pt bank mandiri (persero) tbk. stock valuation
TRANSCRIPT
Makalah Analisis Sekuritas
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Kelompok 8
Semester Genap 2015/2016
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Indonesia
Depok
Dhirza Wisesa 1306382360
Dyatmika PL 1306385803
Ekaputra Sananto 1306408220
Michael Halim 1306410572
1
Ticker: BMRI.JK
Tanggal: 9 Maret 2016
Target Price
Rp10.710 Kelompok 8
Highlights
Program Transformasi Bank Mandiri yang dimulai pada
tahun 2005 mendorong performa operasi perusahaan,
salah satunya dilihat dari penurunan non-performing
loans secara drastis.
Bayangan perlambatan ekonomi yang disebabkan oleh
pelemahan ekonomi China menjadi ancaman bagi
industri perbankan. Namun, pemerintah Indonesia juga
telah mengambil langkah seperti adanya paket kebijakan.
Penurunan suku bunga dan Giro Wajib Minimum bisa
menstimulus industri perbankan. Namun, rencana
pembatasan net interest margin di kisaran 3-4% bisa
melukai profitabilitas secara signifikan.
Pendapatan bunga dan non-bunga terus meningkat
secara stabil dengan pertumbuhan pinjaman dan deposit
di atas median industri.
Risiko utama meliputi pembatasan net interest margin,
perlambatan kondisi perekonomian Indonesia, dan
banyaknya mergers and acquisition perusahaan
perbankan yang menjadi pesaing langsung Bank Mandiri.
Valuasi perusahaan Bank Mandiri dengan metode Free
Cash Flow to Equity menghasilkan target harga 1 tahun
Rp10.710 dengan potensial upside 5.26%. Rekomendasi
kami untuk saham Bank Mandiri adalah HOLD.
MARKET PROFILE
Kisaran Harga 52 Minggu (Rp)
7,150-12,550
Volume Rata-Rata (3 Bulan)
21,761,000
Saham Beredar (Juta)
23,100
Kapitalisasi Pasar (Juta Rp)
231,000,000
Yield Dividen 2%
Beta 1.59
P/E Ratio (TTM) 11.47
-25%
-20%
-15%
-10%
-5%
0%
5%
10%
15%
20%
Mar
-12
Jun-
12
Sep
-12
Dec
-12
Mar
-13
Jun-
13
Sep
-13
Dec
-13
Mar
-14
Jun-
14
Sep
-14
Dec
-14
Mar
-15
Jun-
15
Sep
-15
Dec
-15
mo
nth
ly c
han
ge
Kinerja Saham
JKSE BMRI
Sumber: Yahoo Finance
Grafik 1: Kinerja Saham
Grafik 2: Market Profile
2
Ticker: BMRI.JK
Tanggal: 9 Maret 2016
Target Price
Rp10.710 Kelompok 8
Profil Perusahaan
Bank Mandiri merupakan bank yang didirikan oleh
pemerintah I ndonesia dalam rangka restrukturisasi
perbankan Indonesia dan berdiri pada 2 Oktober 1988. Bank
Mandiri merupakan gabungan dari empat bank pemerintah,
yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor
Impor Indonesia, dan Bank Pembangunan Indonesia.
Bank Mandiri memiliki visi untuk menjadi lembaga
keuangan Indonesia yang paling dikagumi dan selalu
progresif. Visi tersebut dicapai oleh Bank Mandiri melalu
misi-misi Bank Mandiri yaitu:
1. Berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasar
2. Mengembangkan sumber daya manusia professional
3. Memberikan keuntungan yang maksimal bagi
stakeholder
4. Melaksanakan manajemen terbuka
5. Peduli terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan
Untuk mendukung visi misi tersebut, Bank Mandiri
menerapkan lima nilai utama, yaitu trust, integrity,
professionalism, customer focus, dan excellence.
Strategi Perusahaan
Mulai tahun 2005, Bank Mandiri menerapkan strategi
yang dinamakan “Program Transformasi”. Program ini
dibagi menjadi tiga tahap, tahap pertama, tahap lanjutan, dan
tahap jangka panjang.
Pemilik Saham
Pemerintah RI
Pemodal Asing
BPJS Ketenagakerjaan JHT
Perorangan, Lokal
Lainnya
Sumber: Laporan Tahunan 2014
0
5,000,000,000
10,000,000,000
15,000,000,000
20,000,000,000
25,000,000,000
2010 2011 2012 2013 2014
Net Income
Sumber: Thomson Reuters
Grafik 3: Kepemilikan Saham
Grafik 4: Net Income
3
Ticker: BMRI.JK
Tanggal: 9 Maret 2016
Target Price
Rp10.710 Kelompok 8
Dalam strategi ini, Bank Mandiri berusaha untuk melakukan
peningkatan performa melalui implementasi budaya
perusahaan, pengendalian tingkat NPL dengan agresif,
meningkatkan pertumbuhan bisnis diatas rata-rata, serta
pengembangan program aliansi.
Program Transformasi Tahap I
Dalam tahap pertama yang dilakukan pada tahun
2005-2009, Bank Mandiri berfokus untuk menjadi Regional
Champion Bank. Untuk itu bank mandiri melakukan
beberapa hal, yaitu:
1. Rekonstruksi ulang fondasi perusahaan
2. Ekspansi bisnis untuk meningkatkan profit jangka
panjang
3. Konsolidasi bisnis jasa keuangan serta akuisi bank yang
menguntungkan
Melalui penerapan transformasi tahap pertama ini,
Bank Mandiri berhasil menurunkan nilai NPL yang
sebelumnya 15.34% pada tahun 2005 menjadi 0.62% pada
tahun 2010. Laba bersih juga meningkat signifikan dari Rp
0.6 trilliun pada tahun 2005 menjadi 9.2 trilliun di tahun
2010.
Program Transformasi Lanjutan
Untuk melanjutkan pencapaian di transformasi tahap
I, Bank Mandiri menargetkan nilai kapitalisasi pasar pada
tahun 2014 mencapai Rp 225 trilliun, dengan pangsa pasar
mencapai 16%, ROA dalam kisaran 2.5%, dan ROE 25%.
0
100,000,000,000
200,000,000,000
300,000,000,000
400,000,000,000
500,000,000,000
600,000,000,000
700,000,000,000
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Dana Pihak Ketiga
Sumber: Thomson Reuters
Sumber: EY, Bank Indonesia
Grafik 6: Nominal GDP, Loan-to-
GDP, TFP-to-GDP
Grafik 5: Dana Pihak Ketiga
4
Ticker: BMRI.JK
Tanggal: 9 Maret 2016
Target Price
Rp10.710 Kelompok 8
Dengan target tersebut, Bank Mandiri menargetkan diri
untuk menjadi 5 bank terbesar di ASEAN.
