dinas pertanian tanaman pangan dan hortikultura · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum...

376
I I I I - 1 LAPORAN TAHUNAN 2010 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Pertanian di Nusa Tenggara Barat didukung oleh 4 (empat) Direktorat Jenderal yaitu : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Direktorat Jenderal Hortikultura, Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air dan Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian. Disamping dana APBN Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura juga mengelola dana DPA SKPD. Provinsi NTB pada tahun 2010 mendapat dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan yang dituangkan dalam 3 program yaitu : Program Peningkatan Ketahanan Pangan, Program Pengembangan Agribisnis dan Program Peningkatan Kesejahteraan Petani. Secara rinci tujuan kegiatan prioritas masing-masing program adalah : a. Tujuan Program Peningkatan Ketahanan Pangan adalah (1) ketersediaan pangan tingkat nasional, regional dan rumah tangga yang cukup, aman dan terjangkau; (2) meningkatnya keragaman produksi dan konsumsi pangan masyarakat; dan (3) meningkatnya kemampuan masyarakat dalam mengatasi masalah kerawanan pangan. b. Tujuan Program Pengembangan Agribisnis adalah untuk memfasilitas : (1) berkembangnya usaha hortikultura agar produktif dan efisien menghasilkan berbagai produk hortikultura yang memiliki nilai tambah dan daya saing yang tinggi baik di pasar domestik maupun internasional, dan (2) meningkatnya kontribusi subsektor hortikultura dalam perekonomian nasional, terutama melalui peningkatan devisa dan pertumbuhan PDB. c. Tujuan Program Peningkatan Kesejahteraan Petani adalah: (1) memfasilitasi peningkatan kapasitas dan posisi tawar petani; (2) memperkokoh kelembagaan petani; (3) meningkatnya akses petani terhadap sumberdaya produktif; dan (4) meningkatnya pendapatan petani dari hasil usahataninya Pembangunan Tanaman Pangan, difokuskan kepada aspek ketersediaan pangan, dimana operasional program pembangunan tanaman pangan pada dasarnya merupakan rangkaian upaya untuk memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya usaha-usaha bidang tanaman pangan yang mampu menghasilkan produk, memiliki daya saing dan nilai tambah yang tinggi sehingga mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani dan masyarakat. Pembangunan tanaman pangan diprioritaskan pada beberapa komoditas unggulan nasional, yaitu padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang

Upload: others

Post on 13-Nov-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

I I I I ---- 1111 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan Pertanian di Nusa Tenggara Barat didukung oleh 4 (empat) Direktorat Jenderal yaitu : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Direktorat Jenderal Hortikultura, Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air dan Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian. Disamping dana APBN Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura juga mengelola dana DPA SKPD. Provinsi NTB pada tahun 2010 mendapat dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan yang dituangkan dalam 3 program yaitu : Program Peningkatan Ketahanan Pangan, Program Pengembangan Agribisnis dan Program Peningkatan Kesejahteraan Petani. Secara rinci tujuan kegiatan prioritas masing-masing program adalah :

a. Tujuan Program Peningkatan Ketahanan Pangan adalah (1) ketersediaan pangan tingkat nasional, regional dan rumah tangga yang cukup, aman dan terjangkau; (2) meningkatnya keragaman produksi dan konsumsi pangan masyarakat; dan (3) meningkatnya kemampuan masyarakat dalam mengatasi masalah kerawanan pangan.

b. Tujuan Program Pengembangan Agribisnis adalah untuk memfasilitas :

(1) berkembangnya usaha hortikultura agar produktif dan efisien

menghasilkan berbagai produk hortikultura yang memiliki nilai tambah

dan daya saing yang tinggi baik di pasar domestik maupun

internasional, dan (2) meningkatnya kontribusi subsektor hortikultura

dalam perekonomian nasional, terutama melalui peningkatan devisa

dan pertumbuhan PDB.

c. Tujuan Program Peningkatan Kesejahteraan Petani adalah: (1)

memfasilitasi peningkatan kapasitas dan posisi tawar petani; (2) memperkokoh kelembagaan petani; (3) meningkatnya akses petani terhadap sumberdaya produktif; dan (4) meningkatnya pendapatan petani dari hasil usahataninya

Pembangunan Tanaman Pangan, difokuskan kepada aspek ketersediaan pangan, dimana operasional program pembangunan tanaman pangan pada dasarnya merupakan rangkaian upaya untuk memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya usaha-usaha bidang tanaman pangan yang mampu menghasilkan produk, memiliki daya saing dan nilai tambah yang tinggi sehingga mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani dan masyarakat. Pembangunan tanaman pangan diprioritaskan pada beberapa komoditas unggulan nasional, yaitu padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang

Page 2: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

I I I I ---- 2222 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

hijau, ubi kayu, ubi jalar, dan komoditas alternatif/unggulan daerah, seperti talas, garut, gembili, sorgum, gandum dan lain-lain.

Pengembangan ketujuh komoditas prioritas dan komoditas unggulan lokal diaplikasikan dalam beberapa kegiatan, baik kegiatan yang menjadi tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Dinas Pertanian Propinsi/Kabupaten/Kota, maupun kegiatan pendukung yang merupakan tugas pokok dan fungsi instansi lain.

Pembiayaan program dan kegiatan pembangunan tanaman pangan bersumber dari: (1) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN); (2) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) propinsi/kabupaten/kota; (3) kredit (KKP-E, KUKM, KUR, dll); (4) kemitraan (kerjasama dengan swasta), (5) dana masyarakat.

Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun anggaran 2010 diarahkan terutama untuk mendukung kegiatan ekonomi nasional dalam memacu pertumbuhan, menciptakan dan memperluas lapangan kerja, meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat, dan mengurangi kemiskinan, disamping tetap menjaga stabilitas nasional, kelancaran kegiatan penyelenggaraan operasional pemerintahan, dan peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat.

Pada tahun anggaran 2010, APBN diberikan dalam tiga jenis anggaran, yaitu APBN Pusat, anggaran dekonsentrasi dan anggaran tugas pembantuan. Propinsi melaksanakan anggaran dekonsentrasi, sedangkan kabupaten/kota melaksanakan tugas pembantuan.

Agar tujuan dan sasaran pembangunan sub-sektor tanaman pangan yang dilaksanakan melalui program dan kegiatan yang dibiayai dari APBN dapat berjalan dengan baik, tepat sasaran dan tepat waktu serta anggaran yang tersedia dapat dimanfaatkan seefektif dan seefisien mungkin, maka disusunlah Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Tanaman Pangan TA 2010.

Pembangunan hortikultura, telah memberikan sumbangan yang cukup

berarti bagi sektor pertanian maupun perekonomian nasional, yang dilihat dari

pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), jumlah rumah tangga yang

mengandalkan sumber pendapatan dari subsektor hortikultura, peningkatan

pendapatan masyarakat, perdagangan internasional, sumber pangan

masyarakat. Komoditas hortikultura merupakan komoditas yang sangat penting

dan strategis karena jenis komoditas ini merupakan kebutuhan pokok manusia

yang hakiki, yang setiap saat selalu harus tersedia dalam jumlah yang cukup

dengan mutu yang layak, aman dikonsumsi, dan dengan harga yang terjangkau

oleh masyarakat. Pasar di Indonesia sangat besar, dan dari tahun ke tahun

menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat sejalan dengan

peningkatan laju pertumbuhan penduduk Indonesia.

Usaha agribisnis hortikultura (buah-buahan, sayuran, tanaman hias dan

tanaman biofarmaka) merupakan sumber pendapatan tunai bagi masyarakat

Page 3: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

I I I I ---- 3333 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

dan petani skala kecil, menengah dan besar dengan keunggulan berupa nilai

jualnya yang tinggi, jenisnya beragam, tersedianya sumberdaya lahan dan

teknologi, serta potensi serapan pasar di dalam negeri dan internasional yang

terus meningkat. Produk hortikultura dalam negeri saat ini telah mampu

memasok kebutuhan konsumen dalam negeri melalui pasar tradisional dan

pasar modern serta pasar luar negeri.

Ketersediaan sumberdaya hayati yang berupa jenis tanaman dan varietas yang

banyak dan ketersediaan sumberdaya lahan, apabila dikelola secara optimal

akan menjadi sumber kegiatan usaha ekonomi yang bermanfaat untuk

penanggulangan kemiskinan dan penyediaan lapangan kerja di pedesaan.

Kondisi ini ternyata belum dimanfaatkan secara optimal untuk memperkuat

pembangunan subsektor hortikultura.

Pembangunan Hortikultura, difokuskan pada 6 (enam) pilar kegiatan utama

yaitu :

1. Pengembangan kawasan agribisnis hortikultura 2. Penerapan manajemen rantai pasokan (SCM : Supply Chain

Management) 3. Penerapan budidaya pertanian yang baik (Good Agriculture

Practices/GAP) dan (Standard Operating Procedure/SOP) 4. Fasilitasi Terpadu Investasi Hortikultura (FATIH) 5. Pengembangan Kelembagaan Usaha 6. Peningkatan Konsumsi dan Ekspor.

Kawasan agribisnis hortikultura merupakan suatu hamparan areal budidaya tanaman hortikultura yang disatukan oleh satu kesatuan fasilitas infrastruktur ekonomi seperti jalan, pasar dan pengolahan. Melalui pendekatan kawasan diharapkan dapat dicapainya skala minimal usaha yang menghasilkan produk yang kontinyu sesuai dengan kebutuhan pasar dan mensejahterakan petani. Kawasan agribisnis hortikultura diharapkan sebagai fokus dan salah satu sasaran utama dalam rangka pengembangan hortikultura. Melalui pendekatan kawasan, karakteristik hortikultura yang spesifik dan sarana yang memadai dengan keragaman komoditas yang ada serta dengan nilai ekonomis yang tinggi dan waktu panen yang berbeda, dan secara utuh dalam suatu wilayah akan saling melengkapi dan merupakan potensi ekonomi yang dapat dijadikan sandaran dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut.

Supply Chain Management (SCM) adalah suatu jejaring organisasi yang saling tergantung dan bekerjasama secara menguntungkan melalui pengembangan sistem manajemen untuk perbaikan sistem penyaluran produk, informasi, pelayanan dan dana dari pemasok ke pengguna akhir (konsumen). SCM merupakan siklus lengkap produksi, mulai dari kegiatan pengelolaan di setiap mata rantai aktivitas produksi sampai siap untuk digunakan oleh pemakai. Pendekatan SCM didasarkan pada (a) Proses budidaya untuk menghasilkan produk (hortikultura), (b) Mentransformasikan bahan mentah (penanganan

Page 4: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

I I I I ---- 4444 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

panen dan pasca panen) dan (c) Pengiriman produk ke konsumen melalui sistem distribusi.

Salah satu aspek pendukung pengembangan hortikultura adalah adanya investasi yang melibatkan berbagai pihak baik instansi pemerintah, swasta dan masyarakat untuk melaksanakan serangkaian kegiatan yang saling terkait. Investasi tersebut memerlukan fasilitasi berbagai pihak sesuai dengan fungsi, kompetensi dan kewenangan yang berbeda. Terobisan pemikiran telah dirancang untuk menggerakkan berbagai pihak untuk meningkatkan investasi atau memberikan kemudahan dalam berinvestasi di bidang agribisnis hortikultura melalui penerapan konsep Fasilitasi Terpadu Investasi Hortikultura (FATIH).

Kelembagaan usaha sangat penting untuk meningkatkan daya saing rantai pasokan, untuk itu perlu dibangun kelembagaan yang mampu memperkuat kohsi horizontal dari pelaku-pelaku usaha dan segmen rantai pasokan dan inregrasi vertikal dari pelaku usaha dari segmen yang berbeda dari rantai pasokan. Kohesi horizontal mencakup kerjasama antara kelompok tani/ gapoktan ataupun kerjasama antar pedagang rantai pasokan. Integrasi vertikal merupakan kerjasama antara pelaku usaha dalam segmen yang berbeda yaitu antara kelompok tani dengan pedagang dan asosiasi.

Untuk meningkatkan posisi tawar petani dan meningkatkan elektronik dan efisiensi usaha diperlukan pembentukan dan penegakan kelompok-kelompok tani dan gabungan kelompok tani (gapoktan) keberadaan kelompok tani gapoktan disuatu kawasan selanjutnya diarahkan untuk menjadi assosiasi petani atau asosiasi komoditas.

Penguatan Modal Usaha Kelompok (PMUK) dan Lembaga Yang Mandiri dan mengakar di Masyarakat (LM3) merupakan bentuk pola pemberdayaan kelompok, yang diwujudkan dalam bentuk penyaluran dana langsung ke rekening kelompok tani dan pondok Pesantren. PMUK dan LM3 diterapkan guna mengatasi permasalahan utama di tingkat petani dan masyarakat yaitu keterbatasan modal petani, disamping berbagai permasalahan tingkat usahatani yang lain seperti belum berkembangnya usaha di hulu, hilir dan jasa penunjang pembangunan hortikultura, rendahnya penguasaan teknologi serta lemahnya SDM dan kelembagaan petani.

Dalam rangka untuk meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu produk pertanian dan peningkatan daya saing produk pertanian khususnya bidang hortikultura, dibutuhkan berbagai upaya. Salah satu upaya yang merupakan program Departemen Pertanian pada tahun 2010 adalah untuk meningkatkan pembinaan, bimbingan, peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani di lapangan.010

Kelembagaan petani seperti ; kelompok tani , Gabungan kelompok tani, Asosiasi dan kelembagaan petani lainnya sebagai ujung tombak pembangunan pertanian akan terus ditingkatkan peran sertanya. Dalam rangka itu, pada tahun 2010 akan dilaksanakan program PENGGERAK MEMBANGUN DESA yang

Page 5: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

I I I I ---- 5555 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

secara aktif memfasilitasi kelembagaan petani yang ada dilapangan dengan tujuan untuk meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu produk hortikultura.

Beberapa permasalahan masih dihadapi oleh pelaku usaha hortikultura

diantaranya rendahnya produktivitas, lokasi yang terpencar, skala usaha sempit

dan belum efisien, kebijakan dan regulasi dibidang perbankan, transportasi,

ekspor dan impor belum sepenuhnya mendukung pelaku agribisnis hortikultura

nasional. Hal ini menyebabkan produk hortikultura nasional kurang mampu

bersaing dengan produk hortikultura yang berasal dari negara lain. Oleh karena

itu untuk meningkatkan kontribusi subsektor hortikultura ke depan diperlukan

dukungan semua pihak secara terintegrasi sesuai tugas dan fungsinya.

Penerapan sistem penganggaran terpadu berbasis kinerja, membawa

konsekuensi akan pentingnya pengaturan sistem dan mekanisme perencanaan

pembangunan yang mengakomodasi semangat reformasi yang lebih

demokratis, desentralistik, sinergis, komprehensif dan berkelanjutan. Sistem

penganggaran yang lebih responsif diperlukan guna memenuhi tuntutan

peningkatan kinerja dalam bentuk hasil pembangunan, kualitas layanan, dan

efisiensi pemanfaatan sumberdaya serta mempermudah pencapaian sasaran

program pembangunan pertanian, khususnya subsektor hortikultura secara

efektif, efisien, akuntabel dan terukur.

Pembangunan Pengelolaan Lahan dan Air, Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki potensi yang cukup besar untuk pengembangan lahan, data potensi lahan untuk pencetakan sawah sekitar 215.783 ha (baku lahan sawah) dan lahan kering seluas 893.758,58 ha yang telah dimanfaatkan seluas 287.085,80 ha. Potensi penggunaan lahan pertanian seluas 606.672,78 ha cukup memberikan harapan produktivitas ke depan bagi masyarakat. Peluang untuk pengembangan komoditas palawija seluas 255.857,78 ha dan tanaman hortikultura seluas 350.815 ha.

Dengan demikian maka masih adanya peluang peningkatan produksi, baik lahan sawah maupun lahan kering. Selain terbatasnya lahan produktif, kendala lain dalam pendayagunaan sumber daya lahan bagi pembangunan pertanian yaitu terjadinya degradasi lahan sawah, kendala lain yang tidak kalah pentingnya yaitu ketersediaan air yang masih sangat terbatas. Beberapa tempat di Kabupaten Sumbawa Barat, Sumbawa dan Bima terdapat ketersediaan sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata air tersebut.

Pembangunan dan pengelolaan irigasi merupakan dua hal yang tidak terpisahkan dalam pembangunan pertanian dan pedesaan. Sejarah telah mencatat bahwa keberhasilan pencapaian swasembada beras yang pernah dicapai Indonesia pada era 80-an tidak dapat dilepaskan dari dukungan infrastruktur irigasi. Pemerintah selama ini telah memberikan perhatian besar terhadap penyediaan infrastruktur irigasi untuk mendukung ketahanan pangan nasional, terutama di daerah-daerah penghasil beras.

Page 6: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

I I I I ---- 6666 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Program pengelolaan sumber daya air (Nusa Tenggara Barat-Water Resources Management Program) merupakan salah satu program yang dikembangkan dalam mewujudkan reformasi kebijakan pengelolaan irigasi. Program ini dilaksanakan melalui penyelenggaraan proses penguatan kapasitas kelembagaan pemerintah daerah dan masyarakat dalam mencapai peningkatan kinerja. Perbaikan pengaturan dan perencanaan sektor sumber daya air dan irigasi bertujuan untuk meningkatkan kemampuan manajemen dan pendanaan dari instansi-instansi terkait dan masyarakat petani pemakai air dalam menjaga keberlanjutan pengelolaan irigasi dan usahataninya.

Kegiatan pertanian di lahan beririgasi pada program NTB-WRMP diarahkan dalam rangka penguatan kelembagaan petani yang tergabung dalam perkumpulan petani pemakai air (P3A/GP3A) atau lembaga ekonomi petani di lahan beririgasi (LEPLI) agar lebih mandiri dalam berusahatani dan berpartisipasi aktif dalam pengelolaan irigasi yang menjadi tanggung jawabnya. Berdasarkan deskripsi proyek dalam Annex II Grant Agreement No. TF-055997, program NTB-WRMP dilaksanakan dengan tujuan untuk membantu penguatan kelembagaan sektor pengelolaan sumberdaya air (SDA) dan irigasi di provinsi NTB. Program ini dilaksanakan melalui peningkatan kinerja sektor Sumber Daya Air dan irigasi di tingkat provinsi dan kabupaten serta rehabilitasi dan upgrading prasarana penunjangnya.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB tahun anggaran 2010, pemerintah Pusat mengalokasikan anggaran dekonsentrasi dan anggaran tugas pembantuan. Anggaran dekonsentrasi dilaksanakan oleh propinsi, sedangkan anggaran tugas pembantuan dilaksanakan oleh propinsi dan kabupaten/kota. Adapun anggaran yang dialokasikan oleh masing-masing Direktorat Jenderal ke Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB adalah sebagai berikut :

Tabel I-1. Alokasi Anggaran Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan

Di Provinsi NTB TA. 2010.

No Sumber Dana Jumlah (Rp) % Fisik % Keu

1 DIPA TP (03) Dekon 2.139.800.000,- 97,45 92,20

2 DIPA TP (03) TP (BBI) 400.000.000,- 100,00 95,16

3 DIPA Horti (04) DK 2.864.800.000,- 92,16 81,55

4 DIPA PLA (08) DK 1.000.150.000,- 96,53 96,26

5 DIPA PLA (08) TP 13.122.945.000,- 93,32 81,97

6 DIPA P2HP (07) DK 1.215.000.000,- 99,53 92,58

7 DIPA P2HP (07) TP 2.700.000.000,- 100,00 95,43

Disamping dana APBN Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura juga mengelola dana DPA SKPD sebesar Rp. 29.081.093.031,- terdiri dari Belanja Tidak Langsung (BTL) sebesar Rp.

Page 7: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

I I I I ---- 7777 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

19.073.807.756 dan Belanja Langsung (BL) sebesar Rp. 10.007.285.275,- Adapun pencapaian realisasi fisik dan keuangan seperti pada Lampiran 1.

Untuk mengetahui capaian tujuan dan sasaran pembangunan pertanian di provinsi Nusa Tenggara Barat pada tahun anggaran 2010 yang dilaksanakan melalui program dan kegiatan yang dibiayai dari APBN disusun dalam bentuk Laporan

Tahunan.

Page 8: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IIIIIIII ---- 1111 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

BAB II

KEADAAN UMUM WILAYAH

A. Gambaran Umum Provinsi NTB

Provinsi Nusa Tenggara Barat terletak diantara 155o 46’ sampai 119o 5’ Bujur Timur dan 8 o 10’ sampai 9o 5’ Lintang Selatan.

Nusa Tenggara Barat terdiri atas dua Pulau besar, yaitu : Pulau Lombok dengan luas wilayah 4.738,70 km² dan Pulau Sumbawa dengan luas wilayah 15.414,45 km².

Batas-batas Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah :

a. Disebelah Utara : Laut Flores

b. Disebelah Selatan : Lautan Indonesia

c. Disebelah Barat : Selat Lombok

d. Disebelah Timur : Selat Sape

Luas daerah Nusa Tenggara Barat adalah : 2.015.315 km², dengan keadaan topografi untuk Pulau Lombok dibagian utara terdapat gunung-gunung tinggi dengan puncaknya seperti :

a. Gunung Rinjani : 3.775 m.

b. Gunung Timanuk : 2.362 m.

c. Gunung Nangi : 2.330 m.

d. Gunung Parigi : 1.532 m.

e. Gunung Plawangan : 2.638 m.

f. Gunung Baru : 2.376 m.

Di bagian Barat Laut (sebelah Utara Kota Ampenan) terdapat bukit, dimana disepanjang bukit dan pertemuan gunung-gunung tersebut terdapat sumber-sumber mata air yang sangat berperan dalam peningkatan produksi pertanian. Dibagian tengah Pulau Lombok terdapat dataran rendah yang bentuknya datar sampai bergelombang. Sebagian besar daerah ini merupakan daerah persawahan dan daerah perkebunan. Topografi Pulau Sumbawa terdiri dari pegunungan dan berbukit.

Page 9: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IIIIIIII ---- 2222 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Puncaknya yang tertinggi adalah Tambora (2.851 m), Gunung Batulanteh dengan ketinggian 1.730 m dan Gunung Soromandi / Donggo dengan ketinggian 1.467 m.

Tingkat kemiringan dan tinggi tempat Wilayah Nusa Tenggara Barat dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel II-1

Kemiringan Wilayah NTB

No. Tingkat kemiringan Luas

Km² %

1. Diatas 40 % (Daerah bergunung) 392.100 19,45

2. 15 % - 40 % 9 (Daerah berbukit) 764.868 37,95

3. Kurang dari 15 % (Daerah Landai) 858.847 42,60

Jumlah 2.015.315 100,00

Sumber : Nusa Tenggara Barat Dalam Angka Tahun 2010

Tabel II-2 Ketinggian Wilayah Nusa Tenggara Barat

NO. Tinggi Tempat Luas

Keterangan Km² %

1. 0 – 100 527.776 26,18 Kabupaten se NTB

2. 101 – 500 913.465 45,32 Kabupaten se NTB

3. 500 – 1.000 433.884 21,52 Kabupaten se NTB

4. > 1.000 140.190 6,98 Kabupaten se NTB

Jumlah 2.015.315 100,00

Sumber : Nusa Tenggara Barat Dalam Angka Tahun 2010

B. Penduduk.

Jumlah penduduk di Nusa Tenggara Barat hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional 2010, jumlah penduduk Nusa Tenggara Barat mencapai 4.434.012 jiwa. Dengan rincian, laki-laki sebanyak 2.119.538 jiwa dan perempuan sebanyak 2.314.474.802 jiwa.

Rincian jumlah penduduk untuk masing-masing Kabupaten/Kota tahun 2006 s/d 2010, dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Page 10: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IIIIIIII ---- 3333 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel II-3

Jumlah Penduduk Provinsi NTB Tahun 2005 s/d Tahun 2009

No Kabupaten / Kota

Tahun Luas Wilayah

(Km2) 2005 2006 2007 2008 2009

1. Mataram 356.748 353.183 356.141 362.243 375.506 61,30

2. Lobar 743.484 782.943 796.107 816.523 829.777 1.863,40

3. Loteng 793.440 825.772 831.286 844.105 856.675 1.208,40

4. Lotim 1.033.669 1.053.347 1.056.312 1.068.486 1.080.237 1.605,55

5. Sumbawa 390.172 403.500 406.888 413.869 420.750 6.643,98

6. KSB 89.676 95.837 97.013 99.056 101.089 1.849,02

6. Dompu 206.174 206.414 208.867 213.185 217.479 2.324,60

7. Bima 410.682 410.275 412.504 416.446 420.207 4.389,40

8. Kota Bima 119.247 126.035 127.373 129.843 132.292 207,50

NTB 4.143.292 4.257.306 4.292.491 4.363.756 4.434.012 20.153,15

Sumber : NTB Dalam Angka Tahun 2010

C. Administrasi Pemerintahan. Secara administratif dan menurut Undang-Undang Nomor 64 tahun 1958

Daerah Nusa Tenggara Barat diresmikan menjadi Provinsi Daerah Tingkat I pada tanggal 17 Desember 1958. Sampai dengan tahun 2010, dengan adanya pemekaran Kabupaten Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat terdiri dari 8 (delapan) Kabupaten dan 2 (dua) Kota. Dengan telah dimekarkan kecamatan di Kabupaten, sampai saat ini jumlah Kecamatan menjadi 116 dan 966 Desa/Kelurahan.

Rincian jumlah kecamatan dan desa/kelurahan per Kabupaten/kota dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel II-4

Jumlah Kecamatan dan Desa/Kelurahan di NTB

Tahun 2007, 2008 , 2009, 2010

No. Kabupaten Jumlah Kecamatan

Jumlah Desa/

Kelurahan

2007 2008 2009 2010

1. Kota Mataram 3 6 6 6 50

2. Lombok Barat 15 15 15 10 88

3. Lombok Tengah 12 12 12 12 124

4. Lombok Timur 20 20 20 20 150

5. Sumbawa 23 24 24 24 166

6. Dompu 8 8 8 8 76

7. Bima 14 18 18 18 178

8. Kota Bima 3 5 5 38

9. Sumbawa Barat 5 5 8 8 63

10 Lombok Utara - - - 5 33

Sumber : NTB dalam Angka Tahun 2010.

Page 11: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IIIIIIII ---- 4444 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

D. Jenis Tanah dan Luas Baku Sawah.

Berdasarkan Peta Tanah Tinjau Skala 1 : 250.000 ( Lembaga Penelitian Tanah, 165 dan 167 ), jenis tanah di Provinsi Nusa Tenggara Barat terbagi / dipilahkan menjadi 26 jenis tanah dan paling dominan ada 5 jenis tanah yaitu:

a. Tanah Mediteran : 23,41 % b. Tanah Regosol : 19,35 % c. Tanah aluvial : 7,29 % d. Tanah Grumusol : 5,14 % e. Tanah Latosol : 2,03 %

Sedangkan jenis tanah lainnya adalah jenis tanah Kompleks Latosol Mediteran ditambah jenis tanah lainnya yang belum ada datanya. Jenis tanah dan luasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel II-5

Jenis dan Luas Tanah di Provinsi NTB

No. Jenis tanah Luas

Keterangan Ha %

1. Tanah Mediteran 463.902 23,02 Kabupaten se NTB

2. Tanah Regosol 383.169 19,02 Kabupaten se NTB

3. Aluvial 144.302 7,16 Kabupaten se NTB

4. Tanah Grumusol 101.702 5,05 Kabupaten se NTB

5. Tanah Latosol 40.097 1,98 Kabupaten se NTB

6. Jenis Tanah Lainnya 882.143 43,77 Kabupaten se NTB

Jumlah 2.015.315 100,00 -

Sumber : NTB Dalam Angka Tahun 2010

Di Pulau Lombok jenis tanah yang banyak dijumpai adalah jenis tanah Regosol Coklat seluas 36.353 km² dan yang tersempit adalah jenis Regosol Kelabu dan Aluvial hidromorp seluas 1,79 km². Sedangkan di Pulau Sumbawa jenis tanah Komplek Latosol Mediteran Coklat kemerahan dan Mediteran Coklat yang terluas terdapat di Kabupaten Sumbawa seluas 471.720 km², Kabupaten Bima seluas 146.471 km² dan Kabupaten Dompu seluas 711.78km². Di Pulau Lombok jenis tanah ini tidak dijumpai.

Selama lima tahun terakhir di Provinsi Nusa Tenggara Barat telah terjadi peningkatan penggunaan lahan sawah, yaitu dari :

a. Lahan sawah tadah hujan menjadi lahan sawah irigasi non PU b. Lahan sawah irigasi non PU menjadi lahan sawah irigasi sederhana c. Lahan sawah irigasi sederhana menjadi lahan sawah irigasi ½ teknis d. Lahan sawah irigasi ½ teknis menjadi lahan sawah teknis.

Page 12: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IIIIIIII ---- 5555 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Perkembangan penggunaan lahan di Nusa Tenggara Barat dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel II-6

Perkembangan Luas Baku Lahan Sawah di NTB

Tahun 2005 s/d 2009

No. Uraian

Tahun

2005 2006 2007 2008 2009

1. Irigasi Teknis 79.957 84.118 78.543 76.433 79.749

2. Irigasi ½ Teknis 71.708 72.967 73.037 78.132 77.788

3. Irigasi Sederhana 13.904 13.187 14.452 13.924 16.548

4. Irigasi Non PU 25.074 25.852 24.728 27.777 26.276

5. Tadah Hujan 36.071 36.396 36.379 34.511 35.850

Jumlah 226.714 232.520 227.139 230.777 236.211

Sumber : NTB Dalam Angka Tahun 2010

E. Keadaan Iklim

Daerah Nusa Tenggara Barat ditandai oleh 2 musim yaitu musim hujan yang terjadi antara bulan Oktober s/d Maret dan musim kemarau yang terjadi antara bulan April s/d September.

Pada dasarnya iklim di Nusa Tenggara Barat dicirikan oleh periode hujan yang pendek yaitu berkisar antara 3-4 bulan basah dan musim kering yang panjang yaitu sampai lebih dari 6–9 bulan. Tipe iklim di Nusa Tenggara Barat menurut Oldeman dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel II-7

Tipe Iklim menurut Oldeman di Nusa Tenggara Barat

No. Type

Iklim

Hujan Wilayah

Basah Kering

1. C3 5 – 6 4 – 6 Kabupaten Lombok Barat membujur ke Timur dan

Kabupaten Sumbawa Bagian Tengah.

2. D3 3 – 4 4 – 6 Lombok Barat menuju ke Lombok Selatan dan sebagian besar Pulau Sumbawa.

3. D4 3 – 4 6 Lobar bagian Utara sebagian Kabupaten Sumbawa

Bagian Timur serta sebagian besar Kab. Bima.

4. E3 3 4 – 6 Kabupaten Sumbawa bagian selatan membujur ke

timur, se bagian Kabupaten Dompu & Bima.

5. E4 3 6

Kabupaten Lombok timur membujur ke selatan serta Kabupaten Bima sebelah timur.

Sumber : NTB Dalam Angka Tahun 2010

Page 13: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IIIIIIII ---- 6666 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Kriteria Oldeman yang menggunakan besarnya curah hujan bulanan rata-rata untuk menentukan bulan basah dan kering dapat dipakai pula untuk menentukan periode penanaman. Zone curah hujan di Nusa Tenggara Barat dibagi menjadi 7 (tujuh) Zone berdasarkan homogenitas wilayah (topografi, ketinggian tempat, dan temperatur).

Tabel II-8

Pembagian Zone Curah Hujan di NTB

No. Zone Wilayah

1. Lombok Bagian Utara Gondang, Bayan dan Sambelia

2. Lombok Bagian Tengah Mataram, Peninjauan, Gerung, Kopang, Puyung, Montong Baan, Dasan Lekong, Lenek dan

Pringgabaya.

3. Lombok Bagian Selatan Sekotong, Sengkol, Mujur, Janapria, Keruak & Rensing.

4. Sumbawa Bagian Barat Lunyuk, Taliwang, Alas, Uthan Rhee dan

Sumbawa.

5. Sumbawa Bagian Timur Moyohilir, Lape, Plampang dan Empang.

6. Dompu dan Bima Bagian Barat Dompu, Kilo, Kempo, Bolo dan Monta.

7. Bima Bagian Timur Sape dan Wawo.

Sumber : NTB Dalam Angka Tahun 2010

F. Transportasi Tabel II-9

Pelabuhan dan Bandar Udara di NTB

No. Kab./

Kota

Bandar Udara Pelabuhan

Nama Lokasi Nama Lokasi

1. Kota

Mataram

Selaparang Rembiga,

Mataram

Ampenan Pelsus

Pertamina

Ampenan

2. Lombok

Barat

- - Lembar, Pemenang Lembar,

Pemenang

3. Lombok Timur

- - Kayangan, Labuhan Lombok

Labuhan Lombok

4. Sumbawa Brang Biji Sumbawa

Besar

Badas Alas Sumbawa,

Badas Alas

5. Dompu - - Kempo

Calabai

Kempo

6. Bima M Salahudin Bima Bima Sape Bima Sape

8. Sumbawa

Barat

Tropical Air

Ship Water Base PT NTT

Selaparang

Sekongkang

Benete

Benete Benete

9. Kota Bima - - Bima Tanjung

Sumber : NTB Dalam Angka Tahun 2010

Page 14: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IIIIIIIIIIII ---- 1111 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

BAB III

KEDUDUKAN TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI NTB

A. Gambaran Umum Pelayanan SKPD Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat

1. Kedudukan

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 7 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tatakerja Dinas-dinas Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat, kedudukan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah :

a. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah unsur Pemerintah Daerah yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.

b. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat dipimpin oleh Kepala Dinas.

c. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam melaksanakan tugas dan fungsinya secara administratif dikoordinasikan oleh Asisten Ekonomi dan Pembangunan.

2. Tugas Pokok dan Fungsi

a. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat mempunyai tugas membantu Gubernur dalam melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang pertanian meliputi tanaman pangan daan hortikultura berdasarkan asas otonomi, tugas pembantuan dan dekonsentrasi.

b. Dalam pelaksanaan tugas pokok sebagaimana dimaksud point 1, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat menyelenggarakan fungsi :

1) Perumusan kebijakan teknis bidang pertanian meliputi tanaman pangan dan hortikultura;

2) Perencanaan program dan kegiatan bidang pertanian meliputi tanaman pangan dan hortikultura;

Page 15: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IIIIIIIIIIII ---- 2222 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

3) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang pertanian meliputi tanaman pangan dan hortikultura;

4) Pengkoordinasian dan pembinaan tugas bidang pertanian meliputi tanaman pangan dan hortikultura;

5) Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan tugas bidang pertanian meliputi tanaman pangan dan hortikultura;

6) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

B. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat, terdiri dari :

1. Kepala Dinas;

2. Sekretariat, terdiri dari :

a. Sub bagian Program dan Pelaporan;

b. Sub bagian Keuangan;

c. Sub bagian Umum dan Kepegawaian.

3. Bidang Produksi Tanaman Pangan, terdiri dari :

a. Seksi Perbenihan dan Sarana Produksi Tanaman Pangan;

b. Seksi Budidaya Serealia Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian;

c. Seksi Perlindungan Tanaman dan Penerapan Teknologi Tanaman Pangan.

4. Bidang Produksi Hortikultura, terdiri dari :

a. Seksi Perbenihan dan Sarana Produksi Hortikultura;

b. Seksi Budidaya Buah Sayur-Sayuran Tanaman Hias dan Biofarmaka.

c. Seksi Perlindungan Tanaman dan Penerapan Teknologi Hortikultura.

5. Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil, terdiri dari :

a. Seksi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil;

b. Seksi Pemasaran Hasil dan Mutu;

Page 16: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IIIIIIIIIIII ---- 3333 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

c. Seksi Pembiayaan dan Pengembangan Usaha.

6. Bidang Pengelolaan Lahan dan Air, terdiri dari :

a. Seksi Pengelolaan Lahan dan Konservasi;

b. Seksi Perluasan Areal;

c. Seksi Pengelolaan Air.

7. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)

8. Jabatan Fungsional

C. Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas

Berdasarkan Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 21 Tahun 2009 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Provinsi Provinsi Nusa Tenggara Barat, Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah :

1. Kepala Dinas

a. Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura mempunyai tugas memimpin, melakukan koordinasi pengawasan dan pengendalian dalam penyelenggaraan kegiatan di bidang pertanian meliputi Tanaman Pangan dan Hortikultura yang merupakan urusan pemerintahan provinsi dan tugas pembantuan yang diberikan pemerintah kepada Gubernur serta tugas lain sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Gubernur berdasarkan peraturan perundang-undangan.

b. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada point a, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura menyelenggarakan fungsi :

1) Perumusan kebijakan teknis urusan pemerintahan bidang pertanian meliputi Tanaman Pangan dan Hortikultura.

2) Pembinaan dan pelaksanaan tugas urusan pemerintahan bidang pertanian meliputi Tanaman Pangan dan Hortikultura.

3) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura.

Page 17: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IIIIIIIIIIII ---- 4444 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

2. Sekretariat

a. Sekretariat mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pembinaan administrasi yang meliputi ketatausahaan, umum, kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan pemeliharaan kantor.

b. Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.

c. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada point a, Sekretariat menyelenggarakan fungsi :

1) Melaksanakan persiapan perumusan kebijakan dan koordinasi.

2) Pengelolaan urusan keuangan.

3) Pelaksanaan pembinaan administrasi dalam arti melakukan urusan ketatausahaan, kepegawaian, perlengkapan, kerumahtanggaan dan keprotokolan.

d. Sekretariat membawahi :

1) Sub bagian Program dan Pelaporan

a) Sub bagian Program dan Pelaporan dipimpin oleh Kepala Sub Bagian.

b) Sub bagian Program dan Pelaporan mempunyai tugas menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, perencanaan dan penyusunan program, pengumpulan dan analisis data, evaluasi program dan pelaporan.

c) Rincian tugas Sub bagian Program dan Pelaporan, adalah :

(1) Menyiapkan bahan dalam rangka perumusan kebijakan, program dan pelaporan.

(2) Menghimpun dan menganalisa data dalam rangka program dan pelaporan.

(3) Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan Program dan Pelaporan.

(4) Menyiapkan laporan pelaksanaan kegiatan Subbagian Program dan Pelaporan.

(5) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.

Page 18: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IIIIIIIIIIII ---- 5555 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

2) Sub bagian Keuangan

a) Sub bagian Keuangan dipimpin oleh Kepala Sub Bagian.

b) Sub bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan urusan keuangan.

c) Rincian tugas Sub bagian Keuangan, adalah :

(1) Mengumpulkan / mengolah data keuangan untuk bahan penyusunan laporan keuangan.

(2) Menyiapkan bahan usulan dan pemberhentian pemimpin kegiatan, kuasa pemimpin kegiatan, bendaharawan dan atasan langsungnya.

(3) Melaksanakan penyiapan bahan penyusunan rencana penerimaan dan anggaran belanja dinas baik rutin maupun pembangunan.

(4) Menyiapkan bahan penyelenggaraan pembinaan administrasi keuangan dan perbendaraan.

(5) Mencatat dan mengklarifikasi laporan hasil pemeriksaan serta penyiapan tindak lanjut.

(6) Menyiapkan laporan pelaksanaan kegiatan Subbagian Keuangan .

(7) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.

3) Sub bagian Umum dan Kepegawaian

a) Sub bagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh Kepala Sub Bagian.

b) Sub bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan urusan ketatausahaan, kepegawaian, perlengkapan, kerumahtanggan, keprotokolan di lingkup dinas.

c) Rincian tugas Subbagian Umum dan Kepegawaian, adalah :

(1) Melalukan urusan ketatausahaan.

(2) Melakukan urusan kepegawaian.

(3) Melakukan Urusan Perlengkapan.

Page 19: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IIIIIIIIIIII ---- 6666 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

(4) Melaksanakan urusan kerumahtanggaan dan keprotokolan.

(5) Menyiapkan laporan pelaksanaan kegiatan Subbagaian Umum dan Kepegawaian.

(6) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.

3. Bidang Produksi Tanaman Pangan

a. Bidang Produksi Tanaman Pangan mempunyai tugas pokok yaitu perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis, evaluasi di bidang pembenihan, sarana produksi, budidaya, perlindungan tanaman, dan penerapan teknlogi tanaman pangan.

b. Bidang Produksi Tanaman Pangan dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.

c. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada point a, Bidang produksi tanaman pangan menyelenggarakan fungsi :

1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang perbenihan dan sarana produksi, budidaya, perlindungan tanaman, dan penerapan teknologi tanaman pangan.

2) Pelaksanaan kebijakan di bidang perbenihan dan sarana produksi, budidaya perlindungan tanaman, dan penerapan teknologi tanaman pangan.

3) Penyusunan pedoman, kriteria, dan prosedur di bidang perbenihan dan sarana produksi, budidaya, perlindungan tanaman dan penerapan teknologi tanaman pangan.

4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbenihan dan sarana produksi, budidaya, perlindungan tanaman, dan penerapan teknologi tanaman pangan.

5) Pelaksanaan Administrasi Bidang Produksi Tanaman Pangan.

d. Bidang Produksi Tanaman Pangan membawahi :

1) Seksi Perbenihan dan Sarana Produksi Tanaman Pangan.

a) Seksi Perbenihan dan Sarana Produksi Tanaman Pangan dipimpin oleh Kepala Seksi.

b) Seksi Perbenihan dan Sarana Produksi Tanaman Pangan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan, perumusan, dan pelaksanaan kebijakan, pedoman, kriteria, dan prosedur

Page 20: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IIIIIIIIIIII ---- 7777 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

serta pemberian bimbingan teknis, dan evaluasi di bidang perbenihan dan sarana produksi tanaman pangan.

c) Rincian tugas Seksi Perbenihan dan Sarana Produksi Tanaman Pangan adalah :

(1) Melaksanakan penyiapan, perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pedoman, kriteria dan prosedur.

(2) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbenihan dan sarana produksi tanaman pangan.

(3) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.

2) Seksi Budidaya Serealia Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian

a) Seksi Perbenihan dan Sarana Produksi Tanaman Pangan dipimpin oleh Kepala Seksi.

b) Seksi Budidaya Serealia, Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian mempunyai tugas melaksanakan Penyiapan, perumusan dan pelaksakan kebijakan, penyusunan pedoman, kriteria, prosedur serta bimbingan teknis, dan evaluasi di bidang budidaya Serealia, Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian.

c) Rincian tugas Budidaya Serealia, Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian adalah :

(1) Melaksanakan Penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan.

(2) Penyusunan pedoman, kriteria, prosedur serta bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya Serealia, Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian.

(3) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.

3) Seksi Perlindungan Tanaman dan Penerapan Teknologi Tanaman Pangan.

a) Seksi Perlindungan Tanaman Pangan dan Penerapan Teknologi Tanaman Pangan dipimpin oleh Kepala Seksi.

b) Seksi Perlindungan Tanaman Pangan dan Penerapan Teknologi Tanaman Pangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan, penyusunan kebijakan, kajian, dan penyebarluasan informasi teknologi perbenihan dan sarana

Page 21: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IIIIIIIIIIII ---- 8888 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

produksi, perlindungan tanaman, teknologi budidaya tanaman pangan.

c) Rincian tugas Seksi Perlindungan Tanaman Pangan dan Penerapan Teknologi Tanaman Pangan adalah :

(1) Melakukan penyiapan bahan, penyusunan kebijakan dan kajian.

(2) Penyebarluasan informasi teknologi perbenihan dan sarana produksi, budidaya,serta perlindungan tanaman pangan dan teknologi budidaya tanaman pangan.

(3) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.

4. Bidang Produksi Hortikultura.

a. Bidang Produksi Hortikultura mempunyai tugas Perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis, evaluasi di bidang perbenihan, sarana produksi, budidaya, perlindungan tanaman dan penerapan teknologi hortikultura.

b. Bidang Produksi Hortikultura dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.

c. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada point a, Bidang Hortikultura mempunyai fungsi :

1) Penyiapan perumusan kebijakan dibidang perbenihan dan sarana produksi, budidaya, perlindungan tanaman, dan penerapan teknologi hortikultura.

2) Pelaksanaan kebijakan dibidang perbenihan dan sarana produksi, budidaya, perlindungan tanaman dan penerapan teknologi hortikultura.

3) Penyusunan pedoman, kriteria dan prosedur dibidang perbenihan dan sarana produksi, budidaya, perlindungan tanaman dan penerapan teknologi hortikultura.

4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi dibidang perbenihan dan sarana produksi, budidaya, perlindungan tanaman dan penerapan teknologi hortikultura.

5) Pelaksanaan administrasi Bagian Produksi Hortikultura.

d. Bidang Produksi Hortikultura membawahi :

1) Seksi Perbenihan dan Sarana Produksi Hortikultura

Page 22: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IIIIIIIIIIII ---- 9999 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

1) Seksi Perbenihan dan Sarana Produksi Hortikultura dipimpin oleh Kepala Seksi.

2) Seksi Perbenihan dan Sarana Produksi hortikultura mempunyai tugas melaksanakan penyiapan, perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pedoman, kriteria dan prosedur serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbenihan dan sarana produksi hortikultura.

3) Rincian tugas Seksi Perlindungan Tanaman Pangan dan Penerapan Teknologi Tanaman Pangan adalah :

(1) Melakukan penyiapan, perumusan dan pelaksanaan kebijakan pedoman, kriteria dan prosedur.

(2) Pemberian bimbingan teknis dan evalusi di bidang perbenihan sarana produksi hortikultura.

(3) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.

2) Seksi Budidaya Buah Sayur-Sayuran Tanaman Hias dan Biofarmaka

1) Seksi Budidaya Buah Sayur-Sayuran Tanaman Hias dan Biofarmaka dipimpin oleh Kepala Seksi.

2) Seksi Budidaya Buah Sayur-Sayuran Tanaman Hias dan Biofarmaka mempunyai tugas melaksanakan penyiapan, perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pedoman, kriteria dan prosedur serta bimbingan teknis dan evaluasi di bidang Budidaya Buah Sayur-Sayuran Tanaman Hias dan Biofarmaka.

3) Rincian tugas Seksi Budidaya Buah Sayur-Sayuran Tanaman Hias dan Biofarmaka adalah :

(1) Melaksanakan penyiapan, perumusan dan pelaksanaan kebijakan penyusunan pedoman, kriteria dan prosedur.

(2) Bimbingan Teknis dan evaluasi di bidang budidaya buah sayur-sayiran tanaman hinas dan biofarmaka.

(3) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.

3) Seksi Perlindungan Tanaman dan Penerapan Teknologi Hortikultura

1) Seksi Perlindungan Tanaman dan Penerapan Teknologi Hortikultura dipimpin oleh Kepala Seksi.

Page 23: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IIIIIIIIIIII ---- 10101010 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

2) Seksi Perlindungan Tanaman dan Penerapan Teknologi Hortikultura mempunyai tugas melakukan penyiapan, penyusunan kebijakan, kajian dan penyebaran informasi teknologi perbenihan dan sarana produksi, perlindungan tanaman dan teknologi budidaya tanaman Hortikultura.

3) Rincian tugas Seksi Perlindungan Tanaman dan Penerapan Teknologi Hortikultura adalah :

(1) Melaksanakan penyiapan bahan, penyusunan kebijakan dan kanian.

(2) Penyebaran informasi teknologi perbenihan dan sarana produksi, perlindungan tanaman dan Teknologi budidaya tanaman Hortikultura.

(3) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.

5. Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil

a. Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil mempunyai tugas melaksanakan pembinaan penerapan teknologi pasca panen, pengolahan hasil, pemasaran hasil, pembiayaan dan mutu; melaksanakan kebijakan, bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pasca panen, pengolahan hasil, pemasaran hasil, pembiayaan dan mutu; .menyusun juklak dan juknis bidang pasca panen, pengolahan hasil, pemasaran hasil, pembiayaan dan mutu.

b. Bidang Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.

c. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada point a, Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil mempunyai fungsi :

1) Penyiapan perumusan kebijakan dan pelaksanaannya di bidang pasca panen, pengolahan hasil, pemasaran hasil, pembiayaan dan mutu.

2) Penyiapan bahan pedoman dan penyusunan petunjuk operasional bidang pasca panen, pengolahan hasil, pemasaran hasil, pembiayaan dan mutu.

3) Pemberian bimbingan teknis dan evalusi kegiatan serta sarana dan prasarana pendukungnya di bidang pengolahan dan pemasaran hasil.

4) Penyiapan konsep koordinasi antara dinas / badan terkait dalam hal pelaksanaan tugas.

Page 24: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IIIIIIIIIIII ---- 11111111 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

5) Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan atasan.

6) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas serta memberikan saran pertimbangan kepada atasan.

d. Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil membawahi :

1) Seksi Seksi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil.

a) Seksi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil mempunyai tugas melaksanakan pembinaan penerapan teknologi pasca panen dan pengolahan hasil pertanian, pelaksanaan kebijakan serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi dibidang pasca panen dan hasil pertanian, membuatan juklak dan juknis untuk kelancaran tugas.

b) Rincian tugas Seksi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil adalah :

(1) Melaksanakan pembinaan penerapan teknologi pasca panen dan pengolahan hasil pertanian.

(2) Melaksanaan kebijakan serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pasca panen dan hasil pertanian, pembuatan juklak dan juknis untuk kelancaran tugas.

(3) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.

2) Seksi Pemasaran Hasil.

a) Seksi Pemasaran Hasil mempunyai tugas membuat rencana kerja tahunan, menyiapkan konsep koordinasi dengan unit kerja / instansi terkait, menyiapkan rencana mutu produk hasil pertanian, membuat konsep juklak dan juknis sesuai dengan peraturan perundang-undangan untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

b) Rincian tugas Seksi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil adalah :

(1) Membuat rencana kerja tahunan.

(2) Menyiapkan konsep koordinasi dengan unit kerja / instansi terkait.

(3) Menyiapkan rencana mutu produk hasil pertanian.

Page 25: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IIIIIIIIIIII ---- 12121212 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

(4) Membuat konsep juklak dan juknis sesuai dengan peraturan perundang-undangan untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

(5) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.

3) Seksi Pembiayaan dan Pengembangan Usaha.

a) Seksi Pembiayaan dan Pengembangan Usaha mempunyai tugas melaksanakan pembinaan, pelaksanaan kebijakan serta memberikan bimbingan teknis dan mengevaluasi dibidang pembiayaan dan pengembangan usaha. Membuat juklak dan Juknis untuk kelancaran tugas.

b) Rincian tugas Seksi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil adalah :

(1) Melaksanakan pembinaan dan pelaksanaan kebijakan

(2) Memberikan bimbingan teknis dan mengevaluasi dibidang pembiayaan dan pengembangan usaha, membuat juklak dan Juknis untuk kelancaran tugas.

(3) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.

6. Bidang Pengelolaan Lahan dan Air.

a. Bidang Pengelolaan Lahan dan Air mempunyai tugas melakukan perumusan pelaksanaan kebijakan, melakukan bimbingan teknis, pemetaan tata ruang komoditas, inventarisasi dan tata alih fungsi lahan pertanian, perluasan areal tanaman pangan dan hortikultura, pengeloalaan lahan, pengelolaan air dan tata guna air pertanian dan monev bidang PLA dan penerapan kaidah-kaidah kesinambungan dan keseimbangan ekosistem lingkungan sumber daya alam.

b. Bidang Pengelolaan Lahan dan Air dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.

c. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada point a, Bidang Pengelolaan Lahan dan Air mempunyai fungsi :

1) Perumusan kebijakan pemetaan tata ruang komoditas, penataan alih fungsi lahan pertanian dan inventarisasi lahan, perluasan areal tanaman pangan dan hortikultura, pengelolaan lahan dan pengelolaan air dan tata guna air pertanian.

Page 26: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IIIIIIIIIIII ---- 13131313 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

2) Melaksanakan kebijakan dibidang pengembangan lahan dan pengelolaan air dan tata guna air pertanian.

3) Penyusunan pedoman, prosedur, kriteria sebagai dasar pelaksanaan kebijakan pengembangan lahan dan pengelolaaan air dan tata guna air pertanian.

4) Melakukan pembinaan teknis dan melakukan monitoring dan evaluasi pengembangan lahan dan pengelolaan air dan tata guna air pertanian.

5) Melaksanakan administrasi Bidang Pengembangan Lahan dan Air.

d. Bidang Pengelolaan Lahan dan Air membawahi :

1) Seksi Pengembangan Lahan dan Konservasi.

a) Seksi Pengembangan Lahan dan Konservasi mempunyai tugas melaksanakan dan menyiapkan, perumusan dan melaksanakan kebijakan, penyusunan pedoman, kriteria, prosedur, bimbingan teknis dan monev bidang optimasi lahan, rehabilitasi, reklamasi lahan dan konservasi lahan.

b) Rincian tugas Seksi Pengembangan Lahan dan Konservasi adalah :

a. melaksanakan dan menyiapkan, perumusan dan melaksanakan kebijakan, penyusunan pedoman, kriteria, prosedur.

b. Melakukan bimbingan teknis dan monev bidang optimasi lahan, rehabilitasi, reklamasi lahan dan konservasi lahan.

c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.

2) Seksi Perluasan Areal.

a) Seksi Perluasan Areal mempunyai tugas mempersiapkan dan melakukan perumusan kebijakan pemetaan tata ruang komoditas, penataan alih fungsi lahan pertanian dan inventarisasi lahan, perluasan areal tanaman pangan dan hortikultura.

b) Rincian tugas Seksi Pengembangan Lahan dan Konservasi adalah :

a. Mempersiapkan dan melakukan perumusan kebijakan pemetaan tata ruang komoditas.

Page 27: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IIIIIIIIIIII ---- 14141414 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

b. Melakukan penataan alih fungsi lahan pertanian dan inventarisasi lahan, perluasan areal tanaman pangan dan hortikultura.

c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.

3) Seksi Pengelolaan Air.

a) Seksi Pengelolaan Air mempunyai tugas melaksanakan dan menyiapkan, perumusan dan melaksanakan kebijakan, penyusunan pedoman, kriteria, prosedur, bimbingan teknis dan monev bidang pengelolaan dan tata guna air pertanian.

b) Rincian tugas Seksi Pengembangan Lahan dan Konservasi adalah :

a. Melaksanakan dan menyiapkan, perumusan dan melaksanakan kebijakan, penyusunan pedoman, kriteria, prosedur.

b. Melakukan bimbingan teknis dan monev bidang pengelolaan dan tata guna air pertanian.

c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.

D. Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja UPTD Lingkup Dinas

Berdasarkan Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 23 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pada Dinas Daerah dan Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) pada Inspektorat, Bappeda dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat, maka Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja UPTD pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah :

1. Balai Benih Induk Padi, Palawija dan Hortikultura.

a. UPTD Balai Benih Induk Padi, Palawija dan Hortikultura mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas teknis dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat di bidang perbenihan padi, palawija dan hortikultura.

b. Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada point a, UPTD Balai Benih Induk Padi, Palawija dan Hortikultura menyelenggarakan fungsi :

1) Menyusun rencana teknis perbenihan padi, palawija, dan hortikultura.

Page 28: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IIIIIIIIIIII ---- 15151515 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

2) Penghasil benih dasar dan benih pokok padi, palawija dan hortikultura.

3) Pelaksanaan pengamatan teknologi dibidang perbenihan.

4) Penyampaian informasi perbenihan.

5) Pelaksanaan pengujian varietas dan galur harapan yang berasal dari pemulia tanaman.

6) Pelaksanaan studi, latihan dan arena pertemuan penyuluh pertanian, kontak tani dan para petugas serta ahli dalam kalangan perbenihan.

7) Penyelenggaraan administrasi umum dan keuangan.

c. Susunan Organisasi BBI Padi, Palawija dan Hortikultura terdiri dari :

1) Kepala UPTD

2) Sub Bagian Tata Usaha

3) Seksi Benih Padi dan Palawija.

4) Seksi Benih Hortikultura

5) Kelompok Jabatan Fungsional.

d. Uraian Tugas :

1) Kepala UPTD mempunyai tugas memimpin, mengendalikan dan mengkoordinasi pelaksanaan tugas UPTD Balai Benih Induk Padi Palawija dan Hortikultura sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat serta ketentuan peraturan perundang-undangan.

2) Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan, pengelolaan urusan tata usaha, kepegawaian, perlengkapan, keuangan dan rumah tangga serta melaksanakan pembinaan administrasi dilingkungan Balai Benih Induk Padi, Palawija dan Hortikultura.

3) Seksi Benih padi dan palawija mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan, penyusunan program, perumusan teknis operasional, koordinasi, fasilitasi teknis kegiatan perbenihan padi dan palawija.

Page 29: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IIIIIIIIIIII ---- 16161616 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

4) Seksi Benih Hortikultura mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan, penyusunan program, perumusan teknis operasional, koordinasi, fasilitasi teknis kegiatan perbenihan hortikultura.

5) Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala UPTD Balai Benih Induk Padi Palawija dan Hortikultura sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.

2. UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura

a. UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura menpunyai tugas melaksanakan sebagian tugas teknis Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi Nusa Tenggara Barat di bidang pengendalian organisme pengganggu tumbuhan tanaman pangan dan hortikultura.

b. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada point a, UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura menyelenggarakan fungsi :

1) Penyusunan rencana teknis pemantauan, peramalan dan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT), bencana alam dan faktor iklim dan rekomendasinya di bidang pertanian.

2) Pengkajian dan analisis hasil pemantauan, peramalan dan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT), bencana alam dan faktor iklim di bidang pertanian.

3) Pengujian dan penerapan teknis pemantauan, peramalan dan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT), bencana alam dan faktor iklim di bidang pertanian.

4) Pelaksanaan kebijakan teknis penyidikan penyakit di bidang pertanian lintas kabupaten / kota.

5) Pengembangan teknologi pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) menggunakan agen hayati, pestisida nabati dan musuh alami.

6) Penyebarluasan informasi tentang organisme pengganggu tumbuhan (OPT), bencana alam dan faktor iklim dan rekomendasi pengendaliannya.

7) Pengawasan mutu, residu serta pemantauan dampak penggunaan pestisida.

8) Penyelenggaraan administrasi umum dan keuangan.

c. Struktur Organisasi UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura terdiri dari :

Page 30: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IIIIIIIIIIII ---- 17171717 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

1) Kepala UPTD.

2) Sub Bagian Tata Usaha.

3) Seksi Identifikasi, Analisa dan Evaluasi Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan.

4) Seksi Pengembangan Teknologi dan Laboratorium organisme Pengganggu Tumbuhan.

5) Kelompok Jabatan Fungsional.

d. Uraian Tugas :

1) Kepala UPTD mempunyai tugas memimpin, mengendalikan dan mengkoordinasi pelaksanaan tugas UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat serta ketentuan peraturan perundang-undangan.

2) Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan, pengelolaan urusan tata usaha, kepegawaian, perlengkapan, keuangan dan rumah tangga dan melaksanakan pembinaan administrasi di lingkungan UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura.

3) Seksi Identifikasi, Analisa dan Evaluasi Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan mempunyai tugas merencanakan dan mennyelenggarakan kegiatan identifikasi dan evaluasi serangan OPT, bencana alam, faktor iklim, penetapan rekomendasi dan pengendalian OPT serta pengawasan pestisida.

4) Seksi Pengembangan Teknologi dan Laboratorium Organisme Pengganggu Tumbuhan mempunyai tugas merencanakan dan menyelenggarakan kegiatan diagnosa OPT dan bencana alam, pengembangan metode pengamatan, peramalan OPT, spesifik lokasi dan teknis pengendalian OPT, penetapan ambang ekonomi serta penggalian dan pengembangan agen hayati dan pestisida nabati.

5) Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.

Page 31: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IIIIIIIIIIII ---- 18181818 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

3. UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura

a. UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas teknis Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi Nusa Tenggara Barat dibidang pengawasan dan sertifikasi benih tanaman pangan dan hortikultura.

b. Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada point a UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura mempunyai fungsi :

1) Penyusunan rencana dan persiapan pelepasan varietas baru.

2) Pengkajian dan analisis teknis mutu benih.

3) Pengujian dan penerapan pengembangan metode pengujian / analisa benih laboratorium.

4) Pelaksanaan kebijakan teknis penilaian penyebaran varietas padi, palawija dan hortikultura.

5) Pelaksanaan sertifikasi benih.

6) Pengawasan pemasaran benih berdasarkan peraturan yang berlaku.

7) Penyelenggaraan administrasi umum dan keuangan.

c. Susunan Organisasi UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura terdiri dari :

1) Kepala UPTD.

2) Sub Bagian Tata Usaha

3) Seksi Penilaian kultivar, Sertifikasi dan Pengawasan Pemasaran.

4) Seksi Pengujian Benih Laboratorium.

5) Kelompok Jabatan Fungsional.

d. Uraian Tugas :

1) Kepala UPTD mempunyai tugas memimpin, mengendalikan dan mengkoordinasi pelaksanaan tugas UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat serta ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 32: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IIIIIIIIIIII ---- 19191919 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

2) Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan, pengelolaan urusan tata usaha, kepegawaian, perlengkapan, keuangan, rumah tangga serta melaksanakan pembinaan administrasi di lingkungan UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura.

3) Seksi Penilaian Kultivar, Sertifikasi dan Pengawasan Pemasaran mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan, penyusunan program, perumusan teknis operasional, koordinasi, pelaksanaan pengelolaan, pengembangan metode dan pengolahan data.

4) Seksi Pengujian Benih Laboratorium mempunyai tugas melakuklan penyiapan bahan, penyusunan program, perumusan teknis operasional, koordinasi, pengawasan sistem mutu benih laboratorium.

5) Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.

4. UPTD Sekolah Pertanian Pembangunan Mataram

a. UPTD Sekolah Pertanian Pembangunan Mataram mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas teknis Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi NTB di bidang Pendidikan Pertanian yang meliputi sub sektor tanaman pangan dan hortikultura, sub sektor perikanan, sub sektor peternakan, sub sektor perkebunan dan sub sektor kehutanan.

b. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada point a UPTD Sekolah Pertanian Pembangunan Mataram menyelenggarakan fungsi :

1) Menyelenggarakan pendidikan formal tingkat menengah kejuruan bagi lulusan SLTP dan yang sederajad dari Propinsi NTB khususnya dan Indonesia pada umumnya.

2) Penyiapan tenaga teknisi menengah pertanian yang siap pakai, mahir, trampil, memiliki jiwa wirausaha yang berwawasan agribisnis dan agro industri yang berperan serta dalam pembangunan pertanian.

3) Pelaksanaan pusat pengembangan pertanian di wilayah kerjanya.

4) Pelaksanaan koordinasi teknis penyelenggaraan pendidikan dan akreditasi SPP daerah dan swasta di Provinsi Nusa Tenggara Barat.

5) Pelaksanaan pembinaan pada desa binaan untuk masyarakat pertanian di pedesaan sekitar SPP Negeri Mataram sebagai salah

Page 33: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IIIIIIIIIIII ---- 20202020 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

satu perwujudan SPP Negeri Mataram selaku pusat pengembangan pertanian.

6) Penyediaan sarana dan prasarana dalam mendukung penyelenggaraan proses belajar mengajar untuk menghasilkan lulusan yang siap pakai dan pengembangan sumber daya manusia pertanian.

7) Pemberdayaan alumni yang belum bekerja untuk melaksanakan kegiatan agribisnis dan agroindustri.

8) Pelaksanaan pemberdayaan petani kecil yang tersebar di Kabupaten / Kota se Nusa Tenggara barat.

9) Pelaksanaan kerja sama dengan instansi terkait, perusahaan agribisnis dan agroindustri, yayasan atau lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan masyarakat untuk menjalin kemitraan.

10) Penyelenggaraan administrasi umum dan keuangan.

c. Susunan Organisasi UPTD Sekolah Pertanian Pembangunan Mataram terdiri dari :

1) Kepala UPTD.

2) Sub Bagian Tata Usaha

3) Kelompok Jabatan Fungsional

d. Uraian Tugas :

1) Kepala UPTD mempunyai tugas memimpin, mengendalikan dan mengkoordinasi pelaksanaan tugas UPTD Sekolah Pertanian Pembangunan Mataram sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat serta ketentuan peraturan perundang-undangan.

2) Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan bahan, pengelolaan urusan tata usaha, kepegawaian, perlengkapan, keuangan dan rumah tangga serta melaksanakan pembinaan administrasi di lingkungan UPTD Sekolah Pertanian Pembangunan Mataram.

3) Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala UPTD Sekolah Pertanian Pembangunan Mataram sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.

Page 34: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IIIIIIIIIIII ---- 21212121 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

5. UPTD Sekolah Pertanian Pembangunan Bima

a. UPTD Sekolah Pertanian Pembangunan Bima mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas teknis Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi NTB di bidang Pendidikan Pertanian yang meliputi sub sektor tanaman pangan dan hortikultura, sub sektor perikanan, sub sektor peternakan, sub sektor perkebunan dan sub sektor kehutanan.

b. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada point a UPTD Sekolah Pertanian Pembangunan Bima menyelenggarakan fungsi :

1) Menyelenggarakan pendidikan formal tingkat menengah kejuruan bagi lulusan SLTP atau sederajad yang berada di Kabupaten Bima dan Nusa Tenggara Barat pada umumnya, bahkan dari Nusa Tenggara Timur.

2) Penyiapan tenaga-tenaga muda lulusan sekolah pertanian pembangunan yang siap untuk mandiri/wiraswastawan dalam bidang pertanian dalam arti luas.

3) Penyediaan sarana dan fasilitas guna mendukung penyelenggaraan proses belajar mengajar yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dan ketata usahaan.

4) Pelaksanaan pengembangan usaha pada unit-unit produksi yang berada pada instalasi sekolah seperti koperasi sekolah, kepramukaan, palang merah remaja dan lain-lain.

5) Penyelenggaran administrasi umum dan keuangan.

c. Susunan Organisasi UPTD Sekolah Pertanian Pembangunan Bima terdiri dari :

1) Kepala UPTD.

2) Sub Bagian Tata Usaha.

3) Kelompok Jabatan Fungsional

d. Uraian Tugas :

1) Kepala UPTD mempunyai tugas memimpin, mengendalikan dan mengkoordinasi pelaksanaan tugas UPTD Sekolah Pertanian Pembangunan Bima sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura.

Page 35: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IIIIIIIIIIII ---- 22222222 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

2) Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan bahan, pengelolaan urusan tata usaha, kepegawaian, perlengkapan, keuangan dan rumah tangga serta melaksanakan pembinaan administrasi di lingkungan UPTD Sekolah Pertanian Pembangunan Bima.

3) Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala UPTD Sekolah Pertanian Pembangunan Bima sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.

6. UPTD Balai Pendidikan dan Latihan Pertanian Mataram

a. UPTD Balai Pendidikan dan Latihan Pertanian Mataram mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas teknis Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi NTB di bidang Pendidikan dan Latihan Pertanian.

b. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada point a, UPTD Balai Pendidikan dan Latihan Pertanian Mataram menyelenggarakan fungsi :

1) Penyusunan rencana program kegiatan diklat dalam arti luas dan diklat lainnya yang diperlukan untuk pengembangan sumberdaya manusia pertanian.

2) Pengkajian dan analisis teknis program kegiatan diklat pertanian.

3) Pengujian dan penerapan program kegiatan diklat pertanian.

4) Pelaksanaan kebijakan teknis program kegiatan diklat pertanian.

5) Penyiapan data dan informasi sumberdaya manusia pertanian.

6) Pengkajian kebutuhan tenaga kerja dan diklat pertanian..

7) Koordinasi pelaksanaan diklat pertanian.

8) Pelaksanaan tugas operasional, pemberian layanan administrasi dan penyediaan sarana/prasarana diklat pertanian.

9) Evaluasi pasca diklat dan pelaporan.

10) Penyelenggaran administrasi umum dan keuangan.

c. Susunan Organisasi UPTD Balai Pendidikan dan Latihan Pertanian Mataram terdiri dari :

1). Kepala UPTD.

2). Sub Bagian Tata Usaha.

Page 36: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IIIIIIIIIIII ---- 23232323 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

3). Seksi Perencanaan dan Evaluasi.

4). Seksi Sarana dan Penyelenggaraan.

5). Kelompok Jabatan Fungsional

d. Uraian Tugas :

1) Kepala UPTD mempunyai tugas memimpin, mengendalikan dan mengkoordinasi pelaksanaan tugas UPTD Balai Pendidikan dan Latihan Pertanian Mataram sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura serta ketentuan peraturan perundang-undangan.

2) Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan bahan, pengelolaan urusan tata usaha, kepegawaian, perlengkapan, keuangan dan rumah tangga serta melaksanakan pembinaan administrasi di lingkungan UPTD Balai Pendidikan dan Latihan Pertanian Mataram.

3) Seksi Perencanaan dan Evaluasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan program, perumusan teknis operasional, koordinasi, fasilitasi teknis, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pendidikan dan pelatihan serta bimbingan lanjutan pasca pelatihan.

4) Seksi Sarana dan Penyelenggaraan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan program, penyusunan teknis operasional, koordinasi, fasilitasi teknis sarana/prasarana dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan.

5) Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala UPTD Balai Pendidikan dan Latihan Pertanian Mataram sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.

E. Sumber Daya Aparatur

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat didukung oleh 425 personalia yang terdiri dari 385 orang PNS dan 13 orang Non PNS (Honorer) dan 27 orang CPNS, yang tersebar pada Dinas Induk dan 6 UPTD.

F. Srtuktur Organisasi Dinas

Susunan Organisasi Dinas Pertanian Provinsi Nusa Tenggara Barat terdiri dari Sekretariat dan empat Bidang. Sekretariat membawahi tiga Sub Bagian yaitu : Sub Bagian Program dan Pelaporan, Sub Bagian Keuangan , Sub Bagian Umum dan Kepegawaians . dan empat Bidang, yaitu : Bidang Produksi Tanaman Pangan,

Page 37: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IIIIIIIIIIII ---- 24242424 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Bidang Produksi Hortikultura, Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil dan Bidang Pengelolaan Lahan dan Air. Masing-masing Bidang membawahi tiga Seksi.

1. Susunan Organisasi Dan Ketatausahaan

Susunan organisasi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB Tahun 2010, dan personalianya terdiri dari :

Tabel III-1 Susunan Organisasi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan

Hortikultura Provinsi NTB

No Jabatan Nama Pejabat

1 Kepala Dinas : Ir.Pending Dadih Permana, M.Ec.Dev

2 Sekretaris : Ir. Usman Fauzi, M.Si

1) Kasubbag Program dan Pelaporan : Ir. Prihatin Haryono, M.Si

2) Kasubbag Keuangan : Abdul Gafur, Bsc

3) Kasubbag Umum & Kepegawaian : Hj. Siti Chotijah, SP

3 Bidang Produksi Tanaman Pangan : Ir. Abdul Ma’ad, MM

1) Seksi Pembenihan dan Sarana

Produksi Tanaman pangan

: Ir. Hj. Nur Ilmiati

2) Seksi Budidaya Serealia, Kacang-kacangan dan Umbi-umbian

: Ir. Budi Subagio, MM

3) Seksi Perlindungan Tanaman dan Penerapan Teknologi Tanaman

Pangan

: Ir. I Made Sukarsa

4 Bidang Produksi Hortikultura : Ir. Lalu Karya Kukuh, M.Si

1) Seksi Pembenihan dan Sarana Produksi Hortikultura

: Ir. Baiq Rahmayati, M.Si

2) Seksi Budidaya Buah, Sayuran,

Tanaman Hias dan Biofarmaka

: Ir. Abdurahim

3) Seksi Perlindungan Tanaman dan

Penerapan Teknologi Hortikultura

: Yeni Wahyuni, SP,MM

5 Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil

: Ir. Hj. Rosyadah

1) Sksi Pasca Panen dan Pengolahan

Hasil

: Ir. I Nyoman Sinartha,M.Si

2) Seksi Pemasaran Hasil dan Mutu : Ir. Endy Rohendy

3) Seksi Pembiayaan dan

Pengembangan Usaha

: H. Suparman, S.sos

6 Bidang Pengelolaan Lahan dan Air : Ir. Husnul Fauzi, M.Si

1) Seksi Pengelolaan Lahan dan

Konservasi

: Ir. Desak Made Ramawati

2) Seksi Perluasan Areal : Ir. Lalu Suwarjaya

3) Seksi Pengelolaan Air : Ir. L.Putra Jaya

7 Jabatan Fungsional : -

Page 38: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IIIIIIIIIIII ---- 25252525 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

G. Ketatausahaan

1. Kepegawaian

a. Keadaan Pegawai

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB didukung oleh 425 orang personalia yang terdiri dari 385 orang PNS dan 13 orang Non PNS (Honorer) dan 27 orang CPNS, yang tersebar pada Dinas Induk dan 6 UPTD, dengan rincian personalia sebagai tabel berikut.

Tabel III-2 Personalia Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan

Hortikultura Provinsi NTB Tahun 2010

No. Lokasi PNS CPNS PTT / Honorer

Jumlah

1. Dinas Induk 126 13 2 141

2. BBI PPH 53 4 5 60

3. BPTPH 35 2 1 38

4. BPSB TPH 51 3 0 54

5. SPP Bima 26 0 3 29

6. SPP Mataram 62 3 4 69

7. Diklat Pertanian 32 2 0 34

Jumlah 385 27 13 425

Keadaan pegawai Dinas Pertanian Provinsi NTB s/d 31 Desember 2010, berdasarkan status, pangkat/golongan seperti tabel 12.

Tabel III-3 Keadaan Pegawai Berdasarkan Pangkat/Golongan,

Setiap Unit Kerja pada Diperta TPH Provinsi NTB TA. 2010

a b c d a b c d a b c d a b c d

1. Kepala Dinas 1 1

2. Sekretaris 1 1 21 9 6 3 22 1 3 1 2 - 4 - 74

3. Bidang

Prod.Pangan

1 1 2 7 6 1 2 1 - - 1 - - - - 22

4. Bidang Prod.

Horti

1 1 7 - 2 1 3 - - - - - - - 15

5. Bidang P2HP 1 1 3 1 1 5 2 - 1 - 15

6. Bidang PLA 2 4 2 2 2 1 - 1 - - 14

7. Jabatan

Fungsional

- - - - - - - - - - - -

6 4 1 2 42 18 12 13 29 1 5 2 2 - 4 - 141

Jml

IIIV

Pangkat / Golongan

I

Total

No Unit Kerja III

Page 39: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IIIIIIIIIIII ---- 26262626 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Keadaan PNS/CPNS dan Tenaga Honorer Daerah Pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB, berdasarkan jenjang pendidikan sebagai berikut :

Tabel III-4 Keadaan PNS/CPNS Dan Tenaga Honorer Daerah Pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan Dan Hortikultura Provinsi NTB,

Berdasarkan Jenis Kelamin dan Jenjang Pendidikan

No. Uraian Jumlah Pegawai Berdasarkan

Jenis Kelamin Jenjang Pendidikan

L P Jml S3 S2 S1 D3 SLTA SLTP SD

1. PNS 279 106 385 - 19 164 14 156 17 15

2. CPNS 11 16 27 - - 9 3 15 - -

3. Honda 8 5 13 - - - 3 4 - 6

Jumlah 298 127 425 - 19 173 20 175 17 21

Dari data di atas, tampak bahwa :

1) Jumlah pegawai berdasarkan gender, adalah : laki-laki 72 % dan perempuan 28 %.

2) Jumlah pegawai berdasarkan pendidikan, adalah : S-3 0 %, S-2 4,47 %, S-1 40,71%, D-3 4,71%, SLTA 41,17%, SLTP 4 % dan SD 4,94%. Dari 425 orang pegawai, tenaga teknis berjumlah 302 orang (71,05%) dan tenaga non teknis berjumlah 123 orang (28,95 %).

b. Mutasi Kepegawaian

Selama TA. 2010 mutasi kepegawaian yang sudah terealisasi antara lain : Kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala, alih tugas dan mutasi status kepegawaian, diuraikan sbb. :

1) Kenaikan Pangkat

Kenaikan pangkat reguler pegawai Diperta NTB tahun 2010 sebanyak 28 orang, dengan rincian sebagai berikut :

Page 40: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IIIIIIIIIIII ---- 27272727 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel III-5 Jumlah Pegawai Diperta NTB Yang Memperoleh Kenaikan

Pangkat Reguler Tahun 2010

Dari Ke

1 2 3 4 51. April 2010 III/d IV/a 5

III/c III/d 4

III/a III/b 1

II/c III/a 3

II/c II/d 2

II/a II/c 1

I/c II/a 2

18

2. Oktober 2010 III/d IV/a 1III/c III/d 3

III/b III/c 1

III/a III/b 2II/c III/a 2

I/c II/a 1

10

28

Jumlah

PegawaiPeriodeNo.

Kenaikan Pangkat

Jumlah

Total

Jumlah

2) Kenaikan Gaji Berkala

Kenaikan gaji berkala pegawai Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2010, sebanyak 53 orang, dengan rincian sebagai berikut :

Page 41: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IIIIIIIIIIII ---- 28282828 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel III-6 Kenaikan Gaji Berkala Pegawai Dinas Pertanian Tanaman

Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB Th.2010

1 2 3 4 51 J a n u a r i I V

I I I 4I I 5

I

2 F e b r u a r i I I I 2

I 0

3 M a r e t I I I 1 3

I I 1

4 A p r i l I V

I I I 6

I I 5

I

5 M e i I I I

I I 2

I

6 J u n i I I I 3

I I

I

7 J u l i I V

I I I 2

I I 1

8 A g u s t u s I I I 2

9 S e p t e m b e r I V 1

I I I 3

I I 1

1 0 O k t o b e r I V

I I I 2

I I

1 1 N o p e m b e r I I I 2

1 2 D e s e m b e r I I I 1

J u m l a h 5 6

N o . G o l o n g a n K e tK e n a i k a n G a j i

B e r k a l a B u l a n

J u m la h

P e g a w a i

3) Pengangkatan Pegawai

Pengangkatan pegawai honorer selama Tahun 2010 sebanyak 25 orang.

c. Kartu Kepegawaian

Pengurusan kartu seperti Karpeg, Karis/Karsu, Askes dan Taspen Pegawai Diperta NTB pada TA.2010, dilaksanakan oleh Sekretaris melalui Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

Page 42: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IIIIIIIIIIII ---- 29292929 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

2. Sarana, Prasarana dan Pelayanan Umum

a. Sarana dan Prasarana

1) Bangunan Kantor Kantor Dinas Pertanian Provinsi NTB terletak di Kota

Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, pada lahan seluas 9840 m². Bangunan kantor seluas 1.448 m², terbagi dalam 5 (lima) bangunan gedung sebagai berikut : a). Kantor induk seluas 732 m² b). Ruang kerja Bidang Produksi Tanaman Pangan seluas 174

m² c). Gedung bertingkat dua seluas 400 m², sebagai ruang kerja :

(1) Bidang PLA, (2) Bidang Produksi Hortikultura, (3) Bidang P2HP.

d). Ruang Rapat Hortikultura seluas 142 m².

2) Mobilitas

Dalam rangka menunjang dan memperlancar pelaksanaan tugas operasional di Dinas Pertanian Provinsi NTB telah dilengkapi dengan kendaraan roda empat maupun roda dua. Kendaraan yang ada di Dinas Pertanian Provinsi NTB pada TA. 2010, berjumlah 77 buah, terdiri dari 12 buah kendaraan roda empat dan 65 buah kendaraan roda dua.

3). Peralatan Kantor

Untuk menunjang pelaksanaan kegiatan sehari-hari, pada TA. 2010, di Dinas Pertanian Provinsi NTB telah dilakukan penambahan peralatan kantor/laboratorium melalui pengadaan barang inventaris yang sumber dananya berasal dari rutin, APBN maupun dari APBD Provinsi. Jenis dan volume barang terinci pada lampiran 2.

b. Komunikasi dan Pelayanan Umum (Surat Menyurat)

Kegiatan surat menyurat di Dinas Pertanian Provinsi NTB selama TA. 2010, berjumlah 6.573 surat, terdiri dari 3.106 buah surat masuk dan 3.467 buah surat keluar.

Page 43: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 1111 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

BAB IV HASIL PEMBANGUNAN TANAMAN PANGAN

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rencana Kerja Pemerintah ( RKP ) Tahun 2010 adalah dokumen perencanaan nasional untuk periode satu tahun dan merupakan penjabaran arah pembangunan untuk RPJMN 2010 – 2014 yang juga merupakan awal kerja kabinet Indonesia bersatu II.

Tujuan Komoditi tanaman pangan memiliki peran pokok sebagai pemenuh kebutuhan pangan, pakan dan industri dalam negeri yang setiap tahunnya cendrung meningkat, seiring dengan penambahan jumlah penduduk dan berkembangnya industri pangan dan pakan. Sehingga dari sisi ketahanan pangan nasional fungsinya menjadi amat penting dan strategis. Komoditi padi berperan sebagai pemenuhan pokok karbohidrat masyarakat, sedangkan jagung dan kedelai untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri pangan olahan dan pakan.

Pembangunan tanaman pangan difokuskan kepada aspek ketersediaan pangan, dimana operasional program pembangunan tanaman pangan pada dasarnya merupakan rangkaian upaya untuk memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya usaha-usaha bidang tanaman pangan yang mampu menghasilkan produk, memiliki daya saing dan nilai tambah yang tinggi sehingga mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahtran petani dan masyarakat. Pembanguna tanaman pangan diperioritaskan pada beberapa komoditas unggulan nasional, yaitu padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, ubi jalar dan komoditas alternatif/unggulan daerah seperti talas, garut, gembili, sorgum, gandum dan lain-lain.

Pengembangan ke tujuh komoditas prioritas dan komoditas unggulan lokal diaplikasikan dalam beberapa kegiatan, baik kegiatan yang menjadi tugas pokok dan fungsi Dirjen TP dan Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota, maupun kegiatan pendukung yang merupakan tugas pokok dan fungsi instansi lain.

Ketahanan pangan nasional merupakan kunci dari ketahanan nasional. Peningkatan produksi tanaman pangan (padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar) perlu diupayakan dalam rangka pemantapan ketersediaan beras, jagung, kacang-kacangan dan umbi-umbian yang bersumber dari produksi dalam negeri.

Kegiatan peningkatan produksi tanaman pangan merupakan upaya yang terkoordinasi untuk membangun pertanian tangguh dengan memasyarakatkan teknologi dan inovasi baru melalui upaya Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT). Pendekatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan adalah melalui

Page 44: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 2222 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

pendekatan agribisnis, pendekatan pembangunan pertanian dan pedesaan terpadu dan berkelanjutan dengan berbasis sumberdaya pertanian. Disamping itu kelembagaan pedesaan juga dibina, baik yang berfungsi sebagai penghantar (delivery) yaitu kelembagaan penyuluhan pertanian, perkreditan, pemasok sarana produksi, serta pengolahan dan pemasaran hasil, maupun yang berfungsi sebagai penyerap/penerima (receving) yaitu kelompok tani dan koperasi.

Upaya peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai di Provinsi NTB yang terfokus pada penerapan SL-PTT tahun 2009 pada areal seluas 91.650 hektar telah berhasil menjadi pemicu dalam meningkatkan produksi padi sebesar 1.870.775 ton GKG ( meningkat 6,86 % dari ATAP 2008), jagung sebesar 308.863 ton pipilan kering (meningkat 57,37 % dari ATAP 2008) dan kedelai sebesar 95.846 ton ( meningkat 0,78 % dari ATAP 2008), Berdasarkan hasil penerapan SL-PTT tahun 2009, maka pada tahun 2010 fokus kegiatan SL-PTT akan dilanjutkan dan diperluas menjadi 125.540 ha ( padi hibrida 4.200 ha, padi non hibrida 83.350 ha, padi lahan kering 10.000 ha, jagung 1.740 ha dan kedelai 25.000 ha serta kacang tanah 3.250 ha)

Sekenario Peningkatan produksi tahun 2010 selain didukung melalui pelaksanaan BLBU SL-PTT juga melalui Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) non SL-PTT seluas 32.000 ha ( padi hibrida 2.100 ha (31,500 ton), jagung hibrida 10.000 ha (150 ton) dan kedelai 20.000 ha (800 ton), penyediaan pupuk bersubsidi dan pupuk berbantuan, bantuan alsintan serta bantuan pestisida bila terjadi eksplosif OPT

Sementara produksi Tahun 2010 berdasarkan ARAM III dibandingkan ATAP 2009, produksi padi diperkirakan 1.779.187 ton atau menurun 4,9 %, jagung 246.728 ton atau menurun 20,12 %, kedelai 103.302 ton atau meningkat 7,78 %, kacang tanah 33.609 ton atau menurun 17,98 %, kacang hijau 49.982 ton atau meningkat 47,99 %, ubi kayu 76.420 ton atau menurun 24,10 % dan ubi jalar 11.913 ton atau menurun 23,36 %.

Dengan telah dilakukannya koordinasi antar instansi yang terkait, maka pelaksanaan kegiatan tersebut diatas telah dapat berjalan lebih terarah dan terkendali baik dari segi perencanaan, pelaksanaan, monitoring maupun dari segi pengawasan dan pengendaliannya.

1.2. Tujuan

a. Meningkatkan koordinasi antara petugas pusat, Provinsi maupun Kabupaten/kota se NTB dalam upaya pencapaian sasaran tanam MT. 2009/2010 dan MT. 2010 guna pemantapan sasaran produksi dan produktivitas tahun 2010 untuk komoditas padi, jagung, Umbi-umbian dan Kacang-kacangan.

b. Meningkatkan dan memantapkan koordinasi dan sinkronisasi dalam pengembangan agribisnis padi, jagung Umbi-umbian dan Kacang-kacangan melalui pengelolaan POSKO Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN)

Page 45: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 3333 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

c. Meningkatkan koordinasi antara petugas Pusat, Provinsi maupun Kabupaten/Kota serta instansi terkait dalam rangka kelancaran pelaksanaan SL-PTT padi, jagung dan kedelai

d. Meningkatkan koordinasi tentang pelaksanaan Program Serealia dan KABI di Kabupaten/Kota se Provinsi NTB

e. Meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan wawasan pemandu lapang (PL-II) dalam rangka pelaksanaan SLP-PTT padi, jagung dan kedelai di Kabupaten/Kota se NTB.

f. Menyebarluaskan informasi tekhnologi / cara budidaya yang baik dan benar yang diperlukan dalam peningkatan produksi padi, jagung umbi-umbian dan kacang-kacangan sehingga produktivitas dan produksi dapat ditingkatkan.

g. Meningkatkan koordinasi, pembinaan, pengawalan, pendampingan dan MONEV tentang pelaksanaan SL-PTT Padi, Jagung dan kedelai di Kabupaten/Kota se Provinsi NTB

h. Mengkoordinasikan dan merencanakan sasaran tanam, panen dan produksi padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar Tahun 2010.

1.3. Sasaran

a. Tercapainya pelaksanaan kegiatan, pemecahan masalah dan upaya-upaya yang dilakukan dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas padi, jagung dan Kacang-kacangan dan umbi-umbian di Provinsi NTB Tahun 2010

b. Terselenggaranya koordinasi dan sinkronisasi dalam pengelolaan peningkatan produksi dan produktivitas padi, jagung dan Kacang-kacangan dan umbi-umbian di tingkat provinsi beserta instansi terkait di tingkat provinsi.

c. Tercapainya kesepakatan dalam pelaksanaan kegiatan, pemecahan masalah dan upaya-upaya yang dilakukan dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas kacang-kacangan dan umbi-umbian di Provinsi NTB

d. Tercapainya pelaksanaan kegiatan pelatihan Pemandu Lapang ( PL ) II, padi, jagung, kedelai dan Kacang Tanah untuk petugas dari Kabupaten/ Kota se NTB

e. Tercapainya kesepakatan dalam rangka penyusunan sasaran Tanam, panen, produksi dan produktivitas Padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar Provinsi NTB Tahun 2011

Page 46: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 4444 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

II. KERAGAAN BIDANG PRODUKSI TANAMAN PANGAN

A. Personil.

Personil/tenaga yang ada di Bidang Produksi Tanaman Pangan Dinas

Pertanian Provinsi Nusa Tenggara Barat dapat dilihat dalam Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Personil/Tenaga di Bidang Produksi Tanaman Pangan Diperta NTB TA. 2010

No Nama Jabatan Pend Pangkat/ Gol.

1. Ir. H. Abdul Maad, MM. Kepala Bidang S2 IV/b

2. Ir. Budi Subagio, MM. Kepala Seksi Serealia dan KABI S2 IV/a

3. Ir. I Made Sukarsa Kepala Seksi Perlindungan dan

Penerapan Teknologi Tanaman

Pangan.

S1 III/d

4. Ir. Hj. Nur Ilmiyati, M.Si. Kepala Seksi Perbenihan dan

Sarana Produksi

S2 III/d

5. Muchsir Pengolah data Perlindungan SMA III/b

6. Mansyur, SP. Pengolah data Serealia dan KABI S1 III/b

7. Murnihati P U M K SMA III/b

8. Lalu Mahyudin, A.Md. Pengolah data Perbenihan DIII III/b

9. I Wayan Rediartha Pengolah data Alsintan SMA III/b

10. M. Jaswadi Putra, SP. Pengolah data Serealia dan KABI S1 III/b

11. Ahmad Rifai, SP., M.Si. Pengolah data Pupuk dan

Pestisida

S2 III/a

12. Nani Ariaty, SP., M.Si. Pengolah data Serealia dan KABI S2 III/a

13. Baiq Diah Sri Fathiyani, SP Pengolah Data Serealia dan KABI S1 III/a

14. Ir. Syarifudin Pengolah Data OPT dan LM3 S1 III/a

15. Emy Nurmiaty, SP. Pengolah data OPT S1 III/a

16. Khusniar KHS Pengolah Data Curah Hujan S1 III/a

17. Nasrudin, S.IP. Pengolah data Alsintan S1 III/a

18. Siharuddin Pengarsip surat SMA II/a

19. M. Taufik Sopir SMA II/a

20. Ahmad Usman OJT SMA -

21. Lalu Muhammad Faiz, SH. OJT S1 -

22. Ade Irma Suryani OJT S1 -

Page 47: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 5555 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Dari Tabel 2.1. di atas terlihat bahwa jumlah tenaga/personil yang ada di

Bidang Produksi Tanaman Pangan dengan melihat beban kerja/tugas, sudah

cukup memadai, namun beban kerja yang sangat kompleks menuntut adanya

tenaga yang profesional untuk menangani administrasi, teknis, dan keuangan,

oleh karena itu perlu diadakan penambahan personil.

B. Fasilitas/Sarana Prasarana.

Dalam rangka kelancaran tugas-tugas di Bidang Produksi Tanaman

Pangan fasilitas sarana dan prasarana yang dimiliki sebagaimana tercantum dalam

Tabel 2.2. berikut ini.

Tabel 2.2. Sarana Prasarana yang dimiliki di Bidang Produksi Tanaman Pangan Tahun 2010.

No Fasilitas Jumlah Keadaan

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.

Kendaraan roda 4 Kedaraan roda 2 Pesawat telpon AC Komputer Printer Mesin Tik Besar Mesin Tik Kecil Meja Giro Meja Setengah Giro Korsi Papan White Board Filing Kabinet Lemari Buku

1 buah 3 buah 1 buah 1 buah 2 buah 3 buah 1 buah 1 buah 6 buah 14 buah 14 buah 2 buah 1 buah 3 buah

Baik Baik Rusak Baik Rusak 2 Baik 1 rusak Rusak Baik Baik Baik Baik Baik Baik 1 Baik, 2 Rusak

Melihat kondisi sarana dan prasarana yang dimiliki seperti komputer,

mesin tik dan kendaraan dinas yang ada maka kami mengusulkan untuk dilakukan

penambahan sarana dan prasarana guna memperlancar tugas-tugas yang ada di

Bidang Produksi Tanaman Pangan.

Page 48: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 6666 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

C. Anggaran Kegiatan Tahun Anggaran 2010

Anggaran kegiatan pada Bidang Produksi Tanaman Pangan bersumber

dari dana dekonsentrasi (APBN) dan dana DPA (APBD I)

Dana APBN disalurkan melalui Satker Dinas Pertanian Tanaman Pangan

dan Hortikultura (03) TA. 2010, sedangkan dana APBD melaui proyek DPA SKPD

Tahun 2010.

D. Kegiatan Teknis

Melalui kegiatan Satker Dinas Pertanian TAnaman Pangan dan

Hortikultura Provinsi NTB (03) TA. 2010, DPA – SKPD TA. 2010, telah

dialokasikan dana kegiatan sebagai mana Tabel 2.3.

Selain kegiatan Program yang bersumber dari dana APBN dan APBD yang

langsung melekat pada Lembar Kerja Provinsi, terdapat juga kegiatan/program

teknis yang merupakan program pokok (rutinitas) yang dilaksanakan secara

berkala dalam rangka mendukung Program dan Kegiatan Peningkatan Produksi

Tanaman Pangan.

Kegiatan Teknis Bidang Produksi Tanaman Pangan

Page 49: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 7777 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel 2.3. Kegiatan Teknis yang bersumber dari dana Dekonsentrasi (APBN) dan DPA SKPD (APBD I) Bidang Produksi Tanaman Pangan TA. 2010.

No Uraian Kegiatan/Program Jumlah dana Dana Terserap %(Rp) (Rp)

A. Program Pengembangan AgribisnisPembinaan dan Pengembangan Pupuk

1 Koordinasi dan Pengawalan 12,000,000 12,000,000 100.00 2 Pengembangan Sistem Penyediaan dan Pengawasan Pupuk 20,000,000 20,000,000 100.00

Jumlah 32,000,000 32,000,000 100.00 B. Program Peningkatan Ketahanan Pangan1 Koordinasi Pengawalan dan Pengembangan Kelembagaan 34,480,000 34,340,000 99.59

Perbenihan Tanaman Pangan2 Forum Perbenihan Tanaman Pangan 40,520,000 40,087,400 98.93 3 Pelatihan PL II SL-PTT Padi 80,000,000 79,400,000 99.25 4 Pelatihan PL II SL-PTT Jagung 75,000,000 73,950,000 98.60 5 Pelatihan PL II SL-PTT Kedelai 80,000,000 78,300,000 97.88 6 Pelatihan PL II SL-PTT Kacang Tanah 75,000,000 73,660,000 98.21 7 Koordinasi dan Pengawalan SL-PTT Padi 132,390,000 131,390,000 99.24 8 Koordinasi dan Pengawalan SL-PTT Jagung 116,790,000 115,470,000 98.87 9 Koordinasi dan Pengawalan SL-PTT Kedelai 123,590,000 121,980,900 98.70

10 Koordinasi dan Pengawalan SL-PTT Kacang Tanah 69,260,000 55,996,900 80.85 11 Koordinasi Penyusunan Pengembangan Tanaman Pangan 2011 70,455,000 69,956,100 99.29 12 Koordinasi Peningkatan Produksi Melalui SL_PTT Tk. Prov. 63,455,000 63,392,900 99.90 13 POPT-PHP dalam rangka Peningkatan Kinerja dalam Pengamatan 288,500,000 267,487,800 92.72

OPT OPT, DFI, Pengawasan Pupuk, dan Bahan Pengendalian OPT14 Pencanangan Gerakan Pengendalian OPT 129,050,000 120,793,800 93.60 15 Bimbingan Teknis Pengendalian OPT/Penanganan DFI 65,950,000 62,495,300 94.76 16 Pembinaan dan Pengembangan Pestisida 38,000,000 36,100,000 95.00 17 Pembinaan dan Pengembangan Kelembagaan Alsintan 48,100,000 47,968,000 99.73 Jumlah 1,249,440,000 1,205,412,000 96.48

Page 50: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 8888 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

III.REALISASI PROGRAM DAN KEGIATAN POKOK

BIDANG PRODUKSI TANAMAN PANGAN TAHUN 2010

Melalui dukungan dana sebagimana tersebut dalam Tabel 2.3. di atas, Bidang Produksi Tanaman Pangan telah melaksanakan berbagai upaya dalam rangka pencapaian produksi tanaman pangan. Sekalipun telah berupaya sedapat mungkin untuk melaksanakan seluruh program, namun berbagai kendala dan permasalahan dihadapi dalam pelaksanaan program baik di lapngan. Adapun kegiatan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :

A. SEKSI BUDIDAYA SEREALIA DAN KABI A.1. Target dan Realisasi Tanam, Panen dan Produksi Tahun 2010

1) Target dan Realisasi Tanam Tahun 2010

Realisasi tanam tanaman pangan di NTB pada tahun 2010 ( Oktober 2009 s/d September 2010 ) untuk Total padi 401.932 Ha ( 106,39 % dari sasaran 377.797 Ha ), Padi sawah 326.538 Ha ( 104,07 % dari sasaran 326.538 Ha ), Padi ladang 62.106 Ha ( 121,16 % dari sasaran 51.259 Ha), Jagung 79.495 Ha ( 84,61 % dari sasaran 93.955 Ha ), kedelai 93.649 ha ( 96,23 % dari sasaran 97.314 Ha ), Kacang Tanah 25.555 Ha ( 84,27 % dari Sasaran 30.325 Ha ), Kacang Hijau 45.466 ha ( 121,76 % dari sasaran 37.340 Ha ), Ubi kayu 6.133 ha ( 80,04 % dari sasaran 7.662 Ha ) dan ubi jalar 1.083 ha ( 76,86 % dari sasaran 1.409 Ha ), belum tercapainya sasaran tanam untuk beberapa komoditi disebabkan karena waktu tanam Tahun 2010 terjadi kekeringan yang disebabkan El Nino dan pada Musim kemarau terjadi hujan dengan intensitas tinggi yang disebabkan pengaruh La Nina. Adapun realisasi tanam Tahun 2010 untuk masing-masing komoditas dapat dilihat pada tabel 6 berikut dan rincian per Kabupaten/Kota dapat dilihat pada Lampiran

Tabel 3.1. Target dan Realisasi Tanam Komoditi TP tahun 2010 di NTB

Page 51: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 9999 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

No Komoditi Target Realisasi Persen Target Realisasi Persen Target Realisasi Persen

( Ha ( Ha ) ( % ) ( Ha ( Ha ) ( % ) ( Ha ( Ha ) ( % )

1 Padi 292,646 295,754 101.06 85,151 106,178 124.69 377,797 401,932 106.39

P. Sawah 241,387 233,648 96.79 85,151 106,178 124.69 326,538 339,826 104.07

P.Ladang 51,259 62,106 121.16 - - - 51,259 62,106 121.16

2 Jagung 68,505 63,802 93.13 25,450 15,693 61.66 93,955 79,495 84.61

3 Kedelai 45,096 30,491 67.61 52,218 63,158 120.95 97,314 93,649 96.23

4 Kc. Tanah 13,220 11,523 87.16 17,105 14,032 82.03 30,325 25,555 84.27

5 Kc.Hijau 17,420 13,977 80.24 19,920 31,489 158.08 37,340 45,466 121.76

6 Ubi Kayu 6,173 4,718 76.43 1,489 1,415 95.03 7,662 6,133 80.04

7 Ubi Jalar 481 396 82.33 928 687 74.03 1,409 1,083 76.86

M H. 2009/2010 M K. 2010 Tahun 2010

2) Target dan Realisasi Panen

Realisasi panen untuk komoditi tanaman pangan di NTB pada tahun 2010 ( MH 2009/2010 dan MK 2010 ) untuk komomoditi padi dan kacang hijau realisasi diatas 100 %, namun untuk komoditi Jagung, kedelai, kacang tanah, ubi kayu dan ubi jalar tidak mencapai target sasaran. Tidak mencapai targetnya sasaran komoditi Kacang-kacangan dan umbi-umbian disebabkan karena terjadi puso kekeringan disamping luas tanamnya juga turun

Adapun realisasi panen masing-masing komoditi adalah : total padi 375.872 Ha ( 103,46 % dari sasaran 363.326 Ha ), Padi sawah 331.185 Ha ( 106,13 % dari sasaran 312.050 Ha ), Padi ladang 44.687 Ha ( 87,18 % dari sasaran 51.259 Ha), jagung 61.971 Ha ( 70,63 % dari sasaran 87.737 Ha), kedelai 87.627 ha ( 94,84 % dari sasaran 92.396 Ha), Kacang Tanah 24.756 Ha ( 85,93 % dari Sasaran 28.809 Ha), Kacang Hijau 45.568 ha ( 128,45 % dari sasaran 35.476 Ha ), Ubi kayu 5.356 ha ( 69,90 % dari sasaran 7.662 Ha ) dan ubi jalar 1.409 ha ( 79,63 % dari sasaran 1.409 Ha). Adapun rincian realisasi panen Tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 3.2.

Page 52: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 10101010 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel 3.2. Target dan Realisasi Panen Tanaman Pangan Tahun. 2010 di NTB

No Komoditi Target Realisasi Persen Target Realisasi Persen Target Realisasi Persen

( Ha ) ( Ha ) ( % ) ( Ha ) ( Ha ) ( % ) ( Ha ) ( Ha ) ( % )

1 Padi 281,972 268,189 95.11 81,337 107,683 132.39 363,309 375,872 103.46

P. Sawah 230,713 223,792 97.00 81,337 107,393 132.03 312,050 331,185 106.13

P. Ladang 51,259 44,397 86.61 - 290 #DIV/0! 51,259 44,687 87.18

2 Jagung 64,018 46,531 72.68 23,719 15,440 65.10 87,737 61,971 70.63

3 Kedelai 42,842 31,811 74.25 49,554 55,816 112.64 92,396 87,627 94.84

4 Kc. Tanah 12,559 10,437 83.10 16,250 14,319 88.12 28,809 24,756 85.93

5 Kc. Hijau 16,551 15,315 92.53 18,925 30,253 159.86 35,476 45,568 128.45

6 Ubi Kayu 2,004 2,824 140.92 5,658 2,532 44.75 7,662 5,356 69.90

7 Ubi Jalar 481 408 84.82 928 714 76.94 1,409 1,122 79.63

( Januari - Juni ) ( Juli - Desember ) Tahun 2010

3) Target dan Realisasi Produksi

Berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) III 2010 dibandingkan Angka Tetap (ATAP) 2009 menunjukkan bahwa pencapaian produksi semua komoditi serealia (padi dan jagung) dan komoditi Kacang-kacangan dan umbi-umbian (kacang tanah, ubi kayu dan ubi jalar) diperkirakan menurun kecuali kedelai dan kacang hijau meningkat. Tidak tercapainya sasaran produksi tersebut di sebabkan karena :

1. Perubahan waktu tanam tanam karena pergeseran musim hujan yang mencapai 3-4 dasarian

2. Adanya puso akibat kekeringan selama periode Januari-April 2010 yang sangat signifikan sehingga menyebabkan puso pada tanaman padi sawah 6.424 ha, padi ladang 17.255 ha, jagung 15.949 ha, kedelai 1.663 ha, kacang tanah 370 ha dan kacang hijau 943 ha,

Page 53: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 11111111 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel 3.3. Luas Panen, Provitas dan Produksi Tanaman Pangan Tahun 2010

No Komoditi L.Panen Provitas Produksi L.Panen Provitas Produksi L.Panen Provitas Produksi

( Ha ) (Kw/ha) ( Ton ) ( Ha ) (Kw/ha) ( Ton ) ( % ) ( % ) ( % )

1 Padi 374,279 49.98 1,870,775 375,077 47.44 1,779,187 0.21 (5.10) (4.90)

P. Sawah 316,120 52.32 1,653,811 330,540 49.19 1,625,823 4.56 (5.98) (1.69)

P. Ladang 58,159 37.31 216,964 44,537 34.44 153,364 (23.42) (7.69) (29.31)

2 Jagung 81,543 37.88 308,863 61,817 39.91 246,728 (24.19) 5.37 (20.12)

3 Kedelai 87,920 10.90 95,846 90,743 11.38 103,302 3.21 4.43 7.78

4 Kc. Tanah 28,750 13.43 38,615 25,003 13.44 33,609 (13.03) 0.08 (12.96)

5 Kc. Hijau 34,536 9.78 33,774 45,483 10.99 49,982 31.70 12.37 47.99

6 Ubi Kayu 6,514 130.58 85,062 5,847 130.70 76,420 (10.24) 0.09 (10.16)

7 Ubi Jalar 969 116.39 11,278 1,108 116.96 12,959 14.34 0.49 14.91

ATAP Tahun 2009 Aram III Tahun 2010 % Peningkatan

Keterangan : Produksi 2010 Angka Ramalan III

A.2. Target dan Realisasi SL-PTT

1) SL-PTT Padi Non Hibrida

Pelaksanaan SL-PTT padi non hibrida sampai dengan bulan Desember, semua kabupaten/Kota sudah melaksanakan dan realisasinya seluas 83.350 Ha ( 100,0 % ) di 99 kec, 674 desa dan 3.105 kelompok, dengan rata-rata produktivitas sementara 57,79 kw/ha. Rincian pelaksanaan SL-PTT untuk masing-masing Kabupaten/Kota dapat dilihat pada tabel 9 berikut

Tabel 3.4. Target dan Realisasi SL-PTT Padi Non Hibrida di NTB Tahun 2010

Luas

No Kab/Kota Kec Desa Klp Areal Luas Persen Luas Provitas Produksi( Ha ) ( Ha ) ( % ) ( Ha ) (Kw/Ha) ( Ton )

1 M ataram - - - - - - - - -

2 Lobar 10 83 280 7,000 7,000 100.00 - - -

3 KLU 5 26 340 8,500 8,500 100.00 - - -

4 Loteng 11 86 471 15,500 15,500 100.00 15,500 56.51 87,625

5 Lotim 15 76 406 11,000 11,000 100.00 2,348 53.30 12,515

6 Sumbawa 21 135 520 13,000 13,000 100.00 2,300 67.29 15,477

7 KSB 7 36 156 3,900 3,900 100.00 2,016 63.57 12,816

8 Dompu 8 66 373 11,000 11,000 100.00 2,205 63.80 14,068

9 Bima 18 141 467 12,000 12,000 100.00 4,900 54.40 26,656

10 Kota B ima 4 25 92 1,450 1,450 100.00 1,325 57.63 7,636

Jumlah 99 674 3,105 83,350 83,350 100.00 30,594 57.79 176,793

Realisasi PanenJumlah Realisasi Tanam

2) SL-PTT Padi Hibrida

Pelaksanaan SL-PTT padi hibrida sampai dengan bulan Desember, semua kabupaten/Kota sudah melaksanakan dan realisasinya seluas 4.200 Ha atau 100,0 %, di 58 Kec, 176 Desa dan 327 kelompok tani dengan rata-rata produktivitas sementara 62,12 kw/ha. Rincian pelaksanaan SL-PTT untuk masing-masing Kabupaten/Kota dapat dilihat pada tabel 10 berikut

Page 54: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 12121212 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel 3.5. Target dan Realisasi SL-PTT Padi Hibrida di NTB Tahun 2010

Luas

No Kabupaten Kec Desa Klp Areal Luas Persen Luas Provitas Produksi

Kota ( Ha ) ( Ha ) ( % ) ( Ha ) ( Kw/Ha ) ( Ton )

1 Mataram 6 22 59 1,000 1,000 100.00 902 57.83 5,216

2 Lobar - - - - - - - - -

3 KLU - - - - - - - - -

4 Loteng 7 20 32 500 500 100.00 500 69.50 3,475

5 Lotim 8 22 50 500 500 100.00 150 66.00 990

6 Sumbawa 13 31 50 500 500 100.00 - - -

7 KSB 5 23 40 400 400 100.00 - -

8 Dompu 6 21 29 500 500 100.00 120 60.50 726

9 Bima 9 23 36 500 500 100.00 400 61.63 2,465

10 Kota Bima 4 14 31 300 300 100.00 - - -

Jumlah 58 176 327 4,200 4,200.0 100.00 2,072 62.12 12,872

Realisasi PanenJumlah Realisasi Tanam

3) SL-PTT Padi Lahan Kering

Pelaksanaan SL-PTT padi lahan keing sampai dengan bulan Desember, semua kabupaten/Kota sudah melaksanakan dan realisasinya seluas 10.000 Ha atau 100,0 % di 60 Kec, 199 Desa dan 380 Kelompok Tani, Tanam MH 2010/2011 sehingga belum ada panen. Rincian Pelaksanaan SL-PTT untuk masing-masing Kabupaten/Kota dapat dilihat pada tabel 11 berikut:

Tabel 3.6. Target dan Realisasi SL-PTT Padi Lahan Kering di NTB Tahun 2010

LuasNo Kab/Kota Kec Desa Klp Luas Luas Persen Luas Provitas Produksi

( Ha ) ( Ha ) ( % ) ( Ha ) ( Kw/ha ) ( Ton )

1 M ataram - - - - - - - - -

2 Lobar 4 7 20 500 500 100 - - -

3 KLU 2 5 20 500 500 100 - - -

4 Loteng 3 14 28 1,000 1,000 100 - - -

5 Lotim 6 11 40 1,000 1,000 100 - - -

6 Sumbawa 15 45 80 2,000 2,000 100 - - -

7 KSB - - - - - - - - -

8 Dompu 8 33 51 1,500 1,500 100 - - -

9 Bima 18 70 112 3,000 3,000 100 - - - 10 Kota Bima 4 14 29 500 500 100 - - -

Jumlah 60 199 380 10,000 10,000 100

Realisasi PanenJumlah Realisasi Tanam

4) SL-PTT Jagung Hibrida

Pada tabel 12 terlihat bahwa Pelaksanaan SL-PTT jagung sampai dengan bulan Desember, semua kabupaten/Kota sudah melaksanakan dan realisasinya seluas 1.740 Ha atau 100,0 % di 41 Kec. 86 Desa dan 210 kelompok tani , dengan rata-rata sementara produktivitas 69,46 kw/ha,

Page 55: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 13131313 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel 3.7. Target dan Realisasi SL-PTT jagung hibrida di di NTB Tahun 2010

Luas

No Kabupaten Kec Desa Klp Areal Luas Persen Luas Provitas ProduksiKota ( Ha ) ( Ha ) ( % ) ( ha ) ( kw/Ha ) ( ton )

1 Mataram - - - - - - - - -

2 Lobar 8 10 10 150 150 100.00 130 43.23 562

3 KLU 2 10 10 150 150 100.00 150 65.00 975

4 Loteng - - - - - - - - -

5 Lotim 5 12 23 345 345 100.00 345 93.10 3,212

6 Sumbawa 6 16 23 345 345 100.00 345 65.04 2,244

7 KSB 1 6 6 150 150 100.00 150 62.33 935

8 Dompu 6 8 11 150 150 100.00 150 74.33 1,115

9 Bima 9 15 19 300 300 100.00 300 62.10 1,863

10 Kota Bima 4 9 10 150 150 100.00 - - -

Jumlah 41 86 210 1,740 1,740 100.00 1,570 69.46 10,906

Realisasi PanenJumlah Realisasi Tanam

5) SL-PTT Kedelai

Pelaksanaan SL-PTT kedelai sampai dengan bulan Desember, kabupaten/Kota sudah melaksanakan dan realisasinya seluas 24.780 Ha atau 99,12 % di 66 Kec, 390 Desa dan 1575 kelompok tani dengan rata-rata produktivitas 14,59 kw/ha. Tidak tercapainya sasaran tersebut diatas disebabkan karena Kabupaten Lombok Barat tidak dapat melaksanakan seluas 210 Ha. Rincian pelaksanaan SL-PTT untuk masing-masing Kabupaten/Kota dapat dilihat pada tabel 13 berikut

Tabel 3.8. Target dan Realisasi SL-PTT kedelai di NTB Tahun 2010

Page 56: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 14141414 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Luas

No Kabupaten Kec Desa Klp Areal Luas Persen Luas Provitas Produksi

Kota ( Ha ) ( Ha ) ( %) ( Ha ) ( Kw/Ha ) ( Ton )

1 M ataram 6 23 40 500 500 100.00 486 14.60 709.60

2 Lobar 8 44 150 1,500 1,280 85.33 1,104 15.91 1,756

3 KLU - - - - - - - - -

4 Loteng 7 58 298 6,000 6,000 100.00 5,000 13.63 6,815

5 Lotim 2 6 50 500 500 100.00 500 17.98 899.03

6 Sumbawa 11 54 250 2,500 2,500 100.00 - - -

7 KSB 4 14 46 1,000 1,000 100.00 - - -

8 Dompu 8 57 183 5,000 5,000 100.00 5,000 13.91 6,955

9 B ima 16 107 466 7,000 7,000 100.00 7,000 14.77 10,339

10 Kota Bima 4 27 92 1,000 1,000 100.00 390 24.35 949.78

Jumlah 66 390 1,575 25,000 24,780 99.12 19,480 14.59 28,423

Realisasi PanenJumlah Realisasi Tanam

6) SL-PTT Kacang Tanah

Pelaksanaan SL-PTT Kacang Tanah sampai dengan bulan Desember, semua kabupaten/Kota sudah melaksanakan dan realisasinya seluas 3.250 Ha atau 100,0 % di 46 Kec, 152 Desa dan 276 Kelompok tani dengan rata-rata produktivitas 11,45 kw/ha. Rincian pelaksanaan SL-PTT untuk masing-masing Kabupaten/Kota dapat dilihat pada tabel 3.9 berikut :

Tabel 3.9. Target dan Realisasi SL-PTT Kc. Tanah di NTB

Luas

No Kabupaten Kec Desa Klp Areal Luas Persen Luas Pov PodKota ( Ha ) ( Ha ) ( % ) ( Ha ) ( Kw/Ha ) ( Ton )

1 Mataram - - - - - - - - -

2 Lobar 10 48 58 600 600 100.00 576 1.64 94.46 3 KLU - - - - - - - - -

4 Loteng 4 24 58 800 800 100.00 - - -

5 Lotim - - - - - - - - -

6 Sumbawa 16 31 65 650 650 100.00 - - -

7 KSB - - - - - - - - -

8 Dompu - - - - - - - - -

9 Bima 16 49 95 1,200 1,200 100.00 1,200 16.16 1,939

10 Kota Bima - - - - - - - - -

Jumlah 46 152 276 3,250 3,250 100.00 1,776 11.45 2,033

Realisasi PanenJumlah Realisasi Tanam

A.3. Target dan Realisasi BLBU Non SL-PTT

1) Target dan Realisasi BLBU Padi Hibrida

Pelaksanaan BLBU padi hibida sampai dengan bulan Desember, semua kabupaten/Kota sudah melaksanakan dan realisasinya seluas. 2.100 Ha atau 100,0 %, di 35 Kec, 72 Desa dan 114 Kelompok. Rincian pelaksanaan BLBU untuk masing-masing Kabupaten/Kota dapat dilihat pada tabel 15 berikut

Page 57: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 15151515 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel 15. Target dan Realisasi BLBU Padi Hibrida di NTB Tahun 2010

Luas

No Kab/Kota Kec Desa Klp Areal Luas Persen Luas Provitas Produksi

( Ha ) ( Ha ) ( % ) ( Ha ) (Kw/Ha) ( Ton )

1 M ataram - - - 200 200 100.0 - - -

2 Lobar - - - - - - - - -

3 KLU - - - - - - - - -

4 Loteng 4 8 11 250 250 100.0 - - -

5 Lotim 7 12 19 250 250 100.0 - - -

6 Sumbawa 9 17 20 500 500 100.0 - - -

7 KSB 1 8 10 250 250 100.0 - - -

8 Dompu 4 7 11 250 250 100.0 - - -

9 B ima 8 11 14 200 200 100.0 - - -

10 Kota B ima 2 9 29 200 200 100.0 - - -

NTB 35 72 114 2,100 2,100 100.0 - - -

Realisasi PanenJumlah Realisasi Tanam

2) Target dan Realisasi BLBU Jagung Hibrida

Pelaksanaan BLBU Jagung hibida sampai dengan bulan Desember, semua kabupaten/Kota sudah melaksanakan dan realisasinya seluas 9.100 Ha atau 100,0 %, di 62 Kec, 189 Desa dan 529 kelompok,. Rincian pelaksanaan BLBU untuk masing-masing Kabupaten/Kota dapat dilihat pada tabel 16 berikut

Tabel 16. Target dan Realisasi BLBU jagung hibrida di di NTB Tahun 2010

Luas

No Kabupaten Kec Desa Klp Areal Luas Persen Luas Provitas ProduksiKota ( Ha ) ( Ha ) ( % ) ( ha ) ( kw/Ha ) ( ton )

1 Mataram - - - - - - - - -

2 Lobar 6 25 66 1,000 1,000 100.00 - - -

3 KLU 2 8 20 500 500 100.00 - - -

4 Loteng 3 7 18 500 500 100.00 - - -

5 Lotim 5 22 155 2,000 2,000 100.00 - - -

6 Sumbawa 10 27 80 2,000 2,000 100.00 - - -

7 KSB 10 8 23 100 100 100.00 - - -

8 Dompu 7 11 15 500 500 100.00 - - -

9 Bima 16 67 116 2,000 2,000 100.00 1,391 61.38 8,538

10 Kota Bima 3 14 36 500 500 100.00 - - -

Jumlah 62 189 529 9,100 9,100 100.00 1,391 61.38 8,538

Realisasi PanenJumlah Realisasi Tanam

3) Target dan Realisasi BLBU Kedelai

Pelaksanaan BLBU padi sampai dengan bulan Desember, semua kabupaten/Kota sudah melaksanakan dan realisasinya seluas 20.220 Ha atau 100,0 %, di 64 Kec, 288 Desa dan 1015 kelompok. Rincian pelaksanaan BLBU untuk masing-masing Kabupaten/Kota dapat dilihat pada tabel 17 berikut

Tabel 17. Target dan Realisasi BLBU kedelai di NTB Tahun 2010

Page 58: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 16161616 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Luas

No Kabupaten Kec Desa Klp Areal Luas Persen Luas Provitas ProduksiKota ( Ha ) ( Ha ) ( %) ( Ha ) ( Kw/Ha ) ( Ton )

1 Mataram 4 11 31 615 615 100.00 - - -

2 Lobar 7 43 144 1,290 1,290 100.00 1,219 14.0 1,707

3 KLU - - - - - - - - -

4 Loteng 10 52 331 7,615 7,615 100.00 - - -

5 Lotim 1 5 14 500 500 100.00 - - -

6 Sumbawa 15 40 122 3,000 3,000 100.00 - - -

7 KSB 1 9 35 1,000 1,000 100.00 - - -

8 Dompu 7 28 43 1,000 1,000 100.00 225 13.0 293

9 Bima 15 85 252 4,700 4,700 100.00 4,130 14.25 5,885

10 Kota Bima 4 15 43 500 500 100.00 - - -

Jumlah 64 288 1,015 20,220 20,220 100.00 5,574 14.14 7,884

Realisasi PanenJumlah Realisasi Tanam

4) Target dan Realisasi BLBU padi gogo

Pelaksanaan BLBU padi gogo sampai dengan bulan Desember, semua kabupaten/Kota sudah melaksanakan dan realisasinya seluas 5.000 Ha atau 100,0 %, di 23 Kec, 106 Desa dan 231 kelompok, Rincian pelaksanaan BLBU untuk masing-masing Kabupaten/Kota dapat dilihat pada tabel 18 berikut

Tabel 18. Target dan Realisasi BLBU padi gogo di NTB Tahun 2010

Kota ( Ha ) ( Ha ) ( %) ( Ha ) ( Kw/Ha ) ( Ton )

1 Mataram - - - - - - - - -

2 Lobar - - - - - - - - -

3 KLU - - - - - - - - -

4 Loteng - - - - - - - - -

5 Lotim - - - - - - - - -

6 Sumbawa 5 20 44 1,000 1,000 100.00 - - -

7 KSB - - - - - - - - -

8 Dompu 3 16 38 1,000 1,000 100.00 - - -

9 Bima 15 70 149 3,000 3,000 100.00 - - -

10 Kota Bima - - - - - - - - -

Jumlah 23 106 231 5,000 5,000 100.00 - - -

3.1.2. Target dan Realisasi CBN

• Target dan Realisasi CBN padi sawah

Pelaksanaan CBN padi sawah sampai dengan bulan Desember, sudah dilaksanakan dan realisasinya seluas 1.184 Ha atau 100,0 %,di 7 Kec, 21 Desa dan 60 kelompok,. Rincian pelaksanaan CBN untuk masing-masing Kabupaten/Kota dapat dilihat pada tabel 19 berikut

Page 59: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 17171717 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel 19. Target dan Realisasi CBN Padi Sawah di NTB Tahun 2010

Luas

No Kabupaten Kec Desa Klp Areal Luas Persen Luas Provitas Produksi

Kota ( Ha ) ( Ha ) ( %) ( Ha ) ( Kw/Ha ) ( Ton )1 Mataram - - - - - - - - -

2 Lobar - - - - - - - - -

3 KLU - - - - - - - - - 4 Loteng - - - - - - - - -

5 Lotim - - - - - - - - -

6 Sumbawa 7 21 60 1,184 1,184 100.00 - - -

7 KSB - - - - - - - - -

8 Dompu - - - - - - - - -

9 Bima - - - - - - - - - 10 Kota Bima - - - - - - - - -

Jumlah 7 21 60 1,184 1,184 100.00 - - -

Realisasi PanenJumlah Realisasi Tanam

• Target dan Realisasi CBN padi gogo

Pelaksanaan CBN padi gogo sampai dengan bulan Desember, sudah melaksanakan dan realisasinya seluas 7.740 Ha atau 100,0 %,di 15 Kec, 51 Desa dan 299 kelompok. Rincian pelaksanaan CBN untuk masing-masing Kabupaten/Kota dapat dilihat pada tabel 20 berikut

Tabel 20. Target dan Realisasi CBN Padi Gogo di NTB Tahun 2009

Luas

No Kabupaten Kec Desa Klp Areal Luas Persen Luas Provitas Produksi

Kota ( Ha ) ( Ha ) ( %) ( Ha ) ( Kw/Ha ) ( Ton )

1 Mataram - - - - - - - - -

2 Lobar - - - - - - - - -

3 KLU - - - - - - - - -

4 Loteng - - - - - - - - -

5 Lotim - - - - - - - - -

6 Sumbawa 15 51 299 7,746 7,746 100.00 - - -

7 KSB - - - - - - - - - 8 Dompu - - - - - - - - -

9 Bima - - - - - - - - -

10 Kota Bima - - - - - - - - -

Jumlah 15 51 299 7,746 7,746 100.00 - - -

Realisasi PanenJumlah Realisasi Tanam

• Target dan Realisasi CBN jagung hibida

Pelaksanaan CBN jagung hibida sampai dengan bulan Desember, sudah dilaksanakan dan ralisasinya seluas 16.146 Ha atau 100,0 %, di 20 Kec, 112 Desa dan 700 kelompok. Rincian pelaksanaan CBN untuk masing-masing Kabupaten/Kota dapat dilihat pada tabel 21 berikut

Page 60: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 18181818 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel 21. Target dan Realisasi CBN Jagung Hibrida di NTB Tahun 2010

Luas

No Kabupaten Kec Desa Klp Areal Luas Persen Luas Provitas ProduksiKota ( Ha ) ( Ha ) ( %) ( Ha ) ( Kw/Ha ) ( Ton )

