruktur jaringan (leased-line • WAN) ke lokasi Unit Pertambangan Ombilin, PT Bukit Asam Prima (PT. BAP), unit kerja Briket Jakarta dan Tanjung Enim, dilanjutkan ke lokasi Unit Briket Natar dan Gersik. Pemasangan dilakukan guna mendukung implementasi laporan keuangan konsolidasi. Tahapan ini

INFORMATION TECHNOLOGY DEVELOPMENTInformation Technology is developed to support the realization of the corporate vision of becoming a highly competitive coal-based energy company and to adopt the corporate development strategy. Developing information technology proves to enhance the efficiency and effectiveness of business performance, and reflects the readiness of the Company to offer its best services to meet market needs and demand.

The Company consistently invests in the application and infrastructure of information technology in an effort to realize its vision. The target of developing information technology system is:

Applying IT Governance principles that cover Strategic • Alignment, Value Delivery, Risk Management, Resource Management and Performance Measurement.Improving business model towards integrated solutions.• Enhancing IT management, processing and resources • capacity.

The Company is currently using Ellipse Enterprise Resource Planning (ERP) system that has integrated the main operating modules such as Operation & Maintenance, Financial, Human Resources and Materials. The Company has completed the following IT development program to support the improvement of its performance:

Installing network infrastructure (leased-line WAN) in • the locations of Ombilin Mining Unit, PT Bukit Asam Prima (PT BAP), Briquette Jakarta, Tanjung Enim, Natar and Gersik units. The installation had a purpose of

Page 106: PTBA.AR2010_010411D

104 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONALOperational Management Report

disusul dengan peningkatan kecepatan akses Network (WAN) sebagai berikut.

Mengembangkan Ellipse System dengan menerapkan • Multi-District untuk kebutuhan konsolidasi keuangan (General Ledger), dilanjutkan dengan menerapkan implementasi Multi Distrik Tahap II (Aktiva Tetap dan Payroll) untuk mempercepat proses konsolidasi laporan keuangan seluruh anak perusahaan.

Guna mendukung kecepatan pemrosesan, Perseroan kemudian meningkatkan kapasitas storage untuk aplikasi Ellipse (ERP) dari 1 Tera menjadi 2,5 Tera, untuk aplikasi ECMS 1,5 Tera dan untuk aplikasi SCMS 1,5 Tera. Langkah ini disusul dengan peningkatan kemampuan PC untuk menunjang proses bisnis, yakni mengganti 100 PC yang habis masa sewa dan 250 buah PC PIII & PIV (total 350 PC) serta penambahan sewa 50 Notebook.

Pada tahun 2010, Perseroan membangun aplikasi baru yang masih dalam tahap proyek, yakni: Supply Chain Management System dan Enterprise Content Management System.

Supply Chain Management System (SCMS).•Kemajuan pekerjaan sampai dengan akhir tahun 2010

Perseroan melakukan tinjauan berkala dan secara berkesinambungan memperbaiki serta meningkatkan kemampuan TI untuk mendukung bisnis Perseroan.

Periodic review is made to repair and upgrade IT capacity and advantage to support the Company’s business operations.

LOKASILOCATION

KONEKSI AWALINITIAL CONNECTION

UPGRADE

Tanjung Enim – M.Kadin Jakarta 2 Mbps 2 Mbps

Tanjung Enim – Tarahan 1 Mbps 2 Mbps

Tanjung Enim – Kertapati 1 Mbps 2 Mbps

Tanjung Enim – Ombilin 256 Kbps 2 Mbps

Tanjung Enim – BAPrima Jakarta 256 Kbps 2 Mbps

Tanjung Enim – Briket Blok M 256 Kbps 2 Mbps

Tanjung Enim – Briket Natar 256 Kbps 2 Mbps

Tanjung Enim – Briket Gersik 256 Kbps 2 Mbps

supporting the implementation of consolidated financial statements. This stage was followed by improving the speed to access Network (WAN) as follows:

Developing Ellipse System with Multi-District application • for financial consolidation needs (General Ledger), followed by implementing Multi District Stage II (Fixed Assets and Payroll) to speed up the process of consolidating all subsidiaries’ financial statements.

To expedite processing, the Company increased storage capacity of Ellipse (ERP) application from 1 Tera to 2.5 Tera, for application ECMS 1.5 Tera and for SCMS application 1.5 Tera. The next step was upgrading PC capacity to support business processing to replace 100 PC whose rent expired and 250 PCP III & IV (total 350 PC), and to rent 50 Notebooks.

In 2010, the Company built up a new application, i.e. Supply Chain Management System and Enterprise Content Management System.

Supply Chain Management System (SCMS)•At end of 2010, this project was 58% completed and

Page 107: PTBA.AR2010_010411D

105PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

sebesar 58% yang diharapkan akan selesai pada triwulan II tahun 2011. Supply Chain Management System terdiri dari rangkaian proses bisnis end-to-end dari perencanaan tambang, produksi, pengelolaan stock, transportasi dan pemasaran. Selain itu tersedia aplikasi untuk analisa dan optimasi penjualan serta dashboard untuk reporting.

Untuk mendukung keandalan SCMS, aplikasi ini juga menggunakan teknologi RFID (Radio Frequency Identification) dan mengintegrasikan semua peralatan seperti alat ukur timbangan (belt scale dan truck scale) ke dalam SCMS.

Untuk menjamin keandalan sistem dan menghindari adanya human error, proses go-live sistem ini dilaksanakan dalam beberapa phase yaitu orientation and planning, installation software and hardware, business requirement, mine to TLS, TLS to port, marketing to invoice, integration and finance, optimization and EIS.

Implementasi SCMS menggunakan 2 pusat data yang berlokasi di Tanjung Enim dan Jakarta. Untuk lokasi Tanjung Enim menggunakan teknologi server berbasis rak server dan blade server, untuk rak server yaitu server database, server datawarehouse dan web, server backup, sedangkan untuk blade server yaitu server aplikasi berbasis citrix (5 server), server development. Untuk lokasi Jakarta hanya menggunakan teknologi server rak yaitu server aplikasi berbasis citrix (2 server), server backup, server database. SCMS ini menggunakan teknologi berbasis windows, dan database berbasis unix (aix), sedangkan untuk sistem backup menggunakan symantec backup exec 12.5.

Untuk mendukung implementasi sistem ini Perseroan menyiapkan SDM dengan melakukan pelatihan sesuai tahapan implementasi kepada user, key user, super user. Untuk personil TI telah dilakukan pelatihan untuk report developer. Sedangkan pelatihan untuk System Admin yang meliputi admin database (oracle), operating system (AIX dan Windows), Network, hardware (blade server management) dan backup & restore (Symantec) akan dilaksanakan ditahun 2011.

Enterprise Content Mangement System (ECMS).•Kemajuan pekerjaan sampai dengan akhir tahun 2010 adalah sebesar 89%, diharapkan dapat diselesaikan pada triwulan I tahun 2011.

expected to be finalized in 2nd quarter of 2011.

SCMS consists of a series of end-to-end business processes from mining plan, production, stock management, transportation to marketing. There is also an application for analysing and optimizing sales and dashboard for reporting.

To ensure SCMS reliability, this application also makes use of RFID (Radio Frequency Identification) technology and integrates all equipment such as belt scale and truck scale into SCMS.

To guarantee system reliability and to prevent human error, the go-live system is run in several phases: orientation and planning, installation software and hardware, business requirement, mine to TLS, TLS to port, marketing to invoice, integration and finance, optimization and EIS.

SCMS implementation uses two data centers located in Tanjung Enim and Jakarta. Tanjung Enim location uses server shelf and blade server. Server shelf includes server database, server data warehouse and web, server back-up, while blade server includes citrix-based application server (5 servers), and server development. Jakarta location uses shelf server, i.e. citrix-based application server (2 servers), server back-up and server database.

SCMS uses Windows-based technology and Unix(AIX)-based database, while back-up system uses Symantec back-up exec 12.5.

In a bid to support the implementation of the system, the Company provides training for users, key users and super users, in accordance with the implementation phase. IT personnel have been trained for report developer. While Administrative System training covering admin database (Oracle), operating system (AIX and Windows), network, hardware (blade server management) and back-up & restore (Symantec) will be conducted in 2011.

Enterprise Content Management System (ECMS)•At end of 2010, this project was 89% completed and expected to be finalized in 1st quarter of 2011.

Page 108: PTBA.AR2010_010411D

106 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONALOperational Management Report

Aplikasi ECMS adalah aplikasi yang digunakan di PTBA agar dapat memudahkan dalam melaksanakan manajemen proses bisnis dan manajemen dokumen.

ECMS terdiri dari 2 aplikasi yaitu Workflow Elektronik (BPM-Business Process Management) dan Manajemen Arsip Elektronik (UCM-Universal Content Management), dimana Workflow Elektronik berfungsi untuk melakukan manajemen prosedur kerja (work flow management), distribusi informasi, monitoring beban kerja (load balancing) dan penelusuran posisi dari proses (tracking of process), sedang Manajemen Arsip Elektronik berfungsi sebagai pusat repository (mempercepat pencarian dan update informasi), akses kontrol (security), manajemen dokumen (posisi penyimpanan fisik dokumen), retensi (jadwal musnah) dan electronic document (tanpa ruang penyimpanan/go-green dan tanpa kerusakan dokumen fisik).

Aplikasi ECMS berbasis Oracle ECM (oracle UCM dan Oracle BPM). Untuk implementasi sistem ini dibutuhkan hardware baru seperti server aplikasi produksi, development, database dan standby server, selain server juga diperlukan storage, tape backup dan scanner.

Untuk mendukung implementasi sistem ini Perseroan telah menyiapkan SDM dengan melakukan pelatihan terhadap end-user dan admin aplikasi. Sedangkan pelatihan untuk personil TI seperti System Admin yang meliputi admin database (oracle), operating system (AIX dan HACMP), Network, hardware (blade server management), backup & restore (TSM-Tivoli System Management) akan dilaksanakan tahun 2011.

Perseroan juga mulai merintis implementasi e-procurement. Sistem ini akan dikembangkan di tahun 2011, dengan target yang akan dicapai diantaranya:

Mempercepat dan meningkatkan proses pengadaan • barang atau jasa.Meningkatkan transparansi dan menyederhanakan • proses pengadaan.Mendapatkan harga penawaran yang lebih kompetitif, • cepat dan akurat.Menurunkan biaya proses pengadaan dan volume • pekerjaan yang bersifat administrativeMelakukan pemantauan (monitoring) proses.• Melakukan pemantauan (monitoring) dan pengendalian • kinerja kontrak dan kinerja vendor.

ECMS application is used by PTBA to facilitate business management and document management.

ECMS consists of two applications, i.e. Electronic Workflow (BPM-Business Process Management) and Electronic File Management (UCM-Universal Content Management). Electronic Workflow is for workflow management, information distribution, load balancing, and process tracking, while Electronic File Management is for repository (speeding up information retrieval and update), access control (for security), document management (the placement of physical document), retention (disposal schedule) and electronic document (without storage/go green and without physical document damage).

Application of Oracle-based ECMS (Oracle UCM and Oracle BPM). This system application requires new hardware such as production application server, development, database, standby server, storage, back-up tape and scanner.

To support the implementation of the system, the Company provides training for end-users and admin application users. IT personnel have been trained for report developer. While Administrative System training for IT personnel covering admin database (Oracle), operating system (AIX and HACMP), network, hardware (blade server management) and back-up & restore (TSM-Tivoli System Management) will be conducted in 2011.

E-procurement implementation has been prepared for further development in 2011, with the following targets:

Accelerating and improving goods and services • procurementEnhancing transparency and simplifying procurement • processObtaining more competitive prices quickly and • accuratelyReducing procurement cost and paper work volume• Monitoring process• Monitoring and controlling contractor and vendor • performance

Page 109: PTBA.AR2010_010411D

107PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Ruang Kontrol Operasional

Page 110: PTBA.AR2010_010411D

108 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONALOperational Management Report

PENGEMBANGAN SUMBER DAYAMANUSIAPerseroan menetapkan misi pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) adalah menyediakan SDM dan Sistem Manajemen SDM yang terbaik, untuk menunjang pengembangan Perusahaan. Sementara Visi Perusahaan dalam pengelolaan SDM adalah “Menjadikan SDM PT. Bukit Asam (Persero), Tbk. sebagai keunggulan kompetitif Perusahaan”. Untuk mewujudkan misi dan visi tersebut, Perseroan menetapkan serangkaian langkah-langkah strategis pengelolaan SDM sebagai berikut:

Mengusahakan pengembangan dan pemenuhan • kompetensi pegawai serta penyiapan manajemen/ pemimpin Perseroan yang profesional.Melakukan penyelarasan (alignment) organisasi dan • penyempurnaan sistem manajemen SDM.Memfasilitasi pembentukan budaya unggul.•

Perseroan meyakini berbagai pencapaian dan pertumbuhan kinerja yang diperoleh hingga saat ini merupakan wujud nyata dari kerja keras dan dedikasi seluruh pegawai Perseroan. Keyakinan ini menumbuhkan pemahaman bahwa SDM merupakan unsur penggerak terpenting dari seluruh operasional bisnis yang dilaksanakan oleh Perseroan dan menempatkan SDM sebagai mitra strategis perusahaan.

Sejalan dengan strategi pengelolaan SDM, Perseroan telah memiliki struktur organisasi yang lengkap dalam pengelolaan SDM, meliputi fungsi perencanaan, pengembangan SDM, pendidikan dan pelatihan, administrasi kepegawaian dan hubungan industrial. Melalui berbagai fungsi tersebut, Perseroan berupaya mewujudkan misi untuk menyediakan SDM dan sistem manajemen SDM terbaik untuk menunjang pengembangan Perseroan.

Diakhir tahun 2010, Perseroan memiliki jumlah pegawai sebanyak 3.201 orang dengan lokasi penugasan yang tersebar di Unit Pertambangan Tanjung Enim, Unit Pertambangan Ombilin, Unit Pengusahaan Briket serta 89 orang yang diperbantukan pada anak perusahaan dan Dana Pensiun milik Perseroan.

Demografi pegawai menunjukkan 16 orang pegawai 2010 adalah lulusan sarjana Strata-2, 347 orang lulusan strata-1, 214 orang lulusan D-3, 1.547 orang lulusan SLTA dan 1.078 orang lulusan jenjang penindikan SLTP hingga SD, sesuai dengan lingkup pekerjaan yang dibutuhkan pada berbagai bidang operasional Perseroan.

108

HUMAN RESOURCE DEVELOPMENT

The corporate mission in managing human resource is to have the best human resource and human resource management system in support of the Company’s development. While the corporate vision in managing human resource is “To make PT. Bukit Asam (Persero), Tbk. human resource the competitive advantage of the Company”. To realize such vision and mission, the Company adopts a series of strategic measures in managing human resource as follows:

Developing and realizing personnel potentials and • grooming professional candidates for management/leadership level.Aligning organisation and improving human resource • management system.Cultivating culture of excellence.•

The Company is confident that the countless achievements and growth in the Company performance reflect the hard work and dedication of all personnel. This confidence leads to an understanding that human resource is the prime driving force of the entire business operations and the strategic partner of the Company.

In line with its human resource management strategy, the Company has equipped itself with a comprehensive organization structure with the functions of human resource planning, development, education and training, personnel administration and industrial relations. Through these functions the Company strives to accomplish its mission to install the best human resource and human resource management system in support of the Company’s continued growth.

At the end of 2010, the Company employed 3,201 people posted in various sites, Tanjung Enim Mining Unit, Ombilin Mining Unit, Briquette Business Unit, and 89 people assigned in the Company’s subsidiaries and Pension Fund.

Employee demography indicates that in 2010 the Company’s workforce consisted of 16 post-graduates, 347 graduates, 214 under-graduates, 1,547 high school graduates and 1,078 junior high and elementary school graduates, depending on the scope of work required in various areas of the Company’s operation.

Page 111: PTBA.AR2010_010411D

109PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Pengembangan kompetensi pegawai yang berkelanjutan sebagai mitra strategis untuk mendukung pengembangan usaha Perseroan.

Continuously enhancing the competence of employees as strategic partners to support the Company’s future business development.

PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Bengkel Kerja di Tanjung Enim

Page 112: PTBA.AR2010_010411D

110 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Tabel demografi pegawai menurut jenjang pendidikanEmployee demography by education

Tabel demografi pegawai menurut usiaEmployee demography by age

Sementara berdasarkan umur pegawai, komposisi demografi Perseroan adalah, 5 orang (0,16%) berusia < 25 th, 102 orang (3,19%) berusia 25<30 th, 19 orang (0,59%) berusia 30<35 th, 193 orang (6,03%) berusia 35< 40 th, 408 orang (12,71%) berusia 40<45 th, 1.430 orang (44,7%) berusia 45<50, dan 1.044 orang (32,61%) berusia diatas 50 thn.

LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONALOperational Management Report

1,600

219355

1,133

17

09SLTA

D3

S1

S2

SD s/d SLTP

TABEL DEMOGRAFI PEGAWAI MENURUT JENJANG PENDIDIKAN.

SLTA

D3

S1

S2

SD s/d SLTP

TABEL DEMOGRAFI PEGAWAI MENURUT JENJANG PENDIDIKAN.

1,546

214

347

1,078

16

10

1,600

219355

1,133

17

09SLTA

D3

S1

S2

SD s/d SLTP

TABEL DEMOGRAFI PEGAWAI MENURUT JENJANG PENDIDIKAN.

SLTA

D3

S1

S2

SD s/d SLTP

TABEL DEMOGRAFI PEGAWAI MENURUT JENJANG PENDIDIKAN.

1,546

214

347

1,078

16

10

Demografi pegawai menurut usia.

>50

>25

25 < 30

35 < 40

30 < 35

45<50

40 < 45

>50

>25

25 < 30

35 < 40

30 < 35

45<50

40 < 45

27.5

43.1

18.5

6.5

2.80.90.7

09

44.7

32.6

3.2 0.66.0

12.7

10

Demografi pegawai menurut usia.

>50

>25

25 < 30

35 < 40

30 < 35

45<50

40 < 45

>50

>25

25 < 30

35 < 40

30 < 35

45<50

40 < 45

27.5

43.1

18.5

6.5

2.80.90.7

09

44.7

32.6

3.2 0.66.0

12.7

10

Under age classification, employee demography comprises 5 persons (0.16%) aged < 25, 102 persons (3.19%) aged 25<30, 19 persons (0.59%) aged 30<35, 193 persons (6.03%) aged 35<40, 408 persons (12.71 aged 40<45, 1,430 persons (44.7%) aged 45<50, and 1,044 persons (32.61%) aged over 50.

Page 113: PTBA.AR2010_010411D

111PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Kondisi demografi diatas menunjukkan jumlah pegawai Perseroan dengan usia diatas 45 tahun lebih dominan, yakni sampai 77%. Untuk menjaga daya saing, kompetensi pegawai serta regenerasi Perseroan, selama tahun 2010 Perseroan menjalankan berbagai program, termasuk rekrutmen dan pelatihan berkesinambungan.

REKRUTMEN PEGAWAI

Perseroan menerapkan kebijakan rekrutmen umum yang menetapkan bahwa proses penerimaan pegawai berawal dari kebutuhan Satuan kerja (user) dan dalam bagian akhir (wawancara) juga melibatkan user. HRD, bertindak sebagai fasilitator dan regulator proses penerimaan.

Dalam menjalankan fungsinya, HRD menetapkan kebijakan umum mengenai sourcing, proses seleksi dan administrasi penerimaan pegawai. Perseroan menetapkan beberapa kriteria dasar dalam seleksi SDM, yakni: kapasitas calon SDM yang meliputi lulus uji kemampuan berpikir (analisa, problem solving dan pengambilan keputusan); kemampuan kerjasama tim (komunikasi dan kepemimpinan) dan energi calon SDM (motivasi, adaptasi, kemauan belajar).

Pada pelaksanaannya rekrutmen dilaksanakan berdasarkan rencana kebutuhan tenaga kerja jangka panjang (3 tahun kedepan untuk lulusan S-1 dan 1 tahun ke depan untuk lulusan setingkat SLTA). Proses seleksi melibatkan pihak ketiga dan dilakukan melalui pemenuhan aspek administrasi, attitude test, psikotes, tes kesehatan, dan wawancara. Sebelum diangkat menjadi pegawai tetap, terlebih dahulu para calon pegawai tersebut mengikuti program management trainee, disebut Graduate Development Program.

Rekrutmen pegawai baru dilakukan sesuai analisa kebutuhan jangka panjang dengan mempertimbangkan kompetensi pegawai yang ada.

Recruitment is adjusted to long-term manpower requirements by considering the competence of the incumbents.

As employees aged over 45 (77%) outnumber those of younger age, the Company addressed the situation by conducting various programs such as training courses to boost employees’ competence, recruitment to allow regeneration and to maintain the Company’s competitive advantage.

RECRUITMENT OF EMPLOYEES

General recruitment policy directs that recruitment process starts with the user and ends with the user (during interview). The Human Resource Department acts as facilitator and regulator of recruitment process.

To exercise its function, Human Resource Department formulates a general policy of sourcing, selection, and recruitment administration. The Company sets several criteria in selecting human resources, which require applicants to pass several qualification tests: thinking ability (analysis, problem solving and decision making) teamwork spirit (communication and leadership) and stamina (motivation, adaptation, learning spirit)

Recruitment is adjusted to long-term manpower requirements (the next three years for graduates and one year for senior high school graduates). Selection is made involving a third party and applicants should meet administrative requirement, pass aptitude test, psycho test, medical check-up, and interview. Prior to permanent employment, a prospective employee is required to take management trainee course, called Graduate Development Program.

Page 114: PTBA.AR2010_010411D

112 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Sedangkan untuk pengisian jabatan kosong, rekrutmen dilaksanakan dengan melakukan seleksi melalui asessmen kompetensi (teknis) untuk jenjang Jabatan IV ke bawah dan menggunakan assessment centre untuk Jenjang Jabatan III ke atas.

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEGAWAI

Pelatihan dan pengembangan pegawai dilaksanakan berdasarkan analisa kebutuhan pelatihan dalam rangka pemenuhan kompetensi, tuntutan profesi/sertifikasi dan ketentuan perundang-undangan. Pengembangan SDM merupakan investasi jangka panjang yang akan memberikan dampak nyata bagi peningkatan kinerja Perseroan di masa mendatang. Program-program pelatihan yang dilakukan Perseroan pada tahun 2010, mencakup:

Peningkatan kompetensi manajerial pegawai melalui • program pengembangan manajemen, diikuti oleh 1.260 pegawai. Salah satu pelatihan khusus dalam bidang manajemen yang dilaksanakan pada tahun 2010 adalah “BA Management System”, diselenggarakan oleh LIPI. Pelatihan ini diperuntukkan bagi para Manajer, Senior

LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONALOperational Management Report

Karyawan PTBA di ruang kerja

To fill vacant positions, new recruits are selected by technical competence assessment for position level IV and below, and by an assessment center for position level III and above.

EMPLOYEE TRAINING AND DEVELOPMENT

Employee training and development are based on analysis of training needs to realize employees’ potentials, fulfil professional/certification requirements and to comply with the laws and regulations. Human resource development is a long-term investment that will positively affect the future performance of the Company. Training programs conducted in 2010 include:

Managerial competence development through • management development program followed by 1,260 employees. One of the special management training progams in 2010 was “BA Management System”, conducted by LIPI. This training was designed for managers, senior managers and general managers, attended by 576 participants. Its aim was to enhance

Page 115: PTBA.AR2010_010411D

113PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Manajer dan General Manajer, dengan jumlah peserta mencapai 576. Pelatihan ini ditujukan untuk meningkatkan pemahaman seluruh peserta atas penerapan sistem manajemen PTBA yang makin terintegrasi dan didukung oleh sistem teknologi informasi terkini yang tengah dan akan segera diimplementasikan.Peningkatan kompetensi teknis pegawai, melalui • Pelatihan Teknik dan Non Teknik, diikuti oleh 2.179 pegawai.Pelaksanaan Uji Kompetensi untuk kompetensi non-• teknis (potensi) terhadap jenjang III, IV dan V sebanyak 334 pegawai. Asesmen kompetensi teknis dilakukan terhadap pegawai dengan jenjang jabatan IV dan V sebanyak 217 orang sedang asesmen kompetensi non teknis terhadap pegawai dengan jenjang jabatan III dan IV sebanyak 117 pegawai.

Rekapitulasi penyelenggaraan training tahun 20102010 training programs conducted by the Company

JENIS PELATIHAN EKSTERNALEXTERNAL

INTERNALINTERNAL

JUMLAHTOTAL TYPE OF TRAINING

Manajemen 136 1.124 1.260 Management

Teknik 414 1.765 3.375 Technical

Jumlah 550 2.889 3.439 Total

Tahun 2010, Perseroan telah menyelesaikan Leadership Development Programme untuk menyiapkan kader pemimpin perusahaan.

Secara total, Perseroan mengeluarkan biaya sebesar Rp10,93 miliar untuk mengembangkan kompetensi pegawai melalui pelatihan termasuk seminar dan workshop, sepanjang tahun 2010, sehingga rata-rata biaya pengembangan setiap pegawai adalah sebesar Rp3,2 juta/pegawai.

Pengembangan kompetensi SDM juga dilakukan sebagai bagian dari implementasi Sistem Manajemen PTBA Terintegrasi.

Competence development is part of the implementation of Integrated BA Management System.

all participants’ understanding of the integrated BA Management System backed by the most up-to-date information technology that would be implemented soon.Technical competence development through Technical • and Non-technical Training attended by 2,179 employees.Competence Test for non-technical competence at level • III, IV and V for 334 employees, technical competence assessment at level IV and V for 217 employees and non-technical competence assessment at level III and IV for 117 employees.

In 2010, the Company organized Leadership Development Program to groom company management candidates.

In total, in 2010 the Company spent Rp10.93 billion for the development of employee competence by way of training, seminar, and workshop, averaging Rp3.2 million per employee.

Page 116: PTBA.AR2010_010411D

114 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PERSAMAAN KESEMPATAN DALAM PENGEMBANGAN JENJANG KARIR

Perseroan terus mengembangkan dan menyempurnakan seluruh pranata yang mendukung penilaian kemampuan pegawai secara adil, fair dan transparan. Hal ini dilakukan untuk menjamin persamaan kesempatan bagi seluruh Pegawai dalam mengembangkan karir-nya sesuai dengan perkembangan perusahaan. Perseroan menerapkan sistem tools “Balanced Scorecard” untuk mendapatkan akurasi, kesamaan dan transparansi yang berimbang dalam menilai kompetensi seluruh pegawai, perkembangan karir, tanggung jawab dan remunerasinya.

Perseroan kemudian memberikan kesempatan kepada seluruh pegawai untuk memperjuangkan hak-haknya secara berimbang dan setara melalui Serikat Pekerja Bukit Asam (SPBA). Kesepakatan yang setara antara kewajiban maupun hak pegawai di satu pihak (baik secara pribadi maupun melalui SPBA) dengan Perseroan dilain pihak kemudian dituangkan dalam perjanjian kerja bersama (PKB). Melalui PKB ini pola hubungan industrial antara Perseroan dan dukungan pegawai terhadap keberlangsungan operasional yang kondusif lebih terjamin.

Pengembangan karir dilakukan melalui rotasi/promosi berbasis kompetensi dan kinerja pegawai sesuai kebutuhan perusahaan. Sepanjang tahun 2010 lalu, Perseroan telah melakukan promosi terhadap 45 orang pegawai, selain telah meningkatkan 65 orang jenjang jabatan pegawai. Langkah rotasi dan promosi dalam meningkatkan kompetensi pegawai akan efektif jika dilakukan secara terencana dan didukung dengan staf yang mampu menilai kompetensi pegawai dengan tepat dan cermat. Sehingga pengembangan karir pegawai berjalan secara efektif, efisien dan selaras dengan perkembangan Perseroan.

REMUNERASI DAN KESEJAHTERAAN PEGAWAI

Perseroan menindaklanjuti peningkatan kompetensi SDM dan promosi jabatannya seimbang dengan peningkatan kompetensi dan penilaian kinerjanya. Proses manajemen kinerja ini berlangsung melalui siklus manajemen kinerja, mulai dari penyusunan rencana, performance review secara kontinyu dan penilaian kinerja secara berkala.

Untuk menentukan kinerja seluruh pegawai perusahaan, Perseroan menetapkan Key Performance Indicator (KPI) yang direncanakan dan ditetapkan mulai level perusahaan, tingkat divisi/tim sampai dengan tingkat individu. Selanjutnya

LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONALOperational Management Report114

EQUAL OPPORTUNITY IN CAREERDEVELOPMENT

The Company continued to develop and improve all systems and facilities in support of fair and transparent employee competence evaluation. This is to guarantee equal opportunity in career development for all employees in line with the Company’s own development. The Company applies “Balanced Scorecard” tool to ensure that all employees are appraised in an accurate, equal, balanced and transparent fashion in terms of their career development, responsibility and remuneration.

The Company gives all employees opportunity to fight for their equal and impartial rights through Bukit Asam Labor Union. Equality of rights and obligations between the employees (in person or by representation of Bukit Asam Labor Union) and the Company is incorporated in Collective Labor Agreement (CLA). This Agreement ensures the employees’ support to the Company’s continued operations in a conducive industrial relation.

Career development is also carried out by way of rotation/promotion based on employee competence and performance according to the needs of the Company. During the year, 45 employees were promoted and 65 employees received position upgrade. Rotation and promotion in developing employee competence will be effective when done with good planning and supported by people who are able to make an accurate and thorough evaluation of employee competence to ensure career development is effected effectively and efficiently in accordance with the Company’s development.

EMPLOYEE REMUNERATION AND WELFARE

Competence development is followed by giving employees opportunity for career development commensurate with their performance. The process of performance management runs through performance management cycle that covers planning, continual and yearend performance review.

To evaluate the performance of all personnel, the Company applies Key Performance Indicator (KPI) that is put in place from corporate down to division/team and individual level. Monitoring system is also used to evaluate overall

Page 117: PTBA.AR2010_010411D

115PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Perseroan menetapkan proses pemantauan atas keseluruhan capaian kinerja masing-masing individu maupun group/kelompok. Pemantauan dilakukan melalui coaching, counseling, dan controlling. Perseroan selanjutnya melakukan evaluasi atas kinerja seluruh insan perusahaan, baik pada tingkat individual, team maupun pada tingkat perusahaan secara periodik.

Hasil evaluasi ini kemudian digunakan untuk dua tujuan, yakni feedback bagi pengembangan kompetensi SDM bersangkutan dan memberikan penghargaan untuk yang memiliki kinerja sama atau melebihi target sesuai kesepakatan KPI sebelumnya serta langkah pembinaan bagi yang kurang atau tidak dapat mencapai ukuran kinerja yang ditetapkan .

Perseroan telah menerapkan standar penggajian berdasarkan pemeringkatan pegawai dan jenjang jabatan. Untuk memberikan remunerasi yang kompetitif, Perseroan mengikuti remuneration survey pada industri sejenis. Secara keseluruhan proses tersebut merupakan upaya standarisasi sistem kompensasi dan imbal jasa Perseroan yang diarahkan untuk meningkatkan motivasi pegawai dalam meningkatkan kompetensi dan kinerjanya.

Selain remunerasi yang sejalan dengan perkembangan industri maupun kinerja, Perseroan memberikan tunjangan lain kepada pegawai dalam bentuk Tunjangan Hari Raya (THR), jaminan kesehatan, uang pensiun dan hak cuti yang ditentukan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Perseroan telah melaksanakan program “Jaminan Hari Tua” (JHT), Dana Pensiun Bukit Asam dan program pensiun “Tabungan Hari Tua”, bekerja sama dengan lembaga yang kompeten, sebagai bagian dari pemenuhan kesejahteraan pegawai. Perseroan juga menyediakan jaminan layanan kesehatan melalui RSBA dan program Asuransi Kesehatan Tugu mandiri untuk pegawai dan pensiunan pegawai.

Secara berkala, remunerasi pegawai ditinjau dan disesuaikan dengan kompetensi dan prestasi kinerja.

Remuneration is commensurate with employees’ competence and performance.

115

achievement of each individual or group. Monitoring is carried out through coaching, counselling and controlling. Periodic evaluation is made on all personnel, whether as an individual, a team or a company as a whole.

The result of this evaluation is then used for two purposes. First, as feedback for developing the employee’s competence and giving award for above standard achievement in accordance with Key Performance Indicator (KPI). And second, as coaching measures for those with below standard performance.

The Company has devised a remuneration standard based on employee rank and position level. The Company also seeks to formulate a competitive remuneration standard by taking part in a remuneration survey in similar industry. The whole process is a means to standardize compensation and benefit system towards motivating employees to step up their competence and performance.

Besides performance-based remuneration, the Company provides other benefits in the form of holiday bonus, health insurance, pension and paid-leave in accordance with the prevailing regulations. The Company has set up Retirement Benefit Program, Bukit Asam Pension Fund and Retirement Savings Program in collaboration with reputable and competent institutions. These are all aimed at satisfying employees’ welfare. The Company also provides health care plans through Bukit Asam Hospitals and Tugu Mandiri Health Insurance Progam for employees and retirees.

Page 118: PTBA.AR2010_010411D

116 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PENYELARASAN ORGANISASI DAN PENYEMPURNAAN SISTEM MANAJEMEN SDM

Perseroan dalam rangka menunjang pertumbuhan yang berkesinambungan telah melakukan evaluasi dan penyelarasan organisasi sesuai dengan dinamika perubahan perusahaan.

Langkah penting lainnya yang dilakukan adalah penyempurnaan sistem pengembangan pegawai melalui penerapan “Talent Management” dengan tujuan diperolehnya gambaran rinci mengenai ketersediaan dan penempatan pegawai sesuai kebutuhan organisasi. Melalui penerapan tersebut, maka pengembangan, seleksi dan nominasi pegawai berbasis pada kompetensi dan kinerja yang bersangkutan. Perseroan kemudian melakukan review atas model kompetensi yang digunakan sebagai acuan, diikuti pengembangan Assessment Center.

Langkah-langkah tersebut kemudian berhasil menyempurnakan model kompetensi dan menyusun panduan assesment, setelah dilakukan review atas katalog kompetetensi inti, manajerial, karakteristik pribadi dan teknis, serta panduan asesmen kompetensi teknis.

LAPORAN PENGELOLAAN OPERASIONALOperational Management Report

ORGANIZATION ALIGNMENT AND HUMAN RESOURCE MANAGEMENT SYSTEM IMPROVEMENT

In a bid to ensure a sustainable growth the Company has conducted organisational assessment and alignment in accordance with the Company’s changing requirements.

Another important measure taken was improving employee development system through the application of “Talent Management” to arrive at a detailed picture of the availability and placement of employees as required by the organization. By this application, employee development, selection and nomination will be based on the individual employee’s competence and performance. The Company then reviewed the competence model used as reference and developed an Assessment Center.

These measures successfully improved competence model and produced assessment guide, after reviewing core competence catalogue, managerial aptitude, personal and technical characteristics, as well as technical competence assessment guide.

Page 119: PTBA.AR2010_010411D

117PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

PENINGKATAN BUDAYA UNGGUL

Pembentukan dan peningkatan Budaya Unggul merupakan bagian dari upaya memotivasi pegawai agar senantiasa berkinerja dan memberikan kontribusi terbaik bagi Perseroan. Program pembentukan dan peningkatan budaya unggul yang dilakukan pada tahun 2010, diantaranya:

Pengembangan assesment center, penyempurnaan • model kompetensi dan penyempurnaan panduan assessment.Sosialisasi dan Implementasi sistem penghargaan dan • sanksi yang dilakukan secara transparan dan terukur.Implementasi Balance Score Card di seluruh satuan • kerja Perseroan, melalui standarisasi sistem manajemen kinerja yang diharapkan dapat mempercepat pembentukan budaya berbasis kinerja.Melakukan Penilaian Prestasi Kerja Pegawai (PPKP), • pada setiap semester, menggunakan KPI yang ditetapkan sebelumnya, sebagai acuan pemberian penghargaan dan pengembangan karyawan. Pembinaan mental dan spiritual pegawai serta • mensosialisasikan nilai-nilai unggul Perseroan sebagai mana tertera pada buku Kode Etik Perseroan dan Manual GCG yang telah diperbaharui.

CULTIVATING CULTURE OF EXCELLENCE

Cultivating culture of excellense is an effort to motivate employees to constantly give their best performance and contribution to the Company. Culture of excellence cultivating program conducted in 2010 included:

Developoment of assesment center, improvement of • competence model and assessment guide.Dissemination and implementation of a transparent and • measured reward and punishment system.Implementation of Balanced Score Card throughout • the Company by way of standardizing performance management system expected to expedite the establishment of performance-based culture.Implementation of Employee Job Performance Rating in • every semester, using pre-established Key Performance Indicator as the basis of reward and development of employees. Development of mental and spiritual aspects of • employees and dissemination of values of excellence practiced by the Company as laid down in the Corporate Code of Conduct and the revised GCG Code.

Page 120: PTBA.AR2010_010411D

118 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Page 121: PTBA.AR2010_010411D

119PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Management Discussion and Analysis

Pembahasan dan Analisis Manajemen

Perbaikan dan pembangunan prasarana pendukung produksi serta penajaman pelaksanaan program efisiensi untuk menyambut peluang dan menjamin peningkatan kinerja berkelanjutan dimasa mendatang

119PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Heading “Construction and Improvement of production supporting infrastructure and focused efficiency program in anticipation of business opportunity and sustainable future growth

Page 122: PTBA.AR2010_010411D

120 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

KONDISI UMUM DAN PROSPEK USAHA

KONDISI UMUM PEREKONOMIAN GLOBAL DAN INDONESIA.

Pemulihan perekonomian global yang dimulai sejak pertengahan 2009, terus berlanjut di tahun 2010 lalu, dengan tingkat pertumbuhan terbesar lebih banyak disumbang oleh membaiknya perekonomian negara negara di kawasan Asia Pasifik, terutama China dan India. Kawasan Eropa sekalipun mengalami pertumbuhan, sempat terguncang oleh krisis fiskal di negara Portugal, Irlandia, Italia, Yunani dan Italia. Amerika Serikat masih mengalami kendala dengan defisit ganda dan tongkat pengangguran yang relatif tinggi.

Akibatnya tingkat pertumbuhan perekonomian global di tahun 2010 tidak setinggi perkiraan semula. Namun demikian sinyal kebijakan moneter negara-negara maju yang mempertahankan suku bunga rendah dan disertai paket stimulus moneter diperkirakan akan membuat pasar finansial tetap longgar untuk mendorong peningkatan investasi maupun kegiatan pasar modal.

Perekonomian Indonesia, yang berada di kawasan Pasifik tak lepas dari dinamika pertumbuhan tersebut. Peningkatan perekonomian kawasan Asia Pasifik yang tinggi mendorong permintaan dan harga berbagai komoditas utama seperti CPO, batubara dan bahan mineral kembali meningkat. Pertumbuhan konsumsi domestik, peningkatan kegiatan investasi dan perbaikan kinerja ekspor membuat GDP Indonesia mencatat kenaikan sebesar 6,1%, lebih tinggi dari tahun sebelumnya, 4,5%. Inflasi relatif terkendali pada kisaran 6,94%, suku bunga rujukan BI tetap di kisaran 6,5% dan cadangan devisa meningkat mencapai angka US$ 96,21 miliar serta kurs rupiah ditutuup menguat 4,4% menjadi Rp8.991/US$.

Kinerja perekonomian Indonesia tersebut membuat peringkat utang luar negeri Indonesia naik. Lembaga pemeringkat Standard & Poors meningkatkan peringkat utang luar negeri dari BB- menjadi BB, dengan outlook positif dan lembaga pemeringkat Fitch telah meningkatka peringkat utang tersebut menjadi BB+ (satu tingkat dibawah investment grade).

Dengan demikian, secara keseluruhan indikator ekonomi makro menunjukkan perekonomian Indonesia berada pada kondisi yang mantap dan siap berkembang lebih lanjut di masa mendatang. Perkembangan positif perekonomian tersebut, diperkirakan akan membuat permintaan komoditas utama, termasuk sumber energi, kembali meningkat.

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMENManagement Discussion and Analysis120120

GENERAL CONDITION AND BUSINESS PROSPECTS

GENERAL CONDITION OF GLOBAL AND INDONESIAN ECONOMY

The global economy began to recover in the middle of 2009 and continued through 2010 with the highest growth contributed by countries in the Asia Pacific region, mainly China and India. European countries’ economic growth was stunted by fiscal crises in Portugal, Ireland, Italy and Greece. The United States of America was still facing double digit deficit and higher unemployment rate.

As a consequence, global economic recovery in 2010 was not as high as had been predicted. However, developed countries’ monetary policy that kept interest rates at low levels coupled with monetary stimulus bail-out packages are expected to leave room in the financial market to boost investment and capital market activities.

Situated in the Asia Pacific region, Indonesia is also tied to this economic growth dynamics. The robust economic growth in the region raised demand and price of major commodities such as palm oil, coal and other mining minerals. Increase in domestic consumption, investment and export spurred Indonesia’s GDP to post a 6.1% hike, higher than 4.5% in 2009. Inflation was relatively under control at 6.94%, Bank Indonesia benchmark rate was stable at 6.5%, foreign exchange reserves improved totalling US$96.21 billion, Rupiah exchange rate strengthened and closed at Rp8,991/US$ signifying a rise of 4.4%

On the face of the encouraging economic performance, Indonesia improved its foreign loan rating. Rating agency Standard & Poors raised foreign loan grade from BB- to BB, with positive outlook, and Fitch Ratings raised it to BB+ (one grade lower than investment grade).

Overall, macro economic indicators prove that Indonesia’s economy is stable and ready to develop further in the years to come. With this promising development, demand for primary commodities including energy sources is expected to see an upward trend.

Page 123: PTBA.AR2010_010411D

121PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

PROSPEK PERMINTAAN BATUBARA

Perkembangan Konsumsi Batubara Dunia

Sesuai dengan data BP Statistical Review of World Energy, Juni 2010, batubara tetap menduduki peringkat kedua sumber energi global utama setelah minyak bumi. Di tahun 2009 kontribusi batu-bara sebagai sumber energi mencapai 29,4% dari total penggunaan sumber energi.

Data yang sama menunjukkan bahwa tahun di 2009, saat puncak krisis perekonomian global, konsumsi sumber energi, (termasuk batubara) di hampir seluruh kawasan negara industri utama dunia mengalami penurunan. Hanya di kawasan Asia Pasifik konsumsi batubara tetap mengalami peningkatan, seperti ditunjukkan pada tabel berikut.

Di kawasan Asia Pasifik, batubara adalah sumber energi utama, dengan mayoritas penggunaan sebagai bahan bakar PLTU. Dari total penggunaan batubara di kawasan Asia Pasifik, China dan India adalah konsumen utama sejak beberapa tahun terakhir dengan masing sebesar 71,5% dan 11,4% total konsumsi batubara Asia Pasifik. Saat krisis perekonomian global tahun 2009 melanda, kedua negara ini, mampu bertahan dengan tetap mencatat pertumbuhan perekonomian. Konsumsi batubara di kedua negara tersebut juga tetap meningkat.

Jepang, dengan mayoritas kegiatan ekonominya terkait dengan kawasan Atlantik, tidak luput dari pengaruh krisis perekonomian global. Konsumsi batubata Jepang di

Realisasi Konsumsi Batubara Global (Dalam juta ton setara mnyak)Actual Global Coal Demand (In million tons of oil equivalent)

KAWASAN2005 2006 2007 2008 2009 % % THD

TOTAL REGIONA B A THD B 2009

Amerika Utara 614.9 606.1 614.7 602.1 531.3 -11.8% 16.2% North America

Amerika Tengah dan Selatan 21.2 21.0 22.6 24.0 22.5 -6.3% 0.7% Central & South

America

Eropa dan Eurasia 513.6 526.8 528.3 516.7 456.4 -11.7% 13.9% Europe & Eurasia

Timur Tengah 9.1 9.1 9.3 9.2 9.2 0.0% 0.3% Middle East

Afrika 101.1 102.6 106.0 111.1 107.3 -3.4% 3.3% Africa

Asia Pasifik 1,644.0 1,773.0 1,903.2 2,023.4 2,151.6 6.3% 65.6% Asia Pacific

Konsumsi Batubara Global 2,903.9 3,038.6 3,184.1 3,286.5 3,278.3 -0.2% Total World Coal

Consumption

Sumber : BP Statistical Review of World Energy, Juni 2010, Konversi 1 ton setara minyak = 1,43 ton batubaraSource: BP Statistical Review of World Energy, June 2010 1 ton oil equivalent = 1.43 ton coal

121

COAL PROSPECTS

Growth of World Coal Consumption

According to BP Statistical Review of World Energy, June 2010, coal remained the second chief global energy source after crude oil. In 2009 coal contribution reached 29.4% of total energy source consumption.

The same data indicated that the 2009 global economic crisis had caused energy source consumption (including coal) in most industrialized countries dropped. Only in the Asia Pacific region coal consumption remained high as shown in the following table:

In the Asia Pacific region, coal is the main energy source and the major part is used for TPP fuel. China and India have been the biggest consumers for the past few years respectively at 71.5% and 11.4% of total coal consumption in the region. During the world economic recession in 2009 these two countries stood fast with stable growth of economy and coal consumption.

Japan, whose economy is largely associated with the Atlantic region, was also impacted by world economic crisis. Its coal consumption in 2009 dropped significantly, i.e. -15.4%.

Page 124: PTBA.AR2010_010411D

122 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

tahun 2009 lalu sempat turun cukup besar, yakni -15,4%. Beberapa negara lain di kawasan ini, seperti Taiwan dan Thailand juga mengalami penurunan. Namun karena total konsumsi batubara China dan India yang besar, secara keseluruhan, konsumsi batubara kawasan Asia Pasifik di tahun 2009 tetap meningkat sebesar 6,3%. Hal tersebut tampak pada tabel berikut.

Perkembangan dan Proyeksi Produksi Batubara Dunia

Mengingat biaya transportasi yang cukup besar, kebutuhan batubara dipenuhi dari kawasan terdekat. Dampak krisis perekonomian global yang lebih berpengaruh di kawasan Atlantik, membuat produksi batubara di kawasan tersebut rata-rata menurun. Sedangkan untuk kawasan Pasifik, trend ekonomi yang tetap positif membuat produksi batubara di kawasan ini di tahun 2009 tetap meningkat, sebesar 8,3%, seperti tampak pada tabel berikut.

Realisasi Konsumsi Batubara Asia Pasifik (Dalam juta ton setara minyak)Actual Asia Pacific Coal Consumption (In million tons of oil equivalent)

NEGARA2005 2006 2007 2008 2009 % % THD

TOTAL REGIONA B A THD B 2009

Australia 53.6 55.6 54.2 51.4 50.8 -1.1% 2.4% Australia

Bangladesh 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.0% 0.0% China

China 1,100.5 1,215.0 1,313.6 1,406.1 1,537.4 9.3% 71.5% India

China Hongkong SAR 6.7 7.0 7.5 7.0 7.6 9.4% 0.4% Indonesia

India 184.4 195.4 210.3 230.9 245.8 6.5% 11.4% Japan

Indonesia 26.1 24.1 28.4 30.2 30.5 1.2% 1.4% Malaysia

Jepang 121.3 119.1 125.3 128.7 108.8 -15.4% 5.1% Philippines

Malaysia 6.3 7.3 7.1 5.0 4.0 -20.0% 0.2% South Korea

New Zealand 2.2 2.2 1.6 2.0 1.7 -15.0% 0.1% Taiwan

Philippines 5.7 5.5 5.9 7.0 6.8 -2.9% 0.3% Thailand

South Korea 54.8 54.8 59.7 66.1 68.6 3.8% 3.2% Others

Taiwan 38.1 39.6 41.8 40.2 38.7 -3.7% 1.8% Total Asia Pacific Coal Consumption

Thailand 11.2 12.4 14.1 15.3 14.1 -7.8% 0.7% Thailand

Lainnya 28.7 30.9 28.1 28.1 32.1 14.2% 1.5% Lainnya

Total Konsumsi Asia Pasifik

1,644.1 1,773.5 1,903.1 2,023.4 2,151.6 6.3% Total Konsumsi Asia Pasifik

Sumber / Source : BP Statistical Review of World Energy, Juni 2010, Konversi 1 ton setara minyak = 1,43 ton batubaraSource: BP Statistical Review of World Energy, June 2010 1 ton oil equivalent = 1.43 ton coal

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMENManagement Discussion and Analysis

Other countries in this region such as Taiwan and Thailand also decreased their consumption. However, due to the considerable coal consumption of China and India, total consumption in Asia Pacific region in 2009 rose by 6.3% as shown in the following table.

Growth and Projection of World Coal Production

Considering the high cost of transportation, coal demand is met by countries in the closest region. World crisis that had bigger impact on the Atlantic region consequently caused a decline in the region’s coal production. While in the Pacific region, the economic trend remained more stable and coal production continued to rise in 2009, recording a growth of 8.3%, as shown in the following table.

Page 125: PTBA.AR2010_010411D

123PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

China sebagai konsumen terbesar batubara di dunia, memenuhi sebagian kebutuhannya melalui kegiatan penambangan dalam negeri. Sehingga selain sebagai konsumen, China adalah produsen batubara terbesar di dunia. Demikian juga India, sebagai konsumen batubara kedua terbesar, berusaha memenuhi kebutuhannya sendiri. Namun demikian produksi batubara India masih belum mencukupi, sehingga kekurangannya harus dipenuhi lewat impor.

Indonesia dan Australia, sejak beberapa tahun terakhir merupakan negara pemasok batubara di pasar global (terutama wilayah Pasifik), mengingat keduanya mampu memproduksi batubara dalam jumlah melebihi kebutuhan domestik. Data BP Statistical Review of World Energy, Juni 2010, menunjukkan bahwa laju pertumbuhan produksi batubara Indonesia sejak tahun 2005 berkembang lebih cepat dari pertumbuhan produksi Australia. Indonesia kini bersaing dengan Australia sebagai pemasok batubara terbesar di pasar global.

Realisasi Produksi Batubara Global (Dalam juta ton setara mnyak)Actual World Coal Production In million tons of oil equivalent

KAWASAN2005 2006 2007 2008 2009 % % THD TOTAL

REGIONA B A THD B 2009

Amerika Utara 618.8 634.5 629.7 637.5 578.1 -9.3% 17.0% North America

Amerika Tengah dan Selatan

46.3 50.8 53.6 57.1 52.9 -7.4% 1.6% Central & South America

Eropa dan Eurasia 438.2 444.9 446.3 452.6 420.4 -7.1% 12.3% Europe & Eurasia

Timur Tengah 0.8 0.9 1.0 1.0 1.0 0.0% 0.0% Middle East

Afrika 140.7 140.4 141.9 144.5 143.0 -1.0% 4.2% Africa

Asia Pasifik 1,637.3 1,764.3 1,871.5 2,044.2 2,213.3 8.3% 64.9% Asia Pacific

Produksi Batubara Global

2,882.1 3,035.8 3,144.0 3,336.9 3,408.7 2.2% Total World Coal Production

Sumber / Source : BP Statistical Review of World Energy, Juni 2010, Konversi 1 ton setara minyak = 1,43 ton batubaraSource: BP Statistical Review of World Energy, June 2010 1 ton oil equivalent = 1.43 ton coal

China being the biggest consumer of coal in the world meets the major part of its demand by domestic mining. Not only is China a consumer, but it is also the largest coal producer in the world. India, the second largest coal consumer, strives to be self-sufficient, but due to its insufficient production, it has to rely on import.

In recent years Indonesia and Australia have met world coal demand (particularly in the Pacific region), as both countries are in a position to produce coal in excess of their domestic consumption. According to BP Statistical Review of World Energy, June 2010, since 2005 Indonesia’s coal production has grown at a higher rate than that of Australia. Indonesia is now in competition with Australia to be the world largest coal supplier.

Page 126: PTBA.AR2010_010411D

124 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Realisasi Produksi Batubara Asia Pasifik (Dalam juta ton setara minyak)Actual Asia Pacific Coal Production (In million tons of oil equivalent)

NEGARA 2005 2006 2007 2008 2009 % % THD TOTAL REGION

A B A THD B 2009

Australia 205.8 210.3 217.2 220.3 228.0 3.5% 10.3% Australia

China 1,120.0 1,205.1 1,282.4 1,425.6 1,552.9 8.9% 70.1% China

India 162.1 170.2 181.0 195.6 211.5 8.1% 9.5% India

Indonesia 93.9 119.2 133.4 140.8 155.3 10.3% 7.0% Indonesia

Vietnam 18.3 21.8 22.4 23.0 25.2 9.6% 1.1% Vietnam

Lainnya 28.7 30.9 28.1 28.1 32.1 14.2% 1.4% Others

Total Produksi Asia Pasifik 1,641.3 1,770.0 1,876.3 2,045.1 2,216.5 8.4% Total Asia Pacific

Coal ProductionSumber / Source : BP Statistical Review of World Energy, Juni 2010Source: BP Statistical Review of World Energy, June 2010 1 ton oil equivalent = 1.43 ton coal

Kajian Wood Mackenzie, dalam “Coal Market Service, June 2010” memprakirakan, peningkatan suplai batubara di pasar global dari angka 621 juta ton di tahun 2009 menjadi 1,1 miliar ton di tahun 2025 seiring membaiknya perekonomian global dan meningkatnya permintaan. Negara-negara di kawasan Asia Pasifik, terutama Indonesia dan Australia akan mendominasi pasokan, dengan kontribusi meningkat dari perkiraan sebesar 54% di tahun 2009 menjadi 61% di tahun 2025. Hal tersebut ditunjukkan pada illustrasi berikut.

Indonesia, menurut kajian tersebut, akan tetap menjadi pemasok batubara utama di pasar global, terutama di kawasan Asia Pasifik. Penyebabnya adalah, selain cadangan yang memadai dan tingkat konsumsi yang relatif rendah, biaya produksi batubara Indonesia tetap bersaing. Sekalipun proyek PLTU berbahan bakar batubara dengan daya 10.000 MW

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMENManagement Discussion and Analysis

Global Seaborne Thermal Coal Supply 2009-2025

2009

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021

2022

2023

2024

2025

0

Mt

Sumber Source: Wood Mackenzie Coal Market Service

200

400

600

800

1.000

1.200Other

Venezuela

Canada

USA

China

Vietnam

South Africa

Colombia

Russia

Australia

Indonesia

124

A study by Wood Mackenzie “Coal Market Service, June 2010” estimates world coal supply will increase from 621 million tons in 2009 to 1.1 billion tons in 2025 as world economy bounces back and demand increases. Countries in the Asia Pacific region, mainly Indonesia and Australia, will dominate coal supply, increasing their contribution of 54% in 2009 to 61% in 2025. The following illustration depicts the estimate.

According to the study, Indonesia will retain its role as the major coal supplier in the world market especially in the Asia Pacific region. This is because Indonesia, with its abundant reserves and relatively low consumption, enjoys low production costs. Even after the coal-fired 10,000 MW

Page 127: PTBA.AR2010_010411D

125PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

tahap 1 dan tahap 2 telah beroperasi, Indonesia diproyeksikan mampu memenuhi kebutuhan batubara, sekaligus tetap meningkatkan pasokan ke pasar ekspor.

Dengan daerah produksi utama di Kalimantan dengan sarana angkut melalui sungai yang berbiaya rendah dan di Sumatera dengan sarana kereta yang cukup ekonomis, membuat harga jual sangat bersaing. Dengan demikian, suplai batubara Indonesia ke pasar global akan tetap mendominasi pada beberapa dekade mendatang, dengan jumlah ekspor diperkirakan mencapai 190 juta ton di tahun 2009, naik menjadi 323 juta ton di tahun 2015 dan mencapai 374 juta ton di tahun 2020.

Projected Supply by Exported Country

Proyeksi Konsumsi Batubara Dunia

Perbaikan kondisi perekonomian global di tahun 2010 lalu turut mempengaruhi permintaan batubara global. OECD (Organization for Economic Co-operation and Development) Economy Outlook, November 2010, yang mencakup 34 negara maju, (termasuk Amerika Serikat, Jepang dan Korsel) memprediksikan pertumbuhan GDP tahun 2010 sebesar 2,8 %. Perekonomian kawasan Pasifik diluar OECD diperkirakan meningkat lebih cepat, sehingga membuat permintaan batubara kawasan ini meningkat dengan cepat

Menurut kajian OECD, untuk tahun 2011 mendatang, hampir seluruh negera industri utama diperkirakan akan mencatat pertumbuhan perekonomian. Tingkat pertumbuhan GDP

125

TPP phase 1 and phase 2 are operational, Indonesia is projected to be in a position to meet domestic coal demand and to step up its export supply.

Its main production areas in Kalimantan using low-cost river transport, and in Sumatra with economical railway transport, enable the Company to offer competitive seling prices. Therefore, Indonesia will continue to dominate the world market with its coal supply in the next few decades, at an estimated export volume of 190 million tons in 2009, 323 million tons in 2015 and 374 million tons in 2020.

Projected World Coal Consumption

The economic upswing in 2010 impacted world coal demand. OECD (Organization for Economic Co-operation and Development) Economy Outlook, Noember 2010 that covered 34 developed countries (including USA, Japan and South Korea) predicted that in 2010 GDP would grow 2.8%. In the Pacific region outside OECD coal demand was predicted to increase at a high rate following the regional growth.

According to OECD research, in 2011 most industrialized countries will record economic growth. GDP growth of those countries vary, and China is predicted to post the highest

Note: in million tons

Page 128: PTBA.AR2010_010411D

126 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

negara-negara tersebut bervariasi, dengan China diperkirakan mencatat pertumbuhan ekonomi terbesar diikuti oleh India. Pertumbuhan perekonomian global pada tahun-tahun mendatang akan tetap berlangsung, dengan kisaran 3,1% (Preview of the United Nations Economic Report for 2011).

Senada dengan kajian tersebut, biro Wood Mackenzie dalam kajian “Coal Market Service, June 2010” memprediksi, GDP China akan tumbuh cukup besar, 8,9%, Taiwan 6% dan Korsel 4%, sehingga mempengaruhi pertumbuhan permintaan batubara di kawasan Pasifik. Menurut Wood Mackenzie, dalam beberapa dekade mendatang pertumbuhan konsumsi batubara global akan terkonsentrasi di kawasan Pasifik. Sebaliknya, kawasan Atlantik (Amerika Utara, Selatan dan Eropa) tidak akan mencatat pertumbuhan konsumsi batubara, karena peningkatan penggunaan energi nuklir dan gas.

Kajian Wood Mackenzie memprakirakan, pertumbuhan pasar batubara global dari angka sebesar 720 juta ton di tahun 2010 menjadi 1,2 miliar ton di tahun 2025, dengan kontribusi permintaan terbesar dari kawasan Asia Pasifik, yakni tumbuh dari angka 484 juta ton menjadi 874 juta ton. Di akhir 2025, kawasan ini diperkirakan menguasai 72% perdagangan batubara global melalui laut.

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMENManagement Discussion and Analysis

Laboratorium Uji Kualitas Batubara di Tanjung Enim

growth followed by India. The world economy will continue to improve in the coming years at around 3.1% (Preview of the United Nations Economic Report for 2011).

In the same tune Wood Mackenzie in its study “Coal Market Service, June 2010” predicts GDP of China will increase by 8.9%, Taiwan 6% and South Korea 4%, impacting coal demand in the Pacific region. According to Wood Mackenzie, in the next few decades world coal demand will be concentrated in the Pacific region. On the other hand, the Atlantic region (North, South America and Europe) will not increase their coal consumption as they are turning to nuclear and gas as energy sources.

Wood Mackenzie study estimates world coal market will increase from 720 million tons in 2010 to 1.2 billion tons in 2025, Asia Pacific region being the major consumer, from 484 million tons to 874 million tons. At end 2025, this region is predicted to control 72% of world coal trading by sea.

Page 129: PTBA.AR2010_010411D

127PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Di kawasan Asia Pasifik, posisi Jepang sebagai salah satu importer batubara besar akan terus tergeser oleh China dan India. China sekalipun merupakan konsumen batubara terbesar, relatif mampu memenuhi kebutuhannya dari produksi tambang-tambang dalam negeri. Sedang India dengan jumlah cadangan dan produksi yang lebih terbatas membuatnya berpotensi menjadi importir batubara terbesar dalam dekade mendatang.

Mt

Sumber Source: Wood Mackenzie Coal Market Service

Pacific Total

Atlantic Total

Landbone

Seaborne

2010

0

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021

2022

2023

2024

2025

Mt

Sumber Source: Wood Mackenzie Coal Market Service

0

200

400

600

800

1.000

1.200

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021

2022

2023

2024

2025

Other

Americas

Europe

Asia

Coal Demand Forecast by Trade Basin and Transport Mode

Seaborne Thermal Coal Demand by Region

In the Asia Pacific region, Japan will be replaced by China and India as major coal importers. Despite being the largest coal consumer, China is able to satisfy its own needs with domestic mine products. In the meantime India with its limited reserves and output is more likely to become the biggest coal importer in the coming decades.

Page 130: PTBA.AR2010_010411D

128 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMENManagement Discussion and Analysis

Perkembangan pembangunan PLTU barbahan bakar batubara di Malaysia dan Filipina akan membuat permintaan impor dari kedua negara ini meningkat pesat di tahun-tahun mendatang. Sedang Indonesia, walaupun banyak membangun proyek PLTU serupa, namun akan mampu memenuhi kebutuhan batubara dari dalam negeri.

Kajian US Energy Information Administration dalam Annual Energy Oulook 2010, juga menunjukkan kesimpulan senada, yakni dalam jangka lebih panjang, kebutuhan batubara di negara-negara OECD (mayoritas berada di kawasan Atlantik), tidak mengalami pertumbuhan, terkompensasi oleh penggunaan gas dan energi nuklir. Sedang negara-negara Non-OECD, terutama kawasan Asia Pasifik tingkat konsumsi batubara meningkat dengan laju rata-rata sebesar 1,1% pertahun hingga tahun 2020, untuk kemudian meningkat dengan laju 2 % pertahun untuk periode 2020 hingga 2035.

Kajian tersebut juga menunjukkan bahwa untuk periode waktu proyeksi tersebut, persentasi kontribusi batubara sebagai sumber energi akan berada pada kisaran 26%-28% dengan mayoritas penggunaan sebagai bahan bakar PLTU, yang mencapai 40% sampai 43%, lainnya untuk sektor industri. Seperti ditunjukkan pada diagram berikut.

Seaborne Thermal Coal Demand by Region

128

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021

2022

2023

2024

2025

0

100

200

300

400

500Mt

600

700

800

900

1.000

Sumber Source: Wood Mackenzie Coal Market Service

Other

Philippines

Thailand

Malaysia

Taiwan

South Korea

Japan

China

India

The construction of coal-fired TPP in Malaysia and the Philippines will increase their coal import in the coming years. While Indonesia, despite its numerous TPP of similar nature, is able to be sulf-sufficient in coal requirements.

A report by US Energy Information Administration in “Annual Energy Outlook 2010” has the same conclusion, i.e. in the longer term coal requirements of OECD countries (the majority is in the Atlantic region) will not increase as they are compensated by gas and nuclear sources. While Non-OECD countries particularly in the Asia Pacific region will increase their consumption at an average rate of 1.1% per annum until 2020, and 2% per annum from 2020 until 2035.

The report also says that in the period under study, coal contributes 26% - 28% of energy sources and mostly used for fueling TPP at 40% - 43%, the rest being for industrial sector, as shown in the following graph.

Page 131: PTBA.AR2010_010411D

129PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Seaborne Thermal Coal Demand by Region

Proyeksi Harga Batubara Di Kawasan PasifikSeiring dengan proyeksi mingkatnya permintaan batubara di pasar Pasifik, riset Wood Mackenzie menunjukkan bahwa harga patokan batubara di kawasan Pasifik cenderung meningkat dalam beberapa tahun mendatang. Hal yang patut di cermati adalah kecenderungan peningkatan harga batubara kalori rendah dimasa mendatang, mengingat cukup banyaknya PLTU berbahan bakar batubara kalori rendah yang saat ini tengah dibangun dikawasan Pasifik, terutama di India, China dan Indonesia. Kecenderungan peningkatan harga batubara di kawasan Pasifik diperlihatkan pada tabel berikut.

2007

Electricity

40

44 43

23 23 22

3 2 2

27 2628

Industrial Other Sections Total

2020 2035

0

10

20

30

40

50

129

40,30

40,30

37,65

34,50

29,55

28,75

34,50

31,85

26,75

45,00 53,00

52,25

55,65

125,00

70,00

98,00

1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2007 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Historical Japan Thermal Price Trend 6,322GAR

Projected Coal Price in Pacific Region and IndonesiaIn line with the projected higher coal demand in the Pacific region, Wood Mackenzie research reveals that benchmark price in this region tends to increase in the coming few years. It should be noted that low-calorie coal will enjoy better price in the future, as more and more TPPs using low-calorie coal are being built in the Pacific region, particularly in India, China and Indonesia. The rising trend of coal price in the Pacific region is shown in the following table.

Page 132: PTBA.AR2010_010411D

130 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Sementara dalam tiga tahun terakhir, harga patokan batubara global di pasar spot berfluktuasi, dengan harga patokan tertinggi terjadi pada bulan Juli 2008, yang sempat menyentuh angka US$194,79/Mt. Setelah itu, harga spot batubara global sempat turun, dengan titik terendah ada pada harga US$60,12/Mt, terjadi pada bulan Maret 2009, saat puncak krisis finansial global melanda. Mulai akhir 2009, seiring dengan trend pemulihan perekonomian global, harga pasar spot batubara global cenderung meningkat. Hal tersebut ditunjukkan pada grafik berikut.

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMENManagement Discussion and Analysis

Di pasar dalam negeri, harga patokan batubara untuk periode 2009-2010, sempat diwarnai penurunan, pada bulan-bulan Maret-Mei 2009, berlaku pada seluruh tipe kalori. Namun kemudian harga patokan ini sejak bulan Juli 2009 cenderung terus meningkat, sehingga harga patokan Indonesian Coal Index untuk kalori 6.500 Gar sempat menyentuh angka US$125,07/Mt. Hal tersebut tergambarkan pada grafik berikut.

Historical Global Coal Spot Price Index 6,322GAR

Historical Indonesian Coal Price Index

20

40

60

08 J

an

GC 2008 GC 2009 GC 2010 JFY 2010

05 F

eb

05 M

ar

02 A

pr

30 A

pr

28 M

ei

25 J

un

23 J

ul

22 A

ug

19 S

ep

19 O

kt

16 N

op

14 D

es

80

100

US$

/mt

120

140

160

180

200

220

140

120

100

80

60

40

20

ICI 6500Gar ICI 5800Gar ICI 5000Gar ICI 4200Gar

0

2 Ja

n 09

30 J

an 0

9

27 F

eb 0

9

27 M

ar 0

9

24 A

pr 0

9

22 M

ei 0

9

19 J

un 0

9

17 J

ul 0

9

14 A

ug 0

9

11 S

ept 0

9

9 O

kt 0

9

6 N

op 0

9

4 D

es 0

9

31 D

es 0

9

2 9J

an 1

0

25 F

eb 1

0

26 M

ar 1

0

23 A

pr 1

0

21 M

ei 1

0

18 J

un 1

0

16 J

ul 1

0

13 A

ug 1

0

10 S

ep 1

0

8 O

kt 1

0

4 N

op 1

0

3 D

es 1

0

US$

/mt

For the past three years, global spot price has been volatile, the highest occurred in July 2008 at US$194.79/Mt. Afterwards, spot price dropped to its lowest US$60.12/Mt in March 2009, when the world financial crisis was at its peak. Starting end 2009, as the world economy rebounded, spot coal price also improved, as shown in the following graph.

In the domestic market, benchmark price of all calorie types declined in March – May 2009. But in July 2009 this benchmark price started picking up, and Indonesian Coal Index benchmark for 6,500 Gar calorie rose to US$125.07/Mt. The follwing graph shows the price trend.

Page 133: PTBA.AR2010_010411D

131PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Nama Perusahaan Company Name 2009 2010 *

1 PT Adaro 40,590 42,487

2 PT Kaltim Prima 38,154 39,951

3 PT Kideco Jaya Agung 24,692 28,878

4 PT Arutmin 19,298 20,426

5 PT Berau Coal (KKS) 14,337 17,383

6 PT Indominco Mandiri 12,396 14,252

7 PT Bukit Asam 10,831 11,913

8 PT Trubaindo 5,184 5,545

9 PT Gunung Bayan Pratama 4,142 4,053

10 Produsen Swasta Lain (+ 39 Perusahaan) 46,312 52,801

Total Produksi Total Production 215,936 237,689

Perkembangan Produksi dan Konsumsi Batubara Indonesia.

Di Indonesia, produksi batubara terus menunjukkan trend yang meningkat. Seperti ditunjukkan oleh data publikasi “Indonesian Coal dan Power” (ICP) dari Energy Publishing Pty Ltd, produksi batubara Indonesia tahun 2010, mencapai total 237,7 juta ton., naik 10,1% dari produksi tahun 2009 yang sebesar 215,9 juta ton. Produksi batubara sebesar itu, berasal dari 1 BUMN (PTBA) dan tidak kurang dari 49 perusahaan tambang swasta, dengan gambaran ringkasan produksi tahun 2010 sebagai berikut.

Pengangkutan Batubara di Tambang Air Laya, Tanjung Enim

Indonesian Coal Production and Consumption

Indonesia’s coal output continued on the upward trend as reported by Energy Publishing Pty. Ltd. in its publication “Indonesian Coal and Power”. In 2010 Indonesia’s coal production reached 237.7 million tons, or up 10.1% from 2009 that stood at 215.9 million tons. That considerable output came from one state-owned enterprise i.e. PTBA and 49 other private mining companies. The following table briefly describes coal production in 2010.

Page 134: PTBA.AR2010_010411D

132 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Sebagian besar produksi batubara Indonesia dipasok ke pasar global. Sisanya digunakan di dalam negeri, mayoritas digunakan sebagai bahan bakar PLTU maupun pembangkit listrik industri swasta dan BUMN. Dimasa mendatang, permintaan pasokan batubara di dalam negeri diproyeksikan terus meningkat. Selain terkait dengan proyek Pemerintah untuk menyelesaikan proyek pembangunan PLTU 10.000 MW tahap pertama dan disusul dengan PLTU 10.000 MW tahap kedua, kebutuhan batubara untuk sektor industri lain juga diperkirakan terus meningkat karena beralihnya pemanfaatan sumber energi lain selain minyak bumi. Gambaran realisasi produksi, konsumsi dan ekspor batubara Indonesia adalah sebagai berikut.

Untuk konsumsi dalam negeri, jenis batubara yang digunakan untuk PLTU cenderung semakin bergeser ke arah batubara kalori rendah. Hal ini terjadi karena harga jual batubara kalori rendah umumnya lebih rendah, sehingga penggunaannya lebih efisien dari sisi biaya.

