uji salinitas sumber mata air panas dengan metode spektrokop1.docx asli

Upload: luphly-merry

Post on 11-Feb-2018

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Uji Salinitas Sumber Mata Air Panas Dengan Metode Spektrokop1.Docx Asli

    1/22

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar BelakangBumi terdiri dari dua lapisan, yaitu inti dalam dan inti luar. Inti luar bumi

    terbentuk dari batuan cair yang sangat panas, yang disebut magma. Magma bumi

    merupakan larutan silika bersuhu tinggi yang komplek yang dapat menghasilkan

    panas bumi. Panas tersebut akan mengalir keluar menembus berbagai lapisan

    batuan di bawah tanah atau yang disebut dengan akuifer. Sumber air panas akan

    terjadi bila air panas mencapai reservoirair bawah tanah, yang bertekanan tinggi,

    sehingga air panas dapat keluar ke permukaan bumi karena adanya celah atau

    terjadi retakan dikulit bumi (Thohiron, 2012).

    Sumber mata air panas banyak tersebar di Indonesia karena Indonesia

    adalah negara yang terletak di kawasan cincin api pasifik. Salah satu sumber mata

    air panas di Indonesia antara lain terdapat di Bukit Kili, Koto Baru, Kecamatan

    Kubung, Kabupaten Solok, Sumatera Barat dan masih banyak terdapat di daerah

    lain. Daerah sumber mata air panas di Bukit Kili, Koto Baru, Kecamatan Kubung,

    Kabupaten Solok, Sumatera Barat, terletak pada ketinggian antara 350 m sampai

    1.458 m di atas permukaan laut dan berjarak sekitar 54 km dari kota padang.

    Sumber mata air panas yang berada di Bukit Kili Kabupaten Solok mempunyai

    perbedaan suhu air dimana pada hari selasa dan sabtu memiliki suhu air lebih

    tinggi yaitu sekitar 45 derajat C, sedangkan pada hari lain hanya memiliki suhu

    sekitar 42 derajat C.

  • 7/22/2019 Uji Salinitas Sumber Mata Air Panas Dengan Metode Spektrokop1.Docx Asli

    2/22

    2

    Sumber mata air panas ini berasal dari kantong-kantong magma yang

    terdapat di bawah Gunung Talang yang dihasilkan dari proses pemanasan air

    dalam tanah secara geothermal. Panas yang berasal dari dalam bumi dapat keluar

    ke permukaan pada daerah gunung berapi atau retakan geologis yang lain. Panas

    dan temperatur yang dihasilkan tergantung pada kedalaman sumber geotermal.

    Sumber mata air panas dapat juga terjadi akibat pemanasan air dalam tanah karena

    aktivitas vulkanik di suatu gunung berapi yang aktif. Kandungan mineral yang

    dimiliki sumber mata air panas berupa kalsium, belerang, litium, atau radium.

    Dimana mineral tersebut keluar ke permukaan bumi karena terjadinya

    pendorongan dari 2pectrum2re yang meningkat dari kerak bumi.

    Rakhmanto dkk (2011). Meneliti sumber air panas Cangar Komplek gunung

    Arjuno dengan mengunakan tomografi geologi resistivitas yang dilakukan dengan

    VES (Vertical Electrical Sonding) dan Mapping. Akusisi data berjumlah 7 titik

    VES dan $ lintasan Mapping terletak melingkupi sumber air panas. Hasil dari

    pemodelan geolistrik tersebut menunjukkan nilai resistivitas lapisan batuan

    pembawa air panas < 10 Ohm, sementara lapisan pembawa air bernilai 10 100

    Ohm meter. Fluida panas tersebut berasal dari arah CR4 dan CR3 yang terletak di

    selatan dari sumber mata air panas dengan kedalaman 24,7 meter dari

    permungkaan tanah CR3 yang diduga lapisan pasir dengan lapisan sumber panas

    berupa lava pada kedalaman 34 meter. Hasil dari pemodelan mapping yang terdiri

    dari 4 lintasan menunjukkan disekitar sumber mata air panas terdapat retakan

    yang diduga sebagai media aliran air panas untuk keluar kepermungkaan tanah.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Kalsiumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Litiumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Radiumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Radiumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Litiumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kalsium
  • 7/22/2019 Uji Salinitas Sumber Mata Air Panas Dengan Metode Spektrokop1.Docx Asli

    3/22

    3

    1.2 Tujuan PenelitianTujuan dalam penelitian ini adalah untuk menentukan kandungan garam

    pada sumber mata air panas di Bukit Kili Kota, Koto Baru, Kecamatan Kubung,

    Kabupaten Solok, Sumatera Barat dengan menggunakan metode spektroskopi

    melalui perbandingan intensitas dan panjang gelombang sampel uji terhadap

    sampel standar yang telah dibuat dari berbagai kensentrasi senyawa garam NaCl.