1 Mataram - - - - - - - - -

2 Lobar - - - - - - - - -

3 KLU 2 16 187 4,701 4,000 85.09 - - -

4 Loteng - - - - - - - - - 5 Lotim - - - - - - - - -

6 Sumbawa 10 28 237 9,237 9,237 100.00 - - - 7 KSB 1 15 69 2,208 2,208 100.00 - - -

8 Dompu 7 53 207 3,000 3,000 100.00 - - - 9 Bima - - - - - - - - -

10 Kota Bima - - - - - - - - -

Jumlah 20 112 700 19,146 18,445 96.34 - - -

Realisasi PanenJumlah Realisasi Tanam

• Target dan Realisasi CBN kedelai

Pelaksanaan CBN kedelai sampai dengan bulan Desember, sudah melaksanakan dan ralisasinya seluas 4.755 Ha atau 100,0 %, di 10 Kecamatan, 54 Desa dan 227 kelompok. Rincian pelaksanaan CBN untuk masing-masing Kabupaten/Kota dapat dilihat pada tabel 22 berikut

Tabel 22. Target dan Realisasi CBN kedelai di NTB Tahun 2010

Luas

No Kabupaten Kec Desa Klp Areal Luas Persen Luas Provitas Produksi

Kota ( Ha ) ( Ha ) ( %) ( Ha ) ( Kw/Ha ) ( Ton )

1 M ataram - - - - - - - - -

2 Lobar - - - - - - - - -

3 KLU - - - - - - - - -

4 Loteng 10 54 227 4,755 4,755 100.0 - - -

5 Lotim - - - - - - - - -

6 Sumbawa - - - - - - - - -

7 KSB - - - - - - - - -

8 Dompu - - - - - - - - -

9 Bima - - - - - - - - -

10 Kota Bima - - - - - - - - -

Jumlah 10 54 227 4,755 4,755 100.0 - #DIV/0! -

Realisasi PanenJumlah Realisasi Tanam

3.1.3. Target dan Realisasi BLBU APBN-P

1) Target dan Realisasi BLBU APBN-P Padi Non hibrida

Pelaksanaan BLBU APBN-P padi non hibrida sampai dengan bulan Desember, sudah melaksanakan dan realisasinya seluas 39.100 Ha atau 100,0 %, di 54 Kec, 380 Desa dan 1.855 kelompok. Rincian pelaksanaan BLBU APBN-P Padi non hibrida untuk masing-masing Kabupaten/Kota dapat dilihat pada tabel 23 berikut

Page 61: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 19191919 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel 23. Target dan Realisasi BLBU APBN-P Padi Non Hbrida di NTB 2010

Luas

No Kabupaten Kec Desa Klp Areal Luas Persen Luas Provitas ProduksiKota ( Ha ) ( Ha ) ( %) ( Ha ) ( Kw/Ha ) ( Ton )

1 Mataram - - - - - - - - -

2 Lobar - - - - - - - - -

3 KLU - - - - - - - - -

4 Loteng 7 110 826 17,000 17,000 100.0 - - -

5 Lotim 15 67 378 8,100 8,100 100.00 - - -

6 Sumbawa 10 42 206 5,000 5,000 100.00 - - -

7 KSB - - - - - - - - -

8 Dompu 4 30 80 2,000 2,000 100.00 - - -

9 Bima 18 131 365 7,000 7,000 100.00 - - -

10 Kota Bima - - - - - - - - -

Jumlah 54 380 1,855 39,100 39,100 100.00 - - -

Realisasi PanenJumlah Realisasi Tanam

2) Target dan Realisasi BLBU APBN-P Jagung hibrida

Pelaksanaan BLBU APBN-P Jagung hibrida sampai dengan bulan Desember, sudah melaksanakan dan realisasinya seluas 16.484 Ha atau 100,0 %, di 52 kecamatan, 238 Desa dan 811 kelompok. Rincian pelaksanaan BLBU APBN-P jagung hibida untuk masing-masing Kabupaten/Kota dapat dilihat pada tabel 24 berikut

Tabel 24. Target dan Realisasi BLBU APBN-P Jagung Hibrida di NTB 2010

Luas

No Kabupaten Kec Desa Klp Areal Luas Persen Luas Provitas ProduksiKota ( Ha ) ( Ha ) ( %) ( Ha ) ( Kw/Ha ) ( Ton )

1 Mataram - - - - - - - - -

2 Lobar - - - - - - - - -

3 KLU 2 7 40 1,000 1,000 100.00 - - -

4 Loteng 6 27 76 2,000 2,000 100.00 - - -

5 Lotim 8 26 175 3,484 3,484 100.00 - - -

6 Sumbawa 12 46 169 4,000 4,000 100.00 - - -

7 KSB - - - - - - - - -

8 Dompu 7 46 173 3,000 3,000 100.00 - - -

9 Bima 17 86 178 3,000 3,000 100.00 - - -

10 Kota Bima - - - - - - - - -

Jumlah 52 238 811 16,484 16,484 100.00 - - -

Realisasi PanenJumlah Realisasi Tanam

3) Target dan Realisasi BLBU APBN-P/UPSUS Kedelai

Pelaksanaan BLBU APBN-P/UPSUS kedelai sampai dengan bulan Desember, sudah melaksanakan dan ralisasinya seluas 25.000 Ha atau 100,0 %, dan, 180 desa dan 776 kelompok. Rincian pelaksanaan BLBU APBN-P/UPSUS Kedelai untuk masing-masing Kabupaten/Kota dapat dilihat pada tabel 25 berikut

Page 62: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 20202020 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel 25. Target dan Realisasi BLBU kedelai APBN-P/UPSUS di NTB 2010

Luas

No Kabupaten Kec Desa Klp Areal Luas Persen Luas Provitas ProduksiKota ( Ha ) ( Ha ) ( %) ( Ha ) ( Kw/Ha ) ( Ton )

1 M ataram - - - - - - - - -

2 Lobar - - - - - - - - -

3 KLU - - - - - - - - -

4 Loteng 4 20 120 5,500 3,000 54.55 - - -

5 Lotim 4 11 32 500 500 100.00 - - -

6 Sumbawa 6 18 76 2,000 2,000 100.00 - - -

7 KSB - - - - - - - - -

8 Dompu 8 42 160 5,000 2,500 50.00 - - -

9 Bima 15 75 328 11,000 11,000 100.00 - - -

10 Kota Bima 4 14 60 1,000 1,000 100.00 - - -

Jumlah 41 180 776 25,000 20,000 80.00 - - -

Realisasi PanenJumlah Realisasi Tanam

3.1.4. Target dan Realisasi Program Agribisnis Jagung ( PAJ )

Jagung adalah salah satu komoditi yang masuk dalam Program unggulan daerah NTB. Dalam pelaksanaannya program pengembangan Agribsnis jagung dilaksanakan melalui program akselerasi/percepatan

Pada Tahun 2009, berdasarkan Angka Tetap yang dikeluarkan oleh BPS produksi jagung sebesar 308.863 Ton meningkat sebesar 29,75 % dari sasaran produksi yang ditetapkan pada PAJ sebesar 238.043 Ton

Sementara untuk Tahun 2010 realisasi tanam jagung sebesar 79.495 Ha ( 98,79 % dari sasaran 80.471 ha) dan panen 61.971 Ha ( 81,06 % dari sasaran 76.447 ha), seperti tampak pada tabel 26 berikut

Tabel 26. Target dan Realisasi Program Agribisnis Jagung (PAJ) 2010

No Kab/Kota Target Reali Persen Target Reali Persen Target Reali Persen

( Ha ) ( Ha ) ( % ) ( Ha ) ( Ha ) ( % ) ( Ton ) ( Ton ) ( % )

1 M ataram 13 - - 12 - - 55 - -

2 Lobar 7,426 8,284 111.55 7,055 8,146 115.47 12,180 - -

3 KLU - - - - - - - - -

4 Loteng 4,282 3,794 88.60 4,068 3,209 78.89 14,637 - -

5 Lotim 16,273 17,723 108.91 15,459 16,807 108.72 59,427 - -

6 Sumbawa 26,359 24,758 93.93 25,041 14,541 58.07 96,712 - -

7 KSB 4,796 5,626 117.31 4,556 3,072 67.42 19,060 - -

8 Dompu 8,304 6,076 73.17 7,889 5,801 73.53 34,110 - -

9 B ima 12,076 12,339 102.18 11,472 9,708 84.62 40,027 - -

10 Kota Bima 942 895 95.01 895 687 76.77 3,132 - -

Jumlah 80,471 79,495 98.79 76,447 61,971 81.06 279,340 - -

Target & Reali ProduksiTarget & Realisasi Tanam Target & Realisasi Panen

Page 63: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 21212121 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

3.2. Pelaksanaan Kegiatan APBN TA. 2010

3.2.1. Koordinasi dan Pengawalan SL-PTT Padi

a. Pencapaian Keuangan :

Kegiatan koordinasi dan Pengawalan SL-PTT tahun ini target keuangan sebesar Rp 132.390.000 (100,0 %), sementara kegiatan koordinasi dan pengawalan telah dilakukan sehingga realisasi keuangan sebesar Rp 131.390.000,- atau 99,24 %, dan realisasi Fisik 100 %

b. Hasil dari dilaksanakannya kegiatan

- Terlaksananya kegiatan koordinasi SL-PTT padi di 10 Kabupaten/Kota Se NTB pada bulan Pebruari 2010 yang masing-masing kabupaten/Kota dihadiri oleh 30 orang petugas dari unsur Dinas, KCD/UPTD, Pimpinan BPP, PPL, PBT dan POPT

- Terjadinya persamaan persepsi antar petugas Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan dalam rangka pelaksanaan kegiatan SL-PTT Padi di 10 Kabupaten/Kota se NTB

- Terwujudnya pelaksanaan kegiatan SL-PTT Padi di 10 Kabupaten/Kota se NTB sesuai dengan peduman Pelaksanaan, Petunjuk Pelaksanaan dan petunjuk Teknis

- Dari hasil pengawalan yang dilakukan, hal yang menonjol dijumpai di tingkat lapang adalah

a. Adanya penyaluran benih yang tidak tepat waktu dan tidak tepat varietas, sehingga ada kabupaten yang melaksanakan SL-PTT mundur

b. Dana untuk pembelian saprodi dan pertemuan di LL cair terlambat c. Petunjuk teknis ada yang belum sampai di tingkat penyuluh d. Pembelian Saprodi untuk LL tidak berdasarkan hasil KKP e. Pelaksanaan pelatihan PL III agak terlambat karena ada SL-PTT yang

sudah jalan baru dilakukan pelatihan PL III

c. Dampak dari dilaksanakannya kegiatan Terjadinya peningkatan Produktivitas, yaitu : - Padi non Hibrida 500 – 1.250 kw/ha - Padi Hibrida 1.000 – 2.250 kw/ha - Padi Lahan Kering 500 – 1.250 kw/ha

3.2.2. Koordinasi dan Pengawalan SL-PT T Jagung

a. Pencapaian Keuangan :

Kegiatan koordinasi dan Pengawalan SL-PTT sampai dengan bulan Desember target keuangan 100,0%, sementara kegiatan koordinasi dan pengawalan

Page 64: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 22222222 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

telah dilakukan dengan realisasi keuangan sebesar Rp 115.470.000,- atau 98,87 % dan realisasi fisik mencapai 100 %.

b. Hasil dari dilaksanakannya kegiatan

- Terlaksananya kegiatan koordinasi SL-PTT Jagung di 8 Kabupaten/Kota Se NTB pada bulan Maret 2010 yang masing-masing kabupaten/Kota dihadiri oleh 25 orang petugas dari unsur Dinas, KCD/UPTD, Pimpinan BPP, PPL, PBT dan POPT

- Terjadinya persamaan persepsi antar petugas Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan dalam rangka pelaksanaan kegiatan SL-PTT Jagung di 8 Kabupaten/Kota se NTB

- Terwujudnya pelaksanaan kegiatan SL-PTT Jagung di 8 Kabupaten/Kota se NTB sesuai dengan peduman Pelaksanaan, Petunjuk Pelaksanaan dan petunjuk Teknis

- Dari hasil pengawalan yang dilakukan, hal yang menonjol dijumpai di tingkat lapang adalah :

a. Adanya penyaluran benih yang tidak tepat waktu dan tidak tepat varietas, sehingga ada kabupaten yang melaksanakan SL-PTT mundur

b. Dana untuk pembelian saprodi dan pertemuan di LL cairnya terlambat

c. Petunjuk teknis ada yang belum sampai di tingkat penyuluh

d. Pembelian Saprodi untuk LL tidak berdasarkan hasil KKP

e. Pelaksanaan pelatihan PL III agak terlambat karena ada SL-PTT yang sudah jalan baru dilakukan pelatihan PL III

c. Dampak dari dilaksanakannya kegiatan

Terjadinya peningkatan Provitas Jagung hibrida, yaitu : 2.500 – 3.000 kw/ha

3.2.3. Koordinasi dan Pengawalan SL-PTT Kedelai

a. Pencapaian Keuangan :

Kegiatan koordinasi dan Pengawalan SL-PTT sampai dengan bulan ini target keuangan 100,0%, sementara kegiatan koordinasi dan pengawalan telah dilakukan sehingga ada realisasi keuangan sebesar Rp 121.980.900,- atau 98,70 % dan realisasi fisik 100 %.

b. Hasil dari dilaksanakannya kegiatan

- Terlaksananya kegiatan koordinasi SL-PTT kedelai di 9 Kabupaten/Kota Se NTB pada bulan April 2010 yang masing-masing kabupaten/Kota dihadiri oleh 25 orang petugas dari unsur Dinas, KCD/UPTD, Pimpinan BPP, PPL, PBT dan POPT

Page 65: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 23232323 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

- Terjadinya persamaan persepsi antar petugas Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan dalam rangka pelaksanaan kegiatan SL-PTT kedelai di 9 Kabupaten/Kota se NTB

- Terwujudnya pelaksanaan kegiatan SL-PTT kedelai di 9 Kabupaten/Kota se NTB sesuai dengan peduman Pelaksanaan, Petunjuk Pelaksanaan dan petunjuk Teknis

- Dari hasil pengawalan yang dilakukan, hal yang menonjol dijumpai di tingkat lapang adalah

a. Adanya penyaluran benih yang tidak tepat waktu dan tidak tepat varietas, sehingga ada kabupaten yang melaksanakan SL-PTT mundur

b. Dana untuk pembelian saprodi dan pertemuan di LL cair terlambat c. Petunjuk teknis ada yang belum sampai di tingkat penyuluh d. Pembelian Saprodi untuk LL tidak berdasarkan hasil KKP e. Pelaksanaan pelatihan PL III agak terlambat karena ada SL-PTT yang

sudah jalan baru dilakukan pelatihan PL III f. Kualitas benih ada yang kurang bagus,

c. Dampak dari dilaksanakannya kegiatan

Terjadinya peningkatan Produktivitas Kedelai, yaitu : 300 – 600 kw/ha

3.2.4. Koordinasi dan Pengawalan SL-PTT Kacang Tanah

a. Pencapaian Keuangan :

Kegiatan koordinasi dan Pengawalan SL-PTT sampai dengan bulan Desember target keuangan 100,0%, dan kegiatan koordinasi dan pengawalan telah dilaksanakan sehingga ada realisasi keuangan sebesar Rp 55.996.900,- atau 80,85 %, realisasi fisik 100 %.

b. Hasil dari dilaksanakannya kegiatan

- Terlaksananya kegiatan koordinasi SL-PTT Kacang Tanah di 4 Kabupaten/Kota Se NTB pada bulan Mei, yang masing-masing kabupaten/Kota akan dihadiri oleh 25 orang petugas dari unsur Dinas, KCD/UPTD, Pimpinan BPP, PPL, PBT dan POPT

- Terjadinya persamaan persepsi antar petugas Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan dalam rangka pelaksanaan kegiatan SL-PTT Kacang Tanah di 4 Kabupaten/Kota se NTB

- Terwujudnya pelaksanaan kegiatan SL-PTT Kacang Tanah di 4 Kabupaten/Kota se NTB sesuai dengan peduman Pelaksanaan, Petunjuk Pelaksanaan dan petunjuk Teknis

Page 66: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 24242424 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

- Dari hasil pengawalan yang dilakukan, hal yang menonjol dijumpai di tingkat lapang adalah

a. Adanya penyaluran benih yang tidak tepat waktu dan tidak tepat varietas, sehingga ada kabupaten yang melaksanakan SL-PTT mundur

b. Dana untuk pembelian saprodi dan pertemuan di LL cairnya terlambat c. Petunjuk teknis ada yang belum sampai di tingkat penyuluh d. Pembelian Saprodi untuk LL tidak berdasarkan hasil KKP e. Pelaksanaan pelatihan PL III agak terlambat karena ada SL-PTT yang

sudah jalan baru dilakukan pelatihan PL III

c. Dampak dari dilaksanakannya kegiatan

Terjadinya peningkatan Produktivitas Kacang Tanah, yaitu : 500 – 700 kw/ha

3.2.5. Koordinasi Penyusunan dan Pengembangan Tanaman Pangan 2011

a. Pencapaian Keuangan :

Kegiatan koordinasi penyusunan dan pengembangan Tanaman Pangan 2011 sampai dengan bulan ini belum ada target keuangan, sementara realisasi keuangan telah mencapai Rp 69.956.100,- ( 99,29 % ), capaian fisik 100 %

b. Hasil dari dilaksanakannya kegiatan

- Terlaksananya kegiatan koordinasi penyusunan dan pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2011 Tingkat Provinsi pada tanggal 7 s/d 9 Oktober 2010 di Hotel Lombok Raya Mataram yang dihadiri oleh 30 orang petugas dari unsur Dinas Pertanian Kabupaten/Kota 20 orang dan Badan yang menangani penyuluhan Kabupaten/Kota 10 Orang

- Tersusunya Sasaran Tanam, Panen, Produktivitas dan Produksi Tanaman Pangan di 10 Kabupaten /Kota se NTB Tahun 2011 untuk komoditi Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi kayu dan Ubi Jalar, yaitu :

Tabel 27. Target Tanam, Panen dan Produksi TP di NTB Tahun 2011

No Komoditi Panen Provitas Produksi

2010/2011 2011 Total ( Ha ) ( Kw/Ha ) ( Ton )

1 Padi 294,545 94,760 389,305 372,573 54.98 2,016,978

P. Sawah 239,880 94,760 334,640 317,908 49.73 1,806,815

P. Ladang 54,665 - 54,665 54,665 41.00 210,163

2 Jagung 74,185 22,935 97,120 92,264 42.17 407,000

3 Kedelai 41,168 55,029 96,197 91,387 14.61 135,000

4 Kc. Tanah 12,992 16,550 29,542 28,065 14.10 40,623

5 Kc. Hijau 18,105 21,585 39,690 37,706 13.55 48,071

6 Ubi Kayu 6,173 1,489 7,662 7,662 134.94 100,690

7 Ubi Jalar 540 1,005 1,545 1,468 120.00 16,908

Sasaran

Tanam

Page 67: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 25252525 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

c. Dampak dari dilaksanakannya kegiatan

a. Terjadinya peningkatan produksi Tanaman Pangan untuk komoditi Padi, Jagung, Kedelai, Kac.Tanah, Kac. Hijau, Ubi kayu dan Ubi Jalar Tahun 2011

b. Berkembang dan meningkatnya usaha budidaya komoditi Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi kayu dan Ubi Jalar

6) Koordinasi Peningkatan Produksi Melalui SL-PTT Tingkat Provinsi

a. Pencapaian Keuangan :

Kegiatan koordinasi peningkatan produksi melalui SL-PTT Tingkat Provinsi sampai dengan bulan ini target keuangan 100,0, sementara kegiatan koordinasi telah dilakukan bulan Maret dan realisasi keuangan telah mencapai Rp 63.392.900,- ( 99,90 % ), realisasi fisik 100 %.

b. Hasil dari dilaksanakannya kegiatan

- Terlaksananya kegiatan koordinasi peningkatan produksi melalui SL-PTT Tingkat Provinsi pada tanggal 2 s/d 4 Maret 2010 di Hotel Lombok Raya Mataram yang dihadiri oleh 30 orang petugas dari unsur Dinas Pertanian Kabupaten/Kota 20 orang dan Badan yang menangani penyuluhan Kabupaten/Kota 10 Orang

- Terjadinya persamaan persepsi antar petugas Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota dalam rangka pelaksanaan kegiatan SL-PTT Padi, Jagung, kedelai dan Kacang Tanah di 10 Kabupaten/Kota se NTB

- Terwujudnya pelaksanaan kegiatan SL-PTT Padi, Jagung, kedelai dan kacang tanah di 10 Kabupaten/Kota se NTB sesuai dengan peduman Pelaksanaan, Petunjuk Pelaksanaan dan petunjuk Teknis

c. Dampak dari dilaksanakannya kegiatan

a. Terjadinya peningkatan Produktivitas : - Padi non Hibrida 500 – 1.250 kw/ha - Padi Hibrida 1.000 – 2.250 kw/ha - Padi Lahan Kering 500 – 1.250 kw/ha - Jagung Hibrida 2.500 – 3.000 kw/ha - Kedelai 300 – 600 kw/ha - Kacang tanah 500 – 700 kw/ha

b. Petani mau menerapkan PTT Padi, Jagung, Kedelai dan Kacang Tanah di lahannya sendiri seperti apa yang telah diterima pada saat SL-PTT Kabupaten/Kota Se NTB

c. Berkembang dan meningkatnya kegiatan SL-PTT Padi, Jagung, Kedelai dan Kacang Tanah di Kabupaten/Kota Se NTB

Page 68: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 26262626 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

3.3. Pelaksanaan Kegiatan APBD

3.3.1. Pertemuan Program Aksi Masyarakat Agribisnis Tanaman Pangan Tahun 2011

a. Pencapaian Keuangan :

Kegiatan Pertemuan Program Aksi Masyarakat Agribinis Tanaman pangan Tingkat Provinsi sampai dengan bulan Desember realisasi keuangan Rp. 53.043.000 (100,0 %). Realisasi fisik 100 %.

b. Hasil dari dilaksanakannya kegiatan

- Terlaksananya kegiatan Pertemuan koordinasi Program Aksi Masyarakat Agribisnis Tanaman Pangan Tahun 2011 pada tanggal 27 s/d 29 Juli 2010 untuk komoditi Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi kayu dan Ubi Jalar

- Tersusunya Sasaran Tanam, Panen, Produktivitas dan Produksi Tanaman Pangan di 10 Kabupaten /Kota se NTB Tahun 2011, yaitu :

Tabel 28. Target Tanam, Panen dan Produksi TP di NTB Tahun 2011

No Komoditi Panen Provitas Produksi

2010/2011 2011 Total ( Ha ) ( Kw/Ha ) ( Ton )

1 Padi 294,545 94,760 389,305 372,573 54.98 2,016,978

P. Sawah 239,880 94,760 334,640 317,908 49.73 1,806,815

P. Ladang 54,665 - 54,665 54,665 41.00 210,163

2 Jagung 74,185 22,935 97,120 92,264 42.17 407,000

3 Kedelai 41,168 55,029 96,197 91,387 14.61 135,000

4 Kc. Tanah 12,992 16,550 29,542 28,065 14.10 40,623

5 Kc. Hijau 18,105 21,585 39,690 37,706 13.55 48,071

6 Ubi Kayu 6,173 1,489 7,662 7,662 134.94 100,690

7 Ubi Jalar 540 1,005 1,545 1,468 120.00 16,908

Sasaran

Tanam

c. Dampak dari dilaksanakannya kegiatan

a. Terjadinya peningkatan produksi Tanaman Pangan untuk Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi kayu dan Ubi Jalar Th 2011

b. Berkembang dan meningkatnya usaha budidaya komoditi Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi kayu dan Ubi Jalar

3.3.2. Kegiatan mendukung P2BN

a. Pencapaian Keuangan :

Kegiatan pengadaan benih mendukung P2BN sampai dengan bulan Desember target keuangan 100,0 %, sementara kegiatan telah dilaksanakan dengan realisasi keuangan sebesar Rp. 69.102.000 atau 96,43 %. Realisasi fisik sebesar 100 %

Page 69: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 27272727 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

b. Hasil dari dilaksanakannya kegiatan

- Terlaksananya kegiatan pengadaan benih jagung hibrida mendukung PAJ untuk di Kelompok Tani Geruk Gundem Desa Mumbul Sari Kabupaten Lombok Utara, yaitu seluas 43 Ha

c. Dampak dari dilaksanakannya kegiatan

• Terjadinya peningkatan produksi Jagung di Kabupaten Lombok Utara

• Berkembang dan meningkatnya usaha budidaya jagung di kawasan pengembangan

3.3.3. Pembuatan Blue Print, Booklet Pijar, Leafplet dan eksbiner PAJ Jagung

a. Pencapaian Keuangan :

Kegiatan Pembuatan Blue Print, Booklet Pijar, Leafplet dan eksbiner untuk mendukung Program Unggulan daerah yaitu PAJ, sampai dengan bulan Desember target keuangan sebesar Rp 132.478.000, sementara kegiatan telah dilaksanakan dengan realisasi sebesar Rp 130.712.100 ( 98,67 % ). Realisasi fisik 100 %.

b. Hasil dari dilaksanakannya kegiatan

- Tersedianya buku Blue Print sebanayak 484 Explar, booklet Pijar 1.785 exp, 7.500 lembar lieplet, 50 buah ekbiner untuk mendukung PAJ di 10 Kabupaten/ Kota se NTB

c. Dampak dari dilaksanakannya kegiatan a. Terjadinya peningkatan produksi Jagung di NTB b. Berkembang dan meningkatnya usaha budidaya jagung di NTB

3.3.4. Pertemuan Koordinasi Pengembangan Agribisnis Jagung ( PAJ )

a. Pencapaian Keuangan :

Kegiatan Pertemuan Pengembangan Agribinis Tanaman Jagung Tingkat Provinsi sampai dengan bulan Desember realisasi keuangan Rp. 23.719.500 (99,92 %) dari target Rp 23.739.000, dan kegiatan dilaksanakan tanggal 24 Nopember 2010. Realisasi fisik 100 %

b. Hasil dari dilaksanakannya kegiatan

- Terlaksananya kegiatan Pertemuan koordinasi Pengembangan Agribisnis Jagung Tingkat Provinsi pada tanggal 24 Nopember 2010 di Hotel Lombok Garden Mataram yang dihadiri oleh petugas dari Kabupaten/Kota, yaitu Asisten II, BAPPEDA, Dinas Pertanian, Dinas Koperasi, Direktur I-Pasar serta stake holder terkait lainnya

- MAJ perlu dioptimalkan perannya dalam rangka membantu petani dan kelompok tani dalam pengembangan agribisnis jagung

Page 70: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 28282828 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

- Pengembangan Agribisnis jagung perlu didukung dengan pengawalan teknologi yang lebih baik

c. Dampak dari dilaksanakannya kegiatan

a. Terjadinya peningkatan produksi Tanaman Pangan khususnya komoditi Jagung, Tahun 2010

b. Berkembang dan meningkatnya usaha budidaya komoditi Jagung,

3.4. Target dan realisasi Keuangan

Pada Tabel 29, terlihat bahwa realisasi keuangan yang dikelola oleh seksi budidaya serealia, kacang-kacangan dan umbi-umbian yang bersumber dari dana APBN dan APBD sebesar Rp 834.762.500,- ( 97,30 % dari pagu dana sebesar Rp 857.916.000,- ) dan siap mati sebesar Rp 23.153.500,-. Dana APBN yang dikelola sebesar Rp 575.940.000,- realisasi sebesar Rp 558.185.900,- ( 96,92 % ) dan siap mati sebesar Rp 17.754.100,-. Sementara dana APBD sebesar Rp 281.976.000 realisasi sebesar Rp 276.576.600 ( 98,09 % ) dan siap mati sebesar Rp 5.399.400

Adanya dana siap mati pada APBN disebabkan karena :

1. Sisa dari perjalanan yang tidak bisa di SPJ kan lagi 2. Sisa dari belanja Bahan, belanja barang dan perjalanan dari kegiatan koordinasi

dan pengawalan SL-PTT Kacang tanah yang tersedia untuk 6 Kabupaten sementara yang digunakan hanya untuk 4 Kabupaten sesuai dengan pelaksanaan SL-PTT

Sementara dana siap mati pada APBD disebabkan karena sisa dari perjalanan, pengadaan barang yang tidak bisa di SPJ kan lagi

Page 71: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 29292929 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel 29. Target dan Realisasi Keuangan kegiatan pada Seksi Budidaya Serealia, Kacang-kacangan dan Umbi-umbian TA. 2010

No Uraian Kegiatan/Program Jumlah Dana Siap Mati

(Rp) (Rp) ( % ) (Rp)

A APBN

1 Koordinasi dan Pengawalan SL-PTT Padi 132,390,000 131,390,000 99.24 1,000,000

2 Koordinasi dan Pengawalan SL-PTT Jagung 116,790,000 115,470,000 98.87 1,320,000

3 Koordinasi dan Pengawalan SL-PTT Kedelai 123,590,000 121,980,000 98.70 1,610,000

4 Koord. dan Pengawalan SL-PTT Kac. tanah 69,260,000 55,996,900 80.85 13,263,100

5 Koordinasi Penyus Pengembangan TP 2011 70,455,000 69,956,100 99.29 498,900

6 Koord. Pening Prod.melalui SL-PTT Tkt Prov 63,455,000 63,392,900 99.90 62,100

Jumlah 575,940,000 558,185,900 96.92 17,754,100

B APBD

1 Pertemuan Koordinasi Proksi Mantap 2011 53,043,000 53,043,000 100.00 -

2 Mendukung P2BN

- Pengadaan benih jagung hibrida 28,826,000 28,535,000 98.99 291,000

- Perjalanan mendukung P2BN 43,890,000 40,567,000 92.43 3,323,000

3 Pembuatan Blue Print Jagung

- Honor Tenaga Ahli 33,300,000 33,300,000 100.00 -

- Cetak Blue Print Jagung 16,698,000 16,649,600 99.71 48,400

4 Cetak Booklet Pijar 49,980,000 49,087,500 98.21 892,500

5 Cetak Leafplet 22,500,000 21,675,000 96.33 825,000

6 Pembuatan Eksbiner 10,000,000 10,000,000 100.00 -

7 Pertemuan Koordinasi PAJ 23,739,000 23,719,500 99.92 19,500

Jumlah 281,976,000 276,576,600 98.09 5,399,400

Total 857,916,000 834,762,500 97.30 23,153,500

Realisasi

B. SEKSI PERLINDUNGAN TANAMAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI TANAMAN PANGAN

B.1. Kegiatan yang dilaksanakan :

a. Pelatihan PL.II SL-PTT Padi. b. Pelatihan PL.II SL-PTT Jagung. c. Pelatihan PL.II SL-PTT Kedelai. d. Pelatihan PL.II SL-PTT Kacang Tanah. e. Pengamatan, peramalan OPT dan DFI (THL TB POPT-PHP). f. Pencanangan Gerakan Pengendalian OPT Tanaman Pangan. g. Bimbingan Teknis Pengendalian OPT Tanaman Pangan. h. Pembinaan dan Pengembangan Pestisida. i. Pendataan faktor Iklim dan Dampak Fenomena Iklim j. Pemantauan dan Pembinaan Pengendalian serangan OPT Tan. Pangan

Relisasi fisik dan keuangan Tahun 2010 kegiatan disajikan pada tabel 30.

Page 72: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 30303030 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel 30 Rencana dan Realisasi Keuangan dan Fisik Kegiatan Perlindungan Tanaman dan Penerapan Teknologi Tanaman Pangan Tahun 2010

No. Pagu dana Realisasi

Kode Kegiatan Volume (Rp.) (Rp.) % Fisik (%)

I. APBN 831,500,000 762,213,000 91.67 97,65

1522 PENINGKATAN PRODUKSI,

PRODUKTIVITAS DAN

MUTU PRODUK PERTANIAN

00012 DIKLAT TEKNIS 4 KEG 310,000,000 305,310,000 98.49 100.00

A.) PELATIHAN PL-II 1 KEG 80,000,000 79,400,000 99.25 100.00

SLPTT PADI

B) PELATIHAN PL-II 1 KEG 75,000,000 73,950,000 98.60 100.00

SLPTT JAGUNG

C). PELATIHAN PL-II 1 KEG 80,000,000 78,300,000 97.88 100.00

SLPTT KEDELAI

D). PELATIHAN PL-II 1 KEG 75,000,000 73,660,000 98.21 100.00

SLPTT KACANG TANAH

1564 PENGENDALIAN OPT 483,500,000 431,803,000 89.31 95.97

A. Pengamatan, Peramalan OPT 16 orang 288,500,000 269,000,000 93.24 93.24

dan DFI

B. Penanggulangan OPT dan

DFI 2 Keg 195,000,000 162,803,000 83.49 100.00

1. Pencanangan Gerakan 1 Keg 129,050,000 104,473,000 80.96 100.00

Pengendalian OPT

2. Bimbingan Teknis Pe- 1 Keg 65,950,000 58,330,000 88.45 100.00

ngendalian OPT dan DFI

01159 Pembinaan dan Pengem- 1 Keg 38,000,000 25,100,000 66.05 100.00

bangan pestisida

II. APBD

5.2.16 PENINGKATAN KETAHANAN

PANGAN 2 Keg 41,269,250 40,194,250 97.40 100.00

A. Pendataan Faktor Iklim dan 1 Keg 6,436,250 6,436,250 100.00 100.00

Dampak Fenomena Iklim

B. Pemantauan dan Pembinaan 1 Keg 34,833,000 33,758,000 96.91 100.00

Pengendalian OPT

Realisasi Keuangan

Pada tabel di atas terlihat bahwa realisasi keuangan untuk Dana Dekonsentrasi mencapai Rp. 762.213.000,- (91,67 %) dan realisasi fisik mencapai 97,65 %. Tidak tercapainya sasaran fisik kegiatan karena pada kegiatan Pengamatan, Peramalan OPT dan DFI (Pembayaran honorarium dan BOP THL POPT_PHP) yang tidak direalisasikan sebesar Rp. 19.500.000,- karena dari 16 orang THL POPT-PHP terdapat seorang petugas sederajad S1 yang telah lulus sebagai pegawai PT. Sang Hyang Seri sehingga honorarium dan Biaya operasional pengamatannya (BOP) tidak dibayarkan (menjadi dana SIAP mati). Sedangkan realisasi keuangan Dana APBD mencapai 97,40 % atau sebesar Rp.40.194.250,- dan realisasi fisik mencapai 100 %.

B.2. Hasil Pelaksanaan Kegiatan

1). Luas Serangan OPT Tahun 2010

Page 73: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 31313131 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Melalui pengamatan dan monitoring secara berkesinambungan terhadap keadaan serangan OPT oleh petugas provinsi, kabupaten dan kecamatan / PHP diperoleh data mengenai jenis-jenis OPT yang menyerang tanaman dan luas serangannya pada setiap musim tanam.

Komulatif luas serangan perjenis OPT pada Tanaman Pangan di Provinsi Nusa Tenggara Barat selama Tahun 2010 menurut Kabupaten/kota disajikan pada tabel 31 sd 36 .

Komulatif luas serangan OPT menurut jenis OPT adalah sebagai berikut :

Tabel 31. Luas Serangan OPT Utama Tanaman Padi Tahun 2010 di Kabupaten/Kota se Provinsi Nusa Tenggara Barat

No. Jenis

OPT Ringan Sedang Berat Puso Jumlah

1 Penggerek Batang 2,351.35 52.50 0.25 - 2,404.10

2 Tikus 446.99 - - - 446.99

3 Wereng Btg Coklat 88.45 - - - 88.45

4 Tungro 1,049.85 53.40 4.85 - 1,108.10

5 Blast 4,820.02 259.50 12.00 10.00 5,101.52

6 Kresek 1,627.30 125.00 1.00 - 1,753.30

7 Walang sangit 869.85 7.00 - - 876.85

8 Ulat Grayak 499.75 47.00 11.00 - 557.75

JUMLAH 11,753.56 544.40 29.10 10.00 12,337.06

Luas Serangan (Ha)

Page 74: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 32323232 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel 32. Luas Serangan Kompleks OPT Tanaman Padi Tahun 2010 di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Tabel 33. Luas Serangan Kompleks OPT Tanaman Jagung Tahun 2010 di Provinsi Nusa Tenggara Barat

No. Jenis

OPT Ringan Sedang Berat Puso Jumlah

1 Babi 31,00 35,00 20,00 - 86,00

2 Belalang 590,60 54,00 55,00 - 699,60

3 Bercak Daun Coklat 91,00 - - - 91,00

4 Blas 4.820,02 259,50 12,00 10,00 5.101,52

5 Burung 550,50 - - - 550,50

6 Cercospora 120,60 - - - 120,60

7 Ganjur 6,00 - - - 6,00

8 Hama Putih 1.710,20 105,50 - - 1.815,70

9 Hawar Pelepah 42,20 - - - 42,20

10 Kresek 1.627,30 125,00 1,00 - 1.753,30

11 Lalat Daun 166,75 - - - 166,75

12 Pengerek Batang 2.351,35 52,50 0,25 - 2.404,10

13 Siput Murbei 495,22 - - - 495,22

14 Tikus 446,99 - - - 446,99

15 Trips 32,50 - - - 32,50

16 Tungro 1.049,85 53,40 4,85 - 1.108,10

17 Ulat Grayak 499,75 47,00 11,00 - 557,75

18 Uret/Lundi 88,00 - - - 88,00

19 Walang Sangit 869,85 7,00 - - 876,85

20 Wereng Coklat 88,45 - - - 88,45

21 Penykt.Fisiologis 2,00 - - - 2,00

22 Nematoda/BusukAkar 0,50 - - - 0,50

JUMLAH 15.680,63 738,90 104,10 10,00 16.533,63

Luas Serangan (Ha)

No. Kabupaten/

Kota Ringan Sedang Berat Puso Jumlah

1 Aphis 26,00 - - - 26,00

2 Babi 59,00 - - - 59,00

3 Belalang 457,00 - - - 457,00

4 Bulai 9,00 - - - 9,00

5 Busuk Tongkol 7,50 - - - 7,50

6 Layu Bakteri 8,00 - - - 8,00

7 Penggerek Batang 87,95 - - - 87,95

8 Penggerek Tongkol 111,00 - - - 111,00

9 Tikus 35,60 3,00 - - 38,60

10 Ulat Daun 4,50 - - - 4,50

11 Ulat Grayak 240,50 - - - 240,50

12 Ulat Jengkal 15,00 - - - 15,00

13 Ulat Tongkol 0,80 - - - 0,80

14 Lalat Bibit 33,25 - - - 33,25

15 Uret / Lundi 24,50 - - - 24,50

16 Karat Daun 44,00 - - - 44,00

17 Wereng Jagung 7,50 - - - 7,50

JUMLAH 1.171,10 3,00 - - 1.174,10

Luas Serangan (Ha)

Page 75: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 33333333 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabe 34. Luas Serangan Kompleks OPT Tanaman Kedelai Tahun 2010 di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Tabel 35. Luas Serangan Kompleks OPT Tanaman Kacang Tanah Tahun 2010 di Provinsi Nusa Tenggara Barat

No. Kabupaten/

Kota Ringan Sedang Berat Puso Jumlah

1 Belalang 304,50 - - - 304,50

2 Aphis 57,00 - - - 57,00

3 Karat Daun 67,00 - - - 67,00

4 Kepik 4,00 - - - 4,00

5 Kepik Hijau 31,00 - - - 31,00

6 Kumbang Kedelai 16,00 - - - 16,00

7 Kumbang Tnh Kuning 234,80 - - - 234,80

8 Lalat Kacang 142,45 - - - 142,45

9 Pelipat Daun 81,00 - - - 81,00

10 Penggerek Polong 70,50 - - - 70,50

11 Penggerek Pucuk 13,00 - - - 13,00

12 Penggulung Daun 278,90 - - - 278,90

13 Pengisap Polong 109,30 - - - 109,30

14 Tikus 20,00 - - - 20,00

15 Ulat Grayak 308,00 - - - 308,00

16 Ulat Jengkal 87,50 - - - 87,50

17 Ulat Tanah 2,00 - - - 2,00

18 Uret / Lundi 17,00 - - - 17,00

19 Virus Mozaik 20,00 - - - 22,00

20 Cercospora - 2,00 - - -

21 Kepik Coklat 35,40 - - - 35,40

22 Heliothis, SP. 1,00 - - - 1,00

JUMLAH 1.900,35 2,00 - - 1.902,35

Luas Serangan (Ha)

No. Kabupaten/

Kota Ringan Sedang Berat Puso Jumlah

1 Aphis 43,50 - - - 43,50

2 Belalang Daun 17,00 1,00 - - 18,00

3 Bercak Daun Coklat 12,00 - - - 12,00

4 Cercospora 43,50 10,50 - - 54,00

5 Karat Daun 99,00 2,00 - - 101,00

6 Lalat Kacang 4,00 - - - 4,00

7 Layu Fusarium 12,05 - - - 12,05

8 Nematoda Layu Akar 0,50 - - - 0,50

9 Pelipat Daun 70,00 - - - 70,00

10 Tikus 58,00 2,00 - - 60,00

11 Uret/Lundi 82,25 - - - 82,25

12 Ulat Grayak 113,50 - - - 113,50

13 Ulat Jengkal 86,00 - - - 86,00

14 Ulat Daun 3,00 - - - 3,00

15 Virus Belang 12,25 9,30 - - 21,55

16 Wereng Amrasca 27,00 - - - 27,00

JUMLAH 683,55 24,80 - - 708,35

Luas Serangan (Ha)

Page 76: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 34343434 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel 36. Luas Serangan Kompleks OPT Tanaman Kacang Hijau Tahun 2009 di Provinsi Nusa Tenggara Barat

2). Luas Pengendalian Serangan OPT Tanaman Pangan.

Untuk mengantisipasi perkembangan serangan OPT dan pengamanan pertanaman yang perlu terus dilakukan dalam upaya pengendalian OPT antara lain adalah :

a. Meningkatkan kewaspadaan terhadap serangan OPT terutama kepada semua jajaran petugas perlindungan tanaman yang terdepan dalam hal ini POPT-PHP. Frekuensi pengamatan lapangan dan penyebaran informasi kepada petani melalui kelompok-kelompoknya tentang bahaya dan cara pengendaliannya harus lebih ditingkatkan lagi terutama untuk daerah-daerah endemis serangan OPT.

b. Bila ditemukan serangan OPT pada tingkat yang berbahaya maka petugas lapang agar segera merekomendasikan tindakan pengendaliannya.

c. Menerapkan aturan pola tanam yang sudah ada secara tepat dengan pola tanam serempak untuk dapat memutus siklus hidup OPT dan penggunaan varietas tahan terutama pada daerah-daerah yang ada sisa tanaman padi yang terserang OPT utama atau daerah endemis OPT utama seperti tungro, penggerek batang, wereng coklat, ulat grayak dan tikus, walang sangit, kresek dan blast.

d. Meningkatkan koordinasi antar instansi terkait.

e. Guna dapat diperoleh hasil optimal berbagai upaya penggunaan pestisida nabati hendaknya dapat dipergunakan agar dapat terhindar dari pencemaran lingkungan.

No. Kabupaten/Kota Ringan Sedang Berat Puso Jumlah

1 Aphis 18,00 - - - 18,00 2 Belalang 23,25 - - - 23,25 3 Cercosphora 8,00 - - - 8,00 4 Karat Daun 3,00 - - - 3,00 5 Kepik Coklat 13,00 - - - 13,00 6 Lalat Kacang 3,00 - - - 3,00 7 Penggerek Polong 53,00 - - - 53,00 8 Pengisap Polong 2,00 3,00 - - 5,00 9 Thrips 11,00 - - - 11,00 10 Ulat Grayak 8,25 - - - 8,25 11 Tikus 50,00 - - - 50,00 12 Virus Mozaik 21,00 - - - 21,00 13 Lalat Bibit 2,00 - - - 2,00

JUMLAH 215,50 3,00 - - 218,50

Luas Serangan (Ha)

Page 77: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 35353535 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Luas pengedalian OPT pada tanaman tersebut dipengaruhi oleh tingkat intensitas serangan OPT, teknologi budidaya dan kemampuan petani dalam menyediakan pestisida pada pengelolaan proses produksi tanamannya yang dikaitkan dengan produksi yang akan dicapai.

Luas pengendalian OPT Utama pada beberapa komoditi Tanaman Pangan ( Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, dan Kacang Hijau ) di Provinsi NTB pada Tahun 2010 disajikan pada tabel 37 sampai Tabel 42. Pada tabel terlihat bahwa pengendalian OPT pada tanaman padi khususnya OPT utama (penggerek batang, tikus, wereng coklat, tungro, blas, walang sangit, kresek, penggerek batang dan ulat grayak) cukup besar yaitu luas pengendalian kompleks OPT pada tanaman padi sebesar 91,32 % sedangkan luas pengendalian OPT utama mencapai 99,24 %, sedangkan pada tanaman palawija luas pengendalian OPT tidak sebesar pada tanaman padi yaitu 32 - 78 %. Hal ini disebabkan karena dalam pengendalian OPT diperhatikan juga aspek ekonomisnya antara biaya yang dikeluarkan terhadap hasil yang diperoleh, dan intensitas serangan OPT yang apabila masih kriteria ringan maka pengendalian tidak terlalu intensif. Data luas pengendalian OPT per kabupaten/kota dan per jenis OPT disajikan pada daftar terlampir.

Tabel 37. Luas Pengendalian OPT Utama Tanaman Padi Tahun 2010 Provinsi Nusa Tenggara Barat

Luas Luas Pengen-

Serangan (Ha) dalian ( Ha) %

1 Pengerek Batang 2.404,10 2.134,30 88,78

2 Tikus 446,99 472,99 105,82

3 Wereng Coklat 88,45 90,55 102,37

4 Tungro 1.108,10 1.531,77 138,23

5 Blas 5.101,52 5.282,11 103,54

6 Kresek 1.753,30 1.316,60 75,09

7 Walang sangit 876,85 700,35 79,87

8 Ulat Grayak 557,75 714,75 128,15

JUMLAH 12.337,06 12.243,42 99,24

No. Nama OPT

Page 78: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 36363636 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel 38. Luas Pengendalian Kompleks OPT Tanaman Padi Tahun 2010 Provinsi Nusa Tenggara Barat

Luas Luas Pengen-

Serangan (Ha) dalian ( Ha) %

1 Babi 86,00 13,00 15,12

2 Belalang 699,60 390,20 55,77

3 Bercak Daun Coklat 91,00 18,00 19,78

4 Blas 5.101,52 5.282,11 103,54

5 Burung 550,50 489,50 88,92

6 Cercospora 120,60 48,00 39,80

7 Ganjur 6,00 6,00 100,00

8 Hama Putih 1.815,70 1.297,45 71,46

9 Hawar Pelepah 42,20 18,70 44,31

10 Kresek 1.753,30 1.316,60 75,09

11 Lalat Daun 166,75 101,00 60,57

12 Pengerek Batang 2.404,10 2.134,30 88,78

13 Siput Murbei 495,22 423,07 85,43

14 Tikus 446,99 472,99 105,82

15 Trips 32,50 28,50 87,69

16 Tungro 1.108,10 1.531,77 138,23

17 Ulat Grayak 557,75 714,75 128,15

18 Uret/Lundi 88,00 20,00 22,73

19 Walang Sangit 876,85 700,35 79,87

20 Wereng Coklat 88,45 90,55 102,37

21 Penykt.Fisiologis 2,00 2,00 100,00

22 Nematoda/BusukAkar 0,50 0,00 0,00

JUMLAH 16.533,63 15.098,84 91,32

No. Nama OPT

Tabel 39. Luas Pengendalian Kompleks OPT Tanaman Jagung Tahun 2010 Provinsi Nusa Tenggara Barat

Luas Luas Pengen-

Serangan (Ha) dalian ( Ha) %

1 Aphis 26,00 0,00 -

2 Babi 59,00 1,00 1,69

3 Belalang 457,00 162,25 35,50

4 Bulai 9,00 9,00 100,00

5 Busuk Tongkol 7,50 8,00 106,67

6 Layu Bakteri 8,00 8,00 100,00

7 Penggerek Batang 87,95 23,95 27,23

8 Penggerek Tongkol 111,00 2,00 1,80

9 Tikus 38,60 36,85 95,47

10 Ulat Daun 4,50 4,00 88,89

11 Ulat Grayak 240,50 141,50 58,84

12 Ulat Jengkal 15,00 15,00 100,00

13 Ulat Tongkol 0,80 0,00 -

14 Lalat Bibit 33,25 12,00 36,09

15 Uret / Lundi 24,50 26,50 108,16

16 Karat Daun 44,00 90,00 204,55

17 Wereng Jagung 7,50 7,50 100,00

JUMLAH 1.174,10 547,55 46,64

No. Nama OPT

Page 79: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 37373737 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel 40. Luas Pengendalian Kompleks OPT Tanaman Kedelai Tahun 2010 Provinsi Nusa Tenggara Barat

Luas Luas Pengen-

Serangan (Ha) dalian ( Ha) %

1 Belalang 304,50 88,50 29,06

2 Aphis 57,00 37,00 64,91

3 Karat Daun 67,00 27,00 40,30

4 Kepik 4,00 17,00 425,00

5 Kepik Hijau 31,00 4,00 12,90

6 Kumbang Kedelai 16,00 164,50 1.028,13

7 Kumbang Tnh Kuning 234,80 112,00 47,70

8 Lalat Kacang 142,45 28,00 19,66

9 Pelipat Daun 81,00 16,00 19,75

10 Penggerek Polong 70,50 7,00 9,93

11 Penggerek Pucuk 13,00 92,40 710,77

12 Penggulung Daun 278,90 92,00 32,99

13 Pengisap Polong 109,30 7,00 6,40

14 Tikus 20,00 279,00 1.395,00

15 Ulat Grayak 308,00 27,50 8,93

16 Ulat Jengkal 87,50 22,00 25,14

17 Ulat Tanah 2,00 0,00 -

18 Uret / Lundi 17,00 16,00 94,12

19 Virus Mozaik 22,00 0,00 -

20 Kepik Coklat 35,40 0,00 - 21 Heliothis, SP. 1,00 1,00 100,00

JUMLAH 1.902,35 1.037,90 54,56

No. Nama OPT

Tabel 41. Luas Pengendalian Kompleks OPT Tanaman Kacang Tanah Tahun 2010 Provinsi Nusa Tenggara Barat

Luas Luas Pengen-

Serangan (Ha) dalian ( Ha) %

1 Aphis 43,50 0,50 1,15

2 Belalang Daun 18,00 3,00 16,67

3 Bercak Daun Coklat 12,00 0,00 -

4 Cercospora 54,00 12,00 22,22

5 Karat Daun 101,00 8,00 7,92

6 Lalat Kacang 4,00 0,00 -

7 Layu Fusarium 12,05 0,50 4,15

8 Nematoda Layu Akar 0,50 0,00 -

9 Pelipat Daun 70,00 19,00 27,14

10 Tikus 60,00 35,00 58,33

11 Uret/Lundi 82,25 39,50 48,02

12 Ulat Grayak 113,50 78,50 69,16

13 Ulat Jengkal 86,00 18,00 20,93

14 Ulat Daun 3,00 0,00 -

15 Virus Belang 21,55 1,00 4,64

16 Wereng Amrasca 27,00 18,50 68,52

JUMLAH 708,35 233,50 32,96

No. Nama OPT

Page 80: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 38383838 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel 42. Luas Pengendalian Kompleks OPT Tanaman Kacang Hijau Tahun 2010 Provinsi Nusa Tenggara Barat

Luas Luas Pengen-Serangan (Ha) dalian ( Ha) %

1 Aphis 18,00 8,00 44,44

2 Belalang 23,25 16,25 69,89

3 Cercosphora 8,00 8,00 100,00

4 Karat Daun 3,00 0,00 -

5 Kepik Coklat 13,00 6,00 46,15

6 Lalat Kacang 3,00 3,00 100,00

7 Penggerek Polong 53,00 41,00 77,36

8 Pengisap Polong 5,00 1,00 20,00

9 Thrips 11,00 17,00 154,55

10 Ulat Grayak 8,25 8,25 100,00

11 Tikus 50,00 48,00 96,00

12 Virus Mozaik 21,00 14,00 66,67

13 Lalat Bibit 2,00 2,00 100,00 JUMLAH 218,50 172,50 78,95

No. Nama OPT

3). Bantuan Sarana Pengendalian OPT

Untuk meningkatkan pengendalian terhadap serangan OPT, maka pada Tahun 2010 telah dialokasikan bantuan sarana pengendalian OPT (pestisida dan alat pengendalian OPT) ke kabupaten/kota se Nusa Tenggara Barat. Sarana pengendalian OPT tersebut digunakan untuk membantu petani dalam pengendalian OPT yang penggunaannya berpedoman pada prinsip pengendalian hama terpadu (PHT).

Penerimaan Sarana pengendalian OPT

Pada Tahun 2010 telah diterima pestisida dan sarana pengendalian OPT dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebanyak 2 tahap dengan rincian sebagai berikut :

Tahap I (Bulan Agustus 2010) :

� pestisida sebanyak 6.480 kg/ltr.

Tahap II (Bulan November 2010) :

� pestisida sebanyak 3.000 kg/ltr.

� Mesin Pompa air 25 Unit.

� Hand Sprayer 100 Unit.

Page 81: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 39393939 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

� Mist Blower 5 Unit (Rincian per jenis/merk dagang pestisida disajikan terlampir.

Penyaluran Sarana Pengendalian OPT Tahun 2010

Untuk mengantisipasi meningkatnya serangan OPT dan melakukan tindakan pengendalian OPT di lapangan maka selama tahun 2010 telah dialokasikan bantuan sarana pengendalian OPT (pestisida dan alat pengendalian OPT) ke kabupaten/kota se Nusa Tenggara Barat. Sarana pengendalian OPT tersebut digunakan untuk membantu petani dalam pengendalian OPT yang penggunaannya berpedoman pada prinsip pengendalian hama terpadu (PHT).. Jenis dan jumlah sarana pengendalian OPT yang dialokasikan ke kabupaten/kota disajikan pada tabel 43

Tabel 43.Alokasi bantuan sarana pengendalian OPT ke Kabupaten/kota se Nusa Tenggara Barat tahun 2010

Kabupaten/ Insektisida Fungisida Rodentisida Jumlah Hand Mist

Kota (kg/ltr) (kg/ltr) (kg) (kgltr) Spayer Blower

Kota Mataram 224 - 100 324 4 1

Lombok Barat 736 50 730 1.516 19 1

Lombok Utara 188 30 300 518 4 1

Lombok Tengah 533 326 620 1.479 8 1

Lombok Timur 430 80 720 1.230 6 1

Sumbawa 448 240 620 1.308 6 1

Sumbawa Barat 170 - 300 470 5 1

Dompu 640 - 520 1.160 10 3

Bima 500 130 620 1.250 9 3

Kota Bima 140 - 100 240 4 1

JUMLAH 4.009 856 4.630 9.495 75 14

Rincian jenis/nama dan jumlah sarana pengendalian OPT yang dialokasikan disajikan pada daftar terlampir.

• Jumlah Penyaluran dan Stok Sarana pengendalian OPT Dari jumlah pengadaan, penerimaan, dan penyaluran sarana pengendalian OPT selama tahun 2010 maka posisi stok sarana pengendalian OPT yang dikelola oleh Dinas Pertanian TPH NTB (Gudang Brigade Proteksi Tanaman Majeluk) dan kondisi alat pengendalian OPT yang ada disajikan pada tabel 44 dan 45

Page 82: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 40404040 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel 44. Keadaan stok, penerimaan, dan penyaluran sarana Pengendalian OPT tahun 2010

No. Jenis Sarana Stok Jumlah Jumlah Jumlah

Pengendalian OPT awal Penerimaan Penyaluran Stok

A. Pestisida1 Insektisida 10.264 7.700 4.009 13.955

2 Fungisida 1.674 550 856 1.368 3 Rodentisida 5.790 630 4.630 1.790

Jumlah 17.728 8.880 9.495 17.113

B. Alat Pengendalian1 Mist blower 81 - 14 67 2 Hand sprayer 171 55 75 151 3 Power sprayer 5 - - 5 4 Hand duster 6 - - 6 5 Emposan, bubu tikus 111 - - 111 6 Swing fog 27 - - 27

Jumlah 401 55 89 367

Tabel 45. Jumlah dan keadaan alat pengendalian OPT milik

Dinas pertanian TPH NTB (BPT. Majeluk – Mataram)

Nama alatNo. Pengendalian OPT Rusak Rusak Ket.

Baik Ringan Berat Jumlah

1 Mist blower 12 15 40 67 2 Hand sprayer 151 - - 151 3 Power sprayer 2 - 3 5 4 Hand duster - 6 - 6 5 Emposan, bubu tikus 111 - - 111 6 Swing fog 1 2 24 27

Jumlah 277 23 67 367

Jumlah alat dalam kondisi :

4). Pengamatan, peramalan OPT dan DFI

Untuk menunjang keberhasilan pengawasan penggunaan pupuk dan bahan pengendalian OPT, peran POPT-PHP sesuai dengan tugasnya dapat dioptimalkan dengan memberikan tugas tambahan disamping tugas utamanya sebagai pengamat hama dan penyakit di wilayah kerjanya. Namun demikian seiring dengan pemekaran wilayah di era otonomi daerah, jumlah POPT-PHP saat ini belum mencapai kondisi ideal yang diharapkan yaitu 1 (satu) orang POPT-PHP per kecamatan. Guna mencukupi kekurangan jumlah petugas tersebut, sejak tahun 2007 telah direkrut Tenaga Harian Lepas(THL) Tenaga Bantu POPT-PHP di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang terdiri dari lulusan SLTA bidang pertanian sebanyak 11 orang dan lulusan S1 bidang pertanian jurusan proteksi tanaman sebanyak 5 orang. Guna terwujudnya optimalisasi kinerja THL-POPT dalam pengamatan OPT, DFI serta pengawasan penggunaan pupuk dan bahan

Page 83: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 41414141 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

pengendalian OPT maka dialokasikan anggaran untuk honor dan insentif dalam bentuk biaya operasional pengamatan (BOP) dengan tujuan :

• Memberikan motivasi bagi THL POPT-PHP dalam melaksanakan

pendampingan kepada petani, kelompok tani, gabungan kelompok tani dalam pengamanan produksi dari gangguan OPT dan DFI.

• Menciptakan mekanisme kerja yang kondusif antara POTP-PHP dan THL POPT-PHP dengan unsur terkait di tingkat kecamatan (PPL, Mantri Tani) maupun dengan sesama POPT-PHP dan THL POPT-PHP yang berdampingan wilayah kerjanya.

Jumlah THL POPT-PHP di Provinsi Nusa Tenggara Barat sebanyak 16 orang yang terdiri dari lulusan SLTA sebanyak 11 orang dan lulusan S1 sebanyak 5 orang. THL POPT-PHP ditempatkan di kecamatan yang belum ada POPT-PHPnya. Tabel 46. Jumlah THL POPT-PHP di Kabupaten/Kota se

NusaTenggara Barat Tahun 2010

Pada Tahun 2010 seorang tenaga THL POPT-PHP pendidikan Si lulus test dan diangkat sebagai pegawai PT Sang Hyang Seri sehingga jumlah tenaga yang masih ada di Provinsi NTB sebanyak 15 orang. Evaluasi terhadap kinerja THL POPT-PHP di Provinsi Nusa Tenggara Barat rata-rata baik sehingga sangat membantu dalam pelaksanaan tugas perlindungan tanaman. Oleh karena itu diharapkan agar kontrak kerja terhadap THL POPT-PHP tesebut perlu dilanjutkan. Realisasi pembayaran Honorarium dan BOP terlampir.

a) Pencanangan Gerakan Pengendalian OPT Tanaman Pangan. Pencanangan gerakan pengendalian OPT tanaman pangan dilaksanakan dengan tujuan :

SARJANA SLTA JUMLAH

1 MATARAM - 2 2 Besarnya Honor per bulan :

2 LOMBOK BARAT - 1 1 *. Sarjana Rp. 1.450.000,-

3 LOMBOK TENGAH - 1 1 *. SLTA Rp. 1.150.000,-

4 LOMBOK TIMUR 4 1 5 *. Waktu : 10 bulan

5 SUMBAWA - 2 2 Besarnya BOP per bulan :

6 SUMBAWA BARAT - 3 3 *. BOP : Rp.500.000,-

7 DOMPU 1 1 2 *. Waktu : 10 bulan

8 BIMA - - - *. 1 orang diangkat menjadi

9 KOTA BIMA - - - PNS di PT. Sang Hyang seri

JUMLAH 5 11 16

NO KABUPATEN/KOTAJUMLAH THL POPT

KETERANGAN

Page 84: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 42424242 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

• Memberdayakan petugas dan meningkatkan kepedulian masyarakat tani dalam melakukan pengendalian OPT secara lebih efektif, efisien dan berkesinambungan.

• Menggerakkan dan memotivasi masyarakat tani untuk ikut aktif dalam pengendalian serangan OPT secara bersama-sama pada wilayah yang luas di daerah-daerah endemis serangan OPT di sentra produksi tanaman pangan.

Pencanangan Gerakan Pengendalian OPT Tanaman Pangan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2010 dilaksanakan pada tanggal 3 Juni 2010 bertempat di Kelompok Tani Karma Jaya I Desa Presak Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat. Pencanangan gerakan pengendalian OPT Tanaman Pangan dihadiri oleh sebanyak 150 orang yang terdiri dari petugas provinsi (Dinas dan BPTPH), petugas dinas, koordinator POPT- PHP dan petani dari Kabupaten/Kota se NTB, petani serta tokoh masyarakat di sekitar lokasi kegiatan dengan rincian sebagai berikut : Petugas dari kabupaten/Kota :20 orang, Petani dari kab/Kota: 20 orang, Petani/tokoh masyarakat di sekitar lokasi kegiatan (Kec.Narmada) : 32 orang dan Petugas Provinsi dan BPTPH : 14 orang. Selain peserta sejumlah tersebut di atas, kegiatan pencanangan gerakan pengendalian OPT tanaman pangan dihadiri pula oleh undangan kurang lebih sebanyak 80 orang yang berasal dari : � BAPPEDA Provinsi NTB � Biro Perekonomian Sekretariat Daerah NTB � Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluh Pertanian, Perikanan, dan

kehutanan Provinsi NTB � Badan Ketahanan Pangan Daerah NTB � Kepala Wilayah Kecamatan Narmada � Kepala Kepolisian Sektor Narmada � Sekretaris dan Kepala Bidang Lingkup Dinas Pertanian TPH NTB � Kepala UPTD lingkup Dinas Pertanian TPH NTB (BBIPPH, BPSBTPH,

BPTPH, Balai Diklat Pertanian). � POPT-PHP Kabupaten se Pulau Lombok � Formulator/Distributor pestisida di Pulau Lombok. �

Narasumber kegitanan Pencanangan Gerakan Pengendalian OPT Tanaman Pangan Provinsi NTB Tahun 2010 yaitu : 1. Sekretaris Daerah Provinsi NTB sekaligus mencanangkan gerakan

pengendalian OPT tanaman pangan Provinsi NTB Tahun 2010. 2. Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. 3. Dinas Pertanian TPH Provinsi Nusa Tenggara Barat. 4. Kepala BPTPH Provinsi NTB Dalam kegiatan pencanangan gerakan pengendalian OPT dilakukan bantuan Penyerahan Bantuan Sarana pengendalian OPT kepada kabupaten/kota se NTB yaitu : 10 Unit Mist Blower, 50Uunit Hand Sprayer, 1.890 kg/ liter insektisida dan 3.000 kg rodentisida.

Page 85: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 43434343 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Beberapa kesimpulan yang diperoleh melalui kegiatan pencanangan gerakan pengendalian OPT tanaman pangan yang dilanjutkan dengan evaluasi pasca pencanangan sebagai berikut :

• Swasembada beras lestari adalah salah satu perwujudan dari kemandirian pangan serta ketahanan pangan nasional disamping yang harus ditingkatkan disamping berbagai upaya yang terus dilakukan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas komoditi pangan lainnya yaitu jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau dan umbi-umbian.

• Pencapaian produksi tanaman pangan NTB tahun 2008 dan 2009 cukup baik bahkan melebihi rata-rata peningkatan produksi nasional namun pada tahun 2010 mengalami penurunan sebagai dampak perubahan iklim (peristiwa El Nino). Walaupun pencapaian produksi beberapa komoditi tanaman pangan masih di bawah sasaran produksi yang akan dicapai, setiap insan pertanian harus tetap otpimis dan terus bekerja keras dan cerdas untuk mencapai sasaran produksi yang telah ditetapkan terutama akibat serangan OPT dan dampak perubahan iklim (banjir dan kekeringan) dan hal tersebut membutuhkan konsentrasi dan koordinasi yang tinggi dari seluruh pemangku kepentingan.

• Pembangunan tanaman pangan di masa mendatang akan memasuki tahapan yang semakin berat karena dihadapkan pada situasi politik dan ekonomi yang sangat dinamis, pertambahan penduduk yang cukup tinggi, sumberdaya lahan semakin terbatas, dan perubahan lingkungan strategis yang semakin tidak pasti. Selain itu sebagai akibat pemanasan global (global warning) memberikan dampak negatif di bidang pertanian baik secara langsung maupun tidak langsung dan telah dirasakan di berbagai penjuru dunia. Salah satu dampak yang dirasakan akibat pemanasan global adalah terjadinya peningkatan serangan OPT khususnya penyakit yang disebabkan oleh bakteri, cendawan maupun virus yang tingkat serangannya malampaui rata-rata serangan OPT utama. Di Nusa Tenggara Barat jenis-jenis OPT yang meningkat serangannya secara nyata yaitu blast, ulat grayak, kresek, dan tungro. Khusus untuk wilayah di sekitar lokasi kegiatan (Kecamatan Narmada) telah terjadi peningkatan serangan penyakit tungro secara nyata sehingga perlu terus diwaspadai dan dilakukan pengendalian.

• Untuk mengatasi permasalahan di atas maka antisipasi secara dini dengan melakukan gerakan-gerakan pengendalian langsung di lapangan perlu dilakukan dengan tetap dilakukan koordinasi intensif antara pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa, dan seluruh stakeholder. Upaya-upaya tersebut hendaknya dilakukan bersama-sama secara sinergi, efektif, dan efisien agar dapat dicapai hasil yang maksimal dalam menekan penurunan produksi khususnya akibat serangan OPT.

• Gerakan pengendalian OPT tanaman pangan harus dilaksanakan secara berkelanjutan, oleh karena itu kepada seluruh peserta agar dapat menindaklanjuti kegiatan tersebut di daerah masing-masing baik melalui dana pemerintah maupun dengan swadaya/swadana masyarakat. Oleh karena itu kepada petugas agar dapat memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada petani/kelompok tani di wilayah kerja masing-masing. Bantuan sarana pengendalian OPT yang diberikan oleh pemerintah

Page 86: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 44444444 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

hanyalah sebagai triger untuk dapat memotivasi petugas dan masyarakat untuk dapat melakukan tindakan pengendalian OPT secara dini dan lebih efektif.

• Pengendalian dini terhadap serangan OPT lebih berhasil guna dan berdaya guna dibandingkan dengan pengendalian setelah tanaman terserang cukup parah. Untuk itu petugas agar terus membimbing petani untuk dapat melakukan pengamatan/monitoring secara intensif dan berkelanjutan terhadap perkembangan serangan OPT pada pertanamannya bersamaan dengan kegiatan budidaya. Apabila terjadi peningkatan serangan dan mulai membahayakan agar cepat dilaporkan dan segera dilakukan tindakan pengendalian. Apabila serangan OPT terus belum dapat dikendalikan di tingkat petani agar disampaikan secara berjenjang ke tingkat kecamatan, kabupaten/kota dan ke provinsi untuk dapat dilakukan bimbingan teknis dan pemberian bantuan sarana pengendalian OPT sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.

• Penerapan pola tanam untuk memutuskan siklus hidup OPT perlu disosialisasikan lagi kepada masyarakat karena beberapa tahun terakhir pola tanam di beberapa daerah tampaknya tidak ditepati lagi.

• Hasil evaluasi pasca pencanangan gerakan pengendalian OPT pada tanaman pangan menunjukkkan bahwa di lapangan telah dilakukan gerakan-gerakan pengendalian OPT baik melalui bantuan pemerintah terutama dengan adanya bantuan pestisida dan alat pengendalian OPT maupun swadaya masyarakat. Hal ini berdampak pada menurunnya serangan OPT yaitu beberapa jenis OPT yang meningkat serangannya selama bulan Maret sampai dengan Mei 2010 seperti tungro, blast, kresek, penggerek batang, dan blast dapat dikendalikan dan sampai dengan akhir musim tanam 2010 luas serangannya semakin menurun.

b). Pertemuan Koordinasi Pengendalian OPT Tanaman pangan dan

penanggulangan DFI.

Pertemuan Koordinasi Pengendalian OPT dan Penanganan DFI pada Tanaman Pangan TA. 2010 dilaksanakan pada tanggal 29 April 2010 bertempat di Hotel Lombok Garden Jl. Bung Karno No. 7 Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat. Peserta pertemuan sebanyak 25 orang yang terdiri dari petugas provinsi, petugas kabupaten/Kota (petugas dinas dan penyuluh/koordinator POPT PHP) se NTB. Hasil yang diperoleh dalam pertemuan koordinasi tersebut yaitu :

• Kejadian El Nino selama Musim Hujan 2009/2010 yang ditandai dengan mundurnya turun hujan sekitar dua bulan serta sangat berkurangnya jumlah curah hujan yang turun pada MH. 2009/2010 telah menyebabkan terjadinya bencana alam kekeringan yang cukup luas di hampir semua kabupaten se Nusa Tenggara Barat. Sampai dengan Minggu III Bulan April 2010 setelah dilakukan validasi data dengan kabupaten/kota diperoleh luas areal tanaman pangan yang mengalami kekeringan yaitu seluas 79.997 ha dengan kriteria : Ringan: 11.866 ha, Sedang 15.988 ha, Berat 11.369 ha, Puso 40.774 ha. Rincian per komoditas tanaman yang mengalami bencana

Page 87: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 45454545 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

alam kekeringan yaitu : Padi : 48.881 ha, Jagung: 24.993 ha, Kedelai : 4.007 ha, Kacang Tanah: 1.046 ha, Kacang Hijau : 1.071 ha

• Selain berdampak pada terjadinya bencana alam kekeringan, peristiwa el Nino juga menyebabkan terjadinya peningkatan luas serangan OPT pada tanaman pangan. Komulatif luas serangan OPT pada tanaman pangan MH. 2010 seluas 10.206 ha atau meningkat 20,50 % dibandingkan dengan luas serangan OPT MH. 2008/2009 seluas 8.470 ha. Beberapa jenis OPT yang meningkat serangannya pada MH. 2009/2020 yaitu : penggerek batang, tungro, blas, kresek, belalang, dan ulat grayak.

• Dalam upaya meningkatkan pengendalian dan melakukan antisipasi terhadap serangan OPT, beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan sebagai berikut : Meningkatkan kewaspadaan dan pengamatan oleh POPT-PHP terhadap keberadaan OPT di lapangan, POPT-PHP memberikan rekomendasi pengendaliannya, menyampaikan laporan peringatan bahaya untuk segera dilakukan tindakan pengendalian, Petugas / POPT-PHP melakukan penyebaran informasi tentang serangan opt yang terjadi, bahayanya dan cara pengendaliannya yang efektif kepada petani melalui kelompok-kelompoknya terutama pada daerah-daerah endemis serangan opt utama (blast, penggerek batang, tungro, ulat grayak, wereng coklat, kresek, dan tikus), pengendalian dini terhadap serangan OPT lebih berhasil guna dan berdaya guna dibandingkan dengan pengendalian setelah tanaman terserang cukup parah. Untuk itu petugas agar terus membimbing petani untuk dapat melakukan pengamatan/monitoring secara intensif dan berkelanjutan terhadap perkembangan serangan OPT pada pertanamannya bersamaan dengan kegiatan budidaya. Apabila terjadi peningkatan serangan dan mulai membahayakan agar cepat dilaporkan dan segera dilakukan tindakan pengendalian. Apabila serangan OPT terus belum dapat dikendalikan di tingkat petani agar disampaikan secara berjenjang ke tingkat kecamatan, kabupaten/kota dan ke provinsi untuk dapat dilakukan bimbingan teknis dan pemberian bantuan sarana pengendalian OPT sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.

• Dalam upaya meningkatkan penanganan dampak fenomena iklim maka perlu adanya program penanganan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Beberapa kegiatan yang perlu dilaksanakan sebagai berikut :

a. Program Jangka Pendek : � Menghimbau kepada petani agar pada MK I dan MK II tidak

menanam padi pada daerah-daerah yang sumber air irigasinya sedikit atau menanam komoditi yang tidak memerlukan banyak air (palawija).

� Melakukan sosialisasi kondisi iklim, awal dan akhir musim hujan, jalur aman tanam padi. Untuk itu diharapkan agar BMKG dapat menyampaikan informasi iklim per zonasi secara berkesinambungan.

Page 88: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 46464646 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

� Dinas Kimpraswil diharapkan dapat menyampaikan informasi neraca air.

� Melaksanakan Sekolah lapang iklim (SL-I) � Introduksi teknologi hemat air, varitas padi dan palawija umur

genjah dan toleran kekeringan � Mobilisasi dan optimalisasi penggunaan pompa air untuk daerah-

daerah yang ada sumber air irigasinya. � Early warning terhadap serangan hama dan penyakit tanaman

oleh PHP. � Pemberian bantuan benih bagi petani gagal panen melalui

Program Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) dan Cadangan Benih Nasional (CBN).

� Melaksanakan program padat karya berupa perbaikan dan pengerukan saluran irigasi, embung serta perbaikan jalan usahatani.

� Pengawalan penggiringan air irigasi (inter&antar kabupaten) � Penerapan pola tanam � Pengembangan irigasi tanah dangkal

b. Program Jangka Menengah :

• Pembuatan sumur pompa air tanah (sumur bor) • Pembuatan dan perbaikan saluran irigasi tersier dan kwarter • Pembuatan embung rakyat • Pembuatan embung plastik.

• Melakukan konservasi lahan dengan membuat terasering • Penumbuhan dan pengembangan unit-unit usaha pengolahan hasil

pertanian pada daerah-daerah rawan bencana alam kekeringan.

c. Program Jangka Panjang :

• Pembangunan dam/waduk • Melakukan penghijauan kembali pada kawasan hutan dan di daerah

aliran sungai.

5). Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan

Rata-rata curah hujan di Provinsi Nusa Tenggara Barat sampai dengan Bulan November Tahun 2010 sebesar 1.081 mm dengan rata-rata hari hujan sebanyak 86 hari. Rata-rata curah hujan ini lebih rendah apabila dibandingkan dengan jumlah curah hujan tahun sebelumnya (2008). Tahun 2009 rata-rata jumlah curah hujan sebanyak 1.267 mm dengan rata-rata hari hujan sebanyak 100 hari. Rincian jumlah curah hujan dan hari hujan pada setiap Kabupaten / Kota setiap bulan pada Tahun 2010 sebagai berikut:

Page 89: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 47474747 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel 47. Rata-rata Curah Hujan di Provinsi NTB Tahun 2010

No Kab/

Kota 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jml

1 Mataram 456 304 134 152 132 - 10 - 33 34 136 89 1.477

2 Lobar 527 332 108 105 69 31 19 - 52 80 73 95 1.491

3 Loteng 411 289 193 119 173 37 20 4 85 41 77 124 1.574

4 Lotim 294 290 108 45 67 31 9 1 37 43 32 90 1.047

5 Sumbawa 195 285 121 22 42 - 1 1 13 11 40 68 800

6 Sbw Barat 218 117 51 26 - 2 - - 3 3 43 65 527

7 Dompu 154 152 84 84 97 - 13 - - 26 38 58 706

8 Bima 274 227 117 45 54 11 5 8 11 10 31 145 936

Jumlah NTB 2.529 1.996 916 598 634 112 77 13 234 247 469 733 8.558

Rata-rata 316 249 115 75 91 14 10 2 29 31 59 92 1.081

Jumlah Curah Hujan (mm) Pada Bulan

Tabel 48. Rata-rata Hari Hujan di Provinsi NTB Tahun 2010

No. Kab/

Kota 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jml

1 Mataram 15 16 14 16 12 - 1 - 3 5 8 5 94

2 Lobar 16 14 7 6 10 2 7 1 6 4 6 6 86

3 Loteng 19 16 13 8 12 3 3 2 9 4 5 10 104

4 Lotim 18 17 9 4 6 1 1 1 4 3 4 8 76

5 Sumbawa 15 17 11 3 7 - 1 1 3 2 4 7 71

6 Sbw Barat 18 12 30 7 13 1 - - 2 2 7 10 101

7 Dompu 16 16 8 8 10 - 2 - - 3 5 8 76

8 Bima 19 17 13 4 6 2 1 1 3 3 4 9 78

Jumlah NTB 136 124 103 55 76 9 16 6 29 27 41 63 685

Rata-rata 17 16 13 7 11 1 2 1 4 3 5 8 86

Jumlah Hari Hujan pada Bulan

Untuk mengetahui seberapa besar terjadinya penyimpangan (anomali) iklim

khususnya curah hujan maka dilakukan analisis perbandingan dengan jumlah curah hujan pada Tahun 2009 dan rata-rata curah hujan selama lima tahun terakhir di Provinsi NTB. Rata-rata curah hujan di Provinsi NTB Tahun 2009 per Kabupaten/Kota dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 49. Perbandingan Rata-rata Curah Hujan di Provinsi NTB Tahun 2009

terhadap Tahun 2010

Page 90: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 48484848 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

No Kab/

Kota 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jml

1 Mataram 171 188 97 32 47 - - - - 113 304 119 1.070

2 Lobar 183 434 178 123 76 9 2 16 5 86 276 199 1.586

3 Loteng 121 276 372 211 92 3 2 12 - 133 465 212 1.899

4 Lotim 209 246 306 116 13 3 - 3 0 35 167 331 1.428

5 Sumbawa 126 206 231 83 7 18 - - 12 24 122 148 976

6 Sumbawa Barat 171 304 255 55 61 15 - 1 - 97 149 26 1.133

7 Dompu 53 110 197 76 42 32 - - 0 35 55 177 778

8 Bima 177 180 267 69 11 8 - 1 - 32 190 333 1.268

Jumlah 1210 1945 1902 765 348 88 3 33 18 554 1.728 1544 10.139

Rata-rata 151 243 238 96 43 11 0 4 2 69 216 193 1.267

Tahun 2009 316 249 115 75 91 14 10 2 29 31 59 92 1.081

Perbandingan 165 6 -123,2 -21 47 3 9 -2 27 -38 -157 -101 -186

Jumlah Curah Hujan Tahun 2008 (mm) Pada Bulan

Pada Tabel 49 terlihat bahwa rata-rata jumlah curah hujan di Provinsi NTB pada tahun 2010 sebesar 1.081 mm. Apabila dibandingkan dengan rata-rata jumlah curah hujan tahun 2009 sebanyak 1.267 mm, berarti pada Tahun 2010 rata-rata curah hujan mengalami penurunan sebesar 186 mm. Fluktuasi / anomali rata-rata curah hujan pada tahun 2010 terhadap tahun 2009 terjadi hampir pada setiap bulan terutama pada bulan Januari, Maret, Mei, November, dan Desember.

Tabel 50. Perbandingan rata-rata Curah Hujan di Provinsi NTB Tahun 2010

terhadap rata rata curah hujan selama 5 tahun terakhir

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des

226 206 193 67 99 5 3 1 7 26 168 251

117 147 230 159 1 29 28 24 13 62 163 286

257 237 197 119 71 12 9 0 0 7 36 158

51 130 176 171 37 37 3 1 0 9 88 266

151 243 238 96 43 11 0 4 2 69 216 193

802 963 1.034 612 252 94 43 30 22 173 671 1.154

160 193 207 122 50 19 9 6 4 35 134 231

160 353 560 682 733 751 760 766 770 805 939 1.170

Rerata 316 249 115 75 91 14 10 2 29 31 59 92

316 566 680 755 845 859 869 871 900 931 989 1.081

Rerata 151 243 238 96 43 11 0 4 2 69 216 193

151 394 632 728 771 782 783 787 789 858 1.074 1.267

Rerata 160 193 207 122 50 19 9 6 4 35 134 231

160 353 560 682 733 751 760 766 770 805 939 1.170

Perbandingan komulatif

165 171 48 27 74 77 86 84 111 73 -85 -186

156 213 120 73 113 108 109 105 130 126 50 -89

Perbandingan tiap bulan

165 6 -123 -21 47 3 9 -2 27 -38 -157 -101

156 57 -92 -48 40 -5 1 -4 25 -4 -76 -139

Tahun 2009 - Tahun 2008

Tahun 2009-purata 5 tahun

Tahun 2008

Komulatif 2008

Tahun 2004 sd 2008

Komulatif 5 Tahun

Tahun 2009 - Tahun 2008

Tahun 2009-purata 5 tahun

2008

Jumlah

Rerata

Komulatif

Tahun 2009

Komulatif 2009

Tahun Jumlah curah hujan (mm ) pada bulan :

2004

2005

2006

2007

Page 91: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 49494949 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Pada Tabel 50 terlihat bahwa rata-rata jumlah curah hujan di Provinsi NTB pada tahun 2010 sebesar 1.081 mm. Apabila dibandingkan dengan rata-rata jumlah curah hujan selama lima tahun terakhir (tahun 2004 sd 2008) sebanyak 1.170 mm, berarti pada Tahun 2010 rata-rata curah hujan mengalami penurunan sebesar 89 mm. Fluktuasi / anomali rata-rata curah hujan pada tahun 2010 terhadap rata-rata jumlah curah hujan lima tahun terakhir terjadi hampir pada setiap bulan terutama pada bulan Januari, Februari, Maret, April, Mei, November, dan Desember.

6). Dampak Fenomena iklim

1. Luas Bencana Alam Banjir Terjadinya perubahan iklim yaitu tidak teratur turunnya hujan, pada

musim hujan curah hujan sangat kurang sedangkan pada musim kemarau curah hujan yang cukup besar dan panjang pada tahun 2010 telah menyebabkan terjadinya bencana alam berupa banjir yang melanda areal pertanian tanaman pangan di beberapa daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Luas areal tanaman pangan yang mengalami bencana alam banjir pada tahun 2010 seluas 2.052 ha dan yang mengalami puso seluas 859 ha dengan rincian disajikan pada tabel 51dan 52.

Tabel 51. Komulatif Luas areal tanaman pangan di Provinsi NTB yang

terkena banjir tahun 2010

No.

Padi Jagung Kedelai Kc.Tanah KC. Hijau Jumlah

1 Kota Mataram - - - - - -

2 Lombok Barat - - - - - -

3 Lombok Utara 12 - - - - 12

4 Lombok Tengah - - - 88 - 88

5 Lombok Timur - - - - - -

6 Sumbawa - - 10 - - 10

7 Sumbawa Barat 18 - - - - 18

8 Dompu - - - - - -

9 Bima 264 - 1.029 - - 1.293

10 Kota Bima 631 - - - - 631

JUMLAH 925 - 1.039 88 - 2.052

Kabupaten/KotaKomulatif luas kekeringan (ha)

Page 92: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 50505050 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel 52. Luas Puso pada tanaman pangan di Provinsi NTB akibat Bencana alam banjir tahun 2010

No.

Padi Jagung Kedelai Kc.Tanah KC. Hijau Jumlah

1 Kota Mataram - - - - - -

2 Lombok Barat - - - - - -

3 Lombok Utara - - - - - -

4 Lombok Tengah - - - 57 - 57

5 Lombok Timur - - - - - -

6 Sumbawa 2 - 61 - - 63

7 Sumbawa Barat - - - - - -

8 Dompu - - - - - -

9 Bima 117 - 622 - - 739

10 Kota Bima - - - - - -

JUMLAH 119 - 683 57 - 859

Kabupaten/KotaKomulatif luas kekeringan (ha)

2. Luas Bencana kekeringan Berkurang nya curah hujan pada MH. 2009/2010 dan tidak teratur

turunnya hujan sebagai dampak dari kejadian El Nino berakibat terjadinya kekeringan di beberapa daerah di Nusa Tenggara Barat. Komulatif Luas areal tanaman pangan nyang terkena bencana alamm kekeringan pada Tahun 2010 yaitu seluas ha dengan rincian disajikan pada Tabel 53 sd. 54.

Tabel 53. Luas areal tanaman pangan di Provinsi NTB yang terkena

Kekeringan tahun 2010

No.

Padi Jagung Kedelai Kc.Tanah KC. Hijau Jumlah

1 Kota Mataram - - - - - -

2 Lombok Barat 4.237 - - - - 4.237

3 Lombok Utara 14 20 - 20 - 54

4 Lombok Tengah 4.045 893 1.198 - - 6.136

5 Lombok Timur 1.095 3.431 - - - 4.526

6 Sumbawa 16.896 14.906 917 54 931 33.704

7 Sumbawa Barat 1.042 2.428 25 - - 3.495

8 Dompu 5.832 318 - 5 - 6.155

9 Bima 16.473 3.145 1.867 967 140 22.592

10 Kota Bima 100 - - - - 100

JUMLAH 49.734 25.141 4.007 1.046 1.071 80.999

Kabupaten/KotaKomulatif luas kekeringan (ha)

Page 93: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 51515151 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel 54. Luas Puso pada tanaman pangan di Provinsi NTB akibat Bencana alam Kekeringan tahun 2010

No.

Padi Jagung Kedelai Kc.Tanah KC. Hijau Jumlah

1 Kota Mataram - - - - - -

2 Lombok Barat 825 - - - - 825

3 Lombok Utara - - - - - -

4 Lombok Tengah 2.606 501 541 57 - 3.705

5 Lombok Timur 878 1.490 - - - 2.368

6 Sumbawa 9.339 9.239 236 54 804 19.672

7 Sumbawa Barat 374 2.408 25 - - 2.807

8 Dompu 3.984 318 - 5 - 4.307

9 Bima 5.888 872 1.426 50 40 8.276

10 Kota Bima 100 - - - - 100

JUMLAH 23.994 14.828 2.228 166 844 42.060

Kabupaten/KotaKomulatif luas kekeringan (ha)

c). Pengembangan Usaha Agribisnis Tanaman Pangan oleh LM3

Kegiatan pemberdayaan dan pengembangan usaha agribisnis tanaman pangan untuk Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM3) merupakan salah satu kegiatan pengembangan tanaman pangan yang diharapkan dapat menyumbangkan andil dalam upaya penyediaan produksi tanaman pangan, peningkatan kesempatan kerja dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Untuk maksud tersebut maka pemerintah melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan telah mengalokasikan dana bantuan sosial kepada beberapa LM3 di provinsi Nusa Tenggara Barat untuk kegiatan pengembangan agribisnis tanaman pangan. Jumlah LM3 yang mendapatkan bantuan sosial pengembangan usaha agribisnis tanaman pangan tahun 2008 sebanyak 22 unit dan tahun 2009 sebanyak 6 unit dan Tahun 2010 sebanyak 16 dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 55. Jumlah LM3 penerima bantuan penguatan modal usaha agribisnis

tanaman pangan di Provinsi Nusa Tenggara Barat (Tahun 2008 sd 2010)

No. Kabupaten/

Kota 2008 2009 2010 Jumlah

1 Mataram - - - -

2 Lombok Barat 6 - 1 7

3 Lombok Utara 1 - 2 3

4 Lombok Tengah 8 2 4 14

5 Lombok Timur 5 3 5 13

6 Sumbawa 1 - - 1

7 Sumbawa Barat - - - -

8 Dompu - - 2 2

9 Bima 1 - 1 2

10 Kota Bima - 1 1 2

Jumlah 22 6 16 44

Jumlah LM3 penerima Bantuan

Page 94: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 52525252 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel 56. Daftar nama LM3 penerima bantuan penguatan modal usaha gribisnis tanaman pangan tahun 2008 di Provinsi Nusa Tenggara Barat.

No Nama LM3 Alamat Jenis Usaha

1 Pondok Pesantren Fitrah Abdul Malik

Jl. Lintas Talabiu-Penapali Kec. Woha Bima

Budidaya Padi

2 Yayasan Pondok PesantrenAl Mahsun Khidir

Jl TGH Abdus Samad ,Dasan Tapen Gerung Lobar

Budidaya Padi

3 Pondok Pesantren Assullamy Langko

Jl Dharma Bhakti 1 Langko, Desa Langko, Lingsar, Lobar

Budidaya Jagung

4 Pondok Pesantren Nurul Mujahidin NW

Jl Raya Penimbung, Gunung Sari, Lobar

Budidaya Padi

5 Pondok Pesantren Qomarul Huda

Jl Tereng Ampel Pembawun, Keling, Sesaot, Narmada Lobar

Budidaya Padi

6 Yayasan Al Iman Embung Pas

Jl Karang Bayan, Embung Pas, Sigerongan, Lingsar, Lobar

Budidaya Padi

7 Yayasan Nurul Yaqin Malaka

Jl Raya Senggigi, Pemenang, Malaka, Pemenang Lobar

Budidaya Jagung

8 Yayasan Pondok Pesantren Nurul Karim NW

Jl Slamet A Kebon Ayu, Gerung, Lobar

Budidaya Padi

9 Pondok Pesantren Darul Ulum

Jl Haji Bukhari, Embung Buak, Desa Beraim, Praya Tengah, Loteng

Budidaya Padi

10 Pondok Pesantren Nurul Muhsinin

Jomang, Desa Batujai, Praya Barat, Loteng

Budidaya Padi

11 Yayasan Pendidikan MI Muhammadiyah Darul Ulum

Desa Ngorok, Kec. Kopang, Loteng

Budidaya Jagung Hibrida

12 Yayasan Pondok Pesantren Al Mak,rif

Jl Mujur-Janapria, Praya Timur, Loteng

Budidaya Padi

13 Yayasan Pondok Pesantren Darul Masakin

Jl Karang Lebah, Desa Bilelando, Praya Timur, Loteng

Budidaya Padi

14 Yayasan Pondok Pesantren Hidayatussibiyan NW

Desa Sengkerang, Praya Timur, Loteng

Budidaya Padi

15 Yayasan pondok Pesantren Nurus Salam

Reak Desa Tanak Awu Kec. Pujut, Loteng

Budidaya Padi

16

Yayasan Safinatunnaja Repok Oak, Desa Pengadang, Praya Tengah

Budidaya Padi

17 Pondok Pesantren Azzainiyah Al Majidiyah NW

Dasan Reban, Desa Loyok Kec. Sikur, Lotim

Budidaya Padi Hibrida

18 Pondok Pesantren Kondok Jl HM Nur Km 38, Montong Budidaya Padi

Page 95: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 53535353 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Barokah Baan, Sikur, Lotim

19 Pondok Pesantren Sa’adatuddarain NW

Desa Kabar, Kec Sakra, Lotim Budidaya Padi

20 Pondok Pesantren Sirojul Hamidiyah NW Menceh

Desa Gelanggang, Sakra Timur, Lotim

Budidaya Padi

21 Pondok Pesantren Sunan Giri NW

Jl Pendidikan No. 5, Montong Baan, Lotim

Budidaya Padi

22 Pondok Pesantren Gunung Galesa

Desa Moyo, Kec. Moyo Hilir, Sumbawa

Budidaya Jagung Hibrida

Tabel 57 Daftar nama LM3 penerima bantuan penguatan modal usaha

agribisnis tanaman pangan tahun 2009 di Provinsi Nusa Tenggara Barat.

No Nama LM3 Alamat Jenis Usaha

1. Pondok Pesantren Anak Yatim Imam Syafi'l

Ds. Kedo Tolotangga, Kel. Jatiwangi - Asakota

Budidaya padi

2. Yayasan Sullamul Ma'ad Al- Ma'arif

Desa Penujak Kecamatan Praya Barat

Agribisnis padi dan kedelai

3. Yayasan Pondok Pesantren Asyafi'yah

Desa Sengkerang Praya Timur

Budidaya padi

4. Pondok Pesantren Arrahmaniyah

Senyiur Desa Sepit Kecamatan Keruak

Budidaya padi

5. Pondok Pesantren Raudhatul Azhar

Desa Masbagik Timur Kecamatan Masbagik

Agribisnis padi dan jagung

6. Pondok Pesantren Nurul yaqin

Desa Swangi Kec. Sakra

Budidaya padi

Tabel 58. Daftar nama LM3 penerima bantuan penguatan modal usaha gribisnis tanaman pangan tahun 2010 di Provinsi Nusa Tenggara Barat.

No Nama LM3 Alamat Jenis Usaha

1 Yayasan Pondok Pesantren Al Banun

Desa Tanak Beaq Kecamatan Narmada Kab. Lobar

Budidaya Padi

2 Pondok Pesantren Ijtihadul Islamiah Al Amin

Desa genggelang Kec. Gangga Kab. Lombok Utara

Budidaya Padi

3 Yayasan Al-Ishlahul Ittihad

Desa Sigar Penjalin Kec. Tanjung

Budidaya jagung Hibrida

4 Pondok Pesantren Darunnadwah Al-Yamini

Desa Lajut Kec. Praya Budidaya Padi

5 Pondok Pesantren Nurussalam

Desa Tanak Awu Kec. Pujut Budidaya Padi

6 Yayasan Pondok Pesantren Darul

Desa Bonjeruk Kec. Jonggat Budidaya Padi

Page 96: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 54545454 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Hukumaini

7 Yayasan Pondok Pesantren Hisnul Wathoni NW

Desa Semoyang Kec. Praya Timur

Budidaya Padi

8 Pondok Pesantren Nurul Iman

Desa Setanggor Kec. Sukamulia

Budidaya Padi

9 Yayasan Pendidikan Al Badriah

Desa Rarang Kec. Terara Budidaya Padi

10 Yayasan Pendidkan dan Pelestarian Lingkungan Hidup Pondok Pesantren Hairul Fatihin

Kelurahan Ijobalit Kec. Labuhan Haji

Budidaya dan Pengolahan Ubikayu

11 Yayasan Pondok Pesantren Al-Majidiyah NW

Desa Kesik Kec. Masbagik Budidaya Padi

12 Yayasan Pondok Pesantren Riyadul Falah

Desa Aikmel Kec. Aikmel Budidaya Padi

13 Pondok Pesantren Al-Inayah Doromelo

Desa Doromelo Kec. anggelewa

Budidaya Padi

14 Yayasan Al-Ghuraba Manggelewa

Desa Banggo Kec. Manggelewa

Budidaya Padi

15 Pondok Pesantren Nurul Ahmady

Desa Wilamaci Kec. Monta Budidaya Padi

16

Pondok Pesantren Al-Ikhwan H. Sanuddin

Kelurahan Na’e Kec. Rasa Na’e

Budidaya Padi

d). Pelatihan Pemandu Lapang II ( PL.II ) SL-PTT

Pada Tahun 2010 telah dilaksanakan Pelatihan Pemandu Lapang II (PL.II) SL-PTT Tanaman Pangan sebanyak 4 kelas dengan rincian sebagai berikut :

No. Nama Pelatihan Jumlah peserta (orang)

Lamanya (hari)

1 Pelatihan PL.II SL-PTT Padi 30 6

2 Pelatihan PL.II SL-PTT Jagung 27 6

3 Pelatihan PL.II SL-PTT Kedelai 30 6

4 Pelatihan PL.II SL-PTT Kacang Tanah 24 6

Pelatihan Pemandu Lapang II SL-PTT dilaksanakan dengan tujuan :

1. Meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan wawasan pemandu lapang (PL-II) dalam pengembangan tanaman (sesuai komoditas dalam latihan) di Kabupaten/Kota se NTB khususnya melalui PTT.

Page 97: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 55555555 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

2. Menyebarluaskan informasi teknologi/cara budidaya yang baik dan benar yang diperlukan dalam pengembangan tanaman (sesuai komoditas dalam pelatihan) sehingga produktivitas dan produksi dapat ditingkatkan.

Sasaran pelaksanaan kegiatan yaituPetugas Kabupaten/Kota se Nusa Tenggara Barat yaitu dari Penyuluh/Pengawas Benih Tanaman (PBT)/Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT)/Petugas Dinas yang membina/mendampingi upaya peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan (sesuai komoditas pelatihan).

Hasil Pelaksanaan Pelatihan sebagai berikut :

1. Pelatihan PL.II SL-PTT Padi

Pelatihan dilaksanakan dilaksanakan selama 6 (Enam) hari, yaitu dari tanggal 1 s/d 6 Maret 2010 bertempat di Hotel Lombok Garden - Mataram.Peserta Pelatihan Pemandu Lapang (PL) II SL-PTT Padi sebanyak 30 orang yang terdiri dari unsur-unsur adalah Penyuluh Pertanian Spesialis, POPT/PBT/ petugas dinas dari Kabupaten/Kota se Nusa Tenggara Barat.

Sebagai Pengajar/Instruktur/narasumber yang memberikan materi pada pelatihan ini berasal dari :

1. Dinas Pertanian TPH Provinsi NTB 2. BPSB-TPH Provinsi NTB 3. BPTPH Provinsi NTB 4. BPTP Provinsi NTB 5. Pemandu Lapang ( PL. I) SL PTT Padi Provinsi NTB

Materi yang disampaikan pada acara pelatihan PL II SL-PTT Padi adalah sebagai berikut:

1. Kelompok Dasar

� Program Peningkatan Tanaman Pangan Melalui SL-PTT

� Filosofi dan Dinamika Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi

2. Kelompok Inti

• Kajian Kebutuhan dan Peluang, Identifikasi Masalah danAnalisis Agroekosistem

• Benih dan Varietas Unggul Padi • Penyiapan Bibit dan dan Cara Tanam • Pengelolaan Hara dan Pemupukan Padi Spesifik Lokasi • Tekhnologi Hemat Air dan Budidaya Padi Sawah • Iklim dan Implementasi PHT Padi • Teknologi Pasca Panen Padi

• Model Laboratorium Lapangan SL-PTT • Rancangan SL • Teknik Kepemanduan

Page 98: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 56565656 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

• Diskusi/Evaluasi • Diskusi/Evaluasi

3. Kelompok Penunjang

• Dinamika Kelompok 4. Praktik Lapangan

Untuk meningkatkan pemahaman peserta maka dilaksanakan kegiatan praktik lapangan yang berlokasi di Kelompok tani Giri Menang Desa Dasan Geres Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat.

Beberapa kesimpulan yang dihasilkan dalam pelaksanaan pelatihan sebagai berikut :

• Pelaksanaan Pelatihan Pemandu Lapang (PL) II SL-PTT Padi yang telah dilaksanakan selama 6 (enam) hari dari tanggal 1 s/d 6 Maret 2010 bertempat di Hotel Lombok Garden – Mataram dengan jumlah peserta sebanyak 30 orang.

• Para Instruktur/narasumber/pemandu lapang I telah memberikan materi pelatihan sesuai dengan jadwal dan para peserta mengikuti pelatihan dengan tekun dari awal sampai akhir pelatihan.

• Dengan dilaksanakannya Pelatihan Pemandu Lapang (PL) II SL-PTT Padi dapat menambah pengetahuan, keterampilan dan wawasan khususnya dengan adanya informasi-informasi terbaru dari pengajar (PL) I yang nantinya dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan pelatihan Pemandu Lapang (PL) III di Tingkat Kabupaten/Kota.

• Pelatihan Pemandu Lapang (PL) II SL-PTT Padi sangat diperlukan oleh para peserta pelatihan sebagai wadah komunikasi, saling tukar informasi dan peningkatan pengetahuan dalam SL-PTT padi karena adanya diskusi langsung dari sumber informasi teknologi dengan kondisi dan permasalahan lapangan yang dihadapi.

• Hasil pelatihan akan segera ditindak lanjuti oleh para peserta pelatihan di daerah masing-masing dengan menyampaikan laporan pelaksanaan kepada kepala dinas/bidang yang menangani SL PTT, mempersiapkan rencana pelatihan PL III baik mengenai peserta, waktu, materi, jadwal acara, Tim PL II / Narasumber, kegiatan praktik lapangan serta evaluasi/pelaporannya.

• Setelah dilaksanakan pelatihan Pemandu Lapang (PL) II SL-PTT Padi terjadi peningkatan pengetahuan, wawasan dan keterampilan peserta rata-rata sebesar 59,33 % yang didapat dari rata-rata nilai test awal sebesar 55,88 dan rata-rata nilai test akhir sebesar 83,05.

2. Pelatihan PL.II SL-PTT Jagung

Pelatihan dilaksanakan dilaksanakan selama 6 (Enam) hari, yaitu dari tanggal 1 s/d 6 Maret 2010 bertempat di Hotel Lombok Garden - Mataram.Peserta Pelatihan Pemandu Lapang (PL) II SL-PTT Padi sebanyak 30 orang yang terdiri dari unsur-unsur adalah Penyuluh Pertanian Spesialis, POPT/PBT/ petugas dinas dari Kabupaten/Kota se Nusa Tenggara Barat.

Sebagai Pengajar/Instruktur/narasumber yang memberikan materi pada pelatihan ini berasal dari :

� Dinas Pertanian TPH Provinsi NTB

Page 99: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 57575757 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

� BPSB-TPH Provinsi NTB � BPTPH Provinsi NTB � BPTP Provinsi NTB � Pemandu Lapang ( PL. I) SL PTT Padi Provinsi NTB

Materi yang disampaikan pada acara pelatihan PL II SL-PTT Padi adalah sebagai berikut: 2. Kelompok Dasar

� Program Peningkatan Tanaman Pangan Melalui SL-PTT � Filosofi dan Dinamika Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi

5. Kelompok Inti • Kajian Kebutuhan dan Peluang, Identifikasi Masalah danAnalisis

Agroekosistem

• Benih dan Varietas Unggul Padi • Penyiapan Bibit dan dan Cara Tanam • Pengelolaan Hara dan Pemupukan Padi Spesifik Lokasi • Tekhnologi Hemat Air dan Budidaya Padi Sawah • Iklim dan Implementasi PHT Padi

• Teknologi Pasca Panen Padi • Model Laboratorium Lapangan SL-PTT • Rancangan SL • Teknik Kepemanduan • Diskusi/Evaluasi • Diskusi/Evaluasi

6. Kelompok Penunjang

• Dinamika Kelompok 7. Praktik Lapangan

Untuk meningkatkan pemahaman peserta maka dilaksanakan kegiatan praktik lapangan yang berlokasi di Kelompok tani Giri Menang Desa Dasan Geres Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat.

Beberapa kesimpulan yang dihasilkan dalam pelaksanaan pelatihan sebagai berikut :

• Para Instruktur/narasumber/pemandu lapang I telah memberikan materi pelatihan sesuai dengan jadwal dan para peserta mengikuti pelatihan dengan tekun dari awal sampai akhir pelatihan.

• Dengan dilaksanakannya Pelatihan Pemandu Lapang (PL) II SL-PTT Padi dapat menambah pengetahuan, keterampilan dan wawasan khususnya dengan adanya informasi-informasi terbaru dari pengajar (PL) I yang nantinya dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan pelatihan Pemandu Lapang (PL) III di Tingkat Kabupaten/Kota.

• Pelatihan Pemandu Lapang (PL) II SL-PTT Padi sangat diperlukan oleh para peserta pelatihan sebagai wadah komunikasi, saling tukar informasi dan peningkatan pengetahuan dalam SL-PTT padi karena adanya diskusi langsung dari sumber informasi teknologi dengan kondisi dan permasalahan lapangan yang dihadapi.

• Hasil pelatihan akan segera ditindak lanjuti oleh para peserta pelatihan di daerah masing-masing dengan menyampaikan laporan pelaksanaan kepada

Page 100: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 58585858 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

kepala dinas/bidang yang menangani SL PTT, mempersiapkan rencana pelatihan PL III baik mengenai peserta, waktu, materi, jadwal acara, Tim PL II / Narasumber, kegiatan praktik lapangan serta evaluasi/pelaporannya.

• Setelah dilaksanakan pelatihan Pemandu Lapang (PL) II SL-PTT Padi terjadi peningkatan pengetahuan, wawasan dan keterampilan peserta rata-rata sebesar 59,33 % yang didapat dari rata-rata nilai test awal sebesar 55,88 dan rata-rata nilai test akhir sebesar 83,05.

3. Pelatihan PL.II SL-PTT Jagung

Pelatihan dilaksanakan dilaksanakan selama 6 (Enam) hari, yaitu dari tanggal 1 s/d 6 Maret 2010 bertempat di Hotel Lombok Garden - Mataram.Peserta Pelatihan Pemandu Lapang (PL) II SL-PTT Padi sebanyak 30 orang yang terdiri dari unsur-unsur adalah Penyuluh Pertanian Spesialis, POPT/PBT/ petugas dinas dari Kabupaten/Kota se Nusa Tenggara Barat.

Sebagai Pengajar/Instruktur/narasumber yang memberikan materi pada pelatihan ini berasal dari : � Dinas Pertanian TPH Provinsi NTB � BPSB-TPH Provinsi NTB � BPTPH Provinsi NTB � BPTP Provinsi NTB � Pemandu Lapang ( PL. I) SL PTT Padi Provinsi NTB

Materi yang disampaikan pada acara pelatihan PL II SL-PTT Padi adalah sebagai berikut: 3. Kelompok Dasar

� Program Peningkatan Tanaman Pangan Melalui SL-PTT � Filosofi dan Dinamika Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi

8. Kelompok Inti

• Kajian Kebutuhan dan Peluang, Identifikasi Masalah danAnalisis Agroekosistem

• Benih dan Varietas Unggul Padi • Penyiapan Bibit dan dan Cara Tanam • Pengelolaan Hara dan Pemupukan Padi Spesifik Lokasi • Tekhnologi Hemat Air dan Budidaya Padi Sawah • Iklim dan Implementasi PHT Padi • Teknologi Pasca Panen Padi • Model Laboratorium Lapangan SL-PTT • Rancangan SL

• Teknik Kepemanduan • Diskusi/Evaluasi • Diskusi/Evaluasi

9. Kelompok Penunjang

• Dinamika Kelompok

10. Praktik Lapangan

Page 101: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 59595959 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Untuk meningkatkan pemahaman peserta maka dilaksanakan kegiatan praktik lapangan yang berlokasi di Kelompok tani Giri Menang Desa Dasan Geres Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat.

Beberapa kesimpulan yang dihasilkan dalam pelaksanaan pelatihan sebagai berikut :

• Para Instruktur/narasumber/pemandu lapang I telah memberikan materi pelatihan sesuai dengan jadwal dan para peserta mengikuti pelatihan dengan tekun dari awal sampai akhir pelatihan.

• Dengan dilaksanakannya Pelatihan Pemandu Lapang (PL) II SL-PTT Padi dapat menambah pengetahuan, keterampilan dan wawasan khususnya dengan adanya informasi-informasi terbaru dari pengajar (PL) I yang nantinya dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan pelatihan Pemandu Lapang (PL) III di Tingkat Kabupaten/Kota.

• Pelatihan Pemandu Lapang (PL) II SL-PTT Padi sangat diperlukan oleh para peserta pelatihan sebagai wadah komunikasi, saling tukar informasi dan peningkatan pengetahuan dalam SL-PTT padi karena adanya diskusi langsung dari sumber informasi teknologi dengan kondisi dan permasalahan lapangan yang dihadapi.

• Hasil pelatihan akan segera ditindak lanjuti oleh para peserta pelatihan di daerah masing-masing dengan menyampaikan laporan pelaksanaan kepada kepala dinas/bidang yang menangani SL PTT, mempersiapkan rencana pelatihan PL III baik mengenai peserta, waktu, materi, jadwal acara, Tim PL II / Narasumber, kegiatan praktik lapangan serta evaluasi/pelaporannya.

• Setelah dilaksanakan pelatihan Pemandu Lapang (PL) II SL-PTT Padi terjadi peningkatan pengetahuan, wawasan dan keterampilan peserta rata-rata sebesar 59,33 % yang didapat dari rata-rata nilai test awal sebesar 55,88 dan rata-rata nilai test akhir sebesar 83,05.

4. Pelatihan PL.II SL-PTT Jagung Pelatihan dilaksanakan dilaksanakan selama 6 (Enam) hari, yaitu dari tanggal 1 s/d 6 Maret 2010 bertempat di Hotel Lombok Garden - Mataram.Peserta Pelatihan Pemandu Lapang (PL) II SL-PTT Padi sebanyak 30 orang yang terdiri dari unsur-unsur adalah Penyuluh Pertanian Spesialis, POPT/PBT/ petugas dinas dari Kabupaten/Kota se Nusa Tenggara Bara. Sebagai Pengajar/Instruktur/narasumber yang memberikan materi pada pelatihan ini berasal dari : � Dinas Pertanian TPH Provinsi NTB � BPSB-TPH Provinsi NTB � BPTPH Provinsi NTB � BPTP Provinsi NTB � Pemandu Lapang ( PL. I) SL PTT Padi Provinsi NTB

Materi yang disampaikan pada acara pelatihan PL II SL-PTT Padi adalah sebagai berikut: 4. Kelompok Dasar

� Program Peningkatan Tanaman Pangan Melalui SL-PTT � Filosofi dan Dinamika Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi

Page 102: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 60606060 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

5. Kelompok Inti

• Kajian Kebutuhan dan Peluang, Identifikasi Masalah danAnalisis Agroekosistem

• Benih dan Varietas Unggul Padi • Penyiapan Bibit dan dan Cara Tanam • Pengelolaan Hara dan Pemupukan Padi Spesifik Lokasi

• Tekhnologi Hemat Air dan Budidaya Padi Sawah • Iklim dan Implementasi PHT Padi • Teknologi Pasca Panen Padi • Model Laboratorium Lapangan SL-PTT • Rancangan SL • Teknik Kepemanduan • Diskusi/Evaluasi • Diskusi/Evaluasi

6. Kelompok Penunjang

• Dinamika Kelompok

7. Praktik Lapangan Untuk meningkatkan pemahaman peserta maka dilaksanakan kegiatan praktik lapangan yang berlokasi di Kelompok tani Giri Menang Desa Dasan Geres Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat.

Beberapa kesimpulan yang dihasilkan dalam pelaksanaan pelatihan sebagai berikut :

� Dengan dilaksanakannya Pelatihan Pemandu Lapang (PL) II SL-PTT Padi dapat menambah pengetahuan, keterampilan dan wawasan khususnya dengan adanya informasi-informasi terbaru dari pengajar (PL) I yang nantinya dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan pelatihan Pemandu Lapang (PL) III di Tingkat Kabupaten/Kota.

� Pelatihan Pemandu Lapang (PL) II SL-PTT Padi sangat diperlukan oleh para peserta pelatihan sebagai wadah komunikasi, saling tukar informasi dan peningkatan pengetahuan dalam SL-PTT padi karena adanya diskusi langsung dari sumber informasi teknologi dengan kondisi dan permasalahan lapangan yang dihadapi.

� Hasil pelatihan akan segera ditindak lanjuti oleh para peserta pelatihan di daerah masing-masing dengan menyampaikan laporan pelaksanaan kepada kepala dinas/bidang yang menangani SL PTT, mempersiapkan rencana pelatihan PL III baik mengenai peserta, waktu, materi, jadwal acara, Tim PL II / Narasumber, kegiatan praktik lapangan serta evaluasi/pelaporannya.

� Setelah dilaksanakan pelatihan Pemandu Lapang (PL) II SL-PTT Padi terjadi peningkatan pengetahuan, wawasan dan keterampilan peserta rata-rata sebesar 59,33 % yang didapat dari rata-rata nilai test awal sebesar 55,88 dan rata-rata nilai test akhir sebesar 83,05.

Page 103: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 61616161 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

C. SEKSI PERBENIHAN DAN SARANA PRODUKSI TANAMAN PANGAN

C.1. KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN (SUMBER DANA DEKONSENTRASI/ APBN) :

a. PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PUPUK ( KOORDINASI DAN PENGAWALAN)

1. Latar Belakang

Sejak tahun 2007–2009 pemerintah provinsi telah memberikan bantuan APPO dan RP3O melalui dana dekosentrasi kepada petani yang keberadaannnya tersebar di kabupaten/kota se Nusa Tenggara Barat. Mengingat kegiatan tersebut masih baru berjalan 3 tahun terkahir, maka perlu dilakukan koordinasi dan pengawalan terhadap kegiatan pengembangan pupuk organik agar program tersebut berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan tepat sasaran.

2. Tujuan dan Sasaran

Tujuan yang ingin dicapai pada kegiatan koordinasi dan pengawalan pupuk sebagai berikut:

a. Mengembangkan dan meningkatkan minat petani/kelompok tani penerima alat pencacah pupuk organik dan RP3O untuk memproduksi pupuk organik.

b. Meningkatkan minat petani/kelompok dalam menggunakan pupuk organik. c. Memacu percepatan pengembangan dan penggunaan pupuk organik di

tingkat petani. d. Mendorong peningkatan pendapatan petani/kelompok tani melalui

peningkatan produksi maupun efisiensi biaya usaha tani.

3. Alokasi Anggaran

Untuk mencapai tujuan dan sasaran kegiatan yang dilaksanakan, maka kegiatan ini mendapat alokasi anggaran dekonsentrasi sebagai berikut :

Tabel. 59. Alokasi Anggaran Kegiatan Koordinasi dan Pengawalan Pupuk Di Provinsi NTB TA. 2010

1. Belanja Bahan 1.190.000

2. Belanja Barang Non Operasional Lainnya 250.000

3. Belanja perjalanan Lainnya (DN) 10.560.000

No Uraian Dana Jumlah (Rp) Keterangan

Page 104: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 62626262 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Dari anggaran yang tersedia, maka dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

1. Koordinasi dan Pengawalan Bantuan Rumah Kompos

Pada tahun 2010 ini Pemerintah pusat mengalokasikan bantuan rumah kompos ke 3 Kabupaten Se NTB yaitu Kabupaten Lombok Timur, Sumbawa Barat dan Bima. Anggaran kegiatan tersebut tertuang di dalam RKA-KL kabupaten. Pemerintah Kabupaten memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kelompok penerima bantuan, oleh karena itu pemerintah provinsi menyusun Petunjuk pelaksanaan pemberian bantuan rumah kompos yang diberikan kepada pemerintah kabupaten untuk dijadikan pedoman dalam penentuan kelompok dan lokasi penerima bantuan.

Beberapa langkah yang dilakukan oleh kabupaten dalam menentukan kelompok penerima RP3O. Langkah yang harus dilakukan oleh kabupaten adalah sebagai berikut : a. Dinas Pertanian Kabupaten/Kota melakukan identifikasi calon penerima

bantuan dan menganalisa serta verifikasi secara obyektif bahwa calon penerima bantuan memenuhi kriteria yang dipersyaratkan.

b. Dinas Pertanian Kabupaten/Kota menetapkan Kelompok Tani atas dasar hasil identifikasi dan verifikasi.

c. Petani yang telah ditetapkan sebagai penerima bantuan mengajukan proposal untuk proses pencairan dana ke KPN kabupaten.

d. Proses pencairan dana dapat dilakukan oleh KPPN Kabupaten setelah proposal ditandatangani oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota atau Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).

Dalam melakukan identifikasi calon penerima bantuan, pemerintah kabupaten harus obyektif dengan berpedoman pada petunjuk pelaksanaan yang ada, sehingga alat yang diberikan dapat dimanfaatkan dengan optimal dan sekaligus merupakan stimulan kepada petani/kelompok tani sekitarnya untuk mendorong pengembangan penggunaan pupuk organik di tingkat petani. Kriteria kelompok tani penerima bantuan yaitu:

a. Diutamakan kelompok tani yang telah ditetapkan sebagai pelaksana Sekolah Lapang (SL).

b. Kelompok tani yang aktif, berpengalaman dan mempunyai organisasi minimal ketua, sekretaris dan bendahara.

c. Kelompok tani harus memiliki atau siap memiliki tabungan kelompok di Bank.

d. Kelompok tani tidak mempunyai tunggakan kredit atau belum pernah menerima bantuan sejenis sebelumnya.

Dari kriteria diatas, maka pemerintah kabupaten menetapkan kelompok penerima bantuan rumah kompos sebagai berikut:

Page 105: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 63636363 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel. 60. Kelompok Penerima Bantuan Rumah Kompos TA. 2010

No Kabupaten Desa

Nama Nilai

No. SK

Kadis

Kelompo

k Tani Ketua

JLH Bantuan

(UNIT) (Rp)

1

Lombok Timur

Lendang Nangka

Utara Kec.

Masbagik

POKTAN Sejati

Suhaidi

1

85.000.000

PPH.521.

1/594.a/PP/2010

2 Sumbawa Barat Beru,

Kecamatan Jereweh

Rolina

A.Rakhim Perbata

1 85.000.000

520/02/D

ISHUTBUNTAN/

IV/2010

Desa

Karumbu

Kec. Langgudu

3 Bima Oi Busi 1 85.000.000

Jumlah 3

Nilai bantuan yang diberikan ke kelompok ditransper melalui rekening kelompok sebesar Rp. 80.000.000,- dengan rincian penggunaan uang sebagai berikut :

- Pembangunan RP3O dengan ukuran bangunan 9 x 7 m

- Pembelian APPO tipe kecil sebanyak 1 unit dan

- Pembelian sarana pendukung berupa; bioaktivator, kantong plastik , alat penjahit karung.

2. Pengawalan Bantuan Rumah Kompos dan APPO

Jumlah APPO yang dialokasikan di kab/kota se-NTB sejak Tahun 2008 sampai dengan 2009 dari dana dekonsentrasi sebagai berikut:

Tabel 61. Keragaan bantuan APPO melalui dana dekosentrasi di Prov. NTB Tahun 2007 - 2009

Jumlah Jumlah2009 APPO 2008 2009 RP3O

APBN APBN-P APBN APBN-P APBN (unit) APBN APBN (unit)

1 Kota Mataram 1 - 2 1 - 4 - -2 LoLombok Barat 1 - - 3 3 7 1 -3 Lombok Tengah 1 - - 7 1 9 1 14 Lombok Timur 1 - 3 3 1 8 - 15 Sumbawa Barat 1 - - 1 3 5 - -6 Sumbawa 1 - - 5 3 9 1 -7 Dompu 1 - - 2 1 4 - 18 Bima 1 1 - 3 1 6 - -9 Kota Bima 1 - - 3 - 4 - 1

9 1 5 28 13 56 3 4Catatan : RP3O dilengkapi dengan 1 unit APPO

Jumlah

No Kab/KotaAPPO (unit) RP3O

2007 2008

Page 106: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 64646464 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Hasil koordinasi dan pemantauan ke lapangan, maka dapat di identifikasi kelompok tani yang melakukan pembuatan pupuk organik sebagaimana tabel 62.

Tabel 62. Kelompok Tani Pembuat Pupuk Organik di Kab/Kota se NTB

Produsen/KelompokNo Kabupaten Tani Pembuat Pupuk Alamat Bahan Baku

Kota Organik

1 MATARAM Karang Pule Karang Pule Jerami & EM3 2.400 kgJumlah 2.400 kg

2 LOBAR Kel.Tani Wiresinge Batu Kuta Jerami, pupuk kandang & EM3 24.000 kgBeriuk Maju Sigerongan Jerami, pupuk kandang & EM3 6.000 kgPemda Baru Kediri Jerami, pupuk kandang & EM3 2.400 kgDrs. Ll. Juarsih Lembar Jerami, pupuk kandang & EM3 6.000 kgH. Usman Jagaraga Jerami, pupuk kandang & EM3 2.400 kgHarapan Bersama Nyiur Lembang, Narmada Jerami, pupuk kandang & EM3 1.000 kg

Jumlah 41.800 kg3 LOTENG Kel.Tani Gerak Maju Pidendang,Ds Sepakek Pringgarata Pupuk Kandang 65.000 kg

Kel Tani Tarasne Peneguk Desa Bagu, Pringgarata Pupuk Kandang 80.000 kgKel,Tani Anugrah Dasan Baru Desa Ubung, Jonggat Pupuk Kandang 120.000 kgSarwanik Ulur Agung Desa Labulia Jonggat Pupuk Kandang 50.000 kgKel. Tani Embel Bao Desa Mas-mas Pupuk Kandang, Jerami, dokompuse 150.000 kgBersatu Jaya Ds. Berembang Jurang Jaler

Jumlah 465.000 kg4 LOTIM BUMD Desa Perian Kec. Montong Gading Limbah pertanian & ppk kandang 300.000 kg

Kel.Tani Lembung Tani Desa Perian Kec. Montong Gading Urin Sapi 3.000 ltrKel.Tani Bareng Mele Desa Kelayu Jorong, Kec. Selong Limbah ternak sapi& limbah pertanian 120.000 kgKel.Tani Beriuk Mekar Desa Kelayu Selatan, Kec. Selong Limbah ternak sapi& limbah pertanianUD. Remaja Desa Pringgasela Limbah ternak sapi& limbah pertanian 540.000 kgUD. Mitra Tani Desa Apitaik, kec. Pringgabaya Limbah ternak sapi& limbah pertanian 1.200.000 kgKel, Pade Patuh Desa Pringgabaya,Kec.Pringgabaya Limbah ternak sapi& limbah pertanian 1.200.000 kgUD. Bintang Organik Desa Apitaik, kec. Pringgabaya Limbah ternak & limbah pertanian 3.600.000 kgKel. Tani Riawit Desa Tembeng Putik, Wanasaba 3.000 ltrBaru Mekar I Kelayu, Selong 1.500 kg

Jumlah 6.967.500 kg5 SMB. BRT Batu Bele Desa Manala Limbah ternak, limbah hsl pertanian 3.000 kg

Al-Ihlas Desa Manala Limbah ternak, limbah hsl pertanian 3.000 kgTekad Bersama Dsn Seranggin Ds Bugis, Taliwang Limbah ternak, limbah hsl pertanian 3.000 kg

Jumlah 9.000 kg6 SUMBAWA Orong Nunung Dusun Poto Jerami, Kotoran Hewan, Dedak 120.000 kg

Al Slalu Dusun Sameri Jerami, Kotoran Hewan, Dedak 60.000 kgSemangat membangun Desa Boa Kec. Moyo Utara Jerami & EM3 36.000 kgCari Untung Krato Alas, Kec. Unter Ewes Sekam & Jerami 24.000 kgKelompok Mandiri Wanita - Dusun Sela Desa Batu Tering Kotoran KelelawarBuin Nunuk Kec. Moyo HuluTunas Rezeki Bale Brang, Uthan

Jumlah 240.000 kg7 DOMPU Kuta I Desa Rasabou Jerami, Dedak, EM4 1.200 kg

Doro Tangga Jerami, Dedak, EM, Daun-daunan 6.000 kgKel.Tani Nangka Tiga Desa Matua-Kec. Wojo Kotoran kuda, kerbau dan EM4 45.000 kgKel.Tani Sama Kai Kel. Bali I, Kec. Domp Kotoran kuda, kerbau dan EM4 40.000 kgKel.Tani Onderneming Satu Desa O'O Kec. Dompu Kotoran kuda, kerbau dan EM4 45.000 kgKel.Tani Tani Makmur Kel. Monta Baru-Woja Kotoran kuda, kerbau dan EM4 50.000 kgKel,Tani Doro Ringi Kel. Bada Kotoran kuda, kerbau dan EM4 60.000 kgKel.Tani Sori Silo Kel, Doro Tangga Kotoran kuda, kerbau dan EM4 50.000 kgKel.Tani Imbal Jasa Desa Saneo Kec. Woja Kotoran kuda, kerbau dan EM4 45.000 kgKel.Tani Diwu Nduha Desa aepadi, Kec. Dompu Kotoran kuda, kerbau dan EM4 60.000 kgDoro Bonto Bonto

Jumlah 402.200 kg8 BIMA Kel.Tani Ncuhu Mali I Desa Sari Kec. Sape 500 kg

Kel Tani Sepakat Desa Sie Kec, Monta 20.000 kg

KelTani Jempaka Desa Karimbu, Kec. Langgudu 10.000 kg

Kel.Tani Mawu Bersatu Desa Mawu, Kec. Ambalawi 14.000 kg

Jumlah 44.500 kg9 KOTA BIMA Kel.Tani Lambolo Kendo, Rasanae Timur 20.000 kg

Kel Tani Menggepambu Lampe, Rasanae Timur 10.000 kg

Jumlah 119.000 kg

Sekam, kotoran sapi/kerbau,Serbuk Kayu, EM

Sekam, kotoran sapi/kerbau,Serbuk Kayu, EMSekam, kotoran kambing,Serbuk gergaji,jerami, EM4Sekam, kotoran sapi/kerbau,Serbuk Kayu, EM

Jumlah yg

dihasilkan(kg/Liter)

Page 107: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 65656565 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

3. Pembinaan dan Pengembangan Pupuk a. Pengembangan sistem penyediaan dan pengawasan pupuk

1. Latar Belakang

Pupuk merupakan sarana produksi yang mempunyai peranan sangat

penting dalam peningkatan produktivitas dan kualitas hasil pertanian, sehingga ketersediaan pupuk di tingkat petani diupayakan memenuhi azas 6 tepat yaitu tepat waktu, jumlah, jenis, tempat, mutu dan tepat harga. Dengan berbagai keterbatasan petani, penggunaan pupuk di tingkat petani ditengarai masih belum sesuai dengan kaidah pemupukan berimbang sehingga produksi pertanian belum optimal.

