bank bpr rohil

24
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ROKAN HILIR TAHUN 2007 NOMOR :02 PERATURAN DAERAH KABUPATEN ROKAN HILIR NOMOR 02 TAHUN 2007 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT KABUPATEN ROKAN HILIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ROKAN HILIR, Menimbang : a. Bahwa dengan telah diserahkannya Asset PD. SPR Kubu pada tanggal 22 Agustus 2003 dari Pemerintah Kabupaten Bengkalis kepada Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir perlu dilakukan penataan lebih lanjut ; b. Bahwa untruk melaksanakan maksud huruf a diatas perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3472) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 (Lembaran Negara RI Tahun 1998 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3790); 2. Undang-undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Petalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten, Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Singingi dan Kota Batam (Lembaran Nf Tahun 1999

Upload: intan-diane-binangkit

Post on 01-Oct-2015

18 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

profil mengenai bank bpr rokan hilir

TRANSCRIPT

  • LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ROKAN HILIR

    TAHUN 2007 NOMOR :02 PERATURAN DAERAH KABUPATEN ROKAN HILIR

    NOMOR 02 TAHUN 2007

    TENTANG

    PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT KABUPATEN ROKAN HILIR

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ROKAN HILIR,

    Menimbang : a. Bahwa dengan telah diserahkannya Asset PD. SPR Kubu pada tanggal 22 Agustus 2003 dari Pemerintah Kabupaten Bengkalis kepada Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir perlu dilakukan penataan lebih lanjut ;

    b. Bahwa untruk melaksanakan maksud huruf a diatas perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

    Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3472) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 (Lembaran Negara RI Tahun 1998 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3790);

    2. Undang-undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Petalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten, Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Singingi dan Kota Batam (Lembaran Nf Tahun 1999

  • Nomor 181, Tambahan lembaran Negara RI Tahun 1999 Nomor 3902) sebagaimana telah diubah dengan undang-Undang Nomor 13 Tahun 2000 tentang Perubahan Undang-undang Nomor 53 2000 (Lembaran Negara RI Tahun 2000 Nomor 80, Tambahan Lembaran Negara RI 3968);

    3. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2604 tentang Pembentukan Perundang-undangan (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4389);

    4. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4437) sebagai mana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 03 tahun 2005 (Lembaran Negara RI Tahun 2005 No38, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4493);

    5. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Petimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Nagara RI Nomor 4438);

    6. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun tentang Kewenangan Pemerintah Pusat Provinsi sebagai Daerah Otonom (Lembabran Negara RI Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3968);

    7. Keputusan Menteri Keuangan Nomor : KEP-066/KM/7/1998 tentang Pemberian Izin Usaha sebagai Bank Perkreditan Rakyat Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Kubu;

    8. Peratusan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Bank Perkreditan Rakyat Pemerintah Daerah;

    9. Peraturan Bank Indonesia Nomor : 8/26/PBI/2006 tentang Prekereditan Rakyat;

  • Dengan Parsetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN ROKAN HILIR

    dan BUPATI ROKAN HILIR

    MEMUTUSKAN :

    Menetapkan : PERATURAN, DAERAH KABUPATEN ROKAN HLIR TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT

    KABUPATEN ROKAN HIUR

    BAB I

    KETENTUAN UMUM Pasal 1

    Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan: a. Daerah adalah Kabupaten Rokan Hilar; b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir: c. Kepala Daerah adalah Bupati Rokan HiIir; d. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah selanjutnya disebut DPRD adalah Badan

    Legislatif Daerah Kabupaten Rakan Helir; e. Perusahaan Daerah adalah Perusahaan yang didirikan oleh Pemerintah Kabupaten

    Rokan Hilir dengan Persetujuan DPRD Kabupaten Rokan Hilir, f. Bank adalah Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Rokan Hilir; g. Badan Pengawas adalah Badan Pengawas Perusahaan Daerah Bank Perkreditan

    Rakyat Rokan Hilir;

    h. Direksi adalah Direksi Perusahaan Daerah Perkreditan Rakyat Rokan Hilir, i. Pegawai adalah Pegawai Perusahaan Daerah Perkreditan Rakyat Rokan Hilir; j. RUPS adalah Rapat Umum Pemegang Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat

    Rokan Hilir adalah Pemegang Kekuasaan tertinggi yang selanjutnya di singkat RUPS;

  • BAB II PENDIRIAN

    Pasal 2 1. Perusahaan Daerah dengan nama PD. Bank Perkreditan Rakyat Kubu didirikan

    berdasarkan Peraturan Kabupaten Daerah Tingkat II Bengkalis Nomor: 21 tahun 1996 tentang Pendirian Perusahaan Daerah Perkreditan Rakyat Kubu, yang selanjutnya dengan Peraturan Daerah ini berubah menjadi Perusahaan Bank Perkreditan Rakyat Rokan Hiiir,

    2. Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Rokan Hilir sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini selanjutnya disebut PD. BPR Rokan Hilir;

    3. Dengan tidak mengurangi ketentuan peratun terhadap PD. BPR Rokan Hilir berlaku ketentuan Perbankan Negara Republik Indonesia.