Proyeksi konsumsi batubara untuk PLTU milik PLN menunjukkan bahwa, dengan asumsi pembangunan PLTU berbahan bakar batubara berjalan lancar, total kebutuhan batubara pada masa-masa mendatang akan meningkat cukup signifikan. Dari perkiraan realisasi kebutuhan batubara sebesar 40,8 juta ton di tahun 2010, kebutuhan batubara ini akan meningkat lebih dari 100% menjadi 95,3 juta ton di tahun 2014. Untuk tahun 2014, sekitar 46% jenis batubara yang akan digunakan adalah batubara kalori rendah dengan nilai kalori sebesar 4.200 (Kcal/kg AR).

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMENManagement Discussion and Analysis

(in thousand tons)TAHUN PRODUKSI PRODUCTION EKSPOR EXPORT KONSUMSI CONSUMPTION

2007 193.556 163.488 39.1482008 204.234 158.012 47.7972009 215.936 176,386 47.4562010 237.689 191.033 50.866

Source: Indonesian Coal and Power

NILAI KALORI (KCAL/KG AR) CALORIE RATE (KCAL/KG AR) 2010 2011 2012 2013 2014

4200 8.2 25.8 32.2 35.4 44.35100 27.7 28.7 36.9 43.2 42.16100 4.9 4.9 8.9 8.9 8.9Total 40.8 59.4 78 87.5 95.3

The major part of Indonesia’s coal was delivered to global market, and the rest for domestic consumption, mostly used by TPPs as well as private and state firms. Domestic coal demand is expected to continue rising in the future. Besides the use by government projects in 10,000 MW TPP phase 1 and 2, other industries also have a greater demand for coal due to conversion from oil to other energy sources. The following table shows actual production, export and consumption of coal in Indonesia.

On the domestic side, TPPs tend to switch to low-calorie coal because of its lower price, allowing cost efficiency.

Assuming the construction of PLN’s coal-fired TPP runs well, total coal requirement is projected to increase significantly. Based on projected coal requirement of 40.8 million tons in 2010, the increase will be more than 100% to 95.3 million tons in 2014. In 2014, around 46% will be low-calorie coal with calorie level of 4,200 Kcal/kg AR.

Page 135: PTBA.AR2010_010411D

133PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Berbagai faktor seperti tergambar dari uraian mengenai permintaan batubara tersebut diatas menciptakan peluang sekaligus tantangan bagi Perseroan dalam menentukan strategi bisnis jangka panjang. Dengan kecenderungan permintaan dalam negeri yang semakin banyak membutuhkan batubara kalori rendah, Perseroan telah mempersiapkan strategi umum, diantaranya melakukan proses produksi yang lebih effisien, sehingga dapat mempertahankan marjin.

Kertapati

Various factors as depicted above will create opportunities and at the same time pose challenges for the Company to devise its long-term business strategy. As the domestic demand for low-calorie coal continues to rise, the Company has devised general strategy, covering improved efficiency in production process to earn good margin.

Page 136: PTBA.AR2010_010411D

134 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Tiga sasaran utama program efisiensi Perseroan: biaya produksi, efisiensi operasional, peningkatan produksi swakelola.

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMENManagement Discussion and Analysis

Stockpile Pelabuhan Kertapati

Page 137: PTBA.AR2010_010411D

135PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

LAPORAN KINERJA USAHA

SEGMEN BATUBARA

Perseroan menetapkan target peningkatan produksi batubara pada 2010, agar sejalan dengan keberhasilan program peningkatan kapasitas angkut kereta api. Untuk mencapai target produksi tersebut, Perseroan secara konsisten menerapkan strategi produksi terintegrasi, yang berfokus pada peningkatan efisiensi operasional produksi, kualitas produksi dan jaminan ketersediaan batubara dengan tetap menjaga aspek Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3) dan Lingkungan.

Peningkatan Effisiensi Operasional

Perseroan melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan efisiensi operasional penambangan. Upaya-upaya tersebut ditujukan untuk mencapai 3 (tiga) sasaran utama yakni: menekan biaya produksi, meningkatkan effisiensi operasional dan meningkatkan kapasitas produksi batubara swakelola.

Untuk menekan biaya produksi, Perseroan melaksanakan beberapa program, diantaranya mencakup: melakukan penghematan konsumsi BBM, handling batubara, suku cadang/material serta konsumsi energi listrik; memaksimalkan produksi batubara secara swakelola dengan mengoptimalkan penggunaan BWE system dan mengembangkan sistem penambangan shovel & truck; optimalisasi inside dump untuk memperpendek jarak angkut.

Untuk meningkatkan effisiensi operasional, Perseroan melaksanakan beberapa program, meliputi 3 kelompok upaya, yakni:

Perbaikan sistem kerja, berbagai inovasi dan perbaikan menyangkut sistem kerja yang dilaksanakan Perseroan mencakup diantaranya:

Menerapkan sistem operasional terintegrasi, dengan • dukungan Teknologi Informasi. Dengan cara ini Perseroan mampu mengontrol tingkat persediaan dalam jumlah yang memadai (tidak berlebihan) memantau aktifitas penambangan dan pengangkutan dengan akurat serta tepat waktu. - Melakukan perawatan terencana (condition base

maintenance) peralatan utama.- Melaksanakan manajemen stockpile dengan

menerapkan sistem FIFO.

135

BUSINESS REVIEW

COAL SEGMENT

The Company aimed to step up its coal production in 2010 to keep up with railway bigger loading capacity. To reach the production target, the Company consistently implemented an integrated production strategy focused on production efficiency, product quality and coal availability while preserving the environment and ensuring work safety and health.

Operational Efficiency Improvement

The Company improved mining operational efficiency through many ways aimed at reducing production cost, improving operational efficiency and increasing self-managed coal production capacity.

To reduce production cost, the Company launched several programs including saving fuel, handling coal, sparepart/material and electricity consumption, maximizing self-managed coal production by optimum use of BWE (Bucket Wheel Excavator) system and developing shovel & truck mining system, optimizing inside dump to shorten transporting distance.

Operational efficiency was improved by conducting various programs covering the following three groups of activity:

Work system improvement, among others by:

Integrated operating system backed by information • technology. This way, inventories were managed at optimum level, mining and transporting activities were accurate and timely.- Condition-based maintenance of main equipment. - Stock-pile management by FIFO system.- Stock-taking and continuous monitoring of supplies

and spareparts.- Stripping ratio control according to plan.

Page 138: PTBA.AR2010_010411D

136 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

- Melaksanakan stock opname dan monitoring persediaan barang dan suku cadang secara kontinyu.

- Melakukan pengendalian stripping ratio sesuai rencana.

- Melakukan blasting tanah penutup.- Memperpendek jarak angkut tanah dengan melakukan

inside dump.- Pengelolaan lumpur dengan sistem gravitasi

untuk menggantikan metode konvensional yang menggunakan pompa atau metode truck & shovel.

Perbaikan sarana dan prasarana: • Program ini selain ditujukan untuk meningkatkan efisiensi operasional pada tahun 2010 lalu, juga untuk mendukung dan mengantisipasi peningkatan kegiatan penambangan Perseroan di masa mendatang. Prasarana yang diperbaiki terutama berada di areal tambang, seperti areal timbun dan areal stock-pile. Kegiatan yang dilakukan dalam hal ini menyangkut diantaranya:- Memperbesar kapasitas tampung temporary stock.- Mempersiapkan penggunaan BWE sebagai reclaimer

di temporary stock. - Modifikasi dan perbaikan peralatan rotary car dumper

dan sejenisnya.- Modifikasi dan perbaikan sistem conveyor belt,

melalui penggantian pulley secara teratur disertai pemasangan sensor infra merah.

- Membuat program Conveyor Information System yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kerusakan (stadium) belt conveyor secara bertahap sehingga dapat merencanakan pekerjaan penggantian belt secara lebih baik untuk mengurangi jam breakdown mesin.

- Perbaikan dan relokasi 2 unit BWE dan 1 unit spreader dari areal TAL ke areal MTBU, dengan penjelasan lebih detail ada pada uraian tersendiri.

Penggantian dan Penambahan Alat Produksi:• Program ini selain ditujukan untuk meningkatkan effisiensi operasional juga mampu mendukung program peningkatan produksi di tahun 2010 maupun di masa mendatang. Program yang dilakukan adalah penggantian dan penambahan alat produksi Shovel & Truck menjadi lebih besar terutama alat angkut tanah dari kapasitas 30-an ton menjadi 50 ton keatas pada areal penambangan swakelola.

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMENManagement Discussion and Analysis136

- Cover soil blasting.- Shortening soil transporting distance by inside dump.- Mud handling with gravitation system to replace

conventional method that uses pumps or trucks & shovels.

Facilities and infrastructure improvement • This program was designed not only to improve operating efficiency, but also to support and anticipate higher mining activity in the future. Infrastructure improvement was mainly in mining area, such as piling and stock-pile areas: - Increased storage of temporary stock.- Preparation of BWE as reclaimer of temporary stock.- Modification and repair of rotary car dumper and the

like.- Modification and repair of conveyor belt, by regular

replacement of pulley and installation of infra red censor.

- Conveyor Information System program to detect belt conveyor damage by stages, allowing more efficient belt replacement schedule and reducing machine breakdown hours.

- Repair and relocation of 2 BWE and 1 spreader from TAL to MTBU area, as described in more detail separately.

Replacement and addition of production machinery• This program aimed to increase operating efficiency and production in 2010 and the ensuing years. The program included replacement and addition of shovel & truck especially soil transporter with bigger capacity from approx. 30 tons to over 50 tons in self-managed mining area.

Page 139: PTBA.AR2010_010411D

137PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Perbaikan dan Pemindahan BWE System

Perseroan memiliki dan mengoperasikan 5 unit BWE system, seluruhnya dioperasikan di areal Tambang Air Laya (TAL). Mulai tahun 2007 pengoperasian BWE berkurang karena keterbatasan area layak operasi bagi BWE system. Dengan mempertimbangkan efisiensi serta optimalisasi asset operasi, Perseroan mulai tahun 2009 melakukan persiapan pemindahan BWE system ke lokasi Tambang Muara Tiga Besar Utara (MTBU), berupa 2 unit BWE dan 1 unit spreader.

Dalam waktu bersamaan Perseroan juga melakukan perbaikan besar (overhaul) terhadap BWE system yang akan direlokasi. Dengan program overhaul tersebut, maka akan memperpanjang umur operasi BWE system hingga 15 tahun kedepan dari umur operasi normal.

Seiring dengan optimalisasi BWE system tersebut, Perseroan melakukan pembangunan PLTU 3x10 MW milik sendiri guna mendukung program operasi BWE system serta program efisiensi lain secara menyeluruh dengan menggunakan bahan bakar batubara limbah yang selama ini belum termanfa’atkan.

Dengan melaksanakan program revitalisasi BWE sytem dan Pembangunan PLTU 3 x 10 MW milik sendiri, nilai tambah yang minimum yang didapatkan perseroan seperti :

Efisiensi biaya operasi penambangan akan membaik. • Alat Produksi BWE system dapat dioperasikan dengan • baik hingga selama 15 tahun kedepan.Perseroan berhasil memanfaatan kembali alat BWE • system yang sudah habis nilai bukunya.Pengoperasian BWE tidak mengenal cuaca (bisa • beroperasi meskipun pada cuaca hujan).Memanfaatkan tenaga kerja terampil yang telah ada.• Mendukung program penghematan energy yang • digalakkan pemerintah.

Pembangunan PLTU 3 x 10 MW untuk mendukung operasi BWE System yang lebih efisien.

137

Repair and Relocation of BWE System

The Company owned and operated five units of BWE in Tanjung Air Laya (TAL). In 2007 the operation of BWE diminished due to limited area suitable for BWE system. In consideration of efficient and optimum operations of assets, starting in 2009 the Company made preparation to relocate BWE to Muara Tiga Besar Utara (MTBU) mine consisting of two BWE’s and one spreader.

The BWE’s to be relocated were overhauled to extend their operating life with another 15 years.

Optimizing BWE system was accompanied by the construction of own 3x10 MW TPP to back up BWE system and other efficiency programs using waste coal that had previously been squandered.

By revitalizing BWE system and constructing own 3x10 MW TPP, the Company gained an added value:

Mining operation will be more cost-efficient.• BWE equipment can operate for another 15 years.• BWE equipment that has zero book value is re-utilized.• BWE operation is weather proof (operable even in the rain)• Existing skilled laborer can be employed.•

Page 140: PTBA.AR2010_010411D

138 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Tambang terbuka secara umum dapat dilakukan dengan metode penambangan menerus (continuous mining) dan metode penambangan konvensional. Metode penambangan menerus menggunakan alat gali Bucket Wheel Excavator (BWE), alat angkut ban berjalan (belt conveyor), dan alat penyebar material (spreader).

Di Indonesia hanya PTBA yang mengoperasikan peralatan tambang BWE system dengan kapasitas besar. Hal ini karena kondisi areal penambangan PTBA, Tanjung Enim, yang relatif datar dan luas, daya dukung tanah memadai, minimal 100 kPa dengan kekerasan material yang bisa digali sampai dengan 5.000 kPa.

BWE beroperasi dengan daya listrik 1.500 kw. Kapasitas penggalian BWE adalah sebesar 1.300 bcm/jam. Ukuran peralatan BWE cukup besar, dengan jangkauan vertikal posisi high cut 12 m dan double deep step 12 m serta jangkauan horizon baik HC atau DDS 90 m tk, diameter roda bucket 9 m, dan berat total 520 ton.

Bucket Wheel ExcavatorBWE

Open pit mining can generally be done by continuous mining method and conventional mining method. Continuous mining method uses excavating tool Bucket Wheel Excavator (BWE), belt conveyor and material spreader.

In Indonesia PTBA is the only company that operates high-capacity BWE mining equipment. This is possible as the Company’s mining area in Tanjung Enim is flat and vast with adequate land support, at least 100 kPa and material hardness up to 5,000 kPa.

Page 141: PTBA.AR2010_010411D

139PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Perbaikan Bucket BWE di area bengkel

Perkembangan Produksi

Pelaksanaan strategi operasional membuat Perseroan berhasil kembali meningkatkan volume produksi batubara menjadi 12,5 juta ton, naik 7,4 % dibandingkan volume produksi tahun 2009 yang berjumlah 11,6 juta ton. Peningkatan produksi batubara pada tahun 2010 terutama berasal dari Unit Pertambangan Tanjung Enim (UPT), yaitu dari Tanjung Air Laya (TAL), Muara Tiga Besar Utara, Banko Barat, Unit Pertambangan Ombilin dan dari anak perusahaan, PT Internasional Prima Coal dan PT Batubara Bukit Kendi.

Dari keseluruhan produksi tersebut, produksi yang dilakukan secara swakelola meningkat menjadi 5,64 juta ton, naik 5,6% dari produksi tahun sebelumnya sebesar 5,34 juta ton. Secara bertahap, Perseroan berencana menaikkan kapasitas produksi swakelola. Dengan peningkatan secara bertahap, maka kompetensi SDM Perseroan dalam mengelola tambang secara penuh akan semakin meningkat juga.

5.64 million tons, or increased 5.6% from 5.34 million tons the preceding year. The Company plans to gradually upgrade the capacity of self-managed production, and improve employees’ competence in mine management.

Page 142: PTBA.AR2010_010411D

140 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMENManagement Discussion and Analysis

Kenaikan produksi ini selaras dengan peningkatan volume angkutan kereta api yang naik sebesar 3% dari 10,5 juta ton menjadi 10,8 juta ton. Guna menjaga keamanan pasokan kepada para konsumen, Perseroan mendirikan anak perusahaan yang bergerak dalam bidang jual beli batubara, yaitu PT Bukit Asam Prima (BA Prima) pada 2007.

Penanganan Batubara

Perseroan mulai membangun Supply Chain Management System (SCMS) yang akan diterapkan dalam 5 tahap. Tahap pertama adalah Phase Mine to Train Loading Station (TLS), yaitu untuk menangani material /batubara mulai area tambang hingga Stock Pile/TLS. Tahap kedua, Phase TLS to Port, yaitu untuk menangani batubara mulai dari TLS sampai dengan Pelabuhan. Tahap ketiga, Marketing dan Penagihan, yaitu pengelolaan pemasaran dan penjualan batubara serta proses penagihan. Tahap keempat, Integrasi dan Keuangan,

Produksi dan Pembelian Batubara (Ton)Coal Production and Purchase (Tons)

Larger production was accompanied by a 3% rise in railway loading volume from 10.5 million tons to 10.8 million tons. To secure supply to consumers, the Company set up a subsidiary that is engaged in coal trading, i.e. PT Bukit Asam Prima (BA Prima) in 2007.

Coal Handling

To handle coal properly, the Company built up Supply Chain Management System (SCMS) that will be implemented in five phases. Phase 1 is Mine to Train Loading Station (TLS), to handle coal from mining area to stock pile/TLS. Phase 2 is TLS to Port, to handle coal from TLS to Port. Phase 3 is Marketing and Billing, to manage marketing, sales and billing. Phase 4 is Integration and Finance, to integrate SCMS and other systems including financial

URAIAN 2010 2009 PERUBAHAN %

DESCRIPTION

Produksi (dalam ton) Produksi (dalam ton)

Production (in tons) Production (in tons)

Unit Pertambangan Tanjung Enim (UPT) Unit Pertambangan Tanjung Enim (UPT)

• Air Laya 6,131,218 5,280,781 116.1% • Air Laya

• Muara Tiga Besar Utara 3,144,728 2,630,150 119.6% • Muara Tiga Besar Utara

• Banko Barat 2,595,850 2,846,546 91.2% • Banko Barat

Jumlah Produksi UPT 11,871,796 10,757,477 110.4% Jumlah Produksi UPT

Unit Pertambangan Ombilin (UPO) 5,620 1,770 317.5% Unit Pertambangan Ombilin (UPO)

PT Batubara Bukit Kendi 76,971 783,243 9.8% PT Batubara Bukit Kendi

PT Internasional Prima Coal 507,558 57,912 876.4% PT Internasional Prima Coal

Jumlah Produksi 12,461,945 11,600,402 107.4% Jumlah Produksi Pembelian / Purchases Pembelian / Purchases• PT Bukit Asam Prima 511,792 574,783 89% • PT Bukit Asam Prima

• PT International Prima Coal 8,049 - - • PT International Prima Coal

• PT Bukit Asam (Persero) Tbk (UP Ombilin) 40,547 - - • PT Bukit Asam (Persero) Tbk (UP Ombilin)

Jumlah Pembelian 560,388 574,783 97% Jumlah PembelianJumlah Produksi & Pembelian 13,022,333 12,175,185 107.0% Jumlah Produksi & Pembelian

Page 143: PTBA.AR2010_010411D

141PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

yaitu tahapan untuk mengintegrasikan SCMS dengan sistem lainnya yang ada di PTBA termasuk dengan sistem keuangan. Tahap kelima, Optimasi dan EIS, yaitu tahapan untuk mengimplementasikan modul optimasi dan Executive Information System.

Perseroan melakukan penanganan batubara sesuai standar Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 untuk menjamin kualitas dan pasokan batubara kepada konsumen, yang mencakup:

Pelaksanaan Manajemen Stockpile.• Pengaturan tumpukan batubara hasil produksi dan proses blending dilakukan sesuai dengan klasifikasi kualitas kalorinya dan kebutuhan konsumen. Perseroan telah melakukan penambahan fasilitas Hopper Blender untuk mendukung proses blending batubara agar menghasilkan kualitas batubara sesuai kebutuhan konsumen. Langkah tersebut diikuti dengan melakukan general overhaul stacker reclaimer di stockpile untuk mempercepat proses penyimpanan dan pemuatan batubara.

Pengendalian kualitas. • Perseroan menjaga kualitas produksi melalui mekanisme quality control yang ketat pada setiap tahapan produksi. Proses pengendalian kualitas ini berpedoman pada standar Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008. Dengan sistem tersebut, Perseroan melakukan uji sampling untuk memastikan kualitas batubara yang akan ditambang. Pengujian kualitas batubara kemudian dilakukan di areal tambang, stockpile di daerah penambangan sebelum pemuatan ke kereta api atau dikirim ke konsumen, diikuti dengan pengujian di areal stockpile pelabuhan sebelum pemuatan ke kapal.

Perseroan menerapkan Sistem Manajemen MutuISO 9001: 2008 untuk menjamin kualitas produk batubara yang dihasilkannya.

The Company applies Quality Management System ISO 9001:2008 to control coal product quality.

system. Phase 5 is Optimization and EIS, to implement optimization module and Executive Information System.

The Company handles coal in accordance with the standards of ISO 9001:2000 Quality Management System to control product quality and supply to the consumers, which cover:

Stockpile Management• Management of coal stockpile from production and blending process is conducted according to the classification of its calorie quality and consumers’ requirements. The Company has an additional Hopper Blender facility to support coal blending process to produce coal quality that suits consumers’ needs. This measure is accompanied by performing general overhaul of stacker reclaimer in stockpile to speed up coal storing and loading process.

Quality Control• The Company strictly controls product quality on every production stage according to Quality Management System ISO 9001:2008. As dictated by the system, the Company runs sampling tests to control the quality of coal to be excavated. Quality tests are then performed in the mine and mining stock-pile area before loading and delivery to customers by railway. For delivery by sea, testing is done on port stock-pile prior to loading to ships.

Page 144: PTBA.AR2010_010411D

142 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Untuk mendukung program penjagaan kualitas Perseroan mulai membangun sistem manajemen penanganan batubara terintegrasi secara bertahap. Untuk tahun 2010, sudah direalisasikan tahap pertama sistem ini, yakni penanganan batubara dari areal tambang sampai pemuatan kereta api (train loading station/TLS).

Analisis kualitas batubara dilakukan oleh Unit laboratorium Perseroan yang telah menerima sertifikat Sistem Manajemen Mutu Laboratorium ISO/IEC 17025:2005 dari Komite Akreditasi Nasional (KAN). Laboratorium ini juga bertanggung jawab melakukan pengujian kualitas air buangan tambang untuk menjaga agar terpenuhinya Standar Baku Mutu Lingkungan.

Pengangkutan

Perseroan bekerjasama secara intensif dengan PT Kereta Api Indonesia (PT KA) dalam proses pengangkutan batubara dari Tanjung Enim ke Pelabuhan Tarahan (Lampung) dan Dermaga Kertapati (Palembang). Proses yang dilalui dalam pengangkutan batubara meliputi:

Pengaturan jumlah dan kualitas muatan batubara yang • akan diangkut oleh masing-masing gerbong kereta api melalui Train Loading Station (TLS). Pengawasan dan pencatatan distribusi batubara menuju • Pelabuhan atau Dermaga. Pelaksanaan bongkar muat batubara dari gerbong • kereta-api menggunakan Rotary Car Dumper (RCD) di Pelabuhan dan Apron Feeder (AF) di Dermaga.

Tahun 2010, total volume angkutan batubara melalui kereta api ke Pelabuhan Tarahan dan Dermaga Kertapati mencapai 10,8 juta ton atau meningkat 3% dari volume tahun 2009 sebesar 10,5 juta ton. Volume angkutan batubara dari Tanjung Enim ke Pelabuhan Tarahan mengalami peningkatan 3% dari 8,5 juta ton pada 2009, menjadi 8,7 juta ton pada 2010. Sedang dari Tanjung Enim ke pelabuhan Kertapati, naik 5% dari 1,9 juta ton menjadi 2,1 juta ton.

Unit Laboratorium Perseroan telah terakreditasi dengan sertifikat ISO/IEC 17025: 2005 dari Komite Akreditasi Nasional (KAN).Our laboratory is accredited by the National Accreditation Committee with Laboratory Quality Management System certification.

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMENManagement Discussion and Analysis

To support quality control program the Company sets up an integrated coal management system by stages. In 2010 the first stage of this system was completed to handle coal from the mines to train loading stations.

Coal quality analysis is performed by the Company’s laboratory that has Laboratory Quality Management System ISO/IEC 17025:2005 certification from the National Accreditation Committee. This laboratory is also responsible for testing the quality of waste water from the mines to ensure compliance with the Environmental Quality Standard.

Transportation

In transporting coal from Tanjung Enim to Tarahan Port (Lampung) and Kertapati Pier (Palembang), the Company collaborates with PT Kereta Api Indonesia (PT KA). The process of coal transporation entails:

Arranging the volume and quality of coal to be transported • by each train coach from Train Loading Station (TLS). Supervising and recording coal distribution to ports or • piers. Unloading coal shipment from train coaches using • Rotary Car Dumper (RCD) in ports and Apron Feeder (AF) in piers.

In 2010, total volume of coal shipment by train to Tarahan Port and Kertapati Pier reached 10.8 million tons or increased 3% from 2009 volume of 10.5 million tons. Coal shipment volume from Tanjung Enim to Tarahan Port rose 3% from 8.5 million tons in 2009 to 8.7 million tons in 2010. While from Tanjung Enim to Kertapati increased 5% from 1.9 million tons to 2.1 million tons.

Page 145: PTBA.AR2010_010411D

143PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Pengambilan sampel batubara di TLS Tanjung Enim

Edipiscing lorem ipsum dolor

Uji Kualitas Batubara dengan alat Atomic Absorbtion Spectro Photometer

Edipiscing lorem ipsum dolor

Stacker Reclaimer di Tanjung EnimEdipiscing lorem ipsum dolor

2. 3.1.

3

2

1

Page 146: PTBA.AR2010_010411D

144 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Peningkatan volume angkut batubara ini merupakan hasil dari perbaikan sistem manajemen angkutan serta adanya koordinasi intensif antara Perseroan dengan PT KA. Mulai tahun tahun 2009, Direktur Operasi Produksi Perseroan diangkat menjadi Anggota Kehormatan Executive Committee PT KA.

Perseroan juga berperan langsung mendukung peningkatan kapasitas angkutan batubara, melalui perbaikan rail-loop dan perawatan rutin di fasilitas muat dan bongkar milik Perseroan.

Perseroan menindak lanjuti Coal Transportation Agreement (CTA) bersama-sama dengan PTKA, telah menunjuk konsultan independen untuk menyusun formula tarif dan formula take or pay. Pada tahun 2010 draft final report sudah disampaikan kepada para pihak.

Perseroan juga telah merintis program pengembangan untuk angkutan KA khusus batubara yang baru untuk meningkatkan kapasitas angkut batubara. (Lihat bahasan “Pengembangan Usaha”). Program pengembangan angkutan tersebut diyakini akan mampu mengatasi kendala Perseroan dalam meningkatkan jumlah penjualan batubara secara substansial dari lokasi tambang Tanjung Enim.

Strategi Pemasaran

Untuk menjamin berlangsungnya peningkatan penjualan dimasa-masa mendatang di tengah kecenderungan

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMENManagement Discussion and Analysis

ANGKUTAN KERETA API 2010 2009 PERUBAHAN(%) RAILWAY TRANSPORTATION

Tanjung Enim Ke Tarahan 8,712,100 8,498,150 3% Tanjung Enim to Tarahan

Tanjung Enim ke Kertapati 2,050,940 1,956,430 5% Tanjung Enim to Kertapati

Jumlah Angkutan 10,763,040 10,454,580 3% Total Transportation

The larger coal shipment volume was made possible by improved transportation management system and intensive cooordination between the Company and PT KA. In 2009, the Operations/Production Director of the Company was appointed Honorary Member of PT KA Executive Committee.

The Company also directly supported the improvement of coal loading capacity by reparing rail-loop and routinely maintaining its own loading and unloading facilities.

Coal Transportation Agreement (CTA) with PT KA was was followed by the appointment of an independent consultant to formulate tariff and ”take or pay” schemes. In 2010 the draft final report was submitted to all parties.

The Company pioneered the construction of new railway tracks to step up coal loading capacity. (See discussion on “Business Development”). The bigger loading capacity is believed to substantially increase sales from Tanjung Enim mine.

Marketing Strategy

In an effort to secure future sales amidst the increasing tendency of coal demand, the Company adopted the following

Page 147: PTBA.AR2010_010411D

145PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

permintaan batubara yang meningkat, Perseroan menjalankan strategi pemasaran meliputi:

Komitmen jaminan kualitas produk• Jaminan kualitas ini sangat penting karena selain mempengaruhi kelancaran operasional bisnis konsumen juga merupakan faktor penentu tingkat kepercayaan konsumen agar terus menggunakan batubara hasil produksi Perseroan. Oleh karena itu Perseroan selalu memberikan jaminan bahwa kualitas batubara yang diterima konsumen telah sesuai dengan kesepakatan kontrak terkait. Jaminan kualitas dikontrol melalui penerapan manajemen mutu yang melibatkan pelaksanaan proses analisis terakreditasi.

Komitmen pelayanan pelanggan• Perseroan selalu mengutamakan prinsip transparansi dan responsibilitas dalam memberikan layanan kepada konsumen demi memenuhi komitmen layanan terbaik kepada konsumen. Perseroan memberikan tanggapan yang cepat terhadap berbagai permintaan dan keluhan konsumen sebagai bagian dari komitmen pelayanan Perseroan. Perseroan meyakini penerapan komitmen pelayanan terbaik akan mampu mendukung target peningkatan penjualan Perseroan di masa mendatang. Untuk menjamin pelayanan pada pelanggan, Perseroan membuka layanan pengaduan dengan menyediakan saluran telpon, email maupun surat kepada pelanggan.

Selama tahun 2010 Perseroan menerima 9 (sembilan) kali pengaduan dari pelanggan. Perseroan telah menindak lanjuti keluhan pelanggan tersebut, sehingga permasalahan dengan konsumen dimaksud telah diselesaikan.

Kerjasama• Manajemen Perseroan menyelenggarakan Rapat Kordinasi (Rakor) yang melibatkan seluruh mata rantai produksi dan penjualan (supply chain) secara rutin. Rakor membahas perkembangan kondisi pasar batubara, permintaan konsumen hingga kendala produksi di lapangan maupun proses pengangkutan yang dapat mempengaruhi volume penjualan. Hasil diskusi kemudian digunakan sebagai dasar penentuan strategi produksi maupun penjualan yang paling sesuai untuk periode tiga bulan ke depan guna mendukung pencapaian target penjualan yang telah ditentukan.

marketing strategy that included:

Commitment to Product Quality • Commitment to quality is very important because not only does it affect the consumers’ business operations but it also plays a decisive factor of consumers’ trust in the coal product of the Company. The Company, therefore, is committed to ensuring the quality of coal delivered to consumers is in accordance with the quality agreed upon in the contract. Quality is controlled by implementing quality management based on accredited analysis process.

Commitment to Customer Service • The Company gives priority to transparency and responsibility principles in serving its customers to prove its commitment to providing the best customer service. The Company promptly responds to various demands and complaints from the customers. The Company strongly believes that the best customer service will assist the Company to reach its increased sales target. To support its customer service the Company sets up a customer center to handle complaints by telephone, e-mail or letter.

In 2010 nine complaints from the customers were attended to and settled by the Company.

Cooperation • The Management routinely holds coordination meetings involving all production and supply chains. The meetings discuss development in coal market condition, consumer demand and production problems on site and in transporting process that may affect sales volume. Findings are used as a basis of formulating production and sales strategy that is the most appropriate for the next three months to enable the Company to meet sales target.

Page 148: PTBA.AR2010_010411D

146 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Persiapan Implementasi Supply Chain Management • SystemPerseroan mulai mempersiapkan penerapan tahap tiga dari Suply Chain Management System (SCMS) yakni integrasi kegiatan pemasaran, pelabuhan dan keuangan. Melalui penerapan sistem ini Perseroan memantau perkembangan perubahan kondisi stock batubara secara cepat dan akurat sehingga sanggup memenuhi komitmen kepada pembeli dengan kualitas dan kuantitas yang sesuai.

Metode Penjualan dan Perkembangan Harga

Perseroan menjual batubara ke pasar domestik maupun ekspor dengan harga yang memberikan return terbaik. Perseroan melakukan penjualan batubara dalam bentuk kontrak penjualan jangka panjang maupun melalui pasar spot, sedangkan harga penjualan selalu mengacu pada harga pasar batubara thermal internasional.

Trend rata-rata harga jual batubara Perseroan dalam beberapa tahun terakhir cenderung meningkat, mengikuti peningkatan harga jual di pasaran, seperti tercermin dalam tabel berikut.

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMENManagement Discussion and Analysis

Perkembangan rata-rata harga jual batubara PerseroanAverage coal selling price of the Company

TAHUN YEAR DOMESTIK DOMESTIC EKSPOR EKSPORT

(Rp/Ton) (US$/Ton)

2006 330.697 44,50

2007 345.645 47,50

2008 506.900 68,73

2009 746.240 64,59

2010 612.366 67,01

Penurunan rata-rata harga jual batubara domestik ditahun 2010 yang sebesar 18% disebabkan oleh beberapa diantaranya, meningkatnya volume penjualan batubara kalori lebih rendah dan tingkat persaingan yang semakin tinggi untuk pemasaran domestik batubara kalori lebih rendah. Rata-rata harga jual batubara ekspor meningkat 3,7%. Kondisi harga penjualan yang kurang baik ini pada akhirnya mempengaruhi tingkat profitabilitas Perseroan yang akhirnya ikut turun, sekalipun volume penjualan Perseroan meningkat.

Lihat bahasan “Kinerja Keuangan”

Supply Chain Management System• Phase three of Supply Chain Management System (SCMS) was under way, integrating marketing, port and finance activities. Using this system the Company can monitor coal stock level quickly and accurately and meet customers’ orders in appropriate quality and quantity.

Selling Method and Price Trend

The Company sells coal to domestic and export markets at prices that will earn maximum return. Sales is made under long-term sales contract and through spot market, while selling price is always based on international thermal coal prices.

Average selling price of the Company’s coal over the past few years was on an upwared trend in line with the rising market prices, as reflected in the following table.

A decrease of 18% in average domestic price during 2010 was due to higher sales volume of low-calorie coal and keener domestic competition for this product. Average export selling price rose 3.7%. This less rewarding price eventually affected the Company’s profitability despite the growing sales volume during the year under review.

(See discussion on “Financial Performance”)

Page 149: PTBA.AR2010_010411D

147PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Kinerja dan Distribusi Penjualan

Tahun 2010 Perseroan mencatat volume penjualan total sebesar 12,95 juta ton, naik 3,7% dari tingkat penjualan tahun 2009, sebesar 12,48 juta ton. Penjualan ini terdiri atas penjualan domestik sebanyak 8,23 juta ton dan ekspor sebanyak 4,72 juta ton. Dengan demikian, distribusi penjualan domestik menjadi 63,5% sedangkan pasar ekspor menjadi 36,5 %, meningkat dari angka sebesar 35,40% di tahun sebelumnya.

Dari total penjualan tersebut, volume penjualan domestik meningkat 2,0% dari 8,07 juta ton pada 2009 menjadi 8,23 ton pada 2010. Dengan jumlah penjualan ke pasar domestik tersebut Perseroan telah memenuhi kewajiban Domestic Market Obligation (DMO).

Sebagian besar dari volume penjualan tersebut untuk memenuhi kontrak jangka panjang pasokan ke Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yaitu PLTU Suralaya, PLTU Bukit Asam dan PLTU Tarahan. Total penjualan untuk segmen PLTU ini memberikan kontribusi sebesar 79% dari penjualan domestik 2010.

Seiring dengan peningkatan kegiatan industri semen, penjualan batubara untuk industri semen mengalami peningkatan, sehingga komposisi distribusi penjualan untuk industri semen meningkat menjadi 5% dari 4% di tahun 2009.

Volume penjualan ekspor kembali meningkat dari posisi 4,42 juta ton di tahun 2009 menjadi 4,72 juta ton pada 2010 dengan mayoritas negara tujuan ekspor adalah China, Jepang, Malaysia, Vietnam, Taiwan dan Thailand. Sesuai dengan kajian prospek pemasaran batubara, Perseroan kini lebih memfokuskan tujuan pemasaran batubara produknya ke kawasan Pasifik. Perseroan lebih memprioritaskan pola penjualan dalam jangka panjang.

Lihat bahasan ”Prospek Permintaan Batubara

Performance and Distribution of Sales

In 2010 the Company recorded a total sales volume of 12.95 million tons, up 3.7% from the preceding year’s sales of 12.48 million tons. Sales comprised domestic sales of 8.23 million tons and export of 4.72 million tons. Therefore, distribution of sales consisted of domestic market 63.5% and export 36.5%, showing a growth of 35.40% from the previous year.

Of the total sales, domestic sales rose 2.0% from 8.07 million tons in 2009 to 8.23 tons in 2010. At this rate of domestic sales the Company has complied with the DMO (Domestic Market Obligation) regulation.

The major part of the sales was intended to fulfill long-term supply contract with Thermal Power Plants (TPP), i.e. Suralaya TPP, Bukit Asam TPP and Tarahan TPP. Total sales of this segment contributed 79% to domestic sales in 2010.

As cement industry developed, the Company’s sales to this industry also increased, raising its contribution to total sales from 4% in 2009 to 5% in 2010.

Export sales volume went up from 4.42 million tons in 2009 to 4.72 million tons in 2010 mainly to Japan, China, Malaysia, Vietnam, Taiwan and Thailand. In line with a research on coal market prospects, the Company is focusing more on the Pacific region under long-term sales contract.

(See ”Coal Prospects”)

Conveyor Belt di Pelabuhan Tarahan

Page 150: PTBA.AR2010_010411D

148 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Diagram Distribusi Penjualan Batubara Domestik Menurut Jenis IndustriDistribution of Domestic Sales by Industry

Distribusi Penjualan Batubara Ekspor Menurut Negara Tujuan Distribution of Export Sales by Destination Country

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMENManagement Discussion and Analysis

16

5

79

DIAGRAM DISTRIBUSI PENJUALAN BATUBARA DOMESTIK MENURUT JENIS INDUSTRICoal Domestic Sale Distribution by Industry

‘09

13

4

84

‘10 Lain-lain

Semen

PLTU

46

12 83

8

22

1

Distribusi Penjualan Batubara Ekspor Menurut Negara Tujuan

‘09

161

937

26

110

‘10

China

Malaysia

Taiwn

Vietnam

Thailand

India

Jepang

Pakistan

Page 151: PTBA.AR2010_010411D

149PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Distribusi Penjualan Menurut Jenis Produk

Pada 2010 pergeseran pola konsumsi jenis batubara terus berlangsung. Konsumen dalam negeri cenderung menggunakan jenis batubara kalori lebih rendah, dari jenis BA-59. Sedang untuk konsumen luar negeri, selain memilih batubara kalori sedang dan tinggi, yaitu dari jenis BA-63, BA-67 dan BA-70, di tahun 2010 sebagian konsumen luar negeri menggunakan batubara kalori lebih rendah dari jenis BA-59, sehingga terjadi perubahan komposisi penjualan batubara menurut jenisnya.

In 2010, consumers continued changing the type of coal they used. Domestic consumers were more inclined to low-calorie coal type BA-59, overseas consumers preferred medium and high-calorie coal type BA-63, BA-67 and BA-70. In 2010 several overseas consumers chose type BA-59 and this changed the composition of coal sales according to type.

Distribution of Sales by Product

URAIAN 2009 2010 PERUBAHAN % URAIAN

Domestik Domestik

• BA-59 (PLTU Bukit Asam) 1,105,582 853,790 77.2% • BA-59 (PLTU Bukit Asam)

• BA-59 (PLTU Tarahan) 476,696 518,172 108.7% • BA-59 (PLTU Tarahan)

• BA-59 Domestik lainnya - 138,251 0.0% • BA-59 Domestik lainnya

• BA-59 (PLTU Suralaya) 5,153,905 4,990,392 96.8% • BA-59 (PLTU Suralaya)

• BA-59 Domestik lainnya 575,935 760,507 132.0% • BA-59 Domestik lainnya

• BA-63 PT Semen Baturaja 154,743 121,524 78.5% • BA-63 PT Semen Baturaja

• BA-63 Domestik lainnya 142,004 130,864 92.2% • BA-63 Domestik lainnya

• BA-67 Domestik lainnya 15,131 - 0.0% • BA-67 Domestik lainnya

• Batubara Antrasit 14,797 15,587 105.3% • Batubara Antrasit

• Batubara Ombilin 2,044 70,630 3454.7% • Batubara Ombilin

• UP Briket 237,322 61,501 25.9% • UP Briket

• Batubara PT. Bukit Asam Prima 182,776 269,097 147.2% • Batubara PT. Bukit Asam Prima

• Batubara PT. International Prima Coal 7,488 297,700 3975.7% • Batubara PT. International Prima Coal

Jumlah Domestik 8,068,424 8,228,014 102.0% Jumlah Domestik

Ekspor Ekspor

• BA-59 791,286 1,282,170 162.0% • BA-59

• BA-63 1,135,716 1,955,031 172.1% • BA-63

• BA-67 1,564,516 283,809 18.1% • BA-67

• BA-70 924,794 928,833 100.4% • BA-70

• Batubara PT. Bukit Asam Prima - 70,907 - • Batubara PT. Bukit Asam Prima

• Batubara PT. Internasional Prima Coal - 201,801 - • Batubara PT. Internasional Prima Coal

Jumlah Ekspor 4,416,312 4,722,551 106.9% Jumlah Ekspor

Total Penjualan 12,484,736 12,950,565 3.7% Total Penjualan

Page 152: PTBA.AR2010_010411D

150 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Untuk penjualan domestik, BA-59 mencapai jumlah total sebesar 7,26 juta ton turun 0,7% dari tingkat penjualan tahun 2009, sebesar 7,32 juta ton dengan alokasi penjualan untuk PLTU Suralaya sebesar 5,0 juta ton, PLTU Bukit Asam 0,9 juta ton dan konsumen industri lainnya sebesar 0,8 juta ton. Penjualan batubara ke Suralaya hanya turun sebesar 3,2% dari tahun sebelumnya. Penjualan batubara dari lokasi IPC, yang kebanyakan dari jenis kalori lebih rendah, yakni 5.300 Kcal, melonjak dari sebesar 7.488 ton menjadi 297.700 ton.

Peningkatan penggunaan batubara kalori peringkat rendah di Indonesia memberi konsekuensi yang kurang bagus bagi Perseroan, mengingat harga batubara jenis ini yang lebih rendah, sehingga tingkat profitabilitas menjadi semakin mengecil.

Tahun 2010 penjualan batubara jenis BA-59 ke pasar ekspor naik 62% menjadi 1,3 juta ton dari angka penjualan sebesar 0,79 juta ton di tahun 2009. Peningkatan penjualan batubara BA-59 ke China turut mempengaruhi kenaikan ini.

Jenis batubara kalori menengah-tinggi, mulai BA-63, BA-67 dan BA-70 adalah yang paling banyak diminati pasar ekspor. Pada 2009 Perseroan berhasil mengekspor batubara jenis BA-63 hingga sebesar 1.96 juta ton. Batubara jenis BA-67 yang mayoritas digunakan untuk kebutuhan PLTU dan industri umum lainnya mencatat penurunan tajam, hingga sebesar 81,9 % menjadi hanya sebesar 0,28 juta ton dari angka sebesar 1,8 juta ton di tahun sebelumnya.

Batubara jenis BA-70 mencatat volume penjualan relatif stabil, pada kisaran volume sebesar 0,93 juta ton, dengan mayoritas penggunaan oleh konsumen industri baja.

Profitabilitas

Perseroan mencatatkan profitabilitas batubara sebesar 29,3%, menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 39,8 %. Hasil ini sebagai imbas atas penurunan rata-rata harga jual batubara dipasar domestik hingga sebesar 18%. Menghadapi turunnya harga jual batubara di pasar domestik, Perseroan telah melakukan berbagai langkah penghematan melalui program efisiensi produksi.

Program effisiensi produksi dilaksanakan mengingat Perseroan hanya dapat mengendalikan pengeluaran pada komponen biaya produksi. Harga jual, tercipta melalui mekanisme pasar.

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMENManagement Discussion and Analysis

For domestic sales, BA-59 posted a total of 7.26 million tons or dropped 0.7% from 7.32 million tons in 2009, allocating 5.0 million tons to Suralaya TPP, 0.9 million tons to Bukit Asam TPP and 0.8 million tons to other industries. Sales to Suralaya declined 3.2% from the preceding year. Sales of mostly low-calorie coal (5,300 Kcal) from IPC jumped 7,488 tons to 297,700 tons.

The rising trend of low-calorie coal consumption in Indonesia did not favor the Company because the lower price of that coal type reduced the Company’s profitability.

In 2010, export sales of coal type BA-59 surged 62% to 1.3 million tons from 0.79 million tons in 2009, resulting from bigger sales of BA-59 to China.

Medium-high-calorie coal type BA-63, BA-67 and BA-70 are the most popular in export market. In 2010 the Company succedded in exporting coal type BA-63 up to 1.96 million tons. Coal type BA-67 mostly used by TPPs and other industries recorded a sharp decline of 81.9% to only 0.28 million tons from 1.8 million tons the previous year.

Sales of coal type BA-70 was relatively stable, around 0.93 million tons mostly used by steel industry consumers.

Profitability

The Company recorded a profitability of 29.3% compared to 39.8% the year before. This was the consequence of an 18% decline in average domestic selling price. To cope with lower domestic price, the Company has taken several efficiency measures to cut production costs.

Efficiency program is undertaken because reduction in expenditures is only possible on production side as selling price is fixed by market mechanism.

Page 153: PTBA.AR2010_010411D

151PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Program effisiensi produksi sebetulnya memberikan hasil nyata, berupa penurunan biaya produksi per ton batubara sebesar 11%. Namun angka penurunan ini tidak dapat mengkompensasi peningkatan biaya transportasi dan beban usaha lannya. Penurunan biaya produksi ini juga belum dapat mengkompensasi penurunan rata-rata harga jual yang lebih besar.

lihat juga bahasan “Kinerja Keuangan”

Memperhatikan tren pemulihan perekonomian global maupun nasional sepanjang tahun 2010, Perseroan meyakini bahwa harga batubara akan kembali meningkat di tahun 2011. Selain karena mulai pulihnya kondisi perekonomian global, seperti disinggung pada bahasan “Prospek permintaan batubara”, penyelesaian beberapa pembangkit listrik skala besar di dalam negeri akan mempengaruhi permintaan dan harga batubara.

Oleh karena itu Perseroan telah menyiapkan beberapa langkah antisipasi menyambut peluang yang terbuka. Beberapa langkah yang telah dilakukan diantaranya mempersiapkan peningkatan produksi swakelola, memperbaiki sarana penunjang, meningkatkan intensitas pelaksanaan effisiensi produksi dan menyiapkan peningkatan kapasitas angkut batubara melalui kereta .

lihat juga bahasan “Strategi Bisnis 2011”

SEGMEN BRIKETPada 1993 Perseroan memulai usaha briket dengan membentuk Proyek Pengembangan Briket Batubara (P2B2), dilanjutkan dengan kegiatan investasi dan mengembangkan beberapa unit produksi di Tanjung Enim, Gresik dan Natar (Lampung). Jenis briket yang diproduksi oleh Perseroan terdiri dari Briket Karbonisasi dan Briket Non-Karbonisasi.

Perseroan merupakan satu-satunya perusahaan di Indonesia yang mampu memproduksi briket karbonisasi. Jenis briket ini memiliki kelebihan berupa volatile matter, sulphur dan kadar air yang lebih rendah dibandingkan briket non-karbonisasi sehingga proses pembakaran berlangsung lebih cepat dan mudah, panas yang dihasilkan stabil serta ramah lingkungan (tidak berbau dan tidak berasap). Produksi briket karbonisasi dilakukan di Pabrik Tanjung Enim. Sedangkan briket non-karbonisasi diproduksi di Pabrik Briket Natar (Lampung) dan Gresik.

Watching the world and domestic economic revival in 2010, the Company believes that 2011 will see rising coal prices in the market. In addition to global economic recovery as discussed in “Coal Prospects”, the completion of several big-scale electric power plants in the country will also have an impact on the demand and price of coal.

For that reason, the Company has taken several steps in anticipation of the coming business opportunities. Some of the anticipatory steps taken were increasing self-managed production, improving auxiliary facilities and amenities, intensifying production efficiency and increasing railway loading capacity (see also discussion on.

“Business Strategy for 2011”

BRIQUETTE SEGMENTThe Company’s briquette business started in 1993 after Coal Briquette Development Project was set up. After investment was made, the Company developed several production units in Tanjung Enim, Gresik and Natar (Lampung). The briquette is produced in two types, Carbonized Briquette and Non-carbonized Briquette.

The Company is the only company in Indonesia capable of producing carbonized briquette. This type of briquette has superior qualities like lower volatile matter, sulphur and water content compared to non-carbonized briquette, enabling faster and easier burning process, generating stable and eco-friendly heat (odorless and smoke free). Carbonized briquette is produced in Tanjung Enim factory, while non-carbonized briquette is produced in Natar (Lampung) and Gresik.

The production efficiency program went well and reduced production cost per ton by 11%. However, this reduction did not compensate increases in transport and other operating expenses, and bigger decrease in average selling price

(See “Financial Performance”).

Page 154: PTBA.AR2010_010411D

152 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Produksi dan Penjualan

Tahun 2010, Perseroan hanya berhasil memproduksi briket sebesar 18.690 ton, turun 39% dari tingkat produksi tahun 2009, yaitu sebesar 22.862 ton. Penurunan volume produksi briket ini selain pabrik Tanjung Enim belum produksi sesuai rencana (rencana mulai produksi bulan Juli namun baru produksi bulan Desember) juga adanya kendala pengurusan ijin untuk pabrik Gresik sehingga mengalami stop produksi selama 4 (empat) bulan. Volume penjualan briket juga mengalami penurunan, menjadi 16.712 ton atau turun 25% dari penjualan tahun 2009 sebesar 22.182 ton. Penurunan Volume penjualan ini sejalan dengan turunnya produksi juga akibat pasar dimasuki Gas elpiji 3 kg sehingga banyak konsumen yang beralih ke Gas Elpiji 3 kg.

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMENManagement Discussion and Analysis

PRODUKSI BRIKET(Dalam Ton)

2010 2009 % BRIQUETTE PRODUCTION(In Tons)(A) (B) (A : B)

Pabrik Tanjung Enim 411 3.618 11 Tanjung Enim Plant

Pabrik Lampung 12.615 12.090 86 Lampung Plant

Pabrik Gresik 5.664 7.159 47 Gresik Plant

Jumlah Produksi 18.690 22.862 61 Total Production

PENJUALAN BRIKET(Dalam Ton)

2010 2009 % BRIQUETTE SALES(In Tons)(A) (B) (A : B)

Pabrik Tanjung Enim 88 4.229 2 Tanjung Enim Plant

Pabrik Lampung 11.602 12.004 97 Lampung Plant

Pabrik Gresik 5.022 5.909 85 Gresik Plant

Jumlah Produksi 16.712 22.182 75 Total Production

Profitabilitas

Tahun 2010, Perseroan mencatat penurunan profitabilitas segmen usaha briket yakni -24,5%, akibat harga produksi yang lebih tinggi dari harga jualnya. Harga pokok produksi briket berkisar antara Rp1.130 – Rp2.068 per kilogram, sementara harga jualnya berkisar Rp1.181 – Rp1.818 per kilogram.

Peningkatan penggunaan energi alternatif sebagai pengganti minyak tanah pada sejumlah industri kecil dan menengah tampaknya masih belum mendorong peningkatan penggunaan briket secara maksimal. Peningkatan penggunaan energi gas, sebagai pengganti minyak tanah justru lebih cepat berkembang, mengingat sebagian gas yang beredar di pasaran juga mendapatkan subsidi.

Production and Sales

In 2010, the Company only managed to produce 18,690 tons of briquette, down 39% from 2009 production level of 22,862 tons. Production plunged not only because Tanjung Enim factory delayed its production (commencing in December instead of July) but also due to licensing problem in Gresik factory, causing a four-month production stoppage. Briquette sales volume also dropped to 16,712 tons or down 25% from 22,182 tons in 2009. The downward trend of sales along with production decline was due to the market entry of LPG gas in 3-kg canisters and many consumers switched to this type of energy source.

Profitability

In 2010, the Company recorded a low profitability in briquette business segment, -24.5%, due to higher production costs compared to selling prices. Production costs ranged between Rp1,130 and Rp2,068 per kilogram, while selling prices ranged from Rp1,181 to Rp 1,818 per kilogram.

Bigger use of alternative energy to replace kerosene in small to medium-scale industry did not seem to significantly push the use of briquette. The use of gas in replacement of kerosene grew at a faster pace because gas sold to the public was also subsidized.

Page 155: PTBA.AR2010_010411D

153PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

ASET LANCAR(Dalam Rp Juta) 2010 2009 PERUBAHAN

(%)CURRENT ASSETS(In Million Rupiah)

Kas dan setara kas 5,054,075 4,709,104 107.3% Cash and cash equivalents

Piutang usaha (bersih) 997,178 1,505,459 66.2% Trade receivables (net)

Persediaan (bersih) 423,678 409,901 103.4% Inventories (net)

Aset lancar lainnya (bersih) 171,022 158,927 107.6% Other current assets

Aset Lancar 6,645,953 6,783,391 98.0% Total current assests

Namun demikian, seiring dengan peningkatan konsumsi ayam dalam negeri, diharapkan konsumen tradisional briket Perseroan, yakni peternakan DOC semakin berkembang dan meningkatkan permintaan briket. Selain itu peningkatan kegiatan pengolahan tembakau di Jawa Timur dan Lombok diharapkan membuka pasar baru bagi pemasaran produk briket Perseroan.

TINJAUAN KINERJA KEUANGAN

NERACA

Seperti tampak pada neraca ikhtisar keuangan, total aset Perseroan per 31 Desember 2010 mencapai Rp5,05 triliun, naik 7,3% dari posisi Rp8,08 triliun di tahun sebelumnya. Total Kewajiban Perseroan sedikit turun, menjadi Rp2,28 triliun, 0,5 % lebih rendah dari posisi Rp2,29 triliun di tahun 2009. Sebagai akibat kenaikan laba, ekuitas Perseroan naik 11,7% menjadi Rp6,37 triliun dari posisi Rp5,70 triliun di tahun sebelumnya. Penjelasan atas pos-pos neraca utama yang menyebabkan perubahan tersebut adalah:

Aset

Aset Lancar•Jumlah aset lancar mencapai Rp6,65 triliun atau 76,2% dari jumlah keseluruhan aset. Kondisi ini menggambarkan likuiditas Perseroan yang masih baik, mengingat posisi tahun sebelumnya adalah sebesar Rp6,78 triliun atau 84,0 % dari total nilai aset. Komposisi terbesar aset lancar adalah kas dan setara kas sebesar 76,0%, diikuti piutang usaha 15,0% dan persediaan sebesar 6,4% dari jumlah keseluruhan aset lancar.

- Kas dan Setara KasPosisi kas dan setara kas pada tahun 2010 naik sebesar Rp344,97 miliar menjadi Rp5,05 triliun atau meningkat sebesar 7,3% dari posisi tahun sebelumnya sebesar Rp4,71 triliun. Kenaikan kas dan setara kas tersebut terutama berasal dari hasil operasi tahun 2010.

But still, as chicken consumption increased in the domestic market, traditional consumers of the Company’s briquette, i.e. DOC farms, continued to grow and increase demand for briquette. A larger scale of tobacco processing in East Java and Lombok is expected to open new markets for the Company’s briquette product.

FINANCIAL REVIEW

BALANCE SHEET

As presented in the financial highlight, total assets of the Company as of 31 December 2010 totalled Rp5.05 trillion, or grew by 7.3% from the previous year position of Rp 8.08 trillion. Total liabilities slighly dropped to Rp 2.28 trillion, or 0.5% lower than Rp 2.29 trillion in 2009. With higher profit, shareholders’ equity rose 11.7% to become Rp6.37 trillion from Rp5.70 trillion the preceding year. Description of major balance sheet accounts that caused the changes is presented below:

Assets

Current Assets •Total current assets was recorded at Rp6.65 trillion or 76.2% of total assets. This condition reflected that the Company’s liquidity was still on the safe level considering that previous year position was Rp6.78 trillion or 84.0% of total assets. The largest portions of current assets were cash and cash equivalents 76.0%, trade payables 15.0% and inventories 6.4% of total current assets.

- Cah and cash equivalentsCash and cash equivalents in 2010 rose Rp344.97 billion to Rp5.05 trillion or posting an increase of 7.3% from the previous year position that was recorded at Rp4.71 trillion. This increase came mainly from 2010 operating results.

Page 156: PTBA.AR2010_010411D

154 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Piutang usaha PerseroanTrade Receivables 33,8%

Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi selama tahun 2010 mencapai Rp2,49 triliun, turun 9,8% dari posisi tahun sebelumnya. Sedangkan kas yang digunakan untuk aktivitas investasi sebesar Rp799,16 miliar, melonjak 976,0% dari tahun sebelumnya dan untuk aktivitas pendanaan sebesar Rp1.344,95 miliar, naik 31,3% dari tahun sebelumnya.

Penurunan kas dari aktivitas operasi terutama disebabkan turunnya penerimaan dari pelanggan, sedangkan kenaikan penggunaan dana untuk investasi disebabkan oleh realisasi beberapa kegiatan pengembangan yang telah direncanakan (lihat “Pengembangan Usaha” hal ...). Peningkatan penggunaan kas untuk aktivitas pendanaan disebabkan kenaikan pembagian laba atau deviden tahun buku 2009 dan peningkatan alokasi dana bagi kegiatan program kemitraan dan bina lingkungan. (Lihat juga penjelasan / Tabel Perubahan Arus Kas)

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMENManagement Discussion and Analysis

Posisi kas pada tahun 2010 terdiri dari kas di tangan sebesar Rp189 juta, ditempatkan di rekening giro sebesar Rp93,0 miliar atau 1,8% dari jumlah keseluruhan kas dan setara kas, serta deposito berjangka sebesar Rp4,96 triliun atau sebesar 98,2% dari jumlah keseluruhan kas dan setara kas. Kas dan setara kas Perseroan dalam bentuk deposito, ditempatkan di PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan PT BPD Sumatera Selatan.

Jumlah deposito dalam Dolar AS sebesar ekivalen Rp221,88 miliar atau sekitar 4,5% dari jumlah keseluruhan deposito, dengan tingkat bunga antara 0,12% – 2,25%. Sedangkan jumlah deposito dalam Rupiah adalah sebesar Rp4,74 triliun atau sekitar 95,5 % dari jumlah keseluruhan deposito dengan tingkat bunga antara 5,30% - 8,00%. Dengan pola penempatan tersebut, pendapatan bunga secara keseluruhan berjumlah Rp244,31 miliar.

Net cash generated from operating activities in 2010 totalled Rp2.49 trillion, down 9.8% from the year before. Cash used for investing activities amounted to Rp799.16 billion, surged 976.0% from the preceding year and for financing activities totalled Rp1,344.95 billion, up 31.3% from previous year position.

Cash decrease from operating activities was mainly due to smaller amount of revenues received from customers, while increasing amount of cash used for investment was caused by the realization of several business development projects (see Business Development page...). Cash used for financing activities increased due to bigger dividend payout for 2009 accounting year and larger allocation of funds for partnership and community development program. (See also elaboration / Changes in Cashflow)

Cash position in 2010 consisted of cash on hand Rp189 million, placed in current accounts Rp93.0 billion or 1.8% of total cash and cash equivalents, and time deposits Rp4.96 trillion or 98.2% of total cash and cash equivalents. The Company’s cash and cash equivalents were placed in PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, and PT BPD Sumatera Selatan.

Total US Dollar deposits amounted to Rp221.8 billion equivalent or approximately 4.5% of total deposits, bearing interest rates of 0.12% – 2.25%. Rupiah denominated deposits were in the amount of Rp4.74 trillion or approximately 95.5% of total deposits bearing interest rates between 5.30% and 8.00%. With this composition of placement, interest income totalled Rp244.31 billion.

Page 157: PTBA.AR2010_010411D

155PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

- Piutang UsahaPiutang usaha Perseroan pada tahun 2010 tercatat sebesar Rp0,99 triliun, turun 33,8% dari posisi di tahun 2009 sebesar Rp1,51 triliun, yang terdiri dari piutang ke pihak ketiga sebesar Rp382,92 miliar dan piutang usaha ke pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebesar Rp614,26 miliar.

Piutang usaha ke pihak ketiga turun 13,3% dari Rp441,73 miliar pada tahun 2009 menjadi Rp382,9 miliar pada tahun 2010 dan piutang usaha pada pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa turun 42,3% menjadi sebesar Rp614,26 miliar dari Rp1.063,73 miliar pada 2009.

(Lihat juga Tabel Tingkat Kolektibilitas Piutang dan bahasan Perubahan Arus Kas)

- PersediaanPosisi nilai persediaan bersih pada akhir tahun 2010 adalah Rp423,68 miliar atau naik 3,4% dibandingkan posisi tahun sebelumnya sebesar Rp409,90 miliar, terdiri dari persediaan batubara sebesar Rp298,83 miliar sedangkan sisanya sebesar Rp124,85 miliar berupa suku cadang dan perlengkapan lainnya. Persediaan suku cadang tersebut telah dikurangkan dengan penyisihan persediaan usang sebesar Rp43,22 miliar.

Kenaikan posisi persediaan batubara dan perlengkapan adalah akibat dari meningkatnya kegiatan penambangan swakelola dan naiknya produksi batubara Perseroan. Kenaikan persediaan berhasil ditekan hingga berada dibawah tingkat kenaikan produksi yang mencapai 7,4%, karena Perseroan telah mulai mengimplementasikan sistem pengelolaan batubara terintegrasi. Untuk meminimalkan terjadinya risiko kerugian, Perseroan mengasuransikan persediaan batubara dalam perjalanan serta persediaan perlengkapan dan suku cadang yang ditempatkan di gudang.

Aset Tidak Lancar•Jumlah aset tidak lancar Perseroan pada akhir tahun 2010 mencapai Rp2,08 triliun atau naik 60,3% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp1,30 triliun. Komposisi terbesar aset tidak lancar adalah aset tetap bersih sebesar 44,3%, diikuti beban eksplorasi dan pengembangan tangguhan sebesar 15,8%, aset pajak

- Trade Receivables In 2010 the Company had trade receivables of Rp0.99 trillion, dropped 33.8% from 2009 figure of Rp1.51 trillion, consisting of receivables from third parties Rp382.92 billion and receivables from related parties Rp614.26 billion.

Trade receivables from third parties decreased 13.3% from Rp441.73 billion in 2009 to Rp382.9 billion in 2010 and trade receivables from related parties declined 42.3%% to Rp614.26 billion from Rp1,063.73 billion in 2009.

(See Table of Receivables Collectibility and discussion on Changes in Cashflows)

- InventoriesNet inventories at yearend of 2010 were Rp423.68 billion or rose 3.4% compared to the prevous year position of Rp409.90 billion, comprising coal inventories Rp298.83 billion, sparepart and other material inventories Rp124.85 billion. Sparepart inventories were offset by provision for obsolete inventories amounting to Rp43.22 billion.

The increase in coal and material inventories was attributable to higher self-managed mining activity and coal production. Inventories increase was controlled to below production increase of 7.4% as the Company had implemented the integrated coal processing system. To minimize loss, the Company insured coal inventories in transit and spareparts and materials stored in the warehouses.

Non-current Assets •At yearend 2010 non-current assets of the Company totalled Rp2.08 trillion or increased 60.3% compared to the previous year amount of Rp1.3 trillion. Major non-current assets are net fixed assets 44.3%, deferred exploration and development expenditure 15.8%, deferred tax assets 15.2%, investment in

Page 158: PTBA.AR2010_010411D

156 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

tangguhan sebesar 15,2%, investasi pada perusahaan asosiasi sebesar 12,9% dan properti pertambangan 9,0%. Komposisi aset tidak lancar seperti tercantum pada tabel berikut.

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMENManagement Discussion and Analysis

Aset Tetap akibat realisasi proyek pengembangan.106,2%

ASET TIDAK LANCAR(dalam Rp juta) 2010 2009 PERUBAHAN

(%)CURRENT ASSETS(in Rp milion)

Investasi pada perusahaan asosiasi

266,979 122,620 117.7% Investment in associates

Properti pertambangan (bersih) 187,542 199,063 -5.8% Mining properties, net

Aset tetap (bersih) 921,005 446,754 106.2% Fixed assets (net)

Beban eksplorasi dan pengembangan tangguhan (bersih)

327,560 246,590 32.8% Deferred exploration and develop-ment expenditures, net

Aset pajak tangguhan (bersih) 316,072 250,053 26.4% Deferred tax assets, net

Aset tidak lancar lainnya 57,588 30,107 91.3% Other non-current assets

Aset Tidak Lancar 2,076,746 1,295,187 60.3% Non-current assets

Aset Tetap•Aset tetap bersih yang dimiliki Perseroan pada akhir tahun 2009 tercatat sebesar Rp921,0 miliar atau naik cukup substansial 106,2% dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp446,75 miliar. Kenaikan terjadi karena adanya penambahan aset tetap tahun 2010 yang sebesar Rp524,21 miliar, sedangkan akumulasi penyusutan bertambah hanya sejumlah Rp49,4 miliar. Kenaikan aset tetap adalah akibat realisasi pada beberapa proyek pengembangan Perseroan sepanjang tahun 2010 lalu, yakni meliputi diantararanya:

Pembangunan PLTU 3X10 MW di Tanjung Enim.• Overhaul dan pemindahan BWE system ke areal • MTBU.Pembangunan sarana produksi di MTBU.• Relokasi pabrik briket• Perbaikan prasarana produksi dan pelabuhan.•

Perseroan telah mengasuransikan aset tetap tertentu di berbagai lokasi perusahaan.

associated companies 12.9%, and mining property 9.0%. Composition of non-current assets is shown in the following table.

Fixed Assets •Net fixed assets of the Company at end of 2010 stood at Rp921.0 billion or grew substantially by 106.2% from the previous year position of Rp446.75 billion. The increase was caused by fixed assets increase in 2010 of Rp524.21 billion, while accumulated depreciation increased only by Rp49.4 billion. The growth of fixed assets was made possible by the realization of several business development projects, among others:

Construction of 3x10MW TPP in Tanjung Enim. • Overhaul and relocation of BWE system to • MTBU area.Construction of MTBU production facilities.• Relocation of briquette factory.• Renovation of production infrastructure and port.•

The Company insured certain fixed assets in various locations.

Page 159: PTBA.AR2010_010411D

157PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

- Beban Eksplorasi dan Pengembangan TangguhanJumlah beban eksplorasi dan pengembangan tangguhan setelah dikurangi amortisasi pada akhir tahun 2010 tercatat sebesar Rp327,56 miliar atau naik sebesar 32,8% dari jumlah tahun sebelumnya yang sebesar Rp246,59 miliar. Beban tersebut merupakan biaya eksplorasi dan pengembangan tambang-tambang baru, baik yang masih dalam tahap eksplorasi dan pengembangan maupun yang telah memasuki masa produksi.

Peningkatan akun beban eksplorasi terjadi sehubungan dengan realisasi kegiatan pengembangan Perseroan. Beberapa kegiatan eksplorasi yang memerlukan biaya cukup besar adalah persiapan produksi di MTBU untuk operasional tambang swakelola menggunakan BWE system. Untuk beban ditangguhkan yang telah memasuki tahapan produksi dilakukan amortisasi dengan metode unit produksi.

Kenaikan jumlah beban eksplorasi dan pengembangan tangguhan pada tahun 2010 terutama disebabkan adanya penyiapan lokasi penambangan di MTB dan Banko Tengah, masing-masing senilai Rp35,4 miliar dan Rp40,5 miliar.

- Properti PertambanganProperti pertambangan pada tahun 2010 tercatat sebesar Rp187,54 miliar, turun dari posisi sebesar Rp199,06 miliar di tahun sebelumnya. Nilai tersebut diperoleh setelah Perseroan mengakuisisi 51% saham IPC dengan jumlah pembayaran sebesar 17,85 juta dollar, atau setara dengan Rp163,9 miliar dari pemegang saham lama PT Mega Raya Kusuma (PTMRK) dan PT Rajawali Corpora (PTRC). Penurunan terjadi karena IPC telah memproduksi batubara secara komersial.

Kewajiban

Jumlah total kewajiban Perseroan pada tahun 2010 turun sebesar 0,5% menjadi Rp2,28 triliun atau dari Rp 2,29 triliun pada tahun sebelumnya. Jumlah kewajiban lancar sebesar Rp1,15 triliun atau 50,3% dari jumlah keseluruhan kewajiban. Sedangkan jumlah kewajiban tidak lancar sebesar Rp1,13 triliun atau 49,7% dari jumlah keseluruhan kewajiban. Rincian posisi kewajiban Perseroan per 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut.

- Deferred Exploration and Development Expenditure

Total deferred exploration and development expenditure less amortisation at end of 2010 was recorded at Rp327.56 billion or went up 32.8% from the previous year amount of Rp246.59 billion. This expenditure was the cost of exploration and development of new mines, either in exploration and development stage or in operating stage.

Increase in exploration expenditure was related to the realization of several business development projects. Some big exploration expenditure was related to the preparation of MTBU production for self-managed mining operations with BWS system. Deferred expenditure in production stage is amortised by production unit method.

Increase in deferred exploration and development expenditure in 2010 was mainly due to preparing MTBU and Banko Tengah mining sites, costing Rp35.4 billion and Rp40.5 billion respectively.

- Mining Property Mining property in 2010 recorded an amount of Rp187.54 billion, declined from Rp199.06 billion in the preceding year. This amount was achieved after the Company acquired 51% of IPC shares worth US$17.85 million, or equivalent to Rp163,9 billion from previous shareholders PT Mega Raya Kusuma (PTMRK) and PT Rajawali Corpora (PTRC). The decrease occurrs because IPC has commenced commercial production.

Liabilities

Total liabilities of the Company in 2010 dropped 0.5% to Rp2.28 trillion from Rp 2.29 trillion the year before. Total current liabilities stood at Rp1.15 trillion or 50.3% of total liabilities. Total non-current liabilities amounted to Rp1.13 trillion, accounting for 49.7% of total liabilities. Breakdown of liabilities at end 2010 is as follows:

Page 160: PTBA.AR2010_010411D

158 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Kewajiban Lancar•Kewajiban lancar Perseroan pada tahun 2010 turun sebesar 16,9 %, yakni menjadi sebesar Rp1,15 triliun dari posisi Rp1,38 triliun di tahun 2009. Komposisi terbesar kewajiban lancar adalah biaya yang masih harus dibayar sebesar 65,2%, diikuti hutang pajak sebesar 17,2%, hutang usaha sebesar 6,4%, Penyisihan imbalan kerja 6,1% dan penyisihan untuk pengelolaan lingkungan hidup sebesar 1,2%.