Untuk itu sejak tahun 2003 sampai tahun 2010 pemerintah menetapkan perlunya kebijakan pemberian subsidi pupuk untuk sektor pertanian. Agar sarana produksi terpenuhi secara 6 tepat, maka perlu pengawasan terhadap penyediaan, penggunaan dan peredaran pupuk dan pestisida agar dapat meningkatkan produksi dan pendapatan petani.

2. Tujuan dan Sasaran

Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan pengembangan sistem penyediaan dan pengawasan pupuk sebagai berikut: a. Petani/kelompok tani dapat memperoleh pupuk sesuai dengan azas 6 tepat,

dengan harapan dapat meningkatkan produktivitas dan produksi komoditas pertanian guna mendukung ketahanan pangan.

b. Mencegah beredarnya pupuk dan pestisida yang illegal. c. Menyamakan persepsi dan langkah dalam rangka penyediaan dan pengawasan

pupuk dan pestisida guna menjamin peredaran pupuk dan pestisida yang memenuhi persyaratan baik kwantitas maupun kwalitas yang akan digunakan oleh petani.

Sasaran dari kegiatan ini adalah petani, kelompok tani, petugas daerah, kios penyedia sarana produksi, stakeholder.

3. Alokasi Anggaran

Untuk mencapai tujuan dan sasaran kegiatan yang dilaksanakan, maka kegiatan ini mendapat alokasi anggaran dekonsentrasi sebagai berikut :

Tabel. 63. Alokasi Anggaran Kegiatan Pengembangan sistem penyediaan dan

Pengawasan Pupuk Di Provinsi NTB TA. 2010

1. Belanja Bahan 1.600.000

2. Belanja Barang Non Operasional Lainnya 200.000

3. Belanja Jasa lainnya 2.800.000

4. Belanja perjalanan Lainnya (DN) 15.400.000

No Uraian Dana Jumlah (Rp) Keterangan

Page 108: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 66666666 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

4. Pelaksanaan Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan dalam pengembangan sistem penyediaan dan pengawasan pupuk dibagai menjadi 2 bagian yaitu; (1) Sistem penyediaan dan pengawasan pupuk bersubsidi dan (2) Sistem penyediaan dan pengawasan pupuk dan pestisida non subsidi. Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan sebagai berikut : a. Sistem Penyediaan dan Pengawasan Pupuk Bersubsidi

a.1. Sistem Penyediaan Pupuk Bersubsidi

Penyediaan pupuk bersubsidi ditingkat petani diharapkan sesuai dengan azas 6 tepat. Untuk memenuhi 6 tepat tersebut, maka beberapa hal yang dilakukan sebagai berikut :

- Untuk kelancaran pendistribusian pupuk bersubsidi sampai tingkat lapang, maka pemerintah pusat menerbitkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 49/ Permentan/ SR.130/1/ 2010 perubahan lampiran peraturan menteri pertanian Nomor 50/Permentan/SR.130/11/2009 Juncto Nomor 32/ Permentan/ SR.130/ 4/2010 tentang kebutuhan dan harga eceran pupuk bersubsidi untuk sektor pertanian TA. 2010. Permentan tersebut ditindaklanjuti oleh Pemerintah daerah dengan menerbitkan Peraturan Gubernur Nomor 43 Tahun 2009 tentang alokasi pupuk bersubsidi untuk sektor pertanian di Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2010. Dengan adanya perubahan dari pusat maka dilakukan perubahan yaitu Peraturan Gubernur Nomor 28 Tahun 2010 dengan rincian kebutuhan pupuk yaitu ; Urea: 1470.320 ton, SP-36 : 20.000 ton, ZA 12.500 ton, NPK : 35.000 ton dan pupuk organik sebesar 12.500 ton.

- Untuk kelancaran distribusi pupuk ke tingkat lapang, maka distribusi pupuk bersubsidi dilakukan dengan mengacu kepada Keputusan Menteri Perdagangan Nomor:07/M-DAG/PER/2/2009 tanggal 9 Pebruari 2009 tentang pengadaan dan penyaluran pupuk bersubsidi untuk sektor pertanian. Pengaturan sistem distribusi pupuk dengan harapan agar petani dapat memperoleh pupuk dengan azas enam tepat yaitu: tempat, jenis, waktu, jumlah, mutu dan harga. Beberapa hal penting yang diatur dalam keputusan tersebut antara lain:

a.2. Tugas dan Tangung jawab Produsen

1) Produsen wajib menjual pupuk bersubsidi kepada distributor di gudang lini III produsen dengan harga tebus memperhitungkan HET.

2) Produsen wajib menjamin persediaan minimal pupuk bersubsidi di lini III untuk kebutuhan selama 2 (dua) minggu ke depan sesuai dengan rencana yang ditetapkan oleh Menteri Pertanian.

3) Produsen wajib menyampaikan laporan pengadaan, penyaluran dan persediaan pupuk bersubsidi di wilayah tanggung jawabnya setiap bulan secara berkala kepada Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri,

Page 109: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 67676767 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Departemen Perdagangan, Direktur Jenderal Industri Agro dan Kimia, Departemen Perindustrian, Direktur Jederal Tanaman Pangan, Departemen Pertanian serta tim pengawas pupuk bersubsidi tingkat pusat.

4) Produsen wajib menyampaikan laporan pengadaan, penyaluran dan persediaan pupuk bersubsidi di provinsi yang menjadi wilayah tanggung jawabnya setiap bulan secara berkala kepada dinas provinsi terkait serta komisi pengawas pupuk dan pestisida setempat.

5) Dalam keadaan yang mengisyaratkan akan terjadi kelangkaan pupuk bersubsidi, produsen wajib segera menyampaikan laporan tentang permasalahan dan upaya yang telah dilaksanakan untuk mengatasinya kepada Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Direktur Jenderal Industri Agro dan Kimia, Departemen Perindustrian, Direktur Jederal Tanaman Pangan, Departemen Pertanian.

a.3. Tugas dan Tanggung jawab Distributor

a) Distributor bertanggungjawab atas kelancaran penyaluran pupuk bersubsidi dari lini III sampai dengan lini IV di wilayah tanggungjawabnya sesuai dengan prinsip 6 (enam) tepat yaitu tepat jenis, jumlah, harga, tempat, waktu dan mutu.

b) Distributor bertanggung jawab agar pupuk bersubsidi sesuai dengan jumlah dan jenisnya, saat sampai dan diterima oleh pengecer sesuai alamat dan wilayah tanggung jawabnya yang diajukan pada saat pembelian.

c) Distributor menyalurkan pupuk bersubsidi hanya kepada pengecer yang ditunjuk sesuai dengan harga yang ditetapkan produsen.

d) Distributor wajib menjamin persediaan minimal pupuk bersubsidi di wilayah tanggung jawabnya untuk memenuhi kebutuhan selama 1 (satu) minggu ke depan sesuai dengan rencana kebutuhan yang ditetapkan oleh Menteri Pertanian.

e) Distributor melaksanakan sendiri kegiatan pembelian dan penyaluran pupuk bersubsidi, oleh karenanya: (a) Distributor tidak dibenarkan melaksanakan penjualan pupuk bersubsidi kepada pedagang dan/atau pihak lain yang tidak ditunjuk sebagai pengecer dari distributor yang bersangkutan, (b) Distributor tidak dibenarkan memberi kuasa untuk pembelian pupuk bersubsidi kepada pihak lain, kecuali kepada petugas distributor yang bersangkutan yang dibuktikan dengan surat kuasa dari pengurus/manager distributor yang bersangkutan.

f) Distributor berperan aktif membantu produsen melaksanakan penyuluhan dan promosi.

Page 110: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 68686868 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

g) Distributor bersama dengan produsen melakukan pembinaan, pengawasan dan penilaian terhadap kinerja pengecer dalam melaksanakan penjualan pupuk bersubsidi kepada petani dan/atau kelompok tani di wilayah tanggung jawabnya serta melaporkan hasil pengawasan dan penilaiannya tersebut kepada produsen yang menunjuknya.

h) Distributor wajib memasang papan nama dengan ukuran 1 x 1,5 meter sebagai distributor pupuk yang resmi di wilayah tanggung jawabnya.

i) Distributor melaksanakan koordinasi secara periodik dengan instansi terkait di wilayah tanggung jawabnya.

j) Distributor wajib menyampaikan laporan pengadaan, penyaluran dan persediaan pupuk di gudang yang dikelolanya, secara periodik setiap akhir bulan kepada produsen dengan tembusan kepada instansi terkait.

k) Distributor menetapkan lingkup wilayah tangung jawab dalam penyaluran pupuk bersubsidi kepada para pengecer yang ditunjuknya.

l) Distributor wajib menyampaikan daftar pengecer kepada produsen dan Kepala Dinas kebupaten/kota setempat yang membidangi perdagangan setiap akhir tahun.

a.4. Tugas dan Tanggung jawab Pengecer

Tugas dan tanggung jawab pengecer dalam menyalurkan pupuk bersubsidi adalah :

a. Pengecer bertanggung jawab atas kelancaran penyaluran pupuk bersubsidi yang diterimanya dari distributor kepada petani/kelompok tani.

b. Pengecer bertanggung jawab menyalurkan pupuk bersubsidi sesuai peruntukannya.

c. Pengecer bertanggung jawab dan menjamin persediaan atas semua jenis pupuk bersubsidi di wilayah tanggung jawabnya untuk untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh distributor.

d. Pengecer hanya dapat mengadakan penebusan dan menerima pupuk bersubsidi dari distributor yang ditunjuk oleh produsen.

e. Pengecer melaksanakan sendiri kegiatan penyaluran pupuk bersubsidi hanya kepada petani dan/atau kelompok tani sebagai konsumen akhir sesuai dengan lingkup wilayah tanggung jawabnya.

f. Pengecer menyalurkan pupuk bersubsidi sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) yang berlaku dalam kemasan 50 kg.

Page 111: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 69696969 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

g. Pengecer wajib memasang papan nama dengan ukuran 0,50 x 0,75 meter sebagai pengecer resmi dari distributor yang ditunjuk oleh produsen.

h. Pengecer wajib memasang daftar harga sesuai harga eceran tertinggi yang berlaku.

b. Koordinasi, Pengawalan, Penyediaan dan pengawasan Pupuk Bersubsidi

Pupuk merupakan salah satu sarana produksi yang penting di dalam

meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman pangan, oleh karena itu penyediaannya harus memenuhi azas 6 tepat. Untuk mencapai azas 6 tepat tersebut, maka pemerintah pusat menerbitkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 49/Permentan/ SR.130/1/2010 perubahan lampiran Peraturan Menteri Pertanian No : 50/Permentan/SR.130/11/2009 Juncto Nomor 32/Permentan/SR.130/4/2010 tentang Kebutuhan dan Harga Eceran Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian TA. 2010.

Permentan tersebut ditindaklanjuti oleh pemerintah daerah dengan menerbitkan Peraturan Gubernur Nomor 43 Tahun 2009 tentang alokasi pupuk bersubsidi untuk sektor pertanian di Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2010 yaitu ; Urea: 160.000 ton, SP-36 : 20.000 ton, ZA: 12.454 ton, NPK : 40.000 ton dan pupuk organik : 20.222 ton.

Namun dalam kurun waktu Januari s/d September 2010, ditingkat pusat terjadi perubahan anggaran khususnya anggaran subsidi pupuk. Oleh karena itu pemerintah menyesuaikan volume pupuk sesuai dengan anggarn yang tersedia, sehingga terjadi perubahan quota pupuk. Pemerintah pusat merealokasi pupuk melalui Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 49/Permentan/ SR.130/IX/2010. Rincian realokasi pupuk untuk Prov. Nusa Tenggara Barat tertuang dalam Peraturan Gubernur Nomor 28 Tahun 2010 yaitu sebesar: Urea: 147.320 ton, SP-36 : 20.000 ton, ZA 12.500 ton, NPK : 35.000 ton dan pupuk organik 12.500 ton. Adapun rincian kebutuhan pupuk per Kabupaten/Kota seperti Tabel 64.

Tabel 64. Alokasi Pupuk Bersubsidi Di kabupaten/Kota Se-Prov. NTB Berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 28 Tahun 2010

NO UREA SP-36 ZA NPK ORGANIK

1 MATARAM 1.885,55 459,40 255,00 748,25 500,00 2 LOMBOK BARAT 15.827,10 2.304,38 1.200,00 5.388,90 1.124,75 3 LOMBOK UTARA 6.055,70 857,29 325,00 851,50 753,00 4 LOMBOK TENGAH 25.360,10 5.076,00 3.300,00 5.251,45 2.530,30 5 LOMBOK TIMUR 36.927,95 7.325,00 4.875,00 10.809,70 3.145,95 6 SUMBAWA 26.250,75 2.210,00 520,00 3.048,70 1.110,00 7 SUMBAWA BARAT 4.420,60 120,00 25,00 674,50 400,00 8 DOMPU 11.782,55 192,93 231,00 1.358,70 604,50 9 BIMA 16.807,30 1.280,00 1.744,00 6.212,50 1.881,50 10 KOTA BIMA 2.002,40 175,00 25,00 655,80 450,00

Jumlah 147.320,00 20.000,00 12.500,0 35.000,00 12.500,0

KABUPATEN/KOTA

Page 112: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 70707070 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Penyediaan dan pengadaan pupuk bersubsidi di Provinsi NTB disediakan oleh 2 (dua) Produsen pupuk yaitu PT. Pupuk Kaltim dan PT. Petrokimia Gresik. Untuk memperlancar penyaluran ke kab/kota maka produsen menunjuk distributor untuk menyalurkan pupuk bersubsidi ke pengecer resmi, yaitu sebanyak 26 distributor pupuk untuk PT. Pupuk Kaltim dan 22 distributor PT. Petrokimia Gresik. Rincian nama dan jumlah distributor pupuk bersubsidi pengecer seperti pada lampiran 1.

Untuk mengoptimalkan kinerja produsen, distributor dan pengecer pupuk bersubsidi agar pupuk bersubsidi memenuhi azas 6 tepat yaitu tepat jenis, jumlah, harga, dosis, tempat, dan mutu, maka perlu dilakukan pengawasan yang intensif dari pemerintah/instansi terkait. Hasil pengawasan pupuk bersubsidi di Kabupaten/Kota Se Nusa Tenggara Barat, sebagai berikut: a. Harga pupuk bersubsidi di tingkat petani per Januari - Maret 2010 tetap

mengacu kepada Peraturan Menteri Pertanian Nomor 42/Permentan/ OT.140/ 09/ 2008 tanggal 23 September 2008 seperti tertera dalam Tabel 65.

Tabel 65. Harga Pupuk Bersubsidi di Nusa Tenggara Barat Tahun 2010

No. Jenis Pupuk Harga

1. 2. 3. 4. 5.

Urea ZA SP-36 NPK Organik

Rp. 1. 200,- per kg Rp. 1. 050,- per kg Rp. 1. 550,- per kg Rp. 1. 750,- per kg Rp. 500,- per kg

Adanya revisi anggaran untuk subsidi pupuk maka pada tanggal 8 April 2010, pemerintah kembali menetapkan Harga Eceran Tertinggi pupuk dan berlaku sejak tanggal 9 April 2010, rincian HET pupuk bersubsidi seperti Tabel 66.

Tabel 66. Harga Pupuk Bersubsidi di Nusa Tenggara Barat per 9 April Tahun 2010

No. Jenis Pupuk Harga

1. 2. 3. 4. 5.

Urea ZA SP-36 NPK Organik

Rp. 1. 600,- per kg Rp. 1. 400,- per kg Rp. 2. 000,- per kg Rp. 2. 300,- per kg Rp. 700,- per kg

Harga eceran tertinggi pupuk bersubsidi berlaku dalam kemasan 50 kg, 40 kg atau 20 kg yang dibeli petani, pekebun, peternak, pembudidayaan ikan di penyalur lini IV secara tunai.

b. Harga pupuk bersubsidi di tingkat kios pengecer periode Januari – 8 April 2010 seperti Tabel 67.

Page 113: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 71717171 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel 67. Harga pupuk bersubsidi di tingkat kios pengecer (lini IV)

No. Jenis Pupuk HET Harga Tingkat Lapang

1. 2. 3. 4. 5.

Urea SP-36 ZA NPK Phonska Organik

Rp. 1.200 / kg Rp. 1.550 / kg Rp. 1.050 / kg Rp. 1.750 / kg Rp. 500 / kg

Rp. 1.200 – 1.500/kg Rp. 1.550 – 2.500/kg Rp. 1.050 – 1.500/kg Rp. 1.750 – 2.500/kg Rp. 500 – 650/kg

Harga eceran pupuk di tingkat pengecer bervariasi, pada kondisi normal (ketersediaan pupuk di lapangan cukup tersedia) harga pupuk bersubsidi di tingkat petani masih sesuai HET, namun pada kondisi limit dimana pupuk kurang tersedia akibat distribusi yang tidak lancar, sementara petani pada waktu itu sangat membutuhkan, maka akan terjadi harga pupuk di atas HET yang ditetapkan.

Sedangkan harga pupuk bersubsidi di tingkat kios pengecer periode April – 31 Desember 2010 seperti Tabel 68.

Tabel 68. Harga pupuk bersubsidi di tingkat kios pengecer (lini IV)

No. Jenis Pupuk

HET Harga Tingkat Lapang

1. 2. 3. 4. 5.

Urea SP-36 ZA NPK ORGANIK

Rp. 1.600 / kg Rp. 2.000 / kg Rp. 1.400 / kg Rp. 2.300 / kg Rp. 700 / kg

Rp. 1.600 – 1.850/kg Rp. 2.000 – 2.500/kg Rp. 1.400 – 1.750/kg Rp. 2.300 – 2.750/kg Rp. 700 – 750/kg

Harga eceran pupuk di tingkat pengecer bervariasi, pada saat ketersediaan pupuk di lapangan cukup tersedia, maka harga pupuk bersubsidi di tingkat petani masih sesuai HET, namun jika pupuk kurang tersedia akibat distribusi yang tidak lancar, sementara petani pada waktu itu sangat membutuhkan, maka akan terjadi harga pupuk di atas HET yang ditetapkan. Beberapa hal yang memicu harga pupuk diatas HET, yaitu : - Petani membeli pupuk secara eceran. - Adanya sistem pembelian pupuk secara paket. - Pengelola kios penyalur (Lini IV) kurang memahami aturan penyaluran

pupuk bersubsidi. - Beberapa kios tidak mendata ulang pembeli pupuk, yang menyebabkan

pupuk bersubsidi tidak tersalur sesuai RDKK yang telah disusun oleh kelompok.

c. Realisasi penyaluran pupuk bersubsidi di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2010 seperti Tabel 69.

Page 114: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 72727272 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel 69. Realisasi Penyaluran Pupuk Bersubsidi di NTB Tahun 2010

No. Jenis Pupuk Quota Realissasi %

1 UREA 147.320,00 126.839,55 86,10 2 SP-36 20.000,00 13.535,00 67,68 3 ZA 12.500,0 10.030,00 80,24 4 NPK : 35.000,00 21.934,60 62,67

- Phonska 10.148,00 - Pelangi 11.786,60

5 ORGANIK 12.500,00 2.157,52 17,26 - Petroganik 1.277,00 - Zeorganik 880,52

Dari tebel diatas menunjukkan bahwa realiasi penyaluran pupuk urea

sebesar 86, 10%, pupuk SP-36 67,68%, pupuk ZA 80,24 %, pupuk NPK 62,67 dan pupuk Organik sebesar 17,26%. Grafik realisasi dan rencana penyaluran pupuk bersubsidi per Kab/Kota Se NTB seperti pada Grafik1.

Grafik 1. Alokasi dan Rencana Penyaluran Pupuk Urea Bersubsidi di Kab/Kota Se

NTB Tahun 2010

Grafik. 2. Alokasi dan Realisasi Penyaluran Pupuk SP-36 Bersubsidi di Kab/Kota Se NTB Tahun 2010.

Page 115: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 73737373 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Grafik. 3. Alokasi dan Realisasi Penyaluran Pupuk ZA Bersubsidi di Kab/Kota Se NTB Tahun 2010

Grafik. 4. Realiasi penyaluran pupuk NPK bersubsidi di Kab/Kota Se NTB Tahun

2010

Grafik. 5. Alokasi dan Realisasi Penyaluran Pupuk ORGANIK Bersubsidi di

Kab/Kota Se NTB Tahun 2010

Page 116: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 74747474 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

C. Koordinasi Dalam Rangka Pengawasan Pupuk Bersubsidi

Koordinasi ini dilakukan dengan tujuan untuk menyamakan persepsi dan langkah dalam penyediaan dan pengawasan pupuk, dengan rumusan sebagai berikut :

1. Meningkatnya sasaran produksi khususnya padi, jagung dan kedelai, tentunya akan berdampak terhadap penggunaan sarana produksi khususnya pupuk subsidi. Hal tersebut mengakibatkan peningkatan anggaran subsidi pupuk yang terus bertambah setiap tahun.

2. Karena keterbatasan dana yang tersedia dalam anggaran APBN, maka peningkatan anggaran subsidi pupuk cukup memberatkan bagi perintah. Hal tersebut, menjadi dilema manakala niat baik pemerintah untuk memberikan subsidi kepada petani tidak sampai secara tepat. Adanya indikasi HET pupuk bersubsidi, tidak sampai ke petani, menyebabkan pemerintah melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian melakukan evaluasi dan penelitian guna mencari alternatif terbaik dalam penyaluran dana subsidi pupuk di masa mendatang

3. Dalam rangka pengawalan, pengamanan ketersediaan dan penyaluran pupuk bersubsidi agar dapat sampai ke sasaran secara 6 tepat, maka Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian RI melakukan Evaluasi & Penelitian guna mendapat masukan tentang alternatif sistem yang terbaik dalam melakukan penyaluaran dana subsidi pupuk.

4. Mengingat harga komoditi pertanian terutama harga beras terus meningkat dikaitkan dengan keterbatasan anggaran yang tersedia dalam APBN untuk dana subsidi pupuk, maka ada kemungkinan pemerintah akan merasionalisasi kembali Harga Eceran Tertinggi pupuk bersubsidi.

5. Untuk mengantisipasi lonjakan kebutuhan pupuk bersubsidi petani, maka produsen diberikan keleluasaan untuk menyalurkan pupuk bersubsidi sampai dengan 20%, diatas alokasi yang telah ditetapkan dimasing-masing wilayah.

6. Petani didampingi penyuluh menyusun RDKK dan RDKK tersebut dipakai sebagai dasar oleh Produsen PT. Kaltim maupun PT. Petrokimia untuk menyalurkan pupuk bersubsidi. Oleh karena itu RDKK yang disusun harus berdasarkan kebutuhan riel petani, dengan mempertimbangkan luas lahan faktual yang dimiliki oleh petani.

7. RDKK yang disusun oleh Petani/Kelompok Tani direkap secara berjenjang dan rekapitulasi RDKK dari masing-masing kecamatan direkap oleh dinas Pertanian Kab./Kota dengan berkoordinasi dengan Badan Pelaksana Penyuluh untuk disampaikan ke Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi dan selanjutnya disampaikan ke Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI.

Page 117: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 75757575 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

8. Format RDKK agar menggunakan format RDKK yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Departemen Pertanian, sehingga ada keseragaman dan dapat memudahkan baik dalam rekapitulasi perencanan kebutuhan pupuk, pendistribusian pupuk serta pengawasan pupuk bersubsidi.

9. Dalam penyusunan RDKK terkait dengan kebutuhan pupuk bersubsidi diharapkan ada koordinasi dengan subsektor terkait (Perkebunan, Peternakan, Perikanan dan Kelautan) sehingga RDKK yang tersusun merupakan kebutuhan untuk semua sub sektor. Sehubungan dengan telah terbentuknya lembaga penyuluhan di Provinsi dan Kabupaten/Kota maka diharapkan peran Pemda di provinsi dan kabupaten/Kota untuk memfasilitasi penyusunan RDKK sehingga permasalahan ditingkat pengadaan dan penyaluran pupuk bersubsidi dapat diminimalisir.

10. Peran aktif Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota sangat diharapkan, baik dalam mengkoordinasikan perencanaan kebutuhan, monitoring penyaluran serta pendampingan ditingkat penggunaan pupuk. Sistem monitoring kebutuhan pupuk agar dilaksanakan sebelum tanam sehingga pada saat musim tanam pupuk sudah tersedia sesuai prinsip 6 tepat.

11. Sebagai dasar penyaluran pupuk bersubsidi adalah Peraturan Menteri Pertanian yang dijabarkan lebih lanjut dengan Peraturan Gubernur dan Peraturan Bupati/Walikota. Sehubungan dengan hal tersebut, sangat diharapkan Kabupaten/Kota untuk menerbitkan Peraturan Bupati/Peraturan Walikota tentang alokasi pupuk bersubsidi perkecamatan tepat waktu karena peraturan tersebut berlaku mulai 1 Januari tahun berjalan dan menjadi acuan bagi produsen maupun distributor.

12. Keputusan Bupati/Walikota tentang Komisi/Tim Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) yang merupakan wadah koordinasi lintas sektor maupun antar pusat dan daerah dalam pengamanan penyediaan pupuk, harus segera diterbitkan bagi kab/kota yang belum. Keanggotaan KP3 hendaknya melibatkan aparat tingkat kecamatan karena sangat membantu dalam pengawasan dan pengamanan peredaran pupuk dan pestisida sampai tingkat lapang. Untuk kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi KP3, dukungan Pemerintah Daerah melalui dana APBD II sangat diharapkan.

13. Penataan wilayah kerja distributor perlu mempertimbangkan domisili distributor dan setiap distributor agar menyalurkan urea dan non urea untuk memudahkan penyalur Lini IV menebus pupuk hanya kepada satu distributor.

14. Masing-masing kabupaten/kota dapat menetapkan wilayah remote penyaluran pupuk bersubsidi dan menyampaikannya ke provinsi dan produsen. Data tersebut sebagai dasar pertimbangan produsen dalam penentuan biaya penyaluran pupuk bersubsidi.

Page 118: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 76767676 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

15. Produsen dan distributor pupuk bersubsidi tidak diperbolehkan melakukan praktek penjualan pupuk bersubsidi dengan sistem paket, karena praktek tersebut melanggar ketentuan yang berlaku dalam Permendag.

16. Penerbitan DO pupuk bersubsidi oleh produsen agar disesuaikan dengan jumlah permintaan/penebusan dalam rekapitulasi RDKK dan dalam waktu yang lebih cepat, agar pupuk dapat disalurkan secara 6 tepat.

17. Produsen berkewajiban membina dan mengevaluasi kinerja distributor dan distributor juga berkewajiban membina dan mengevaluasi kinerja penyalur Lini IV. Penyalur pupuk bersubsidi yang sulit dibina terkait diatas dan menunjukkan kinerja yang kurang baik, perlu diberikan teguran sampai pemecatan.

18. Perlu dilakukan peninjaun ulang atas wilayah kerja Distributor pupuk PT. pupuk Kaltim di Kabupaten Bima dengan mempertimbangkan pembagian secara merata terhadap wilayah Distributor, sehingga tidak terjadi kesenjangan antara Distributror.

19. Dalam penyusunan RDKK agar dilakukan Koordinasi dengan sebaik-baiknya antara pengurus kelompok tani dengan pengecer yang difasilitasi oleh PPL/petugas lain yang terkait. Perlu diperhatikan aspek teknis dalam penyusuna RDKK khusunya dosis pupuk yang akan digunakan mengacu pada rekomendasi teknis yang ada sesuai keadaan wilayah masing-masing.

20. Dalam rangka melaksankan penebusan dan penyaluran pupuk, pengecer dan kelompok tani agar memegang RDKK sebagai acuan.

21. Perlu dilakukan rasionalisasi terhadap jumlah pengecer masing-masing kecamatan dengan ketentuan disetiap desa diupayakan ada suatu pengecer.

22. Masih ada pengecer yang menjual pupuk bukan kepada kelompok tani yang terdaftar pada pada pengecer tersebut, hal ini perlu dilakukan pengawasan.

23. Perlu dilakukan pertemuan Koordinasi secara rutin ditingkat kecamatan antara kelompok tani dengan pengecer, petugas/KP3 dan Distributor.

24. Sehubungan dengan keterbatasan anggaran yang dialokasikan dari pusat untuk pengawasan pupuk dan pestisida maka diharapkan adanya dana pendampingan dari APBD.

25. Distributor hendaknya berkoordinasi dengan Dinas Pertanian atau Dinas terkait di kabupaten / kota dalam penyaluran pupuk bersubsidi.

26. Pemberian sanksi yang tegas kepada pengecer yang nakal oleh distributor perlu dilakukan agar pengecer lain tidak melakukan penyimpangan dalam penindustrian pupuk.

Page 119: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 77777777 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

2. Sistem Penyediaan dan Pengawasan Pupuk dan Pestisida Non Subsidi

Untuk mengamankan ketahanan pangan dan pendapatan petani, maka sarana produksi harus terjamin mutu dan efektivitasnya, oleh karena itu perlunya suatu pengawasan pupuk dan pestisida di tingkat lapang (kabupaten/kota se NTB).

Pupuk dan pestisida merupakan salah satu sarana produksi yang penting dalam peningkatan produksi. Dengan semakin banyaknya pupuk yang beredar maka perlu dilakukan monitoring jenis-jenis pupuk beredar di tingkat pengecer.

Dalam rangka pengawasan pupuk, maka telah dilakukan monitoring ke beberapa kios pengecer pupuk dan pestisida. Adapun kios pengecer pupuk bersubsidi yang ada di Kab/Kota Se Nusa Tenggara sebagaimana tabel berikut.

Tabel 70. Jumlah Kios Sarana Produksi di Kabupetan/Kota se NTB Tahun 2010

No. Kabupaten/Kota Jumlah Kios (unit)

Keterangan

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10

Mataram Lombok Barat KLU Lombok Tengah Lombok Timur Sumbawa Sumbawa Barat Dompu Bima Kota Bima

16 74 26

329 288 218 28 63

110 89

Total NTB 1.241

Untuk mengantisipasi bererdarnya pupuk ilegal di tingkat pengecer dan petani, maka telah dilakukan pengujian mutu pupuk. Pengujian mutu pupuk dilakukan sebagai antisipasi dan kontrol agar pupuk yang beredar terjamin mutu dan efektifitasnya. Sampel pupuk tersebut diambil secara acak di kios pengecer, dengan hasil uji mutu pupuk sebagaimana pada Tabel 8.

Tabel 71. Nama dan Hasil Uji Mutu Pupuk Tahun 2010

NO. NAMA PUPUK

N P K Fe Mn Cu Zn N P K Fe Mn Cu Zn

1 POC Multitonik - 1,03 4,75 0,01 11,38 1,19 6,84 - 0,78 7,99 - 0,01 0,1 0,02

2 Nitrophoska 15-15-15 15 15 15 - - - - 9,63 12,41 10,64 - - - -

Fertila

3 Multi K - Plus ZPT 15 10 20 - - - - 6,89 1,7 11,56 - - - 0,09

4 Urea 46 43,55

KANDUNGAN HARA LABEL HASIL ANALISIS

Page 120: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 78787878 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel diatas menunjukkan bahwa secara administrasi semua jenis pupuk yang diuji, terdaftar dalam buku yang diterbitkan oleh Deptan Tahun 2009.

Selain pengujian mutu pupuk pada tahun 2010 dilakukan pengujian mutu pestisida dengan hasil uji bahwa pestisida yang di uji semuanya dikatagorikan asli/sesuai dengan label, rincinya nama dan hasil uji mutu sebagaimana Tabel 72.

Tabel 72. Nama dan Hasil Uji Mutu Pestisida Tahun 2010

NO. NAMA PESTISIDA BAHAN AKTIF KADAR KETERANGAN

1 Cocak Rawa λ Cyhalotrin 25 g/L 24,82 g/L Asli

2 Captur Cypermetrin 50 g/L 50,15 g/L Asli

3 Foltus Dimehypo 400 g/L 401,22 g/L Asli

4 Roundup Glyphosphate 360 g/L 256,06 g/L Asli

C.1. KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN (SUMBER DANA APBD)

1. Pembinaan Kios Saprodi

a. Latar Belakang

Kios saprodi sebagai salah satu unit usaha dalam agribisnis, mempunyai peranan yang sangat strategis dalam penyediaan sarana produksi. Jumlah usaha dibidang kios saprodi di Provinsi Nusa Tenggara Barat terutama di daerah sentra produksi pertanian relativ terus meningkat. Namun di lapangan berbagai permasalahan yang dijumpai diantaranya sebagian besar kios saprodi tergolong tipe A (tahap pertumbuhan), SDM pengelola minim, kurangnya permodalan kios. Dari fenomena tersebut diperlukan pembinaan dan pengaturan sedini mungkin untuk meningkatkan peran dan fungsi kios saprodi tersebut.

b. Tujuan dan Sasaran

1. Menumbuh kembangkan usaha kios saprodi agar mampu menyediakan sarana produksi yang lengkap, berkualitas dan berkesinambungan.

2. Memantau ketersediaan pupuk, pestisida dan benih serta memberikan informasi tentang pupuk dan pestisida yang terdaftar kepada pengelola kios aprodi.

3. Mendorong penyediaan sarana produksi yang sesuai dengan prinsip 6 tepat ( jumlah, jenis, mutu, waktu, tempat dan harga).

Sasaran dari kegiatan ini adalah kios saprodi di kabupaten/kota se- Nusa Tenggara Barat .

Page 121: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 79797979 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

c. Alokasi Anggaran

Seluruh dana dan biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan kegiatan ini dibebankan kepada DPS-SKPD Dinas Pertanian TPH Tahun Anggaran 2010 sebesar Rp.29.746.000,-

a. Pelaksanaan Kegiatan a). Melakukan monitoring ke kios saprodi

Kios saprodi merupakan ujung tombak penyedia sarana produksi untuk petani, oleh karena itu keberadaannya harus tersedia cukup dan berada di dekat petani. Adapun jenis barang/produk yang diperjual belikan di kios saprodi adalah; pupuk bersubsidi (pupuk urea, SP-36, ZA, NPK dan Organik), pestisida, benih padi, kedelai, kacang tanah dll. Berdasarkan data dari PT. Pupuk Kalimantan Timur dan PT. Petrokimia Gresik bahwa dalam menyalurkan pupuk bersubsidi ke petani, produsen pupuk tersebut menunjuk distributor dan pengecer pupuk bersubsidi untuk menyalurkan pupuk ke petani. Jumlah distributor yang tersebar di Kabupaten/Kota Se NTB sebanyak 25 distributor PT. Pupuk Kalimantan Timur dan 22 distributor PT. Pupuk Petrokimia Gresik. Sedangkan jumlah kios pengecer pupuk bersubsidi yang tersebar di Kab/Kota se NTB sebanyak 1.241 pengecer. Adapun rincian distributor dan pengecer pupuk bersubsidi seperti Tabel 73 dan 74.

Tabel 73. Jumlah distributor pupuk bersubsidi di Kabupetan/Kota se NTB Tahun 2010

PT. Kaltim PT. Petrokimia

1 PUSKUD NTB v v

2 PPI v v

3 PT. PERTANI v v

4 CV. HIDAYAT v v

5 CV. FORTUNA v v

6 CV. ILHAM TANI v v

7 CV. BINTANG TIMUR v v

8 PD. SELAPARANG AGRO v v

9 CV. Populer Farma v v

10 CV. SUBUR MAKMUR v v

11 CV. SURYA TANI v v

12 CV. PESONA v v

13 CV. UTAN PUTRI v v

14 CV. SUMBER ALAM v v

15 CV. MEGARIA v v

16 UD. MULIA JAYA v v

17 CV. AGRO MAKMUR MANDIRI v v

18 UD. RAHMAWATI v v

19 UD. MEGA JAYA v -

20 GUNUNG MAS v -

21 AL-ZAMAN v -

22 REJEKI v -

23 BINTANG MAS v -

24 LA-HILLA v -

25 SANTYA MAKMUR v -

26 PT. PETROSIDA - v

27 UD. CINTANI - v

28 UD. SARI SANTOSA - v

29 CV. DEWI TANI JAYA - v

Produsen PupukNo. Nama Distributor

Page 122: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 80808080 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel 74. Keragaan Kios pengecer pupuk bersubsidi di Kabupaten/Kota Se NTB Tahun 2010

No.

Kabupaten/Kota

Pengecer PT. Pupuk Kalimantan

Timur

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10

Mataram Lombok Barat Lombok Utara Lombok Tengah Lombok Timur Sumbawa Sumbawa Barat Dompu Bima Kota Bima

16 100 329 288 218 28 63

110 89

Total NTB 1.241

Dari beberapa kios pengecer pupuk bersubsidi yang dikunjungi, bahwa masih ada kios pengecer resmi pupuk bersubsidi yang hanya menyediakan pupuk bersubsidi saja, sedangkan pupuk alternatif lainnya serta pestisida tidak disediakan. Ada beberapa alasan kios pengecer tidak menyediakan sarana produksi secara lengkap yaitu keterbatasan modal usaha. Dari kios saprodi yang dikunjungi rata-rata masih dalam kriteria kios saprodi tahap Pertumbuhan ( belum berkembang ) namun sedikit sekali kios yang tergolong kriteria kios tahap Pemantapan ( berkembang ).

Berdasarkan luas areal layanan, volume penjualan, kemapuan modal dan system pengelolaan maka kios saprodi dapat diklasifikasikan dalam 3 (tiga) tipe sebagai berikut :

a. Kios Saprodi Tipe A (Tahapan Pertumbuhan atau Belum Berkembang )

Kios Saprodi dapat dikatakan berada pada tahap pertumbuhan/belum berkembang apabila, kriterianya sebagai berikut :

- Belum memiki toko dan gudang secara khusus, luas bangunan ± 24 M2 - Luas areal pelayanan < 100 Ha - Volume penyaluran pupuk urea < 50 ton - Volume penjualan pupuk SP -36 < 10 ton - Jenis dan volume pestisida yang disediakan terbatas - Kemampuan modal masih terbatas - Pengelolaan masih sederhana

b. Kios Saprodi Tipe B ( Tahap Pemantapan / Berkembang ) Kios pada tahap pemantangan/berkembang memiliki kriteria atau persyaratan sebagai berikut :

Page 123: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 81818181 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

- Belum memiliki toko dan gudang yang relative sederhana, luas bangunan ± 60 m2

- Luas areal pelayanan 100 – 200 Ha - Volume penyaluran pupuk urea < 25 - 50 ton - Volume penjualan pupuk SP -36 < 20 ton - Jenis dan volume pestisida yang akan disediakan terbatas - Kemampuan modal masih terbatas - Pengelolaan belum sepenuhnya professional.

c. Kios Saprodi Tipe C ( Tahap Mandiri )

Kios pada tahap kemandirian/maju apabila memenuhi kriteria atau sebagai berikut : � Memiliki toko dan gudang yang permanen, luas bangunan ± 100 m2 � Letak kios relative dekat dengan lahan usaha tani � Luas areal pelayanan > 200 Ha � Volume penjualan pupuk urea > 50 ton � Volume penjualan pupuk SP-36 > 20 ton � Jenis dan volume pestisida yang akan disediakan tidak terbatas (

kecuali jenis pestisida terbatas ) � Memiliki modal yang cukup � Pengelolaan secara professional � Memiliki tenaga yang memahami penggunaan pupuk dan pestisida

yang baik dan benar

Page 124: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 1111 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

BAB IV HASIL PEMBANGUNAN TANAMAN PANGAN

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rencana Kerja Pemerintah ( RKP ) Tahun 2010 adalah dokumen perencanaan nasional untuk periode satu tahun dan merupakan penjabaran arah pembangunan untuk RPJMN 2010 – 2014 yang juga merupakan awal kerja kabinet Indonesia bersatu II.

Tujuan Komoditi tanaman pangan memiliki peran pokok sebagai pemenuh kebutuhan pangan, pakan dan industri dalam negeri yang setiap tahunnya cendrung meningkat, seiring dengan penambahan jumlah penduduk dan berkembangnya industri pangan dan pakan. Sehingga dari sisi ketahanan pangan nasional fungsinya menjadi amat penting dan strategis. Komoditi padi berperan sebagai pemenuhan pokok karbohidrat masyarakat, sedangkan jagung dan kedelai untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri pangan olahan dan pakan.

Pembangunan tanaman pangan difokuskan kepada aspek ketersediaan pangan, dimana operasional program pembangunan tanaman pangan pada dasarnya merupakan rangkaian upaya untuk memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya usaha-usaha bidang tanaman pangan yang mampu menghasilkan produk, memiliki daya saing dan nilai tambah yang tinggi sehingga mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahtran petani dan masyarakat. Pembanguna tanaman pangan diperioritaskan pada beberapa komoditas unggulan nasional, yaitu padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, ubi jalar dan komoditas alternatif/unggulan daerah seperti talas, garut, gembili, sorgum, gandum dan lain-lain.

Pengembangan ke tujuh komoditas prioritas dan komoditas unggulan lokal diaplikasikan dalam beberapa kegiatan, baik kegiatan yang menjadi tugas pokok dan fungsi Dirjen TP dan Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota, maupun kegiatan pendukung yang merupakan tugas pokok dan fungsi instansi lain.

Ketahanan pangan nasional merupakan kunci dari ketahanan nasional. Peningkatan produksi tanaman pangan (padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar) perlu diupayakan dalam rangka pemantapan ketersediaan beras, jagung, kacang-kacangan dan umbi-umbian yang bersumber dari produksi dalam negeri.

Kegiatan peningkatan produksi tanaman pangan merupakan upaya yang terkoordinasi untuk membangun pertanian tangguh dengan memasyarakatkan teknologi dan inovasi baru melalui upaya Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT). Pendekatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan adalah melalui

Page 125: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 2222 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

pendekatan agribisnis, pendekatan pembangunan pertanian dan pedesaan terpadu dan berkelanjutan dengan berbasis sumberdaya pertanian. Disamping itu kelembagaan pedesaan juga dibina, baik yang berfungsi sebagai penghantar (delivery) yaitu kelembagaan penyuluhan pertanian, perkreditan, pemasok sarana produksi, serta pengolahan dan pemasaran hasil, maupun yang berfungsi sebagai penyerap/penerima (receving) yaitu kelompok tani dan koperasi.

Upaya peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai di Provinsi NTB yang terfokus pada penerapan SL-PTT tahun 2009 pada areal seluas 91.650 hektar telah berhasil menjadi pemicu dalam meningkatkan produksi padi sebesar 1.870.775 ton GKG ( meningkat 6,86 % dari ATAP 2008), jagung sebesar 308.863 ton pipilan kering (meningkat 57,37 % dari ATAP 2008) dan kedelai sebesar 95.846 ton ( meningkat 0,78 % dari ATAP 2008), Berdasarkan hasil penerapan SL-PTT tahun 2009, maka pada tahun 2010 fokus kegiatan SL-PTT akan dilanjutkan dan diperluas menjadi 125.540 ha ( padi hibrida 4.200 ha, padi non hibrida 83.350 ha, padi lahan kering 10.000 ha, jagung 1.740 ha dan kedelai 25.000 ha serta kacang tanah 3.250 ha)

Sekenario Peningkatan produksi tahun 2010 selain didukung melalui pelaksanaan BLBU SL-PTT juga melalui Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) non SL-PTT seluas 32.000 ha ( padi hibrida 2.100 ha (31,500 ton), jagung hibrida 10.000 ha (150 ton) dan kedelai 20.000 ha (800 ton), penyediaan pupuk bersubsidi dan pupuk berbantuan, bantuan alsintan serta bantuan pestisida bila terjadi eksplosif OPT

Sementara produksi Tahun 2010 berdasarkan ARAM III dibandingkan ATAP 2009, produksi padi diperkirakan 1.779.187 ton atau menurun 4,9 %, jagung 246.728 ton atau menurun 20,12 %, kedelai 103.302 ton atau meningkat 7,78 %, kacang tanah 33.609 ton atau menurun 17,98 %, kacang hijau 49.982 ton atau meningkat 47,99 %, ubi kayu 76.420 ton atau menurun 24,10 % dan ubi jalar 11.913 ton atau menurun 23,36 %.

Dengan telah dilakukannya koordinasi antar instansi yang terkait, maka pelaksanaan kegiatan tersebut diatas telah dapat berjalan lebih terarah dan terkendali baik dari segi perencanaan, pelaksanaan, monitoring maupun dari segi pengawasan dan pengendaliannya.

1.2. Tujuan

a. Meningkatkan koordinasi antara petugas pusat, Provinsi maupun Kabupaten/kota se NTB dalam upaya pencapaian sasaran tanam MT. 2009/2010 dan MT. 2010 guna pemantapan sasaran produksi dan produktivitas tahun 2010 untuk komoditas padi, jagung, Umbi-umbian dan Kacang-kacangan.

b. Meningkatkan dan memantapkan koordinasi dan sinkronisasi dalam pengembangan agribisnis padi, jagung Umbi-umbian dan Kacang-kacangan melalui pengelolaan POSKO Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN)

Page 126: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 3333 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

c. Meningkatkan koordinasi antara petugas Pusat, Provinsi maupun Kabupaten/Kota serta instansi terkait dalam rangka kelancaran pelaksanaan SL-PTT padi, jagung dan kedelai

d. Meningkatkan koordinasi tentang pelaksanaan Program Serealia dan KABI di Kabupaten/Kota se Provinsi NTB

e. Meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan wawasan pemandu lapang (PL-II) dalam rangka pelaksanaan SLP-PTT padi, jagung dan kedelai di Kabupaten/Kota se NTB.

f. Menyebarluaskan informasi tekhnologi / cara budidaya yang baik dan benar yang diperlukan dalam peningkatan produksi padi, jagung umbi-umbian dan kacang-kacangan sehingga produktivitas dan produksi dapat ditingkatkan.

g. Meningkatkan koordinasi, pembinaan, pengawalan, pendampingan dan MONEV tentang pelaksanaan SL-PTT Padi, Jagung dan kedelai di Kabupaten/Kota se Provinsi NTB

h. Mengkoordinasikan dan merencanakan sasaran tanam, panen dan produksi padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar Tahun 2010.

1.3. Sasaran

a. Tercapainya pelaksanaan kegiatan, pemecahan masalah dan upaya-upaya yang dilakukan dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas padi, jagung dan Kacang-kacangan dan umbi-umbian di Provinsi NTB Tahun 2010

b. Terselenggaranya koordinasi dan sinkronisasi dalam pengelolaan peningkatan produksi dan produktivitas padi, jagung dan Kacang-kacangan dan umbi-umbian di tingkat provinsi beserta instansi terkait di tingkat provinsi.

c. Tercapainya kesepakatan dalam pelaksanaan kegiatan, pemecahan masalah dan upaya-upaya yang dilakukan dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas kacang-kacangan dan umbi-umbian di Provinsi NTB

d. Tercapainya pelaksanaan kegiatan pelatihan Pemandu Lapang ( PL ) II, padi, jagung, kedelai dan Kacang Tanah untuk petugas dari Kabupaten/ Kota se NTB

e. Tercapainya kesepakatan dalam rangka penyusunan sasaran Tanam, panen, produksi dan produktivitas Padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar Provinsi NTB Tahun 2011

Page 127: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 4444 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

II. KERAGAAN BIDANG PRODUKSI TANAMAN PANGAN

A. Personil.

Personil/tenaga yang ada di Bidang Produksi Tanaman Pangan Dinas

Pertanian Provinsi Nusa Tenggara Barat dapat dilihat dalam Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Personil/Tenaga di Bidang Produksi Tanaman Pangan Diperta NTB TA. 2010

No Nama Jabatan Pend Pangkat/ Gol.

1. Ir. H. Abdul Maad, MM. Kepala Bidang S2 IV/b

2. Ir. Budi Subagio, MM. Kepala Seksi Serealia dan KABI S2 IV/a

3. Ir. I Made Sukarsa Kepala Seksi Perlindungan dan

Penerapan Teknologi Tanaman

Pangan.

S1 III/d

4. Ir. Hj. Nur Ilmiyati, M.Si. Kepala Seksi Perbenihan dan

Sarana Produksi

S2 III/d

5. Muchsir Pengolah data Perlindungan SMA III/b

6. Mansyur, SP. Pengolah data Serealia dan KABI S1 III/b

7. Murnihati P U M K SMA III/b

8. Lalu Mahyudin, A.Md. Pengolah data Perbenihan DIII III/b

9. I Wayan Rediartha Pengolah data Alsintan SMA III/b

10. M. Jaswadi Putra, SP. Pengolah data Serealia dan KABI S1 III/b

11. Ahmad Rifai, SP., M.Si. Pengolah data Pupuk dan

Pestisida

S2 III/a

12. Nani Ariaty, SP., M.Si. Pengolah data Serealia dan KABI S2 III/a

13. Baiq Diah Sri Fathiyani, SP Pengolah Data Serealia dan KABI S1 III/a

14. Ir. Syarifudin Pengolah Data OPT dan LM3 S1 III/a

15. Emy Nurmiaty, SP. Pengolah data OPT S1 III/a

16. Khusniar KHS Pengolah Data Curah Hujan S1 III/a

17. Nasrudin, S.IP. Pengolah data Alsintan S1 III/a

18. Siharuddin Pengarsip surat SMA II/a

19. M. Taufik Sopir SMA II/a

20. Ahmad Usman OJT SMA -

21. Lalu Muhammad Faiz, SH. OJT S1 -

22. Ade Irma Suryani OJT S1 -

Page 128: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 5555 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Dari Tabel 2.1. di atas terlihat bahwa jumlah tenaga/personil yang ada di

Bidang Produksi Tanaman Pangan dengan melihat beban kerja/tugas, sudah

cukup memadai, namun beban kerja yang sangat kompleks menuntut adanya

tenaga yang profesional untuk menangani administrasi, teknis, dan keuangan,

oleh karena itu perlu diadakan penambahan personil.

B. Fasilitas/Sarana Prasarana.

Dalam rangka kelancaran tugas-tugas di Bidang Produksi Tanaman

Pangan fasilitas sarana dan prasarana yang dimiliki sebagaimana tercantum dalam

Tabel 2.2. berikut ini.

Tabel 2.2. Sarana Prasarana yang dimiliki di Bidang Produksi Tanaman Pangan Tahun 2010.

No Fasilitas Jumlah Keadaan

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.

Kendaraan roda 4 Kedaraan roda 2 Pesawat telpon AC Komputer Printer Mesin Tik Besar Mesin Tik Kecil Meja Giro Meja Setengah Giro Korsi Papan White Board Filing Kabinet Lemari Buku

1 buah 3 buah 1 buah 1 buah 2 buah 3 buah 1 buah 1 buah 6 buah 14 buah 14 buah 2 buah 1 buah 3 buah

Baik Baik Rusak Baik Rusak 2 Baik 1 rusak Rusak Baik Baik Baik Baik Baik Baik 1 Baik, 2 Rusak

Melihat kondisi sarana dan prasarana yang dimiliki seperti komputer,

mesin tik dan kendaraan dinas yang ada maka kami mengusulkan untuk dilakukan

penambahan sarana dan prasarana guna memperlancar tugas-tugas yang ada di

Bidang Produksi Tanaman Pangan.

Page 129: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 6666 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

C. Anggaran Kegiatan Tahun Anggaran 2010

Anggaran kegiatan pada Bidang Produksi Tanaman Pangan bersumber

dari dana dekonsentrasi (APBN) dan dana DPA (APBD I)

Dana APBN disalurkan melalui Satker Dinas Pertanian Tanaman Pangan

dan Hortikultura (03) TA. 2010, sedangkan dana APBD melaui proyek DPA SKPD

Tahun 2010.

D. Kegiatan Teknis

Melalui kegiatan Satker Dinas Pertanian TAnaman Pangan dan

Hortikultura Provinsi NTB (03) TA. 2010, DPA – SKPD TA. 2010, telah

dialokasikan dana kegiatan sebagai mana Tabel 2.3.

Selain kegiatan Program yang bersumber dari dana APBN dan APBD yang

langsung melekat pada Lembar Kerja Provinsi, terdapat juga kegiatan/program

teknis yang merupakan program pokok (rutinitas) yang dilaksanakan secara

berkala dalam rangka mendukung Program dan Kegiatan Peningkatan Produksi

Tanaman Pangan.

Kegiatan Teknis Bidang Produksi Tanaman Pangan

Page 130: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 7777 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel 2.3. Kegiatan Teknis yang bersumber dari dana Dekonsentrasi (APBN) dan DPA SKPD (APBD I) Bidang Produksi Tanaman Pangan TA. 2010.

No Uraian Kegiatan/Program Jumlah dana Dana Terserap %(Rp) (Rp)

A. Program Pengembangan AgribisnisPembinaan dan Pengembangan Pupuk

1 Koordinasi dan Pengawalan 12,000,000 12,000,000 100.00 2 Pengembangan Sistem Penyediaan dan Pengawasan Pupuk 20,000,000 20,000,000 100.00

Jumlah 32,000,000 32,000,000 100.00 B. Program Peningkatan Ketahanan Pangan1 Koordinasi Pengawalan dan Pengembangan Kelembagaan 34,480,000 34,340,000 99.59

Perbenihan Tanaman Pangan2 Forum Perbenihan Tanaman Pangan 40,520,000 40,087,400 98.93 3 Pelatihan PL II SL-PTT Padi 80,000,000 79,400,000 99.25 4 Pelatihan PL II SL-PTT Jagung 75,000,000 73,950,000 98.60 5 Pelatihan PL II SL-PTT Kedelai 80,000,000 78,300,000 97.88 6 Pelatihan PL II SL-PTT Kacang Tanah 75,000,000 73,660,000 98.21 7 Koordinasi dan Pengawalan SL-PTT Padi 132,390,000 131,390,000 99.24 8 Koordinasi dan Pengawalan SL-PTT Jagung 116,790,000 115,470,000 98.87 9 Koordinasi dan Pengawalan SL-PTT Kedelai 123,590,000 121,980,900 98.70

10 Koordinasi dan Pengawalan SL-PTT Kacang Tanah 69,260,000 55,996,900 80.85 11 Koordinasi Penyusunan Pengembangan Tanaman Pangan 2011 70,455,000 69,956,100 99.29 12 Koordinasi Peningkatan Produksi Melalui SL_PTT Tk. Prov. 63,455,000 63,392,900 99.90 13 POPT-PHP dalam rangka Peningkatan Kinerja dalam Pengamatan 288,500,000 267,487,800 92.72

OPT OPT, DFI, Pengawasan Pupuk, dan Bahan Pengendalian OPT14 Pencanangan Gerakan Pengendalian OPT 129,050,000 120,793,800 93.60 15 Bimbingan Teknis Pengendalian OPT/Penanganan DFI 65,950,000 62,495,300 94.76 16 Pembinaan dan Pengembangan Pestisida 38,000,000 36,100,000 95.00 17 Pembinaan dan Pengembangan Kelembagaan Alsintan 48,100,000 47,968,000 99.73 Jumlah 1,249,440,000 1,205,412,000 96.48

Page 131: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 8888 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

III.REALISASI PROGRAM DAN KEGIATAN POKOK

BIDANG PRODUKSI TANAMAN PANGAN TAHUN 2010

Melalui dukungan dana sebagimana tersebut dalam Tabel 2.3. di atas, Bidang Produksi Tanaman Pangan telah melaksanakan berbagai upaya dalam rangka pencapaian produksi tanaman pangan. Sekalipun telah berupaya sedapat mungkin untuk melaksanakan seluruh program, namun berbagai kendala dan permasalahan dihadapi dalam pelaksanaan program baik di lapngan. Adapun kegiatan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :

A. SEKSI BUDIDAYA SEREALIA DAN KABI A.1. Target dan Realisasi Tanam, Panen dan Produksi Tahun 2010

1) Target dan Realisasi Tanam Tahun 2010

Realisasi tanam tanaman pangan di NTB pada tahun 2010 ( Oktober 2009 s/d September 2010 ) untuk Total padi 401.932 Ha ( 106,39 % dari sasaran 377.797 Ha ), Padi sawah 326.538 Ha ( 104,07 % dari sasaran 326.538 Ha ), Padi ladang 62.106 Ha ( 121,16 % dari sasaran 51.259 Ha), Jagung 79.495 Ha ( 84,61 % dari sasaran 93.955 Ha ), kedelai 93.649 ha ( 96,23 % dari sasaran 97.314 Ha ), Kacang Tanah 25.555 Ha ( 84,27 % dari Sasaran 30.325 Ha ), Kacang Hijau 45.466 ha ( 121,76 % dari sasaran 37.340 Ha ), Ubi kayu 6.133 ha ( 80,04 % dari sasaran 7.662 Ha ) dan ubi jalar 1.083 ha ( 76,86 % dari sasaran 1.409 Ha ), belum tercapainya sasaran tanam untuk beberapa komoditi disebabkan karena waktu tanam Tahun 2010 terjadi kekeringan yang disebabkan El Nino dan pada Musim kemarau terjadi hujan dengan intensitas tinggi yang disebabkan pengaruh La Nina. Adapun realisasi tanam Tahun 2010 untuk masing-masing komoditas dapat dilihat pada tabel 6 berikut dan rincian per Kabupaten/Kota dapat dilihat pada Lampiran

Tabel 3.1. Target dan Realisasi Tanam Komoditi TP tahun 2010 di NTB

Page 132: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 9999 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

No Komoditi Target Realisasi Persen Target Realisasi Persen Target Realisasi Persen

( Ha ( Ha ) ( % ) ( Ha ( Ha ) ( % ) ( Ha ( Ha ) ( % )

1 Padi 292,646 295,754 101.06 85,151 106,178 124.69 377,797 401,932 106.39

P. Sawah 241,387 233,648 96.79 85,151 106,178 124.69 326,538 339,826 104.07

P.Ladang 51,259 62,106 121.16 - - - 51,259 62,106 121.16

2 Jagung 68,505 63,802 93.13 25,450 15,693 61.66 93,955 79,495 84.61

3 Kedelai 45,096 30,491 67.61 52,218 63,158 120.95 97,314 93,649 96.23

4 Kc. Tanah 13,220 11,523 87.16 17,105 14,032 82.03 30,325 25,555 84.27

5 Kc.Hijau 17,420 13,977 80.24 19,920 31,489 158.08 37,340 45,466 121.76

6 Ubi Kayu 6,173 4,718 76.43 1,489 1,415 95.03 7,662 6,133 80.04

7 Ubi Jalar 481 396 82.33 928 687 74.03 1,409 1,083 76.86

M H. 2009/2010 M K. 2010 Tahun 2010

2) Target dan Realisasi Panen

Realisasi panen untuk komoditi tanaman pangan di NTB pada tahun 2010 ( MH 2009/2010 dan MK 2010 ) untuk komomoditi padi dan kacang hijau realisasi diatas 100 %, namun untuk komoditi Jagung, kedelai, kacang tanah, ubi kayu dan ubi jalar tidak mencapai target sasaran. Tidak mencapai targetnya sasaran komoditi Kacang-kacangan dan umbi-umbian disebabkan karena terjadi puso kekeringan disamping luas tanamnya juga turun

Adapun realisasi panen masing-masing komoditi adalah : total padi 375.872 Ha ( 103,46 % dari sasaran 363.326 Ha ), Padi sawah 331.185 Ha ( 106,13 % dari sasaran 312.050 Ha ), Padi ladang 44.687 Ha ( 87,18 % dari sasaran 51.259 Ha), jagung 61.971 Ha ( 70,63 % dari sasaran 87.737 Ha), kedelai 87.627 ha ( 94,84 % dari sasaran 92.396 Ha), Kacang Tanah 24.756 Ha ( 85,93 % dari Sasaran 28.809 Ha), Kacang Hijau 45.568 ha ( 128,45 % dari sasaran 35.476 Ha ), Ubi kayu 5.356 ha ( 69,90 % dari sasaran 7.662 Ha ) dan ubi jalar 1.409 ha ( 79,63 % dari sasaran 1.409 Ha). Adapun rincian realisasi panen Tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 3.2.

Page 133: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 10101010 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel 3.2. Target dan Realisasi Panen Tanaman Pangan Tahun. 2010 di NTB

No Komoditi Target Realisasi Persen Target Realisasi Persen Target Realisasi Persen

( Ha ) ( Ha ) ( % ) ( Ha ) ( Ha ) ( % ) ( Ha ) ( Ha ) ( % )

1 Padi 281,972 268,189 95.11 81,337 107,683 132.39 363,309 375,872 103.46

P. Sawah 230,713 223,792 97.00 81,337 107,393 132.03 312,050 331,185 106.13

P. Ladang 51,259 44,397 86.61 - 290 #DIV/0! 51,259 44,687 87.18

2 Jagung 64,018 46,531 72.68 23,719 15,440 65.10 87,737 61,971 70.63

3 Kedelai 42,842 31,811 74.25 49,554 55,816 112.64 92,396 87,627 94.84

4 Kc. Tanah 12,559 10,437 83.10 16,250 14,319 88.12 28,809 24,756 85.93

5 Kc. Hijau 16,551 15,315 92.53 18,925 30,253 159.86 35,476 45,568 128.45

6 Ubi Kayu 2,004 2,824 140.92 5,658 2,532 44.75 7,662 5,356 69.90

7 Ubi Jalar 481 408 84.82 928 714 76.94 1,409 1,122 79.63

( Januari - Juni ) ( Juli - Desember ) Tahun 2010

3) Target dan Realisasi Produksi

Berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) III 2010 dibandingkan Angka Tetap (ATAP) 2009 menunjukkan bahwa pencapaian produksi semua komoditi serealia (padi dan jagung) dan komoditi Kacang-kacangan dan umbi-umbian (kacang tanah, ubi kayu dan ubi jalar) diperkirakan menurun kecuali kedelai dan kacang hijau meningkat. Tidak tercapainya sasaran produksi tersebut di sebabkan karena :

1. Perubahan waktu tanam tanam karena pergeseran musim hujan yang mencapai 3-4 dasarian

2. Adanya puso akibat kekeringan selama periode Januari-April 2010 yang sangat signifikan sehingga menyebabkan puso pada tanaman padi sawah 6.424 ha, padi ladang 17.255 ha, jagung 15.949 ha, kedelai 1.663 ha, kacang tanah 370 ha dan kacang hijau 943 ha,

Page 134: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 11111111 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel 3.3. Luas Panen, Provitas dan Produksi Tanaman Pangan Tahun 2010

No Komoditi L.Panen Provitas Produksi L.Panen Provitas Produksi L.Panen Provitas Produksi

( Ha ) (Kw/ha) ( Ton ) ( Ha ) (Kw/ha) ( Ton ) ( % ) ( % ) ( % )

1 Padi 374,279 49.98 1,870,775 375,077 47.44 1,779,187 0.21 (5.10) (4.90)

P. Sawah 316,120 52.32 1,653,811 330,540 49.19 1,625,823 4.56 (5.98) (1.69)

P. Ladang 58,159 37.31 216,964 44,537 34.44 153,364 (23.42) (7.69) (29.31)

2 Jagung 81,543 37.88 308,863 61,817 39.91 246,728 (24.19) 5.37 (20.12)

3 Kedelai 87,920 10.90 95,846 90,743 11.38 103,302 3.21 4.43 7.78

4 Kc. Tanah 28,750 13.43 38,615 25,003 13.44 33,609 (13.03) 0.08 (12.96)

5 Kc. Hijau 34,536 9.78 33,774 45,483 10.99 49,982 31.70 12.37 47.99

6 Ubi Kayu 6,514 130.58 85,062 5,847 130.70 76,420 (10.24) 0.09 (10.16)

7 Ubi Jalar 969 116.39 11,278 1,108 116.96 12,959 14.34 0.49 14.91

ATAP Tahun 2009 Aram III Tahun 2010 % Peningkatan

Keterangan : Produksi 2010 Angka Ramalan III

A.2. Target dan Realisasi SL-PTT

1) SL-PTT Padi Non Hibrida

Pelaksanaan SL-PTT padi non hibrida sampai dengan bulan Desember, semua kabupaten/Kota sudah melaksanakan dan realisasinya seluas 83.350 Ha ( 100,0 % ) di 99 kec, 674 desa dan 3.105 kelompok, dengan rata-rata produktivitas sementara 57,79 kw/ha. Rincian pelaksanaan SL-PTT untuk masing-masing Kabupaten/Kota dapat dilihat pada tabel 9 berikut

Tabel 3.4. Target dan Realisasi SL-PTT Padi Non Hibrida di NTB Tahun 2010

Luas

No Kab/Kota Kec Desa Klp Areal Luas Persen Luas Provitas Produksi( Ha ) ( Ha ) ( % ) ( Ha ) (Kw/Ha) ( Ton )

1 M ataram - - - - - - - - -

2 Lobar 10 83 280 7,000 7,000 100.00 - - -

3 KLU 5 26 340 8,500 8,500 100.00 - - -

4 Loteng 11 86 471 15,500 15,500 100.00 15,500 56.51 87,625

5 Lotim 15 76 406 11,000 11,000 100.00 2,348 53.30 12,515

6 Sumbawa 21 135 520 13,000 13,000 100.00 2,300 67.29 15,477

7 KSB 7 36 156 3,900 3,900 100.00 2,016 63.57 12,816

8 Dompu 8 66 373 11,000 11,000 100.00 2,205 63.80 14,068

9 Bima 18 141 467 12,000 12,000 100.00 4,900 54.40 26,656

10 Kota B ima 4 25 92 1,450 1,450 100.00 1,325 57.63 7,636

Jumlah 99 674 3,105 83,350 83,350 100.00 30,594 57.79 176,793

Realisasi PanenJumlah Realisasi Tanam

2) SL-PTT Padi Hibrida

Pelaksanaan SL-PTT padi hibrida sampai dengan bulan Desember, semua kabupaten/Kota sudah melaksanakan dan realisasinya seluas 4.200 Ha atau 100,0 %, di 58 Kec, 176 Desa dan 327 kelompok tani dengan rata-rata produktivitas sementara 62,12 kw/ha. Rincian pelaksanaan SL-PTT untuk masing-masing Kabupaten/Kota dapat dilihat pada tabel 10 berikut

Page 135: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 12121212 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel 3.5. Target dan Realisasi SL-PTT Padi Hibrida di NTB Tahun 2010

Luas

No Kabupaten Kec Desa Klp Areal Luas Persen Luas Provitas Produksi

Kota ( Ha ) ( Ha ) ( % ) ( Ha ) ( Kw/Ha ) ( Ton )

1 Mataram 6 22 59 1,000 1,000 100.00 902 57.83 5,216

2 Lobar - - - - - - - - -

3 KLU - - - - - - - - -

4 Loteng 7 20 32 500 500 100.00 500 69.50 3,475

5 Lotim 8 22 50 500 500 100.00 150 66.00 990

6 Sumbawa 13 31 50 500 500 100.00 - - -

7 KSB 5 23 40 400 400 100.00 - -

8 Dompu 6 21 29 500 500 100.00 120 60.50 726

9 Bima 9 23 36 500 500 100.00 400 61.63 2,465

10 Kota Bima 4 14 31 300 300 100.00 - - -

Jumlah 58 176 327 4,200 4,200.0 100.00 2,072 62.12 12,872

Realisasi PanenJumlah Realisasi Tanam

3) SL-PTT Padi Lahan Kering

Pelaksanaan SL-PTT padi lahan keing sampai dengan bulan Desember, semua kabupaten/Kota sudah melaksanakan dan realisasinya seluas 10.000 Ha atau 100,0 % di 60 Kec, 199 Desa dan 380 Kelompok Tani, Tanam MH 2010/2011 sehingga belum ada panen. Rincian Pelaksanaan SL-PTT untuk masing-masing Kabupaten/Kota dapat dilihat pada tabel 11 berikut:

Tabel 3.6. Target dan Realisasi SL-PTT Padi Lahan Kering di NTB Tahun 2010

LuasNo Kab/Kota Kec Desa Klp Luas Luas Persen Luas Provitas Produksi

( Ha ) ( Ha ) ( % ) ( Ha ) ( Kw/ha ) ( Ton )

1 M ataram - - - - - - - - -

2 Lobar 4 7 20 500 500 100 - - -

3 KLU 2 5 20 500 500 100 - - -

4 Loteng 3 14 28 1,000 1,000 100 - - -

5 Lotim 6 11 40 1,000 1,000 100 - - -

6 Sumbawa 15 45 80 2,000 2,000 100 - - -

7 KSB - - - - - - - - -

8 Dompu 8 33 51 1,500 1,500 100 - - -

9 Bima 18 70 112 3,000 3,000 100 - - - 10 Kota Bima 4 14 29 500 500 100 - - -

Jumlah 60 199 380 10,000 10,000 100

Realisasi PanenJumlah Realisasi Tanam

4) SL-PTT Jagung Hibrida

Pada tabel 12 terlihat bahwa Pelaksanaan SL-PTT jagung sampai dengan bulan Desember, semua kabupaten/Kota sudah melaksanakan dan realisasinya seluas 1.740 Ha atau 100,0 % di 41 Kec. 86 Desa dan 210 kelompok tani , dengan rata-rata sementara produktivitas 69,46 kw/ha,

Page 136: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 13131313 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel 3.7. Target dan Realisasi SL-PTT jagung hibrida di di NTB Tahun 2010

Luas

No Kabupaten Kec Desa Klp Areal Luas Persen Luas Provitas ProduksiKota ( Ha ) ( Ha ) ( % ) ( ha ) ( kw/Ha ) ( ton )

1 Mataram - - - - - - - - -

2 Lobar 8 10 10 150 150 100.00 130 43.23 562

3 KLU 2 10 10 150 150 100.00 150 65.00 975

4 Loteng - - - - - - - - -

5 Lotim 5 12 23 345 345 100.00 345 93.10 3,212

6 Sumbawa 6 16 23 345 345 100.00 345 65.04 2,244

7 KSB 1 6 6 150 150 100.00 150 62.33 935

8 Dompu 6 8 11 150 150 100.00 150 74.33 1,115

9 Bima 9 15 19 300 300 100.00 300 62.10 1,863

10 Kota Bima 4 9 10 150 150 100.00 - - -

Jumlah 41 86 210 1,740 1,740 100.00 1,570 69.46 10,906

Realisasi PanenJumlah Realisasi Tanam

5) SL-PTT Kedelai

Pelaksanaan SL-PTT kedelai sampai dengan bulan Desember, kabupaten/Kota sudah melaksanakan dan realisasinya seluas 24.780 Ha atau 99,12 % di 66 Kec, 390 Desa dan 1575 kelompok tani dengan rata-rata produktivitas 14,59 kw/ha. Tidak tercapainya sasaran tersebut diatas disebabkan karena Kabupaten Lombok Barat tidak dapat melaksanakan seluas 210 Ha. Rincian pelaksanaan SL-PTT untuk masing-masing Kabupaten/Kota dapat dilihat pada tabel 13 berikut

Tabel 3.8. Target dan Realisasi SL-PTT kedelai di NTB Tahun 2010

Page 137: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 14141414 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Luas

No Kabupaten Kec Desa Klp Areal Luas Persen Luas Provitas Produksi

Kota ( Ha ) ( Ha ) ( %) ( Ha ) ( Kw/Ha ) ( Ton )

1 M ataram 6 23 40 500 500 100.00 486 14.60 709.60

2 Lobar 8 44 150 1,500 1,280 85.33 1,104 15.91 1,756

3 KLU - - - - - - - - -

4 Loteng 7 58 298 6,000 6,000 100.00 5,000 13.63 6,815

5 Lotim 2 6 50 500 500 100.00 500 17.98 899.03

6 Sumbawa 11 54 250 2,500 2,500 100.00 - - -

7 KSB 4 14 46 1,000 1,000 100.00 - - -

8 Dompu 8 57 183 5,000 5,000 100.00 5,000 13.91 6,955

9 B ima 16 107 466 7,000 7,000 100.00 7,000 14.77 10,339

10 Kota Bima 4 27 92 1,000 1,000 100.00 390 24.35 949.78

Jumlah 66 390 1,575 25,000 24,780 99.12 19,480 14.59 28,423

Realisasi PanenJumlah Realisasi Tanam

6) SL-PTT Kacang Tanah

Pelaksanaan SL-PTT Kacang Tanah sampai dengan bulan Desember, semua kabupaten/Kota sudah melaksanakan dan realisasinya seluas 3.250 Ha atau 100,0 % di 46 Kec, 152 Desa dan 276 Kelompok tani dengan rata-rata produktivitas 11,45 kw/ha. Rincian pelaksanaan SL-PTT untuk masing-masing Kabupaten/Kota dapat dilihat pada tabel 3.9 berikut :

Tabel 3.9. Target dan Realisasi SL-PTT Kc. Tanah di NTB

Luas

No Kabupaten Kec Desa Klp Areal Luas Persen Luas Pov PodKota ( Ha ) ( Ha ) ( % ) ( Ha ) ( Kw/Ha ) ( Ton )

1 Mataram - - - - - - - - -

2 Lobar 10 48 58 600 600 100.00 576 1.64 94.46 3 KLU - - - - - - - - -

4 Loteng 4 24 58 800 800 100.00 - - -

5 Lotim - - - - - - - - -

6 Sumbawa 16 31 65 650 650 100.00 - - -

7 KSB - - - - - - - - -

8 Dompu - - - - - - - - -

9 Bima 16 49 95 1,200 1,200 100.00 1,200 16.16 1,939

10 Kota Bima - - - - - - - - -

Jumlah 46 152 276 3,250 3,250 100.00 1,776 11.45 2,033

Realisasi PanenJumlah Realisasi Tanam

A.3. Target dan Realisasi BLBU Non SL-PTT

1) Target dan Realisasi BLBU Padi Hibrida

Pelaksanaan BLBU padi hibida sampai dengan bulan Desember, semua kabupaten/Kota sudah melaksanakan dan realisasinya seluas. 2.100 Ha atau 100,0 %, di 35 Kec, 72 Desa dan 114 Kelompok. Rincian pelaksanaan BLBU untuk masing-masing Kabupaten/Kota dapat dilihat pada tabel 15 berikut

Page 138: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 15151515 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel 15. Target dan Realisasi BLBU Padi Hibrida di NTB Tahun 2010

Luas

No Kab/Kota Kec Desa Klp Areal Luas Persen Luas Provitas Produksi

( Ha ) ( Ha ) ( % ) ( Ha ) (Kw/Ha) ( Ton )

1 M ataram - - - 200 200 100.0 - - -

2 Lobar - - - - - - - - -

3 KLU - - - - - - - - -

4 Loteng 4 8 11 250 250 100.0 - - -

5 Lotim 7 12 19 250 250 100.0 - - -

6 Sumbawa 9 17 20 500 500 100.0 - - -

7 KSB 1 8 10 250 250 100.0 - - -

8 Dompu 4 7 11 250 250 100.0 - - -

9 B ima 8 11 14 200 200 100.0 - - -

10 Kota B ima 2 9 29 200 200 100.0 - - -

NTB 35 72 114 2,100 2,100 100.0 - - -

Realisasi PanenJumlah Realisasi Tanam

2) Target dan Realisasi BLBU Jagung Hibrida

Pelaksanaan BLBU Jagung hibida sampai dengan bulan Desember, semua kabupaten/Kota sudah melaksanakan dan realisasinya seluas 9.100 Ha atau 100,0 %, di 62 Kec, 189 Desa dan 529 kelompok,. Rincian pelaksanaan BLBU untuk masing-masing Kabupaten/Kota dapat dilihat pada tabel 16 berikut

Tabel 16. Target dan Realisasi BLBU jagung hibrida di di NTB Tahun 2010

Luas

No Kabupaten Kec Desa Klp Areal Luas Persen Luas Provitas ProduksiKota ( Ha ) ( Ha ) ( % ) ( ha ) ( kw/Ha ) ( ton )

1 Mataram - - - - - - - - -

2 Lobar 6 25 66 1,000 1,000 100.00 - - -

3 KLU 2 8 20 500 500 100.00 - - -

4 Loteng 3 7 18 500 500 100.00 - - -

5 Lotim 5 22 155 2,000 2,000 100.00 - - -

6 Sumbawa 10 27 80 2,000 2,000 100.00 - - -

7 KSB 10 8 23 100 100 100.00 - - -

8 Dompu 7 11 15 500 500 100.00 - - -

9 Bima 16 67 116 2,000 2,000 100.00 1,391 61.38 8,538

10 Kota Bima 3 14 36 500 500 100.00 - - -

Jumlah 62 189 529 9,100 9,100 100.00 1,391 61.38 8,538

Realisasi PanenJumlah Realisasi Tanam

3) Target dan Realisasi BLBU Kedelai

Pelaksanaan BLBU padi sampai dengan bulan Desember, semua kabupaten/Kota sudah melaksanakan dan realisasinya seluas 20.220 Ha atau 100,0 %, di 64 Kec, 288 Desa dan 1015 kelompok. Rincian pelaksanaan BLBU untuk masing-masing Kabupaten/Kota dapat dilihat pada tabel 17 berikut

Tabel 17. Target dan Realisasi BLBU kedelai di NTB Tahun 2010

Page 139: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 16161616 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Luas

No Kabupaten Kec Desa Klp Areal Luas Persen Luas Provitas ProduksiKota ( Ha ) ( Ha ) ( %) ( Ha ) ( Kw/Ha ) ( Ton )

1 Mataram 4 11 31 615 615 100.00 - - -

2 Lobar 7 43 144 1,290 1,290 100.00 1,219 14.0 1,707

3 KLU - - - - - - - - -

4 Loteng 10 52 331 7,615 7,615 100.00 - - -

5 Lotim 1 5 14 500 500 100.00 - - -

6 Sumbawa 15 40 122 3,000 3,000 100.00 - - -

7 KSB 1 9 35 1,000 1,000 100.00 - - -

8 Dompu 7 28 43 1,000 1,000 100.00 225 13.0 293

9 Bima 15 85 252 4,700 4,700 100.00 4,130 14.25 5,885

10 Kota Bima 4 15 43 500 500 100.00 - - -

Jumlah 64 288 1,015 20,220 20,220 100.00 5,574 14.14 7,884

Realisasi PanenJumlah Realisasi Tanam

4) Target dan Realisasi BLBU padi gogo

Pelaksanaan BLBU padi gogo sampai dengan bulan Desember, semua kabupaten/Kota sudah melaksanakan dan realisasinya seluas 5.000 Ha atau 100,0 %, di 23 Kec, 106 Desa dan 231 kelompok, Rincian pelaksanaan BLBU untuk masing-masing Kabupaten/Kota dapat dilihat pada tabel 18 berikut

Tabel 18. Target dan Realisasi BLBU padi gogo di NTB Tahun 2010

Kota ( Ha ) ( Ha ) ( %) ( Ha ) ( Kw/Ha ) ( Ton )

1 Mataram - - - - - - - - -

2 Lobar - - - - - - - - -

3 KLU - - - - - - - - -

4 Loteng - - - - - - - - -

5 Lotim - - - - - - - - -

6 Sumbawa 5 20 44 1,000 1,000 100.00 - - -

7 KSB - - - - - - - - -

8 Dompu 3 16 38 1,000 1,000 100.00 - - -

9 Bima 15 70 149 3,000 3,000 100.00 - - -

10 Kota Bima - - - - - - - - -

Jumlah 23 106 231 5,000 5,000 100.00 - - -

3.1.2. Target dan Realisasi CBN

• Target dan Realisasi CBN padi sawah

Pelaksanaan CBN padi sawah sampai dengan bulan Desember, sudah dilaksanakan dan realisasinya seluas 1.184 Ha atau 100,0 %,di 7 Kec, 21 Desa dan 60 kelompok,. Rincian pelaksanaan CBN untuk masing-masing Kabupaten/Kota dapat dilihat pada tabel 19 berikut

Page 140: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 17171717 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel 19. Target dan Realisasi CBN Padi Sawah di NTB Tahun 2010

Luas

No Kabupaten Kec Desa Klp Areal Luas Persen Luas Provitas Produksi

Kota ( Ha ) ( Ha ) ( %) ( Ha ) ( Kw/Ha ) ( Ton )1 Mataram - - - - - - - - -

2 Lobar - - - - - - - - -

3 KLU - - - - - - - - - 4 Loteng - - - - - - - - -

5 Lotim - - - - - - - - -

6 Sumbawa 7 21 60 1,184 1,184 100.00 - - -

7 KSB - - - - - - - - -

8 Dompu - - - - - - - - -

9 Bima - - - - - - - - - 10 Kota Bima - - - - - - - - -

Jumlah 7 21 60 1,184 1,184 100.00 - - -

Realisasi PanenJumlah Realisasi Tanam

• Target dan Realisasi CBN padi gogo

Pelaksanaan CBN padi gogo sampai dengan bulan Desember, sudah melaksanakan dan realisasinya seluas 7.740 Ha atau 100,0 %,di 15 Kec, 51 Desa dan 299 kelompok. Rincian pelaksanaan CBN untuk masing-masing Kabupaten/Kota dapat dilihat pada tabel 20 berikut

Tabel 20. Target dan Realisasi CBN Padi Gogo di NTB Tahun 2009

Luas

No Kabupaten Kec Desa Klp Areal Luas Persen Luas Provitas Produksi

Kota ( Ha ) ( Ha ) ( %) ( Ha ) ( Kw/Ha ) ( Ton )

1 Mataram - - - - - - - - -

2 Lobar - - - - - - - - -

3 KLU - - - - - - - - -

4 Loteng - - - - - - - - -

5 Lotim - - - - - - - - -

6 Sumbawa 15 51 299 7,746 7,746 100.00 - - -

7 KSB - - - - - - - - - 8 Dompu - - - - - - - - -

9 Bima - - - - - - - - -

10 Kota Bima - - - - - - - - -

Jumlah 15 51 299 7,746 7,746 100.00 - - -

Realisasi PanenJumlah Realisasi Tanam

• Target dan Realisasi CBN jagung hibida

Pelaksanaan CBN jagung hibida sampai dengan bulan Desember, sudah dilaksanakan dan ralisasinya seluas 16.146 Ha atau 100,0 %, di 20 Kec, 112 Desa dan 700 kelompok. Rincian pelaksanaan CBN untuk masing-masing Kabupaten/Kota dapat dilihat pada tabel 21 berikut

Page 141: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 18181818 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel 21. Target dan Realisasi CBN Jagung Hibrida di NTB Tahun 2010

Luas

No Kabupaten Kec Desa Klp Areal Luas Persen Luas Provitas ProduksiKota ( Ha ) ( Ha ) ( %) ( Ha ) ( Kw/Ha ) ( Ton )

1 Mataram - - - - - - - - -

2 Lobar - - - - - - - - -

3 KLU 2 16 187 4,701 4,000 85.09 - - -

4 Loteng - - - - - - - - - 5 Lotim - - - - - - - - -

6 Sumbawa 10 28 237 9,237 9,237 100.00 - - - 7 KSB 1 15 69 2,208 2,208 100.00 - - -

8 Dompu 7 53 207 3,000 3,000 100.00 - - - 9 Bima - - - - - - - - -

10 Kota Bima - - - - - - - - -

Jumlah 20 112 700 19,146 18,445 96.34 - - -

Realisasi PanenJumlah Realisasi Tanam

• Target dan Realisasi CBN kedelai

Pelaksanaan CBN kedelai sampai dengan bulan Desember, sudah melaksanakan dan ralisasinya seluas 4.755 Ha atau 100,0 %, di 10 Kecamatan, 54 Desa dan 227 kelompok. Rincian pelaksanaan CBN untuk masing-masing Kabupaten/Kota dapat dilihat pada tabel 22 berikut

Tabel 22. Target dan Realisasi CBN kedelai di NTB Tahun 2010

Luas

No Kabupaten Kec Desa Klp Areal Luas Persen Luas Provitas Produksi

Kota ( Ha ) ( Ha ) ( %) ( Ha ) ( Kw/Ha ) ( Ton )

1 M ataram - - - - - - - - -

2 Lobar - - - - - - - - -

3 KLU - - - - - - - - -

4 Loteng 10 54 227 4,755 4,755 100.0 - - -

5 Lotim - - - - - - - - -

6 Sumbawa - - - - - - - - -

7 KSB - - - - - - - - -

8 Dompu - - - - - - - - -

9 Bima - - - - - - - - -

10 Kota Bima - - - - - - - - -

Jumlah 10 54 227 4,755 4,755 100.0 - #DIV/0! -

Realisasi PanenJumlah Realisasi Tanam

3.1.3. Target dan Realisasi BLBU APBN-P

1) Target dan Realisasi BLBU APBN-P Padi Non hibrida

Pelaksanaan BLBU APBN-P padi non hibrida sampai dengan bulan Desember, sudah melaksanakan dan realisasinya seluas 39.100 Ha atau 100,0 %, di 54 Kec, 380 Desa dan 1.855 kelompok. Rincian pelaksanaan BLBU APBN-P Padi non hibrida untuk masing-masing Kabupaten/Kota dapat dilihat pada tabel 23 berikut

Page 142: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 19191919 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel 23. Target dan Realisasi BLBU APBN-P Padi Non Hbrida di NTB 2010

Luas

No Kabupaten Kec Desa Klp Areal Luas Persen Luas Provitas ProduksiKota ( Ha ) ( Ha ) ( %) ( Ha ) ( Kw/Ha ) ( Ton )

1 Mataram - - - - - - - - -

2 Lobar - - - - - - - - -

3 KLU - - - - - - - - -

4 Loteng 7 110 826 17,000 17,000 100.0 - - -

5 Lotim 15 67 378 8,100 8,100 100.00 - - -

6 Sumbawa 10 42 206 5,000 5,000 100.00 - - -

7 KSB - - - - - - - - -

8 Dompu 4 30 80 2,000 2,000 100.00 - - -

9 Bima 18 131 365 7,000 7,000 100.00 - - -

10 Kota Bima - - - - - - - - -

Jumlah 54 380 1,855 39,100 39,100 100.00 - - -

Realisasi PanenJumlah Realisasi Tanam

2) Target dan Realisasi BLBU APBN-P Jagung hibrida

Pelaksanaan BLBU APBN-P Jagung hibrida sampai dengan bulan Desember, sudah melaksanakan dan realisasinya seluas 16.484 Ha atau 100,0 %, di 52 kecamatan, 238 Desa dan 811 kelompok. Rincian pelaksanaan BLBU APBN-P jagung hibida untuk masing-masing Kabupaten/Kota dapat dilihat pada tabel 24 berikut

Tabel 24. Target dan Realisasi BLBU APBN-P Jagung Hibrida di NTB 2010

Luas

No Kabupaten Kec Desa Klp Areal Luas Persen Luas Provitas ProduksiKota ( Ha ) ( Ha ) ( %) ( Ha ) ( Kw/Ha ) ( Ton )

1 Mataram - - - - - - - - -

2 Lobar - - - - - - - - -

3 KLU 2 7 40 1,000 1,000 100.00 - - -

4 Loteng 6 27 76 2,000 2,000 100.00 - - -

5 Lotim 8 26 175 3,484 3,484 100.00 - - -

6 Sumbawa 12 46 169 4,000 4,000 100.00 - - -

7 KSB - - - - - - - - -

8 Dompu 7 46 173 3,000 3,000 100.00 - - -

9 Bima 17 86 178 3,000 3,000 100.00 - - -

10 Kota Bima - - - - - - - - -

Jumlah 52 238 811 16,484 16,484 100.00 - - -

Realisasi PanenJumlah Realisasi Tanam

3) Target dan Realisasi BLBU APBN-P/UPSUS Kedelai

Pelaksanaan BLBU APBN-P/UPSUS kedelai sampai dengan bulan Desember, sudah melaksanakan dan ralisasinya seluas 25.000 Ha atau 100,0 %, dan, 180 desa dan 776 kelompok. Rincian pelaksanaan BLBU APBN-P/UPSUS Kedelai untuk masing-masing Kabupaten/Kota dapat dilihat pada tabel 25 berikut

Page 143: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 20202020 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel 25. Target dan Realisasi BLBU kedelai APBN-P/UPSUS di NTB 2010

Luas

No Kabupaten Kec Desa Klp Areal Luas Persen Luas Provitas ProduksiKota ( Ha ) ( Ha ) ( %) ( Ha ) ( Kw/Ha ) ( Ton )

1 M ataram - - - - - - - - -

2 Lobar - - - - - - - - -

3 KLU - - - - - - - - -

4 Loteng 4 20 120 5,500 3,000 54.55 - - -

5 Lotim 4 11 32 500 500 100.00 - - -

6 Sumbawa 6 18 76 2,000 2,000 100.00 - - -

7 KSB - - - - - - - - -

8 Dompu 8 42 160 5,000 2,500 50.00 - - -

9 Bima 15 75 328 11,000 11,000 100.00 - - -

10 Kota Bima 4 14 60 1,000 1,000 100.00 - - -

Jumlah 41 180 776 25,000 20,000 80.00 - - -

Realisasi PanenJumlah Realisasi Tanam

3.1.4. Target dan Realisasi Program Agribisnis Jagung ( PAJ )

Jagung adalah salah satu komoditi yang masuk dalam Program unggulan daerah NTB. Dalam pelaksanaannya program pengembangan Agribsnis jagung dilaksanakan melalui program akselerasi/percepatan

Pada Tahun 2009, berdasarkan Angka Tetap yang dikeluarkan oleh BPS produksi jagung sebesar 308.863 Ton meningkat sebesar 29,75 % dari sasaran produksi yang ditetapkan pada PAJ sebesar 238.043 Ton

Sementara untuk Tahun 2010 realisasi tanam jagung sebesar 79.495 Ha ( 98,79 % dari sasaran 80.471 ha) dan panen 61.971 Ha ( 81,06 % dari sasaran 76.447 ha), seperti tampak pada tabel 26 berikut

Tabel 26. Target dan Realisasi Program Agribisnis Jagung (PAJ) 2010

No Kab/Kota Target Reali Persen Target Reali Persen Target Reali Persen

( Ha ) ( Ha ) ( % ) ( Ha ) ( Ha ) ( % ) ( Ton ) ( Ton ) ( % )

1 M ataram 13 - - 12 - - 55 - -

2 Lobar 7,426 8,284 111.55 7,055 8,146 115.47 12,180 - -

3 KLU - - - - - - - - -

4 Loteng 4,282 3,794 88.60 4,068 3,209 78.89 14,637 - -

5 Lotim 16,273 17,723 108.91 15,459 16,807 108.72 59,427 - -

6 Sumbawa 26,359 24,758 93.93 25,041 14,541 58.07 96,712 - -

7 KSB 4,796 5,626 117.31 4,556 3,072 67.42 19,060 - -

8 Dompu 8,304 6,076 73.17 7,889 5,801 73.53 34,110 - -

9 B ima 12,076 12,339 102.18 11,472 9,708 84.62 40,027 - -

10 Kota Bima 942 895 95.01 895 687 76.77 3,132 - -

Jumlah 80,471 79,495 98.79 76,447 61,971 81.06 279,340 - -

Target & Reali ProduksiTarget & Realisasi Tanam Target & Realisasi Panen

Page 144: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 21212121 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

3.2. Pelaksanaan Kegiatan APBN TA. 2010

3.2.1. Koordinasi dan Pengawalan SL-PTT Padi

a. Pencapaian Keuangan :

Kegiatan koordinasi dan Pengawalan SL-PTT tahun ini target keuangan sebesar Rp 132.390.000 (100,0 %), sementara kegiatan koordinasi dan pengawalan telah dilakukan sehingga realisasi keuangan sebesar Rp 131.390.000,- atau 99,24 %, dan realisasi Fisik 100 %

b. Hasil dari dilaksanakannya kegiatan

- Terlaksananya kegiatan koordinasi SL-PTT padi di 10 Kabupaten/Kota Se NTB pada bulan Pebruari 2010 yang masing-masing kabupaten/Kota dihadiri oleh 30 orang petugas dari unsur Dinas, KCD/UPTD, Pimpinan BPP, PPL, PBT dan POPT

- Terjadinya persamaan persepsi antar petugas Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan dalam rangka pelaksanaan kegiatan SL-PTT Padi di 10 Kabupaten/Kota se NTB

- Terwujudnya pelaksanaan kegiatan SL-PTT Padi di 10 Kabupaten/Kota se NTB sesuai dengan peduman Pelaksanaan, Petunjuk Pelaksanaan dan petunjuk Teknis

- Dari hasil pengawalan yang dilakukan, hal yang menonjol dijumpai di tingkat lapang adalah

a. Adanya penyaluran benih yang tidak tepat waktu dan tidak tepat varietas, sehingga ada kabupaten yang melaksanakan SL-PTT mundur

b. Dana untuk pembelian saprodi dan pertemuan di LL cair terlambat c. Petunjuk teknis ada yang belum sampai di tingkat penyuluh d. Pembelian Saprodi untuk LL tidak berdasarkan hasil KKP e. Pelaksanaan pelatihan PL III agak terlambat karena ada SL-PTT yang

sudah jalan baru dilakukan pelatihan PL III

c. Dampak dari dilaksanakannya kegiatan Terjadinya peningkatan Produktivitas, yaitu : - Padi non Hibrida 500 – 1.250 kw/ha - Padi Hibrida 1.000 – 2.250 kw/ha - Padi Lahan Kering 500 – 1.250 kw/ha

3.2.2. Koordinasi dan Pengawalan SL-PT T Jagung

a. Pencapaian Keuangan :

Kegiatan koordinasi dan Pengawalan SL-PTT sampai dengan bulan Desember target keuangan 100,0%, sementara kegiatan koordinasi dan pengawalan

Page 145: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 22222222 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

telah dilakukan dengan realisasi keuangan sebesar Rp 115.470.000,- atau 98,87 % dan realisasi fisik mencapai 100 %.

b. Hasil dari dilaksanakannya kegiatan

- Terlaksananya kegiatan koordinasi SL-PTT Jagung di 8 Kabupaten/Kota Se NTB pada bulan Maret 2010 yang masing-masing kabupaten/Kota dihadiri oleh 25 orang petugas dari unsur Dinas, KCD/UPTD, Pimpinan BPP, PPL, PBT dan POPT

- Terjadinya persamaan persepsi antar petugas Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan dalam rangka pelaksanaan kegiatan SL-PTT Jagung di 8 Kabupaten/Kota se NTB

- Terwujudnya pelaksanaan kegiatan SL-PTT Jagung di 8 Kabupaten/Kota se NTB sesuai dengan peduman Pelaksanaan, Petunjuk Pelaksanaan dan petunjuk Teknis

- Dari hasil pengawalan yang dilakukan, hal yang menonjol dijumpai di tingkat lapang adalah :

a. Adanya penyaluran benih yang tidak tepat waktu dan tidak tepat varietas, sehingga ada kabupaten yang melaksanakan SL-PTT mundur

b. Dana untuk pembelian saprodi dan pertemuan di LL cairnya terlambat

c. Petunjuk teknis ada yang belum sampai di tingkat penyuluh

d. Pembelian Saprodi untuk LL tidak berdasarkan hasil KKP

e. Pelaksanaan pelatihan PL III agak terlambat karena ada SL-PTT yang sudah jalan baru dilakukan pelatihan PL III

c. Dampak dari dilaksanakannya kegiatan

Terjadinya peningkatan Provitas Jagung hibrida, yaitu : 2.500 – 3.000 kw/ha

3.2.3. Koordinasi dan Pengawalan SL-PTT Kedelai

a. Pencapaian Keuangan :

Kegiatan koordinasi dan Pengawalan SL-PTT sampai dengan bulan ini target keuangan 100,0%, sementara kegiatan koordinasi dan pengawalan telah dilakukan sehingga ada realisasi keuangan sebesar Rp 121.980.900,- atau 98,70 % dan realisasi fisik 100 %.

b. Hasil dari dilaksanakannya kegiatan

- Terlaksananya kegiatan koordinasi SL-PTT kedelai di 9 Kabupaten/Kota Se NTB pada bulan April 2010 yang masing-masing kabupaten/Kota dihadiri oleh 25 orang petugas dari unsur Dinas, KCD/UPTD, Pimpinan BPP, PPL, PBT dan POPT

Page 146: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 23232323 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

- Terjadinya persamaan persepsi antar petugas Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan dalam rangka pelaksanaan kegiatan SL-PTT kedelai di 9 Kabupaten/Kota se NTB

- Terwujudnya pelaksanaan kegiatan SL-PTT kedelai di 9 Kabupaten/Kota se NTB sesuai dengan peduman Pelaksanaan, Petunjuk Pelaksanaan dan petunjuk Teknis

- Dari hasil pengawalan yang dilakukan, hal yang menonjol dijumpai di tingkat lapang adalah

a. Adanya penyaluran benih yang tidak tepat waktu dan tidak tepat varietas, sehingga ada kabupaten yang melaksanakan SL-PTT mundur

b. Dana untuk pembelian saprodi dan pertemuan di LL cair terlambat c. Petunjuk teknis ada yang belum sampai di tingkat penyuluh d. Pembelian Saprodi untuk LL tidak berdasarkan hasil KKP e. Pelaksanaan pelatihan PL III agak terlambat karena ada SL-PTT yang

sudah jalan baru dilakukan pelatihan PL III f. Kualitas benih ada yang kurang bagus,

c. Dampak dari dilaksanakannya kegiatan

Terjadinya peningkatan Produktivitas Kedelai, yaitu : 300 – 600 kw/ha

3.2.4. Koordinasi dan Pengawalan SL-PTT Kacang Tanah

a. Pencapaian Keuangan :

Kegiatan koordinasi dan Pengawalan SL-PTT sampai dengan bulan Desember target keuangan 100,0%, dan kegiatan koordinasi dan pengawalan telah dilaksanakan sehingga ada realisasi keuangan sebesar Rp 55.996.900,- atau 80,85 %, realisasi fisik 100 %.

b. Hasil dari dilaksanakannya kegiatan

- Terlaksananya kegiatan koordinasi SL-PTT Kacang Tanah di 4 Kabupaten/Kota Se NTB pada bulan Mei, yang masing-masing kabupaten/Kota akan dihadiri oleh 25 orang petugas dari unsur Dinas, KCD/UPTD, Pimpinan BPP, PPL, PBT dan POPT

- Terjadinya persamaan persepsi antar petugas Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan dalam rangka pelaksanaan kegiatan SL-PTT Kacang Tanah di 4 Kabupaten/Kota se NTB

- Terwujudnya pelaksanaan kegiatan SL-PTT Kacang Tanah di 4 Kabupaten/Kota se NTB sesuai dengan peduman Pelaksanaan, Petunjuk Pelaksanaan dan petunjuk Teknis

Page 147: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 24242424 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

- Dari hasil pengawalan yang dilakukan, hal yang menonjol dijumpai di tingkat lapang adalah

a. Adanya penyaluran benih yang tidak tepat waktu dan tidak tepat varietas, sehingga ada kabupaten yang melaksanakan SL-PTT mundur

b. Dana untuk pembelian saprodi dan pertemuan di LL cairnya terlambat c. Petunjuk teknis ada yang belum sampai di tingkat penyuluh d. Pembelian Saprodi untuk LL tidak berdasarkan hasil KKP e. Pelaksanaan pelatihan PL III agak terlambat karena ada SL-PTT yang

sudah jalan baru dilakukan pelatihan PL III

c. Dampak dari dilaksanakannya kegiatan

Terjadinya peningkatan Produktivitas Kacang Tanah, yaitu : 500 – 700 kw/ha

3.2.5. Koordinasi Penyusunan dan Pengembangan Tanaman Pangan 2011

a. Pencapaian Keuangan :

Kegiatan koordinasi penyusunan dan pengembangan Tanaman Pangan 2011 sampai dengan bulan ini belum ada target keuangan, sementara realisasi keuangan telah mencapai Rp 69.956.100,- ( 99,29 % ), capaian fisik 100 %

b. Hasil dari dilaksanakannya kegiatan

- Terlaksananya kegiatan koordinasi penyusunan dan pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2011 Tingkat Provinsi pada tanggal 7 s/d 9 Oktober 2010 di Hotel Lombok Raya Mataram yang dihadiri oleh 30 orang petugas dari unsur Dinas Pertanian Kabupaten/Kota 20 orang dan Badan yang menangani penyuluhan Kabupaten/Kota 10 Orang

- Tersusunya Sasaran Tanam, Panen, Produktivitas dan Produksi Tanaman Pangan di 10 Kabupaten /Kota se NTB Tahun 2011 untuk komoditi Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi kayu dan Ubi Jalar, yaitu :

Tabel 27. Target Tanam, Panen dan Produksi TP di NTB Tahun 2011

No Komoditi Panen Provitas Produksi

2010/2011 2011 Total ( Ha ) ( Kw/Ha ) ( Ton )

1 Padi 294,545 94,760 389,305 372,573 54.98 2,016,978

P. Sawah 239,880 94,760 334,640 317,908 49.73 1,806,815

P. Ladang 54,665 - 54,665 54,665 41.00 210,163

2 Jagung 74,185 22,935 97,120 92,264 42.17 407,000

3 Kedelai 41,168 55,029 96,197 91,387 14.61 135,000

4 Kc. Tanah 12,992 16,550 29,542 28,065 14.10 40,623

5 Kc. Hijau 18,105 21,585 39,690 37,706 13.55 48,071

6 Ubi Kayu 6,173 1,489 7,662 7,662 134.94 100,690

7 Ubi Jalar 540 1,005 1,545 1,468 120.00 16,908

Sasaran

Tanam

Page 148: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 25252525 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

c. Dampak dari dilaksanakannya kegiatan

a. Terjadinya peningkatan produksi Tanaman Pangan untuk komoditi Padi, Jagung, Kedelai, Kac.Tanah, Kac. Hijau, Ubi kayu dan Ubi Jalar Tahun 2011

b. Berkembang dan meningkatnya usaha budidaya komoditi Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi kayu dan Ubi Jalar

6) Koordinasi Peningkatan Produksi Melalui SL-PTT Tingkat Provinsi

a. Pencapaian Keuangan :

Kegiatan koordinasi peningkatan produksi melalui SL-PTT Tingkat Provinsi sampai dengan bulan ini target keuangan 100,0, sementara kegiatan koordinasi telah dilakukan bulan Maret dan realisasi keuangan telah mencapai Rp 63.392.900,- ( 99,90 % ), realisasi fisik 100 %.

b. Hasil dari dilaksanakannya kegiatan

- Terlaksananya kegiatan koordinasi peningkatan produksi melalui SL-PTT Tingkat Provinsi pada tanggal 2 s/d 4 Maret 2010 di Hotel Lombok Raya Mataram yang dihadiri oleh 30 orang petugas dari unsur Dinas Pertanian Kabupaten/Kota 20 orang dan Badan yang menangani penyuluhan Kabupaten/Kota 10 Orang

- Terjadinya persamaan persepsi antar petugas Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota dalam rangka pelaksanaan kegiatan SL-PTT Padi, Jagung, kedelai dan Kacang Tanah di 10 Kabupaten/Kota se NTB

- Terwujudnya pelaksanaan kegiatan SL-PTT Padi, Jagung, kedelai dan kacang tanah di 10 Kabupaten/Kota se NTB sesuai dengan peduman Pelaksanaan, Petunjuk Pelaksanaan dan petunjuk Teknis

c. Dampak dari dilaksanakannya kegiatan

a. Terjadinya peningkatan Produktivitas : - Padi non Hibrida 500 – 1.250 kw/ha - Padi Hibrida 1.000 – 2.250 kw/ha - Padi Lahan Kering 500 – 1.250 kw/ha - Jagung Hibrida 2.500 – 3.000 kw/ha - Kedelai 300 – 600 kw/ha - Kacang tanah 500 – 700 kw/ha

b. Petani mau menerapkan PTT Padi, Jagung, Kedelai dan Kacang Tanah di lahannya sendiri seperti apa yang telah diterima pada saat SL-PTT Kabupaten/Kota Se NTB

c. Berkembang dan meningkatnya kegiatan SL-PTT Padi, Jagung, Kedelai dan Kacang Tanah di Kabupaten/Kota Se NTB

Page 149: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 26262626 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

3.3. Pelaksanaan Kegiatan APBD

3.3.1. Pertemuan Program Aksi Masyarakat Agribisnis Tanaman Pangan Tahun 2011

a. Pencapaian Keuangan :

Kegiatan Pertemuan Program Aksi Masyarakat Agribinis Tanaman pangan Tingkat Provinsi sampai dengan bulan Desember realisasi keuangan Rp. 53.043.000 (100,0 %). Realisasi fisik 100 %.

b. Hasil dari dilaksanakannya kegiatan

- Terlaksananya kegiatan Pertemuan koordinasi Program Aksi Masyarakat Agribisnis Tanaman Pangan Tahun 2011 pada tanggal 27 s/d 29 Juli 2010 untuk komoditi Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi kayu dan Ubi Jalar

- Tersusunya Sasaran Tanam, Panen, Produktivitas dan Produksi Tanaman Pangan di 10 Kabupaten /Kota se NTB Tahun 2011, yaitu :

Tabel 28. Target Tanam, Panen dan Produksi TP di NTB Tahun 2011

No Komoditi Panen Provitas Produksi

2010/2011 2011 Total ( Ha ) ( Kw/Ha ) ( Ton )

1 Padi 294,545 94,760 389,305 372,573 54.98 2,016,978

P. Sawah 239,880 94,760 334,640 317,908 49.73 1,806,815

P. Ladang 54,665 - 54,665 54,665 41.00 210,163

2 Jagung 74,185 22,935 97,120 92,264 42.17 407,000

3 Kedelai 41,168 55,029 96,197 91,387 14.61 135,000

4 Kc. Tanah 12,992 16,550 29,542 28,065 14.10 40,623

5 Kc. Hijau 18,105 21,585 39,690 37,706 13.55 48,071

6 Ubi Kayu 6,173 1,489 7,662 7,662 134.94 100,690

7 Ubi Jalar 540 1,005 1,545 1,468 120.00 16,908

Sasaran

Tanam

c. Dampak dari dilaksanakannya kegiatan

a. Terjadinya peningkatan produksi Tanaman Pangan untuk Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi kayu dan Ubi Jalar Th 2011

b. Berkembang dan meningkatnya usaha budidaya komoditi Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi kayu dan Ubi Jalar

3.3.2. Kegiatan mendukung P2BN

a. Pencapaian Keuangan :

Kegiatan pengadaan benih mendukung P2BN sampai dengan bulan Desember target keuangan 100,0 %, sementara kegiatan telah dilaksanakan dengan realisasi keuangan sebesar Rp. 69.102.000 atau 96,43 %. Realisasi fisik sebesar 100 %

Page 150: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 27272727 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

b. Hasil dari dilaksanakannya kegiatan

- Terlaksananya kegiatan pengadaan benih jagung hibrida mendukung PAJ untuk di Kelompok Tani Geruk Gundem Desa Mumbul Sari Kabupaten Lombok Utara, yaitu seluas 43 Ha

c. Dampak dari dilaksanakannya kegiatan

• Terjadinya peningkatan produksi Jagung di Kabupaten Lombok Utara

• Berkembang dan meningkatnya usaha budidaya jagung di kawasan pengembangan

3.3.3. Pembuatan Blue Print, Booklet Pijar, Leafplet dan eksbiner PAJ Jagung

a. Pencapaian Keuangan :

Kegiatan Pembuatan Blue Print, Booklet Pijar, Leafplet dan eksbiner untuk mendukung Program Unggulan daerah yaitu PAJ, sampai dengan bulan Desember target keuangan sebesar Rp 132.478.000, sementara kegiatan telah dilaksanakan dengan realisasi sebesar Rp 130.712.100 ( 98,67 % ). Realisasi fisik 100 %.

b. Hasil dari dilaksanakannya kegiatan

- Tersedianya buku Blue Print sebanayak 484 Explar, booklet Pijar 1.785 exp, 7.500 lembar lieplet, 50 buah ekbiner untuk mendukung PAJ di 10 Kabupaten/ Kota se NTB

c. Dampak dari dilaksanakannya kegiatan a. Terjadinya peningkatan produksi Jagung di NTB b. Berkembang dan meningkatnya usaha budidaya jagung di NTB

3.3.4. Pertemuan Koordinasi Pengembangan Agribisnis Jagung ( PAJ )

a. Pencapaian Keuangan :

Kegiatan Pertemuan Pengembangan Agribinis Tanaman Jagung Tingkat Provinsi sampai dengan bulan Desember realisasi keuangan Rp. 23.719.500 (99,92 %) dari target Rp 23.739.000, dan kegiatan dilaksanakan tanggal 24 Nopember 2010. Realisasi fisik 100 %

b. Hasil dari dilaksanakannya kegiatan

- Terlaksananya kegiatan Pertemuan koordinasi Pengembangan Agribisnis Jagung Tingkat Provinsi pada tanggal 24 Nopember 2010 di Hotel Lombok Garden Mataram yang dihadiri oleh petugas dari Kabupaten/Kota, yaitu Asisten II, BAPPEDA, Dinas Pertanian, Dinas Koperasi, Direktur I-Pasar serta stake holder terkait lainnya

- MAJ perlu dioptimalkan perannya dalam rangka membantu petani dan kelompok tani dalam pengembangan agribisnis jagung

Page 151: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 28282828 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

- Pengembangan Agribisnis jagung perlu didukung dengan pengawalan teknologi yang lebih baik

c. Dampak dari dilaksanakannya kegiatan

a. Terjadinya peningkatan produksi Tanaman Pangan khususnya komoditi Jagung, Tahun 2010

b. Berkembang dan meningkatnya usaha budidaya komoditi Jagung,

3.4. Target dan realisasi Keuangan

Pada Tabel 29, terlihat bahwa realisasi keuangan yang dikelola oleh seksi budidaya serealia, kacang-kacangan dan umbi-umbian yang bersumber dari dana APBN dan APBD sebesar Rp 834.762.500,- ( 97,30 % dari pagu dana sebesar Rp 857.916.000,- ) dan siap mati sebesar Rp 23.153.500,-. Dana APBN yang dikelola sebesar Rp 575.940.000,- realisasi sebesar Rp 558.185.900,- ( 96,92 % ) dan siap mati sebesar Rp 17.754.100,-. Sementara dana APBD sebesar Rp 281.976.000 realisasi sebesar Rp 276.576.600 ( 98,09 % ) dan siap mati sebesar Rp 5.399.400

Adanya dana siap mati pada APBN disebabkan karena :

1. Sisa dari perjalanan yang tidak bisa di SPJ kan lagi 2. Sisa dari belanja Bahan, belanja barang dan perjalanan dari kegiatan koordinasi

dan pengawalan SL-PTT Kacang tanah yang tersedia untuk 6 Kabupaten sementara yang digunakan hanya untuk 4 Kabupaten sesuai dengan pelaksanaan SL-PTT

Sementara dana siap mati pada APBD disebabkan karena sisa dari perjalanan, pengadaan barang yang tidak bisa di SPJ kan lagi

Page 152: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 29292929 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel 29. Target dan Realisasi Keuangan kegiatan pada Seksi Budidaya Serealia, Kacang-kacangan dan Umbi-umbian TA. 2010

No Uraian Kegiatan/Program Jumlah Dana Siap Mati

(Rp) (Rp) ( % ) (Rp)

A APBN

1 Koordinasi dan Pengawalan SL-PTT Padi 132,390,000 131,390,000 99.24 1,000,000

2 Koordinasi dan Pengawalan SL-PTT Jagung 116,790,000 115,470,000 98.87 1,320,000

3 Koordinasi dan Pengawalan SL-PTT Kedelai 123,590,000 121,980,000 98.70 1,610,000

4 Koord. dan Pengawalan SL-PTT Kac. tanah 69,260,000 55,996,900 80.85 13,263,100

5 Koordinasi Penyus Pengembangan TP 2011 70,455,000 69,956,100 99.29 498,900

6 Koord. Pening Prod.melalui SL-PTT Tkt Prov 63,455,000 63,392,900 99.90 62,100

Jumlah 575,940,000 558,185,900 96.92 17,754,100

B APBD

1 Pertemuan Koordinasi Proksi Mantap 2011 53,043,000 53,043,000 100.00 -

2 Mendukung P2BN

- Pengadaan benih jagung hibrida 28,826,000 28,535,000 98.99 291,000

- Perjalanan mendukung P2BN 43,890,000 40,567,000 92.43 3,323,000

3 Pembuatan Blue Print Jagung

- Honor Tenaga Ahli 33,300,000 33,300,000 100.00 -

- Cetak Blue Print Jagung 16,698,000 16,649,600 99.71 48,400

4 Cetak Booklet Pijar 49,980,000 49,087,500 98.21 892,500

5 Cetak Leafplet 22,500,000 21,675,000 96.33 825,000

6 Pembuatan Eksbiner 10,000,000 10,000,000 100.00 -

7 Pertemuan Koordinasi PAJ 23,739,000 23,719,500 99.92 19,500

Jumlah 281,976,000 276,576,600 98.09 5,399,400

Total 857,916,000 834,762,500 97.30 23,153,500

Realisasi

B. SEKSI PERLINDUNGAN TANAMAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI TANAMAN PANGAN

B.1. Kegiatan yang dilaksanakan :

a. Pelatihan PL.II SL-PTT Padi. b. Pelatihan PL.II SL-PTT Jagung. c. Pelatihan PL.II SL-PTT Kedelai. d. Pelatihan PL.II SL-PTT Kacang Tanah. e. Pengamatan, peramalan OPT dan DFI (THL TB POPT-PHP). f. Pencanangan Gerakan Pengendalian OPT Tanaman Pangan. g. Bimbingan Teknis Pengendalian OPT Tanaman Pangan. h. Pembinaan dan Pengembangan Pestisida. i. Pendataan faktor Iklim dan Dampak Fenomena Iklim j. Pemantauan dan Pembinaan Pengendalian serangan OPT Tan. Pangan

Relisasi fisik dan keuangan Tahun 2010 kegiatan disajikan pada tabel 30.

Page 153: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 30303030 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel 30 Rencana dan Realisasi Keuangan dan Fisik Kegiatan Perlindungan Tanaman dan Penerapan Teknologi Tanaman Pangan Tahun 2010

No. Pagu dana Realisasi

Kode Kegiatan Volume (Rp.) (Rp.) % Fisik (%)

I. APBN 831,500,000 762,213,000 91.67 97,65

1522 PENINGKATAN PRODUKSI,

PRODUKTIVITAS DAN

MUTU PRODUK PERTANIAN

00012 DIKLAT TEKNIS 4 KEG 310,000,000 305,310,000 98.49 100.00

A.) PELATIHAN PL-II 1 KEG 80,000,000 79,400,000 99.25 100.00

SLPTT PADI

B) PELATIHAN PL-II 1 KEG 75,000,000 73,950,000 98.60 100.00

SLPTT JAGUNG

C). PELATIHAN PL-II 1 KEG 80,000,000 78,300,000 97.88 100.00

SLPTT KEDELAI

D). PELATIHAN PL-II 1 KEG 75,000,000 73,660,000 98.21 100.00

SLPTT KACANG TANAH

1564 PENGENDALIAN OPT 483,500,000 431,803,000 89.31 95.97

A. Pengamatan, Peramalan OPT 16 orang 288,500,000 269,000,000 93.24 93.24

dan DFI

B. Penanggulangan OPT dan

DFI 2 Keg 195,000,000 162,803,000 83.49 100.00

1. Pencanangan Gerakan 1 Keg 129,050,000 104,473,000 80.96 100.00

Pengendalian OPT

2. Bimbingan Teknis Pe- 1 Keg 65,950,000 58,330,000 88.45 100.00

ngendalian OPT dan DFI

01159 Pembinaan dan Pengem- 1 Keg 38,000,000 25,100,000 66.05 100.00

bangan pestisida

II. APBD

5.2.16 PENINGKATAN KETAHANAN

PANGAN 2 Keg 41,269,250 40,194,250 97.40 100.00

A. Pendataan Faktor Iklim dan 1 Keg 6,436,250 6,436,250 100.00 100.00

Dampak Fenomena Iklim

B. Pemantauan dan Pembinaan 1 Keg 34,833,000 33,758,000 96.91 100.00

Pengendalian OPT

Realisasi Keuangan

Pada tabel di atas terlihat bahwa realisasi keuangan untuk Dana Dekonsentrasi mencapai Rp. 762.213.000,- (91,67 %) dan realisasi fisik mencapai 97,65 %. Tidak tercapainya sasaran fisik kegiatan karena pada kegiatan Pengamatan, Peramalan OPT dan DFI (Pembayaran honorarium dan BOP THL POPT_PHP) yang tidak direalisasikan sebesar Rp. 19.500.000,- karena dari 16 orang THL POPT-PHP terdapat seorang petugas sederajad S1 yang telah lulus sebagai pegawai PT. Sang Hyang Seri sehingga honorarium dan Biaya operasional pengamatannya (BOP) tidak dibayarkan (menjadi dana SIAP mati). Sedangkan realisasi keuangan Dana APBD mencapai 97,40 % atau sebesar Rp.40.194.250,- dan realisasi fisik mencapai 100 %.

B.2. Hasil Pelaksanaan Kegiatan

1). Luas Serangan OPT Tahun 2010

Page 154: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 31313131 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Melalui pengamatan dan monitoring secara berkesinambungan terhadap keadaan serangan OPT oleh petugas provinsi, kabupaten dan kecamatan / PHP diperoleh data mengenai jenis-jenis OPT yang menyerang tanaman dan luas serangannya pada setiap musim tanam.

Komulatif luas serangan perjenis OPT pada Tanaman Pangan di Provinsi Nusa Tenggara Barat selama Tahun 2010 menurut Kabupaten/kota disajikan pada tabel 31 sd 36 .

Komulatif luas serangan OPT menurut jenis OPT adalah sebagai berikut :

Tabel 31. Luas Serangan OPT Utama Tanaman Padi Tahun 2010 di Kabupaten/Kota se Provinsi Nusa Tenggara Barat

No. Jenis

OPT Ringan Sedang Berat Puso Jumlah

1 Penggerek Batang 2,351.35 52.50 0.25 - 2,404.10

2 Tikus 446.99 - - - 446.99

3 Wereng Btg Coklat 88.45 - - - 88.45

4 Tungro 1,049.85 53.40 4.85 - 1,108.10

5 Blast 4,820.02 259.50 12.00 10.00 5,101.52

6 Kresek 1,627.30 125.00 1.00 - 1,753.30

7 Walang sangit 869.85 7.00 - - 876.85

8 Ulat Grayak 499.75 47.00 11.00 - 557.75

JUMLAH 11,753.56 544.40 29.10 10.00 12,337.06

Luas Serangan (Ha)

Page 155: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 32323232 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel 32. Luas Serangan Kompleks OPT Tanaman Padi Tahun 2010 di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Tabel 33. Luas Serangan Kompleks OPT Tanaman Jagung Tahun 2010 di Provinsi Nusa Tenggara Barat

No. Jenis

OPT Ringan Sedang Berat Puso Jumlah

1 Babi 31,00 35,00 20,00 - 86,00

2 Belalang 590,60 54,00 55,00 - 699,60

3 Bercak Daun Coklat 91,00 - - - 91,00

4 Blas 4.820,02 259,50 12,00 10,00 5.101,52

5 Burung 550,50 - - - 550,50

6 Cercospora 120,60 - - - 120,60

7 Ganjur 6,00 - - - 6,00

8 Hama Putih 1.710,20 105,50 - - 1.815,70

9 Hawar Pelepah 42,20 - - - 42,20

10 Kresek 1.627,30 125,00 1,00 - 1.753,30

11 Lalat Daun 166,75 - - - 166,75

12 Pengerek Batang 2.351,35 52,50 0,25 - 2.404,10

13 Siput Murbei 495,22 - - - 495,22

14 Tikus 446,99 - - - 446,99

15 Trips 32,50 - - - 32,50

16 Tungro 1.049,85 53,40 4,85 - 1.108,10

17 Ulat Grayak 499,75 47,00 11,00 - 557,75

18 Uret/Lundi 88,00 - - - 88,00

19 Walang Sangit 869,85 7,00 - - 876,85

20 Wereng Coklat 88,45 - - - 88,45

21 Penykt.Fisiologis 2,00 - - - 2,00

22 Nematoda/BusukAkar 0,50 - - - 0,50

JUMLAH 15.680,63 738,90 104,10 10,00 16.533,63

Luas Serangan (Ha)

No. Kabupaten/

Kota Ringan Sedang Berat Puso Jumlah

1 Aphis 26,00 - - - 26,00

2 Babi 59,00 - - - 59,00

3 Belalang 457,00 - - - 457,00

4 Bulai 9,00 - - - 9,00

5 Busuk Tongkol 7,50 - - - 7,50

6 Layu Bakteri 8,00 - - - 8,00

7 Penggerek Batang 87,95 - - - 87,95

8 Penggerek Tongkol 111,00 - - - 111,00

9 Tikus 35,60 3,00 - - 38,60

10 Ulat Daun 4,50 - - - 4,50

11 Ulat Grayak 240,50 - - - 240,50

12 Ulat Jengkal 15,00 - - - 15,00

13 Ulat Tongkol 0,80 - - - 0,80

14 Lalat Bibit 33,25 - - - 33,25

15 Uret / Lundi 24,50 - - - 24,50

16 Karat Daun 44,00 - - - 44,00

17 Wereng Jagung 7,50 - - - 7,50

JUMLAH 1.171,10 3,00 - - 1.174,10

Luas Serangan (Ha)

Page 156: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 33333333 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabe 34. Luas Serangan Kompleks OPT Tanaman Kedelai Tahun 2010 di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Tabel 35. Luas Serangan Kompleks OPT Tanaman Kacang Tanah Tahun 2010 di Provinsi Nusa Tenggara Barat

No. Kabupaten/

Kota Ringan Sedang Berat Puso Jumlah

1 Belalang 304,50 - - - 304,50

2 Aphis 57,00 - - - 57,00

3 Karat Daun 67,00 - - - 67,00

4 Kepik 4,00 - - - 4,00

5 Kepik Hijau 31,00 - - - 31,00

6 Kumbang Kedelai 16,00 - - - 16,00

7 Kumbang Tnh Kuning 234,80 - - - 234,80

8 Lalat Kacang 142,45 - - - 142,45

9 Pelipat Daun 81,00 - - - 81,00

10 Penggerek Polong 70,50 - - - 70,50

11 Penggerek Pucuk 13,00 - - - 13,00

12 Penggulung Daun 278,90 - - - 278,90

13 Pengisap Polong 109,30 - - - 109,30

14 Tikus 20,00 - - - 20,00

15 Ulat Grayak 308,00 - - - 308,00

16 Ulat Jengkal 87,50 - - - 87,50

17 Ulat Tanah 2,00 - - - 2,00

18 Uret / Lundi 17,00 - - - 17,00

19 Virus Mozaik 20,00 - - - 22,00

20 Cercospora - 2,00 - - -

21 Kepik Coklat 35,40 - - - 35,40

22 Heliothis, SP. 1,00 - - - 1,00

JUMLAH 1.900,35 2,00 - - 1.902,35

Luas Serangan (Ha)

No. Kabupaten/

Kota Ringan Sedang Berat Puso Jumlah

1 Aphis 43,50 - - - 43,50

2 Belalang Daun 17,00 1,00 - - 18,00

3 Bercak Daun Coklat 12,00 - - - 12,00

4 Cercospora 43,50 10,50 - - 54,00

5 Karat Daun 99,00 2,00 - - 101,00

6 Lalat Kacang 4,00 - - - 4,00

7 Layu Fusarium 12,05 - - - 12,05

8 Nematoda Layu Akar 0,50 - - - 0,50

9 Pelipat Daun 70,00 - - - 70,00

10 Tikus 58,00 2,00 - - 60,00

11 Uret/Lundi 82,25 - - - 82,25

12 Ulat Grayak 113,50 - - - 113,50

13 Ulat Jengkal 86,00 - - - 86,00

14 Ulat Daun 3,00 - - - 3,00

15 Virus Belang 12,25 9,30 - - 21,55

16 Wereng Amrasca 27,00 - - - 27,00

JUMLAH 683,55 24,80 - - 708,35

Luas Serangan (Ha)

Page 157: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 34343434 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel 36. Luas Serangan Kompleks OPT Tanaman Kacang Hijau Tahun 2009 di Provinsi Nusa Tenggara Barat

2). Luas Pengendalian Serangan OPT Tanaman Pangan.