Untuk mewujudkan target tersebut, Bank Mandiri
memfokuskan diri pada transformasi lanjutan dengan
melakukan:
1. Menawarkan solusi keuangan yang komprehensif
kepada korporasi dan komersil
2. Peningkatan pelayanan perbankan ritel
3. Meraih posisi terdepan dalam perbankan ritel, terutama
dalam kredit perumahan, personal financing, kartu
kredit, dan mikrobanking.
Dari program transformasi tersebut, Bank Mandiri
terus memperkuat peran sebagai lembaga keuangan dan
intermediasi untuk mendukung perkembangan ekonomi
nasional. Beberapa pencapaian yang dicapai dari
transformasi tersebut adalah:
1. Pertumbuhan kredit sebesar 12.2% pada akhir tahun
2014 dengan rasio NPL 2,5%
2. Laba bersih tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar
9.2% dibandingkan pada tahun 2013
3. Dana pihak ketiga yang dikelola mengalami peningkatan
menjadi Rp 636,4 triliun pada akhir tahun 2014, yang
sebelumnnya Rp 556,4 trilliun
4. Bank Mandiri mendapatkan penghargaan sebagai bank
Indonesia terbaik dari Finance Asia, Asiamoney, dan
The Banker.
0
100,000,000,000
200,000,000,000
300,000,000,000
400,000,000,000
500,000,000,000
600,000,000,000
700,000,000,000
2010 2011 2012 2013 2014
Kredit Disalurkan
Sumber: Euromonitor
Grafik 7: NPL Indonesia
Grafik 8: Kredit Disalurkan
5
Ticker: BMRI.JK
Tanggal: 9 Maret 2016
Target Price
Rp10.710 Kelompok 8
Rencana & Strategi Jangka Panjang
Dalam strategi jangka panjang yang dilakukan dari
tahun 2015 hingga 2020, Bank Mandiri menargetkan untuk
menjadi bank terbaik dalam skala ASEAN di tahun 2020.
Bank Mandiri menargetkan pada akhir transformasi ini nilai
kapitalisasi mencapai USD 55 milliar serta ROE dalam
kisaran 23%-27%. Untuk mencapai visi tersebut, Bank
Mandiri menerapkan beberapa startegi diantaranya:
1. Memperkuat bisnis perbankan dalam bidang wholesale
dengan pendalaman hubungan nasabah. Hal ini
diharapkan dapat membantu Bank Mandiri
mengembangkan cakupannya hingga ke luar negeri.
2. Meningkatkan performa perbankan dalam segmen retail,
dengan akselerasi bisnis di segmen-segmen utama
seperti mikro, small medium enterprise, dan individual
Strategi tersebut akan didukung dengan penguatan
organisasi, peningkatan infrastruktur, dan sumber daya
manusia.
Analisis Makroekonomi
Pertumbuhan Ekonomi
Dalam 5 tahun terakhir, Indonesia mengalami
penurunan dalam pertumbuhan ekonomi. Penurunan ini
dimulai sejak tahun 2013 dimana pertumbuhan ekonomi
turun menjadi 5.57% dan terus mengalami penurunan
hingga tahun 2015 menjadi 4.79%. Penurunan pertumbuhan
ekonomi di Indonesia disebabkan oleh dua penyebab utama,
yaitu pelemahan ekonomi China dan kebijakan bank sentral
Amerika untuk menaikan suku bunga acuan.
0.00%
1.00%
2.00%
3.00%
4.00%
5.00%
6.00%
7.00%
Indonesia GDP Growth
Sumber: World Bank
0
5000000000
10000000000
15000000000
20000000000
25000000000
30000000000
2010 2011 2012 2013 2014
Capital Inflow
Sumber: World Bank
Grafik 9: Capital Inflow
Grafik 10: GDP Growth Indonesia
6
Ticker: BMRI.JK
Tanggal: 9 Maret 2016
Target Price
Rp10.710 Kelompok 8
Menyusul krisis ekonomi global yang terjadi, China
mengalami pelemahan ekonomi ditandai dengan
pertumbuhan ekonomi China hanya sebesar 6.9%, yang
merupakan level pertumbuhan terendah dalam 25 tahun
terakhir. Perlambatan ekonomi China berdampak kepada
ekspor Indonesia, dimana ekspor Indonesia sudah
mengalami penurunan sebesar US$ 13 milliar selama tiga
tahun terakhir. Kajian Bank Indonesia menunjukan bahwa
pelemahan pertumbuhan ekonomi China sebesar 1%
berpotensi untuk menurunkan kinerja ekspor Indonesia
sebesar 10.2%.
Penurunan pertumbuhan ekonomi Indonesia juga
dipengaruhi oleh kebijakan The FED untuk menaikan
kembali tingkat suku bunga. Kenaikan suku bunga FED
dapat menyebabkan terjadinya capital outflow yang dapat
berdampak langsung pada perekonomian Indonesia. Sebagai
gambaran, pada tahun 2014 terdapat Rp 181 triliun capital
inflow yang berbentuk foreign direct investment berupa
portofolio, sementara pada tahun 2015 capital inflow
mengalami penurunan menjadi Rp 43 triliun. Penurunan ini
menyebabkan menurunnya investasi yang terjadi di
Indonesia dan menurunkan pertumbuhan ekonomi. Tren ini
diperkirakan akan terus terjadi hingga tahun 2016, mengikuti
kebijakan FED menaikan suku bunga hingga 0.38% pada
awal tahun 2016.
0.00
50000000000.00
100000000000.00
150000000000.00
200000000000.00
250000000000.00
2010 2011 2012 2013 2014
Net Export
Sumber: World Bank
0.00%
2.00%
4.00%
6.00%
8.00%
10.00%
12.00%
2010 2011 2012 2013 2014
China GDP Growth
Sumber: World Bank
Grafik 11: GDP Growth China
Grafik 12: Net Export
7
Ticker: BMRI.JK
Tanggal: 9 Maret 2016
Target Price
Rp10.710 Kelompok 8
Pelemahan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat
berdampak langsung terhadap industri perbankan.
Penurunan nilai ekspor dapat menyebabkan pembiayaan
perbankan sektor ekspor mengalami penurunan. Penurunan
investasi juga dapat berdampak negatif, dengan menurunnya
dana pembiayaan yang dibutuhkan untuk pengembangan
investasi. Namun menurut SPIME yang dilakukan oleh
Bank Indonesia, diungkapkan bahwa perekonomian
Indonesia dapat membaik pada tahun 2016 hingga 4.83%
pada akhir tahun. Hal ini didukung dengan inflasi yang
terkendali, peningkatan belanja pemerintah, stimulus paket
kebijakan pemerintah, serta kebijakan Bank Indonesia untuk
menstimulasi investasi pasar.
Inflasi
Selama 5 tahun terakhir, Indonesia mengalami dua
kali tingkat inflasi terburuk sejak krisis ekonomi dunia tahun
2008, yaitu pada pertengahan tahun 2013 mencapai 8.79%
serta akhir tahun 2014 yang mencapai 8.36%.