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMENManagement Discussion and Analysis

KEWAJIBAN DAN EKUITAS(dlm Rp juta) 2010 2009 PERUBAHAN LIABILITIES AND EQUITY

(in Rp million)

Hutang usaha 73,156 58,097 125.9% Trade payable

Biaya yang masih harus dibayar 748,235 789,369 94.8% Accrued expenses

Hutang pajak 197,836 431,230 45.9% Taxes payable

Pinjaman bank jangka pendek 13,294 13,500 98.5% Short-term bank loan

Bagian kewajiban jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun

Current maturities of longterm liabilities

- Penyisihan reklamasi lingkungan dan penutupan tambang

37,521 23,209 161.7% - Provision for environmental reclamation and mine closure

- Penyisihan imbalan kerja 69,858 57,025 122.5% - Provision for employee benefits

Kewajiban Lancar Lainnya 7,828 8,478 92.3% Other current liabilities

Kewajiban Lancar 1,147,728 1,380,908 83.1% Current Liabilities

Kewajiban jangka panjang setelah dikurangi bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun

- Longterm liabilities net of current portion

- Penyisihan manfaat pensiun dan kesejahteraan karyawan

959,072 759,792 126.2% - Provision for employee benefits

Penyisihan Beban Penutupan Tambang Terbuka Ombilin Setelah Dikurangi Bagian yang Jatuh Tempo Dalam Satu Tahun

- Penyisihan beban pengelolaan lingkungan hidup

174,343 151,266 115.3% - Provision for environmental reclamation and mine closure

- Lainnya 308 774 39.8% - Others

Kewajiban tidak lancar 1,133,723 911,832 124.3% Long-term liabilities

Jumlah Kewajiban 2,281,451 2,292,740 99.5% Total Liabilities

Hak Minoritas 74,512 84,466 88.2% -Minority Interest

Jumlah Ekuitas 6,366,736 5,701,372 111.7% Equity

Jumlah Kewajiban dan Ekuitas 8,722,699 8,078,578 108.0% Total Liabilities and Equity

- Biaya Yang Masih Harus DibayarBiaya masih harus dibayar pada tahun 2010 tercatat sebesar Rp748,24 miliar, turun sebesar 5,2% dari Rp789,37 miliar pada tahun sebelumnya. Kewajiban tersebut terdiri dari kewajiban yang timbul atas iuran produksi, jasa pihak ketiga, jasa angkutan kereta api, jasa angkutan kapal laut, sewa alat berat, jasa dermaga, denda keterlambatan kapal serta bonus pegawai dan tantiem tahun buku 2010.

Current Liabilities •In 2010 current liabilities decreased 16.9% standing at Rp1.15 trillion from Rp1.38 trillion in 2009. This account consisted of accrued expenses 65.2%, taxes payable 17.2%, trade payables 6.4%, provision for employee benefits 6.1% and provision for environmental management 1.2%.

- Accrued Expenses In 2010 accrued expenses were recorded at Rp748.24 billion, or decreased 5.2% from Rp789.37 billion the previous year. This account comprised production fee, third party services, railway services, shipping and freight, heavy equipment rent, coal handling at port, delayed shipment fine, and employee expenses and tantiem for 2010 accounting year.

Page 161: PTBA.AR2010_010411D

159PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Penurunan biaya yang masih harus dibayar terutama disebabkan oleh turunnya bonus dan tantiem pegawai, iuran produksi, sewa alat berat dan jasa angkutan laut. Namun demikian seiring dengan naiknya BBM, menyebabkan kenaikan pada sub-akun biaya jasa angkutan kereta api dan kenaikan pada biaya jasa pihak ketiga (kontraktor penambangan).

- Hutang PajakJumlah hutang pajak 2010 turun sebesar 54,1% dibandingkan tahun 2009 yang sebesar Rp431,23 miliar, menjadi tinggal sebesar Rp197,84 miliar. Penurunan hutang pajak (PPh-29) terjadi karena penurunan pencapaian laba tahun berjalan.

- Hutang UsahaHutang Usaha merupakan kewajiban yang timbul karena adanya pembelian barang dan jasa kepada pihak ketiga dalam rangka menjalankan operasional perusahaan. Jumlah hutang usaha pada tahun 2010 naik 25,9% menjadi Rp73,16 miliar dibandingkan Rp58,10 miliar di tahun sebelumnya. Kenaikan terjadi karena adanya peningkatan aktifitas produksi.

Kewajiban Tidak Lancar•Kewajiban tidak lancar pada tahun ini meningkat sebesar 24,3% dibandingkan tahun sebelumnya, menjadi Rp1.133,72 miliar, dengan komposisi Penyisihan untuk Imbalan Kerja sebesar 84,6% dan Penyisihan Reklamasi Lingkungan dan Penutupan Tambang sebesar 15,4% dari total kewajiban tidak lancar.

- Penyisihan Imbalan KerjaPerseroan menerapkan PSAK Nomor 24 (revisi 2004) tentang Imbalan Kerja dalam memperhitungkan manfaat karyawan. Manfaat pensiun yang berakhir sejak 31 Desember 2008 dihitung berdasarkan penilaian aktuaris independen dengan menggunakan metode projected unit credit. Jumlah penyisihan untuk manfaat pensiun dan kesejahteraan karyawan pada tahun ini naik 26,2% menjadi Rp959,07 miliar dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar Rp759,79 miliar.

- Penyisihan Reklamasi Lingkungan dan Penutupan Tambang

Jumlah penyisihan untuk reklamasi lingkungan dan penutupan tambang pada tahun ini naik menjadi Rp174,34 miliar atau naik 15,3% dari Rp151,27 miliar

Decrease of accrued expenses was mainly caused by smaller employee benefits (bonus and tantiem), production fee, heavy equipment rent and shipping and freight. However, higher fuel prices raised railway services and third party (mining contractor) services costs.

- Taxes Payable Taxes payable declined 54.1% from 2009 amount of Rp431.23 billion to Rp197.84 billion in 2010 due to lower profit in the current year.

- Trade Payables Trade payables are payables incurred due to purchase of third party goods and services in the normal course of business operations. Total trade payables in 2010 rose 25.9% to Rp73.16 billion from Rp58.10 billion in the preceding year due to higher production activity.

Non-current Liabilities •This year non-current liabilities increased 24.3% from 2009 to reach Rp1,133.72 billion, with provision for employee benefits accounting for 84.6% and provision for environmental reclamation and mine closure 15.4% of total non-current liabilities.

- Provision for Employee BenefitsThe Company calculates employee benefits according to accounting standard PSAK No. 24 (revised 2004) on Employee Benefits. Retirement benefit that was discontinued 31 December 2009 was based on independent actuarial assessment using projected unit credit method. Total provision for retirement benefits and employee benefits this year increased 26.2% to Rp959.07 billion compared to the preceding year amount of Rp759.79 billion.

- Provision for Environmental Reclamation and Mine Closure

Total provision for environmental reclamation and mine closure in 2010 rose to Rp174.34 billion or up 15.3% from Rp151.27 billion in 2009. This increase

Page 162: PTBA.AR2010_010411D

160 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

pada tahun sebelumnya. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh kenaikan produksi sebesar 7,4 % dari tahun sebelumnya, kenaikan tarif biaya restorasi, rehabilitasi dan penutupan tambang lainnya yang semula Rp4.082,- menjadi Rp4.100,- per ton batubara.

Ekuitas

Pada tahun 2010 terjadi peningkatan total ekuitas sebesar 11,7% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp5,70 triliun menjadi sebesar Rp6,37 triliun. Kenaikan ini disebabkan adanya laba bersih tahun berjalan sebesar Rp2,0 triliun dan oleh adanya kenaikan cadangan umum sebesar 17,2% menjadi sebesar Rp3,34 triliun.

PERHITUNGAN LABA - RUGI

Pendapatan Usaha

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMENManagement Discussion and Analysis

PERHITUNGAN LABA RUGI 2010

2009 Perubahan

STATEMENTS OF INCOME(dlm Rp juta kecuali laba bersih per saham) (in Rp million, except earnings per share)

Penjualan 7,909,154 8,947,854 88.4% Sales

Harga Pokok Penjualan (4,258,988) (4,104,301) 103.8% Cost of sales

Laba Kotor 3,650,166 4,843,553 75.4% Gross profit

Beban Usaha (1,346,008) (1,295,238) 103.9% Operating expenses

Laba Usaha 2,304,158 3,548,315 64.9% Operating income

Penghasilan Lain-lain (bersih) 301,057 217,039 138.7% Other income, net

Bagian rugi bersih dari perusahaan asosiasi (5,565) (3,352) 166.0% Share in net loss of associate

Laba Sebelum Pajak Penghasilan 2,599,650 3,762,002 69.1% Profit before income tax

Beban Pajak Penghasilan (bersih) (600,713) (1,032,675) 58.2% Income tax expense

Hak Min Atas Laba (Rugi) Bersih Anak Pers Konsolidasian

9,954 (1,593) - Minority interest in net (loss)/income of subsidiary

Laba bersih 2,008,891 2,727,734 73.6% Net income

Jumlah saham beredar (juta lembar) 2,304 2,304 Number of shares (million)

Laba bersih per saham 872 1,184 73.6% Earnings per share

Pendapatan usaha Perseroan yang terdiri dari penjualan batubara dan briket batubara pada tahun 2010 mencapai Rp7,91 triliun, turun 11,6% dari Rp8,95 triliun pada tahun sebelumnya. Pendapatan turun kendati volume penjualan Perseroan meningkat 3,7% dari 12,48 juta ton pada tahun 2009 menjadi 12,95 juta ton pada tahun 2010. Pada periode tersebut, harga rata-rata batubara turun sebesar 14,5% dari rata-rata Rp714,6 ribu per ton pada 2009, menjadi Rp610,7 ribu per ton pada tahun ini, ditunjukan pada tabel berikut.

was mainly due to production increase of 7.4% from the previous year, higher other costs of restoration, rehabilitation and mine closure from Rp4,082 to Rp4,100 per ton of coal.

Equity

In 2010 total equity increased 11.7% to Rp6.37 trillion from Rp5,70 trillion the previous year. This growth was contributed by net profit of Rp2.0 trillion and general reserve increase of 17.2% to reach Rp3.34 trillion.

STATEMENT OF INCOME

Operating Income

In 2010 the Company earned operating income from sales of coal and briquette totalling Rp7.91 trillion or dropped 11.6% from Rp8.95 trillion in 2009. Income decreased although sales volume grew 3.7% from 12.48 million tons in 2009 to 12.95 million tons in 2010. During the period, average price of coal dropped 14.5% from average Rp714.6 thousand per ton in 2009 to Rp610.7 thousand per ton in the current year, as shown in the following table.

Page 163: PTBA.AR2010_010411D

161PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Pengangkutan Batubara di Pelabuhan Tarahan, Lampung

Page 164: PTBA.AR2010_010411D

162 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Beban Pokok Penjualan

Beban pokok penjualan pada periode ini tercatat sebesar Rp4,26 triliun, hanya naik sebesar 3,8% dari Rp4,10 triliun pada tahun sebelumnya. Komposisi terbesar beban pokok penjualan adalah jasa angkutan kereta api, sebesar 33,3%, jasa penambangan sebesar 18,3%, diikuti gaji, upah dan kesejahteraan karyawan sebesar 12,4%, royalti 11,0%, sewa alat berat 7,5% dan pembelian batubara 6,0% dari total keseluruhan beban pokok penjualan.

Kenaikan beban pokok penjualan terutama terjadi •pada:- Beban angkutan kereta api naik menjadi Rp1.422,85

miliar, meningkat 15,5% dibandingkan tahun 2009 yang tercatat sebesar Rp1.232,24 miliar, karena dua hal, yakni terjadinya peningkatan volume angkutan sebesar 3,0 % dan kenaikan tarif angkutan.

Tarif angkutan kereta api dari Tanjung Enim ke Tarahan naik dari Rp287 menjadi Rp305 per ton km tidak termasuk PPN untuk periode 1 Januari -14 Maret 2010. Selanjutnya terhitung dari 15 Maret 2010 -31 Desember 2010 menjadi Rp325 per ton km tidak termasuk PPN.

Sedangkan dari Tanjung Enim ke Kertapati naik dari Rp394 menjadi Rp420 per ton km tidak termasuk PPN untuk periode 1 Januari -14 Maret 2010. Selanjutnya terhitung dari 15 Maret 2010 -31 Desember 2010 menjadi Rp446 per ton km tidak termasuk PPN.

Perseroan tidak bisa melakukan kontrol penuh atas biaya ini, kecuali melalui proses negosiasi yang cukup ketat dengan pihak PT KA.

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMENManagement Discussion and Analysis

10,2

4,3 6,0

3,15,9

6,5

30,6

20,612,8

Beban Pokok Penjualan

‘09

2,73,1

5.9

6.5

10,2

5,2

20,612,8

30,6

‘10Pemb. Batubara

BBM dan Pelumas

Angkutan KA

Gaji Upah & Lainnya

Jasa Tambang

Sewa Alat

Royalti

Alat & Suku Cadang

Lainnya

Income and Average Selling Price of Coal

During the period cost of sales was recorded at Rp4.26 trillion, posting a growth of 3.8% from Rp4.10 trillion in 2009. The largest portions of this account are railway services 33.3%, mining fee 18.3%, employee salaries, wages and welfare 12,.4%, royalty 11.0%, heavy equipment rent 7.5% and coal purchase 6.0% of total cost of sales.

Increase of cost of sales mainly occured in the •following:- Cost of railway services rose to Rp1,422.85 billion,

representing an increase of 15.5% compared to 2009 figure of Rp1,232.24 billion, contributed by two increases, i.e. increase in transport volume of 3.0% and increase in transport tariff.

- Tariff of railway transport from Tanjung Enim to Tarahan increased from Rp287 to Rp305 per ton km excluding VAT during 1 January - 14 March 2010, and to Rp325 per ton km during 15 March - 31 December 2010, excluding VAT.

- While from Tanjung Enim to Kertapati increased from Rp394 to Rp420 per ton km for period of 1 January – 14 March 2010 and to Rp446 per ton km during 15 March - 31 December 2010, excluding VAT.

The Company was not in a position to control these tariffs except by holding intensive negotiations with PTKA.

Page 165: PTBA.AR2010_010411D

163PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

- Jasa penambangan turun 6,0% menjadi sebesar Rp781,03 miliar karena adanya penurunan jumlah volume galian yang dipindahkan oleh kontraktor penambangan. Selain itu ada pengaruh penguatan nilia tukar rupiah terhadap US dollar. Sebagian tarif jasa penambangan ditetapkan dalam mata uang US dollar.

- Beban royalti dan retribusi naik menjadi Rp470,47 miliar, meningkat 14,5% dibandingkan tahun 2009 sebesar Rp410,83 miliar. Hal ini diakibatkan oleh adanya kenaikan produksi batubara sebesar 7,4 % dan perubahan perhitungan dasar pengenaan tarif royalti sesuai Surat Edaran No 32.E/35/DJB/2009 dari ESDM.

- Beban sewa alat berat, kendaraan dan peralatan naik menjadi Rp322,34 miliar, meningkat 22,8% dibandingkan dengan tahun 2009 yang tercatat sebesar Rp262,45 miliar, akibat bertambahnya jumlah peralatan yang disewa akibat peningkatan kegiatan produksi.

- Beban bahan bakar dan pelumas meningkat 27,4% dari total sebesar Rp123,3 miliar menjadi sebesar Rp157,1 miliar. Penyebab kenaikan ini adalah meningkatnya aktifitas penambangan swakelola dan naiknya bahan bakar serta pelumas. Rata-rata kenaikan BBM sepanjang tahun 2010 adalah sebesar 10,34%.

- Beban pembelian batubara meningkat 8,6%

dari Rp236,62 miliar menjadi sebesar Rp257,03 miliar akibat perubahan pola pembelian dari FOB menjadi CIF.

- Pajak bumi dan bangunan meningkat cukup tinggi,

156,6% dari Rp19,9 miliar menjadi sebesar Rp51,0 miliar, adalah akibat peningkatan produksi. Perseroan telah melakukan pembangunan sejumlah proyek pengembangan dan melakukan proses pembebasan lahan untuk berbagai proyek tersebut.

Pengaruh program effisiensi terhadap beban pokok •penjualan. Pada tahun 2010, Perseroan menghadapi kecenderungan peningkatan harga berbagai komponen penunjang kegiatan operasional perusahaan, seperti harga BBM, biaya angkutan, biaya sewa alat berat dan biaya listrik yang berada di luar kendali-nya. Disamping kenaikan harga komponen penunjang tersebut, Perseroan juga

- Mining fee decreased 6.0% to Rp781.03 billion due to decreased overburden removal by mining contractor, coupled with the strengthening rupiah exchange rate against dollar. Part of mining fee was denominated in US dollar.

- Royalty and retribution rose to Rp470.47 billion, or a 14.5% increase from 2009 amount of Rp410.83 billion. This was due to 7.4% increase in production and a change in royalty calculation to observe SOE Ministry Circular No. 32.E/35/DJB/2009.

- Rent of heavy equipment, vehicles and equipment rose to Rp322.34 billion, posting an increase of 22.8% from 2009 that stood at Rp262.45 billion, because more equipment were rented as a consequence of production increase.

- Fuel and lubricant purchase rose 27.4% of total Rp123.3 billion to Rp157.1 billion. The increase was due to heightened activity in self-managed mines and higher price of fuel and lubricant. Throughout the year fuel price rose with an average of10.34%.

- Coal purchase went up 8.6% from Rp236.62 billion to Rp257.03 billion resulting from altered purchasing term from FOB to CIF.

- Land and property tax jumped 156.6% from Rp19.9 billion to Rp51.0 billion, as a consequence of production increase. The Company has constructed several development projects and finalized land clearance for those projects.

Impact of Efficiency Program to Cost of Sales•

In 2010, the Company was challenged by rising prices of auxiliary components of its operating activities, such as fuel, transportation, heavy equipment rent and electricity expenses, which were all beyond its control.

Page 166: PTBA.AR2010_010411D

164 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

harus menghadapi kecenderungan penggunaan batubara kalori rendah yang harga jualnya lebih rendah, namun biaya produksinya sama dengan biaya batubara kalori lebih tinggi. Membaiknya permintaan batubara juga meningkatkan persaingan dengan sesama perusahaan tambang yang berakibat harga jual di pasar domestik relatif tertekan.

Agar dapat menjaga tingkat profitabilitas operasional, Perseroan melaksanakan program effisiensi yang secara umum ditujukan untuk menekan biaya operasional yang berada dalam kendalinya. (Lihat kembali bagian ”Peningkatan Effisiensi Operasional”).

Dari pelaksanaan program efisiensi tersebut, Perseroan mampu menurunkan total biaya produksi batubara per ton mulut tambang untuk produksi dari areal swakelola. Tahun 2010, kegiatan penambangan swakelola semakin ditingkatkan, dengan total produksi batubara mencapai 5,64 juta ton, naik 5,6% dari sejumlah 5,34 juta ton di tahun 2009. Total biaya produksi, termasuk iuran retribusi dari seluruh produksi batubara untuk tahun 2009 dan 2010 masing-masing adalah sebesar Rp1,80 triliun dan Rp 1,79 triliun. Dengan demikian, jika dihitung rata-rata biaya produksi per ton di mulut tambang, biaya produksi batubara swakelola di tahun 2010, turun 5,63% dari biaya produksi di tahun 2009.

Beberapa akun dalam pembukuan Perseroan yang menunjukkan pengaruh pelaksanaan program effisiensi yang dijalankan diantaranya mencakup:

- Biaya suku cadang dan bahan turun 34% dari Rp174,8 miliar menjadi sebesar Rp114,4 miliar, sebagai hasil penerapan sistem perawatan rutin terintegrasi, sehingga kebutuhan suku cadang dan bahan dapat ditekan pada tingkat yang optimal. Persediaan suku cadang dan bahan juga dapat ditekan pada tingkat yang wajar, sekalipun kegiatan operasional swakelola meningkat.

- Biaya lsitrik turun 6,4% dari Rp41,0 miliar menjadi

Rp38,4 miliar, sebagai hasil kampanye penghematan atas pemakaian listirk pada seluruh jajaran.

- Biaya pemakaian BBM dan pelumas berhasil ditekan,

hanya mengalami kenaikan sebesar 27,4%, sedangkan rata-rata harga BBM dan pelumas meningkat 10,34%, produksi batubara swakelola naik 5,6% dan adanya

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMENManagement Discussion and Analysis

In addition to these increases, the Company was also facing consumers’ inclination towards cheaper low-calorie coal with the same production cost. Higher demand for coal also intensified competition among mining companies which caused domestic selling price to drop.

To maintain profitability, the Company carried out efficiency drive to cut operating expenses which are within its control (See ”Operational Efficiency Improvement”).

As a result of the efficiency drive, the Company was able to reduce coal production cost per ton at mine mouth in self-managed mines. In 2010, self-managed mining operation was stepped up and total production increased to 5.64 million tons, up 5.6% from 5.34 million tons in 2009. Total production costs including retribution for all production in 2009 and 2010 were Rp1.80 tirllion and Rp1.79 trillion respectively. Using average production cost per ton at mine mouth, self-managed mine production cost in 2010 dropped 5.63% from production cost in 2009.

Several accounts in the Company’s books showed the impact of efficiency program, including:

- Sparepart and material cost dropped 34% from Rp174.8 billion to Rp114.4 billion as a result of the integrated routine maintenance system, so that sparepart and material requirement may be maintained at optimal level. Sparepart and material inventory was also managed at reasonable level although self-managed operations also increased.

- Electricity cost declined 6.4% from Rp41.0 billion to Rp38.4 billion as a result of reduced electricity usage campaign at all levels of the organization.

- Fuel and lubricant cost was managed at a low level, and only increased 27.4%, while fuel and lubricant price rose an average 10.34%, self-managed coal production

Page 167: PTBA.AR2010_010411D

165PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

penambahan peralatan. Effisiensi operasional melalui perbaikan sistem kerja (diantarnya: optimalisasi pelaksanaan back filling, pelaksanaan inside dump, perawatan terencana peralatan produksi utama) turut mambantu menekan konsumsi BBM.

- Biaya jasa penambangan turun sebesar 6,0%,

sementara produksi batubara secara total naik 7,4 %. Peningkatan kegiatan swakelola yang lebih effisien membuat Perseroan semakin lebih mengandalkan-nya dalam memenuhi permintaan batubara dari para pelanggan.

Beban Usaha•Beban Usaha Perseroan terdiri dari Beban Umum dan Administrasi, Beban Penjualan dan Pemasaran serta Beban Eksplorasi. Beban Usaha pada tahun 2010 hanya meningkat 3,9% menjadi Rp1,35 triliun, dari Rp1,30 triliun pada tahun 2009.

Beban Umum dan Administrasi pada tahun 2010 turun sebesar 4,6% menjadi Rp663,5 miliar dari sebesar Rp695,3 miliar di tahun 2009. Penurunan sub-akun tersebut salah satunya adalah hasil pelaksanaan program effisiensi yang dijalankan dengan konsekuen oleh seluruh jajaran Perseroan.

Biaya suku cadang dan bahan 34%increased 5.6% and new equipment were added. Operating efficiency through improved work system (among others optimization of back filling, inside dump, scheduled maintenance of main production equipment) also helped reducing fuel consumption.

- Mining fee decreased 6.0% while total coal production rose 7.4%. The Company relied more on the efficient self-managed operation in meeting customers’ demand.

Operating Expenses •The Company’s operating expenses comprised general and administrative expenses, selling and marketing expenses, and exploration expenses. Operating expenses in 2010 increased 3.9% to Rp1.35 trillion from Rp1.30 trillion in 2009.

General and administrative expenses decreased 4.6% to Rp663.5 billion from Rp695.3 billion the previous year. The decrease was attributable to the efficiency program that was carried out consequently by all PTBA personnel.

2009 2010

Umum dan Administrasi

Beban Eksplorasi

Penjualan & Pemasaran

21,1

695,

31.

295,

2

1.34

6,0

40,3

040

,30

578,

8

40,3

0

Page 168: PTBA.AR2010_010411D

166 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Penurunan beban umum dan administrasi terutama disumbangkan oleh adanya penurunan biaya bantuan untuk Bina Lingkungan, karena sebagian biaya dimaksud, menggunakan bagian laba tahun 2009 sesuai dengan keputusan RUPS.

Selain penurunan biaya, Perseroan berhasil mengendalikan jumlah pengeluaran, sehingga kenaikan biaya-biaya tertentu berhasil ditahan pada tingkat yang wajar, ditengah peningkatan aktifitas perusahaan. Beberapa biaya yang menunjukkan hal ini adalah misalnya pada biaya listrik, BBM dan pelumas serta biaya perjalanan dinas yang secara rerata hanya naik sekitar 3-6%, dibawah kenaikan produksi batubara Perseroan yang sebesar 7,4%

Sedang beban penjualan dan pemasaran meningkat sebesar 14% menjadi Rp659,53 miliar dari nilai sebesar Rp578,76 miliar di tahun sebelumnya. Penyebabnya adalah naiknya biaya jasa angkutan kapal, biaya gaji dan upah karyawan serta kenaikan pada sewa kendaraan dan peralatan. Sewa kendaraan dan peralatan memberi porsi kenaikan tertinggi, hingga sebesar 152%, menjadi sebesar Rp32 miliar karena naiknya kegiatan produksi.

Perseroan juga mencatat kenaikan pada biaya eksplorasi sebesar 8,6% dari Rp21,13 miliar menjadi sebesar Rp22,95 miliar di tahun 2010.

Penghasilan (Beban) Lain-lain•Penghasilan lain-lain (net) pada tahun 2010 naik 38,7% menjadi Rp301,06 miliar dari Rp217,04 miliar pada tahun 2009. Peningkatan tersebut disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya: peningkatan pendapatan bunga atas penempatan dana hingga sebesar Rp244,31 miliar, penerimaan atas sewa fasilitas dermaga Teluk Bayur sebesar Rp22,16 miliar dan keuntungan dari program penjualan kembali saham Perseroan (dari program pembelian kembali saham Perseroan pada tahun 2008) sebesar Rp48,7 miliar.

Laba•Secara umum kinerja Perseroan di sepanjang tahun 2010 terpengaruh oleh turunnya harga jual batubara Perseroan di pasar domestik yang cukup signifikan. Hal ini tercermin dari perolehan laba usaha sebelum pajak yang turun sebesar 35,1% dari Rp3,55 triliun pada 2009 menjadi Rp2,30 triliun.

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMENManagement Discussion and Analysis

The decline in general and administrative expenses was due to lower Community Development expenses because partly was taken from 2009 profit in accordance with GMS resolution.

Besides cost reduction, the Company was able to control expenditures so that certain expenses were reasonably cut down, in spite of increased activities. This cost efficiency was reflected in electricity, fuel & lubricant, and business trips which rose 3%-6%, below production growth of 7.4%.

Selling and marketing expenses increased 14% to Rp659.53 billion from Rp578.76 billion a year earlier. This increase was caused by increase in shipping and freight, employee salaries, wages and welfare, and heavy equipment and vehicle rent. Heavy equipment and vehicle rent contributed the most up to 152% reaching Rp32 billion due to increased production.

The Company also recorded a 8.6% growth in exploration costs from Rp21.3 billion to Rp22.95 billion in 2010.

Other Income (Expenses) •Other income (net) in 2010 grew 38.7% to Rp301.06 billion from Rp217.04 billion in 2009. The growth was due to a few reasons: The Company earned a bigger interest on fund placement up to Rp244.31 billion, receivables from rent of Teluk Bayur pier of Rp22.16 billion, and gain on resale of the Company’s shares (from buy-back program in 2008) amounting to Rp48.7 billion.

Profit •The Company’s overall performance throughout 2010 was impacted by falling coal prices in domestic market, as reflected in pre-tax operating profit decrease of 35.1% from Rp3.55 trillion in 2009 to Rp2.30 trillion.

Page 169: PTBA.AR2010_010411D

167PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Penurunan laba usaha ini diikuti dengan turunnya laba bersih Perseroan sebesar 26,4% dari Rp2,76 triliun pada 2009 menjadi Rp2,00 triliun pada 2010. Turunnya laba bersih akhirnya berpengaruh pada turunnya laba bersih per saham. Pada tahun 2010 laba bersih per saham Perseroan tercatat sebesar Rp872,0 per saham, turun 26,4% dibandingkan dengan tahun 2009, sebesar Rp1.184,0 per saham.

Perseroan sebetulnya telah berhasil menurunkan biaya produksi per ton batubara, seperti diuraikan diatas. Namun angka penurunan ini belum dapat mengkompensasi penurunan rata-rata harga jual batubara Perseroan yang cukup besar. Hal lain yang mengakibatkan turunnya laba Perseroan adalah naiknya komponen biaya transportasi angkutan batubara (kereta api), biaya angkutan laut dan royalti.

Perseroan berkeyakinan bahwa program efisiensi (cost reduction program) yang telah dicanangkan akan memberikan dampak positif pada kinerja Perseroan di tahun-tahun mendatang. Keyakinan ini didukung oleh progress pembangunan PLTU 3x10 MW di mulut tambang untuk penggunaan sendiri yang akan segera beroperasi dan akan berakibat pada semakin menurunnya biaya BBM dan listrik, serta segera beroperasinya BWE system di MTBU.

Operating profit decline resulted in net profit decrease of 26.4% from Rp2.76 trillion in 2009 to Rp2.0 trillion in 2010. Net profit drop consequently cut down net earning per share. In 2010 net earning per share of the Company was Rp872.0 per share showing a slump of 26.4% from Rp1,184 per share in 2009.

As previously described, coal production cost per ton was actually slashed, but it was not enough to compensate falling average selling prices. Another factor that caused the net profit to drop was higher railway and sea transportation cost as well as royalty.

However, the Company is confident that cost reduction program that is already in place will positively impact future business results. This confidence is backed by the progress of constructing mine mouth 3x10MW TPP for own purpose, which will soon operate and reduce fuel and electricity cost, as well as the forthcoming operation of BWE system at MTBU mine.

Saraswati, Kapal pengangkut batubara dengan kapasitas ......

Page 170: PTBA.AR2010_010411D

168 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

PERUBAHAN ARUS KAS

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMENManagement Discussion and Analysis

Perseroan mencatat arus kas positif pada tahun 2009, sebesar Rp345,68 miliar, dengan penjelasan sebagai berikut.

Dari kegiatan operasi Perseroan diperoleh arus kas masuk bersih Rp2.489,79 miliar, berasal dari pendapatan penjualan batubara sebesar Rp8.371,69 miliar (Lihat catatan “Pendapatan”), penerimaan operasional lain sebesar Rp130,28 miliar dan pendapatan bunga Rp244,31 miliar (Lihat catatan penempatan dana pada “Posisi Kas” diatas). Pengeluaran kas

The Company recorded positive cashflow in 2010, amounting to Rp345.68 billion, as explained below.

Net cash from operating activities amounted to Rp2,489.79 billion, derived from coal sales of Rp8,371.69 billion (See note “Income”), other operating income Rp130.28 billion and interest income Rp244.31 billion (See note on fund placement “Cash Position” above). The biggest cash expenditure for operating activities was suppliers and

URAIAN 2010 2009 PERUBAHAN % URAIAN

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI : ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI :

Penerimaan dari Pelanggan 8,371,694 8,729,086 -4.1% Penerimaan dari PelangganPenerimaan operasional lainnya 130,283 103,932 25.4% Penerimaan operasional lainnya

Pembayaran royalti (581,742) (416,761) 39.6% Pembayaran royalti

Pembayaran kepada pemasok dan karyawan (4,800,514) (4,606,549) 4.2% Pembayaran kepada pemasok dan karyawan

Pembayaran pajak (874,235) (1,252,373) -30.2% Pembayaran pajak

Penerimaaan klaim pajak - 2,791 - Penerimaaan klaim pajak

Penerimaan bunga 244,308 200,084 22.1% Penerimaan bunga

Kas Bersih yang Diperoleh dari Aktivitas Operasi 2,489,794 2,760,210 -9.8% Kas Bersih yang Diperoleh dari Aktivitas Operasi

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI : ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI :

Perolehan aset tetap (489,871) (41,408) 1083.0% Perolehan aset tetap

Pembayaran atas beban eksplorasi dan pengembangan tangguhan

(91,223) (23,079) 295.3% Pembayaran atas beban eksplorasi dan pengembangan tangguhan

Penerimaan dari penjualan aset tetap 1,858 - - Penerimaan dari penjualan aset tetap

Perolehan aset keuangan yang tersedia untuk dijual

(70,000) - Perolehan aset keuangan yang tersedia untuk dijual

Akuisisi tambahan kepemilikan anak perusahaan - (9,787) Akuisisi tambahan kepemilikan anak perusahaan

Penambahan investasi kepada perusahaan asosiasi

(149,924) - - Penambahan investasi kepada perusahaan asosiasi

Kas Bersih yang diperoleh dari (digunakan untuk) Aktivitas Investasi

(799,160) (74,274) 976.0% Kas Bersih yang diperoleh dari (digunakan untuk) Aktivitas Investasi

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN : ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN :

Pembayaran dividen kepada pemegang saham (1,235,841) (1,007,494) 22.7% Pembayaran dividen kepada pemegang saham

Pembayaran atas program kemitraan dan bina lingkungan

(109,108) (17,000) 541.8% Pembayaran atas program kemitraan dan bina lingkungan

Kas Bersih yang diperoleh dari (digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan

(1,344,949) (1,024,494) 31.3% Kas Bersih yang diperoleh dari (digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan

Kenaikan (penurunan) kas dan setara kas 345,685 1,661,442 -79.2% Kenaikan (penurunan) kas dan setara kas

Dampak Selisih Kurs (714) 5,942 -112.0% Dampak Selisih Kurs

Kas dan setara kas awal 4,709,104 3,041,720 54.8% Kas dan setara kas awal

Kas dan setara kas akhir 5,054,075 4,709,104 7.3% Kas dan setara kas akhir

Page 171: PTBA.AR2010_010411D

169PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

untuk kegiatan operasional terbesar berasal dari pembayaran kepada pemasok dan karyawan, sebesar Rp4.800,51miliar, naik 4,2% dari tahun 2009 dan pembayaran pajak sebesar Rp874,23 miliar, turun sebesar 30,2% dari jumlah Rp1.252,4 miliar ditahun sebelumnya. Selanjutnya adalah pembayaran royalti sebesar Rp581,7 miliar, naik 39,6% dari angka Rp416,8 miliar pada 2009.

Kas yang digunakan untuk kegiatan investasi naik tajam, hingga 976% menjadi sebesar Rp799,2 miliar dari angka sebesar Rp74,3 miliar pada tahun 2009. Peningkatan kas untuk investasi tersebut dalam rangka realisasi rencana pengembangan usaha, terutama digunakan untuk pembangunan PLTU 3x10 MW di Tanjung Enim, pemindahan 2 unit BWE system dan 1 unit spreader dari lokasi TAL ke MTBU dan penambahan setoran modal pada perusahaan asosiasi.

(lihat juga “Realisasi Belanja Modal” hal ...). Perseroan tidak menggunakan dana pinjaman dalam seluruh investasinya di tahun 2010.

Dari sisi pendanaan, Perseroan mencatat peningkatan pengeluaran untuk membayar dividen hingga sebesar Rp228,3 miliar, sehingga total dividen yang dibayarkan pada tahun 2010 menjadi Rp1.235,84 miliar. Perseroan juga meningkatkan jumlah dana untuk program PKBL, sehingga total biaya PKBL yang dibayarkan pada tahun 2010 adalah sebesar Rp109,11 miliar, naik 542% dari angka sebesar Rp17 miliar di tahun 2009.

(Lihat juga “Kebijakan Dividen”, hal ... dan “Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan”, hal ...).

employees expenses totalling Rp4,800.51 billion or up 4.2% from 2009, and tax payment of Rp874.23 billion which decreased 30.2% from Rp1,252.4 billion in 2009. Payment of royalty totalled Rp581.7 billion, increasing 39.6% from Rp416.8 billion in 2009

Cashflow for investing activities surged 976% to Rp799.2 billion from Rp74.3 billion in 2009. The bigger investment was mainly made to realize business development projects, constructing 3x10MW TPP in Tanjung Enim, relocating two BWEs and one spreader from TAL to MTBU site, and increasing capital injection to associated companies.

(see also “Capital Expenditure” pagel ...). The Company did not use borrowed funds in all its investment in 2010.

On the financing side, the Company recorded an increase in expenditure as the Company paid out dividend up to Rp228.3 billion, making total dividend payout in 2010 of Rp1,235.84 billion. The Company also increased funds for partnership and environmental development activities making a total of Rp109.11 billion or increased 542% from Rp 17 billion in 2009.

(See “Dividend Policy” page .... and “Corporate Social Responsibility” page .....).

Page 172: PTBA.AR2010_010411D

170 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMENManagement Discussion and Analysis

RASIO – RASIO KEUANGAN

Likuiditas

Rasio ini menunjukkan kemampuan Perseroan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang akan jatuh tempo, dihitung dengan mambagi aset lancar dengan kewajiban lancar. Tahun 2010 rasio likuiditas Perseroan adalah sebesar 579,1 %. Hal ini menunjukkan sangat kuatnya kemampuan Perseroan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Kolektibilitas Piutang

Tingkat kolektibilitas piutang dihitung dengan membandingkan total piutang terhadap total hasil penjualan. Dengan perhitungan tersebut tingkat kolektibilitas piutang (AR DOH) Perseroan adalah sebesar 46 hari, membaik dari angka 61 hari di tahun 2009. Salah satu penyebab membaiknya tingkat kolektibilitas ini adalah membaiknya termin pembayaran piutang usaha. Adapun tabel lengkap piutang perseroan adalah sebagai berikut:

Liquidity

This ratio shows the Company’s ability to meet its maturing short term liabilities. It is calculated by dividing current assets with current liabilities. In 2010 the Company had a liquidity ratio of 579.1%, proving that it was highly capable of settling its short term liabilities.

Turnover

Turnover is calculated by comparing total receivables with total sales. Based on this calculation the Company’s turnover was 46 days in 2010, showing an improvement from 61 days in 2009. One of the causes of improved turnover was faster settlement of receivables. The following table shows the Company’s receivables turnover.

RASIO KEUANGAN (dalam %) 2010 2009

RASIO PENDAPATAN

Pendapatan Usaha (11.6) 24.0 Laba Kotor (24.6) 37.2

Laba Usaha (35.1) 42.3

Laba Bersih (26.4) 59.7

Laba Bersih per Saham (26.4) 59.8

RENTABILITAS

Laba bersih terhadap penjualan (NPM) 25.4 30.5

Laba bersih terhadap jumlah aset (ROA) 23.0 33.8 Laba bersih terhadap jumlah ekuitas (ROE) 35.8 40.2

LIKUIDITAS

Aktiva lancar terhadap kewajiban lancar - (9,787)

Jumlah kewajiban terhadap jumlah aset (149,924) -

Jumlah kewajiban terhadap jumlah ekuitas (799,160) (74,274)

KOLEKTIBILITAS

Total piutang thp total penjualan (AR DOH), dlm hari 46 61

Page 173: PTBA.AR2010_010411D

171PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Solvabilitas

Menunjukkan kemampuan Perseroan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang yang akan jatuh tempo. Rasio solvabilitas dihitung dengan membandingkan total aset terhadap total kewajiban. Kenaikan kewajiban pada tahun 2010 menyebabkan solvabilitas Perseroan mencapai 382,3% naik dari 352,4% ditahun 2009, menunjukkan kemampuan Perseroan yang tetap tinggi dalam memenuhi kewajibannya.

Rentabilitas

Rasio ini menunjukkan kemampuan Perseroan dalam menghasilkan laba bersih dengan menggunakan sumber daya yang tersedia. Penurunan laba bersih Perseroan sebesar 26,4% di tahun 2010, membuat rentabilitas terhadap penjualan (Net Profit Margin) turun menjadi 25,4% dari angka pada 2009 yang sebesar 30,5%.

Rentabilitas terhadap ekuitas (Return On Equity) menjadi 31,6% turun dari angka 47,8% pada 2009.

Rentabilitas terhadap aset (Return on Asset) juga mengalami penurunan, yaitu menjadi 23,0% dari angka tahun 2009 yang sebesar 33,8%.

KEBIJAKAN PERMODALAN

Struktur modal merupakan perimbangan antara penggunaan modal sendiri dengan pinjaman / hutang yang terdiri dari hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang. Struktur modal dengan minimum biaya penggunaan dana (Weighted Average Cost of Capital / WACC) dapat mengakibatkan peningkatan nilai saham perusahaan, tetapi tidak berarti meningkatkan laba bersih persaham (EPS). Leverage yang besar dapat meningkatkan EPS, namun sekaligus meningkatkan risiko. Oleh karena itu Perseroan menetapkan kebijakan struktur permodalan yang dapat ditempuh agar dapat memaksimalkan

Tabel kolektibilitas piutang Perseroan, 31 Desember 2010

Turnover as of 31 December 2010 (in million Rp)

KATEGORI JUMLAH CATEGORY AMOUNT

Jatuh tempo < 30 Hari 897.364 Maturing < 30 days

Jatuh tempo 30 – 60 Hari 27.241 Maturing 30 – 60 days

Jatuh tempo 60-180 hari 7.438 Maturing 60-180 days

Jatuh tempo > 180 hari 102.218 Maturing > 180 days

Jumlah 1.034.261 Total

Penyisihan piutang tak tertagih (37.083) Provision for doubtul accounts

Jumlah Piutang Usaha (bersih) 997.178 Total trade receivables (net)

Solvency

This ratio shows the Company’s ability to meet its maturing short term and long term liabilities. Solvency ratio is calculated by comparing total assets with total liabilities. Increased liabilities in 2010 pushed the Company’s solvency to 382.3% or improved from 352.4% in 2009, maintaining its ability to fulfill its obligations.

Return

This ratio reflects the Company’s ability to generate net profit by using resources it has on hand. A decrease of 26.4% in 2010 net profit dropped Net Profit Margin to 25.4% from 30.5% in 2009. Return on Equity went down from 47.8% in 2009 to 31.6%. Return on Asset also decreased from 33.8% in 2009 to 23.0%.

CAPITALIZATION POLICY

Capital structure is a balance between shareholders’ equity and borrowed funds consisting of short term and long term borrowing. Capital with minimum cost of funds (Weighted Average Cost of Capital / WACC) may increase the value of shares but does not increase net earning per share (EPS). A high leverage may increase EPS, but also increase risks. Therefore, the Company devises a capitalization

Page 174: PTBA.AR2010_010411D

172 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

nilai perusahaan. Kebijakan struktur permodalan Perseroan, tujuan dan langkah yang dapat ditempuh adalah:

Menetapkan target strukur modal yang optimal.• - Penggunaan proporsi hutang yang lebih besar (dari

ekuitas) dapat dilakukan bila risiko usaha lebih kecil.

- Dilakukan dengan mempertimbangkan pengaruh perubahan komposisi hutang yang berdampak pada harga saham.

Struktur modal senantiasa mempertimbangkan • keseimbangan antara risiko keuangan dan tingkat pengembalian dalam upaya meningkatkan nilai perusahaan.- Dilakukan dengan memperhitungkan penggunaan

hutang yang menimbulkan kewajiban keuangan (tingkat bunga) dan mempengaruhi kondisi likuiditas perusahaan.

- Mengoptimalkan rentabilitas ekonomi dan rentabilitas modal sendiri yang menghasilkan peningkatan laba per saham.

Struktur modal ditinjau dengan melakukan evaluasi • hubungan antara financial leverage, nilai perusahaan dan biaya modal.Struktur modal dupayakan optimal dengan mengatur • kombinasi hutang dan modal sendiri (ekuitas) yang dapat memaksimalkan nilai Perseroan.Kombinasi struktur modal ditetapkan setelah melakukan • analisa sensitivitas dengan berbagai variasi asumsi inti yang paling mungkin dihadapi oleh Perseroan.

Modal Kerja Bersih

Peningkatan kegiatan Perseroan membuat modal kerja meningkat sebesar Rp95,74 miliar. Tahun 2010 modal kerja Perseroan adalah sebesar Rp5,50 triliun, naik dari modal kerja di tahun 2009 yang sebesar Rp5,40 triliun. Seluruh modal kerja Perseroan ini dapat dipenuhi dari hasil operasional.

REALISASI BELANJA MODAL

Tunggu data client

Investasi Rutin

Merupakan investasi yang dilaksanakan oleh Perseroan dalam rangka mempertahankan tingkat produksi dan efisiensi operasi, termasuk antara lain perbaikan dan penambahan fasilitas operasional rutin. Jumlah investasi rutin yang

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMENManagement Discussion and Analysis

policy to maximize its corporate value. The policy and its implementation are elaborated below:

Setting optimum capital structure target• - Using bigger borrowing proportion (than equity) if

business risk is smaller.- Taking into account the effect of borrowing

composition changes on share price.

Taking into consideration the balance between • financial risks and rate of return in order to improve corporate value.

- By considering the use of borrowing that causes financial liabilities (interest rate) and affecting the Company’s liquidity.

- By optimizing economic rate of return and return on equity that increases earning per share.

Capital structure is reviewed by evaluating the • connection of financial leverage, corporate value and capital expenditure.Capital structure is optimized by arranging an optimum • combination of borrowing and equity to boost corporate value.Capital structure combination is fixed after performing • sensitivity analysis with various core assumptions that are most likely to be envisaged by the Company.

Net Working Capital

The Company’s growing activities that required bigger working capital resulted in an increase of Rp95.74 billion. In 2010 working capital was recorded at Rp5.50 trillion. The Company is self-sufficient in meeting all of its working capital requirements.

CAPITAL EXPENDITURE

Routine Investment

This is an investment made by the Company in an effort to maintain its production level and operating efficiency which included repair and addition of routine operating facilities.

Page 175: PTBA.AR2010_010411D

173PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

dilakukan pada tahun 2010 mencapai Rp56,32 miliar atau naik 21,6% dari investasi rutin pada tahun 2009, sebesar Rp46,31 miliar. Perawatan sarana Pelabuhan Tarahan, sarana produksi di Tanjung Enim dan pembangunan prasarana Kantor Pusat di Tanjung Enim mendominasi kebutuhan investasi rutin. Perawatan sarana pelabuhan Tarahan dan perbaikan sarana produksi di Tanjung Enim dilakukan untuk mendukung target peningkatan produksi dan penjualan pada tahun-tahun mendatang.

Investasi Pengembangan

Investasi pengembangan dilakukan dengan tujuan mengembangkan bisnis Perseroan. Jumlah investasi pengembangan pada tahun 2010 mencapai Rp553,66 miliar naik 567,0% dari realisasi investasi pengembangan pada tahun 2009, sebesar Rp 83,02 miliar. Peningkatan investasi terjadi karena adanya realisasi beberapa rencana pengembangan Perseroan, seperti diuraikan berikut.

Beberapa kegiatan investasi pengembangan yang dilakukan Perseroan pada tahun 2010 mencakup diantaranya:

Pembangunan PLTU 3 x 10 MW di Banko Barat (Tanjung • Enim). Pembangunan PLTU ini dimaksudkan untuk penggunaan • sendiri, sisanya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar. Total dana yang dikeluarkan selama tahun 2010 adalah sebesar 317,53 miliar, sehingga akumulasi biaya hingga 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp324,4 miliar. Persentase penyelesaian pada akhir tahun pelaporan adalah 85%. Proyek ini ditargetkan akan selesai pada pertengahan tahun 2011.Relokasi 2 unit BWE system dan 1 spreader dari area TAL • ke MTBU.Proyek relokasi ini telah persiapkan sejak tahun 2009. • Setelah proses overhaul unit BWE selesai, proses pemindahan saat ini tengah dilaksanakan. Total dana yang dikeluarkan oleh Perseroan untuk proyek ini pada tahun 2010 adalah sebesar Rp106,80 miliar, sehingga akumulasi dana yang telah dikeluarkan hingga 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp165,50 miliar. Progress penyelesaian pada akhir tahun pelaporan adalah 62%. Proyek ini ditargetkan selesai pada pertengahan 2011.

Relokasi pabrik briket.• Pemindahan lokasi pabrik briket mulai dilaksanakan sejak tahun 2009. Pemindahan ini dilakukan sebagai bagian dari rencana restrukturisasi unit segmen usaha briket. Total dana yang dikeluakan pada tahun 2010

Routine investment made in 2010 totalled Rp56.32 billion or rose 21.6% from routine investment in 2009 which stood at Rp46.31 billion. Maintenance of Tarahan Port infrastructure, Tannjung enim production facilities and construction of Tanjung Enim Head Office made up the major part of routine investment. Maintenance of Tarahan Port infrastructure and repair of Tanjung Enim production facilities were conducted to support the target of larger production and sales in the coming years. Development Investment

Investment for development is made with the purpose of expanding the Company’s business. In 2010 development investment totalled Rp553.66 billion or increased 567% from realized development investment in 2009 which was posted at Rp83.02 billion. Larger amount of investment was due to the realization of several development projects as described below.

In 2010 the Company carried out the following development projects:

Constructing 3x10MW TPP in Banko Barat (Tanjung • Enim)This TPP will be used mainly for own purpose, any excess • power will be distributed to the surronding community. Total investment in 2010 was Rp317.53 billion, increasing total expenditure as of 31 December 2010 to Rp324.4 billion. This project was 85% finished at the end of the year, and completion was projected for mid 2011.

Relocating 2 BWEs and 1 spreader from TAL to • MTBU site.Preparation started in 2009, and at the moment relocation • was under way after the BWE units were overhauled. Investment in this project totalled Rp106.80 billion in 2010, so that total investment as of 31 December 2010 reached Rp165.50 billion. At the end of the year the project was 62% completed and projected to be finalized early 2011.

Relocating briquette factory• Relocation started in 2009 as part of restructuring program of briquette business unit. Investment in

Page 176: PTBA.AR2010_010411D

174 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMENManagement Discussion and Analysis

adalah sebesar Rp22,23 miliar, sehingga akumulasi dana yang telah dikeluarkan untuk proyek ini per 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp31,9 miliar. Proyek ini ditargetkan selesai pada awal tahun 2011.

Selain investasi tersebut diatas, pada tahun 2010, Perseroan telah melaksanakan beberapa rencana pengembangan lain, misalkan proyek pemanfaatan kandungan CBM, yang telah memasuki tahap penentuan lokasi sumur eksplorasi.

Beberapa rencana investasi besar yang belum dapat direalisasikan pada tahun 2010, sesuai rencana semula diantaranya adalah:

Investasi JV dengan PTKA tidak direalisasikan berkaitan • dengan keberatan pihak PTKA terkait beban pajak inbreng aset.Investasi gedung untuk kantor PTBA di Jakarta yang • masih dalam kajian pihak independen.

Suasana Tambang Air Laya di malam hari.

2010 was recorded at Rp22.23 billion, increasing total investment in this project as of 31 December 2010 to Rp31.9 billion. Completion is targetted for early 2011.

In addition to the above listed investment, in 2010 the Company carried out other development projects, one of which was CBM usage project, which is currently at the stage of designating exploration site.

Unrealized major investment plans include:

Capital payment for the establishment of joint venture • company, PTBA-PTKA, amounting to Rp465,3 billion.Purchase and construction of PTBA head office building • worth Rp225 billion.

Page 177: PTBA.AR2010_010411D

175PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

STRATEGI BISNIS 2011Seperti tergambar pada uraian “Prospek permintaan batubara” (halaman ...-. ), kebutuhan batubara domestik maupun di kawasan Pasifik, diperkirakan meningkat dalam beberapa tahun mendatang, selaras dengan prakiraan kondisi perekonomian yang terus membaik. Dalam jangka pendek, kebutuhan batubara di kawasan Pasifik bahkan akan diwarnai dengan kekurangan pasokan, sehubungan dengan banjir yang melanda kawasan Queensland, Australia.

Mengantisipasi kondisi yang lebih kondusif di tahun 2011 tersebut Perseroan menyiapkan berbagai strategi usaha, yang mencakup aspek produksi, penjualan, pengangkutan dan penembangan usaha. Keseluruhan strategi dan program kerja tahun 2011 ini merupakan bagian dari implementasi Rencana Strategis Perseroan terintegrasi untuk periode 2009-2013 dengan target menuju era PTBA Emas. Beberapa strategi yang usaha yang telah dipersiapkan diuraikan secara ringkas sebagai berikut:

Di bidang operasional, Perseroan mentargetkan peningkatan produksi dan melanjutkan program peningkatan effisiensi produksi dengan sasaran meningkatkan pendapatan dan marjin laba. Strategi ini akan dijalankan dengan seksama, sebagai respon atas prakiraan semakin banyaknya permintaan batubara dengan kalori lebih rendah dengan harga jual yang juga lebih rendah, seperti tergambar pada uraian prospek permintaan batubara domestik. Melalui program peningkatan effisiensi produksi, marjin keuntungan dengan demikian dapat dipertahankan, bahkan ditingkatkan.

Perseroan akan mengamankan proses pembanguanan PLTU 3x10 MW mulut tambang di Tanjung Enim yang kini memasuki tahap-tahap penyelesaian. Dengan kemajuan pembangunan pada akhir tahun 2010 sudah mencapai 85%, Perseroan meyakini proyek ini akan selesai sesuai dengan yang ditargetkan. Penyelesaian proyek ini akan mampu meningkatkan effisiensi produksi mengingat listrik yang dihasilkannya akan mencukupi seluruh kebutuhan tenaga listrik perusahaan di areal pertambangan yang selama ini disuplai oleh PLN. Bahan bakar PLTU ini rencananya menggunakan batubara dari areal produksi yang selama ini tidak dapat dijual, sehingga akan mampu memberi tambahan nilai ekonomi yang cukup tinggi bagi Perseroan.

Bersamaan dengan penyelesaian pembangunan PLTU tersebut, proses overhaul dan pemindahan dua unit BWE system dan 1 unit sreader ke areal MTBU ditargetkan selesai pada waktunya. Dengan demikian Perseroan akan

BUSINESS STRATEGY IN 2011As described in ”Coal Prospects” page ....., coal demand in domestic as well as Pacific region markets is projected to continue rising in the next few years on the face of ongoing economic recovery. In the short term, the Pacific region demand will be hampered by supply shortages following the massive flood in Queensland, Australia.

In anticipation of a more favorable economic condition in 2011, the Company has formulated a set of business strateges covering production, sales, transportation and business development. Business strategy and work program for 2011 is part of an integrated Corporate Strategic Plan for 2009-2013 leading to PTBA Golden Era. Several established business strategies are described briefly in the following sections.

On the operations side, the Company seeks to step up production and efficiency to increase income and profit margin. This strategy is carried out in response to projected higher demand for low-calorie coal at low selling price, as described in our discussion on domestic coal prospects. The production efficiency drive is expected to yield higher profit margin.

The Company is finalizing the construction of its own mine mouth 3x10MW TPP in Tanjung Enim that is nearing completion. At end of 2010 85% of the construction was completed and expected to proceed as planned. This project will improve production efficiency because the power it generates will cover all electricity requirement that has so far been supplied by PLN. The plant is designed to make use of coal that cannot be sold, so it will add a considerable economic value to the Company.

Coinciding with the construction of Tanjung Enim TPP, the Company is finalizing the overhaul and relocation of two BWEs and one spreader to MTBU site, expected to be completed for operation as planned. The Company can now

Page 178: PTBA.AR2010_010411D

176 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

dapat mengoperasikan seluruh 5 (lima) BWE system yang dimilikinya secara penuh dengan didukung oleh supplai listrik dari PLTU milik sendiri. Selain itu, Perseroan juga akan melakukan penggantian dan penambahan alat tambang utama sistem konvensional, shovel & truck, dengan kapasitas lebih besar. Melalui cara tersebut maka peningkatan produksi yang ditargetkan bisa terpenuhi.

Perseroan juga menargetkan peningkatan produksi dari beberapa anak perusahaannya, seperti IPC dan BBK, sekaligus peningkatan aktivitas jual beli batubara oleh BA Prima.

Untuk mendukung peningkatan aktifitas produksi tersebut, Perseroan akan segera menerapkan tahap berikutnya dari implementasi Supply Chain Management System (SCMS) dengan dukungan teknologi informasi, sehingga Perseroan dapat memonitor pergerakan produksi batubara dan kondisi persediaannya pada setiap areal stockpile. Dengan dukungan sistem tersebut, Perseroan akan dapat menjaga tingkat persediaan pada kondisi yang paling ekonomis, namun mampu memenuhi permintaan pelanggan dengan akurat.

Dibidang angkutan, Perseroan akan semakin meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan PTKA, sehingga kapasitas angkut batubara mampu ditingkatkan secara substantial. Pemesanan gerbong angkut dan loko yang dilakukan PTA melalui skema kerjasama erat dengan Perseroan diharapkan tiba sesuai jadwal, sehingga peningkatan kapasitas angkut lebih terjamin. Terkait dengan angkutan ini Perseroan menargetkan dapat dicapainya persetujuan skema Coal Transport Agreement (CTA) dengan PTKA, sehingga peningkatan angkut KA bisa terjadwal lebih akurat, sehingga peningkatan produksi batubara Perseroan juga dapat diselaraskan.

Perseroan telah mengantisipasi upaya peningkatan kapasitas angkut dengan perbaikan fasilitas bongkar muat di pelabuhan Tarahan, Dermaga Kertapati maupun di stockpile areal penambangan. Perbaikan sarana conveyor, recliner, train loading station (TLS), rotary car dumper (RCD) dan rail loop dilakukan untuk mendukung peningkatan aktivitas angkutan batubara.

Selain kerjasama dengan PT KA, Perseroan berencana semakin mengintensifkan kegiatan anak perusahaan, PT Bukitasam Transpacific Railway (BATR), yang akan membangun jalur kereta api dan pelabuhan khusus baru dari Tanjung Enim ke Lampung dengan kapasitas 20 juta ton per tahun. Menyusul perolehan izin dari berbagai pihak

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMENManagement Discussion and Analysis

operate all the five BWEs in its possession with electricy generated by its own TPP. Additionally, the Company will replace conventional mining equipment, shovel and truck, with higher-capacity equipment with an expectation to reach production target.

The Company has a target of improving production of several subsidiaries, like IPC and BBK, simultaneously increasing sale and purchase of coal by BA Prima.

To support production increase, the Company will soon implement the next phase of Supply Chain Management System (SCMS) supported by information technology, that will enable the Company to monitor production and inventories in every stockpile area. Using this system, inventories can be maintained at optimum level, while still meeting customers’ orders appropriately.

In transportation, the Company works and coordinates with PT KA in improving the railway loading capacity. The coaches and locomotives ordered by PTKA under a joint scheme with the Company are expected to arrive on time. In this connection, the Coal Transportat Agreement (CTA) with PTKA will hopefully be instrumental in harmonizing the higher capacity with the Company’s coal production.

The Company supports the program of increasing loading capacity by improving loading and unloading facilities at Tarahan Port, Kertapati Pier and in stockpile area. Improvement was also made to conveyor, recliner, train loading station (TLS), rotary car dumper (RCD) and rail loop to enhance coal transporting activity.

Besides collaborating with PT KA, the Company plans to activate its subsidiary, PT Bukitasam Transpacific Railway (BATR), that will build new railway track and port from Tanjung Enim to Lampung at a capacity of 20 million tons per year. After obtaining licenses from the authorities, the Company will finalize AMDAL for train, stockpile and port, and applies

Page 179: PTBA.AR2010_010411D

177PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

yang terkait langsung, Perseroan mentargetkan penyelesaian AMDAL kereta api dan AMDAL stockpile dan pelabuhan serta perolehan izin pembangunan pelabuhan. Perseroan juga mentargetkan penyelesaian penetapan trekking jalur KA dan dimulainya proses pembebasan lahan bagi pembangunan jalur KA baru ini.

Dalam bidang pengembangan usaha di bidang pembangkitan listrik, khususnya kegiatan anak perusahaan PT Bukit Pembangkit Inovative (BPI) berkapasitas 2x100 MW, Perseroan mentargetkan dilakukannya penanda-tanganan Amandemen PPA. Penanda-tanganan PPA akan menjadi langkah awal bagi realisasi pembangunan PLTU, mengingat Amandepen Kontrak EPC telah lebih dahulu ditanda-tangani. Lahan bagi pembangunan PLTU ini juga telah tersedia, demikian juga lahan transmisi yang diperlukan.

Perseroan juga berencana mengintensifkan upaya pengembangan usaha melalui eksploitasi Coal Bed Methane (CBM) yang terkandung di dalam areal penambangan Tanjung Enim. Kegiatan pembuatan sumur bor explorasi ditargetkan mulai dilakukan yang akan langsung diikuti dengan proses peroduksinya.

Untuk mendukung rencana peningkatan kegiatan operasional dan pengembangan usaha tersebut, Perseroan berupaya meningkatkan kompetensi SDM melalui penyelenggaraan serangkaian training yang terarah, baik dari sisi kemampuan teknis maupun pembinaan mental spiritual. Selain itu Perseroan mentargetkan peningkatan kualitas tatakelola melalui upaya perbaikan berkesinambungan baik dari sistem kerja maupun sistem manajemen.

Dalam rangka mengimbangi proyeksi peningkatan kegiatan operasional, Perseroan juga menyiapkan peningkatan program pengembangan komunitas, kelestarian lingkungan dan keselamatan kerja. Keseluruhan program ini dilakukan demi menjamin tercapainya target operasional yang ditetapkan.

INFORMASI – INFORMASI MATERIAL

PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING

Dalam menjalankan usahanya, sepanjang tahun 2010 Perseroan melakukan berbagai perjanjian-perjanjian penting dengan mitra kerja untuk mengamankan transaksi

for port development permit. Designation of railway track will be designated so land clearance can begin to prepare for new railway construction.

For developing power plant business, particularly the business of subsidiary, PT Bukit Pembangkit Innovative (BPI) at 2x100MW capacity, the Company is anticipating to sign an amended Power Purchase Agreement. When signed, this amended agreement will be the start of TPP construction considering the amendment to EPC contract has been signed. Land required for the TPP and for transmission is also ready.

As a business diversification, the Company is engaged in the exploitation of Coal Bed Methane (CBM) found in the mining area of Tanjung Enim. Exploration of the well is expected to start soon to be followed by production.

To support the production increase and business diversification, human resource competence will continue to be enhanced through more focused training courses to cover the technical skills and mental spiritual qualities. Good corporate governance will also be intensified through continuous improvement of work and management systems.

The Company continues to honor its commitment to community development, environmental conservation and work safety. The whole program is carried out to achieve the Company’s operating target.

MATERIAL INFORMATION

SIGNIFICANT AGREEMENTS

During 2010 the Company entered into several significant agreements with business partners to

Page 180: PTBA.AR2010_010411D

178 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

operasional perusahaan. Beberapa perjanjian penting yang dilakukan oleh Perseroan meliputi diantaranya:

Perjanjuan jual-beli batubara.•Perseroan menandatangani perjanjian jual beli batubara dengan PT Indonesia Power-Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya (”UBPS”) 1-4 pada tanggal 2 Oktober 2002 mengenai penjualan batubara berjangka waktu 10 tahun, sejak tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 21 Desember 2012. Pokok perjanjian menyangkut pemasokan batubara ke UBPS dengan volume dan kualitas yang akan ditetapkan setiap 1 tahun sekali. Harga jual pasokan tersebut juga akan ditinjau setiap periode pasokan tertentu, berlaku untuk masa satu tahun pasokan dan ditetapkan berdasarkan perundingan tersendiri dengan mengacu pada harga patokan yang lazim.

Selain dengan PT Indonesia Power, Perseroan telah memperbaharui perjanjian jual beli batubara dengan PT PLN untuk PLTU bukit asam untuk memasok batubara sebanyak 9.860.000 ton mulai 1 Januari 2004 sampai dengan 31 Desember 2013. Perjanjian ini ditanda-tangani tanggal 21 Mei 2004. Klausul perjanjian yang penting adalah volume pengiriman dan harga jual akan ditetapkan pada setiap periode tertentu, mengacu pada harga patokan yang lazim.

Perseroan juga telah memperbaharui perjanjian jual beli batubara dengan PT PLN untuk PLTU tarahan pada tanggal 9 Oktober 2007. Isi perjanjian, Perseroan akan memasok batubara untuk PLTU tarahan sebanyak 17.132.000 ton mulai 1 April 2007 sampai dengan 31 Desember 2031. Volume pengiriman akan disesuaikan setiap periode tertentu dan harga jual ditetapkan untuk setiap periode, mengacu pada harga patokan yang lazim.

Tanggal 22 September 2010, Perseroan menanda-tangani perjanjian pengiriman batubara dengan PLN untuk 15 PLTU di Indonesia, sebanyak 300.000 ton untuk periode 1 Oktober 2010 sampai dengan 31 Maret 2011. Perjanjian ini akan digantikan oleh perjanjian jual-beli batubara jangka panjang yang akan disepakati kemudian untuk jangka waktu perjanjian 20 tahun sejak April 2011 sampai dengan Maret 2030 dengan pasokan batubara sebanyak 264.700.000 ton. Penentuan harga akan mengacu pada perturan yang berlaku dan parktek yang lazim.

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMENManagement Discussion and Analysis

safeguard its operations, which are:

Coal sales agreement•The agreement was entered into with PT Indonesia Power – Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya (”UBPS”) 1-4 on 2 October 2002 regarding a ten-year coal sales from 1 January tahun – 21 December 2012. The agreement was for coal supply to UBPS in volume and quality to be determined once a year. Selling price would also be fixed for certain periods of supply, effective for one year of supply and negotiated separately based on normal benchmark price.

Besides with PT Indonesia Power, the Company also renewed coal sales agreement with PT PLN to supply 9,860,000 tons to Bukit Asam TPP from 1 January 2004 until 31 December 2013. The ageement was signed 21 May 2004. The important clause stipulated shipment volume and selling price to be fixed periodically, based on normal benchmark price.

The Company also renewed coal sales agreement with PT PLN for Tarahan TPP on 9 October 2007. The agreement stipulated that the Company will supply 17,132,000 tons of coal to Tarahan TPP from 1 April 2007 to 31 December 2031. Shipment volume and selling price will be determined periodically, based on normal benchmark price.

On 22 September 2010, the Company signed coal sales agreement with PT PLN to supply 300,000 tons to 15 TPPs in Indonesia from 1 October 2010 to 31 March 2011. This agreement will be superseded by long-term coal sales agreement for a 20-year term from April 2011 to March 2030, to supply 264,700,000 tons of coal. Price will be fixed according to prevailing regulations and normal practice.

Page 181: PTBA.AR2010_010411D

179PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Perjanjian jasa pengangkutan batubara.•Perusahaan mengadakan perjanjian pengangkutan batubara dari Tanjung Enim ke Pelabuhan Tarahan dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero) (“PTKA”), dimana PTKA menyetujui untuk mengangkut batubara Perusahaan dari stasiun pemuatan batubara di Tanjung Enim ke pelabuhan batubara di Tarahan, Lampung. Selain ke Tarahan, Perseroan juga mengikat perjanjian pengangkutan batubara ke pelabuhan Kertapati, Palembang. Tarif angkutan untuk masing-masing tujuan pengiriman ditetapkan melalui perundingan dan ditinjau setiap periode waktu tertentu.

Perseroan melakukan perjanjian jasa penambangan • dengan PT Sumber Mitra Jaya (PT SMJ) di tambang Banko Barat untuk periode 1 Juli 2008 sampai dengan 30 Juni 2013. Selain itu Perseroan melakukan perjanjian jasa penambangan dengan PT Pamapersada Nusantara (Pama) di wilayah MTBU, MTBS, Tambang Air Laya dan lokasi lainnya dalam wilayah IUP Proses Produksi Perseroan untuk periode 1 April sampai dengan 31 Maret 2012. Jumlah batubara yang diproduksi, volume tanah yang dipindahkan, jarak pemindahan pada masing-masing perjanjian telah ditetapkan, sementara tarif jasa penambangan ditetapkan pada setiap periode produksi berdasarkan perundingan dan kesepakatan bersama.

Perseroan melakukan perjanjian jasa pengapalan • batubara dengan PT Arpeni Pratama Ocean Line (Arpeni) dan PT Pelayaran Bahtera Adiguna (Bahtera) dari pelabuhan Tarahan ke Pelabuhan PLTU Suralaya. Untuk perjanjian dengan Arpeni masa berlaku perjanjian adalah 1 Juli 2009 sampai dengan 30 Juni 2012. Jumlah volume dan tarif angkutan telah ditetapkan dalam perjanjian tersebut. Sedang dengan Bahtera, masa

Coal delivery agreement•The Company entered into coal delivery agreement with PT Kereta Api Indonesia (Persero) (”PTKA”) to transport coal from Tanjung Enim to Tarahan Port, Lampung. Additionally, the Company signed a similar agreement to transport coal to Kertapati Port, Palembang. Transport charges for each destination are negotiated and reviewed periodically.

A mining service agreement was signed with PT • Sumber Mitra Jaya (PT SMJ) for Banko Barat mine during 1 July 2008 - 30 June 2013. The Company also entered into similar agrement with PT Pamapersada Nusantara (Pama) for MTBU, MTBS, TAL and other sites within the Company’s mining concession area during 1 April – 31 March 2012. Coal volume, overburden removal volume and distance were determined in each agreement, while mining fee was fixed every period of production by negotiation and mutual agreement.

The Company signed a coal shipment agreement with PT • Arpeni Pratama Ocoean Line (Arpeni) and PT Pelayaran Bahtera Adiguna (Bahtera) from Tarahan Port to Suralaya Port. The term of the agreement with Arpeni was 1 July 2009 – 30 June 2012. Volume and charges were fixed in

Page 182: PTBA.AR2010_010411D

180 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

berlaku perjanjian adalah mulai 1 September 2005 sampai dengan 31 Desember 2010.

Selain itu Perseroan juga melakukan perjanjian pengangkutan batubara dengan Bahtera Bestari Shipping (BBS) dari pelabuhan Kertapati, Palembang ke pelabuhan PLTU Suralaya. Masa berlaku perjanjian terakhir adalah mulai Mei 2007 sampai dengan Mei 2010. Tarif angkutan per ton dan volume pengiriman telah ditetapkan dalam perjanjian tersebut.

Perseroan juga melakukan perjanjian jasa bongkar-• muat batubara dengan Arpeni dari Terminal Muat Batubara PTBA Tarahan ke Anchorage Pelabuhan Muat PTBA Tarahan. Masa berlaku perjanjian adalah 1 Juli 2009 sampai dengan 30 Juni 2012, dengan kapasitas bongkar-muat dan tarif telah ditetapkan pada perjanjian tersebut.

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMENManagement Discussion and Analysis

Pengangkutan Batubara di Pelabuhan TarahanEdipiscing lorem ipsum dolor

the agreement. With Bahtera, the term of the agreement was 1 September 2005 – 31 December 2010.

A similar agreement was also entered into with Bahtera Bestari Shipping (BBS) to ship coal from Kertapati Port, Palembang to Suralaya Port. The term was from May 2007 to May 2010. Freight per ton and shipment volume were determined in the agrement.

