pt. bpr saudarakita laporan tata kelola bpr 2017 · sebagaimana diketahui bahwa bpr merupakan salah...
TRANSCRIPT
PT. BPR SAUDARAKITA
LAPORAN TATA KELOLA BPR 2017
1 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola PT. BPR SAUDARAKITA Tahun 2017
PENGANTAR
Sebagaimana diketahui bahwa BPR merupakan salah satu jenis bank yang merupakan
Lembaga kepercayaan dan dalam kegiatan usahanya terbatas pada menghimpun dana dalam
bentuk tabungan dan deposito dari masyarakat serta menyalurkannya dalam bentuk kredit kepada masyarakat.
Sebagai lembaga kepercayaan, BPR memilik konsekuensi yang berat agar dana yang
dipercayakan masyarakat kepada BPR dapat dijaga dan dikelola dengan baik sehingga
kepercayaan masyarakat tetap ada dan bertumbuh. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku regulator, pengawas dan pembina bank mempunyai
kewajiban memastikan bahwa BPR dalam melakukan kegiatannya tidak melanggar ketentuan
yang berlaku dan tidak melakukan penyimpangan sehingga dana masyarakat diyakini tidak akan disalahgunakan dan aman.
Sehubungan itu, dengan semakin meluasnya pelayanan disertai peningkatan
volume usaha Bank Perkreditan Rakyat, maka semakin meningkat pula risiko Bank Perkreditan
Rakyat sehingga mendorong kebutuhan terhadap penerapan tata kelola oleh Bank Perkreditan Rakyat. Selanjutnya, dalam rangka meningkatkan kinerja Bank Perkreditan Rakyat,
melindungi pemangku kepentingan (stakeholders), dan meningkatkan kepatuhan terhadap
peraturan perundang- undangan, serta nilai-nilai etika yang berlaku umum pada Perbankan, Bank Perkreditan Rakyat perlu segera menerapkan tata kelola. Untuk itulah OJk mewajibkan
BPR menerapkan tata kelola dan melaporkan kepada OJK setiap tahunnya.
Untuk itu, PT. BPR SAUDARAKITA membuat Laporan Penerapan Tata Kelola ini dan menyampaikan kepada OJK, selain untuk memenuhi ketentuan Peraturan OJK, laporan ini
diharapkan dapat dipergunakan pula guna kepentingan stakeholder agar mengetahui komitmen
dan kinerja PT. BPR SAUDARAKITA serta kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan nilai-nilai etika yang berlaku umum pada industri perbankan. PT. BPR SAUDARAKITA berkomitmen dalam Penerapan Tata Kelola, oleh karena itu
hal-hal yang terkait dalam penyempurnaan pelaksanaan Tata Kelola akan dilakukan secara terus
menerus dan berkesinambungan.
PT. BPR SAUDARAKITA
LAPORAN TATA KELOLA BPR 2017
2 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola PT. BPR SAUDARAKITA Tahun 2017
BAB I
PENDAHULUAN
1. Dasar Hukum
1. Peraturan OJK 4/POJK.03/2015 tanggal 31 Maret 2015 tentang Penerapan Tata Kelola bagi BPR.
2. Peraturan OJK 13/POJK.03/2015 tanggal 03 Nopember 2015 tentang Penerapan Manajemen
Risiko bagi BPR
3. Surat Edaran OJK No.5/SEOJK.03/2016 tanggal 10 Maret 2016 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi BPR
4. Surat Edaran OJK No.6/SEOJK.03/2016 tanggal 10 Maret 2016 tentang Penerapan Fungsi
Kepatuhan BPR 5. Surat Edaran OJK No.7/SEOJK.03/2016 tanggal 10 Maret 2016 tentang Standar Penerapan
Fungsi Audit Intern BPR (SPFAIB)
6. Surat Edaran OJK No.8/SEOJK.03/2016 tanggal 10 Maret 2016 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi BPR
7. POJK No.37/POJK.03/2016 tanggal 25 Nopember 2016 tentang Rencana Bisnis BPR &
BPRS
2. Tujuan Tata Kelola
Untuk menjaga kelangsungan usaha bank dalam jangka panjang dengan mematuhi seluruh
ketentuan yang diharapkan dapat meminimalir risiko dan citra bank sebagai lembaga kepercayaan agar dapat tetap dan terus dipertahankan.
Dengan demikian maka Visi dan Misi BPR akan dapat tercapai, adapun Visi dan Misi sesuai
dengan anggaran dasar BPR adalah sebagai berikut : 1. Visi BPR, untuk menjadi “Bank yang : Sehat, Besar, dan Kuat” .
2. Misi BPR sesuai Anggaran Dasar adalah :
a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito
berjangka, deposito, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang di persamakan dengan itu. b. Memberikan kredit.
c. Menerbitkan surat pengakuan hutang
d. Membeli, menjual atau menjamin atas resiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya
3. Pernyataan Komitmen Penerapan Tata Kelola
Seiring dengan meningkatnya persaingan dan risiko bisnis, operasional perbankan, maka melalui penerapan prinsip Tata Kelola (Transparansi, Akuntabilitas, Responsibilitas, Independensi dan
Fairness) diharapkan BPR dapat mempertahankan bisnis secara sehat dan kompetitif. Penerapan
tata kelola merupakan upaya menjaga kepercayaan masyarakat dan pemegang saham BPR, sehingga Manajemen berkomitmen untuk terus melaksanakan implementasi prinsip - prinsip tata
kelola sesuai dengan regulasi yang berlaku dan praktek perbankan terbaik (The Best Practise).