Penyebab utama dari inflasi pada tahun 2013 dan
2014 adalah kenaikan harga bahan bakar bersubsidi jenis
premium. Kenaikan ini disebabkan oleh keputusan
pemerintah untuk mengurangi subsidi bahan bakar minyak
dan mengalokasikan subsidi tersebut kepada sektor ekonomi
lainnya. Perekonomian Indonesia yang selama ini selalu
bergantung kepada subsidi BBM mengalami shock akibat
kenaikan BBM yang kemudian menyebabkan tingginya
inflasi pada tahun 2013 dan 2014. Produk-produk seperti
listrik, bahan pangan, dan kendaraan umum adalah produk
yang paling terkena damapak kenaikan BBM.
0.00%
1.00%
2.00%
3.00%
4.00%
5.00%
6.00%
7.00%
8.00%
9.00%
10.00%
Dec
-10
Sep
-11
Jun
-12
Mar
-13
Dec
-13
Sep
-14
Jun
-15
Mar
-16
Inflasi
Sumber: Bank Indonesia
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
9000
Harga BBM Bersubsidi
Sumber: Pertamina
Grafik 13: Inflasi
Grafik 14: Harga BBM Bersubsidi
8
Ticker: BMRI.JK
Tanggal: 9 Maret 2016
Target Price
Rp10.710 Kelompok 8
Pada tahun 2015, inflasi sudah dapat dikendalikan
dengan tingkat inflasi tertinggi 7.18% di pertengahan tahun
dan 3.35% di akhir tahun 2015. Tingkat inflasi ini sesuai
dengan kebijakan pemerintah dengan target inflasi 4% plus
minus 1%. Inflasi yang terkendali ini dapat mengindikasikan
pasar Indonesia sudah menyesuaikan dengan perubahan-
perubahan yang terjadi dalam kondisi ekonomi serta
kebijakan pemerintah. Menurut SPIME Bank Indonesia,
inflasi yang terjadi pada tahun 2016 juga tidak akan jauh
berebeda dengan inflasi tahun sebelumnya.
Nilai Tukar Rupiah
Dalam 5 tahun terkahir, rupiah mengalami
penurunan nilai tukar yang signifikan terhadap dollar
amerika. Ada dua hal utama yang menyebabkan pelemahan
nilai rupiah, yaitu capital outflow akibat kebijakan bank
sentral amerika dan pelemahan ekonomi China.
Pada krisis ekonomi tahun 2008, Amerika Serikat
mencetak banyak mata uang dollar guna membayar utang
dan menyebabkan banyak dollar yang terinvestasikan di
negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Hal ini
menyebabkan nilai rupiah sangat menguat pada tahun 2010.
Namun mulai tahun 2013, beredar berita mengenai rencana
FED menaikan kembali tingkat suku bunga. Hal ini
mengakibatkan Indonesia mengalami capital outflow yang
cukup besar, mengakibatkan melemahnya rupiah secara
signifikan hingga puncaknya pada pertengahan tahun 2015
hingga Rp 14.733,50 per dollar Amerika.
0.00
2,000.00
4,000.00
6,000.00
8,000.00
10,000.00
12,000.00
14,000.00
16,000.00
Mar-12 Mar-13 Mar-14 Mar-15
USD/IDR
Sumber: Bank Indonesia
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0.3
0.35
0.4
FED Rate
Sumber: FRED
Grafik 15: FED Rate
Grafik 16: USD/IDR
9
Ticker: BMRI.JK
Tanggal: 9 Maret 2016
Target Price
Rp10.710 Kelompok 8
Mulai akhir 2015 hingga awal 2016, rupiah
mengalami penguatan kembali. Ada beberapa faktor yang
menyebabkan penguatan ini. Faktor internal disebabkan oleh
paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah.
Kebijakan tersebut dinilai meningkatkan sentimen positif
para investor asing, yang menyebabkan meningkatnya
capital inflow Indonesia. Pada awal 2016, terdapat capital
inflow sebesar 35 trilliun, yang merupakan setengah dari
seluruh capital inflow yang terjadi pada tahun 2015. Faktor
eksternal yang mempengaruhi penguatan rupiah adalah
kebijakan pemerintah Cina untuk menstabilkan mata uang
Rebimbi. Kebijakan ini menyebabkan penurunan
kepercayaan pasar Internasional kepada dollar, yang
berdampak pada penguatan nilai-nilai mata uang Asia
termasuk rupiah.
Analisis Industri
Pada bulan Februari 2016, Bank Indonesia
menurunkan suku bunga acuan dari 7.5% menjadi 7% dan
Giro Wajib Minimum dari 7.5% menjadi 6.5%. Hal ini
dilakukan untuk meningkatkan aktivitas peminjaman dan
likuiditas dana, dan bisa menjadi sentimen yang bagus bagi
sektor perbankan. Namun di sisi lain, Otoritas Jasa
Keuangan berencana untuk membatasi Net Interest Margin
yang merupakan selisih antara bunga penyimpanan dana dan
bunga peminjaman dana. Kebijakan ini merupakan sentimen
negatif karena profitabilitas bank akan terpengaruh secara
langsung.
0%
1%
2%
3%
4%
5%
6%
7%
8%
9%
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Giro Wajib Minimum
Sumber: Bank Indonesia
0.00%
1.00%
2.00%
3.00%
4.00%
5.00%
6.00%
7.00%
8.00%
BI Rate
Sumber: Bank Indonesia
Grafik 17: BI Rate
Grafik 18: Giro Wajib Minimum
10
Ticker: BMRI.JK
Tanggal: 9 Maret 2016
Target Price
Rp10.710 Kelompok 8
Sektor perbankan di Indonesia sendiri sedang
bertumbuh dengan cukup baik dengan regulasi yang
memadai dan likuiditas yang cukup untuk menghadapi
kejutan sistemik. Net interest margin perbankan di Indonesia
merupakan salah satu yang tertinggi di ASEAN, mencapai
5.32% pada bulan Agustus 2015. Indikator Non-Performing
Loans cenderung mengalami penurunan dari periode 2009-
2014, walaupun ada kenaikan dari tahun 2013 ke 2014 akibat
perlambatan ekonomi. Dari segi kredit konsumen,
pertumbuhan nilainya mencapai 19.7% CAGR dalam
periode 2010-2015. Jenis pinjaman lain juga bertumbuh
dengan tingkat yang cukup mengesankan. Didukung oleh
dicanangkannya program cashless society sejak tahun 2010
oleh Bank Indonesia, nilai transaksi dengan menggunakan
kartu kredit dan kartu prabayar (seperti e-money Bank
Mandiri) meningkat sebesar 12.7% dan 46.8% CAGR dalam
periode 2010-2015.
Industri perbankan masih memiliki potensi
perkembangan karena penetrasi perbankan yang masih
sangat kecil. Pada tahun 2014, rasio loan-to-GDP Indonesia
merupakan yang terkecil di antara negara-negara Asia
Pasifik lainnya. Namun selain potensi pertumbuhan, sektor
perbankan menghadapi beberapa tantangan. Secara global,
perlambatan ekonomi dunia dan terutama China akan
menghambat produksi berbagai industri sektor riil yang akan
menghambat jumlah pengajuan kredit. Secara nasional,
kebijakan pembatasan Net Interest Margin oleh OJK dengan
target mencapai level 3-4% akan memberi tantangan
terhadap profitabilitas perbankan.