    1.3 Batasan MasalahPenelitian ini difokuskan pada pengamatan 3pectrum cahaya yang

    menggunakan alat spektrofotometer dengan lampu merkuri sebagai sumber

    cahaya. Pengamatan dilakukan pada sumber mata air panas di Bukit Kili, Koto

    Baru, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Parameter

    parameter yang diukur adalah intensitas cahaya dan posisi sudut dari sampel.

    Hasil pengujian dibandingkan dengan sampel standar yang terlebih dahulu dibuat

    berupa larutan senyawa garam NaCl dengan berbagai konsentrasi.

    1.4 Manfaat PenelitianMendapatkan informasi tentang salinitas sumber mata air panas di Bukit

    Kili, Koto Baru, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Yang

    digunakan masyarakat sekitar untuk wisata pemandian dan dapat membandingkan

    kualitas standar syarat-sayarat sehingga diketahui apakah air tersebut masih dapat

    digunakan untuk wisata pemandian.

  • 7/22/2019 Uji Salinitas Sumber Mata Air Panas Dengan Metode Spektrokop1.Docx Asli

    4/22

    4

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 Sumber Mata Air Panas

    Sumber mata air panas adalah mata air yang dihasilkan akibat keluarnya

    air tanah dari kerak bumi secara geothermal (panas bumi). Semakin jauh letak

    batuan ke dalam kerak bumi, maka semakin meningkat temperatur batuan

    tersebut, air tanah yang berada pada kerak bumi akan keluar ke permukaan dengan

    suhu di atas 37 derajat C. Gejala panas bumi pada umumnya terlihat di permukaan

    berupa mata air panas, fumarol, geyser dan sulfatora.

    Fumarol adalah lubang yang berada pada kerak bumi yang banyak terdapat

    di sekitar gunung berapi yang aktif, fumarol bisa terdapat di sepanjang retakan

    kecil maupun retakan yang panjang. Fumarol merupakan sumber air panas dan

    semburan gas dimana magma atau batuan beku yang panas di kedalaman air tanah

    yang dangkal. Solfatora adalah fumarol yang mengeluarkan semburan gas yang

    berbau busuk seperti gas oksida belerang yang berbahaya bagi mahluk hidup di

    bumi. Geiser merupakan Sumber mata air panas yang muncul ke permukaan bumi

    secara berkala, pembentukan geiser bergantung pada keadaan hidrogeologi yang

    hanya terdapat pada daerah tertentu yang mencapai ketinggian 20 meter sampai

    100 meter

    Salinitas adalah jumlah dari seluruh senyawa garam dalam gram pada

    setiap kilogram massa air laut (Wibisono, 2004). Salinitas merupakan bagian dari

    sifat fisik, kimia suatu perairan, selain suhu, pH, substrat dan lain.

  • 7/22/2019 Uji Salinitas Sumber Mata Air Panas Dengan Metode Spektrokop1.Docx Asli

    5/22

    5

    Tinggi rendahnya kadar garam tergantung pada faktor-faktor sebagai berikut:

    1. Penguapan.Makin besar tingkat penguapan air laut di suatu wilayah, maka salinitasnya

    tinggi dan sebaliknya pad daerah yang rendah tingkat penguapan air

    lautnya, maka daerah itu kadar garamnya rendah.

    2. Curah hujan.Makin besar/banyaknya curah hujan di suatu wilayah laut, maka salinitas

    air laut akan rendah sedangkan sebaliknyamakin sedikit/kecil curah hujan

    yang turun, maka salinitasnya akan menjadi tinggi.

    3. Banyak sedikitnya sungai yang bermuara di laut.Makin banyak sungai yang bemuara ke laut, maka salinitas laut tersebut

    akan rendah, dan sebaliknya makin sedikit sungai yang bermuara ke laut,

    maka salinitasnya akan manjadi tinggi

    Menurut Strahler (2005) unsur-unsur kimia yang terkandung dalam air laut

    tiap 1000 gram air adalah 23 g NaCl, 5 g MgCl2, 4 g NaSo4, 1 g CaCL2, 0,7 g

    KCl, dan 0,8 g bahan lain.