4. Struktur Tata Kelola
BPR SaudaraKita telah memenuhi struktur organisasi sesuai dengan ketentuan, sebagai berikut :
1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
2. Dewan Komisaris/Pegawas 3. Dewan Direksi
4. Pejabat Eksekutif Kepatuhan, Manajemen Risiko, APU PPT dan Audit Intern
PT. BPR SAUDARAKITA
LAPORAN TATA KELOLA BPR 2017
3 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola PT. BPR SAUDARAKITA Tahun 2017
(Bagan Struktur Organisasi terlampir)
Seluruh pemangku jabatan dalam struktur organisasi dalam penerapan Tata Kelola BPR telah bekerja sesuai tugas dan tanggungjawab masing-masing yang diatur dalam Tata Tertib, dan
Peraturan POJK No 4/POJK.03/2015 tentang tentang Penerapan Tata Kelola bagi BPR.
PT. BPR SAUDARAKITA
LAPORAN TATA KELOLA BPR 2017
4 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola PT. BPR SAUDARAKITA Tahun 2017
BAB II
PELAKSANAAN TATA KELOLA
PT.BPR Saudarakita pada posisi akhir bulan Desember 2017 memiliki Modal Inti sebesar
Rp 8.551.879.572 atau masih di bawah Rp 15 miliar. Sesuai ketentuan, maka BPR dalam
penerapan Tata kelola hanya diwajibkan untuk menilai : A. Pelaksanaan Tugas dan Tanggungjawab Direksi
B. Pelaksanaan Tugas dan tanggungjawab Dewan Komisaris
C. Penanganan Benturan Kepentingan
D. Penerapan Fungsi Kepatuhan E. Penerapan Fungsi Audit Intern
F. Penerapan Manajeman Risiko Termasuk Sistem Pengendalian Intern
G. Batas Maksimum Pemberian Kredit H. Rencana Bisnis BPR
I. Transparansi Kondisi Keuangan dan Non keuangan
A. Pelaksanaan Tugas dan Tanggungjawab Direksi
1. Tugas dan Tanggungjawab Direksi
a. Bertanggungjawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan BPR. b. Mengelola BPR sesuai dengan kewenangan dan tanggungjawab sebagaimana diatur
dalam Anggaran Dasar BPR dan peraturan perundang-undangan.
c. Menerapkan Tata Kelola pada setiap kegiatan usaha BPR di seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.
d. Menunjuk Pejabat Eksekutif yang melaksanakan :
1) Fungsi audit intern 2) Fungsi manajemen risiko, dan
3) Fungsi kepatuhan
e. Menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja atau pejabat yang
bertanggungjawab terhadap pelaksanaan audit intern BPR, audit ektern, hasil pengawasan Dewan Komisaris, Otoritas Jasa Keuangan, dan/atau otoritas lainnya.
f. Memastikan terpenuhinya jumlah sumber daya manusia yang memadai, antara lain
dengan adanya : g. Pemisahan tugas dan tanggungjawab antara satuan atau unit kerja yang menangani
pembukuan, operasional, dan kegiatan penunjang operasional.
h. Penunjukan pejabat yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan audit intern, dan
independen terhadap unit kerja lainnya. i. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham dalam
Rapat Umum Pemegang Saham sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
j. Menyediakan data dan informasi yang akurat, relevan dan tepat waktu kepada Dewan Komisaris.
k. Direksi membudayakan pembelajaran secara berkelanjutan dalam rangka
peningkatan pengetahuan perbankan dan perkembangan terkini terkait bidang keuangan /lainnya pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.
l. Direksi memiliki dan melaksanakan pedoman dan tata tertib anggota Direksi yang
paling sedikit mencantumkan etika kerja, waktu kerja dan peraturan rapat.
2 Penerapan Tugas dan Tanggungjawab Direksi
PT. BPR SAUDARAKITA
LAPORAN TATA KELOLA BPR 2017
5 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola PT. BPR SAUDARAKITA Tahun 2017
a. Direksi melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara independen dan tidak
memberikan kuasa umum yang dapat mengakibatkan pengalihan tugas dan
wewenang tanpa batas. b. Direksi telah menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Pejabat Eksekutif
yang ditunjuk sebagai auditor intern, auditor ekstern, dan hasil pengawasan Otoritas
Jasa Keuangan dan/atau hasil pengawasan otoritas lain. c. Direksi telah menyediakan data dan informasi yang lengkap, akurat, terkini, dan
tepat waktu kepada Dewan Komisaris.
d. Direksi tidak menggunakan BPR untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau
pihak lain yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, serta tidak mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari BPR, selain remunerasi dan
fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS.
e. Anggota Direksi membudayakan pembelajaran secara berkelanjutan dalam rangka peningkatan pengetahuan tentang perbankan dan perkembangan terkini terkait
bidang keuangan/lainnya yang mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung
jawabnya pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi antara lain dengan peningkatan keikutsertaan pegawai BPR dalam pendidikan/pelatihan dalam rangka
pengembangan kualitas individu.
f. Anggota Direksi mampu mengimplementasikan kompetensi yang dimilikinya
dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, antara lain pemahaman atas ketentuan mengenai prinsip kehati-hatian.
g. Direksi telah memiliki dan melaksanakan pedoman dan tata tertib kerja anggota
Direksi yang paling sedikit mencantumkan etika kerja, waktu kerja, dan peraturan rapat.