Sumber: EY, Bank Indonesia
Grafik 19: NIM dan NPL Indonesia
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
35.00
BankCentralAsia Tbk
PT
BankMandiri
(Persero)Tbk PT
BankNegara
Indonesia(Persero)
Tbk PT
BankMega Tbk
PT
BankCIMB
Niaga TbkPT
Card Payment Transactions Value (%share)
Sumber: Euromonitor, Estimasi Tim
Grafik 20: Pembayaran dengan Kartu
11
Ticker: BMRI.JK
Tanggal: 9 Maret 2016
Target Price
Rp10.710 Kelompok 8
Posisi Bank Mandiri di Industri
Dibandingkan dengan median industri, Bank
Mandiri memiliki Net Interest Margin yang lebih tinggi pada
5.97% dibandingkan dengan 3.48% pada tahun 2014.
Pertumbuhan nilai pinjaman dan deposito Bank Mandiri
juga di atas median industri. Pertumbuhan nilai pinjaman
pada tahun 2014 mencapai 13.1% dibandingkan dengan
median industri 11.1%. Pertumbuhan nilai deposito pada
tahun 2014 mencapai 15% dibandingkan dengan median
industri 10.4%. Bank Mandiri juga memiliki Pretax Return
on Asset yang lebih tinggi pada 3.3% dibandingkan dengan
median industri 1.7%. Maka, Bank Mandiri dapat
memberikan tingkat pengembalian dari hasil investasi yang
lebih tinggi dari industri.
Bank Mandiri dibandingkan dengan Kompetitor
Di kategori jumlah pembayaran dengan kartu kredit
dan debit tahun 2014, Bank Mandiri menyumbangkan
kontribusi sebesar 14.4%, terbesar kedua setelah Bank
Central Asia. Dalam kategori jumlah pembayaran dengan
kartu kredit, Bank Mandiri menyumbangkan kontribusi
terbesar ketiga setelah Bank Central Asia dan Bank Mega
dengan 11.3%. Dalam kateogri jumlah pembayaran dengan
kartu debit, Bank Mandiri berkontribusi terbesar kedua
setelah Bank Central Asia dengan 18.6%. Dalam kategori
nilai transaksi kartu prabayar, Bank Mandiri merupakan
kontributor terbesar dengan 42%.
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
Bank CentralAsia Tbk PT
Bank Mandiri(Persero) Tbk
PT
Bank NegaraIndonesia
(Persero) TbkPT
Debit Transactions Value (%share)
Sumber: Euromonitor, Estimasi Tim
Grafik 21: Pembayaran Debit
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
35.00
40.00
45.00
Bank Mandiri(Persero) Tbk
PT
Bank CentralAsia Tbk PT
Bank MegaTbk PT
Pre-Paid Transactions Value (%share)
Sumber: Euromonitor, Estimasi Tim
Grafik 22: Pembayaran Kartu Prabayar
12
Ticker: BMRI.JK
Tanggal: 9 Maret 2016
Target Price
Rp10.710 Kelompok 8
Dalam hal valuasi oleh pasar, Bank Mandiri memiliki rasio
P/E (TTM) sebesar 11.05, lebih rendah dari sektor
perbankan yang memiliki P/E (TTM) 13.80. Artinya, Bank
Mandiri dihargai lebih murah dibandingkan kompetitornya
di sektor perbankan.
Analisis SWOT
Strengths
Reputasi yang sangat baik di mata konsumen dan
nasabah. Hal ini berkontribusi besar dalam hal
keamanan.
Luasnya jaringan kantor cabang dan ATM. Saat ini,
Bank Mandiri memiliki 2.263 kantor cabang dan 13.429
ATM Bank Mandiri yang tersebar di seluruh Indonesia.
Jumlah ini belum lagi ditambah dengan jaringan ATM
Link sejumlah 45.986 di Indonesia.
Mandiri internet bisnis adalah layanan e-banking untuk
melakukan transaksi financial dan non-financial dengan
aplikasi internet untuk segmen perorangan dan
perusahaan khususnya kategori perusahaan kecil dan
menengah.
Weaknesses
KTA yang ditawarkan Bank Mandiri masih memiliki
beberapa kelemahan yaitu bunga yang ditawarkan lebih
tinggi dari pada lembaga lain, ada jumlah maksimal uang
yang boleh dipinjam.
0.00
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
12.00
14.00
16.00
18.00
20.00
BankCentral Asia
Tbk PT
Bank MegaTbk PT
BankMandiri
(Persero)Tbk PT
Bank NegaraIndonesia(Persero)
Tbk PT
Bank CIMBNiaga Tbk
PT
Credit Card Transactions Value (%share)
Sumber: Euromonitor, Estimasi Tim
Grafik 23: Pembayaran Kartu Kredit
13
Ticker: BMRI.JK
Tanggal: 9 Maret 2016
Target Price
Rp10.710 Kelompok 8
E-cash memiliki beberapa kelemahan yaitu susah untuk
mengakses jika server bermasalah, timbulnya kejahatan
seperti penyadapan,pembobolan, danmembutuhkan
internet. Jika tidak ada internet, maka transaksi tidak
akan berjalan.
Opportunities
Bank Mandiri memiliki peluang
dalam meningkatkan financial inclusion, yaitu perluasan
akses layanan perbankan kepada masyarakat yang belum
memanfaatkan jasa layanan perbankan.
Pengembangan infrastruktur di luar Jawa akan
memperluas kesempatan untuk ekspansi secara
operasional bagi Bank Mandiri, mengingat masih
banyaknya warga Indonesia yang belum memakai jasa
Bank.
Threats
Penggunaan teknologi yang semakin canggih oleh para
pesaing dalam memberikan pelayanan kepada
pihak nasabah.
Meningkatnya merger & akuisisi bank-bank kecil yang
berpotensi memperketat persaingan di Indonesia dan
mengancam dominasi bank-bank Big Four. Juga
ditambah kehadiran Bank Syariah yang menambah
persaingan.
TotalStreng
th
TotalOpportunite
s
TotalWeaknesses
TotalThreat
s
Grafik 24: SWOT Analysis
14
Ticker: BMRI.JK
Tanggal: 9 Maret 2016
Target Price
Rp10.710 Kelompok 8
Keuangan
Selama 2010-2014, Bank Mandiri selalu berhasil
meningkatkan pendapatannya, baik dari pendapatan bunga
(interest income) maupun pendapatan non-bunga (non-
interest income). Hal ini menunjukkan performa perusahaan
yang selalu meningkat secara stabil. Profit margin
perusahaan juga meningkat dari tahun 2010 hingga 2014
walaupun sempat ada penurunan dari tahun 2013 ke 2014.