Untuk mengantisipasi perkembangan serangan OPT dan pengamanan pertanaman yang perlu terus dilakukan dalam upaya pengendalian OPT antara lain adalah :

a. Meningkatkan kewaspadaan terhadap serangan OPT terutama kepada semua jajaran petugas perlindungan tanaman yang terdepan dalam hal ini POPT-PHP. Frekuensi pengamatan lapangan dan penyebaran informasi kepada petani melalui kelompok-kelompoknya tentang bahaya dan cara pengendaliannya harus lebih ditingkatkan lagi terutama untuk daerah-daerah endemis serangan OPT.

b. Bila ditemukan serangan OPT pada tingkat yang berbahaya maka petugas lapang agar segera merekomendasikan tindakan pengendaliannya.

c. Menerapkan aturan pola tanam yang sudah ada secara tepat dengan pola tanam serempak untuk dapat memutus siklus hidup OPT dan penggunaan varietas tahan terutama pada daerah-daerah yang ada sisa tanaman padi yang terserang OPT utama atau daerah endemis OPT utama seperti tungro, penggerek batang, wereng coklat, ulat grayak dan tikus, walang sangit, kresek dan blast.

d. Meningkatkan koordinasi antar instansi terkait.

e. Guna dapat diperoleh hasil optimal berbagai upaya penggunaan pestisida nabati hendaknya dapat dipergunakan agar dapat terhindar dari pencemaran lingkungan.

No. Kabupaten/Kota Ringan Sedang Berat Puso Jumlah

1 Aphis 18,00 - - - 18,00 2 Belalang 23,25 - - - 23,25 3 Cercosphora 8,00 - - - 8,00 4 Karat Daun 3,00 - - - 3,00 5 Kepik Coklat 13,00 - - - 13,00 6 Lalat Kacang 3,00 - - - 3,00 7 Penggerek Polong 53,00 - - - 53,00 8 Pengisap Polong 2,00 3,00 - - 5,00 9 Thrips 11,00 - - - 11,00 10 Ulat Grayak 8,25 - - - 8,25 11 Tikus 50,00 - - - 50,00 12 Virus Mozaik 21,00 - - - 21,00 13 Lalat Bibit 2,00 - - - 2,00

JUMLAH 215,50 3,00 - - 218,50

Luas Serangan (Ha)

Page 158: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 35353535 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Luas pengedalian OPT pada tanaman tersebut dipengaruhi oleh tingkat intensitas serangan OPT, teknologi budidaya dan kemampuan petani dalam menyediakan pestisida pada pengelolaan proses produksi tanamannya yang dikaitkan dengan produksi yang akan dicapai.

Luas pengendalian OPT Utama pada beberapa komoditi Tanaman Pangan ( Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, dan Kacang Hijau ) di Provinsi NTB pada Tahun 2010 disajikan pada tabel 37 sampai Tabel 42. Pada tabel terlihat bahwa pengendalian OPT pada tanaman padi khususnya OPT utama (penggerek batang, tikus, wereng coklat, tungro, blas, walang sangit, kresek, penggerek batang dan ulat grayak) cukup besar yaitu luas pengendalian kompleks OPT pada tanaman padi sebesar 91,32 % sedangkan luas pengendalian OPT utama mencapai 99,24 %, sedangkan pada tanaman palawija luas pengendalian OPT tidak sebesar pada tanaman padi yaitu 32 - 78 %. Hal ini disebabkan karena dalam pengendalian OPT diperhatikan juga aspek ekonomisnya antara biaya yang dikeluarkan terhadap hasil yang diperoleh, dan intensitas serangan OPT yang apabila masih kriteria ringan maka pengendalian tidak terlalu intensif. Data luas pengendalian OPT per kabupaten/kota dan per jenis OPT disajikan pada daftar terlampir.

Tabel 37. Luas Pengendalian OPT Utama Tanaman Padi Tahun 2010 Provinsi Nusa Tenggara Barat

Luas Luas Pengen-

Serangan (Ha) dalian ( Ha) %

1 Pengerek Batang 2.404,10 2.134,30 88,78

2 Tikus 446,99 472,99 105,82

3 Wereng Coklat 88,45 90,55 102,37

4 Tungro 1.108,10 1.531,77 138,23

5 Blas 5.101,52 5.282,11 103,54

6 Kresek 1.753,30 1.316,60 75,09

7 Walang sangit 876,85 700,35 79,87

8 Ulat Grayak 557,75 714,75 128,15

JUMLAH 12.337,06 12.243,42 99,24

No. Nama OPT

Page 159: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 36363636 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel 38. Luas Pengendalian Kompleks OPT Tanaman Padi Tahun 2010 Provinsi Nusa Tenggara Barat

Luas Luas Pengen-

Serangan (Ha) dalian ( Ha) %

1 Babi 86,00 13,00 15,12

2 Belalang 699,60 390,20 55,77

3 Bercak Daun Coklat 91,00 18,00 19,78

4 Blas 5.101,52 5.282,11 103,54

5 Burung 550,50 489,50 88,92

6 Cercospora 120,60 48,00 39,80

7 Ganjur 6,00 6,00 100,00

8 Hama Putih 1.815,70 1.297,45 71,46

9 Hawar Pelepah 42,20 18,70 44,31

10 Kresek 1.753,30 1.316,60 75,09

11 Lalat Daun 166,75 101,00 60,57

12 Pengerek Batang 2.404,10 2.134,30 88,78

13 Siput Murbei 495,22 423,07 85,43

14 Tikus 446,99 472,99 105,82

15 Trips 32,50 28,50 87,69

16 Tungro 1.108,10 1.531,77 138,23

17 Ulat Grayak 557,75 714,75 128,15

18 Uret/Lundi 88,00 20,00 22,73

19 Walang Sangit 876,85 700,35 79,87

20 Wereng Coklat 88,45 90,55 102,37

21 Penykt.Fisiologis 2,00 2,00 100,00

22 Nematoda/BusukAkar 0,50 0,00 0,00

JUMLAH 16.533,63 15.098,84 91,32

No. Nama OPT

Tabel 39. Luas Pengendalian Kompleks OPT Tanaman Jagung Tahun 2010 Provinsi Nusa Tenggara Barat

Luas Luas Pengen-

Serangan (Ha) dalian ( Ha) %

1 Aphis 26,00 0,00 -

2 Babi 59,00 1,00 1,69

3 Belalang 457,00 162,25 35,50

4 Bulai 9,00 9,00 100,00

5 Busuk Tongkol 7,50 8,00 106,67

6 Layu Bakteri 8,00 8,00 100,00

7 Penggerek Batang 87,95 23,95 27,23

8 Penggerek Tongkol 111,00 2,00 1,80

9 Tikus 38,60 36,85 95,47

10 Ulat Daun 4,50 4,00 88,89

11 Ulat Grayak 240,50 141,50 58,84

12 Ulat Jengkal 15,00 15,00 100,00

13 Ulat Tongkol 0,80 0,00 -

14 Lalat Bibit 33,25 12,00 36,09

15 Uret / Lundi 24,50 26,50 108,16

16 Karat Daun 44,00 90,00 204,55

17 Wereng Jagung 7,50 7,50 100,00

JUMLAH 1.174,10 547,55 46,64

No. Nama OPT

Page 160: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 37373737 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel 40. Luas Pengendalian Kompleks OPT Tanaman Kedelai Tahun 2010 Provinsi Nusa Tenggara Barat

Luas Luas Pengen-

Serangan (Ha) dalian ( Ha) %

1 Belalang 304,50 88,50 29,06

2 Aphis 57,00 37,00 64,91

3 Karat Daun 67,00 27,00 40,30

4 Kepik 4,00 17,00 425,00

5 Kepik Hijau 31,00 4,00 12,90

6 Kumbang Kedelai 16,00 164,50 1.028,13

7 Kumbang Tnh Kuning 234,80 112,00 47,70

8 Lalat Kacang 142,45 28,00 19,66

9 Pelipat Daun 81,00 16,00 19,75

10 Penggerek Polong 70,50 7,00 9,93

11 Penggerek Pucuk 13,00 92,40 710,77

12 Penggulung Daun 278,90 92,00 32,99

13 Pengisap Polong 109,30 7,00 6,40

14 Tikus 20,00 279,00 1.395,00

15 Ulat Grayak 308,00 27,50 8,93

16 Ulat Jengkal 87,50 22,00 25,14

17 Ulat Tanah 2,00 0,00 -

18 Uret / Lundi 17,00 16,00 94,12

19 Virus Mozaik 22,00 0,00 -

20 Kepik Coklat 35,40 0,00 - 21 Heliothis, SP. 1,00 1,00 100,00

JUMLAH 1.902,35 1.037,90 54,56

No. Nama OPT

Tabel 41. Luas Pengendalian Kompleks OPT Tanaman Kacang Tanah Tahun 2010 Provinsi Nusa Tenggara Barat

Luas Luas Pengen-

Serangan (Ha) dalian ( Ha) %

1 Aphis 43,50 0,50 1,15

2 Belalang Daun 18,00 3,00 16,67

3 Bercak Daun Coklat 12,00 0,00 -

4 Cercospora 54,00 12,00 22,22

5 Karat Daun 101,00 8,00 7,92

6 Lalat Kacang 4,00 0,00 -

7 Layu Fusarium 12,05 0,50 4,15

8 Nematoda Layu Akar 0,50 0,00 -

9 Pelipat Daun 70,00 19,00 27,14

10 Tikus 60,00 35,00 58,33

11 Uret/Lundi 82,25 39,50 48,02

12 Ulat Grayak 113,50 78,50 69,16

13 Ulat Jengkal 86,00 18,00 20,93

14 Ulat Daun 3,00 0,00 -

15 Virus Belang 21,55 1,00 4,64

16 Wereng Amrasca 27,00 18,50 68,52

JUMLAH 708,35 233,50 32,96

No. Nama OPT

Page 161: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 38383838 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel 42. Luas Pengendalian Kompleks OPT Tanaman Kacang Hijau Tahun 2010 Provinsi Nusa Tenggara Barat

Luas Luas Pengen-Serangan (Ha) dalian ( Ha) %

1 Aphis 18,00 8,00 44,44

2 Belalang 23,25 16,25 69,89

3 Cercosphora 8,00 8,00 100,00

4 Karat Daun 3,00 0,00 -

5 Kepik Coklat 13,00 6,00 46,15

6 Lalat Kacang 3,00 3,00 100,00

7 Penggerek Polong 53,00 41,00 77,36

8 Pengisap Polong 5,00 1,00 20,00

9 Thrips 11,00 17,00 154,55

10 Ulat Grayak 8,25 8,25 100,00

11 Tikus 50,00 48,00 96,00

12 Virus Mozaik 21,00 14,00 66,67

13 Lalat Bibit 2,00 2,00 100,00 JUMLAH 218,50 172,50 78,95

No. Nama OPT

3). Bantuan Sarana Pengendalian OPT

Untuk meningkatkan pengendalian terhadap serangan OPT, maka pada Tahun 2010 telah dialokasikan bantuan sarana pengendalian OPT (pestisida dan alat pengendalian OPT) ke kabupaten/kota se Nusa Tenggara Barat. Sarana pengendalian OPT tersebut digunakan untuk membantu petani dalam pengendalian OPT yang penggunaannya berpedoman pada prinsip pengendalian hama terpadu (PHT).

Penerimaan Sarana pengendalian OPT

Pada Tahun 2010 telah diterima pestisida dan sarana pengendalian OPT dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebanyak 2 tahap dengan rincian sebagai berikut :

Tahap I (Bulan Agustus 2010) :

� pestisida sebanyak 6.480 kg/ltr.

Tahap II (Bulan November 2010) :

� pestisida sebanyak 3.000 kg/ltr.

� Mesin Pompa air 25 Unit.

� Hand Sprayer 100 Unit.

Page 162: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 39393939 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

� Mist Blower 5 Unit (Rincian per jenis/merk dagang pestisida disajikan terlampir.

Penyaluran Sarana Pengendalian OPT Tahun 2010

Untuk mengantisipasi meningkatnya serangan OPT dan melakukan tindakan pengendalian OPT di lapangan maka selama tahun 2010 telah dialokasikan bantuan sarana pengendalian OPT (pestisida dan alat pengendalian OPT) ke kabupaten/kota se Nusa Tenggara Barat. Sarana pengendalian OPT tersebut digunakan untuk membantu petani dalam pengendalian OPT yang penggunaannya berpedoman pada prinsip pengendalian hama terpadu (PHT).. Jenis dan jumlah sarana pengendalian OPT yang dialokasikan ke kabupaten/kota disajikan pada tabel 43

Tabel 43.Alokasi bantuan sarana pengendalian OPT ke Kabupaten/kota se Nusa Tenggara Barat tahun 2010

Kabupaten/ Insektisida Fungisida Rodentisida Jumlah Hand Mist

Kota (kg/ltr) (kg/ltr) (kg) (kgltr) Spayer Blower

Kota Mataram 224 - 100 324 4 1

Lombok Barat 736 50 730 1.516 19 1

Lombok Utara 188 30 300 518 4 1

Lombok Tengah 533 326 620 1.479 8 1

Lombok Timur 430 80 720 1.230 6 1

Sumbawa 448 240 620 1.308 6 1

Sumbawa Barat 170 - 300 470 5 1

Dompu 640 - 520 1.160 10 3

Bima 500 130 620 1.250 9 3

Kota Bima 140 - 100 240 4 1

JUMLAH 4.009 856 4.630 9.495 75 14

Rincian jenis/nama dan jumlah sarana pengendalian OPT yang dialokasikan disajikan pada daftar terlampir.

• Jumlah Penyaluran dan Stok Sarana pengendalian OPT Dari jumlah pengadaan, penerimaan, dan penyaluran sarana pengendalian OPT selama tahun 2010 maka posisi stok sarana pengendalian OPT yang dikelola oleh Dinas Pertanian TPH NTB (Gudang Brigade Proteksi Tanaman Majeluk) dan kondisi alat pengendalian OPT yang ada disajikan pada tabel 44 dan 45

Page 163: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 40404040 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel 44. Keadaan stok, penerimaan, dan penyaluran sarana Pengendalian OPT tahun 2010

No. Jenis Sarana Stok Jumlah Jumlah Jumlah

Pengendalian OPT awal Penerimaan Penyaluran Stok

A. Pestisida1 Insektisida 10.264 7.700 4.009 13.955

2 Fungisida 1.674 550 856 1.368 3 Rodentisida 5.790 630 4.630 1.790

Jumlah 17.728 8.880 9.495 17.113

B. Alat Pengendalian1 Mist blower 81 - 14 67 2 Hand sprayer 171 55 75 151 3 Power sprayer 5 - - 5 4 Hand duster 6 - - 6 5 Emposan, bubu tikus 111 - - 111 6 Swing fog 27 - - 27

Jumlah 401 55 89 367

Tabel 45. Jumlah dan keadaan alat pengendalian OPT milik

Dinas pertanian TPH NTB (BPT. Majeluk – Mataram)

Nama alatNo. Pengendalian OPT Rusak Rusak Ket.

Baik Ringan Berat Jumlah

1 Mist blower 12 15 40 67 2 Hand sprayer 151 - - 151 3 Power sprayer 2 - 3 5 4 Hand duster - 6 - 6 5 Emposan, bubu tikus 111 - - 111 6 Swing fog 1 2 24 27

Jumlah 277 23 67 367

Jumlah alat dalam kondisi :

4). Pengamatan, peramalan OPT dan DFI

Untuk menunjang keberhasilan pengawasan penggunaan pupuk dan bahan pengendalian OPT, peran POPT-PHP sesuai dengan tugasnya dapat dioptimalkan dengan memberikan tugas tambahan disamping tugas utamanya sebagai pengamat hama dan penyakit di wilayah kerjanya. Namun demikian seiring dengan pemekaran wilayah di era otonomi daerah, jumlah POPT-PHP saat ini belum mencapai kondisi ideal yang diharapkan yaitu 1 (satu) orang POPT-PHP per kecamatan. Guna mencukupi kekurangan jumlah petugas tersebut, sejak tahun 2007 telah direkrut Tenaga Harian Lepas(THL) Tenaga Bantu POPT-PHP di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang terdiri dari lulusan SLTA bidang pertanian sebanyak 11 orang dan lulusan S1 bidang pertanian jurusan proteksi tanaman sebanyak 5 orang. Guna terwujudnya optimalisasi kinerja THL-POPT dalam pengamatan OPT, DFI serta pengawasan penggunaan pupuk dan bahan

Page 164: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 41414141 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

pengendalian OPT maka dialokasikan anggaran untuk honor dan insentif dalam bentuk biaya operasional pengamatan (BOP) dengan tujuan :

• Memberikan motivasi bagi THL POPT-PHP dalam melaksanakan

pendampingan kepada petani, kelompok tani, gabungan kelompok tani dalam pengamanan produksi dari gangguan OPT dan DFI.

• Menciptakan mekanisme kerja yang kondusif antara POTP-PHP dan THL POPT-PHP dengan unsur terkait di tingkat kecamatan (PPL, Mantri Tani) maupun dengan sesama POPT-PHP dan THL POPT-PHP yang berdampingan wilayah kerjanya.

Jumlah THL POPT-PHP di Provinsi Nusa Tenggara Barat sebanyak 16 orang yang terdiri dari lulusan SLTA sebanyak 11 orang dan lulusan S1 sebanyak 5 orang. THL POPT-PHP ditempatkan di kecamatan yang belum ada POPT-PHPnya. Tabel 46. Jumlah THL POPT-PHP di Kabupaten/Kota se

NusaTenggara Barat Tahun 2010

Pada Tahun 2010 seorang tenaga THL POPT-PHP pendidikan Si lulus test dan diangkat sebagai pegawai PT Sang Hyang Seri sehingga jumlah tenaga yang masih ada di Provinsi NTB sebanyak 15 orang. Evaluasi terhadap kinerja THL POPT-PHP di Provinsi Nusa Tenggara Barat rata-rata baik sehingga sangat membantu dalam pelaksanaan tugas perlindungan tanaman. Oleh karena itu diharapkan agar kontrak kerja terhadap THL POPT-PHP tesebut perlu dilanjutkan. Realisasi pembayaran Honorarium dan BOP terlampir.

a) Pencanangan Gerakan Pengendalian OPT Tanaman Pangan. Pencanangan gerakan pengendalian OPT tanaman pangan dilaksanakan dengan tujuan :

SARJANA SLTA JUMLAH

1 MATARAM - 2 2 Besarnya Honor per bulan :

2 LOMBOK BARAT - 1 1 *. Sarjana Rp. 1.450.000,-

3 LOMBOK TENGAH - 1 1 *. SLTA Rp. 1.150.000,-

4 LOMBOK TIMUR 4 1 5 *. Waktu : 10 bulan

5 SUMBAWA - 2 2 Besarnya BOP per bulan :

6 SUMBAWA BARAT - 3 3 *. BOP : Rp.500.000,-

7 DOMPU 1 1 2 *. Waktu : 10 bulan

8 BIMA - - - *. 1 orang diangkat menjadi

9 KOTA BIMA - - - PNS di PT. Sang Hyang seri

JUMLAH 5 11 16

NO KABUPATEN/KOTAJUMLAH THL POPT

KETERANGAN

Page 165: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 42424242 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

• Memberdayakan petugas dan meningkatkan kepedulian masyarakat tani dalam melakukan pengendalian OPT secara lebih efektif, efisien dan berkesinambungan.

• Menggerakkan dan memotivasi masyarakat tani untuk ikut aktif dalam pengendalian serangan OPT secara bersama-sama pada wilayah yang luas di daerah-daerah endemis serangan OPT di sentra produksi tanaman pangan.

Pencanangan Gerakan Pengendalian OPT Tanaman Pangan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2010 dilaksanakan pada tanggal 3 Juni 2010 bertempat di Kelompok Tani Karma Jaya I Desa Presak Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat. Pencanangan gerakan pengendalian OPT Tanaman Pangan dihadiri oleh sebanyak 150 orang yang terdiri dari petugas provinsi (Dinas dan BPTPH), petugas dinas, koordinator POPT- PHP dan petani dari Kabupaten/Kota se NTB, petani serta tokoh masyarakat di sekitar lokasi kegiatan dengan rincian sebagai berikut : Petugas dari kabupaten/Kota :20 orang, Petani dari kab/Kota: 20 orang, Petani/tokoh masyarakat di sekitar lokasi kegiatan (Kec.Narmada) : 32 orang dan Petugas Provinsi dan BPTPH : 14 orang. Selain peserta sejumlah tersebut di atas, kegiatan pencanangan gerakan pengendalian OPT tanaman pangan dihadiri pula oleh undangan kurang lebih sebanyak 80 orang yang berasal dari : � BAPPEDA Provinsi NTB � Biro Perekonomian Sekretariat Daerah NTB � Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluh Pertanian, Perikanan, dan

kehutanan Provinsi NTB � Badan Ketahanan Pangan Daerah NTB � Kepala Wilayah Kecamatan Narmada � Kepala Kepolisian Sektor Narmada � Sekretaris dan Kepala Bidang Lingkup Dinas Pertanian TPH NTB � Kepala UPTD lingkup Dinas Pertanian TPH NTB (BBIPPH, BPSBTPH,

BPTPH, Balai Diklat Pertanian). � POPT-PHP Kabupaten se Pulau Lombok � Formulator/Distributor pestisida di Pulau Lombok. �

Narasumber kegitanan Pencanangan Gerakan Pengendalian OPT Tanaman Pangan Provinsi NTB Tahun 2010 yaitu : 1. Sekretaris Daerah Provinsi NTB sekaligus mencanangkan gerakan

pengendalian OPT tanaman pangan Provinsi NTB Tahun 2010. 2. Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. 3. Dinas Pertanian TPH Provinsi Nusa Tenggara Barat. 4. Kepala BPTPH Provinsi NTB Dalam kegiatan pencanangan gerakan pengendalian OPT dilakukan bantuan Penyerahan Bantuan Sarana pengendalian OPT kepada kabupaten/kota se NTB yaitu : 10 Unit Mist Blower, 50Uunit Hand Sprayer, 1.890 kg/ liter insektisida dan 3.000 kg rodentisida.

Page 166: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 43434343 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Beberapa kesimpulan yang diperoleh melalui kegiatan pencanangan gerakan pengendalian OPT tanaman pangan yang dilanjutkan dengan evaluasi pasca pencanangan sebagai berikut :

• Swasembada beras lestari adalah salah satu perwujudan dari kemandirian pangan serta ketahanan pangan nasional disamping yang harus ditingkatkan disamping berbagai upaya yang terus dilakukan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas komoditi pangan lainnya yaitu jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau dan umbi-umbian.

• Pencapaian produksi tanaman pangan NTB tahun 2008 dan 2009 cukup baik bahkan melebihi rata-rata peningkatan produksi nasional namun pada tahun 2010 mengalami penurunan sebagai dampak perubahan iklim (peristiwa El Nino). Walaupun pencapaian produksi beberapa komoditi tanaman pangan masih di bawah sasaran produksi yang akan dicapai, setiap insan pertanian harus tetap otpimis dan terus bekerja keras dan cerdas untuk mencapai sasaran produksi yang telah ditetapkan terutama akibat serangan OPT dan dampak perubahan iklim (banjir dan kekeringan) dan hal tersebut membutuhkan konsentrasi dan koordinasi yang tinggi dari seluruh pemangku kepentingan.

• Pembangunan tanaman pangan di masa mendatang akan memasuki tahapan yang semakin berat karena dihadapkan pada situasi politik dan ekonomi yang sangat dinamis, pertambahan penduduk yang cukup tinggi, sumberdaya lahan semakin terbatas, dan perubahan lingkungan strategis yang semakin tidak pasti. Selain itu sebagai akibat pemanasan global (global warning) memberikan dampak negatif di bidang pertanian baik secara langsung maupun tidak langsung dan telah dirasakan di berbagai penjuru dunia. Salah satu dampak yang dirasakan akibat pemanasan global adalah terjadinya peningkatan serangan OPT khususnya penyakit yang disebabkan oleh bakteri, cendawan maupun virus yang tingkat serangannya malampaui rata-rata serangan OPT utama. Di Nusa Tenggara Barat jenis-jenis OPT yang meningkat serangannya secara nyata yaitu blast, ulat grayak, kresek, dan tungro. Khusus untuk wilayah di sekitar lokasi kegiatan (Kecamatan Narmada) telah terjadi peningkatan serangan penyakit tungro secara nyata sehingga perlu terus diwaspadai dan dilakukan pengendalian.

• Untuk mengatasi permasalahan di atas maka antisipasi secara dini dengan melakukan gerakan-gerakan pengendalian langsung di lapangan perlu dilakukan dengan tetap dilakukan koordinasi intensif antara pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa, dan seluruh stakeholder. Upaya-upaya tersebut hendaknya dilakukan bersama-sama secara sinergi, efektif, dan efisien agar dapat dicapai hasil yang maksimal dalam menekan penurunan produksi khususnya akibat serangan OPT.

• Gerakan pengendalian OPT tanaman pangan harus dilaksanakan secara berkelanjutan, oleh karena itu kepada seluruh peserta agar dapat menindaklanjuti kegiatan tersebut di daerah masing-masing baik melalui dana pemerintah maupun dengan swadaya/swadana masyarakat. Oleh karena itu kepada petugas agar dapat memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada petani/kelompok tani di wilayah kerja masing-masing. Bantuan sarana pengendalian OPT yang diberikan oleh pemerintah

Page 167: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 44444444 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

hanyalah sebagai triger untuk dapat memotivasi petugas dan masyarakat untuk dapat melakukan tindakan pengendalian OPT secara dini dan lebih efektif.

• Pengendalian dini terhadap serangan OPT lebih berhasil guna dan berdaya guna dibandingkan dengan pengendalian setelah tanaman terserang cukup parah. Untuk itu petugas agar terus membimbing petani untuk dapat melakukan pengamatan/monitoring secara intensif dan berkelanjutan terhadap perkembangan serangan OPT pada pertanamannya bersamaan dengan kegiatan budidaya. Apabila terjadi peningkatan serangan dan mulai membahayakan agar cepat dilaporkan dan segera dilakukan tindakan pengendalian. Apabila serangan OPT terus belum dapat dikendalikan di tingkat petani agar disampaikan secara berjenjang ke tingkat kecamatan, kabupaten/kota dan ke provinsi untuk dapat dilakukan bimbingan teknis dan pemberian bantuan sarana pengendalian OPT sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.

• Penerapan pola tanam untuk memutuskan siklus hidup OPT perlu disosialisasikan lagi kepada masyarakat karena beberapa tahun terakhir pola tanam di beberapa daerah tampaknya tidak ditepati lagi.

• Hasil evaluasi pasca pencanangan gerakan pengendalian OPT pada tanaman pangan menunjukkkan bahwa di lapangan telah dilakukan gerakan-gerakan pengendalian OPT baik melalui bantuan pemerintah terutama dengan adanya bantuan pestisida dan alat pengendalian OPT maupun swadaya masyarakat. Hal ini berdampak pada menurunnya serangan OPT yaitu beberapa jenis OPT yang meningkat serangannya selama bulan Maret sampai dengan Mei 2010 seperti tungro, blast, kresek, penggerek batang, dan blast dapat dikendalikan dan sampai dengan akhir musim tanam 2010 luas serangannya semakin menurun.

b). Pertemuan Koordinasi Pengendalian OPT Tanaman pangan dan

penanggulangan DFI.

Pertemuan Koordinasi Pengendalian OPT dan Penanganan DFI pada Tanaman Pangan TA. 2010 dilaksanakan pada tanggal 29 April 2010 bertempat di Hotel Lombok Garden Jl. Bung Karno No. 7 Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat. Peserta pertemuan sebanyak 25 orang yang terdiri dari petugas provinsi, petugas kabupaten/Kota (petugas dinas dan penyuluh/koordinator POPT PHP) se NTB. Hasil yang diperoleh dalam pertemuan koordinasi tersebut yaitu :

• Kejadian El Nino selama Musim Hujan 2009/2010 yang ditandai dengan mundurnya turun hujan sekitar dua bulan serta sangat berkurangnya jumlah curah hujan yang turun pada MH. 2009/2010 telah menyebabkan terjadinya bencana alam kekeringan yang cukup luas di hampir semua kabupaten se Nusa Tenggara Barat. Sampai dengan Minggu III Bulan April 2010 setelah dilakukan validasi data dengan kabupaten/kota diperoleh luas areal tanaman pangan yang mengalami kekeringan yaitu seluas 79.997 ha dengan kriteria : Ringan: 11.866 ha, Sedang 15.988 ha, Berat 11.369 ha, Puso 40.774 ha. Rincian per komoditas tanaman yang mengalami bencana

Page 168: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 45454545 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

alam kekeringan yaitu : Padi : 48.881 ha, Jagung: 24.993 ha, Kedelai : 4.007 ha, Kacang Tanah: 1.046 ha, Kacang Hijau : 1.071 ha

• Selain berdampak pada terjadinya bencana alam kekeringan, peristiwa el Nino juga menyebabkan terjadinya peningkatan luas serangan OPT pada tanaman pangan. Komulatif luas serangan OPT pada tanaman pangan MH. 2010 seluas 10.206 ha atau meningkat 20,50 % dibandingkan dengan luas serangan OPT MH. 2008/2009 seluas 8.470 ha. Beberapa jenis OPT yang meningkat serangannya pada MH. 2009/2020 yaitu : penggerek batang, tungro, blas, kresek, belalang, dan ulat grayak.

• Dalam upaya meningkatkan pengendalian dan melakukan antisipasi terhadap serangan OPT, beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan sebagai berikut : Meningkatkan kewaspadaan dan pengamatan oleh POPT-PHP terhadap keberadaan OPT di lapangan, POPT-PHP memberikan rekomendasi pengendaliannya, menyampaikan laporan peringatan bahaya untuk segera dilakukan tindakan pengendalian, Petugas / POPT-PHP melakukan penyebaran informasi tentang serangan opt yang terjadi, bahayanya dan cara pengendaliannya yang efektif kepada petani melalui kelompok-kelompoknya terutama pada daerah-daerah endemis serangan opt utama (blast, penggerek batang, tungro, ulat grayak, wereng coklat, kresek, dan tikus), pengendalian dini terhadap serangan OPT lebih berhasil guna dan berdaya guna dibandingkan dengan pengendalian setelah tanaman terserang cukup parah. Untuk itu petugas agar terus membimbing petani untuk dapat melakukan pengamatan/monitoring secara intensif dan berkelanjutan terhadap perkembangan serangan OPT pada pertanamannya bersamaan dengan kegiatan budidaya. Apabila terjadi peningkatan serangan dan mulai membahayakan agar cepat dilaporkan dan segera dilakukan tindakan pengendalian. Apabila serangan OPT terus belum dapat dikendalikan di tingkat petani agar disampaikan secara berjenjang ke tingkat kecamatan, kabupaten/kota dan ke provinsi untuk dapat dilakukan bimbingan teknis dan pemberian bantuan sarana pengendalian OPT sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.

• Dalam upaya meningkatkan penanganan dampak fenomena iklim maka perlu adanya program penanganan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Beberapa kegiatan yang perlu dilaksanakan sebagai berikut :

a. Program Jangka Pendek : � Menghimbau kepada petani agar pada MK I dan MK II tidak

menanam padi pada daerah-daerah yang sumber air irigasinya sedikit atau menanam komoditi yang tidak memerlukan banyak air (palawija).

� Melakukan sosialisasi kondisi iklim, awal dan akhir musim hujan, jalur aman tanam padi. Untuk itu diharapkan agar BMKG dapat menyampaikan informasi iklim per zonasi secara berkesinambungan.

Page 169: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 46464646 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

� Dinas Kimpraswil diharapkan dapat menyampaikan informasi neraca air.

� Melaksanakan Sekolah lapang iklim (SL-I) � Introduksi teknologi hemat air, varitas padi dan palawija umur

genjah dan toleran kekeringan � Mobilisasi dan optimalisasi penggunaan pompa air untuk daerah-

daerah yang ada sumber air irigasinya. � Early warning terhadap serangan hama dan penyakit tanaman

oleh PHP. � Pemberian bantuan benih bagi petani gagal panen melalui

Program Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) dan Cadangan Benih Nasional (CBN).

� Melaksanakan program padat karya berupa perbaikan dan pengerukan saluran irigasi, embung serta perbaikan jalan usahatani.

� Pengawalan penggiringan air irigasi (inter&antar kabupaten) � Penerapan pola tanam � Pengembangan irigasi tanah dangkal

b. Program Jangka Menengah :

• Pembuatan sumur pompa air tanah (sumur bor) • Pembuatan dan perbaikan saluran irigasi tersier dan kwarter • Pembuatan embung rakyat • Pembuatan embung plastik.

• Melakukan konservasi lahan dengan membuat terasering • Penumbuhan dan pengembangan unit-unit usaha pengolahan hasil

pertanian pada daerah-daerah rawan bencana alam kekeringan.

c. Program Jangka Panjang :

• Pembangunan dam/waduk • Melakukan penghijauan kembali pada kawasan hutan dan di daerah

aliran sungai.

5). Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan

Rata-rata curah hujan di Provinsi Nusa Tenggara Barat sampai dengan Bulan November Tahun 2010 sebesar 1.081 mm dengan rata-rata hari hujan sebanyak 86 hari. Rata-rata curah hujan ini lebih rendah apabila dibandingkan dengan jumlah curah hujan tahun sebelumnya (2008). Tahun 2009 rata-rata jumlah curah hujan sebanyak 1.267 mm dengan rata-rata hari hujan sebanyak 100 hari. Rincian jumlah curah hujan dan hari hujan pada setiap Kabupaten / Kota setiap bulan pada Tahun 2010 sebagai berikut:

Page 170: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 47474747 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel 47. Rata-rata Curah Hujan di Provinsi NTB Tahun 2010

No Kab/

Kota 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jml

1 Mataram 456 304 134 152 132 - 10 - 33 34 136 89 1.477

2 Lobar 527 332 108 105 69 31 19 - 52 80 73 95 1.491

3 Loteng 411 289 193 119 173 37 20 4 85 41 77 124 1.574

4 Lotim 294 290 108 45 67 31 9 1 37 43 32 90 1.047

5 Sumbawa 195 285 121 22 42 - 1 1 13 11 40 68 800

6 Sbw Barat 218 117 51 26 - 2 - - 3 3 43 65 527

7 Dompu 154 152 84 84 97 - 13 - - 26 38 58 706

8 Bima 274 227 117 45 54 11 5 8 11 10 31 145 936

Jumlah NTB 2.529 1.996 916 598 634 112 77 13 234 247 469 733 8.558

Rata-rata 316 249 115 75 91 14 10 2 29 31 59 92 1.081

Jumlah Curah Hujan (mm) Pada Bulan

Tabel 48. Rata-rata Hari Hujan di Provinsi NTB Tahun 2010

No. Kab/

Kota 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jml

1 Mataram 15 16 14 16 12 - 1 - 3 5 8 5 94

2 Lobar 16 14 7 6 10 2 7 1 6 4 6 6 86

3 Loteng 19 16 13 8 12 3 3 2 9 4 5 10 104

4 Lotim 18 17 9 4 6 1 1 1 4 3 4 8 76

5 Sumbawa 15 17 11 3 7 - 1 1 3 2 4 7 71

6 Sbw Barat 18 12 30 7 13 1 - - 2 2 7 10 101

7 Dompu 16 16 8 8 10 - 2 - - 3 5 8 76

8 Bima 19 17 13 4 6 2 1 1 3 3 4 9 78

Jumlah NTB 136 124 103 55 76 9 16 6 29 27 41 63 685

Rata-rata 17 16 13 7 11 1 2 1 4 3 5 8 86

Jumlah Hari Hujan pada Bulan

Untuk mengetahui seberapa besar terjadinya penyimpangan (anomali) iklim

khususnya curah hujan maka dilakukan analisis perbandingan dengan jumlah curah hujan pada Tahun 2009 dan rata-rata curah hujan selama lima tahun terakhir di Provinsi NTB. Rata-rata curah hujan di Provinsi NTB Tahun 2009 per Kabupaten/Kota dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 49. Perbandingan Rata-rata Curah Hujan di Provinsi NTB Tahun 2009

terhadap Tahun 2010

Page 171: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 48484848 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

No Kab/

Kota 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jml

1 Mataram 171 188 97 32 47 - - - - 113 304 119 1.070

2 Lobar 183 434 178 123 76 9 2 16 5 86 276 199 1.586

3 Loteng 121 276 372 211 92 3 2 12 - 133 465 212 1.899

4 Lotim 209 246 306 116 13 3 - 3 0 35 167 331 1.428

5 Sumbawa 126 206 231 83 7 18 - - 12 24 122 148 976

6 Sumbawa Barat 171 304 255 55 61 15 - 1 - 97 149 26 1.133

7 Dompu 53 110 197 76 42 32 - - 0 35 55 177 778

8 Bima 177 180 267 69 11 8 - 1 - 32 190 333 1.268

Jumlah 1210 1945 1902 765 348 88 3 33 18 554 1.728 1544 10.139

Rata-rata 151 243 238 96 43 11 0 4 2 69 216 193 1.267

Tahun 2009 316 249 115 75 91 14 10 2 29 31 59 92 1.081

Perbandingan 165 6 -123,2 -21 47 3 9 -2 27 -38 -157 -101 -186

Jumlah Curah Hujan Tahun 2008 (mm) Pada Bulan

Pada Tabel 49 terlihat bahwa rata-rata jumlah curah hujan di Provinsi NTB pada tahun 2010 sebesar 1.081 mm. Apabila dibandingkan dengan rata-rata jumlah curah hujan tahun 2009 sebanyak 1.267 mm, berarti pada Tahun 2010 rata-rata curah hujan mengalami penurunan sebesar 186 mm. Fluktuasi / anomali rata-rata curah hujan pada tahun 2010 terhadap tahun 2009 terjadi hampir pada setiap bulan terutama pada bulan Januari, Maret, Mei, November, dan Desember.

Tabel 50. Perbandingan rata-rata Curah Hujan di Provinsi NTB Tahun 2010

terhadap rata rata curah hujan selama 5 tahun terakhir

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des

226 206 193 67 99 5 3 1 7 26 168 251

117 147 230 159 1 29 28 24 13 62 163 286

257 237 197 119 71 12 9 0 0 7 36 158

51 130 176 171 37 37 3 1 0 9 88 266

151 243 238 96 43 11 0 4 2 69 216 193

802 963 1.034 612 252 94 43 30 22 173 671 1.154

160 193 207 122 50 19 9 6 4 35 134 231

160 353 560 682 733 751 760 766 770 805 939 1.170

Rerata 316 249 115 75 91 14 10 2 29 31 59 92

316 566 680 755 845 859 869 871 900 931 989 1.081

Rerata 151 243 238 96 43 11 0 4 2 69 216 193

151 394 632 728 771 782 783 787 789 858 1.074 1.267

Rerata 160 193 207 122 50 19 9 6 4 35 134 231

160 353 560 682 733 751 760 766 770 805 939 1.170

Perbandingan komulatif

165 171 48 27 74 77 86 84 111 73 -85 -186

156 213 120 73 113 108 109 105 130 126 50 -89

Perbandingan tiap bulan

165 6 -123 -21 47 3 9 -2 27 -38 -157 -101

156 57 -92 -48 40 -5 1 -4 25 -4 -76 -139

Tahun 2009 - Tahun 2008

Tahun 2009-purata 5 tahun

Tahun 2008

Komulatif 2008

Tahun 2004 sd 2008

Komulatif 5 Tahun

Tahun 2009 - Tahun 2008

Tahun 2009-purata 5 tahun

2008

Jumlah

Rerata

Komulatif

Tahun 2009

Komulatif 2009

Tahun Jumlah curah hujan (mm ) pada bulan :

2004

2005

2006

2007

Page 172: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 49494949 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Pada Tabel 50 terlihat bahwa rata-rata jumlah curah hujan di Provinsi NTB pada tahun 2010 sebesar 1.081 mm. Apabila dibandingkan dengan rata-rata jumlah curah hujan selama lima tahun terakhir (tahun 2004 sd 2008) sebanyak 1.170 mm, berarti pada Tahun 2010 rata-rata curah hujan mengalami penurunan sebesar 89 mm. Fluktuasi / anomali rata-rata curah hujan pada tahun 2010 terhadap rata-rata jumlah curah hujan lima tahun terakhir terjadi hampir pada setiap bulan terutama pada bulan Januari, Februari, Maret, April, Mei, November, dan Desember.

6). Dampak Fenomena iklim

1. Luas Bencana Alam Banjir Terjadinya perubahan iklim yaitu tidak teratur turunnya hujan, pada

musim hujan curah hujan sangat kurang sedangkan pada musim kemarau curah hujan yang cukup besar dan panjang pada tahun 2010 telah menyebabkan terjadinya bencana alam berupa banjir yang melanda areal pertanian tanaman pangan di beberapa daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Luas areal tanaman pangan yang mengalami bencana alam banjir pada tahun 2010 seluas 2.052 ha dan yang mengalami puso seluas 859 ha dengan rincian disajikan pada tabel 51dan 52.

Tabel 51. Komulatif Luas areal tanaman pangan di Provinsi NTB yang

terkena banjir tahun 2010

No.

Padi Jagung Kedelai Kc.Tanah KC. Hijau Jumlah

1 Kota Mataram - - - - - -

2 Lombok Barat - - - - - -

3 Lombok Utara 12 - - - - 12

4 Lombok Tengah - - - 88 - 88

5 Lombok Timur - - - - - -

6 Sumbawa - - 10 - - 10

7 Sumbawa Barat 18 - - - - 18

8 Dompu - - - - - -

9 Bima 264 - 1.029 - - 1.293

10 Kota Bima 631 - - - - 631

JUMLAH 925 - 1.039 88 - 2.052

Kabupaten/KotaKomulatif luas kekeringan (ha)

Page 173: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 50505050 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel 52. Luas Puso pada tanaman pangan di Provinsi NTB akibat Bencana alam banjir tahun 2010

No.

Padi Jagung Kedelai Kc.Tanah KC. Hijau Jumlah

1 Kota Mataram - - - - - -

2 Lombok Barat - - - - - -

3 Lombok Utara - - - - - -

4 Lombok Tengah - - - 57 - 57

5 Lombok Timur - - - - - -

6 Sumbawa 2 - 61 - - 63

7 Sumbawa Barat - - - - - -

8 Dompu - - - - - -

9 Bima 117 - 622 - - 739

10 Kota Bima - - - - - -

JUMLAH 119 - 683 57 - 859

Kabupaten/KotaKomulatif luas kekeringan (ha)

2. Luas Bencana kekeringan Berkurang nya curah hujan pada MH. 2009/2010 dan tidak teratur

turunnya hujan sebagai dampak dari kejadian El Nino berakibat terjadinya kekeringan di beberapa daerah di Nusa Tenggara Barat. Komulatif Luas areal tanaman pangan nyang terkena bencana alamm kekeringan pada Tahun 2010 yaitu seluas ha dengan rincian disajikan pada Tabel 53 sd. 54.

Tabel 53. Luas areal tanaman pangan di Provinsi NTB yang terkena

Kekeringan tahun 2010

No.

Padi Jagung Kedelai Kc.Tanah KC. Hijau Jumlah

1 Kota Mataram - - - - - -

2 Lombok Barat 4.237 - - - - 4.237

3 Lombok Utara 14 20 - 20 - 54

4 Lombok Tengah 4.045 893 1.198 - - 6.136

5 Lombok Timur 1.095 3.431 - - - 4.526

6 Sumbawa 16.896 14.906 917 54 931 33.704

7 Sumbawa Barat 1.042 2.428 25 - - 3.495

8 Dompu 5.832 318 - 5 - 6.155

9 Bima 16.473 3.145 1.867 967 140 22.592

10 Kota Bima 100 - - - - 100

JUMLAH 49.734 25.141 4.007 1.046 1.071 80.999

Kabupaten/KotaKomulatif luas kekeringan (ha)

Page 174: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 51515151 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel 54. Luas Puso pada tanaman pangan di Provinsi NTB akibat Bencana alam Kekeringan tahun 2010

No.

Padi Jagung Kedelai Kc.Tanah KC. Hijau Jumlah

1 Kota Mataram - - - - - -

2 Lombok Barat 825 - - - - 825

3 Lombok Utara - - - - - -

4 Lombok Tengah 2.606 501 541 57 - 3.705

5 Lombok Timur 878 1.490 - - - 2.368

6 Sumbawa 9.339 9.239 236 54 804 19.672

7 Sumbawa Barat 374 2.408 25 - - 2.807

8 Dompu 3.984 318 - 5 - 4.307

9 Bima 5.888 872 1.426 50 40 8.276

10 Kota Bima 100 - - - - 100

JUMLAH 23.994 14.828 2.228 166 844 42.060

Kabupaten/KotaKomulatif luas kekeringan (ha)

c). Pengembangan Usaha Agribisnis Tanaman Pangan oleh LM3

Kegiatan pemberdayaan dan pengembangan usaha agribisnis tanaman pangan untuk Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM3) merupakan salah satu kegiatan pengembangan tanaman pangan yang diharapkan dapat menyumbangkan andil dalam upaya penyediaan produksi tanaman pangan, peningkatan kesempatan kerja dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Untuk maksud tersebut maka pemerintah melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan telah mengalokasikan dana bantuan sosial kepada beberapa LM3 di provinsi Nusa Tenggara Barat untuk kegiatan pengembangan agribisnis tanaman pangan. Jumlah LM3 yang mendapatkan bantuan sosial pengembangan usaha agribisnis tanaman pangan tahun 2008 sebanyak 22 unit dan tahun 2009 sebanyak 6 unit dan Tahun 2010 sebanyak 16 dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 55. Jumlah LM3 penerima bantuan penguatan modal usaha agribisnis

tanaman pangan di Provinsi Nusa Tenggara Barat (Tahun 2008 sd 2010)

No. Kabupaten/

Kota 2008 2009 2010 Jumlah

1 Mataram - - - -

2 Lombok Barat 6 - 1 7

3 Lombok Utara 1 - 2 3

4 Lombok Tengah 8 2 4 14

5 Lombok Timur 5 3 5 13

6 Sumbawa 1 - - 1

7 Sumbawa Barat - - - -

8 Dompu - - 2 2

9 Bima 1 - 1 2

10 Kota Bima - 1 1 2

Jumlah 22 6 16 44

Jumlah LM3 penerima Bantuan

Page 175: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 52525252 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel 56. Daftar nama LM3 penerima bantuan penguatan modal usaha gribisnis tanaman pangan tahun 2008 di Provinsi Nusa Tenggara Barat.

No Nama LM3 Alamat Jenis Usaha

1 Pondok Pesantren Fitrah Abdul Malik

Jl. Lintas Talabiu-Penapali Kec. Woha Bima

Budidaya Padi

2 Yayasan Pondok PesantrenAl Mahsun Khidir

Jl TGH Abdus Samad ,Dasan Tapen Gerung Lobar

Budidaya Padi

3 Pondok Pesantren Assullamy Langko

Jl Dharma Bhakti 1 Langko, Desa Langko, Lingsar, Lobar

Budidaya Jagung

4 Pondok Pesantren Nurul Mujahidin NW

Jl Raya Penimbung, Gunung Sari, Lobar

Budidaya Padi

5 Pondok Pesantren Qomarul Huda

Jl Tereng Ampel Pembawun, Keling, Sesaot, Narmada Lobar

Budidaya Padi

6 Yayasan Al Iman Embung Pas

Jl Karang Bayan, Embung Pas, Sigerongan, Lingsar, Lobar

Budidaya Padi

7 Yayasan Nurul Yaqin Malaka

Jl Raya Senggigi, Pemenang, Malaka, Pemenang Lobar

Budidaya Jagung

8 Yayasan Pondok Pesantren Nurul Karim NW

Jl Slamet A Kebon Ayu, Gerung, Lobar

Budidaya Padi

9 Pondok Pesantren Darul Ulum

Jl Haji Bukhari, Embung Buak, Desa Beraim, Praya Tengah, Loteng

Budidaya Padi

10 Pondok Pesantren Nurul Muhsinin

Jomang, Desa Batujai, Praya Barat, Loteng

Budidaya Padi

11 Yayasan Pendidikan MI Muhammadiyah Darul Ulum

Desa Ngorok, Kec. Kopang, Loteng

Budidaya Jagung Hibrida

12 Yayasan Pondok Pesantren Al Mak,rif

Jl Mujur-Janapria, Praya Timur, Loteng

Budidaya Padi

13 Yayasan Pondok Pesantren Darul Masakin

Jl Karang Lebah, Desa Bilelando, Praya Timur, Loteng

Budidaya Padi

14 Yayasan Pondok Pesantren Hidayatussibiyan NW

Desa Sengkerang, Praya Timur, Loteng

Budidaya Padi

15 Yayasan pondok Pesantren Nurus Salam

Reak Desa Tanak Awu Kec. Pujut, Loteng

Budidaya Padi

16

Yayasan Safinatunnaja Repok Oak, Desa Pengadang, Praya Tengah

Budidaya Padi

17 Pondok Pesantren Azzainiyah Al Majidiyah NW

Dasan Reban, Desa Loyok Kec. Sikur, Lotim

Budidaya Padi Hibrida

18 Pondok Pesantren Kondok Jl HM Nur Km 38, Montong Budidaya Padi

Page 176: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 53535353 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Barokah Baan, Sikur, Lotim

19 Pondok Pesantren Sa’adatuddarain NW

Desa Kabar, Kec Sakra, Lotim Budidaya Padi

20 Pondok Pesantren Sirojul Hamidiyah NW Menceh

Desa Gelanggang, Sakra Timur, Lotim

Budidaya Padi

21 Pondok Pesantren Sunan Giri NW

Jl Pendidikan No. 5, Montong Baan, Lotim

Budidaya Padi

22 Pondok Pesantren Gunung Galesa

Desa Moyo, Kec. Moyo Hilir, Sumbawa

Budidaya Jagung Hibrida

Tabel 57 Daftar nama LM3 penerima bantuan penguatan modal usaha

agribisnis tanaman pangan tahun 2009 di Provinsi Nusa Tenggara Barat.

No Nama LM3 Alamat Jenis Usaha

1. Pondok Pesantren Anak Yatim Imam Syafi'l

Ds. Kedo Tolotangga, Kel. Jatiwangi - Asakota

Budidaya padi

2. Yayasan Sullamul Ma'ad Al- Ma'arif

Desa Penujak Kecamatan Praya Barat

Agribisnis padi dan kedelai

3. Yayasan Pondok Pesantren Asyafi'yah

Desa Sengkerang Praya Timur

Budidaya padi

4. Pondok Pesantren Arrahmaniyah

Senyiur Desa Sepit Kecamatan Keruak

Budidaya padi

5. Pondok Pesantren Raudhatul Azhar

Desa Masbagik Timur Kecamatan Masbagik

Agribisnis padi dan jagung

6. Pondok Pesantren Nurul yaqin

Desa Swangi Kec. Sakra

Budidaya padi

Tabel 58. Daftar nama LM3 penerima bantuan penguatan modal usaha gribisnis tanaman pangan tahun 2010 di Provinsi Nusa Tenggara Barat.

No Nama LM3 Alamat Jenis Usaha

1 Yayasan Pondok Pesantren Al Banun

Desa Tanak Beaq Kecamatan Narmada Kab. Lobar

Budidaya Padi

2 Pondok Pesantren Ijtihadul Islamiah Al Amin

Desa genggelang Kec. Gangga Kab. Lombok Utara

Budidaya Padi

3 Yayasan Al-Ishlahul Ittihad

Desa Sigar Penjalin Kec. Tanjung

Budidaya jagung Hibrida

4 Pondok Pesantren Darunnadwah Al-Yamini

Desa Lajut Kec. Praya Budidaya Padi

5 Pondok Pesantren Nurussalam

Desa Tanak Awu Kec. Pujut Budidaya Padi

6 Yayasan Pondok Pesantren Darul

Desa Bonjeruk Kec. Jonggat Budidaya Padi

Page 177: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 54545454 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Hukumaini

7 Yayasan Pondok Pesantren Hisnul Wathoni NW

Desa Semoyang Kec. Praya Timur

Budidaya Padi

8 Pondok Pesantren Nurul Iman

Desa Setanggor Kec. Sukamulia

Budidaya Padi

9 Yayasan Pendidikan Al Badriah

Desa Rarang Kec. Terara Budidaya Padi

10 Yayasan Pendidkan dan Pelestarian Lingkungan Hidup Pondok Pesantren Hairul Fatihin

Kelurahan Ijobalit Kec. Labuhan Haji

Budidaya dan Pengolahan Ubikayu

11 Yayasan Pondok Pesantren Al-Majidiyah NW

Desa Kesik Kec. Masbagik Budidaya Padi

12 Yayasan Pondok Pesantren Riyadul Falah

Desa Aikmel Kec. Aikmel Budidaya Padi

13 Pondok Pesantren Al-Inayah Doromelo

Desa Doromelo Kec. anggelewa

Budidaya Padi

14 Yayasan Al-Ghuraba Manggelewa

Desa Banggo Kec. Manggelewa

Budidaya Padi

15 Pondok Pesantren Nurul Ahmady

Desa Wilamaci Kec. Monta Budidaya Padi

16

Pondok Pesantren Al-Ikhwan H. Sanuddin

Kelurahan Na’e Kec. Rasa Na’e

Budidaya Padi

d). Pelatihan Pemandu Lapang II ( PL.II ) SL-PTT

Pada Tahun 2010 telah dilaksanakan Pelatihan Pemandu Lapang II (PL.II) SL-PTT Tanaman Pangan sebanyak 4 kelas dengan rincian sebagai berikut :

No. Nama Pelatihan Jumlah peserta (orang)

Lamanya (hari)

1 Pelatihan PL.II SL-PTT Padi 30 6

2 Pelatihan PL.II SL-PTT Jagung 27 6

3 Pelatihan PL.II SL-PTT Kedelai 30 6

4 Pelatihan PL.II SL-PTT Kacang Tanah 24 6

Pelatihan Pemandu Lapang II SL-PTT dilaksanakan dengan tujuan :

1. Meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan wawasan pemandu lapang (PL-II) dalam pengembangan tanaman (sesuai komoditas dalam latihan) di Kabupaten/Kota se NTB khususnya melalui PTT.

Page 178: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 55555555 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

2. Menyebarluaskan informasi teknologi/cara budidaya yang baik dan benar yang diperlukan dalam pengembangan tanaman (sesuai komoditas dalam pelatihan) sehingga produktivitas dan produksi dapat ditingkatkan.

Sasaran pelaksanaan kegiatan yaituPetugas Kabupaten/Kota se Nusa Tenggara Barat yaitu dari Penyuluh/Pengawas Benih Tanaman (PBT)/Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT)/Petugas Dinas yang membina/mendampingi upaya peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan (sesuai komoditas pelatihan).

Hasil Pelaksanaan Pelatihan sebagai berikut :

1. Pelatihan PL.II SL-PTT Padi

Pelatihan dilaksanakan dilaksanakan selama 6 (Enam) hari, yaitu dari tanggal 1 s/d 6 Maret 2010 bertempat di Hotel Lombok Garden - Mataram.Peserta Pelatihan Pemandu Lapang (PL) II SL-PTT Padi sebanyak 30 orang yang terdiri dari unsur-unsur adalah Penyuluh Pertanian Spesialis, POPT/PBT/ petugas dinas dari Kabupaten/Kota se Nusa Tenggara Barat.

Sebagai Pengajar/Instruktur/narasumber yang memberikan materi pada pelatihan ini berasal dari :

1. Dinas Pertanian TPH Provinsi NTB 2. BPSB-TPH Provinsi NTB 3. BPTPH Provinsi NTB 4. BPTP Provinsi NTB 5. Pemandu Lapang ( PL. I) SL PTT Padi Provinsi NTB

Materi yang disampaikan pada acara pelatihan PL II SL-PTT Padi adalah sebagai berikut:

1. Kelompok Dasar

� Program Peningkatan Tanaman Pangan Melalui SL-PTT

� Filosofi dan Dinamika Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi

2. Kelompok Inti

• Kajian Kebutuhan dan Peluang, Identifikasi Masalah danAnalisis Agroekosistem

• Benih dan Varietas Unggul Padi • Penyiapan Bibit dan dan Cara Tanam • Pengelolaan Hara dan Pemupukan Padi Spesifik Lokasi • Tekhnologi Hemat Air dan Budidaya Padi Sawah • Iklim dan Implementasi PHT Padi • Teknologi Pasca Panen Padi

• Model Laboratorium Lapangan SL-PTT • Rancangan SL • Teknik Kepemanduan

Page 179: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 56565656 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

• Diskusi/Evaluasi • Diskusi/Evaluasi

3. Kelompok Penunjang

• Dinamika Kelompok 4. Praktik Lapangan

Untuk meningkatkan pemahaman peserta maka dilaksanakan kegiatan praktik lapangan yang berlokasi di Kelompok tani Giri Menang Desa Dasan Geres Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat.

Beberapa kesimpulan yang dihasilkan dalam pelaksanaan pelatihan sebagai berikut :

• Pelaksanaan Pelatihan Pemandu Lapang (PL) II SL-PTT Padi yang telah dilaksanakan selama 6 (enam) hari dari tanggal 1 s/d 6 Maret 2010 bertempat di Hotel Lombok Garden – Mataram dengan jumlah peserta sebanyak 30 orang.

• Para Instruktur/narasumber/pemandu lapang I telah memberikan materi pelatihan sesuai dengan jadwal dan para peserta mengikuti pelatihan dengan tekun dari awal sampai akhir pelatihan.

• Dengan dilaksanakannya Pelatihan Pemandu Lapang (PL) II SL-PTT Padi dapat menambah pengetahuan, keterampilan dan wawasan khususnya dengan adanya informasi-informasi terbaru dari pengajar (PL) I yang nantinya dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan pelatihan Pemandu Lapang (PL) III di Tingkat Kabupaten/Kota.

• Pelatihan Pemandu Lapang (PL) II SL-PTT Padi sangat diperlukan oleh para peserta pelatihan sebagai wadah komunikasi, saling tukar informasi dan peningkatan pengetahuan dalam SL-PTT padi karena adanya diskusi langsung dari sumber informasi teknologi dengan kondisi dan permasalahan lapangan yang dihadapi.

• Hasil pelatihan akan segera ditindak lanjuti oleh para peserta pelatihan di daerah masing-masing dengan menyampaikan laporan pelaksanaan kepada kepala dinas/bidang yang menangani SL PTT, mempersiapkan rencana pelatihan PL III baik mengenai peserta, waktu, materi, jadwal acara, Tim PL II / Narasumber, kegiatan praktik lapangan serta evaluasi/pelaporannya.

• Setelah dilaksanakan pelatihan Pemandu Lapang (PL) II SL-PTT Padi terjadi peningkatan pengetahuan, wawasan dan keterampilan peserta rata-rata sebesar 59,33 % yang didapat dari rata-rata nilai test awal sebesar 55,88 dan rata-rata nilai test akhir sebesar 83,05.

2. Pelatihan PL.II SL-PTT Jagung

Pelatihan dilaksanakan dilaksanakan selama 6 (Enam) hari, yaitu dari tanggal 1 s/d 6 Maret 2010 bertempat di Hotel Lombok Garden - Mataram.Peserta Pelatihan Pemandu Lapang (PL) II SL-PTT Padi sebanyak 30 orang yang terdiri dari unsur-unsur adalah Penyuluh Pertanian Spesialis, POPT/PBT/ petugas dinas dari Kabupaten/Kota se Nusa Tenggara Barat.

Sebagai Pengajar/Instruktur/narasumber yang memberikan materi pada pelatihan ini berasal dari :

� Dinas Pertanian TPH Provinsi NTB

Page 180: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 57575757 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

� BPSB-TPH Provinsi NTB � BPTPH Provinsi NTB � BPTP Provinsi NTB � Pemandu Lapang ( PL. I) SL PTT Padi Provinsi NTB

Materi yang disampaikan pada acara pelatihan PL II SL-PTT Padi adalah sebagai berikut: 2. Kelompok Dasar

� Program Peningkatan Tanaman Pangan Melalui SL-PTT � Filosofi dan Dinamika Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi

5. Kelompok Inti • Kajian Kebutuhan dan Peluang, Identifikasi Masalah danAnalisis

Agroekosistem

• Benih dan Varietas Unggul Padi • Penyiapan Bibit dan dan Cara Tanam • Pengelolaan Hara dan Pemupukan Padi Spesifik Lokasi • Tekhnologi Hemat Air dan Budidaya Padi Sawah • Iklim dan Implementasi PHT Padi

• Teknologi Pasca Panen Padi • Model Laboratorium Lapangan SL-PTT • Rancangan SL • Teknik Kepemanduan • Diskusi/Evaluasi • Diskusi/Evaluasi

6. Kelompok Penunjang

• Dinamika Kelompok 7. Praktik Lapangan

Untuk meningkatkan pemahaman peserta maka dilaksanakan kegiatan praktik lapangan yang berlokasi di Kelompok tani Giri Menang Desa Dasan Geres Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat.

Beberapa kesimpulan yang dihasilkan dalam pelaksanaan pelatihan sebagai berikut :

• Para Instruktur/narasumber/pemandu lapang I telah memberikan materi pelatihan sesuai dengan jadwal dan para peserta mengikuti pelatihan dengan tekun dari awal sampai akhir pelatihan.

• Dengan dilaksanakannya Pelatihan Pemandu Lapang (PL) II SL-PTT Padi dapat menambah pengetahuan, keterampilan dan wawasan khususnya dengan adanya informasi-informasi terbaru dari pengajar (PL) I yang nantinya dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan pelatihan Pemandu Lapang (PL) III di Tingkat Kabupaten/Kota.

• Pelatihan Pemandu Lapang (PL) II SL-PTT Padi sangat diperlukan oleh para peserta pelatihan sebagai wadah komunikasi, saling tukar informasi dan peningkatan pengetahuan dalam SL-PTT padi karena adanya diskusi langsung dari sumber informasi teknologi dengan kondisi dan permasalahan lapangan yang dihadapi.

• Hasil pelatihan akan segera ditindak lanjuti oleh para peserta pelatihan di daerah masing-masing dengan menyampaikan laporan pelaksanaan kepada

Page 181: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 58585858 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

kepala dinas/bidang yang menangani SL PTT, mempersiapkan rencana pelatihan PL III baik mengenai peserta, waktu, materi, jadwal acara, Tim PL II / Narasumber, kegiatan praktik lapangan serta evaluasi/pelaporannya.

• Setelah dilaksanakan pelatihan Pemandu Lapang (PL) II SL-PTT Padi terjadi peningkatan pengetahuan, wawasan dan keterampilan peserta rata-rata sebesar 59,33 % yang didapat dari rata-rata nilai test awal sebesar 55,88 dan rata-rata nilai test akhir sebesar 83,05.

3. Pelatihan PL.II SL-PTT Jagung

Pelatihan dilaksanakan dilaksanakan selama 6 (Enam) hari, yaitu dari tanggal 1 s/d 6 Maret 2010 bertempat di Hotel Lombok Garden - Mataram.Peserta Pelatihan Pemandu Lapang (PL) II SL-PTT Padi sebanyak 30 orang yang terdiri dari unsur-unsur adalah Penyuluh Pertanian Spesialis, POPT/PBT/ petugas dinas dari Kabupaten/Kota se Nusa Tenggara Barat.

Sebagai Pengajar/Instruktur/narasumber yang memberikan materi pada pelatihan ini berasal dari : � Dinas Pertanian TPH Provinsi NTB � BPSB-TPH Provinsi NTB � BPTPH Provinsi NTB � BPTP Provinsi NTB � Pemandu Lapang ( PL. I) SL PTT Padi Provinsi NTB

Materi yang disampaikan pada acara pelatihan PL II SL-PTT Padi adalah sebagai berikut: 3. Kelompok Dasar

� Program Peningkatan Tanaman Pangan Melalui SL-PTT � Filosofi dan Dinamika Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi

8. Kelompok Inti

• Kajian Kebutuhan dan Peluang, Identifikasi Masalah danAnalisis Agroekosistem

• Benih dan Varietas Unggul Padi • Penyiapan Bibit dan dan Cara Tanam • Pengelolaan Hara dan Pemupukan Padi Spesifik Lokasi • Tekhnologi Hemat Air dan Budidaya Padi Sawah • Iklim dan Implementasi PHT Padi • Teknologi Pasca Panen Padi • Model Laboratorium Lapangan SL-PTT • Rancangan SL

• Teknik Kepemanduan • Diskusi/Evaluasi • Diskusi/Evaluasi

9. Kelompok Penunjang

• Dinamika Kelompok

10. Praktik Lapangan

Page 182: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 59595959 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Untuk meningkatkan pemahaman peserta maka dilaksanakan kegiatan praktik lapangan yang berlokasi di Kelompok tani Giri Menang Desa Dasan Geres Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat.

Beberapa kesimpulan yang dihasilkan dalam pelaksanaan pelatihan sebagai berikut :

• Para Instruktur/narasumber/pemandu lapang I telah memberikan materi pelatihan sesuai dengan jadwal dan para peserta mengikuti pelatihan dengan tekun dari awal sampai akhir pelatihan.

• Dengan dilaksanakannya Pelatihan Pemandu Lapang (PL) II SL-PTT Padi dapat menambah pengetahuan, keterampilan dan wawasan khususnya dengan adanya informasi-informasi terbaru dari pengajar (PL) I yang nantinya dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan pelatihan Pemandu Lapang (PL) III di Tingkat Kabupaten/Kota.

• Pelatihan Pemandu Lapang (PL) II SL-PTT Padi sangat diperlukan oleh para peserta pelatihan sebagai wadah komunikasi, saling tukar informasi dan peningkatan pengetahuan dalam SL-PTT padi karena adanya diskusi langsung dari sumber informasi teknologi dengan kondisi dan permasalahan lapangan yang dihadapi.

• Hasil pelatihan akan segera ditindak lanjuti oleh para peserta pelatihan di daerah masing-masing dengan menyampaikan laporan pelaksanaan kepada kepala dinas/bidang yang menangani SL PTT, mempersiapkan rencana pelatihan PL III baik mengenai peserta, waktu, materi, jadwal acara, Tim PL II / Narasumber, kegiatan praktik lapangan serta evaluasi/pelaporannya.

• Setelah dilaksanakan pelatihan Pemandu Lapang (PL) II SL-PTT Padi terjadi peningkatan pengetahuan, wawasan dan keterampilan peserta rata-rata sebesar 59,33 % yang didapat dari rata-rata nilai test awal sebesar 55,88 dan rata-rata nilai test akhir sebesar 83,05.

4. Pelatihan PL.II SL-PTT Jagung Pelatihan dilaksanakan dilaksanakan selama 6 (Enam) hari, yaitu dari tanggal 1 s/d 6 Maret 2010 bertempat di Hotel Lombok Garden - Mataram.Peserta Pelatihan Pemandu Lapang (PL) II SL-PTT Padi sebanyak 30 orang yang terdiri dari unsur-unsur adalah Penyuluh Pertanian Spesialis, POPT/PBT/ petugas dinas dari Kabupaten/Kota se Nusa Tenggara Bara. Sebagai Pengajar/Instruktur/narasumber yang memberikan materi pada pelatihan ini berasal dari : � Dinas Pertanian TPH Provinsi NTB � BPSB-TPH Provinsi NTB � BPTPH Provinsi NTB � BPTP Provinsi NTB � Pemandu Lapang ( PL. I) SL PTT Padi Provinsi NTB

Materi yang disampaikan pada acara pelatihan PL II SL-PTT Padi adalah sebagai berikut: 4. Kelompok Dasar

� Program Peningkatan Tanaman Pangan Melalui SL-PTT � Filosofi dan Dinamika Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi

Page 183: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 60606060 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

5. Kelompok Inti

• Kajian Kebutuhan dan Peluang, Identifikasi Masalah danAnalisis Agroekosistem

• Benih dan Varietas Unggul Padi • Penyiapan Bibit dan dan Cara Tanam • Pengelolaan Hara dan Pemupukan Padi Spesifik Lokasi

• Tekhnologi Hemat Air dan Budidaya Padi Sawah • Iklim dan Implementasi PHT Padi • Teknologi Pasca Panen Padi • Model Laboratorium Lapangan SL-PTT • Rancangan SL • Teknik Kepemanduan • Diskusi/Evaluasi • Diskusi/Evaluasi

6. Kelompok Penunjang

• Dinamika Kelompok

7. Praktik Lapangan Untuk meningkatkan pemahaman peserta maka dilaksanakan kegiatan praktik lapangan yang berlokasi di Kelompok tani Giri Menang Desa Dasan Geres Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat.

Beberapa kesimpulan yang dihasilkan dalam pelaksanaan pelatihan sebagai berikut :

� Dengan dilaksanakannya Pelatihan Pemandu Lapang (PL) II SL-PTT Padi dapat menambah pengetahuan, keterampilan dan wawasan khususnya dengan adanya informasi-informasi terbaru dari pengajar (PL) I yang nantinya dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan pelatihan Pemandu Lapang (PL) III di Tingkat Kabupaten/Kota.

� Pelatihan Pemandu Lapang (PL) II SL-PTT Padi sangat diperlukan oleh para peserta pelatihan sebagai wadah komunikasi, saling tukar informasi dan peningkatan pengetahuan dalam SL-PTT padi karena adanya diskusi langsung dari sumber informasi teknologi dengan kondisi dan permasalahan lapangan yang dihadapi.

� Hasil pelatihan akan segera ditindak lanjuti oleh para peserta pelatihan di daerah masing-masing dengan menyampaikan laporan pelaksanaan kepada kepala dinas/bidang yang menangani SL PTT, mempersiapkan rencana pelatihan PL III baik mengenai peserta, waktu, materi, jadwal acara, Tim PL II / Narasumber, kegiatan praktik lapangan serta evaluasi/pelaporannya.

� Setelah dilaksanakan pelatihan Pemandu Lapang (PL) II SL-PTT Padi terjadi peningkatan pengetahuan, wawasan dan keterampilan peserta rata-rata sebesar 59,33 % yang didapat dari rata-rata nilai test awal sebesar 55,88 dan rata-rata nilai test akhir sebesar 83,05.

Page 184: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 61616161 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

C. SEKSI PERBENIHAN DAN SARANA PRODUKSI TANAMAN PANGAN

C.1. KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN (SUMBER DANA DEKONSENTRASI/ APBN) :

a. PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PUPUK ( KOORDINASI DAN PENGAWALAN)

1. Latar Belakang

Sejak tahun 2007–2009 pemerintah provinsi telah memberikan bantuan APPO dan RP3O melalui dana dekosentrasi kepada petani yang keberadaannnya tersebar di kabupaten/kota se Nusa Tenggara Barat. Mengingat kegiatan tersebut masih baru berjalan 3 tahun terkahir, maka perlu dilakukan koordinasi dan pengawalan terhadap kegiatan pengembangan pupuk organik agar program tersebut berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan tepat sasaran.

2. Tujuan dan Sasaran

Tujuan yang ingin dicapai pada kegiatan koordinasi dan pengawalan pupuk sebagai berikut:

a. Mengembangkan dan meningkatkan minat petani/kelompok tani penerima alat pencacah pupuk organik dan RP3O untuk memproduksi pupuk organik.

b. Meningkatkan minat petani/kelompok dalam menggunakan pupuk organik. c. Memacu percepatan pengembangan dan penggunaan pupuk organik di

tingkat petani. d. Mendorong peningkatan pendapatan petani/kelompok tani melalui

peningkatan produksi maupun efisiensi biaya usaha tani.

3. Alokasi Anggaran

Untuk mencapai tujuan dan sasaran kegiatan yang dilaksanakan, maka kegiatan ini mendapat alokasi anggaran dekonsentrasi sebagai berikut :

Tabel. 59. Alokasi Anggaran Kegiatan Koordinasi dan Pengawalan Pupuk Di Provinsi NTB TA. 2010

1. Belanja Bahan 1.190.000

2. Belanja Barang Non Operasional Lainnya 250.000

3. Belanja perjalanan Lainnya (DN) 10.560.000

No Uraian Dana Jumlah (Rp) Keterangan

Page 185: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 62626262 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Dari anggaran yang tersedia, maka dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

1. Koordinasi dan Pengawalan Bantuan Rumah Kompos

Pada tahun 2010 ini Pemerintah pusat mengalokasikan bantuan rumah kompos ke 3 Kabupaten Se NTB yaitu Kabupaten Lombok Timur, Sumbawa Barat dan Bima. Anggaran kegiatan tersebut tertuang di dalam RKA-KL kabupaten. Pemerintah Kabupaten memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kelompok penerima bantuan, oleh karena itu pemerintah provinsi menyusun Petunjuk pelaksanaan pemberian bantuan rumah kompos yang diberikan kepada pemerintah kabupaten untuk dijadikan pedoman dalam penentuan kelompok dan lokasi penerima bantuan.

Beberapa langkah yang dilakukan oleh kabupaten dalam menentukan kelompok penerima RP3O. Langkah yang harus dilakukan oleh kabupaten adalah sebagai berikut : a. Dinas Pertanian Kabupaten/Kota melakukan identifikasi calon penerima

bantuan dan menganalisa serta verifikasi secara obyektif bahwa calon penerima bantuan memenuhi kriteria yang dipersyaratkan.

b. Dinas Pertanian Kabupaten/Kota menetapkan Kelompok Tani atas dasar hasil identifikasi dan verifikasi.

c. Petani yang telah ditetapkan sebagai penerima bantuan mengajukan proposal untuk proses pencairan dana ke KPN kabupaten.

d. Proses pencairan dana dapat dilakukan oleh KPPN Kabupaten setelah proposal ditandatangani oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota atau Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).

Dalam melakukan identifikasi calon penerima bantuan, pemerintah kabupaten harus obyektif dengan berpedoman pada petunjuk pelaksanaan yang ada, sehingga alat yang diberikan dapat dimanfaatkan dengan optimal dan sekaligus merupakan stimulan kepada petani/kelompok tani sekitarnya untuk mendorong pengembangan penggunaan pupuk organik di tingkat petani. Kriteria kelompok tani penerima bantuan yaitu:

a. Diutamakan kelompok tani yang telah ditetapkan sebagai pelaksana Sekolah Lapang (SL).

b. Kelompok tani yang aktif, berpengalaman dan mempunyai organisasi minimal ketua, sekretaris dan bendahara.

c. Kelompok tani harus memiliki atau siap memiliki tabungan kelompok di Bank.

d. Kelompok tani tidak mempunyai tunggakan kredit atau belum pernah menerima bantuan sejenis sebelumnya.

Dari kriteria diatas, maka pemerintah kabupaten menetapkan kelompok penerima bantuan rumah kompos sebagai berikut:

Page 186: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 63636363 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel. 60. Kelompok Penerima Bantuan Rumah Kompos TA. 2010

No Kabupaten Desa

Nama Nilai

No. SK

Kadis

Kelompo

k Tani Ketua

JLH Bantuan

(UNIT) (Rp)

1

Lombok Timur

Lendang Nangka

Utara Kec.

Masbagik

POKTAN Sejati

Suhaidi

1

85.000.000

PPH.521.

1/594.a/PP/2010

2 Sumbawa Barat Beru,

Kecamatan Jereweh

Rolina

A.Rakhim Perbata

1 85.000.000

520/02/D

ISHUTBUNTAN/

IV/2010

Desa

Karumbu

Kec. Langgudu

3 Bima Oi Busi 1 85.000.000

Jumlah 3

Nilai bantuan yang diberikan ke kelompok ditransper melalui rekening kelompok sebesar Rp. 80.000.000,- dengan rincian penggunaan uang sebagai berikut :

- Pembangunan RP3O dengan ukuran bangunan 9 x 7 m

- Pembelian APPO tipe kecil sebanyak 1 unit dan

- Pembelian sarana pendukung berupa; bioaktivator, kantong plastik , alat penjahit karung.

2. Pengawalan Bantuan Rumah Kompos dan APPO

Jumlah APPO yang dialokasikan di kab/kota se-NTB sejak Tahun 2008 sampai dengan 2009 dari dana dekonsentrasi sebagai berikut:

Tabel 61. Keragaan bantuan APPO melalui dana dekosentrasi di Prov. NTB Tahun 2007 - 2009

Jumlah Jumlah2009 APPO 2008 2009 RP3O

APBN APBN-P APBN APBN-P APBN (unit) APBN APBN (unit)

1 Kota Mataram 1 - 2 1 - 4 - -2 LoLombok Barat 1 - - 3 3 7 1 -3 Lombok Tengah 1 - - 7 1 9 1 14 Lombok Timur 1 - 3 3 1 8 - 15 Sumbawa Barat 1 - - 1 3 5 - -6 Sumbawa 1 - - 5 3 9 1 -7 Dompu 1 - - 2 1 4 - 18 Bima 1 1 - 3 1 6 - -9 Kota Bima 1 - - 3 - 4 - 1

9 1 5 28 13 56 3 4Catatan : RP3O dilengkapi dengan 1 unit APPO

Jumlah

No Kab/KotaAPPO (unit) RP3O

2007 2008

Page 187: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 64646464 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Hasil koordinasi dan pemantauan ke lapangan, maka dapat di identifikasi kelompok tani yang melakukan pembuatan pupuk organik sebagaimana tabel 62.

Tabel 62. Kelompok Tani Pembuat Pupuk Organik di Kab/Kota se NTB

Produsen/KelompokNo Kabupaten Tani Pembuat Pupuk Alamat Bahan Baku

Kota Organik

1 MATARAM Karang Pule Karang Pule Jerami & EM3 2.400 kgJumlah 2.400 kg

2 LOBAR Kel.Tani Wiresinge Batu Kuta Jerami, pupuk kandang & EM3 24.000 kgBeriuk Maju Sigerongan Jerami, pupuk kandang & EM3 6.000 kgPemda Baru Kediri Jerami, pupuk kandang & EM3 2.400 kgDrs. Ll. Juarsih Lembar Jerami, pupuk kandang & EM3 6.000 kgH. Usman Jagaraga Jerami, pupuk kandang & EM3 2.400 kgHarapan Bersama Nyiur Lembang, Narmada Jerami, pupuk kandang & EM3 1.000 kg

Jumlah 41.800 kg3 LOTENG Kel.Tani Gerak Maju Pidendang,Ds Sepakek Pringgarata Pupuk Kandang 65.000 kg

Kel Tani Tarasne Peneguk Desa Bagu, Pringgarata Pupuk Kandang 80.000 kgKel,Tani Anugrah Dasan Baru Desa Ubung, Jonggat Pupuk Kandang 120.000 kgSarwanik Ulur Agung Desa Labulia Jonggat Pupuk Kandang 50.000 kgKel. Tani Embel Bao Desa Mas-mas Pupuk Kandang, Jerami, dokompuse 150.000 kgBersatu Jaya Ds. Berembang Jurang Jaler

Jumlah 465.000 kg4 LOTIM BUMD Desa Perian Kec. Montong Gading Limbah pertanian & ppk kandang 300.000 kg

Kel.Tani Lembung Tani Desa Perian Kec. Montong Gading Urin Sapi 3.000 ltrKel.Tani Bareng Mele Desa Kelayu Jorong, Kec. Selong Limbah ternak sapi& limbah pertanian 120.000 kgKel.Tani Beriuk Mekar Desa Kelayu Selatan, Kec. Selong Limbah ternak sapi& limbah pertanianUD. Remaja Desa Pringgasela Limbah ternak sapi& limbah pertanian 540.000 kgUD. Mitra Tani Desa Apitaik, kec. Pringgabaya Limbah ternak sapi& limbah pertanian 1.200.000 kgKel, Pade Patuh Desa Pringgabaya,Kec.Pringgabaya Limbah ternak sapi& limbah pertanian 1.200.000 kgUD. Bintang Organik Desa Apitaik, kec. Pringgabaya Limbah ternak & limbah pertanian 3.600.000 kgKel. Tani Riawit Desa Tembeng Putik, Wanasaba 3.000 ltrBaru Mekar I Kelayu, Selong 1.500 kg

Jumlah 6.967.500 kg5 SMB. BRT Batu Bele Desa Manala Limbah ternak, limbah hsl pertanian 3.000 kg

Al-Ihlas Desa Manala Limbah ternak, limbah hsl pertanian 3.000 kgTekad Bersama Dsn Seranggin Ds Bugis, Taliwang Limbah ternak, limbah hsl pertanian 3.000 kg

Jumlah 9.000 kg6 SUMBAWA Orong Nunung Dusun Poto Jerami, Kotoran Hewan, Dedak 120.000 kg

Al Slalu Dusun Sameri Jerami, Kotoran Hewan, Dedak 60.000 kgSemangat membangun Desa Boa Kec. Moyo Utara Jerami & EM3 36.000 kgCari Untung Krato Alas, Kec. Unter Ewes Sekam & Jerami 24.000 kgKelompok Mandiri Wanita - Dusun Sela Desa Batu Tering Kotoran KelelawarBuin Nunuk Kec. Moyo HuluTunas Rezeki Bale Brang, Uthan

Jumlah 240.000 kg7 DOMPU Kuta I Desa Rasabou Jerami, Dedak, EM4 1.200 kg

Doro Tangga Jerami, Dedak, EM, Daun-daunan 6.000 kgKel.Tani Nangka Tiga Desa Matua-Kec. Wojo Kotoran kuda, kerbau dan EM4 45.000 kgKel.Tani Sama Kai Kel. Bali I, Kec. Domp Kotoran kuda, kerbau dan EM4 40.000 kgKel.Tani Onderneming Satu Desa O'O Kec. Dompu Kotoran kuda, kerbau dan EM4 45.000 kgKel.Tani Tani Makmur Kel. Monta Baru-Woja Kotoran kuda, kerbau dan EM4 50.000 kgKel,Tani Doro Ringi Kel. Bada Kotoran kuda, kerbau dan EM4 60.000 kgKel.Tani Sori Silo Kel, Doro Tangga Kotoran kuda, kerbau dan EM4 50.000 kgKel.Tani Imbal Jasa Desa Saneo Kec. Woja Kotoran kuda, kerbau dan EM4 45.000 kgKel.Tani Diwu Nduha Desa aepadi, Kec. Dompu Kotoran kuda, kerbau dan EM4 60.000 kgDoro Bonto Bonto

Jumlah 402.200 kg8 BIMA Kel.Tani Ncuhu Mali I Desa Sari Kec. Sape 500 kg

Kel Tani Sepakat Desa Sie Kec, Monta 20.000 kg

KelTani Jempaka Desa Karimbu, Kec. Langgudu 10.000 kg

Kel.Tani Mawu Bersatu Desa Mawu, Kec. Ambalawi 14.000 kg

Jumlah 44.500 kg9 KOTA BIMA Kel.Tani Lambolo Kendo, Rasanae Timur 20.000 kg

Kel Tani Menggepambu Lampe, Rasanae Timur 10.000 kg

Jumlah 119.000 kg

Sekam, kotoran sapi/kerbau,Serbuk Kayu, EM

Sekam, kotoran sapi/kerbau,Serbuk Kayu, EMSekam, kotoran kambing,Serbuk gergaji,jerami, EM4Sekam, kotoran sapi/kerbau,Serbuk Kayu, EM

Jumlah yg

dihasilkan(kg/Liter)

Page 188: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 65656565 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

3. Pembinaan dan Pengembangan Pupuk a. Pengembangan sistem penyediaan dan pengawasan pupuk

1. Latar Belakang

Pupuk merupakan sarana produksi yang mempunyai peranan sangat

penting dalam peningkatan produktivitas dan kualitas hasil pertanian, sehingga ketersediaan pupuk di tingkat petani diupayakan memenuhi azas 6 tepat yaitu tepat waktu, jumlah, jenis, tempat, mutu dan tepat harga. Dengan berbagai keterbatasan petani, penggunaan pupuk di tingkat petani ditengarai masih belum sesuai dengan kaidah pemupukan berimbang sehingga produksi pertanian belum optimal.

Untuk itu sejak tahun 2003 sampai tahun 2010 pemerintah menetapkan perlunya kebijakan pemberian subsidi pupuk untuk sektor pertanian. Agar sarana produksi terpenuhi secara 6 tepat, maka perlu pengawasan terhadap penyediaan, penggunaan dan peredaran pupuk dan pestisida agar dapat meningkatkan produksi dan pendapatan petani.

2. Tujuan dan Sasaran

Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan pengembangan sistem penyediaan dan pengawasan pupuk sebagai berikut: a. Petani/kelompok tani dapat memperoleh pupuk sesuai dengan azas 6 tepat,

dengan harapan dapat meningkatkan produktivitas dan produksi komoditas pertanian guna mendukung ketahanan pangan.

b. Mencegah beredarnya pupuk dan pestisida yang illegal. c. Menyamakan persepsi dan langkah dalam rangka penyediaan dan pengawasan

pupuk dan pestisida guna menjamin peredaran pupuk dan pestisida yang memenuhi persyaratan baik kwantitas maupun kwalitas yang akan digunakan oleh petani.

Sasaran dari kegiatan ini adalah petani, kelompok tani, petugas daerah, kios penyedia sarana produksi, stakeholder.

3. Alokasi Anggaran

Untuk mencapai tujuan dan sasaran kegiatan yang dilaksanakan, maka kegiatan ini mendapat alokasi anggaran dekonsentrasi sebagai berikut :

Tabel. 63. Alokasi Anggaran Kegiatan Pengembangan sistem penyediaan dan

Pengawasan Pupuk Di Provinsi NTB TA. 2010

1. Belanja Bahan 1.600.000

2. Belanja Barang Non Operasional Lainnya 200.000

3. Belanja Jasa lainnya 2.800.000

4. Belanja perjalanan Lainnya (DN) 15.400.000

No Uraian Dana Jumlah (Rp) Keterangan

Page 189: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 66666666 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

4. Pelaksanaan Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan dalam pengembangan sistem penyediaan dan pengawasan pupuk dibagai menjadi 2 bagian yaitu; (1) Sistem penyediaan dan pengawasan pupuk bersubsidi dan (2) Sistem penyediaan dan pengawasan pupuk dan pestisida non subsidi. Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan sebagai berikut : a. Sistem Penyediaan dan Pengawasan Pupuk Bersubsidi

a.1. Sistem Penyediaan Pupuk Bersubsidi

Penyediaan pupuk bersubsidi ditingkat petani diharapkan sesuai dengan azas 6 tepat. Untuk memenuhi 6 tepat tersebut, maka beberapa hal yang dilakukan sebagai berikut :

- Untuk kelancaran pendistribusian pupuk bersubsidi sampai tingkat lapang, maka pemerintah pusat menerbitkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 49/ Permentan/ SR.130/1/ 2010 perubahan lampiran peraturan menteri pertanian Nomor 50/Permentan/SR.130/11/2009 Juncto Nomor 32/ Permentan/ SR.130/ 4/2010 tentang kebutuhan dan harga eceran pupuk bersubsidi untuk sektor pertanian TA. 2010. Permentan tersebut ditindaklanjuti oleh Pemerintah daerah dengan menerbitkan Peraturan Gubernur Nomor 43 Tahun 2009 tentang alokasi pupuk bersubsidi untuk sektor pertanian di Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2010. Dengan adanya perubahan dari pusat maka dilakukan perubahan yaitu Peraturan Gubernur Nomor 28 Tahun 2010 dengan rincian kebutuhan pupuk yaitu ; Urea: 1470.320 ton, SP-36 : 20.000 ton, ZA 12.500 ton, NPK : 35.000 ton dan pupuk organik sebesar 12.500 ton.

- Untuk kelancaran distribusi pupuk ke tingkat lapang, maka distribusi pupuk bersubsidi dilakukan dengan mengacu kepada Keputusan Menteri Perdagangan Nomor:07/M-DAG/PER/2/2009 tanggal 9 Pebruari 2009 tentang pengadaan dan penyaluran pupuk bersubsidi untuk sektor pertanian. Pengaturan sistem distribusi pupuk dengan harapan agar petani dapat memperoleh pupuk dengan azas enam tepat yaitu: tempat, jenis, waktu, jumlah, mutu dan harga. Beberapa hal penting yang diatur dalam keputusan tersebut antara lain:

a.2. Tugas dan Tangung jawab Produsen

1) Produsen wajib menjual pupuk bersubsidi kepada distributor di gudang lini III produsen dengan harga tebus memperhitungkan HET.

2) Produsen wajib menjamin persediaan minimal pupuk bersubsidi di lini III untuk kebutuhan selama 2 (dua) minggu ke depan sesuai dengan rencana yang ditetapkan oleh Menteri Pertanian.

3) Produsen wajib menyampaikan laporan pengadaan, penyaluran dan persediaan pupuk bersubsidi di wilayah tanggung jawabnya setiap bulan secara berkala kepada Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri,

Page 190: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 67676767 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Departemen Perdagangan, Direktur Jenderal Industri Agro dan Kimia, Departemen Perindustrian, Direktur Jederal Tanaman Pangan, Departemen Pertanian serta tim pengawas pupuk bersubsidi tingkat pusat.

4) Produsen wajib menyampaikan laporan pengadaan, penyaluran dan persediaan pupuk bersubsidi di provinsi yang menjadi wilayah tanggung jawabnya setiap bulan secara berkala kepada dinas provinsi terkait serta komisi pengawas pupuk dan pestisida setempat.

5) Dalam keadaan yang mengisyaratkan akan terjadi kelangkaan pupuk bersubsidi, produsen wajib segera menyampaikan laporan tentang permasalahan dan upaya yang telah dilaksanakan untuk mengatasinya kepada Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Direktur Jenderal Industri Agro dan Kimia, Departemen Perindustrian, Direktur Jederal Tanaman Pangan, Departemen Pertanian.

a.3. Tugas dan Tanggung jawab Distributor

a) Distributor bertanggungjawab atas kelancaran penyaluran pupuk bersubsidi dari lini III sampai dengan lini IV di wilayah tanggungjawabnya sesuai dengan prinsip 6 (enam) tepat yaitu tepat jenis, jumlah, harga, tempat, waktu dan mutu.

b) Distributor bertanggung jawab agar pupuk bersubsidi sesuai dengan jumlah dan jenisnya, saat sampai dan diterima oleh pengecer sesuai alamat dan wilayah tanggung jawabnya yang diajukan pada saat pembelian.

c) Distributor menyalurkan pupuk bersubsidi hanya kepada pengecer yang ditunjuk sesuai dengan harga yang ditetapkan produsen.

d) Distributor wajib menjamin persediaan minimal pupuk bersubsidi di wilayah tanggung jawabnya untuk memenuhi kebutuhan selama 1 (satu) minggu ke depan sesuai dengan rencana kebutuhan yang ditetapkan oleh Menteri Pertanian.

e) Distributor melaksanakan sendiri kegiatan pembelian dan penyaluran pupuk bersubsidi, oleh karenanya: (a) Distributor tidak dibenarkan melaksanakan penjualan pupuk bersubsidi kepada pedagang dan/atau pihak lain yang tidak ditunjuk sebagai pengecer dari distributor yang bersangkutan, (b) Distributor tidak dibenarkan memberi kuasa untuk pembelian pupuk bersubsidi kepada pihak lain, kecuali kepada petugas distributor yang bersangkutan yang dibuktikan dengan surat kuasa dari pengurus/manager distributor yang bersangkutan.

f) Distributor berperan aktif membantu produsen melaksanakan penyuluhan dan promosi.

Page 191: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 68686868 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

g) Distributor bersama dengan produsen melakukan pembinaan, pengawasan dan penilaian terhadap kinerja pengecer dalam melaksanakan penjualan pupuk bersubsidi kepada petani dan/atau kelompok tani di wilayah tanggung jawabnya serta melaporkan hasil pengawasan dan penilaiannya tersebut kepada produsen yang menunjuknya.

h) Distributor wajib memasang papan nama dengan ukuran 1 x 1,5 meter sebagai distributor pupuk yang resmi di wilayah tanggung jawabnya.

i) Distributor melaksanakan koordinasi secara periodik dengan instansi terkait di wilayah tanggung jawabnya.

j) Distributor wajib menyampaikan laporan pengadaan, penyaluran dan persediaan pupuk di gudang yang dikelolanya, secara periodik setiap akhir bulan kepada produsen dengan tembusan kepada instansi terkait.

k) Distributor menetapkan lingkup wilayah tangung jawab dalam penyaluran pupuk bersubsidi kepada para pengecer yang ditunjuknya.

l) Distributor wajib menyampaikan daftar pengecer kepada produsen dan Kepala Dinas kebupaten/kota setempat yang membidangi perdagangan setiap akhir tahun.

a.4. Tugas dan Tanggung jawab Pengecer

Tugas dan tanggung jawab pengecer dalam menyalurkan pupuk bersubsidi adalah :

a. Pengecer bertanggung jawab atas kelancaran penyaluran pupuk bersubsidi yang diterimanya dari distributor kepada petani/kelompok tani.

b. Pengecer bertanggung jawab menyalurkan pupuk bersubsidi sesuai peruntukannya.

c. Pengecer bertanggung jawab dan menjamin persediaan atas semua jenis pupuk bersubsidi di wilayah tanggung jawabnya untuk untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh distributor.

d. Pengecer hanya dapat mengadakan penebusan dan menerima pupuk bersubsidi dari distributor yang ditunjuk oleh produsen.

e. Pengecer melaksanakan sendiri kegiatan penyaluran pupuk bersubsidi hanya kepada petani dan/atau kelompok tani sebagai konsumen akhir sesuai dengan lingkup wilayah tanggung jawabnya.

f. Pengecer menyalurkan pupuk bersubsidi sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) yang berlaku dalam kemasan 50 kg.

Page 192: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 69696969 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

g. Pengecer wajib memasang papan nama dengan ukuran 0,50 x 0,75 meter sebagai pengecer resmi dari distributor yang ditunjuk oleh produsen.

h. Pengecer wajib memasang daftar harga sesuai harga eceran tertinggi yang berlaku.

b. Koordinasi, Pengawalan, Penyediaan dan pengawasan Pupuk Bersubsidi

Pupuk merupakan salah satu sarana produksi yang penting di dalam

meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman pangan, oleh karena itu penyediaannya harus memenuhi azas 6 tepat. Untuk mencapai azas 6 tepat tersebut, maka pemerintah pusat menerbitkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 49/Permentan/ SR.130/1/2010 perubahan lampiran Peraturan Menteri Pertanian No : 50/Permentan/SR.130/11/2009 Juncto Nomor 32/Permentan/SR.130/4/2010 tentang Kebutuhan dan Harga Eceran Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian TA. 2010.

Permentan tersebut ditindaklanjuti oleh pemerintah daerah dengan menerbitkan Peraturan Gubernur Nomor 43 Tahun 2009 tentang alokasi pupuk bersubsidi untuk sektor pertanian di Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2010 yaitu ; Urea: 160.000 ton, SP-36 : 20.000 ton, ZA: 12.454 ton, NPK : 40.000 ton dan pupuk organik : 20.222 ton.

Namun dalam kurun waktu Januari s/d September 2010, ditingkat pusat terjadi perubahan anggaran khususnya anggaran subsidi pupuk. Oleh karena itu pemerintah menyesuaikan volume pupuk sesuai dengan anggarn yang tersedia, sehingga terjadi perubahan quota pupuk. Pemerintah pusat merealokasi pupuk melalui Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 49/Permentan/ SR.130/IX/2010. Rincian realokasi pupuk untuk Prov. Nusa Tenggara Barat tertuang dalam Peraturan Gubernur Nomor 28 Tahun 2010 yaitu sebesar: Urea: 147.320 ton, SP-36 : 20.000 ton, ZA 12.500 ton, NPK : 35.000 ton dan pupuk organik 12.500 ton. Adapun rincian kebutuhan pupuk per Kabupaten/Kota seperti Tabel 64.

Tabel 64. Alokasi Pupuk Bersubsidi Di kabupaten/Kota Se-Prov. NTB Berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 28 Tahun 2010

NO UREA SP-36 ZA NPK ORGANIK

1 MATARAM 1.885,55 459,40 255,00 748,25 500,00 2 LOMBOK BARAT 15.827,10 2.304,38 1.200,00 5.388,90 1.124,75 3 LOMBOK UTARA 6.055,70 857,29 325,00 851,50 753,00 4 LOMBOK TENGAH 25.360,10 5.076,00 3.300,00 5.251,45 2.530,30 5 LOMBOK TIMUR 36.927,95 7.325,00 4.875,00 10.809,70 3.145,95 6 SUMBAWA 26.250,75 2.210,00 520,00 3.048,70 1.110,00 7 SUMBAWA BARAT 4.420,60 120,00 25,00 674,50 400,00 8 DOMPU 11.782,55 192,93 231,00 1.358,70 604,50 9 BIMA 16.807,30 1.280,00 1.744,00 6.212,50 1.881,50 10 KOTA BIMA 2.002,40 175,00 25,00 655,80 450,00

Jumlah 147.320,00 20.000,00 12.500,0 35.000,00 12.500,0

KABUPATEN/KOTA

Page 193: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 70707070 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Penyediaan dan pengadaan pupuk bersubsidi di Provinsi NTB disediakan oleh 2 (dua) Produsen pupuk yaitu PT. Pupuk Kaltim dan PT. Petrokimia Gresik. Untuk memperlancar penyaluran ke kab/kota maka produsen menunjuk distributor untuk menyalurkan pupuk bersubsidi ke pengecer resmi, yaitu sebanyak 26 distributor pupuk untuk PT. Pupuk Kaltim dan 22 distributor PT. Petrokimia Gresik. Rincian nama dan jumlah distributor pupuk bersubsidi pengecer seperti pada lampiran 1.

Untuk mengoptimalkan kinerja produsen, distributor dan pengecer pupuk bersubsidi agar pupuk bersubsidi memenuhi azas 6 tepat yaitu tepat jenis, jumlah, harga, dosis, tempat, dan mutu, maka perlu dilakukan pengawasan yang intensif dari pemerintah/instansi terkait. Hasil pengawasan pupuk bersubsidi di Kabupaten/Kota Se Nusa Tenggara Barat, sebagai berikut: a. Harga pupuk bersubsidi di tingkat petani per Januari - Maret 2010 tetap

mengacu kepada Peraturan Menteri Pertanian Nomor 42/Permentan/ OT.140/ 09/ 2008 tanggal 23 September 2008 seperti tertera dalam Tabel 65.

Tabel 65. Harga Pupuk Bersubsidi di Nusa Tenggara Barat Tahun 2010

No. Jenis Pupuk Harga

1. 2. 3. 4. 5.

Urea ZA SP-36 NPK Organik

Rp. 1. 200,- per kg Rp. 1. 050,- per kg Rp. 1. 550,- per kg Rp. 1. 750,- per kg Rp. 500,- per kg

Adanya revisi anggaran untuk subsidi pupuk maka pada tanggal 8 April 2010, pemerintah kembali menetapkan Harga Eceran Tertinggi pupuk dan berlaku sejak tanggal 9 April 2010, rincian HET pupuk bersubsidi seperti Tabel 66.

Tabel 66. Harga Pupuk Bersubsidi di Nusa Tenggara Barat per 9 April Tahun 2010

No. Jenis Pupuk Harga

1. 2. 3. 4. 5.

Urea ZA SP-36 NPK Organik

Rp. 1. 600,- per kg Rp. 1. 400,- per kg Rp. 2. 000,- per kg Rp. 2. 300,- per kg Rp. 700,- per kg

Harga eceran tertinggi pupuk bersubsidi berlaku dalam kemasan 50 kg, 40 kg atau 20 kg yang dibeli petani, pekebun, peternak, pembudidayaan ikan di penyalur lini IV secara tunai.

b. Harga pupuk bersubsidi di tingkat kios pengecer periode Januari – 8 April 2010 seperti Tabel 67.

Page 194: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 71717171 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel 67. Harga pupuk bersubsidi di tingkat kios pengecer (lini IV)

No. Jenis Pupuk HET Harga Tingkat Lapang

1. 2. 3. 4. 5.

Urea SP-36 ZA NPK Phonska Organik

Rp. 1.200 / kg Rp. 1.550 / kg Rp. 1.050 / kg Rp. 1.750 / kg Rp. 500 / kg

Rp. 1.200 – 1.500/kg Rp. 1.550 – 2.500/kg Rp. 1.050 – 1.500/kg Rp. 1.750 – 2.500/kg Rp. 500 – 650/kg

Harga eceran pupuk di tingkat pengecer bervariasi, pada kondisi normal (ketersediaan pupuk di lapangan cukup tersedia) harga pupuk bersubsidi di tingkat petani masih sesuai HET, namun pada kondisi limit dimana pupuk kurang tersedia akibat distribusi yang tidak lancar, sementara petani pada waktu itu sangat membutuhkan, maka akan terjadi harga pupuk di atas HET yang ditetapkan.

Sedangkan harga pupuk bersubsidi di tingkat kios pengecer periode April – 31 Desember 2010 seperti Tabel 68.

Tabel 68. Harga pupuk bersubsidi di tingkat kios pengecer (lini IV)

No. Jenis Pupuk

HET Harga Tingkat Lapang

1. 2. 3. 4. 5.

Urea SP-36 ZA NPK ORGANIK

Rp. 1.600 / kg Rp. 2.000 / kg Rp. 1.400 / kg Rp. 2.300 / kg Rp. 700 / kg

Rp. 1.600 – 1.850/kg Rp. 2.000 – 2.500/kg Rp. 1.400 – 1.750/kg Rp. 2.300 – 2.750/kg Rp. 700 – 750/kg

Harga eceran pupuk di tingkat pengecer bervariasi, pada saat ketersediaan pupuk di lapangan cukup tersedia, maka harga pupuk bersubsidi di tingkat petani masih sesuai HET, namun jika pupuk kurang tersedia akibat distribusi yang tidak lancar, sementara petani pada waktu itu sangat membutuhkan, maka akan terjadi harga pupuk di atas HET yang ditetapkan. Beberapa hal yang memicu harga pupuk diatas HET, yaitu : - Petani membeli pupuk secara eceran. - Adanya sistem pembelian pupuk secara paket. - Pengelola kios penyalur (Lini IV) kurang memahami aturan penyaluran

pupuk bersubsidi. - Beberapa kios tidak mendata ulang pembeli pupuk, yang menyebabkan

pupuk bersubsidi tidak tersalur sesuai RDKK yang telah disusun oleh kelompok.

c. Realisasi penyaluran pupuk bersubsidi di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2010 seperti Tabel 69.

Page 195: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 72727272 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel 69. Realisasi Penyaluran Pupuk Bersubsidi di NTB Tahun 2010

No. Jenis Pupuk Quota Realissasi %

1 UREA 147.320,00 126.839,55 86,10 2 SP-36 20.000,00 13.535,00 67,68 3 ZA 12.500,0 10.030,00 80,24 4 NPK : 35.000,00 21.934,60 62,67

- Phonska 10.148,00 - Pelangi 11.786,60

5 ORGANIK 12.500,00 2.157,52 17,26 - Petroganik 1.277,00 - Zeorganik 880,52

Dari tebel diatas menunjukkan bahwa realiasi penyaluran pupuk urea

sebesar 86, 10%, pupuk SP-36 67,68%, pupuk ZA 80,24 %, pupuk NPK 62,67 dan pupuk Organik sebesar 17,26%. Grafik realisasi dan rencana penyaluran pupuk bersubsidi per Kab/Kota Se NTB seperti pada Grafik1.

Grafik 1. Alokasi dan Rencana Penyaluran Pupuk Urea Bersubsidi di Kab/Kota Se

NTB Tahun 2010

Grafik. 2. Alokasi dan Realisasi Penyaluran Pupuk SP-36 Bersubsidi di Kab/Kota Se NTB Tahun 2010.

Page 196: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 73737373 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Grafik. 3. Alokasi dan Realisasi Penyaluran Pupuk ZA Bersubsidi di Kab/Kota Se NTB Tahun 2010

Grafik. 4. Realiasi penyaluran pupuk NPK bersubsidi di Kab/Kota Se NTB Tahun

2010

Grafik. 5. Alokasi dan Realisasi Penyaluran Pupuk ORGANIK Bersubsidi di

Kab/Kota Se NTB Tahun 2010

Page 197: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 74747474 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

C. Koordinasi Dalam Rangka Pengawasan Pupuk Bersubsidi

Koordinasi ini dilakukan dengan tujuan untuk menyamakan persepsi dan langkah dalam penyediaan dan pengawasan pupuk, dengan rumusan sebagai berikut :

1. Meningkatnya sasaran produksi khususnya padi, jagung dan kedelai, tentunya akan berdampak terhadap penggunaan sarana produksi khususnya pupuk subsidi. Hal tersebut mengakibatkan peningkatan anggaran subsidi pupuk yang terus bertambah setiap tahun.

2. Karena keterbatasan dana yang tersedia dalam anggaran APBN, maka peningkatan anggaran subsidi pupuk cukup memberatkan bagi perintah. Hal tersebut, menjadi dilema manakala niat baik pemerintah untuk memberikan subsidi kepada petani tidak sampai secara tepat. Adanya indikasi HET pupuk bersubsidi, tidak sampai ke petani, menyebabkan pemerintah melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian melakukan evaluasi dan penelitian guna mencari alternatif terbaik dalam penyaluran dana subsidi pupuk di masa mendatang

3. Dalam rangka pengawalan, pengamanan ketersediaan dan penyaluran pupuk bersubsidi agar dapat sampai ke sasaran secara 6 tepat, maka Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian RI melakukan Evaluasi & Penelitian guna mendapat masukan tentang alternatif sistem yang terbaik dalam melakukan penyaluaran dana subsidi pupuk.

4. Mengingat harga komoditi pertanian terutama harga beras terus meningkat dikaitkan dengan keterbatasan anggaran yang tersedia dalam APBN untuk dana subsidi pupuk, maka ada kemungkinan pemerintah akan merasionalisasi kembali Harga Eceran Tertinggi pupuk bersubsidi.

5. Untuk mengantisipasi lonjakan kebutuhan pupuk bersubsidi petani, maka produsen diberikan keleluasaan untuk menyalurkan pupuk bersubsidi sampai dengan 20%, diatas alokasi yang telah ditetapkan dimasing-masing wilayah.

6. Petani didampingi penyuluh menyusun RDKK dan RDKK tersebut dipakai sebagai dasar oleh Produsen PT. Kaltim maupun PT. Petrokimia untuk menyalurkan pupuk bersubsidi. Oleh karena itu RDKK yang disusun harus berdasarkan kebutuhan riel petani, dengan mempertimbangkan luas lahan faktual yang dimiliki oleh petani.

7. RDKK yang disusun oleh Petani/Kelompok Tani direkap secara berjenjang dan rekapitulasi RDKK dari masing-masing kecamatan direkap oleh dinas Pertanian Kab./Kota dengan berkoordinasi dengan Badan Pelaksana Penyuluh untuk disampaikan ke Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi dan selanjutnya disampaikan ke Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI.

Page 198: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 75757575 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

8. Format RDKK agar menggunakan format RDKK yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Departemen Pertanian, sehingga ada keseragaman dan dapat memudahkan baik dalam rekapitulasi perencanan kebutuhan pupuk, pendistribusian pupuk serta pengawasan pupuk bersubsidi.

9. Dalam penyusunan RDKK terkait dengan kebutuhan pupuk bersubsidi diharapkan ada koordinasi dengan subsektor terkait (Perkebunan, Peternakan, Perikanan dan Kelautan) sehingga RDKK yang tersusun merupakan kebutuhan untuk semua sub sektor. Sehubungan dengan telah terbentuknya lembaga penyuluhan di Provinsi dan Kabupaten/Kota maka diharapkan peran Pemda di provinsi dan kabupaten/Kota untuk memfasilitasi penyusunan RDKK sehingga permasalahan ditingkat pengadaan dan penyaluran pupuk bersubsidi dapat diminimalisir.

10. Peran aktif Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota sangat diharapkan, baik dalam mengkoordinasikan perencanaan kebutuhan, monitoring penyaluran serta pendampingan ditingkat penggunaan pupuk. Sistem monitoring kebutuhan pupuk agar dilaksanakan sebelum tanam sehingga pada saat musim tanam pupuk sudah tersedia sesuai prinsip 6 tepat.

11. Sebagai dasar penyaluran pupuk bersubsidi adalah Peraturan Menteri Pertanian yang dijabarkan lebih lanjut dengan Peraturan Gubernur dan Peraturan Bupati/Walikota. Sehubungan dengan hal tersebut, sangat diharapkan Kabupaten/Kota untuk menerbitkan Peraturan Bupati/Peraturan Walikota tentang alokasi pupuk bersubsidi perkecamatan tepat waktu karena peraturan tersebut berlaku mulai 1 Januari tahun berjalan dan menjadi acuan bagi produsen maupun distributor.

12. Keputusan Bupati/Walikota tentang Komisi/Tim Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) yang merupakan wadah koordinasi lintas sektor maupun antar pusat dan daerah dalam pengamanan penyediaan pupuk, harus segera diterbitkan bagi kab/kota yang belum. Keanggotaan KP3 hendaknya melibatkan aparat tingkat kecamatan karena sangat membantu dalam pengawasan dan pengamanan peredaran pupuk dan pestisida sampai tingkat lapang. Untuk kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi KP3, dukungan Pemerintah Daerah melalui dana APBD II sangat diharapkan.

13. Penataan wilayah kerja distributor perlu mempertimbangkan domisili distributor dan setiap distributor agar menyalurkan urea dan non urea untuk memudahkan penyalur Lini IV menebus pupuk hanya kepada satu distributor.

14. Masing-masing kabupaten/kota dapat menetapkan wilayah remote penyaluran pupuk bersubsidi dan menyampaikannya ke provinsi dan produsen. Data tersebut sebagai dasar pertimbangan produsen dalam penentuan biaya penyaluran pupuk bersubsidi.

Page 199: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 76767676 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

15. Produsen dan distributor pupuk bersubsidi tidak diperbolehkan melakukan praktek penjualan pupuk bersubsidi dengan sistem paket, karena praktek tersebut melanggar ketentuan yang berlaku dalam Permendag.

16. Penerbitan DO pupuk bersubsidi oleh produsen agar disesuaikan dengan jumlah permintaan/penebusan dalam rekapitulasi RDKK dan dalam waktu yang lebih cepat, agar pupuk dapat disalurkan secara 6 tepat.

17. Produsen berkewajiban membina dan mengevaluasi kinerja distributor dan distributor juga berkewajiban membina dan mengevaluasi kinerja penyalur Lini IV. Penyalur pupuk bersubsidi yang sulit dibina terkait diatas dan menunjukkan kinerja yang kurang baik, perlu diberikan teguran sampai pemecatan.

18. Perlu dilakukan peninjaun ulang atas wilayah kerja Distributor pupuk PT. pupuk Kaltim di Kabupaten Bima dengan mempertimbangkan pembagian secara merata terhadap wilayah Distributor, sehingga tidak terjadi kesenjangan antara Distributror.

19. Dalam penyusunan RDKK agar dilakukan Koordinasi dengan sebaik-baiknya antara pengurus kelompok tani dengan pengecer yang difasilitasi oleh PPL/petugas lain yang terkait. Perlu diperhatikan aspek teknis dalam penyusuna RDKK khusunya dosis pupuk yang akan digunakan mengacu pada rekomendasi teknis yang ada sesuai keadaan wilayah masing-masing.

20. Dalam rangka melaksankan penebusan dan penyaluran pupuk, pengecer dan kelompok tani agar memegang RDKK sebagai acuan.

21. Perlu dilakukan rasionalisasi terhadap jumlah pengecer masing-masing kecamatan dengan ketentuan disetiap desa diupayakan ada suatu pengecer.

22. Masih ada pengecer yang menjual pupuk bukan kepada kelompok tani yang terdaftar pada pada pengecer tersebut, hal ini perlu dilakukan pengawasan.

23. Perlu dilakukan pertemuan Koordinasi secara rutin ditingkat kecamatan antara kelompok tani dengan pengecer, petugas/KP3 dan Distributor.

24. Sehubungan dengan keterbatasan anggaran yang dialokasikan dari pusat untuk pengawasan pupuk dan pestisida maka diharapkan adanya dana pendampingan dari APBD.

25. Distributor hendaknya berkoordinasi dengan Dinas Pertanian atau Dinas terkait di kabupaten / kota dalam penyaluran pupuk bersubsidi.

26. Pemberian sanksi yang tegas kepada pengecer yang nakal oleh distributor perlu dilakukan agar pengecer lain tidak melakukan penyimpangan dalam penindustrian pupuk.

Page 200: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 77777777 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

2. Sistem Penyediaan dan Pengawasan Pupuk dan Pestisida Non Subsidi

Untuk mengamankan ketahanan pangan dan pendapatan petani, maka sarana produksi harus terjamin mutu dan efektivitasnya, oleh karena itu perlunya suatu pengawasan pupuk dan pestisida di tingkat lapang (kabupaten/kota se NTB).

Pupuk dan pestisida merupakan salah satu sarana produksi yang penting dalam peningkatan produksi. Dengan semakin banyaknya pupuk yang beredar maka perlu dilakukan monitoring jenis-jenis pupuk beredar di tingkat pengecer.

Dalam rangka pengawasan pupuk, maka telah dilakukan monitoring ke beberapa kios pengecer pupuk dan pestisida. Adapun kios pengecer pupuk bersubsidi yang ada di Kab/Kota Se Nusa Tenggara sebagaimana tabel berikut.

Tabel 70. Jumlah Kios Sarana Produksi di Kabupetan/Kota se NTB Tahun 2010

No. Kabupaten/Kota Jumlah Kios (unit)

Keterangan

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10

Mataram Lombok Barat KLU Lombok Tengah Lombok Timur Sumbawa Sumbawa Barat Dompu Bima Kota Bima

16 74 26

329 288 218 28 63

110 89

Total NTB 1.241

Untuk mengantisipasi bererdarnya pupuk ilegal di tingkat pengecer dan petani, maka telah dilakukan pengujian mutu pupuk. Pengujian mutu pupuk dilakukan sebagai antisipasi dan kontrol agar pupuk yang beredar terjamin mutu dan efektifitasnya. Sampel pupuk tersebut diambil secara acak di kios pengecer, dengan hasil uji mutu pupuk sebagaimana pada Tabel 8.

Tabel 71. Nama dan Hasil Uji Mutu Pupuk Tahun 2010

NO. NAMA PUPUK

N P K Fe Mn Cu Zn N P K Fe Mn Cu Zn

1 POC Multitonik - 1,03 4,75 0,01 11,38 1,19 6,84 - 0,78 7,99 - 0,01 0,1 0,02

2 Nitrophoska 15-15-15 15 15 15 - - - - 9,63 12,41 10,64 - - - -

Fertila

3 Multi K - Plus ZPT 15 10 20 - - - - 6,89 1,7 11,56 - - - 0,09

4 Urea 46 43,55

KANDUNGAN HARA LABEL HASIL ANALISIS

Page 201: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 78787878 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel diatas menunjukkan bahwa secara administrasi semua jenis pupuk yang diuji, terdaftar dalam buku yang diterbitkan oleh Deptan Tahun 2009.

Selain pengujian mutu pupuk pada tahun 2010 dilakukan pengujian mutu pestisida dengan hasil uji bahwa pestisida yang di uji semuanya dikatagorikan asli/sesuai dengan label, rincinya nama dan hasil uji mutu sebagaimana Tabel 72.

Tabel 72. Nama dan Hasil Uji Mutu Pestisida Tahun 2010

NO. NAMA PESTISIDA BAHAN AKTIF KADAR KETERANGAN

1 Cocak Rawa λ Cyhalotrin 25 g/L 24,82 g/L Asli

2 Captur Cypermetrin 50 g/L 50,15 g/L Asli

3 Foltus Dimehypo 400 g/L 401,22 g/L Asli

4 Roundup Glyphosphate 360 g/L 256,06 g/L Asli

C.1. KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN (SUMBER DANA APBD)

1. Pembinaan Kios Saprodi

a. Latar Belakang

Kios saprodi sebagai salah satu unit usaha dalam agribisnis, mempunyai peranan yang sangat strategis dalam penyediaan sarana produksi. Jumlah usaha dibidang kios saprodi di Provinsi Nusa Tenggara Barat terutama di daerah sentra produksi pertanian relativ terus meningkat. Namun di lapangan berbagai permasalahan yang dijumpai diantaranya sebagian besar kios saprodi tergolong tipe A (tahap pertumbuhan), SDM pengelola minim, kurangnya permodalan kios. Dari fenomena tersebut diperlukan pembinaan dan pengaturan sedini mungkin untuk meningkatkan peran dan fungsi kios saprodi tersebut.

b. Tujuan dan Sasaran

1. Menumbuh kembangkan usaha kios saprodi agar mampu menyediakan sarana produksi yang lengkap, berkualitas dan berkesinambungan.

2. Memantau ketersediaan pupuk, pestisida dan benih serta memberikan informasi tentang pupuk dan pestisida yang terdaftar kepada pengelola kios aprodi.

3. Mendorong penyediaan sarana produksi yang sesuai dengan prinsip 6 tepat ( jumlah, jenis, mutu, waktu, tempat dan harga).

Sasaran dari kegiatan ini adalah kios saprodi di kabupaten/kota se- Nusa Tenggara Barat .

Page 202: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 79797979 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

c. Alokasi Anggaran

Seluruh dana dan biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan kegiatan ini dibebankan kepada DPS-SKPD Dinas Pertanian TPH Tahun Anggaran 2010 sebesar Rp.29.746.000,-

a. Pelaksanaan Kegiatan a). Melakukan monitoring ke kios saprodi

Kios saprodi merupakan ujung tombak penyedia sarana produksi untuk petani, oleh karena itu keberadaannya harus tersedia cukup dan berada di dekat petani. Adapun jenis barang/produk yang diperjual belikan di kios saprodi adalah; pupuk bersubsidi (pupuk urea, SP-36, ZA, NPK dan Organik), pestisida, benih padi, kedelai, kacang tanah dll. Berdasarkan data dari PT. Pupuk Kalimantan Timur dan PT. Petrokimia Gresik bahwa dalam menyalurkan pupuk bersubsidi ke petani, produsen pupuk tersebut menunjuk distributor dan pengecer pupuk bersubsidi untuk menyalurkan pupuk ke petani. Jumlah distributor yang tersebar di Kabupaten/Kota Se NTB sebanyak 25 distributor PT. Pupuk Kalimantan Timur dan 22 distributor PT. Pupuk Petrokimia Gresik. Sedangkan jumlah kios pengecer pupuk bersubsidi yang tersebar di Kab/Kota se NTB sebanyak 1.241 pengecer. Adapun rincian distributor dan pengecer pupuk bersubsidi seperti Tabel 73 dan 74.

Tabel 73. Jumlah distributor pupuk bersubsidi di Kabupetan/Kota se NTB Tahun 2010

PT. Kaltim PT. Petrokimia

1 PUSKUD NTB v v

2 PPI v v

3 PT. PERTANI v v

4 CV. HIDAYAT v v

5 CV. FORTUNA v v

6 CV. ILHAM TANI v v

7 CV. BINTANG TIMUR v v

8 PD. SELAPARANG AGRO v v

9 CV. Populer Farma v v

10 CV. SUBUR MAKMUR v v

11 CV. SURYA TANI v v

12 CV. PESONA v v

13 CV. UTAN PUTRI v v

14 CV. SUMBER ALAM v v

15 CV. MEGARIA v v

16 UD. MULIA JAYA v v

17 CV. AGRO MAKMUR MANDIRI v v

18 UD. RAHMAWATI v v

19 UD. MEGA JAYA v -

20 GUNUNG MAS v -

21 AL-ZAMAN v -

22 REJEKI v -

23 BINTANG MAS v -

24 LA-HILLA v -

25 SANTYA MAKMUR v -

26 PT. PETROSIDA - v

27 UD. CINTANI - v

28 UD. SARI SANTOSA - v

29 CV. DEWI TANI JAYA - v

Produsen PupukNo. Nama Distributor

Page 203: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 80808080 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel 74. Keragaan Kios pengecer pupuk bersubsidi di Kabupaten/Kota Se NTB Tahun 2010

No.

Kabupaten/Kota

Pengecer PT. Pupuk Kalimantan

Timur

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10

Mataram Lombok Barat Lombok Utara Lombok Tengah Lombok Timur Sumbawa Sumbawa Barat Dompu Bima Kota Bima

16 100 329 288 218 28 63

110 89

Total NTB 1.241

Dari beberapa kios pengecer pupuk bersubsidi yang dikunjungi, bahwa masih ada kios pengecer resmi pupuk bersubsidi yang hanya menyediakan pupuk bersubsidi saja, sedangkan pupuk alternatif lainnya serta pestisida tidak disediakan. Ada beberapa alasan kios pengecer tidak menyediakan sarana produksi secara lengkap yaitu keterbatasan modal usaha. Dari kios saprodi yang dikunjungi rata-rata masih dalam kriteria kios saprodi tahap Pertumbuhan ( belum berkembang ) namun sedikit sekali kios yang tergolong kriteria kios tahap Pemantapan ( berkembang ).