    2.2 Cahaya

    Sumber cahaya adalah suatu sumber energi yang memancarkan pancaran

    elektromagnetik. Pancaran cahaya berguna untuk memberikan radiasi dengan

    panjang gelombang atau rentang panjang gelombang tertentu yang akan diserap

    oleh suatu materi. Ada dua jenis sumber cahaya yaitu sumber cahaya diskontiniu

    dan sumber cahaya kontiniu. Sumber cahaya diskontiniu adalah sumber cahaya

  • 7/22/2019 Uji Salinitas Sumber Mata Air Panas Dengan Metode Spektrokop1.Docx Asli

    6/22

    6

    yang memiliki pancaran radiasi pada panjang gelombang tertentu sesuai bahan

    sumber yang digunakan (spektrum diskrit), sedangkan sumber cahaya kontiniu

    merupakan sumber cahaya dengan pancaran radiasi pada rentang panjang

    gelombang yang lebih lebar (spektrum kontiniu) (Beiser, 1992: 136).

    Metode-metode spektroskopi pada dasarnya, didasarkan pada interaksi

    antara cahaya dan materi. Cahaya (sinar tampak) merupakan spektrum gelombang

    elektromagnetik yang dapat merambat tanpa atau ada medium rambatan, cahaya

    merambat dengan kelajuan 3x108 m/s dalam ruang hampa. Ketika suatu cahaya

    ditransmisikan dari satu medium ke medium lain, rasio dari laju cahaya dalam

    ruang hampa (c) terhadap kelajuan cahaya (v) dalam medium dinyatakan dengan

    indeks bias (n) sehingga di peroleh hubungan:

    (2.1)Indeks bias juga dapat dinyatakan dengan rasio dengan panjang

    gelombang cahaya di ruang hampa () dengan panjang gelombang dengan

    material (0) yang dinyatakan dengan persamaan 2.2:

    (2.2)Jika suatu cahaya merambat dari satu medium ke medium lainnya, maka frekuensi

    gelombang tersebut tidak berubah, tetapi panjang gelombang dari cahaya tersebut

    yang berubah (Halliday dkk, 2005).

    Atom-atom yang mengalami transisi apabila menyerap energi, maka

    energi yang dipancarkan ketika atom tereksitasi kembali ke tingkat energi dasar.

    Dengan c yaitu keadaan enegi dasar yang electron atomnya berada pada tingkat

  • 7/22/2019 Uji Salinitas Sumber Mata Air Panas Dengan Metode Spektrokop1.Docx Asli

    7/22

    7

    energi terendah, dan E1, E2, E3 dan seterusnya menyatakan tingkat energi yang

    tinggi (Hendrayana, 1995).

    Jumlah energi yang diserap untuk melakukan transisi diantara dua tingkat

    energi misalnyaE0 keE1 ditentukan dengan persamaan Bhor berikut:

    E1- E0 = E= (2.3)Dengan h adalah ketetapan Planck = 6,63x10-27 erg.det, v adalah frekuensi radiasi,

    c adalah kecepatan cahaya yaitu 3x10

    10

    cm/det dan adalah panjang gelombang

    radiasi dalam cm.

    Spektrum cahaya berdasarkan panjang gelombang menurut Young and

    Freedman dapat dilihat pada tabel 2.2.

    Tabel 2.2 Panjang gelombang cahaya tampak

    Panjang gelombang (nm) Warna

    400-435 Violet

    435-480 Biru

    480-490 Biru kehijauan

    490-500 Hijau kebiruan

    500-560 Hijau

    560-580 Hijau kekuningan

    595-610 Jingga

    610-680 Merah

    680-700 Ungu kemerahan

  • 7/22/2019 Uji Salinitas Sumber Mata Air Panas Dengan Metode Spektrokop1.Docx Asli

    8/22

    8

    2.3 Difraksi

    Terjadinya difraksi dapat dijelaskan dengan menggunakan teori Huygens

    dimana cahaya pada dasarnya memiliki kesamaan dengan bunyi dan gelombang.

    Yang hanya membedakaan cahaya dan bunyi ini hanyalah terletak pada panjang

    gelombang dan frekuensinya. Pada teori ini Huygens menganggap bahwa setiap

    titik pada sebuah muka gelombang dapat dianggap sebagai sebuah sumber

    gelombang yang mengeluarkan suatu gelombang lingkaran atau disebut dengan

    gelombang sekunder. Gelombang sekunder merupakan gelombang lingkaran yang

    bergerak ke segala arah dengan kecepatan dan frekuenso yang sama dengan

    gelombang primer (Sutrisno, 1979).