Dari tahun 2010-2014, Pretax Return on Asset Bank
Mandiri cukup stabil. Hal ini dikarenakan pertumbuhan aset
sebesar 13.71% CAGR, yang ditopang oleh pertumbuhan
pinjaman bersih (net loans). Pinjaman bersih yang
merupakan 68.09% dari total aset, bertumbuh sebesar
16.61% CAGR dari 2010-2014. Pretax Return on Equity
Bank Mandiri mengalmi penurunan yang cukup signifikan
selama 2010-2014. Hal ini dikarenakan oleh pertumbuhan
ekuitas yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan
pendapatan bersih Bank Mandiri. Walaupun demikian,
Pretax Return on Equity Bank Mandiri masih lebih tinggi
dibandingkan dengan median industri.
Efficiency ratio mengukur seberapa besar biaya
operasi bank dibandingkan dengan pendapatannya. Semakin
kecil rasionya, berarti bank tersebut semakin efisien. Selama
4 tahun terakhir efficiency ratio Bank Mandiri berkisar di
antara 46 - 49%, di bawah median industri yaitu 60.2%. Hal
ini menandakan bahwa Bank Mandiri mampu menangani
biaya operasinya secara lebih efisien dari perusahaan
pesaing.
0.00%
5.00%
10.00%
15.00%
20.00%
25.00%
30.00%
0
10,000,000
20,000,000
30,000,000
40,000,000
50,000,000
60,000,000
70,000,000
2010 2011 2012 2013 2014
Interest Income
Non-Interest Income
Profit Margin
Sumber: Thomson Reuters, Estimasi Tim
Grafik 25: Pendapatan dan Profit Margin
0.0%
5.0%
10.0%
15.0%
20.0%
25.0%
30.0%
35.0%
40.0%
2010 2011 2012 2013 2014
Pretax ROA Pretax ROE
Sumber: Thomson Reuters, Estimasi Tim
Grafik 26: Pretax ROA dan Pretax ROE
36.0%
38.0%
40.0%
42.0%
44.0%
46.0%
48.0%
50.0%
2010 2011 2012 2013 2014
Efficiency Ratio
Grafik 27: Efficiency Ratio
Sumber: Thomson Reuters, Estimasi Tim
15
Ticker: BMRI.JK
Tanggal: 9 Maret 2016
Target Price
Rp10.710 Kelompok 8
Pertumbuhan pinjaman (loans) dan deposit dapat
menjadi indikator pertumbuhan aset sebuah bank.
Pertumbuhan pinjaman Bank Mandiri sempat meningkat
tajam di tahun 2011 hingga 33.4% dan kemudian menurun
hingga 13.1% di tahun 2013. Pertumbuhan deposit Bank
Mandiri cenderung meningkat secara stabil selama lima
tahun terakhir. Pertumbuhan pinjaman dan deposit Bank
Mandiri berada di atas median industri yang menandakan
performa bank yang lebih baik dari pesaingnya. Rasio loan-
to-deposit mengukur seberapa baik sebuah bank mengubah
dana pihak ketiga menjadi pinjaman. Dalam lima tahun
terakhir, rasio loan-to-deposit Bank Mandiri selalu
meningkat secara stabil. Berarti, kemampuan Bank Mandiri
mengutilisasi dana pihak ketiga terus meningkat.
Valuasi
Metode yang digunakan untuk valuasi harga saham Bank
Mandiri yaitu metode Free Cash Flow to Equity atau biasa
dikenal dengan FCFE. Model FCFE menilai suatu
perusahaan berdasarkan kemampuannya untuk
menghasilkan cashflow kepada pemegang ekuitas.
Kalkulasi
Untuk melakukan valuasi suatu saham dengan metode FCFE
pertama-tama harus mengetahui Free Cash Flownya terlebih
dahulu, karena Free Cash Flow yang dibutuhkan adalah Free
Cash Flow yang ada di masa depan 2015-2018 maka diambil
dari hasil proyeksi yang telah kami buat.
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
100.00%
2010 2011 2012 2013 2014
Loan-to-Deposit
Grafik 29: Loan-to-Deposit
Sumber: Thomson Reuters, Estimasi Tim
0.0%
10.0%
20.0%
30.0%
40.0%
2010 2011 2012 2013 2014
Loan Growth
Deposit Growth
Grafik 28: Pertumbuhan loan dan deposit
Sumber: Thomson Reuters, Estimasi Tim
Rf 7%
MRP 3.4%
Beta 1.59
Ke1 12.78%
CAPM Normal
Rf 5.75%
MRP 3.4%
Beta 1
Ke2 9.150%
CAPM Terminal Value
Grafik 30: CAPM1
Grafik 31: CAPM2
16
Ticker: BMRI.JK
Tanggal: 9 Maret 2016
Target Price
Rp10.710 Kelompok 8
Proyeksi Income Statement dan Balance Sheet dari Bank
Mandiri dapat dilihat di lampiran. Free Cash Flow to
Equity dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒 + 𝐷𝑒𝑝𝑟𝑒𝑐𝑖𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 − 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑥𝑝𝑒𝑛𝑑𝑖𝑡𝑢𝑟𝑒
− 𝛥𝑁𝑊𝐶 − 𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑃𝑎𝑦𝑚𝑒𝑛𝑡
+ 𝑁𝑒𝑤 𝐷𝑒𝑏𝑡 𝐼𝑠𝑠𝑢𝑒𝑑
− 𝑃𝑟𝑒𝑓𝑓𝑒𝑟𝑒𝑑 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑
− 𝑃𝑟𝑒𝑓𝑓𝑒𝑟𝑒𝑑 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 𝐼𝑠𝑠𝑢𝑒𝑑
Setelah didapatkan FCFE dari masig-masing tahun, kami
harus mencari Cost of Equity dari saham tersebut, untuk pe
nghitungan Cost of Equity kami menggunakan CAPM
(Capital Asset Pricing Model) dengan rumus sebagai
berikut:
𝑅𝑓 + β(Rm − Rf)
Di mana:
Rf = Risk Free Rate, dimana kami menggunakan yield to
maturity obligasi pemerintah jangka 10 tahun per tanggal 16
Februari 2016.
β = Beta, kami menggunakan Reuters sebagai sumber
perhitungan Beta BMRI
(Rm-Rf) = Market Risk Free Rate, kami menggunakan
perhitungan dari market-risk-premium.com.
Setelah itu FCFE untuk masing-masing tahun di-
discount berdasarkan dengan Cost of Equitynya sehingga
mendapatkan Present Value dari FCFE tersebut. Karena
adanya perbedaan growth antar periode, maka FCFE yang
dipakai adalah Two-Stage Growth maka sebelum Sum
FCFE bisa dibagi dengan jumlah Shares Outstanding, maka
perlu dicari Terminal Valuenya terlebih dahulu.
