psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/buku cetak sawah...cetak sawah baru akan...

70

Upload: others

Post on 06-Mar-2021

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi
Page 2: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

Syukur Alhomdulillohirabbilolomin atas tersusunnya buku ini. Buku yang berjudul "Cetak SawahIndonesia" ini menyajikan berbagai hal tentang perkembangan kegiatan perluasan sawah di sejumlahdaerah dalam kurun waktu tertentu (hingga buku ini diterbitkan), seputar tahapan pelaksanaan kegiatancetak sawah, aspek sosial ekonomi rnasyarakat, serta berbagai hal penting lainnya dalam pengembanganke depan.

Buku ini juga bisa menjadi referensi berbagai pihak yang diambil dari pengalaman di beberapa daerah.Semua tersaji secara lugas dan dilengkapi foto-foto agar kondisi lapangan terlihat jelas apa adanya.Sehingga dapat memberikan gambaran terkait kegiatan perluasan sawah yang telah dilakukan selama ini,dan memahami betapa pentingnya upaya pemerintah dalam menopang ketahanan pangan nasional.

Seperti kita ketahui, dalam beberapa tahun terakhir kebutuhan pangan terus meningkat, sedangkan alihfungsi lahan sawah setiap tahun terjadi secara massif pada areal persawahan yang cukup luas. Oleh karenaitu, upaya penambahan baku lahan tanaman pangan melalui perluasan sawah menjadi sangat pentingdalam upaya mempercepat pencapaian surplus beras nasionallO juta ton tahun 2014.

Kegiatan perluasan sawah secara teknis harus dilaksanakan secara berurutan, mulai dari identiflkasi danpenetapan lokasi, surveij investigasi, desain, konstruksi, sampai dengan pemanfaatan sawah baru.

Mengingat perluasan sawah merupakan investasi publik, rnaka dalam pelaksanaannya diperlukankerjasama berbagai pihak baik tingkat pusat maupun daerah. Bahkan sejak beberapa waktu terakhir initentara pun dilibatkan, yakni melalui kegiatan 'Tentara Mendukung Ketahanan Pangan (TMKP)". Keterlibatanjajaran TNI diharapkan mampu memberikan akselerasi demi tercapainya target perluasan sawah dalamwaktu yang cepat, tepat dan berkualitas.

Mengingat banyaknya pihak yang terlibat, rnaka diperlukan koordinasi yang intensif, informasi dankomunikasi yang baik antar berbagai komponen dalarn kegiatan cetak sawah. untuk itulah, salah-satunya,buku ini diharapkan mampu memberikan pencerahan dalam kegiatan tersebut.

Akhir kata, kepada berbagai pihak yang terlibat dalarn mendukung penerbitan ini kami ucapkan terimakasih. Semoga buku ini bermanfaat bagi kita semua, dan upaya perluasan sawah di negeri tercinta dapatterlaksana sesuai yang telah direncanakan, serta membawa berkah bagi peningkatan kesejahteraan petanidan kejayaan anak bangsa. Amin ...

Jakarta, Desernber 2013

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian

Dr. Ir. H. Sumarjo Gatot Irianto, MS., DAA

- --------- --~_--- I

Page 3: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

Permasalahan

DAFTAR ISI BAB 1

1012

Cetak Sawah BaruPerjuangan di Tengah Alih Fungsi lahan

Kiprah Perluasan SawahPeriode Awal (2006-2010)Periode Kedua (201O-saat ini)

6

8

Upaya Tindak lanjut

EDITOR: Zerisky Elfianto

TIM PENYUSUN :lr. Tunggullman Panudju, MSc,Ir. Ikhlas BaharNendi, S.PFadhli Yafas, S.HutHarni Rahmawati, S.PSri Rendasih. B, S.P, MMAsep Purnama Hidayat, S.PHapsoro Aditya Nugroho, S.P, MTIskak S.T, MMMuhammad Sulaiman

DESAIN & LAYOUT: Tri Hartanto

I

Page 4: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

BAB 2

19 Latar BelakangPentingnya cetak Sawah Baru

22 Pelaksanaan Perluasan Sawah

24 Pengendalian dan Pengawasan KegiatanPerluasan sawah

26 Tahapan Surveil Investigasi

27 Penetapan Calon Petani dan CalonLokasi Perluasan Sawah

27 Desain

28 Vegetasi

30 Konstruksi(Land Clearing, Land Levelling)

32 Pemanfaatan Sawah Baru

BAB 3

3436

Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

Pengawasan & Penyerahan HasilPekerjaan

BAB4

37 Geliat Cetak Sawah BaruMembentang dari Aceh Hingga Papua

Dari Hutan dan Semak Belukar MenjadiSawah Produktif

38

BAB5

55 TestimoniGeliat Lahan Semangat Petani

BAB 6

62 SUCCES STORYCetak Sawah Dalam Bidikan Pers

BAB 7

~I Peluang, Tantangan dan Kendala

BAB 8

72 PenutupKesimpulan dan Saran

Page 5: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

4 5

Ketahanan pangan merupakan salah satu faktor penentu dakam stabilitas nasional suatu negara, baik di bidang

ekonomi, keamanan, politik dan sosial.Oleh sebab itu, ketahanan pangan merupakan program

utama dalam pembangunan pertanian saat inidan masa mendatang.

Pemerintah telah mencanangkan tema untuk Ketahanan Pangan periode 2009 – 2014 adalah Peningkatan Ketahanan Pangan untuk Mewujudkan Kemandirian Pangan, Peningkatan Daya

Saing Produk Pertanian, Peningkatan Pendapatan Petani, serta Kelestarian Lingkungan dan Sumber Saya Alam Melalui Program

Revitalisasi Pertanian.Kesepakatan yang dicapai dalam Musrenbangnas yang diselenggarakan BAPPENAS pada tanggal 4 Mei 2010

menunjukkan bahwa perluasan lahan pertanian menempati posisi teratas dalam arah kebijakan untuk mendukung

ketahanan pangan nasional.

BAB 1

Page 6: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

4 5

Ketahanan pangan merupakan salah satu faktor penentu dakam stabilitas nasional suatu negara, baik di bidang

ekonomi, keamanan, politik dan sosial.Oleh sebab itu, ketahanan pangan merupakan program

utama dalam pembangunan pertanian saat inidan masa mendatang.

Pemerintah telah mencanangkan tema untuk Ketahanan Pangan periode 2009 – 2014 adalah Peningkatan Ketahanan Pangan untuk Mewujudkan Kemandirian Pangan, Peningkatan Daya

Saing Produk Pertanian, Peningkatan Pendapatan Petani, serta Kelestarian Lingkungan dan Sumber Saya Alam Melalui Program

Revitalisasi Pertanian.Kesepakatan yang dicapai dalam Musrenbangnas yang diselenggarakan BAPPENAS pada tanggal 4 Mei 2010

menunjukkan bahwa perluasan lahan pertanian menempati posisi teratas dalam arah kebijakan untuk mendukung

ketahanan pangan nasional.

BAB 1

Page 7: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

6 7

Indonesia merupakan negara agraris dimana pem-bangunan di bidang pertanian menjadi prioritas utama karena Indonesia merupakan salah satu negara yang memberikan komitmen tinggi terha-

dap pembangunan ketahanan pangan sebagai kom-ponen strategis dalam pembangunan nasional. UU No.7 tahun 1996 tentang pangan menyatakan bahwa perwujudan ketahanan pangan merupakan kewajiban pemerintah bersama masyarakat. Mayoritas mata pencaharian masyarakat Indonesia adalah di sektor pertanian.

Populasi penduduk yang kian meningkat tidak sebanding dengan luasnya lahan yang digunakan untuk pemukiman. Sedangkan kebutuhan akan pan-gan terus meningkat secara tajam. Akibatnya lahan-lahan produktif yang seharusnya dapat digunakan sebagai lahan pertanian yang manghasilkan kini mulai berkurang. Alih fungsi lahan pertanian di tanah air ter-us berlangsung sejak lama. Konversi lahan (dari sawah menjadi lahan lain) tersebut diperkirakan mencapai 100.000 hektar per tahun.

Tidak hanya itu, iklim yang berpancaroba serta berbagai permasalahan ekonomi, menghantarkan kita pada suatu kondisi yang menakutkan. Krisis pangan.

Perubahan menuju ke arah itu begitu cepatnya. Pada pertengahan 2008 misalnya, Food and Agricul-ture Organization (FAO) memperkirakan jumlah pen-duduk yang kelaparan akibat kenaikan harga pangan

Cetak Sawah Baru

akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007).

Cetak SawahEkstensifikasi pertanian perlu dilakukan untuk

mencegah terjadinya penurunan produksi hasil perta-nian dan untuk memenuhi kebutuhan pangan. Meski untuk mencetak sawah baru bukan hal yang mudah, namun berbagai upaya harus tetap ditempuh.

Kementerian Pertanian Republik Indonesia, me-lalui Direktorat Perluasan dan Optimasi Lahan - Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), sudah ber-juang dalam membuka lahan-lahan pertanian, terma-suk cetak sawah baru di berbagai daerah. Terobosan ini tak lain adalah demi memperkuat ketahanan pan-gan nasional.

Sejak beberapa tahun terakhir saja ratusan ribuan hektar sawah baru telah terbentang. Upaya yang di-lakukan Kementerian Pertanian ini bagaikan berpacu dengan aktifitas alih fungsi lahan pertanian yang telah berlangsung sejak lama.

Bak membuka gulungan karpet, ribuan hektar sawah membentang di sejumlah wilayah. Hamparan hijau pucuk-pucuk serta bulir padi yang menguning, memberikan harapan penguatan ketahanan pangan.

Namun tentu, proses itu tidaklah semudah mem-balik telapak tangan. Banyak proses dalam berbagai tahapan pun harus ditempuh.***

Perjuangan di Tengah Alih Fungsi Lahan

Page 8: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

6 7

Indonesia merupakan negara agraris dimana pem-bangunan di bidang pertanian menjadi prioritas utama karena Indonesia merupakan salah satu negara yang memberikan komitmen tinggi terha-

dap pembangunan ketahanan pangan sebagai kom-ponen strategis dalam pembangunan nasional. UU No.7 tahun 1996 tentang pangan menyatakan bahwa perwujudan ketahanan pangan merupakan kewajiban pemerintah bersama masyarakat. Mayoritas mata pencaharian masyarakat Indonesia adalah di sektor pertanian.

Populasi penduduk yang kian meningkat tidak sebanding dengan luasnya lahan yang digunakan untuk pemukiman. Sedangkan kebutuhan akan pan-gan terus meningkat secara tajam. Akibatnya lahan-lahan produktif yang seharusnya dapat digunakan sebagai lahan pertanian yang manghasilkan kini mulai berkurang. Alih fungsi lahan pertanian di tanah air ter-us berlangsung sejak lama. Konversi lahan (dari sawah menjadi lahan lain) tersebut diperkirakan mencapai 100.000 hektar per tahun.

Tidak hanya itu, iklim yang berpancaroba serta berbagai permasalahan ekonomi, menghantarkan kita pada suatu kondisi yang menakutkan. Krisis pangan.

Perubahan menuju ke arah itu begitu cepatnya. Pada pertengahan 2008 misalnya, Food and Agricul-ture Organization (FAO) memperkirakan jumlah pen-duduk yang kelaparan akibat kenaikan harga pangan

Cetak Sawah Baru

akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007).

Cetak SawahEkstensifikasi pertanian perlu dilakukan untuk

mencegah terjadinya penurunan produksi hasil perta-nian dan untuk memenuhi kebutuhan pangan. Meski untuk mencetak sawah baru bukan hal yang mudah, namun berbagai upaya harus tetap ditempuh.

Kementerian Pertanian Republik Indonesia, me-lalui Direktorat Perluasan dan Optimasi Lahan - Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), sudah ber-juang dalam membuka lahan-lahan pertanian, terma-suk cetak sawah baru di berbagai daerah. Terobosan ini tak lain adalah demi memperkuat ketahanan pan-gan nasional.

Sejak beberapa tahun terakhir saja ratusan ribuan hektar sawah baru telah terbentang. Upaya yang di-lakukan Kementerian Pertanian ini bagaikan berpacu dengan aktifitas alih fungsi lahan pertanian yang telah berlangsung sejak lama.

Bak membuka gulungan karpet, ribuan hektar sawah membentang di sejumlah wilayah. Hamparan hijau pucuk-pucuk serta bulir padi yang menguning, memberikan harapan penguatan ketahanan pangan.

Namun tentu, proses itu tidaklah semudah mem-balik telapak tangan. Banyak proses dalam berbagai tahapan pun harus ditempuh.***

Perjuangan di Tengah Alih Fungsi Lahan

Page 9: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

8 9

Kiprah Perluasan Sawah

Periode Awal (2006-2010)

Dalam upaya ekstensifikasi lahan sawah, pemerintah melalui Perpres No. 10 tahun 2005 dan ditindaklan-juti dengan Peraturan Menteri Pertanian No. 299/Kpts/OT.140/7/2005 telah membentuk sebuah insti-tusi yaitu Direktorat Jenderal Pengolahan Lahan dan Air (PLA) yang salah satu tugas dan fungsinya untuk mengelola perluasan areal tanam beberapa komoditi, termasuk padi. Dengan fokus kegiatan pada daerah di Luar Jawa, selama periode 2006-2010, Direktorat Jenderal PLA telah mencetak sawah seluas 69.102 Ha. Untuk jangka waktu 5 tahun, luasan tersebut memang kurang mengesankan. Keterbatasan alokasi anggaran merupakan pembatas utama dari program perluasan sawah ini.

Periode awal dari kegiatan perluasan sawah meru-pakan periode pembelajaran dari pihak-pihak yang terkait dengan program ini, baik pusat maupun dae-rah. Mengingat barunya program ini, banyak pihak yang terkait belum familiar dengan pola pelaksanaan-nya. Banyak hal teknis dan administrasi yang belum dikuasai dan dipahami secara baik. Tidak jarang kon-disi ini kerap menimbulkan kegamangan dari pihak daerah selaku pelaksanaan kegiatan ini di lapangan.

Periode Kedua (2010-saat ini)

Pada fase ini kegiatan perluasan sawah ditangani oleh eselon satu baru yang bernama Direktorat Jen-deral Prasarana dan Sarana Pertanian. Pada periode ini Menteri Pertanian telah menandatangani kontrak kinerja dengan Presiden RI untuk membuka lahan baru seluas 2 juta hektar, baik sawah maupun lahan kering (pangan, hortikultura, perkebunan dan peter-nakan) dalam rangka swasembada dan swasembada berkelanjutan, sasaran tersebut sebagaimana telah dituangkan didalam Rancangan Rencana Strategis Ke-menterian Pertanian, Tahun 2010 - 2014.

Pada perencanaan yang dilakukan tahun 2010, disediakan anggaran untuk mencetak sawah baru sel-uas 62.000 Ha untuk tahun 2011. Hingga akhir tahun 2011, dari anggaran tersebut terealisasi sawah baru seluas 62.100 Ha. Pada fase ini terlihat bahwa era per-luasan sawah baru mulai terjadi peningkatan volume kegiatan secara signifikan. Pada tahun-tahun berikut-nya rencana volume kegiatan perluasan sawah sema-kin meningkat. Untuk tahun 2012 telah dianggarkan untuk mencetak 100.000 ha sawah baru, dan untuk periode 2013-2014, direncanakan akan dianggarkan perluasan sawah seluas 100.000 ha tiap tahunnya.

TAHUN KETERANGAN LUAS (HA)

2006 - 2010 Perluasan sawah Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air (PLA) 69.102

2011 Perluasan sawah Direktorat Jenderal Sarana dan Prasarana Pertanian (PSP) 62.100

2012 Perluasan sawah Direktorat Jenderal Sarana dan Prasarana Pertanian (PSP) 100.000

2013 – 2014 Rencana perluasan sawah Direktorat Jenderal Sarana dan Prasarana Pertanian (PSP) 200.000

Tabel perkembangan volume kegiatan perluasan sawah dari tahun 2006-2014

Page 10: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

8 9

Kiprah Perluasan Sawah

Periode Awal (2006-2010)

Dalam upaya ekstensifikasi lahan sawah, pemerintah melalui Perpres No. 10 tahun 2005 dan ditindaklan-juti dengan Peraturan Menteri Pertanian No. 299/Kpts/OT.140/7/2005 telah membentuk sebuah insti-tusi yaitu Direktorat Jenderal Pengolahan Lahan dan Air (PLA) yang salah satu tugas dan fungsinya untuk mengelola perluasan areal tanam beberapa komoditi, termasuk padi. Dengan fokus kegiatan pada daerah di Luar Jawa, selama periode 2006-2010, Direktorat Jenderal PLA telah mencetak sawah seluas 69.102 Ha. Untuk jangka waktu 5 tahun, luasan tersebut memang kurang mengesankan. Keterbatasan alokasi anggaran merupakan pembatas utama dari program perluasan sawah ini.

Periode awal dari kegiatan perluasan sawah meru-pakan periode pembelajaran dari pihak-pihak yang terkait dengan program ini, baik pusat maupun dae-rah. Mengingat barunya program ini, banyak pihak yang terkait belum familiar dengan pola pelaksanaan-nya. Banyak hal teknis dan administrasi yang belum dikuasai dan dipahami secara baik. Tidak jarang kon-disi ini kerap menimbulkan kegamangan dari pihak daerah selaku pelaksanaan kegiatan ini di lapangan.

Periode Kedua (2010-saat ini)

Pada fase ini kegiatan perluasan sawah ditangani oleh eselon satu baru yang bernama Direktorat Jen-deral Prasarana dan Sarana Pertanian. Pada periode ini Menteri Pertanian telah menandatangani kontrak kinerja dengan Presiden RI untuk membuka lahan baru seluas 2 juta hektar, baik sawah maupun lahan kering (pangan, hortikultura, perkebunan dan peter-nakan) dalam rangka swasembada dan swasembada berkelanjutan, sasaran tersebut sebagaimana telah dituangkan didalam Rancangan Rencana Strategis Ke-menterian Pertanian, Tahun 2010 - 2014.

Pada perencanaan yang dilakukan tahun 2010, disediakan anggaran untuk mencetak sawah baru sel-uas 62.000 Ha untuk tahun 2011. Hingga akhir tahun 2011, dari anggaran tersebut terealisasi sawah baru seluas 62.100 Ha. Pada fase ini terlihat bahwa era per-luasan sawah baru mulai terjadi peningkatan volume kegiatan secara signifikan. Pada tahun-tahun berikut-nya rencana volume kegiatan perluasan sawah sema-kin meningkat. Untuk tahun 2012 telah dianggarkan untuk mencetak 100.000 ha sawah baru, dan untuk periode 2013-2014, direncanakan akan dianggarkan perluasan sawah seluas 100.000 ha tiap tahunnya.

TAHUN KETERANGAN LUAS (HA)

2006 - 2010 Perluasan sawah Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air (PLA) 69.102

2011 Perluasan sawah Direktorat Jenderal Sarana dan Prasarana Pertanian (PSP) 62.100

2012 Perluasan sawah Direktorat Jenderal Sarana dan Prasarana Pertanian (PSP) 100.000

2013 – 2014 Rencana perluasan sawah Direktorat Jenderal Sarana dan Prasarana Pertanian (PSP) 200.000

Tabel perkembangan volume kegiatan perluasan sawah dari tahun 2006-2014

Page 11: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

10 11

plus rendahnya harga jual gabah dan semakin menggi-urkannya harga jual tanaman non padi, membuat apa yang dilakukan petani tersebut menjadi masuk akal.

Masalah lain yang muncul adalah minimnya in-formasi ketersediaan lahan yang dapat dikembang-kan menjadi kawasan pertanian tanaman pangan. Walaupun sering disebutkan bahwa daerah-daerah diluar Pulau Jawa memiliki potensi lahan yang me-madai untuk pengembangan kawasan tanaman pan-gan, namun informasi yang dapat dijadikan rujukan untuk arahan perencanaan pengembangan kawasan tanaman pangan sangat tidak memadai. Jarang sekali pemerintah daerah yang menyusun informasi sum-berdaya lahan yang dilengkapi kajian kesesuaian dan arahan komoditas. Akibat minimnya informasi terse-but tidak jarang kegiatan perluasan sawah ditempat-

kan pada kawasan-kawasan yang secara agroekologi kurang sesuai untuk tanaman padi, sehingga alih-alih memberikan kontribusi peningkatan produksi, sawah-sawah tersebut kembali menjadi lahan terlantar dan tidak digarap.

Masalah ketersediaan jaringan pengairan, baik irigasi maupun drainase, merupakan masalah lain yang kerap menjadi penghalang optimumnya tingkat produksi di sawah-sawah baru. Air merupakan faktor utama dalam produksi padi sawah. Pada sawah-sawah baru seringkali belum terdapat infrastruktur pengai-ran yang memadai untuk mendukung pertanaman padi. Lemahnya perencanaan kegiatan serta tidak ter-jadinya integrasi program menyebabkan tidak segera tersedianya infrastruktur pengairan pada sawah-sawah baru tersebut.

Permasalahan

Masih cukup luasnya potensi lahan yang terdapat di luar Pulau Jawa, terutama pada Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua menyebabkan sangat prospektifnya kegiatan perluasan sawah. Namun bukan berarti pemilihan tempat-tempat tersebut untuk perluasan sawah tidak menyisakan masalah, terutama dalam konteks sosial.

Kombinasi berbagai regulasi yang terlalu jawa sentris di zaman orde baru telah menimbulkan kes-enjangan kultur agraris. Berbagai induksi teknologi pertanian, pembangunan sarana dan prasarana pertanian, intensitas penyuluhan yang tinggi dan pembinaan kelompok tani yang cukup intensif telah menjadikan rata-rata petani di Jawa memiliki kapasitas bertani yang lebih bervisi dibanding pet-ani di luar Jawa.

Di banyak tempat di luar Pulau Jawa bertanam padi bagi petani bukanlah pilihan utama dalam kegia-tan pertanian mereka. Minimnya sarana dan prasa-rana serta keterbatasan pengetahuan menjadikan kegiatan bersawah adalah sampingan setelah kegia-tan lain. Seperti yang dapat kita temui di beberapa tempat di Pulau Sumatera dan Kalimantan, dimana rata-rata petani lebih suka mengusahakan tanaman perkebunan seperti sawit, kelapa, lada, karet dan seb-againya. Bahkan tidak jarang kemudian sawah-sawah yang mereka miliki ditanami dengan komoditas non padi seperti yang disebut diatas. Tentu saja kita tidak bisa menyalahkan mereka begitu saja, walaupun apa yang dilakukan tersebut berpotensi untuk membuat produksi beras nasional semakin menurun. Namun de-ngan semakin mahalnya biaya produksi tanaman padi

Page 12: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

10 11

plus rendahnya harga jual gabah dan semakin menggi-urkannya harga jual tanaman non padi, membuat apa yang dilakukan petani tersebut menjadi masuk akal.

Masalah lain yang muncul adalah minimnya in-formasi ketersediaan lahan yang dapat dikembang-kan menjadi kawasan pertanian tanaman pangan. Walaupun sering disebutkan bahwa daerah-daerah diluar Pulau Jawa memiliki potensi lahan yang me-madai untuk pengembangan kawasan tanaman pan-gan, namun informasi yang dapat dijadikan rujukan untuk arahan perencanaan pengembangan kawasan tanaman pangan sangat tidak memadai. Jarang sekali pemerintah daerah yang menyusun informasi sum-berdaya lahan yang dilengkapi kajian kesesuaian dan arahan komoditas. Akibat minimnya informasi terse-but tidak jarang kegiatan perluasan sawah ditempat-

kan pada kawasan-kawasan yang secara agroekologi kurang sesuai untuk tanaman padi, sehingga alih-alih memberikan kontribusi peningkatan produksi, sawah-sawah tersebut kembali menjadi lahan terlantar dan tidak digarap.

Masalah ketersediaan jaringan pengairan, baik irigasi maupun drainase, merupakan masalah lain yang kerap menjadi penghalang optimumnya tingkat produksi di sawah-sawah baru. Air merupakan faktor utama dalam produksi padi sawah. Pada sawah-sawah baru seringkali belum terdapat infrastruktur pengai-ran yang memadai untuk mendukung pertanaman padi. Lemahnya perencanaan kegiatan serta tidak ter-jadinya integrasi program menyebabkan tidak segera tersedianya infrastruktur pengairan pada sawah-sawah baru tersebut.

Permasalahan

Masih cukup luasnya potensi lahan yang terdapat di luar Pulau Jawa, terutama pada Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua menyebabkan sangat prospektifnya kegiatan perluasan sawah. Namun bukan berarti pemilihan tempat-tempat tersebut untuk perluasan sawah tidak menyisakan masalah, terutama dalam konteks sosial.

Kombinasi berbagai regulasi yang terlalu jawa sentris di zaman orde baru telah menimbulkan kes-enjangan kultur agraris. Berbagai induksi teknologi pertanian, pembangunan sarana dan prasarana pertanian, intensitas penyuluhan yang tinggi dan pembinaan kelompok tani yang cukup intensif telah menjadikan rata-rata petani di Jawa memiliki kapasitas bertani yang lebih bervisi dibanding pet-ani di luar Jawa.

Di banyak tempat di luar Pulau Jawa bertanam padi bagi petani bukanlah pilihan utama dalam kegia-tan pertanian mereka. Minimnya sarana dan prasa-rana serta keterbatasan pengetahuan menjadikan kegiatan bersawah adalah sampingan setelah kegia-tan lain. Seperti yang dapat kita temui di beberapa tempat di Pulau Sumatera dan Kalimantan, dimana rata-rata petani lebih suka mengusahakan tanaman perkebunan seperti sawit, kelapa, lada, karet dan seb-againya. Bahkan tidak jarang kemudian sawah-sawah yang mereka miliki ditanami dengan komoditas non padi seperti yang disebut diatas. Tentu saja kita tidak bisa menyalahkan mereka begitu saja, walaupun apa yang dilakukan tersebut berpotensi untuk membuat produksi beras nasional semakin menurun. Namun de-ngan semakin mahalnya biaya produksi tanaman padi

Page 13: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

12 13

Upaya Tindak Lanjut

Kesuksesan program perluasan sawah akan menjadi bagian penting dari upaya menjaga ketahanan pan-gan dan pencapaian swasembada pangan berkelan-jutan di negara ini. Untuk itu keterlibatan pihak-pihak terkait menjadi keniscayaan dalam program ini. Ego sektoral yang kerap dituding sebagai penghalang dalam keberhasilan berbagai program pemerintah harus dapat diminimalisir dalam program perluasan sawah, karena sangat mungkin program ini merupak-an bagian penting dari masa depan pangan di negara ini.

Hal utama dari kegiatan perluasan sawah adalah informasi ketersediaan lahan. Kepastian lahan meru-pakan prasyarat kegiatan ini dapat berjalan baik. Lahan yang dapat dikembangkan untuk program per-luasan sawah, selain sesuai secara agroekologi, juga harus bebas dari masalah status dan sengketa kepe-milikan atau pengelolaan. Untuk itu peran Kementeri-an Kehutanan dan Badan Pertanahan Nasional (BPN) menjadi penting disini. Kementerian Kehutanan dapat berperan dalam menyediakan informasi lahan-lahan yang telah dilepas dari kawasan hutan dan BPN dapat berperan dalam menyajikan data-data lahan yang bebas sengketa dan telah ditelantarkan saat ini.

Terkait dengan pembangunan infrastruktur pada lokasi perluasan sawah baru, terutama infrastruktur pengairan serta jalan, maka perlu dilakukan sinergi dengan Kementerian Pekerjaan Umum untuk meren-canakan pembangunan infrastruktur-infrastruktur tersebut pada lokasi sawah baru. Sedini mungkin koordinasi harus dilakukan, agar pada saat kegiatan perluasan sawah selesai dilaksanakan, berbagai infra-struktur tersebut dapat segera dimanfaatkan.

Keberadaan petani pengolah sawah baru juga menjadi bagian penting dari keberhasilan pro-gram sawah baru. Kondisi yang dihadapi kegiatan perluasan sawah terkait dengan petani pengolah sawah baru dapat dipetakan pada dua kondisi.

Pertama, pada lokasi sawah baru telah terdapat petani penerima manfaat, namun dominan dari mer-eka berasal dari petani perkebunan (sawit, karet dan sebagainya) yang kurang bisa konsisten dalam beru-saha tani sawah. Untuk mengatasi hal ini, maka sejak

awal perencanaan dan penjaringan kebutuhan terha-dap program perluasan sawah, pihak Dinas Pertanian Kabupaten perlu melakukan seleksi terhadap petani pengusul atau petani pada lokasi yang direncanakan.

Petani yang dicalonkan sebagai penerima manfaat ke-giatan ini haruslah masuk dalam kriteria : 1. Betul-betul membutuhkan sawah baru sebagai ke-

giatan utama mereka; 2. Memiliki komitmen untuk mengerjakan sawah

baru yang dicetak; 3. Berkomitmen untuk tidak mengkonversi lahan

sawah yang dicetak menjadi penggunaan lain.

Terhadap kondisi petani-petani yang telah me-menuhi kriteria tersebut diatas namun tidak men-guasai agrikultur padi, maka pihak dinas pertanian setempat harus mengupayakan kegiatan-kegiatan yang bertujuan mendampingi petani-petani terse-but dalam berusaha tani. Dinas Pertanian setempat dapat berkoordinasi dengan Bakorluh untuk keterse-diaan tenaga pedampingan petani-petani tersebut.

Kedua, pada lokasi-lokasi dengan tingkat ke-sesuaian lahan yang baik untuk komoditas padi ti-dak terdapat cukup sumberdaya petani yang akan mengerjakan sawah baru yang akan dibuat, sehingga akan sangat mungkin sawah yang baru yang dicetak akan kembali menjadi lahan terlantar tidak tergarap. Maka untuk kondisi ini, sebelum lahan diajukan un-tuk program perluasan sawah, dinas pertanian dae-rah harus melakukan koordinasi dengan dinas na-kertrans setempat untuk menjajaki mendatangkan transmigran pada lokasi tersebut.

Kebutuhan lain pada lokasi dan kawasan sawah baru seperti kebutuhan sarana produksi pertanian (saprotan) seperti pupuk dan pestisida dan alat dan mesin pertanian dapat didorong penyediaan secara terjangkau oleh petani dengan dukungan dari Kemen-terian BUMN. Terhadap BUMN yang memiliki bisnis inti pada barang-barang tersebut, diharapkan Kemen-terian BUMN mampu mendorong mereka untuk mem-permudah pengadaannya pada lokasi dan kawasan sawah baru tersebut.

Page 14: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

12 13

Upaya Tindak Lanjut

Kesuksesan program perluasan sawah akan menjadi bagian penting dari upaya menjaga ketahanan pan-gan dan pencapaian swasembada pangan berkelan-jutan di negara ini. Untuk itu keterlibatan pihak-pihak terkait menjadi keniscayaan dalam program ini. Ego sektoral yang kerap dituding sebagai penghalang dalam keberhasilan berbagai program pemerintah harus dapat diminimalisir dalam program perluasan sawah, karena sangat mungkin program ini merupak-an bagian penting dari masa depan pangan di negara ini.

Hal utama dari kegiatan perluasan sawah adalah informasi ketersediaan lahan. Kepastian lahan meru-pakan prasyarat kegiatan ini dapat berjalan baik. Lahan yang dapat dikembangkan untuk program per-luasan sawah, selain sesuai secara agroekologi, juga harus bebas dari masalah status dan sengketa kepe-milikan atau pengelolaan. Untuk itu peran Kementeri-an Kehutanan dan Badan Pertanahan Nasional (BPN) menjadi penting disini. Kementerian Kehutanan dapat berperan dalam menyediakan informasi lahan-lahan yang telah dilepas dari kawasan hutan dan BPN dapat berperan dalam menyajikan data-data lahan yang bebas sengketa dan telah ditelantarkan saat ini.