A coal loading & discharging agreement was signed with • Arpeni from PTBA Loading Terminal Tarahan to PTBA Anchorage Loading Port Tarahan. Agreement term was 1 July 2009 – 30 June 2012. Loading and discharging volume and charges were stated in the agreement.

Page 183: PTBA.AR2010_010411D

181PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Detail dari masing-masing perjanjian tersebut dapat dilihat pada catatan 27 Laporan Keuangan Audit Konsolidasian Perseroan untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010.

TRANSAKSI BENTURAN KEPENTINGAN

Pada tahun 2010 tidak ada Transaksi Benturan Kepentingan yang dilakukan Perseroan.

TRANSAKSI MATERIAL

Pada tahun 2010 tidak ada Transaksi Material yang dilakukan Perseroan. Definisi Transaksi Material disini adalah sesuai dengan bunyi aturan pada Ketentuan Bapepam-LK no IX.E.2 tanggal 25 Nov 2009 (Kep-413/BL/2009) tentang ”Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama”.

PERUBAHAN ANGGARAN DASAR

Pada tanggal 21 April tahun 2010 Perseroan menyelnggarakan Rapat Umum Pemegang Saham, dengan salah satu agenda adalah perubahan beberapa pasal dari anggaran Dasar Perseroan. Sebagai tindak lanjut keputusan RUPS tersebut, Perseroan telah melakukan perubahan Anggaran Dasar Perseroan, sebagaimana telah ditetapkan pada akta notaris no.24 tanggal 21 April 2010 oleh Kantor Notaris Fathiah Helmi, SH. Perubahan AD terakhir tersebut hanya dilakukan pada ketentuan batas maksimum kewenangan Direksi untuk melepas atau menjaminkan harta kekayaan Perseroan hingga sebesar 50% jumlah kekayaan bersih Perseroan, untuk satu transaksi atau lebih, baik berkaitan maupun tidak.

Perubahan Anggaran Dasar Perseroan tersebut adalah sebagai respon atas berlakunya ketentuan Bapepam no IX.E.2 (Kep-413/BL/2009) tentang ”Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama”, yang dikeluarkan pada tanggal 25 November 2009.

PENJUALAN KEMBALI SAHAM PERSEROAN

Kondisi krisis keuangan global dan regional yang berpengaruh terhadap penurunan harga saham PTBA secara ekstrim membuat Perseroan melakukan program pembelian kembali saham Perseroan (Shares Buy Back) yang telah dikeluarkan dan tercatat di PT Bursa Efek Indonesia. Program ini dilakukan sesuai Peraturan Bapepam-LK No. XI.B.3 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep. 401/BL/2008 tanggal 9 Oktober 2008.

Perseroan melakukan program pembelian kembali saham secara bertahap dalam waktu 3 (tiga) bulan, terhitung

Details of each agreement are given in Note 27 of the Company’s Audited Consolidated Financial Statements for the year ending 31 December 2010.

CONFLICT OF INTEREST TRANSACTIONS

In 2010 there were no transactions involving conflict of interest made by the Company.

MATERIAL TRANSACTIONS

In 2010 there were no material transactions made by the Company. Material Transaction is defined by Bapepam-LK Regulation No. IX.E.2 dated 25 November 2010 (Kep-413/BL/2010) on ”Material Transactions and Core Business Changes”.

AMENDMENT TO ARTICLES OF ASSOCIATION

On 21 April 2010 the Company convened General Meeting of Shareholders, one of the agenda items being the amendment of several articles in the Articles of Association. As a follow up of the GMS resolution, the Company amended the Articles of Association by deed No. 24 of 21 April 2010 drawn up before Notary Fathiah Helmi, SH. The amendment was to limit the Board of Directors’ authority to relinquish or pledge the Company’s assets up to 50% of total net assets in one or more related or individual transactions.

The Articles of Association were amended to conform to Bapepam Regulation No. IX.E.2 (Kep-413/PL/2009) on ”Material Transactions and Core Business Changes” dated 25 November 2010.

SHARES BUY BACK PROGRAM

The global and regional financial crisis causing a sharp drop in PTBA share price prompted the Company to launch a Shares Buy Back program for the Company issued shares listed on PT Bursa Efek Indonesia (Indonesia Stock Exchange). This Program is in accordance with Bapepam-LK Regulation No. XI.B.3 as Attachment to Decision of Bapepam-LK Chairman No. Kep. 401/BL/2008 of 9 October 2008.

The Company gradually bought back its shares within three months from 13 October 2008 to 13 January 2009.

Page 184: PTBA.AR2010_010411D

182 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

sejak 13 Oktober 2008 sampai dengan 13 Januari 2009. Perseroan mengalokasikan dana sebanyak-banyaknya Rp 1.000.000.000.000,- (Satu Triliun Rupiah) untuk mendukung kebijakan shares buy back tersebut.

Hingga berakhirnya program tersebut, pada tanggal 13 Januari 2009, Perseroan merealisasi shares buy back sejumlah 2.882.000 lembar saham dengan harga perolehan rata-rata Rp4.933,- per lembar saham. Program ini telah dikukuhkan dalam RUPS pada tanggal 28 Mei 2009.

Pada tahun pelaporan ini, Perseroan telah menjual kembali seluruh saham hasil program pembelian kembali tersebut diatas. Penjualan dilakukan pada rentang waktu antara tanggal 6 Desember 2010 sampai dengan 20 Desember, dengan harga pelaksanaan rata-rata sebesar Rp21.903,- per lembar. Capital gain dari selisih dari program penjualan kembali saham Perseroan tersebut, sebesar Rp48,7 miliar telah dilaporkan pada laporan rugi-laba, pada akun ”pendapatan lain-lain”.

AKUISISI

Perseroan telah melakukan proses Due diligence atas sejumlah tambang yang akan diakuisisi. Dari total 5 perusahaan yang diteliti, Perseroan melakukan penawaran atas 3 perusahaan tambang prospek dengan potensi yang memadai, sementara 2 lainnya tidak dilanjutkan karena tidak memenuhi syarat potensi minimal yang diterapkan, baik karena jarak angkut yang terlalu jauh, kualitas batubara yang tidak memadai maupun masalah legal.

Dari tiga penawaran, satu diantaranta tidak berlanjut karena tidak dicapai kesepakatan skema bisnis maupun nilai. Dua penawaran masih dalam tahap evaluasi dari pihak prospek. Sehingga dengan demikian tidak ada realisasi akuisisi baru di tahun 2010.

PENDIRIAN ANAK PERUSAHAAAN

Tidak Ada Pendirian anak Perusahaan baru di tahun 2010.

PENGHENTIAN KEGIATAN OPERASIONAL ANAK PERUSAHAAAN

Pada bulan Pebruari 2010, Kepolisian Republik Indonesia menghentikan operasi BBK karena ijin pinjam pakai kawasan hutan yang menjadi wilayah pertambangan BBK belum dikeluarkan oleh pihak yang berwenang. Perseroan sedang berdiskusi dengan berbagai instansi pemerintah, termasuk Kementerian ESDM dan Kementerian Kehutanan, untuk menyelesaikan masalah ini.

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMENManagement Discussion and Analysis

The Company made a fund allocation of maximum Rp 1,000,000,000,000 (one trillion Rupiah) to back up the shares buy back policy.

When the program ended on 13 January 2009, the Company had bought back 2,882,000 shares at an average price of Rp4,933 per share. This program was ratified in GMS on 28 May 2009.

In the year under review, the Company sold back all the repurchased shares during 6 – 20 December 2010 at an average price of Rp21,903 per share. Capital gain was booked at Rp48.7 billion and reported in the income statement under ”other income” account.

ACQUISITION

The Company conducted due diligence on a number of mines to be acquired. Out of five companies reviewed, the Company made bids for three mining companies with adequate potentials, while the other two were dropped as they failed to meet the minimum requirements, whether for reason of long transporting distance, coal quality or legal problems.

Out of three bids, one was not carried through for failure to agree on business scheme and value. Two bids are still being evaluated by prospective parties. Therefore, there was no new acquisition in 2010.

ESTABLISHMENT OF SUBSIDIARIES

No subsidiary company was set up in 2010.

CLOSURE OF SUBSIDIARY’S OPERATIONS

In February 2010, the Indonesian Police closed the operations of BBK pending the issuance of licence to use forest area where BBK had its mine. The Company is currently negotiating with several government institutions, the Department of Energy & Mineral Resources and the Department of Forestry, to settle the matter.

Page 185: PTBA.AR2010_010411D

183PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Perseroan mengharapkan operasi BBK akan berjalan kembali dalam waktu dekat dan mengharapkan pemberhentian ini tidak akan mempengaruhi operasi Perseroan secara signifikan. Jumlah produksi BBK pada periode operasi 2009 adalah sebesar 783 ribu ton atau 6,8% dari jumlah produksi Perseroan tahun 2009, sebesar 11,5 juta ton.

Pada tahun 2010, sampai saat penghentian kegiatan operasinya, BBK baru berproduksi sebesar 76.971 ton. Jumlah aset BBK adalah Rp118 miliar atau 1,4% dari jumlah aset Perseroan sebesar Rp8.722,7 miliar pada tanggal 31 Desember 2010.

TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMILIKI HUBUNGAN ISTIMEWA

Sebagai BUMN dengan mayoritas saham dimiliki Pemerintah, transaksi yang dilakukan Perseroan dengan sesama BUMN dapat dikategorikan sebagai transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa karena berada di bawah entitas pengendali yang sama. Transaksi-transaksi tersebut meliputi penempatan dana, penjualan, pengangkutan dan pengapalan batubara, pembelian bahan peledak, bahan bakar, pembayaran premi asuransi serta pengelolaan dana pensiun.

Dalam melakukan transaksi dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa tersebut, Perseroan memiliki kebijakan sebagai berikut.

Penjualan batubara ke pihak yang memiliki hubungan • istimewa ditetapkan berdasarkan kontrak-kontrak penjualan, yang pada umumnya menggunakan indeks internasional yang setara sebagai perbandingan dan disesuaikan dengan spesifikasi dari batubara dan lokasi pengiriman. Pengapalan dan pengangkutan batubara oleh pihak yang • memiliki hubungan istimewa ditetapkan berdasarkan kontrak pengangkutan yang disepakati bersama berdasarkan hasil negosiasi dengan memperhatikan unsur-unsur biaya yang ada ditambah dengan marjin tertentu.Penempatan dana dilakukan berdasarkan kebutuhan dan • perjanjian yang saling menguntungkan dan memberikan benefit optimal pada Perseroan.

Adapun transaksi dengan pihak afiliasi yang dilakukan Perseroan sepanjang tahun 2010 adalah sebagaimana tercantum dalam tabel berikut.

The Company expects BBK operations will resume in the near future and that this suspension will not significantly affect the Company’s operations. BBK’s total production in 2009 was recorded at 783 thousand tons or 6.8% of the Company’s total production of 11.5 million tons in the same year.

In 2010 up to the time of its business closure, BBK had only produced 76,971 tons of coal. Total assets stood at Rp 118 billion or 1.4% of the Company’s total assets of Rp8,722.7 billion as of 31 December 2010.

RELATED PARTY TRANSACTIONS

As a state-owned enterprise (SOE) with majority shareholding owned by the State, transactions made by the Company with other SOEs may be classified as transactions with related parties being under the same controlling entity. Such transactions include placement of funds, sales, transport and shipment of coal, purchase of explosives, fuel, payment of insurance premium and management of retirement fund.

In making transactions with related parties, the Company adopts the following policy:

Sales of coal to related parties is based on sales contract • which generally uses equivalent international index as a reference and adjusted to coal specification and shipping location.

Shipment and transportation of coal by related parties are • governed by mutually agreeed transportation contract taking into account cost items plus certain margin.

Placement of funds is based on requirements and under • mutually beneficial agreement to provide optimum benefit for the Company.

Related party transactions in 2010 are listed below:

Page 186: PTBA.AR2010_010411D

184 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

REKLASIFIKASI AKUN

Perseroan telah melakukan reklasifikasi beberapa akun pada laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010.

KEJADIAN LUAR BIASA DAN INFORMASI MATERIAL SETELAH TANGGAL LAPORAN

PERUBAHAN PERATURAN DAN KEBIJAKAN AKUNTANSI

Perubahan Peraturan

Peraturan Pemerintah No.22 Tentang Wilayah •Pertambangan. Pada tanggal 1 Februari 2010 Pemerintah menerbitkan PP 22 mengenai Wilayah Pertambangan, merupakan

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMENManagement Discussion and Analysis

NAMA PIHAK SIFAT HUBUNGAN TRANSAKSI

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Perusahaan di bawah entitas sepengendali Penempatan dana

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Perusahaan di bawah entitas sepengendali Penempatan dana

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Perusahaan di bawah entitas sepengendali Penempatan dana

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Perusahaan di bawah entitas sepengendali Penempatan dana

PT Bank Kaltim Perusahaan di bawah entitas sepengendali Penempatan dana

PT Bank Pembangunan Sumsel dan Babel Perusahaan di bawah entitas sepengendali Penempatan dana

PT Kereta Api Indonesia (Persero) Perusahaan di bawah entitas sepengendali Pengangkutan batubara

PT Indonesia Power Perusahaan di bawah entitas sepengendali Penjualan batubara

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Perusahaan di bawah entitas sepengendali Penjualan batubara dan pemakaian listrik

PT Semen Padang (Perseroa) Perusahaan di bawah entitas sepengendali Penjualan batubara

PT Semen Andalas (Persero) Perusahaan di bawah entitas sepengendali Penjualan batubara

PT Semen Baturaja (Persero) Perusahaan di bawah entitas sepengendali Penjualan batubara

PT Timah (Persero) Tbk Perusahaan di bawah entitas sepengendali Penjualan batubara

PT Bahtera Adhiguna (Persero) Perusahaan di bawah entitas sepengendali Pengapalan batubara

PT Antam (Persero), Tbk Perusahaan di bawah entitas sepengendali Pembelian Emas

PT Pindad (Persero) Perusahaan di bawah entitas sepengendali Pembelian bahan peledak

PT Pertamina (Persero) Perusahaan di bawah entitas sepengendali Pembelian bahan bakar

PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) Perusahaan di bawah entitas sepengendali Premi asuransi

PT Asuransi Jiwasraya (Persero) Perusahaan di bawah entitas sepengendali Dana Pensiun

RECLASSIFICATION OF ACCOUNTS

The Company has reclassified several accounts in its consolidated financial statement for the year ending 31 Decmeber 2009 to conform to the presentation of consolidated financial statement for the year ending 31 December 2010.

POST-BALANCE SHEET EVENTS and MATERIAL INFORMATION

CHANGES IN REGULATIONS AND ACCOUNTING POLICIES

Changes In Regulations

Government Regulation No 22 on Mining Zone •On 1 February 2010 the Government issued Regulation No. 22 concerning Mining Zone, in conjunction with Law No 4/2009. on Mineral and Coal. This Regulation

Page 187: PTBA.AR2010_010411D

185PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

aturan lanjutan atas terbitnya UU no 4. tahun 2009 tentang Minerba. Peraturan ini berisi uraian wilayah pertambangan, ketentuan eksplorasi, penetapan peta potensi tambang dan peraturan terkait lainnya.

Peraturan Pemerintah No 23 Tentang Pelaksanaan •Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara. Pada tanggal 1 Februari 2010 Pemerintah menerbitkan PP 23, merupakan aturan lanjutan atas terbitnya UU no 4. tentang Minerba. Peraturan ini berisi aturan mengenai jenis-jenis tambang mineral dan batubara, penetapan Izin Usaha Penambangan (IUP), masa berlaku IUP, badan hukum pemegang IUP, peralihan bentuk KP menjadi IUP dan peraturan terkait lainnya.

Menindak lanjuti keluarnya Undang-undang dan Peraturan terkait tersebut, Perseroan telah menyampaikan permohonan ubahsuai Kuasa Pertambangan (KP) menjadi Izin Usaha Pertambangan (IUP).

Pada tahun pelaporan ini, Perseroan telah mendapatkan izin ubahsuai Kuasa Pertambangan (KP) menjadi Izin Usaha Pertambangan (IUP) Proses Produksi pada seluruh areal konsesi meliputi diantaraya areal Tanjung Air Laya, MTBU, Tanjung Enim, Sumatera Selatan, UP Ombilin, areal IPC di Kalimantan dan sebagainya yang dimilikinya selama ini.

Keputusan Menteri No. 34/2009•Pada bulan Desember 2009, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (“ESDM”) mengeluarkan Peraturan Menteri No. 34/2009 yang mewajibkan perusahaan pertambangan untuk menjual sebagian hasil produksinya kepada pelanggan domestik (“Domestic Market Obligation” atau “DMO”). Sesuai dengan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 1604/K/30/MEM/2010, persentase batas minimal DMO adalah 24,75%. Pelanggan domestik dan harga yang akan digunakan untuk porsi penjualan DMO akan mengikuti harga indeks internasional sebagai tolak ukur, yang juga ditentukan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. Pada tanggal laporan keuangan konsolidasian ini, industri pertambangan masih menunggu pedoman kebijakan dan instruksi dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.

stipulates mining zone, exploration rules, mapping of potential mines and other relevant regulations.

Government Regulation No 23 on Mineral and Coal •Mining Business On 1 February 2010 the Government issued Regulation No. 23, in conjunction with Law No 4/2009 concerning Mineral and Coal. This Regulation stipulates the type of mineral and coal mines, mining business licence (MBL), validity of MBL, legal holder of MBL, conversion from Mining Concession (MC) to MBL and other relevant provisions.

To respond to the laws and regulations, the Company submitted application for conversing MC to MBL.

In the year under review the Company obtained the conversion to Production MBL for all concession areas, including Tanjung Air Laya, MTBU, Tanjung Enim, South Sumatera, Ombilin, IPC in Kalimantan and other sites.

Ministerial Decree No. 34/2009•In December 2009, the Minister of Energy and Mineral Resources (EMR) issued Regulation No. 34/2009 requiring mining companies to sell part of its production to domestic consumers (Domestic Market Obligation or DMO). EMR Minister Decree No. 1604/K/30/MEM/2010 stipulates that minimum portion for DMO is 24.75%.

Domestic prices will be based on international index benchmark prices, which are also regulated by EMR Minister. As of this report date, mining industry is still waiting for the Minister to issue further instructions on this matter.

Page 188: PTBA.AR2010_010411D

186 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Keputusan Pemerintah No PP 78 / 2010•Pada tanggal 20 Desember 2010, Pemerintah Indonesia mengeluarkan peraturan implementasi atas Undang-Undang Mineral No. 4/2009, yaitu Peraturan Pemerintah No. 78/2010 (“PP No. 78”) yang mengatur aktivitas reklamasi dan pascatambang untuk pemegang IUP-Eksplorasi dan IUP-Operasi Produksi. Peraturan ini mengukuhkan keberlakuan Peraturan Menteri No. 18/2008 yang dikeluarkan oleh Menteri Energi Sumber Daya Mineral pada tanggal 29 Mei 2008.

Pemegang IUP-Eksplorasi, ketentuannya antara lain, harus memuat rencana eksplorasi didalam rencana kerja dan anggaran biaya ekplorasinya dan menyediakan jaminan reklamasi berupa deposito berjangka yang ditempatkan pada bank pemerintah

Pemegang IUP-Operasi Produksi, ketentuannya antara lain, harus menyiapkan (1) rencana reklamasi lima tahunan; (2) rencana pasca tambang; (3) menyediakan jaminan reklamasi yang dapat berupa rekening bersama atau deposito berjangka yang ditempatkan pada bank pemerintah, bank garansi, atau cadangan akuntansi (bila diijinkan), dan (4) menyediakan jaminan pasca tambang berupa deposito berjangka yang ditempatkan di bank pemerintah.

Penempatan jaminan reklamasi dan jaminan pasca tambang tidak menghilangkan kewajiban pemegang IUP dari ketentuan untuk melaksanakan aktivitas reklamasi dan pasca tambang.

Pada tanggal laporan keuangan konsolidasian ini, Perseroan telah menempatkan jaminan reklamasi tambang dalam bentuk cadangan akuntansi (lihat Catatan 16) dan akan melakukan penempatan deposito untuk penyisihan penutupan tambang. Berdasarkan peraturan ini Perseroan telah mengirimkan rencana penutupan tambangnya ke Gubernur Sumatera Selatan dan diharapkan untuk disetujui pada tahun 2010 dan penempatan deposito baru akan dilakukan pada tahun 2013, tiga tahun setelah dokumen rencana penutupan tambang disetujui oleh Gubernur Sumatera Selatan dan Bupati Muara Enim.

Keputusan Menteri No.17 / 2010•Pada tanggal 23 September 2010, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral mengeluarkan Peraturan Menteri No. 17/2010 yang menjelaskan mekanisme untuk

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMENManagement Discussion and Analysis

Government Regulation No. PP 78/2010•On 20 December 2010, the Indonesian Government issued implementation regulations in relation to Mineral Law No. 4/2009, i.e. Government Regulation No. 78/2010 (“PP No. 78”) that regulates reclamation and post-mining activities for holders of Exploration MBL and Production MBL. This regulation affirms the EMR Ministerial Regulation No. 18/2008 dated 29 May 2008.

Holders of Exploration MBL should include exploration plan in their exploration work program and budget, and provide reclamation bond in the form of state-bank time deposits.

Holders of Production MBL should (1) make five-year reclamation plan, (2) post-mining plan, (3) provide reclamation bond, either joint account or state-bank time deposits, bank guarantee, accounting reserve (if allowed), and (4) provide post-mining bond in the form of state-bank time deposits.

Placement of reclamation bond and post-mining bond do not waive the obligation of MBL holders to execute reclamation and post-mining plan.

At the time of reporting, the Company had submitted reclamation bond in the form of accounting reserves (see Note 16) and would place deposits for mining closure. Under this regulation the Company sent mining closure plan to South Sumatera Governor and expected to have it approved in 2010 and would place time deposits in 2013, three years after mining closure plan is approved by South Sumatera Governor and Muara Enim Regent.

Ministerial Decree No. 17/2010•On 23 September 2010 EMR Ministerial Regulation No. 17/2010 was issued explaining the mechanism of determining Indonesian Minerals and Coal Benchmark

Page 189: PTBA.AR2010_010411D

187PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

menentukan Indonesian Minerals and Coal Benchmark Price (“IMCBP”), sebagai salah satu peraturan pelaksana UU No. 4/2009. Peraturan ini berlaku efektif pada tanggal 23 September 2010.

Peraturan Menteri No. 17/2010 mengatur antara lain: - penggunaan harga rata-rata mineral/batubara dari

indeks pasar internasional dan penggunaan free-on-board (“FOB”), kapal induk sebagai titik penjualan untuk menentukan IMCBP;

- penerimaan beban tertentu sebagai penyesuaian untuk IMCBP (jika titik penjualan FOB yang sebenarnya bukan kapal induk);dan

- penggunaan pendekatan harga dasar (yaitu harga jual IMCBP vs harga jual aktual, mana yang lebih tinggi, untuk perhitungan Penerimaan Negara (contoh: royalti atau biaya eksploitasi).

Peraturan ini juga mengharuskan perusahaan pertambangan untuk: - menggunakan kapal/perahu berbendera Indonesia

untuk mengangkut mineral/batubara; - mengutamakan penggunaan perusahaan asuransi

nasional dimana syarat adopsi CIF digunakan; dan - menggunakan surveyor yang ditunjuk oleh Direktorat

Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi.

Royalti dan iuran eksploitasi akan dihitung berdasarkan harga jual aktual tertinggi dan IMCBP, seperti yang dijelaskan lebih lanjut dalam Peraturan Menteri No. 17/2010.

Peraturan Menteri No. 17/2010 memberikan masa transisi untuk merubah kontrak spot penjualan sampai dengan 22 Maret 2011 dan kontrak penjualan jangka panjang sampai dengan 22 September 2011.

Manajemen berkeyakinan bahwa seluruh kontrak penjualan batubara jangka pendek yang dilakukan oleh Perseroan telah menggunakan harga jual yang sesuai dengan IMCBP. Untuk kontrak penjualan jangka panjang, harga yang ditetapkan akan disesuaikan setiap tahunnya berdasarkan harga IMCBP tahun tersebut.

Dalam melakukan perhitungan royalti, Perusahaan juga telah menyesuaikan harga penjualan yang digunakan untuk menghitung royalti berdasarkan kalori dari masing-masing penjualan.

Price (IMCBP), as one of the implementation guidelines of Law No. 4/2009. This Regulation took effect on 23 September 2010.

The Ministerial Decree No. 17/2010 regulates among others:• Mineral/coal average price based on international

market index, free-on-board (FOB) term, and mother ship as selling point to determine IMCBP.

• Certain expense as adjustment to IMCBP (if FOB selling point is not mother ship).

• Basic price approach i.e. IMCBP selling price vs actual selling price, whichever is higher, to assess state revenues (example: royalty or exploitation retribution).

The Regulation also requires mining companies to:• Use boat/ship carrying Indonesian flag to transport

mineral/coal.• Give priority to national insurance companies using

CIF term.• Use surveyors appointed by Directorate General of

Mineral, Coal and Geothermal.

Royalty and exploitation retribution will be assessed according to the highest actual selling price and IMCBP as further explained in Ministerial Regulation No. 17/2010.

Ministerial Regulation No. 17/2010 allows a transitional period until 22 March 2011 to amend spot contract and 22 September 2011 for long term sales contract.

The management is confident that all short term coal sales contracts made by the Company has used IMCBP-based selling prices. For long term contracts, selling prices will be adjusted every year to IMCBP of the corresponding year.

Royalty is assessed based on the selling prices according to the calorie content of each sale.

Page 190: PTBA.AR2010_010411D

188 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Ketentuan Bapepam-LK tentang Transaksi Material •dan Perubahan Kegiatan Usaha UtamaPada tanggal 25 November 2009 Bapepam LK mengeluarkan Peraturan no IX.E.2 (Kep-413/BL/2009) tentang ”Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama”. Peraturan ini menegaskan batasan transaksi material yang diantaranya menjelaskan bahwa transaksi tertentu yang melibatkan pihak yang sama, dilaksanakan untuk maksud sama namun dilakukan secara berurutan pada satu periode waktu tertentu, dianggap sebagai satu transaksi yang harus diakumulasikan. Batasan Transaksi material yang ditetapkan diantaranya nilai transaksi adalah sebesar 20% atau lebih dari ekuitas Perusahaan. Transaksi ini wajib dilaporkan dalam waktu selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sejak terjadiinya transaksi. Jika nilai transaksi tersebut lebih dari 50% ekuitas, maka wajib didahului dengan pelaksanaan RUPS / RUPSLB.

Selain mengenai definisi dan pelaporan Transaksi Material, Peraturan ini juga menjelaskan hal-hal yang wajib dilaporkan Perusahaan publik jika melakukan perubahan atas kegiatan usaha utama.

Perseroan telah melakukan Perubahan Anggaran Dasar sehubungan dengan ketentuan ini, melalui RUPS yang diselenggarakan pada tanggal 21 April 2010.

PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah menerbitkan beberapa standar akuntansi revisi sebagai berikut yang mungkin mempunyai dampak terhadap laporan keuangan Perseroan yang periodenya dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011.

PSAK 1 (Revisi 2009) - Penyajian Laporan Keuangan; • PSAK 2 (Revisi 2009) - Laporan Arus Kas; • PSAK 3 (Revisi 2010) - Laporan Keuangan Interim; • PSAK 4 (Revisi 2009) - Laporan Keuangan Konsolidasian • dan Laporan Keuangan Tersendiri; PSAK 5 (Revisi 2009) - Segmen Operasi; • PSAK 7 (Revisi 2009) - Pengungkapan Pihak-Pihak yang • mempunyai Hubungan Istimewa; PSAK 8 (Revisi 2010) - Peristiwa Setelah Tanggal • Neraca; PSAK 12 (Revisi 2009) - Pelaporan Keuangan Mengenai •

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMENManagement Discussion and Analysis

Bapepam-LK Regulation regarding Material •Transactions and Core Business Changes On 25 November 2009 Bapepam-LK issused Regulation No IX.E.2 (Kep-413/BL/2009) regarding ”Material Transactions and Core Business Changes”. The Regulation defines material transactions as certain transactions involving the same parties for the same purpose made consecutively over a certain period of time. The value of material transactions is limited to 20% of equity or more. These transactions must be reported within six months from the transaction date. Any transaction that is worth more than 50% of equity needs the approval of GMS or EGMS.

In addition to definition and reporting procedure of material transactions, this Regulation also stipulates what public companies should report in case of core business changes.

Articles of Association were amended to conform to this Regulation in GMS that was convened on 21 April 2010.

CHANGES IN ACCOUNTING POLICY

The Indonesian Institute of Public Accountants (IAI) has issued the following few revised accounting standards (PSAK) that may affect financial reporting for the period starting on or after 1 January 2011.

PSAK 1 (Revised 2009) – Financial Statement Presentation• PSAK 2 (Revised 2009) – Report on Cash Flows• PSAK 3(Revised 2009) – Interim Financial Statement• PSAK 4 (Revised 2009) – Consolidated Financial • Statement and Stand-Alone Financial StatementPSAK 5 (Revised 2009) – Operations Segment• PSAK 7 (Revised 2009) – Disclosure of Related Parties• PSAK 8 (Revised 2010) – Subsequent Events• PSAK 12 (Revised 2009) – Financial Report on •

Page 191: PTBA.AR2010_010411D

189PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Bagian Partisipasi Dalam Pengendalian Bersama Operasi dan Aset; PSAK 15 (Revisi 2009) - Investasi Dalam Perusahaan • Asosiasi; PSAK 19 (Revisi 2010) - Aset Tidak Berwujud; • PSAK 22 (Revisi 2010) - Penggabungan Usaha; • PSAK 23 (Revisi 2010) - Pendapatan; • PSAK 25 (Revisi 2009) - Kebijakan Akuntansi, Perubahan • Estimasi Akuntansi dan Kesalahan; PSAK 48 (Revisi 2009) - Penurunan Nilai Aset; • PSAK 57 (Revisi 2009) - Kewajiban Diestimasi, Kewajiban • Kontinjensi dan Aset Kontinjensi;

IAI juga telah menerbitkan standar akuntansi revisi sebagai berikut yang mungkin mempunyai dampak terhadap laporan keuangan Perusahaan yang periodenya dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012:

PSAK 10 (Revisi 2009) - Efek dari Perubahan Kurs Mata • Uang Asing.

Perseroan masih mempelajari dampak yang mungkin timbul dari penerapan standar-standar ini terhadap laporan keuangan.

KEJADIAN SETELAH TANGGAL NERACA

Tidak ada kejadian material setelah berakhirnya periode laporan yang tercatat pada Laporan Audit Konsolidasian Perseroan.

Participation in Operations and Assets under Common ControlPSAK 15 (Revised 2009) – Investment in Associates• PSAK 19 (Revised 2010) – Intangible Assets• PSAK 22 (Revised 2010) – Business Merger• PSAK 23 (Revised 2010) – Income• PSAK 25 (Revised 2009) – Accounting Policies, Changes • in Accounting Estimates and ErrorsPSAK 48 (Revised 2009) – Decline in Asset Value • PSAK 57 (Revised 2009) – Estimated Liabilities, • Contingent Liabilities and Contingent Assets

IAI has also issued another revised accounting standards (PSAK) that may affect financial reporting for the period starting on or after 1 January 2012:

PSAK 10 (Revised 2009) – Effect of Exchange Rate • Fluctuations

The Company is still studying the possible effects of these accounting standards on its financial statements.

SUBSEQUENT EVENTS

There were no significant events subsequent to the audited consolidated financial statements date.

Page 192: PTBA.AR2010_010411D

190 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Page 193: PTBA.AR2010_010411D

191PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Corporate Governance Report

Laporan Tata Kelola Perusahaan

Committed to implementing balanced good corporate governance best practice and upholding employee integrity for a sustainable corporate growth

Komitmen menerapkan praktek tata kelola perusahaan terbaik berimbang dan bersamaan dengan peningkatan integritas karyawan untuk mendorong pertumbuhan perusahaan secara berkelanjutan

191PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Page 194: PTBA.AR2010_010411D

192 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA

TUJUAN PENERAPAN

Menindak lanjuti penyelesaian, penerbitan dan penerapan Panduan Implementasi Good Corporate Governance (GCG) yang berisi mekanisme kerja antar Organ Perusahaan, Kebijakan Pokok Perseroan (GCG Code) dan Kebijakan-kebijakan lain terkait GCG, Perseroan mulai melakukan implementasi butir-butir yang terkandung dalam panduan tersebut. Berdasarkan buku panduan yang ditujukan sebagai pedoman, setiap level operasional kini dan kedepan bertekad menjalankan GCG secara konsisten dan sebaik mungkin.

Hal tersebut dilaksanakan bukan hanya untuk menindak lanjuti Keputusan Menteri Negara BUMN RI No. 117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktek GCG pada BUMN, melainkan dalam rangka melaksanakan keyakinan Perseroan akan manfaat positif dari penerapan praktek GCG.

Tujuan Penerapan GCG di Perseroan adalah :

Mengendalikan dan mengarahkan hubungan antara • Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Direksi, karyawan, pelanggan, mitra kerja, serta masyarakat dan lingkungan.Mendorong dan mendukung pengembangan Perseroan.• Mengelola sumber daya secara lebih amanah. • Mengelola risiko secara lebih baik.• Meningkatkan pertanggungjawaban kepada • stakeholders.Mencegah terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan • Perseroan.Memperbaiki budaya kerja Perseroan.• Meningkatkan citra Perseroan • (image) menjadi semakin baik.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Perseroan senantiasa berusaha menerapkan prinsip-prinsip tata kelola yang baik, mencakup azas transparency, accountability, responsibility, independency dan fairness, secara seimbang dengan pembangunan nilai-nilai dan budaya perusahaan yang tertuang dalam rumusan kode etik serta budaya perusahaan. Pembangunan integritas yang tinggi melalui nilai-nilai budaya tersebut diyakini akan semakin memberikan hasil maksimal pada mutu penerapan GCG.

IMPLEMENTATION OF CORPORATEGOVERNANCE

OBJECTIVE

Following the establishment and enforcement of Good Corporate Governance (GCG) implementation guide on working mechanism among corporate organs (GCG Code) and other GCG policies, the Company has implemented every point in the GCG Code. Based on the Code, each level of operations will continue to consistently implement GCG practice in the best possible manner.

Such is aimed not only at complying with the State Minister for State-Owned Enterprises (SOE) Decree No. 117/M-MBU/2002 concerning Implementation of GCG Practices in SOEs, but also at demonstrating the Company’s belief in the advantage of practising GCG principles.

The goal of implementing GCG throughout the Company is to allow:

Directing and managing the relationship among • shareholders, Board of Commissioners, Board of Directors, employees, customers, partners, community and environment.Promoting and supporting the Company’s growth.• Managing human resource discreetly. • Managing risk more responsibly.• Treating stakeholders more responsibly. •

Preventing irregularity in the management of the • Company.Promoting work ethos.• Enhancing the Company’s good image.•

To attain that goal, the Company consistently implements good corporate governance (GCG) principles which include transparency, accountability, responsibility, independency and fairness, corresponding to the promotion of corporate values and culture which are reflected in the corporate code of ethics and culture. High integrity influenced by such cultural values is believed to maximize the implementation of GCG.

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAANCorporate Governance Report

Page 195: PTBA.AR2010_010411D

193PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Mutu penerapan GCG yang baik dan konsisten akan mendukung peningkatan kinerja Perseroan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi operasional, meningkatkan pelayanan kepada stakeholders yang pada akhirnya akan mampu meningkatkan corporate value. Selain itu, stakeholder satisfaction juga akan meningkat karena terjadinya perbaikan kinerja keuangan serta berkurangnya keputusan investasi yang mengandung benturan kepentingan, sehingga membuat kepercayaan investor meningkat.

Komitmen, konsistensi serta keberhasilan Perseroan dalam menerapkan tata kelola yang baik telah membuahkan berbagai bentuk penghargaan dari lembaga independen dari berbagai perspektif, mencakup :

Predikat Terpercaya• berdasarkan Corporate Governance Perception Index yang diselenggarakan oleh IICG (Indonesian Institute of Corporate Governance) bekerja sama dengan majalah SWA dalam Acara “IICG - GCG Award” di Jakarta, nilai skor meningkat dari 82,27 menjadi 84,11 di tahun 2010.The Best Role of Stakeholder• dalam acara “IICD (Indonesian Institute of Corporate Directorship) Corporate Governance Award” kerja sama IICD dengan Majalah Investor.

Lorem ipsumEdipiscing lorem ipsum dolor

Good and consistent implementation of GCG will support the Company’s operations as it allows better decision making, improved operating efficiency and stakeholders’ return and corporate value. Likewise, stakeholders’ satisfaction will be guaranteed by maximizing financial achievement and minimizing investment risk, preventing conflict of interest and boosting investors’ trust.

The Company’s commitment, consistency and success in implementing good corporate governance practice have earned the Company several awards and commendations from independent institutions in varied perspectives, which are:

The Most Trusted based on Corporate Governance • Perception Index conducted by IICG (Indonesian Institute for Corporate Governance) in collaboration with SWA Magazine presented in “IICG – GCG Award” program in Jakarta with an improved score from 82.27 to 84.11 in 2010.The Best Role of Stakeholder in ”IICD (Indonesian Institute • of Corporate Directorship) Corporate Governance Award” program jointly organized by IICD and Investor Magazine.

Page 196: PTBA.AR2010_010411D

194 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Dari hasil assesment tersebut, Assesor merekomendasikan berbagai perbaikan aturan dan peningkatan kualitas pelaksanaan praktek GCG yang sebaiknya dilakukan oleh Perseroan. Selain itu, dari partisipasi Perseroan dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh assesor eksternal, seperti dalam rangka penyelenggaraan IICG-GCG Award yang diselenggarakan pada tahun 2010, juga disampaikan beberapa rekomendasi serupa.

Beberapa rekomendasi yang disampaikan diantaranya: Melakukan revisi dan penyesuaian terhadap muatan • GCG Code dan Board Manual mengacu pada perubahan

ASPEK ASPECTBOBOT

WEIGHTSKOR

SCORECAPAIAN

A B B/A X 100

IHak dan Tanggung Jawab Pemegang Saham/RUPSShareholders’ right and responsibility /GMS

9,00 7,49 83,27

IIKebijakan GCGGCG policy

8,00 6,03 75,31

IIIPenerapan GCGGCG implementation

66,00 61,80 93,64

A. Komisaris Board of Commissioners 27,00 24,33 90,11

B. Komite Komisaris Board of Commissioners Committees 6,00 5,92 98,67

C. Direksi Board of Directors 27,00 25,66 95,02

D. Satuan Pengawasan Intern Internal Audit Unit 3,00 2,90 96,58

E. Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary 3,00 3,00 100,00

IVPengungkapan InformasiDisclosure

7,00 6,43 91,79

VKomitmenCommitment

10,00 8,00 80,00

Skor Keseluruhan Total Score 100,00 89,75 89,75

Peringkat Kualitas Penerapan GCGQuality Rating of GCG Implementation

BAIK GOOD

TATA KELOLA PERUSAHAANGood Corporate Governance

3rd Rank The Best Corporate GCG Implementation •kerjasama IICD dengan Business Review dalam acara “Business Review Award” di Singapura

ASESMEN PRAKTEK GCG

Perseroan terakhir kali melakukan assessment Praktek GCG pada tahun 2008, dilaksanakan oleh assesor independent Sodiq, Purwoko & Associates. Menurut hasil asesmen tersebut, Perseroan mendapatkan total skor 89,75, dengan kesimpulan kualitas penerapan GCG Baik. Adapun tabel skor hasil asesmen adalah sebagai berikut.

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAANCorporate Governance Report

3rd Rank The Best Corporate GCG Implementation• presented by IICD in collaboration with Business Review Magazine during ”Business Review Award” in Singapore.

ASSESMENT OF GCG PRACTICE

An assessment of GCG practice by the Company in 2008 was made by an independent assessor, SODIQ, PURWOKO & ASSOCIATES. Findings showed that the Company obtained a total score of 89.75 and termed Good Implementation of GCG. The score of the assessment is shown below:

Based on the assessment result, the assessor recommended a series of actions to be taken by the Company to improve the rules of implementing GCG. In addition, following the Company’s participation in various events launched by external assessor, such as IICG-GCG Award program in 2010, a few similar recommendations were also made.

Some of the recommended measures are:Revise GCG Code and Board Manual to conform to • amended laws (Corporate Law No. 40 year 2007),

Page 197: PTBA.AR2010_010411D

195PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

peraturan perundang-undangan (UU No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas), termasuk perubahan Anggaran Dasar Perusahaan.Menyusun dan Menyempurnakan Pedoman Perilaku • (Code of Conduct) sebagai sebuah dokumen tersendiri secara terpisah termasuk menyertakan didalamnya lembar kepatuhan terhadap Pedoman Perilaku yang harus ditandatangani oleh setiap Pegawai.Menambahkan kedalam GCG • Code uraian terkait dengan hak, wewenang dan tanggung jawab Pemegang Saham/ RUPS secara jelas.

Dengan mempertimbangkan kebutuhan perusahaan bagi terciptanya peningkatan penerapan GCG dan rekomendasi-rekomendasi tersebut, pada tahun 2010 Perseroan melaksanakan beberapa upaya perbaikan tata laksana dan peningkatan kualitas penerapan GCG, diantaranya sebagai sebagai berikut:

Perusahaan dibantu konsultan telah mengembangkan • soft structure GCG yang baru, yaitu :- Panduan Kerja Bagi Dewan Komisaris dan Direksi

(Board Manual)- GCG Code- Code of Conduct

Salah satu • Soft Structure GCG adalah Code of Conduct yaitu Suatu Pedoman Perilaku bagi seluruh Jajaran Perseroan. Code of Conduct ini telah disosialisasikan kepada seluruh Jajaran Perusahaan yang menjelaskan tentang:- Kebijakan tentang Benturan Kepentingan- Kebijakan tentang Larangan Pemberian dan

Penerimaan Hadiah, Suap dan sejenisnya.- Kebijakan tentang Pengadaan Barang dan Jasa.- Tata Laksana Sistem Pelaporan Pelanggaran.- Pelaksanaan lembar kepatuhan terhadap Pedoman

perilaku yang harus ditandatangani oleh setiap pegawai.

Sosialisasi Code of Conduct telah dilaksanakan dari tanggal 16 s.d. 27 Desember 2009 kepada seluruh pegawai di satuan kerja maupun unit kerja dalam Perusahaan. Kemudian sosialisasi untuk pegawai yang berada di Anak Perusahaan juga telah dilaksanakan pada bulan Juli 2010. Deklarasi kepatuhan atau Pernyataan Kepatuhan telah didistribusikan kepada seluruh Pegawai melalui Nota Dinas Direktur SDM dan Umum No. 019 Tanggal 31 Agustus 2010. Sampai akhir Desember 2010, sebanyak 2.996 Pegawai dari 3.058 Pegawai (98,0%) telah menandatangani Pernyataan Kepatuhan.

including amendments to the Company’s Articles of Association.Draw up and develop Code of Conduct as a separate • document and enclose compliance sheets to be signed by all employees. Insert in the GCG Code description of right, authority and • responsibility of shareholders /GMS.

Considering the Company’s needs for better GCG implementation and fulfilment of those recommendations, in 2010 the Company made some improvement on GCG implementation as follows:

With the aid of a consultant, the Company developed a • new GCG Soft Structure:

Board Manual -GCG Code -Code of Conduct -

Code of Conduct is a guide to direct the conduct of all • personnel of the Company, which has been socialized to all personnel, elaborating on:

Conflict of interest policy -Restriction of giving and receiving gift, bribe, and the -likeGoods and services procurement policy -Procedure of reporting misconduct (whistle blowing -system)Completion of code of conduct compliance sheets by -all employees

Socialization of Code of Conduct to all employees within the Company was carried out from 16 to 27 December 2009. Dissemination to employees of subsidiaries was done in July 2010. Declaration of compliance sheets were distributed to all employees under Official Memo of Human Resource & General Affairs Director No. 019 dated 31 August 2010. As of end of December 2010, a total of 2,996 employees out of 3,058 employees (98.0%) have signed the Declaration of Compliance.

Page 198: PTBA.AR2010_010411D

196 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Pembentukan Komite GCG.•Perseroan telah membentuk Komite GCG, untuk membantu Dewan Komisaris dalam rangka meningkatkan penerapan praktek GCG oleh Perseroan. Pembentukan komite ini didahului dengan perangkapan tugas anggota komite dalam Komite Konarba dan GCG.

Pembentukan Komite Konarba dan PSDM. •Komite Nominasi, Remunerasi dan Pengembangan Sumberdaya Manusia atau disingkat Konarba dan PSDM merupakan komite yang mengalami perubahaan nama dan keanggotaan. Komite ini dibentuk terutama ditujukan untuk memperkuat penerapan GCG dari sisi penguatan sistem pengelolaan Sumber Daya Manusia.

Pembentukan dan Pemberlakuan Sistem Manajemen •PTBA.Perseroan memperkuat sistem pengelolaan operasional terakreditasi dengan membentuk dan memberlakukan Sistem Manajemen PTBA. Sistem ini dikembangkan melalui adopsi atas beberapa sistem operasional terakreditasi yang dalam proses audit sistemnya ternyata saling bersinggungan dengan erat.

Pencegahan • Fraud & CorruptionSebagai salah satu Implementasi dari Code of Conduct yaitu pencegahan fraud & corruption, Perseroan telah mendistribusikan dokumen “Pernyataan Kepatuhan” kepada seluruh Pegawai melalui Nota Dinas Direktur SDM dan Umum No. 019 Tanggal 31 Agustus 2010. Sampai akhir Desember 2010, sebanyak 2.996 Pegawai dari 3058 Pegawai (98,0%) telah menandatangani Pernyataan Kepatuhan tersebut.

Deteksi • Fraud & CorruptionPerseroan telah menjalankan aspek deteksi terhadap fraud & corruption dengan menjalankan Sistem Manajemen Risiko Korporat Terintegrasi, dimana sejak Trw IV 2009, Manajemen telah memasukan Risiko Fraud & Corruption kedalam identifikasi, analisis dan Profil Risiko Korporat.

Penanganan Fraud & Corruption•Perseroan saat ini telah membuat (draft) Susunan Tim Sistem Pelaporan Pelanggaran (SPP). Sedangkan Deskripsi Pekerjaan (lingkup dan uraian Tugas) Tim SPP serta mekanisme Pelaporan Pelanggaran yang menjelaskan bagaimana alur pelaporan pelanggaran

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAANCorporate Governance Report

Formation of GCG Committee•The Company has formed GCG Committee to assist Board of Commissioners in ensuring continued implementation of GCG principle. Prior to its formation, this Committee was merged with Nomination and Remuneration Committee.

Formation of Nomination, Remuneration and HRD •CommitteeNomination, Remuneration and Human Resource Development Committee, shortened to NR & HRD Committee has a new name and new members. Its formation is intended to reinforce the implementation of GCG with the function of human resource management.

Establishment and Application of PTBA Management •System The Company reinforced its accredited operations management system by establishing and applying PTBA management system. This system is developed by adopting several accredited operations management systems, which a system audit proved to be closely related.

Prevention of Fraud and Corruption•To implement one Code of Conduct principle which dictates that fraud and corruption be prevented, the Company distributed “Declaration of Compliance” sheets to all employees under Official Memo of Human Resource and General Affairs Director No. 019 of August 31, 2010. As of end of December 2010, a total of 2,996 employees out of 3,058 employees (98.0%) have signed such Declaration of Compliance.

Detection of Fraud and Corruption•The Company has covered the aspect of detecting fraud and corruption by running Integrated Corporate Risk Management System, and since the fourth quarter of 2009 the management has included fraud and corruption risk in identifying, analysing and profiling corporate risk.

Handling of Fraud and Corruption•The Company has drawn up a Misconduct Reporting System Team whose job description and reporting mechanism have been completed. The job description

Page 199: PTBA.AR2010_010411D

197PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

dan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk membuat suatu laporan pelanggaran telah diselesaikan.

Prosedur Penanganan Pelaporan Pelanggaran.•Direncanakan pada Trw I 2011, Sistem Manajemen Perusahaan (SMP) bersama dengan Komite GCG Dewan Komisaris akan melakukan benchmarking atas prosedur yang telah disusun pada tahun 2010, ini ke beberapa perusahaan yang telah lebih dahulu menerapakan Whistle Blowing System, karena ada beberapa model yang diterapkan oleh Perusahaan-perusahaan tersebut.Setelah melakukan benchmarking SMP akan mengajukan Draft SK Pembentukan Tim SPP/Whistle Blowing System kepada Direksi dan Dewan Komisaris untuk disahkan dan diimplementasikan.

Penjelasan lebih lanjut dari kegiatan yang dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas penerapan GCG sepanjang tahun 2010 tersebut diatas, diuraikan dalam bagian-bagian berikut.

PANDUAN DAN STRUKTUR TATA KELOLA

Menindak lanjuti implementasi Undang-undang Perseroan Terbatas (UU PT), Undang-Undang BUMN, rekomendasi hasil assesment praktek GCG, serta perkembangan praktek GCG terkini, Perseroan telah menyelesaikan telaah ulang dan melakukan berbagai penyesuaian atas kebijakan dan Standard Operating Procedure (SOP) terkait tata kelola perusahaan. Perseroan telah menerbitkan dan kemudian mengimpelementasikan Soft Structure GCG terbaru yang terdiri dari Board Manual, GCG Code (Panduan Tata Kelola), Code of Conduct, serta Kebijakan-kebijakan Tambahan, yang dilaporkan pada bagian tata kelola perusahaan.

Panduan Tata Kelola Perusahaan merupakan kristalisasi seluruh aturan yang menjadi pedoman bagi tata kelola perusahaan, nilai-nilai budaya yang dianut, visi dan misi serta

Panduan Tata Kelola Perusahaan merupakan kristalisasi seluruh aturan yang menjadi pedoman bagi tata kelola perusahaan, nilai-nilai budaya, visi dan misi Perseroan serta praktek terbaik GCG.

GCG Code is the crystallization of all rules that guide the implementation of GCG best practices, cultural values, vision and mission.

explains reporting workflow and requirements to be met when making a misconduct report.

Procedures of Handling Misconduct Report•In the first quarter of 2011 the Board of Commissioners together with Corporate Management System Team and GCG Comittee will make a benchmarking of procedures set up in 2010 with other models applied by several companies who had earlier implemented whistle blowing system. After benchmarking, Corporate Management System Team will submit a draft decision letter regarding the formation of Whistle Blowing System Team to Board of Directors and Board of Commissioners for ratification and subsequent implementation.

Efforts taken to enhance the implementation of GCG principle in 2010 are elaborated further in the next sections.

CORPORATE GOVERNANCE CODE AND STRUCTURE

With the issuance of Corporate Law (UU PT), SOE Law, recommendation after GCG assessment, and the latest GCG practice, the Company re-evaluated and adjusted the policy and Standard Operating Procedure (SOP) associated with GCG. The result of all these was the production of a new GCG Soft Structure consisting of Board Manual, GCG Code, Code of Conduct, and Supplementary Policies, which are reported in the corporate governance section.

GCG Code is the crystallization of all rules that guide the implementation of GCG best practices, cultural values, vision and mission.

Page 200: PTBA.AR2010_010411D

198 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

praktek-praktek terbaik (best practices) GCG. Panduan GCG yang telah disusun menjadi acuan bagi Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Direksi, Pegawai, termasuk stakeholder lainnya dalam berhubungan dengan Perseroan.Panduan Tata Kelola Perusahaan tersebut berisikan prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan yang selanjutnya dijabarkan dalam berbagai kebijakan serta peraturan petunjuk teknis pelaksanaan.

Mengingat lingkungan bisnis bersifat dinamis dan berkembang, maka Panduan Tata Kelola Perusahaan (GCG Code) tersebut akan selalu disesuaikan dengan kondisi internal maupun eksternal. Pengkajian dan penyesuaian secara berkesinambungan akan selalu disesuaikan untuk mencapai standar penerapan GCG yang terbaik bagi Perseroan.

Struktur tata kelola di Perseroan

TATA KELOLA PERUSAHAANGood Corporate GovernanceLAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAANCorporate Governance Report

PEMEGANG SAHAMSHAREHOLDERS

DIREKTUR UTAMAPRESIDENT DIRECTOR

GENERAL MANAGER / SENIOR MANAGERGENERAL MANAGERS / SENIOR MANAGERS

DIREKSIDIRECTORS

DEWAN KOMISARISBOARD OF COMMISSIONERS

KOMITE GCGGCG Comittee

KOMITE AUDITAudit Committee

KOMITE RISIKO USAHA, ASURANSI &

PASCATAMBANGBusiness Risk, Insurance

KOMITE NOMINASI & REMUNERASI

Nomination & Remuneration Committee

SEKRETARIS PERUSAHAAAN

Corporate Secretary

PELANGGANCustomers

PEGAWAIEmployees

KOMUNITASCommunity

SISTEM MANAJEMEN PERUSAHAAN

Corporate Management System

SISTEM PENGAWASAN INTERN

Internal Audit Unit

DEWAN DIREKSIBOARD OF DIRECTORS

GCG Code is the crystallization of all rules that guide the implementation of GCG best practices, cultural values, vision and mission. GCG Code must be used as reference by shareholders, Board of Commissioners, Board of Directors, employees, and other stakeholders in dealing with the Company.

GCG Code contains corporate governance principles which are further elaborated in various policies and technical implementation rules. Given the dynamic and expansive nature of business environment, GCG Code will continue to be adjusted to internal and external condition. Review and adjustment will be an ongoing process in a bid to reach the best standard of GCG implementation by the Company.

Corporate Government Structure

Page 201: PTBA.AR2010_010411D

199PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Organ Perusahaan

Seperti tampak pada bagan struktur tata kelola perusahaan, Organ Perusahaan terdiri atas Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris dan Direksi yang masing-masing mempunyai peran penting dalam pelaksanaan GCG secara efektif. Organ Perseroan ini menjalankan fungsinya berdasarkan prinsip bahwa masing-masing organ berdiri secara independen dan menjalankan tugas, fungsi dan tanggung-jawabnya semata-mata untuk kepentingan Perseroan.

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan instansi tertinggi dalam Perseroan, wadah para pemegang saham untuk bertindak secara setara dalam mengambil keputusan penting yang berkaitan dengan modal yang ditanam dalam Perseroan, namun tidak dapat mengintervensi keputusan operasional yang menjadi wewenang Dewan Komisaris dan Direksi.

Dewan Komisaris adalah Organ Perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum atau khusus, serta memberi nasihat kepada Direksi. Sedangkan Direksi merupakan Organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung-jawab penuh atas kepengurusan Perseroan sehari-hari dan bertindak semata-mata untuk kepentingan perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan.

Dalam kegiatan operasional, Dewan Komisaris dan Direksi membentuk sub-organ Perseroan yang sesuai dengan kebutuhan, membantu kelancaran operasional serta memberi masukan yang diperlukan untuk mengamankan kelancaran operasional Perseroan. Pembentukan sub-organ ini dilakukan sebagai bagian dari pembagian wewenang yang jelas untuk menerapkan prinsip-prinsip dasar GCG secara efektif.

RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS)Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sebagai instansi tertinggi dalam Perseroan, mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Dewan Komisaris atau Direksi dalam batas yang ditentukan dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Wewenang tersebut mencakup meminta pertanggungjawaban Dewan Komisaris dan Direksi terkait dengan pengelolaan Perseroan, mengubah anggaran dasar, mengangkat dan memberhentikan Direktur dan Anggota Dewan Komisaris, memutuskan pembagian tugas dan wewenang pengurusan di antara Direktur dan lain-lain.

Corporate Organ

As outlined in corporate governance structure, the Company’s organ is composed of General Meeting of Shareholders, Board of Commissioners and Board of Directors and each has its own vital role in the implementation of GCG. The three corporate organs operate independently in their respective function, task and responsibility for the sole purpose of the Company.

General Meeting of Shareholders (GMS) is the highest body within the Company, a forum for the shareholders to act on an equal footing for adopting important resolutions associated with the capital invested in the Company. However, GMS cannot intervene in the day-to-day decision making by the Board of Commissioners and Board of Directors.

Board of Commissioners is a corporate organ whose function is to supervise in a general as well as specific sense, and give counsel to the Board of Directors. While Board of Directors is an organ fully authorized and responsible for the day-to-day management of the Company in keeping with its purpose and objective.

For day-to-day operations, the Board of Commissioners and Board of Directors set up sub-organs according to the Company’s needs to provide assistance and input to support and safeguard the Company operations. Sub-organs are set up for clear division of authority to effectively implement GCG principles.

GENERAL MEETING OF SHAREHOLDERS(GMS)Being the highest body within the Company, General Meeting of Shareholders (GMS) has the authority that is not conferred upon the Board of Commissioners or Board of Directors under the provisions of Articles of Association and the prevailing laws and regulations. Such authority covers the right to ask Board of Commissioners and Board of Directors to give their accountability reports on the management of the Company, amend articles of association, elect and terminate members of Board of Commissioners and Board of Directors, divide duty and authority among directors, etc.

Page 202: PTBA.AR2010_010411D

200 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

RUPS sesuai dengan penyelenggaraan-nya terbagi atas: Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), diselenggarakan minimal satu kali dan dilakukan selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah tahun buku Perseroan berakhir; dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), yang waktu penyelenggaraannya bisa terjadi di luar waktu RUPST.

TATA KELOLA PERUSAHAANGood Corporate Governance

Dalam RUPS, seluruh pemegang saham mempunyai hak yang setara untuk mengusulkan hal-hal yang berkaitan pada keberlanjutan usaha.

At GMS, all shareholders have equal rights to resolve important matters related to and aimed at business continuity.

Umumnya, agenda rapat RUPST mencakup: i. Laporan atas kinerja perusahaan yang disampaikan oleh Direksi; ii. Penetapan penggunaan laba; iii. Penunjukan Kantor Akuntan Publik terdaftar; iv. Pengisian jabatan anggota Direksi atau dan Anggota Dewan Komisaris, serta v. Agenda lain sesuai ketentuan anggaran dasar Perseroan. Keputusan yang diambil dalam RUPS didasarkan semata-mata demi kepentingan Perseroan. Oleh karena itu, agar setiap keputusan yang diambil dalam RUPS didasari pertimbangan yang mendalam dan matang, Perseroan menjamin untuk memberikan segala keterangan yang berkaitan dengan Perseroan kepada RUPS, sepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan Perseroan dan peraturan perundang-undangan.

Beberapa keputusan penting tertentu menyangkut perusahaan yang tidak bisa menunggu terselenggaranya RUPST, sesuai AD dan ART Perseroan, dapat diambil dalam RUPSLB. Kondisi yang menyebabkan harus dilaksanakannya RUPSLB mencakup:

Penggantian Dewan Komisaris dan Wakil Direksi sebelum • masa tugasnya berakhir, baik karena pengunduran diri dan/atau sebab-sebab lainnya.Adanya rencana transaksi material menyangkut • penjaminan aset perusahaan, pengambil-alihan perusahaan maupun penutupan unit usaha.Adanya rencana transaksi yang mengandung benturan • kepentingan.Rencana korporasi lain yang bersifat material, seperti • pembelian kembali saham Perseroan yang beredar, stock split, dan right issue.

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAANCorporate Governance Report

There are two types of General Meeting of Shareholders (GMS) depending on the time they are convened: Annual General Meeting of Shareholders (AGMS), a routine annual agenda held at least once a year within six months of the accounting yearend; and Extraordinary General Meeting of Shareholders (EGMS), that may be convened any time outside the time of AGMS.

At GMS, all shareholders have equal rights to resolve important matters related to and aimed at business continuity.Agenda of AGMS covers: i. Performance report delivered by Board of Directors; ii. Appropriation of profit; iii. Appointment of Certified Public Accountant; iv. Appointment to Board of Directors and Board of Commissioners, and v. Other agenda items in accordance with the Articles of Association. Any resolution adopted by GMS is solely for the benefit of the Company. Therefore, in order that every GMS resolution is adopted by thorough deliberation, the Company guarantees that it will provide GMS with any information pertaining to the Company, as long as it does not contradict the Company’s interest and the law.

Some important resolutions that must be made before the AGMS, and in accordance with the Company’s Articles of Association and Corporate Polilcy, may be adopted at EGMS. EGMS is held when the following actions are required:

Replacing members of Board of Commissioners and • Board of Directors before the end of their term of office, either due to resignation or for other reasons.Proposing plans for material transactions with respect • to pledging the Company’s assets, acquisition of the Company or closure of business unit.Proposing plans for conflict of interest transactions.• Proposing material corporate plans, such as shares buy-• back, stock split, and rights issue.

Page 203: PTBA.AR2010_010411D

201PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Pemanggilan dan penyelenggaraan RUPSLB dilakukan melalui permintaan tertulis dengan menyebutkan hal-hal yang akan dibicarakan disertai alasannya baik dari Dewan Komisaris atau dari Pemegang Saham Seri A Dwiwarna atau dari 1 (satu) Pemegang Saham atau lebih yang memiliki sedikitnya 1/10 (satu persepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah. RUPS atau pemegang saham tidak dapat melakukan intervensi terhadap tugas, fungsi dan wewenang Dewan Komisaris dan Direksi dengan tidak mengurangi wewenang RUPS untuk menjalankan haknya sesuai dengan anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan. Adapun tatacara RUPS harus sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Sesuai UU no 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal 78 ayat 2, selama tahun 2010, Perseroan menyelenggarakan satu kali RUPST, diselenggarakan pada tanggal 21 April 2010. Sesuai dengan ketentuan, undangan dan pemberitahuan agenda rapat telah dimuat pada tanggal 4 April 2010 di surat kabar “Bisnis Indonesia”, “Investor Daily” dan “Sriwijaya Post”. RUPS Tahunan tersebut dihadiri oleh 81,48% dari seluruh saham yang telah dikeluarkan, termasuk saham seri A Dwiwarna.

Berbagai keputusan yang dihasilkan dalam RUPST tersebut mencakup:

Menyetujui Laporan Tahunan Direksi mengenai • keadaaan dan jalannya Perseroan selama tahun buku 2009 dan Laporan Tahunan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan tahun buku 2009 yang sekaligus merupakan pelaksanaan tanggung jawab sosial sebagaimana diatur dalam UU Nomor 40 Tahun 2007. - Mengesahkan Laporan Keuangan Perseroan tahun

buku 2009 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik sesuai laporannya No. A100301006/DC2/HSH/II/2010 tanggal 01 Maret 2010 dengan pendapat “wajar dalam semua hal yang material”.

- Memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung

jawab sepenuhnya (volledig acquit et de charge) kepada Direksi dan Komisaris Perseroan atas tindakan pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan selama tahun buku 2009, sepanjang tindakan tersebut tercatat pada buku Perseroan dan tidak bertentangan dengan ketentuan dan peraturan perundangan.

Menyetujui penggunaan laba bersih Perseroan tahun • buku 2009 yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009, dengan rincian:

Proposal to convene EGMS should be made in writing with agenda items to be discussed at the meeting and backed by the reasons. Proposal may be made by Board of Commissioners or holders of Series A Dwiwarna shares, or by one shareholder or more owning at least 1/10 (one tenth) of total legal voting shares. GMS or shareholders should not intervene in the duty, function and authority of Board of Commissioners and Board of Directors without prejudice to the GMS prerogative to exercise its rights under the Articles of Association and the legislation. The meeting procedures must conform to the existing laws and regulations.

Pursuant to Coporate Law No. 40/2007 Article 78 clause 2, in 2010 the Company conducted AGMS on 21 April 2010. In keeping with the law, invitation and notice of meeting agenda was published in Bisnis Indonesia, Investor Daily and Sriwijaya Post newspapers on 4 April 2010. The meeting was attended by 81.48% of total issued shares, including Series A Dwiwarna shares.

At the AGMS, the following resolutions were adopted:

Approving Board of Directors’ Annual Report on the • Company’s condition and performance during 2009 accounting year, and Annual Report on Partnership and Community Development Program in the same year that reflected the fulfillment of corporate social responsibility as stipulated in Law No. 40/2007.

Ratifying the Company’s 2009 Financial Statements -audited by the office of Certified Public Accountant according to its report No. A100301006/DC2/HSH/II/2010 dated 1 March 2010 with “fair in all material respects” opinion.

Giving full release and discharge (volledig acquit -et de charge) to Board of Directors and Board of Commissioners of the Company for their management and supervision actions throughout 2009 accounting year, as long as those actions were reported in the books of the Company and were not in contradiction to the provisions of the law.

Approving the appropriation of net profit earned by the • Company in 2009 accounting year ending 31 December 2009, with the following breakdown:

Page 204: PTBA.AR2010_010411D

202 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

- Dibagikan sebagai dividen final sebesar Rp1.227,48 miliar yang berarti Rp532,75 per saham, atau sekitar 45% laba bersih. Atas dividen final tersebut telah dibagikan sejumlah Rp153,61 miliar, yang berarti Rp 66,75 per saham sebagai dividen interim yang telah dibagikan pada tanggal 15 Desember 2009.

- Dividen diberikan pada pemegang saham yang tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 1 Juni 2009, jam 16.00 WIB dan dibayarkan pada tanggal 15 Juni 2009

- Sebesar 2% (dua persen) laba bersih atau sejumlah Rp54,55 miliar dialokasikan untuk Program kemitraan tahun 2010; dan sebesar 51% (limapuluh satu persen) laba atau senilai Rp1.391,14 miliar digunakan untuk cadangan wajib maupun cadangan lainnya dalam rangka pengembangan Perseroan.

- Pemberian kuasa kepada Direksi Perseroan untuk menindak lanjuti pembayaran dividen sesuai ketentuan dan peraturan perundangan.

Menetapkan besaran gaji Direksi dan Komisaris sama • dengan tahun 2009 lalu dan melimpahkan kewenangan kepada Pemegang Saham Seri A untuk menetapkan jenis dan tunjangan bagi Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan untuk tahun buku 2010 sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku.RUPS menyetujui melimpahkan wewenang kepada • Dewan Komisaris untuk menunjuk akuntan publik, yakni KAP Tanudiredja, Wibisana & Rekan, member Firm dari PriceWaterHouseCoopers untuk melakukan general audit laporan keuangan konsolidasian Perseroan tahun buku 2010 dan laporan keuangan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan tahun buku 2010, termasuk menetapkan kondisi syarat-syarat penunjukkan termasuk namun tidak terbatas pada biaya pelaksanaan audit dimaksud.

RUPST tahun 2010 menetapkan dividen pay out ratio sebesar 45% dari laba Perseroan tahun 2009.

AGMS of 2010 declared a 45% dividend payout ratio of the Company’s 2009 profit.

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAANCorporate Governance Report

As final dividend payout amounting to Rp 1,227.48 -billion or Rp 532.75 per share, approximately 45% of net profit. An interim dividend totalling Rp 153.61 billion or Rp 66.75 per share was paid out on 15 December 2009. Dividend was to be paid out to the shareholders recorded in the Company’s Shareholders Register on 1 June 2009 at 16,00 West Indonesia Time and payment was made on 15 June 2009;AGMS of 2010 declared a 45% dividend payout ratio of -the Company’s 2009 profit.Two percent (2%) of net profit amounting to Rp 54.55 -billion allocated to Partnership Program of 2010; andFifty one percent (51%) of net profit worth Rp 1,391.14 -billion for the purpose of statutory reserve and other reserves for the Company’s business development.Empowering the Board of Directors of the Company -to act on dividend payment in accordance with the provisions of the laws and regulations.

Fixing Directors and Commissioners remuneration in the • same amount as 2009 and authorizing Series A Dwiwarna shareholders to fix the Directors and Commissioners allowance for 2010 in accordance with the law.Authorizing Board of Commissioners to appoint Certified • Public Accountant Tanudiredja, Wibisana & Partners, member firm of PriceWaterHouseCoopers to audit the Company’s consolidated financial statements for 2010, and 2010 financial statement of Partnership and Community Development Program, and fixing the terms and conditions of appointment including but not limited to the audit fee.

Page 205: PTBA.AR2010_010411D

203PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Menyetujui mengubah Pasal 4 sampai dengan Pasal • 10, Pasal 10 sampai dengan Pasal 23, Pasal 25 sampai dengan Pasal 28 Anggaran Dasar Perseroan dan menyusun kembali seluruh Anggaran Dasar Perseroan yang telah disampaikan dalam RUPS, serta memberi wewenang dan kuasa kepada Direktur Utama Perseroan untuk membuat akta Pernyataan Keputusan Rapat tersendiri dalam rangka perubahan Anggaran Dasar ini serta melakukan segala tindakan yang diperlukan untuk memperoleh pengesahan atas perubahan Anggaran Dasar ini.

Pengumuman hasil RUPS disampaikan pada tanggal 25 Juni 2010 ke Bapepam dan BEI serta diiklankan melalui surat kabar Bisnis Indonesia, Sriwijaya Post, dan Investor Daily, sesuai dengan Peraturan Bapepam No.IX.I.1 tentang Rencana dan Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham.

HUBUNGAN SERTA KOORDINASI DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI

Dewan Komisaris dan Direksi adalah dua organ perusahaan yang bertanggung jawab atas pengelolaan perusahaan sehari-hari. Tugas dan tanggung jawab masing-masing berbeda, dengan tugas utama Dewan Komisaris sebagai pengawas dan Direksi dengan tugas utama melaksanakan keputusan RUPS dan mengelola operasional namun keduanya harus senantiasa berkoordinasi dan bekerja sama untuk mencapai tujuan dan kesinambungan usaha perusahaan dalam jangka panjang.

Pengangkutan batubara di pelabuhan Tarahan

Ratifying the amendment to Article 4 through Article 10, • Article 10 through Article 23, Article 25 through Article 28 of Articles of Association, and to recompose the entire Articles of Association submitted to AGMS, and authorizing and empowering President Director to draw up a separate deed of Minutes of Meeting in connection with these amendments, and to take any action required to obtain approval of the amendments.

AGMS results were sent to Bapepam and IDX on 25 June 2010 and advertised in Bisnis Indonesia, Sriwijaya Post and Investor Daily, in accordance with Bapepam Regulation No. IX.I.1 on Planning and Convening GMS.

COORDINATION BETWEEN BOARD OF COMMISSIONERS AND BOARD OF DIRECTORSBoard of Commissioners and Board of Directors are two corporate organs responsible for the day-to-day management of the Company with differing duty and responsibility. The main duty of Board of Commissioners is to supervise and the Board of Directors to carry out GMS resolutions and manage the Company’s operations, but both should coordinate and work together to reach the corporate goal and long-term business continuity.

