sumut2.kemenag.go.id · pembahasan dalam makalah ini meliputi pengertian sumber belajar, proses ......

14
http://sumut.kemenag.go.id/ 1 URGENSI SUMBER BELAJAR DALAM PENDIDIKAN Oleh Muhammad Siddik Widyaiswara Madya Balai Diklat Keagamaan Medan e-mail: [email protected] ABSTRAK Sumber belajar sebagai informasi yang disajikan dan disimpan dalam berbagai bentuk media, yang dapat membantu siswa dalam belajar sebagai perwujudan dari kurikulum. Bentuknya tidak terbatas apakah dalam bentuk cetakan, video, format perangkat lunak atau kombinasi dari berbagai format yang dapat digunakan oleh siswa ataupun guru. Sadiman mendefinisikan sumber belajar sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk belajar, yakni dapat berupa orang, benda, pesan, bahan, teknik dan latar. Sumber belajar sangat urgen dalam proses belajar mengajar, sebab tanpa adanya sumber belajar dalam proses pembelajaran tidak akan terjadi. Pembahasan dalam makalah ini meliputi pengertian sumber belajar, proses pembelajaran dan sumber belajar, pengadaan sumber belajar, macam-macam sumber belajar, pemanfaatan sumber belajar dan peranan sumber belajar dalam proses pembelajaran. Diharapkan tulisan ini dapat membantu para guru untuk mengetahui pengertian sumber belajar, proses pembelajaran dan sumber belajar, pengadaan sumber belajar, macam-macam sumber belajar, pemanfaatan sumber belajar, peranan sumber belajar dalam proses pembelajaran. Kata kunci: Urgensi sumber belajar dalam proses belajar mengajar A. PENDAHULUAN Pembelajaran merupakan aktivitas dan proses yang sistematis dan sistemik yang terdiri dari beberapa komponen yaitu : guru, kurikulum, anak didik, fasilitas dan administrasi. Masing-masing komponen tidak bersifat parsial (terpisah) atau berjalan sendiri-sendiri, tetapi harus berjalan secara teratur, saling bergantung, komplementer dan berkesinambungan. Untuk itu diperlukan rancangan dan pengelolaan belajar yang baik yang dikembangkan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.

Upload: phamthu

Post on 14-Apr-2019

252 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

http://sumut.kemenag.go.id/

1

URGENSI SUMBER BELAJAR DALAM PENDIDIKAN

Oleh Muhammad Siddik Widyaiswara Madya Balai Diklat Keagamaan Medan e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Sumber belajar sebagai informasi yang disajikan dan disimpan dalam berbagai bentuk media, yang dapat membantu siswa dalam belajar sebagai perwujudan dari kurikulum. Bentuknya tidak terbatas apakah dalam bentuk cetakan, video, format perangkat lunak atau kombinasi dari berbagai format yang dapat digunakan oleh siswa ataupun guru. Sadiman mendefinisikan sumber belajar sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk belajar, yakni dapat berupa orang, benda, pesan, bahan, teknik dan latar. Sumber belajar sangat urgen dalam proses belajar mengajar, sebab tanpa adanya sumber belajar dalam proses pembelajaran tidak akan terjadi. Pembahasan dalam makalah ini meliputi pengertian sumber belajar, proses pembelajaran dan sumber belajar, pengadaan sumber belajar, macam-macam sumber belajar, pemanfaatan sumber belajar dan peranan sumber belajar dalam proses pembelajaran. Diharapkan tulisan ini dapat membantu para guru untuk mengetahui pengertian sumber belajar, proses pembelajaran dan sumber belajar, pengadaan sumber belajar, macam-macam sumber belajar, pemanfaatan sumber belajar, peranan sumber belajar dalam proses pembelajaran.