Terkait dengan pembangunan infrastruktur pada lokasi perluasan sawah baru, terutama infrastruktur pengairan serta jalan, maka perlu dilakukan sinergi dengan Kementerian Pekerjaan Umum untuk meren-canakan pembangunan infrastruktur-infrastruktur tersebut pada lokasi sawah baru. Sedini mungkin koordinasi harus dilakukan, agar pada saat kegiatan perluasan sawah selesai dilaksanakan, berbagai infra-struktur tersebut dapat segera dimanfaatkan.

Keberadaan petani pengolah sawah baru juga menjadi bagian penting dari keberhasilan pro-gram sawah baru. Kondisi yang dihadapi kegiatan perluasan sawah terkait dengan petani pengolah sawah baru dapat dipetakan pada dua kondisi.

Pertama, pada lokasi sawah baru telah terdapat petani penerima manfaat, namun dominan dari mer-eka berasal dari petani perkebunan (sawit, karet dan sebagainya) yang kurang bisa konsisten dalam beru-saha tani sawah. Untuk mengatasi hal ini, maka sejak

awal perencanaan dan penjaringan kebutuhan terha-dap program perluasan sawah, pihak Dinas Pertanian Kabupaten perlu melakukan seleksi terhadap petani pengusul atau petani pada lokasi yang direncanakan.

Petani yang dicalonkan sebagai penerima manfaat ke-giatan ini haruslah masuk dalam kriteria : 1. Betul-betul membutuhkan sawah baru sebagai ke-

giatan utama mereka; 2. Memiliki komitmen untuk mengerjakan sawah

baru yang dicetak; 3. Berkomitmen untuk tidak mengkonversi lahan

sawah yang dicetak menjadi penggunaan lain.

Terhadap kondisi petani-petani yang telah me-menuhi kriteria tersebut diatas namun tidak men-guasai agrikultur padi, maka pihak dinas pertanian setempat harus mengupayakan kegiatan-kegiatan yang bertujuan mendampingi petani-petani terse-but dalam berusaha tani. Dinas Pertanian setempat dapat berkoordinasi dengan Bakorluh untuk keterse-diaan tenaga pedampingan petani-petani tersebut.

Kedua, pada lokasi-lokasi dengan tingkat ke-sesuaian lahan yang baik untuk komoditas padi ti-dak terdapat cukup sumberdaya petani yang akan mengerjakan sawah baru yang akan dibuat, sehingga akan sangat mungkin sawah yang baru yang dicetak akan kembali menjadi lahan terlantar tidak tergarap. Maka untuk kondisi ini, sebelum lahan diajukan un-tuk program perluasan sawah, dinas pertanian dae-rah harus melakukan koordinasi dengan dinas na-kertrans setempat untuk menjajaki mendatangkan transmigran pada lokasi tersebut.

Kebutuhan lain pada lokasi dan kawasan sawah baru seperti kebutuhan sarana produksi pertanian (saprotan) seperti pupuk dan pestisida dan alat dan mesin pertanian dapat didorong penyediaan secara terjangkau oleh petani dengan dukungan dari Kemen-terian BUMN. Terhadap BUMN yang memiliki bisnis inti pada barang-barang tersebut, diharapkan Kemen-terian BUMN mampu mendorong mereka untuk mem-permudah pengadaannya pada lokasi dan kawasan sawah baru tersebut.

Page 15: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

15

KOORDINASI HAMBATAN YANG DIATASI

BPN dan Kehutanan ketersediaan lahan yang dapat digunakan untuk perluasan sawah

Kemen PU Penyiapan infrastruktur dasar (Bendungan/waduk, saluran primer, saluran sekunder, kanal drainase dan jalan pemukiman)

Bakorluh Pendampingan petani dalam mengolah sawah baru

Kemenakertrans Penyiapan transmigran yang siap untuk mengelola lahan-lahan sawah baru

Kemen BUMN Pensuplai benih, pupuk, alsin dan sarana pertanian lainnya.

Tabel Matrik koordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait untuk keberhasilan kegiatan perluasan sawah

Terlepas dari apakah ini target yang realistis atau tidak, potensi lahan yang dapat untuk dikem-bangkan menjadi sawah baru cukup besar. Dari ha-sil olahan data yang didapat dari Puslitbangtanak (2001) dan BPS (2000), setidaknya ada sekitar 13,25 juta hektar lahan non rawa (mineral) dan sekitar 3,5 juta hektar lahan rawa atau pasang surut yang dapat dijadikan sawah baru. Dari data ini mestinya upaya ekstensifikasi memiliki prospek yang jelas. Tinggal sekarang pertanyaannya adalah sejauh mana daya dukung dari pemerintah secara keseluruhan untuk mendukung upaya ekstensifikasi ini?

Banyak hal yang mesti dipastikan oleh pemerin-tah untuk menunjukkan bahwa mereka betul-betul serius untuk melaksanakan upaya perluasan areal tanam ini. Apalagi terciptanya areal pertanian sawah ini juga merupakan bagian dari Revitalisasi Perta-nian, Perikanan dan Kehutanan yang dicanangkan pemerintah pada tanggal 11 Juni 2005 lalu. Meng-ingat pencetakan areal sawah baru membutuhkan

dana yang tidak sedikit, maka sangat diperlukan ad-anya komitmen dukungan dana dari APBN. Adalah sangat wajar rasanya pemerintah menggelontorkan dana untuk pencetakan sawah ini, karena nantinya akan berdampak pada banyak hal, seperti terserap-nya tenaga kerja, meningkatnya produksi beras dan dapat menekan volume impor beras.

Selain itu, karena berada pada lokasi baru, areal sawah baru dapat diperkirakan minim sarana dan prasarana, terutama saluran irigasi, drainase dan akses jalan yang memadai. Agar usahatani di areal baru ini dapat berjalan optimal, maka pemerintah harus mengintegrasikan berbagai kegiatan pendu-kung yang terkait di lokasi areal baru tersebut, se-perti pembangunan irigasi dan drainase, pembuatan akses jalan, pengadaan alat dan mesin pertanian dan sebagainya. Banyak cerita gagal dari areal baru—yang tentu tidak ingin kita ulangi—karena ti-dak tersedianya sarana-sarana pendukung terse-but.***

14

Page 16: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

15

KOORDINASI HAMBATAN YANG DIATASI

BPN dan Kehutanan ketersediaan lahan yang dapat digunakan untuk perluasan sawah

Kemen PU Penyiapan infrastruktur dasar (Bendungan/waduk, saluran primer, saluran sekunder, kanal drainase dan jalan pemukiman)

Bakorluh Pendampingan petani dalam mengolah sawah baru

Kemenakertrans Penyiapan transmigran yang siap untuk mengelola lahan-lahan sawah baru

Kemen BUMN Pensuplai benih, pupuk, alsin dan sarana pertanian lainnya.

Tabel Matrik koordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait untuk keberhasilan kegiatan perluasan sawah

Terlepas dari apakah ini target yang realistis atau tidak, potensi lahan yang dapat untuk dikem-bangkan menjadi sawah baru cukup besar. Dari ha-sil olahan data yang didapat dari Puslitbangtanak (2001) dan BPS (2000), setidaknya ada sekitar 13,25 juta hektar lahan non rawa (mineral) dan sekitar 3,5 juta hektar lahan rawa atau pasang surut yang dapat dijadikan sawah baru. Dari data ini mestinya upaya ekstensifikasi memiliki prospek yang jelas. Tinggal sekarang pertanyaannya adalah sejauh mana daya dukung dari pemerintah secara keseluruhan untuk mendukung upaya ekstensifikasi ini?

Banyak hal yang mesti dipastikan oleh pemerin-tah untuk menunjukkan bahwa mereka betul-betul serius untuk melaksanakan upaya perluasan areal tanam ini. Apalagi terciptanya areal pertanian sawah ini juga merupakan bagian dari Revitalisasi Perta-nian, Perikanan dan Kehutanan yang dicanangkan pemerintah pada tanggal 11 Juni 2005 lalu. Meng-ingat pencetakan areal sawah baru membutuhkan

dana yang tidak sedikit, maka sangat diperlukan ad-anya komitmen dukungan dana dari APBN. Adalah sangat wajar rasanya pemerintah menggelontorkan dana untuk pencetakan sawah ini, karena nantinya akan berdampak pada banyak hal, seperti terserap-nya tenaga kerja, meningkatnya produksi beras dan dapat menekan volume impor beras.

Selain itu, karena berada pada lokasi baru, areal sawah baru dapat diperkirakan minim sarana dan prasarana, terutama saluran irigasi, drainase dan akses jalan yang memadai. Agar usahatani di areal baru ini dapat berjalan optimal, maka pemerintah harus mengintegrasikan berbagai kegiatan pendu-kung yang terkait di lokasi areal baru tersebut, se-perti pembangunan irigasi dan drainase, pembuatan akses jalan, pengadaan alat dan mesin pertanian dan sebagainya. Banyak cerita gagal dari areal baru—yang tentu tidak ingin kita ulangi—karena ti-dak tersedianya sarana-sarana pendukung terse-but.***

14

Page 17: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

16 17

Page 18: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

16 17

Page 19: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

18 19

Kegiatan perluasan sawah secara teknis dimulai dari identifikasi calon petani dan calon lokasi, Survei/Investigasi dan Desain (SID), peneta-pan lokasi sampai dengan pelaksanaan konstruksi perluasan sawah dan pemanfaatannya.

A. TujuanTujuan kegitan ini adalah menambah luas baku lahan tanaman pangan melalui kegitan peruasan sawah.

B. SasaranSasaran areal perluasan swah tahun 2010-2014 sesuai dengan Ren-cana Strategis (Renstra) Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian sebesar 374.125 Ha.Sedangkan sasaran perluasan sawah TA.2013 yang dibiayai dari APBN direncanakan sluas 65.000 Ha.***

LATAR BELAKANG

PentingnyaCetak Sawah Baru

Untuk mencetak satu hektar sawah diperlukan biaya sekitar Rp 10 juta. Dana ini diberikan dalam bentuk bantuan sosial (bansos) kepada petani. Penyaluran dananya langsung ke masing-masing gabungan kelompok tani

(gapoktan), dan bukan ke individu. Lalu dari gapoktan dibagi-bagi lagi untuk berbagai keperluan dalam membuka areal perluasan tanah.

Prosedur perluasan areal sawah ini awalnya adalah melakukan Survei Investigasi Desain (SID). Dalam SID digambarkan tanah yang akan dicetak, lokasinya, dan sumber airnya. Kemudian dilihat Calon Petani Calon Lokasi

(CPCL). Ini menunjukkan siapa yang berhak mendapatkan lahan itu. CPCL ini harus diketahui lurah, camat dan disahkan bupati setempat.

BAB 2

Page 20: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

18 19

Kegiatan perluasan sawah secara teknis dimulai dari identifikasi calon petani dan calon lokasi, Survei/Investigasi dan Desain (SID), peneta-pan lokasi sampai dengan pelaksanaan konstruksi perluasan sawah dan pemanfaatannya.

A. TujuanTujuan kegitan ini adalah menambah luas baku lahan tanaman pangan melalui kegitan peruasan sawah.

B. SasaranSasaran areal perluasan swah tahun 2010-2014 sesuai dengan Ren-cana Strategis (Renstra) Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian sebesar 374.125 Ha.Sedangkan sasaran perluasan sawah TA.2013 yang dibiayai dari APBN direncanakan sluas 65.000 Ha.***

LATAR BELAKANG

PentingnyaCetak Sawah Baru

Untuk mencetak satu hektar sawah diperlukan biaya sekitar Rp 10 juta. Dana ini diberikan dalam bentuk bantuan sosial (bansos) kepada petani. Penyaluran dananya langsung ke masing-masing gabungan kelompok tani

(gapoktan), dan bukan ke individu. Lalu dari gapoktan dibagi-bagi lagi untuk berbagai keperluan dalam membuka areal perluasan tanah.

Prosedur perluasan areal sawah ini awalnya adalah melakukan Survei Investigasi Desain (SID). Dalam SID digambarkan tanah yang akan dicetak, lokasinya, dan sumber airnya. Kemudian dilihat Calon Petani Calon Lokasi

(CPCL). Ini menunjukkan siapa yang berhak mendapatkan lahan itu. CPCL ini harus diketahui lurah, camat dan disahkan bupati setempat.

BAB 2

Page 21: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

20 21

Mekanisme Kegiatan dan Pola Pembiayaan

PERENCANAAN

KABUPATEN

PELAPORAN DAN EVALUASI

PELAKSANAAN

KABUPATEN

KABUPATEN PROPINSI PUSAT

Usulan Kelompok Tani

Persiapan Petani

Persiapan Administrasi

Persiapan Lapangan

Dinas Pertanian Dinas Pertanian Ditjen PSP / Dit. Peral & P. Lahan

Land Clearing

Land Levelling

Pembuatan Prasarana dan Sarana Pendukung

Pengolahan Lahan

Pengadaan Saprodi

Penanaman

Perawatan

Dinas Pertanian Ditjen PSP / Dit.Peral & P. Lahan

Proposal / Kegiatan Indikatif

Dinas Pertanian Seleksi dan KompilasiSeleksi dan Kompilasi

Deptan

Bappenas / Depkeu

DPR

Depkeu

DIPA

Seleksi dan Kompilasi

Koordinasi dengan Instansi Terkait

Koordinasi dengan Instansi Terkait

Usulan/Proposal Kegiatan

Survey Inventigasi

Desain

Penetapan Lokasi dan Petani oleh Bupati

Dinas Pertanian Usulan/Proposal Kegiatan

PROVINSI PUSAT

Kegiatan perluasan sawah diarahkan pada lahan irigasi, lahan rawa dan lahan tadah hujan dengan mengikuti norma, standar teknis, prosedur dan kriteria sebagai berikut:

1. NormaPerluasan sawah pada lahan beririgasi merupakan upaya untuk menambah baku lahan sawah yang dilakukan didaerah irigasi baik irigasi teknis, setengah teknis maupun irigasi desa yang sudah mempunyai jaringan irigasi sampai pada tingkat tersier atau akan dibangun jaringan tersebut yang selesainya bersa-maan dengan selesainya sawah dicetak. Pembukaan lahan baru ini dilakukan dalam satu hamparan sehingga dapat terairi selu-ruhnya. Lahan harus berada pada kawasan budidaya dan bu-kan berada pada kawasan hutan lindung.

2. Standar TeknisStandar teknis lokasi perluasan sawah pada lahan irigasi adalah :a. Berada pada satu hamparan dengan luas > 10 hektarb. Lebih diutamakan/diperioritaskan pada lahan dengan ke-

miringan lahan < 5%c. Dekat dari pemukiman

Untuk lahan rawa :1. Berada pada satu hamparan.2. Luas satu hamparan > 10 hektar.3. Lahan dengan kedalaman pirit minimal 60 cm.4. Dekat dengan pemukiman.

3. ProsedurProsedur perluasan sawah pada lahan irigasi adalah :a. Identifikasi calon petani dan calon lokasi (CPCL)b. Survei/lnvestigasic. Penetapan Lokasid. Desaine. Konstruksi (Land Clearing dan Land Levelling)f. Bantuan saprotan untuk pemanfaatan lahan sawah baru

4. KriteriaKriteria perluasan sawah pada lahan irigasi adalah :a. Tersedia air irigasi dalam jumlah yang cukup minimal untuk

satu kali musim tanam.b. Lahan sesuai untuk tanaman padi sawah berdasarkan ke-

tentuan dan kriteria yang berlaku.c. Sudah ada petani dalam suatu wadah kelompok. Apabila

belum ada kelompok tani, para petani tersebut bersedia un-tuk membentuk kelompok tani kegiatan perluasan sawah.

d. Status kepemilikan tanah sudah jelas dan tidak sengketa/tumpang tindih dengan program/kegiatan lainnya.

e. Luas kepemilikan lahan maksimum 2 Ha/ KK.f. Petugas penyuluh pertanian lapangan sudah ada.g. Lokasi mudah diakses atau dekat jalan desa.h. Diutamakan pada lahan bervegetasi ringan atau sedang.

Untuk lahan rawa :1. Lahan sesuai untuk tanaman padi sawah rawapasang su-

rut dan atau lebak berdasarkan ketentuandan kriteria yang berlaku.

2. Sudah ada petani dalam suatu wadah kelompok.3. Status petani jelas bisa pemilik penggarap atau penggarap.4. Luas lahan pemilik penggarap atau penggarap maksimum

2 Ha/KK.5. Petugas lapangan sudah ada.6. Lokasi mudah diakses atau dekat jalan desa.

Untuk sawah pada lahan tadah hujan :1. Mempunyai bulan basah > 3 bulan terutama yang tersedia

air untuk 1 kali tanam setahun.2. Lahan sesuai untuk tanaman padi sawah tadah hujan ber-

dasarkan ketentuan dan kriteria yang berlaku.3. Sudah ada petani dalam suatu wadah kelompok.4. Status petani jelas bisa sebagai pemilik penggarap atau

penggarap.5. Luas lahan pemilik dan penggarap maksimum 2 Ha/KK.6. Petugas lapangan sudah ada.7. Lokasi mudah diakses atau dekat jalan desa (dapat dilalui

oleh kendaraan roda 4).***

Page 22: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

20 21

Mekanisme Kegiatan dan Pola Pembiayaan

PERENCANAAN

KABUPATEN

PELAPORAN DAN EVALUASI

PELAKSANAAN

KABUPATEN

KABUPATEN PROPINSI PUSAT

Usulan Kelompok Tani

Persiapan Petani

Persiapan Administrasi

Persiapan Lapangan

Dinas Pertanian Dinas Pertanian Ditjen PSP / Dit. Peral & P. Lahan

Land Clearing

Land Levelling

Pembuatan Prasarana dan Sarana Pendukung

Pengolahan Lahan

Pengadaan Saprodi

Penanaman

Perawatan

Dinas Pertanian Ditjen PSP / Dit.Peral & P. Lahan

Proposal / Kegiatan Indikatif

Dinas Pertanian Seleksi dan KompilasiSeleksi dan Kompilasi

Deptan

Bappenas / Depkeu

DPR

Depkeu

DIPA

Seleksi dan Kompilasi

Koordinasi dengan Instansi Terkait

Koordinasi dengan Instansi Terkait

Usulan/Proposal Kegiatan

Survey Inventigasi

Desain

Penetapan Lokasi dan Petani oleh Bupati

Dinas Pertanian Usulan/Proposal Kegiatan

PROVINSI PUSAT

Kegiatan perluasan sawah diarahkan pada lahan irigasi, lahan rawa dan lahan tadah hujan dengan mengikuti norma, standar teknis, prosedur dan kriteria sebagai berikut:

1. NormaPerluasan sawah pada lahan beririgasi merupakan upaya untuk menambah baku lahan sawah yang dilakukan didaerah irigasi baik irigasi teknis, setengah teknis maupun irigasi desa yang sudah mempunyai jaringan irigasi sampai pada tingkat tersier atau akan dibangun jaringan tersebut yang selesainya bersa-maan dengan selesainya sawah dicetak. Pembukaan lahan baru ini dilakukan dalam satu hamparan sehingga dapat terairi selu-ruhnya. Lahan harus berada pada kawasan budidaya dan bu-kan berada pada kawasan hutan lindung.

2. Standar TeknisStandar teknis lokasi perluasan sawah pada lahan irigasi adalah :a. Berada pada satu hamparan dengan luas > 10 hektarb. Lebih diutamakan/diperioritaskan pada lahan dengan ke-

miringan lahan < 5%c. Dekat dari pemukiman

Untuk lahan rawa :1. Berada pada satu hamparan.2. Luas satu hamparan > 10 hektar.3. Lahan dengan kedalaman pirit minimal 60 cm.4. Dekat dengan pemukiman.

3. ProsedurProsedur perluasan sawah pada lahan irigasi adalah :a. Identifikasi calon petani dan calon lokasi (CPCL)b. Survei/lnvestigasic. Penetapan Lokasid. Desaine. Konstruksi (Land Clearing dan Land Levelling)f. Bantuan saprotan untuk pemanfaatan lahan sawah baru

4. KriteriaKriteria perluasan sawah pada lahan irigasi adalah :a. Tersedia air irigasi dalam jumlah yang cukup minimal untuk

satu kali musim tanam.b. Lahan sesuai untuk tanaman padi sawah berdasarkan ke-

tentuan dan kriteria yang berlaku.c. Sudah ada petani dalam suatu wadah kelompok. Apabila

belum ada kelompok tani, para petani tersebut bersedia un-tuk membentuk kelompok tani kegiatan perluasan sawah.

d. Status kepemilikan tanah sudah jelas dan tidak sengketa/tumpang tindih dengan program/kegiatan lainnya.

e. Luas kepemilikan lahan maksimum 2 Ha/ KK.f. Petugas penyuluh pertanian lapangan sudah ada.g. Lokasi mudah diakses atau dekat jalan desa.h. Diutamakan pada lahan bervegetasi ringan atau sedang.

Untuk lahan rawa :1. Lahan sesuai untuk tanaman padi sawah rawapasang su-

rut dan atau lebak berdasarkan ketentuandan kriteria yang berlaku.

2. Sudah ada petani dalam suatu wadah kelompok.3. Status petani jelas bisa pemilik penggarap atau penggarap.4. Luas lahan pemilik penggarap atau penggarap maksimum

2 Ha/KK.5. Petugas lapangan sudah ada.6. Lokasi mudah diakses atau dekat jalan desa.

Untuk sawah pada lahan tadah hujan :1. Mempunyai bulan basah > 3 bulan terutama yang tersedia

air untuk 1 kali tanam setahun.2. Lahan sesuai untuk tanaman padi sawah tadah hujan ber-

dasarkan ketentuan dan kriteria yang berlaku.3. Sudah ada petani dalam suatu wadah kelompok.4. Status petani jelas bisa sebagai pemilik penggarap atau

penggarap.5. Luas lahan pemilik dan penggarap maksimum 2 Ha/KK.6. Petugas lapangan sudah ada.7. Lokasi mudah diakses atau dekat jalan desa (dapat dilalui

oleh kendaraan roda 4).***

Page 23: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

22 23

Survei dan Investigasi

Survei dan investigasi dilakukan satu tahun sebelum DIPA (T-l) untuk kegiatan perluasan sawah diterbitkan. Secara ideal untuk kegiatan perluasan sawah TA. 2013 laporan Survei dan Investigasi telah tersedia. Namun jika masih terdapat lokasi yang belum memiliki laporan Survei dan Investigasi untuk kegiatan TA. 2013, pelak-sanaan Survei dan Investigasi dapat dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan desain dan diharap-kan selesai pada bulan Juni 2013. Pembiayaan pelak-sanaan kegiatan Survei dan Investigasi diutamakan berasal dari APBD l/ll, namun apabila dana APBD l/ll tidak dapat mengalokasikan kebutuhan tersebut, agar diusulkan melalaui anggaran APBN dengan ketentuan bahwa calon petani dan calon lokasi yang akan diusul-kan sudah jelas.

Survei/investigasi calon lokasi ialah kegiatan penelitian pada calon lokasi perluasan sawah baik pada Daerah Irigasi, lahan rawa maupun tadah hujan yang bertujuan untuk memperoleh calon lokasi yang layak untuk sawah.

Calon lokasi yang dapat dinyatakan layak untuk per-luasan sawah ialah calon lokasi yang memenuhi 8 (delapan) syarat pokok yaitu :1. Jaringan irigasi/drainase sudah dibangun atau

akan dibangun yang selesainya bersamaan dengan selesainya sawah dicetak kecuali sawah tadah hu-jan.

2. Air tersedia cukup untuk menjamin pertumbuhan padi sekurang-kurangnya satu kali dalam setahun.

3. Kondisi tanah sesuai untuk pertumbuhan tanaman padi.

4. Status kepemilikan tanah jelas, misalnya : tanah milik atau tanah rakyat (marga) atau tanah negara yang diijinkan untuk di garap oleh petani.

5. Batas pemilikan tanah jelas (tidak sengketa).6. Calon lokasi tidak tumpang tindih dengan pro-

gram/ proyek lain dan atau program/proyek sejenis di tahun sebelumnya.

7. Petani ada dan berdomisili di desa calon lokasi atau berdekatan dengan calon lokasi serta berke-inginan untuk bersawah.

8. Prasarana penunjang dan kelengkapan lainnya tersedia.

Identifikasi Calon Petani dan Calon Lokasi (CPCL)

Identifikasi dilakukan satu tahun sebelum DIPA (T-l) untuk kegiatan perluasan sawah dikeluarkan. Se-hingga untuk mendapatkan penganggaran perluasan sawah pada tahun berikutnya, proses identifikasi telah dilakukan pada tahun sebelumnya.

Calon lokasi yang akan di tetapkan sedapat mung-kin berasal dari usulan petani.

Identifikasi dilakukan berdasarkan data, informasi dan pengamatan lapangan yang bertujuan untuk me-nentukan lokasi perluasan sawah yang secara umum peruntukannya sesuai dengan RTRW atau dokumen tata ruang yang berlaku, standar teknis dan kriteria yang telah ditetapkan. Pemilihan lokasi diutamakan pada lahan dengan tingkat kesulitan terkecil. Identi-fikasi di lakukan oleh petugas Dinas Pertanian Daerah (provinsi dan k,ibupaten/kota) dengan dibantu oleh masyarakat/aparat setempat.

Identifikasi dilakukan juga terhadap calon petani. Petani penerima kegiatan perluasan sawah sedapat mungkin petani yang memang membutuhkan lahan sawah sebagai sumber pendapatan utama keluarga.

Penetapan calon petani dilakukan oleh aparat se-tempat (Ki’pala Desa/Camat) bersama dengan petu-gas Dinas Pertanian Kabupaten/Kota berdasarkan hasil identifikasi calon lokasi perluasan sawah.

PelaksanaanPerluasan Sawah

Koordinasi dengan para petani CP/CL

Page 24: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

22 23

Survei dan Investigasi

Survei dan investigasi dilakukan satu tahun sebelum DIPA (T-l) untuk kegiatan perluasan sawah diterbitkan. Secara ideal untuk kegiatan perluasan sawah TA. 2013 laporan Survei dan Investigasi telah tersedia. Namun jika masih terdapat lokasi yang belum memiliki laporan Survei dan Investigasi untuk kegiatan TA. 2013, pelak-sanaan Survei dan Investigasi dapat dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan desain dan diharap-kan selesai pada bulan Juni 2013. Pembiayaan pelak-sanaan kegiatan Survei dan Investigasi diutamakan berasal dari APBD l/ll, namun apabila dana APBD l/ll tidak dapat mengalokasikan kebutuhan tersebut, agar diusulkan melalaui anggaran APBN dengan ketentuan bahwa calon petani dan calon lokasi yang akan diusul-kan sudah jelas.

Survei/investigasi calon lokasi ialah kegiatan penelitian pada calon lokasi perluasan sawah baik pada Daerah Irigasi, lahan rawa maupun tadah hujan yang bertujuan untuk memperoleh calon lokasi yang layak untuk sawah.

Calon lokasi yang dapat dinyatakan layak untuk per-luasan sawah ialah calon lokasi yang memenuhi 8 (delapan) syarat pokok yaitu :1. Jaringan irigasi/drainase sudah dibangun atau

akan dibangun yang selesainya bersamaan dengan selesainya sawah dicetak kecuali sawah tadah hu-jan.

2. Air tersedia cukup untuk menjamin pertumbuhan padi sekurang-kurangnya satu kali dalam setahun.

3. Kondisi tanah sesuai untuk pertumbuhan tanaman padi.

4. Status kepemilikan tanah jelas, misalnya : tanah milik atau tanah rakyat (marga) atau tanah negara yang diijinkan untuk di garap oleh petani.

5. Batas pemilikan tanah jelas (tidak sengketa).6. Calon lokasi tidak tumpang tindih dengan pro-

gram/ proyek lain dan atau program/proyek sejenis di tahun sebelumnya.

7. Petani ada dan berdomisili di desa calon lokasi atau berdekatan dengan calon lokasi serta berke-inginan untuk bersawah.

8. Prasarana penunjang dan kelengkapan lainnya tersedia.

Identifikasi Calon Petani dan Calon Lokasi (CPCL)

Identifikasi dilakukan satu tahun sebelum DIPA (T-l) untuk kegiatan perluasan sawah dikeluarkan. Se-hingga untuk mendapatkan penganggaran perluasan sawah pada tahun berikutnya, proses identifikasi telah dilakukan pada tahun sebelumnya.

Calon lokasi yang akan di tetapkan sedapat mung-kin berasal dari usulan petani.

Identifikasi dilakukan berdasarkan data, informasi dan pengamatan lapangan yang bertujuan untuk me-nentukan lokasi perluasan sawah yang secara umum peruntukannya sesuai dengan RTRW atau dokumen tata ruang yang berlaku, standar teknis dan kriteria yang telah ditetapkan. Pemilihan lokasi diutamakan pada lahan dengan tingkat kesulitan terkecil. Identi-fikasi di lakukan oleh petugas Dinas Pertanian Daerah (provinsi dan k,ibupaten/kota) dengan dibantu oleh masyarakat/aparat setempat.

Identifikasi dilakukan juga terhadap calon petani. Petani penerima kegiatan perluasan sawah sedapat mungkin petani yang memang membutuhkan lahan sawah sebagai sumber pendapatan utama keluarga.

Penetapan calon petani dilakukan oleh aparat se-tempat (Ki’pala Desa/Camat) bersama dengan petu-gas Dinas Pertanian Kabupaten/Kota berdasarkan hasil identifikasi calon lokasi perluasan sawah.

PelaksanaanPerluasan Sawah

Koordinasi dengan para petani CP/CL

Page 25: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

24 25

Pengendalian Dan Pengawasan Kegiatan Perluasan Sawah

Batasan TeknisSawahlahan usahatani yang secara fisik permukaan tanahn-ya rata, dibatasi oleh pematang/ galengan, sehingga dapat ditanami padi dengan sistem genangan dan pa-lawija / tanaman pangan lainnya.

Perluasan Sawahsuatu usaha penambahan luasan/ baku lahan sawah pada berbagai tipologi lahan dengan kondisi yang belum dan atau lahan terlantar yang dapat di-usahakan untuk usahatani sawah.

Pengendalian & PengawasanTahap Perencanaan » Proposal cetak sawah dari Kabupaten berisi ten-

tang Calon Petani dan Calon Lokasi yang sudah ditetapkan dan harus sesuai dengan kriteria dari Pedoman Teknis Cetak Sawah :

� Tersedia air irigasi dalam jumlah yang cukup minimal untuk satu kali musim tanam.

� Lahan sesuai untuk tanaman padi sawah ber-dasarkan ketentuan dan kriteria yang berlaku.

� Sudah ada petani dalam suatu wadah kelom-pok. Apabila belum ada kelompok tani, para petani tersebut bersedia untuk membentuk ke-lompok tani kegiatan perluasan sawah.

� Status kepemilikan tanah sudah jelas dan tidak sengketa/tumpang tindih dengan program/ke-giatan lainnya.

� Luas kepemilikan lahan maksimum 2 Ha/ KK. � Petugas penyuluh pertanian lapangan sudah

ada. � Lokasi mudah diakses atau dekat jalan desa. � Diutamakan pada lahan bervegetasi ringan atau

sedang.