2015 11,058,951.01
2016 12,119,361.34
2017 13,273,177.23
TV 353,962,033.67
FCFE (Rpmio)
Grafik 32: FCFE
17
Ticker: BMRI.JK
Tanggal: 9 Maret 2016
Target Price
Rp10.710 Kelompok 8
Terminal Value adalah nilai dari suatu perusahaan
pada tanggal valuasi tertentu biasanya dikarenakan expected
growth yang stabil dari titik tersebut. Nilai cost of equity
yang digunakan untuk menghitung terminal value pun
berbeda untuk merepresentasikan keadaan jangka panjang.
Setelah didapatkan Terminal Value, dapat dibagi dengan
jumlah Shares Outstanding untuk mendapatkan valuasi
harga saham, dan dapat dibandingkan dengan harga saham
sebenarnya saat ini untuk mencapai keputusan Buy, Sell, atau
Hold. Hasil valuasi kami dengan menggunakan metode
FCFE mencapai pada angka Rp10.710 untuk saham Bank
Mandiri dengan potential upside 5.26%, dibandingkan
dengan harganya per tanggal 15 Maret 2016 yaitu Rp.
10,175.00. Maka kelompok kami menyarankan untuk
HOLD untuk saat ini berdasarkan perhitungan tersebut.
Risiko
Risiko Kredit (CR)
Bank masih membangun loan-loss provision, untuk
mempersiapkan diri untuk jumlah bad loans pada
quarter-quarter ke depan. Hal ini mengacu pada average
net income growth 10 bank terbesar yang turun sebesar
3.9 year yoy. Di waktu yang sama, provisi untuk kerugian
loan naik dengan rata-rata 85.3%. Non-performing loans
(NPL) to total loans ratio di September turun ke 2.71% pada
Agustus. Tapi NPL ratio masih lebih tinggi
dibandingkan dengan Q2 tahun ini di 2.56%.
18
Ticker: BMRI.JK
Tanggal: 9 Maret 2016
Target Price
Rp10.710 Kelompok 8
Risiko Pasar (MR)
Interest rate risk: Dewan Gubernur Bank Indonesia setuju
pada 17 Februari 2016 untuk menurunkan BI rate 25 bps
menjadi 7%. Kebijakan ganda penurunan BI Rate dan
primary reserve requirement diharapkan untuk
memperkuat usaha untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
Risiko Operasional (OR)
- Country risk (OR1)
Yang pertama adalah bencana alam. Selanjutnya
adalah kekerasan etnis dan agama. Indonesia telah
menyaksikan kekerasan yang berkelanjutan maupun
struktural sepanjang sejarahnya. Dan yang terakhir
adalah Islam radikal.
- Political risk (OR2)
Masalah utama terletak pada budaya korupsi dan
kinerja pemerintahan. Indonesia belum pernah
mengesankan di Indeks Persepsi Korupsi Tahunan
(diterbitkan oleh Transparency International). Terlepas dari
isu korupsi, ada faktor lain yang secara negatif
mempengaruhi efektivitas dan kinerja pemerintahan yang
amanah di Indonesia.
- Acquisition Risks (OR3)
Ada 118 bank komersial di Indonesia dan OJK telah
mempunyai blueprint untuk mengurangi jumlah bank
menjadi hanya 60 sampai 70 selama 10 tahun ke depan
melalui berbagai merger dan akuisisi.
CR & MR
OR1 & OR2
OR3
LRCoR
1
2
3
1 2 3
Pro
bab
ility
Impact
Grafik 33: Risk Matrix
19
Ticker: BMRI.JK
Tanggal: 9 Maret 2016
Target Price
Rp10.710 Kelompok 8
Risiko Hukum (LR)
Di bawah peraturan ini, bank boleh mengakuisisi
lebih dari 40% kepemilikan bank lain. Tapi, persetujuan
BI diperlukan dan bank harus memenuhi kriteria, composite
rating bank 1 atau 2, minimal Tier-1 capital 6%, dan
berkomitmen untuk perkembangan ekonomi Indonesia.
Risiko Kepatuhan (CoR)
Rata-rata NIM bank-bank Indonesia adalah 5.39%,
termasuk tinggi dibanding rata-rata NIM di ASEAN.
NIM yang turun berarti bank-bank kurang profitable
dan ini juga berarti turunnya dividend payouts
untuk shareholders. Penurunan NIM harus diwaspadai
Bank Mandiri dalam mengawasi kepatuhan cabang-
cabangnya.
20
Ticker: BMRI.JK
Tanggal: 9 Maret 2016
Target Price
Rp10.710 Kelompok 8
Appendix 1: Balance Sheet
2014 2015 2016 2017 2018
Assets (IDR Thousands)
Cash & Due from Banks 71,303,403,000.00 82,719,958,124.71 95,955,151,424.67 111,307,975,652.61 129,117,251,757.03
Other Earning Assets, Total 171,078,186,000.00 198,468,388,738.07 230,223,330,936.16 267,059,063,885.94 309,788,514,107.69
FedFundsSold/ScrtyPurch UnderResaleAgrmt 19,744,804,000.00 22,911,643,077.71 26,577,505,970.14 30,829,906,925.36 35,762,692,033.42
Trading Account Assets 11,651,696,000.00 13,489,105,881.25 15,647,362,822.25 18,150,940,873.81 21,055,091,413.62
Other Short Term Investments 40,465,158,000.00 46,914,316,778.16 54,420,607,462.67 63,127,904,656.70 73,228,369,401.77
Securities Held 86,209,396,000.00 99,978,078,884.54 115,974,571,506.07 134,530,502,947.04 156,055,383,418.57
Total Investment Securities 86,209,396,000.00 99,978,078,884.54 115,974,571,506.07 134,530,502,947.04 156,055,383,418.57
Customer Acceptances 13,007,132,000.00 15,076,059,514.34 17,488,229,036.63 20,286,345,682.49 23,532,160,991.69
Net Loans 582,155,601,000.00 675,347,955,481.01 783,403,628,357.97 908,748,208,895.25 1,054,147,922,318.49
Total Gross Loans 529,956,328,000.00 614,746,163,617.46 713,105,549,796.26 827,202,437,763.66 959,554,827,805.85
Loan Loss Allowances (17,901,799,000.00) (20,729,581,832.21) (24,046,314,925.37) (27,893,725,313.42) (32,356,721,363.57)
Unearned Income
Property/Plant/Equipment, Total - Gross 15,487,052,000.00 17,952,412,974.31 20,824,799,050.20 24,156,766,898.23 28,021,849,601.95
Buildings - Gross 3,309,328,000.00 3,868,199,480.65 4,487,111,397.56 5,205,049,221.17 6,037,857,096.56
Land/Improvements - Gross 2,839,124,000.00 3,273,091,868.24 3,796,786,567.16 4,404,272,417.91 5,108,956,004.78
Machinery/Equipment - Gross 7,400,371,000.00 8,629,060,379.92 10,009,710,040.70 11,611,263,647.22 13,469,065,830.78
Construction in Progress - Gross 1,925,734,000.00 2,281,245,847.56 2,646,245,183.17 3,069,644,412.48 3,560,787,518.48