    Leonardo Da Vinci (1519-1542) mengamati bahwa suatu penghalang di

    antara layar dan sumber cahaya, maka akan tampak bayangan berupa garis terang

    gelap di sekitar bayangan utama pada layar. Studi tentang fenomena ini pertama

    kali di publikasikan oleh Francesco Maria Grimaldi (1618-1663) pada tahun 1665

    yakni tentang deviasi cahaya yang merambat lurus.

    Peristiwa difraksi dapat diabaikan dengan syarat perbandingan lebar celah

    (a) dengan panjang gelombang () yang cukup besar. Jika lebar celah jauh lebih

    besar dan menghasilkan berkas yang tajam pada layar, pada kasus ini cahaya

    dikateforikan dalam optic geometri yang memenuhi hukum pemantulan dan

    hukum pembiasan. Jika celah semakin dipersempit hingga lebarnya sama dengan

    panjang gelombangnya, maka cahaya tidak lagi pdi perlukan sebagai berkas yang

    tajam, melainkan dibeelokkan ke daerah bayangan (Pedrotti dan Pedroti, 1987).

  • 7/22/2019 Uji Salinitas Sumber Mata Air Panas Dengan Metode Spektrokop1.Docx Asli

    9/22

    9

    Pola difraksi dapat dibagikan menjdai dua macam, yaitu difraksi

    Fraunhofer (difraksi medan jauh) dan difrakasi Fresnel (difraksi medan dekat).

    Difraksi Fraunhofer terjadi bila gelombang dating mengenai aperture dan

    gelombang terdifraksi yang merupakan gelombang bidang. Untuk memperjelas

    perbedaan difraksi Fraunhofer dengan difraksi Fresnel, di anggap suatu aperture

    berlubang kecil S dikenai gelombang bidang dari sumber titik s, dengan bidang

    observasi berupa layar datar pada sisi yang lain. Pada layar tampak banyangan

    aperture hingga masih tampak pada gambar seperti semula, maka di dapatkan

    difraksi Fresnel (difraksi medan dekat), difraksi Fraunhofer dapat dibentuk

    dengan menempatkan sumber S pada fokus lensa pertama L1 dan layar

    pengamatan pada bidang fokus lensa kedua L2 seperti yang ditunjukkan pada

    gambar 2.1 berikut:

    Gambar 2.1 Difraksi Fraunhofer

    Pola difraksi yang dihasilkan oleh cahaya tunggal terlalu menyebar

    (kurang tajam). Untuk memberikan hasil yang teliti alat yang digunakan adalah

    kisi difraksi. Kisi difraksi terdiri dari sejumlah garis atau celah yang berjarak sama

    pada permukaan datar. Cahaya yang mengenai kisi difraksi akan didifraksikan

  • 7/22/2019 Uji Salinitas Sumber Mata Air Panas Dengan Metode Spektrokop1.Docx Asli

    10/22

    10

    oleh garris sejajar pada kisi, sehingga cahaya polikromatis diuraikan menjadi

    cahaya monokromatis seperti gambar 2.2 berikut:

    Gambar 2.2 Penguraian cahaya kisi difraksi

    Untuk sebuah celah ganda pola intensitas yang dihasilkan terjadi apabila

    cahaya monokromatis yang panjang gelombang jatuh pada sebuah kisi difraksi

    yang terdiri dari sederet pinggir interferensi. Pemisahan sudut diantara pinggir-

    pinggir ini ditentukan oleh perbandingan /d, dimana d adalah jarak diantara

    pusat-pusat celah yagn berdekatan. Intensitas relative dari pinggir ditentukan oleh

    pola difraksi dari sebuah celah kisi tunggal yang bergantungn pada perbandingan

    /a, dimana a adalah lebar celah.

  • 7/22/2019 Uji Salinitas Sumber Mata Air Panas Dengan Metode Spektrokop1.Docx Asli

    11/22

    11

    Gambar 2.3 Difraksi celah tunggal

    Maksimun interferensi yang berada pada sudut diberikan oleh

    persamaan berikut:

    dsin =m (2.4)

    dimana m adalah bilangan orde garis spketrum dengan niai m = 0,1,2,3,.dan

    seterusnya (Halliday, 1995).

    Intensitas gelombang cahaya yang didefinisikan sebagai daya (energy

    persatuan waktu) yang melintasi daerah yang tegak lurus terhadap aliran energy.

    Intensitas sebanding dngan kuadrat amplitude dan bergantung dari besar E dan B

    dari medan listrik dan magnetic.