Kriteria tambahan terhadap Calon Lokasi Cetak Sawah : � Calon lokasi sesuai dengan arahan RTRW Kabupat-

en/Kota dan Dilengkapi surat tidak masuk kawasan hutan dari Dinas Kehutanan dan surat keterangan tidak terdapat sengketa lahan dari BPN

� Usulan lokasi harus diselaraskan dengan rencana pembangunan infrastruktur pengairan yang diang-garkan oleh Ditjen PSP Kementan, Ditjen SDA Ke-menPU atau DAK Irigasi

� Lokasi diusulkan melalui musrenbang

Seluruh hasil CPCL harus dituangkan dalam bentuk hasil SID yang berisi ten-tang : � Daftar nama petani beserta luasan lahannya � Informasi pendukung lainnya sesuai dengan krite-

ria yang diminta � Hasil pengukuran dalam bentuk peta skala 1 : 1.000

atau 5.000 yang terdiri dari : ¾ Peta Situassi Lokasi ¾ Peta Topografi ¾ Peta Vegetasi ¾ Peta Pemilikan Lahan ¾ Peta Rancangan Cetak Sawah

� Berdasarkan peta tsb dibuat RAB yang berisikan tentang biaya untuk kegiatan

¾ Land Clearing ¾ Land Levelling ¾ Galengan ¾ Olah Tanah ¾ Benih dan Saprodi ¾ Tanam ¾ TAHAP PELAKSANAAN PEKERJAAN

Tahap Pelaksanaan PekerjaanPPK membentuk Tim Teknis dengan fungsi :

¾ mengawal dan melaksanakan sosialisasi kepada para petani dan membentuk kelompok menjadi kompak

¾ mengawasi serta mengarahkan poktan dalam pe-nyusunan Rencana Usaha kegiatan Kelompok (RUKK) dengan mengacu kepada RAB dan rencana waktu pelaksanaan

¾ Menggerakan kelompok agar sesegera mungkin laksanakan kegiatan sesuai dengan kesepakatan / musyawarah waktu pelaksanaan

¾ Menjembatani kelompok dengan pengusaha pe-milik alat berat bila diperlukan. Apabila digunakan alat berat, diminta seluruh petani mengawasi pe-kerjaan operator alat berat

¾ Membuat BA Realisasi Pelaksanaan kegiatan fisik dilapangan sebagai dasar pencairan anggaran dari

Bank ¾ BA Realisasi Pelaksanaan fisik dilapangan men-dasarkan kepada hasil pengukuran ulang oleh Tim Teknis

¾ BA serah terima pekerjaan

Tahap Pemanfaatan ¾ Sawah segera ditanam setelah konstruksi selesai ¾ Perawatan dan pemeliharaan tanaman ¾ Panen

Pertanggung Jawaban Administrasi ¾ Berita acara penyelesaian pekerjaan dengan melampirkan hasil pengukuran ulang

¾ Dokumentasi pelaksanaan kegiatan berdasarkan progres : 0 %; 50% dan 100 % serta pertanaman

¾ Kelengkapan dokumen/ bukti pembelanjaan ¾ Pembuatan pembukuan

Sawah segera ditanam setelah konstruksi selesai. Pertanaman sawah baru 2013 di Bangka Selatan

Page 26: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

24 25

Pengendalian Dan Pengawasan Kegiatan Perluasan Sawah

Batasan TeknisSawahlahan usahatani yang secara fisik permukaan tanahn-ya rata, dibatasi oleh pematang/ galengan, sehingga dapat ditanami padi dengan sistem genangan dan pa-lawija / tanaman pangan lainnya.

Perluasan Sawahsuatu usaha penambahan luasan/ baku lahan sawah pada berbagai tipologi lahan dengan kondisi yang belum dan atau lahan terlantar yang dapat di-usahakan untuk usahatani sawah.

Pengendalian & PengawasanTahap Perencanaan » Proposal cetak sawah dari Kabupaten berisi ten-

tang Calon Petani dan Calon Lokasi yang sudah ditetapkan dan harus sesuai dengan kriteria dari Pedoman Teknis Cetak Sawah :

� Tersedia air irigasi dalam jumlah yang cukup minimal untuk satu kali musim tanam.

� Lahan sesuai untuk tanaman padi sawah ber-dasarkan ketentuan dan kriteria yang berlaku.

� Sudah ada petani dalam suatu wadah kelom-pok. Apabila belum ada kelompok tani, para petani tersebut bersedia untuk membentuk ke-lompok tani kegiatan perluasan sawah.

� Status kepemilikan tanah sudah jelas dan tidak sengketa/tumpang tindih dengan program/ke-giatan lainnya.

� Luas kepemilikan lahan maksimum 2 Ha/ KK. � Petugas penyuluh pertanian lapangan sudah

ada. � Lokasi mudah diakses atau dekat jalan desa. � Diutamakan pada lahan bervegetasi ringan atau

sedang.

Kriteria tambahan terhadap Calon Lokasi Cetak Sawah : � Calon lokasi sesuai dengan arahan RTRW Kabupat-

en/Kota dan Dilengkapi surat tidak masuk kawasan hutan dari Dinas Kehutanan dan surat keterangan tidak terdapat sengketa lahan dari BPN

� Usulan lokasi harus diselaraskan dengan rencana pembangunan infrastruktur pengairan yang diang-garkan oleh Ditjen PSP Kementan, Ditjen SDA Ke-menPU atau DAK Irigasi

� Lokasi diusulkan melalui musrenbang

Seluruh hasil CPCL harus dituangkan dalam bentuk hasil SID yang berisi ten-tang : � Daftar nama petani beserta luasan lahannya � Informasi pendukung lainnya sesuai dengan krite-

ria yang diminta � Hasil pengukuran dalam bentuk peta skala 1 : 1.000

atau 5.000 yang terdiri dari : ¾ Peta Situassi Lokasi ¾ Peta Topografi ¾ Peta Vegetasi ¾ Peta Pemilikan Lahan ¾ Peta Rancangan Cetak Sawah

� Berdasarkan peta tsb dibuat RAB yang berisikan tentang biaya untuk kegiatan

¾ Land Clearing ¾ Land Levelling ¾ Galengan ¾ Olah Tanah ¾ Benih dan Saprodi ¾ Tanam ¾ TAHAP PELAKSANAAN PEKERJAAN

Tahap Pelaksanaan PekerjaanPPK membentuk Tim Teknis dengan fungsi :

¾ mengawal dan melaksanakan sosialisasi kepada para petani dan membentuk kelompok menjadi kompak

¾ mengawasi serta mengarahkan poktan dalam pe-nyusunan Rencana Usaha kegiatan Kelompok (RUKK) dengan mengacu kepada RAB dan rencana waktu pelaksanaan

¾ Menggerakan kelompok agar sesegera mungkin laksanakan kegiatan sesuai dengan kesepakatan / musyawarah waktu pelaksanaan

¾ Menjembatani kelompok dengan pengusaha pe-milik alat berat bila diperlukan. Apabila digunakan alat berat, diminta seluruh petani mengawasi pe-kerjaan operator alat berat

¾ Membuat BA Realisasi Pelaksanaan kegiatan fisik dilapangan sebagai dasar pencairan anggaran dari

Bank ¾ BA Realisasi Pelaksanaan fisik dilapangan men-dasarkan kepada hasil pengukuran ulang oleh Tim Teknis

¾ BA serah terima pekerjaan

Tahap Pemanfaatan ¾ Sawah segera ditanam setelah konstruksi selesai ¾ Perawatan dan pemeliharaan tanaman ¾ Panen

Pertanggung Jawaban Administrasi ¾ Berita acara penyelesaian pekerjaan dengan melampirkan hasil pengukuran ulang

¾ Dokumentasi pelaksanaan kegiatan berdasarkan progres : 0 %; 50% dan 100 % serta pertanaman

¾ Kelengkapan dokumen/ bukti pembelanjaan ¾ Pembuatan pembukuan

Sawah segera ditanam setelah konstruksi selesai. Pertanaman sawah baru 2013 di Bangka Selatan

Page 27: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

26 27

Penetapan calon lokasi dilakukan satu tahun sebelum DIPA (I I) sedangkan penetapan lokasi dilakukan pada tahun bersamaan, setelah DIPA untuk kegiatan perluasan sawah dlkeluarkan. Sehingga untuk mendapatkan penganggaran perluasan sawah pada tahun berikutnya, penetapan calon lokasi telah dilakukan pada tahun sebelumnya.

Penetapan calon lokasi perluasan sawah ditanda tangani oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, sedangkan untuk Penetapan lokasi perluasan sawah ditandatangani oleh Bupati.

Penetapan Calon Lokasi dan Lokasi Perluasan Sawah

Peta desain dibuat satu tahun sebalum DIPA dikeluarkan (T-1). Jika peta desain belum tersedia atau masih dalam tahap pembuatan, maka proses cetak sawah tetap dapat dilakukan dengan catatan desain harus diselesaikan sebelum pekerjaan konstruksi dimulai.

Pelaksanaan kegiatan desain cetak sawah dapat dilakukan dengan pola kontraktual ataupun swakelola, disesuaikan dengan kemampuan anggaran dan kemampuan teknis sumberdaya manusia yang tersedia. Sedangkan metodologi pelaksanaan kegiatan desain dilakukan dengan metode pengukuran terestrial atau kombinasi dengan teknik penginderaan jarak jauh.

Sebelum pembuatan desain terlebih dahulu dilakukan penyuluhan terhadap petani pemilik lahan. Tujuannya agar petani memahami kegunaan desain dan manfaatnya dalam pelaksanaan konstruksi.

Desain

a. Persiapan berupa penggandaan peta situasi, peta rancangan jaringan irigasi, irigasi rawa, bahan, peralatan, pembuatan daftar pertanyaan dan ta-bel-tabel untuk pelaksanaan maupun pengolahan data. Selain itu dipersiapkan bahan dan peralatan yang diperlukan dilapangan.

b. Sosialisasi dan koordinasi dengan instansi ter-kait dan m.isyarakat terhadap rencana persiapan pelaksanaan kegiatan perluasan sawah pada calon lokasi yang akan dikembangkan. Koordinasi teru-tama dilakukan dengan Bappeda atau Dinas PU untuk kepastian RTRW, Dinas Kehutanan untuk kepastian kawasan, BPN untuk kejelasan status kepemilikan dan DinasPengairan untuk koordinasi sistem jaringan pengairan di lokasi yang diren-canakan.

c. Pengumpulan data primer dan sekunder. Data primer berupa parameter dan karakteristik lahan yang akan digunakan sebagai acuan penentuan kriteria kesesuaian lahan, debit air, sifat fisik ta-nah, status kepemilikan lahan kedalaman gambut, nilai ekonomis vegetasi, kesediaan petani, daf-tar narria petani dan luas lahan, pengukuran dan

pemetaan lokasi. Data sekunder berupa pola usa-hatani, analisis usahatani, penyediaan saprotan, pemasaran hasil, luasan lahan padi sawah di lokasi dan curah hujan baik harian atau bulanan selama satu tahun.

d. Tabulasi dan pengolahan data hasil survei.Data hasil survei ditabulasi dan diolah untuk pem-buatan laporan hasil survei yang bertujuan untuk menentukan kelayakan calon lokasi dan pembua-tan desain.

e. Pembuatan laporan kegiatan survei sebagai dasar penetapan lahan sawah yang akan dikonstruksi. Hasil survei calon lokasi perluasan sawah nanti-nya berupa buku laporan dan daftar lokasi yang dinyatakan layak untuk didesain yang selanjutnya dicetak menjadi sawah dan daftar lokasi yang ti-dak layak untuk didesain. Untuk setiap lokasi per-luasan sawah daerah irigasi (DI) dibuat satu buku laporan yang bertujuan untuk menyusun dan men-gumpulkan hasil kegiatan yang mudah dibaca dan diketahui oleh semua pihak yang terlibat dalam pembuatan laporan tersebut.

TahapanSurvei/lnvestigasi

Page 28: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

26 27

Penetapan calon lokasi dilakukan satu tahun sebelum DIPA (I I) sedangkan penetapan lokasi dilakukan pada tahun bersamaan, setelah DIPA untuk kegiatan perluasan sawah dlkeluarkan. Sehingga untuk mendapatkan penganggaran perluasan sawah pada tahun berikutnya, penetapan calon lokasi telah dilakukan pada tahun sebelumnya.

Penetapan calon lokasi perluasan sawah ditanda tangani oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, sedangkan untuk Penetapan lokasi perluasan sawah ditandatangani oleh Bupati.

Penetapan Calon Lokasi dan Lokasi Perluasan Sawah

Peta desain dibuat satu tahun sebalum DIPA dikeluarkan (T-1). Jika peta desain belum tersedia atau masih dalam tahap pembuatan, maka proses cetak sawah tetap dapat dilakukan dengan catatan desain harus diselesaikan sebelum pekerjaan konstruksi dimulai.

Pelaksanaan kegiatan desain cetak sawah dapat dilakukan dengan pola kontraktual ataupun swakelola, disesuaikan dengan kemampuan anggaran dan kemampuan teknis sumberdaya manusia yang tersedia. Sedangkan metodologi pelaksanaan kegiatan desain dilakukan dengan metode pengukuran terestrial atau kombinasi dengan teknik penginderaan jarak jauh.

Sebelum pembuatan desain terlebih dahulu dilakukan penyuluhan terhadap petani pemilik lahan. Tujuannya agar petani memahami kegunaan desain dan manfaatnya dalam pelaksanaan konstruksi.

Desain

a. Persiapan berupa penggandaan peta situasi, peta rancangan jaringan irigasi, irigasi rawa, bahan, peralatan, pembuatan daftar pertanyaan dan ta-bel-tabel untuk pelaksanaan maupun pengolahan data. Selain itu dipersiapkan bahan dan peralatan yang diperlukan dilapangan.

b. Sosialisasi dan koordinasi dengan instansi ter-kait dan m.isyarakat terhadap rencana persiapan pelaksanaan kegiatan perluasan sawah pada calon lokasi yang akan dikembangkan. Koordinasi teru-tama dilakukan dengan Bappeda atau Dinas PU untuk kepastian RTRW, Dinas Kehutanan untuk kepastian kawasan, BPN untuk kejelasan status kepemilikan dan DinasPengairan untuk koordinasi sistem jaringan pengairan di lokasi yang diren-canakan.

c. Pengumpulan data primer dan sekunder. Data primer berupa parameter dan karakteristik lahan yang akan digunakan sebagai acuan penentuan kriteria kesesuaian lahan, debit air, sifat fisik ta-nah, status kepemilikan lahan kedalaman gambut, nilai ekonomis vegetasi, kesediaan petani, daf-tar narria petani dan luas lahan, pengukuran dan

pemetaan lokasi. Data sekunder berupa pola usa-hatani, analisis usahatani, penyediaan saprotan, pemasaran hasil, luasan lahan padi sawah di lokasi dan curah hujan baik harian atau bulanan selama satu tahun.

d. Tabulasi dan pengolahan data hasil survei.Data hasil survei ditabulasi dan diolah untuk pem-buatan laporan hasil survei yang bertujuan untuk menentukan kelayakan calon lokasi dan pembua-tan desain.

e. Pembuatan laporan kegiatan survei sebagai dasar penetapan lahan sawah yang akan dikonstruksi. Hasil survei calon lokasi perluasan sawah nanti-nya berupa buku laporan dan daftar lokasi yang dinyatakan layak untuk didesain yang selanjutnya dicetak menjadi sawah dan daftar lokasi yang ti-dak layak untuk didesain. Untuk setiap lokasi per-luasan sawah daerah irigasi (DI) dibuat satu buku laporan yang bertujuan untuk menyusun dan men-gumpulkan hasil kegiatan yang mudah dibaca dan diketahui oleh semua pihak yang terlibat dalam pembuatan laporan tersebut.

TahapanSurvei/lnvestigasi

Page 29: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

Vegetasi Ringan

29

Vegetasi

Vegetasi Sedang

28

Vegetasi Berat

Dalam membuka lahan untuk perluasan sawah ditemukan tiga kriteria berdasarkan vegetasi di lokasi cetak sawah baru. Kondisi lingkungan, termasuk vegetasinya, akan mempengaruhi tingkat beban kerja di setiap daerah. Ketiga kriteria tersebut ialah vegetasi ringan, sedang dan berat. Dalam hal pembiayaan, selama ini tidak ada perbedaan anggaran (unit cost) cetak sawah pada ketiga kriteria vegetasi terse-but, yakni sebesar Rp 10 juta per hektar. Namun untuk tahun anggaran (TA) 2014 pemerintah melakukan pembedaan unit cost sesuai dengan tingkat kesulitan masing-masing kriteria vegetasi tersebut. Untuk lahan dengan vegetasi ringan dise-diakan biaya Rp 8,9 juta/ hektar, sedang Rp 10,6 juta/hektar, dan vegetasi berat Rp 13,5 juta/ hektar.

Page 30: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

Vegetasi Ringan

29

Vegetasi

Vegetasi Sedang

28

Vegetasi Berat

Dalam membuka lahan untuk perluasan sawah ditemukan tiga kriteria berdasarkan vegetasi di lokasi cetak sawah baru. Kondisi lingkungan, termasuk vegetasinya, akan mempengaruhi tingkat beban kerja di setiap daerah. Ketiga kriteria tersebut ialah vegetasi ringan, sedang dan berat. Dalam hal pembiayaan, selama ini tidak ada perbedaan anggaran (unit cost) cetak sawah pada ketiga kriteria vegetasi terse-but, yakni sebesar Rp 10 juta per hektar. Namun untuk tahun anggaran (TA) 2014 pemerintah melakukan pembedaan unit cost sesuai dengan tingkat kesulitan masing-masing kriteria vegetasi tersebut. Untuk lahan dengan vegetasi ringan dise-diakan biaya Rp 8,9 juta/ hektar, sedang Rp 10,6 juta/hektar, dan vegetasi berat Rp 13,5 juta/ hektar.

Page 31: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

Pada kegiatan land clearing, khusus dalam hal pen-cabutan tunggul dan sisa akar tumbuhan, perlu diper-hatikan beberapa hal. Untuk tunggul pohon berdiameter > 30 cm dengan kedalaman akar lebih dari satu meter dapat dibiarkan membusuk di lapangan tanpa harus dicabut. Selain itu pencabutan akar juga tidak dapat dilakukan bila di sekitar zona perakaran diketahui terdapat senyawa pirit atau senyawa racun lainnya.

Kegiatan land leveling terdiri dari :a. Penggalian dan penimbunan tanahb. Perataan tanahc. Pemadatan lereng talut terasd. Pembuatan jalan usahatani (JUT)e. Pembuatan jaringan irigasif. Pembuatan pematang batas pemilikan g. Penyiapan lahan siap tanam

31

Proses selanjutnya adalah kegiatan konstruksi cetak sawah baru (perluasan sawah). Kegiatan inipun me-miliki beberapa tahapan, mulai dari mempersiapkan petani (sosialisasi, pendaftaran ulang petani, surat pernyataan kesanggupan petani) persiapan adminis-trasi, hingga persiapan lapangan. Dalam kegian konstruksi perluasan sawah terdapat beberapa jenis kegiatan, yakni pembersihan lahan (land clearing) dan perataan lahan (land leveling), pembuatan pematang batas pemilikan, pembuatan jaringan irigasi tingkat usahatani, jaringan drainase, pembuatan pintu-pintu bagi tersier, pintu klep, dan pembuatan jalan usahatani serta prasarana lain yang bersifat pelayanan umum.

Kegiatan land clearing terdiri dari :a. Pembabatan/ penebasan semak belukarb. Penebangan/ penumbangan pohon-pohonan.c. Pemotongan/ perencekan dan pengumpulan

batang, cabang dan ranting.d. Pembersihan lahan.

Konstruksi(Land Clearing, Land Levelling)

30

Page 32: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

Pada kegiatan land clearing, khusus dalam hal pen-cabutan tunggul dan sisa akar tumbuhan, perlu diper-hatikan beberapa hal. Untuk tunggul pohon berdiameter > 30 cm dengan kedalaman akar lebih dari satu meter dapat dibiarkan membusuk di lapangan tanpa harus dicabut. Selain itu pencabutan akar juga tidak dapat dilakukan bila di sekitar zona perakaran diketahui terdapat senyawa pirit atau senyawa racun lainnya.

Kegiatan land leveling terdiri dari :a. Penggalian dan penimbunan tanahb. Perataan tanahc. Pemadatan lereng talut terasd. Pembuatan jalan usahatani (JUT)e. Pembuatan jaringan irigasif. Pembuatan pematang batas pemilikan g. Penyiapan lahan siap tanam

31

Proses selanjutnya adalah kegiatan konstruksi cetak sawah baru (perluasan sawah). Kegiatan inipun me-miliki beberapa tahapan, mulai dari mempersiapkan petani (sosialisasi, pendaftaran ulang petani, surat pernyataan kesanggupan petani) persiapan adminis-trasi, hingga persiapan lapangan. Dalam kegian konstruksi perluasan sawah terdapat beberapa jenis kegiatan, yakni pembersihan lahan (land clearing) dan perataan lahan (land leveling), pembuatan pematang batas pemilikan, pembuatan jaringan irigasi tingkat usahatani, jaringan drainase, pembuatan pintu-pintu bagi tersier, pintu klep, dan pembuatan jalan usahatani serta prasarana lain yang bersifat pelayanan umum.

Kegiatan land clearing terdiri dari :a. Pembabatan/ penebasan semak belukarb. Penebangan/ penumbangan pohon-pohonan.c. Pemotongan/ perencekan dan pengumpulan

batang, cabang dan ranting.d. Pembersihan lahan.

Konstruksi(Land Clearing, Land Levelling)

30

Page 33: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

32 33

Meski proses pencetakan sawah baru sudah selesai, namun tugas perluasan sawah belum usai sampai diistu saja. Lahan sawah baru yang telah selesai dicetak harus segera dimanfaatkan/ ditanami oleh petani dengan tanaman padi. Untuk menghatarkan petani agar bisa segera mengelola usahataninya perlu didukung dengan berbagai prasarana dan sarana budidaya padi sawah.Alokasi anggaran untuk kegiatan pemanfaatan sawah baru menjadi satu kesatuan dengan kegiatan konstruksi perluasan sawah. Dari anggaran saprotan yang tersedia diharapkan dapat dimanfaatkan untuk pengadaan alat mesin pertanian (Alsintan) seperti hand traktor, sedangkan untuk benih, pupuk, pestisida dan lain sebagainya diharapkan dari swadaya masyarakat atau sumber pembiayaan lainnya.

Pemanfaatan Sawah Baru

Page 34: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

32 33

Meski proses pencetakan sawah baru sudah selesai, namun tugas perluasan sawah belum usai sampai diistu saja. Lahan sawah baru yang telah selesai dicetak harus segera dimanfaatkan/ ditanami oleh petani dengan tanaman padi. Untuk menghatarkan petani agar bisa segera mengelola usahataninya perlu didukung dengan berbagai prasarana dan sarana budidaya padi sawah.Alokasi anggaran untuk kegiatan pemanfaatan sawah baru menjadi satu kesatuan dengan kegiatan konstruksi perluasan sawah. Dari anggaran saprotan yang tersedia diharapkan dapat dimanfaatkan untuk pengadaan alat mesin pertanian (Alsintan) seperti hand traktor, sedangkan untuk benih, pupuk, pestisida dan lain sebagainya diharapkan dari swadaya masyarakat atau sumber pembiayaan lainnya.

Pemanfaatan Sawah Baru

Page 35: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

34 35

BAB 3

Monitor,Evaluasi dan

Pelaporan

Kegiatan perluasan atau cetak sawah baru di berbagai daerah tentu tidak terlepas dari pengawasan (monitor-ing) dan evaluasi dari waktu ke waktu. Hal ini demi suk-

sesnya pelaksanaan kegiatan sesuai rencana. Dari setiap lokasi para Ketua Kelompok Tani secara berka-

la (1 bulan sekali) menyampaikan laporan hasil pelaksanaan kepada Kuasa Pengguna Anggaran/ Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten/ Kota. Mekanisme pelaporan SIMONEV, SAI dan FORM DA dari Diperta Kabupaten/Kota, Provinsi, bahkan sampai ke pusat harus mengikuti mekanisme yang telah ditetapkan oleh Sekditjen Prasarana dan Sarana Pertanian.

Laporan tersebut disampaikan ke Sekretariat Direktorat

Jenderal Prasarana Dan Sarana Pertanian, u.p Kepala Bagian Evaluasi dan Pelaporan Direktorat Jenderal Prasarana Dan Sa-rana Pertanian, Kantor Pusat Kementerian Pertanian Jln. Har-sono RM No.3 Gedung D Lantai VIII, Ragunan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Laporan bulanan perkembangan pelaksanaan fisik kon-struksi perluasan sawah setiap bulan dari Diperta Kabupaten/Kota paling lambat tanggal 5 disampaikan kepada Diperta Propinsi. Sedangkan dari Diperta Propinsi paling lambat tang-gal 10 setiap bulan. Laporan ini disampaikan ke Direktorat Per-luasan dan Pengelolaan Lahan, Jln. Taman Marga Satwa No. 3 Pasar Minggu, Jakarta Selatan, dengan blanko laporan seperti di bawah ini.

1. 100 1. Persiapan

a. CPCL √b. SID √c. RUKK √d. SK-SK (CPCL, Tim Teknis, korlap, dll) √e. Pembukaan Rekening √

2. Pelaksanaan

a. Transfer Dana Rp. : 840.734.075,00 b. Konstruksi Land Clearing : 100,00 Ha

Land Leveling : 100,00 Ha

Pematang : - Ha

Telah tanam : 60,00 HaSumber air utama (pilih salah satu) a. Bendungan/waduk

b. Air pasang surut √c. Embung, mata air, sungai

d. Air hujan

Ketersediaan infrastruktur pengairan a. Sudah ada dari PU(pilih salah satu) b. Sudah ada Jitut/jides

c. Dalam proses konstruksi Th √

Alat berat (pilih salah satu) a. Tidak pakaib. Sudah masuk √c. Belum masuk (bergiliran)

d. Pemanfaatan sawah - Ha

6. Perkiraan waktu penyelesaian pekerjaan Bulan : FEBRUARI Tahun : 2014

7. Koordinat Lokasi X= 348784 Y= 9953128

Keterangan Lain

:

:

:

:

:KEL. TANI

DESA

KEC

KAB

PROV

PEMANTAUAN PERKEMBANGAN PEKERJAAN PERLUASAN SAWAHTAHUN ANGGARAN 2013

NO.LUAS

HAMPARAN(Ha)

KEL. TANI/DESA/KEC/KAB/PROV

KONDISI PEKERJAAN FOTO LOKASI

SARI MULYA

RADAK 2

TERENTANG

KUBU RAYA

KALIMANTAN BARAT

3.

4.

5.

8.

Page 36: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

34 35

BAB 3

Monitor,Evaluasi dan

Pelaporan

Kegiatan perluasan atau cetak sawah baru di berbagai daerah tentu tidak terlepas dari pengawasan (monitor-ing) dan evaluasi dari waktu ke waktu. Hal ini demi suk-

sesnya pelaksanaan kegiatan sesuai rencana. Dari setiap lokasi para Ketua Kelompok Tani secara berka-

la (1 bulan sekali) menyampaikan laporan hasil pelaksanaan kepada Kuasa Pengguna Anggaran/ Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten/ Kota. Mekanisme pelaporan SIMONEV, SAI dan FORM DA dari Diperta Kabupaten/Kota, Provinsi, bahkan sampai ke pusat harus mengikuti mekanisme yang telah ditetapkan oleh Sekditjen Prasarana dan Sarana Pertanian.

Laporan tersebut disampaikan ke Sekretariat Direktorat

Jenderal Prasarana Dan Sarana Pertanian, u.p Kepala Bagian Evaluasi dan Pelaporan Direktorat Jenderal Prasarana Dan Sa-rana Pertanian, Kantor Pusat Kementerian Pertanian Jln. Har-sono RM No.3 Gedung D Lantai VIII, Ragunan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Laporan bulanan perkembangan pelaksanaan fisik kon-struksi perluasan sawah setiap bulan dari Diperta Kabupaten/Kota paling lambat tanggal 5 disampaikan kepada Diperta Propinsi. Sedangkan dari Diperta Propinsi paling lambat tang-gal 10 setiap bulan. Laporan ini disampaikan ke Direktorat Per-luasan dan Pengelolaan Lahan, Jln. Taman Marga Satwa No. 3 Pasar Minggu, Jakarta Selatan, dengan blanko laporan seperti di bawah ini.

1. 100 1. Persiapan

a. CPCL √b. SID √c. RUKK √d. SK-SK (CPCL, Tim Teknis, korlap, dll) √e. Pembukaan Rekening √

2. Pelaksanaan

a. Transfer Dana Rp. : 840.734.075,00 b. Konstruksi Land Clearing : 100,00 Ha

Land Leveling : 100,00 Ha

Pematang : - Ha

Telah tanam : 60,00 HaSumber air utama (pilih salah satu) a. Bendungan/waduk

b. Air pasang surut √c. Embung, mata air, sungai

d. Air hujan

Ketersediaan infrastruktur pengairan a. Sudah ada dari PU(pilih salah satu) b. Sudah ada Jitut/jides

c. Dalam proses konstruksi Th √

Alat berat (pilih salah satu) a. Tidak pakaib. Sudah masuk √c. Belum masuk (bergiliran)

d. Pemanfaatan sawah - Ha

6. Perkiraan waktu penyelesaian pekerjaan Bulan : FEBRUARI Tahun : 2014

7. Koordinat Lokasi X= 348784 Y= 9953128

Keterangan Lain

:

:

:

:

:KEL. TANI

DESA

KEC

KAB

PROV

PEMANTAUAN PERKEMBANGAN PEKERJAAN PERLUASAN SAWAHTAHUN ANGGARAN 2013

NO.LUAS

HAMPARAN(Ha)

KEL. TANI/DESA/KEC/KAB/PROV

KONDISI PEKERJAAN FOTO LOKASI

SARI MULYA

RADAK 2

TERENTANG

KUBU RAYA

KALIMANTAN BARAT

3.

4.

5.

8.

Page 37: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

36 37

Pengawasan & PenyerahanHasil Pekerjaan

1. Pengawasan/ Supervisi Pekerjaan Konstruksi Per-luasan Sawah

� Dilakukan oleh Tim Teknis/ Koordinator La-pangan yang telah ditetapkan oleh Kepala Di-nas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten

� Melakukan pengukuran luasan sawah yang ter-cetak dengan menggunakan peralatan Global Positioning System (GPS).

� Ruang lingkup dan pelaksanaan pekerjaana. Memeriksa patok–patok batas areal yang

akan dikonstruksi.b. Melakukan penyesuaian/ perbaikan desain

pembukaan lahan.c. Memeriksa hasil pekerjaan Kelompok tani

yang didasarkan atas (RUKK) dan perjanjian kerja sama pekerjaan konstruksi pembu-kaan lahan.

d. Memberikan petunjuk dan arahan teknis kepada kelompok tani pelaksana konstruksi perluasan areal sawah.

e. Membuat Berita Acara Pemeriksaan Hasil Pekerjaan. Berita Acara ditanda tangani oleh Tim Tek-nis/ Koordinator Lapangan dan Ketua Ke-lompok tani serta diketahui oleh Kepala Di-nas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Selaku KPA.