    BAB III

    TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 3

    Kantor Pusat PD. BPR Rokan Hilir berkedudukan di lbu Kota Kabupaten Rokan Hilir.

    BAB IV AZAS, MAKSUD DAN TUJUAN

    Pasal 4 PD. BPR Rokan Hilir dalam melakukan usaha berazaskan demokrasi ekonomii dengan menggunakan prinsip kehati-hatian.

    Pasal 5

    PD. BPR Rokan Hilir didirikan dengan maksud dan tujuan untuk membantu mendorong pertumbuhan dan perataan perekonomian Kerakyatan, Pembangtunan serta sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah serta meningkatkan taraf hidup raknyat.

  • BAB V BIDANG USAHA

    Pasal 6 Bidang Usaha meliputi : a. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito

    berjangka, tabungan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. b. Memberikan kredit c. Menempatkan dananya Dalam Sertifikat Bank Indonesia (SBI)Deposito berjangka,

    sertifikat deposito dan atautabungan pada Bank lainnya.

    Pasal 7

    PD. BPR Rokan Hilir dalam mengembangkan bidang usaha pada pasal (6) diatas dapat : a. Melakukan kerjasama antar sesame BPR dan dengan Lembaga Perbankan atau

    Keuangan lainnya setelah mendapat persetujuan Badan Pengawas. b. Menjalankan usaha-usaha Perbankan lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan

    peraturan Perundang-undangan yang berlaku dengan berpedoman pada prinsip kehati-hatian.

    BABVI MODAL Pasal 8

    (1) Modal Dasar PD. BPR Rokan Hilir ditetapkan sebesar Rp. 15.000.000.000 (Lima belas milar rupiah);

    (7) ModaI disetor pertama kali sebesar Rp. 190.000.000,(seratus sembilan puluh Juta rupiah) dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir yang berasal penyerahan Pemerintah Kabupaten Bengkalis sebesar Rp. 150.000.000,-(seratus lima puluh juta rupiah) dan PT. Bank Riau sebesar Rp.40.000.000: (empat puluh juta rupiah). Sampai dengan Peraturan Daerah ini ditetapkan Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir telah menambah modal Disetor sebesar 5.000.000.000,-(lima milyar rupiah) sehingga total Modal Disetor sebesar Rp. 5.190.00 (lima milyar seratus sembilan puluh juta rupiah) yang dari kepemilikan:

  • a. Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir : Rp. 5.150.000.000,- b. PT. Bank Riau : Rp. 40.000.000,- (3) Modal PD. BPR Rokan Hilir sebagaimana dimaksud (2) huruf a merupakan

    kekayaan Pemerintah Kab Rokan Hilir yang dipisahkan.

    Pasal 9 (1) PD. BPR Rokan Hilir sebagaimana diatur dalam pasal (8) ditetapkan dengan

    Peraturan daerah; (2) Penambahan Modal Disetor sampai dengan terpenuhnya Modal Dasar ditetapkan

    dengan Keputusam Kepala Daerah yang dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanjan Daerah dan atau dari sumber lainnya setelah mendapat Persetujuan DPRD.

    BAB VII SAHAM - SAHAM

    Pasal 10

    (1) Saham-saham PD. BPR Rokan Hilir dikeluarkan nama Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir dan PT Bank Riau;

    (2) Saham-saham yang telah dimiliki PT. Bank Riau dapat dipindah tangankan pada Pemerintah Kab Rokan Hilir;

    (3) Kepemilikan saham PD. BPR Rokan Hilir sekurang-kurangnya 85% (delapan puluh lima persen) berasal dari Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir dan selebihnya berasal dari saham PT. Bank Riau dari jumlah keseluruhan saham;

    (4) Saham tidak boleh digunakan sebagai jaminan kredit

    BABVIII DIREKSI Pasal 11

    (1) PD. BPR Rokan Hilir dipimpin oleh Direksi yang berjumlah sekurang-kurangnya 2 (dua) orang dan salah seorang diantaranya diangkat sebagai Direktur Utama;

  • (2) Direksi bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham melalui Badan Pengawas.

    (3) Antara sesama Direksi dan atau antara Direksi dan Badan Pegawas tidak boleh ada hubungan keluarga sampai derajat ketiga baik menurut garis lurus maupun kesamping termasuk menantu dan ipar, dan jika hubungan dimaksud terjadi setelah pengangkatan maka untuk melanjutkan jabatan salah satu diantaranya harus mengundurkan diri;

    (4) Anggota Direksi tidak boleh mempunyai kepentingan pribadi baik langsung maupun tidak langsung pada PD. BPR Rokan Hilir atau Badan Hukum/perorangan yang diberi kredit oleh PD. BPR Rokan Hilir.

    (5) Yang dapat diangkat menjadi Direksi adalah Warga Negara Indonesia yang memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Berpendidikan formal paling rendah setingkat D-3 atau sarjana muda atau telah

    menyelesaikan minimal 110 SKS dalam pendidikan S-1; b. Paling sedikit 50% (lima puluh perseratus) dari anggota Direksi memiliki

    pengalaman sebagai pejabat dibidang operasional perbankan paling sedikit selama 2 (dua) tahun;

    c. Memiliki sertifikat kelulusan dari lembaga sertifikasi; d. Lulus uji kemampuan dan kepatutan oleh Bank Indonesia; e. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; f. Mempunyai akhlak serta moral yang baik; g. Tidak terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan yang

    mengkhianati Negara;

    h. Tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan keputusan Pengadilan; i. Sehat jasmani dan rohani; j. Umur Maksimal 55 tahun.