Berdasarkan luas areal layanan, volume penjualan, kemapuan modal dan system pengelolaan maka kios saprodi dapat diklasifikasikan dalam 3 (tiga) tipe sebagai berikut :

a. Kios Saprodi Tipe A (Tahapan Pertumbuhan atau Belum Berkembang )

Kios Saprodi dapat dikatakan berada pada tahap pertumbuhan/belum berkembang apabila, kriterianya sebagai berikut :

- Belum memiki toko dan gudang secara khusus, luas bangunan ± 24 M2 - Luas areal pelayanan < 100 Ha - Volume penyaluran pupuk urea < 50 ton - Volume penjualan pupuk SP -36 < 10 ton - Jenis dan volume pestisida yang disediakan terbatas - Kemampuan modal masih terbatas - Pengelolaan masih sederhana

b. Kios Saprodi Tipe B ( Tahap Pemantapan / Berkembang ) Kios pada tahap pemantangan/berkembang memiliki kriteria atau persyaratan sebagai berikut :

Page 204: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IV IV IV IV ---- 81818181 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

- Belum memiliki toko dan gudang yang relative sederhana, luas bangunan ± 60 m2

- Luas areal pelayanan 100 – 200 Ha - Volume penyaluran pupuk urea < 25 - 50 ton - Volume penjualan pupuk SP -36 < 20 ton - Jenis dan volume pestisida yang akan disediakan terbatas - Kemampuan modal masih terbatas - Pengelolaan belum sepenuhnya professional.

c. Kios Saprodi Tipe C ( Tahap Mandiri )

Kios pada tahap kemandirian/maju apabila memenuhi kriteria atau sebagai berikut : � Memiliki toko dan gudang yang permanen, luas bangunan ± 100 m2 � Letak kios relative dekat dengan lahan usaha tani � Luas areal pelayanan > 200 Ha � Volume penjualan pupuk urea > 50 ton � Volume penjualan pupuk SP-36 > 20 ton � Jenis dan volume pestisida yang akan disediakan tidak terbatas (

kecuali jenis pestisida terbatas ) � Memiliki modal yang cukup � Pengelolaan secara professional � Memiliki tenaga yang memahami penggunaan pupuk dan pestisida

yang baik dan benar

Page 205: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 1111 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

BAB VI HASIL PEMBANGUNAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN

HASIL PERTANIAN

I. P E N D A H U L U A N

A. Latar Belakang

Kebijakan Revitalisasi Pertanian pada dasarnya mengupayakan agar profit centre berada pada petani. Oleh sebab itu maka pembangunan pertanian dimasa mendatang harus lebih banyak berorientasi pada pengolahan dan pemasaran hasil pertanian, karena dari sinilah nilai tambah dan daya saing tersebut bersumber. Untuk itu penguasaan terhadap sumber daya langka yaitu akses terhadap output pertanian, akses terhadap teknologi pemasaran, akses terhadap konsumen adalah mutlak adanya. Untuk mendapat akses yang seluas-luasnya terhadap ketiga sumber daya langka tersebut, maka dalam membangun pengolahan dan pemasaran hasil pertanian, digunakan tiga filosofi dasar yang menjadi acuan kerja, yakni : 1). fasilitasi pembangunan pertanian harus berbasis pada gabungan kelompok tani ( Gapoktan ), bukan pada individu petani/pelaku usaha ;2). petani harus didorong untuk tidak hanya sebagai produsen, namun juga sebagai supplier; 3). farm-gate marketing system (pasar di tingkat petani) harus menjadi sarana untuk meningkatkan akses pasar dan posisi tawar petani

Sejalan dengan kebijakan tersebut, dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat petani dan keluarganya di pedesaan, maka prioritas pembangunan pertanian di Nusa Tenggara Barat selain pada upaya peningkatan produksi dan pengembangan komoditas untuk mendukung peningkatan ketahanan pangan, juga diarahkan pada pengembangan produk melalui pengembangan industri yang mengolah hasil pertanian primer menjadi produk olahan, baik produk antara ( intermediate product ), semi akhir ( semi finished product ) maupun produk akhir ( finish product ) guna mendukung pengembangan agribisnis.

Sehubungan dengan itu, dengan mengacu pada program utama, yakni program pengembangan agribisnis dan peningkatan ketahanan pangan, maka kegiatan utama pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian di Nusa Tenggara Barat difokuskan pada (1) Penanganan Pasca Panen; (2) Pengembangan Agroindustri Perdesaan; (3) Pengembangan Mutu dan Standarisasi, dan (4) Pengembangan Pemasaran. Kegiatan penanganan pasca panen padi di Nusa Tenggara Barat telah memberikan kontribusi yang nyata terhadap peningkatan produksi padi, yaitu dengan menurunnya tingkat susut hasil ( losses ) dari 12,36 % menjadi 10,33 % dan amannya harga gabah ( GKP ) di tingkat petani pada saat panen raya MT.2010 yaitu di atas harga pembelian pemerintah ( HPP ).

Keberhasilan pelaksanaan program dan kegiatan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian tidak terlepas dari adanya upaya pembinaan terhadap petani/Gapoktan/pelaku usaha yaitu berupa : (1) bantuan peralatan pasca panen padi ( power thresher, terpal,

Page 206: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 2222 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

paddy mower, lantai jemur, RMU, dan lain-lain ) dan peralatan pengolahan bawang merah ( mesin perajang bawang, penggorengan, mesin peniris minyak /spiner, kompor, kemasan dan lain-lain), serta bantuan penguatan modal usaha kelompok ( PMUK) ; (2) pengawalan kegiatan oleh petugas Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten, dan instansi terkait . serta pendampingan oleh site manager; (3) pelatihan / bimbingan teknis penanganan pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil bagi petani/Gapoktan/pelaku usaha.

Namun demikian disamping keberhasilan yang telah dicapai, terdapat pula beberapa kegiatan yang hasilnya tidak sesuai dengan harapan, diantaranya adalah : Penanganan pasca panen jagung oleh petani belum berkembang dengan baik, hal ini dikarenakan : (a) Kemampuan dan pengetahuan sumberdaya manusia (SDM) petani dalam penanganan pasca panen masih terbatas, (b) Kelembagaan pasca panen yang belum berkembang, (c) Terbatasnya alat mesin pasca panen di tingkat petani, dan (d) Belum mantapnya kemitraan usaha antara petani jagung ( produsen ) dan industri pengolahan.

Sebagai tindak lanjut pelaksanaan program / kegiatan tahun 2009, maka pada tahun 2010 melalui dana Dekonsentrasi telah dilaksanakan program / kegiatan pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian dengan kegiatan utama meliputi : Fasilitasi Penerapan Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian, Pembinaan/Bimbingan Teknis Pasca Panen, Perbaikan Mutu Hasil Pertanian, Peningkatan Kemampuan SDM, Pengembangan Pasca Panen, Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan. Program/Kegiatan yang dilaksanakan tahun 2010 dimaksudkan sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan / kegagalan yang terjadi pada tahun sebelumnya. Sasaran program tersebut antara lain adalah menekan tingkat kehilangan hasil padi ( losses ) dari 10,33 % menjadi 8 %, meningkatkan mutu dan rendemen beras dari 63,2 % menjadi 65 %, beroperasinya silo jagung secara optimal di 2 kabupaten, beroperasinya grading dan packaging house di 4 kabupaten, dan tumbuh kembangnya industri pengolahan hasil ( agroindustri ) di perdesaan.

Page 207: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 3333 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

II. BIDANG PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL

A. Personil/ Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia yang memdukung pelaksanaan kegiatan tugas-tugas

pelayanan dan pembangunan pada Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil sebagai berikut :

No.

Jabatan Nama

1. Kepala Bidang PPH Ir. Hj.Rosyadah

2. Kasi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Ir.Endy Rohendy

3. Kasi Pemasaran Hasil dan Mutu Ir. I Nyoman Sinarta, M.Si

4. Kasi Pembiayaan dan Pengembangan Usaha

H. Suparman, S.Sos

5.

Staf 1. Ir. Emi Yenita 2. L. Sarjan, SP 3. Ni Nyoman Darmilaswati, SP 4. Filiasta Embryono, SP 5. Sri Nani Hidayati 6. Ni Luh Putu Geranitri, SP 7. L. Mirza Amir HB, SP 8. Isman Sab’i, SP 9. Nur Farida, SP 10. Aan Rusmayanti, SE 11. Sapto Subekhi 12. Rina Nurmayanti 13. Syaiful Bahri 14. Ramdan

B. Sumber Dana, Anggaran dan Kegiatan Sesuai dengan rincian tugas yang dibebankan kepada bidang Pengolahan dan

Pemasaran Hasil, maka untuk melaksanakan tugas / kegiatan tersebut, Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil pada tahun 2010 telah mendapat alokasi dana operasional pembinaan untuk pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian di Nusa Tenggara Barat dari Dana APBN sebesar Rp. 1.215.000,-yang terdiri dari Dana Dekonsentrasi sebesar Rp. 189.700.000,- ( program pengembangan agribisnis Rp. 565.000.000,- dan peningkatan ketahanan pangan sebesar Rp. 650.000.000,-) dan Dana Tugas Pembantuan Provinsi sebesar Rp.2.700.000.000,-. Serta dana APBD sebesar Rp......... Adapun besarnya anggaran program/kegiatan pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian secara rinci berdasarkan sumber dananya dapat dilihat pada tabel 1. dibawah ini.

Page 208: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 4444 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Tabel 1. Rencana Program/ Kegiatan dan Anggaran Pembangunan PPHP Seksi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil di NTB Tahun 2010 Kode Program/Kegiatan/SubKegiata

n /Jenis Belanja/Rincian Belanja

Volu

me

Jumlah Biaya Indikator Keberhasilan

(1) (2) (3) (4) (5)

DANA DEKONSENTRASI 189.700.000

04.03.03

PROGRAM PENGEMBANGAN AGRIBISNIS

565.000.000

1552

PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PERDESAAN

1 PKT

565.000.000

00439

FASILITASI PENERAPAN

TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL

PERTANIAN

40.000.000

- Terbinanya 10

kelompok unit usaha

dalam penerapan teknologi pengolahan hasil

pertanian. - Meningkatnya

pengetahuan &

keterampilan pelaku usaha (10 kelompok usaha)

dalam menerapkan teknologi hasil pertanian

yang efisien dan tepat guna.

00455 PEMBERDAYAAN PETANI 450.000.000

A 521211

521213

521219

524119

573119

PENGAWALAN PASAR TANI - Belanja Bahan

- Honor yang terkait dengan

output kegiatan - Belanja Barang Non Opersional

Lainnya - Belanja Perjalanan lainnya (DN)

- Belanja Lembaga Sosial Lainnya

171.400.000 17.500.000

2.500.000

5.000.000

46.400.000

100.000.000

- Meningkatnya volume transaksi penjualan

B

521211

521213

522112 524119

PEKAN PASAR TANI

- Belanja Bahan

- Honor yang terkait dengan output kegiatan

- Belanja Jasa pos dan giro - Belanja perjalanan lainnya

116.650.000

29.050.000

2.400.000

10.000.000 75.200.000

- Terbukanya wawasan,

pengetahuan, dan

keterampilan petani/anggota Aspartan

pada 2 Aspartan

C

524119

STUDI BANDING BAGI GAPOKTAN KE PASAR TANI MEGA

KUALALUMPUR - Belanja perjalanan lainnya

73.680.000

9.200.000

- Meningkatnya wawasan, pengetahuan, dan

Keterampilan petani/anggota Aspartan

Page 209: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 5555 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

524219 - Belanja perjalanan lainnya 64.480.000 pada 2 Aspartan

D

522113

PENGAWALAN MANAJEMEN PASAR TANI

- Belanja Jasa Konsultan

14.000.000

14.000.000

- Meningkatkan managerial pengurus pasar tani pada 2

Aspartan

E

521211

521213

522115

522119 524119

PERTEMUAN KEMITRAAN PASAR

TANI - Belanja Bahan

- Honor Yang Terkait dengan output kegiatan

- Belanja Jasa Profesi

- Belanja Jasa Lainnya - Belanja Perjalanan Lainnya

39.570.000

3.750.000

3.950.000

1.800.000

17.500.000 12.570.000

- Meningkatnya sistem

pengelolaan pasar Tani pada 2 Aspartan

F

521211

521219

524119

PEMBINAAN/BIMBINGAN TEKHNIS

PASCA PANEN - Belanja Bahan

- Belanja Barang Non Operasional Lainnya

- Belanja Perjalanan Lainnya

34.700.000

2.230.000

3.600.000

28.870.000

- Tercapainya tingkat

penanganan pasca panen hortikultura secara optimal

guna menekan susut hasil dan meningkatkan mutu

dan daya saing produk.

- Beroperasinya rumah kemasan di 4 Kab

521211

521213

521219

MONITORING DAN EVALUASI

- Belanja Bahan

- Honor Yang Terkait Dengan Output Kegiatan

- Belanja Barang Non Operasional Lainnya

75.000.000

11.200.000

1.800.000

62.000.000

- Terlaksananya monitoring

dan evaluasi pelaksanaan

program dan kegiatan pengolahan & pemasaran

hasil dalam menyusun laporan.

04.03.04

PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN

1 KEG

650.000.000

1518

00088

PENINGKATAN PASCA PANEN DAN PEMASARAN KOMODITAS

PERTANIAN

RAPAT-RAPAT

KOORDINASI/KERJA/DINAS /PIMPINAN KELOMPOK

KERJA/KONSULTASI

650.000.000

100.000.000

A

521115

521211 521213

821219

ADMINISTRASI KEGIATAN

- Honor Yang Terkait dengan operasional Satuan Kerja

- Belanja Bahan - Honor Yang terkait dengan

output kegiatan

- Belanja Barang Non operasional Lainnya

1 KEG

54.000.000

18.900.000

6.080.000 3.000.000

7.000.000

- Terlaksananya

administrasi kegiatan secara optimal ( tertib,

lancar dan terarah ) dalam mendukung kegiatan

teknis.

-

Page 210: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 6666 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

524119

- Belanja Perjalanan Lainnya

19.020.000

B

524119

RAPAT-RAPAT KOORDINASI

- Belanja Perjalanan Lainnya

46.000.000

46.000.000

- Terlaksananya koordinasi

dan sinkronisasi perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi program dan kegiatan

pengolahan & pemasaran

hasil antara pusat dan daerah.

- Tercapainya pelaksanaan program kegiatan

pengembangan pasca

panen, pengolahan dan pemasaran hasil tanaman

pangan sesuai sasaran yang telah ditetapkan.

00438

521211 521213

521219

524119

PERBAIKAN MUTU HASIL PERTANIAN

- Belanja Bahan - Honor Yang Terkait dengan

output kegiatan

- Belanja barang non operasional lainnya

- Belanja Perjalanan Lainnya

1 KEG

50.000.000

2.170.000 1.450.000

4.500.000

41.880.000

- Terbinanya unit usaha pengolahan hasil (

UP3HP ) di 8 Kab/Kota. - Tersedianya data dan

informasi unit usaha

pengolahan hasil pertanian.

- Meningkatnya pengetahuan dan

kemampuan pelaku usaha industri pengolahan hasil

tentang jaminan mutu

berdasarkan GMP

00441

521211 521213

522112

522114

524119

PROMOSI PRODUK PERTANIAN

- Belanja Bahan - Honor Yang Terkait dengan

output kegiatan - Belanja Jasa Pos dan giro

- Belanja Sewa

- Belanja Perjalanan Lainnya

2 KEG 175.000.000

31.600.000 2.400.000

3.000.000

30.000.000

108.000.000

- Dikenalnya hasil produk

komoditas Pertanian tanaman pangan

dan hortikultura Provinsi NTB di Jakarta dan

Surabaya

PENGEMBANGAN SISTEM LAYANAN INFORMASI AGRIBISNIS

A

521211

521213

521219

PERTEMUAN PETUGAS PIP TPH SE

INDONESIA - Belanja Bahan

- Honor Yang Terkait dengan

output kegiatan - Belanja barang non operasional

lainnya

50.000.000

10.950.000

1.450.000

37.600.000

- Adanya kesepakatan

dalam keg informasi Harga oleh petugas PIP secara

nasional

KEGIATAN PIP DI PROPINSI 50.000.000 - Tersedianya data

Page 211: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 7777 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

- Belanja Bahan

- Honor Yang Terkait dengan output kegiatan

- Belanja barang non operasional

lainnya - Belanja Perjalanan Lainnya

1.600.000

9.000.000

12.600.000

26.800.000

informasi agribinis di

Tingkat provinsi

C

521211 521213

521219

524119

KEGIATAN PIP DI KABUPATEN

LOMBOK TENGAH

- Belanja Bahan - Honor Yang Terkait dengan

output kegiatan - Belanja barang non operasional

lainnya

- Belanja Perjalanan Lainnya

1 KEG

14.300.000

800.000 4.800.000

1.600.000

7.100.000

- Tersedianya data

informasi agribinis di

Kabupaten Lombok Tengah

D

521211

521213

521219

524119

KEGIATAN PIP DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR

- Belanja Bahan

- Honor Yang Terkait dengan output kegiatan

- Belanja barang non operasional lainnya

- Belanja Perjalanan Lainnya

14.480.000

980.000

4.800.000

1.600.000

7.100.000

- Tersedianya data informasi agribinis di

Kabupaten Lombok Timur

E

521211

521213

521219

524119

KEGIATAN PIP DI KABUPATEN

LOMBOK BIMA - Belanja Bahan

- Honor Yang Terkait dengan

output kegiatan - Belanja barang non operasional

lainnya - Belanja Perjalanan Lainnya

1 KEG

14.480.000

980.000

4.800.000

1.600.000

7.100.000

- Tersedianya data

informasi agribinis di Kabupaten Bima

F

521211 524119

FASILITASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN

DAN HORTIKULTURA

- Belanja Bahan - Belanja Perjalanan Lainnya

16.320.000

1.000.000 15.320.000

- Meningkatnya kemampuan gapoktan dalam

mengembangkan

agribisnis tanaman pangan & hortikultura

00438

521211 521213

521219

524119

PENINGKATAN KEMAMPUAN SDM

- Belanja Bahan

- Honor Yang Terkait dengan output kegiatan

- Belanja barang non operasional lainnya

- Belanja Perjalanan Lainnya

1 KEG

15.000.000

5.650.000 1.150.000

1.000.000

7.200.000

- Terpantaunya

perkembangan kelompok

usaha eks peserta SL – PPHP

- Meningkatnya pengetahuan dan

keterampilan 60 orang

pelaku usaha (3 Kelompok usaha) pasca SL- PPHP

MONITORING DAN EVALUASI 100.000.000

Page 212: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 8888 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

A

521211

521213

524119

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

DAN PELAPORAN - Belanja Bahan

- Honor Yang Terkait dengan

output kegiatan - Belanja Perjalanan Lainnya

67.090.000

6.250.000

6.000.000

54.840.000

- Terlaksananya monitoring

dan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan

pengolahan & pemasaran

hasil dalam menyusun laporan.

B

521211 521213

522115

522119

524119

PERTEMUAN SIMONEV DENGAN

KABUPATEN

- Belanja Bahan - Honor Yang Terkait dengan

output kegiatan - Belanja Jasa dan Profesi

- Belanja Jasa lainnya

- Belanja Perjalanan Lainnya

32.910.000

1.990.000 3.650.000

1.800.000

17.500.000

7.970.000

- Terlaksananya monitoring

dan evaluasi pelaksanaan

program antara kabupaten dgn provinsi

002392

521211

524119

PENGEMBANGAN PASCA PANEN, PENGOLAHAN, DAN PEMASARAN

HASIL TANAMAN PANGAN

- Belanja Bahan - Belanja Perjalanan Lainnya

50.000.000

3.260.000

46.740.000

- Tercapainya tingkat penanganan pasca panen

padi secara optimal guna

menekan susut hasil menjadi 8 % dan

meningkatkan mutu gabah /rendemen beras ( 65 % )

- Tumbuh kembangnya

Gapoktan dibidang usaha pasca panen pada daerah

sentra produksi. padi.dan jagung

Kode

Program/Kegiatan/SubKegiatan /Jenis Belanja/Rincian Belanja

Volume

Jumlah Biaya Indikator Keberhasilan

(1) (2) (3) (4) (5)

DANA TUGAS PEMBANTUAN

PROVINSI

2.700.000.000

04.03.04

PROGRAM PENINGKATAN

KETAHANAN PANGAN

2.700.000.000

1518

PENINGKATAN PASCA PANEN DAN

PEMASARAN KOMODITAS PERTANIAN

1 KEG

2.700.000.000

02392

A.

PENGEMBANGAN PASCA PANEN, PENGOLAHAN DAN PEMASARAN

HASIL TANAMAN PANGAN ADMINISTRASI UMUM

- Honor yang terkait dg operasional

satker - Belanja Bahan

- Belanja Jasa Pos dan Giro

1 PKT

2.700.000.000

41.280.000

19.080.000

3.680.000

1.500.000

- Terlaksananya administrasi kegiatan

secara optimal ( tertib, lancar dan terarah ) dalam

mendukung kegiatan

teknis. - Tercapainya pelaksanaan

program kegiatan

Page 213: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 9999 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

B.

C.

D.

- Belanja perjalanan lainnya

FASILITASI GP4GB TK. PROPINSI

- Belanja Bahan - Belanja Jasa Pos dan Giro

- Belanja perjalanan lainnya

AKSELERASI GP4GB MENDUKUNG

P2BN DI KAB. LOMBOK BARAT - Honor yang terkait dg

operasional satker

- Belanja Bahan - Honor yang terkait dg output

kegiatan - Belanja Barang Non Operasional

lainnya - Belanja perjalanan lainnya

AKSELERASI GP4GB MENDUKUNG

P2BN DI KAB. LOMBOK TENGAH - Honor yang terkait dg

operasional satker

- Belanja Bahan - Honor yang terkait dg output

kegiatan - Belanja Barang Non Operasional

lainnya

- Belanja perjalanan lainnya

17.020.000

23.720.000

3.200.000 1.500.000

19.020.000

600.000.000

15.800.000

8.500.000

20.000.000 543.700.000

12.000.000

535.000.000

15.800.000

7.650.000 22.000.000

478.700.000

10.850.000

pengembangan pasca

panen, pengolahan dan pemasaran hasil tanaman

pangan sesuai sasaran

yang telah ditetapkan. - Terfasilitasinya pengadaan

dan pendayagunaan alsin pasca panen padi kepada

Gapoktan di Kab. Lombok Barat, Lombok Tengah,

Sumbawa dan Bima.

- Tersedianya alsin pasca

panen padi berupa 17 unit Power Thresher, 34

unit Paddy Mower dan

117 buah terpal - Meningkatnya

pengetahuan dan keterampilan 40 orang

petani dalam penanganan pasca panen padi di

Lombok Barat

- Tersedianya alsin pasca

panen padi berupa 16 unit Power Thresher dan

34 unit Paddy Mower

- Meningkatnya pengetahuan dan

keterampilan 60 orang petani dalam penanganan

pasca panen padi di

Lombok Tengah

E.

F.

AKSELERASI GP4GB MENDUKUNG

P2BN DI KAB. SUMBAWA - Honor yang terkait dg

operasional satker

- Belanja Bahan - Honor yang terkait dg output

kegiatan - Belanja Barang Non Operasional

lainnya

- Belanja perjalanan lainnya

AKSELERASI GP4GB MENDUKUNG

P2BN DI KAB. BIMA - Honor yang terkait dg

operasional satker

- Belanja Bahan

600.000.000

15.800.000

7.000.000 22.000.000

543.700.000

11.500.000

300.000.000

15.800.000

8.500.000

- Tersedianya alsin pasca

panen padi berupa 19 unit Power Thresher dan

36 unit Paddy Mower

- Meningkatnya pengetahuan dan

keterampilan 60 orang petani dalam penanganan

pasca panen padi di Kab

Sumbawa

- Tersedianya alsin pasca

panen padi berupa 7 unit Power Thresher dan 17

unit Paddy Mower

- Meningkatnya

Page 214: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 10101010 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

G.

H.

- Honor yang terkait dg output

kegiatan - Belanja Barang Non Operasional

lainnya - Belanja perjalanan lainnya

PENGEMBANGAN PENGERING DAN PENYIMPANAN JAGUNG DI KAB.

SUMBAWA - Honor yang terkait dg

operasional satker - Belanja Bahan

- Honor yang terkait dg output

kegiatan - Belanja Barang Non Operasional

lainnya - Belanja perjalanan lainnya

- Belanja Lembaga Sosial Lainnya

PENGEMBANGAN PENGERING DAN

PENYIMPANAN JAGUNG DI KAB. LOMBOK TIMUR

- Honor yang terkait dg operasional satker

- Belanja Bahan

- Honor yang terkait dg output kegiatan

- Belanja Barang Non Operasional lainnya

- Belanja perjalanan lainnya

- Belanja Lembaga Sosial Lainnya

22.000.000

243.700.000

10.000.000

300.000.000

13.800.000

24.000.000

14.000.000 40.000.000

17.500.000

190.700.000

300.000.000

13.800.000

24.000.000

14.000.000

40.000.000

17.500.000

190.700.000

pengetahuan dan

keterampilan 60 orang petani dalam penanganan

pasca panen padi di Kab. Bima.

- Meningkatnya modal usaha Gapoktan Liang

Dewa pengelola silo jagung di Kab. Sumbawa

- Meningkatnya pengetahuan dan

keterampilan 50 orang

petani dalam penanganan pasca panen jagung di

Kab. Sumbawa - Beroperasinya silo jagung

di Kab. Sumbawa

- Meningkatnya modal

usaha Gapoktan Mula Tulen pengelola silo

jagung di Kab. Lombok Timur

- Meningkatnya

pengetahuan dan keterampilan 50 orang

petani dalam penanganan pasca panen jagung di

Kab. Lombok Timur

- Beroperasinya silo jagung di Kab. Lombok Timur

Kode Program/Kegiatan/SubKegiatan /Jenis Belanja/Rincian

Belanja

Volume

Jumlah Biaya Indikator Keberhasilan

(1) (2) (3) (4) (5)

DANA APBN

2.01.2.0

1.1.17

PROGRAM PENINGKATAN

PEMASARAN HASIL PRODUKSI PERTANIAN/PERKEBUNAN

1

Soropadan Expo

40.285.000

- Dikenalnya hasil produk

komoditas Pertanian tanaman pangan

dan hortikultura Provinsi

NTB di Jakarta dan Surabaya

2 NTB Expo 20.535.000 - Dikenalnya hasil produk

Page 215: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 11111111 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

komoditas

Pertanian tanaman pangan dan hortikultura Provinsi

NTB di Jakarta dan

Surabaya

3 Terminal Agribisnis

37.229.600

- Beroperasinya Sub Terminal Agribisnis

Mandalika.

4

Pertemuan Perberasan

31.481.400

- Tersusunnya prakiraan kebutuhan stok,

konsumsi, dan distribusi

beras

5 Agenda Nasional MPU

80.795.800

- Terciptanya kesepakatan

MPU

6 Jakarta Agro Uotlet

72.614.000

- beroperasinya Agro Outlet di Pasar Induk

Keramat Jati jakarta

7 Peringatan Hari-Hari Besar

67.878.045

- adanya informasi hasil pembangunan bidang

pertanian TPH

8

Hari Pangan Sedunia

1.547.733.300

- diketahuinya peran

pemerintah, pihak

swasta, perguruan tinggi, dan masyarakat dalam

upaya mewujudkan ketahanan pangan

nasional,

- tumbuhnya kesadaran seluruh lapisan

masyarakat terhadap potensi sumberdaya alam

serta tantangan dalam

mewujudkan ketahanan pangan terkait dengan

berbagai faktor yang mempengaruhinya.

9

Penyusunan Buku Potensi

10.930.000

- Adanya buku potensi

bidang Pertanian Tanaman Pangan &

Hoertikultura di NTB

10 Identifikasi & Pembinaan LM3

26.000.000

- Berkembangnya usaha agribisnis pada lembaga

LM3

2.01.2.0

1.

01.15

PROGRAM PENINGKATAN

KESEJAHTERAAN PETANI

119.311.500

Kursus Wanita Tani

119.311.500

- Meningkatnya

pengetahuan dan keterampilan wanita tani

Page 216: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 12121212 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

III. KINERJA PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN

A. Kinerja Penanganan Pasca Panen

Tujuan utama dari peningkatan penanganan pasca panen hasil pertanian adalah untuk mengurangi kehilangan hasil. Menurunnya kehilangan hasil baik yang disebabkan kehilangan fisik maupun penyusutan dan penurunan kualitas sangat berpengaruh terhadap ketersediaan pangan dan pasokan bahan baku industri. Selanjutnya, bagi produk tanaman pangan dan hortikultura, kehilangan hasil berarti ancaman terhadap ketersediaan pangan. Panen yang optimal disertai dengan penanganan pasca panen yang baik akan mendorong peningkatan pendapatan petani dan terpenuhinya kebutuhan industri.

Kondisi yang diinginkan dalam meningkatkan kinerja pasca panen tanaman pangan di Nusa Tenggara Barat adalah menurunnya tingkat susut pasca panen padi dari 12,36 % menjadi 8 %, dan meningkatnya rendemen beras dari 63,2 % menjadi 65 %. Sedangkan untuk komoditas jagung diharapkan tingkat susut pasca panen ( losses ) dapat diturunkan 2 % per tahun. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kemampuan dan pengetahuan petani dalam penanganan pasca panen hasil pertanian yang baik dan benar, Good Handling Practices ( GHP ) melalui pembinaan yang terarah, intensif dan berkelanjutan, meningkatkan penggunaan peralatan dan mesin ( alsin )pasca panen sekaligus pemanfaatannya yang optimal, serta mengembangkan kelembagaan pasca panen ( UPJA, Grup Panen, Gapoktan ) melalui kegiatan pengawalan yang dilaksanakan oleh petugas Dinas Pertanian Provinsi/Kab/Kota dan instansi terkait lainnya serta pendampingan oleh site manager. Kesemuanya itu memerlukan dukungan dan fasilitasi dari pemerintah, baik pusat maupun daerah.

B. Kinerja Penanganan Pengolahan Hasil Pertanian

Industri pengolahan tepung-tepungan, makanan minuman, industri biofarmaka, industri bioenergi dan industri pengolahan hasil ikutan/ samping dikembangkan dengan tujuan :

(1) Meningkatkan nilai tambah hasil panen di pedesaan, baik untuk konsumsi langsung maupun untuk bahan baku agroindustri lanjutan;

(2) Memberikan jaminan mutu dan harga sehingga tercapai efisiensi agribisnis; (3) Mengembangkan diversifikasi produk sebagai upaya meningkatkan

kenekaragaman produk olahan pertanian serta penanggulangan kelebihan produksi atau kelangkaan permintaa;

(4) Sebagai wahana pengenalan, penguasaan, pemanfaatan teknologi tepat guna dan sekaligus sebagai wahana peran serta masyarakat pedesaan dalam sistem agribisnis.

Kondisi yang diinginkan dalam meningkatkan kinerja penanganan pengolahan hasil pertanian di Nusa Tenggara Barat adalah terbangun dan beroperasinya secara

Page 217: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 13131313 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

efektif sistem dan kelembagaan agroindustri komoditas utama tanaman pangan dan hortikultura, sehingga produk olahan yang dihasilkan mampu merespon tuntutan konsumen. Hal ini dapat dilakukan dengan (1) Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan petani/pelaku usaha dalam penanganan pengolahan hasil pertanian yang baik dan benar Good Manufacturing Practices ) melalui pembinaan yang terarah, intensif dan berkelanjutan; (2) Meningkatkan penggunaan peralatan dan mesin ( alsin ) pengolah hasil tanaman pangan dan hortikultura yang tepat guna dan efisien ( seperti mesin pembuat dodol, alat perajang /penggoreng dan peniris bawang ) melalui kegiatan pengadaan bantuan alsin pengolahan hasil untuk petani/pelaku usaha yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian kabupaten/kota; (3) Mengembangkan kelembagaan layanan pengolahan hasil pertanian ( Satgas UP3HP/Sub UP3HP ) di tingkat kabupaten/kota dan kecamatan, yaitu suatu lembaga yang berupaya untuk memfasilitasi penumbuhan dan pengembangan unit –unit agroindustri skala rumah tangga, skala kecil dan menengah di pedesaan; (4) Menumbuhkembangkan unit-unit agroindustri perdesaan melalui kegiatan pengawalan yang dilaksanakan oleh petugas Dinas Pertanian Provinsi/Kab/Kota maupun Supervisor ( Perguruan Tinggi ) dan pendampingan oleh site manager.

C. Pemasaran Hasil dan Mutu Produk Pertanian TPH

Kinerja pemasaran hasil dan mutu produk pertanian di Nusa Tenggara Barat telah mulai berkembang, hal ini sebagai dampak dari kegiatan yang selama ini terus dilakukan seperti promosi yang dilakukan baik dalam daerah maupun luar daerah NTB seperti promosi di Jakarta, Surabaya, maupun di Soropadan. Demikian juga dengan melalui kegiatan pelayanan informasi pasar (PIP), pasar tani, kerjasama MPU serta pembukaan agro outlet di Jakarta. Selama ini pemasaran hasil pertanian dari NTB telah banyak dilakukan oleh pihak swasta maupun BUMN seperti Bulog. Hal ini dapat dilihat hasil pemasaran komoditi tanaman pangan seperti beras, jagung, kacang hijau, kacang tanah yang banyak dikirim ke pulau Jawa, Bali dan NTT. Lambatnya perkembangan pemasaran hasil pertanian ini pada intinya disebabkan oleh faktor kemampuan kelembagaan petani dan mutu produk / packaging. Kelembagaan petani seperti Poktan/ Gapoktan dan kelompok pengolahan hasil (UP3HP) belum mampu mengelola kerjasama pemasaran terutama dalam kontinuitas pasokan dan tuntutan kualitas produk oleh konsumen/buyer. Hal ini terlihat dari banyaknya permintaan produk oleh buyer setelah diadakan promosi dan terjadi kontak bisnis tidak dapat ditindaklanjuti. Demikian juga mutu khususnya dalam kemasan/ packaging juga masih belum mampu bersaing dengan produk dari luar.

Dari segi pelayanan informasi pasar yang dipusatkan pada Sub Terminal Agribisnis (STA) Mandalika belum dimanfaatkan oleh petani dalam memasarkan produknya khususnya dalam mengakses pasar ke luar NTB melalui jaringan internet. Sehingga hal ini membuktikan bahwa sumberdaya petani kita masih kurang.

Namun demikian ada beberapa kegiatan yang menunjukkan kinerja yang cukup berhasil yaitu pasar tani yang ada di Kabupaten Lombok Timur. Setelah berjalan lebih dari 2 tahun kelembagaan pasar tani ini telah menunjukkan kinerjanya yaitu munculnya petani yang berhasil dalam memasarkan produknya yang pada awalnya sebagai petani produsen yang kini telah mampu menjadi supplier dengan volume transaksi yang cukup

Page 218: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 14141414 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

besar. Adapun secara keseluruhan pasar tani Kabupaten Lombok Timur pada tahun 2010 telah melakukan transaksi penjualan rata-rata per bulan mencapai Rp. 902.765.210.- yang telah melebihi dari target yang ditetapkan sebesar Rp. 150.000.000.

Kinerja untuk mutu produk pertanian khususnya yang mengarah pada mutu produk yang bersrtifikat pada tahun 2010 ini telah menunjukkan kemajuan yaitu adanya produk melon dan jeruk yang telah disertikasi oleh kelembagaan OKKPD sebagai langkah awal yaitu Sertifikasi Prima 3. Komoditas ini merupakan komoditas unggulan kita yang nantinya dapat dipasarkan ke luar NTB. Sebagai langkah selanjutnya adalah proses sertifikasi produk ini akan diverifikasi oleh OKKP Pusat. Dengan munculnya produk bersertifikat ini nantinya akan memacu petani-petani kita untuk memprodukasi buah dan sayur yang bersertifikat prima.

IV. PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2010

Berdasarkan rencana program/kegiatan dan anggaran yang telah ditetapkan, maka pada tahun 2010 telah dilaksanakan kegiatan pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian di Nusa Tenggara Barat dengan baik dan tertib. Kinerja pelaksanaan kegiatan pembangunan PPHP di Nusa Tenggara Barat yang dilaksanakan oleh Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil sampai dengan akhir Desember 2010, untuk dana dekonsentrasi realisasi keuangan mencapai 97,63 % dan realisasi fisik 100 %. Sedangkan untuk dana Tugas Pembantuan Provinsi, realisasi keuangan mencapai 95,43 % dan realisasi fisik 100 % serta dana APBD realisasi keuangan mencapai 97 % dan realisasi fisik 98 %. Adapun kinerja pelaksanaan kegiatan pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian di Nusa Tenggara Barat tahun 2010 secara rinci sebagai berikut :

DANA DEKONSENTRASI

A. Program Pengembangan Agribisnis

Kegiatan pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian program pengembangan agribisnis yang telah dilaksanakan pada TA. 2010 di Nusa Tenggara Barat meliputi : Fasilitasi Penerapan Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian dan Pembinaan/Bimbingan Teknis Pasca Panen.

1. Fasilitasi Penerapan Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian

Pada saat ini perkembangan agroindustri perdesaan di Nusa Tenggara Barat belum seperti yang diharapkan. Hal ini disebabkan antara lain kurangnya penerapan

teknologi pengolahan hasil pertanian (panen, pasca panen dan pengolahan) karena terbatasnya pengetahuan dan keterampilan petani/pelaku usaha serta sarana yang belum memadai.

Page 219: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 15151515 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani/pelaku usaha, maka pada tahun 2010 telah dilaksanakan kegiatan fasilitasi penerapan teknologi pengolahan hasil guna meningkatkan mutu dan daya saing produk.

Tujuan dari kegiatan ini adalah : (a) Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan petani/pelaku usaha industri pengolahan hasil tentang teknologi pengolahan hasil yang efisien dan tepat guna, (b) Memberikan dorongan dan motivasi kepada petani/pelaku usaha industri pengolahan hasil pertanian melalui peningkatan teknologi pengolahan hasil dalam rangka pengembangan agroindustri perdesaan, (c) Melaksanakan pendataan sarana/ alat mesin pengolahan hasil pertanian bantuan pemerintah di Nusa Tenggara Barat

Sedangkan sasarannya yaitu : (a) Meningkatnya penguasaan dan penerapan teknologi pengolahan hasil tepat guna oleh petani/pelaku usaha industri pengolahan hasil pertanian, (b) Termotivasinya petani / pelaku usaha industri pengolahan hasil pertanian dalam mengembangkan agroindustri perdesaan di Nusa Tenggara Barat, (c) Tersedianya data sarana/alat mesin pengolahan hasil pertanian bantuan pemerintah di Nusa Tenggara Barat, dan (d) Tumbuh kembangnya kelompok/unit usaha pengolah hasil pertanian di daerah sentra produksi yang menghasilkan produk olahan yang bermutu dan berdaya saing,

a. Pembinaan ke Kabupaten/Kota

Kegiatan pembinaan/bimbingan teknis penerapan teknologi pengolahan hasil kepada petani/pelaku usaha industri pengolahan hasil di lapangan dilakukan oleh petugas provinsi dengan cara mengadakan kunjungan ke beberapa lokasi unit usaha /pelaku usaha industri pengolahan hasil di 9 kabupaten/kota, dan mengadakan pertemuan/wawancara dengan pelaku usaha menggunakan kuesioner yang telah disediakan guna mengetahui permasalahan – permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan usahanya serta solusinya. Pada saat pertemuan tersebut juga dilakukan penyuluhan / pengarahan tentang teknologi pengolahan hasil hortikultura yang efisien dan tepat guna sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan kaidah-kaidah Good Manufacturing Practices (GMP). Materi yang disampaikan dalam pertemuan tersebut antara lain : teknologi pengolahan mangga, rambutan, salak, pisang dan lain-lain.

Pengumpulan data dilaksanakan dengan cara berkunjung ke Dinas Pertanian kabupaten/kota dan mengadakan pertemuan dengan petugas yang menangani bidang pengolahan dan pemasaran hasil pertanian (PPHP) guna mendapatkan data sarana/alat mesin pengolahan hasil pertanian bantuan pemerintah yang ada di kabupaten/kota tersebut. Data yang diperoleh selanjutnya disusun sesuai dengan kebutuhan.

Berdasarkan kunjungan ke beberapa pelaku usaha industri pengolahan hasil di kabupaten/kota dapat disimpulkan hasilnya sebagai berikut :

(1) Pada umumnya modal kerja unit usaha pengolahan hasil pertanian relatif kecil /terbatas, sehingga pelaku usaha mengalami kesulitan dalam

Page 220: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 16161616 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

mengembangkan usahanya (meningkatkan kapasitas produknya) Untuk itu, kepada Dinas Pertanian Provinsi maupun Kabupaten/Kota diharapkan dapat memfasilitasi pengadaan kredit lunak bagi unit usaha pengolahan hasil pertanian atau memberikan bantuan modal usaha melalui dana penguatan modal usaha kelompok (PMUK) yang setiap tahun dialokasikan ke masing-masing kabupaten/kota.

(2) Sarana/alat mesin pengolahan hasil pertanian yang dimiliki/dikelola oleh pelaku usaha masih terbatas/belum lengkap, dan proses pengolahan bahan baku masih menggunakan teknologi sederhana dan tradisional. Kondisi ini menyebabkan produk yang dihasilkan sangat beragam /bervariasi, bermutu rendah dan kurang berdaya saing. Terkait dengan itu, kepada Dinas Pertanian Kabupaten/Kota diharapkan dapat memfasilitasi pengadaan dan pendayagunaan alat mesin pengolahan hasil kepada pelaku usaha melalui dana tugas pembantuan kabupaten/kota Ditjen PPHP yang dialokasikan setiap tahun ke kabupaten/kota.

(3) Diversifikasi produk olahan sangat kurang, terutama diversifikasi vertikal (satu jenis bahan baku dapat diolah menjadi bermacam-macam produk olahan). Diversifikasi produk perlu terus dikembangkan oleh pelaku usaha sebagai salah satu strategi untuk menarik konsumen yang merasa tidak banyak pilihan dengan produk olahan sebelumnya. Disamping itu, adanya diversifikasi produk olahan juga dapat meningkatkan ketahanan pangan di perdesaan. Terkait dengan itu, diperlukan akses petani/pelaku usaha terhadap informasi teknologi pengolahan hasil pertanian.

(4) Jaringan pemasaran hasil sangat terbatas dan belum menjalin kerjasama / kemitraan usaha dalam pemasaran. Hal ini menyebabkan pelaku usaha mengalami kesulitan untuk meningkatkan omzet penjualan dan usahanya menjadi kurang efisien. Untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu diupayakan adanya mitra usaha yang difasilitasi oleh Dinas Pertanian atau Dinas / Instansi terkait lainnya.

(5) Di Kabupaten Bima dan Kota Bima, petani/pelaku usaha Industri pengolahan bawang merah pada umumnya sudah menggunakan sarana dan teknologi pengolahan hasil yang memadai dalam memproduksi bawang goreng, sehingga produk olahan yang dihasilkan cukup bermutu dan berdaya saing. Sarana peralatan pengolahan yang digunakan oleh pelaku usaha tersebut merupakan bantuan dari Dinas Pertanian Kabupaten Bima /Kota Bima.

(6) Pada beberapa pelaku usaha seperti UD. Warna Sari, KWT Nusantara, KWT Sumber Rejeki dan unit usaha lainnya sudah menerapkan sarana dan teknologi pengolahan hasil yang tepat guna dan efisien dalam memproduksi kripik nangka dan pisang yaitu menggunakan alat penggoreng vaccuum ( vaccuum fraying ), sehingga produk yang dihasilkan bermutu dan berdaya saing.

(7) Bahan baku untuk industri pengolahan di beberapa daerah sentra produksi hortikultura belum dimanfaatkan secara optimal, sehingga pada saat panen

Page 221: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 17171717 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

raya produksi melimpah dan harga menjadi anjlok. Hal ini dikarenakan kurangnya diversifikasi produk olahan (diversifikasi vertikal) akibat terbatasnya pengetahuan dan keterampilan petani/pelaku usaha dalam menerapkan teknologi pengolahan hasil.

(8) Pada beberapa kabupaten / kota, kelembagaan usaha pengolahan hasil pertanian belum mantap. Hal ini ditunjukan dengan tidak ada atau jarangnya petani / pelaku usaha anggota kelompok (unit usaha) mengadakan pertemuan kelompok untuk membahas pengembangan usaha. Untuk itu, dalam upaya mewujudkan kelompok usaha yang mandiri dan profesional dibidang pengolahan hasil pertanian dibutuhkan pembinaan yang intensif dan terarah serta berkelanjutan.

b. Penyusunan Data

Penyusunan data dilakukan oleh Tim Penyusunan Data yang dibentuk dengan Surat Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen Satuan Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat TA. 2010 Nomor : 841.1 /P2HP-DK/144/IX/ 2010 tanggal 29 September 2010 Tentang Pembentukan dan Pemberian Honor Tim Penyusunan Data Kegiatan Fasilitasi Penerapan Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian TA. 2010. data yang disusun adalah Keragaan sarana/alat mesin pengolahan hasil pertanian bantuan pemerintah di Nusa Tenggara Barat sebagaimana tercantum dalam lampiran 1.

2. Pembinaan/Bimbingan Teknis Pasca Panen

Komoditas hortikultura pada umumnya bersifat mudah rusak, sehingga perlu penanganan pasca panen yang benar (Good Handling Practices / GHP) dan didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai. Kegiatan pasca panen bertujuan mempertahankan mutu produk segar agar tetap prima sampai ke tangan konsumen, menekan losses atau kehilangan karena penyusutan dan kerusakan, memperpanjang daya simpan dan meningkatkan nilai ekonomis hasil pertanian.

Selama ini penanganan pasca panen hortikultura di Nusa Tenggara Barat belum berkembang seperti yang diharapkan. Kegiatan pasca panen hortikultura masih dilakukan secara sederhana (tradisional), sehingga kuantitas dan kualitas produk tidak dapat memenuhi permintaan pasar. Hal ini dikarenakan antara lain : (a) Kemampuan dan pengetahuan petani dalam kegiatan penanganan pasca panen masih terbatas, (b) Kelembagaan pasca panen yang belum berkembang, (c) Waktu panen yang kurang tepat dan terbatasnya alat mesin pasca panen, Alat mesin yang tersedia di tingkat petani belum dimanfaatkan secara optimal, (d) Penempatan dan penggunaan alat mesin yang tidak tepat guna, (e) Belum mantapnya kemitraan usaha antara produsen dan industri.

Dalam rangka pengembangan penanganan pasca panen hortikultura guna mendukung peningkatan mutu, nilai tambah dan daya saing produk, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani/ Gapoktan di Nusa Tenggara Barat, maka pada tahun anggaran 2008 dan 2009, Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian telah mengalokasikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melalui Dana Tugas Pembantuan Kabupaten / Kota untuk kegiatan

Page 222: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 18181818 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

pengembangan sarana/peralatan pasca panen hortikultura termasuk di antaranya pembangunan Grading dan Packaging House (G&PH) di 4 kabupaten ( Kabupaten Lombok Tengah, Sumbawa Barat, Sumbawa dan Dompu ).

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dalam upaya menumbuh kembangkan kelembagaan usaha pasca panen hortikultura (termasuk Gapoktan pengelola G&PH) di Nusa Tenggara Barat, maka pada tahun 2010 telah dilaksanakan kegiatan pembinaan /bimbingan teknis pasca panen.

Tujuan dari kegiatan ini yaitu : (a) Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan petani/Gapoktan/pelaku usaha pasca panen dalam penanganan pasca panen hortikultura yang baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah Good Handling Practices ( GHP), (b) Memberikan dorongan dan motivasi kepada petani/Gapoktan/pelaku usaha pasca panen untuk meningkatkan mutu dan daya saing produk hortikultura melalui penanganan pasca panen yang baik dan benar.

Sedangkan sasaran kegiatan ini : (a) Meningkatnya pengetahuan dan kemampuan petani/ Gapoktan / pelaku usaha pasca panen, sehingga mampu menerapkan penanganan pasca panen hortikultura yang baik dan benar sesuai dengan kaidah – kaidah Good Handling Practices (GHP), (b) Tumbuh kembangnya unit usaha pasca panen hortikultura berbasis Gapoktan di daerah kabupaten/ Kota yang berdaya saing, sehingga petani tidak hanya berperan sebagai produsen tetapi juga sebagai pemasok dalam pemasaran produk hortikultura, (c) Beroperasinya Grading dan Packaging House (G&PH) secara optimal di 4 ( empat ) kabupaten.

Kegiatan pembinaan/bimbingan teknis pasca panen yang telah dilaksanakan di NTB tahun 2010 meliputi : pertemuan koordinasi, pembinaan/bimbingan teknis ke kabupaten/kota.

a. Pertemuan Koordinasi

Tujuan pertemuan koordinasi adalah : (1) Menyamakan persepsi dan pandangan antara petugas Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten dalam pelaksanaan pembinaan /bimbingan teknis penanganan pascapanen hortikultura,

(2) Memberikan motivasi dan dorongan bagi para petugas dalam mengembangkan penanganan pasca panen hortikultura, termasuk didalamnya bagaimana upaya meningkatkan kinerja Gapoktan pengelola Grading dan Packaging House (G & PH), sehingga mampu beroperasi secara optimal, (3) Mendapatkan masukan-masukan strategis yang dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam menetapkan kebijakan-kebijakan yang kondusif dalam penanganan pasca panen hortikultura.

Sedangkan sasaran dari pertemuan koordinasi yaitu : (1) Adanya persepsi dan pandangan yang sama antara petugas provinsi dan kabupaten dalam melaksanakan pembinaan dan bimbingan teknis pasca panen hortikultura, (2) Adanya kesepakatan antara petugas provinsi dan kabupaten dalam menumbuhkembangkan usaha pasca panen hortikultura, terutama dalam meningkatkan kinerja Gapoktan pengelola Grading dan Packaging House di 4 kabupaten (Lombok Tengah, Sumbawa, Sumbawa Barat dan Dompu).

Page 223: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 19191919 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Kegiatan Pertemuan Koordinasi Pasca Panen Hortikultura diselenggarakan di Mataram (Kantor Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB), dihadiri oleh petugas Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota dengan jumlah peserta seluruhnya 15 - 20 orang. Pertemuan koordinasi dilaksanakan 2 (dua) kali yaitu pada tanggal 5 Maret 2010 dan tanggal 18 Oktober 2010.

Sebagai nara sumber dalam pertemuan tersebut adalah Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil dan Kepala Seksi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil. Materi yang disampaikan pada saat pertemuan koordinasi meliputi Penanganan Pasca Panen Hortikultura dan laporan perkembangan Grading dan Packaging House dari 4 kabupaten lokasi G&PH.

Dari pertemuan koordinasi tersebut diperoleh hasil rumusan sebagai berikut

(1) Kegiatan pasca panen bertujuan mempertahankan mutu produk segar agar tetap prima sampai ke tangan konsumen, menekan losses atau kehilangan karena penyusutan dan kerusakan, memperpanjang daya simpan dan meningkatkan nilai ekonomis hasil pertanian. Penanganan pasca panen yang baik dan benar pada hasil pertanian merupakan salah satu mata rantai dalam pencapaian standar mutu yang ditetapkan secara nasional dalam Standar Nasional Indonesia (SNI).

(2) Selama ini penanganan pasca panen hortikultura di Nusa Tenggara Barat belum berkembang seperti yang diharapkan. Kegiatan pasca panen hortikultura masih dilakukan secara sederhana ( tradisional ), sehingga kuantitas dan kualitas produk tidak dapat memenuhi permintaan pasar. Hal ini dikarenakan antara lain : (a) Terbatasnya Kemampuan dan pengetahuan petani dalam kegiatan penanganan pasca panen hortikultura, (b) Terbatasnya peralatan pasca panen hortikultura di tingkat petani, (c) Kelembagaan pasca panen hortikultura yang belum berkembang, (d) Alat mesin pasca panen yang tersedia di tingkat petani belum dimanfaatkan secara optimal, (e) Belum mantapnya kemitraan usaha antara produsen dan industri. Terkait dengan itu, dalam rangka pengembangan penanganan pasca panen hortikultura disarankan kepada petugas kabupaten agar terus menerus mensosialisasikan pentingnya penanganan pasca panen hortikultura yang baik dan benar sesuai kaidah-kaidah GHP.

(3) Dalam rangka pengembangan penanganan pasca panen hortikultura guna mendukung peningkatan mutu, nilai tambah dan daya saing produk, maka pada tahun anggaran 2008, melalui dana tugas pembantuan kabupaten telah dibangun Grading dan Packaging House (G&PH) di 4 kabupaten, yaitu Kabupaten Lombok Tengah, Sumbawa, Sumbawa Barat dan Kabupaten Dompu.

(4) Berdasarkan hasil kunjungan ke lokasi Gapoktan pengelola Grading dan Packaging House ( G&PH ) di 4 kabupaten menunjukkan bahwa hingga saat ini G & PH tersebut belum ada yang beroperasi bahkan di Sumbawa Barat kondisi bangunan tidak terawat dengan baik.

Page 224: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 20202020 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

(5) Di Kabupaten Sumbawa Barat, Grading dan Packaging House (G&PH) dialokasikan pada daerah sentra produksi mangga di Desa Tapir, Kecamatan Seteluk. G&PH tersebut dikelola oleh kelompok tani Pisang Kemang dan sampai saat ini belum beroperasi dikarenakan belum tersedianya sarana penunjang seperti listrik, air bersih dan tidak adanya modal usaha.

(6) Di Kabupaten Sumbawa, G&PH dialokasikan didaerah sentra produksi mangga dan dikelola oleh Kelompok tani Tirta Sari, Desa Stowe Barang, Kecamatan Uthan. Hingga saat ini, G&PH tersebut belum beroperasi, dikarenakan tidak tersedianya modal usaha. Sedangkan sarana penunjangnya seperti listrik dan air bersih sudah tersedia lengkap.

(7) Seperti halnya Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat, G&PH di Kabupaten Dompu dialokasikan di daerah sentra produksi mangga dan dikelola oleh Gapoktan Pade Angen, Desa Suka Damai, Kecamatan Manggelewa. Sampai saat ini G&PH tersebut belum beroperasi dikarenakan belum tersedianya sarana penunjang (seperti listrik dan air bersih) dan tidak adanya modal usaha.

(8) Dengan melihat permasalahan tersebut diatas, dalam rangka optimalisasi operasional G&PH, maka disarankan kepada para petugas kabupaten lokasi G&PH agar terus melakukan pembinaan secara intensif, terarah dan berkelanjutan guna meningkatkan kinerja Kelompok Tani/Gapoktan dalam mengelola G&PH. Untuk melengkapi sarana penunjang seperti listrik dan air bersih, Dinas Pertanian Kabupaten dapat mengusulkan kebutuhan sarana tersebut melalui APBD II. Sedangkan untuk bantuan modal usaha kelompok, dapat diusulkan melalui kegiatan bantuan dana

PMUK yang dialokasikan setiap tahun ke masing-masing kabupaten.

(9) Pada TA. 2008 pembangunan Grading dan Packaging House di Kabupaten Lombok Barat tidak dapat dilaksanakan, dikarenakan berbagai hal. Dengan tidak adanya G&PH, maka sarana penunjang G&PH seperti cool room yang diadakan TA. 2009 untuk sementara ditempatkan pada bangunan Pusat Pengembangan Agribisnis Terpadu ( PPAT ) di Desa Dasan Tereng, Kecamatan Narmada. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dalam rangka optimalisasi pendayagunaan peralatan pasca panen, maka kepada Dinas Pertanian Kabupaten disarankan agar peralatan pasca panen tersebut segera diserahkan pengelolaannya kepada Gapoktan atau pihak swasta melalui sistem KSO.

b. Pembinaan / Bimbingan Teknis ke Kabupaten/Kota

Kegiatan pembinaan/bimbingan teknis pasca panen kepada petani/kelompoktani/Gapoktan / pelaku usaha pasca panen hortikultura di kabupaten/kota telah dilaksanakan pada bulan Pebruari dan Mei 2010. Kegiatan tersebut dilakukan oleh petugas provinsi dengan cara mengadakan kunjungan ke beberapa lokasi unit usaha pasca panen hortikultura di 9 kabupaten/kota (termasuk dalam hal ini Gapoktan pengelola G&PH), dan mengadakan

Page 225: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 21212121 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

pertemuan/wawancara dengan pelaku usaha guna mengetahui permasalahan – permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan usaha serta solusinya. Pada saat pertemuan tersebut juga dilakukan penyuluhan tentang penanganan pasca panen hortikultura yang baik dan benar sesuai kaidah-kaidah Good Handling Practices (GHP).

Berdasarkan kunjungan ke beberapa pelaku usaha/Gapoktan pasca panen hortikultura tersebut dapat dilaporkan sebagai berikut :

(1) Kinerja penanganan pasca panen untuk komoditas bawang merah dan bawang putih oleh petani/kelompok tani/pelaku usaha sudah berjalan baik, dimana hasil panen dimasukan dalam karung-karung khusus dalam bentuk ikatan dan pengeringannya disamping menggunakan sinar matahari langsung juga diangin-anginkan menggunakan para-para khusus, sehingga terjadinya kehilangan hasil relatif rendah dan mutunya cukup baik. Sedangkan penanganan pasca panen pada komoditas sayuran lainnya seperti : kangkung, sawi, bayam, mentimun dan lain- lain oleh petani/kelompok tani masih dilakukan secara tradisional, sehingga mutunya relatif rendah.

(2) Penanganan pasca panen untuk buah –buahan seperti manggis dan mangga pada umumnya sudah dilakukan oleh petani dengan baik, menggunakan alat pemetik dan wadah khusus pada waktu panen, sehingga terjadinya kerusakan pada kulit buah dapat ditekan sekecil mungkin.

(3) Pada umumnya proses grading dan packaging dalam penangnan pasca panen mangga, manggis dan buah-buahan lainnya tidak dilakukan dikarenakan terbatasnya pengetahuan dan keterampilan petani/pelaku usaha dan tidak tersedianya peralatan tersebut di tingkat petani.

(4) Rumah kemasan (Grading dan Packaging House) mangga yang dikelola oleh Kelompok Tani Pisang Kemamg (Kab. Sumbawa Barat), Kelompok Tani Tirta Sari (Kab. Sumbawa), Gapoktan Pade Angen (Kab. Dompu) dan rumah kemasan sayuran yang dikelola oleh KWT Samar Katon (Kab. Lombok Tengah) seluruhnya belum beroperasi dikarenakan tidak tersedianya sarana penunjang seperti aliran listrik dan air bersih serta terbatasnya modal usaha. Terkait dengan hal itu disarankan kepada Dinas Pertanian Kabupaten agar tahun anggaran mendatang mengusulkan kegiatan pembinaan/pengembangan rumah kemasan.

B. Peningkatan Ketahanan Pangan

Implementasi program peningkatan ketahanan pangan di bidang pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian diarahkan pada upaya-upaya untuk mengatasi agenda pokok, yaitu : (a) Menjaga stabilitas pasokan pangan antar waktu, (b) Aksesibilitas pangan rumah tangga , (c) Keberlanjutan ketahanan pangan. Terkait dengan itu, maka kegiatan Seksi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil yang telah dilaksanakan pada TA. 2010 di Nusa Tenggara Barat meliputi : Perb aikan Mutu Hasil Pertanian, Peningkatan Kemampuan SDM, dan Pengembangan Pasca

Page 226: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 22222222 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Panen, Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan ( Sumber dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan provinsi ).

1. Perbaikan Mutu Hasil Pertanian

Industri pangan di Indonesia akhir-akhir ini berkembang semakin pesat dalam skala usaha yang beragam, baik skala industri maupun skala rumah tangga, sehingga persaingan diantara produsen semakin ketat. Salah satu faktor yang menentukan daya saing suatu produk olahan pangan ialah adanya jaminan mutu dan keamanan (safety) pangan bagi konsumen, karena keamanan produk pangan merupakan persyaratan wajib dari konsumen walaupun sering tidak tertulis, tetapi persyaratan tersebut tidak dapat ditawar lagi.

Kesadaran konsumen akan keamanan pangan terus meningkat seiring meningkatnya aktifitas lembaga-lembaga konsumen serta informasi dari media masa yang telah meningkatkan pengetahuan dan kesadaran konsumen terhadap bahaya wabah penyakit akibat kontaminasi pangan, karena kontaminasi merupakan penyebab utama penurunan mutu produk olahan pangan, maka tuntutan adanya suatu sistem keamanan pangan yang menekankan pada tindakan pencegahan terjadinya kontaminasi harus menjadi prioritas. Salah satu upaya yang harus dilakukan oleh pelaku usaha agar terciptanya jaminan mutu dan keamanan pangan bagi konsumen adalah dengan menerapkan Good Manufacturing Practices (GMP).

GMP merupakan semua kegiatan pengolahan yang baik yang harus dilaksanakan oleh para pengusaha dibidang pengolahan makanan, mulai dari penentuan lokasi, bangunan, ruang dan sarana pabrik, proses pengolahan, peralatan pengolahan , penyimpanan dan distribusi, kebersihan dan kesehatan pekerja serta penanganan limbah dan pengelolaan lingkungan. Upaya-upaya tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya kontaminasi pangan serta diharapkan dapat menjaga kesehatan dan keselamatan pekerja

Pada umumnya industri kecil atau industri rumah tangga dalam melakukan proses pengolahan makanan kurang memperhatikan mutu dan keamanan pangan yang menyangkut lingkungan kerja maupun penggunaan bahan kimia sintetis tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kondisi ini menyebabkan mutu produk olahan pangan yang dihasilkan rendah dan tidak mampu bersaing di pasar. Rendahnya mutu produk yang dihasilkan dikarenakan antara lain terbatasnya pengetahuan, kemampuan dan keterampilan petani/pelaku usaha dalam penanganan pengolahan hasil yang baik dan benar sesuai kaidah-kaidah GMP.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dalam rangka meningkatkan mutu dan daya saing produk olahan, maka pada tahun 2010 telah dilaksanakan kegiatan perbaikan mutu hasil pertanian

Tujuan dari kegiatan ini adalah : (a) Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan petani/pelaku usaha industri pengolahan hasil tentang peningkatan mutu produk olahan melalui penerapan pengolahan hasil pertanian yang baik dan benar sesuai kaidah-kaidah GMP, dan (b) Memberikan dorongan dan motivasi kepada petani/pelaku usaha

Page 227: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 23232323 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

untuk meningkatkan mutu produk olahan dalam pengembangan agroindustri perdesaan karena adanya kepastian pasar bagi produk-produk pertanian.

Sedangkan sasarannya yaitu : (a) Meningkatnya kemampuan petani / pelaku usaha industri pengolahan hasil dalam meningkatkan mutu produk olahan pangan melalui penerapan pengolahan hasil pertanian yang baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah GMP, dan (b) Tumbuh kembangnya kelompok/unit usaha pengolahan hasil pertanian ( UP3HP) yang menghasilkan produk olahan pangan yang bermutu dan berdaya saing.

Kegiatan perbaikan mutu hasil pertanian yang telah dilaksanakan pada tahun 2010 meliputi : Rapat koordinasi dan sinkronisasi UP3HP, pembinaan UP3HP ke kabupaten /kota dan pengolahan data.

a. Rapat Koordinasi dan Sinkronisasi UP3HP

Tujuan dari rapat koordinasi dan sinkronisasi UP3HP adalah (1) Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan petugas dalam menumbuhkembangkan agroindustri perdesaan melalui program UP3HP, (2) Menyamakan persepsi, meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi diantara petugas Dinas Pertanian Kabupaten / Kota, Provinsi dan petugas Satgas UP3HP dalam pelaksanaan program UP3HP, khususnya dalam meningkatkan mutu dan daya saing produk olahan, (3) Mendapatkan masukan-masukan strategis yang dapat dijadikan acuan dalam menetapkan kebijakan yang kondusif dalam pengembangan UP3HP.

Sedangkan sasarannya adalah : (1) Meningkatnya kinerja petugas dalam melaksanakan pembinaan / program UP3HP di masing-masing kabupaten/ kota dan (2) Adanya persamaan persepsi, pandangan dan arah kebijakan diantara para petugas Dinas Pertanian Kabupaten / Kota, Provinsi dan petugas Satgas UP3HP dalam pelaksanaan program UP3HP, khususnya dalam meningkatkan mutu dan daya saing produk olahan.

Kegiatan Rapat Koordinasi dan Sinkronisasi UP3HP dilaksanakan di Mataram ( Aula Kantor Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat ) pada tanggal 2 Agustus 2010 (berlangsung selama 1 hari), dihadiri oleh petugas Dinas Pertanian Provinsi, Kabupaten/Kota dan Satgas UP3HP, dengan jumlah peserta seluruhnya 20 orang. Sebagai Nara Sumber dalam pelaksanaan rapat koordinasi adalah Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB, Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil serta Kepala Seksi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil. Materi yang yang disampaikan dalam rapat tersebut meliputi : Pengarahan Kepala Dinas, Kebijakan Pengembangan Agroindustri Perdesaan dan Program UP3HP.

Dari hasil pelaksanaan rapat koordinasi dan sinkronisasi UP3HP yang dilaksanakan di Mataram pada tanggal 2 Agustus 2010, diperoleh hasil rumusan sebagai berikut :

(1) Salah satu upaya dalam meningkatkan mutu dan daya saing produk olahan hasil pertanian adalah dengan meningkatkan kemampuan SDM petani/pelaku

Page 228: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 24242424 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

usaha industri pengolahan hasil di Nusa Tenggara Barat. Untuk itu, pada tahun anggaran 2011 direncanakan akan diadakan kegiatan Sekolah Lapang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian ( SL PPHP ) bagi pelaku usaha/petani yang dialokasikan di setiap kabupaten/kota masing-masing 1 kelompok (1 kelompok terdiri dari 20 orang pelaku usaha ).

(2) Untuk mempercepat penumbuhan dan pengembangan agroindustri perdesaan di Nusa Tenggara Barat, maka peranan Satgas UP3HP tingkat Kabupaten/ Kota dan Sub UP3HP tingkat kecamatan perlu diaktifkan kembali sesuai tugas dan fungsinya.

(3) Pada beberapa Kabupaten/Kota ( melalui dana Tugas Pembantuan Kabupaten / Kota TA. 2010 ) terdapat kegiatan pengadaan sarana/peralatan pengolahan hasil hortikultura. Mengingat waktu yang tersedia sangat terbatas, maka disarankan kepada kabupaten/kota yang bersangkutan agar segera mengadakan peralatan tersebut.

(4) Dalam rangka mendukung efektivitas dan efisiensi perencanaan dan pelaksanaan program UP3HP di Nusa Tenggara Barat disarankan kepada kabupaten/kota agar menyusun data base tentang kelompok / pelaku usaha pengolahan hasil pertanian ( tanaman pangan dan hortikultura ) di wilayahnya.

(5) Dalam upaya memperkenalkan produk unggulan daerah Nusa Tenggara Barat, Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten aktif mengikuti berbagai kegiatan promosi produk pertanian baik yang diselenggarakan di pusat ( Jakarta ) maupun di daerah (Provinsi). Pada setiap even promosi tersebut selalu diikutsertakan pelaku usaha pengolahan hasil guna mempromosikan produknya dan sekaligus untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasannya. Sehubungan dengan hal itu, kepada Dinas Pertanian Provinsi maupun Kabupaten/ Kota disarankan agar pelaku usaha yang diikutkan dalam dalam pelaksanaan kegiatan promosi tersebut diatur secara bergiliran.

(6) Dalam mendukung pengembangan agroindustri perdesaan di Nusa Tenggara Barat, Dinas Pertanian Provinsi NTB pada tahun 2006 telah mengalokasikan bantuan peralatan pengolahan hasil, diantaranya adalah 6 unit vaccum fraying ( penggorengan vacum ) kepada kelompok /pelaku usaha pengolahan hasil. Sampai saat ini peralatan tersebut tidak bisa dioperasikan karena kesalahan teknis dari pabrikan. Untuk itu, agar alat mesin tersebut dapat didayagunakan secara optimal, maka dapat dilakukan realokasi kepada pelaku usaha lainnya yang bersedia dan mampu untuk memperbaikinya. Realokasi alat hanya dapat dilakukan antar pelaku usaha dalam satu kabupaten.

(7). Untuk meningkatkan modal usaha kelompok/ unit usaha pengolahan hasil pertanian, diharapkan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dapat membantu/ memfasilitasi kredit melalui lembaga keuangan baik perbankan atau non bank. Disamping Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dapat juga memberikan bantuan modal usaha dengan dana PMUK yang dialokasikan setiap tahun melalui dana tugas pembantuan kabupaten/kota Ditjen PPHP.

Page 229: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 25252525 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

(8) Dalam rangka diversifikasi pangan guna meningkatkan ketahanan pangan dan mengurangi import tepung terigu, saat ini telah digalakan pengembangan tepung lokal (ubi jalar, ubi kayu, dll). Untuk itu disarankan kepada Dinas Pertanian Kabupaten agar menginventarisir daerah-daerah sentra produksi umbi-umbian yang dapat dijadikan bahan baku /tepung.

(9) Seiring dengan adanya issue reorganisasi di lingkup Kementerian Pertanian, maka penanganan pasca panen didasarkan kepada komoditi. Pasca panen tanaman pangan kemungkinan akan ditangani oleh Ditjen Produksi Tanaman Pangan, sedangkan pasca panen hortikultura ditangani oleh Ditjen Produksi Hortikultura. Terkait dengan itu, maka prososal TA. 2012 dari kabupaten/kota yang berkaitan dengan pasca panen tidak dikirimkan lagi kepada Ditjen P2HP. Fokus kegiatan P2HP lebih diarahkan kepada penanganan pengolahan, pemasaran dan pengembangan dan investasi.

b. Pembinaan UP3HP ke Kabupaten/Kota

Kegiatan pembinaan UP3HP dilakukan pada bulan April dan Mei 2010 oleh petugas provinsi di 9 kabupaten/kota. Pembinaan UP3HP di lapangan dilaksanakan dengan cara mengadakan kunjungan ke beberapa unit usaha/pelaku usaha industri pengolahan hasil guna mengetahui secara langsung proses penanganan pengolahan hasil, permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan usaha serta solusinya. Pada saat kunjungan tersebut dilakukan pengarahan / penyuluhan yang terkait dengan penanganan pengolahan hasil yang baik dan benar sesuai kaidah Good Manufacturing Practices (GMP ).

Berdasarkan kunjungan ke beberapa pelaku usaha industri pengolahan hasil ( Kelompok usaha Pesona, Restu, Ketapang, Melati, Sri Lestari, Darmawati, KWT Bakti Lestari, KWT Harapan, Kelompok Mekar Sari, KWT Sengo Sia, KWT Dapok Na, KWT Kemang Kuning, KWT Pariri dan lain-lain) dapat dilaporkan sebagai berikut :

(1) Pada umumnya industri pengolahan hasil skala kecil dan skala rumah tangga di Nusa Tenggara Barat belum menerapkan cara pengolahan hasil yang baik dan benar sesuai kaidah-kaidah GMP, sehingga mutu dan keamanan pangan dari produk olahan yang dihasilkan tidak terjamin. Hal ini dikarenakan terbatasnya akses petani/pelaku usaha terhadap teknologi, informasi, sarana dan modal serta terbatasnya kemampuan sumberdaya manusia (SDM) petani/pelaku usaha.

(2) Pada beberapa unit usaha seperti UD. Warna Sari, KWT Samar Katon, KWT Sumber Rejeki, KWT Nusantara dan unit usaha lainnya dalam proses pengolahan hasil sudah menerapkan cara pengolahan yang baik dan benar ( penerapan jaminan mutu ), namun belum memiliki sertifikat. Untuk itu diharapkan bagi industri pengolahan hasil yang telah menerapkan jaminan mutu agar dilakukan identifikasi guna mendapatkan sertifikat

(3) Sebagian besar industri pengolahan hasil skala kecil dan skala rumah tangga di Nusa Tenggara Barat dalam menghasilkan produk olahan pangan tidak

Page 230: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 26262626 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

menggunakan bahan tambahan pangan (BTP), sehingga kemungkinan terjadinya keracunan kimiawi dapat dicegah.

(4) Permodalan unit usaha pengolahan hasil skala kecil dan skala rumah tangga relatif kecil /terbatas, sehingga pelaku usaha mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya (meningkatkan kapasitas produknya) Untuk itu, kepada Dinas Pertanian Provinsi maupun Kabupaten/Kota diharapkan dapat memfasilitasi pengadaan kredit lunak bagi pelaku usaha pengolahan hasil atau memberikan bantuan modal usaha melalui dana penguatan modal usaha kelompok (PMUK) yang setiap tahun dialokasikan ke masing-masing kabupaten/kota.

(5) Sarana/alat mesin pengolahan hasil pertanian yang dimiliki/dikelola oleh pelaku usaha masih terbatas/belum lengkap, dan proses pengolahan bahan baku masih menggunakan teknologi sederhana dan tradisional. Kondisi ini menyebabkan produk olahan yang dihasilkan sangat beragam /bervariasi, bermutu rendah dan kurang berdaya saing. Terkait dengan itu, kepada Dinas Pertanian Kabupaten/Kota diharapkan dapat memfasilitasi pengadaan dan pendayagunaan alat mesin pengolahan hasil kepada pelaku usaha melalui dana tugas pembantuan kabupaten/kota Ditjen PPHP yang dialokasikan setiap tahun ke kabupaten/kota.

(6) Kemasan dan label produk olahan tidak sesuai ketentuan. Kemasan pada umumnya kurang menarik dan terbuat dari bahan / plastik yang berukuran sangat tipis, sehingga menyebabkan produk tidak tahan lama dan bermutu rendah. Disamping itu, label pada kemasan tidak mencantumkan batas waktu kedaluarsa produk, berat bersih, komposisi bahan serta nama dan alamat produsen. Sehubungan dengan itu, kepada Dinas Pertanian Kabupaten/Kota diharapkan dapat melaksanakan fasilitasi pengadaan dan pendayagunaan bahan dan alat mesin packaging kepada petani/ pelaku usaha guna mengenalkan model-model kemasan dan penggunaan label yang baik dan benar.

(7) Jaringan pemasaran hasil sangat terbatas dan belum menjalin kerjasama / kemitraan usaha dalam pemasaran. Hal ini menyebabkan pelaku usaha mengalami kesulitan untuk meningkatkan omzet penjualan dan usahanya menjadi kurang efisien. Untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu diupayakan adanya mitra usaha yang difasilitasi oleh Dinas Pertanian atau Dinas / Instansi terkait lainnya.

(8) Diversifikasi produk olahan sangat kurang, terutama diversifikasi vertikal (satu jenis bahan baku dapat diolah menjadi bermacam-macam produk olahan). Diversifikasi produk perlu terus dikembangkan oleh pelaku usaha sebagai salah satu strategi untuk menarik konsumen yang merasa tidak banyak pilihan dengan produk olahan sebelumnya. Disamping itu, adanya diversifikasi produk olahan juga dapat meningkatkan ketahanan pangan di perdesaan. Terkait dengan itu, diperlukan akses petani/pelaku usaha terhadap informasi teknologi pengolahan hasil pertanian.

Page 231: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 27272727 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

(9) Pada kebanyakan kelompok usaha pengolahan hasil, catatan kegiatan usaha dan keuangan belum dibukukan secara baik dan tertib. Buku Catatan Kegiatan Usaha meliputi : Buku Daftar Anggota Usaha, Buku Tamu, Buku Notulen Rapat, dan Buku Kegiatan Usaha. Sedangkan Buku Catatan Keuangan meliputi : Buku Catatan Pengeluaran, Buku Catatan Pemasukan, Buku Kas Harian, Arsip Bukti Pengeluaran dan Pemasukan. Buku catatan keuangan sangat penting untuk membuat/menyusun perhitungan rugi-laba dan neraca keuangan perusahaan. Keduanya sangat diperlukan dan merupakan syarat mutlak apabila perusahaan ingin mengajukan kredit melalui perbankan.

c. Penyusunan Data

Pengumpulan data dilakukan oleh petugas provinsi pada saat kunjungan ke Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dengan cara mengadakan pertemuan dengan petugas yang menangani UP3HP dan petugas Satgas UP3HP kabupaten/kota guna mendapatkan data kelompok /pelaku usaha industri pengolahan hasil. Data yang terkumpul selanjutnya disusun oleh tim penyusun data yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen Satuan Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat TA. 2010 Nomor : 841.1 /P2HP-DK/145/X/ 2010 tanggal 1 Oktober 2010 Tentang Pembentukan dan Pemberian Honor Tim Penyusunan Data Kegiatan Perbaikan Mutu Hasil Pertanian Provinsi NTB TA. 2010. Data yang disusun adalah keragaan nama kelompok/pelaku usaha industri pengolahan hasil di Nusa Tenggara Barat.

2. Peningkatan Kemampuan SDM

Tujuan kegiatan ini yaitu : (a) Memonitor dan mengevaluasi perkembangan kemampuan kelompok /pelaku usaha industri pengolahan hasil (eks peserta SL PPHP Tahun 2009) dalam mengelola usahanya, (b) Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia ( SDM ) pelaku usaha industri pengolahan hasil pertanian (eks peserta SL PPHP Tahun 2009) dalam mengembangkan usahanya, baik dari aspek teknis maupun manajemen usaha.

Sedangkan sasarannya adalah : (a) Meningkatnya kemampuan SDM 3 kelompok usaha industri pengolahan hasil (Kelompok Warna Sari, Lombok Barat, KWT Samar Katon, Lombok Tengah dan KWT Usaha Mandiri, Lombok Timur) dalam mengembangkan usahanya, sehingga mampu menghasilkan produk olahan yang bermutu dan berdaya saing, (b) Terevaluasinya 3 kelompok usaha industri pengolahan hasil (eks. peserta SL PPHP tahun 2009) di kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah dan Lombok Timur.

Kegiatan peningkatan kemampuan SDM yang telah dilaksanakan di NTB tahun 2010, meliputi kegiatan : pertemuan koordinasi, pembinaan, monev ke kabupaten/kota dan pengolahan data.

a. Pertemuan Koordinasi

Tujuan dari kegiatan ini adalah menyamakan persepsi antara petugas Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota serta petugas Satgas UP3HP dalam

Page 232: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 28282828 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

merencanakan tindak lanjut pembinaan kelompok usaha eks. peserta SL PPHP tahun 2009.

Pertemuan koordinasi dilaksanakan di Mataram pada tanggal 23 Oktober 2010, berlangsung selama 1 hari, dihadiri oleh petugas lingkup Dinas Pertanian provinsi, Kabupaten, Satgas UP3HP, dan pelaku usaha dengan jumlah peserta 15 orang. Materi pertemuan antara lain rencana tindak lanjut pembinaan/bimbingan teknis kelompok / unit usaha (eks. peserta SL PPHP) .

Adapun rumusan hasil pertemuan koordinasi adalah sebagai berikut :

(1) Pembinaan, monitoring dan evaluasi terhadap kelompok usaha pengolahan hasil eks peserta SL PPHP yaitu Kelompok Usaha Warna Sari, KWT Samar Katon dan KWT Usaha Mandiri di Pulau Lombok akan dilaksanakan pada bulan Nopember 2010. Untuk itu, diharapkan Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah dan Lombok Timur, Satgas UP3HP Kabupaten dan kelompok usaha berikut anggotanya dapat mempersiapkan diri.

(2) Terkait dengan rencana pelaksanaan pembinaan, monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada poin 1, maka diharapkan petugas Dinas Pertanian Provinsi segera menyiapkan kuesioner dan bahan untuk pembinaan/monev tersebut.

(3) Aspek – aspek yang dinilai / dievaluasi antara lain meliputi : aspek kelembagaan, administrasi, pemasaran, kemitraan, bisnis (manajemen usaha), jaminan mutu , dan lain-lain. Aspek-aspek tersebut merupakan indikator kinerja kelompok usaha dalam mengembangkan usahanya.

(4) Dalam rangka meningkatkan kemampuan SDM petugas dan kelompok / pelaku usaha dibidang pasca panen dan pengolahan hasil tanaman pangan dan hortikultura, maka pada TA. 2011 di NTB direncanakan ada Pelatihan SL PPHP bagi Pemandu Lapangan Dua (PL II) dan SL PPHP bagi petani (6 unit). Sehubungan dengan hal itu diminta kepada Dinas Pertanian Kabupaten agar mulai mempersiapkan calon PL II yang akan mengikuti pelatihan (masing-masing kabupaten 1 orang).

(5) Dalam rangka revitalisasi UP3HP di Nusa Tenggara Barat, maka Bagi kabupaten-kabupaten yang belum membentuk Satgas UP3HP di wilayahnya agar segera dibentuk, sedangkan untuk kabupaten yang sudah membentuk Satgas UP3HP namun belum aktif diminta agar UP3HP yang ada dihidupkan kembali/diaktifkan guna mempercepat pengembangan agroindustri perdesaan.

b. Pembinaan, monitoring dan evaluasi ke Kabupaten

Berdasarkan pelaksanaan pembinaan, monitoring dan evaluasi terhadap kelompok usaha eks peserta SL PPHP yang ada di Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah. dan Lombok Timur dapat disimpulkan hasilnya sebagai berikut :

Page 233: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 29292929 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

1) Aspek Kelembagaan Usaha

Setelah mengikuti SL PPHP, para anggota kelompok usaha mulai menunjukan adanya peningkatan aktivitas yaitu antara lain dengan mengadakan pertemuan rutin bulanan yang sebelumnya tidak pernah dilakukan. Maksud dan tujuan pertemuan anggota kelompok adalah untuk membahas/mendiskusikan permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan pengembangan usaha.

2) Aspek Administrasi ( Pembukuan Usaha )

Pembukuan usaha adalah seperangkat catatan atau dokumen (administrasi) yang menyangkut tentang semua kegiatan yang dilakukan oleh suatu kegiatan usaha. Perangkat administrasi yang baik dan benar diperlukan sebagai bahan informasi baik kepentingan usaha maupun pihak lain yang berkaitan dengan kegiatan tersebut seperti usaha, permodalan, jaringan kerjasama dan lain-lain.

Tujuan pembukuan usaha yaitu untuk mengetahui perkembangan usaha, peningkatan pendapatan, kesinambungan usaha, peningkatan kualitas sumberdaya serta menumbuhkan dan meningkatkan pemahaman (motivasi) tentang pentingnya pembukuan usaha.

Pasca mengikuti SL PPHP, para pelaku usaha mulai menyadari pentingnya pembukuan usaha. Hal ini ditunjukan dengan semakin baiknya pencatatan/pembukuan yang dilakukan oleh kelompok usaha, yaitu terdiri dari Buku Catatan Kegiatan Usaha ( Buku Daftar Anggota Usaha, Buku Tamu, Buku Notulen Rapat, dan Buku Kegiatan Usaha ) dan Buku Catatan Keuangan ( Buku Catatan Pengeluaran, Buku Catatan Pemasukan, Buku Kas Harian, Arsip Bukti Pengeluaran dan Pemasukan

3) Aspek Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu kunci yang sangat menentukan keberhasilan suatu perusahaan. Masalah lain yang dijumpai dalam pemasaran hasil produk pertanian adalah masih lemahnya posisi tawar petani dalam pembentukan harga. Hal ini adalah akibat dari skala usaha yang relatif kecil, ketergantungan yang tinggi terhadap pendapatan usaha tani, dan keterbatasan pengelolaan pasca panen dan pemasaran. Kondisi demikian dipersulit pula oleh kondisi pasar hasil pertanian yang umumnya bersifat oligopoli dan keterbatasan jaringan informasi pasar yang dapat diakses dengan mudah oleh petani/pelaku usaha.

Pasca mengikuti pelatihan SL PPHP, pada kelompok/pelaku usaha mulai menunjukkan adanya peningkatan dalam pemasaran produk olahan yaitu antara lain melalui :

• Pembukaan outlet produk olahan yang berlokasi di ibu kota kabupaten yang dilakukan oleh KWT Samar Katon (Lombok Tengah).

Page 234: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 30303030 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

• Meningkatkan pemasaran produk dengan memperluas jaringan /wilayah pemasaran antar kecamatan yang dilakukan oleh KWT Usaha Mandiri (Lombok Timur).

• Meningkatkan pemasaran produk dengan memperluas jaringan/wilayah pemasaran antar kabupaten bahkan keluar provinsi yang dilakukan oleh Kelompok Usaha Warna Sari (Lombok Barat).

4) Aspek Kemitraan Usaha

Kemitraan adalah kerjasama antara usaha kecil (termasuk petani) dengan usaha menengah atau dengan usaha besar disertai pembinaan dan pengembangan oleh usaha menengah atau usaha besar dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, sal;ing memperkuat dan saling menguntungkan. Tujuan kemitraan yaitu untuk meningkatkan pendapatan, kesinambungan usaha, meningkatkan kualitas sumberdaya kelompok mitra, peningkatan skala usaha dalam rangka menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan usaha kelompok mitra.

Pasca mengikuti Sl PPHP tahun 2009, beberapa kelompok usaha mulai menjalin kerjasama/kemitraan usaha, baik kemitraan dalam pengadaan bahan baku maupun dalam pemasaran produk. Sebagai contoh UD Warna Sari telah bermitra dengan PT. Phoenik Mas dalam pemasaran produk, serta dengan petani dalam pengadaan bahan baku. Sedangkan untuk KWT Samar Katon dan KWT Usaha Mandiri menjalin kemitraan usaha dalam rangka pemasaran produknya.

5) Aspek Jaminan Mutu

Salah satu faktor yang menentukan daya saing suatu produk olahan pangan ialah adanya jaminan mutu dan keamanan pangan (safety) pangan bagi konsumen, karena keamanan produk pangan merupakan persyaratan wajib dari konsumen walaupun sering tidak tertulis, tetapi persyaratan tersebut tidak dapat ditawar-tawar lagi.

Pasca mengikuti sL PPHP tahun 2009, kelompok usaha mulai menyadari pentingnya jaminan mutu dan keamanan pangan. Hal ini ditunjukan oleh UD. Warna Sari, dimana dalam proes pengolahan sudah mengacu kepada kaidah-kaidah Cara Pengolahan yang Baik (CPB), sehingga terjadinya kontaminasi/pencemaran terhadap produknya dapat dicegah. Sedangkan untuk KWT Samar Katon dan KWT Usaha Mandiri, penerapan jaminan mutu belum sepenuhnya dilakukan, karena untuk melaksanakan CPB dan menerapkan jaminan mutu memerlukan biaya yang cukup besar. Namun demikian upaya –upaya ke arah perbaikan mutu terus dilakukan.

c. Pengolahan data

Pengumpulan data dilakukan oleh petugas provinsi pada saat kunjungan ke lokasi kelompok usaha eks peserta SL PPHP dengan cara mengadakan wawancara

Page 235: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 31313131 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

dengan pelaku usaha dan petugas Satgas UP3HP menggunakan kuesioner yang telah disediakan. Data yang terkumpul selanjutnya disusun, diolah

dan dievaluasi oleh tim pengolah data yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen Satker Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB Nomor : 841.1 /P2HP-DK/152/X/ 2010 tanggal 21 Oktober 2010 Tentang Pembentukan dan Pemberian Honor Tim Pengolahan Data Kegiatan Peningkatan Kemampuan SDM TA. 2010.

3. Pengembangan Pasca Panen, Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan ( Dana Dekonsentrasi )

Tujuan dari kegiatan ini yaitu: (a) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan SDM kelompok tani/Gapoktan/pelaku usaha pasca panen tanaman pangan (padi, jagung) dalam penanganan pasca panen yang baik dan benar sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan kaidah-kaidah Good Handling Practices (GHP), (b) Melakukan pengawalan terhadap pelaksanaan kegiatan fasilitasi pengadaan dan pendayagunaan alat dan mesin pasca panen tanaman pangan kepada kelompok tani/Gapoktan di masing-masing kabupaten/kota.

Sedangkan sasarannya adalah : (a) Meningkatnya kemampuan SDM Kelompok tani/Gapoktan/pelaku usaha pasca panen tanaman pangan dalam penanganan pasca panen yang baik dan benar sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan kaidah-kaidah Good Handling Practices (GHP), (b) Terlaksananya fasilitasi pengadaan dan pendayagunaan alsin pasca panen tanaman pangan kepada kelompok tani/Gapoktan guna menurunkan susut hasil dan meningkatkan mutu hasil, (c) Beroperasinya silo jagung secara optimal di 2 kabupaten (Lombok Timur dan Sumbawa ), (d) Tumbuh kembangnya kelembagaan pasca panen tanaman pangan berbasis Gapoktan yang mandiri dan profesional di daerah kabupaten/kota.

Kegiatan pembinaan, monitoring dan evaluasi dilaksanakan pada bulan April 2010 oleh petugas provinsi di 9 kabupaten/kota se- Nusa Tenggara Barat. Kegiatan pembinaan kelompok tani/Gapoktan di lapangan dilaksanakan dengan cara berkunjung ke beberapa lokasi kelompok tani/Gapoktan/pelaku usaha pasca panen tanaman pangan ( padi, jagung ) dan mengadakan pertemuan/wawancara dengan pengurus Gapoktan guna mengetahui permasalahan–permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan penanganan pasca panen sekaligus solusinya. Pada saat pertemuan tersebut juga dilakukan pengarahan/penyuluhan tentang penanganan pasca panen yang baik dan benar sesuai kaidah-kaidah GHP.

Monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan fasilitasi pengadaan dan pendayagunaan alsin pasca panen dilakukan oleh petugas provinsi pada saat kunjungan ke Dinas Pertanian kabupaten, dengan cara mengadakan pertemuan dengan petugas pengelola program/kegiatan P2HP. Pada pertemuan tersebut, juga dilakukan pendataan ketersediaan alsin pasca panen dengan menggunakan kuesioner yang telah disediakan.

Berdasarkan kunjungan ke Dinas Pertanian Kabupaten dan beberapa Gapoktan/pelaku usaha pasca panen padi dan jagung, termasuk Gapoktan pengelola silo jagung hasilnya dapat disimpulkan sebagai berikut :

Page 236: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 32323232 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

a. Kinerja penanganan pasca panen padi oleh petani/kelompok tani/Gapoktan/pelaku usaha pasca panen meningkat. Hal ini dapat ditunjukan dengan menurunnya tingkat kehilangan hasil pasca panen padi di Nusa Tenggara Barat yang semula 12,36 % menjadi 10,33 %.

b. Menurunnya tingkat kehilangan hasil pasca panen padi di Nusa Tenggara Barat dikarenakan antara lain adanya upaya pembinaan terhadap petani/kelompok tani/Gapoktan /pelaku usaha pasca panen yang dilakukan secara terencana, terarah dan berkelanjutan yaitu berupa :

(1) kegiatan pengawalan oleh petugas Dinas Pertanian Provinsi / Kabupaten/Kota/Kecamatan dan Supervisor serta pendampingan oleh site manajer

(2) Fasilitasi pengadaan dan pendayagunaan sarana/peralatan pasca panen padi kepada Gapoktan

(3) Pelatihan/bimbingan teknis penanganan pasca panen padi bagi petani/Gapoktan/pelaku usaha pasca panen

(4) Bantuan modal usaha bagi petani/Gapoktan/pelaku usaha pasca panen melalui dana Penguatan Modal Usaha Kelompok ( PMUK ).

(5) Kinerja penanganan pasca panen jagung oleh petani/kelompok tani/Gapoktan secara umum relatif masih rendah. Hal ini dikarenakan terbatasnya kemampuan SDM petani/Gapoktan dalam penanganan pasca panen jagung dan terbatasnya sarana/peralatan pasca panen jagung di tingkat petani.

(6) Penanganan pasca panen jagung ( silo jagung ) oleh Gapoktan Mula Tulen ( Kabupaten Lombok Timur ) dan Gapoktan Liang Dewa ( Kabupaten Sumbawa ) sudah berjalan dengan baik, hal ini ditunjukan dengan beroperasinya silo jagung di 2 kabupaten tersebut. Bahkan untuk Gapoktan Mula Tulen sudah mengadakan kontrak kerja dengan PT. iPASAR sebanyak 500 ton jagung pipilan kering.

(7) Harga gabah ( GKP ) di tingkat petani pada saat panen raya tahun 2010 relatif aman yaitu diatas harga pembelian pemerintah ( HPP ). Begitu pula dengan harga jagung, karena adanya kehadiran PT. iPASAR di Nusa Tenggara Barat, maka harga jagung yang diterima petani cukup layak / menguntungkan yaitu sebesar Rp. 2.300 – 2.500 per kg jagung pipilan kering ( kadar air 14 – 15 % ).

(8) Fasilitasi pengadaan dan pendayagunaan sarana / alat mesin pasca panen padi di Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah, Sumbawa dan Bima dalam pelaksanaannya berjalan sesuai dengan target yang telah ditentukan Sedangkan untuk kabupaten Sumbawa Barat dan Dompu sampai dengan akhir kunjungan masih dalam proses tender.

Page 237: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 33333333 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

(9) Jenis dan jumlah alat mesin pasca panen padi yang diadakan di Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah, Sumbawa dan Bima tahun 2010 terdiri dari

• Lombok Barat : - Terpal plastik : 117 lembar - Power Thresher : 17 unit - Paddy Mower : 34 unit

• Lombok Tengah : - Power Thresher : 16 unit - Paddy Mower : 34 unit • Sumbawa : - Power Thresher : 19 unit - Paddy Mower : 36 unit

• Bima : - Power Thresher : 7 unit - Paddy Mower : 17 unit

(10) Jenis dan jumlah alat mesin pasca panen padi dan jagung yang beredar di tingkat petani Nusa Tenggara Barat tahun 2010 menunjukan peningkatan dengan rincian sebagai berikut ( Tabel 2 )

Tabel 2. Keragaan Ketersediaan Alat Mesin Pasca Panen Tanaman pangan Prov NTB 2010

Jenis Alat

Kabupaten/Kota Jumlah

Mtr Lobar Loteng Lotim Sbw KSB Dompu Bima K.Bima

PADI

Sabit Bergerigi

2.282 26.182 412.657 238.748 628.959

19.690

39.734

198.547

38.915 1.663.003

Reaper 1 5 6 2 18 1 4 - - 37

Paddy Mower - 35 35 1 62 9 16 22 - 180

Pedal Threser 96 60 1.127 389 9.622 483 444 974 1.872 14.977

Power Threser 1 31 163 90 1.939 18 201 181 116 2.686

Lantai Jemur 935 - 1.089 481 17 2 85 6 52 2.667

Bed Dryer - 7 17 13 63 3 2 2 - 107

Blower/Cleaner - 1 37 91 6 - 14 27 - 176

RMU 24 247 306 449 207 13 110 411 36 1.803

Terpal (lembar) 87 759 3.533 3.538 3.490 16 770 4.550 932 17.317

S i l o padi - 4 5 - 11 - 1 - - 21

JAGUNG

Pemipil Jagung 1 27 10 42 85 13 11 12 8 209

Cleaner jagung - - 1 1 3 - - - - 5

Dryer jagung - - 1 1 3 - - - - 5

S i l o jagung - - 1 1 3 - - - - 5

4. Pengembangan Pasca Panen, Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan ( Dana Tugas Pembantuan Provinsi )

Tujuan dari kegiatan ini yaitu : (a) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani/kelompok tani/Gapoktan dalam penanganan pasca panen tanaman pangan ( padi dan jagung ) yang baik dan benar sesuai SOP dan kaidah-kaidah Good Handling Practices ( GHP ), (b) Mengembangkan ketersediaan sarana/alat mesin pasca panen tanaman pangan guna meningkatkan efisiensi, menekan kehilangan hasil dan meningkatkan mutu serta daya saing produk tanaman pangan, (c) Meningkatkan modal usaha Gapoktan dalam rangka optimalisasi operasional silo jagung, (d) Mendorong dan menggerakan seluruh pemangku kepentingan ( stakeholder ) dalam

Page 238: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 34343434 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

penanganan pasca panen dan pemasaran produk tanaman pangan di tingkat petani, (e) Menumbuhkembangkan kelembagaan pasca panen dan pemasaran produk tanaman pangan berbasis Gapoktan di daerah sentra produksi tanaman pangan yang mandiri dan profesional, dan (f) Menumbuhkembangkan kemitraan usaha antara Gapoktan dengan Poktan maupun industri hilir pengolahan hasil tanaman pangan.

Sedangkan sasarannya adalah : (a) Meningkatnya kinerja kelembagaan Gapoktan dalam penanganan pasca panen dan pemasaran hasil tanaman pangan, (b) Tercapainya tingkat penanganan pasca panen tanaman pangan secara optimal dan berkelanjutan guna meminimalkan susut hasil, meningkatkan rendemen, mutu dan harga jual produk sekaligus meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani/Gapoktan, (c) Tumbuh kembangnya kemitraan usaha antara Gapoktan dengan Poktan maupun industri hilir pengolahan hasil tanaman pangan, dan (d) Tumbuhkembangnya kelembagaan usaha pasca panen tanaman pangan berbasis Gapoktan yang mandiri dan profesional di daerah sentra produksi tanaman pangan.

Kinerja pelaksanaan kegiatan pengembangan pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil tanaman pangan yang dilaksanakan di Nusa Tenggara Barat tahun 2010 berjalan lancar dan tertib, dimana sampai dengan akhir tahun anggaran, realisasi keuangan mencapai 95,43 % dan realisasi fisik 100 %. Kegiatan ini meliputi : kegiatan administrasi umum, fasilitasi gerakan penanganan pasca panen dan pemasaran gabah / beras ( GP4GB ) tingkat provinsi, akselerasi GP4GB mendukung peningkatan produksi beras nasional ( P2BN ), dan pengembangan pengering dan penyimpanan jagung ( silo jagung ).

a. Administrasi Umum

Pembinaan administrasi ke kabupaten/kota dilaksanakan oleh petugas provinsi dengan cara berkunjung ke Dinas Pertanian di 8 kabupaten/kota dan mengadakan pertemuan dengan petugas pengelola kegiatan dan anggaran guna mengetahui perkembangan pelaksanaan kegiatan dan permasalahan serta solusinya.

Berdasarkan hasil pembinaan administrasi ke kabupaten/kota dapat disimpulkan sebagai berikut :

(1) Mengacu kepada Petunjuk Operasional Kegiatan ( POK ) P2HP Dana Tugas Pembantuan Provinsi tahun 2010 terdapat dana untuk pemberian honor bagi Penanggungjawab Kegiatan, Pelaksana Kegiatan dan Pemegang Uang Muka Kerja ( PUM ). Untuk itu, disarankan kepada Penanggungjawab Kegiatan agar dapat memanfaatkan tenaga yang ada seoptimal mungkin guna terwujudnya administrasi kegiatan yang baik dan tertib..

(2) Pengelola anggaran dan kegiatan di beberapa kabupaten/kota belum membuat juknis, padahal juklak kegiatan sudah diserahkan kepada masing-masing kabupaten/kota. Terkait dengan itu, diminta kepada penanggungjawab dan pelaksana kegiatan kabupaten/kota agar segera membuat Juknis sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan.

Page 239: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 35353535 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

(3) Untuk kelancaran dan tertib administrasi dalam pelaksanaan kegiatan, maka Penanggungjawab / pelaksana kegiatan Kabupaten sebelum melaksanakan kegiatan, terutama kegiatan yang perlu dukungan Surat Keputusan, harus menginformasikan terlebih dahulu kepada Dinas Pertanian Provinsi untuk dibuatkan Surat Keputusan oleh Pejabat Pembuat Komitmen ( PPK ).

b. Fasilitasi GP4GB Tingkat Provinsi

Tujuan dari kegiatan ini adalah : (1) Mendorong dan menggerakan seluruh pemangku kepentingan ( stakeholder ) di tingkat provinsi maupun kabupaten dalam penanganan pasca panen padi dan pemasaran gabah/beras, (b) Memfasilitasi pelaksanaan kegiatan GP4GB yang dilakukan oleh kabupaten sehingga kegiatan tersebut dapat berjalan optimal sesuai sasaran yang telah ditetapkan. (c) Melakukan koordinasi yang sinergis dengan seluruh pemangku kepentingan ( stakeholder) di tingkat provinsi maupun kabupaten dalam pelaksanaan program /kegiatan GP4GB, dan (d) Monitoring harga gabah dan ketersediaan alsin pasca panen di tingkat kabupaten.

Sedangkan sasarannya yaitu : (a) Meningkatnya kesadaran masyarakat /petani dalam penanganan pasca panen padi yang baik dan benar sesuai SOP dan kaidah-kaidah Good Handling Practices ( GHP ), (b) Terfasilitasinya pelaksanaan program/kegiatan GP4GB di kabupaten dengan baik, sehingga program dan kegiatan tersebut dapat tercapai sesuai sasaran yang telah ditetapkan, dan (c) Termonitornya harga gabah dan ketersediaan alsin pasca panen di kabupaten.

Kegiatan fasilitasi GP4GB Tingkat Provinsi meliputi rapat koordinasi dan pembinaan ke kabupaten.

1) Rapat Koordinasi

Tujuan dari kegiatan rapat koordinasi adalah : (a) Menyamakan persepsi dan pandangan diantara para petugas kabupaten dan provinsi dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan GP4GB dan (b) Meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan GP4GB di tingkat provinsi dan kabupaten

Rapat koordinasi dilaksanakan di Mataram ( Aula Dinas Pertanian TPH Provinsi NTB ) pada tanggal 5 Mei 2010, dihadiri oleh petugas Dinas Pertanian Kabupaten dan Provinsi, serta petugas terkait lainnya, dengan jumlah peserta seluruhnya 20 orang.

Sebagai nara sumber dalam pelaksanaan rapat koordinasi adalah Kepala Dinas Pertanian TPH Provinsi NTB, Kepala Bidang PPH dan Kepala Seksi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil. Materi yang disampaikan melikputi : Pengarahan Kepala Dinas, Kebijakan Penanganan Pasca Panen dan Akselerasi GP4GB Mendukung P2BN.

Page 240: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 36363636 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Berdasarkan rapat koordinasi diperoleh rumusan hasil sebagai berikut

(1) Saat ini kinerja penanganan pasca panen padi di Nusa Tenggara Barat belum berjalan seperti yang diharapkan. Hal ini ditunjukkan dengan masih tingginya kehilangan hasil pasca panen padi sebesar 12,36 % dan rendahnya mutu gabah/rendemen beras yang mencapai 63,2 %.

(2) Belum berkembangnya penanganan pasca panen padi di Nusa Tenggara Barat, dikarenakan antara lain :

• Terbatasnya kemampuan dan pengetahuan SDM petani/Gapoktan • Belum berkembangnya kelembagaan pasca panen • Terbatasnya alat mesin pasca panen di lapangan • Alat mesin pasca panen yang tersedia belum dimanfaatkan secara

optimal

• Penempatan alat mesin pasca panen yang tidak tepat guna

(3) Dalam rangka menekan kehilangan hasil, meningkatkan mutu gabah/beras dan daya saing produk, maka pada tahun 2010 telah dialokasikan anggaran dan kegiatan fasilitasi peralatan pasca panen padi di 4 kabupaten pelaksana GP4GB yaitu Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah, Sumbawa dan Bima.

(4) Pengadaan peralatan pasca panen padi berupa paddy mower, power thresher dan terpal telah dilaksanakan oleh panitia pengadaan barang/jasa pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB melaluji proses pelelangan, dan peralatan tersebut saat ini telah siap didistribusikan kepada Gapoktan hasil identifikasi di 4 kabupaten.

(5) Berdasarkan pagu dana yang ada di masing-masing kabupaten, maka alokasi peralatan pasca panen padi ( paddy mower, power thresher, terpal) per kabupaten adalah sebagai berikut ( Tabel 3 )

Tabel 3. Alokasi Pengadaaan Alat dan Mesin Pasca Panen Padi di NTB Tahun 2010

No

Kabupaten

Jenis dan Jumlah Peralatan Pasca Panen ( unit/lbr )

Jumlah Gapoktan Penerima Paddy

Mower Power

Thresher Terpal

1. 2. 3. 4.

Lombok Barat Lombok Tengah Sumbawa Bima

34 34 36 17

17 16 19 7

117 0 0

117

13 16 19 54

JUMLAH 121 59 117 54

(6) Jadwal pendistribusian alsin pasca panen padi kepada Gapoktan oleh rekanan di 4 kabupaten adalah sebagai berikut : • Lombok Barat : Sabtu, 31 Juli 2010 • Lombok Tengah : Jumat, 30 Juli 2010 • Sumbawa : Rabu, 4 Agustus 2010 • Bima : Kamis, 5 Agustus 2010

Page 241: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 37373737 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Sehubungan dengan jadwal tersebut di atas, maka bagi kabupaten yang belum menerima peralatan pasca panen diminta bantuannya untuk memberitahukan kepada Gapoktan di wilayahnya agar pada tanggal tersebut, ketua Gapoktan sebagai penerima barang hendaknya berada di lokasi Gapoktan.

(7) Untuk mendukung kelancaran dalam pelaksanaan pendistribusian peralatan dan tertib administrasi, maka bagi Gapoktan yang menerima bantuan peralatan pasca panen diharuskan sebagai berikut :

• Menandatangani ( dibubuhi stempel Gapoktan ) surat serah terima ( tanda terima ) barang/peralatan dari rekanan sebanyak 3 rangkap

• Menandatangani ( dibubuhi stempel Gapoktan ) Berita Acara Serah Terima Barang dari Kepala Dinas Pertanian TPH Provinsi NTB kepada Ketua Gapoktan ( 3 rangkap )

• Menandatangani ( dibubuhi stempel Gapoktan ) Surat Perjanjian Kerjasama Pengelolaan Alsin Pasca Panen Bantuan Pemerfintah ( 3 rangkap, lembar 1 & 2 diberi Materai Rp.6.000,- dan materai disediakan oleh Gapoktan ).

(8) Hasil monitoring terhadap pelaksanaan pekerjaan tenaga pendamping ( site manager ) di lapangan menunjukkan bahwa pada beberapa site manager kinerjanya belum seperti yang diharapkan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan tidak adanya program kerja dan belum menguasai pekerjaan yang harus dilakukan ( tupoksi ). Untuk itu, kepada Dinas Pertanian Kabupaten diminta bantuannya untuk ikut serta melakukan pengawasan secara berkala di lapangan guna meningkatkan kinerja site manager.

(9) Dalam rangka meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan Gapoktan dalam penanganan pasca panen padi yang baik dan benar sesuai kaidah-kaidah Good Handling Practices ( GHP ), maka setiap Gapoktan penerima bantuan peralatan diharuskan mengikuti bimbingan teknis penanganan pasca panen yang diselenggarakan oleh Dinas Pertanian Kabupaten. Mengingat terbatasnya dana yang tersedia, maka setiap Gapoktan dapat mengirimkan wakilnya 3 – 4 orang petani. Terkait dengan itu, untuk kabupaten yang belum melaksanakan Bimtek diharapkan mempersiapkan dengan sebaik-baiknya dan berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Provinsi.

(10) Untuk kelancaran dalam pelaksanaan Bimtek, diharapkan sebelum pelaksanaan, Dinas Pertanian Kabupaten mengajukan panduan Bimtek yang isinya antara lain : rencana tempat penyelenggaraan, jadwal pelaksanaan bimtek, daftar nama panitia, peserta dan nara sumber sedrta RAB. RAB agar mengacu pada Kerangka Acuan Kerja ( KAK ) yang dibuat Provinsi. Pengajuan panduan diupayakan 2 minggu sebelum pelaksanaan dimulai.

Page 242: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 38383838 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

2) Pembinaan Ke Kabupaten dan Konsultasi

Berdasarkan hasil pembinaan tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut :

(1) Di Kabupaten Sumbawa dan Dompu terdapat kegiatan fasilitasi pengadaan peralatan pasca panen padi yang anggarannya berasal dari dana Tugas Pembantuan Kabupaten. Pada saat kunjungan, jadwal pelaksanaan pengadaan peralatan belum dibuat. Terkait dengan itu dalam rangka percepatan kegiatan disarankan kepada Dinas Pertanian Kabupaten agar segera membuat jadwal pelaksanaan pengadaan peralatan dan diupayakan lebih awal sehingga peralatan yang diadakan dapat didayagunakan seoptimal mungkin.

(2) Dalam rangka persiapan lelang pengadaan peralatan pasca panen padi yang akan dilaksanakan di Provinsi, Dinas Pertanian Kabupaten telah melaksanakan identifikasi Gapoktan calon penerima bantuan peralatan pasca panen ( CP/CL ). Sehubungan dengan itu, disarankan agar Gapoktan hasil identifikasi diseleksi dengan baik dan akurat didasarkan pada pertimbangan aspek organisasi dan teknis, dan lebih diprioritaskan pada Gapoktan di daerah sentra produksi padi.

(3) Berdasarkan hasil pertemuan di masing-masing kabupaten, Dinas Pertanian Kabupaten mengusulkan agar peralatan pasca panen yang akan diadakan di provinsi hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan petani yaitu berupa alsin paddy mower, power thresher dan terpal. Hal ini didasarkan pada pertimbangan masih tingginya tingkat susut hasil pasca panen padi. di kebanyakan kabupaten.

(4) Dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani/Gapoktan dalam penanganan pasca panen, khususnya dalam mengoperasikan peralatan pasca panen, maka akan diadakan bimbingan teknis pasca panen oleh Dinas Pertanian Kabupaten segera setelah peralatan diterima petani/Gapoktan.

(5) Dari hasil monitoring harga gabah di beberapa lokasi panen di kabupaten se- Nusa Tenggara Barat pada MT. 2010, menunjukkan bahwa harga gabah ( GKP ) di tingkat petani berkisar antara Rp. 2.800– Rp. 3.000,- per kg atau jauh di atas HPP ( HPP = Rp. 2.640,- ).

(6) Data ketersediaan alsin pasca panen tanaman pangan yang dimiliki Dinas Pertanian Kabupaten pada umum sangat terbatas (tidak lengkap ). Untuk itu, disarankan kepada Dinas Pertanian kabupaten agar melaksanakan kegiatan inventarisasi sarana dan peralatan pasca panen di tingkat lapangan .yang sumber pembiayaannya dapat diusulkan melalui APBN atau APBD.

Page 243: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 39393939 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

c. Akselerasi GP4GB Mendukung P2BN

Tujuan dari kegiatan ini adalah : (a) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani/kelompok tani/Gapoktan dalam penanganan pasca panen dan pemasaran gabah, (b) Mengembangkan ketersediaan alat mesin pasca panen padi guna meningkatkan efisiensi, menekan kehilangan hasil dan meningkatkan mutu gabah/.beras, dan (c) Mendorong dan menggerakan seluruh pemangku kepentingan ( stakeholder ) di tingkat kabupaten dan kecamatan dalam penanganan pasca panen dan pengamanan harga gabah/beras di tingkat petani.

Sasaran kegiatan akselerasi GP4GB yaitu : (a) Meningkatnya kinerja kelembagaan Gapoktan dalam penanganan pasca panen dan pemasaran gabah (b) Tercapainya tingkat penanganan pasca panen dan pemasaran gabah secara optimal dan berkelanjutan di 4 kabupaten ( Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah, Sumbawa dan Bima ) dalam rangka mendukung peningkatan produksi beras nasional ( P2BN ), dan (c) Tumbuh kembangnya kelembagaan usaha pasca panen dan pemasaran gabah berbasis Gapoktan yang mandiri dan profesional di daerah kabupaten.

Kegiatan akselerasi GP4GB mendukung P2BN yang dilaksanakan di Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah, Sumbawa dan Bima meliputi kegiatan : koordinasi, fasilitasi peralatan pasca panen, bimbingan teknis pasca panen, pendampingan kegiatan oleh site manager, pembinaan, identifikasi, monitoring dan evaluasi.

1) Koordinasi

Kegiatan akselerasi GP4GB mendukung P2BN dalam pelaksanaannya tidak dapat dilakukan secara parsial. Oleh karena itu, pendekatan koordinasi antar kelembagaan terkait yang telah dirintis perlu ditingkatkan mulai dari tingkat pusat,daerah ( provinsi, kabupaten, Kecamatan ) hingga petani/kelompoktani/ Gapoktan. Koordinasi tersebut dimaksudkan antara lain untuk mengkoordinasikan dan mensinkronkan program dan kegiatan akselerasi GP4GB agar dalam pelaksanaannya dapat memberikan hasil, manfaat dan dampak yang maksimal guna menekan kehilangan hasil, meningkatkan mutu dan pemasaran gabah/beras.

Koordinasi penanganan pasca panen dan pemasaran gabah / beras yang telah dilaksanakan pada tahun 2010 meliputi : rapat koordinasi tingkat kabupaten, koordinasi dan konsultasi ke provinsi serta pertemuan teknis ke pusat ( Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian ).

(a) Rapat Koordinasi Tingkat Kabupaten

Tujuan dari kegiatan rapat koordinasi adalah (a) Menyamakan persepsi, dan pandangan diantara para petugas kabupaten dan Kecamatan serta Gapoktan / pelaku usaha pasca panen dalam perencanaan,

Page 244: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 40404040 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

pelaksanaan dan evaluasi kegiatan akselerasi GP4GB mendukung P2BN, dan (b) Meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kegiatan GP4GB mulai tingkat kabupaten, kecamatan hingga tingkat petani.

Rapat koordinasi dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Kabupaten sebanyak 2 kali ( kecuali Kabupaten Lombok Barat 3 kali ), dihadiri oleh petugas Dinas Pertanian Kabupaten dan kecamatan, Penyuluh Pertanian, Tim Teknis / Pokja Penanganan Pasca Panen dan Pemasaran Gabah tingkat kabupaten, stakeholder, dan Gapoktan. dengan jumlah peserta dan waktu pelaksanaan sebagaimana tabel dibawah ini.

Tabel 4. Jadwal Pelaksanaan dan Jumlah Peserta Rapat Koordinasi GP4GB Tahun 2010

No. Kabupaten Jlh Peserta ( orang )

Waktu Pelaksanaan

I II III I II III

1. 2. 3. 4.

Lombok Barat Lombok Tengah Sumbawa Bima

25 25 30 30

25 25 40 30

25

8-6-2010 17-6-2010 21-8-2010 17-5-2010

3- 8 -2010 20-9-2010 7-10-2010 28-7-2010

6-12-2010

Berdasarkan rapat koordinasi tersebut diperoleh hasil rumusan sebagai berikut :

(1) GP4GB merupakan upaya strategis untuk mendorong dan menggerakkan seluruh stkeholders dalam penanganan pasca panen dan pemasaran gabah/beras guna mendukung P2BN dan penguatan cadangan beras nasional.

(2) Target GP4GB yaitu menurunnya kehilangan hasil, meningkatnya mutu gabah/beras, terjaminnya harga gabah/beras minimal sama dengan HPP dan terserapnya gabah/beras oleh BULOG untuk penguatan cadangan beras nasional.

(3) Implementasi GP4GB melibatkan seluruh pemangku kepentingan yaitu : Kementerian Pertanian, Perum Bulog ( Sub Divre Bulog ) , Perbankan ( Bank NTB dan BRI ), Pemda, Dinas Pertanian, Organisasi Tani dan Gapoktan

(4) Untuk tercapainya keberhasilan GP4GB diperlukan komitmen yang kuat dari seluruh stakeholders sesuai tugas pokok dan fungsinya masing-masing.

(5) Kegiatan operasional GP4GB yang harus dilaksanakan di Kabupaten adalah : Mengaktifkan Pokja GP4GB tingkat Kabupaten, peningkatan pemanfaatan alsin pasca panen, pendampingan penanganan pasca panen dan pemasaran gabah/beras, intermediasi dalam akses pembiayaan dengan perbankan, fasilitasi kemitraan pemasaran

Page 245: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 41414141 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

gabah/beras antara Gapoktan –Penggilingan Padi-Divre/Sub Divre BULOG, koordinasi yang sinergis dengan seluruh pemangku kepentingan, monitoring, evaluasi dan pelaporan.

(6) Alat dan mesin pasca panen padi yang diserahkan kepada ketua adalah atas nama Gapoktan bukan atas nama Poktan atau atas nama pribadi. Harapannya agar alat mesin pasca panen tersebut dapat dimanfaatkan oleh seluruh anggota Gapoktan untuk peningkatan pendapatan dan kesejahteraannya.

(7) Sebagian besar Gapoktan penerima alat mesin pasca panen ini merupakan Gapoktan penerima PUAP atau telah menerima bantuan lain. Untuk itu diharapkan alsin ini diintegrasikan pemanfaatannya dengan bantuan-bantuan lain untuk peningkatan pendapatan sekaligus kesejahteraan anggota Gapoktan.

(8) Dalam rangka pengembangan alat dan mesin pasca panen, hendaknya di Gapoktan dibentuk Grup penanganan pasca panen yang menjual jasa, layaknya seperti UPJA, dikelola secara ekonomis menguntungkan ( profesional ), sehingga pada akhirnya Gapoktan dapat memperoleh sisa hasil usaha.

(9) Surat Perjanjian Kerjasama Pengelolaan Alsin Pasca Panen Bantuan Pemerintah yang telah ditandatangani oleh Ketua Gapoktan dan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB, hendaknya dapat dilaksanakan dan ditepati sebagaimana mestinya.

(b) Koordinasi dan Konsultasi ke Provinsi

Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi antara provinsi dan kabupaten dalam pelaksanaan program dan kegiatan akselerasi GP4GB, sehingga memberikan hasil, manfaat dan dampak yang maksimal.

Koordinasi dan konsultasi ke provinsi dilakukan oleh petugas pengelola / pelaksana kegiatan dan anggaran Dinas Pertanian Kabupaten guna membahas permasalahan teknis maupun non teknis serta solusinya. Pada kesempatan tersebut juga dimanfaatkan untuk penyelesaian SPJ.

(c) Pertemuan Teknis ke Pusat

Tujuan dari kegiatan ini adalah menyamakan persepsi dan pandangan antara pusat dan daerah dalam menetapkan kebijakan dan teknis operasional pelaksanaan program dan kegiatan akselerasi GP4GB.

Kegiatan pertemuan teknis yang diikuti kabupaten tidak dilaksanakan, karena tidak adanya undangan dari pusat, kecuali Kabupaten Lombok

Page 246: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 42424242 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Timur yang memanfaatkan dana tersebut untuk menghadiri pertemuan evaluasi di Denpasar-Bali.

2) Pendampingan Site Manager

Tujuan dari pendampingan ini adalah memberdayakan kelembagaan pasca panen berbasis Gapoktan yang mandiri dan profesional yang dapat menerapkan alat dan mesin pasca panen secara optimal, sehingga dapat berperan tidak saja sebagai produsen tetapi juga sebagai pemasok bahan baku industri pertanian ( agroindustri ). Dengan pendampingan ini diharapkan Gapoktan secara teknis dan manajemen dapat mengembangkan usahanya serta dapat mengakses permodalan dan pasar dengan jalan kerjasama kemitraan.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka pada tahun 2010 untuk kegiatan GP4GB telah dilaksanakan perekrutan tenaga site manager sebanyak 4 orang dengan nama dan wilayah kerja site manager sebagai berikut ( Tabel 5 ) :

Tabel 5. Daftar Nama dan Wilayah Kerja Site Manager Kegiatan GP4GB Tahun 2010

No. Nama Alamat Wilayah Kerja

1. Rosyanti, SP Jl. Wisma Seruni IV/10 Ampenan Selatan

Lombok Barat

2. Nur’aidi, SP Desa Batujai, Kec. Praya Barat

Lombok Tengah

3. Abdul Ma’rup Rahmat,SP Jl. Pendidikan No.10 RT 02/RW 02 Kelurahan Samapuin, Kec. Sumbawa

Sumbawa

4. Aryan Haris, SP Jl. Adipura Gg. Punglor No. 77 RT05/RW03 Kelurahan Panggi, Kec. Mpunda Kota Bima

Bima

Perekrutan tenaga pendamping tersebut di atas dalam pelaksanaannya didasarkan pada petunjuk /pedoman yang telah ditetapkan yaitu :

(1) Pemilihan / Rekruitmen Site Manager dilakukan secara terbuka dan adil oleh Tim Dinas Pertanian Kabupaten, dan selanjutnya nama-nama calon site manager yang lolos seleksi oleh Dinas Pertanian Kabupaten diusulkan ke Dinas Pertanian TPH Provinsi NTB untuk ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Dinas.

(2) Persyaratan Site Manager adalah : � Bukan PNS / Bukan Pegawai Pemerintah

Page 247: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 43434343 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

� Minimal Sarjana, punya kompetensi di bidang teknologi / mekanisasi pertanian, sosial ekonomi atau pasca panen

� Jujur dan bertanggungjawab.

(3) Site Manager mendapatkan honor maksimum Rp.1.400.000 / bulan, tersedia selama 10 bulan.

(4) Site Manager bertugas untuk mendampingi dan membimbing kelompok-kelompok usaha ( Gapoktan ) secara terus menerus ( full time ).

(5) Tugas utama Site Manager adalah memberdayakan usaha Gapoktan melalui pendampingan di bidang antara lain :

� Manajemen usaha dan pemasaran � Teknis penanganan pasca panen padi � Teknis mutu padi � Kemitraan usaha dan pemasaran � Mendapatkan akses ke sumber pendanaan/permodalan, teknologi,

informasi dan lain-lain.

(6) Tugas dan fungsi Site Manager secara rinci adalah sebagai berikut :

� Menyusun data base / profil padi yang meliputi luas panen, pola (luas tambah) panen, ketersediaan alat dan mesin pasca panen, produksi, susut hasil ( losses ), kelembagaan Gapoktan, konversi gabah ke beras ( rendemen ), harga gabah / beras dan lain-lain;

� Pendampingan terhadap usaha dan penggunaan / penerapan dan pengelolaan alat dan mesin pasca panen secara optimal;

� Pendamping sebagai konsultan Gapoktan untuk pembuatan proposal usaha yang dapat diajukan ke lembaga keuangan / bank;

� Mobilisasi dan pemberdayaan petani / kelompok tani / Gapoktan dalam pemanfaatan alat mesin pasca panen;

� Pendampingan petani / kelompok tani / Gapoktan dalam transaksi penjualan gabah dan memantau realisasi pengadaan gabah oleh BULOG dan LUEP;

� Monitoring harga gabah dan beras di tingkat petani dan penggilingan padi

� Melaporkan perkembangan kegiatan pendampingan penanganan pasca panen dan pemasaran gabah ke Dinas Pertanian Kabupaten dan Provinsi.

(7) Pengangkatan Site Manager dengan keputusan Kepala Dinas Pertanian Provinsi/ KPA, berlaku selama 10 bulan dan dikemudian hari tidak akan menuntut sebagai tenaga honorer / PNS.

Page 248: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 44444444 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

3) Fasilitasi Peralatan Pasca Panen

Berdasarkan hasil lelang tersebut telah terealisasi pengadaan peralatan pasca panen berupa paddy mower sebanyak 121 unit, power thresher 59 unit, dan terpal plastik 117 lembar yang dialokasikan kepada 54 Gapoktan hasil identifikasi di 4 kabupaten. Adapun daftar nama Gapoktan penerima peralatan .