2. Hasil Pekerjaan Tim Teknis/Koordinator Lapangan � Hasil pengawasan pekerjaan dibuat dalam

suatu Berita Acara sesuai dengan prestasi pe-kerjaan yang dicapai oleh kelompok tani

3. Pemeriksaan Hasil Pekerjaan Tim Teknis/Koordina-tor Lapangan.

� Dilakukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen yang ditetapkan oleh KPA selaku Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten.

4. Penyerahan Hasil Pekerjaan Konstruksi Perluasan Sawah

5. Pembayaran Hasil Pekerjaan Konstruksi Perluasan Sawah

� Transfer uang ke rekening kelompok dapat di-lakukan setelah RUKK disetujui oleh KPA.

� Pencairan uang dari rekening kelompok untuk pembayaran hasil pekerjaan dilakukan secara bertahap sesuai luasan sawah yang tercetak, yang dinyatakan dengan Berita Acara Hasil Pengukuran Pekerjaan Konstruksi Perluasan Sawah.

Tracking sawah di Kuburaya Kalbar

BAB 4

Geliat Cetak Sawah Baru Membentang dari Aceh

Hingga Papua

Page 38: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

36 37

Pengawasan & PenyerahanHasil Pekerjaan

1. Pengawasan/ Supervisi Pekerjaan Konstruksi Per-luasan Sawah

� Dilakukan oleh Tim Teknis/ Koordinator La-pangan yang telah ditetapkan oleh Kepala Di-nas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten

� Melakukan pengukuran luasan sawah yang ter-cetak dengan menggunakan peralatan Global Positioning System (GPS).

� Ruang lingkup dan pelaksanaan pekerjaana. Memeriksa patok–patok batas areal yang

akan dikonstruksi.b. Melakukan penyesuaian/ perbaikan desain

pembukaan lahan.c. Memeriksa hasil pekerjaan Kelompok tani

yang didasarkan atas (RUKK) dan perjanjian kerja sama pekerjaan konstruksi pembu-kaan lahan.

d. Memberikan petunjuk dan arahan teknis kepada kelompok tani pelaksana konstruksi perluasan areal sawah.

e. Membuat Berita Acara Pemeriksaan Hasil Pekerjaan. Berita Acara ditanda tangani oleh Tim Tek-nis/ Koordinator Lapangan dan Ketua Ke-lompok tani serta diketahui oleh Kepala Di-nas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Selaku KPA.

2. Hasil Pekerjaan Tim Teknis/Koordinator Lapangan � Hasil pengawasan pekerjaan dibuat dalam

suatu Berita Acara sesuai dengan prestasi pe-kerjaan yang dicapai oleh kelompok tani

3. Pemeriksaan Hasil Pekerjaan Tim Teknis/Koordina-tor Lapangan.

� Dilakukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen yang ditetapkan oleh KPA selaku Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten.

4. Penyerahan Hasil Pekerjaan Konstruksi Perluasan Sawah

5. Pembayaran Hasil Pekerjaan Konstruksi Perluasan Sawah

� Transfer uang ke rekening kelompok dapat di-lakukan setelah RUKK disetujui oleh KPA.

� Pencairan uang dari rekening kelompok untuk pembayaran hasil pekerjaan dilakukan secara bertahap sesuai luasan sawah yang tercetak, yang dinyatakan dengan Berita Acara Hasil Pengukuran Pekerjaan Konstruksi Perluasan Sawah.

Tracking sawah di Kuburaya Kalbar

BAB 4

Geliat Cetak Sawah Baru Membentang dari Aceh

Hingga Papua

Page 39: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

38 39

Kualitas tanah adalah kemampuan tanah untuk me-nampilkan fungsi-fungsinya untuk menopang produkti-vitas biologi, memperahankan kualitas lingkungan dan meningkatkan kesehatan tanaman, binatang dan ma-nusia.

Dalam perkembangannya, sebagian masyara-kat lebih suka menggunakan istilah kesehatan tanah dibandingkan kualitas tanah, karena kesehatan tanah lebih menggambarkan kehidupan dan dinamika kehidu-pan. Sedangkan kualitas tanah lebih menggambarkan sifat-sifat kimia, fisika dan biologi tanah (Winarso, 2005).

Tanah yang sehat atau berkualitas akan menunjuk-kan rendahnya atau bahkan tidak adanya polusi, tidak mengalami degradasi, tanaman tumbuh subur dan se-hat serta menghasilkan produk yang aman dikonsumsi baik oleh manusia maupun hewan, dan akan memberi-kan keuntungan pada petani secara berkelanjutan. Kualitas tanah dapat dipandang dengan dua cara yang berbeda, yaitu:

1. Sebagai sifat/ atribut inherent tanah yang dapat digambarkan dari sifat-sifat tanah atau hasil ob-servasi tidak langsung (seperti kepekaan terhadap erosi atau pemadatan).

2. Sebagai kemampuan tanah untuk menampakkan fungsi-fungsi produktivitas, lingkungan dan kes-ehatan (Rosmarkam dan Nasih, 2002).

Parameter kesuburan tanah standar (pH tanah, kadar bahan organik, N, P, dan K tersedia) merupakan faktor yang sangat penting dalam hubungannya de-ngan pertumbuhan tanaman, produksi tanaman serta fungsi dan keragaman mikroorganisme tanah. Param-eter-parameter tanah tersebut umumnya sangat sen-sitif terhadap pengelolaan tanah. Untuk tanah-tanah terpolusi dan terdegradasi, indikator-indikator tersebut merupakan bagian dari set data minimum dan indikator kimia tanah (Winarso, 2005).

AirSumber air harus memenuhi kualitas agar tidak

berbahaya bagi tanaman yang akan diairi karena dalam jangka panjang dapat berpengaruh terhadap kualitas hasil atau produk pertanian. Kualitas air irigasi sangat tergantung dari kandungan sedimen atau lumpur dan kandungan unsur-unsur kimia dalam air tersebut.

Sedimen atau lumpur dalam air pengairan berpen-

garuh dalam tekstur tanah, terutama pada tanah yang bertekstur sedang sampai kasar akan memperlam-bat permeabilitas penampang tanah akibat pori-pori tanah terisi atau tersumbat sediment tersebut, dan menurunkan kesuburan tanah. Sedimen atau lumpur yang mengendap dalam saluran irigasi akan mengu-rangi kapasitas pengaliran air dan memerlukan biaya tinggi untuk membersihkannya.

Keberadaan sumberdaya air yang disediakan me-lalui pembangunan sarana irigasi perlu ditingkatkan nilai fungsinya, sehingga dapat meningkatkan produk-tivitas dan daya saing. Konsentrasi kegiatan usahatani dengan jenis kegiatan yang sama dalam waktu yang bersamaan, seperti kegiatan pengolahan tanah dan panen raya yang selama ini terjadi dan kurang meng-untungkan dapat dihindari.

Dari Hutan dan Semak BelukarMenjadi Sawah Produktif

PROVINSI ACEH

Aceh Barat

Aceh Barat Daya

Provinsi : AcehKabupaten/kota : Aceh BaratKecamatan : Pante CeureumenDesa : SeumantukKelompok Tani : Beuna HarapanLuas Alokasi Kegiatan : 50 Ha Titik Koordinat : LU : 4°23’ 21,038” BT : 96°16’ 35,161”

Provinsi : AcehKabupaten/kota : Aceh Barat DayaKecamatan : BabahrotDesa : Cot SimantokKelompok Tani : Kayee UnoLuas Alokasi Kegiatan : 34 Ha Titik Koordinat : N : 3°51’53,259” E : 96°41’38,185” E

50%

0%

100%

100%

Aceh JayaProvinsi : AcehKabupaten/kota : Aceh Jaya Kecamatan : Setia BaktiDesa : PadangKelompok Tani : Bahagia ILuas Alokasi Kegiatan : 40 Ha Titik Koordinat : N : 524656 LU E : 780930 BT

50% 100%

PidieProvinsi : AcehKabupaten/kota : PidieKecamatan : ManeDesa : ManeKelompok Tani : Ade MeurataLuas Alokasi Kegiatan : 48 Ha Titik Koordinat : N : 04 52 154 E : 096 05 151’

0% 100%

Berikut ini perkembangan kegiatan cetah sawah di beberapa daerah yang dilakukan pada tahun 2012

Page 40: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

38 39

Kualitas tanah adalah kemampuan tanah untuk me-nampilkan fungsi-fungsinya untuk menopang produkti-vitas biologi, memperahankan kualitas lingkungan dan meningkatkan kesehatan tanaman, binatang dan ma-nusia.

Dalam perkembangannya, sebagian masyara-kat lebih suka menggunakan istilah kesehatan tanah dibandingkan kualitas tanah, karena kesehatan tanah lebih menggambarkan kehidupan dan dinamika kehidu-pan. Sedangkan kualitas tanah lebih menggambarkan sifat-sifat kimia, fisika dan biologi tanah (Winarso, 2005).

Tanah yang sehat atau berkualitas akan menunjuk-kan rendahnya atau bahkan tidak adanya polusi, tidak mengalami degradasi, tanaman tumbuh subur dan se-hat serta menghasilkan produk yang aman dikonsumsi baik oleh manusia maupun hewan, dan akan memberi-kan keuntungan pada petani secara berkelanjutan. Kualitas tanah dapat dipandang dengan dua cara yang berbeda, yaitu:

1. Sebagai sifat/ atribut inherent tanah yang dapat digambarkan dari sifat-sifat tanah atau hasil ob-servasi tidak langsung (seperti kepekaan terhadap erosi atau pemadatan).

2. Sebagai kemampuan tanah untuk menampakkan fungsi-fungsi produktivitas, lingkungan dan kes-ehatan (Rosmarkam dan Nasih, 2002).

Parameter kesuburan tanah standar (pH tanah, kadar bahan organik, N, P, dan K tersedia) merupakan faktor yang sangat penting dalam hubungannya de-ngan pertumbuhan tanaman, produksi tanaman serta fungsi dan keragaman mikroorganisme tanah. Param-eter-parameter tanah tersebut umumnya sangat sen-sitif terhadap pengelolaan tanah. Untuk tanah-tanah terpolusi dan terdegradasi, indikator-indikator tersebut merupakan bagian dari set data minimum dan indikator kimia tanah (Winarso, 2005).

AirSumber air harus memenuhi kualitas agar tidak

berbahaya bagi tanaman yang akan diairi karena dalam jangka panjang dapat berpengaruh terhadap kualitas hasil atau produk pertanian. Kualitas air irigasi sangat tergantung dari kandungan sedimen atau lumpur dan kandungan unsur-unsur kimia dalam air tersebut.

Sedimen atau lumpur dalam air pengairan berpen-

garuh dalam tekstur tanah, terutama pada tanah yang bertekstur sedang sampai kasar akan memperlam-bat permeabilitas penampang tanah akibat pori-pori tanah terisi atau tersumbat sediment tersebut, dan menurunkan kesuburan tanah. Sedimen atau lumpur yang mengendap dalam saluran irigasi akan mengu-rangi kapasitas pengaliran air dan memerlukan biaya tinggi untuk membersihkannya.

Keberadaan sumberdaya air yang disediakan me-lalui pembangunan sarana irigasi perlu ditingkatkan nilai fungsinya, sehingga dapat meningkatkan produk-tivitas dan daya saing. Konsentrasi kegiatan usahatani dengan jenis kegiatan yang sama dalam waktu yang bersamaan, seperti kegiatan pengolahan tanah dan panen raya yang selama ini terjadi dan kurang meng-untungkan dapat dihindari.

Dari Hutan dan Semak BelukarMenjadi Sawah Produktif

PROVINSI ACEH

Aceh Barat

Aceh Barat Daya

Provinsi : AcehKabupaten/kota : Aceh BaratKecamatan : Pante CeureumenDesa : SeumantukKelompok Tani : Beuna HarapanLuas Alokasi Kegiatan : 50 Ha Titik Koordinat : LU : 4°23’ 21,038” BT : 96°16’ 35,161”

Provinsi : AcehKabupaten/kota : Aceh Barat DayaKecamatan : BabahrotDesa : Cot SimantokKelompok Tani : Kayee UnoLuas Alokasi Kegiatan : 34 Ha Titik Koordinat : N : 3°51’53,259” E : 96°41’38,185” E

50%

0%

100%

100%

Aceh JayaProvinsi : AcehKabupaten/kota : Aceh Jaya Kecamatan : Setia BaktiDesa : PadangKelompok Tani : Bahagia ILuas Alokasi Kegiatan : 40 Ha Titik Koordinat : N : 524656 LU E : 780930 BT

50% 100%

PidieProvinsi : AcehKabupaten/kota : PidieKecamatan : ManeDesa : ManeKelompok Tani : Ade MeurataLuas Alokasi Kegiatan : 48 Ha Titik Koordinat : N : 04 52 154 E : 096 05 151’

0% 100%

Berikut ini perkembangan kegiatan cetah sawah di beberapa daerah yang dilakukan pada tahun 2012

Page 41: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

40 41

Aceh Singkil

Subulussalam

Provinsi : AcehKabupaten/kota : Aceh SingkilKecamatan : SuroDesa : Pangkalan SulamiKelompok Tani : Maceh AsaLuas Alokasi Kegiatan : 25 Ha Titik Koordinat : N : 2031’16’’N E : 9802’44’’E

Provinsi : AcehKabupaten/kota : SubulussalamKecamatan : Sultan DaulatDesa : LaelanggeKelompok Tani : Cinta PerdamaianLuas Alokasi Kegiatan : 25 Ha Titik Koordinat : N : 2 48 28.5 E : 97 50 39.7

0%

0%

100%

50%

PROVINSI JAMBI

Sungai PenuhProvinsi : JambiKabupaten/kota : Sungai KampungKecamatan : Tanah KampungDesa : Koto TengahKelompok Tani : Karya NyataLuas Alokasi Kegiatan : 69 Ha Titik Koordinat : 2° 03’ 51,492” S 101° 27’ 04.825” E

0% 50%

Tanjab TimurProvinsi : JambiKabupaten/kota : Tanjab Timur Kecamatan : Nipah Mandahara Ulu Desa : MancolokKelompok Tani : Sinar SejahteraLuas Alokasi Kegiatan : 200 HaTitik Koordinat : X : 336735 Y : 9865691

50% 100%

TeboProvinsi : JambiKabupaten/kota : Tebo

50% 100%

PROVINSI LAMPUNG

BanjitProvinsi : LampungKabupaten/kota : Way KananKecamatan : BanjitDesa : Simpang Asam Kelompok Tani : Surya TaniLuas Alokasi Kegiatan : 23,11 Ha Titik Koordinat : S: 04°48’42,3” E: 104°30’31,3”

100%

Dante TeladasProvinsi : LampungKabupaten/kota : Tulang BawangKecamatan : Dente TeladasDesa : Pasiran JayaKelompok Tani : Pasiran JayaLuas Alokasi Kegiatan : 230 Ha Titik Koordinat : S: 04°18’37,4” E: 105°35’54,2”

100%

Page 42: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

40 41

Aceh Singkil

Subulussalam

Provinsi : AcehKabupaten/kota : Aceh SingkilKecamatan : SuroDesa : Pangkalan SulamiKelompok Tani : Maceh AsaLuas Alokasi Kegiatan : 25 Ha Titik Koordinat : N : 2031’16’’N E : 9802’44’’E

Provinsi : AcehKabupaten/kota : SubulussalamKecamatan : Sultan DaulatDesa : LaelanggeKelompok Tani : Cinta PerdamaianLuas Alokasi Kegiatan : 25 Ha Titik Koordinat : N : 2 48 28.5 E : 97 50 39.7

0%

0%

100%

50%

PROVINSI JAMBI

Sungai PenuhProvinsi : JambiKabupaten/kota : Sungai KampungKecamatan : Tanah KampungDesa : Koto TengahKelompok Tani : Karya NyataLuas Alokasi Kegiatan : 69 Ha Titik Koordinat : 2° 03’ 51,492” S 101° 27’ 04.825” E

0% 50%

Tanjab TimurProvinsi : JambiKabupaten/kota : Tanjab Timur Kecamatan : Nipah Mandahara Ulu Desa : MancolokKelompok Tani : Sinar SejahteraLuas Alokasi Kegiatan : 200 HaTitik Koordinat : X : 336735 Y : 9865691

50% 100%

TeboProvinsi : JambiKabupaten/kota : Tebo

50% 100%

PROVINSI LAMPUNG

BanjitProvinsi : LampungKabupaten/kota : Way KananKecamatan : BanjitDesa : Simpang Asam Kelompok Tani : Surya TaniLuas Alokasi Kegiatan : 23,11 Ha Titik Koordinat : S: 04°48’42,3” E: 104°30’31,3”

100%

Dante TeladasProvinsi : LampungKabupaten/kota : Tulang BawangKecamatan : Dente TeladasDesa : Pasiran JayaKelompok Tani : Pasiran JayaLuas Alokasi Kegiatan : 230 Ha Titik Koordinat : S: 04°18’37,4” E: 105°35’54,2”

100%

Page 43: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

42 43

Mesuji

Mesuji Timur

Provinsi : LampungKabupaten/kota : MesujiKecamatan : Mesuji Desa : Mulya SariKelompok Tani : Gpk. Makmur JayaLuas Alokasi Kegiatan : 300 Ha Titik Koordinat : S: 04°02’71,3” E: 105°35’14,7”

Provinsi : LampungKabupaten/kota : MesujiKecamatan : Mesuji TimurDesa : Pangkal Mas JayaKelompok Tani : Gpk. Jaya SaktiLuas Alokasi Kegiatan : 300 Ha Titik Koordinat : S: 04°01’43,4” E: 105°33’50,7”

100%

100%

Panca Jaya

Rawa Jitu Selatan

Provinsi : LampungKabupaten/kota : MesujiKecamatan : Panca JayaDesa : Adi MulyoKelompok Tani : Gpk. Bina TaniLuas Alokasi Kegiatan : 300 Ha Titik Koordinat : S: 03°57’28,8” E: 105°14’28,6”

Provinsi : LampungKabupaten/kota : Tulang BawangKecamatan : Rawa Jitu SelatanDesa : Karya Cipta AbadiKelompok Tani : Karya MulyaLuas Alokasi Kegiatan : 70 Ha Titik Koordinat : S: 04°17’11,0” E: 105°45’47,5

100%

100%

Gunung Medan

Koto Tuo

Provinsi : Sumatera BaratKabupaten/kota : DarmasrayaKecamatan : Sitiung Desa : Gunung Medan Kelompok Tani : Saluak Luas Alokasi Kegiatan : 54 HaTitik Koordinat : S : 0° 57 04.41 LS E : 100° 25 42.59 BT

Provinsi : Sumatera BaratKabupaten/kota : DarmasrayaKecamatan : Sitiung Desa : Koto Tuo Kelompok Tani : Lamai Jaya Luas Alokasi Kegiatan : 31,72 HaTitik Koordinat : S : 0° 59 21.142 LS E : 101°34 58.232 BT

50%

100%

Riak Danau Tapan

Tigo Sungai Inderapura

Provinsi : Sumatera BaratKabupaten/kota : Pesisir SelatanKecamatan : BAB TapanDesa : Riak Danau TapanKelompok Tani : Talang BesiLuas Alokasi Kegiatan : 25 HaTitik Koordinat : S : 2°07,47.972 LS E : 101°03,55.617 BT

Provinsi : Sumatera BaratKabupaten/kota : Pesisir SelatanKecamatan : Pancung SoalDesa : Tigo Sungai InderapuraKelompok Tani : Sungai Batang SaiyoLuas Alokasi Kegiatan : 31,75 HaTitik Koordinat : S : 2°02,20.523 LS E : 100°00,00.105 BT

25%

100%

PROVINSI SUMATERA BARAT

Page 44: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

42 43

Mesuji

Mesuji Timur

Provinsi : LampungKabupaten/kota : MesujiKecamatan : Mesuji Desa : Mulya SariKelompok Tani : Gpk. Makmur JayaLuas Alokasi Kegiatan : 300 Ha Titik Koordinat : S: 04°02’71,3” E: 105°35’14,7”

Provinsi : LampungKabupaten/kota : MesujiKecamatan : Mesuji TimurDesa : Pangkal Mas JayaKelompok Tani : Gpk. Jaya SaktiLuas Alokasi Kegiatan : 300 Ha Titik Koordinat : S: 04°01’43,4” E: 105°33’50,7”

100%

100%

Panca Jaya

Rawa Jitu Selatan

Provinsi : LampungKabupaten/kota : MesujiKecamatan : Panca JayaDesa : Adi MulyoKelompok Tani : Gpk. Bina TaniLuas Alokasi Kegiatan : 300 Ha Titik Koordinat : S: 03°57’28,8” E: 105°14’28,6”

Provinsi : LampungKabupaten/kota : Tulang BawangKecamatan : Rawa Jitu SelatanDesa : Karya Cipta AbadiKelompok Tani : Karya MulyaLuas Alokasi Kegiatan : 70 Ha Titik Koordinat : S: 04°17’11,0” E: 105°45’47,5

100%

100%

Gunung Medan

Koto Tuo

Provinsi : Sumatera BaratKabupaten/kota : DarmasrayaKecamatan : Sitiung Desa : Gunung Medan Kelompok Tani : Saluak Luas Alokasi Kegiatan : 54 HaTitik Koordinat : S : 0° 57 04.41 LS E : 100° 25 42.59 BT

Provinsi : Sumatera BaratKabupaten/kota : DarmasrayaKecamatan : Sitiung Desa : Koto Tuo Kelompok Tani : Lamai Jaya Luas Alokasi Kegiatan : 31,72 HaTitik Koordinat : S : 0° 59 21.142 LS E : 101°34 58.232 BT

50%

100%

Riak Danau Tapan

Tigo Sungai Inderapura

Provinsi : Sumatera BaratKabupaten/kota : Pesisir SelatanKecamatan : BAB TapanDesa : Riak Danau TapanKelompok Tani : Talang BesiLuas Alokasi Kegiatan : 25 HaTitik Koordinat : S : 2°07,47.972 LS E : 101°03,55.617 BT

Provinsi : Sumatera BaratKabupaten/kota : Pesisir SelatanKecamatan : Pancung SoalDesa : Tigo Sungai InderapuraKelompok Tani : Sungai Batang SaiyoLuas Alokasi Kegiatan : 31,75 HaTitik Koordinat : S : 2°02,20.523 LS E : 100°00,00.105 BT

25%

100%

PROVINSI SUMATERA BARAT

Page 45: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

44 45

PROVINSI BANTEN

LebakProvinsi : BantenKabupaten/kota : LebakKecamatan : MalingpingDesa : PagelaranKelompok Tani : Cipager MuktiLuas Alokasi Kegiatan : 80 HaTitik Koordinat : S.06°49’16,5’’ E.106°02’07,1’’

50% 100%

PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PROVINSI SUMATERA SELATAN

Kayong Utara

OKU

Provinsi : Kalimantan BaratKabupaten/kota : Kayong UtaraKecamatan : SukadanaDesa : Pangkalan ButonKelompok Tani : Pangkalan TimurLuas Alokasi Kegiatan : 50 Ha Titik Koordinat : S:1° 13’ 40.06“ E : 109° 58’ 7.73”

Provinsi : Sumatera Selatan TA. 2011Kabupaten/kota : OKUKecamatan : Sinar PeninjauanDesa : Tanjung MakmurKelompok Tani : Gotong RoyongLuas Alokasi Kegiatan : 23 Ha Titik Koordinat : S: 30° 51’ 34,4” E: 104°32’ 37,8”

0%

0%

100%

100%

Karang AgungProvinsi : Sumatera Selatan TA. 2012Kabupaten/kota : Musi BanyuasinKecamatan : LalanDesa : Karang AgungKelompok Tani : Teluk BayurLuas Alokasi Kegiatan : 2.000 Ha Titik Koordinat : X: 451148 Y: 9742985

0% 100%

PontianakProvinsi : Kalimantan BaratKabupaten/kota : PontianakKecamatan : TohoDesa : SamboraKelompok Tani : Sido Makmur IILuas Alokasi Kegiatan : 30 Ha Titik Koordinat : N: 0 29 51,2 E : 109 07 58,4

0% 100%

SekadauProvinsi : Kalimantan BaratKabupaten/kota : SekadauKecamatan : Belitung HilirDesa : MerbangKelompok Tani : Tani MajuLuas Alokasi Kegiatan : 10 Ha Titik Koordinat : LU: 00°50´62.92¨ BT: 100°04´81.9¨

0% 100%

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

MalinauProvinsi : Kalimantan TimurKabupaten/Kota : MalinauKecamatan : MalinauDesa : Batu LindungKelompok Tani : Mesokol NganetLuas Alokasi kegiatan : 49 HaTitik Koordinat : N : 3 34’20,8 E : 116 38’44,6”

0% 100%

Tana TidungProvinsi : Kalimantan TimurKabupaten/Kota : Tana TidungKecamatan :Desa : Kelompok Tani : Luas Alokasi kegiatan :Titik Koordinat : N: E :

0% 100%

Page 46: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

44 45

PROVINSI BANTEN

LebakProvinsi : BantenKabupaten/kota : LebakKecamatan : MalingpingDesa : PagelaranKelompok Tani : Cipager MuktiLuas Alokasi Kegiatan : 80 HaTitik Koordinat : S.06°49’16,5’’ E.106°02’07,1’’

50% 100%

PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PROVINSI SUMATERA SELATAN

Kayong Utara

OKU

Provinsi : Kalimantan BaratKabupaten/kota : Kayong UtaraKecamatan : SukadanaDesa : Pangkalan ButonKelompok Tani : Pangkalan TimurLuas Alokasi Kegiatan : 50 Ha Titik Koordinat : S:1° 13’ 40.06“ E : 109° 58’ 7.73”

Provinsi : Sumatera Selatan TA. 2011Kabupaten/kota : OKUKecamatan : Sinar PeninjauanDesa : Tanjung MakmurKelompok Tani : Gotong RoyongLuas Alokasi Kegiatan : 23 Ha Titik Koordinat : S: 30° 51’ 34,4” E: 104°32’ 37,8”

0%

0%

100%

100%

Karang AgungProvinsi : Sumatera Selatan TA. 2012Kabupaten/kota : Musi BanyuasinKecamatan : LalanDesa : Karang AgungKelompok Tani : Teluk BayurLuas Alokasi Kegiatan : 2.000 Ha Titik Koordinat : X: 451148 Y: 9742985

0% 100%

PontianakProvinsi : Kalimantan BaratKabupaten/kota : PontianakKecamatan : TohoDesa : SamboraKelompok Tani : Sido Makmur IILuas Alokasi Kegiatan : 30 Ha Titik Koordinat : N: 0 29 51,2 E : 109 07 58,4

0% 100%

SekadauProvinsi : Kalimantan BaratKabupaten/kota : SekadauKecamatan : Belitung HilirDesa : MerbangKelompok Tani : Tani MajuLuas Alokasi Kegiatan : 10 Ha Titik Koordinat : LU: 00°50´62.92¨ BT: 100°04´81.9¨

0% 100%

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

MalinauProvinsi : Kalimantan TimurKabupaten/Kota : MalinauKecamatan : MalinauDesa : Batu LindungKelompok Tani : Mesokol NganetLuas Alokasi kegiatan : 49 HaTitik Koordinat : N : 3 34’20,8 E : 116 38’44,6”

0% 100%

Tana TidungProvinsi : Kalimantan TimurKabupaten/Kota : Tana TidungKecamatan :Desa : Kelompok Tani : Luas Alokasi kegiatan :Titik Koordinat : N: E :

0% 100%

Page 47: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

46 47

Tanjung Palas UtaraProvinsi : Kalimantan TimurKabupaten/Kota : BulunganKecamatan : Tanjung Palas UtaraDesa : Ruhui RahayuKelompok Tani : Karya MakmurLuas Alokasi kegiatan : 30 HaTitik Koordinat : 117’13’97 BT 3’04’40’ LU

75% 100%

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Pamanukan Selatan Provinsi : Kalimantan SelatanKabupaten/kota : Kota BaruKecamatan : Pamukan SelatanDesa : SakadoyanKelompok Tani : Tunas HarapanLuas Alokasi Kegiatan : 160 Ha Titik Koordinat : 50 M 0429225 UTM 9724096

0% 80%

Pamanukan UtaraProvinsi : Kalimantan SelatanKabupaten/kota : Kota BaruKecamatan : Pamanukan UtaraDesa : Harapan BaruKelompok Tani : Sumber Makmur BersamaLuas Alokasi Kegiatan : 146 Ha Titik Koordinat : 50 M 424612 UTM 9728752

0% 50%

Pulau Laut Tengah Provinsi : Kalimantan SelatanKabupaten/kota : Kota BaruKecamatan : Pulau Laut TengahDesa : SemisirKelompok Tani : AnugrahLuas Alokasi Kegiatan : 50 Ha Titik Koordinat : 50 M 392337 UTM 9590645

0% 50%

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

KumaiProvinsi : Kalimantan TengahKabupaten/kota : Kotawaringin BaratKecamatan : KumaiDesa : Pangkalan SatuKelompok Tani : Karya TaniLuas Alokasi Kegiatan : 15 Ha Titik Koordinat : S : 02° 38’ 12” E : 111° 44’ 45”

50% 100%

PROVINSI BENGKULU

Bengkulu TengahProvinsi : BengkuluKabupaten/kota : Bengkulu TengahKecamatan : Pematang Tiga Desa : Talang Tengah IIKelompok Tani : Tik Slan BersatuLuas Alokasi Kegiatan : HaTitik Koordinat : S : 03’34’50.9’ E : 102’14’35.4’

0% 100%

Bengkulu UtaraProvinsi : BengkuluKabupaten/kota : Bengkulu UtaraKecamatan : Hulu PalikDesa : Pematang Balam Kelompok Tani : Batu Agung Luas Alokasi Kegiatan : 15 HaTitik Koordinat : S : 3,27’17.8’ E : 102’17’36.4’

25% 100%

Curup SelatanProvinsi : BengkuluKabupaten/kota : Kecamatan : Curup Selatan Desa : Tanjung Dalam Kelompok Tani : Lintasan JayaLuas Alokasi Kegiatan : HaTitik Koordinat : S : 03 ° 30.16’.3” LS E : 102 ° 87.56.9” BT

50% 100%

Page 48: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

46 47

Tanjung Palas UtaraProvinsi : Kalimantan TimurKabupaten/Kota : BulunganKecamatan : Tanjung Palas UtaraDesa : Ruhui RahayuKelompok Tani : Karya MakmurLuas Alokasi kegiatan : 30 HaTitik Koordinat : 117’13’97 BT 3’04’40’ LU

75% 100%

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Pamanukan Selatan Provinsi : Kalimantan SelatanKabupaten/kota : Kota BaruKecamatan : Pamukan SelatanDesa : SakadoyanKelompok Tani : Tunas HarapanLuas Alokasi Kegiatan : 160 Ha Titik Koordinat : 50 M 0429225 UTM 9724096

0% 80%

Pamanukan UtaraProvinsi : Kalimantan SelatanKabupaten/kota : Kota BaruKecamatan : Pamanukan UtaraDesa : Harapan BaruKelompok Tani : Sumber Makmur BersamaLuas Alokasi Kegiatan : 146 Ha Titik Koordinat : 50 M 424612 UTM 9728752

0% 50%

Pulau Laut Tengah Provinsi : Kalimantan SelatanKabupaten/kota : Kota BaruKecamatan : Pulau Laut TengahDesa : SemisirKelompok Tani : AnugrahLuas Alokasi Kegiatan : 50 Ha Titik Koordinat : 50 M 392337 UTM 9590645