    Pasal 12 Direksi PD. BPR Rokan Hilir tidak boleh memangku Jabatan Rangkap seperti tersebut dibawah ini : a. Anggota Direksi atau pejabat eksekutif pada lembaga perbankan, perusahaan atau

    lembaga lain;

  • b. Jabatan Struktural dan Fungsional lainnya dalam instansi/Lembaga Pemerintah Daerah;

    c. Jabatan lain yang dapat mengganggu kelancaran tugas Perusahaan Daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

    Pasal 13 (1) Pengganti dan/atau perpanjangan masa jabatan anggota Direksi, calon anggota

    Direksi wajib memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia sebelum diangkat dan menduduki jabatannya;

    (2) PD. BPR Rokan Hilir wajib menyelenggarakan RUPS untuk mengangkat anggota Direksi yang telah disetujui Bank Indonesiapaling lambat 90 (sembilan puluh) hari sejak tanggal persetujuan Bank Indonesia;

    (3) Direksi PD. BPR Rokan Hilir diangkat oleh kepala daerah berdasarkan RUPS untuk masa jabatan selama-lamanya 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali setelah masa jabatan dimaksud berakhir sesuai dengan ketentuan perundang-undanganyang berlaku.

    Pasal 14 (1) Sebelum menjalankan tugas Anggota Direksi dilantik dan diambil sumpah jabatan

    oleh kepala daerah; (2) Setiap pengangkatan Anggota Direksi PD. BPR Rokan Hilir diberitahukan kepada

    Gubernur, Menteri Dalam Negeri dan Pimpinan Bank Indonesia.

    Pasal 15 Tata tertib dan cara menjalankan tugas Direksi ditetapkan oleh kepala daerah setelah mendapat persetujuan badan Pengawas, serta dengan memperhatikan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku antara lain : a. Direksi mengurus kekayaan PD. BPR Rokan Hilir;

    b. Direksi dapat mengangkat dan memberhentikan pegawai sesuai dengan kebutuhan PD. BPR Rokan Hilir;

    c. Direksi menetapkan susunan organisasi dan tata cara PD. BPR Rokan Hilir dengan persetujuan Badan Pengawas;

  • d. Direksi mewakili PD. BPR Rokan Hilir didalam maupun diluar pengadilan.

    Pasal 16 Direksi mengusulkan kepada kepala daerah melalui Badan Pengawas tentang Penghapusan/ Penjualan harta kekayaan PD. BPR Rokan Hilir yang tidak digunakan/ tidak bermanfaat lagi.

    Pasal 17 Direksi berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan yang telah mendapat persetujuan Badan Pengawas dan bank Indonesia dapat melakukan hal-hal sebagai berikut : a. Membuka Kantor Cabang, Kantor Kas dan Kegiatan Kas diluar kantor sesuai

    dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku; b. Membeli, menjual, menggadaikan barang atau dengan cara lain mendapat atau

    melepaskan hak atas barang-barang inventaris milik PD. BPR Rokan Hilir setelah mendapat persetujuan Badan Pengawas;

    Pasal 18 (1) Direksi berhenti karena :

    a. Masa jabatan berakhir; b. Meninggal dunia.

    (2) Direksi dapat diberhentikan oleh kepala daerah berdasarkan RUPS karena : a. Permintaan sendiri; b. Melakukan tindakan yang merugikan PD. BPR Rokan Hilir; c. Melakukan tindakan atau bersikap yang bertentangan dengan kepentingan

    Daerah atau Negara;

    d. Ada sesuatu hal yang mengakibatkan ia tidak dapat melaksanakan tugasnya secara wajar;

    e. Melakukan perbuatan tercela dibidang perbankan keuangan dan usaha lainnya dan terbukti melakukan tindak pidana kejahatan.

    (3) Direksi yang diduga melakukan perbuatan sebagaimana maksud Pasal 18 ayat (2) huruf b, c, d dan e diberhentikan sementara oleh Bupati;

  • (4) Kepala daerah memberitahukan secara tertulis Pemberhentian sementara sebagaimana maksud ayat (3) kepada yang bersangkutan disertai alasan-alasannya.

    Pasal 19 (1) Selambat-lambatnya dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak pemberhentian

    sementara, Badan Pengawas sudah melakukan sidang yang dihadiri oleh Direksi untuk menetapkan apakah yang bersangkutan diberhentikan atau direhabilitir kembali;

    (2) Apabila dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sebagaimana dimaksud ayat (1) badan Pengawas belum melakukan sidang, maka surat pemberhentian sementara batal demi hukum;

    (3) Apabila didalam persidangan dimaksud Direksi tidak hadir maka yang bersangkutan dianggap menerima keputusan yang ditetapkan oleh Badan Pengawas;

    (4) Keputusan Badan Pengawas sebagaimana dimaksud ayat (3) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah;

    (5) Apabila perbuatan yang dilakukan Direksi merupakan tindak pidana, maka yang bersangkutan diberhentikan dengan tidak hormat.