Kata kunci: Urgensi sumber belajar dalam proses belajar mengajar

A. PENDAHULUAN

Pembelajaran merupakan aktivitas dan proses yang sistematis dan sistemik

yang terdiri dari beberapa komponen yaitu : guru, kurikulum, anak didik, fasilitas

dan administrasi. Masing-masing komponen tidak bersifat parsial (terpisah) atau

berjalan sendiri-sendiri, tetapi harus berjalan secara teratur, saling bergantung,

komplementer dan berkesinambungan. Untuk itu diperlukan rancangan dan

pengelolaan belajar yang baik yang dikembangkan dalam rangka mencapai tujuan

pembelajaran.

http://sumut.kemenag.go.id/

2

Pada sisi lain, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin

mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi

dalam proses pembelajaran. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-

alat atau media yang digunakan dalam pembelajaran, disamping itu guru mampu

menggembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan

digunakannya apabila media tersebut belum tersedia di sekolah.

Kenyataannya di atas menuntut guru di dalam melaksanakan tugasnya

sebagai perancang maupun pengelola pembelajaran untuk memiliki ketrampilan

dalam menyusun rencana pengajaran maupun melakukan interaksi dengan anak

didik, mengelola kelas, menggunakan sumber belajar termasuk didalamnya

menggunakan media pembelajaran. Untuk itu guru yang profesional memerlukan

pemahaman mengenai ilmu yang mendasari profesinya. Guru setidak-tidaknya

memiliki pengetahuan tentang karakteristik anak didik, mengetahui teori belajar,

rancangan pembelajaran, penyajian bahan ajar, penguasaan terhadap penggunaan

media pembelajaran dan melakukan penilaian hasil belajar.

Selanjutnya efektivitas pembelajaran juga berhubungan dengan kompetensi

yang berupa kemampuan menggunakan media pembelajaran yang yang

menunjang persiapan serta pelaksanaan tugas sebagai pendidik. Anak didik

belajar dari gurunya bukan saja dari apa yang secara langsung diajarkan, tetapi

juga dari media pembelajaran yang terlihat saat yang bersangkutan melaksanakan

proses belajar mengajar.

Guru yang mengharapkan proses dan hasil pembelajaran supaya efektif,

efisien dan berkualitas, semestinya memperhatikan faktor media pembelajaran

yang keberadaannya memiliki peranan sangat penting. Media pembelajaran

memiliki nilai praktis dan fungsi yang besar bagi pelaksanaan pembelajaran.

B. PEMBAHASAN

1. Pengertian Sumber Belajar

Sering kita dengar istilah sumber belajar (learning resource), orang juga

banyak yang telah memanfaatkan sumber belajar, namun umumnya yang

diketahui hanya perpustakaan dan buku sebagai sumber belajar. Padahal

http://sumut.kemenag.go.id/

3

secara tidak terasa apa yang mereka gunakan, orang, dan benda tertentu adalah

termasuk sumber belajar.

Sumber belajar ditetapkan sebagai informasi yang disajikan dan disimpan

dalam berbagai bentuk media, yang dapat membantu siswa dalam belajar

sebagai perwujudan dari kurikulum. Bentuknya tidak terbatas apakah dalam

bentuk cetakan, video, format perangkat lunak atau kombinasi dari berbagai

format yang dapat digunakan oleh siswa ataupun guru. Sadiman

mendefinisikan sumber belajar sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan

untuk belajar, yakni dapat berupa orang, benda, pesan, bahan, teknik, dan latar

(Sadiman, Arief S., Pendayagunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi

untuk Pembelajaran, makalah, 2004)

Dari pengertian tersebut maka sumber belajar dapat dikategorikan sebagai

berikut:

a. Tempat atau lingkungan alam sekitar yaitu dimana saja seseorang dapat

melakukan belajar atau proses perubahan tingkah laku maka tempat itu

dapat dikategorikan sebagai tempat belajar yang berarti sumber belajar,

misalnya perpustakaan, pasar, museum, sungai, gunung, tempat

pembuangan sampah, kolam ikan dan lain sebagainya.

b. Benda yaitu segala benda yang memungkinkan terjadinya perubahan

tingkah laku bagi peserta didik, maka benda itu dapat dikategorikan

sebagai sumber belajar. Misalnya situs, candi, benda peninggalan lainnya.