    I =I0[ ()

    *+] (2.5)

  • 7/22/2019 Uji Salinitas Sumber Mata Air Panas Dengan Metode Spektrokop1.Docx Asli

    12/22

    12

    I =I0[(

    )

    ] (2.6)

    Dimana, I = Intensitas cahaya yang dilewatkan

    I0= Intensitas cahaya terang pusat

    = Sudut fase

    a = Lebar celah

    = Panjang gelombang

    2.3 Spektrofotometer

    Alat untuk mengukur panjang gelombang secara akurat dengan

    menggunakan kisi difraksi atau prisma untuk memisahkan panjang gelombang

    yang berbeda disebut spektrometer (Giancoli, 2001: 305). Jenis spektrometer

    antara lain adalah spektrometer sinar tampak, spektrometer ultra-ungu,

    spektrometer infra-merah, spektrometer resonansi magnet inti, spektrometer

    serapan, spektrometer massa, dan spektrometer fluoresensi. Perbedaan dari jenis

    spektrometer tersebut terletak pada sumber cahaya atau sampel yang disesuaikan

    dengan apa yang akan diteliti (Hendayana, 1994: 1).

    Berdasarkan sinyal radiasi elektromagnetik, spektroskopi dibagi menjadi

    empat golongan yaitu spektroskopi absorpsi, spektroskopi emisi, spektroskopi

    scattering, dan spektroskopi fluoresensi. Pada spektroskopi emisi, terdapat

    beberapa tipe metode spektroskopi berdasarkan sifat radiasinya, yaitu

  • 7/22/2019 Uji Salinitas Sumber Mata Air Panas Dengan Metode Spektrokop1.Docx Asli

    13/22

    13

    spektroskopi arc spark, plasma argon, emisi atom atau emisi nyala dan emisi

    sinar-x. Pada tipe spektroskopi emisi atom, atom-atom unsur dalam nyala api akan

    tereksitasi. Pada waktu atom-atom kembali ke tingkat dasar akan memancarkan

    radiasi elektromagnetik yang disebut radiasi emisi dimana energi radiasi emisi ini

    sama dengan energi radiasi eksitasi. Jadi sumber radiasi disini berasal dari sampel.

    Intensitas radiasi emisi ini kemudian dideteksi oleh detektor setelah melalui

    monokromator. Radiasi yang diterima monokromator ini sebelumnya dipilih

    panjang gelombang yang sesuai dengan mengatur selektor panjang gelombang,

    dan pada saat yang tepat ada cahaya keluaran yang ditangkap detektor/fotodiode,

    kemudian sinyal dari fotodiode diteruskan ke osiloskop. Fotodiode yang

    digunakan sekiranya yang cocok dengan cahaya dari sumber panjang gelombang

    tersebut (Hendayana, 1994: 3). Komponen-komponen pokok spektrometer terdiri

    dari empat bagian penting yaitu sumber radiasi/cahaya, monokromator, tempat

    cuplikan (kuvet), dan detektor (Day & Underwood, 2002: 397).

    Monokromator merupakan serangkaian alat optik yang berfungsi untuk

    memisahkan cahaya polikromatis dari sumber cahaya menjadi monokromatis.

    Bagian utama monokromator dapat berupa prisma atau kisi (gratting). Prisma dan

    kisi berfungsi sebagai elemen pendispersi dalam monokromator. Elemen

    pendispersi adalah elemen yang berfungsi menguraikan radiasi cahaya

    polikromatis menjadi monokromatis (Day & Underwood, 1986: 399). Berikut ini

    akan dijelaskan prinsip kerja monokromator yang menggunakan kisi difraksi

    sebagai elemennya. Kisi difraksi adalah piranti untuk menghasilkan spektrum

    menggunakan peristiwa difraksi. Kisi difraksi dibuat dengan membentuk goresan

  • 7/22/2019 Uji Salinitas Sumber Mata Air Panas Dengan Metode Spektrokop1.Docx Asli

    14/22

    14

    pada suatu bahan tertentu dan berfungsi sebagai sistem banyak celah. Jumlah

    celah dalam kisi difraksi menentukan kemampuan kisi untuk memisahkan

    gelombang. Semakin banyak jumlah celah pada kisi, maka kemampuan kisi untuk

    memisahkan panjang gelombang lebih besar. Jumlah celah pada kisi difraksi

    untuk daerah cahaya tampak biasanya sekitar 15.000 sampai 3000 garis/inci (Day

    & Underwood, 1986: 399-400).