    Pasal 20 (1) Jika sidang tersebut pada Pasal 19 ayat (2) tidak dilakukan oleh Badan Pengawas

    dalam waktu 1 (satu) bulan setelah pemberhentian sementara itu diberitahukan menurut Pasal 19 ayat (4), maka pemberhentian sementara itu batal demi hukum;

    (2) Apabila tindakan tersebut dalam pasal 18 ayat (2) huruf b dan c merupakan tindak pidana, maka pemberhentian itu adalah pemberhentian dengan tidak hormat.

    Pasal 21 (1) Direksi yang dihentikan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan semenjak diterima

    Keputusan Kepala daerah tentang Pemberhentian dapat mengajukan keberatan secara tertulis kepada kepala daerah;

    (2) Selambatnya 2 (dua) bulan semenjak diterimanya permohonan keberatan, kepala daerah sudah mengambil keputusan apakah menerima atau menolak permohonan keberatan maksud;

  • (3) Apabila dalam waktu 2 (dua) bulan kepala daerah belum mengambil keputusan terhadap permohonan keberatan, maka Keputusan kepala daerah tentang pemberhentia batal demi hukum.

    BAB IX

    BADAN PENGAWAS Pasal 22

    (1) Badan Pengawas menetapkan kebijaksanaan umum, menjalankan pengawasan dan pengendalian serta, pembinaan terhadap PD. BPR Rokan Hilir .

    (2) Anggota Badan Pengawas PD. BPR Rokan Hilir sekurang-kurangnya berjumlah 2 (dua) orang , salah seorang di angkat menjadi Badan Pengawas;

    Pasal 18 (1) Direksi berhanti karena:

    a. Mesa Jabatannya berakhir; b. Meninggal Dunia;

    (2) Direksi dapat diberhentikan oleh kepala daerah berdasarkan RUPS karerna: a. Permintaan sendiri; b. Melakukan tindakan yang merugikan PD. BPR Rokan Hilir, c. Melakukan tindakan atau bersikap yang bortentangan dengan kepentingan Dearah

    atau Nagara;

    d. Ada sesuatu hal yang mengakibatkan ia tidak dapat metaksanakan tugasnya secara wajar;

    e. Melakukan perbuatan tercela dibidang perbankan, keuangan dan usaha lainya dan terbukti melakukan tindak pidana kejahatan.

    (3) Direksi yang diduga malakukan perbuatan sebagaimana maksud Pasal 18 ayat (2) huruf b, c, d dan e diberhentikan sementara oleh Bupai;

    (4) Kepala daerah memberitahukan secara tertulis Pemberhentian sementara sebagaimana maksud ayat (3) kepada yang bersangkutan disertai alasan-alasanyannya.

    Paul 19 (1) Selambat-lambatnya dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sajak pemberhentian

  • sementara, Badan Pengawas sudah malakukan sidang yang dihadiri oleh Direiksi untuk menetapkan apakah yang bersangkutan dibertentikan atau direhabilitir kembali;

    (2) Apabila dalam jangka 1 (satu) bulan sebagaimana dimaksud ayat (1) Badan Pengawas belum melakukan sidang, make surat pemberhentian sementara batal demi hukum;

    (3) Apabila dalam persidangan dimaksud Direksi tidak hadir maka yang bersangkutan dianggap menerima keputusan yang ditetapkan oleh Badan Pengawas;

    (4) Keputusan Badan Pengawas sebagaimana dimaksud ayat (3) ditetapkan dengan Keputusan Kepada daerah;

    (2) PD. BPR Rokan Hilir wajib menyelenggarakan RUPS untuk mengangkat arggota Badan Pengawas yang telah disetuji bank Indonesia paling lambat 90 (sembilan puluh) hari sejajak tanggal persetujuan Bank Indonesia;

    (3) Badan pengawas PD. BPR Rokan Hilir disingkat oleh kepala daerah berdasarkan RUPS untuk masa jabatan selama-lamanya 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali setelah mesa jabatan dimaksud berakhir sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku;

    Pasal 25

    (1) Sabakum menjalankan tugas Anggota Badan Pengawas dilanik dan diamil sumpah Jabatan oleh kepala daerah;

    (2) Setap pengangkatan anggota Bedan Pengawas PD. BPR Rokan Hiik diberitahukan kepada Gubernur, Menteri Dalam Negeri dan Pimpinan Bank Indonesia.