c. Orang yaitu siapa saja yang memiliki keahlian tertentu di mana peserta

didik dapat belajar sesuatu, maka yang bersangkutan dapat dikategorikan

sebagai sumber belajar. Misalnya guru, ahli geologi, polisi, dan ahli-ahli

lainnya.

d. Bahan yaitu segala sesuatu yang berupa teks tertulis, cetak, rekaman

elektronik, web, dll yang dapat digunakan untuk belajar.

e. Buku yaitu segala macam buku yang dapat dibaca secara mandiri oleh

peserta didik dapat dikategorikan sebagai sumber belajar. Misalnya buku

pelajaran, buku teks, kamus, ensiklopedi, fiksi dan lain sebagainya.

http://sumut.kemenag.go.id/

4

f. Peristiwa dan fakta yang sedang terjadi, misalnya peristiwa kerusuhan,

peristiwa bencana, dan peristiwa lainnya yang guru dapat menjadikan

peristiwa atau fakta sebagai sumber belajar.

Dengan demikian , sumber belajar itu merupakan bahan untuk menambah

ilmu pengetahuan yang mengandung hal -hal baru. Sebab pada hakekatnya

belajar adalah mendapatkan hal-hal yang baru.

2. Proses Pembelajaran dan Sumber Belajar

Istilah kegiatan “belajar”, “mengajar”, dan “pembelajaran” merupakan

istilah kegiatan yang tidak terpisahkan, meskipun ketiganya merupakan

kegiatan yang berbeda. Kegiatan belajar bisa saja terjadi walaupun tidak ada

kegiatan mengajar. Begitu pula sebaliknya, kegiatan mengajar tidak selalu

dapat menghasilkan kegiatan belajar. Ketika seorang guru menjelaskan

pelajaran di depan kelas maka terjadi kegiatan mengajar, tetapi dalam kegiatan

tersebut belum tentu terjadi kegiatan belajar pada setiap siswa. Kegiatan

mengajar dikatakan berhasil jika dapat menghasilkan kegiatan belajar pada

diri siswa. Jadi, sebenarnya hakekat guru mengajar adalah usaha guru untuk

membuat siswa belajar. Dengan kata lain, mengajar merupakan upaya

menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan belajar. Kegiatan inilah yang

disebut dengan peoses pembelajaran.

Istilah pembelajaran lebih menggambarkan usaha guru untuk membuat

belajar para siswanya. Kegiatan pembelajaran tidak akan berarti jika tidak

menghasilkan kegiatan belajar pada para siswanya. Kegiatan belajar hanya

bias berhasil jika si belajar secara aktif mengalami sendiri proses belajar. Jadi

syarat mutlak yang harus dipenuhi agar terjadi kegiatan belajar yaitu

terjadinya interaksi antara pebelajar (learner) dengan sumber belajar.

Pekerjaan mengajar tidak selalu harus diartikan sebagai kegiatan

menyajikan materi pelajaran. Meskipun menyajikan materi pelajaran memang

merupakan bagian dari kegiatan mengajar, tetapi bukanlah satu-satunya.

Masih banyak cara lain yang dapat dilakukan guru untuk membuat siswa

belajar. Peran penting yang harus dilakukan oleh guru dalam proses

pembelajaran adalah mengusahakan agar setiap siswa dapat berinteraksi

secara aktif dengan berbagai sumber belajar yang ada. Meskipun guru juga

http://sumut.kemenag.go.id/

5

merupakan salah satu sumber belajar bagi siswa, tetapi masih banyak lagi

sumber-sumber belajar yang lain yang dapat dimanfaatkan untuk terjadinya

proses pembelajaran.

3. Pengadaan Sumber Belajar

Pengelola madrasah (kepala madrasah dan guru) perlu memetakan tentang

sumber-sumber belajar yang dibutuhkan untuk menunjang proses

pembelajaran agar berjalan efektif. Bentuk sumber belajar pada dasarnya

tergantung pada kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh guru.

Sangat mungkin terjadi, bahwa sumber belajar pada mata pelajaran tertentu

berbeda dengan mata pelajaran yang lain. Untuk itu, pengadaan sumber

belajar perlu mempertimbangkan tujuan pembelajaran dari setiap mata

pelajaran termasuk dalam hal ini mata pelajaran.