0% 50%

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

KumaiProvinsi : Kalimantan TengahKabupaten/kota : Kotawaringin BaratKecamatan : KumaiDesa : Pangkalan SatuKelompok Tani : Karya TaniLuas Alokasi Kegiatan : 15 Ha Titik Koordinat : S : 02° 38’ 12” E : 111° 44’ 45”

50% 100%

PROVINSI BENGKULU

Bengkulu TengahProvinsi : BengkuluKabupaten/kota : Bengkulu TengahKecamatan : Pematang Tiga Desa : Talang Tengah IIKelompok Tani : Tik Slan BersatuLuas Alokasi Kegiatan : HaTitik Koordinat : S : 03’34’50.9’ E : 102’14’35.4’

0% 100%

Bengkulu UtaraProvinsi : BengkuluKabupaten/kota : Bengkulu UtaraKecamatan : Hulu PalikDesa : Pematang Balam Kelompok Tani : Batu Agung Luas Alokasi Kegiatan : 15 HaTitik Koordinat : S : 3,27’17.8’ E : 102’17’36.4’

25% 100%

Curup SelatanProvinsi : BengkuluKabupaten/kota : Kecamatan : Curup Selatan Desa : Tanjung Dalam Kelompok Tani : Lintasan JayaLuas Alokasi Kegiatan : HaTitik Koordinat : S : 03 ° 30.16’.3” LS E : 102 ° 87.56.9” BT

50% 100%

Page 49: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

48 49

PROVINSI SULAWESI BARAT

Karya Bersama

Kabiraan

Provinsi : Sulawesi Barat TA. 2012Kabupaten/kota : Mamuju UtaraKecamatan : PasangkayuDesa : Karya BersamaKelompok Tani : Usaha BaruLuas Alokasi Kegiatan : 36 Ha Titik Koordinat : S 98.63’500” E 75.94’00”

Provinsi : Sulawesi Barat TA. 2012Kabupaten/kota : MajeneKecamatan : UlumandaDesa : KabiraanKelompok Tani : Tani BaktiLuas Alokasi Kegiatan : 12 Ha Titik Koordinat : S : 03° 02’ 02,1” E : 188° 53’ 32,3”

50%

0%

100%

100%

Pondok KubangProvinsi : BengkuluKabupaten/kota : Bengkulu TengahKecamatan : Pondok Kubang Desa :Tanjung TerdanaKelompok Tani : Padang HarapanLuas Alokasi Kegiatan : 74 HaTitik Koordinat : S : 201.221 E : 9’586.613’

0% 100%

Rejang LebongProvinsi : BengkuluKabupaten/kota : Rejang LebongKecamatan : Curup Selatan Desa : Tanjung Ulu Kelompok Tani : SejahteraLuas Alokasi Kegiatan : 10 Ha Titik Koordinat : S : 03 ° 27.10’.2” E : 102 °33.06.6”

80% 100%

TasokkaProvinsi : Sulawesi Barat TA. 2012Kabupaten/kota : Mamuju Kecamatan : KarossaDesa : TasokkaKelompok Tani : SipakatauLuas Alokasi Kegiatan : 25 Ha Titik Koordinat : LS 01.53’24,1” BT 119.21’28,8”

0% 100%

PROVINSI SULAWESI TENGAH

Bungsu Barat

Parigi Moutong

Provinsi : Sulawesi TengahKabupaten/kota : MorowaliKecamatan : Bungku BaratDesa : UmpangaKelompok Tani : Tunas MekarLuas Alokasi Kegiatan : 15 Ha Titik Koordinat : S : 02° 18’ 00” E : 121° 49’ 21”

Provinsi : Sulawesi TengahKabupaten/kota : Parigi MoutongKecamatan :Desa :Kelompok Tani : Sido MakmurLuas Alokasi Kegiatan : - Ha Titik Koordinat : S : E :

50%

50%

80%

100%

Page 50: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

48 49

PROVINSI SULAWESI BARAT

Karya Bersama

Kabiraan

Provinsi : Sulawesi Barat TA. 2012Kabupaten/kota : Mamuju UtaraKecamatan : PasangkayuDesa : Karya BersamaKelompok Tani : Usaha BaruLuas Alokasi Kegiatan : 36 Ha Titik Koordinat : S 98.63’500” E 75.94’00”

Provinsi : Sulawesi Barat TA. 2012Kabupaten/kota : MajeneKecamatan : UlumandaDesa : KabiraanKelompok Tani : Tani BaktiLuas Alokasi Kegiatan : 12 Ha Titik Koordinat : S : 03° 02’ 02,1” E : 188° 53’ 32,3”

50%

0%

100%

100%

Pondok KubangProvinsi : BengkuluKabupaten/kota : Bengkulu TengahKecamatan : Pondok Kubang Desa :Tanjung TerdanaKelompok Tani : Padang HarapanLuas Alokasi Kegiatan : 74 HaTitik Koordinat : S : 201.221 E : 9’586.613’

0% 100%

Rejang LebongProvinsi : BengkuluKabupaten/kota : Rejang LebongKecamatan : Curup Selatan Desa : Tanjung Ulu Kelompok Tani : SejahteraLuas Alokasi Kegiatan : 10 Ha Titik Koordinat : S : 03 ° 27.10’.2” E : 102 °33.06.6”

80% 100%

TasokkaProvinsi : Sulawesi Barat TA. 2012Kabupaten/kota : Mamuju Kecamatan : KarossaDesa : TasokkaKelompok Tani : SipakatauLuas Alokasi Kegiatan : 25 Ha Titik Koordinat : LS 01.53’24,1” BT 119.21’28,8”

0% 100%

PROVINSI SULAWESI TENGAH

Bungsu Barat

Parigi Moutong

Provinsi : Sulawesi TengahKabupaten/kota : MorowaliKecamatan : Bungku BaratDesa : UmpangaKelompok Tani : Tunas MekarLuas Alokasi Kegiatan : 15 Ha Titik Koordinat : S : 02° 18’ 00” E : 121° 49’ 21”

Provinsi : Sulawesi TengahKabupaten/kota : Parigi MoutongKecamatan :Desa :Kelompok Tani : Sido MakmurLuas Alokasi Kegiatan : - Ha Titik Koordinat : S : E :

50%

50%

80%

100%

Page 51: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

50 51

PROVINSI GORONTALO

BayanProvinsi : Nusa Tenggara BaratKabupaten/Kota : Lombok UtaraKecamatan : BayanDesa : Dasan TarengKelompok Tani : Batu Tulung IILuas Alokasi kegiatan : 30 HaTitik Koordinat : N : 8°24’ 52,27” E : 116° 13’ 52,97”

50% 100%

Gentuma RayaProvinsi : GorontaloKabupaten/Kota : Gorontalo UtaraKecamatan : Gentuma RayaDesa : BohusamiKelompok Tani : Cokelat BaratLuas Alokasi kegiatan : 10 HaTitik Koordinat : N : 0°52’55,96“ E : 117°3’10,80”

40% 100%

PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Laaronaha

Puuwonua

Provinsi : Sulawesi TenggaraKabupaten/kota : Konawe UtaraKecamatan : OheoDesa : LaaronahaKelompok Tani : Mehia Hia Luas Alokasi Kegiatan : 12 Ha

Provinsi : Sulawesi TenggaraKabupaten/kota : Konawe UtaraKecamatan : AndowiaDesa : Puuwonua Kelompok Tani : Mehia hia Luas Alokasi Kegiatan : 12 Ha

50%

50%

PROVINSI MALUKU UTARA

Halmahera SelatanProvinsi : Maluku UtaraKabupaten/kota : Halmahera Selatan

0% 100%

Halmahera TengahProvinsi : Maluku UtaraKabupaten/kota : Halmahera Tengah

0% 100%

Halmahera UtaraProvinsi : Maluku UtaraKabupaten/kota : HALAMHERA UTARA

10% 100%

Kep. SulaProvinsi : Maluku UtaraKabupaten/kota : Kep. Sula

50% 100%

Page 52: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

50 51

PROVINSI GORONTALO

BayanProvinsi : Nusa Tenggara BaratKabupaten/Kota : Lombok UtaraKecamatan : BayanDesa : Dasan TarengKelompok Tani : Batu Tulung IILuas Alokasi kegiatan : 30 HaTitik Koordinat : N : 8°24’ 52,27” E : 116° 13’ 52,97”

50% 100%

Gentuma RayaProvinsi : GorontaloKabupaten/Kota : Gorontalo UtaraKecamatan : Gentuma RayaDesa : BohusamiKelompok Tani : Cokelat BaratLuas Alokasi kegiatan : 10 HaTitik Koordinat : N : 0°52’55,96“ E : 117°3’10,80”

40% 100%

PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Laaronaha

Puuwonua

Provinsi : Sulawesi TenggaraKabupaten/kota : Konawe UtaraKecamatan : OheoDesa : LaaronahaKelompok Tani : Mehia Hia Luas Alokasi Kegiatan : 12 Ha

Provinsi : Sulawesi TenggaraKabupaten/kota : Konawe UtaraKecamatan : AndowiaDesa : Puuwonua Kelompok Tani : Mehia hia Luas Alokasi Kegiatan : 12 Ha

50%

50%

PROVINSI MALUKU UTARA

Halmahera SelatanProvinsi : Maluku UtaraKabupaten/kota : Halmahera Selatan

0% 100%

Halmahera TengahProvinsi : Maluku UtaraKabupaten/kota : Halmahera Tengah

0% 100%

Halmahera UtaraProvinsi : Maluku UtaraKabupaten/kota : HALAMHERA UTARA

10% 100%

Kep. SulaProvinsi : Maluku UtaraKabupaten/kota : Kep. Sula

50% 100%

Page 53: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

52 53

MorotaiProvinsi : Maluku UtaraKabupaten/kota : MOROTAI

0% 100%

Tidore KepulauanProvinsi : Maluku UtaraKabupaten/kota : Tidore Kepulauan

25% 100%

PROVINSI NTB

Sikur

Temuan Sari

Provinsi : Nusa Tenggara BaratKabupaten/Kota : Lombok TimurKecamatan : SikurDesa : tete BatuKelompok Tani : batu MurniLuas Alokasi kegiatan : 90 HaTitik Koordinat : N : 8° 32’ 24,059” E : 116° 24’ 36,989”

Provinsi : Nusa Tenggara BaratKabupaten/Kota : Lombok UtaraKecamatan : BayanDesa : Temuan SariKelompok Tani : Apik ApikLuas Alokasi kegiatan : 51 HaTitik Koordinat : N : 88°15’ 3,35” E 116° 20’26,05”

100%

100%

PROVINSI NTT

BeluProvinsi : Nusa Tenggara TimurKabupaten/kota : BeluKecamatan : Tasifeto TimurDesa : FatubaaKelompok Tani : Nawa KudaLuas Alokasi Kegiatan : 25 Ha Titik Koordinat : S : 09° 09’ 17,9” E : 124° 55’ 49,9”

0% 100%

KonbakiProvinsi : Nusa Tenggara TimurKabupaten/kota : Timor Tengah SelatanKecamatan : PolenDesa : KonbakiKelompok Tani : KiubolaLuas Alokasi Kegiatan : 30 Ha Titik Koordinat : S : 09° 43’ 25,26” E : 124° 25’ 43,86”

50% 100%

Polen

Rafae

Provinsi : Nusa Tenggara TimurKabupaten/kota : Timor Tengah SelatanKecamatan : PolenDesa : MnesatbubukKelompok Tani : ManektoLuas Alokasi Kegiatan : 25 Ha Titik Koordinat : S : 09° 36’ 46,15” E : 124° 23’ 33,79”

Provinsi : Nusa Tenggara TimurKabupaten/kota : BeluKecamatan : RaimanukDesa : RafaeKelompok Tani : Tunas MudaLuas Alokasi Kegiatan : 25 Ha Titik Koordinat : S : 09° 19’ 23,2” E : 124° 51’ 36,8”

50%

50%

100%

100%

Page 54: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

52 53

MorotaiProvinsi : Maluku UtaraKabupaten/kota : MOROTAI

0% 100%

Tidore KepulauanProvinsi : Maluku UtaraKabupaten/kota : Tidore Kepulauan

25% 100%

PROVINSI NTB

Sikur

Temuan Sari

Provinsi : Nusa Tenggara BaratKabupaten/Kota : Lombok TimurKecamatan : SikurDesa : tete BatuKelompok Tani : batu MurniLuas Alokasi kegiatan : 90 HaTitik Koordinat : N : 8° 32’ 24,059” E : 116° 24’ 36,989”

Provinsi : Nusa Tenggara BaratKabupaten/Kota : Lombok UtaraKecamatan : BayanDesa : Temuan SariKelompok Tani : Apik ApikLuas Alokasi kegiatan : 51 HaTitik Koordinat : N : 88°15’ 3,35” E 116° 20’26,05”

100%

100%

PROVINSI NTT

BeluProvinsi : Nusa Tenggara TimurKabupaten/kota : BeluKecamatan : Tasifeto TimurDesa : FatubaaKelompok Tani : Nawa KudaLuas Alokasi Kegiatan : 25 Ha Titik Koordinat : S : 09° 09’ 17,9” E : 124° 55’ 49,9”

0% 100%

KonbakiProvinsi : Nusa Tenggara TimurKabupaten/kota : Timor Tengah SelatanKecamatan : PolenDesa : KonbakiKelompok Tani : KiubolaLuas Alokasi Kegiatan : 30 Ha Titik Koordinat : S : 09° 43’ 25,26” E : 124° 25’ 43,86”

50% 100%

Polen

Rafae

Provinsi : Nusa Tenggara TimurKabupaten/kota : Timor Tengah SelatanKecamatan : PolenDesa : MnesatbubukKelompok Tani : ManektoLuas Alokasi Kegiatan : 25 Ha Titik Koordinat : S : 09° 36’ 46,15” E : 124° 23’ 33,79”

Provinsi : Nusa Tenggara TimurKabupaten/kota : BeluKecamatan : RaimanukDesa : RafaeKelompok Tani : Tunas MudaLuas Alokasi Kegiatan : 25 Ha Titik Koordinat : S : 09° 19’ 23,2” E : 124° 51’ 36,8”

50%

50%

100%

100%

Page 55: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

54 55

PROVINSI PAPUA

Kambala

Mekar Sari

Provinsi : Papua BaratKabupaten/Kota : KaimanaKecamatan : BuruwayDesa : KambalaKelompok Tani : Sumber RejekiLuas Alokasi kegiatan : 100 Ha

Provinsi : Papua BaratKabupaten/Kota : Fak FakKecamatan : BomberayDesa : Mekar SariKelompok Tani : Sumber EkonomiLuas Alokasi kegiatan : 50 HaTitik Koordinat : N : 02.90650’ E : 132.96878’

50%

0%

100%

100%

Provinsi : Nusa Tenggara TimurKabupaten/kota : BeluKecamatan : RaimanukDesa : RafaeKelompok Tani : Mane IkunLuas Alokasi Kegiatan : 25 Ha Titik Koordinat : S : 09° 19’ 43,2” E : 124° 51’ 33,8”

100%

Raimanuk

Tafiseto TimurProvinsi : Nusa Tenggara TimurKabupaten/kota : BeluKecamatan : Tasifeto TimurDesa : FatubaaKelompok Tani : ManuharekLuas Alokasi Kegiatan : 25 Ha Titik Koordinat : S : 09° 09’ 26,1” E : 124° 55’ 42,9”

50%

0% 100%

BAB 5

Geliat LahanSemangat Petani

Bak membuka gulungan karpet, ribuan hektar sawah membentang di sejumlah wilayah. Hamparan hijau pucuk-pucuk serta bulir padi yang menguning, memberikan harapan penguatan ketahanan pangan. “Ini betul betul praktik yang historikal,” ungkap Meneg

BUMN Dahlan Iskan seperti dikutip media massa.“Ini peluang sekaligus tantangan bagi kita,” ungkap Menteri Pertanian Dr. Ir. Suswono, MMA. Dengan penerapan teknologi, biaya, waktu serta kerja keras, telah melahirkan

sawah-sawah baru di berbagai daerah. Beberapa diantaranya sudah panen. “Dampak ampon ekonomi di daerah cetak sawah baru cukup menggembirakan. Peluang

peningkatan kesejahteraan petani pun kian terbuka…

Testimoni

Page 56: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

54 55

PROVINSI PAPUA

Kambala

Mekar Sari

Provinsi : Papua BaratKabupaten/Kota : KaimanaKecamatan : BuruwayDesa : KambalaKelompok Tani : Sumber RejekiLuas Alokasi kegiatan : 100 Ha

Provinsi : Papua BaratKabupaten/Kota : Fak FakKecamatan : BomberayDesa : Mekar SariKelompok Tani : Sumber EkonomiLuas Alokasi kegiatan : 50 HaTitik Koordinat : N : 02.90650’ E : 132.96878’

50%

0%

100%

100%

Provinsi : Nusa Tenggara TimurKabupaten/kota : BeluKecamatan : RaimanukDesa : RafaeKelompok Tani : Mane IkunLuas Alokasi Kegiatan : 25 Ha Titik Koordinat : S : 09° 19’ 43,2” E : 124° 51’ 33,8”

100%

Raimanuk

Tafiseto TimurProvinsi : Nusa Tenggara TimurKabupaten/kota : BeluKecamatan : Tasifeto TimurDesa : FatubaaKelompok Tani : ManuharekLuas Alokasi Kegiatan : 25 Ha Titik Koordinat : S : 09° 09’ 26,1” E : 124° 55’ 42,9”

50%

0% 100%

BAB 5

Geliat LahanSemangat Petani

Bak membuka gulungan karpet, ribuan hektar sawah membentang di sejumlah wilayah. Hamparan hijau pucuk-pucuk serta bulir padi yang menguning, memberikan harapan penguatan ketahanan pangan. “Ini betul betul praktik yang historikal,” ungkap Meneg

BUMN Dahlan Iskan seperti dikutip media massa.“Ini peluang sekaligus tantangan bagi kita,” ungkap Menteri Pertanian Dr. Ir. Suswono, MMA. Dengan penerapan teknologi, biaya, waktu serta kerja keras, telah melahirkan

sawah-sawah baru di berbagai daerah. Beberapa diantaranya sudah panen. “Dampak ampon ekonomi di daerah cetak sawah baru cukup menggembirakan. Peluang

peningkatan kesejahteraan petani pun kian terbuka…

Testimoni

Page 57: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

56 57

Tidak pernah terbayangkan oleh Wahid (35 tahun), warga transmigran asal Indramayu – Jawa Barat, tentang kondisi ekonomi yang telah dirai-hnya saat ini. Lahan yang sekitar sepuluh tahun lalu didapatinya sebagai hutan belukar serta jauh dari perkampungan, apalagi keramaian kota, dari waktu ke waktu kian memberikan harapan cerah bagi keluarganya.

Perkembangan ekonomi begitu terasa manakala lahan usaha miliknya (jatah transmi-grasi) disertakan dalam proyek percetakan sawah baru oleh Kementerian Pertanian. Sejak program perluasan sawah bergulir, hingga kini kawasan Satuan Pemukiman (SP) I, Desa Tanjung Buka, Kecamatan Tanjung Selor, Kabupaten Bulun-gan – Kalimantan Utara itu bagaikan bangkit dari tidur. Petani Wahid pun mengakui, bahwa program cetak sawah serta berbagai pembinaan yang diberikan melalui Dinas Pertanian selama ini bagaikan kunci pembuka pintu keberhasilan bagi petani di kawasan tersebut.

Dikisahkannya, selain pembangunan sawah baru, masing –masing kelompok tani di kawasan tersebut telah mendapatkan bantuan alat dan mesin pertanian (Alsintan) berupa satu unit hand traktor dan mini tresher pada setiap kelompok tani. Disamping itu, pada tingkat Gapoktan, pun mendapatkan 2 unit tresher ukuran besar.

“Alhamdulillah…saya sangat bersyukur dan berterima kasih atas semua yang telah didapati selama ini,” tutur petani yang telah dikaruniai 3 anak yang kini tengah bersekolah di Tanjung Selor (SMK, SMP dan SD) tersebut. Jika dulu, saat pertama datang sebagai warga transmigran di Desa Tanjung Buka (tahun 2004), Ia memiliki lahan usaha 2 hektar, kini Wahid telah memiliki sawah 6 hektar.

Menjalani kehidupan sebagai petani yang terlibat dalam pengembangan areal sawah baru, setiap hari Wahid dengan penuh semangat men-gelola berbagai kegiatan usaha taninya. Disamp-ing berbudidaya padi sawah, petani Wahid pun menanam jagung manis, jeruk dan berbagai jenis sayuran sebagai usaha sambilan di sekitar pema-tang atau gundukan di sela-sela tanaman padi.

“Kami Seperti Bangkit dari Tidur”

Wahid,Petani di Areal Cetak Sawah Bulungan – Kalimantan Utara

Hasil yang diperoleh dari beragam usaha tani itu cukup menggembirakan. Untuk usaha tani padi sawah yang dilakukan 2 kali setahun, Wahid mendapatkan hasil panen rata-rata 4 ton/ hektar. “Harga berasnya lebih tinggi ketimbang di Jawa, di sini rata-rata Rp 8.000,- per kilogram. Pedagang membelinya di lokasi ini,” tutur petani yang juga memiliki 1 unit mesin penggilingan padi (rice milling unit/ RMU) itu.

Tambahan penghasilan lainnya pun makin membuat Wahid semakin percaya diri untuk menetap dan berkiprah di Tanah Borneo – jauh dari ampong halamannya di Pantura Jawa. Dari bisnis jasa peng-gilingan padi misalnya, pada saat musim panen setiap hari RMU itu mampu memproduksi 1,5 ton beras. Biaya jasa penggilingan dibayarkan berupa beras, dengan hitungan 10% dari jumlah beras yang dihasil-kan, atau sekitar 1,5 kwintal per hari. “Lumayan buat tabungan masa depan sekolah anak-anak,” ungkap Wahid yang dipercaya beberapa kelompok tani seb-agai Ketua Gapoktan Tabuk Karya tersebut.*** Beras Bulungan

Kegembiraan menghiasi wajah Maskatam, Ketua Kelompok Tani Sataka Jaya I, Desa Muer, Kecamatan Plam-pang, Kabupaten Sumbawa. Hamparan lahan kering di kampungnya kini berubah jadi sawah produktif. “Kami sangat berterima kasih kepada pemerintah, karena program cetak sawah di desa kami telah memberi-kan peningkatan hasil yang nyata. Kami pun bertekad bisa bercocok tanam lebih dari satu kali setahun,” ucapnya.***

Masih di Kawasan SP I Tanjung Selor, nada optimis juga terlontar dari petani Malkan (49 th),. Saat SWADAYA mampir di rumah kayunya (khas pemukiman transmigrasi) beberapa waktu lalu, buru-buru transmi-gran asal Wonosobo – Jawa Tengah itu menyodorkan buku catatan harian usaha taninya. “Saya tidak mengada-ada, semua jumlah panen dan penjualan tercatat dalam buku itu,” ucap Malkan bangga. Sebagai petani, ayah tiga anak itu me-nyatakan terima kasihnya atas keberhasilan pembukaan sawah baru di areal transmigrasi tempat Ia dan keluarganya kini melan-sungkan kehidupan. “Dengan terbukanya sawah baru, saya dan keluarga merasa betah tinggal di Kalimantan ini. Selain menanam padi akhirnya kami pun bisa melakukan kegiatan usaha tani lain, seperti pem-bibitan sayuran, memelihara ikan dan sebagainya. Tapi usaha dasarnya tetap padi sawah,” jelas Malkan.***

Menurut Sulaiman (48 th), prospek agribis-nis di daerah transmigrasi Tanjung Buka ke dapannya cukup memberi harapan. “Asal kita mau bekerja keras, hasilnya akan lu-mayan. Di sini air melimpah dan tanahnya subur,” tuturnya. Dengan terbentangnya lahan sawah ra-tusan hektar, menurut transmigran asal Subang – Jawa Barat itu, banyak peluang usaha lain yang bisa dilakukan. Terbukti, disamping menanam padi dua kali setahun, Sulaiman juga mengembangkan budidaya itik Alabio (itik khas Kalimantan) yang kini telah berkembang hingga ratusan ekor. Ternak unggas air itu digembalakan pada setiap kali usai musim panen padi. Hasilnya, ribuan butir telur bisa dipasarkan ke Kota Tanjung Selor setiap minggu. Keberhasilan Sulaiman diikuti oleh petani lainnya, dan akhirnya sejak beberapa tahun lalu telah ter-bentuk Kelompok Tani Bebek di kawasan transmigrasi SP I Tan-jung Buka. ***

MaskatamDari Lahan Kering ke Sawah Produktif

MalkanTerima Kasih Atas Keberhasilan Cetak Sawah

SulaimanProspek Agribisnis pun Terbuka

Page 58: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

56 57

Tidak pernah terbayangkan oleh Wahid (35 tahun), warga transmigran asal Indramayu – Jawa Barat, tentang kondisi ekonomi yang telah dirai-hnya saat ini. Lahan yang sekitar sepuluh tahun lalu didapatinya sebagai hutan belukar serta jauh dari perkampungan, apalagi keramaian kota, dari waktu ke waktu kian memberikan harapan cerah bagi keluarganya.

Perkembangan ekonomi begitu terasa manakala lahan usaha miliknya (jatah transmi-grasi) disertakan dalam proyek percetakan sawah baru oleh Kementerian Pertanian. Sejak program perluasan sawah bergulir, hingga kini kawasan Satuan Pemukiman (SP) I, Desa Tanjung Buka, Kecamatan Tanjung Selor, Kabupaten Bulun-gan – Kalimantan Utara itu bagaikan bangkit dari tidur. Petani Wahid pun mengakui, bahwa program cetak sawah serta berbagai pembinaan yang diberikan melalui Dinas Pertanian selama ini bagaikan kunci pembuka pintu keberhasilan bagi petani di kawasan tersebut.

Dikisahkannya, selain pembangunan sawah baru, masing –masing kelompok tani di kawasan tersebut telah mendapatkan bantuan alat dan mesin pertanian (Alsintan) berupa satu unit hand traktor dan mini tresher pada setiap kelompok tani. Disamping itu, pada tingkat Gapoktan, pun mendapatkan 2 unit tresher ukuran besar.

“Alhamdulillah…saya sangat bersyukur dan berterima kasih atas semua yang telah didapati selama ini,” tutur petani yang telah dikaruniai 3 anak yang kini tengah bersekolah di Tanjung Selor (SMK, SMP dan SD) tersebut. Jika dulu, saat pertama datang sebagai warga transmigran di Desa Tanjung Buka (tahun 2004), Ia memiliki lahan usaha 2 hektar, kini Wahid telah memiliki sawah 6 hektar.

Menjalani kehidupan sebagai petani yang terlibat dalam pengembangan areal sawah baru, setiap hari Wahid dengan penuh semangat men-gelola berbagai kegiatan usaha taninya. Disamp-ing berbudidaya padi sawah, petani Wahid pun menanam jagung manis, jeruk dan berbagai jenis sayuran sebagai usaha sambilan di sekitar pema-tang atau gundukan di sela-sela tanaman padi.

“Kami Seperti Bangkit dari Tidur”

Wahid,Petani di Areal Cetak Sawah Bulungan – Kalimantan Utara

Hasil yang diperoleh dari beragam usaha tani itu cukup menggembirakan. Untuk usaha tani padi sawah yang dilakukan 2 kali setahun, Wahid mendapatkan hasil panen rata-rata 4 ton/ hektar. “Harga berasnya lebih tinggi ketimbang di Jawa, di sini rata-rata Rp 8.000,- per kilogram. Pedagang membelinya di lokasi ini,” tutur petani yang juga memiliki 1 unit mesin penggilingan padi (rice milling unit/ RMU) itu.

Tambahan penghasilan lainnya pun makin membuat Wahid semakin percaya diri untuk menetap dan berkiprah di Tanah Borneo – jauh dari ampong halamannya di Pantura Jawa. Dari bisnis jasa peng-gilingan padi misalnya, pada saat musim panen setiap hari RMU itu mampu memproduksi 1,5 ton beras. Biaya jasa penggilingan dibayarkan berupa beras, dengan hitungan 10% dari jumlah beras yang dihasil-kan, atau sekitar 1,5 kwintal per hari. “Lumayan buat tabungan masa depan sekolah anak-anak,” ungkap Wahid yang dipercaya beberapa kelompok tani seb-agai Ketua Gapoktan Tabuk Karya tersebut.*** Beras Bulungan

Kegembiraan menghiasi wajah Maskatam, Ketua Kelompok Tani Sataka Jaya I, Desa Muer, Kecamatan Plam-pang, Kabupaten Sumbawa. Hamparan lahan kering di kampungnya kini berubah jadi sawah produktif. “Kami sangat berterima kasih kepada pemerintah, karena program cetak sawah di desa kami telah memberi-kan peningkatan hasil yang nyata. Kami pun bertekad bisa bercocok tanam lebih dari satu kali setahun,” ucapnya.***

Masih di Kawasan SP I Tanjung Selor, nada optimis juga terlontar dari petani Malkan (49 th),. Saat SWADAYA mampir di rumah kayunya (khas pemukiman transmigrasi) beberapa waktu lalu, buru-buru transmi-gran asal Wonosobo – Jawa Tengah itu menyodorkan buku catatan harian usaha taninya. “Saya tidak mengada-ada, semua jumlah panen dan penjualan tercatat dalam buku itu,” ucap Malkan bangga. Sebagai petani, ayah tiga anak itu me-nyatakan terima kasihnya atas keberhasilan pembukaan sawah baru di areal transmigrasi tempat Ia dan keluarganya kini melan-sungkan kehidupan. “Dengan terbukanya sawah baru, saya dan keluarga merasa betah tinggal di Kalimantan ini. Selain menanam padi akhirnya kami pun bisa melakukan kegiatan usaha tani lain, seperti pem-bibitan sayuran, memelihara ikan dan sebagainya. Tapi usaha dasarnya tetap padi sawah,” jelas Malkan.***

Menurut Sulaiman (48 th), prospek agribis-nis di daerah transmigrasi Tanjung Buka ke dapannya cukup memberi harapan. “Asal kita mau bekerja keras, hasilnya akan lu-mayan. Di sini air melimpah dan tanahnya subur,” tuturnya. Dengan terbentangnya lahan sawah ra-tusan hektar, menurut transmigran asal Subang – Jawa Barat itu, banyak peluang usaha lain yang bisa dilakukan. Terbukti, disamping menanam padi dua kali setahun, Sulaiman juga mengembangkan budidaya itik Alabio (itik khas Kalimantan) yang kini telah berkembang hingga ratusan ekor. Ternak unggas air itu digembalakan pada setiap kali usai musim panen padi. Hasilnya, ribuan butir telur bisa dipasarkan ke Kota Tanjung Selor setiap minggu. Keberhasilan Sulaiman diikuti oleh petani lainnya, dan akhirnya sejak beberapa tahun lalu telah ter-bentuk Kelompok Tani Bebek di kawasan transmigrasi SP I Tan-jung Buka. ***

MaskatamDari Lahan Kering ke Sawah Produktif

MalkanTerima Kasih Atas Keberhasilan Cetak Sawah

SulaimanProspek Agribisnis pun Terbuka

Page 59: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

58 59

Dalam kegiatan cetak sawah baru ada beberapa tahapan yang harus dilalui. “Apa yang dilakukan hari ini adalah bagian dari survey awal,” ungkap Wakil Bupati Luwu Utara HJ. Indah Putri Indriani, saat meninjau proyek cetak sawah baru di Desa Tingkara,Kecamatan Malangke – Luwu Utara.