3. Hasil Penerapan Tugas dan Tanggungjawab Direksi a. Pertanggungjawaban Direksi telah dilaksanakan melalui RUPS dan telah diterima
oleh pesaham dengan baik dan tanpa catatan.
b. Direksi telah mengkomunikasikan kepada seluruh pegawai mengenai kebijakan
strategis BPR di bidang kepegawaian. c. Belum dapat dilakukan Rapat Direksi karena Direksi saat ini baru ada 1(satu)
orang.
d. Direksi telah mengikuti pelatihan dan sosialisasi baik OJK maupun lembaga lainnya dalam rangka meningkatkan kompetensi.
e. Direksi telah menyampaikan laporan penerapan Tata Kelola pada Otoritas Jasa
Keuangan, Asosiasi BPR di Indonesia, dan 1 (satu) kantor media atau majalah
ekonomi dan keuangan sesuai ketentuan.
4. Kendala Penerapan Tugas dan Tanggungjawab Direksi
a. Sampai dengan akhir tahun 2017 jumlah modal inti PT BPR SAUDARAKITA kurang dari Rp 50.000.000.000 (lima puluh milyar rupiah), sesuai Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan No 4/POJK.03/2015 jumlah Direksi paling sedikit (2)
orang. Namun oleh karena jumlah Direksi PT BPR SAUDARAKITA selama tahun 2017 baru ada 1 (satu) orang Direksi, berarti belum memenuhi ketentuan peraturan
OJK. Pada bulan Agustus 2017 BPR SAUDARAKITA telah mengajukan
penambahan dan pergantian Direksi yang kepada Otoritas Jasa Keuangan serta
calon Direksi yang diajukan yaitu Sdr. Asep sudah dinyatakan kompeten dan lulus dari fit and proper test serta telah di putuskan dalam RUPS yang dilaksanakan
PT. BPR SAUDARAKITA
LAPORAN TATA KELOLA BPR 2017
6 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola PT. BPR SAUDARAKITA Tahun 2017
pada tanggal 21 Februari 2018, Sdr. Asep ditetapkan sebagai anggota Direksi yang
membawahi bidang kepatuhan (Direktur Kepatuhan).
b. Rapat Direksi belum dapat dilakukan dikarenakan PT. BPR SAUDARAKITA baru memiliki 1 (satu) orang Direksi
Adapun susunan Direksi di PT. SAUDARAKITA selama tahun 2017 adalah sebagai berikut :
No Nama Jabatan Masa Direksi
1. - Direktur Utama -
2. Susanto Isbandi Direktur
6 Januari 2016 s/d
6 Januari 2019
B. Pelaksanaan Tugas dan Tanggungjawab Dewan Komisaris
1. Tugas dan Tanggungjawab Dewan Komisaris :
a. Dewan Komisaris melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan
tanggungjawab serta memberikan nasihat kepada Direksi, antara lain pemberian
rekomendasi atau nasihat tertulis terkait pemenuhan ketentuan BPR termasuk
prinsip kehati-hatian. b. Dalam rangka melakukan tugas pengawasan, Komisaris mengarahkan, memantau
dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis BPR.
c. Dewan Komisaris tidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional BPR, kecuali dalam hal penyediaan kredit kepada pihak terkait sebagaimana diatur
dalam ketentuan mengenai batas maksimum pemberian kredit BPR dan hal-hal lain
yang ditetapkan dalam peraturan perundangan dalam rangka melaksanakan fungsi
pengawasan. d. Dewan Komisaris memastikan bahwa Direksi menindaklanjuti temuan audit intern,
audit ekstern, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan, dan/atau hasil pengawasan
otoritas lainnya antara lain dengan meminta Direksi untuk menyampaikan dokumen hasil tindak lanjut temuan.
e. Anggota Dewan Komisaris melakukan pemantauan terhadap laporan pelaksanaan
tugas dan tanggungjawab anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan yang memerlukan tindak lanjut Direksi
2. Penerapan Tugas dan Tanggungjawab Dewan Komisaris
a. Dewan Komisaris telah melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas
dan tanggung jawab serta memberikan nasihat kepada Direksi, antara lain
pemberian rekomendasi atau nasihat tertulis terkait dengan pemenuhan ketentuan BPR termasuk prinsip kehati-hatian.
b. Dalam rangka melakukan tugas pengawasan, Komisaris mengarahkan,
memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis BPR. c. Dewan Komisaris tidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan
operasional BPR, kecuali dalam hal penyediaan dana kepada pihak terkait
sebagaimana diatur dalam ketentuan mengenai batas maksimum pemberian
kredit BPR dan hal-hal lain yang ditetapkan dalam peraturan perundangan dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan.
PT. BPR SAUDARAKITA
LAPORAN TATA KELOLA BPR 2017
7 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola PT. BPR SAUDARAKITA Tahun 2017
d. Dewan Komisaris memastikan bahwa Direksi menindaklanjuti temuan audit
intern, audit ekstern, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan, dan/atau hasil
pengawasan otoritas lainnya antara lain dengan meminta Direksi untuk menyampaikan dokumen hasil tindak lanjut temuan.
e. Dewan Komisaris menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya secara optimal dan menyelenggarakan Rapat Dewan Komisaris paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 bulan yang dihadiri oleh seluruh
anggota Dewan Komisaris.
f. Anggota Dewan Komisaris melakukan pemantauan terhadap laporan
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan yang memerlukan tindak lanjut Direksi.
3. Hasil Penerapan Tugas dan Tanggungjawab Dewan Komisaris
a. Dewan Komisaris PT. BPR SAUDARAKITA diangkat melalui Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) yang sebelumnya telah dinyatakan lulus fit and proper test oleh Otoritas Jasa Keuangan, jabatan Dewan Komisaris tercantum dalam Anggaran
Dasar Perusahaan PT. BPR SAUDARAKITA dan telah mendapat pengesahan dari
Kementrian Hukum dan Hak Asazi manuasia.