Untuk menentukan sumber belajar, paling tidak ada tiga langkah yang

perlu diperhatikan, yaitu:

a. Membuat daftar kebutuhan melalui identifikasi sumber dan sarana

pembelajaran yang diperlukan untuk kegiatan belajar mengajar di kelas

atau sekolah. Pengelola madrasah perlu membuat daftar inventarisasi

sumber dan sarana belajar yang tersedia di sekitar madrasah, baik yang ada

di madrasah seperti media pembelajaran, laboratorium, dan fasilitas yang

ada di dalamnya, masjid/mushala, maupun yang ada di luar madrasah,

seperti fasilitas di masyarakat yang tersedia di sekitar madrasah. Fasilitas

ini tidak sekedar yang berupa benda mati (non-human) namun juga bisa

yang berupa manusia seperti Tokoh agama (kiai/ustadz), lembaga

pengelola zakat dan shadaqah (ZIS), praktisi atau ahli tertentu di sekitar

madrasah yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang proses pembelajaran.

b. Setelah proses identifikasi dan inventarisasi tentang sumber belajar selesai,

perlu dilakukan penggolongan ketersediaan alat, bahan atau sumber belajar

tersebut. Tujuan dari penggolongan ini adalah untuk mengetahui

ketersediaan sumber belajar di sekitar madrasah. Dari proses ini akan

diketahui sumber belajar yang sebenarnya sangat diperlukan untuk

menunjang kegiatan belajar mengajar namun belum tersedia sehingga ada

http://sumut.kemenag.go.id/

6

upaya konkrit dari pengelola untuk mengadakannya, baik melalui

pembelian, pembuatan sendiri, maupun peminjaman.

c. Bila sumber belajar tersebut tersedia, maka para guru tinggal

memanfaatkannya sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Apabila ditemukan sumber belajar yang sudah tersedia, namun belum

sepenuhnya dapat digunakan untuk mendukung proses pembelajaran,

maka guru perlu memodifikasi atau menyesuaikan sumber belajar tersebut.

Berikut ini skema tentang alur pengadaan sumber belajar di madrasah.

4. Macam-macam Sumber Belajar

Sumber belajar adalah semua sumber (baik berupa data, orang atau benda)

yang dapat digunakan untuk memberi fasilitas (kemudahan) belajar bagi

siswa. Sumber belajar ini bermanfaat dalam memberikan sumbangan yang

positif untuk peningkatan mutu pendidikan dan pembelajaran. Terdapat enam

macam sumber belajar yaitu :

a. Pesan, adalah pelajaran/informasi yang diteruskan oleh komponen lain

dalam bentuk ide, fakta, arti, dan data.

b. Orang, mengandung pengertian manusia yang bertindak sebagai

penyimpan, pengolah, dan penyaji pesan. Tidak termasuk mereka yang

menjalankan funsgi pengembangan dan pengelolaan sumber belajar.

c. Bahan, merupakan sesuatu (bisa pula disebut program atau software) yang

mengandung pesan untuk disajikan melalui penggunaan alat ataupun oleh

dirinya sendiri.

d. Alat, adalah sesuatu (biasa pula disebut hardware) yang digunakan untuk

menyampaikan pesan yang tersimpan di dalam bahan.

e. Teknik, berhubungan dengan prosedur rutin atau acuan yang disiapkan

untuk menggunakan bahan, peralatan, orang, dan lingkungan untuk

menyampaikan pesan.

f. Lingkungan, merupakan situasi sekitar di mana pesan diterima

(Mudhoffir, 1992:1)

Keenam sumber belajar tersebut juga merupakan komponen system dalam

pembelajaran, artinya dalam setiap kegiatan pembelajaran selalu terdapat

keenam komponen tersebut.