    Pasa1 26

    (1) Tugas pokok Badan Pengawas PD. BPR Rokan Hilir adalah : a. Merumuskan kebjakan pengurusan pengelolaan anggaran dan keuangan

    berdasarkan kebijakan kepala daerah dengan memperhatikan ketentuan perundangundangan yang beriaku;

    b. Mualakukan pengawasan terhadap tugas-tugas yang dilaksanakan oleh Direksi; c. Membuat laporan Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan

    serta menyampaikannya kepada Bank Indonezia (2) Fungsi Badan Pengawas antara lain :

    a. Menyusun tata tertib cara pengawasan dan pengelolaan PD. BPR Rokan Hilir;

  • b. Melakukan pengawasan pelaksanaan operasional PD. BPR Rokan Hilir: c. Menggariskan kebiJaksanaan anggaran dan keuangan PD. BPR Rokan

    Hilir

    d. Membantu dan mendorong usaha pembinaan dan pengembangan PD. BPR Rokan Hilir,

    e. Mengesahkan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan PD. BPR Rokan Hilir f. Menilai dan meneliti Iaporan kauangan tahunan yang disampaikan Direksi

    untuk disyahkan oleh RUPS; g. Memberikan Pertimbangan dan saran baik diminta maupun tidak diminta kepada

    kepala daerah untuk perbaikan dan pengembangan PD. BPR Rokian Hilir,

    Pasal 27 Pengawasan oleh Badan Pengawas PD. BPR Rokan Hilir dilakukan secara rutin atau sewaktu-waktu juka dipandang perlu;

    Pasal 28 Tata Tertib dan Tata Cara menjalankan tugas Badan Pengawas ditetapkan oleh kepala daerah sesuai dengan Ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang beriaku.

    Pasal 29 (1) Badan Pengawas berhenti karana :

    A. Masa Jabatannya berakhir, B. Meninggal Dunia;

    (2) Anggota Badan Pengawas dapat diberhentikan oleh kepala daerah berdasarakan RUPS karena :

    a. Permintaan sendiri; b. Melakukan tindakan yang merugikan bank atau perbuatan tercela; c. Melakukan tindakan atau bersikap yang bertentangan dengan kepentingan

    Daerah atau Negara:

    d. Tidak dapat melaksanakan tugas secara wajar, e. Melakukan tindakan tercela dibidang perbankan, keuangan dan usaha lainya

    serta terbukti melakukan tindak pidana kajahatan.

  • (3) kepala daerah mernberhentikan sementara Anggota Badan Pengawas yang diduga melakukan parbuatan tersebut ayat (2) huruf b, c, d dan e atas usulan RUF'S;

    (4) Pembarhentian sementara tersebut ayat (3) diberitahukan secara tertulis oleh kepada kepala daerah kepada Anggota Badan Pengawas yang bersangkutan disertai alasan alasan yang monyebabkan tindakan tersebut.

    (5) Dalam hal terjadi pemberhentian sementara sebagaimana tersebut ayat (3) dlakukan hal-hal sebagai berikut : a. Angota Badan Pergawas yang bersangkutan diberi pengawasan dalam

    waktu 1 (satu ) bulan pengawas tersebut diberitahukan tentang pemberhentian sementara:

    b. Jika Anggota Badan Pengawas yang bersangkutan tidak hakdir dalam persidangan tersebut tanpa alasan yang dapat diterima, yang bersangkutan dianggap menerima apapun yang di putuskan oleh RUPS;

    c. Delam sidang tersebut huruf a, RUPS memutuskan apakah Anggota Badan Pengawas yang bersangkutan tatap di usulkan untuk diberhentikan atau pemberhentian semardara dibatalkan. dan keputusan tersebut segera diasampaikan secara tertulis kepada daerah;

    d. Selambat-lambatnya 1(satu) bulan sejak sidang yang dimagsud huruf a, kepala daereh memberitahukan kepada keputusan terhadap usulan yang dimaksud huruf b, secara tertulis kepada anggota dewan pengawas yang bersangkutan, dalam hal pamberitahuan tidak dilakukan dalam waktu diatas, maka Pemberitahuan samentara itu batal demi hukum:

    e. Jika sidang tersebut azat (5) tkiak dilakukan oleh RUPS dalam maktu 1(satu) bulan setelah pemberhentian sementara itu diberitahukan menurut ayat (4). maka pemberhentiaan samentara itu batal demi hukum;

    (6) Apabila tindakan tersebut dalam ayat (2) huruf b dan c merupakan tindak pidana, make pemberhentian itu adalah pemberthentian dengan tklak hormat.

    Pasal 30 (1) Anggota Badan Pengawas yang dberhentikan, selambatlambatnya 1 (satu) bulan sejak

    diterimanya Keputusan kepala daerah tentang pemberhentian, dapat mengajukan keberatan secara tertulis kepada kepala daerah

    .:

  • (2) Selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sejakk diterimanya permohonan keberatan, kapala daerah sudah mengambil keputusan, apakah menerima atau menolak permohonan keberatan dimaksud;

    (3) Apabila dalam waktu 2 (dua) bulan sebagimana dimaksud ayat (2) kepala daerah belum mengambil keputusan terhadap permohonan keberatan, maka surat Keputusan kepala daerah tentang pemberhentian sementara batal demi hukum.

    Pasal 31 (1) Penghasilan Badan Pengawas dan Direksi diatur oleh kepala daerah atas usulan

    Badan Pengawas dengan berpedoman kepada Peraturan Perundang-undangan yang berlaku;

    (2) Peraturan gaji pegawai bank diatur oleh Direksi dengan Persetujuan Badan Pengawas dengan memperhatikan ketentuan Peraturan Perundang- undangan yang berlaku dan kemampuan Bank.