4) Bimbingan Teknis Penanganan Pasca Panen

pada tahun 2010 telah dilaksanakan kegiatan bimbingan teknis pasca panen padi di 4 kabupaten pelaksana GP4GB . Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan 220 orang petani anggota Gapoktan ( 54 Gapoktan ) dalam penanganan pasca panen padi yang baik dan benar sesuai kaidah-kaidah Good Handling Practices ( GHP ). Sedangkan sasarannya yaitu tercapainya tingkat penanganan pasca panen padi secara optimal guna menekan kehilangan hasil ( losses ) dan meningkatkan mutu dan daya saing produk.

Bimbingan teknis penanganan pasca panen dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Kabupaten melalui panitia pelaksana Bimtek yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen. Peserta Bimtek terdiri dari petani anggota Gapoktan penerima peralatan pasca panen dan petugas Dinas Pertanian, dengan jumlah peserta dan waktu pelaksanaan per kabupaten dapat dilihat pada tabel dibawah ini, dan daftar nama peserta bimtek dapat dilihat pada lampiran 4.

Tabel 6. Jadwal Pelaksanaan dan Jumlah Peserta Bimbingan Teknis Penanganan Pasca Panen Padi Tahun 2010

No. Kabupaten Jlh Peserta

( orang )

Waktu Pelaksanaan Ket.

1. 2. 3. 4.

Lombok Barat Lombok Tengah Sumbawa Bima

40 60 60 60

28 Sept s/d 1 Okt 2010 26 s/d 28 Oktober 2010 24 s/d 27 Nopember 2010 5 s/d 8 Mei 2010

N T B 220

Sebagai nara sumber adalah petugas Dinas Pertanian dan petugas Dinas/Instansi lainnya di Kabupaten yang tergabung dalam Tim /POKJA GP4GB . Materi Bimtek penanganan pasca panen padi meliputi :

(a) Kelompok Teknis � Standar Operasional Prosedur ( SOP ) pengoperasian alat dan mesin

pasca panen � Cara- cara perawatan dan perbaikan alat mesin pasca panen

Page 249: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 45454545 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

� Manajemen perbengkelan

(b) Kelompok Usaha ( bisnis )

� Analisis kebutuhan alat dan mesin pasca panen di suatu wilayah daerah

� Perhitungan/analisis kelayakan ekonomi penggunaan alat mesin pasca panen

� Pembukuan dan pencatatan usaha jasa alat mesin pasca panen � Akses sumber-sumber permodalan seperti Skim Pelayanan

Pembiayaan Pertanian ( SP3 ), kredit Perbankan, dan lain-lain yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan alat dan mesin pasca panen serta prosedur pemanfaatannya.

� Demonstrasi dan promosi penggunaan jasa alat dan mesin pasca panen serta praktek lapang.

(c) Kelompok Manajemen Usaha

� Perencanaan usaha jasa alat dan mesin pasca panen � Pengorganisasian usaha jasa alat dan mesin pasca panen � Kerjasama / kemitraan usaha � Manajemen pemasaran � Peningkatan kemampuan manajerial kelompok usaha � Kewirausahaan

Kepada peserta Bimtek diberikan honor, perlengkapan ATK, bantuan uang transport, serta disediakan akomodasi dan konsumsi selama pertemuan berlangsung. Sedangkan untuk kelancaran dalam pelaksanaan Bimtek kepada panitia pelaksana dan narasumber masing-masing diberikan honor dan upah jasa profesi yang besarnya sesuai dengan ketentuan dan dana yang tersedia.

5) Identifikasi, Pembinaan, Monitoring dan Evaluasi

Pembinaan Gapoktan dilakukan oleh petugas kabupaten dengan cara mengadakan kunjungan ke beberapa lokasi Gapoktan penerima bantuan alsin pasca panen dan mengadakan pertemuan dengan pengurus dan operator Gapoktan guna mengetahui permasalahan dan hambatan yang dihadapi oleh Gapoktan dalam mengembangkan usaha pasca panen dan solusinya. Pada saat pertemuan tersebut dilaksanakan penyuluhan tentang penanganan pasca panen padi yang baik dan benar sesuai SOP dan kaidah-kaidah Good Handling Practices ( GHP ). Disamping itu dilakukan pula monitoring terhadap harga gabah ( GKP ) di tingkat petani oleh petugas kabupaten bersama-sama dengan site manager dengan cara mendatangi wilayah/daerah-daerah yang sedang panen dan mengadakan wawancara dengan petani.

Berdasarkan identifikasi dan pembinaan tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut : :

(a) Banyaknya Gapoktan terpilih ( calon penerima bantuan peralatan Alsin pasca panen ) hasil identifikasi di 4 kabupaten seluruhnya berjumlah 54

Page 250: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 46464646 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

kelompok, dengan rincian Lombok Barat 13 kelompok, Lombok Tengah 16 kelompok, Sumbawa 19 kelompok dan Bima 6 kelompok.

(b) Fasilitasi pengadaan dan pendayagunaan sarana / alat mesin pasca panen padi di Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah, Sumbawa dan Bima dalam pelaksanaannya berjalan sesuai dengan target yang telah ditentukan

(c) Pada beberapa daerah sentra produksi padi, alsin pasca panen yang diterima Gapoktan sudah dimanfaatkan dengan baik oleh petani, bahkan untuk beberapa Gapoktan alsin tersebut sudah dioperasikan dengan sistem sewa usaha jasa.

(d) Harga gabah ( GKP ) di tingkat petani pada saat panen raya tahun 2010 relatif aman yaitu berkisar antara Rp. 2.800 – Rp. 3.000 per Kg atau di atas harga pembelian pemerintah ( HPP ).

d. Pengembangan Pengering dan Penyimpanan jagung ( Silo Jagung )

Belum berkembangnya penanganan pasca panen jagung di Nusa Tenggara Barat dikarenakan antara lain : (a) terbatasnya kemampuan dan pengetahuan sumber daya manusia ( SDM ) petani / pengelola usaha silo jagung, (b) kelembagaan Gapoktan pasca panen belum berkembang dengan baik, (c) terbatasnya alat mesin pasca panen seperti alat pemipil jagung ( corn sheller ) di tingkat petani, (d) belum optimalnya operasional silo jagung, (e) penempatan dan penggunaan alat mesin / silo jagung tidak tepat (f) belum mantapnya kemitraan usaha antara petani/kelompok tani/Gapoktan selaku produsen dengan industri pengolahan hasil/pakan ternak.

Sehubungan dengan hal itu, dalam rangka menekan kehilangan hasil dan meningkatkan mutu, menjamin kontinyuitas pasokan jagung, meningkatkan kualitas SDM dan Kelembagaan Gapoktan, dan optimalisasi operasional silo jagung, maka pada tahun 2010 telah dilaksanakan kegiatan pengembangan pengering dan penyimpanan jagung ( silo jagung ) di Kabupaten Lombok Timur dan Sumbawa.

Tujuan dari kegiatan ini adalah : (a) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani/kelompok tani/Gapoktan dalam penanganan pasca panen dan pengelolaan silo jagung (b) Meningkatkan modal usaha Gapoktan untuk pengembangan usaha silo jagung, sehingga diharapkan silo tersebut dapat beroperasi secara optimal, (c) Menumbuhkembangkan kemitraa usaha antara Gapoktan dengan Poktan maupun industri hilir pengolahan jagung, dan (d) Mengembangkan kelembagaan Gapoktan di daerah sentra produksi jagung yang profesional, mandiri dan mampu mengelola usaha silo jagung sehingga dapat menghasilkan produk dalam bentuk jagung pipilan kering yang bermutu untuk memenuhi kebutuhan nasional dan mengurangi impor jagung.

Sedangkan sasaran kegiatan ini yaitu : (a) Meningkatnya kinerja kelembagaan Gapoktan dalam penanganan pasca panen dan pengelolaan silo jagung, (b) Tercapainya tingkat penanganan pasca panen jagung secara optimal

Page 251: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 47474747 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

dan berkelanjutan guna menekan kehilangan hasil sebesar 2% per tahun, meningkatkan mutu, nilai tambah dan daya saing produk jagung, (c) Tumbuhkembangnya kemitraa usaha antara Gapoktan dengan Poktan maupun industri hilir pengolahan jagung, (d) Berkembangnya kelembagaan Gapoktan di daerah sentra produksi jagung yang profesional, mandiri dan mampu mengelola usaha silo jagung, sehingga dapat menghasilkan produk jagung yang bermutu dan berdaya saing

Kegiatan pengembangan pengering dan penyimpanan jagung yang telah dilaksanakan pada tahun 2010 di Kabupaten Sumbawa dan Lombok Timur meliputi : Koordinasi, Bimbingan Teknis Pasca Panen, Pendampingan oleh Site Manager, Bantuan Penguatan Modal Usaha Kelompok ( PMUK ), Pembinaan, Monitoring, dan Evaluasi.

1) Koordinasi

Koordinasi tersebut dimaksudkan antara lain untuk mengkoordinasikan dan mensinkronkan program dan kegiatan pengembangan silo jagung agar dapat memberikan hasil, manfaat dan dampak yang maksimal dalam meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk jagung. Koordinasi pengembangan silo jagung yang telah dilaksanakan pada tahun 2010 meliputi : rapat koordinasi tingkat kabupaten, koordinasi dan konsultasi ke provinsi, dan pertemuan teknis ke pusat ( Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian ).

(a) Rapat Koordinasi Tingkat Kabupaten

Tujuan rapat koordinasi antara lain adalah : (a) Menyamakan persepsi dan pandangan diantara para petugas dan Gapoktan / pelaku usaha dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pengembangan silo jagung, (b) Meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kegiatan pengembangan silo jagung mulai tingkat kabupaten, kecamatan hingga tingkat petani.

Pada tahun 2010 telah dilaksanakan rapat koordinasi di Kabupaten Sumbawa dan Lombok Timur masing-masing sebanyak 3 kali, yang dihadiri oleh petugas Dinas Pertanian Kabupaten, UPTD / BPP Kecamatan, penyuluh pertanian, aparat kecamatan dan desa, site manager, Gapoktan dan petugas instansi terkait lainnya, dengan jumlah peserta dan waktu pelaksanaan rapat koordinasi sebagai berikut ( Tabel 7 )

Tabel 7. Jadwal Pelaksanaan dan Jumlah Peserta Rapat Koordinasi Kegiatan Pengembangan Pengering dan Penyimpanan Jagung Tahun 2010

No. Kabupaten Jlh Peserta ( orang )

Waktu Pelaksanaan

I II III I II III

Page 252: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 48484848 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

1.

2.

Sumbawa

Lombok Timur

60

40

60

40

60

40

20-5-2010

17-5-2010

8-7-2010

2-10-2010

16-12-2010

20-12-2010

Berdasarkan rapat koordinasi tersebut diperoleh hasil rumusan sebagai berikut :

Kabupaten Sumbawa :

(1) Silo jagung di Labangka I yang dikelola oleh Gapoktan Liang Dewa sampai saat ini belum beroperasi, hal ini dikarenakan beberapa hal diantaranya adalah kurang aktifnya ketua Gapoktan.

(2) Dalam rangka meningkatkan kinerja Gapoktan Liang Dewa, maka telah disepakati akan dilakukan penyegaran kepengurusan Gapoktan Liang Dewa, hal ini didasarkan pada pertimbangan : (1) Masa jabatan Ketua Gapoktan yang saat ini dijabat oleh H. Zakariah sudah berjalan 3 tahun ( padahal sesuai ”Anggaran Dasar” Gapoktan Liang Dewa masa jabatan ketua adalah 2 tahun ), (2) H. Zakariah selain menjabat ketua Gapoktan juga sebagai ketua Lumbung Pangan dan Ketua PUAP sehingga beliau sangat sibuk dan kondisinya sering sakit-sakitan.

(3) Rapat Anggota Tahunan ( RAT ) Gapoktan Liang Dewa akan dilaksanakan paling lambat hari Sabtu, tanggal 20 Mei 2010, Camat sebagai penguasa wilayah Kecamatan Labangka siap memfasilitasi kegiatan RAT tersebut.

(4) Penggantian/penyegaran kepengurusan Gapoktan Liang Dewa sangat penting untuk segera dilaksanakan agar bantuan dana Penguatan Modal Usaha Kelompok ( PMUK ) yang akan diluncurkan oleh pemerintah segera dapat dicairkan guna dimanfaatkan untuk pengelolaan silo jagung yang lebih baik di masa akan datang.

(5) Kualitas jagung Labangka saat ini terbaik di Indonesia, untuk itu disarankan kepada para petani, khususnya Gapoktan Liang Dewa agar kualitas jagung yang sudah baik ini dapat dipertahankan dan ditingkatkan lagi

(6) Dana Penguatan Modal Usaha Kelompok ( PMUK ) untuk pengelolaan usaha silo jagung Labangka akan segera dicairkan dalam waktu dekat setelah dilakukan verifikasi terhadap Gapoktan Liang Dewa dan dinyatakan lulus verifikasi.

(7) Terkait dengan potensi jagung di Kecamatan Labangka, pemerintah pusat (Dana APBN) melalui Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan pada tahun 2010 akan membangun gudang untuk menampung hasil jagung di Kecamatan Labangka. Gudang ini akan diserahterimakan kepada Koperasi yang ada di Kecamatan Labangka.

(8) Dengan adanya gudang yang berfungsi sebagai gudang serah, maka dapat dipastikan di Kecamatan Labangka dapat dioperasionalkan pasar lelang elektronik ( on line ) yang dikembangkan oleh PT. iPASAR . Dengan beroperasinya PT. iPASAR, maka produk jagung di Kecamatan Labangka dapat dipasarkan di pasar domestik maupun internasional secara bebas dan transparan.

Page 253: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 49494949 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

(9) Petani jagung Labangka hendaknya lebih bersiap-siap menghadapi perkembangan tersebut di atas, terutama dalam menghasilkan produk jagung yang berkualitas dan berdaya saing. terkait dengan itu, maka peran silo jagung sangat diharapkan dalam menghasilkan produk jagung pipilan kering yang berkualitas.

(10) Gapoktan Liang Dewa hendaknya mampu meningkatkan kualitas SDMnya, untuk itu, pada tahun 2010, pemerintah dalam hal ini Dinas Pertanian Kabupaten akan menyelenggarakan bimbingan teknis pasca panen jagung. Dengan adanya peningkatan kualitas SDM Gapoktan Liang Dewa, diharapkan silo jagung yang dikelolanya dapat beroperasi secara optimal sehingga dapat meningkatkan nilai tambah, dan daya saing produk jagung dan pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani di daerah Labangka.

(11) Potensi lahan pertanian untuk tanaman jagung di Kecamatan Labangka lebih kurang 10.000 ha, dan saat ini telah tertanam jagung seluas 5.792 ha dan sisanya akan menyusul. Dengan demikian potensi lahan yang ada di Labangka diharapkan dapat ditanami(dimanfaatkan) seluruhnya.

(l2) Salah satu tujuan akhir dari kegiatan pengembangan pengering dan penyimpanan jagung di Kabupaten Sumbawa adalah beroperasinya silo jagung secara optimal di Labangka. Tujuan ini harus dimengerti dan dipahami benar oleh seluruh anggota Gapoktan Liang Dewa , khususnya pengurus Gapoktan.

(13) Silo Jagung di Labangka harus dapat beroperasi secara optimal, dengan alasan : petani anggota Gapoktan Liang Dewa sudah dibekali ilmu dan keterampilan melalui bimbingan teknis, adanya bantuan modal melalui Dana PMUK dan PUAP serta perangkat silo telah dimodifikasi oleh PT. Agrindo Surabaya.

(14) Ketua Gapoktan Liang Dewa telah menandatangani MOU dengan PT.iPasar dalam pemasaran jagung, dan untuk langkah awal disepakati Gapoktan Liang Dewa dengan dukungan seluruh anggota Gapoktan akan memasarkan jagungnya kepada PT. iPasar sebanyak 3.000 ton pada tahun 2011.

Kabupaten Lombok Timur :

(1) Mutu (kualitas) Jagung yang dihasilkan silo jagung Lombok Timur saat ini masih tergolong rendah karena pengelolaan silo jagung tersebut belum maksimal sebagai akibat dari terbatasnya keterampilan dan pengetahuan petani/pengelola silo.

(2) Sentra produksi jagung di Kabupaten Lombok Timur tersebar di Kecamatan Pringgabaya, sambelia, Suela, Wanasaba, dan Aikmel. dan secara kuantitas maupun Kontinuitas produksi jagung di Kabupaten Lombok Timur belum dapat memenuhi permintaan pasar Disamping itu Harga jagung berfluktuasi dan sangat tergantung pada kualitas produksi.

(3) Salah satu faktor penyebab rendahnya kinerja penanganan pasca panen jagung di Kabupaten Lombok Timur adalah terbatasnya alat mesin pasca panen seperti corn sheller di tingkat petani. .

Page 254: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 50505050 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

(4) Keterkaitan antara On Farm (Usaha Tani) dan Off Farm (pasca panen, Pengolahan dan pasar) belum terintegrasi dalam suatu kawasan agroindustri jagung di Kabupaten Lombok Timur.

(5) Strategi yang dilakukan untuk pengembangan silo jagung :

• Pengembangan sistem agroindustri (silo) jagung yang terintegrasi antara on farm (usaha tani) dan off farm (pasca panen, pengolahan dan pemasaran ).

• Agroindustri yang berorientasi pada peningkatan efisiensi, menekan kehilangan hasil, meningkatkan kualitas, nilai tambah, daya saing, dan berkelanjutan.

• Inovasi teknologi dan kelembagaan gapoktan sebagai pilar utamanya .

(6) Permasalahan usaha silo jagung yang dikelola oleh Gapoktan Mula Tulen di Pringgabaya- Lombok Timur antara lain :

• Modal usaha gapoktan sangat terbatas dan sulitnya gapoktan untuk mengakses ke sumber-sumber permodalan / perbankan sehingga masih perlu bantuan dana PMUK, fasilitasi kredit modal usaha dan fasilitasi kemitraan usaha.

• Belum mantapnya kelembagaan Gapoktan sehingga perlu terus dilakukan pembinaan

• Tidak tersedianya sarana pendukung silo seperti gudang dan lantai jemur.

• Informasi, sarana dan sistem pemasaran jagung belum berkembang dengan baik. Oleh karena itu, sistem pasar lelang elektronik menjadi prioritas utama dalam mengatasi permasalahan pemasaran jagung di NTB dan untuk itu diperlukan pengembangan gudang serah.

(b) Koordinasi dan Konsultasi ke Provinsi

Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi antara provinsi dan kabupaten dalam pelaksanaan program dan kegiatan pengembangan silo jagung, sehingga diharapkan memberikan hasil, manfaat dan dampak yang maksimal. Koordinasi dan konsultasi ke provinsi dilakukan oleh petugas pengelola / pelaksana kegiatan dan anggaran Dinas Pertanian Kabupaten guna membahas permasalahan pengembangan pengering dan penyimpanan jagung, baik teknis maupun non teknis serta solusinya. Pada kesempatan tersebut juga dimanfaatkan untuk penyelesaian SPJ.

Page 255: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 51515151 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

(c) Pertemuan Teknis di Pusat

Tujuan dari kegiatan ini adalah menyamakan persepsi dan pandangan antara pusat dan daerah dalam menetapkan kebijakan dan teknis operasional pelaksanaan program dan kegiatan pengembangan silo jagung.

Kegiatan pertemuan teknis di pusat atau daerah lain telah dilaksanakan dengan menghadiri pertemuan teknis silo jagung di Surabaya.yang diikuti antara lain Kepala Bidang /Kepala Seksi P2HP pada Dinas Pertanian Kabupaten.

2) Pendampingan oleh Site Manager

Dengan diberikannya bantuan penguatan modal usaha kepada Gapoktan pengelola silo jagung, maka agar bantuan PMUK tersebut dapat dimanfaatkan secara benar, efisien dan efektif diperlukan pendampingan oleh Site Manager.

Tujuan dari pendampingan ini adalah memberdayakan kelembagaan pasca panen jagung berbasis Gapoktan yang mandiri dan profesional yang dapat mengoperasikan silo jagung secara optimal, sehingga Gapoktan dapat berperan tidak saja sebagai produsen jagung tetapi juga sebagai pemasok bahan baku industri pertanian ( industri pakan ternak ). Dengan pendampingan ini diharapkan Gapoktan pengelola silo jagung secara teknis dan manajemen dapat mengembangkan usahanya serta dapat mengakses permodalan dan pasar dengan jalan kerjasama kemitraan. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka pada tahun 2010 untuk kegiatan Pengembangan Pengering dan Penyimpanan Jagung telah dilaksanakan perekrutan tenaga site manager sebanyak 2 orang dengan nama dan wilayah kerja site manager dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 8. Daftar Nama dan Wilayah Kerja Site Manager Kegiatan Pengembangan Pengering dan Penyimpanan Jagung Tahun

2010

No. Nama Alamat Wilayah Kerja

1. Istiqomah Hidayati, SP Jl. Pattimura RT. 26 Kelurahan Selong, Kecamatan Selong Lombok Timur

Lombok Timur

2. Yusharyanto, SP RT 02 RW 011 Desa Kerato, Kec. Unter Iwes, Sumbawa

Sumbawa

Perekrutan tenaga pendamping tersebut di atas dalam pelaksanaannya didasarkan pada petunjuk /pedoman yang telah ditetapkan yaitu :

(a) Pemilihan / Rekruitmen Site Manager dilakukan secara terbuka dan adil oleh Tim Dinas Pertanian Kabupaten, dan selanjutnya nama-nama calon site manager yang lolos seleksi oleh Dinas Pertanian Kabupaten

Page 256: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 52525252 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

diusulkan ke Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB untuk ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Dinas.

(b) Persyaratan Site Manager adalah :

• Bukan PNS / Bukan Pegawai Pemerintah • Minimal Sarjana, punya kompetensi di bidang teknologi / mekanisasi

pertanian, sosial ekonomi atau pasca panen.

• Jujur dan bertanggungjawab.

(c) Site Manager mendapatkan honor maksimum Rp.1.400.000 / bulan, tersedia selama 10 bulan.

(d) Site Manager bertugas untuk mendampingi dan membimbing Usaha Gapoktan silo jagung secara terus menerus ( full time ).

(e) Tugas utama Site Manager adalah memberdayakan usaha Gapoktan melalui pendampingan di bidang antara lain :

• Manajemen usaha dan pemasaran jagung • Teknis penanganan pasca panen jagung • Teknis mutu jagung • Kemitraan usaha dan pemasaran • Mendapatkan akses ke sumber pendanaan/permodalan, teknologi,

informasi dan lain-lain.

(f) Tugas dan fungsi Site Manager secara rinci adalah sebagai berikut :

• Menyusun data base/profil jagung yang meliputi : luas panen, pola ( luas tambah ) panen, ketersediaan alat dan mesin pasca panen, produksi, susut hasil ( losses ), kelembagaan Gapoktan, harga jagung dan lain-lain;

• Pendampingan terhadap usaha dan operasional silo jagung secara optimal;

• Pendamping sebagai konsultan Gapoktan untuk pembuatan proposal usaha yang dapat diajukan ke lembaga keuangan / bank;

• Mobilisasi dan pemberdayaan petani / kelompok tani / Gapoktan dalam pemanfaatan alat mesin pasca panen jagung / silo jagung;

• Pendampingan petani / kelompok tani / Gapoktan dalam transaksi penjualan jagung;

• Monitoring harga jagung di tingkat petani dan pengumpul

• Melaporkan perkembangan kegiatan pendampingan penanganan pasca panen jagung/silo jagung kepada Dinas Pertanian Kabupaten dengan tembusan Dinas Pertanian Provinsi.

Page 257: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 53535353 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

(g) Pengangkatan Site Manager dengan keputusan Kepala Dinas Pertanian Provinsi/ KPA, berlaku selama 10 bulan dan dikemudian hari tidak akan menuntut sebagai tenaga honorer / PNS

3) Bimbingan Teknis Pasca Panen

Bimbingan teknis penanganan pasca panen jagung dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Timur dan Kabupaten Sumbawa melalui panitia penyelenggara bimtek yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen. Bimtek di Kabupaten Lombok Timur dilaksanakan di Selong pada tanggal 8 s/d 10 Nopember 2010, sedangkan di Kabupaten Sumbawa dilaksanakan di Sumbawa Besar pada tanggal 11 s/d 13 Nopember 2010. Peserta bimtek adalah petugas, petani/kelompok tani/Gapoktan dan pengurus ( manager dan operator ) silo jagung, dengan jumlah peserta per kabupaten 50 orang.( Daftar nama peserta Bimtek dapat dilihat pada lampiran 5.

Sebagai nara sumber adalah petugas Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten, Petugas Mekanik dari PT. Agrindo – Surabaya, dan dari Dinas/Instansi lainnya.

Materi Bimtek penanganan pasca panen jagung meliputi :

(a) Kelompok Teknis

• Penanganan pasca panen jagung sesuai Good Handling Practices ( GHP )

• Standar Operasional Prosedur ( SOP ) pengoperasian alsin pasca panen jagung / silo jagung

• Cara perawatan dan perbaikan alsin pasca panen jagung/silo jagung (b) Kelompok Usaha ( bisnis )

• Perhitungan / analisis kelayakan usaha silo jagung • Pembukuan dan pencatatan kegiatan usaha • Akses sumber-sumber permodalan seperti PUAP, PNPM, kredit

Perbankan, dan lain-lain yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan usaha

• Demonstrasi dan promosi penggunaan jasa alat mesin pasca panen jagung / silo jagung serta praktek lapang.

(c) Kelompok Manajemen Usaha

• Perencanaan usaha silo jagung • Pengorganisasian usaha silo jagung • Kerjasama / kemitraan usaha • Manajemen pemasaran • Peningkatan kemampuan manajerial kelompok usaha • Kewirausahaan

Page 258: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 54545454 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Kepada peserta Bimtek diberikan uang saku, perlengkapan ATK, bantuan uang transport, serta disediakan akomodasi dan konsumsi selama pertemuan berlangsung. Sedangkan untuk kelancaran dalam pelaksanaan Bimtek kepada panitia penyelenggara dan narasumber masing-masing diberikan honor dan upah jasa profesi yang besarnya sesuai dengan ketentuan dan dana yang tersedia.

4) Bantuan Penguatan Modal Usaha Kelompok ( PMUK )

Salah satu kendala utama Gapoktan dalam mengembangkan usaha pasca panen jagung/ silo jagung adalah terbatasnya modal usaha dan akses terhadap sumber-sumber permodalan / bank. Dalam mengatasi permodalan usaha tersebut, maka perlu adanya stimulus bantuan penguatan modal usaha dari pemerintah.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka pada tahun 2010 telah dilakukan kegiatan bantuan modal usaha dari pemerintah melalui dana Penguatan Modal Usaha Kelompok ( PMUK ) kepada Gapoktan Mula Tulen ( pengelola silo jagung di Pringgabaya – Lombok Timur ) dan Gapoktan Liang Dewa ( pengelola silo jagung di Labangka-Sumbawa ) yang besarnya masing –masing Rp. 190.700.000,-

Tujuan bantuan penguatan modal usaha kelompok ( PMUK ) adalah untuk membantu menyediakan modal usaha dalam bentuk uang kepada usaha pasca panen jagung / silo jagung yang dilaksanakan oleh Gapoktan.

Untuk mendapatkan bantuan PMUK tersebut Gapoktan yang bersangkutan telah memenuhi persyaratan dan ketentuan sebagai berikut : � Mempunyai proposal kegiatan dan rencana penggunaan anggaran untuk

mengembangkan usaha pasca panen jagung � Lolos verifikasi dan disetujui oleh Tim Teknis Pengembangan Silo Jagung

Provinsi NTB � Bersedia mengikuti petunjuk /pembinaan dari Dinas Pertanian � Bersedia menandatangani Surat Perjanjian Kerjasama Pemanfaatan Dana

Penguatan Modal Usaha Kelompok ( PMUK ) Silo Jagung antara Pejabat Pembuat Komitmen dengan Gapoktan.

5) Pembinaan ( Supervisi ), Identifikasi, Monitoring, Evaluasi

Pembinaan silo jagung di kabupaten Lombok Timur (Gapoktan Mula Tulen) dan di Kabupaten Sumbawa (Gapoktan Liang Dewa) dalam pelaksanaannya dilakukan oleh petugas Dinas Pertanian Kabupaten ( jalur struktural ) dengan cara mengadakan kunjungan ke lokasi Gapoktan pengelola silo jagung guna mengetahui permasalahan dan hambatan yang dihadapi Gapoktan dalam mengembangkan usahanya sekaligus solusinya.

Berdasarkan hasil pembinaan, identifikasi dan monitoring dan evaluasi dapat disimpulkan sebagai berikut :

Page 259: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 55555555 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

(a) Kinerja penanganan pasca panen jagung oleh petani/kelompok tani/Gapoktan secara umum relatif masih rendah. Hal ini dikarenakan terbatasnya kemampuan SDM petani/Gapoktan dalam penanganan pasca panen jagung dan terbatasnya sarana/peralatan pasca panen jagung di tingkat petani.

(b) Pertanaman jagung pada tahun 2010 baik di Kabupaten Lombok Timur maupun Sumbawa mengalami kekeringan dengan intensitas ringan sampai puso. Kondisi ini menyebabkan produksi jagung di kedua kabupaten tersebut turun, terutama di Kecamatan Labangka.

(c) Pada umumnya mutu jagung yang dihasilkan petani relatif rendah, karena terbatasnya alat mesin pasca panen ( terpal, corn sheller ) di tingkat petani. Petani dalam penanganan pasca panen masih menggunakan alat mesin yang sederhana ( tradisional ).

(d) Penanganan pasca panen jagung ( silo jagung ) oleh Gapoktan Mula Tulen ( Kabupaten Lombok Timur ) dan Gapoktan Liang Dewa ( Kabupaten Sumbawa ) sudah berjalan dengan baik, hal ini ditunjukan dengan beroperasinya silo jagung di 2 kabupaten tersebut, dan kedua Gapoktan sudah menandatangani MOU dengan PT. iPasar dalam pemasaran jagung.

(e) Silo jagung di Kabupaten Lombok Timur maupun Sumbawa sampai saat ini belum memiliki lantai jemur dan gudang penyimpanan jagung., sehingga kedua silo jagung tersebut belum beroperasi secara optimal. Untuk itu, pada tahun anggaran mendatang perlu diusulkan kegiatan pembangunan lantai jemur dan gudang.

(f) Pada tahun 2010, Harga jagung di tingkat petani, khususnya di Pulau Lombok cukup menguntungkan/layak, yaitu berkisar antara Rp. 2.300 – Rp. 2.400 per Kg jagung pipilan kering ( kadar air 14 -15 % ) Hal ini dikarenakan beroperasinya PT. iPasar dalam pengembangan pemasaran jagung melalui pasar lelang elektronik.

A. Promosi Produk Hasil Pertanian TPH

Beberapa kegiatan pameran dan promosi yang dapat dikuti pada tahun 2010 ini antara lain :

a) Agro and Food Expo 2010 di Jakarta b) Indonesia Agribusiness Expo 2010 di Surabaya, Provinsi Tawa Timur c) Soropadan Agro Expo 2010 di Temanggung, Provinsi JawaTengah d) NTB Expo 2010 di Mataram, Provinsi NTB e) NTB Bersaing Expo 2010 di Kabupaten Lombok Utara

Keikutsertaan Nusa Tenggara Barat dalam berbagai kegiatan Expo 2010 tersebut sebagai upaya memperkenalkan berbagai potensi dan produk pertanian unggulan daerah kepada pengunjung Expo antara lain potensi agribisnis tanaman

Page 260: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 56565656 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

pangan seperti beras, jagung, kacang hijau, dan kacang tanah. Sedangkan produk hortikultura seperti paprika, tomat beep, bawang merah, bawang putih, cabe, melon, jeruk, mangga, pisang, nangka, rambutan serta berbagai produk tanaman segar/fresh lainnya dan berbagai produk olahan khas Nusa Tenggara Barat seperti aneka dodol (dodol nangka, sirsak, ketan), aneka kripik (keripik nangka, pisang, singkong) dan aneka rengginang ( rengginang beras ketan, rengginang singkong ), aneka olahan jagung (marning jagung, emping jagung, kue tepung jagung)

Dalam rangka kegiatan expo 2010, selain pameran ini juga diselenggarakan temu dan bisnis matching, seminar sarasehan, pasar lelang sport & forward, serta lompa pentas seni seperti yang diselenggarakan pada Agro & Food Expo dan Soropadan Agro Expo. Forum ini sangat bermanfaat dan penting sebagai tindak lanjut dari pameran dan promosi. Karena dalam forum temu bisnis tersebut masing-masing pihak penjual dan pembeli dapat secara langsung saling bertukar informasi dalam upaya membangun dan mengembangkan jaringan serta kerjasama bisnis. Dari hasil kegiatan pameran tersebut stand Dinas Pertanian Tanaman Pangan NTB dengan berbagai produk seperti tanaman pangan (beras, jagung, kedele, kacang hijau), komoditas hortkultura (bawang merah, bawang putih, kangkung, cabe besar, cabe rawit, pisang, jeruk pamelo / grapefruit, dll) produk olahan (aneka keripik, aneka dodol, rengginang dan olahan jagung) serta ditambah dengan aneka olahan rumput laut dan kacang mete sebagai produk unggulan NTB, semuanya cukup menarik dan disukai sehingga produk tersebut habis terjual.

Disamping itu dari produk-produk yang dipamerkan ada beberapa produk tanaman pangan seperti beras yang merupakan produk unggulan mengingat NTB sebagai daerah lumbung pangan ada beberapa pengusaha beras yang ingin bekerjasama dengan pengusaha beras di NTB baik yang ada di Jakarta dan Surabaya. Demikian juga produk olahan seperti keripik nangka dan aneka olahan lainnya cukup digemari sehingga terjadi kontak bisnis antara pelaku usaha NTB dengan pengusaha yang ada di Jakarta, Surabaya, Jawa Tengah.

B. Pengembangan Sistem Layanan Informasi Agribisnis

Kegiatan pengembangan siaten layanan informasi agribisnis bertujuan mengembangkan fasilitasi integrasi pelaksanaan pelayanan informasi pasar regional di Nusa Tenggara Barat, dan meningkatkan fungsi sub terminal agribisnis dengan fasilitasi sarana informasi teknologi dan komunikasi sehingga mampu berperan sebagai pusat pelayanan informasi pasar. Sasaran pengembangan layanan informasi agribisnis tanaman pangan dan hortikultura meliputi pelayanan informasi pasar berjalan sesuai dengan sistem informasi yang dikembangkan Kementerian Pertanian secara nasional, serta berfungsinya alat pengolah data sistem layanan informasi pasar yang ada di Terminal Agribisnis.

Adapun hasil kegiatan ini adalah tersedianya data informasi harga yang diperoleh dari pengambilan data oleh petugas setiap 2 hari sekali yang menyangkut data komoditas tanaman pangan dan hortikultura, baik pada tingkat grosir dan eceran. Data yang diperoleh tersebut telah diinformasikan / disebarluaskan melalui RRI, dan internet. Adapun kegiatan Pengembangan Layanan Informasi Agribisnis adalah sebagai berikut:

1. Pertemuan Petugas PIP Se Indonesia.

Page 261: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 57575757 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Pelaksanaan kegiatan Pertemuan Petugas Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Se Indonesia ini dilaksanakan selama 3 (tiga) hari yaitu Tanggal 17 – 19 Juni 2010 di Hotel Santosa dengan alamat Jl. Raya Senggigi Km. 8, Lombok , Nusa Tenggara Barat, dan Peserta Pertemuan adalah Petugas Pelayanan Informasi Pasar (PIP) yang menangani komoditas Tanaman Pangan dan Hortikultura Tingkat Provinsi dan Kabupaten dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura yang ada di Seluruh Indonesia baik Provinsi maupun Kabupaten dengan jumlah peserta keseluruhan 80 orang.

Dari hasil Pertemuan Petugas Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Se Indonesia dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

� Pertemuan Petugas Pelayanan Informasi Pasar (PIP) merupakan salah satu kegiatan yang sangat strategis sebagai wadah koordinasi, evaluasi dan dalam menyamakan persepsi, serta langkah-langkah pelaksanaan yang dilakukan petugas PIP dalam menjalankan tugasnya.

� kebijakan yang perlu diambil dalam pengembangan Pelayanan Informasi Pasar antara lain adalah mengembangkan kelembagaan pelayanan informasi pasar, mengembangkan dan mengoptimalkan pelaksanaan sistem pelayanan informasi pasar yang telah ada, dan mendorong pengembangan dan pemanfaatan IPTEK dalam sistem informasi pasar.

� pada prinsipnya, bahwa pelayanan informasi pasar adalah untuk menjaga dan mengantisipasi harga pasar komoditas pertanian agar stabil dengan fluktuasi harga yang tidak ekstrim (wajar)

Dalam rangka mendukung dan meningkatkan perkembangan pelayanan informasi pasar ini maka dapat disarankan sebagai berikut :

� Untuk mendukung pengembangan petugas PIP yang profesional perlu segera penerapan jabatan fungsional bagi petugas PIP

� Untuk keterpaduan program dalam pelayanan informasi pasar yang ada pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura Provinsi perlu adanya koordinasi dengan dinas dan istansi terkait baik provinsi maupun kabupaten/kota.

� Untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam pengembangan PIP perlu usulan anggaran untuk pelaksanaan kegiatan PIP baik melalui APBN maupun APBD, menjalin kerjasama dengan lembaga atau media masa/elektronik setempat dalam penyebarluasan informasi pasar, dan menjalin kerjasama pemantauan ekspor/impor dan perdagangan antar pulau untuk komoditas Pertanian TPH seperti Balai Karantina.

2. Kegiatan PIP di Provinsi

Kegiatan PIP di Provinsi memiliki tujuan adalah untuk menciptakan sistem pelayanan informasi pasar yang akurat, cepat, kontinyu, dan up to date (terkini) dapat dipercaya agar langsung dapat dimanfaatkan oleh pengguna informasi ,

Page 262: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 58585858 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

dengan sasaran tersedianya data informasi harga baik di tingkat produsen, grosir, maupun pengecer.

Pelaksanaan kegiatan ini adalah dilakukan oleh petugas PIP Provinsi yang berada pada Sub Terminal Agribisnis Mandalika. Pengambilan data harga dilaksanakan sebanyak 3 kali dalam seminggu yaitu setiap hari Senin, Rabu dan Jumat. Data harga yang dicatat adalah data pada tingkat produsen, grosir dan eceran dari komoditas tanaman pangan dan hortiluktura. Adapun hasil data harga yang telah diperoleh dapat dilihat pada lampiran laporan ini.

3. Kegiatan PIP Di Kabupaten Lombok Tengah, Lombok Timur, dan Bima

Kegiatan PIP di Kabupaten memiliki tujuan sama dengan di Provinsi yaitu untuk menciptakan Sistem Pelayanan Informasi Pasar yang akurat, cepat, kontinyu, dan up to date (terkini) dapat dipercaya agar langsung dapat dimanfaatkan oleh pengguna informasi, dengan sasaran tersedianya data informasi harga baik di tingkat produsen, grosir, maupun pengecer.

Kegiatan PIP di Kabupaten ini dilaksanakan pada 3 (tiga) kabupaten yaitu Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Timur dan Kabupaten Bima. Pelaksanaan kegiatan ini adalah dilakukan oleh petugas PIP kabupaten sebanyak 2 orang yang berada pada Dinas Pertanian Kabupaten. Pengambilan data harga dilaksanakan sebanyak 3 kali dalam seminggu yaitu setiap hari Senin, Rabu dan Jumat. Data harga yang dicatat adalah data pada tingkat produsen, grosir dan eceran dari komoditas tanaman pangan dan hortiluktura. Adapun hasil data harga yang telah diperoleh dapat dilihat pada lampiran laporan ini.

C. Pemberdayaan Petani

1. Pengawalan Pasar Tani

Kegiatan pengawalan pasar tani ini bertujuan meningkatkan kualitas SDM petani dan pelaku usaha dalam penanganan pasar tani melalui Asosiasi Pasar tani guna meningkatkan posisi tawar petani serta meningkatkan akses petani secara langsung dengan konsumen dan pasar. Sedangkan sasaran kegiatanya adalah petani / kelompok tani yang tergabung dalam Asosiasi Pasar Tani (ASPARTAN).

Kegiatan pasar tani tahun 2010 meliputi pembinaan, monitoring dan evaluasi, rapat koordinasi, promosi dan bantuan penguatan modal usaha kelompok (PMUK). Kegiatan pasar tani dilaksanakan pada 2 lokasi yaitu Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Timur. Secara umum pasar tani ini telah beroperasi, namun belum maksimal seperti yang ada di Kota Mataram yang terkendala dengan lokasi yang sasarannya dapat beroperasi setiap hari sebagaimana yang dilaksanakan di Lombok Timur. Namun tujuan utama untuk mendekatkan petani kepada konsumen dan pasar sudah dapat tercapai, serta perubahan perilaku petani untuk berbisnis sudah banyak yang muncul sehingga dimasa yang akan datang diharapkan sudah banyak petani-petani yang mampu memasarkan produknya sendiri sehingga tidak

Page 263: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 59595959 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

bergantung pada pedagang perantara/pengumpul atau pengecer. Namun bila dilihat secara ekonomi biaya operasional pasar tani yang dikelola oleh Aspartan masih cukup tinggi sehingga hal ini perlu adanya upaya-upaya/perbaikan manajemen agar dapat memperoleh pendapatan atau keuntungan yang lebih layak.

2. Studi Banding Bagi Gapoktan Ke Kualalumpur

Kegiatan Studi Banding Bagi Gapoktan Pasar Tani bertujuan untuk mempelajari sistem pengelolaan pasar tani yang ada di daerah lain yang telah maju dan berkembang, dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pembina, pengurus pasar tani/Aspartan, petani/ kelompok tani/ gapoktan. Sedangkan sasaran kegiatan ini adalah pembina, Pengurus Pasar Tani/Aspartan / dan Petani/ kelompok Tani/ Gapoktan.

Kegiatan Studi Banding ini dilaksanakan pada tanggal 8 – 12 Juli 2010 dengan kunjungan ke Malaysia. Adapun lokasi kunjungan di Malaysia adalah Kantor FAMA, Pasar Tani Mega di Putra Jaya, Pasar Tani Mega di Stadion Syah Alam Selangor dan Pasar Tani Kelana Jaya di Damansara. Peserta yang mengikuti kegiatan ini sebanyak 4 orang yaitu berasal dari petugas 2 orang dan Aspartan 2 orang. Dari hasil kunjungan studi banding ini dapat disimpulkan bahwa pengembangan pasar tani di Malaysia didukung dengan kebijakan yang jelas dan komitmen yang kuat serta dilaksanakan secara sungguh-sungguh dan sinergis oleh ketiga agen pembangunan yaitu pemerintah, swasta dan petani. Penumbuhan pasr tani di malaysia dilaksanakan pada lokasi-lokasi strategis, lokasi untuk pasar tani mendapat izin resmi dari pemerintah, dan pelaksanaan pasar tani diserahkan pada Lembaga Pemasaran Pertanian Persekutuan (FAMA) Kementerian Pertanian dan Industri Azas Tani.

Dari hasil studi banding tersebut dapat disarankan bahwa pengembangan pasar tani di NTB perlu didukung dengan kebijakan yang jelas dan komitmen yang kuat dari pemerintah, swasta dan petani, kemudian penentuan lokasi pasar tani diupayakan pada tempat yang strategis dan dibutuhkan masyarakat sekitarnya, dan fasilitas pemerintah daerah sangat diperlukan terutama dalam penyediaan lahan sebagai lokasi pasar tani.dan pembiayaan dalam rangka pengembangannya.

3. Pekan Pasar Tani

Kegiatan Pekan Pasar Tani bertujuan menyamakan persepsi dan koordinasi dalam pelaksanaan kegiatan operasional pasar tani, kemudian untuk melihat perkembangan pasar tani yang ada di daerah lain serta menggali informasi teknologi pengelolaan pasar tani, dan mempromosikan serta mencari peluang pemasaran terhadap produk-produk yang ditampilkan kepada pengunjung/ konsumen dan pasar tani dari daerah lain. Sedangkan sasaran kegiatan ini adalah Pengurus Pasar Tani/ Aspartan dan petani/kelompok tani/ gapoktan yang terlibat dalam pasar tani.

Pekan Pasar Tani yang dikenal dengan nama Pekan Raya Tani Nasional 2010 yang diikuti oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat ini diselenggarakan di Yogya Expo Centre (JEC) Yogyakarta selama 3 (tiga) hari, yaitu dari tanggal 15 s.d 17 Oktober 2010 dan setiap harinya kegiatan ini

Page 264: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 60606060 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

berlangsung dari Pukul 09.00 – 18.00 WIB. Peserta dalam Pekan Raya Tani Nasional 2010 dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat, sesuai dengan misi/tema keikutsertaan Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam event Pekan Raya Tani ini adalah mengedepankan peran Aspartan dan anggotanya dalam kegiatan Usaha Agribisins khususnya dalam pemasaran hasil-hasil pertanian baik dalam bentuk segar maupun olahan dengan maksud peningkatan dan pengembangan pasar hasil pertanian. Oleh karena itu peserta dari unsur stakeholder/pelaku usaha diutamakan adalah pelaku usaha yang bergerak dalam bidang produksi dan pemasaran hasil-hasil pertanian, yang nantinya diharapkan dapat menjadi pemasok/ supplier hasil pertanian serta didampingi petugas dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Kabupaten Lombok Timur dan Kota Mataram.

Komoditi yang dipamerkan dalam Pekan Pasar Tani antara lain Komoditi/produk tanaman pangan berupa beras, kedele, jagung, kacang hijau, kacang tanah, Komoditi hortikultura berupa pisang, manggis, melon, mangga, cabe, tomat, kacang panjang, kangkung, dll. Komoditi perkebunan berupa mete, kopi, gula aren, Komoditi peternakan berupa kerupuk sapi, kerupuk ceker ayam, telur asin, dendeng rusa, dll, Komoditi Perikanan dan Kelautan berupa rumpul laut, Komoditi olahan berupa keripik nangka, singkong, marning jagung, dodol jagung, dodol rumput laut, ,

4. Pengawalan Manajemen Pasar Tani

Kegiatan Pengawalan Manajemen Pasar Tani bertujuan membantu dan mendampingi Pengurus Pasar Tani (Aspartan) dan Petani/ Kelompok Tani/ Gapoktan dalam menjalankan kegiatan pasar tani, kemudian meningkatkan kemampuan manajerial Pengurus Pasar Tani dan Petani/ Poktan/ Gapoktan dalam mengelola pasar tani yang menyangkut antara lain administrasi organisasi, keuangan, usaha dan lain lain. Disamping itu juga membimbing petani/ Kelompok Tani/ Gapoktan dalam mendapatkan akses modal ke sumber-sumber permodalan seperti Bank, Lembaga pembiayaan atau instansi lainnya.

Sedangkan sasaran kegiatan ini adalah Pengurus Pasar Tani/ Aspartan dan Petani/ Poktan/ Gapoktan.

Pelaksanaan kegiatan Pengawalan Manajemen Pasar Tani ini dilakukan oleh seorang site manajer yang bertugas memberikan bimbingan manajemen kepada Pengurus Aspartan dan petani/ pedagang/ gapoktan yang terlibat dalam kegiatan pasar tani. Dalam pelaksanaannya telah melakukan tugasnya dalam membina manajemen baik Pasar Tani yang ada di Kota Mataram maupun di Kabupaten Lombok Timur.

Adapun hasil kegiatan yang telah dilakukan cukup membantu Pengurus Aspartan dan anggotanya seperti yang dalam menyusun Anggaran Dasar Aspartan, laporan kegiatan pasar tani, penyusunan profil pasar tani, administrasi orgaisasi, pembukuan kegiatan usaha, serta membantu dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi Aspartan.

Page 265: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 61616161 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

D. Fasilitasi Sub Terminal Agribisnis (STA)

Kegiatan Fasilitasi Sub Terminal Agribisnis bertujuan meningkatkan kinerja petugas terminal agribisnis, meningkatkan peranan Sub Terminal Agrinbisnis dalam melayani petani/kelompok tani dalam memasarkan hasil produksinya agar memiliki posisi tawar yang lebih baik, meningkatkan ketersediaan data informasi harga, potensi, dan stok produksi tanaman pangan & hortikultura yang cepat, akurat, dan up to date. Sedangkan sasaran kegiatan ini adalah Sub Terminal Agribisnis Mandalika yang ada di Pasar Induk Mandalika Kota Mataram. Kegiatan Fasilitasi Terminal Agribisnis ini hanya meliputi pemberian honor kepada 2 orang petugas terminal agribisnis yang ada di Pasar Induk Mandalika.

Kegiatan Sub Terminal Agribisnis yang selama ini hanya memberikan informasi harga baik melalui internet maupun melalui papan harga / marketing board. Adapun informasi yang dapat kami sampaikan dalam aktivitas STA selama ini adalah informasi harga produsen, grosir dan eceran pada pedagang-pedagang yang ada di pasar induk Mandalika baik komoditas tanaman pangan (beras, jagung, kedele, kacang hijau, kacang tanah) maupun komoditas hortikultura (sayuran dan buah-buahan ).

Adapun hasil yang diperoleh dari kegiatan ini adalah adanya informasi data harga pasar yang telah tersedia pada Sub Terminal Agribisnis Mandalika. Data yang diperoleh tersebut telah disampaikan ke pusat dan diinformasikan atau disebarluaskan baik melalui papan harga/marketing board yang ada di terminal agribisnis maupun melalui RRI, dan internet, dengan harapan kepada masyarakat khususnya petani dan konsumen dapat memanfaatkan informasi ini.

E. Forum Kerjasama Mitra Praja Utama (MPU)

Kegiatan Rapat Kerja Teknis Mitra Praja Utama ini dilaksanakan di Hotel Lombok Raya Mataram, Jl. Panca Usaha No. 11 Mataram, pada tanggal 10 s.d. 12 Desember 2010. Adapun hasil pertemuan pada intinya adalah bahwa belum semua provinsi dapat melaksanakan kerjasama dalam bidang perbenihan karena sebagai langkah awal perlu penjajakan dan pendataan terhadap kebutuhan, stok, dan jenis/varietas pada masing-masing provinsi yang diperlukan. Untuk sementara dalam pertemuan ini telah terjadi kejasama antara Provinsi NTB dengan Jawa Tengah dalam kerjasama benih sumber. Serta diwaktu tahun sebelumnya telah ada kerjasama dalam perbenihan sesuai permintaan, hal ini terbukti dari adanya pengiriman benih baik dari Jawa ke NTB, ke Sulawesi, Kalimantan, NTT. Namun kegiatan ini belum ditindaklanjuti dengan kerjasama / MoU.

Dari hasil pertemuan ini dapat disimpulkan bahwa Pertemuan Rapat Kerja Teknis MPU Bidang Forum Perbenihan ini merupakan langkah awal dalam penumbuhan kerjasama khususnya dalam perbenihan tanaman pangan dan hortikultura, dalam pertemuan Rapat kerja Teknis MPU ini telah terjadi kerjasama antara pelaku usaha benih NTB dengan Provinsi Jawa Tengah khususnya dalam hal benih sumber, dalam upaya perbaikan terhadap alur benih maka pihak pemerintah pusat dalam hal ini Direktorat Perbenihan harus mengambil tindakan sesuai aturan yang berlaku dalam perbenihan agar tidak terjadi kekacauan dalam sistem perbenihan dilapangan, sesuai hasil kesepakatan bahwa dalam rangka menunjang pengembangan kerjasama perbenihan

Page 266: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 62626262 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

adapun kegiatan yang dapat dilakukan adalah membuat rencana peningkatan produktivitas melalui penggantian varietas dan penggunaan benih berlabel., rencana kebutuhan benih berdasarkan varietas yang dibutuhkan, melaksanakan perbanyakan Benih Sumber BD dan BP melalui kegiatan Balai Benih, meningkatkan pengawasan mutu benih dalam proses produksi, distribusi dan peredaran benih, mengevaluasi setiap saat potensi produksi dan daya adaptasi setiap varietas di lapangan, mengamati dan mengiventarisasi varietas lokal provinsi yang berpotensi untuk dikembangkan/dilepas sebagai varietas unggul nasional, dan sebagai tindak lanjut dalam pertemuan ini sebagai kegiatan awal telah disepakati agar masing-masing provinsi anggota MPU untuk membuat matrik perbenihan yang mencakup perencanaan, kebutuhan, stok, kemampuan penangkar/ pengusaha benih untuk dapat dipersiapkan pada pertemuan berikutnya sebagaimana terlampir.

Dari hasil pertemuan tersebut dapat disarankan bahwa guna efektifitas efisiensi dalam pertemuan forum perbenihan yang akan datang maka setiap peserta diharapkan membawa data lengkap tentang perbenihan baik stok, varietas, kebutuhan dan produsen yang dapat ditawarkan dalam forum tersebut, dan dengan langkanya penangkaran benih palawija khususnya kacang tanah dan kacang hijau maka dalam upaya pengembangan benih tersebut diharapkan pada semua provinsi anggota MPU yang memiliki potensi dapat melakukan penangkaran benih tersebut.

F. Bimbingan & Pemantauan Perberasan

Sasaran Kegiatan ini adalah tersedianya data produksi, stok, harga konsumsi beras yang ada di kabupaten. Kondisi perberasan selama tahun 2010 juga dikoordinasikan dengan instansi di kabupaten/kota. Selama tahun 2010 kondisi perberasan di NTB masih cukup stabil, baik yang menyangkut produksi, stok maupun harga beras. Sehingga selama tahun 2010 kondisi perberasan NTB cukup stabil dan tidak ada gejolak stok maupun harga. Hal ini diperkirakan karena adanya iklim yang sedikit berubah karena curah hujan yang selalu ada mengakibatkan penanaman padi terus berlangsung. Kondisi demikian mengakibatkan panen yang selalu ada sehingga perberasan di NTB tidak mengalami kekhawatiran terhadap adanya kekurangan pangan. Namun demikian dengan adanya iklim yang berubah ini perlu diwaspadai terhadap adanya serangan hama penyakit tanaman padi serta penanganan pasca panen.

G. Jakarta Agro Outlet

Adapun maksud kegiatan ini adalah dalam rangka pengembangan agribisnis dan peningkatan ketahanan pangan yang efektif, efisien, sinergi dan saling menguntungkan antara Provinsi DKI dengan daerah produsen pangan dengan cara memperpendek rantai distribusi. Sedangkan tujuan didirikan agro outlet adalah dapat diharapkan :

- Sebagai pusat informasi harga dan kebutuhan sayur dan buah-buahan yang up to date di Pasar Induk Keramat Jati - Jakarta.

- Sebagai mediator / penghubung antara petani dengan pedagang PIKJ dan antara pedagang dengan petani.

Page 267: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 63636363 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

- Sebagai etalase produk unggulan sayuran/buah-buahan daerah masing-masing.

- Sebagai tempat lelang sayuran dan buah-buahan, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Mengingat dengan adanya proses yang cukup lama, maka pada tahun ini Agro Outlet Pasar Induk Keramat Jati dilounching pada tanggal 20 Oktober 2010 oleh Bapak Walikota Jakarta Timur. Pada saat lounching juga diadakan Lelang Forward, dan pameran produk pada masing-masing outlet untuk semua provinsi yang telah membuka agro outlet di Jakarta. Jumlah outlet yang dibangun sebanyak 29 unit, dan sampai tahun 2010 ini baru 8 yang telah melunasi kepemilikan agro outlet tersebut.

Sebagai tindak lanjut pada masa yang akan datang diharapkan provinsi selain anggota MPU juga dapat memiliki agro outlet ini , dan rencana tahun 2011 sesuai hasil rapat pada tanggal 23-24 Nopember 2010 di Dinas Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta bahwa program agro outlet antara lain : agro outlet akan dibuka setiap hari, dan akan diupayakan akan dibentuk sekretariat yang dapat menangani seluruh aktivitas agro outlet, kemudian setiap 4-6 bulan diadakan lelang fordward komoditas hasil pertanian, selanjutnya juga akan ada gelar produk unggulan, Temu Bisnis, dan rapat-rapat rutin/ koordinasi sesuai kebutuhan agro outlet.

H. Peringatan Hari-Hari Besar

Kegiatan dalam rangka peringatan hari-hari besar cukup banyak, namun yang dapat diikuti adalah kegiatan Pameran Pembangunan dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun NTB ke 52 yang diimplementasikan dalam NTB Bersaing Expo. Kegiatan ini terkait dengan anggaran yang tersedia dan dikoordinir oleh Kantor BAPPEDA Provinsi NTB. Adapun tujuan dari kegiatan NTB Bersaing Expo ini adalah Untuk memperkenalkan potensi dan informasi terhadap hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai Daerah Nusa Tenggara Barat khususnya dalam bidang pembangunan pertanian tanaman pangan & hortikultura yang menyangkut hasil teknologi, baik terhadap produksi maupun agroindustri dan pemasaran terutama terhadap komoditas unggulan baik berupa produk segar maupun olahan, dan untuk melakukan evaluasi terhadap perkembangan hasil pembangunan sesuai dengan sasaran program yang dituangkan dalam Program RPJMD 2009 – 2013.

Sedangkan sasaran mengikuti pameran NTB BERSAING EXPO 2010 adalah untuk meningkatnya produksi hasil pertanian TPH dalam rangka stabilisasi ketersediaan pangan serta pengembangan peluang bisnis produk hasil pertanian daerah NTB guna meningkatkan pendapatan petani, dan terbukanya wawasan masyarakat khususnya kepada petani terhadap perkembangan teknologi dan IPTEK dibidang pertanian TPH dalam mengantisipasi dampak pasar global.

Kegiatan pameran NTB BERSAING EXPO 2010 dilaksanakan sesuai dengan alokasi waktu dan tempat yang telah ditetapkan dan difasilitasi oleh Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, dan Event Organizer (EO) PT. Mata Angin sebagai penyelenggara pameran. Adapun tempat Pameran NTB BERSAING EXPO 2010 diselenggarakan di Lapangan Umum Gangga Kabupaten Lombok Utara dari tanggal 15 s.d 18 Desember

Page 268: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 64646464 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

2010 dan setiap harinya kegiatan pameran dan promosi berlangsung dari jam 09.00 – 18.00 WITA.

Pameran NTB BERSAING EXPO 2010 di buka pada tanggal 15 Desember 2010 oleh Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat Bapak Ir. Badrul Munir, MM. yang didampingi oleh Bapak Bupati Kabupaten Lombok Utara yaitu Bapak Johan Syamsu

Menurut laporan dari ketua panitia yaitu Bapak Dr.Ir.H. Rosyady Sayuti, M.Sc., bahwa peserta yang ikut serta dalam pameran ini berjumlah 15 SKPD Provinsi dan dan 1 dari Kabupaten Lombok Utara dan 6 dari pihak swasta dan BUMN. Dalam pembukaan tersebut Bapak Wakil Gubernur berkenan mengunjungi stand Dinas Pertanian Provinsi NTB dan mengadakan wawancara dengan para petugas terutama terhadap komoditas unggulan jagung. Dalam kunjungannya Bapak wakil Guberrnur juga berkenan mencicipi aneka produk olahan seperti marning jagung dan poding jagung. Pada kesempatan ini juga produk-produk kami banyak terjual karena para pengunjung merasa tertarik dan meminta informasi terhadap petani/ pelaku usaha yang memiliki produk tersebut.

Selain produk hasil olahan sebagai produk agroindustri juga banyak produk-produk hasil kegiatan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura seperti produk benih/bibit tanaman pangan dan hortikultura. Industri perbenihan tanaman pangan dan hortikultura di NTB cukup berkembang. Pada kesempatan event pameran ini, bagi para pengunjung hal ini merupakan ajang untuk menimba ilmu dan pengetahuan serta pengalaman/ wawasan sebagai bekal untuk dapat meningkatkan kemampuan (kompetensi) mereka dalam mengembangkan produk hasil-hasil pertanian daerah Nusa Tenggara Barat, guna dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat khususnya dan petani Nusa Tenggara Barat umumnya

Berdasarkan hasil pelaksanaan pada penyelenggaraan Pameran NTB BERSAING EXPO 2010 ini dapat disimpulkan bahwa Materi/komoditi yang dipamerankan cukup memberikan informasi kepada para pengunjung pameran, hal ini terlihat dari banyaknya jumlah pengunjung yang memasuki stan Dinas Pertanian TPH Provinsi NTB. Stand dan display produk/komoditi yang dipamerankan Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura Provinsi NTB telah dapat memberikan nuansa tradisionil yang didukung semberdaya agraris (competitive advantage), dan Dengan adanya kegiatan NTB BERSAING EXPO 2010, kita dapat memperoleh informasi/ masukan dari para pengunjung terhadap hasil yang telah diperoleh baik berupa penghargaan maupun keritikan yang sifatnya konstruktif untuk perbaikan dimasa yang akan datang

Guna mendukung kegiatan pameran di masa yang akan datang agar lebih mantap dan memberikan hasil yang maksimal sesuai dengan tujuan dan sasaran yang diinginkan maka dapat disarankan yaitu untuk meningkatkan penampilan stand baik terhadap dekorasimaupun materi yang dipamerkan perlu dukungan anggaran dari pemerintah daerah melalui APBD, dan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman terhadap pengunjung pameran, maka materi dan komoditi yang dipromosikan agar dilengkapi dengan data dan brosur tentang diskripsi atau karakteristik komoditi yang bersangkutan.

I. Peringatan Hari Pangan Sedunia XXX Tahun 2010

Page 269: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 65656565 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Kegiatan Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) XXX, dengan Tema Internasional adalah ”United Against Hunger” dan secara nasional mengambil tema yaitu ” Kemandirian Pangan Untuk Memerangi Kelaparan”. Kegiatan Hari Pangan Sedunia XXX memiliki tujuan antara lain adalah memperkuat kesadaran masyarakat terhadap permasalahan pangan dunia, memperkuat solidaritas dalam berjuang memerangi kelaparan, kekurangan gizi dan kemiskinan. Disamping itu juga bertujuan menanamkan pengertian kepada masyarakat secara tepat, terarah dan terus menerus dalam hal pengetahuan secara lebih luas tentang arah, tujuan, dan hasil pembangunan nasional dibidang pemantapan ketahanan pangan. Adapun sasaran pelaksanaan HPS XXX Tahun 2010 adalah seluruh komponen masyarakat yang terlibat dalam pembangunan ketahanan pangan (pemerintah, swasta, lembaga sosial dan masyarakat baik pusat dan daerah). Sedangkan manfaat dari pelaksanaan HPS XXX ini agar masyarakat luas mengetahui peran pemerintah, pihak swasta, perguruan tinggi, dan masyarakat dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan nasional, serta tumbuhnya kesadaran seluruh lapisan masyarakat terhadap potensi sumberdaya alam serta tantangan dalam mewujudkan ketahanan pangan terkait dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya.

Pelaksanaan HPS XXX Tahun 2010 dilaksanakan di Kebun Inti Puyung, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat pada Tanggal 19-22 Oktober 2010. Peringan HPS XXX ini dihadiri oleh Menteri Pertanian bersama Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra), Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal, Kepala Badan Urusan Logistik (BULOG), Wakil Menteri Pertanian, Gubernur NTB , Wakil Kementerian Kehutanan, Wakil Kementerian Kelautan dan Perikanan, Perwakilan FAO serta Perwakilan Negara Sahabat dan Organisasi Internasional. Upacara pembukaan dihadiri oleh sejumlah undangan ditambah 4000 orang yang terdiri dari para pelajar, pelaku usaha, swasta, aparat dan masyarakat luas. Pada acara puncak juga dimeriahkan dengan tari-tarian tradisional Lombok, Paduan Suara, dan Perlombaan. Adapun rangkaian Kegiatan HPS XXX Tahun 2010 antara lain adalah Seminar, Pameran dan Bazar, Pengabdian Masyarakat, Perlombaan,Gelar Teknologi, Dokumentasi Publikasi dan Penyiaran, Acara puncak, dan Tour Diplomatik, dan dengan selesainya rangkaian kegiatan HPS XXX Tahun 2010 maka Penutupan dilaksanakan pada Tanggal 22 Oktober 2010.

J. Pembinaan dan Pengembangan Keamanan Pangan

Sasaran yang menjadi obyek kegiatan ini adalah petugas yang menangani kegiatan keamanan pangan dan petani/ pelaku agribisnis yang bergerak dibidang komoditas hortikultura khususnya buah dan sayur.

Adapun kegiatan yang telah dilakukan dalam pembinaan dan pengembangan keamanan pangan adalah:

a. Sosialisasi Keamanan Pangan Buah dan Sayur Segar b. Pemantauan dan Pengawasan Buah dan Sayur Segar c. Penanganan Keamanan Pangan Segar Kabupaten d. Produk Prima

Page 270: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 66666666 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Kegiatan Sosialisasi Keamanan Pangan Buah dan Sayur Segar dilaksanakan di Mataram yaitu di Hotel Graha Ayu pada Tanggal 5-7 Agustus 2010. Kegiatan ini dilaksanakan bekerjasama dengan UPTB Balai Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Hasil Pertanian Badan Ketahanan Pangan Provinsi NTB. Kami sebagai anggota Tim OKKPD ikut sebagai peserta.

Pemantauan dan Pengawasan Buah dan Sayur Segar dilaksanakan dengan mengadakan kunjungan ke kabupaten dengan sasaran adalah kelompok tani buah dan sayur. Pada kegiatan ini lebih banyak diarahkan pada kelompok tani yang akan menjadi calon produsen buah dan sayur yang akan disertifikasi Prima 3. Untuk penanganan keamanan pangan segar yang dihasilkan dari hasil pemantauan di lapangan maka dapat diperoleh tiga komoditas yang akan disertifikasi. Adapun komoditas tersebut adalah Jeruk Pamelo, Jeruk Grafe Fruit di Kabupaten Sumbawa, dan Melon di Kabupaten Lombok Tengah.

Sesuai dengan petunjuk dari OKKP Pusat bahwa pada tahun 2010 ini OKKPD NTB ditargetkan minimal 2 komoditas untuk disertifikasi, namun yang dapat direalisasikan ada 3 komoditas, yaitu jeruk Pamelo, Jeruk Grafe Fruit dan Melon. Ketiga komoditas ini telah dilakukan registrasi dan disertifikasi sesuai dengan persyaratan dan prosedur SOP, pengujian organoleptik, dan terakhir telah dilakukan pembahasan dengan Komisi Teknis OKKPD. Sehingga untuk selanjutnya dari hasil ini telah disepakati untuk dilakukan Verifikasi dengan OKKP Pusat.

V. KEBERHASILAN ( SUCCES STORY ) PEMBANGUNAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN DI NUSA

TENGGARA BARAT

Dengan adanya upaya pembinaan terhadap petani/pelaku usaha/Gapoktan yang dilaksanakan secara terarah, intensif dan berkelanjutan dalam rangka pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian di Nusa Tenggara Barat, maka diperoleh beberapa keberhasilan (Succes Story) dari hasil pembinaan tersebut, yaitu :

1. Kinerja penanganan pasca panen padi oleh petani /kelompok tani/Gapoktan di Nusa Tenggara Barat meningkat, hal ini dapat ditunjukan dengan menurunnya tingkat kehilangan hasil (losses) pasca panen padi yang semula 12,36 % menjadi 10,33 %. Dengan demikian adanya kegiatan penanganan pasca panen tersebut telah memberikan kontribusi yang nyata terhadap peningkatan produksi padi di Nusa Tenggara Barat.

2. Beroperasinya pengering dan penyimpanan jagung (Silo Jagung) yang dikelola oleh Gapoktan Mula Tulen (Pringgabaya – Lombok Timur) dan Gapoktan Liang Dewa (Labangka-Sumbawa).

3. Terciptanya jalinan kerjasama usaha antara PT. iPASAR dengan Gapoktan pengelola silo jagung ( Gapoktan Mula Tulen dan Liang Dewa ) dalam pemasaran jagung dengan sistem perdagangan forward yang ditunjukan dengan ditandatanganinya MOU antara PT. iPASAR dengan kedua Gapoktan tersebut.

Page 271: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VI VI VI VI ---- 67676767 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

4. Beroperasinya PT. iPASAR di Pulau Lombok dalam pemasaran jagung melalui sistem pasar lelang elektronik ( pasar komoditas fisik modern ) yang diresmikan perdagangan perdananya ( launching ) oleh Menteri Pertanian bersama Gubernur NTB pada tanggal 22 April 2010 di Gudang Serah Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur.

5. Tumbuhnya usaha baru dibidang industri pengolahan bawang merah ( bawang goreng ) pada daerah – daerah sentra produksi bawang merah di Kabupaten Bima, sehingga dapat meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani dan keluarganya.

6. Kegiatan Seksi Pemasaran Hasil & Mutu yang ditangani pada tahun 2010 ini cukup banyak, dan semuanya telah dapat terlaksana dengan baik meskipun masih banyak kekurangan baik dari segi fisik dan keuangan maupun pelaksanaan teknis dan administrasi. Namun demikian ada beberapa kegiatan yang menunjukkan kinerja yang cukup berhasil yaitu pasar tani yang ada di Kabupaten Lombok Timur. Setelah berjalan lebih dari 2 tahun kelembagaan pasar tani ini telah menunjukkan kinerjanya yaitu munculnya petani yang berhasil dalam memasarkan produknya yang pada awalnya sebagai petani produsen kini telah mampu berubah menjadi supplier dan menghimpun produk petani lainnya dengan volume transaksi yang cukup besar. Adapun secara keseluruhan pasar tani Kabupaten Lombok Timur pada tahun 2010 telah melakukan transaksi penjualan rata-rata per bulan mencapai Rp. 902.765.210.- dan hal ini telah melebihi dari target yang ditetapkan yaitu sebesar Rp. 150.000.000.- per bulan.

Page 272: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 1111 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

BAB VII HASIL PEMBANGUNAN

PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pola penganggaran bagi perencanaan pembangunan pertanian pada tahun anggaran 2010 diarahkan menjadi satu kesatuan berupa penganggaran terpadu berbasis kinerja yang bertujuan untuk mempermudah pencapaian sasaran program pembangunan nasional secara efektif, efisien, akuntable dan terukur. Beberapa prinsip mengenai pemanfaatan dana Dekonsentrasi dan dana Tugas Pembantuan sesuai dengan UU No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah antara lain sbb:

a. Dana Dekonsentrasi yg dilimpahkan ke propinsi hanya boleh digunakan untuk kegiatan Non Fisik (Koordinasi, perencanaan, fasilitasi, pelatihan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian)

b. Dana Tugas Pembantuan hanya digunakan untuk kegiatan Fisik c. Tugas Pembantuan dapat dilimpahkan ke propinsi untuk kegiatan yang lintas

kabupaten/ kota d. Tugas Pembantuan dapat dilimpahkan ke kabupaten/ kota untuk kegiatan fisik di

daerah yang bersangkutan sesuai dgn kebutuhan pembangunan pertanian

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir ini pembangunan dan pengelolaan infrastruktur irigasi telah menjadi fokus utama perhatian pemerintah dalam melakukan pembangunan pertanian di provinsi NTB. Hal ini bertujuan untuk mencapai target swasembada pangan nasional khususnya beras mengingat kebutuhan akan konsumsi beras yang kian meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk di provinsi NTB.

Peningkatan produktivitas dan luas panen sebagai dampak dari perbaikan infrastruktur irigasi (mulai dari jaringan utama sampai dengan jaringan tingkat usaha tani) terkait erat dengan peningkatan kapasitas Kelembagaan Pengelola Irigasi (KPI) baik petugas pengelola irigasi tingkat provinsi, kabupaten serta kelembagaan petani.

Program pengelolaan Sumber Daya Air (Nusa Tenggara Barat-Water Resources Management Program atau NTB-WRMP) merupakan salah satu program yang dikembangkan dalam mewujudkan reformasi kebijakan pengelolaan irigasi. Program ini dilaksanakan melalui penyelenggaraan proses penguatan kapasitas kelembagaan pemerintah daerah dan masyarakat dalam mencapai peningkatan kinerja.

Mengacu pada SK Menteri Pertanian nomor: 431/Kpts/RC.210/7/2004 tentang sistem monitoring, evaluasi dan pelaporan program/proyek yang disempurnakan dengan

Page 273: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 2222 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Serat Edaran Menteri Pertanian nomor: 391/RC.210/A/6/2005 maka Bidang Pengelolaan Lahan dan Air membuat laporan kemajuan kegiatan setiap bulannya. Untuk kebutuhan laporan Semester I tersebut diatas maka diperlukan koordinasi yang lebih solid antara propinsi dan kabupaten dalam melaksanakan, memonitor dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan di tingkat lapangan.

Dengan demikian diharapkan pelaksanaan kegiatan pengelolaan lahan dan air dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien serta sasaran pembangunan pengelolaan lahan dan air secara nasional dapat tercapai.

B. Tujuan

Tujuan penyusunan laporan Tahunan Bidang Pengelolaan Lahan dan Air tahun 2010 adalah :

1. Untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan dan penyelesaian kegiatan yang telah dicapai yang menjadi tugas pokok dan fungsi dari Bidang PLA selama satu tahun yakni dari bulan Januari s/d Desember tahun 2010

2. Untuk mengetahui masalah-masalah yang dijumpai dalam pelaksanaan kegiatan

sesuai tugas pokok dan fungsi serta upaya pemecahan masalah tersebut sehingga pelaksanaan kegiatan bisa terselesaikan.

3. Untuk mentertibkan administrasi baik itu berupa realisasi fisik kegiatan yang telah

dicapai maupun realisasi keuangan yang dapat terealisasi untuk penyelesaian fisik kegiatan selama satu tahun yakni dari bulan Januari s/d Desember tahun 2010

C. Sasaran

Sasaran laporan Tahunan Bidang PLA tahun 2010 adalah tersusunnya laporan Tahunan tahun 2010 yang merupakan hasil pelaksanaan kegiatan selama enam bulan yakni dari bulan Januari s/d Juni sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang dibebankan selama satu tahun pada tahun 2010 yang antara lain adalah:

1. Tersusunnya laporan Bidang PLA tahun 2010 2. Sebagai bahan evaluasi bulan yang akan datang dan sebagai bahan laporan

kegiatan baik ke pusat maupun di daerah sesuai sumber dananya 3. Sebagai bahan masukan pengambilan kebijakan dalam rangka Peningkatan

Ketahanan Pangan di Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Page 274: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 3333 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

II. PROGRES PELAKSANAAN ADMINISTRASI DAN KEUANGAN

A. Sumber Dana Tugas Pembantuan (TP) Kabupaten se-Provinsi NTB

Terdapat perubahan sistem pengelolaan anggaran dana Tugas Pembantuan (TP) tahun 2010 di 9 kabupaten/kota se-provinsi NTB dengan satker/KPA yang berada di Dinas Pertanian TPH/Kepala Dinas Pertanian TPH Provinsi NTB, sedangkan PPK berada di masing-masing kabupaten/kota sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian no.1064/Kpts/Ku.410/B/2010 tanggal 5 Maret 2010.

Pelaksanaan kegiatan Bidang Pengelolaan Lahan dan Air dengan sumber dana Tugas Pembantuan (TP) Program Peningkatan Ketahanan Pangan dan Program Peningkatan Kesejahteraan Petani pada DPA SKPD Dinas Pertanian Kabupaten se-Nusa Tenggara Barat TA.2010 dengan total dana Rp.13.122.945.000,- untuk kegiatan tahun 2010 sementara ini dapat dilaporkan bahwa realisasi penyerapan dananya mencapai 10.615.452.300,- atau 80,89%.

Sedangkan realisasi fisik yang telah dicapai adalah sebesar 80,8968%. Dari ke-9 (Sembilan) kabupaten/kota se-provinsi NTB, adapun yang paling tinggi realisasi keuangan dan pelaksanaan fisiknya adalah Kabupaten Lombok Utara dengan realisasi keuangan dan fisiknya sama yakni mencapai Rp.514.960.000,- atau 99,99% sedangkan kabupaten yang paling rendah realisasi keuangan dan pelaksanaan fisiknya adalah kabupaten Bima dengan realisasi keuangan sebesar Rp.1.135.001.000 atau 49,40% dengan pelaksanaan fisik sama yakni 49,40%. Rincian dana TP masing-masing Kabupaten se-NTB kondisi s/d bulan Desember 2010 dapat dilihat pada lampiran 1. Pagu dan realisasi fisik dan keuangan dari masing-masing Kab./Kota adalah sebagai berikut :

1. Kabupaten Lombok Barat

Total dana kegiatan Tahun 2010 Kabupaten Lombok Barat adalah Rp.851.715.000,- dari dana tersebut, realisasi keuangannya Rp.827.703.000,- atau 97,24% dimana realisasi fisik mencapai 97,24% atau sama dengan prosentase realisasi keuangannya.

2. Kabupaten Lombok Tengah

Total dana kegiatan Tahun 2010 Kabupaten Lombok Tengah adalah Rp.1.688.500.000,- dari dana tersebut, realisasi keuangannya Rp.1.529.585.500,- atau 90,59% dimana realisasi fisik mencapai 90,59% atau sama dengan prosentase realisasi keuangannya.

3. Kabupaten Lombok Timur

Total dana kegiatan Tahun 2010 Kabupaten Lombok Timur adalah Rp.1.911.520.000,- dari dana tersebut, realisasi keuangannya Rp.1.786.133.200,- atau 93,44% dimana realisasi fisik mencapai 93,44% atau sama dengan prosentase realisasi keuangannya.

4. Kabupaten Lombok Utara

Total dana kegiatan Tahun 2010 Kabupaten Lombok Utara adalah Rp.515.000.000,- dari dana tersebut, realisasi keuangannya Rp.514.960.000,- atau 99,99% dimana realisasi fisik mencapai 100% atau lebih tinggi dibandingkan dengan prosentase realisasi keuangannya.

Page 275: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 4444 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

5. Kabupaten Sumbawa Barat

Total dana kegiatan Tahun 2010 Kabupaten Sumbawa Barat adalah Rp.1.321.750.000,- dari dana tersebut, realisasi keuangannya Rp.911.489.000,- atau 68,96% dimana realisasi fisik mencapai 68,96% atau sama dengan prosentase realisasi keuangannya.

6. Kabupaten Sumbawa

Total dana kegiatan Tahun 2010 Kabupaten Sumbawa adalah Rp.2.062.500.000,- dari dana tersebut, realisasi keuangannya Rp.1.898.628.100,- atau 92,05% dimana realisasi fisik mencapai 92,05% atau sama dengan prosentase realisasi keuangannya.

7. Kabupaten Dompu

Total dana kegiatan Tahun 2010 Kabupaten Dompu adalah Rp.1.685.000.000,- dari dana tersebut, realisasi keuangannya Rp.1.379.232.500,- atau 81,85% dimana realisasi fisik mencapai 81,85% .

8. Kabupaten Bima

Total dana kegiatan Tahun 2010 Kabupaten Bima adalah Rp.2.297.500.000,- dari dana

tersebut, realisasi keuangannya Rp.1.135.001.000,- atau 49,40% dimana realisasi fisik

mencapai 49,40% atau sama dengan prosentase realisasi keuangannya.

9. Kota Bima

Total dana kegiatan Tahun 2010 Kota Bima adalah Rp.265.000.000,- dari dana tersebut, realisasi keuangannya Rp.264.880.000,- atau 99,95% dimana realisasi fisik mencapai 100% atau lebih tinggi dibandingkan dengan prosentase realisasi keuangannya.

Terkait dengan Inpres Nomor 1 tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional tahun 2010, sehubungan dengan hal tersebut, kegiatan Bantuan Sosial (Bansos) dipercepat sesuai jadwal pelaksanaan masing-masing kabupaten/kota. Dana Bansos tahun 2010 ini diberikan kepada 9 (Sembilan) kabupaten/kota se-provinsi NTB (Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Lombok Utara, Sumbawa Barat, Sumbawa, Dompu, Bima dan Kota Bima) dengan total dana yang telah dikucurkan sebesar Rp.9.322.500.000,-

Terdapat 3 aspek kegiatan yang telah terealisasi fisik kegiatannya dalam dana Bansos yang diberikan kepada 9 kabupaten/kota se-provinsi NTB tahun 2010 ini yang meliputi:

a. Aspek Pengelolaan Air 1. Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal : 9 unit 2. Pembuatan Embung : 6 unit 3. Pengembangan Irigasi Permukaan : 16 unit 4. Rehab JITUT : 1100 ha 5. Rehab JIDES : 1000 ha 6. Pembuatan Sumur Resapan : 4 unit 7. SLI : 4 unit 8. Irigasi Partisipatif : 7 unit

9. Irigasi Perpipaan : 1 unit

Page 276: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 5555 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

b. Aspek Pengelolaan Lahan

1. Reklamasi Lahan Kawasan Tanaman Pangan : 50 ha 2. Optimasi Lahan : 250 ha 3. Pembangunan Jalan Usaha Tani : 17 km 4. Konservasi DAS Hulu : 200 ha 5. Konservasi Lahan : 50 ha 6. Pengembangan Rumah Kompos : 1 unit 7. Consolidated Farming : 2 paket 8. Pengembangan Usahatani Konservasi Lahan : 50 ha

9. Sekolah Lapang PUKLT : 2 paket

c. Aspek Perluasan Areal

1. Perluasan Areal Hortikultura : 50 ha 2. Perluasan Areal Sawah : 200 ha 3. Pembukaan Lahan Kering : 200 ha

Adapun untuk rincian kelompok tani peneriman Bansos setiap kabupaten dapat

dijabarkan sebagai berikut :

1) Kabupaten Lombok Barat, terdiri dari 23 Kelompok Tani (KT) dengan total dana Bansos yang diterima Rp.720.000.000,- dengan rincian :

Nama Penerima Bantuan/ KEGIATAN

Kabupaten Jumlah

Lombok Barat (23.01)

1 K. T. Pade Pacu 25.000.000 Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Desa (JIDES)

2 K. T. Mele Maju 20.000.000 Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Desa (JIDES)

3 K. T. Harapan Sejahtera 30.000.000 Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Desa (JIDES)

4 P3A Pade Angen 25.000.000 Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Desa (JIDES)

5 P3A Sumber Hikmah 21.000.000 Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT)

6 K. T. Patuh Pacu 14.000.000 Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT)

7 K. T. Tibu Lingkung 21.000.000 Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT)

8 P3A Berkah Pengga 21.000.000 Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT)

9 K. T. Berkat Mulia 21.000.000 Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT)

10 P3A Penarukan Lauk 21.000.000 Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT)

11 K. T. Bakong Dasan 21.000.000 Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT)

12 K. T./P3A Berkat Pacu 15.000.000 Kegiatan Pembuatan Irigasi Tanah Dangkal

13 K. T./P3A Penyopok Angen 15.000.000 Kegiatan Pembuatan Irigasi Tanah Dangkal

14 K. T./P3A Dwi Tirta 40.000.000 Pengembangan Irigasi Air Permukaan

15 K. T./P3A Malek Mudi 40.000.000 Pengembangan Irigasi Air Permukaan

16 K. T./P3A Erat Bambang 15.000.000 Kegiatan Pembuatan Irigasi Tanah Dangkal

17 K. T./P3A Patuh - Patuh 15.000.000 Kegiatan Pembuatan Irigasi Tanah Dangkal

18 K. T./P3A Sumber Sari 100.000.000 Consolidated Farming (Konsolidasi Pengelolaan Usaha Tani)

19 K. T./P3A Tibu Kuning 40.000.000 Pengembangan Irigasi Air Permukaan

20 K. T./P3A Lendang Selatan 50.000.000 Kegiatan Pengembangan Irigasi Partisipatif (PIP)

21 K. T./P3A Pade Rede I 50.000.000 Kegiatan Pengembangan Embung Kawasan Tanaman Pangan

22 K. T./P3A Mekar Jaya 50.000.000 Kegiatan Jaminan Fungsi Lahan Beririgasi

23 K. T./P3A Pohdana Tengah 50.000.000 Kegiatan Jaminan Fungsi Lahan Beririgasi

Jumlah 720.000.000

NoBansos

Page 277: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 6666 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

2). Kabupaten Lombok Tengah terdiri dari 17 Kelompok Tani (KT) dengan total dana Bansos yang diterima Rp.1.460.000.000,- dengan rincian :

Nama Penerima Bantuan/ KEGIATANKabupaten Jumlah

Lombok Barat (23.01)

1 K. T. Pade Pacu 25.000.000 Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Desa (JIDES)

2 K. T. Mele Maju 20.000.000 Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Desa (JIDES)

3 K. T. Harapan Sejahtera 30.000.000 Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Desa (JIDES)

4 P3A Pade Angen 25.000.000 Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Desa (JIDES)

5 P3A Sumber Hikmah 21.000.000 Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT)

6 K. T. Patuh Pacu 14.000.000 Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT)

7 K. T. Tibu Lingkung 21.000.000 Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT)

8 P3A Berkah Pengga 21.000.000 Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT)

9 K. T. Berkat Mulia 21.000.000 Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT)

10 P3A Penarukan Lauk 21.000.000 Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT)

11 K. T. Bakong Dasan 21.000.000 Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT)

12 K. T./P3A Berkat Pacu 15.000.000 Kegiatan Pembuatan Irigasi Tanah Dangkal

13 K. T./P3A Penyopok Angen 15.000.000 Kegiatan Pembuatan Irigasi Tanah Dangkal

14 K. T./P3A Dwi Tirta 40.000.000 Pengembangan Irigasi Air Permukaan

15 K. T./P3A Malek Mudi 40.000.000 Pengembangan Irigasi Air Permukaan

16 K. T./P3A Erat Bambang 15.000.000 Kegiatan Pembuatan Irigasi Tanah Dangkal

17 K. T./P3A Patuh - Patuh 15.000.000 Kegiatan Pembuatan Irigasi Tanah Dangkal

18 K. T./P3A Sumber Sari 100.000.000 Consolidated Farming (Konsolidasi Pengelolaan Usaha Tani)

19 K. T./P3A Tibu Kuning 40.000.000 Pengembangan Irigasi Air Permukaan

20 K. T./P3A Lendang Selatan 50.000.000 Kegiatan Pengembangan Irigasi Partisipatif (PIP)

21 K. T./P3A Pade Rede I 50.000.000 Kegiatan Pengembangan Embung Kawasan Tanaman Pangan

22 K. T./P3A Mekar Jaya 50.000.000 Kegiatan Jaminan Fungsi Lahan Beririgasi

23 K. T./P3A Pohdana Tengah 50.000.000 Kegiatan Jaminan Fungsi Lahan Beririgasi

Jumlah 720.000.000

NoBansos

Page 278: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 7777 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

3). Kabupaten Lombok Timur terdiri dari 19 Kelompok Tani (KT) dengan total dana Bansos

yang diterima Rp.1.720.000.000,- dengan rincian :

Nama Penerima Bantuan/ KEGIATANKabupaten Jumlah

Lombok Timur (23,03)1 K. T. Timba Kayangan 70,000,000 Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT)2 P3A Catur Tunggal IV 70,000,000 Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT)3 P3A Subak Ingin Maju 50,000,000 Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Desa (JIDES)4 P3A Loang Gali Murni 100,000,000 Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Desa (JIDES)5 K. T. Rampeng 50,000,000 Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Desa (JIDES)6 Gapoktan Karya Bersatu 300,000,000 Kegiatan Konservasi DAS HULU (HORTI)7 GP3A Kembang Renga 50,000,000 Kegiatan Pengembangan Irigasi Partisipatif (PIP)8 K. T. Jorong Bangket 250,000,000 Kegiatan Pencetakan Sawah Baru9 K. T. Sejati 50,000,000 Kegiatan Pembuatan Jalan Usaha Tani

10 Klp. Tani Lingsir Bajang III 100,000,000 Kegiatan Pembuatan Jalan Usaha Tani11 Gapoktan Tulus Gawe 100,000,000 Kegiatan Pembuatan Jalan Usaha Tani12 P3A Karya Bhakti 50,000,000 Kegiatan Dem Area Sri13 GP3A Gili Nunggal 50,000,000 Kegiatan Dem Area Sri14 K. T. Kembang Kulur 40,000,000 Pengembangan Irigasi Air Permukaan15 K. T. Puska Baru III 40,000,000 Pengembangan Irigasi Air Permukaan16 K. T. Songgen 200,000,000 Kegiatan Optimasi Lahan17 K. T. Bangket Selak 50,000,000 Kegiatan Pengembangan Embung Kawasan Tanaman Pangan18 K. T. Sekendo Asek 50,000,000 Kegiatan Pengembangan Embung Kawasan Tanaman Pangan19 GP3A Alam Subur 50,000,000 Kegiatan Dem Area Sri

Jumlah 1,720,000,000

NoBansos

4). Kabupaten Lombok Utara terdiri dari 16 Kelompok Tani (KT) dengan total dana Bansos

yang diterima Rp.487.500.000,- dengan rincian : Nama Penerima Bantuan/ KEGIATAN

Kabupaten Jumlah

Lombok Utara (23,08)

1 KT. Tunas Muda 17.500.000 Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT)

2 KT. Sawung Gedeng 17.500.000 Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT)

3 KT. Tete Paok 17.500.000 Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT)

4 KT. Gubuk Baru 17.500.000 Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT)

5 KT. Bangket Dalam 15.000.000 Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Desa (JIDES)

6 KT. Taman Bali 15.000.000 Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Desa (JIDES)

7 KT. Banyu Urip 20.000.000 Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Desa (JIDES)

8 K. T. Lakok Asek 40.000.000 Pengembangan Irigasi Air Permukaan

9 K. T. Pungkur Tangi 40.000.000 Pengembangan Irigasi Air Permukaan

10 K. T. Sari Munder 40.000.000 Pengembangan Irigasi Air Permukaan

11 K. T. Suka Sandang II 50.000.000 Kegiatan Pembuatan Jalan Usaha Tani

12 K. T. Harapan Kita 50.000.000 Kegiatan Pembuatan Jalan Usaha Tani

13 K. T. Sambik Elen I 50.000.000 Kegiatan Pembuatan Jalan Usaha Tani

14 K. T. Patuh Angen 52.500.000 Pembuatan Rumah Kompos

15 K. T. Karya Bakti 5.000.000 Pembuatan Sumur Resapan Mendukung Tanaman Pangan

16 K. T. Patuh Angen 40.000.000 Pembuatan Rumah Kompos

Jumlah 487.500.000

NoBansos

Page 279: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 8888 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

5). Kabupaten Sumbawa Barat terdiri dari 19 Kelompok Tani (KT) dengan total dana Bansos yang diterima Rp.1.720.000.000,- dengan rincian :

Nama Penerima Bantuan/ KEGIATAN

Kabupaten JumlahKabupaten Sumbawa Barat (23.07)

1 K. T. Petalam 35,000,000 Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT)2 K. T. P3A Malego 35,000,000 Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT)3 K. T. Saling Beme 100,000,000 Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Desa (JIDES)4 K. T. P3A Ai Amit Tiu Kulir 50,000,000 Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Desa (JIDES)5 K. T. Punak Jaya 250,000,000 Kegiatan Perluasan Areal Lahan Kering Mendukung Tanaman Pangan6 K. T. Lang Ai' We 187,500,000 Kegiatan Perluasan Sawah Baru7 K. T. Batu Putih 187,500,000 Kegiatan Perluasan Sawah Baru8 K. T. / LEPLI Gemuru 50,000,000 Kegiatan Pengembangan Irigasi Partisipatif (PIP)

Jumlah 895,000,000

NoBansos

6). Kabupaten Sumbawa terdiri dari 46 Kelompok Tani (KT) dengan total dana Bansos yang

diterima Rp.1.812.500.000,- dengan rincian : Nama Penerima Bantuan/ KEGIATAN

Kabupaten JumlahSumbawa (23.05)

1 K. T. Uma Kokar 20,000,000 Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Desa (JIDES)2 K. T. Olat Cabe 20,000,000 Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Desa (JIDES)3 P3A Bunga Kemiri 17,500,000 Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT)4 K. T. Buin Jeraji 17,500,000 Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT)5 GP3A Bulan Maras 17,500,000 Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT)6 K. T. Orong Toan 20,000,000 Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Desa (JIDES)7 K. T. Ai Sampi 20,000,000 Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Desa (JIDES)8 K. T. Maris Gama 20,000,000 Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Desa (JIDES)9 K. T. Beringin I 17,500,000 Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT)

10 Kelompok P3A Samalewa 50,000,000 Kegiatan Dem Area Sri11 P3A Untir Lamutan 50,000,000 Kegiatan Dem Area Sri12 K. T. Saling Beme 112,500,000 Kegiatan Reklamasi Lahan13 K. T. Lenang Nap 40,000,000 Kegiatan Optimasi Lahan14 K. T. Ai Asin 40,000,000 Kegiatan Optimasi Lahan15 K. T. Lekok Ai Bage 40,000,000 Kegiatan Optimasi Lahan16 K. T. Orong Rea 40,000,000 Kegiatan Optimasi Lahan17 K. T. Tanam Polak 40,000,000 Pengembangan Irigasi Air Permukaan18 K. T. Tetesan Embun 40,000,000 Pengembangan Irigasi Air Permukaan19 K. T. Uma Bulu 25,000,000 Kegiatan Pembuatan Jalan Usaha Tani20 K. T. Saling Pendi 25,000,000 Kegiatan Pembuatan Jalan Usaha Tani21 K. T. Asar Binong 50,000,000 Kegiatan Pengembangan Embung Kawasan Tanaman Pangan22 K. T. Olat Santong 20,000,000 Kegiatan Pembuatan Jalan Usaha Tani23 K. T. Ai Tenge 20,000,000 Kegiatan Pembuatan Jalan Usaha Tani24 K. T. Tari Jangi 20,000,000 Kegiatan Pembuatan Jalan Usaha Tani25 K. T. Bara Batu 20,000,000 Kegiatan Pembuatan Jalan Usaha Tani26 K. T. Galak Jango 20,000,000 Kegiatan Pembuatan Jalan Usaha Tani27 K. T. Uma Senga 20,000,000 Kegiatan Pembuatan Jalan Usaha Tani28 K. T. Brang Menir I 20,000,000 Kegiatan Pembuatan Jalan Usaha Tani29 K. T. Ai Ngarebas II 20,000,000 Kegiatan Pembuatan Jalan Usaha Tani30 K. T. Asin Bage 20,000,000 Kegiatan Pembuatan Jalan Usaha Tani31 K. T. Mitra Bersama II 40,000,000 Kegiatan Optimasi Lahan32 K. T. Orong Atas 20,000,000 Kegiatan Pembuatan Jalan Usaha Tani33 K. T. Tiu Beringin 40,000,000 Pengembangan Irigasi Air Permukaan34 K. T. Orong Rea 50,000,000 Kegiatan Pengembangan Irigasi Partisipatif (PIP)35 K. T. Sampar Bukal 75,000,000 Kegiatan Pencetakan Sawah Baru36 K. T. Sinar Pagi 75,000,000 Kegiatan Pencetakan Sawah Baru37 K. T. Kuang Laban 75,000,000 Kegiatan Pencetakan Sawah Baru38 K. T. Puga Talangit 75,000,000 Kegiatan Pencetakan Sawah Baru39 K. T. Berdikari 75,000,000 Kegiatan Pencetakan Sawah Baru40 K. T. Tarupa Mandiri 75,000,000 Kegiatan Pencetakan Sawah Baru41 K. T. Budi Utama II 75,000,000 Kegiatan Pencetakan Sawah Baru42 K. T. Kuang Dingin 75,000,000 Kegiatan Pencetakan Sawah Baru43 K. T. Kokar Dalam 75,000,000 Kegiatan Pencetakan Sawah Baru44 K. T. Batu Soan 75,000,000 Kegiatan Pencetakan Sawah Baru45 K. T. Padak Tui 5,000,000 Pembuatan Sumur Resapan Mendukung Tanaman Pangan46 K. T. Tekad Mulia 5,000,000 Pembuatan Sumur Resapan Mendukung Tanaman Pangan

Jumlah 1,812,500,000

NoBansos

Page 280: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 9999 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

7). Kabupaten Dompu terdiri dari 16 Kelompok Tani (KT) dengan total dana Bansos yang diterima Rp.975.000.000,- dengan rincian :

Nama Penerima Bantuan/ KEGIATAN

Kabupaten JumlahKabupaten Dompu (23.06)

1 K. T. Tuta Rasa 20,000,000 Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT)2 K. T. Bata Jaya 25,000,000 Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT)3 K. T. Mada Ntonggu 25,000,000 Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT)4 K. T. Sub Mekar Satu 15,000,000 Kegiatan Pembuatan Irigasi Tanah Dangkal5 K. T. Bina Baru 15,000,000 Kegiatan Pembuatan Irigasi Tanah Dangkal6 K. T. La Wadu 68,000,000 Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Desa (JIDES)7 K. T. Rada Balanda 35,000,000 Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Desa (JIDES)8 K. T. Tentram 40,000,000 Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Desa (JIDES)9 K. T. Diwu Nisa 7,000,000 Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Desa (JIDES)

10 K. T. Sub Dana Kala 200,000,000 Kegiatan Perluasan Areal Lahan Kering Mendukung Tanaman Pangan11 K. T. Dana Ma Duha 50,000,000 Kegiatan Perluasan Areal Lahan Kering Mendukung Tanaman Pangan12 K. T. Paut Pantes 50,000,000 Kegiatan Pengembangan Embung Kawasan Tanaman Pangan13 K. T. Sera Amakasi 112,500,000 Kegiatan Pencetakan Sawah Baru14 K. T. Ntana Tebe 225,000,000 Kegiatan Pencetakan Sawah Baru15 K. T. Kube Tekad Makmur 37,500,000 Kegiatan Pencetakan Sawah Baru16 K. T. Doro Aruna 50,000,000 Kegiatan Pengembangan Irigasi Partisipatif (PIP)

Jumlah 975,000,000

NoBansos

8). Kabupaten Bima terdiri dari 15 Kelompok Tani (KT) dengan total dana Bansos yang

diterima Rp.1.007.500.000,- dengan rincian :

Nama Penerima Bantuan/ KEGIATANKabupaten Jumlah

Kab. Bima (23.04)1 K. T. So Kuru II 50,000,000 Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Desa (JIDES)2 K. T. Raba Ni'u 50,000,000 Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Desa (JIDES)3 K. T. La Gaga V 125,000,000 Kegiatan Pencetakan Sawah Baru4 K. T. So Nu'a 125,000,000 Kegiatan Pencetakan Sawah Baru5 K. T. Tani Makmur 70,000,000 Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT)6 K. T. P3A Parongge 50,000,000 Kegiatan Pengembangan Irigasi Partisipatif (PIP)7 K. T. So Mpanda 40,000,000 Kegiatan Optimasi Lahan8 K. T. Lambe Nggase 60,000,000 Kegiatan Optimasi Lahan9 K. T. Sera Kara 40,000,000 Kegiatan Optimasi Lahan

10 K. T. Mangge Kompo 60,000,000 Kegiatan Optimasi Lahan11 K. T. Wadu Kampodu 67,500,000 Konservasi Lahan12 K. T. So La Mba'i 67,500,000 Konservasi Lahan13 K. T. Kopa Lawu 90,000,000 Konservasi Lahan14 K. T. Doro To'i 67,500,000 Kegiatan Reklamasi Lahan15 K. T. Ncai Sahe 45,000,000 Kegiatan Reklamasi Lahan

Jumlah 1,007,500,000

NoBansos

Page 281: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 10101010 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

9). Kota Bima terdiri dari 4 Kelompok Tani (KT) dengan total dana Bansos yang diterima Rp.245.000.000,- dengan rincian :

Nama Penerima Bantuan/ KEGIATANKabupaten Jumlah

Kota Bima (23,52)1 K. T. Terus Maju I 15,000,000 Kegiatan Pembuatan Irigasi Tanah Dangkal2 K. T. Kacampo Mufakat 15,000,000 Kegiatan Pembuatan Irigasi Tanah Dangkal3 K. T. Toti Mori 15,000,000 Kegiatan Pembuatan Irigasi Tanah Dangkal4 K. T. Mada Windu 200,000,000 Kegiatan Optimasi Lahan

Jumlah 245,000,000

NoBansos

B. Sumber Dana APBD

Dalam rangka mendukung suksesnya kegiatan Bidang Pengelolaan Lahan dan Air, DPA SKPD Dinas Pertanian TPH Provinsi NTB TA.2010 pelaksanaan kegiatan selama satu tahun yakni dari bulan Januari s/d Desember tahun 2010 secara rinci pada table 1.

Secara umum, dari total kegiatan dana APBDP yang dilaksanakan selama satu tahun pada 2010 adalah Rp.503.990.000,- realisasi penyerapan dana kondisi sampai dengan bulan Desember tahun 2010 mencapai Rp.455.695.000 atau bobotnya 90,42% dimana realisasi pelaksanaan fisik kegiatan yang telah dilaksanakan mencapai 90,42%.

Penyerapan Dana secara rinci adalah sebagai berikut :

1. Keadaan bulan Maret 2010, realisasi penyerapan dana mencapai Rp.66.620.000,-atau bobotnya 13,21% dimana realisasi pelaksanaan fisik kegiatan yang telah dilaksanakan mencapai 13,21%.

� Seksi Pengelolaan Air

Keadaan bulan Maret 2010 terdapat 1 (satu) kegiatan yakni sharing NTB-WRMP Gerakan Hemat Air/Pelatihan SRI Bagi Petugas Pertanian senilai Rp. 98.420.000,- yang bersumber dari dana APBD telah dilaksanakan dan pelaksanaan fisik mencapai 100%. Pelatihan ini dilaksanakan pada tanggal 22 s/d 24 Maret 2010 bertempat di hotel Lombok Raya Mataram dan realisasi pencairan dana kegiatan tersebut telah mencapai 67,68% yakni Rp. 66.620.000,-

2. Keadaan sampai dengan bulan April 2010, realisasi penyerapan dana mencapai Rp.102.699.500,-atau bobotnya 20,37% dimana realisasi pelaksanaan fisik kegiatan yang telah dilaksanakan mencapai 20,37%.

� Seksi Pengelolaan Air a. Terdapat 1 (satu) kegiatan yang bersumber dari dana APBD yaitu Bimbingan dan

Penguatan Kelompok Pemberdayaan Proyek Penyembangan Air Tanah (P2AT) telah dilaksanakan pada tanggal 24 April 2010 dimana realisasi penyerapan dananya telah mencapai 94,08% atau senilai Rp.36.079.500,- dan pelaksanaan

Page 282: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 11111111 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

fisik sudah mencapai 100%. Pertemuan ini bertempat di Aula Padi, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB.

b. Terjadi rasionalisasi anggaran untuk kegiatan APBDP yakni :

• Pelatihan Teknis Watersheed Manajemen senilai Rp.39.472.500,- sehingga kegiatan ini ditiadakan.

• Adanya penambahan kegiatan yakni Peningkatan Produksi Jagung Melalui Peningkatan Sarana Prasarana senilai Rp.230.000 yang terdiri dari : - Pembangunan Embung Rakyat senilai Rp.140.000.000,- yang terdiri dari 2

(dua) unit yakni : 1) Desa Pijot, Kecamatan Keruak, Kabupaten Lombok Timur 1 (satu) unit

senilai Rp.70.000.000,- 2) Desa Bilelando, Kecamatan Praya Timur, Kabupaten Lombok Tengah 1

(satu) unit senilai Rp.70.000.000,-

- Irigasi Perpipaan senilai Rp.90.000.000 yang terdiri dari 3 (tiga) unit yakni : 1) Desa Segala Anyar, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah 1

(satu) unit senilai Rp.30.000.000,- 2) Desa Kawo, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah 1 (satu) unit

senilai Rp.30.000.000,- 3) Desa Labu Pandan, Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Timur 1

(satu) unit senilai Rp.30.000.000,-

3. Keadaan sampai dengan bulan Mei 2010, realisasi penyerapan dana mencapai

Rp.114.699.500 atau bobotnya 22,75% dimana realisasi pelaksanaan fisik kegiatan yang telah dilaksanakan mencapai 22,75% Kegiatan-kegiatan yang bersumber dari dana APBD bulan Mei 2010 dapat dijelaskan sebagai berikut :

� Seksi Pengelolaan Air - Dilaksanakannya Perjalanan Dinas Luar Daerah Rp.12.000.000,- yang merupakan

bagian dari kegiatan Sharing NTB-WRMP - Melaksanakan bagian dari komponen kegiatan Bimbingan dan Penguatan Kelompok

Pemberdayaan Proyek Penyembangan Air Tanah (P2AT) yang kedua yakni dalam bentuk Perjalanan Dinas Dalam Daerah yang meliputi (surat pemberitahuan ke kabupaten terlampir): a. Kabupaten Sumbawa Barat, tanggal 17 Mei 2010 b. Kabupaten Bima, 18 Mei 2010 c. Kota Bima, 18 Mei 2010 d. Kabupaten Dompu, 19 Mei 2010 e. Kabupaten Sumbawa, 20 Mei 2010 f. Kabupaten Lombok Utara, 24 Mei 2010 g. Kabupaten Lombok Timur, 25 Mei 2010 h. Kabupaten Lombok Tengah, 26 Mei 2010 i. Kabupaten Lombok Barat, 27 Mei 2010

Dari target dana sebesar Rp. 28.830.000,- realisasi penyerapan dana kegiatan ini senilai Rp.28.550.000,- dan pelaksanaan fisik sudah mencapai 100%.

Page 283: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 12121212 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Berdasarkan DPA-SKPD APBD 2010 Bidang PLA, pada bulan Mei ini seharusnya dilaksanakan kegiatan Bimbingan dan Penerapan Pola Tanam Serta Antisipasi Kekeringan senilai Rp.30.795.500,-, namun tidak dilaksanakan terkait dengan adanya rasionalisasi anggaran untuk kegiatan tersebut dan dokumen resmi terkait rasionalisasi diatas belum diterima karena sampai dengan saat ini masih dalam pembahasan.

4. Keadaan sampai dengan bulan Juni 2010, terdapat kegiatan namun tidak ada realisasi pencairan dana sehingga jumlah penyerapan dana sama seperti bulan Mei yakni Rp.114.699.500 atau bobotnya 22,75% dimana realisasi pelaksanaan fisik kegiatan yang telah dilaksanakan tetap mencapai 22,75%. Adapun kegiatan-kegiatan yang bersumber dari dana APBD bulan Juni 2010 dapat dijelaskan sebagai berikut :

� Seksi Pengelolaan Air

- Melaksanakan Evaluasi Kegiatan NTB-WRMP tahun 2006 s/d 2010 yang berupa perjalanan dinas dalam daerah yakni monitoring dan pengumpulan data penyusunan laporan NTB-WRMP tahun 2006 – 2010 di kabupaten se-provinsi NTB. Dari total biaya perjalanan sebesar Rp.31.800.000,- dana yang terpakai sebesar Rp.10.720.000,- namun belum terbit SP2D (belum ada pencairan dana) sehingga dana yang dipakai untuk kegiatan perjalanan tersebut bentuknya masih panjar dengan pelaksanaan fisik sebesar 35%. Adapun jadwal kabupaten se-provinsi NTB yang dikunjungi adalah :

a. Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah dan Lombok Timur tanggal 3 s/d 5 Juni 2010

b. Kabupaten Sumbawa Barat, tanggal 1 s/d 3 Juni 2010 c. Kabupaten Sumbawa, tanggal 1 s/d 3 Juni 2010 d. Kabupaten Dompu, tanggal 1 s/d 3 Juni 2010 e. Kabupaten Bima, 1 s/d 3 Juni 2010

5. Keadaan sampai dengan bulan Juli 2010, tidak ada kegiatan yang dilaksanakan sehingga realisasi pencairan dana sama seperti bulan Juni yakni Rp.114.699.500 atau bobotnya 22,75% dimana realisasi pelaksanaan fisik kegiatan yang telah dilaksanakan tetap mencapai 22,75%.

6. Keadaan sampai dengan bulan Agustus 2010, realisasi penyerapan dana mencapai Rp.146.499.500,- atau bobotnya 29,06% dimana realisasi pelaksanaan fisik kegiatan yang telah dilaksanakan mencapai 29,06%

7. Keadaan sampai dengan agustus, Kegiatan-kegiatan yang bersumber dari dana APBD bulan Agustus 2010 dapat dijelaskan sebagai berikut :

� Seksi Pengelolaan Air

Terdapat satu kegiatan Sharing NTB-WRMP yang merupakan bagian dari Monitoring dan Pengumpulan Data Penyusunan Laporan NTB-WRMP Evaluasi 2006-2010 yakni dalam bentuk Perjalanan Dinas Dalam Daerah dengan realisasi pencairan dana Rp.31.800.000,-

8. Keadaan sampai dengan bulan September 2010, realisasi penyerapan dana mencapai Rp.204.595.000,- atau bobotnya 40,60% dimana realisasi pelaksanaan fisik kegiatan yang telah dilaksanakan mencapai 40,60%

Page 284: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 13131313 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Kegiatan-kegiatan yang bersumber dari dana APBD bulan September 2010 dapat dijelaskan sebagai berikut :

� Seksi Pengelolaan Air - Bimbingan dan Penerapan Pola Tanam Antisipasi Kekeringan merupakan

kegiatan yang dilaksanakan pada bulan September ini yang dananya bersumber dari dana APBDP. Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk perjalanan dinas dalam daerah dan pertemuan dengan total dana Rp.30.795.500,- dengan realisasi pencairan dana sebesar 100%.

- Gerakan Pola Tanam Berbasis Awig-awig juga dilaksanakan pada bulan ini. Total dana kegiatan ini adalah Rp.45.345.000,- yang terdiri dari komponen belanja ATK, belanja Makan Minum Kegiatan dan Perjalanan Dinas Dalam Daerah. Komponen kegiatan yang dilaksanakan pada bulan ini adalah hanya belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah dengan realisasi pencairan dana sebesar Rp.27.300.000,- atau sebesar 60,20%.

9. Keadaan sampai dengan bulan Oktober 2010, realisasi penyerapan dana mencapai Rp.209.595.000,- atau bobotnya 41,58% dimana realisasi pelaksanaan fisik kegiatan yang telah dilaksanakan mencapai 41,58%

Kegiatan-kegiatan yang bersumber dari dana APBD bulan Oktober 2010 dapat dijelaskan sebagai berikut :

� Seksi Pengelolaan Air

Belanja Perjalan Dinas Luar Daerah dalam bentuk Konsultasi Ke Pusat dengan realisasi pencairan dana Rp.5.000.000,- atau 100%. Seksi Pengelolaan Lahan

Keadaan Bulan September 2010 tidak terdapat realisasi pencairan dana APBD atau nihil karena tidak ada kegiatan yang dilaksanakan pada bulan ini.

10. Keadaan sampai dengan bulan November 2010, realisasi penyerapan dana mencapai Rp.235.360.000,- atau bobotnya 46,70% dimana realisasi pelaksanaan fisik kegiatan yang telah dilaksanakan mencapai 46,70%

Kegiatan-kegiatan yang bersumber dari dana APBD bulan November 2010 dapat dijelaskan sebagai berikut :

� Seksi Pengelolaan Air - Belanja Perjalan Dinas Dalam Daerah yang merupakan bagian dari kegiatan

Monitoring dan Pengumpulan Data Penyusunan Laporan NTB-WRMP Evaluasi 2006-2010 dengan jumlah dana Rp.42.300.000,- dimana dana yang terealisasi untuk komponen kegiatan ini berjumlah Rp.7.720.000,- atau 93,42%.

- Komponen kegiatan lainnya dari Gerakan Pola Tanam Berbasis Awig-awig juga dilaksanakan pada bulan ini. Total dana kegiatan ini adalah Rp.45.345.000,- yang terdiri dari komponen belanja ATK, belanja Makan Minum Kegiatan dan Perjalanan Dinas Dalam Daerah. Komponen kegiatan yang dilaksanakan pada bulan ini adalah belanja ATK dan belanja Makan Minum Kegiatan yang tertuang dalam bentuk pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 25 November 2010 dengan dihadiri oleh anggota P3A/GP3A di 4 (empat) kecamatan yakni Narmada, Lembar, Gerung dan

Page 285: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 14141414 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Labuapi di Kabupaten Lombok Barat sejumlah 500 (lima ratus) orang, dengan realisasi pencairan dana Rp. 18.045.000,- atau telah mencapai 100%.

11. Keadaan sampai dengan bulan Desember 2010, realisasi penyerapan dana mencapai Rp.466.115.000,- atau bobotnya 92,48% dimana realisasi pelaksanaan fisik kegiatan yang telah dilaksanakan mencapai 92,48%

Kegiatan-kegiatan yang bersumber dari dana APBD bulan Desember 2010 dapat dijelaskan sebagai berikut :

� Seksi Pengelolaan Air - Belanja Makanan dan Minuman yang merupakan bagian dari kegiatan Monitoring

dan Pengumpulan Data Penyusunan Laporan NTB-WRMP Evaluasi 2006-2010 dengan jumlah dana Rp.42.300.000,- dimana dana yang terealisasi untuk komponen kegiatan ini berjumlah Rp.1.470.000,- atau 96,90%.

- Peningkatan Produksi Jagung Melalui Peningkatan Sarana dan Prasarana dengan total dana Rp.230.000 yang terdiri dari Pembangunan Embung Rakyat 2 (dua) unit senilai Rp.140.000.000,- dan Irigasi Perpipaan 3 (tiga) senilai Rp.90.000.000. adapun realisasi pencairan dana kegiatan ini adalah Rp.229.285.000,- atau 99,68% dengan pelaksanaan fisik mencapai 100%.

-

C. Sumber Dana Dekonsentrasi/APBN

Pelaksanaan kegiatan Bidang Pengelolaan Lahan dan Air Program Peningkatan Ketahanan Pangan pada DIPA Satker Dinas Pertanian TPH Provinsi NTB TA.2010 pada selama satu tahun yakni bulan dari bulan Januari s/d Desember 2010 secara rinci dapat dilihat pada tablel 2.

Page 286: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 15151515 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Sisa Anggaran

Rp % Rp % Rp % Rp %

1 Januari 7.035.000 0,70 - 0,00 0,71 0,71 71,00 1,37 1.000.150.000

2 Februari 54.450.000 5,44 - 0,00 5,45 5,45 4,18 4,18 1.000.150.000

3 Maret 210.680.000 21,06 107.380.200 10,74 21,06 21,06 25,66 25,66 892.769.800

4 April 392.840.000 39,28 220.553.800 22,05 39,28 39,28 40,14 40,14 779.596.200

5 Mei 469.485.000 46,94 381.234.300 38,12 46,94 46,94 44,96 44,96 618.915.700

6 Juni 564.430.000 56,43 466.620.300 46,66 56,43 56,43 55,08 55,08 533.529.700

7 Juli 704.400.000 70,43 566.602.700 56,65 70,43 70,43 65,35 65,35 433.547.300

8 Agustus 764.170.000 76,41 729.957.050 72,98 76,41 76,41 78,88 78,88 270.192.950

9 September 828.440.000 82,83 749.577.050 74,95 82,83 82,83 79,13 79,13 250.572.950

10 Oktober 912.610.000 91,25 799.523.750 79,94 91,25 91,25 82,83 82,83 200.626.250

11 November 976.230.000 97,61 898.418.880 89,83 97,61 97,61 93,83 93,83 101.731.120

12 Desember 1.000.150.000 100,00 962.761.920 96,26 100,00 100,00 98,02 98,02 37.388.080

1.000.150.000 100,00 962.761.920 96,26 100,00 100,00 98,02 98,02 37.388.080

Penyerapan Fisik Selama Tahun 2010Target Realisasi Target Realisasi

Total

Tabel 2. Target dan Realisasi Fisik dan Keuangan Dana APBN Tahun 2010

Program Peningkatan Ketahanan Pangan dan Hortikultura

Provinsi Nusa Tenggara Barat

No BulanPenyerapan Dana Selama Tahun 2010

Dari data diatas dapat dilihat bahwa realisasi penyerapan dana sampai selama tahun 2010 sesuai DIPA APBN Satker Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Program Peningkatan Ketahanan Pangan tahun 2010 adalah sebesar Rp. 962.761.920,- (96,26%) dari target sebesar Rp.1.000.150.000,- (100,00%). Adapun adanya perbedaan antara target dan realisasi penyerapan dana terjadi disebabkan oleh pengajuan biaya kegiatan dimaksud belum terealisasi atau masih dalam proses. Sedangkan keadaan realisasi fisik yang telah dicapai selama tahun 2010 adalah sebesar 98,02% dimana prosentase ini kurang sedikit dari yang telah ditargetkan sebelumnya yaitu 100,00%.

Page 287: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 16161616 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

V. PROGRES KEGIATAN BIDANG PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR

Berdasarkan Rencana Kerja Anggaran Kementerian Lembaga (RKA-KL) Satuan Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) Provinsi NTB tahun 2010 Bidang Pengelolaan Lahan dan Air sudah melaksanakan kegiatan yang menjadi tugas dan fungsinya, yakni:

� Kegiatan APBD tahun 2010

Dalam rangka mendukung suksesnya kegiatan Bidang Pengelolaan Lahan dan Air, DPA SKPD Dinas Pertanian TPH Provinsi NTB TA.2010 progres pelaksanaan kegiatan Bidang PLA selama satu tahun yakni dari bulan Januari s/d Desember tahun 2010 secara rinci kegiatan yang dilaksanakan dapat dilihat sebagai berikut :

a. Melaksanakan kegiatan Gerakan Hemat Air/Pelatihan SRI Bagi Petugas Pertanian pada tanggal 22 s/d 24 Maret 2010 bertempat di hotel Lombok Raya Mataram. Ini merupakan bagian dari Sharing NTB-WRMP. Pelaksananaan/realisasi fisik kegiatan ini telah mencapai 100%. Pelatihan ini diikuti oleh 40 (empat puluh) orang petugas pertanian (PPL) dan kelompok tani/P3A/GP3A di kabupaten/kota se-provinsi NTB yakni Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Lombok Utara, Sumbawa, Sumbawa Barat, Dompu, Bima, Kota Bima dan Kota Mataram.

Adapun tujuan dilakukannya pelatihan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan kemampuan petugas pertanian dalam penyerapan teknologi tepat guna dalam bidang budidaya padi dengan mengembangkan usahatani hemat air memakai metode SRI.

Hasil Yang Diperoleh :

Air dibutuhkan untuk pertanian dan senantiasa berkembang setiap tahun akibat meningkatnya tuntutan dan kebutuhan di tingkat lapangan dan pertumbuhan penduduk serta kebutuhan sektor lain yang semuanya memerlukan air sebagai basis usaha ekonomis dan sosial. Pada awal tahun 1970-an air dirasakan oleh masyarakat sebagai pemberian Tuhan terutama pada musim hujan, tetapi sekarang telah terjadi pergeseran dimana air sudah mempunyai nilai ekonomis dan harus dimasukkan ke dalam biaya produksi. Hal ini muncul disebabkan salah satunya adalah akibat pasokan air sudah semakin langka.

Permasalahan air yang dihadapi Indonesia adalah keterbatasan sumber daya air di satu sisi, dan di sisi lainnya meningkatnya kebutuhan air untuk sektor pertanian, industri, perkotaan dan pemukiman, pertambangan, pembangkit tenaga listrik, pariwisata, air minum, kesehatan dan lain-lain. Sementara itu, regulasi tentang penggunaan sumber daya air yang terkoordinasi dan holistik untuk melayani kebutuhan seluruh sektor belum tersosialisasikan secara baik ke seluruh lapisan masyarakat, Pada waktu bersamaan, upaya pengendalian pembalakan liar dan pelestarian serta pengelolaan hutan sebagai "sumber mata air" di bagian hulu belum dapat terkendali dengan baik.

Page 288: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 17171717 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Akibatnya penyediaan air untuk sektor pentanian semakin berkurang, walaupun prasanana pengairan telah tersedia. Dengan kelangkaan air ini maka pembangunan pertanian belum memberikan kontribusi optimal dalam ketahanan dan swasembada pang an nasional. Kinerja prasarana irigasi yang dikelola oleh pemenintah masih terbatas pada 4,8 juta ha dari total 5,7 juta ha pada lahan inigasi sawah, dan itu pun terbatas pada penyediaan jaringan utama. Sebagian besar jaringan irigasi tesebut belum berfungsi optimal akibat berbagai faktor, antara lain ; keterbatasan sumber daya air, pengelolaan daerah tangkapan air (catchment area) belum terkendali, kualitas bangunan irigasi menurun, partisipasi sektor swasta dan masyarakat sebagai penerima manfaat masih rendah, pandangan bebrapa pihak tentang air masih bervariasi, dan dana operasi dan pemeliharaan dari pemerintah pusat maupun daerah masih sangat terbatas.

Melihat potensi sumber daya yang ada di NTB dan kendala yang dihadapi, maka kedepan sangat dibutuhkan suatu terobosan baru dalam sistem pertanian kita khususnya sistem budidaya padi yang mampu meningkatkan hasH panen persatuan luas dan dapat memecahkan masalah keterbatasan air untuk pertanian.

System of Rice Intensification (SRI) adalah suatu teknik budidaya padi yang Hemat Air, Biaya lebih sedikit dan Hasil panen lebih tinggi. SRI kedepannya perlu diterapkan mengingat sistem budidaya padi ini dirasa akan mampu memecahkan permasalahan petani. Pada dasamya aplikasi budidaya padi pola SRI, yaitu:

a) Tanam bibit Muda, b) Tanam bibit tunggal berdaun dua, c) Jarak tanam lebar, d) Air irigasi tipis dan terputus, e) Pemakaian pupuk organik, dan f) Lebih sering disiangi. Di NTB padi SRI telah diuji coba pada beberapa daerah

irigasi.

Pengujian awal padi SRI di daerah irigasi Tiu kulit Kabupaten Sumbawa pada tahun 2000-2004 menunjukkan hasil 8.34 ton/ha atau 70% di atas padi non SRI yaitu 4.9 t/ha. Air dapat dihemat di atas 35% dari pada non SRI. Pada musim hujan 2004-2005 pengujian padi SRI mulai diperluas ke pulau Lombok. Pengujian kebutuhan air padi pola SRI di dusun Sekunyit desa Bunut Baok kecamatan Praya Kabupaten Lombok Tengah dengan pola air terputus (intermitten) membutuhkan air sebanyak 7.400 m3/ha, sementara kebutuhan air padi non SRI sekitar 13.000 m3/ha/musim.