Page 206: PTBA.AR2010_010411D

204 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Oleh karenanya Dewan Komisaris dan Direksi harus senantiasa saling menghormati tugas, tanggung jawab dan wewenang masing-masing sesuai peraturan perundangundangan dan anggaran dasar. Selain itu, keduanya harus memiliki kesamaan pandangan atas visi, misi, nilai-nilai dan strategi Perseroan. Untuk menyatukan pandangan dan memutuskan suatu persoalan penting menyangkut kelangsungan usaha dan operasional perusahaan, Dewan Komisaris dan Direksi senantiasa mengagendakan pertemuan berkala. Rapat ini diselenggarakan oleh Dewan Komisaris secara berkala, membahas berbagai agenda menyangkut rencana kerja, operasional, peluang usaha, serta isu-isu strategis yang memerlukan persetujuan Dewan Komisaris. Rapat ini adalah sebagai bentuk koordinasi dala rangka membahas laporan-laporan periodik Direksi dan memberikan tanggapan, catatan dan nasihat yang dituangkan dalam risalah rapat.

Dewan Komisaris dan Direksi bersepakat menjadikan beberapa sasaran pokok sebagai tolok ukur kinerja bersama, mencakup : pelaksanaan kontrol internal dan manajemen risiko dengan baik, pencapaian imbal hasil (return) yang optimal bagi pemegang saham dan perlindungan kepentingan pemangku kepentingan secara wajar. Kesepakatan penetapan tolok ukur ditujukan untuk menjaga agar tanggung jawab bersama dalam menjaga kesinambungan usaha Perseroan dapat terpenuhi sesuai azas akuntabilitas dan pertanggungjawaban dalam penerapan GCG.

Isu-isu strategis dan substantial bagi Perseroan yang memerlukan persetujuan Dewan Komisaris dibahas pada Rapat Gabungan Dewan Komisaris dan Direksi.

Strategic and material issues requiring Board of Commissioners’ approval are discussed at joint meetings of Board of Commissioners and Board of Directors.

Agar rapat koordinasi ini dapat memberikan keputusan yang berkualitas, maka seluruh agenda rapat senantiasa dipersiapkan dengan seksama. Untuk itu, Dewan Komisaris senantiasa dijamin mendapatkan akses atas informasi dan kondisi Perseroan terkini secara tepat waktu dan lengkap. Keputusan rapat dibuat berdasarkan azas musyawarah untuk mufakat atau diambil berdasarkan suara terbanyak serta mengikat untuk dilaksanakan tindak lanjutnya. Pada proses pengambilan suara, jika ada anggota Komisaris yang memiliki benturan kepentingan, tidak boleh ikut memberikan suara dan keterangan mengenai hal ini dicatat pada risalah rapat.

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAANCorporate Governance Report

As such, Board of Commissioners and Board of Directors should mutually respect each other’s duty, responsibility and authority in accordance with the law. In addition, both organs should share the same vision, mission, values and strategy of the Company. To synchronize views and decisions over important matters associated with the Company’s operations and business growth, Board of Commissioners and Board of Directors hold regular, periodic meetings. At these meetings they discuss business plans, opportunities and strategic issues that need the Commissioners’ consent. These meetings also serve as a forum for the Commissioners to review Directors’ periodic reports, give their feedback and advice that are all recorded in minutes of meeting. Strategic and material issues requiring Board of Commissioners’ approval are discussed at joint meetings of Board of Commissioners and Board of Directors.

Board of Commissioners and Board of Directors agree to make several targets serve as the yardstick by which concerted efforts are measured: enforcement of internal control and risk management, achievement of optimum shareholders return and reasonable protection of stakeholders interest. The yardstick is establlished to ensure that sustainable business development is reached in accordance with accountability and responsibility principles within GCG standards.

For the joint meetings to arrive at high quality decisions, all agenda items are thoroughly prepared in advance. For that purpose, decisions of meetings are binding and made by deliberation to reach consensus or by majority votes. During voting, any Commissioner who has conflict of interest should refrain from voting and this condition is recorded in the minutes of meeting.

Page 207: PTBA.AR2010_010411D

205PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Seluruh tata cara, pedoman kerja dan hubungan antara Dewan Komisaris dan ireksi telah ditetapkan dalam Board Manual. Pedoman ini mengikat setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi dan mencantumkan antara lain tanggung jawab, kewajiban, wewenang, hak, etika Dewan Komisaris dan Direksi, serta pengaturan rapat dan tata cara hubungan kerja antara Dewan Komisaris dan Direksi.

Sepanjang tahun 2010, Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan mengadakan Rapat Gabungan sebanyak 14 (empat belas) kali, dengan pokok-pokok bahasan sebagaimana diuraikan pada Laporan Dewan Komisaris. Sedangkan tingkat kehadiran Dewan Komisaris dan Direksi dapat dilihat pada rekapitulasi kehadiran rapat sebagai berikut.

Beberapa kesimpulan maupun keputusan yang ditetapkan melalui rapat gabungan Direksi dan Komisaris, mencakup diantaranya:

Dewan Komisaris senantiasa mendapatkan akses atas informasi dan kondisi Perseroan terkini secara tepat waktu dan lengkap.

Full and timely information on the Company’s latest condition is accesible to Board of Commissioners at all times.

NAMANAME

JABATANTITLE

JUMLAH RAPAT (A)

KEHADIRAN(B)

(B:A)

Dr. Supriyadi Komisaris Utama President Commissioner 14 14 100

Ir. Umiyatun Hayati Triastuti MSc Komisaris Commissioner 14 14 100

Dr. Ir. Thamrin Sihite,ME Komisaris Commissioner 14 12 86

Suranto Soemarsono, SE, MA Komisaris Independen Independent Commissioner 14 13 93

Ir. Abdul Latief Baky, MSc, MHum, FIQ Komisaris Independen Independent Commissioner 14 13 93

Ir. Sukrisno Direktur Utama President Director 14 14 100

Dono Boestami, MSc Direktur Director 14 12 86

Ir. Milawarma, M.Eng Direktur Director 14 14 100

Ir. Heri Supriyanto Direktur Director 14 14 100

Ir. Tiendas Mangeka Direktur Director 14 14 100

Ir. Drs. Mahbub Iskandar Direktur Director 14 13 93

All procedures, working guide and relationship between Board of Commissioners and Board of Directors are laid down in Board Manual. This Manual binds all members of Board of Commissioners and Board of Directors, specifying among others the responsibility, duty, authority, right and code of ethics of Board of Commissioners and Board of Directors, as well as meeting procedures and coordination of work between Board of Commissioners and Board of Directors.

In 2010, Board of Commissioners and Board of Directors held 14 joint meetings, with topics of discussion as described in the Board of Commissioners’ Report. Attendance of Board of Commissioners and Board of Directors at the meetings is shown below.

Conclusion made and decision taken at joint meetings of Board of Commissioners and Board of Directors covered:

Page 208: PTBA.AR2010_010411D

206 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Bidang Pengelolaan PerusahaanMenerapkan strategi produk • blending yang terintegrasi dengan kegiatan pemasaran sebagai salah satu cara mengelola persediaan batubara yang berlebih.Percepatan realisasi pembangunan PLTU Tanjung Enim • 3x10 MW.Pengurusan perpanjangan izin usaha penambangan • (pengganti KP) atas wilayah Tambang Air Laya.Penetapan kebijakan harga • floating sesuai pasar, pada kontrak-kontrak penjualan.

Bidang Tata KelolaKesepakatan rumusan dan besaran Gaji Direksi dan • Honorarium Komisaris untuk diajukan dalam RUPS.Persetujuan Komisaris atas usulan Direksi mengenai • besaran Insentif Kinerja Karyawan.Kesepakatan mengenai agenda RUPS dan tanggal • pelaksanaan RUPS.Kesepakatan penetapan parameter • Key Performance Indicator/Indikator Kinerja Utama (KPI/IKU) sesuai dengan Permeneg No.2 tahun 2009. Termasuk dalam paramater tersebut adalah besaran total biaya per ton penjualan sebagai salah satu parameter kuantitatif yang dinilai dalam menentukan KPI Direksi.Penetapan butir-butir TOR Audit Kinerja yang akan • dilaksanakan oleh KAP.Persetujuan pembagian besaran Dividen Interim tahun • buku 2009, sebesar Rp66,75 persaham dan mekanisme pembagiannya, tanpa RUPS, sesuai dengan praktek yang pernah dilakukan sebelumnya.

DEWAN KOMISARISTugas utama Dewan Komisaris adalah melakukan pengawasan secara umum atau khusus sesuai dengan Anggaran Dasar serta memberikan nasihat atas kebijakan Direksi dalam menjalankan kepengurusan Perseroan. Dewan Komisaris tidak boleh turut serta dalam mengambil keputusan operasional yang merupakan tugas Direksi.

Kinerja Komisaris dievaluasi secara berkala minimal setahun sekali berdasarkan kriteria evaluasi kinerja yang diajukan oleh Komite Nominasi dan Remunerasi kepada Dewan Komisaris. Evaluasi Kinerja Komisaris dilakukan oleh Pemegang Saham dalam RUPS. Hasil evaluasi kinerja Anggota Dewan Komisaris akan digunakan oleh RUPS dalam memberikan remunerasi serta sebagai salah satu indikator dalam pengangkatan kembali dan pemberhentian Anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan.

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAANCorporate Governance Report

Management Adopting product blending strategy that is integrated • with marketing activity to manage excess supply of coal.Accelerating the construction of Tanjung Enim TPP 3x 10 • MW.Processing the extension of mining licence to replace • Mining Concession over Air Laya Mine.Fixing floating price according to market price in sales • contracts.

Governance Approving the formula and amount of Board of Directors’ • salaries and Commissioners’ fees to be proposed at GMS.Giving Commissioner’s approval for the employee • incentives as proposed by Board of Directors.Agreeing upon GMS agenda and date.• Agreeing upon the parameter of Key Performance • Indicator (KPI) in accordance with State Minister Decree No.2 of 2009. The paramater includes the amount of total cost per ton sales as a quantitative parameter used to determine Board of Directors’ KPI.Laying down Terms of Reference of Performance Audit to • be conducted by Certified Public Accountant.Approving interim dividend payout of Rp66,75 per share • for 2009, and the payment mechanism, without GMS approval, according to previous practice.

BOARD OF COMMISSIONERSThe primary duty of Board of Commissioners is to supervise in a general and specific sense in accordance with the Articles of Association and give counsel to the Board of Directors in managing the Company. Board of Commissioners is not to intervene in Board of Directors’ duty of making decisions over operational matters.

The performance of Board of Commissioners is appraised periodically, minimum annually, by GMS according to performance appraisal criteria established by Nomination and Remuneration Committee. The evaluation result will be used as indicators by GMS in remunerating, appointing and terminating members of Board of Commissioners.

Page 209: PTBA.AR2010_010411D

207PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Komposisi Dewan Komisaris Perseroan saat ini adalah sebagai berikut:Lorem ipsum dolor

Komisaris Utama President Commissioner Dr. Supriyadi

Komisaris Commissioner Ir. Umiyatun Hayati Triastuti MSc

Komisaris Commissioner Dr. Ir. Thamrin Sihite,ME

Komisaris Independen Independent Commissioner Suranto Soemarsono, SE, MA

Komisaris Independen Independent Commissioner Ir. Abdul Latief Baky, MSc, MHum, FIQ

Independensi Komisaris Independen

Jumlah Komisaris Independen Perseroan adalah dua orang, dari total 5 orang anggota komisaris, atau 40%, yang berarti telah memenuhi peraturan perundangan yang berlaku. Keputusan Bursa Efek Indonesia No Kep-05/BEJ/07-2004 tentang Peraturan Nomor I-A Tentang Pencatatan Saham Dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham Yang Diterbitkan Oleh Perusahaan Tercatat, dimana setiap perusahaan publik harus memiliki Komisaris Independen sekurang-kurangnya 30% dari jumlah seluruh anggota Dewan Komisaris

Komisaris Independen Perseroan tidak pernah memiliki hubungan usaha maupun hubungan afiliasi dengan Perseroan dan tidak bekerja pada Pemerintah termasuk departemen, lembaga non departemen dan kemiliteran dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir. Komisaris Independen tidak memiliki hubungan keluarga dengan seluruh anggota Direksi maupun anggota Komisaris sampai derajat ketiga. Salah seorang anggota Komisaris Independen memiliki latar belakang pendidikan di bidang keuangan, untuk menjamin kompetensi pengawasan bidang keuangan Perseroan. Adapun Komisaris Independen kedua mempunyai latar belakang Pertambangan Administrasi dan Hukum untuk menunjang tugas-tugas Dewan Komisaris.

Dengan dipenuhinya seluruh syarat dasar tersebut Perseroan meyakini anggota komisaris independen akan mampu memberikan masukan dan pengawasan yang independen.

Pemilihan Dewan Komisaris

Dewan Komisaris diangkat dan diberhentikan oleh RUPS melalui proses yang transparan. Proses pemilihan dilakukan setiap 5 (lima) tahun sekali. Untuk menjamin profesionalisme dan integritas calon komisaris, diselenggarakan fit and proper test yang seksama. Proses fit and proper test dilakukan secara terbuka, guna menjamin calon komisaris yang bersangkutan bebas dari afiliasi maupun benturan kepentingan lainnya, dan terpenuhinya kepentingan pemegang saham minoritas secara wajar.

Independency of Independent Commissioner Two of the Company’s five Commissioners are Independent Commissioners, representing 40% of the total members of Board of Commissioners, in accordance with the requirements of the law. Indonesia Stock Exchange Decision No. Kep-05/BEJ/07-2004 regarding Regulation No. I-A on Share and Equity Securities Listing by Listed Companies requires that every public company have Independent Commissioners representing at least 30% of total number of Commissioners.

Independent Commissioners have no business association or affiliation with the Company and do not work for any of the state ministry, non-ministry or military within the past three years. Nor do they have family relationship with other members of Board of Commissioners or Board of Directors down to the third level. One of the Independent Commissioners has a financial education background and competence to supervise the finances of the Company. The second Independent Commissioner is knowledgable in mining business, administration and law to support the work of Board of Commissioners.

Having complied with all the basic requirements, the Company believes the Independent Commissioners are capable of acting independently in their counselling and supervising function.

Nomination of Board of Commissioners

Members of Board of Commissioners are nominated and terminated by GMS through a transparent process. Nomination takes place once in every five years. To make sure of the candidates’ professionalism and integrity, a thorough fit and proper test is conducted openly, to see to it that the candidates are free from any affiliation or conflict of interest, and that the minority shareholders’ interests are honored.

Page 210: PTBA.AR2010_010411D

208 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Tugas dan Tanggung Jawab Komisaris

Komisaris Perseroan memiliki tugas dan tanggung-jawab utama yang meliputi:

Melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan, • jalannya pengurusan pada umumnya baik mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan yang dilakukan oleh Direksi serta memberikan nasihat kepada Direksi.

Melakukan pengawasan dan memberi nasihat yang • diperlukan terhadap pelaksanaan Rencana Jangka Panjang Perseroan (RJPP), Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan (RKAP) serta ketentuan anggaran dasar Perseroan dan keputusan RUPS, serta peraturan perundang-undangan yang berlaku, untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan.

Meneliti, menelaah dan menandatangani serta • memberikan persetujuan atau pengesahan terhadap RKAP yang disiapkan Direksi, selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari sebelum dimulainya tahun anggaran.

Meneliti dan menelaah laporan berkala dan laporan • tahunan yang disiapkan Direksi serta menandatangani laporan tahunan.

Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas pengawasan • yang telah dilakukan kepada RUPS.

Melaksanakan kewajiban lainnya dalam rangka tugas • pengawasan dan pemberian nasihat, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar, dan keputusan RUPS.

Untuk menjamin Independensi, Komisaris Independen Perseroan tidak pernah memiliki hubungan usaha maupun hubungan afiliasi dengan Perseroan.

To ensure independency, besides compliance with the law with respect to their nomination, double function between Commissioners and Directors is not warranted.

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAANCorporate Governance Report

Duty and Responsibility of Board of Commissioners

The Board of Commissioners has the following primary task and responsibility:

Supervising the policy and function of managing the • Company by Board of Directors and giving counsel to the Board of Directors.

Monitoring and directing the Board of Directors in • complying with Corporate Long Term Plan, Work Program & Budget, provisions of Articles of Association, resolutions of GMS, and the prevailing laws and regulations, and in concert with the purpose and objective of the Company.

Examining, reviewing, signing and approving or ratifying • Work Program & Budget prepared by Board of Directors, no later than 60 (sixty) days prior to the beginning of new accounting year.

Examining and reviewing periodic and annual reports, and • signing annual reports prepared by Board of Directors.

Submitting report on performance of its supervisory duty • to GMS.

Performing other supervising and counselling duties, • provided they are in keeping with the law, Articles of Association and GMS resolutions.

Page 211: PTBA.AR2010_010411D

209PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Wewenang Dewan KomisarisDalam menjalankan tugas-tugas seperti tersebut diatas, Dewan Komisaris memiliki wewenang diantaranya:

Melihat buku-buku, surat-surat, serta dokumen-• dokumen lainnya, memeriksa kas untuk keperluan verifikasi dan lain-lain surat berharga dan memeriksa kekayaan Perseroan.

Meminta penjelasan dari Direksi atau pejabat lain • mengenai segala persoalan yang menyangkut pengelolaan Perseroan

Mengetahui kebijakan dan tindakan yang telah dan akan • dijalankan Direksi serta meminta Direksi dan pejabat lain di bawah Direksi dengan sepengetahuan Direksi untuk menghadiri rapat Dewan Komisaris.

Memberhentikan sementara Anggota Direksi sesuai • dengan ketentuan Anggaran Dasar.

Melakukan tindakan pengurusan Perseroan dalam • keadaan tertentu untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar.

Menggunakan tenaga ahli untuk hal tertentu dan • dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar.

Rapat Dewan Komisaris

Proses pengawasan terhadap kegiatan operasional Perseroan dilakukan melalui rapat-rapat, evaluasi laporan operasional

Authority of Board of Commissioners In the discharge of its duty, the Board of Commissioners is authorized to:

Examine books, letters, and other papers, check and • verify cash and other commercial instruments, and other property of the Company.

Request explanation from Board of Directors or other • officials concerning any and all matters concerning the management of the Company.

Be informed of the policy and actions of Board of • Directors, request Board of Directors and other officials under the Board of Directors and with the knowledge of Board of Directors to attend Board of Commissioners meetings. Suspend members(s) of Board of Directors in accordance • with the Articles of Association.

Manage the Company under specific circumstances • for a certain period of time as ruled by the Articles of Association.

Employ experts for certain purposes and for a certain • period of time in accordance with the Articles of Association.

Board of Commissioners Meeting

Supervision of the Company’s operations is done through meetings, evaluation of monthly operating reports and

Page 212: PTBA.AR2010_010411D

210 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

bulanan dan diskusi dengan komite-komite yang terkait sesuai dengan masalah yang perlu mendapat perhatian.

Rapat Dewan Komisaris diselenggarakan dengan ketentuan, diantaranya sebagai berikut:

Rapat Dewan Komisaris sah dan berhak mengambil • keputusan yang mengikat hanya jika dihadiri sekurang-kurangnya ½ (setengah) dari jumlah Anggota Dewan Komisaris atau diwakili dalam rapat tersebut. Keputusan rapat Dewan Komisaris harus diambil • berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Apabila hal ini tidak tercapai, maka keputusan diambil berdasarkan suara setuju lebih dari ½ (setengah) dari jumlah suara yang sah yang dikeluarkan dalam rapat. Setiap Anggota Dewan Komisaris berhak mengeluarkan 1 (satu) suara. Untuk pengambilan keputusan yang mengandung benturan kepentingan, anggota Komisaris yang memiliki benturan kepentingan (jika ada) dilarang memberikan suara.Salinan risalah rapat Dewan Komisaris, termasuk • dissenting opinion (jika ada) yang telah ditanda-tangani oleh seluruh peserta rapat yang hadir, wajib segera didistribusikan kepada seluruh Anggota Dewan Komisaris dan asli risalah dan daftar hadir rapat Dewan Komisaris, disimpan oleh Sekretaris Dewan Komisaris.Dewan Komisaris memiliki kewenangan untuk • menanyakan tindak lanjut atas rekomendasi yang disampaikan dari hasil rapat-rapat yang diselenggarakan oleh Dewan Komisaris dan rapat gabungan Dewan Komisaris-Direksi.

Prosedur Penetapan dan Remunerasi Dewan Komisaris

Besaran remunerasi anggota Dewan Komisaris ditetapkan

Sesuai dengan kewenangannya, Dewan Komisaris akan mengawasi tindak lanjut atas pelaksanaan rekomendasi yang telah diberikan.In accordance with its authority, the Board of Commissioners will supervise the follow up of its recommendations.

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAANCorporate Governance Report

discussion with relevant committees according to the problems to be attended to.

Board of Commissioners meeting is held under the following terms:

Board of Commissioners meeting is valid and authorized • to make binding decisions only if attended by at least one half (½) of total members of Board of Commissioners or their proxies. Board of Commissioners meeting must make decisions • by deliberation to reach consensus. If no consensus is reached, decisions are made by votes in favor of more than one half (½) of total valid votes cast at the meeting. Each member of Board of Commissioners is entitled to cast one vote. When making decision over conflict of interest transactions, any Commissioner who has conflict of interest is not permitted to take part in the decision making process. Copies of minutes of Board of Commissioners meeting, • including dissenting opinion (if any), that have been signed by all members present at the meeting, must be immediately distributed to all members of Board of Commissioners and the original copy of minutes and attendance list are kept by the Secretary to Board of Commissioners.Board of Commissioners is authorized to question the • follow up of the recommendations made in the Board of Commissioners meetings and joint meetings of Board of Commissioners and Board of Directors.

Determination of Board of Commissioners’ Remuneration

The sum of Board of Commissioners’ remuneration is

Page 213: PTBA.AR2010_010411D

211PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

setiap tahun dalam RUPS, didasarkan atas capaian kinerja Dewan Komisaris seusai hasil analisa dan rekomendasi Komite Nominasi dan Remunerasi. Untuk menyusun dasar penetapan dan rekomendasi besaran remunerasi yang kredibel, KNR selalu melibatkan konsultan independen. Dengan dukungan database yang kuat dari survei pasar pada perusahaan sejenis dan sekelas Perseroan dan mempetimbangkan arahan KNR, konsultan independen menyusun beberapa faktor utama dalam mengusulkan besaran remunerasi Komisaris. Gambaran singkat prosedur penetapan Remunerasi Dewan Komisaris dapat dilihat pada bagan berikut

Komite Nominasi & Remunerasi

Komite Nominasi & Remunerasi

Konsultan Independen

Dewan Komisaris

Rapat Umum Pemegang Saham

Honor dan Tantiem Dewan Komisaris

Meminta bantuan Konsultan independen menetapkan dasar penentuan remunerasi

Mengusulkan dasar dan besaran remunerasi

Membahas usulan KNR dan mengusulkan besaran remunerasi

Membahas dan menetapkan besaran honor dan tantiem anggota Dewan Komisaris

Menetapkan dasar dan pertimbangan remunerasi mencakup:

Per Men BUMN no. PER-02 dan 03/• MBU/2009 pasal 5Hasil survey remunerasi• Keberhasilan memitigasi risiko• ketersediaan waktu• Kompetensi dan pengalaman•

Besaran Remunerasi

Dewan Komisaris menerima remunerasi tetap dan tidak tetap yang terdiri atas honorarium, asuransi, tantiem serta fasilitas dan tunjangan lainnya. Remunerasi untuk Komisaris dapat berbeda sesuai dengan tugas dan tanggung jawab setiap Komisaris.

Sesuai hasil RUPS tertanggal 21 April 2010, Komisaris Utama mendapat honorarium sebesar 50% dari gaji Direktur Utama,

determined annually at GMS, after taking into consideration the Board’s performance measured according to the analysis and recommendation of Nomination and Remuneration Committee. To fix a reasonable amount and make recommendation, NR Committee seeks the advise of an independent consultant. With the back-up of a reliable database, market survey in other companies of similar nature and equal level, and NR Committee recommendation, the independent consultant compile several major factors as a reference in fixing the amount of remuneration.

Amount of Remuneration

Board of Commissioners receives routine and incidental remuneration consisting of honorarium, insurance, tantiem and other facilities and allowances. Remuneration paid to Commissioners may differ among them depending on their respective duty and responsibility.

Remuneration of Board of Commissioners is proposed by NR Committee and resolved by GMS, and may differ among them

Page 214: PTBA.AR2010_010411D

212 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAANCorporate Governance Report

yakni sebesar Rp50 juta per bulan. Anggota Dewan Komisaris lainnya mendapat honorarium sebesar40% dari gaji Direktur Utama, yaitu sebesar Rp40 juta perbulan.

Selain honorarium, untuk tahun buku 2010, Komisaris Utama dan anggota komisaris juga menerima berbagai tunjangan, meliputi .., ... , .. dengan rata-rata sebesar Rp27,8 juta per bulan dan sejumlah tantiem sesuai dengan kemampuan Perseroan. Dengan jumlah Komisaris Utama adalah satu dan anggota Komisaris ada 4 (empat) maka total remunerasi untuk Dewan Komisaris yang dialokasikan oleh Perseroan pada tahun buku 2010 adalah sebesar Rp9,5 miliar. Pajak atas remunerasi Dewan Komisaris menjadi tanggungan masing-masing anggota Komisaris. Adapun gambaran total remunerasi anggota Dewan Komisaris per tahun untuk tahun buku 2009 dan 2010 adalah sebagai berikut.

URAIANTAHUN 2009

ORANG HONOR (RP) TUNJANGAN (RP) TANTIEM (RP) TOTAL (RP)

Komisaris Utama 1 600,000,000 379,451,740 836,359,635 1,815,811,375

Komisaris 4 1,920,000,000 1,236,368,154 2,955,137,377 6,111,505,531

Jumlah Komisaris 5 2,520,000,000 1,615,819,894 3,791,497,012 7,927,316,906

URAIANTAHUN 2010

ORANG HONOR (RP) TUNJANGAN (RP) TANTIEM (RP) TOTAL (RP)

Komisaris Utama 1 600,000,000 395,594,600 1,269,230,769 2,264,825,369

Komisaris 4 1,920,000,000 1,270,964,339 4,061,538,462 7,252,502,801

Jumlah Komisaris 5 2,520,000,000 1,666,558,939 5,330,769,231 9,517,328,170

Note : - Semua remunerasi tersebut belum termasuk pajak - Periode 1 Januari - 29 Mei 2008 jumlah Komisaris 6 orang termasuk 1 orang Komisaris utama - Periode 30 Mei 2008 s/d 31 Desember 2010 jumlah Komisaris 5 orang termasuk 1 orang Komisaris utama

Pelaksanaan Tugas Dewan Komisaris

Selama tahun 2010 Dewan Komisaris menyelenggarakan total 35 pertemuan, terdiri atas 21 kali pertemuan internal DK dan 14 kali rapat gabungan dengan Direksi, dengan tingkat kehadiran masing-masing sebagai berikut.Sepanjang tahun 2010 selain memberikan nasihat dan arahan dalam bentuk surat-menyurat kepada Direksi, Dewan Komisaris memberikan pandangan serta berbagai rekomendasi mencakup pengelolaan operasional maupun hal-hal lain sesuai tugas dan kewajibannya sebagaimana diuraikan sebagai berikut:

depending on their respective duty and responsibility.

GMS held on 21 April 2010 decided that President Commissioner’s honorarium was 50% of President Directors’s salary, i.e. Rp 50 million per month. Other Commissioners received 40% of President Director’s salary, i.e. Rp 40 million per month. In addition to honorarium, for accounting year 2010 President Commissioner and other Commissioners also received a number of allowances, ........... at an average of Rp 27.8 million per month and tantiem according to the Company’s financial condition. With one President Commissioner and four Commissioners, total remuneration for Board of Commissioners allocated for 2010 totalled Rp 9.5 billion. Taxes will be borne by each Commissioner individually. Total remuneration for 2009 and 2010 is given below:

Performance of Board of Commissioners Duty

In 2010 Board of Commissioners held 35 meetings, which were 21 internal Commissioners meetings and 14 joint meetings with the Directors, with the following attendance rate:

Throughout 2010 besides giving advice and direction to the Board of Directors, the Board of Commissioners also offered their views and recommendations in various areas of the Company’s operations and other matters according to their job and responsibility as described below:

Page 215: PTBA.AR2010_010411D

213PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Besaran remunerasi diusulkan oleh KNR, diputuskan dalam RUPS dan dapat berbeda antara masing-masing anggota Dewan Komisaris dan Direksi sesuai dengan beban tugas serta tanggung jawabnya.

NAMA JABATANJUMLAH RAPAT

(A)KEHADIRAN

(B)(B:A)

Dr. Supriyadi Komisaris Utama 21 21 100

Ir. Umiyatun Hayati Triastuti MSc Komisaris 21 20 95

Dr. Ir. Thamrin Sihite,ME Komisaris 21 20 95

Suranto Soemarsono, SE, MA Komisaris Independen 21 21 100

Ir. Abdul Latief Baky, MSc, MHum, FIQ Komisaris Independen 21 21 100

Rekomendasi Dewan Komisaris

Bidang Keuangan Pada rapat-rapat Dewan Komisaris dengan Direksi, • kepada Direksi diminta untuk lebih memperhatikan investasinya di anak-anak perusahaan mengingat kinerja anak perusahaan yang kurang baik pada tahun 2010 ini.Untuk meningkatkan kinerja perusahaan, khususnya • dalam perolehan tingkat laba, Direksi diminta memfokuskan upaya perbaikan dan peningkatan kinerja perusahaan . Direksi diingatkan untuk menjaga arus kas Perseroan • agar senantiasa dalam posisi yang baik, dan melakukan penempatan dana pada instrument keuangan yang baik dan aman bagi Perseroan.

Produksi

Terkait dengan pencapaian produksi, Dewan Komisaris • meminta agar produksi batubara Perseroan terus ditingkatkan sesuai dengan target yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2010.Mengingat peningkatan daya angkut kereta api dari jalur • eksisting pada tahun 2010 masih rendah (hanya naik 3%) Direksi diminta agar menjalin komunikasi lebih intensif dengan PT KAI, agar peningkatan daya angkut kereta api di tahun-tahun mendatang lebih substansial, sesuai

Board of Commissioners Recommendation

Finance Board of Directors was requested to pay special attention • to subsidiaries considering the latter’s mediocre performance in 2010.To step up profitability, Board of Directors was advised • to focus on improving the Company’s business performance.Board of Directors was reminded to maintain a good • cash position and to make fund placement in safe and promising instruments.

Production

Board of Directors was advised to promote coal • production to the level targetted in 2010 Work Program and Budget. Considering the 2010 small increase (3%) of existing • railway loading capacity, Board of Directors had to communicate more intensively with PT Kereta Api Indonesia (PTKA) to allow bigger increase in accordance with Coal Transportation Agreement (CTA).

Page 216: PTBA.AR2010_010411D

214 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAANCorporate Governance Report

kesepakatan dalam Coal Transportation Agreement (CTA).Terkait dengan peningkatan produksi, Direksi diminta • mempersiapkan SDM Perseroan agar memiliki kemampuan kerja yang terus meningkat diiringi dengan komposisi biaya per ton yang lebih baik dari dibandingkan dengan mitra kontraktor penambangan.Dewan Komisaris merekomendasikan agar program • efisiensi dalam kegiatan produksi dilanjutkannya dan ditingkatkannya penerapan program efisiensi dalam kegiatan produksi agar memberikan hasil akhir meningkatnya sehingga kinerja Perseroan yang menjadi semakin baik di masa mendatang.Dalam pengembangan prasarana produksi Perseroan, • Dewan Komisaris merekomendasikan dilakukannya studi kelayakan pada proyek-proyek pengembangan prasarana produksi Perseroan, meliputi aspek teknis, ekonomis, dan lingkungan yang memenuhi syarat kelayakan, mendapatkan izin dari instansi terkait sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Termasuk dalam hal ini antara lain adalah pengembangan sarana pelabuhan Tarahan yang membutuhkan biaya investasi cukup besar.Dalam merencanakan produksi, Direksi diminta untuk • lebih memperhatikan upaya penyelarasan masukan dari aktivitas pemasaran dan produksi sehingga dapat mulai dan dapat memonitor pergerakan persediaan batubara melalui sistem IT terintegrasi.

Pemasaran

Direksi diminta lebih meningkatkan kegiatan pemasaran • dan perluasan target market pemasaranpasar, terutama baik untuk pasar dalam negeri maupun luar negeri.Dewan Komisaris mendukung dapat memahami strategi • pemasaran yang mengedepankan pelaksanaan kontrak jangka panjang, namun juga tetap mengingatkan agar dalam kontrak penjualan tersebut, dicantumkan klausul peninjauan harga jual secara periodik dengan acuan harga sesuai praktek praktik yang lazim dan sesuai peraturan perundangan.

Pengelolaan Risiko

Sesuai amanat RUPS, Dewan Komisaris memandang • perlunya dilakukan audit Kinerja pada seluruh anak perusahaan dan proyek kerjasama dengan membentuk Corrective Action Committee (CAC). Hal ini akan dibahas lebih lanjut dengan Direksi dalam forum rapat gabungan. CAC diharuskan memberikan laporan secara berkala.Dewan Komisaris, telah menetapkan batasan besaran •

To step up production, Board of Directors was requested • to upgrade the personnel’s competence to reach a better composition of cost per ton than other mining contractors. It was recommended that production efficiency be • enhanced to support improved overall performance of the Company.In developing production infrastructure, Board of • Commissioners recommended that a feasibility study be conducted covering technical, economic and environmental aspects, with the authorities’ permits, especially the development of Tarahan port facility that required a substantial investment.In production planning, Board of Directors was advised • to heed the input from marketing unit and monitor coal supply using the integrated IT system to ensure a well managed supply and market penetration.

Marketing

Board of Directors was requested to boost marketing and expand target market, especially export market.Board of Commissioners supported a marketing strategy that prioritized long-term sales contracts. It is suggested to insert a clause on periodic review of selling price in accordance with common practice and the law.

Risk Management

In line with GMS recommendation, Board of • Commissioners saw the need to install Corrective Action Committee (CAC) to audit the performance of all subsidiaries and joint venture projects. This will be discussed further at joint meetings and CAC is expected to report periodically.

Page 217: PTBA.AR2010_010411D

215PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

investasi dalam rangka kerjasama operasi yang harus mendapatkan persetujuan Dewan Komisaris adalah sebesar US$1 juta.Dewan Komisaris juga meminta Direksi memberitahukan • mekanisme pengadaan barang dan jasa yang bersifat substansial (bukan bersifat rutin). Jika nilainya substansial, sesuai dengan mekanisme dimaksud harus mendapatkan persetujuan Dewan Komisaris.

Sumber Daya Manusia

Dewan Komisaris merekomendasikan penyusunan RJPP • untuk pengembangan SDM Perseroan yang selaras dengan penerapan RJPP pengembangan Perseroan. Dewan Komisaris mengingatkan Direksi untuk • memberikan perhatian lebih pada penyusunan grand design dan strategi pengembangan SDM, terutama penyusunan kerangka kebijakan pensiun, program rekrutmen dan outsorcing pegawai yang harus jelas dan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Pengembangan Usaha

Dewan Komisaris menyetujui investasi PLTU Peranap • 2x10 MW yang dalam pelaksanaannya agar tetap memperhatikan upaya-upaya yang terintegrasi, selain itu terkait dengan harga jual listrik dapat ditetapkan secara paralel dan biaya investasi maksimum sesuai dengan owner estimate (OE) sehingga kelayakannya secara finansial dan hukum tetap terjamin. Untuk pengembangan produk baru, Dewan Komisaris • meminta Direksi untuk mencermati perlu tidaknya melakukan studi kelayakan coal gasification mengingat keandalan teknologinya belum terjamin. Begitu juga dengan studi kelayakan kokas, karena masih diperlukan beberapa studi untuk memastikan kecocokan batubara PTBA untuk dapat dijadikan kokas.Sehubungan dengan keikutsertaan perseroan dalam • beberapa proses tender IPP, seperti di Riau, Madura dan Sumatera Selatan, Dewan Komisaris merekomendasikan dalam pelaksanaannya mengikuti kaidah-kaidah bisnis yang berlaku dan selanjutnya agar melakukan evaluasi yang lebih komprehensif. Selain itu disarankan juga perusahaan membuat penilaian terhadap mitra kerjasama secara komprehensif guna memperoleh mitra strategis yang baik.Sehubungan dengan relatif besarnya nilai investasi yang • akan dikeluarkan, kepersertaan Perseroan dalam tender IPP harus disertai dengan persetujuan Dewan Komisaris terlebih dahulu.Sehubungan dengan rencana kerjasama Proyek •

Board of Commissioners has determined the size of • investment in joint operations requiring Commissioners’ approval to be US$ 1 million.Board of Directors was asked to report the mechanism • of non-routine goods and services procurement. If the value is substantial, Board of Directors should seek Board of Commissioners’ approval.

Human Resource

Board of Commissioners recommended the write-up • of Corporate Long Term Plan and that human resource development be adjusted to this long term plan. Board of Commissioners reminded Board of Directors to • devise a human resource grand design and development strategy, particularly in terms of pension plan, recruitment and outsourcing policy, which should be clear and compliant with the law.

Business Development Board of Commissioners agreed to invest in Peranap • Thermal Power Plant (TPP) 2x10 MW. Electricity selling price should be parallel to maximum investment cost according to owner estimate (OE) to ensure financial feasibility and regulatory compliance.With regard to new product development, Board • of Commissioners requested Board of Directors to reconsider its plan to conduct a feasibility study for Coal Gasification considering the reliability of the technology is not proven yet. Also, the feasibility study for coke production, as further studies would be necessary to discover if the Company’s coal is suitable to be processed into coke.In connection with the Company’s participation in • several tenders for Independent Power Plant, such as IPP in Riau, Madura and South Sumatra, Board of Commissioners recommended that common business practices be observed, more comprehensive studies be made, and business partners be carefully selected to have good strategic partners. Considering the relatively massive investment involved, • the Company’s participation in IPP tender should first be approved by Board of Commissioners.Board of Commissioners requested Board of Directors • to make a more in-depth study of the Tanjung Api-Api

Page 218: PTBA.AR2010_010411D

216 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Tanjung Api-Api, Dewan Komisaris meminta Direksi agar melakukan kajian komprehensif atas kerjasama investasi ataupun keterlibatan PTBA yang akan diajukan sesuai dengan prinsip good corporate governance serta peraturan perundangan yang berlaku.Dewan Komisaris juga meminta agar Direksi betul-• betul memperhatikan komitmen peningkatan angkutan batubara dengan kereta dari PT KAI. Kemampuan Vvolume angkut PT KAI harus benar-benar diperhatikan dalam penyusunan RKAP.

Kinerja dan Pengelolaan Anak Perusahaan

Dewan Komisaris menilai bahwa kinerja anak-anak • perusahaan dan unit usaha PT BA harus ditingkatkan dan merekomendasikan kepada Direksi agar untuk masing-masing anak usaha dilakukan langkah penanganan spesifik, yaitu:- Restrukturisasi usaha PT BAP. - Melakukan monitoring kinerja PT IPC secara lebih

ketat mengingat kinerjanya yang tidak sesuai dengan rencana yang ditetapkan semula.

- Pengambilan keputusan yang lebih tegas atas status UP Ombilin, mengingat realisasi dan rencana produksi yang rendah dan akumulasi kerugian operasional yang terus terjadi.

- Restrukturisasi menyeluruh atas Unit Pengusahaan Briket, termasuk pelaksanaan opsi pelepasan cabang unit usaha yang prospeknya kurang bagus dan mengalami kerugian terus-menerus.

Tata Kelola

Dewan Komisaris meminta peninjauan kembali SK • Direksi No 002/Int-0100/PG.04/2010 tentang Ketentuan Fasilitas/Tunjangan Direksi dan Komisaris PTBA yang masih kurang tepat. Dalam hal ini, harus juga berpedoman pada Permen BUMN No. 2/MBU/2009 tanggal 2009.Dewan Komisaris mendukung pengkajian dan • penyusunan Board Manual terbaru yang disusun dengan bantuan konsultan. Namun sebelum peresmian dan penanda-tanganan, draft terkait terlebih dahulu disampaikan dan dibahas bersama antara Dewan Komisaris dan Direksi. Dewan Komisaris memberikan catatan perlu adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban Dekom dengan Direksi dalam Board Manual tersebut.Dalam rangka penguatan penerapan praktek GCG Dewan • Komisaris melakukan pergantian anggota Komite Risiko

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAANCorporate Governance Report

joint project, in keeping with good corporate governance principles and the legislations.Board of Commissioners asked Board of Directors to • closely follow up PTKA’s commitment to increase railway loading capacity. Loading volume should be included in writing up Work Program and Budget.

Performance and Management of Subsidiaries

Board of Commissioners was of the opinion that the • performance of subsidiaries could be enhanced. Therefore, Board of Commissioners made the following recommendation to Board of Directors:

Restructure PT BAP. -Monitor IPC more closely as its performance was not -in concert with what was originally planned.Make a more adamant decision on the status of -Ombilin Mining Unit, considering its production output was low and operating loss continued to accumulate.Conduct an overall restructuring of Briquette -Business Unit (BU), and exercising the option of releasing less potential and continuously losing business units.

Governance

Board of Commissioners requested that Board of • Directors Decision No. 002/Int-0100/PG.04/2010 on Facilities/Allowances of Board of Directors and Board of Commissioners be reviewed as it is considered inappropriate. SOE Minister Regulation No. 2/MBU/2009 of 2009 should be observed.Board of Commissioners endorsed the newly revised • Board Manual with the help of a consultant. Prior to signing and enacting the Manual, the draft will be deliberated by Board of Commissioners and Board of Directors. Board of Commissioners noted there should be equilibrium between Board of Commissioners and Board of Directors in terms of duty and responsibility in Board Manual.To reinforce the implementation of GCG practice, Board • of Commissioners replaced members of Business Risk Committee, established GCG Committee apart from

Page 219: PTBA.AR2010_010411D

217PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Usaha, membentuk Komite GCG tersendiri, yang terpisah dari Komite Nominasi dan Remunerasi, terhitung sejak tanggal 1 Agustus 2010. Selain itu, untuk memperkuat pengembangan dan pengelolaan SDM, Dewan Komisaris memperkuat susunan Konarba dan merubah namanya menjadi Komite Nominasi, Remunerasi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, atau Konarba dan PSDM.

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Dalam menyusun dan melaksanakan program tanggung • jawab sosial, Direksi diminta memperhatikan kebutuhan serta melibatkan masyarakat sekitar, sehingga dampak pelaksanaan program PKBL menjadi optimal

Lain-lain

Sehubungan dengan rencana pengalihan aset Perseroan • di Palembang kepada PDAM, Dewan Komisaris memandang perlu dilakukannya kajian dari segi hukum. Dewan Komisaris berpendapat agar pengalihan aset sesuai dengan masa berlaku perjanjian dengan PDAM sesuai dengan ketentuan yang berlaku.Sehubungan dengan pelaksanaan audit kinerja atas • anak perusahaan dan proyek kerjasama, sebagaimana diamanatkan oleh RUPS, Dewan Komisaris telah membentuk Corrective Action Committee (CAC), diketuai anggota Direksi. CAC telah melaksanakan tugasnya dengan pengawasan dan arahan Dewan Komisaris dan saat ini CAC telah diminta laporannya oleh Dewan Komisaris. Dewan Komisaris menyetujui RKAP 2011 dengan •

Nomination and Remuneration Committee starting from 1 August 2010. For the purpose of supporting human resource management and development, Nomination and Remuneration Committee was reinforced and converted into Nomination, Remuneration and Human Resource Development Committee.

Corporate Social Responsibility

In formulating and implementing corporate social • responsibility program, Board of Directors should involve the local community and consider their nneds, so that Partnership and Community Development Program may achieve optimum results.

Others

In connection with the planned assignment of the • Company’s assets in Palembang to PDAM (Regional Water Company), Board of Commissioners deemed it necessary to study the case from legal point of view. Assignment of asset should be in line with the term of agreement entered into with PDAM. To conduct performance audit on subsidiaries and • joint venture projects, as advised by GMS, Board of Commissioners set up Corrective Action Committee (CAC) headed by a Director. CAC works under and reports to Board of Commissioners. Board of Commissioners approved the 2011 Work • Program and Budget with a few notes.

Page 220: PTBA.AR2010_010411D

218 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

beberapa catatan.Dewan Komisaris terlibat aktif dalam merumuskan • agenda, mempersiapkan dan mensukseskan pelaksanaan RUPS yang diselenggarakan pada 21 April 2010.Dewan Komisaris juga telah melakukan pembenahan • mekanisme Tata Laksana Surat dan Kearsipan (TLSK), dengan bantuan konsultan. Dewan Komisaris berpendapat bahwa Perseroan • tidak memiliki kewajiban apapun atas pengaduan Masyarakat Adat Taka Paser, Batu Kajang. Persoalan tersebut adalah persoalan Pemerintah, sesuai dengan Keppres Nomor 75 Tahun 1996 tentang Ketentuan Pokok Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara: pada pasal 9 ayat (2).

DIREKSIDireksi bertugas dan bertanggung jawab secara kolegial dalam mengelola Perseroan agar seluruh sumber daya berfungsi secara maksimal, profitabilitas operasional meningkat dengan hasil akhir naiknya nilai Perseroan secara berkesinambungan. Masing-masing anggota Direksi melaksanakan tugas dan mengambi keputusan sesuai dengan pembagian tugas dan wewenangnya, namun pelaksanaan tugas oleh masing-masing anggota Direksi tetap merupakan tanggung jawab bersama.

Masing-masing anggota Direksi termasuk Direktur Utama memiliki kedudukan setara dengan tugas Direktur Utama adalah mengkordinasikan kegiatan seluruh kegiatan anggota Direksi. Anggota Direksi dipilih dan diangkat melalui RUPS, untuk masa jabatan 5 tahun. Untuk memastikan integritas dan profesionalitas di bidangnya, seluruh calon Direksi menjalani fit and proper test secara terbuka. Komposisi Direksi saat ini terdiri atas seorang Direktur Utama dan 5 (lima) orang Direktur dengan susunan sebagai berikut:

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAANCorporate Governance Report

Komposisi Dewan Komisaris Perseroan saat ini adalah sebagai berikut:

Direktur Utama President Director Ir. Sukrisno

Direktur Keuangan Dono Boestami, MSc

Direktur Operasi/Produksi Ir. Milawarma, M.Eng

Direktur Pengembangan Usaha Ir. Heri Supriyanto

Direktur Niaga Ir. Tiendas Mangeka

Direktur SDM & Umum Ir. Drs. Mahbub Iskandar

Board of Commissioners was actively involved in • compiling agenda, preparing and organizing 2010 GMS that was held on 21 April 2010. Board of Commissioners reorganized the correspondence • and filing sysem with the aid of a consultant.Board of Commissioners believes that the Company is • not accountable to handle the complaints of Taka Paser Community, Batu Kajang, this being the Government’s problem as stipulated by Presidential Decree No. 75/1996 on Basic Provision of Coal Mining Agreement article 9 clause (2).

BOARD OF DIRECTORSBoard of Directors is collectively in charge of and responsible for managing the Company to ensure all resources are employed to the maximum, profitability is increased and corporate value is enhanced. Board of Directors members perform and make decisions according to their respective duty and authority but the performance of each member remains the Board’s collective responsibility.

Members of Board of Directors including President Director are on an equal footing. The duty of President Director is coordinating all members in the performance of their duty. Members are elected and nominated by GMS for a term of five years. To ensure they have the approriate integrity and qualification for their respective fields, all candidates must take fit and proper tests openly. The current Board of Directors is composed of one President Director and five Directors as follows:

Page 221: PTBA.AR2010_010411D

219PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Independensi Direksi

Komposisi Direksi Perseroan ditetapkan dengan seksama agar senantiasa dapat melakukan pengambilan keputusan secara cepat, tepat, efektif, responsif pada setiap kondisi operasional dan mempertimbangkan segala risiko dan situasi secara independen. Sikap dan tindakan independen mengandung arti tidak ada kepentingan ataupun benturan kepentingan yang mungkin dapat mengganggu kemampuan setiap anggota Direksi untuk melaksanakan tugasnya secara mendiri dan memikirkan setiap langkah secara kritis.

Direksi Perseroan menjalan tugas secara independen juga berarti tidak ada campur tangan pihak manapun yang mempengaruhi pertimbangan operasional Direksi yang bertentangan dengan peraturan perundangan dan Anggaran Dasar PTBA. Untuk menjaga independensi tersebut, Antar seluruh anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris tidak ada hubungan kekeluargaan hingga tingkat ke tiga, baik secara garis lurus maupun kesamping.

Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

Tugas dan tanggung jawab utama Direksi adalah mengelola Perseroan demi mencapai tujuan pendirian perusahaan dengan efektif, efisien dan memberikan nilai optimal kepada para pemangku kepentingan. Rincian tugas dan tanggung jawab Direksi meliputi:

Menyusun visi, misi dan nilai-nilai perusahaan, program • jangka pendek maupun panjang, mengendalikan sumber daya secara efektif dan efisien, memperhatikan kepentingan minority shareholder secara wajar dan memiliki tata kerja dan pedoman kerja (charter) yang jelas.Menyiapkan pada waktunya RKAP dan perubahannya • kepada Dewan Komisaris untuk mendapatkan pengesahan pada rapat Dewan Komisaris selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari sebelum tahun anggaran dimulai.Menyusun dan melaksanakan manajemen risiko yang • mencakup seluruh aspek operasional Perseroan.Menyusun satuan pengendalian internal, memastikan • kelancaran komunikasi internal atau antar bagian dan eksternal dengan pemangku kepentingan serta menyusun dan melaksanakan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan.Memberikan penjelasan tentang segala hal yang • ditanyakan atau yang diminta Anggota Dewan Komisaris.

Independency of Board of Directors

Composition of Board of Directors is carefully set up to ensure timely, correct, effective, responsive decisions are taken in any situation, and the risks and conditions are weighed independently. Independent attitude and action suggest there is no conflict of interest that may interfere with the Directors’ ability to act independently and be critical in considering every step they take.

The independent stance of Board of Directors means there is no outside intervention that may influence their judgement as required by the law and Articles of Association.Performing independently means there is no outside intervention influencing the Board’s judgement that may sway them from the law and Articles of Association. To maintain their independency Board of Commissioners and Board of Directors have no family relationship down to the third level, vertically as well as horizontally.

Duty and Responsibility of Board of Directors

The duty and responsibility of Board of Directors are managing the Company to achieve the main objective of the Company in an effetive and efficient manner to maximize stakeholders’ return. The duty and responsibility include the following activities:

Formulation of corporate vision, mission and values, short • and long term programs, managing resources effectively and efficiently, caring for minority shareholders’ fair interest and possessing clear work system and work charter.Timely preparation of Work Program and Budget and its • revisions for Board of Commissioners’ approval in Board of Commissioners meeting no later than 60 days before the beginning of new accounting year.Write-up and implementation of risk management • covering all aspects of the Company’s operations.Formation of internal audit unit, ensuring smooth internal • or inter-departmental and external communication with stakeholders, as well as write-up and implementation of corporate social responsibility program.Explanation of anything questioned or requested by • members of Board of Commissioners.

Page 222: PTBA.AR2010_010411D

220 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Membuat laporan tahunan sebagai wujud pertanggung-• jawaban atas kepengurusan Perseroan, lengkap dengan seluruh dokumen-dokumen yang menyertai-nya termasuk dokumen keuangan Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang tentang dokumen Perusahaan

Sedangkan tugas dan tanggung jawab masing-masing Direktur secara spesifik adalah sebagai berikut:

Direktur Utama

Bertugas untuk mengkordinir anggota Direksi lainnya, • agar seluruh kegiatan berjalan sesuai visi, misi, sasaran usaha, strategi, kebijakan dan program kerja yang ditetapkan.Bertanggung jawab untuk menyelaraskan seluruh • inisiatif internal Perseroan dan memastikan terjadinya peningkatan kemampuan bersaing Perseroan, mengkordinasikan tugas operasional di bidang audit internal, komunikasi, memastikan kepatuhan terhadap hukum dan regulasi serta mengkordinir manajemen risiko dan pengembangan perusahaan.Mengarahkan, mengembangkan dan menetapkan • strategi pengelolaan Perseroan secara menyeluruh.Menyiapkan Rencana Jangka Panjang (RJP) yang • ditandatangani bersama dengan Komisaris untuk disahkan RUPS. Menyiapkan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan yang merupakan penjabaran tahunan dari Rencana Jangka Panjang.Menyiapkan kebijakan umum Sistem Pengendalian • Internal dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan atas laporan hasil pemeriksaan yang dibuat oleh Satuan Pengawasan Internal.

TATA KELOLA PERUSAHAANGood Corporate Governance

Independensi Direksi berarti juga tidak ada campur tangan pihak manapun yang mempengaruhi pertimbangan operasional yang dilakukan sesuai peraturan perundangan dan Anggaran Dasar Perseroan.

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAANCorporate Governance Report

Writing annual report that serves as accountability • report of their performance in managing the Company, accompanied by all supporting documents including financial reports as set forth in the Law concerning Corporate Documents.

While the duty and responsibility of each Director specifically are as follows:

President Director

Coordinating all other members of Board of Directors, • in order that all activities are in line with the Company’s vision, mission, business target, strategy, policy and work program.Aligning all internal initiatives of the Company and • ascertaining the Company’s improved competitiveness, coordinating all functions of internal audit, communication, ensuring compliance with the laws and regulations and coordinating risk management and business development.Directing, developing and devising overall management • strategy.Writing up Long Term Plan to be signed jointly with • Commissioners and ratified by GMS. Preparing Work Program & Budget being the annual elaboration of Long Term Plan. Setting general policy of Internal Control System and • taking further action in response to audit findings reported by Internal Audit Unit.

Page 223: PTBA.AR2010_010411D

221PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Direktur Keuangan

Bertanggung jawab untuk mengkordinasikan, • mengendalikan dan mengevaluasi tugas operasional di bidang keuangan, anggaran, akuntansi, sekaligus memastikan penyediaan pendanaan bagi pengembangan perusahaan. Bertanggung jawab dalam meningkatkan nilai • Perseroan (corporate value) melalui pengelolaan dana dan manajemen risiko. Melakukan pembinaan terhadap Satuan Kerja Akuntansi • dan Anggaran, Perbendaharaan dan Pendanaan serta Teknologi Informasi.

Direktur Operasi / Produksi

Bertanggung jawab untuk mengkordinasikan, • mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan tugas operasional bidang penambangan batubara, bidang teknik, keselamatan kerja, lingkungan serta mengembangkan program efisiensi proses penambangan maupun produksi secara berkelanjutan. Melakukan pembinaan terhadap Satuan Kerja Analisis • Evaluasi Optimasi Produksi serta Penanganan dan Angkutan Batubara. Melakukan pembinaan unit-unit operasional yang terdiri • dari Unit Pertambangan Tanjung Enim, Unit Pelabuhan Tarahan, Unit Dermaga Kertapati dan Unit Pertambangan Ombilin.

Direktur Pengembangan Usaha

Bertanggung jawab atas tumbuh dan berkembangnya • usaha Perseroan secara berkelanjutan serta meningkatnya daya saing produk dalam jangka panjang.Bertanggung-jawab untuk melakukan pembinaan • terhadap Satuan Kerja Perencanaan Korporat dan Pengembangan.

Direktur Niaga

Bertanggung jawab atas tumbuh dan berkembangnya • usaha Perseroan secara berkelanjutan serta meningkatnya daya saing produk dalam jangka panjang. Bertanggung jawab atas bidang penjualan, distribusi • dan transportasi serta pengembangan pemasaran, pertumbuhan pendapatan yang berkelanjutan, efisiensi pengelolaan persediaan batubara dan angkutan, serta transaksi pembelian barang yang optimal bagi perusahaan.Bertanggung jawab atas pengembangan dan perluasan • pemasaran produk Perseroan termasuk melakukan

Finance Director

Coordinating, controlling and evaluating the work of the • Finance, Budget and Accounting Divisions, at the same time securing funds required for business development. Promoting corporate value through fund management • and risk management. Providing guidance to Accounting, Budget, Treasury, • Funding and Information Technology Work Units.

Operations/Production Director

Coordinating, controlling and evaluating the work of • Coal Mining, Engineering, Work Safety, Environment Units, and developing mining and production efficiency program. Providing guidance to Production Optimization Evaluation • Analysis Work Unit and Coal Handling and Transporting Work Unit. Developing operating units which are Tanjung Enim • Mining Unit, Tarahan Port Unit, Kertapati Pier Unit and Ombilin Mining Unit.

Business Development Director

Responsible for the sustainable growth and development • of the Company’s business and improved product long term competitiveness.Responsible for nurturing Corporate Planning and • Developemt Work Unit.

Commerce Director

Responsible for the sustainable growth and development • of the Company’s business and improved product long term competitiveness.Responsible for Sales, Distribution and Transportation • Units, and marketing development, income growth, efficiency of coal supply management and transportation, as well as optimum purchase of goods.Responsible for the development and expansion of • product marketing and for maximizing the profitability of business units.

Page 224: PTBA.AR2010_010411D

222 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

upaya profitisasi unit-unit bisnis. Melakukan pembinaan terhadap Satuan - tuan Kerja • Pemasaran Batubara dan Logistik Melakukan pembinaan terhadap Unit Pengusahaan • Briket

Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum

Bertanggung jawab atas tumbuh dan berkembangnya • usaha Perseroan secara berkelanjutan serta meningkatnya daya saing produk dalam jangka panjang. Bertanggung jawab atas bidang penjualan, distribusi • dan transportasi serta pengembangan pemasaran, pertumbuhan pendapatan yang berkelanjutan, efisiensi pengelolaan persediaan batubara dan angkutan, serta transaksi pembelian barang yang optimal bagi perusahaan.Bertanggung jawab untuk mengembangkan dan • memperluas pemasaran produk Perseroan termasuk melakukan upaya profitisasi unit-unit bisnis.

Prosedur Penetapan dan Remunerasi Direksi

Perseroan menetapkan besaran remunerasi anggota Direksi berdasarkan keseimbangan antara tugas dan tanggung-jawab serta kinerja. Prosedur ringkas penetapan remunerasi Direksi adalah sebagai berikut:

Komite Remunerasi dan Nominasi meminta konsultan • independen melakukan kajian remunerasi bagi anggota Direksi.Konsultan Independen, menyusun kriteria dasar • penetapan honorarium, melakukan survey remunerasi pada industri sejenis, menyusun rekomendasi usulan remunerasi lengkap dengan dasar pertimbangannya.Komite Remunerasi dan Nominasi menyusun • rekomendasi remunerasi bagi anggota Direksi, lengkap

TATA KELOLA PERUSAHAANGood Corporate Governance

TATA KELOLA PERUSAHAANGood Corporate Governance

Remunerasi Anggota Direksi ditetapkan berdasarkan keseimbangan antara besarnya tugas, tanggungjawab dan kinerja masing-masing.

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAANCorporate Governance Report

Fostering Coal Marketing and Logistics Work Units.• Nurturing Briquette Business Unit. •

Human Resource and General Affairs Director

Responsible for the sustainable growth and development • of the Company’s business and improved product long term competitiveness. Responsible for Sales, Distribution and Transportation • Units, and marketing development, income growth, efficiency of coal supply management and transportation, as well as optimum purchase of goods.Responsible for the development and expansion of • product marketing and for maximizing the profitability of business units.

Determination of Board of Directors’ Remuneration

The Company determines the amount of Board of Directors’ remuneration commensurate with their duty, responsibility and performance. Brief procedure of fixing Board of Directors’ remuneration is as follows:

NR Committee consults an independent consultant for • making remuneration analysis.Independent consultant works out remuneration formula, • conducts survey in similar industry, recommending remuneration package and consideration.NR Committee recommends remuneration package and • consideration to Board of Commissioners.

Page 225: PTBA.AR2010_010411D

223PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Bagan ringkas prosedur penetapan remunerasi Direksi adalah sebagai berikut.

Menetapkan besaran gaji dan tantiem anggota Direksi sesuai mandat RUPS

Meminta bantuan Konsultan independen menetapkan dasarpenentuan remunerasi

Mengusulkan dasar dan besaran remunerasi

Membahas usulan KNR dan mengusulkan besaran remunerasi

Membahas, menetapkan dan memberi wewenang Dewan Komisaris untuk menetapkan besaran gaji dan tantiem Direksi

Menetapkan dasar dan pertimbangan remunerasi mencakup:

Per Men BUMN no. PER-02 dan 03/• MBU/2009 pasal 5Hasil survey remunerasi• Tugas dan tanggung jawab• KPI Direksi• Kompensasi dan pengalaman• Kemampuan/Kesehatan Perusahaan•

Komite Nominasi & Remunerasi

Komite Nominasi & Remunerasi

Konsultan Independen

Dewan Komisaris

Rapat Umum Pemegang Saham

Dewan Komisaris

Gaji dan Tantiem Anggota Direksi

dengan dasar pertimbangannya, kepada Dewan Komisaris.Dewan Komisaris membahas usulan Komite Remunerasi • dan Nominasi, menetapkan beberapa usulan termasuk daar pertimbangan, untuk diputuskan pada RUPS.RUPS menetapkan remunerasi bagi anggota Direksi.• RUPS melimpahkan wewenang kepada Dewan Komisaris • untuk melaksanakan keputusan mengenai fasilitas dan/atau tunjangan anggota Direksi.

Board of Commissioners discuses NR Committee’s • proposal to be subsequently submitted to GMS. GMS determines Board of Directors’ remuneration.• GMS authorizes Board of Commissioners to execute GMS • resolution regarding Board of Directors’ remuneration.

Page 226: PTBA.AR2010_010411D

224 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Direksi menerima remunerasi tetap dan tidak tetap yang terdiri atas annual gross base salary (honorarium untuk Dewan Komisaris), total cash, total earnings dan total remuneration serta fasilitas dan tunjangan lain yang jumlahnya direkomendasikan oleh Komite Nominasi dan Remunerasi. Remunerasi Direksi dapat berbeda sesuai dengan tugas dan tanggung jawab setiap anggota Direksi.

Sesuai hasil RUPS tetanggal 21 April 2010, Direktur Utama mendapat gaji sebesar Rp100,4 juta per bulan, sedangkan gaji Direktur lainnya rata-rata sebesar 90% dari gaji Direktur Utama, yaitu sebesar Rp90,4 juta perbulan.

Selain gaji, untuk tahun buku 2010, Direktur Utama dan anggota Direksi juga menerima berbagai fasilitas dan tunjangan. Besaran fasilitas dan tunjangan Direksi ditetapkan oleh Dewan Komisaris atas usulan Direksi.

Direktur Utama mendapat tunjangan total Rp69,6 juta perbulan, terdiri dari ....., .... ,.... ,....,, sedangkan tunjangan untuk anggota Direktur adalah sebesar 85% dari tunjangan Direktur Utama, yakni sebesar Rp58,9 juta perbulan. Selain gaji dan tunjangan Direksi mendapatkan tantiem yang besarnya ditetapkan melalui RUPS, sesuai dengan kemampuan Perseroan.

Dengan jumlah Direktur Utama adalah satu dan anggota Direksi ada 5 (lima) maka total Remunerasi Direksi yang dialokasikan oleh Perseroan untuk tahun buku 2010 adalah sebesar Rp24,9 miliar. Pajak atas remunerasi Direksi menjadi tanggungan masing-masing anggota Direksi. Jumlah total remunerasi yang diterima oleh anggota Dewan Komisaris dilaporkan oleh Perseroan dalam RUPS.

Tabel remunerasi yang diterima oleh Direksi untuk tahun buku 2009 dan 2010 adalah sebagai berikut.

URAIAN TAHUN 2009

ORANG GAJI (Rp) TUNJANGAN (Rp) TANTIEM (Rp) TOTAL (Rp)

Direktur Utama 1 1,204,440,000 547,221,444 1,672,719,270 3,424,380,714

Direktur 5 5,419,800,000 2,916,977,146 7,527,236,714 15,864,013,860

Jumlah Direksi 6 6,624,240,000 3,464,198,590 9,199,955,984 19,288,394,574

URAIAN TAHUN 2010

ORANG GAJI (Rp) TUNJANGAN (Rp) TANTIEM (Rp) TOTAL (Rp)

Direktur Utama 1 1,204,440,000 835,035,722 2,538,461,538 4,577,937,260

Direktur 5 5,419,800,000 3,537,590,024 11,423,076,923 20,380,466,947

Jumlah Direksi 6 6,624,240,000 4,372,625,746 13,961,538,462 24,958,404,208

Note : - Semua remunerasi tersebut belum termasuk pajak

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAANCorporate Governance Report

Board of Directors receives routine and incidental remuneration consisting of annual gross base salary (honorarium for Board of Commissioners), total cash, total earnings and total remuneration, plus other facilities and allowances as recommended by NR Committee. Remuneration paid to Directors may differ among them depending on their respective duty and responsibility.

GMS held on 21 April 2010 decided that President Director’s salary was Rp100.4 million per month, and other Directors received 90% of President Director’s salary, i.e. Rp 90.4 million per month.

In addition to salary, for accounting year 2010 President Director and other Directors also received a range of facilities and allowances. The amount of facilities and allowances is determined by Board of Commissioners based on Board of Directors’ proposal.

President Director’s allowance amounted to Rp69.6 million per month, comprising ................................, while Director’s allowance was 85% of President Director’s, i.e. Rp58.9 million per month. On top of salaries and allowances, Directors received tantiem at an amount to be decided by GMS, taking into consideration the Company’s financial strength.

With one President Director and five Directors, total remuneration for Board of Directors allocated for 2010 totalled Rp 24.9 billion. Taxes will be borne by each Director individually.

Total remuneration of Board of Directors for 2009 and 2010 is given below:

Page 227: PTBA.AR2010_010411D

225PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Rapat dan Risalah Rapat Direksi

Rapat Direksi diselenggarakan dengan ketentuan, diantaranya sebagai berikut:

Rapat Direksi diadakan secara berkala sekurang-• kurangnya sebulan sekali atau setiap waktu bila diperlukan.Rapat Direksi sah dan berhak mengambil keputusan • yang mengikat hanya jika dihadiri sekurang-kurangnya ½ (setengah) dari jumlah Anggota Direksi atau diwakili secara sah dalam rapat tersebut.Keputusan rapat Direksi harus diambil berdasarkan • musyawarah untuk mufakat. Apabila hal ini tidak tercapai, maka keputusan diambil berdasarkan suara setuju lebih dari ½ (setengah) dari jumlah suara yang sah yang dikeluarkan dalam rapat. Setiap Anggota Direksi berhak mengeluarkan 1 (satu) suara.Salinan dari risalah rapat Direksi disampaikan kepada • Dewan Komisaris selambat-lambatnya pada hari kerja berikutnya setelah Rapat Direksi diselenggarakan.

Aturan pengambilan keputusan lainnya pada Rapat Direksi pada dasarnya sama dengan aturan pada Rapat Dewan Komisaris.

Selama tahun 2010, rapat Direksi diselenggarakan sebanyak 21 (duapuluh satu) kali, membahas berbagai masalah pengelolaan Perseroan. Beberapa masalah yang dibahas dan diputuskan bersama dalam Rapat Direksi di antaranya meliputi:

Bidang Pengelolaan OperasionalKeuangan•- Pemantauan realisasi anggaran dan arus kas yang

harus terjaga dengan baik.- Pemantauan tingkat kolektibilitas piutang dan tindak

lanjut atas kelambatan penyelesaian piutang kepada pihak yang memiliki hubungan istimewa.

- Evaluasi posisi kas dan penempatan kas dalam rangka menjaga likuiditas dan menunjang kegiatan operasional Perseroan

Produksi•- Evaluasi pelaksanaan program effisiensi.- Percepatan pelaksanaan perbaikan sarana dan

prasarana produksi.- Evaluasi pemindahan sarana produksi BWE system.- Pelaksanaan blending produksi, manajemen stock

dan penanganan batubara dari site sampai ke stockpile pelabuhan.

Board of Directors Meeting

Board of Directors meeting is held under the following terms:

Board of Directors meeting is held periodically at least • once a month or at anytime as required.Board of Directors meeting is valid and authorized to • make binding decisions only if attended by at least one half (½) of total members of Board of Directors or their proxies. Board of Directors meeting must make decisions by • deliberation to reach consensus. If no consensus is reached, decisions are made by votes in favor of more than one half (½) of total votes legally cast at the meeting. Each member of Board of Directors is entitled to cast one vote. Copies of minutes of Board of Directors meeting must be • submitted to Board of Commissioners no later than the next workday after the meeting is held.

The rules of making other decisions in Board of Directors meeting are basically the same as those applied to Board of Commissioners meeting.

In 2010, Board of Directors held 21 meetings, to discuss various things pertaining to the management of the Company. Some of the topics discussed and decided upon in Board of Directors meeeting were related to:

Operating Management

Finance• Monitoring budget and cashflow management. -Monitoring turnover rate and follow up action on -delayed payment of receivables from related parties. Evaluating cash position and placement in -maintaining liquidity and supporting the Company’s business oprations.

Production•Evaluating the implementation of efficiency -program.Accelerating the improvement of production facilities -and infrastrucutre.Evaluating the relocation of BWE production system. -Carrying out production blending, stock management -and coal handling from site to stock-pile at ports.

Page 228: PTBA.AR2010_010411D

226 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Pemasaran•- Peningkatan kegiatan pemasaran.- Evaluasi kemungkinan pemasaran produk bersama

anak perusahaan, IPC, dalam pola saling mendukung pasokan pada pelanggan dengan biaya pengiriman yang lebih kompetitif.

Pengembangan Usaha•- Evaluasi pelaksanaan rencana pengembangan usaha dan penetapan kembali skala prioritas.

Pengelolaan dan Kesejahteraan SDM•- Evaluasi pelaksanaan pengembangan kompetensi

pegawai.- Penetapan besaran insentif kinerja pegawai disertai

sosialisasi dan penerapan KPI pegawai.

Rencana belanja modal.•- Evaluasi realisasi belanja modal dan penetapan

anggaran belanja modal untuk tahun 2010 bersama-sama dengan evaluasi pelaksanaan rencana pengembangan usaha.

Kantor Pusat PT Bukit Asam di Tanjung Enim

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAANCorporate Governance Report

Marketing•Stepping up marketing efforts. -Studying the possibility of product marketing and -coal supplying to customers jointly with subsiadary, IPC, at a more competitive delivery cost.

Business Development•Evaluating the implementation of business -development program and readjustment of priority scale.

Human Resource Management and Welfare •Evaluating the execution of employee competence -development program.Fixing the amount of employee incentives, -disseminating and applying employee Key Performance Indicator.

Capital expenditure plan.•Evaluating the realization of capital expenditure and -determination of capital expenditure budget for 2011 and evaluating the result of business development drive.