    BAB X

    PEGAWAI, DANA PENSIUN TUNJANGAN HARI TUA DAN PENGHARGAAN

    Pasal 32

    (1) Pegawai PD. BPR Rokan Hilir adalah Pegawai Bank Perkreditan Rakyat Pegawai yang status kepegawaiannya tidak disamakan dengan kepegawaian Perusahaan Daerah lainnya;

    (2) Tata cara penerimaan Pegawai Bank diatur olah Direksi PD. BPR Rokan Hilir.

    Pasal 33 Bank mengadakan dana pensiun dan tunjangan hari tua bagi Direksi dan Pegawai PD. BPR Rokan Hilir yang merupakan kekayaan Bank yang dipisahkan;

  • BAB XII RENCANA KERJA DAN ANGGARAN TAHUNAN

    Pass138

    (1) Direksi menyampaikan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan PD. BPR Rokan Hilir kepada Badan Pengawas untuk disyahkan, sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

    (2) Apabila sampai dengan Perrnulaan tahun buku, Badan Parpwas tidak mengemukakan keberetan, maka Rencana kerja dan angaran Tahunan PD. BPR Rokan Hilir dinyatakan berlaku;

    (3) Setiap perubahan Rencana Karja dan Anggaran Tahunan bank dalam tahun buku yang sedang berjalan harus mendapat persetujuan Badan Pengawas:

    (4) Rencana kerja da n Angaran yang telah disetujui oleh Badan Pengawas disampaikan kepada kepala daerah;

    (5) Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan yang tetah disetujui oleh Badan Pengawas disampaikan kepada Bank Indonesia untuk memperoleh persetujuan.

    BAB XIV TAHUN BUKU

    Pasal 39

    (1) Tahun Buku PD. BPR Rokan Hilir adalah TahunTakwin; (2) Selambat-lambatnya 6(enam) bulan setelah tahun buku berakhir, Direksi

    menyampaikan Perhitungan tahunan yang terdiri dari Neraca dan Perhitungan Laba Rugi yang telah diperiksa dan diteliti kepada Badan Pergawas dan diteruskan kepada RUPS untuk mendapat pengesahan;

    (3) Neraca den Perhitungan Laba Rugi tersebut harus ditanda tangani oleh para anggota direksi

    (4) Neraca dan perhitungan laba/rugi yang disyahkan oleh RUPS memberikan pembebasan tanggung jawab kepada Direksi dan Badan Pengawas;

    (5) Direksi wajib mernbuat laporan tahunan tentang perkembangan usaha bank yang telah disyahkan oleh RUPS untuk disampaikan kepada kepala daerah;

  • (6) Direksi wajib mengumumkan 1aporan keuangan yang telah disyahkan pada papan pengumuman PD. BPR Rokan Hilir mengenai kebijakan umum yang selayaknya di jalankan Bank;

    (7) Keputusan RUPS berdasarkan musyawarah dan mufakat; (8) Jika tidak tercapai kata mufakat sebagai mana dimaksud ayat (3) maka pendapat-

    pendapat yang dikemukakan dalam rapat disampaikan kepada kepala daerah untuk diambil keputusan setelah mendengar partirnbangan Badan Pengawas;

    (9) Tata Tertib RUPS dan cara pelaksanaannya diatur dengan peraturan sendiri dan ditetapkan oleh kepala daerah atas usul RUPS.

    BAB XII HAK SUARA/ MENGELUARKAN PENDAPATPENDAPAT

    Pasal 36

    (1) Hak suara dari Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir atau Bank Riau selaku pemegang saham dibawakan oleh kepala daerah dan/atau Direksi PT. Bank Riau atau pejabat yang ditunjuk;

    (2) Hak suara yang diberikan mengenai pemilihan seseorang sesuai dengan Peraturan Daerah ini dilakukan secara musyawarah untuk mencapai mufakat.

    Pasal 37

    (1) Setiap pemegang saham berhak mengeluarkan pendapat; (2) Cara mengeluarkan pendapat dapat dengan Lisan maupun Tulisan; (3) Pendapat-pendapat bagi setiap Anggota Pemegang Saham, apabila dikemukakan

    dalam RUPS dan atau Rapat Badan Pengawas, apabila sifat rapat itu mampunyai acara tentang pendapatan yang dikemukakan oleh pemegang saham yang bersangkutan;

    (4) Pendapat-pendapat para anggota pemegang saham yang diluar ketentuan yang dimuat dalam ayat 2 dan 3 pasal ini dianggap belum resmi

  • BAB XIII RENCANA KERJA DAN ANGGARAN TAHUNAN

    Pasal 38

    (1) Direksi menyampaikan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan PD. BPR Rokan Hilir kepada Badan Pengawas untuk disyahkan, sesual dengan ketentuan yang berlaku;

    (2) Apabita ssmpai dengan permulaan tahun buku, Badan PerVawas tfdak mengtunukakan keberetan, maka Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan PD. BPR Rokan HiAr diinyatakan beriaku;

    (3) Setiap perubahan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan bank dalam tahun buku yang sedang berjalan harus mendapat persetujuan Badan Pengawas;

    (4) Rencana Kerja dan Anggaran yang telah disetujui oleh Badan Pengawas disampaikan kepada kepala daerah;

    (5) Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan yang telah disetujui oleh Badan Pengawas disampaikan kepada Bank Indonesia untuk memperoleh persetujuan.