http://sumut.kemenag.go.id/

7

Bahan-bahan yang merupakan sumber belajar tersebut perlu

dikembangkan dan dikelola dengan sebaik-baiknya oleh sebuah badan/wadah

yang disebut Pusat Sumber Belajar agar dapat memberikan kemudahan dan

berfungsi secara optimal untuk proses pembelajaran. Ditinjau dari asal

usulnya, sumber belajar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: sumber belajar

yang dirancang (Learning resource by Design) yaitu sumber belajar yang

memang sengaja dibuat untuk tujuan pembelajaran. Contohnya adalah : buku

pelajaran, modul, program audio, transparansi (OHT). Jenis sumber belajar

yang kedua adalah sumber belajar yang sudah tersedia dan tinggal

dimanfaatkan (Learning Resource by Utilization ) yaitu sumber belajar yang

tidak secara khusus dirancang untuk keperluan pembelajaran, namun dapat

ditemukan, dipilih dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.

Contohnya: pejabat pemerintah, tenaga ahli, pemuka agama, olahragawan,

kebun binatang, waduk, museum, film, sawah, terminal, surat kabar, siaran

televisi, dan masih banyak lagi yang lain. Jadi, begitu banyaknya sumber

belajar yang ada di seputar kita yang semua itu dapat kita manfaatkan untuk

keperluan belajar. Sekali lagi, guru hanya merupakan salah satu dari sekian

banyak sumber belajar yang ada. Bahkan guru hanya salah satu sumber

belajar yang berupa orang, selain petugas perpustakaan, petugas laboratorium,

tokoh-tokoh masyarakat, tenaga ahli/terampil, tokoh agama, dll. Dilihat dari

segi fungsi dan perannya, terutama kemampuannya dalam melakukan

interaksi dan komunikasi dengan para peserta didik, sumber belajar dapat

dibedakan menjadi dua macam yaitu: alat peraga (teaching aids) atau alat

audio visual (audio-visual aids) dan media pembelajaran.

Sumber belajar dapat berfungsi sebagai saluran komunikasi dan mampu

berinteraksi dengan peserta belajar dalam suatu kegiatan pendidikan dan

pembelajaran. Oleh sebab itu sumber belajar harus dikembangkan dan

dirancang secara sistematis berdasarkan kebutuhan kegiatan pembelajaran

yang akan dilaksanakan dan juga berdasarkan pada karakteristik para peserta

didik yang akan mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut.

http://sumut.kemenag.go.id/

8

5. Pemanfaatan Sumber Belajar

Hal berikutnya yang perlu dipikirkan oleh guru setelah sumber belajar

sudah tersedia adalah memanfaatkannya untuk kegiatan pembelajaran. Berikut

ini disampaikan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan

sumber belajar yang sudah tersedia.

a. Identifikasi kebutuhan sumber daya

Guru perlu melakukan identifikasi tentang sumber daya, terutama

manusia, yang tersedia untuk dapat memanfaatkan atau mengelola sumber-

sumber belajar demi pencapaian tujuan pendidikan. Sebab, ketersediaan

sumber belajar yang ada di sekitar madrasah tidak akan banyak berarti

tanpa ada dukungan sumber daya manusia yang mampu menggunakannya.

b. Mengidentifikasi potensi sumber belajar yang ada dan dimanfaatkan untuk

pembelajaran

Selain persoalan ketersediaan sumber daya di madrasah, guru juga perlu

mengklasifikasikan sumber-sumber belajar tersebut agar mudah dalam

pemanfaatannya.

c. Pengelompokkan sumber belajar dalam kelompok

Sebagaimana disebutkan sebelumnya bahwa sumber belajar tidak hanya

dipahami sebagai sejumlah benda mati, namun juga berupa makhluk

hidup, termasuk manusia. Karena itu, upaya pengelompokkan sumber

belajar oleh guru akan sangat membantu dalam pemanfaatannya agar

sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai. Pengelompokan sumber

belajar antara lain dapat dilihat berikut ini:

1) Lingkungan alam

Sumber belajar ini berupa benda-benda alami yang ada di sekitar

madrasah, seperti batu, tumbuhan, sawah, sungai, dan sebaginya. Jenis

sumber belajar ini dapat dimanfaatkan untuk mengasah semua jenis

kecerdasan siswa, misalnya linguistik, logis-matematis, spasial,

musikal, kinestetis-jasmani, interpersonal, intrapersonal, dan natural.