Page 229: PTBA.AR2010_010411D

227PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Anak PerusahaanEvaluasi kinerja anak perusahaan, perumusan solusi • dan penyusunan alternatif tindakan untuk dilaporkan kepada Dewan Komisaris

Bidang Manajemen Risiko Yakni identifikasi risiko, pengelolaan risiko, tindak lanjut • mitigasi risiko dan asuransi aset-aset utama Perseroan dan aset persediaan.

Bidang GCG

di antaranya,Penyelesaian dan sosialisasi Soft Copy GCG, yang • meliputi Board Manual, GCG Code dan Code of Conduct/Kode Etik dan Kebijakan Pokok Perseroan.Evaluasi implementasi tools Balanced Scorecard dan • penetapan parameter pengukuran Key Performance Indicator bagi Direksi dan bagi pegawai.Bidang Pengendalian Internal, di antaranya rapat internal • audit dan finalisasi kebijakan Sistem Pengawasan dan Pengaduan (Whistleblower). Finalisasi agenda pelaksanaan RUPS• Penetapan besaran dividen interim, usulan prosedur • persetujuan (dengan atau tanpa RUPS) dan pelaksanaan pembagian dividen interim.

Bidang CSR di antaranya, peningkatan fungsi RSBA, pelatihan • emergency response team, perkembangan penyaluran Program PKBL.

(Tindak lanjut dari hasil-hasil rapat ini dapat dilihat pada materi “Analisis dan Pembahasan Manajemen hal ...s/d ..., Laporan Manajemen hal….s/d … dan Laporan Tanggung Jawab Sosial pada halaman ….s/d ….).

Adapun frekuensi rapat dan tingkat kehadiran anggota Direksi dalam Rapat Direksi adalah sebagai berikut:

NAMA JABATANJUMLAH RAPAT

(A)KEHADIRAN

(B)(B:A)

Ir. Sukrisno Direktur Utama 21

Dono Boestami, M. Sc Direktur 21

Ir. Milawarma, M.Eng Direktur 21

Ir. Heri Supriyanto Direktur 21

Ir. Tiendas Mangeka Direktur 21

Ir. Drs. Mahbub Iskandar Direktur 21

Subsidiaries Appraising the performance of subsidiaries, formulating • solution and optional actions to be reported to Board of Commissioners

Risk Management covering risk identification, risk management, • risk mitigation and insurance of prime assets and inventories.

GCG among others,

Finalizing and disseminating GCG Soft Copy, consisting • of Board Manual, GCG Code, Code of Conduct and Basic Policy.Evaluating the implementation of Balanced Scorecard • tools and setting parameter of Key Performance Indicator for Board of Directors and employees.Internal Control, among others internal audit meeting • and finalization of Whistle Blowing policy. Finalization of GMS agenda. • Determination of interim dividend amount, approval • procedure (with or without GMS) and interim dividend payment technicality.

CSRcovering expanded function of Bukit Asam Hospital, training of emergency response team, enhancing Partnership and Community Development Program.

(Follow up actions of these decisions of meeting are presented in “Management Discussion and Analysis” page ............., Management Report page ........... and Corporate Social Responsibility Report page ...........)

The frequency of meetings and rate of attendance of Directors in Board of Directors meetings are shown in the following table:

Page 230: PTBA.AR2010_010411D

228 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Pelatihan Direksi Untuk meningkatkan kompetensi Direksi dalam menjalankan tugasnya, Direksi Perseroan secara rutin mengikuti berbagai pelatihan dan seminar baik didalam maupun diluar negeri. Beberapa pelatihan yang diikuti oleh Direksi pada tahun 2010, mencakup antara lain:

TANGGAL PELATIHAN / SEMINAR /TRAINING TEMPAT PESERTA

Jan 2010 Commodities Outlook Jakarta Direktur Keuangan

Feb 2010 Global Macro Conference – Asia 2010 Hongkong Direktur Keuangan

April 2010 Seminar ARA 2009 dan Bedah Kasus Perpajakan Jakarta Direktur Keuangan

Mei 2010 Global Economic Outlook Jakarta Direktur Keuangan

Mei 2010 Coaltrans Bali Direktur Operasi/Produksi Direktur Niaga

Aug 2010 Transformation of the CFO Office (SAP) Jakarta Direktur Keuangan

Aug 2010 Seminar Pencegahan Tindak Pidana Korupsi oleh BUMN Jakarta Direktur Keuangan

Aug 2010 Evolution on Accounting for Employee Benefit Jakarta Direktur Keuangan

Okt 2010 Konferensi BUMN IBBEX Jakarta Direktur Keuangan

Okt 2010 Annual Conference The Rising Power of Indonesia Jakarta Direktur Keuangan

Nov 2010 Memanfaatkan Momentum Investasi & Ekspansi Jakarta Direktur Keuangan

Nov 2010 IFRS Implikasi Penerapan IFRS bagi Perusahaan di Indonesia Jakarta Direktur Keuangan

Des 2010 Seminar Pengawasan BUMN Jakarta Direktur Keuangan

Des 2010 Seminar on minimum coal dan mineral pricing – a practical look Jakarta Direktur Keuangan

Des 2010 Prospek Ekonomi Indonesia 2011 Jakarta Direktur Keuangan

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAANCorporate Governance Report

Board of Directors Training

To improve the competence of Board of Directors in carrying out its duty, local as well as overseas seminars and workshops are routinely provided for and attended by members of Board of Directors. Training programs attended by Board of Directors in 2010 included:

Page 231: PTBA.AR2010_010411D

229PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Kepemilikan Saham Direksi dan Komisaris

Direksi Perseroan memiliki saham Perseroan hanya dalam rangka investasi jangka panjang, hal ini sesuai dengan asas keterbukaan. Jumlah yang dimiliki hanya sebatas yang diizinkan sesuai peraturan tersebut. Pada tahun 2010, tercatat ada 3 orang dari jajaran Direksi yang memiliki saham dalam jumlah minimal, yakni Bapak Sukrisno sejumlah 200.000 lembar saham, Bapak Milawarma sejumlah 60.000 lembar saham dan Bapak Mahbub Iskandar sejumlah 138.000 lembar saham.

(Lihat juga “Informasi bagi Investor”)

NAMA DIREKTUR NAME OF DIRECTOR

JUMLAH SAHAMNUMBER OF SHARE

2009 2010

Sukrisno 200.000 200.000

Milawarma 60.000 60.000

Mahbub Iskandar 138.000 113.000

KOMITE-KOMITE DAN LAPORAN KOMITE Dewan Komisaris membentuk komite-komite fungsional di bawah Dewan Komisaris untuk menjaga akuntabilitas pengawasan dan penelaahan atas segala rencana operasional Perseroan dan agar dapat memberikan nasehat dan saran yang berkualitas. Hingga akhir tahun 2010 terdapat 4 (empat) komite yang membantu Dewan Komisaris, dengan penjelasan fungsi, personil dan kegiatan sebagai berikut:

Komite-Komite di bawah Dewan Komisaris

Komite AuditAudit Committee

Komite Good Corporate Governance

Komite Nominasi Remunerasi dan PSDM

Komite Asuransi, Risiko Usaha dan Pascatambang

Ketua : Suranto Sumarsono,SE, MAAnggota : Azhar Zainuri, SE, MM Ridho Kresna Wattimena, Ir, MT, PhD

Ketua : Ir. Umiyatun Hayati Triastuti. MScAnggota : Ir. Bambang Adi Winarso Phd Ir. Antonaria MA

Ketua : Ir. Abdul Latief Baky, MSc, MHum, FIQAnggota : Noeroso L. Wahyudi SE.MA Dr. Sumarhadi SE MM

Ketua : Dr. Ir. Thamrin Sihite MEAnggota : Ir. Faridha MSi Andi Novianto, Phd

Share Ownership by Board of Directors and Board of Commissioners

Share ownership by members of Board of Directors is only for long term investment in accordance with disclosure principle and in an amount permitted by relevant regulations. In 2010, three members of Board of Directors owned a minimum number of shares of the Company, i.e. Mr. Sukrisno 200,000 shares, Mr. Milawarma 60,000 shares and Mr. Mahbub Iskandar 138,000 shares.

(See “Investors Information” page ....)

COMMITTEES AND COMMITTEE REPORTIn order to ensure accountability in overseeing and reviewing all operating plans of the Company and to give quality counsel and suggestion, Board of Commissioners set up functional Committees under its authority. Until end of 2010 the Company had four Committees to assist Board of Commissioners, whose function, personnel and activitity are as follows:

Page 232: PTBA.AR2010_010411D

230 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Komite Audit

Tujuan

Komite Audit dibentuk dalam rangka membantu tugas Dewan Komisaris untuk mendorong diterapkannya tata kelola perusahaan yang baik, terbentuknya struktur pengendalian internal yang memadai, meningkatkan kualitas keterbukaan dan pelaporan keuangan, serta mengkaji ruang lingkup, ketepatan, kemandirian dan obyektifitas akuntan publik.

Pembentukan Komite Audit dilakukan berpedoman kepada:Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor • KEP-117/MBU/2002 tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara, tanggal 1 Agustus 2002.Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-29/PM/2004 • tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit tanggal 29 September 2004.Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor • PER-05/MBU/2006 tentang Komite Audit bagi Badan Usaha Milik Negara, tanggal 20 Desember 2006.

Tugas utama Komite Audit Perseroan telah sesuai dengan Pedoman Umum GCG Indonesia yang diterbitkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance.

The primary function of Audit Committee is in keeping with Indonesian GCG Code issued by the National Committee for Governance Policy.

Sasaran pembentukan Komite Audit adalah: (i) memastikan kewajaran laporan keuangan perusahaan yang disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku, (ii) dilaksanakannya struktur pengendalian internal perusahaan dengan baik, (iii) memastikan audit internal dan eksternal dilakukan sesuai standar audit yang berlaku, dan (iv) adanya tindak lanjut temuan audit dilaksanakan oleh manajemen.

Komite Audit bersifat mandiri baik dalam pelaksanaan tugas maupun dalam pelaporan, yang dibentuk oleh, dan bekerja untuk, serta bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris. Semua anggota komite audit adalah independen terhadap Direksi dan auditor eksteren, dan secara kolektif mempunyai kompetensi dan pengalaman di bidang akuntansi, keuangan, dan bisnis tambang batubara.

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAANCorporate Governance Report

Audit Committee

Objective Audit Committee is formed to assist Board of Commissioners to implement good corporate governance, form adequate internal control structure, enhance disclosure practice and financial reporting, as well as review the scope, accuracy, independency and objectivity of public accountant.

The formation of Audit Committee is pursuant to:SOE Minister Decree No. KEP-117/MBU/2002 dated 1 • August 2002 on Good Corporate Governance Practice in SOE.Bapepam Chairman Decision No. Kep-29/PM/2004 • dated 29 September 2004 regarding Formation and Performance of Audit Committee.SOE Minister Decree No. PER-05/MBU/2006 dated 20 • December 2006 on Audit Committee of SOE.

The objective of setting up Audit Committee is to make sure that (i) financial statements are presented fairly in accordance with the generally applied accounting principles, (ii) internal control function is well fulfilled, (iii) internal and external audit is performed in accordance with the established audit standards, and (iv) management takes action to follow up audit findings.

Audit Committee works independently, set up by and accountable to Board of Commissioners. All Audit Committee members are not related to any director or external auditor, experienced and knowledgable in accounting, finance, and coal mining business.

Page 233: PTBA.AR2010_010411D

231PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Tugas, kewajiban dan wewenang Komite Audit selengkapnya tertuang pada Piagam (Charter) Komite Audit Perseroan melalui Keputusan Dewan Komisaris No. 01/SK/PTBA-KOM/2009 tanggal 19 Januari 2009.

Tugas dan tanggung jawab Komite Audit adalah memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris terhadap Laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris, mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris, dan melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan tugas Dewan Komisaris. Beberapa uraian tugas dan tanggung jawab Komite Audit diantaranya tercakup pada uraian berikut.

Tugas dan tanggung-jawab Komite AuditMemonitor dan menekankan bahwa proses pencatatan • akuntansi dan keuangan Perseroan telah dilakukan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia dan peraturan lain yang berlaku.Memonitor kecukupan usaha manajemen dalam menjaga • sistem pengendalian internal, termasuk mengevaluasi Piagam SPI (Internal Audit Charter) dan rencana kerja SPI.Memonitor ketaatan pada peraturan perundang-• undangan di bidang pasar modal dan di bidang lainnya yang terkait dengan kegiatan Perseroan.Memastikan terdapat dan diterapkannya Kode Etik • Perusahaan.Bertanggung-jawab bahwa analisa, penilaian, • rekomendasi, dan informasi yang disampaikan kepada Komisaris telah dilakukan secara baik dan profesional.Menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi • perusahaan dan tidak memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi.

Wewenang Komite AuditMengakses secara penuh dan bebas atas catatan • atau informasi tentang karyawan, dana, aset, serta sumberdaya perusahaan lainnya, termasuk melakukan kunjungan lapangan lapangan secara berkala sesuai kebutuhan; Berkomunikasi dan berkordinasi dengan pihak-pihak • internal terkait dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya tersebut diatas.

The duty, obligation and authority of Audit Committee are fully laid out in Audit Committee Charter under Board of Commissioners Decision No. 01/SK/PTBA-KOM/2009 of 19 January 2009.

Audit Committee is responsible for giving input to Board of Commissioners regarding any report or information submitted by Board of Directors, identifying matters requiring the Commissioners’ attention, and doing any other work related to the Commissioners’ work. The duty and responsibility of Audit Committee are provided below.

Duty and Responsibility of Audit Committee To monitor and emphasize that accounting and financial • records are made in accordance with accounting principles generally applied in Indonesia and other relevant regulations.To monitor the management effort to maintain internal • control system and to evaluate Internal Audit Charter and work program.To monitor compliance with the capital market laws • and regulations and other regulations related to the Company’s business operations.To ensure the existence and observance of Corporate • Code of Conduct.To make sure that analysis, evaluation, recommendation • and information presented to Board of Commissioners are made properly and professionally.To keep confidential all documents, data and information • of the Company and not to use them for personal gain.

Authority of Audit Committee To have full and free access to any record or information • pertaining to employees, funds, assets, and other property, including making periodic site visits as deemed appopriate;To communicate and coordinate with corresponding • internal parties in the discharge of its duty and authority.

Page 234: PTBA.AR2010_010411D

232 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Independensi dan Susunan Komite AuditSesuai dengan pedoman umum GCG di Indonesia, Komite Audit Perseroan saat ini terdiri atas tiga anggota, salah satunya adalah Komisaris Independen yang sekaligus bertindak sebagai ketua Komite Audit, yaitu Suranto Soemarsono. Salah seorang anggota Komite Audit memiliki latar belakang pendidikan ekonomi dan keuangan sementara anggota lainnya memiliki latar belakang pendidikan bidang pertambangan sehingga dapat diyakini kompetensinya.

Perseroan telah memenuhi persyaratan independensi anggota Komite Audit sesuai dengan peraturan dan kaidah praktek GCG.

The Company has complied with GCG rules and norms with respect to the independency of Audit Committee members.

Seluruh anggota Komite Audit tidak memiliki afiliasi dengan Direktur, Komisaris lainnya maupun pemegang saham pengendali PTBA, bukan merupakan pemegang saham, Komisaris, Direktur maupun karyawan dari perusahaan yang memiliki afiliasi maupun bisnis dengan PTBA. Anggota Komite Audit tidak memiliki wewenang untuk merancang, memimpin maupun mengendalikan PTBA sebelum menjabat dan bukan merupakan mantan pimpinan maupun pegawai Kantor Akuntan Publik. Dengan demikian seluruh persyaratan independensi anggota Komite Audit sesuai dengan peraturan dan kaidah praktek GCG, telah dipenuhi.

Adapun susunan personalia Komite Audit Perseroan saat ini terdiri dari Soeranto Soemarsono sebagai Ketua, Azhar Zainuri dan Ridho Kresna Wattimena sebagai anggota.

Profil Komite Audit Perseroan selengkapnya dapat dilihat pada bagian “Data Perseroan”.

Laporan Komite AuditKomite Audit telah melaksanakan tugas sesuai Piagam Komite Audit, yaitu berupa rapat interen, rapat dengan pihak terkait, kunjungan kerja lapangan, serta pendidikan dan pelatihan berkelanjutan. Selama tahun 2010, Komite Audit mengadakan 37 (tiga puluh tujuh) kali rapat berkala, dengan tingkat kehadiran para anggotanya sebagai berikut:

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAANCorporate Governance Report

Independency and Composition of Audit Committee In accordance with general guidelines of GCG in Indonesia, Audit Committee of the Company is currently composed of three members, one of them is Independent Commissioner concurrently Head of Audit Committee, i.e. Mr. Suranto Soemarsono. A member of Audit Committee is educated in economic and financial science and the other two are knowledgable in mining business so their competence is guaranteed.

All members of Audit Committee are not affiliated with the directors or other commissioners, or controlling shareholders of PTBA. They are not shareholders, commissioners, directors or employees of companies that have affiliation or business relation with PTBA. Members of Audit Committee are not authorized to conceive, manage or control PTBA before taking office and are not former management members or employees of a public accountant office. Therefore, all the criteria of independency of Audit Committee members as stipulated by GCG rules and principles are complied with.

The Company’s Audit Committee is currently composed of Soeranto Soemarsono as Head, Azhar Zainuri and Ridho Kresna Wattimena as members.

The profile of Audit Committee members is provided in “Corporate Data” section.

Audit Committee Report Audit Committee performs in accordance with Audit Committee Charter, in terms of internal meetings, meetings with related parties, site visits, education and training. In 2010, Audit Committee held 37 meetings with the following attendance rate:

Page 235: PTBA.AR2010_010411D

233PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Kegiatan Komite Audit tahun 2010 meliputi:Penelaahan ulang atas laporan keuangan triwulanan 1. yang akan dikeluarkan oleh perusahaan, termasuk memberikan saran perbaikan dan memastikan Laporan keuangan yang disajikan telah mematuhi prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia. Berkenaan pelaksanaan audit kinerja dan audit umum tahun buku 2010, Komite Audit telah secara aktif melakukan diskusi dan masukan dengan akuntan publik dan manajemen mengenai berbagai persoalan.Melaksanakan proses pemilihan dan penetapan Kantor 2. Akuntan Publik (KAP) yang akan melakukan Audit Kinerja Tahun Buku 2010 melalui suatu proses beauty contest yang adil oleh Tim Pemilihan KAP berdasarkan kerangka acuan kerja yang jelas dan transparan, serta pada harga yang kompetitif dan merekomendasikan kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan KAP Purwantono, Suherman dan Surja (Ernst & Young) untuk melaksanakan audit kinerja terhadap Proyek Kerjasama dan Anak Perusahaan PTBA tahun buku 2010. Merekomendasikan kepada Dewan Komisaris untuk 3. menetapkan KAP Tanudiredja, Wibisana & Rekan, member firm PriceWaterhouseCoopers untuk melaksanakan audit umum terhadap Laporan Keuangan Konsolidasi PTBA dan Laporan Keuangan PKBL tahun buku 2010;Melakukan pemantauan pelaksanaan Audit Kinerja dan 4. Audit Umum tahun buku 2010.Melakukan evaluasi mengenai pelaksanaan 5. pemerikasaan oleh Satuan Pengawas Interen dan Tindak Lanjut hasil temuan oleh Manajemen. Termasuk dalam evaluasi tersebut adalah meminta SPI untuk melakukan berbagai kegiatan meliputi:

Melakukan kajian dan saran untuk menyeleraskan • kajian penanganan proyek investasi diantara SMP, AEOP, dan Direktorat Pengembangan Usaha; dan antar Satuan Kerja lainnya;

NAMA JABATANJUMLAH RAPAT

(A)

KEHADIRAN(B)

(B:A)%

Suranto Sumarsono,SE, MA Ketua 37 37 100Azhar Zainuri, SE, MM * Anggota 37 36 97Ridho Kresna Wattimena, Ir, MT, PhD Anggota 37 36 97

Keterangan : *)Berdasarkan SK Dewan Komisaris No. 04/SK/PTBA-KOM/2010. Tanggal 3 Juni 2010.

Audit Committee accomplished the following in 2010:Reviewing quarterly financial statements to be issued by 1. the Company, advising on correction and ensuring the financial statements are presented fairly in accordance with the accounting principles generally applied in Indonesia. With respect to general and performance audit for 2010 accounting year, Audit Committee held intensive discussions on various matters with public accountant and the management. Selecting and appointing Certified Public Accountant 2. who would audit the Company’s 2010 operating results through a fair ‘beauty contest’ by CPA Selection Team with clearly defined terms of reference at competitive costs, and recommending to Board of Commissioners to appoint CPA Purwantono, Suherman and Surja (Ernst & Young) to perform audit on PTBA Joint Projects and Subsidiaries for accounting year 2010.Recommending to Board of Commissioners to appoint 3. CPA Tanudiredja, Wibisana & Partners, member firm of PriceWaterhouseCoopers to perform general audit on PTBA Consolidated Financial Statement and Partnership and Community Development Program Financial Statement for 2010. Monitoring the execution of Performance Audit and 4. General Audit in 2010.Evaluating the work of Internal Audit Unit and the 5. follow-up action on audit findings by the management. Requesting Internal Audit Unit to do the following:

Evaluating and proposing the method of aligning • investment projects among SMP, AEOP, Directorate of Business Development, and other Work Units.

Page 236: PTBA.AR2010_010411D

234 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Memanfaatkan laporan hasil audit oleh BPK dan • auditor eksternal (baik audit umum maupun audit kinerja) untuk meningkatkan kinerja SPI;Memperhatikan kontrak-kontrak antara PTBA dan • pihak ketiga, dan memberikan saran serta perbaikan atas klausul-klausul kontrak yang lemah atau merugikan PTBA; Memperhatikan dan meyakinkan bahwa transaksi • antara PTBA dengan anak-anak perusahaan telah dilakukan secara wajar (arm’s length basis);Memberikan saran kepada Manajemen untuk • kepastian penutupan operasi UPO; Meminta kepada satker Hukum untuk memberikan • laporan kemajuan proses pensertifikatan tanah-tanah sitaan milik PTBA yang lebih terinci; Memberikan advis kepada Satker terkait untuk • mengambil posisi yang benar terhadap proyek-proyek yang potensi kesinambungannya tidak jelas;Memberi Saran tertulis kepada Manajemen untuk: • - bekerjasama dengan lembaga keuangan yang

kredibel (BRI, BNI, Bank Mandiri, BPD Sumsel, BPR) di dalam pengelolaan dana Program Kemitraan, sehingga pertanggungjawabannya dapat lebih baik dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat;

- menyempurnakan sistem tatakelola PKBL (SDM, sistem, dll) mengingat mulai tahun 2010 ini sudah diterapkan audit umum (general audit).

Memeriksa masa berlaku dari Surat Jaminan • Pelaksanaan (Performance Bond) atas kontrak Pembangunan PLTU 3 x 10 MW di Tanjung Enim;Mengingatkan kepada Satker terkait untuk membuat • studi lebih terinci tentang kelanjutan usaha tambang PT. Batubara Bukit Kendi (BBK).

Melaksanakan beberapa tugas khusus yang diberikan oleh Dewan Komisaris, diantaranya mencakup:

Memberikan berbagai masukan pada Dewan • Komisaris dalam menyusun tanggapan Dewan Komisaris atas Laporan Kinerja Bulanan, Laporan Keuangan Konsolidasi Triwulanan kepada Kementrian BUMN dan Draft RKAP 2011.Memberikan masukan kepada Dewan Komisaris • dalam menyusun tanggapan Dewan Komisaris atas permohonan Direksi PTBA : (i) penghapusan dan atau pembongkaran sejumlah aset non produktif; (ii) pengadaan barang dan jasa yang bersifat substansial; dan (iii) pengalihan aset tanah di Kertapati;

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAANCorporate Governance Report

Using State Auditor and external auditor general and • performance audit findings to improve Internal Audit Unit’s performance.Scrutinizing contracts between PTBA and third • parties, and proposing improvements to contractual clauses that do not provide enough protection for the Company.Ensuring that transactions between PTBA and • subsidiaries are done on arm’s length basis.Giving input to the management for the closing of • Ombilin Mining Unit operations.Asking Legal Work Unit to report in more detail the • progress of obtaining land certificates of PTBA’s confiscated land. Advising relevant Work Units to take the right position • towards projects with uncertain potentials. Making written proposals to the management to:• work with trustworthy financial institutions (BRI, BNI, -Bank Mandiri, BPD Sumsel, BPR) in managing the fund of Partnership Program for better accountability and benefit to the community.Improve management system of Partnership and -Community Development Program (HR, system, etc.) as starting 2010 general audit will be performed.Checking the validity of Performance Bond for • Construction of Tanjung Enim TPP 3 x 10 MW. Reminding Work Units concerned to make a more in-• depth study of the business continuity of PT Batubara Bukit Kendi (BBK).

Performing several specific assignments given by Board of Commissioners, including:

Giving input to Board of Commissioners in writing • its comments on monthly performance reports and quarterly consolidated financial reports to SOE Ministry, and draft work program and budget for 2011.Making recommendation to Board of Commissioners • in writing its response to Board of Directors’ proposed (i) write-off and/or removal of unproductive assets, (ii) procurement of substantial goods and services, and (iii) assignment of land in Kertapati.

Page 237: PTBA.AR2010_010411D

235PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Memberikan masukan kepada Dewan Komisaris • dalam menyusun Laporan Dewan Komisaris tentang pelaksanaan Corrective Actions atas Hasil Audit Kinerja tahun 2009;

Melakukan 2 (dua) kali Kunjungan Kerja Lapangan di 6. Pelabuhan Tarahan, Unit Pertambangan Tanjung Enim (UPTE), dan Dermaga Kertapati, dan temuan-temuan penting telah dilaporkan kepada Dewan Komisaris; Mengikuti 2 (dua) kali Rapat Kerja Lintas Komite ;7. Mengikuti Pendidikan dan Pelatihan, dimana untuk 8. meningkatkan kompetensinya, pada tahun 2010 Ketua dan anggota Komite Audit telah mengikuti berbagai konferensi, diskusi panel, dan temu profesi sebagai upaya untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan praktik lapangan.

Komite Good Corporate Governance (GCG)

Tujuan, Visi dan Misi

Komite Good Corporate Governance, selanjutnya disebut Komite GCG bertugas membantu Dewan Komisaris dalam rangka meningkatkan penerapan praktek GCG oleh Perseroan. Komite GCG dibentuk pada tanggal 30 Juli 2010 melalui Surat Keputusan Dewan Komisaris Nomor 07/SK/PTBA-KOM/VII/2010. Komite ini sebelumnya digabung dengan Komite Nominasi dan Remunerasi sebagai Komite Nominasi, Remunerasi dan GCG.

Visi Komite GCG adalah “terlaksananya penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) yang berlandaskan peraturan perundang-undangan dan best practices dalam upaya pencapaian visi misi maupun sasaran dari Perusahaan”.

Sedangkan misinya adalah memberikan masukan kepada Dewan Komisaris secara profesional untuk terlaksananya pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi dalam bidang penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG).

Salah satu tugas utama Komite GCG adalah menelaah tingkat kepatuhan Perseroan pada peraturan perundangan yang berkaitan dengan penerapan prinsip dasar GCG.

One of GCG primary duties is to assess the Company’s compliance with the laws and regulations governing GCG principles implementation.

Giving input to Board of Commissioners in writing • its report on corrective actions in response to 2009 performance audit findings.

Making two site visits to Tarahan Port, Tanjung Enim 6. Mining Unit and Kertapati Pier, and reporting important findings to Board of Commissioners.

7. Attending two Cross Committee Business Meetings.8. Attending education and training sessions. To enhance

their proficiency, in 2010 Head and member of Audit Committee attended various conferences, panel discussions and professional meetings to keep abreast of scientific advancement and on-the-job practice.

Good Corporate Governance (GCG) Committee

Objective, Vision and Mission

Good Corporate Governance Committee (GCG Committee) is set up to assist Board of Commissioners to oversee the practice of GCG by the Company. GCG Committee was set up on 30 July 2010 under Board of Commissioners Decision No. 07/SK/PTBA-KOM/VII/2010. The Committee was previously combined with NR Committee as Nomination, Remuneration and GCG Committee.

The vision of GCG Committee is “Successfully implementing GCG principle and best practices in accordance with the law to realize the vision, mission and objective of the Company”.

While its mission is to give professional input to Board of Commissioners in performing its oversight responsibilities and giving counsel to Board of Directors with regard to GCG principles implementation.

Page 238: PTBA.AR2010_010411D

236 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Page 239: PTBA.AR2010_010411D

237PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Untuk tercapainya misi tersebut, Komite GCG mendorong tersedianya soft structure GCG sebagai pedoman dalam penerapan prinsip-prinsip GCG oleh Perusahaan dan mendorong terciptanya pelaksanaan prinsip-prinsip dan praktek GCG yang lebih baik.

Komite GCG dibentuk dengan berpedoman kepada Anggaran Dasar Perusahaan terakhir yang dibuat oleh Notaris Fathiah Helmi, SH tanggal 21 April 2010 Nomor 24 dan peraturan perundangan yang berlaku.

Independensi dan Susunan Komite GCG

Komite GCG bersifat mandiri baik dalam pelaksanaan tugas maupun dalam pelaporan, yang dibentuk oleh, dan bekerja untuk, serta bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris. Semua anggota komite ini adalah independen terhadap Direksi, dan secara kolektif mempunyai kompetensi dan pengalaman di bidang tata kelola perusahaan yang baik.

Tugas dan Tanggung-jawab

Tugas Komite GCG selengkapnya tertuang dalam Piagam (Charter) Komite GCG Perseroan dengan beberapa uraian diantaranya adalah sebagai berikut.

Memberikan pendapat profesional dan independen • kepada Dewan Komisaris terhadap hal-hal yang berhubungan dengan Good Corporate Governance;Melakukan penelaahan tingkat kepatuhan perusahaan • terhadap peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan prinsip-prinsip GCG (Transparansi, Akuntabilitas, Responsible, Independen, dan Fairness);Mengidentifikasi instrumen GCG antara lain dokumen • soft structure GCG dan telaah deskripsi potret penerapan GCG;Pemantauan dan efektivitas praktek GCG dan • menganalisa serta mengevaluasi kondisi penerapan GCG dan hasil pemantauan dan unsur-unsur GCG yang telah dilakukan melalui komite-komite;

SUSUNAN KOMITE GCG PER 31 DESEMBER 2010 SEBAGAI BERIKUT: LOREM IPSUM DOLOR

Ketua Ir. Umiyatun Hayati Triastuti. MSc. merangkap sebagai Komisaris

Anggota Ir. Bambang Adi Winarso Phd

Ir. Antonaria MA

To accomplish its mission, GCG Committee puts in place GCG soft structure as a guide in implementing GCG principles by the Company. The Committee also encourages better enforcement of GCG principles and practices.

GCG Committee is established pursuant to the prevailing laws and regulations, and the latest Articles of Association drawn up before Notary Fathiah Helmi, SH, Deed No. 24 dated 21 April 2010.

Independency and Composition of GCG Committee

GCG Committee works independently, set up by and accountable to Board of Commissioners. All GCG Committee members are not related to any director or external auditor, experienced and knowledgable in good corporate governance practice.

Duty and Responsibility

The duty of GCG Committee is fully described in GCG Committee Charter, among others:

Providing Board of Commissioners with professional and • independent opinion regarding GCG issues.Assessing how far GCG principles (transparency, • accountablity, responsibility, independency, fairness) are implemented in the Company.Identifying GCG instruments among others GCG • soft structure documents and description of GCG implementation.Monitoring the effectiveness of GCG practice, analysing • and evaluating the condition of GCG implementation and monitoring findings and GCG elements enforced through Committees.

Page 240: PTBA.AR2010_010411D

238 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Menyusun dan menyampaikan program kerja tahunan • kepada Dewan Komisaris setiap akhir tahun berjalan, untuk mendapatkan penetapan.

Laporan Kegiatan Komite GCG

Komite GCG telah melaksanakan tugas sesuai Piagam Komite GCG, yaitu berupa rapat interen, rapat dengan pihak terkait, kunjungan kerja lapangan, serta pendidikan dan pelatihan berkelanjutan. Selama tahun 2010, Komite GCG mengadakan 20 (dua puluh) kali rapat berkala yang dihadiri para anggota, yaitu:

Adapun kegiatan yang dilaksanakan oleh Komite GCG pada tahun 2010 secara garis besar terdiri atas (dua) kegiatan utama, yakni: i) melakukan kegiatan yang ada di rencana kerja dan ii) melakukan tugas khusus dari Dewan Komisaris. Beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai dengan tugas-tugas tersebut diantaranya mencakup:

Penyusunan Soft Structure GCG, Dalam rangka 1. penerapan prinsip-prinsip GCG telah disusun instrumen implementasi GCG yaitu soft structure GCG yang terdiri dari Panduan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik di PT Bukit Asam (GCG Code) dan Panduan Berprilaku bagi Seluruh Jajaran di PT Bukit Asam (Code of Conduct). Kedua instrumen implementasi GCG tersebut telah disahkan melalui penandatatangan oleh Direktur Utama dan Komisaris Utama. Melakukan revisi Panduan Hubungan Kerja antara Dewan Komisaris dengan Direksi (Board Manual). Revisi dilakukan pada susunan isi Board Manual untuk memperjelas hubungan Dewan Komisaris dan Direksi secara seimbang sesuai perubahan Anggaran Dasar Perusahaan. Pemantauan Penerapan Prinsip-prinsip GCG, Memantau 2. penerapan prinsip-prinsip GCG dengan melakukan rapat-rapat berkala dengan Satuan Kerja Sistem Informasi Perusahaan sebagai unit kerja yang mempunyai tugas mengkoordinasikan penerapan prinsip-prinsip GCG di Perusahaan. Dari hasil rapat berkala tersebut dapat ditemukenali kemajuan dan hambatan yang dihadapi

NAMA JABATAN JUMLAH RAPAT KEHADIRAN % KEHADIRAN

Ir. Umiyatun Hayati Triastuti MSc * Ketua merangkap Anggota 20 20 100

Bambang Adi Winarso * Anggota 20 18 90

Antonaria * Anggota 20 20 100

Keterangan :* ) Berdasarkan SK Dewan Komisaris No. 07/SK/PTBA-KOM/VII/2010 tanggal 30 Juli 2010

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAANCorporate Governance Report

Writing up annual work program for submission to Board • of Commissioners at yearend for its approval.

GCG Committee Activity Report

GCG Committee performs in accordance with GCG Committee Charter, in terms of internal meetings, meetings with related parties, site visits, education and training. In 2010, GCG Committee held 20 meetings with the following attendance rate:

In 2010 GCG Committee had two major activities, namely i) those written in work program and ii) those assigned by Board of Commissioners. Some of the assignments accomplished were:

Formulating GCG Soft Structure1. GCG implementation instrument, i.e. GCG soft structure, consists of GCG Code and Code of Conduct. These two instruments were made official with the signing by President Director and President Commissioner. Revising Board Manual to elaborate on the relationship between Board of Commissioners and Directors as provided for in the Amendment to Articles of Association.

2. Monitoring GCG implementationBy holding periodic meetings with Corporate Information System Work Unit being the unit responsible for coordinating the GCG practice. At such meetings, progress and constraint will be noted and improvements

Page 241: PTBA.AR2010_010411D

239PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

dan diupayakan agar penerapan prinsip-prinsip GCG lebih baik hasilnya dari tahun-tahun sebelumnya, salah satunya indikatornya adalah meningkatnya nilai assessment penerapan GCG yang dilakukan oleh pihak independen.Pengadaan Barang dan Jasa yang Bersifat Substansial 3. (Bukan bersifat Rutin), Menindaklanjuti Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER.05/MBU/2008 tanggal 3 September 2008, Perseroan telah menyusun kebijakan pengadaan barang dan jasa. Batasan pengadaan barang dan jasa yang bersifat substansial (bukan bersifat rutin) ditentukan Direksi dengan persetujuan Dewan Komisaris.Menyusun Tata Laksana Persuratan Dinas & Kearsipan 4. (TLSK), Dalam upaya penerapan prinsip tata kelola perusahaan yang baik, di Kesekretariatan Dewan Komisaris telah disusun tata laksana persuratan dinas dan kearsipan (TLSK) dengan mengacu kepada tata laksana persuratan dinas dan kearsipan yang sudah ada di Perusahaan. Dengan penyusunan tata laksana persuratan dinas dan kearsipan tersebut diharapkan peranan Sekretariat Dewan Komisaris dapat memperlancar tugas-tugas Dewan Komisaris dalam melakukan pengawasan dan pemberian nasihat seperti yang diatur dalam Anggaran Dasar Perusahaan.Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan 5. Komisaris :

Memberikan masukan kepada Dewan Komisaris • mengenai substansi prinsip-prinsip GCG dari laporan Direksi terhadap pelaksanaan Corrective Action atas Hasil Audit Kinerja Tahun 2009.Memberikan masukan kepada Dewan Komisaris • mengenai memorandum dari Konsultan Nindyo & Assosiates tentang Kajian Umum mengenai Tugas dan Kewenangan Dewan Komisaris.Memberikan laporan berupa masukan kepada Dewan • Komisaris dalam menyusun tanggapan Dewan Komisaris atas Drat RKAP Tahun 2011

Melakukan Kunjungan Kerja Lapangan, Kunjungan Kerja 6. Lapangan ke UP Tanjung Enim dilaksanakan bersama-sama dengan Komite lainnya pada tanggal 6 November 2010. Selama kunjungan lapangan tersebut banyak ditemukan hal-hal yang memerlukan pemantauan lebih lanjut mengenai penererapan prinsip-prinsip GCG oleh satuan kerja di Perusahaan.

Mengikuti 2 (dua) kali Rapat Kerja Lintas Komite7.

will be suggested for better results in the future. One indicator of this improvement is better assessment findings by independent parties.

3. Procuring non-routine goods and servicesActing on SOE Minister Regulation No. PER.05/MBU/2008 of 3 September 2008, the Company has drafted goods and services procurement policy. Limitation of procuring non-routine goods and services is given by Board of Directors with the approval of Board of Commissioners.

4. Compiling Procedures of Official Correspondence and Filing To practise good corporate governance, the Secretariat of Board of Commissioners has procedures of official correspondence and filing that is based on the existing procedures of official correspondence and filing of the Company. With these procedures the Secretariat of Board of Commissioners is expected to facilitate the work of Board of Commissioners of overseeing and giving counsel as stated in the Articles of Association.

5. Doing other assignments given by Board of Commissioners

Giving Board of Commissioners input regarding GCG • issues in Board of Directors report on corrective actions in response to 2009 performance audit findings. Giving Board of Commissioners input regarding • Consultant Nindyo & Associates’ memorandum on Overall Review of Board of Commissioners Duty and Authority.Giving input to Board of Commissioners for preparing • its comments on draft 2011 Work Program and Budget.

6. Making site visitOfficial site visit to Tanjung Enim Mining Unit was made together with other Committees on 6 November 2010. Matters requiring further attention were discovered during the visit that concerned GCG implementation by work units.

7. Attending two Cross Committee Business Meetings.

Page 242: PTBA.AR2010_010411D

240 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Komite Nominasi, Remunerasi dan PSDM

Tujuan, Visi dan Misi

Komite Nominasi, Remunerasi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) selanjutnya disebut Konarba dan PSDM, merupakan komite yang mengalami perubahaan nama dan keanggotaanya di tahun 2010. Sebelumnya komite ini bernama Komite Konarba dan GCG, dengan tugas membantu Komisaris dalam hal-hal yang berkaitan dengan kebijakan penetapan remunerasi dan peningkatan implementasi GCG.

Setelah mengalami perubahan nama dan keanggotaan, komite ini dibentuk untuk membantu Komisaris dalam melakukan pengawasan, evaluasi dan menyusun rekomendasi dalam menetapkan antara lain: i)Norma (Standar) Nominasi dan Remunerasi, Kepatuhan perusahaan atas pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan masalah nominasi dan remunerasi. Tugas tambahan lainnya adalah melakukan Penelahan dan pemantauan implementasi sistem perencanaan tenaga kerja,rekruitmen,seleksi dan penempatan pegawai.

Visi Konarba dan PSDM adalah ”Terciptanya sinergi antara Komisaris, Direksi dan Pegawai melalui sistem nominasi dan remunerasi, dan pengembangan SDM yang berlandaskan kompetensi dan kinerja, sesuai kebutuhan dan kemampuan perusahaan”. Sedangkan misinya adalah: Mendorong terciptanya sistem nominasi dan remunerasi yang fair untuk meningkatkan motivasi kerja, terciptanya sistem remunerasi yang layak dan memadai serta mendorong pelaksanaan prinsip dan praktek Good Corporate Governance yang lebih baik.

Komite ini dibentuk dengan berpedoman kepada peraturan perundangan yang berlaku, Anggaran Dasar Anggaran Dasar Perusahaan terakhir yang dibuat oleh Notaris Fathiah Helmi, SH tanggal 21 April 2010 Nomor 24 dan serangkaian keputusan Dewan Komisaris mengenai Konarba, dengan yang terakhir adalah Keputusan Dewan Komisaris, no 14/SK/PTBA-KOM/XI/2010, tanggal 1 November 2010, tentang Pengangkatan Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi Dewan Komisaris PT Bukit Asam (Persero) Tbk.

Independensi dan Susunan Anggota Komite Konarba dan PSDM

Konarba dan PSDM bersifat mandiri baik dalam pelaksanaan tugas maupun dalam pelaporan, yang dibentuk oleh, dan bekerja untuk, serta bertanggung jawab kepada Dewan

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAANCorporate Governance Report

Nomination, Remuneration and HRD Committee

Objective, Vision and Mission

Nomination, Remuneration and Human Resource Development Committee, further to be referred to as NR & HRD Committee, is a committee that went through a change of name and membership in 2010. Previously this Committee was known as NR & GCG Committee, in charge of assisting Board of Commissioners in matters pertaining to nomination, remuneration and GCG implementation.

After changing its name and membership, this Committee is assigned to help Board of Commissioners in its oversight and counselling responsibilities, and to make recommendations with respect to nomination and remuneration standards, compliance with the law governing nomination and remuneration. Its additional tasks include reviewing manpower planning, recruitment, selection and placement.

The vision of NR & HRD Committee is ”Building synergy among Board of Commissioners, Board of Directors and employees through competence-performance-based nomination, remuneration and development of human resource in accordance with the Company’s need and condition”. While its mission is “Promoting the creation of fair nomination and remuneration system to motivate employees, formulate proper and measurable remuneration system, and enhance GCG practice”.

This Committee is established pursuant to the prevailing laws and regulations, the latest Articles of Association drawn up before Notary Fathiah Helmi, SH, Deed No. 24 of 21 April 2010 and Board of Commissioners Decision No. 14/SK/PTBA-KOM/XI/2010 of 1 November 2010 on Appointment of Nomination and Remuneration Committee Members of PT Bukit Asam (Persero) Tbk.

Independency and Composition of NR & HRD Committee

NR & HRD Committee works independently, set up by and accountable to Board of Commissioners. All Committee members are not related to any director, experienced and knowledgable in human resource nomination, remuneration

Page 243: PTBA.AR2010_010411D

241PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Komisaris. Semua anggota komite ini adalah independen terhadap Direksi, dan secara kolektif mempunyai kompetensi dan pengalaman di bidang nominasi, remunerasi, pengembangan sumberdaya manusia dan bisnis batubara.

SUSUNAN ANGGOTA KONARBA DAN PSDM PER 31 DESEMBER 2010 SEBAGAI BERIKUT: THE COMPOSITION OF NR & HRD COMMITTEE AS OF 31 DECEMBER 2010 IS AS FOLLOW:

Ketua Ir. Abdul Latief Baky, MSc, MHum, FIQ merangkap sebagai Komisaris Independen

Anggota Noeroso L. Wahyudi SE.MA

Fakhrudin Tieja SE MM

Dr. Sumarhadi SE MM

Tugas dan Tanggung-jawab

Tugas Konarba dan PSDM selengkapnya tertuang dalam Piagam (Charter) Konarba dan Pengembangan SDM dengan beberapa uraian diantaranya adalah sebagai berikut.

Memberikan pendapat independen dan profesional • serta rekomendasi kepada Komisaris terhadap hal-hal yang berhubungan dengan masalah nominasi dan remunerasi.

and development as well as coal business.

The composition of NR & HRD Committee as of 31 December 2010 is as follows:

Duty and Responsibility

The task of NR & HRD Committee is fully incorporated in NR & HRD Charter covering:

Giving independent, professional opinion and • recommendation to Board of Commissioners in matters pertaining to nomination and remuneration.

Page 244: PTBA.AR2010_010411D

242 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Menelaah tingkat kepatuhan Perseroan terhadap • peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan masalah Nominasi dan Remunerasi (seperti UU Ketenagakerjaan, Peraturan dari Kementerian BUMN atau Bapepam-LK).Melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi • tentang penerapan sistem penggajian, pemberian tunjangan, THR dan bonus bagi seluruh pegawai, termasuk sistem pensiun dan kompensasi dalam hal terjadi pengurangan pegawai.

Laporan Kegiatan Konarba

Selama tahun 2010, Konarba dan PSDM telah mengadakan 23 (duapuluh tiga) kali rapat berkala dengan tingkat kehadiran sebagai berikut.

KETUA/ANGGOTA JABATAN JUMLAH RAPAT KEHADIRAN % KEHADIRAN

Abdul Latief Baky Ketua 23 23 100

Noeroso L. Wahyudi * Anggota 23 22 97

Fakhrudin Tieja** Anggota 12 12 100

Sumarhadi*** Anggota 6 6 100

Keterangan: *) Berdasarkan SK Dewan Komisaris No 08A/SK/PTBA-KOM/VII/2010 tanggal 2 Agustus 2010**) Diangkat kembali menjadi anggota Konarba tanggal 1 Juli 2010, mengundurkan diri per 1 Agustus 2010. Ditetapkan menjadi Sekretaris Dewan Komisaris per 2 Agustus 2010.***) Berdasarkan SK Dewan Komisaris No. 14/SK/PTBA-KOM/XI/201 tanggal 1 November 2010,

Konarba dan PSDM telah melaksanakan tugas melalui rapat interen seperti disebutkan diatas, rapat dengan pihak terkait, dan melakukan kunjungan kerja lapangan, dengan ikhtisar kegiatan sebagai berikut.

Menyetujui dan menyiapkan Formulasi Remunerasi.• Menyetujui pengembangan Formula Insentip Kinerja -Pegawai tahun buku 2009, dengan didasarkan peraturan perundangan yang berlaku, SK Direksi No. 066/KEP/INT-16100/OT.04/2009, tentang Penilaian Kinerja Perusahaan 2009; dan Surat Komisaris No. 20/KOM/III/2010.Menyiapkan formula Tantiem untuk Direksi -tahun buku 2009 bersama konsultan Independen berdasarkan referensi peraturan perundangan antara lain: Permen BUMN Nomor: PER-02/MBU/2009 tanggal 27 April 2009 Pasal 30 dan Permen BUMN Nomor :PER -03/MBU/2009 tanggal 19 Oktober 2009 Pasal 5.

Pengembangan Kriteria Nominasi.• Melakukan penyesuaian atas kriteria Long List Direksi

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAANCorporate Governance Report

Assessing the Company’s compliance with laws and • regulations that govern nomination and remuneration (such as Manpower Law, SOE Minister or Bapepam-LK Regulations).Making evaluation and recommendation in the • implementation of salary, allowance, holiday allowance and bonus payment system, and also retirement and compensation scheme in case of personnel retrenchment.

NR & HRD Committee holds internal meetings, meetings with related parties, and makes site visits, that can be summed up as follows:

Approving Employee Performance Incentive Formula • for 2009, subject to the law and Board of Directors Decision No. 066/KEP/INT-16100/OT.04/2009 on 2009 Performance Appraisal and Board of Commissioners Letter No. 20/KOM/III/2010.

Making Board of Directors Tantiem Formula for 2009 -with the assistance of an independent consultant pursuant to SOE Minister Regulation No. PER-02/MBU/2009 of 27 April 2009 Article 30 and SOE Minister Regulation No. PER-03/MBU/2009 of 19 October 2009 Article 5.

Nomination Criteria • Making adjustments to Board of Directors long list criteria

Page 245: PTBA.AR2010_010411D

243PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

tahun 2011-2014berdasarkan pada SK Meneg BUMN no. 04/MBU/2009 tentang Persyaratan dan Tata Cara pengangkatan dan pemberhentian Anggota Direksi BUMN.

Pemantauan Pelaksanaan Rencana Strategis • Pengembangan SDM.Komite mencermati adanya progres pencapaian program kerja sampai tahun 2010 terutama terbentuknya Assesment Center. Disamping itu mencermati adanya penyesuaian dalam pengembangan SDM antara lain: a) restrukturisasi profil SDM dari sisi usia dan kompetensi, b). restrukturisasi organisasi termasuk anak perusahaan, c) pengembangan formula IKP berdasarkan kinerja pegawai.

Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan • Komisaris.

Penyiapan dan pemantauan pembentukan Komite -GCG;Dasar penyiapan pembentukan Komite GCG -adalah surat keputusan (SK) nomor 13/SK/PT.BA-KOM/X/2009 tentang Konarba dan GCG. SK ini ditindaklanjuti laporan kedua komite dalam buku yang dimulai dari laporan Triwulan-IV tahun 2009 dan laporan Triwulan 1 sampai dengan II tahun 2010. Komite GCG telah menyiapkan laporan tersendiri dimulai Triwulan-III selain bulan Juli tahun 2010.Melakukan Kajian Restrukturisasi Briket Batubara; -Berdasarkan kajian yang dilakukan, Komite -merekomendasikan agar restrukturisasi perlu segera dilaksanakan.Melakukan Kajian Proyek Peranap, dengan butir- -butir temuan antara lain;

Kurang sesuainya referensi harga yang • digunakan.Asumsi harga yang digunakan sebaiknya PPA • (Purchace Power Agreement) dengan PLN.Perlu mempertimbangkan ulang perhitungan • IRR.

Menyiapkan seleksi anggota Sesdekom. -Menyiapkan seleksi anggota Konarba. -Implementasi konsep Peraturan Dewan Komisaris -tentang Tata Laksana Persuratan Dinas & Kearsipan (TLSK) di Lingkungan Dewan Komisaris PT BA.

Melakuan kunjungan kerja lapangan.• Mengikuti 2 (dua) kali Rapat Kerja Lintas Komite•

for 2011-2014 to conform to SOE Minister Decision No. 04/MBU/2009 on Requirements and Procedures of Appointing and Dismissing SOE Board Members.

HR Development Strategic Plan• Observing the work progress until 2010 particularly the formation of Assessment Center, noting the adjustments to HR development such as a) restructuring HR profile by age and proficiency, b) restructuring the organization including subsidiaries, c) developing performance-based KPI formula.

Performing other assignments from Board of • Commissioners

Preparing and monitoring the formation of GCG -CommitteeThe legal ground for setting up GCG Committee was -Board of Commissioners Decision No. 13/SK/PTBA-KOM/X/2009 on NR & GCG Committee. This decision was followed up by the two Committees report covering 4th quarter of 2009 and 1st – 2nd quarter of 2010. GCG Committee made a separate report starting 3rd quarter of 2010 except July 2010. Studying Coal Briquette Restructuring -Based on the study the Committee recommended -that restructuring be immediately carried out.Reviewing Peranap Project -The Committee came up with the following findings -and suggestions:

price reference used was not suitable;• price assumption should be taken from Power • Purchase Agreement with PLN;IRR should be recalculated.•

Selecting Board of Commissioners Secretariat -membersSelecting NR Committee members -Implementing Procedures of Official Correspondence -and Filing within Board of Commissioners.

Making site visits.• Attending two Cross Committee Business Meetings.•

Page 246: PTBA.AR2010_010411D

244 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Komite Asuransi, Risiko Usaha dan Pascatambang (KRU)

Komite Asuransi, Risiko Usaha, dan Pascatambang, selanjutnya disebut Komite Risiko Usaha bertugas dan bertanggung jawab untuk memberikan pendapat profesional dan independen sesuai kewenangannya kepada Dewan Komisaris terkait dengan pengelolaan perusahaan yang berkaitan dengan risiko usaha yang berpotensi menimbulkan kerugian signifikan, termasuk asuransi, pengelolaan lingkungan dan pasca tambang.

Komite KRU senantiasa mengingatkan dan merekomendasikan agar seluruh risiko utama Perseroan yang masuk kategori high dan extreme risk di kenali dan dimitigasi.

BR Committee consistently recommends that all high and extreme business risks be identified and mitigated.

Visi dan Misi Komite Risiko Usaha sebagaimana dituangkan dalam Charter Komite Risiko Usaha PT Bukit Asam, yang diterbitkan pada 28 November 2009, adalah sebagai berikut:

Visi Komite Risiko Usaha :1. Menjadi Komite Asuransi, Risiko Usaha dan Pasca Tambang yang profesional dan independen untuk mendukung pencapaian visi dan misi perusahaan. Misi Komite Risiko Usaha :2. Memberikan masukan secara komprehensif dalam rangka:

Meminimalkan risiko perusahaan yang mungkin a. terjadi di bidang pengembangan usaha, operasi produksi dan pemasaran.Meminimalkan dampak negatif dari kegiatan a. perusahaan terhadap lingkungan (fisik, kimia dan sosial).

Tugas dan Tanggung jawab

Komite Risiko Usaha bertugas dan bertanggung jawab untuk memberikan pendapat profesional dan independen sesuai kewenangannya kepada Dewan Komisaris terkait dengan pengelolaan perusahaan yang berkaitan dengan risiko usaha yang berpotensi menimbulkan kerugian signifikan, termasuk asuransi, pengelolaan lingkungan dan pasca tambang.

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAANCorporate Governance Report

Insurance, Business Risk and Post-Mining Committee

Insurance, Business Risk and Post-Mining Committee, further referred to as BR Committee, is set up to give independent and professional viewpoint to Board of Commissioners with regard to business risks, insurance, environment and post-mining area management.

The vision and mission of BR Committee as stipulated in BR Committee Charter issued on 28 November 2009 are:

Vision: To be professional and independent Insurance, 1. Business Risk and Post-Mining Committee to realize the corporate vision and mission.

Mission: To give input with the purpose of:2. Minimizing risks that may arise in business a. development, production and marketing.

b. Minimizing negative impact of the Company’s activities on the environment (physical, chemical and social)

Duty and Responsibility

BR Committee is responsible for giving independent and professional viewpoint to Board of Commissioners with regard to business risks, insurance, environment and post-mining area management.

Page 247: PTBA.AR2010_010411D

245PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang dari Komite Risiko Usaha dijabarkan secara rinci dalam piagam Komite Risiko Usaha (KRU Charter).

Independensi KRU dan Susunan Anggota Komite

KRU bersifat mandiri baik dalam pelaksanaan tugas maupun dalam pelaporan, yang dibentuk oleh, dan bekerja untuk, serta bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris. Semua anggota komite ini adalah independen terhadap Direksi, dan secara kolektif mempunyai kompetensi dan pengalaman di bidangnya.

Adapun tugas dan kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Komite Risiko Usaha, Asuransi dan Pasca Tambang sepanjang tahun 2010 dituangkan dalam bentuk Laporan Komite Risiko Usaha, meliputi diantaranya:

Evaluasi atas Laporan-laporan yang dikeluarkan • PerusahaanLaporan dievaluasi untuk melihat faktor-faktor risiko • yang dihadapi oleh Perseroan, terutama berkaitan dengan kondisi lokal perusahaan, regional, dan global, termasuk terhadap upaya PTBA dalam pengelolaan lingkungan secara fisik maupun sosial dan ekonomi serta pengelolaan pasca tambang. KRU berpendapat bahwa proyek-proyek pengembangan usaha yang sedang dilakukan seperti pengembangan angkutan kereta api dan pembangunan PLTU masih perlu dipercepat realisasinya. Untuk meningkatkan produksi dan penjualan batubara maka pengembangan angkutan kereta api eksisting yang merupakan kerjasama antara PTBA dan PTKA, serta rencana kerjasama antara PTBA, PT Transpacific Railway Infrastructure dan China Railway Engineering Corporation dapat segera dipacu.Melakukan telaahan dan kajian terhadap investasi PLTU • Peranap 2x10 MW.

SUSUNAN KRU PER 31 DESEMBER 2010 SEBAGAI BERIKUT: LOREM IPSUM DOLOR

Ketua Dr. Ir. Thamrin Sihite ME, merangkap sebagai Komisaris

Anggota Ir. Faridha MSi

Andi Novianto, PhD Keterangan : *) Berdasarkan SK Dewan Komisaris No. 01/SK/PTBA-KOM/2010 tanggal 3 Juni 2010.

**) Kontrak sudah selesai pada bulan Maret 2010

The duty, responsibility and authority of BR Committee are elaborated in BR Committee Charter.

Independency and Composition of BR Committee

BR Committee works independently, set up by and accountable to Board of Commissioners. All Committee members are not related to any director, experienced and knowledgable in their respective fields.

BR Committee reported its activities in 2010 in BR Committee Report that included:

Evaluating Company Reports• Reports were evaluated to detect risks in local, regional • and global term, in environment and post-mining area management (physical, social, economic). The Committee is of the opinion business development projects such as railway development and TPP construction should be accelerated. To increase production and sales of coal, cooperation between PTBA and PTKA (Indonesian Railway Company) and among PTBA, PT Transpacific Railway Infrastructure and China Railway Engineering Corporation should proceed.Reviewing: Investment in Peranap Thermal Power Plant • 2x10 MW

Page 248: PTBA.AR2010_010411D

246 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

KRU merekomendasikan beberapa hal penting yang • perlu mendapatkan perhatian dalam pelaksanaan pembangunan PLTU dan kaitannya dengan rencana eksploitasi tambang adalah meliputi: (i) aspek administratif, (ii) aspek teknis dan (iii) aspek ekonomi, termasuk dalam hal ini adalah penilaian kesiapan off taker (aspek regulasi, skema bisnis dan time frame penyerahan excess power).Sehubungan dengan rencana Kerjasama Proyek Tanjung • Api-api, KRU merekomendasikan agar dilakukan kajian komprehensif terhadap rencana keterlibatan PTBA dalam Proyek Tanjung Api-Api, termasuk dari aspek ekonomi, finansial, teknis, sosial, dan lingkungan.Melakukan telaahan dan kajian terhadap Perjanjian • Jual Beli Batubara (PJBB) PTBA dengan PLN. KRU merekomendasikan PJBB tersebut dimasukkan dalam RJPP dan RKAP, serta dilakukannya perencanaan yang lebih komperehensif. Selain itu dalam meningkatkan penjualan perlu memperhatikan kemampuan infrastruktur.Terkait dengan program pengembangan prasarana • produksi yang berlokasi di Tanjung Enim, Kertapati, dan Tarahan, KRU berpendapat agar dikaji lebih mendalam dan selaras dengan rencana jangka panjang perusahaan dalam meningkatkan efisiensi dan produksi batubara. Mengingat nilai investasi untuk hal ini akan sangat besar, maka pendanaan proyek tersebut agar dikaji secara hati-hati, termasuk apabila akan mendapatkan sumber pendanaan yang akan berasal dari luar PTBA, agar didapatkan alternatif yang tidak memberatkan.KRU juga melakukan telaahan dan evaluasi terhadap • kegiatan lainnya seperti Lelang IPP PLTU, memberikan masukan atas Drat RKAP Tahun 2011 dan lain-lain.Melakukan Kunjungan Kerja Lapangan.• Yakni ke lokasi UP Tanjung Enim termasuk PLTU Tanjung Enim 3 x 10 MW. KRU merekomendasikan peningkatan produksi di lokasi Tanjung Enim, Air Laya dan Non Air Laya, serta percepatan penyelesaian pembangunan PLTUMengikuti 2 (dua) kali Rapat Kerja Lintas Komite.• Mengikuti Program Pendidikan dan Pelatihan • berkelanjutan, Diantaranya partisipasi Ketua KRU pada konferensi ‘The Rising Power of Indonesia Incorporated: Reaching President SBY’s Vision of 2014’ di Jakarta, sebagai upaya untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan praktik lapangan.

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAANCorporate Governance Report

BR Committee recommended the agreement be • incorporated in the Company’s long-term plan and work program & budget, and a more comprehensive planning be made. Infrastructure capacity should also be taken into consideration in boosting sales.Developing Production Infrastructure • The Committee believes the program of developing production infrastructure in Tanjung Enim, Kertapati and Tarahan should be scrutinized to be consistent with long-term plan of enhancing coal efficiency and production. Considering the sizeable investment, financing should be carefully studied, expecially when it comes from external sources.Evaluating Other Activities• BR Committee evaluated TPP Independent Power Plant tenders, gave input and recommendation for 2011 work program and budget, etc.Making Site Visits• To Tanjung Enim Mining Unit including Tanjung Enim TPP 3x10 MW. Recommendation was made to boost production of Tanjung Enim, Air Laya and outside Air Laya, and to speed up TPP construction.Attending two Cross Committee Business Meetings• Attending Education and Training Program• Participation of Committe Head in ‘The Rising Power of Indonesia Incorporaed: Reaching President SBY’s Vision of 2014’ conference in Jakarta, to keep abreast of scientific advancement and on-the-job practice.

Page 249: PTBA.AR2010_010411D

247PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

SEKRETARIS PERUSAHAAN

Sekretaris Perusahaan berperan besar dalam memperlancar hubungan antar Organ Perseroan, hubungan antara Perseroan dengan stakeholders serta dipenuhinya ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pembinaan hubungan baik dengan stakeholder strategis, khususnya pemegang saham, akan sangat mendukung kelancaran bisnis dan pengembangan usaha Perseroan. Selain itu, sebagai perusahaan publik, Perseroan juga wajib memiliki tata laksana dokumen dan informasi yang baik untuk membantu memastikan kepatuhan Perseroan terhadap perundang-undangan dan peraturan pasar modal serta untuk mendukung akuntabilitasi pelaporan kinerja dan tanggung jawab Perseroan kepada stakeholder.

Perseroan menetapkan fungsi Sekretaris Perusahaan yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama. Perseroan menetapkan kualifikasi khusus untuk pejabat Sekretaris Perusahaan, memberikan wewenang dan sumber daya yang memadai dan melakukan evaluasi berkala atas pelaksanaan tugasnya. Fungsi utama Sekretaris Perusahaan ada tiga, yakni: sebagai liason officer, compliance officer serta investor relations.

Sesuai dengan fungsinya, Sekretaris Perusahaan menjamin ketersediaan informasi terkini, tepat waktu dan akurat mengenai Perseroan kepada para pemegang saham, analis, media massa dan masyarakat umum, yang juga meliputi penyediaan Laporan Triwulan dan Laporan Tahunan. Secara umum tugas Sekretaris Perusahaan adalah sebagai berikut:

Mengikuti perkembangan dan peraturan-peraturan • pasar modal serta memberikan pelayanan atas setiap informasi yang dibutuhkan pemodal (investor relations). Memberikan pelayanan atas setiap informasi yang • dibutuhkan oleh setiap pemangku Kepentingan.

Fungsi utama Sekretaris Perseroan mencakup tiga bidang, yaitu sebagai liason officer, compliance officer serta investor relations.

CORPORATE SECRETARY

The Corporate Secretary plays a major role in facilitating communication among the corporate organs, relationship between the Company and its stakeholders, and compliance with the prevailing laws and regulations. Favorable relationship with strategic stakeholders, particularly the shareholders, will promote the smooth operations and growth of the Company. As a public company, the Company must have reliable document and information management system to ensure compliance with capital market laws and regulations, and guarantee the accountability of the Company’s performance report to stakeholders.

For this reason, the Company establishes the function of Corporate Secretary who is directly accountable to President Director. The Company requires certain qualification of Corporate Secretary, giving appropriate authority and resources, and periodically evaluating the performance of his/her duty. Corporate Secretary has triple main function: as liason officer, compliance officer and investor relations officer.

As the function requires, Corporate Secretary ensures that the most current, punctual and accurate information regarding the Company is available for the shareholders, analysts, mass media and general public. The information includes quarterly and annual financial reports. In general, the duty of Corporate Secretary is as follows:

Keeping abreast of capital market development and • rules. Providing information for investors and other • stakeholders (investor relations)

Page 250: PTBA.AR2010_010411D

248 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Memberi masukan kepada Direksi untuk mematuhi • peraturan yang berhubungan dengan pasar modalBertindak sebagai penghubung antara Perseroan • dengan Bapepam-LK serta masyarakat, serta membina hubungan baik dengan seluruh stakeholder lain di luar pemegang saham, yaitu antara lain Pemerintah, media, mitra Perseroan dan masyarakat.

Sekretaris Perusahaan kemudian dibantu oleh fungsi-fungsi lain di bawah koordinasinya, yaitu Hubungan Investor, Komunikasi Perusahaan dan Kantor Perwakilan. Mulai bulan Juli 2009, Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam (Persero) Tbk dijabat oleh Achmad Sudarto.

Perseroan telah mengeluarkan suatu kebijakan “Keterbukaan dan Kerahasiaan Informasi serta informasi orang dalam” dan kebijakan “Pengelolaan Dokumen/Arsip Perseroan”, dalam rangka memenuhi persyaratan azas keterbukaan dan pelaksanaan GCG. Tujuan dari penetapan kebijakan tersebut adalah untuk memastikan bahwa pengungkapan informasi Perseroan harus akurat serta dicatat, diolah, dirangkum dan dilaporkan dalam jangka waktu tertentu, sesuai dengan ketentuan keterbukaan informasi yang berlaku.

Sepanjang tahun 2010, Perseroan telah mengadakan 14 (empat belas) kali conference call, 83 (delapan puluh tiga) kali one on one meeting, 2 (dua) kali non-deal roadshow serta 2 (dua) kali kegiatan yang melibatkan wartawan. Rincian Press Release yang pernah dilaksanakan oleh Perseroan adalah:

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAANCorporate Governance Report

Giving input to Board of Directors in complying with • capital market rules and regulationsActing as liaison officer among the Company, Bapepam-• LK and the public, and fostering good relationship with all other stakeholders besides shareholders, among others the Government, mass media, partners and public.

Corporate Secretary is assisted by other functions under his/her coordination, i.e. Investor Relations, Corporate Communication and Representative Office. Since July 2009, Achmad Sudarto has been the Corporate Secretary of PT Bukit Asam (Persero) Tbk.

The Company has set a policy on “Information Disclosure and Confidentiality, and Insider Information” and “Document/File Management” in an effort to abide by the transparency principle and GCG practice. The objective of setting this policy is to make sure that information regarding the Company is disclosed accurately, recorded, processed, compiled and reported over certain periods, in accordance with the rules on disclosure of information.

In 2010, the Company conducted 14 conference calls, 83 one-on-one meetings, two non-deal roadshows and two events involving the journalists.

Page 251: PTBA.AR2010_010411D

249PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Kegiatan Keterbukaan informasi yang dilaksanakan oleh Perseroan, tahun 2010Information disclosure events launched by the Company in 2010:

BULAN KEGIATAN PARA PIHAK

Januari - Konfirmasi berita Bisnis Indonesia “Indonesia Power kurangi pasokan batubara PTBA”- Konfirmasi pemberitaan Detik “BPK temukan anak usaha PTBA rugikan Negara Rp.1,6

Miliar”.

BEI

Februari - Konfirmasi pemberitaan media Investor Daily “Bukit Asam Investasi PLTU $ 101 Juta”.- Konfirmasi pemberitaan media Investor Daily “Bukit Asam gandeng South Africa Synthetic”.

Maret - Konfirmasi pemberitaan media Investor Daily “Bukit Asam siap akuisisi 9,36% saham Freeport”.

- Konfirmasi pemberitaan media Investor Daily “ANTM-PTBA diminta akuisisi saham Freeport”.

- Pemberitahuan pergantian pejabat Senior Manajer Satuan Pengawas Intern.- Pernyataan tidak melakukan eksplorasi periode Maret – September 2010- Konfirmasi pemberitaan media DetikFinance “BUMN diminta lepas cucu usaha”.- Pemberitahuan Rencana Penyelenggaraan RUPS

BEI

April - Panggilan RUPS tahunan Perseroan- Konfirmasi pemberitaan media Investor Daily “ANTM-PTBA bersaing jadi mitra BHP Biliton”- Konfirmasi pemberitaan media Kontan “Direktur Bukit Asam bakal jadi tersangka”- Konfirmasi pemberitaan media Investor Daily “Bukit Asam incar 30% saham railway”- Hasil RUPS Tahunan

BEI

Juni - Konfirmasi pemberitaan media Kontan “Dugaan korupsi Bukit Asam, dua Direktur Bukit Asam akhirnya diperiksa Penyidik Kejagung”

- Laporan hasil pelaksanaan pembelian kembali saham periode Januari – Juni 2010

BEI

Agustus - Konfirmasi pemberitaan media Investor Daily “Lanco Infratech jadi Mitra Bukit Asam” BEISeptember - Pernyataan tidak melakukan eksplorasi pada periode Sept 10 – Mar 10

- Konfirmasi pemberitaan media Kontan mengenai PTBA kaji rencana Stock Split.- Konfirmasi pemberitaan media Investor Daily “Bukit Asam siapkan dana akuisisi Rp.840

Miliar”.

BEI

Oktober - Keterbukaan Informasi Pemegang Saham Tertentu- Perseroan mengikuti Non Deal Roadshow di USA tanggal 1-5 Nopember 2010.

BEI

November - Penyelenggaraan Public Expose, Penyampaian dan Laporan Hasil Public Expose BEIDesember - Laporan Perseroan telah melaksanakan penjualan seluruh saham hasil pembelian kembali

saham Perseroan.- Pembayaran Dividen Interim 2010.

BEI

Page 252: PTBA.AR2010_010411D

250 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Selain itu, setiap tahun Perseroan menerbitkan laporan tahunan dalam dua bahasa, yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, yang menyediakan informasi mengenai kinerja Perseroan. Laporan Tahunan Perseroan dan informasi lainnya dapat diperoleh di Sekretariat Perusahaan di Kantor Pusat atau Perwakilan Perseroan.

Pemegang saham dan masyarakat umum juga dapat memperoleh informasi mengenai perkembangan Perseroan melalui situs http://www.ptba.co.id.

Tabel Penerbitan Press Release Tahun 2010:

BULAN TOPIK / SUBJEK MEDIA

Januari - Harga jual batubara ke PLTU Suralaya untuk pasokan tahun 2010 disepakati menjadi Rp.685.000,-/ton, total volume 5,5 juta ton.

Website Perseroan

Maret - Laba bersih Rp.2,73 Triliun naik signifikan 60% pada tahun 2009.- Pengumunan Laporan Keuangan per 31 Desember 2009.- Kontrak EPC dan O&M Proyek Railway “baru” kapasitas 25 juta ton/tahun

ditandatangani.