Masa jabatan Dewan Komisaris adalah 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang 3 (tiga) tahun berikutnya apabila RUPS menyetujuinya dan juga disetujui oleh Otoritas Jasa
Keuangan.
Sampai dengan akhir tahun 2017 jumlah Modal Inti PT. BPR SAUDARAKITA kurang dari Rp. 50.000.000.000), sehingga sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
No 4/POJK.03/2015 maka jumlah anggota Dewan Komisaris paling sedikit 2 (dua)
orang anggota Dewan Komisaris. Dengan demikian jumlah anggota Dewan Komisaris sudah sesuai dengan ketentuan POJK.
Selama tahun 2017 tidak terdapat pergantian anggota Dewan Komisaris, selanjutnya
susunan anggota Dewan Komisaris adalah sebagai berikut :
No Nama Jabatan Masa Direksi
1 Dra. M.A Indiah B. Effendi Komisaris Utama 16 Desember 2018 s/d
16 Desember 2020
2 Muhardjo Sri Widodo Komisaris 17 April 2015 s/d
17 April 2018
b. Anggota Dewan Komisaris bertempat tinggal di kota/kabupaten pada provinsi
yang sama atau provinsi yang berbatasan langsung dengan provinsi dimana lokasi Kantor Pusat PT. BPR SAUDARAKITA yakni berdomisili di Kota Bandung dan
Tangerang.
c. Dewan Komisaris sudah memiliki pedoman dan tata tertib kerja termasuk pengaturan etika kerja, waktu kerja dan ketentuan rapat.
d. Jadwal Rapat Dewan Komisaris di PT. BPR SAUDARAKITA telah ditetapkan di
awal tahun, selama tahun 2017 Dewan Komisaris telah menyelenggarakan 12 (dua belas) kali rapat yang terdiri dari :
12 (dua belas) kali rapat adalah Rapat Dewan Komisaris
12 (dua belas) kali rapat adalah Rapat Gabungan Dewan Komisaris dengan
Direksi.
PT. BPR SAUDARAKITA
LAPORAN TATA KELOLA BPR 2017
8 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola PT. BPR SAUDARAKITA Tahun 2017
Hasil rapat Dewan Komisaris selalu di tuangkan dalam risalah rapat dan
terdokumentasi sebagai arsip secara baik dan jelas.
e. Dewan Komisaris tidak merangkap jabatan sebagai anggota Dewan Komisaris pada lebih dari 2 (dua) BPR atau BPRS lainnya, atau sebagai Direktur atau
Pejabat Eksekutif pada BPR, BPRS dan/atau Bank Umum.
f. Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan keluarga atau semenda sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota Dewan Komisaris atau Direksi.
g. Seluruh Komisaris Independen tidak ada yang memiliki hubungan keuangan,
kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan anggota
Dewan Komisaris lain, Direksi dan/atau pemegang saham pengendali atau hubungan lain yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak
independen
4. Penyimpangan dan kendala dalam Penerapan Tugas dan Tanggungjawab Dewan
Komisaris
Dalam penerapan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris di PT. BPR SAUDARAKITA tidak terdapat kendala dan penyimpangan. Dengan demikian, Dewan
Komisaris melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sudah sesuai dengan ketentuan
yang diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan.
C. Penanganan Benturan Kepentingan
PT. BPR SaudaraKita didalam menerapkan kebijakan dalam sistem maupun prosedur kerja senantiasa berupaya menghindari tindakan, perilaku ataupun perbuatan-perbuatan yang dapat
menimbulkan Benturan Kepentingan dan juga dalam menjalankan tugasnya Dewan Komisaris
maupun anggota Direksi, selalu berpedoman pada ketentuan yang berlaku untuk menghindari terjadinya Benturan Kepentingan.
Pada periode tahun 2017 terdapat transaksi yang mengandung Benturan Kepentingan sebagai
berikut :
No Nama dan
jabatan
pihak yang
memiliki
Benturan
kepentingan
Nama dan
Jabatan
pengambil
keputusan
Jenis
transaksi
Nilai
transaksi
Keterangan
1 Agus Pramono,
MM
Pemegang Saham
Pengendali
Kredit Modal Kerja
500.000.000
Dalam hal transaksi Benturan Kepentingan ini BPR telah melakukan analisa benturan kepentingan terkait dengan komitmen dan kapasitas serta sumber pelunasan pinjaman yang
berasal dari pembagian deviden dari laba bersih tahun buku 2017.
D. Penerapan Fungsi Kepatuhan
Selama tahun 2017 PT. BPR SAUDARAKITA belum memiliki Direktur yang membawahkan
fungsi kepatuhan, pada tahun tersebut BPR sudah mengajukan calon Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan dan sudah mengikuti tahapan proses fit & propers test.
PT. BPR SAUDARAKITA
LAPORAN TATA KELOLA BPR 2017
9 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola PT. BPR SAUDARAKITA Tahun 2017
Dalam rangka pelaksanaan fungsi kepatuhan, PT. BPR SAUDARAKITA telah menunjuk
Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan. Adapun Pejabat Eksekutif yang di
tunjuk adalah :
Nama Pejabat Eksekutif Fungsi Tgl Pengangkatan
Asep Kepatuhan
15 Juli 2017
Dilaporkan kepada OJK
dengan surat No. 93/BPR-SK/VII/2017.tanggal 24 Juli
2017
1. Penerapan Fungsi Kepatuhan :
a. Pejabat Eksekutif yang menangani kepatuhan sudah menyusun dan/atau
mengkinikan pedoman kerja, sistem dan prosedur kepatuhan. b. Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan memastikan bahwa seluruh
kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur kegiatan usaha yang dilakukan BPR
telah sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan.
c. Pejabat Eksekutif yang menangani kepatuhan melakukan review dan/atau
merekomendasikan pengkinian dan penyempurnaan kebijakan, ketentuan, sistem maupun prosedur yang dimiliki oleh BPR agar sesuai dengan ketentuan Otoritas
Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan.