    Proses difraksi yang terjadi pada sebuah kisi merupakan proses dimana

    terjadi pembelokan cahaya di sekitar suatu penghalang atau celah. Jika gelombang

    cahaya hasil difraksi saling berinterferensi dan memiliki fase yang sama, maka

    akan terbentuk berkas cahaya yang masing-masing mempunyai panjang

    gelombang yang berbeda (Halliday & Resnick, 2005: 769). Beda lintasan antara

    dua cahaya difraksi bergantung pada jarak antara dua celah dalam kisi dan sudut

    difraksi. Beda lintasan ini sebesar (Young dan Freedman, 2005: 105).

    n = d sin (2.7)Dengan adalah panjang gelombang spektrum cahaya, d adalah jarak antara duacelah sempit, adalah sudut difraksi dan n adalah orde garis spektrum cahaya, dadalah jarak antara dua celah sempit, adalah sudut difraksi dan n adalah ordegaris spektrum (1,2,3,..) berupa bilangan bulat. Bagian lain dari monokromator

    selain kisi difraksi adalah celah pemilih berkas cahaya. Celah pemilih berkas

    cahaya digunakan sebagai tempat keluarnya berkas cahaya dari kisi dan

    memisahkan panjang gelombang spektra yang diinginkan untuk dilewatkan

    sampel (Hardjono, 1990: 40). Celah pemilih berkas cahaya diatur pada posisi

  • 7/22/2019 Uji Salinitas Sumber Mata Air Panas Dengan Metode Spektrokop1.Docx Asli

    15/22

    15

    sesempit mungkin sehingga berkas yang melewati ke sampel membentuk garis

    yang mendekati satu panjang gelombang (Siregar, 2009: 46).

    Kuvet adalah suatu wadah yang berfungsi sebagai tempat cuplikan atau

    sampel. Sampel dimasukkan ke dalam kuvet dan diletakkan pada posisi di antara

    monokromator dan detektor dalam spektrometer untuk diukur kadarnya (Day &

    Underwood, 2002: 402). Kuvet untuk daerah cahaya tampak umumnya terbuat

    dari bahan gelas atau kuarsa. Bahan tersebut dibentuk sesuai ukuran tempat

    dudukan kuvet pada spektrometer. Sampel yang biasa digunakan pada

    spektrometer untuk plasma adalah sampel berbentuk plasma. Kuvet yang

    digunakan untuk meletakkan sampel mempunyai ukuran panjang kuvet tertentu

    dari 1 hingga 10 cm (Hardjono, 1985: 41).

    Peranan detektor adalah memberikan respon terhadap cahaya yang datang

    pada berbagai panjang gelombang. Detektor akan mengubah cahaya menjadi

    sinyal listrik yang selanjutnya akan ditampilkan oleh penampil data dalam bentuk

    jarum penunjuk atau angka digital (Khopkar, 1990: 89). Detektor menyerap

    tenaga foton yang mengenainya dan mengubah tenaga tersebut menjadi sinyal

    listrik untuk dapat diukur secara kuantitatif. Detektor yang baik harus memenuhi

    persyaratan-persyaratan yaitu sensitivitas tinggi, waktu respon pendek dan stabil.

    Detektor yang digunakan untuk cahaya tampak disebut dengan detektor fotolistrik

    (Hardjono, 1985: 42). Ada beberapa macam detektor yang peka terhadap cahaya

    dan sering dijumpai dipasaran yaitu LDR (fotoresistor), fototransistor, dan

    fotodioda.

  • 7/22/2019 Uji Salinitas Sumber Mata Air Panas Dengan Metode Spektrokop1.Docx Asli

    16/22

    16

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

    Penelitian dilakukan pada labor eksperimen Fisika Unand dengan

    menggunakan alat spektrofotometer, dengan mengambil sumber mata air panas di

    Bukit Kili, Koto Baru, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok, Sumatera Barat,

    yang akan dijadikan sampel.

    3.2 Alat dan Bahan Penelitian

    3.2.1 Alat

    Alat yang digunakan berupa seperangkat alat spektrofotometer, sumber

    cahaya, interface, kuvet dan seperangkat computer yang disusun seperti gambar

    berikut :

    Gambar 3.1 Skema penelitian

    Kuvet

    Lensa Kolimator Kisi

    Celah Tunggal

    Sumber Cahaya

    Lensa Fokus

    Sensor

    Cahaya

    Sensor

    Rotari Inteface

  • 7/22/2019 Uji Salinitas Sumber Mata Air Panas Dengan Metode Spektrokop1.Docx Asli

    17/22

    17

    Bagian-bagian dari spektrofofometer serapan atorm merkuri adalah

    sebagai berikut:

    1. Lampu uap raksa (mercuri vapour light source)Lampu uap raksa pada penelitian ini digunakan sebagai sumber cahaya.

    Lampu uap raksa ini mempunyai beberapa spectrum cahaya dengan

    panjang gelombang yang berbeda-beda. Lampu uap merkuri mempunyai

    panjang gelombang pada daerah cahaya tampak yaitu sekitar 180 nm

    sampai 780 nm. Intensitas cahaya dari masing-masing spectrum inilah

    yang akan diamati

    2. SpektrofotometerSpektrofotometer terdiri dari beberapa bagian yaitu:

    a. Celah Kolimator (collimating slit), yang berfungsi untukmengumpulkan berkas cahaya dari lampu merkuri.

    b. Lensa Kolimator (collimating lens), berfungsi untuk menghasilkansinar yang sejajar atau parallel.

    c. Monokromator, pada alat ini yang digunakan adalah kisi difraksi(grating mount). Kisi difraksi berfungsi untuk menghasilkan cahaya

    dengan warna yang berbeda dengan sudut disperse yang berbeda pula,

    kisi ini mempunyai tipe 600 garis/mm .

    d. Lensa Pemfokus (focusing lens), berfungsi unutk memfokuskan cahayayang melewatinya.

    e. Celah Bukaan (aperture bracket), berfungsi sebagai celah untukmenangkap cahaya yang diteruskan oleh lensa pemfokus agar

  • 7/22/2019 Uji Salinitas Sumber Mata Air Panas Dengan Metode Spektrokop1.Docx Asli

    18/22

    18

    ditangkap oleh sensor cahaya. Celah bukaan terdiri dari 6 buah celah

    dengan lebar bevariasi yaitu 0,1 mm, 0,2 mm, 0,3 mm, 0,5 mm, 1 mm,

    dan 1,5 mm. celah yang berbentuk lingkaran dengan diameter 8 mm,

    dilengkapi dengan lobang-lobang kecil dengan diameter 0,25 mm yang

    mampu menangkap 10% dari cahaya yang melewatinyad an sebuah

    lagi lingkaran yang memeiliki celah pada tepinya dengan lebar 2 mm.

    semua celah bukaan itu terletak pada suatu lingkaran yang disebut

    aperture disk. Celah bukaan berada pada sebuah piringan (disk) yang

    disebut dengan aperture disk. Aperture disk dapa berotasi pada

    sembilan posisi.

    f. Sensor cahaya (high sensitivity light sensor), berfungsi untukmenangkap cahaya yang melewati celah bukaan pada aperture disk.

    g. Sensor gerak rotasi (rotary motion sensor), berfungsi untuk mengukurbesar sudut spectrum akibat pembelokan cahaya ketika melewati kisi

    difraksi.

    h. Piringan derajat (degree plate), berfungsi untuk menentukan besarsudut putaran.

    i.

    Batang optic (optic bench), meripakan batang yang panjangnya 60 cm

    yang berfungsi sebagai tempat untuk meletakna sensor rotasi, lensa

    kolimator dan celah kolimator.

    3. InterfaceMerupakan inti dari alat spektrofotometer yagn berfungsi sebagai

  • 7/22/2019 Uji Salinitas Sumber Mata Air Panas Dengan Metode Spektrokop1.Docx Asli

    19/22

    19

    penghubung antara sensor yang di gunakan dengan computer. Jenis

    Interface yang digunakan adalahPASCO Science Workshop 750 Interface.

    4. KuvetMerupakan wadah tempat sampel, kuvet yang digunakan mempunyai

    ketebalan 3 mm dan bersifat transparan. Penetapan kuvet ini harus tegak

    lurus terhadap sinar yang masuk. Jika tidak maka intensitas sinar yang

    masuk akan berkurang akibat adanya pemantulan dan pembiasaan oleh

    dinding kuvet.

    5. ComputerDigunakan sebagai alat untuk menampilkan data yang didapatkan melalui

    pengukuran spektrofotometer.

    3.2.2 Bahan

    Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sumber mata air panas

    di Bukit Kili, Koto Baru, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok, Sumatera Barat,

    sebanyak 10 tempat yang berbeda, yaitu pada suhu 42 derajat C dan 45 derajat C.

    Larutan garam NaCl sebagai sampel standar dengan berbagai konsentrasi mulai

    dari 0,09 M dampai dengan 0,69 M dengan interval 0,05 M.

    3.3 Prosedur Penelitian

    Penelitian dilakukan dealm beberapa tahapan, yaitu tahap pengumpulan

    sampel, persiapan alat, tahap pengambilan data dan tahap pengolahan data.