Menurut Indah, setelah ditinjau, sifat tanah di calon lokasi memang cocok untuk cetak sawah, na-mun Indah mengingatkan kepada semua pihak agar tidak tergesa-gesa.

“Ada proses yang harus dilalui dalam kegiatan ini, saya harap semua pihak dapat bersabar. yang terpenting bukan hanya kemauan tapi juga kesiapan. Pemerintah Daerah tidak pernah berniat menunda pembangunan masyarakat , namun perlu kesiapan yang mendukung. Jangan sampai nanti sawah dicetak

namun ternyata belum siap,” tegasnya.Indah menambah hal terpenting yang dilakukan saat ini adalah menginventarisir persiapan berdasarkan syarat yang di-

tentukan oleh Dinas Pertanian dan juga kesiapan kelompok, mengingat dana bantuan sosial mempersyarakatkan masyarakat berkelompok.

“Masyarakat diharapkan dapat duduk bersama untuk mengecek kesiapan baik kesiapan persyaratan maupun kesiapan masyarakat untuk berkelompok, hal ini penting agar masyarakat utamanya pemilik lahan paham benar dengan aturan yang ada,” ujar Indah.**

Sumber : new.luwuutara.go.id

Yusrina adalah satu diantara banyak orang yang beruntung. Kini Ia bersama ke-luarganya tidak perlu lagi melakukan pengembaraan mencari lahan baru untuk dijadikan ladang. Sejak kegiatan cetak sawah baru bergulir di daerahnya, wanita tani di Pulang Pisau Kalimantan Tengah ini pun beralih profesi, menjadi petani sungguhan, tak lagi peladang berpindah.

Yusrina telah menjadi petani maju, dengan sawah menetap. Harapan cerah pun membentang di depan mata. Maka wajar saja bila petani wanita ini ber-syukur. Selama ini profesi peladang berpindah dijalani Yusrina bersama petani lainnya di daerah itu untuk memenuhi kebutuhan pangan. Kondisi ini merupakan warisan kegiatan dari nenek moyang mereka sejak lama.

Perladangan berpindah adalah sebuah sistem bercocok tanam yang dilakukan oleh masyarakat secara berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain de-ngan cara membuka lahan hutan primer maupun sekunder. Secara umum para peladang berpendapat bahwa hutan memiliki tanah yang subur sehingga hasil ladang yang dicapai akan lebih tinggi. Namun dampaknya adalah kerusakan eko-sistem.

Perladangan berpindah dapat menyebabkan penggundulan hutan dan erosi tanah yang sangat kritis. Tuduhan yang pal-ing sering, saat kebakaran hutan di Kalimantan, salah satu yang dianggap menjadi sebab adalah sistem perladangan berpin-dah. Kemudian, dari segi produktivitas dianggap sangat rendah, apalagi bila dibandingkan dengan resiko lingkungan yang akan terjadi.

Dengan berhasilnya kegiatan perluasan sawah (cetak sawah baru) pada berbagai lokasi di Kalimantan, maka akan mem-berikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat, seperti halnya yang kini tengah dialami oleh Yusrina. ***

Sebagai penggerak pembangunan, termasuk dalam hal perluasan sawah di Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Ir. Juman, MM merasa ber-syukur atas berlangsungnya kegiatan cetak sawah di wilayah kerjanya. “Ini anugerah bagi kami dan masyarakat Pulang Pisau,” ungkapnya.

Juman pun makin bersemangat menjalankan tugasnya, baik di kantor maupun berbagai aktifitas lapangan. Kunjungan ke berbagai lokasi dan ber-temu dengan para petani binaan adalah sesuatu yang hal yang rutin dilaku-kannya. “Kegiatan cetak sawah baru di Pulang Pisau merupakan prioritas bagi kami. Pasalnya potensi lahan yang tersedia cukup menjanjikan. Disamp-ing itu animo masyarakat di daerah ini pun cukup tinggi,” jelas Kepala Kadis-tan Kabupaten Pulang Pisau itu.

Seperti halnya petani di kawasan tersebut, Kepala Dinas Pertanian Ka-bupaten Pulang Pisau ini menyatakan rasa terima kasihnya atas terpilihnya Pulang Pisau sebagai salah-satu lokasi perluasan sawah oleh Kementerian Pertanian. “Kami bersyukur, semoga sawah-sawah yang baru terbentang di daerah kami dapat mem-berikan sumbangsih bagi ketahanan pangan nasional, khususnya di Kalimantan Tengah,” tutur Juman.***

Cetak Sawah adalah bagian dari program pemerintah pusat dalam bidang pengentasan kemiskinan. Di samping itu pula, kegiatan Cetak Sawah juga ditujukan agar bangsa Indonesia tidak mengalami krisis pangan. Untuk itu program ini perlu didukung dan disukseskan.

TNI akan mengerahkan personil untuk membantu dan mendukung serta mensukseskan keberhasilan program pemerintah yang dilakukan melalui MoU dengan Kementerian Pertanian RI secara maksimal. “TNI dan rakyat siap mendukung program repitalisasi pertanian swasembada beras Nasional, karena jika TNI bersama rakyat, negara akan semakin kuat. Oleh karena itu, kebersamaan antara TNI dan rakyat tidak bisa dipisahkan karena TNI berasal dari rakyat dan kembali untuk kepentingan rakyat,” ungkap Panglima TNI, Jenderal Moeldoko saat Tanam Raya Cetak Sawah Baru di Ogan Komering Ilir (OKI) Sumatera Selatan.**

Dalam sambutannya suatu ketika saat tanam perdana sawah baru di Kecamatan Kotobaru Kabupaten Dhamasraya - Sumatera Barat, Irwan Prayitno, Gubernur Sumatera Barat menyatakan, bahwa cetak sawah baru merupakan wujud keseriusan daerah dalam upaya berkontribusi pada ketahanan pangan nasional, serta pencapaian sasaran surplus beras 10 juta ton pada tahun 2014 mendatang.

“Saya akan berikan bantuan kepada para petani berapa pun luas lahannya untuk dijadikan seb-agai cetak sawah baru. Asalkan petani atau masyarakat benar-benar mau bekerja dengan cara sungguh-sungguh dan ikhlas,” ungkap Gubernur saat diminta Wali Nagari Koto Baru, M Taridi untuk memberikan bantuan cetak sawah baru seluas 300 hektar di Nagari Koto Baru.

Pada kesempatan itu, Gubernur menyampaikan kebanggaannya kepada masyarakat Koto Baru karena telah memanfaat-kan lahan yang sudah lama tidak terpakai itu. “Pemerintah berterima-kasih kepada petani karena telah mau membantu pro-gram pemerintah untuk mewujudkan swasembada beras, dengan cara cetak sawah baru di daerah ini. Dengan adanya cetak sawah baru, diharapkan kemiskinan akan berkurang bahkan tidak ada lagi. Karena perekonomian masyarakat akan meningkat nantinya,” ungkapnya.**

Sumber : posmetropadang.com

Hj. Indah Putri Indriani Wakil Bupati Luwu Utara

Yusrina Pulang Pisau – Kalimantan Tengah

Ir. Juman, MMKadistan Kab. Pulang Pisau

Jenderal MoeldokoPanglima TNI

Irwan PrayitnoGubernur Sumatera Barat

Kini Tak Lagi Peladang Berpindah

Anugerah Bagi Petani dan Masyarakat

Page 60: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

58 59

Dalam kegiatan cetak sawah baru ada beberapa tahapan yang harus dilalui. “Apa yang dilakukan hari ini adalah bagian dari survey awal,” ungkap Wakil Bupati Luwu Utara HJ. Indah Putri Indriani, saat meninjau proyek cetak sawah baru di Desa Tingkara,Kecamatan Malangke – Luwu Utara.

Menurut Indah, setelah ditinjau, sifat tanah di calon lokasi memang cocok untuk cetak sawah, na-mun Indah mengingatkan kepada semua pihak agar tidak tergesa-gesa.

“Ada proses yang harus dilalui dalam kegiatan ini, saya harap semua pihak dapat bersabar. yang terpenting bukan hanya kemauan tapi juga kesiapan. Pemerintah Daerah tidak pernah berniat menunda pembangunan masyarakat , namun perlu kesiapan yang mendukung. Jangan sampai nanti sawah dicetak

namun ternyata belum siap,” tegasnya.Indah menambah hal terpenting yang dilakukan saat ini adalah menginventarisir persiapan berdasarkan syarat yang di-

tentukan oleh Dinas Pertanian dan juga kesiapan kelompok, mengingat dana bantuan sosial mempersyarakatkan masyarakat berkelompok.

“Masyarakat diharapkan dapat duduk bersama untuk mengecek kesiapan baik kesiapan persyaratan maupun kesiapan masyarakat untuk berkelompok, hal ini penting agar masyarakat utamanya pemilik lahan paham benar dengan aturan yang ada,” ujar Indah.**

Sumber : new.luwuutara.go.id

Yusrina adalah satu diantara banyak orang yang beruntung. Kini Ia bersama ke-luarganya tidak perlu lagi melakukan pengembaraan mencari lahan baru untuk dijadikan ladang. Sejak kegiatan cetak sawah baru bergulir di daerahnya, wanita tani di Pulang Pisau Kalimantan Tengah ini pun beralih profesi, menjadi petani sungguhan, tak lagi peladang berpindah.

Yusrina telah menjadi petani maju, dengan sawah menetap. Harapan cerah pun membentang di depan mata. Maka wajar saja bila petani wanita ini ber-syukur. Selama ini profesi peladang berpindah dijalani Yusrina bersama petani lainnya di daerah itu untuk memenuhi kebutuhan pangan. Kondisi ini merupakan warisan kegiatan dari nenek moyang mereka sejak lama.

Perladangan berpindah adalah sebuah sistem bercocok tanam yang dilakukan oleh masyarakat secara berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain de-ngan cara membuka lahan hutan primer maupun sekunder. Secara umum para peladang berpendapat bahwa hutan memiliki tanah yang subur sehingga hasil ladang yang dicapai akan lebih tinggi. Namun dampaknya adalah kerusakan eko-sistem.

Perladangan berpindah dapat menyebabkan penggundulan hutan dan erosi tanah yang sangat kritis. Tuduhan yang pal-ing sering, saat kebakaran hutan di Kalimantan, salah satu yang dianggap menjadi sebab adalah sistem perladangan berpin-dah. Kemudian, dari segi produktivitas dianggap sangat rendah, apalagi bila dibandingkan dengan resiko lingkungan yang akan terjadi.

Dengan berhasilnya kegiatan perluasan sawah (cetak sawah baru) pada berbagai lokasi di Kalimantan, maka akan mem-berikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat, seperti halnya yang kini tengah dialami oleh Yusrina. ***

Sebagai penggerak pembangunan, termasuk dalam hal perluasan sawah di Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Ir. Juman, MM merasa ber-syukur atas berlangsungnya kegiatan cetak sawah di wilayah kerjanya. “Ini anugerah bagi kami dan masyarakat Pulang Pisau,” ungkapnya.

Juman pun makin bersemangat menjalankan tugasnya, baik di kantor maupun berbagai aktifitas lapangan. Kunjungan ke berbagai lokasi dan ber-temu dengan para petani binaan adalah sesuatu yang hal yang rutin dilaku-kannya. “Kegiatan cetak sawah baru di Pulang Pisau merupakan prioritas bagi kami. Pasalnya potensi lahan yang tersedia cukup menjanjikan. Disamp-ing itu animo masyarakat di daerah ini pun cukup tinggi,” jelas Kepala Kadis-tan Kabupaten Pulang Pisau itu.

Seperti halnya petani di kawasan tersebut, Kepala Dinas Pertanian Ka-bupaten Pulang Pisau ini menyatakan rasa terima kasihnya atas terpilihnya Pulang Pisau sebagai salah-satu lokasi perluasan sawah oleh Kementerian Pertanian. “Kami bersyukur, semoga sawah-sawah yang baru terbentang di daerah kami dapat mem-berikan sumbangsih bagi ketahanan pangan nasional, khususnya di Kalimantan Tengah,” tutur Juman.***

Cetak Sawah adalah bagian dari program pemerintah pusat dalam bidang pengentasan kemiskinan. Di samping itu pula, kegiatan Cetak Sawah juga ditujukan agar bangsa Indonesia tidak mengalami krisis pangan. Untuk itu program ini perlu didukung dan disukseskan.

TNI akan mengerahkan personil untuk membantu dan mendukung serta mensukseskan keberhasilan program pemerintah yang dilakukan melalui MoU dengan Kementerian Pertanian RI secara maksimal. “TNI dan rakyat siap mendukung program repitalisasi pertanian swasembada beras Nasional, karena jika TNI bersama rakyat, negara akan semakin kuat. Oleh karena itu, kebersamaan antara TNI dan rakyat tidak bisa dipisahkan karena TNI berasal dari rakyat dan kembali untuk kepentingan rakyat,” ungkap Panglima TNI, Jenderal Moeldoko saat Tanam Raya Cetak Sawah Baru di Ogan Komering Ilir (OKI) Sumatera Selatan.**

Dalam sambutannya suatu ketika saat tanam perdana sawah baru di Kecamatan Kotobaru Kabupaten Dhamasraya - Sumatera Barat, Irwan Prayitno, Gubernur Sumatera Barat menyatakan, bahwa cetak sawah baru merupakan wujud keseriusan daerah dalam upaya berkontribusi pada ketahanan pangan nasional, serta pencapaian sasaran surplus beras 10 juta ton pada tahun 2014 mendatang.

“Saya akan berikan bantuan kepada para petani berapa pun luas lahannya untuk dijadikan seb-agai cetak sawah baru. Asalkan petani atau masyarakat benar-benar mau bekerja dengan cara sungguh-sungguh dan ikhlas,” ungkap Gubernur saat diminta Wali Nagari Koto Baru, M Taridi untuk memberikan bantuan cetak sawah baru seluas 300 hektar di Nagari Koto Baru.

Pada kesempatan itu, Gubernur menyampaikan kebanggaannya kepada masyarakat Koto Baru karena telah memanfaat-kan lahan yang sudah lama tidak terpakai itu. “Pemerintah berterima-kasih kepada petani karena telah mau membantu pro-gram pemerintah untuk mewujudkan swasembada beras, dengan cara cetak sawah baru di daerah ini. Dengan adanya cetak sawah baru, diharapkan kemiskinan akan berkurang bahkan tidak ada lagi. Karena perekonomian masyarakat akan meningkat nantinya,” ungkapnya.**

Sumber : posmetropadang.com

Hj. Indah Putri Indriani Wakil Bupati Luwu Utara

Yusrina Pulang Pisau – Kalimantan Tengah

Ir. Juman, MMKadistan Kab. Pulang Pisau

Jenderal MoeldokoPanglima TNI

Irwan PrayitnoGubernur Sumatera Barat

Kini Tak Lagi Peladang Berpindah

Anugerah Bagi Petani dan Masyarakat

Page 61: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

60 61

BAB 6

SUCCES STORY Cetak Sawah

Dalam Bidikan Pers

Panen raya perdana cetak sawah ta-hun 2012, Selasa (28/5) 2013 telah dilaksanakan di Dusun Wasur II Ke-lurahan Rimba Jaya Distrik Merauke sesuai Surat Keputusan Bupati Me-rauke Nomor: 513 tahun 2012 tentang penetapan sasaran luas tanah Panen Produksi Musim Tanam 2012 / 2013 dan musim tanam 2013 ditetapkan sebesar 23.837 Ha dengan realisasi sesuai data statistik pertanian sebe-sar 22.393 Ha dengan target produksi 96.650 ton GKP, sedangkan pada musim tanam 2013 sebesar 13.067 Ha dengan target produksi 53.493 ton GKP. Demikian sambutan Kepala Dinas Tanaman Pangan Kabupaten Merauke, Ir. R. Bambang Dwiatmoko, M. Si., pada acara panen raya cetak sawah tahun 2013 di Wasur Kelurah-an Rimba Jaya Distrik Merauke. Lebih lanjut dikatakan untuk mencapai sa-saran tersebut didukung beberapa program kegiatan APBN 2012 antara lain:1. Sekolah lapangan pengelolaan

tanaman terpadu ( SLPTT) untuk 3 komoditi.• Padi non hibrida 8.500 Ha yang

tersebar pada 6 distrik dan 33 kampung,

• Padi lahan kering 700 Ha yang tersebar pada 4 distrik dan 21

Sumbawa, PSnews – Menteri Pertani-an RI, Suswono, Sabtu (06/04/2013) secara perdana memanen padi para program bantuan percetakan sawah baru seluas 80 hektar di Desa Muer Kecamatan Plampang. Panen perdana ini juga diikuti Bupati Sumbawa serta masyarakat setempat.

Dalam sambutannya Siswono mengemukakan, panen petak sawah baru yang 2 tahun ini ditanami ternyata sudah menghasilkan panen di atas 4 ton per hektar. Menurut-nya, ini jarang sekali tapi di Sumbawa sudah mencapai 6 ton per hektar. Namun ia menyayangkan masih ban-yaknya lahan yang terlantar. Diperki-rakan karena faktor SDM yang masih kurang. Padahal matahari bersinar setiap hari untuk tanam menanam. Seharusnya, jelas Suswono, lokasi yang masih belum dimanfaatkan bisa ditanami.

Kementan RI, tegasnya, memiliki tugas yang sangat berat karena me-nyediakan pangan bagi masyarakat Indonesia. Tetapi sebetulnya tang-gung jawab tersebut tidak hanya di Kementan RI. Karena kontribusi Kementan hanya sekitar 20 persen.

kampung,• Kedelai 400 Ha yang tersebar

pada 1 distrik dan 8 kampung.2. Optimasi lahan seluas 700 Ha

tersebar di 12 distrik dan 24.3. Cetak sawah seluas 2000 Ha

tersebar di 8 distrik dan 26 kam-pung.

Seluruh program / kegiatan dimaksd diarahkan untuk mendukung pro-gram – program nasional yakni suplus besar 10 juta / ton pada tahun 2014 dan Kabupaten Merauke sebagai salah satu Kabupaten di Papua yang menyumbang stok cadangan pangan nasional, dengan capaian kinerjanya sebagai berikut.1. SL – PTT padi tahun 2012 telah

memberikan sumbangan sebesar 41.078,03 ton GKP;

2. Optimasi lahan memberikan kon-tribusi / delta produksi sebesar 2. 513 ton GKP;

3. Cetak sawah menyumbang produksi sebesar 8. 320 ton GKP.

Perhitungan capaian kinerja program didasarkan hasil ubinan yang dilaku-kan badan pusat statistik Kabupaten Merauke. Capaian kinerja dimaksud tidak terlepas dari kerja keras para petani, ketua kelompok tani, ketua gapoktan, para kepala kampung / lu-rah, PPL dan para kepala distrik serta

seluruh instansi terkait. Namun demikian hasil ce-tak sawah tahun 2012 masih perlu didukung peny-e m p u r n a a n n y a seperti saluran irigasi dan lain – lain.Lebih lanjut di-katakan saat ini, kita mema-suki musim ta-nam gadu ke – 2 walaupun tanpa persediaan air, namun dengan telah turunnya hujan diharapkan target musim tanam gadu dapat tercapai. Kami juga dapat melaporkan bahwa dalam kegaiatan musim tanam ini ada kerjasama dengan TNI AD (kodim 174 /atw) dengan rincian:1. Dusun serapuh kampung Urumb

distrik Semangga seluas 12, 5 Ha berupa optimasi lahan yangdi-perkirkan awal Juni akan panen.

2. Kampung hidup baru distrik tanah miring seluas 82 Ha, kegiatan opti-masi lahan yang akan dimulai pada musim gadu ini.

3. Kampung sermayam indah distrik tanah miring, seluas 25 Ha, ke-

giatan optimasi lahan yang akan dimulai pada musim gadu ini.

Kami juga menyampaikan terima ka-sih kepada Kapolres Merauke yang telah mendukung pengembangan tanaman umbi-umbian di daerah Sota melalui Polsek Sota, serta kegiatan GP3K dan BUMN, PT. SHS 500 Ha dan PT. Penyuluhan dari Kalimantan Timur 500 Ha. Hadir dalam panen raya tersebut Wakil Bupati Merauke dan unsur – unsur Muspida serta para undangan lainnya, hadir pula Wakil Menteri Pertanian RI, serta Direktur Jenderal sarana dan prasarana areal pertanian kementerian pertanian RI. (santi) Sumber : suara.merauke.go.id

Panen Perdana Cetak Sawah,Tahun 2012 di Dusun Wasur

Mentan Panen Perdana Cetak Sawah Baru di Muer

Selebihnya tergantung dari sektor lainnya, meliputi, persoalan air, la-han, perdagangan distribusi, industri, termasuk keuangan. Kalau keuangan turunnya terlambat, maka musim tanam akan lewat. Berarti menyia-nyiakan waktu. “Tanam menanam mestinya tidak harus menyesuaikan kapan anggaran turun. Ini persoalan yang kadang-kadang masih saja ter-jadi,” ujar Suswono.

Kementan memiliki target terca-painya swasembada pangan. Ada 5 komoditas yang sering disampaikan, beras, jagung, kedelai, gula dan dag-ing sapi. Bahkan untuk beras, Pres-iden telah mencanangkan bahwa tahun 2014 surplus 10 juta ton. Ini di-anggap wajar karena kebutuhan bula-nan sekitar 3 juta ton untuk mencuk-upi kebutuhan masyarakat Indonesia. Jadi kalau ada 10 juta ton paling tidak ada satu musim tanam akan aman.

Suswono mengemukakan, kadang-kadang Indonesia dibanding-kan dengan Thailand yang bisa ekspor dengan luas lahan panennya 90 juta hektar. Indonesia hanya 13, 5 hektar kalau pun maksimal 14 juta hektar atau 1,5 kali dengan Thailand. Tapi

dengan luasan 13,5 hektar hasilnya 14 juta ton. Sementara Thailand hasilnya sekitar 20 sampai 22 juta ton. Jadi koesifitas Indonesia masih berada di atas Thailand. Padahal penduduk Indonesia hampir 4 kali Thailand, na-mun makan nasinya juga lebih banyak dari Thailand.

“Walaupun produktifitas panen kita hampir 40 juta ton, suplus kita hanya 5,6 juta ton di tahun 2012. Oleh karena itu ini menjadi tantangan bagi kita,” ujarnya.

Kemudian, sambung Suswono, pemerintah RI ingin meningkatkan diversifikasi pangan. Diharap agar masyarakat Sumbawa jangan hanya selalu makan nasi. Ada jagung yang harus dibiasakan untuk anak-anak. Mulailah dengan makanan selingan. Bahkan Bupati diminta untuk makan singkong di rumahnya agar diiikuti masyarakat.

Ia menambahkan, pemerintah akan terus menambah luas petak sawah baru. Di Sumbawa tahun ini mendapat 3300 hektar percetakan sawah baru. Ini akan terus dilakukan, karena ada 100.000 hektar alih fungsi lahan per tahun. Tetapi akan meman-

faatkan lahan yang biasa panen sekali menjadi dua kali. Syarat utamanya harus ada sumber air.

Supaya surplus tersebut terca-pai, maka pihaknya akan menyem-purnakan manajemen antara pusat dan daerah. Pada dasarnya tanggung jawab pangan di daerah adalah Bu-pati. Sehingga Bupati harus bisa me-mastikan bahwa tidak ada masyara-katnya yang meninggal dunia karena kelaparan.

“Kita punya target tahun ini luar biasa, 72 juta ton gabah kering giling. Tanggung jawab kita untuk surplus di 2014. Berarti meningkat sekitar 4 persen. asal bekerja dengan sungguh-sungguh,” jelasnya.

Ia berharap kepada petani, apa yang telah dicontohkan agar bisa diterapkan, bukan hanya sekedar contoh saja tanpa diterapkan. Mi-salnya pola tanam jajar legowo dan pemupukan dengan NPK hasilnya akan jauh lebih baik.

Kepada para penyuluh, Mentan menghimbau agar dapat memberikan penyuluhan dengan aktif dan sung-guh-sungguh. (PSb)

Sumber : www.pulausumbawanews.com

Page 62: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

60 61

BAB 6

SUCCES STORY Cetak Sawah

Dalam Bidikan Pers

Panen raya perdana cetak sawah ta-hun 2012, Selasa (28/5) 2013 telah dilaksanakan di Dusun Wasur II Ke-lurahan Rimba Jaya Distrik Merauke sesuai Surat Keputusan Bupati Me-rauke Nomor: 513 tahun 2012 tentang penetapan sasaran luas tanah Panen Produksi Musim Tanam 2012 / 2013 dan musim tanam 2013 ditetapkan sebesar 23.837 Ha dengan realisasi sesuai data statistik pertanian sebe-sar 22.393 Ha dengan target produksi 96.650 ton GKP, sedangkan pada musim tanam 2013 sebesar 13.067 Ha dengan target produksi 53.493 ton GKP. Demikian sambutan Kepala Dinas Tanaman Pangan Kabupaten Merauke, Ir. R. Bambang Dwiatmoko, M. Si., pada acara panen raya cetak sawah tahun 2013 di Wasur Kelurah-an Rimba Jaya Distrik Merauke. Lebih lanjut dikatakan untuk mencapai sa-saran tersebut didukung beberapa program kegiatan APBN 2012 antara lain:1. Sekolah lapangan pengelolaan

tanaman terpadu ( SLPTT) untuk 3 komoditi.• Padi non hibrida 8.500 Ha yang

tersebar pada 6 distrik dan 33 kampung,

• Padi lahan kering 700 Ha yang tersebar pada 4 distrik dan 21

Sumbawa, PSnews – Menteri Pertani-an RI, Suswono, Sabtu (06/04/2013) secara perdana memanen padi para program bantuan percetakan sawah baru seluas 80 hektar di Desa Muer Kecamatan Plampang. Panen perdana ini juga diikuti Bupati Sumbawa serta masyarakat setempat.

Dalam sambutannya Siswono mengemukakan, panen petak sawah baru yang 2 tahun ini ditanami ternyata sudah menghasilkan panen di atas 4 ton per hektar. Menurut-nya, ini jarang sekali tapi di Sumbawa sudah mencapai 6 ton per hektar. Namun ia menyayangkan masih ban-yaknya lahan yang terlantar. Diperki-rakan karena faktor SDM yang masih kurang. Padahal matahari bersinar setiap hari untuk tanam menanam. Seharusnya, jelas Suswono, lokasi yang masih belum dimanfaatkan bisa ditanami.

Kementan RI, tegasnya, memiliki tugas yang sangat berat karena me-nyediakan pangan bagi masyarakat Indonesia. Tetapi sebetulnya tang-gung jawab tersebut tidak hanya di Kementan RI. Karena kontribusi Kementan hanya sekitar 20 persen.

kampung,• Kedelai 400 Ha yang tersebar

pada 1 distrik dan 8 kampung.2. Optimasi lahan seluas 700 Ha

tersebar di 12 distrik dan 24.3. Cetak sawah seluas 2000 Ha

tersebar di 8 distrik dan 26 kam-pung.

Seluruh program / kegiatan dimaksd diarahkan untuk mendukung pro-gram – program nasional yakni suplus besar 10 juta / ton pada tahun 2014 dan Kabupaten Merauke sebagai salah satu Kabupaten di Papua yang menyumbang stok cadangan pangan nasional, dengan capaian kinerjanya sebagai berikut.1. SL – PTT padi tahun 2012 telah

memberikan sumbangan sebesar 41.078,03 ton GKP;

2. Optimasi lahan memberikan kon-tribusi / delta produksi sebesar 2. 513 ton GKP;

3. Cetak sawah menyumbang produksi sebesar 8. 320 ton GKP.

Perhitungan capaian kinerja program didasarkan hasil ubinan yang dilaku-kan badan pusat statistik Kabupaten Merauke. Capaian kinerja dimaksud tidak terlepas dari kerja keras para petani, ketua kelompok tani, ketua gapoktan, para kepala kampung / lu-rah, PPL dan para kepala distrik serta

seluruh instansi terkait. Namun demikian hasil ce-tak sawah tahun 2012 masih perlu didukung peny-e m p u r n a a n n y a seperti saluran irigasi dan lain – lain.Lebih lanjut di-katakan saat ini, kita mema-suki musim ta-nam gadu ke – 2 walaupun tanpa persediaan air, namun dengan telah turunnya hujan diharapkan target musim tanam gadu dapat tercapai. Kami juga dapat melaporkan bahwa dalam kegaiatan musim tanam ini ada kerjasama dengan TNI AD (kodim 174 /atw) dengan rincian:1. Dusun serapuh kampung Urumb

distrik Semangga seluas 12, 5 Ha berupa optimasi lahan yangdi-perkirkan awal Juni akan panen.

2. Kampung hidup baru distrik tanah miring seluas 82 Ha, kegiatan opti-masi lahan yang akan dimulai pada musim gadu ini.

3. Kampung sermayam indah distrik tanah miring, seluas 25 Ha, ke-

giatan optimasi lahan yang akan dimulai pada musim gadu ini.

Kami juga menyampaikan terima ka-sih kepada Kapolres Merauke yang telah mendukung pengembangan tanaman umbi-umbian di daerah Sota melalui Polsek Sota, serta kegiatan GP3K dan BUMN, PT. SHS 500 Ha dan PT. Penyuluhan dari Kalimantan Timur 500 Ha. Hadir dalam panen raya tersebut Wakil Bupati Merauke dan unsur – unsur Muspida serta para undangan lainnya, hadir pula Wakil Menteri Pertanian RI, serta Direktur Jenderal sarana dan prasarana areal pertanian kementerian pertanian RI. (santi) Sumber : suara.merauke.go.id

Panen Perdana Cetak Sawah,Tahun 2012 di Dusun Wasur

Mentan Panen Perdana Cetak Sawah Baru di Muer

Selebihnya tergantung dari sektor lainnya, meliputi, persoalan air, la-han, perdagangan distribusi, industri, termasuk keuangan. Kalau keuangan turunnya terlambat, maka musim tanam akan lewat. Berarti menyia-nyiakan waktu. “Tanam menanam mestinya tidak harus menyesuaikan kapan anggaran turun. Ini persoalan yang kadang-kadang masih saja ter-jadi,” ujar Suswono.

Kementan memiliki target terca-painya swasembada pangan. Ada 5 komoditas yang sering disampaikan, beras, jagung, kedelai, gula dan dag-ing sapi. Bahkan untuk beras, Pres-iden telah mencanangkan bahwa tahun 2014 surplus 10 juta ton. Ini di-anggap wajar karena kebutuhan bula-nan sekitar 3 juta ton untuk mencuk-upi kebutuhan masyarakat Indonesia. Jadi kalau ada 10 juta ton paling tidak ada satu musim tanam akan aman.

Suswono mengemukakan, kadang-kadang Indonesia dibanding-kan dengan Thailand yang bisa ekspor dengan luas lahan panennya 90 juta hektar. Indonesia hanya 13, 5 hektar kalau pun maksimal 14 juta hektar atau 1,5 kali dengan Thailand. Tapi

dengan luasan 13,5 hektar hasilnya 14 juta ton. Sementara Thailand hasilnya sekitar 20 sampai 22 juta ton. Jadi koesifitas Indonesia masih berada di atas Thailand. Padahal penduduk Indonesia hampir 4 kali Thailand, na-mun makan nasinya juga lebih banyak dari Thailand.

“Walaupun produktifitas panen kita hampir 40 juta ton, suplus kita hanya 5,6 juta ton di tahun 2012. Oleh karena itu ini menjadi tantangan bagi kita,” ujarnya.