2) Perpustakaan

http://sumut.kemenag.go.id/

9

Sumber belajar jenis ini berupa barang cetakan yang tersedia di

perpustakaan, seperti buku, majalah, jurnal, dan laporan-laporan

penelitian.

3) Media cetak

Media cetak yang dimaksud di sini tidak dalam pengertian yang sudah

tersedia di perpustakaan, namun media cetak yang ada di luar,

misalnya koran, majalah, dan buku.

4) Nara sumber

Sumber belajar dapat berupa orang yang ahli atau praktisi di berbagai

bidang yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan

pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang dicapai. Jenis sumber

belajar ini antara lain: ahli agama (kiai/ustadz, muballigh), bankir,

dokter, petani, pedagang, polisi, militer, dan seterusnya. Mereka

sesekali dapat dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran, baik dengan

cara berkunjung ke tempat mereka bekerja maupun mendatangkannya

ke madrasah.

5) Karya siswa

Sumber belajar jenis ini adalah sejumlah media yang diciptakan oleh

siswa, misalnya lukisan, kaligrafi, kliping, peta, dan alat peraga lain.

6) Media elektronik

Sumber belajar jenis ini berupa alat elektronik, baik dibuat sendiri

maupun yang sudah tersedia, misalnya radio, televisi, komputer,

internet, dan antena parabola.

d. Mencari dan menganalisis relevansi antara kelompok sumber belajar

dengan mata pelajaran.

Langkah berikutnya setelah mengelompokkan sumber-sumber belajar

yang tersedia di sekitar madrasah adalah mengaitkan kelompok sumber

belajar tersebut dengan mata pelajaran yang diampu oleh guru. Dalam hal

ini sangat mungkin terjadi bahwa satu mata belajaran menggunakan lebih

dari satu kelompok sumber belajar. Mata pelajaran dapat menggunakan

media elektronik, narasumber, media cetak, perpustakaan, dan alam

sekitar.

http://sumut.kemenag.go.id/

10

e. Menentukan materi dan kompetensi untuk pembelajaran

Langkah berikutnya yang perlu dicermati adalah menentukan materi dan

kompetensi dasar dari setiap mata pelajaran yang harus dikuasai oleh

siswa. Penggunaan sumber belajar pada dasarnya untuk mendukung

pencapaian kompetensi ini. Kompetensi yang dimaksud disini mencakup

penguasaan pengetahuan (knowledge), pemahaman (understanding),

keterampilan (skill), nilai (value), sikap (attitude), dan minat (interest).

f. Pemanfaatan sumber-sumber belajar dalam pembelajaran Setelah

penentuan materi dan kompetensi dari setiap mata pelajaran dilakukan,

maka langkah berikutnya adalah memanfaatkan sumber belajar yang

tersedia untuk dapat mencapai kompetensi yang diinginkan.

g. Multimedia Teknologi baru khususnya multimedia memiliki peranan

semakin penting dalam pembelajaran. Teknologi pembelajaran melihat

prospek yang bagus bagi pendidikan masa depan dimana “online-

teaching” “e-learning” “virtual classrooms” dan “laptop universities”

memegang pernaanyang semakin penting. Diyakini bahwa multimedia

akan dapat membawa kita kepada situasi belajar dimana “learning with

effort” akan dapat digantikan dengan “learning with fun” Jika situasi

belajar semacam ini tidak terjadi, maka multimedia sekurang kurangnya

dapat membuat belajar menjadi lebih efektif.

Multimedia yang dimaksudkan disini adalah gabungan beberapa alat alat

tkenik (misalnya, komputer, memori elektronik, jaringan informasi, dan

alat alat display) yang dapat menyajikan informasi melalui berbagai format

(seperti teks, gambar nyatata atau grafik) dan melalui multi saluran

sensorik.