2. Hasil Penerapan Fungsi Kepatuhan
Dalam penerapan Fungsi Kepatuhan di PT BPR SAUDARAKITA, BPR selalu
berusaha menurunkan tingkat pelanggaran terhadap ketentuan yang berlaku, dan fungsi kepatuhan terus melakukan perbaikan dalam penyusunan dan/atau pengkinian
pedomankerja, sistem dan prosedur kepatuhan dan hal-hal lain terkait ketentuan
intern bank.
3. Kendala dan Penyimpangan dalam Penerapan Fungsi Kepatuhan
Selama periode tahun 2017 tidak terdapat penyimpangan terhadap ketentuan internal. Namun demikian, sesuai ketentuan dalam Peraturan Otoritas Keuangan No
4/POJK.03/2015.bahwa BPR yang diwajibkan memiliki 2 (dua) orang Direktur dan
satu direktur diantaranya harus ditetapkan untuk membawahkan bidang kepatuhan, sampai dengan posisi laporan meski sudah terdapat calon direktur yang memenuhi
kompetensi dan persyaratan, namun belum dapat dicatat dalam administrasi OJK
karena belum diputuskan dalam RUPS dan dilaporkan kepada Menkumham.
Pengajuan Calon Direktur yang membawahkan bidang kepatuhan telah diajukan kepada OJK pada bulan Agustus 2017, dan telah lulus fit and proper test dan
disahkan/diputuskan RUPS pada tanggal 21 Februari 2018.
E. Penerapan Fungsi Audit Intern
Dalam rangka pelaksanaan fungsi Audit Intern, Direktur telah menunjuk Pejabat
Eksekutif yang menangani fungsi audit intern. Adapun Pejabat Eksekutif yang di tunjuk adalah :
PT. BPR SAUDARAKITA
LAPORAN TATA KELOLA BPR 2017
10 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola PT. BPR SAUDARAKITA Tahun 2017
Nama Pejabat Eksekutif Fungsi Tgl Pengangkatan
Ade Madjid Audit Intern
2 November 2015
Dilaporkan kepada OJK
dengan surat No. 815/BPR-
SK/XI/2015.tanggal 09 November 2015
1. Pelaksanaan Fungsi Audit Intern
a. Pejabat Eksekutif yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern
telah memiliki dan mengkinikan pedoman kerja serta prosedur untuk melaksanakan
tugas bagi auditor intern sesuai perundang-undangan dan telah disetujui oleh Direktur Utama dan Dewan Komisaris.
b. Pejabat Eksekutif yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern
independen terhadap satuan kerja operasional (satuan terkait dengan perhimpunan dan penyaluran dana).
c. Pejabat Eksekutif yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern,
sesuai ketentuan harus bertanggungjawab langsung kepada Direktur Utama. Namun mengingat sampai dengan posisi laporan belum memilik Direktur Utama, maka PE
tersebut bertanggung jawab langsung kepada Direktur yang ada.
d. Dalam melakukan pemerikasaan audit intern telah berpedoman pada BPP Audit
Intern Berbasis Risiko, seperti SOP Internal, Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan no 07/SEOJK.03/2016 serta peraturan-peraturan terkait lainnya.
e. Pelaksanaan fungsi audit intern dilaksanakan secara memadai dan independen yang
mencakup persiapan audit, penyusunan program audit, pelaksanaan audit, pelaporan hasil audit, dan tindak lanjut hasil audit.
2. Temuan Audit
Berdasarkan hasil pemeriksaan audit intern periode pemeriksaan Januari 2017 s/d
Desember 2017 tidak didapati Penyimpangan dalam pelaksanaan operasional BPR, namun ada beberapa hal masih perlu dilakukan perbaikan, yakni berupa :
a. Beberapa kelemahan administratif yang perlu mendapat perhatian dan ditindaklanjuti
serta perlu adanya pebaikan dan penyempurnaan SOP dalam menentukan parameter untuk menilai risiko yang masih bersifat kualitatitf.
b. Kondisi Keuangan PT. BPR SaudaraKita menunjukan kinerja yang baik namun masih
harus terus di optimalkan
c. Berbagai kelemahan dalam bidang operasional,SDM dan Umum, antara lain: 1) Sumber daya manusia bidang kredit yang masih memerlukan peningkatan
kuantitas dan kualitas/kompetensi terutama untuk marketing/Account Officer
bagian Lending. 2) Belum kuat nya pengendalian dari Teknologi Informasi terutama yang meyangkut
APU PPT.
3) BPR belum menpunyai ginset sehingga pada saat ada gangguan listrik terjadi
menjadi kendala dalam pelayanan dan operasional.
PT. BPR SAUDARAKITA
LAPORAN TATA KELOLA BPR 2017
11 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola PT. BPR SAUDARAKITA Tahun 2017
4) Perlunya peningkatan disiplin karyawan terutama meyangkut kehadiran yang
tepat waktu
5) Belum adanya struktur kepangkatan yang jelas dan tidak ada Nomer Induk Karyawan
6) Sistem penggajian karyawan yang masih tunai
7) Kondisi Gedung Kantor Pusat terutama parkir dan tampak depan yang tidak memadai yang dapat menggangu operasional dan reputasi BPR
d. Berbagai kelemahan di bidang dana, antara lain:
1) Sumber daya manusia yang masih memerlukan peningkatan kompetensi terutama marketing dana terutama marketing deposito.