Kemudian, sambung Suswono, pemerintah RI ingin meningkatkan diversifikasi pangan. Diharap agar masyarakat Sumbawa jangan hanya selalu makan nasi. Ada jagung yang harus dibiasakan untuk anak-anak. Mulailah dengan makanan selingan. Bahkan Bupati diminta untuk makan singkong di rumahnya agar diiikuti masyarakat.

Ia menambahkan, pemerintah akan terus menambah luas petak sawah baru. Di Sumbawa tahun ini mendapat 3300 hektar percetakan sawah baru. Ini akan terus dilakukan, karena ada 100.000 hektar alih fungsi lahan per tahun. Tetapi akan meman-

faatkan lahan yang biasa panen sekali menjadi dua kali. Syarat utamanya harus ada sumber air.

Supaya surplus tersebut terca-pai, maka pihaknya akan menyem-purnakan manajemen antara pusat dan daerah. Pada dasarnya tanggung jawab pangan di daerah adalah Bu-pati. Sehingga Bupati harus bisa me-mastikan bahwa tidak ada masyara-katnya yang meninggal dunia karena kelaparan.

“Kita punya target tahun ini luar biasa, 72 juta ton gabah kering giling. Tanggung jawab kita untuk surplus di 2014. Berarti meningkat sekitar 4 persen. asal bekerja dengan sungguh-sungguh,” jelasnya.

Ia berharap kepada petani, apa yang telah dicontohkan agar bisa diterapkan, bukan hanya sekedar contoh saja tanpa diterapkan. Mi-salnya pola tanam jajar legowo dan pemupukan dengan NPK hasilnya akan jauh lebih baik.

Kepada para penyuluh, Mentan menghimbau agar dapat memberikan penyuluhan dengan aktif dan sung-guh-sungguh. (PSb)

Sumber : www.pulausumbawanews.com

Page 63: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

62 63

Program Cetak Sawah TA 2011 Dinas Pertanian Peternakan dan Perkebu-nan (PPP) Kabupaten Luwu Timur dengan sasaran 9 Kelompok Tani di SP 1 Mahalona akhirnya menuai ha-sil. Salah satu kelompok cetak sawah baru yakni kelompok tani Harapan Mulya yang mengelola lahan per-sawahan seluas 24, 3 hektar akhirnya menggelar panen perdana.

Kadis Pertanian Peternakan dan Perkebunan, Nursih Hariani di sela-se-la penen tersebut mengatakan sangat bersyukur atas panen yang melimpah saaat ini. Ia juga mengatakanrogram cetak sawah ini bersumber dari ban-tuan sosial kementerian pertanian melalui satker Dinas PPP TA 2011.

Nursih berharap kedepan lokasi

yang telah dicetak menjadi sawah dapat terus diolah sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap pen-capaian program surplus beras 10 juta ton pada tahun 2014.

Lebih lanjut Nursih mengatakan harapan pemerintah agar sawah yang sudah berproduksi saat ini tidak dialih fungsikan untuk kegiatan non perta-nian.

“Harapan kami selaku pemerintah daerah, agar sawah yang telah ber-produksi tidak alih fungsikan kede-pannya“ tandas Nursih.

Panen tersebut juga dihadiri Ka-bid PSP, PPK Cetak Sawah, Unsur UPT 1 Mahalona dan Unsur BP3K Keca-matan Towuti. (is/hms)

Sumber : www.luwutimurkab.co.id

Program Cetak Sawah Lutim Gelar Panen Perdana

Distangan Gelar Panen Perdana Cetak Sawah Baru di Mudik Ulo

Panen Perdana Dihadiri 2 Pejabat Kementan

TELUK KUANTAN - Dinas Tanaman Pangan Kuansing bersama masyara-kat, Minggu (10/3) siang menggelar kegiatan panen perdana cetak sawah baru di Desa Mudiak Ulo, Kecamatan Hulu Kuantan.

Pada kesempatan tersebut, pihak Distangan Kuansing juga mensosial-isasikan program Indeks Pertanaman (IP) 200 atau tanam dua kali dalam satu tahun. Program ini ternyata mendapat respon positif dari ma-syarakat karena dinilai mampu me-ningkatkan produksi areal padi.

Kadistangan Kuansing, Ir Hardi-son, MP melalui Kabid Produksi, Anida, SP saat dikonfirmasi wartawan

usai acara menyebutkan bahwa pada kesempatan tersebut telah dilakukan panen perdana di areal cetak sawah baru yang dibangun oleh Pemkab Kuansing melalui dana APBN 2012 lalu seluas 15 ha di Desa Mudiak Ulo.

“2012 lalu melalui program ce-

tak sawah baru dari APBN kita telah membangun seluas 15 ha di Desa Mu-diak Ulo ini, dan sekarang merupakan panen perdananya,”ujar Anida.

Guna meningkatkan produksi, menurut Anida, maka pihaknya men-coba untuk mensosialisasikan kepada masyarakat agar bisa menerapkan program IP 200 di areal sawah terse-but.” Allhamdulillah animo masyara-kat cukup besar untuk melakukan ta-nam dua kali setahun disini,”ujarnya.

Selain di Mudiak Ulo, menurut Anida, animo masyarakat di Sunagi Pinang, Sungai Alah dan Tanjuang yang pada kesempatan itu juga diso-sialisasikan program tersebut juga

cukup besar.“Karena untuk program ini ada

bantuannya, maka sekarang kita akan lakukan persiapan termasuk meny-elesaikan administrasinya, kemungki-nan Mei mendatang program ini bisa dilaksanakan,”ujarnya.

Menurutnya Distangan sangat apresiatif dengan animo masyarakat tersebut dan berusaha meralisaiskan semua aspirasi masyarakat dalam hal ini. Apalagi Pemkab Kuansing sendiri berusaha menggalakkan sektor pan-gan ini untuk memenuhi kebutuhan, minimal bagi warga masyarakat send-iri. (isa)

Sumber : kuansingterkini.com

AJPNews -- Dua Pejabat Kementerian Pertanian, masing-masing Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sa-rana Pertanian, Gatot Irianto dan In-spektur Jenderal (Irjen) Kementerian Pertanian (Kementan), Azis Hidayat, Jumat (15/3) kemarin, melakukan panen perdana di areal pencetakan sawah baru di Desa Sumpangmango Kecamatan Pitu Riawa, Sidrap.

Panen perdana ujicoba hasil pencetakan sawah baru di Sump-angmango ini dilakukan di atas areal pertanian seluas 20 hektar. Luas lo-kasi pencetakan sawah baru di daerah itu, mencapai 300 hektare lebih dan tersebar di beberapa titik.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Sidrap, Amiruddin Syam, mengatakan lahan pencetakan sawah yang digunakan sebagai lokasi panen

perdana di Sumpangmango tersebut, dikelola oleh sejumlah masyarakat petani dari beberapa kelompok tani (poktan) yang ada di desa itu.

“Panen perdana ini merupakan ujicoba produksi pertanian dari ha-sil pencetakan sawah baru,”ungkap Amiruddin.

Sebelumnya, kedua pejabat Ke-mentan ini diterima pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidrap di rumah jabatan bupati setempat. Hadir dalam penerimaan tersebut, Wakil Bupati Sidrap, H Dollah Mando, Sekretretari Daerah (Sekda), H Ruslan, dan sejum-lah kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait.

Informasi yang dihimpun menye-butkan, kehadiran Dirjen Prasana dan Sarana Kementan, Gatot Irianto di Sidrap dalam rangka panen perdana

tersebut, karena tertarik dengan ke-berhasilan petani di Sumpangmango yang langsung bisa memproduksi padi dari lahan hasil pencetakan sawah baru.

Padahal, umumnya, pencetakan

lahan sawah baru itu membutuhkan waktu penyesuaian dan kondisi se-cara alamiah selama beberapa tahun untuk bisa memproduksi hasil perta-nian. Namun, petani di Sumpangman-go bisa melakukannya dalam waktu

Panen Perdana Lahan Cetak Sawah Baru Desa Pulo Reudeup Kecamatan Jangka

Panen PerdanaBupati Ketapang H. Morkes Effendi,Spd,Mh. Beserta Ibu

yang relatif singkat. Direktorat Jenderal Prasarana dan

Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian kembali mencetak lahan persawahan baru seluas 65 ribu hek-tar pada 2013 ini.

Langkah itu dilakukan guna men-dukung pencapaian surplus produksi beras sebanyak 10 juta ton pada 2014.

Khusus pencetakan sawah baru

pada 2012, yang ditargetkan 100 ribu hektar, kini program tersebut sudah tercapai 72 ribu hektar. Bahkan dari 72 ribu hektar lahan yang sudah dice-tak, 65 ribu hektar di antaranya mulai panen.

Hanya saja, kendala dalam pencetakan sawah baru dikarenakan banyak pemerintah kabupaten dan kota yang tidak memiliki data survey dan investigasi. Selain itu ada pula

penyebab lain yakni adanya pejabat Dinas Pertanian di daerah yang sering diganti.

Namun begitu, pencetakan sawah baru terus dilakukan sampai terbit-nya aturan moratorium lahan perta-nian. Cetak sawah baru ditargetkan sebesar 100 ribu hektare, namun pada 2011 hanya terealisasi 60 ribu hektare, dan pada 2012 hingga awal Desember baru terealisasi 92 ribu

hektare.Tak hanya mencetak sawah baru,

pemerintah mencetak sawah baru di kawasan food estate. Tahun 2012 te-realisasi 9.000 hektare cetak sawah, yakni di Sulsel seluas 7.250 hektare, di NTT seluas 5.000 hektare, di NTB seluas 4.700 hektare, di Sulawesi Ten-gah seluas 4.750 hektare, dan sisanya tersebar di seluruh Indonesia. (pan)

Sumber: ajatapparengnews.com

Bireuen | Harian Aceh – Petani di sejumlah kecamatan di Kabupaten Bireuen mulai panen padi di sawah cetak baru. Sawah cetak baru itu merupakan program 2010 seluas 200 hektar. Program cetak sawah baru itu diklaim berhasil menggantikan areal sawah yang menyusut di daerah itu.

“Hasil panen belum maksimal ses-uai dengan hasil pada sawah normal, tetapi ini sangat menggembirakan di tengah semakin menyusutnya areal sawah produktif karena telah beralih fungsi imbas pembangunan,” ujar Ka-dis Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Bireuen Azmi Abdul-lah, kemarin.

Katanya, berhasilnya petani dalam menggarap sawah cetak baru itu pada tahun 2010, pada 2011 ini Kabupaten Bireuen diberikan kuota program cetak sawah baru seluas 700 hektar. Meningkat tajam dari kuota program cetak sawah baru tahun

2010 seluas 200 hektar yang diberi-kan oleh pusat.

Disebutkan Azmi, belum maksi-malnya hasil panen di sawah cetak baru itu karena pengaruh keasaman tanah lahan yang sebelumnya berupa lahan tidak produktif, dimana akar-akar kayu masih belum membusuk karena baru satu kali ditanami padi. Biasanya kondisi keasaman tanah akan normal seperti sawah pada um-umnya setelah dua tahun.

Ia menjelaskan, salah satu lokasi sawah cetak baru yang hasil panen-nya tergolong paling berhasil adalah di Desa Pulo Reudeup, Kecamatan Jangka, Bireuen. Di lokasi itu pula di-lakukan panen perdana sawah cetak baru program tahun 2010 yang akan dilakukan Bupati Bireuen, hari ini, Senin (4/3).

Sebelumnya Kabid Pengemban-gan Lahan dan Air Dinas Pertanian Bireuen, Mukhtar MSi mengatakan ar-

eal cetak sawah baru program tahun 2010 mencapai 200 hektar mening-kat dari tahun 2009 yang hanya 125 hektar. “Meski baru panen perdana hasilnya tidak kalah dengan panen di sawah normal,” katanya.

Lokasi cetak sawah baru program tahun 2010 itu adalah di Desa Lheu Barat, Kecamatan Jeunieb seluas 23 hektar dengan menyulap kawasan ra-wa-rawa menjadi lahan yang produk-tif dengan sumber air dari Krueng Pandrah, lalu di Desa Pulo Reudeup Kecamatan Jangka seluas 115 hektar.

Lalu Desa Ie Rhob Babah Lueng 20 hektar dan Alue Leuhob 10 hek-tar keduanya di Kecamatan Simpang Mamplam. Berikutnya di Desa Bayu Kecamatan Peusangan 15 hektar dan di Desa Jarommah Baroh Kecamatan Kutablang serta di Desa Sukatani Ke-camatan Juli seluas 12 hektar.

Disela-sela menghadiri panen per-dana Dandim 0111/Brn Ltk Inf Reza Pahlevi mengatakan akan mengawasi program ini dan mengecek dilapangan jumlah sawah baru yang dicetak dita-hun 2010 dan yang direncanakan ta-hun 2011 jangan hanya terlihat acara protokoler saja secara simbolis tapi betul-betul jumlahnya sesuai dengan yang dilaporkan mengingat program tersebut untuk meningkatkan kese-jahteraan rakyat juga terpadu dengan progam ketahanan pangan yang di-canangkan oleh Pangdam Im(del)

Sumber : kodim0111.wordpress.com

Bupati Ketapang beserta Ibu melak-sanakan Panen Perdana pada Perlua-san Areal Baru di Kecamatan Muara Pawan desa Sei Awan pada tanggal 6 Mei 2008, Perluasan Areal ini didanai melalui APBN 2007 Ditjen PLA seluas 50 Ha.

Pada panen tersebut dihadairi oleh bapak Staf Ahli Menteri bidang perencanaan dan Direktur Pengelo-laan Lahan dan Air, pada lahan yg baru ditanami ini memberikan hasil yang cukup tinggi dengan rata-rata 4,75 ton/ha mengingat masih ban-yaknya keterbatasan lahan seperti saluran draenase yang belum normal, untuk itu menurut bapak bupati pada tahun anggaran 2008 ini telah di-alokasikan dana melalui APBD pada Dinas Kimpraswil Kabupaten Keta-pang untuk menormalisasi saluran dan pembuatan pintu-pintu klep guna mendukung peningkatan ketah-anan pangan, peningkatan produksi/produktivitas yang akan berimbas pada peningkatan pendapatan dan

kesejahteraan petani pada akhirnya.Pada kesempatan ini juga Staf

Ahli Menteri mengatakan untuk mengantisipasi krisis pangan yang telah melanda dunia dengan harga beras dunia yang telah mencapai $ 10.000/ton maka indonesia tetap harus meningkatkan produksi antara lain melalui kegiatan Perluasan Ar-eal terutama di Kabupaten Ketapang yang sangat berpotensi baik dari segi kesesuaian lahan maupun jumlah ar-eal yang dapat dimanfaatkan sebagai lahan sawah.

Lebih lanjut Kepala Dinas Pertani-an Tanaman Pangan dan Peternakan Kab. Ketapang mengatakan bahwa areal yang berpotensi seluas 109.000 Ha namun baru dapat dimanfaatkan sekitar 56.000 Ha, untuk itu selain petani sendiri melaksanakan perlua-san tanam juga sangat diharapkan adanya bantuan sosial lainnya seperti cetak sawah tersebut dari pemerin-tah pusat guna percepatan akselerasi dalam pembangunan pertanian yang

ada di kabupaten ketapang, sebagai bentuk upaya tersebut melalui dana APBD/DAK pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan

Tahun 2008 telah dianggarkan untuk pengadaan Alat mesin pertanian dan sarana penunjang lainnya.

Diposkan oleh Distanak Ketapang

Page 64: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

62 63

Program Cetak Sawah TA 2011 Dinas Pertanian Peternakan dan Perkebu-nan (PPP) Kabupaten Luwu Timur dengan sasaran 9 Kelompok Tani di SP 1 Mahalona akhirnya menuai ha-sil. Salah satu kelompok cetak sawah baru yakni kelompok tani Harapan Mulya yang mengelola lahan per-sawahan seluas 24, 3 hektar akhirnya menggelar panen perdana.

Kadis Pertanian Peternakan dan Perkebunan, Nursih Hariani di sela-se-la penen tersebut mengatakan sangat bersyukur atas panen yang melimpah saaat ini. Ia juga mengatakanrogram cetak sawah ini bersumber dari ban-tuan sosial kementerian pertanian melalui satker Dinas PPP TA 2011.

Nursih berharap kedepan lokasi

yang telah dicetak menjadi sawah dapat terus diolah sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap pen-capaian program surplus beras 10 juta ton pada tahun 2014.

Lebih lanjut Nursih mengatakan harapan pemerintah agar sawah yang sudah berproduksi saat ini tidak dialih fungsikan untuk kegiatan non perta-nian.

“Harapan kami selaku pemerintah daerah, agar sawah yang telah ber-produksi tidak alih fungsikan kede-pannya“ tandas Nursih.

Panen tersebut juga dihadiri Ka-bid PSP, PPK Cetak Sawah, Unsur UPT 1 Mahalona dan Unsur BP3K Keca-matan Towuti. (is/hms)

Sumber : www.luwutimurkab.co.id

Program Cetak Sawah Lutim Gelar Panen Perdana

Distangan Gelar Panen Perdana Cetak Sawah Baru di Mudik Ulo

Panen Perdana Dihadiri 2 Pejabat Kementan

TELUK KUANTAN - Dinas Tanaman Pangan Kuansing bersama masyara-kat, Minggu (10/3) siang menggelar kegiatan panen perdana cetak sawah baru di Desa Mudiak Ulo, Kecamatan Hulu Kuantan.

Pada kesempatan tersebut, pihak Distangan Kuansing juga mensosial-isasikan program Indeks Pertanaman (IP) 200 atau tanam dua kali dalam satu tahun. Program ini ternyata mendapat respon positif dari ma-syarakat karena dinilai mampu me-ningkatkan produksi areal padi.

Kadistangan Kuansing, Ir Hardi-son, MP melalui Kabid Produksi, Anida, SP saat dikonfirmasi wartawan

usai acara menyebutkan bahwa pada kesempatan tersebut telah dilakukan panen perdana di areal cetak sawah baru yang dibangun oleh Pemkab Kuansing melalui dana APBN 2012 lalu seluas 15 ha di Desa Mudiak Ulo.

“2012 lalu melalui program ce-

tak sawah baru dari APBN kita telah membangun seluas 15 ha di Desa Mu-diak Ulo ini, dan sekarang merupakan panen perdananya,”ujar Anida.

Guna meningkatkan produksi, menurut Anida, maka pihaknya men-coba untuk mensosialisasikan kepada masyarakat agar bisa menerapkan program IP 200 di areal sawah terse-but.” Allhamdulillah animo masyara-kat cukup besar untuk melakukan ta-nam dua kali setahun disini,”ujarnya.

Selain di Mudiak Ulo, menurut Anida, animo masyarakat di Sunagi Pinang, Sungai Alah dan Tanjuang yang pada kesempatan itu juga diso-sialisasikan program tersebut juga

cukup besar.“Karena untuk program ini ada

bantuannya, maka sekarang kita akan lakukan persiapan termasuk meny-elesaikan administrasinya, kemungki-nan Mei mendatang program ini bisa dilaksanakan,”ujarnya.

Menurutnya Distangan sangat apresiatif dengan animo masyarakat tersebut dan berusaha meralisaiskan semua aspirasi masyarakat dalam hal ini. Apalagi Pemkab Kuansing sendiri berusaha menggalakkan sektor pan-gan ini untuk memenuhi kebutuhan, minimal bagi warga masyarakat send-iri. (isa)

Sumber : kuansingterkini.com

AJPNews -- Dua Pejabat Kementerian Pertanian, masing-masing Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sa-rana Pertanian, Gatot Irianto dan In-spektur Jenderal (Irjen) Kementerian Pertanian (Kementan), Azis Hidayat, Jumat (15/3) kemarin, melakukan panen perdana di areal pencetakan sawah baru di Desa Sumpangmango Kecamatan Pitu Riawa, Sidrap.

Panen perdana ujicoba hasil pencetakan sawah baru di Sump-angmango ini dilakukan di atas areal pertanian seluas 20 hektar. Luas lo-kasi pencetakan sawah baru di daerah itu, mencapai 300 hektare lebih dan tersebar di beberapa titik.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Sidrap, Amiruddin Syam, mengatakan lahan pencetakan sawah yang digunakan sebagai lokasi panen

perdana di Sumpangmango tersebut, dikelola oleh sejumlah masyarakat petani dari beberapa kelompok tani (poktan) yang ada di desa itu.

“Panen perdana ini merupakan ujicoba produksi pertanian dari ha-sil pencetakan sawah baru,”ungkap Amiruddin.

Sebelumnya, kedua pejabat Ke-mentan ini diterima pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidrap di rumah jabatan bupati setempat. Hadir dalam penerimaan tersebut, Wakil Bupati Sidrap, H Dollah Mando, Sekretretari Daerah (Sekda), H Ruslan, dan sejum-lah kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait.

Informasi yang dihimpun menye-butkan, kehadiran Dirjen Prasana dan Sarana Kementan, Gatot Irianto di Sidrap dalam rangka panen perdana

tersebut, karena tertarik dengan ke-berhasilan petani di Sumpangmango yang langsung bisa memproduksi padi dari lahan hasil pencetakan sawah baru.

Padahal, umumnya, pencetakan

lahan sawah baru itu membutuhkan waktu penyesuaian dan kondisi se-cara alamiah selama beberapa tahun untuk bisa memproduksi hasil perta-nian. Namun, petani di Sumpangman-go bisa melakukannya dalam waktu

Panen Perdana Lahan Cetak Sawah Baru Desa Pulo Reudeup Kecamatan Jangka

Panen PerdanaBupati Ketapang H. Morkes Effendi,Spd,Mh. Beserta Ibu

yang relatif singkat. Direktorat Jenderal Prasarana dan

Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian kembali mencetak lahan persawahan baru seluas 65 ribu hek-tar pada 2013 ini.

Langkah itu dilakukan guna men-dukung pencapaian surplus produksi beras sebanyak 10 juta ton pada 2014.

Khusus pencetakan sawah baru

pada 2012, yang ditargetkan 100 ribu hektar, kini program tersebut sudah tercapai 72 ribu hektar. Bahkan dari 72 ribu hektar lahan yang sudah dice-tak, 65 ribu hektar di antaranya mulai panen.

Hanya saja, kendala dalam pencetakan sawah baru dikarenakan banyak pemerintah kabupaten dan kota yang tidak memiliki data survey dan investigasi. Selain itu ada pula

penyebab lain yakni adanya pejabat Dinas Pertanian di daerah yang sering diganti.

Namun begitu, pencetakan sawah baru terus dilakukan sampai terbit-nya aturan moratorium lahan perta-nian. Cetak sawah baru ditargetkan sebesar 100 ribu hektare, namun pada 2011 hanya terealisasi 60 ribu hektare, dan pada 2012 hingga awal Desember baru terealisasi 92 ribu

hektare.Tak hanya mencetak sawah baru,

pemerintah mencetak sawah baru di kawasan food estate. Tahun 2012 te-realisasi 9.000 hektare cetak sawah, yakni di Sulsel seluas 7.250 hektare, di NTT seluas 5.000 hektare, di NTB seluas 4.700 hektare, di Sulawesi Ten-gah seluas 4.750 hektare, dan sisanya tersebar di seluruh Indonesia. (pan)

Sumber: ajatapparengnews.com

Bireuen | Harian Aceh – Petani di sejumlah kecamatan di Kabupaten Bireuen mulai panen padi di sawah cetak baru. Sawah cetak baru itu merupakan program 2010 seluas 200 hektar. Program cetak sawah baru itu diklaim berhasil menggantikan areal sawah yang menyusut di daerah itu.

“Hasil panen belum maksimal ses-uai dengan hasil pada sawah normal, tetapi ini sangat menggembirakan di tengah semakin menyusutnya areal sawah produktif karena telah beralih fungsi imbas pembangunan,” ujar Ka-dis Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Bireuen Azmi Abdul-lah, kemarin.

Katanya, berhasilnya petani dalam menggarap sawah cetak baru itu pada tahun 2010, pada 2011 ini Kabupaten Bireuen diberikan kuota program cetak sawah baru seluas 700 hektar. Meningkat tajam dari kuota program cetak sawah baru tahun

2010 seluas 200 hektar yang diberi-kan oleh pusat.

Disebutkan Azmi, belum maksi-malnya hasil panen di sawah cetak baru itu karena pengaruh keasaman tanah lahan yang sebelumnya berupa lahan tidak produktif, dimana akar-akar kayu masih belum membusuk karena baru satu kali ditanami padi. Biasanya kondisi keasaman tanah akan normal seperti sawah pada um-umnya setelah dua tahun.

Ia menjelaskan, salah satu lokasi sawah cetak baru yang hasil panen-nya tergolong paling berhasil adalah di Desa Pulo Reudeup, Kecamatan Jangka, Bireuen. Di lokasi itu pula di-lakukan panen perdana sawah cetak baru program tahun 2010 yang akan dilakukan Bupati Bireuen, hari ini, Senin (4/3).

Sebelumnya Kabid Pengemban-gan Lahan dan Air Dinas Pertanian Bireuen, Mukhtar MSi mengatakan ar-

eal cetak sawah baru program tahun 2010 mencapai 200 hektar mening-kat dari tahun 2009 yang hanya 125 hektar. “Meski baru panen perdana hasilnya tidak kalah dengan panen di sawah normal,” katanya.

Lokasi cetak sawah baru program tahun 2010 itu adalah di Desa Lheu Barat, Kecamatan Jeunieb seluas 23 hektar dengan menyulap kawasan ra-wa-rawa menjadi lahan yang produk-tif dengan sumber air dari Krueng Pandrah, lalu di Desa Pulo Reudeup Kecamatan Jangka seluas 115 hektar.

Lalu Desa Ie Rhob Babah Lueng 20 hektar dan Alue Leuhob 10 hek-tar keduanya di Kecamatan Simpang Mamplam. Berikutnya di Desa Bayu Kecamatan Peusangan 15 hektar dan di Desa Jarommah Baroh Kecamatan Kutablang serta di Desa Sukatani Ke-camatan Juli seluas 12 hektar.

Disela-sela menghadiri panen per-dana Dandim 0111/Brn Ltk Inf Reza Pahlevi mengatakan akan mengawasi program ini dan mengecek dilapangan jumlah sawah baru yang dicetak dita-hun 2010 dan yang direncanakan ta-hun 2011 jangan hanya terlihat acara protokoler saja secara simbolis tapi betul-betul jumlahnya sesuai dengan yang dilaporkan mengingat program tersebut untuk meningkatkan kese-jahteraan rakyat juga terpadu dengan progam ketahanan pangan yang di-canangkan oleh Pangdam Im(del)

Sumber : kodim0111.wordpress.com

Bupati Ketapang beserta Ibu melak-sanakan Panen Perdana pada Perlua-san Areal Baru di Kecamatan Muara Pawan desa Sei Awan pada tanggal 6 Mei 2008, Perluasan Areal ini didanai melalui APBN 2007 Ditjen PLA seluas 50 Ha.

Pada panen tersebut dihadairi oleh bapak Staf Ahli Menteri bidang perencanaan dan Direktur Pengelo-laan Lahan dan Air, pada lahan yg baru ditanami ini memberikan hasil yang cukup tinggi dengan rata-rata 4,75 ton/ha mengingat masih ban-yaknya keterbatasan lahan seperti saluran draenase yang belum normal, untuk itu menurut bapak bupati pada tahun anggaran 2008 ini telah di-alokasikan dana melalui APBD pada Dinas Kimpraswil Kabupaten Keta-pang untuk menormalisasi saluran dan pembuatan pintu-pintu klep guna mendukung peningkatan ketah-anan pangan, peningkatan produksi/produktivitas yang akan berimbas pada peningkatan pendapatan dan

kesejahteraan petani pada akhirnya.Pada kesempatan ini juga Staf

Ahli Menteri mengatakan untuk mengantisipasi krisis pangan yang telah melanda dunia dengan harga beras dunia yang telah mencapai $ 10.000/ton maka indonesia tetap harus meningkatkan produksi antara lain melalui kegiatan Perluasan Ar-eal terutama di Kabupaten Ketapang yang sangat berpotensi baik dari segi kesesuaian lahan maupun jumlah ar-eal yang dapat dimanfaatkan sebagai lahan sawah.

Lebih lanjut Kepala Dinas Pertani-an Tanaman Pangan dan Peternakan Kab. Ketapang mengatakan bahwa areal yang berpotensi seluas 109.000 Ha namun baru dapat dimanfaatkan sekitar 56.000 Ha, untuk itu selain petani sendiri melaksanakan perlua-san tanam juga sangat diharapkan adanya bantuan sosial lainnya seperti cetak sawah tersebut dari pemerin-tah pusat guna percepatan akselerasi dalam pembangunan pertanian yang

ada di kabupaten ketapang, sebagai bentuk upaya tersebut melalui dana APBD/DAK pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan

Tahun 2008 telah dianggarkan untuk pengadaan Alat mesin pertanian dan sarana penunjang lainnya.

Diposkan oleh Distanak Ketapang

Page 65: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

64 65

SUKABUMI- Kabupaten Sukabumi menunjukkan kinerjanya. Cetak la-han sawah yang awalnya diragukan oleh beberapa media dan LSM, saat ini 200 ha sawah baru sudah berhasil dicetak. Buktinya, Sabtu (13/4) Pan-en Perdana perluasan areal sawah baru di Desa Cikareunggesan Keca-matan Jampangkulon berhasil dilak-sanakan. Turut hadir dalam kegia-tan tersebut Wakil Bupati Sukabumi Akhmad Jajuli, Direktur Pengelolaan Air Irigasi Kementrian Pertanian Pra-setyo Nuchsin, Sekretaris Dinas Per-tanian Provinsi Jawa Barat, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan (DPTP) Kabupaten Sukabumi Sudra-jat dan Kepala Bappeda Kabupaten Sukabumi yang diwakili Kabid Eko-nomi Toha Wildan.

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan (DPTP) Kabupaten Sukabumi Sudrajat mengatakan, Kabupaten Sukabumi lumbung pangan Jawa Barat (Jabar) nomor tiga.

“Sehingga wajar jika mendapat-kan perhatian lebih dari Kementerian Pertanian RI,”kata Kepala DPTP Ka-bupaten Sukabumi Sudrajat kepada Radar Sukabumi baru-baru ini.

Diakuinya, potensi cetak lahan sawah di Kabupaten Sukabumi masih cukup banyak. Akan tetapi Dinas Per-

tanian Tanaman Pangan tentu tidak bisa berdiri sendiri, harus didukung oleh Dinas Kehutanan dan Perke-bunan sebagai produsen air, Dinas PSDA yang mengatur pemanfaatan air, Badan Penyuluhan yang memper-siapkan sumber daya manusia (SDM) petani, serta Dinas Bina Marga yang menyediakan infrastruktur untuk transportasi hasil pertanian dan Bappeda sebagai koki anggaran pem-bangunan.

Kabid Bina Sumberdaya DPTP Kabupaten Sukabumi Iding Koswara dan Kasubid Pengelolaan Lahan dan Air (PLA) DPTP Kabupaten Suka-bumi Yanyan Setiawan mengatakan, produktivitas padi per hektar pada lahan cetak sawah baru memang belum menunjukkan angka yang menggembirakan masing dibawah 4,5 ton per hektar.

“Hal ini disebabkan oleh ru-saknya beberapa lapisan top soil pada saat proses pencetakan. Na-mun setidaknya, sawah baru ini men-jadi harapan baru sebagai pengganti lahan yang beralih fungsi menjadi fasilitas-fasilitas umum,”tutur Kabid Bina Sumberdaya DPTP Kabupaten Sukabumi Iding Koswara dan Kasu-bid PLA-nya Yanyan Setiawan.