Other Property/Plant/Equipment - Gross 12,495,000.00
Property/Plant/Equipment, Total - Net 8,928,856,000.00 10,315,198,615.07 11,965,630,393.48 13,880,131,256.44 16,100,952,257.47
Accumulated Depreciation, Total (6,558,196,000.00) (7,637,214,359.24) (8,859,168,656.71) (10,276,635,641.79) (11,920,897,344.48)
Goodwill, Net 423,115,000.00 495,923,010.34 575,270,691.99 667,314,002.71 774,084,243.14
Intangibles, Net 1,221,468,000.00 1,388,584,428.95 1,610,757,937.58 1,868,479,207.60 2,167,435,880.82
Other Long Term Assets, Total 4,189,120,000.00 4,860,045,501.33 5,637,652,781.55 6,539,677,226.59 7,586,025,582.84
Other Assets, Total 15,739,924,000.00 18,249,966,780.51 21,169,961,465.39 24,557,155,299.86 28,486,300,147.84
Total Assets 855,039,673,000.00 997,140,054,017.50 1,162,006,255,485.64 1,353,114,525,906.37 1,569,438,191,017.91
Liabilities (IDR Thousands) -
Accrued Expenses 3,880,273,000.00 4,463,307,093.06 5,177,436,227.95 6,005,826,024.42 6,966,758,188.33
Total Deposits 655,070,304,000.00 759,853,236,442.95 881,429,754,273.82 1,022,458,514,957.63 1,186,051,877,350.85
Other Bearing Liabilities, Total 13,114,059,000.00 15,175,244,116.40 17,603,283,175.03 20,419,808,483.03 23,686,977,840.31
Total Short Term Borrowings 6,354,894,000.00 7,339,660,553.03 8,514,006,241.52 9,876,247,240.16 11,456,446,798.59
Current Port. of LT Debt/Capital Leases 7,620,767,000.00 8,827,429,584.05 10,239,818,317.50 11,878,189,248.30 13,778,699,528.03
Other Current l iabilities, Total 1,875,141,000.00 2,182,061,245.50 2,531,191,044.78 2,936,181,611.94 3,405,970,669.85
Total Long Term Debt 22,362,536,000.00 24,822,414,960.00 27,552,880,605.60 30,583,697,472.22 33,947,904,194.16
Total Debt 36,338,197,000.00 40,989,505,097.08 46,306,705,164.62 52,338,133,960.68 59,183,050,520.77
Minority Interest 2,186,681,000.00 2,578,799,653.77 2,991,407,598.37 3,470,032,814.11 3,747,635,439.24
Other Liabilities, Total 39,917,137,000.00 46,319,209,165.76 53,730,282,632.28 62,327,127,853.44 67,313,298,081.72
Total Liabilities 752,381,792,000.00 871,561,362,814.52 1,009,770,060,116.85 1,169,955,625,705.25 1,350,355,568,091.07
Shareholders Equity (IDR Thousands)
Common Stock, Total 11,666,667,000.00 11,666,667,000.00 11,666,667,000.00 11,666,667,000.00 11,666,667,000.00
Common Stock 11,666,667,000.00 11,666,667,000.00 11,666,667,000.00 11,666,667,000.00 11,666,667,000.00
Additional Paid-In Capital 17,316,192,000.00 17,316,192,000.00 17,316,192,000.00 17,316,192,000.00 17,316,192,000.00
Retained Earnings (Accumulated Deficit) 74,042,745,000.00 97,091,755,213.33 123,828,607,060.79 154,843,355,203.84 190,820,463,049.78
ESOP Debt Guarantee
Unrealized Gain (Loss) (571,348,000.00) (694,292,214.48) (805,378,968.79) (934,239,603.80) (1,008,978,772.10)
Other Equity, Total 203,625,000.00 198,369,204.14 230,108,276.80 266,925,601.09 288,279,649.18
Translation Adjustment 203,625,000.00 198,369,204.14 230,108,276.80 266,925,601.09 288,279,649.18
Other Equity
Total Equity 102,657,881,000.00 125,578,691,202.99 152,236,195,368.80 183,158,900,201.13 219,082,622,926.85
Total Liabilities & Shareholders' Equity 855,039,673,000.00 997,140,054,017.51 1,162,006,255,485.65 1,353,114,525,906.38 1,569,438,191,017.92
21
Ticker: BMRI.JK
Tanggal: 9 Maret 2016
Target Price
Rp10.710 Kelompok 8
Appendix 2: Income Statement
2014 2015 2016 2017 2018
Interest Income, Bank 62,637,942,000 72,663,224,601.54 84,289,340,537.79 97,775,635,023.84 113,419,736,627.65
Interest & Fees on Loans 49,356,220,000 57,256,554,325.08 66,417,603,017.09 77,044,419,499.82 89,371,526,619.79
Interest & Dividends on Investment Secs. 6,287,321,000 7,290,720,540.70 8,457,235,827.22 9,810,393,559.57 11,380,056,529.10
Interest on Deposits 1,104,672,000 1,284,487,181.88 1,490,005,130.98 1,728,405,951.93 2,004,950,904.24
Other Interest Income 5,889,729,000 6,831,462,553.89 7,924,496,562.51 9,192,416,012.51 10,663,202,574.51
Total Interest Expense 23,505,518,000 27,268,442,967.20 31,631,393,841.95 36,692,416,856.66 42,563,203,553.73
Interest on Deposit 21,395,634,000 24,821,459,006.20 28,792,892,447.19 33,399,755,238.74 38,743,716,076.94
Interest on Other Borrowings 2,109,884,000 2,446,983,961.00 2,838,501,394.76 3,292,661,617.93 3,819,487,476.80
Net Interest Income 39,132,424,000 45,394,781,634.34 52,657,946,695.84 61,083,218,167.17 70,856,533,073.92
- - - -
Loan Loss Provision 5,534,649,000 6,422,435,909.38 7,450,025,654.88 8,642,029,759.66 10,024,754,521.21
Net Interest Inc. After Loan Loss Prov. 33,597,775,000 38,972,345,724.96 45,207,921,040.96 52,441,188,407.51 60,831,778,552.71
- - - -
Non-Interest Income, Bank 22,728,835,000 26,364,278,805.66 30,582,563,414.56 35,475,773,560.89 41,151,897,330.63
Fees & Commissions from Operations 9,131,975,000 10,591,637,320.94 12,286,299,292.30 14,252,107,179.06 16,532,444,327.71
Insurance Commissions, Fees & Premiums 9,364,287,000 10,864,321,750.62 12,602,613,230.71 14,619,031,347.63 16,958,076,363.25
Real Estate Operation Gain 10,235,000 14,351,812.09 16,648,102.02 19,311,798.35 22,401,686.09
Dealer Trading Account Profit 234,463,000 272,684,429.67 316,313,938.42 366,924,168.57 425,632,035.54
Other Unusual Income 4,122,000 7,175,906.04 8,324,051.01 9,655,899.17 11,200,843.04
Other Revenue 3,983,753,000 4,621,283,492.34 5,360,688,851.11 6,218,399,067.29 7,213,342,918.06
Non-Interest Expense, Bank (30,318,595,000) (35,169,115,521.64) (40,796,174,005.11) (47,323,561,845.92) (54,895,331,741.27)