2) Dalam memperoleh Deposito masih menambah ekstra bunga/cash back sebagai
daya tariknya. 3) Belum ada target yang jelas pada bidang pemasaran dana simpanan atau
marketing funding.
4) Kurang adanya diversifikasi produk funding 5) Belum adanya Laporan Maturiti Deposito yang valid sehingga mempermudah
dalam pengontrolan likuiditas BPR
6) Masih bergantungnya BPR kepadan deposan besar dan Antar Bank Pasiva
e. Berbagai kelemahan dalam pelaksanaan bidang kredit antara lain Analisa yang
kurang akurat, taksasi agunan yang kurang sesuai dengan nilai pasar karena belum
melakukan harga pembanding dan informasi yang berlaku umum, Komite Kredit belum diterapkan secara menyeluruh dan konsisten, data informasi SID/SLIK serta
print out rekening tabungan belum dimanfaatkan sebagai dasar dalam perhitungan
repayment capacity. monitoring dan pengawasan yang tidak optimal
PT. BPR SAUDARAKITA telah menyampaikan laporan pelaksanaan dan pokok-pokok
hasil audit intern kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa
Keuangan sesuai ketentuan dan tepat waktu.
F. Penerapan Manajemen Risiko termasuk Sistem Pengendalian Intern
Dalam rangka pelaksanaan fungsi manajemen risiko, Direktur telah menunjuk Pejabat
Eksekutif yang menangani fungsi manajemen risiko. Adapun Pejabat Eksekutif yang di tunjuk
adalah :
Nama Pejabat Eksekutif Fungsi Tgl Pengangkatan
Asep Manajemen Risiko
15 Juli 2017
Dilaporkan kepada OJK
dengan surat No. 93/BPR-SK/VII/2017.tanggal 24 Juli
2017
1. Penerapan Manajemen Risiko termasuk Pengendalian Intern Dalam penerapan Manajemen Risiko termasuk Sistem Pengendalian Intern di PT. BPR
SAUDARAKITA meliputi ruang lingkup :
a. Pengawasan aktif Dewan Direksi dan Komisaris
PT. BPR SAUDARAKITA
LAPORAN TATA KELOLA BPR 2017
12 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola PT. BPR SAUDARAKITA Tahun 2017
- Dewan Komisaris mempunyai kewajiban untuk melakukan penilaian secara
berkala dan memberikan rekomendasi tentang risiko serta penerapan manajemen
resiko.
- Dewan Komisaris melakukan peran aktif dalam pengawasan penerapan manajemen risiko yang dilakukan oleh Direksi, antara lain dengan menyetujui
dan mengevaluasi kebijakan manajemen risiko serta mengevaluasi
pertanggungjawaban Direksi atas pelaksanaan kebijakan manajemen risiko.
- Direksi telah bertanggungjawab atas pelaksanaan kebijakan manajemen risiko yang diambil oleh bank secara keseluruhan, termasuk mengevaluasi dan
memberikan arahan strategi manajemen risiko.
b. Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit
- Direksi telah mengevaluasi dan memutuskan transaksi yang membutuhkan persetujuan direksi.
- Telah disusun kebijakan dan strategi manajemen risiko secara tertulis dan
komprehensif termasuk penetapan dan persetujuan limit risiko secara keseluruhan.
- PT. BPR SAUDARAKITA sudah mulai menetapkan kebijakan manajemen risiko
dengan sepenuhnya sesuai ketentuan OJK, serta melakukan review atas kebijakan manajemen risiko yang baru terbit
Dalam pelaksanaan Penerapan Manajemen Risiko termasuk Pengendalian Intern di PT. BPR SAUDARAKITA dan atas hasil pemeriksaan Audit Intern tidak didapati penyimpangan BPR
dalam pelaksanaan kebijakan manajemen risiko yang diambil oleh bank dalam keseluruhan
operasionalnya.
G. Batas Maksimum Pemberian Kredit
Terkait Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait (Related Party) dan Penyediaan Dana Besar (Related Party) atau BPMK, PT BPR SAUDARAKITA selalu mengacu pada Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan No 49/POJK.03/2017 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit
Bank Perkreditan Rakyat, maka dalam hal ini :
1. Bank tidak pernah melakukan pelanggaran dan pelampauian BMPK dalam Penyediaan
Dana kepada pihak terkait dan tidak terkait.
2. Bank telah menerapkan prosedur dan kebijakan perkreditan bagi Pihak Terkait dengan prinsip kehati-hatian.
3. Bank sudah membuat ketentuan mengenai BMPK PT. BPR SaudaraKita
4. Penyediaan Dana kepada Pihak terkait dan Penyediaan dana Besar diputuskan dan disetujui oleh seluruh anggota Direksi dan Dewan Komisaris.
5. Bank telah menyampaikan secara berkala Laporan BMPK kepada OJK secara tepat
waktu dan akurat.
6. Penyediaan dana kepada pihak terkait dan debitur inti posisi Desember 2017 sebagai berikut :
(dalam ribuan)
No Penyediaan Dana Jumlah
debitur Nominal (Rp)
1 Kepada Pihak Terkait 9 1.084.823
2
Kepada Debitur Inti :
a. Individu 10 4.620.000
b. Group - -
PT. BPR SAUDARAKITA
LAPORAN TATA KELOLA BPR 2017
13 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola PT. BPR SAUDARAKITA Tahun 2017
H. Rencana Bisnis BPR
PT. BPR SAUDARAKITA sudah mengacu berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No 31/60/KEP DIR tanggal 09 Juli 1998 dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
Nomor 37/POJK.03/2016 Tanggal 25 November 2016, yang mewajibkan seluruh Bank
Perkreditan Rakyat untuk membuat dan menyampaikan Rencana Bisnis Bank.