    BAB XIV TAHUN BUKU

    Pasal 39 (1) Tahun Buku PD. BPR Rokan Hilir adalah TahunTakwin; (2) Selambat-iambatnya 6 (enam) bulan setelah tahun buku berakhir, Direksi menyampaikan

    perhitungan tahunan yang terdiri dari Neraca dan Perhitungan Laba Rugi yang telah diperiksa dan diteliti kepada Badan Pengawas dan diteruskan kepada RUPS untuk mendapat pengesahan;

    (3) Neraca dan Perhitungan Laba Rugi tersebut harus ditanda tangani oleh para anggota Direksi

    (4) Neraca dan perhitungan laba/rugi yang disyahkan oleh RUPS memberikan pembebasan tanggung jawab kepada Direksi dan Badan Pengawas;

    (5) Direksi wajib membuat laporan tahunan tentang perkembanpen usaha bank yang telah disyahkan oleh RUPS untuk disampaikan kepada kepala daerah;

    (6) Direksi wajib mengumumkakn laporan keuangan yang talah disyahkan pada

  • papan pengumuman PD. BPR Rokan Hilir dan atau salah satu surat kabar harian yang terbit dalam daerah usaha bank 2 (dua) kali setahun setiap semester (posisi Juni dan Desember);

    (7) Tata cara pembuatan, penyampaian dan pongesahan perhitungan tahunan bank berpedoman kepada ketentuan Perundang-undangan yang berlaku.

    BAB XV PENETAPAN DAN PENGGUNAAN LABA BERSIH

    Pasal 40 (1) Laba Bersih PD. BPR Rokan Hilir yang telah disyahkan oleh RUPS setelah dipotong

    pajak, pembagianya ditetapkan sebagai berikut : a. Bagian laba untuk pemegang saham 50.00% b. Cadangan Umum 12.50% c. Cadangan Tujuan 12.50% d. Dana Kesejahteraan 12.50% e. Jasa Produksl 12.50%

    (2) Bagian laba untuk Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir sebagaimana dimaksud ayat (1) hunrf a dianggarkan dalam ayat penerimaan APBD tahun anggaran berikutnya;

    (3) Cadangan umum dan tujuan adalah pemupukan modal dan untuk pengembangan usaha PD. BPR Rokan Hillir pada masa yang akan datang;

    (4) Dana Kesejahteraan sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf d antara lain untuk dana pensiun pengurus dan pegawai, sosial dan lain sebagainya diatur tersendiri oleh Direksi setelah mendapat persetujuan Badan Pengawas;

    (5) Jasa Produksi dibagikan kepada pengurus dan pegawai PD. BPR Rokan Hilir yang penggunaanya diatur dan ditetapkan oleh Direksi.

    BAB XVI TANGGUNG JAWAB DAN TUNTUTAN GANTI RUGI

    Pasal 41 (1) Anggota Direksi dan atau Pegawai PD. BP'R Rokan Hilir yang dengan sengaja atau

    karena kelalaian menirnbulkan kerugian PD. BPR Rokan Hilir, wajib mengganti

  • kerugian tersebut; (2) Tata cara penyelesaian ganti rugi sebagaimana dimaksud ayat (1) disesuaikan dengan

    Ketentuan Perundang-undangan yang berlaku.

    BAB XVII KERJASAMA

    Pasal 42 PD. BPR Rokan Hilir dapat melakukan kerjasama dengan Bank Umum, Bank Pernbangunan Daerah Riau dan Bank Perkreditan Rakyat dan atau Lembaga Keuangan Perbankan maupun Lernbaqa lainnya dalam usaha peningatan modal, manajernen, propesialisme perbankan laimya setelah mendapat persetujuan Badan Pengawas.

    BAB XVIII PEMBINAAN

    Pasal 43 (1) Kepala daereh melakukan pembinaan permodalan, fasilitas terhadap PD. BPR Rokan

    Hilir dalam rangka Peningkatan daya guna dan hasil guna PD. BPR Rokan Hilir sebagai alat kelengkapan Otonomi Daerah;

    (2) PT. Bank Riau memberikan bantuan teknis terhadap Bank Perkreditan Rakyat; (3) Bank Indorasia melakukan pembinaan dan pengawasan teknis perbankan terhadap PD.

    BPR Rokan Hilir.

    BAB XIX

    PEMBUBARAN Pasal 44

    (1) Pembubaran PD. BPR Rokan Hilir ditetapkan dengan Peraturan Daerah setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia;

    (2) Kepala Daerah menunjuk Panitia Pembubaran Bank, dimaksud ayat (1); (3) Dalam hal PD. BPR Rokan Hilir dibubarkan, maka hutang dan kewajiban

    keuangan dibayar dari harta kekayaan bank; (4) Sedangkan sisa lebih menjadi hak pemilik saham dan sebaliknya apabila terjadi sisa

    kurang menjadi tanggung jawab pemegang saham; (5) Pertanggung jawaban pembubaran bank oleh panitia pembubaran disampaikan kepada

  • kepala daerah yang memberikan pembebasan tanggung jawab tentang pekerjaan yang telah diselesaikan oleh panitia pembubaran;