  • 7/22/2019 Uji Salinitas Sumber Mata Air Panas Dengan Metode Spektrokop1.Docx Asli

    20/22

    20

    1. Tahap Pengumpulan SampelSampel yang diuji dalam penelitian ini adalah sampel sumber mata air

    panas di Bukit Kili, Koto Baru, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok,

    Sumatera Barat, pada masing-masing tempat diambil 5 sampel.

    2. Tahap Persiapan AlatSebelum mengambil data, alat spektrofotometer harus dipasangkan dengan

    langkah-langkah sebagai berikut:

    a. Spektrofotometer dihubungkan dengan arus DC dengan caramenghubungkan dengan adaptor. Sensor cahaya dipindahkan ke posisi

    kedua pada lengan sensor sehingga ada ruang untuk kuvet antara

    bagian belakang aperture diskdan sensor cahaya.

    b. Sumber cahaya dinyalakan dan dipanaskan selama lebih kurang 20menit.

    c. Science Workshop Interface dihubungkan ke keomputer.d. Kabel sensor cahaya dihubungkan ke chanel analog A, dan kabel

    sensor gerakan rotary ke chanel digital 1 dan 2.

    e. Dalam program Science Workshop Interface, dipilih Rotary MotionSensor dan dihubungkan ke chanel digital 1 dan 2, dipilih Light

    Sensordan dihubungkan ke chanel analog A.

    f. Dalam program diatur sensor gerak rotary untuk resolusi tinggi danSample Rate menjadi 20 Hz.

    g. Sensitivitas sensor cahaya diatur menjadi 10x.h. Dipilih tampilan grafik.

  • 7/22/2019 Uji Salinitas Sumber Mata Air Panas Dengan Metode Spektrokop1.Docx Asli

    21/22

    21

    i. Diatur tampilan grafik sehingga Light Intensity pada sumbu verticaldanAngular Positionpada sumbu horizontal.

    j. Ruangan digelapkank. Digunkan lengan sensor cahaya pada spektrofotometer unutk memutar

    piringan derajat sehingga sensor cahaya di luar warna terakhir dalam

    orde terang pertama pola spectrum.

    3. Tahap Pengambilan DataSetelah alat dipersiapkan seperti langkah diatas maka untuk pengambilan

    data dapat dilakukan dengan langkah berikut:

    a. Sampel dimasukkan kedalam kuvet, dan kemudian kuvet di letakkanpada tempat di spektrofotometer.

    b. Tombol start ditekan pada program.c. Lengan sensor cahaya didorong untuk menscan spectrum secara

    lambat dan berkelanjutan dalam satu arah. Pola spectrum yang diambil

    adalah orde satu pada salah satu sisi dari cahaya pusat, kemudian

    melewati cahay pusat iu sendiri, dan kemudian pola spectrum orde

    pertama pada sisi dari cahaya pusat.

    d.

    Tombol stop ditekan pada program.

    e. Langkah b dan d di ulang beberapa kali untuk masing-masing sampel.4. Tahap Pengolahan Data

    a. Data yang diperoleh berupa grafik hubungan antara intensitas cahayayang dilewatkan dan posisi sudut. Dari data posisi sudut yang terukur

    pada grafik dihitung panjang gelombang dari tiap-tiap warna dengan

  • 7/22/2019 Uji Salinitas Sumber Mata Air Panas Dengan Metode Spektrokop1.Docx Asli

    22/22

    22

    menggunakan persamaan d sin = , dimana nilai diperoleh dengan

    mengunakan persamaan berikut:

    (3.1)Dengan 1 adalah posisi sudut dari spektrum sebelah kana terang pusatdan 2 adalah posisi sudut sebelah kiri terang pusat.

    d =

    = 1,666,67 nm /garis, m=1

    b. Rata-rata intensitas cahaya yang dilewatkan dihitung untuk masing-masing sampel sebagai berikut:

    I =

    (3.2)

    I1adalah intensitas cahaya dari spektrum sebelah kanan terang pusatn

    danI2adalah intensitas cahaya sebelah kiri terang pusat

    c. Dibuat table hubungan antara konsentrasi senyawa garam dengapanjang gelombang dan intensitas cahaya.

    d. Panjang gelombang, dan intensitas cahaya dari sampel ujidibandingkan dengan table sampel standar untuk memperkirakan

    konsentrasi senyawa garam pada sampel uji.

    e. Analisis dan pembahasan dilakukan untuk setiap hasil perhitunganyang diperoleh.