Labor & Related Expenses (10,848,031,000) (12,586,539,201.18) (14,600,385,473.36) (16,936,447,149.10) (19,646,278,692.96)
Depreciation Expense (938,547,000) (1,090,737,718.69) (1,265,255,753.68) (1,467,696,674.27) (1,702,528,142.15)
Amortization of Intangibles (217,254,000) (251,156,711.54) (291,341,785.39) (337,956,471.05) (392,029,506.42)
Other Expense (18,314,763,000) (21,247,857,796.28) (24,647,515,043.69) (28,591,117,450.68) (33,165,696,242.79)
Net Income Before Taxes 26,008,015,000 30,167,509,008.98 34,994,310,450.41 40,593,400,122.48 47,088,344,142.08
Provision for Income Taxes 5,353,232,000 6,207,158,728.06 7,200,304,124.55 8,352,352,784.48 9,688,729,230.00
Net Income After Taxes 20,654,783,000 23,960,350,280.92 27,794,006,325.86 32,241,047,338.00 37,399,614,912.08
Minority Interest (782,910,000) (911,340,067.59) (1,057,154,478.40) (1,226,299,194.95) (1,422,507,066.14)
Net Income 19,871,873,000 23,049,010,213.33 26,736,851,847.46 31,014,748,143.05 35,977,107,845.94
22
Ticker: BMRI.JK
Tanggal: 9 Maret 2016
Target Price
Rp10.710 Kelompok 8
Appendix 3: Porter’s Five Forces
Porter Analysis
1. Michael Porter’s Five Generic Forces
- Bargaining Power Pembeli: Rendah
Pilihan untuk Bank dengan reputasi tinggi dengan network luas hanya sedikit. Kualitas
pelayanan bank-bank besar di Indonesia juga sudah cukup terbukti baik, meski dapat ditingkatkan
lagi. Kualitas servis yang baik sangat penting untuk meningkatkan kepuasan dan juga loyalitas
customer. Hal ini sudah dicapai oleh Bank Mandiri dengan meraih "The Best Bank Service
Excellence Award" pada tahun 2007 dan 2008. Bank-bank “Big Four” juga terbukti dipercaya
melayani proyek dan bisnis besar di Indonesia.
- Bargaining Power Supplier: Tinggi
Switching cost cukup besar dan butuh waktu dan usaha untuk beralih ke bank lain, terutama
jika uang yang terlibat adalah dalam jumlah besar. Dan juga jumlah dari costumer tersedia jauh
lebih banyak dari pada jumlah bank yang tersedia. Hal ini dapat terlihat secara tidak langsung dari
tingginya Net Interest Margin (NIM) bank-bank Indonesia dibanding dengan di negara lain. Kalau
di negara lain, bank hanya bisa mendapatkan NIM maksimal sebesar 2-3%. Tetapi, di Indonesia
industri perbankan nasional bisa meraih NIM dengan rata-rata sebesar 6%.
- Rivalitas Kompetisi: Tinggi
Ada persaingan ketat terutama dari bank-bank “Big Four” di Indonesia, seperti BRI, BCA,
BNI, dll. Ada juga sejumlah bank luar negeri yang berusaha penetrasi di Indonesia seperti Standard
Chartered, Citibank, HSBC, dll. Ditambah munculnya perkembangan pesat bank-bank kecil yang
mendapat pasokan modal dari bank-bank asing. Dari laporan BI Juni 2008 jumlah pangsa pasar
bank asing juga meningkat apabila dibandingkan pada tahun 1999. Untuk pangsa pasar aset
sebesar 50% meningkat dari 11% di tahun 1999 yang dimiliki asing dari total aset perbankan
nasional sekitar 45% pangsa pasar kredit dari total 20% di tahun 1999, dan 40% pangsa pasar dana
pihak ketiga meningkat dari 11% di tahun 1999.
23
Ticker: BMRI.JK
Tanggal: 9 Maret 2016
Target Price
Rp10.710 Kelompok 8
- Pesaing Baru: Menengah
Investasi awal untuk mendirikan sebuah bank cukup besar, terutama untuk infrastruktur.
Kapital yang dibutuhkan sekitar Rp 100 miliar mengacu pada peraturan BI. Tetapi peraturan baru
yang memperbolehkan Bank Asing mengambil alih lebih dari 40% bank lokal jika
menggabungkan dua bank lokal. Hal ini meningkatkan jumlah akuisisi bank asing pada bank lokal
yang menyebabkan berkembang pesatnya bank-bank kecil yang meningkatkan persaingan di dunia
perbankan Indonesia. Selain kenaikan jumlah dan kekompetitifan bank-bank kecil sampai
menengah, ada juga ancaman dari berbagai bank asing yang semakin marak di Indonesia dan
berbagai bank asing yang mengantri untuk masuk ke Indonesia.
- Substitute Product: Menengah
Ada beberapa alternatif lain untuk investasi seperti emas dan property yang memberi return
lebih baik. Selain itu, ada juga investasi reksadana, saham, atau obligasi yang memberi alternatif
sesuai dengan keberanian investor untuk menanggung risiko. Produk substitusi yang sebetulnya
dapat mengancam keberadaan bank adalah branchless banking. Branchless banking dimulai
keberadaannya di Indonesia oleh CIMB Niaga. Branchless banking adalah kecenderungan baru
yang memungkinkan perbankan untuk tidak memiliki cabang fisik lagi, tetapi bertransaksi
pinjaman dan sebagainya hanya melalui online.
2. Michael Porter’s Generic Strategi Model
Seperti yang telah kita pelajari, strategi Bank Mandiri saat ini adalah diferensiasi tinggi
dan cakupan target yang luas. Strategi ini ditunjukkan dari cakupan produk luas yang ditawarkan
dan pasar luas yang dilayani. Untuk berkompetisi dan berkelanjutan di industri ini, Bank Mandiri
memiliki diferensiasi dengan produk dan jasa nya. Sebagai contoh, mereka meningkatkan kualitas
pelayanan pada costumernya dengan memperluas sistem komputer dan online mereka, kerjasama
branding dengan outlet-outlet, dan pencapaian yang luas di sektor UMKM dan ekonomi mikro
yang memiliki high return. Bank Mandiri memiliki product line yang luas untuk customer massal.
24
Ticker: BMRI.JK
Tanggal: 9 Maret 2016
Target Price
Rp10.710 Kelompok 8
Legend
0 No threat to Bank Mandiri
1 Insignificant threat to Bank Mandiri
2 Low threat to Bank Mandiri
3 Moderate threat to Bank Mandiri
4 Significant threat to Bank Mandiri
0
1
2
3
4
5
Bargaining Power ofCustomers
Intensiy ofCompetitive Rivalry
Bargaining Power ofSuppliers
Threat of Subtitutes
Barriers to Entry