    (6) Kepala daerah menyelesaikan kewajiban Bank terhadap direksi, Badan Pengawas dan Pegawai PD. BPR Rokan Hilir yang dibubarkan;

    (7) Pembubaran Bank dilaporkan kepada pihak yang berwenang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

    BABXX KETENTUAN PERALIHAN

    Pasal 46 (1) Selambat-lambatnya 6 (enam) bulan satelah Peraturan Daerah ini dikeluarkan

    semua bentuk Tata Naskah Dinas PD. BPR Kubu dengan nama PD. BPR Rokan Hilir, (2) Direksi, Badan Pengawas dan Pegawai serta seluruh kekayaan dan asset termasuk utang

    piutanp yang seiama ini merupakan milk dan tangyurg jawab PD. BPR Kubu berubah dan menjadi milk dan tanggungjawab PD. BPR Rokan Hilir yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah ini.

    B A B XXI KETENTUAN PENUTUP

    Pasal 48 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Kepala Daerah.

    Pasal 47 Pada saat berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah nomor 18 Tahun 2004 tentang Perusahaan Daerah Perkreditan rakyat Kabupaten Rokan Hilir dinyatakan tidak berllaku.

    Pasal 48 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan peraturan Daerah ini dengan penmpatanya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Rokan Hilir.

  • Ditetapkan di : Bagansiapiapi Pada tanggal : 04 Juni 2007

    BUPATI ROKAN HILIR dto

    H. ANNAS MAAAMUM

    Diundangkan di : Bagansiapiapi

    PadA tanggal : 05 Juni 2007

    SEKRETARIS DHAERAH, dto

    Drs. H. ASRUL M. NOOR NIP. 010096333 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ROKAN HILIR TAHUN 2007 NOMOR 02

  • PENJELASAN ATAS

    PERATURAN DAERAH KABUPATEN ROKAN HILIR NOMOR : 02 TAHUN 2007

    TENTANG PERUSANAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT

    KABUPATEN ROKAN HILIR

    1. UMUM

    Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Rokan Hilir PD. BPR Rokan Hilir merupakan salah satu Perusahan Daerah yang bergerak dibidang keuangan dan perbankan yang didirikan dengan maksud dan tujuan untuk membantu mondorong parturnbuhan porekonomian dan menggerakkan pembangunan daerah dengaan membantu membiayai Pembargunan dan modernisasi ekonomi disegala bidang serta sebagai salah satu sumber Pendapatan Daerah dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat dalam arti luas sesuai dangan Peraturan dan Perundang-undangan yang berlaku.

    Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah berdasarkan Undang-undang Nornor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah serta Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 yang kewenangan Pernerintah Propinsi sebagai Daerah Otonomi telah memberikan kewenangan yang luas kepada pemerintah kabupaten, sehingga pamerintah kabupaten mulai menyempurnakan produk hukum daerah dalam rangka pelaksanaan Otonomi Daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab

    Dengan di terbitkan undang-undang Nomor 53 Tahun1999 tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kebupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun. Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi dan Kota Betam, maka dengan terbentuknya Rokan Hilir di adakan kesepakatan antara pemerintah kabupaten Bengkalis dengan pemerintah kabupaten Rokan Hilir yang terutang dalam No kesepakatan No. 180/HK/2003 dan No 06/HK2003tanggal 22 Agustus 2003 tentang Penyerahan Asset dan PD. BPR Kubu dari Pemerintah Kabupaten Bengkalis Kepada Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir yang telah dirubah menjadi Perusahaan Daerah Bank Perkreditan

  • Rakyat Hilir berdasarkan Peraturan Daerah No 18 Tahun 2 tentang Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Daerah Kabupaten Rokan Hilir perlu dilakukan penyempurnaan secara menyeluruh. Peraturan daerah itu dibuat sebagai pengganti Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 2004 tersebut.

    11. PASAL DEMI PASAL

    Pasal 1 s/d 7 : Cukup jelas Pasal 8 Ayat (1) : Modal Dasar PD. BPR Rokan Hilir secara kaseluruan adalah milik Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir dan PT. Bank Riau.

    (2) : Cukup jelas (3) : Cukup

    Pasal 9 s/d 12 : Cukup jelas Pasal 13 Ayat (1) : Untuk menjaga kelancaran pengurusan dan kesinambungan

    kerja, maka masa jabatan calon anggota Direksi diajukan oleh Direksi kepada Bank Indonesia sebelum RUPS untuk memperoleh persetujuan sebelum diangkat dan menduduki jabatannya

    (2) : Cukup jelas (3) : CukuP jelas

    Pasal 14 s/d 39 : Cukup jelas Pasal 40 ayat (1) : Cukup jelas (2) : Cukup

    jelas (3) : Cadangan Umum dapat dipergunakan untuk menutupi kerugian

    yang diderita oleh Bank dan pemupukan modal Bank, sedangkan cadangan tujuan adalah untuk pengembangan Bank yang pengunaannya ditetapkan oleh direksi setelah mendapat persetujuan Badan Pengawas;

    Pasal 41 s/d 48 : Cukup jelas TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ROKAN HILIR NOAMOR : 02 TAHUN 2007