Surat Kabar, Website Perseroan

April - PTBA bagikan dividen final tahun buku 2009 Rp.1,228 Triliun.- Pengumunan Laporan Keuangan per 31 Maret 2010, volume penjualan batubara

PTBA Triwulan 1 naik 14%.

Surat Kabar,Website erseroan.

Mei PTBA jadi tuan rumah Indonesian Fire Rescue Challenge 2010. Surat Kabar,Website Perseroan

Juni PTBA dan PLN tandatangani Nota Kesepahaman pemasokan batubara kalori rendah sebesar 9 Juta Ton/Tahun

Surat Kabar,Website Perseroan

Juli - Volume penjualan batubara PTBA Semester 1 – 2010 naik 10%.- PTBA dan Pemprov Sumatera Selatan tandatangani Nota Kesepakatan Bersama

“Sumsel Siaga Bencana Berbasis Industri”.- Harga jual batubara PTBA ke PLTU Tarahan naik 8,6% dan ke PLTU Bukit Asam

naik 5,5%.- Pengumunan Laporan Keuangan per 30 Juni 2010, volume penjualan batubara

naik 10% pada Semester 1 – 2010.

Surat Kabar,Website Perseroan

Agustus - PTBA Integrasikan Sistem Pasokan Batubara Surat Kabar,Website Perseroan

Oktober - Pengumunan Laporan Keuangan per 30 September 2010, volume penjualan batubara naik 12% pada Triwulan III – 2010.

Surat Kabar,Website Perseroan

Desember

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAANCorporate Governance Report

Each year the Company’s financial statements are published bilingually, in Indonesian and English, to provide information on the Company’s business performance. Annual Report and other information may be obtained from the office of Corporate Secretary in the Head Office or Representative Offices.

Shareholders and the general public are welcome to visit our website http://www.ptba.co.id for further information on the Company.

Page 253: PTBA.AR2010_010411D

251PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

www.ptba.co.id

Sistem Pengawasan dan Pengendalian Internal

Manajemen mengembangkan sistem pengawasan dan pengendalian internal agar dapat berfungsi secara efektif untuk mengamankan investasi dan aset Perseroan. Upaya pengembangan sistem pengawasan dan pengendalian yang dilakukan meliputi:

Peningkatan lingkungan pengendalian internal yang a. disiplin dan terstruktur.Pelaksanaan kajian dan pengelolaan risiko usaha, b. meliputi proses untuk mengidentifikasi, menganalisis, menilai dan mengelola risiko usaha yang relevan secara berkesinambungan.Melakukan aktivitas pengendalian pada setiap tingkat c. dan unit dalam struktur organisasi Perseroan, antara lain mengenai kewenangan, otorisasi, verifikasi, rekonsiliasi, penilaian atas prestasi kerja, pembagian tugas dan keamanan aset Perseroan.Meningkatkan dan mengembangkan sistem informasi d.

Internal Audit and Control System

The Management develops an effective internal audit and control system to safeguard the Company’s investment and assets. The system development includes:

Establishing a disciplined and structured internal control a. environment.Reviewing, identifying, analysing and managing business b. risk continuously.Exercising control over every level and unit within c. the organization, associated with power, authority, verification, reconciliation, performance appraisal, job division and security of the Company’s assets.Developing information and communication system d. covering the process of reporting of operating activities, financial condition and compliance with the law.

Page 254: PTBA.AR2010_010411D

252 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

SPI memastikan bahwa seluruh elemen Perseroan berperan dan bertindak sesuai tugas dan kewajibannya serta menindak lanjuti rekomendasi dari hasil temuan SPI.

IAU ensures all elements of the Company work and act according to established duties and responsibilities, and act on IAU findings and recommendations.

dan komunikasi yang meliputi proses penyajian laporan mengenai kegiatan operasional, finansial dan ketaatan atas ketentuan dan peraturan yang berlaku.Melakukan pemantauan yaitu proses penilaian terhadap e. kualitas sistem pengendalian internal termasuk pelibatan fungsi internal audit pada setiap tingkat dan unit struktur organisasi Perseroan.

Kegiatan yang meliputi butir b dan c tersebut diatas dilaksanakan oleh satuan kerja Sistem Manajemen Perusahaan (SMP), dijabarkan masing-masing melalui pengembangan sistem diantaranya Sistem Manajemen Risiko (lihat uraian ”Sistem Manajemen Risiko”), Sistem Manajemen Mutu, Sistem Manajemen Lingkungan dan Sistem Manajemen K3 (Lihat uraian ”Sistem Manajemen Bukit Asam”). Sedangkan pelaksanaan kegiatan untuk butir c, d dan e tersebut diatas, dilaksanakan dengan melibatkan aktivitas Satuan Pengawasan Internal (SPI).

Auditor Internal

Auditor Internal bertindak sebagai Satuan Pengawasan Internal. Sesuai Ikhtisar Piagam SPI (SPI Charter) PTBA yang ditandatangani bersama Direksi dan Komisaris PTBA, maka SPI :

SPI merupakan unit kerja yang menjalankan fungsi a. pengendalian/pengawasan internal untuk membantu Manajemen dan Satuan Kerja lainnya didalam pencapaian pelaksanaan tugas dan kewajibannya, dengan memberikan bantuan berupa analisa, penilaian, rekomendasi, konsultansi dan informasi mengenai aktivitas Satuan Kerja melalui Pimpinan Perusahaan;SPI mempunyai wewenang memperoleh akses terhadap b. dokumen, pencatatan personal dan fisik kekayaan perusahaan di seluruh unit kerja perusahaan, untuk mendapatkan data dan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas audit, termasuk anak perusahaan;

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAANCorporate Governance Report

Monitoring and evaluating the quality of internal control e. system and the involvement of internal audit function at every level and unit within the Company.

Activities under point b and c are carried out by Corporate Management System Work Unit, elaborated in Risk Management System (see page .......- ...), Quality Management System, Environmental Management System and Work Safety and Health Management System (see page .... - ...). Activities under point c, d and e are done with the involvement of Internal Audit Unit (IAU)

Internal Auditor

Internal Auditor serves as Internal Audit Unit (IAU). Under IAU Charter signed by Board of Directors and Board of Commissioners, IAU is described as follows:

IAU is a work unit that exercises internal audit and a. control function to assist the management and other work units to perform their duty, providing them with analysis, evaluation, recommendation, consultancy and information through the management. IAU has access to documents and records of company b. property in all work units, to relevant data and information associated with audit work, including those of subsidiaries. To perform efficiently IAU has to coordinate with Audit c. Committee. As a working partner of External Auditor, IAU coordinates with IAU of the Company’s affiliates,

Page 255: PTBA.AR2010_010411D

253PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Untuk kelancaran tugas, SPI harus berkoordinasi dengan c. Komite Audit. SPI merupakan mitra kerja dari Auditor Eksternal. SPI juga mempunyai hubungan dengan SPI Perusahaan Afiliasi, SPI Anak Perusahaan dan Yayasan Milik Perusahaan dalam bentuk koordinasi pelaksanaan audit dan bantuan teknis;Ruang lingkup SPI meliputi Pengendalian Internal, d. evaluasi efektifitas implementasi prinsip-prinsip GCG dan evaluasi efektifitas Manajemen Risiko; Auditor SPI harus mematuhi Kode Etik yang merupakan e. panduan peilaku dalam melaksanakan tugas audit yang mencerminkan tingkat profesionalisme auditor yang bersangkutan.

Uraian peran, wewenang dan tanggung-jawab selengkapnya ada pada Piagam (Charter) Audit Internal.

Sesuai Rencana Audit Tahunan (RAT) 2010, SPI telah melakukan audit operasional di 8 (delapan) Satuan Kerja dan sesuai permintaan dan penugasan dari Direktur Utama, SPI telah melakukan audit khusus di 5 (lima) Satuan Kerja;

Pada tahun 2010 + 90 % rekomendasi yang telah disampaikan SPI dapat ditindak lanjuti oleh Auditee dan sisanya akan ditindak lanjuti pada tahun 2011.

Eksternal Auditor

Eksternal Auditor yang memeriksa laporan keuangan Perseroan tahun buku 2010 ditetapkan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan berdasarkan rekomendasi dari Komisaris dan Komite Audit. Untuk menjamin independensi dan kualitas hasil pemeriksaan Eksternal Auditor yang ditunjuk tidak boleh memiliki benturan kepentingan dengan setiap level pejabat Perseroan.

Untuk menjaga profesionalitas Perseroan melakukan pemilihan Eksternal Auditor setiap tahun, dengan ketentuan satu KAP hanya boleh melakukan audit secara berurutan maksimal 3 tahun. Eksternal Auditor yang ditunjuk bertanggung jawab untuk menyampaikan opininya atas ketaatan laporan keuangan yang diaudit terhadap standar laporan keuangan yang berlaku.

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan April 2010 memutuskan menunjuk Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana & Rekan, member Firm dari PricewaterhouseCoopers, untuk memeriksa dan menyatakan opininya atas laporan keuangan Perseroan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010.

subsidiaries and foundation in performing audit and providing technical assistance. The scope of IAU covers internal audit work, evaluating d. the effectiveness of GCG implementation and risk management. IAU Auditor should abide by the Code of Conduct in e. performing audit to reflect his/her professionalism.

Full description of the role, authority and responsibility of Internal Audit is written in Internal Audit Charter.

In line with Annual Audit Plan for 2010, IAU conducted audit on eight work units, and as instructed by President Director, special audit on five work units.

In 2010 approximately 90% of IAU’s recommendations were acted on by auditees and the rest will be followed up in 2011.

External Auditor

The external auditor who audited the Company’s 2010 financial statements was appointed by AGMS by the recommendation of Board of Commissioners and Audit Committee. To guarantee the independency and quality of audit, the appointed external auditor must have no conflicting interest with each level of the Company’s organ.

To keep its professionalism, the Company selects external auditor every year, on condition that one public accountant office performs audit only for three years in a row. The appointed external auditor must give its opinion on the compliance of audited financial statements with the accounting standards generally applied.

AGMS in April 2010 resolved to appoint the Office of Public Accountant Tanudiredja, Wibisana & Partners, member firm of PriceWaterHouseCoopers, to audit and give its opinion on the Company’s financial statements for the year ending 31 December 2010.

Page 256: PTBA.AR2010_010411D

254 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Periode Penunjukan dan Honorarium Berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan, Komisaris telah menetapkan jumlah biaya Eksternal Auditor sebesar Rp1.095.050.000,- ditambah biaya “out of pocket” untuk jasa audit laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2010 termasuk untuk audit PKBL. Tahun 2010 tersebut merupakan periode ke- 3 (tiga) KAP Tanudiredja, Wibisana & Rekan melakukan audit atas laporan keuangan Perseroan.

Selain audit keuangan, KAP yang sama ditunjuk untuk melakukan audit kinerja PTBA dengan biaya sebesar Rp..... miliar, sudah termasuk PPN.

Kegiatan Auditor EksternalPada tahun 2010 BPK-RI telah melakukan Audit System • Pengendalian Intern (SPI) PTBA, saat ini masih dalam proses penyusunan draft Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) oleh Tim Audit BPK-RI;Untuk audit yang dilakukan Kantor Akuntan Publik • (KAP), pada tahun 2010 dilakukan jasa audit kinerja atas kegiatan Anak Perusahaan dan Project Kerjasama PTBA, serta jasa audit umum (General Audit) untuk Laporan Keuangan PTBA, saat ini masih dalam pelaksanaan audit dengan target waktu penyelesaian Laporan Hasil Audit pada akhir Pebruari 2011;

Satuan Kerja Sistem Manajemen Perusahaan

Dalam rangka memperkuat sistem pengawasan dan pengendalian internal di Perseroan, Manajemen membentuk Satuan Kerja Sistem Manajemen Perusahaan (SMP). Dalam struktur organisasi perusahaan, SMP bersama-sama dengan SPI dan Sekretaris Perusahaan langsung berada di bawah kendali Direktur Utama.

Visi dari Satuan Kerja SMP adalah : Menjadi Satuan Kerja yang terpercaya dalam mengelola proses bisinis Perusahaan dengan menerapkan prinsip-prinsip GCG secara konsisten, sehingga dapat meningkatkan nilai Perusahaan.

Sedangkan Misi Satuan Kerja SMP adalah : Meningkatkan kualitas tatakelola Perusahaan agar • sesuai dengan prinsip-prinsip GCG untuk mewujudkan peningkatan kesejahteraan bagi Pemegang Saham dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya. Mendorong terciptanya Kebijakan dan best practices/ • standar kerja yang lazim berlaku baik secara nasional

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAANCorporate Governance Report

Appointment and FeeWith the power conferred by AGMS, the Board of Commissioners fixed an audit fee of Rp1,095,050,000 plus out of pocket expenses for auditing consolidated financial statements of the Company for the year ending 31 December 2010, and Partnership and Community Development Program report. The year 2010 was the third year for the Office of Public Accountant Tanudiredja, Wibisana & Partners to audit the Company’s financial statements.

Apart from financial audit, the same Public Accountant Office was appointed to audit PTBA performance at a cost of Rp ................ including VAT.

External Auditor ActivityIn 2010 the State Auditor audited the Company’s internal • control system and to this day their report is still in process. Performance audit by Public Account Office was performed on the Company’s subsidiaries and joint projects, and general audit on the Company’s financial statements. Until the time of reporting, such audit is still in progress and expected to be finalized end of February 2011

Corporate Management System Unit

To strengthen internal audit and control system, the management set up Corporate Management System Work Unit (CMS). In the organization structure, CMS, IAU and Corporate Secretary are directly accountable to President Director.

The vision of CMS is to become a reliable work unit in managing the Company’s business process by consistently implementing GCG principles to enhance corporate value.

The mission of CMS is realized by:Improving the quality of governance according to GCG • principles for increased shareholder value and other stakeholders’ interest. Creating work best practices of international and national • standards under GCG principles.

Page 257: PTBA.AR2010_010411D

255PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

maupun internasional di Perusahaan yang sesuai dengan Prinsip-prinsip GCG. Meningkatkan budaya korporasi.•

Strategi Satuan Kerja SMP adalah :Meningkatkan komunikasi dengan BOD dan Seluruh • Kepala Unit/ Kepala Satuan Kerja untuk mendapatkan data informasi yang diperlukan.Bekerjasama dengan Satuan kerja SDM untuk • meningkatkan kompetensi Pegawai dan mendapatkan sertifikasi keahlian (khususnya Auditor) yang diperlukan serta jumlah personil yang optimal.Meningkatkan objektifitas, independensi, kualitas dan • waktu penyelesaian pekerjaan/audit.Senantiasa melakukan improvement proses bisnis • internal SMP.

Tugas dari SMP adalah membantu Direktur Utama dalam mengembangkan, mengarahkan, dan mengendalikan seluruh sistem manajemen yang diterapkan di perusahaan yang meliputi dan tidak terbatas pada:

Sistem Manajemen Mutu (SMM) • Sistem Manajemen Lingkungan (SML) • Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja • (SMK3) Sistem Manajemen Mutu Laboratorium (SMM Lab) • Sistem Manajemen Risiko (SMR) • Sistem Manajemen Corporate Social Responsibility (SM • CSR) Sistem Manajemen Keamanan Pelabuhan (SMKP) • Sistem Manajemen Kinerja (SMK) • Sistem Manajemen Surat & Kearsipan •

Peranan SMP dalam peningkatan implementasi GCG adalah pertama menyiapkan/menyusun soft structure GCG bersama-sama dengan unit yang akan melaksanakan, yang kemudian disahkan menjadi pedoman. Kemudian SMP melakukan pemantauan dan melaksanakan audit/evaluasi kinerja dari masing-masing unit, terutama dari sisi keandalan sistem yang diterapkan dan hubungannya dengan kinerja. Secara periodik, SMP akan melakukan perbaikan pada sistem operasional yang diterapkan pada masing-masing unit tersebut.

Selama tahun 2010, SMP telah melaksanakan audit internal sebanyak 24 kali audit yang terdiri dari Audit SMM sebanyak 4 kali audit terhadap 15 Satuan Kerja Lingkup ISO 9001, Audit SML sebanyak 4 kali audit terhadap 14 Satuan Kerja Lingkup ISO 14001, Audit SMK3 sebanyak 4 kali audit terhadap 16 Satuan Kerja Lingkup OHSAS 18001, Audit SM Lab sebanyak

Cultivating corporate culture.•

The strategies adopted by CMS are:Building communication with Board of Directors and all • Work Unit Heads to obtain the necessary information.Working in cooperation with HR Work Unit for employee • development and proficiency certification (especially Auditor) and optimal number of personnel. Enhancing objectivity, independency, quality and time • efficiency in performing audit.Continually improving CMS.internal business process.•

CMS is in charge of assisting President Director in developing, directing and controlling all management systems applied in the Company including but not limited to:

Quality Management System (SMM)• Environment Management System (SML)• Work Safety & Health Management System (SMK3)• Laboratory Quality Management System (SMM Lab)• Risk Management System (SMR)• Corporate Social Responsibility Management System • (SMCSR)Port Security Management System (SMKP)• Performance Management System (SMK)• Correspondence & Filing Management System •

In enhancing the implementation of GCG principles, CMS jointly with would-be users first prepares GCG soft structure, which is subsequently formalized as guide. Next, CMS monitors and evaluates the performance of each unit, particularly in terms of system reliability and its association with performance. Periodically, CMS improves the operating system applied in each unit.

Throughout 2010, CMS performed 24 audits, covering 4 SMM audits on 15 work units scope ISO 9001, 4 SML audits on 14 work units scope ISO 14001, 4 SMK3 audits on 16 work units scope OHSAS 18001, 2 SMM Lab audits on 3 coal laboratories scope ISO 17025, 6 SMKP audits on 3 coal ports scope ISPS Code and 4 SMK audits on 31 work units scope Balance Scorecard.

Page 258: PTBA.AR2010_010411D

256 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

2 kali audit terhadap 3 Laboratorium batubara Lingkup ISO 17025, Audit SMKP sebanyak 6 kali audit terhadap 3 Pelabuhan batubara Lingkup ISPS Code dan Audit SMK sebanyak 4 kali audit terhadap 31 Satuan Kerja lingkup Balance Scorecard. Sedangkan untuk implementasi Sistem Manajemen Risiko selama tahun 2010 telah dilakukan 4 kali monitoring terhadap 16 Satuan Kerja Lingkup SMR berbasis AS/NZ 4360.

Sesuai dengan perkembangan kegiatan evaluasi yang dilakukan pada tahun 2010, SMP berpendapat Soft Structure GCG di perusahaan sudah memadai. Hal ini berdasarkan kelengkapan aturan seperti Board Manual, GCG Code, Code of Conduct, Charter-charter untuk Komite di tingkat Komisaris, Peraturan Pengadaan Barang dan Jasa, Larangan pemberian dan penerimaan hadiah, suap dan sejenisnya serta aturan mengenai transaksi yang mengandung benturan kepentingan. SMP saat ini tengah melakukan revisi atas beberapa aturan tersebut dalam rangka menyesuaikan dengan perkembangan peraturan yang ada.

Untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi system, Manajemen mengeluarkan kebijakan untuk mengintegrasikan SMM ISO 9001:2008, SML ISO 14001:2004, dan SMK3 OHSAS 18001:2007 ke dalam satu Sistem Manajemen yang terintegrasi yang dinamakan Sistem Manajemen Bukit Asam (SMBA). Pada tahun 2010 SMP telah melaksanakan pembangunan SMBA.

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAANCorporate Governance Report

Whereas on Risk Management System, monitoring was done 4 times on 16 work units scope SMR on AS/NZ 4360.

During its evaluation work in 2010, CMS discovered that GCG soft structure was sufficiently implemented. This was proven by the availability of Board Manual, GCG Code, Code of Conduct, Board of Commissioners’ Committee Charters, regulations on goods and services procurement, gifts, bribes, etc. as well as conflict of interest transactions. CMS is currently revising some of the regulations to conform to the existing laws and regulations.

To improve productivity and system efficiency, the management formulated a policy to integrate SMM ISO 9001:2008, SML ISO 14001:2004, and SMK3 OHSAS 18001:2007 into one management system called Bukit Asam Management System (SMBA). In 2010 CMS finalized the establishment of SMBA.

Page 259: PTBA.AR2010_010411D

257PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

KODE ETIKPerseroan telah selesai melakukan kajian dan penyusunan kembali butir-butir ketentuan dalam Pedoman Kode Etik Perusahaan yang telah ada, menyesuaikan kembali aturan di dalamnya dengan Pedoman GCG dan praktek-praktek lazim terkini. Tahun 2010, Pedoman Kode Etik Perusahaan hasil kajian ulang tersebut telah diberlakukan dan disosialisasikan. Pemberlakuan dilakukan melalui penerbitan SK Direksi, disertai pananda-tanganan lembar pernyataan seluruh pegawai untuk mentaati dan melaksakan butir-butir ketentuan yang terkandung dalam Code of Conduct tersebut.

Pedoman Kode Etik merupakan salah satu tools Perseroan dalam meningkatkan integritas insan perseroan di setiap level, agar penerapan best practices GCG menjadi maksimal. Perseroan berkeyakinan penerapan best practices GCG secara seimbang peningkatan integritas serta landasan moral yang tinggi akan lebih menjamin Perseroan agar terhindar dari risiko-risiko yang mengarah pada kegagalan korporasi. Hal ini telah dibuktikan dengan terjadinya krisis finansial global tahun 2008 lalu, yang pemicunya adalah “moral hazard” pada perusahaan finansial skala global di Amerika Serikat.

Pokok-pokok Kode Etik

Pada dasarnya Pedoman Kode Etik Perseroan mengatur hal-hal yang menjadi tanggung jawab Perseroan, individu jajaran Perseroan maupun pihak lain yang melakukan bisnis dengan Perseroan, yang meliputi:

Etika Bisnis Perseroan; Etika Bisnis Perseroan • merupakan penjelasan tentang bagaimana sikap dan perilaku Perseroan sebagai suatu entitas bisnis bersikap, beretika dan bertindak dalam upaya menyeimbangkan kepentingan Perseroan dengan kepentingan stakeholder sesuai dengan prinsip-prinsip GCG dan nilai-nilai korporasi yang sehat. Etika Perilaku Individu; Etika Perilaku Individu • merupakan penjelasan tentang bagaimana individu Jajaran Perseroan dalam berhubungan, bersikap, beretika dan bertindak sesuai kaidah-kaidah dan ketentuan yang berlaku. Sosialisasi dan Pelaporan atas Pelanggaran; Sosialisasi • Code of Conduct dan tata cara pelaporan atas ketidaksesuaian perilaku, penyimpangan atas Code of Conduct, Peraturan Perseroan, peraturan perundangan lainnya dan sanksi yang diterapkan, dilakukan secara efektif dan menyeluruh kepada Jajaran Perseroan dan stakeholder.

CODE OF CONDUCTThe Company has finalized reviewing and revising the Code of Conduct, readjusting its provisions with GCG Code and the most current common practices. In 2010, the revised Code of Conduct was enacted by a Board of Directors decision, accompanied by all employees’ signed statement of commitment to observe and put into practice the Code of Conduct.

Code of Conduct is one of the Company’s tools to enhance everybody’s integrity so as to apply GCG best practices to the utmost level. We believe that GCG best practices, high integrity and good moral will save the Company from the risk of corporate failure. This was proven by the global financial crisis in 2008 that was triggered by “moral hazard” within global scale financial companies in the USA.

Main Points of Code of Conduct

Basically, the Company’s Code of Conduct regulates all matters under the responsibility of the Company, individuals of the organization and other parties doing business with the Company, covering:

Business Code of Conduct• The Company’s Business Code of Conduct gives directives as to how the Company should conduct its business with good ethics the way a business entity should, to balance the interest of the Company and that of the stakeholders in accordance with GCG principles and sound corporate values. Individual Code of Conduct • This is an explanation as to how individuals in the Company should act in communicating with others and behave in accordance with good ethics and common moral values. Disseminating Code of Conduct and Reporting Violation • Disseminating Code of Conduct and procedures of reporting misconduct, and violation of Code of Conduct, Company Regulations, other laws and regulations, and imposition of penalty should be done effectively to all levels of the organization and stakeholders of the Company.

Page 260: PTBA.AR2010_010411D

258 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Pernyataan Kepatuhan • Code of Conduct; Merupakan lembar pernyataan mengenai pemahaman dan kesediaan Jajaran Perseroan untuk mematuhi Code of Conduct Perseroan dan pihak yang bertanggung jawab atas implementasinya.

Aturan pokok yang tercakup pada Etika Bisnis Perseroan yang memiliki aspek kritis terhadap jalannya operasional perusahaan antara lain: (i) Target yang harus dicapai oleh jajaran Manajemen dan Pegawai; (ii). Internal Control Perseroan; (iii) Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan; iv) Pemberian donasi; (v) Pemberian dan penerimaan hadiah (vi) Lingkungan; (vii) Ketenagakerjaan; (viii) Etika hubungan dengan Stakeholders; (ix) Etika hubungan kerja.

Sedangkan Etika Kerja yang harus dipenuhi oleh individu jajaran Perseroan, meliputi antara lain: (i) Integritas dan komitmen; (ii). Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan; iii). Kerahasiaan informasi; (iv). Benturan kepentingan (conflict of interest); (v) Insider Trading; (vi) Menjaga keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup; (vii) Citra perseroan; (viii) Keterlibatan dalam aktivitas politik dan (ix) Pemberian dan penerimaan hadiah.

Sosialiasi Kode Etik

Sosialisasi merupakan tahapan penting dari penerapan Code of Conduct. Perseroan berkomitmen untuk melaksanakan sosialisasi secara efektif dan menyeluruh dengan langkah-langkah sebagai berikut :

Melakukan sosialiasi Code of Conduct kepada seluruh • Jajaran Perseroan, Pelanggan dan Mitra Kerja dan melakukan penyegaran secara berkala Melakukan evaluasi atas pencapaian atau pemahaman • kepada Jajaran Perseroan, baik pada masa orientasi maupun masa bekerja.Pengkajian secara berkala butir-butir aturan Code • of Conduct dalam rangka pengembangan Code of Conduct lebih lanjut. Jika diperlukan, maka hasil kajian dijabarkan lebih lanjut dalam berbagai kebijakan dan peraturan Perseroan.

Penyelenggaraan sosialisasi ini dilakukan oleh Satuan Kerja Sistem Manajemen Perusahaan, selaku penanggung jawab implementasi GCG, berkordinasi dengan Satuan Kerja Sumber Daya Manusia (SDM).

Langkah sosialisasi kemudian diikuti dengan implementasi yang disertai penerapan sangsi bagi pelanggaran yang

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAANCorporate Governance Report

Statement of Compliance with Code of Conduct.• This is a statement of understanding and readiness of all personnel to observe the Code of Conduct and respect any party assigned by the Company to be in charge of the implementation.

The main rules contained in Business Code of Conduct are critical of the conduct of the Company’s business, among others: (i) Target to be achieved by the management and employees; (ii). Internal Control of the Company; (iii) Compliance with laws and regulations; iv) Donating fund; (v) Giving and receiving gifts (vi) Environment; (vii) Employment; (viii) Ethics of stakeholder relation; (ix) Ethics of working relation.

Work Ethics that should be upheld by every individual in the Company include: (i) Integrity and commitment; (ii). Compliance with the laws and regulations; iii). Information confidentiality; (iv). Conflict of interest; (v) Insider trading; (vi) Work safety, health and environment; (vii) Corporate image; (viii) Political involvement and (ix) Giving and receiving gifts.

Socialization of Code of Conduct

Socialization is an important phase of upholding Code of Conduct. The Company is committed to effectively disseminating Code of Conduct by taking the following steps:

Disseminating Code of Conduct to all personnel, • customers and partners, and giving periodic refresher course. Evaluating the accomplishment or understanding of the • personnel, either during orientation or operating hours.Periodically reviewing the provisions of Code of Conduct • for further improvement. If required, findings from the review will be further embodied in rules and regulations of the Company.

Implementation and socialization of Code of Conduct and Corporate Culture are tools in nurturing high integrity and good moral of people at every level in the organization.

Dissemination is then followed by implementation, and imposition of sanction in case of violation. To stimulate people

Page 261: PTBA.AR2010_010411D

259PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Penerapan dan Sosialisasi Kode Etik dan Budaya Perusahaan sebagai salah satu alat dalam meningkatkan integritas dan moral insan pada setiap tingkat Perseroan.Socialization is conducted by Corporate Management System Work Unit (CMS) being the unit responsible for GCG implementation, in coordination with Human Resource Work Unit.

dilakukan. Sebagai insentif bagi penerapan kode etik yang baik, maka penilaian kinerja pegawai di setiap level, yang berpengaruh terhadap promosi dan remunerasi, akan mempertimbangkan pula penilaian atas rekam jejak pegawai atas ketaatannya terhadap kode etik. Perseroan melengkapi Panduan Kode Etik dengan Prosedur Pelaporan Pelanggan dan penerapan sangsi atas pelanggaran kode etik.

Budaya Perusahaan

Perseroan memiliki sistem nilai yang dianut dan dijalankan guna membangun budaya perusahaan. Filosofi dasar dalam membangun sistem nilai tersebut adalah sikap kerja “PTPRS”, yaitu Percaya, Terbuka, Positif, Rasional dan Sadar Biaya & Lingkungan. Nilai-nilai tersebut dijabarkan dalam budaya kerja “SiPrima” – Sinergi, Profesional, Beriman.

PTPRS dapat diuraikan sebagai berikut:

Percaya;• Sikap saling mempercayai satu sama lain baik antara pimpinan dengan bawahan dan juga dengan sesama rekan kerja, agar tercipta rasa kebersamaan dan memiliki di antara seluruh Pegawai.

Terbuka;• Sikap yang menganggap Pegawai sebagai rekan kerja untuk saling terbuka, saling memahami agar mampu bersinergi yang diwujudkan dalam 3 (tiga) tindakan pokok yaitu aktif memberikan dan menerima informasi yang benar dan bertanggung jawab, bersikap saling mengingatkan, dan bersikap satria.

Positif• ; Sikap selalu berpikir dan bertindak positif dalam melihat sesuatu hal untuk meraih hasil yang lebih optimal. Dengan berpikir POSITIF, insan Perseroan akan lebih bijaksana karena dapat menyelesaikan masalah dengan pandangan yang lebih jernih serta tetap memiliki semangat untuk selalu memperbaiki apapun demi kepentingan perusahaan.

to practice good ethics, employee performance appraisal at every level that affects promotion and remuneration will take into account employees’ track record in observing Code of Conduct. The Company complements Code of Conduct with procedures of reporting and imposing sanction on violation of Code of Conduct.

Corporate Culture

The Company has a value system that is adopted and implemented to build corporate culture. The basic philosophy in building the value system is work ethos of Trusting, Open, Positive, Rational and Conscious of Cost & Environment (TOPRC). These values are elaborated in work culture of Synergy, Professionalism and Faith.

TOPRC can be elaborated as follows:

Trusting Trusting one another either between management and employees or among colleagues so as to foster sense of togetherness and sense of belonging.

OpenAll personnel are colleagues who should be understanding and open to one another in order to work synergically, through three principal deeds: actively taking and giving truthful and accountable information, reminding one another and acting gentlemanly.

PositiveAlways think and act positive in judging things to reach optimum result. By thinking positive, everybody in the Company will be wiser and able to solve problems with a clearer mind and remain enthusistic in every situation to act for the Company’s benefit.

Page 262: PTBA.AR2010_010411D

260 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Rasional• ; Mampu memilah antara kenyataan dan perkiraan dalam membawa persoalan pada tempatnya. Ini berarti setiap rencana, tindakan dan pengendalian berlandaskan pada pola pikir yang objektif dan adil.

Sadar Biaya dan Sadar Lingkungan• ; Menghargai setiap usaha yang dilakukan setiap individu untuk membantu melakukan efisiensi di semua lini serta menyadari apa yang dilakukan bukan hanya untuk kepentingan saat ini. Menjaga kelestarian lingkungan adalah komitmen kita bersama.

Sedangkan Landasan Budaya kerja “SiPrima” diuraikan sebagai berikut:

Bekerja Keras• ; Pegawai senantiasa bekerja dengan penuh semangat dan membina kerjasama yang baik sehingga terciptanya sinergi dalam bekerja.

Bekerja Cerdas; • Pegawai bekerja secara profesional dan secara terus menerus melakukan perbaikan untuk mencapai operational excellence.

Bekerja Ikhlas; • Pegawai menyadari bahwa bekerja bukanlah tujuan melainkan hanya sarana untuk beribadah kepada Allah SWT. Oleh karena itu dalam bekerja harus selalu ikhlas dan dilandasi iman yang kuat. Hal tersebut akan mencegah terjadinya praktek-praktek kecurangan dalam bekerja.

Kebijakan Pokok Perseroan

Sebagai pelengkap dan bagian atas Panduan GCG, Perseroan telah menyusun dan menetapkan serangkaian aturan kebijakan pokok operasional, untuk menunjang penerapan tata-kelola perusahaan yang baik, mencakup di antaranya:

Perseroan menetapkan prosedur yang mudah dan sederhana namun melindungi kerahasiaan identitas pelapor maupun penyelidik.

To ensure the effectiveness of whistle blowing policy, the Company establishes easy and simple procedures but protective of the identity of witnesses and investigators.

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAANCorporate Governance Report

RationalAble to distinguish between fact and assumption in handling things. This means every plan, action and management are based on objective and unprejudiced way of thinking. Conscious of Cost and Environment Appreciating every effort made by everyone for efficiency in every line, and to be conscious of environment conservation as our commitment to think of the future and not just the present.

Whereas the culture of Synergy, Professionalism and Faith can be described as follows:

Work Hard: Employees always work enthusiastically and foster good teamwork spirit to create synergy.

Work SmartEmployees work with professionalism and constantly improve work to reach operational excellence.

Work WillinglyEmployees realize that working is not a purpose but a means to worship God. Therefore, employees should work willingly and guided by a strong faith. This will prevent fraudulent practices from occurring at work.

Standard Policy

The Company has compiled and formulated a series of standard operating policy to complement GCG Code, which cover the following:

Page 263: PTBA.AR2010_010411D

261PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Aturan dan Tatalaksana Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblower Policy)Perseroan telah memberlakukan kebijakan serta Tatalaksana Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblower Policy) untuk berbagai tujuan, diantaranya:

Menciptakan iklim kondusif dan mendorong pelaporan • pelanggaran yang dapat menimbulkan kerugian finansial maupun non finansial (hal-hal yang dapat merusak citra Perusahaan); Mengurangi kerugian yang terjadi akibat pelanggaran • melalui deteksi dini; dan Mempersiapkan mekanisme deteksi dini (• early warning system) atas kemungkinan terjadinya masalah akibat suatu pelanggaran.

Demi menjamin efektivitas pengawasan pelanggaran dan deteksi dini tersebut, Perseroan kemudian menetapkan hal-hal pokok yang terkait, termasuk diantaranya: menyediakan media pelaporan pelanggaran (hot line, email, kotak pos khusus), menetapkan prosedur pelaporan dan menetapkan dengan jelas jenis-jenis pelanggaran yang dapat dilaporkan.

Untuk mendorong keberanian saksi pelapor, maka Perseroan menetapkan prosedur yang mampu menjamin kerahasiaan identitas pelapor dan petugas investigasinya.

Pengelolaan RisikoPerseroan telah mengembangkan sistem pengelolaan risiko secara terintegrasi di tingkat korporasi dengan melibatkan masing-masing satuan kerja. Sistem Manajemen Risiko yang ada selalu dikembangkan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya risiko dan mengeliminasi risiko yang ada untuk mencapai tujuan Perseroan. Pengembangan tersebut merupakan bagian dari strategi jangka panjang Perseroan, dengan membentuk unit kerja khusus yang menangani hal tersebut serta dilaksanakan secara sistematis sesuai dengan standar manajemen risiko yang menjadi acuan.

(Uraian Pengelolaan Risiko selengkapnya ada pada bagian Manajemen Risiko, halaman ..... s/d ........ ).

Transaksi Benturan KepentinganUntuk menghindari terjadinya benturan kepentingan, Perseroan menetapkan prinsip-prinsip kebijakan sebagai berikut :

Anggota Dewan Komisaris dan Anggota Direksi harus • mengungkapkan kepemilikan saham di Perseroan atau

Rules and Procedures of Whistle Blowing Policy

The Company sets a Whistle Blowing Policy for various purposes, including:

Creating a conducive climate to encourage people to • report any misconduct that may result in financial or non-financial losses (that may tarnish the Company’s image); Minimizing losses as a result of misconduct through • early warning system; and Designing early warning system mechanism to anticipate • any problem arising from misconduct.

To ensure the effectiveness of misconduct control and early warning system, the Company took the necessary measures including providing misconduct reporting media (hotline, email, special mailbox), setting reporting procedures and defining types of misconduct that may be reported. To encourage people to report, the Company establishes procedures that will protect the identity of the witnesses and investigating officers.

Risk Management The Company establishes an integrated risk management system at the corporate level involving every work unit. The system is continually developed to anticipate possible risk and to mitigate existing risk. Developing risk management system is part of the Company’s long term strategy by forming special work unit to handle this matter systematically in accordance with the risk management system.

(Full description of risk management is presented in Risk Management section page ......)

Conflict of Interest TransactionsIn an effort to prevent conflict of interest, the Company adopts the following policy:

Members of Board of Commissioners and Board of • Directors must disclose their shareholding in the Company or other companies in a special register as

Page 264: PTBA.AR2010_010411D

262 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

di perusahaan lain dalam daftar khusus sebagaimana dipersyaratkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Setiap individu Jajaran Perseroan dilarang • memanfaatkan jabatan untuk kepentingan pribadi atau untuk kepentingan orang lain atau pihak lain yang merugikan kepentingan Perseroan.Setiap individu Jajaran Perseroan dilarang menggunakan • informasi penting dan rahasia bagi kepentingan pribadi atau untuk kepentingan orang lain atau pihak lain yang merugikan kepentingan Perseroan.Setiap individu Jajaran Perseroan sebaiknya menghindari • kepentingan ekonomi dalam perusahaan yang dapat menimbulkan benturan kepentingan ekonomi.

Dengan demikian seluruh elemen Perseroan dapat terhindar dari dominasi oleh satu pihak terhadap pihak lainnya, bebas dari segala pengaruh dan tekanan pihak lain sehingga pengambilan keputusan mengenai transaksi yang mengandung benturan kepentingan dapat dilakukan secara obyektif.

Transaksi orang dalam (Insider Trading)Aturan mengenai transaksi orang dalam diatur dalam Panduan Kode Etik. Aturan tersebut menyatakan bahwa Perseroan memegang teguh peraturan perundang-undangan yang berlaku mengenai informasi orang dalam khususnya dalam hal akses informasi yang sensitif dan bersifat rahasia.

Sesuai Panduan Kode Etik, individu jajaran Perseroan yang memiliki akses informasi material yang belum dipublikasikan secara luas dilarang menyalahgunakan jabatan dan kewenangannya dengan mengungkapkan informasi dimaksud kepada pihak tertentu untuk digunakan sebagai dasar membeli, menjual atau menahan saham Perseroan.

Manajemen KinerjaPerseroan menerapkan sistem manajemen kinerja yang dikembangkan berdasarkan prinsip transparansi, akuntabilitas, independensi serta kewajaran. Sistem penilaian kinerja diupayakan agar:

Transparan, yang berarti semua karyawan dapat • mengetahui ukuran apa saja yang dinilai sehingga yang bersangkutan secara mandiri dapat memperkirakan hasil penilaian kinerjanya dan dapat dibandingkan dengan hasil penilaian kinerja oleh Perseroan.Akuntabilitas, yang berarti manajemen kinerja dijalankan • oleh unit kerja yang mampu melaksanakan dengan baik

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAANCorporate Governance Report

required by the law. Every member of the Company must not take advantage • of their position for personal gain or othes’ benefit that may harm the interest of the Company.Every member of the Company must not use material • and confidential information for personal gain or others’ benefit that may harm the Company.Every member of the Company must avoid economic • interest in the Company that may cause financial conflict of interest.

This way, all elements of the Company may be free from domination by others, free from any influence and pressure by others to allow objective decision making when it comes to transactions with conflict of interest.

Insider TradingThe Company has set the rules on insider trading as stipulated in Code of Conduct. It stipulates that the Company abides by the prevailing laws and regulations regarding insider information particularly with respect to access to delicate and confidential information.

According to the Code of Conduct, anyone within the organization who has access to undisclosed material information should not abuse his/her position and authority to divulge such information to any party for the purpose of buying, selling or retaining the Company shares.

Performance Management The Company implements performance management system which is based on principles of transparency, accountability, independency and fairness. The performance management should be

Transparent, allowing employees to know what aspects are appraised so they can independently appraise their performance and compare it with the appraisal made by the Company. Accountable, which means performance management is handled by work units that are able to handle it well based on measured criteria.

Page 265: PTBA.AR2010_010411D

263PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Manajemen Kinerja diterapkan dengan dukungan balanced scorecard dan pengukuran key performance indicator yang dilakukan secara periodik.

The performance management is backed up by Balanced Scorecard and measured by Key Performance Indicator (KPI) periodically.

dan didasarkan pada ukuran-ukuran yang jelas/terukur;Independen, yakni penilaian terhadap manajemen • kinerja dilakukan secara objektif dan didasarkan pada ukuran-ukuran yang telah ditetapkan tanpa pengaruh atau tekanan dari pihak manapun.Wajar, yang berarti manajemen kinerja dikembangkan • berdasarkan target kinerja yang dapat dicapai.

Pelaksanaan manajemen kinerja ini didukung oleh penerapan tools Balanced Scorecard dan pengukuran Key Performance Indicator (KPI) yang dilakukan setiap triwulan dan tahunan.

Manajemen MutuPerseroan menerapkan sistem manajemen mutu terpadu tentang pengendalian kualitas produk dan jasa yang dihasilkan oleh Perseroan. Jaminan kualitas produk dan jasa merupakan hasil dari serangkaian kegiatan proses produksi yang sesuai dengan standar internasional yang dilakukan pada setiap kegiatan Usaha Energi berbasis Batubara, mulai dari tahap penyelidikan umum, kegiatan pengangkutan dan perdagangan, kegiatan pascatambang hingga pengusahaan pembangkitan energi.

Transaksi AfiliasiTransaksi dengan pihak-pihak terafiliasi tersebut akan selalu dilakukan berdasarkan prinsip kesetaraan (arms length relationship) sehingga tidak merugikan kepentingan pemegang saham minoritas serta Perseroan.

Perseroan selalu mengungkapkan transaksi dengan pihak-pihak terafiliasi secara wajar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pemberian dan Penerimaan HadiahPemberian hadiah didefinisikan sebagai segala macam bentuk pemberian oleh jajaran Perseroan kepada pihak-pihak tertentu dengan maksud mempengaruhi pihak-pihak

Independent, allowing performance management to be objectively appraised and according to established criteria without any influence or pressure.Fair, meaning performance management is developed based on reachable performance target.

The performance management is backed up by Balanced Scorecard and measured by Key Performance Indicator (KPI) quarterly and annually.

Quality Management The Company establishes an integrated quality management system for product and services quality control. High quality of product and services is achieved as production process is in accordance with international standards applied in every stage of coal-based energy business, starting from general research, transporting and trading, post-mining down to energy generating activities.

Affiliated TransactionsTransactions with affiliated parties are always made on arm’s length relationship principle so as to protect the interests of the Company and minority shareholders.

The Company always fairly discloses affiliated transactions in accordance with the law.

Giving and Receiving GiftsGift is defined as any form of present given by the Company and its personnel to certain parties with a purpose of influencing such parties to benefit the Company unfairly. Receiving gift

Page 266: PTBA.AR2010_010411D

264 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Pemberian maupun penerimaan gratifikasi dilarang agar proses pengambilan keputusan oleh seluruh jajaran dalam Perseroan tidak terpengaruh.

Giving or receiving gifts is prohibited so as not to influence decision making by the personnel.

tersebut agar dapat menguntungkan Perseroan di luar batas-batas kewajaran. Penerimaan hadiah didefinisikan sebagai segala macam bentuk penerimaan oleh Jajaran Perseroan dari pihak-pihak yang berkepentingan dengan maksud mempengaruhi keputusan Jajaran Perseroan yang menguntungkan si pemberi hadiah.

Pada prinsipnya pemberian maupun penerimaan hadiah dilarang oleh Perseroan, kecuali jika pelaksanaannya sesuai dengan peraturan yang ditetapkan secara khusus oleh Perseroan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pengadaan Barang/JasaProses pengadaan barang dan jasa diupayakan melalui persaingan yang sehat sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dengan menjunjung prinsip-prinsip efektif dan efisien, terbuka dan bersaing, transparan, adil/tidak diskriminatif serta akuntabel. Pengembangan sistem pengadaan melalui sistem e-procurement dan e-auction dikembangkan dalam rangka mengimplementasikan prinsip-prinsip GCG. Langkah kebijakan yang dilakukan:

Diimplementasikan secara konsisten ;• Dikaji secara berkala mengenai kecukupan sistem • pengadaan yang ada agar terpenuhi prinsip-prinsip efektif dan efisien, terbuka dan bersaing, transparan, adil/tidak diskriminatif serta akuntabel ;Kewajiban untuk menghindari transaksi benturan • kepentingan dan transaksi afiliasi oleh segenap Jajaran Perseroan dalam sistem pengadaan barang dan jasa.

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAANCorporate Governance Report

is defined as any form of receipt by the Company and its personnel from certain parties to influence the decision of the Company to favor the present giver.

In principle, giving or receiving presents are prohibited by the Company, except when done in accordance with specific rules set by the Company or with the prevailing laws and regulations.

Goods/Services Procurement Goods and services procurement is carried out by fair competition as governed by the law and in a manner that is effective, efficient, transparent, competitive, fair/indiscriminative and accountable. E-procurement and e-auction system has been installed to support procurement in the spirit of good corporate governance. The system should be

Implemented consistently;• Assessed periodically with respect to system adequacy to • ensure compliance with effective, efficient, transparent, competitive, fair/indiscriminative and accountable principles;Able to prevent conflict of interest and affiliated • transactions by the personnel in procuring goods and services.

Page 267: PTBA.AR2010_010411D

265PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Keterbukaan dan Kerahasiaan Informasi serta Informasi Orang Dalam

Perseroan menyediakan dan memberitahukan informasi-informasi yang harus segera disampaikan kepada shareholder maupun stakeholder lainnya dalam rangka proses pengambilan keputusan yang cepat. Sedang informasi yang bersifat rahasia tidak boleh disampaikan, kecuali melalui otoritas khusus oleh Dewan Komisaris dan Direksi. Pengaturan mengenai informasi yang sensitif dan rahasia diatur lebih lanjut dalam kebijakan Tata Laksana Surat dan Kearsipan. Salah satu media untuk melaksanakan keterbukaan informasi Perseroan ini adalah melalui official website Perseroan. Kebijakan-kebijakan tersebut melandasi akivitas Sekretaris Perusahaan.

PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP DASAR GCGPerseroan senantiasa berupaya menerapkan prinsip-prinsip dasar GCG secara konsekuen dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya. Hal ini dapat dijelaskan pada uraian singkat mengenai penerapan prinsip-prinsip dasar sebagai berikut.

Penerapan asas Transparansi

Perseroan menjamin pengungkapan informasi materil dan relevan mengenai kinerja, kondisi keuangan dan informasi lainnya secara jelas, memadai, akurat, dapat dibandingkan dan tepat waktu serta mudah diakses oleh stakeholders sesuai dengan haknya. Prinsip keterbukaan ini tidak mengurangi kewajiban untuk melindungi informasi rahasia mengenai Perseroan dan Pelanggan serta Mitra Kerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perseroan memberi kewenangan kepada Sekretaris Perusahaan beserta jajarannya untuk menjalankan tugas dan perananya menerapkan asas Transparansi ini. Contoh: Laporan Keuangan & Laporan Kinerja Triwulanan dan Tahunan (Audited) yang disampaikan kepada Publik,

Disclosure, Confidentiality and Insider Information

The Company promptly disseminates information to shareholders and other stakeholders in order to make quick decision. Confidential information should not be disclosed, except by specific authority given by the Commissioners and Directors. Delicate and confidential information is regulated further in Letters and Files Handling Procedures. One of the media for exercising disclosure is the Company’s official website. These policy guidelines are the basic rule for the Corporate Secretary’s activities.

IMPLEMENTATION OF GCG BASIC PRINCIPLES The Company is always consequent in implementing GCG basic principles throughout its business operations. The following describes briefly the implementation of GCG basic principles.

Implementation of Transparency Principle

The Company ensures clear, adequate, accurate, comparable, and timely disclosure of material and relevant information regarding business performance, financial condition and other particulars of the Company accessible to stakeholders. This transparency principle does not prejudice the Company’s obligation to protect the confidentiality of information pertaining the Company, customers and work partners as stipulated by the law. The Company gives mandate to Corporate Secretary and his/her staff to uphold this transparency principle. Example: Publicizing quarterly and audited annual financial report & performane report, and disclosing material business expansion plan.

Page 268: PTBA.AR2010_010411D

266 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

penyampaian rencana pengembangan Perseroan yang material.

Penerapan asas Akuntabilitas

Perseroan menjamin kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban setiap level jajaran Perseroan yang memungkinkan pengelolaan Perseroan terlaksana secara efektif. Akuntabilitas merujuk kepada kewajiban seseorang atau organ kerja Peraseroan yang berkaitan dengan pelaksanaan wewenang yang dimilikinya dan/ atau pelaksanaan tanggung jawab yang dibebankan oleh Perseroan kepadanya. Perseroan memperkenalkan 3 (tiga) tingkatan akuntabilitas kepada jajarannya, yakni:

Akuntabilitas Individu; Akuntabilitas yang melekat • kepada hubungan antara pimpinan dengan bawahan dan berlaku kepada kedua belah pihak.Contoh: Pelaksanaan Penilaian Prestasi Kerja Pegawai yang dilaksanakan setiap semester.Akuntabilitas Kelompok; Akuntabilitas yang melekat • kepada kelompok yang harus ditanggung bersama atas kondisi dan kinerja yang tercapai. Contoh: Pelaksanaan Sistem Manajemen Kinerja Balance Scorecard di Perseroan, terdapat pengukuran kinerja (KPI) satuan kerja yang dilakukan pengukuran per triwulan dan tahunan.Akuntabilitas Korporat; Akuntabilitas yang melekat • kepada Perseroan secara menyeluruh dalam menjalankan aktivitas bisnisnya sesuai Anggaran Dasar Perseroan. Contoh: Pelaksanaan Sistem Manajemen Kinerja Balance Scorecard di Perseroan, pengukuran kinerja (KPI) untuk kinerja Korporat yang dilakukan per triwulan dan tahunan.

Perseroan menerapkan tiga tingkatan akuntabilitas: akuntabilitas individu, kelompok dan korporat.

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAANCorporate Governance Report

Implementation of Accountability Principle

The Company ensures the clarity of every level function, performance and accountability to allow effective management of the Company. Accountability refers to the obligation of an individual or a work unit which is related to the exercise of authority and/or performance of duty mandated by the Company. The Company introduces three levels of accountability, which are:

Individual Accountability• This accountability is associated with the reciprocal • relationship between management and subordinates.Example: Employee performance appraisal made every semester.Group Accountability• This is a collective accountability that is attached to a group for its performance and achievement.Example: Balanced Scorecard Performance Management System is implemented in the Company, and work unit performance measured with Key Performance Indicator quarterly and annually.Corporate Accountability• Accountability that is inherent in the Company as a whole in conducting its business activities according to the Articles of Association. Example: Balanced Scorecard Performance Management System is implemented in the Company, and corporate performance measured with Key Performance Indicator quarterly and annually.

Page 269: PTBA.AR2010_010411D

267PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Penerapan asas Responsibilitas

Prinsip pertanggung-jawaban diterapkan dengan senantiasa menerapkan dan mematuhi peraturan perundangan yang berlaku, mengelola lingkungan bekas tambang dengan baik, melaksanakan kewajiban timbal-balik terhadap para mitra bisnis dan merancang serta melaksanakan program tanggung-sosial perusahaan. Tanggung-jawab terhadap karyawan, sebagai mitra strategis utama perseroan, dilaksanakan melalui pembinaan, peningkatan kompetensi dan pemberian paket remunerasi yang sebanding dengan kinerjanya.

Penerapan asas Independensi

Prinsip independensi ini diterapkan dengan penyusunan dan penerapan code of conduct, termasuk pengaturan seluruh transaksi maupun rencana investasi yang mengandung atau berpotensi mengandung benturan kepentingan (conflict of interest). Dengan pengaturan ini diyakini seluruh bagian Organ Perseroan akan melaksanakan fungsi dan tugasnya dengan mengutamakan independensi dan obyektifitas serta saling menghormati hak, kewajiban, tugas, wewenang serta tanggung jawab masing-masing pihak.

Penerapan asas Kewajaran / Fairness

Perseroan menerapkan asas kesetaraan dengan memperlakukan seluruh stakeholder secara berimbang antara hak dan kewajiban (equal treatment) yang diberikan kepada dan oleh Perseroan. Perseroan membuka akses informasi kepada seluruh pemangku kepentingan untuk memberikan sumbang-saran bagi kemajuan Perseroan. Selain itu dalam pelaksanaan prinsip kesetaraan, Perusahaan memberikan kesempatan yang sama dalam penerimaan pegawai, berkarir dan melaksanakan tugasnya secara profesional tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, gender, dan kondisi fisik.

LAIN-LAINRencana- Rencana Terkait Praktek GCG

Menindaklanjuti program kerja terkait penerapan praktek GCG yang telah dilaksanakan tahun 2010, untuk meningkatkan penerapan praktek GCG, maka Perseroan menetapkan serangkaian langkah-langkah lanjutan di tahun 2011 sebagai berikut.

Perseroan berencana melakukan bench-marking atas pelaksanaan Code of Conduct yang telah disosialisasikan kepada seluruh jajaran perusahaan dengan praktek serupa di berbagai perusahaan yang setara baik di dalam maupun diluar negeri.

Implementation of Responsibility Principle

Responsibility principle is applied through consistent compliance with laws and regulations, good management of post-mining area, performance of reciprocal obligation with business partners, as well as devising and carrying out corporate social responsibility program. Responsibility towards employees as the Company’s major strategic partners is carried out through guiding, developing and providing performance-based remuneration package.

Implementation of Independency Principle

Independency principle is applied by writing up and enforcing Code of Conduct, and regulating all transactions and investment plans with potential conflict of interest. By regulating these aspects it is believed that all corporate organs will function well and put great emphasis on independency, objectivity, mutual respect for the right, obligation, duty, authority and responsibility of respective parties.

Implementation of Fairness Principle

The Company applies equality principle by giving equal treatment to all stakeholders with respect to their right and obligation. The Company provides access to information for all stakeholders to allow them to give suggestion for the benefit of the Company. In addition, in implementing equality principle, the Company gives equal opportunity in recruitment, career development and performance regardless of ethnicity, religion, race, group, gender and physical condition.

OTHERSPlans Relevant to GCG Practice

In relation to GCG implementation in 2010, to improve GCG practice in the future the Company will take further actions in 2011.

The Company plans to conduct bench marking of Code of Conduct practice in the Company with the same practice in overseas as well as domestic counterparts.

Page 270: PTBA.AR2010_010411D

268 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Menindak lanjuti telah selesainya penyusunan ”Tatalaksana Sistem Pelaporan Pelanggaran” (Whistle Blowing System), Perseroan akan segera membentuk unit pelaksana berupa Tim Sistem Pelaporan Pelanggaran (SPP) /Whistle Blowing System (WBS), lengkap dengan organisai, uraian tugas dan spesifikasi personil unit SPP/WBS.

Untuk menjamin efektifitas pelaksanaan tugasnya, selain seleksi kandidat petugas yang dilakukan dengan hati-hati Perseroan akan membekali personel di unit ini dengan serangkain pelatihan dasar maupun lanjutan dan menyediakan prasarana yang memadai. Perseroan juga akan melengkapi unit ini dengan soft structure, yakni serangkaian peraturan dan kebijakan yang menjamin efektifitas pelaksanaan tugasnya secara adil, transparan dan akuntable.

Setelah menyelenggarakan workshop untuk General Manager, Senior Manager dan Manager serta melakukan sosialisasi praktek GCG maupun kepatuhan terhadap code-of conduct untuk semua Pegawai (refreshment). Perseroan akan memulai langkah internalisasi dan sosialisasi GCG kepada seluruh stakeholder, baik internal maupun eksternal. Agar proses internalisasi dan sosialisasi kepada seluruh stakeholder ini berjalan efektif, Perseroan berencana melibatkan kerjasama dengan media luar yang independen dalam memberitakan program dimaksud.

Untuk mendapatkan feed-back bagi perbaikan praktek GCG di tahun-tahun mendatang, Perseroan akan melakukan monitoring, pelaporan secara reguler dan review atas penerapan GCG serta melakukan assessment implementasi GCG di PTBA. Untuk maksud tersebut, Perseroan berencana melaksanakan pelatihan self assesment GCG. Langkah ini akan ditindak lanjuti dengan pelaksanaan self assessent praktek GCG oleh pihak internal Perseroan.

Untuk mendapatkan bench-marking dan second opinion atas penilaian penerapan praktek GCG, Perseroan juga berencana memfasilitasi dilakukannya evaluasi implementasi praktek GCG oleh pihak eksternal yang berkompeten dibidangnya.

Sistem Manajemen Bukit Asam Terintegrasi

PTBA saat ini (sejak 16 Juli 2010) telah menerapkan Sistem Manajemen Bukit Asam Terintegrasi, dinamakan SMBA. Sistem manajemen hadir dengan latar belakang adanya kesejajaran dalam implementasi standar operasi terakreditasi Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2008 dengan Sitem Manajemen Lingkungan (SML) ISO 14001:2004 dan Sistem Manajemen Kesehatan dan Kecelakaan Kerja (SMK3)

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAANCorporate Governance Report

Following the completion of Whistle Blowing System (WBS), the Company will set up WBS Team and the organization structure, job description and personnel specification.

For an effective performance of this unit, not only will the Company carefully select the candidates, but it will also equip the personnel of this unit with basic to advanced training, and adequate infrastructure. The Company will establish soft structure, i.e. a set of rules and policies to ensure the unit functions in a fair, transparent and accountable manner.

After conducting workshops for General Manager, Senior Manager and Manager, and employee refresher courses on GCG and Code of Conduct practice, the Company will embark on internalizing and socializing GCG to all stakeholders, internally as well as externally. For internalization and socialization to be effective, the Company plans to involve external independent media in publicizing the program.

To get feedback for future GCG practice improvement, the Company will regularly monitor, report, review and assess GCG implementation in the Company. For this purpose, the Company plans to carry out GCG self-assessment training. Later, GCG self-assessment will be exercised by people within the organization.

For getting benchmarking and second opinion on GCG implementation, the Company will facilitate the evaluation of GCG practice by external qualified parties.

Bukit Asam Integrated Management System

Since 16 July 2010 PTBA has implemented Bukit Asam Integrated Management System (SMBA). The system is on a par with the accredited SMM ISO 9001:2008, SML ISO 14001:2004 and SMK3 OHSAS 18001:2007. Additionally, the expanding business environment and scope have prompted the Company to seek and develop an international standard efficient and effective operating system.

Page 271: PTBA.AR2010_010411D

269PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

OHSAS 18001:2007. Selain itu perkembangan lingkungan usaha dan lingkup kegiatan Perseroan yang dinamis membuat perusahaan harus mencari dan mengembangkan sistem operasional yang effisien, efektif dan diakui secara internasional.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka Perusahaan memandang perlu untuk mengintegrasikan SMM ISO 9001:2008, SML ISO 14001:2004, dan SMK3 OHSAS 18001:2007 ke dalam satu Sistem Manajemen yang terintegrasi yang dinamakan Sistem Manajemen Bukit Asam (SMBA). Bagi Perseroan, dengan menerapkan SMBA, ada banyak manfaat yang dapat diperoleh, melingkupi diantaranya: peta bisnis yang terkait aspek mutu, lingkungan, dan K3 lebih simpel; hilangnya duplikasi dokumentasi; mengurangi jumlah audit; peningkatan produktivitas sistem; menghindari potensi terjadinya konflik dalam penerapan sistem dan potensi penghematan biaya karena penggunaan sumber daya yang lebih efisien.

Pengembangan SMBA telah melalui berbagai tahapan, dan dipersiapkan sejak tahun 2009. Penyusunan sistem dilakukan dengan melibatkan konsultan yang kompeten diikuti dengan proses pelatihan dan sosialisasi sitem dengan tenggat waktu yang memadai, untuk meyakinkan sistem dapat diimplementasikan tanpa hambatan dan tanpa resitensi yang berarti. Perseroan juga melakukan proses bench-marking terhadap perusahaan sekelas yang menerapkan sistem sejenis. Adapun gambaran interaksi SMBA dengan sistem manajemen operasional terakreditasi sebelumnya dan peraturan perundangan yang berlaku adalah sebagai berikut.Adapun matriks efek perubahan sistem manajemen sebelum penerapan SMBA dengan setelah penerapan adalah sebagai berikut:

Against this backdrop, the Company deemed it necessary to integrate SMM ISO 9001:2007, SML ISO 14001:2004 and SMK3 OHSAS 18001:2007 into one single management system, called Bukit Asam Management System (SMBA). The Company has benefitted from SMBA in many ways, including less complicated business process in relation to quality, environment, work safety and health, elimination of document duplication, reduction of audit frequency, improvement of system productivity, prevention of conflict in system application, and reduction of cost due to more efficient usage of resources.

SMBA development has gone through various stages since 2009. The system was built up with the aid of a competent consultant, accompanied by training and socialization with ample time to make sure the system can be implemented without significant obstacle and resistance. A benchmarking was also done with the Company’s equals who use the same system. SMBA interaction with the previous accredited operations management system and the prevailing laws and regulations is as follows:

Current Condition AlterationSMM, SML, SMK3 Management System is integratedIndividual certification agency Certification Agencies are merged

Page 272: PTBA.AR2010_010411D

270 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Adapun matriks efek perubahan sistem manajemen sebelum penerapan SMBA dengan setelah penerapan adalah sebagai berikut:Matrix of effects of management system alteration before and after SMBA application is given below:

Kondisi Saat Ini Current Condition Perubahan Alteration

SMM, SML, SMK3SMM, SML, SMK3

Sistem Manajemen disatukanManagement System is integrated

Badan Sertifikasi masing-masingIndividual certification agency

Badan Sertifikasi menjadi satuCertification Agencies are merged

Sertifikat masing-masingIndividual certificate

Tetap/tidak berubahNo change

Pedoman di masing-masing sistemManual in each individual system

Pedoman disatukanManuals are integrated

Kebijakan di masing-masing sistemPolicy in each individual system

Kebijakan disatukanPolicies are integrated

Sasaran di masing-masing sistemTarget in each individual system

Tetap/tidak berubahNo change

Prosedur di masing-masing sistemProcedues in each individual system

Prosedur Manajemen disatukanManagement procedures are integrated

Prosedur operasionalOperating procedures

Tetap/tidak berubahNo change

Interaksi Acuan Sistem Manajemen Bukit AsamInteraction of Bukit Asam Management System

UNDANG-UNDANGLAWS

PERATURAN PEMERINTAHGOVERNMENT REGULATIONS

KEPUTUSAN MENTERIMINISTER DECREES

PERATURAN GUBERNURGOVERNOR REGULATIONS

PERATURAN BUPATIREGENT REGULATIONS

Tiga Standar mempunyai persyaratan/klausul yang sama3 standards with similar terms/clauses

SMK3

ISO 9001: 2008

ISO 14001: 2004

OHSAS 18001: 2007

SML

SMM

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAANCorporate Governance Report

Page 273: PTBA.AR2010_010411D

271PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Manfaat dari penerapan Sistem Manajemen yang terintegrasi adalah :

Proses bisnis yang terkait aspek mutu, lingkungan, dan • K3 lebih sederhanaHilangnya duplikasi dokumentasi• Mengurangi jumlah audit baik audit internal maupun • audit eksternalMenghindari potensi terjadinya konflik dalam penerapan • sistemBerdasarkan efektivitas implementasi system yang • semakin meningkat maka hal ini akan berpengaruh kepada :

Peningkatan produktivitas sistem -Potensi penghematan biaya karena penggunaan -sumber daya yang lebih efisien

Untuk menjamin suksesnya integrasi system operasional yang dikembangkan melalui SMBA, Perseroan menetapkan bahwa Mutu Produk adalah salah satu kinerja utama yang harus dicapai yang merupakan penentu kesinambungan bisnis perusahaan. Selain itu, untuk meningkatkan produktivitas, masalah K3 dari Pegawai dan Peralatan/Aset merupakan salah satu kebutuhan utama dan wajib diadakan oleh Perusahaan untuk mencegah kerusakan dan kerugian.

Perseroan berkomitmen melaksanakan good mining practice guna mencegah pencemaran lingkungan dan menjaga hubungan harmonis dengan masyarakat sekitar melalui community development. Untuk mencapai tiga hal pokok tersebut, seluruh pimpinan dan pegawai sadar dan berkomitmen menjalankan SMBA sehingga menjamin terciptanya Budaya Mutu, Lingkungan, dan K3 yang akan memberi pengaruh besar terhadap tercapainya tujuan dan sasaran Perseeroan.

Perkara yang melibatkan Perseroan

Hingga akhir tahun 2010 Perseroan menghadapi 2 dua perkara hukum, yakni menyangkut izin operasional dan tumpang tindih lahan.

Izin OperasionalPada bulan Pebruari 2010, Kepolisian Republik Indonesia menghentikan operasi anak perusahaan, PT Batubara Bukit Kendi (BBK), karena izin pinjam pakai kawasan hutan yang menjadi wilayah pertambangan BBK belum dikeluarkan oleh pihak yang berwenang. Perseroan sedang berdiskusi dengan berbagai instansi pemerintah, termasuk Kementerian ESDM dan Kementerian Kehutanan, untuk menyelesaikan masalah ini. Perseroan mengharapkan operasi BBK akan berjalan

The advantages of an integrated management system are:less complicated business process in relation to quality, • environment, work safety and health; elimination of document duplication; • reduction of internal as well as external audit frequency; • prevention of conflict in system application; • More effective system application will result in:•

improvement of system productivity; -reduction of cost due to more efficient usage of -resources.

To ensure the success of SMBA application, the Company decided that it was essential to guarantee product quality as a key to achieving business sustainability. In addition, to boost productivity, the safety and well-being of employees and assets should be taken care of to prevent injuies, damages and losses.

The Company is committed to exercising good mining practice in an effort to prevent environmental polution and to maintain a harmonious relationship with the surrounding community through community development program. For this purpose the management and all employees are determined to implement SMBA to cultivate quality, environment and WSH culture in reaching corporate goal.

Cases Involving the Company

Until yearend the Company was still facing two lawsuits related to operating licence and overlapping concession area.

Operating Licence In February 2010, the Indonesian Police suspended the operations of our subsidiary, PT Batubara Bukit Kendi (BBK) because the right to borrow and use the forest area where BBK had a mining area was still pending with the authorities. The Company is still in discussion with various government agencies, including the SOE Ministry and Forestry Ministry, to find solution to this matter. We are hopefull BBK will resume operations in the near future and this suspension will not

Page 274: PTBA.AR2010_010411D

272 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

kembali dalam waktu dekat dan mengharapkan pemberhentian ini tidak akan mempengaruhi operasi Perseroan secara signifikan. Jumlah aset BBK adalah Rp118 miliar atau 1,4% dari jumlah aset Perseroan sebesar Rp8.722,70 miliar pada tanggal 31 Desember 2009.

Tumpang Tindih LahanPerkara hukum terkait tumpang-tindih hak pengelolaan lahan dihadapi Perseroan di kabupaten Lahat. Kawasan yang sebelumnya telah mendapatkan izin Kuasa Penambangan batubara, kini tidak dapat ditindak lanjuti ke-arah eksplorasi maupun eksploitasi batubara oleh Perseroan. Dari sisi operasional, nilai kerugian Perseroan akibat adanya perkara ini tergolong non-material. Namun demikian Perseroan terancam kehilangan prospek potensi ekonomi cukup besar berupa kandungan sumberdaya batubara di daerah yang dipersengketakan.

Kronologi dan jalannya perkara yang dihadapi oleh Perseroan terkait pengelolaan lahan di Lahat, adalah sebagai berikut.

Pada tahun 2003, Perusahaan diberikan KP • untukmengeksploitasi daerah Lahat. KP ini dialihkan pengurusannya oleh Gubernur Sumatera Selatan ke Bupati Lahat pada tahun 2004. Pada tanggal 29 Agustus 2005 melalui Pengadilan Tata Usaha Negara (“PTUN“) Palembang, Perusahaan mengajukan gugatan kepada Bupati Lahat sehubungan dengan penerbitan beberapa KP kepada beberapa perusahaan swasta atas wilayah yang sama yang dimiliki oleh Perusahaan. Atas upaya hukum tersebut, PTUN Palembang menolak gugatan Perusahaan. Pada tanggal 14 Desember 2005, Perusahaan • mengajukan upaya hukum banding ke Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (“PTTUN“) Medan. PTTUN menolak upaya hukum banding Perusahaan. Pada tanggal 30 Juni 2006, Mahkamah Agung telah • menerima upaya hukum kasasi dari Perusahaan. Pada tanggal 10 Mei 2007, Mahkamah Agung memutuskan untuk membatalkan putusan PTTUN Medan, menolak eksepsi tergugat tetapi juga menyatakan gugatan Perusahaan tidak dapat diterima.Pada tanggal 31 Januari 2008, masih terkait dengan • kasus di atas, Perusahaan mengajukan gugatan perdata ke Pengadilan Negeri (“PN“) Lahat atas kerugian materil akibat pemberian KP kepada pihak lain. Gugatan dilayangkan kepada beberapa pihak termasuk Bupati Lahat sebagai tergugat pertama. Tanggal 12 Agustus 2008 PN Lahat mengeluarkan •

LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAANCorporate Governance Report

affect the Company’s overall operations. As of 31 December 2009 BBK had total assets of Rp118 billion or 1.4% of the Company’s total assets of Rp8,722.70 billion.

Overlapping Concession AreaThe lawsuit involving the Company is associated with overlapping concession area in Lahat regency. The Company is unable to explore and exploit this area that was once given coal mining concession. From the operating side, the loss incurred by the Company as a result of this lawsuit is immaterial. However, the Company faces the threat of losing prospective economic potentials in the form of coal resources in the disputed area.