Dijelaskannya, cetak lahan sawah

tahun anggaran 2012 telah selesai dilaksanakan dengan luas areal 200 ha, Jampangkulon 40 ha, Ciracap 60, Sindangraja Curugkembar 40 ha, dan Nyalindung Desa Wangunreja 60 ha.

“Tahun 2013 cetak sawah akan dilakukan di dua lokasi yakni Jam-pangtengah dan Ciracap dengan lua-san 100 ha,”paparnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Pengelolaan Air Irigasi Ke-mentrian Pertanian Prasetyo Nuchsin berpesan, agar Kabupaten Sukabumi memiliki data base potensi cetak la-han sawah dan segera diajukan ke Kementerian Pertanian, termasuk jaringan irigasi desa dan jaringan iri-gasi usaha tani serta jalan pertanian. Pemerintah melalui kementerian per-tanian telah menargetkan surplus beras 10 juta ton.

“Oleh karena itu, data base po-tensi cetak lahan sawah termasuk jaringan irigasi desa dan jaringan irigasi usaha tani serta jalan perta-nian Kabupaten Sukabumi segera diajukan ke Kementrian Pertanian. Karena peningkatan produksi perlua-san lahan dan dukungan infrastruk-tur lahan sawah akan dirampungkan tahun 2014,”himbaunya.

Sementara itu, Menurut Kasubid Ekonomi Primer Bappeda Kabupaten

Sukabumi Yana Chefiana, Sistem Informasi dan Desain Cetak Lahan Sawah termasuk data base sarana prasarana pertanian, dengan berba-gai kondisi akan diselesaikan tahun 2013.

“Sehingga kegiatan di 2014 betul-betul tepat pada sasaran,”tegasnya.

Data base ini lanjut Yana yang juga suami Wakil Rektor 1 Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) Reny Sukmawani, sangat berguna untuk pijakan pembangunan perta-nian Kabupaten Sukabumi, agar ak-selerasi surplus beras 250.000 ton di 2014 dapat direalisasikan.

“Selain itu kami menargetkan tahun 2014 Rice Milling yang ada di Jampangkulon akan bekerja optimal untuk menampung hasil padi diseki-tar wilayah VI dan VII, yang selan-jutnya menjadi supply utama untuk Gudang Bulog di wilayah VI, dengan optimalnya fungsi RPC maka kese-jahteraan petani padi akan mening-kat dan beberapa pengangguran di wilayah Jampangkulon akan direkrut di RPC dan gudang tersebut,” urai Yana Chefiana menutup pembicara-an.(*/sri)

Sumber: http://radarsukabumi.com

Panen Perdana, Cetak Lahan Sawah Baru

Sejumlah pejabat secara simbolis melaksanakan panen perdana Perluasan areal sawah di Kabupaten Sukabumi. FOTO:IST

BAB 7

Peluang,Tantangan

Dan Kendala

Page 66: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

64 65

SUKABUMI- Kabupaten Sukabumi menunjukkan kinerjanya. Cetak la-han sawah yang awalnya diragukan oleh beberapa media dan LSM, saat ini 200 ha sawah baru sudah berhasil dicetak. Buktinya, Sabtu (13/4) Pan-en Perdana perluasan areal sawah baru di Desa Cikareunggesan Keca-matan Jampangkulon berhasil dilak-sanakan. Turut hadir dalam kegia-tan tersebut Wakil Bupati Sukabumi Akhmad Jajuli, Direktur Pengelolaan Air Irigasi Kementrian Pertanian Pra-setyo Nuchsin, Sekretaris Dinas Per-tanian Provinsi Jawa Barat, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan (DPTP) Kabupaten Sukabumi Sudra-jat dan Kepala Bappeda Kabupaten Sukabumi yang diwakili Kabid Eko-nomi Toha Wildan.

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan (DPTP) Kabupaten Sukabumi Sudrajat mengatakan, Kabupaten Sukabumi lumbung pangan Jawa Barat (Jabar) nomor tiga.

“Sehingga wajar jika mendapat-kan perhatian lebih dari Kementerian Pertanian RI,”kata Kepala DPTP Ka-bupaten Sukabumi Sudrajat kepada Radar Sukabumi baru-baru ini.

Diakuinya, potensi cetak lahan sawah di Kabupaten Sukabumi masih cukup banyak. Akan tetapi Dinas Per-

tanian Tanaman Pangan tentu tidak bisa berdiri sendiri, harus didukung oleh Dinas Kehutanan dan Perke-bunan sebagai produsen air, Dinas PSDA yang mengatur pemanfaatan air, Badan Penyuluhan yang memper-siapkan sumber daya manusia (SDM) petani, serta Dinas Bina Marga yang menyediakan infrastruktur untuk transportasi hasil pertanian dan Bappeda sebagai koki anggaran pem-bangunan.

Kabid Bina Sumberdaya DPTP Kabupaten Sukabumi Iding Koswara dan Kasubid Pengelolaan Lahan dan Air (PLA) DPTP Kabupaten Suka-bumi Yanyan Setiawan mengatakan, produktivitas padi per hektar pada lahan cetak sawah baru memang belum menunjukkan angka yang menggembirakan masing dibawah 4,5 ton per hektar.

“Hal ini disebabkan oleh ru-saknya beberapa lapisan top soil pada saat proses pencetakan. Na-mun setidaknya, sawah baru ini men-jadi harapan baru sebagai pengganti lahan yang beralih fungsi menjadi fasilitas-fasilitas umum,”tutur Kabid Bina Sumberdaya DPTP Kabupaten Sukabumi Iding Koswara dan Kasu-bid PLA-nya Yanyan Setiawan.

Dijelaskannya, cetak lahan sawah

tahun anggaran 2012 telah selesai dilaksanakan dengan luas areal 200 ha, Jampangkulon 40 ha, Ciracap 60, Sindangraja Curugkembar 40 ha, dan Nyalindung Desa Wangunreja 60 ha.

“Tahun 2013 cetak sawah akan dilakukan di dua lokasi yakni Jam-pangtengah dan Ciracap dengan lua-san 100 ha,”paparnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Pengelolaan Air Irigasi Ke-mentrian Pertanian Prasetyo Nuchsin berpesan, agar Kabupaten Sukabumi memiliki data base potensi cetak la-han sawah dan segera diajukan ke Kementerian Pertanian, termasuk jaringan irigasi desa dan jaringan iri-gasi usaha tani serta jalan pertanian. Pemerintah melalui kementerian per-tanian telah menargetkan surplus beras 10 juta ton.

“Oleh karena itu, data base po-tensi cetak lahan sawah termasuk jaringan irigasi desa dan jaringan irigasi usaha tani serta jalan perta-nian Kabupaten Sukabumi segera diajukan ke Kementrian Pertanian. Karena peningkatan produksi perlua-san lahan dan dukungan infrastruk-tur lahan sawah akan dirampungkan tahun 2014,”himbaunya.

Sementara itu, Menurut Kasubid Ekonomi Primer Bappeda Kabupaten

Sukabumi Yana Chefiana, Sistem Informasi dan Desain Cetak Lahan Sawah termasuk data base sarana prasarana pertanian, dengan berba-gai kondisi akan diselesaikan tahun 2013.

“Sehingga kegiatan di 2014 betul-betul tepat pada sasaran,”tegasnya.

Data base ini lanjut Yana yang juga suami Wakil Rektor 1 Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) Reny Sukmawani, sangat berguna untuk pijakan pembangunan perta-nian Kabupaten Sukabumi, agar ak-selerasi surplus beras 250.000 ton di 2014 dapat direalisasikan.

“Selain itu kami menargetkan tahun 2014 Rice Milling yang ada di Jampangkulon akan bekerja optimal untuk menampung hasil padi diseki-tar wilayah VI dan VII, yang selan-jutnya menjadi supply utama untuk Gudang Bulog di wilayah VI, dengan optimalnya fungsi RPC maka kese-jahteraan petani padi akan mening-kat dan beberapa pengangguran di wilayah Jampangkulon akan direkrut di RPC dan gudang tersebut,” urai Yana Chefiana menutup pembicara-an.(*/sri)

Sumber: http://radarsukabumi.com

Panen Perdana, Cetak Lahan Sawah Baru

Sejumlah pejabat secara simbolis melaksanakan panen perdana Perluasan areal sawah di Kabupaten Sukabumi. FOTO:IST

BAB 7

Peluang,Tantangan

Dan Kendala

Page 67: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

66 67

Tujuan dari program perluasan sawah baru yakni un-tuk perluasan areal tanam dan menambah baku la-han pertanian yang menjadi salah satu tuntutan dari pemerintah pusat untuk memperluas areal tanam guna mendukung program peningkatan beras nasional P2BN dan swasembada beras. Dalam perkembangan perluasan areal sawah baru, produktivitas akan dapat terlihat maksimal dalam jangka dua sampai tiga tahun kedepan. Namun untuk lahan sawah yang baru ini masih di bawah standar, asumsi untuk produktivitas pada kisaran 2,5 ton sampai 3 ton per he ktar. Sedang-kan untuk peningkatan Produktivitas padi tidak hanya bergantung pada lahan, tetapi juga ketersediaan air, kesuburan lahan, dukungan penyuluh, dukungan modal, dan sarana produksi,”.

Permasalahan yang sering timbul dalam perluasan areal sawah baru terutama dalam konteks sosial. Kom-binasi berbagai regulasi yang terlalu jawa sentris di za-man orde baru telah menimbulkan kesenjangan kultur agraris. Berbagai induksi teknologi pertanian, pemba-ngunan sarana dan prasarana pertanian, intensitas penyuluhan yang tinggi dan pembinaan kelompok tani yang cukup intensif telah menjadikan rata-rata petani di Jawa memiliki kapasitas bertani yang lebih bervisi dibanding petani di luar Jawa. Di banyak tempat di luar Pulau Jawa bertanam padi bagi petani bukan-lah pilihan utama dalam kegiatan pertanian mereka. Minimnya sarana dan prasarana serta keterbatasan pengetahuan menjadikan kegiatan bersawah adalah sampingan setelah kegiatan lain. Seperti yang dapat kita temui di beberapa tempat di Pulau Sumatera dan Kalimantan, dimana rata-rata petani lebih suka mengusahakan tanaman perkebunan seperti sawit,

kelapa, lada, karet dan sebagainya. Bahkan tidak ja-rang kemudian sawah-sawah yang mereka miliki dita-nami dengan komoditas non padi. Tentu saja kita tidak bisa menyalahkan mereka begitu saja, walaupun apa yang dilakukan tersebut berpotensi untuk membuat produksi beras nasional semakin menurun. Namun dengan semakin mahalnya biaya produksi tanaman padi plus rendahnya harga jual gabah dan semakin menggiurkannya harga jual tanaman non padi, mem-buat apa yang dilakukan petani tersebut menjadi ma-suk akal. Masalah lain yang muncul adalah minimnya informasi ketersediaan lahan yang dapat dikembang-kan menjadi kawasan pertanian tanaman pangan. Walaupun sering disebutkan bahwa daerah-daerah diluar Pulau Jawa memiliki potensi lahan yang me-madai untuk pengembangan kawasan tanaman pan-gan, namun informasi yang dapat dijadikan rujukan

untuk arahan perencanaan pengembangan kawasan tanaman pangan sangat tidak memadai. Jarang sekali pemerintah daerah yang menyusun informasi sum-berdaya lahan yang dilengkapi kajian kesesuaian dan arahan komoditas. Akibat minimnya informasi terse-but tidak jarang kegiatan perluasan sawah ditempat-kan pada kawasan-kawasan yang secara agroekologi kurang sesuai untuk tanaman padi, sehingga alih-alih memberikan kontribusi peningkatan produksi, sawah-sawah tersebut kembali menjadi lahan terlantar dan tidak digarap. Masalah ketersediaan jaringan pengai-ran, baik irigasi maupun drainase, merupakan masalah lain yang kerap menjadi penghalang optimumnya tingkat produksi di sawah-sawah baru. Air merupak-an faktor utama dalam produksi padi sawah. Pada sawah-sawah baru seringkali belum terdapat infra-

struktur pengairan yang memadai untuk mendukung pertanaman padi. Lemahnya perencanaan kegiatan serta tidak terjadinya integrasi program menyebabkan tidak segera tersedianya infrastruktur pengairan pada sawah-sawah baru tersebut.

Upaya Tindak Lanjut dalam mengatasi permasala-han ini diperlukannyaketerlibatan pihak-pihak terkait menjadi keniscayaan dalam program ini. Ego sektoral yang kerap dituding sebagai penghalang dalam ke-berhasilan berbagai program pemerintah harus dapat diminimalisir dalam program perluasan sawah, karena sangat mungkin program ini merupakan bagian pent-ing dari masa depan pangan di negara ini.

Untuk memperlancar pelaksanaan perluasan sawah, maka koordinasi di tingkat Kabupaten/Kota dilakukan melalui Tim Pembina perluasan sawah tingkat kabupaten yang diketuai oleh Bupati/Wa-likota atau pejabat yang ditunjuk. Untuk memperlan-car fungsi koordinasi, maka Tim Pembina di tingkat Kabupaten dilengkapi dengan Tim Teknis Perluasan Sawah tingkat Kabupaten. Dalam rangka menunjang peningkatan produksi tanaman pangan khususnya padi, dukungan sarana perluasan sawah diharapkan dapat memberikan hasil dan dampak bagi penerima manfaat. Upaya penambahan baku lahan tanaman pangan melalui perluasan sawah sangat penting untuk mendukung pemantapan ketahanan pangan, mengin-gat kebutuhan produksi tanaman pangan terus me-ningkat sedangkan alih fungsi lahan sawah setiap ta-hun terjadi pada areal yang cukup luas. Pemanfaatan lahan sawah yang baru dicetak merupakan kegiatan

Exavator amblas saat land clearing sawah 2013

Pentingnya TAM di sawah pasang surut

Arahan Dirjen PSP di hamparan cetak sawah

Baca peta desain cetak sawah

yang sangat perlu diperhatikan, mengingat pada la-han tersebut sangat mudah menyemak kembali. Oleh karena itu petani perlu dibina secara intensif dan di-fasilitasi dengan bantuan sarana produksi, pertanian agar petani dapat segera mengusahakan lahan sawah tersebut secara berkelanjutan.

Hal utama dari kegiatan perluasan sawah adalah informasi ketersediaan lahan. Kepastian lahan meru-pakan prasyarat kegiatan ini dapat berjalan baik. La-han yang dapat dikembangkan untuk program per-luasan sawah, selain sesuai secara agroekologi, juga harus bebas dari masalah status dan sengketa kepe-milikan atau pengelolaan. Untuk itu peran Kementeri-an Kehutanan dan Badan Pertanahan Nasional (BPN) menjadi penting disini. Kementerian Kehutanan dapat berperan dalam menyediakan informasi lahan-lahan yang telah dilepas dari kawasan hutan dan BPN dapat berperan dalam menyajikan data-data lahan yang be-bas sengketa dan telah ditelantarkan saat ini.

Terkait dengan pembangunan infrastruktur pada lokasi perluasan sawah baru, terutama infrastruktur pengairan serta jalan, maka perlu dilakukan sinergi dengan Kementerian Pekerjaan Umum untuk meren-canakan pembangunan infrastruktur-infrastruktur tersebut pada lokasi sawah baru. Sedini mungkin koordinasi harus dilakukan, agar pada saat kegiatan perluasan sawah selesai dilaksanakan, infrastruktur-infrastruktur tersebut dapat segera dimanfaatkan.

Kebutuhan lain pada lokasi dan kawasan sawah baru seperti kebutuhan sarana produksi pertanian (saprotan) seperti pupuk dan pestisida dan alat dan mesin pertanian dapat didorong penyediaan secara terjangkau oleh petani dengan dukungan dari Kemen-terian BUMN. Terhadap BUMN yang memiliki bisnis inti pada barang-barang tersebut, diharapkan Kemen BUMN mampu mendorong mereka untuk mempermu-dah pengadaannya pada lokasi dan kawasan sawah baru tersebut.

Page 68: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

66 67

Tujuan dari program perluasan sawah baru yakni un-tuk perluasan areal tanam dan menambah baku la-han pertanian yang menjadi salah satu tuntutan dari pemerintah pusat untuk memperluas areal tanam guna mendukung program peningkatan beras nasional P2BN dan swasembada beras. Dalam perkembangan perluasan areal sawah baru, produktivitas akan dapat terlihat maksimal dalam jangka dua sampai tiga tahun kedepan. Namun untuk lahan sawah yang baru ini masih di bawah standar, asumsi untuk produktivitas pada kisaran 2,5 ton sampai 3 ton per he ktar. Sedang-kan untuk peningkatan Produktivitas padi tidak hanya bergantung pada lahan, tetapi juga ketersediaan air, kesuburan lahan, dukungan penyuluh, dukungan modal, dan sarana produksi,”.

Permasalahan yang sering timbul dalam perluasan areal sawah baru terutama dalam konteks sosial. Kom-binasi berbagai regulasi yang terlalu jawa sentris di za-man orde baru telah menimbulkan kesenjangan kultur agraris. Berbagai induksi teknologi pertanian, pemba-ngunan sarana dan prasarana pertanian, intensitas penyuluhan yang tinggi dan pembinaan kelompok tani yang cukup intensif telah menjadikan rata-rata petani di Jawa memiliki kapasitas bertani yang lebih bervisi dibanding petani di luar Jawa. Di banyak tempat di luar Pulau Jawa bertanam padi bagi petani bukan-lah pilihan utama dalam kegiatan pertanian mereka. Minimnya sarana dan prasarana serta keterbatasan pengetahuan menjadikan kegiatan bersawah adalah sampingan setelah kegiatan lain. Seperti yang dapat kita temui di beberapa tempat di Pulau Sumatera dan Kalimantan, dimana rata-rata petani lebih suka mengusahakan tanaman perkebunan seperti sawit,

kelapa, lada, karet dan sebagainya. Bahkan tidak ja-rang kemudian sawah-sawah yang mereka miliki dita-nami dengan komoditas non padi. Tentu saja kita tidak bisa menyalahkan mereka begitu saja, walaupun apa yang dilakukan tersebut berpotensi untuk membuat produksi beras nasional semakin menurun. Namun dengan semakin mahalnya biaya produksi tanaman padi plus rendahnya harga jual gabah dan semakin menggiurkannya harga jual tanaman non padi, mem-buat apa yang dilakukan petani tersebut menjadi ma-suk akal. Masalah lain yang muncul adalah minimnya informasi ketersediaan lahan yang dapat dikembang-kan menjadi kawasan pertanian tanaman pangan. Walaupun sering disebutkan bahwa daerah-daerah diluar Pulau Jawa memiliki potensi lahan yang me-madai untuk pengembangan kawasan tanaman pan-gan, namun informasi yang dapat dijadikan rujukan

untuk arahan perencanaan pengembangan kawasan tanaman pangan sangat tidak memadai. Jarang sekali pemerintah daerah yang menyusun informasi sum-berdaya lahan yang dilengkapi kajian kesesuaian dan arahan komoditas. Akibat minimnya informasi terse-but tidak jarang kegiatan perluasan sawah ditempat-kan pada kawasan-kawasan yang secara agroekologi kurang sesuai untuk tanaman padi, sehingga alih-alih memberikan kontribusi peningkatan produksi, sawah-sawah tersebut kembali menjadi lahan terlantar dan tidak digarap. Masalah ketersediaan jaringan pengai-ran, baik irigasi maupun drainase, merupakan masalah lain yang kerap menjadi penghalang optimumnya tingkat produksi di sawah-sawah baru. Air merupak-an faktor utama dalam produksi padi sawah. Pada sawah-sawah baru seringkali belum terdapat infra-

struktur pengairan yang memadai untuk mendukung pertanaman padi. Lemahnya perencanaan kegiatan serta tidak terjadinya integrasi program menyebabkan tidak segera tersedianya infrastruktur pengairan pada sawah-sawah baru tersebut.

Upaya Tindak Lanjut dalam mengatasi permasala-han ini diperlukannyaketerlibatan pihak-pihak terkait menjadi keniscayaan dalam program ini. Ego sektoral yang kerap dituding sebagai penghalang dalam ke-berhasilan berbagai program pemerintah harus dapat diminimalisir dalam program perluasan sawah, karena sangat mungkin program ini merupakan bagian pent-ing dari masa depan pangan di negara ini.

Untuk memperlancar pelaksanaan perluasan sawah, maka koordinasi di tingkat Kabupaten/Kota dilakukan melalui Tim Pembina perluasan sawah tingkat kabupaten yang diketuai oleh Bupati/Wa-likota atau pejabat yang ditunjuk. Untuk memperlan-car fungsi koordinasi, maka Tim Pembina di tingkat Kabupaten dilengkapi dengan Tim Teknis Perluasan Sawah tingkat Kabupaten. Dalam rangka menunjang peningkatan produksi tanaman pangan khususnya padi, dukungan sarana perluasan sawah diharapkan dapat memberikan hasil dan dampak bagi penerima manfaat. Upaya penambahan baku lahan tanaman pangan melalui perluasan sawah sangat penting untuk mendukung pemantapan ketahanan pangan, mengin-gat kebutuhan produksi tanaman pangan terus me-ningkat sedangkan alih fungsi lahan sawah setiap ta-hun terjadi pada areal yang cukup luas. Pemanfaatan lahan sawah yang baru dicetak merupakan kegiatan

Exavator amblas saat land clearing sawah 2013

Pentingnya TAM di sawah pasang surut

Arahan Dirjen PSP di hamparan cetak sawah

Baca peta desain cetak sawah

yang sangat perlu diperhatikan, mengingat pada la-han tersebut sangat mudah menyemak kembali. Oleh karena itu petani perlu dibina secara intensif dan di-fasilitasi dengan bantuan sarana produksi, pertanian agar petani dapat segera mengusahakan lahan sawah tersebut secara berkelanjutan.

Hal utama dari kegiatan perluasan sawah adalah informasi ketersediaan lahan. Kepastian lahan meru-pakan prasyarat kegiatan ini dapat berjalan baik. La-han yang dapat dikembangkan untuk program per-luasan sawah, selain sesuai secara agroekologi, juga harus bebas dari masalah status dan sengketa kepe-milikan atau pengelolaan. Untuk itu peran Kementeri-an Kehutanan dan Badan Pertanahan Nasional (BPN) menjadi penting disini. Kementerian Kehutanan dapat berperan dalam menyediakan informasi lahan-lahan yang telah dilepas dari kawasan hutan dan BPN dapat berperan dalam menyajikan data-data lahan yang be-bas sengketa dan telah ditelantarkan saat ini.

Terkait dengan pembangunan infrastruktur pada lokasi perluasan sawah baru, terutama infrastruktur pengairan serta jalan, maka perlu dilakukan sinergi dengan Kementerian Pekerjaan Umum untuk meren-canakan pembangunan infrastruktur-infrastruktur tersebut pada lokasi sawah baru. Sedini mungkin koordinasi harus dilakukan, agar pada saat kegiatan perluasan sawah selesai dilaksanakan, infrastruktur-infrastruktur tersebut dapat segera dimanfaatkan.

Kebutuhan lain pada lokasi dan kawasan sawah baru seperti kebutuhan sarana produksi pertanian (saprotan) seperti pupuk dan pestisida dan alat dan mesin pertanian dapat didorong penyediaan secara terjangkau oleh petani dengan dukungan dari Kemen-terian BUMN. Terhadap BUMN yang memiliki bisnis inti pada barang-barang tersebut, diharapkan Kemen BUMN mampu mendorong mereka untuk mempermu-dah pengadaannya pada lokasi dan kawasan sawah baru tersebut.

Page 69: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

68 69

Pentingnya SIDKegiatan Survei, Investigasi dan Desain (SID)

merupakan hal penting dan perlu diperhatikan dalam memulai kegiatan cetak sawah. Hal ini mutlak karena dasar pelaksanaan kegiatan cetak sawah berawal dari SID. Untuk itu, pelaksanaan SID harus benar-benar harus dicermati oleh para pemangku kepentingan ter-kait di berbagai daerah.

Untuk terlaksananya kegiatan dengan baik dan lancar, jauh sebelum waktu pembangunan cetak sawah diharapkan instansi terkait agar mempercepat proses persiapan, di antaranya segera menjadwalkan dan melakukan kegiatan SID, mendata dan mereview anggota kelompok tani dan segera di SK kan, mendata lahan agar tidak ada tumpang tindih program sejenis, dan pernyataan tertulis tentang kepemilikan lahan dan kesiapan masyarakat sebagai calon penerima bantuan. Dukungan TNI

Pertanian merupakan tulang punggung perekono-mian Indonesia, dimana sebagai negara agraris se-bagian besar mata pencaharian penduduk Indonesia adalah bertani. Dalam rangka mendukung program peningkatan ketahanan pangan nasional TNI AD bekerjasama dengan kementerian Pertanian Republik Indonesia dalam wujud optimalisasi lahan yang sudah ada maupun membuka lahan baru sebagai bentuk perluasan lahan pertanian untuk mampu meningkat-kan produksi pertanian dalam rangka mendukung ket-ahanan pangan nasional.

Bicara kedaulatan Negara Kesatuan Republik In-donesia (NKRI), tentu tidak terlepas dari pentingnya menjaga kedaulatan perekonomian anak bangsa. Se-lanjutnya, dalam membangun perekonomian harus dimulai dari membangun kedaulatan pangan.”Prajurit TNI siap membantu mencetak sawah baru,” ungkap Panglima TNI Jenderal Moeldoko dalam kegiatan ta-nam perdana cetak sawah di Sumatera Selatan.

Dukungan TNI itu sangat dibutuhkan mengin-gat pentingnya upaya percepatan perluasan lahan produksi pangan melalui cetak sawah baru. Hal ini sangat beralasan mengingat konversi lahan pertanian semakin menggurita dari waktu ke waktu. Setiap ta-hun telah terjadi konversi lahan yang luar biasa, tidak kurang dari 100 ribu hektare (ha) per tahun. Tapi ke-mampuan mencetak sawah baru mencapai 40 ribuan ha per tahun.

Dengan bantuan TNI, salah satunya penggunaan alat-alat berat sangat mendukung percepatan itu. Hal ini dalam upaya mengimbangi konversi lahan yang ter-jadi setiap tahun, khususnya di Pulau Jawa.

Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengatakan, dalam kondisi TNI yang tidak banyak menjalankan operasi, pihaknya beserta seluruh kepala staf angka-tan memberikan kontribusi dan kekuatan yang dimiliki kepada rakyat, salah satunya terlibat dalam program cetak sawah ini.***

Ada tiga hal yang harus benar-benar dipastikan dalam pelaksanaan SID. Pertama, apakah benar kepe-milikan lahan sah secara hukum, kedua, apakah juga benar petani yang terlampir riil dalam artian bukan hanya sekedar namanya saja yang ada, dan yang ke-tiga adalah apakah lahan yang diusulkan itu secara teknis layak untuk dijadikan lahan persawahan.

SID ini sangat perlu untuk dilakukan guna memini-malisir berbagai persoalan yang mungkin timbul kede-pannya. Pasalnya, setelah proyek dilakukan, seluruh lahan sawah baru tidak lagi boleh dialihfungsikan. Makanya, SID merupakan sesuatu hal yang mutlak dalam program cetak sawah baru.

Tracking Cetak sawah pasang surut Pulang Pisau, Kalteng

BIMTEK oleh petugas pusat ke petugas kabupaten dan petani

Bimtek oleh petugas pusat kpd petugas daerah dan petani cetak sawah

Page 70: psp1.pertanian.go.idpsp1.pertanian.go.id/assets/file/2014/Buku Cetak Sawah...Cetak Sawah Baru akan bertambah 50 juta orang dari angka tahun sebe-lumnya (2007). Cetak Sawah Ekstensifikasi

68 69

Pentingnya SIDKegiatan Survei, Investigasi dan Desain (SID)

merupakan hal penting dan perlu diperhatikan dalam memulai kegiatan cetak sawah. Hal ini mutlak karena dasar pelaksanaan kegiatan cetak sawah berawal dari SID. Untuk itu, pelaksanaan SID harus benar-benar harus dicermati oleh para pemangku kepentingan ter-kait di berbagai daerah.

Untuk terlaksananya kegiatan dengan baik dan lancar, jauh sebelum waktu pembangunan cetak sawah diharapkan instansi terkait agar mempercepat proses persiapan, di antaranya segera menjadwalkan dan melakukan kegiatan SID, mendata dan mereview anggota kelompok tani dan segera di SK kan, mendata lahan agar tidak ada tumpang tindih program sejenis, dan pernyataan tertulis tentang kepemilikan lahan dan kesiapan masyarakat sebagai calon penerima bantuan. Dukungan TNI

Pertanian merupakan tulang punggung perekono-mian Indonesia, dimana sebagai negara agraris se-bagian besar mata pencaharian penduduk Indonesia adalah bertani. Dalam rangka mendukung program peningkatan ketahanan pangan nasional TNI AD bekerjasama dengan kementerian Pertanian Republik Indonesia dalam wujud optimalisasi lahan yang sudah ada maupun membuka lahan baru sebagai bentuk perluasan lahan pertanian untuk mampu meningkat-kan produksi pertanian dalam rangka mendukung ket-ahanan pangan nasional.

Bicara kedaulatan Negara Kesatuan Republik In-donesia (NKRI), tentu tidak terlepas dari pentingnya menjaga kedaulatan perekonomian anak bangsa. Se-lanjutnya, dalam membangun perekonomian harus dimulai dari membangun kedaulatan pangan.”Prajurit TNI siap membantu mencetak sawah baru,” ungkap Panglima TNI Jenderal Moeldoko dalam kegiatan ta-nam perdana cetak sawah di Sumatera Selatan.

Dukungan TNI itu sangat dibutuhkan mengin-gat pentingnya upaya percepatan perluasan lahan produksi pangan melalui cetak sawah baru. Hal ini sangat beralasan mengingat konversi lahan pertanian semakin menggurita dari waktu ke waktu. Setiap ta-hun telah terjadi konversi lahan yang luar biasa, tidak kurang dari 100 ribu hektare (ha) per tahun. Tapi ke-mampuan mencetak sawah baru mencapai 40 ribuan ha per tahun.

Dengan bantuan TNI, salah satunya penggunaan alat-alat berat sangat mendukung percepatan itu. Hal ini dalam upaya mengimbangi konversi lahan yang ter-jadi setiap tahun, khususnya di Pulau Jawa.

Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengatakan, dalam kondisi TNI yang tidak banyak menjalankan operasi, pihaknya beserta seluruh kepala staf angka-tan memberikan kontribusi dan kekuatan yang dimiliki kepada rakyat, salah satunya terlibat dalam program cetak sawah ini.***

Ada tiga hal yang harus benar-benar dipastikan dalam pelaksanaan SID. Pertama, apakah benar kepe-milikan lahan sah secara hukum, kedua, apakah juga benar petani yang terlampir riil dalam artian bukan hanya sekedar namanya saja yang ada, dan yang ke-tiga adalah apakah lahan yang diusulkan itu secara teknis layak untuk dijadikan lahan persawahan.

SID ini sangat perlu untuk dilakukan guna memini-malisir berbagai persoalan yang mungkin timbul kede-pannya. Pasalnya, setelah proyek dilakukan, seluruh lahan sawah baru tidak lagi boleh dialihfungsikan. Makanya, SID merupakan sesuatu hal yang mutlak dalam program cetak sawah baru.

Tracking Cetak sawah pasang surut Pulang Pisau, Kalteng

BIMTEK oleh petugas pusat ke petugas kabupaten dan petani

Bimtek oleh petugas pusat kpd petugas daerah dan petani cetak sawah