Multimedia dimasa depan, bahkan masa kini telah menjadi bagian dari

upaya peningkatan kemampuan seseorang dalam menerima materi

pembelajaran secara efektif. Untuk itu multimedia adalah informasi

terkahir yang satu saat nanti telah menjadi sejarah maka harus diikuti

perkembangannya.

http://sumut.kemenag.go.id/

11

6. Peranan Sumber Belajar dalam Proses Pembelajaran

Sumber belajar mempunyai peran yang sangat erat dengan pembelajaran

yang dilakukan, adapun peranan tersebut dalam pembelajaran adalah sebagai

berikut:

a. Peranan sumber belajar dalam pembelajaran individual

Pola komunikasi dalam belajar individual sangat dipengaruhi oleh peranan

sumber belajar yang dimanfaatkan dalam proses belajar. Titik berat

pembelajaran individual adalah pada peserta didik, sedang guru

mempunyai peranan sebagai penunjang atau fasilitator.

Dalam pembelajaran individual terdapat tiga pendekatan yang berbeda,

yaitu:

1) Front line teaching method, dalam pendekatan ini guru berperan

menunjukkan sumber belajar yang perlu dipelajari.

2) Keller Plan, yaitu pendekatan yang menggunakan teknik personalized

system of instruksional (PSI) yang ditunjang dengan berbagai sumber

berbentuk audio visual yang didesain khusus untuk belajar individual.

3) Metode proyek, peranan guru cenderung sebagai penasehat dibanding

pendidik, sehingga peserta didiklah yang bertanggung jawab dalam

memilih, merancang dan melaksanakan berbagai kegiatan belajar.

4) Peranan Sumber Belajar dalam Belajar Klasikal

Pola komunikasi dalam belajar klasikal yang dipergunakan adalah

komunikasi langsung antara guru dengan peserta didik. Hasil belajar

sangat tergantung oleh kualitas guru, karena guru merupakan sumber

belajar utama. Sumber lain seolah-olah tidak ada peranannya sama sekali,

karena frekuensi belajar didominari interaksinya dengan guru.

Pemanfaatan sumber belajar selain guru, sangat selektif dan sangat

ketat di bawah petunjuk dan kontrol guru. Di samping itu guru sering

memaksakan penggunaan sumber belajar yang kurang relevan dengan ciri-

ciri peserta didik dan tujuan belajar, hal ini terjadi karena sumber belajar

yang tersedia terbatas. Peranan Sumber Belajar secara keseluruhan seperti

terlihat dalam pola komunikasinya selain guru rendah. Keterbatasan

http://sumut.kemenag.go.id/

12

penggunaan sumber belajar terjadi karena metode pembelajaran yang

utama hanyalah metode ceramah.

Menurut Percipal and Ellington (1984), bahwa perhatian yang penuh

dalam belajar dengan metode ceramah (attention spannya) makin lama

makin menurun drastis. Misalnya, dalam 50 menit belajar, maka pada awal

belajar attention spannya berkisar antara 12-15 menit, kemudian makin

mendekati akhir pelajaran turun menjadi 3-5 menit.

Di samping itu British Audio Visual Association (1985), menyatukan

bahwa 75 % pengetahuan diperoleh melalui indera penglihatan, 13 %

indera pendengaran, 6 % indera sentuhan dan rabaan dan 6 % indera

penciuman dan lidah. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh

perusahaan SOVOCOM COMPANY di Amerika dalam Sadiman (1989:

155-156), tentang kemampuan manusia dalam menyimpan pesan adalah :

verbal (tulisan) 20%, Audio saja 10%, visual saja 20%, Audio visual 50%.

Tetapi kalau proses belajar hanya menggunakan methode (a) Membaca

saja, maka pengetahuan yang mengendap hanya 10% (b) Mendengarkan

saja pengetahuan yang mengendap hanya 20%. (c) Melihat saja

pengetahuan yang mengendap bisa 50%. Dan (e) Mengungkapkan sendiri

pengetahuan yang mengendap bisa 80%. (f) Mengungkapkan sendiri dan

mengulang pada kesempatan lain 90%.

Dari penjelasan tersebut diatas, bahwa guru harus pandai memilih dan

mengkombinasikan metode pembelajaran dengan belajar yang ada.