Chronology and proceeding of the legal cases facing the Company in relation to area management in Lahat, are as follows:

In 2003, the Company was given Mining Concession • (MC) to exploit an area in Lahat. The award of MC was transferred by South Sumatera Governor to Lahat Regent in 2004. On 29 August 2005 through Palembang State Administration Court (SAC), the Company filed a claim against Lahat Regent with respect to the issuance of several MCs to a few private companies for the same areas that are owned by the Company. Palembang SAC rejected the Company’s claim.On 14 December 2005, the Company appealed to Medan • State Administration High Court (SAHC). SAHC rejected the Company’s appeal. On 30 June 2006, the Supreme Court received the • Company’s claim for reversal of the lower court’s decision. On 10 May 2007, the Supreme Court decided to reverse the decision of Medan SAHC, rejected the respondent’s objection but also ruled that the Company’s claim was inadmissible.On 31 January 2008, still related to the above case, the • Company filed a civil claim to Lahat District Court (DC) for material losses due to the award of MC to another party. Claim was directed to several parties including Lahat Regent as the first respondent. On 12 August 2008 Lahat DC issued provisional decision, • stating that Lahat DC was not in the power to judge the case. With this provisional decision the Company appealed to Palembang High Court (HC). On 16 December 2008 Palembang HC issued provisional •

Page 275: PTBA.AR2010_010411D

273PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Putusan Sela, bahwa PN Lahat tidak berwenang mengadili perkara tersebut, dengan putusan Sela tersebut Perusahaan mengajukan upaya hukum banding ke Pengadilan Tinggi (“PT“) Palembang. Tanggal 16 Desember 2008 PT Palembang • mengeluarkan Putusan Sela, menerima banding Perusahaan, membatalkan Putusan Sela PN Lahat serta memerintahkan PN Lahat untuk memeriksa dan mengadili perkara tersebut.Dengan putusan sela PT Palembang tersebut para • tergugat mengajukan upaya hukum Kasasi ke Mahkamah Agung RI.Tertanggal 9 Juli 2009 PN Lahat telah mengirimkan • berkas perkara Kasasi ke Mahkamah Agung RI, saat ini perkara dalam proses Mahkamah Agung RI.Pada tanggal 02 November 2009 berkas perkara telah • diterima Mahkamah Agung RI, dan sampai dengan tanggal laporan keuangan ini, perkara tersebut masih dalam proses di Mahkamah Agung RI.Tanggal 28 Januari 2010 Mahkamah Agung RI, telah • menerbitkan Putusan Kasasi dengan Amar Putusan Menolak Permohonan Kasasi para tergugat (Bupati Lahat dkk), yang relas pemberitahuannya diterima perusahaan tanggal 01 Desember 2010. Saat ini, Perusahaan sedang menunggu proses persidangan atas pokok perkara di PN Lahat.

decision, accepting the Company’s appeal, reversing Lahat DC provisional decision and ordered Lahat DC to examine and judge the case. With the provisional decision of Palembang HC, the respondents claimed for reversal to the Supreme CourtOn 9 July 2009 Lahat DC sent the reversal claim dossier • to the Supreme Court. On 2 November 2009 the Supreme Court received the • reversal claim dossier from Lahat DC and until the time of reporting this case was still in the hands of the Supreme Court.On 28 January 2010 the Supreme Court handed down • a reversal verdict to reject the claim for reversal made by the respondents (Lahat Regent and parties) which notification was received by the Company on 1 December 2010. At the moment the Company is still awaiting the legal proceeding over the subject matter in Lahat DC.

Page 276: PTBA.AR2010_010411D

274 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Page 277: PTBA.AR2010_010411D

275PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Report On Corporate Social Responsibilities

LaporanTanggung Jawab Sosial Perusahaan

Increased fund disbursement in the context of Partnership & Community Development and Area Development programs is proof of the Company’s commitment to continually improve community welfare and natural conservation.

Peningkatan penyaluran dana dan kegiatan PKBL serta Bina Wilayah sebagai wujud komitmen kepedulian Perseroan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kelestarian alam secara berkesinambungan.

275PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Page 278: PTBA.AR2010_010411D

276 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010LAPORAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAANReport on Corporate Social Responsibilities

Untuk meningkatkan efektifitas dan kualitas pelaksanaan program, Perseroan telah mengambil langkah strategis yakni penyusunan dan penyempurnaan mekanisme pelaksanaan Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR), menjalin kerjasama dengan Pemerintah Daerah dan pihak lain yang berkompeten dalam perencanaan dan pelaksanaan program. Perseroan mengajak-serta masyarakat secara langsung dalam proses perencanaan, pelaksanaan maupun monitoring program, sekaligus melaksanakan program yang berdampak langsung terhadap upaya pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat di lingkar tambang.

Perseroan telah merumuskan pola kebijakan jangka panjang yang terintegrasi dalam bentuk “Pedoman CSR PTBA” yang telah disahkan oleh Direktur Utama PTBA pada akhir 2009 yang mencakup enam fokus kegiatan, yaitu: (1) ekonomi, (2) lingkungan, (3) hak azasi manusia, (4) praktik ketenagakerjaan dan kelaikan kerja, (5) tanggung jawab produk, dan (6) kemasyarakatan.

Keenam fokus kegiatan tersebut mengacu kepada kaidah internasional mengenai keberhasilan implementasi CSR yang ditetapkan oleh Global Reporting Initiatives (GRI), yang dirumuskan dalam strategi implementasi yang dilandasi oleh etika/norma bisnis yang berlaku, meliputi:

Pembangunan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat • secara berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas lokal serta masyarakat secara luas.Peduli terhadap pelestarian lingkungan hidup, termasuk • restorasi lahan pasca tambang.Jaminan pelaksanaan non diskriminasi dan penghargaan • hak azasi manusia.Penerapan jaminan kesehatan dan keselamatan kerja • serta upaya peningkatan kesejahteraan karyawan.Penerapan jaminan keamanan penggunaan produk dan • kepuasan pelanggan.Menjalin hubungan harmonis dengan masyarakat yang • dilandasi dengan prinsip-prinsip tata kelola yang baik.

Untuk mewujudkan pemerataan pembangunan dan terciptanya keseimbangan hasil kegiatan operasional dari sisi kinerja ekonomi, sosial dan lingkungan, Perseroan telah menjalankan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dalam rangka melaksanakan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. PER-05/MBU/2007 tanggal 27 April 2007 tentang

To enhance the effectiveness and quality of Corporate Social Responsibility (CSR) program, the Company has taken strategic steps by improving the mechanism of exercising its CSR function, involving the Local Administration and other competent parties to plan and execute its CSR programs. The Company invites the local community to join in the planning, executing and monitoring of the programs that directly affect the empowerment of the socio-economic life of the mining community.

The Company formulated a long-term integrated policy in the form of PTBA CSR Guidelines that were endorsed by the President Director at the end of 2009. The guidelines focus on six main areas: (1) economy, (2) environment, (3) human rights, (4) employment practices and proper work conditions, (5) product responsibility, and (6) society.

These six focus activities are in line with international standards of CSR implementations as set by Global Reporting Initiatives (GRI), and formulated in the implementation strategy based on business ethics/norms generally applied:

Sustaining economic development and community • empowerment to improve the welfare of local community and public at large.Showing concern for environmental conservation, • including restoration of post-mining areas.Guaranteeing non-discrimination and respect for human • rights.Ensuring good health care and work safety as well as • employee welfare improvement.Ensuring product safety and consumer satisfaction.• Nurturing a harmonious relationship with local • community by applying good corporate governance principles.

With an aim of creating equitable economic, social and environmental development and welfare, PTBA carries out Partnership and Community Development Program pursuant to State-Owned Enterprises Minister Regulation No. PER-05/MBU/2007 of 27 April 2007 on SOE Partnership with Small-Scale Businesses and Community Development Program,

Page 279: PTBA.AR2010_010411D

277PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Kemitraan, melalui pemanfaatan dana dari Pembagian laba BUMN serta Surat Edaran Menteri Negara BUMN RI Nomor: SE-07/MBU/2008 tanggal 5 Mei 2008 tentang pelaksanaan PKBL. Selain itu, Perseroan menjalankan UU no 40 Tahun 2007 pasal 74 tentang Tanggung Jawab Sosial melalui pembiayaan Perusahaan.

Di samping itu Perseroan juga melaksanakan program Bina Wilayah sebagai salah satu bentuk kepatuhan terhadap ketentuan pasal 74 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan terbatas. Program tersebut bertujuan untuk memberdayakan potensi ekonomi masyarakat sekaligus mewujudkan komitmen Perseroan untuk bersama-sama menciptakan kualitas hidup yang lebih baik bagi masyarakat dengan jangkauan wilayah yang lebih luas.

PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGANSasaran yang dituju Program Kemitraan PTBA adalah peningkatan kemampuan usaha kecil dan koperasi di sekitar wilayah operasi Perseroan agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba Perseroan. Sedangkan sasaran dari kegiatan Bina Lingkungan adalah tumbuhnya kehidupan masyarakat yang sejahtera melalui pemberian bantuan bagi tumbuh dan berkembangnya kesadaran akan perlunya pendidikan, interaksi social dan keselarasan dengan kelestarian lingkungan.

Melalui kedua program PKBL tersebut, Perseroan meyakini tumbuhnya kesejahtaraan sosial dan ekonomi masyarakat sekitar agar lebih berdaya dan mandiri serta terpeliharanya hubungan yang harmonis dan berkesinambungan antara perusahaan dengan masyarakat.

Sepanjang tahun 2010, Perseroan telah merealisasikan penyaluran dana untuk Program Kemitraan dan Bina Lingkungan berjumlah Rp.... miliar atau ....% dari total anggaran sebesar Rp.... miliar. Sedangkan untuk program Bina Wilayah, pada tahun 2010 telah direalisasikan biaya sebesar Rp21,17 miliar.

funded by SOE profit sharing, and SOE Minister Circular No. SE-07/MBU/2008 of 5 May 2008 on the implementation of Partnership and Community Development Program.

The Company also carries out Area Development Program to comply with the provision of Article 74 of Corporate Law No. 40 of 2007. This program is designed to empower the community economic potentials and to improve the living standard of the society in a more extended area.

PARTNERSHIP AND COMMUNITY DEVELOPMENT PROGRAMThe objective of Partnership Program is elevating the resilience and independence of small-scale businesses and cooperatives in the surrounding area. Community Development Program is aimed at improving the community living standard by giving them financial aid and making them aware of the need for education, social interaction and harmony with natural surrounding.

Through these two programs the Company is confident it is able to improve the socio-economic wellbeing of the community and enhance their self-reliance and competence, and to preserve a harmonious relationship between the Company and the community.

In 2010 the Company extended funds for Partnership and Community Development Program amounting to Rp …………. billion or ……….% of total budget of Rp ………. billion. For Area Development a total of Rp 21.17 billion was disbursed in 2010.

PROGRAM KEMITRAAN

Melanjutkan komitmen pemberdayaan potensi ekonomi masyarakat, Perseroan terus berupaya meningkatkan kemandirian mitra binaan sekaligus membantu memperluas

PARTNERSHIP PROGRAM

To continue empowering community economic potentials the Company focused on strengthening partners’ self-sufficiency and promoting the sales of partners’ products in nine provinces.

Page 280: PTBA.AR2010_010411D

278 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

penjualan produk mitra binaan di sembilan propinsi. Penyaluran Dana Kemitraan dilakukan secara selektif dengan mempertimbangkan kondisi yang dimiliki oleh calon mitra binaan, yang meliputi karakter, jiwa kewirausahaan yang dimiliki, kondisi sosial dan budaya masyarakat sekitar serta prospek pasar dari komoditas yang dihasilkan.

Sedangkan jenis komoditas calon mitra binaan yang diprioritaskan untuk mendapatkan bantuan pembinaan meliputi komoditas yang dapat menunjang kelancaran operasional Perseroan, seperti:

Komoditas yang menjadi andalan daerah.• Komoditas tradisional yang potensial untuk • dikembangkan.Komoditas yang berpeluang ekspor atau berorientasi • ekspor.Komoditas yang dapat menyerap tenaga kerja / padat • karya.

Perseroan telah meningkatkan penyaluran Dana Kemitraan hingga sebesar 354% dari realisasi tahun 2009, sehingga mencapai angka Rp65,5 miliar.

Partnership Funds increased 354% from 2009 to reach Rp65.5 billion in 2010.

Dalam pelaksanaannya, selama tahun 2010 program yang telah dilakukan terhadap mitra binaan adalah seperti berikut:

Penyaluran Dana Kemitraan dalam bentuk pinjaman • lunak, kepada usaha kecil dan koperasi di delapan wilayah, yakni Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Di Yogyakarta, Banten dan Jawa Timur.Pelatihan Manajemen Kewirausahaan kepada calon • mitra binaan.Membantu promosi dan pemasaran produk mitra binaan • melalui berbagai kegiatan partisipasi pada serangkaian pameran di berbagai kota besar di Indonesia.

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAANCorporate Social Responsibilities

The Company is very selective in distributing partnership funds taking into consideration the conditions of prospective partners, evaluating their character, entrepreneurship, socio-cultural condition of the neighboring community and market prospects of the commodity.

Priority is given to commodity that supports the Company’s operations:

Commodity that the area relies upon.• Traditional commodity with development potentials.• Commodity with export potentials or orientation.• Labor intensive commodity. •

Throughout 2010 partners enjoyed the following program activities:

Distribution of Partnership Funds in soft loans to small • businesses and cooperatives in eight areas, i.e. South Sumatra, Lampung, DKI Jakarta, West Java, Central Java, Yogyakarta, Banten and East Java. Entrepreneurship training for prospective partners • Promoting and marketing partners’ products through • participation in a number of exhibitions in major cities of Indonesia.

Page 281: PTBA.AR2010_010411D

279PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Industri Songket Hj. Asmi AstariPertanian Jamur Bapak Margono Prima AC, Palembang 2.1. 3.

2

31

Page 282: PTBA.AR2010_010411D

280 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Pada tahun 2010, Perseroan telah merealisasikan dana Program Kemitraan sebesar Rp67,83 miliar, atau 95% dari rencana penyaluran dana Program Kemitraan sebesar Rp71,4 miliar. Dana Kemitraan tersebut disalurkan untuk 575 unit Usaha Kecil dan koperasi dalam bentuk pinjaman lunak sebesar Rp14,1 miliar dan dalam bentuk biaya pembinaan sebesar Rp2,3 miliar, serta dalam bentuk kerjasama penyaluran sebesar Rp51,4 miliar.

Uraian selengkapnya mengenai realiasi kegiatan dan biaya Program Kemitraan dapat dilihat pada buku Laporan Keuangan PKBL tahun 2010.

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAANCorporate Social Responsibilities

In 2010, the Company disbursed Rp 67.83 billion in Partnership Funds, or 95% of total allocated funds of Rp 71.4 billion. These funds were distributed to 575 small business units and cooperatives in soft loans amounting to Rp 14.1 billion, development funds totaling Rp 2.3 billion, and joint project funds of Rp51.4 billion.

Full report on realized activities and disbursed funds in Partnership Program is presented in 2010 Financial Statement of Partnership and Community Development Program.

Realisasi Program Kemitraan

URAIAN REALISASI 2009 REALISASI S/D DES 2010

A. Pinjaman

- Industri 1,793 2,050

- Perdagangan 8,746 8,950

- Pertanian 25 235

- Peternakan 145 240

- Perkebunan 165 205

- Perikanan 228 605

- Jasa 2,418 925

- Lainnya 931 869

- Kerjasama - 51,448

Jumlah 14.449 65,527

B. Pembinaan

- Industri 754 1,232

- Perdagangan 257 340

- Pertanian 8 57

- Peternakan 10 36

- Perkebunan 25 12

- Perikanan 28 26

- Jasa 41 140

- Lainnya 132 463

Jumlah 1,254 2,304

Jumlah Penyaluran Program Kemitraan 15,703 67,832

Page 283: PTBA.AR2010_010411D

281PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

PROGRAM BINA LINGKUNGAN

Program Bina Lingkungan PTBA dielaborasi dalam enam fokus kegiatan, yaitu Program Bantuan Bencana Alam, Pendidikan dan Pelatihan, Peningkatan Kesehatan Masyarakat, Pembangunan Sarana Umum, Pengembangan Sarana Ibadah dan Pelestarian Alam. Tujuan yang hendak diraih adalah peningkatan standar hidup dan kesejahteraan masyarakat. Tujuan yang hendak diraih adalah peningkatan standar hidup dan kesejahteraan masyarakat. Untuk memantau tingkat keberhasilan program, Perseroan menggunakan beberapa parameter sebagai indikator keberhasilan Program Bina Lingkungan, termasuk di antaranya:

Semakin membaiknya kondisi sosial masyarakat yang • ada di sekitar perusahaanSemakin berkurangnya angka komplain atau keluhan • dari masyarakat yang berkaitan dengan pemenuhan tanggung jawab sosial Perseroan.Perusahaan dapat menjalankan kegiatan bisnisnya • dengan lancar serta terjalinnya hubungan yang harmonis dengan warga masyarakat sebagai salah satu stakeholder Perseroan.

Seiring dengan peningkatan kegiatan Perseroan, total dana yang disalurkan melalui pelaksanaan Program Bina Wilayah, mengalami peningkatan yang tinggi, mencapai 110% dari Rp12,2 miliar di tahun 2009 menjadi Rp25,7 miliar di tahun 2010. Dana tersebut disalurkan untuk berbagai program kegiatan, seperti tampak pada tabel berikut.

COMMUNITY DEVELOPMENT PROGRAM

PTBA Community Development Program is focused on six main activities, which are Natural Disaster Relief Program, Education and Training, Community Health Improvement, Public Facilities Construction, Religious Facilities Development and Natural Conservation. This program is designed to improve the living standard of the community. The Company uses a series of parameter as success indicators of Community Development Program, including:

Better social condition of the surrounding community•

Less complaints from the community in relation to • the fulfillment of the Company’s corporate social responsibility Smooth running of the Company’s operations in a • harmonious association with members of the community being one of the stakeholders of the Company

Along with the Company’s growing operations, funds for Community Development Program increased significantly by 110% from Rp12.2 billion in 2009 to Rp25.7 billion in 2010. The funds were disbursed to finance various activities as shown in the following table.

Dana Program Bina Lingkungan

URAIAN 2010(A)

2009(B)

%(A:B)

DESCRIPTION

Bantuan Bencana Alam 868 676 128

Bantuan Pendidikan & Pelatihan 8,083 1,100 735

Bantuan Kesehatan Masyarakat 1,993 935 213

Bantuan Sarana & Prasarana Umum 10,173 7,848 130

Bantuan Sarana Ibadah 4,082 1,147 356

Bantuan Pelestarian Alam 114 223 51

Bantuan Bantuan lainnya 374

Biaya Operasional - 295 -

Jumlah 25,687 12,223 210

Page 284: PTBA.AR2010_010411D

282 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Program Bantuan Bencana Alam

Bantuan bencana alam dilaksanakan dengan mempertimbangkan urgensi daerah terjadinya bencana serta kedekatan geografis dengan wilayah operasional perusahaan. Selama tahun 2010 telah dilakukan kegiatan berupa:

Bantuan bantuan korban musibah gempa bumi/tsunami • di Mentawai Sumatera Barat.Bantuan musibah kebakaran di Kabupaten, Muara Enim, • Sumatera SelatanPada tahun 2010, Perseroan juga memberikan bantuan • pada korban bencana meletusnya G. Merapi dan korban

banjir serta tanah longsor di Wasior.

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAANCorporate Social Responsibilities

Natural Disaster Relief Program

Natural disaster relief program is launched by taking into consideration the gravity of the disaster and the geographical proximity to the Company’s operating area. In 2010 relief was extended to the following victims in disaster-stricken areas:

Earthquake and tsunami in Mentawai, West Sumatra;• Fire in Muara Enim, South Sumatra;• Eruption of Mt. Merapi, Central Java, and landslide and • flood in Wasior, Papua.

Peningkatan Kesehatan Masyarakat

Melanjutkan program kesehatan sebelumnya, Perseroan melaksanakan kegiatan, diantaranya sebagai berikut:

Kegiatan Khitanan Gratis bagi anak-anak dari KK • Prasejahtera di wilayah Kabupaten Muara Enim dan Kabupaten Lahat. Jumlah anak-anak yang dikhitan pada thn 2010 sebanyak 260 orgBantuan operasi bagi penderita Katarak dari KK • prasejahtera di Kabupaten Muara Enim dan Lahat, sebanyak 20 mata.Bantuan operasi penderita cacat kaki untuk warga tidak • mampu dari Kecamatan Tanjung Agung, Muara Enim.Bantuan nutrisi sebanyak 13.600 paket kepada warga • prasejahtera di wilayah operasional perusahaan Kab Muara. Enim, Kab Lahat, Tarahan dan Kertapati dan Ombilin.Bantuan 2 unit Genset untuk penerangan dan operasional • Rumah Sakit BARI Palembang

Public Health Improvement

To complement the health improvement program previously conducted, the Company assisted the community in the following activities:

Organizing mass religious circumcision for 260 • underprivileged children in Muara Enim and Lahat.Organizing cataract surgery for 20 underprivileged • patients in Muara Enim and Lahat.Providing assistance in limb surgery for underprivileged • people in Tanjung Agung, Muara Enim.Providing nutritious food of 13,600 packets for • underprivileged people in Muara Enim, Lahat, Tarahan, Kertapati and Ombilin.Donating two generators to BARI Hospital, Palembang.•

Pembangunan Sarana Umum

Dengan melakukan beberapa kegiatan terkait penyediaan maupun perbaikan sarana umum, meliputi:

Pembangunan Monumen Perjuangan Tanjung Enim, • Taman dan Air Mancur di Pusat Kota Tanjung Enim senilai Rp 3,47 miliarPengerasan/pengaspalan jalan umum dan parit di • wilayah pemukiman Ring 1 perusahaan sepanjang 3.867 m Pembangunan Tempat Pengolahan Akhir Sampah(TPA) • di Kecamatan Lawang Kidul dan penataan/rehab TPA Kecamatan Muara Enim.

Public Facilities Construction

Constructing Monument of Heroic Battle, park and • fountain in Tanjung Enim city worth Rp3.47 billion.Asphalting and hardening public road of 3,867 meters in • Ring 1 zone of the Company.Constructing/renovating waste dumps in Lawang Kidul • and Muara Enim.

Page 285: PTBA.AR2010_010411D

283PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Pembangunan/renovasi 5(lima) unit Balai Pertemuan • Masyarakat di Kecamatan Merapi Barat, Merapi Timur dan Lawang Kidul. Bantuan dana pembangunan Embarkasi Propinsi • Lampung senilai Rp 1.34 miliar.

Pengembangan Sarana Ibadah

Dilakukan dengan melaksanakan beberapa kegiatan, yakni:

Memberi bantuan renovasi Masjid/Musholla/TPA • sebanyak 36 unit, a.l : Masjid As Syaadah Pasar Tg Enim, Masjid Agung Lahat, Al Muttaqin Kec. Semendo, Masjid Al-Falah Kelurahan Muara Enim, Masjid Al-Muhajirin Kelurahan Pasar Muara Enim, Masjid Nurul Huda, Kelurahan Pasar Tg Enim, Masjid At-Taqwa Kec. Gunung Megang, dan lain-lainBantuan dana untuk berbagai kegiatan keagamaan • seperti MTQ, Tabliq Akbar, peringatan Maulid Nabi, Israq Mi’raj di seluruh kecamatan Ring I perusahaan

Pelestarian Lingkungan/Alam

Dalam rangka pelaksanakan Program Bina Lingkungan, Perseroan juga melakukan beberapa kegiatan terkait pelestarian alam, yakni:

Gedung Olahraga dibangun tahun 2010Edipiscing lorem ipsum dolor

Renovating five community function halls in Merapi • Barat, Merapi Timur and Lawang KidulFinancing an embarkation lounge, Lampung totaling • Rp1.34 billion.

Religious Facilities Development

Providing renovation funds for 36 mosques/mushollas • including As Syaadah Pasar Tanjung Enim, Agung Lahat, Al Muttaqin Semendo, Al Falah Muara Enim, Al Muhajirin Pasar Muara Enim, Nurul Huda Pasar Tanjung Enim, At Taqwa Gunung Megang. Channeling funds for various religious activities such • as MTQ, Tablig Akbar, Maulid Nabi and Isra’ Mi’raj commemoration in all Ring I districts.

Natural Conservation

The Company was engaged in natural conservation programs that include:

Page 286: PTBA.AR2010_010411D

284 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Gotong royong bersama masyarakat dan aparat • pemerintah dalam pelaksanaan program Jumat Bersih dan Program Penghijauan Kota dengan menanam pohon dan membersihkan lingkungan di seluruh wilayah kecamatan ring I perusahaan.Penyerahan bantuan tanaman pelindung dan tanaman • produktif (buah-buahan) sebanyak 8.000 batang di Kabupaten Lahat dan Kabupaten Muara EnimBantuan tempat sampah organik/an-organik sebanyak • 150 unit untuk sekolah-sekolah dan tempat-tempat umum di Kota Lahat, Kota Muara Enim dan Tanjung Enim.

PROGRAM BINA WILAYAH

Di samping pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan yang mengacu kepada ketentuan Kementerian Negara BUMN, Perseroan selama ini secara proaktif telah menjalankan Program Bina Wilayah sebagai salah satu bentuk kepatuhan terhadap ketentuan pasal 74 Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Program tersebut bertujuan untuk memberdayakan potensi ekonomi masyarakat sekaligus mewujudkan komitmen Perseroan untuk bersama-sama menciptakan kualitas hidup yang lebih baik bagi masyarakat.

Program Bina Wilayah dilaksanakan berupa pemberian bantuan fisik maupun non-fisik dengan jangkauan wilayah yang lebih luas. Selama tahun 2010, Perseroan telah merealisasikan Program Bina Wilayah sebesar Rp…. miliar. Rincian pelaksanaan program dan biaya yang dikeluarkan dalam rangka Bina Wilayah adalah sebagai berikut:

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAANCorporate Social Responsibilities

Jointly with the community and government agencies • launching Clean Friday and City Greening programs by planting trees and cleaning the areas of Ring I.Delivering 8,000 shelter trees and productive plants in • Lahat and Muara Enim.Distributing 150 organic and un-organic waste bins to • schools and public places in Lahat, Muara Enim and Tanjung Enim.

AREA DEVELOPMENT PROGRAM

In addition to Partnership and Community Development Program in compliance with the SOE Minister regulations, the Company has been proactively managing Area Development Program in compliance with article 74 of Corporate Law No. 40/2007. The program is aimed at empowering the community economic potentials simultaneously honoring the Company’s commitment to improve their living standard.

In this program the Company extends physical and non-physical aid to a wider extended area, and in 2010 the aid amounted to Rp……… billion.

Dana Program Bina Wilayah

BENTUK BANTUAN 2010(A)

2009(B)

%(A:B)

TYPE OF DONATION

Jumlah

Page 287: PTBA.AR2010_010411D

285PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

PENGELOLAAN PELESTARIAN LINGKUNGANMisi Perseroan dalam bidang pengelolaan lingkungan diwujudkan melalui penerapan program-program pengelolaan, pemantauan, pengembangan dan rehabilitasi lingkungan secara berkelanjutan.

Laporan selengkapnya mengenai program pengelolaan lingkungan dapat dibaca pada bagian “Perlindungan Lingkungan” pada halaman xxx Laporan Tahunan ini.

ENVIRONMENTAL MANAGEMENT

The Company’s mission in environmental management is realized through continuously managing, monitoring, developing and rehabilitating the environment.

Full report on environmental management program is presented in Chapter xx on Environmental Conservation page ……of this Annual Report.

PEMENUHAN HAK-HAK KARYAWAN DAN PENGHARGAAN TERHADAP HAK AZASI MANUSIABagi Perseroan, selain menjadi salah satu pemangku kepentingan, karyawan merupakan aset yang menentukan di dalam keberhasilan Perseroan untuk mewujudkan tujuan dan mencapai target usahanya. Perseroan sangat menyadari

FULFILLMENT OF EMPLOYEE RIGHTS AND RESPECT FOR HUMAN RIGHTS

In the eyes of the Company, employees are not only stakeholders but also assets who determine its success in achieving corporate objective and business target. The Company is fully aware of the importance of creating a harmonious working

TK Antra Sita, Tanjung EnimEdipiscing lorem ipsum dolor

Page 288: PTBA.AR2010_010411D

286 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Lapangan Tenis Indoor, Tanjung EnimEdipiscing lorem ipsum dolor

Tempat Fitness, Tanjung EnimEdipiscing lorem ipsum dolor

Fasilitas Operasi Mata di RS Bukit AsamEdipiscing lorem ipsum dolor

1.

2.

3.

3

2

1

Page 289: PTBA.AR2010_010411D

287PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

makna penting dari terciptanya hubungan kerja sama yang serasi antara manajemen dan seluruh karyawan Perseroan. Oleh karenanya dalam setiap kegiatan organisasi, Perseroan menjalankan praktik atau perlakuan yang sama terhadap semua karyawan dengan tidak memandang suku, ras, agama, jender dan haluan politiknya, begitu pula semua karyawan memiliki kebebasan berserikat dan melaksanakan Perjanjian Kerja Bersama.

Laporan selengkapnya mengenai hal tersebut dapat dibaca pada Bab: Laporan Manajemen “Pengelolaan Sumber Daya Manusia” pada halaman xxx Laporan Tahunan ini.

relationship between the management and all employees. The Company treats every individual equally regardless of ethnicity, race, religion, gender and political inclination. Likewise, the employees are free to unite and have a Collective Labor Agreement.

Full report on this aspect may be found in Chapter …, Management Report on “Human Resource Management” page …. of this Annual Report.

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA SERTA LINGKUNGANPerseroan telah menerapkan serangkaian kebijakan terkait serta penyediaan sarana dan prasarana bagi setiap karyawan yang memungkinkan dicapainya standar kesehatan dan keselamatan kerja serta lingkungan yang tinggi dalam industrinya. Dalam implementasi K3, Perseroan telah memperoleh sertifikasi Sistem Manajemen K3 (SMK3) dari Depnakertrans RI.

Laporan selengkapnya mengenai masalah tersebut dapat dibaca pada Bab: Laporan Manajemen “Kesehatan dan Keselamatan Kerja serta Lingkungan” pada halaman xxx Laporan Tahunan ini.

KOMITMEN TERHADAP KUALITAS PRODUK DAN PERLINDUNGAN PELANGGANPerseroan menyadari makna penting dan manfaat dari pemenuhan standar kualitas serta perlindungan konsumen terhadap setiap produk yang dihasilkan, mengingat keduanya mempunyai pengaruh yang signifikan bagi pertumbuhan kinerja usaha secara berkelanjutan. Perseroan menetapkan dan memberlakukan kriteria yang ketat dalam proses dan output produksi maupun pengawasan kualitas setiap produknya.

Wujud dari komitmen Perseroan serta uraian lengkap tentang kualitas produk dan perlindungan pelanggan dapat dibaca pada Bab: Laporan Manajemen, Bidang “Pemasaran”, pada halaman xxx Laporan Tahunan ini.

WORK SAFETY, HEALTH AND ENVIRONMENT A set of policy, facilities and amenities are in place for all employees so as to meet the industry high standards of work safety, health and environment. The Company has a certification in Work Safety and Health Management System from the Department of Manpower and Transmigration.

Full report is provided in Management Report on “Work Safety, Health and Environment” page ….. of this Annual Report.

COMMITMENT TO PRODUCT QUALITY AND CONSUMER PROTECTION The Company is fully aware of the importance and advantage of meeting product quality standard and ensuring consumer protection. Both aspects have a significant effect on the continued growth of the Company. For this reason the Company sets very stringent criteria in production process and output as well as in quality control.

Report on realization of the Company’s commitment and full description of product quality and consumer protection are given in Management Report, “Marketing” page …. of this Annual Report.

Page 290: PTBA.AR2010_010411D

288 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

HUBUNGAN HARMONIS DENGAN MASYARAKAT BERLANDASKAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA YANG BAIK Perseroan telah merumuskan program Tanggung Jawab Jawab Sosial Perusahaan dalam sebuah pola yang terpadu, untuk mewujudkan visi memberikan nilai optimal bagi para pemangku kepentingan Perseroan termasuk masyarakat.

Melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), serta Program Bina Wilayah, Perseroan secara sistematis telah melaksanakan serangkaian kegiatan dengan melibatkan masyarakat, baik dalam tahap perencanaan maupun pelaksanaan program-program yang terkait. Sesuai dengan prinsip transparansi, Perseroan juga membuka akses dan menjalin komunikasi timbal balik dengan masyarakat dan pihak-pihak yang terkait.

Laporan selengkapnya mengenai Tata kelola yang baik dapat dibaca pada Bab Laporan Manajemen tentang “Good Corporate Governance” pada halaman xxx Laporan Tahunan ini.

LAPORAN KEBERKELANJUTAN

Perseroan menerbitkan Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report) yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan Tahunan ini. Laporan yang membuktikan komitmen pelaksanaan program tanggung jawab sosial secara profesional, transparan dan terukur tersebut merupakan pertanggungjawaban menyeluruh bagi seluruh pemangku kepentingan Perseroan mengenai pengelolaan dan realisasi program CSR.

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAANCorporate Social Responsibilities

HARMONIOUS RELATIONSHIP WITH THE COMMUNITY BASED ON GOOD CORPORATE GOVERNANCE PRINCIPLES Turning its vision into reality to maximize stakeholders’ return, the Company has formulated an integrated Corporate Social Responsibility program.

Through Partnership and Community Development Program and Area Development Program, the Company systematically conducted activity programs involving the community either in planning or in executing such programs. In accordance with transparency principle, the Company makes itself accessible and fosters reciprocal communication with the community and other relevant parties.

Full report on this subject is contained in Management Report, “Good Corporate Governance” page ……… of this Annual Report.

SUSTAINABILITY REPORT

The Company issues Sustainability Report which is integral to this Annual Report. The Report provides all stakeholders with a full accountability report of the Company’s professional, transparent and measured performance in meeting its corporate social responsibility.

Page 291: PTBA.AR2010_010411D

289PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Page 292: PTBA.AR2010_010411D

290 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Page 293: PTBA.AR2010_010411D

291PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Corporate Data

Data Perseroan

291PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Page 294: PTBA.AR2010_010411D

292 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Board of Commissioners

Dewan Komisaris

Dr. SupriyadiKomisaris UtamaPresident Commissioner

Suranto Soemarsono, SE, MAKomisaris Independen Independent Commissioner

Dr. Ir. Thamrin Sihite, MEKomisaris Commissioner

Ir. Umiyatun Hayati Triastuti, MScKomisarisCommissioner

Ir. Abdul Latief Baky, MSc, MHum, FIQKomisaris Independen Independent Commissioner

Berdiri dari kiri ke kanan :Stand from left to right :

Duduk dari kiri ke kanan :Seat from left to right :

Page 295: PTBA.AR2010_010411D

293PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Page 296: PTBA.AR2010_010411D

294 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Menjabat Komisaris Utama sejak 2008, setelah menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak 2004. Meraih gelar Master of Engineering Science (1991), dan Ph.D. (1994) dalam Mining Engineering dengan spesialisasi Mining Economic dari The University of Queensland, Australia, setelah menyelesaikan studi di International Institute for Aerial Survey and Earth Sciences (ITC) di Delft, Belanda (1981). Saat ini juga menjadi Staf Ahli Menko Bidang Perekonomian, Bidang Persaingan Usaha sejak 2008, sebelumnya memangku jabatan lain di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sejak 1988, Kantor Menko Bidang Produksi dan Distribusi (1994-1998), serta Departemen Pertambangan dan Energi (1982-1994). Aktif sebagai dosen tamu dan dosen luar biasa di beberapa perguruan tinggi di Indonesia maupun manca negara.

Menjabat Komisaris Perseroan sejak 2008, serta menjadi Staf Ahli Menteri PPN/Kepala Bappenas Bidang Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim sejak November 2010. Meraih gelar S-1 bidang Teknik Sipil di Institut Teknologi Bandung (1987), Master of Science bidang Kebijakan Ekonomi di University of Illinois at Urbanna Champaign – Amerika Serikat (1994). Perjalanan karir sebelumnya di Bappenas sejak 2000 menjabat Deputi Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup (2007-2010), Direktur Transportasi (2005-2007), Kasubdit Transportasi Darat, Direktorat Transportasi (2002-2005), dan Pj. KaBag Transportasi Kereta Api, Penyeberangan, Metereologi dan Geofisika (2000-2002). Pengalaman kerja sama dan training programs yang diikuti meliputi bidang-bidang: Perencanaan, Transportasi.

Following his appointment as Commissioner in 2004, Dr. Supriadi has been the Company’s President Commissioner since 2008. He obtained a Master of Engineering Science degree (1991), and a Ph.D. degree in Mining Engineering (1994) specializing in Mining Economics from the University of Queensland, Australia, after completing his study in International Institute for Aerial Survey and Earth Sciences (ITC) in Delft, the Netherlands (1981). Currently he is an Expert Staff in the Coordinating Ministry of Economy and Business Competition (2008-present). Previously he held other posts in the Coordinating Ministry of Economy from 1988, the Coordinating Ministry of Production and Distribution (1994-1998), and Department of Mines and Energy (1982-1994). He is also an active guest senior lecturer in a number of universities in Indonesia and overseas.

Has held the post of Commissioner since 2008, concurrently Expert Staff to National Development Planning Minister, Natural Resources, Environment and Climate Change Division, Bappenas (National Development Planning Board) since November 2010. She earned a graduate degree in Civil Engineering from Bandung Institute of Technology (1987), Master of Science in Economic Policy from University of Illinois at Urbanna Champaign – the United States of America (1994). Her previous career with Bappenas starting in 2000 posted her as Deputy of Natural Resources and Environment Division (2007-2010), Director of Transportation (2005-2007), Head of Sub Directorate of Land Transportation, Directorate of Transportation (2002-2005), and Acting Division Head of Railway Transportation, Ferry and Inland Waterways, Metereology and Geophysics (2000-2002). Participating in joint projects and training programs in the field of planning and transportation.

Dr. Supriyadi

Ir. Umiyatun Hayati Triastuti, MSc

Komisaris Utama President Commissioner

Komisaris Commissioner

Menjabat Komisaris Independen Perseroan sejak 2008, dan Penasehat Direktur Utama PT Dinamika Usaha Jaya sejak 2005. Meraih gelar S-1 Jurusan Ekonomi di Universitas Gadjah Mada (1983) dan Master of Art in Economics & Finance di Western Illinois University, USA (1992). Perjalanan karir sebelumnya mencakup Direktur Keuangan PT Barkatel Utama (2001-2006), dan Komisaris PT Mega Global Triartha Optima (2001-2004). Aktif sebagai dosen program S-1 dan S-2 di Asian Banking Finance dan Informatics Institute of Perbanas sejak 1998.

Mr. Soemarsono was appointed Independent Commissioner in 2008, and Adviser to President Director of PT Dinamika Usaha Jaya in 2005. He is a holder of graduate degree in Economics from University of Gadjah Mada (1983) and Master of Art in Economics & Finance from Western Illinois University, USA (1992). Previously he was posted as Finance Director of PT Barkatel Utama (2001-2006), and Commissioner of PT Mega Global Triartha Optima (2001-2004). He has been lecturing for graduate and post-graduate programs in Asia Banking Finance and Informatics Institute of Perbanas since 1998.

Suranto Soemarsono, SE, MA Komisaris Independen Independent Commissioner

Profil Dewan KomisarisBoard of Commissioners’ Profile

DATA PERSEROANCorporate Data

Page 297: PTBA.AR2010_010411D

295PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Menjabat Komisaris Perseroan sejak 2008, serta menjadi Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian ESDM sejak 2009. Meraih gelar S-1 Jurusan Teknik Pertambangan Umum di Institut Teknologi Bandung (1979), Master of Engineering (1987), dan Doctor of Engineering (1990) di Institute of Mineral Dressing and Metallurgy, Tohoku University- Sendai, Jepang. Perjalanan karir sebelumnya meliputi Staf Ahli Menteri Bidang Kemasyarakatan dan Kelembagaan DESDM (2007-2009), Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama DESDM (2001- 2007), Kepala Biro Lingkungan dan Teknologi Departemen Pertambangan dan Energi (DPE) tahun 2000. Ketua Komisi Amdal Pusat DPE (2000-2001), Kepala Bagian Pengelolaan Lingkungan dan Tata Ruang DPE (1993-2000), Indonesian Expert Technical Manager pada proyek kerjasama Biro Lingkungan dan Teknologi dengan The Office of Surface Mining USA, yang dibiayai World Bank (1995-1997).

Appointed Commissioner in 2008, concurrently Head of Education and Training Agency, Department of Energy and Mineral Resources since 2009. Dr. Sihite holds a degree in General Mining Engineering from Bandung Institute of Technology (1979), Master of Engineering (1987), and Doctor of Engineering (1990) from Institute of Mineral Dressing and Metallurgy, University of Tohoku-Sendai, Japan. His previous posts include Expert Staff to Minister of Society and Institution, Department of Energy and Mineral Resources (2007-2009), Head of Planning and Cooperation Bureau, Department of Energy and Mineral Resources (2001-2007), Head of Environment and Technology Bureau, Department of Mines and Energy (2000), Head of Central Amdal (Analysis of Environmental Impact) Commission, Department of Mines and Energy (2000-2001), Head of Environmental Management and Spatial Zone Division, Department of Mines and Energy (1993-2000), Indonesian Expert Technical Manager of joint venture projects at Bureau of Environment and Technology with the Office of Surface Mining USA, financed by World Bank (1995-1997).

Dr.Ir. Thamrin Sihite, M.E. Komisaris Commisioner

Menjabat Komisaris Independen Perseroan sejak 2008, sekaligus menjabat Komisaris Utama PT Citta Trahindo Pratama sejak 2007, dan Managing Partner LAGR & Associates – Law Firm sejak 2006. Meraih gelar S-1 Jurusan Teknik Pertambangan di Institut Teknologi Bandung (1977), gelar S-2 Magister Sains Ilmu Administrasi Bisnis Internasional Universitas Indonesia (2004), gelar S-2 Magister Humaniora Ilmu Hukum Bisnis Universitas Gajah Mada (2007) dan Fellows Institute of Quarrying, UK (1996). Perjalanan k arir sebelumnya mencakup Ketua Komite Pencatatan Bursa Efek Surabaya (2005-2007), Komisaris PT Karimun Indoco Pratama (2003-2005), Direktur Utama Perusda Karimun BUMD-Holding (2001-2005), Direktur Utama PT Bhumi Artha Khatulistiwa (1999-2001), Direktur Adminsitrasi, Direktur Pemasaran dan Direktur Operasi PT Karimun Granite (1990-1999).

Kegiatan di dalam organisasi Profesi menjabat sebagai Ketua Umum Perhapi (Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia) untuk 2 periode: 2001-2003, 2003-2006 dan saat ini bertindak sebagai Dewan Penasihat Perhapi. Sedangkan kegiatan di dalam organisasi Korporasi di Kadin ( Kamar Dagang dan Industri ) Indonesia sebagai Ketua Komite Tetap Batubara dan Panas Bumi (2008-2010), KomiteTetap , Mineral dan Bahan Galian Industri (2010-1013), dan di APBI (Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia) sebagai Wakil Ketua Umum Bidang Hukum dan Perundang-Undangan (2010-2013).

He has been an Independent Commissioner of the Company since 2008, concurrently President Commissioner of PT Citta Trahindo Pratama since 2007, and Managing Partner of LAGR & Associates – Law Firm since 2006. He has a graduate degree in Mine Engineering from Bandung Institute of Technology (1977), Master of Science, International Business Administration from University of Indonesia (2004), Master of Human Studies, Business Law Science, University of Gajah Mada (2007) and Fellows Institute of Quarrying, UK (1996). In his previous career he held various posts including Chairman of Listing Committee, Surabaya Stock Exchange (2005-2007), Commissioner of PT Karimun Indoco Pratama (2003-2005), President Director of Perusda Karimun BUMD-Holding (2001-2005), President Director of PT Bhumi Artha Khatulistiwa (1999-2001), Administrative Affairs Director, Marketing Director and Operations Director of PT Karimun Granite (1990-1999).

Experience in professional organizations: Chairman of Indonesian Mining Experts Association (Perhapi) for two periods, 2001-2003, 2003-2006, and currently member of Perhapi Advisory Council. In business organizations: Indonesian Chamber of Commerce, Chairman of Coal Mining and Geothermal Committee (2008-2010), Mining, Mineral and Industrial Quarrying Committee (2010-2013), Indonesian Coal Mining Association, Deputy Chairman of Legal and Mining Division (2010-2013).

Ir. Abdul Latief Baky, MSc, MHum, FIQ Komisaris Independen Independent Commissioner

Page 298: PTBA.AR2010_010411D

296 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Board of Directors

Direksi

Ir. SukrisnoDirektur UtamaPresident Director

Ir. Tiendas MangekaDirektur Niaga Commerce Director

Dono Boestami, MScDirektur Keuangan Financial Director

Ir. Drs. Mahbub IskandarDirektur SDM & Umum HR & General Affairs Director

Ir. Heri SupriyantoDirektur Pengembangan Usaha Business Development Director

Ir. Milawarma, M. EngDirektur Operasi/Produksi Operations/Production Director

Dari kiri ke kanan :From left to right :

Page 299: PTBA.AR2010_010411D

297PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Page 300: PTBA.AR2010_010411D

298 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Profil DireksiBoard of Directors’ Profile

Menjabat Direktur Utama sejak 2006. Meraih gelar S-1 Jurusan Teknik Mesin di Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya tahun 1980. Perjalanan karir sebelumnya mencakup jabatan sebagai Direktur Operasi/Produksi Perseroan (2001-2006), Kepala Departemen Operasi PT Semen Padang (1995-2001) dan Komisaris PT Yasiga Sarana Utama (1996-2001).

Menjabat Direktur Keuangan Perseroan sejak 2006. Meraih gelar Bachelor of Science Jurusan Civil Engineering di University of Wisconsin, Platteville (1985) dan Master of Science Jurusan Project & Construction Management di Golden Gate University, San Francisco (1989).Perjalanan karir sebelumnya mencakup jabatan sebagai Direktur PT Barclays Capital Securities Indonesia (2004-2006), Presiden Direktur PT Citigroup Securities Indonesia (2001-2004) dan Direktur Investment Banking PT Danareksa (1996-2001).

Menjabat Direktur Operasi/Produksi Perseroan sejak 2006. Meraih gelar S-1 Jurusan Tambang di UPN Veteran, Yogyakarta (1987) dan Magister Engineering di University of Wollongong, Australia (1995). Perjalanan karir sebelumnya di Perseroan meliputi jabatan Sekretaris Perusahaan (2003-2006), Analis Bisnis/Profesional Senior Pengembangan Usaha (1999-2003), Kepala Diversifikasi Usaha (1997-1999), dan Kepala Dinas Perencanaan Tambang Jangka Panjang (1995-1996).

Ir. Sukrisno has held the post of President Director since 2006. He earned his graduate degree in Mechanical Engineering from Sepuluh November Institute of Technology in Surabaya in 1980. His previous posts include Operations/Production Director of the Company (2001-2006), Head of Operations Department of PT Semen Padang (1995-2001) and Commissioner of PT Yasiga Sarana Utama (1996-2001).

Appointed Finance Director of the Company in 2006. Holder of Bachelor of Science degree in Civil Engineering from University of Wisconsin, Platteville (1985) and Master of Science degree in Project & Construction Management from Golden Gate University, San Francisco (1989). His previous posts include Director of PT Barclays Capital Securities Indonesia (2004-2006), President Director of PT Citigroup Securities Indonesia (2001-2004) and Director of Investment Banking of PT Danareksa (1996-2001).

He has held the post of Operations/Production Director of the Company since 2006. A holder of graduate degree in Mining from UPN Veteran, Yogyakarta (1987) and Master of Engineering degree from University of Wollongong, Australia (1995). Previous posts with the Company include Corporate Secretary (2003-2006), Senior Business Analyst /Professional of Business Development (1999-2003), Head of Business Diversification (1997-1999), and Head of Long Term Mine Planning Unit (1995-1996).

Ir. Sukrisno

Dono Boestami, MSc

Ir. Milawarma, M.Eng

Direktur Utama President Director

Direktur Keuangan Finance Director

Direktur Operasi/Produksi Operations/Production Director

DATA PERSEROANCorporate Data

Page 301: PTBA.AR2010_010411D

299PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Menjabat Direktur Pengembangan Usaha Perseroan sejak 2006. Meraih gelar S-1 Jurusan Teknik Industri di Institut Teknologi Bandung (1981). Perjalanan karir sebelumnya di Perseroan mencakup jabatan Dirketur Uama PT Bukit Pembangkit Innovative (2006), Senior Manajer Logistik Perseroan (2005-2006), General Manager Pengusahaan Briket (2001-2005), Pimpinan Proyek Pengembangan Briket Batubara (1993-2001) dan Kepala Divisi Pengembangan Keteknikan (1991-1993).

Menjabat Direktur Niaga Perseroan sejak 2006. Meraih gelar S-1 Jurusan Tambang di Institut Teknologi Bandung (1980). Perjalanan karir sebelumnya mencakup jabatan Direktur Pemasaran PT Semen Tonasa (2002-2005), Direktur Penelitian & Pengembangan PT Semen Tonasa (2002), Kepala Pengembangan Usaha Perseroan (2001-2002), Ahli Pengembangan SDM.

Menjabat Direktur SDM & Umum Perseroan sejak 2001. Meraih gelar S-1 Jurusan Tambang di Universitas Srwiwijaya (1977), dan S-1 di Lembaga Administrasi Negara - Ujung Pandang (1988). Perjalanan karir sebelumnya mencakup jabatan Kadis Pertambangan dan Pemanfaatan Energi Propinsi Sumatera Selatan (2000-2001), Kakanwil Pertambangan dan Energi Propinsi Aceh (1995-2000), dan Kabid Pengembangan Gas dan Energi Kanwil Pertambangan dan Energi Propinsi Sulawesi Selatan (1990-1995).

He has been Director of Business Development of the Company since 2006. A graduate of Bandung Institute of Technology with a degree in Industrial Engineering (1981). Previous posts with the Company are President Director of PT Bukit Pembangkit Innovative (2006), Senior Manager of Logistics of the Company (2005-2006), General Manager of Briquette Business (2001-2005), Project Officer of Coal Briquette Business Expansion (1993-2001) and Head of Engineering Development Division (1991-1993).

The Company appointed Ir. Mangeka as Commerce Director in 2006. He is a graduate of Bandung Institute of Technology in Mining (1980). His previous career placed him in various posts: Marketing Director of PT Semen Tonasa (2002-2005), Director of Research and Development of PT Semen Tonasa (2002), Head of Business Development of the Company (2001-2002), Expert in Human Resource Development (1998-2001), Head of Internal Audit Unit (1997-1998), and Corporate Secretary of the Company (1991-1997).

Appointed Human Resource & General Affairs Director in 2001. Ir Iskandar is a holder of graduate degree in Mining from University of Sriwijaya (1977), and Institute of State Administration - Ujung Pandang (1988). His previous posts include Head of Mining and Energy Usage Unit, South Sumatera Province (2000-2001), Head of Regional Office of Mining and Energy, Aceh Province (1995-2000), and Head of Gas and Energy Development Division, South Sulawesi Province (1990-1995).

Ir. Heri Supriyanto

Ir. Tiendas Mangeka

Ir. Drs. Mahbub Iskandar

Direktur Pengembangan Usaha Business Development Director

Direktur Niaga Commerce Director

Direktur SDM & Umum Human Resource & General Affairs Director

Page 302: PTBA.AR2010_010411D

300 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Profil Sekertaris Perusahaan dan SPICorporate Secretary and Internal Audit Unit’s Profile

Menjabat sebagai Corporate Secretary sejak Juli 2009. Meraih gelar S-1 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, di Universitas Sriwijaya, Palembang (1992) dan S-2 Magister Management (2009) dari Universitas Sriwijaya. Mulai berkarir di PTBA sejak 1992, sebelum akhirnya menjabat sebagai Corporate Secretary adalah Senior Manajer Perbendaharaan dan Pendanaan PTBA, tahun 2009 dan Manajer Akuntansi di PTBA, tahun 2007.

Menjabat sebagai Kepala Satuan Pengawas Internal sejak tahun 2009, setelah sebelumnya menjabat sebagai Pemeriksa Utama (2007- 2009) dan sebagai Manajer Kelayakan dan Kendali Investasi (2005-2007). Bergabung dengan PTBA sejak 1984, setelah sebelumnya bekerja pada PT Bumi Langoan, Jakarta, sebagai Supervisor Akuntansi.

In July 2009 Mr. Sudarto was appointed Corporate Secretary of the Company. His academic studies earned him a graduate degree in Accounting from School of Economics, University of Sriwijaya, Palembang (1992) and a master’s degree in Management (2009) from University of Sriwijaya. He joined PTBA in 1992, and later was appointed Accounting Manager in 2007 and Senior Manager of Treasury and Funding in 2009.

Mr. Sutrisno was appointed Head of Internal Audit Unit in 2009, following his assignment as Chief Auditor (2007-2009) and Manager of Investment Feasibility and Control (2005-2007). He has been with PTBA since 1984, following his employment with PT Bumi Langoan, Jakarta, as Accounting Supervisor.

Achmad Sudarto, SE, MM, Ak

Bambang Sutrisno

Sekertaris Perusahaan Corporate Secretary

Kepala Satuan Pengawas Internal Head of Internal Audit Unit

DATA PERSEROANCorporate Data

Page 303: PTBA.AR2010_010411D

301PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Profil Komite AuditAudit Committee’s Profile

Menjabat anggota Komite Audit sejak 2007, sekaligus Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (sejak 2000). Meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Indonesia (1985) dan Magister Manajemen pada Institut Pengembangan Manajemen Indonesia (IPMI, 1991). Perjalanan karir sebelumnya mencakup berbagai posisi termasuk Direktur pada beberapa perusahaan dalam periode 1996 - 2000, yaitu PT Guthrie Pasaman Nusantara, PT Prinavin Prakarsa, PT Indothai Film Polytama, PT Padang Industrial Park dan PT Andalas Rekasindo Pratama, serta Komisaris PT Dwivisi Mandiri (2004 – 2005), serta PT Kelana Nusantara (2000 – 2008).

Menjabat Anggota Komite Audit sejak 2007. Meraih gelar jurusan Teknik Pertambangandari Institut Teknologi Bandung (1991), Magister Teknik dalam Geomekanika dari Institut Teknologi Bandung (1996), ser ta Ph.D dalam Rock Mechanics dari University of Queensland, Australia (2003). Menjadi pengajar pada Jurusan Teknik Pertambangan ITB sejak 1993 dan Pasca Sarjana ITB sejak 1996, dan saat ini menjadi Associate Professor dalam Mekanika Batuan. Selain itu, aktif melakukan berbagai macam penelitian dan analisis dalam bidang pertambangan sejak 1993, serta telah menerbitkan banyak publikasi dalam bidang pertambangan dan mekanika batuan di dalam dan luar negeri.

Member of Audit Committee since 2007, concurrently lecturer at Department of Economics, University of Indonesia (since 2000). He has a graduate degree in Economics from University of Indonesia (1985) and Master of Management degree from Indonesia Institute of Management Development (IPMI, 1991). Various positions he held in his previous career include Director of several companies over a period in 1996 - 2000, i.e. PT Guthrie Pasaman Nusantara, PT Prinavin Prakarsa, PT Indothai Film Polytama, PT Padang Industrial Park and PT Andalas Rekasindo Pratama, as well as Commissioner of PT Dwivisi Mandiri (2004 – 2005) and PT Kelana Nusantara (2000 – 2008).

Became a member of Audit Committee in 2007. Holds a degree in Mining Engineering from Bandung Institute of Technology (1991), Master of Engineering in Geomechanics from Bandung Institute of Technology (1996), and Ph.D in Rock Mechanics from University of Queensland, Australia (2003). He has been lecturing at Mining Engineering Department, Bandung Institute of Technology since 1993 and post-graduate program at Bandung Institute of Technology since 1996, and is currently an Associate Professor in Rock Mechanics. He is also active doing various kinds of research and analysis in mining which he started in 1993, and has produced many publications in mining and rock mechanics at home and abroad.

Azhar Zainuri, SE, MM

Ridho Kresna Wattimena, Ir, MT, PhD

Anggota Komite Audit Member of Audit Committee

Anggota Komite Audit Member of Audit Committee

Page 304: PTBA.AR2010_010411D

302 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Profil Komite Nominasi, Remunerasi dan PSDMNomination, Remuneration and GCG Committee’s Profile

Menjabat anggota Komite Nominasi dan Remunerasi dan PSDM sejak 2008. Mendapat Certifiticate on Academic Preparation Program Boulder – Colorado USA (1988) dan meraih gelar Master of Arts in Economics di Ball State University, USA (1990). Perjalanan karir sebelumnya adalah sebagai Ketua Koperasi Puslitbang (sejak 1995), dan Peneliti Madya Bidang Ekonomi dan Keuangan, Badan Kebijakan Fiskal, Departemen Keuangan (sejak 2008).

Menjabat anggota Komite Nominasi, Remunerasi dan GCG sejak 2008. Meraih S-1 bidang Manajemen dan S-2 bidang Human Resources Management di Magister Manajemen Universitas Muhammadiyah Jakarta. Aktif mengikuti berbagai seminar & training di dalam dan luar negeri, antara lain mengenai Total Production Management, Industrial Engineering, Human Resources Management dan HSE di Toray Industries Inc & AOTS Jepang.

Perjalanan karir sebelumnya, sebagai Direktur - PCA FM (Radio Mitigasi Gempa dan Informasi Pendidikan & Lingkungan, Bantuan RNW Belanda) (2007 – sekarang), Komisaris PT AMM (2007), serta Vice Factory Manager dan berbagai posisi manajerial di Toray Group Indonesia. (1982 – 2008).

Mr. Wahyudi has been a member of Nomination, Remuneration and GCG Committee since 2008. He received a graduate degree in Corporate Economics in Jakarta (1985), Master of Arts degree in Economics from Ball State University, Muncie, Indiana, USA (1990). Took one-month training in Environmental Economic Policy Analysis in Harvard University, Boston, USA (1993). Serving as Middle Researcher at Fiscal Policy Agency, Department of Finance since 2008 while actively observing climate change issues at the national and international level.

He has been a member of Nomination, Remuneration and GCG Committee since 2008. Mr. Tieja has a graduate degree in Management and master’s degree in Human Resource Management from University of Muhammadiyah, Jakarta. Actively participating in local and overseas seminars and training courses in the area of Total Production Management, Industrial Engineering, Human Resources, and HSE at Toray Industries Inc & AOTS, Japan.

Previously he held various posts including Director of PCA FM Radio (Earthquake Mitigation and Educational and Environmental Information, with the aid of RNW Holland) (2007-present), Commissioner of PT AMM (2007), and Vice Factory Manager and various managerial positions at Toray Group Indonesia (1982 – 2008).

Noeroso L. Wahyudi, MA

Fakhrudin Tieja SE, MM

Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi dan PSDMMember of Nomination, Remuneration and HRD Committee

Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi dan PSDMMember of Nomination, Remuneration and HRD Committee

DATA PERSEROANCorporate Data

Page 305: PTBA.AR2010_010411D

303PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Menjabat sebagai anggota Komite Nominasi dan Remunerasi dan PSDM sejak bulan Nopember 2010. Pendidikan S-1 Manajemen tahun 1983 dari Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Jakarta; S-2 Manajemen tahun 1996 dari Institut Pengembangan Wiraswasta Indonesia; dan S-3 Manajemen Pendidikan tahun 2002 dari Universitas Negeri Jakarta. Selain itu sejak 1979 – saat ini telah mengikuti seminar nasional dan internasional tentang hububungan industrial. Menjabat sebagai Sekretaris Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Univesitas Prof.Dr. Moestopo (beragama) sejak tahun 2007, dan sebagai Dekan di Fakultas Ekonomi pada Unuversitas yang sama sejak November 2010.

Appointed member of Nomination, Remuneration and HRD Committee in November 2010. Holds a graduate degree in Management (1983) from University of Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Jakarta, master’s degree in Management (1996) from Indonesian Tourism Development Institute and doctorate degree in Education Management (2002) from Universitas Negeri Jakarta. Participating in national and international seminars on industrial relations since 1979. Serving as Secretary, Post-Graduate Program of Management, University of Prof. Dr. Moestopo (Beragama) since 2007, and Dean of School of Economics of the same University since November 2010.

Dr. Sumarhadi Anggota Komite Nominasi , Remunerasi dan PSDMMember of Nomination, Remuneration and HRD Committee

Page 306: PTBA.AR2010_010411D

304 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Profil Komite Good Corporate GovernanceNomination, Remuneration and GCG Committee’s Profile

DATA PERSEROANCorporate Data

Menjabat anggota Komite Nominasi dan Remunerasi dan GCG sejak 1 Oktober 2009 dan sejak 30 Juli 2010 diangkat menjadi anggota Komite GCG. Menyelesaikan pendidikan S-1 bidang Agribisnis dari Institut Pertanian Bogor, tahun 1983, kemudian menyelesaikan program Master bidang International Economics dari University of Kentucky, Lexington USA tahun 1989 dan menyelesaikan Program Doktor bidang Economics (Industrial Organization, International Finance, International Trade) dari universitas yang sama tahun 1993.

Menjabat sebagai Asisten Deputi Urusan Energi dan Ketanagalistrikan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian selain menjabat sebagai Komisaris di PT Indonesia Comnet Plus, setelah sebelumnya menjabat sebagai Kepala Bidang Ketenagalistrikan, Kedeputian III Bidang Koordinasi Energi, Sumberdaya Mineral dan Kehutanan, Kementrian Bidang Koordinasi Perekonomian. Selain itu mengajar sebagai Dosen Tamu pada program Master maupun Strata 1 di berbagai universitas dalam maupun luar negeri.

Appointed member of Nomination, Remuneration and GCG Committee on October 1, 2009, and member of GCG Committee on July 30, 2010. Completed his graduate studies in Agribusiness at Bogor Institute of Agriculture in 1983, master program in International Economics at University of Kentucky, Lexington USA in 1989 and doctorate program in Economics (Industrial Organization, International Finance, International Trade) at the same university in 1993.

He is Assistant to Deputy Head of Energy and Electricity, Coordinating Ministry of Economy in addition to his assignment as Commissioner of PT Indonesia Comnet Plus, following his previous posts as Head of Electricity Division, Energy Coordination, Mineral Resources and Forestry, Coordinating Ministry of Economy. Mr. Winarso is also a guest lecturer in graduate and master programs at various universities at home and abroad.

Bambang Adi Winarso, Phd Anggota Komite GCG Member of GCG Committee

Page 307: PTBA.AR2010_010411D

305PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Menjabat anggota Komite Nominasi dan Remunerasi dan GCG sejak 1 Oktober 2009 dan sejak 30 Juli 2010 diangkat menjadi anggota Komite GCG. Menyelesaikan pendidikan S-1 Jurusan Teknik Sipil bidang Manajemen Konstruksi dari Institut Teknologi Bandung, tahun 1990, kemudian menyelesaikan program Master of Arts in Development Studies (Studi Pembangunan) dari Murdoch University, Perth, Australia tahun 1999, selain mengikuti berbagai seminar dan training di dalam maupun di luar negeri.

Menjabat sebagai Kepala Subdirektorat Iklim dan Cuaca, Direktorat Lingkungan Hidup, Bappenas hingga 2008, setelah sebelumnya 2002-2006 menjabat sebagai Kepala Subdirektorat Lingkungan Usaha Pertambangan Rakyat, Direktorat Sumberdaya Mineral dan Pertambangan, Bappenas. Sebelum berkarir di Bappenas, pernah bekerja pada Hutama Prima Joint Operation, kontraktor pembangunan jalan dan PT Tripatra Engineering, perusahaan konsultan.

Mr. Antonaria was appointed member of Nomination, Remuneration and GCG Committee on October 1, 2009 and member of GCG Committee on July 30, 2010. He completed his graduate studies in Civil Engineering, Construction Management at Bandung Institute of Technology in 1990, and master program in Development Studies at Murdoch University, Perth, Australia in 1999. In addition, he has participated in various domestic and overseas seminars and training sessions.

Until 2008 he was Head of Climate and Weather Sub-directorate, Directorate of Environment, Bappenas. From 2002 to 2006 he was posted as Head of Small Scale Mining Business Sub-directorate, Directorate of Mineral Resources and Mining, Bappenas. Prior to his career with Bappenas, he was employed by Hutama Prima Joint Operation, a road construction contractor, and PT Tripatra Engineering, a consulting firm.

Ir. Antonaria, MA Anggota Komite GCG Member of GCG Committee

Page 308: PTBA.AR2010_010411D

306 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Profil Komite Risiko Usaha, Asuransi Dan Pasca TambangBusiness Risk, Insurance and Post-Mining Committee’s Profile

DATA PERSEROANCorporate Data

Menjadi anggota Komite Asuransi, Risiko Usaha, dan Pasca Tambang sejak 16 Mei 2009. Menyelesaikan program doctoral pada Tohoku University, Jepang tahun 2001 di bidang Agriculture and Resource Economics. Saat ini menjabat sebagai Asisten Deputi Urusan Kehutanan pada Deputi Bidang Energi, Sumber Daya Mineral, dan Kehutanan-Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

Menjadi Anggota Komite Risiko Usaha, Asuransi dan Pascatambang sejak 16 Maret 2009. Menyelesaikan pendidikan Teknik Kimia dari Universitas Syiah Kuala (1993), menyelesaikan program Magister bidang Ilmu Lingkungan dari Universitas Indonesia (2004). Saat ini sebagai Peneliti di bidang Lingkungan (2004-sekarang). Sebelumnya pernah menjabat sebagai Kepala SubBagian Pengelolaan Lingkungan Bid. Pertambangan Umum-Biro Lingkungan dan Teknologi (1999-2002), Kepala SubBidang Dokumentasi dan Informasi-Puslitbangtek Ketenagalistrikan dan Energi Baru Terbarukan (2002-2004).

On May 16, 2009 Mr. Noviarto was appointed member of Business Risk, Insurance and Post-Mining Committee. Completed his doctorate program in Agriculture and Resource Economics at Tohoku University, Japan (2001). Currently he is Assistant Deputy of Forestry at the office of Energy, Mineral Resources and Forestry, Coordinating Ministry for Economy.

She has been a member of Business Risk, Insurance and Post-Mining Committee since March 16, 2009. Graduated from University of Syiah Kuala with a degree in Chemistry Engineering (1993) and further completed her master program in Environmental Sciences at University of Indonesia (2004). Has been an Environment Researcher since 2004. She was posted as Head of Environmental Management Sub-division, General Mining Division, Environment and Technology Bureau (1999-2002), Head of Documentation and Information Sub-division, Technological Research and Development Center for Electricity and Renewed Energy (2002-2004).

Andi Noviarto, Ph. D

Ir. Faridha, M.Si

Anggota Komite Risiko Usaha, Asuransi dan Pasca Tambang Member of Business Risk, Insurance and Post-Mining Committee

Anggota Komite Risiko Usaha, Asuransi dan Pasca TambangMember of the Business Risk, Insurance and Post-Mining Committee

Page 309: PTBA.AR2010_010411D

307PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Menjabat sebagai Anggota Komite Risiko Usaha, Asuransi dan Pascatambang sejak 16 Mei 2009. Menyelesaikan pendidikan kesarjanaan dari Universitas Islam Indonesia, Bidang Akuntansi, Fakultas Ekonomi (2003) di Jogjakarta. Sempat mengikuti berbagai pelatihan, termasuk mengikuti program Officer Development Program di PT Samudera Indonesia. Sebelum bergabung dengan PTBA bekerja pada PT Samudera Indonesia, sebagai Team Leader Internal Audit (2005-2008), kemudian bergabung dengan PT Silkargo Indonesia Jakarta (Afiliasi PT Samudera Indonesia) dengan posisi sebagai Manager di Departemen Finance (2008-Sekarang).

Mr. Karsowidjojo was appointed member of Business Risk, Insurance and Post-Mining Committee on 16 May 2009. Graduated from Islamic University of Indonesia, Accounting Science, School of Economics (2003) in Jogjakarta. One of the training sessions he attended was Officer Development Program at PT Samudera Indonesia.Prior to joining PTBA he worked for PT Samudera Indonesia, as Team Leader of Internal Audit (2005-2008), and PT Silkargo Indonesia Jakarta (Affiliate of PT Samudera Indonesia) as Manager of Finance Department (2008-present).

Pramuditho Karsowidjojo Anggota Komite Risiko Usaha, Asuransi dan Pasca Tambang Member of the Business Risk, Insurance and Post-Mining Committee

Page 310: PTBA.AR2010_010411D

308 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Pernyataan Dewan Komisaris dan DireksiStatement of Board of Commissioners and Directors

Sesuai dengan Undang-Undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pasal 67 dan Peraturan Bapepam No.x.K.6 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan bagi Emiten atau Perusahaan Publik, dengan ini kami, Dewan Komisaris dan Direksi PT Bukit Asam (Persero) Tbk, menyatakan telah menyetujui dan bertanggung-jawab penuh atas kebenaran isi Laporan Tahunan Perseroan tahun buku 2010.

Laporan Tahunan ini juga memuat Laporan Tuga Pengawasan Dewan Komisaris dan Laporan Keuangan Konsolidasi Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009.

In accordance with Corporate Law no. 40/2007, Chapter 67, and Capital Market Supervisory Board Regulation No. X.K.6 on Annual Report Submission Requirements for Public Companies, we, the Board of Commissioners and Directors of PT Bukit Asam (Persero) Tbk, hereby state that we have approved and are fully responsible for the validity of the Company’s 2010 Annual Report.

The Company’s Annual Report contains the Board of Commissioners’ Monitoring Report and Consolidated Financial Statement for the years ending 31 December 2010 and 2009.

DEWAN KOMISARIS BOARD OF COMMISSIONERS

Ir. Umiyatun Hayati Triastuti, MScKomisarisCommissioner

Suranto Soemarsono, SE, MAKomisaris IndependenIndependent Commissioner

Dr. SupriyadiKomisaris UtamaPresident Commissioner

Dr. Ir. Thamrin Sihite, MEKomisarisCommissioner

Ir. Abdul Latief Baky, MSc, MHum, FIQKomisaris IndependenIndependent Commissioner

DATA PERSEROANCorporate Data

Page 311: PTBA.AR2010_010411D

309PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

DIREKSI BOARD OF DIRECTORS

Ir. Milawarma M. EngDirektur Operasi/ProduksiOperation/Production Director

Ir. Heri SupriyantoDirektur Pengembangan UsahaBusiness Development Director

Ir. SukrisnoDirektur UtamaPresident Director

Dono Boestami, MScDirektur KeuanganFinance Director

Ir. Tiendas MangekaDirektur NiagaCommerce Director

Ir. Drs. Mahbub IskandarDirektur SDM & UmumGeneral Affairs & HRD Director

Page 312: PTBA.AR2010_010411D

310 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010

Page 313: PTBA.AR2010_010411D

311PT Bukit Asam Tbk 2010 Annual Report

Audited Financial Statement

Laporan Keuangan

Page 314: PTBA.AR2010_010411D

312 PT Bukit Asam Tbk Laporan Tahunan 2010