Rencana Bisnis BPR saait ini belum dijadikan acuan kepatuhan dalam operasional dan bisnis
di karenakan di tahun 2017 PT BPR SAUDARAKITA hanya memiliki 1 (satu) orang
Direksi. Dalam penyusunan Rencana Bisnis BPR tahun 2017 di PT. BPR SAUDARAKITA selalu
memperhatikan hal berikut ini :
1. Rencana Bisnis PT. BPR SAUDARAKITA tahun 2017 telah disusun berdasarkan prinsip kehati-hatian dengan cakupan yang disesuaikan dengan kegiatan usaha dan
kompleksitas usaha BPR
2. Penyusunan Rencana Bisnis PT. BPR SAUDARAKITA tahun 2017 telah memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi
operasional dan perkembangan usaha BPR ke depan
3. Rencana Bisnis PT. BPR SAUDARAKITA tahun 2017 telah menggambarkan rencana
strategis jangka panjang dan rencana bisnis tahunan termasuk rencana penyelesaian permasalahan BPR yang signifikan dengan cakupan sesuai ketentuan Otoritas Jasa
Keuangan
Adapun Laporan Realisasi Rencana Bisnis PT. BPR SAUDARAKITA tahun 2017 adalah
sebagai berkut:
(dalam ribuan)
POS Anggaran
2017
Realisasi
2017
Pertumbuhan
Rp %
Asset 47.791.335 45.793.326 (1.998.009) 95,82%
Pinjaman Diberikan 38.836.185 35.225.794 (3.610.391) 90,70%
Tabungan 5.787.727 5.371.831 (415.896) 92,81%
Deposito 29.143.508 24.841.183 (4.302.325) 85,24%
NPL Netto 7% 8,47% (1.47)
Pencapaian BPR di tahun 2017 yang sudah mencapai 90% dari Anggaran yang sudah ditetapkan mengambarkan kinerja BPR sudah cukup optimal, namun di tahun tersebut BPR masih fokus
menyelesaikan account-account bermasalah akibat Fraud yang timbul di tahun 2016
Selain itu masih terdapat kekurangan struktur dan infrastruktur, terutama pemenuhan sumber daya manusia.
I. Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan
Dalam pelaksanaan transparasi keuangan dan non keuangan di PT. BPR SAUDARAKITA
sudah memenuhi antara lain :
a. Sudah tersedia sistem pelaporan keuangan dan non keuangan yang didukung oleh sistem informasi manajemen yang memadai sesuai ketentuan termasuk sumber daya manusia
yang kompeten untuk menghasilkan laporan yang lengkap, akurat, kini, dan utuh.
PT. BPR SAUDARAKITA
LAPORAN TATA KELOLA BPR 2017
14 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola PT. BPR SAUDARAKITA Tahun 2017
b. BPR menyusun laporan keuangan publikasi setiap triwulanan dengan materi paling
sedikit memuat laporan keuangan, informasi lainnya, susunan pengurus dan komposisi pemegang saham sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
c. BPR menyusun laporan tahunan dengan materi paling sedikit memuat informasi umum,
laporan keuangan, opini dari akuntan publik atas laporan keuangan tahunan BPR (apabila ada), seluruh aspek transparansi dan informasi, serta seluruh aspek pengungkapan sesuai
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
d. BPR melaksanakan transparansi informasi mengenai produk, layanan dan/atau penggunaan data nasabah BPR dengan berpedoman pada persyaratan dan tata cara sesuai
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
e. BPR menyusun dan menyajikan laporan dengan tata cara, jenis dan cakupan sebagaimana diatur dalam ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
Laporan tahunan dan laporan keuangan publikasi telah ditandatangani paling sedikit oleh
1 (satu) anggota Direksi serta disampaikan secara lengkap dan tepat waktu kepada Otoritas Jasa Keuangan dan/atau dipublikasikan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
Adapun laporan publikasi tersebut dilakukan melalui :
- Laporan Keuangan Publikasi Keuangan Triwulan di temple di papan temple ruang
tunggu nasabah.
- Laporan Keuangan Publikasi Keuangan tahunan ditempel di papan ruang tunggu nasabah.
- Publikasi Produk BPR dengan brosur dan sesuai dengan ketentuan otoritas jasa
Keuangan.
J. Rapat Umum Pemegang Saham
RUPS merupakan organ perusahaan tertinggi dan mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Dewan Komisaris dan Direksi dalam batasan sesuai Undang-undang.