7. Peranan Sumber Belajar dalam Belajar Kelompok

Pola komunikasi dalam belajar kelompok, menurut Derek Rowntere dalam

bukunya “Educational Technologi in Curriculum Development” (1982),

menyajikan dua pola komunikasi yang secara umum ditetapkan dalam belajar

yaitu pola:

a. Buzz sessions (diskusi singkat) adalah kemampuan yang diperoleh peserta

didik untuk didiskusikan singkat sambil jalan. Sumber belajar yang

digunakan adalah materi yang digunakan sebelumnya.

http://sumut.kemenag.go.id/

13

b. Controllet discussion (diskusi dibawah kontrol guru), sumber belajarnya

antara lain adalah bab dari suatu buku, materi dari program audio visual,

atau masalah dalam praktek laboratorium.

c. Tutorial adalah belajar dengan guru pembimbing, sumber belajarnya

adalah masalah yang ditemui dalam belajar, harian, bentuknya dapat bab

dari buku, topik masalah dan tujuan instruksional tertentu.

d. Team project (tim proyek) adalah suatu pendekatan kerjasama antar

anggota kelompok dengan cara mengenai suatu proyek oleh tim.

e. Simulasi (persentasi untuk menggambarkan keadaan yang sesungguhnya).

f. Micro teaching, (proyek pembelajaran yang direkam dengan video).

g. Self helf group (kelompok swamandiri)

C. PENUTUP

Kesimpulan

Pendidikan dan pembelajaran terus mengalami perubahan, perubahan itu

akibat tuntutan dari kebutuhan masyarakat maupun juga akibat dari kemajuan

teori-teori dari pembelajaran. Terdapat hubungan signifikan antara berbagai

temuan dalam bidang pembelajaran dengan tuntutan masyarakat, yang pada

gilirannya akan menghasilkan formula-formula baru dalam kegiatan

pendidikan dan pembelajaran.

Media pembelajaran melihat bahwa perubahan harus diikuti dan dijadikan

bagian dari upaya meningkatkan pelayanan kegiatan pembelajaran dengan

satu makna yakni; mempermudah orang belajar. Belajar dengan cara mudah

dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan, baik itu dari materi, kemampuan

pendidik, kesiapan peserta belajar, serta penciptaan suasana agar menjadi

nyaman.

Penciptaan suasana memerlukan sistem, material, nilai dan lain

sebagainya, disinilah media pembelajaran dihadirkan untuk dikaji dan

dikembangkan. Sistem artinya perlu aturan aturan tertentu yang harus dipatuhi

sehingga suasana dapat menjadi menyenangkan peserta didik untuk belajar,

material artinya diperlukan bantuan alat, benda atau bahan hasil teknologi

yang mampu memberikan kemudahan peserta didik mengakses informasi dari

http://sumut.kemenag.go.id/

14

sumber belajar sebanyak mungkin, kemudian nilai dalam hal ini diperlukan

satu tatanan kaidah yang menjadi kontrol bagi upaya pengadaan, pemilihan,

penggunaan serta pengendalian dari media sebagai bagian dari pengembangan

pembelajaran.

Media pembelajaran yang berawal dari upaya mempermudah orang

belajar, kemudian menjadi alat, instrumen untuk membantu peserta didik belajar,

kemudian mempunyai nilai yang strategis dalam hal mengefektifkan dan

mengefisiensikan kegiatan pembelajaran.

REFERENSI

AECT. 1977. Definisi Teknologi Pendidikan. (Diterjemahkan oleh PAU di Belajar (MSB). 26 Oktober 2008 .

file:///D:/pengembangan-media-dan-sumber-belajar.html http: // id.wordpress.com/tag/makalah. Sumber Belajar untuk Mengefektifkan http: // www.freewebs.com/Hijrahsaputra/catatan/manajemen.htm. Manajemen

Pembelajaran Siswa. Diterbitkan April 15, 2008 . Seels,B. and Richey,C.1994. Teknologi Pembelajaran. (Diterjemahkan oleh

Universitas Terbuka). Penerbit Manajemen PT. Grafindo Persada. Jakarta.

Yusufhadi Miarso, dkk. Universitas Negeri Jakarta.