Berdasarkan uraian tersebut di atas alangkah lebih bagusnya juga seandainya Bum; Gora sekaligus menjadi Bumi SRI agar ketahanan pangan NTB dapat juga meningkatkan pendapatan petani dimasa yang akan dating

Kendala/Hambatan/Masalah Kegiatan: Dalam penerapan pola SRI yang mengacu pada terbentuknya tradisi hemat air, tentunya disertai dengan kendala-kendala karakter daerah dan kondisi di lapangan diantaranya adalah sebagai berikut :

Page 289: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 18181818 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

a) Walapun ada tetapi metode SRI masih belum banyak diadopsi oleh masyarakat tani, karena masih sebatas DEM area.

b) Pelayanan air irigasi untuk masyarakat masih terfokus pada sawah, hal ini terkait peran beras sebagai komoditas makanan utama dan masuk dalam area politik. Untuk memenuhi ketersediaan air lahan pad sawah beberapa pakar masih mempunyai persepsi yang berbeda, satu pihak jaringan irigasi dituntut untuk dapat memberikan jaminan agar tanaman padi dapat ditanam dua kali dalam setahun baik pada musim hujan maupun pada musim kemarau, sementara di sisi lain beberapa pihak berpendapat bahwa jaringan irigasi tidak dapat memberikan jaminan tanam dua kali dalam setahun atau hanya sekali tanam saja.

c) Pesatnya laju pembangunan nasional di berbagai bidang yang berbasis pada pemanfaatan sumberdaya lahan telah membawa implikasi terhadap pelanggaran tata ruang dan pemanfaatan lahan untuk pangan. Otonomi daerah yang sudah berjalan enam tahun telah mendorong peningkatan permintaan lahan yang tinggi. Laju pertumbuhan permintaan/pemanfaatan lahan multi sektoral yang semakin meningkat akan semakin sulit diimbangi penyediaannya, baik melalui pemanfaatan lahan yang ada maupun pembukaan lahan baru. Pada kondisi demikian, penggunaan lahan untuk pertanian seingkali dikorbankan dan ditempatkan pada prioritas terakhir. Konsekuensinya, laju konversi lahan pertanian terutam lahan sawah produktif dengan infrastruktur irigasi yang baik tidak dapat dihindari.

d) Berkaitan dengan UU No.7 tahun 2004, maka jika dilihat dari segi tugas dan tanggung jawab di bidang irigasi maka kewenangan pemerintah hanya sebatas pada operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi primer dan sekunder. Sementara itu jaringan irigasi tersier dan sekunder diserahkan kepada pemakai air itu sendiri yaitu Perkumpulan Petani pemakai Air (P3A).

e) Dengan demikian semangat peningkatan partisipatif P3A lebih ditonjolkan, yang tentunya saja perlu adanya bimbingan dan pembinaan yang berkelanjutan dari segi kewenangan pemerintah, karena sering terjadi kerancuan tugas dari Dinas Pekerjaan Umum (PU) dan Dinas Pertanian dalam hal pembinaan dan pengawasan.

Kesimpulan dan Usulan Tindak Lanjut:

Kesimpulan

a) Untuk meningkatkan partisipasi petani dalam pengelolaan irigasi, sejak tahun 2006 telah dikembangkan pola Pengelolaan Irigasi Partisipatif (PIP) secara sistematis /terpadu.

b) PIP akan terlaksana dengan baik bila kelembagaan petani (P3A dan GP3A) telah kuat dan berkembang.

Page 290: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 19191919 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

c) Mekanisme partisipasi masyarakat/P3A/GP3A/IP3A dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi partisipatif dibangun dari saling percaya, saling membutuhkan, dan saling peduli diantara berbagai pihak terkait irigasi dari aspek teknis dan sosial dalam semua tahap kegiatan sejak perencanaan, pelaksanaan, dan pemanfaatan termasuk monitoring dan evaluasi.

d) Teknologi efesiensi Pengelolaan Air adalah sebagai berikut :

� Pengembangan Sistem Intensifikasi Padi � Teknologi Tata Air Mikro dan Surjan. � Pengembangan Embung dan Pemanenan Air Hujan. � Pengembangan irigasi Bertekanan dan Pompanisasi. � Pengembangan Irigasi Air Permukaan. � Kelembagaan Petani Pemakai Air. � Rehabilitasi JITUT dan JIDES.

Usulan Tindak Lanjut

Pengembangan Padi dengan metode SRI merupakan salah satu langkah dalam upaya peningkatan hasil panen padi dengan lebih menekankan pada penggunaan air seminimal dan seoptimal mungkin. Penggunaan air yang minim dan optimal ini dapat berdampak positif terhadap peningkatan luas tanam sehingga hasil panen permusim tanam dapat meningkat secara signifikan.

Agar pendistribusian air dapat merata, maka perlu dilakukan upanya penekanan penggunaan air secara minimal dan optimal dengan target utama dari pengembangan usaha tani padi dengan metode SRI adalah pada daerah hulu di masing-masing Daerah Irigasi. Bila penekanan penggunaan air dengan metode SRI di daerah hulu dapat dilakukan secara optimal maka kekurangan air pada daerah hilir dapat diatasi.

Dampak Penghematan Air Irigasi dengan Metode SRI

Air irigasi yang dipergunakan untuk metode SRI adalah air dengan kondisi macak-macak yang jika digenangi paling tinggi setinggi 2 cm. Pengairan dilakukan dengan cara terputus-putus (intermitten) yaitu pengairan 2 hari dan pengeringan 3-5 hari. Berbeda dengan Non SRI (Konvensional) pengairan yang dilakukan lebih sering digenangi setinggi 5 – 7 cm dengan sistem pengairan yang terus-menerus.

Pada saat tanam, Metode SRI tidak membutuhkan genangan air atau kondisi tanah macak-macak sedangkan Non SRI kondisi tanahnya tergenang setinggi lebih kurang 5 cm. Demikian juga pada saat panen, tanah harus dikeringkan selama 10 - 15 hari sebelum panen. Berbeda dengan Non SRI yang biasanya dikeringkan hanya sekitar 5 hari sebelum panen.

Penerapan Dem Area SRI di Daerah Irigasi Hulu diharapkan dapat membantu penghematan pemakaian air irigasi yang berdampak kepada penambahan luas layanan irigasi sampai ke bagian hilir. Dengan penambahan luas arel layanan

Page 291: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 20202020 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

irigasi, berdampak pula terhadap penambahan intensitas tanam di bagian hilir. Pemakaian air irigasi pada musim tanam II (Musim Kemarau I) juga dapat ditekan seminimal mungkin sehingga pada saat musim tanam III (Musim Kemarau II) air irigasi masih tersedia sampai menunggu datangnya musim hujan untuk musim tanam I di tahun berikutnya.

b. Melaksanakan Bimbingan dan Penguatan Kelompok Pemberdayaan Proyek Pengembangan Air Tanah (P2AT) dilaksanakan dalam 2 (dua) bentuk kegiatan yakni Pertemuan yang dilaksanakan di Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat pada tanggal 27 April 2010 dan Perjalanan Dinas Dalam Daerah yang dilaksanakan mulai Bulan Mei 2010 di seluruh kabupaten se-Provinsi NTB, dimana untuk kegiatan ke-2 ini dilaksanakan pada bulan Mei 2010. Adapun untuk progres dari kegiatan pertemuan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut : � Pertemuan Bimbingan dan Penguatan Kelompok Pemberdayaan P2AT

pelaksanaannya bertempat di Aula Padi Dinas Pertanian TPH NTB yang dihadiri oleh 25 orang kelompok petani P2AT Kabupaten/Kota se-provinsi NTB. Narasumber pertemuan ini berjumlah 2 (dua) orang yang terdiri dari : (1) Kepala Dinas Pertanian TPH Provinsi NTB; dan (2) Dinas Pekerjaan Umum (PU). Dari hasil diskusi yang berkembang selama pertemuan berlangsung maka dapat dirumuskan hal-hal sebagai berikut :

a) Dinas Pekerjaan Umum (PU) dan Dinas Pertanian memiliki hubungan keterkaitan dimana infrastruktur yang dibangun oleh Dinas PU delapan puluh persennya dipergunakan oleh pertanian seperti kegiatan PIJAR yang menyediakan sarana dan prasarana air untuk mendukung kegiatan tersebut.

b) Daerah potensi lahan kering di NTB luasnya sekitar 1.673.478 hektar dari

luas daratan NTB yang berjumlah 2.015.315 hektar dimana dana yang tersedia tidak mencukupi untuk mendukung kegiatan pengelolaan lahan kering. Saat ini, lahan kering yang akan dikembangkan seluas 750.000 hektar dan yang telah digarap baru sekitar 1.000 hektar. Untuk itu, apabila ingin meningkatkan pengelolaan lahan kering maka perlu penyediaan dana yang cukup besar.

c) Terhadap kondisi jaringan air tanah, saat ini sumur pompa yang tersedia

sekitar 470 buah, dengan rincian :

� Kab. Lombok Timur : 143 buah sumur pompa yang tersebar disekitar Sambelia, Pringgabaya, dll

� Kab. Lombok Tengah : 5 buah yang tersebar disekitar Janapria, dll � Kab. Lombok Barat : 1 buah yang tersebar disekitar Gerung � Kab. Lombok Utara : 105 buah � Kab. Sumbawa dan Kab. Sumbawa Barat : 81 buah yang tersebar

disekitar Empang dll � Kab. Dompu : 63 buah � Kab. Bima : 72 buah

Page 292: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 21212121 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

d) Jumlah matar air pada Tahun 2008 di NTB sejumlah 264 titik mata air yang terdiri dari : Pulau Lombok 107 titik mata air, Sumbawa 71 titik mata air, Dompu 44 TMA, Bima 42 TMA.

e) Dari Tahun 1970 telah dikembangkan sumur bor tapi jumlahnya semakin

berkurang karena kerusakan alam. Untuk itu, Dinas Pertanian diharapkan melaksanakan konservasi lahan agar air tanah tidak terbuang ke laut, disarankan dibuatkan embung resapan daerah konservasi untuk mengembalikan air yang telah terserap kedalam tanah.

f) Tidak semua lokasi/daerah dapat menerima kegiatan sumur bor karena tergantung dari :

g) faktor biaya h) curah hujan i) Survei lokasi

j) Bila tidak tersedia aliran air sumur yang agak dangkal maka tidak bisa dibuat sumur bor.

k) Kegiatan PIJAR beralokasi di lahan kering. l) Tim provinsi akan meninjau lokasi bila memang di lokasi banyak terdpt

tempat yg berpotensi utk lokasi embung. m) Di Kab. Lombok Timur Kec. Sambelia, ketersediaan sumur bor yang telah

disediakan pemerintah tidak bekerja sebagaimana mestinya. Terdapat 3 unit yang belum digunakan karena kondisi alat tidak bisa dipoerasikan (pengadaan Tahun 2008) dan hal tersebut telah dilaporkan ke PWS, jaringan sumur pompa tidak mencapai lokasi yang membutuhkan air sehingga diharapkan bantuan penambahan jaringan dilokasi tersebut. Untuk itu, pemerintah akan memberi bantuan tenaga teknis untuk memperbaiki kerusakan sumur pompa tersebut.

n) Kelembagaan yang ada di Kabupaten Lombok Timur perlu dilakukan inventarisasi. Tim Provinsi akan menginventarisasi kelembagaan yang ada di lokasi dan akan meninjau lokasi tersebut.

o) Kabupaten Lombok Timur membutuhkan pupuk untuk mendukung kegiatan usahatani, Dinas Pertanian Provinsi NTB perlu segera memberi bantuan dalam rangka membantu petani meningkatkan hasil produksi.

p) Disarankan kepada petani untuk menggunakan pupuk organik yang dapat dibuat sendiri untuk mengantisipasi penyediaan pupuk yang harganya mahal.

q) Pemilihan komoditas sangat penting untuk menyesuaikan keadaan dgn tersedianya air, pupuk dan teknologi yang ada.

r) Dinas PU merencanakan pengembangan sumber air untuk jaringan irigasi pada lahan kering dan akan meninjau lokasi.

s) Untuk mendukung kegiatan konservasi masyarakat, Kabupaten Lombok Tengah memerlukan bantuan pembuatan embung. Embung yang dibuat

Page 293: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 22222222 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

secara swadaya oleh masyarakat Kab. Lombok Tengah sangat membantu kegiatan usahatani masyarakat setempat.

t) Daerah Pringgabaya dan Sambelia memiliki daerah yang luas sehingga tidak semua lokasi mendapat bantuan sarana dan prasarana.

u) Bagi kabupaten yang ingin mendapat bantuan pompa agar membuat proposal yang diajukan ke PWS.

c. Melaksanakan komponen kegiatan yang ke-2 kegiatan Bimbingan dan Penguatan Kelompok Pemberdayaan Proyek Penyembangan Air Tanah (P2AT) yakni perjalanan dinas dalam daerah di kabupaten se-provinsi NTB.

Dalam rangka menindaklanjuti pertemuan kegiatan Bimbingan dan Penguatan Kelompok Pemberdayaan Proyek Pengembangan Air Tanah (P2AT) yang telah diselenggarakan pada hari Selasa, tanggal 27 April 2010 yang bertempat di Aula Padi, Dinas Pertanian TPH Provinsi NTB, maka dalam hal ini Bidang Pengelolaan Lahan dan Air melakukan Pembinaan ke masing-masing kabupaten/kota se-provinsi NTB dalam rangka Bimbingan dan Penguatan Kelompok Pemberdayaan Proyek Pengembangan Air Tanah (P2AT) dengan jadwal perjalanan untuk pembinaan di masing-masing kabupaten adalah sebagai berikut:

Kabupaten/Kota Tanggal Jam Tempat Pertemuan

Sumbawa Barat Senin, 17 Mei 2010 09.00 WITA

Ditentukan oleh masing-masing Dinas

Pertanian Kabupaten/Kota

Bima Selasa, 18 Mei 2010 09.00 WITA

Kota Bima Selasa, 18 Mei 2010 13.00 WITA

Dompu Rabu, 19 Mei 2010 09.00 WITA

Sumbawa Kamis, 20 Mei 2010 09.00 WITA

Lombok Utara Senin, 24 Mei 2010 09.00 WITA

Lombok Timur Selasa, 25 Mei 2010 09.00 WITA

Lombok Tengah Rabu, 26 Mei 2010 09.00 WITA

Lombok Barat Kamis 27 Mei 2010 09.00 WITA

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka Dinas Pertanian TPH Provinsi NTB telah melakukan koordinasi dengan kabupaten terkait yang akan dilakukan pembinaan dengan pemberitahuan kepada masing-masing Kabupaten/Kota pelaksana kegiatan Bidang Pengelolaan Lahan dan Air se-Provinsi NTB agar mengumpulkan 10 (sepuluh) orang pengurus/wakil/anggota kelompok P2AT hadir dalam pertemuan dimaksud yang akan dilaksanakan di masing-masing kabupaten.

Hasil Perjalanan Dinas :

Sementara ini, kegiatan Bimbingan dan Penguatan Kelompok Pemberdayaan P2At yang telah dilaksanakan adalah di kabupaten se-pulau Sumbawa, sesuai dengan jadwal yang terlampir diatas.

Page 294: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 23232323 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Adapun tujuan dilakukannya perjalanan dinas ini adalah :

a) Untuk memperkuat kemampuan kelompok pemberdayaan P2AT serta aspek penyuluhan guna meningkatkan produktivitas usaha pertanian pangan berikut pendapatan dan taraf hidup masyarakat/petani, dan

b) Untuk membina pengaturan luas tanam dan panen yang dilakukan secara serasi dan seimbang serta sesuai dengan jenis kegiatan usahatani sehingga dapat tercapai produksi yang optimal

Adapun hasil sementara yang diperoleh di masing-masing kabupaten yang telah dilakukan pembinaan dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Kabupaten Sumbawa Barat, Senin tanggal 17 Mei 2010 dengan lokasi berada di Kecamatan Seteluk.

- Lokasi P2AT di Kabupaten Sumbawa Barat sementara ini yang tercatat adalah :

• Kecamatan Seteluk, Desa Tapir, GP3A Aik Amit • Kecamatan Jereweh, Desa Goa, P3A Maris Rora

- Kendala yang dihadapi dalam pengumpulan data:

Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa Barat tidak memiliki data yang lengkap terkait lokasi-lokasi mana saja yang terdapat sumur pompa air tanah dalam yang ada di kabupaten Sumbawa Barat. Dibutuhkan koordinasi yang lebih jauh dengan Dinas PU karena yang melaksanakan pemasangan sumur pompa air tanah dalam tersebut dilakukan oleh Dinas PU, sementara, Dinas Pertanian yang melakukan pembinaan terhadap kelompok P2At dimana ditempatkan sumur pompa tersebut.

Permasalahan yang dijumpai di P3A Gala Tama, Kecamatan Seteluk, Kab. Sumbawa Barat :

Pada lokasi ini belum ada kelompok P2AT karena sumur bor/sumur pompa masih dalam rencana pengadaan. Yang ada saat ini hanya bak penampung saja namun tidak ada airnya.

b. Kabupaten Bima, Selasa tanggal 18 Mei 2010 dengan lokasi berada di P2AT Raba Niu, Desa Risa, Kecamatan Woha. - Komoditas utama : bawang merah dengan jumlah luas lahan 40 hektar. - Informasi yang didapaut dari anggota kelompok, di desa ini, terdapat

lokasi/potensi sumber air/sumur yang besar dengan kedalaman 75 meter yang belum digali.

- Permasalahan yang dijumpai pada kelompok ini adalah : • Sumur pompa rusak dan tidak bisa dipakai lagi. Tidak ada tenaga teknis dari

pemerintah yang datang untuk memperbaiki sumur yang rusak tersebut sehingga kondisi sumur pompa menjadi tidak terpelihara dan pintu ruang penyimpan sumur pompa tidak terkunci sehingga kemudian sumur ini hilang atau dicuri orang.

• Kelompok ini belum membuat proposal dalam rangka usulan untuk mengajukan penggantian sumur pompa yang hilang.

• Dibutuhkan dana yang besar untuk operasional dan pemeliharaan sumur pompa ini.

Page 295: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 24242424 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

- Rencana tindak lanjut :

• Diperlukan penguatan kelompok yang lebih mendalam. Dengan penguatan kapasitas kelembagaan kelompok yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan serta dengan memberikan kesadaran tentang rasa memiliki yang tinggi maka diharapkan bawa kelompok ini dapat mengelola Bansos (sumur pompa) yang diberikan oleh pemerintah dan dimanfaatkan untuk meningkatkan hasil produksi/komoditi mereka sendiri yang pada akhirnya akan menguntungkan dan meningkatkan taraf hidup mereka sendiri.

• Sebaiknya dilakukan pemeriksaan yang lebih mendalam terkait dengan penggantian sumur pompa yang hilang/dicuri tersebut sebelum pemerintah memutuskan untuk memberi penggantian atas kehilangan tersebut.

• Dibutuhkan rencana operasional dan pemeliharaan yang lebih terkoordinir yang dilakukan oleh kelompok P2AT terhadap sumur pompa yang diberikan agar mesin tetap awet dan dapat memberi kontribusi lebih besar terhadap kelompok tersebut.

• Alternatif pemberian alat yang lebih efektif adalah memberikan bor dangkal/pompa mobile karena mesinnya dapat dibawa pulang/diamankan setiap selesai pemakaian meskipun volume air yang diperoleh kecil.

c. Kota Bima, Selasa tanggal 18 Mei 2010 berlokasi di Dinas Pertanian Kota Bima.

Di kota Bima tidak terdapat Sumur Pompa sehingga tidak ada kelompok P2AT

d. Kabupaten Dompu, Rabu tanggal 19 Mei 2010 bertempat di Kec. Kempo, Desa Doro Kobo Kelompok P2AT Darma Sari. - Luas lahan 15 hektar dengan komoditas utama padi 1 kali tanam setahun dan

palawija (jagung, kacang tanah, kacang hijau, umbi-umbian) dengan 1 kali panen. - Pada kelompok ini, kondisi sumur pompa masih berjalan sangat baik (pompa baru

terpasang 1 ½ tahun) dan manfaatnya sangat dirasakan oleh kelompok yang berlokasi di daerah lahan kering.

- Terdapat aturan dalam penggunaan sumur pompa. Ada AD/ART kelompok. Ada buku kas yang telah terkumpul Rp.4.000.000,-

- Rencana tindak lanjut:

• Sumber daya manusia dan sumber daya alam ada/tersedia, yang dibutuhkan adalah sentuhan dari pemerintah untuk menindaklanjuti kemajuan yang telah dilakukan oleh kelompok ini.

• Dengan melihat kemauan dan keinginan yang keras untuk maju sebagaimana yang telah dilakukan oleh kelompok ini, perlu untuk mempertimbangkan melaksanakan kegiatan Dem Area di lokasi lahan kering ini.

• Mengadakan lomba kelompok P2AT dengan mengikutsertakan kelompok ini.

e. Kabupaten Sumbawa, Kamis tanggal 20 Mei 2010 bertempat di Kec. Terano, kelompok P2AT Sampar Singang. - Sumur pompa yang ada telah berumur 4 tahun dan sampai dengan saat ini masih

berfungsi dengan baik dan memberi manfaat yang besar terhadap areal sawah yang ada di desa tersebut dengan volume air yang besar.

- Kontribusi petani dalam pemakaian sumur pompa air tanah dalam meliputi:

• Sewa mesin/alat per jamnya Rp.2000

Page 296: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 25252525 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

• Penyewa menanggung biaya solar yang dibutuhkan oleh mesin selama penggunaan

• Per hektarnya adalah 10 jam pemakaian, namun kondisi tersebut bisa lebih lama lagi pada musim kemarau atau musim kering yang jatuh pada bulan oktober dan november.

f. Kabupaten Lombok Timur, Senin tanggal 24 Mei 2010 bertempat di Kecamatan Pringgabaya, kelompok P2AT kelompok P2AT kelompok P2AT Putra Rinjani, P2AT Randu I dan Randu II serta P2AT Bukit Kramat. - Pembagian air sudah berjalan dengan baik, sprinkle yang ditempatkan di desa ini

dirasakan oleh kelompok sangat sesuai dengan kebutuhan mereka dan berkontribusi besar terhadap komoditas padi, palawija dan hortikultura yang ditanam di daerah ini.

- Kelompok sangat membutuhkan bantuan modal - Terdapat 96 buah sumur bor di Kecamatan Pringgabaya dab Labuan Lombok,

dimana sumur bor yang masih berfungsi baik 60% dan yang rusak/tidak berfungsi 40%

- Permasalahan yang dijumpai pada kelompok ini adalah : • Operator mesin pompa yang mengawasi penggunaan mesin pompa yang ada di

kecamatan Pringgabaya ini belum memiliki kemampuan teknis yang cukup memadai untuk memberbaiki apabila terjadi kerusakan pada mesin pompa sehingga apabila mesin rusak maka tidak dapat diperbaiki lagi.

• Tidak ada tenaga teknis yang berasal dari pemerintah setempat yang datang untuk memperbaiki mesin yang rusak.

- Rencana tindak lanjut:

• Secara keseluruhan, administrasi kelompok sudah berjalan dengan baik (ada buku tamu, buku catatan pertemuan, buku kas, dll), namun demikian, diperlukan pembinaan yang lebih lanjut oleh pemerintah kabupaten untuk meningkatkan kemampuan kapasitas kelembagaan kelompok P2AT ini

• Pemerintah daerah/kabupaten perlu memberi bantuan tenaga teknis yang memadai untuk dapat memperbaiki mesin pompa yang rusak.

g. Kabupaten Lombok Tengah, Selasa tanggal 25 Mei 2010 bertempat di Kecamatan Praya Timur, Desa Mangkung kelompok P2AT Mangkung Daye dan Kelompok P2AT Iting Koaq. a) Luas sawah 835 Ha. b) Di daerah ini, sistem irigasi yang digunakan untuk pertaniannya adalah setengah

irigasi tetes dan setengahnya lagi tadah hujan. c) Desa Mangkung memiliki potensi sumber mata air dengan volume debit air yang

cukup besar. d) Pengadaan mesin pompa yang diberikan untuk desa ini tahun 2000an kondisinya

sampai saat ini masih dapat berfungsi dengan baik. e) Yang menjadi operator mesin pompa berasal dari anggota kelompok f) Terdapat air sumur dengan kedalaman 150m. g) Beberapa permasalahan yang ada di kelompok P2AT ini :

Page 297: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 26262626 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

• Karena debit air yang cukup besar, pemanfaatan air di desa ini lebih banyak dipergunakan untuk air minum. Sumber air yang ada di desa ini mengalirkan banyak air melalui pipa-pipa yang menuju ke beberapa mesin pompa yang menyedot air untuk dipakai sebagai air minum sehingga jatah air untuk pertanian menjadi berkurang dan tidak mencukupi untuk memaksimalkan hasil pertanian.

• Sebagai desa yang paling hilir di kecamatan Praya Timur, menyebabkan Desa Mangkung mendapat bagian air yang paling sedikit.

• Saat ini kelompok menanam tembakau namun kesulitan dengan akses pasar

dan harga jual yang kurang menguntungkan/kurang berpihak kepada petani.

• Keadaan topografi lahan/tanah rentan, tanah berjenis tanah liat/walit sehingga apabila bangunan yang dibuat sudah rusak/ambles, maka akan rusak seterusnya tidak bisa diperbaiki lagi sehingga harus dibuatkan bangunan yang baru.

h) Yang menjadi harapan anggota kelompok P2AT Mangkung Daye dan Iting Koaq terhadap program P2AT yang ada di desa mereka meliputi:

• Pemerintah memberi bantuan pembuatan sumur tanah dangkal sedalam ± 5m • Bila memungkinkan, pemerintah menambahkan satu buah mesin pompa untuk

menyedot air yang berasal dari kolam/embung/bak penampung air hujan yang telah dibuat secara swadaya oleh petani dan menyambungkannya keareal persawahan sepanjang ± 4 are menuju sawah.

• Pemerintah diharapkan dapat membuka akses kemitraan antara petani di desa Mangkung dengan perusahaan-perusahaan untuk membeli tembakau dari petani.

i) Rencana tindak lanjut :

• Untuk dapat mengakses bantuan-bantuan yang akan diberikan oleh pemerintah, kelompok ini perlu memperkuat kapasitas kelembagaannya dengan lebih baik, karena yang terjadi selama ini bahwa kelembagaan kelompok P2AT ini belum berjalan dengan baik.

• Terkait dengan masalah pemasaran tembakau, maka Dinas perkebunan kabupaten dapat membantu dengan membuka akses pasar yang lebih baik.

h. Kabupaten Lombok Barat, Rabu tanggal 26 Mei 2010 bertempat di Kecamatan Lembar, Kelompok Tani Sumber Sari, P3A Balen Seneng dan GP3A Pengga Kiri. 1) Luas lahan 140 ha. 2) Tidak ada kelompok P2AT di Kabupaten Lombok Barat. 3) Di desa ini hanya terdapat sumur tanah dangkal karena untuk menjangkau air

tanah tidak diperlukan penggalian yang terlalu dalam, hanya ± 5 m. 4) Disebabkan sumber air yang besar, maka satu sumur pompa dapat dipakai untuk

dua mesin pompa air. 5) Pola tanam yang dilakukan : Padi satu kali panen dalam setahun dan palawija

dua kali panen dalam setahun. 6) Administrasi kelompok berjalan dengan baik dan lengkap kelengkapannya (buku

tamu, buku notulensi, buku kas, dll)

Page 298: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 27272727 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

7) Rencana tindak lanjut:

• Kelompok tani Sumber Sari membutuhkan bantuan sumur tanah dangkal. • Kelompok juga membutuhkan bantuan mesin pompa untuk dapat menyedot air

dari dalam sumur keluar untuk menjangkau areal persawahan disekitarnya.

Melaksanakan Evaluasi Kegiatan NTB-WRMP tahun 2006-2010 dengan sub kegiatan Belanja perjalanan dinas dalam daerah yakni monitoring dan pengumpulan data penyususan laporan NTB-WRMP tahun 2006 – 2010 di kabupaten se-provinsi NTB. Adapun jadwal perjalanan dinas kabupaten se-provinsi NTB adalah :

� Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah dan Lombok Timur tanggal 3 s/d 5 Juni 2010 (sampai dengan penulisan laporan ini, laporan perjalanan dinas dimaksud sedang dalam proses penyusunan laporan)

� Kabupaten Sumbawa Barat, tanggal 1 s/d 3 Juni 2010 � Kabupaten Sumbawa, tanggal 1 s/d 3 Juni 2010

- Tahun 2006 1) Dana APBD

1. Operasional Proyek NTB-WRMP (Dana Pendamping) Pada kegiatan Operasional Proyek NTB-WRMP (Dana Pendamping) telah dilaksanakan dengan realisasi fisik dan keuangan sebesar 70,98%. Total Dana : Rp. 62.346.750,- Realisasi Keuangan : Rp. 44.253.500,-

2. Operasional Proyek NTB-WRMP (Dana Penunjang) Kegiatan ini merupakan kegiatan penunjang dari Kegiatan Operasional proyek NTB-WRMP. Dalam pelaksanaannya kegiatan fisik lapangannya telah mencapai 100% sedangkan realisasi keuangannya adalah sebesar 98,29% (disebabkan Honor Tim KPIU Kabupaten 1 orang tidak terbayarkan honornya karena tidak terdapat dalam SK yaitu sebesar Rp. 500.000,-. Dan dana dari perjalanan dinas yang tidak terbayar sebesar (Rp. 400.000,-) dari : Total Dana : Rp. 52.660.000,- Realisasi Keuangan : Rp. 51.760.000,- Dana yang tidak terbayar : Rp. 900.000,-

2) Dana APBN

Anggaran kegiatan operasional proyek NTB-WRMP Kabupaten Sumbawa Tahun Anggaran 2006 yang dibiayai dari dana LOAN adalah sebesar : Rp.249.389.000,- dan dana tersebut telah dipergunakan sebesar : Rp.181.178.000,- (Realisasi fisik dan Keuangan sebesar 72,64%) dengan uraian kegiatan 13 kali sosialisasi dan 5 kali pelatihan yang terdiri dari :

• Pelatihan usaha intensifikasi, ekstensifikasi, diversifikasi pertanian, system pengelolaan air, akses kredit, pemasran hasil, input pertanian, pengembangan agribisnis dan teknologi pertanian sebanyak 2 (dua) kali

• Pertemuan dalam rangka sosialisasi implementasi redefinisi tugas LPI sebanyak 1 (satu) kali

Page 299: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 28282828 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

• Pelatihan bantuan teknis system stimulant (Benih, pupuk, saprodi, pestisida, modal kerja, dll) sebanyak 1 (satu) kali

• Pelatihan bantuan teknis sarana usaha tani (Kios saprodi, lumbung Padi, TGATUT, dll) sebanyak 1 (satu) kali

• Rapat penjelasan dan sosialisasi di 8 kecamatan sebanyak 8 (delapan) kali

• Sosialisasi dan gerakan hemat air (Kampanye, informasi dan edukasi/pelatihan sebanyak 5 (lima) kali

- Tahun 2007 1) Dana APBD

Dana Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Sumber Daya Air (NTB-WRMP) pada Tahun Anggaran 2007 realisasi keuangannya mencapai 87,66% sedangkan fisik mencapai 100%. Total Dana : Rp. 126.218.260, Realisasi Dana : Rp. 110.639.484,- Dana yang tidak terpakai : Rp. 15.578.776,-

2) Dana APBN Realisasi Fisik Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Sumber Daya Air (NTB-WRMP) Kabupaten Sumbawa tahun 2007 mencapai 89,15% dengan realisasi keuangan mencapai 84,83% (Rp.346.092.496) dari total anggaran Rp. 408.000.000,- dengan rincian kegiatan dan penggunaan anggaran sebagai berikut :

• Pengembangan Pengelolaan Sistem Irigasi Partisipatif (PPSIP) a. Pemberdayaan Perkumpulan Petani Pemakai Air

1) Temu Karya P3A/GP3A/IP3A, Kelompok Tani dan Organisasi di daerah irigasi tentang peningkatan system komunikasi dengan Jumlah anggaran sebesar Rp.24.000.000,- dan realisasi keuangannya sebesar Rp. 24.000.000,-

2) Sosialisasi pedoman peningkatan system komunikasi Jumlah anggaran sebesar Rp. 7.950.000,- dan realisasi keuangannya sebesar Rp. 7.950.000,-

3) Apresiasi pengolahan dan pemasaran hasil pertanian Jumlah anggaran sebesar Rp. 12.000.000,- dan realisasi keuangannya sebesar Rp. 12.000.000,-

4) Sosialisasi penyempurnaan system tata cara pembiayaan P3A/GP3A/IP3A Jumlah anggaran sebesar Rp. 12.000.000,- dan realisasi keuangannya sebesar Rp. 12.000.000,-

b. Pemanfaatan Sistem Irigasi Yang Berkelanjutan

1) Jaminan Keberlanjutan Ketersediaan Air Jumlah total anggaran Rp.147.950.000,- sedangkan realisasi keuangan sebesar Rp.120.950.000,-

2) Peningkatan Pendapatan Usaha Tani Jumlah total anggaran sebesar Rp. 55.650.000,- sedangkan realisasi keuangan sebesar Rp. 54.580.000,-

Page 300: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 29292929 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

• Pengelolaan Proyek a. Rapat Koordinasi dengan Misi bank Dunia

Jumlah anggaran sebesar Rp. 1.200.000,- dan realisasi keuangannya sebesar Rp. 1.200.000,-

b. Rapat Koordinasi dengan Instansi Terkait Jumlah anggaran sebesar Rp. 3.150.000,- dan realisasi keuangannya sebesar Rp. 3.150.000,-

c. Pertemuan Teknis Pra AWP PPIU Jumlah anggaran sebesar Rp. 1.200.000,- dan tidak terealisasi.

d. Penyusunan Laporan Fisik dan Keuangan Jumlah anggaran sebesar Rp. 3.150.000,- dan realisasi keuangannya sebesar Rp. 3.127.200,-

- Tahun 2008

1) Dana APBD (Grant) Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Sumber Daya Air

(NTB-WRMP) bersumber dari dana APBD mempunyai realisasi keuangan 93,01% sedangkan fisik mencapai 100%. Total Dana : Rp. 44.802.000,- Realisasi Dana : Rp. 41.672.000,- Dana yang tidak terpakai : Rp. 3.130.000,- Dana yang tidak terpakai merupakan sisa dari dana belanja modal yang tidak bisa dicairkan karena adanya perhitungan persentase (20%) dengan dan LOAN (80%).

2) Dana APBN (LOAN)

Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Sumber Daya Air (NTB-WRMP) yang bersumber dari dana LOAN realisasi keuangannya sebesar 98,56% sedangkan realisasi fisik 99,99%. Total Dana : Rp. 1.397.039.000,- Realisasi Dana : Rp. 1.376.969.000,- Dana yang tidak terpakai : Rp. 20.070.000,-

Dana yang tidak terpakai merupakan dana dari honor narasumber, panitia kegiatan, biaya sewa ruang yang tidak diambil karena anggarannya melebihi standar biaya daerah serta Rapat Koordinasi dengan Misi Bank Dunia.

Kegiatan NTB-WRMP yang dilaksanakan dari dana APBN adalah sebagai berikut :

• Pemberdayaan Kelembagaan Pengelolaan Irigasi a. Lokakarya Penjabaran Redefinisi Tugas KPI-PPSIP b. Evaluasi Kinerja Usahatani

• Pemberdayaan P3A, GP3A dan IP3A a. Fasilitasi Pembentukan P3A b. Legalisasi Pemberian Badan Hukum P3A c. Fasilitasi Peningkatan Sistem Komunikasi P3A

Page 301: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 30303030 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

d. Bimbingan Teknis Pemberdayaan P3A/GP3A e. Monitoring dan Evaluasi Pemberdayaan P3A/GP3A

• Pemberdayaan Petani Tingkat Usaha Tani dan Ketersediaan Air

a. Fasilitasi Penumbuhan Kelembagaan Keuangan Pembiayaan b. Apresiasi Sistem Stimulan c. Temu Usaha Kemitraan dan Temu Lapang Agribisnis d. Bimtek dan Monev Peningkatan Pendapatan Usahatani

• Jaminan Keberlanjutan Fungsi Lahan Beririgasi dan Ketersediaan Air

- Pelatihan Teknologi Tepat Guna SRI - Dem Area SRI dan PTT - SL-PHT - Sekolah Lapang Iklim (SLI) - Bimtek dan Monev Keberlanjutan Ketersediaan Air

- Tahun 2009

1) Dana APBD Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Sumber Daya Air (NTB-WRMP) Kabupaten Sumbawa dari dana APBD mempunyai Realisasi keuangan untuk tahun anggaran 2009 sebesar 95.32% dan fisik mencapai 100%. Total Dana : Rp. 67.899.900,- Realisasi Dana : Rp. 64.721.820,- Dana yang tidak terpakai : Rp. 3.978.080,- Dana yang tidak terpakai terdiri dari honor KPA yang tidak bisa dicairkan selama 2 bulan (Rp. 800.000,-) dan biaya perjalanan dinas yang tidak diambil karena kelebihan anggaran/pagu dana (Rp. 2.378.080)

2) Dana APBN Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Sumber Daya Air (NTB-WRMP) dana APBN mempunyai realisasi fisik mencapai 100% dan realisasi keuangan sebesar 95,97% (Rp. 380.100.000,-) dari total anggaran Rp. 396.050.000,- dengan rincian kegiatan sebagai berikut : • Pelaksanaan Evaluasi Kinerja Usaha Tani • Fasilitasi Pembentukan P3A • Legalisasi/Pemberian Badan Hukum P3A • Fasilitasi Pembentukan GP3A/IP3A

• Pelatihan penguatan kelembagaan P3A/GP3A/IP3A • Bantuan Teknis Kemitraan dan Kerjasama P3A/GP3A/IP3A • Dem Area SRI • Sekolah Lapang Iklim (SLI) • Melaksanakan Usaha Hemat Air

Page 302: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 31313131 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

- Tahun 2010

Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Sumber Daya Air (NTB-WRMP) Kabupaten Sumbawa dari dana APBN untuk tahun anggaran 2010 dalam bentuk dana TP (Tugas Pembantuan) mempunyai total dana sebesar Rp. 154.000.000,- dengan uraian jenis kegiatan dan anggaran sebagai berikut :

a. Kegiatan SRI sebesar Rp. 54.000.000,- b. Kegiatan Dem Area sebesar Rp.100.000.000,- Dari total dana yang dianggarkan yang baru terealisasi adalah dana untuk kegiatan Dem Area sebesar Rp. 100.000.000,- untuk 2 kelompok yaitu kelompok P3A Samalewa Desa Brang Biji Kecamatan Sumbawa dan kelompok P3A Untir Lamutan Desa Pemasar Kecamatan Maronge yang masing-masing menerima sebesar Rp. 50.000.000,- sedangkan untuk kegiatan SRI belum terealisasi meskipun SPJ sudah 100% dan sudah melaksanakan pertemuan sebanyak 3 kali dengan jumlah kelompok penerima, nama kelompok serta lokasi Desa dan Kecamatan Kelompok penerima bantuan sosial sama dengan bantuan sosial Dem Area .

d. Kabupaten Dompu, tanggal 1 s/d 3 Juni 2010 - Tahun 2006

Alokasi dana kegiatan NTB-WRMP Dinas Pertanian Kabupaten Dompu Tahun Anggaran 2006 sesuai dengan DIPA No. 0112.0/069-03.0/-/2006 tanggal 31 Desember 2005 adalah sebesar Rp. 254.923.200,- yang bersumber dari dana hibah Uni Eropa yang dikelola oleh Bank Dunia (Grant TF 055997), dan dana pendamping sebesar 20% berumber dari APBD II sebesar Rp. 63.730.800,-, sehingga total dana NTB-WRMP tahun 2006 sebesar Rp. 318.654.000,-. Realisasai keuangan sampai dengan Desember 2006 mencapai 47.79% atau sebesar Rp. 152.300.000,- sehingga sisa dana sebesar Rp. 224.749.000,-, hal ini terjadi karena terbatasnya waktu pelaksanaan kegiatan yang disebabkan terlambatnya pengesahan DIPA.

- Tahun 2007

Alokasi dana kegiatan NTB-WRMP Dinas Pertanian Kabupaten Dompu Tahun Anggaran 2007 sesuai dengan DIPA No. 0412.0/018-03.1/-/2007 tanggal 31 Desember 2006 adalah sebesar Rp. 359.040.000,- yang bersumber dari dana hibah Uni Eropa yang dikelola oleh Bank Dunia (Grant TF 055997), dan dana pendamping sebesar 20% berumber dari APBD II sebesar Rp. 89.695.250,-, sehingga total dana NTB-WRMP tahun 2006 sebesar Rp. 448.735.250,-. Realisasai keuangan sampai dengan Desember 2006 mencapai 95.58% atau sebesar Rp. 343.203.240,- , dana yang tersisa hanya Rp. 15.836.680,-.

- Tahun 2008

Kegiatan NTB-WRMP tahun 2008 di Kabupaten Dompu dialokasikan dana sebesar Rp. 417.039.000,- , hingga bulan Desember 2008 capaian fisik dan

Page 303: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 32323232 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

keuangan yaitu sebasar Rp. 416.299.000,- atau 99.82%. Hal ini menggambarkan peningkatan yang signifikan jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Pada Tahun 2008 dilakukan Evaluasi Dampak keberadaan NTB-WRMP (sebelum dan sesudah NTB-WRMP dilaksanakan), hal ini tertulis dalam laporan akhir kegiatan NTB WRMP, bahwa para petani di Lokasi DEM AREA dan sekitarnya telah menggunakan benih berlabel sesuai anjuran (hemat secara ekonomis), produksi rata-rata per hektar mencapai 6 ton/ha, yang sebelumnya hanya mencapai 4.5 ton/ha. Sebelum NTB WRMP petani hanya menanam padi 2 kali dalam setahun tetapi setelah NTB WRMP maka petani mampu menanam hingga 3 kali tanam (pola SRI IP 200% menjadi 300%). Diversifikasi usaha juga telah mulai dilakukan sejak NTB WRMP dilaksanakn, petani telah mampu menakar benih sehingga pendapatan meningkat.

- Tahun 2009

Alokasi dana kegiatan NTB-WRMP Dinas Pertanian Kabupaten Dompu Tahun Anggaran 2009 sesuai dengan DIPA No. 094.0/018-8.4/-/2009 tanggal 31 Desember 2008 adalah sebesar Rp. 398.200.000,- yang bersumber dari dana hibah Uni Eropa yang dikelola oleh Bank Dunia (Grant TF 055997),. Realisasai keuangan sampai dengan Desember 2009 mencapai 97.58% atau sebesar 387.496.500,- dan 100% untuk realisasi fisik, dana yang tersisa sebesar Rp. 10.703.500,- merupakan sisa dana kegiatan dan telah disetorkan kembali ke Rekening Khusus.

e. Kabupaten Bima, 1 s/d 3 Juni 2010 - Tahun 2006

1) Pendanaan NTB-WRMP • Dana Grant

Pada TA. 2006 alokasi dana untuk kegiatan NTB-WRMP pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Bima adalah berasal dari Grant sebesar Rp.186.476.000,- dan realisasi sebesar Rp.60.520.000 (32,45qs74%)

• Dana APBD II Alokasi dana untuk kegiatan NTB-WRMP pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Bima adalah berasal dari dana APBD II sebesar Rp.46.619.000,- dan realisasi sebesar Rp.12.104.000 (26%)

2) Kegiatan fisik yang terealisasi, meliputi :

• Pendidikan dan Pelatihan, realisasi keuangan Rp.30.960.000 atau 84,71% dan realisasi fisik sebesar 84,70%

• Pengembangan Kelembagaan, realisasi keuangan Rp.28.152.000 atau 23,86% dan realisasi fisik sebesar 23,80%

• Pengadaan Peralatan nihil. • Monitoring dan Evaluasi, realisasi keuangan Rp.1.408.000 atau 12.25%

dan realisasi fisik sebesar 12,20%

- Tahun 2007 Pendanaan NTB-WRMP 1) Dana Grant

Page 304: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 33333333 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Pada TA. 2007 alokasi dana untuk kegiatan NTB-WRMP pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Bima adalah berasal dari Grant sebesar Rp.408.000.000,- dan realisasi sebesar Rp.241.994.000 (595%)

2) Dana APBD II Alokasi dana untuk kegiatan NTB-WRMP pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Bima adalah berasal dari dana APBD II sebesar Rp.102.000.000,- dan realisasi sebesar Rp.60.498.500 (59%)

3) Kegiatan fisik yang terealisasi, meliputi : • Administrasi Kegiatan, realisasi dana grant Rp.39.250.000,- (44%) dam

APBD II Rp.9.812.500,- (44%)

• Pemberdayaan P3A, GP3A dan IP3A realisasi dana grant Rp.57.872.000,- (88%) dam APBD II Rp.14.168.000,- (88%)

• Keberlanjutan Irigasi, realisasi dana grant Rp.144.872.000,- (57%) dam APBD II Rp.36.518.000,- (57%)

- Tahun 2008 Pendanaan NTB-WRMP 1) Dana Grant

Pada TA. 2008 alokasi dana untuk kegiatan NTB-WRMP pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Bima adalah berasal dari Grant sebesar Rp.417.039.000,- dan realisasi sebesar Rp.352.244.500,- (88%) dan realisasi fisik sebesar 95%.

2) Dana APBD II Alokasi dana untuk kegiatan NTB-WRMP pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Bima adalah berasal dari dana APBD II sebesar Rp.108.703.000,- dan realisasi fisik keuangan sebesar Rp.74.356.000,- (68,4%)

3) Kegiatan fisik yang terealisasi, meliputi : • Administrasi Kegiatan, realisasi keuangan Rp.80.789.000,- (95,74%) dan

realisasi fisik 95,74%.

• Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Sumberdaya Air, realisasi keuangan Rp. 271.455.500,- (81,72%) dan realisasi fisik 100%.

- Tahun 2009 Pendanaan NTB-WRMP 1) Dana Grant

Pada TA. 2009 alokasi dana untuk kegiatan NTB-WRMP pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Bima adalah berasal dari Grant sebesar Rp.398.150.000,- dan realisasi sebesar Rp.382.825.000,- (96%) dan realisasi fisik sebesar 100%.

2) Dana APBD II Alokasi dana untuk kegiatan NTB-WRMP pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Bima adalah berasal dari dana APBD II sebesar Rp.85.200.975,- dan realisasi fisik keuangan sebesar Rp.51.810.100,- (61%)

3) Kegiatan fisik yang terealisasi, meliputi : 3.1) Dana APBN

Page 305: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 34343434 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Sumberdaya Air, realisasi keuangan Rp. 382.825.000,- (96,15%) dan realisasi fisik 100%.

3.2) Dana APBD Pendampingan NTB-WRMP, realisasi keuangan Rp. 51.810.100,- (61%) dan realisasi fisik 100%.

f. Bimbingan dan Penerapan Pola Tanam Antisipasi Kekeringan merupakan kegiatan yang dilaksanakan dalam bentuk perjalanan dinas dalam daerah pada bulan September ini yang dananya bersumber dari dana APBDP. Berikut ini adalah hasil laporan perjalanan dinas ke masing-masing kabupaten se-provinsi NTB :

• Kabupaten Lombok Barat (belum ada laporan hasil perjalanan dinas) • Kabupaten Lombok Tengah (belum ada laporan hasil perjalanan dinas) • Kabupaten Lombok Timur (belum ada laporan hasil perjalanan dinas) • Kabupaten Lombok Utara (belum ada laporan hasil perjalanan dinas) • Kabupaten Sumbawa Barat

Dari hasil bimbingan dan sosialisasi di Kabupaten Sumbawa Barat keadaan sampai dengan Bulan Agustus 2010 tidak terjadi kekeringan pada lokasi / luas areal tanaman yang diusahakan. Petani masih bisa melakukan penanaman, hal ini disebabkan persediaan air untuk melakukan kegiatan usahatani masih mencukupi, walaupun seperti perkiraan dari BMG Tahun 2010 terjadi El Nino. Namun masih tetap melakukan penanaman sehingga menyebabkan pelanggaran pola tanam oleh petani

Informasi dari petugas kabupaten, pada tahun-tahun sebelumnya memang sering terjadi kekeringan, namun kekeringan tersebut terjadi antara lain disebabkan oleh sedikitnya curah hujan sehingga tanaman sempat kekurangan air. Kekeringan yang panjang di musim kemarau menyebabkan petani tidak bisa melakukan penanaman dan hilangnya mata air.

Beberapa solusi yang dapat diberikan yaitu dengan menerapkan usahatani konservasi lahan terpadu, yaitu usahatani yang menekankan pada upaya pelestarian pemanfaatan lahan semaksimal mungkin sepanjang tahun untuk meningkatkan produksi pertanian (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan maupun ternak dengan memperhatikan kaidah dan menerapkan teknik-teknik konservasi tanah dan air (terasering, pembuatan guludan dan tanaman penguat teras, dan lain-lain).

Selain itu juga Pengaturan Pola Tanam yang baik, hal ini akan sangat membantu sekali dalam mengantisipasi terjadinya gagal panen akibat kekeringan.

Beberapa saran yang perlu dilakukan antara lain:

a) Melakukan inventarisasi daerah-daerah rawan bencana alam (banjir/ kekeringan) untuk dapat melakukan langkah-langkah antisipasi dan penyesuaian pola tanam.

b) Tetap melakukan sosialisasi dan penyuluhan pola tanam untuk mengantisipasi terjadinya bencana alam (kekeringan) dan pemutusan siklus hidup OPT.

Page 306: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 35353535 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

c) Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dan kabupaten dalam melakukan distribusi air secara bergilir, terencana dan terarah dengan pengairan sistem gilir-giring.

d) Perbaikan jaringan irigasi. e) Melakukan percepatan tanam antara lain dengan teknologi pengolahan tanah

minimum, tanpa olah tanah (TOT), tabur benih langsung (tabela) serta pendayagunaan traktor roda dua dan mesin pompa air baik yang dikelola oleh UPJA, swasta dan kelompok tani.

f) Mencegah kerusakan lahan dan memperbaiki Cathment Area sebagai daerah resapan air melalui usaha konservasi tanah bak dengan metode mekanis (seperti pembuatan terasering, baik penampungan air) maupun vegetatif.

1. Kabupaten Sumbawa tidak terdapat kekeringan. 2. Kabupaten Dompu

Maksud dan tujuan pelaksanaan kegiatan Bimbingan dan Penerapan Pola Tanam serta Antisipasi Kekeringan ke Kabupaten Dompu adalah melaksanakan bimbingan terhadap petugas di Kabupaten untuk dapat mengarahkan petani dalam melakukan penerapan pola tanam dengan maksud mengantisipasi kekeringan sehingga peningkatan produksi dapat dicapai. Terjadinya penomena alam badai elnino yang mengakibatkan perubahan cuaca yang ekstrim dalam satu tahun terakhir ini, maka sangat diperlukan langkah-langkah antisipasi dengan penerapan pola tanam untuk mengantisipasi kekeringan yang terjadi.

Data luas lahan yang terkena kekeringan di Kabupaten Dompu mengalami peningkatan dalam kurun waktu 3 tahun terakhir. Pada tahun 2010 ini luas lahan kering di Kabupaten Dompu mencapai 5.493 Ha, luasan ini meningkat tajam dari tahun 2009 seluas 327 Ha dan 2008 seluas 449 Ha. Luas lahan kering tertinggi hingga paling kecil dikatagorikan berdasarkan kecamatan adalah ; Manggalewa 1.846 Ha, Hu’u 1.206 Ha, Pajo 1.056 Ha, Woja 222 Ha disusul Kilo 167 Ha dan Kempo 110 Ha.

Dalam rangka penerapan pola tanam dan antisipasi kekeringan maka perlu diambil langkah – langkah penerapan pola tanam. Perubahan secara drastis antara musim kering dan musim hujan memaksa para petugas lapangan lebih intensif dalam mendampingi petani untuk memberikan solusi agar dapat tetap bertanam dengan mengantisifasi masalah kekeringan ini.

Selain factor curah hujan yang tidak merata, kekeringan yang sering terjadi pada pertanaman disebabkan oleh beberapa faktor antara lain karena kebiasan petani sendiri yang tidak mematuhi jadwal tanam sehingga menyebabkan perbedaan umur pertanaman yang menyebabkan kebutuhan air tidak merata yang dapat mengakibatkan terjadinya serangan hama penyakit tanaman dan kekurangan air pada pertanaman dimana saat pertanaman membutuhkan air yang cukup tidak mendapatkan suplay air yang sesuai dengan kebutuhan pertanaman karena disatu sisi adanya perbedaan jenis pertanaman dengan pola tanam yang tidak beraturan tersebut suplay air juga tidak dapat terkontrol.

Page 307: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 36363636 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Untuk mengatasi hal-hal di atas (Peraturan Pola Tanam) perlu adanya kesepakatan bersama antara pemerintah daerah melalui Dinas Pertanian Kabupaten Dompu dengan para petani untuk bersama-sama membuat dan mematuhi pola tanam seperti yang pernah diterapkan di masa orde baru dahulu.

Solusi lain yang diterapkan khususnya untuk padi sawah yang saat ini sudah mulai dikembangkan di lapangan adalah Pengembangan System Of Rice Intensification (SRI) system usahatani padi sawah metode SRI adalah usahatani padi sawah irigasi secara intensif dan efisien dalam pengelolaan tanah, tanaman dan air melalui pemberdayaan kelompok dan kearifan lokal serta berbasis pada kaidah ramah lingkungan.penerapan system ini dapat menghemat penggunaan benih yang sedikit dengan cara tanam satu – satu dan pengeluaran biaya dapat ditekan mengingat tekhnologi ini sangat sederhana dan dapat diterima oleh petani disamping penghematan benih dan biaya juga dalam hal penggunaan air pengairan dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin karena tidak membutuhkan pengairan yang banyak.

3. Kabupaten Bima

Maksud dan tujuan pelaksanaan kegiatan Bimbingan dan Penerapan Pola Tanam serta Antisipasi Kekeringan ke Kabupaten adalah melaksanakan bimbingan terhadap petugas di Kabupaten untuk dapat mengarahkan petani dalam melakukan penerapan pola tanam dengan maksud mengantisipasi kekeringan sehingga peningkatan produksi dapat dicapai.

Dalam rangka penerapan pola tanam dan antisipasi kekeringan maka perlu diambil langkah – langkah penerapan pola tanam. Kekeringan yang sering terjadi pada pertanaman disebabkan oleh beberapa faktor antara lain karena kebiasan petani sendiri yang mana pada awal musim tanam sering dijumpai perbedaan awal tanam dan pola tanam yang dapat mengakibatkan terjadinya serangan hama penyakit tanaman dan kekurangan air pada pertanaman dimana saat pertanaman membutuhkan air yang cukup tidak mendapatkan suplay air yang sesuai dengan kebutuhan pertanaman karena disatu sisi adanya perbedaan jenis pertanaman dengan pola tanam yang tidak beraturan tersebut suplay air juga tidak dapat terkontrol. Faktor lain yang dapat mempengaruhi penerapan pola tanam tersebut yang disebabkan curah hujan tidak merata, semakin berkurangnya sumber air dan debit air pada sumber-sumber air. Untuk itu solusi yang perlu dilakukan adalah adanya sosialisasi ketingkat lapangan yang dilaksankan oleh petugas provinsi maupun kabupaten sampai pada tingkat kelompok tani yang ada dilapangan dengan tujuan agar semua pihak dapat mematuhi dan menerapkan pola tanam yang sudah ada dan diharapkan petani dapat memanfaatkan lahan secara maksimal dengan tetap berpatokan pada pola tanam yang ada dan pelestarian sumber daya alam. Sehingga apabila ini semua dapat diterapkan dan dilaksanakan dilapangan maka peningkatan produksi dapat tercapai. Solusi lain yang diterapkan khususnya untuk padi sawah yang saat ini sudah mulai dikembangkan di lapangan adalah Pengembangan System Of Rice Intensification (SRI) system usahatani padi sawah metode SRI adalah usahatani padi sawah irigasi secara intensif dan

Page 308: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 37373737 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

efisien dalam pengelolaan tanah, tanaman dan air melalui pemberdayaan kelompok dan kearifan lokal serta berbasis pada kaidah ramah lingkungan.penerapan system ini dapat menghemat penggunaan benih yang sedikit dengan cara tanam satu – satu dan pengeluaran biaya dapat ditekan mengingat tekhnologi ini sangat sederhana dan dapat diterima oleh petani disamping penghematan benih dan biaya juga dalam hal penggunaan air pengairan dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin karena tidak membutuhkan pengairan yang banyak. Maka penerapan pola tanam system SRI ini sangat cocok dalam mengantisipasi kekeringan.

g. Monitoring dan Pengumpulan Data untuk penyusunan Laporan Evaluasi NTB – WRMP tahun 2006 – 2010 untuk Kabupaten Dompu dapat dijabarkan sebagai berikut :

- Kegiatan NTB –WRMP Tahun 2006

Alokasi dana kegiatan NTB-WRMP Dinas Pertanian Kabupaten Dompu Tahun Anggaran 2006 sesuai dengan DIPA No. 0112.0/069-03.0/-/2006 tanggal 31 Desember 2005 adalah sebesar Rp. 254.923.200,- yang bersumber dari dana hibah Uni Eropa yang dikelola oleh Bank Dunia (Grant TF 055997), dan dana pendamping sebesar 20% berumber dari APBD II sebesar Rp. 63.730.800,-, sehingga total dana NTB-WRMP tahun 2006 sebesar Rp. 318.654.000,-. Realisasai keuangan sampai dengan Desember 2006 mencapai 47.79% atau sebesar Rp. 152.300.000,- sehingga sisa dana sebesar Rp. 224.749.000,-, hal ini terjadi karena terbatasnya waktu pelaksanaan kegiatan yang disebabkan terlambatnya pengesahan DIPA.

- Kegiatan NTB –WRMP Tahun 2007

Alokasi dana kegiatan NTB-WRMP Dinas Pertanian Kabupaten Dompu Tahun Anggaran 2007 sesuai dengan DIPA No. 0412.0/018-03.1/-/2007 tanggal 31 Desember 2006 adalah sebesar Rp. 359.040.000,- yang bersumber dari dana hibah Uni Eropa yang dikelola oleh Bank Dunia (Grant TF 055997), dan dana pendamping sebesar 20% berumber dari APBD II sebesar Rp. 89.695.250,-, sehingga total dana NTB-WRMP tahun 2006 sebesar Rp. 448.735.250,-. Realisasai keuangan sampai dengan Desember 2006 mencapai 95.58% atau sebesar Rp. 343.203.240,- , dana yang tersisa hanya Rp. 15.836.680,-.

- Kegiatan NTB –WRMP Tahun 2008

Kegiatan NTB-WRMP tahun 2008 di Kabupaten Dompu dialokasikan dana sebesar Rp. 417.039.000,- , hingga bulan Desember 2008 capaian fisik dan keuangan yaitu sebasar Rp. 416.299.000,- atau 99.82%. Hal ini menggambarkan peningkatan yang signifikan jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Pada Tahun 2008 dilakukan Evaluasi Dampak keberadaan NTB-WRMP (sebelum dan sesudah NTB-WRMP dilaksanakan), hal ini tertulis dalam laporan akhir kegiatan NTB WRMP, bahwa para petani di Lokasi DEM AREA dan sekitarnya telah menggunakan benih berlabel sesuai anjuran (hemat secara ekonomis), produksi rata-rata per hektar mencapai 6 ton/ha, yang sebelumnya hanya mencapai 4.5 ton/ha. Sebelum NTB WRMP petani hanya menanam padi 2 kali dalam setahun tetapi setelah NTB WRMP maka petani mampu menanam hingga

Page 309: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 38383838 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

3 kali tanam (pola SRI IP 200% menjadi 300%). Diversifikasi usaha juga telah mulai dilakukan sejak NTB WRMP dilaksanakn, petani telah mampu menakar benih sehingga pendapatan meningkat.

- Kegiatan NTB –WRMP Tahun 2009

Alokasi dana kegiatan NTB-WRMP Dinas Pertanian Kabupaten Dompu Tahun Anggaran 2009 sesuai dengan DIPA No. 094.0/018-8.4/-/2009 tanggal 31 Desember 2008 adalah sebesar Rp. 398.200.000,- yang bersumber dari dana hibah Uni Eropa yang dikelola oleh Bank Dunia (Grant TF 055997),. Realisasai keuangan sampai dengan Desember 2009 mencapai 97.58% atau sebesar 387.496.500,- dan 100% untuk realisasi fisik, dana yang tersisa sebesar Rp. 10.703.500,- merupakan sisa dana kegiatan dan telah disetorkan kembali ke Rekening Khusus.

Kegiatan NTB –WRMP Tahun 2010

Data evaluasi untuk tahun 2010 belum kami dapatkan hal ini disebabkan karena pihak Kabupaten sedang focus untuk proses pencairan dana Tugas Pembantuan (TP) yang masih terhambat pada tahap pembuatan dokumen yang diperukan (kwitansi dan sebagainya).

h. Fasilitasi Gerakan Pola Tanam Berbasis Awig-awig dilaksanakan pada tanggal 25 November 2010 dalam bentuk pertemuan dengan anggota P3A/GP3A di 4 (empat) kecamatan yakni Narmada, Lembar, Gerung dan Labuapi di Kabupaten Lombok Barat sejumlah 500 (lima ratus) orang. Adapun lokasi pertemuan dilakukan di GP3A Mekar Jaya, Desa Bengkel, Kabupaten Lombok Barat.

Adapun hasil kegiatan ini dapat dileporkan sebagai berikut :

Kegiatan Acara Fasilitasi Gerakan Pola Tanam Berbasis Awig-Awig Dinas Pertanian TPH Provinsi NTB dilaksanakan di 4 (empat) Kecamatan yakni : Lembar, Gerung, Labuapi dan Narmada Kabupaten Lombok Barat yang diikuti oleh sebanyak 500 (Lima ratus orang) orang peserta dari kelompok P3A/GP3A dan pengurus kelompok tani yang berada di Kabupaten Lombok Barat. Pemilihan lokasi dengan pertimbangan di 4 (empat) kecamatan tersebut banyak dijumpai pelanggaran pola tanam.

Salah satu dampak perubahan iklim global yaitu bergesernya awal musim hujan akan berdampak sangat besar untuk para petani. Berkaitan dengan hal tersebut perlu meningkatkan kepedulian masyarakat petani akan dampak perubahan iklim, pemahaman terhadap prilaku iklim (hujan) dan upaya penyesuaian pola tanam dan jadwal tanam.

Diperkirakan pengaruh El Nino pada Tahun 2010 akan berdampak pada proses pertanian, namun sampai saat ini Provinsi NTB masih ada musim hujan untuk tanaman yang sedang diusahakan. Sumber Daya Air yang terbatas merupakan sumber kehidupan, sehingga kita perlu efisen dalam penggunaannya.

Pengaturan pola tanam merupakan salah satu usaha untuk mengefisienkan penggunaan air. Pengaturan pola tanam selain diatur oleh pemerintah tapi kita juga

Page 310: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 39393939 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

memiliki kearifan budaya lokal, diharapkan ada awig-awig / norma-norma/aturan yang baik untuk pengaturan pola tanam.

Sejak reformasi sampai sekarang peran para penyuluh pertanian sebagai teman bicara petani sudah berkurang. Kedepannya penyuluh diharapkan bisa menjadi pendamping petani, salah satunya mengamankan pola tanam masyarakat setempat dengan memperhatikan peraturan pemerintah.

Dari hasil Acara Fasilitasi Gerakan Pola Tanam Berbasis Awig-Awig diperoleh kesepakatan awig-awig yang ditandatanggani oleh GP3A DI Keru Kecamatan Narmada, GP3A Pengga Kanan Kecamatan Gerung, GP3A Pengga Kiri Kecamatan Lembar, dan GP3A Mekar Jaya Kecamatan Labuapi yang isinya sebagai berikut :

1. Perkumpulan petani pemakai air / gabungan perkumpulan petani pemakai air (P3A/GP3A) Kabupaten Lombok Barat, akan mematuhi pola tanam yang berlaku sesuai dengan Perda Kabupaten Lombok Barat nomor 2 tahun 2010 tentang Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi di Kabupaten Lombok Barat dalam rangka untuk mencegah timbulnya eksplosi dan meningkatnya organisme pengganggu tanaman (OPT) tertentu.

2. Memanfaatkan air irigasi yang ada secara efektif dan efisien sesuai kebutuhan tanaman mengingat sumber daya air yang ada semakin terbatas.

Beberapa kesimpulan yang dapat dlaporkan adalah sebagai berikut :

1. Terlaksananya kegiatan Acara Fasilitasi Gerakan Pola Tanam Berbasis Awig-Awig Dinas Pertanian TPH Provinsi NTB di 4 (empat) Kecamatan Lembar, Gerung, Labuapi dan Narmada Kabupaten Lombok Barat diikuti sebanyak 500 (Lima ratus orang) orang peserta dari kelompok P3A/GP3A dan pengurus kelompok tani yang berada di Kabupaten Lombok Barat.

2. Dari hasil Acara Fasilitasi Gerakan Pola Tanam Berbasis Awig-Awig diperoleh kesepakatan awig-awig yang ditandatanggani oleh GP3A DI Keru Kecamatan Narmada, GP3A Pengga Kanan Kecamatan Gerung, GP3A Pengga Kiri Kecamatan Lembar dan GP3A Mekar Jaya Kecamatan Labuapi .

3. Perkumpulan Petani Pemakai Air dapat berkembang jika terjalin hubungan timbal balik antara pembina dengan Petani Pemakai Air, untuk menggerakkan petani baru perlu dihimpun dalam wadah kelompok hamparan dan diskusi, dalam hal penerapan teknologi baru perlu dihimpun dalam wadah kelompok tani hamparan/kwarter dan selanjutnya mereka harus berhimpun dalam wadah organisasi P3A.

4. Dengan adanya kegiatan ini, Kabupaten Lombok Barat bisa menjadi contoh bagi kabupaten lainnya.

5. Kedepannya diharapkan penyuluh pertanian bisa mendampingi petani dalam pengaturan pola tanam.

Page 311: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 40404040 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

i. Peningkatan Produksi Jagung Melalui Peningkatan Sarana dan Prasarana senilai Rp. 230.000.000,- telah selesai dilaksanakan dan telah hasil fisik kegiatan yang berupa :

(1) Pembangunan Embung Rakyat senilai Rp.140.000.000,- yang terdiri dari 2 (dua) unit yakni :

• Desa Pijot, Kecamatan Keruak, Kabupaten Lombok Timur 1 (satu) unit senilai Rp.70.000.000,-

• Desa Bilelando, Kecamatan Praya Timur, Kabupaten Lombok Tengah 1 (satu) unit senilai Rp.70.000.000,-

(2) Irigasi Perpipaan senilai Rp.90.000.000 yang terdiri dari 3 (tiga) unit yakni: 1. Desa Segala Anyar, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah 1 (satu)

unit senilai Rp.30.000.000,- 2. Desa Kawo, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah 1 (satu) unit

senilai Rp.30.000.000,- 3. Desa Labu Pandan, Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Timur 1 (satu)

unit senilai Rp.30.000.000,-

Adapun Berita Acara Serah Terima Barang kegiatan ini telah disusun dengan no: PLA.602.2/………/Diperta TPH/……./ tanggal 30 Desember 2010 dan ditandatangani oleh kedua belah pihak yakni pihak pertama adalah Kepala Dinas Pertanian TPH NTB dan sebagai pihak kedua adalah Ketua Kelompok Tani yang masing-masing Desa tersebut.

• Seksi Pengelolaan Air

Tidak terdapat progress kegiatan Bidang PLA yang bersumber dari dana APBD atau nihil.

B. Kegiatan DIPA (APBN) tahun 2010

1. Bidang PLA, Mengadakan Pertemuan Koordinasi dan Sinkronisasi Pengelolaan Lahan dan Air Tingkat Provinsi Tahun 2010 pada tanggal 29 Maret 2010 yang bertempat di hotel Lombok Raya Mataram. Pelaksananaan/realisasi fisik kegiatan ini telah mencapai 100%.

Pertemuan ini dibuka oleh Bapak Sekretaris Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air Direktorat Jenderal Pengelalaan Lahan dan Air Kementerian Pertanian Republik Indonesia, dihadiri oleh Kepala Bagian Monitoring dan Evaluasi serta Kepala Sub Bagian Evaluasi Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Kepala Dinas Pertanian TPH Provinsi NTB, Kepala Bidang PLA dan Kepala Sub Bagian Program dan Pelaporan Dinas Pertanian TPH Provinsi NTB serta seluruh peserta dari Kabupaten/Kota Se- NTB kecuali Kota Mataram.

Berdasarkan pengarahan dari Bapak Sekretaris Direktorat Jenderal PLA Kementerian Pertanian RI, Kepala Dinas Pertanian TPH Provinsi NTB dan hasil diskusi serta Tanya jawab dari seluruh peserta pertemuan , maka beberapa kesimpulan dapat kami sampaikan sbb :

Page 312: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 41414141 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

a. Kegiatan Pengelolaan Lahan dan Air dilaksanakan dengan mengacu padan Pengembangan Kawasan produksi tidak dilakukan secara parsial dan diperioritaskan untuk mendukung kegiatan swasembada, kawasan sentra produksi melalui SLPTT dan kawasan terintegrasi.

b. Penentuan lokasi untuk kegiatan Pengelolaan Lahan dan Air di Kabupaten diharapkan pelaksana kegiatan duduk bersama dalam mengambil suatu keputusan dengan sektor lain agar tidak terjadi tumpang tindih.

c. Khusus untuk kegiatan Pengelolaan sumur tanah dalam bagi Kabupaten yang mempunyai kegiatan tersebut diharapkan dalam penetuan lokasi kegiatan hendaknya dalam penentuan lokasi kegiatan diharapkan mengacu pada daftar lokasin yang sudah disurvei oleh geologi agar dalam pengawasan tidak terjadi permasalahan.

d. Kepada Kabupaten yang mendapat dana Tugas Pembantuan dari BLN, dalam pelaksanaan fisik dilapangan agar diperhatikan fisik BLN harus lebih baik dari pada fisik tugas pembantuan karena dalam pengelolaan dana BLN dan dana TP ada perbedaan.

e. Sesuai dengan pedum yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pengolahan Lahan dan Air Kementerian Pertanian RI bahwa dalam pencairan dana untuk kegiatan Bansos , tim teknis yang sudah dibentuk di Kabupaten tetap medampingi proses pencairan dana di tingkat Kelompokmtani untuk menghindari adanya penyimpangan – penyimpangan yang dilakukan oleh Kelompok tani disetiap pengeluaran harus dilengkapi dengan kwitansi, hindari pengeluaran-pengeluaran yang tidak memakai kwitansi dan catatan harus lengkap setiap proses pencairan dana.

f. Bagi petugas Kabupaten yang membina Kelompok tani yang mendapat dana Bantuan Sosial dihimbau untuk tidak menerima uang insentif dari kelompok tani karena menyalahi aturan yang sudah ditentukan pada petunjuk pelaksnaan dalam penggunaan dana Bansos tersebut.

g. Apabila dalam pelaksnaan kegiatan Bansos ada kelebihan dana ,maka dana tersebut dipergunakan untuk kegiatan yang revan dengan catatan revisi RUKK, akan tetapi bila dalam pemeriksaan terdapat temuan seperti ketidak sesuaian antara fisik dilapangan dengan target sesuai yang telah ditetapkan pada POK, maka dana tersebut harus dikembalikan ke Negara.

h. Dalam struktur penganggaran untuk kegiatan PLA , verifikasi proposal wajib dilaksanakan oleh Provinsi karena dalam pengajuan kegiatan yang disertai proosal , Kabupaten harus melalui Provinsi dalam pengajuan ke Pusat ( Dirjen PLA ).

i. Diupayakan bagi Kabupatenyang mendapat dana DAK dan TP, dalam penetuan lokasi kegiatan agar memperhatikan lokasi DAK diupayakan tidak berdampingan dengan TP, karena sistim pengenggaran berbeda. Hal tersebut dikhawatirkan akan menimbulkan kecemburuan sosial.

Page 313: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 42424242 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

j. Penentuan lokasi JITUT dan JIDES harus dicermati rencana lokasinya diupayakan mencari lokasi yang mempunyai masalah ketersediaan air agar kegiatan yang dialokasikan tersebut bermanfaat bagi masyarakat daerah tersebut.

k. Pelaporan CPCL untuk JITUT dan JIDES untuk UKP4 segera disosialisasikan karena batas ahir untuk CPCL ditentukan oleh pusat sampai pada tanggal 20 April 2010 dan pada bulan Juni kegiatan JITUT dan JIDES sudah selesai dilaksnakan.

l. Secara umum pelaksnaan kegiatan PLA satuan yang dipakai adalah Hektar (Ha) agar tidak menimbulkan permasalahan dalam pengawasan di lapangan.

m. Jadwal palang untuk pelaksanaan kegiatan yang dimasukkan dalam ROPAK hendaknya dibuat secara riil dapat dilaksanakan karena apabila tidak sesuai dengan jadwal palang dana harus dikembalikan ke kas negara.

n. Sehubungan dengan akhir CP/CL untuk kegiatan JITUT dan JIDES pada tanggal 20 April 2010 maka pencaiaran dana diharapkan akhir April 2010.

o. Revisi POK kegiatan untuk sumur tanah dangkal di lokasi Perluasan Areal Hortikultura Komoditas manggis di Kecamatan Batukliang akan dikerjakan di Kabupaten Lombok Tengah. Sehubungan dengan itu maka Kabupaten Lombok tengah segera membuat Revisi agar tidak terjadi keterlambatan.

p. Untuk mempercepat penyerapan dana TP, PMUK Kabupaten/Kota diharapkan mengajukan LS sesuai dengan petunjuk yang telah disampaikan oleh pusat (prosedurnya hampir sama dengan tahun lalu).

q. Sehubungan dengan perubahan sistim pengelolaan dana TP PLA di Kabupaten/Kota untuk tahun 2010 maka agar dilakukan penyesuaian/revisi bila diperlukan dengan pertimbangan waktu dan alokasi serta realokasi anggaran sesuai dengan aturan yang berlaku.

r. Untuk mempermudah pengawasan dalam pencairan/penyerapan dana untuk kegiatan, Provinsi menyarankan agar Kabupaten membuat RKT dan Kalender Kerja yang penyusunannya diharapkan berkonsultasi dengan Provinsi.

s. PMUK Kabupaten, setelah menerima dana dari bendahara TP di Provinsi waktu penyelesaian panjar paling lambat 14 hari sedangkan untuk SPJ paling lambat 24 hari sudah selesai (SPJ sudah di tangan bendahara TP di Provinsi).

2. Seksi Pengelolaan Air, Melaksanakan Pelatihan Irigasi Partisipatif Bagi Petugas Lapangan, kegiatan NTB-WRMP pada tanggal 25 s/d 27 Maret 2010 bertempat di hotel Lombok Raya, Mataram, yang diikuti oleh 45 (empat puluh lima) orang petugas pelaksana (PPL) di tujuh kabupaten pelaksana kegiatan NTB-WRMP se-

Page 314: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 43434343 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

provinsi NTB yakni Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Sumbawa, Sumbawa Barat, Dompu dan Bima.

Pelatihan Irigasi Partisipatif Bagi Petugas Lapangan, Kegiatan NTB-WRMP TA.2010 yang dilaksanakan selama 3 (tiga) hari yakni tanggal 25 s/d 27 Maret 2010 di hotel Lombok Raya Mataram ini dibuka secara resmi oleh Bapak Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB.

Pelatihan ini diikuti oleh sebanyak 45 (empat puluh lima) orang petugas lapangan yang menangani kegiatan NTB-WRMP di 7 (tujuh) kabupaten se-provinsi NTB.

Setelah mengikuti penjelasan narasumber dan dikusi peserta yang terjadi selama pelatihan berlangsung, maka dapat dilaporkan hasil pelaksanaan pelatihan adalah sebagai berikut :

a. Fokus kebijakan pertanian TPH Provinsi NTB adalah : - Mengamankan dan meningkatkan secara proporsional target-target

nasional di daerah melalui strategi pencapaian produksi - Percepatan pengelolaan pertanian lahan kering sebagai wujud

keberpihakan terhadap petani lahan kering, melalui optimalisasi lahan dan sumberdaya air

- Revitalisasi penyuluhan pertanian - Perkembangan dan penerapan teknologi pertanian hulu-hilir - Penguatan permodalan dan akses pasar

b. Optimalisasi lahan dan sumberdaya air meliputi:

- Efisiensi pemanfaatan sumberdaya air - Perluasan pertanian lahan kering melalui dukungan irigasi sprinkle

(optimasi pompa sumur dalam) - Pemberdayaan kelembagaan P3A/GP3A

c. Proses/alur kerjasama pengelolaan jaringan irigasi partisipatif meliputi:

- GP3A terbentuk dan berbadan hukum - Penyusunan draft nota kesepakatan (MOU) - Penandatanganan nota kesepahaman - Persiapan pelaksanaan kerjasama

d. Dalam mengorganisasi peran serta petani, apabila organisasi P3A belum

terbentuk maka perlu dilakukan pengumpulan petani pada setiap blok kuarter atau satuan wilayah blok lainnya dalam suatu pertemuan. Dalam pertemuan ini dapat diperoleh informasi tentang kondisi jaringan serta cara melakukan operasi dan pemeliharaan dan mendiskusikan masalah-masalah yang ada serta usulan dari petani mengenai pengelolaan irigasi.

e. Bentuk partisipasi petani dalam pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi yakni : - Berpartisipasi dalam pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi, ikut

dalam pemikiran, memberi gagasan, pengambilan keputusan dan pelaksanaan kegiatan dengan maksud untuk meningkatkan rasa memiliki,

Page 315: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 44444444 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

tanggung jawab dan kemampuan perkumpulan petani pemakai air dalam rangka meningkatkan efisiensi, efektivitas dan keberlanjutan sistem irigasi, mewujudkan sistem penyelenggaraan yang memenuhi prinsip transparansi dan akuntabilitas.

- Partisipasi dalam kegiatan pengembangan jaringan irigasi

f. Partisipasi dalam bentuk kegiatan pemeliharaan jaringan irigasi meliputi: - Tahap kegiatan perencanaan - Tahap kegiatan pelaksanaan pemeliharaan - Tahap kegiatan monitoring pemeliharaan

g. Tahap kegiatan monitoring dan evaluasi yang meliputi partisipasi dalam

bentuk: - Melaporkan adanya pengambilan air irigasi secara resmi - Melaporkan kejadian pengrusakan bangunan, saluran, pintu air, dan lain-

lain - Melaporkan konflik air dan mengupayakan penyelesaiannya

h. Mekanisme partisipasi masyarakat P3A/GP3A/IP3A dalam pelaksanaan

kegiatan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi partisipatif dibangun dari saling percaya, saling membutuhkan dan saling peduli diantara berbagai pihak terkait irigasi dari aspek teknis dan sosial dalam semua tahap kegiatan sejak perencanaan, pelaksanaan dan pemanfaatan termasuk monitoring dan evaluasi.

i. Prinsip pelaksanaan pemberdayaan adalah : - Penguatan organisasi dilakukan secara demokratis hingga berbadan

hukum, mempunyai hak dan tanggung jawab atas pengelolaan irigasi di wilayahnya

- Upaya meningkatkan fungsi organisasi, memfasilitasi organisasi dengan cara mengembangkan kemampuan sendiri di bidang teknis, keuangan, managerial, administrasi dan organisasi agar dapat mengelola daerah irigasi secara mandiri dan berkelanjutan dalam proses dinamis dan bertanggung jawab.

j. Kegiatan peningkatan motivasi bagi anggota / pengurus P3A diperlukan agar motivasi/semangat untuk dapat memenuhi kebutuhannya sendiri secara mandiri dan maju akan tetap ada atau bahkan meningkat. Pada kegiatan peningkatan motivasi ini dilakukan kunjungan secara periodik oleh fasilitator untuk mengetahui/memantau sejauh mana pemberdayaan yang telah dilakukan P3A (anggota dan pengurus).

k. Pemberdayaan aspek ekonomi meliputi : - Menggerakan anggota dalam hal kontribusi iuran anggota - Mengembangkan usaha ekonomi produktif (UEP) sebagai sumber

pendanaan kelompok - Menghimpun IPI (Iuran Pengelolaan Irigasi) dan memiliki kemampuan

pemeliharaan pada jaringan primer dan sekunder

Page 316: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 45454545 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

l. Pelaksana pemberdayaan kelembagaan petani dilapangan adalah :

- Kelompok pemandu lapangan - Tenaga pendamping petani - Unsur lain yang terkait dalam bidang kelembagaan, teknis dan keuangan

sesuai dengan kebutuhan

m. Penumbuhan kelembagaan tani adalah upaya petugas lapangan dalam memfasilitasi masyarakat tani agar mau dan mampu membuat kesepakatan dan membentuk kelembagaan tani secara demokratis dari oleh dan untuk petani dalam LEPLI kesepakatan antara kelompok tani/gapoktan dengan P3A.

n. Penguatan kelembagaan tani/LEPLI adalah merupakan tahap lebih lanjut dengan membentuk: - Organisasi kelembagaan - Organisasi pengurus - Anggaran dasar - Anggaran rumah tangga - Legalisasi - Penyusunan rencana kerja

o. Pengembangan kelembagaan tani/LEPLI adalah upaya agar kelembagaan tani menjadi lembaga ekonomi yang mampu mengembangkan kelembagaan usaha tani yang menguntungkan bagi organisasi dan seluruh anggotanya.

p. Membangun atau menumbuhkan kreativitas dan kemandirian dengan memakai metode sekolah lapang, dimana: - Sekolah lapang petani (SLP) yang diintroduksi pada program “pengendalian

hama terpadu” menggunakan “metode pendidikan orang dewasa” telah berhasil menumbuhkan kembali kreativitas petani

- Dalam metode SLP ini petani melakukan pengamatan, pengukuran, menganalisa, mendiskusikan, menyimpulkan dan merumuskan rencana tindak lanjut

- Peran penyuluh, pendamping dan peneliti adalah sebagai fasilitator dan bukan menggurui/mengajar

- Fasilitator harus menguasai sepenuhnya masalah - Siklus kegiatan SLP dilakukan setiap minggu selama 12 minggu sesuai

dengan fase pertumbuhan tanaman

q. Dalam memberdayakan kelembagaan masyarakat petani, maka: - Tenaga fasilitator harus dilatih dengan baik dibidang ilmu komunikasi,

sosial budaya dan memiliki kemampuan teknis dalam memotivasi kelembagaan petani

- Pelatihan fasilitator dilakukan secara berjenjang (minimal tingkat pemula dan madya) dan intensif

- Dilakukan inventarisasi kelembagaan petani yang ada saat ini - Inventarisasi kemampuan pimpinan kelembagaan lokal sebagai modal

sosial kearifan lokal

Page 317: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 46464646 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

- Sosialisasi intensif kebutuhan berorganisasi dengan melibatkan semua unsur masyarakat dan pimpinan local

r. Kelembagaan petani di lahan beririgasi. - Kelembagaan yang terbentuk dan dibangun dari kearifan lokal (menjadi

dasar modal sosial masyarakat desa - Kelembagaan yang dibentuk dengan inisiatif dari program pemerintah,

contoh: kelompok tani, gapoktan, P3A/GP3A, KUD, dll.

s. Faktor pendorong keberhasilan kelembagaan petani P3A: - Memiliki bisnis berskala ekonomi yang rasional - Memiliki etika usaha dan kepemimpinan yang kuat dan dinamis - Managemen yang transparan - Mampu mengembangkan usaha yang dinamis - Mengembangkan kemampuan manajemen - Mampu mengembangkan hubungan dan integritas harmonis dengan semua

pihak - Mampu menganalisa peluang dasar dan usaha

Kendala/Hambatan/Masalah Kegiatan:

a). Meningkatnya keunggulan kompetitif dan komparatif sistem usahatani padi sawah

- Meningkatnya kelangkaan lahan dan sumberdaya air irigasi - Meningkatnya harga pupuk kimia dan menurunnya harga komoditas

pertanian - Perubahan demografi dan pola konsumsi - Peningkatan pasar modern dan tumbuh kesadaran kualitas serta kesehatan

lingkungan - Kemiskinan pertanian/perdesaan masih tinggi - Kelembagaan petani masih lemah dan terfragmentasi - Program pembangunan pedesaan terfragmentasi karena kuatnya ego

sektoral.

b). Pelaksana belum mampu dan siap memahami makna penumbuhan kelembagaan petani

c). Adanya petunjuk atau kebijakan dari atasan pelaksana yang berbeda-beda

atau berubah-ubah

d). Bukan petugas lapangan langsung yang terjun kemasyarakat tani e). Tidak melibatkan tokoh masyarakat setempat f). Kelembagaan tani tumbuh bukan dari hasil kesepakatan secara demokratis

dari, oleh dan untuk petani. g). Petugas belum atau tidak mengajarkan tentang cara penguatan kelembagaan

petani. h). Pengetahuan dan ketrampilan petugas kurang. i). Kemampuan pengurus kelembagaan tani kurang. j). Kelembagaan petani tidak atau belum kuat benar

Page 318: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 47474747 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

k). Petugas belum/tidak mengajari cara mengembangkan kelembagaan tani untuk berkembang menjadi lembaga usaha agribisnis.

l). Pengetahuan petugas kurang. m). Belum/tidak tahu cara menjalin kemitraan dengan pihak lain. o). Belum memahami cara memanfaatkan fasilitas atau kemudahan yang

disediakan pemerintah

Kesimpulan dan Usulan Tindak Lanjut:

a. Kesimpulan a) Sekolah Lapang petani merupakan salah satu metode yang tepat untuk

pemberdayaan petani (poktan/gapoktan/P3A) sehingga memiliki pola pokir yang menghasilkan solusi, agar dalam setiap menumbuhkan kelembagaan melalui pembentukan/penumbuhan dari dasar kearifan lokal yang menjadi salah satu kunci modal sosial yakni karena ada kebutuhan dari setiap anggota masyarakat petani yang selalu melakukan kegiatan usahatani untuk memanfaatkan dan menikmati irigasi.

b) Keberhasilan kelembagaan didorong oleh tumbuhnya dinamika kelompok, kebersamaan, etika kepemimpinan yang kuat sehingga akan tumbuh kelembagaan petani yang mandiri.

c) Efektivitas kelembagaan pengelola irigasi pertanian ditentukan dari sejauh mana kemampuan kelembagaan petani dapat melayani berbagai kebutuhan setiap anggotanya. Tujuan tersebut akan dapat dicapai apabila kelembagaan petani tersebut sudah berbadan hukum dan disyahkan pengadilan negeri/akte notaris. Ada pertemuan berkala dan pertemuan sosialisasi AD/ART minimal 1 musim sekali antara pengurus dengan anggota.

d) Program NTB-WRMP dapat digunakan sebagai uji coba integrasi program pengentasan kemiskinan berbasis sumberdaya air di NTB.

Usulan Tindak Lanjut :

a) Perlu pelatihan bagi pelaksana untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya

b) PSETK merupakan syarat yang harus ada dan harus dikuasai petugas pelaksana.

c) Perlu petunjuk tehnis dari instansi yang berwewenang tingkat kabupaten/kota yang penyusunannya mengacu pada peraturan perundangan yang ada dan sesuaidengan kebutuhan dan situasi lapangan.

d) Perlu koordinasi antar instansi terkait dan aparat kecamatan/desa e) Diupayakan kelembagaan tani benar-benar demokratis dari oleh dan

untuk petani. f) Perlu peningkatan petugas tentang cara penguatan kelembagaan petani. g) Perlu pelatihan petugas. h) Perlu pelatihan tentang keorganisasian pengurus kelembagaan tani

dengan narasumber dari instansi terkait, mis. dr Pengadilan Negeri dll. i) Perlu bantuan dana. j) Perlu penguatan kelembagaan petani yang lebih mantap.

Page 319: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 48484848 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

k) Perlu pembelajaran yang lebih intensiv tentang usaha agribisnis terutama bagi pengurusnya.

l) Perlu pelatihan bagi petugas tentang cara bisnis terutama bidang pertanian dan cara menjalin kemitraan dengan pihak lain.

m) Petugas harus rajin mencari informasi kepada dinas yang menangani program-program bantuan kepada petani kemudian disampaikan kepetani.

- Mengadakan Rapat Koordinasi dan Monev Kabupaten, kegiatan NTB-WRMP TA.2010. Target kegiatan ini dilaksanakan sebanyak tiga kali dalam satu tahun, dan pelaksanaan kegiatan yang pertama telah dilakukan pada tanggal 31 Maret 2010 bertempat di hotel Arum Jaya Mataram. Adapun untuk rumusan hasil rapat adalah sebagai berikut :

Rapat Koordinasi dan Monev Kabupaten kegiatan NTB WRMP Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat ini dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB pada tanggal 30 Maret 2010 di Hotel Arum Jaya Mataram Jalan Pancaka No. 27 Mataram, dihadiri oleh Para Narasumber dari Direktorat Pengelolaan Air Dirjen PLA Kementerian Pertanian yang diwakili oleh Kasubag Kelembagaan Direktorat Pengelolaan Air, Provincial Project Management Unit (PPMU) NTBWRMP, Kasubag. Program dan Pelaporan Diperta TPH Prov. NTB, Team Leader Konsultan NTB WRMP, Konsultan NTB WRMP Bidang Pertanian, panitia penyelenggara kegiatan dan peserta kegiatan yaitu Kepala Dinas/ Kepala Bidang / Petugas yang menangani Program NTB WRMP pada Dinas Pertanian di 7 Kabupaten se NTB, sebanyak 30 (tiga puluh) orang.

Hasil rumusan sementara Rakor dan Monev Kabupaten kegiatan NTB WRMP Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB Tahun 2010, yaitu :

a. Kualitas laporan, ketaatan dan ketepatan waktu pengiriman laporan menjadi salah satu indikator reward dan punishment bagi setiap satker. Sehingga laporan yang dibuat harus baik, benar, jujur dan dapat dipertanggungjawabkan. Untuk itu perlu koordinasi yang lebih solid antara pusat, provinsi dan kabupaten dalam melaksanakan, memonitor dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan di tingkat lapangan.

b. Program NTB WRMP hanya merupakan starter pengembangan kelembagaan petani, perlu dukungan APBD untuk langkah-langkah selanjutnya terutama dalam rangka menumbuhkan, menguatkan dan mengembangan kelembagaan petani. Kegiatan pokok Program NTB WRMP Tahun 2010 merupakan tahun terakhir = closing date Juli 2011.

c. Dari hasil pertemuan di Bogor tanggal 29 Juni 2009 diharapkan dapat terbentuk 2 LEPLI di Kabupaten Lombok Timur, Sumbawa Barat dan Bima, sampai saat ini Kabupaten Bima yang sudah terbentuk 3 lepli, Kabupaten Lombok Timur 1 LEPLI, Kabupaten Sumbawa Barat 1 LEPLI dan Kabupaten Lombok Tengah 5 LEPLI. Kedepannya diharapkan lepli menjadi pilot project dan tentunya kabupaten / kota yang lain dapat membentuk LEPLI.

Page 320: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 49494949 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

d. Setiap Kabupaten yang mendapat lokasi Dem Area SRI diharapkan melaksanakan kegiatan tersebut pada MK I dan dilaporkan dampaknya pada musim berikutnya.

e. Dari hasil evaluasi kegiatan NTB WRMP Direktorat Pengelolaan Air Kementerian Pertanian RI, kabupaten yang sudah mengirim laporan akhir Tahun 2009 yaitu Kabupaten Lobar, Loteng dan Lotim. Bagi Kabupaten lain yang belum mengirimkan laporan diharapkan segera mengirim laporan tersebut.

f. Laporan UKP4 (Unit Kepresidandari Kabupaten agar dilaporkan ke provinsi setiap tanggal 5 dengan tembusan ke Dirjen PLA. Sedangkan laporan dari provinsi ke Setdit PLA setiap tanggal 10. Dari Setdit PLA ke Dirjen PLA tanggal 14. Sampai ke UKP4 tanggal 15 setiap bulannya.

g. Pada Bulan Juni sudah akan menetapkan PAGU sementara kegiatan TA. 2011.

h. Bagi Kabupaten yang mendapat kegiatan irigasi bertekanan (Sprinkle) di harapkan agar pemanfaatannya digunakan untuk tanaman yang bernilai ekonomi tinggi.

i. Laporan Simonev Kabupaten sudah diterima di Provinsi setiap tanggal 5 bulan berikutnya.

j. Untuk kegiatan PLA 2010 di Kabupaten SK penetapan CP/CL ditandatangani oleh PPK Kabupaten.

k. Bagi Kabupaten yang agar segera melakukan revisi apabila terjadi ketidaksesuaian pada anggaran.

l. Untuk mempermudah dalam pencairan dana dan pengawasan dalam pelaksanaan kegiatan di Kabupaten, diharapkan membuat rencana kerja tahunan dan kalender kerja agar pelaporan fisik dan keuangan setiap bulannya dapat berjalan dengan lancar.

m. Bagi petugas Kabupaten yang sudah mengikuti Pelatihan Simonev agar melaksanakan pengkaderan kepada staf yang lain untuk menghindari apabila terjadi mutasi pada staf yang bersangkutan.

3. Bidang PLA, Verifikasi Proposal Kegiatan PLA Tahun 2011 telah dilakukan pada bulan April 2010 melalui kegiatan perjalanan dalam rangka verifikasi proposal ke kabupaten. Dari total dana kegiatan Rp.26.600.000,-, prosentase pelaksanaan fisik sebesar 29,88.

Dari hasil evaluasi ke kabupaten di dapat data-data lokasi sebagai kelengkapan dalam pengusulan proposal berdasarkan hasil cp/cl yang dilakukan kabupaten bersama KCD setempat. Adapun hasil evaluasi yang telah dilaksanakan ke masing-masing kabupaten adalah sbb :

a. Kabupaten Lombok Barat

Page 321: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 50505050 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Adapun Usulan terdiri dari : I. Kegiatan pengelolaan lahan terdiri dari :

a. Sarana JUT sepamjang 25 km b. Optimasi lahan seluas 250 Ha c. Pola SRI 10 paket d. Reklamasi lahan seluas 300 Ha e. Konservasi lahan 150 Ha

II. Pengelolaan Air b. JITUT seluas 1200 Ha . c. JIDES seluas 550 Ha d. Pengembangan Air permukaan 9 unit e. Air tanah dangkal 30 unit f. Embung sebanyak 10 unit g. Sumur resapan 8 unit h. Air tanah dalam 2 unit i. Sekolah lapang iklim 5 unit

b. Kabupaten Lombok Utara

Adapun usulan terdiri dari : I. Kegiatan pengelolaan lahan terdiri dari :

a. Sarana JUT sepamjang 20 km b. Optimasi lahan seluas 455 Ha c. Reklamasi lahan seluas 370 Ha d. Mekanisasi pertanian 150 Ha

II. Pengelolaan Air

a. JITUT seluas 600 Ha b. JIDES seluas 720 Ha c. Air tanah dangkal 30 unit b. Embung sebanyak 5 unit • Pompanisasi sebanyak 35 unit • Rehabilitasi jaringan irigasi 1 kegiatan • Pengembangan irigasi permukaan 20 unit

c. Kabupaten Lombok Tengah I. Kegiatan pengelolaan lahan terdiri dari :

a. Sarana JUT sepamjang 4 km b. Optimasi lahan seluas 10 Ha c. Tanaman dengan Pola SRI 1 paket d. Reklamasi lahan seluas 53 Ha e. Consolidated Farming 1 paket f. Konservasi Lahan seluas 50 Ha

II. Pengelolaan Air a. JITUT seluas 200 Ha b. JIDES seluas 200 Ha c. Air permukaan sebanyak 1 unit

Page 322: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 51515151 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

d. Embung sebanyak 2 unit e. Irigasi tanah dangkal sebanyak 27 unit f. Sekolah lapang iklim 1 unit

III. Perluasan Areal Perluasan Areal Hortikultura seluas 120 Ha

d. Kabupaten Lombok Timur Dari hasil verifikasi yang dilakukan ke kabupaten adalah sbb : I. Kegiatan pengelolaan lahan terdiri dari :

a. Sarana JUT sepamjang 41.956 m b. Optimasi lahan seluas 175 Ha c. Das Hulu seluas 925 Ha d. Konservasi Lahan seluas 147 Ha

II. Pengelolaan Air a. JITUT seluas 5981,5 Ha b. JIDES seluas 2995,45 Ha c. Sarana Embung sebanyak 5 unit d. Sumur resapan sebanyak 6 unit e. Sekolah lapang iklim sebanyak 2 unit f. Pengembangan Irigasi Partisipatif 100 Ha. g. Konservasi lahan 1 paket

e. Kabupaten Sumbawa Barat Kegiatan Perluasan Areal : 1. Kegiatan perluasan Sawah

Perluasan sawah seluas 150 Ha. 2. Kegiatan Perluasan Lahan Kering

Perluasan lahan kering seluas 100 Ha.

f. Kabupaten Sumbawa Hasil verifikasi yang dilakukan ke kabupaten Sumbawa adalah sbb : I. Kegiatan pengelolaan lahan

Sarana JUT sepanjang 5 km II. Kegiatan perluasan Areal

Perluasan Areal sawah yang diusulkan seluas 972 Ha III. Kegiatan pengelolaan Air

Kegiatan pengelolaan Air terdiri dari : a. Jitut seluas 400 Ha b. Jides seluas 250 Ha c. Embung sebanyak 5 unit d. Irigasi tanah dangkal sebanyak 5 unit e. Pengembangan irigasi permukaan sebanyak 5 uinit.

g. Kabupaten Dompu Adapun data kegiatan yang dapatkami rangkum adalah sbb :

Page 323: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 52525252 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

I. Kegiatan pengelolaan lahan � Sarana JUT sepanjang 25 km

II. Kegiatan Perluasan Kering. � JIDES untuk kebutuhan seluas 800 Ha

h. Kabupaten Bima Adapun hasil verifikasi yang dilakukan ke kabupaten adalah sbb : Kegiatan pengelolaan lahan a. Lokasi kegiatan J U T sepanjang 5 km b. Optimasi Lahan seluas 100 Ha c. Reklamasi Lahan seluas 50 Ha d. Rumah Kompos sebanyak 1 unit e. Mekanisasi Pertanian sebanyak 10 unit f. Perbaikan kesuburan lahan.

I. Kegiatan Perluasan Areal.

1. Perluasan Lahan Kering Kegiatan perluasan lahan kering seluas 100 Ha

II. Kegiatan Pengelolaan Air. 1. Kegiatan Dam Parit 3 unit 2. Untuk embung sebanyak 3 unit 3. Jitut seluas 100 Ha 4. Irigasi Air permukaan sebanyak 3 unit. 5. Irigasi Tanah Dangkal sebanyak 5 unit . 6. Jides sebanyak 5 unit. 7. Irigasi Partisipatip diusulkan seluas 100 Ha.

Untuk melengkapi data usulan kegiatan pada masing-masing aspek provinsi melakukan perjalanan ke kabupaten untuk mengadakan evaluasi terhadap proposal yang telah diusulkan kabupaten sehingga kabupaten dapat melengkapi semua persyaratan proposal sesuai petunjuk pusat.

Setelah dilakukan kegiatan verifikasi petugas kabupaten mendata lokasi – lokasi yang telah diusulkan sehingga data lokasi dapat dilengkapi.

Kabupaten bersama petugas KCD bersama sama mendata lokasi kegiatan yang sudah diusulkan sehingga dalam penempatan kegiatan sesuai dengan petunjuk pusat yang sudah ada, yaitu :

a. Sudah dilakukan evaluasi dan perjalanan ke kabupaten untuk mencari kelengkapan data lokasi yang diusulkan kabupaten..

b. Masing – masing kabupaten mengusulkan adanya saluran permanen.

Kesimpulan : Dari hasil evaluasi yang dilaksanakan pada saat Verifikasi proposal maka dapat kami simpulkan sbb : a) Dimasing – masing kabupaten setelah diadakan evaluasi bahwa, berdasarkan

usulan kegiatan Kabupaten pada masing-masing kabupaten dan lokasi yang di

Page 324: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 53535353 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

evaluasi semua usulan berdasarkan hasil cp/cl dari petugas Kabupaten bersama petugas KCD setempat.

b) Dari masing-masing kegiatan yang di usulkan Kabupaten semua usulan berdasarkan usulan dari tingkat kelompok tani yang kemudian dilakukan evaluasi oleh petugas Kabupaten untuk pengusulan proposal.

c) Kesiapan dari pada petani yang dijadikan lokasi kegiatan untuk tahun 2011 dinilai cukup antusias terhadap kegiatan yang direncanakan.

d) Dimasing-masing Kabupaten mengharapkan apa yang telah diusulkan dapat terealisasi mengingat potensi dari masing-masing aspek tersedia.

e) Secara umum bahwa semua aspek yang diusulkan oleh Kabupaten telah sesuai dengan apa yang di tuangkan dalam proposal dan memenuhi peryaratan sebagaimana petunjuk pengajuan proposal sehingga layak untuk diusulkan dalam pengusulan kepusat.

i. Pembinaan Kegiatan PLA Tahun 2010 telah dilakukan dengan prosentase

pelaksanaan fisik mencapai 22,78%. Adapun rincian pengeluarannya digunakan untuk Belanja Perjalanan Dinas Lainnya yakni : a. Perjalanan dalam rangka konsultasi ke pusat untuk satu orang, dan b. Perjalanan dalam rangka mengikuti pertemuan teknis Ditjen PLA tahun 2010.

j. Seksi Pengelolaan Air, Melaksanakan Lokakarya Bagi Staf Dinas Pertanian

Tentang Pertanian Irigasi Partisipatif pada tanggal 26 s/d 27 April 2010 bertempat di Hotel Arum Jaya, Mataram.

Dari total jumlah dana kegiatan sebesar Rp.37.400.000,- pelaksanaan/realisasi fisik kegiatan ini telah mencapai 100%. Lokakarya ini diikuti oleh 30 (tiga puluh) orang petugas pelaksana kegiatan NTB-WRMP di 8 (delapan) kabupaten pelaksana NTB-WRMP se-provinsi NTB yakni Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Lombok Utara, Sumbawa Barat, Sumbawa, Dompu dan Bima.

Hasil Pelaksanaan Kegiatan :

Partisipatif adalah peran serta petani dan pemerintah atas prinsip kesetaraan dalam setiap tahapan kegiatan sejak tahap perencanaan, pengawasan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi serta pemanfaatan hasil termasuk pembiayaan.

Pengelolaan Irigasi Partisipatif adalah penyelenggaraan pengelolaan irigasi yang berbasis peran serta petani dalam proses penyelenggaraan sejak pemikiran awal, pengambilan keputusan dan pelaksanaan kegiatan pada tahap perencanaan, rehabilitasi, pembangunan, peningkatan, operasi, pemeliharaan, pengamanan dan konservasi. Sasaran Pengembangan Pengelolaan Irigasi Partisipatif adalah wilayah kerja kelembagaan perkumpulan petani pemakai air (P3A) atau wilayah Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) yang pengelolaan irigasinya (sistem irigasi) belum optimal, baik dari kondisi fisik jaringan, operasional, pemeliharaan dan pemanfaatan air irigasinya di tingkat usaha tani.

Kebijakan pengelolaan irigasi yang selama ini hanya ditangani pemerintah pada awalnya dapat memberikan dampak yang cukup baik, hal ini dapat dilihat dengan

Page 325: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 54545454 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

tercapainya swasembada pangan, khususnya beras pada tahun 1984. Namun keberhasilan tersebut tidak berkelanjutan mengingat dukungan prasarana irigasi dari pemerintah semakin menurun menyebabkan fungsi prasarana irigasi baik kuantitas, kualitas maupun fungsinya mengalami penurunan diakibatkan banyaknya jaringan irigasi yang mengalami degradasi, apalagi setelah Indonesia mengalami krisis moneter pada tahun 1997.

Penurunan fungsi prasarana irigasi tersebut antara lain disebabkan bahwa selama ini anggapan pengembangan irigasi menjadi tanggung jawab pemerintah, sehingga sebagian petani berpendapat bahwa mereka tidak turut bertanggung jawab.

Dengan semakin kompleksnya permasalahan pengelolaan irigasi, maka pemerintah mengeluarkan kebijakan melalui Inpres Nomor 3 tahun 1999 tentang Pembaharuan Kebijakan Pengelolaan Irigasi (PKPI) yang kemudian dilanjutkan dengan Reformasi Kebijakan Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi yang pada akhirnya diterbitkannya Undang - Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air dan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi, dimana Kebijakan Pengelolaan Irigasi dilakukan melalui pendekatan Pengelolaan Irigasi Partisipatif, yang secara substansial sebenarnya sudah lama dikenal melalui pola swadaya atau gotong royong.

Melalui kebijakan tersebut, pengembangan (pembangunan/rehabilitasi) irigasi tidak hanya menjadi wewenang dan tanggung jawab pemerintah maupun pemerintah daerah, tetapi juga merupakan tanggungjawab petani. Pada dasarnya, pengelolaan irigasi partisipatif adalah suatu pendekatan strategis dalam pengelolaan infrastruktur irigasi melalui keikutsertaan petani dalam semua aspek penyelenggaraan irigasi, termasuk perencanaan, desain, pelaksanaan, pengembangan (pembangunan/rehabilitasi), pembiayaan, pelaksanaan operasi dan pemeliharaan (O&P), pengawasan, pemantauan dan evaluasi serta penyempurnaan sistem dari waktu ke waktu secara berkelanjutan. Kegiatan Pengembangan Pengelolaan Irigasi Partisipatif secara formal dan massal mulai dikembangkan sejak tahun 2006 dan selama kurun waktu 3 (tiga) tahun, partisipasi petani melalui kelompok tani/P3A menunjukkan perkembangan yang sangat pesat.

Untuk itu dalam rangka mengimplementasikan kebijakan tersebut, kedepan kegiatan Pengembangan Pengelolaan Irigasi Partisipatif merupakan suatu kegiatan atau pola pembangunan yang menjadi salah satu prioritas untuk dilaksanakan yang disesuaikan dengan kondisi setempat.

Kendala/Hambatan/Masalah Kegiatan :

Gerakan Hemat Air merupakan sebuah kegiatan dimana air merupakan sesuatu yang harus dilindungi dan dihemat dalam penggunaannya, kendala yang dihadapi diantaranya :

a) CPCL yang diusulkan oleh Kabupaten sering salah sasaran, terutama dalam penentuan Calon Lokasi, sehingga proposal harus dirubah atau tertolak.

Page 326: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 55555555 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Sebagai contoh ; ada mata air yang menurut pihak kabupaten sangat perlu penanganan dalam hal rehab atau pembuatan perpipaan, tetapi setelah dilakukan pemeriksaan ke lokasi ternyata tidak memenuhi syarat untuk dilakukan penanganan (perpipaan).

b) Proposal yang diajukan pihak kabupaten pada umumnya tidak dilengkapi dengan jadwal palang kegiatan dan koordinat lokasi sehingga penelusuran menjadi terhambat.

c) Jitut dan Jides sering diusulkan untuk direhab walaupun telah dilakukan tahun-tahun sebelumnya.

d) Kondisi awal dari CPCL sering tidak tercatat sehingga menyulitkan untuk mengetahui perbedaan atau perkembangannya setelah dilakukan pemberian dana Bansos.

e) Banyak lokasi mata air yang letaknya masih dikuasai pribadi sehingga perlu pendekatan untuk pemanfaatan bersama.

Kesimpulan dan Usulan Tindak Lanjut :

Kesimpulan :

a) Pengembangan Pengelolaan Irigasi Partisipatif merupakan suatu kegiatan atau pola pembangunan yang menjadi salah satu prioritas untuk dilaksanakan yang disesuaikan dengan kondisi setempat.

b) Pengelolaan irigasi partisipatif merupakan salah satu Reformasi Kebijakan Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi yang mempunyai prinsip utama “pengelolaan irigasi yang melibatkan seluruh stakeholder (Pemerintah, petani, LSM dan lainnya) mulai dari perencanaan, pendanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, dengan tujuan akhir untuk mengoptimalkan penggunaan air irigasi, sehingga dapat meningkatkan suatu hasil usahatani”.

c) Rencana Usulan Kegiatan Kelompok (RUKK) disusun oleh P3A melalui musyawarah dengan bimbingan petugas dari Dinas Pertanian Kabupaten/Kota setempat atau instansi lainnya. Rencana usulan kegiatan kelompok memuat secara rinci tentang lokasi, jenis dan volume, bahan/material rancangan teknis (desain sederhana) dan jadwal pelaksanaan kegiatan yang akan dilaksanakan baik kegiatan fisik maupun kegiatan non fisik, rencana anggaran biaya dan sumber pembiayaan baik yang berasal dari bantuan pemerintah (APBN dan atau APBD) maupun sebagai partisipasi (sharing) masyarakat/petani.

d) Pengawasan dilakukan mulai dari tahap persiapan, penyusunan rencana usulan kegiatan, pengadaan material/bahan sampai dengan pelaksanaan fisik di lapangan secara bersama-sama oleh Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, Kelompok P3A, Aparat Desa serta masyarakat setempat, dan dimungkinkan juga mengikut sertakan LSM setempat.

Page 327: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 56565656 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Usulan Tindak Lanjut :

Usulan tindak lanjut dari para peserta tertuang dalam Draft Kesepakatan/Hasil Rumusan Lokakarya Bagi Staf Dinas Pertanian Tentang Irigasi Partisipatif, sebagai berikut :

a) Setiap kegiatan Irigasi Partisipatif yang ada di setiap kabupaten diwajibkan dilengkapi dengan jadwal palang sesuai dengan petunjuk pelaksanaan yang dibuat provinsi.

b) Sebelum menetapkan CPCL, kondisi awal harus diketahui terlebih dahulu, sehingga dapat dilihat perbedaan setelah dilaksanakan kegiatan tersebut.

c) Usulan kegiatan PLA dari kabupaten wajib dilengkapi dengan proposal dan design sederhana melalui dinas pertanian provinsi.

d) Rencana Usulan kebutuhan Kelompok (RUKK) harus disusun berdasarkan musyawarah kelompok.

e) Laporan bulanan wajib dibuat karena penentuan alokasi dana sangat ditentukan oleh capaian realisasi kegiatan.

f) Batas akhir laporan bulanan kabupaten ke provinsi tanggal 5 dan untuk provinsi ke pusat tanggal 7, setiap bulannya.

g) Meskipun realisasi kegiatan nihil, laporan kegiatan tetap dibuat mengikuti format yang ada.

h) Apabila ada perubahan volume dari suatu kegiatan penerima BANSOS harus ada kesepakatan dari penerima BANSOS baik dari segi fisik maupun keuangan untuk mendukung kegiatan tersebut.

k. Melaksanakan Apresiasi Penguatan Kelembagaan GP3A/IP3A Termasuk Manajemen Organisasi dan Keuangan pada tanggal 21 s/d 22 April 2010 bertempat di Hotel Arum Jaya, Mataram.

Dari total jumlah dana kegiatan sebesar 37.250.000,- pelaksanaan/realisasi fisik kegiatan ini telah mencapai 100%. Kegiatan yang berbentuk pelatihan ini diikuti oleh 40 (empat puluh) orang petugas pelaksana kegiatan NTB-WRMP dan pengurus/kelompok P3A/GP3A di 7 (tujuh) kabupaten pelaksana NTB-WRMP se-provinsi NTB yakni Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Utara, Sumbawa Barat, Sumbawa, Dompu dan Bima.

Hasil yang diperoleh yang diambil dari kesimpulan adalah :

a) Dalam rangka pencapaian target produksi pertanian tanaman pangan khususnya ; padi, jagung dan kedelai diharapkan peranan kelembagaan P3A/GP3A/IP3A dapat dilakukan semaksimal mungkin, mengingat pemanfaatan air irigasi merupakan salah satu unsur dalam pencapaian peningkatan produksi dan produktivitas.

b) Pemberdayaan P3A/GP3A/IP3A yang meliputi aspek kelembagaan, teknis dan ekonomi perlu terus dikembangkan dan dilaksanakan seoptimal mungkin dalam rangka mencapai sasaran yang sudah ditetapkan.

c) Mendorong terbentuknya lembaga yang berbadan hukum bagi petani pemakai air (P3A/GP3A/IP3A).

Page 328: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 57575757 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

d) Mendorong terciptanya/kekuatan dan kemampuan Petugas dan Pengurus P3A/GP3A/IP3A secara mandiri, berkelanjutan serta mengembangkan potensi sumber daya lokal atas prinsip pemberdayaan masyarakat.

l. Seksi Pengelolaan Lahan, kegiatan Sosialisasi UU Lahan Pertanian Pangan

Berkelanjutan (LPPB) Tingkat Provinsi Tahun 2011 telah dilaksanakan pada tanggal 17 April 2010 bertempat di Hotel Lombok Raya, Mataram dengan peserta berjumlah 65 (enam puluh lima) orang yang berasal dari Dinas/instansi di lingkup Provinsi Nusa Tenggara Barat. Rumusan Tindak Lanjut Sosialisasi UU Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan adalah sebagai berikut :

a) Upaya perlindungan dapat dilakukan dengan melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi perluasan lahan melalui pemanfaatan lahan terlantar dan lahan bekas kawasan hutan yang sekaligus merupakan bagian dari upaya reformasi agraria. Intensifikasi dilakukan melalui upaya perbaikan lahan dan sarana penunjang dalam rangka meningkatkan peroduktivitas lahan.

b) Lahan Pertanian Pangan berkelanjutan dilarang dialihfungsikan kecuali untuk kepentingan umum sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

c) Alih fungsi lahan pertanian hanya dapat dilakukan untuk kepentingan umum sesuai dengan peraturan perundangan untuk kepentingan umum hanya dapat dilakukan jika dan hanya jika telah dilakukan perencanaan alih fungsi, kajian kelayakan strategis, penyediaan lahan pengganti dan pemberian ganti rugi telah dilakukan.

d) Pemerintah Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat akan menetapkan regulasi mengenai peran masing-masing Kabupaten / Kota se-Provinsi NTB dalam mewujudkan kemandirian ketahanan dan kedaulatan pangan.

e) Perlu adanya perubahan paradigma bahwa pengelolaan lahan dan air bukan hanya untuk lahan sawah tetapi juga berlaku untuk lahan kering.

f) Diharapkan tindak lanjut Undang Undang Nomor 41 Tahun 2009 hendaknya selalu mengakomodir kepentingan petani kecil.

g) Perlindungan terhadap lahan tidak hanya dilaksanakan di pedesaan saja tetapi di lahan perkotaanpun bisa dilindungi jika terdapat lahan pertaniannya.

h) Penggantian lahan yang terkena alih fungsi lahan, boleh dilakukan di dalam maupun di luar kawasan, dengan mempertimbangkan kesesuaian lahan.

i) Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan merupakan keharusan dalam upaya mewujudkan kemandirian, ketahanan dan kedaulatan pangan nasional.

Page 329: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 58585858 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

j) Filosofi UU No 41 Tahun 2009 mencakup pengendalian alih fungsi lahan dengan mempertahankan lahan pertanian yang sudah ada dan memacu ekstensifikasi, upaya mewujudkan keberlanjutan lahan pertanian, penegakan hukum berupa reward dan punishment kepada para pihak pelaku perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan, pemberian stimulus kepada petani, mewujudkankemandirian, ketahanan dan kedaulatan pangan, serta aktualisasi Indonesia sebagai negara agraria.

k) Perlu peran aktif semua pihak termasuk Pemerintah Daerah dalam melindungi lahan pertanian pangan berkelanjutan dengan menetapkan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dalam RTRW Provinsi maupun Kabupaten/Kota.

l) Perlu dibentuk kelembagaan yang mengatur perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan.

m) Perlu implementasi di lapangan mengenai pemberian stimulus insentif kepada pelaku perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan.

n) Pembiayaan Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan sebaiknya bersifat top down secara nasional.

o) Perencanaan perlindungan lahan pertanian berkelanjutan dilakukan berdasarkan wilayah dan periode waktu dan ditetapkan secara berjenjang melalui Peraturan Pemerintah dan Peraturan Daerah.

p) Perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan dilakukan pada lahan pertanian berkelanjutan dilakukan dengan penetapan kawasan pertanian pangan berkelanjutan, penetapan lahan pertanian pangan berkelanjutan dan lahan cadangan pertanian pangan berkelanjutan yang terdapat pada kawasan pertanian pangan berkelanjutan maupun diluar pertanian pangan berkelanjutan. Secara berjenjang yang perlu harus ditetapkan adalah kawasan pertanian pangan berkelanjutan yang ditetapkan dengan Perda Kabupaten/Kota.

q) Ketentuan sanksi administrasi diberikan kepada setiap orang yang tidak melakukan kewajiban sebagaimana diamanatkan pada Pasal 34, Pasal 45, Pasal 50 dan Pasal 57.

r) Ketentuan sanksi pidana diberlakukan kepada setiap pelaku perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan baik Pemerintah, Pemerintah Daerah, Petani orang peseorangan maupun koorporasi.

s) Ketentuan Peralihan RTRW Kab/ Kota yang belum menetapkan KP2B, LP2B & LCP2B disesuaikan paling lama 2 tahun sejak UU ini diundangkan. Jika pada saat UU ini berlaku sedangkan RTRW Kab/ Kota sudah ditetapkan, maka penetapan KP2B, LP2B, & LCP2B dilakukan oleh Bupati/ Walikota sampai diadakan perubahan atas Perda RTRW Kab/ Kota.

Page 330: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 59595959 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

t) Harus dipersiapkan peta spasial kawasan pertanian pangan berkelanjutan, lahan pertanian pangan berkelanjutan dan lahan cadangan pertanian pangan berkelanjutan

u) Perlu sinkronisasi Undang-Undang No 41 Tahun 2009 dengan peraturan perundangan lainnya sehingga tidak tumpang tindih.

v) Usulan kepada Pemerinyah Daerah Provinsi NTB agar menyampaikan rencana tindak lanjut identifikasi dan inventarisasi lahan terlantar seluas 11.000 ha.

4. Bidang PLA, melaksanakan Verifikasi Proposal Kegiatan PLA Tahun 2011 dilakukan bulan Mei 2010 melalui kegiatan belanja bahan senilai Rp.500.000,-. Prosentase realisasi pelaksanaan fisik sebesar 31,76. Berikut adalah rangkuman hasil verifikasi proposal di masing-masing kabupaten : a. Kabupaten Lombok Barat

• Kegiatan pengelolaan lahan terdiri dari :

a) Sarana JUT sepanjang 25 km b) Optimasi lahan seluas 250 Ha c) Pola SRI 10 paket d) Reklamasi lahan seluas 300 Ha e) Konservasi lahan 150 Ha

• Pengelolaan Air a) JITUT seluas 1200 Ha b) JIDES seluas 550 Ha c) Air permukaan 9 unit d) Air tanah dangkal 30 unit e) Embung sebanyak 10 unit f) Sumur resapan 8 unit g) Air tanah dalam 2 unit h) Sekolah lapang iklim 5 unit

b. Kabupaten Lombok Tengah

• Kegiatan pengelolaan lahan terdiri dari :

a) Sarana JUT sepamjang 4 km b) Optimasi lahan seluas 10 Ha c) Tanaman dengan Pola SRI 1 paket d) Reklamasi lahan seluas 53 Ha e) Consolidated Farming 1 paket f) Konservasi Lahan seluas 50 Ha

• Pengelolaan Air a) JITUT seluas 200 Ha b) JIDES seluas 200 Ha

Page 331: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 60606060 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

c) Air permukaan sebanyak 1 unit d) Embung sebanyak 2 unit e) Irigasi tanah dangkal sebanyak 27 unit f) Sekolah lapang iklim 1 unit

• Perluasan Areal Hortikultura seluas 120 Ha

c. Kabupaten Lombok Timur

• Kegiatan pengelolaan lahan terdiri dari : a) Sarana JUT sepamjang 41.956 km b) Optimasi lahan seluas 175 Ha c) Das Hulu seluas 925 Ha d) Konservasi Lahan seluas 147 Ha

• Pengelolaan Air a) JITUT seluas 5981,5 Ha b) JIDES seluas 2995,45 Ha c) Sarana Embung sebanyak 5 unit d) Sumur resapan sebanyak 6 unit e) Sekolah lapang iklim sebanyak 2 unit

d. Kabupaten Lombok Utara

• Kegiatan pengelolaan lahan terdiri dari : a) Sarana JUT sepamjang 20 km b) Optimasi lahan seluas 455 Ha c) Reklamasi lahan seluas 370 Ha d) Mekanisasi pertanian 150 Ha

• Pengelolaan Air a) JITUT seluas 600 Ha b) JIDES seluas 720 Ha c) Air tanah dangkal 30 unit d) Embung sebanyak 5 unit e) Pompanisasi sebanyak 35 unit f) Rehabilitasi jaringan irigasi 1 unit g) Pengembangan irigasi permukaan 20 unit

e. Kabupaten Sumbawa Barat • Perluasan Areal :

a) Kegiatan Perluasan Sawah , Di Kabupaten Sumbawa Barat pada tahun 2011 diusulkan kegiatan perluasan sawah seluas 150 Ha. Perluasan tersebut di usulkan di Kecamatan Brang Rea Desa Salit sedangkan kelompok tani belum ditentukan. Komoditi yang akan diusahakan adalah Padi sawah.

Page 332: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 61616161 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

b) Kegiatan Perluasan Lahan Kering, Kegiatan perluasan lahan kering yang di usulkan seluas 100 Ha dialokasikan di Kecamatan Taliwang Desa Kertasari, kelompok tani juga belum ditentukan. Dari rencana kegiatan tersebut telah dilaksanakan kegiatan verifikasi oleh petugas KCD dan hasilnya dijadikan dasar dalam pengusulan kegiatan 2011 oleh kabupaten. Komoditi yang di usahakan adalah komoditi palawija berupa jagung dan kedelai

f. Kabupaten Sumbawa • Kegiatan pengelolaan lahan : Sarana JUT sepanjang 5 km • Kegiatan perluasan Areal : Perluasan Areal sawah yang diusulkan seluas

972 Ha (terdiri dari 13 kecamatan)

• Kegiatan pengelolaan Air terdiri dari :

JITUT seluas 400 Ha, JIDES seluas 250 Ha, Embung sebanyak 5 unit, Irigasi tanah dangkal sebanyak 5 unit dan Pengembangan irigasi permukaan sebanyak 5 unit.

g. Kabupaten Dompu

• Kegiatan pengelolaan lahan : Sarana JUT sepanjang 25 km • Kegiatan Perluasan Lahan Kering : Kegiatan JIDES untuk kebutuhan seluas

800 Ha

h. Kabupaten Bima

• Kegiatan pengelolaan lahan

Lokasi kegiatan JUT sepanjang 5 km dialokasikan sbb : � Desa Piong kecmatan Sanggar sepanjang 2 km � Desa Parado Kuta kecamatan Parado sepanjang 1 km � Desa Runggu kecamatan Belo sepanjang 1 km � Desa Punti kecamatan Soromadi sepanjang 1 km

Optimasi Lahan seluas 100 Ha berada di Desa : � Rite kecamatan Ambalawi seluas 50 Ha � Desa Parado Rato kecamatan Parado seluas 50 Ha

Reklamasi Lahan seluas 50 Ha berada di : � Desa Tambe kecamatan Bolo

Rumah Kompos sebanyak 1 unit � Di desa Nowa kecamtan Belo

Mekanisasi Pertanian sebanyak 10 unit dialokasikan sbb : � Di desa Rabalodo Kecamatan Wera sebanyak 1 Unit � Desa Piong kecamatan Sanggar sebanyak 1 unit. � Desa Risa kecamatan Woha sebanyak 1 unit. � Desa Roi kecamatan Palibelo sebanyak 1 unit. � Desa Katubu kecamatan Langgudu sebanyak 1 unit. � Desa Mawu kecamatan Ambalawi sebanyak 1 unit. � Desa Oi Tui kecamatan Wera sebanyak 1 unit

Page 333: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 62626262 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

� Desa Simpasai kecamatan Sape sebanyak 1 unit � Desa Rato kecamatan Bolo sebanyak 1 unit � Desa Mangge kecamatan Madapangga sebanyak 1 unit

Perbaikan kesuburan lahan dialokasikan ke Desa Tangga kecamatan Monta.