Tata Cara Penyelenggaraan RUPS dilakukan dengan mekanisme Direksi membuat pemberitahuan tertulis kepada seluruh pemegang saham dan Dewan Komisaris. Pihak
yang berhak hadir dalam RUPS adalah pihak-pihak yang tercantum dalam Anggaran
Dasar Perusahaan No 8 Tanggal 12 Oktober 2017 dibuat di hadapan Notaris H. Lutfi
Effendi, S.H, M.Kn
Pemegang Saham BPR yang hadir dalam RUPS tahun 2017 :
NAMA JABATAN KETERANGAN
Agus Pramono Pemegang Saham Selaku individu dan wakil
perusahaan/ pesaham
Dewan Komisaris BPR yang hadir dalam RUPS tahun 2017 :
NAMA JABATAN KETERANGAN
Dra. M.A Indiah B. Effendi Komisaris Utama
Muhardjo Sri Widodo Komisaris
Direksi BPR yang hadir dalam RUPS tahun 2017 :
NAMA JABATAN KETERANGAN
Susanto Isbandi Direktur
PT. BPR SAUDARAKITA
LAPORAN TATA KELOLA BPR 2017
15 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola PT. BPR SAUDARAKITA Tahun 2017
Penyelenggaraan RUPS sepanjang tahun 2017 dilaksanakan sebagai berikut :
JADWAL MATERI RUPS KEPUTUSAN
25 Maret 2017 Pemberhentian Cesar Petrus Hasibuan
selaku Direktur Utama
25 Maret 2017 Perpanjangan masa jabatan Dra. M.A Indiah B.
Effendi selaku Komisaris Utama
25 Maret 2017 Menyetujui perubahan susunan pengurus
perseroan PT. BPR Saudarakita
K. Paket Remunerasi dan Rasio Gaji
(dalam ribuan)
Jenis Remunerasi dan Fasilitas Lain
Jumlah Diterima dalam 1 Tahun
Dewan Komisaris Direksi
Orang Nominal Orang Nominal
Remunerasi dalam bentuk non natura (gaji dan penghasilan tetap lainnya, al tantiem dll
2
627.733 Komut: 406.010
Komisaris: 221.273
1
371.142
Fasilitas lain dalam bentuk natura / non natura (fas. Tidak tetap lainnya al, perumahan, transportasi, asuransi kesehatan, dll) yang tidak dapat dimiliki
1 6.241 (Komut)
1 20.431
Jumlah Renumerasi per Orang dalam 1 tahun*) Jumlah Direksi
Jumlah Komisaris
Di atas Rp 2 miliar
Di atas Rp 1 miliar s.d 2 miliar
Di atas Rp 500 juta s.d 1 miliar 2
Rp 500 juta ke bawah 1
Rasio gaji tertinggi dan terendah di PT BPR SAUDARAKITA di tahun 2017 adalah sebagai berikut :
rasio gaji pegawai yang tertinggi dan terendah = 3,57%
rasio gajji Direksi yang tertinggi dan terendah = 1,00%
rasio gaji Komisaris yang tertinggi dan terendah = 1,84% Dengan Rincian sebagai berikut :
(dalam ribuan)
No Jabatan Gaji (dalam rupiah) perbulan
Tertinggi Terendah
1 Komisaris 23.000.000 12.500.000
2 Direksi 18.000.000 18.000.000
3 Pegawai 8.050.000 2.250.000
PT. BPR SAUDARAKITA
LAPORAN TATA KELOLA BPR 2017
16 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola PT. BPR SAUDARAKITA Tahun 2017
L. Jumlah Penyimpangan Internal (internal Fraud)
Penyimpangan atau kecurangan Internal BPR yang dilakukan oleh para pegawai BPR, baik yang berkaitan dengan simpanan dana masyarakat atau penyalahgunaan kredit di BPR SaudaraKit selama tahun 2017 adalah tidak ada atau tidak pernah terjadi. Hasil Laporan Audit Internal diketahui bahwa selama 2017 hanya ditemukan kesalahan yang sifatnya administratif.
PT. BPR SAUDARAKITA
LAPORAN TATA KELOLA BPR 2017
17 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola PT. BPR SAUDARAKITA Tahun 2017
BAB III
KESIMPULAN UMUM HASIL SELF ASSESSMENT PELAKSANAAN GOOD
CORPORATE GOVERNANCE
Berdasarkan hasil Self Assessment pelaksanaan GCG PT. BPR SaudaraKita periode Desember
2017, disampaikan hal-hal sebagai berikut :
a. Nilai Komposit GCG sebesar 1.11 dengan prediksi Sangat Baik.
b. Peringkat masing-masing per Faktor adalah :
No Aspek yang Dinilai Bobot
(%) Peringkat Nilai
1 Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Dewan
Komisaris 20.00 1.40 0,28
2 Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Direksi 15.00 1.06 0,16
3 Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite 0.00 0 0.00
4 Penanganan Benturan Kepentingan 10.00 1.00 0,10
5 Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank 10.00 1.81 0,18
6 Penerapan Fungsi Audit Intern 10.00 1.25 0,13
7 Penerapan Fungsi Audit Ekstern 2.50 1.00 0,03
8 Penerapan Fungsi Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern
10.00 0 0,0
9 Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait (Related
Party) dan Debitur Besar (Large Eksposure) 7.50 1.25 0,09
10 Transparansi KondisiKeuangan dan Non Keuangan Bank, Laporan GCG dan laporan Internal
7.50 1.00 0,08
11 Rencana Strategis Bank 7.50 1.00 0,08
Nilai Komposit 100.00 1,11
Prediksi Komposit
c. Kekuatan Pelaksanaan GCG
Dengan diterapkannya GCG di PT. BPR SaudaraKita, tata kelola bank akan berjalan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Dengan adanya pedoman bagi Dewan Komisaris dan Direksi, Direksi dapat
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara efektif.
Dewan Komisaris telah melaksanakan program kerja dan rapat secara efektif dan efisien yang dapat menjadi acuan bagi keputusan Dewan Komisaris.
Fungsi kepatuhan , fungsi audit intern, fungsi manajemen risiko akan berjalan sesuai
dengan Ketentuan GCG.
Dalam Laporan Tata Kelolan BPR SaudaraKita 2017 kami juga melampirkan Laporan Hasil Self
Assessment Pelaksanaan Good Corporate Governance PT. BPR SaudaraKita tahun buku 31
Desember 2017.