• Kegiatan Perluasan Areal. A> Perluasan Lahan Kering

Kegiatan perluasan lahan kering yang di usulkan seluas 100 Ha berlokasi di Desa Oi Tui Kecamatan Wera seluas 50 Ha dan Desa Kore kecamatan Sanggar seluas 50 Ha

• Kegiatan Pengelolaan Air.

1. Kegiatan Dam Parit dialokasikan pada 3 desa yaitu di Desa Runggu kecamatan Belo, Desa Rite kecamatan Ambalawi dan Desa Rupe kecamatan Langgudu direncanakan masing-masing 1 unit.

2. Untuk embung sebanyak 3 unit dialokasikan masing-masing 1 unit ke Desa Karampi kecamatan Langgudu, Desa Kuta kecamatan Parado dan Desa Tonda kecamatan Mada Pangga.

3. Jitut seluas 100 Ha dialokasikan ke Desa Kalampa kecamatan Woha.

4. Irigasi Air permukaan sebanyak 3 unit didesa Simpasai kecamatan Sape, Desa Lambu kecamatan Sape dan Desa Punti kecamatan Soromandi.

5. Irigasi Tanah Dangkal sebanyak 5 unit dialokasikan ke Desa Risa Woha, Desa Ncera kecamatan Belo, Desa Nipa kecamatan Ambalawi, Desa Tawali kecamatan Wera dan Desa Piong kecamatan Sanggar masing-masing 1 unit.

6. Jides sebanyak 5 unit dialokasikan ke Desa Rabalodo Woha, Desa RasaBou Bolo, Desa Parado Kuta kec. Parado, Desa Woro kecamatan Madapangga dan Desa Roi kec. Palibelo masing-masing 1 unit.

7. Irigasi Partisipatip diusulkan seluas 100 Ha dengan lokasi di Desa Kore Sanggar dan Desa Monta kecamatan Monta masing-masing 50 Ha.

5. Bidang PLA, Melakukan Updating data ke kabupaten dalam bentuk perjalanan dinas, yakni: a. Kabupaten Sumbawa, tanggal 16 s/d 19 Juni 2010

- Untuk melengkapi Updating Data Potensi Lahan yang ada di setiap kabupaten, sebelum melakukan perjalanan ke kabupaten, telah dikirimkan dua minggu sebelumnya form isian untuk diisi oleh kabupaten. Pada saat tim tiba di kabupaten form isian yang dikirimkan ternyata belum kami dapatkan di

Page 334: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 63636363 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

kabupaten dengan alasan data yang diminta harus didapatkan langsung dari kecamatan. Karena selain kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian, banyak juga kegiatan yang dilakukan oleh instansi-instansi terkait seperti diantaranya PNPM, sehingga untuk mendapatkan data yang akurat harus mendapatkan akumulasi data dari berbagai pihak yang melaksanakan kegiatan di kecamatan. Solusi yang diambil data akan dikirimkan oleh pihak kabupaten 1 s/d 2 minggu setelah kedatangan tim.

- Data potensi lahan yang ada di kabupaten Sumbawa terakhir di update pada tahun 2008 (terlampir), sedangkan data tahun 2009 dan 2010 memang belum di update, dan pihak kabupaten berjanji akan melengkapinya sesuai dengan form isian data yang kami kirimkan sebelumnya. Berbeda dengan tahun 2008, di tahun 2010 data luas wilayah yang di update berkurang karena adanya pemisahan wilayah dengan kabupaten Sumbawa Barat.

- Untuk penambahan data dari kegiatan-kegiatan PLA yang telah dilaksanakan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Sumbawa di tahun anggaran 2009, kegiatan yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut :

Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa

Pengelolaan Lahan1. Perbaikan Lahan Berbasis Jerami 65.000.000 5 unit / 100 ha

Pengelolaan Air1. Pembangunan JITUT 140.000.000 200 ha

2. Pengembangan JIDES 150.000.000 150 ha

3. Pengembangan Embung 50.000.000 1 unit

4. Pengembangan Irigasi Tnh Dangkal 30.000.000 2 unit

5. Pengembangan Air Permukaan 80.000.000 2 unit

Perluasan Areal1. Perluasan Areal 750.000.000 100 ha

T O T A L 1.200.000.000

- Total Anggaran Dana dari APBN di Kabupaten Sumbawa untuk TA 2010 berjumlah Rp.2.112.500.000,- yang terdiri dari Aspek Pengelolaan Lahan Rp. 592.500.000,-, Aspek Pengelolaan Air Rp.350.000.000,-, Aspek Perluasan Areal Rp. 750.000.000,-, Program NTB-WRMP Rp.350.000.000, Administrasi Kegiatan Rp. 20.000.000,-, dan Program Peningkatan Sistem Penyuluhan Sumber Daya Manusia dan Pengembangan Kelompok Tani berupa Kegiatan Pengembangan Irigasi Partisipatif Rp. 50.000.000,-.

- Kegiatan yang telah mulai dikerjakan mulai akhir bulan Mei yaitu JIDES: dari 10 lokasi yang diusulkan untuk pembuatan JIDES di Kabupaten Sumbawa, baru 5 lokasi yang sudah dikerjakan dan sampai dengan kedatangan kami di lokasi masih sedang dalam pengerjaan yaitu di Kelompok Tani Uma Kokar, Desa Marga Karya Kecamatan Moyo, Kelompok Tani Olat Cabe desa Simu Kecamatan Maronge, Kelompok Tani Orong Toan Desa Kakiang kecamatan Moyo Hilir, Kelompok Tani Ai Sampi Desa Brang Rea Kecamatan Moyo Hulu

Page 335: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 64646464 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

dan Kelompok Tani Maris Gama desa Empang Bawa kecamatan Empang. Rata-rata pengerjaan dilapangan sudah mencapai lebih dari 50%. Realisasi pencairan dana untuk kelima kelompok inipun sudah dilaksanakan sesuai dengan SP2D no: 4579700,710,720,730,740/038/111 tanggal 3 Juni 2010.

- Kegiatan JITUT : Dari 8 lokasi yang diusulkan untuk kegiatan JITUT baru 4 lokasi yang sudah melaksanakan yaitu Kelompok Tani Beringin I desa Marente kecamatan Alas, P3A Bunga Kemiri desa Sengkal kecamatan Moyo Hilir, Kelompok Tani Buin Jeraji desa Sebasang kecamatan Moyo Hulu dan GP3A Bulan Maras desa Maman kecamatan moyo Hulu. Rata-rata capaian pekerjaan di lapangan sudah mencapai lebih dari 50%. Realisasi pencairan dana untuk keempat kelompok inipun sudah dilaksanakan sesuai dengan SP2D no: 4579670, 680, 690/038/111 tanggal 3 juni 2010 dan SP2D no 4604200/038/111 tanggal 21 Juni 2010.

b. Kabupaten Dompu, tanggal 16 s/d 19 Juni 2010 Updating data di Kabupaten Dompu di ambil dari 8 Kecamatan yaitu ; Hu,u, Pajo, Dompu, Woja, Kilo, Kempo, Manggalewa dan Pekat, terdiri dari :

- Potensi Lahan Data potensi lahan Kabupaten Dompu, untuk kawasan Tanaman Pangan yang terdiri dari Lahan Kering seluas 213.262 Ha, Lahan Sawah sebanyak 19.194 Ha yang terbagi dalam Sawah Irigasi 15.112 Ha dan Sawah Tadah Hujan 4.082 Ha. Kawasan Hortikultura seluas 216.747 Ha terdiri dari 67.738 Ha untuk tanaman hortiklutura semusim dan 153.009 Ha untuk tanaman tahunan. Potensi lahan perkebunan rakyat seluas 8.072 Ha dan yang terakhir adalah kawasan peternakan/padang pengembalaan seluas 5.901 Ha.

- Lahan Pertanian Kritis Lahan pertanian kritis di Kabupaten Dompu seluas 1.457 ha yang terdiri dari Lahan Kritis 218 Ha, Semi Kritis 510 Ha dan Potensial Kritis seluas 729 Ha.

- Sasaran Reklamasi Lahan Pertanian Untuk sasaran reklamasi lahan di Kabupaten Dompu, data yang dapat dikumpulkan yaitu ; Lahan Sawah Miskin Bahan Organik 755 Ha, Lahan Pertanian Berpasir seluas 150 ha dan Lahan Rawa (Lebak) seluas 600 Ha.

- Sasaran Optimalisasi Lahan Pertanian

Optimalisasi lahan Pertanian Lahan Terlantar (Hortikultura) seluas 13.886 Ha dan Lahan Bero (Tanaman Pangan) seluas 338 Ha.

- Jalan Usaha Tani (JUT), Jalan Usaha Tani yang ada pada lahan tanaman pangan yang telah ada seluas 68 km, perlu direhab seluas 36 km dan yang perlu dibangun seluas 120 km. JUT di lahan hortikultura yang telah ada sepanjang 10 km dan yang perlu dibangusn sepanjang 154 Ha. Jalan Produksi yang telah ada 20 km dan yang perlu dibangun sepanjang 40 km.

- Luas Pemilikan Lahan Pertanian

Data luas pemilikan lahan pertanian di Kabupaten Dompu ; untuk lahan sawah seluas 4.02 Ha/kapita, untuk lahan kering seluas 18.52 Ha/kapita.

Page 336: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 65656565 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

- Sertifikasi Lahan Pertanian

Lahan tanaman pangan yang telah bersertifikat seluas 10.558 Ha, Lahan Hortiklutura yang telah bersertifikat seluas 9.779 Ha dan yang belum bersertifikat seluas 29.331 ha. Untuk lahan perkebunan 13.759 Ha telah bersertifikat sedang 9.877 ha belum mempunyai sertifikat dan untuk lahan perternakan yang belum bersertifikat seluas 6.526 ha.

- Potensi Pencetakan Sawah

Dari 8 (delapan) kecamatan di Kabupaten Dompu rata-rata kondisi lapangan dan saluran irigasi masih tergolong kurang baik, dengan luas lahan potensi untuk pencetakan sawah sekitar 14.475 Ha, dari luas lahan tersebut yang berpotensi untuk dijadikan lahan sawah sekitar 2.610 ha. Potensi pendukung berupa kelompok tani sekitar 347 kelompok.

- Perkiraan Potensi Pembukaan Lahan Baru

Perkiraan potensi untuk membuka lahan baru dari 8 (delapan) kecamatan di Kabupaten Dompu adalah ; Luas Potensi Lahan Irigasi 15.112 Ha, Lahan Kering seluas 33.437 Ha dan Luas Potensi Lahan Tadah Hujan sekitar 4.082 Ha. Perkiraan kemampuan per tahun untuk pembukaan lahan tersebut adalah untul lahan irigasi 105 Ha, Lahan Kering seluas 330 Ha dan untuk Lahan Tadah Hujan seluas 140 ha.

- Jenis Komoditi Hortikultura saat ini dan luasnya

Untuk komoditas sayuran yang terdiri dari cabe 87 ha, 121 ha bawang merah dan 22 ha untuk tanaman tomat. Jenis komoditi buah-buahan antara lain ; pisang seluas 115.197 ha, mangga 152.250 ha, jeruk 2.998 ha, durian 1.061 ha, papaya seluas 5.981 ha dan alpokat seluas 160 ha.

- Tipe Lahan untuk Perluasan Areal Hortikultura

Perluasan Areal Hortikultura Untuk Lahan Irigasi Desa seluas seluas 837 Ha dan untuk lahan Kering 2.163 Ha.

- Rencana Jenis Komoditi Hortikultura yang akan dikembangkan dan luasnnya.

Sayuran bawang merah seluas 625 Ha, untuk jenis sayuran dataran rendah sekitar 110 ha, sedangkan untuk komoditas buah-buahan terdiri dari pisang seluas 520 ha, sawo 560 ha, mangga 25 ha, nangka 20 ha, sukun 45 ha, durian 150 ha, manggis 200 ha, rambutan 160 ha, srikaya 25 ha dan tanaman obat-obatan (kunyit) seluas 30 ha.

c. Kabupaten Bima, tanggal 2 s/d 5 Juni 2010

• Data Potensi Lahan Pertanian di 18 kecamatan : - Sawah irigasi : 57,754 Ha - Sawah tadah hujan : 11,392 Ha - Lahan kering : 48,314 Ha

Page 337: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 66666666 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

- Hortikultura semusim : 21,373 Ha - Hortikultura tahunan : 42,067

• Sasaran reklamasi lahan pertanian di 2 kecamatan : - Lahan sawah miskin bahan organik : 25 Ha

• Sasaran optimasi lahan pertanian di 4 kecamatan :

- Lahan terlantar tanaman pangan : 50 Ha

• Perkiraan potensi pembukaan lahan baru (perluasan lahan kering) di 2 kecamatan:

- Luas potensi lahan kering : 150 Ha - Kemampuan membuka lahan kering pertahunnya : 50 Ha

• Jenis komoditi hortikultura saat ini dan luasannya di 18 kecamatan :

- Cabe : 39 Ha - Bawang merah : 4.120 Ha - Kubis : 1 Ha - Tomat : 24 Ha - Wortel : 2 Ha - Pisang : 417 Ha - Mangga : 3.467 Ha - Jeruk : 72,20 Ha - Durian : 88,35 Ha - Pepaya : 42,15 Ha - Alpukat : 85,52 Ha - Jahe : 5,138 Ha

• Rencana jenis komoditi hortikultura yang akan dikembangkan dan luasnya di 18 kecamatan :

- Kentang : 4 Ha - Cabe : 135 Ha - Bawang merah : 7.518 Ha - Kubis : 100 Ha - Tomat : 123 Ha - Wortel : 21 Ha - Pisang : 82 Ha - Mangga : 37 Ha - Durian : 13 Ha - Pepaya : 26 Ha - Alpukat : 7 Ha - Jahe : 3.600 Ha

d. Kota Bima, tanggal 16 s/d 19 Juni 2010 • Data Potensi Lahan Pertanian di 5 kecamatan :

- Sawah irigasi : 2.018 Ha - Sawah tadah hujan : 237 Ha - Lahan kering : 4.129 Ha - Hortikultura semusim : 225 Ha - Hortikultura tahunan : 1.474 Ha

Page 338: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 67676767 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

- Perkebunan rakyat : 1.237 Ha - Padang pengembalaan peternakan : 6 Ha

• Sasaran optimal lahan pertanian di 5 kecamatan : - Lahan terlantar tanaman pangan : 100 ha - Lahan usahatani dengan IP tanaman pangan : 2.255

• Jalan usahatani di lahan tanaman pangan: - Kec. Rasana’e Timur : 1,5 Km, dan perlu dibangun 4 Km - Kec. Mpunda : 1,2 Km - Kec. Asakota : perlu dibangun 3 Km - Kec. Raba : perlu dibangun 7 Km

• Luas pemilikan lahan pertanian :

- Kec. Rasana’e Timur: Sawah 0,27 Ha/Kapita, Lahan kering 0,47 Ha/Kapita - Kec. Raba : Sawah 0,1 Ha/Kapita, Lahan kering 0,27 Ha/Kapita - Kec. Mpunda : Sawah 0,16 Ha/Kapita, Lahan kering 0,26 Ha/Kapita - Kec. Rasana’e Barat: Lahan kering 0,05 Ha/Kapita - Kec. Asakota : Sawah 0,09 Ha/Kapita, Lahan kering 0,3 Ha/Kapita

• Jenis komoditi hortikultura saat ini dan luasannya di 18 kecamatan :

- Cabe : 18 Ha - Tomat : 17 Ha - Pisang : 200,51 Ha - Mangga : 232,56 Ha - Jeruk : 14,5 Ha - Durian : 14 Ha - Pepaya : 141,85 Ha

• Inventarisasi data lahan usahatani dengan intensitas pertanaman 100%:

- Irigasi ½ teknis : 1.376 Ha - Irigasi desa : 645 Ha - Tadah hujan : 234 Ha - Lahan kering : 7.057 Ha

- Melakukan Pembinaan kegiatan PLA ke kabupaten tahun 2010 yakni:

1. Kabupaten Sumbawa Barat, tanggal 22 s/d 25 Juni 2010 Kegiatan Pengelolaan Lahan :

• Sertifikasi Lahan Paket I dengan jumlah Dana Rp. 10.000.000,- • Sertifikasi Lahan Paket II dengan jumlah Dana Rp. 10.000.000,- • Sertifikasi Lahan Paket III dengan jumlah Dana Rp. 10.000.000,- Kegiatan Pengelolaan Air

• Rehab JITUT dengan jumlah Dana Rp. 70.000.000,- • Rehab JIDES dengan jumlah Dana Rp. 150.000.000,- • Pengembangan Irigasi Air Permukaan (TP) dengan jumlah Dana

Rp.80.000.000,-

• Pembangunan Sumur Resapan (TP) dengan jumlah Dana Rp.10.000.000,-

Page 339: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 68686868 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Kegiatan Perluasan Areal.

• Perluasan Areal pada Lahan Kering dengan jumlah Dana Rp. 250.000.000,- • Perluasan Sawah dengan jumlah Dana Rp. 375.000.000,- Program Peningkatan Kesejahteraan Petani : • Pengembangan Irigasi Partisipatif (PIP) dengan jumlah Dana

Rp.50.000.000,- • Program Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaaan Sumber daya Air

dengan total dana Rp. 336.750.000.000,-

Data lokasi kegiatan dari masing-masing aspek belum ada karena kelompok yang mengajukan kegiatan JITUT , JIDES dan kegiatan lainya lebih dari satu kelompok sehingga Cp/Cl belum dapat ditetapkan dan untuk penetapan kelompok perlu dimantapkan lagi sehingga kelompok yang akan melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut benar – benar kelompok yang sudah siap untuk melaksanakan kegiatan tersbut.

Sehingga sampai saat ini untuk pencairan dana pelaksanaan kegiatan masih 0 %.

2. Kabupaten Sumbawa, tanggal 22 s/d 25 Juni 2010

Maksud dari pada dilaksanakannya pembinaan ke Kabupaten adalah guna mengetahui sejauh mana perkembangan kegiatan yang dilaksanakan oleh Kabupaten. Adapun kegiatan yang dilaksanakan di Kabupaten Sumbawa yaitu terdiri dari kegiatan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT), Jaringan Irigasi Desa (JIDES) dan kegiatan Reklamasi Lahan. Kegiatan pembinaan ini juga untuk memantau capaian fisik pengerjaannya maupun kemajuan dari masing-masing kegiatan PLA di Kabupaten. Disamping itu pula pembinaan ini dimaksudkan untuk mengetahui permasalahan – permasalahan yang ada dilapangan sehingga dapat dilakukan tindakan untuk perbaikan dan penyempurnaannya. Adapun total anggaran untuk kegiatan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani ( JITUT) di Kabupaten Sumbawa sebesar Rp. 70 juta yang diperuntukkan terdiri dari empat kelompok yaitu :

• Kelompok Beringin I Desa Marente Kecamatamn Alas

• Kelompok P3A Bunga Kemiri Desa. Batu Langka Kec. Moyo Hilir • Kelompok Buin Jeraji Desa Sebasang Kec. Moyo Hulu • Kelompok GP3A Bulan Maras Desa. Maman Kec. Moyo Hulu Dana tersebut sudah terserap seluruhnya 100 % sedangkan hasil pengerjaan Fisik sebesar 30 % data dari Kabupaten per 21 Juni 2010 dana tersebut sudah tersalurkan ke masing-masing kelompok. Kegiatan Jaringan Irigasi Desa ( Jides ) dengan jumlah dana sebesar Rp. 100 juta diperuntukan di 5 kelompok dengan jumlah dana per kelompok sebesar Rp. 20 juta yang terdiri dari :

• Kelompok. Uma Kokar Ds. Marga Karya Kecamatan Moyo Hulu • Kelompok Orang Toan Desa Kakiang Kec. Moyo Hilir • Kelompok Ai Sampi Desa Brang Rea Kec. Moyo Hulu • Kelompok. Maris Gama Desa Empang Bawa Kec. Empang • Kelompok Olat Cabe Desa Simu Kec. Maronge

Page 340: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 69696969 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Dana tersebut sudah terserap seluruhnya 100 % sedangkan hasil pengerjaan Fisik baru mencapai 22 % per bulan Juni 2010 (data dari Kabupaten).

Kegiatan Reklamasi Lahan dengan jumlah Dana Rp. 112,500 juta dioalokasikan untuk Kelompok. Saleng Beme Desa. Labuan Kuris Kec. Lape, dana tersebut sampai saat ini belum cair sedangkan proses pencairan dana sejak awal juni hal tersebut disebabkan karena mengalami hambatan dalam proses pencairan di provinsi.

3. Kabupaten Dompu, tanggal 16 s/d 19 Juni 2010

Pembinaan yang dilakukan di kabupaten Dompu dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kegiatan-kegiatan PLA dan NTB WRMP telah terealisasi baik dalam bentuk fisik dan keuangan, masalah pencairan dana TP masih menjadi kendala sehingga hingga bulan Juli 2010 dana TP belum sepenuhnya dapat dilakukan. Adapun hasil pembinaan dan evaluasi yang dilakukan adalah sebagai berikut :

A. Laporan Fisik dan Keuangan TA. 2010 untuk PLA

Terhitung dari Bulan Januari s/d April 2010 adalah nihil, hal ini terjadi karena belum ada pencairan dana yang dilakukan. Sedangkan Mulai Bulan Mei – Juni 2010 adalah sebagai berikut : 1. Administrasi kegiatan telah menyerap dana Rp. 20.000.000,- dalam

bentuk fisik dengan 3 kegiatan. 2. Pengelolaan Air dana terserap Rp. 70.000.000,- dengan 5 kegiatan:

a. Rehab Jitut (Pangan) dana Rp. 70.000.000,- untuk 100 Ha realisasai fisik 51%.

b. Reabilitasi Jides (Pangan) Rp. 150.000.000,- untuk 150 Ha realisasi 68%.

c. Perpipaan Rp. 400.000.000,- 1 paket (nihil). d. Pembuatan Embung (TP) Rp. 50.000.000,- e. Irigasi Tanah dangkal Rp. 30.000.000,-, 2 unit dengan capaian fisik

34%. 3. Perluasan Areal (Rp. 65.000.000,-) terdiri dari 2 paket :

a. Perluasan Areal Lahan kering Rp. 250.000.000,- (realisasi fisik 5%). b. Perluasan Sawah Rp. 375.000.000,- (realisasi fisik 5%).

B. Kegiatan NTB WRMP sampai dengan Juni 2010, sebagai berikut :

1. Komponen B (Pelatihan) a. Pelatihan Penguatan Kelembagaan P3A/GP3A/IP3A dengan dana

Rp. 50.920.000,- (14.98%). b. Pelatihan Usaha Intensifikasi, Ekstensifikasi dan diversifikasi

Pertanian Rp. 50.920.000,- (14.98%). c. Dem Area SRI Rp. 100.000.000,- (29.41%). d. Sekolah Lapang SRI Rp. 83.000.000,- (24.41%).

2. Komponen C (Administrasi KPIU)

Page 341: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 70707070 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

a. Belanja Bahan, terdiri dari ; ATK Rp. 3.160.000,- dan Biaya Penyusunan Laporan Rp. 1.000.000,-.

b. Perjalanan Lainnua ; terdiri dari Perjhalanan ke Pusat/Provinsi (Workshop, Training dll sebesar Rp. 45.000.000,- (13.24%) dan Perjalanan Kabupaten ke Provinsi Rp 6.000.000,- (1.76%)

C. Kelompok Tani Penerima Bansos, sebagai berikut :

1. JITUT (Rp. 70.000.000,-) a. Kelompok Tani Tuta Rasa (Desa Wawonduru – Kecamatan Woja)

seluas 30 Ha dengan dana Rp. 20.000.000,- b. P3A Mada Ntongu (desa Bara – Kecamatan Woja) seluas 35 Ha

dengan dana Rp. 25.000.000,- c. P3A Bata Jaya (Desa kandai I – Dompu) seluas 35 Ha dengan dana

bansos Rp. 25.000.000,- 2. JIDES

a. Kelompok Tani Diwu Nisa – Doro Tangga – Dompu 7 ha dengan dana sebesar 7.000.000,-

b. Kelpmpok Tani Rade Balanda – Bada – Dompu seluas 35 Ha denan dana sebesar Rp. 35.000.000,-.

c. Kelompok Tani Tentrem – Doro Tangga – Dompu seluas 40 Ha dengan dana sebesar Rp. 40.000.000,-

d. Kelompom Tani La Wadu – Kempo seluas 68 Ha dengan dana sebesar Rp. 68.000.000,-

3. IRIGASI TANAH DANGKAL

a. Kelompok Tani Suka Mekar I Riwo – Woja 1 unit dengan dana Rp. 15.000.000,-

b. Kelompok Tani Bina Baru – Mumbu – Woja 1 unit dengan dana Rp. 50.000.000,-

4. Kabupaten Bima

Pembinaan yang dilakukan di kabupaten Bima dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kegiatan-kegiatan PLA dan NTB WRMP telah terealisasi baik dalam bentuk fisik dan keuangan, masalah pencairan dana TP masih menjadi kendala sehingga hingga bulan Juni 2010 dana TP belum sepenuhnya dapat dilakukan. Adapun hasil pembinaan dan evaluasi yang dilakukan adalah sebagai berikut : a) Laporan Fisik dan Keuangan bulan Juni TA. 2010.

Pada bulan Juni 2010, dari total anggaran bidang PLA senilai Rp.2.297.500.000,- realisasi terhadap Pagu DIPA masih nihil dan realisasi fisik sebesar 14,07%.

b) Kegiatan NTB WRMP sampai dengan Juni 2010, sebagai berikut :

Dari total anggaran untuk kegiatan NTB-WRMP TA.2010 adalah senilai Rp.300.000.000,- dan realisasi pencairan keuangan sampai Juni 2010 adalah Rp.18.900.000,- atau 6,30% dan pelaksanaan fisik mencapai 6,30%. Adapun jenis pelatihan yang telah dilaksanakan adalah :

Page 342: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 71717171 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

� Pelaksanaan evaluasi kinerja usahatani, jumlah peserta 25 orang,asal kelembagaan GP3A/IP3A berlokasi di DI Ndolu

� Pelatihan/lokakarya bagi staf dinas pertanian tentang irigasi partisipatif, jumlah peserta 25 orang,asal kelembagaan GP3A/IP3A berlokasi di DI Ndolu

� Revitalisasi P3A/GP3A/LEPLI/GLEPLI, jumlah peserta 50 orang,asal kelembagaan GP3A/IP3A berlokasi di DI Ndolu

� Legalisasi/pemberian badan hokum P3A, jumlah peserta 25 orang,asal kelembagaan GP3A/IP3A berlokasi di DI Ndolu

� Pelatihan penguatan kelembagaan P3A/GP3A/IP3A/LEPLI/GLEPLI, jumlah peserta 50 orang,asal kelembagaan GP3A/IP3A berlokasi di DI Ndolu

� Bantuan teknis kemitraan dan kerjasama P3A/GP3A/IP3A dengan usaha ekonomi lainnya, jumlah peserta 50 orang,asal kelembagaan GP3A/IP3A berlokasi di DI Ndolu

� Pelatihan pengolahan hasil dan pemasaran hasil, jumlah peserta 50 orang,asal kelembagaan GP3A/IP3A berlokasi di DI Ndolu

� Melaksanakan usahatani hemat air, jumlah peserta 25 orang,asal kelembagaan GP3A/IP3A berlokasi di DI Ndolu

� Dem area ARI, jumlah peserta 25 orang,asal kelembagaan GP3A/IP3A berlokasi di DI Ndolu

� Sekolah lapang SRI, jumlah peserta 25 orang,asal kelembagaan GP3A/IP3A berlokasi di DI Ndolu

c) Kelompok Tani Penerima Bansos, sebagai berikut : 1). Optimasi lahan kawasan TP

- Kelompok Mangge Kompo Rp.60.000.000,- - Kelompok Lambe Nggase Rp.60.000.000,- - Kelompok So Mpanda Rp.40.000.000,- - Kelompok Sera Kara Rp.40.000.000,-

2). Konservasi lahan mendukung TP - Kelompok Kopa Lawu Rp.90.000.000,- - Kelompok So La Mba’i Rp.67.500.000,- - Kelompok Wadu Kampodu Rp.67.500.000,-

3). Reklamasi lahan mendukung TP - Kelompok Doro Toi Rp.67.500.000,- - Kelompok Ncai Sahe Rp.45.000.000,-

Page 343: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 72727272 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

4). Rehabilitasi JITUT

- Kelompok Tani Makmur Rp.70.000.000,-

5). Rehabilitasi JIDES : - Kelompok So Kuru II Rp.50.000.000,- - Kelompok Raba Niu Rp.50.000.000,-

6). Perluasan areal lahan kering - Kelompok La Gaga V Rp.125.000.000,- - Kelompok So Nu’A Rp.125.000.000,-

7). Pengelolaan irigasi partisipatif - P3A Parongge Rp.50.000.000,-

5. Kota Bima Pembinaan yang dilakukan di kota Bima dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kegiatan-kegiatan PLA dan NTB WRMP telah terealisasi baik dalam bentuk fisik dan keuangan, masalah pencairan dana TP masih menjadi kendala sehingga hingga bulan Juni 2010 dana TP belum sepenuhnya dapat dilakukan. Adapun hasil pembinaan dan evaluasi yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Laporan Fisik dan Keuangan bulan Juni TA. 2010, Pada bulan Juni 2010, dari total anggaran bidang PLA senilai Rp.265.000.000- realisasi terhadap Pagu DIPA masih nihil dan realisasi fisik sebesar 16,22%.

b. Kelompok Tani Penerima Bansos, sebagai berikut :

- Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal : � Kelompok Tani Toti Mori, Kelurahan Sambina’e, Kecamatan Mpunda

kota bima Rp. 15.000.000,- � Kelompok Tani Terus Maju I, Kelurahan Kodo, Kecamatan Rasana’e

Timur Rp. 15.000.000,- � Kelompok Tani Kacampo Mufakat, Kelurahan Sadia, Kecamatan

Mpunda Rp. 15.000.000,- Kegiatan Penunjang 1. Monitoring Kegiatan PNPM – PISEW

Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Peningkatan Sosial Ekonomi Wilayah ( PNPM – PISEW ) Tahun 2010 merupakan tindak lanjut dari hasil rapat Monitoring dan Evaluasi berkala PNPM-PISEW.

Kegiatan PNPM – PISEW yang berlokasi di Kabupaten Sumbawa dengan jumlah dana bantuan Kegiatan PNPM-PISEW sebesar Rp. 17 Miliar terdiri dari dana reguler sebesar Rp. 15 Miliar dan KSK sebesar Rp. 2 Miliar. Berdasarkan hasil

Page 344: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 73737373 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

laporan, realisasi Keuangan dan Fisik keadaan sampai dengan bulan Juni 2010 ; Keuangan sebesar 30 % dan Fisik sebesar 25 %.

Persyaratan yang harus dipenuhi oleh kelompok penerima bantuan kegiatan PNPM-PISEW adalah : � Memiliki rekening tabungan kelompok � Mengajukan Proposal � Sudah Berbadan hukum � Mengajukan RUKK

Pengajuan RUKK disusun berdasarkan musyawarah, digunakan sebagai acuan dalam belanja kegiatan dan digunakan sebagai lampiran kontrak kerja.

Adapun penetapan lokasi bantuan kegiatan PNPM-PISEW berdasarkan SK dari Pemerintah Daerah Kabupaten Sumbawa dengan sasaran utama adalah masyarakat miskin yang benar – benar memerlukan bantuan sehingga sesuai dengan tujuan utama dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Peningkatan Sosial Ekonomi Wilayah ( PNPM – PISEW ) yaitu pengentasan kemiskinan.

Kegiatan yang dilaksanakan adalah berdasarkan hasil Cp / Cl kelompok yang kemudian di diskusikan dalam kelompok / sector yaitu masyarakat. Hasil diskusi kemudian dibawa ke Musrembang ( Musyawarah Rencana Pembangunan) yang pada akhirnya dijadikan sebagai dasar penentuan lokasi bantuan.

Pelaksnanaan bantuan kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Peningkatan Sosial Ekonomi Wilayah ( PNPM – PISEW ) merupakan Kontraktual yang dilaksnakan oleh Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKD) dengan besaran dana sebesar 50 juta per paket. Jumlah paket keseluruhan sebanyak 393 paket yang tersebar di 11 Kecamatan se-Kabupaten Sumbawa yaitu :

� Kecamatan Buer � Kecamatan Rhee � Kecamatan Untir Iwes � Kecamatan Batu Lanteh � Kecamatan Moyo Utara � Kecamatan Moyo Hulu � Kecamatan Maronge � Kecamatan Tarano � Kecamatan Roping

Sedangkan jumlah paket yang berkaitan dengan bidang pertanian terdiri dari Jalan Usaha Tani ( JUT ) dan Saluran Irigasi sebanyak 95 paket dengan dana keseluruhan Rp. 4.750.000.000. Dari 95 paket yang ada untuk termin I sudah tersalurkan semua yaitu 30 % mengingat dalam 1 paket terbagi menjadi 4 termin yaitu 30 % untuk termin I , II , III dan 10 % untuk termin ke IV. Dalam hal penyaluran dana kegiatan PNPM-PISEW di transfer melalui rekening kelompok.

Lokasi kegiatan Jalan Usaha Tani (JUT) dari program PNPM-PISEW memiliki panjang 484 M berlokasi di Desa Sebawa dengan pelaksana LKD Kelompok Tani

Page 345: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 74747474 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Orong Selo, sedangkan kegiatan Saluran Irigasi berlokasi di Desa Rhee kecamatan Rhee dengan pelaksana Kelompok Tani Lestari. Jangka waktu pelaksanaan dari masing-masing kegiatan tersebut adalah 120 hari dan kegiatan tersebut rata – rata sudah dilaksanakan sesuai waktu yang ditetapkan.

Keterlibatan Dinas Kabupaten pada kegiatan PNPM-PISEW ini sebagai Tim Koordinasi / Sekretariat termasuk UPT ditiap Kecamatan yang dilibatkan sebagai Tim KOPJA ( Tim Kelompok Kerja Kecamatan ).

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Peningkatan Sosial Ekonomi Wilayah ( PNPM – PISEW ) Tahun 2010 di Kabupaten Sumbawa dilakukan sebagai tindak lanjut dari rapat monitoring dan evaluasi PNPM-PISEW tanggal 5 Juni 2010.

2. Lomba P3A/GP3A

Lomba P3A dan GP3A tingkat provinsi tahun 2010 dalam rangka motivasi pengembangan peran masyarakat petani pemakai air dalam pengelolaan air irigasi di NTB, dilaksanakan dari tanggal 21 s/d 25 Juni 2010 bertempat di Hotel Lombok Garden, Mataram. Panitia pelaksana dan juri lomba berasal dari Dinas Pekerjaan Umum (PU) dan Dinas Pertanian TPH NTB.

Adapun kriteria penilaian lomba terbagi menjadi 2 (dua) yakni :

- Penilaian administrasi kelompok Rekapitulasi hasil penilaian administrasi lomba P3A dan GP3A/IP3A:

• Pemenang Lomba P3A Juara I : Jeliman Lembah Berore, Kabupaten Lombok Tengah Juara II : Angin segar, Kabupaten Sumbawa Juara III : Karya Suci, Kabupaten Lombok Timur Juara IV : Orong Munar, Kabupaten Sumbawa Barat Juara V : Tunggal Kayun, Kabupaten Lombok Barat Juara VI : Gading Datu, Kabupaten Lombok Utara Juara VII : Suka Maju, Kabupaten Dompu

• Pemenang Lomba GP3A/IP3A Juara I : Mekar Jaya, Kabupaten Lombok Barat Juara II : Sidemen, Kabupaten Lombok Tengah Juara III : Kemutar Telu, Kabupaten Sumbawa Barat Juara IV : Saling Beme, Kabupaten Sumbawa Juara V : Saksama, Kabupaten Lombok Timur Juara VI : Wadu Kadera, Kabupaten Dompu Juara VII : Sindang Gila, Kabupaten Lombok Utara

- Penilaian lapangan. Rekapitulasi hasil penilaian lapangan lomba P3A dan GP3A/IP3A:

• Pemenang Lomba P3A Juara I : Karya Suci, Kabupaten Lombok Timur Juara II : Angin segar, Kabupaten Sumbawa

Page 346: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 75757575 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Juara III : Jeliman Lembah Berure, Kabupaten Lombok Tengah Juara Harapan I : Orong Munar, Kabupaten Sumbawa Barat Juara Harapan II : Tunggal Kayun, Kabupaten Lombok Barat

• Lomba GP3A/IP3A Juara I : Mekar Jaya, Kabupaten Lombok Barat Juara II : Sidemen, Kabupaten Lombok Tengah Juara III : Kemutar Telu, Kabupaten Sumbawa Barat Juara Harapan I : Saling Beme, Kabupaten Sumbawa Juara Harapan II : Saksama, Kabupaten Lombok Timur

6. Seksi Pengelolaan Air, Melaksanakan Rapat Koordinasi dan Monev Kabupaten yang

ke-2 untuk TA.2010 pada tanggal 30 s/d 31 Juli 2010 bertempat di Kabupaten Lombok Timur. Jumlah dana untuk kegiatan ini adalah Rp.105.000.000,- dimana target penyerapan dananya Rp.35.000.000,- namun dana yang terealisasi sebesar Rp.31.400.000 dan realisasi fisik kegiatan mencapai 90,09%, sehingga dana yang tersisa dari kegiatan ini adalah sejumlah Rp.73.600.000,- Pertemuan ini dihadiri oleh 7 kabupaten pelaksana program NTB-WRMP se-provinsi NTB (sampai dengan penyusunan laporan bulanan ini, laporan kegiatan dimaksud masih dalam proses penyusunan). Seksi Pengolahan Lahan - Melakukan Sosialisasi Sistem Pengendalian Internal (SPI) Tingkat Provinsi Tahun

2011 pada tanggal 20 Juli 2010 bertempat di Hotel Grand Legi Mataram. Pertemuan yang dihadiri oleh Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian, Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air, Para PPK se Kabupaten/Kota, PUMK Kabupaten/Kota dan Pelaksana Kegiatan Pengelolaan Lahan dan Air se Kabupaten/Kota Provinsi NTB ini menghasilkan beberapa kesimpulan diantaranya :

1). Pimpinan instansi pemerintah wajib menciptakan dan memelihara lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk penerapan sistem pengendalian intern dalam lingkungan kerjanya. melalui: a. penegakan integritas dan nilai etika; b. komitmen terhadap kompetensi; c. kepemimpinan yang kondusif; d. pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan; e. pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat;

penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber daya manusia;

g. perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah yang efektif; dan h. hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait.

2). Kegiatan pengendalian ditetapkan untuk membantu memastikan bahwa arahan

pimpinan dilaksanakan dan membantu memastikan tindakan yang perlu, telah dilakukan untuk meminimalkan risiko dalam mencapai tujuan.

Page 347: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 76767676 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

3). Pemantauan pengendalian intern dilaksanakan melalui pemantauan secara berkelanjutan

4). Pimpinan Instansi Pemerintah wajib menyelenggarakan kegiatan pengendalian

sesuai dengan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan fungsi Instansi Pemerintah yang bersangkutan.

5). Pimpinan Instansi Pemerintah wajib mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan informasi dalam bentuk dan waktu yang tepat.

6). Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara fungsional melaksanakan pengawasan intern melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi kementerian negara/lembaga yang didanai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

7). Inspektorat Kabupaten/Kota melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota yang didanai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota

8). Inspektorat Provinsi melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi satuan kerja perangkat daerah provinsi yang didanai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah provinsi.

- Melaksanakan Pertemuan Monitoring dan Evaluasi Kegiatan PLA yang ke-2 untuk

TA.2010 pada tanggal 28 s/d 29 Juli 2010 bertempat di Aula Hortikultura, Dinas Pertanian TPH Provinsi NTB.

Pertemuan ini dihadiri oleh 9 kabupaten/kota se-provinsi NTB.

7. Bidang PLA, Melaksanakan Pertemuan Penyusunan Data dan RKAKL Bidang Pengelolaan Lahan Dan Air Dinas Pertanian Provinsi NTB yang dilaksanakan pada tanggal 19 s/d 20 Agustus 2010 bertempat di Hotel Graha Ayu, Mataram. Pertemuan ini dihadiri oleh 50 orang petugas pengelola anggaran Pengelolaan Lahan dan Air Dinas lingkup Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota se NTB. Adapun beberapa rumusan hasil kegiatan Pertemuan ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Antara perencanaan dan pelaporan sangat erat kaitannya, sehingga perlu

perencanaan yang matang dan pelaporan yang lengkap dan tepat waktu, laporan harus disertai dengan dokumentasi dan permasalahan yang dihadapi.

b. Alokasi dana kegiatan TP tahun 2011 tidak boleh bertambah dari pagu indikatif kementerian pertanian tahun 2011 Bappenas sehingga diharapkan kabupaten/kota dapat menyusun kegiatan sesuai kriteria penilaian kegiatan 2011.

c. Kegiatan dapat dirubah tapi bila sudah sesuai dengan potensi daerah setempat tidak perlu dirubah.

d. Pagu dana tahun 2011 bisa mengalami penurunan bila ada punishment dari kementerian pertanian.

e. Alokasi anggaran 2011 masih bersifat sementara. Bila nanti ada kabupaten / kota yang kinerjanya tidak bagus pada tahun 2010 akan diberikan punishment dari provinsi maupun pusat.

f. Reward diberikan bukan untuk anggaran saja tapi bagi kabupaten/kota yang berprestasi akan diberikan reward.

Page 348: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 77777777 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

g. Pagu dana tahun 2011 mengalami peningkatan 200 milyar untuk kegiatan embung yang difokuskan untuk wilayah indonesia bagian timur yang kekurangan air.

h. Pagu dana 2011 belum definitif, dan bila ada punishment tahun 2011, misalnya 10 % untuk Kementan, kemungkinan di pagu definitif anggaran pla juga akan mengalami penurunan.

i. Untuk setiap Satker diminta mengalokasikan dana pendukung untuk kelancaran pelaporan keuangan, baik dari aspek honorarium, pelaporan, maupun perjalanan petugas.

j. Alokasi harga satuan perjalanan Dinas per OP disesuaikan dengan standar biaya masing-masing provinsi.

k. Tidak dibenarkan mengalokasikan dana untuk pengadaan kendaraan bermotor roda 2 apalagi roda 4, rehabilitasi/pembangunan gedung dan perjalanan ke luar negeri.

l. Kegiatan pelatihan teknis, pertemuan, sosialisasi, workshop, dll yang dirasa tidak perlu atau sementara dirasa sudah cukup, tidak perlu dialokasikan anggarannya.

m. Ada wacana bahwa satker akan dikembalikan lagi ke kabupaten/kota, karena melihat realisasi fisik dan keuangan sampai dengan sekarang masih rendah.

n. Saran dari direktur peral perlu dibentuk tim yang menanggani kegiatan cetak sawah di setiap kabupaten/kota.

o. Di provinsi diharapkan terbentuk Tim Pembina untuk membina kabupaten/kota. p. Dalam proposal agar dimasukkan visi dan misi kegiatan dari masing-masing

kabupaten/kota. q. Lokasi kegiatan masing-masing kabupaten/kota agar dilakukakan survey terlebih

dahulu, sehingga dapat diketahui layak atau tidak dilaksanakan kegiatan di lokasi tersebut, baru setelah itu dikeluarkan sk bupati.

r. Seluruh permintaan harus sudah dilengkapi sid/desain sederhana khususnya untuk CP/CL yang sudah diverifikasi.

s. Setiap kabupaten/kota membuat kontrak kinerja atau surat pernyataan kesanggupan melaksanakan kegiatan Peral TPH tahun 2011.

t. Usulan kegiatan cetak sawah tahun 2011 tidak dapat dialihkan atau direvisi. u. Untuk kegiatan cetak sawah tidak disetujui dilakukan secara kontraktual, tapi

dilakukan dengan pola Bansos. v. Proses pencairan dana TP oleh penguji SPM agar berkoordinasi dengan ppk yang

ada di provinsi. w. Ada kegiatan baru pada tahun 2011 yaitu pemberdayaan P3A karena lomba P3A

sudah beralih ke Kementerian Pertanian. x. Usulan kegiatan daerah perlu didukung dengan proposal dan desain yang

dibiayai dana APBD. y. Kegiatan pengelolaan air yang sifatnya bantuan dan sebagai stimulan akan lebih

diarahkan dengan mekanisme partisipatif, artinya penentuan CP/CL petani yang betul-betul mau dan mampu memberikan sharing tenaga/pendanaan bila dana yang dialokasikan kurang mencukupi.

z. Dalam pengembangan Jitut dan Jides perlu ditingkatkan prioritasnya, dalam arti bahwa suplai air pada saat yang diperlukan/musim kemarau masih mampu mengairi namun fungsinya sudah berkurang.

aa. Kedepan teknologi pengelolaan pengembangan air yang berbasis kearifan lokal perlu ditingkatkan.

Page 349: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 78787878 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

bb. Kegiatan yang sudah dialokasikan dalam DIPA dan sudah berdasarkan propasal daerah jangan dilakukan perubahan/revisi lagi untuk kegiatan 2011

cc. Dalam upaya mempercepat pelaksanaan konstruksi di lapangan, maka penetapan CL/CP harus dilakukan lebih awal dan lebih cermat.

dd. Untuk kegiatan sub sektor TPH bukan hanya jalan usahatani yang bisa diusulkan tapi juga bisa jalan produksi.

ee. Embung sesuai dengan musrenbangnas sudah dialokasikan sesuai usulan kabupaten dan ada tambahan 200 milyar. Harapan dari pusat embung yang dibangun agar ukurannya lebih besar dan pagu dana tidak dapat bertambah.

ff. Usulan revisi kegiatan Perpipaan kabupaten bima tidak disetujui pusat. gg. Kegiatan Peral TP dapat dialihkan ke peral hortikultura bila memang sesuai

dengan lokasi yang ada. hh. Bila mengajukan revisi kegiatan Peral agar melihat potensi wilayah dan tersedia

CP/CL. ii. Saran untuk kegiatan Perpipaan dilaksanakan sesuai apa adanya (akan

dibicarakan lebih lanjut oleh Direktorat Pengelolaan Air dan kabupaten Bima) . jj. Kegiatan sumur dangkal dapat diajukan dengan mengurangi kegiatan yang lain. kk. Kegiatan Embung merupakan pembangunan embung baru, untuk

pengembangan embung yang sudah ada akan diajukan pada tahun mendatang. ll. Dana dari kegiatan JUT yang ada 8km kelebihannnya dapat dipindahkan ke

kabupaten Lombok Barat, tapi disarankan kota bima agar tetap dapat melaksanakan kegiatan tersebut karena pada kegiatan JUT ada 3 kriteria yaitu 1) bisa membangun yang baru, 2) merehabilitasi misalnya gorongnya rusak, 3) peningkatan mutu kualitas dll.

mm. Lokasi kegiatan Optimasi lahan yg memiliki potensi embung dapat diajukan asal sesuai dengan kriteria.

nn. Untuk kegiatan Uppo tahun 2011dapat diubah menjadi kegiatan Peral horti tapi harus ada kriteria yang sesuai dengan kegiatan tersebut.

Kabupaten Bima

a. Pada kegiatam Consolidated farming mencakup : 1. Pengembangan Kelembagaan, 2. Aspek konstruksi (memperbaiki aspek), 3. Pembinaan/supervisi 1 paket senilai Rp.112.500.000,-.

Kabupaten Lombok Tengah

b. Kegiatan Pra sertifikasi lahan ada di BPN, arahnya untuk menginventarisasi lahan yang cocok, baru diajukan ke BPN.

Kabupaten Lombok Timur

c. Kegiatan DAS hulu sudah 1 paket dengan SL konservasi (SL = 25 juta per unit). 8. Seksi Pengolahan Lahan, Terdapat satu kegiatan yang dilaksanakan pada bulan

November yaitu Workshop SAI dan SABMN yang dilaksanakan pada tanggal 29 dan 30 November 2010 bertempat di Aula Hortikultura Dinas Pertanian TPH Provinsi NTB

Page 350: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 79797979 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

yang diikuti oleh petugas pelaksana penyusun pelaporan keuangan / SAI dan SABMN di Satker yang berada di lingkup Dinas Pertanian Provinsi NTB dan Kabupaten/Kota se NTB, sebanyak 50 orang peserta.

Kegiatan Workshop SAI dan SABMN Tahun 2010 ini dibuka secara resmi oleh Kepala Bidang Pengelolaan Lahan dan Air Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB , dihadiri oleh Kepala Bidang/ Sekretaris Lingkup Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB, Narasumber dari Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Mataram, Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Mataram, Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Wilayah XXI Mataram, Petugas SAI Diperta TPH Provinsi, panitia penyelenggara dan peserta pertemuan.

Hasil pemaparan / penjelasan dari para narasumber dan hasil diskusi dari peserta diperoleh hasil sebagai berikut :

a. Dalam rangka mewujudkan pertanggung jawaban keuangan sebagaimana ditetapkan dalam Undang-undang Keuangan Negara dan Keputusan Presiden tentang pelaksanaan APBN, maka perlu dibuat suatu mekanisme dan peraturan yang mengatur tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.

b. Sistem Akuntansi Instansi (SAI) adalah sistem terpadu yang menggabungkan prosedur manual dengan proses elektronis dalam pengambilan data, pembukuan dan pelaporan semua transaksi keuangan, aset, utang dan ekuitas Kementerian Negara/Lembaga (termasuk Entitas Pemda yang menerima dana APBN dari K/L).

c. Tujuan SAI yaitu :

a) Menjaga aset Pemerintah Pusat termasuk yang ada di K/L melalui pencatatan, pemrosesan dan pelaporan transaksi keuangan yang konsisten sesuai dengan standar dan praktek akuntansi yang diterima secara umum.

b) Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu tentang anggaran dan kegiatan keuangan K/L, yang berguna sebagai dasar penilaian kinerja, untuk menentukan ketaatan terhadap otorisasi anggaran dan untuk tujuan akuntabilitas.

c) Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang posisi keuangan suatu K/L.

d) Menyediakan informasi keuangan yang berguna untuk perencanaan, pengelolaan dan pengendalian kegiatan dan keuangan pemerintah secara efisien

d. Tujuan dari Pedoman Pelaksanaan Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat adalah untuk memberi petunjuk umum dalam menyelenggarakan:

Page 351: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 80808080 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

a) Akuntansi Pusat pada KPPN, Kanwil Ditjen PBN, dan Kantor Pusat Ditjen PBN;

b) Akuntansi Instansi pada tingkat Satuan Kerja, Wilayah, Eselon-I, Kantor Pusat Kementerian Negara/ Lembaga, dan Satuan Kerja Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan, serta Koordinator Wilayah Dekonsentrasi/ Tugas Pembantuan

e. Sistem Akuntansi Instansi (SAI) terdiri dari Sitem Akuntansi Keuangan (SAK) dan Sistem Informasi Managemen Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). Isi laporan SAI yaitu laporan realisasi anggaran, neraca, catatan atas laporan keuangan (CLK), laporan Barang Milik Negara (BMN) dan Arsip Data Komputer (ADK).

a) Dengan Sistem Akuntansi Instansi diharapkan tersedianya informasi yang akurat dan tepat waktu tentang anggaran dan kegiatan keuangan pemerintah pusat, baik secara Nasional maupun instansi yang berguna sebagai dasar penilaian kinerja untuk menentukan ketaatan terhadap otorisasi anggaran dan untuk tujuan akuntabilitas.

b) Pelaporan keuangan / SAI dana dekonsentrasi dilaksanakan dalam rangka pertanggung-jawaban penggunaan dana dekonsentrasi, pemerintah provinsi sebagai UAPPA-W/UAPPB-W dekonsentrasi.

c) Penanggung jawab UAKPA/UAKPB dekonsentrasi adalah kepala SKPD yang menerima dana dekonsentrasi, sedangkan penanggung jawab UAPPA-W/APPB-W dekonsentrasi adalah Gubernur. SKPD mempertanggungjawabkan pelaksanaan dana dekonsentrasi kepada kementerian negara / lembaga melalui Gubernur.

d) Pelaporan keuangan/barang atas pelaksanaan dekonsentrasi dilakukan secara terpisah dari pelaporan keuangan/barang atas pelaksanaan tugas pembantuan dan APBD. Pertanggungj-awaban pelaksanaan dimaksud berupa laporan keuangan dan laporan barang milik negara.

e) Dasar pelaksanaan SAI : � Undang Undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara � Undang-undang No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara � Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan � Peraturan Pemerintah No. 06 Tahun 2006 tentang Pengelolaan

Barang Milik Negara/Daerah � Peraturan Menteri Keuangan No. 171/PMK.05/2007 tentang Sistem

Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat � Peraturan Menteri Keuangan No.91PMK.05/2007 tentang Bagan

Akun Standar

Permasalahan dalam pelaporan keuangan (SAI), yaitu : - Lemahnya sistem dan mekanisme pelaporan keuangan (SAI).

Page 352: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 81818181 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

- Keterbatasan kualitas dan kuantitas SDM terutama di Kabupaten / Kota. - Keterbatasan prasarana pengolahan data. - Kurangnya pengawasan dari atasan. - Keterbatasan dukungan anggaran untuk operasional pelaporan.

Upaya tindak lanjut yang perlu dilaksanakan yaitu antara lain :

- Mengadakan bimbingan dan pelatihan petugas SAI. - Melakukan sosialisasi.

Langkah-langkah penggunaan aplikasi SAKPA 2010 adalah sebagai berikut: a. Install dan Update Aplikasi SAKPA 2010

Versi Resmi adalah Ver.10 Tanggal 1 Februari 2010 di www.perbendaharaan.go.id, Update Terakhir : - Aplikasi Versi 01.3a

- Referensi Versi 01.3 b. Setup Aplikasi2010

Gunakan menu administrator, lengkapi tabel satker dan tambah user operator sesuai dengan satker.

a) Peserta pertemuan sangat antusias ingin memperdalam pengaplikasian Sistem Akuntansi Instansi, diharapkan kepada peserta agar mampu mengakomodir semua permasalahan di instansi masing-masing tentang sistem akuntansi keuangan ini.

b) Sistem Akuntansi Barang Milik Negara (SABMN) sama pentingnya dengan fungsi akuntansi arus uang (SAK). SABMN memberikan peranti bagi manajemen dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan siklus logistik dalam lingkungan pemerintahan. Undang-undang, Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri Keuangan yang berkaitan dengan BMN memberikan aturan yang jelas terhadap sistem dan prosedur akuntansi BMN.

c) SABMN kurang diimplementasikan karena rendahnya pemahaman akan pentingnya Laporan BMN dalam mendukung laporan keuangan, kesulitan petugas akuntansi dalam penginputan saldo awal BMN, pemahaman terhadap SABMN yang masih kurang memadai dan tidak ditatatinta sistem dan prosedur SABMN sebagaimana yang telah ditetapkan.

d) Melalui pertemuan ini diharapkan dapat :

� Menciptakan kerjasama yang lebih kondusif berdasarkan prinsip kesetaraan tanggung jawab semua pihak.

� Mengambil langkah-langkah nyata untuk menyelaraskan dan mensinkronkan kegiatan pusat, provinsi dan kabupaten / kota, agar rancangan program dan kegiatan yang akan datang dapat lebih terfokus, terarah, terukur dan komprehensif berdasar kondisi obyektif sesuai kebutuhan tingkat lapang.

Page 353: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 82828282 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

� Kondisi ini bisa tercipta bila terjalin koordinasi dan komunikasi data serta informasi yang akurat, aktual, handal dan terpercaya baik di pusat maupun tingkat daerah.

Laporan pelaksanaan kegiatan sesuai indikator kinerja dilakukan secara berkala (bulanan, triwulan dan akhir tahun ) yang mencakup kemajuan pelaksanaan kegiatan, masalah dan kendala pelaksanaan anggaran serta realisasi fisik dan keuangan, yang dilengkapi dengan foto dokumentasi (sebelum, sedang dan selesai pelaksanaan kegiatan).

Kesimpulan dan saran yang dapat diambil dari pertemuan ini adalah :

- Kesimpulan

1. Terlaksananya kegiatan Pertemuan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) Tingkat Provinsi Tahun Anggaran 2009 bagi petugas pelaksana penyusun pelaporan keuangan / SAI sebanyak 30 orang peserta di Satker yang berada di lingkup Dinas Pertanian Provinsi NTB dan Kabupaten/Kota se NTB.

2. Penyusunan SAI harus berkoordinasi dengan perangkat keuangan lainnya dalam satker.

3. Permasalahan dalam pelaporan keuangan (SAI), yaitu : - Lemahnya sistem dan mekanisme pelaporan keuangan (SAI). - Keterbatasan kualitas dan kuantitas SDM terutama di Kabupaten /

Kota. - Keterbatasan prasarana pengolahan data. - Kurangnya pengawasan dari atasan. - Keterbatasan dukungan anggaran untuk operasional pelaporan.

4. Upaya tindak lanjut yang perlu dilaksanakan yaitu antara lain :

- Mengadakan bimbingan dan pelatihan petugas SAI. - Melakukan sosialisasi.

5. Tersusunnya laporan keuangan lingkup Dinas Pertanian Semester I Tahun 2010 yang mencakup realisasi anggaran pengeluaran dan anggaran PNBP.

6. Untuk mengukur kinerja pembangunan PLA diperlukan laporan - laporan sesuai dengan hasil pelaksanaan fisik dan keuangan. Tujuan dari pelaporan yaitu selain untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan kegiatan fisik dan keuangan dalam jangka waktu tertentu, juga untuk mengetahui permasalahan / kendala yang dihadapi dan usaha-usaha pemecahannya.

7. Provinsi agar melakukan monitoring ke Kabupaten / Kota meminta laporan kegiatan, sehingga dapat mengantisipasi keterlambatan pengiriman laporan oleh Kabupaten / Kota.

8. Menyelaraskan dan mensinkronkan kegiatan pusat, provinsi dan Kabupaten / Kota, agar rancangan program dan kegiatan yang akan datang dapat

Page 354: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VII VII VII VII ---- 83838383 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

lebih terfokus, terarah, terukur dan komprehensif berdasar kondisi obyektif sesuai kebutuhan tingkat lapang.

9. Menjalin koordinasi dan komunikasi data serta informasi yang akurat, aktual, handal dan terpercaya baik di pusat maupun tingkat daerah.

- Saran

1. Kabupaten/Kota agar mengakomodir segala permasalahan di instansi masing-masing tentang SAI.

2. Waktu pertemuan perlu diperpanjang karena Sistem Akuntansi yang diajarkan narasumber melalui tahapan-tahapan awal sampai pengimplementasiannya.

3. Meningkatkan koordinasi dengan Kabupaten/Kota dan pusat.

Page 355: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VIIIVIIIVIIIVIII ---- 1111 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

BAB VIII

MASALAH DAN UPAYA PEMECAHANNYA

A. Bidang Produksi Tanaman Pangan

1. Permasalahan :

1). Budidaya Serealia, Kacang-kacangan dan Umbi-umbian.

a. Adanya kegiatan SL-PTT yang tidak dilaksanakan, yaitu : kedelai 220 ha, hal ini disebabkan karena SL-PTT di Kabupaten Lombok Barat yang semula di alokasikan untuk Kecamatan Sekotong namun tidak bisa dilaksanakan karena petani sibuk dengan kegiatan penambangan emas.

b. Adanya dana siap mati sebesar Rp 23.153.500,- ( APBN Rp.17.754.100 dan APBD Rp 5.399.400 ), karena Sisa dari perjalanan, pengadaan barang yang tidak bisa di SPJ kan lagi

c. Masih adanya keterlambatan dalam menentukan CP/CL, pengumpulan No rekening, pengajuan belanja sosial ke bank, dalam pelaksanaan SL-PTT.

d. Benih BLBU yang di droping ke pada areal SL-PTT Padi, Jagung, Kedelai dan Kacang Tanah di Kabupaten/Kota, belum tepat waktu dan tepat jenis/varietas.

e. SDM yang ada di Kabupaten/Kota dalam mendukung pelaksanaan administrasi dan Teknis SL-PTT masih terbatas dalam Jumlah dan Kemampuan.

f. Masih Banyaknya tenaga PPL yang belum mengikuti Pelatihan Pemandu lapang sehingga akan mempengaruhi pelaksanaan SL-PTT.

g. Pengiriman Laporan dari Kabupaten/Kota Belum tepat waktu, sehingga mengakibatkan pengiriman laporan ke Pusat juga terlambat

2). Perlindungan Tanaman dan Penerapan Teknologi Tanaman Pangan.

a. Dengan terjadinya pengembangan jumlah Kecamatan dan banyaknya tenaga POPT-PHP yang beralih fungsi ke struktural maka tenaga POPT-PHP menjadi berkurang, demikian juga tenaga teknis perlindungan di Propinsi maupun Kabupaten masih kurang.

b. Pola tanam belum dapat diterapkan secara optimal sehingga setiap musim tanam terdapat tanaman padi yang memberikan peluang untuk

Page 356: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VIIIVIIIVIIIVIII ---- 2222 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

berkembangnya OPT tertentu dan terjadinya kekeringan pada daerah-daerah tertentu.

c. Varietas Ciherang yang dominan ditanam saat ini sudah peka terhadap serangan OPT seperti blast, kresek dan tungro.

d. Kelembagaan perlindungan tanaman seperti Brigade Proteksi Tanaman, Laboratorium Hama Penyakit Tanaman, kelembagaan petani (IPPHTI, paguyuban, RPH) belum berfungsi secara optimal sebagaimana yang diharapkan karena keterbatasan dalam sumber daya manusia maupun sarana operasional. Pada era otonomi daerah banyak aset dan SDM BPT yang dialihfungsikan.

e. Terjadinya anomali iklim khususnya curah hujan yang masih sulit diramalkan kejadiannya secara akurat baik melalui perkembangan teknologi maupun kebiasaan masyarakat setempat. Kejadian anomali iklim yang paling nyata terjadi pada bulan Februari, Maret, dan April 2010. Pada bulan tersebut curah hujan sangat kurang sementara tanaman sedang dalam fase membutuhkan air yang cukup, akibatnya terjadi puso pada areal tanaman pangan terutama di lahan kering dan tadah hujan. Pada Bulan Juni, Juli, Agustus curah hujan cukup tinggi sehingga merusak tanaman palawija khususnya kedelai dan kacang tanah. Selain itu dampak dari perubahan iklim tersebut juga menyebabkan meningkatnya serangan beberapa jenis OPT antara lain blast, tungro, kresek, penggerek batang dan ulat grayak.

3). Perbenihan dan Sarana Produksi Tanaman Pangan

3. a.) Permasalahan terkait penyediaan pupuk bersubsidi

a. Masih dijumpai harga pupuk di tingkat petani diatas HET.

b. Distributor dan pengecer masih melakukan praktek penebusan secara paket yaitu pupuk urea dan NPK pelangi.

c. Penggunaan pupuk di tingkat petani masih belum berimbang.

d. Penyusunan RDKK terkait dengan kebutuhan pupuk bersubsidi masih di dominasi oleh sub sektor tanaman pangan. Diharapkan adanya koordinasi dengan subsektor terkait (Perkebunan, Peternakan, Perikanan dan Kelautan) sehingga RDKK yang tersusun merupakan kebutuhan untuk semua sub sektor.

e. Penyusunan RDKK khususnya di Kabupaten KSB terlambat dari jadwal yang sudah ditentukan, sehingga mempengaruhi droping dan ketersediaan pupuk di tingkat lapang.

Page 357: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VIIIVIIIVIIIVIII ---- 3333 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

f. Dinas pertanian kabupaten belum mengirim laporan RDKK ke provinsi sehingga menyulitkan provinsi dalam mengontrol penyerapan pupuk di tingkat petani.

g. Penataan wilayah kerja distributor perlu mempertimbangkan domisili distributor dan setiap distributor agar menyalurkan urea dan non urea untuk memudahkan penyalur Lini IV menebus pupuk hanya kepada satu distributor.

h. Produsen dan distributor pupuk bersubsidi tidak diperbolehkan melakukan praktek penjualan pupuk bersubsidi dengan sistem paket, karena praktek tersebut melanggar ketentuan yang berlaku dalam Permendag.

i. Penerbitan DO pupuk bersubsidi oleh produsen agar disesuaikan dengan jumlah permintaan/penebusan dalam rekapitulasi RDKK dan dalam waktu yang lebih cepat, agar pupuk dapat disalurkan secara 6 tepat.

j. Produsen berkewajiban membina dan mengevaluasi kinerja distributor dan distributor juga berkewajiban membina dan mengevaluasi kinerja penyalur Lini IV. Penyalur pupuk bersubsidi yang sulit dibina terkait diatas dan menunjukkan kinerja yang kurang baik, perlu diberikan teguran sampai pemecatan.

k. Petani belum banyak mengenal jenis pupuk NPK, sehingga di dalam penyusunan RDKK tidak mencantumkan pupuk tersebut.

l. Petani/kelompok tani belum semuanya memegang RDKK sebagai acuan dalam rangka melaksanakan penebusan pupuk di pengecer.

m. Masih ada pengecer yang menjual pupuk bukan kepada kelompok tani yang terdaftar pada pengecer tersebut, hal ini dikarenakan petani tidak memegang RDKK yang pernah disusun. Demikian juga dengan pengecer/penyalur tidak menyalurkan pupuk berdasarkan RDKK.

n. Masih kurangnya volume pertemuan koordinasi secara rutin ditingkat kecamatan antara kelompok tani dengan pengecer, petugas/KP3 dan Distributor.

o. Pemberian sanksi yang tegas kepada distributor dan pengecer yang nakal oleh produsen masih belum optimal dilakukan.

p. Pelaksanaan ujicoba Smart Card di Lombok Timur belum maksimal, dimana sampai saat ini EDC tersebut belum dipergunakan di kios pengecer.

Page 358: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VIIIVIIIVIIIVIII ---- 4444 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

3.b). Permasalahan Terkait Penyediaan Pupuk Non Bersubsidi

a. Masih dijumpai beredarnya pupuk alternatif seperti pupuk NPK Fhonska, NPK Khonska, NPK Phoenik, Pupuk SP 3.6 (tiga titik enam), pupuk Super Fosfat SP 3.6 (tiga titik enam), pupuk NK–CL, dimana. yang tidak terdaftar di Kementrian Pertanian.

b. Kandungan hara pupuk alternatif terutama yang sudah diuji mutunya, masih belum/tidak sesuai dengan label kemasan, walaupun porsentase selisihnya kecil.

c. Dana pengujian mutu pupuk dan pestisida masih kurang dan belum berimbang dengan jumlah pupuk dan pestisida yang beredar.

d. Pemerintah provinsi kesulitan dalam memantau peredaran pupuk non subsidi di tingkat distributor karena tidak adanya laporan dari distributior tentang penyediaan dan penyaluran ke kios pengecer.

e. Manajemen pengelola kios pengecer masih belum baik, terlihat dari tidak adanya bukti (nota pembelian/kwitansi) pembelian barang.

2. Upaya Pemecahan Masalah

1). Budidaya Serealia, Kacang-kacangan dan Umbi-umbian.

a. Kegiatan pemilihan calon lokasi dan calon petani (CP/CL) untuk kegiatan tahun berikutnya harus lebih dimantapkan.

b. Adanya efisiensi anggaran, sisa dana Setor ke kas Negara c. Memantapkan rancangan kegiatan, jadwal palang dan memantapkan

pembinaan/ kesepakatan di tingkat kelompok tani. d. Memantapkan koordinasi antara Petugas Provinsi, Kabupaten/ Kota

dan KCD di tingkat lapangan. e. Perlu adanya bimbingan dan koordinasi yang lebih intensif f. Mengusulkan dana untuk Pelatihan pemandu Lapangan g. Koordinasi antara Provinsi dan Kabupaten lebih dimantapkan dan

perlu adanya kontak person per Kabupaten. 2). Perlindungan Tanaman dan Penerapan Teknologi Tanaman

Pangan.

a. Perlu dikembangkan varietas unggul baru tanaman padi yang lebih

tahan terhadap serangan OPT serta pengembangan keragaman varietas di lapangan.

b. Pemantauan pertanaman secara intensif dan berkesinambungan mulai dari pengolahan tanah, sampai dengan panen dan melaksanakan pengendalian dini secara cepat dan tepat dengan berpedoman pada pengendalian hama terpadu (PHT).

Page 359: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VIIIVIIIVIIIVIII ---- 5555 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

c. Meningkatkan bimbingan teknis dan penyuluhan di dalam upaya peningkatan upaya pengendalian OPT.

d. Meningkatkan kerjasama dengan BMKG untuk dapat menyampaikan informasi prakiraan iklim yang lebih dapat diaplikasikan dalam perencanaan tanam.

e. Perlu dikembangkan sistim irigasi khususnya di lahan tadah hujan/lahan kering antara lain dengan membuat embung dan sprinkle irrigation serta upaya konservasi lahan dengan membuat terasering.

f. Melakukan konsolidasi dan pendekatan dengan pemerintah daerah propinsi dan kabupaten/kota tentang keberadaan dan pentingnya peran POPT-PHP dalam pengamanan produksi.

g. Meningkatkan kewaspadaan semua jajaran petugas perlindungan tanaman terutama PHP terhadap serangan OPT utama sehingga frekuensi pengamatan lapangan, pelaporan dan penyebaran informasi kepada instansi terkait dan kelompok tani tentang bahaya serangan OPT dan cara pengendaliannya terutama di daerah endemis dan sentra produksi.

h. Melakukan pembinaan/penyuluhan agar petani/kelompok tani dapat melakukan pengendalian OPT secara serentak melalui suatu gerakan pengendalian.

i. Menyiapkan pestisida dan alat pengendalian OPT sebagai stok/cadangan provinsi maupun kabupaten/kota yang dapat dilokasikan kepada petani/kelompok tani untuk menekan perkembangan serangan OPT dan dalam penggunaannya tetap berpedoman kepada prinsip pengendalian hama terpadu (PHT)

3 ). Perbenihan dan Sarana Produksi Tanaman Pangan

a. Terkait dengan harga pupuk di atas HET dan sistem pemaketan oleh distributor dan pengecer, maka pemerintah provinsi sudah melakukan teguran kepada direksi pemasaran pupuk PT. Kalimantan Timur yang ditembuskan kepada Kepala pemasaran Wil. NTB dan semua distributor pupuk bersubsidi.

b. Melakukan sosialisasi tentang aturan penyaluran pupuk bersubsidi, jenis pupuk terdaftar kepada semua pihak/instansi terkait yang dilakukan secara berjenjang dari Provinsi, Kabupaten/kota sampai ke tingkat lapang/petani dengan melibatkan peran pemerintah daerah sampai ke desa, agar semua pihak dapat memahami peraturan/mekanisme penyaluran pupuk bersubsidi.

c. Diharapkan kepada pemerintah pusat untuk menindaklanjuti hasil peengawasan prov/kab/kota terutama terhadap pupuk alternatif yang belum memiliki ijin pendaftaran/tidak terdaftar pada buku yang dikeluarkan oleh Deptan.

d. Mengoptimalkan peran petugas lapang dalam membantu kelompok tani untuk menyusun RDKK sesuai dengan kebutuhannya berdasarkan kondisi spesifik lokasi. Bagi petani yang belum tergabung dalam kelompok tani, di dorong untuk bergabung dengan kelompok tani di wilayahnya agar dapat memperoleh pupuk bersubsidi.

Page 360: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VIIIVIIIVIIIVIII ---- 6666 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

e. Perlu adanya kesepakatan antara pemerintah dan produsen pupuk dalam penyusunan RDKK.

f. Sosialisasi sampai ke tingkat lapang tentang pentingnya penggunaan pupuk secara berimbang.

g. Menertibkan penyalur lini IV, agar mendata kelompok tani yang membeli pupuk dan disesuaikan dengan RDKK yang sudah diajukan.

h. Untuk memudahkan pemantauan penyaluran pupuk bersubsidi hendaknya ada koordinasi antara Instansi terkait di kabupaten/kota dan kecamatan dengan Distributor penanggung jawab wilayah.

i. Perlu tindakan tegas dari produsen, bagi distributor nakal atau distributor yang menyalurkan pupuk bersubsidi tidak sesuai aturan perundangan.

j. Dalam rangka menghilangkan anggapan bahwa tugas Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP) Provinsi/Kabupaten/Kota hanya menjadi kewajiban anggota yang berada di Dinas Pertanian perlu adanya peningkatan pemahaman instansi yang terlibat dalam hal tugas dan fungsi setiap anggota KPP yang berada di luar Dinas Pertanian agar KPP lebih berdaya dalam mengkoordinasikan kegiatan di bidang pengawasan pupuk dan pestisida.

k. Pemantauan ketersediaan, penyaluran pupuk baik di tingkat produsen, distributor serta tingkat pengecer perlu ditingkatkan, dalam rangka pengamanan pupuk bersubsidi di tingkat petani serta menertibkan sistem pelaporan dari masing-masing lini.

B. Bidang Produksi Hortikultura

1. Pemasalahan Hortikultura di NTB.

Permasalahan yang dihadapi dalam DIPA Hortikultura ( 04 ) Satuan Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi Nusa Tenggara Barat pada Tahun Anggaran 2010 adalah sebagai berikut :

a. Adanya kegiatan yang dialokasikan di UPTD BBI PPH yang berkaitan dengan musim tanam (MT) perbanyakan benih hortikultura (MH) periode Oktober s/d Maret, sedangkan berakhirnya tahun anggaran sampai dengan Desember , sehingga berpengaruh terhadap pembiayaan selanjutnya.

b. Adanya kegiatan agenda nasional yang sudah tertuang dalam ROPAK dan jadwal palang , tidak sesuai dengan panggilan hal ini menyebabkan seringnya merevisi RKA-KL.

c. Sifat produk hortikultura yang mudah rusak, sehingga diharapkan adanya penanganan yang serius, serta adanya pasar yang belum jelas, sehingga animo petani untuk budidaya hortikultura masih relatif rendah.

d. Belum berkesinambungannya produksi hortikultura, sehingga pada bulan-bulan tertentu terjadi kelangkaan produksi sehingga hal ini menyebabkan

Page 361: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VIIIVIIIVIIIVIII ---- 7777 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

peluang produksi hortikultura dari luar daerah masuk ke Propinsi Nusa Tenggara Barat.

e. Kurangnya penggunaan benih bersertifikat ditingkat petani hal ini disebabkan kurangnya minat penangkar untukperbanyakan benih hortikultura, bila dibanding dengan penangkar benih Tanaman Pangan ( Padi, Palawija ).

f. Tidak terjangkaunya harga benih oleh petani hal ini disebabkan karena harga benih hortikultura rata-rata cukup mahal.

g. Belum adanya Pola kemitraan dengan Pihak swasta sehingga pada saat panen yang bersamaan harga ditingkat petani sangat rendah.

2. Upaya Pemecahan Masalah Hortikultura di NTB.

a. Melakukan penumbuhan kelembagaan kelembagaan (UPJA, Kelompok tani) yang menanganai tanaman hortikultura atau dominan menangani tanaman hortikutura di daerah sentra-sentra hortikultura.

b. Merancang program dan kegiatan yang lebih strategis, fokus dan operasional dalam pengembangan hortikultura dengan penerapan enam pilar pengembangan hortikultura yaitu pengembangan kawasan, penerapan SCM, penerapan GAP/SOP, melakukan fasilitasi agribisnis terpadu investasi hortikultura (FATIH), pengembangan kelembagaan hortikultura, dan peningkatan produksi hortikultura untuk konsumsi dalam negeri dan peningkatan akselerasi ekspor untuk menciptakan komoditi yang bermutu dan berdaya saing.

c. Dilakukan identifikasi yang lebih detail tentang kawasan-kawasan sentra hortikultura, komoditas yang diusahakan, peralatan yang tersedia dan yang diperlukan sesuai kebutuhan dan potensi wilayah sehingga mendukung penumbuhan sentra-sentra dalam pengembangan kawasan sesuai road map pengembangan kawasan yang telah disusun.

d. Dilakukan sosialisasi GAP/SOP komoditi hortikultura.baik dengan menyebarkan brosur/ leaflet maupun dengan pertemuan-pertemuan di lapangan.

e. Koordinasi yang lebih intens dengan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dalam merencanakan dan melaksanakan program kegiatan agar program kegiatan dapat terlaksana lebih terarah dan efisien serta tidak terjadi tumpang tindih.

f. Perlu melakukan pembenahan sisi administrasi data, dan melakukan upaya-upaya terobosan mengenai komoditi hortikultura baik ditingkat kabupaten maupun di provinsi, mengingat telah terbentuknya bidang yang menangani hortikultur. di Kabupaten/Kota se Nusa Tenggara Barat

g. Membangun sistem komunikasi, koordinasi dan pelaporan yang lebih baik untuk menciptakan sinergisme pembangunan tanaman hortikultura NTB sebagai wujud dari kepedulian dan keseriusan kita dalam menciptakan

Page 362: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VIIIVIIIVIIIVIII ---- 8888 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

kawasan-kawasan pengembangan yang memenuhi standar GAP/SOP dan memiliki produk bermutu dan berdaya saing.

C. Bidang Pengelolaan Lahan Dan Air (PLA)

1. Pemasalahan

a) Administrasi kegiatan di kabupaten/kota se-Nusa Tenggara Barat belum sepenuhnya berjalan sebagaimana mestinya, hal ini terlihat belum rutinnya laporan dikirim ke tingkat provinsi sehingga menyulitkan provinsi dalam menyusun laporan bulanan secara lebih lengkap dan akurat.

b) Realisasi keuangan/pencairan dana kegiatan masih dalam proses sehingga banyak kegiatan di tingkat provinsi yang realisasi fisiknya sudah mencapai 100% namun penyerapan dananya masih nol (dana yang dipakai masih dalam bentuk panjar).

c) Kendala/hambatan terberat yang dihadapi oleh Kabupaten pada umumnya terkait dengan pelaksanaan kegiatan tahun 2010, dalam bentuk dana TP dimana PPK dan Bendahara berada di Provinsi sehingga menyebabkan terlambatnya pencairan dana yang telah selesai 50% pengerjaan kegiatannya sedangkan proses atau persyaratan untuk pencairan dana sudah di lengkapi beberapa bulan berlalu.

d) Secara umum, Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten belum memiliki data yang lengkap mengenai jumlah dan lokasi penempatan sumur pompa air tanah dalam yang ada di kabupaten se-provinsi NTB. Pemasangan sumur tanah dalam yang berada di daerah kering di kabupaten se-provinsi NTB ini dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum (PU). Sementara itu, Dinas Pertanian yang bertugas melakukan pembinaan terhadap kelompok-kelompok P2AT dimana ditempatkan sumur pompa tersebut mengalami kesulitan dalam melakukan pembinaan terhadap kelompok-kelompok P2AT (Proyek Pengembangan Air Tanah) disebabkan minimnya data yang tersedia.

e) Belum terlaksana secara baik mekanisme monitoring dan evaluasi pelaksanaan program Pengelolaan Lahan dan Air pada umumnya, dan pada khususnya untuk program NTB-WRMP di kabupaten se-Nusa Tenggara Barat.

f) Kurangnya akses pasar yang memadai untuk memasarkan hasil produk pertanian petani guna meningkatkan taraf hidup petani.

1. Upaya Pemecahannya :

a. Diharapkan agar DIPA PLA TA. 2011, yang diterbitkan berdasarkan usulan dari daerah kabupaten/kota dan provinsi, sehingga apa yang menjadi kebutuhan masyarakat di daerah dapat tercapai dan pada tatanan implementasi tidak mengalami kendala – kendala teknis pelaksanaan di lapangan.

Page 363: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VIIIVIIIVIIIVIII ---- 9999 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

b. Sebaiknya dalam mengusulkan kegiatan baik ke provinsi maupun ke pusat hendaknya melakukan identifikasi lapangan terlebih dahulu untuk melihat potensi yang ada sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pengusulannya.

c. Sistem pelaksanaan kegiatan masyarakat lebih menginginkan padat karya dan bansos dari pada kegiatan yang dilaksanakan secara kontraktual.

d. Diharapkan untuk anggaran berikutnya tidak terjadi revisi anggara seperti pada tahun 2010, kalaupun perlu direvisi agar segera diusulkan lebih awal sehingga dapat mengefisienkan waktu pelaksanaan. Pengalaman tahun lalu menjadi acuan dalam pelaksanaan tahun – tahun mendatang

e. Diharapkan agar pencairan dana dari Direktorat Jenderal PLA TA. 2010 yang dialokasikan ke kabupaten dapat segera berjalan dengan baik.

f. Kegiatan NTB-WRMP TA.2010, di kabupaten se-Nusa Tenggara Barat sudah dilaksanakan, namun pada beberapa kabupaten untuk realisasi kegiatannya masih relatif kecil yang disebabkan adanya keterlambatan dalam pencairan dana pendamping dari APBD II maka untuk itu kegiatan-kegiatan yang belum dilaksanakan pada TA.2010, agar susulkan kembali pada TA.2011.

g. Telah terbit Surat Edaran Dirjen Sumber Daya Air No.IK.01.02-DA/404 tanggal 22 Juni 2009 tentang Komisi Irigasi dan kerjasama pengelolaan irigasi secara partisipatif dan harus digunakan sebagai acuan pelaksanaan konstruksi partisipatif.

h. Perlu lebih mempercepat tercapainya sasaran program NTB-WRMP didukung oleh kegiatan monev dari NPMU dan NPIU/PPIU secara berkala. Dari hasil pemantauan konsultan saat ini baru Ditjen PLA Departemen Pertanian yang secara rutin mengadakan pembinaan ke kabupaten di Provinsi NTB.

i. Perlu adanya penjelasan ulang secara menyeluruh kepada seluruh pengelola program tentang maksud, tujuan dan bagaimana melaksanakan kegiatan NTB-WRMP agar target dapat tercapai.

j. Lebih mempercepat tercapainya sasaran program NTB-WRMP apabila kegiatan monev dari NPMU dan NPIU dapat dilaksanakan secara berkala. Dari hasil pemantauan konsultan NTB-WRMP, hanya Ditjen PLA Departemen Pertanian yang secara rutin mengadakan pembinaan ke kabupaten di NTB.

k. Perlu pelatihan petugas lapangan terutama PPL tentang cara membina kelembagaan petani agar menjadi kuat, berkembang dan mampu mengadakan kemitraan dengan perusahaan atau lembaga ekonomi lainnya sangat diperlukan.

l. Sistem kerja Latihan dan Kunjungan (LAKU) bagi penyuluh pertanian terutama PPL dan petugas lapangan lainnya agar dapat terlaksana dengan

Page 364: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VIIIVIIIVIIIVIII ---- 10101010 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

baik perlu adanya supervisi yang telah direncanakan dengan baik. Untuk itu sistem kerja Latihan dan Kunjungan (LAKU) perlu dilengkapi dengan supervisi sehingga sistem kerja LAKU menjadi LAKUSUSI (Latihan, Kunjungan dan Supervisi).

m. Keterbatasan dana hibah (grant) untuk kegiatan-kegiatan pertanian dalam rangka mencapai tujuan sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan dalam dokumen proyek, perlu diusahakan dari APBN, APBD provinsi dan APBD kabupaten.

n. Perlu meningkatkan sosialisasi NTB-WRMP kepada seluruh PPL dan petugas lapangan lain di wilayah NTB-WRMP sehingga makin dipahami dengan baik oleh masyarakat petani. Begitu pula perlu meningkatkan sosialisasi kepada seluruh instansi dan institusi pemerintah ditingkat kabupaten dan kecamatan.

o. UUntuk mempercepat pencapaian sasaran NTB-WRMP disarankan kepada setiap pelaksanaan kegiatan yang melibatkan petani dan kelembagaan selalu melibatkan PPL dan petugas lapangan yang lain sejak awal.

p. Mengingat tahun 2010 merupakan tahun akhir NTB-WRMP maka disarankan perlu sosialisasi proyek ke petugas lapangan terutama PPL diseluruh lokasi proyek untuk dapat dilaksanakan dengan baik dan pelaksanaan kegiatan lapangan dapat ditingkatkan kinerjanya, antara lain dengan mengadakan pertemuan dengan seluruh PPL tersebut, mengadakan pelatihan bagi PPL, menambah unit volume Dem Area untuk tahun 2010 sesuai dengan jumlah Daerah Irigasi (DI) kesepakatan.

q. Sosialisasi dan pembelajaran penyusunan laporan teknis pelaksanaan kegiatan mulai dari input, output, impact dan benefit. Monitoring dan evaluasi merupakan kegiatan yang harus dilakukan pada pelaksanaan suatu kegiatan. Tanpa memahami proses pelaksanaan kegiatan mulai dari input, output, impact dan benefit serta sasaran yang telah ditetapkan maka hasil monitoring dan evaluasi akan kurang optimal.

r. Dalam rangka mencapai keberhasilan uji coba LEPLI sesuai dengan makna uji coba, perlu adanya dana khusus yang tertuang dalam DIPA tahun anggaran 2010 untuk tidak disatukan dengan kegiatan lain, karena perlakuan pada uji coba ini berbeda dengan kegiatan pemberdayaan yang harus sudah dilaksanakan secara rutin.

s. Peningkatan dampak kegiatan Dem Area dari 8 unit Dem area adalah seluas 867,5 ha. Itu berarti rata-rata dampak setiap unit Dem area hanya bertambah 110 ha. Jadi untuk mencapai indikator 60.000 ha sebagai percontohan peningkatan produksi dan pengelolaan jaringan irigasi dibutuhkan Dem area sebanyak kurang lebih 550 unit.

t. Perlu adanya satu pemahaman tentang makna Dem area dan pola SRI bagi petugas baik ditingkat pusat, provinsi, kabupaten maupun lapangan

Page 365: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VIIIVIIIVIIIVIII ---- 11111111 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

sehingga pelaksanaan kegiatan Dem area pola SRI dapat berjalan dengan baik.

u. Perlu untuk merespon dengan cepat untuk menindaklanjuti isi Aide Memoire Bank Dunia sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan selain itu perlu adanya surat NPIU terkait yang segera disampaikan ke PPIU dan KPIU.

v. Pedoman teknis pelaksanaan uji coba LEPLI dari pusat perlu segera disampaikan ke daerah karena sangat diperlukan oleh petugas tingkat provinsi dan kabupaten yang telah menetapkan lokasinya.

w. Tindak lanjut yang dapat dilakukan terkait masalah bencana banjir, kekeringan dan longsor yang hampir terjadi setiap tahun adalah melakukan usahatani konservasi lahan terpadu, yaitu usahatani yang menekankan pada upaya pelestarian pemanfaatan lahan semaksimal mungkin sepanjang tahun untuk meningkatkan produksi pertanian (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan ternak) dengan memperhatikan kaidah-kaidah dan penerapan teknik-teknik konservasi tanah dan air (terasering, pembuatan guludan dan tanaman penguat teras, dan lainnya).

D. Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian

Dalam melaksanakan kegiatan pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian, khususnya kegiatan pengembangan penanganan pasca panen dan pengolahan hasil tanaman pangan dan hortikultura di Nusa Tenggara Barat terdapat beberapa permasalahan dan hambatan yaitu antara lain :

a. Pada tahun 2010, Kabupaten Lombok Barat telah melaksanakan pengadaan cool room dan peralatan pasca panen hortikultura lainnya dalam rangka pengembangan rumah kemasan ( Grading dan Packaging House ) sayuran. Namun demikian mengingat rumah kemasan di Kabupaten Lombok Barat tidak jadi dibangun, karena berbagai hal, maka untuk sementara waktu cool room dan peralatan pasca panen hortikultura ditempatkan pada Kantor Pusat Pengembangan Agribisnis Terpadu ( PPAT ), yang sekarang ini sudah beralih fungsi menjadi Kantor Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Lombok Barat, dan sampai saat ini sarana /peralatan tersebut belum dimanfaatkan secara optimal.

b. Dalam rangka optimalisasi pendayagunaan sarana/peralatan pasca panen hortikultura, maka diharapkan Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Barat segera menunjuk kelompok tani/Gapoktan calon pengelola peralatan pasca panen hortikultura, dan apabila tidak ada kelompok tani/Gapoktan yang mampu dan memenuhi syarat, maka Dinas Pertanian Kabupaten dapat

Page 366: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VIIIVIIIVIIIVIII ---- 12121212 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

menunjuk pihak swasta untuk mengelola peralatan tersebut dengan sistem kerjasama operasional ( KSO ) atau pola bagi hasil.

c. Data industri pengolahan hasil di beberapa kabupaten /kota tidak terekap dengan baik dan tertib, sehingga pada saat pelaksanaan kegiatan pengumpulan data alat mesin pengolahan hasil bantuan pemerintah, data yang diperoleh kurang lengkap. Untuk itu, mengingat data alsin pengolahan hasil sangat diperlukan dalam menyusun perencanaan pengembangan agroindustri perdesaan, maka diharapkan kepada Dinas Pertanian Kabupaten/Kota agar melakukan inventarisasi sarana/ peralatan pengolahan bantuan pemerintah di tingkat petani/pelaku usaha dan selanjutnya diarsipkan dengan baik dan tertib.

d. Satgas UP3HP di beberapa kabupaten tidak banyak berperan dalam membina kelompok usaha pengolahan hasil di wilayahnya, hal ini dikarenakan belum dibentuknya kelembagaan Satgas UP3HP di tingkat kabupaten dan atau tidak aktifnya petugas Satgas UP3HP ( karena meninggal dunia, mutasi dan lain-lain). Kondisi ini menyebabkan terhambatnya fasilitasi penerapan manajemen mutu, teknologi tepat guna, manajemen usaha dan pemasaran hasil kepada pelaku usaha. Dalam mengatasi permasalahan tersebut perlu adanya upaya revitalisasi UP3HP dengan cara membentuk dan atau mengaktifkan kembali Satgas UP3HP di tingkat kabupaten/kota.

e. Dalam meningkatkan kualitas sumberdaya manusia ( SDM ) petani/pelaku usaha pasca panen dan industri pengolahan hasil perlu adanya upaya pelatihan melalui pola Sekolah Lapang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian ( SL-PPHP ). Namun demikian untuk melaksanakan SL PPHP tersebut mengalami kesulitan dikarenakan terbatasnya jumlah Pemandu Lapangan Dua ( PL II ) yang ada di kabupaten/kota. Dalam mengatasi permasalahan tersebut diperlukan bantuan pusat untuk menyelenggarakan pelatihan SL PPHP bagi PL II.

f. Pengadaan alat mesin pasca panen padi di Kabupaten Sumbawa Barat dan Dompu yang bersumber dari dana Tugas Pembantuan Kabupaten, dalam pelaksanaannya terlambat akibat adanya mutasi pejabat lingkup Pemda Kabupaten. Dalam mengatasi permasalahan tersebut, maka untuk tahun anggaran mendatang diupayakan agar pengadaan barang/jasa dapat dilakukan seawal mungkin melalui perencanaan yang matang.

g. Permasalahan utama dalam melaksanakan program sejuta jagung di Nusa Tenggara Barat adalah belum adanya kepastian /jaminan pasar yang akan menampung produksi jagung petani. Apabila sistem pemasaran jagung tidak segera ditangani maka petani akan enggan menanam jagung sehingga produksi menjadi berkurang dan pada akhirnya sasaran program tidak tercapai. Dalam mengatasi permasalahan tersebut perlu adanya bantuan dari pemerintah untuk memfasilitasi terciptanya jalinan

Page 367: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

VIIIVIIIVIIIVIII ---- 13131313 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

kerjasama/ kemitraan usaha antara Gapoktan dengan perusahaan/industri makanan ternak.

h. Dalam kegiatan expo telah banyak adanya kontak bisnis antara pelaku usaha/agribisnis NTB dengan pengusaha di luar NTB, namun tindak lanjut kesepakatan ini belum dapat berjalan, hal ini disebabkan karena masih belum mampunya pelaku usaha untuk menyediakan produknya secara kontinyu, dan kelembagaan petani/pelaku usaha yang masih lemah. Upaya yang dapat dilakukan adalah pembinaan pelaku agribisnis melalui kelompok tani dan kelompok usaha pengolahan.

i. Kegiatan expo yang diselenggarakan dari program kerjasama Mitra Praja Utama, dalam kontak bisnis tidak menyertakan petani/pelaku usaha mengingat anggaran yang tidak tersedia, sehingga para buyer yang ingin mengadakan kontak bisnis kurang lengkap, maka upaya yang dilakukan mengatasi hal ini adalah melalui petugas untuk memfasilitasi kontak bisnis ini serta mengusulkan untuk anggaran pelaku usaha pada kegiatan tahun mendatang.

j. Pengusaha / pelaku usaha pemasaran maupun pelaku usaha pengolahan di daerah umumnya memiliki keterbatasan modal, sehingga tidak mampu membeli hasil produksi petani / bahan baku usaha pengolahannya sesuai harapan yang berimplikasi kepada kuntinuitas produksi suplai produk kepada pasar menjadi kendala didalam meraih pasar.

k. Kegiatan operasional pasar tani selama tahun 2010 telah berjalan meskipun masih banyak kekurangan, antara lain hambatan lokasi pasar tani, dan kurangnya dukungan dari pemerintah kabupaten/ kota melalui Dinas Pertanian belum maksimal terutama masalah bantuan sarana prasarana seperti perijinan lokasi, gudang, transportasi dll. Sehingga upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mencari lokasi yang memiliki potensi pemasaran, dan memaksimalkan pemanfaatan sarana dan permodalan yang berasal dari provinsi.

l. Kelembagaan Sub Terminal Agribisnis telah berjalan sesuai dengan sasaran utama yaitu tersedianya data informasi harga pada terminal agribisnis, namun kelembagaan ini belum berkembang sebagaimana yang diharapkan dalam Pedum STA, sehingga pada tahun mendatang akan diupayakan pembentukan Badan Musyawarah STA atau bekerjasama dengan pihak ketiga yang terkait dengan tugas dan fungsi STA.

Page 368: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IIIIXXXX ---- 1111 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

BAB IX

KESIMPULAN

A. Bidang Produksi Tanaman Pangan

1. Tercapainya sasaran dan realisasi tanam komoditi pangan, yaitu :

a. Total Padi (Padi sawah, padi ladang) Sasaran 377.797 Ha ( MH 292.646 Ha dan MK 85.151 Ha) realisasi 401.932 Ha ( 106,39 % dari sasaran tahun 2010 ).

b. Jagung, sasaran 93.955 Ha ( MH 68.505 Ha dan MK 25.450 Ha) realisasi 79.495 Ha ( 84,61 % dari sasaran tahun 2010 ).

c. Kedelai, sasaran 97.315 Ha (MH 45.096 Ha dan MK 52.218 Ha) realisasi 93.647 Ha ( 96,23 % dari tahun 2010).

d. Kacang Tanah, sasaran 30.325 Ha ( MH 13.220 Ha dan MK 17.105 Ha) realisasi 25.555 Ha (84,27 % dari sasaran tahun 2010),

e. Kacang Hijau, sasaran 37.340 Ha ( MH 17.420 Ha dan MK 19.920 Ha) realisasi 45.466 Ha ( 121,76 % dari sasaran tahun 2010),

f. Ubi Kayu, sasaran 7.662 Ha ( MH 6.173 Ha dan MK 1.489 Ha) realisasi 6.133 Ha ( 80,04 % dari sasaran tahun 2010)

g. Ubi Jalar, sasaran 1.409 Ha ( MH 481 Ha dan MK 928 Ha) realisasi 1.083 Ha ( 76,86 % dari sasaran tahun 2010 )

2. Tercapainya Sasaran dan realisasi panen komoditi tanaman pangan Tahun 2010 adalah :

a. Total Padi, sasaran 363.326 Ha ( Januari- Juni : 281.989 Ha dan Juli-Desember : 81.337 Ha) realisasi 375.872 Ha ( 103,46 % dari sasaran tahun 2010 ) - Padi Sawah, sasaran 312.050 Ha (Januari - Juni : 230.713 Ha dan Juli -

Desember : 81.337 Ha ) realisasi 331.185 Ha ( 106,13 % dari sasaran dari sasaran tahun 2010)

- Padi Ladang, sasaran 51.259 Ha (Januari - Juni : 51.259 Ha dan Juli -Desember tidak ada ) realisasi 44.687 Ha (87,18 % dari sasaran tahun 2010)

b. Jagung, sasaran 87.737 Ha (Januari - Juni : 64.018 Ha dan Juli-Desember : 23.719 Ha) realisasi 61.971 Ha ( 70,63 % dari sasaran tahun 2010 )

c. Kedelai, sasaran 92.396 Ha ( Januari - Juni : 42.842 Ha dan Juli-Desember : 49.554 Ha), realisasi 87.627 Ha ( 94,84 % dari sasaran tahun 2010)

d. Kacang Tanah, sasaran 28.809 Ha ( Januari - Juni : 12.559 Ha dan Juli -Desember : 16.250 Ha) realisasi 24.756 Ha ( 85,93 % dari sasaran tahun 2010),

e. Kacang Hijau, sasaran 35.476 Ha ( Januari - Juni : 16.551 Ha dan Juli-Desember : 18.925 Ha) realisasi 45.568 Ha ( 128,45 % dari sasaran tahun 2010),

f. Ubi Kayu, sasaran 7.662 Ha ( Januari- Juni : 2.004 Ha dan Juli-Desember : 5.658 Ha) realisasi 5356 Ha ( 69,90 % dari sasaran tahun 2010)

Page 369: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IIIIXXXX ---- 2222 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

g. Ubi Jalar, sasaran 1.409 Ha ( Januari - Juni : 481 Ha dan Juli-Desember : 928 Ha) realisasi 1.122 Ha ( 79,63 % dari sasaran tahun 2010 ),

3. Berdasarkan ARAM III 2010 produksi komoditi tanaman pangan Tahun 2010 diperkirakan mencapai :

a. Total padi. Luas panen 375.077 Ha, produktivitas 47,44 kw/ha dan produksi 1.779.187 ton ( turun 4,90 % dari ATAP 2009 ) - Padi Sawah, Luas panen 330.540 Ha, produktivitas 49,19 kw/ha dan

produksi 1.625.823 ton ( turun 2,69 % dari ATAP 2009 ) - Padi Ladang, Luas panen 44.537 Ha, produktivitas 34,44 kw/ha dan

produksi 153.364 ton ( turun 29,31 % dari ATAP 2009 ) b. Jagung, Luas panen 61.817 Ha, produktivitas 39,91 kw/ha dan produksi

246.728 ton ( turun 20,12 % dari ATAP 2009 ) c. Kedelai, Luas panen 90.743 Ha, produktivitas 11,38 kw/ha dan produksi

103.302 ton ( naik 7,78 % dari ATAP 2009 ) d. Kac.Tanah, Luas panen 25.003 Ha, produktivitas 13,44 kw/ha dan produksi

33.609 ton ( turun 12,96 % dari ATAP 2009 ) e. Kac. Hijau, Luas panen 45.483 Ha, produktivitas 10,99 kw/ha dan produksi

49.982 ton ( naik 47,99 % dari ATAP 2009 ) f. Ubi Kayu, Luas panen 5.847 Ha, produktivitas 130,70 kw/ha dan produksi

76.420 ton ( turun 10,16 % dari ATAP 2009 ) g. Ubi Jalar, Luas panen 1.108 Ha, produktivitas 116.96 kw/ha dan produksi

12.959 ton ( naik 14,93 % dari ATAP 2009 )

4. Turunya produksi tanaman pangan pada ARAM III 2010, diduga disebabkan karena :

a. Perubahan waktu tanam tanam karena pergeseran musim hujan yang mencapai 3-4 dasarian

b. Pergeseran alih komoditas c. Adanya puso akibat kekeringan selama periode Januari-April 2010 yang

sangat signifikan ( padi sawah 4.726 Ha. Padi ladang 18.821 ha, jagung 14.826 ha, kedelai 1.447 ha, kacang tanah 109 ha dan kacang hijau 844 ha )

5. Tercapainya Target dan Realisasi Tanam Kegiatan SL-PTT Padi, Jagung, Kedelai dan Kacang Tanah Tahun 2010 adalah

a. Target SL-PTT Padi Non Hibrida 83.350 Ha, Realisasi 83.350 Ha ( 100,0 % ) b. Target SL-PTT Padi Hibrida 4.200 Ha, Realisasi 4.200 Ha ( 100,0 % ) c. Target SL-PTT Padi Lahan Kering 10.000 Ha, Realisasi 10.000 Ha ( 100,0 % ) d. Target SL-PTT Jagung 1.740 Ha, Realisasi 1.740 Ha ( 100,0 % ) e. Target SL-PTT Kedelai 25.000 Ha, Realisasi 24.780 Ha ( 99,12 % ) f. Target SL-PTT Kacang Tanah 3.250 Ha, Realisasi 3.250 Ha ( 100,0 % )

6. Target dan Realisasi Kegiatan BLBU Non SL-PTT Padi hibrida, Padi gogo, Jagung hibrida dan Kedelai Tahun 2010 adalah :

a. Target BLBU Padi Hibrida 2.100 Ha, Realisasi 2.100 Ha ( 100,0 % ) b. Target BLBU Padi gogo 5.000 Ha, Realisasi 5.000 Ha ( 100,0 % ) c. Target BLBU Jagung 10.000 Ha, Realisasi 10.000 Ha ( 100,0 % ) d. Target BLBU Kedelai 20.000 Ha, Realisasi 19.605 Ha ( 98,03 % )

Page 370: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IIIIXXXX ---- 3333 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

7. Tercapaianya Target dan Realisasi Kegiatan CBN Padi sawah, Padi gogo, Jagung hibrida dan Kedelai Tahun 2010 adalah

a. Target CBN Padi Hibrida 1.184 Ha, Realisasi 1.184 Ha ( 100,0 % ) b. Target CBN Padi gogo 7.746 Ha, Realisasi 7.746 Ha ( 100,0 % ) b. Target CBN Jagung 19.146 Ha, Realisasi 18.445 Ha ( 96,34 % ) c. Target CBN kedelai 4.752 Ha, Realisasi 4.752 Ha ( 100,0 % )

8. Target dan Realisasi Kegiatan BLBU APBN-P Padi Non Hibida, Jagung hibrida dan UPSUS Kedelai Tahun 2010 adalah

a. Target BLBU APBN-P Padi Non Hibrida 39.100 Ha, Realisasi 39.100 Ha (100,0 % )

b. Target BLBU APBN-P Jagung 16.484 Ha, Realisasi 16.484 Ha ( 100,0 % ) c. Target BLBU APBN-P kedelai 25.000 Ha, Realisasi 20.000 Ha ( 80,0 % )

9. Target dan Realisasi Program Unggulan Pengembangan Agribisnis Jagung (PAJ ), Tahun 2010 adalah :

a. Target Tanam 80.471 Ha, Realisasi 79.495 Ha ( 98,79 % ) b. Target Panen 76.447 Ha, Realisasi 61.971 Ha ( 81,06 % )

c. Target Produktivitas 37,99 Kwt/Ha, Realisasi 39,91 Kwt/Ha ( 105,05 % ) ARAM III

d. Target Produksi 290.412 Ton, Realisasi 246.728 Ton ( 84,95 % ) ARAM III

10. Upaya pemantapanan pencapaian produksi tahun 2010 beberapa hal yang telah dilakukan yaitu :

a. Penyediaan sarana produksi khususnya benih dan pupuk secara tepat, termasuk percepatan penyaluran bantuan langsung benih unggul ( BLBU ) dan CBN

b. Mengamankan dari serangan OPT dan dampak fenomena iklim c. Meningkatkan kemitraan dengan stake holder pada areal SL-PTT d. Mengoptimalkan penggunaan peralatan pasca panen seperti terpal, sabit

bergerigi, thresher, dryer dan silo dalam upaya menekan kehilangan hasil e. Meningkatkan pendampingan/pengawalan khususnya pada areal SL f. Meningkatkan supervisi dan bimbingan g. Pengamanan tanaman melalui upaya penyediaan pengairan yang terjamin

dengan berkoordinasi dengan jajaran PU Pengairan h. Koordinasi, integrasi dan sinkronisasi disemua tingkatan antara Dinas teknis,

penyedia dan penyebar sumber teknologi, BPS dan Badan/Kantor yang menangani penyuluhan

11. Sasaran Tanam, panen, provitas dan produksi tanaman pangan tahun 2011 yaitu : 1) Sasaran Tanam

a. Total Padi, Sasaran 389.305 Ha ( MH 294.545 Ha dan MK 94.760 Ha) - Padi Sawah, sasaran 334.640 Ha ( MH 239.880 Ha dan MK 94.760 Ha ) - Padi Ladang, sasaran 54.665 Ha ( MH 54.665 Ha dan MK tidak ada )

b. Jagung, sasaran 97.120 Ha ( MH 74.185 Ha dan MK 22.935 Ha) c. Kedelai, sasaran 96.197 Ha (MH 41.168 Ha dan MK 55.029 Ha) d. Kacang Tanah, sasaran 29.542 Ha ( MH 12.992 Ha dan MK 16.550 Ha) e. Kacang Hijau, sasaran 39.690 Ha ( MH 18.105 Ha dan MK 21.585 Ha) f. Ubi Kayu, sasaran 7.662 Ha ( MH 6.173 Ha dan MK 1.489 Ha)

Page 371: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IIIIXXXX ---- 4444 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

g. Ubi Jalar, sasaran 1.545 Ha ( MH 540 Ha dan MK 1.005 Ha) 2) Sasaran Panen

a. Total Padi, Sasaran 372.573 Ha ( MH 279.551 Ha dan MK 93.022 Ha) - Padi Sawah, sasaran 317.908 Ha ( MH 224.886 Ha dan MK 93.022 Ha ) - Padi Ladang, sasaran 54.665 Ha ( MH 54.665 Ha dan MK tidak ada )

b. Jagung, sasaran 92.264 Ha ( MH 70.329 Ha dan MK 21.935 Ha) c. Kedelai, sasaran 91.387 Ha (MH 35.908 Ha dan MK 55.480 Ha) d. Kacang Tanah, sasaran 28.065 Ha ( MH 12.867 Ha dan MK 15.198 Ha) e. Kacang Hijau, sasaran 37.706 Ha ( MH 15.373 Ha dan MK 22.332 Ha) f. Ubi Kayu, sasaran 7.662 Ha ( MH 3.393 Ha dan MK 4.269 Ha) g. Ubi Jalar, sasaran 1.468 Ha ( MH 508 Ha dan MK 960 Ha)

3) Sasaran Produktivitas dan Produksi

a. Total Padi, Sasaran provitas 54,98 kw/ha dan produksi 2.016.978 ton - Padi Sawah, sasaran provitas 49,73 kw/ha dan produksi 1.806.815 ton - Padi Ladang, sasaran provitas 41,00 kw/ha dan produksi 210.163 ton

b. Jagung, sasaran provitas 42,17 kw/ha dan produksi 407.000 ton c. Kedelai, sasaran provitas 14,61 kw/ha dan produksi 135.000 ton d. Kacang Tanah, sasaran provitas 14,10 kw/ha dan produksi 40.625 ton e. Kacang Hijau, sasaran provitas 13,55 kw/ha dan produksi 48.071 ton f. Ubi Kayu, sasaran provitas 134,94 kw/ha dan produksi 100.690 ton g. Ubi Jalar, sasaran 120 kw/ha dan produksi 16.908 ton

12. Perlu dikembangkan varietas unggul baru tanaman padi yang lebih tahan terhadap serangan OPT serta pengembangan keragaman varietas di lapangan.

13. Pemantauan pertanaman secara intensif dan berkesinambungan mulai dari pengolahan tanah, sampai dengan panen dan melaksanakan pengendalian dini secara cepat dan tepat dengan berpedoman pada pengendalian hama terpadu (PHT).

14. Meningkatkan bimbingan teknis dan penyuluhan di dalam upaya peningkatan upaya pengendalian OPT.

15. Melakukan konsolidasi dan pendekatan dengan pemerintah daerah propinsi dan kabupaten/kota tentang keberadaan dan pentingnya peran POPT-PHP dalam pengamanan produksi.

16. Meningkatkan kewaspadaan semua jajaran petugas perlindungan tanaman terutama PHP terhadap serangan OPT utama sehingga frekuensi pengamatan lapangan, pelaporan dan penyebaran informasi kepada instansi terkait dan kelompok tani tentang bahaya serangan OPT dan cara pengendaliannya terutama di daerah endemis dan sentra produksi.

17. Menyiapkan pestisida dan alat pengendalian OPT sebagai stok/cadangan provinsi maupun kabupaten/kota yang dapat dilokasikan kepada petani/kelompok tani untuk menekan perkembangan serangan OPT dan dalam penggunaannya tetap berpedoman kepada prinsip pengendalian hama terpadu (PHT)

Page 372: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IIIIXXXX ---- 5555 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

18. Ketersediaan pupuk bersubsidi di tingkat petani/kelompok tani masih belum memenuhi azas 6 (enam) tepat, terutama tepat jumlah dan harga.

19. Realisasi penyaluran pupuk di Nusa Tenggara Barat Tahun 2010 dibandingkan dengan rencana adalah sebagai berikut pupuk urea = 126.839,55 ton (86,10%), pupuk SP-36 = 13.535,00 ton (67,68%), pupuk ZA = 10.030,00 ton (80,24%), pupuk NPK = 21.934,60 ton (62,67%) dan pupuk Organik = 2.157,52 (17,26%).

20. Koordinasi dan sinkronisasi antar instansi terkait tentang peraturan tentang pupuk bersubsidi dan non subsidi perlu ditingkatkan agar terjalin kerjasama dan penyamaan persepsi dalam penyediaan dan pengawasan pupuk dan pestisida.

B. Bidang Produksi Hortikultura

Dari rangkaian program kegiatan yang telah dilaksanakan oleh masing-masing penanggung jawab kegiatan/tolok ukur, baik ditingkat Propinsi/ UPTD BBI - PPH, Bidang, Sub Bagian pada lingkup Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat, pada DIPA Hortikultura (04) Tahun Anggaran 2010, serta Kabupaten Lombok Timur yang memperoleh alokasi dana Tugas Pembantuan ( TP ) Hortikultura dalam rangka untuk mendukung Program Ketahanan Pangan kususnya Pengembangan Hortikultura di Nusa Tenggara Barat, dapat kami sampaikan hal-hal sebagai berikut :

1. Pada dasarnya Program Kegiatan DIPA Hortikultura ( 04 ) Satker Dinas Pertanian Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi Nusa Tenggara Barat Tahun Anggaran 2010. sangat besar manfaatnya terutama untuk pembangunan pertanian kususnya hortikultura di Nusa Tenggara Barat.

2. Dalam upaya untuk pengembangan Hortikultura yang mengacu kepada 6 ( enam ) pilar, diharapkan adanya kerja sama dengan pihak-pihak lembaga terkait/instansi terkait terutama swasta dalam rangka mendukung program hortikultura, serta diperlukan pola kemitraan dengan pihak swasta.

3. Dukungan dana yang dialokasikan dari DIPA Hortikultura ( 04 ), untuk pembangunan hortikultura di Nusa Tenggara Barat dirasakan masih belum bisa menunjang sarana dan prasarana yang ada, dengan melihat potensi daerah masing-masing yang berada di Kabupaten/Kota se NTB.

4. Dukungan anggaran yang diberikan oleh pemerintah pusat melalui alokasi dana dekonsentrasi ( APBN ) masih harus didukung oleh anggaran Pemerintah Daerah melalui dana DPA-SKPD , baik Propinsi maupun Kabupaten/Kota guna untuk mensukseskan Program – program keberhasilan pengembangan hortikultura di Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan Hortikultura di Nusa Tenggara Barat pada kurun waktu sekarang mulai kelihatan, hal ini bisa dilihat dari animo masyarakat dalam berusaha tani hortikultura sangat tinggi .

Page 373: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IIIIXXXX ---- 6666 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

5. Masih rendahnya kualitas sumber daya manusia ( SDM ), petani, sehingga diharapkan kedepan diperlukan adanya pelatihan-pelatihan/kursus-kursus dalam rangka peningkatkan ilmu pengetahuan.

C. Bidang Pengelolaan Lahan dan Air

1. Dari Total dana APBN sebesar Rp.1.000.150.000,- realisasi penyerapan dana

Bidang Pengelolaan Lahan dan Air tahun 2010 mencapai Rp.962.761.920,- atau bobotnya sebesar 96,26% dan realisasi pelaksanaan fisik kegiatan sudah mencapai 98,02%, sehingga dana APBN yang tersisa dalam program Peningkatan Ketahanan Pangan Satker Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB adalah sebesar Rp.37.388.080,-

2. Dari Total dana APBDP sebesar Rp.503.990.000,- realisasi penyerapan dana

Bidang Pengelolaan Lahan dan Air tahun 2010 mencapai Rp. 466.115.000,- atau bobotnya sebesar 92,48% dan realisasi pelaksanaan fisik kegiatan sudah mencapai 92,48%, sehingga dana APBD yang tersisa adalah sebesar Rp.37.875.000,-

3. Dari Total dana TP sebesar Rp.13.122.945.000,- realisasi penyerapan dana

kabupaten se-NTB tahun 2010 Rp.10.615.452.300,- atau 80,89% dan realisasi pelaksanaan fisik kegiatan mencapai 80,89%, sehingga dana TP yang tersisa dalam program Peningkatan Ketahanan Pangan Satker Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB adalah sebesar Rp.2.507.492.700,-

D. Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian

Berdasarkan pelaksanaan kegiatan pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian di Nusa Tenggara Barat tahun 2010 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Anggaran pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian yang dialokasikan pada Seksi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil sebesar Rp. 2.889.700.000,- yang terdiri dari Dana Dekonsentrasi sebesar Rp. 189.700.000,- ( program pengembangan agribisnis Rp.74.700.000,- dan peningkatan ketahanan pangan sebesar Rp. 115.000.000,-) dan Dana Tugas Pembantuan Provinsi sebesar Rp.2.700.000.000,-.

2. Kinerja pelaksanaan kegiatan pembangunan, pengolahan dan pemasaran hasil pertanian di Nusa Tenggara Barat tahun 2010 cukup baik, dimana untuk dana dekonsentrasi, realisasi keuangan mencapai % dan realisasi fisik %, sedangkan untuk dana Tugas Pembantuan Provinsi realisasi keuangan mencapai 95,43 % dan fisik 100 %.

Page 374: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IIIIXXXX ---- 7777 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

3. Kinerja penanganan pasca panen hortikultura ( sayuran dan buah-buahan ) oleh petani/kelompok tani/pelaku usaha di Nusa Tenggara Barat belum berkembang dengan baik, hal ini dikarenakan terbatasnya pengetahuan dan keterampilan petani, kelembagaan pasca panen yang belum berkembang, terbatasnya alat mesin pasca panen, alat mesin yang tersedia di tingkat petani belum dimanfaatkan secara optimal, dan belum mantapnya kemitraan usaha antara petani /kelompok tani ( produsen ) dan industri pengolahan hasil.

4. Grading dan Packaging House ( G&PH ) yang dikelola oleh Kelompok Tani/Gapoktan di 4 kabupaten ( Lombok Tengah, Sumbawa Barat, Sumbawa dan Dompu ) belum beroperasi. Untuk itu, perlu adanya upaya pembinaan secara intensif, terarah dan berkelanjutan berupa peningkatan kemampuan SDM, bantuan sarana penunjang dan modal usaha kelompok.

5. Pada umumnya pengetahuan petani/pelaku usaha tentang jenis-jenis sarana dan teknologi pengolahan hasil relatif masih rendah, hal ini dapat ditunjukkan dengan banyaknya beredar produk olahan yang kurang bermutu dan berdaya saing. Untuk itu, dalam rangka meningkatkan SDM petani/pelaku usaha perlu adanya upaya pembinaan / bimbingan secara intensif dan berkelanjutan melalui kunjungan berkala maupun pelatihan ( SL PPHP ).

6. Salah satu keberhasilan ( success Story ) pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian di Nusa Tenggara Barat adalah tumbuhkembangnya industri pengolahan bawang goreng di Kabupaten/Kota Bima, sehingga dapat meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk

7. Pada umumnya unit usaha pengolahan hasil skala kecil dan skala rumah tangga di Nusa Tenggara Barat dalam proses pengolahan hasil belum menerapkan Good Manufacturing Practices ( GMP ), hal ini dikarenakan terbatasnya akses petani/pelaku usaha terhadap teknologi, informasi, sarana dan modal serta terbatasnya kemampuan sumberdaya manusia ( SDM ) petani/pelaku usaha.

8. Adanya Pelatihan SL PPHP bagi petani/pelaku usaha industri pengolahan hasil telah memberikan dampak positif terhadap perubahan sikap dan perilaku pelaku usaha yang diwujudkan dengan peningkatan dan pengembangan usaha dari berbagai aspek ( aspek kelembagaan usaha, administrasi, pemasaran, kemitraan usaha, dan aspek jaminan mutu ).

9. Dalam rangka mendukung pengembangan agroindustri perdesaan di Nusa Tenggara Barat maka perlu adanya upaya revitalisasi Unit Pelayanan Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian ( UP3HP ) di setiap kabupaten./kota baik melalui pembentukan maupun peningkatan kinerja Satgas UP3HP.

10. Kinerja penanganan pasca panen padi oleh petani /kelompok tani/Gapoktan di Nusa Tenggara Barat meningkat, hal ini dapat ditunjukan dengan menurunnya tingkat kehilangan hasil (losses ) pasca panen padi yang semula 12,36 % menjadi 10,33 %.

Page 375: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IIIIXXXX ---- 8888 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

11. Fasilitasi pengadaan alat mesin pasca panen padi berupa 117 lembar terpal plastik, 59 unit Power Thresher dan 121 unit Paddy Mower yang didistribusikan kepada 54 Gapoktan di Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah, Sumbawa dan Bima dalam pelaksanaannya sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

12. Pada umumnya kinerja penanganan pasca panen jagung oleh petani/kelompok tani/Gapoktan di Nusa Tenggara Barat belum berkembang dengan baik, hal ini dikarenakan masih rendahnya kualitas SDM petani/Gapoktan dan terbatasnya alat mesin pasca panen jagung di tingkat petani.

13. Dalam rangka meningkatkan kemampuan SDM petani/kelompok tani/Gapoktan dalam penanganan pasca panen tanaman pangan, pada tahun 2010 telah dilaksanakan bimbingan teknis kepada 220 orang petani padi anggota Gapoktan penerima peralatan dan kepada 100 orang petani jagung anggota Gapoktan pengelola Silo.

14. Dalam rangka meningkatkan permodalan usaha silo jagung, pada tahun 2010 pemerintah telah memberikan bantuan modal usaha melalui dana PMUK kepada Gapoktan Mula Tulen dan Gapoktan Liang Dewa yang jumlahnya untuk masing-masing Gapoktan sebesar Rp190.700.000,-.

15. Pengering dan penyimpanan jagung (Silo jagung) yang dikelola oleh Gapoktan Mula Tulen ( Pringgabaya-Lombok Timur ) dan Gapoktan Liang Dewa (Labangka-Sumbawa) saat ini sudah beroperasi meskipun belum optimal. Belum optimalnya operasional silo jagung dikarenakan antara lain belum tersedianya sarana penunjang silo (lantai jemur dan gudang).

16. Gapoktan Mula Tulen dan Liang Dewa pengelola silo jagung sudah menandatangani MOU dengan PT. iPASAR dalam pemasaran jagung, dimana untuk Gapoktan Mula Tulen diberikan kuota sebanyak 500 ton dan Gapoktan Liang Dewa sebanyak 3.000 ton ( jagung pipilan kering )

17. Harga gabah ( GKP ) ditingkat petani pada saat panen raya tahun 2010 relatif aman yaitu berkisar antara Rp. 2.800 – Rp.3.000,- per Kg atau di atas harga pembelian pemerintah ( HPP = Rp.2.640,- ).

18. Harga jagung di tingkat petani pada saat panen raya tahun 2010, terutama di Pulau Lombok cukup layak /menguntungkan petani, dimana harga jagung pipilan kering ( kadar air 14 % – 15 % ) mencapai Rp. 2.300 – 2.500,- per Kg. Amannya harga jagung dikarenakan antara lain beroperasinya PT. iPASAR yang telah mengembangkan sistem pemasaran jagung melalui pasar lelang elektronik ( pasar lelang komoditas fisik moderen ), yang di launching pada tanggal 22 April 2010 oleh Menteri Pertanian bersama Gubernur NTB di Pringgabaya – Lombok Timur.

19. Pelaksanaan kegiatan pemasaran hasil dan mutu Tahun Anggaran 2010 telah berjalan dengan baik dan realisasi untuk anggaran dari APBN keuangan 94,58% ( APBN), sedangkan APBD 69,69%

Page 376: DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA · 2018. 12. 26. · sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata

IIIIXXXX ---- 9999 LAPORAN TAHUNAN 2010

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

20. Ajang pameran dan promosi merupakan media Informasi dan komunikasi memperkenalkan berbagai potensi dan reputasi usaha agribisnis serta berbagai produk unggulan daerah Nusa Tenggara Barat kepada masyarakat agribisnis dari berbagai strata stakeholder buyers/ investor/ pelaku agribisnis baik skala nasional mapun manca negara ; Pembelajaran bagi petugas dan pelaku agribisnis dalam menggali/ menimba pengetahuan/ pengalaman serta menambah wawasan dalam rangka membangun dan mengembangkan teknologi dan bisnis (usaha agrobisnis) yang berwawasan kelestarian lingkungan ;kontak bisnis antara pelaku usaha daerah Nusa Tenggara Barat dengan pelaku usaha agribisnis luar daerah.

21. Kegiatan pasar tani merupakan kegiatan sebagai media pembelajaran kepada petani untuk mengenal pasar secara langsung, serta mendekatkan petani pada konsumen dengan sasaran memperpendek rantai pemasaran dengan harapan keuntungan petani menjadi lebih besar.

22. Pengembangan kelembagaan pasar tani telah banyak membuka wawasan agribisnis petani sehingga melalui Aspartan, petani dan pelaku usaha dapat melakukan sistem agribisnis dari budidaya sampai pemasaran.

23. Pengawalan farm gate market (STA) dapat memberikan informasi data oleh petugas SubTerminal Agribisnis dalam menangani pelayanan informasi pasar dan potensi komoditas hasil pertanian yang cepat akurat dan mudah diakses oleh masyarakat agribisnis.

24. Kelembagan OKKPD sudah terbentuk dan sudah melakukan pembinaan kepada kelompok petani buah & sayuran, dan telah melakukan registrasi dan sertifikasi terhadap 3 komoditas yaitu jeruk Pamelo, Jeruk Graf Fruit dan Melon.

25. Kegiatan pertemuan / temu koordinasi Mitra Praja Utama dalam pertemuan Forum Kerjasama Perbenihan masih dalam tahap awal sebagai persiapan dalam kerjasama perbenihan selanjutnya mengingat benih merupakan komoditas yang cukup strategis dalam menunjang produksi hasil pertanian TPH.